Spesifikasi Tekn
is
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................i
BAGIAN 1
SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
2
Tidak dibenarkan sama sekali bagi pemborong untuk memperbaiki sendiri perbedaan
tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian pemborong dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggungjawab pemborong.
d. Daerah kerja (construction area) akan diserahkan kepada pemborong (selama
pelaksanaan) dalam keadaan seperti diwaktu pemberian kerja dan dianggap bahwa
pemborong mengetahui benar-benar mengenai hal-hal berikut :
- Letak bangunan yang akan dibangun
- Batas-batas persil/kaveling maupun keadaannya pada waktu itu
- Keadaan kontur tanah.
e. Pemborong wajib menyerahkaan pekerjaannya hingga selesai dan lengkap, yaitu :
- Membuat (menyuruh membuat) memasang serta memesan maupun menyediakan
bahan-bahan bangunan alat-alat kerja dan pengangkutan,
- Membayar upah kerja dan lain-lain yang bersangkutan dengan pelaksanaan.
f. Pemborong wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (satu) salinan gambar-gambar
dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) di tempat pekerjaan untuk dapat digunakan
setiap saat oleh pemilik proyek dan direksi.
g. Atas perintah direksi, kepada pemborong dapat dimintakan membuat gambar-gambar
penjelasan dan perincian membuat bagian-bagian khusus, semuanya atas beban
pemborong. Gambar tersebut setelah disetujui oleh direksi secara tertulis membuat
gambar pelengkap dari pelaksanaan.
h. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanannya maupun yang sedang
dilaksanakan, pemborong diwajibkan berhubungan dengan direksi, untuk ikut
menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain, untuk mendapatkan
pengesahan/persetujuan.
i. Setiap usul perubahan dari pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari direksi
dianggap berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
j. Persyaratan bahan-bahan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
proyek ini, antara lain :
- Bahan harus benar-benar baru dan diteliti mengenai mutu, ukuran dan lain-lain yang
disesuaikan standar peraturan-peraturan yang dipergunakan di dalam RKS ini.
- Semua bahan-bahan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari direksi sebelum
akan dimulai pelaksanaannya.
k. Ketelitian dan kerapihan kerja dan sangat dinilai (bobotnya tinggi) oleh direksi,
terutama yang menyangkut pekerjaan penyelesaian maupun perapihan (finishing
works).
l. Pengawasan terus menerus terhadap pelaksanaan penyelesaian/perapihan, harus
dilakukan oleh tenaga-tenaga dari pihak pemborong yang benar-benar ahli.
m. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan.
n. Cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat
teknis, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Halaman |
3
1.2. Peraturan Umum
- Syarat-syarat umum pemborongan dari Pekerjaan Umum di Indonesia yang disahkan
dengan Surat Keputusan Pemerintah tanggal 28 mei 1976 Nomor 9 tambahan
Lembaga negara Nomor 145171
- Peraturan Daerah Kota Bima
- Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan spesi N-3 PUPB 1956 /
NI-3 / 63. PUPB 1969.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia yaitu SK SNI Tahun 1991.
- Pelaksanaan berdasarkan atas Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara
antara lain :
a. Spesifikasi Bahan bangunan Bangunan A : SK SNI S-04-1989-F
b. Ubin semen polos : SNI 03-0028-1987
c. Paku dan kawat paku : SNI 03-0323-1989
d. Batu alam untuk bahan bangunan : SNI 03-0394-1989
e. Agregat Beton : SNI 03-1750-1990
f. Pasir untuk adukan dan beton : SNI 03-1756-1990
g. Kapur untuk bahan bangunan : SNI 03-2097-1991
h. Kayu untuk bahan bangunan : SNI 03-2445-1991
i. Mutu kayu bangunan : SNI 03-3527-1994
j. Pedoman mendirikan bangunan : SNI 03-2445-1991
k. Tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung : SNI 03-2407-1991
l. Tata cara pengecatan dinding tembok dengan cat emulsi : SNI 03-2410-1991
- Peraturan Umum lain yang digunakan :
a. A.V. (Algemene Voor Waarden Voor de Uit Voering by Aaneming Van Openbare
Werken in Indonesia tanggal 28 Mei tahun 1941 No. 9 dan tambahan Lembaran
Negara No. 14571.
b. Peraturan beton bertulang Indonesia (PBI) NI-2 / 1971.
c. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan NI-3 / 1970.
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5 / 1961.
e. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) NI-6 / 1977.
f. Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979.
g. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-18 / 1970.
h. Peraturan Cat Indonesia NI-4 tahun 1961.
i. Peraturan Bangunan Nasional yang berlaku.
j. Peraturan Instalasi Penghantar Petir NI-12 / 1964.
k. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
l. Peraturan Muatan Indonesia NI-18 / 1970 dan Peraturan Pembebanan Indonesia
tahun 1981.
Halaman |
4
m. Dan lain-lain peraturan-peraturan yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan
normalisasi di Indonesia.
- Pelaksanaan pekerjaan harus berdasarkan gambar kerja, Syarat-syarat dan uraian
dalam RKS ini, gambar tambahan serta perubahan-perubahan dalam berita Acara
Aanjwijzing, petunjuk serta perintah Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan pada waktu
atau sebelum berlangsungnya pekerjaan. Termasuk hal ini adalah pekerjaan-
pekerjaan tambah/kurang yang timbul dalam pelaksanaan. Namun demikian harus
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
- Bila karena satu dan lain hal terdapat kekurangan, perbedaan, ketidakjelasan,
ketidaksesuaian baik ukuran maupun item-item pekerjaan lainnya :
a Pada Gambar kerja dengan detail gambarnya, maka yang mengikat adalah
Gambar yang skalanya lebih besar.
b Antara gambar kerja dengan RKS, maka yang berlaku adalah RKS.
c Bila pada gambar kerja tertulis, sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka gambar
kerja yang mengikat.
d Bila dalam RKS disebutkan, sedang dalam gambar kerja tidak dilukiskan, maka
yang mengikat adalah RKS.
e Penentuan bagian yang mengikat/berlaku di atas harus mendapat persetujuan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan sebelum dilaksanakan.
- Selama berlangsungnya pekerjaan, Rekanan/Kontraktor harus dapat menjaga
lingkungan agar tidak terganggu oleh jalannya pekerjaan.
- Kerusakan jalan masuk menuju lokasi dan tempat pekerjaan ataupun lahan sekitar
yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggungjawab
Rekanan/Kontraktor. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Rekanan/Pemborong
bisa minta ijin kepada pemilik yang bersangkutan untuk mendapatkan dispensasi
pemakaian jalan menuju lokasi ataupun lahan sekitar yang diperlukan.
- Tempat pekerjaan akan diserahkan kepada Rekanan/Kontraktor dalam keadaan
seperti pada saat penjelasan dilapangan atau peninjauan lapangan.
- Sebelum dan selama melaksanakan pekerjaan, Rekanan/Kontraktor dapat
berkonsultasi dengan Pengawas/Direksi/Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan .
5
- Konstruksi rangka kayu,
- Dinding multipleks,
- Penutup atap asbes semen gelombang,
- Pintu dan jendela secukupnya untuk pengawasan dan pencahayaan.
d. Hal-hal lain yang perlu dilakukan oleh pemborong, yaitu :
- Menyediakan kantor untuk pemborong sendiri, dengan luas ruangan minimal 6 x 10
m2.
- Membuka/menyediakan fasilitas ruangan untuk para pemborong atau kontraktor-
kontraktor khusus yang akan melaksanakan pekerjaan di luar lingkup pekerjaan.
e. Gudang bahan-bahan serta tempat penimbunan material yang harus terlindung
seperti pasir, besi beton, dan lain-lain dibuat secukupnya dan dapat dikunci. Khusus
untuk gudang semen agar lantainya dibuat bebas dari kelembaban udara, minimal 30
cm di atas permukaan lantai plesteran.
6
j. Batas-batas pemindahan barang-barang tersebut di atas dikerjakan oleh
pemborong atas biayanya.
7
sendiri. Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus hati-hati untuk
tidak mengganggu setiap patok-patok pengukur, atau tanda-tanda lainnya.
d. Pekerjaan pembersihan terdiri dari pembersihan segala macam tumbuh-
tumbuhan, pohon-pohon, semak-semak, tanaman lain, sampah-sampah dan
bahan-bahan lain yang menggangu, termasuk pencabutan akar-akar, sisa-sisa
konstruksi, sisa-sisa material dari sisa-sisa pekerjaan, dan hal-hal lainnya
sehubungan dengan persiapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya, kecuali bila
direksi menentukan lain.
8
b. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada direksi pelaksanaan,setiap ada
perbedaan-perbedaan ukuran diantara gambar-gambar dan uraian dan syarat-syarat
untuk mendapatkan keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi pemborong untuk
memperbaiki sendiri perbedaan-perbedan tersebut di atas. Akibat-akibat dari kelalaian
pemborong dalam hal ini, sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemborong.
c. Pemborong bertanggungjawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut
peil-peil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam gambar-gambar dan uraian dan
syarat-syarat pelaksanaan ini.
d. Setiap akan memulai suatu bagian pekerjaan, pemborong harus memberitahu direksi
pelaksanaan, untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan peil, ukuran dan sebagainya.
e. Mengingat setiap kesalahan baik peil maupun ukuran pada satu bagian pekerjaan
akan selalu dapat mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan/ selanjutnya, maka
ketepatan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
f. Kelalaian Pemborong dalam hal ini tidak akan ditolerir dan direksi pelaksanaan
berhak memerintah untuk memperbaiki/membongkar pekerjaan yang telah dilakukan
atas beban pemborong.
g. Pemborong diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lainnya
dalam tiap bagian pekerjaan, dan segera melaporkan kepada direksi pelaksanaan
setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran. Pemborong tidak dibenarkan untuk
membetulkan sendiri kekeliruan tersebut tanpa persetujuan direksi pelaksanaan
h. Sebagai peil dasar/induk pekerjaan ini adalah peil setempat yang telah dibuat oleh
konsultan.
i. Penetapan titik/peil dilakukan pemborong di lapangan dengan alat teropong waterpass
atau theodolite yang baik dan ditera kebenarannya terlebih dahulu.
j. Ketidakcocokan antara gambar dan keadaan di lapangan harus segera dilaporkan
kepada direksi pelaksana untuk diperiksa.
k. Kebenaran hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemborong.
Adanya pengawasan dari direksi tidak mengurangi tanggung jawab tersebut.
Pengukuran sudut siku hanya dilakukan dengan pesawat theodolite. Pengukuran siku
dengan benang secara azas segitiga pytagoras hanya dilakukan untuk bagian-bagian
ruang yang kecil menurut pertimbangan direksi pelaksanaan.
l. Papan bangunan (bowplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang nyata dan
kuat bertancap di dalam tanah, sehingga tidak bisa bergerak-gerak ataupun berubah-
ubah. Setelah pemasangan papan bangunan selesai, harus dilaporkan kepada direksi
untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilakukan.
BAGIAN 2
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SIPIL
3.2.2. Material
Semua material harus mempunyai kualitas yang terbaik dan memenuhi syarat PBI
1971. Pemborong harus menyediakan contoh dari material-material yang akan
digunakan untuk menghasilkan beton, untuk dimintakan persetujuan dari direksi,
dan tidak boleh memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi
akan menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar, dengan
maksud untuk memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.
Pemborong tidak diizinkan mengirimkan material-material dengan perbedaan yang
besar dari standar sampel tanpa persetujuan dari direksi. Semua material yang
ditolak oleh direksi harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya
pemborong.
3.2.3. Semen
a). Semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement type I yang memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam N.I.8 1972 dan Standard Industri Indonesia
(SII 0013-81). Semen harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui
direksi dan dikirimkan ke tempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh.
Bila karena sesuatu hal terpaksa menggunakan semen dari pabrik lain, harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.
b). Bila direksi menganggap perlu pemborong harus mengirimkan surat pernyataan
dari pabrik yang menyetakan tipe, kualitas dari semen beserta manufacture's
test certificate yang menyatakan memenuhi semua syarat-syarat yang
ditentukan N.I.8. Semen yang menggumpal, sweeping atau kantong yang
robek/rusak ditolak untuk disegel.
c). Semen harus disimpan dalam gudang/silo dengan ventilasi yang cukup dan
tidak bocor, serta diletakkan di atas lantai yang ditinggikan minimal 30 cm dari
tanah. Kantong-kantong semen tidak diperbolehkan ditumpuk/ditimbun melebihi
2 (dua) meter dan setiap pengiriman diberi tanda pengenal sehingga dapat
dipakai sesuai dengan tanggal pengiriman.
d). Pemborong harus mengirimkan laporan dari pengujian-pengujian semen di
laboratorium kepada direksi secara rutin. Laboratorium yang ditunjuk untuk
pengetesan tersebut, terlebih dahulu harus disetujui direksi.
Ukuran ayakan
Lolos, %
(US standard sieve)
No. 4 100%
No. 8 92 – 100 %
No. 16 65 - 85 %
No. 30 35 – 55 %
No. 50 15 – 30 %
No. 100 0 – 12 %
No. 200 %
c). Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan
terhadap kering), dan yang diartikan dengan lumpur adalah bagian-bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm atau ayakan No. 200 bila test sesuai dengan
ASTM C 117.
d). Agregat halus harus bersih dan bebas dari segala macam kotoran baik dalam
organis lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya. pasir laut sama sekali
tidak boleh dipergunakan.
e). Pemborong harus mengajukan contoh agregat halus yang akan dipergunakan
untuk mendapatkan persetujuan direksi. Test-test yang harus dilakukan
terhadap contoh di atas berupa :
- test gradasi sesuai dengan ASTM C 136
- test abrou-holder (larutan NaOH)
- test-test lainnya bila memang dianggap perlu oleh direksi
f). Bahan agregat halus harus disimpan di tempat bersih, keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pengotoran dan pencampuran satu sama lain.
g). Persyaratan-pesyaratan agregat halus di atas dari ayat a s/d f berlaku juga
untuk beton ready mix.
TABEL II.2
KLASIFIKASI DAN GRADASI AGREGAT KASAR TYPE A1 (BESAR)
Ukuran ayakan
Lolos, %
(US standard sieve)
1 Inch 100%
3/4 Inch 90 - 98 %
1/2 Inch 30 - 45 %
3/8 Inch 0 - 10 %
No. 4 0-5%
TABEL II.3
KLASIFIKASI DAN GRADASI AGREGAT KASAR TYPE A2 (MEDIUM)
Ukuran ayakan
Lolos, %
(US standard sieve)
1/2 Inch 100%
3/8 Inch 90 - 98 %
No. 4 30 - 45 %
No. 8 0 - 10 %
TABEL II.4
MUTU, UKURAN DAN JENIS BAJA TULANGAN
Jenis
Diameter Mutu au (0,2)
Batang
Lebih kecil atau sama dengan (<) 12 Polos U.24 2.400
mm kg/cm2
Lebih besar atau sama dengan (>) 12 Profil U.39 3.900 kg/
mm cm2
Keterangan :
au = Tegangan lelah karakteristik
0,2 = Tegangan karakteristik yang memberikan tegangan tetap 0,2%.
Baja tulangan yang dipakai adalah setaraf produksi Krakatau Steel.
Kawat beton : Kawat pengikat baja tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimal 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak
bersepuh seng.
b). Penggantian diameter
- Penggantian dengan diameter lain, hanya diperkenankan atas persetujuan
tertulis dari direksi.
- Bila penggantian disetujui maka luas penampang yang diperlukan tidak
boleh kurang dari yang tercantum dalam gambar atau perhitungan.
- Biaya yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap yang ada
gambar sejauh bukan kesalahan gambar adalah tanggungan pemborong.
Halaman | 18
Spesifikasi Tek
c). Pelaksanaan
- Baja dan kawat seperti dimaksud di atas harus bebas dari kotoran-kotoran,
karat, cat, kulit giling serta bahan lain yang akan mengurangi daya lekat
terhadap beton.
- Membengkok akan meluruskan baja tulangan harus dilakukan dalam
keadaan dingin serta dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
- Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat sehingga tidak
berubah tempat atau bergeser sebelum dan selama pengecoran. Selimut
tulangan minimum 3 cm.
- Sambungan dan panjang lawatan baja tulangan harus sesuai buku
pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983.
- Baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari
lapangan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari direksi.
- Penyambungan tulangan dengan diameter lebih besar atau sama dengan
20 mm baik untuk kolom maupun balok, setiap panjang 6 m selang seling
dilakukan sesuai dengan buku pedoman perencanaan untuk struktur tembok
bertulang untuk gedung 1983.
d). Penyimpanan
Penyimpanan besi beton dimaksudkan untuk mencegah terjadinya karat,
dengan cara meletakkannya di atas papan atau balok kayu sehingga tidak
langsung di atas tanah, untuk penyimpanan waktu lama maka besi beton harus
disimpan di bawah atap.
e). Test dan sertifikat
- Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan sesuai
dengan RKS ini, maka pada saat pemesanan baja tulangan pemborong
harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium.
- Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja tulangan harus diadakan test periodik
minimal 3 contoh untuk setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan
contoh baja tulangan akan ditentukan oleh direksi.
- Semua pengetesan tersebut di atas, harus dilakukan di laboratorium Lembar
Uji Konstruksi BPPT (LUK BPPT) Serpong atau Laboratorium lainnya yang
direkomendasi oleh direksi dan minimal sesuai dengan standar/peralatan
lain yang setaraf.
- Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh pemborong.
3.2.9. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam,
alkali, garam-garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain yang merusak
beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat
diminum.
b. Campuran Tambahan
Selain bahan seperti sudah ditentukan pada ayat 3.6.7. RKS ini, bahan
campuran lainnya yang digunakan hanya jika disetujui oleh direksi secara
khusus dan tertulis.
c. Pengadukan
Semua pengadukan beton harus dilakukan dengan mesin pengaduk yang
berkapasitas tidak kurang dari 600 liter dan dilengkapi dengan alat timbangan
berat.
1. Bahan
- Untuk penyelesaian beton exposed harus dibuat dari plywood dengan
tebal 12 mm dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran beton. Plywood
ini diberi perkuatan kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari bekisting
tersebut.
- Lain-lain jenis tersebut diatas harus dengan persetujuan direksi
- Untuk acuan beton yang tertutup finishing harus dibuat dari kayu klas II
tebal sesuai kebutuhan dan dapat dipakai untuk 2 kali pengecoran
beton, acuan ini diberi penguat kaso 5/7 untuk menjaga kestabilan dari
bekisting tersebut.
- Untuk perkerasan bekisting (acuan) tersebut, apabila diperlukan direksi
dapat meminta kontraktor menghitungnya dan kemudian disetujui
direksi.
2. Konstruksi
- Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku mencegah
pergeseran atau perubahan/kelongsoran penyangga. Permukaan
bekisting halus halus dan rata, tidak boleh melendut atau cekung.
Sambungan-sambungan bekisting harus diusahakan agar lurus dan rata
dalam arah horisontal dan vertikal
- Tiang penyangga anti lendutan (cambres) harus dibuat sebaik mungkin
dan mampu menunjang seperti yang dibutuhkan, tanpa adanya
kerusakan atau overstress ataupun pergeseran tempat pada bagian
konstruksi yang dibebani.
- Struktur dari tiang-tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi
sedemikian rupa, sehingga konstruksi ini benar-benar kuat dan kaku
Halaman | 22
Spesifikasi Tek
untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang berada di atasnya
selama pelaksanaan
- Kecuali detail-detail yang berlainan pada gambar, bekisting untuk semua
balok dan pelat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas
sebagai berikut:
- Semua balok atau/dan pelat lantai 0,2% lebar bentang pada tengah-
tengah bentang. Semua balok cantilever dan pelat lantai 0,4% dari
bentang, dihitung dari ujung bebas.
3. Baut
Baut-baut tie rod yang diperlukan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus
diatur sedemikian rupa sehingga bila bekisting dibongkar kembali, maka
semua besi tulangan akan berada 4 cm dari permukaan beton. Kawat
pengikat tidak diizinkan pada beton exposed yang akan berhubungan
langsung dengan keadaan alam, dimana dapat menimbulkan warna yang
tidak merata. Semua bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
menggunakan paku tanpa merusak beton.
4. Pembersihan
Semua bekisting harus dibersihkan sebelum dipergunnakan. Pekerjaan
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kemungkinan
adanya beton yang keropos dan lain-lain kerusakan/cacat pada beton.
Segera sebelum beton dicor pada beberapa bagian dari bekisting, bagian
dalam dari bagian itu harus dibersihkan dari semua material lain, termasuk
air. Tiap-tiap bagian dari bekisting, bagian-bagian yang struktural harus
diperiksa oleh direksi pelaksanaan segera sebelum beton dicor di bagian itu.
Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi, pada
tepi bawahnya harus dibuat bukaan atau dua sisinya untuk mengeluarkan
kotoran yang mungkin terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan
ini boleh ditutup setelah diperiksa dan disetujui oleh direksi pelaksanaan.
5. Pelapisan (coating)
Sebelum pemasangan besi beton bertulang bekisting yang dipergunakan
untuk beton yang tidak diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi
dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas pada beton. Bekisting untuk
beton biasa (yang perlu diplester lagi permukaannya) harus dibasahi air
dengan seksama sebagai pengganti minyak sebelum beton dicor.
6. Pembongkaran
Bangunan tidaak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban dengan rencana pembongkaran
bekisting pada beton. Pertanggungjawaban atas keselamatan pada waktu
pembongkaran tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak
pemborong.
7. Waktu minimum untuk pembongkaran bekisting.
Waktu minimum dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur ditentukan dari
Halaman | 23
Spesifikasi Tek
percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum sebagai
berikut :
TABEL II.5
WAKTU MINIMUM PEMBONGKARAN BEKISTING
Waktu minimum
Bagian struktur pembongkaran bekisting
(hari)
- Sisi balok dan dinding 1
- Penyanggah pelat lantai 21
- Penyanggah balok 21
b. Musim Hujan
- Tidak diperbolehkan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang
baru dicor harus segera dilindungi dari curahan hujan. Sambungan harus
dilindungi seperti yang dijelaskan dalam spesifikasi ini.
- Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang
terkena hujan/aliran air hujan harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan
dulu dari beton-beton yang tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran
selanjutnya harus mendapat izin direksi pelaksanaan terlebih dahulu.
3.2.19. Perawatan
a. Beton baru harus dilindungi dari hujan lebat, aliran dan dari kerusakaan yang
disebabkan oleh alat-alat. Semua beton hendaknya selalu dalam keadaan
basah, selama paling sedikit 7 hari, dengan cara menyiramkan air pada pipa
yang berlubang atau cara lain yang menjadikan bidang permukaan beton itu
selalu dalam keadaan basah.
b. Bekisting kayu dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan
untuk mencegah retak pada sambuungan dan penegringan beton yang terlalu
cepat. Air yang dipergunakan untuk perawatan harus bersih dan sama sekali
bebas dari unsur-unsur kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau
perubahan warna pada beton.
Persyaratan Bahan
a. Semen
Semen untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya seperti semen yang
ditentukan untuk pekerjaan beton.
b. Pasir
Pasir untuk pekerjaan pasangan harus sama kwalitasnya dengan pasir yang
Halaman | 28
Spesifikasi Tek
ditentukan untuk pekerjaan beton. Gradasi pasir urug yang dipakai minimum
0,35 mm.
c. Air
Air yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam pekerjaan beton.
d. Batu bata
Bata harus bata biasa dari tanah liat, hasil produksi lokal dengan ukuran 5,5 cm
x 11 cm x 22 cm yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan rata,
tanpa cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang diperoleh di
suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran tersebut di atas harus
diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
Sesuai dengan A.V. 1941, minimum daya tekan ultimate harus 30 kg/cm.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Kwalitas terbaik.
Pembakaran matang.
Warna merah (merah merata).
Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus runcing.
Keras dan tidak mudah patah.
Tidak terlihat garis-garis retak.
Harus satu ukuran dan satu kwalitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih
besar dari 3 mm).
e. Jenis Adukan
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam
gambar-gambar atau dalam spesifikasi pekerjaan ini.
f. Mencampur
Adukan harus dicampur dengan alat pencampur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan, di atas permukaan yang keras. Sangat dilarang
memakai adukan yang sudah mulai mengeras atau membubukkannya untuk
dipakai lagi
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Konsultan Pengawas dan atau Pemberi
Tugas.
b. Seluruh dinding dari pasangan batu bata/bata merah, dengan aduk campuran 1
pc : 6 pasir pasang, kecuali pasangan batu bata semen trasram/rapat air.
c. Untuk dinding semen trasram/kedap air dengan adukan campuran 1 pc : 3 pasir
pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan sloof/balok/pondasi sampai
minimum 20 cm di atas permukaan lantai setempat ruang dalam, sampai
dengan 50 cm pada dinding berbatasan dengan luar, dan sampai setinggi
minimal 150 cm untuk daerah yang lain di atas permukan lantai setempat dan
untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (kamar mandi, WC) serta pasangan
Halaman | 29
Spesifikasi Tek
batu bata di bawah permukaan tanah jika ada.
d. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau drum hingga
jenuh.
e. Setelah bata terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram
air.
f. Dinding batu bata yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih dahulu
dan siar-siar dibersihkan.
g. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis perharinya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu
bata tebal ½ batu yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom dan
balok penguat praktis dengan kolom ukuran 11 x 11 cm, dari tulangan pokok 4
diameter minimal 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara
kolom satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.
h. Pelubangan akibat pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama
sekali tidak diperkenankan.
i. Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan
beton harus diberi penguat stek-stek besi beton diameter 10 mm jarak 75 cm,
yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang- kurangnya 30 cm,
kecuali bila satu dan lain hal ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/
Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
j. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua atau
lebih.
k. Pasangan dinding batu bata tebal ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada kedua belah sisinya.
Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus
terhadap lantai serta merupakan bidang rata.
l. Pasangan batu bata semen trasram bawah permukaan tanah lantai harus diberi
pen dengan adukan 1pc : 4psr.
m. Pasangan batu bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang pada
arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari 0,5 cm (sebelum
diaci/diplester). Adapun toleransi terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1
cm (sebelum diaci/diplester).
Syarat-syarat Pemeliharaan
a. Perbaikan
Pemborong wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
Kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu
pelaksanaan, maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan diterima
oleh Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
Halaman | 30
Spesifikasi Tek
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
pemborong.
b. Pengamanan
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakan.
Biaya yang diadakan untuk pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung
jawab Pemborong.
3.5. Pekerjaan Pasangan Batu Belah
Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi semua pekerjaan pasangan batu seperti tercantum pada gambar
rencana yaitu salurandekatFakultasTeknik.
b. Seluruh pekerjaan pasangan batu harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang
berlaku.
Bahan-Bahan
a. Batu
Batu kali atau batu gunung yang digunakan adalah batu dengan kualitas baik,
ukuran minimum 20-30 cm dan berupa batu pecah / tidak bulat.
b. Adukan
Bahan yang dipergunakan untuk adukan harus memenuhi syarat sebagai
berikut:
1. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat ataupun kotoran lain.
2. Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.
3. Air yang dipergunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-
benda yang merusak seperti : minyak, asam, basa, zat organik dan lain-lain.
4. Perbandingan bahan dalam adukan adalah 1 Pc : 4 Ps untuk seluruh
pasangan batu kali.
Pemasangan
a. Semua bahan-bahan yang dipakai dan cara pengerjaannya harus atas
persetujuan Pengawas Lapangan.
b. Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan bersih dari kotoran.
c. Air yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih dan air
tawar.
d. Pekerjaan pasangan harus mempunyai ikatan yang baik, lubang-lubang
diantara batu-batu besar harus diisi dengan adukan dan batu-batu pecahan
kecil.
e. Tidak boleh sekali-sekali memukul batu kali dengan martil besar pada waktu
pemasangan.
Halaman | 31
Spesifikasi Tek
3.6. Pekerjaan Plesteran, Acian, Siaran Dan Sponengan
Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik
dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata bagian dalam
dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
Persyaratan Bahan
a. Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang
disetujui Konsultan Pengawas serta memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10 - Campuran (aggregate) untuk plester harus
dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus
bersih dan melalui ayakan 1,6- 2,0 mm.
Syarat Pelaksanaan
a. Semua pasangan dinding bata merah dimana permukaannya terlihat atau
kelihatan harus diplester dengan ketentuan :
b. Pasangan dinding bata 1PC : 4PS diplester dengan aduk campuran 1PC : 4PS.
c. Pasangan dinding bata 1PC : 6 PS diplester dengan campuran 1PC : 6PS.
d. Tebal plesteran tidak boleh kurang dari 1 cm dan lebih dari 2 cm, kecuali
ditentukan lain.
e. Semua pekerjaan beton bertulang yang terlihat dimana permukaannya kelihatan
harus diplester dengan tebal tidak boleh kurang dari 1 cm dan lebih dari 2 cm,
kecuali ditentukan lain.
f. Semua pasangan sebelum plesteran dimulai harus sudah disiram air sampai
basah dan bersih dari kotoran.
g. Plesteran harus menghasilkan bidang yang rata serta sponengan harus
menghasilkan garis lurus. Untuk sponengan digunakan aduk campuran 1Pc :
4Ps lain-lain sesuai gambar untuk itu dan sesuai dengan petunjuk Direksi.
h. Pada umumnya pekerjaan plesteran belum bisa dimulai sebelum ada
perlindungan terhadap hujan dan panas dengan demikian, maka pekerjaan ini
boleh dimulai setelah ada persetujuan dari Pengelola Proyek.
i. Pelaksanaan Acian, Pasangan plesteran setebal 15 mm yang telah kering
dimulai dengan mengasarkan permukaannya, kemudian dibasahi hingga jenuh
tunggu sampai air berhenti. Laksanakan acian dengancampuran semen dan air
secukupnya dan tunggu sampai acian macak-macak menuju kering. Gosok
acian dengan kertas semen hingga rata dan permukaannya sampai halus.
j. Pekerjaan Siar
Pekerjaan siar dilaksanakan pada nat-nat batu muka yang ditunjukkan pada
gambar dan atau disebutkan di dalam Dokumen Kontrak.
Halaman | 32
Spesifikasi Tek
Campuran siar terdiri dari 1 (satu) bagian semen dan 2 (dua) bagian pasir.
Syarat-syarat bahan seperti pada pekerjaan plesteran.
Pekerjaan siar menggunakan siar tenggelam dengan lebar tidak boleh
melebihi 2,0 cm.
Bagian yang akan disiar harus dibersihkan dahulu dan sebelum penyiaran
dimulai harus terlebih dahulu disiram / dengan air sampai jenuh.
k. Pelaksanaansponenganharusmenngunakanjalonbahanaluminiumuntukmendap
atkansponenganatautali air yang betul-betulsiku dan lurus.
l. Selama 14 hari berturut-turut setiap harinya plesteran harus disiram air sampai
rata dan basah.
Syarat Pemeliharaan
a. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat. Perbaikan
dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan finishing
lainnya.
b. Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan,
maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas dan atau Pemberi Tugas.
c. Melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan untuk
dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk pengamanan
hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pemborong.
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai standar-standar yang ditetapkan atau rekomendasi
dari pabrik pembuat dan dengan persetujuan Pengawas.
- NI-2-1971
- NI-3-1970
- NI-8-1972
- S11- 0241-1970
Bahan-Bahan
a. Sesuai dengan Lantai Keramik yang dibongkar, atau sekwalitas Roman.
b. Bahan Perekat dan Pengisi Nat
Bahan perekat yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan lantai
Halaman | 33
Spesifikasi Tek
adalah disesuaikan dengan persyaratan pabrik pembuat dan atau disetujui
Pengawas.
c. Contoh-contoh
Pemborong harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh yang akan
dipakai kepada Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya .
Pemasangan
a. Ubin keramik dibasahi dulu sampai jenuh. Keramik dialasi dengan pasta semen.
Permukaan yang akan dipasangi keramik harus diplester kasar dahulu dengan
adukan 1 pc : 4 pasir. Siar diisi setelah keramik dipasang minimal 24 jam.
b. Pemasangan pada dinding vertikal harus betul-betul lot (tegak) dan untuk
pasangan horizontal harus waterpass.
c. Pemasangan lantai mengacu pada gambar kerja yang ada. Pemborong harus
mendapatkan persetujuan dari pengawas pada saat menentukan awal
pemasanganya. Apabila pemasangan tidak seperti tersebut diatas harus
dilakukan pembongkaran agar tercapai hasil yang disyaratkan.
d. Naad-naad atau celah-celah ubin harus merupakan garis lurus dan bersih.
Penyelesaian pasangan ini dengan mengisikan pasta semen yang sama
warnanya ke celah-celah ubin tersebut. 1 lebar siar tidak boleh lebih dari 1 mm,
kecuali tertera pada gambar. Bekas - bekas / sisa - sisa semen pengisi siar
harus segera dibersihkan sebelum mengeras. Siar lantai dan siar dinding tepat
saling bertemu.
e. Pemotongan ubin sedapat mungkin dihindarkan, kecuali jika jelas tercantum
dalam gambar. Jika terpaksa dilakukan pemotongan harus diusahakan pinggir-
pinggirnya lurus rata (tidak bergerigi) dan sudutnya halus.
BAGIAN
3 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
TANAH
Spesifikasi teknis ini merupakan bagian dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang
tidak terpisahkan. Semua ketentuan dalam Spesifikasi Teknis ini berlaku dalam kaitan,
merujuk pada, menjelaskan, serta tidak perlu mengulangi apa yang terdapat dalam bagian
lain dari RKS.
Meskipun Spesifikasi Teknis ini terdiri atas beberapa bagian, semua ketentuan berlaku
saling melengkapi satu sama lain. Pembagian atas bagian tidak membatasi berlakunya
ketentuan dari bagian lainnya.
Dalam hal Spesifikasi Teknis ini bertentangan dengan Gambar RKS, maka yang berlaku
adalah Gambar RKS.
a. Uraian
1. Istilah timbunan apabila tidak dijelaskan secara khusus, berarti dimaksudkan
untuk timbunan tanah dan atau timbunan sampah.
2. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk konstruksi
timbunan atau untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membuat bentuk
dimensi timbunan, antara lain ketinggian yang sesuai dengan persyaratan
atau penampang melintangnya.
3. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis
kepada Konsultan dan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan untuk memulai pekerjaan.
4. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
dua jenis, yaitu timbunan biasa dan timbunan pilihan. Timbunan pilihan akan
digunakan di daerah berair dan lokasi serupa dimana material yang plastis
sulit untuk dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan
untuk stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran jika diperlukan lereng yang
curam karena keterbatasan ruang, dan untuk pekerjaan timbunan lainnya
dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.
Halaman | 43
Spesifikasi Tek
5. Pekerjaan timbunan dengan material yang dipasang sebagai landasan pada
saluran beton, juga tidak termasuk material drainase berpori yang dipakai
untuk maksud drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya
butir halus akibat filtrasi.
b. Survei
1. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai, harus dilakukan survei topografi. Level
yang disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Konsultan dan
Kontraktor.
2. Kontraktor harus membuat hasil survei dalam bentuk gambar tampak dan
penampang dengan skala yang disetujui oleh konsultan. Gambar penampang
harus pada interval 10 m. Konsultan harus memverifikasi dan memeriksa
gambar tampak dan penampang.
c. Peralatan
1. Kontraktor harus mengajukan metoda kerja termasuk output kerja harian,
jumlah, tipe dan kapasitas peralatan yang akan dioperasikan kepada
Konsultan.
2. Pemilihan peralatan harus mempertimbangkan kondisi lapangan dan
lingkungan.
a. Lingkup
1. Pekerjaan ini terdiri dari pengambilan, pengangkutan, penempatan dan
pemadatan tanah atau bahan-bahan butiran yang disetujui untuk timbunan
atau pengurugan kembali pada lokasi timbunan badan jalan. Galian dan
urugan atau timbunan, pada umumnya diperlukan sesuai garis kelandaian
dan ketinggian dari penampang melintang yang telah disetujui.
2. Timbunan/urugan kering (di atas elevasi HWS) memakai material lempung
seperti yang disyaratkan dan memenuhi kepadatan yang disyaratkan pada
spesifikasi ini.
b. Toleransi Dimensi
1. Kelandaian dan ketinggian yang diselesaikan setelah pemadatan tidak akan
melebihi tinggi 30 mm lebih rendah dari yang ditentukan atau disetujui.
2. Semua permukaan timbunan akhir yang tidak terlindung harus cukup halus
dan rata serta mempunyai kemiringan yang cukup untuk menjamin pengaliran
bebas dari air permukaan.
3. Permukaan lereng timbunan yang selesai tidak akan berbeda dari garis profil
yang ditentukan dengan melebihi 100 mm dari ketebalan yang dipadatkan.
4. Timbunan tidak boleh dihamparkan dalam ketebalan lapisan yang dipadatkan
melebihi 300 mm.
c. Standar Rujukan
Halaman | 44
Spesifikasi Tek
1. Kontraktor harus menyelesaikan semua pengujian di bawah pengawasan
Konsultan dan harus mengajukan laporan dalam waktu 1 (satu) minggu
setelah masing-masing pengujian dilaksanakan.
2. Pengujian mencakup:
Analisis Saringan : AASHTO T 88 - 78, ASTM D422
Pemadatan Lapangan :
AASHTO T 99 - 74, ASTM D698,
D1557
Penetapan Batas Cair Tanah: AASHTO T 89 - 68, ASTM D423
Penetapan Batas Plastis : AASHTO T 90 - 70, ASTM D424
CBR : AASHTO T 193-74, ASTM D1883-73
Sand cone : ASTM D-1556
Test Mineralogi.
d. Pengajuan
1. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut kepada Konsultan sebelum
suatu persetujuan untuk memulai pekerjaan dapat diberikan oleh Konsultan.
Gambar penampang melintang terinci yang menunjukkan permukaan
yang dipersiapkan bagi timbunan yang akan ditempatkan.
Hasil pengujian kepadatan yang memberikan hasil pemadatan yang baik
dari permukaan yang dipersiapkan dimana timbunan itu akan
ditempatkan.
2. Kontraktor harus mengajukan hal-hal berikut pada konsultan sekurang-
kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal yang diusulkan dari
penggunaan bahan-bahan yang diajukan untuk digunakan sebagai timbunan.
Dua contoh masing-masing seberat 50 kg dari bahan-bahan, salah satu
akan ditahan oleh konsultan untuk rujukan selama perioda kontrak.
Pernyataan tentang asal dan komposisi dari setiap bahan-bahan yang
diusulkan untuk digunakan sebagai timbunan bersama dengan data
pengujian laboratorium yang membuktikan bahwa bahan-bahan tersebut
memenuhi sifat yang ditentukan.
3. Kontraktor harus mengajukan hal berikut secara tertulis kepada Konsultan
segera setelah penyelesaian setiap bagian pekerjaan dan sebelum setiap
persetujuan diberikan untuk penempatan bahan-bahan lain di atas timbunan.
Hasil pengujian kepadatan.
Hasil pengujian pengukuran permukaan dan data pengukuran
membuktikan bahwa permukaan berada dalam toleransi yang ditentukan.
h. Pembatasan Cuaca
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan
turun, dan tak ada pemadatan yang boleh dilakukan setelah hujan atau
sebaliknya bila kadar air bahan-bahan berada di luar batas yang ditentukan.
Halaman | 46
Spesifikasi Tek
i. Royalti Bahan-Bahan
Bila bahan-bahan timbunan didapat dari luar daerah milik, Kontraktor harus
membuat semua pengaturan yang diperlukan dan membayar semua biaya dan
royalti kepada pemilik tanah dan pejabat sebelum mengeluarkan bahan-bahan.
j. Bahan-Bahan
1. Sumber Bahan-Bahan
Bahan-bahan timbunan harus dipilih dari sumber yang disetujui.
2. Bahan Timbunan
a) Bahan timbunan terdiri dari timbunan tanah yang digali dan disetujui oleh
Konsultan sebagai bahan-bahan yang memenuhi syarat untuk
penggunaan dalam pekerjaan permanen. Material yang digunakan adalah
material silty clay yang memenuhi klasifikasi USCS sebagai material CL,
ML, atau SM (khusus untuk timbunan di bawah muka air tanah). Clay
fraction (< 0.002 mm) bahan-bahan timbunan harus memenuhi minimal
25% yang ditunjukkan dari hasil analisis saringan.
b) Tanah yang mempunyai sifat mengembang (shrinkage) sangat tinggi yang
mempunyai suatu nilai aktivitas lebih besar daripada 1,0 atau suatu
derajat pengembangan yang digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai
sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan digunakan sebagai bahan
timbunan secara langsung kecuali apabila dilakukan perbaikan tanah
terlebih dahulu sesuai usulan seorang Ahli Geoteknis. Nilai Aktivitas harus
diukur sebagai Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dan Persentase
Ukuran Tanah Liat (AASHTO T88).
c) Indeks Plastisitas, IP (AASHTO T90) dari material timbunan harus lebih
kecil dari 15 % dan batas cair, LL harus lebih kecil dari 45% (AASHTO
T90).
d) Material yang telah dipadatkan menurut Modified Proctor, harus memiliki:
Undrained Shear Strength (Cu) untuk sample tanah yang dijenuhkan
lebih besar dari 50 kPa atau sample tanah kering setelah dipadatkan >
120 kPa.
Specific Grafity (Gs) lebih besar dari 2,6
Kepadatan kering minimum harus mencapai kepadatan minimal 95 %
Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan umum, dan
98 % Modified Proctor maximum density untuk bahan timbunan
subgrade jalan.
3. Jenis-Jenis Timbunan
Timbunan Biasa
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari
bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen.
a) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastis tinggi,
yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002(AASHTO
Halaman | 47
Spesifikasi Tek
M145) Atau sebagai CH menurut ―Unified atau Casagrande Soil
Clasification System‖. Bila penggunaan tanah yang berplastis tinggi tidak
dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian
dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis
seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan
langsung dibawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan sebagai
tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuju dengan SNI 03-1744—
1989, harus memiliki CBR tidak Kurang dari karakteristik daya dukug
tanah dasar yang diambil rancangan dan ditunjukan dalam gambar atau
tidak kurang dari 6% jika tidak disebutkan lain ( CBR setelah perendaman
4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan kering maksimum (MDD) seperti
yang ditentukan (SNI 03-3422-1994)
b) Tanah sangat Expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 ,
atau drajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258
sebagai ―very high‖ tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai
aktif adalah perbantingan nilai antara plastisitas/PI –SNI 03-1966-1989)
dan presentase kadar lempung (SNI-03-3422-1994).
c) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian yang
mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(i) Tanah dengan kadar iar alamiah sangat tinggi tang tidak praktis
dikeringkan untuk memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan
(melalui kadar air Optimum + 1%)
(ii) Tanah yanhg mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat
tinggi dalam klasifikasi Van Der Marwe (Lampiran 3.2.A) dengan
ciiri-ciri adanya retak memanjang sejajar tepi perkerasan jalan .
Timbunan Pilihan
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan atau
timbunan Pilihan Berbutir bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud
dimana bahan bahan ini telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang
sebagai timbunan biasa (Atau drainase porous bila ditentukan atau
disetujui sebagai hal tersebut sesuai dengan seksi 2.4 dalam spesifikasi
devisi 3 2010)
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari
bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan dalam segala hal. Seluruh timbunan
harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling
sedikit 10% setelah 4 hari perendeman bila dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742:2008.
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng Bahan timbunan
pilihan yang digunakan pada lereng atau pekejaan stabilisasi timbunan
atau pada situasi lainnya yang mcmerlukzn kuat geser Yang cukup,
Halaman | 48
Spesifikasi Tek
bilamana dilaksxnakan dengan pemadatan kering nunnal, maka timbunan
pilihan dapat bempa timbunan batu xtau kerikil lempungan bergradasi baik
alau lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan
yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi Pekeqaan akan tergantung pzda
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada
tekanan yang akan dipikul.
Timbunan Pilihan Berbutir
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawadan annul, keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan
haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dcngan
Index Plastisitas maksimum 6 % (enam persen).
l. Jaminan Kualitas
1. Pengawasan Kualitas Bahan
a. Jumlah data penunjang untuk hasil pengujian yang diperlukan untuk
persetujuan awal kualitas bahan-bahan harus sebagaimana diarahkan
oleh Konsultan, tetapi harus termasuk semua pengujian yang relevan
yang telah ditentukan, sekurang-kurangnya tiga contoh yang mewakili
sumber bahan-bahan yang diajukan yang terpilih untuk mewakili
serangkaian kualitas bahan-bahan yang akan diperoleh dari sumber
tersebut.
b. Menyusul persetujuan mengenai kualitas bahan-bahan timbunan yang
diajukan, maka pengujian kualitas bahan-bahan tersebut harus diulangi
lagi atas kebijaksanaan tenaga Konsultan, dalam hal mengenai
perubahan yang diamati pada bahan-bahan tersebut atau pada
sumbernya.
Halaman | 51
Spesifikasi Tek
c. Suatu program rutin pengujian pengawasan mutu bahan-bahan harus
dilaksanakan untuk mengendalikan keanekaragaman bahan yang dibawa
ke tempat proyek. Jangkauan pengujian tersebut harus sebagaimana
diarahkan oleh Konsultan tetapi untuk setiap 1000 meter kubik timbunan
yang diperoleh dari setiap sumber.
2. Persyaratan Pemadatan untuk Timbunan
a) Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah
300 mm.
b) Pemadatan setiap lapis (lift) yang telah ditentukan harus mencapai
kepadatan minimal 95 % Modified Proctor maximum density pada kadar
air optimum + 2%.
c) Lapisan yang lebih dari 300 mm di atas ketinggian elevasi muka air rata-
rata harus dipadatkan sampai 95 % dari standar maksimum kepadatan
kering yang ditentukan sesuai dengan AASHTO T-180. Untuk tanah yang
mengandung lebih dari 10 % bahan-bahan yang tertahan pada ayakan 3/4
inch, kepadatan kering maksimum yang dipadatkan harus disesuaikan
untuk bahan-bahan yang berukuran lebih besar sebagaimana diarahkan
oleh Tenaga Ahli/Insinyur.
d) Pengujian kepadatan dengan uji sand cone harus dilaksanakan untuk
setiap 500 m2 pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan sesuai
dengan ASTM D-1556 dan bila hasil setiap pengujian menunjukkan
bahwa kepadatan kurang dari kepadatan yang disyaratkan maka
Kontraktor harus membetulkan pekerjaan tersebut.
3. Percobaan Pemadatan
a) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk pemilihan peralatan dan
metoda untuk mencapai tingkat pemadatan yang ditentukan. Dalam hal
bahwa Kontraktor tidak mampu untuk mencapai kepadatan yang
disyaratkan, maka pemadatan berikutnya belum boleh dilaksanakan,
kecuali dengan seizin Konsultan Pengawas.
b) Suatu percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan jumlah lintasan
alat pemadat dan kadar air harus diubah-ubah sampai kepadatan yang
ditentukan tercapai dan disetujui Konsultan. Hasil percobaan lapangan ini
kemudian harus digunakan untuk menentukan jumlah lintasan yang
disyaratkan, jenis alat pemadat dan kadar air untuk semua pemadatan
yang selanjutnya.
m. Pengukuran
1. Timbunan akan diukur sebagai jumlah meter kubik bahan-bahan yang
dipadatkan yang diterima lengkap di tempat. Volume yang diukur harus
didasarkan pada gambar penampang melintang yang disetujui dari profil
tanah atau profil galian sebelum suatu timbunan ditempatkan serta pada
garis, kelandaian dan ketinggian dari pekerjaan timbunan akhir yang
ditentukan dan disetujui. Metoda perhitungan volume bahan-bahan harus
merupakan metoda luas bidang ujung rata-rata, dengan menggunakan
penampang melintang dari pekerjaan yang berjarak tidak lebih dari 25 meter.
Halaman | 52
Spesifikasi Tek
2. Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang
disetujui, termasuk setiap tambahan timbunan yang diperlukan sebagai akibat
pekerjaan terasing atau pengikatan timbunan pada lereng yang ada atau
sebagai akibat penurunan pondasi, tidak akan diukur untuk pembayaran,
kecuali:
Timbunan diperlukan untuk mengganti bahan-bahan yang kurang sesuai
atau lunak atau untuk mengganti bahan-bahan batuan atau keras lainnya.
Tambahan timbunan diperlukan untuk membetulkan pekerjaan yang
kurang memuaskan atau kurang stabil atau gagal dalam hal bahwa
Kontraktor tidak dianggap bertanggung jawab.
3. Pekerjaan timbunan kecil yang menggunakan timbunan biasa dinyatakan
sebagai bagian dari pos pekerjaan tanah tidak akan diukur untuk pembayaran
sebagai timbunan di bawah bab ini.
4. Timbunan yang digunakan di luar batas kontrak dari konstruksi timbunan atau
untuk mengubur bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat atau tidak
terpakai, tidak akan dimasukkan dalam pengukuran timbunan.
5. Bila bahan-bahan galian yang digunakan untuk timbunan, maka bahan-bahan
ini akan dibayar sebagai timbunan.
6. Timbunan yang telah disetujui dan diterima oleh Konsultan sebagi drainase
porous akan diukur dan tidak akan dimasukkan ke dalam pengukuran
timbunan di dalam bab ini.
7. Jumlah timbunan yang diukur akan dibayar untuk setiap meter kubik
timbunan. Biaya tersebut sudah termasuk pekerjaan persiapan, penyelesaian
dan penempatan material, keuntungan jasa kontraktor serta semua kegiatan
untuk mencapai hasil kerja yang sebaik-baiknya.
Halaman | 53
Spesifikasi Tek
BAGIAN
4 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN
INSTALASI PENGOLAHAN AIR
LIMBAH
5.1.2. Standar
Semua pekerjaaan harus dilakukan dengan baik dan penuh keahlian sesuai dengan
spesifikasi teknis dan gambar perencanaan. Pelaksanaannya harus mentaati semua
standar untuk hal yang relevan yang berlaku di Indonesia.
5.2.3. ABR
Konstruksi adalah berupa kolam dari bahan beton bertulang, dengan mutu beton K-
225. Dalam kolam tersebut diberi media yang dijadikan tempat tumbuhnya bakteri pengurai
air limbah domestik. ABR merupakan sistem pengolahan tersuspensi anaerob, dalam
biorektor berpenyekat. ABR merupakan bioreaktor anaerob yang memiliki kompartemen-
kompartemen yang dibatasi oleh sekat-sekat vertikal. ABR mampu mengolah berbagai
macam jenis influen. Umumnya sebuah ABR terdiri dari kompartemen-kompartemen yang
tersusun seri. Rangkaian kompartemen pada ABR secara seri memiliki keuntungan dalam
membantu mengolah substansi yang sulit didegradasi. Aliran limbah cair diarahkan menuju
ke bagian bawah sekat oleh susunan seri sekat tergantung maupun tegak dan juga
tekanan dari influen sehingga air limbah dapat mengalir dari inlet menuju outlet . Bak ABR
memiliki dimensi panjang 2,5 m, lebar 2,8 m, dan tinggi muka air 2 m. Ketebalan dinding
adalah 20 cm, tebal plat atas 12 cm dan plat bawah 20 cm. Jumlah ABR sejumlah 3 unit
yang dipasang secara seri.
Material : PVC
Ukuran Modul : 30cm x 30cm x 30cm
Ukuran Lubang : 2 cm x 2 cm
Ketebalan : 0,3 mm
Luas Spesifik : 150 m2/m3
Berat : 30-35 kg/m3
Porositas Ronga : 0,98
GAMBAR 4.1
CONTOH MEDIA SARANG TAWON
Sumber: Katalog Media Sarang Tawon, 2017
Blower digunakan sebagai sumber udara, dalam bak biofilter digunakan pipa dan
difuser sebagai penyalur udara. Spesifikasi difuser yang diguakan adalah sebagai berikut:
Halaman | 57
Spesifikasi Tek
- Jenis diffuser : coarse bubble diffuser
GAMBAR 4.2
CONTOH COARSE BUBBLE DIFFUSER
BAGIAN
5 PERSYARATAN KHUSUS
PEKERJAAN
PLUMBING
Warna pipa adalah coklat kecuali bila ada permintaan khusus, permukaan luar dan
dalam harus licin/halus dan rata, dan tidak terdapat cacat yang bebrbahaya seperti
retak, guratan-guratan, gumpalan dan cacat-cacat lainnya
Pipa harus lurus dan berpenampang bulat bidang ujung pipa harus tegak lurus
terhadap sumbu pipa.
Titik pelunakan minimum adalah 790
GAMBAR 5.1
CONTOH TANAMAN IRIS SP
BAGIAN 6
BAK KONTROL / MAN
HOLE
Bak kontrol yang dipakai adalah Bak control precast/pabrikasi. Beton Precast atau
juga disebut beton pracetak merupakan bahan beton yang telah dibuat di pabrik dengan
bentuk sesuai cetakan, kemudian beton yang dicetak tersebut akan diangkut dan dipasang
ketempat lokasi konstruksi bangunan. Beton Precast buatan pabrik seperti beton bak
kontrol terbuat dari campuran bahan bangunan dengan berbagai ukuran sesuai standart
yang ditentukan. Sehingga produk akhir beton pracetak memliki tampilan yang alami.
Dengan menggunakan teknologi modern yang dibuat di pabrik, bak kontrol beton
precast sendiri difungsikan untuk menyertakan berbagai aplikasi instalasi pengolahan air
limbah masyarakat maupun industri.
Bak kontrol yang telah dibuat di pabrik juga dapat digunakan untuk salah satu
bagian dari sebuah sistem perpipaan IPAL komunal maupun sistem MCK plus yang sudah
teruji baik kerapatan, kekuatan, kerapian dan efektifitas kegunaanya. Kelebihan
menggunakan Bak kontrol precast yang dibuat di pabrik adalah peningkatan kualitas
bahan, mengurangi waktu kerja dan efisiensi tenaga kerja.
Sistem beton pracetak adalah metode konstruksi yang mampu menjawab
kebutuhan di era ini. Selain praktis dan manfaat di atas, beton precast seperti bak
kontrol juga akanberdampak pada lingkungan serta penghematan biaya kontruksi.
Halaman | 64
Spesifikasi Tek
Pekerjaan pemasangan manhole sudah termasuk pekerjaan galian tanah yang dilakukan
pada jaringan perpipaan yang direncanakan.
GAMBAR 6.1
GAMBAR TEKNIS BAK KONTROL DN 400
Halaman | 65
Spesifikasi Tek
Contoh dokumentasi pemasangan bak kontrol dia. 400 mm
GAMBAR 6.2
PEMASANGAN BAK PENGONTROL
b. Bak pengontrol ini dipasang pada setiap KM/WC (sebelum masuk ke pipa persil)
400
GAMBAR 6.3
GAMBAR GREASE TRAP
Halaman | 66
Spesifikasi Tek
GAMBAR 6.4
GAMBAR TEKNIS BAK KONTROL DN 400
4. LOKASI MANHOLE
Lokasi manhole dan type disesuaikan dengan Gambar Rencana. Perbandingan
Penggunaan Bak Kontrol Konvensional Dengan Bak Kontrol Sistem Precast Umur
Penggunaan 2 Tahun
Halaman | 67
Spesifikasi Tek
GAMBAR 6.5
KONTROL KONVENSIONAL
GAMBAR 6.7
BAK KONTROL SISTEM PRECAST
Halaman | 68
Spesifikasi Tek
BAGIAN 7
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
g. Daftar Bahan
Dalam waktu 15 (lima belas) hari setelah menerima pemberitahuan untuk
meneruskan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan daftar
lengkap dari bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini. Daftar ini
harus dibuat dalam rangkap 4 (empat) dan menerangkan nama dan alamat
manufacturer, katalog/nomor katalog, nama dalam perdagangan dan
keterangan dari produk tersebut.
Daftar ini harus lengkap, daftar yang hanya sepotong-sepotong tidak akan
dipertimbangkan. Persetujuan bahan akan didasarkan atas data produsen dari
kerja yang lengkap sesuai dengan dokumen kontrak.
h. Gambar-gambar Kerja
Setelah persetujuan atas daftar bahan, Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan gambar kerja (shop drawing) untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
Gambar kerja ini harus lengkap menjelaskan katalog dari Produsen, data-data,
literatur yang deskriptif, diagram hubungan, data perjanjian “nama dan alamat”
dari badan usaha yang terdekat yang menyediakan dan menjual suku
cadangnya. Disamping itu, pada gambar kerja ini harus dicantumkan catatan
dari Pelaksana Pekerjaan bahwa penyerahan adalah sesuai dengan
persyaratan dan cocok untuk alokasi ruangan yang tersedia. Data untuk setiap
sistem harus merupakan kesimpulan yang lengkap dari setiap komponen yang
dikoordinir untuk memperoleh pandangan penyeluruh dari keseluruhan sistem,
penyerahan data yang sepotong-sepotong tidak akan dipertimbangkan.
Pelaksana Pekerjaan diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas
apabila perlu diadakan perubahan/penyimpangan, dari detail-detail termasuk
perubahannya dalam bagian pekerjaan yang berhubungan dengan Proyek ini
beserta alasannya.
Penyimpangan-penyimpangan yang disetujui tidak boleh mengakibatkan
tambahan biaya, persetujuan atas daftar bahan dan gambar kerja tidak
membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari tanggung jawabnya untuk menjamin
bahwa pekerjaan adalah sesuai dengan dokumen kontrak.
i. Penggantian
Walaupun perencanaan ini didasarkan atas DIN, PUIL 87 dan VDE, namun
perlengkapan yang direncanakan dapat pula berdasarkan standard
internasional yang memenuhi kriteria perencanaan dan persyaratan setelah
disetujui oleh Konsultan Pengawas penerimaan perlengkapan semacam itu
tidak membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari tanggung jawabnya terhadap
kontrak termasuk berbagai macam garansi yang ada.
1. Peralatan yang disebut dengan merk pabrik
Dimana bahan, perlengkapan, aparatur, fixtures, accessories atau peralatan
lain disebut dipersyaratkan ini, maka Pelaksana Pekerjaan harus
menyediakan/mengadakan peralatan tersebut sesuai dengan merk/nama
yang disebut. Pelaksana Pekerjaan boleh menggunakan peralatan dengan
Halaman | 71
Spesifikasi Tek
o. Percobaan
Pelaksana Pekerjaan harus melakukan semua pengujian sebelum barang
dikirimkan ke lokasi pekerjaan seperti yang disyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, semua tenaga, bahan dan
perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut merupakan tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan. Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus
diganti dan diperbaiki oleh Pelaksana Pekerjaan untuk dicoba dan
didemontrasikan kembali, Pelaksana Pekerjaan harus menyediakan semua
fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan guna melaksanakan pengujian ini,
dan harus memberitahukan Konsultan Pengawas 2x24 jam sebelum pengujian
ini dilakukannya, untuk pengawasan dan persetujuan, bahwa peralatan dan
bahan dapat dipergunakan sesuak dengan spesifikasi yang diinginkan.
p. Informasi Mengenai “Spare Parts”
Begitu keadaan memungkinkan setelah disetujuinya daftar perlengkapan,
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan informasi mengenai “spare parts” dari
semua perlengkapan dalam daftar dan barang lain yang ada dalam kontrak ini
yang dimintakan oleh Konsultan Pengawas, informasi ini harus meliputi :
1. Daftar lengkap dari spare parts dan supply dengan daftar harga terakhir
dengan sumber penjualannya.
2. Daftar dan spare parts yang biasanya diberikan cuma-cuma dalam
pembelian perlengkapan atau yang dipersyaratakan disini untuk diadakan
sebagai bagian dari kontrak.
3. Daftar dari onderdil tambahan yang diajukan oleh manufacture untuk
menjamin operasi yang efisien dan kontinyu dalam waktu tiga tahun.
Informasi diatas tidak membebaskan Pelaksana Pekerjaan dari tanggung
jawab maupun dalam garansi pada waktu persyaratan ini. Sebelum
pertemuan / rapat yang membahas asal spare parts ini akan diadakan
antara Pemberi Tugas dan Pelaksana Pekerjaan dalam mana Pemberi
Tugas akan memutuskan nama-nama spare parts tersebut yang harus
disediakan.
Spare parts ini tidak termasuk dalam penawaran Pelaksana Pekerjaan
(menawarkan kontrak service tahunan dengan perkiraan biayanya).
q. Pencegahan Karat
Dalam hal dimana suatu lapisan pencegah karat atau “hot dip galvanizing”
merupakan persyaratan, maka sistem perlindungan yang kini sudah dipakai
oleh manufaktur perlengkapan untuk maksud yang sama dan bisa memenuhi
syarat-syarat percobaan bisa juga diterima.
r. Persesuaian dengan Persyaratan
Dimana bahan atau yang dipersyaratkan untuk memenuhi persyaratan dalam
DIN, VDE dan PUIL 2000, atau bahan-bahan lain semacam itu, Pelaksana
Pekerjaan harus menyerahkan bukti-bukti mengenai persesuaian tersebut.
Label atau daftar dari bahan-bahan diatas tidak cukup merupakan bukti. Selain
itu Pelaksana Pekerjaan boleh memasukan persyaratan tertulis dari badan
pengujian baik nasional maupun internasional yang komponen untuk
Halaman | 73
Spesifikasi Tek
2. Daftar Material
Untuk di IPAL 1
a. Panel Genset
b. Panel Utama
c. Karakteristik Panel
1. Ukuran : 80 x 60 x 25 cm, 1 buah
2. Tegangan kerja : 400 volt
3. Tegangan uji : 3.000 volt
4. Tegangan uji impulse : 20.000 volt
5. Frekwensi : 50 Hz
Halaman | 79
Spesifikasi Tek
d. Kontruksi Panel
1. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh
pengawas, misalnya seperti pengoperasian sakelar daya (MCCB/ACB dan
MCB), pemutus tenaga pengecekan tegangan, pengecekan gangguan dan
sebagainya.
2. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
Setiap lemari hanya dapat dibuka bila semua peralatan bertegangan dalam
lemari tersebut telah off/mati.
3. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus
dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat
dari kesalahan-kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
4. Panel dibuat dari plat baja tebal tidak kurang dari 1,80 mm dan diberi
penguat besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat
dipertukarkan dan diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah
satu sama lain dengan alat pemisah.
5. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :
- Ruang busbar di sebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat
dilepaskan dengan baut setelah switch dimatikan.
- Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang
dihubungkan dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian
rupa, sehingga hanya dapat dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut
telah off/mati.
Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan
ketinggiannya.
6. Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
- Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi cadmium.
- Semua bagian dari baja harus bersih dan endlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara
galvanisasi atau “Chromium Plating” atau dengan “Zinc Chromate
Primer”.
- Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven warna abu-
abu atau warna lain yang disetujui Pemimpin Proyek.
7. Komponen-komponen Pengukuran Alat Ukur yang dipakai :
- Voltmeter
- Trafo arus (current transformer)
- Ampere meter
- Frequency meter
- KWH meter
- Hour meter
- atau yang terdapat dalam RAB
Halaman | 80
Spesifikasi Tek
Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus kontinyu minimum 1,5 (satu setengah)
kali dari ratting ampere frame main pemutus dayanya (MCB, MCCB, ACB).
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 98%.
Busbars harus dicat sesuai dengan code warna dalam PUIL phase yakni
merah, kuning dan hitam.
Netral : Biru
Ground : Kuning, Hijau
9. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
- Fungsi peralatan dalam panel
- Posisi terbuka atau tertutup
- Arah putaran dari handle pengontrol dari switch
- Dan lain-lain.
Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.
10. Dokumen-dokumen lain yang harus diserahkan oleh pabrik adalah sebagai
berikut :Kabel-kabel kubikel, susunan peralatan switchgear, layout peralatan
(Equipment, panel, cabel), detail-detail pemasangan dan detail-detail
pekerjaan sipil yang berhubungan dengan pemasangan bidang elektrical.
11. Garansi
Suatu sertifikat pengujian harus diserahkan oleh pabrik. Bila peralatan
mengalami kegagalan pengujian-pengujian yang diserahkan diatas, maka
pabrik bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai
peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat pengujian telah diterima dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
12. Konstruksi panel hendaknya aman terhadap cuaca hujan dan panas box
panel harus type out door yang mempunyai ketahanan hingga diatas 10
tahun. Bentuk panel menyesuaikan kondisi lapangan dengan kemiringan
bagian atas dan menjorok 5 cm keluar untuk menahan matahari dan hujan.
Pintu-pintu di Cillend / atau diberi karet hingga kedap terhadap air. Lubang
fentilasi ada disamping dibuat sedemikian rupa supaya air tidak masuk.
disediakan dipower house, yakni semau frame besi, pintu besi, tangki minyak,
panel-panel, housing transformator, housing dari peralatan lainnya.
Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan
dengan pota tembaga fleksible, yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
Semua sambungan-sambungan pada sistem pentanahan harus dilakukan
dengan baut campuran tembaga. Electroda pembumian ditanam minimal
sedalam 6 m, sehingga dapat dicapai tahanan pembumian minimal 0.2 ohm.
Ketentuan-ketentuan yang harus diikuti antara lain sebagai berikut :
BAGIAN 8
PEKERJAAN COMMISIONING DAN START
UP
10.1. Umum
Penyedia jasa berkewajiban melakukan kegiatan pengujian, commisioning , start up
dan menjamin sistem berfungsi dengan baik selama masa pemeliharaan.
Semua kegiatan yang dilakukan sesuai dengan spesifikasi yang terdapat pada
penjelasan bab. XIV
10.2.3. Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam klausul
10.2.2 diatas harus diulangi. Pengujian tidak perlu diulang jika:
a. Tidak ditemukan lagi kebocoran
b. Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan pada klausul 14.2.2 diatas
c. Tidak ditemukan adanya pergeseran tanah, pergeseran bangunan,
perubahan bentuk bangunan, dan lain sebagainya.
Biaya yang timbul sudah termasuk dalam biaya pengujian, memperoleh air untuk
mengisi bangunan pengolahan/penampungan pada saat pengujian, termasuk
memperbaiki kebocoran dan segala kerusakan yang mungkin timbul.
diperlukan untuk uji coba tersebut, antara lain (dan tidak terbatas pada)
sambungan listrik PLN, genset dengan bahan bakar dan pelumas, lampu
penerangan, pompa portable, pompa air limbah, ozon generator, untrafilltrasi
laundry dan sebagainya. Uji coba dapat dilaksanakan apabila segala material dan
peralatan yang diperlukan telah disiapkan dilokasi pekerjaan.
Uji coba setiap bangunan meliputi uji coba kelengkapan bangunan dan peralatan,
uji coba pengaliran air, uji coba kebocoran, uji coba peralatan mekanikal elektrikal
(pompa, valve, listrik, lampu penerangan, piranti lunak, komunikasi, dsb.). hasil uji
coba yang telah diterima oleh Konsultan Supervisi dan Direksi Pekerjaan
dituangkan dalam Berita Acara Hasil Uji Coba.
Catatan, koreksi, dan rekomendasi hasil pelaksanaan uji coba harus ditindak lanjuti
oleh Penyedia Barang /Jasa dengan segera atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
Komisioning keseluruhan sistem hanya dapat dilaksanakan setelah uji coba
masing-masing bangunan selesai dilaksanakan dan segala
catatan/koreksi/rekomendasi yang ada telah dinyatakan diterima.