1. Latar Belakang : Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu penghasil kopi di
Indonesia. Selain teh, kopi menjadi satu di antara komoditas
perkebunan andalan di Jawa Barat. Data Badan Pusat Statistik
Provinsi Jawa Barat menyebutkan bahwa dari segi luas
pengembangan tanaman perkebunan di Jawa Barat, kopi berada di
urutan kelima setelah kelapa, teh, karet dan cengkeh. Produksi
kopi di Jawa Barat relatif meningkat setiap tahun.
Salah satu sentra kopi di Jawa Barat terutama untuk jenis kopi
arabika adalah Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung merupakan
produsen kopi terbesar di Jawa Barat dengan luas areal dan produksi
yang relatif meningkat. Kabupaten Bandung, merupakan salah satu
daerah penghasil kopi, terutama kopi Arabika. Salah satu produk kopi
dari Kabupaten Bandung yang telah dikenal di mancanegara adalah
specialty Java Preanger. Pada tahun 2018, produksi olahan kopi yang
dihasilkan di Kabupaten Bandung sebesar 6.607 ton dengan
penghasil kopi terbesar adalah Kecamatan Pangalengan (BPS Kab
Bandung, 2019). Komoditas kopi sebagai tanaman perkebunan
memiliki peran besar dalam peningkatan PDRB Kabupaten Bandung.
Kopi memiliki peran yang strategis dan menjadi salah satu kekuatan
ekonomi di Provinsi Jawa Barat khususnya di Kabupaten Bandung.
Selain itu dalam amanat RPJMN 2020-2024 secara jelas
mengarahkan pengembangan kawasan kopi yang harus
dikembangkan sebagai komoditas unggulan di Kabupaten Bandung
melalui program peningkatan produksi
Komoditas perkebunan yang berkelanjutan. Hal ini yang
melatarbelakangi kegiatan Pembangunan Kawasan Kopi di
Kabupaten Bandung, dan merupakan salah satu upaya Pemerintah
Daerah Kabupaten Bandung dalam mengembangkan dan
meningkatkan produksi potensi perkebunan kopi yang terdapat di
Kabupaten Bandung.
Untuk membangun sebuah kawasan kopi yang terpadu dalam
satu kawasan dibutuhkan kajian analisis dampak lalu lintas, hal
ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021
Tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
pada Pasal 2 mengamanatkan bahwa setiap rencana pembangunan
pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguan keamanan keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas
dan Angkutan Jalan wajib dilakukan analisis dampak Lalu Lintas.
Selanjutnya dalam pasal 4 disebutkan bahwa hasil analisis dampak
LaIu Lintas yang terintegrasi dengan analisis mengenai dampak
lingkungan hidup atau upaya pengelolaan lingkungan hidup dan
upaya pemantauan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka
memenuhi Perizinan Berusaha dalam kegiatan pendirian bangunan.
Selain pentingnya jalan akses, pembangunan kawasan kopi juga di
harapkan akan membawa pengaruh yang signifikan terhadap
lingkungan di sekitar. Baik pada masa pra pembangunan, pada masa
pembangunan maupun pada masa pasca pembangunan atau
operasional. Oleh karena itu diperlukan berbagai analisis yang
mendalam mengenai pengaruh pembangunan gedung tersebut.
Untuk itulah harus dilakukan penyusunan dokumen andal lalin
yang berdampak penting terhadap arus lalu lintas kendaraan di
sekitar kawasan kopi tersebut.
1. Maksud
2. Maksud dan :
Tujuan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk/ pedoman
bagi para pengelola kegiatan dalam pra kontruksi, pra operasi dan
pasca operasi pembangunan kawasan kopi terpadu, sehingga
kegiatan dapat berjalan sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan, serta kelancaran lalulintas dapat dikelola seperti yang
telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
yang telah ditetapkan.
2. Tujuan
Melakukan koordinasi dan konsultasi melakukan kajian tentang
rincian dan deskripsi, melakukan observasi lapangan, melakukan
survey lapangan untuk pengumpulan data primer dan sekunder
serta melakukan kajian untuk menyusun dokumen andal lalin
kawasan kopi terpadu di Kabupaten Bandung.
3. Sasaran : Mendapatkan dokumen andal lalin pada tahap pra, kontruksi, dan
operasional pembangunan kawasan kopi terpadu
4. Lokasi Pekerjaan : Desa Solokan Jeruk Kecamatan Solokan Jeruk Kabupaten Bandung
5. Sumber Pendanaan : Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBN Kementerian
Pertanian Republik Indonesia
9. Studi-Studi : -
Terdahulu
10. Referensi Hukum Dasar hukum untuk melaksanakan kegiatan ini adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia no.22 tahun 2009 tentang lalu
lintas angkutan Jalan.
2. Undang-undang no.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
3. Peraturan Pemerintah RI no.32 tahun 2011 tentang
manajemen dan rekayasa Analisa Dampak serta manajemen
kebutuhan lalu lintas.
4. Peraturan Pemerintah RI no.30 Tahun 2021 tentang pedoman
penyelenggraan bidang lalu lintas dan angkutan jalan
5. Peraturan Pemerintah no.27 tahun 2012 izin lingkungan
6. Menteri Perhubungan No. 96 Tahun 2015 tentang Pedoman
pelaksanaan managemen dan rekayasa lalu lintas
7. Peraturan Menteri Perhubungan No. 13 Tahun 2014 tentang Rambu
Lalu Lintas;
8. Peraturan Menteri Perhubungan No. 34 Tahun 2014 tentang Marka
Jalan;
9. Peraturan Menteri Perhubungan No. 49 Tahun 2014 tentang Alat
Pemberi Isyarat Lalu Lintas;
10. Peraturan Menteri RI no.75 tahun 2015 tentang Tata Cara
Penyelenggaraan analisis Dampak Lalu Lintas
11. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 46 Tahun 2016 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan no.75 tahun 2015
tentang penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas;
Peraturan Menteri Perhubungan RI No.11 tahun 2017 tentang
12. perubahan ketiga atas peraturan menteri perhubungan no.75 tahun
2015 tentang penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas
12. Keluaran-Keluaran : Dokumen Hasil Analisis Dampak Lalu Lintas yang telah memperoleh
persetujuan dari pihak terkait sesuai ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
13. Peralatan, Material : Data teknis maupun data non teknis dan surat menyurat kepada
Personal dan intansi terkait dalam rangka pengumpulan data dan survey
Fasilitas dari PPK
14. Peralatan dan : Peralatan dan Material yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Material dari yaitu : Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua
Penyedia Jasa fasilitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran
konsultasi pelaksanaan pekerjaan. Barang-barang yang harus disediakan oleh
penyedia seperti kendaraan roda 4, roda 2, komputer dan
printernya alat ukur, drone, APD dan Peralatan K3, Rol Meter,
speedtrack, dan sarana pendukung yang lainnya.
15. Lingkup : Disesuaikan dengan dokumen kontrak dan aturan yang berlaku
Kewenangan
Penyedia Jasa
16 Jangka Waktu : Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan ini adalah 60 (Enam Puluh) hari
Penyelesaian kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
Pekerjaan (SPMK)
17. Personel : M
No. Kebutuhan Kualifikasi Jumlah
M
A Tenaga Ahli
1 Ketua Pendidikan S2 Tranportasi 1 (satu) 2
Tim/Tenaga Pengalaman Minimal 3
Ahli Tahun dalam Andalalin
Transportasi Memiliki SKA Madya
Teknik Jalan dan Sertifikat
Andalalin
2 Tenaga Ahli Pendidikan S1 Sipil/ S1 1 (satu) 2
Manajemen Teknik Sipil Pengalaman
Rekayasa min. 1 Tahun dalam bidang
lalu lintas Andalalin dan memiliki
SKA Muda Teknik Jalan
3 Tenaga Ahli Pendidikan S1 Teknik Sipil 1 (Satu) 2
Transportasi Pengalaman 1 Tahun dan
Memiliki SKA Muda
Teknik Jalan
Tenaga Pendukung
B.