A. LATAR BELAKANG
1. Gambaran Umum
Sektor transportasi memegang peran penting dalam upaya pengembangan
wilayah. Semakin maju suatu wilayah maka akan meningkat pula mobilitas yang
terjadi di dalam maupun ke luar wilayah, sehingga kebutuhan akan transportasi
(khususnya transportasi darat) semakin meningkat. Sehubungan dengan
peningkatan suatu wilayah perlu diperhatikan keseimbangan antara kebutuhan
dengan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi. Salah satu prasarana
transportasi yang memiliki peran penting dalam sistem transportasi di suatu
wilayah adalah terminal penumpang angkutan jalan sebagai tempat terjadinya
interaksi antara penumpang dan barang dengan moda transportasi (kendaraan).
Ketersediaan sarana dan prasarana transportasi merupakan suatu persyaratan
utama dalam pengembangan wilayah suatu daerah, terutama bagi daerah
yang mempunyai potensi sumber daya yang besar yang memerlukan dukungan
ketersediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai termasuk
ketersediaan terminal penumpang angkutan jalan.
Terminal penumpang angkutan jalan adalah prasarana transportasi darat yang
digunakan untuk menurunkan dan menaikkan penumpang dan atau barang,
perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan
dan pemberangkatan kendaraan umum. Terminal adalah suatu fasilitas yang
sangat kompleks, dimana banyak kegiatan tertentu dilakukan oleh pengguna
terminal. Terminal juga merupakan titik pertemuan antara penumpang dan barang
yang memasuki atau meninggalkan suatu sistem transportasi.
Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
bahwa terminal angkutan umum merupakan titik simpul dalam sistem jaringan
transportasi jalan tempat terjadinya putus arus yang merupakan prasarana
angkutan yang berfungsi pokok sebagai pelayanan umum, berupa tempat
kendaraan umum menaikkan dan menurunkan penumpang, bongkar muat barang.
sebagai tempat berpindahnya penumpang baik intra maupun antar moda
transportasi yang terjadi sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan atau
barang dengan tujuan memenuhi efisiensi transportasi.
Terminal Penumpang Tipe B melayani angkutan penumpang Antar Kota Dalam
Provinsi (AKDP) memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pencapaian
pembangunan wilayah Kabupaten/Kota dalam satu Provinsi maupun pembangunan
nasional secara umum, dengan demikian pengembangan dan perencanaan
terminal penumpang perlu ditata dalam satu kesatuan sistem yang terpadu dalam
pemenuhan fungsinya, sehingga keterpaduan intra dan antar moda transportasi
dapat terlaksana dengan lancar.
Di Kabupaten Kutai Barat yang hingga pada ssat ini belum memiliki terminal
penumpang, perlu dibangun terminal penumpang Tipe B untuk melayani arus
barang dan penumpang Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) dari dan menuju
Kabupaten Kutai Barat.
2. Alasan Pelaksanaan
Dalam rangka meningkatkan pelayanan arus barang dan penumpang yang sejalan
dengan naiknya laju pertubuhan ekonomi, maka perlu dipersiapkan rencana
pembangunan dan pengembangan terminal angkutan penumpang Tipe B di
Kabupaten Kutai Barat agar diperoleh konsep pembangunan terminal yang terarah
dan terpadu secara konsepsional, baik dalam pengaturan sarana, prasarana dan
sistem operasional sesuai dengan persyaratan. Perencanaan pembangunan
Terminal Penumpang Tipe B di Kabupaten Kutai Barat dimulai dengan studi
kelayakan/Feasibility Study (FS) yang telah dilaksanakan pada tahun 2022 dan
pada tahun anggaran 2024 akan dilanjutkan dengan Studi DED (Detail Engineering
Design).
Untuk pelaksanaan pekerjaan Studi DED Terminal Penumpang Tipe B Kutai Barat
tersebut, diperlukan Konsultan atau lembaga-lembaga studi lainnya yang kompeten
dibidangnya. Perencanaan tersebut juga harus dapat memenuhi azas manfaat dan
fungsinya. Dengan demikian hasil pekerjaan konsultan perencana harus memenuhi
persyaratan dan kebutuhan yang mencakup fasilitas utama, fasilitas penunjang dan
utilitas sesuai dengan fungsinya sehingga perencanaan pembangunan dan
pengembangan terminal Tipe B di Kabupaten Kutai Barat dapat memenuhi
kebutuhan transportasi dalam mobilisasi penumpang dan atau barang antar kota
dalam provinsi (AKDP).
3. Dasar Hukum
Dalam penyusunan Studi DED Terminal Penumpang Tipe B Kutai Barat,
digunakan daftar referensi atau dasar hukum seperti tersebut di bawah ini
ditetapkan dan dipakai sebagai dasar pelaksanaan. Referensi dimaksud adalah:
a. Undang – undang
1) Undang – undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan
Jalan;
2) Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
3) Undang - undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi berikut
perubahannya.
b. Peraturan Pemerintah
1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang
Penyelenggaraan Pembinaan Jasa Konstruksi;
3) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2013 tentang
jaringan Lalu lintas dan Angkutan Jalan;
4) PeraturanPemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2017 tentang
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
5) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010, tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.
6) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2021, tentang
Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
c. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah berikut perubahan dan aturan turunannya;
d. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah berikut perubahan dan aturan turunannya.
e. Peraturan Menteri Perhubungan dan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan
Darat;
1) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 tahun 2015 tentang Standar
Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan;
2) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan;
3) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 tahun 2016 tentang
Perubahan ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 tahun
2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan
Transportasi;
4) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 88 tentang ; Norma standar,
prosedur, kriteria perizinan, berusaha terintegrasi secara elektronik sektor
Perhubungan di bidang Darat; dan
5) Standar dan spesifikasi yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, Departemen Perhubungan yang relevan;
f. Peraturan Menteri PUPR;
1) Peraturan Menteri PUPR Nomor : 524/KPTS/M/2022 tentang Besaran
Remunerasi Minimal Tenaga Kerja Konstruksi Pada Jenjang Jabatan Ahli
Untuk Layanan Jasa Konsultansi Konstruksi.
2) Peraturan Menteri PUPR Nomor : 7/PRT/M Tahun 2019 tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Dan Jasa Konsultansi.
g. Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 46 Tahun 2023 tentang Kebijakan
khusus penyelenggaraan jasa konstruksi di daerah
h. Standar Nasional Indonesia
i. Dan standar lainnya yang relevan dengan jenis pekerjaan.
D. KELUARAN
Keluaran dari pelaksanaan Studi DED Terminal Penumpang Tipe B Kutai Barat
berdasarkan hasil kerja Konsultansi dan ditindak lanjuti dengan rapat- rapat
pembahasan dengan Instansi terkait dilanjutkan dengan penyusunan laporan- laporan
berupa:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) Buku Laporan.
2. Laporan Antara
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) Buku Laporan.
3. Draft Laporan Akhir
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) Buku Laporan.
4. Laporan Akhir
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari
kalender sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) Buku Laporan.
5. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) dan Albun Gambar
Ringkasan Eksekutif adalah ringkasan dari hasil studi DED dan Albun Gambar
harus diserahkan selambat-lambatnya 150 (seratus lima puluh) hari kalender sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 3 (tiga) Buku Laporan. Termasuk softcopy Laporan di
dalam Hard Disk.
Jumlah Orang/
Posisi Kualifikasi
bulan
Tenaga Ahli
Tenaga Pendukung
3. Penerima Manfaat:
Masyarakat Pengguna Jasa Perhubungan
2. Matriks Ja dw a l Pelaksanaan :
BULAN
NO URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4 5
1 Laporan Pendahuluan X
2 Laporan Antara X
3 Draft Laporan Akhir X
4 Laporan Akhir, Ringkasan Eksekutif
X
dan Album Gambar
G. LOKASI KEGIATAN
Kabupaten Kutai Barat.
H. ANGGARAN
Nilai pekerjaan Studi DED Terminal Penumpang Tipe B Kutai Barat adalah sebesar
Rp. 663.321.500,00 (Enam Ratus Enam Puluh Tiga Juta Tiga Ratus Dua Puluh Satu
Ribu Lima Ratus Rupiah) melalui sumber Dana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Kalimantan Timur.
I. KLASIFIKASI DAN SUB KALISIFIKASI
Klasifikasi yang dipakai Perencana Rekayasa dengan Kode Subklasifikasi RE102 Jasa
Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur Bangunan atau RK001 Jasa
Rekayasa Konstruksi Bangunan Gedung Hunian dan Nonhunian KBLI 71102.
J. KETENTUAN TAMBAHAN
Agar selalu mempedomani Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 46 Tahun
2023 Pasal 7 yang memuat hal – hal sebagai berikut :
1. Setiap Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi luar daerah yang melaksanakan
pengadaan pekerjaan konsultansi konstruksi yang dananya bersumber dari APBD
Provinsi wajib melakukan Kerjasama Operasi dengan Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi Provinsi.
2. Penyedia Jasa Konsultasi Konstruksi meliputi :
a. Perseorangan
b. Badan Usaha
3. Yang dimaksud dengan Badan Usaha sebagaimana tersebut di atas harus
memenuhi kriteria ;
a. Badan Usaha yang berdomilisi di Daerah
b. Badan Usaha yang sahamnya paling sedikit 51 % dimiliki oleh masyarakat yang
berdomisili dan memiliki identitas Kartu Tanda Penduduk Daerah.
4. Kerjasama operasi tersebut dilakukan oleh Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
kualifikasi kecil luar daerah untuk pekerjaan konsultansi konstruksi yang beresiko
kecil, berteknologi sederhana atau kualifikasi kecil dengan nilai sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangan – undangan.
5. Kerjasama Operasi tersebut untuk pekerjaan Jasa Konsultansi Konstruksi
Kualifikasi Kecil wajib dipimpin (leadfirm) oleh Penyedia Jasa Konsultansi
Konstruksi Daerah.
6. Ketentuan pada point 1 sampai 5 di atas tidak berlaku dalam hal terdapat seleksi
gagal, untuk pelaksanaan tender ulang.
Adapun ketentuan tambahan lainnya sebagai berikut :
1. Penyedia melampirkan Surat Pernyataan TKDN.
2. Penyedia membantu Kuasa Pengguna Anggaran dalam hal status lahan lokasi
rencana pembangunan.
Samarinda, 13 Maret 2024