Anda di halaman 1dari 14

KEGAGALAN

BANGUNAN YANG
PERNAH TERJADI DI
INDONESIA
Sinta Wati
(211343062)
UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH “PEMBERDAYAAN DAN
PERBAIKAN BANGUNAN”
DR. IR. FIRDAUS, M.T.
poko bahasan
• pendahuluan
• pembahasan
• kesimpulan
pendahuluan
Kegagalan Konstruksi merupakan adanya
hasil pekerjaan suatu kontruksi atau
bangunan yang tidak sesuai dengan
spesifikasi pekerjaan yang disepakati dalam
kontrak baik sebagian maupun keseluruhan
akibat kesalahan pengguna atau penyedia.
Ditemukan beberapa kesalahan yang sering
dilakukan oleh kontraktor proyek konstruksi
yang berujung pada kegagalan proyek
berupa keterlambatan, kerugian dan mutu
yang kurang bagus. Dimana hampir
semuanya bersifat kronis atau telah lama
terjadi secara berulang
Kegagalan bangunan dan kegagalan konstruksi dapat
disebabkan oleh faktor teknis maupun faktor non
teknis. Faktor teknis karena adanya penyimpangan
prosespelaksanaan yang tidak memenuhi spesifikasi
teknis yang disepakati dalam kontrak, sedangkan
faktor non teknis lebih disebabkan karena proses pra
kontrak (Bidding) maupun tidakkompetenya Badan
Usaha, tenagakerja, tidak profesionalnya tata kelola
manajerial antara pihak-pihak yang terlibat dalam
proyek konstruksi serta lemahnya
pengawasan/supervisi. Kontrol mutu atau pengawasan
atau supervisi pada saat proses konstruksi sering kali
tidak efektif. Kegagalan konstruksi dapat diketahui
setelah proses konstruksi selesai atau bahkan pada
proses perawatan.
Tujuan proyek terdapat 4 target (Husen A., 2009), yaitu : biaya ekonomis,
kualitas terpenuhi, waktu tak terlampui dan keselamatan kerja terpenuhi.
Apabila salah satu tujuan proyek tak terpenuhi maka dapat diartikan
bahwa proyek tersebut mengalami kegagalan. Kegagalan konstruksi
maupun kegagalan bangunan merupakan proses panjang dari suatu
proses pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor karena
tidak sesuai dengan kontrak, khususnya RKS dan Gambar Rencana yang
telah ditetapkan. Kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan
disebabkan oleh indikator kinerja proyek yang tidak tercapai.
1. Jembatan mahakam II
Jembatan yang merupakan tipe Gantung (Suspension
Bridge) ini memiliki panjang total 710 m. Keruntuhan
terjadi pada tanggal 26 November 2011 sekitar
sepuluh tahun setelah diresmikan. Ada beberapa
kemungkinan yang menyebabkan alat sambung ini
mengalami kegagalan diantaranya:
• Perawatan bangunan yang kurang baik/benar.
• Kesalahan pada design dalam pemilihan bahan
atau over load
• Kualitas bahan kontruksi yang digunakan tidak
sesuai spek
• Terdapat kesalah prosedur dalam melaksanakan
perawatan bangunan
• Terjadinya penyimpangan kaidah teknik sipil
• Kesalahan desain dalam menentukan jenis bahan
atau material untuk alat penyambung kabel
penggantung
2. Jembatan Penghubung GedungPerpustakaan Daerah DKI
Bangunan jembatan penghubung ini menghubungkan gedung Badan Perpustakaan dan
Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta. Keruntuhan terjadi pada tanggal 3 November 2014.
Keruntuhan terjadi diakibatkan sistem perancah yang mengalami kegagalan. Scafolding
yang digunakan merupakan scafolding besi dengan kondisi yang sudah tidak layak
pakai:
Penyebab terjadinya keruntuhan pada jembatan penghubung gedung perpustakaan
daerah DKI, Diantaranya:

• Kondisi scafolding banyak yang sudah keropos dan ada beberapa yang sudah bolong.
• Pemasangan scafolding tidak dilengkapi dengan bracing, sehingga scafolding tidak stabil.
• Adanya perlemahan scafolding yang tidak dihitung seperti adanya jalan akses untuk kendaraan dibawah struktur
yang sedang dibangun.
3. mENARA SAIDAH
Menara Saidah adalah nama sebuah gedung yang berfungsi sebagai pusat
perkantoran dan terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Indonesia. Pada tahun
2007 gedung ini resmi ditutup untuk umum karena pondasi gedung tidak tegak
berdiri dan miring beberapa derajat serta dianggap. membahayakan keselamatan
penghuni gedung. Konstruksinya dianggap bermasalah sejak awal, namun dari
pihak pemilik maupun Suku Dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan (P2B)
tidak ada yang bersedia memberikan penjelasan. Nirwono menyatakan
miringnya Menara Saidah dapat dikategorikan sebagai gagal bangunan dimana
terjadinya kemiringan atau masalah sedikit sudah dikategorikan gagal bangunan
karena ada keteledoran.
4. Rukan Cendrawasih

Bangunan rumah kantor (Rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks Cendrawasih Permai, Jl. Ahmad
Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur runtuh pada tanggal 3 Juni 2014 saat
masih dalam proses pengerjaan yang menyebabkan 12 pekerjanya tewas. Bangunan ini memiliki lebar 25
m dan panjang 100 m dengan biaya konstruksi senilai kurang lebih 15 Milyar rupiah.
Dari observasi yang dilakukan penyebab keruntuhan bangunan
ini sangatlah kompleks diantaranya:

• Pertama, Kegagalan pondasi. Hal ini didasarkan keterangan bahwa


pengerjaan pengerukan lahan sampai lantai 1 selesai dikerjakan hanya
memerlukan waktu enam bulan. Padahal kondisi tanah eksisting adalah
rawa dan merupakan tanah lempung sehingga memerlukan waktu lama
untuk terkonsolidasi jika tanpa penanganan khusus seperti vertical drain.
• Kedua, Kegagalan Struktur Utama. Struktur utama yang dimaksud adalah
balok- kolom. Kegagalan kolom ini sendiri diduga karena adanya deviasi
antara perencanaan dan pelaksanaan dimana kontraktor mengurangi
dimensi kolom dan jumlah tulangan yang dipakai.
• Ketiga, Kesalahan sistem perancah pengecoran lantai. Penyebab awal
keruntuha adalah lantai 3 yang sedang dikerjakan secara tiba- tiba roboh.
Selain karena kolom yang mengalami kegagalan, maka sistem perancah
yang dipakai juga patut dicurigai tidak dirancang dengan benar. Bekisting
dan sistem perancah seharusnya didesain secara detail baik dalam desain
maupun metode pemasangannya.
Dari observasi yang dilakukan penyebab keruntuhan bangunan
ini sangatlah kompleks diantaranya:

• Keempat, organisasi proyek tidak benar. Proyek rukan ini diketahui tidak
memiliki konsultan perencana. Desain bangunan yang digunakan tidak
diketahui darimana dibuatnya. Pengawasan proyek ini pun hanya dilakukan
oleh mandor dari pemborong.
• Kelima, adanya pengalihan pekerjaan secara serampangan. Kontraktor
proyek rukan ini semula PT. Firma Abadi yang beralamat di Surabaya
menyerahkan sepenuhnya pekerjaan kepada perseorangan atau individu
yang merupakan pemborong
Kesimpulan
• Dalam pekerjaan suatu proyek perlu adanya struktur organisasi poyek yang
jelas didalamnya meliputi (Project Manager, Site Engineer, Structure Engineering,
Architect Engineer, Quality Control, Drafter, Quality Engineer, staf akutansi, administrasi
umum, General Affair, Chief Inspectore, Supervisor, Surveyor) sehingga kegiatan
pekerjaan bisa sesuai dengan bangunan kontruksi yang direncanakan,
• Pekerjakan oran-oran yang kopeten dibidangnya, hal ini dapat meminimalisir
adanya kegagalan dalam suatu pekerjaan.
• Lakukan perencanaan atau penyusuna standar oprasional yang baik dan benar.
• Dalam mendesign dan menganalisa perhitungan beban pada sebuah
bangunan haruslah menggunakan acuan yang jelas yang sesuai dengan SNI
atau pedoman lainnya.
• Siapkan dan gunakan bahan kontruksi yang berkualitas serta penggunaan alat
yang layak untuk digunakan dapam pekerjaan kontruksi.
• Lakukan perawatan bangunan secara berkala.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai