Anda di halaman 1dari 68

MANAJEMEN KONSTRUKSI

Pertemuan 5:
Sumber Daya Proyek (5M) Method dan Machine
METHOD (METODE PELAKSANAAN)

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


METODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN merupakan perencanaan pelaksanaan di


lapangan yang mengacu pada desain dan cara kerja kontraktor
mewujudkan bangunan sesuai Design Drawing.
Pada Pelaksanaannya, Design Drawing diterjemahkan dalam SHOP
DRAWING.
METODE PELAKSANAAN meliputi strategi kegiatan persiapan lokasi,
alat, material dan Teknik konstruksinya.

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


PERENCANAAN METODE PELAKSANAAN
▪ Perencanaan metode pelaksanaan merupakan salah satu faktor kunci
dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan pekerjaan.
▪ Proses penyusunan metode pelaksanaan merupakan hasil pembahasan,
brainstorming, diskusi, referensi dari berbagi macam sumber, dan
dituangkan dalam bentuk gambar-gambar kerja serta urut-urutan
pelaksanaan pekerjaan (procedure, work instruction) yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan setiap pekerjaan.
▪ Perbaikan (improvement), inovasi, serta terobosan- terobosan dalam
pembuatan metode pelaksanaan dapat memberikan nilai tambah bagi
tercapainya sasaran, baik mutu, waktu, maupun biaya.

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


JENIS METODE PELAKSANAAN
METODE PELAKSANAAN tiap jenis konstruksi berbeda-beda.
Beberapa jenis Metode Pelaksanaan, misalnya:
▪ Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
▪ Metode Pelaksanaan Bangunan Gedung
▪ Metode Pelaksanaan Bangunan Terowongan
▪ Metode Pelaksanaan Bangunan Air (Bendung, Irigasi dsb.)
▪ Metode Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Beton)/ Lentur (Aspal)

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PERSIAPAN
▪ Perencanaan Site Plan
▪ Perhitungan Kebutuhan Sumber Daya
▪ Pembuatan Shop Drawing
▪ Pengadaaan Material untuk Pekerjaan Persiapan
▪ Mobilisasi Peralatan
▪ Pelaksanaan di Lapangan

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


METODE PELAKSANAAN BANGUNAN GEDUNG

▪ Pekerjaan Pondasi
▪ Pekerjaan Struktur
▪ Pekerjaan Arsitektur/Finishing
▪ Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal
▪ Pekerjaan Halaman/Taman

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN TEROWONGAN

Pada dasarnya pembuatan tunnel dapat dilaksanakan dengan


berbagai cara tergantung dari kondisi setempat terutama keadaan
batuan dan lain2.
Salah satu cara pembuatan tunnel yang terbaru telah ditemukan di
Austria dan dikenal dengan nama N.A.T.M (New Austrian Tunneling
Method).

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
3. Shotcrete Dasar
2. Galian Setengah Atas
CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


4. Pasang Steel Rib ½ bagian atas jarak 50 cm
5. Pasang Angkur 6 buah D19 Panjang 1,25

Universitas Diponegoro-2020
7. Shortcrete Layer 1
6. Wire mesh Layer 1
CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
CONTOH METODE PELAKSANAAN

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
NATM

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


▪ New Austrian Tunneling Methode adalah adalah suatu sistem pembuatan
tunnel dengan menggunakan shotcrete (beton yang disemprotkan dengan
tekanan tinggi) dan rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel sebelum di

Universitas Diponegoro-2020
beri lapisan conrete (lining concrete).
▪ Sebelum ditemukannya metode NATM ini, digunakan kayu dan rangka baja
sebagai konstruksi penyangga sementara.
▪ Kelemahan dari konstruksi kayu ini menurut Prof. LV Rabcewicz dalam bukunya
NATM adalah kayu khususnya dalam keadaan lembab akan sangat mudah
mengalami keruntuhan, meskipun baja mempunyai sifat fisik yang lebih baik,
efisiensi kerja busur baja sangat tergantung dari kualitas pengganjalan (kontak
baja dan batuan), sementara diketahui bahwa akibat merenggangnya batuan
pada waktu penggalian sering kali menyebabkan terjadinya penurunan bagian
atas terowongan.
METODE PELAKSANAAN BANGUNAN AIR
METODE PELAKSANAAN tiap jenis konstruksi berbeda-beda.
Beberapa jenis Metode Pelaksanaan, misalnya:
▪ Metode Pelaksanaan Pekerjaan Persiapan
▪ Metode Pelaksanaan Bangunan Gedung
▪ Metode Pelaksanaan Bangunan Terowongan
▪ Metode Pelaksanaan Bangunan Air (Bendung, Irigasi dsb.)
▪ Metode Pelaksanaan Perkerasan Kaku (Beton)/ Lentur (Aspal)

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


CONTOH PEKERJAAN BENDUNG :
Sebagai contoh tinjau Proyek Bendung Batanghari.

Bendung Batanghari merupakan bendung untuk keperluan irigasi dengan


karakteristik:
• Lebar Bendung 180 m
• Tipe Bendung Beton
• Perubahan tinggi air permukaan air sebelum ada bendung 12 m
• Fungsi utama adalah Pengairan Irigasi
• Masa Pembangunan selama 40 bulan

Bendung Batanghari terletak pada sungai Batanghari. Untuk itu pembuatan


bendungan dimulai dengan pembuatan Diversion Channel (saluran pengalihan)
yang dibangun di sebelah kanan sungai

19
URUTAN PEKERJAAN
Pekerjaan dimulai dengan mengerjakan Diversion Work dengan menggali
tanah dan pembuatan tanggul untuk mengalihkan aliran sungai. Setelah
aliran sungai dialihkan, lokasi bendung dapat dikeringkan melalui proses
Dewatering

1.DIVERSION WORK
2.FIXED WEIR
3.MOVABLE WEIR, APRON
AND FISH WAY
4.RETAINING WALL
5.BOAT AND BUS TERMINAL
6.SEDIMEN TRAP AND INTAKE
20
LAY OUT PLAN :
▪ Layout plan secara garis besar dikelompokkan dalam 3 (tiga)
bagian:
▪ Bagian utama :adalah bendung tetap dan bendung gerak
serta dinding penahan tanah (retaining wall)
▪ Bagian irigasi : adalah intake dan sediment trap
▪ Bagian pelengkap : berupa fish way, bus and boat
terminal, acces road dan bangunan penunjang lainnya.
▪ Setelah semua kelompok bangunan diselesaikan, baru aliran
air dikembalikan ke jalur semula, yaitu melalui bendung
gerak dan bendung tetap
21
GAMBAR POTONGAN

Dalam gambar di atas dapat diuraikan bahwa bagian utama bendung terdiri dari:

▪ Bendung tetap; terdiri dari fondasi, tubuh bendung, stilling basin, dan pilar untuk
jembatan

▪ Bendung gerak; terdiri dari fondasi, tubuh bendung, apron, stilling basin, dan pintu (gate),
sedangkan di atasnya terdapat ruang hoist (hoist room)

▪ Retaining wall atau dinding penahan tanah untuk membentuk aliran sungai terdapat di
sebelah kiri dan kanan bendung

22
PELAKSANAAN PEKERJAAN :
1. Pekerjaan bendung dimulai dengan pekerjaan galian tanah dengan menggunakan
excavator dan hasil galian diangkut oleh dump truck untuk dibuang ke disposal area
atau disimpan sebagai stock untuk material timbunan sesuai dengan jenis dan
spesifikasi tanah
2. Setelah galian tanah menemui lapisan keras, perlu dilakukan pekerjaan galian batu
(rock excavation)
3. Dalam hal ini dipilih metode drilling and blasting, yaitu pada permukaan batuan
dibuat pola blasting. Kemudian dibuat lubang dengan rock drill (cradler rock driller)
atau canal drilling untuk diisi sejumlah bahan peledak (dynamite) dan detonator
sebagai pemicunya
4. Setelah dilakukan peledakan, hasil galian dikumpulkan dengan excavator dan
diangkut oleh dumptruck ke disposal area
5. Galian batuan dengan blasting (peledakan biasanya sulit untuk membentuk dasar
galian yang rapi sesuai rock line excavation yang ada di shop drawing
6. Selanjutnya digunakan giant breaker yang dipasangkan pada excavator untuk
23
membentuk dan merapikan galian batuan
GAMBAR PELAKSANAAN :

24
PELAKSANAAN PEK. BENDUNG :
1. Sebelum pekerjaan beton fondasi bendung dimulai, pekerjaan yang
harus dilakukan adalah finishing permukaan batuan dengan
membersihkan semua loose material dan menutup permukaan dengan
splash grouting
2. Splash grouting adalah campuran: semen, pasir dan air yang
disiramkan ke permukaan batuan
3. Tahap selanjutnya adalah pekerjaan beton (concrete untuk pondasi,
tubuh bendung, kolam olakan (stilling basin) dan piers serta column
4. Di permukaan bendung yang terjadi pergeseran dengan air sungai
dimana diasumsikan terdapat batuan lepas, ranting dan pohon, oleh
karena itu perlu dilapisi dengan beton dengan steel fibre concrete (beton
campuran serta besi)
5. Pada bendung gerak dibuat bangunan hoist room yaitu tempat mesin
penggerak pintu, dipasang berupa katrol (hoist) elektrik untuk menaikkan
dan menurunkan pintu

25
URUTAN PEKERJAAN PADA BENDUNG TETAP
1. Excavation Works for Foundation
▪ Soil excavation
▪ Rock excavation by Blasting
▪ Rock excavation by Giant Breaker
▪ Finishing by Manpower
▪ Cleaning and Splash Grouting
2. Concrete Works
▪ Normal concrete
▪ Steel Fiber Concrete
▪ Pier Concrete covered by Steel Fiber Concrete
▪ Column Hoist Room
3. Bridge
▪ Acces Bridge
▪ Operation Brigde
4. Back filling and Apron Excavation
5. Apron Concreting
26
6. Mechanical, Electrical and Appurtenances
URUTAN PEKERJAAN PADA PIER
1.Preparation Works
2.Installation Reinforcement Bar and Chicken Wire
3.Installation of Formwork
1.Straight Formwork
2.Ellipse Formwork
4.Installation of working Space
5.Final Inspection
6.Placing concrete
1.Normal Concrete (Concrete Pump)
27 2.Steel Fiber Concrete
CONTOH PEK. SALURAN IRIGASI

28
CONTOH PEKERJAAN SALURAN IRIGASI

PEKERJAAN IRIGASI

1. Pekerjaan pokok adalah pembuatan saluran irigasi, yang terdiri dari Saluran
Induk, Saluran Sekunder, Saluran Sub Sekunder, dan Bangunan Pengatur Air
2. Lokasi Pekerjaan sangat luas, karena panjang total saluran irigasi yang
dibuat bisa mencapai puluhan kilometer
3. Pekerjaan dominan adalah pekerjaan tanah, berupa pekerjaan Galian
Tanah, pekerjaan Timbunan Tanah, dan atau kombinasi keduanya yaitu
pekerjaan Cut and Fill
4. Pekerjaan akan padat Peralatan Berat dan sangat tergantung pada cuaca
(musim hujan/musim kemarau)
5. Karena lokasi yang sangat luas, kemungkinan terjadi masalah sosial sangat
29 besar
BAGAN ALIR PEK. SALURAN IRIGASI

30
URUTAN PEKERJAAN :

1. Pekerjaan Persiapan
Pembuatan Temporary Contractor’s Facilities: Site Office, Ware house,
Workshop, Open Storage, Staff Quarter, Labour House, etc
2. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran longitudinal section, untuk mencari trase saluran dan batas-batas
pembebasan tanah
Pengukuran cross section, untuk mendesain elevasi saluran, dan sebagai
dasar perhitungan volume pekerjaan tanah
3. Pekerjaan mobilisasi peralatan berat
4. Pekerjaan tanah
5. Pekerjaan Concrete Lining
6. Pekerjaan Struktur Bangunan Pengatur Air
7. Pekerjaan Jalan Inspkesi
8. Pekerjaan Pintu Air

31
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

• Semaksimal mungkin menggunakan material galian untuk timbunan

• Sebelum timbunan dilaksanakan, stripping dahulu permukaan humus/top soil


agar tidak terjadi settlement

• Kerjakan dahulu semua struktur di lokasi timbunan, sebelum timbunan


dilaksanakan, biasanya di lokasi timbunan terdapat Drainage box Culvert

• Buat Mass Hauling Diagram, agar jarak rata hauling bisa ditentukan dan agar
kebutuhan jumlah Dump Truck bisa direncanakan

• Jika jarak hauling terlalu jauh (lebih dari 5 km), agar dipertimbangkan material
timbunan diambil dari borrow area terdekat (dengan kompensasi ganti rugi
tanah)
32
PEKERJAAN TANAH :
1. Pekerjaan Stripping: membuang top soil jelek, agar timbunan tidak
mengalami penurunan

2. Pekerjaan Timbunan: menimbun lokasi-lokasi sepanjang saluran yang


rendah dengan tanah hasil galian atau tanah dari borrow area

3. Pekerjaan Galian: menggali lokasi-lokasi sepanjang saluran yang terlalu


tinggi, dan tanah hasil galian dibuang ke lokasi timbunan atau disposal area

4. Pekerjaan Galian Saluran: menggali dan membentuk saluran irigasi, setelah


pekerjaan gali dan timbun mencapai rata datar meja

5. Pekerjaan Trimming Slope: menggali atau menambah tepian tanggul


33 timbunan agar mencapai desain elevasi
GAMBAR :

Sequence of Work:
1. Construction of acces road to disposal area by using Bulldozer D-65
2. Excavation of soil from upper side (step 1) by excavation 0,7 m3 and
hauling to disposal area by Dump Truck 8 ton or 12 ton
3. At disposal area Bulldozer or Excavator will pe provided, for spreading
the excoveted material
4. Excavation to be done step by step, because the excavation area is very
narrow
5. After step 1 have been finished, excavation to be continued to step 2
area until reach the lower step
6. For protection the slope at step 1, soding will be installed as soon as
possible
7. In order to avoid the social problem, the outer portion of slope step 1 is
still inside of row
34
GAMBAR :

35
METODE PEMASANGAN SAL.SEK.

Metode Pemasangan Saluran Sekunder:

1. Dipasang profil pada jarak setiap 25 m, sehingga operator alat berat mempunyai
pedoman untuk penggalian saluran

2. Dilakukan stock spare part, terutama yang bersifat fast moving, al: selang hydraulic,
bahan bakar, olie dll

3. Diadakan pengecekan elevasi dan hasil kerja alat setiap jarak 5 m, sehingga jika
terjadi kesalahan dapat langsung diperbaiki

36
METODE PEMASANGAN LINING SALURAN:

Metode pelaksanaan pekerjaan lining


concrete:
1. Buat mal dari kayu balok dengan tebal
sama dengan ketebalan concrete lining
(8cm)
2. Perataan permukaan dengan
menggunakan pipa galvanis persegi,
baru kemudian dengan sendok semen
3. Dibuat grup pekerja tersendiri, khusus
untuk persiapan lahan cor, terutama
untuk trimming tanah
37
4. Pengecoran dengan sistem papan catur
METODE PELAKSANAAN PERKERASAN KAKU

TAHAPAN KERJA
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
Universitas Diponegoro-2020
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
Universitas Diponegoro-2020
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
Universitas Diponegoro-2020
PRODUKTIVITAS DAN WASTE
STUDI KASUS PERUBAHAN METODE TERHADAP

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
CASE STUDY
STRATEGY OF CHANGE CONSTRUCTION METHOD TO
INCREASE PRODUCTIVITY AND REDUCE WASTE IN THE
PRIVATE UNIVERSITY BUILDINGS

M. Azhar , F Hermawan and MA Wibowo


Link: Strategy of Change Construction Method to Increase Productivity and Reduce
Waste in the Private University Buildings - IOPscience
BACKGROUND
In facts……..The schedule and resources changes unpredictably

The challenge is “ How to increasing productivity?”


AIM AND OBJECTIVES
Aim
To elaborate the impact of strategies change method of floor plat formwork
in two buildings where the lean construction assessment employed as
justification.
Objectives:
1. Determining productivity performance of
change method (conventional and panel) based
on 5-M aspects
2. Assessing lean performance on the project site
due to achieving new method
Conventional Method Panel Method

Fabricated formwork

Scale/ measurement
Installing Hollow Girder
Installing panel

Scale/ measurement

Assembly Hollow frame 4x4 Installing multiplex


Installing Hollow Girder Installing side-formwork

Results of conventional method Results of Panel method 47


PRODUCTIVITY PERFORMANCE

48
LEAN CONSTRUCTION
ASSESSMENT BOARD

Lean assessment board point out that Panel method can mininise the waste in
project site

49
CONCLUSIONS
• The productivity of panel formwork method is higher than
conventional method.
• The effort of minimising waste, the panel floor formwork method can
be overcome in the lean construction assessment board.
• In order to support increased building project productivity and
minimise waste, changes in work methods for floor plate formwork to
use panel floor formwork. Thus, increasing productivity by the
strategies of change method shows a significant impact, either waste
or cost aspect.

50
MACHINE (PERALATAN KERJA)

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
TEKNOLOGI KONSTRUKSI DI INDONESIA
Perkembangan teknologi konstruksi di Indonesia saat ini mengalami
kemajuan pesat, yang ditandai dengan hadirnya berbagai jenis material

Universitas Diponegoro-2020
konstruksi terbaru dan peralatan yang lebih modern.
Disamping itu digunakannya metode konstruksi modern yang sesuai dengan
kondisi lapangan, juga akan meningkatkan produktifitas.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat dalam dunia konstruksi,
memungkinkan untuk memilih salah satu metode pelaksanaan konstruksi
tertentu dari beberapa alternatif metode pelaksanaan konstruksi yang ada.
Salah satu usaha yang dilakukan oleh pengelola proyek adalah mengganti
cara-cara konvensional menjadi lebih modern.
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
MACHINE/ ALAT KERJA
▪ Fungsi dari alat kerja adalah untuk membantu

Universitas Diponegoro-2020
pekerjaan konstruksi yang tidak dapat dikerjakan
tenaga manusia/ manual.
▪ Beberapa alat kerja pada suatu proyek mempunyai
karakteristik tersendiri.
▪ Spesifikasi suatu alat kerja akan terkait dengan tingkat
produktivitas suatu pekerjaan konstruksi
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
CRANE
Crane bisa dikatakan sebagai mesin pengangkat barang yang

Universitas Diponegoro-2020
bekerja menggunakan katrol dan kabel besi. Teknologi ini memiliki
peran besar dalam dunia konstruksi, mengingat mereka bisa
memindahkan alat-alat berat lain dan material bangunan besar
dengan mudah.
Alat ini yang digunakan untuk mengangkat material secara vertikal
dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang yang tidak
terbatas.
JENIS TOWER CRANE

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


 Free Standing Crane: berdiri di atas pondasi yang khusus,
karena dapat berdiri sampai dengan ketinggian 100 m. Jika
mencapai ketinggian yang besar maka digunakan pondasi
dalam seperti pondasi tiang pancang. Syarat dari pondasi

Universitas Diponegoro-2020
crane adalah : pondasi tersebut harus mampu menahan
momen akibat angin dan ayunan beban, berat crane, dan
berat material yang diangkat pada tiang utama diletakkan di
atas dasar dengan diberi ballast sebagai penyeimbang ballast
ini terbuat dari beton/baja.
 Tied In Crane: adalah crane yang ditambatkan pada struktur
bangunan, mampu berdiri bebas pada ketinggian kurang dari
100 m. Jika lebih dari 100 m maka crane harus
ditambatkan/dijangkar pada struktur bangunan. Fungsi dari
penjangkaran adalah untuk menahan gaya horizontal
sehingga crane ini dapat mencapai ketinggian sampai 200 m.
 Climbing Crane (crane panjat) : digunakan pada lahan yang
terbatas pada crane ini diletakkan dalam struktur bangunan,
yaitu core (inti bangunan). Crane bergerak naik bersamaan
dengan struktur naik. Pengangkatan crane dimungkinan
dengan adanya dongkrak hidrolis.
MOBILE CRANE

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


Mobile crane adalah sebuah
mobile yang umumnya
dilengkapi dengan drum tali
baja, rantai, dan tali baja yang
dipakai untuk mengangkat dan
menurunkan beban secara
vertikal serta memindahkannya
secara horizontal.
Secara umum, mobile crane
memiliki 2 bagian, yaitu bagian
atas dan bagian bawah. Kedua
bagian ini dihubungkan dengan
lempeng putar atau turntable.
MOBILE CRANE

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil Universitas Diponegoro-2020


Lempeng putar atau turntable ini memungkinkan
mobile crane untuk bergerak secara vertikal. Sedangkan
tiang utama ditopang oleh lempeng dasar yang dibuat
dengan bahan yang sangat kuat dan berat.
Lempeng dasar ini berfungsi sebagai penyeimbang
ketika mobile crane mengangkat beban yang sangat
berat.
Dengan begitu, maka mobile tidak akan terguling
karena beban yang sedang diangkat. Di bagian teratas
tiang derek terdapat motor penggerak dan roda gigi di
unit slewing yang membuat derek dapat berputar.
Unit slewing ini sendiri terdiri dari jib (derek lengan
horizontal) yang memanfaatkan troli untuk membantu
mengangkut beban.
Sedangkan di bagian mesin terdapat juga motor derek
penggerak yang ukurannya lebih pendek daripada di
bagian atas tadi.
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
PERANCAH (SCAFFOLDING)
adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga

Universitas Diponegoro-2020
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan
bangunan-bangunan besar lainnya.
Biasanya perancah berbentuk suatu sistem modular dari pipa atau
tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan bahan-bahan lain.
Di beberapa negara Asia seperti RRC dan Indonesia, bambu dan
dolken (kayu) masih digunakan sebagai perancah.
Perancah Tipe Climbing System

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
Perancah Tipe Slip Form

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
Perancah Tipe Auto Jump Form

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2020
BEKISTING

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


▪ Pada awalnya, proses pengecoran beton dilakukan secara konvensional dengan memanfaatkan
peralatan dan bahan yang sederhana dan mudah didapat. Hal ini antara lain dapat dilihat dari

Universitas Diponegoro-2020
sistem cetakan beton (bekisting) yang dipakai, yaitu dengan menggunakan cetakan atau
bekisting konvensional. Yang dimaksud dengan bekisting konvensional adalah suatu sistem
bekisting yang bagian-bagian bekistingnya dibuat dan dipasang in-situ (pada lokasi proyek).
▪ Sejalan dengan semakin berkembangnya dunia konstruksi di indonesia, para pelaku konstruksi
dituntut untuk mencari metode yang lebih baik termasuk dalam memilih jenis cetakan beton.
Saat ini, proyek-proyek gedung yang berskala besar semakin populer dengan
penggunaanbekisting prafabrikasi yang diproduksi oleh beberapa produsen tertentu dengan
merek yang berbeda. Yang dimaksud dengan bekisting pre-fabrikasi adalah suatu sistem
bekisting yang bagian-bagian bekistingnya telah dibuat di tempat fabrikasi dalam jumlah yang
banyak sehingga di lapangan hanya tinggal menggabungkan bagian-bagian tersebut.
KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN DARI PENGGUNAAN
BEKISTING NON KONVENSIONAL (SISTEM) :
Percepatan masa konstruksi
▪ Karena bekisting sistem lebih cepat dan mudah cara pemasangan dan pembongkarannya dibandingkan bekisting konvensional,
maka diharapkan siklus pelaksanaan akan lebih cepat sehingga secara otomatis akan mempercepat pula masa penyelesaian
pekerjaan suatu konstruksi.
Peningkatan mutu dan hasil pengecoran
▪ Sebelum pemasangan (setting) bekisting sistem telah difabrikasi terlebih dahulu, Dimensi maupun ukuran sudah dipastikan
presisi, sehingga setelah pengecoran akan didapat mutu dan hasil yang baik.
Peningkatan kebersihan dalam proyek
▪ Bekisting sistem sangat sedikit menggunakan material potongan kayu, sehingga sedikit pula terjadi penumpukan sampah
potongan-potongan kayu.
Peningkatan jumlah ulang kali pakai bahan yang digunakan
▪ Karena pembongkaran bekisting sistem sagat mudah dan praktis, maka jumlah ulang kali pakai bahan yang digunakan akan
lebih banyak.
Penghematan biaya proyek
▪ Karena terjadi peningkatan jumlah ulang kali pakai dalam penggunaan bahan, berarti terjadi pula penghematan biaya proyek.
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
Sistem Pelat Menggunakan Metal
Deck yaitu Sistem pelat

Universitas Diponegoro-2020
menggunakan metal deck
menjadi salah satu alternatif yang
sedang dikembangkan untuk
menggantikan pelat konvensional

Sistem Pelat Menggunakan Metal Deck


Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
Sistem Half Slab adalah

Universitas Diponegoro-2020
sistem plat dengan
mengubah bekisting plat
menjadi precast dengan
tetap ditambah wire mesh di
atasnya (half slab)
Sistem Half Slab
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
Bekesting Semi Modern yaitu
mengganti material bekisting

Universitas Diponegoro-2020
kayu dengan material besi atau
baja sehingga bisa dipakai
berulang kali. Kayu hanya
dipakai pada bagian tertentu
misalnya bidang kontak dengan
Bekesting Semi Modern beton.
Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil
Universitas Diponegoro-2020
Bekisting Table Form
Modular Formwork, Bekisting Table Form adalah Metode bekisting sistem
table ini maksudnya adalah metode pemasangan bekisting untuk plat dan
balok yang menggunakan perancah dari vertical support dan horizontal
support sebagai alternative lain dari penggunaan scaffolding
TERIMA KASIH

Copyright: Laboratorium Manajemen Konstruksi-Departemen Teknik Sipil


Universitas Diponegoro-2023

Anda mungkin juga menyukai