SATUAN KERJA
DIREKTORAT TRANSPORTASI SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN
TAHUN 2023
KAJIAN PENYELENGGARAAN TELEKOMUNIKASI PELAYARAN UNTUK
KAPAL SUNGAI DAN DANAU
SISTEMATIKA
A. LATAR BELAKANG
B. PENERIMA MANFAAT
C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN
E. BIAYA YANG DIPERLUKAN
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
Dasar hukum pelaksanaan kegiatan Kajian Penyelenggaraan Telekomunikasi Pelayaran
Untuk Kapal Sungai Dan Danau adalah:
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun
2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang
Kepelabuhanan;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang Angkutan di Perairan,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun
2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan di Perairan;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2010 tentang Perlindungan Lingkungan
Maritim;
g. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2012 tentang Alur-
Pelayaran Sungai dan Danau;
h. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 112 Tahun 2017 tentang Pedoman dan
Proses Perencanaan di Lingkungan Kementerian Perhubungan;
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 61 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau; dan
j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Perhubungan.
2. Gambaran Umum
Transportasi merupakan sektor strategis yang berperan penting sebagai urat nadi
perekonomian nasional. Transportasi berperan dalam pemerataan distribusi barang dan
jasa serta mobilitas penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya. Transportasi juga
memiliki peran sosial dimana dengan adanya transportasi, maka masyarakat yang semula
terpisah dan tersebar lokasinya dapat saling terhubung. Dari segi politis, transportasi
berperan memperkuat ketahanan nasional yang menghubungkan antar wilayah dan
membuka keterisolasian. Indonesia memiliki potensi perairan daratan yang sangat baik,
sesuai dengan Rencana Induk Transportasi Sungai dan Danau, terdapat 2.397 sungai dan
1.130 danau yang berpotensi dilayari. Karakter sungai yang unik dengan pola alirannya
yang bercabang sehingga mampu menembus ke wilayah-wilayah pedalaman dimana
dukungan infrastruktur jalan raya masih kurang atau bahkan belum ada sama sekali,
menjadikan sungai sebagai sarana transportasi yang dapat diandalkan oleh masyarakat
lokal. Pemanfaatan sungai maupun danau sebagai moda transportasi tidak hanya
didominasi oleh wilayah-wilayah pedalaman, pada kawasan/kota yang tumbuh dan
berkembang di sepanjang daerah aliran sungai atau danau meskipun sudah didukung
dengan infrasrtuktur jalan yang baik, akan tetapi kultur masyarakat setempat secara turun
temurun sudah menggunakan sungai maupun danau sebagai sarana transportasi dan
sumber penghidupan.
Penyelenggaraan transportasi sungai dan danau kebanyakan dilakukan secara mandiri oleh
masyarakat berupa pelayaran rakyat atau pelra, dimana pada umumnya kurang
memperhatikan aspek keselamatan. Pada kondisi ini negara harus hadir untuk memberikan
jaminan keselamatan pada tiap-tiap warga negaranya dengan melakukan intervensi baik
melalui penataan regulasi, pengawasan keselamatan dan keamanan pelayaran sekaligus
program pembangunan atau bantuan teknis terkait penyediaan sarana dan prasarana
transportasi sungai dan danau yang berkeselamatan.
Salah satu upaya peningkatan keselamatan bagi pelayaran kapal sungai dan danau adalah
melalui penyediaan telekomunikasi pelayaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian bahwa definisi Telekomunikasi-Pelayaran adalah
telekomunikasi khusus untuk keperluan dinas pelayaran yang merupakan setiap
pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi
dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik
lainnya dalam dinas bergerak-pelayaran yang merupakan bagian dari keselamatan
pelayaran. Selain itu, Peraturan Pemerintah tersebut juga mengamanatkan bahwa
ketentuan lebih lanjut mengenai Telekomunikasi-Pelayaran perlu diatur dengan Peraturan
Menteri.
Menurut Pasal 248 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 17 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan bahwa Subdirektorat Lalu Lintas
Sungai, Danau, dan Penyeberangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang lalu lintas sungai, danau dan penyeberangan.
Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, maka salah satu langkah yang dibutuhkan
dalam pembangunan dan pengembangan transportasi sungai dan danau adalah membuat
sistem telekomunikasi dan navigasi pelayaran yang menggunakan rangkaian peralatan
elektronika, telekomunikasi, dan informatika beserta kelengkapannya. Namun yang perlu
diperhatikan bahwa nantinya peralatan telekomunikasi tersebut dapat diimplementasikan
dengan mudah dan murah pada kapal-kapal pelra mengingat kondisi kapal pelra yang juga
beragam. Kajian Penyelenggaraan Telekomunikasi Pelayaran Untuk Kapal Sungai Dan
Danau dilaksanakan untuk menjawab persoalan terkait keselamatan kapal sungai dan
danau melalui penyediaan sarana telekomunikasi pelayaran yang mudah
diimplementasikan berdasarkan kondisi di lapangan dengan tetap memperhatikan prinsip-
prinsip keselamatan.
B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan ini adalah pemerintah pusat dan pemerintah daerah, penyedia
dan pengguna jasa angkutan sungai dan danau.
C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN
1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah kontraktual berdasarkan Peraturan Presiden RI
Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun
2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
a. Persiapan
Untuk meningkatkan efisiensi dan keefektifan kerja, maka diperlukan suatu persiapan
dan perencanaan pekerjaan yang baik, meliputi:
(1) Persiapan administrasi
(2) Persiapan sumber daya
(3) Persiapan teknis
Bertujuan untuk menyiapkan rincian teknis sebagai acuan di dalam menyelesaikan
pekerjaan. Hal-hal yang dipersiapkan antara lain:
(1) Perumusan rinci diagram alir tahapan pekerjaan;
(2) Penyusunan petunjuk teknis rinci prosedur pelaksanaan tiap bagian kegiatan;
(3) Penyusunan distribusi tugas dan tanggung jawab SDM pada tiap kegiatan;
(4) Penyusunan matriks jadwal dan pelaksanaan kegiatan rinci; dan
(5) Pemilihan perangkat lunak dan perangkat keras yang akan digunakan.
b. Kegiatan Lapangan
(1) Survey dan identifikasi permasalahan;
(2) Wawancara dengan pihak terkait;
(3) Karakteristik alur-pelayaran sungai dan danau;
(4) Karakteristik lalu lintas kapal sungai dan danau; dan
(5) Peralatan telekomunikasi-pelayaran eksisting.
c. Pengolahan Data dan Analisa
(1) Karakteristik lalu lintas kapal sungai dan danau;
(2) Karakteristik alur-pelayaran sungai dan danau;
(3) Sarana, jenis, dan fungsi telekomunikasi-pelayaran;
(4) Persyaratan dan standar peralatan telekomunikasi-pelayaran;
(5) Penyelenggaraan telekomunikasi-pelayaran;
(6) Zona keamanan dan keselamatan telekomunikasi-pelayaran;
(7) Kerusakan dan Hambatan dalam telekomunikasi-pelayaran;
(8) Biaya Pemanfaatan telekomunikasi-pelayaran;
(9) Tata cara pelayanan komunikasi marabahaya, komunikasi segera dan
keselamatan, serta siaran tanda waktu standar;
(10)Sistem Informasi telekomunikasi-pelayaran;
(11)Petugas Telekomunikasi Pelayaran; dan
(12)Anggaran biaya pengadaan peralatan telekomunikasi-pelayaran.
Pengalaman Durasi
Jenjang Jumlah
No. Keahlian Kerja Kerja
Pendidikan (Orang)
(Tahun) (Bulan)
I. Tenaga Ahli
Pascasarjana/ Pascasarjana:
1 Transportasi (Ketua Tim) 1 6
Sarjana 5/ Sarjana: 8
2 Sarjana Pelayaran atau Nautika 5 1 6
3 Perkapalan atau Kelautan 1 6
4 Teknik Elektro 1 5
5 Manajemen Informatika 1 3
6 Teknik Sipil 1 3
7 Hukum 1 3
II. Tenaga Pendukung
1 Tenaga Survei 5 1
2 Operator Komputer 1 6
3 Tenaga Administrasi 1 6
Adapun tanggung jawab kerja masing-masing tenaga ahli adalah sebagai berikut:
a. Ketua Tim
1) Bertindak sebagai pejabat penghubung antara tim tenaga ahli dan pemberi kerja;
2) Mengkoordinir aktivitas tim dalam melaksanakan di kantor dan di lapangan;
3) Membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan, memonitor kemajuan pekerjaan,
mengarahkan anggota tim dalam menyiapkan laporan;
4) Melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan;
5) Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan pekerjaan;
6) Melakukan analisis Petugas Telekomunikasi Pelayaran;
7) Menyusun rancangan peraturan perundang-undangan; dan
8) Berkoordinasi dengan pihak terkait.
g. Ahli Hukum
1) Melakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan pekerjaan;
2) Penyusunan konsep peraturan perundang-undangan tentang Penyelenggaraan
Telekomunikasi Pelayaran untuk Kapal Sungai dan Danau.
Keterkaitan antara kebutuhan tenaga ahli dengan output kegiatan dan durasi waktu
pelaksanaannya tertuang dalam matriks di bawah ini :
Matriks Pembagian Kerja Tenaga Ahli Berdasarkan Output Kegiatan
Kurun waktu pencapaian keluaran kegiatan ini adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari
kalender dalam satu tahun anggaran.
No Bulan Ke -
Tahapan Pelaksanaan
. I II III IV V VI
1 Persiapan
2 Survei dan investigasi
3 Analisis
4 Penyusunan laporan
5 Penyerahan laporan 1*) 2*) 3*) 4*)
6 Rapat pembahasan laporan 1*) 2*) 3*)
*) Keterangan: 1: Laporan Pendahuluan, 2: Laporan Antara, 3: Konsep Laporan Akhir, 4: Laporan Akhir.
Biaya yang diperlukan untuk pencapaian keluaran kegiatan ini adalah sebesar
Rp. 999.762.000,00 (Sembilan ratus sembilan puluh sembilan juta tujuh ratus enam puluh
dua ribu rupiah) dan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Indonesia Tahun Anggaran 2023. Adapun rincian biaya sesuai dengan Rencana Anggaran
Biaya (RAB) sebagaimana tercantum dalam lampiran KAK ini.
TTD