Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA

( KAK )

BELANJA JASA KONSUTANSI


KAJIAN PENATAAN ANTAR MODA DI KAWASAN BANTEN LAMA
(STASIUN KA DAN PELABUHAN KARANGANTU DAN TERMINAL
WISATA BANTEN LAMA)

PROGRAM : PENINGKATAN PELAYANAN


PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN

KEGIATAN : PENGEMBANGAN PRASARANA


TRANSPORTASI

PEKERJAAN : BELANJA JASA KONSUTANSI KAJIAN


PENATAAN ANTAR MODA DI KAWASAN
BANTEN LAMA (STASIUN KA DAN
PELABUHAN KARANGANTU DAN TERMINAL
WISATA BANTEN LAMA)

LOKASI KEGIATAN : PROVINSI BANTEN

ANGGARAN : APBD PROVINSI BANTEN

TAHUN ANGGARAN : 2019


KERANGKA ACUAN KERJA/KAK
(TERM OF REFERENCE/TOR)
BELANJA JASA KONSUTANSI KAJIAN PENATAAN ANTAR MODA DI KAWASAN
BANTEN LAMA (STASIUN KA DAN PELABUHAN KARANGANTU DAN TERMINAL
WISATA BANTEN LAMA)
.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Pangsa pasarangkutan di Indonesia saat ini masih didominasi oleh jalan dengan 84,13%
angkutan penumpangdan 90,34% angkutan barang per tahun. Pangsa angkutan laut masih
sangat sedikit yaitu 1,76% per tahun untuk angkutan penumpang meskipun untuk angkutan
barang relative lebih besar dengan 7% per tahun. Idealnya, pangsa antar moda harus
diseimbangkan sehingga intermodal externalities dalam bentuk ekonomi biaya tinggi akibat
kemacetan dan kerusakan jalan dapat diminimalkan. Transportasi antarmoda adalah transportasi
penumpang dan atau barang yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi dalam satu
perjalanan yang berkesinambungan.

Beban biaya logistik di Indonesia berdasarkan produk domestic bruto (PDB) masih
mencapai 27%.Sebagai perbandingan, di Korea beban biaya logistic sebesar 16,3% terhadap
PDB dan di Amerika Serikat sebesar 9,9%.

Kondi sisystem transportasi yang efektif dan efisien belum bisa tercapai di Provinsi Banten
khususnya dikawasan banten lama yang identik dengan wisata religius yang dikunjungi dari
berbagai wisatawan domestik. Hal ini disebabkan system transportasi di wilayah ini belum
sinergis antarmoda, baik moda darat, laut maupun kereta api. Sementara letak geografis yang
strategis menjadikan Provinsi Banten khususnya kawasan Banten lama ini sebaga wisata
religius. Dengan berbagai potensi yang dimiliki seperti pertanian, perkebunan, perikanan, wisata,
hasil hutan, panas bumi serta beberapa potensilainnya menuntut sarana dan prasarana
transportasi yang memadai.

Permasalahan transportasi yang ada seperti kemacetan, kondisi jalan yang rusak, belum
optimalnya pelabuhan, stasiun kereta api, jalan rel jika tidak segera dicarikan jalan keluar akan
menghambat pertumbuhan ekonomi dan perkembangan daerah. Produksi dari berbagai potensi
serta peluang ekonomi akan terhambat seperti distribusi barang terutama yang mengharuskan
sampai ketujuan tepat waktu karena sifat tidak tahan lama barang tersebut, peluang wisata bagi
wisatawan terutama mancanegara, serta nilai waktu orang yang semakin tinggi.

Seiring dengan perkembangan dinamika pembangunan di Provinsi Banten khusunya


Banten lama, pada tahun 2019, Dinas Perhubungan Provinsi Banten akan mengadakan Kajian
Penataan Antar Moda di Kawasan Banten lama (stasiun KA dan Pelabuhan karangantu dan
terminal wisata banten lama) di Provinsi Banten. Studi ini bertujuan memberi gambaran potensi
pengembangan jaringan transportasi antarmoda di Provinsi Banten berkaitan dengan usaha
mempercepat pertumbuhan ekonomi dan pengembangan potensi daerah yang ada. Peluang
tersebut diselaraskan dengan rencana dan program pembangunan dari pemerintah daerah dan
instansi yang terkait dengan transportasi dan perencanaan pembangunan di Provinsi Banten
khusunya kawasan Banten lama.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

Kebutuhan data terkait kajian Penataan antar moda di kawasan banten lama (stasiuan KA
dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten Lama) Provinsi Banten perlu segera
disusun, hal tersebut disebabkan hal-hal sebagai berikut:

1. Tumbuhnya kawasan ekonomi di Banten lama masih belum dapat terlayani secara optimal
oleh angkutan antarmoda.
2. Permasalahan transportasi yang ada seperti kemacetan, belum optimalnya pelabuhan, dan,
keretaapi jika tidak segera dicarikan jalan keluar akan menghambat pertumbuhan ekonomi
dan perkembangan daerah khususnya kawasan Banten lama;
3. Sulitnya melakukan perencanaan dan pengendalian karena belum adanya data tentang
penataan antar moda Stasiun KA pelabuhan karangantu dan terminal di kawasan Banten
lama.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Pekerjaan Jasa Konsultansi kajian Penataan antar moda di kawasan banten lama
(stasiuan KA dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten Lama) dimaksudkan
adalah tersusunnya dokumen data potensi jaringan dan kebutuhan Penataan antarmoda
dikawasan Banten lama antara Stasiun KA, Pelabuhan karangantu dan terminal wisata di banten
lama yang dapat digunakan secara memadai sebagai bahan perumusan kebijakan Provinsi
Banten tarmodadalam penyelenggaraan dan pembinaan operasional angkutan multimoda yang
beroperasi di wilayah Banten lama, sehingga dapat dilakukan langkah tindaklanjut pengaturan
system jaringan antarmoda di Banten lama.

Adapun tujuan dari Pekerjaan Jasa Konsultansi Studi Identifikasi Jaringan Multimoda di
wilayah Provinsi Banten adalah :

1. Mengidentifikasi bangkitan dan simpul stasiun KA, pelabuhan karangantu dan terminal
wisata Banten lama;
2. Mengidentifikasi jaringan pergerakan angkutan di kawasan Banten lama;
3. Mengidentifikasi simpul-simpul perpindahan moda dalam system jaringan transportasi
antarmoda.
4. Menyusundokumen data potensi jaringan dan kebutuhan penataan antarmoda di kawasan
Banten lama.

1.4. SASARAN
1. Target group penerima manfaat kegiatan yaitu Pemerintah Provinsi Banten dalam mengambil
kebijakan dalam penyelenggaraan Penataan antarmoda di kawasan banten lama (Stasiun KA
dan Pelabuhan Karangantu dan terminal wisata Banten Lama);

2. Tingkat pencapaian pekerjaan berdasarkan volume dan keberhasilan pekerjaan adalah


meningkatnya kualitas pelayanan di bidang lalulintas dan angkutan jalan.
BAB II
PELAKSANAAN

2.1. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi
Banten;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan
Angkutan Jalan;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Sebagaimana


Telah Diubah Dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Angkutan Multimoda;


5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014, Tentang Angkutan Jalan;

7. Peraturan Daerah Provinsi Banten Nomor 8 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan


Perhubungan;

8. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 8 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan dan


Pengusahaan Angkutan Multimoda; dan
9. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis
Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019.

2.2. RUANG LINGKUP KEGIATAN

Ruang lingkup kegiatan Kajian Penataan Antarmoda di Kawasan Banten lama (Stasiun KA
dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten lama) meliputi:
1. Melakukan inventarisasi dan kajian terhadap dokumen-dokumen, referensi maupun studi-
studi terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan jaringan antarmoda;
2. Melakukan pengumpulan data sekunder dan primer berupa :
a) Kondisi pelayanan angkutan orang, Kereta Api dan Pelabuhan di kawasan Banten
lama;
b) Asal dan Tujuan angkutan orang;
c) Waktu operasi/pengangkutan serta lintasan/rute yang dilalui;
d) Jenis moda-moda yang digunakan;
e) Kepadatan volume lalu lintas;
f) Lokasi bangkitan lalu lintas pergerakan angkutan orang;
g) Rencana Umum Tata Ruang Wilayah Provinsi Banten;
h) Rencana pengembangan jaringan jalan.
3. Melakukan inventarisasi ketersediaan pelayanan transportasi baik di Stasiun KA, Pelabuhan
Karangantu dan Terminal di Kawasan Banten Lama;
4. Melakukan analisis jaringan antarmoda di kawasan Banten lama;
5. Membuat model jaringan lintas angkutan antarmoda di kawasan Banten lama.

2.3. ORGANISASI PELAKSANA

Pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Perusahaan Jasa Konsultansi Perencanaan sub


bidang perencanaan transportasi, dengan kebutuhan tenaga ahli yang memiliki kapasitas dan
kompetensi dibidangnya antara lain :
1. Ahli Perencanaan Transportasi (Team Leader) yaitu orang yang bertanggung jawab agar
tim dapat bekerja secara harmonis dan optimal serta mengontrol agar pelaksanaannya
sesuai rencana disamping tugasnya sebagai tenaga ahli dibidang perencanaan
transportasi, dengan kualifikasi minimal S2 jurusan Transportasi atau Sistem/Teknik Jalan
Raya pengalaman minimal 2 tahun di bidangnya.
2. Ahli Perencanaan Angkutan Umum (Public Transport Planner), kualifikasi minimal DIV/S1
Teknik Sipil/Transportasi memiliki pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya bertugas
membantu team leader dalam melakukan identifikasi, inventarisasi dan analisis terhadap
kebutuhanpelayananangkutanmultimoda diwilayah Provinsi Banten, dan bertanggungjawab
terhadap hasil analisanya.
3. Ahli Manajemen dan rekayasa Lalu Lintas, kualifikasi minimal S1 Teknik Sipil / Transportasi
dan memiliki pengalaman minimal 3 tahun di bidangnya yang bertugas membantu team
leader dalam melakukanidentifikasi, inventarisasi dan analisis serta pemodelan rekayasa
lalu lintas dan angkutan jalan, dan bertanggungjawab terhadap hasil analisanya.
4. Ahli Perencanaan Wilayah, kualifikasi minimal S1 Planologi dan memiliki pengalaman
minimal tahun di bidangnya yang bertugas membantu team leader melakukan melakukan
identifikasi, inventarisasi dan analisis kelembagaan serta kebijakan pengembangan tata
guna lahan sesuai dengan perundangan yang berlaku kaitannya dengan pengembangan
angkutan multimoda dan bertanggung jawab terhadap hasil analisanya.
5. Koordinator surveyor, memiliki kualifikasi S1 transportasi/teknik jalan raya memiliki
pengalaman di bidang lalulintas minimal 3 tahun.
6. Surveyor, dibutuhkan sebanyak 6 orang memiliki kualifikasi minimal D3 atau sederajat,
memiliki pengalaman minimal 1 tahun dibidang lalulintas.
7. Operator gambar cad, memiliki kualifikasi minimal D3 teknik computer, berpengalaman
minimal 3 tahun di bidangnya.
8. Operator Komputer, memilikikualifikasi minimal D3 manajemen/teknikkomputer,
memilikipengalaman minimal 1 tahun di bidangnya
9. Administrator, memiliki kualifikasi minimal SLTA, memilikipengalaman minimal 1 tahun di
bidangnya.
Jumlah
Kualifikasi/
Posisi Orang-
Pengalaman
Bulan
Tenaga Ahli:
1. Ahli Perencanaan Transportasi/Team Leader (1 org x 3 bulan) S2/2 Tahun 3 OB

2. Ahli Perencanaan Angkutan Umum (1 org x 2 bulan) S1/3 Tahun 2 OB

3. Ahli Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas(1 org x 2 bulan) S1/3 Tahun 2 OB

4. Ahli Perencanaan Wilayah (1 org x 1bulan) S1/3 Tahun 1 OB

Tenaga Pendukung:
1. Koordinator Surveyor (1 org x 2bulan) S1 2 OB

2. Surveyor (6 org x 2 bulan); D3 12 OB

3. Operator Cad/Drafter (1 org x 2 bulan) D3 2 OB

4. Operator Computer (1 org x 3 bulan) D3 3 OB

5. Administrasi (1 org x 3 bulan) SLTA 3 OB

2.4. RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN


2.4.1. Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Dalam melakukan penyusunan Penataan antar moda di kawasan banten lama (stasiuan
KA dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten Lama) metode yang digunakan
adalah pendekatan literatur dan metode pendekatan operasional pengambilan data primer dan
sekunder.
1. Pendekatan Literatur
Pendekatan literatur diperlukan guna mendapatkan masukan yang berkaitan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan terkait, bahan masukan mengenai landasan
teori, metodologi studi dan analisis/kajian teknisnya dari referensi studi sejenis terdahulu
serta buku teks (text book).
2. Pendekatan Operasional
Teknik pendekatan operasional merupakan pendekatan dengan melakukan pengumpulan
data primer dan sekunder sebagai berikut :
a. Melakukan survai volume lalu lintas terklasifikasi pada ruas-ruas jalan menuju kawasan
Banten lama,untuk mendapatkan data prosentase kendaraan angkutan orang, Kereta
Api dan terminal wisata di kawasan Banten lama.
b. Pengumpulan data dari sumber sekunder khususnya terkait dengan sosio ekonomi
wilayah, bangkitan dan tarikan perjalanan semua moda transportasi yang beroperasi di
kawasan Banten lama (simpul dan ruas), pola distribusi perjalanan (internal dan
eksternal), serta tata ruang wilayah nasional dan provinsi.

2.4.2. JadwalPelaksanaan

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan selama 3 (tiga) bulan dengan jadwal sebagai berikut :

BULAN/MINGGU
NO KEGIATAN 1 2 3
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
2 Survey Data Primer dan data Sekunder
3 Survey Instansional
4 Analisis Data
5 Pelaporan
a) Laporan Pendahuluan
b) Laporan Antara
c) Laporan Akhir

2.5. KELUARAN YANG DIHARAPKAN


Keluaran yang diharapkan dari kegiatan Penataan antar moda di kawasan banten lama
(stasiuan KA dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal Wisata Banten Lama) adalah:
1. Tersusunnya data bangkitan dan simpul angkutan baik Kereta Api, Pelabuhan Karangantu
dan terminal Wisata di kawasan Banten lama.
2. Tersusunnya data jaringan pergerakan angkutan dikawasan Banten lama.
3. Tersusunnya data simpul-simpul perpindahan moda angkutan dalam system jaringan
transportasi antarmoda.
4. Tersusunya dokumen data potensi jaringan dan kebutuhan angkutan antarmoda di
kawasan Banten lama.
BAB III
EVALUASI DAN PELAPORAN

3.1 METODE EVALUASI


Metode evaluasi yang dilakukan terhadap pelaksanaan kegiatan Penataan antar
moda di kawasan banten lama (stasiuan KA dan Pelabuhan Karangantu dan Terminal
Wisata Banten Lama) adalah melalui pembahasan laporan hasil pekerjaan berupa
pendahuluan, laporan antara dan laporan akhir oleh Tim Teknis yang dibentuk oleh
Keputusan Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Banten.

3.2 PELAPORAN
Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dalam 4 (empat) tahap dalam
waktu pelaksanaan selama 3 (tiga) bulan, yaitu sebagai berikut :
a. Laporan Pendahuluan

Laporan Pendahuluan diserahkan paling lambat 2 (dua) minggu sejak


diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), yang berisi mengenai penjelasan
yang memuat maksud dan tujuan, metodologi penyusunan, rencana pelaksanaan
survey, program kerja dan jadwal penugasan tenaga ahli, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku.

b. Laporan Antara

Laporan Antara diserahkan minggu ke-4 (empat) bulan ke-2 (dua) setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) yang berisi tentang laporan hasil
survey data primer dan data sekunder serta analisis awal, dibuat sebanyak 5 (lima)
buku.

c. Laporan Draft Akhir

Laporan Draft Akhir diserahkan minggu ke-3 (tiga) bulan ke-3 (tiga) setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) berupa dokumen laporan
sementara hasil kajian secara keseluruhan dibuat sebanyak 5 (lima) buku.
d. Laporan Akhir dan Ringkasan Eksekutif

Laporan Akhir diserahkan 3 (tiga) bulan setelah diterbitkannya Surat Perintah


Mulai Kerja (SPMK) berupa dokumen hasil kajian sertaringkasan eksekutif, dilengkapi
dengan dokumen laporan hasil survey data primer dan data sekunder serta gambar
jaringan angkutan multimoda dibuat masing-masing sebanyak 10 (sepuluh) buku
dan soft copy.

Serang, Januari 2019


KEPALA DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI BANTEN
SelakuPejabat Pembuat Komitmen

TRI NURTOPO, MT
Pembina Tk. I
NIP. 19660530 199003 1 003

Anda mungkin juga menyukai