Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DOKUMEN LINGKUNGAN
DI BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL
DKI JAKARTA – JAWA BARAT TA. 2021

1. LATAR Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan


BELAKANG Rakyat Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organiasasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat menyatakan bahwa: Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional mempunyai tugas melaksanakan pemrograman,
perencanaan, pengadaan, pembangunan, preservasi, dan
pengendalian penerapan norma, standar, pedoman dan kriteria
bidang jalan dan jembatan termasuk konektivitas jaringan jalan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Balai Besar Pelaksanaan Jalan
Nasional menyelenggarakan fungsi-fungsi, di antaranya adalah
pelaksanaan analisis dampak lingkungan.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bidang


Perencanaan dan Pemantauan menyelenggarakan beberapa fungsi,
salah satunya adalah pelaksanaan analisis mengenai dampak
lingkungan. Sebagai upaya khususnya untuk memenuhi tugas dan
fungsi tersebut, serta dalam rangka memenuhi UU Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan PP Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan maka
Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta bermaksud
melakukan penyusunan Dokumen Lingkungan.

Pengembangan Jalan termasuk pembangunan Flyover/Underpass


sebagai salah satu bentuk prasarana transportasi memiliki
peran penting dalam perkembangan sosial ekonomi wilayah. Pada
tahap awal, infrastruktur jalan mampu membuka keterisolasian
daerah untuk mendukung pertumbuhan. Pada tahap selanjutnya
infrastruktur jalan akan dibutuhkan untuk melayani tuntutan akibat
pergerakan akibat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Selain itu, jalan juga berperan penting dalam membentuk dan
memperkukuh kesatuan nasional untuk memantapkan pertahanan
dan keamanan nasional. Di sisi lain, pengembangan jalan
memberikan dampak bagi lingkungan yang harus diantisipasi dan
dikendalikan.

Selain dampak lingkungan akibat pengembangan jaringan jalan,


terdapat ruas jalan nasional yang melintasi kawasan hutan, baik
Hutan Lindung maupun Hutan Produksi namun belum memiliki Izin
Pinjam Pakai Kawasan Hutan. Oleh karena itu, dalam rangka

1/8
pelaksanaan pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan sekaligus pemenuhan peraturan perundang-undangan,
maka Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta
melaksanakan penyusunan dokumen lingkungan yang berada di
wilayah administratif Provinsi Jawa Barat.

2. MAKSUD DAN Maksud dilaksanakannya kegiatan penyusunan Dokumen


TUJUAN Lingkungan di lingkup kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
Provinsi VI Jakarta adalah:
1. Mengidentifikasi dampak yang mungkin ditimbulkan akibat
rencana usaha/kegiatan;
2. Mengidentifikasi komponen-komponen lingkungan hidup yang
diprakirakan akan terkena dampak;
3. Menganalisa upaya pengelolaan lingkungan dan upaya
pemantauan lingkungan untuk mencegah/mengeliminasi
dampak negatif yang ditimbulkan;
4. Mengidentifikasi pertimbangan lingkungan untuk perencanaan
dan desain sebagai bahan integrasi lingkungan ke dalam
perencanaan teknis rinci (Detail Engineering Design);
5. Menetapkan batasan – batasan daerah milik jalan (damija) yang
menjadi tolok ukur pengelolaan lingkungan seperti yang telah
tercantum dalam dokumen lingkungan ruas jalan nasional di
Provinsi Jawa Barat;
6. Menemukan kesepakatan dengan instansi terkait mengenai
tindakan pengelolaan lingkungan yang harus dilakukan dan
menjadi tanggung jawab BBPJN VI Jakarta selaku pemrakarsa;
7. Dapat digunakan sebagai dasar dalam pelaksanaan tata batas
ruas jalan nasional yang melintasi kawasan hutan.

Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah :


1. Tersusunnya dokumen lingkungan (AMDAL) di Balai Besar
Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta yang sesuai dengan PP
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan dan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
2. Tersusunnya Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) di Balai
Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta yang sesuai
dengan PP No 105 Tahun 2015 tentang Penggunaan Kawasan
Hutan dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang Pedoman
Pinjam Pakai Kawasan Hutan.

2/8
3. SASARAN Sasaran yang ingin dicapai dari pekerjaan penyusunan Dokumen
Lingkungan di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta
– Jawa Barat ini adalah:
1. Diterbitkannya Izin Lingkungan yang telah disetujui oleh
Menteri, Gubernur, Bupati atau Walikota sesuai dengan
kewenangannya, serta tersusunnya Dokumen Lingkungan
sebagai bahan persiapan/dukungan pembangunan lebih lanjut;
2. Terbitnya Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) di Provinsi
Jawa Barat;
3. Tersedianya bahan bagi perencanaan untuk kegiatan Preservasi
Jalan dan Jembatan;
4. Membantu proses pengambilan keputusan kegiatan peningkatan
jalan dan jembatan;
5. Terbitnya rekomendasi teknis untuk pelaksanaan tata batas
pinjam pakai kawasan hutan.

4. LOKASI 1. Jembatan Gantung Desa Bojongsari;


KEGIATAN 2. Jembatan Gantung Sukawera;
3. Jembatan Gantung Balongadem;
4. Jembatan Gantung Cikao;
5. Jembatan Gantung Talun/Bale Kambang;
6. Jembatan Gantung H. Syurdi;
7. Jembatan Gantung Jamalaer;
8. Eks Toll Rajamandala;
9. Bagbagan – Jampangkulon;
10. Surade – Tegalbuleud (Cibuni);
11. Tegalbuleud (Cibuni) – Argabinta – Sindangbarang;
12. Pangandaran – Kalipucang;
13. Ciwidey – Rancabali;
14. Bts. Bandung/Cianjur – Naringgul – Cidaun.

5. SUMBER APBN Tahun Anggaran 2021 sebesar Rp. 2.104.000.000,- (dua


PENDANAAN miliar seratus empat juta rupiah) termasuk PPN.

6. NAMA DAN Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Pemantauan, Satuan


ORGANISASI Kerja Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VI Jakarta
PEJABAT
PEMBUAT
KOMITMEN

7. STANDAR Norma, Standar, Pedoman, dan Manual yang dikeluarkan oleh


TEKNIS Direktorat Jenderal Bina Marga terkait Penyusunan Dokumen
Lingkungan, dan juga referensi lain diluar Ditjen Bina Marga yang
3/8
terkait.

8. STUDI-STUDI Desain-desain terkait pembangunan jalan dan jembatan pada


TERDAHULU Satuan Kerja P2JN Provinsi Jawa Barat dan Satuan Kerja PJN di
wilayah Provinsi Jawa Barat.

9. REFERENSI 1. Undang – Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;


HUKUM 2. Undang – Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
3. Undang – Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang;
4. Undang – Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin
Lingkungan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas PP Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Penggunaan Kawasan Hutan;
8. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 2990 tentang
Pengelolaan Kawasan Lindung;
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan
Hidup;
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2012
tentang Pedoman Keterlibatan Masyarakat dalam Proses
AMDAL dan Izin Lingkungan;
11. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 8 Tahun 2013
tentang Tata Laksana Penilaian dan Pemeriksaan Dokumen
Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan;
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia nomor P.27/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2018 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan;
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 38
Tahun 2019 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan
yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup;
14. Peraturaan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 Tahun 2011
tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan
Teknis Jalan;
15. Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan
No. 01/P/BM/2014;
16. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 248/KPTS/M/
2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Dalam Jaringan Jalan
Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan
Kolektor -1 (JAP-1);

4/8
17. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organiasasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

10. LINGKUP Lingkup Kegiatan Penyusunan Dokumen Lingkungan


KEGIATAN 1. Lingkup Kegiatan Proyek yang diperkirakan menimbulkan
dampak meliputi tahap:
a. Pra Konstruksi
b. Konstruksi
c. Pasca Konstruksi

2. Lingkup Wilayah Studi


Batas wilayah Penyusunan Dokumen Lingkungan ini ditentukan
dengan memperhatikan Wilayah Kegiatan, Wilayah Ekologis,
Wilayah Sosial dan Wilayah Administrasi.

3. Lingkup Pengumpulan dan Analisis Data


1) Pengumpulan data primer, meliputi:
a) Komponen Fisik-Kimia meliputi:
- Kualitas udara, kebisingan, dan getaran
- Kualitas air
- Kualitas tanah
b) Komponen Biologi, meliputi:
- Biota Daratan
- Biota Perairan
c) Komponen Sosial ekonomi Budaya dan Kesehatan
Masyarakat, meliputi:
- Komponen Sosial Ekonomi Budaya
- Komponen Kesehatan Masyarakat
2) Pengumpulan data sekunder, meliputi:
a) Pengumpulan data iklim
b) Pengumpulan data hidrologi
c) Pengumpulan data geologi dan tata guna lahan

4. Metode Analisis Data


Analisis data menggunakan metoda yang baku sesuai dengan
komponen atau parameter yang diukur atau diamati dan
mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Lingkup Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Identifikasi dampak lingkungan yang ditimbulkan berupa sumber
dampak, jenis dampak, dan besaran dampak serta bentuk upaya
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang mencakup
bentuk upaya, lokasi, dan periode sesuai dengan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang
5/8
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

6. Lingkup Integrasi Dokumen Lingkungan terhadap Desain


UKL-UPL harus bersifat kuantitatif dan site specific dengan
mencantumkan STA atau koordinat lokasi pengelolaan dan
langkah-langkah/teknik mitigasi dalam bentuk STRIP MAP/Peta
Indikasi.

Lingkup Kegiatan Penyusunan IPPKH


Secara garis besar ruang lingkup dari penyusunan dokumen
lingkungan ini adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengumpulan data sekunder mengenai kondisi
geografis ruas jalan yang melintasi kawasan hutan, meliputi
kondisi eksisting ruas serta koordinat lokasi ruas jalan nasional
tersebut. Data kondisi ruas jalan mencakup daerah milik jalan
(damija), rambu – rambu yang ada serta kelengkapan jalan
yang berada di ruas tersebut ;
2. Melakukan pemetaan ruas jalan yang melintasi kawasan hutan
dengan menggunakan format GIS;
3. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait, diantaranya
adalah dinas lingkungan hidup kabupaten/ kota dan pihak
pengelola kawasan hutan yang dilalui oleh ruas jalan nasional
tersebut;
4. Membuat perumusan masalah dari hasil koordinasi, dimana
sudah ditentukan tata batas dari kawasan hutan tersebut yang
diizinkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
menyusunnya dalam laporan kajian pinjam pakai kawasan
hutan;
5. Membuat pelaporan hasil kajian mengenai kawasan hutan
tersebut, dimana pelaporan akan dikoordinasikan dengan
instansi terkait untuk mendapatkan kesepakatan dari seluruh
stakeholder dalam rapat;
6. Mendapatkan izin pinjam pakai kawasan hutan (IPPKH) dari
instansi yang berwenang.

11. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini mencakup:


A. Laporan Dokumen Lingkungan yang sesuai dengan Permen
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup pembangunan
jalan dan jembatan di Lingkungan Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VI Jakarta.

B. Laporan dokumen lingkungan dilengkapi dengan:


1) Dokumen Integrasi Lingkungan ke dalam Perencanaan
Teknis Rinci untuk masing-masing lokasi kegiatan.
2) Surat Persetujuan Kerangka Acuan.
3) Surat Keterangan Kelayakan Lingkungan Hidup (SKKLH) 
4) Izin Lingkungan yang disahkan oleh Gubernur/Walikota/
6/8
Bupati sesuai kewenangannya.

C. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan di Provinsi Jawa Barat


sebagai berikut :
1. Eks Toll Rajamandala;
2. Bagbagan – Jampangkulon;
3. Surade – Tegalbuleud (Cibuni);
4. Tegalbuleud (Cibuni) – Argabinta – Sindangbarang;
5. Pangandaran – Kalipucang;
6. Ciwidey – Rancabali;
7. Bts. Bandung/Cianjur – Naringgul – Cidaun.

12. PERALATAN Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau


MATERIAL, wakilnya yang akan bertindak sebagai Project Officer (PO) dalam
PERSONIL DAN rangka pelaksanaan jasa konsultansi ini.
FASILITAS DARI
PEJABAT
PEMBUAT
KOMITMEN

13. PERALATAN Seluruh peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan


DAN MATERIAL disediakan oleh Penyedia Jasa Konsultansi sesuai dengan dokumen
DARI PENYEDIA penawaran. Penyedia jasa harus menyediakan kantor kerja secara
JASA mandiri.
KONSULTANSI Peralatan yang harus disiapkan misalnya:
Kendaraan pendukung survey, alat safety standar, alat komunikasi
dan dokumentasi lapangan, alat sampling dan penelitian, dan alat
pendukung survey lainnya (formulir, meteran dll).

14. JANGKA WAKTU 9 (Sembilan) Bulan terhitung sejak tanggal dimulai yang
PENYELESAIAN tercantum pada Surat Perintah Mulai Kerja.
KEGIATAN

7/8
15. TENAGA AHLI Kualifikasi
Jumlah
Posisi Pendidikan Keahlian Pengal Org Bulan
aman
Tenaga Ahli:
Ketua Tim / S2 Teknik Ahli Teknik 5 th 9 OB
Ahli Lingkungan Lingkungan
Lingkungan Madya
Ahli Teknik S1 T. Sipil/ Ahli Teknik 1 th 9 OB
Jalan/ T.Lingkungan Jalan/
Lingkungan Lingkungan
Muda
Ahli Struktur S1 T. Sipil Ahli Teknik 1 th 7 OB
Jembatan Jembatan
Muda
Ahli Sosial S1 Kesehatan Tidak 3 th 7 OB
Ekonomi Masyarakat Disyaratkan
Ahli GIS S1 Geografi/ Tidak 3 th 7 OB
Geodesi Disyaratkan

Ahli Biologi S1 Biologi Tidak 3 th 7 OB


Disyaratkan

Ahli Kesehatan S1 Kesehatan Tidak 3 th 7 OB


Masyarakat Masyarakat Disyaratkan

Ahli Kehutanan S1 Tidak 3 th 7 OB


Kehutanan Disyaratkan

Ahli K3 S1 Teknik Ahli Muda 1 th 1 OB


Konstruksi Sipil K3
Konstruksi
Tenaga Asisten:
Asisten Ahli Lingkungan Jalan 8 OB
Asisten Teknik Struktur Jembatan 6 OB
Tenaga Pendukung
Drafter 4 OB
Surveyor 5 OB
Operator Komputer 8 OB
Tenaga Administrasi 10 OB

Tenaga Ahli penyusun Dokumen Lingkungan ini minimal terdiri


atas:
- Ketua Tim yang memiliki sertifikat kompetensi Ketua
Tim Penyusun AMDAL.
- Anggota Tim, sekurang-kurangnya 2 orang Tenaga
Ahli yang memiliki sertifikat kompetensi Anggota Tim
Penyusun AMDAL.

1. Ketua Tim/Ahli Teknik Lingkungan


Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana S2 atau yang lebih lebih
tinggi Jurusan Teknik Lingkungan lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi.
8/8
Diwajibkan mempunyai SKA Ahli Madya Teknik Lingkungan dan
Sertifikat Ketua Tim Penyusun AMDAL (KTPA). Berpengalaman
dalam melaksanakan pekerjaan penyusunan AMDAL sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun.

Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah merencanakan,


mengkoordinasi, dan mengendalikan semua kegiatan dan
personil yang terlibat dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan dengan baik, mencapai hasil yang
diharapkan, serta bertanggung jawab terhadap produk yang
dihasilkan.

2. Tenaga Ahli Jalan/Lingkungan


Tenaga Ahli Jalan/Lingkungan disyaratkan mempunyai SKA Ahli
Muda Teknik Jalan atau Ahli Muda Lingkungan dari LPJK.
Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Strata 1
(S1) Jurusan Teknik Sipil/Teknik Lingkungan lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan penyusunan
AMDAL dan/atau UKL-UPL selama 1 (satu) tahun.

3. Tenaga Ahli Struktur Jembatan


Tenaga Ahli Struktur Jembatan disyaratkan mempunyai SKA Ahli
Muda Teknik Jembatan dari LPJK. Tenaga ahli yang disyaratkan
adalah Sarjana Teknik Strata 1 (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan penyusunan
AMDAL atau UKL/UPL selama 1 (satu) tahun.

4. Tenaga Ahli Sosial Ekonomi


Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Fisipol Strata 1
(S1) Jurusan Sosial/ Sosiologi/ Antropologi/ Kesejahteraan
Sosial lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan AMDAL atau UK-UPL selama 3 (tiga)
tahun.

5. Tenaga Ahli GIS


Tenaga ahli GIS yang disyaratkan minimal adalah Sarjana (S1)
jurusan geografi atau teknik geodesi lulusan

9/8
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi
swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau
perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, dan
berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan yang
berhubungan dengan GIS selama minimal 3 (tiga) tahun.

6. Tenaga Ahli Biologi


Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1)
Jurusan Biologi lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau
perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau telah lulus
ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah
diakreditasi, dan berpengalaman dalam melaksanakan
pekerjaan penyusunan AMDAL atau UKL-UPL selama 3 (tiga)
tahun.

7. Tenaga Ahli Kesehatan Masyarakat


Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Strata 1 (S1)
Jurusan Kesehatan Masyarakat lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi, dan berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan penyusunan AMDAL atau UK-UPL
selama 3 (tiga) tahun.

8. Tenaga Ahli Kehutanan


Tenaga ahli kehutanan disyaratkan minimal seorang Sarjana
Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Ilmu Kehutanan lulusan
universitas/perguruan tinggi atau perguruan tinggi swasta yang
telah diakreditasi atau telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi, berpengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan penyusunan dokumen lingkungan
minimal 3 (tiga) tahun.

9. Tenaga Ahli K3 Konstruksi


Tenaga Ahli K3 Konstruksi disyaratkan minimal seorang Sarjana
Teknik (S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas/perguruan
tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan
tinggi luar negeri yang telah diakreditasi. Mempunyai sertifikat
keahlian (SKA) Ahli Muda K3 Konstruksi yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Profesi, telah diregistrasi oleh LPJK dan memiliki
pengalaman kerja yang sesuai minimal selama 1 (satu) tahun di
bidangnya.
Tugasnya adalah menyusun Rencana Keselamatan Konstruksi
sebelum pelaksanaaan kegiatan.

10/8
10. Asisten Ahli Lingkungan
Asisten tenaga ahli disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik
Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Lingkungan/Teknik Sipil yang
bertugas membantu Ahli Lingkungan yang berpengalaman
dalam penyusunan AMDAL taau UKL-UPL selama 1 (satu) tahun.

11. Asisten Ahli Struktur/Jembatan


Tenaga ahli disyaratkan minimal seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil dan membantu Ahli
Struktur/Jembatan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri
atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang
telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang
telah diakreditas dan telah lulus minimal 1 tahun.

12. Tenaga Pendukung


Selain Tenaga Ahli serta Asisten tersebut di atas, diperlukan
pula tenaga-tenaga pendukung/tenaga lainnya untuk membantu
kelancaran kegiatan administrasi teknik dan korespondensi,
terdiri dari Drafter CAD, surveyor, operator komputer dan
tenaga administrasi/sekretaris.

16. LAPORAN Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat
Komitmen/Pengguna Jasa:

A. Program Mutu Konsultansi Konstruksi


Program Mutu Konsultansi Konstruksi dibuat sebagai
penjaminan mutu pelaksanaan penyedia jasa kepada pelaksana
kegiatan. Program Mutu Konsultansi Konstruksi harus
diserahkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender
sejak SPMK diterbitkan. Isi mengikuti Permen PUPR No. 21
Tahun 2019 Lampiran C bagian C.6 tentang Program Mutu
Konsultansi Konstruksi. Laporan Program Mutu dibahas 1 (satu)
minggu setelah SPMK sebelum diserahkan dan disahkan oleh
Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Pemantauan,
diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan (2 asli berwarna dan
3 copy).

B. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat :
1. Mobilisasi tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya;
2. Metodologi dan pendekatan studi yang dipakai;
3. Rencana kerja untuk menyelesaikan Perencanaan Dokumen
Lingkungan masing-masing lokasi;
4. Jadwal penugasan tenaga ahli;
5. Jadwal kegiatan penyedia jasa;
6. Rencana Kerja selanjutnya;
7. Rancangan Konseptual SMKK (format sesuai dengan Permen
11/8
PUPR No. 21 Tahun 2019 Lampiran F).
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) buku laporan
(2 asli berwarna dan 3 copy).

C. Laporan Antara
Laporan Antara harus diserahkan selambat-lambatnya 4
(empat) bulan setelah diterbitkannya SPMK. Penyerahan
Laporan Antara disertai dengan penyerahan Dokumen Kerangka
Acuan yang telah disetujui. Laporan ini berjumlah 5 (lima) buku
laporan (2 asli berwarna dan 3 copy) untuk setiap
kegiatan/lokasi.

D. Draft Laporan Akhir


Draft Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya 7
(tujuh) bulan setelah diterbitkannya SPMK. Laporan ini
memuat analisis dan hasil-hasil pembahasan Dokumen Andal
dan RKL-RPL. Laporan ini berjumlah 5 (lima) buku laporan (2
asli berwarna dan 3 copy) untuk setiap kegiatan/lokasi.

E. Laporan Akhir
Laporan akhir memuat:
1. Hasil penyempurnaan memperhatikan berbagai masukan
dan hasil diskusi/pembahasan dengan pemberi pekerjaan.
2. Rekomendasi Konsultan sebagaimana kesimpulan atas
temuan serta hasil analisis yang dilakukan

Penyerahan Laporan Akhir disertai dengan Dokumen UKL-UPL


yang telah disetujui, SKKLH dan Izin Lingkungan. Laporan akhir
harus diserahkan paling lambat 8 (delapan) bulan setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK). Laporan ini
berjumlah 5 (lima) buku laporan (2 asli berwarna dan 3 copy),
5 (lima) Ringkasan Eksekutif, dan 1 (satu) Harddisk External 1
Terabyte yang berisi seluruh laporan dalam bentuk Word,
Excel, maupun PDF termasuk foto-foto dokumentasi untuk
setiap kegiatan/lokasi.

F. Jenis laporan yang diperoleh dari UKL – UPL untuk masing –


masing lokasi adalah:
a. 5 (lima) Dokumen UKL – UPL

G. Jenis laporan yang diperoleh dari Izin Pinjam Pakai Kawasan


Hutan untuk masing-masing lokasi adalah :
a. 5 (lima) IPPKH;
b. 5 (lima) Peta Citra Satelit

12/8
7. ALIH Jika diperlukan, Penyedia jasa Konsultansi berkewajiban untuk
PENGETAHUAN menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih
pengetahuan kepada personil proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat
Komitmen Perencanaan dan Pemantauan.

Bandung, 16 Desember 2020


PPK Perencanaan dan Pemantauan
Balai Besar Pelaksanaan
Jalan Nasional VI Jakarta

Nunu Nugraha, ST.


NIP. 19761211 200812 1 001

13/8

Anda mungkin juga menyukai