Anda di halaman 1dari 15

Penyusunanan Feasibility Study (FS)

Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

II BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN DAN


KELEMBAGAAN
2.1 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna
Jalan, serta pengelolaannya. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di
Ruang Lalu Lintas Jalan. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang
dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang
Lalu Lintas Jalan. Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah serangkaian
Simpul dan/atau ruang kegiatan yang saling terhubungkan untuk
penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan diselenggarakan dengan memperhatikan:
a. Asas transparan;
b. Asas akuntabel;
c. Asas berkelanjutan;
d. Asas partisipatif;
e. Asas bermanfaat;
f. Asas efisien dan efektif;
g. Asas seimbang;
h. Asas terpadu; dan
i. Asas mandiri.

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan:


a. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman,
selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk
mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum,
memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung
tinggi martabat bangsa;

1
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

b. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan


c. Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Undang-Undang ini berlaku untuk membina dan menyelenggarakan Lalu Lintas


dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar melalui:
a. Kegiatan gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang di Jalan;
b. Kegiatan yang menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendukung
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan
c. Kegiatan yang berkaitan dengan registrasi dan identifikasi Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, pendidikan berlalu lintas, Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta penegakan hukum Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.

Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Pemerintah


dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi masing-masing
meliputi:
a. Urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh kementerian negara yang
bertanggung jawab di bidang Jalan;
b. Urusan pemerintahan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
c. Urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang industri;
d. Urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di
bidang pengembangan teknologi; dan
e. Urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan
Bermotor dan Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan
Rekayasa Lalu Lintas, serta pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian
Negara Republik Indonesia.

2
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,


pembangunan, dan pengawasan prasarana Jalan, yaitu:
a. Inventarisasi tingkat pelayanan Jalan dan permasalahannya;
b. Penyusunan rencana dan program pelaksanaannya serta penetapan tingkat
pelayanan Jalan yang diinginkan;
c. Perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan ruas Jalan;
d. Perbaikan geometrik ruas Jalan dan/atau persimpangan Jalan;
e. Penetapan kelas Jalan pada setiap ruas Jalan;
f. Uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan
keselamatan berlalu lintas; dan
g. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana
Jalan.

Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah untuk
mewujudkan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang terpadu dilakukan
pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan untuk menghubungkan
semua wilayah di daratan. Pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan berpedoman pada Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan sesuai dengan kebutuhan. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan terdiri atas:
a. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Nasional;
b. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Provinsi; dan
c. Rencana Induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten/Kota.

Dalam rangka mewujudkan kesetaraan di bidang pelayanan Lalu Lintas dan


Angkutan Jalan, Undang-Undang ini mengatur pula perlakuan khusus bagi
penyandang cacat, manusia usia lanjut, anak-anak, wanita hamil, dan orang
sakit. Bentuk perlakuan khusus yang diberikan oleh Pemerintah berupa
pemberian kemudahan sarana dan prasarana fisik atau nonfisik yang meliputi
aksesibilitas, prioritas pelayanan, dan fasilitas pelayanan.

Untuk meningkatkan pelayanan di bidang keamanan, keselamatan, ketertiban,


dan kelancaran lalu lintas, Undang-Undang ini mengatur dan mengamanatkan

3
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

adanya Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
didukung oleh subsistem yang dibangun oleh setiap Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan yang terpadu. Pengelolaan Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan dilakukan oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah
dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, sedangkan
mengenai operasionalisasi Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan dilaksanakan secara terintegrasi melalui pusat kendali dan
data.

Undang-Undang ini juga menegaskan keberadaan serta prosedur pelaksanaan


Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT) untuk menjamin
kelancaran pelayanan administrasi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang
meliputi registrasi dan identifikasi Kendaraan Bermotor dan Pengemudi serta
Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor dan Sumbangan Wajib Dana
Kecelakaan Lalu Lintas (SWDKLL).

Dalam rangka memajukan usaha di bidang angkutan umum, Undang-Undang ini


juga mengatur secara terperinci ketentuan teknis operasional mengenai
persyaratan badan usaha angkutan Jalan agar mampu tumbuh sehat,
berkembang, dan kompetitif secara nasional dan internasional. Selanjutnya,
untuk membuka daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia, Undang-
Undang ini tetap menjamin pelayanan angkutan Jalan perintis dalam upaya
peningkatan kegiatan ekonomi.

Untuk menjamin terwujudnya penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan


Jalan yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan, Undang-Undang ini
mengatur persyaratan teknis dan uji berkala kendaraan bermotor. Setiap jenis
Kendaraan Bermotor yang berpotensi menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas
dan menimbulkan pencemaran lingkungan wajib dilakukan uji berkala.

Untuk memenuhi kebutuhan angkutan publik, dalam norma Undang-Undang ini


juga ditegaskan bahwa tanggung jawab untuk menjamin tersedianya angkutan

4
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

umum yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau menjadi tanggung jawab
Pemerintah dan dalam pelaksanaanya Pemerintah dapat melibatkan swasta.

Dalam Undang-Undang ini diatur pula mengenai Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas dengan tujuan untuk mengoptimalkan penggunaan jaringan Jalan dan
gerakan Lalu Lintas dalam rangka menjamin keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
tersebut meliputi kegiatan perencanaan, pengaturan, perekayasaan,
pemberdayaan, dan pengawasan.

Untuk menangani masalah Kecelakaan Lalu Lintas, pencegahan kecelakaan


dilakukan melalui partisipasi para pemangku kepentingan, pemberdayaan
masyarakat, penegakan hukum, dan kemitraan global. Pencegahan Kecelakaan
Lalu Lintas dimaksud, dilakukan dengan pola penahapan, yaitu program
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Selain itu, untuk
menyusun program pencegahan kecelakaan dilakukan oleh forum Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan.

2.2 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu


Lintas dan Angkutan Jalan

Terminal yang disebutkan dalam penjelasan PP No 79 Tahun 2013 menyatakan


bahwa untuk fungsi terminal itu sendiri yaitu Untuk menunjang kelancaran
perpindahan orang dan/atau barang serta keterpaduan intramoda dan
antarmoda, di tempat tertentu dapat dibangun dan diselenggarakan Terminal,
baik Terminal Penumpang maupun Terminal barang merupakan bagian dari
Simpul Jaringan Lalu Lintas dan angkutan jalan sebagai perwujudan dari
rencana induk jaringan lalu lintas dan angkutan jalan, hal ini dijelaskan pada
pasal 58.

Fungsi khusus terminal penumpang dijelaskan pada pasal 59 bahwa untuk


mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang,
serta perpindahan moda angkutan yang terpadu dan pengawasan angkutan
diselenggarakan Terminal penumpang. Terminal penumpang harus memenuhi

5
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

persyaratan pada lokasi, teknis, dan pelayanan. Terminal tipe C merupakan


Terminal yang fungsi utamanya melayani kendaraan umum untuk angkutan
perkotaan atau perdesaan.

Pada pasal 64 Klasifikasi Terminal sebagaimana telah ditetapkan melalui


kajian teknis terhadap Intensitas kendaraan yang dilayani meliputi :
a. Tingkat permintaan angkutan;
b. Keterpaduan pelayanan angkutan;
c. Jumlah trayek;
d. Jenis pelayanan angkutan; dan
e. Fasilitas utama dan fasilitas penunjang Terminal

Dalam penetapan Lokasi terminal penumpang harus memperhatikan rencana


kebutuhan simpul terminal. Terutama untuk Terminal tipe C ditetapkan oleh
Bupati/walikota. Selain itu lokasi terminal penumpang yang telah ditetapkan
perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut. Hal ini dijelaskan pada
pasal 67 diantaranya :
a. Tingkat aksesibilitas pengguna jasa angkutan;
b. Kesesuaian lahan dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana
tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota;
c. Kesesuaian lahan dengan rencana pengembangan dan/atau kinerja
jaringan jalan dan jaringan trayek;
d. Kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/atau pusat kegiatan;
e. Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain;
f. Permintaan angkutan;
g. Kelayakan teknis, finansial, dan ekonomi;
h. Keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan; dan
i. Kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Terminal dengan ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan kriteria
penetapan Simpul dan lokasi Terminal penumpang diatur dengan Peraturan
Menteri. Setiap Penyelenggara Terminal penumpang wajib menyediakan
fasilitas Terminal yang memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan.

6
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

Terminal penumpang memerlukan dua failitas yaitu fasilitas Utama dan


fasilitas penunjang. Terdapat pada pasal 69 Ayat (2) menjelaskan untuk
fasilitas Utama Terdiri atas:
a. Jalur keberangkatan;
b. Jalur kedatangan;
c. Ruang tunggu penumpang, pengantar, dan/atau penjemput;
d. Tempat naik turun penumpang;
e. Tempat parkir kendaraan;
f. Fasilitas pengelolaan lingkungan hidup;
g. Perlengkapan jalan;
h. Media informasi;
i. Kantor penyelenggara terminal; dan
j. Loket penjualan tiket.

Fasilitas penunjang yang diperlukan pada terminal penumpang seperti yang


dijelaskan pada pasal 70 yaitu diantaranya:
a. Fasilitas penyandang cacat dan ibu hamil atau menyusui;
b. Pos kesehatan;
c. Fasilitas kesehatan;
d. Fasilitas peribadatan;
e. Pos polisi;
f. Alat pemadam kebakaran; dan

Fasilitas umum, meliputi toilet, rumah makan, fasilitas telekomunikasi,


tempat istirahat awak kendaraan, fasilitas pemantau kualitas udara, dan gas
buang, fasilitas kebersihan, fasilitas perbaikan ringan kendaraan Umum,
fasilitas perdagangan, pertokoan, dan fasilitas penginapan.

Penyelenggaraan Terminal Penumpang wajib memberikan pelayanan jasa


Terminal sesuai dengan standar pelayanan minimal, berdasarkan pasal 83
menyatakan bahwa untuk standar pelayanan minimal palig sedikit memuat:
a. Pelayanan fasilitas utama dan fasilitas penunjang sesuai dengan tipe dan
kelas Terminal; dan

7
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

b. Standar operasional prosedur pelayanan terminal.

Berdasarkan pasal 87 untuk mempertahakan kinerja terminal sesuai standar


pelayanan minimal dilakukan penilaian kinerja penyelengaraan Terminal,
meliputi penilaian kinerja sumber daya manusia, fasilitas utama, fasilitas
penunjang, dan standar operasional prosedur Terminal, waktu dalam
penilaian kinerja paling sedikit dilakukan 2 (dua) tahun sekali. Hasil Kegiatan
penilaian kierja dipergunakan sebagai tindak korektif serta evaluasi tipe dan
kelas terminal penumpang. Ketentuan kebih lanjut menegani tata cara,
persyaratan teknis, dan sumber daya manusia penyelenggaraan Terminal
penumpang diatur dengan Peraturan Menteri.

2.3 Peraturan Menteri Nomor 132 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan


Terminal Penumpang Angkutan Jalan

Dalam arahan kebijakan mengenai penyelenggaraan terminal penumpang


angkutan jalan peraturan menteri telah menetapkan ruang lingkup yaitu
diantaranya :
a. Penetapan lokasi Terminal;
b. Tipe dan kelas terminal;
c. Pembangunan terminal;
d. Fasilitas terminal penumpang;
e. Lingkungan kerja dan daerah pengawasan terminal;
f. Pengoperasian terminal;
g. Penyediaan, pemanfaatan, dan pemeliharaan fasilitas terminal;
h. Sistem informasi manajemen terminal;
i. Sumber daya manusia;
j. Pembinaan, pengawasan, dan penilaian, kinerja, dan
k. Pembiayaan dan pemindahaan aset;

Persyaratan terminal angkutan penumpang dapat diperinci menurut Peraturan


Menteri Nomor 132 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang
Angkutan Jalan. Simpul terminal penumpang tipe A ditetapkan oleh Menteri,

8
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

terminal penumpang tipe B oleh Gubernur, terminal penumpang tipe C oleh


Bupati/Walikota, tetapi khusus di Provinsi DKI Jakarta ditetapkan oleh
Gubernur. Selain itu, lokasi terminal penumpang harus terletak di simpul
jarigan lalu lintas dan angkutan jalan yang diperuntukan bagi pergantian antar
moda dan/ atau intermodal pada suatu wilayah tertentu. Penetapan lokasi
terminal penumpang ditetapkan dengan memperhatikan:

a) Tingkat aksesbilitas pengguna jasa angkutan;


b) Kesesuaian lahan dengan RTRW Nasional, RTRW Provinsi, dan RTRW
Kabupaten/ Kota;
c) Kesesuaian lahan dengan rencana pengembangan dan/ atau kinerja
jaringan jalan dan jaringan trayek;
d) Kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/ atau pusat kegiatan;
e) Keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain;
f) Permintaan angkutan;
g) Kelayakan teknis, finansial, dan ekonomi;
h) Keamanan dan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan;
i) Kelestarian fungsi lingkungan hidup;

Selain itu, terminal penumpang wajib menyediakan fasilitas terminal yang


memenuhi persyaratan keselamatan dan keamanan yaitu terdiri dari fasilitas
utama dan fasilitas penunjang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
di bawah ini :

Tabel II.1 Fasilitas Terminal

No Fasilitas No Fasilitas
Fasilitas Utama Fasilitas Penunjang
1 1 Fasilitas penyandang cacat dan ibu
Jalur keberangkatan kendaraan
hamil atau menyusui
2 2 Fasilitas keamanan (checking point/
Jalur kedatangan kendaraan
metal detector/ CCTV)
3 Ruang tunggu penumpang, 3
Fasilitas pelayanan keamanan
pengantar, dan/atau penjemput
4 Tempat parkir kendaraan 4 Fasilitas istirahat awak kendaraan
5 fasilitas pengelolaan lingkungan 5
Fasilitas ramp check
hidup (waste management)
6 Perlengkapan jalan 6 Fasilitas pengendapan kendaraan

9
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

No Fasilitas No Fasilitas
7 7 Fasilitas bengkel yang diperuntukan
Fasilitas penggunaan teknologi
bagi operational bus
8 Media informasi 8 Fasilitas kesehatan
9 Penanganan pengemudi 9 Fasilitas peribadatan
Pelayanan pengguna terminal dari
10 10 Fasilitas transit penumpang
perusahaan bus (customer service)
11 Fasilitas pengawasan keselamatan 11 Alat pemadam kebakaran
12 Jalur kedatangan penumpang 12 Fasilitas Umum
Ruang tunggu keberangkatan
13 Fasilitas Umum
(boarding)
14 Ruang pembelian tiket 1 Toilet
Ruang pembeliat tiket untuk
15 2 Fasilitas park and ride
bersama
Outlet pembelian tiket secara
16 online (single outlet ticteting 3 Tempat istirahat awak kendaraan
online)
Pusat informasi (Information Fasilitas pereduksi pencemaran udara
17 4
Center) dan kebisingan
Papan perambuan dalam terminal Fasilitas pemantau kualitas udara dan
18 5
(Signage) gas buang
Fasilitas kebersihan, perawatan
19 Papan pengumuman 6
terminal, dan janitor
Fasilitas perbaikan ringan kendaraan
20 Layanan bagasi (lost and found) 7
umum
Fasilitas perdagangan, pertokoan,
21 Ruang penitipan barang (lockers) 8
kantin pengemudi
22 Tempat berkumpul darurat 9 Area merokok
Jalur evakuasi bencana dalam
23 10 Fasilitas restoran
terminal
11 Fasilitas ATM
12 Fasilitas pengantar barang
Fasilitas telekomunikasi dan area
13
dengan jaringan internet
14 Fasilitas penginapan
15 Fasilitas keamanan
16 Ruang anak - anak
17 Media pengaduan layanan
Fasilitas umum lainnya sesuai
18
kebutuhan
Sumber : Permenhub No 132 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan
Jalan

Terdapat pelayanan Zona pelayanan terminal sebagaimana yang telah


dijelaskan pada pasal 25, bahwa pada zona pelayanan terbagi menjadi 4
yaitu diantaranya zona penumpang sudah bertiket atau zona I, zona
penumpang belum bertiket atau zona II, zona perpindahan, dan zona

10
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

pengendapan. Hal ini dapat dijelaskan secara rinci pada pasal 26 sebagai
berikut.
1. Zona Penumpang Sudah Bertiket atau Zona 1 Merupakan tempat steril
yang khusus disediakan bagi penumpang bertiket yang telah siap
memasuki kendaraan, meliputi:
a. Ruang tunggu, dapat berupa ruang tunggu eksekutif (lounge)
dan/atau ruang tunggu Non eksekutif (non lounge);
b. Ruang dalam yang ada di terminal setelah calon penumpang
melewati tempat pemeriksaan tiket (boarding).

2. Zona Penumpang Belum Bertiket atau zona II, merupakan Zona tempat
dimana calon penumpang, pengantar, dan orang umum mendapatkan
pelayanan sebelum masuk ke dalam zona sudah bertiketatau zona I,
meliputi :
a. Single outlet ticketing online
b. Ruang fasilitas kesehatan;
c. Ruang komersil (fasilias perdagangan dan pertokoan);
d. Fasilitas keamanan (checking point/metal detector/cctv);
e. Tempat transit penumpang (hall);
f. Ruang anak-anak;
g. Jalur kedatangan penumpang;
h. Runag tunggu;
i. Ruang pemebelian tiket untuk bersama;
j. Pelayanan pengguna terminal dari perusahaan bus (customer service);
k. Pusat informasi (Information Center);
l. Fasilitas penyandang cacat/lansia;
m. Toilet;
n. Ruang ibu hamil atau menysusui;
o. Ruang Ibadah;
p. Fasilitas kesehatan;
q. Papan perambuan dalam terminal (signage);
r. Layanan bagasi (lost and Found);

11
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

s. Fasilitas pengelolaan lingkungan hidup (waste management);


t. Fasilitas telekomunikasi dan area dengan jaringan internet;
u. Ruang penitipan barang (locker);
v. Tempat parkir;
w. Halaman terminal;
x. Area merokok;dan/atau
y. Failitas kebersihan.

3. Zona perpindahan merupakan tempat perpindahan penumpang dari


berbagai jenis pelayanan angkutan penumpang umum.

4. Zona pengendapan merupakan tempat untuk istirahat angkutan lintas


batas negara wajib dilengkapi dengan fasilitas bea cukai, imigrasi, dan
karantina (Custom, immigration, quarantine/CIQ)

Pada kondisi terminal terapat daerah pengawasan terminal yang merupakan


daerah diluar daerah lngkungan kerja terminal, yang diawasi oleh petugas
terminal, untuk kelancaran aurus lalu lintas sekitar terminal dan
pengendalian pelayanan angkutan penumpang.

Selain itu berdasarkan pada pasal 34 menyatakan bahwa dalam


pengoperasian terminal meliputi kegiatan diantaranya perencanaan,
pelaksanaa, dan pengawasan operasional terminal.
1. Kegiatan perencanaan diantaranya meliputi :
a. Penataan fasilitas utama dan ailitas penunjang;
b. Pengaturan lalu lintas dilingkungan kerja dan daerah penawasan
terminal;
c. Pengaturan kedatangan dan keberangkatan kendaraan bermotor
umum;
d. Pengaturan petugas di terminal;
e. Pengaturan parkiran kendaraan;
f. Penyajiaan daftra rute perjalanan dan tarif angkutan;
g. Penataan pelataran terminal menurut rute atau jurusan;
h. Penyusunan jadwal perjalanan berdasarkan kartu pengawasan.

12
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

2. Kegiatan pelaksanaan diantaranya meliputi :


a. Pendataan kinerja terminal
b. Pemungutan jasa pelayanan terminal penumpang;
c. Pemberitahuan waktu keberangkatan kendaraan umum kepada
penumpang dan infomasi lainnya; dan
d. Pengaturan arus lalu lintas didaerah lingkungan kerja terminal dan
daerah pengawasan terminal.

3. Kegiatan pengawasan diantaranya meliputi :

a. Pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi kendaraan;


b. Pemeriksaan fisik kendaraan bermotor umum;
c. Pemeriksaan awak kendaraan bermotor umum
d. Pengawasan ketertiban terminal.

2.4 Peraturan Daerah Kabupaten Garut No. 29 Tahun 2011 Tentang


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Garut Tahun 2011 - 2031

Sistem perkotaan di Kabupaten Garut terdiri dari PKWp, PKL, PKLp, dan PPK.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel II.2 Sistem Perkotaan Kabupaten Garut

PKWp PKL PKLp PPK


Perkotaan
Rancabuata/ Perkotaan Garut Perkotaan Kadungora Perkotaan Cisewu
Kecamatan Caringin
Perkotaan Perkotaan
Perkotaan Caringin
Pameungpeuk Malangbong
Perkotaan Cikajang Perkotaan Cibatu Perkotaan Telegong
Perkotaan Bungbulang Perkotaan Singajaya Perkotaan Mekarmukti
Perkotaan Pamulihan
Perkotaan Pakenjeng
Perkotaan Cikelet
Perkotaan Cibalong
Perkotaan Cisompet
Perkotaan Pendeuy
Perkotaan Cihurip
Perkotaan Banjarwangi
Perkotaan Cilawu

13
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

PKWp PKL PKLp PPK


Perkotaan Bayungbong
Perkotaan Cigedug
Perkotaan Cisurupan
Perkotaan Sukaresmi
Perkotaan Samarang
Perkotaan Pasirwangi
Perkotaan Karangpawitan
Perkotaan Wanaraja
Perkotaan Pangantikan
Perkotaan Sucinaraja
Perkotaan Sukawening
Perkotaan Karangtengah
Perkotaan Bayuresmi
Perkotaan Leles
Perkotaan Leuwigoong
Perkotaan Kersamanah
Perkotaan Cibiuk
Perkotaan Blubur Limbangan
Perkotaan Salaawi
Sumber : RTRW Kabupaten Garut Tahun 2011-2031

Pada rencana sistem jaringan prasarana wilayah khususnya sistem jaringan


prasarana lalu lintas dan angkutan jalan terdiri dari pembangunan terminal
penumpang, peningkatan terminal penumpang, pembangunan terminal
barang, pegembangan prasarana dans arana pendukung angkutan lainnya,
serta optimalisasi alat pengawasan, pengendalian, dan pengamanan jalan,
serta optimalisasi unit pengujian kendaraan bermotor statis. Pembangunan
terminal tipe C rencananya terletak di:

 Kecamatan Bungbulang  Kecamatan Bayongbong


 Kecamatan Samarang  Kecamatan Cisewu
 Kecamatan Kadungora  Kecamatan Singajaya
 Kecamatan Cibatu  Kecamatan Pendeuy

14
Penyusunanan Feasibility Study (FS)
Terminal Type C
Kecamatan Bungbulang

Gambar II.1 Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Garut

15

Anda mungkin juga menyukai