Anda di halaman 1dari 11

TA 2023

KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pembangunan Pagar Mess Pegawai
KPPBC TMP C Sibolga
SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN KONSTRUKSI
Pembangunan Pagar Mess Bea Cukai Sibolga

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR : Setelah adanya pembangunan Pagar Mess Bea Cukai Sibolga TA 2021,
BELAKANG maka dipandang perlu untuk membuat pagar mess Bea Cukai Sibolga
dengan tujuan agar memberikan keselamatan dan keamanan bagi
pegawai BC Sibolga yang tinggal di mess tersebut. Selain hal tersebut
juga terkait keperluan administrasi pertanahan, agar dikemudian hari
tidak terjadi sengketa. Untuk menandai kepemilikan atas sebuah tanah
atau lahan milik Bea dan Cukai.
2. MAKSUD DAN : Maksud dan tujuan dari SPESIFIKASI TEKNIS ini antara lain :
TUJUAN 1. SPESIFIKASI TEKNIS ini digunakan sebagai salah satu
acuan/pedoman bagi calon penyedia jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Kontraktor) dalam penyusunan penawaran dalam pengadaan ini.
2. SPESIFIKASI TEKNIS ini juga dimaksudkan sebagai petunjuk dan
pedoman bagi Kontraktor yang ditetapkan sebagai penyedia jasa
dalam melakukan pelaksanaan konstruksi fisik terhadap proyek
pembangunan gedung kantor satker KPPBC TMP C Sibolga.
3. Dengan penugasan ini diharapkan Kontraktor dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan profesional untuk
menghasilkan output yang optimal sesuai SPESIFIKASI TEKNIS dan
ketentuan yang berlaku.
3. SASARAN : Mendapatkan Kontraktor terbaik yang dapat melaksanakan pekerjaan
konstruksi fisik pembangunan pagar mess KPPBC TMP C Sibolga
dengan baik berdasarkan aspek Biaya, Mutu, Waktu yang telah
ditetapkan.
4. LOKASI : Satuan kerja KPPBC TMP C Sibolga,
KEGIATAN Jalam Horas pelabuhan Sambas, Sibolga

5. SUMBER : Biaya Pekerjaan ini dibebankan kepada DIPA KPPBC TMP C Sibolga
PENDANAAN dengan Nomor DIPA 015-.05.2410982/2023 Tahun anggaran 2023
Dengan nilai Pagu Anggaran sebesar Rp 418,190,000 (terbilang empat
ratus delapan belas juta seratus sembilan puluh ribu rupiah)

6. PEJABAT : Nama PPK : Rafian David Ihutan Siregar


PEMBUAT
KOMITMEN Satuan Kerja : KPPBC TMP C Sibolga
(PPK)

DATA PENUNJANG

- Halaman 1 dari 11 -
7. DATA DASAR : 1. Sebagai bahan masukan bagi penyedia jasa untuk melakukan
pekerjaan konstruksi fisik, dapat disampaikan data dasar sebagai
berikut :
a. Pembangunan pagar mess akan dilakukan di areal lahan yang
terdapat bekas pemasangan pagar eksisting memutari bangunan
mess.
b. Di lokasi yang akan dibangun, terdapat pohon, rumput, ilalang,
dan bongkaran bangunan mess yang lama.
c. Mess Bea Cukai Sibolga ditempati oleh pegawai yang terdiri dari
20 orang.
d. Pagar Mess Bea Cukai Sibolga akan dibangun dengan keliling
total adalah 195 m2.
e. Pagar Mess Bea Cukai Sibolga didesain memakai bentuk bahan
bata dengan bagian samping kanan, kiri, dan belakang ada
tombak besi yang meruncing .
2. Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik, kontraktor mengacu
pada hasil perancangan yang telah ditetapkan PPK
3. Untuk data/informasi lainya agar Penyedia Jasa secara aktif
berkoordinasi dengan PPK
4. penyedia jasa harus memeriksa validitas/kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, kesalahan/kelalaian
pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari penyedia jasa.

8. STANDAR : Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengacu dan


TEKNIS menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait dengan
Bangunan Gedung, diantarannya :
1. PUBI – 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia
2. NI – 8 Peraturan Semen Portland Indonesia
3. SNI 03-1726 – 2002 Peraturan pembebanan Indonesia
4. ASTM American Society for Testing & Materials
5. NI – 10 Bata Merah Sebagai bahan bangunan
6. SNI 2847 – 2019 Persyaratan beton struktur untuk
bangunan
7. SNI 1726 – 2019 Persyaratan beton struktur untuk
bangunan gedung
8. SII Standar Industri Indonesia
9. PPBBI Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia
10. AV 1941Algemene Voorwarden
11. AISC American Institute of Steel Construcion
12. AWS American Welding Society
13. Peraturan Nasional Pembangunan Indonesia
14. Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia (PKKI NI-5/1961).
15. Peraturan Direktorat Jendral Perawatan Depnaker tentang
penggunaan Tenaga Kerja, Keselamatan Kerja dan

- Halaman 2 dari 11 -
Kesehatan Kerja.
16. Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan
Indonesia disingkat DTPI 1980.
17. Pedoman Tata cara Penyelenggaraan Pembangunan
Gedung Negara oleh Departemen Pekerjaan Umum.
18. Peraturan - peraturan Pembangunan Pemda setempat.

Selain standar diatas, dalam pekerjaan konstruksi fisik penyedia juga


agar mengikuti ketentuan :
1. Peraturan Menteri PUPR no. 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (pelaksanaan
RKK)
2. Secara umum persyaratan teknis mengacu ketentuan dalam
Keputusan Menteri PU Nomor. 441/KPTS/1998 tentang
persyaratan teknis bangunan gedung, Keputusan Menteri PU
nomor 468/KPTS/1998 tentang persyaratan teknis aksesibilitas
pada bangunan umum dan lingkungan dan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 10/KPTS/2000 tentang ketentuan
teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran bangunan
gedung dan lingkungan dan Permen PUPR No.
22/PRT/M/2018 Tahun 2018 tentang Pedoman Pembangunan
Gedung Negara.

9. STUDI - STUDI : Terdapat studi yang telah dilaksanakan yang dapat dijadikan sebagai
TERDAHULU bahan pertimbangan bagi calon penyedia jasa diantaranya :
1. Pada tahun sebelumnya telah dilakukan pekerjaan pemasangan
pagar sementara menggunakan seng.

10. REFERENSI : Dasar hukum yang tidak terkait langsung dengan proyek yang akan
HUKUM dilaksanakan namun dibutuhkan sebagai petunjuk dalam melaksanakan
kegiatan misalnya Peraturan berkaitan dengan jasa konstruksi,
pembangunan gedung negara, pengadaaan barang dan jasa, dan hal
lain yang berkaitan, diantarannya :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
beserta perubahannya
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
beserta perubahannya
3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi beserta perubahannya
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
6. Peraturan Pemerintah RI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan

- Halaman 3 dari 11 -
Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya dan peraturan
turunannya
8. Permen PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
9. Instruksi Menteri PUPR No.02/IN/M/2020 tanggal 27 Maret 2020
tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
10. Peraturan terkait lainnya tentang pembangunan Bangunan Gedung
Negara.

RUANG LINGKUP

11. LINGKUP : Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksanaan
KEGIATAN DAN konstruksi adalah sebagai berikut :
PEKERJAAN a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik sesuai dengan
spesifikasi teknis hasil perancangan (DED, RKS dan dokumen
lainnya) sebagaimana dalam kontrak, untuk pekerjaan :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Pekerjaan Tanah
d. Pekerjaan Pondasi, Beton, dan Beton Bertulang
e. Pekerjaan Dinding
f. Pekerjaan Dinding Giant Letter (Dinding Type D)
g. Pekerjaan Finishing Kolom dan Balok
h. Pekerjaan Pembuatan Pagar
i. Pekerjaan Pembuatan Besi Pengaman Dinding Pagar
j. Pekerjaan Pot Bunga
k. Pekerjaan Pengecatan
l. Pekerjaan Lain – Lain
b. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan maupun segi
kebenarannya.
c. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan,
jadwal pengadaan bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja, dan
jadwal penggunaan peralatan berat.
d. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan.
e. Menghadirkan Personil Manajerial dalam Rapat Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan (PCM) dan telah menyusun dan
mepresentasikan dokumen Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi
(RMPK) dan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) pada saat
PCM. Dokumen RMPK dan RKK yang disusun dapat mengacu pada

- Halaman 4 dari 11 -
dokumen yang telampir dalam SPESIFIKASI TEKNIS ini
f. Melaksanakan penjaminan dan pengendalian mutu secara
keseluruhan terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan
berdasarkakan Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).
g. Dalam pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan Konstruksi penyedia
jasa harus menerapkan SMKK sebagaimana ketentuan dan
membentuk Unit Keselamatan Konstruksi (UKK) yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi
h. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing)
i. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-
rapat lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan,
laporan kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang timbul atau
dihadapi, dan surat-menyurat.
j. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as
built drawings) yang selesai sebelum serah terima pertama, setelah
disetujui oleh penyedia jasa manajemen konstruksi atau penyedia
jasa pengawasan konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa
perencanaan konstruksi.
k. Memberikan manual operasi dan pemeliharaan pagar mess,
termasuk pengoperasian dan pemeliharaan serta garansi atau surat
jaminan peralatan dan perlengkapan mekanikal, elektrikal, dan sistem
pemipaan (plumbing) kepada pengguna jasa.
l. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa
pemeliharaan konstruksi.
m. Membuat surat penjaminan atas kegagalan bangunan

12. KELUARAN : Output/keluaran pekerjaan yang harus dicapai oleh penyedia jasa adalah
mewujudan dokumen perancangan yang telah ditetapkan menjadi wujud
fisik pagar mess yang siap dimanfaatkan dan memenuhi ketentuan
peraturan yang berlaku.

13. PERALATAN : Berikut adalah rincian komposisi, jenis dan kapasitas (produktivitas)
UTAMA peralatan utama dalam pekerjaan ini :

No Jenis Kapasitas Jumlah


(minimal)
1 Mobil Pick Up 1,5 m3 1 Unit
2 Genset 1000 watt 1 Unit
3 Beton Molen 350 Liter 1 Unit
4 Tangki air 2000 L 1 Unit

- Halaman 5 dari 11 -
14. RENCANA : Calon Penyedia menyampaikan rencana keselamatan konstruksi sesuai
KESELAMATAN tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini :
KONSTRUKSI
(RKK No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1 Pengelasan Terbakar, merusak


struktur yang dilas ( termasuk
kategori pekerjaan kualifikasi
Usaha Kecil)

15. PERSONEL : Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Kecil :


MANAJERIAL Personil Manajerial Menyampaikan personil manajerial sesuai dengan
kualifikasi keterampilan yang dipersyaratkan, dibuktikan dengan
melampirkan KTP dan Daftar Riwayat hidup yang ditandatangani oleh
tenaga ahli atau personil yang bersangkutan dan pimpinan perusahaan
dan mengupload saat pemasukan dokumen penawaran.
Sertifikat
Jabatan dalam pekerjaan Pengalaman
No Kompetensi
yang akan dilaksanakan Kerja (tahun)
Kerja
1 Pelaksana Syarat SKT TA 023
pengalaman 2 (Pelaksana
tahun Bangunan
Perumahan/pe
mukiman)
2 Petugas Tanpa Syarat Sertifikat
Keselamatan Konstruksi Pengalaman Petugas
Keselamatan
Konstruksi

16. JANGKA : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 120 (seratus dua puluh) hari
WAKTU kalender sejak tanggal mulai kerja pada SPMK.
PELAKSANAAN
PEKERJAAN Jangka waktu penyelasaian pekerjaan konstruksi fisik ini adalah sejak
tanggal mulai kerja yang ditetapkan dalam SPMK sampai dengan
tanggal serah terima kedua pekerjaan/final hand over (FHO) dengan
Rincian sebagai berikut :
1) Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Fisik
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan fisik sesuai rancangan selama
120 (seratus dua puluh) hari kalender sejak tanggal mulai kerja pada
SPMK. Jika melebihi jangka waktu tersebut maka penyedia dianggap
terlambat dan dikenakan denda keterlambatan. Hal denda
keterlambatan diatur dalam kontrak.
2) Tahapan Masa Pemeliharaan
Jangka waktu pemeliharaan selama 180 hari kalender sejak serah
terima pertama. Kontraktor wajib melaksanakan perbaikan
kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan konstruksi
17. PERSYARATAN : Berikut adalah kualifikasi penyedia yang dapat berpartisipasi dalam
KUALIFIKASI pekerjaan ini :

- Halaman 6 dari 11 -
PENYEDIA 1) Merupakan penyedia berbadan usaha yang memiliki surat Ijin
Usaha di bidang Jasa Konstruksi
2) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Kecil, serta disyaratkan sub bidang klasifikasi/layanan SBU Jasa
Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Hunian Tunggal dan
Kopel (Kode BG 001).
3) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak
4) Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3
(tiga) tahun:
a) Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman,
dikecualikan dari ketentuan 3) untuk pengadaan dengan
nilai paket sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
b) Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang
sama, untuk pengadaan dengan nilai paket pekerjaan
paling sedikit di atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)
5) Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP), dengan
ketentuan: SKP = KP – P, dimana KP adalah nilai Kemampuan
Paket, dengan ketentuan:
a) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan
b) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 6 (enam) atau 1,2 (satu koma dua)
N.
P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
N adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani
pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
6) Memiliki Sertifikat Manajemen Mutu, Sertifikat Manajemen
Lingkungan, serta Sertifikat Keselamatan dan Kesehatan Kerja;
[hanya disyaratkan untuk Pekerjaan Konstruksi yang bersifat
Kompleks/Berisiko Tinggi dan/atau diperuntukkan bagi Kualifikasi
Usaha Besar]
7) Memiliki NPWP, dengan status keterangan Wajib Pajak
berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP)
bertatus Valid
8) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan).
9) Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas
nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana,
dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan

- Halaman 7 dari 11 -
Negara;
18. SPESIFIKASI : Selain ketentuan teknis pada poin 13 sampai dengan 17, spesifikasi
TEKNIS teknis menyeluruh untuk pekerjaan konstruksi ini meliputi :
KONSTRUKSI 1. Dokumen gambar atau detailed engineering design (DED)
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
3. Dokumen lainnya hasil perancangan konstruksi
Sesuai dokumen kontrak, yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.

19. LAPORAN : Laporan yang dihasilkan oleh penyedia harus telah mengakomodir
semua keluaran dan ruang lingkup pekerjaan berdasarkan kontrak dan
Penyedia jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran data dan
informasi laporan yang disampaikan.

HAL - HAL LAIN

20. PENERAPAN Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini penyedia harus berkomitmen
SMKK melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP);
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK yang
memuat paling sedikit:
a. penyiapan RKK;
b. sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
c. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
d. asuransi dan perizinan;
e. Personel Keselamatan Konstruksi;
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
g. rambu-rambu yang diperlukan;
h. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi (tidak
diharuskan bagi Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko
Keselamatan Konstruksi kecil)
i. kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko
Keselamatan Konstruksi.

Sebagai bagian dalam penerapan SMKK di lapangan, penyedia wajib :


1. Menyusun RKK pelaksanaan (lengkap) Pekerjaan konstruksi dan
mepresentasikannya saat rapat PCM. Format Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK) dapat mengacu sebagaimana
contoh pada lampiran SPESIFIKASI TEKNIS ini;
2. Mengendalikan pelaksanaan RKK secara konsisten karena RKK
menjadi bagian dari Dokumen Kontrak. Sebagai salah satu wujud
pertanggungjawaban dan dokumentasi atas pelaksanaan

- Halaman 8 dari 11 -
penerapan SMKK kontraktor harus membuat Laporan
pelaksanaan RKK yang memuat hasil kinerja SMKK. Format
Laporan pelaksanaan RKK dapat mengacu sebagaimana
contoh pada lampiran SPESIFIKASI TEKNIS ini.
21. PRODUKSI : Peserta berkewajiban menyampaikan penawaran yang mengutamakan
DALAM NEGERI material/ bahan produksi dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia untuk
Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia.

22. PROGRAM ANTI : Kementerian Keuangan menjadi tolok ukur lembaga birokrasi yang
KOLUSI, berkomitmen mengembangkan program Reformasi Birokrasi dan
KORUPSI, DAN Transformasi Kelembagaan untuk menjadi yang terdepan dalam
NEPOTISME perbaikan lingkungan birokrasi di Indonesia.
(KKN)
Atas dasar itu penyedia baik dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa maupun dalam melaksanakan setiap lingkup kerjanya
berkomitmen untuk bebas dari KKN serta menjunjung tinggi nilai-nilai
Integritas dan Profesionalisme dan turut serta mendukung dalam rangka
mewujudkan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian
Keuangan semakin berkualitas, akuntabel dan transparan dengan tidak
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyamapaian dokumen atau keterangan palsu/tidak benar untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;
2. Persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur harga
penawaran;
3. Meminjam nama perusahaan lain untuk ikut tender PBJ (pinjam
'bendera' perusahaan lain);
4. Mengirim penawaran yang tidal wajar dengan mengorbankan volume
dan kualitas;
5. Praktik jual paket pekerjaan dan praktik persaingan usaha tidak sehat;
6. korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme dengan anggota UKPBJ/Satker;
7. Pengunduran diri dengan alasan yang tidak dapat diterima UKPBJ
8. Tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan
dalam Kontrak

Kementerian Keuangan tidak memberikan toleransi sedikitpun


terhadap setiap praktik kongkalikong, negosiasi negatif, cincay, ataupun
praktik praktik sebagaimana disebutkan diatas serta siap
memberlakukan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku terhadap
penyedia yang melanggar ketentuan berlaku dalam proses PBJ di
Kementerian Keuangan.

Ditetapkan di Sibolga

- Halaman 9 dari 11 -
pada tanggal 22 Februari 2023
Pejabat Pembuat Komitmen,

Rafian David Ihutan Siregar


19850418 200501 1 001

- Halaman 10 dari 11 -

Anda mungkin juga menyukai