Anda di halaman 1dari 16

Laporan Tinjauan Proyek pada

Perusahaan Arsitektur atau Kontraktor Meliputi


Penerapan Aspek Manajemen Proyek
(Initiating, Planning, Executing, Monitoring & Controlling, dan Closing)

Disusun oleh:

Reizaldy Muhammad Arsyan (121240022)

Ricson Marulitua Pakpahan (121240136)

Rolan Arianto (121240048)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR
DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2024/2025
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Konteks Proyek


- Gedung Rektorat Universitas Mitra Bandar Lampung
- Gedung rektorat ini nantinya diharapkan menjadi simbol kebanggaan
akademisi Universitas Mitra Bandar Lampung.Selain itu, gedung rektorat
ini nantinya akan digunakan oleh Universitas Mitra Indonesia untuk
melakukan kegiatan akademik. Proyek pembangunan ini dilaksanakan
dalam kurun waktu ±245 hari kalender sehingga siap untuk segera
digunakan.
- Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Mitra Indonesia Lampung
dimulai pada Januari 2022. Gedung ini dibangun di kawasan Universitas
Mitra Bandar Lampung yang terletak di Jl. Itu. Pagar Alam No.7, Gedong
Meneng, Kec.Kota Bandar Lampung, Rajabasa. Lokasi Gedung Rektorat
berada tepat di depan Gedung Kuliah Universitas Mitra Bandar Lampung
, sehingga desain interior gedung ini sangat menarik.Lokasi
pembangunannya sangat strategis karena terletak di pusat kota Bandar
Lampung.Lokasi Proyek yang strategis memudahkan kendaraan proyek
untuk keluar masuk area proyek dan pemasok bahan konstruksi dalam
mengirimkan barang ke Proyek .
Pembangunannya dilakukan oleh CV. Gusan Jaya telah ditunjuk sebagai
Kontraktor Eksekutif dan Konsultan Senior . Gusan Jaya, Universitas
Mitra Indonesia juga mempekerjakan beberapa staf dan berpartisipasi
dalam proyek sebagai konsultan pengawas.
1.2 Tujuan Laporan
- Mempelajari sekaligus mengevaluasi terkait pemahaman penulis terkait
Manajemen Proyek secara keseluruhan
- Mengidentifikasi pencapaian dan ketidaksesuaian serta potensi
peningkatan pada proyek yang ditinjau
BAB II
TINJAUAN PROYEK

2.1 Deskripsi Proyek


- CV. Gusan Jaya telah ditunjuk sebagai Kontraktor Eksekutif dan
Konsultan Senior
- Pembangunan Gedung Rektorat Universitas Mitra Indonesia Lampung
dibangun di kawasan Universitas Mitra Bandar Lampung yang terletak di
Jl. Itu. Pagar Alam No.7, Gedong Meneng, Kec. Kota Bandar Lampung,
Rajabasa.

2.2 Tahapan Proyek


2.2.1 Initiating
- Pengidentifikasian Ide atau Kebutuhan: Langkah pertama adalah
mengidentifikasi ide atau kebutuhan yang mendasari proyek.
Kebutuhan dari bangunan ini adalah sebagai berikut
a. Lantai Satu: Area Parkir dan Area Lift.
b. Lantai Dua: Ruang untuk Rektor, Admin Rektor, Rapat
Rektor, Yayasan, serta Wakil Rektor, dilengkapi dengan
fasilitas toilet dan pantry.
c. Lantai Tiga: Ruang untuk Dekan, Wakil Dekan, Pertemuan,
Sekretaris Dekan, Temu Mahasiswa, Kelas Mahasiswa,
serta toilet.
d. Lantai Empat: Fasilitas serupa dengan lantai tiga, termasuk
ruang untuk Dekan, Wakil Dekan, Pertemuan, Sekretaris
Dekan, Temu Mahasiswa, Kelas Mahasiswa, dan toilet.
e. Lantai Lima: Mirip dengan lantai empat, dengan ruang
untuk Dekan, Wakil Dekan, Pertemuan, Sekretaris Dekan,
Temu Mahasiswa, Kelas Mahasiswa, dan toilet.
f. Lantai Enam: Ruang kelas mahasiswa dan fasilitas toilet.
g. Lantai Tujuh: Ruang rapat eksekutif dan toilet.
h. Lantai Pengamatan: Lantai-lantai ini digunakan untuk
melakukan pengamatan dalam kerangka kerja praktik di proyek
pembangunan Gedung Rektorat Universitas Mitra Bandar
Lampung, khususnya dari lantai tiga hingga tujuh.
- Studi Kelayakan Awal: Dilakukan analisis awal untuk
menentukan apakah proyek layak untuk dilanjutkan. Ini
melibatkan penilaian kelayakan teknis, finansial, operasional,
dan hukum.
- Pembentukan Tim Proyek: Tim proyek harus dibentuk, termasuk
manajer proyek dan anggota tim lainnya. Pembentukan tim
harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik proyek dan
keterampilan yang dibutuhkan.

Struktur Organisasi Pelaksana di Lapangan


Sumber: CV. Gusan Jaya

- Penetapan Tujuan dan Sasaran: Tujuan dan sasaran proyek harus


ditetapkan dengan jelas. Ini membantu dalam mengarahkan
fokus proyek dan menentukan kriteria keberhasilan.
- Penetapan Ruang Lingkup Awal: Batasan-batasan proyek dan
apa yang termasuk dalam cakupan proyek harus ditetapkan. Ini
membantu dalam menghindari perubahan yang tidak perlu
selama pelaksanaan proyek.
- Identifikasi dan Penilaian Risiko Awal: karena menggunakan
sistem Lump Sum Contract Fixed Price(Kontrak dengan harga
tetap) maka resiko yang besar kemungkinan akan terjadi adalah
fluktuasi biaya. Resiko ini sepenuhnya du tanggung oleh
kontraktor.
- Pelelangan atau Tender: Pelelangan atau tender merupakan suatu
proses di mana pihak tertentu menawarkan untuk melakukan
pekerjaan dengan nilai atau keuntungan yang sudah ditetapkan.
Tujuan dari pelelangan atau tender adalah untuk membantu
pihak pemilik proyek dalam memilih kontraktor yang tepat
untuk melaksanakan proyek tersebut. Pelelangan yang
diterapkan dalam proyek pembangunan Gedung Rektorat
Universitas Mitra Indonesia Lampung adalah pelelangan
Langsung, dimana metode ini melibatkan pemilihan penyedia
jasa atau kontraktor secara langsung untuk bekerja pada proyek
tersebut.

2.2.2 Planning
Tahap-tahap kegiatan proyek merujuk pada serangkaian langkah yang
dilakukan dari awal hingga akhir pelaksanaan proyek.
Tahapan-tahapan kegiatan dalam pembangunan Gedung Rektorat
Universitas Mitra Indonesia Lampung mencakup:

- Studi Kelayakan (Feasibility Study)


- Studi Pengenalan (Reconnaissance Study)
- Penjelasan (Briefing)
- Studi Perencanaan
- Pengadaan / Pelelangan (Procurement / Tender)
- Pelaksanaan (Construction)
- Pemeliharaan dan Persiapan Penggunaan (Maintenance And
Start-Up).
2.2.3 Executing
- Pekerjaan Kolom
1. Dalam proses pembangunan struktur kolom, pekerjaan
telah sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat (RKS),
termasuk penandaan sebagai kolom, pemasangan tulangan
baja, pembuatan bekisting, dan pengecoran. Namun,
diperlukan perbaikan pada beberapa kolom yang
mengalami cacat dengan melakukan penambalan
menggunakan sika bonding. Hal ini disebabkan oleh
kekurangan pemadatan beton saat pengecoran, yang
mengakibatkan terbentuknya rongga dan keropos pada
beberapa kolom. Dampaknya, waktu untuk pengerjaan
struktur lainnya seperti balok dan plat lantai menjadi
berkurang.
2. Pembongkaran bekisting dilakukan setelah kurang lebih 8
jam dari proses pengecoran atau setidaknya setelah beton
mengering.
3. Proses pengecoran menggunakan beton ready mix dengan
mutu Fc 20 atau setara dengan K-250.

- Pekerjaan balok
1. Proses perakitan tulangan balok tidak sesuai dengan
instruksi dan gambar rencana. Pemasangan besi balok yang
miring belum terikat dengan kawat bendrat, sehingga
menyebabkan perlunya pembongkaran ulang pada
pembesian balok. Hal ini juga mengakibatkan penundaan
dalam pengerjaan pembesian balok.
2. Penjadwalan pengecoran balok dan plat lantai tidak dapat
dipenuhi karena terkendala oleh keterlambatan pengiriman
beton ready mix atau mobile mixer. Keterlambatan ini
disebabkan oleh jarak yang cukup jauh, sehingga
memperlambat proses pengerjaan pengecoran.
3. Pengecoran beton menggunakan ready mix dengan mutu Fc
20 atau setara dengan K-250.
4. Pembongkaran bekisting dilakukan setelah kurang lebih 14
hari dari proses pengecoran dilakukan, untuk memastikan
beton telah mengeras dengan baik.
- Pekerjaan Plat Lantai
1. Penjadwalan pengecoran balok dan plat lantai tidak dapat
dipenuhi karena keterlambatan kedatangan beton ready mix
atau mobile mixer. Kendala ini disebabkan oleh jarak yang
cukup jauh, sehingga menyebabkan penundaan dalam
proses pengecoran.
2. Pengecoran menggunakan beton ready mix dengan mutu Fc
20 atau setara dengan K-250.
3. Pembongkaran bekisting dilakukan setelah kurang lebih 14
hari setelah proses pengecoran dilakukan, untuk
memastikan beton telah mengeras dengan baik.
- Pekerjaan Struktur Baja
1. Terjadi kerusakan pada mesin Hoist saat mengangkut baja
ke lantai atas bangunan.
2. Proses pengelasan dilakukan dengan kurang teliti sehingga
menyebabkan sambungan pengelasan pada baja tidak rata
dan perlu digerinda agar merata.
3. Kurangnya perhatian terhadap K3 (Kesehatan dan
Keselamatan Kerja) dalam pekerjaan struktur baja
mengakibatkan sering terjadinya kecelakaan, seperti
pekerja yang terkena serpihan baja di mata.

2.2.4 Monitoring & Controlling


- Sistem Pemantauan dan Pengendalian Pada proyek ini adalah
Perencanaan Pengendalian: Tahap awal dalam sistem ini adalah
perencanaan pengendalian, di mana strategi dan prosedur untuk
memantau dan mengendalikan proyek ditetapkan. Ini meliputi
penetapan metrik kinerja, pembuatan jadwal pemantauan, dan
penentuan tanggung jawab tim.
2.2.5. Closing
- Sebagai proses penyelesaian nya di lakukan
pemantauan berkala untuk mengetahui apa kah bangunan
sesuai standar kualitas dan apakah terdapat masalah pada
konstruksi bangunan ini.
BAB III
PENERAPAN ASPEK
MANAJEMEN PROYEK

3.1 Manajemen Tim


- Direktur Proyek
Manajer proyek adalah peran dalam manajemen proyek yang secara
strategis mengawasi, memantau, dan mengelola proyek di tingkat
eksekutif.
Wewenang dan tanggung jawab manajer proyek meliputi:
1.Konsultasikan dengan pemilik proyek mengenai kemajuan implementasi
dan isu-isu utama.
2. Menyampaikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek.
Melakukan manajemen proyek.
Waktu Waktu dapat terjadi pada kolom tempat pemeriksaan pekerjaan
proyek dilakukan.
- Site Manager
Site Manager adalah orang yang bertanggung jawab atas keseluruhan
pelaksanaan pengembangan dalam hal biaya, waktu dan kualitas.
Tugas dan wewenang pengelola lokasi konstruksi adalah sebagai berikut:
1.Merencanakan “kemajuan” pelaksanaan proyek sesuai dengan
kewajiban perusahaan kepada pemilik proyek atau kepentingan
perusahaan itu sendiri.
2.Rencanakan penggunaan bahan, peralatan serta pekerjaan instalasi untuk
setiap proyek pengolahan sesuai volume dan waktu penggunaan.
3.Memberikan instruksi dan bimbingan kerja kepada pelaksana untuk
mendukung pelaksanaan proyek. Instruksi kerja umum dapat diberikan
secara lisan dan instruksi khusus dicatat dalam buku petunjuk supervisor.
4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai petunjuk
yang diberikan dalam hal teknik, mutu pekerjaan, dan jadwal.
5. Mengendalikan disiplin kerja pelaksana proyek, mandor dan pekerja
sesuai tugas, kewajiban dan wewenang masing-masing.
6.Melaksanakan pekerjaan administratif yang kurang lebih berkaitan
dengan . Dan memberikan Pengendalian Anggaran dengan sepengetahuan
Manajer Proyek dan disetujui oleh Manajer Proyek.
7. Membuat laporan mingguan untuk manajer proyek yang mencakup
kegiatan proyek, tantangan proyek, dan masalah khusus yang perlu
dilaporkan.
- Drafter
Drafter adalah anggota tim yang bertugas menyusun serangkaian gambar
perencanaan gambar kerja. Drafter ini bertanggung jawab melakukan
modifikasi gambar kerja pada saat pelaksanaan di lapangan.
Tugas dan wewenang Drafter meliputi:
1.Mengerjakan gambar awal konstruksi, rencana konstruksi, gambar
konstruksi yang selanjutnya akan disampaikan kepada pemilik atau owner
sendiri sebagai gambar acuan kerja,
2.Menyiapkan berbagai gambar teknik untuk sebuah proyek konstruksi.
- Administrasi dan Logistik
Bertanggung jawab atas pekerjaan administratif, pengarsipan dan
dokumentasi proyek. Dalam pekerjaannya, administrasi didukung oleh
seorang Bendahara.
Tugas dan wewenang administrasi dan logistik meliputi:
1.Melaksanakan tugas yang berkaitan dengan administrasi dan keuangan ,
2.Menyimpan kiriman dan dokumen resmi penting,
3 .Membuat laporan pertanggungjawaban biaya proyek.
4.Bertanggung jawab atas pemindahan barang dan peralatan,
5.Mencatat persediaan barang dan peralatan,
6.Memeriksa dan mencatat bahan masuk sesuai pesanan,
7.Buat laporan logistik yang dapat ditulis oleh operator lapangan.
- Mandor
Mandor adalah orang yang mengatur dan mengawasi pekerja agar
kegiatan proyek berjalan lancar.
Tugas mandor antara lain:
1.Mengatur pekerja agar pekerjaan terlaksana dengan benar,
2.Meminta keterangan kepada pekerja lapangan tentang hal-hal yang tidak
diketahui pada saat pelaksanaan.
- Kepala Tukang
Kepala tukang adalah orang yang mengkordinasikan tukang-tukang yang
memiliki keahlian dalam pekerjaan pembesian dan pekerjaan kayu, kepala
tukang bekerja langsung di bawah perintah mandor
- Tukang / Pekerja
Tukang adalah orang yang bekerja pada proyek yang mempunyai keahlian
atau keterampilan pekerjaan bangunan yang system pembayaran perhari.

3.2 Pengendalian Waktu dan Biaya


Alat dan metode pengendalian
- Material Struktur Kolom
Kolom merupakan elemen tekan vertikal rangka yang berfungsi memikul
beban balok.Kolom merupakan salah satu unsur penting dalam suatu
bangunan, sehingga bila terjadi keruntuhan pada kolom dianggap serius
karena dapat menyebabkan keruntuhan pada lantai yang bersangkutan atau
jika kondisinya cukup serius maka totalnya bisa mencapai bangunan itu
runtuh.Oleh karena itu, pemilihan material yang berkualitas untuk proyek
pengembangan sangatlah penting.
- Material Struktur Balok
Balok merupakan bagian dari struktur inti bangunan selain pondasi dan
kolom, selain itu kolom juga dapat diartikan sebagai sebuah elemen dari
struktur yang berfungsi menyalurkan beban ke kolom.
- Material Struktur Plat Lantai
Kolom merupakan bagian tekan vertikal pada rangka struktur, dan pelat
lantai merupakan salah satu struktur konstruksi dengan ketebalan yang
cukup tipis dibandingkan struktur lainnya. Biasanya ketebalan panel lantai
berkisar antara 10 hingga 12 cm. Pada proyek pembangunan Gedung
Rektor Universitas Mitra Indonesia Lampung menggunakan panel lantai
dengan ketebalan 12 cm.

3.3 Komunikasi Proyek


- Sistem komunikasi yang digunakan
Sistem komunikasi yang di gunakan dalam proyek ini adalah secara
langsung melalui perwakilan, tukang melapor kepada kepala tukang,
kepala tukang melapor kepada site manager, site manager melapor
langsung ke direktur proyek.

3.4 Manajemen Risiko


- Identifikasi risiko
- karena menggunakan sistem Lump Sum Contract Fixed
Price(Kontrak dengan harga tetap) maka resiko yang besar
kemungkinan akan terjadi adalah fluktuasi biaya. Resiko ini
sepenuhnya du tanggung oleh kontraktor.
- Strategi mitigasi risiko
- Karena menggunakan kontrak harga tetap, kontraktor sebisa
mugkin mengefisiensi penggunaan anggaran agar meminimalisir
fluktuasi biaya dan proyek selesai dengan anggaran yang
ditentukan.

3.5 Evaluasi Proyek


3.5.1 Keberhasilan Proyek
- Selesai tepat waktu: Meski dalam pengerjaan terdapat beberapa
kendala, namun hal ini dapat cepat diatasi sehingga waktu
pengerjaan nya tidak terganggu dan dapat selesai dalam waktu
yang ditentukan.
- Selesai dalam anggaran: Karena menggunakan kontrak harga tetap,
kontraktor sebisa mugkin mengefisiensi penggunaan anggaran agar
meminimalisir fluktuasi biaya dan proyek selesai dengan anggaran
yang ditentukan.
- Memenuhi persyaratan kualitas: menggunakan beton readymix
dengan mutu Fc 20 atau setara dengan K-250, dengan komposisi
bangunan nya, bangunan ini tergolong memenuhi persyaratan
mutu/kualitas.
- Kepuasan pelanggan: Menilai tingkat kepuasan pelanggan atau
pemangku kepentingan lain terhadap hasil akhir proyek. Ini dapat
diukur melalui survei kepuasan pelanggan atau umpan balik
langsung.
3.5.2 Tantangan dan Hambatan
- Kurangnya pemadatan beton selama pengecoran kolom
menyebabkan adanya rongga dan keropos pada beberapa kolom.
Ini mengakibatkan perlu dilakukannya perbaikan menggunakan
sika bonding, yang berdampak pada pengurangan waktu untuk
pengerjaan struktur lain seperti balok dan plat lantai.
- Perakitan tulangan balok tidak sesuai dengan petunjuk dan gambar
rencana, khususnya dalam pemasangan besi balok yang miring dan
belum terikat dengan kawat bendrat.
- Penjadwalan pengecoran balok dan plat lantai terganggu karena
keterlambatan pengiriman beton ready mix atau mobile mixer
akibat jarak yang cukup jauh.
- Mesin Hoist mengalami kerusakan saat mengangkut baja ke lantai
atas bangunan, yang kemungkinan memperlambat kemajuan
konstruksi.
- Proses pengelasan yang kurang teliti mengakibatkan perlu
dilakukannya penggerindaan untuk meratakan sambungan
pengelasan baja, yang dapat mempengaruhi kekuatan dan
keandalan struktur.
- Kurangnya penerapan praktik keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) dalam pekerjaan struktur baja telah menyebabkan seringnya
terjadinya kecelakaan, seperti pekerja yang terkena serpihan baja di
mata.
-
3.5.3 Rekomendasi
Pada pekerjaan kolom:
- Saat melakukan proses pengecoran, penting bagi para pekerja
untuk meningkatkan tingkat ketelitian dan menggunakan alat
vibrator guna meratakan serta memadatkan adukan coran beton.

Pada pekerjaan balok:


- Diperlukan peningkatan pengawasan saat melakukan pemadatan
pengecoran beton, serta perlu dilakukan perawatan beton dengan
cara menyiraminya secara teratur dan melindunginya dengan
membran.
- Para pekerja harus memahami metode pemasangan tulangan sesuai
dengan gambar rencana yang telah disediakan.
- Kontraktor harus memastikan kehadiran mobil mixer tepat waktu
dan mesin dalam kondisi baik untuk mencegah kemungkinan
kendala dalam proses pengecoran.

Pada pekerjaan plat lantai:


- Pengawas harus memeriksa setiap detail pekerjaan yang sedang
berlangsung untuk memastikan kesesuaiannya.
- Pekerja harus memperhatikan dengan teliti selama proses
pengecoran untuk menghindari cacat pada hasil pengecoran dan
memastikan ketebalan yang sesuai.

- Pada pekerjaan Struktur Baja:


- Pengawas harus memeriksa setiap kapasitas mesin yang digunakan
untuk menghindari kerusakan mesin angkut akibat muatan yang
berlebihan.
- Pekerja harus berhati-hati selama proses pengelasan untuk
menghindari cacat pada hasil pengelasan dan memastikan
sambungan yang sesuai dengan standar.
- Manajemen proyek harus memberikan perhatian ekstra terhadap
K3 dalam pekerjaan struktur baja karena risikonya yang tidak
dapat dianggap remeh dibandingkan dengan jenis pekerjaan
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai