BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Aspek Legalitas
1. Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang
terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya.
2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas
Jalan.
5. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas,
Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat
10. Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi
gerak pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan
dan fasilitas pendukung.
14. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa
lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi
sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna
Jalan.
15. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan Jalan
atau di atas permukaan Jalan yang meliputi peralatan atau tanda
yang membentuk garis membujur, garis melintang, garis serong,
16. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik yang
menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat
bunyi untuk mengatur Lalu Lintas orang dan/atau Kendaraan di
persimpangan atau pada ruas Jalan.
17. Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda dua dengan atau
tanpa rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau
Kendaraan Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.
20. Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas adalah serangkaian usaha dan
kegiatan yang meliputi perencanaan, pengadaan, pemasangan,
pengaturan, dan pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan dalam
rangka mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas.
21. Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan
berlalu lintas yang berlangsung secara teratur sesuai dengan hak dan
kewajiban setiap Pengguna Jalan.
22. Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan
berlalu lintas dan penggunaan angkutan yang bebas dari hambatan
dan kemacetan di Jalan.
C. Pembinaan
a) Negara bertanggung jawab atas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dan
pembinaannya dilaksanakan oleh Pemerintah.
Dalam Pasal 28 diatur mengenai Alat pemberi isyarat lalu lintas yang
berfungsi untuk mengatur kendaraan dan/atau pejalan kaki. Alat
pemberi isyarat lalu lintas terdiri dari :
a. lampu tiga warna, untuk mengatur kendaraan terdiri dari cahaya
berwarna merah, cahaya berwarna kuning dan cahaya berwarna
hijau.
b. lampu dua warna, untuk mengatur kendaraan dan / atau pejalan kaki
yaitu cahaya berwarna merah dan cahaya berwarna hijau.
c. lampu satu warna, untuk memberikan peringatan bahaya kepada
pemakai jalan berupa cahaya berwarna kuning atau merah kelap
kelip.
Dalam Pasal 29 diatur bahwa cahaya berwarna merah dipergunakan
untuk menyatakan kendaraan harus berhenti kemudian cahaya
berwarna hijau dipergunakan untuk menyatakan kendaraan harus
berjalan dan cahaya berwarna kuning menyala sesudah cahaya
B. Aspek Teknis
1. Batasan Pengertian
Agar Pemahaman terhadap istilah istilah yang digunakan tidak terjadi
suatu kesalahan maka penulis menggunakan batasan batasan
pengertian yang bersumber dari Pedoman Pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Transportasi Darat (2011)
dan Manual Kapasitas Jalan Indonesia yang diterbitkan oleh Bina Marga
(1997) meliputi :
a. Data Primer adalah data yang diperoleh dengan melakuklan
pengamatan atau survey langsung di lapangan mengenai kondisi
transportasi yang ada
b. Data Sekunder adalah data yang telah tersedia dan didapat dari
instansi instansi yang terkait dalam bidang rekayasa lalu lintas baik
secara langsung maupun tidak langsung
c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL)
Adalah perangkat peralatan lalu lintas yang menggunakan isyarat
lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan atau kendaraan di
persimpangan atau ruas jalan.
d. Arus Berangkat terlawan (tipe O)
Adalah keberangkatan dengan konflik antara gerak belok kanan dan
gerak lurus/belok kiri dari bagian pendekat dengan lampu hijau pada
fase yang sama.
e. Arus Berangkat terlindung (tipe P)
Adalah keberangkatan tanpa konflik antara gerakan lalu lintas belok
kanan dan lurus
f. Arus Jenuh (saturation flow)
Adalah jumlah maksimum dari arus lalu lintas pada saat lampu lalu
lintas menunjukkan warna hijau.
g. Belok kiri (LT)
Adalah indeks untuk lalu lintas yang belok kiri.
h. Belok kiri langsung (LTOR)
Adalah indeks untuk lalu lintas belok kiri yang di ijinkan lewat pada
saat sinyal merah.
i. Fase
Adalah Suatu urutan dari perintah-perintah sinyal pada satu kaki
persimpangan yang dimulai dan diakhiri dengan periode waktu hijau.
j. Kapasitas (C)
Adalah banyaknya kendaraan maksimum yang dapat melewati suatu
ruas jalan dalam periode waktu tertentu.
k.Kecepatan Perjalanan (V)
Adalah kecepatan yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu
dalam waktu tertentu termasuk waktu hambatan yang diakibatkan
l. Persimpangan
Adalah simpul pada jaringan jalan dimana jalan-jalan bertemu dan
lintasan kendaraan berpotongan. (PP No 43, 1993).
m. Satuan mobil penumpang
Adalah satuan untuk arus lalu lintas dimana arus berbagai tipe
kendaraan diubah menjadi arus kendaraan ringan ( termasuk mobil
penumpang ) dengan menggunakan satuan mobil penumpang.
n. Tahap
Adalah bagian dari siklus apabila suatu kombinasi perintah signal
tertentu adalah tetap hal ini dimiliki pada awal periode waktu kuning
dan berakhir pada akhir dari periode hijau yang berikutnya.
o. Titik konflik
Adalah titik pertemuan antara gerakan kendaraan dari kaki
persimpangan yanng satu dengan gerakan kendaraan dari
persimpangan yang lain.
p. Tundaan
Adalah hambatan atau perlambatan yang dialami oleh suatu
kendaraan pada persimpangan yang di sebabkan karena suatu hal
sehingga kecepatan kendaraan menjadi berkurang atau berhenti.
q. Volume lalu Lintas
(1) Rambu peringatan ditempatkan pada sisi jalan sebelum tempat atau
bagian jalan yang berbahaya dengan jarak sesuai dengan Tabel III.1
(3) Alat pemberi isyarat lalu lintas pada persimpangan, ditempatkan pada
sisi kiri jalur lalu lintas menghadap arah datangnya lalu lintas dan
dapat diulangi pada sisi kanan atau di atas jalur lalu lintas.
2. Prinsip Dasar Pengendalian Persimpangan Dengan Alat Pemberi Isyarat
Lalu Lintas
Menurut buku Rekayasa Lalu Lintas penerbit Direktorat Jendral
perhubungan Darat tahun 1999 menurunkan hambatan dan
Arus berangkat belok kanan pada fase yang berbeda dari gerakan
lurus langsung memerlukan lajur terpisah. Pengaturan terpisah
gerakan belok kanan bisanya hanya dilakukan berdasarkan
pertimbangan kapasitas jika arus melebihi 200 smp / jam. Walau
Arus lalu intas yang melalui kaki persimpangan mempunyai arus yang
lebih besar dari kaki persimpangan lainnya disebut arus mayor
(utama), sedangkan arus lalu lintas pada kaki persimpangan yang
mempunyai arus lebih kecil disebut arus minor.
Menurut buku Menuju Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang tertib
tahun 1995 kriteria suatu persimpangan sudah harus dipasang alat
pemberi isyarat lalu lintas adalah :
Jika hanya arus lalu lintas (LHR) saja yang ada tanpa diketahui distribusi
lalu lintas pada setiap jamnya, maka arus rencana per jam dapat
diperkirakan sebagai suatu persentase dari LHR sebagai berikut :
LHR = VJP / K
ini :
S = arus jenuh
So = 600 x We
Keterangan :
Fp = {[ ( Lp / 3 ( wa 2 ) ) x ( Lp / 3 g ) / wa ] /g }
Keterangan :
Wa = lebar pendekat
Sumber : MKJI,1997
Jadi untuk Frt 4 lengan sama dengan 1 karena Prt sama dengan 0
Keterangan :
gi = (Cua LTI)*PRi
Keterangan :
c = g + LTI
d) Kapasitas (C)
Untuk penghitungan kapasitas pada masing-masing pendekat di
gunakan rumus berikut :
C = S x (g/c)
Sumber : MKJI,1997
Keterangan :
Keterangan :
Dimana :
Dimana :
i) Tundaan (D)
Setiap pendekat tundaan lalu lintas rata-rata ditimbulkan akibat
pengaruh timabl balik dengan gerakan-gerakan lainnya pada
simpang.
Sumber : MKJI,1997
Yang mana
0.5 x ( 1 GR )2
A =
( 1- GR ) x DS
....
Dimana :
D = DT + DG
Keterangan :
DG : Tundaan geometrik
1 2 3
KENDARAAN RINGAN 1 1
5. Tingkat Pelayanan
Pada tabel berikut ini dapat dilihat tingkat tundaan yang digunakan
sebagai indikator tingkat pelayanan dan lamanya tundaan adalah
sebagai berikut :
1 2 3
B 5 15 BAIK
C 15 25 SEDANG
D 25 40 KURANG
E 40 60 BURUK
BAGAN ALIR
PENGUMPULAN DATA
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN
ANALISA KONDISI
SETTING APILL
USULAN