Anda di halaman 1dari 69

METODE PELAKSANAAN

KONSTRUKSI PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA


BALAI DIKLAT BNN – LIDO
TAHUN ANGGARAN 2018

PT. DEBITINDO JAYA

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


1
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
DAFTAR ISI

1. PENDAHULUAN

 Data Proyek 03

 Gambaran Umum Lokasi Pekerjaan 03

 Lingkup Pekerjaan 08

 Project Monitoring & Control 09

2. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. Pekerjaan Persiapan 11

2. Pekerjaan Struktur 15

3. Pekerjaan Atap 33

4. Pekerjaan Arsitektur 35

5. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal 54

6. Pekerjaan Penangkal Petir 59

7. Pekerjaan Pengaspalan 60

8. Pekerjaan Paving block 64

9. Pekerjaan pagar BRC 68

10. Pekerjaan Pembersihan 69

11. Ketentuan Tambahan 69

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


2
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
1 - PENDAHULUAN
DATA PROYEK
Nama Pekerjaan : Konstruksi Pembangunan Sarana dan Prasarana Balai Diklat
Waktu Pelaksanaan : 90 (sembilan puluh) hari
Tahun Anggaran : 2018
Lokasi Proyek : BNN Lido, Bogor, Jawa Barat

GAMBARAN UMUM LOKASI PEKERJAAN


Lokasi Pekerjaan Pengadaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Balai Diklat
terletak didalam Kawasan Balai Diklat BNN Lido, yang mempunyai fungsi sebagai
tempat kegiatan pendidikan dan pelatihan, dimana terdapat bangunan eksisting
diantaranya : Gedung Administrasi, Ruang kelas, Asrama dan Ruang serbaguna,
aktifitas para pegawai BNN dan tempat tinggal peserta diklat pada saat kegiatan,
Sehingga dalam melakukan kegiatan pelaksanaan harus mematuhi aturan yang ada
dan tidak mengganggu kegiatan utama dalam area Kawasan Balai Diklat dan
menjaga keamanan dari berbagai pihak seperti, penghuni, pegawai dan lain-lain.

Zone yang akan dibangun fungsi existing merupakan lahan kosong atau area taman
untuk lokasi gedung mess, area jalan beton eksisting untuk lokasi masjid dan ruang
diskusi, ketiga gedung baru ini berjejeran dimana sebelah utara, selatan dan barat
masih merupakan area Balai Diklat dan disebelah timur adalah Jalan BNN Lido.
Pada masa pelaksanaan sangat diperhatikan ketentuan-ketentuan keamanan
didalam area Balai Diklat sebagai berikut:

1. Tidak mengganggu akses kegiatan didalam kawasan Balai Diklat


2. Keamanan penyimpanan material (gudang material) yang rentan bisa
dimanfaatkan oleh penghuni untuk hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Tenaga kerja yang bekerja harus mendapat ijin dari pihak petugas Balai Diklat
4. Tenaga kerja tidak boleh bersentuhan dengan penghuni atau komunikasi.
5. Semua yang bekerja dalam pekerjaan ini dilarang merokok
6. Mengajukan ijin pembuatan Bedeng pekerja dengan lokasi yang diijinkan
pihak petugas Balai Diklat, lokasi yang tidak mengganggu aktivitas gedung
lainnya.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


3
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Suasana dalam kawasan Balai Diklat.
Kondisi eksisting hampir
keseluruhan jalan dalam kawasan
balai diklat sudah dalam kondisi
beraspal (keras), sehingga tidak ada
permasalahan dalam hal supply
material untuk pembangunan
gedung baru.

Akses jalan menuju kawasan Balai Diklat

Akses jalan utama menuju kawasan


balai diklat adalah jalan BNN Lido,
dengan kondisi eksisting jalan beton
bertulang, lebar ruas jalan sudah
cukup untuk dilewati armada
material seperti Dump Truck, mobil
Mixer, Concrete pump dan Mobil
Crane 20 ton.

Lokasi yang akan dibangun gedung Mess


Berdasarkan gambar siteplan, foto
disamping menunjukkan situasi
eksisting untuk pembangunan
gedung mess, dimana lahan
eksisting merupakan lahan yang
ditanami rumput, dikelilingi oleh
pohon dan pagar BRC, terletak
bersebelahan dengan gerbang
utama kawasan balai diklat dan
jalan BNN Lido.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


4
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Lokasi yang akan dibangun Masjid

Berdasarkan gambar siteplan, foto


disamping menunjukkan situasi
eksisting untuk lokasi pembangunan
Masjid, dimana tapak bangunan
berada di atas jalan beton eksisting
dan taman. terletak bersebelahan
dengan ruang kelas dan dipinggir
jalan BNN Lido, dengan akses masuk
melalui jalan BNN Lido.

Lokasi yang akan dibangun Ruang Diskusi

Berdasarkan gambar siteplan, foto


disamping menunjukkan situasi
eksisting untuk lokasi pembangunan
Ruang diskusi dan transit, dimana
tapak bangunan berada tepat di atas
jalan beton eksisting. terletak
berhadapan dengan ruang kelas.

Situasi sebelah utara lokasi pekerjaan.

Situasi sebelah utara masih


merupakan area kawasan balai
diklat.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


5
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Situasi sebelah selatan lokasi pekerjaan.

Situasi sebelah selatan terdapat


ruang genset dan panel, garasi,
lahan kosong, jalan, saluran dan
taman.

Situasi sebelah barat lokasi pekerjaan.

Situasi sebelah barat terdapat


gedung administrasi, lahan kosong,
jalan, saluran, lapangan upacara
dan lapangan futsal.

Situasi sebelah timur lokasi pekerjaan.

Situasi sebelah timur adalah Pagar


BRC, pohon dan jalan utama BNN
Lido

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


6
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Disekitar lokasi pekerjaan terdapat fasilitas-fasilitas penting yaitu bangunan-
bangunan eksisting yang berdekatan seperti ruang kelas, gedung administrasi,
Ruang genset dan pos sekuriti, saluran, tanaman hias dan pohon eksisting,
penerangan jalan utama yang perlu diperhatikan, sehingga tidak merusak dan masih
bisa dan tetap berfungsi dengan baik selama atau setelah pekerjaan berakhir.

Lokasi existing, merupakan tempat tinggal dan tempat aktifitas kegiatan para peserta
diklat dan pegawai Balai Diklat BNN, dimana kawasan ini di kelilingi oleh pagar BRC

Pintu masuk kawasan balai diklat BNN Lido

Akses jalan lingkungan selama pekerjaan harus dijaga dari kebersihan dan tidak
menghalangi atau mengganggu aktifitas penghuni dalam area kawasan Balai Diklat.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


7
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Balai Diklat BNN Lido Meliputi:
1) Gedung Mess
2) Masjid
3) Ruang Diskusi dan Transit
4) Pengaspalan
1. Pekerjaan Persiapan
- Fasilitas sementara proyek
- Perizinan dan papan nama
- Mobilisasi
- Penyediaan Air dan Listrik Kerja
- Gambar kerja
- Pengukuran / uitzet
- Denah Rencana Penempatan Temporary Fasility
2. Pekerjaan Struktur Bangunan
- Pekerjaan struktur
- Pekerjaan Atap
3. Pekerjaan Arsitektur Bangunan
- Pekerjaan dinding
- Pekerjaan lantai
- Pekerjaan plafon
- Pekerjaan pengecatan
- Pekerjaan kusen & pintu
- Pekerjaan sanitari
4. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal, APAR dan Penangkal Petir
- Pekerjaan Mekanikal
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Penangkal Petir
5. Pekerjaan Pengaspalan
6. Pekerjaan Paving Block & Pagar BRC

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


8
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
PROJECT MONITORING & CONTROL

PENGENDALIAN PROYEK
Pengendalian proyek melibatkan pengawasan ketat pada sumber daya, biaya,
kualitas dan budget. Pengendalian juga berarti penggunaan loop umpan balik untuk
merevisis rencana proyek dan pengaturan sumber daya kemana diperlukan.
Dalam hal ini dapat menggunakan Software MS.Project, Visisschedulle dll.

TEKNIK MANAJEMEN PROYEK: PERT DAN CPM


PERT (Program Evaluation Review Technique) adalah Teknik Manajemen proyek
yang menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. Sedangkan CPM
(Critical Path Method) adalah teknik menajemen proyek yang menggunakan hanya
satu factor waktu per kegiatan.

Kerangka pemikiran PERT dan CPM mengikuti enam langkah dasar yaitu:
- Mendefinisikan proyek dan menyiapkan struktur pecahan
- Membangun hubungan antara kegiatan. Memutuskan hubungan mana yang
harus lebih dulu dan mana mengikuti yang lain.
- Menggambarkan network keseluruhan proyek
- Menetapkan perkiraan waktu dan/atau biaya tiap kegiatan
- Menghitung jalur waktu terpanjang melalui jaringan yang disebut jalur kritis.
- Menggunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan dan
pengendalian proyek.

Pengambilan langkah-langkah yang diperlukan sehingga pelaksanaan pekerjaan


Pembangunan Sarana dan Prasarana Balai Diklat BNN Lido berjalan dengan lancar
adalah sebagai berikut :

 Mempersiapkan seluruh gambar kerja / shop drawing dalam 4 rangkap untuk


masing-masing pekerjaan.
 Membuat daftar kebutuhan material sesuai urutan pekerjaan
 Menyusun schedulle masing-masing pekerjaan dan merencanakan jadwal supply
material, alat dan tenaga kerja.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


9
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Berdasarkan Kerangka Acuan Kerja, jangka waktu pelaksanaan adalah 90
(sembilan puluh) hari kalender, maka organisasi tenaga kerja dikelompokkan
menjadi 4 (empat) tim untuk tiap pekerjaan dan kebutuhan tenaga kerja masing-
masing pekerjaan harus ditentukan secara tepat, dan pekerjaan tiap bangunan
dimulai bersamaan untuk mencapai target yang telah ditentukan.
 Membuat mapping hasil pekerjaan harian untuk item pekerjaan seperti
pemancangan, pabrikasi & ereksi baja, pembesian dan pengecoran.
 Dikarenakan lokasi pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Balai Diklat
BNN Lido adalah daerah dengan curah hujan yang tinggi, maka pekerjaan yang
diprioritaskan setelah pekerjaan struktur adalah pemasangan atap, agar dalam
cuaca hujan aktifitas pekerjaan masih dapat berlanjut atau relokasi tenaga kerja
yang mengerjakan area luar bangunan dapat dialihkan ke area dalam bangunan
dengan arahan dari Pelaksana Lapangan maupun Site Manager.
 Merencanakan pengaturan penempatan material, sirkulasi armada material, posisi
setting crane dan concrete pump.
 Over time atau lembur, untuk menunjang progress harian pembangunan maka
dilakukan penambahan waktu kerja dengan berkoordinasi / ijin kepada pihak
direksi dan pengelola kawasan, untuk pekerjaan yang tidak menimbukan
gangguan pada malam hari. Dalam hal ini fasilitas penerangan untuk masing-
masing pekerjaan harus disediakan dan disiapkan terlebih dahulu.
 Melakukan pemantauan progress setiap harinya apakah terjadi deviasi atau
permasalahan non tekhnis yang terkait dengan pelaksanaan dan menentukan
solusi bersama Konsultan pengawas.
 Selalu melibatkan juru ukur / surveyor untuk setiap item pekerjaan agar pekerjaan
lebih cepat dan rapi.
 Mempersiapkan peralatan cadangan untuk peralatan utama seperti bar bender,
bar cutting, mesin las listrik, genset dan peralatan lainnya, untuk antisipasi apabila
terjadi trouble atau kerusakan pada perlatan utama, dan pekerjaan dapat terus
berlanjut.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


10
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2 - METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Fasilitas Sementara Proyek
Penempatan bangunan penunjang aktifitas proyek, yang di tata sedemikian rupa
sehingga dapat mendukung aktifitas proyek agar berjalan lancar sesuai jadwal yang
direncanakan.
Fasilitas ini berupa:
 Direksi Keet
Kantor atau direksi keet dibangun sebagai tempat bekerja bagi para staf baik
staf dari kontraktor, pengawas maupun pemilik proyek dilapangan, yang
dilengkapi dengan ruang – ruang kerja staf, ruang rapat, ruang pimpinan,
mushola dan toilet. Seluruh fasilitas dan sarana yang dibangun untuk
pekerjaan persiapan ini adalah sementara. Oleh karena itu desain konror
tersebut dibuat tidak permanen.

 Bedeng Pekerja
Bedeng pekerja dibangun sebagai tempat peristirahatan atau barrack untuk
para pekerja konstruksi, yang dilengkapi dengan fasilitas ruang tidur, kamar
mandi dan toilet sementara, penempatan lokasi bedeng ini harus disetujui
oleh pihak petugas Balai Diklat, dimana lokasi yang tidak mengganggu
aktifitas dan kenyamanan pemandangan gedung lain.

 Gudang
Gudang material dan Peralatan
Bahan-bahan yang harus terlindungi dari pengaruh cuaca, seperti semen dan
material finishing lainnya harus disimpan dalam tempat tertutup. Untuk itu
diperlukan tempat penyimpanan yang disebut gudang. Sementara itu gudang
peralatan berfungsi untuk tempat penyimpanan alat-alat ringan seperti
vibrator untuk pemadatan beton, alat-alat ukur (thedolit). Alat-alat untuk
pekerjaan finishing (mesin potong keramik, mesin bor) serta berbagai
komponen peralatan lainnya.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


11
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Pagar proyek
Pembuatan pagar pengaman proyek dilaksanakan sebelum aktivitas
pelaksanaan di lapangan dilakukan. Tujuannya adalah untuk menjamin
keamanan kerja didalam lingkungan proyek dan sekaligus sebagai pemisah
aktifitas diluar dan didalam areal proyek. Pagar pengaman ini dibuat
berdinding seng dan disokong oleh tiang-tiang penyanggah yang kokoh,
dibangun mengitari lokasi proyek sehingga dapat memenuhi fungsinya
sebagai pengaman. Pembuatan pagar pengaman proyek membutuhkan
waktu pelaksanaan ± 2 hari

1.2. Perizinan dan Papan Nama


Berkoordinasi dengan pihak user dan perencana untuk mengurus Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) di dinas setempat, lalu membuat dan memasang papan nama
proyek sesuai ukuran dan spesifikasi seperti yang dicontohkan dalam Rencana
Kerja dan Syarat.

1.3. Mobilisasi
Alat berat maupun alat ringan yang akan digunakan akan dipersiapkan di
lapangan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai. Agar lebih efisien, terlebih
dahulu akan dibuat daftar kebutuhan alat yang diperlukan selama pelaksanaan
proyek serta jadwal pemakaiannya.
Pengadaan alat didasarkan atas tingkat kebutuhan alat dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Peralatan tersebut dapat berupa barang investasi kontraktor
maupun peralatan yang diperoleh dari sewa.
 Personil Inti dan Pendukung, untuk mempersiapkan kebutuhan dan
administrasi pelaksanaan pekerjaan.
 Tenaga kerja, bila telah terdapat sebagian material dilokasi kerja.

1.4. Penyediaan Listrik dan Air Kerja


 Menyiapkan listrik kerja dengan mempersiapkan genset sebagai sumber
listrik.
 Menyediakan air kerja dengan menyambung pompa air dengan PDAM atau
sumur yang telah ada dengan berkoordinasi dengan pihak user.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


12
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
1.5. Gambar Kerja
Gambar kerja, merupakan acuan bagi pelaksanaan pekerjaan dilapangan. Dengan
adanya gambar kerja, maka pekerjaan lapangan menjadi mudah dilaksanakan dan
terkendali secara teknis, baik dari segi waktu maupun mutu kerja. Gambar kerjadi
siapkan pada tahap awal proyek dan mendapatkan pengesahan dari pihak
Pengawas atau Konsultan Perencana sebelum dilaksanakan dilapangan. Gambar
kerja (Shop Drawing) disiapkan oleh bagian engineering berpedoman pada desain
bangunan dari Konsultan Perencana

1.6. Pengukuran/Uitzet

Bersama-sama pihak Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan pihak


Pemberi Tugas melakukan pengukuran. Hasilnya akan digunakan untuk keperluan
shop drawing dan perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan.
Data-data yang dapat diperoleh:

1. Situasi lokasi pekerjaan


2. Elevasi eksisting

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


13
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Sebelum melakukan pekerjaan pondasi dilakukan pengukuran titik-titik yang akan
dijadikan pondasi dengan alat ukur theodolit. Pengukuran dimaksud untuk
mencari ketepatan letak dan elevasi muka tanah.
Selain itu pekerjaan lanjutan seperti plat lantai, kolom dan balok juga memerlukan
pengukuran seperti ini. Secara umum pengukuran bertujuan untuk menjamin:
 Elemen struktur yang akan dibangun terletak sesuai dengan lokasi yang
digambarkan pada gambar rencana
 Plat dan balok terletak pada elevasi yang benar dan datar horizontal
 Kolom berdiri dengan vertical sempurna.
3. Lokasi/koordinat rencana bangunan.
Pemasangan bouwplank sebagai acuan untuk elevasi dan dimensi konstruksi
bangunan yang dipasang untuk menandai batas dari pekerjaan yang akan
dilaksanakan. Tinggi bouwplank sama dengan titik nol, bila dikehendaki lain harus
mendapat persetujuan Direksi.

1.7. Rencana Penempatan Temporary Fasility

Meliputi Penempatan Direksi Keet, gudang dan fasilitas pendukung pekerjaan


didalam lingkungan pekerjaan, dimana sangat diperhatikan dalam penempatan
temporary facility agar tidak mengganggu akses maupun kegiatan didalam kawasan
Balai Diklat BNN Lido dan tidak menimbulkan kerusakan lingkungan.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


14
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2. PEKERJAAN STRUKTUR
2.1 PEKERJAAN TANAH

1. Pembersihan Lapangan
Tanah tempat akan ditempati
bangunan, harus dibersihkan dulu dan
kalau bekas pohon dan ada akarnya
maka harus digali sedalam 1,5 m untuk
mengeluarkan akar-akarnya dan tanah
galiannya harus disingkirkan ketempat
yang tidak dibangun dan lubangnya
harus ditimbun kembali dan
dipadatkan.
2. Penggalian tanah.
Tanah tempat akan dibangun
pondasi, yang telah dibersihkan
diadakan penggalian dengan
tenaga manusia (man power) dan
alat berat excavator PC.50.
Penggalian tanah harus sesuai
dengan gambar kerja. Jika
penggalian tanah sudah selesai
maka harus diperiksa dan disetujui
dahulu oleh direksi. Sisa-sisa
galian/penggusuran dari tempat
yang tinggi harus dibuang
/diangkut ketempat yang rendah
sesuai gambar atau menurut
petunjuk direksi.

3. Timbunan tanah hasil galian.


Timbunan tanah hasil galian yang memenuhi syarat dijadikan bahan timbunan
dengan terlebih dahulu dibiarkan sampai kadar airnya menurun sampai 20-30%.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


15
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Pekerjaan pemadatan biasa dimulai setelah mendapat persetujuan dari direksi.
Pengurugan dilakukan lapis demi lapis yang tebalnya 15-20 cm dan setiap lapis
disiram air serta dipadatkan dengan stamper sampai kepadatan maksimum.
4. Sarana Sementara
Harus dibuatkan drainase sementara agar tidak terjadi genangan air demikian
juga penyediaan air untuk keperluan pekerjaan sehingga tidak kekurangan air
selama bekerja.

2.2 PONDASI

1. Pondasi Tiang Pancang


Bangunan yang menggunakan tiang pancang : Gedung mess & masjid
Bahan : Tiang pancang square Pile 25x25cm mutu K-500
Urutan kerja pekerjaan tiang pancang
1. Pekerjaan persiapan awal meliputi :
- Pengadaan tiang pancang.
- Pengukuran lokasi / posisi tiang pancang.
- Memeriksa Bench Mark yang diberikan.
- Menentukan Grid line serta pemberian label grid.
- Set up equipment.
- Pengiriman dan Penyimpanan Tiang Pancang.
- Pengaturan lokasi material pancang.
2. Pekerjaan persiapan pemancangan :
- Buat skala pada tiang pancang menurut kedalamannya.
- Check posisi titik / koordinat pancang.
- Pengangkatan tiang pancang.
- Pengangkatan pile dilakukan dengan menggunakan sling baja yang diikatkan ke
pile di dua lokasi yang berjarak 0.6 panjang pile.
- Perlu dibuat penandaan oleh fabrikan untuk menentukan dimana lokasi
pengangkatan yang diizinkan.
- Tiang pancang berada di dalam topi pancang.
- Check ketegakkan tiang pancang terhadap 2 sumbu yang saling tegak lurus.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


16
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
- Pembuatan Cushion, berfungsi untuk menjaga agar kepala tiang tidak rusak
akibat pemukulan, bertempat di antara anvil dan kepala tiang.

3. Pekerjaan Pemancangan :
- Selama pemancangan pastikan posisi tiang pancang tetap tegak lurus terhadap
2 sumbu horizontal yang saling tegak lurus.
- Catat jumlah pukulan hammer dari saat mulai sampai dengan berakhirnya
pemancangan.
- Penghentian pemancangan hanya diijinkan setelah mendapat ijin dari pengawas.
- Membuat pile record + data hasil kalendering.
- Membuat sambungan jika diperlukan.

4. Catatan :
Bila diragukan tiang pancang mini pile belum menuju tanah keras walaupun seluruh
tiang sudah tertanam diusulkan adanya penambahan jumlah tiang pancang mini pile
sebagai solusinya.

Alat-alat yang digunakan :


1. Lier pancang : 2 unit
2. Tiang leader : 2 unit
3. Drop hammer : 2 unit
4. Mesin las : 2 unit

a. Pemotongan kepala tiang pancang


1) Untuk pemotongan tiang pancang digunakan tenaga manual, dan hasil potongan
dikumpulkan serta dibuang ke area yang telah ditentukan.
2) Untuk ikatan antara Tiang pancang dengan Lantai Konstruksi ditambahkan besi
pada tiang pancang.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


17
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2.3 Pekerjaan Pondasi Telapak
Lingkup Pekerjaan:
- Penentuan as titik pondasi Telapak.
- Galian pada titik as pondasi yang telah ditetapkan.
- Urugan Pasir setebal 10cm dan lantai kerja setebal 5cm
- Perakitan dan pemasangan tulangan pondasi telapak dari besi beton dengan mutu
sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja (Bestek).
- Pengecoran beton pondasi dengan mutu beton K-275.
Bahan yang digunakan:
 Batu pecah dan pasir
 Mutu beton K-275
 Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat kimia
 Pembesian menggunakan besi polos dan ulir.

Pelaksanaan:
- Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
Pengecoran harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh mengecor beton
pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan-tindakan.
- Pemadatan beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator) yang
berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan dituangkan dan dilanjutkan
dengan adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus
dekat dengan cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu
permukaan beton yang baik. Tidak boleh menggetarkan suatu bagian adukan
lebih dari 24 detik. Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus
tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


18
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2.4 Pondasi Batu Kali
Bahan yang digunakan:
- Batu kali / batu belah dan pasir
- Semen sesuai dengan ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 – 1972
- Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari zat kimia.
Adukan / spesi : 1PC : 4PS

Pelaksanaan :

- Pekerjaan pondasi dikerjakan dalam kondisi lobang galian pondasi kering


- Pemasangan harus baik, tidak ada rongga-rongga
- Bentuk potongan melintang serta ukurannya harus sesuai dengan gambar
dalam dokumen kontrak.
- Dipasang ada stek Ø8mm tertanam kedalam adukan setiap jarak satu meter.

2.5 PEKERJAAN BETON BERTULANG


Beton K-275 untuk pekerjaan beton bertulang.
Bahan / material.
Semen PC.
Semen yang
digunakan harus
dalam keadaan
yang baik, tidak
boleh kehujanan
serta dalam
penyimpanan
harus ditempatkan
dalam gudang
yang bebas bocor,
mempunyai
ventilasi yang
cukup. Tempat meletakkan semen harus ditinggikan minimal 30 cm dari lantai.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


19
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Agregat halus / kasar
Agregat harus yang baik, keras dan bersih dari kotoran atau bahan –bahan yang
merusak, dan tahan terhadap karat. Besi baja tulangan harus disimpan ditempat
yang bersih dan keras permukaannya, dicegah jangan sampai terjadi percampuran
satu sama lain.
Pasir untuk beton harus dari jenis yang ditetapkan dalam PBI 1971 dan disetujui
direksi. Pasirnya harus kasar (bukan pasir halus), homogen yang bersih dari kotoran
/ Lumpur dan sebagainya.
Batu pecah / cipping 2-3 harus dari jenis yang memenuhi persyaratan dalam PBI
1971 dan disetujui direksi.

Air
Air untuk adukan beton dan untuk merawat beton harus bersih dari kotoran dan
bahan-bahan kimia yang merusak dan mempengaruhi daya lekat adukan

2.6 Bekisting Pile cap dan Tiebeam


Bahan : Triplek 9mm, balok kayu 5x7, paku 2”-5”, minyak bekisting
Alat : Gergaji kayu, meteran, palu, benang
Pelaksanaan :
 Mengadakan pengukuran dan penandaan / marking posisi bekisting yang akan
dipasang dimana untuk tiap‑tiap pile cap berlainan ukurannya tergantung berapa
titik pondasi yang menahannya.
 Bekisting dirakit sesuai dengan ukuran pile cap masing‑masing, dimana
digunakan kayu multipleks.
 Bekisting diolesi dengan menggunakan mud oil agar tidak terjadi
kesulitan‑kesulitan pada waktu pembongkaran bekisting.
 Bekisting dipasang tegak lurus pada lokasi pile cap yang sudah diberi tanda
kemudian, bekisting yang sudah terpasang seluruhnya dikunci dengan
menggunakan kayu 8 / 12 dan paku secukupnya agar kedudukan bekisting
tersebut tetap stabil, tidak mengalami goyangan pada waktu pengecoran
dilaksanakan.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


20
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2.7 Bekisting untuk kolom
Bahan : Triplek 9mm, balok kayu 5x10 & 5x7, paku 2”-5, Tierod, pipa support
Alat : Gergaji kayu, meteran, palu, benang, theodolit, waterpass

1. Menyiapkan sepatu kolom.


Fungsinya agar bekisting tepat
berada pada titik koordinatnya
sesuai dengan gambar
perencanaan. Sepatu kolom
biasanya menggunakan besi
stek yang dibor pada lantai.

2. Memasang bekisting kolom


seperti pada gambar di
samping. Jangan lupa beton
decking atau tahu beton sudah
di dalamnya. Tujuan beton
decking ini untuk menjaga
jarak selimut beton agar tidak
berubah selama proses
pengecoran.
3. Memasang sabuk balok pada bekisting kolom untuk memperkuat. Ukuran balok
yang digunakan biasanya 6/12 atau 8/12 kayu kruing. Untuk mengunci balok
tersebut harus menggunakan tie rod. Tie rod bisa buat sendiri atau membeli jadi.
Jika ingin membuat sendiri menggunakan as drat ukuran 10 mm, besi ulir 10 mm
dan plat besi tebal 3-5 mm. Jarak balok sangat tergantung dari tinggi kolom.
Apabila tinggi kolom sekitar 3-4 m maka jumlah sabuk balok 4 dengan jarak dibagi
rata. Namun jika tinggi kolom lebih dari 4 m maka menyesuaikan dengan prinsip
semakin ke bawah jarak sabuk semakin pendek karena bebannya lebih besar di
bawah.
4. Memasang pipa support Untuk menjaga vertikaliti dari kolom. Untuk mendapatkan
kolom struktur yang sempurna, bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat
pengecoran Oleh karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting. Lalu
bagaimana cara agar kolom benar-benar tegak vertikal

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


21
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2.8 Bekisting untuk pelat dan balok

Bahan untuk cetakan adalah bondek dan Tripleks yang bermutu baik, agar dapat
menahan gesekan cor beton.
Penyangga (penguat) cetakan-cetakan harus dibuat sedemikian rupa sehingga
cetakan-cetakan tersebut harus benar-benar kuat menahan desakan-desakan
adonan beton, jarak pemasangan penyagga (penguat) +40 cm atau kira-kira papan
cetakan itu dapat diyakinkan tidak akan melengkung oleh desakan adonan beton,
bila adonan itu dipadatkan dengan alat vibrator.
Untuk memudahkan melepaskan cetakan-cetakan dari betonnya maka cetakan-
cetakan ini harus dilapisi dengan lapisan yang telah disetujui oleh pemberi tugas /
direksi, tidak boleh memakai pelumas untuk melapisi cetakan.

Sebelum penuangan adukan beton (Pengecoran) harus dipasang terlebih dahulu


sparing pipa pada bekisting dengan melakukan marking pada setiap lantai yang
dilewati oleh pipa air bersih / kotor maupun jalur kabel listrik, dan pemasangan
sparing harus sesuai dengan technical drawing sanitary (jarak dinding ke AS pipa,
posisi clean out, floor drain dll)
Adukan beton.
- Adukan beton K-275 digunakan untuk item konstruksi beton; pilecap, sloof,
kolom, balok, pelat lantai pada bangunan masjid dan ruang diskusi.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


22
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
- Adukan beton K-275 digunakan untuk item konstruksi beton pilecap, sloof dan
pelat pada bangunan gedung mess.
- Semua jenis adukan tersebut dalam pelaksanaan harus mendapat
persetujuan direksi secara tertulis.
- Semua bahan: pasir, batu pecah, semen dan air harus diukur secara teliti
volume atau beratnya.
Pengecekan beton readymix.
Semua pengadukan beton untuk struktur, sub struktur, harus dilakukan dengan
mesin (molen) dengan kapsitas 350 liter, bila diperlukan diminta oleh pemberi tugas/
direksi. Untuk konstruksi beton praktis pengadukannya dapat dilakukan tanpa
dengan mesin pengaduk.

2.9 Pekerjaan beton praktis


Jika dinding bata menempel pada kolom beton bertulang, maka pada beton kolom
ini ditempatkan angker-angker pada jarak berturut-turut 50 cm. 150 cm, 250 cm dst
diukur dari sloof beton bertulang.
Pelaksanaan:
1. Pemasangan bekesting harus dikerjakan dengan teliti, terutama ukuran-ukuran
bagian dalam cetakan, toleransinya tidak boleh menyimpang dari 1 cm.
disamping ketelitian diharuskan pula cara pemasangan yang cukup kuat supaya
dinding cetakan tidak melengkung. Bahan cetakan (bekesting) harus yang
bermutu baik yang disetujui oleh pemberi tugas/direksi, terutama untuk
konstruksi yang terlihat.
2. Pemasangan pembesian harus dilakukan dengan teliti sesuai dengan ketentuan
dalam gambar kerja. Batang-batang besi harus lurus, tidak boleh mencuat keluar
dari betonan sehingga akan menjadi karatan. Beton decking harus dipasang
sedemikian rupa sehingga kuat menahan pembesian agar tidak melengkung.
Tebal beton decking minimal 2,5 cm angker-angker untuk pemasangan
pembesian kolom dan kolom praktis harus dipasang juga. Ditempat-tempat yang
telah ditentukan untuk kolom praktis maka besi-besi kolom tersebut harus
dipasang waktu pengerjaan sloof.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


23
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
3. Pengakhiran pasangan bata ditempat kolom praktis harus dibuat bergigi dengan
maksud agar ada ikatan yang kuat antara pasangan bata dengan kolom praktis
disamping penguatan dengan gigi juga dengan pemasangan angker. Setelah
penutup (bekesting) lebarnya minimum 20 cm. Pemasangan bekesting kolom
praktis ialah dengan memakai pengikat kawat beton paku dan penguat-penguat
lain sedemikian rupa supaya kuat dan lurus/tegak.
4. Pengecoran kolom beton praktis dilakukan sedikit-sedikit (sekitar 30 cm) sambil
diaduk-aduk dengan tongkat sedemikian rupa sehingga adukan betul-betul
merata dan tidak ada rongga yang kosongyang tidak terisi adukan beton.
5. Pekerjaan ringbalk jika tidak diberikan syarat-syarat atau petunjuk-petunjuk
khusus maka dapat dilakukan menurut kebiasaan dalam praktek sehari-hari
harus disetujui oleh pemberi tugas / direksi. Ukuran dan pembesian disesuaikan
dengan yang tercantum dalam gambar kontrak.

2.10 PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA

Yang harus diperhatikan dalam pekerjaan struktur baja adalah:

1. Semua pekerjaan pengadaan bagian-bagian konstruksi baja, seperti pelat-pelat,


profil, baut, angkur-angkur dan las.
2. Semua pekerjaan pembuatan bagian-bagian konstruksi baja, seperti sambungan-
sambungan pengelasan, baik las sudut maupun penuh
3. Semua pekerjaan pemasangan dan penyesuaian konstuksi baja seperti
pemasangan semua elemen-elemen rangka baja & pengecatan
4. Semua pekerjaan pelaksanaan dan penyesuaian grouting
5. Penyiapan gambar shop drawing sebagai acuan kerja

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


24
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Pemasangan Angkur pada kolom pedestal

A. Peralatan yang digunakan:


1. Mesin las.
2. Gerinda tangan
3. Bor tangan
4. kuas
5. Polyblock
6. Rollmeter
7. Waterpass
8. Kunci pas 18-20

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


25
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
B. Bahan yang digunakan:
1. Angkur Ø19mm.
2. Base plate 16mm sesuai ukuran gambar.
3. Kawat las.
4. Cat besi dan sincromat.
5. Pipa yang telah diproduksi di workshop.
6. Lem beton sikadur 31 CF.

C. Pelaksanaan:
1. Posisi angkur dan base plate ditentukan baik secara horisontal maupun vertikal.
Penentuan titik ini dilakukan tenaga ahli / surveyor dengan menggunakan
peralatan meteran panjang. Penentuan posisi harus tepat dan rata
ketinggiannya.
2. Pada posisi yang telah ditentukan, dipasang angkur pada tulangan-tulangan
kolom. Dengan cara menciping/melubangi kolom yang ada. Pemasangan angkur
dilakukan dengan pengelasan penuh agar angkur terikat kuat menyatu dengan
tulangan kolom. Setelah angkur terpasang, kolom siap di-cor.
3. Pengecoran campuran mortar diberi campuran sika cim. Sebelum diadakan
pengecoran daerah titik cor dibersihkan terhadap debu dan kotoran lalu diberi
atau disapukan lem beton sikadur 31 CF.
4. Setelah angkur terpasang dan kolom telah di-cor, dilakukan pemasangan base
plate. Titik level base plate dicek kembali (secara vertikal dan hirisontal) untuk
mendapatkan posisi yang tepat. Setelah berada pada posisi yang diinginkan,
base plate dibaut kuat agar posisi tidak berubah / bergeser. Pada bagian yang
berongga antara base plate dan kolom, ditutup dengan semen grouting.
5. Pemasangan rangka struktur kubah dilakukan dengan merangkai kembali
segmen-segmen rangka yang telah dibuat/diproduksi di workshop.
6. Dari rangkaian segmen bawah sampai rangkaian segmen atas (payung)
penyambungan antara segmen dilakukan dengan cara pengelasan penuh (full
welding).
7. Setelah rangkaian segmen semua terpasang terbentuklah rangkaian struktur
kubah lalu dilakukan pengecatan zinchromate pada pertemuan simpul-simpul
rangka struktur dan diakhiri dengan cat finishing yang ditentukan.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


26
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan struktur baja adalah:
Fabrikasi
a. Pola Pengukuran:
Pola (maal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk
menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan di pada saat Pabrikasi. Semua
pengukuran harus dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah
disetujui. Ukuran-ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana
dianggap ukuran pada 25°C.

b. Pelurusan
Sebelum pekerjaan lain dilakukan pada pelat, maka semua pelat harus diperiksa
kerataannya, semua batang-batang diperiksa kelurusannya, harus bebas dari
puntiran dan bila perlu harus diperbaiki sehingga bila pelat-pelat disusun akan
terlihat rapat keseluruhannya.

c. Pemotongan
Pekerjaan baja dapat dipotong dengan menggunakan gunting, menggergaji atau
dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus siku
terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.

d. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Geirinda


Apabila pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak-banyaknya 3 mm pada
pelat setebal 6 mm dan pada pelat yang tebalnya lebih besar dari 12 mm.

e. Pekerjaan Las
 Pekerjaan las dikerjakan oleh Tukang Las dibawah Pengawasan Langsung
pelaksana struktur dengan pekerjaan Las.
 Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan penyambungan, cara
pengelasan, jenis dan ukuran serta kekuatan arus Iistrik
 Ukuran elektroda, arus tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang
digunakan, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik Las listrik dengan kawat
baja jenis RD.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


27
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Pelat-pelat baja yang akan di Las harus bebas dari kotoran-kotoran besi,
minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu Las.

f. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama
untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal plat sekaligus.

g. Memberi code pada jenis-jenis potongan


Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama
untuk membuat lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila
menggunakan baut pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran sebenarnya.
Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor, seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan
pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.
Diameter lubang untuk baut, kecuali baut pas adalah 1,50 mm lebih besar dari pada
diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut
pas harus dalam toleransi yang diberikan.
Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak di bor menembus sekaligus
seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat di bor dengan ukuran yang
lebih kecil dahulu dan kemudian pada saat montase percobaan

h. Montase di workshop (Montase Percobaan)


 Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara (montase
percobaan) pada workshop Pabrikasi dan terlindung dari cuaca untuk diperiksa
 Kalau terjadi perbedaan kedudukan, batang yang berdampingan harus
dimontase bersamasarna pada kedudukan yang dikehendaki lengkap dengan
perletakan-perletakannya, gelagar melintang dan seluruh batang-batang
penguat.
 Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh dengan
menggunakan cara yang disetujui seperti wartel, jack, baut-baut.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


28
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk membawa
bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan bukan untuk memperbesar
lubang atau merusak material.

i. Memberikan Tanda untuk Pemasangan Akhir.


 Setiap bagian harus diberi tanda yang jelas (dengan pahatan dan cat). Cat dari
dart Warna yang berbeda digunakan untuk membedakan bagian-bagian yang
sarna.
 Dua copy dari gambar rencana yang menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu.

j. Pengecatan di workshop
 Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase percobaan,
maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang
dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada perletakan, dibersihkan seluruhnya
sehingga menjadi logam yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir
(sand blasting)
 Setelah semua permukaan baja dalam keadaan bersih dan kering, diberi bahan-
bahan dasar dengan suatu lapisan menie mau bahan-bahan pelindung lainnya
k. Kerangka Baja.
 Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan-tumpuan sedemikian rupa,
sehingga kerangka baja itu dapat membentuk lawan lendut seperti tertera pada
gambar kerja.
 Tumpuan-tumpuan itu tidak boleh disingkirkan sebelum seluruh sambungan
(kecuali sambungan pendek pada puncaknya), telah dibuat permanent.
 Setelah kerangka baja terpasang, baru sambungan batang atas dibuat
permanent.

l. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir.


 Setiap pemasangan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga berbagai
bagian serta pelat berhubungan rapat satu sama lain secara menyeluruh.
 Sebanyak 50% dari lubang harus diisi dengan baut stel minimal 10%, atau pada
setiap potongan dan pelat minimal dua lubang diisi dengan drif paralel.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


29
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Baut baja keras harus dipasang dengan cincin baut yang diperlukan, sebuah
dibawah kepala baut dan sebuah dibawah mur, harus diperhatikan bahwa cincin
baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.
 Memasukkan dan mengencangkan baut baja diatur sedemikian rupa sehingga
selalu rapat dan tidak dapat dimulai sebelum sambungan teIah diperiksa dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Mur harus dikencangkan hanya terhadap bidang yang tegak lurus terhadap as
lubang.
 Bidang bawah kepala baut tidak boleh menyimpang dari bidang tegak lurus
terhadap as baut lebih dari 3.50 derajat dan bila dirasa perlu dapat menggunakan
cincin baut yang miring(taperd).
 Baut menonjol melalui mur tidak kurang dari 1.5 mm tidak lebih dari 4.5 mm.
 Baut stel yang digunakan untuk membut permukaan dapat seterusnya digunakan
pada sambungan.
Megencangkan Baut:
 Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh Pemborong Montase
 Setiap baut yang kendor harus disesuaikan dengan kebutuhan, perhatian khusus
perIu diberikan pada kelompok baut yang mungkin kendor dan dikencangkan
sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.

m. Pengecatan Baja
1. Pembersihan
Pembersihan permukaan dari pekerjaan besi bangunan harus bersih dan dikupas
dengan sand blasting atau cara lain yang disetujui, agar menjadi logam yang bersih,
dengan menyingkirkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur, atau lain-lain yang
melekat padanya.
Luas bidang permukaan yang dibersihkan haruslah dapat sekaligus ditutup dengan
cat dasar dan dicat dengan segera setelah pembersihan, sebelum terjadi oksidasi.

2. Pengecatan
 Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembar atau berdebu
atau pada cuaca lain yang jelek.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


30
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Permukaan yang akan dicat harus kering dan tak berdebu. Lapisan berikutnya
tidak diberikan sebelum lapisan cat terdahulu telah mengering.
 Lapisan penutup diberikan diatas cat dasar Dalam tempo kurang lebih enam
bulan tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar
 Bila terjadi demikian maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat
dasar lagi seperti diuraikan diatas.
 Cat disapu dengan kuat pada permukaan baja, baut-baut pada setiap sudut-
sudut, sambungan pelat, lekuk-Iekuk dan sebagainya, kemudian diratakan
dengan baik.
 Setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, diisi dengan
cat yang tebal dengan menggunakan semen kedap air atau bahan lain yang
disetujui sebelum penyelesaian cat dasar.
 Setiap Lapisan yang telah selesai harus tampak sarna dan rata, pemakaian cat
yang rata ialah 12.5 mm2 per-liter untuk lapisan berikutnya.

2.11 PEMBESIAN
Baja tulangan.
Baja tulang yang dipakai adalah
produksi dalam negeri yang
memenuhi PBI 1971. Kekuatan
tulang harus dari baja lunak
dengan tegangan leleh 2400 kg/cm2 dan tegangan maksimum 3600 kg/cm2.
Penyimpanan baja tulangan tidak boleh terlalu lama, sehingga menimbulkan
kerusakan dan karat yang akan
menurunkan kekuatan dan
mutunya. Jika terpaksa harus
disimpan lama maka cara
penyimpanannya harus ditutup
(dibungkus) tidak boleh terkena
udara terbuka dan tidak boleh
menyentuh tanah.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


31
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Peralatan:
- Bar Bender
- Bar Cutter
- Meteran
- Kapur besi

Bahan:
- Besi beton ø10 – ø 16mm
- Kawat beton

Pelaksanaan
1. Penyimpanan
- Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah, oleh karena itu
harus diganjal dengan balok kayu.
- Besi harus terlindung dari kotoran, minyak, benturan dan karat
- Setiap bandel besi harus berisi satu jenis ukuran besi
- Masing-masing tumpukan besi harus satu jenis ukuran tidak boleh
bertumpukan dengan besi ukuran yang berbeda, untuk memudahkan
pengambilan besi.

2. Pemotongan dan Pembengkokan


- Menyiapkan Shop drawing pekerjaan pembesian
- Menyiapkan Bar Bending Schedulle / Cutting List untuk acuan kerja
- Melakukan pengecekan dimensi dan ukuran sebelum pemasangan di lapangan
- Melakukan pengecekan ikatan kawat, tekukan dan over lapping pada
sambungan bersama konsultan pengawas.

3. Pemasangan
- Besi harus bersih
- Peletakkan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia
untuk pemadatan beton
- Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai
perhitungan atau spesifikasi teknis
- Pembesian pada plat lantai harus sesuai dengan gambar kerja

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


32
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
3. PEKERJAAN ATAP
3.1 PEKERJAAN ATAP GENTENG
Bahan/Material:
1. Baja ringan C.75.75
2. Baja ringan R.32.45
3. Baut Truss
4. Genteng keramik glazur
5. Nok Keramik
6. Listplank 8mm GRC board
Pelaksanaan:
- Perakitan kuda-kuda
Perakitan kuda-kuda mengikuti
detail gambar kerja, dilakukan
pengecekan ukuran sebelum
pemotongan.
- Leveling dan Marking
(Penyamarataan dan Penadaan)
Marking ditandai diatas permukaan
beton ring balok untuk posisi Kuda-kuda dan Bracket Ldilakukan pengukuran
lurus dan siku dengan jarak antar kuda-kuda sesuai gambar rencana.
- Pemasangan Sepatuan

Bracket atau sepatuan dipasang


tepat di markingan dan didynabolt
kedalam beton ring balok minimal 2
buah dynabolt agar tidak terjadi
pergeseran saat pemasangan
kuda2.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


33
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
- Pemasangan kuda-kuda
Kuda-kuda di skrup dengan 4 buah sekrup ke plat L, Setelah kuda kuda
terpasang sama dengan nomor urutan yang telah di tandai. pada waktu
memasang, pastikan posisi kanan dan kiri kuda-kuda agar tidak terbalik,
kemudian dipasang support sementara padakuda-kuda yang sudah berdiri
agar tegak lurus dengan ring balok, kemudian dipasang bracing untuk
penguat.
- Pemasangan reeng
Pemasangan reng pada jarak yang telah di sesuaikan penutup atap yang
digunakan. Di setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai
sekrup (screw) ukuran 10-16×16 sebanyak 2 buah.
- Pemasangan reng langit-langit di permukaan bagian atas bottom chord kuda-
kuda dan di sekrup (screw) berjarak masing masing 120 cm.
- Pemasangan genteng dan nok keramik.
Pemasangan genteng dan nok keramik

3.2 PEKERJAAN ATAP KUBAH ENAMEL


A. Peralatan yang digunakan :
1. Peralatan panjat
2. Screw driver
3. Selang timbang
4. Meteran
5. Waterpass
6. Bor Tangan

B. Bahan yang digunakan :


1. Panel yang telah diproduksi di workshop
2. Sekrup SDS

C. Pelaksanaan :
1. Pemasangan panel dimulai dari bagian bawah satu persatu menuju atas
beraturan sesuai motif warna yang direncanakan.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


34
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2. Pemasangan panel atas overlapping dengan panel dibawahnya agar air
hujan tidak masuk.
3. Pemasangan panel enamel menggunakan sekrup SDS model kepala
tapping pada besi hollow rangka sekunder atap. Pemasangan sekrup SDS
harus tepat pada lubang yang telah dibuat pada panel enamel.
4. Pada deretan terbawah, tiap pemasangan satu panel disamakan level
ketinggiannya dengan selang timbang agar deretan panel tetap
sejajar/lurus (tidak menurun/naik ke samping).
5. Selanjutnya pengecekan level panel dilakukan setiap beberapa deret/type
panel ke atas.
6. Pemasangan panel enamel daerah atas dilakukan dengan peralatan
panjat tebing seperti tali panjat, body harness, carabiner, ascender,
descender, dan sebagainya. Tali diikatkan pada ujung kubah dan pada
body harness yang dipakai pekerja.

4. PEKERJAAN ARSITEKTUR

4.1 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

1. Pekerjaan pasangan Bata


- Bahan: Bata Ringan 10x20x60cm
- Adukan: Thin Bed Mortar PM 110
Pelaksanaan:
- Pemasangan dinding bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 8-
10 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
- Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 11 x 11 cm, dengan tulangan
pokok 4 diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
- Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/steger sama sekali tidak
diperkenankan.
- Pembuatan lubang pada pasangan bata ringan yang berhubungan dengan
setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


35
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata ringan
sekurang-kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
- Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah 2 (dua) melebihi dari 2
%. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
- Pasangan bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setebal
13 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
Peralatan
- Meteran
- Batu load
- Cetok bata ringan
- Gergaji bata ringan
- Benang tukang
- Waterpass
2. Pekerjaan Plesteran & Acian
1. Bahan :1 semen portland, 4 pasir pasang, air.
2. Peralatan:
- Meteran
- Sendok semen / cetok
- Jidar Aluminium kotak 2x4cm
- Raskam kayu / raskam besi
- Benang
3. Pelaksanaan:
- Basahi permukaan dinding bata dengan air sampai basah dan rata dalam
kondisi jenuh air.
- Buat adukan untuk plesteran dengan perbandingan material sesuai rencana
- Psang benang untuk menentukan ketegakan horizontal dan vertical untuk
keperluan penggunaan kepalaan plesteran dan cek kembali ketegakan dan
kerataannya, dengan ketebalan plesteran disesuaikan dengan ketebalan
rencana.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


36
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
- Tentukan letak instalasi mekanikal elektrikal yang tertanam dalam plesteran.
Pastikan instalasi sudah
terpasang semua agar tidak
terjadi pekerjaan bobok pasang
dikemudian hari.
- Pekerjaan plesteran dapat
dilaksanakan, selalu mengecek
kerataannya dengan
menggunakan alat jidar.
- Setelah pekerjaan plesteran
selesai, lakukan penyiraman
selama +/-7 hari agar tidak terjadi
keretakan dinding.
- Pekerjaan acian dinding baru bisa
dimulai setelah plesteran dinding
benar-benar kering, kuat. Karena
jika terlalu terburu-buru
melakukan pekerjaan acian maka terjadi pemanasan pada dinding yang
menyebabkan finishing dinding menjadi retak-retak rambut.

3. Pekerjaan dinding krawangan masjid

Pekerjaan Persiapan
1. Pertama yang harus ada adalah
gambar rencana kerja, ini penting
karena kita harus menyusun
beberapa modul terpisah menjadi
satu kesatuan utuh.
2. Siapkan lokasi pemasangan agar
bersih dari benda-benda yang
dirasa akan menghambat proses
pemasangan. Tempatkan modul
panel GRC krawangan tidak
terlalu jauh supaya pekerja bisa melakukan tugas dengan cepat dan

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


37
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
efisien. Tandai batas-batas lokasi proyek dengan pita safety sebagai batas
peringatan lokasi pekerjaan. Apabila ada lalu lintas kendaraan maka
rubbercone / kerucut jalan atau segitiga pengaman harus dipasang beserta
tim flagman.
3. Persiapan peralatan kerja yang terdiri dari :
o peralatan penyambungan : mesin las, genset, gerinda, kabel listrik,
obeng, dsb
o peralatan tukang batu : palu, cetok, catut, roll meter, waterpass, unting-
unting, timba, benang, dsb
o peralatan finishing/pengecatan : air compressor, spray gun, selang
angin, kuas, dsb
o peralatan pendukung : hoist crane, webbing, scaffolding, kayu
penyangga/support, lampu penerangan, APD standar K3 konstruksi.
o Selain itu juga sangat disarankan bagi pekerja untuk mengenakan APD
(alat pelindung diri) standar K3 konstruksi seperti helm, rompi safety,
sarung tangan, sepatu safety, google, kacamata las, rompi las dsb.
Untuk pekerjaan dengan lokasi ketinggian lebih dari 2 meter, gunakan
body hardness demi keselamatan pekerja.
4. Persiapan material yang terdiri atas
o Material penyambungan : baut dynabolt, fisher, kawat las, plat besi, joint
sealent, dsb
o Material pemasangan : semen, pasir, air, besi angkur, besi tulangan,
atau semen instant
o Material finishing : material pengecatan seperti cat, plamir, thinner,
ampelas, dsb

Pelaksanaan
Jika semua sudah siap maka proses pemasangan bisa dilakukan sebagai
berikut :
1. Pemasangan kolom precast sebagai frame alias tempat pemasangan
panel GRC krawangan. Tahapannya standar saja yaitu ukur panjang antar
kolom sesuai gambar rencana, kemudian gali tanah untuk pondasi kolom
beton dan setelah itu dicor. Sesudah cor pondasi cukup umur maka kolom
beton precast bisa digunakan untuk memasang panel GRC yang telah

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


38
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
dilengkapi besi angkur. Pekerjaan pemasangan panel GRC sebaiknya
dilakukan pada siang hari agar lokasi cukup terang, atau sediakan lampu
penerangan yang memadai untuk pekerjaan di waktu malam.
2. Setelah kolom precast penyangga panel GRC krawangan sudah kokoh
maka dilanjutkan dengan proses penyusunan modul panel GRC seperti
foto dibawah ini. Sesuai gambar kerja maka satu persatu tiap modul
disambung dengan las listrik, pada titik-titik joint yang telah disiapkan
sebelumnya. Sesudah disambung dengan las listrik maka titik-titik tersebut
ditutup kembali dengan mortar atau semen instant, dan setelah kering
digosok ampelas agar permukaannya halus.
3. Apabila proses pemasangan modul panel GRC telah selesai semua, maka
tahap pekerjaan selanjutnya adalah finishing berupa pengecatan. Sebelum
dicat permukaan panel bisa diplamir dan digosok dulu agar halus atau jika
permukaan sudah halus maka bisa langsung dicat. Pengecatan bisa
dilakukan dengan metode cat semprot/spray ataupun di kuas tergantung
dari jenis cat yang digunakan. Pada pengecatan model spray mungkin
akan lebih boros material namun hasilnya lebih halus dan merata
dibanding dengan menggunakan kuas. Jangan lupa pekerja mengenakan
penutup hidung atau masker cat saat jika melakukan kegiatan pengecatan
khususnya cat semprot agar tidak terhirup ke paru-paru.
4. pada pemasangan panel GRC eksterior bangunan maka sebaiknya
memakai cat semprot ber pelarut thinner atau cat khusus eksterior tahan
cuaca jika memakai cat ber pelarut air/waterbase.
5. proses pengenceran cat sebaiknya dibuat bertahap dari komposisi pelarut
terkecil sampai pada level yang di inginkan, jika masih terlalu kental
barulah ditambah pelarut lagi dengan dicoba dulu pada permukaan panel.
6. tahap pengecatan panel GRC mungkin harus di ulang beberapa kali
sampai lapisan cat betul-betul merata.
7. perhatikan kondisi cuaca saat melakukan kegiatan pengecatan di luar
ruangan/out door sebagai anstisipasi kemungkin hujan.
8. pada pengecatan metode spray di dalam ruangan/in door maka
penerangan lampu dan sirkulasi udara harus betul-betul diperhatikan.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


39
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
4. Pekerjaan dinding kaca temperd frameless
Lokasi : Tampak depan & samping gedung mess

Bahan :
- Kaca temperd 12mm, ukuran sesuai gambar
- Fitting Spider sesuai gambar
- Silicone bening natural

Peralatan :
- Kop kaca
- Stang silicone
- Obeng
- Waterpass
- Meteran
- Scaffolding

Pelaksanaan :
a. Ukuran kaca harus ditentukan berdasarkan pengukuran lapangan yang
sebenarnya dari frame / bingkai untuk menerima bidang kaca.
b. Berilah peluang untuk ekspansi, kontraksi, dan pergerakan serta tambahkan
bantalan dan jepitan yang baik. Identifikasi tipe kaca pada saat dikirim ke
site dan saat pemasangan.
c. Periksa seluruh permukaan untuk menerima bagian-bagian yang telah
disebutkan sesuai spesifikasi.
d. Review schedule dari prosedur pemasangan kaca. termasuk metode
pengangkatan kaca, pemakaian material kaca, pemasangan gasket dan
removable stops.

Pemasangan
a. Pekerja pemasangan kaca haruslah orang yang telah memiliki pengalaman
dalam bahan dan sistem pemasangan kaca. Pergunakan alat dan per
lengkapan yang di rekomendasikan oleh pabrik kaca.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


40
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
b. Berilah primer pada permukaan bingkai untuk menerima panel kaca sesuai
dengan rekomendasi dari pabrik, dengan memakai primer yang direkomen-
dasikan.
c. Pasanglah setting blocks pada posisi kira-kira seperempat dari sill.
Gunakanlah block dengan ukuran yang memadai untuk menyangga kaca
sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
d. Berilah ruang / spasi untuk kaca ter hadap pengakhiran kecuali terdapat
gasket dan tape yang kontinyu, dengan minimum 2 (dua) perenggang / pem
batas pada setiap sisi dari kaca. Berikan sealant dengan ketebalan yang
sama dengan kaca atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar. Berikan ju
mlah yang dibutuhkan untuk jepitan minimum 9 mm pada kaca pada ke 4
sisi-sisinya.
e. Pemasangan panel kaca sebaiknya dilakukan dari arah dalam bangunan,
untuk memudahkan penggantian.

4.2 PEKERJAAN LANTAI


Permukaan yang akan dipasangi lantai harus dipadatkan dahulu sampai
mendekati kepadatan maksimum dan permukaan harus rata, kemudian
diratakan lagi dengan pasir urug setebal 15-20 cm disesuaikan dengan gambar
kontrak. Pemadatan dilakukan dengan menambahkan air bila hal ini diminta
oleh pemberi tugas / direksi.
Bahan:
a. Homogenouse tile 600x600 mm polished untuk ruangan.
b. Homogenouse tile 300x600 mm unpolished untuk ramp.
c. Keramik 250x250 mm untuk lantai KM/WC.
d. Keramik 300x300 mm untuk lantai teras dan balkon.
e. Homogenous tile 300x600 untuk keramik tangga.
f. Semen Portland atau semen perekat.
g. Semen warna sesuai dengan warna
keramik.
Peralatan:
a. Benang tukang
b. Palu karet

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


41
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
c. Waterpass aluminium
d. Cetok
e. Gurinda atau pemotong manual
f. Kain lap

Pelaksanaan :
a. Umum
1. Layout: pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan ubin dengan
pemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk menghindari
pengaturan lebih kecil dari setengah (1/2) ukuran ubin.
2. Penempatan ubin: ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai
dan area dinding, permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang
diinginkan. Naad / siar- siar harus saling tegak lurus.
3. Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah
pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran tanpa
mengganggu kesatuan hubungan lebar masih diijinkan. Bila dibutuhkan, ubin
dipotong dengan peralatan yang sesuai dan permukaan harus dihaluskan. Ubin
yang rusak dan jelek harus diganti.
4. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih lalu-lalang
didalam area pemasangan.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


42
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
b. Ubin Keramik dan Homogenouse Tile untuk Lantai
1. Ratakan permukaan yang kasar dan tidak rata dengan peralatan plesteran.
2. Dengan hati-hati tempatkan ubin dengan benar dan rata sesuai dengan yang
diinginkan.
3. Dimana floor drain terjadi / ada, miringkan lantai untuk mendapatkan drainage
yang baik.
c. Homogenouse Tile untuk dinding fasade (300x600mm) pada gedung mess
1. Bersihkan debu-debu dan partikel-partikel lain, bersihkan dengan sikat dan air
bersih.
2. Ratakan dengan lapisan plesteran.
3. Tekanlah ke permukaan yang cukup dengan peralatan untuk plester menempel
pada dinding.
4. Finishing permukaan plester harus lurus dan benar untuk menghasilkan kerataan
pada jarak tertentu dan memudahkan pemasangan ubin.
d. Mortar Bed
1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada
permukaan yang dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


43
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan It/bang dalam 10 menit sebelum
ubin dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
e. Pengaturan Ubin
1. Jangan merendam ubin.
2. Tekan ubin dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.
3. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
4. Tekan dan ketok ubin untuk mendapatkan minimum 80% permukaan adukan
tertutup pada setiap unit ubin tersebut.
5. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin rata
dengan bagian sudut ubin disebelahnya.
6. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen murni
tidak diijinkan.
f. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. lsi naad / siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memlliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan
sebagainya.
5. Rekomendasi merk : lihat spesifikasi material.
6. Grouting : AM. 50

4.3 PEKERJAAN PLAPON


Bahan :
- Hollo Zyncalume 4x4cm
- Hollo Zyncalume 2x4
- Gypsum board 9mm
- Kalsiboard 4,5mm
- Sekrup gypsum
- Cotton tape
- Compound gypsum dan compound kalsiboard

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


44
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Peralatan :
- Mesin bor driver
- Scaffolding
- Cutter
- Meteran
- Benang
- Waterpass

Pelaksanaan :
- Tentukan elevasi plafond dan buat garis sipatan pada dinding & as sumbu
ruangan.
- Pasang rangka hollow pada sipatan.
- Tentukan jarak penempatan penggantung.
- Pasang benang untuk pedoman penentuan titik paku penggantung untuk
menjamin kelurusan.
- Pasang rangka pembagi.
- Rasang penutup plafond Gypsum Board 9 mm.
- Cek kerapihan dan kerataan bidang plafond.

4.4 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Bahan/ Material:
1. Kusen: material yang digunakan adalah Alluminium 4". powder coating
2. Slimar Alluminium 3/10.
3. Daun pintu kaca temperd 12mm frameless untuk pintu utama gedung mess,
ukuran sesuai gambar kerja.
4. Daun pintu kaca temperd 10mm frameless untuk ruang diskusi & shower ruang
tidur gedung mess, ukuran sesuai gambar kerja.
5. Daun pintu double teakwood lapis HPL untuk ruang tidur gedung mess, ukuran
sesuai gambar kerja.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


45
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
6. Daun pintu kayu panel jati untuk masjid, ukuran dan modul sesuai gambar kerja.
7. Daun jendela rangka aluminium powder coating untuk gedung mess & ruang
diskusi, ukuran sesuai gambar kerja.
8. Daun jendela rangka kayu solid finish cat untuk jendela masjid
9. Kaca menggunakan kaca bening 5mm.
10. Hardware pintu & jendela merk dekkson / setara
Pelaksanaan:
Kusen Aluminium
1. Chek dan seleksi bahan yang akan dipasang dikoordinasikan bersama Konsultan
Pengawas.
2. Ketahanan air dan angin setiap type minimum 1000 kg/m2, dengan ketahanan
udara 15 m3/hr.
3. Toleransi untuk tinggi serta Iebar maksimal 1 mm, sedangkan untuk diagonal 2
mm.
4. Sekrup dari stainlees steel galvanized dengan kepala tertanam.
5. Angkur dari steel plate tebal 2-3 mm dengan jarak 30 cm.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


46
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
6. Permukaan kusen yang bersentuhan dengan bahan alkali seperti beton, adukan
atau plesteran diberi lapisan laguer yang jernih atau anti corrosive treatment.
7. Bagian kusen disambung dengan kuat dan teliti memakai skrup, rivet, dengan
hasil sambungan tidak tampak oleh mata.
8. Toleransi pemasangan kusen disatu sisi dinding sebesar 10-15 mm kemudian
diisi beton ringan grout.
9. Sebelum dilakukan penyekrupan dilakukan pengukuran dengan waterpass.

Daun Pintu dan Jendela


1. Check sudah betulkah ukuran tinggi & Iebar (Dimensi) daun pintu dan dimensi
bahannya.
2. Apakah terdapat cacat bahan atau cacat pengerjaan.
3. Apakah detail sambungan telah sesuai dengan gambar rencana.
4. Bagaimana bentuk daun pintu/jendela sebelum diterima.
- Apakah dalam keadaan Plat (Baik)
- Apakah dalam keadaan melincang (TIDAK BAlK)
- Apakah dalam keadaan melengkung (TIDAK BAlK)
5. Check Ketinggian & kusen yang akan dipasangi Pintu
- Apakah sudah lot I tegak lurus
- Apakah sejajar satu sama lain
- Sponing siku
6. Check Ketinggian & perbedaan elevasi
7. Malkan daun pintu terhadap lubang kusen
8. Buat Peletakan Engsel & Kunci sesuai rencana

Pemasangan Kunci dan Alat Penggantung


1. Bahan yang digunakan sekwalitas Dekkson atau setara.
2. Pemasangan kunci untuk pintu dipasang ± 1,05 dari permukaan lantai.
3. Pemasangan kunci maupun engsel harus dipasang dengan baik dan benar.
4. Seluruhnya pemasangan kunci alat penggantung harus terpasang kuat pada
rangkanya.
5. Bentuk atau type kunci dan alat penggantung yang akan dipasang terlebih dahulu
harus memberikan contoh kepada Konsultan Pengawas/Direksi untuk
mendapatkan persetujuan.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


47
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Pemasangan Kaca

1. Bahan yang digunakan kaca polos 5 mm.


2. Pemasangan kaca 5 mm harus dipasang menurut ukuran kusen dengan
kelonggaran cukup, sehingga pada waktu kaca memuai tidak pecah.
3. Kaca 8 mm yang sudah terpasang harus merupakan bagian yang rapi dan kuat.
Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda/dihaluskan.
4. Kaca harus merupakan kaca bening, bebas dari gelombang maupun komposisi
bahan kimia. Bebas dari bintik-bintik, goresan, maupun garis timbul.
5. Pemotongan kaca harus menggunakan alat pemotong kaca khusus.
6. Hasil akhir dari pemasangan kaca harus merupakan bidang kaca yang bersih.
Untuk itu kaca harus dibersihkan dengan menggunakan kain pembersih khusus.
7. Terakhir untuk perkuatan kaca digunakan Sealant sesuai warna aluminium.

4.5 PEKERJAAN PENGECATAN


Bahan : Cat dinding : Dulux / setara (warna sesuai gambar)
Cat Kayu & besi : seiv (warna sesuai gambar)
Cat Plafon : Dulux / setara

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


48
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Syarat-syaratnya:
- Persiapan sebelum pekerjaan pengecatan, semua permukaan yang akan dicat
harus sudah bersih, dengan menggunakan lap bersih.
- Semua bahan cat harus dari penyalur yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
Harus diusahakan bahan cat dari satu pabrik. Pengerjaan pengecatan harus lebih
dahulu diplamour dan mengikuti petunjuk pabrik yang bersangkutan. Sebelum
pengecetan, maka cat dalam kaleng harus diaduk secara baik sebelum dituangkan
kedalam tempat cat yang disediakan. Tanpa petunjuk dari pabrik, maka
penggunaan zat-zat pengering dan lain-lain tidak dibenarkan.

Pelaksanaan:
1. Ratakan permukaan dinding dengan plamur tembok.
2. Haluskan permukaan dinding tersebut dengan ampelas sampai halus.
3. Pengecatan dasar dinding dengan roll cat/kuas.
4. Cek permukaan dinding tersebut jika masih terdapat permukaan yang tidak rata
diratakan dengan plamur.
5. Pengecatan kedua dilakukan dan seterusnya hingga tiga kali pengecatan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
6. Rapihkan/Tusir bagian pinggir dinding atau plafond yang tidak rapih dengan
menggunakan kuas.

4.5.1 PEKERJAAN WATER PROOFING


Bahan : Water proofing emulsion / coating
Peralatan : Kuas biasa 4”, sapu

Water proofing emulsion Merupakan perlindungan rembesan dengan menggunakan


bahan polimer berbentuk bahan cat untuk menutup permukaan struktur yang
dilindungi. Umumnya digunakan untuk perlindungan dinding, bak, tanki dan juga
dapat dipergunakan untuk perlindungan terhadap permukaan kayu. Untuk
permukaan luas dan perlindungan yang lebih kuat dapat menggabungkan dengan
bahan polyester pada permukaan yang dilindungi.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


49
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Ketentuan Umum
Sebelum pekerjaan waterproofing dilakukan, maka:
o Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan dilapangan, agar mendapat
gambaran luas yang presisi atas bidang yang akan dilapisi bahan waterproofing.
o Pemborong harus mengajukan terlebih dahulu contoh-contoh bahan water-
proofing yang akan digunakan. Contoh-contoh bahan waterproofing harus disertai
brosur yang memuat data teknis dan cara pemasangan.
Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan bahan, menyiapkan dan mengerjakan waterproofing baik jenis
membrane maupun fluid pada bagian-bagian yang sesuai dengan gambar
rencana.
b. Aplikasi waterproofing (scope pekerjaan struktur) pada lokasi-lokasi seperti:
 Plat beton untuk kamar mandi dan dak
 Lokasi-lokasi lain yang ditunjukkan dalam gambar
c. Aksesori / perlengkapan lain untuk mendukung pekerjaan terkait yang dibutuhkan
dalam pemasangan.
Pelaksanaan pekerjaan water proofing coating
 Pekerjaan water proofing coating dikerjakan sebelum permukaannya difinish.
 Cek permukaan lantai dan dinding secara keseluruhan. Permukaan harus bersih
dari lumpur dan tanah serta bebas dari minyak atau oli.
 Semua instalasi pipa harus sudah terpasang rapi dan diproteksi (grouting).
 Kikis permukaan lantai dan dinding yang keropos dengan menggunakan pahat
beton atau kape scrabe.
 Bersihkan dan cuci permukaan lantai dan dinding dari kotoran dan debu dengan
sikat kawat dan air bersih.
 Aplikasi waterproofing coating dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai dan
dinding dengan menggunakan kuas atau roll.
 Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis
kembali dengan water proofing coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai
dan dinding diperkuat dengan serat fiberglass.
 Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal
20 cm (atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


50
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah
itu baru dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24
jam, kemudian dilakukan pengecekan bersama konsultan pengawas.
 Setelah pekerjaan waterproofing selesai dan telah dites rendam, dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding dan
pemasangan keramik.

4.6 PEKERJAAN SANITAIR

Pekerjaan Kloset Duduk


Sebelum memasang kloset duduk pastikan beberapa hal berikut sudah terpasang:
1. Adanya pipa air berukuran minimal 4 inci yang menjadi saluran pembuangan air
kotor menuju septik tank.
2. Adanya saluran air bersih yang terletak di dinding di belakang kloset duduk untuk
mengisi tangki kloset serta saluran air bersih di samping kloset untuk shower
bidet.
3. Lantai kamar mandi sudah dipasang keramik

Peralatan yang dibutuhkan:

 Waterpass
 Meteran
 Kunci-kunci meliputi kunci inggris, kunci pipa dan kunci pas
 Obeng amplas dan gergaji besi

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


51
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Bor dan Gun sealent Setelah ketiga hal tersebut di atas dipenuhi maka kloset
duduk siap dipasang dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Siapkan dulu tempat pemasangan dudukan kloset (toilet flange) agar cocok
ukuran dan posisi pada lubang yang merupakan saluran pembuangan air
kotor (closet bend).
2. Pasang dudukan kloset. Gunakan lem agar menempel pada pipa
pembuangan.
3. Bor lubang dudukan kloset dan lakukan pemasangan baut.
4. Pasang head dan seal karet.
5. Pasang kloset duduk dan sesuaikan posisinya dengan seal karet dengan
menggunakan pedoman baut yang terpasang.
6. Kencangkan bautnya. Harap diperhatikan agar tidak memasang baut
terlalu kencang atau bagian bawah kloset duduk akan retak.
7. Sebelum memasang tangki di atas kloset duduk, gunakan karet penahan
tangki bila ada. Pasang tangki dan kencangkan bautnya.
8. Pasang tutup tangki.
9. Lakukan penyambungan saluran air bersih menuju tangki dengan
menggunakan flexible.

Pekerjaan Sanitary Fixtures lainnya


Secara umum sanitary fixtures dipasang pada bagian akhir pekerjaan, setelah
keramik, plafon dan pintu terpasang lengkap dengan kuncinya.
Sebagai referensi metode pekerjaan sanitary fixtures ini :
 SNI 03-7065-2005: Tatacara Pelaksanaan Sistem Plumbing
 Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing (Soufyan & Morimura)
 Spesifikasi teknis
 Technical drawing sanitary
 Material Approval
 Shop Drawing ME dan Arsitek
Peralatan yang dibutuhkan:
 Waterpass
 Meteran
 Kunci-kunci; kunci inggris, kunci pipa dan kunci pas

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


52
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Obeng, Amplas dan Gergaji Besi
 Bor dan Gun Sealent
 Isolasi pipa
Langkah Kerja:
 Pemeriksaan Outlet
- Periksa kembali posisi-posisi outlet yang ada dan cocokkan dengan
ketentuan brosur (posisi tegak lurusnya, jarak dan kerataan terhadap
dinding/lantai)
- Pastikan outlet tersebut tidak buntu dengan cara flushing.
 Pemasangan sanitary fixtures:
- Periksa fungsi accessories sanitary fixtures sebelum dipasang.
- Pasang sanitary fixtures sesuai ketentuan brosur. Pemasangan baut-baut
dikencangkan setelah dipastikan pemasangan sanitary fixtures telah tepat.
- Sanitary fixtures yang memakai drat, terlebih dahulu dililitkan isolasi pipa
secukupnya.

Beberapa sanitary fixtures dipasang bersamaan dengan pemasangan keramik yaitu


 Jet washer
 Washtafel
 Urinoir
 Shower set
 Kran air
 Floor drain

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


53
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
5. PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL
5.1 PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Untuk elektrikal menggunakan acuan Peraturan Umum lnstalasi Listrik (PUIL 1987),
lnternasional Elektrotechnical Comisson dan Standar lndustri Indonesia (SII)/Standar
Nasional Indonesia (SNI). Seluruh bahan yang akan dipasang sebelumnya contoh
bahan diajukan terlebih dahulu ke konsultan Pengawas/Direksi.
1 Pekerjaan Panel
Material :
 Kabel NYM 3x2,5mm setara supreme
 Kabel NYM 3x4mm setara supreme
 Kabel NYY 4x6mm setara supreme
 Kabel NYFGBY 4x50mm
 Kabel BC 16mm
 MCB 1 Phase 6A, 10A, 16A, 32A
 MCCB 3x250A
 Panel Box pembagi 6 grup
 Panel Box utama ex lokal
 Pipa listrik 5/8 setara clipsal
 Teedus, inbowdus, l-bow, shock, lasdop, isolasi kabel, klem
Alat :
 Bor tangan
 Tespen
 Waterpass aluminium
 Pisau Cutter
 Obeng, tang dan kunci pas

Tahapan pelaksanaan:
a. Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


54
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat
bantu kerja disiapkan.

b. Pemasangan
 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
 Pemasangan MCB dilakukan dengan tepat dan kuat lalu diberi label.
 Pekerjaan Instalasi Penerangan dan Power

2. Pekerjaan Instalasi Kabel


a. Material:
 Kabel dalam gedung menggunakan NYM 3x2.5mm untuk stop kontak &
penerangan, kabel NYM 3x4mm untuk AC dan Water Heater.
 Pipa listrik 5/8
 Klem pipa
 Inbow dos
 Saklar
 Stop kontak inbow
 Stop kontak AC
 Lampu Downlight

b. Alat:
 Bor tangan
 Waterpass
 Obeng, tang dan kunci pas

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


55
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Tahapan Pelaksanaan:
 Pemasangan sparing kabel
 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk
menghindari bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
 Pemasangan instalasi kabel
 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit,
dimana pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding
diplester. Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka
pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem / cable ties dengan jarak sekitar
1 m, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan
kabel horizontal harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
 Sambungan dalam T-dus menggunakan lasdop.
 Pemasangan fitting dan armateur
 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.
 Marking plafond dengan kapur
 Lubangi plafond sesuai marking
 Pasang kawat gantungan
 Pasang fitting lampu dan kencangkan kawat gantungan
 Sambung ke instalasi
 Pasang lampu setelah plafond telah difinishing
 Pemasangan saklar dan stop kontak
 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos. Pasang saklar dan stop kontak, gunakan
waterpass agar rata
 Testing dan Commissioning
 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature
selama ± 1 x 24 jam

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


56
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
5.2 PEKERJAAN MEKANIKAL
Pekerjaan Instalasi Pipa Air Bersih
Pekerjaan ini meliputi instalasi pipa dari roof tank / pdam ke titik keran dan sanitair.
Berikut penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
Bahan:
 Pipa air bersih menggunakan
pipa Pvc AW ¾”, ½”, 1” & 1
¼” ex. Wavin atau setara
 Pipa Air panas (PPR)
 Sambungan ex. Rucika
 Fitting khusus air panas
 Gate Valve
 Lem pipa
 Kunci pipa
Tahapan Pelaksanaan
 Marking jalur pipa air bersih
 Pemasangan pipa instalasi pada jalur yang telah di marking sebelumnya.
 Pemasangan dan penyambungan pipa instalasi pada jalur vertikal maupun
horisontal
 Testing dan Commissioning
 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa plumbing harus di test dulu dengan
menggunakan tekanan hydrostatis sebesar 3 - 5 bar selama 24 jam, dimana pada
saat itu tidak boleh ada penurunan.
 Khusus untuk instalasi air bersih, sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu
(flushing) dari kotoran yang mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa
dapat melalui lubang clean out.
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang
dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang
terpasang dapat segera ditanggulangi/diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


57
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Pekerjaan Instalasi Pipa Air Kotor dan Buangan
Bahan / Material
 Pipa menggunakan pipa PVC jenis AW ex. Wavin atau setara
 Sambungan menggunakan PVC ex. Rucika
 Clean out PVC
 Septic Tank biotank kapasitas sesuai gambar

Tahapan Pelaksanaan
 Marking jalur pipa instalasi dan titik outletnya
 Pasang pipa sesuai gambar rencana beserta gate valve, fitting dan asesories
lainnya sesuai dengan tanda yang telah dibuat.
 Pipa air kotor horisontal dipasang dengan kemiringan 1%
 Pipa air bekas horisontal dipasang dengan kemiringan 1,5%.
 Pasang clean out
 Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa
harus cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan
ampelas supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar
sambungan tidak kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan
kebocoran.
 Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
 Pemasangan pipa penghubung antara septic tank dengan closet minimal
dengan kemiringan 3% (tiga persen).
 Pemasangannya harus rapi, lurus dan tepat pada asnya.
 Buat sumur resapan dan bak kontrol
 Testing dan Commissioning
 Sebelum disambung ke sanitair semua pipa air kotor & air hujan harus di
lakukan test glontor.
 Sebelum digunakan pipa dibersihkan dahulu (flushing) dari kotoran yang
mungkin masih tersisa dalam pipa. Pembersihan pipa dapat melalui lubang
clean out.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


58
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Sebelum test commissioning terlebih dahulu dilakukan test intern yang
dimaksudkan apabila ada kegagalan fungsi dari instalasi dan peralatan yang
terpasang dapat segera ditanggulangi / diperbaiki.
 Test commissioning dari fungsi masing-masing peralatan yang terpasang
 Marking posisi septictank
 Dalam pekerjaan ini pemborong harus menggali tanah untuk penempatan
septic tank sesuai gambar kerja dan arahan dari konsultan pengawas.

6. PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Bahan :
- Konduit PVC
- tiang penangkal petir
- kabel coaxial / BC / NYA
- Copper rod
- Head penangkal petir
Peralatan :
- Grounding Test
- Tang, obeng, gergaji besi,
- Bending conduit

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


59
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Pelaksanaan :
- Tentukan lokasi grounding
- pantek grounding dengan copper rod
- buat bak control
- rangkai penangkal petir dan lampu pada tiang penangkal petir
- pasang pengkal petir pada lokasi sesuai gambar
- tarik kabel coaxial & sambung dengan pantekan
- finishing arsitek

7. PEKERJAAN PENGASPALAN
Area / lahan yang di aspal adalah lahan parkir untuk gedung mess, sesuai gambar
layout dalam dokumen lelang.

➩ Persiapan mobilisasi atau dan demobilisasi

➩ Pembentukan badan jalan dan Pemadatan tanah

➩ Gelar batu Sub Basecourse lalu di padatkan

➩ Gelar Base course kemudian dipadatkan


➩ Cor Prime Coat

➩ Gelar aspal hotmix type AC-BC

➩ Cor tack coat


➩ Gelar Aspal Hotmix AC-WC

➩ Pemadatan finishing pekerjaan


1. Persiapan Mobilisasi alat
Tahap awal dalam proyek pengaspalan adalah mobilisasi atau mendatangkan alat-
alat berat,setelah selesai pekerjaan,alat-alat berat ini di kembalikan lagi atau
demobilisasi.
Alat-alat berat dalam proyek pembuatan jalan diantaranya :Exavator,Tandem Roller,
Double drum, Vibrator Roller, Motor Grader, Ashpalt Finisher, Baby Roller,
Peuneumatic Roller dll.
Pengangkutan sampah bekas pengaspalan juga masuk dalam pekerjaan
Demobilisasi.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


60
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
2. Pembentukan badan jalan dan pemadatan tanah.
Langkah selanjutnya adalah Pekerjaan pengukuran dan pembuatan badan jalan lalu
dipadatkan menggunakan mesin Vibrator Roller. Pekerjaan ini dinamakan pekerjaan
Sub Grade.
Sub Grade adalah tanah dasar dibagian bawah lapisan perkerasan jalan,lapisan ini
bisa berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah aslinya baik.atau tanah urugan
yang di datangkan dari tempat lain,atau tanah yang di stabilkan dengan Semen atau
Kapur kemudian dipadatkan,yang terpenting untuk lapisan Sub Grade adalah tanah
harus bersih dari sampah, akar dan rumput.

Perlu di ingat bahwa kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat
tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar.
Minimal Nilai CBR untuk Pemadatan Subgrade menurut Departemen Pekerjaan
Umum (DPU) adalah 5%

3. Pekerjaan Sub Base course dan pemadatan.


Setelah tanaah lapisan Sub Grade memenuhi standar kepadatan,Maka di mulailah
pekerjaan penghamparan Batu Sub base course atau Lapisan pondasi bawah.
Lapisan Sub base course adalah bagian lapisan pada konstruksi jalan yang terletak
antara Lapisan pondasi atas dan Sub Grade.
Fungsi Utama Lapisan ini adalah :
1. Bagian konstruksi jalan yang menyebarkan beban roda ketanah dasar.
2. Mengurangi tebal lapisan diatasnya yang lebih mahal.
3. Lapisan peresap agar air tidak terkumpul di pondasi.
Material terbaik Sub Base menurut kami yaitu Batu lime stone,Batu Macadam
Jumbo,Batu pecah.
Proses pengamparan batu Sub Base
Pertama membuat patok-patok yang kuat untuk menentukan ketebalannya biasanya
tebal Sub Base adalah 30 cm,kemudian mendatangkan material sub base course
kelapangan lalu dibuat dulu kepalanya yaitu antara patok kanan dan patok
kiri,setelah ada dua kepala lalu disebarkan material seluruhnya pada area antara
kepala satu dan kepala yang lainnya,untuk volume yang luas bisa menggunakan
Exavator agar pengerjaan lebih cepat.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


61
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Prinsip pemadatan dimulai dari pinggir dan dari yang rendah kearea lebih
tinggi.untuk perataan menggunakan Motor grader dan pemadatannya menggunakan
Tandem Roller,setelah pemadatan terlihat cukup menurut pelaksana dan direksi
baru dapat dilanjutkan ketahapan berikutnya.

4. Gelar Batu Base course dan pemadatan.


Base course adalah bagian dari konstruksi jalan yang terletak diantara lapis pondasi
bawah dan lapis permukaan.
Fungsi utama base course.
1. Bagian perkerasan yang menahan gaya lintang dari beban roda serta
menyebarkan beban ke lapis dibawahnya.
2. Bantalan terhadap lapis permukaan.
Bahan lapis pondasi atas terbaik adalah campuran 70% batu pecahan berwarna abu
keputihan ukuran 5cm,dan 30% lagi campuran abu batu atau pasir ini yang
dinamakan Base course type A.

Proses penghamparan Base Course.


Pada prinsipnya penghamparan Base course sama saja dengan uraian
penghamparan Sub base course yaitu:
➾ Permukaan sub base course harus sudah rata dan padat.

➾ Dipasang patok patok untuk mengukur ketebalan biasanya tebal base course
adalah 15 cm.

Pemadatan.
Setelah base course terhampar dengan rata barulah dipadatkan dengan mesin
Tandem Roller,jika pada saat dipadatkan masih terlihat rendah atau tinggi bisa di
tambah atau dikurangi. Setelah semuanya kelihatan rata kemudian dipadatkan
kembali menggunakan mesin Tire Roller sambil di siram dengan air.

5. Pengecoran Aspal Prime Coat (Lapis resap pengikat)


Prime coat adalah lapis ikat yang diletakkan diatas lapis pondasi agregat.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


62
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Bahan lapis resap pengikat umumnya adalah aspal dengan penetrasi 80/100 atau
penetrasi 60/70,yang dicairkan dengan minyak tanah .Volume yang digunakan
antara 0,4 sampai dengan 1,3 liter/m2.

Proses Pengecoran lapis resap pengikat


Pemasngan Lapis resap pengikat menggunakan alat Ashpalt distributor berupa truck
atau kendaraan lain yang dilengkapi dengan Aspal,pompa dan batang
penyemprot,umumnya truck dilengkapi pemanas untuk menjaga temperatur aspal.
untuk daerah yang sulit di capai dengan penyemprot dapat menggunakan
penyemprot tangan (Hand sprayer)

Sebelum dilakukan penyemprotan terlebih dahulu lahan harus bebas dari kotoran
dan debu.penyemprotan dilakukan secara merata sepanjang jalan.

Setelah selesai dengan sempurna perlu menunggu lebih dahulu sebelum di lakukan
proses selanjutnya,umumnya prime coat sudah mengering setelah ± 48 jam akan
tetapi tergantung cuaca dan panas matahari.

Pekerjaan Ashpalt Hotmix baru dapat dilaksanakan apabila prime coat telah
memenuhi syarat berikut:
a. Sudah kering
b. permukaan prime coat bersih dari kotoran dan debu.

Sebelum memulai pengamparan Finisher perlu di atur sedemikian rupa supaya


mendapatkan ketebalan dan kemiringan yang kita perlukan

Ashpalt hotmix dapat di ampar jika sampai dilapangan panasnya masih memenuhi
syarat spesifikasi.jika sewaktu pengamparan di temukan di tempat-tempat tertentu
mmasih kurang rata maka perlu ditambahkan namun cukup dengan tenaga
manusia.

Pemadatan di laksanakan setelah tersedia areanya ,sewaktu pemadatan roda roller


perlu disiram air secukupnya.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


63
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
8.PEKERJAAN JALAN PAVING BLOCK
Area yang dipasang paving blok adalah lahan parkir untuk Masjid, sesuai gambar
layout dalam dokumen lelang.

Secara umum yang dimaksud dengan pekerjaan blok beton terkunci (paving blok )
adalah pemasangan paving baru, bongkaran paving lama, perataan / leveling tanah
dasar bawah lapisan pasir, penyediaan alat bantu, bahan, tenaga kerja dan uji
laboratorium dipandang perlu untuk mengetahui mutu kuat tekan (kelas paving
block). Pada proyek atau kegiatan yang berada di lingkungan pemerintahan, contoh
paving block yang dipergunakaan harus diserahkan kepada Pengawas dan Direksi
Teknis untuk disetujui terlebih dahulu sebelum didatangkan ke lokasi kegiatan.

Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan harus disimpan dengan baik dari kerusakan pada saat pengiriman
unit- unit paving blocks dijaga agar tidak terjadi retak, patah dan rusak pada sudut,
tepi/lingir, danbersih. Penyiapan bahan akan membantu pelaksanaan pekerjaan ini
agar lancar dan ekonomis, ikhwal yang berkaitan dengan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :Penempatan material block terkunci ( paving block ), pasir alas,
pasir pengisi harus dekat dengan lokasi pemasangan, bilamana paving blok
disimpan secara bertumpuk maka tinggi penumpukan jangan terlalu tinggi, maksimal
1,5 m; Pengadaan peralatan , bahan dan tenaga kerja harus sesuai dengan volume
pekerjaan; Untuk menghindari genangan air di musim hujan agar dibuatkan saluran
sementara; Plastik digunakan untuk penutup paving blok yang sudah terpasang
tetapi belum sempat terisi dengan pasir pengisi.

Peralatan dan Bahan


Peralatan utama yang diperlukan dalam pelaksanaan pemasangan paving block
adalah :
 Benang kasur atau benang Plastik ;
 Sapu lidi;
 Sikat ijuk;
 Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangkut pasir.
 Lori dengan bangku kayu.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


64
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Alat potong block mekanis atau hidrolis.
 Waterpass atau selang plastik transparan.
 Palu kayu.
 Pemadat pengetar ( vibro compactor ).
 Potongan-potongan besi beton yang ujungnya telah dibuat pipih untuk membantu
menggeser-geserkan blok pada waktu penyesuaian celah.
 Jidar kayu panjang 2-3 m.

Bahan
Paving block natural tebal 8cm, pasir beton, kanstin

Pelaksanaan Pekerjaan
Pelaksanaan pemasangan paving blok dibagi dalam beberapatahap, seperti
dibawah ini :
1.1 Pemeriksaan Pondasi
Sebelum pelaksanaan pemasangan paving bloak perlu dilakukan pemeriksaan
terhadap pondasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
 Permukaaan pondasi yang berhubungan dengan pasir alas harus rata, tidak
bergelombang dan rapat; pasir alas tidak boleh digunakan untuk memperbaiki
ketidak-sempurnaan pondasi.
 Permukaan pondasi untuk jalan kendaraan harus mempunyai kemiringan
2,5% untuk trotoar 2%
 Lebar pondasi harus cukup sampai dibawah beton pembatas atau penyokong
1.2 Lokasi Titik Awal
 Titik awal ini penting diperhatikan khususnya lokasi dengantanah
miring;pemasangan ini harus berawal dari titik terendah agar paving bloak
yang telahter pasang tidak bergeser;
 Pemasangan secara berurutan yang dimulai dari satu sisi; hindarkan
pemasangan secara acak.
1.3 Benang Pembantu
Agar pemasangan bisa dilaksanakan secara baik dan cermat, maka perlu ada alat
pembantuyaitu benang pembantu. Benang pembantu dapat dipasang setiap jarak 4
m sampai 5 m. Bilamana pada lokasi pemasangan terdapat lubang saluran, bak

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


65
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
bunga atau konstruksi lain,maka harus ada benang pembantu tambahan agar pola
block terkunci tetap dapat dipertahankan. Pemasangan Beton Pembatas Dan Beton
Penyokong Beton pembatas atau biasa disebut beton kanstin adalah salah satu
bagian perkerasan block beton terkunci yang fungsinya menjepit dan menahan
lapisan paving block agar tidak tergeser pada waktu menerima beban, sehingga blok
tetap saling mengunci. Beton pembatas harus terpasang sebelum penebaran pasir
alas. Bentuk beton pembatas bermacam-macam danproses pembuatannya
beraneka-ragam ada yang dari beton pracetak, beton cor ditempat, baik secara
manual atau dengan alat slipform. Untuk perkerasanpaving blok mutu beton
pembatas yang berhubungan dengan jalur lalu lintas kendaraan minimum fc’ 25,0
MPa. Bilamana digunakan beton pembatas dari beton pracetak, beton pembatas
harus dipasang di atas beton penyokong agar terjadi ikatan yang baik antara beton
pembatas dan pondasi sehingga tidak mudah tergeser. Untuk itu dilakukan hal
sebagai berikut :
1. tebarkan selapis beton penyokong setebal minimum 7 cm.
2. pasang beton pembatas di atas beton penyokong tersebut sewaktu masih
dalamkeadaan basah, sehingga ketinggian dan kelurusaan beton pembatas
sesuai denganbenang pembantu.
3. tambahkan adukan beton pada bagian belakang beton pembatas;
4. setelah beton penyokong dalam keadaan setengah kering, barulah ditimbun
dengan tanah, mutu beton penyokong minimum fc’ 17,5 MPA.
5. beton pembatas sering dikombinasikan dengan tali air dan mulut air sebagai
saluranuntuk membuang air hujan; apabila pertemuan antara beton pembatas
dan lapisanblok tidak diberi tali air biasanya beton pembatas mudah terkena
gesekan roda kendaraan.Penebaran Pasir Alas.Pasir alas adalah pasir dengan
ketebalan tertentusebagai alas perletakan paving blok. Pasir alas harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Butiran pasir alas adalah pasir kasar dengan besar butir maksimum 9,5 mm
sepertipasir beton, tajam, keras dan bersih dari lumpur, garam atau kotoran
lain.
 Pada saat penebaran harus dalam keadaan kering atau kadar air kurang dari
10% dan bersifat gembur.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


66
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
 Tebal pasir berkisar antara 5 sampai 6 cm dan setelah dipadatkan tidak boleh
lebih5 cm untuk mendapatkan ketebalan yang seragam, agar menggunakan
alat perata yaitu jidar kayu dengan mengikuti rel pembantu dari blok beton
yang disusun sejajar memanjang, selain itu juga dapat digunakan benang
pembantu sebagai referensi.
 Pasir alas ini tidak boleh digunakan untuk mengisi lubang-lubang pada
pondasi untuk memperbaiki tinggi pondasi.
 Lapis atas pondasi di bawah pasir alas harus diratakan dan diperbaiki
sebelum penebaran pasir alas dimulai
 Untuk jalan dengan lebar kurang dari 3 m, beton pembatas yang dipasang
dapat berfungsi sebagai rel pembantu.
 Untuk jalan dengan lebar lebih dari 3 m, perataan pasir alas dilaksanakan
secara tahap.
 Sebaiknya pasir alas diletakkan secara gundukan kecil di daerah lokasi
pemasangan agar sewaktu menarik jidar tidak terlalu berat dan dapat
memudahkan pelaksanaan.
 Pasir alas yang sudah diratakan dijaga agar tidak terganggu seperti terinjak
atau dipakai menumpuk bahan.
 Setiap tahap, luas maksimim adalah 30 m2 dengan demikian pada sore hari
dapat tertutup seluruhnya oleh paving blok.
 Untuk pekerjaan yang akan dilanjutkan maka pasir alas disisakan 1 m dari
baris terakhir paving blok.
 Pasir alas yang belum sempat ditutup oleh paving blok, keesokan harinya
agar digemburkan dan diratakan kembali.
 volume pasir yang diperlukan sebagai pasir alas setebal 50 mm adalah ± 5
m3 setiap 100 m2 paving blok. Pemasangan Pola Pemasangan baris pertama
harus dijaga dengan hati-hati. Untuk membentuk pola yang baik, unit paving
blok harus mengikuti benang pembantu dengan sudut yang tepat terhadap
beton pembatas. Lubang-lubang pinggir kemudian diisi dengan pemadatan.
Bila pemasangan dari dua arah tidak dapat dihindarkan atau karena pola
harus dipertahankan pada tikungan, terutama pada penggunaan pola tulang
ikan, maka sudut pada pola pertemuan atau perubahan sudut diberi
pembatas dengan pola susun bata melintang. Pola Pemasangan PavingBlock

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


67
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
Pola pemasangan paving block disesuaikan dengan tujuan penggunannya.
Pola yang umum dipergunakan ialah susun bata (strecher) , anyaman tikar
(basket wave), tulang ikan (herring bone), untuk perkerasan jalan diutamakan
penggunaan pola tulang ikan karena mempunyai daya penguncian yang lebih
baik.

9.PEKERJAAN PAGAR BRC


Area yang dipasang pagar BRC adalah keliling bangunan Masjid. sesuai gambar
layout dalam dokumen lelang.

1. Jenis pondasi yang digunakan untuk pagar BRC adalah pondasi setempat
dengan cor beton. Pondasi beton cor menggunakan campuran 1PC : 2Ps : 3Kr.
2. Ukuran pondasi beton cor adalah 50 cm x 50 cm dan 85 cm x 50 cm dengan
tinggi masing-masing pondasi 65 cm. Pondasi dengan ukuran 50 cm x 50 cm
digunakan pada kondisi tanpa tiang penyangga (skur), sedangkan pondasi
dengan ukuran 85 cm x 50 cm digunakan pada kondisi dengan tiang penyangga
(skur). Pondasi tersebut diletakkan diatas urugan pasir setebal 5 cm sebagai alas
pondasi.
3. Untuk mengantisipasi adanya hewan yang menerobos melewati bawah BRC,
maka diperlukan pondasi lajur/memanjang yang tertanam ke dalam tanah
sedalam 20 cm. Pondasi diletakkan diatas urugan pasir setebal 5 cm.
4. Pagar terbuat dari besi dengan material besi U50 yang dilapisi galbani dengan
cara hot dip (celup panas 465°C) dengan ukuran sesuai gambar.
5. BRC yang dipakai adalah jenis hot dip galvanized
6. Tiang besi pagar panjang 2940 mm diameter 2“ Hot Dipped Galavanized.
7. Tiang besi pagar ditanam 50 cm kedalam pondasi beton cor ukuran 50 cm x 50
cm dan 85 cm x 85 cm.
8. Tiang yang tertanam kedalam pondasi beton cor masing-masing harus di pasang
anker 2 buah dengan diameter 12 mm dan panjang 15 cm. Masing-masing ujung
anker ditekuk.
9. Skur/penyangga pagar dipasang setiap 5,04 meter jarak horizontal atau dipasang
selang seling pada setiap tiang pagar dan disetiap tiang pada belokan pagar.
10. Diatas kawat BRC dipasang kawat duri setinggi 44 cm.
11. Setiap hubungan antara besi disekrup dengan baut.

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


68
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO
12. Sedangkan hubungan tiang besi pagar dan BRC dapat disekrup / diklem dengan
u-clip.
13. Bahan harus dalam keadaan baru dan tidak boleh ada karat-karat sebelum
pekerjaan dilaksanakan dan harus ditest sebelum dipasang.
14. Diameter baja minimal : 6 mm
15. Jarak maksimal kawat vertikal BRC : 80 mm
16. Tinggi minimum BRC : 1900 mm
17. Panjang BRC : 2400 mm
18. Typical coat galvanized minimal 60 micron, life time 10 th (minimum).
19. Jarak bebas pagar dengan bagian luar maupun dalam pagar adalah 3 M. Dalam
radius 3 M keluar ataupun kedalam pagar tidak boleh ada benda atau sesuatu
yang tinggi.

10. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


 Setelah semua pekerjaan telah dilakukan maka dapat dilakukan pembersihan
pada lokasi.
 Hasil bongkaran dan sampah di relokasi ke area yang telah ditentukan
bersama Konsultan Pengawas / Direksi
 Melakukan pengecekan kembali terhadap pekerjaan pembersihan gedung
baru kawasan Balai Diklat BNN Lido
11. KETENTUAN TAMBAHAN
1. Semua bahan yang akan digunakan terlebih dahulu diperiksa dan diteliti oleh
Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Semua bahan yang digunakan harus dimasukkan contohnya, dan apabila
ternyata ada bahan - bahan yang ditolak segera dikeluarkan dari kompleks
pekerja selambat -lambatnya 2 x 24 jam.

Jakarta, 03 September 2018


PT. Debitindo Jaya

METODOLOGI PELAKSANAAN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN


69
SARANA DAN PRASARANA BALAI DIKLAT BNN LIDO

Anda mungkin juga menyukai