Anda di halaman 1dari 9

1.

Jelaskan perbedaan transportasi, transportasi darat, dan angkutan jalan sesuai dengan
UULLAJ! (UU 22 tahun 2009)
Transportasi adalah proses pemindahan atau pengangkutan manusia, hewan, dan barang,
dari suatu tempat menuju tempat lain dengan menggunakan alat transportasi.
Ada juga yang menyebutkan bahwa pengertian transportasi adalah pemindahan manusia
atau barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan alat atau
kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Terdapat 5 unsur utama transportasi, yaitu:
1. Manusia, yang memerlukan transportasi
2. Barang, yang dibutuhkan manusia
3. Kendaraan, sarana untuk transportasi
4. Jalan, prasarana untuk transportasi
5. Organisasi, pengelola kegiatan transportasi
Sebagian besar kegiatan manusia sehari-hari berhubungan dengan penggunaan alat
transportasi. Dengan alat pengangkutan tersebut maka manusia lebih mudah untuk
berpindah tempat atau memindahkan barang ke tujuan tertentu.
Jenis-Jenis Transportasi
Secara umum, ada tiga jenis transportasi yang sering digunakan oleh manusia. Mengacu
pada pengertian transportasi, adapun beberapa jenis dan contoh alat transportasi adalah
sebagai berikut:
A. Transportasi Darat
Transportasi darat terdiri dari dua kelompok, yaitu:
1. Transportasi Jalan Raya
Ini merupakan kendaraan yang beroperasi dengan menggunakan jalan aspal/
beton. Beberapa prasarana yang dibutuhkan adalah jalan raya, jembatan, halte, rambu lalu
lintas, dan lainnya.
Alat transportasi jalan raya diantaranya:
 Mobil, baik mobil penumpang maupun mobil angkutan.
 Sepeda motor, kendaraan roda dua dengan motor penggerak yang sangat banyak
digunakan masyarakat Indonesia.
 Sepeda, kendaraan roda dua yang digerakkan oleh manusia.
2. Kereta Api/ Listrik
Ini adalah kendaraan yang bergerak dengan menggunakan bahan bakar batu bara atau
daya listrik, dimana arah lajunya sesuai dengan rel. Alat transportasi ini sangat populer
digunakan karena selain karena lebih ekonomis, kereta api juga cukup cepat dan bebas
macet. Beberapa prasarana yang dibutuhkan adalah rel kereta api, stasiun kereta, rambu
kereta, rangkaian listrik, dan lainnya.
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mempunyai peranan yang strategis dalam mendukung
pembangunan dan integrasi nasional. Oleh karena itu untuk mewujudkan penyelenggaraan
lalu lintas dan angkutan jalan yang aman, selamat, tertib, dan lancar, perlu didukung
ketersediaan jaringan dan fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan yang layak dan
baik. Kelayakan jaringan dan fasilitas pendukung lalu lintas dan angkutan jalan dapat
dijamin jika didukung dengan perencanaan, pelaksanaan, pengelolaan, dan pengawasan
beserta lembaga pelaksanaannya.
Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan:
a. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib,
lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian
nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan
bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa;
b. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan
c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.
a. Menteri yang membidangi sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
b. Menteri yang membidangi Jalan bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen
dan Rekayasa Lalu Lintas
c. Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
d. Gubernur bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas untuk jalan provinsi setelah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.
e. Bupati bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
untuk jalan kabupaten dan/atau jalan desa setelah mendapat rekomendasi dari
instansi terkait.
f. Walikota bertanggung jawab atas pelaksanaan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
setelah mendapat rekomendasi dari instansi terkait.
2. Pemangku kepentingan pada UULLAJ adalah: (UU 22 tahun 2009)
Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dalam kegiatan pelayanan langsung
kepada masyarakat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, badan hukum, dan/atau
masyarakat. Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan oleh Pemerintah dilaksanakan
sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi masing-masing meliputi:
a. urusan pemerintahan di bidang Jalan, oleh kementerian negara yang bertanggung jawab
di bidang Jalan;
b. urusan pemerintahan di bidang sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang sarana dan Prasarana Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan;
c. urusan pemerintahan di bidang pengembangan industri Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang industri;
d. urusan pemerintahan di bidang pengembangan teknologi Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
oleh kementerian negara yang bertanggung jawab di bidang pengembangan teknologi;
dan
e. urusan pemerintahan di bidang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor dan
Pengemudi, Penegakan Hukum, Operasional Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas, serta
pendidikan berlalu lintas, oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia.
3. Jelaskan perbedaan dari angkutan perairan dan angkutan penyebrangan!
Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh
perairan untuk mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya (PP 20
tahun 2010)
Penetapan Lintas Penyeberangan dilakukan dengan memperhatikan pengembangan
jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api yang telah ada maupun yang
direncanakan dan tersusun dalam kesatuan tatanan transportasi nasional.
Lintas Penyeberangan berfungsi untuk menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/
atau jaringan jalur kereta api. Berdasarkan fungsi Lintas Penyeberangan Lintas
Penyeberangan digolongkan:
a. lintas penyeberangan antarnegara;
merupakan Lintas Penyeberangan internasional dan nasional yang digambarkan
dalam peta lintas penyebrangan dan diumumkan oleh menteri dengan
menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/ atau jaringan jalur kereta api
antarnegara yang bertujuan untuk menyatukan ruang kegiatan dan simpul-simpul
transportasi di wilayah Republik Indonesia guna mewujudkan keterpaduan pelayanan
transportasi secara nasional maupun internasional.
b. lintas penyeberangan antarprovinsi;
merupakan Lintas Penyeberangan internasional dan nasional yang digambarkan
dalam peta lintas penyebrangan dan diumumkan oleh menteri dengan
menghubungkan simpul pada jaringan jalan dan/atau jaringan jalur kereta api
antarprovinsi yang bertujuan untuk menyatukan ruang kegiatan dan simpul-simpul
transportasi di wilayah Republik Indonesia guna mewujudkan keterpaduan pelayanan
transportasi secara nasional maupun internasional.
c. lintas penyeberangan antarkabupaten/kota dalam provinsi;
Lintas Penyeberangan yang digambarkan dalam peta lintas penyebrangan dan
diumumkan oleh menteri dengan menghubungkan simpul pada jaringan jalan
dan/atau jaringan jalur kereta api antarkabupaten/kota dalam provinsi yang bertujuan
untuk menyatukan ruang kegiatan dan simpul-simpul transportasi di wilayah Republik
Indonesia guna mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi secara nasional.
d. lintas penyeberangan dalam kabupaten/kota.
Lintas Penyeberangan yang digambarkan dalam peta lintas penyebrangan dan
diumumkan oleh menteri denganmenghubungkan simpul pada jaringan jalan
dan/atau jaringan jalur kereta api dalam kabupaten /kota yang bertujuan untuk
menyatukan ruang kegiatan dan simpul-simpul transportasi di wilayah Republik
Indonesia guna mewujudkan keterpaduan pelayanan transportasi secara nasional.
Peta Lintas Penyeberangan sebagaimana dimaksud diatas meliputi kegiatan: a.
inventarisasi lintas; b. pembuatan peta lintas; dan c. pengesahan peta lintas. (3) Peta
Lintas Penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c disahkan oleh
Menteri. Pengumuman peta lintas sebagaimana dimaksud pada diatas dapat dilakukan
melalui papan pengumuman resmi dan/atau website Kementerian Perhubungan atau
media cetak.
Rencana penetapan Lintas Penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
terdiri atas:
a. rencana penetapan lintas penyeberangan antarnegara dan/ atau antar provinsi;
b. rencana penetapan Lintas Penyeberangan antarkabupaten/kota dalam daerah
provinsi; dan
c. rencana penetapan Lintas Penyeberangan dalam daerah kabupaten/kota.
Rencana penetapan Lintas Penyeberangan dilakukan oleh:
a. Menteri, untuk rencana penetapan lintas penyeberangan antarnegara dan/atau
antarprovinsi;
b. Gubernur, untuk rencana penetapan lintas penyeberangan antarkabupaten/kota
dalam daerah provinsi; atau
c. Bupati/Walikota, untuk rencana penetapan lintas penyeberangan dalam daerah
kabupaten/kota.
d. Untuk rencana penetapan Lintas Penyeberangan antarnegara dilakukan
berdasarkan perjanjian antarnegara.
Dalam hal usulan penambahan Lintas Penyeberangan belum masuk dalam rencana,
dilakukan evaluasi oleh Direktur Jenderal. (PM 104 tahun 2017)
(UU.17 thn 2008 ttg Pelayaran) Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas
angkutan di perairan, kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan
lingkungan maritim
Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut dan/atau memindahkan
penumpang dan/atau barang dengan menggunakan kapal untuk memudahkan
aktifitas manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Badan usaha atau orang perseorangan warga Negara Indonesia yang akan melakukan kegiatan
usaha angkutan di perairan wajib memiliki:
a. izin usaha angkutan di perairan; yang terdiri dari :
a. izin usaha angkutan laut;
b. izin usaha angkutan laut pelayaran-rakyat;
c. izin usaha angkutan sungai dan danau; dan
d. izin usaha angkutan penyeberangan.
b. izin usaha jasa terkait dengan angkutan di perairan; diberikan oleh:
1) gubernur yang bersangkutan bagi orang perseorangan warga negara Indonesia atau
badan usaha yang berdomisili dan beroperasi pada lintas pelabuhan
antarkabupaten/kota dalam wilayah provinsi, pelabuhan antarprovinsi, dan
pelabuhan internasional; atau
2) bupati/walikota yang bersangkutan bagi orang perseorangan warga negara
Indonesia atau badan usaha yang berdomisili dalam wilayah kabupaten/kota dan
beroperasi pada lintas pelabuhan dalam wilayah kabupaten/kota.
c. izin operasi angkutan di perairan, dberikan oleh:
a. Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, untuk orang perseorangan warga
negara Indonesia atau badan usaha yang berdomisili di Daerah Khusus
Ibukota Jakarta; atau
b. bupati/walikota, sesuai dengan domisili orang perseorangan warga negara Indonesia
atau badan usaha.
4. Apa yang dimaksud dengan perkeretaapian, kereta api, kereta, lokomotif dan
gerbong ? (UU 23 tahun 2007)

Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan
sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk
penyelenggaraan transportasi kereta api.
Kereta api adalah sarana perkeretaapian dengan tenaga gerak, baik berjalan sendiri
maupun dirangkaikan dengan sarana perkeretaapian lainnya, yang akan ataupun sedang
bergerak di jalan rel yang terkait dengan perjalanan kereta api.
kereta adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokomotif atau mempunyai penggerak
sendiri yang digunakan untuk mengangkut orang, antara lain kereta rel listrik (KRL),
kereta rel diesel (KRD), kereta makan, kereta bagasi, dan kereta pembangkit.
Lokomotif adalah sarana perkeretaapian yang memiliki penggerak sendiri yang
bergerak dan digunakan untuk menarik dan/atau mendorong kereta, gerbong, dan/atau
peralatan khusus, antara lain lokomotif listrik dan lokomotif diesel.
Gerbong adalah sarana perkeretaapian yang ditarik lokomotif digunakan untuk
mengangkut barang, antara lain gerbong datar, gerbong tertutup, gerbong terbuka, dan
gerbong tangki.

5. Jelaskan mengapa kereta api harus diprioritaskan jika terjadi pertemuan


sebidang lalu lintas kereta api dan lalu lintas angkutan jalan ?

Sesuai aturan, UU No 22 LLAJ Tahun 2009 pasal 114 Pada perlintasan sebidang antara
jalur kereta api dan Jalan, Pengemudi Kendaraan wajib mendahulukan kereta api dan
memberikan hak utama kepada Kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.
Dan pada UU No 23 tahun 2007  tentang  perkeretaapian  pada Pasal 90 Ayat d jelaskan
juga bahwa penyelenggara prasarana perkeretaapian berhak dan berwenang
mendahulukan perjalanan kereta api di perpotongan sebidang dengan jalan raya.
Tegasnya, kereta api harus diprioritaskan lewat perlintasan.Dengan berbagai
kekhususan yang dimiliki oleh kereta api sudah sewajarnya  jika kemudian  perjalanan
kereta api menjadi prioritas pada sejumlah jalan kereta api yang bersilangan dengan
jalan raya.

6. Perbedaan Angkutan Jalan dan Angkutan Multimoda (PP 8 tahun 2011)


Angkutan jalan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

Angkutan Multimoda adalah angkutan barang dengan menggunakan paling sedikit 2


(dua) moda angkutan yang berbeda atas dasar 1 (satu) operator , 1 kontrak sebagai
dokumen angkutan multimoda dari satu tempat diterimanya barang oleh badan usaha
angkutan multimoda ke suatu tempat yang ditentukan untuk penyerahan barang kepada
penerima barang angkutan multimoda.

Asosiasi adalah asosiasi badan usaha angkutan multimoda atau perusahaan jasa

angkutan transportasi (freight forwarder) dan penyedia jasa logistik.


Kegiatan angkutan multimoda meliputi kegiatan yang dimulai sejak diterimanya barang
oleh badan usaha angkutan multimoda dari pengguna jasa angkutan multimoda sampai
dengan diserahkannya barang kepada penerima barang dari badan usaha angkutan
multimoda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam dokumen angkutan multimoda.
Dalam menyelenggarakan kegiatan angkutan multimoda badan usaha angkutan
multimoda bertanggung jawab terhadap kegiatan penunjang angkutan multimoda yang
meliputi pengurusan:
a. transportasi;
b. pergudangan;
c. konsolidasi muatan;
d. penyediaan ruang muatan; dan/atau
e. kepabeanan untuk angkutan multimoda ke luar negeri dan ke dalam negeri.
Atau angkutan multimoda 2112 (2 moda, 1 operator, 1 dokumen, 2 negara)
7. Jelaskan kapan dan untuk apa diperlukan adanya andalalin dan analisa kebutuhan lalu
lintas!
8. Jelaskan penyidik pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan dan kapan diperlukannya
adanya investigasi kecelakaan lalu lintas!
9. Jelaskan apa yang dimaksud dengan angkutan massal berbasis jalan!
10. Jelaskan persyaratan yang harus dipenuhi kendaraan bermotor untuk dapat beroperasi
sebagai angkutan umum di jalan!

Jawab :

7. Andalalin dibutuhkan ketika adanya setiap rencana pembangunan pusat kegiatan,


permukiman, dan infrastruktur yang akan menimbulkan gangguan keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan sehingga wajib
dilakukan andalalin dengan kriteria kriteria yang telah ditentukan.
Pusat kegiatan dapat berupa bangunan untuk: kegiatan perdagangan, kegiatan
perkantoran, kegiatan industri, fasilitas pendidikan, fasilitas pelayanan umum, hotel, dll
(PM75 tahun 2015)

8. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah Pejabat Pegawai
Negeri Sipil tertentu yang berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk selaku
Penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana di
bidang lalu lintas dan angkutan jalan.
Penindakan Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah serangkaian tindakan
yang dilaksanakan oleh penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik
Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan terhadap pelanggaran
Lalu dan Angkutan Jalan.

9. Angkutan Massal Berbasis Jalan adalah suatu sistem angkutan umum yang
menggunakan mobil bus dengan lajur khusus yang terproteksi sehingga memungkinkan
peningkatan kapasitas angkut yang bersifat massal yang dioperasikan di Kawasan
Perkotaan.
Kawasan Perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Penyelenggaraan Angkutan Massal Berbasis Jalan dilakukan di Kawasan Perkotaan
meliputi Kawasan Megapolitan, Kawasan Metropolitan, dan Kawasan Perkotaan Besar
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (PM 27 tahun 2015)

10. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk angkutan
orang dan/atau barang dengan dipungut bayaran.
Uji berkala sebagaimana dimaksud diwajibkan untuk mobil penumpang umum, mobil
bus, mobil barang, kereta gandengan, dan kereta tempelan yang dioperasikan di Jalan.
Pemeriksaan dan pengujian fisik mobil penumpang umum, mobil bus, mobil barang,
kendaraan khusus, kereta gandengan, dan kereta tempelan meliputi pengujian terhadap
persyaratan teknis dan laik jalan. (PP12 tahun 2019)

Anda mungkin juga menyukai