Anda di halaman 1dari 21

KERANGKA ACUAN KERJA

KEMENTERIAN : KEMENTERIAN PERHUBUNGAN


UNIT ORGANISASI : DITJEN PERHUBUNGAN DARAT
PROGRAM : PERENCANAAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PRASARANA
TRANSPORTASI JALAN.
HASIL : TERSUSUNNYA DOKUMEN PERENCANAAN
TEKNIS
UNIT ESELON II : DIREKTORAT PRASARANA TRANSPORTASI
JALAN
KEGIATAN : PENYUSUNAN FEASIBILITY STUDI
MASTERPLAN DAN DED TERMINAL TIPE A
MANDAI
INDIKATOR KK : TERSUSUNNYA DOKUMEN
SATUAN UKUR & JENIS : LAPORAN
KELUARAN
VOLUME : 3 JENIS + EKSEKUTIF SUMMARY + DED +
RAB

SATUAN KERJA DIREKTORAT PRASARANA TRANSPORTASI JALAN


TAHUN ANGGARAN 2023
PENYUSUNAN DOKUMEN
PENYUSUNAN FEASIBILITY STUDI MASTERPLAN DAN DED
TERMINAL TIPE A MANDAI PROV. SULAWESI SELATAN
SISTEMATIKA KAK

A. Latar Belakang
B. Maksud dan Tujuan
C. Penerima Manfaat
D. Strategi Pencapaian Keluaran
E. Pembahasan dan Pelaporan
F. Biaya Yang Diperlukan

A. LATAR BELAKANG

1. DASAR HUKUM

a. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan


Pembangunan Nasional;
b. UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025;
c. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
d. UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
e. UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
f. Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2011 tentang
Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, serta Manajemen
Kebutuhan Lalu Lintas;
g. Peraturan Pemerintah nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
h. Peraturan Pemerintah nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan
Jalan;
i. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 24 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan;
j. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 122 Tahun 2018
Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan;
k. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor. 853 Tahun 2017
tentang Penetapan Lokasi Terminal Penumpang Tipe A;
l. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 1846 Tahun 2018
tentang Penetapan Kelas Terminal Penumpang Tipe A;

2. GAMBARAN UMUM.

Transportasi merupakan usaha pemindahan atau pergerakan


sesuatu, biasanya orang atau barang, dari suatu lokasi (lokasi asal)
ke lokasi lain (lokasi tujuan) untuk keperluan tertentu dengan
mempergunakan alat tertentu pula. Transportasi bertujuan untuk
memberikan kemudahan/aksesibilitas dalam segala aktivitas
masyarakat untuk mencapai tempat tujuan meskipun jauh jaraknya.

Sebagai salah satu komponen utama transportasi, terminal


merupakan bagian dari sistem jaringan jalan dan berfungsi untuk
melancarkan arus angkutan penumpang dan barang, hal ini sejalan
dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan, menyatakan bahwa terminal merupakan
pangkalan kendaraan bermotor umum yang digunakan untuk
mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan
menurunkan orang dan/atau penumpang, serta perpindahan moda
angkutan.

Untuk menunjang kelancaran perpindahan orang dan/atau barang


serta keterpaduan intramoda dan antarmoda di tempat tertentu,
dapat dibangun dan diselenggarakan terminal, baik berupa terminal
penumpang dan/atau terminal barang.

Namun demikian saat ini keberadaan terminal penumpang tidak


berfungsi secara efektif. Ketidakefektifan ini terlihat dari rendahnya
kondisi pemanfaatan terminal, dimana sebagian penumpang atau
calon penumpang dirasa kurang berminat untuk memanfaatkan jasa
pelayanan terminal penumpang tersebut sebagai tempat untuk
melakukan perpindahan antar moda angkutan, sehingga fungsi
terminal penumpang tidak berjalan secara optimal akibat
pemanfaatannya masih rendah.

Kondisi tersebut menunjukan bahwa dalam proses pembangunan


dan penyelenggaraan terminal penumpang belum dilakukan
perencanaan secara matang sehingga terminal yang terbangun
kurang fungsional. Mobilitas kendaraan di dalam terminal tidak
diukur berdasarkan luasan lahan terminal melainkan ketercukupan
lahan untuk melakukan kegiatan mobilitas itu sendiri. Keterpaduan
kegiatan, kelancaran lalu lintas, aksesibilitas dan terlayaninya
permintaan memerlukan landasan perencanaan yang terarah.
Pembangunan terminal disesuaikan dengan kebutuhan serta
intensitas kendaraan yang melayani di dalam terminal sehingga
terminal bisa berfungsi secara maksimal.

Selain hal tersebut di atas, konsep desain bangunan terminal


penumpang yang bersih, aman, rapih, indah, dan sehat dengan
memperhatikan estetika arsitektural green & eco building sangat
diperlukan oleh masyarakat saat ini dan masa yang akan datang,
sesuai dengan visi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat untuk
dapat memfasilitasi dan mendukung mobilitas masyarakat, melalui
suatu layanan transportasi darat yang menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dan berkeadilan, yang aman, selamat, mudah
dijangkau, berkualitas, berdaya-saing tinggi, dan terintegrasi dengan
moda transportasi lainnya dan dapat dipertanggungjawabkan dengan
menciptakan sistem pelayanan transportasi darat yang aman,
selamat, dan mampu menjangkau masyarakat dan wilayah Indonesia
sehingga dapat memberikan pelayanan optimal berupa:

a) Peningkatan keselamatan dan keamanan pelayanan transportasi


darat;
b) Pemenuhan kebutuhan prasarana dan sarana transportasi darat
yang menjangkau masyarakat dan wilayah Indonesia;
c) Peningkatan kualitas operator/penyedia jasa di transportasi darat
yang memiliki kualitas prima di dalam manajemen produksi;
d) Peningkatan daya saing pelayanan transportasi darat sehingga
mampu berkompetisi dengan moda lainnya;
e) Pertumbuhan pembangunan transportasi darat yang merata dan
berkelanjutan;
f) Penciptaan pembangunan transportasi darat yang terintegrasi
dengan moda lainnya

Untuk itu diperlukan perencanaan dalam pembangunan terminal


penumpang tipe A Mandai dengan lingkup pekerjaan terdiri dari
Penyusunan Studi Kelayakan (FS), Masterplan dan DED Terminal
Tipe A Mandai, dalam kegiatan pembangunan yang penyusunannya
melibatkan ahli-ahli perencanaan dari berbagai macam disiplin ilmu
dengan memperhatikan aspek-aspek teknis, sosial, ekonomi,
budaya, dan aspek tata ruang.

3. ALASAN KEGIATAN DILAKSANAKAN

Penyusunan Feasibility Studi Masterplan dan DED Terminal Tipe A


Mandai dilakukan mengingat :
1. Perlu adanya kajian dasar terhadap titik lokasi pembangunan
Terminal;
2. Perlu adanya Simpul transportasi berupa Terminal penumpang
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memberikan
kemudahan masyarakat dalam melakukan perpindahan;
3. Perlu adanya gambaran terkait pengembangan dan integrasi antar
moda pada pembangunan Terminal Tipe A yang mampu
menunjang sisi ekonomi dan sosial.

B. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud : Penyusunan Feasibility Studi Masterplan dan DED Terminal


Tipe A Mandai adalah untuk :
1. Tercapainya hasil perencanaan yang memperhatikan
konsep Terminal sebagai pusat kegiatan masyarakat
pengguna terminal dengan fasilitas penunjangnya sesuai
analisa potensi kawasan dimana terminal tersebut akan
dibangun untuk memenuhi batas minimal kebutuhan
sebagai bagian dari kawasan Transit Oriented Development
(TOD) atau Mix Use dimasa mendatang;
2. Tercapainya Tipologi dan Standarisasi Detail Desain
Terminal yang mampu menjawab kebutuhan akan sarana
dan prasarana transportasi bagi seluruh masyarakat yang
aman, bersih dan sehat.
Tujuan : Tujuan dari kegiatan ini adalah :
1. Dokumen Hasil Detail Engineering Design yang akan
diterapkan dalam pembangunan fisik konstruksi secara
effektif dan effisien;
2. Memberikan gambaran terhadap tahapan pembangunan
sesuai demand;
3. Penampilan Desain Terminal yang mencerminkan
eksistensi Terminal yang ramah lingkungan, ramah
disabilitas serta menjadi pusat dan simpul kegiatan sosial,
ekonomi dan budaya masyarakat dalam berinteraksi antar
moda transportasi yang mudah, jelas dan aman.

C. PENERIMA MANFAAT

Kegiatan Penyusunan Feasibility Studi Masterplan dan DED


Terminal Tipe A Mandai akan memberikan manfaat untuk
Direktorat Prasarana Transportasi Jalan, BPTD Wilayah XIX
Provinsi Sulsel dan Sulbar sebagai dasar dalam pembangunan
terminal penumpang tipe A.

D. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. KELUARAN
Keluaran pekerjaan (output) pekerjaan kegiatan ini adalah :

a. Metodologi
metode pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Feasibility Studi
Masterplan dan DED Terminal Tipe A Mandai dilakukan dengan
memahami dan melakukan pendekatan terkait Ruang Lingkup
spesifik sebagai upaya untuk mempertimbangkan hasil atau
produk yang akan dicapai selama proses pelaksanaan pekerjaan.
Sasaran Penyusunan Feasibility Studi Masterplan dan DED
Terminal Tipe A Mandai ini dengan pendekatan teknis mencakup:
1) Penyusunan Feasibility Studi Masterplan dan DED Terminal
Tipe A Mandai dari hasil pengolahan data teknis baik data
sekunder atau data primer di wilayah perencanan.
2) Penyusunan Feasibility Studi Masterplan dan DED Terminal
Tipe A Mandai yang antara lain meliputi kajian kelayakan titik
lokasi, Tahapan Pembangunan serta dokumen berupa Detail
Engingeering Design meliputi hasil perhitungan struktur,
meliputi gambar Site Plan (SP), gambar arsitektur eksterior +
interior (AR), gambar struktur (S), gambar mekanikal dan
elektrikal (ME), yang diperlukan untuk dikerjakan oleh
kontraktor pelaksana;
3) Penghitungan kebutuhan biaya (RAB) DED yang telah disusun
dan dilengkapi dengan harga satuan material, harga satuan
upah, harga satuan alat, analisa harga satuan alat, analisa
harga satuan pekerjaan, serta perhitungan back up volume
pekerjaan;
4) Penyusunan Spesifikasi Teknis sesuai dengan DED dan RAB
yang telah disusun.

b. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan


Tahapan dan waktu pelaksanaan kegiatan Penyusunan
Feasibility Studi Masterplan dan DED Terminal Tipe A Mandai
meliputi:
1) Persiapan
Tahap persiapan meliputi administrasi kegiatan dan
persiapan teknis, termasuk di dalamnya persiapan survei.
Tahapan ini merupakan tahapan awal dari seluruh proses
pekerjaan. Setelah persiapan administrasi, tahap
berikutnya adalah persiapan teknis yang mencakup
persiapan survei (mempersiapkan daftar kebutuhan
data dan rencana survei) yang harus disesuaikan
dengan KAK terutama ruang lingkupnya, termasuk adanya
koordinasi dengan tim teknis mengenai KAK dan desain
survei.

2) Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


Pekerjaan dilakukan dalam beberapa tahapan survey yang
terdiri dari ;
a. Survey Pendahuluan, meliputi:
Melakukan pengumpulan data sekunder;
b. Survey lokasi berupa survey lahan, batas kepemilikan
lahan dan status lahan, estimasi tapak awal, estimasi
kebutuhan lahan, ketersediaan patok pengukuran
(benchmark);
c. Survey topografi
• Menentukan titik tetap (referensi) yang diperlukan
untuk mengikat benda-benda, bangunan dan lain-
lain yang dianggap perlu untuk dimasukan dalam
peta topografi;
• Pengukuran ketinggian permukaan tanah daratan
(topografi);
• Pengukuran detail batas lahan, batas bangunan,
penggunaan lahan, jalan, jembatan, maupun
fenomena fisik bentang alam (jurang, parit, Danau,
dll) di sekitar rencana lokasi pembangunan UPPKB;
• Analisis hasil pengukuran topografi, kemudian
menggambarkannya dalam bentuk peta topografi;
• Peralatan yang dipergunakan antara lain Total
Station, Waterpass dan sebagainya yang memenuhi
syarat yang mempunyai derajat ketelitian yang
tinggi berdasarkan hasil koreksi terakhir dari
yang berwenang dan siap pakai;
• Personil yang mempergunakan peralatan
tersebut harus cukup berpengalaman dan
bertanggung jawab.
d. Survey penyelidikan tanah
• Letak titik-titik penyondiran digambar didalam peta.
Hasilnya digambar dalam bentuk grafik sondir yang
memperlihatkan besarnya tahanan yang
menunjukkan perkiraan letak lapisan tanah keras
dan dilengkapi dengan keterangan yang dianggap
perlu;
• Metoda penyondiran mengikuti standar yang ada;
• Peralatan sondir yang dipergunakan harus memenuhi
syarat ketelitian yang tinggi dan siap dipakai
berdasarkan koreksi terakhir dari pihak yang
berwenang.
• Dan dilakukan Pengujian Laboratorium terhadap
Sample Tanah yang di ambil.
e. Survey Lalu Lintas
• Survey dilakukan pada saat periode jam normal dan
jam puncak periode waktu tertentu;
• Dilakukan pada 2 arah lalu lintas di sekitar Terminal;
• Memuat informasi jenis dan jumlah kendaraan yang
melintas;
• Memuat informasi geometrik jalan seperti panjang
ruas jalan, median jalan bahu jalan.
3) Pengumpulan dan pengolahan data di lokasi perencanaan;
4) Melakukan pembahasan-pembahasan dengan tim teknis;
5) Melakukan perbaikan-perbaikan pada laporan sesuai
dengan hasil pembahasan dengan tim teknis;
6) Perumusan hasil analisis dan Kajian Titik Lokasi serta
Detail Engingeering Design (Gambar, RAB dan Spesifikasi
Teknis).

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan adalah


6 bulan dengan jadwal rencana pelaksanaan kegiatan pada
tabel berikut:

Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6
1 Persiapan
2 Laporan
Pendahuluan
3 Survey Lapangan
4 Laporan Antara
5 Konsep Laporan
Akhir
6 Laporan Akhir

c. Ruang lingkup dan Fasilitas Penunjang Kegiatan:


1) Ruang lingkup wilayah kegiatan Penyusunan Feasibility Studi
Masterplan dan DED Terminal Tipe A Mandai adalah sebagai
berikut :
a) Konsepsi perancangan;
Penyusunan Konsepsi Lokasi dan perancangan membantu
pengguna jasa dalam memperoleh gambaran rencana
pembangunan, yang mencakup:
- pengumpulan data dan informasi;
- analisis;
- untuk lokasi yang memungkinkan bagi pengembangan
simpul keekonomian dilakukan analisis tentang
prospek pemgembangan properti dikawasan terminal
dasar pemikiran dan pertimbangan perancangan;
- program ruang;
- organisasi hubungan ruang;
- skematik rencana teknis; dan
- sketsa gagasan dan visualisasinya
b) Pra rancangan;
Pra rancangan adalah proses untuk mendapatkan pola dan
gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu
pembangunan yang efektif, serta biaya yang paling
ekonomis; dan memperoleh kesesuaian pengertian yang
lebih tepat atas konsepsi perancangan serta pengaruhnya
terhadap kelayakan lingkungan; dan menunjukkan
keselarasan dan keterpaduan konsepsi perancangan
terhadap ketentuan Rencana Tata Ruang untuk perizinan.
Pra-Rancangan disusun berdasarkan konsepsi
perancangan yang telah disetujui, paling sedikit meliputi:
• pola, gubahan, dan bentuk arsitektur yang diwujudkan
dalam gambar pra rancangan yaitu:
- rencana massa bangunan gedung;
- rencana tapak;
- denah;
- tampak bangunan gedung;
- potongan bangunan gedung;
- Gambar detail bangunan (arsitektur dan struktur);
dan
- visualisasi desain tiga dimensi Interior dan Eksterior
(video & image).
• Nilai fungsional dalam bentuk diagram; dan
• Aspek kualitatif serta aspek kuantitatif, baik dalam
bentuk laporan tertulis dan gambar seperti:
- perkiraan luas lantai;
- informasi penggunaan bahan;
- sistem konstruksi;
- biaya dan waktu pelaksanaan pembangunan; dan
c) Pengembangan rancangan;
Pengembangan rancangan digunakan untuk:
- kepastian dan kejelasan ukuran serta wujud karakter
bangunan secara menyeluruh, pasti, dan terpadu;
- mematangkan konsepsi rancangan secara keseluruhan,
terutama ditinjau dari keselarasan sistem yang
terkandung di dalamnya baik dari segi kelayakan dan
fungsi, estetika, waktu dan ekonomi bangunan; dan
- rancangan detail
Pengembangan rancangan disusun berdasarkan pra
rancangan yang telah disetujui, paling sedikit meliputi:
- pengembangan arsitektur bangunan gedung berupa
gambar rencana arsitektur, beserta uraian konsep dan
visualisasi desain dua dimensi dan desain tiga dimensi;
- sistem struktur, beserta uraian konsep dan
perhitungannya;
- sistem mekanikal, elektrikal termasuk Informasi dan
Teknologi (IT), sistem pemipaan (plumbing), tata
lingkungan beserta uraian konsep dan perhitungannya;
- penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
dalam pemilihan bahan bangunan dengan
mempertimbangkan nilai manfaat, ketersediaan bahan,
konstruksi, nilai ekonomi, dan rantai pasok; dan
- perkiraan biaya konstruksi berdasarkan sistem
bangunan yang disajikan dalam bentuk gambar,
diagram sistem, dan laporan tertulis.
d) Rancangan detail.
Rancangan detail digunakan untuk penyusunan dokumen
teknis untuk kepentingan dokumen lelang konstruksi fisik
meliputi gambar detail, Rencana Kerja dan Syarat (RKS),
dan rincian volume pelaksanaan pekerjaan (RAB dan BQ).
Rancangan detail disusun berdasarkan pengembangan
rancangan yang telah disetujui paling sedikit meliputi:
- gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas
dan lansekap;
- Rencana Kerja dan Syarat (RKS) yang meliputi:
- persyaratan umum;
- persyaratan administratif;
- persyaratan teknis termasuk spesifikasi teknis;
- rincian volume pelaksanaan pekerjaan, Rencana
Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan konstruksi
(Engineering Estimate); dan
- laporan perencanaan yang meliputi: laporan arsitektur,
laporan perhitungan struktur termasuk laporan
penyelidikan tanah (soil test), laporan perhitungan
mekanikal, elektrikal, dan sistem pemipaan (plumbing),
laporan perhitungan Informasi dan Teknologi, dan
laporan tata lingkungan;

2) Fasilitas Penunjang
a) Penyediaan oleh pengguna jasa
Data dan fasilitas yang disediakan pengguna jasa yang
dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa
yang meliputi minimal:
• Peraturan Teknis, Laporan dan Data Eksisting
Data hasil Survey baik yang bersifat Primer maupun
Sekunder (bila tersedia) tentang Lokasi dan Fisik
Lingkungan maupun Kawasan yang akan direncanakan
yang mencakup data Teknis hasil penelitian tanah, data
Standard dan Peraturan Teknis, serta data lain terkait
dengan pembangunan Sarana dan Prasarana Terminal
Tipe A
• Staf Perwakilan (Liaison Officer)
Pengguna jasa akan mengangkat staff petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai Liaison Officer atau
project officer (PO) maupun sebagai Personal In Charge
(PIC) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi ini.
• Tim Teknis
Pengguna Jasa akan menyediakan Tim Teknis sebagai
pengarah yang terdiri dari Instansi yang ditunjuk
sesuai ketentuan yang berlaku, yang akan
mendampingi Konsultan Perencana dalam
pekerjaannya terutama dalam kaitannya dengan
peraturan pemerintah dan perundang-undangan.

b) Penyediaan oleh penyedia jasa


Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk
kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
• Alih Pengetahuan
Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka
penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus
singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi
pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan
kepada pengguna jasa.
• Konsultasi Teknis
Proses Konsultasi Teknis minimal melibatkan Instansi
yang ditugaskan sebagai Pembina Teknis maupun
pelaksana Teknis yang meliputi: Direktorat Prasarana
Transportasi Jalan; Balai Pengelola Transportasi Darat
dan Pihak terkait dilingkungan Direktorat Jenderal
Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan RI
guna memperoleh hasil rancangan yang disepakati oleh
pihak-pihak terkait pelaksanaan pembangunan
Terminal Tipe A.
• Dokumentasi Teknis
Sebagai kelengkapan dan Hasil pekerjaan perencanaan
teknis beserta lampiran-lampiran yang diperlukan
untuk dipergunakan oleh pengguna jasa dalam
pelaksanaan konstruksi fisik.
• Peralatan, Akomodasi dan Komunikasi
Sebagai upaya untuk melancarkan alur kegiatan
Perencanaan DED, penyedia Jasa harus menyediakan
segala perlengkapan menyangkut Peralatan penunjang
Kerja, akomodasi bagi Pelaksanaan Pekerjaan serta
Komunikasi yang tepat yang harus diperhitungkan
dalam penawarannya.

2. CARA PENCAPAIAN KELUARAN


a. Metode Pelaksanaan Kontraktual sebagaimana diatur dalam
Perpres 12 Tahun 2021 dan peraturan turunannya;
b. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Feasibility Studi Masterplan
dan DED Terminal Tipe A Mandai di Direktorat Prasarana
Transportasi Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan.

3. KEBUTUHAN TENAGA AHLI


Dalam pelaksanaannya, kegiatan Penyusunan Feasibility Studi
Masterplan dan DED Terminal Tipe A Mandai membutuhkan
beberapa orang tenaga ahli yang terorganisir dibawah pimpinan
seorang Team Leader.
Dalam melaksanakan pekerjaannya, badan usaha penyedia jasa
konsultansi harus dapat menyediakan tenaga ahli dengan kualifikasi
sebagai berikut:
a. Team Leader/Ahli Perencanaan Transportasi, Kualifikasi
pendidikan minimal S-2 Teknik Arsitektur, Teknik Sipil, Teknik
Transportasi memiliki SKK Ahli Teknik Jalan-Madya dengan
pengalaman minimal 4 Tahun;
b. Ahli Struktur Bangunan, Kualifikasi pendidikan minimal S-1
Teknik Sipil, memiliki SKK Ahli Teknik Bangunan Gedung -
Muda dengan pengalaman minimal 1 Tahun.
c. Ahli Arsitektur, Kualifikasi pendidikan minimal S-1 Teknik
Arsitektur, memiliki SKA Ahli Arsitektur -Muda dengan
pengalaman minimal 1 Tahun;
d. Ahli Mekanikal/elektrikal, Kualifikasi pendidikan minimal S-1
Teknik Elektro, miliki SKK Ahli Muda Elektrikal Konstruksi
Bangunan Gedung dengan pengalaman minimal 1 Tahun;
e. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota, Kualifikasi pendidikan
minimal S-1 Teknik Sipil, miliki SKK Ahli Muda Teknik Jalan
dengan pengalaman minimal 1 Tahun;
f. Ahli Manajemen Rekayasa Lalu Lintas, Kualifikasi pendidikan
minimal S-1 Teknik Sipil, miliki SKK Ahli Muda Teknik Jalan
dengan pengalaman minimal 1 Tahun;

4. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA AHLI


a. Penanggung Jawab
1) Mengkordinasikan seluruh anggota tim dan bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan yang direncanakan termasuk hasil
output yang dikeluarkan;
2) Bertindak sebagai penghubung antara tim konsultan dengan
pemberi tugas dan instansi terkait lainnya;
3) Bertangung jawab atas semua bentuk laporan yang diminta
pemberi tugas termasuk aspek administrasi, teknik dan
keuangan;
4) Melakukan analisa, perhitungan dan perencanaan
struktur/kontruksi bangunan.
b. Ahli Struktur Bangunan
1) Sesuai dengan bidang keahliannya, bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan sejak awal penugasan hingga
hasil pekerjaan diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan;
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah koordinasi
ketua tim guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan
efektif;
3) Melakukan analisa, perhitungan dan perencanaan
struktur/konstruksi bangunan fasilitas-fasilitas terminal
sekaligus melakukan control dokumen perencanaan;
4) Bertanggungjawab terhadap kualitas pekerjaan kepada Ketua
Tim.
c. Ahli Arsitektur
1) Sesuai dengan bidang keahliannya, bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan sejak awal penugasan hingga
hasil pekerjaan diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan;
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah koordinasi
ketua tim guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan
efektif;
Bertanggungjawab terhadap kualitas pekerjaan kepada Ketua Tim
d. Ahli Mekanikal/Elektrikal
1) Sesuai dengan bidang keahliannya, bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan sejak awal penugasan hingga
hasil pekerjaan diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan;
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah koordinasi
ketua tim guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan
efektif;
3) Melakukan analisa, perhitungan dan perencanaan instalasi
elektrikal terminal sekaligus melakukan kontrol dokumen
perencanaan;
4) Bertanggungjawab terhadap kualitas pekerjaan kepada Ketua
Tim.
e. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
1) Sesuai dengan bidang keahliannya, bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan sejak awal penugasan hingga
hasil pekerjaan diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan;
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah koordinasi
ketua tim guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan
efektif;
3) bertugas melakukan analisis dan kajian teknis yang berkaitan
dengan perencanaan wilayah;
4) Bertanggungjawab terhadap kualitas pekerjaan kepada Ketua
Tim.
f. Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
1) Sesuai dengan bidang keahliannya, bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan pekerjaan sejak awal penugasan hingga
hasil pekerjaan diterima dengan baik oleh pemberi pekerjaan;
2) Bekerjasama dengan tenaga ahli lainnya dibawah koordinasi
ketua tim guna menciptakan suasana kerja yang harmonis dan
efektif;
3) Bertugas melakukan analisis dan kajian teknis berkaitan
dengan lalu lintas di wilayah kajian;
4) Bertanggungjawab terhadap kualitas pekerjaan kepada Ketua
Tim.

Disamping kebutuhan akan Tenaga Ahli tersebut diatas, dalam


pelaksanaan pekerjaan penyusunan DED penyedia jasa juga harus
menyediakan Tenaga Sub Ahli (Asisten Ahli) dan Tenaga Pendukung.
Tenaga Sub Ahli (Asisten Ahli) yang dibutuhkan adalah yang terinci
adalah sebagai berikut:
• Surveyor, berjumlah 1 orang, dengan minimal pendidikan D3
Teknik Sipil/Arsitektur dengan pengalaman minimal selama 2
Tahun;
Tenaga Pendukung yang dibutuhkan secara terinci adalah sebagai
berikut :
• Operator Komputer, berjumlah 1 orang, dengan minimal
pendidikan SLTA/SMK dengan pengalaman minimal selama 2
Tahun;
E. KUALIFIKASI PENYEDIA JASA

Untuk melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud diatas,


badan usaha penyedia jasa konsultasi harus memiliki kualifikasi
berikut :
1. Memiliki SIUP/IUJK dengan KBLI 71102 (Aktivitas Keinsinyuran
dan Konsultasi Teknis YBDI);
2. Memiliki TDP (Tanda Daftar Perusahaan) atau NIB (Nomor Induk
Berusaha) dengan KBLI 71102 (Aktivitas Keinsinyuran dan
Konsultasi Teknis YBDI);
3. Memiliki Akta pendirian perusahaan dan akta perubahan terakhir
(apabila ada), dan pengesahan dari Kementerian Hukum dan
HAM;
4. Memiliki SBU (Sertifikat Badan Usaha) Jasa Konsultansi
Konstruksi Sub Bidang/Sub Klasifikasi Jasa Rekayasa Pekerjaan
Teknik Sipil Transportasi (RK.003/RE.104) dengan Kualifikasi Kecil
yang masih berlaku;
5. Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan tahun
terakhir (SPT Tahunan 2021 atau 2022);
6. Memiliki pengalaman:
a) Pekerjaan di bidang Jasa Konsultansi paling kurang 1 (satu)
pekerjaan dalam kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir baik di
lingkungan pemerintah maupun swasta;
b) Pekerjaan yang sejenis (similar) berdasarkan jenis pekerjaan,
kompleksitas pekerjaan, metodologi, teknologi, atau
karakteristik lainnya yang bisa menggambarkan kesamaan
yaitu pekerjaan perencanaan prasarana transportasi darat,
paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun waktu 3 (tiga)
tahun terakhir baik di lingkungan pemerintah maupun swasta;

F. PEMBAHASAN DAN PELAP ORAN

Pembahasan dilakukan antara pihak konsultan dengan tim teknis.


Pembahasan direncanakan dilaksanakan sebanyak 3 kali, masing-
masing untuk membahas laporan pendahuluan, laporan antara dan
draf laporan akhir yang diajukan oleh pihak konsultan. Sesuai
dengan hasil pembahasan, akan dilakukan perbaikan di tiap-tiap
laporan oleh pihak konsultan. Keseluruhan laporan yang disusun
oleh pihak konsultan meliputi:
1. Laporan Pendahuluan (dilengkapi dengan formulir survei) pada
bulan pertama.
Laporan ini berisi apresiasi terhadap lampiran Kerangka
Acuan Kerja (KAK), metodologi pendekatan pelaksanaan
kegiatan, alur pikir dan tahapan pelaksanaan kegiatan,
keterlibatan tenaga ahli sebagai yang disyaratkan sesuai jadwal
yang disediakan, biaya pekerjaan yang disepakati, rencana
kerja dan desain/formulir survei. Laporan Pendahuluan
dibuat sebanyak 10 eksemplar dan diserahkan 1 bulan setelah
ditandatangani kontrak, yang meliputi 10 eksemplar digunakan
untuk rapat pembahasan dan 3 eksemplar laporan yang telah
diperbaiki berdasarkan masukan pada waktu pembahasan.
2. Laporan Antara.
Laporan yang berisi kompilasi dan pengolahan data, kajian
literatur dan/atau best practice serta analisis sementara hasil
survei. Laporan Antara dibuat 10 eksemplar dan diserahkan
paling lambat 3 bulan setelah ditandatangani kontrak, yang
meliputi 10 eksemplar di gunakan untuk rapat pembahasan dan
3 eksemplar laporan yang telah di perbaiki berdasarkan
masukkan pada waktu pembahasan.
3. Konsep Laporan Draft Akhir.
Laporan ini berisi keseluruhan hasil DED Terminal. Konsep
Laporan Draft Akhir ini dibuat 10 eksemplar dan diserahkan
paling lambat 5 bulan setelah ditandatangani kontrak,yang
meliputi 10 eksemplar di gunakan untuk rapat pembahasan dan
3 eksemplar laporan yang telah diperbaiki berdasarkan
masukkan pada waktu pembahasan.
4. Laporan Akhir.
Laporan akhir ini merupakan penyempurnaan draft laporan
akhir. Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 eksemplar dan
diserahkan paling lambat 6 bulan setelah tandatangan kontrak
dengan back up Hardisk Eksternal yang berisi file-file seluruh
proses kegiatan sampai dengan laporan akhir, termasuk eksekutif
summary.
5. Eksekutif Summary
Eksekutif Summary merupakan ringkasan eksekutif laporan
akhir. Eksekutif summary disusun sebanyak 10 eksemplar yang
diserahkan bersama Laporan Akhir
6. Hardisk External (Softcopy Laporan)
Berisi file-file seluruh proses kegiatan sampai dengan laporan
akhir dan executive summary, bahan ekspose serta album
gambar dan 3D.

G. BIAYA YANG DIPERLUKAN

Rencana Anggaran Biaya (RAB) Penyusunan Feasibility Studi


Masterplan Dan Ded Terminal Tipe A Mandai sebesar
Rp. 700,000,000,- (tujuh ratus Juta Rupiah) dan dibiayai dari dana
yang bersumber dari APBN TA. 2023. Rincian biaya sebagaimana
terlampir.

Anda mungkin juga menyukai