SPESIFIKASI TEKNIS
Keterangan :
Spesifikasi teknis disusun oleh panitia pengadaan berdasar jenis pekerjaan yang akan dilelangkan,
dengan ketentuan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan digunakannya
produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional;
3. Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Jadual waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan;
5. Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
9. Harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran.
1.
2.
3.
4.
(dst.)
A. KETENTUAN UMUM
DAFTAR ISI
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
2. PENJELASAN GAMBAR BESTEK DAN RKS
3. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
4. IZIN BANGUNAN
5. BANGSAL KONSULTAN PENGAWAS DAN BANGSAL KERJA/GUDANG
6. JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
7. TENAGA KERJA LAPANGAN KONTRAKTOR
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
9. KEAMANAN PROYEK
10. KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN
A. KETENTUAN UMUM
1. PERATURAN-PERATURAN TEKNIS
Dalam pelaksanaan pekerjaan, selain yang ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
(RKS) ini maka akan berlaku peraturan-peraturan, yaitu:
UMUM
1. UU No 02 Tahun 2017 - Jasa Konstruksi
10. Peraturan Menteri PUPR No.6 Tahun 2006 tentang Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan
12. Permen PU No 05 Tahun 2014 - Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum
13. Permen PU No 06 Tahun 2007 - Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan Dan
Lingkungan
14. Permen PU No 11 Tahun 2014 - Pengelolaan Air Hujan Pada Bangunan Gedung Dan Persilnya
17. Permen PU No 17 Tahun 2018 - Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
22/Prt/M/2008 Tentang Pedoman Teknis, Pengadaan, Pendaftaran,
Penetapan Status, Penghunian, Pengalihan Status, Dan Pengalihan Hak Atas Rumah Negara
18. Permen PU No 20 Tahun 2009 - Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran Di Perkotaan
19. Permen PU No 24 Tahun 2008 - Pedoman Pemeliharaan Dan Perawatan Bangunan Gedung
20. Permen PU No 25 Tahun 2008 - Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi
Kebakaran
21. Permen PU No 26 Tahun 2008 - Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan
Gedung Dan Lingkungan
25. Permen PUPR No 11 Tahun 2018 - Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji Teknis Dan Penilik
Bangunan
28. Permen PUPR No 27 Tahun 2018 - Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung
29. SEDJCK No 47 Tahun 2020 - Juknis Std Desain dan Kerusakan (FULL-A5) - rev
31. SE Menteri PUPR No 18 Tahun 2020 - Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru
(New Normal) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
PEKERJAAN BAJA
PEKERJAAN BETON
2. SNI 1727_2020 - Beban Desain Minimum dan Kriteria terkait untuk Bangunan
Gedung dan Struktur Lain
Pekerjaan Jasa Konstruksi Pembangunan Gedung Layanan Bersama Fakultas Teknlogi Pertanian
Universitas Brawijaya Tahap I
Penjelasan Singkat
Pekerjaan Tahap I adalah merupakan pembangunan gedung yang meliputi
Pekerjaan Struktur, berupa :
- Pekerjaan persiapan, meliputi pekerjaan tanah, serta pekerjaan struktur meliputi pekerjaan beton
pondasi, kolom, balok dan plat lantai, dari lantai 1 sampai lantai 4 termasuk lantai atap beton.
Pekerjaan Arsitektur, berupa :
- Pekerjaan finishing, meliputi seluruh pekerjaan lantai, dinding, plafon, kusen, hingga pengecatan untuk
lantai 1 dan lantai 2. Sedangkan untuk lantai 3 sampai dengan lantai atap, pekerjaan hanya pemasangan
kusen dan finishing sisi luar dinding (eksterior) saja
Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing, berupa :
- Pekerjaan mekanikal, meliputi pemasangan pompa, ac, fan dan instalasi pendukung mekanis.
- Pekerjaan elektrikal meliputi penyediaan panel, transformer, instalasi kabel, lampu, stop kontak,
penangkal petir, serta pekerjaan elektronik meliputi LAN/data, sound system, cctv, dan fire alarm.
- Pekerjaan plumbing, meliputi perpipaan untuk air bersih dan air kotor termasuk sistem pengolahannya,
serta fire hydrant.
Pekerjaan MEP yang tersebut di atas dikerjakan lengkap hanya untuk lantai 1 dan lantai 2. Sedangkan
untuk lantai 3 sampai dengan lantai atap, yang dikerjakan adalah tandon atas, intalasi pipa air utama dari
GWT dan distribusi ke lantai 1 dan lantai 2 dari tandon atas, serta pipa2 talang air hujan dari lantai atap.
Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk yang sudah dicantumkan di dalam gambar dan
rencana kerja dan syarat–syarat, sehingga seluruh peralatan terpasang dengan baik dan benar serta
dapat berfungsi dengan baik.
4. IZIN BANGUNAN
4.1. Setelah Surat Pemerintah Mulai Kerja (SPMK) dikeluarkan, maka izin bangunan dan izin
lainnya akan di urus oleh Pemberi Tugas.
4.2. Untuk memulai pekerjaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat menunjukan kepada
Konsultan Pengawas surat izin bangunan atau minimal tanda bukti bahwa izin bangunan
tersebut sedang diproses.
4.3. Tanpa ada izin bangunan dari instansi yang berwenang, maka Kontraktor Pelaksana tidak
diperkenankan memasang papan reklame dalam bentuk apapun di sekitar lingkungan proyek.
4.4. Kontraktor Pelaksana diharuskan membuat papan nama proyek sesuai dengan persyaratan
yang berlaku pada daerah setempat dan harus dipasang paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
dimulai pekerjaan.
5.1. Kontraktor harus membuat bangsal Konsultan Pengawas yang berukuran 3 m x 4 m, dengan
menggunakan bahan-bahan sederhana seperti tongkat, lantai papan, dinding papan/plywood,
atap seng dan pintu harus dilengkapi dengan kunci yang baik serta cukup jendela dan
ventilasi/penerangan. Kantor tersebut tidak bersatu dengan gudang atau bangsal Kontraktor.
5.2. Bangsal Konsultan Pengawas tersebut harus dilengkapi dengan:
a. Dua buah meja tulis ukuran 120 cm x 60 cm.
b. Dua buah kursi sebagai perlengkapan meja tulis.
c. Satu set meja kursi tamu.
d. Satu buah papan tulis yang berukuran 120 cm x 240 cm.
e. Satu buah meja besar yang berukuran 120 cm x 240 cm, untuk keperluan pertemuan/rapat
di lapangan.
f. Pada meja besar harus dilengkapi dengan kursi panjang yang sesuai dengan kebutuhan
rapat/pertemuan di lapangan.
g. Sebuah ruangan toilet dan dapur kecil sederhana dengan cukup persediaan air bersih.
5.3. Kontraktor harus membuat bangsal kerja untuk pekerjaan dan gudang untuk menyimpan bahan-
bahan bangunan dan peralatan pekerjaan dan pintunya harus mempunyai kunci yang kuat/baik
untuk keamanan bahan/perlengkapan
5.4 Tempat mendirikan bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang, akan ditentukan
kemudian dan dikonsultasikan dengan Pemberi Tugas.
5.5. Bangsal Konsultan Pengawas dan perlengkapannya harus sudah siap dilokasi, sebelum
pekerjaan dimulai atau paling lambat 10 (sepuluh) hari sesudah SPMK diterima. Setelah
selesai pekerjaan tersebut, bangsal dan perlengkapannya menjadi milik Pemberi Tugas.
5.6 Pembongkaran Bangsal Konsultan Pengawas, bangsal kerja dan gudang setelah pelaksanaan
pembangunan selesai, adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana dan seluruh
bahan bongkaran menjadi milik Pemberi Tugas.
6.1. Sebelum pekerjaan bangunan dimulai, maka Kontraktor Pelaksana wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang berisi uraian pekerjaan, waktu pekerjaan, bobot pekerjaan
dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal penggunaan bahan bangunan dan
tenaga kerja.
6.2. Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci, maka Kontraktor Pelaksana harus membuat:
a. Rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang diketahui/disetujui oleh Konsultan
Pengawas lapangan.
b. Gambar kerja, sebagai pegangan/pedoman bagi kepala tukang dan tenaga kerja di
lapangan yang harus diketahui Konsultan Pengawas lapangan.
c. Daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
bangunan.
6.3. Rencana Kerja (Time Schedule) diatas harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawasan
dan Pemberi Tugas
6.4. Rencana Kerja (Time Schedule), harus selesai dibuat oleh Kontraktor Pelaksana, paling lambat
7 (tujuh) hari kalender, setelah SPMK diterima.
6.5. Kontraktor Pelaksana harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule), sebanyak 4
(empat) lembar kepada Konsultan Pengawas dan 1 (satu) lembar harus dipasang pada dinding
bangsal kerja.
6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor Pelaksana berdasarkan
rencana kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.
7.1. Kontraktor Pelaksana wajib menunjuk seorang kuasanya di lapangan (Manajer Pelaksana
proyek), yang mempunyai pengetahuan dibidang Teknik Arsitektur, cakap, gesit dan berwibawa
terhadap pekerja yang dipimpinnya dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan.
Penunjukan ini harus dikuatkan dengan surat resmi dari Kontraktor Pelaksana yang ditujukan
kepada Pemberi Tugas dan tembusannya kepada Pengelola Teknis proyek dan Konsultan
Pengawas.
7.2. Manajer Pelaksana proyek harus berpendidikan minimum Sarjana (S1) Jurusan Teknik
Arsitektur dan mempunyai pengalaman kerja lapangan minimum 5 (lima) tahun.
7.3. Selain Manajer Pelaksana proyek, maka Kontraktor Pelaksana diwajibkan pula melaporkan
secara tertulis kepada Pengelola Teknis proyek dan Konsultan Pengawas, tentang susunan
organisasi pelaksana di lapangan (sesuai dengan penawaran) dengan nama dan jabatan
masing-masing.
7.3.1. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan
tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup terampil serta cukup jumlahnya,
ditambah 2 (dua) orang draftman yang diperlukan untuk pembuatan shop drawing.
7.3.2. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menambah/mengganti tenaga seperti yang
dimaksud pada butir 1 dan 2 di atas apabila diminta oleh Konsultan Pengawas
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis yang masuk akal. Kelalaian dalam hal
ini dapat dikenakan sanksi/denda kelalaian sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan
Direksi.
7.3.3. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, Kontraktor Pelaksana harus membuat
pengaturannya sendiri dalam hal pengangkatan semua staf dan tenaga kerja, lokal atau
lainnya dan mengenai pembayaran, perumahan, makan, transportasi dan pembayaran
yang harus dikeluarkan termasuk kompensasi yang harus menjadi haknya berdasarkan
perundang-undangan Republik Indonesia bilamana pekerjaan telah berakhir.
7.3.4. Kontraktor Pelaksana tidak akan menawarkan pekerjaan kepada pegawai dari Pemilik
Kegiatan selama masa kontrak dan setelahnya kecuali dengan seijin tertulis dari Pemilik
Kegiatan.
7.3.5. Untuk mendapatkan tenaga staf dan tenaga kerja pada umumnya, Kontraktor Pelaksana
harus memberikan prioritas utama kepada orang-orang yang tinggal atau berasal dari
tempat lokasi kegiatan.
7.3.6. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan fasilitas yang memadai dan staf yang mampu
melakukan tugas pertolongan pertama pada kecelakaan di dalam lokasi kegiatan, sesuai
dengan keinginan Direksi.
7.3.7. Kontraktor Pelaksana akan secepatnya melapor kepada Direksi bila terjadi peristiwa
kecelakaan di lokasi atau dimana saja yang berhubungan dengan Pekerjaan. Kontraktor
Pelaksana juga harus melaporkan kecelakaan tersebut kepada instansi yang berwenang
apabila laporan tersebut disyaratkan oleh undang-undang.
7.3.8. Dalam Laporan mingguan harus disertai identitas dan data yang berkaitan pada personil
yang sesuai proses pengerjaan disertakan hasil dari dokumentasi (foto dan atau video)
mulai dari awal (0%) sampai dengan progress mingguan sehingga didapatkan data dan
dokumentasi yang lengkap. Serta Dalam pencantuman personil baik dari penyedia ,
kontraktor , sub kontraktor dan semua yang terlibat dalam pengerjaan dan instalasi
harus ada identitas personil dan bila ada pergantian harus setara dan harus
dicantumkan dalam berita acara secara baik dan jelas.
7.4. Bila dikemudian hari, menurut penilaian Pengelola Teknis proyek dan Konsultan Pengawas,
bahwa Manajer Pelaksana proyek kurang mampu atau tidak mampu melaksanakan tugasnya,
maka Kontraktor Pelaksana diharuskan mengganti Manajer Pelaksana tersebut dan harus
memberitahukan secara tertulis tentang Manajer Pelaksana proyek yang baru, demi kelancaran
pekerjaan.
8. TENAGA KERJA/BAHAN/PERALATAN
8.1. Kontraktor Pelaksana harus mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli
dibidang pekerjaannya masing-masing, seperti : tukang pancang/bor, tukang besi, tukang kayu,
tukang pasang ubin/keramik, tukang cat, tukang atap, instalator mekanikal elektrikal dan tenaga
kerja lainnya.
8.2. Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi proyek, maka Kontraktor Pelaksana harus
memberikan contoh bahan bangunan kepada Konsultan Pengawas lapangan dan bila sesuai
dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas lapangan, maka barulah boleh
didatangkan dalam jumlah yang besar menurut keperluan proyek.
8.3. Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan dengan
Konsultan Pengawas.
8.4. Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan proyek, harus tepat pada waktunya
dan kualitasnya sudah disetujui Konsultan Pengawas dengan dibuktikan hasil uji
laboratorium/sertifikat baku mutu. Semua biaya-biaya yang timbul dalam uji laboratorium
menjadi tanggung jawab pelaksana.
8.5. Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Konsultan Pengawas,
harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek, paling lambat 24 jam sesuai surat pernyataan
penolakan dikeluarkan.
8.6. Bahan bangunan yang berada di lokasi proyek dan akan dipergunakan untuk pelaksanaan
bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi proyek.
8.7. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan-bahan bangunan yang memenuhi persyaratan
mutu dan jumlah/volumenya sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan konstruksi sesuai dengan
jadwal pelaksanaan.
8.8. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini. Sedangkan
bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan di sini akan diisyaratkan langsung di dalam
Bab-bab mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi di belakang.
a. Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaannya harus air tawar yang bersih tidak mengandung minyak,
garam, asam dan zat organik lainnya yang telah dinyatakan memenuhi syarat sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium. Bila air yang digunakan dari
sumber PDAM, maka tidak lagi diperlukan rekomendasi laboratorium.
b. Semen
Semen yang digunakan adalah Portland Cement (PC) Tipe I sesuai ASTM dan memenuhi
SNI (Standar Nasional Indonesia). Semen harus satu merk untuk penggunaan dalam
pelaksanaan satu satuan komponen bangunan, belum mengeras sebagian atau seluruhnya.
Penyimpanan harus dilakukan dengan cara dan di dalam tempat (gudang) yang memenuhi
syarat untuk menjamin keutuhan kondisi sesuai persyaratan di atas.
c. Pasir
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran, lumpur,
asam, garam dan bahan organik lainnya yang terdiri atas
1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar adalah
terletak antara 0,075-1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut pasir pasang.
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat rekomendasi
dari laboratorium.
d. Kerikil
Kerikil untuk beton harus menggunakan kerikil dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
tercantum dalam SNI 2847-2019
8.9. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk pengerjaan
bangunan agar upaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang disediakan.
8.10. Alat-alat yang disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, harus dapat dimanfaatkan semaksimal
mungkin dan bila rusak harus segera diperbaiki dan bila tidak dapat dipakai, maka harus
segera dikeluarkan dari lokasi proyek.
8.11. Untuk bahan-bahan kayu dan besi menggunakan bahan yang tersedia dipasaran dengan
toleransi ukuran maksimal 10% kecuali ditentukan lain dalam bestek.
8.12. Alat-alat dan bahan-bahan yang berada di tepi jalan malam hari harus diberi lampu merah yang
cukup jelas dan terang agar tidak mengganggu lalulintas/kecelakaan, atau menurut petunjuk
Direksi.
8.13. Kontraktor Pelaksana harus membuat papan nama kegiatan yang berisikan data/informasi
mengenai kegiatan, dan terbuat dari kayu atau bahan lain yang tahan cuaca dengan tulisan
hitam warna dasar putih.
8.14. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang cukup di tempat pekerjaan untuk
para pekerja, kotak obat yang memadai untuk PPPK, serta perlengkapan-perlengkapan
keselamatan kerja. Bila terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus
segera mengambil tindakan penyelamatan. Biaya pengobatan dan lain-lain sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana (dalam hal ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan
mengikuti BPJS).
8.15. Semua material yang tersebutkan butir 1, 2 dan 3, setelah selesainya pelaksanaan kembali
menjadi milik Kontraktor Pelaksana dan harus dibersihkan dari lapangan pekerjaan.
9. KEAMANAN PROYEK
9.1. Kontraktor Pelaksana diharuskan menjaga terhadap barang-barang milik proyek, Konsultan
Pengawas dan pihak ketiga yang ada di lapangan, baik terhadap pencurian maupun
pengrusakan.
9.2. Untuk maksud diatas maka Kontraktor Pelaksana harus membuat pagar pengaman dari kayu
dan seng serta perlengkapan lainnya yang dapat menjamin keamanan.
9.3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang, alat-alat, dan hasil pekerjaan, maka
akan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana dan tidak dapat diperhitungkan dalam
pekerjaan tambah/kurang atau pengunduran waktu pelaksanaan.
9.4. Apabila terjadi kebakaran, maka Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas akibatnya.
Untuk mencegah bahaya kebakaran Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan minimal tabung
pemadam (fire extinguiser 4 Kg) yang siap dipakai dan ditempatkan pada tempat-tempat yang
strategis dan mudah dicapai.
10.1. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, Kontraktor
Pelaksana harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
Kontraktor Pelaksana harus mendaftarkan pekerja sebagai peserta BPJS sesuai dengan
peraturan Pemerintah yang berlaku.
10.2. Pada pekerjaan-pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh dari ketinggian, maka
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan sabuk/jaring pengaman kepada pekerja yang
berada pada posisi pekerjaan tersebut.
10.3. Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka Kontraktor
Pelaksana harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis lainnya yang
siap dipakai apabila sewaktu waktu diperlukan.
10.4. Bila terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan yang memerlukan perawatan yang serius,
maka Kontraktor Pelaksana harus segera membawa korban ke Rumah Sakit yang terdekat
dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada Pemberi Tugas.
10.5. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah tanggung
jawabnya maupun yang berada dipihak ketiga.
10.6. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan kamar mandi sementara lengkap dengan closet
dan air bersih yang cukup serta sistem pembuangannya (septictank dan peresapan) dalam
jumlah yang disesuaikan dengan banyaknya tenaga kerja dan selalu dijaga kebersihannya.
B. SYARAT–SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR
DAFTAR ISI
BAB 1 : KEADAAN LAPANGAN
BAB 2 : PEKERJAAN PERSIAPAN/PENDAHULUAN
BAB 3 : PEKERJAAN TANAH
BAB 4 : PEKERJAAN PONDASI BOR
BAB 5 : PEKERJAAN BETON BERTULANG
BAB1 : KEADAAN LAPANGAN
Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi tempat pekerjaan harus ditinjau lebih dahulu oleh
Direksi bersama-sama dengan Kontraktor Pelaksana. Apabila tidak ada kesamaan antara
keadaan lapangan dengan keadaan seperti yang ditunjuk dalam gambar, maka Kontraktor
Pelaksana segera menyampaikan secara tertulis kepada Direksi untuk mendapatkan
penyelesaian lebih lanjut.
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.2 UMUM
Persiapan dan pembersihan daerah yang dikerjakan:
a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban melaksanakan seluruh pekerjaan penggalian sesuai
dengan ketentuan, peraturan hukum yang berlaku.
b. Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan. Pembersihan harus dilakukan
terhadap semua belukar, sampah yang tertanam dan material/benda-benda lain yang tidak
diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, semuanya harus dihilangkan,
ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang, dengan cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Semua sisa-sisa tanaman seperti akar-akar, rumput-rumput, dan sebagainya,
harus dihilangkan sampai kedalaman sesuai yang direncanakan di bawah tanah
dasar/permukaan.
c. Semua daerah urugan harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun terhadap
urugan baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa-sisa tumbuhan atau bahan yang dapat
menimbulkan pelapukan di kemudian hari.
d. Pembuatan dan pemasangan papan dasar pelaksanaan (bouwplank) termasuk pekerjaan
pelaksana pekerjaan dan harus dibuat dari kayu meranti atau setaraf setebal 3 cm dengan
tiang kaso-kaso 5/7 atau dolken berdiameter 8 sampai 10cm dengan jarak 2 meter satu
sama lain. Pemasangan harus kuat dan permukaan atasnya rata dan sifat datar
(waterpass).
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggungan Kontraktor Pelaksana
f. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.
g. Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-tanda yang menyatakan
as-as dan atau level peil-peil dengan warna yang jelas dan tidak hilang terkena air/hujan.
h. Elevasi lapangan/kontur harus diasumsikan sesuai dengan gambar topografi yang
ditentukan. Jika timbul keragu-raguan tentang ketepatan elevasi tersebut, maka elevasi
akan ditentukan bersama dengan Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas sebelum
pekerjaan dimulai.
i. Semua material galian termasuk batu-batuan harus dibuang keluar lapangan dan semua
biaya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Tempat
penampungan material galian akan ditentukan oleh Pemberi Pekerjaan dan semua biaya
yang timbul adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
3.4.2 Bahan-Bahan
a. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka minimum 10 cm padat (setelah
disirami, diratakan, dan dipadatkan) di bagian atas dari urugan bawah plat-plat beton
bertulang, beton rabat dan pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir padat.
b. Di bawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah dari jenis tanah silty clay
yang bersih tanpa potongan-potongan bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan
batuan yang telah dipecah-pecah dimana ukuran dari batu pecah tersebut tidak boleh
lebih besar dari 15 cm.
4.1. UMUM
1. KETENTUAN UMUM
1. Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga
kerja yang diperlukan.
2. Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti semua ketentuan dalam buku RKS ini
3. Kecuali dalam gambar atau RKS ditentukan lain, sebagai dasar peraturan ialah
SNI 2847-2019 ; Beban Minimum untuk Perencanaan dan Struktur Lain.
4. Kontraktor Pelaksana harus memelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan
mengerjakan semua pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan
pekerjaan yang sesuai dengan gambar rencana.
5. Kontraktor Pelaksana harus melampirkan metode pelaksanaan yang akan
digunakan dalam proyek ini dengan memperhatikan kondisi lapisan tanah yang
ada. Dalam metode pelaksanaan ini antara lain harus dijelaskan bagaimana cara
mengatasi kondisi tanah pada proyek ini dan peralatan apa yang dibutuhkan
untuk itu.
6. Tiang-tiang fondasi bor harus dibuat sesuai dengan rencana yang dibuat oleh
Konsultan Perencana seperti terlihat dalam gambar rencana. Kedalaman tanah
keras yang pada proyek ini diperkirakan terdapat pada kedalaman 10.2 m
dibawah muka tanah yang ada pada saat sekarang.
7. Dalam melaksanakan pekerjaan tiang bor ini Kontraktor Pelaksana diwajibkan
untuk mengambil dan menyimpan contoh tanah dari :
- Dasar dari lubang bor.
- ½ meter di atas dasar lubang bor.
- 1 meter di atas dasar lubang bor.
- 1½ meter di atas dasar lubang bor.
- Setiap perubahan lapisan tanah yang dijumpai pada saat pengeboran.
2. GAMBAR KERJA
1. Kontraktor Pelaksana harus membuat dan mengajukan gambar kerja kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2. Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki gambar-gambar kerja sesuai dengan
semua perubahan yang dilakukan di lapangan (As-built) dan menyerahkan
kepada Pengawas pada akhir waktu pelaksanaan.
3. STANDAR
Spesifikasi dokumen kontrak harus sesuai dengan keinginan Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas. Semua pekerjaan beton bertulang harus
dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi “PEKERJAAN BETON BERTULANG”
dan SNI 2847-2019, kecuali bila ada perubahan-perubahan khusus yang akan
disebutkan kemudian.
4.2. BAHAN
1. TIANG BORE
1. Tiang Bore dengan diameter 40 cm dan diameter 60 cm, Beton untuk bahan tiang
bor, harus mempunyai tegangan tekan karakteristik fc’ = 24,9 Mpa sesuai SNI
2847-2019.
2. Tulangan utama digunakan BJTS-420 B dan Tulangan Beugel digunakan BJTP-
280, sesuai SNI 2052-2017
4.3 TATA CARA PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PENGUKURAN.
1. Data mengenai ketinggian dan skema penempatan tiang tercantum dalam gambar.
Penentuan lokasi dan pekerjaan uitzet tiang dilaksanakan oleh Kontraktor
Pelaksana, Kontraktor Pelaksana harus memelihara semua ketinggian yang
ditentukan, termasuk ketinggian dari ujung atas tiang sebelum tiang dipotong.
2. Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan
pemancangan tiang tidak sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada Gambar
Kerja, tiap tiang bor harus diberi nomor.
3. Patok-patok referensi, Bouwplank dan pengukuran. Semua ukuran ketinggian yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dinyatakan terhadap Datum 0.00 LWS
(Low Water Spring).
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat patok referensi, menara ketinggiannya
terhadap Datum dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas. Penentuan patok-patok bouwplank dan lain-lain,
harus dilakukan dengan peralatan Theodolithe/Waterpass yang sebelumnya harus
diperiksakan/disetujui.
5. Ukuran-ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain.
6. Hasil pengukuran di lapangan harus dapat dikaitkan dengan patok-patok tetap
(Bench Mark) yang telah ada menurut petunjuk Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas di lapangan, dan bila diperlukan Kontraktor Pelaksana harus
memasang patok-patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan koordinat
lokal. yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya selama pekerjaan
berlangsung. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu/bouwplank harus
diperiksa/disetujui oleh Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas
7. Kontraktor Pelaksana harus mengecek titik-titik as tiang bor sesuai dengan letak
titik-titik as kolom yang akan dilaksanakan.
1. Setelah lokasi tiang bor yang akan dibuat ditentukan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas maka pekerjaan pembuatan tiang bor dapat dimulai. Sebelum
pekerjaan ini dimulai Kontraktor Pelaksana sudah harus menyiapkan drilling record
yang bentuk dan isinya sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Isi drilling
record antara lain tertulis dalam item pekerjaan
2. Tahap pertama adalah pekerjaan pengeboran. Pekerjaan pengeboran harus
dilakukan dengan mempergunakan rotary drilling machine yang sudah
memperoleh persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Minimum harus disediakan 1 set alat bor cadangan, serta peralatan casing
sementara (apabila diperlukan). Alat-alat ini harus dapat dipergunakan untuk
melakukan pengeboran menembus air, lapisan keras, batu besar,
serpihan-serpihan cadas, tanah liat yang keras, kerikil dan pasir.
4. Bila kekuatan dinding lubang bor diperkirakan tidak cukup kuat menahan longsor,
perlu dipergunakan steel casing sementara dengan ukuran panjang yang sesuai
dengan kebutuhan. Sambungan dari casing harus kedap air.
5. Kondisi lapisan tanah untuk proyek ini dapat dilihat pada Hasil Penyelidikan
Tanah. Dari kondisi tanah yang ada Kontraktor Pelaksana harus sudah
mempertimbangkan dalam mengajukan penawaran bahwa kemungkinan besar
perlu atau tidak digunakannya steel casing sementara sedalam lubang bor.
6. Drilling record harus berisi antara lain kedalaman dari pengeboran, waktu
pelaksanaan, klasifikasi tanah dari kedalaman yang berbeda dan
gangguan-gangguan/kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi pada saat
pengeboran harus dibuat selengkap mungkin. Kontraktor Pelaksana diminta untuk
melampirkan drilling records yang biasa digunakan dalam penawaran.
7. Pengeboran harus dilakukan sampai mencapai lapisan tanah keras yang
disyaratkan, dimana ciri-cirinya ditentukan berdasarkan Hasil Penyelidikan Tanah
dan kedalamannya bervariasi sekitar 10.2 meter di bawah muka tanah asli. Pada
waktu pengeboran dilakukan harus dilakukan pencatatan mengenai elevasi dan
jenis lapisan lapisan tanah yang dijumpai. Selanjutnya harus diambil contoh tanah
dari setiap elevasi tersebut dan disimpan sedemikian rupa sehingga sifat asli dari
tanah tersebut tidak berubah. Contoh tanah tersebut harus dapat ditunjukkan
kepada Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas setiap saat jika diperlukan oleh
Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
8. Untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal Kontraktor Pelaksana diwajibkan
menempatkan seorang ahli tanah yang sudah berpengalaman dengan
pekerjaan tiang bor. Pengeboran baru dihentikan setelah mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas. Walaupun telah disetujui oleh Konsultan Pengawas,
tetapi tanggung jawab atas mutu pekerjaan yang dihasilkan sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
9. Setelah pengeboran selesai harus dicatat kedalaman yang dicapai. Tahapan
kedua adalah pekerjaan pembersihan dasar lubang bor dari longsoran dan lumpur
yang terjadi pada dasar lubang bor. Pekerjaan ini mutlak harus dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana karena longsoran dan lumpur tersebut dapat mempengaruhi
daya dukung serta perilaku dari tiang bor. Pekerjaan pembersihan ini baru dapat
dihentikan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Lama
pembersihan dan kedalaman dari lubang bor setelah pembersihan dilakukan ini
harus dicatat.
10. Tahap selanjutnya adalah penyetelan/pemasangan tulangan dari tiang bor.
Tulangan dari tiang bor harus sudah siap dimasukkan ke dalam lubang bor
setelah pekerjaan pembersihan selesai dilakukan. Apabila ternyata tulangan
tersebut belum siap maka pekerjaan pembersihan lubang bor harus dilakukan
kembali sampai tulangan tersebut siap untuk dimasukkan. Apabila ternyata
diperlukan penyambungan tulangan maka di tempat pekerjaan harus disediakan
mesin las yang dapat digunakan setiap saat untuk mengelas tulangan. Pada sisi
luar tulangan harus diberi beton decking setebal 7 cm pada beberapa tempat
untuk mendapatkan selimut beton yang baik pada semua bagian tiang bor.
11. Setelah tulangan tiang bor terpasang dilakukan kembali pengukuran kedalaman
lubang bor yang dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana dan diketahui oleh
Konsultan Pengawas. Apabila ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor
dibandingkan dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai dilakukan, maka
tulangan terpasang tersebut harus dikeluarkan kembali dan harus dilakukan
pekerjaan pembersihan kembali. Tidak diperkenankan melanjutkan ke tahap
pekerjaan selanjutnya sebelum tahapan ini disetujui oleh Konsultan Pengawas.
12. Tahapan selanjutnya adalah pekerjaan pengecoran beton ke dalam lubang bor.
Setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai dilakukan, maka adukan beton
yang akan digunakan sudah harus siap di tempat pekerjaan, sehingga
pengecoran langsung dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Pengecoran ini harus dilakukan sampai selesai, tidak
diperkenankan menunda pekerjaan pengecoran ini.
13. Apabila pengecoran ini tidak selesai karena sesuatu alasan maka tiang bor ini
dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan Kontraktor Pelaksana harus mengganti
tiang tersebut dengan tiang bor baru yang letaknya berdekatan dengan tiang bor
yang gagal tersebut. Semua risiko akibat hal ini adalah tanggungan Kontraktor
Pelaksana. Untuk mencegah hal tersebut maka Kontraktor Pelaksana sudah
harus dapat memperkirakan jumlah/volume adukan beton yang akan digunakan
pada lubang bor yang sudah disiapkan. Harus diadakan pencatatan volume yang
diperkirakan akan digunakan dengan volume adukan yang terpakai
sesungguhnya. Waktu dan lama pengecoran harus dicatat.
14. Ada hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tiang bor
ini, yaitu apabila tahapan pertama sudah dimulai maka pekerjaan ini harus
diselesaikan sampai tahap yang terakhir dan tidak boleh ada penundaan waktu di
antara tahap-tahap pekerjaan.
Bila terdapat 5 buah tiang bor dalam satu berkas fondasi, maka tiang yang terletak di
tengah harus dilaksanakan terlebih dahulu. Pembuatan tiang baru yang terletak di
sebelah tiang yang baru selesai dicor harus mempunyai tenggang waktu minimum 7
hari dan harus memperoleh persetujuan dari Pengawas.
1. Segera setelah pekerjaan selesai Kontraktor Pelaksana harus membuat "As Built
Drawing" dari letak tiang bor dan dibandingkan dengan letak tiang bor rencana.
2. Apabila dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan pelaksanaan di luar toleransi
yang diberikan Konsultan Perencana maka Kontraktor pelaksana wajib
mengganti tiang bor yang dianggap gagal tersebut.
Material galian yang terjadi akibat pembuatan lubang bor harus dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan apabila menurut Pengawas material tersebut mengganggu
kelancaran pekerjaan. Tempat pembuangan material galian akan ditentukan oleh
Pengawas atas petunjuk Pemberi Tugas atau Pemerintah Daerah setempat. Dalam
penawaran Kontraktor Pelaksana sudah harus memperhitungkan hal ini.
Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini
akan ditolak oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor Pelaksana wajib membuat tiang
bor pengganti tanpa biaya tambahan, meskipun bila diperlukan tiang dengan ukuran
yang berbeda sebagai akibat dari kesalahan tersebut diatas.
PIT (Pile Integrity Testing) adalah salah satu metoda pengujian integritas non-
destructive pondasi tiang, untuk memeriksa keutuhan tiang pracetak maupun tiang bor
yang terpasang. Metode ini dapat mendeteksi kerusakan pondasi tiang seperti
keretakan, patahan dan sambungan yang kurang sempurna pada pondasi tiang
pracetak, dan perubahan diameter tiang (necking/ bulging) pada pondasi tiang bor dan
memperkirakan panjang tiang.
Pengujian ini telah diakui dan distandarisasi dalam ASTM D-5882 Standard Test
Method for Low Strain Impact Integrity Testing of Deep Foundations.
PIT menampilkan kurva yang mengungkapkan perubahan signifikan dalam
penampang yang mungkin ada sepanjang tiang. Program PIT-W digunakan umtuk
memproses data dan menghasilkan laporan, sementara program PIT-S
mensimulasikan hasil PIT dan melakukan persamaan signal untuk menghasilkan
bentuk tiang.
KEUNTUNGAN :
1. Kerusakan tiang dapat terdeteksi lebih dini.
2. Adanya diskontinuitas pada tiang dapat diketahui.
3. Perkiraan panjang tiang dapat diketahui.
4. Perkiraan profil tiang dapat diketahui (untuk tiang bor).
5. Pelaksanaannya lebih cepat dan ekonomis.
6. Gangguan pada aktivitas di lapangan kecil.
7. Peralatan yang digunakan mudah dibawa dan mudah dioperasikan.
JUMLAH PENGUJIAN :
Jumlah Pengujian PIT direkomendasikan adalah minimal 10 % dari jumlah pondasi
tiang terpasang. Bila pada pengujian tsb. didapatkan beberapa tiang kurang baik,
maka perlu dilakukan pengujian PIT lebih intensif, bahkan untuk proyek dengan
konstruksi tinggi mungkin untuk seluruh tiang.
PERSIAPAN PENGUJIAN :
Sebelum melakukan pengujian, permukaan pondasi bore pile dihaluskan dengan
menggunakan gerinda, permukaan yang dihaluskan agar tidak ada sisa-sisa material
bekas cor yang menempel pada permukaan dan akan menggangu dari proses
pengujian.
Data berupa tanggal pengeboran tanah dan tanggal pengecoran pondasi harus
diberikan pada petugas penguji agar dapat memperhitungkan beban yang akan
diberikan pada pondasi tersebut.
Setelah permukaan pondasi sudah halus dan rata, sensor dapat dipasangkan pada
permukaan dan kemudian beban mulai dari 1,5 kg - 12 kg yang paling besar agar
mengetahui pantulan gelombang pada ujung tiang bawah.
Untuk tiang bor, pengujian dapat dilakukan minimum setelah 28 hari pengecoran.
Kelengkapan data-data, seperti data hasil penyelidikan tanah lokasi proyek, data tiang
(misal: data pemboran, volume pengecoran tiang yang diuji).
Beban 1,5 kg di pukulkan pada permukaan beton sebanyak tiga kali agar gelombang
dapat terbaca pada alat atau layar monitor. Selanjutnya hasil pengujian dari beban 1,5
kg di simpan dan dilanjutkan dengan menggunakan beban yang lebih besar dengan
menggunkan teknik yang sama.
Ketika pengujian telah selesai, data hasil pengujian dapat dicetak atau print untuk
kemudian dilakukan analisa secara keseluruhan.
PRINSIP PENGUJIAN :
PIT dilakukan dengan menggunakan sebuah palu khusus (handheld
hammer) atau instrumented hammer dan accelerometer yang sangat sensitif pada kepala
tiang. Tumbukan dilakukan dengan menggunakan palu yang berkepala lunak, sehingga
tiang tidak mengalami deformasi yang berarti dan tetap berada dalam keadaan elastis.
Pukulan (impact) pada kepala tiang menghasilkan stress-wave yang bergerak dari kepala
ke ujung tiang. Jika material tiang adalah homogen, maka gelombang akan berjalan pada
kecepatan yang konstan. Bila stress-wave mendapatkan adanya gangguan misalnya:
retakan, perubahan penampang tiang, adanya sambungan, dan lain-lain, maka
gelombang akan dipantulkan kembali ke kepala tiang.
PELAKSANAAN PENGUJIAN :
KLASIFIKASI
Pile Driving Analyzer (PDA Test) adalah jenis pengujian pondasi dengan memberikan
impact/tumbukan kepada pondasi dengan hammer dimana pondasi tersebut
telah dipasang sensor transducer ( velocity ) dan accelerometer ( force )
Pelaksanaan PDA Test mengacu pada ASTM-D4945 (Standard Test Method for High-
Strain Dynamic Testing of Deep Foundations)
Jumlah pondasi tiang yang diuji dengan PDA Test pada umumnya sebanyak 1% dari
jumlah titik pondasi tiang dalam satu proyek.
Berat/massa hammer ideal untuk pengujian PDA Test adalah 1%-2% dari kapasitas
daya dukung pondasi tiang yang disyaratkan untuk dicapai.
Analisa data PDA dilakukan dengan prosedur case method, yang meliputi pengukuran
data kecepatan (velocity) dan gaya (force) selama pelaksanaan pengujian (re-strike)
dan perhitungan variabel dinamik secara real time untuk mendapatkan gambaran
tentang daya dukung pondasi tiang tunggal.
TUJUAN :
ALAT/INSTRUMEN
• Komputer PDA
• Sensor Transducer ( 4unit )
• Sensor Accelerometer ( 4unit )
• Kabel Extension Sensor ( 2unit )
• Main Cable ( 2unit )
• Wireless Connector
• Pelindung Sensor ( 4 unit )
• Peralatan pendukung : bor, gerinda, baut dan mur, dyna set, palu, kabel power,
genset, mal sensor beton, mal sensor baja, mata bor beton, kepala bor baja, mata bor
besi, hand tab, mata tab
PEMASANGAN SENSOR
Sebelum pelaksanaan pengujian, data berikut ini harus diberikan kepada penguji PDA,
dan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana yang mengerjakan pembuatan tiang
untuk memberikan data yang benar :
SPESIFIKASI TIANG
Untuk melakukan uji PDA test, tiang beton harus memiliki spesifikasi sebagai berikut :
• Umur beton minimal 28 hari setelah pengecoran
• Kepala tiang harus rata dan tidak ada besi tulangan yang terlihat
• Harus di lakukan penggalian jika tiang tertanam ( penggalian di sesuaikan dengan
kondisi aktual di lapangan )
PROSEDUR PEKERJAAN
Gunakan crane untuk mengangkat palu setinggi 1,5 – 2m tegak lurus dengan tiang yang
akan diuji, kemudian jatuhkan.
Setelah palu atau beban dijatuhkan maka akan terlihat variabel tiang yang diuji seperti
displacement (DMX), daya dukung tiang (RMX), energy, dan juga nilai keutuhan tiang
(BTA).
Kemudian lanjut ke tahap pengujian Metode Case Pile Wave Analysis Program
(CAPWAP)
Ada yang harus diperhatikan dalam melakukan pengujian PDA Test ini yaitu pada saat
pemasangan strain transducer dan accelerometer posisinya harus benar-benar pas
sehingga nantinya kelenturan tiang dapat diminimalisir.
Hal ini dikarenakan, jika pada saat pengujian terjadi lenturan maka data yang didapat
mengalami distorsi sehingga hasil yang didapat tidak akurat.
Untuk membaca nilai hasil pengujian PDA Test ini, dibutuhkan tenaga ahli dan
berpengalaman serta bersertifikasi untuk membaca hasil pengukurannya.
BAB 5 : PEKERJAAN BETON BERTULANG
5.2 PENYIMPANAN
5.2.1 Pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan, pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaan.
5.2.2 Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah/utuh, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak segera setelah diturunkan dan
disimpan dalam gudang yang kering, terlindung dari pengaruh cuaca, berventilasi
secukupnya dan lantai yang bebas dari tanah. Semen masih harus dalam keadaan fresh
(belum mulai mengeras). Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan hancur dengan
tangan bebas tanpa alat dan jumlah tidak lebih dari 10% berat. Jika ada bagian yang
tidak dapat ditekan hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi
5% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik dalam jumlah
yang sama. Semuanya dengan catatan bahwa kualitas beton yang diminta harus tetap
terjamin.
5.2.3 Besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan
kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya misalnya minyak dan lain-lain..
5.2.4 Aggregates harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup, terpisah menurut jenis dan
gradasinya, serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.
5.3.2 Aggregates
a. Kualitas agregate beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SNI 2847-
2019 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregrat Beton”. Bila tidak tercantum SNI 2847-
2019, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan ASTM C23 “Specification for
Concrete Aggregates”
b. Dimensi maksimum dari agregate kasar tidak lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari
seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
c. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam, dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
5.3.3 Air
a. Air yang akan digunakan minimal harus memenuhi kualitas di bawah ini :
Parameter Kualitas Syarat
Jumlah suspended solids 2g/l
Jumlah soluble evaporation residue 1g/l
Perbedaan waktu ikat dari semen waktu ikat awal tidak lebih dari 30 menit
waktu ikat akhir tidak lebih dari 60 menit
b. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali, dan bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat mengurangi mutu
pekerjaan.
c. Kandungan chlorida tidak boleh melebihi 500 ppm dan komposisi sulfat (SO3) tidak
boleh melebihi 1000 ppm. Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta
kepada Kontraktor Pelaksana supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor Pelaksana.
Pada dasarnya Persyaratan Umum ini mengacu pada SNI 2847-2019 yang meletakkan
tanggung jawab perencanaan, pengetesan dan pengendalian mutu beton yang di produksi
pada pemasok beton. Tetapi untuk menjamin bahwa tanggung jawab tersebut dilaksanakan
dengan baik, Persyaratan Umum ini menentukan persyaratan-persyaratan tambahan sebagai
berikut :
1. Perencanaan campuran beton (mix design), termasuk karakteristik bahan harus diusulkan
kepada Konsultan Pengawas untuk dievaluasi dan disetujui.
2. Jumlah test minimum adalah 15 contoh, sedikit lebih banyak dari jumlah yang disyaratkan
di SNI 2847-2019
3. SNI 2847-2019 mensyaratkan kuat tekan rata-rata perlu, fcave berdasarkan kuat tekan
yang disyaratkan fc sebagai berikut:
Terdapat 15 contoh
fcave = fc + 7.0 untuk fc < 21 MPa
fcave = fc + 8.5 untuk fc 21 MPa sampai 35 MPa
fcave = fc + 10.0 untuk fc > 35 MPa
Terdapat lebih dari 15 contoh, diambil yang terbesar dari:
fcave = fc + 1.16x1.34Sd atau fcave = fc +1.16x2.33Sd-3.5 untuk 15 contoh
fcave = fc + 1.08x1.34Sd atau fcave = fc +1.08x2.33Sd-3.5 untuk 20 contoh
fcave = fc + 1.03x1.34Sd atau fcave = fc +1.03x2.33Sd-3.5 untuk 25 contoh
fcave = fc + 1.00x1.34Sd atau fcave = fc +1.00x2.33Sd-3.5 untuk ≥ 30 contoh
4. Sebagian dari test harus dilakukan di laboratorium independen untuk mengecek hasil test
dari pemasok beton.
5. Kontraktor Pelaksana harus menunjuk seorang “Concrete Quality Controller” (CQC).
Untuk mendapatkan beton yang bersifat kedap air, selain penambahan material admixture
ini juga diperlukan rancangan campuran beton yang menunjang kerja dari bahan
waterproofing tersebut.
Setelah dilakukan pencampuran integral waterproofing dilakukan lagi test slump dengan
syarat nilai slump 14 – 18 cm.
Untuk area dinding vertical, sebaiknya menggunakan selang berdiameter besar untuk
menghindari jatuh bebas yang terlalu tinggi. Menggunakan concrete vibrator untuk proses
pemadatannya yang jumlahnya harus seimbang dengan volume serta kecepatan
pengecoran.Bekisting harus anti bocor terutama pada sambungan dan pertemuan dengan
beton lama.Pengecoran beton harus dilakukan terus menerus dan tidak terputus lebih dari
1 jam, jika terputus harus dilakukan penyambungan dengan waterstop atau penyambung
beton lainnya.
1. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
2. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
3. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaan licin, bebas dari kotoran (tahi gergaji),
potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan dan
harus mudah di bongkar tanpa merusak permukaan beton.
4. Kontraktor Pelaksana harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral/split pasir
dan semen portland) kepada Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas, untuk
mendapatkan persetujuan sebelum pekerjaan ditentukan.
5. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang
aman, sehingga mutu dan bahan terjamin sesuai persyaratan.
6. Kawat pengikat bevel beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0.40 mm. Kawat pengikat bevel
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang di tentukan dalam SNI 2847-2019.
7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, sehingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
8. Beton harus dibasahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
5.5.12 Pembersihan
Jangan dibiarkan puing-puing, sampah sampai tertimbun. Pembersihan harus dilakukan
secara baik dan teratur.
5.5.17 Di bawah plat-plat beton bertulang, dan pondasi dangkal harus diberikan beton rabat
sebagai lantai kerja.
DAFTAR ISI
01. PENGUKURAN
02. PEMBERSIHAN
01. PENGUKURAN
1. Lingkup pekerjaan
c. Uitzet:
Kontraktor Pelaksana wajib melaksanakan pengukuran/uitzet terlebih dahulu
untuk menentukan peil dan as bangunan.
Tanda-tanda as bangunan bisa dinyatakan pada kolom struktur yang sudah
ada serta patok-patok tambahan dan ditulis dengan cat meni. Kontraktor
Pelaksana harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
2. Syarat-syarat
3. Peralatan
Theodolite, waterpass serta peralatan pendukung lainnya dan patok-patok yang kuat
diperlukan dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Kontraktor Pelaksana
dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
4. Tatakerja
1. Lingkup pekerjaan
b. Pekerjaan pada seksi-seksi lain yang berhubungan dengan hal ini antara lain
pekerjaan untuk konstruksi.
2. Syarat-syarat
d. Biaya pengujian :
Kontraktor Pelaksana harus menanggung semua biaya pengujian. Apabila
hasil pengujian tidak memenuhi syarat yang ditentukan, maka Kontraktor
Pelaksana harus mengulang lagi pekerjaan menggali, mengurug dan
memadatkan sampai pengujian memenuhi syarat yang ditentukan atas biaya
Kontraktor Pelaksana sendiri.
e. Prosedur pengujian:
Pengujian pemadatan terdiri atas test-test untuk mendapatkan prosentase
relative dari density maksimum yang dihasilkan oleh pekerjaan-pekerjaan
pemadatan yang telah dilaksanakan, kemudian dibandingkan dengan test-test
laboratorium sebelumnya untuk density kering secara teoritis. Pengujian-
pengujian dapat disesuaikan dengan metode lain yang disetujui Konsultan
Pengawas.
f. Tata Kerja
Pengertian clearing:
Membersihkan semua sampah-sampah dan semua material yang tidak diperlukan
di lokasi
DAFTAR ISI
1. Lingkup pekerjaan
2. Syarat-syarat
3. Bahan-bahan
Pasir urug yang digunakan harus dari jenis pasir pasang yang bersih/bebas dari
lumpur, kotoran-kotoran, sampah dan benda-benda organis lainnya yang dapat
menyebabkan tidak sempurnanya pemadatan. Untuk air siraman digunakan air tawar
yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan-bahan organis
lainnya. Apabila dipandang perlu, Direksi dapat minta kepada Kontraktor Pelaksana,
supaya air yang dipakai untuk pekerjaan ini diperiksa di laboratorium pemeriksaan
yang resmi atas biaya Kontraktor Pelaksana. Pengendalian seluruh pekerjaan ini
harus memenuhi ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan Direksi.
4. Tata kerja
- Bila bahan urugan apapun yang digunakan menjadi lapuk/rusak atau bila urugan
yang telah dipadatkan menjadi terganggu, maka bahan tersebut harus digali keluar
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat serta dipadatkan kembali, sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas, tanpa adanya biaya tambahan.
- Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas stabilitas urugan pasir dan harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian atau
akibat dari aliran air yang tidak dikendalikan dengan baik.
DAFTAR ISI
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton praktis untuk sloof, kolom, ring balok, balok latai, meja
washtafel dan kantilever atas jendela serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar
kerja atau sesuai petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.
Mutu beton yang dibenarkan dipakai untuk pekerjaan beton non struktural tersebut adalah
beton dengan mutu K-175. sesuai SNI 2847-2019
1. Semen Portland
▪ Jenis Semen Portland yang digunakan harus memenuhi ketentuan dan syarat
seperti yang ditentukan dalam SNI 2049-2015. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk dipakai.
▪ Merk semen yang dianjurkan adalah setara mutu semen merk Semen Gresik, Tiga
Roda
▪ Tidak dibenarkan mengganti merk semen yang telah disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas tanpa alasan yang jelas.
▪ Penggantian semen dengan merk lain harus seijin Direksi/Konsultan
Pengawas/Pemberi Tugas.
▪ Tempat penyimpanan bahan beton terutama semen dan besi harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dan harus
memenuhi syarat penumpukan semen pada lantai dengan diangkat dan diberi
landasan agar tidak berhubungan langsung dengan permukaan tanah atau lantai
serta ditata/ditumpuk sesuai dengan petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas/Pemberi
Tugas.
2. Pasir Beton
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, campuran lumpuran, tanah liat dan sebagainya dan harus memenuhi
persyaratan komposisi butir pasir serta kekerasan yang sesuai dengan yang
disyaratkan.
3. Koral Beton/Split
▪ Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai ukuran
bongkahan dan gradasi.
▪ Penyimpanan/penimbunan pasir dan koral beton sebelum bahan dicampurkan
harus dipisahkan satu sama lainnya, sehingga dapat dijamin dan diketahui kedua
bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton
yang tepat.
4. Air
▪ Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, asam alkali dan bahan-bahan organik lainnya yang dapat merusak beton
BAB
▪ Apabila dipandang perlu Direksi/Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas dapat
meminta kepada Kontraktor Pelaksana supaya air yang dipakai adalah air yang
telah diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
5. Besi Beton
Kualitas besi beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari sesuai SNI 2052-
2017. Digunakan besi beton mutu BJTP 280 ø < 13 mm dan BJTS 420B D≥13 mm,
besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak, bebas dari cacat seperti serpih-serpih dan
kotoran lainnya. Penampang besi adalah bulat dan memenuhi persyaratan baik ukuran
maupun mutunya.
6. Syarat-syarat
7. Pedoman Pelaksanaan
1. Penulangan
2. Cara Pengadukan
• Cara pengadukan beton harus dengan menggunakan peralatan pencampur beton atau
beton molen.
• Takaran/perbandingan untuk bahan semen portland, pasir dan koral harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan tercapai mutu pekerjaan seperti
yang ditentukan dalam uraian dan syarat-syarat.
• Selama pengadukan bahan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan
memeriksa slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimal 5 cm dan
maksimal 10 cm.
3. Pengecoran Beton
4. Pekerjaan Acuan/Bekisting
5. Kawat Pengikat
• Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh
seng, dengan diamater kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat
pengikat besi beton rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
SNI 2847-2019.
• Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan
ijin tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas. Setelah acuan dibuka,
tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus memberikan contoh-
contoh material: besi, koral , pasir, PC untuk memperoleh persetujuan dari Direksi/
Konsultan Pengawas/Pemberi Tugas.
• Bila terjadi kerusakan pada permukaan beton, Kontraktor Pelaksana diwajibkan
untuk memperbaiki dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan, seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana .
• Bagian beton setelah dicor selama dalam masa pengerasan harus selalu dibasahi
dengan air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan
dalam SNI 2847-2019).
BAB – 04 PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
DAFTAR ISI
05. BAHAN/PRODUK
06. PELAKSANAAN
01 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan pondasi batu kali ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar.
02 CONTOH BAHAN
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus memberikan contoh- contoh
material : batu kali, pasir, untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Contoh-
Pengawas akan dipakai sebagai standar/pedoman untuk memeriksa/menerima material
yang dikirim oleh Kontraktor Pelaksana ke site.
Kontraktor Pelaksana diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui di bangsal Konsultan Pengawas.
05 BAHAN/PRODUK
- Seman Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dagang atau
atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
- Pasir
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari bahan-bahan organik,
lumpur, tanah lempung dan sebagainya.
- Batu Kali
Batu kali yang digunakan adalah batu pecah, tidak berpori serta mempunyai kekerasan
yang baik
- Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu pekerjaan. Apabila
dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor Pelaksana supaya
air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas
biaya Kontraktor Pelaksana.
06 PELAKSANAAN
Batu kali yang digunakan untuk pondasi harus batu pecah, bersudut runcing, berwarna
abu-abu hitam, keras, tidak porous. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu dibuat
profil-profil pondasi dari kayu pada setiap pojok galian, yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan penampang pondasi. Permukaan dasar galian harus ditimbun dengan pasir
urug setebal minimum 10 cm, disiram dan diratakan, pemadatan tanah dasar harus
sedikitnya mencapai 80% compacted. Pondasi batu kali menggunakan adukan dengan
campuran 1 PC : 4 Pasir pasang. Untuk kepala pondasi digunakan adukan kedap air
campuran 1 PC : 2 Pasir Setinggi 20 cm, dihitung dari permukaan atas pondasi ke
bawah. Adukan harus mengisi rongga diantara batu kali sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian dari pondasi yang berongga/tidak padat. Untuk sloof dibagian atas
pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam 30 cm tiap 1 m' dengan diameter besi
minimum 10 mm.
BAB - 05 PEKERJAAN WATERPROOFING
DAFTAR ISI
03. BAHAN-BAHAN
04. CONTOH-CONTOH
05. PELAKSANAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan. Bagian ini meliputi pekerjaan
“kedap air” (waterproofing) pada toilet, tepi beton-beton bagian atas, atap lantai beton
exposed, dan ruang lain yang tercantum dalam gambar dan petunjuk Konsultan
Pengawas.
1. SNI.SO4-89F
2. ASTM-828
3. ASTME-154
4. ASTMD-146
5. TAPP I 803 dan 407
03. Bahan-bahan
a. Waterproofing Membran
04. Contoh-contoh
- Keputusan jenis bahan, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Konsultan
Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor Pelaksana selama tidak
lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh-contoh bahan
tersebut.
Apabila diperlukan, maka Kontraktor Pelaksana membuat “mock up” sebelum
mulai pekerjaan
05. Pelaksanaan
f. Semua pekerjaan di atas harus dilakukan oleh vendor yang berpengalaman dan
harus memberikan jaminan kebocoran selama minimal 5 tahun. Bila terjadi
kebocoran selama jangka waktu tersebut maka Kontraktor Pelaksana wajib
memperbaikinya tanpa biaya tambahan apapun.
i. “Corner Detail” pada setiap sambungan bidang horizontal dan vertikal harus diberi
“filler” cement mortar , dan detail overlap sesuai dengan persyaratan dari pabrik.
l. Flood test, harus dilaksanakan dengan ketinggian air minimum5 cm dan dalam
waktu selama 24jam.
Setelah pemasangan semua protection screed, maka harus diadakan test sekali lagi
dengan cara merendam semua bagian yang telah diwaterproofing dengan air
selama 2x24jam.
DAFTAR ISI
02. BAHAN-BAHAN
04. PELAKSANAAN
05. PENERIMAAN
01 Lingkup Pekerjaan
02 Bahan-bahan
Persyaratan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:
Bata Ringan
- AAC yang digunakan adalah eks Citicon, Elephant, Hebel atau setara
- Ukuran 600x200 tebal 100 mm, untuk dinding interior, dinding eksterior dan dinding
tangga darurat
03 Material Pendukung
- Perekat bata harus sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan oleh bata AAC
yang digunakan.
04 Pelaksanaan
- Siapkan tempat kerja & permukaan yang akan dipasang bata ringan.
- Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga dibasahi terlebih dulu dengan
air.
05 Penerimaan
- Pasangan bata dapat diterima setelah dapat disaksikan bahwa dinding dengan
semua pendukungnya sudah berdiri sesuai rencana, tidak bergelombang
(kecuali diminta secara khusus) dan tidak terdapat cacat/retak padanya dan
siap untuk diproses lebih lanjut.
DAFTAR ISI
03. BAHAN-BAHAN
04. PERENCANAAN
05. PELAKSANAAN
01. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding bata
(termasuk dinding dalam shaft) kolom, pagar, dinding beton dan lain-lain seperti yang
dijelaskan dalam gambar kerja.
03. Bahan-bahan
a. Plesteran
- Plesteran yang diaplikasikan pada dinding pasangan bata ringan pada area yang
berhubungan dengan eksterior atau dinding lain yang diindikasikan pada gambar
- Material yang digunakan adalah material plesteran Mortar Utama, Eco Mortar atau
setara
- Material yang digunakan adalah material acian Mortar Utama, Eco Mortar atau
setara
04. Perencanaan
a. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume) dan digunakan hanya pada
dinding-dinding yang akan dicat.
b. CampuranPlesteran
- Jika diperlukan plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah
keretakan yang tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
d. Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan bila ada
ijin dari KonsultanPengawas.
05. Pelaksanaan
a. Umum
- Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan
bahan-bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar
siap untuk dilakukan pekerjaan plesteran.
- Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang permanen)
untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata, contour
dan profil-profil akurat.
- Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih
dahulu “kepala plesteran”.
- Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak
tegak lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian
tersebut harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor
Pelaksana.
- Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan
dengan roskam kayu, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari.
- Pada sambungan antara beton dengan pasangan bata ringan sebelum diplester
harus diberi wiremesh selebar 10cm kearah pasangan bata dan 10 cm ke arah
beton sepanjang sambungan tersebut agar plesteran dinding tidak retak.
- Pemasangan
Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan +/- 7 mm. Ketebalan
lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
e. Plesteran Exterior
- Pemasangan
Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan + / - 10 mm. Ketebalan lapisan
finishing harus ditambahkan diatasnya.
f. Basahi lapisan plesteran lebih dahulu yang telah kering untuk menerima aplikasi lapisan
selanjutnya. Basahi dengan air sesuai dengan yang diperlukan untuk mendapatkan
penyerapan yang merata.
2
g. Untuk permukaan yang datar/flat, diberi toleransi tidak lebih dari 5 mm dalam area 2 m ,
untuk membengkokkan atau penyimpanan untuk pipa- pipa.
i. Pemotongan, tambal, perbaiki dan point-up plesteran seperti yang diperlukan dengan
plesteran baru, tambal dan padatkan dengan permukaan yang harus ditutup/
disambung. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas segala perbaikan yang
diadakan setelah berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas sampai perbaikan
tersebut dapat diterima, atas beban Kontraktor Pelaksana.
DAFTAR ISI
03. BAHAN-BAHAN
04. PELAKSANAAN
01. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan saluran keliling termasuk di dalamnya pembuatan
dinding selokan, pemasangan saluran buis beton, dan lain-lain seperti yang dijelaskan
dalam gambar pelaksanaan.
a. Batu Merah
- Batu merah harus berkualitas baik, ukuran normal di pasaran : tebal (4-5) cm;
lebar (11-12) cm; panjang (23-25) cm.
- Mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan sudut siku, bidang sisinya datar, padat
dan tidak menunjukkan retak-retak.
- Apabila dilakukan pemeriksaan dengan menggoreskan ujungnya pada rusuk yang
panjang pada bidang keras dan kasar sepanjang 1 (satu) meter, maka
panjangnya berkurang akibat aus maksimal 1 (satu) centimeter.
b. Buis beton U Ø 30 cm
- Buis beton harus berkualitas baik, ukuran normal di pasaran: diameter 30 cm,
Panjang 100 cm.
- Padat dan tidak menunjukkan retak-retak.
d. Pasir Pasang
- Pasir pasang berbutir 2-5 mm, tajam, warna hitam.
- Bersih dari tanah, lumpur, sampah, bahan organik, dan bahan kimia.
04. Pelaksanaan
a. Sebelum dipasang, batu merah harus dibasahi dengan air secukupnya sehingga
dapat melekat dengan sempurna
b. Batu merah pecah yang dipasang jumlahnya tidak boleh melebihi 10% dari jumlah
batu merah yang utuh.
c. Pasangan tembok batu merah harus dipasang dengan hubungan (verband) yang
baik, tegak lurus, siku dan rata
d. Semua siar pada akhir pemasangan harus dikerik, dibersihkan dan dirapikan
e. Buis beton U Ø 30 cm dipasang setelah terlebih dahulu dialasi urugan pasir.
Setiap celah sambungan buis beton diisi dan ditutup dengan campuran semen
dan pasir dalam komposisi 1 PC : 4 psr
f. Pasangan bata selanjutnya diplester dan diaci
g. Saluran keliling bangunan yang sudah selesai dikerjakan rapi, ditutup dengan grill
besi ulir dan rangka besi siku sesuai detail dan ukuran pada gambar kerja
BAB – 09 PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN HARDWARE
DAFTAR ISI
a. Lingkup Pekerjaan
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu dan jendela panil kaca seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Rangka
- Bentuk dan ukuran profil disesuaikan terhadap shop drawing yang telah
disetujui Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
2. Penjepit kaca
Digunakan penjepit kaca dari bahan karet yang bermutu baik dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan dari pabrik, pemasangan
diisyaratkan hanya 1 (satu) sambungan serta harus kedap air dan bersifat
structural seal.
7. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji baik pada
pembuatan, pengerjaan maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan
Pengawas atas tanggungan Kontraktor Pelaksana tanpa biaya tambahan.
d. Pelaksanaan
1. Persyaratan Pekerjaan
- Semua bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan
benturan, dan diberi tanda untuk mudah diketahui.
2. Pekerjaan Pemasangan
- Ukuran, tebal dan jenis kaca yang dipasang sesuai dengan petunjuk
gambar uraian dan syarat pekerjaan tertulis serta petunjuk Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana.
- Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.
3. Pekerjaan Perrapian
Adalah merapikan kembali akibat-akibat dari pekerjaan pembobokan,
pemasangan, dan lain-lain terhadap bagian-bagian dinding, lantai dan
langit-langit yang berdekatan dengan tempat pekerjaan tersebut.
Kontraktor Pelaksana wajib memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lain, jika terjadi kerusakan akibat
kelalaiannya, maka Kontraktor Pelaksana tersebut harus mengganti tanpa
biaya tambahan.
3. Kaca yang telah terpasang harus terkunci dengan sempurna dan tidak bergeser
dari sponing.
4. Pada saat terpasang, semua kaca tidak boleh bergelombang, apabila masih
terlihat adanya gelombang, maka kaca tersebut harus dibongkar atas biaya
Kontraktor Pelaksana.
a. Lingkup Pekerjaan
2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan daun pintu kayu dilapis HPL/seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.
b. Persyaratan Bahan
1. Bahan Kayu
- Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam SNI
7973-2019 dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
- Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan
rata, bebas dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
- Kelembaban kayu rangka daun pintu disyaratkan 12%-14%.
- Pada bagian tepi daun pintu (sekeliling daun pintu) ditutup dengan HPL
atau menggunakan PVC edging
3. Bahan Perekat
- Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik.
- Diaplikasikan ke seluruh permukaan rangka yang akan ditutup multipleks
4. Bahan Finishing
Bahan finishing yang dipakai adalah HPL produksi Violam, Taco atau
setara yang disetujui Konsultan Perencana/ Konsultan Pengawas.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
4. Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu
sama lain sisi-sisinya dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
d. Pelaksanaan
1. Umum
Kontraktor Pelaksana harus memperhatikan serta menjaga pekerjaan yang
berhubungan dengan pekerjaan lainnya, jika terjadi kerusakan,maka
Kontraktor Pelaksana tersebut harus mengganti tanpa biaya tambahan.
2. Teknis
- Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (dari) sisi atas pintu ke
bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari
permukaan lantai ke atas.
Engsel tengah dipasang pada 1/3 jarak antara engsel atas dan engsel
bawah diukur dari engsel atas (as) ke bawah, atau 2/3 jarak antara
engsel atas dan engsel bawah diukur dari engsel bawah (as) ke atas.
- Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah
daun pintu.
- Handle dan penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari
permukaan lantai setempat atau lihat gambar.
- Daun pintu
Daun pintu yang menggunakan rangka kayu samarinda dilapis
mutipleks dengan menggunakan metode pemakuan. Jika diperlukan
harus menggunakan sekrup galvanized atas persetujuan Konsultan
Perencana/Pengawas dengan posisi rata karena akan ditutup dengan
finishing HPL yang direkatkan dengan lem pada permukaan bidang
multipleks 6 mm yang telah dipasang pada kerangka daun pintu.
Perekatan material HPL harus dilakukan dengan mesin pres di
workshop. Pada bagian daun pintu lapis multipleks tersebut harus
dipasang rata, tidak bergelombang dan merekat dengan sempurna.
Permukaan HPL bebas dari cacat dan tidak boleh didempul.
a. Lingkup Pekerjaan
b. Bahan-Bahan
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium tebal 1 mm atau plexyglass tebal 2 mm berukuran 3 x 6 cm.
Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin nikel pada setiap anak
kunci.
3. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci terbuat dari kayu kamper
Samarinda dengan finishing politer yang dilengkapi dengan kait-kaitan untuk
anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya. Lemari berukuran lebar 60
cm x tinggi 90 cm dengan tebal 15 cm, berdaun pintu kaca 6 mm memakai
engsel piano dan handle aluminium, serta dapat dikunci.
6. Tipe dan ukuran engsel jendela harus disesuaikan dengan ukuran dan berat
jendela
9. Penggunaan perlengkapan pintu (engsel, kunci, door closer, door stop, dll)
disesuaikan dengan jenis/tipe pintunya serta lokasi ruangnya.
10. Sebagai pedoman penggunaan perlengkapan pintu dapat dilihat pada Daftar
Simak Material berdasarkan tipe pintu dan jendela pada gambar arsitektur.
Kontraktor Pelaksana harus mengajukan daftar perlengkapan pintu dan
jendela dan harus mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/ Konsultan
Perencana/Konsultan Pengawas.
c. Syarat Pelaksanaan
5. Handle dan penarik pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari
permukaan lantai atau sesuai dengan gambar.
6. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
Pemasangan backplate dan lockcase harus rata (tenggelam) di dalam pintu.
10. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.
11. Tanda pengenal anak kunci pintu harus dipasang sesuai dengan
pintunya.
12. Semua perlengkapan pintu dan jendela yang telah ditentukan harus
terpasang dengan baik, rapih, lurus dan kuat, serta dapat berfungsi dengan
sempurna. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor Pelaksana wajib
memperbaiki tanpa tambahan biaya.
a. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Bahan
1. Kaca terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh
dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (Float Glass)/Kaca
sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta
tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi ketepatan siku pada tepi kaca
yang diperkenankan maximum adalah1,5 mm permeter.
4. Cacat-cacat
a. Jendela : 5 mm dan 8 mm
Spesifikasi : kaca biasa
b Pintu utama : 12 mm
Spesifikasi : kaca tempered
BAB – 10 PEKERJAAN PARTISI CUBICAL TOILET
DAFTAR ISI
01 LINGKUP PEKERJAAN
02 PERSYARATAN BAHAN
03 PELAKSANAAN
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan partisi yang terbuat dari panel seperti yang dinyatakan
dalam gambar dengan hasil yang baik dan rapi.
Untuk menjaga mutu dan kualitas bahan yang terpasang, pemasangan harus oleh agen
yang resmi dan petunjuk oleh pabrik.
Partisi toilet lengkap dengan penjepit dan pendukungnya (stainless steel).
Partisi toilet kualitas terbaik dengan ketebalan 12 mm merk Matrix, Formica, Tase,
termasuk accessories, serta ukuran dan cara pemasangan sebagaimana tertera dalam
gambar, dengan warna akan ditentukan kemudian.
03. Pelaksanaan
5 Desain dan produksi dari system partisi harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas sesuai dengan gambar.
7 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dari pabrik pembuatnya.
8 Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai dengan peil dalam gambar
dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-
masing bahan yang digunakan).
11 Semua partisi yang terpasang sesuai dengan gambar dalam type dan layout.
Setelah pemasangan, Kontraktor Pelaksana wajib memberikan perlindungan
terhadap benturan-benturan benda-benda lain dan kerusakan yang timbul adalah
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sampai pekerjaan selesai.
1. Mutu bahan harus sesuai dan memenuhi persyaratan yang tertulis dalam buku ini
dan yang telah disetujui Konsultan Pengawas.
3. Rangka partisi yang terhubung pada lantai dan dinding menjadi satu kesatuan yang
kaku.
5. Apabila semua hal tersebut di atas masih belum terpenuhi, maka wajib diadakan
pembongkaran dan perbaikan kembali atas biaya Kontraktor Pelaksana.
BAB - 11 PEKERJAAN ALUMINIUM
DAFTAR ISI
01 LINGKUP PEKERJAAN
02 PENGENDALIAN PEKERJAAN
03 PERSYARATAN BAHAN
04 PELAKSANAAN
06 PENGAMANAN PEKERJAAN
01 Lingkup Pekerjaan
02 Pengendalian Pekerjaan
03 Persyaratan bahan
1. Kusen Aluminium
- Kusen yang digunakan produksi Alexindo, Indal atau setara
- Kadar campuran:
Architectural Billet 45 (AB45) atau yang setara
Ultimate Strength 28.000 psiYield.
- Powder Coating :
Sesuai standart produsen kusen alumunium
Ketebalan lapisan powder coating diseluruh permukaan aluminium adalah
60-80 mikron dengan warna yang akan ditentukan kemudian oleh Konsultan
Perencana.
- Hardware :
Akan ditentukan kemudian dan sesuai petunjuk dalam gambar.
- Accessories:
Akan ditentukan kemudian.
- Jaminan :
Harus diberikan jaminan tertulis dari tipe campuran ("alloy") dan ketebalan
"Powder Coating". Kontraktor Pelaksana harus dapat memperlihatkan
bukti-bukti keaslian barang.
2. Sealant
Sealant untuk kaca pada rangka aluminium harus menggunakan bahan sejenis
silicon sealant yaitu “Silicon Glazing Sealant” produksi Dow Corning atau setara.
Warna akan ditentukan kemudian.
3. Contoh-contoh
- Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
contoh potongan kusen aluminium dari ukuran 40 cm, beserta brosur lengkap dari
pabrik/produsen.
- Kontraktor Pelaksana harus membuat shop drawing untuk dikonsultasikan
kepada Konsultan Pengawas.
5. Accessories
Sekrup dari stainless steel kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat alat
penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkur-angkur untuk rangka kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron sehingga tidak dapat
bergeser.
6. Bahan Finishing
Finishing untuk permukaan kusen pintu yang bersentuhan dengan bahan alkali seperti
beton,adukan atau plesteran dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer
yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish, seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya yang disetujui Konsultan Pengawas.
04 Pelaksanaan
- Semua frame baik untuk kusen dinding kaca luar dan pintu dikerjakan secara fabrikasi
dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat
dipertanggung jawabkan.
- Angkur-angkur untuk kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2,3 mm dengan
lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron dan ditempatkan pada interval 300 mm.
- Pensekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup antikarat/stainless
steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan
memenuhi syarat kebutuhan terhadap tekanan air sebesar 1000 kg/cm2
- Celah antara kaca dan system kusen aluminium harus ditutup oleh sealant yang
sudah disetujui Konsultan Pengawas.
- Untuk fitting hardware dan reinforcing material yang mana kusen aluminium akan
kontak dengan besi, tembaga atau lainnya, maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromium untuk menghindari kontak korosi.
- Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10–25 mm yang
kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
- Toleransi Puntiran
Pemasangan semua pintu terhadap kusen yang diijinkan adalah 1 mm, sedangkan
terhadap lenturan adalah 3 mm.
- Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara, terutama pada ruang yang
dikondisikan, hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat digunakan
synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door
dan double door.
- Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan suara.
- Kaca-kaca dinding luar bangunan dan daun pintu hendaknya dibuat fixed dengan
beads, beads dimaksud harus dari aluminium extruded shape dan dilengkapi
dengan neoprene. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk
penahan air hujan.
- Dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan spesifikasi dari produsen atau
yang disetujui Konsultan Pengawas.
- Semua bahan terpasang sesuai dengan yang dipersyaratkan dan yang telah
disetujui Konsultan Pengawas.
- Kusen aluminium terpasang dengan kuat dan setiap hubungan sudut harus 90
derajat, apabila tidak terpenuhi maka harus dibongkar atas biaya Kontraktor
Pelaksana.
- Setiap engsel daun pintu harus terpasang lengkap, sempurna dan harus sesuai
dengan produk pabrik yang mengeluarkan.
- Kaca harus diteliti dengan seksama, setelah terpasang tidak boleh bergetar, apabila
masih terjadi getaran, maka profil rubber seal pemegang kaca harus diganti atas
biaya Kontraktor Pelaksana.
06. Pengamanan Pekerjaan.
- Semua pintu dan dinding kaca luar bangunan harus dilindungi dengan
“Corrugated Card Board” dengan hati-hati agar terlindungi dari benturan alat-alat
pada masa pelaksanaan.
- Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus
segera digunakan. Bahan aluminium yang terkena bercak noda tersebut dapat
dicuci dengan air bersih, sebelum kering sapukan dengan kain yang halus
kemudian baru diberikan bahan pelindung.
- Setelah pemasangan instalasi pada pintu dan dinding kaca luar bangunan, maka
sekeliling kaca yang berhubungan langsung dengan permukaan dinding perlu diberi
lapisan vinyl tape untuk mencegah korosi selama masa pembangunan.
BAB – 12 PEKERJAAN LANTAI
DAFTAR ISI
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sub lantai beton,
sesuai dengan detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar agar siap untuk
pemasangan keramik.
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan mengacu pada SNI 03-2847-2019
yang meletakkan tanggung jawab perencanaan, pengetesan dan pengendalian
mutu beton
c. Bahan-bahan
2. Material semen, pasir dan air harus memenuhi syarat seperti pada BAB
mengenai pekerjaan beton.
d. Pelaksanaan
1. Untuk pasangan di atas pelat beton lantai, pelat beton diberi lapisan
plesteran (screed) campuran1 PC : 3 Pasir setebal minimal 2 cm atau lebih
dengan memperhatikan kemiringan lantai.
2. Pelaksanaan sub lantai dari beton ini dilakukan sampai permukaan benar-
benar rata dengan memperhatikan kemiringan lantai
a. Lingkup Pekerjaan
2. Pemasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut plint/skirting dan stepnosing
tangga.
b. Persyaratan Bahan
- Jenis : CeramicTile
: Ukuran 40 x 40 cm dan 30X30 cm,
Produksi : Roman, Platinum
Bentuk sudut, jenis dan ukuran disesuaikan dengan jenis keramik pada
bidang lantai.
- Ketebalan : Minimum 6 mm atau sesuai gambar
- DayaSerap : 1%
- Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs
- KekuatanTekan : Minimum 900 kb/cm2
- DayaTahan Lengkung : Minimum 350 kg/cm2
- Mutu : Tingkat 1 (satu)
Extruded Single Firing tahan asam dan basa
- Bahan Pengisi : Grout semen/berwarna, ex. AM 53 atau setara
- Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir
- Warna, tekstur : Akan ditentukan kemudian
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan
bernoda.
4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak
mengandung asam alkali) sampai jenuh.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus
sama lebarnya, maksimum 3 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan
lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak
lurus sesamanya.
11. Lantai yang akan dipasangi keramik terlebih dahulu harus dipadatkan, agar
pasangan tidak turun/retak sewaktu menerima beban di atasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu,
cat dan kotoran lainnya.
Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih sempurna.
13. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian belakang harus terisi
padat dengan semen.
15. Nat keramik diisi dengan bahan semen yang tahan asam, basa serta kedap
air. Warna perekat nat ini disesuaikan dengan warna keramik.
16. Pengisian/pengecoran nat dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik
dipasang.
17. Sewaktu pengisian nat ini, keramik harus benar-benar melekat dengan kuat
pada lantai. Sebelum diisi, celah-celah nat ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/air semen.
19. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan keramik pada
waktu pengecoran nat, harus segera dibersihkan sebelum mengering/
mengeras.
20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus dilap/disapu
hingga bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak
miring, tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
22. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau
bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat
baja atau bahan pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
a. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Bahan
1. Homogeneous tile dibuat dari bahan yang khusus digunakan untuk bahan
homogeneous tile, diproses secara mekanis dan dibakar dengan proses
single firing (pembakaran tunggal) dalam oven dengan suhu yang sesuai.
4. Khusus untuk tangga dilengkapi anti slip stepnosing yang sejenis dengan
lantainya.
5. Bahan grouting harus berkualitas baik dengan warna yang sesuai dengan
lantainya.
8. Warna dari homogeneous tile, plint serta grouting akan ditentukan oleh
Pemberi Tugas/Konsultan Perencana.
1. Persiapan Pelaksanaan
h) Kecuali ditentukan lain pada lantai dasar yang akan dipasang penutup
lantai terlebih dahulu tanahnya harus dipadatkan agar pasangannya tidak
turun/retak sewaktu menerima beban di atasnya.
2. Pelaksanaan Pekerjaan
DAFTAR ISI
2. Persyaratan bahan
* Jenis : Keramik
* Finishing Permukaan : Berglazuur
* Produksi : Roman, Platinum
* Ketebalan : Minimum 0,6cm
* Bahan PengisiSiar : AM 50 tile grout
* Bahan Perekat : Adukan 1 PC : 3 pasir
* Warna/Texture : Ditentukan kemudian
* Ukuran : 40 x 20 cm atau yang
tereteraseperti
dalam gambar.tertera
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
6. Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motif
tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
11. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
12. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-
benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian
peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
13. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 4-5 mm
setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar- siar
keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya
akan ditentukan kemudian.
DAFTAR ISI
01. UMUM
a. Persyaratan
- Dalam kaitannya dengan jenis elemen lain yang terdapat dalam rencana
plafond haruslah mengacu pada gambar mekanikal elektrikal, sedangkan
gambar arsitektur hanya memuat tata letaknya saja.
b. Pelaksanaan
a. Lingkup pekerjaan
c. Persyaratan Bahan
- Kalsiboard dipakai plafon eksternal, serta daerah basah lainnya dan ruang
yang berhubungan dengan ruang mekanikal dan elektrikal.
- Rangka plafond
Terbuat dari profil-profil logam galvanized (ceiling hunger system) produksi
Jaya board, Knauff atau setara.
- Baja Penggantung
Dipakai baja atau gesper metal penggantung yang dapat distel diseluruh
system plafond lainnya ikut terpasang (mekanikal, elektrikal) dan
sebagainya.
- Contoh-contoh
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan
contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Pelaksanaan
d. Steiger
Kontraktor Pelaksana harus menyediakan steiger-steiger agar pada waktu
pemasangan plafond gypsum board tidak merusak lantai maupun
pekerjaan-pekerjaan lain yang telahselesai.
BAB – 15 PEKERJAAN DINDING PARTISI
DAFTAR ISI
01. UMUM
02. QUALITY
03. MATERIAL
04. PEMASANGAN
01. UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Standar
02. QUALITY
b. Pengendalian Mutu
03. MATERIAL
b. Panil partisi
Menggunakan kombinasi panil multipleks dibagian bawah dan gypsumboard
dibagian atas dengan ketebalan 9 mm
Panil gypsumboard menggunakan Jaya Board, Knauff, dengan
finishing cat
Panil multipleks 9 mm, dengan finishing HPL Violam, Taco
04. PEMASANGAN
- Pekerjaan persiapan yang harus dilakukan adalah membuat marking atau layout
sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh pemberi tugas di lokasi yang
akan dilaksanakan.
- Cek ulang marking yang telah dibuat sebelum pemasangan walltrack dengan cara
builder square methode.
- Setelah itu lakukan pemasangan walltrack , dengan jarak paku atau sekrup yang
pertama 50 mm yang selanjutnya berjarak maksimum 600 mm.
- Pasang rangka stud pada rangka walltrack dengan jarak maksimum 600 mm dari
rangka yang lainnya. Rangka wallstud yang pertama dipasang berlawanan dengan
dinding permanen.
- Persiapkan keperluan untuk opening jendela dan opening pintu serta M/E seperti yang
tertera pada gambar kerja. Perkuatan untuk ini harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
- Panel multipleks dan gypsumboard dapat dipasang sesuai dengan petunjuk pada
gambar.
- Lakukan pemasangan multipleks dan gypsumboard yang benar sesuai dengan
detail gambar kerja. Multipleks dan gypsumboard yang dipakai harus bebas dari
cacat.
DAFTAR ISI
a. Lingkup Pekerjaan
- Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat (kecuali ditentukan lain),
peralatan, untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk alat-alat bantunya dan
alat angkutnya (bila diperlukan), ketempat pekerjaan seperti yang tercantum
dalam gambar, uraian, dan syarat teknis ini dan perjanjian kerja.
b. Persyaratan Bahan
- Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi dari pabrik cat
yang bersangkutan.
Hasil dari test kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari
produsen untuk diketahui Konsultan Pengawas. Biaya test tersebut menjadi
tanggungan Kontraktor Pelaksana.
c. Pelaksanaan
1) Umum
- Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan
Pengawas beserta ketentuan/persyaratan jaminan pabrik untuk
mendapatkan persetujuannya. Bahan yang tidak disetujui harus diganti
tanpa biaya tambahan.
- Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Sebelum memulai pengecatan,
Kontraktor Pelaksana wajib melakukan percobaan untuk disetujui
Konsultan Pengawas.
2) Teknis
- Sapukan semua dasar dengan cat dasar memakai kuas atau roller.
- Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang
kurang menutupi, atau lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan
sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas, serta harus
mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang
bersangkutan.
e. Pengamanan pekerjaan
- Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat
dengan pekerjaan ini seperti fiting-fiting, kosen-kosen dan sebagainya
dengan cara menutup/melindungi bagian tersebut selama pekerjaan
pengecatan berlangsung. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab
memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat pekerjaan pengecatan
tersebut.
a. Lingkup Pekerjaan
b. Persyaratan Bahan
Cat serta pelapis lain yang digunakan adalah produksi Jotun, Nippon Paint,
Dulux. Dengan warna-warna yang akan ditentukan kemudian.
c. Pelaksanaan
2. Pada pemukaan plafond yang sudah siap untuk dicat, dilakukan pengecatan
dengan lapisan-lapisan yang sudah ditentukan atau petunjuk Konsultan
Pengawas.
03. PENGECATAN PLAFOND DAN DINDING BETON EXPOSE
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan seluruh permukaan plafond dan dinding beton
eksposed sesuai dengan gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
- Jotun, Nippon Paint, Dulux untuk cat dalam ruangan dan luar bangunan yang
sesuai dengan ketentuan pabrik yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
- Bahan-bahan lain sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrik.
c. Pelaksanaan
- Permukaan plafond yang sudah siap dicat, terlebih dahulu harus diplamur
dengan bahan plamur yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
- Pengecatan akhir harus dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua)
jam kemudian.
a. Lingkup Pekerjaan
- Pengecatan seluruh dinding bangunan bagian luar seperti dalam gambar dan
petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
c. Pelaksanaan
- Permukaan plesteran telah diberi apisan aci dengan hasil yang rata dan
halus.
6. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan harus dihindarkan terjadinya
sentuhan-sentuhan selama 1,5 sampai 1 jam. Pengecatan akhir harus
dilakukan secara ulang paling sedikit selama 2 (dua) jam kemudian.
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengecatan besi atau baja dan detail lain yang disebutkan
dalam gambar serta sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
b. Persyaratan Bahan
Cat yang dipakai adalah produk Jotun, Nippon Paint, Dulux yang sudah disetujui
Konsultan Pengawas.
c. Pelaksanaan
3. Besi yang dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara
menggosok, menyikat dengan alat sikat baja, kemudian harus segera ditutup
cat, dengan lapisan-lapisan yang sudah ditentukan oleh pabrik.
4. Setiap kali lapisan pada cat akhir dilakukan, harus dihindarkan terjadinya
sentuhan selama 1–1,5 jam.
BAB – 17 PEKERJAAN DINDING FASAD ALUMUNIUM
DAFTAR ISI
01. UMUM
02. QUALITY
03. MATERIAL
04. PELAKSANAAN
05. PENERIMAAN
01. UMUM
a. Lingkup Pekerjaan
b. Standar
- AS1734
- AS1866
- TTS-001543A
- AAMA : Architectural Aluminium Manufactures Association
- ASTM :American Standard for Testing Materials
- EN : European Standard
Panel Performance:
WEIGHT 5.5kg/m2
IMPACT RESISTANCE ≥50kg·cm
BENDING STRENGTH ≥100MPa
HEAT DISTORTION TEMPERATURE ≥95°c
PEEL STRENGTH AVG.≥130N/mm, MIN.≥120N/mm
THERMAL EXPANSION COEFFICIENT ≤4.00x10-5°c-1
02. QUALITY
a. Kontraktor Spesialis
- Material di atas yang sudah mendapat persetujuan harus tetap ada di lokasi
selama masa pelaksaan sebagai standar material yang akan digunakan.
- Gambar shop drawing untuk setiap bagian pekerjaan harus disubmit dan
mendapat persetujuan sebelum dilaksanakan di lapangan.
c. Inspeksi
- Tempat dan lokasi pelaksanaan sampel dan inspeksinya di site ditentukan oleh
Konsultan Pengawas kemudian.
d. Pengujian
- Konsultan Pengawas berhak meminta perbaikan atau penggantian bila hal ini
dianggap perlu.Pekerjaan perbaikan dan penggantian karena kelalaian menjadi
beban dan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
03. MATERIAL
- Bahan dasar adalah low density poly ethylene core dengan lapisan aluminium
pada kedua sisi luarnya. Flouro carbon factory finished / PVDF KYNAR 500
Coating : PPG untuk exterior
- Tebal material 4 mm dengan tebal aluminium 0,3 sampai dengan 0,5 mm, dan 3,0
sampai dengan 3,4 mm polietilen atau disesuaikan dengan ukuran bidang material
pada rencana.
b. Frame
- Pengikatan material harus menggunakan screw, rivet, bolts, nuts, fixing anchors
dan adjustable alumunium (atau non magnetic stainless steel brackets)
04. PELAKSANAAN
- Semua bahan yang rusak, cacat, tergores dan sebagainya, baik yang terjadi pada
proses pengiriman, penyimpanan, instalasi atau masa pemeliharaan harus diganti
dengan biaya Kontraktor Pelaksana.
- Semua fastening anchors harus diinstall sesuai dengan spesifikasi dan metoda
yang disyaratkan oleh pabrik.
- Semua ukuran yang dilaksanakan di lapangan harus sesuai dan berada dalam
toleransi yang diberikan oleh bahan utama.
- Semua brackets harus memenuhi syarat untuk adjustable ke tiga arah yang
memungkinkan panel terpasang sempurna pada tempatnya.
- Semua bolts harus terpasang dengan benar dan kuat dan mendapat perhatian
khusus pada pelaksanaannya.
- Celah antar panel harus ditutup dengan silicone sealant yang disarankan oleh
vendor alumunium composite panel tersebut
05. PENERIMAAN
- Semua panel harus dalam keadaan baik tanpa cacat. Panel yang cacat harus
diganti.
- Kontraktor Pelaksana harus menyiapkan buku manual pemeliharaan material
untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas. Apabila dibutuhkan dan diminta,
Kontraktor Pelaksana harus mengadakan training pemeliharaan dan pembersihan
BAB – 18 PEKERJAAN SANITAIR
DAFTAR ISI
03. PELAKSANAAN
01. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian dan
syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dan persyaratan dari pabrik
pembuatnya.
a. Semua material harus memenuhi ukuran dan standar yang tertera pada gambar
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing tipe yang dipilih
d. Standar kualitas produksi dari Toto. Type yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
yang ditunjukkan dalam gambar dan daftar simak spesifikasi.
03. Pelaksanaan
b. Kontraktor Pelaksana harus membuat metode pelaksanaan dan shop drawing yang
telah disesuaikan dengan kondisi lapangan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
f. Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
j. Hasil pekerjaan ini harus baik dimana semua sanitair harus terpasang dengan lurus, tegak, rapat
tidak bocor, dan dapat berfungsi dengan sempurna. Pekerjaan ini juga tidak boleh merusak
bagian pekerjaan lain misalnya lantai, dinding dan lain-lain.
k. Kontraktor Pelaksana wajib memperbaiki/ mengulangi mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor Pelaksana selama
kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
l. Peralatan sanitair yang sudah terpasang dan dapat berfungsi dengan baik harus dilindungi dari
kerusakan dan tidak boleh digunakan hingga diserahkannya bangunan kepada Pemberi Tugas.
BAB – 19 PEKERJAAN RAILING
DAFTAR ISI
01 LINGKUP PEKERJAAN
02 PERSYARATAN BAHAN
03 PELAKSANAAN
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan yang bermutu baik.
1.2. Pekerjaan railling tangga dan ramp pada area tangga darurat menggunakan kombinasi plat besi
dan pipa hollow
2. Persyaratan Bahan
2.1. Bahan:
a. Pipa kotak 60x40, 40x40 dan 20x40 setara Spindo, Bakrie
.3. Pelaksanaan
3.1. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas.
3.2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 copy ketentuan di atas teknis operatif
sebagai informasi bagi Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas .
3.3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan supaya disesuaikan supaya
disediakan Kontraktor Pelaksana di site.
3.4. Bila dianggap perlu, Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan test terhadap bahan-
bahan tersebut pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas baik mengenai komposisi, konsentrasi dan aspek-aspek lain yang
menimbulkan biaya atas beban Kontraktor Pelaksana.
3.5. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji,baik pada pembuatan,
pengerjaan maupun pelaksanaan dilapangan oleh Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas atas tanggungan Kontraktor Pelaksana tanpa biaya tambahan .
• Penyambungan dengan luas harus dilaksanakan dengan kelipatan dan keahlian yang tinggi,
pengelasan harus dengan las listrik. Permukaan yang dilas harus sama rata dan alur lasnya
kelihatan teratur, bekas las-lasan harus dikikir dan dihaluskan tanpa mengurangi kekuatan
lasnya. Las-lasan yang cacat harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor
Pelaksana .
• Pembengkokan profil-profil/pipa-pipa harus dilaksanakan dengan alas bender
(pembengkok) sehingga hasilnya baik, halus dan tidak cacat-cacat bekas pukulan. Setelah
pekerjaan las-lasan selesai, kemudian digosok dan didempul halus. Kemudian difinish
menggunakan cat besi
3.8. Pekerjaan plat besi
DAFTAR ISI
01 LINGKUP PEKERJAAN
02 BAHAN-BAHAN
03 PELAKSANAAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam gambar,
termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
2. BAHAN - BAHAN
Semua material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan merupakan "Hot
rolled structural steel" dan memenuhi mutu baja ST 37 SNI 1729-2015
Bahan:
a. Rangka kuda-kuda atap pipa hollow 150.100.5 dan CNP 100.50.20.3,2
b. Dudukan dan sambungan plat besi T = 8 mm
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan. Seluruh pekerjaan baja
setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan mechanical wire brush, kemudian
dicat dengan cat primer 1 (satu) kali dengan cat Jotun, Nippon, Dulux dengan ketebalan minimum 35
micron.
3. PELAKSANAAN
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 (tiga) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas. Bilamana disetujui,
1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor Pelaksana untuk dapat dimulai pekerjaan
fabrikasinya.
Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti mengurangi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam gambar
kerja tersebut. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection tetap ada pada
Kontraktor Pelaksana.
Pengukuran dengan skala dalam gambar tidak diperkenankan.
Semua konstruksi baja yang telah selesai difabrikasi harus dibedakan dan diberi kode dengan jelas
sesuai bagian masing-masing agar dapat dipasang dengan mudah.
3.3. Pengelasan.
Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC specification, baru dapat dilaksanakan
dengan seijin Pemberi Tugas, dan menggunakan mesin las listrik.
Kawat las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setara. Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik dalam
melaksanakan konstruksi baja-baja bertingkat .
Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas- bekas
potongan api yang kasar. Bekas potongan api harus digurinda dengan rata. Kerak bekas pengelasan
harus dibersihkan dan disikat.
Metode pengelasan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen
konstruksi baja yang dilas.
Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las (pengelasan lebih dari satu kali), maka
sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu harus dibersihkan dahulu dari kerak-
kerak las/slag dan percikan-percikan logam yang ada. Tebal las pada sekali pengelasan maximum 8
mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak harus dibuang sama sekali.
Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan cara-cara seperti
dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D 1.0. :
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dari AWS D 1.0. Dan bila ada
kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut perbaikan harus ditanggung oleh Kontraktor
Pelaksana.
Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yang dipakai harus sesuai dengan
lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan persyaratan ASTM E114 -75; Ultrasonic Contact
Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of Longitudinal and Spiral Welds of Welded
Pipe and Tubing 1974.
Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTM E109. Cara pemeriksaan
dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTM E109. Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh
Pemberi Tugas. Seluruh biaya yang berhubungan dengan pengujian bahan las dan sebagainya, menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
Pengikat menggunakan besi angkur dan mur dengan diameter 16 mm yang ditanam di dalam
kolom beton
Lubang-lubang untuk angkur harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya.
Kontraktor Pelaksana tidak boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Pemberi
Tugas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor.
Membuat lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
Diameter dan panjang angkur harus sesuai dengan yang diperlukan. Mur yang digunakan adalah mur
hitam, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
Lubang angkur dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
Pemasangan dan pengencangan mur harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada angkur yang akan mengurangi kekuatan mur itu
sendiri.
Panjang ulir angkur harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut.
Mur harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Untuk menjamin pengencangan angkur yang dikehendaki, maka angkur yang sudah dikencangkan
harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya mur yang tidak dapat dikencangkan.
Semua bekas pemotongan besi harus rapih dan rata. Pemotongannya hanya boleh dilaksanakan
dengan brander atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sekali-kali tidak diperkenankan.
Semua material harus disimpan rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok kayu untuk
menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material.
Penumpukan harus dijaga agar material tidak rusak atau bengkok.
Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan terlebih dahulu setiap akan ada pengiriman dari pabrik
ke lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas.
Penempatan elemen konstruksi baja di lapangan harus ditempat yang kering/cukup terlindung, sehingga
tidak merusak elemen-elemen tersebut.
Pemberi Tugas berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi baja yang rusak karena salah
penempatan atau rusak.
3.7. Erection
Sebelum erection dimulai, Kontraktor Pelaksana harus memeriksa kembali kedudukan angkur-
angkur baja dan memberitahukan kepada Pemberi Tugas metode dan urutan pelaksanaan erection.
Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk kolom dimana jarak-
jarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan akurat untuk mencegah ketidakcocokan dalam
erection, untuk ini harus dijaga agar selama pengecoran angkur-angkur tersebut tidak bergeser,
misalnya dengan mengelas pada tulangan beton existing
Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas keselamatan pekerja-pekerjanya di lapangan. Untuk
itu Kontraktor Pelaksana harus menyediakan ikat pinggang pengaman, safety helmet, sarung
tangan dan pemadam kebakaran.
Pelaksanaan erection ini harus dikepalai oleh seorang yang benar-benar ahli dan berpengalaman
dalam erection konstruksi baja bertingkat guna mencegah hal-hal yang tidak menguntungkan bagi
struktur.
Kegagalan dalam erection ini menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya, oleh
sebab itu Kontraktor Pelaksana diminta untuk memberi perhatian khusus pada masalah erection ini.
Semua pelat-pelat atau elemen yang rusak setelah fabrikasi, tidak akan diperbolehkan dipakai untuk
erection.
Untuk pekerjaan erection di lapangan, Kontraktor Pelaksana harus menyediakan tenaga ahli
dalam bidang konstruksi baja yang senantiasa mengawasi dan bertanggung jawab atas pekerjaan
erection. Tenaga ahli untuk mengawasi pekerjaan erection tersebut harus mendapat
persetujuan Pemberi Tugas.
Penempatan konstruksi baja di lapangan harus diatur sedemikian rupa sehingga memudahkan
pekerjaan erection. Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan Pemberi Tugas sebelum
pengiriman konstruksi baja dan menjamin bahwa setelah di lapangan, konstruksi baja tersebut tetap
tidak rusak dan kotor.
Bilamana ternyata yang dikirim rusak dan bengkok, Kontraktor Pelaksana harus mengganti yang baru.
Setelah Erection selesai maka konstruksi baja dicat primer dengan cat Nippon, Dulux, Jotun
setebal 35 micron.
Pengecatan akhir dilakukan 2 (dua) kali dengan m e n g g u n a ka n cat Nippon, Dulux, Jotun ,
masing-masing setebal 30 micron. Pengecatan akhir ini dilakukan setelah cat primer kedua betul- betul
kering.
Untuk proteksi kebakaran bagian kolom baja dan balok baja, maka semua elemen konstruksi yang
dari baja di spray dengan bahan yang tahan api/Vermaculite dengan spesifikasi harus tahan
api/kebakaran minimal 2 jam.
Pemasangan penutup atap ini lengkap dengan segala acesoriesnya, skrup, atau pengait lainnya dan
pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan, sesuai petunjuk yang tercantum tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik.
Bahan - bahan
Material penutup atap yang dipasang di atas konstruksi kuda kuda baja
a. Spandek galvalum t = 0.35 warna natural SNI bergaransi pabrik
b. Insulation alumunium foil
b. Drilling screw untuk mengkaitkan seng ke rangka atap baja
Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian maka bahan-bahan pengganti harus disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas, yang didasarkan contoh yang diajukan Kontraktor Pelaksana. Kecuali
peralatan/bahan yang tampak pada gambar, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan untuk memasang
bahan lain tanpa persetujuan Konsulltan Pengawas. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar,
spesifikasi dan lainnya, maka Kontraktor Pelaksana harus segera melaporkan kepada Direksi .
Semua bahan penutup atap harus disimpan dengan aman, serta b a h a n harus bersih dari karat ,
atau tanah/lumpur. Semua material harus disusun rapi dan diletakkan diatas papan atau balok-balok
kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan tanah, sehingga tidak merusak material.
Penumpukan harus dijaga agar material tidak rusak atau bengkok.
Kontraktor Pelaksana harus memberitahukan terlebih dahulu setiap ada pengiriman dari pabrik ke
lapangan, guna pengecekan Pemberi Tugas. Penempatan elemen penutup atap di lapangan harus
ditempat yang kering/terlindung, sehingga tidak merusak elemen-elemen tersebut. Konsultan Pengawas
berhak untuk menolak elemen-elemen konstruksi y a n g r u s a k
Pelaksanaan
Pemasangan Talang
Sebelum memasang seng talang, dudukan harus terpasang keseluruhan dan telah/diperiksa
oleh Konsultan Pengawas. Talang harus terpasang dengan kuat dan lebar talang harus sama
dari ujung ke ujung
Sambungan seng hanya diperkenankan untuk kondisi penampang memanjang,
pada potongan melintang talang, tidak diperkenankan adanya sambungan seng.
Tekukan seng untuk tumpang tindih dengan atap minimal 20 cm, untuk menghindarkan
rembesan air kebawah atap.
D. SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN MEKANIKAL, ELEKTRIKAL DAN PLUMBING
A. PENJELASAN UMUM
3. Syarat-syarat Umum merupakan bagian dari Persyaratan Teknis. Apabila ada beberapa klausul dari
Syarat-syarat Umum yang dituliskan dalam Persyaratan Teknis, berarti menuntut perhatian khusus
pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-klausul lainnya dari Syarat-
syarat Umum. Klausul-klausul dari Syarat- syarat Umum hanya dianggap tidak berlaku bila
dinyatakan secara tegas dalam Persyaratan Teknis.
4. Persyaratan Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan dan menegaskan segala pekerjaan, bahan-
bahan dan peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pemasangan, pengujian dan penyetelan
(adjusting) dari seluruh sistem, agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik.
5. Persyaratan Teknis merupakan satu kesatuan dengan Gambar-Gambar Teknis yang menyertainya.
Bila ada suatu bagian pekerjaan yang hanya disebutkan di dalam salah satu dari kedua dokumen
tersebut, maka Kontraktor Pelaksana wajib melaksanakannya dengan baik dan lengkap.
6. Yang menjadi dasar utama sehingga suatu pekerjaan berhasil dalam mencapai target, mutu, waktu
dan biaya, maka seorang pelaksana lapangan harus menguasai
- Sistem pekerjaan secara menyeluruh.
- Gambar kerja yang akan dilaksanakan.
- Spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
- Standard dan peraturan yang berlaku.
- Petunjuk dan ketentuan pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, baik untuk
peralatan maupun material.
- Koordinasi dengan pekerjaan terkait lainnya seperti struktur, arsitektur mekanikal dan elektrikal
sendiri.
7. Kontraktor Pelaksana harus menggunakan tenaga-tenaga yang ahli dalam bidangnya, agar dapat
memberikan jaminan hasil kerja yang baik dan rapi, yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
- Mengerti dan menguasai lingkup pekerjaan yang akan dikerjakan.
- Mempunyai alat kerja yang memadai.
- Mudah diberi pengarahan.
- Dapat melakukan koordinasi dengan tenaga kerja lain.
- Terampil.
- Mempunyai sertifikat untuk tenaga kerja spesialis penyambungan kabel tegangan menengah.
8. Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab dalam pengawasan yang ketat terhadap jadwal atau
urutan pekerjaan, sehingga tidak mengganggu penyelesaian proyek secara keseluruhan pada waktu
yang telah ditetapkan.
9. Kontraktor Pelaksana harus menyatakan secara tertulis bahwa bahan-bahan dan peralatan-
peralatan yang diserahkan oleh Kontraktor Pelaksana harus memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan, dan pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan cara yang wajar dan terbaik. Dan bahwa
instalasi yang dilakukan adalah lengkap dan dapat bekerja dengan baik dalam kondisi yang terjelek
sekalipun, tanpa mengurangi atau menghilangkan bahan-bahan/peralatan-peralatan yang
seharusnya disediakan, walaupun tidak disebutkan secara nyata dalam Persyaratan Teknis ataupun
tidak dinyatakan secara tegas dalam Gambar-Gambar Teknis.
10. Kontraktor Pelaksana harus dapat menunjukkan surat pernyataan dari pihak pemasok barang/
komponen yang akan terpasang kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, bahwa barang
tersebut merupakan barang “original” dan bukan barang produksi tiruan dengan menggunakan
merek yang sama.
11. Semua peralatan dan bahan-bahan yang digunakan dan diserahkan untuk penyelesaian pekerjaan
harus dalam keadaan baru dan dari kualitas terbaik.
12. Kontraktor Pelaksana harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mengganggu/mempengaruhi pekerjaan. Apabila timbul
persoalan, Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan saran penyelesaian kepada Konsultan
Pengawas, paling lambat satu minggu sebelum bagian pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.
13. Kontraktor Pelaksana harus memeriksa dengan teliti ruangan-ruangan dan syarat-syarat yang
diperlukan dengan Kontraktor lainnya, sehingga peralatan-peralatan Mekanikal & Elektrikal dapat
dipasang pada tempat dan ruang yang telah disediakan.
14. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus memeriksa dan memahami pekerjaan
pelaksanaan dari pihak lain yang ikut menyelesaikan proyek ini, apabila pekerjaan pelaksanaan dari
pihak lain tersebut dapat mempengaruhi kualitas pengerjaan Kontraktor Pelaksana itu sendiri.
15. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus membuat Rencana Kerja dengan jadwal
yang disesuaikan dengan Kontraktor Pelaksana yang lain. Apabila terjadi sesuatu perubahan,
Kontraktor Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas dan
mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan.
16. Pada waktu akan memulai pelaksanaan, Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan Gambar-Gambar
Kerja (Shop Drawing) terlebih dahulu untuk memperoleh persetujuan dari Pemberi Tugas. Gambar-
gambar tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas minimal dalam waktu 2 (dua) minggu
sebelum instalasi dilaksanakan.
17. Pemasangan peralatan harus dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat peralatan
tersebut. Untuk itu, Kontraktor Pelaksana harus membuat dan menyerahkan gambar-gambar
rencana instalasi secara rinci sebelum melaksanakan pekerjaan.
18. Apabila terjadi sesuatu keadaan dimana Kontraktor Pelaksana tidak mungkin menghasilkan kualitas
pengerjaan yang terbaik, maka Kontraktor Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dan mengajukan saran-saran perubahan/perbaikan. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Kontraktor Pelaksana tetap bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin
ditimbulkannya.
19. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, Kontraktor Pelaksana harus memberi tanda-tanda
(misalnya dengan pensil atau tinta merah) pada dua set gambar pelaksanaan, atas segala
perubahan pada rancangan instalasi semula.
20. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemakaian listrik dan air kerja yang menggunakan
fasilitas UB harus dalam tanggungan penyedia.
21. Seluruh personil yang terlibat dalam instalasi dan pengerjaan diharuskan mencantumkan identitas
dan juga menerapkan protokol kesehatan COVID 19 dan disertai pencantuman laporan harian dan
minggu dan setelah itu didokumentasikan.
22. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto ataupun video
dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
23. Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua yang
terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada pergantian harus
setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan jelas.
24. Diadakan rapat mingguan yang berisi tentang laporan mingguan dan progress pengerjaan yang
berupa hasil dari dokumentasi (foto dan atau video) mulai dari awal (0%) sampai dengan progress
mingguan sehingga didapatkan data dan dokumentasi yang lengkap.
25. Dalam Laporan mingguan harus disertai identitas dan data yang berkaitan pada personil yang
sesuai proses pengerjaan disertakan hasil dari dokumentasi (foto dan atau video) mulai dari awal
(0%) sampai dengan progress mingguan sehingga didapatkan data dan dokumentasi yang lengkap.
Serta Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua yang
terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada pergantian harus
setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan jelas.
Kontraktor Pelaksana diwajibkan mentaati dan mengikuti tata cara pelaksanaan sesuai dengan yang
tertulis pada peraturan-peraturan tersebut dan disesuaikan dengan bahan, unit mesin atau peralatan
yang dipasangnya.
Bila terjadi kesimpang-siuran dalam hal standard yang harus diikuti, Kontraktor Pelaksana harus
melapor pada Konsultan Pengawas untuk mendapat kejelasan tentang hal tersebut.
Bila konsultan Pengawas tidak dapat memutuskan hal tersebut maka pengambil keputusan akan
diserahkan kepada Instansi/Badan yang berwenang (local Authority Having Jurisdiction).
1. Dalam penentuan dan persetujuan untuk standard yang diikuti atau standard yang disebut oleh
material, peralatan, unit mesin dan lainya, Kontraktor Pelaksana harus dapat menunjukkan dan
menyerahkan copy dari standard yang dianut/disebut oleh material, peralatan, unit mesin dan
lainnya untuk diperiksa dan diteliti oleh konsultan pengawas sebelum dikeluarkan persetujuan.
2. Apabila standard yang diikuti ternyata memberikan persyaratan yang lebih ringan atau lebih rendah
maka standard tersebut dinyatakan sebagai standard yang tidak setaraf dengan standard yang
ditentukan oleh persyaratan teknis ini.
3. Segala sesuatu yang diperlukan untuk pembuktian dan pemeriksaan ini menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana yang bersangkutan.
4. Apabila perlu pengujian oleh lembaga lain diluar proyek, Kontraktor Pelaksana harus menyelesaikan
segala sesuatu yang diperlukan untuk mendapatkan hasil dari lembaga penguji tersebut dalam
waktu secepatnya sehingga tidak menghambat jadwal pelaksanaan proyek.
12. Hal-hal yang menyangkut perubahan gambar pelaksanaan di lapangan baik ukuran/konstruksi
Kontraktor Pelaksana wajib mengajukan pertanyaan dan alternative penyelesaian atau Shop
Drawing yang dikehendaki untuk mendapat persetujuan dari Pemilik/Konsultan Pengawas dan
dilakukan setidaknya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan sehingga tidak berakibat pada
kesalahan dalam pelaksanaan.
13. Kontraktor Pelaksana wajib membuat gambar instalasi terpasang ( As Built Drawing ) setidaknya 2
(dua) lembar dan kelengkapan yang harus disertai kepada Pemberi Tugas pada saat penyerahan
pertama dalam bentuk Soft Copy ( CD/CAD Drawing ) dan Hard Copy masing-masing rangkap 3
(tiga) dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.
A.4. Bahan dan Contoh
1. Bahan/material /peralatan yang digunakan dan dipasang pada pekerjaan harus dalam keadaan baru
dan tanpa cacat.
2. Semua bahan yang dipergunakan diusahakan produksi dalam negeri, sejauh mana masih
memenuhi persyaratan teknis dan standard yang ditentukan.
3. Keterlambatan pekerjaan dan segala akibatnya, yang terjadi akibat keterlambatan pengajuan
maupun pengajuan ulang menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor Pelaksana .
4. Kesalahan pemilihan ukuran dan kapasitas equipment menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
5. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Pelaksana Pekerjaan
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat
rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail
sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi informasi
yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit
tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit berupa
produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah
beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan diatas.
6. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar detail/
photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen
tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
7. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction, Technical
dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
a. Cara pelaksanaan dan pekerjaan dilakukan sesuai prosedur dan manual dari QMS (Quality
Management System)
b. Instalasi yang diserahkan dapat bekerja dengan baik tanpa mengurai atau menghilangkan
bahan – bahan atau peralatan – peralatan yang seharusnya disediakan walaupun tidak
disesuaikan secara nyata dalam buku ini atau tidak dinyatakan secara tegas dalam gambar–
gambar yang menyertai buku ini.
c. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
d. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi ditetapkan selama 6 (enam) bulan
setelah barang diserahkan kepada Pemilik/Konsultan Pengawas, yang meliputi :
- Performance system secara keseluruhan.
- Pelatihan secara cuma-cuma terhadap Pemilik Gedung (Tenaga Teknik) terkait Cara
Pengoperasian Peralatan dan Maintenance Praktis sehingga menjadi operator yang
terampil.
e. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi kurang baik
maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut
sampai dapat berfungsi dengan baik.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor Pelaksana diwajibkan mengatasi segala kerusakan
yang akan terjadi tanpa adanya biaya tambahan biaya.
g. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah dilaksanakan masih merupakan
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sepenuhnya.
h. Apabila selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana tidak melaksanakan teguran dari
Pemilik/Konsultan Pengawas atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan, maka
pihak Pemilik/Konsultan Pengawas berhak menyerahkan perihal tersebut kepada pihak lain
atas biaya Kontraktor Pelaksana.
3. Klaim atau tuntutan.
a. Untuk segala macam pengadaan barang dan cara pemasangannya, Pemberi Tugas harus
bebas dari segala tuntutan/klaim atas hak–hak khusus seperti hak patent, lisensi dan
sebagainya.
b. Bila ada hal – hal seperti tersebut diatas, Kontraktor Pelaksana wajib mengurus dalam arti
menyelesaikan segala sesuatu perijinan/biaya/lisensi yang berhubungan dengan hal tersebut
diatas beban biaya ditanggung Kontraktor Pelaksana.
4. Untuk pekerjaan/pengadaan barang Kontraktor Pelaksana harus dapat menunjukkan :
a. Sertifikat Keaslian Barang ( Original )
b. Sertifikat Mutu dan Kualitas Barang ( Quality )
c. Sertifikat Keamanan ( Safety Inspector )
d. Sertifikat Welding Inspector
e. Garansi material, Service dan Sparepart serta Surat Dukungan dari Agen Tunggal di Indonesia
( Bermeterai cukup )
5. Hal – hal yang berkaitan tersebut diatas harus disertakan bukti data ( 1 kopi dilampiri Data Asli )
1. Selambat – lambatnya 2 ( dua ) minggu sebelum dimulai pelaksanaan dalam arti pemesanan barang
atau pembuatan barang/instalasi atau pemasangan, Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan
barang-barang yang diuraikan, antara lain :
a. Katalog, Data teknis dan test Report untuk persetujuan material.
b. Instalasi Instruction (Buku Petunjuk manual Pengoperasian) untuk persetujuan terhadap cara -
cara pemasangan.
c. Shop drawing untuk persetujuan terhadap rencana instalasi dan cara - cara peasangan yang
akan dilakukan/dikerjakan/dilaksanakan.
d. Contoh – contoh bahan dan barang - barang untuk persetujuan terhadap bahan dan barang-
barang yang diperoleh/didapat secara lokal seperti misalnya armature lampu, tabung lampu,
starter, saklar, kabel, pipa, pompa dan lain sebagainya sesuai dengan ketentuan dari Konsultan
Pengawas.
e. Yang selanjutnya kepada Pemilik/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2. Apabila tidak diperoleh persetujuan oleh suatu dan lain hal, maka Kontraktor Pelaksana harus
segera mengganti barang-barang tersebut dan diserahkan kepada Pemilik/Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan.
A.11. Pengecatan
1. Semua peralatan dan bahan yang dicat, yang menjadi lecet karena pengangkutan/pengapalan atau
pemasangan harus segera diperbaiki dan dicat dengan warna aslinya sehingga nampak seperti baru
kembali.
2. Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel atau seng yang di galvanis harus
dicat dasar dan cat finish.
3. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran
yang melekat.
4. Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat (zincromate) dan cat finish terdiri atas 2 lapis cat
copolymer.
5. Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan, penyimpanan dan
lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pihak
Owner.
6. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan standart.
A.14. Penjagaan
1. Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan di tempat
kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas, menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
A.17. Asuransi
Kontraktor Pelaksana harus mengasuransikan secara total semua peralatan dan material mulai dari
pabrik pembuatnya, pengiriman ke lapangan, selama di gudang penyimpanan, sampai peralatan tersebut
terpasang. Kontraktor Pelaksana juga harus mengasuransikan seluruh tenaga yang melaksanakan
pekerjaan di lapangan.
a. Kontraktor Pelaksana pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-
pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang
dilaksanakan dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan- persyaratan yang
berlaku.
b. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Hal ini termasuk pula peralatan khusus
yang diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Kontraktor Pelaksana.
c. Kontraktor Pelaksana instalasi ini harus melakukan semua testing dan commissioning yang
dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik
dan dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan
commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang
d. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana termasuk konsumsi daya listrik untuk testing.
e. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto ataupun
video dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
f. Pengujian Ulang
Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki bagian-
bagian yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada, kemudian melakukan pengujian
berhasil dengan baik.
2. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan laporan pengujian/sertifikat test untuk peralatan sistem
kepada Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil dengan baik dan dapat diterima
oleh Direksi/Konsultan Pengawas
4. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik dan telah
sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor Pelaksana diwajibkan menguji
seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah ditetapkan dalam peraturan/
Spesifikasi Peralatan.
5. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi/Konsultan Pengawas yang ditunjuk Jadwal
Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan bersama.
1. Penyerahan dan membuat Dokumen SLF oleh Konsultan Pengawas yang dibantu Kontraktor
Pelaksana
2. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.
a. Pada saat penyerahan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus:
Menyerahkan gambar-gambar jadi (as build drawing), dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk soft copy (dalam media Compack Disk/CAD Drawing) sebanyak 1
(satu) set kepada Pemberi Tugas dan kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set gambar jadi,
bila gambar dan data-data tersebut belum lengkap diserahkan maka pekerjaan Kontraktor
Pelaksana belum bisa diprestasikan 100 %.
b. Training
- Kontraktor Pelaksana harus memberikan training (teori dan praktek) mengenai cara
pengoperasian dan perawatan peralatan kepada minimal 3 orang petugas teknik yang
ditunjuk oleh pemilik sampai cakap menjalankan tugasnya.
- Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana training tersebut terlebih dahulu kepada
Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas dan mengajukan rencana pendidikan / training ini
kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas selambat-lambatnya 2 (dua) minggu
sebelum waktu pelaksanaan.
- Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab atas segala biaya yang diperlukan untuk
training tersebut.
c. Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog Suku Cadang
1) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas sbg berikut :
- 1 (satu) set Kertas Kalkir dan 5 (lima) set Cetak Biru, ukuran A1
- 1 (satu) set soft copy
2) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 (dua) set buku petunjuk operasional dan
perawatan peralatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor Pelaksana harus pula memberikan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan
perawatan peralatan yang terpasang yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemilik,
dan sebuah singkatan dari buku petunjuk harus dipasang dalam suatu kaca berbingkai
dan ditempatkan pada dinding dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk
Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas.
d. Gambar Terpasang, Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan serta Katalog Suku Cadang
1) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan gambar terpasang kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas sbg berikut :
- 1 (satu) set Kertas Kalkir dan 5 (lima) set Cetak Biru, ukuran A1
- 1 (satu) set soft copy
2) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 (dua) set buku petunjuk operasi dan
perawatan peralatan yang dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Pemberi Tugas dan
Konsultan Pengawas.
3) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 (dua) set buku catalog suku cadang dari
peralatan yang dipasang kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
e. Pemeliharaan dan Garansi:
- Kontraktor Pelaksana harus menggaransi semua peralatan dan instalasi yang dipasang
selama 1 (satu) tahun setelah serah terima pertama.
- Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang. Segala biaya penggantian perawatan
selama masa garansi merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
- Memberikan garansi terhadap seluruh peralatan yang disupply dan juga terhadap sistem,
minimal selama 1 (satu) tahun sejak serah terima kedua.
- Pemilik dibebaskan dari segala bentuk pembayaran atas segala kerusakan untuk selama 1
(satu) tahun sesudah serah terima.
- Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab untuk tetap dapat melakukan garansi
dengan memperhitungkan kedalam harga satuan sebagai resiko keterlambatan dalam
menyelesaikan pembangunan.
- Kontraktor Pelaksana wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang
atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan pabrik atau
pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah
proyek ini diserahkan terimakan.
- Kontraktor Pelaksana wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja selama
masa perawatan untuk mengoperasikan/merawat peralatan dan mendatangkan 1 (satu)
orang supervisor sekali seminggu untuk melakukan pemeriksaaan selama masa
pemeliharaan.
- Apabila terjadi gangguan dan atau kerusakan selama masa garansi, maka selambat-
lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam Kontraktor Pelaksana harus dapat mendatangkan
tenaga ahlinya untuk mengatasi gangguan tersebut setelah mendapatkan laporan/
konfirmasi dari pemilik proyek.
-
3. Perijinan.
a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk melaksanakan
instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana atas tanggungan dan biaya Kontraktor
Pelaksana.
b. Kontraktor Pelaksana harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang dipatenkan
serta kemungkinan tututan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini. Untuk hal ini
Kontraktor Pelaksana wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
c. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan semua perijinan atau keterangan resmi yang
diperoleh mengenai instalasi proyek ini kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas atau
pihak ditunjuk, sebelum penyerahan dilakukan.
d. Kontraktor Pelaksana harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan
melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
e. Kontraktor Pelaksana harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan. Dalam hal
ini, semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin tersebut.
1. Pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata Udara (Air Conditioning) secara lengkap termasuk alat
Bantu yang menunjang pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar perencanaan.
2. Sistem Ventilasi Mekanis secara lengkap termasuk alat Bantu yang menunjang pekerjaan tersebut
sesuai dengan gambar perencanaan.
3. Pekerjaan Ducting lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi berikut alat bantu yang menunjang
pekerjaan tersebut sesuai dengan gambar perencanaan.
4. Pemasangan instalasi lain yang belum tercantum didalam spesifikasi ini tetapi ada di gambar
perencanaan yang bersifat menunjang sehingga sistem berfungsi dengan baik sesuai dengan yang
direncanakan.
5. Pengaturan dan pengujian sehingga sistem instalasi tata udara dapat berfungsi dengan baik dan
sempurna sesuai dengan yang direncanakan.
6. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Pelaksana Pekerjaan
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat
rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail
sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi informasi
yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit
tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit berupa
produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah
beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan
diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan diatas.
7. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemakaian listrik dan air kerja yang menggunakan
fasilitas UB harus dalam tanggungan penyedia.
8. Seluruh personil yang terlibat dalam instalasi dan pengerjaan diharuskan mencantumkan identitas
dan juga menerapkan protokol kesehatan COVID 19 dan disertai pencantuman laporan harian dan
minggu dan setelah itu didokumentasikan.
9. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto ataupun video
dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
10. Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua yang
terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada pergantian harus
setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan jelas.
11. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan daftar
komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan gambar detail /
photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen
tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,
ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction, Technical
dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah
diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
Sistem pressurisasi masing-masing terdiri dari axial fan lokasi di lantai atap, cerobong udara dari
bata tahan api, grille instalasi di setiap dua lantai, dan perlengkapan kontrol lainnya.
a. Dengan pintu di lantai dasar dan pintu dimana kebakaran terjadi serta pintu satu lantai di atas
dalam keadaan terbuka, kecepatan udara di pintu tangga kebakaran diambil tidak kurang dari
80 m/menit = 1.3 m/s.
b. Dengan seluruh pintu dalam keadaan tertutup, tekanan untuk membuka pintu tidak lebih dari
110 Newton pada pegangan pintu.
Agar tekanan di dalam tangga kebakaran tidak melampaui batas tertentu yang akan
menyulitkan orang pada saat membuka pintu, maka dipasang pressure difference sensor
antara tangga kebakaran dan ruang dalam gedung dan sinyal ini secara otomatis akan
merubah frekuensi inverter dari fan.
Peralatan dalam sistem ventilasi udara meliputi axial fan,metal ducting dan grille, dimana konfigurasi
disesuaikan dengan aplikasi pada masing-masing kondisi ruangan.
Fire damper harus dipasang pada ducting supply dan relief grille untuk ruang panel/LVMDP untuk
mempertahankan integritas ruangan.
Fire damper harus dipasang pada setiap lantai agar api tidak menyebar ke setiap lantai.
b. Udara supply dari FCU/AHU didistribusikan ke ruang yang dikondisikan sampai mencapai
temperatur setting yang dikehendaki. Udara Luar (Fresh Air)
Kebutuhan udara segar didapat dengan menghisap udara luar untuk dialirkan ke dalam Pre-
Cooling System. Di Pre- Cooling System ini temperatur dan kelembaban udara liuar diturunkan
dan dijaga pada suatu kondisi tertentu untuk selanjutnya didistribusikan ke dalam ruang
tertutup.
Sistem ventilasi di ruang pompa dan ruang genset didesain bekerja pada saat kebakaran. Smoke
detector dilengkapi untuk mendeteksi apabila ada asap masuk ke dalam sistem dan diinterlock
dengan fan yang bekerja secara otomatis mematikan fan. Smoke detector dipakai tipe non-latching
type yang bekerja otomatis mematikan fan apabila mendeteksi asap dan secara otomatis pula
menghidupkan fan apabila tidak ada asap. Sistem toilet exhaust didesain bekerja pada saat
kebakaran terjadi untuk mengalirkan asap keluar dari area gedung.
B.4. Instalasi
1. Semua peralatan dan alat–alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara pemasangan yang
secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan
instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari perlatan ataupun alat bantu
tersebut.
2. Semua pondasi untuk perlatan dan motor, berukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian–
bagian perlatan maupun motor yang berada diluar pondasi (berat peralatan diartikan berat pada saat
dalam operasi).
3. Untuk semua peralatan seperti fan dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas atau dibautkan, atau
dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam saat beroperasi.
4. Semua peralatan dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk bisa diamati, termasuk juga
assesories pipa dan duct seperti valve, clean out, damper, filter, venting dll.
2. Spesifikasi Unit AC
Ketentuan umum standard produk dan pelaksanaan yang dipakai dalam spesifikasi ini adalah yang
telah memenuhi standard & merk internasional.
2) Filter Udara
- Filter udara harus berdasarkan standart National Bureau Of Standart Atmospheric Dust
Spot dan ASHRAE 52-76 Test Method.
- Filter harus dipasang dengan tipe yang mudah dibersihkan dan dicuci.
- Filter harus memiliki efisiensi penahan debu (Average Synthetic Duct Weight Air
Resistance) minimum 65 %, tahanan mula-mula maximum 2,5 mm pada kecepatan
udara 550 fpm.
c. Condensing Unit (Out Door Unit)
- Setiap casing condensing unit harus terbuat dari welded mild steel minimum ketebalan 1~1,2
mm dengan finishing epoxy – polyester power coating.
- Koil harus terbuat dari bahan material seamless copper tube dan sirip aluminium di bagian
permukaan luar pipa.
- Kompresor harus tipe scroll dan dilengkapi dengan overload protection.
- Fan harus tipe propeller.
- Refrigerant yang digunakan adalah R-410.
- Dudukan condensing harus dilengkapi dengan peredam getaran dari jenis rubber isolator.
d. Pipa Refrigerant
- Pipa refrigerant harus terbuat dari pipa tembaga yang dilengkapi dengan iisolasi panas dari
bahan closed cell polyethylene CFC-Free. Pada bagian luar isolasi harus dilapisi dengan
aluminium foil dan adhesive tape.
- Semua belokan pipa harus menggunakan elbow fitting dengan material yang sama dengan
pipa refrigerant.
- Material pipa refrigerant dan fitting harus pipa tembaga kelas L.menggunakan produk ex
Denji, Muler
e. Pipa Buangan Kondensat
- Pipa buangan kondensat harus terbuat dari bahan PVC kelas AW yang dilengkapi dengan u-
trap dan isolasi panas dari bahan closed sell polyethylene CFC-Free.
- Pipa PVC Class AW (Standard JISK 6742) dengan diameter sesuai gambar rencana, ex.
Rucika serta Vinilon atau setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
f. Pengabelan
Pengabelan jenis kabel NYY dari evaporator blower ke condensing unit harus termasuk lingkup
pekerjaan ini, produksi Supreme, Kabelindo atau setara dengan persetujuan Direksi Lapangan.
3. FAN
a. Persyaratan Umum
- Fan yang dipasang harus telah di test dipabrik factory built dan telah di test di pabrik
pembuatnya sekurang-kurangnya mengikuti standar ANSI/AMCA 210-85 dan
ANSI/ASHRAE Standart 51-1985.
- Fan harus telah di balance secara dynamically mengikuti standar AMCA 204/3.
- Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam operasinya, dan
dalam batas–batas yang normal. Bilamana ternyata noisenya tinggi harus diberi Noise
Silencer tanpa adanya pekerjaan biaya tambah.
- Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar harus diberi kawat nyamuk (outlet) yang
bias dibersihkan dan dibuka.
b. Material
Fan yang dipasang lengkap dengan casing terbuat dari material mild steel atau galvanize steel.
Blade terbuat dari glass-reinforced polypropylene (ppg), glass-reinforce polyamid (pag) atau
aluminium.
c. Motor Fan
Motor fan harus dengan insulasi klas F IP 54. Motor dilengkapi dengan starter type DOL untuk
motor sampai dengan 3 kW atau star delta untuk motor yang lebih dari 3 kW.
d. Peredam Getaran
Fan harus dilengkapi dengan peredam getaran sesuai dengan skedul peralatan terlampir.
b. Penggunaan
Penggunaan bahan untuk saluran udara didasrkan pada kondisi kecepatan udara maximum
2500 fpm dan tekanan statik maximum 3 inch wg ( 750 Pa ), menggunakan bahan yang sesuai
dengan tabel dibawah ini :
Duct /penguatan
dan gantungan
(cross broken).
f. Belokan
- Belokan harus merupakan bagian terpisah dan dihubungkan dengan duct (cerobong udara)
dengan menggunakan sambungan flens. Elbow (belokan) harus merupakan long radius
yang dilengkapi dengan guide vanes (sudu pengarah) didalamnya.
- Belokan harus dibuat dengan rasio (r/d) = 1,5. Jika kondisi lapangan tidak memungkinkan,
belokan boleh dibuat dengan konstruksi belokan patah dan harus dilengkapi dengan sudu
pengarah dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
g. Percabangan
Percabangan harus dibuat sesuai dengan gambar perencanaan dan dilengkapi dengan splitter
damper yang dapat diatur dan dikunci. Konstruksi bagian splitter damper harus sedemikian rupa
sehingga tidak terjadi kebocoran ditempat penembusan engsel.
h. Sambungan Lentur
- Sambungan lentur harus dibuat sesuai dengan BS.476, tahan terhadap tarikan fan, getaran
fan dan harus kedap udara.
- Jarak antara 2 (dua) ujung yang disambung dengan sambungan flexible adalah 15 cm, dan
tidak menimbulkan kebocoran pada sambungan.
- Bahan sambungan lentur yang digunakan adalah jenis Double sheet cloth (canvas / terpal)
atau Deklit tebal minimum 0,65 mm
i. Perekat Cerobong Udara
Cerobong udara harus diberi perekat dari jenis fire resistance duct sealer untuk mendapatkan
saluran udara yang kedap terhadap kebocoran.
j. Sudut Pengarah
Sudu Pengarah harus dari jenis double wall vanes dengan bahan dari galvanized steel atau
alluminium dan dibuat secara shop fabricated.
k. Splitter Dampers
Splitter damper harus BJLS 100 dengan self locking operating assy (threaded swivel assy on
threaded steel road). Sambungan batang dengan pelatnya harus dengan universal joint.
5. Louvers
a. Louvers harus terbuat dari bahan aluminium dan besi galvanis yang di cat anti karat dan
dilengkapi dengan rangka dan birds screen.
b. Efektif luas permukaan minimum harus 80 % dari total luas cerobong udara.
c. Sisi-sisi ujung dari louvers yang dipasang pada dinding luar harus dilengkapi dengan penahan
air hujan sehingga tidak akan terjadi percikan air hujan yang masuk / mengalir kedalam saluran
udara.
6. Exhaust Air Grille
a. Bentuk dan ukuran exhaust air grille harus sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi
teknis.
b. Exhaust air grille harus terbuat dari bahan aluminium yang dicat powder coating dan dilengkapi
dengan kotak, rangka, sponge rubber gasket untuk mencegah kebocoran, jenis adjustable
double deflection yang dilengkapi dengan volume damper dari jenis group operated, opposed
blade adjustable type yang diatur dengan kunci melalui sisi muka.
7. Roof Thermal Insulation
a. Roof thermal insulation harus dipasang di bawah plat lantai atap yang kearah dalam bangunan.
Roof thermal insulation harus terdiri atas : thermal insulation, spindle pin, wire mesh stainless
steel, aluminium foil, dan peralatan pendukung lainnya.
b. Bahan Thermal Insullation
Bahan isolasi ialah glass wool dengan koefisien perpindahan panas maksimum 0,23 Btu/hr
pada 75 oF sesuai dengan spesifikasi ASTM 166 dan harus tahan api.
c. Aluminium Foil
Aluminium foil yang dipasang pada instalasi cerobong udara adalah sbb:
- Material Alluminium foil adhesive Kraft paper Fire retardant adhesive Fibreglass
reinforcement.
- Type : Double sided fire retardant
- Specific Weight : 410 g/m2
- Reflectifity : 0.95
- Vapour Trans : 0.013 ng/NS ASTM E-96 uncreased.
d. Pipa refrigerant
- Kontraktor Pelaksana harus memasang pipa refrigerant pada masing-masing unit sesuai
dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
- Pipa refrigerant harus dilengkapi dengan isolasi. Permukaan pipa harus dibersihkan terlebih
dahulu sebelum pemasangan isolasi. Pemasangan isolasi harus rapih sedemikian rupa
sehingga tidak terlihat isolasi pipa yang bergelombang, sehingga dihasilkan bentuk
permukaan isolasi dengan ketebalan yang seragam.
- Pada bagian luar isolasi harus dilapisi dengan aluminium foil dan adhesive tape.
Pemasangan pipa refrigerant harus dilengkapi dengan gantungan pipa dan klem-u.
- Untuk pipa refrigerant yang dipasang di atas permukaan atap harus dilengkapi dengan
perforated pipe tray lengkap dengan tutup pelindung.
- Semua pipa yang menembus lantai, dinding, atap dan lain-lain diberi selubung dan lapisan
karet dan galvanized steel gauge 2”. Rongga antar pipa dan selubungnya harus ditutup
rapat.
- Sambungan pipa sampai dengan dia. Sampai 50 mm adalah sambungan ulir.
- Sambungan pipa diatas dia. Sampai 65 mm adalah sambungan flens / las.
- Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalam dari kotoran yang melekat.
- Pemotongan pipa harus menggunakan cutter.
- Setiap sambungan ( flens/las ) harus dibersihkan dari kerak – kerak dan setelah itu langsung
dimeni/zinc chromat.
- Untuk sambungan ulir harus menggunakan seal tape utnutk menghindari kebocoran.
2. Fan
a. Umum
Kontraktor Pelaksana harus memasang semua fan sesuai dengan gambar perencanaan dan
spesifikasi teknis ini. Fan yang dipasang harus factory built lengkap dengan motor penggerak
dan starternya.
c. Peredam Getaran
Fan harus dipasang lengkap dengan peredam getaran sesuai dengan spesifikasi teknis.
Baja siku yang digunakan untuk penguatan saluran udara harus mengikuti ketentuan seperti
pada tabel berikut :
(mm) (mm)
s/d 12 25 1,200
13 – 18 25 900
19 – 30 30x30x3 900
31 – 42 40x40x5 900
Saluran (inch)
Semua besi penguat dan gantungan yang terpasang harus dicat dengan cat dasar (prime
coating) dan setelah itu dicat sesuai dengan spesifikasi pengecetan.
f. Tikungan (Elbow)
Tikungan harus merupakan bagian terpisah dan dihubungkan dengan duct lainnya dengan
menggukan flens. Elbow harus merupakan long radius yang di lengkapi dengan guide vanes
(pengarah) didalamnya.
g. Perubahan Arah
Jika terjadi perubahan arah (run) dan ukuran harus mendapat persetujuan Direksi / Konsultan
Pengawas.
h. Pencabangan
Pencabangan harus dilengkapi dengan splitter damper dan harus dibuat sesuai dengan gambar
perencanaan. Konstruksi bagian splitter damper harus sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
kebocoran ditempat penembusan engsel, Diffuser harus dilengkapi dengan damper yang dapat
disetel. Konstruksi damper harus sedemikian rupa sehingga dapat bekerja dengan baik.
i. Hanger/support
Jarak maximum antara gantungan adalah 180 cm, untuk ukuran duct sampai 40", 40" ke atas
jarak gantungan 90 cm. Konsultan Pengawas dapat menentukan jarak-jarak yang lebih pendek
bilamana pada tempat tertentu dipandang penting sehubungan dengan kekuatan, defleksi duct
yang memungkinkan terjadinya kebocoran pada sambungan-sambungan dan lain-lainnya.
Konstruksi dari gantungan tersebut sesuai dengan gambar perencanaan, terdiri dari besi beton
3/8" besi siku dengan ramset. Support harus dapat di stel sehingga ketinggian duct bisa dibuat
rata atau dirubah menurut keadaan lapangan. Semua support harus dicat dasar untuk
mencegah karat.
k. Lubang pengetesan
Kontraktor Pelaksana harus membuat lubang pengetesan (test connection) pada setiap duct
utama serta tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
m. Turning Vanes
Turning Vanes harus dipasang pada setiap belokan, pencabangan dan lainnya sesuai dengan
gambar dokumen.
Pemasangan Isolasi
a. Semua pemasangan isolasi harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar dokumen.
b. Bagian Roof harus dibersihkan dahulu dari segala jenis kotoran sebelum dilakukan
pemasangan roof thermal insulation.
c. Spindle pin dipasang dengan menggunakan perekat sesuai dengan petunjuk pabrik
pembuatnya. Setelah itu baru dipasang roof thermal insulation. Kemudian dipasang aluminium
foil dan/atau glass cloth serta diakhiri dengan pemasangan wire mesh.
4. Pembersihan
Instalasi dan peralatan lainnya harus dibersihkan dari segala kotoran, debu, lemak dan lain-lain
sebelum system dijalankan.
5. Identifikasi Peralatan
a. Kontraktor Pelaksana harus memberi identifikasi pada semua peralatan dengan menggunakan
cat.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan rencana pengidentifikasian peralatan kepada Pemberi
Tugas dan Konsultan Pengawas untuk disetujui.
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah barang
diserahkan kepada pemilik.
3. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi/barang yang rusak atau berfungsi kurang
baik maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan tersebut
sampai dapat berfungsi dengan baik atas biaya Kontraktor Pelaksana .
B.10. Lain - Lain
C. INSTALASI PLUMBING
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai uraian pekerjaan instalasi air bersih.
2. Lingkup pekerjaan
Pemasangan pipa distribusi dari PDAM ke Tandon Existing Kap 70m3, dan di salurkan ke roof
dengan mengunakan pompa transfer dan di distribusikan ke alat-alat penerimaan (kran–kran) dalam
bangunan lengkap dengan sambungan-sambungan dan perlengkapan yang diperlukan sesuai
dengan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
3. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana, meliputi pengadaan, pemasangan dan
pengujian secara sempurna dan terpadu sehingga merupakan sistem supply air bersih yang
berfungsi dengan baik.
b. Pengadaan Pompa Tranfers 1 unit dengan cap.21.m3/h dan head 23,6 meter lengkap dengan
assesorisnya .(sesuai dengan pompa exsisting) . Serta Memodifikasi hydeer pompa sesuai
gambar .
c. Pengadaan dan pemasangan tandon atas dengan cap.10 m3.lengkap dengan assesorisnya
sesuai dengan gambar .
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan air bersih beserta perlengkapannya
harus sesuai dengan gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.
e. Prosedur pekerjaan pemasangan pipa instalasi air bersih harus seijin/disaksikan oleh Direksi/
Konsultan Pengawas.
f. Persyaratan pemipaan air bersih, meliputi :
- Bahan pipa yang dipakai untuk instalasi air bersih adalah pipa Polypropylene Random (PPR)
Class PN 10, disamping itu semua fitting, elbow harus terbuat dari bahan yang sama dengan
pipa air bersih.
- Pipa dipasang lurus, dan untuk pipa tegak lurus benar-benar vertikal. Jalur pipa sesuai
dengan gambar rencana. Pelaksanaan pemasangannya harus menyesuaikan kondisi
lapangan dan kontraktor harus membuat shop drawing dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
- Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan fitting pembantu (elbow), begitu pula
dengan percabangan harus dengan tee atau cross-tee sesuai kebutuhan, pembengkokan
pipa tidak diperkenankan.
- Sambungan pipa pada umumnya dipergunakan sambungan ulir (screwed), penyambungan
dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi red lead cement, memakai pintalan atau pita
merupakan sambungan yang kedap udara maupun kedap air. Ulir harus dibersihkan dari
jerami-jerami bekas pembuatan ulir.
- Pemasangan instalasi pipa tidak diijinkan menembus kolom, balok atau struktur utama tanpa
ada persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- Untuk pipa-pipa yang menembus atap, Kontraktor Pelaksana diwajibkan menyediakan
Flashing yang terbuat dari timbel (lead) dengan ukuran dan ketebalan yang memadai.
- Selama pemasangan instalasi pipa berjalan Kontraktor Pelaksana harus menutup ujung pipa
yang terbuka guna mencegah masuknya kotoran.
- Semua pipa PPR yang terkena sinar matahari harus diperi pelindung .
4. Sistem Instalasi Air Bersih
a. Instalasi pemipaan lengkap dengan perlengkapannya harus mampu menyalurkan air bersih
dengan laju aliran yang cukup dengan kecepatan aliran tidak lebih dari 2 m/s.
b. Tekanan pelayanan minimum pada masing-masing titik adalah minimum 0,8 bar dan maksimum
3,5 bar.
c. System pompa tranfer sebagai berikut : 1 pompa untuk melayani tower 1 (satu) sedangkan
pompa 2 dipakai untuk melayani tower 2 (dua) ,sedangkan pompa yang satu lagi dipakai
sebagai cadangan .
5. Penyangga Pipa
Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus. Penyangga pipa
dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban yang harus dipikul dan jumlah
deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt yang dipakai disesuaikan dengan ukuran
pipa dan digalvanis.
6. Sambungan pipa
Semua sambungan menggunakan ulir dan fleus dari jenis resipace kecuali untuk pipa dengan
ukuran 2“, menggunakan sambungan ulir dari socket. Untuk sambungan flues harus diberi gaskeet
dari jenis coprosed asbetos yang berpenguat kawat sedangkan untuk sambungan ulir harus diberi
bahan anti bocor (seal tape). Untuk air bersih harus menggunakan seal tape dari bahan yang tidak
membahayakan kesehatan. Flens dan fitting yang digunakan dari class 10 kg.
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail
sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit berupa
produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan
telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan
diatas.
j. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan
daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan
gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya.
Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas
masing-masing 1 (satu) set.
Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction, Technical
dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy
telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
k. Valve/katub harus mempunyai spesifikasi :
1) Gate Valve
- Body : Bronze
- Steam : Brass
- Disc : Bronze
- Class : 125
- Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa
(125 psi) Saturated Steam
2) Strainer
- Body : Lead – Free Bronze
- Stem : SUS304
- Class : 10 K
3) Swing Check Valve
- Body : Bronze
- Pin : Brass
- Disc : Bronze
- Class : 125
- Service Condition : 1.37 MPa (200 psi) WOG non-shock, 0.86 MPa (125 psi)
Saturated Steam
l. Fleksibel Joint
- Operating Pressure : 16 kg/cm²
- Burst Pressure : 60 kg/cm²
- Vacuum Rating : 650 mm/Hg
8. Spesifikasi Pompa Air Bersih
a. Pompa Transfer (dari Tandon bawah ke Tandon Atas)
- Horizontal centrifugal multi-stage pump.
- Multi-stage centrifugal pump with axial suction port and radial discharge port close-coupled
with a three-phase motor.
- Pump and motor are mounted on a common baseplate.
- The pump has a mechanical shaft seal.
- Impellers, intermediate chambers and shaft are made of stainless steel. Suction and
discharge chambers are made of Cast iron.
b. Pompa Booster (dari Tandon Atas ke distribusi lantai)
- Vertical, non-self-priming, multistage, in-line, Booster pump papket inverter for installation in
pipe systems and mounting on a foundation.
- Impellers and intermediate chambers are made of stainless steel
- Pump head and base are made of Cast iron.
- The shaft seal has assembly length according to DIN 24960.
- Power transmission is via cast iron split coupling.
- The motor is a 3-phase AC motor.
1. Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifiksasi teknis mengenai pekerjaan instalasi air bekas, kotoran dan
penghawaan.
2. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemakaian listrik dan air kerja yang menggunakan
fasilitas UB harus dalam tanggungan penyedia.
3. Seluruh personil yang terlibat dalam instalasi dan pengerjaan diharuskan mencantumkan identitas
dan juga menerapkan protokol kesehatan COVID 19 dan disertai pencantuman laporan harian dan
minggu dan setelah itu didokumentasikan.
4. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto ataupun video
dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
5. Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua yang
terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada pergantian harus
setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan jelas.
6. Lingkup Pekerjaan
a. Saluran pembuangan dari bak cuci kamar mandi dan dapur ke sumur resapan/kesaluran keliling
bangunan.
b. Saluran pembuangan dari wastafel ke sumur resapan/kesaluran keliling
c. Saluran pembuangan dari sink pantri/dapur harus dilengkapi dengan grease trap portable
sebelum dibuang ke resapan .
d. Saluran pembuangan dari kloset ke septic tank (IPAL) Saluran penghawaan instalasi
pembuangan seperti dalam gambar perencanaan.
7. Uraian Pekerjaan
a. Tugas yang harus dikerjakan oleh Kontraktor Pelaksana, meliputi pengadaan, pemasangan dan
pengujian secara sempurna dan terpadu, sehingga merupakan sistim saluran air bekas, kotoran
dan penghawaan berfungsi dengan baik.
b. Penyambungan dari bak kontrol (baru) ke ipal baru yang berkapasitas 35 m3/h disertai
penyambungan Pipa riser di shaft (pipa Air bekas ,kotor dan Vant.) ke IPAL.
c. Pengadaan dan pemasangan bio filter (IPAL) Kapasitas 15 m3 beserta instalasi dan
assesorisnya .
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem saluran air bekas, kotoran dan penghawaan
beserta perlengkapannya harus sesuai dengan gambar rencana.
e. Prosedur pekerjaan pemasangan saluran air bekas dan kotor harus seijin/disaksikan Konsultan
Pengawas
8. Material/Bahan Yang Dipakai
a. Pipa PVC Class AW (Standard SNI) dengan diameter sesuai gambar rencana, produksi
pabrikan dengan persetujuan Direksi Lapangan.
b. Fitting-fitting untuk penyambungan terbuat dari bahan dan produksi yang sama.
c. Floor drain bak cuci meja laboratorium dari bahan stainless steel, produksi ex. Toto dengan
persetujuan Direksi Lapangan.
9. Cara Pemasangan
a. Umum
1) Kontraktor Pelaksana harus memasang semua peralatan dan instalasi plambing sesuai
dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis ini.
2) Gambar perencanaan hanya menjelaskan jalur dan penempatan secara umum. Semua
detail dan perletakan yang sebenarnya harus dibuat dalam bentuk gambar kerja oleh
Kontraktor Pelaksana dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
3) Pemasangan Pipa :
- Pipa harus dipasang dengan jarak yang cukup terhadap balok, kusen jendela, rangka
langit-langit dan lainnya sehingga terdapat ruang atas yang cukup untuk pemeliharaan
pipa, fitting serta peralatan lainnya.
- Bila tidak diperoleh ruangan yang cukup untuk pipa tersebut, Kontraktor Pelaksana
harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk mendapat
penyelesaian.
- Ketinggian langit-langit, dimensi balok, dimensi kolom, dimensi shaft dan lain-lain
dicantumkan secara jelas pada gambar arsitektur, finishing dan gambar struktur.
- Sistem sambungan harus dilengkapi dengan peralatan yang berfungsi untuk mengatasi
gerakan-gerakan thermal dan/ atau gerakan-gerakan akibat aliran fluida pada tempat-
tempat tertentu dengan sistem sambungan swing, flexible expansion loop dan lainnya.
- Pemipaan untuk peralatan/mesin harus ditopang secara terpisah sehingga tidak
membebani unit mesin/peralatan tersebut, dan jika diperlukan harus disertai peredam
getaran.
b. Pemasangan dan Penyambungan Pipa Dalam Bangunan
1) Pipa Tegak
- Pipa tegak harus disangga dengan besi kanal dan diikat dengan klem-U yang
dilengkapi dengan landasan kayu dan mur-baut. Jarak antara penyangga maksimum 3
meter.
- Pipa tegak dalam tembok yang menuju alat plambing harus dipasang baik. Kontraktor
Pelaksana harus membuat jalur pipa dan lubang-lubang yang diperlukan pada tembok
sesuai dengan kebutuhannya. Setelah pipa dipasang dan diuji terhadap kebocoran,
maka alur dan lubang harus ditutup kembali dengan rapi.
- Untuk menghindari kebocoran, disetiap lubang dimana menembus lantai beton atau
dinding harus diberi bahan Waterprofing untuk semua ujung pipa harus diberi “Cap”
yang tidak memungkinkan adanya kebocoran.
- Untuk memudahkan pemeliharaan dikemudian hari, semua fitting TY yang dilengkapi
dengan Clean Out (seperti pada gambar rencana), pada dasarnya harus ditarik ke atas,
sampai permukaan lantai (finishing floor level), diakhiri dengan mempergunakan Clean
Out. Jika terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya, karena kondisi lapangan,
Kontraktor Pelaksana bisa mengajukan alternatif lain dengan persetujuan Direksi
Lapangan.
2) Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan menggunkan penggantung. Sedangkan yang berada di atas lantai pipa diberi
penyangga yang dilengkapi dengan klem-U.
- Persyaratan penyangga dan penggantung pipa harus sesuai dengan table di atas.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi dengan
pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung. Persyaratan
penggantung harus sesuai dengan table di BAB selanjutnya. Pipa mendatar harus
dipasang dengan kemiringan/slope sekitar 1% - 2%.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.
3) Penyambungan Pipa
- Pipa PVC dengan diameter 3” ke atas harus disambung dengan rubbering joint.
- Pipa PVC kurang dari dia. 2 ½” disambung dengan solvent cement.
- Setiap cabang harus menggunakan fitting yang mempunyai sudut-sudut 45 derajat.
- Setiap sambungan pipa PVC harus dibersihkan dulu pipa PVC nya, sebelum
dilaksanakan penyambungan.
- Khusus untuk perpipaan air kotor, sambungan pipa ke soil stack dan septic tank diberi
kemiringan ¼ inchi/feet. Sambungan selain ke WC dilengkapi dengan siphon yang
mempunyai ketinggian seal trap antara 2 – 4 inchi .
4) Pipa Dalam Tanah
- Pipa distribusi yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus
ditanam dengan kedalaman kurang lebih 80 cm yang diukur dari bagian atas pipa
sampai permukaan tanah atau lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih dahulu
kemudian diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa diletakkan di sekeliling
dan di atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, kemudian diurug dengan
tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu hal, maka pipa
pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton bertulang minimal
setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak sampai
bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Disekitar fitting pipa harus dipasang blok penguat dari beton agar fitting-fitting tersebut
tidak bergerak jika terjadi penekanan oleh beban di atasnya.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
5) Penyangga dan penggantung pipa.
- Gantungan pipa harus dipasang sesuai dengan ketentuan di atas.
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang pipa disangga dengan
baik dan jarak antara pipa yang lain tidak kurang dari 100 mm. Selama pemasangan
ujung pipa yang terbuka harus ditutup.
6) Lain – lain.
Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi cukup memberi
petunjuk jalur pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan perpipaan harus dibuat sedemikian
rupa sehingga bebas dari penyusutan dan pemuaian yang akan mengakibatkan kerusakan
pada pekerjaan/bagian lain. Harus diprbaiki bahwa perpipaan disusun sedemikian rupa
sehingga kelihatan rapi dan lurus.
c. Sambungan Ulir
1) Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan menggunakan alat
potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak menyebabkan perubahan
diameter pipa.
2) Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS. 21. atau
ANSI B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan menggunakan pelumas red
load dan linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak beracun.
3) Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :
Nominal Diameter Panjang Efektif Ujung
(mm) (inch) Berulir
(mm)
15 ½ 15
20 ¾ 17
25 1 19
32 1½ 22
50 2 26
65 2½ 30
80 3 34
100 4 40
125 5 44
150 6 48
4) Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
5) Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran
atau sejenisnya.
d. Sambungan Flens (Flange)
1) Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan tebal
minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
2) Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung pipa
harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
3) Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan kotoran
atau sejenisnya.
e. Pemasangan Alat Ukur
1) Kontraktor Pelaksana harus memasang alat ukur pada instalasi pipa dengan
menggunakan fitting alat ukur.
2) Pada instalasi pemipaan harus disediakan dan dipasang fitting untuk penempatan alat ukur
yang tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting.
3) Semua alat ukur yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan harus dipasang
dengan benar dan simetris.
f. Sambungan Pipa dengan Bahan Yang Berbeda
Diameter ukuran 3” atau lebih besar harus menggunakan sambungan flens, sedangkan
diameter 2 ½” atau lebih kecil menggunakan sambungan ulir.
g. Sambungan dengan peralatan
Sambungan dengan peralatan harus menggunakan sambungan union atau flens. Sambungan
tersebut harus dipasang pada kedua sisi peralatan.
6) Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran (Vibration
Eliminator).
l. Penembusan Pipa
1) Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung (sleeve) yang
diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan menembus dinding.
2) Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau Polyethlene atau
Polybutane atau Tembaga.
3) Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
m. Pembersihan
Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
1) Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
2) Semua bagian peralatan yang terlapisi Chromium atau nikel harus digosok hingga
mengkilat.
3) Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari segala
macam kotoran.
4) Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yang kotor akibat pemasangan pekerjaan
plumbing.
5) Semua bagian luar dari peralatan.
n. Penandaan Pipa
1) Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis.
2) Kontraktor Pelaksana harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih dahulu
pada masing-masing pipa, sebelum cat akhir.
3) Pewarnaan Pipa
4) Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur). Pada
setiap jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi penamaan pipa
(simbol pipa) dan penunjuk arah aliran.
No Fungsi Warna
4. Kontraktor Pelaksana harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan
2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pengujian, Kontraktor Pelaksana menyerahkan
jadwal dan cara pengujian tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Seluruh
biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan laporan pengujian/sertifikat test untuk
peralatan sistem kepada Konsultan Pengawas.
6. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik.
7. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik
dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor Pelaksana
diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah
ditetapkan dalam peraturan/Spesifikasi Peralatan.
8. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Direksi/Konsultan Pengawas yang
ditunjuk. Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas
persetujuan bersama.
9. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui
pada saat Pemeriksaan/Pengujian harus segera diganti dengan yang baru/
disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang ada.
10. Pengetesan harus dilakukan selama minimal 2 x 24 jam.
11. Contoh Format Form Hasil Pengetesan Plumbing (SNI 03-7065-2005):
No. Uraian Lokasi Tekanan Kerja Tekanan Kerja Hasil
Minimal Pengukuran
Kran
3. Lantai 1 0,7 kg/cm2
Kran
4. Lantai 2 0,7 kg/cm2
Kran
5. Lantai 3 0,7 kg/cm2
Kran
6. Lantai 4 0,7 kg/cm2
Kran
7. Lantai 5 0,7 kg/cm2
Pompa
8. Lantai 5 0,7 kg/cm2
Booster
12. Pengujian untuk instalasi air bersih dan kotor juga diharuskan ada pengetesan glontor
dan tekan serta rendam dengan tekanan test pengujian minimal 5 bar. Test harus
dilakukan minimal 2x 24 jam dalam pengerjaannya.
13. Contoh Format Form Hasil Pengetesan glontor dan tekan (SNI 03-7065-2005):
14. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan terhadap kebocoran (tekanan hydrostatis)
b. Hasil pengetesan terhadap peralatan (kinerja pompa).
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain-lain.
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah
barang diserahkan kepada pemilik.
1. Mempunyai surat ijin kerja Instalatir Listrik (SIKA) tahun kerja yang berlaku dengan Pass.
Instalatir Kelas C. dari Instansi terkait.
2. Mempunyai Tanda Lulus Prakualifikasi (Tanda Daftar Rekanan) untuk tahun kerja yang
masih berlaku, sesuai dengan KEPPRES nya.
3. Sudah berpengalaman dan dapat menunjukkan Surat Kemampuan Pengalaman Kerja
dalam mengerjakan pekerjaan yang sejenis.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa
lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar atau sesuai
dengan ketentuan diatas.
8. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Kontraktor Pelaksana harus
menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap
dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
9. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor Pelaksana dan Konsultan
Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4
(empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
3. Karakteristik panel :
a. Tegangan kerja : 220-415 Volt (maksimal 500 volt)
b. Tegangan Uji : 3.000 Volt
c. Tegangan Uji impuls : 20 Kv
d. Frekuensi : 50 Hz.
4. Panel harus dilengkapi dengan master key.
5. Setiap panel harus dilengkapi dengan label, yang memberi nama pada setiap panel,
misalnya SDP (Panel Utama Tegangan Rendah) dan sebagainya.
6. Untuk Panel Distribusi harus dilengkapi dengan peralatan ukur dan meter ukur Type
“Moving Iron Type” dengan ukuran yang proporsional dan peralatan lain misalnya lampu
Indikator dan Minifuse.
7. Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan, harus disediakan lubang ventilasi dengan
dibagian dalamnya diberi plat / lapisan pelindung, sehingga dapat dicegah kemungkinan
terjadinya tusukan secara langsung terhadap bagian-bagian dalam panel yang
bertegangan.
8. Konstruksi dalam panel-panel serta tata letak komponen harus diatur sedemikian
sehingga, apabila perlu dilaksanakan perbaikan perbaikan, penyambungan kabel ke
terminal CB dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu komponen yang lain.
9. Pengaturan komponen panel, posisi dan ukuran ventilasi harus tidak menyebabkan
temperatur didalam panel 5 derajat lebih tinggi dari urara diluar panel.
10. Untuk pemasangan kabel incoming dan outgoing harus disediakan terminal penyambung
yang disusun rapi dan ditempatkan pada lokasi yang tepat dalam arti kata pada bagian
panel dimana kabel incoming itu datang dan kabel outgoing itu meninggalkan panel.
11. Panel jenis Free Standing dipasang pada lantai kerja dengan lokasi seperti pada gambar
perencanaan. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan konstruksi baja dan
harus diperkuat dengan mur baut atau dinabolt sehingga tidak akan berubah posisi oleh
gangguan mekanis.
12. Panel jenis wall mounting dipasang flush mounting pada dinding tembok dengan lokasi
sesuai Gambar perencanaan. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat dengan
baut tanah (anchor bolt) sehingga tidak tidak akan rusak oleh gangguan mekanis.
13. Box panel dan semua material yang bersifat konduktif yang berada disekitar panel harus
dihubungkan ke sistem pengaman pentanahan gambar skema rangkaian listrik panel
harus dilengkapi dengan gambar-gambar skema rangkai listrik, lengkap dengan
keterangan mengenai bagian - bagian intalasi yang diatur oleh panel tersebut. Gambar
skema rangkai listrik dibuat dengan baik dan dilaminasi plastik. Ditempatkan pada panel
bagian dalam.
14. Panel mempunyai tutup bagian dalam dan pintu luar yang dilengkapi dengan kunci dan
handle pintu. Handle itu dipasang baik untuk tutup bagian dalamnya panel maupun tutup
bagian luar (pintu) panel.
15. Pada bagian diatas panel (dari ambang atas sampai dengan 12 cm dibawah ambang
atas panel) harus disediakan tempat untuk pemasangan lampu, indikator, fuse dan alat-
alat ukur. Bagian tersebut merupakan bagan terpisah dari pintu panel dan kedudukannya
menetap (fixed). Ukuran panel tidak mengikat dan dapat disesuaikan dengan ukuran
komponen yang dipilih dan standard pabrik pembuat.
16. Pada bagian dalam pintu panel harus digambarkan diagram sistim instalasi panel
tersebut secara lengkap dan baik serta harus dilaminasi.
17. Ukuran panel disesuaikan dengan kebutuhan sirkit atau disesuaikan dengan lapangan.
18. Perletakan komponen didalam panel harus mudah dilihat, mudah dilepas dan dipasang
pada saat penggantian komponen. Setiap kabel harus dipasang tanda warna phasa
(marking colour end cup).
19. Pembuat panel harus memperhitungkan kemampuan panel menahan arus hubung
singkat berdasarkan level arus hubung singkat yang mungkin terjadi (short circuit
prospective).
20. Setiap pintu panel harus disediakan tempat untuk menyimpan gambar/diagram panel.
Gambar diagram panel harus dibundel rapi dalam sampul plastik atau dilaminating.
21. Persyaratan Pemasangan :
a. Konstruksi, penempatan peralatan dan kabel harus rapi, kuat terpasang, aman dan
mudah diperbaiki.
b. Tiap–tiap panel harus ditanahkan dengan kawat BC/NYA dengan ukuran sesuai
dengan gambar perencanaan.
c. Panel-panel listrik baru adalah jenis In-door/outdoor type, terbuat dari plat baja.
d. Untuk type out-door ditambahkan konstruksi yang dibentuk sedemikian rupa
sehingga air hujan tidak dapat masuk.
e. Panel dipasang pada dinding dengan menggunakan Dynabolt 8 mm, konstruksi ini
disesuaikan dengan perlatan/komponen yang terpasang.
f. Semua bagian perlatan yang bertegangan harus mempunyai jarak yang cukup
dengan bagian peralatan yang lain. Apabila perlu harus diberi tambahan Isolator
untuk menghindari adanya hubung singkat.
g. Panel di cat dengan cat dasar (meni) tahan karat 2 kali cat akhir dari jenis cat bakar
2 kali yang tahan gores. Sebelum di cat, panel termasuk rangkanya harus
dibersihkan dari karat, bila perlu digunakan bahan kimia penghilang karat (RUST
REMOVER).
h. Panel harus dilengkapi mur-baut untuk terminal pentanahan, baut terminal harus
dilas penuh pada rangka panel. Ukuran mur-baut 3/8”.
i. Pintu Panel harus dihubungkan dengan rangka panel menggunakan kawat tembaga
Flexible (NYMHY 1 x 6 mm²) untuk pentanahan pintu panel.
j. Untuk masuk dan keluarnya kabel ke dan dari panel menggunakan wartel mur
sesuai ukuran kabel.
c. Instalasi tenaga
1) Yang dimaksud dengan instalasi tenaga adalah kabel yang menghubungkan
panel–panel daya dengan beban–beban stop kontak, peralatan tata udara
(exhaust fan, air conditioning) pompa–pompa listrik (pompa air bersih, pompa
kebakaran, pompa hydrant, pompa jockey, pompa bahan bakar) lift, dan lain–
lainnya sesuai dengan gambar perencanaan. Dalam instalasi daya ini harus
sudah termasuk outlet daya, condut, sparing, doos penyambung, doos
pemasang, dan peralatan–peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan instalasi daya.
2) Untuk pengabelan instalasi tenaga (Kabel Utama) :
a) Pemasangan kabel harus memenuhi persyaratan dari pabrik kabel dan
persyaratan umum yang berlaku.
b) Semua penarikan kabel harus menggunakan sistem roll untuk
memudahkan pekerjaan dan kabel tidak rusak karena tekukan dan
puntiran.
c) Sebelum penarikan kabel dimulai, pemborong harus menunjukkan kepada
konsultan Pengawas alat roll tersebut serta alat – alat lainnya.
2. Kabel–kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan standard yang berlaku yang
diakui di negara Republik Indonesia. Ukuran kabel untuk instalasi listrik yang digunakan
minimal harus sesuai dengan gambar Perencanaan dan sudah direkomendasi oleh LMK
a. Inti Tembaga
b. Ukuran minimum 2.5 mm2 kecuali untuk kabel control
c. Kabel harus dalam keadaaan baru, tanpa cacat dan bila perlu harus ada surat
keterangan dari distributor/pabrik.
d. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan cable mark yang jelas
dan tidak mudah hilang untuk mengidentifikasi arah beban.
e. Ketentuan pemberian tanda harus mengacu pada SNI 04-0225-2000 BAB 7.2.
f. Penyambungan :
1) Penyambungan kabel ke terminal panel/peralatan di semua bangunan adalah
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
2) Sambungan harus dilaksanakan dengan baik, cukup kuat/erat sesuai dengan
model terminal peralatan yang terpasang.
3) Penyambungan kabel kotak kontak atau kabel penerangan harus dilakukan
didalam kotak sambung. Kotak sambung harus terbuat dari bahan yang sama
dengan conduit dipasang tutup dengan skrup. Tutup kotak dengan cara clip
tidak diijinkan. Setiap sambungan harus memakai alat penyambung berupa las
dop.
4) Tidak diperkenankan melakukan penyambungan di dalam tanah ditengah
perjalanan kecuali apabila panjang kabel/saluran melebihi standard panjang
yang telah ditentukan oleh pabrik, kecuali memang ada pekerjaan
penyambungan kabel.
5) Apabila terpaksa dilakukan pernyambungan karena saluran lebih panjang dari
standar panjang pabrik maka sistem/cara penyambungan harus dibicarakan
dengan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
6) Semua penyambungan kabel pada kotak sambung menggunakan sambungan
puntir dengan lasdop tidak boleh menggunakan isolasi.
g. Pada setiap jarak maksimum 25 meter dan setiap belokan sepanjang jalur
penanaman kabel harus di pasang patok beton dengan tulisan ‘TR/TM’.
h. Semua kabel yang dipasang menembus dinding harus dipasang sleeve pipa
galvanized minimum 2,5 kali penampang kabel.
3. Pemipaan ( Konduit )
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum
digunakan pada bangunan tinggi adalah “Isolasi PVC High Impact (HI)” yang khusus
digunakan untuk instalasi penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi ex. Clipsal serta Legrand yang sudah
direkomendasi oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti
rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1 (satu)
konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2020) berlaku faktor
pengisian maksimum = 50 %.
Luas penampang luar kabel
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan pada
tembok harus menggunakan fischer dan sekrup, pemasangan dengan
menggunakan paku tidak dibenarkan. Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau
lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel untuk kabel berukuran 70 mm2 atau lebih harus
menggunakan hydraulic press kemudian di solder dengan timah pateri.
g. Sepatu kabel yang dipergunakan harus sesuai dengan besarnya kabel dan harus
yang berkualitas baik, standart .
4. Tahanan Isolasi
a. Tahanan isolasi kabel yang dipersyaratkan sesuai BAB 213 sub BAB 213.B.2 PUIL
2020 adalah minimum 1000 Ohm ( Ω) per satu volt tegangan nominal.
b. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa sehingga arus bocor
yang terjadi tidak melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel. Kecuali untuk
instalasi yang harus beroperasi pada keadaan darurat.
1. Kabel–kabel yang digunakan adalah kabel yang sesuai dengan fungsi dan lokasi
pemasangannya seperti table dibawah ini/sesuai dengan gambar Perencanaan :
1 2 3 4
Netral N Biru
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan kuning / hijau
(untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada ujung-ujung kabel harus diberi
isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir di atas.
3. Pelaksanaan penanaman galian pada kondisi khusus dimana penanaman kabel tidak
dapat dilaksanakan dengan kedalaman 1,20 meter, maka pelaksanaannya sebagai
berikut :
a. Minimum 0,80 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang dilewati
kendaraan .
b. Minimum 0,60 meter di bawah permukaan tanah, pada jalan-jalan yang tidak
dilewati kendaraan (pedestrian) dan diberi pelindung pipa galvanized dengan
penampang minimum 2,5 kali penampang kabel.
c. Pada kondisi dimana terdapat kabel PLN tegangan menengah/tinggi dan kabel
telekomunikasi maka kabel tanah harus ditempatkan di atas kabel PLN dengan
jarak minimum 50 cm.
d. Pada persilangan antara kabel tanah dan kabel lainnya harus diambil salah satu
tindakan pengamanan, kecuali jika salah satu kabel tanah yang bersilangan itu
terletak di dalam saluran pasangan batu, beton atau semacam itu yang mempunyai
tebal dinding sekurang-kurangnya 6 cm.
- Di atas kabel tanah yang terletak di bawah, harus dipasang tutup pelindung dari
lempengan beton (concrete tile) atau pipa beton atau sekurang-kurangnya dari
bahan tahan lama atau yang sederajat.
- Di atas kabel yang terletak di atas, dipasang pelindung beton, pipa beton belah
atau dari bahan lain yang cukup kuat tanah lama dan tahan api. Pipa belah ini
harus dipasang menjorok keluar sekurang-kurangnya 0,5 meter dari kabel yang
terletak di bawah diukur kabel sisi luar.
e. Pada tempat persilangan dengan kabel tanah telekomunikasi, kabel tanah harus
dilindungi pada bagian atasnya dengan pipa belah, plat atau pipa dari bahan
bangunan yang tidak dapat terbakar.
- Jika kabel tanah menyilang di atas kabel tanah telekomunikasi dengan jarak
lebih kecil dari 0,3 meter maka pada bagian yang menghadap ke kabel tanah
telekomunikasi dipasang alat/pipa dari bahan bangunan yang tidak dapat
terbakar. Perlindungan ini harus menjorok keluar paling sedikit 0,5 meter dari
kedua sisi persilangan.
- Pelindung kabel tanah tersebut baik pada kabel tanah tersebut maupun pada
kabel tanah telekomunikasi harus menjorok keluar paling sedikit 0,5 meter dari
kedua ujung tempat persilangan dan pendekatan itu.
- Kabel tanah telekomunikasi yang diletakkan di dalam jalur kabel dianggap telah
terlindung.
f. Kontraktor Pelaksana wajib mengembalikan galian tanah dalam keadaan semula
dengan seluruh biaya menjadi kewajiban Kontraktor Pelaksana.
4. Rak Kabel
a. Rak kabel digunakan untuk menunjang kabel-kabel utama (feeder cable), atau kabel
lainnya yang berada dalam jumlah yang cukup banyak.
b. Rak kabel umumnya buatan pabrik yang telah digalvanized dan dalam
pemasangannya harus dibumikan.
c. Dimensi rak kabel harus mencukupi kebutuhan kabel yang akan dilayaninya.
Seluruh kabel yang ada diatas rak kabel harus diikat dengan pengikat kabel (cable
ties).
d. Penyusunan kabel didalam rak harus secara rapi dan tidak saling menyilang.
5. Seluruh bahan metal tidak bertegangan (rak kabel, panel dll) harus ditanahkan secara
sempurna, pada sambungan rak kabel dimana sambungan tersebut tidak menggunakan
las maka kedua bagian rak harus ‘jumper’ dengan konduktor tembaga minimal
berpenampang 2,5mm2.
6. Untuk galian kabel yang melalui jalur kabel existing/lama harus dikerjakan dengan extra
hati-hati. Bila terjadi kerusakan pada kabel existing karena terkena peralatan gali (pacul,
ganco, dsb), Kontraktor Pelaksana harus mengganti kabel tersebut tanpa adanya
tambahan biaya, termasuk biaya perawatan pekerja yang mengalamai kecelakaan
hingga sembuh benar.
7. Pengurusan Ijin Instalasi Listrik kepada Instansi yang berwenang (PLN) merupakan
Pekerjaan dan Tanggung Jawab dari Kontraktor Pelaksana.
8. Motor
a. Motor dengan kapasitas sama atau lebih kecil 5,5 Kw yang distart secara langsung
atau Direct On Line (DOL) starters.
b. Motor dengan kapasitas lebih besar 5.5 KW distart secara star delta (Y-) starters.
350 Lumen
220 V
220 V
220 V
1600 Lumen
220 V
800 Lumen
220 V
220 V
Lampu TAMAN TIANG 12 watt
220 V
4. Pemipaan (Konduit)
a. Konduit digunakan untuk melindungi kabel yang ada didalamnya, yang umum
digunakan pada bangunan tinggi adalah “Isolasi PVC High Impact (HI)” yang khusus
digunakan untuk instalasi penerangan saja.
b. Pipa PVC HI yang dipergunakan produksi ex. Clipsal serta Legrand yang sudah
direkomendasi oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan bukti
rekomendasi tersebut.
c. Berhubung untuk instalasi penerangan hanya terdapat 1 (satu) kabel untuk 1 (satu)
konduit, maka sesuai Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 2020) berlaku faktor
pengisian maksimum = 50 %.
Luas penampang luar kabel
d. Pasangan kabel dalam pipa PVC HI pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
e. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau allumunium, pemasangan pada
tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan
paku tidak dibenarkan.Untuk kabel berpenampang 16 mm2 atau lebih harus
dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.
b. Outlet daya dan plug harus mempunyai spesifikasi minimal sebagai berikut :
Rated Voltage : 250 volt
c. Switches / Saklar
Saklar yang digunakan Produksi pabrikan dan sesuai dengan standard PLN atau
SII atau standard lain yang berlaku dan diakui di Indonesia. Saklar harus
mempunyai spesifikasi :
Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan Pengetesan / hasil pengujian
pemeriksaan. Apabila hasil pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus
o Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya. Dengan nilai sesuai dari katalog
lampu tersebut misalnya untuk lampu gantung maksimal bisa bdiberi arus 1,2 kali
lipat dari arus nominal dan tegangan rendahnya adalah 200 volt.
o Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub
pekerjaan pompa pompa. Dengan nilai sesuai dengan kapasitas motor listrik yang
bekerja disesuaikan dengan katalog dan atau buku manual.
o Test peralatan (beban) lainnya. Dengan nilai sesuai dengan kapasitas motor listrik
yang bekerja disesuaikan dengan katalog dan atau buku manual.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua
biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Kontraktor Pelaksana,
dengan schedule/pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas. Hasil test harus
mendapat pengesahan dari Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas. Selesai test
3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama
pekerjaan.
Panel PP
18 Elektronik 400 Volt AC 500 Volt DC 0,4 MΩ
Kabel PP Fire
System
19 400 Volt AC 500 Volt DC 0,4 MΩ
Panel PP Fire
System
20 400 Volt AC 500 Volt DC 0,4 MΩ
Kabel PP
Pump
Panel PP
18 Elektronik 380 Volt AC 420 Volt AC
Kabel PP Fire
System
19 380 Volt AC 420 Volt AC
Panel PP Fire
System
20 380 Volt AC 420 Volt AC
Kabel PP
Pump
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah
barang diserahkan kepada pemilik.
3. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi/barang yang rusak atau berfungsi
kurang baik maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti
peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik atas biaya Kontraktor Pelaksana
.
E. PROTEKSI PETIR
1. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor
Pelaksana diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar
ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat
manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak jelas cukup detail
sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa
lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar atau sesuai
dengan ketentuan diatas.
2. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan
daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi dengan
gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap dengan manualnya.
Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas
masing-masing 1 (satu) set.
3. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan
baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4
(empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
E.4. Pemeriksaan
1. Sistem penangkal petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas untuk memastikan
dipenuhinya spesifikasi ini.
2. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas terlebih dahulu
sebelum tertutup atau tersembunyi.
3. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat – syarat spesifikasi dan gambar – gambar
harus segera diganti, tanpa membedakan tambahan pada pemilik proyek.
NO Item Merk
E.7. Pemasangan/Pelaksanaan
Cara-cara pemasangan proteksi petir sistim ini harus sesuai dengan petunjuk –petunjuk dan
spsifikasi pabrik :
1. Batang proteksi dipasang pada atap bangunan dengan memakai baut angker atau klem.
Pemasangan harus cukup kuat untuk menahan gaya mekanis pada saat timbulnya
sambaran petir.Sesuai dengan gambar .
2. Pemegang konduktor/klem harus terbuat dari bahan yang sama dengan konduktor untuk
mencegah terjadinya elektrolisa jika terkena air.
3. Sambungan – sambungan :
a. Sambungan yang diperlukan haruslah menjamin kotak yang baik dan tidak mudah
terlepas.
b. Sambungan sedapat mungkin mengurangi kerugian – kerugian tipis akibat adanya
sambungan.
4. Pelindung mekanis :
Down conduktor harus dilindungi terhadap kerusakan mekanis dengan pipa PVC type
AW seperti pada gambar.
Terminal Penghantar.
3 Pengukuran Tahanan Isolasi Minimal 60 MΩ
Tahanan
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah
barang diserahkan kepada pemilik.
3. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi/barang yang rusak atau berfungsi
kurang baik maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti
peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik atas biaya Kontraktor Pelaksana
.
F .1 . Umum
Pekerjaan ini mencakup penyediaan, pemasangan sistem system fire alarm, pengujian dan
pemeliharaan peralatan sistem deteksi dan alarm kebakaran yaitu seluruh detector, Junction
Box Fire Alarm, Bell, Break Glass/Manual Call Point, Indicator Lamp dll.
F .2 . Ketentuan Umum
1. Yang diinginkan dalam instalasi alarm kebakaran adalah sistim/rangkaian alarm
kebakaran yang menggunakan detector panas (Rate of Rise and Fixed Temperature
Heat Detector), detector asap (Smoke Detector) dan titik panggil secara manual (Break
Glass) dan Alarm Bell serta perlengkapan lainnya yang dipasang secara baik dan aman
dan bekerja secara otomatis mendeteksi pada saat awal kebakaraan dan lokasi
kebakaran dapat langsung diketahui dari Control Panel Fire Alarm.
2. Sistem yang dapat digunakan harus dapat diperluas misalnya secara otomatis dapat
memonitor pompa kebakaran , mematikan AC termasuk instalasi dry contact di panel
listrik/AC (Tripping System AC), mematikan supply fan.
3. Sistim yang ditawarkan harus modular dapat mengarah ke Zone expantion
(pengembangan) dan dengan Sistem Semi Addressable dan Full Addressable.
F .3 . Lingkup Pekerjaan
1. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemakaian listrik dan air kerja yang
menggunakan fasilitas UB harus dalam tanggungan penyedia.
2. Seluruh personil yang terlibat dalam instalasi dan pengerjaan diharuskan mencantumkan
identitas dan juga menerapkan protokol kesehatan COVID 19 dan disertai pencantuman
laporan harian dan minggu dan setelah itu didokumentasikan.
3. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto
ataupun video dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
4. Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua
yang terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada
pergantian harus setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan
jelas.
5. Dalam Laporan mingguan harus disertai identitas dan data yang berkaitan pada personil
yang bersangkutan disertakan hasil dari dokumentasi (foto dan atau video) sehingga
didapatkan data dan dokumentasi yang lengkap.
6. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material, peralatan dan lain-lain,
pengiriman ke site pemasangan, pengujian (comissioning) dan pemeliharaan seluruh
Pekerjaan Fire Alarm seperti disyaratkan sampai berfungsi dengan baik. Serta
mengintegrasikan/mensinkronkan dengan peralatan MCFA Existing .
7. Menyediakan dan melaksanakan pemasangan unit pengontrol (Master Control Fire
Alarm/MCFA) 1 loop semiaddresible dilengkapi dengan system telepon darurat (fire
fighting telepon) serta battery nicad.
8. Pengadaan serta pemasangan unit pemberitahuan (annunciator unit).
9. Pengadaan dan pemasangan unit deteksi (detection unit), termasuk manual station yang
dipasang di hydrant box tiap lantai dan dekat pintu darurat.
10. Pengadaan serta pemasangan kabel terminal box.
11. Pengkabelan system Fire Alarm dari sentral Fire Alarm sampai unit deteksi.
12. Mengadakan pengujian menyeluruh sehingga system tersebut dapat berfungsi dengan
baik dan benar.
a. Kriteria:
Jarak maksimum untuk mencapai PAR sejauh 20 meter. Jumlah PAR sebanyak 1 (satu) buah per
lantai dan 1
a. Sistem sprinkler untuk hunian termasuk bahaya kebakaran ringan (light hazard).
b. Perletakan kepala khusus untuk unit ruang tertutup, sprinkler sidewall yang digunakan adalah
jenis khusus yaitu jenis extended.
c. Satu unit Main Control Valve (MCV) untuk tingkat kebakaran ringan (light hazard) dipasang
untuk setiap lantai.
d. Untuk setiap lantai cabang sprinkler, dipasang Branch Control Valve (BCV) dan test drain
sprinkler.
e. Bila jarak plafon dengan lantai di atasnya melebihi 400 mm, disiapkan pula sistem sprinkler
khusus yang terjangkau dengan tangan (penambahan 300 mm)
a. Pipa tegak (riser) hidran terletak dekat dengan tangga kebakaran dan jalan keluar pada setiap
lantai.
b. Setiap Indoor Hydrant Box (IHB) ditempatkan sebanyak 1 (satu) buah untuk setiap luas 800 m2.
c. Pada perencanaan untuk penempatan hidran luar, jarak antara 2 hidran berkisar antara 90 m
sampai 150 m.
d. Sambungan Kembar dari Pillar Hydrant (siamesse connection) dipasang di daerah yang mudah
terjangkau oleh barisan pemadam
Pemadam api ringan disediakan sebagai sarana pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni dalam mengatasi kebakaran ringan.
a. Tangki untuk pemadam kebakaran didasarkan pada luas lantai bangunan, riser pipa hidran, dan
durasi kebakaran (60 menit – NFPA 20).
b. Tangki kebakaran direncanakan berdasarkan pada kapasitas pompa sebesar 750 gpm untuk 60
menit.
c. Dengan diketahui luas per lantai bangunan maka dapat diketahui jumlah pipa tegak yang
dipasang.
F .5 . Kemampuan Operasi
1. Jenis fire alarm yang digunakan adalah presignal alarm yang diberikan hanya pada lantai
tersebut. Dengan system 4 (empat) kawat yang berguna untuk menambah keandalan
kerja dari alarm ini seandainya ada bagian yang terputus (Class A)
2. Kemampuan dari fire detector mempunyai daerah deteksi kurang lebih 36 m² sehingga
untuk bagian-bagian ruangan yang luas hanya dibutuhkan beberapa fire ditector.
3. Master control dilengkapi dengan charger dan stand-by battery yang mampu digunakan
minimal 20 jam pada keadaan listrik PLN terputus.
4. Semua system instalasi, detector, annunciator, master control, dan lain-lain pada
pekerjaan fire alarm ini, harus ter-supervisi dengan system instalasi Class A.
5. Kerja sistem
a. Keadaan Normal
Kalau tidak terjadi gangguan atau trouble atau alarm, maka system dalam keadaan
normal dan ditandai dengan lampau hijau (AC pilot lamp) yang hidup. System
mendapat supply dari PLN, Diesel serta battery.
b. Keadaan Darurat.
Apabila PLN mati maka digunakan generator, dan seandainya generator juga mati
maka dipergunakan battery, keadaan ini akan disupply oleh battery dengan
kemampuan minimal 20 jam. Hal-hal yang terjadi pada control panel, lampu kuning
akan menyala (trobel lamp) disertai tanda-tanda yang dapat didengar.
c. Keadaan Alarm.
Keadaan alarm akan terjadi apabila ditector mendeteksi asap/panas/api atau manual
station diaktifkan. Dalam keadaan tersebut alarm bell harus dapat bekerja otomatis
pada control panel lampu merah (lampu alarm) dan lampu kuning akan menyala
menunjukkan zone mana yang yang ada alarm, dengan demikian daerah/ruangan
yang dalam keadaan bahaya yang akan segera dapat diketahui.
- Lampu tanda yang terdapat pada control panel harus dapat menyala dengan
diiringi suara yang biasa dengan jelas.
- Lampu tanda yang terdapat pada annunciator harus dapat menyala yang berarti
zone mana yang ada gangguan.
- Manufacturer Data
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa
lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar atau sesuai
dengan ketentuan diatas.
6. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Kontraktor Pelaksana harus
menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap
dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor Pelaksana dan Konsultan
Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4
(empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
Komponen-komponen yang termasuk dalam deteksi unit adalah manual station serta fire
deteksi.
c. Smoke Ditector
Ditektor ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun gas diruangan yang
didetecsi. Harus dapat bekerja apabila ada temperatur naik sampai 135O
Fahrenheit. Atau apabila timbul asap sebanyak 1-2% perfeet.
e. Manual Station
- Memberikan sinyal secara otomatis jika tuas ditekan dan ditarik kebawah.
- Untuk mereset harus digunakam kunci.
- Bahan digunakan terbuat dari metal yang tahan api dan tahan karat.
- Dipasang dekat pintu masuk pada daerah yang dilindungi dan bersebelahan
dengan abort switch setinggi 150 cm dari lantai agar mudah terlihat dan dicapai.
- Manual Station dari type break glass dengan semi flush mounting, system kerja
pull down dan tetap berada dalam posisi on sebelum diriset kembali.
- General alarm switch hanya dapat dioperasikan oleh orang yang berhak dengan
menggunakan kunci khusus.
- Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan glass.
- Semua panel station harus dilengkapi dengan glass rod cadangan. Untuk
menjamin operasi yang lama, alarm contact harus terbuat dari “gold plated”
f. Alarm Bell
- Multitone strobe dipasang didalam ruangan yang diproteksi, untuk memperingati
orang yang didalam ruangan.
- Alarm Bell harus type Vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 V DC
polarized dengan 6 gong. Kecuali disebut lain dalam gambar. Pada saat 1 smoke
detector bekerja maka bunyi multi tone terputus pendek tapi bila 2 detector yang
bekerja maka multitone berubah menjadi terputus panjang.
- Pemasangan pada ketinggian 75 cm dibawah langit-langit dengan cara “semi
flush”.
- Bekerja dengan 24VDC
- Diameter gong 6”
- Intensitas suara 90 dB pada jarak 1 meter / 10 ft per zone.
g. Multi Alert & Signal Strobe (Horn Strobe)
Sebagai indikasi alarm tahap kedua berfungsi sebagai indikasi evakuasi karena gas
FIRE SUPPRESSION segera discharge
h. Alarm Horn
Alarm horn harus cocok untuk dipakai di dalam gedung maupun diluar gedung.
Semua alarm horn bekerja pada 24 V DC polarized, level suara minimum adalah 95
db pada jarak 10 ft type pemasangan adalah semi flush mounted.
i. Warning Light
- Saat gas discharge, pressure switch pada system pipa distribusi akan bekerja
dan mengaktifkan DNE Light yang merupakan tanda larangan memasuki
ruangan, karena gas FIRE SUPPRESSION memenuhi ruangan/sedang bekerja.
- Harus berwarna merah dan bertuliskan “ Evacuate Area Immediately” untuk yang
dipasang didalam ruangan yang diproteksi FIRE SUPPRESSION dan “ Do Not
Enter, Gas Discharge” untuk yang dipasang diluar ruangan yang diproteksi.
- Bekerja dengan 24VDC
j. Abort Switch
- Abort switch terpisah dari Manual Pull Station.
- Pada saat abort switch ditekan maka akan menahan delay time pada saat gas
FIRE SUPPRESSION akan disemburkan.
- Tombol harus berwarna kuning untuk memudahkan penglihatan dan dilengkapi
tulisan yang cukup jelas.
- Dipasang dekat pintu masuk pada daerah yang dilindungi dan bersebelahan
dengan abort switch setinggi 150 cm dari lantai agar mudah terlihat dan dicapai.
k. Unit Control
1) Unit ini terdiri dari panel control serta power supply dimana pad apanel control
mudah dilihat pada masing-masing daerah proteksi bagian mana yang
mengalami gangguan atau yang mendeteksi adanya kebakaran.
2) Terdapat 3 macam warna lampu dengan kode.
- Hijau adalah AC pilot lamp (lampu power supply) yang menandakan power
supply ada, baik itu dari battery atau generator.
- Kuning adalah lampu gangguan, misalnya ada bagian dari system fire alarm
ini yang mengalami gangguan kabel putus dan sebagainya.
- Merah adalah lampou alarm (lampu kebakaran) yang menandakan
terjadinya kebakaran disuatu daerah perlindungannya (zone protection)
3) Komponen-komponen harus dari semi konduktor (solid state) :
- Zone untuk detektor dan pressure switch
- Signal circuit untuk alarm bell
- Indikasi untuk kebakaran pada panel control alarm
- Tanda tiap zone detector ditampilkan di LCD display
- Tanda alarm bell setiap lantai ditampilkan di LCD display
- Indikasi untuk pada panel control alarm :
- Tanda untuk tiap zone dan tiap jenis gangguan ditampilkan di LCD display
serta tanda trouble bel/buzzer ditampilkan di LCD display
l. Panel Kontrol
1) Terdapat 3 buah tombol yang masing-masing adalah :
- Tombol riset.
- Switch norma trouble atau silence.
- Tombol set.
2) Pada panel Kontrol ini harus terdapat fasilitas :
- Penyambungan ke Dinas Pemadam Kebakaran setempat.
- Kontak starter pompa kebakaran, smoke fan pressurized fan, dll
- Terminal untuk pengambilan datastatus setiap zone untuk remote monitor
(untuk building automation/sound system)
m. Unit Annunciator
Annunciator panel. Lampu indicator harus dapat bekerja agar petugas dapat
mengetahui dari mana dan dimana ada alarm atau adanya gangguna pada fire
alarm. Jadi disini ada pasangan-pasangan lampu merah dan lampu kuning, sesuai
dengan keterangan diatas maka system annunciator juga mengikuti system instalasi
Class A.
n. Power Supply
Sistem fire alarm menggunakan 24 volt DC dan dapat dikombinasikan dengan alat-
alat dengan arus AC misalnya AC bell, dan harus mempunyai double power supply
yaitu.
o. Panel Cabang
Panel cabang ini harus dibuat dari plat besi setebal min. 1,2 mm dan max 2 mm
warna merah panel cabang ini harus di lengkapi dengan kabel gland sebanyak
jumlah kabel keluar/masuk.
s. Kabel Instalasi
1) Kabel instalasi Fire Alarm yang dipakai adalah sebagai berikut :
- Untuk wiring dari MCFA ke terminal box (TBFA) tiap lantai digunakan kabel
NYM ukuran 1.5 mm2 untuk sistem conventional dan kabel dengan jenis
Twisted Shielded cable untuk Addressable.
- Kabel yang dipergunakn untuk dari TB-FA (masing-masing lantai) menuju
MCFA (Riser) menggunakan kabel dengan jenis Twisted Shielded cable.
- Kabel yang dipergunakan untuk instalasi dari TB-FA (masing-masing lantai)
menuju ke detector menggunakan kabel dengan jenis NYM 2x1,5mm² di
dalam pipa PVC conduit untuk sistem conventional dan kabel dengan jenis
Twisted Shielded cable untuk Addressable.
- Instalasi menggunakan standard NFPA 72 class A atau B
- Kabel power (riser) yang dipergunakan untuk menghubungkan catu daya
pada module adalah jenis NYM 3x2,5 mm². dan ditarik terpisah antara
module untuk detector dan module untuk bell & indicator lamp.
- Kabel yang dipergunakan untuk interkoneksi dengan system lain adalah
NYM 2 x 1,5 mm².
2) Konduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter dalam
minimum 1 1/2 kali ( 20 mm) diameter kabel.
t. Instalasi
- Pemasangan fire alarm harus dilakukan oleh tenaga yang berpengalaman
dibidang pekjerjaan ini dan pengerjaannya harus teratur.
- Tidak diperkenankan adanya sambungan-sambungan pada tahanan, sambungan
hanya terdapat pada box terminalnya, pengawatan harus menggunakan conduit
PVC hight impact heavy gauge, ukurn disesuaikan dengan jumlah kawatnya.
- Dari hasil pengerjaannya harus diserahkan diagram pengawatan lengkap dengan
petunjuk-petunjuk lainnya.
- Untuk masing-masing iring diberi tanda untuk daerah mana kawat tersebur,
supaya memudahkan dalam perbaikannya apabila ada kerusakan.
- Didalam pengejaan Kontraktor Pelaksana juga harus memperhatikan
kemungkinan pemasangan fire alarm dibagian lain.
- Kontraktor Pelaksana harus dapat bekerja sama atau dapat dikoordinasikan
dengan pekerjaan lain sehingga apabila ada pekerjaan tambahan karena kurang
koordinasi maka menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
- Gambar-gambar secara umum menunjukkan tata letak peralatan dan
instalasinya. Penyesuaian harus dilakukan di lapangan, karena keadaan
sebenarnya dari lokasi, jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi lapangan.
- Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan instalasi sistem deteksi dan
alarm kebakaran dengan seksama, sehingga penyambungan / integrasi dengan
sistem eksisiting harus dilakukan dengan tidak menyebabkan tergangunya
operasional sistem eksisting.
- Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari
pelaksanaan dan penyesuaian di lapangan.
- Catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar lengkap (pada kertas
kalkir) sebagai gambar-gambar sesuai pelaksanaan (as built drawings).
- Untuk instalasi dipakai kabel produksi dalam negeri yang sudah mendapatkan
sertikat LMK / SPLN Produksi ex. Supreme, Kabelmetal, serta Kabelindo.
- Pemasangan instalasi dalam pipa pelindung 20 mm ex Clipsal, serta Legrand.
- Sambungan kabel diatas langit–langit hanya boleh dilakukan pada unit-unit
detector.
F .9 . Spesifikasi Teknis
1. Fire Alarm Control Panel
Semi Addressable fire alarm panel (1 loop ) dengan fasilitas / kemampuan :
a. Releasing Features :
- Four independen hazards
- Sophisticated cross-zone (three options)
- Delay timer and discharge timer (adjustable)
- Abort (four options)
b. Total Internal 24 VDC Power - 5.0 A (total shared power).
1) High-ripple regulated power 1.5A (suitable for EIA-485 devices, except ACM-
8R); 1.0 A maximum standby.
2) Non-resettable power: 500 mA.
3) Four-wire smoke detector power: 500 mA.
4) Four built-in notification circuits:
- NAC Circuit 1: 2.25 A.
- NAC Circuits 2-4: 2.25 A (shared total).
c. Sistem Capacity :
- Total programmable input/output points: 301
- Intelligent detectors: 99
- Addressable monitor/control modules: 99
- Programmable NAC circuits in panel: 4
- Programmable software zones: 99
- Programmable remote relay/annunciator points: 99
- LCD-80 annunciators per system: 4
- ACS annunciators per system: 10
d. Positive Alarm Sequence (PAS) Persignal per NFPA 72
e. Field programmable on panel or on PC, with user defined passwords, plus
autoprogram feature
f. Remote Silence/Reset/Evacuate via monitor modules
g. UL Listed for Fire Signaling per Standard 864 & NFPA 72
h. UL Listed for Releasing Service. Complies with NFPA 12, 12A, 12B, 13, 15, 16 ,
2001 Standards when installed in accordance with appropriate NFPA standard.
i. Power :
- Input : 220 VAC, 50/60HZ, 3.0 Amps
- Internal power : 24 VDC, 5.0 Amps
- Battery charger : 7 AH – 18 AH
- Battery backup : 2 x 12 VDC/7 AH NiCad
4. Alarm Bell untuk yang didalam gedung dipasang pada box hydrant atau di dinding
Weather proof, Semi flush mounted, Vibrating type dan Diameter Ø 6 “
a. Nominal voltage : 24 VDC.
b. Operating voltage range : 19.2 to 26.4 VDC.
c. Average current draw : 0.03 A.
d. Sound output : 85 dB.
e. Operating temp. range : -31 °F (-35°C) to +140°F (+60°C).
f. Protection rating : IP65
g. Housing colur : Red
5. Indicator Lamp
a. Bulb type : Luminus Bulb 30 V/2W or LED
b. Material : Lamp cover glass or fire proof plastic
c. Color : Red
6. Adressable Control Module
a. Normal operating voltage : 15 to 32 VDC
b. Maximum current draw : 5.1 mA (LED on)
c. Average operating current : 390 uA (LED flashing)
d. External supply voltage (between Terminals T3 and T4)
: maximum 80 volts (RMS or DC).
d. Pengujian simulasi deteksi dan alarm kebakaran asap untuk Photoelectric smoke
detector
e. Pengujian simulasi deteksi dan alarm kebakaran panas untuk Rate of rise heat
detector
f. Pengujian simulasi Manual Call Point
g. Pengujian integrasi dengan sistem deteksi dan alarm kebakaran eksisting
h. Pengujian harus dilakukan oleh spesialis vendor sebagai authorized dealer
penjualan peralatan tersebut (menunjukkan Surat Penunjukan dari Principal) dan
harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
i. Seluruh pengujian kabel instalasi harus mengacu pada ketentuan pada PUIL
terbitan terakhir.
5. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan peralatan-peralatan dan control yang tergabung
dalam system ini serta penyediaan semua instrument dan tenaga kerja harus
dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
6. Kontraktor Pelaksana harus menempatkan seorang ahli yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengetesan sesuai dengan keahliannya.
7. Harga-harga pengetesan harus dicatat dan harus dibuatkan berita acara pengetesan
yang hasilnya harus sesuai dengan standart-standard yang telah diuraikan diatas.
8. Kontraktor Pelaksana yang melakukan pekerjaan instalasi Fire alarm harus melakukan
semua testing dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk memeriksa/
mengetahui apakah seluruh instalasi telah dapat berfungsi/bekerja dengan baik dan
memenuhi persyaratan.
9. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk testing tersebut
merupakan tanggung jawab Kontraktor Pelaksana. Termasuk peralatan khusus yang
dibutuhkan untuk melakukan testing dari seluruh sistem ini, seperti dianjurkan oleh
pabrik, harus disediakan Kontraktor Pelaksana.
10. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel-kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan-peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain
11. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah barang
diserahkan kepada pemilik.
3. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi/barang yang rusak atau berfungsi
kurang baik maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti
peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik atas biaya Kontraktor Pelaksana .
1. Semua peralatan dan instalasi yang dipasang haruslah baru sama sekali dan tidak
terdapat cacat sedikitpun. Terhadap ketidak-sempurnaan/kekurangan-baikan barang/
peralatan yang dikirim, Konsultan Pengawas/Direksi berhak untuk menolak dan
Kontraktor Pelaksana harus mengganti dengan yang baru sesuai persyaratan.
2. Untuk alasan kompatibilitas dan keseragaman dalam pengesetan, seluruh perangkat
jaringan inti (Gigabit Ethernet Core Switch dan Fast Ethernet Edge Switch) harus
memiliki standarisasi yang sama.
3. Perangkat jaringan inti beserta dengan pengkabelan, konektor dan asesoris lainnya yang
dibutuhkan haruslah kompatibel satu sama lainnya, sehingga dapat menghasilkan unjuk
kerja yang maksimum.
4. Kabel-kabel distribusi horizontal Jaringan Komputer di dalam gedung menggunakan jenis
UTP Category-6e yang dijamin bekerja pada kecepatan sampai 1 GBPS. Kabel
ditempatkan dalam conduit dan diterminasi pada konektor Modular Jack yang dipasang
secara inbow dan patch-panel dalam rack 19”. Konektor Modular Jack yang digunakan
harus memenuhi spesifikasi Category -5e.
5. Konduit: Jenis konduit yang dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam
minimum 20mm high impact. Pipa, elbow, socket, junction box dan accessories lainnya
haruslah sesuai satu dengan lainnya.
6. Peralatan Active yaitu Active Switch dengan 12/24/48 port 10/100Base-TX dan 2 port
10/100/1000 Base-T.
7. Perlengkapan lain yang belum disebutkan disini, namun merupakan kebutuhan pokok
agar sistem tersebut bisa beroperasi secara sempurna, harus dilengkapi oleh Kontraktor
Pelaksana dan diinformasikan kepada Konsultan Pengawas/Direksi.
8. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material, Kontraktor
Pelaksana diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan
alamat manufacture, catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada
kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa
lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar atau sesuai
dengan ketentuan diatas.
9. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Kontraktor Pelaksana harus
menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap
dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
10. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4
(empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
- 1 Horizontal Power Distribution Unit 6 Outlet Germany Socket, 16 Ampere with Surge
Protection, Cable 3m, SNI.
- 4 Pcs Dynabolt
8. Core Switch :
a. Technical Specifications
- Differentiator
- Advanced smart managed 24-port Gigabit switch
- 24x 10/100/1000 ports as well as 2 SFP ports.
b. Ports :
- (24) RJ-45 auto-negotiating 10/100/1000 ports
- (2) SFP 100/1000 Mbps ports
c. Latency :
- 100 Mb Latency: < 7 µs
- 1000 Mb Latency: < 2.0 µs
d. Throughput up to 38.6 Mpps
e. Routing/switching capacity : 52 Gbps
f. Management features :
- Web browser
- SNMP
- IEEE 802.3 Ethernet mib
g. Input voltage : 15.7W (maximum), 11.6W (idle)
h. Power consumption : 15.7W (maximum), 11.6W (idle)
i. Weight : 6 lb
9. Access Point
a. Compatible with Virtual Smart Zone Universitas Brawijaya Include installation,
config & integration.
b. Wi-Fi Standards · IEEE 802.11a/b/g/n/ac wave 2
c. Supported Rates :
· 802.11ac: 6.5 to 867Mbps (MCS0 to MCS9, NSS = 1 to 2 for VHT20/40/80)
d. Supported Channels
· 2.4GHz: 1-13
e. MIMO
· 2x2 SU-MIMO
· 2x2 MU-MIMO
f. Spatial Streams
· 2 SU-MIMO
· 2 MU-MIMO
j. Dynamic PSK :
· WIPS/WIDS
· Hotspot
· Hotspot 2.0
· Captive Portal
· WISPr
l. Antenna Type :
· BeamFlex adaptive antennas
· 5GHz: 23dBm
p. Frequency Bands :
· ISM (2.4-2.484GHz)
· U-NII-1 (5.15-5.25GHz)
· U-NII-2A (5.25-5.35GHz)
· U-NII-2C (5.47-5.725GHz)
· U-NII-3 (5.725-5.85GHz)
LAN cable tester, alat ukur yang mempunyai kemampuan untuk mengukur empat pair
kabel, pengukuran meliputi panjang kabel dan koneksi kabel. Juga mampu mengukur
NEC (Near End Crosstalk), atenuasi, dan kategori kabel.
* Hubungkan ujung kabel yang satu yang sudah di crimping dengan RJ 45 ke dalam
LAN Cable tester, kemudian hubungkan juga ujung kabel yang satunya yang sudah di
crimping dengan RJ 45 ke dalam LAN Cable tester pasangannya. Lihat apakah koneksi
kabel telah berjalan dengan benar.
* Pengukuran Next dan atenuasi dilakukan pada satu sistem koneksi dari panel
terminasi kabel sampai ke outlet.
* Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel yang
terputus atau tidak
* Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel yang salah
koneksinya atau markingnya.
* Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai yang
tercantum pada spesifikasi teknis.
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah
barang diserahkan kepada pemilik.
3. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi/barang yang rusak atau berfungsi
kurang baik maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti
peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik atas biaya Kontraktor Pelaksana
H.1. Umum
1. Kontraktor Pelaksana harus mendapatkan surat dukungan dari Principal dan dealer
wilayah setempat untuk menjamin peralatan dapat disuplai tepat waktu serta digunakan
secara optimal.
2. Surat Jaminan Garansi dari Dealer wilayah setempat harus diserahkan pada waktu
serah-terima pekerjaan untuk menjamin kelangsungan layanan purna-jual.
3. Pengalaman minimum 10 [sepuluh] tahun dalam manufacture dan design Video
Surveillance Devices.
4. Minimum lima [5] tahun pengalaman instalasi Video Surveillance System.
5. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemakaian listrik dan air kerja yang
menggunakan fasilitas UB harus dalam tanggungan penyedia.
6. Seluruh personil yang terlibat dalam instalasi dan pengerjaan diharuskan mencantumkan
identitas dan juga menerapkan protokol kesehatan COVID 19 dan disertai pencantuman
laporan harian dan minggu dan setelah itu didokumentasikan.
7. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto
ataupun video dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
8. Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua
yang terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada
pergantian harus setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan
jelas.
9. Dalam Laporan mingguan harus disertai identitas dan data yang berkaitan pada personil
yang bersangkutan disertakan hasil dari dokumentasi (foto dan atau video) sehingga
didapatkan data dan dokumentasi yang lengkap.
- Manufacturer Data
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan- peralatan lain yang ada
kaitannya dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit
berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa
lokasi dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik. Persetujuan oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar atau sesuai
dengan ketentuan diatas.
7. Pada waktu unit-unit material tiba di lokasi, maka Kontraktor Pelaksana harus
menyerahkan daftar komponen/part list seluruh komponen yang akan dipasang dan
dilengkapi dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen tersebut, lengkap
dengan manualnya. Daftar komponen tersebut diserahkan kepada Konsultan Pengawas
dan Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Kontraktor Pelaksana dan Konsultan
Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta Operating Instruction,
Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4
(empat) copy telah diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
H.4. Instalasi
Sistem cabling tiap-tiap kamera CCTV menggunakan system topologi star, artinya seluruh
kabel UTP kamera CCTV dari tiap-tiap titik ditarik menuju masing-masing sentral CCTV.
Demikian juga untuk penarikan kabel power tiap-tiap kamera CCTV menuju ke UPS yang
berada di Sentral. Masing-masing kabel power dan kabel utp.cat.6 yang ditarik dimasukkan
dalam pipa conduit PVC High Impact, yang harus diperhatikan disini adalah antara kabel
power dan kabel Cat.6 tidak diperbolehkan ditarik dalam satu pipa conduit dan bersilangan
dengan kabel power listrik lainnya. Atau mengunakan CCTV yang sudang didukung dngan
system kabel POP Hal ini untuk menghindari induksi power listrik terhadap signal video.
3. Pengujian
a. Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas yang
bertindak mewakili pemberi tugas (Owner), harus dilengkapi dengan berita acara
yang telah ditanda tangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Setelah ini
dilanjutkan dengan pemberian buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan serta
melaksanakan training kepada pengelola gedung. Sesudah semua ini dilaksanakan
maka dapat diadakan serah terima pertama dari Kontraktor Pelaksana ke Pemberi
Tugas.
b. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
- Pengujian simulasi CCTV terhadap system.
- Semua peralatan dalam sistem tata suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
- Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor Pelaksana wajib memberitahu
Konsultan Pengawas terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa
disaksikan oleh Konsultan Pengawas akan dinyatakan tidak sah dan harus
diulang kembali.
- Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap dilakukan
pengujian sekaligus secara keseluruhan.
- Semua biaya yang diperlukan untuk dapat dilakukannya pengujian, baik untuk
daya listrik dan peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
- Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
Kontraktor Pelaksana wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
- Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan kerusakan pada bagian
paket pekerjaan Kontraktor Pelaksana lain, maka biaya perbaikannya tetap
menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana sistem tata suara.
- Pengujian harus dilakukan oleh spesialis vendor sebagai authorized dealer
penjualan peralatan tersebut dan harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang
baik dari instansi yang berwenang.
4. Pemeriksaan Perangkat Keras Komisioning
Pada saat penyelesaian instalasi dan sebelum dimulainya uji komisioning, Kontraktor
Pelaksana harus memeriksa semua perangkat keras dan memverifikasi bahwa tugas
berikut telah diselesaikan sesuai dengan spesifikasi desain :
a. Semua kamera IP CCTV telah dipasang di lokasi yang ditentukan dalam dokumentasi
desain.
b. Kamera dari jenis yang ditentukan (misalnya warna, hitam dan putih, tetap, zoom
miring) telah dipasang.
c. Kabel listrik dan komunikasi telah disesuaikan ukurannya dan dipilih untuk memastikan
bahwa kabel tersebut akan mendukung peralatan yang terpasang saat ini dan yang akan
datang.
f. Saluran dan kabel telah diamankan secara efektif untuk memastikan bahwa mereka
dapat mendukung pemasangan kabel saat ini dan masa depan.
g. Kamera telah diamankan dengan benar untuk melindungi dari kerusakan operasional
dan memastikan stabilitas untuk penggunaan terus menerus.
h. Sambungan telah diakhiri dan diisolasi dengan benar untuk memastikan konektivitas
dan perlindungan yang memuaskan terhadap kesalahan dan gangguan.
j. CPU stasiun kerja operator, layar LCD, dan perangkat periferal telah dipasang di lokasi
yang ditentukan. Kabel penghubung telah dilindungi dari kerusakan mekanis dan telah
dihubungkan secara permanen.
k. Kamera dan tempat kerja operator telah diidentifikasi dengan label peralatan yang
sesuai dengan konvensi daftar aset UOW.
l. Peralatan terkait seperti catu daya dan sakelar telah terhubung dengan benar dan
diamankan dengan benar.
a. Semua modul perangkat lunak yang ditentukan dalam dokumentasi desain atau modul
yang diperlukan untuk melakukan semua fungsi operasi yang ditentukan telah diinstal
dan dikonfigurasi untuk memenuhi persyaratan sistem UOW;
b. Versi rilis terbaru dari semua modul perangkat lunak termasuk tambalan dan
peningkatan telah disediakan;
c. Perangkat keras peralatan kontrol memiliki kapasitas yang cukup untuk mendukung
rutinitas dan fungsi perangkat lunak dalam kondisi permintaan kasus terburuk;
d. Semua kamera, laporan sistem, layar dan menu telah dikonfigurasi dengan benar;
Jika salah satu hal di atas belum diselesaikan, uji komisioning harus ditinggalkan dan
dijadwalkan ulang.
6. Uji komisioning harus dilakukan untuk menilai fungsionalitas keseluruhan dari sistem IP
CCTV sesuai standar dan spesifikasi desain. Setiap kamera harus diuji secara individual
untuk memastikan bahwa itu mengirimkan sinyal atau data yang benar ke stasiun kerja
operator. Tes komisioning membutuhkan setidaknya dua penguji yang memenuhi syarat
dan disetujui. Satu penguji harus ditempatkan di stasiun kerja operator dan yang lainnya
di lokasi kamera. Perangkat komunikasi portabel, seperti radio genggam, harus
digunakan untuk komunikasi antara dua penguji.
7. Saat setiap uji komisioning dilakukan, hasilnya harus dicatat pada jadwal uji komisioning
yang sesuai. Setiap pengujian yang dilakukan harus ditandai lulus atau gagal. Setiap
komentar mengenai operasi abnormal khususnya untuk pengujian yang gagal harus
dicatat di bagian komentar dari jadwal komisioning.
8. Pengujian berikut harus dilakukan untuk setiap kamera CCTV:
• Pastikan kamera menghasilkan gambar yang jelas dengan resolusi tidak kurang dari
yang ditentukan;
• Pastikan kamera memiliki jangkauan dinamis lebar yang dipasang jika ditentukan dan
dioperasikan untuk mencegah kamera membutakan;
• Pastikan kamera memberikan cakupan yang lengkap dan benar dari area yang
ditentukan;
• Pastikan bahwa kamera pan, tilt and zoom (PTZ) sepenuhnya dapat dikontrol dan
berfungsi dengan benar termasuk preset kamera;
• Pastikan kamera pan, tilt and zoom (PTZ) dapat melakukan posisi preset panggilan
kamera dengan mensimulasikan alarm peristiwa;
• Pastikan area tampilan kamera mungkin ditutup untuk mencegah aktivasi alarm yang
tidak diinginkan;
• Simulasikan alarm gangguan dan verifikasi bahwa sinyal yang benar dikirim ke stasiun
kerja operator;
9. Jika kamera diaktifkan alarm dan telah dihubungkan dengan stasiun kerja operator
keamanan, verifikasi fungsi berikut:
• Aktivasi Alarm;
• Pelaporan;
• Memverifikasi bahwa laporan data historis dapat dibuat dalam waktu kurang dari lima
(5) detik;
• Pastikan unit kontrol mengaktifkan alarm ketika terjadi kondisi lingkungan yang tidak
normal (jika diprogram);
• Pastikan bahwa fungsi analisis data video waktu nyata (seperti deteksi gerakan)
dilakukan secara waktu nyata dan tampilan terkait ditampilkan di monitor;
• Verifikasi antarmuka sistem IP CCTV dengan pemantauan elektronik dan sistem kontrol
akses dan/atau sistem interkom untuk menampilkan tampilan kamera yang benar pada
monitor ketika sinyal yang sesuai diterima.
11. Pengujian berikut harus dilakukan untuk perangkat lunak sistem CCTV IP digital:
• Pastikan bahwa kapasitas penyimpanan data yang memadai telah dipasang di
workstation seperti yang ditentukan;
o Rekam;
o Berhenti;
o Bermain;
o Jeda;
o Mundur;
o Maju cepat;
o Frame demi Frame.
• Aktifkan area alarm kemudian verifikasi bahwa data video yang benar direkam oleh
sistem.
12. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3 (tiga)
mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan – peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain
e. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah barang
diserahkan kepada pemilik.
3. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi/barang yang rusak atau berfungsi
kurang baik maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti
peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik atas biaya Kontraktor Pelaksana .
I.1 Umum
Spesifikasi ini merupakan spesifikasi teknis mengenai pekerjaan instalasi hydrant dan
sprinkler berikut peralatan bantunya serta ketentuan lainnya yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor Pelaksana dalam melaksanakan pekerjaan ini.
I.2 . Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan dan pemasangan pompa Hydrant Electrical dengan Cap.500 GPM ,Head 25
mtr , pumpa Diesel dengan Cap.500 GPM ,Head 25 mtr dan pompa jocky dengan
Cap.15 GPM ,Head 25 mtr di dalam ruang pompa , lengkap dengan sambungan-
sambungan dan perlengkapan asesesoris yang diperlukan.
2. Pengadaan dan pemasangan pipa hydrant dan sprinkler dari tandon bawah ke alat-alat
penerimaan (Fire House Cabinet dan unit Sprinkler) dalam bangunan lengkap dengan
sambungan-sambungan dan perlengkapan yang diperlukan.
3. Menyelenggarakan percobaan-percobaan dan acceptance test.
4. Menyelenggarakan program pelatihan bagi petugas keamanan dan karyawan tentang
pengetahuan sistem dan operasinya.
5. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemakaian listrik dan air kerja yang
menggunakan fasilitas UB harus dalam tanggungan penyedia.
6. Seluruh personil yang terlibat dalam instalasi dan pengerjaan diharuskan mencantumkan
identitas dan juga menerapkan protokol kesehatan COVID 19 dan disertai pencantuman
laporan harian dan minggu dan setelah itu didokumentasikan.
7. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto
ataupun video dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
8. Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua
yang terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada
pergantian harus setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan
jelas.
9. Dalam Laporan mingguan harus disertai identitas dan data yang berkaitan pada personil
yang bersangkutan disertakan hasil dari dokumentasi (foto dan atau video) sehingga
didapatkan data dan dokumentasi yang lengkap.
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi pipa hidrant lengkap dengan asesorisnya (fitting,
katub dan lain-lain) sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
2. Pengadaan dan pemasangan kotak hidrant (termasuk selang, nozzle, hose rack, landing
valve, dll), pilar hidrant dan sambungan dinas lengkap dengan asesorisnya sesuai
dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
3. Pembersihan pipa mengunakan aliran air yang bertekanan dari pompa yang disediakan
oleh Kontraktor Pelaksana.
4. Pengujian kebocoran instalasi pemipaan hidran dengan pengujian tekanan hidrolik yang
dilakukan secara bertahap (bagian perbagian), kemudian dilanjutkan secara keseluruhan
setelah jaringan pemipaan terpasang semuanya, hingga sistem tersebut dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan perencanaan.
5. Semua pipa harus ditumpu pada setiap jarak 2,5 m kecuali untuk hal-hal khusus .
Penyangga pipa dibuat dari besi siku dengan ukuran yang sesuai dengan berat beban
yang harus dipikul dan jumlah deret pipa yang ada serta digalvanis. Ukuran – ukuran bolt
yang dipakai disesuaikan dengan ukuran pipa.
6. Pemasangan pompa-pompa kebakaran harus sesuai dengan sistem yang diinginkan dan
persyaratan teknis dari pabrik.
7. Pompa harus dipasang sedemikian sehingga getaran yang ditimbulkan dapat diisolir.
Peredam getaran yang dipilih untuk defleksi statis yang sesuai beratnya.
I.5 . Material / Bahan Yang Dipakai
1. Pipa Black Steel Pipe BS-40-1387/1967 Sch. 40 beserta perlengkapannya produksi ex.
Bakrie serta Spindo dengan diameter sesuai gambar.
2. Semua fitting (Gate valve, Check Valve, Floating, Foot Valve, Preasure Reducing Valve
dll) dari bahan Black Steel Pipe BS-40-1387/1967 Sch. 40 produksi ex. Kitz, Tyco, Jis
serta Viking.
3. Seluruh katub yang dipasang di pemipaan pemadam kebakaran harus dari jenis fire
fighting valves yang mempunyai tekanan kerja 300 psi dan tekanan test 700 psi (kelas
300). Khusus gate valve yang dipasang harus tipe OS&Y (Outside Screw & Yoke). Katup
harus UL Listed dan FM Aprroved.
Spesifikasi material gate valve harus seperti berikut ini :
Nominal Orifice : ½” ( 15 mm ), 68 °C
NPT : ½” ( 15 mm )
b. Type Sidewall
Model : H Standard Response
Nominal Orifice : ½” ( 15 mm ), 68 °C
NPT : ½” ( 15 mm )
Siamesse Connection yang digunakan type Wall model S.7 dengan VDH produksi
pabrikan
Produksi : Pabrikan
Kelengkapan : roll fire house, hydrant valve, seamless nozzle, hose rack
& hydrant valve
6. Safety dan Automatic Air Release Valve yang digunakan produksi pabrikan
7. Preasure Relief Valve yang digunakan produksi pabrikan
8. Material yang dipakai harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Pipa Mendatar
- Untuk yang berada di atas langit-langit dan di bawah lantai, pipa harus dipasang
dengan menggunakan penggantung. Sedangkan yang berada di atas lantai pipa
diberi penyangga yang dilengkapi dengan klem-U.
- Persyaratan penyangga dan penggantung pipa harus sesuai dengan table di
atas.
- Jarak antara penggantung pipa terhadap dinding bias disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
- Pipa mendatar harus digantung menggunakan gantungan pipa yang dilengkapi
dengan pelindung (sadel) untuk pelindung terhadap tekanan dasar penggantung.
Persyaratan penggantung harus sesuai dengan table di atas. Pipa mendatar
harus dipasang dengan kemiringan/slope sekitar 1% - 2%.
c. Pipa Dalam Tanah
- Pipa yang dipasang di bawah tanah, jalan atau pelataran parkir, harus ditanam
dengan kedalaman kurang lebih 80 cm yang diukur dari bagian atas pipa sampai
permukaan tanah atau lantai pada peil yang terendah.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus dipadatkan dan diratakan terlebih
dahulu kemudian diurug dengan pasir padat setebal 10 cm, setelah pipa
diletakkan di sekeliling dan di atas pipa diurug kembali dengan pasir setebal 15
cm, kemudian diurug dengan tanah urug sampai padat.
- Apabila dalam galian tidak memenuhi syarat (80 cm) karena sesuatu hal, maka
pipa pada bagian pengurugan teratas harus dilindungi dengan plat beton
bertulang minimal setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat
beton tidak sampai bertumpu pada pipa, untuk selanjutnya diurug sampai padat.
- Konstruksi permukaan tanah atau jalan bekas galian harus dikembalikan seperti
semula.
- Pipa yang akan ditanam diberi lapisan raping/plinkut terlebih dahulu, kemudian
dilapisi dengan lembaran karung goni dan kemudian dilapisi dengan plinkut
kembali. Pipa yang ditanam harus diberi tanda blok beton setiap 2 (dua) meter.
- Sebelum pipa ditanam, dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat
setebal 10 cm, selanjutnya setelah pipa diletakkan, diberi bata di atasnya di
sekeliling dan di atasnya diurug kembali dengan pasir setebal 15 cm, untuk
selanjutnya diurug tanah sampai padat.
- Penyambungan pipa di ruang mesin harus menggunakan Flexible Coupling,
sedangkan di luar ruang mesin menggunakan flens dan baut.
- Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada ruangan pipa bagian atas harus
dilindungi dengan plat beton bertulang tebal + 10 cm dan pemasangannya tidak
mengganggu jalan kemudian ditimbun dengan baik sampai rata dengan
d. Penyangga dan penggantung pipa.
- Gantungan pipa harus dipasang sesuai dengan ketentuan di atas.
- Setiap penyangga lurus dibuat untuk menjamin bahwa panjang pipa disangga
dengan baik dan jarak antara pipa yang lain tidak kurang dari 100 mm . Selama
pemasangan ujung pipa yang terbuka harus ditutup.
e. Lain – lain.
- Tata letak yang ditunjukkan pada gambar merupakan perkiraan, tetapi cukup
memberi petunjuk jalur pipa yang dimaksud. Semua pekerjaan perpipaan harus
dibuat sedemikian rupa sehingga bebas dari penyusutan dan pemuaian yang akan
mengakibatkan kerusakan pada pekerjaan/bagian lain. Harus diprbaiki bahwa
perpipaan disusun sedemikian rupa sehingga kelihatan rapi dan lurus.
3. Sambungan Ulir
a. Pipa harus dipotong secara tegak lurus terhadap sumbu pipa dengan
menggunakan alat potong pipa seperti hack saw atau alat lainnya, sehingga tidak
menyebabkan perubahan diameter pipa.
b. Ulir pipa harus mengikuti segala ketentuan pada standard Taper Pipe Treads BS.
21. atau ANSI B2.I dan dibuat dengan alat khusus pembuat ulir dengan
menggunakan pelumas red load dan linceed oil atau minyak jenis lain yang tidak
beracun.
c. Panjang ujung ulir untuk setiap pipa harus mengikuti ketentuan berikut :
Nominal Diameter Panjang Efektif
(mm) (inch) Ujung Berulir
(mm)
15 ½ 15
20 ¾ 17
25 1 19
32 1½ 22
50 2 26
65 2½ 30
80 3 34
100 4 40
125 5 44
150 6 48
d. Sambungan ulir harus menggunakan Teflon Sealing Tape atau yang sejenis.
e. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan
kotoran atau sejenisnya.
4. Sambungan Flens (Flange)
a. Sambungan flens harus menggunakan flens lengkap dengan packing flange dan
tebal minimum 3 mm dan di ikat dengan mur-baut.
b. Pembersihan terhadap welding slag atau kotoran di dalam dan di bagian luar ujung
pipa harus dilakukan sebelum sambungan dipasang.
c. Bila pekerjaan hendak ditunda, ujung pipa harus ditutup agar tidak kemasukan
kotoran atau sejenisnya.
5. Penyambungan Las
Sambungan las harus menggunakan alat las listrik dengan kampuh las yang sesuai.
Prosedur pengelasan harus mengikuti standar yang berlaku. Operator pengelas harus
memiliki sertifikat 4G-SGAW dari instansi yang berwenang.
f. Semua penggantung pipa pada ruang mesin pompa harus diberi peredam getaran
(Vibration Eliminator).
10. Penembusan Pipa
a. Pipa yang menembus dinding beton atau tembok, harus diberi pipa selubung
(sleeve) yang diameternya lebih besar daripada diameter pipa yang akan
menembus dinding.
b. Bahan dari pipa selubung (sleeve) dari jenis High Pressure PVC, atau Polyethlene
atau Polybutane atau Tembaga.
c. Cara pemasangan harus sesuai seperti yang tercantum pada gambar dokumen.
11. Pembersihan
Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga
mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari
segala macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yang kotor akibat pemasangan
pekerjaan plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.
12. Penandaan Pipa
a. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengecatan terhadap pipa untuk penandaan
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi teknis.
b. Kontraktor Pelaksana harus mengecat dasar dengan bahan dasar syntetis terlebih
dahulu pada masing-masing pipa, sebelum cat akhir.
c. Semua pipa harus di cat dengan cat akhir (sesuai dengan spesifikasi arsitektur).
Pada setiap jarak 12 meter dan pada saat keluar dari shaft, harus diberi indikasi
penamaan pipa (simbol pipa) dan penunjuk arah aliran.
SKEDUL PEWARNAAN
NO SUBJECT WARNA
1 Instalasi Pemipaan Merah
2 Arah aliran putih
3 Bahan Gantungan & Support Hitam
13. Pemasangan Hose Rack Box, Fire Hose dan Fire Estinguisher
Hose Rack dipasang di dalam box dan tertanam di dinding hingga permukaan (pintu) rata
dengan dinding tersebut. Jarak antara dasar hydrant box dengan lantai 40 cm. Di dalam
Hydrant box harus dilengkapi dengan Fire hose, Nozzle, dan Fire Departmen
Connection.
15. Pembersihan
Kontraktor Pelaksana harus melakukan semua pekerjaan pembersihan, termasuk :
a. Semua bagian dinding luar pipa harus bebas dari lemak dan kotoran.
b. Semua bagian peralatan yang terlapisi Chronium atau nikel harus digosok hingga
mengkilat.
c. Semua bagian dalam dari pipa, katup dan alat-alat lainnya harus dibersihkan dari
segala macam kotoran.
d. Semua bagian bangunan atau finishing arsitektur yangkotor akibat pemasangan
pekerjaan plumbing.
e. Semua bagian luar dari peralatan.
• Tekanan Statis ada pada titik tertentu dalam kondisi sistem distribusi normal yang
diukur pada hidran (pengukur) sisa tanpa hidran yang mengalir.
• Tekanan Sisa ada dalam sistem distribusi, diukur pada hidran sisa (pengukur) pada
saat pembacaan aliran dilakukan di hidran aliran.
Tes aliran NYLD sangat akurat, dengan akurasi +/- 4 gpm di seluruh rentang. Penguji
aliran elektromagnetik membaca tekanan statis, tekanan dinamis, aliran sesaat, dan
aliran total. Peralatan NYLD mengukur aliran dari 8 hingga 792 gpm dan tekanan
maksimum hingga 362 psi pada pembacaan digital. Data uji aliran api memberikan
informasi yang diperlukan untuk perencana layanan air, biro proteksi kebakaran, dan
perancang bangunan. Para profesional desain menggunakan galon per menit dan
tekanan yang tersedia dari sistem air saat menggambar rencana sistem sprinkler.
Pengujian aliran api dapat mengungkap sejumlah masalah mekanis sehingga dapat
diperbaiki sebelum sistem hidran/sprinkler dibutuhkan dalam keadaan darurat.
4. Kontraktor Pelaksana harus menentukan jadwal dan cara pengujian yang akan dilakukan
2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pengujian, Kontraktor Pelaksana menyerahkan
jadwal dan cara pengujian tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. Seluruh
biaya pengujian ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.
5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan laporan pengujian/sertifikat test untuk
peralatan sistem kepada Konsultan Pengawas.
6. Pekerjaan akan dinyatakan selesai bila seluruh pengujian berhasil baik dan dapat
diterima oleh Konsultan Pengawas dan Pemilik.
7. Untuk mengetahui bahwa semua pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat berfungsi baik
dan telah sesuai dengan persyaratan teknis yang dimana, maka Kontraktor Pelaksana
diwajibkan menguji seluruh pekerjaannya dengan standrad uji masing-masing yang telah
ditetapkan dalam peraturan/Spesifikasi Peralatan.
8. Pengujian ini dilaksanakan dibawah Pengawasan Konsultan Pengawas yang ditunjuk
Jadwal Pelaksanan Pengujian dapat diatur seminggu sebelumnya atau atas persetujuan
bersama.
9. Semua bahan yang kurang baik atau pemasangan yang kurang sempurna yang diketahui
pada saat Pemeriksaan/Pengujian harus segera diganti dengan yang baru/
disempurnakan sampai dapat berfungsi dengan baik dan sesuai Standard Uji yang ada.
10. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan terhadap kebocoran (tekanan hydrostatis)
b. Hasil pengetesan terhadap peralatan (kinerja pompa).
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain – lain
J .1 . Umum
1. Keseluruhan peralatan utama yang membangun sound system ini harus dari merk yang
sama. Adapun merk yang boleh direferensikan adalah Ex. T0A - Z, Bosch
2. Kontraktor Pelaksana harus merupakan dealer produk atau perusahaan yang
mendapatkan Surat Dukungan dari Dealer. Yang dimaksud Dealer adalah Perusahaan
yang mendapatkan Surat Penunjukan dari Distributor serta mendapatkan Surat
Dukungan dari Principal (Agen Tunggal Pemegang Merk) di Indonesia.
3. Sistem tata suara harus memenuhi standard keselamatan evakuasi sebagaimana
dipersyaratkan pada IEC 60849 standard.
J .2 . Lingkup Pekerjaan
1. Selama pelaksanaan instalasi berlangsung, pemakaian listrik dan air kerja yang
menggunakan fasilitas UB harus dalam tanggungan Kontraktor Pelaksana.
2. Seluruh personil yang terlibat dalam instalasi dan pengerjaan diharuskan mencantumkan
identitas dan juga menerapkan protokol kesehatan COVID 19 dan disertai pencantuman
laporan harian dan minggu dan setelah itu didokumentasikan.
3. Pada saat pengecekan hasil pekerjaan harus didokumentasikan dalam bentuk foto
ataupun video dengan isi berupa spesifikasi teknis dan harus semua terdokumentasi.
4. Dalam pencantuman personil baik dari penyedia , kontraktor , sub kontraktor dan semua
yang terlibat dalam pengerjaan dan instalasi harus ada identitas personil dan bila ada
pergantian harus setara dan harus dicantumkan dalam berita acara secara baik dan
jelas.
5. Dalam Laporan mingguan harus disertai identitas dan data yang berkaitan pada personil
yang bersangkutan disertakan hasil dari dokumentasi (foto dan atau video) sehingga
didapatkan data dan dokumentasi yang lengkap.
6. Sebagaimana yang tertera dalam gambar rencana, Kontraktor Pelaksana pekerjaan
Sistem Tata Suara ini harus mengadakan dan memasang, serta nantinya menyerahkan
seluruh hasil pekerjaan dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi system tata suara yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
J .3 . Kemampuan Peralatan
Sound system yang ditawarkan, haruslah memiliki kemampuan minimal sebagai berikut
Selain itu system mampu melakukan supervisi dan kontrol sebagai berikut :
7. Sistem tata suara yang akan dipasang memiliki sistem prioritas otomatis untuk layanan
dengan urutan prioritas terendah sampai tertinggi sebagai berikut :
a. Back Ground Music ke semua ruangan/lantai yang dilengkapi speaker.
b. Paging dengan Attention Chime untuk penyampaian berita, dengan sistem 18
zones.
c. Emergency Call dengan Pre-Recorded Announcement, yang dapat di-trigger dari
Emergency Push-button ataupun Master Control Fire Alarm. Emergency Call
merupakan prioritas tertinggi, merupakan All Call (ke semua speaker) dan dilakukan
by-pass terhadap volume control.
8. System priority yang dapat diprogram sampai dengan 16 level, dimana microphone
dengan priority lebih tinggi dapat melakukan over-ride ke microphone dengan priority
lebih rendah (namun tidak sebaliknya), dengan pengaturan urutan prioritas sebagai
berikut :
a. Emergency Microphone.
b. Microphone General PA.
c. Call Station untuk car call.
9. Selain untuk keperluan back ground music, announcement/paging dan
mengumandangkan adzan, peralatan harus dilengkapi dengan system evakuasi untuk
hal-hal yang bersifat darurat. Sinyal dari MCFA secara otomatis dapat mengaktifkan
digital programmable pre-recorded message module.
J .4 . Instalasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan Public Address (Sound System) yang perlu diperhatikan antara
lain:
1. Kabel Speaker
a. Instalasi perkabelan ke semua speaker yang tersebar di seluruh gedung
terdiri dari :
- Kabel jenis NYMHY 3 x 1,5 mm² digunakan dari sub-sentral sampai dengan
Volume Control
- Kabel jenis NYMHY 2 x 1.5 mm² digunakan dari Volume Control sampai dengan
ceiling speaker dan dari Mixing Amplifier ke ceiling speaker.
b. Penarikan kabel dari sentral ke seluruh volume control dan ceiling speaker harus
dibuat secara group tiap-tiap lantai (1 lantai dibuat 1 group), kecuali dari sentral ke
coloumn speaker, penarikan kabel dibuat secara langsung dari Mixing Amplifier ke
beberapa column speaker secara parallel (dalam 1 group tersendiri) dan
menggunakan kebal NYMHY 2 x 2.5 mm².
2. Kabel Microphone
Instalasi kabel microphone terdiri dari:
- Kabel Microphone Stereo (3 core kabel ) dengan kualitas terbaik dan kabel telephone
ITC 2x10x0.6 mm² (10 pairs) ditarik dari front office sampai dengan sentral.
3. Kabel Microphone Stereo (3 core kabel) dengan kualitas terbaik dan kabel telephone ITC
2x2x0.6mm² (4 pairs) ditarik dari front office tiap-tiap lantai sampai dengan sub sentral.
J .5 . Spesifikasi Teknis
1. System Pre-Amplifier
a. Electrical
- Mains voltage 230 Vac/115 Vac, ±15%, 50/60 Hz
- Max mains power consumption 50 VA
- Battery voltage 24 Vdc, +20%/-10%
- Max battery current 1 A
- Max mains inrush current 1.5 A @ 230 Vac / 3 A @ 115 Vac
b. Performance
- Frequency response 50 Hz – 20 kHz (+1/-3 dB)
- Distortion < 0.5%
- Call channel Bass control: -6/+6 dB @ 160 Hz
- Treble control: 0/+12 dB @ 5 kHz
- BGM channel Bass control: 0/+20 dB @ 100 Hz
- Treble control: 0/+18 dB @ 15 kHz
- Channel separation >65 dB @ 1 kHz
- Priority mute >50 dB
c. Inputs
1) Call station inputs(8-pin DIN, balanced, for LBB 1941/00 and/or LBB 1946/00)
- Sensitivity 1 V
- Data RS485, 1200, N, 8, 1, 0
2) Mic/Line input (3-pin XLR/5-pin DIN, balanced)
- Sensitivity 1 mV (microphone), 200 mV (line)
- Impedance >1 kOhm (microphone),>5 kOhm (line)
- S/N (flat at max volume) >63 dB (microphone), >70 dB (line)
- S/N (flat at min volume/muted) >75 dB
- CMRR >40 dB (50 Hz – 20 kHz)
- Headroom >25 dB
- Speech filter -3 dB @ 315 Hz, high-pass, 6 dB/oct
- Phantom power supply 16 V via 1.2 kOhm, in microphone mode only
3) BGM input (Cinch, unbalanced, stereo converted to mono)
- Sensitivity 500 mV (CD), 200 mV (aux, tape)
- Impedance 22 kOhm
- S/N (flat at max volume) >70 dB
- S/N (flat at min volume/muted) >80 dB
- Headroom >25 Db
4) PC input (Cinch, unbalanced, stereo converted to mono)
- Sensitivity 1 V
- Impedance 22 kOhm
- S/N >70 dB
5) Emergency/telephone (Screw, balanced)
- Sensitivity 100 mV – 1 V adjustable
- Impedance >10 kOhm
- VOX threshold 50 mV
- S/N >65 dB
d. Outputs
1) Master output (3-pin XLR, balanced)
- Nominal level 1 V
- Impedance <100 Ohm
2) Tape output (Cinch, 2 x mono)
- Nominal level 350 mV
- Impedance 3.3 kOhm
3) Headphone output (6.3mm jack stereo, signal mono)
- Nominal level 3 V
- Impedance <100 Ohm
e. Control
1) RS232 (9-pin D-sub)
2) Baudrate 19k2, N, 8, 1, 0
3) Trigger inputs (Screw)
4) Activation contact closure
f. Relays
1) Zone output relay contacts 100 V, 2 A
2) Zone override relay contacts 100 V audio for 3-wire override, 24 Vdc for 4-wire
override
3) Call Active relay contacts 100 V, 2 A
4) DC supply output voltage 24 V, 250 mA max
g. Enviromental Conditions
1) Operating temperature range -10 to +550C
2) Storage temperature range -40 to +700C
3) Relative humidity <95%
4. Telephone – PA Coupler
a. Environmental conditions, category: T2
b. IP code: 42
c. Approval: CE
d. Supply voltage : 36 V d.c.
- At the station, idle <10 V d.c. 0 V d.c.
- At the station, in operation 18 - 36 V d.c. 15 V d.c.
e. Current consumption 24-36 V d.c./18-30 V a.c. 24-36 V d.c./18-30 V a.c.
- At the station, idle <0.3 mA 0 V 0 V
- At the station, in operation 27 mA 6-10 mA 6-10 mA
f. Output power (continuous/peak): 6 W in
g. Cabling:
- Extension line 2-wire
- Power line 2-wire
2) Sensivity
- FM : 2 µV (26 dB S/N)
- AM : 30 µV (20 dB S/N)
3) Performance
- Frequency response 30 Hz - 15 kHz (+1/-3 dB, FM).
- Distortion <1%
- S/N >63 dB (1 m V, FM)
c. CD/Player
1) Audio CD
- Frequency response 20 Hz - 20 kHz (+1/-3 dB)
- Distortion <0.1%
- S/N >80 dB
d. MP3 CD/CD-R
- Supported bit rates CBR 32 kbps - 320 kbps and VBR, mono and stereo
e. Outputs
- Tuner output (Cinch, 2x mono)
Nominal level 200 mV
f. Enviromental Conditions
- Operating temperature range +5 to +55°C
- Storage temperature range -25 to +55°C
- Relative humidity <95%
2. Pengujian
b. Pengujian yang berhasil dan dapat diterima oleh Direksi Lapangan yang bertindak
mewakili pemberi tugas (Owner), harus dilengkapi dengan berita acara yang telah
ditanda tangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Setelah ini dilanjutkan
dengan pemberian buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan serta
melaksanakan training kepada pengelola gedung. Sesudah semua ini dilaksanakan
maka dapat diadakan serah terima pertama dari Kontraktor Pelaksana ke Pemberi
Tugas.
c. Pengujian sistem harus dilakukan sekurang kurangnya sebagai berikut:
- Semua peralatan dalam sistem tata suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
- Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor Pelaksana wajib memberitahu
Konsultan Pengawas terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa
disaksikan oleh Konsultan Pengawas akan dinyatakan tidak sah dan harus
diulang kembali.
- Pengujian dapat dilakukan per bagian pekerjaan, namun akhirnya tetap dilakukan
pengujian sekaligus secara keseluruhan.
- Semua biaya yang diperlukan untuk dapat dilakukannya pengujian, baik untuk
daya listrik dan peralatan bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
- Apabila terdapat ketidaksempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka
Kontraktor Pelaksana wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya
menjadi tanggungan Kontraktor Pelaksana.
- Apabila karena perbaikan yang dilakukan menyebabkan kerusakan pada bagian
paket pekerjaan Kontraktor lain, maka biaya perbaikannya tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor sistem tata suara.
- Pengujian harus dilakukan oleh spesialis vendor sebagai authorized dealer
penjualan peralatan tersebut dan harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang
baik dari instansi yang berwenang.
3. Pengujian tata suara lebih detailnya sebagai berikut
▪ Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Tata Suara, meliputi
unit sumber sinyal suara (program source) dan penguat sinyal suara (audio amplifire).
• Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor serta Sistem Rak
peralatan-peralatan Sentral Sistem Suara dilengkapi dengan Double Cassette Deck,
Tuner AM/FM, MP3 dan CD Player sebagai sarana yang dapat dipergunakan sesuai
kebutuhan.
• Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF) dan Juction
Box (JB).
• Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara
antara peralatan sentral dan system rak dengan kotak hubung Bagi di setiap lantai.
• Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Speaker)
• Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara kotak hubung
bagi dengan alat pengeras suara (speaker) disetiap lantai.
4. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam
rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal – hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel – kabel.
b. Hasil pengetesan peralatan – peralatan.
c. Hasil pengetesan semua persyaratan operasi dan instalasi
d. Hasil pengukuran – pengukuran dan lain - lain
e. Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas.
5. Contoh Form Pengetesan Speaker (KEPMEN LH 1996) :
No. Uraian Tempat Instalasi Hasil Maksimal(db) Hasil Pengujian (db)
1. Speaker Lantai 1 85
2. Speaker Lantai 2 85
3. Speaker Lantai 3 85
4. Speaker Lantai 4 85
5. Speaker Lantai 5 85
1. Jaminan Instalasi & Material Instalasi menjadi Tanggung Jawab Kontraktor Pelaksana.
2. Masa Pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan ini ditetapkan selama 6 bulan setelah
barang diserahkan kepada pemilik.
3. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi/barang yang rusak atau berfungsi
kurang baik maka Kontraktor Pelaksana harus segera memperbaiki atau mengganti
peralatan tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik atas biaya Kontraktor Pelaksana
.
J.9. Lain – Lain
P = Panjang Ruang
Kebutuhan Air
Jumlah Populasi
Bersih
Luas
Luas
Jml Bersih
No Nama Lantai Lantai
Unit Lantai
(m2) Populasi
(m2) Kerapatan (ltr/hari)
/pop (ltr/hr/org)
m2/org
(Org)
1 LANTAI - 1
Teras 124,10
99 2 50 15 750
lobby 107,45
86 2 43 30 1.290
Resepsionis 15,00
12 3 4 50 200
Taman 164,88
132 4 33 200 6.600
2 LANTAI - 2
Teras 241,00
193 2 96 15 1.440
lobby 276,00
221 2 110 30 3.300
R. Dosen 21,00
17 3 20 50 1.000
3 LANTAI - 3
Teras 119,60
96 2 48 15 720
lobby 276,00
221 2 110 30 3.300
R. Dosen 780,10
624 3 20 50 1.000
4 LANTAI - 4
Teras 119,60
96 2 48 15 720
lobby 276,00
221 2 110 30 3.300
R. Dosen 780,10
624 3 20 50 1.000
5 LANTAI - 5
- 1.254
69.275
SNI 03-6481-2000
55,42 m3/hari
Dimana :
Jadi :
= 69 m3
Total Kapasitas tandon bawah = Kapasitas tandon bawah untuk air bersih (Vr) + Total kebutuhan
Fire
= 69,28 +
= 69,28 m3
Penentuan Volume tangki Atas
Qh maks = C1 x Qh
Dimana :
C1 = Konstanta (
1,5 – 2 )
Jadi :
Qh maks = 2 x Qh
= 17,32 m3/jam
Pembulatan
= 88,00 m3/jam 24,44
---Kapasitas
Pompa
= 1,47 m3/menit ###### liter/menit Transfer
Qm maks = C2 x (
Qh/60 )
Dimana :
C2= Konstanta ( 3-
4)
Jadi :
Qm maks = C2 x (
Qh/60 )
= 0,58 m3/menit
Volume
tangki atap
:
Dimana :
Diasumsikan :
Tp = 30 menit
Tpu = 10 menit
Jadi :
= (4,68) m3 (4,68)
105336
liter/hari
= 000,00
105336, m3/
= 00 hari
Berdasarkan tabel 3.12 Pemakaian air rata-rata per orang setiap hari, maka untuk FTP tsb,menggunakan
= 13167,00 m3/jam
Dimana :
C2= Konstanta (
1,5-2)
Jadi :
Qm maks = C2 x ( Qh/60
)
438.900 liter/menit
1. PERHITUNGAN SISTEM ELEKTRIKAL
Catatan :
7. Cara Kerja Sistem Listrik Dalam Keadaan Normal, Emergensi Dan Kebakaran
a. Dalam kondisi normal, daya listrik disuplai dari PLN melalui trafo
b. Pada saat PLN mati, system Automatic Main Failure ( AMF) akan menstart
Genset secara otomatis beban disupply dari Genset untuk SDP Gedung
c. Pada saat kebakaran, beban-beban peralatan kebakaran di supply dari
Genset, sedangkan beban lain dimatikan.
Uraian Contoh Perhitungan
Disini kami mencoba memberikan cara perhitungan sederhana dalam menentukan kapasitas AC
yang sesuai untuk ruangan anda. Kapasitas AC dihitung dalam satuan BTU (British Thermal Unit)
tetapi untuk Indonesia orang lebih mengenal kapasitas AC dalam satuan PK (paardenkracht) dari
bahasa Belanda.
Dibawah ini adalah rumus perhitungan sederhana dengan asumsi ketinggian ruangan (R. Kuliah
Lantai 2) sekitar 4 meter. Apabila lebih tinggi dari 4 meter maka setiap kelipatan 1 meter dikalikan
dengan 1.000 BTU.
Panjang ruangan Efektif (m) x Lebar ruang Efektif (m) x 390 BTU
Untuk setiap orang yang menggunakan ruangan tersebut dikalikan dengan 390 BTU. Jadi misalnya
untuk ruangan 5,6 x 7,6 meter yang ditempati oleh 26 orang maka perhitungannya sebagai berikut :
( 5,6 x 7,6 x 390 BTU/jam ) + ( 26 x 390 BTU ) = 16005 + 7500 = 23.505 BTU
Ternyata untuk ruangan tersebut memerlukan AC dengan kapasitas tersebut maka idealnya anda
membeli AC ukuran 2 x 1½ PK.
AC ½ PK = ± 5.000 BTU/h
AC ¾ PK = ± 7.000 BTU/h
AC 1 PK = ± 9.000 BTU/h
AC 1½ PK = ± 12.000 BTU/h
AC 2 PK = ± 18.000 BTU/h
AC 2½ PK = ± 24.000 BTU/h
Sekarang anda bisa menentukan kapasitas AC yang sesuai dengan kebutuhan ruangan anda.
SNI 6197:2011- Perhitungan Titik Lampu
a. Perhitungan Titik Lampu
Penjelasan Rumus diatas adalah :
LLF = (Light Loss Factor) atau Faktor kehilangan atau kerugian cahaya, biasa
Cu = (Coeffesien of Utillization)
b. Contoh hitungan Ruang Office Lantai 1 (SNI 6197:2011 dan SNI 04-022-2000)
dengan panjang 3 meter dan lebar 3 meter, akan dipasang dengan lampu RMI 2 × PL 18
watt.
Perhitungannya sebagai berikut :
Menurut standart SNI, untuk penerangan Lembaga Pendidikan tidak boleh melebihi
Daya Pencahayan Maksimum adalah15 W/m² (termasuk rugi ballast)
Dari perhitungan diatas, kita mengetahui bahwa dengan ruangan 3 x 3 meter yang akan dipasang
lampu RMI 2 x 18W E27 220-240V memerlukan paling tidak 1 titik lampu.
Disarankan untuk setidaknya luasan 50 m² dalam satu sirkuit mempunyai satu titik
stop kontak atau untuk tiap ruangan tertutup. (SNI IEC 62196-3:2014 dan SNI 04-022-
2000). Pada Ruang Janitor di lantai 1 dengan luas 1.35 x 1.35 meter maka diberikan 1
stop kontak.