Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyelenggaraan Transportasi Jalan bertujuan untuk mewujudkan lalu lintas


dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib dan teratur,
nyaman dan efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya,
menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan,
pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, pengarah dan penunjang
pembangunan nasional dengan biaya terjangkau oleh daya beli masyarakat.

Kabupaten Solok merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Barat yang
dilalui oleh jalur lintas selatan pada Pulau Sumatera. Sekarang ini aktivitas
masyarakat sedang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini
mengakibatkan peningkatan intensitas kegiatan yang memerlukan dukungan
prasarana transportasi khususnya transportasi jalan antara lain prasarana jalan
dalam hal ini adalah berupa terminal angkutan orang.

Pemerintah Kabupaten Solok memiliki 3 (tiga) unit terminal tipe C yaitu Terminal
Sumani, Terminal Alahan Panjang, dan Terminal Surian. Terminal ini melayani
angkutan perdesaan, angkutan antar kota dalam propinsi (AKDP), angkutan
perbatasan. Oleh karena itu Terminal di Kabupaten Solok mempunyai peranan
penting dalam memberikan pelayanan angkutan penumpang umum dan
angkutan barang di Kabupaten Solok.

Memperhatikan hal tersebut di atas Terminal Terminal Sumani, Terminal Alahan


Panjang, dan Terminal Surian dituntut dapat memberikan pelayanan dalam
rangka mewujudkan sistem transportasi yang efektif dan efisien bagi
Kabupaten Solok. Untuk mewujudkan fungsi terminal yang diharapkan tersebut,
Terminal Terminal Sumani, Terminal Alahan Panjang, dan Terminal Surian dalam
penyelenggaraannya perlu dilakukan peningkatan kinerjanya dalam
2

memberikan jasa pelayanan terutama kepada jasa pelayanan angkutan


umum.

Sebagaimana halnya dengan daerah lainnya, dalam penyelenggaraan


transportasi jalan di Kabupaten Solok perlu adanya suatu pembinaan dari
pemerintah selaku pemegang otoritas lalu lintas dan angkutan jalan dalam hal
ini Dinas Perhubungan Kabupaten Solok, yang dimaksudkan untuk
meningkatkan penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan dalam
keseluruhan moda transportasi secara terpadu dengan memperhatikan aspek
pelayanan prasarana perhubungan. Berdasarkan Undang Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan disebutkan bahwa terminal
adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan
orang dan atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan
transportasi Untuk itu perlu adanya organisasi berupa Unit Pelaksana Teknis
(UPT), yang bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Perhubungan dalam hal
simpul jaringan transportasi yang mempunyai tugas melakukan pemeriksaan,
pengawasan, pengelolaan terhadap sarana prasarana dan pelayanan bagi
angkutan umum, angkutan barang, penumpang serta memberikan kontribusi
pendapatan asli daerah (PAD) melalui retribusi terminal. Berdasarkan hal-hal
tersebut di atas maka perlu dibuat pedoman kajian pembentukan dan
penyelenggaraan UPT. Terminal

B. TUJUAN
Tujuan disusunnya Kajian Akademis Pembentukan dan Penyelenggaraan Unit
Pelaksana Teknis Terminal adalah untuk:
1. Merumuskan kedudukan, desain (mencakup struktur), dan besaran
(eselonisasi) organisasi Terminal pada Pemerintah Kabupaten Solok serta
sistem komunikasi, koordinasi, pengendalian, pembagian kerja, otoritas
dan tanggungjawab dalam rangka mewujudkan ketertiban dan
keteraturan sarana prasarana dan tujuan organisasi Dinas Perhubungan.
2. memberikan masukan informasi dan saran kepada Dinas Perhubungan
serta Pemerintah Kabupaten Solok
3

C. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-
Undang nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
3. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2012 Tentang Sumber Daya
Manusia di Bidang Perhubungan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 Tentang Kendaraan.
5. Peraturan Pemerintah Nomor. 79 Tahun 2014 Tentang Jaringan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah
7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 113 Tahun 2015 tentang
Pengujian Berkala kendaraan Bermotor
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Daerah dan
Cabang Dinas
9. Peraturan Bupati Solok Nomor 46 Tahun 2016 tentang Organisasi
Perangkat Daerah Dinas Perhubungan Kabupaten Solok

D. SISTEMATIKA
Pedoman Kajian Akademis Pembentukan dan Penyelenggaraan Unit
Pelaksana Teknis Terminal ini disusun dengan sistematika sebagai berikut:
I. PENDAHULUAN
II. KRETERIA PEMBENTUKAN UPT
III. ANALISA BEBAN KERJA
IV. ANALISA RASIO BELANJA PEGAWAI
V. PENUTUP
4

BAB II
KRETERIA PEMBENTUKAN UPT

A. KEGIATAN TEKNIS YANG DILAKSANAKAN


Unit Pelaksana Teknis Terminal dibentuk berdasarkan:
1. Tingkat kerawanan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Undang-Undang nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah bahwa pelaksanaan pengujian berkala kendaraan
bermotor dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota
2. Ketentuan Pasal 41 ayat (1), Peraturan Pemerintah 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah bahwa Pada dinas Daerah kabupaten/kota dapat
dibentuk unit pelaksana teknis dinas Daerah kabupaten/kota untuk
melaksanakan kegiatan teknis operasional dan/atau kegiatan teknis
penunjang tertentu.
3. Petunjuk teknis pembentukan UPT berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan
Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis Daerah dan Cabang Dinas
4. Adanya dukungan pemerintah daerah atas pembentukan UPT Terminal
dengan telah tersedianya prasarana terminal di 3 (tiga) lokasi Sumani,
Alahan Panjang, dan Surian.

Unit Pelaksana Teknis (UPT) Terminal Dinas Perhubungan Kabupaten Solok,


dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Solok Nomor 8 Tahun 2010
tentang Dinas Daerah. Pembentukan Dinas ini didasari oleh adanya
pembagian urusan antara Pemerintah, Pemerintah Propinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota sebagaimana tertuang di dalam PP 38 Tahun 2007. UPT
Terminal sebagaimana fungsinya adalah unit pelaksana tekhnis pengelolaan
terminal dan ketatausahaan, penjabaran dari fungsinya di atas, UPT Terminal
5

menyelenggarakan beberapa fungsi jabaran yaitu fungsi pelayanan, fungsi


teknis dan fungsi ketatausahaan.
1. Fungsi Pelayanan
Berikut pelayanan yang diberikan terhadap masyarakat yaitu sebagai
tempat naik/turun orang/barang
2. Fungsi Pengaturan
Fungsi pengaturan juga dilakukan sebagai perpanjangan tangan dari
pemerintah dalam menerapkan regulasi perundangan yang dikeluarkan
oleh pemerintah propinsi ataupun dari pemerintah kabupaten.
Fungsi pengaturan ini dilakukan dalam bentuk penerbitan regulasi
(administrasi), oleh karena berfariasinya dampak dari pengaturan ini maka
UPT Terminal selalu menyelenggarakan fungsi pembinaan sejalan dengan
fungsi pengaturan.
3. Fungsi Pengawasan
Setiap regulasi yang dibuat perlu diawasi dan dievaluasi secara konsisten.
Salah satu aspek yang mempengaruhi keberhasilan kinerja adalah dari
seberapa berhasil fungsi pengawasan ini dijalankan. Pengawasan dan
pengendalian ini dilakukan melalui pola pengawasan langsung ke
lapangan, pengawasan dan pengendalian melalui administrasi serta
pengawasan dan pengendalian dalam bentuk kajian.

B. PENERIMA MANFAAT
Pemerintah Kab. Solok dalam hal ini Dinas Perhubungan merupakan pelayan
masyarakat di Kab. Solok di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Pelayanan tersebut dapat berupa pelayanan jasa terminal dan pelayanan
jasa Perparkiran. Ketersediaan pelayanan jasa terminal dan pelayanan jasa
Perparkiran, akan memberikan manfaat kepada:
1. Operator angkutan umum (angkutan pedesaan/perbatasan) yang dapat
menaikkan/menurunkan penumpang serta istirahat di lokasi terminal.
2. Masyarakat pengguna jasa angkutan yang dapat naik/turun secara aman
dan nyaman di terminal.
3. Dinas Perhubungan dalam mengkaji kebutuhan dan pelayanan angkutan
umum dan mengurangi kesemrawutan lalu lintas.
6

4. Pengguna jasa Perparkiran dalam memarkirkan kendaraannya secara


aman dan nyaman serta transparansi pengelolaan Perparkiran.
5. Masyarakat pengguna jalan umum (lalu lintas akan lancar dengan
tertatanya Perparkiran dengan baik di tepi jalan umum).

Pemerintah Kab. Solok dengan adanya retribusi yang dipungut terhadap


pelayanan jasa terminal, berikut pemasukan PAD dari retribusi terminal.

Tabel 2.1 Penerimaan PAD Retribusi Terminal

Jenis Jumlah Pendapatan (Juta rupiah)


No Ket
Pendapatan
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Retribusi Terminal 115.618.500 81.976.000 87.535.000
2 Retribusi Parkir 233.050.000 272.190.000 368.180.000
Retribusi Ijin 7.915.000 13.285.000 8.680.000
3 Trayek
Sumber: Dinas Perhubungan Kab. Solok

C. SUMBER DAYA MANUSIA DAN PRASRANA


Secara organisatoris Unit Pelaksana Teknis Terminal pada kondisi eksisting
memiliki kedudukan sebagai berikut:
1. Unit Pelaksana Teknis Terminal berkedudukan di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas Perhubungan.
2. UPT dipimpin oleh 1 orang Kepala Unit Pelaksana Teknis, 1 orang
subbagian tata usaha dan jabatan fungsional.

Tabel. 2. 2Nama Terminal, Tipe, Luas, dan Pengelola


Dasar
Nama Luas hukum
No Tipe Instansi Pengelola
Terminal (m2) penetapan
lokasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Alahan UPTD Terminal Alahan
1 C 2500 SK Bupati
Panjang Panjang
2 Sumani c 1000 UPTD Terminal Sumani -
3 Surian c 1000 UPTD Terminal Surian -
7

Tabel. 2.3 Fasilitas Terminal Alahan Panjang


Keberadaan Kondisi Pemanfaatan
No Fasilitas Tidak
Tidak Tidak Sesuai
Ada Baik Sesuai
ada baik Fungsi
Fungsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. Fasilitas Utama

1 Jalur pemberangkatan kendaraan umum

a. AKAP
b. AKDP   
c. Angkot / Angdes   
2 Jalur kedatangan kendaraan umum;
a. AKAP
b. AKDP   
c. Angkot / Angdes   
3 Tempat parkir kendaraan umum selama   
menunggu keberangkatan, termasuk di
dalamnya tempat tunggu dan tempat
istirahat kendaraan umum;
4 Bangunan kantor terminal;   
5 Tempat tunggu penumpang dan/atau
pengantar;
a. AKAP
b. AKDP 
c. Angkot / Angdes 
6 Menara pengawas; *) 
7 Loket penjualan karcis;   
8 Rambu-rambu dan papan informasi, minimal   
memuat petunjuk jurusan, tarif dan jadwal
perjalanan;
9 Pelataran parkir kendaraan pengantar 
dan/atau taksi.
B. Fasilitas Tambahan
1 kamar kecil/toilet;   
2 musholla;   
3 kios/kantin;   
4 ruang pengobatan / klinik; 
5 ruang informasi dan pengaduan; 
6 telepon umum; 
7 tempat penitipan barang; 
8 taman. 
8

Tabel. 2.4 Fasilitas Terminal Sumani


Keberadaan Kondisi Pemanfaatan

No Fasilitas Tidak
Tidak Tidak Sesuai
Ada Baik Sesuai
ada baik Fungsi
Fungsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. Fasilitas Utama
Jalur pemberangkatan kendaraan
1
umum
a. AKAP
b. AKDP
c. Angkot / Angdes   
2 Jalur kedatangan kendaraan umum;
a. AKAP
b. AKDP
c. Angkot / Angdes   
3 Tempat parkir kendaraan umum   
selama menunggu keberangkatan,
termasuk di dalamnya tempat tunggu
dan tempat istirahat kendaraan
umum;
4 Bangunan kantor terminal;   
5 Tempat tunggu penumpang dan/atau
pengantar;
a. AKAP
b. AKDP
c. Angkot / Angdes 
6 Menara pengawas; *) 
7 Loket penjualan karcis;  
8 Rambu-rambu dan papan informasi,  
minimal memuat petunjuk jurusan, tarif
dan jadwal perjalanan;
9 Pelataran parkir kendaraan pengantar 
dan/atau taksi.
B. Fasilitas Tambahan
1 kamar kecil/toilet;   
2 musholla;
3 kios/kantin;   
4 ruang pengobatan / klinik; 
5 ruang informasi dan pengaduan; 
6 telepon umum; 
7 tempat penitipan barang; 
8 taman. 
9

Tabel. 2.5 Fasilitas Terminal Surian


Keberadaan Kondisi Pemanfaatan
No Fasilitas Tidak
Tidak Tidak Sesuai
Ada Baik Sesuai
ada baik Fungsi
Fungsi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
A. Fasilitas Utama

Jalur pemberangkatan kendaraan


1
umum
a. AKAP
b. AKDP
c. Angkot / Angdes   
2 Jalur kedatangan kendaraan umum;
a. AKAP
b. AKDP
c. Angkot / Angdes   
3 Tempat parkir kendaraan umum selama   
menunggu keberangkatan, termasuk di
dalamnya tempat tunggu dan tempat
istirahat kendaraan umum;
4 Bangunan kantor terminal;   
5 Tempat tunggu penumpang dan/atau
pengantar;
a. AKAP
b. AKDP
c. Angkot / Angdes 
6 Menara pengawas; *) 
7 Loket penjualan karcis;  
8 Rambu-rambu dan papan informasi,  
minimal memuat petunjuk jurusan, tarif
dan jadwal perjalanan;
9 Pelataran parkir kendaraan pengantar 
dan/atau taksi.
B. Fasilitas Tambahan
1 kamar kecil/toilet;   
2 musholla;
3 kios/kantin;   
4 ruang pengobatan / klinik; 
5 ruang informasi dan pengaduan; 
6 telepon umum; 
7 tempat penitipan barang; 
8 taman. 
10

Tabel.2.6 Jabatan Pengawas pada UPT. Terminal


Ada /
No Nama Jabatan Tidak SK Penugasan
Ada
(1) (2) (3) (4) (5)
Ada SK Bupati
1 Noviardi Kepala UPTD Terminal Sumani

Usman Ada SK Bupati


2 Kepala UPTD Terminal Surian

Paiman Kasubag TU Terminal Alahan Panjang Ada SK Bupati


3

Tabel.2.7 Jabatan Fungsional Umum pada UPT. Terminal Sumani

No Nama Jabatan Kompetensi SK Penugasan

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Imbrianto JFU ada SK Kepala Dinas

Bujang Busami ada SK Kepala Dinas


2 JFU

Eppendi JFU Tdk Ada SK Kepala Dinas


3

Ades Tutig THL Tdk Ada SK Kepala Dinas


4

Taqdir Syamri THL Tdk Ada SK Kepala Dinas


5

Deni Saputra THL Tdk ada SK Kepala Dinas


6.

Tabel.2.8 Jabatan Fungsional Umum pada UPT. Terminal Alahan Panjang

No Nama Jabatan Kompetensi SK Penugasan

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Amril R.K JFU Tdk ada SK Kepala Dinas
2 Hamisi JFU Tdk ada SK Kepala Dinas

3 Amriyanto JFU Ada SK Kepala Dinas

4 Hermen Riose THL Tdk Ada SK Kepala Dinas

Mak Itam THL Tdk Ada SK Kepala Dinas


5
11
Tabel.2.9 Jabatan Fungsional Umum pada UPT. Surian

No Nama Jabatan Kompetensi SK Penugasan

(1) (2) (3) (4) (5)


1 Jamalludin JFU Tdk ada SK Kepala Dinas
2 Rudi Wiyaya THL Tdk ada SK Kepala Dinas

3 Riky THL Tdk Ada SK Kepala Dinas

4 THL Tdk Ada SK Kepala Dinas

D. KONTRIBUSI TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

Jumlah Pendapatan (Juta rupiah)


No Jenis Pendapatan Ket
Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Retribusi Terminal 115.618.500 81.976.000 87.535.000
2 Retribusi Parkir 233.050.000 272.190.000 368.180.000
3 Retribusi Ijin Trayek 7.915.000 13.285.000 8.680.000
12
E. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Pelaksana Mutu Baku


No. Uraian prosedur
Wajib Petugas Bend. Ka. UPTD Persyaratan/ Waktu Output Keterangan
Penerim
Retribusi Terminal a Kelengkapan
1. Angkutan Umum masuk terminal Alat Pengatur Lalu @ 5 menit Angkutan Petugas mengatur lalu lintas agar angkutan umum
Mulai Lintas umum masuk masuk Terminal dan tidak mengakibatkan gangguan
Terminal bagi pengguna jalan lain

2. Kru angkutan melaporkan jumlah Bukti Pembayaran @ 2 menit Retribusi


penumpang Petugas memberikan karcis Retribusi terbayar
retribusi Terminal. Kru angkutan membayar Buku Penyetoran
retribusi Retibusi
3. Petugas mencatat laporan angkutan dan Buku Penyetoran @ 1 menit Laporan dan
retri busi yang dibayar Retibusi retribusi
Buku Laporan tercatat
Terminal
4. Petugas merekap harian laporan angkutan Buku Penyetoran 15 menit Laporan
dan retribusi yang dibayar Retibusi harian
Buku Laporan retribusi dan
Terminal angkutan
5. Petugas menyerahkan: Bonggol Retribusi 5 menit Bukti setoran Bendahara Penerima menyetorkan ke Kas Daerah
 Retribusi dan bonggol retribusi terminal Buku Penyetoran Laporan
kepada Bendahara Penerima Retibusi harian
 Laporan harian kepada Kepala UPTD Buku Laporan
Terminal
6. Kepala UPTD membuat rekap bulanan Data Buku Penyetoran 20 menit Laporan
angkutan dan rekonsiliasi PAD Terminal Retibusi Bulanan
Buku Laporan
Selesa
Terminal
13

BAB III
ANALISA PEMBENTUKAN UPT. TERMINAL

A. KAJIAN NORMATIF TERMINAL


Terminal Dalam Peraturan UU Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Bab I, menyebutkan bahwa terminal adalah prasarana
transportasi jalan untuk keperluan memuat dan menurunkan orang dan
atau barang serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan
umum, yang merupakan salah satu wujud simpul jaringan transportasi. Dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 Tentang
Jaringan LLAJ, Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
memuat dan menurunkan orang dan atau barang serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah
satu wujud simpul jaringan transportasi, begitu juga dalam Keputusan Menteri
Perhubungan Nomor: Km. 35 Tahun 2003 Tentang Penyelenggaraan Angkutan
Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum.

Sementara itu, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor: Km 84 Tahun 1999


Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum
Bab I , Pasal 1, Ayat 14. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk
keperluan memuat dan menurunkan orang dan atau barang, mengadakan
pengecekan pemenuhan peran teknis dan layak jalan serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum, yang merupakan salah
satu wujud simpul jaringan transportasi. Disini ada tambahan bahwa terminal
memungkinkan untuk melakukan kegiatan pengecekan pemenuhan peran
teknis dan laik jalan. Minimal diberi fasilitas untuk itu.

Dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 1995 Tentang Terminal


Transportasi Jalan, terminal dikelompokkan sebagai berikut :
1. Terminal Penumpang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan
menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan atau
antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan
kendaraan umum;
14

2. Terminal Barang adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan


membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra dan atau antar
moda transportasi; Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor:
SK.687//AJ.206/DRJD/2002 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan
Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan
Teratur.
3. Sesuai Keputusan Menteri Perhubungan No. 31 tahun 1995 tentang
Terminal Transportasi Jalan (pasal 4 & pasal 5), fasilitas yang terdapat pada
suatu terminal bus dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Fasilitas utama dalam terminal
Fasilitas utama ini merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki
dalam suatu sistem terminal, yaitu:
1)Jalur pemberangkatan kendaraan umum
2)Jalur kedatangan kendaraan umum
3)Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar
4)Bangunan kantor terminal
5)Tempat parkir kendaraan umum
6)Menara pengawas
b. Fasilitas penunjang, yaitu sebagai fasilitas pelengkap meliputi :
1)Ruang pengobatan.
2)Kios / kantin.
3)Mushola.
4)Ruang informasi dan pengaduan.
5)Wartel.
6)Kamar mandi / WC.
7)Taman

B. ANALISA BEBAN KERJA


15

C. DESAIN UPT. TERMINAL


16

Sebuah organisasi diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Pengorganisasian


dilakukan dengan tujuan agar suatu proses pekerjaan yang dikehendaki dapat
mencapai tujuan yang telah diatur, disusun, ditetapkan. Sementara itu, manfaat
yang dapat diperoleh dari pengorganisasian ini adalah agar pelaksanaan
tugas dilakukan dengan lebih baik dan teratur, koordinasi pelaksanaan
pekerjaan dapat lebih baik, pengawasan pelaksanan pekerjaan dapat efektif
dan efisien dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Oleh sebab itu
pemerintah melakukan tindakan untuk menghimpun sumber daya dan
pengelolaan sumberdaya yang ada, hal ini dikarenakan setiap organisasi harus
memiliki struktur organisasi, sumber daya manusia yang berkualitas sebagai
tenaga pelaksana dan perlengkapan atau peralatan kerja serta ketersediaan
perangkat aturan hukum yang legal.

Siagian (1985:229) mengemukakan ada dua aspek dari organisasi sebagai


pelaksana yang mempengaruhi keberhasilannya, yaitu : “struktur dan proses
organisasi”. Aspek struktur menunjukkan hubungan formal antara peranan dan
tugas yang harus dilaksanakan agar mendukung kelancaran implementasi
kebijakan, sedangkan melalui proses organisasional dapat menciptakan
koordinasi, integrasi dan sinkronisasi guna mencapai efektifitas implementasi
kebijakan.

Kebijakan pengelolaan terminal merupakan kebijakan yang berasal langsung


dari pemerintah (Top-Down) yang mempunyai tujuan memberikan jaminan
pengawasan, pengelolaan dan pengendalian secara teknis dan pelayanan
kepada masyarakat. Selanjutnya untuk menentukan besaran organisasi UPT.
Terminal dapat dihitung melalui model perhitungan berdasarkan skor yang
ditentukan oleh variabel-variabel yang mempengaruhi beban kerja organisasi.
Variabel-variabel ditentukan dengan mengacu kepada ketentuan pada
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknik Daerah.

Unit Pelaksana Teknik Daerah Terminal merupakan suatu organisasi yang


melaksanakan kegiatan teknis dan pelayanan kepada masyarakat yang
17
cakupan wilayah kerjanya hanya berfokus pada 1 (satu) daerah/wilayah.
Pembentukan Unit Pelaksana Teknik Daerah Terminal memberikan dampak
langsung bagi pembangunan daerah melalui retribusi serta bagi masyarakat
dalam meningkatkan pelayanan serta pengawasaan kepada operator
angkutan.

Terkait hal tersebut diatas maka penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknik Daerah
Terminal tergolong dalam kreteria tipelogi Unit Pelaksana Teknis Tipe b, dimana
susunan organisasinya mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12
Tahun 2017 tentang tentang Pedoman Pembentukan Cabang Dinas dan Unit
Pelaksana Teknik Daerah. Dengan struktur sebagai berikut:

Gambar. 3.1 Susunan Organisasi UPT. TERMINAL

BAB IV
PENUTUP
18

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya berkaitan dengan pembentukan
Unit Pelaksana Teknis Terminal, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Unit Pelaksana Teknis terminalr pada Dinas Perhubungan Kabupaten Solok
dapat mewujudkan keteraturan, ketertiban untuk masyarakat dan
pengusaha angkutan umum
2. Unit Pelaksana Teknis Terminal mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu teknis dan
pelayanan
3. cakupan wilayah kerjanya hanya berfokus pada 1 (satu) daerah/wilayah.
Pembentukan Unit Pelaksana Teknik Daerah Terminal memberikan dampak
langsung bagi pembangunan daerah melalui retribusi terminal
4. penyelenggaraan Unit Pelaksana Teknik Daerah Terminal tergolong dalam
kreteria tipelogi Unit Pelaksana Teknis Tipe B, dimana susunan organisasinya
mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 12 Tahun 2017 tentang
tentang Pedoman Pembentukan Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknik
Daerah

B. SARAN
Adapun beberapa saran sebagai rekomendasi dari hasil kajian tentang
pembentukan Unit Pelaksana Teknik Daerah Terminal, antara lain;
1. Kedudukan Unit Pelaksana Teknik Daerah Terminal dalam pemerintah
sebaiknya adanya acuan teknis maupun non teknis terkait dengan variabel-
variabel kinerja
2. Pembentukan Unit Pelaksana Teknik Daerah Terminal hendaknya
diselaraskan dengan peningkatan Sumber Daya Manusia dan
kompetensinya

Anda mungkin juga menyukai