Untuk Pekerjaan :
Belanja Jasa Konsultasi Perencanaan
(DED Terminal C Weru)
A. LATAR BELAKANG
Sektor transportasi merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam upaya
pengembangan wilayah, khususnya sektor transportasi darat yang pada umumnya
merupakan kegiatan transportasi yang paling banyak dan sering digunakan oleh
masyarakat. Pemilihan terhadap penggunaan transportasi darat pada umumnya
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain (i) jangkauan yang relative lebih luas; (ii)
operational cost yang lebih murah; dan (iii) relatif banyak digunakan.
Oleh sebab itu dengan semakin majunya suatu wilayah maka akan semakin meningkat
pula mobilitas yang terjadi di dalam maupun ke luar wilayah yang akan menyebabkan
semakin meningkat pula kebutuhan akan transportasi (khususnya transportasi darat). Dari
kondisi tersebut apabila tidak diantisipasi sedini mungkin akan dikhawatirkan terjadinya
ketidakseimbangan antara kebutuhan dengan ketersediaan sarana dan prasarana
transportasi. Salah satu prasarana transportasi yang memiliki peranan penting dalam
suatu sistem transportasi di suatu wilayah adalah terminal. Dimana terminal merupakan
pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan
keberangjatan, menaikan dan menurunkan orang dan/ atau barang, serta perpindahan
moda angkutan.
Terminal Weru merupakan salah satu Teriminal Tipe C yang berada di Kabupaten
Cirebon yang berfungsi untuk mendistribusikan perjalanan angkutan umum perdesaan ke
wilayah di sekitarnya, sedangkan di malam hari Terimal Weru berfungsi sebagai tempat
singgah Bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Kondisi terminal Weru dapat dikatakan sudah tidak berfungsi lagi sebagaima fungsi
terminal pada umumnya dan sekarang hanya digunakan sebagai tempat pengujian
kendaraan bermotor, meskipun kondisi jalan tersebut sudah tidak layak. Dalam hal ini
maka perlu adanya upaya mengaktifkan kembali fungsi terminal dengan merenovasi
bangunan gedung utama terminal dengan harapan agar terminak Weru dapat berfungsi
lagi dan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masayarakat.
7. Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petujuk bagi konsultan Perencana
yang mebuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang diharus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterpreastasikan kedalam pelaksanaan tugas
perencanaan. Dengan penugasan ini diharapkan Kosnultan Perencana dapat
melaksanakan tanggungjawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran
yang memadai sesuai KAK ini.
C. SASARAN
Adapun sasaran dari pembangunan Terminal Weru ini adalah sebagai berikut :
a) Sasaran kegiatan ini adalah Perencanaan DED Gedung Terminal C Weru
b) Lingkup pekerjaan Perencanaan Pembangunan yang terdiri dari komponen kegiatan :
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Sipil / Arsitektur
c) Tahap - tahap yang dilaksanakan adalah :
- Perencanaan Perencanaan termasuk survei
- Penyususnan Rencana Anggaran Biaya
- Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ dll)
D. LOKASI KEGIATAN
Lokasi perencanaan terletak di kabupaten Cirebon.
E. SUMBER PENDANAAN
Sumber pendanaan kegiatan ini dibiayai dari dana APBD Kabupaten Cirebon Tahun
Anggaran 2021.
G. DASAR HUKUM
Landasan hukum maupun dasar pelaksanaan kegiatan inPembanagunan Gedung Terminal
Weru Tipe C adalah sebagai berikut :
a) Undang - undang Nomor. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
b) Undang - Undang Nomor 23 Tahaun 2014 Tentang Pemerintah daerah
c) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan
Anguktan jalan
d) Peraturan Meteri ‘Perhubungan Nomor PM 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaran
Terminal penumpang Angutan Jalan
e) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4235)
f) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajeman dan Rekayasa,
Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas
g) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan
h) Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
H. STANDAR TEKNIS
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara,
Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 295/KPTS/CK/1997, Tanggal 1 April 1997
yang dapat meliputi tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak dan Perencanaan
Fisik Bangunan Negara dan Produk Hukum lain yang terkait dengan pekerjaan.
- Rencana Arsitektur, beserta uraian konsep dan fisualisasi, rencana struktur beserta
uraian konsep dan perhitungannya.
- Perkiraan biaya.
- Gambar-gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui.
- Kendaraan operasional.
- Perangkat computer.
- Kamera.
- Meteran
K. PENDEKATAN METODOLOGI
Terminal adalah tempat dimana sekumpulan angkutan mengakhiri dan mengawali
lintasan operasionalnya. Dengan mengacu pada definisi tersebut maka diterminal
angkutan barang merupakan tempat memulainya aktivitas dan dapat pula mengakhiri
kegiatan bongkar muat. Di lain pihak bagi pengemudi angkutan barang maka terminal ini
adalah tempat untuk dimana awak kendaraan dapat beristirahat sejenak, yang selanjutnya
dapat digunakan juga kesempatan tersebut untuk perawatan ringan ataupun pengecekan
mesin.
Dalam Detai Engineering Design Terminal barang ini beberapa pendekatan yang
dilakukan yaitu:
- Sesuai dengan fungsi bangunan dan image yang melekat pada kawasan
dimana bangunan berdiri.
- Rasional dalam skala, suasana dan detail.
- Berseni dalam kaidah proporsi, bentuk, garis, warna, gelap-terang dan
detail.
- Jujur dalam struktur dan bahan.
2. Tata Sirkulasi dan Organisasi Ruang
Beberapa hal yang menjadi perhatian dalam perencanaan tata sirkulasi dan
organisasi ruang dalam bangunan terminal antara lain sebagai berikut:
4. Pola Sirkulasi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan pola sirkulasi yaitu
sebagai berikut:
1) Kendaraan umum di Indonesia, berjalan di kiri, stir kanan dan berpintu
di kiri dan atau belakang. Bis kota berpintu di kiri depan untuk masuk,
kiri belakang untuk keluar oplet berpintu di belakang.
2) Kendaraan merapatkan badan kirinya pada sisi kanan emplasemen.
3) Karena itu arah kendaraan mendekati terminal, searah jarum jam.
4) Kendaraan dapat masuk dari arah manapun, tetapi harus melewati satu
titik kontrol, yang biasanya merupakan juga pos retribusi.
5) Jalan masuk terminal cukup mudah, sehingga bis tidak perlu macet di
sana. Begitu pula jalan keluarnya. Jalan masuk dapat juga di bagi-bagi
menurut moda kendaraan dan arah datangnya.
6) Jalur kendaraan dan pejalan kaki terpisah.
7) Pejalan kaki dapat menghampiri atau menyilang kendaraan pada tempat-
tempat tertentu, dimana kecepatan kendaraan tidak lebih dari 10 km/jam.
8) Untuk menghindari persilangan, ketidaksesuaian, tiap moda angkutan
mempunyai jalur sendiri-sendiri.
9) Sirkulasi manusia menyebar dari suatu pintu masuk, tetapi relatif tidak
terlalu jauh, sehingga tidak melelahkan. Orang cenderung masuk dari
pintu yang sama dengan kendaraan.
10) Pada persilangan dengan kendaraan ada kemungkinan: orang terus,
kendaraan naik atau kebawah tanah.
11) Kendaraan terus, orang ke skyway/jembatan penyeberang atau ke bawah
tanah.
Layak atau tidaknya lokasi tersebut dibangun dan dikembangkan bila ditinjau
dari aspek teknis, operasional, keselamatan perjalanan, sosial, ekonomi dan
manfaat.
Seberapa luas area yang perlu disurvey topografi dan melakukan pengukuran
Kondisi lingkungan, antara lain menyangkut keberadaan daerah konservasi
(daerah lindung) baik perairan, daratan (hutan lindung, hutan bakau), sosial,
dan lain-lain di lokasi terminal barang dan sekitarnya.
Pengumpulan data-data sekunder meliputi data-data kondisi terminal barang
(teknis maupun operasional), ekonomi, kondisi jaringan transportasi, demografi,
meteorologi (lokasi terdekat) dan Rencana Umum Tata Ruang (dari Pemda
setempat). Dalam perencanaan terminal barang agar dilengkapi dengan alternatif.
Sondir:10 titik
4) Pembuatan Desain
Lingkup pekerjaan pembuatan design meliputi perhitungan konstruksi,
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Bill of Quantity (BQ), Rencana
Anggaran dan Biaya (RAB) dan gambar rencana terdiri dari:
7) Penyusunan RAB
Penyusunan RAB dilakukan denagn dua bentuk yaitu RAB yang bersifat
menyeluruh dan RAB yang bersifat terinci. Sehingga pemanfaatannya nanti
dapat digunakan sesuai kebutuhan.
b) Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pkok yang
harus dihasilkan konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam
KAK ini.
b) Tenaga Ahli
Jumlah
Posisi Kulifikasi
(Org, Bln)
Tenaga Ahli
O. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun, maka Konsultan Perencana
hendaknya memeriksa dan mempelajari semua bahan yang telah diterima dan mencari
bahan masukan yang diperlukan dalam upaya mengoptimalkan penyelesaian pekerjaan
ini.
Sumber, 2021
Pejabat Pembuat Komitmen
…………………….......................
NIP.