( KAK )
BAB I
PENDAHULUAN
Beban biaya logistik di Indonesia berdasarkan produk domestic bruto (PDB) masih
mencapai 27%.Sebagai perbandingan, di Korea beban biaya logistic sebesar 16,3% terhadap
PDB dan di Amerika Serikat sebesar 9,9%.
Kondi sisystem transportasi yang efektif dan efisien belum bisa tercapai di Provinsi Banten
khususnya dikawasan banten lama yang identik dengan wisata religius yang dikunjungi dari
berbagai wisatawan domestik. Hal ini disebabkan system transportasi di wilayah ini belum
sinergis antarmoda, baik moda darat, laut maupun kereta api. Sementara letak geografis yang
strategis menjadikan Provinsi Banten khususnya kawasan Banten lama ini sebaga wisata
religius. Dengan berbagai potensi yang dimiliki seperti pertanian, perkebunan, perikanan, wisata,
hasil hutan, panas bumi serta beberapa potensilainnya menuntut sarana dan prasarana
transportasi yang memadai.
Permasalahan transportasi yang ada seperti kemacetan, kondisi jalan yang rusak, belum
optimalnya pelabuhan, stasiun kereta api, jalan rel jika tidak segera dicarikan jalan keluar akan
menghambat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan daerah. Produksi dari berbagai potensi
serta peluang ekonomi akan terhambat seperti distribusi barang terutama yang mengharuskan
sampai ketujuan tepat waktu karena sifat tidak tahan lama barang tersebut, peluang wisata bagi
wisatawan terutama mancanegara, serta nilai waktu orang yang semakin tinggi.
Kebutuhan data terkait kajian Penataan antar moda di kawasan banten lama (stasiuan KA
dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten Lama) Provinsi Banten perlu segera
disusun, hal tersebut disebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Tumbuhnya kawasan ekonomi di Banten lama masih belum dapat terlayani secara optimal
oleh angkutan antarmoda.
2. Permasalahan transportasi yang ada seperti kemacetan, belum optimalnya pelabuhan, dan,
keretaapi jika tidak segera dicarikan jalan keluar akan menghambat pertumbuhan ekonomi
dan perkembangan daerah khususnya kawasan Banten lama;
3. Sulitnya melakukan perencanaan dan pengendalian karena belum adanya data tentang
penataan antar moda Stasiun KA pelabuhan karangantu dan terminal di kawasan Banten
lama.
Pekerjaan Jasa Konsultansi kajian Penataan antar moda di kawasan banten lama
(stasiuan KA dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten Lama) dimaksudkan
adalah tersusunnya dokumen data potensi jaringan dan kebutuhan Penataan antarmoda
dikawasan Banten lama antara Stasiun KA, Pelabuhan karangantu dan terminal wisata di banten
lama yang dapat digunakan secara memadai sebagai bahan perumusan kebijakan Provinsi
Banten tarmodadalam penyelenggaraan dan pembinaan operasional angkutan multimoda yang
beroperasi di wilayah Banten lama, sehingga dapat dilakukan langkah tindaklanjut pengaturan
system jaringan antarmoda di Banten lama.
Adapun tujuan dari Pekerjaan Jasa Konsultansi Studi Identifikasi Jaringan Multimoda di
wilayah Provinsi Banten adalah :
1. Mengidentifikasi bangkitan dan simpul stasiun KA, pelabuhan karangantu dan terminal
wisata Banten lama;
2. Mengidentifikasi jaringan pergerakan angkutan di kawasan Banten lama;
3. Mengidentifikasi simpul-simpul perpindahan moda dalam system jaringan transportasi
antarmoda.
4. Menyusundokumen data potensi jaringan dan kebutuhan penataan antarmoda di kawasan
Banten lama.
1.4. SASARAN
1. Target group penerima manfaat kegiatan yaitu Pemerintah Provinsi Banten dalam mengambil
kebijakan dalam penyelenggaraan Penataan antarmoda di kawasan banten lama (Stasiun KA
dan Pelabuhan Karangantu dan terminal wisata Banten Lama);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan;
Ruang lingkup kegiatan Kajian Penataan Antarmoda di Kawasan Banten lama (Stasiun KA
dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten lama) meliputi:
1. Melakukan inventarisasi dan kajian terhadap dokumen-dokumen, referensi maupun studi-
studi terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan jaringan antarmoda;
2. Melakukan pengumpulan data sekunder dan primer berupa :
a) Kondisi pelayanan angkutan orang, Kereta Api dan Pelabuhan di kawasan Banten
lama;
b) Asal dan Tujuan angkutan orang;
c) Waktu operasi/pengangkutan serta lintasan/rute yang dilalui;
d) Jenis moda-moda yang digunakan;
e) Kepadatan volume lalu lintas;
f) Lokasi bangkitan lalu lintas pergerakan angkutan orang;
g) Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;
h) Rencana pengembangan jaringan jalan.
3. Melakukan inventarisasi ketersediaan pelayanan transportasi baik di Stasiun KA, Pelabuhan
Karangantu dan Terminal di Kawasan Banten Lama;
4. Melakukan analisis jaringan antarmoda di kawasan Banten lama;
5. Membuat model jaringan lintas angkutan antarmoda di kawasan Banten lama.
3. Ahli Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas(1 org x 2 bulan) S1/3 Tahun 2 OB
Tenaga Pendukung:
1. Koordinator Surveyor (1 org x 2bulan) S1 2 OB
2.4.2. JadwalPelaksanaan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaan selama 3 (tiga) bulan dengan jadwal sebagai berikut :
BULAN/MINGGU
NO KEGIATAN 1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Survey Data Primer dan data Sekunder
3 Survey Instansional
4 Analisis Data
5 Pelaporan
a) Laporan Pendahuluan
b) Laporan Antara
c) Laporan Akhir
3.2 PELAPORAN
Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap dalam
waktu pelaksanaan selama 3 (tiga) bulan, yaitu sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan
b. Laporan Antara
Laporan Antara diserahkan minggu ke-4 (empat) bulan ke-2 (dua) setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang berisi tentang laporan hasil
survey data primer dan data sekunder serta analisis awal, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku.
Laporan Draft Akhir diserahkan minggu ke-3 (tiga) bulan ke-3 (tiga) setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) berupa dokumen laporan
sementara hasil kajian secara keseluruhan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
d. Laporan Akhir dan Ringkasan Eksekutif
TRI NURTOPO, MT
Pembina Tk. I
NIP. 19660530 199003 1 003