Anda di halaman 1dari 16

UNIVERSITAS INDONESIA

TUGAS BESAR PROYEK PEMBANGUNAN UNDERPASS


PASAR MINGGU

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah


Manajemen Konstruksi

DISUSUN OLEH:
BIAS JANUARY PARMADI 1606904384
CHUDORI MUHAMMAD F. 1606895410
NATASYA SARI INTAN 1606904333
NURI AYU S. 1606904402
RADHITYA ABIYOGA 1606904384
SHAFIRA LARASATI 1606904320

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN TEKNIK SIPIL
DEPOK
2019
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat-Nya, tim penulis
dapat menyelesaikan tugas besar ini tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan tugas besar ini adalah sebagai salah satu komponen
penilaian dan dapat dijadikan sebagai salah satu pegangan dalam proses belajar
mengajar mata kuliah Manajemen Konstruksi, serta dengan harapan untuk
memotivasi penulis sehingga mampu memahami segala pembahasan dan aplikasi
yang berkaitan dengan pembelajaran tersebut.
Tugas besar ini penulis sajikan untuk mengingatkan kembali akan
pentingnya mempelajari proses pembelajaran, karena konsep-konsep
pembelajaran ini akan sangat membantu dalam menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan cara belajar atau aspek-aspek pembelajaran.
Terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen Konstruksi atas segala
bimbingannya, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas besar ini. Tim penulis
menyadari bahwa tugas besar ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan tugas besar ini.
Akhir kata, tim penulis berharap agar tugas besar ini bermanfaat bagi kami
semua dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Depok, 28 Mei 2019

Tim Penulis

Universitas Indonesia
3

BAB 1
DATA UMUM PROYEK

1.1 PROJECT BACKGROUND


1.1.1 Penjelasan Umum Proyek

Proyek Underpass Pasar Minggu dilaksanakan untuk mengurangi


kemacetan di daerah Pasar Minggu, dengan RAB sebesar Rp
10.000.000,00 dan dilaksanakan selama 12 bulan. Proyek Underpass ini
terdiri dari 4 jalur dan 2 arah, dengan total panjang 302 meter dan
ketinggian 6 meter dan masing-masing jalur dilengkapi dengan drainase
dan perkerasan aspal. Pengerjaan underpass ini dilakukan dengan metode
box culvert cor.

Gambar 1. Lokasi Proyek


Sumber: Google Maps, 2019

1.1.2 Batasan Pelaksanaan Dalam Proyek


Proyek ini dilaksanakan dengan Technical Requirements sebagai
berikut :

Universitas Indonesia
4

1. Perkerasan jalan sesuai dengan Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan


Lentur Jalan Raya tahun 1987.
2. Ukuran jalan, drainase, lampu jalan dan median sesuai dengan Tata Cara
Perencanaan Geometrik Jalan Departemen Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal Bina Marga tahun 1997.
3. Pengerjaan tanah sesuai dengan SNI 8460-2017: Persyaratan
Perancangan Geoteknik.
Selain itu, proyek ini juga dilaksanakan dengan Limit and
Exclusions sebagai berikut :
1. Owner bertanggung jawab dalam pembebasan lahan.
2. Pekerjaan pembangunan dilakukan setiap hari Senin-Minggu pukul
08.00-17.00
3. Kontraktor bertanggung jawab untuk sub-kontraktor beserta
pembagian kerjanya.
4. Owner bertanggung jawab penuh atas perizinan.
5. Kontraktor wajib memenuhi spesifikasi yang telah disetujui.

1.1.3 Asumsi dan Strategi Pelaksanaan Pekerjaan


Proyek Underpass Pasar Minggu dirancang dengan menimbang
ruas jalan Raya Pasar Minggu yang merupakan salah satu jalan arteri
penting di Jakarta. Pada saat sebelum proyek ini dibangun, ruas jalan ini
dapat dikatakan dihadapkan dengan masalah kemacetan. Atau pula dapat
penulis katakan cepat atau lambat akan dihadapkan dengan masalah
kemacetan, karena tidak ada pengontrolan jumlah kendaraan bermotor dan
semakin meningkatnya trend Commuter yang bekerja di kawasan Urban
(Jakarta) namun tinggal di kawasan Sub-Urban (Dalam hal ini Kota
Depok). Karena jalan ini merupakan ruas jalan arteri yang harus melayani
arus lalu lintas dari dan menuju kota Depok serta dari dan menuju wilayah
Jakarta Selatan (Tanjung Barat dan Lenteng Agung) dan juga terdapat
persimpangan kereta api.

Universitas Indonesia
5

Proyek Underpass Pasar Minggu ini terdiri dari 3 bagian, yaitu


Ramp Timur dan Barat, serta bagian Terowongan dengan spesifikasi
sebagai berikut :
• RAMP TIMUR
1. Panjang : 127 meter
2. Lebar : 7.5 meter
3. Kelandaian : 5%
4. Struktur Dinding : Precast Diaphragm Wall Type 0.6 x
1 x 12 meter K-500
5. Struktur Bottom Slab : Beton bertulang K-300 dengan
tebal 50cm dan lapis akhir permukaan (tebal 12cm) hotmix
• TEROWONGAN (BOX CULVERT)

1. Panjang : 45 meter
2. Lebar : 7.5 meter
3. Kelandaian : 0%
4. Clearance : 5.50 meter
5. Bentuk Konstruksi : Single Box
6. Struktur Dinding : Beton bertulang K-300
7. Struktur Top Slab : Beton bertulang K-300
8. Struktur Bottom Slab : Beton bertulang K-300 dengan
tebal 50cm dan lapis akhir permukaan (tebal 12cm) hotmix
• RAMP TIMUR

1. Panjang : 130 meter


2. Lebar : 7.5 meter
3. Kelandaian : 5%
4. Struktur Dinding : Precast Diaphragm Wall Type 0.6 x
1 x 12 meter K-500
5. Struktur Bottom Slab : Beton bertulang K-300 dengan
tebal 50cm dan lapis akhir permukaan (tebal 12cm) hotmix

Universitas Indonesia
6
BAB 2
LINGKUP PROYEK

2.1 SITE MANAGEMENT


Project Site Development Plan adalah site layout yang akan
digunakan selama proyek ini berjalan. Dalam proyek ini, maka site layout
yang direncanakan dapat di bawah. Lingkup Zona Pekerjaan Proyek ialah
zona secara keseluruhan yang steril dari adanya aktivitas diluar aktivitas
proyek. Zona ini terdiri dari Site Layout yang terdiri dari zona
Pembangunan, kantor proyek, zona parkiran alat berat, gudang alat berat,
dan sebagainya. Berikut gambaran zona kerja proyek secara keseluruhan.
Penentuan ini didasarkan agar mempermudah pelayanan pemantauan dan
mobilisasi kebutuhan selama proyek berlangsung.

Gambar 2. Site Layout


Sumber: Olahan Penulis, 2019

Selain penentuan lingkup zona pekerjaan, hal penting yang harus


dilakukan selanjutnya adalah penentuan alur bekerjanya alat berat.
Mobilisasi alat berat menuju dan keluar tempat proyek menuju ke
tempat parkir terlihat pada tanda panah sedangkan tempat parkirnya
terletak di samping pos jaga baik pada area timur maupun barat. Selain
dikarenakan agar pengecekan dan pemeliharaan alat berat dapat
dilakukan dengan mudah, penentuan alur ini juga penting karena

Universitas Indonesia
7
berkaitan dengan berjalannya proyek itu sendiri dan berkaitan pula
dengan kondisi lalu lintas di sekeliling proyek nantinya. Berikut adalah
alur alat berat pada lokasi proyek.

Gambar 3. Alur Alat Berat


Sumber: Olahan Penulis, 2019

Universitas Indonesia
8

BAB 3
PENJADWALAN PROYEK

WBS :

PREDECESSOR ACTIVITIES

Universitas Indonesia
9

Universitas Indonesia
10

NETWORK DIAGRAM (TERLAMPIR)

Universitas Indonesia
11

Universitas Indonesia
12

Universitas Indonesia
13
BAB 4
RENCANA ANGGARAN BIAYA PROYEK

4.1 CONSTRUCTION COST AND S-CURVE


Pada bagian pekerjaan ini, penulis menentukan jumlah
pembiayaan yang dibutuhkan serta pengeluaran. Penentuan jumlah
pembiayaan dan pengeluaran ini harus direncanakan dengan baik agar
nantinya proyek yang sedang dikerjakan dapat berjalan dengan lancar
tanpa ada kendala dari segi biaya. Pembiayaan pada Proyek
Pembangunan Underpass Pasar Minggu adalah sebagai berikut
dengan RAB terlampir:

Universitas Indonesia
14

BAB 5
RENCANA PENGEMBANGAN LOKASI PROYEK

Dengan lokasinya yang berada di jalan arteri, Underpass pasar minggu


ini memegang peranan yang sangat penting bagi kelancaran lalu lintas arus
Jakarta-Depok ataupun sebaliknya. Terlebih lagi lokasinya yang berdekatan
dengan stasiun pasar minggu dan pasar minggu itu sendiri menambah potensi bagi
pembangunan Underpass ini. Seiring berjalannya waktu, Underpass yang
dibangun pada awal tahun 2000an ini tentunya akan menghadapi banyak
perubahan. Baik perubahan tingkat kepadatan lalu lintas, perubahan pola perilaku
pelaku lalu lintas, hingga perubahan teknologi. Sehingga pembangunan
Underpass ini perlu diiringi dengan perencanaan pengembangan lokasi proyek itu
sendiri.

Dengan mempertimbangkan peningkatan tingkat kepadatan lalu lintas,


maka dapat diperkirakan pula akan terjadi pergeseran pola tingkah laku pelaku
lalu lintas. Dari yang tadinya memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi,
hingga memilih untuk menggunakan kendaraan umum. Dengan lokasinya yang
berada dekat dengan stasiun pasar minggu dan pasar minggu, maka kami rasa
diperlukan sebuah open space atau tempat terbuka yang terletak diperuntukkan
bagi pejalan kaki demi terciptanya kenyamanan dan rasa aman bagi mereka.

Ditambah dengan pengembangan teknologi, saat ini, terhitung kurang lebih 2


dekade setelah pembangunan Underpass, semakin marak trend ojek online sebagai
moda transportasi baru. Sehingga perlu dilakukan perkembangan pada proyek
underpass untuk mendukung perkembangan teknologi berupa ojek online.
Sehingga kami menyarankan perkembangan berupa pemanfaatan jalan hasil
pelebaran jalan sebagai Mad Stop (tempat berhentinya) bagi ojek online dan
angkot. Demi menopang kebutuhan masyarakat di sekitar lokasi underpass,
stasiun pasar minggu, dan pasar minggu itu sendiri

Universitas Indonesia
15

BAB 6
PENUTUP

2.2 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan dan perencanaan yang telah telah dilakukan
untuk proyek pembangunan underpass Pasar Minggu, dapat disimpulkan
bahwa pekerjaan proyek ini akan dilaksanakan selama 216 hari kerja dengan
total biaya sebesar Rp10.881.636,00.

Universitas Indonesia
16

REFERENSI SUMBER

Project Management Institute. (2013). A Guide to the Project Management Body


of Knowledge (5th Edition). Atlanta: Project Management Institute
Standar Nasional Indonesia (2013). Analisis Harga Satuan Pasar 2014. Standar
Nasional Indonesia

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai