Anda di halaman 1dari 160

Rencana Kerja dan Syarat Teknis

Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang


Riau

RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING
BAB 1. SYARAT – SYARAT UMUM
1.1 URAIAN UMUM
Syarat-Syarat Umum untuk Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Plumbing ini berisi
perincian yang memperjelas / menambahkan uraian yang saling melengkapi
terhadap hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat Administratif. Beberapa
hal dari persyaratan umum yang bila dituliskan kembali dalam spesifikasi ini berarti
adanya persyaratan secara khusus yang dimaksudkan untuk mempertegas hal-hal
lainnya dari persyaratan umum dan suplementer yang ada. Apabila ada yang
dinyatakan lain tersendiri dan terpisah dengan yang ada di dalam spesifikasi ini,
maka hal-hal dari persyaratan umum maupun suplementer tidak berlaku lagi untuk
sistem instalasi ini.

1.2 PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Pemasangan atau Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus
dilaksanakan sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang
berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-
ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Direksi Teknis Proyek.
3. Pelaksanaan kegiatan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam pekerjaan
instalasi Mekanikal Elektrikal sehingga dapat dipertanggungjawabkan.
4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor Pelaksana sehingga
dapat berkoordinasi dan berdiskusi dengan Direksi Teknis Proyek pada waktu
pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor Pelaksana diharuskan untuk melakukan pekerjaan uji coba
keseluruhan Sistem Mekanikal Elektrikal Plumbing yang disesuaikan dengan
persyaratan Standar Operasional Prosedur / SOP yang disetujui MK.
6. Untuk setiap material / peralatan yang kurang baik atas kesalahan pemasangan,
baik kualitas maupaun kuantitasnya adalah tanggungjawab Kontraktor
Pelaksana yang harus mengganti / memperbaiki hal-hal tersebut di atas.
7. Disamping hal tersebut diatas, Kontraktor Pelaksana juga bertanggungjawab
terhadap semua biaya dan pengurusan untuk setiap perijinan, lisensi, pengujian,
yang dilakukan dalam hal penyelesaian Lingkup Pekerjaan Mekanikal Elektrikal.

1
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

1.3 ACUAN DASAR DAN PERATURAN


1. Pemasangan instalasi pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada
Peraturan Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi,
Standar Nasional maupun Internasional yang terkait.
2. Semua hal yang terkait dengan syarat-syarat penerimaan bahan-bahan,
peralatan, cara-cara pemasangan, kuantitas serta kualitas hasil pekerjaan dan
lain-lainnya untuk sistem pemasangan atau instalasi Mekanikal Elektrikal
Plumbing ini harus sesuai dengan standar-standar atau acuan yang dipakai,
tetapi tidak terbatas, yang diantaranya sebagai berikut :

1.3.1 Listrik Arus Kuat (L.A.K)


1. Undang undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan Gedung.
2. Peraturan Presiden No. 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) No. 2 tahun
2022 tentang Cipta Kerja.
5. Permen PUPR No .22 / PRT / M / 2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
6. Permenaker No. 12 tahun 2015, Tentang Keselamatan Instalasi dalam
Bangunan.
7. Permen PU No.26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
8. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0225–2011 dan SNI 0225-2020
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan Amandemennya.
9. SNI IEC 60423:2010, Tentang sistem konduit untuk manajemen kabel –
diameter luar konduit untuk instalasi listrik dan ulir untuk konduit dan
fitting.
10. SNI – 03 – 7018 – 2001 Tentang Sistem Pasokan Daya Darurat dan
Siaga (SPDD).
11. SNI – 03 – 7015 – 2004 Tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
12. SNI IEC 62305 - 2013 Tentang Proteksi Terhadap Petir
13. SNI – 03 – 6574 – 2001 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem
Pencahayaan Darurat, Tanda dan Sistem Peringatan Bahaya pada
Bangunan.
14. SNI – 03 – 6575 – 2001 Tentang Tata Cara Perencanaan Sistem
Pencahayaan Buatan pada Bangunan.
2
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

15. SNI – 03 – 6197 – 2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.


16. SNI – 04 – 0227 – 1994 tentang Tegangan Standar.
17. Data teknis dari Produk Pabrikan

1.3.2 Listrik Arus Lemah (L.A.L)


1. Undang undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan Gedung
2. Undang – Undang No. 36 tahun 1999 tentang Komunikasi
3. Peraturan Presiden No. 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) No. 2 tahun
2022 tentang Cipta Kerja.
5. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
6. Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 2000 tentang Penyelengaraan
Telekomunikasi.
7. Permen PUPR No .22 / PRT / M / 2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
8. Permen PU No.26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
9. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0225–2011 dan SNI 0225-2020
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan Amandemennya.
10. SNI 03 – 1735 – 2000 tentang Tata Cara Perencanaan Bangunan dan
Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan
Gedung.
11. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03 – 1736 – 2000 tentang Tata
Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
12. Standar Nasional Indonesia No. SNI 03 – 1746 – 2000 tentang Tata Cara
Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk Penyelamatan
Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
13. SNI 03 – 3985 – 2000 tentang Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan
Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
14. SNI 03 – 3986 – 2000 tentang instalasi alarm kebakaran otomatik
15. NFPA – 72 : National Fire Alarm and SIgnaling Code, Edition 2019.
16. Data teknis dari produk pabrikan.

3
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

1.3.3 Plumbing
1. Undang undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan Gedung
2. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) No. 2 tahun
2022 tentang Cipta Kerja.
4. Permen PUPR No .22 / PRT / M / 2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
5. PerMenkes No. 492 MenKes/Per/IV/2010 tentang persyaratan air
bersih.
6. Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup
No. Kep-02/MenKLH/I/1998 tentang Baku Mutu Air Limbah.
7. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0225–2011 dan SNI 0225-2020
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan Amandemennya.
8. SNI 03 – 8153 – 2015 tentang Sistem Plambing pada Bangunan
Gedung.
9. SNI 03 – 7065 – 2005 tentang Tata cara Perencanaan Sistem Plambing.
10. SNI 03 – 6481 – 2000, tentang Sistem Plambing.
11. SNI 03 – 6373 – 2000, Tentang tata cara pemilihan dan pemasangan
vent pada sistem plambing.
12. SNI 03 – 0162 – 1987 , Tentang pipa PVC untuk saluran buangan
didalam dan diluar bangunan.
13. SNI 8456 : 2017 - Sumur dan Parit Resapan Air Hujan
14. SNI 06-6404 : 2000 - Spesifikasi flense pipa baja untuk penyediaan air
bersih ukuran 110 mm - 366 mm
15. SNI 06-6419 : 2000 - Spesifikasi pipa PVC bertekanan berdiameter 110-
315 mm untuk air bersih
16. Perencanaan dan Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Muh.
Noerbambang & T. Morimura.
17. Data teknis dari produk pabrikan.

1.3.4 Pemadam Kebakaran


1. Undang undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan Gedung.
2. Peraturan Presiden No. 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.

4
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) No. 2 tahun


2022 tentang Cipta Kerja.
4. Permen PUPR No. 22 / PRT / M / 2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
5. Permen PU No. 20 tahun 2009 tentang Pedoman Teknis Manajemen
Proteksi Kebakaran di Perkotaan.
6. Permen PU No. 26 tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
7. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2021 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
8. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0225–2011 dan SNI 0225-2020
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan Amandemennya.
9. SNI – 03 – 6570 – 2001 tentang instalasi pompa yang dipasang tetap
untuk protekis kebakaran.
10. SNI – 03 – 1745 – 2000 tentang tata cara perencanaan sistem pipa
tegak dan slang untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
11. SNI – 03 – 3989 – 2000 tentang Tata Cara dan Pemasangan Sistem
Sprinkler Otomatis untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Gedung
12. SNI – 180 : 2021 tentang Alat Pemadam Api Portabel.
13. NFPA – 10 : 2018 Edition : standard for Portable Fire Extinguisher.
14. NFPA – 13 : 2016 Edition : standard for installation of Sprinkler system.
15. NFPA-14 : 2018 Edtion : Standard for the Installation of Stand pipe and
Hose Systems
16. NFPA-20 : 2019 Edition : Standard for the Installation of Stationary
Pumps for Fire Protection
17. Data teknis dari produk pabrikan.

1.3.5 Tata Udara Gedung (T.U.G)


1. Undang undang nomor 28 tahun 2002 tentang bangunan Gedung.
2. Peraturan Presiden No. 12 tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden No. 16 tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah.
3. Permen PUPR No .22 / PRT / M / 2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara.
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) No. 2 tahun
2022 tentang Cipta Kerja.

5
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

5. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 2021 tentang Peraturan


Pelaksanaan Undang Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
6. Standar Nasional Indonesia (SNI) 0225–2011 dan SNI 0225-2020
tentang Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) dan Amandemennya.
7. SNI 6390 : 2020 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan
Gedung.
8. SNI – 03 – 7012 – 2004 tentang Sistem Manajemen ASAP di dalam
MAL, Atrium dan Ruangan Bervolume Besar.
9. SNI 03 – 6572 – 2001 : Tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan gedung.
10. SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada Bangunan
Gedung.
11. SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
Association).
12. ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
13. Pedoman Energi Efisiensi untuk Desain Bangunan Gedung di Indonesia
Edisi Pertama 2012.
14. Data teknis dari produk pabrikan.

1.3.6 Transportasi Dalam Gedung (TDG)


1. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPPU) No. 2
tahun 2022 tentang Cipta Kerja.
2. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang.
3. Permen PUPR No. 14 tahun 2017 tentang Persyaratan kemudahan
bangunan gedung.
4. Permenaker No. 6 tahun 2017 tentang Keselamatan dan kesehatan
kerja elevator dan escalator.
5. SNI 03-7017-2004 tentang Lift traksi pada bangunan gedung.
6. SNI 03-6573-2001 tentang Tata cara perancangan sistem transportasi
vertikal dalam gedung (lift).
7. SNI 03-6248-2000 tentang syarat-syarat umum konstruksi escalator
yang dijalankan dengan tenaga listrik

1.4 DIREKSI TEKNIS PROYEK


Yang dimaksud dengan Direksi Teknis Proyek disini adalah Pejabat / Lembaga terkait
yang berwenang dalam pelaksanaan proyek atau pekerjaan ini, yang ditetapkan
dalam kesepakatan dokumen Kontrak atau Surat Keputusan / SK yang berlaku

6
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

dalam masa kontrak atau selama waktu pelaksanaan sampai pekerjaan selesai.
Unsur-unsur yang terkait dalam Direksi Teknis Proyek meliputi Owner / Pemilik,
User / Pengguna, Pejabat Teknis (Pembuat Komitmen dan Tim Teknis), serta
Rekanan yang ditunjuk dan dikontrak sebagai perwakilan, yaitu Konsultan
Perencana dan Konsultan Pengawas, serta unsur pejabat lainnya yang terlibat dan
terkait dalam pelaksanaan proyek / pekerjaan ini.

1.5 KONTRAKTOR PELAKSANA / PEMBORONG


1. Yang dimaksud Kontraktor dalam spesifikasi ini adalah badan usaha pelaksana
yang dipilih dan punya kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan instalasi
Sistem Mekanikal Elektrikal ini sampai selesai.
2. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai Sertifikat Kompetensi
Kerja (SKK) level 6 untuk pekerjaan instalasi listrik, untuk pekerjaan plumbing dan
kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan pemasangan atau instalasi
Sistem Mekanikal Elektrikal dalam proyek ini dan menempatkan tenaga ahli yang
dapat berdiskusi dan berkoordinasai serta dapat memutuskan setiap persoalan
teknis dan administrasi di lapangan.
3. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang
ditentukan oleh Direksi Teknis Proyek.
4. Kontraktor harus mempelajari serta memahami undang-undang dan peraturan,
persyaratan umum, maupun suplementernya, syarat standar internasional,
persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, dokumen pelelangan, bundel
gambar serta semua petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
5. Kontraktor dapat meminta uraian penjelasan kepada Direksi Teknis Proyek atau
pihak lain yang ditunjuk, perihal dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar
atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
6. Kontraktor harus mempelajari dan memeriksa setiap pelaksaanaan pekerjaan
dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini, apabila
pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya dan
bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor harus mengerjakan
saran-saran perbaikan oleh segenap pihak dengan tetap bertanggungjawab atas
segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.

1.6 SUB KONTRAKTOR


1. Apabila diperlukan tenaga ahli khusus karena tenaga pelaksana Kontraktor
Utama / Main Kontraktor tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan,
pengujian dan lain-lain, maka Kontraktor Utama dapat menyerahkan sebagian
pekerjaan instalasinya kepada Sub Kontraktor yang punya izin lain setelah dapat
persetujuan secara tertulis dari Direksi Teknis Proyek.
2. Kontraktor Utama tetap dan harus bertanggungjawab sepenuhnya atas segala
lingkup pekerjaannya, baik yang dilaksanakannya sendiri maupun terhadap

7
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-subkontrak-kan).

1.7 KOORDINASI PEKERJAAN DENGAN PIHAK LAIN


1. Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi /
penyesuaian antar pihak-pihak setiap lingkup pekerjaan yang berbeda demi
kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek ini, diantaranya antar lingkup
pekerjaan sipil, mekanikal plumbing, serta elektrikal elektronik dan bidang
pekerjaan lain sebagainya atas petunjuk Konsultan Pengawas sebelum
pengerjaan dimulai maupun pada waktu pelaksanaan. Gangguan dan konflik di
antara Kontraktor harus dihindari, karena keterlambatan pekerjaan akibat tidak
adanya koordinasi menjadi tanggungjawab Pihak Kontraktor
2. Kontraktor harus bekerja-sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor untuk
Lingkup Pekerjaan Sipil / Struktur maupun Arsitektur.
3. Kontraktor harus berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh /
sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang
sama untuk seluruh proyek ini agar mudah pemeliharaannya.
4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan / diselesaikan / dibeli oleh
dan dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini, maka Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas segalanya terkait peralatan yang digunakan
dalam pekerjaan ini.
5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi, dan memberikan petunjuk kepada
Sub-Kontraktor untuk melakukan penyambungan kabel-kabel, pemasangan
sensor-sensor, peletakan atau penempatan peralatan / instalasi, pembuatan
sparing dan lain-lainnya pada dan untuk peralatan Mekanikal Elektrikal agar
keseluruhan sistem Mekanikal Elektrikal dapat beroperasi dengan baik sesuai
dengan fungsinya. Dalam hal ini, Kontraktor masih tetap bertanggung-jawab
penuh atas peralatan-peralatannya tersebut.

1.8 KONTROL MONITORING DAN PENGAWASAN PELAKSANAAN


1. Konsultan Pengawas harus mengawasi, memeriksa dan menguji setiap bagian
pekerjaan, bahan dan peralatan. Sedangkan Pelaksana Pekerjaan harus
mengadakan fasilitas – fasilitas yang diperlukan.
2. Bagian pekerjaan yang telah dilakukan tapi luput dari pengawasan dan
pengamatan dari Konsultan Pengawas tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan.
3. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam-jam kerja, dan hari
libur maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Pelaksana Pekerjaan yang perhitungannya disesuaikan dengan peraturan
pemerintah. Permohonan untuk mengadakan pengawasan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Konsultan Pengawas.

8
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4. Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas yang bertugas


setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana Pekerjaan, agar pekerjaan
dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan isi surat perjanjian
Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang benar dan tepat serta
cermat.
5. Evaluasi Gambar - Gambar
 Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya
 Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari
pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian
serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan
 Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila
ada) harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing
instalasi
 Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan, pihak Kontraktor harus membuat
gambar kerja / shop drawing (Jumlah sesuai Kontrak / ditentukan oleh Direksi
Teknis Proyek). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin lingkup pekerjaan pada proyek ini dan
disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai
bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui oleh perwakilan Direksi Teknis
Proyek yang telah ditunjuk.
 Pelaksana pekerjaan instalasi harus membuat gambar-gambar terbangun
“As-Built Drawings” disertai dengan Operating Instruction, Technical and
Maintenance Manual, dan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
pada saat penyerahan pertama pekerjaan. As-built Drawing ini harus benar-
benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi Mekanikal dan informasi
lainnya sehingga jelas. Operating Instruction, Technical and Maintenance
Manuals harus merupakan cetakan yang asli / original berikut terjemahannya
dalam bahasa Indonesia.
6. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya
kepada kuntuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan di dalam jangka waktu ± 1 (satu) bulan
sesudah Kontraktor memperoleh Kontrak dan SPMK / Surat Perintah Mulai
Pekerjaan.
7. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga
kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planing yang terinci untuk
setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Direksi Teknis Proyek atau pihak
lain yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya. Schedule dan net-work
planing harus diserahkan dalam waktu ± 15 (lima belas) hari kalender sesudah
Kontraktor memperoleh Kontrak dan SPMK / Surat Perintah Mulai Pekerjaan.

9
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

8. Kontraktor harus membuat dan mengadakan :


a. Laporan Kemajuan Pekerjaan, berupa ;
 Laporan kegiatan pekerjaan harian
 Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan
 Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.
Laporan – laporan tersebut merupakan ringkasan dari laporan kemajuan
prestasi pekejaan yang ditandatangani oleh manajer proyek dan akan
diserahkan kepada Konsultan Pengawas untuk diketahui / disetujui yang
berisikan gambaran tentang :
 Kegiatan fisik
 Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara
lisan maupun tertulis.
 Jumlah material masuk / ditolak.
 Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
 Keadaan cuaca
 Pekerjaan tambah / kurang
 Prestasi rencana dan yang terpasang.
b. Laporan Pengetesan
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Pelaksana Pekerjaan instalasi ini
harus menyerahkan semua hasil pengetesan dan pengukuran kepada
Konsultan Pengawas mengenai hal-hal sebagai berikut :
 Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
 Hasil pengetesan mesin atau peralatan
 Hasil pengetesan kabel, kuat arus serta tegangan penghantar
 Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, tekanan, dll.
9. Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Mekanikal Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak
Direksi Teknis Proyek atau pihak yang ditunjuk yang menyatakan bahwa tahap
pekerjaan sistem Mekanikal Elektrikal telah selesai dikerjakan sesuai dengan
persyaratan yang ada. Tahapan pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian,
sesuai dengan rincian jadwal / waktu yang diserahkan Kontraktor.
10. Dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial run pekerjaan sistem Mekanikal
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Direksi Teknis Proyek atau pihak-pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi Teknis Proyek. Untuk ini harus dibuatkan berita
acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji dan dari Kontraktor
yang bersangkutan. Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah

10
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

ditera. Semua biaya pada waktu uji coba fungsi / pengetesan ini sepenuhnya
menjadi tanggungjawab Kontraktor.
11. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknis Proyek atau pihak-pihak lain
yang ditunjuk oleh Direksi Teknis Proyek apabila Kontraktor sekiranya
mengalami kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin terjadi pada saat
melaksanakan pekerjaan.
12. Semua biaya pelaksanaan pekerjaan di luar jam kerja yang dikeluarkan Direksi
Teknis Proyek untuk monitoring pengarahan dan kontrol pengawasan, rapat
koordinasi lapangan akan ditanggung oleh Pihak Kontraktor.

1.9 PERSETUJUAN PERALATAN DAN BAHAN SERTA MATERIAL


1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender / pelelangan semua brosur
data sheet teknis yang asli untuk setiap bahan dan material berupa peralatan-
peralatan Mekanikal Elektrikal yang dipersyaratkan beserta data-data teknis dan
mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
2. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan instalasi peralatan maupun
material, maka Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyerahkan daftar dari
material-material yang akan digunakan.
3. Apabila ada data-data serta bahan dan material yang diajukan berbeda dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasinya, maka Kontraktor
harus menggantinya sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.
4. Daftar ini yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture,
catalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana dalam memberikan persetujuan, antara
lain:
a. Manufacturer Data / Catalog.
Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-informasi yang tercetak
jelas cukup detail sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
b. Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva
yang meliputi informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-
peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
c. Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap
kualitas dari unit berupa produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa
tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam jangka
waktu tertentu dengan baik.

11
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

5. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar,


tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan
dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama,
atas tanggungan biaya Pihak Kontraktor.
6. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan
baik, tidak cacat mutu dan disfungsi, sesuai dengan brosur yang dipublikasikan
berdasarkan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana
yang merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan
yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
7. Bilamana ternyata yang dipakai / digunakan adalah bahan / peralatan lama,
sudah bekas digunakan, cacat atau rusak, maka Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan / material atau peralatan baru yang sesuai dengan spesifikasi dan
gambar dan menjadi tanggungan biaya Kontraktor.
8. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / material atau peralatan yang
masuk ke site / lapangan lokasi proyek sebelum contoh atau brosurnya disetujui
oleh Direksi Teknis Proyek. Semua bahan yang telah masuk di site / lapangan
lokasi proyek dan berbeda dari ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun
brosur yang telah disetujui, maka bahan / material atau peralatan itu harus
dikeluarkan dari site / lapangan lokasi proyek dalam waktu 1 x 24 jam sejak
diketahuinya penyimpangan itu oleh Direksi Teknis Proyek.
9. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang
kepada Konsultan Pengawas paling lama dua minggu setelah daftar material
disetujui. Semua biaya dalam penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini
adalah menjadi tanggungan Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas tidak
bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan juga semua biaya
yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh / dokumen
ini.
10. Penggantian Peralatan dan Material
a. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada
peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus
dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Pelaksana pekerjaan.
b. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu
hal yang tidak bisa dihindari Harus diganti, maka sebagai penggantinya harus
dari jenis setara atau lebih baik (equal or better) yang disetujui.
c. Bila Konsultan Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setara
atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
11. Pengujian dan Penerimaan

12
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

a. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Pengawas di pabrik masing-masing yang sebelumnya sudah ditest
oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke lapangan.
b. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan
dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan
baik, Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pengujian secara
keseluruhan dari peralatan - peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest
dan memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan
berdasarkan Berita Acara oleh Konsultan Pengawas.
12. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain-lain oleh Pelaksana
Pekerjaan, Pemilik dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan
yuridis lainnya.

1.10 PERIJINAN
1. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan pemasangan / instalasi Sistem Mekanikal Elektrikal ini harus
dilakukan dan atas tanggungan serta biaya oleh Kontraktor.
2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lainnya, beserta keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan pemasangan / instalasi Sistem
Mekanikal Elektrikal ini harus dilakukan oleh Kontraktor atau pihak lain yang
ditunjuk oleh Direksi Teknis Proyek dengan semua biaya atas beban dan
tanggungjawab Kontraktor.
3. Kontraktor harus bertanggungjawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatentkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut dan Pihak Kontraktor juga harus menyerahkan
Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di atas.
4. Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai pemasangan / instalasi semua Sistem Mekanikal
Elektrikal proyek ini kepada Direksi Teknis Proyek atau pihak yang ditunjuk,
sebelum penyerahan kedua dilakukan.
5. Kontraktor harus memperoleh ijin terlebih dahulu dari Direksi Teknis Proyek
setiap akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan
melaksanakan pekerjaan di luar jam kerja (kerja lembur).
6. Kontraktor harus mendapatkan ijin-ijin yang berhubungan dengan pajak,
pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap pemasangan/
instalasi semua Sistem Mekanikal Elektrikal proyek yang dikerjakan ini. Untuk
semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan ijin itu menjadi
tanggungjawab Pihak Kontraktor.

13
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

1.11 PENYELESAIAN PEKERJAAN


1. Pelaksanaan Pekerjaan / Pemasangan
a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana Pekerjaan
harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui. Gambar kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman
dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu
dengan lainnya, jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding
dan peralatan, dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak
menolak gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Kontraktor diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran /
kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat
keraguan-keraguan, Pelaksana Pekerjaan harus segera menghubungi
Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan
maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan. Untuk itu
pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas atas rekomendasi Konsultan Perencana.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan
dalam menentukan performannya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh
Pelaksana Pekerjaan sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun kondisi
lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu kontraktor wajib menghitung
kembali performanya dari peralatan tersebut dan memintakan persetujuan
kepada Konsultan Pengawas.
2. Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi
a. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian
dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
b. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar
perubahan yang ada kepada Konsultan Pengawas yang akan dikirim oleh
Konsultan Pengawas kepada Konsultan Perencana.
c. Perubahan material dan lain-lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana
Pekerjaan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan jika terjadi
pekerjaan tambah/kurang/ perubahan yang ada harus disetujui oleh
Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas secara tertulis.
d. Pekerjaan Sistem Mekanikal Elektrikal dianggap selesai apabila :
e. Telah mendapatkan surat pernyataan dari Direksi Teknis Proyek bahwa
untuk pekerjaan pemasangan instalasi sudah diselesaikan dengan hasil yang
baik.
f. Semua persoalan atau permasalahan kontrak yang berhubungan dengan
Pemilik / Owner dan Pengguna / User telah dipenuhi.

14
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

g. Untuk keseluruhan pekerjaan pemasangan / instalasi Sistem Mekanikal


Elektrikal yang sudah dipasang harus dilakukan uji coba fungsi dan kegunaan
(Testing Commissioning), yang dihadiri dan disaksikan bersama-sama dengan
Direksi Teknis Proyek selaku Pemilik dan Pengguna beserta Konsultan
Pengawas dan Perencana yang dibuktikan dengan legalitas Beritas Acara
Testing Commissioning yang menyatakan hasil yang baik untuk fungsi sistem
dan kegunaan sesuai dengan spesifikasi teknis.
h. Semua biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pelaksanaan uji coba
fungsi dan kegunaan (Testing Commissioning) Sistem Mekanikal Elektrikal
Plumbing adalah menjadi tanggungjawab Kontraktor berdasarkan Dokumen
Kontrak.

1.12 SERAH TERIMA PEKERJAAN


Lingkup Pekerjaan Mekanikal Elektrikal ini harus diselesaikan seluruhnya sesuai
Kontrak dan diserahkan untuk pertama kalinya pada waktu yang telah ditetapkan
dalam Kontak Kerja. Pemberitahuan penyerahan pekerjaan, harus dinyatakan
secara tertulis oleh Kontraktor dengan menyebutkan secara tertulis dengan
menyebutkan tanggal penyerahan yang dikehendaki, dalam waktu 1 (satu) minggu
sebelum penyerahan yang dikehendaki kepada Direksi Teknis Proyek. Jika pekerjaan
telah memenuhi syarat, maka Pihak Direksi Teknis Proyek akan menerima pekerjaan
tersebut untuk pertama kali atau Serah Terima Pertama / Provisional Hand Over
(PHO) yang dinyatakan secara tertulis dalam Berita Acara Serah Terima Pertama /
BAST-1 Pekerjaan.

1.13 MASA JAMINAN DAN SERVICE SERTA GARANSI


1. Semua pekerjaan instalasi dan peralatannya harus dijamin dapat bekerja dengan
baik dan sempurna. Semua yang masuk lingkup pekerjaan ini, maka Kontraktor
harus memberi masa jaminan selama satu tahun setelah Serah Terima
Pertama / Provisional Hand Over (PHO) pada waktu penyerahan pekerjaan.
2. Keseluruhan pemasangan Instalasi Mekanikal Elektrikal harus memiliki garansi
minimal satu tahun setelah berakhirnya masa pemeliharaan disaat sistem
diterima oleh Direksi Teknis Proyek secara baik pada waktu Serah Terima
Kedua / Final Hand Over (FHO) yang dinyatakan secara tertulis dalam Berita
Acara Serah Terima Kedua / BAST-2 Pekerjaan.
3. Pihak Kontraktor harus bertanggung-jawab atas seluruh peralatan yang rusak
selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
4. Kontraktor harus mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok barang-barang
atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat kesalahan
pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus delapan
puluh) hari setelah proyek ini diserahterimakan untuk pertama kalinya.
5. Apabila hasil Pekerjaan Sistem Mekanikal Elektrikal ini tidak lengkap atau masih
ada bagian yang cacat, gagal atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi

15
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

serta dokumen gambar dan ternyata Kontraktor gagal untuk melaksanakan


perbaikan ini dalam waktu yang cukup menurut Direksi Teknis Proyek serta
pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau sebagian dari sistem ini
sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti. Dalam hal ini pemilik
dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas
dengan baik atas biaya dan tanggungjawab Kontraktor.
6. Kontraktor harus menempatkan minimal 2 (dua) orang pada setiap hari kerja
untuk mengoperasikan/merawat peralatan Mekanikal Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau
melakukan penyetelan peralatan selama masa pemeliharaan.
7. Kontraktor harus memberikan service gratis untuk seluruh sistem Mekanikal
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini
diserahterimakan pertama kali dan garansi satu tahun kalender setelah Serah
Terima Kedua/Final Hand Over (FHO) yang dinyatakan secara tertulis dalam
Berita Acara Serah Terima Kedua / BAST-2 Pekerjaan.
8. Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya. Bila
peralatan mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang
disyaratkan didalam spesifikasi teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung
jawab terhadap peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut
memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan sertifikat
pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
9. Sebelum penyerahan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada Team
Tenaga Teknis yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan
lengkap dengan buku Operating Maintenance, Repair Manual dan As-built
drawing, segala sesuatunya atas biaya Pelaksana Pekerjaan.

1.14 MASA PEMELIHARAAN


1. Masa pemeliharaan ditetapkan 180 (seratus delapan puluh) hari kalender sejak
tanggal penyerahan pertama pekerjaan yang disertai / dibuktikan dengan Berita
Acara Serah Terima Pertama / BAST-1 Pekerjaan. kontraktor harus melengkapi
dan memperbaiki segala kerusakan-kerusakan atau kekurangan-kekurangan
yang disebabkan apabila masih kurang sempurnanya pelaksanaan dan atau
bahan-bahan yang digunakan. Pekerjaan perbaikan ini harus segera dikerjakan
oleh Pihak Kontraktor / Pemborong pada peringatan pertama dari Direksi Teknis
Proyek. Kontraktor harus memperbaiki semua kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan ini.
2. Jika Pihak Kontraktor melalaikan peringatan ini atau pekerjaan perbaikan kurang
sempurna, maka Direksi Teknis Proyek dapat meminta orang atau pihak lain
untuk memperbaiki atau mengganti dengan biaya yang dibebankan menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Setelah jangka waktu untuk masa pemeliharaan ini
berakhir dan semua kerusakan atau kekurangan itu telah diselesaikan dengan

16
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

baik oleh Kontraktor, maka pekerjaan dapat diserahkan terimakan untuk kedua
kalinya.

1.15 PETUNJUK OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENDIDIKAN.


1. Pada saat penyerahan hasil pekerjaan untuk pertama kali atau Serah Terima
Pertama/Provisional Hand Over (PHO), maka Pihak Kontraktor harus
menyerahkan:
a. Gambar terbangun (as-built drawing), dalam bentuk gambar cetak/hardcopy
dan file softcopy.
b. Katalog suku cadang.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini
juga dalam bahasa Indonesia.
Data-data atau dokumen tersebut diatas tersebut haruslah diserahkan kepada
Direksi Teknis Proyek (Jumlah sesuai Kontrak / ditentukan oleh Direksi Teknis
Proyek), sekalian untuk menyatakan bahwa pekerjaan Kontraktor sudah selesai
dilaksanakan.
2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
menggunakan peralatan Sistem Mekanikal Elektrikal dan perawatannya kepada
petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh Direksi Teknis Proyek secara
cuma-cuma sampai bisa menjalankan tugasnya dan keseluruhan biaya
pelaksanaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.16 LINGKUP PEKERJAAN


Pekerjaan pemasangan/instalasi Sistem Mekanikal Elektrikal ini meliputi seluruh
pengadaan dan pendatangan semua bahan / material serta peralatan utama dan
alat bantu Sistem Mekanikal Elektrikal, tenaga kerja, pembuatan alat-alat,
pemasangan, termasuk pengadaan listrik dan air untuk keperluan pengujian dan
keperluan kerja. Keterangan-keterangan yang tidak dicantumkan di dalam
spesifikasi maupun dalam gambar tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Perincian umum pekerjaan pemsangan / instalasi Sistem Mekanikal Elektrikal ini
adalah sebagai berikut (perincian lebih lanjut dapat dilihat pada Syarat – Syarat
Khusus Teknik, bila ada) :
1. Sistim Mekanikal, meliputi ;
a. Instalasi Sistem Tata Udara dan Ventilasi Mekanik
b. Instalasi Pemipaan/Plumbing (Sistem Air Bersih, Buangan Air Kotor dan
Bekas, Air Hujan dan Pipa Vent Udara)
c. Instalasi Fire Hydrant/Sistem Pemadam Kebakaran

17
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2. Sistim Elektrikal, meliputi ;


a. Instalasi Sistem Kelistrikan, berupa distribusi daya listrik lengkap berikut
panel-panel daya, instalasi penerangan dan stop kontak, dll
b. Instalasi Grounding System dan Proteksi Petir
c. Instalasi Sistem Fire Alarm (Pengindera Api)
d. Instalasi Sistem Tata Suara
e. Instalasi Sistem Telepon dan Data LAN
f. Instalasi Sistem CCTV (Closed Circuit Television), dan
g. Instalasi Sistem Master Antena Televisi (MATV)
3. Penyetelan atau settingan untuk seluruh Sistem Mekanikal Elektrikal agar
lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan persyaratan dokumen
pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
4. Pengadaan pemasangan seluruh sistem instalasi Mekanikal Elektrikal sesuai
dengan gambar dokumen, spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
5. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, maka
Pihak Kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut Direksi Teknis Proyek atau
pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
6. Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, maka Pihak Kontraktor harus
bertanggungjawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
7. Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi sistem
Mekanikal Elektrikal harus berdasarkan gambar, dokumen lengkap dan sesuai
dengan spesifikasi teknik, serta adendum lainnya.
8. Bila dalam spesifikasi ini terdapat klausal-klausal / butir-butir yang ditulis /
disebutkan kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi
malah mempertegas spesifikasinya.
9. Kontraktor harus memperhitungkan di dalam harga instalasi Mekanikal
Elektrikal segala biaya pengujian (testing commissioning) di pabrikan
pembuatnya dan memberikan ijin untuk disaksikan oleh pejabat yang ditunjuk
oleh Pemilik selaku Direksi Teknis Proyek. Untuk sistem pengetesan atau uji
fungsi sistem yang akan dilakukan harus disampaikan secara tertulis oleh Pihak
Kontraktor kepada Direksi Teknis Proyek dalam waktu 1 (satu) bulan sesudah
menerima Kontrak dan SPMK / Surat Perintah Mulai Pekerjaan.

18
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

BAB 2. SPESIFIKASI TEKNIS SISTEM TATA UDARA DAN VENTILASI


MEKANIK ( INSTALASI AIR CONDITIONING & EXHAUST FAN )
2.1 PEKERJAAN AIR CONDITIONING - AC

2.1.1 Lingkup Pekerjaan


Jenis kegiatan yang dicakup dalam pekerjaan ini diantaranya adalah :
1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian fungsi untuk AC
Tipe Single Split.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian instalasi pemipaan
sistem aliran refrigerant yang dilengkap dengan isolasi pipa.
3. Pengadaan dan pemasangan pipa lengkap isolasi untuk buangan air
pengembunan / drain dari Evaporator Blower Unit / EVB atau Indoor
Unit AC sampai ketempat pembuangan atau saluran yang terdekat yang
ditetapkan.
4. Pengadaan, pemasangan serta pengaturan instalasi listrik berupa
penarikan kabel power dari panel AC tiap lantai gedung ke semua unit
peralatan.
5. Pengadaan dan pemasangan pondasi peredam getaran unit AC.
6. Pembobokan, penutupan serta finishing kembali dinding, atap lantai
dan lain-lain akibat pemasangan pipa kabel, unit-unit AC dan lain-
lainnya.
7. Membuat dan menyerahkan gambar-gambar instalasi yang terpasang,
data mesin-mesin atau unit AC yang terpasang, petunjuk cara
mengoperasikan unit AC dan cara-cara perawatan kepada Pihak Direksi
Teknis Proyek.
8. Melakukan pemeliharaan setiap hasil dari lingkup pekerjaan ini yang
sudah diselesaikan dan diserahterimakan sesuai dengan yang telah
ditetapkan.
9. Memberikan pelatihan cara operasi dan perawatan sistem tata udara
(AC dan Fan) kepada petugas yang ditunjuk untuk bisa menjalankan
tugasnya.
10. Memberikan garansi setiap unit peralatan yang dipasang dan
instalasinya.
11. Melakukan testing, balancing dan commissioning untuk semua
peralatan / unit AC dan Fan serta instalasi pemipaan, baik pipa
refrigerant, pipa drain dan pipa Fan sehingga dapat berfungsi dengan
baik dan sempurna.

19
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2.1.2 Kondisi Dan Operasi


1. Unit AC yang digunakan sesuai dengan jumlah dan kapasitas
berdasarkan skedul AC di gambar perencanaan
2. Peralatan-peralatan yang digunakan pada sistem unit AC ini adalah :
a. Evaporator Blower Unit / EVB atau Indoor Unit AC plus Remote
System
b. Condensing Unit / CU atau Outdoor Unit AC
c. Pemipaan Unit AC ( Refrigerant dan Drain ), yang dilengkapi dengan
isolasi pipa dan accessories
3. Operasi Sistem Unit AC : Dalam pengoperasian unit AC dengan
pengatur temperatur ruangan dilakukan menggunakan thermostat yang
dapat diatur secara remote control.
4. Kondisi Disain
a. Suhu Ruangan :75 + 4 0F
b. Kelembaban Nisbi :60 + 10 % RH
c. Fresh Air Ventilation : ASHRAE Standard 62-1981

2.1.3 Peredam Getaran


1. Semua unit mesin / peralatan sistem tata udara ( AC dan Fan ) yang
menghasilkan getaran harus diberi landasan atau penggantung
peredam getaran (vibration eliminator) yang sesuai.
2. Peralatan yang digantung harus dipasang peredam jenis kinetic glass
fibre hanger seperti produk setara merk kineties atau sound attenuator
limited.
3. Peralatan yang diletakkan / didudukkan harus diberi landasan peredam
getaran jenis kinetic neoprene isolator seperti produk merk kineties
atau sound attenuator limited atau setara.
4. Semua fan harus diberi karet disekelilingnya.

2.1.4 AC Split

2.1.4.1 Evaporator Blower Unit (EVB) - Indoor Unit AC

2.1.4.1.1 Umum
Untuk Pihak Pemborong / Kontraktor harus
memasang Evaporator Blower Unit / EVB atau Indoor
Unit AC untuk Tipe Split Cassetter dan Split Wall
Mounted sistem dengan jenis, ukuran serta kapasitas
lengkap sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Unit AC
yang akan digunakan ini merupakan factory built atau
buatan pabrik dan telah diuji oleh pabriknya,

20
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

berdasarkan test yang dilakukan sesuai AMCA


Standard 210-1967 : test code for air moving devices
dan ARI Standard 410-1964 : Standard for forced
circulation air cooling and ari heating coil.

2.1.4.1.2 Fan
Pada unit AC yang akan dipasang adalah yang
menggunakan fan dari jenis forward curved yang
direncanakan khusus untuk unit AC tersebut. Alas /
dudukan motor harus dapat menyediakan variasi jarak
antara sumbu-sumbu yang dapat diatur dengan skrup-
skrup. Fan harus dilengkapi dengan pulley yang dapat
diatur pitchnya untuk mengontrol kecepatan fan.
Semua unit fan harus mempunyai peluru dengan
bantalannya yang dapat dilumasi dari luar dengan
mudah. Fan hendaknya mempunyai performansi
sesuai dengan ARI standard 430-1966. Kondisi sistem
fan harus sudah ditimbang dan dibalansing secara
statis maupun dinamis di dalam rumah fan oleh pabrik
pembuatnya.

2.1.4.1.3 Dinding
Dinding unit minimal dari plat besi ukuran 20 gauge.
Semua panel atau lubang-lubang berpintu harus dapat
dengan mudah dan cepat dibuka. Rangka hendaknya
dilengkapi dengan titik-titik penyangga yang dilapisi
dengan cat anti karat. Bak pengembunan air
sebaiknya terletak dibawah koil pendingin dan harus
cukup besar untuk menampung segenap
pengembunan uap air dari koil pada kondisi
maksimumnya.

2.1.4.1.4 Koil Pendingin


Koil pendingin pada unit AC harus berbahan tembaga
dengan sirip dari alluminium yang direkatkan secara
mekanis. Koil ini telah diuji terhadap kebocoran di
pabriknya.

2.1.4.1.5 Isolasi
Dinding unit AC ini harus diisolasi, mulai dari bagian
masuk sampai pada bagian keluarnya udara pada unit.
Isolasi harus cukup kuat, tebal serta berat jenisnya
harus cukup untuk menghalangi terjadinya
pengembunan. Isolasi harus tahan terhadap aliran
udara dan tahan api sesuai persyaratan NFPA
Standard 90-A. Tempat penampungan air
21
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

pengembunan harus diisolasi untuk menghindari


terjadinya pengembunan dibagian luarnya.

2.1.4.1.6 Peredam Getaran


Setiap kaki mesin harus dipasang peredam getaran
yang sesuai dengan persyaratan pabriknya.

2.1.4.2 Condensing Unit (CU) – Outdoor Unit AC

2.1.4.2.1 Umum
Kontraktor juga harus memasang condensing unit atau
outdoor unit AC untuk split wall sistem dengan jenis,
ukuran dan kapasitas lengkap sesuai dengan
spesifikasi dan gambar. Unit ini merupakan hasil
factory built dan telah diuji pabriknya berdasarkan
test yang dilakukan sesuai dengan ASHRAE standard
14-67.

2.1.4.2.2 Kompressor
Kompressor adalah scrool kompressor dari jenis semi /
hermetic atau kedap udara yang didinginkan oleh gas
refrigerant dan juga kondisi motor yang dilindungi
secara inherent atau solid yang tidak bisa dipisahkan.

2.1.4.2.3 Koil Kondenser


Koil kondensor harus dari tembaga dengan sirip dari
alluminium yang direkatkan secara mekanis. Koil ini
telah melalui pengujian terhadap kebocoran dan juga
telah di dehidrated dan diisi gas refrigerant
secukupnya dari pabrik pembuatnya.

2.1.4.2.4 Fan Kondensor


Fan kondensor dari jenis propeller, pembuangan tegak
ke atas/ke samping dan dihubungkan langsung
dengan fan motor.

2.1.4.2.5 Fan Motor


Fan motor hendaknya dari jenis permanent split
capicator yang juga dilindungi secara inherent atau
solid yang tidak bisa dipisahkan serta mempunyai
bantalan peluru yang dilumasi secara tetap.

2.1.4.2.6 Dinding
Kondisi dinding dan rangka harus yang telah dicat anti
karat dan sesuai untuk pemasangan diluar.

22
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2.1.4.2.7 Peredam Getaran


Hendaknya pada semua kaki, mesin / unit AC ini
dipasang peredam getaran yang sesuai dengan
persyaratan pabriknya.

2.1.5 Pipa Refrigerant

2.1.5.1 Umum
Semua pipa refrigerant atau pipa tembaga unit AC ini harus
dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin. Semua bagian-
bagian pipa ini harus bersih, kering dan bebas dari debu dan
kotoran. Pipa tembaga yang digunakan adalah dari jenis L atau K
yang dihydrated dan sealed. Sambungan pipa refrigerant ini
diusahakan sependek mungkin. Untuk Sistem Pemipaan
Refrigerant AC menggunakan Pipa Tembaga Standar ASTM B-
280.

2.1.5.2 Persyaratan Penggunaan Pipa Refrigerant


1. Tipe Pipa tembaga yang digunakan harus mengikuti standar
ASTM B 280 untuk penggunaan dengan Gas Refrigerant yaitu
R.407A, R.410A dan atau R.32 yang merupakan tipe
refrigerant yang ramah lingkungan.
2. Harus mengikuti 'Safety Code for Mechanical Refrijeration
ASA-B9.1-1965' dan Code for Refrijerant Piping ASA-B3.5-
1962.
3. Apabila terdapat ketidaksesuaian antara gambar perencanaan
dengan peraturan / rekomendasi dari manufacturer, maka
Pihak Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi Teknis
Proyek untuk mendapatkan solusi penyelesaian.
4. Untuk Suction Line, harus :
a. Dibuat dengan total pressure drop maksimum 3 psi
( setara dengan perubahan temperatur sebanyak 20 ).
b. Memiliki kecepatan aliran yang cukup untuk
menghantarkan oli ke kompresor.
c. Diisolasi dengan lapisan isolasi yang khusus untuk pipa
refrigerant.
d. Dilapisi dengan vapor barrier dari bahan aluminium foil,
untuk pemipaan yang langsung terkena sinar matahari.
e. Dibuat jalur hisap melingkar / suction line loop untuk
evaporator yang lokasinya lebih tinggi dari kompresor.
5. Untuk Liquid Line, harus :

23
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

a. Dibuat dengan total pressure drop antara 3 sampai 6 psi


( setara dengan perubahan temperatur 1 - 20 ).
b. Menggunakan tipe refrigerant dengan kondisi di tingkat
keadaan sub cooling pada saat mencapai 'Refrijerant
Control Device'.
c. Memperhitungkan Sub cooling untuk dapat mengatasi
friction loss pada pipa dan vertical rise.
d. Diisolasi seperti Suction Line untuk setiap bagian Liquid
Line yang berada diluar gedung, atau yang terkena sinar
matahari langsung.

2.1.5.3 Syarat Pemasangan Pipa Refrigerant


1. Sambungan, yaitu :
a. Harus dengan Branzed Joints with Sweat Fitting.
b. Harus menggunakan Forged / Extruded Copper Fitting
sesuai dengan standard ASA-B.16.181963.
c. Harus dengan proses Hard Solder
d. Filter Material dengan 'Silver Base Alloy' Melting for 1000
0F.
e. Sambungan ke peralatan yang dilakukan hasrus
disesuaikan dengan outlet dari peralatan tersebut.
f. Proses soldering / brazing harus dilakukan dengan
mengalirkan gas Nitrogen pada bagian dalam pipa, untuk
menghindari penumpukan jelaga pada bagian dalam pipa
sambungan / fitting / elbow.
g. Untuk pipa jenis hard drawn tubing harus disambung
dengan perantaraan wrought copper fitting atau non
porous brass fitting. Dipersyaratkan menggunakan solder
perak dengan ditiupkan gas mupia seperti Nitrogen kering
ke dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindari
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa. Penyambungan
pipa bisa dilakukan dengan menggunakan Solder " 95 - 5
", kecuali pada discharge gas panas.
h. Untuk pipa jenis soft drawn tubing dapat disambung
dengan solder, nyala api atau lainnya yang sesuai untuk
pipa refrigerant. Bilamana precharged refrigerant ines
disediakan oleh pabrik, hendaknya diperhatikan benar-
benar instruksi pabrik. Bila terjadi kelebihan pipa
precharged hendaknya dibentuk gulungan dan disangga
pada bidang mendatar.

24
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2. Belokan-belokan harus menggunakan elbow dan tidak


diizinkan atau tidak direkomendasikan membengkokan pipa
untuk membuat belokan.
3. Pemasangan isolasi baru boleh dilakukan setelah pipa ditest.
4. Pressure Test dan Leaking Test untuk semua sambungan dan
jalur pipa dilakukan dengan tekanan gas N2 (Nitrogen) selama
2 x 24 Jam dengan tekanan minimal 400 Psi.
5. Setelah dilakukan Pressure dan Leaking test, dilakukan
Flushing dengan Nitrogen ( N2 ) untuk membersihkan bagian
dalam pipa dari berbagai material yang tidak diinginkan dalam
proses aliran gas refrigerant tipe R.407A, R.410A dan atau
R.32.
6. Pipa harus benar-benar lurus dan diikat dengan klem
kedudukan pipa.

2.1.5.4 Konstruksi Pemasangan Pipa Refrigerant


1. Pipa refrigerant harus disangga sebaik mungkin agar tidak
melentur. Pemasangan pipa ini harus menggunakan peredam
getaran pada pipa untuk mencegah penerusan getaran
kepada bangunan.
2. Pipa refrigerant AC yang direncanakan dan yang akan
dipasang di lapangan harus digunakan sesuai dengan ASHRAE
GUIDE BOOK atau rekomendasi pabrik.
3. Suatu pengering refrigerant dengan kapasitas yang cukup
serta sight glass moisture indicator hendaknya dipasang pada
bagian liquid line setiap pipa yang terpasang di lapangan.
4. Perbedaan tinggi dan jarak antara condensing unit atau
outdoor unit AC dengan evaporator blower unit atau indoor
unit AC harus memenuhi persyaratan pabrik.
5. Hasil penyelesaian seluruh rangkaian instalasi pemiipaan
harus diuji terhadap kebocoran.

2.1.5.5 Pengisian Refrigerant


1. Sistem yang dipasang dengan precharged dan sistem yang
dipasang di lapangan harus dihampakan. Penghampaan
haruslah dilakukan dengan suatu pompa penghampa tinggi
dengan pengukur tekanan mutlak yang baik. Dianjurkan
penghampaan dilakukan sampai tekanan dibawah 300µ dan di
larang memakai kompressor dari sistem untuk mengisi
refrigerant.
2. Tekanan sistem setelah pengisian freon tidak boleh lebih dari
yang disyaratkan oleh pabriknya. Pengisian jumlah freon harus

25
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

mengikuti persyaratan pabrik dengan menggunakan suatu


Charging Cylinder untuk memastikan jumlah dan jenis
refrigerant yang diisikan adalah sesuai.

2.1.5.6 Isolasi Pipa Refrigerant AC


1. Pipa suction line refrigerant harus diisolasi dengan isolasi
panas.
Diameter
< 5/8 " 5/8 s/d 1 ¼" 1 ½" s/d 2" 3" s/d 5"
Pipa

Tebal Isolasi 3/4" 1" 1 ¼" 1 ½"

2. Isolasi pipa refrigerant hendaknya dari bahan nitrile rubber


closed cell tubing insulation dengan density 0,08-0,12
gram/cm3 (5-8 lb/Cu.ft), thermal conductivity : 0,0374 W/MK
(0,26 BTU-in/hrft2) dan diberi dengan lapisan luar shell tape
(insuflex tape). Untuk Isolasi Pemipaan Referigerant Unit AC
dapat menggunakan Bahan Elastomeric Nitrile Rubber Class 1
dalam mengantisipasi terjadinya pengembunan bagian luar
pipa / condensasi. Bahan yang digunakan ini sejenis dari bahan
tahan api (fire resistant) setebal 3/4".
3. Isolasi harus dipasang dengan cara memasukkan pipa ke
lubang yang telah tersedia tanpa merobek isolasi tersebut.
4. Ketebalan Isolasi harus mengikuti standar ASTM B-280 atau
mengikuti rekomendasi dari pabrikan AC yang terpasang
5. Bila terjadi robekan pada isolasi, maka harus dirapatkan
kembali dengan menggunakan lem karet seperti Castrol, Aica
Aibon atau sejenisnya.
6. Bila robekan lebih panjang dari 40 cm, maka isolasi tersebut
harus diganti.
7. Setelah isolasi terpasang, untuk pemipaan yang terkena sinar
matahari langsung, harus dibungkus dengan Aluminium Foil.
8. Sisi-sisi Aluminium foil tersebut harus direkat dengan Foil Tape
sehingga benar -benar rapat.
9. Pada bagian-bagian yang akan diklem atau ditumpu harus
dilindungi dengan pelat BjLS 100 yang dilekuk sesuai dengan
bentuk isolasi.
10. Pada bagian Filter Drier dan peralatan lainnya, isolasi
menggunakan Foamed Plastic Insulating Tape.

26
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2.1.5.7 Saringan Udara


Untuk saringan udara dibuat dari bahan yang dapat dibersihkan
atau dicuci seperti alluminium, anyaman kawat atau logam.
Saringan udara harus memiliki effesiensi penahan debu (Avarage
Synthetic Duct Weight Air Resistance) minimal 65 %, tahanan
mula-mula maksimum 2,5 mm tekanan air, pada kecepatan aliran
udara 2 mps (500 fpm). Kerangka saringan dari baja galvanis
setebal 1,2 mm dan dari ukuran standard. Tebal filter 2,5 mm (1
inch) dan setiap filter dapat dipasang rapat satu dengan yang
lainnya.

2.1.6 Pipa Drain Pembuangan Air – Pipa Kondensat

2.1.6.1 Pekerjaan
Kontraktor harus memasang pipa pembuangan air (drain) mesin-
mesin / unit air conditioning sampai ke saluran atau tempat
pembuangan terdekat dalam saluran drainase keliling gedung
yang tersembunyi atau tidak mengganggu, dengan acuan
berdasarkan pada layout gambar perencanaan jalur pipa AC.

2.1.6.2 Bahan
1. Sistem Pembuangan Air / Pengembunan (Drain) AC
menggunakan Pipa uPVC Ø 25 mm (3/4 inch), Type Plain
end / Ts End - Class AW 10 kg/cm².
2. Isolasi Pemipaan unit AC menggunakan Bahan Elastomeric
Nitrile Rubber Class 1 guna mengantisipasi terjadinya
pengembunan bagian luar pipa / condensasi. Bahan yang
digunakan ini sejenis dari bahan tahan api (fire resistant)
setebal 3/4".

2.1.6.3 Syarat Pemasangan Pipa Kondensat


1. Harus dipasang dengan kemiringan minimum 1%.
2. Sambungan dengan Solvent Cement.
3. Pipa harus diisolasi dengan lapisan isolasi jenis Styrofoam
yang sudah dicetak setengah pipa dan dibungkus dengan
Aluminium Foil.
4. Pipa kondensat harus dilengkapi dengan Venting.
5. Fitting harus dari jenis Injection Moulded Fitting atau harus
dari jenis yang sama dengan bahan pipa.

27
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2.2 PEKERJAAN VENTILASI UDARA MEKANIK

2.2.1 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini menjelaskan lingkup kebutuhan untuk peralatan, perlengkapan
dan pemasangan sistem Ventilasi Udara Mekanik untuk proyek ini yang
meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian exhaust / intake fan
dengan tipe ceilling fan mounted untuk ruangan tertentu yang tidak
dikondisikan.
2. Exhaust / intake fan ini pemasangannya khusus diperuntukan pada
setiap Ruangan Kamar Mandi / Toilet, sesuai pada gambar rencana.
3. Pengadaan & pemasangan unit Exhaust Fan Tipe Ceilling Fan Mounted
menggunakan saluran / ducting dari Bahan Pipa uPVC Ø. 100 mm ( 4
inch ), Type Plain end / Ts End - Class D 5 kg/cm², yang dilengkapi
Plenum Box (bila dibutuhkan) beserta accessories dan Exhaust Air
Grille / Louvre.

2.2.2 Umum
Spesifikasi teknis untuk peralatan ventilasi dan ventilator secara umum
adalah yang sesuai dan tertera pada gambar skedul mesin yang akan
dipasang dan harus memenuhi persyaratan setempat, ordonansi dan /
atau peraturan-peraturan yang berlaku. Kontraktor harus menyediakan
dan memasang fan sesuai dengan gambar dan spesifikasi. Klasifikasi fan
yang dipersyarakan adalah dari jenis ceilling fan mounted dengan saluran
sirkulasi udara ditentukan sesuai spesifikasi dinamis dan diuji oleh
pabrikannya. Pemasangan fan harus dilengkapi karet disekelilingnya
sebagai peredam getaran sehingga tidak menimbulkan suara yang
berlebihan.

2.2.3 Exhaust Fan – Ceilling Fan Mounted


1. Exhaust fan harus mempunyai pilot light dan on/off switch untuk
mengoperasikannya disetiap ruangan yang sirkulasi udaranya
dikondisikan seperti ruangan toilet yang dipasang exhaust fan.
2. Pada prinsipnya exhaust fan yang dipasang adalah dari type yang umum
digunakan, yaitu :
“ Exhaust Ceiling Fan “
 Kapasitas : ± 100 CFM
 Type : Ceilling Mounted Fan
 Karakteristik : 16 Watt / 220/240 V~ / 1 Ph / 50 Hz
 Warna : ditentukan kemudian.

28
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Exhaust fan yang dipasang tidak boleh melebihi tingkat kebisingan 40


dB. Cara pemasangan menggunakan rangka yang dibuat sedemikian
rupa, dapat dibuka dan dipasang kembali untuk maintenance. Untuk
produk yang digunakan setara merk Panasonic, Vanco, KDK.

2.2.4 Persyaratan Pemasangan Exhaust Ceilling Fan Mounted

2.2.4.1 Ketentuan Umum


1. Unit exhaust fan harus dipilih dengan laju aliran udara yang
mampu mengatasi beban kerja sesuai gambar rencana
peralatan.
2. Pada saat pengajuan usulan tipe dan kapasitas exhaust fan,
Kontraktor harus sudah memperhitungkan segala
kemungkinan adanya penurunan kapasitas terhadap
pertambahan static pressure sebagai akibat dari static
pressure loss di dalam saluran udara sesuai dengan yang akan
dipasang.

2.2.4.2 Konstruksi & Casing


1. Unit exhaust fan harus dari tipe yang fixed pada sudut tertentu
sesuai dengan kebutuhan dengan standar produk.
2. Petunjuk Operasional / Form Of Running dengan motor berada
pada sisi hulu dari arah aliran udara.
3. Casing dari jenis long-type casing yang menutupi impeller dan
motor.
4. Dilengkapi fan outlets untuk sambungan dengan saluran
udara.

2.2.4.3 Motor & Impeller


1. Unit exhaust fan harus seimbang secara dinamis maupun
statis.
2. Kipas harus dari jenis AIRFOIL atau AEROFOIL.
3. Unit exhaust fan harus direct coupled dengan motor
penggeraknya.
4. Unit motor untuk exhaust fan harus dari jenis dengan tipe
sangkar penutup ventilasi udara yang tidak terinduksi,
permukaan bodi motor yang terlindungi dari debu karatan
dengan menggunakan pelindung / insulation class F.
5. Dapat digunakan untuk menghisap udara pada temperatur
yang berkisar antara 50-75 0 C.

29
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2.2.4.4 Power Supply Unit Mesin


Penyambungan instalasi kabel daya, kabel kontrol dan pemipaan
untuk mengoperasikan unit mesin Exhaust Fan harus disesuaikan
dengan persyaratan pabrik, bila terjadi ketidaksesuaian dengan
Dokumen Kontrak yang mengakibatkan terganggunya operasi
atau unit tidak berfungsi, maka dapat dilakukan perubahan sistem
operasional sesuai persyaratan pabrikan pembuat unit tersebut
agar dapat beroperasi sesuai fungsi yang direncanakan
berdasarkan persyaratan teknis dan kontraktor harus mengajukan
shop drawing untuk disetujui oleh Direksi Teknis Proyek terkait
perubahan sistem tersebut.

2.2.5 Exhaust Air Grille / Louvre Grille


1. Untuk buangan akhir Exhaust Fan dipasang Exhaust Air Grille / Louvre
Grille sebagai output dengan bahan Alluminium Anodise.
2. Bahan grille yang direncanakan adalah yang terbuat dari "alluminium
anodized-profile" dengan ketebalan minimum 18 US Gauge, dengan
ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan berdasarkan ukuran akhir
saluran udara atau pipa ducting exhaust fan yang digunakan.

2.3 PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

2.3.1 Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut cocok dan sesuai untuk daerah tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kualitas terbaik dan produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan
surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik. Pihak Kontraktor/
Pemborong harus mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut
tanpa biaya extra/ tambahan.

2.3.2 Daftar dan Contoh Material


Untuk semua material yang ditawarkan maka kontraktor harus mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur/katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material
ini merupakan referensi produk yang diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang produksi pabrik. Kontraktor diharuskan
untuk mengajukan terlebih dahulu persetujuan material kepada Konsultan
Pengawas mengenai produk, type dan spesifikasi peralatan yang akan
digunakan dalam proyek ini.

30
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2.3.3 Penyebutan Merk / Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan
beberapa merk atau kelas mutu (quality preformance) material dan
komponen dalam taraf mutu / pabrik tertentu, maka dalam pelaksanan
proyek nanti apabila material yang disebutkan pada tabel material yang
setelah diusahakan tidak dapat diadakan oleh Kontraktor yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan kuat dan benar dengan justifikasi teknis untuk dapat
diterima Pemilik dan Direksi, maka dapat dipikirkan penggantian merk /
type dengan konsekuensi atau suatu sanksi tertentu yang dikenakan
kepada Kontraktor.

2.4 Daftar Spesifikasi & Klasifikasi Material

NO. MATERIAL REFERENSI PRODUK


Unit Air Conditioning / AC
1. Gree, Midea, LG
Single Split System :
2. Pipa Tembaga Refrigerant Standar ASTM B-280 : Denji, Trust Inaba
Pipa uPVC Type Plain end / Ts End – Class AW
3. Pipa Drain
10 kg/cm² : Aqualon, Alderon, Supramas
4. Isolasi Pipa Insulflex, Aeroflex, Thermaflex
Pipa uPVC Type Plain end / Ts End – Class D 5
5. Pipa Saluran Udara
kg/cm² : Aqualon, Alderon, Supramas
6. Flexible Duct Duflex, Polar, Simplex, Polyaire, Modulflex
Exhaust Air Grille / Louvre Alluminium Anodise, ex. Soler & Palau / S&P,
7.
Air Grille Mechnical Reps Inc. / MRI, Manrose
Unit Exhaust Fan : Ceiling
8. Panasonic, Nicotra, Conexa
Fan Mounted Type

BAB 3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM TRANSPORTASI DALAM


GEDUNG ( ESCALATOR )

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan yang dimaksud diatas dokumen kontrak ini adalah pengadaan
serta pemasangan peralatan / mesin dan bahan instalasi sarana pengangkutan
tangga jalan (escalator) meliputi antara lain :
a. Pengadaan dan pemasangan mesin escalator sesuai dengan jumlah unit yang
tertera pada gambar / spesifikasi teknis.
b. Pengadaan dan pemasangan panel power dan panel kontrol lengkap dengan
accessories sehingga dapat berfungsi dengan sempurna.
c. Sistem control escalator dapat terintegrasi dengan sistem Fire Alarm dan BAS.

31
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

d. Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja untuk


tumpuan yang diperlukan untuk dudukan machine di lantai ( semua profil baja
harus dicat anti karat ).
e. Melakukan testing dan commisioning, lengkap dengan peralatan yang
dibutuhkan.
f. Pengadaan dan pemasangan panel daya listrik dan panel kontrol escalator berikut
kabel power dari panel daya listrik ke panel kontrol dan kabel kontrol serta
peralatan kontrol sehingga sistem dapat berfungsi dan beroperasi dengan baik.
g. Melaksanakan training yang meliputi care operation, maintenance dan trouble
shooting.
h. Sistem control escalator dilengkapi inverter yang mengatur jumlah orang yang
diangkut.
i. Pengadaan dan pemasangan lampu penerangan, power outlet dan switch di
dalam ruangan mesin escalator sesuai tertera dalam gambar.
j. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari :
• Operation manual
• Maintenance manual
• Daftar suku cadang yang perlu disediakan
• Gambar As Built Drawing (soft copy dalam bentuk CD & Hard copy).
• Semua Electronic dan Electric Wiring dll.
k. Pengurusan izin – izin dari pihak yang berwenang.

3.2. SISTEM ESCALATOR


3.2.1. KRITERIA SISTEM ESCALATOR :
a. Dokumen Kontrak harus meliputi seluruh fitur serta peralatan yang diminta,
tetapi tidak termasuk detail dari perencanaan dan konstruksi dari Eskalator.
Sesuai dengan Dokumen Kontrak, codes dan permintaan dari otoritas lokal
adalah tanggung jawab dari Pabrik pembuat dan pemasang.
b. Perencanaan komponen escalator harus dapat beroperasi dengan maksimum
tingkat kebisingan 55dB(A) ketika diukur 1,5 m diatas tangga berjalan.
c. Unit Eskalator disiapkan untuk kondisi traffic/lalu lintas manusia yang padat,
serta mampu untuk dioperasikan minimum 14 jam per hari tanpa tekanan pada
peralatan maupun penurunan kemampuan/kapasitas.
d. Pengoperasian : Kecepatan konstan dengan kondisi 5% dibawah ringan sampai
beban berat maupun sebaliknya, pengoperasian yang senyap, kecepatan transit
dari pegangan tangan haruslah sama dengan treads.
e. Pengalihan : Kunci operasional “On/Off” dan arah berlawanan, tombol
keamanan untuk guncangan pada saat star/stop escalator secara otomatis
dengan menggunakan sensor beban, control dan tombol stop darurat pada
lokasi pada setiap ujung dari unit.
f. Mesin dan penggerak : Motor langsung, transmisi, penggerak rantai sprocket,
elektomagnetik rem, crank untuk penggerak dengan tangan pada saat reparasi,
rantai penggerak pengatur tegangan/tekanan.
g. Menyediakan 2 (dua) flat step treads pada setiap tingkap keberangkatan dan
tiba.

32
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

h. Menyediakan fasilitas hemat energy ketika tidak adanya penumpang dalam


jangka waktu lama, motor escalator dalam keadaan stand by mode (bisa dengan
kecepatan rendah maupun berhenti total).

3.2.2. MATERIAL
a. Baja : Low carbon, cold-rolled menuju standard stretcher level fitness sesuai
dengan JIS atau strutur lainnya yang setara.
b. Struktur Tabung : mengikuti standard dari ANSI, EN dan JIS.
c. Plat Stainless steel : sesuai dengan standard JIS, EN atau setara. Tingkat
stainless steel adalah SS.314. Spesifikasi material adalah 304 stainless steel.
d. Kaca pada susuran tangga sesuai standard EN, ANSI 797.1 dan ASTM C1048
Kind FT.
e. Mur, Baut dan washers sesuai standard ANSI, EN dan JIS.
f. Shop dan Touch-Up primer sesuai standard ANSI dan JIS.

3.2.3. PERALATAN.
a. Mesin Penggerak
Worm gear tersambung langsng dengan motor penggerak atau helical spurgear
box di gabungkan dengan motor penggerak oleh timing belt, sesuai dengan
penggunaan escalator.
b. Rem dengan per elektrik dapat memberhentikan dan menahan escalator pada
saat beban penuh dengan berjalan kebawah.
Rumah mesin harus diberi ventilasi untuk mendinginkan mesin.

3.2.4. MOTOR DAN PENGONTROL


a. Integrally mounted, ball bearing motor, disetujui oleh PUIL 2000 dan dirancang
dan dibuat memadai untuk starting torque pada pemakaian escalator.
b. Ukuran motor sesuai dengan spesifikasi lebar dan rise escalator.
c. Kontrol elektrtomagnetik sesuai dengan PUIL 2000 dan di rancang khusus untuk
penggunaan escalator.
d. Lengkapi control dengan pengatur elektromagnetik terpasang di panel di perkuat
dengan rangka besi.
e. Kontrol dibuat untuk mengontrol motor, memutuskan aliran scara otomatis dan
membuat escalator diam pada posisi pengoperasi alat pengaman.
f. Menyediakan switch-off ciucuit-breaker dengan overload device.

3.2.5. DRIVING SPROCKET


a. Mesin sprocket pada setiap sisi dimana step chain atau step chain rollers pass dan
transmit gerakan dari mesin ke tangga.
b. Bila rantai penggerak digunakan diantara mesin dan drive sprocket, siapkanlah
rem darurat pada drive assembly agar dapat berfungsi otomatis jika rantai
penggerak gagal berfungsi.
c. Lengkapi dengan roller type sealed bearing dengan maksud untuk lubrikasi serta
pengaturan dalam penggunaan.

33
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

d. Unit penggerak dengan tipe modular yang mana terkait dengan motor penggerak
rantai dengan gigi pada setiap ujung tangga.

3.2.6. IDLER SPROCKET


a. Alat Tekanan per maupun pemberat untuk mengangkat slack pada rantai tangga dan
menjaga tegangan yang tetap pada rantai.
b. Lengkapi dengan roller type sealed bearing untuk keperluan lubrikasi dan pengaturan
penggunaan.

3.2.7. TRUSS / TIANG PENOPANG


a. Konstruksi dengan tipe Kisi untuk memudahkan peninjauan bagian dalam dari
escalator.
b. Siapkan factor keamanan yang sesuai dengan peraturan local.
c. Buatlah tiang penopang/truss dengan kekuatan yang memadai untuk memikul
kapasitas beban penumpang dan mesin dari escalator, susuran tangga serta
berat dari eksterior yang ditutupi gypsum board atau material lain dengan
berat/beban yang setara.
d. Fabrikasi bagian atas tiang penopang yang berisi mesin penggerak, lengkapi
dengan pintu hinged trap.
e. Minimal berikan 2 (dua) cat lapisan anti karat atau setara untuk menjaga
permukaan.
f. Lengkapi dengan struktur baja reinforcing dari tiang penopang escalator untuk
melebarkan vertical rise tanpa penopang perantara. Tiang penopang haruslah
dapat mengankat beban tambahan dari eksterior yang menutupi sesuai dengan
pilihan dari penata ruang.

3.2.8. DRIP PANS


Oil tight, baja galvanis dengan kekuatan yang baik untuk menahan beban dari pekerja
dibawah sepanjang dan selebar tiang penopang dan dibawah ruangan mesin.

3.2.9. TRACKS
Terbuat dari baja untuk memastikan keseimbangan dan kehalusan dalam
pengoperasian gigi berjalan pada setiap kondisi.

3.2.10. ELECTRICAL WIRING


a. Konduktor : Keseluruhan inti tembaga dengan penanda kabel pada masing-
masingnya serta di sambungkan ke studs identifikasi atau terminal blocks.
b. Conduits :
- Dicat atau baja galvanis atau aluminium conduit atau duct.
- Fleksibel conduit 432 mm.

3.2.11. RANTAI TANGGA


a. Baja dengan hardened pins terhubung dengan adjacent steps dan menyatu
dengan drive sropcket.

34
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

b. Lengkap dengan komposisi sintetis atau rollers karet dengan sealed ball bearing
pada setiap tangga untuk menopang rantai dan leading edge dari tangga.
c. Lengkapi dengan continuous chain design yang memungkinkan
peninjauan/inspeksi pada saat pengoperasian tanpa steps in place.
d. Pasang rantai yang putus atau sambungkan alat sesuai dengan peraturan/code.
e. Buat pengaturan untuk mencegah agar rantai tidak kendor maupun tertekuk
sehingga menyembabkan kedua rantai bersentuhan.

3.2.12. PEMASANGAN TANGGA


a. Baja atau Die cast aluminium, kencangkan pada rantai penggerak atau link axles.
b. Lengkapi step rollers dengan seal ball bearings dan tires dari material dengan
komposisi sintetis.
c. Lengkapi dengan jelas die cast aluminium treads.
d. Lengkapi dengan cleared die cast aluminium treads.
e. Tutupi tangga bagian bawah dengan material kedap suara, dapat di pindah-
pindah tanpa menggangu susur tangga atau rantai tangga.
f. Batas berwarna kuning harus di cat pada ke empat sisinya.

3.2.13. PERALATAN KEAMANAN


a. Terpasang minimum 2 (dua) alat pengaman pada setiap ujung dari escalator
pada setiap leveling off dan sebelum melewati dibawah comb plate.
b. Tipe self resetting dengan kontak elektrik yang dapat memberhentikan escalator
ketika bergerak.
c. Lengkapi dengan peralatan yang dapat memberhentikan escalator secara
otomatis ketika ada benda yang terjepit diantara tangga dan steps guard, serta
alat lainnya yang dapat memberhentikan escalator ketika ada benda yang
terjepit diantara tangga atau roller tangga guna mencegah terbawa normal
curvature dari track.
d. Pastikan escalator berhenti dengan menggunakan peralatan pengaman
memungkinkan untuk bergerak kearah atas dengan menggunakan tombol start
untuk membersihkan segala hambatan.
e. Sediakan tombol yang dapat di reset secara otomatis.
f. Peralatan pengaman skirt guard.

3.2.14. LAMPU DEMARKASI TANGGA


a. Sesuai dengan code/peraturan.
b. Lengkapi dengan minimum 2 (dua) lampu fluorescent untuk demarkasi, warna
hijau pada setiap tangga di setiap perhentian.
c. Pastikan lampu hidup setiap escalator beroperasi.
d. Letakkan fluorescent fixtures tidak lebih dari 384 mm dari plat landing.
Peralatan pengaman lainnya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
- Rem magnetic untuk memberhentikan escalator secara lembut jika terjadi
pemutusan sumber tenaga atau dikarenakan alat pengaman lainnya.
- Broken drive safety device untuk menghentikan escalator jika rantai putus
atau gagal berfungsi.

35
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

- Governor untuk menghentikan escalator jika terjadi kelebihan kecepatan.


- Sikat pengaman disisi skirt guard untuk me minimalkan terkena sentuhan
tangan atau baju dari orang yang jatuh di escalator.trapping area.
- Gantungkan vertical obstruction guard diatas susuran tangga diatas
persimpangan lantai atau ada hambatan dari struktur gedung.

3.2.15. HANDRAILS.
a. Terbuat dari laminated rubber covered canvas atau moulded neoprene, steel
mesh reinforced untuk meminimalkan stretch, running on brass, perunggu
maupun baja di lekatkan dan dibentuk sama dengan susuran tangga.
b. Haluskan sambungan.
c. Berjalan dengan kecepatan sama dengan kecepatan tangga.
d. Sediakan sambungan baru, alat tekanan dan tombol slack tension.
e. Sediakan alat pengaman ketika pegangan tangan masuk atau keluar dari
escalator newel.

3.2.16. BALUSTRADES / SUSURAN TANGGA


a. Lengkapi dengan plat kaca bening berikut lampu.
b. Panel interior : Kaca dan stainless steel dengan sambungan tegak lurus ke
escalator sejajar tanpa tiang penyangga. Susuran tangga bebas dari tiang/rangka
penopang untuk panel internal.
c. Skirt Panels :
- Stainless steel dengan bahan anti api dan bebas suara. Lihat bagian escalator
finishing skedul untuk sirt panel khusus dibagian retail. Lengkapi dengan brush
bristles dress guard.
d. Decks boards :
- Reinforced stainless steel untuk panel yang kuat, halus, permukaan yang rata.
- Butt horizontal joints untuk mendapatkan permukaan yang halus.
e. Trim dan muoldings : Stainless steel.
f. Rancangan susuran tangga dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan
penyesuaian peralatan dari pegangan tangan.
g. Knop anti slide : dengan bahan yang sama dari decking susuran tangga.
h. Kencangkan dengan baik panel susuran tangga dan moulding dengan tidak
terlihat, kecuali ikatan/sambungan untuk panel yang bisa di
pindah-pindah/diganti.
i. Buatlah panel, susuran tangga, skirts dan newel tanpa lubang, celah maupun
terpisah. Fit construction joints flus pada pekerjaan terbuka. Buatlah bagian-
bagian yang bisa digantu/dirubah dengan sambungan hairline diantara yang
berbatasan dengan escalator.
j. Panel kaca harus sesuai dengan panel susuran tangga baik diatas maupun
dibawah dari setiap escalator yang berbatasan dengan escalator.
k. Pencahayaan/lampu.
Pencahayaan dengan lampu tabung fluorescent hemat energy yang
tipis/ramping, dipasang di bawah pegangan tangan. Pencahayaan haruslah
memberi cahaya kea rah tangga secara terus menerus dan di beri pelindung

36
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

sehingga tidak dapat di sentuh tangan yang terbuat dari polycarbonate atau
bahan setara lainnya yang disetujui.
Lampu kaki harus dipasang untuk menerangi area landings ketika escalator
beroperasi. Lampu harus flourscent lengkap dengan polycarbonate dipasang
diantara kedua sisi dan di kedua landing dari escalator.serta di rancang untuk
dapat dipasang di antara tangga.

3.2.17. COMB PLATES


a. Letakkan sectional type comb plate diatas dan dibawah landings serta di buat
agar dapat menyatu dengan baik dengan cleats pada step treads. Digunakan
aluminium die cast plates.
b. Buatlah plates dalam beberapa bagian sehingga salah satu bagian selalu dapat
diganti tanpa menggunakan alat-alat khusus.
c. Siapkan comb plates dengan warna yang kontras antara comb dan steps,
ditandai pula dengan perbedaan texture.

3.2.18. LANDING PLATES


a. Lengkapi dengan non skid stainless steel landing plates dan hined trap door
melewati mesin berbatasan dengan tiang penopang escalator. Nama atau logo
pabrik pembuat tidak boleh tercantum pada landing plates.
b. Landing plates dibuat harus sesuai dengan comb plates.
c. Penomoran lantai (akan di bicarakan kemudian).
d. Landing plates haruslah dibagi perbagian, agar mudah dibuka dan di tutup.

3.2.19. PINTU AKSES


a. Pintu baja, dengan engsel dan penyeimbang berat pada lantai diatas terminal
tiang penopang untuk masuk ke ruang mesin.
b. Dilengkapi dengan perkakas untuk menahan pintu dengan posisi 90º terbuka.
c. Lengkapi dengan tirai pengaman, pembatas, penutup ketika dilakukan
pemeliharaan, perbaikan sesuai dengan peraturan yang berwewenang.

3.3. SIGNAL DAN PERALATAN KONTROL


a. Dilengkapi dengan komponen control diatas maupun dibawah dengan flush
mounted faceplates yang sesuai dengan deck finish.
b. Identifikasi fungsi dan posisi operasional dari tuas dan tombol dengan tanda
gravir yang mudah dilihat pada posisi berdiri.
c. Lengkapi setiap stasiun dengan informasi sebagai berikut :
- Tombol darurat berhenti berwarna merah, ketika di aktifkan akan memutus
aliran listrik ke motor, secara otomatis me rem, dan memberhentikan
escalator secara halus.
- Lengkapi dengan penutup berengsel yang menutupi setiap tombol stop untuk
mencegah pengaktifan secara tidak disengaja. Bila penutup diangkat akan
membunyikan alarm sesuai dengan peraturan yang berlaku.

- Kunci tuas untuk menghidupkan unit (menjadi satu dengan Alarm Buzzer
sebelum menghidupkan escalator).

37
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

- Kunci pengontrol arah.

d. Non reversing device : pasangkan non reversing device yang digunakan untuk
menhentikan escalator, jika diperlukan perubahan arah secara darurat pada saat
escalator di operasikan dengan arah yang berlawanan.

3.4. FABRIKASI
a. Fabrikasi dan rakit komponen di pabrik untuk me minimal kan perakitan di
lapangan.
b. Percobaan perakitan di pabrik untuk bagian-bagian yang tidak bisa di rakit di
pabrik yang membutuhkan perakitan dekat dengan lapangan dan ditandai
dengan pemasangan di lapangan.
c. Lengkapi dengan standard grafika dari pabrik sesuai kebutuhan dan memenuhi
peraturan yang berlaku.
d. Fabrikasi peralatan sehingga dapat di angkat dengan pengangkat portable untuk
keperluan perbaikan dan pemeliharaan.
e. Fabrikasi peralatan sehingga mempunyai akses yang aman untuk pemeliharaan
dan selalu siap.
f. Metal harus bebas dari oli, gemuk, kerak dan benda-benda lainnya, dan siap
untuk diberi finishing.

3.5. PENYELESAIAN / FINISHING


a. Permukaan metal tertutup, tidak terlihat : Bersihkan permukaan dari karat, oli
dan gemuk, bersihkan dengan solvent, awali dengan 2 lapisan.
b. Permukaan galvanis ; Bersihkan dengan solvent netral, awali dengan satu lapisan.
c. Warna pegangan tangan : hitam.
d. Stainless Steel :
- No. 4 satin finish, sesuai dengan NAAMM AMP 503
- Lindungi finishing dengan pelekat pembungkus kertas dari pabrik.

3.6. PEMASANGAN INSTALASI


3.6.1. EKSEKUSI ESKALATOR :
a. Periksa bukaan lantai, pits, dan ruang mesin dan siap untuk melaklukan pekerjaan
pada Bagian ini.
b. Periksa lokasi dan layout dari lubang mesin dan posisi fondasi dari mesin.
c. Pastikan aliran listrik sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan.
3.6.2. PERSIAPAN :
a. Kordinasi dimensi, toleransi dan metode dari keterkaitan dengan pekerjaan
lainnya.
b. Siapkan sumber tenaga sementara agar tersedia untuk keperluan instalasi dan
testing komponen escalator di lapangan.

3.7. INSTALASI
a. Pasang escalator dengan benar sesuai dengan line dan level, dengan penopang /
penunjang yang memadai dan di angkur ke struktur gedung.

38
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

b. Pasang setiap peralatan sesuai dengan instruksi dan rekomendasi pabrik, JIS, dan
aplikasi standard lainnya serta spesifikasi. Pasang peralatan mesin sesuai dengan
mengikuti standard referensi secara seksama dan tepat serta spesifikasi.
c. Pasangkan wadah oli. Pastikan tetesan oli tidak keluar dari wadah.

3.8. QUALITY KONTROL LAPANGAN


a. Periksa pekerjaan di lapangan pada masa instalasi.
b. Lengkapi perizinan untuk melakukan pengujian. Laksanakan test yang
diperlukan sesuai dengan standard JIS atau setara.
c. Selesiakan pekerjaan inspeksi yang diperlukan sebelum memulai pemasangan
selanjutnya dengan melaksanakan pembetulan-pembetulan yang diperlukan.
d. Laksanakan inspeksi dari otoritas yang berwewenang. Kerjasama penuh dengan
inspector adalah merupakan suatu keharusan.
e. Verifikasi bahwa pengujian telah dilaksanakan, pekerjaan pembetulan telah
selesai dilaksanakan, sebelum serah terima terhadap setiap unit dilaksanakan,
agar dipastikan bahwa instalasi telah disetujui untuk mengajukan permohonan
perizinan pengoperasian.
f. Inspeksi serah terima dan pengujian : Serah terima final dapat dilaksanakan
setelah inspeksi pengawasan kwalitas dan pengujian selesai dilaksanakan
(dihadiri oleh Konsultan Perencana), penyerahan sertifikat telah diterima, dan
Konsultan Perencana telah menyetujui dan menerima dengan baik dan
memuaskan akan hal-hal tersebut dibawah ini :
- Hasil pekerjaan dan peralatan yang sesuai dengan spesifikasi.
- Kecepatan dan kapasitas serta lantai perlantai performance sesuai dengan
spesifikasi.
- Performance dari penghidupan, akselerasi, kecepatan, decelerating dan
pemberhentian dengan hasil yang memuaskan.
g. Selesaikan pengujian dan sertifikat persetujuan yang dikeluarkan oleh otoritas
yang berwewenang terhadap instalasi.

3.9. PENYESUAIAN
a. Lubrikasi peralatan sesuai dengan intruksi pabrik dan peraturan dari otoritas
local serta standard.
b. Sesuaikan Motor, rem, pengontrolan, limit switches, stopping switches, interlocks
dan peralatan pengamanan untuk mencapai tingkat kemampuan yang
diinginkan.

3.10. PEMBERSIHAN
a. Jagalah area kerja agar selalu bersih selama proses pengerjaan.
b. Angkat material dan fitting yang tidak terpakai.
c. Bersihkan mesin dari kotoran, oli dan gemuk.
d. Bersihkan tombol-tombol sinyal dan pengoperasian, susuran tangga, pegangan
tangan, dan sisi dari kotoran, oli, gemuk dan bekas-bekas jari.

39
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3.11. PROTEKSI
a. Sediakan proteksi penutup yang sesuai, pelindung, peralatan, tanda serta
prosedur lainnya untuk menjaga escalator dari kerusakan selama pengoperasian.
b. Menjaga tingkat proteksi yang tepat sesuai dengan periode masa konstruksi.

3.12. PENYEDIAAN TEMPAT / RUANG SIMPAN


Kontraktor harus menyediakan sebuah ruangan untuk menyimpan material yang
akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.

3.13. PERALATAN / PERLENGKAPAN


a. Kontraktor harus mengadakan semua peralatan / perlengkapan kerja yang
lengkap untuk melaksanakan pekerjaan seperti : Generator, Scaffolding, alat-alat
ukur, penyipat datar (water pass), topi pengaman dan lain sebagainya disesuaikan
dengan sifat pekerjaan.
b. Pengawas lapangan / supervisor berhak menginstruksikan kepada Kontraktor
untuk melengkapi / menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan yang
tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi. Keterlambatan
pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan peralatan menjadi
tanggung jawab kontraktor.
c. Semua biaya untuk pengadaan dan pemeliharaan menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan dianggap sudah dalam harga kontrak.

3.14. ALAT – ALAT PENGAMAN


Alat – alat pengaman yang tersebut dibawah ini mutlak harus disediakan :
a. Pengamanan terhadap putusnya rantai penggerak step.
b. Pengamanan terhadap putusnya rantai penghubung antara rantai penggerak step
dan gear box.
c. Pengamanan terhadap perbedaan kecepatan antara step dan hand rail yang
melebihi 10% dari kecepatan nominal.
d. Pengamanan terhadap bergesernya comb plate
e. Pengamanan terhadap ketegangan rantai penggerak step.
f. Pengamanan terhadap adanya tekanan yang terjadi diskirtguard.
g. Pengamanan terhadap perubahan kecepatan yang melebihi 10% dari nominalnya
dari motor penggerak. (Reversible Switch).
h. Pengamanan terhadap keausan step, roller atau rail step roller, dimana step akan
turun lebih dari 10 mm dibandingkan dengan kedudukan semula.
i. Pengamanan terhadap arus beban lebih dari phase failure bagi motor penggerak.
j. Pengamanan terhadap masuknya benda asing dari bawah hand rail dan juga
antara shift guard dan step.
k. Pengamanan terhadap bergeraknya step pada saat motor penggerak sedang
berhenti, berupa safety break.
l. Emergency stop button pada bagian atas dan bawah.
m. Key Switch.
n. Infra Red Automatic Sensor.
o. Emergency Stop.
p. Auxiliary Safety.

40
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

q. Safety Device.
r. Escalator dilengkapi lampu step yang diletakkan di bawah step escalator.

DAFTAR MATERIAL

No. MATERIAL BRAND NAME

1. Escalator - Sigma
- Hyundai
- Schindler

BAB 4. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM PLUMBING ( INSTALASI


PIPA AIR BERSIH, BUANGAN AIR KOTOR & BEKAS, PEMIPAAN
VENT UDARA DAN PIPA AIR HUJAN )
4.1 LINGKUP PEKERJAAN

4.1.1 Pekerjaan Instalasi Air Bersih


1. Pengadaan dan pemasangan unit-unit peralatan utama yang
diperlukan dalam sistem penyediaan air bersih berupa pompa-pompa
beserta perlengkapannya.
2. Penyambungan / Koneksi Air Bersih dari Reservoir / Ground Water Tank
serta Pengadaan dan pemasangan Top Reservoir / Roof Water Tank
dengan system panel (Fibre Reinforced Plastic / FRP Whale Panel
System) lengkap steel base frame, outlet dan inlet atau man hole
3. Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan dan kelengkapannya
yang meliputi ; pemipaan dari ground water tank dan roof water tank,
pemipaan pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap
titik pengeluaran.
4. Pemasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti ; closet,
washtafel, urinal / urinoir dan lain-lain.

4.1.2 Pekerjaan Instalasi Buangan Air Kotor, Air Bekas, Vent Udara dan Air Hujan
1. Pengadaan dan pemasangan perlengkapan yang diperlukan dalam
sistem pembuangan air kotor dan buangan air bekas yang menyatu
dengan air hujan.
2. Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary, seperti ; closet,
washtafel,
urinal / urinoir, floor drain, clean out, roof drain dan lain-lain.
41
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Pekerjaan drainase lingkungan kawasan, pengadaan dan pemasangan


instalasi pipa air hujan dari atap bangunan sampai ke saluran luar
bangunan lengkap dengan accessoriesnya.

4.1.3 Testing and Commissioning


Mengadakan testing and commissioning pada seluruh sistem atau lingkup
pekerjaan yang terpasang agar diperoleh sistem yang baik sesuai dengan
persyaratan, undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat
ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.

4.2 PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS ( INSTALASI PIPA AIR BERSIH, AIR KOTOR, AIR BEKAS,
VENT & AIR HUJAN )

4.2.1 Material / Bahan-Bahan yang digunakan


1. Untuk klasifikasi pipa jaringan air bersih menggunakan Polypropylene
Random Pipe atau Pipa PPR PN.10 untuk air dingin.
2. Untuk pemipaan air kotor, buangan air bekas dan air hujan
menggunakan Pipa uPVC Type Plain end / Ts End, Class AW 10 kg/cm²
dan untuk pemipaan vent udara menggunakan Pipa uPVC Type Plain
end / Ts End, Class D 5 kg/cm² dengan klasifikasi sesuai Peraturan SNI.

4.2.2 Pengujian dan Desinfeksi

4.2.2.1 Pengujian Sistem Pembuangan


1. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang-
lubang yang dapat ditutup atau plugged agar seluruh sistem
tersebut dapat diisi dengan air sampai batas lubang “ Vent ”
tertinggi. Sistem tersebut harus dapat menahan air yang
diisikan seperti tersebut diatas, minimal selama 1 ( satu )
jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak lebih
dari 10 cm.
2. Apabila Direksi Proyek (Pihak Owner/ Pemilik, User/
Pengguna, Tim Teknis dan Konsultan Pengawas) menginginkan
pengujian lain disamping pengujian diatas, maka Pemborong
harus melakukannya dan tanpa tambahan biaya serta sudah
menjadi tanggungan Pihak Pemborong / Kontraktor.

4.2.2.2 Pengujian Instalasi Sistem Distribusi Air Bersih


1. Sebelum dilakukan pengujian terhadap pemipaan ke seluruh
jaringan distribusi air bersih, Kontraktor diharuskan untuk
melakukan pengujian secara parsial terhadap peralatan utama
sistem distribusi air bersih (pompa-pompa, panel listrik dan

42
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

panel kontrol, pressure tank, dll). Pengujian yang harus


dilakukan diantarnya :
 Debit aliran air
 Putaran dan tekanan pompa
 Arus kerja motor
 Cut in / cut off Pressure Tank.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pihak
Owner, User, Tim Teknis dan Konsultan untuk dimintakan
persetujuannya.
2. Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap kualitas
peralatan utama dengan sistem yang telah difungsikan secara
penuh. Pelaksanaan pengujian harus dilakukan bersama-sama
dengan Direksi Proyek (Pihak Owner/Pemilik, User/ Pengguna,
Tim Teknis dan Konsultan). Pengujian ini meliputi :
 Kapasitas Pompa
 Arus Kerja Motor dan Kinerja Pressure Tank.
 Tekanan air keluaran fixtures / out put pipa terjauh dan
lain-lain.
Hasil pengujian ini harus dicatat dan dilaporkan kepada Pihak
Owner, User, Tim Teknis dan Konsultan untuk dimintakan
persetujuannya.
3. Seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor harus diuji
dengan tekanan hidrostatik sebesar satu setengah kali
tekanan kerjanya (working pressure), yaitu tekanan 10 kg /
cm2 atau 10 atm untuk seluruh sistem distribusi air bersih,
sedangkan untuk seluruh sistem distribusi air kotor dengan
tekanan 8 kg/cm2 atau 8 atm dan dilakukan selama paling
kurang 12 (dua belas) jam tanpa mengalami kebocoran pada
distribusi pipa dan tekanan tersebut tidak berubah.
4. Sebelum dilakukan pengujian maka dilakukan penggelontoran
air pada seluruh sistem distribusi air bersih dan air kotor atau
disebut dengan sistem Flashing Pipe.

4.2.2.3 Kerusakan dan Kegagalan Uji


Apabila pada waktu pemeriksaan atau pengujian ternyata ada
kerusakan atau kegagalan dari suatu bagian atau instalasi dari
bahan atau instalasi, maka Kontraktor harus mengganti bagian
atau bahan yang rusak atau gagal tersebut dan pemeriksaan/
pengujian dilakukan lagi sampai memuaskan Pihak Owner/
Pemilik, User / Pengguna, Tim Teknis dan Konsultan Pengawas.

43
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4.2.2.4 Desinfeksi
1. Kontraktor harus melakukan pembilasan dan desinfeksi dari
seluruh instalasi air sebelum diserahkan kepada Pihak Owner/
Pemilik, User/ Pengguna, Tim Teknis dan Konsultan.
2. Proses desinfeksi ini dilakukan dengan memasukkan larutan
Chlorine ke dalam sistem pemipaan dengan cara/ metode
yang disetujui Pihak Owner/ Pemilik, User/ Pengguna, Tim
Teknis dan Konsultan Pengawas, dengan besaran takaran
dosis chlorine yang diberikan adalah minimal sebesar 50 ppm
(Parts per Million).
3. Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa tersebut harus dibilas
dengan air bersih, sehingga kadar chlorine menjadi tidak lebih
dari 0,2 ppm.
4. Semua katup dalam sistem pipa yang sedang mengalami
proses desinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa
kali selama jangka waktu 16 jam.

4.2.3 Sistem Pemipaan

4.2.3.1 Sistem Penyambungan Pipa


1. Pipa Air Bersih :
Proses penyambungan pemipaan air bersih yang
menggunakan Pipa Polypropylene Random Pipe atau PPR PN.
10 dilakukan dengan sistem penyambungan Head Fusion atau
pemanasan dengan memakai alat pemanas. Dengan sistem
sambungan ini mendapatkan hasil penyambungan pipa yang
menjadi bersenyawa sehingga terjamin kekuatannya (sama
dengan kekuatan pipa), anti kebocoran dan bebas perawatan
karena pipa tidak berkarat serta umur penggunaan bisa
sampai ± 50 tahun.
2. Pipa Buangan Air Kotor, Bekas,Air Hujan, dan Ventilasi :
Proses penyambungan pipa yang menggunakan Pipa uPVC
Type Plain end / Ts End, Class AW 10 kg/cm² dan Class D 5
kg/cm² memakai sambungan seperti socket, elbow, tee dan
lainnya dari bahan yang sama, sedangkan bahan pengikatnya
memakai lem / solvent cement. Untuk semua pemipaan yang
sudah dipasang, pada ujungnya yang terbuka harus ditutup
rapat untuk menghindari kotoran masuk.

4.2.3.2 Pemasangan Fixtures, Fittings dan sebagainya


1. Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya
bebas dari kotoran yang akan mengganggu aliran atau

44
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (rigit)


ditempatnya.
2. Semua fixtures, fittings, pipa-pipa air yang dilaksanakan harus
rapi tidak mengganggu waktu pemasangan dinding keramik
dan sebagainya. Dengan pemasangan fixtures yang baik dan
serasi, juga kuat dalam kedudukannya untuk komponen,
misalnya fixtures, fittings dan sebagainya, Kontraktor
bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut
dalam kelengkapan jaringan instalasi tersebut.
3. Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi / pipa induk,
dipasang balok-balok dari beton dengan campuran yang kuat
dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve
dan sebagainya.

4.2.3.3 Penggantung / Penumpu Pipa


1. Semua pemasangan pipa harus diikat / dipasangkan dengan
kuat menggunakan penggantung atau angkur yang kokoh
(rigit), agar inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya
getaran.
2. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang
dapat diatur dengan jarak antara kedua gantungan tidak lebih
dari 2,5 m.
3. Semua pipa yang melewati daerah/lokasi bangunan
menggunakan flexible joint dikedua sisi untuk mencegah
patahnya pipa dari pergeseran bangunan.
4. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup / terikat
pada kontruksi bangunan dengan insert / angkur yang
dipasang pada waktu pengecoran beton dengan ramset dan
untuk pipa vertikal harus ditumpu dengan clamp dan dibuat
dengan jarak tidak lebih dari 3 m.

4.2.4 Valve – Valve


1. Untuk valve pipa air dengan ukuran sampai ϕ 2" adalah dari jenis
screwed bronze body dengan “ external spendle ".
2. Untuk valve pipa air dengan ukuran ϕ 2 1/2" - ϕ 3" adalah dari jenis
bronze flanged body dengan internal screwed spendle.
3. Untuk valve pipa air dengan ukuran yang lebih besar dari ϕ 3" adalah
dari jenis flanged steel body dengan external spendle yoke.
4. Tekanan kerja dari valve-valve pipa air harus disesuaikan dengan
fungsinya, untuk valve air bersih sanitary digunakan tekanan kerja 150
psi dari bahan cast iron, bronze, atau brass sesuai diameter valve.

45
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4.2.5 Pipa-pipa Dalam Tanah


1. Untuk galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman 60 cm
untuk pipa dengan ukuran ϕ 4" ke bawah dan kedalaman 80 – 100 cm
untuk pipa dengan ukuran ϕ 5" keatas. Dasar lubang galian harus cukup
stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak, tertumpu
dengan baik. Untuk pipa-pipa air bersih dan pipa-pipa air buangan tidak
boleh diletakkan pada lubang-lubang yang sama.
2. Galian tanah harus dibersihkan dari kotoran/puing, setelah bersih
diurug dengan pasir urug setebal ± 5 cm kemudian pipa dipasang dalam
lubang galian, diperiksa oleh Konsultan Pengawas, ditimbun kembali
dengan pasir urug dan tanah bekas galian yang bebas dari puing.
3. Patokan/pedoman yang dipakai untuk dalamnya galian harus diukur
dari garis tengah pipa (as pipa) sampai ke permukaan jalan/tanah asli
atau bila tidak supaya disesuaikan gambar rencana.
4. Syarat penyeberangan pipa yang melintasi jalan atau drainase setempat
dapat dilihat pada gambar rencana.
5. Sebelum diurug/ditimbun kembali, pipa harus dibalut dengan Denso
CPT 1000 tape, minimum overlaping 50 %, lebar 100 mm dan tebal 0,6
mm. Sebelum pipa dibalut, terlebih dahulu pipa dibersihkan
menggunakan kuas dengan Denso Primer D (1 liter untuk 8 m2).

4.2.6 Pengecatan
1. Semua pipa dari besi / baja dalam tanah harus dilapisi dengan Tar (Tar
coated) atau coating untuk penahan korosi. Sedangkan untuk pipa-pipa
yang terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang
warnanya akan ditentukan kemudian oleh Konsultan. Untuk pipa-pipa
yang dipasang dalam ceiling atau pagu / langit-langit agar mudah
dikenali diberikan tanda dengan warna / pengecatan pada setiap jarak ±
4 m pada pipa-pipa induk, begitu pula untuk pipa-pipa pada shaft
dimana terletak pintu pemeriksaan.
2. Sebagai patokan dipakai warna cat, sebagai berikut :
 Untuk jaringan pipa air bersih dipakai warna Biru
 Untuk jaringan pipa air kotor dipakai warna Hitam
 Untuk jaringan pipa buangan air bekas dipakai warna Coklat
 Untuk jaringan pipa vent udara dipakai warna Kuning.

46
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4.3 SPESIFIKASI TEKNIS PERALATAN UTAMA

4.3.1 Pekerjaan Instalasi Air Bersih

4.3.1.1 Tangki Persediaan Air Bersih atau Reservoir


1. Untuk tangki persedian air bersih disini terdiri dari Tanki Air
Bawah atau Ground Water Tank.
2. Tangki air harus dibuat dari konstruksi higenis dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Membuat kemiringan pada lantai, sehingga terjadi aliran
air minimum selama 20 menit.
 Tanpa sudut tajam
 Mempunyai bak pengurasan pada dasar tangki
 Mencegah air tanah dan air hujan masuk ke dalam tangki
 Permukaan dinding licin dan bersih.
3. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
 Manhole
 Tangga
 Pipa Vent penghubung maupun vent ke udara luar
 Pipa peluap dan pipa penguras
 Indicator muka air
 Selubung untuk jalur pipa masuk, pipa isap, pipa penguras,
kabel, dan sebagainya.
 Sumur hisap pada tanki air yang berguna untuk
memperkecil volume air mati pada pipa isap pompa.
4. Tangki persediaan air bersih sebagai tanki air bawah terletak
di area service Basement (Ground Water Tank). Tangki air
bawah berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan
cadangan selama 2 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standart
Depkes RI tahun 1990.
5. Tangki air bawah dapat dibuat dari beton berlapis Fiberglass
Reinforced Plastic Panel, ataupun yang dibangun dengan
konstruksi beton yang kedap air.
6. Sistem Pengendalian Tanki Persedian Air, yaitu :
 Muka air dalam tangki air atas akan mengendalikan
pengoperasian pompa pemindah.
 Pengoperasian pompa akan hidup pada saat air turun
mencapai muka air tertentu

47
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Pengoperasian pompa akan mati bila muka air sudah


mendekati tepi pipa peluap

4.3.1.2 Pompa Booster Air Bersih / Booster Pump


1. Merupakan pompa air yang digunakan sebagai Pompa
Distribusi Air Bersih, dengan rincian spesifikasi :
 Type Pompa : Centrifugal End Suction
 Paralel Operation
 Kapasitas : 0,9 m3/mnt
 Head Pompa : ± 30 Meter
 Putaran Pompa : ± 2.900 rpm
 Daya Pompa : ± 5,5 kW
 Karakteristik Listrik: 380 V~ / 3 Ph / 50 Hz
 Jumlah : 1 Set = 3 Unit Pompa lengkap
dengan Panel Kontrol dengan ON /
OFF Start DOL Type – Sistem Change
Over ( Pakaged )
 Lokasi : di Ruang Pompa Lt. Semi Basement
2. Klasifikasi Pompa Booster (Distribusi) / Tipe Booster Pump
yang digunakan adalah :
a. Booster Pump harus mampu memasok kebutuhan air
kepada pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat
secara automatis.
b. Setiap booster pump harus dilengkapi paling sedikit 2
(dua) pompa, sedangkan tekanan aliran masing-masing
pompa dalam booster pump berdasarkan standar pabrik
perakit booster pump.
c. Setiap booster pump terdiri dari peralatan sebagai berikut:
 Centrifugal pump lengkap dengan motornya
 Inlet and outlet valves
 Check valve against water hammer
 Inlet strainer
 Power and control panel
 Connections Flexible
 Base frame.
3. Pengaturan Pompa Booster Pada System Pressure Control
adalah :

48
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

a. Pompa pertama Start, apabila tekanan air pada jaringan


pemakaian turun sampai ambang batas L pada pressure
switch ( PS1 ).
b. Pompa kedua Start, bila tekanan air pada jaringan
pemakaian turun sampai ambang batas L pada pressure
switch (PS2) dan seterusnya.
c. Pompa pertama dan kedua dan seterusnya Stop, apabila
tekanan air pada jaringan pemakai naik sampai ambang
batas H di PS1, PS2 dst.
d. Pompa pada posisi ON tiba-tiba bisa Off, apabila muka air
ditanki turun sampai batas LL dan akan kembali normal
apabila muka air naik sampai batas L.
4. Pengaturan Pompa Booster Pada System Flow Monitor
Control :
a. Pompa pertama Start apabila tekanan air pada jaringan
pemakai turun sampai ambang batas L di pressure switch
(PS1).
b. Pompa kedua Start dan pompa pertama Stop, apabila laju
aliran pada jaringan pemakai naik sampai ambang batas
H1 pada flow monitor.
c. Pompa pertama Stop apabila laju aliran air pada jaringan
turun diambang batas H1 pada flow monitor dan tekanan
air naik sampai ambang batas H pada PS1.
d. Semua pompa yang sedang ON dapat dengan tiba-tiba Off
dan alarm ON, apabila muka air dalam tanki turun sampai
ambang batas LL sampai air diisi kembali mencapai
ambang batas L.

4.3.2 Pekerjaan Air Kotor, Air Bekas, Air Hujan dan Pipa Vent

4.3.2.1 Pemipaan Buangan Air Kotor dan Air Bekas, dan Air Hujan
1. Untuk instalasi pemipaan air kotor dan air bekas diadakan
pemisahan, dimana untuk buangan pemipaan air kotor dari
closet dan urinal akan disalurkan melalui pipa buangan air
kotor ke Septictank Biological System atau Biotech, yang
kemudian buangannya diteruskan ke saluran drainase
eksisting yang ada dikawasan.
2. Sedangkan untuk buangan air kotor dan buangan air bekas
dari lavatory / wastafel, kitchen zink serta dari floor drain akan
disalurkan pipa buangan air bekas ke saluran keliling yang ada
di bagian luar gedung yang pada saluran akhirnya juga
disambungkan ke saluran drainase eksisting yang ada

49
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

dikawasan. Untuk pengumpulan atau penggabungan sistem


instalasi pemipaan pada setiap bagian bagunan digunakan
pipa-pipa cabang horizontal pada setiap lantai / bangunan,
bahan pipa digunakan type uPVC yang kemudian diteruskan
ke pipa induk dalam shaft.

4.3.2.2 Pemipaan Ventilasi


Sistem instalasi pemipaan ventilasi udara dipasang bersatu
dengan dinding ± 1 1/4" untuk masing-masing fixtures yang
membutuhkan. Kemudian diteruskan oleh pipa induk ventilasi
yang berada pada shaft dimana pelepasan akhir pada lantai atap
dilengkapi dengan vent-cup.

4.3.2.3 Pemipaan Buangan Air Hujan


Untuk instalasi pemipaan air kotor dan air bekas diadakan
pemisahan, dimana untuk buangan pemipaan air kotor dari closet
dan urinal akan disalurkan melalui pipa buangan air kotor ke
Septictank Biological System atau Biotech, yang kemudian
buangannya diteruskan ke saluran drainase eksisting yang ada
dikawasan.

4.3.2.4 Sewage Treatment Plant


1. Septiktank menggunakan system pengolahan dengan
menggunakan bakteri pengurai.
2. Bahan untuk unit septictank dapat terbuat dari fiber glass
ataupun beton concrete.
3. Sistem kerja septiktank yaitu air limbah yang masuk harus
dapat diurai dengan menggunakan bakteri pengurai sehingga
air yang dihasilkan dari dalam septictank tersebut layak untuk
untuk dibuang ke saluran kota ( tidak berbau )
4. Packaged Bio Septic / Septic Tank Biological System
 Kapasitas : Sesuai rincian BoQ dan gambar
Perencanaan
 Material : Whale Panel System dilengkapi
steel base frame / dudukan
 System : Aerobic Biofiltration

4.3.2.5 Sumur Periksa ( Control Box )


1. Sumur periksa harus dipasang setiap perubahan arah maupun
setiap jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama
dalam tanah.
2. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.

50
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm


serta dibuat beralur sesuai fungsi saluran yang lurus, cabang
atau belokan.
4. Penyelesaian sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga
monyet, manhole dan pipa vent.
5. Tutup sumur periksa dapat terbuat dari Stainless steel atau
baja yang dilapisi anti karat.

4.3.2.6 Manhole
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup baja / beton yang
dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2. Rangka dan tutup berbentuk perangkap, sehingga setelah diisi
grease akan terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk lewat orang minimum 500 mm,
sedangkan untuk lewat peralatan harus disesuaikan dengan
besaran peralatan.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan peruntukan
lokasi.
5. Penutup manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless
steel.

4.3.2.7 Sumur Resapan


1. Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air
hujan yang berasal dari pipa riser sebelum dialirkan over flow
nya ke selokan kota.
2. Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan,
pekerjaan sumur rembesan akan merupakan pekerjaan divisi
sipil/ konstruksi.
3. Konstruksi sumur rembesan antara lain sebagai berikut :
 Dasar sumur berupa batu kerikil
 Dinding sumur berupa dinding berlubang yang dibuat dari
beton atau beton blok berlubang.
 Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja
 Diantara tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk.
4. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang
mempunyai lapisan pasir kasar, maka bidang rembesan harus
berada dilapisan pasir kasar.

51
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4.3.2.8 Floor Drain


1. Floor drain yang digunakan harus jenis Bucket Trap, Water
Prooved type dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi
dengan U trap.
2. Floor Drain terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring.
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and
with flange for water prooving.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sebagai berikut.:
Outlet diameter Cover diameter : 2 " 4 " ; 3 " 6 " ; 4 "
8"

4.3.2.9 Floor Clean Out


1. Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface
Opening Waterprooved Type
2. Floor Clean Out terdiri dari:
 Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection
with flange for waterprooving.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi
perapat karet sehingga mudah dibuka dan ditutup.

4.3.2.10 Roof Drain


1. Roof drain yang digunakan harus dibuat dari bahan cast iron
dengan konstruksi water proved atau tahan air.
2. Luas bagian yang dilewati air dari tutup roof drain adalah
(dua) kali luas penampang pipa buangan.
3. Roof drain harus terdiri dari bagian, yaitu :
 Bitumen coated cast iron body dengan water proved
flange
 Bitumen coated cover dome type.

4.3.3 Sistem Instalasi Pemipaan Air Kotor, Air Bekas, dan Pipa Vent
1. Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
a. Pipa
b. Sambungan

52
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

c. Katup
d. Strainer
e. Sambungan fleksibel
f. Penggantung dan penumpu
g. Sleeve
h. Lubang pembersihan
i. Galian
j. Pengecatan
k. Pengakhiran
l. Pengujian
m. Peralatan Bantu.
2. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan
letak serta arah dari masing- masing sistem pipa.
3. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang
terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan
dengan bagian lainnya.
4. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air
karat dan stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa
baja dibawah tanah diberi lapisan anti karat densotape ketebalan 2-3
mm.
5. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas
harus juga terlindung dari cahaya matahari.
6. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas
pabrik pembuat.
7. Spesifikasi Bahan Perpipaan

4.3.3.1 Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan


Sistem Tekanan Tekanan Tekanan Spek.
Pemipaan Kerja Standar Uji Pipa

Air limbah
pengaliran 5 kg/cm2 10 kg/cm2 15 kg/cm2 PVC 10
gravitasi
Air limbah
5 kg/cm2 10 kg/cm2 15 kg/cm2 PVC 10
gravitasi toilet
Pipa header
pompa & pipa 5 kg/cm2 10 kg/cm2 15 kg/cm2 GIP
air limbah luar

53
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4.3.3.2 Spesifikasi PVC 10.


 Penggunaan : Air Limbah pengaliran gravitasi.
 Tekanan : Standard 10 bar.
 Uraian Keterangan :
 Pipa : Poly Vinyl Chloride ( PVC ) Klas 10
bar.
 Elbow & Junction: PVC Injection Moulded Sanitary
fitting large radius, Solvent Cemet
joint type.
 Reducer : PVC injection moulded sanitary fitting
concentric, Solvent Cement Joint
Type.
 Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

4.3.3.3 Spesifikasi PVC 10


 Penggunaan : Air Limbah Grafitasi Toilet
 Tekanan : Standard 10 bar.
 Uraian Keterangan :
 Pipa : Polyvinyl chloride (PVC) klas 10 bar
 Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary
fitting large radius atau Factory
Made Fabricated fitting, Solvent
Cement Joint atau Rubber Ring
type.
 Reducer : Seperti diatas, model concentric.
 Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.

4.3.3.4 Spesifikasi GIP


 Penggunaan : Header pada Pompa dan Pipa Air Limbah
 Tekanan : Standard 10 bar.
 Uraian Keterangan :
 Pipa : Galvanized Steel pipe BS
1387/1967 class medium.
 Fitting & sambungan : Dia 40 mm kebawah malleable
iron ANSI B 16,3 class 150 lb,
screwed end. Dia 50 mm keatas,
wrought steel butt weld fitting
ANSI B 16.9, sch 40

54
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Flange : Dia. 40 mm kebawah Galvanized


malleable cast iron RF class 150 lb.
Screwed Dia 50 mm keatas forged
steel RF class 150 lb. Welding
joint.
 Valve & strainer : Dia 40 mm ke bawah, bronze atau
A-metal body class 150 lb dengan
sambungan ulir BS 21/ANSI B 2.1.
Dia 50 mm keatas, cast iron body
class 150 lb dengan sambungan
flanges.

4.3.4 Persyaratan Pemasangan Pipa Air Kotor, Air Bekas, dan Pipa Vent

4.3.4.1 Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk
menjamin kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar
minimum 250 mm dari lantai, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar,
tidak kurang dari 50 mm antara pipa atau dengan bangunan &
peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan
teliti sebelum dipasang, membersihkan semua kotoran,
benda-benda tajam/ runcing serta penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-
katup yang diperlukan antara lain katup penutup, pengatur,
katup balik dan sebagainya, sesuai dengan fungsi sistem dan
yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan,
harus dilengkapi dengan water mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-
sambungan cabang pada pekerjaan perpipaan harus
mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah
harus seperti berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam
gambar.
 Di bagian dalam toilet
 Garis tengah 50 mm2 - 100 mm2 atau lebih kecil : 1 % - 2
%
 Di bagian dalam bangunan

55
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %


 Di bagian luar bangunan
 Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
 Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun
ke arah titik buangan. Pipa pembuangan dan ven harus
disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya
dicari titik terendah dan dibuat cekung.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai
untuk pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve
handled) tidak boleh menukik.
10. Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus
dipasang sedemikian rupa dan angkur pipa secukupnya harus
disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-alat
yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah
memanjang.
11. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus
tepat ke arah pompa dengan proporsi yang tepat pada bagian-
bagian penyempitan. Katup-katup dan fittings pada pemipaan
demikian harus ukuran jalur penuh.
12. Pada pemasangan alat-alat pemuaian, angkur-angkur pipa dan
pengarah-pengarah pipa harus secukupnya disediakan agar
pemuaian serta perenggangan terjadi pada alat-alat tersebut,
sesuai dengan permintaan & persyaratan pabrik.
13. Selubung pipa harus disediakan di mana pipa-pipa menembus
dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit. Di mana pipa-
pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara
selubung dan pipa-pipa harus dipakai dengan bahan rock-
wool atau bahan tahan api yang lain, kemudian harus
ditambahkan sealant agar kedap air. Selama pemasangan, bila
terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus
ditutup dengan menggunakan caps atau plugs untuk
mencegah masuknya benda-benda lain.
14. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus
menggunakan pipa flexible untuk melindungi dari vibrasi
akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
15. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta
pemadatan kembali sehingga kembali seperti kondisi semula.

56
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah


permukaan tanah.
 Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan
setebal 15-30 cm untuk bagian atas dan bagian bawah
pipa dan diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau
benda keras yang lain.
 Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus
dibuat dudukan beton pada jarak 2 - 2,5 m dan pada
belokan-belokan atau fitting-fitting.
16. Instalasi pekerjaan pipa jaringan luar diletakkan pada struktur
bangunan.
17. Pekerjaan pemipaan tidak bisa digunakan untuk pentanahan
listrik.
18. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang
membentuk sudut 90 °, harus digunakan 2 buah elbow 45 °
yang dilengkapi clean out serta arah dan jalur aliran agar
diberi tanda.

4.3.4.2 Penggantung dan Penumpu Pipa


1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger,
brackets atau sadel dengan tepat dan sempurna agar
memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang
diberikan.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan
pada pipa berikut ini :
 Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
 Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal
lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah
sebagai berikut :
 Diameter Batang
-----------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
-----------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm

57
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan


5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas.
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5
terhadap dari 2 kekuatan puncak.
 Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
4. Penggapit / clamp untuk pipa baja yang digalvanis harus
disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus
memakai dasar zinchromat dan pengecatan sesuai dengan
peraturan-peraturan yang berlaku.

NO. JENIS PIPA WARNA


1. Air Bersih Biru
2. Air Kotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. Air Pemadam Kebakaran Merah
5. Pipa Gas Kuning

4.3.4.3 Cara pemasangan pipa dalam tanah


1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang
cukup.
2. Melakukan pemadatan dasar galian sekaligus membuang
benda- benda keras/ tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada
dasar galian dengan adukan semen.
4. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.
6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
7. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian
atas harus dilindungi plat beton bertulang setebal 10 cm yang
dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu
pada pipa dan tidak mengganggu konstruksi jalan, kemudian
baru ditimbun dengan baik sampai padat.

4.3.4.4 Pemasangan Katup-katup


Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,
spesifikasi dan untuk bagian bagian berikut ini :

58
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

1. Sambungan masuk dan keluar peralatan.


2. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik- titik rendah.
3. Katup by-pass.

4.3.4.5 Pemasangan Katup-katup Pengaman


Katup - katup Pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang
dekat dengan sumber tekanan.

4.3.4.6 Pemasangan sambungan fleksibel


Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan
getaran dan menghindari terjadinya retak/patah pipa akibat
penurunan tanah dan struktur bangunan.

4.3.4.7 Pemasangan Pengukur Tekanan


Pengukur tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada lokasi
dimana tekanan yang ada perlu diketahui :
 Katup-katup pengurang tekanan.dan pengontrol.
 Setiap pompa dan bejana tekan
Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian
skala ukur maksimum 2 kali tekanan kerja.

4.3.4.8 Sambungan ulir


1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan
sambungan ulir berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat
masuk pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep
dan zink white dengan campuran minyak.
4. Pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau
roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas
cutter dengan reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.

4.3.4.9 Sambungan Las


1. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk pipa saluran
bukan pemipaan air minum.
2. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.
Kawat las atau elektrode yang digunakan harus sesuai dengan
jenis pipa yang dilas.

59
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan


kepada Direksi contoh hasil las untuk mendapat persetujuan
tertulis.
4. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh
bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi.
5. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat
khusus
6. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang
berkondisi baik menurut penilaian Direksi.

4.3.4.10 Sambungan Lem


1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, memakai lem
yang sesuai dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik
pipa.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini
harus dipergunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan
pipa harus menggunakan alat pemotong khusus agar
pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti
spesifikasi dari pabrik pipa.

4.3.4.11 Sambungan yang mudah dibuka


1. Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai
berikut :
 Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
 Pada waste fitting dan Siphon.
2. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya
paking dan bukan seal threat.

4.3.4.12 Pemasangan Katup-Katup Pelepasan Tekanan.


Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-
tempat yang mungkin timbul kelebihan tekanan.

4.3.4.13 Pemasangan Vent Udara Otomatis


Vent udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi
dan kantong udara, serta ditempatkan yang bebas untuk
melepaskan udara dari dalam.

4.3.4.14 Pemasangan Sambungan Expansi


Sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan antara
pipa dari luar bangunan dengan pipa dari dalam bangunan untuk

60
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

menghindari terjadinya patah ataupun bengkok akibat terjadinya


penurunan tanah ataupun struktur bangunan.

4.3.4.15 Selubung Pipa


1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap
kali pipa tersebut menembus konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun
baja. Untuk yang mempunyai kedap air harus digunakan
sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus dari
jenis "Flushing Sleeves".
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air
dengan rubber sealed atau "Caulk".

4.3.4.16 Katup Label ( Valve Tag )


1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting
guna operasi dan pemeliharaan.
2. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close"
harus ditunjukkan di tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat
dengan rantai atau kawat.

4.3.5 Persyaratan Pemasangan Sistem Talang Air Hujan

4.3.5.1 Uraian Lingkup Pekerjaan


1. Pengadaan dan pemasangan talang air hujan
2. Pembuatan Sumur Imbuhan untuk menampung seluruh air
hujan yang ditangkap oleh talang air hujan
3. Pembuatan saluran drainase luar bangunan (saluran air hujan
tapak) untuk tersambung ke saluran drainase kota.

4.3.5.2 Spesifikasi Material dan Alat Bantu Talang Air Hujan


1. Pipa Dengan Persyaratan Kelas : 10 kg/cm2 atau S 12.5,
2. Roof Drain dari jenis aluminium cor.

61
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4.3.5.3 Persyaratan Pelaksanaan

4.3.5.3.1 Pipa tegak,


1. Pipa harus dipasang dengan dudukan baja dan
klem dari baja.
2. Jarak maksimum antara klem adalah 300 cm atau
pada setiap jarak sejauh jarak lantai ke lantai.

4.3.5.3.2 Pipa datar,


1. Pipa harus dipasang dengan penggantung dari baja
seperti penggantung pada pipa air bersih.
2. Jarak antara penggantung mengikuti ketentuan
berikut ini ;
 Diameter 50 mm atau lebih kecil, setiap 200
Cm
 Diameter 65 mm atau lebih besar, setiap 300
cm dengan kemiringan minimum sebesar 1
persen.

4.3.5.3.3 Pipa yang ditanam dalam tanah,


1. Pada sisi bawah dari pipa tegak yang dihubungkan
dengan pipa datar harus diberi dudukan dari blok
beton.
2. Kedalaman pipa dari titik awal penanaman
bervariasi sampai ke bak titik sambung dengan
saluran drainase tapak dengan kemiringan
minimum 0.5 persen.

4.3.5.3.4 Sambungan,
1. Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih
kecil dari 50 mm meng- gunakan solvent cement.
2. Sambungan untuk pipa dengan diameter lebih
besar dari 50 mm menggunakan sambungan
rubberring.

4.3.6 Pengujian
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a. Pemeriksaan sebagian - sebagian.
b. Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuannya untuk mengetahui apa konstruksi dan fungsinya serta sistem
sudah memenuhi dan sesuai dengan rencana.

62
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

a. Kontraktor harus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.


b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus dites tekan
terlebih dahulu sebelum diurug, dengan bagian perbagian, dengan
tekanan 1 1/2 x tekanan kerja selama 1 jam tanpa ada penurunan
tekanan ( antara 10 kg/cm2 ) dan dilanjutkan pengujian per sistem.
c. Setelah alat plambing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa
penurunan tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock
dan faucet dan ditentukan oleh pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada
penurunan tinggi air.
e. Setelah pipa dan tangki diuji, dibersihkan dan dilakukan desinfeksi
sesuai PPI dengan sisa kadar chloor 0,2 ppm atau lebih, baik yang di
pipa atau di tangki.
f. Setelah itu dibersihkan ( dibilas ) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan
pompa khusus untuk pengetesan.
h. Untuk mengetahui setiap alat berfungsi sesuai perencanaan,
dilakukan pengujian sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang
diminta dalam perencanaan seperti kapasitas pompa, kebisingan
pompa ( ± 60 dB ), tekanan air keluar kran dia.0,3 kg/cm2 ) dan lain-
lain.
i. Semua pengetesan disaksikan oleh Pemberi Tugas dan akan
dikeluarkan sertifikat oleh Pemberi Tugas.

4.3.7 Pembersihan dan Pengecatan


1. Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan,
pemipaan di setiap service harus dibersihkan dengan seksama,
menggunakan cara- cara / metoda-metoda yang disetujui sampai
semua benda- benda asing disingkirkan.
2. Desinfeksi : Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau
dari 200 mg/l chlor selama 1 jam setelah itu dibilas. Untuk bak air
dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.
3. Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut :
a. Pipa servis
b. Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
c. Flens
d. Peralatan yang belum dicat dari pabrik
e. Peralatan yang catnya harus diperbarui

63
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

f. Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda
arah panah jalur pipa tersebut.
g. Untuk pipa pemadam pengecatan harus berwarna merah dan harus
dapat memberi indikasi adanya Instalasi Pemadam Kebakaran.

4.3.8 Testing Dan Commissioning


1. Kontraktor pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing
pengukuran secara partial dan secara system, untuk mengetahui
apakah seluruh instalasi yang sudah dilaksanakaan berfungsi dengan
baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing
merupakan tanggung jawab kontraktor, sehingga semua persyaratan
test yang dianjurkan oleh pabrik hingga dapat dilakukan dan diketahui
hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

4.4 PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

4.4.1 Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut cocok dan sesuai untuk daerah tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kualitas terbaik dan produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan
surat order pengiriman dari dealer / agen / pabrik. Kontraktor harus
mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari
spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya
extra/tambahan.

4.4.2 Daftar dan Contoh Material


Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor harus mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur / katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material
ini merupakan referensi produk yang diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang produksi pabrik. Kontraktor diharuskan
untuk mengajukan terlebih dahulu persetujuan material kepada Konsultan
Pengawas mengenai produk, type dan spesifikasi peralatan yang akan
digunakan dalam proyek ini.

4.4.3 Penyebutan Merk / Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan
beberapa merk atau kelas mutu (quality preformance) material dan
komponen dalam taraf mutu / pabrik tertentu, maka dalam pelaksanan
proyek nanti apabila material yang disebutkan pada tabel material yang
setelah diusahakan tidak dapat diadakan oleh Kontraktor yang diakibatkan
64
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

oleh sesuatu alasan kuat dan benar dengan justifikasi teknis untuk dapat
diterima Pemilik dan Direksi, maka dapat dipikirkan penggantian merk /
type dengan konsekuensi atau suatu sanksi tertentu yang dikenakan
kepada Kontraktor.

4.4.4 Daftar Spesifikasi & Klasifikasi Material

REFERENSI PRODUK
NO. MATERIAL
SETARA MERK
1. Pompa Booster Air Bersih Tevyn, Teral, Kaiquan, Grunfos
Polypropylene Random Pipe atau Pipa
2. Genova, SD, Rehau
PPR PN.10

3 Pompa Transfer Tevyn, Teral, Kaiquan, Grunfos

4. Pompa Hydran Wilo

Pipa uPVC Type Plain end / Ts End,


5. - Class AW 10 kg/cm² Aqualon, Alderon, Supramas
- Class D 5 kg/cm²
6. Klasifikasi Valve - Valve : Duyar, Bayard, Yuta
7. Clean Out / CO & Floor Drain / FD SPI, Kharisma, Antasan
8. Roof Drain ( RD ) SPI, Kharisma, Antasan
Septictank Biological System atau
9. PT Ramcomas, PT Mitra Bio
Biotech ( Pakaged )

10. STP Biosant

11. WTP Biosant

BAB 5. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN


(INSTALASI FIRE HYDRANT / FIRE FIGHTING)
5.1 LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang di jelaskan baik
dalam spesifikasi teknis ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar

65
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

perencanaan, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan


ketentuan pada spesifikasi teknis ini. Bila terdapat perbedaan antara spesifikasi
bahan dan atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi teknis yang
dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak baik dari Gambar, RAB dan Spesifikasi
Teknis ini, maka hal itu merupakan kewajiban Kontraktor untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut menyesuaikan dengan ketentuan yang telah dipersyaratkan
dalam Dokumen Kontrak tanpa adanya ketentuan tambahan biaya. Untuk lingkup
pekerjaan yang dimaksud, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Secara umum adalah pengadaan dan pemasangan semua peralatan yang
berhubungan dengan instalasi pemipaan yang diperlukan secara lengkap
sehingga sistem dapat bekerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2. Pengadaan dan pemasangan unit box hidran, pillar hidran dan siamesse, tabung
APAP (Alat Pemadam Api Portabel) berikut isinya, dan lainnya secara lengkap.
3. Pengadaan dan pemasangan peralatan hydrant bangunan secara lengkap untuk
sistem instalasi pemipaan dan pipa tegak hydrant (riser) dari hydrant site
sebagai sumber utama yang disambungkan dengan Mobil Pemadam Kebakaran.
4. Pengadaan dan pemasangan pemipaan hidran halaman dan pilar hidran.
5. Pekerjaan lain yang masih termasuk dalam pekerjaan ini sesuai dengan
Persayaratan Teknis dan gambar perancangan.
6. Pekerjaan testing dan comissioning terhadap kebocoran pipa berupa tes tekan
seluruh sistem pemipaan agar dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
fungsinya.
7. Pekerjaaan hydrant, apar, detector alarm harus mendapatkan rekomendasi dari
organisasi perangkat daerah/opd dalam hal ini oleh disnaker. Pekerjaan
penyelesaian rekomendasi kepada Instansi yang berwenang dalam hal ini Dinas
Pemadam Kebakaran setempat.

5.2 SISTEM DAN PERSYARATAN OPERASI


1. Sistem pemadam kebakaran yang diterapkan ini adalah dengan menggunakan
air yang dapat bekerja langsung dengan sistem selang pipa hidrant dari pipa
tegak atau automatic and standpipe hose system wet-pipe / riser.
2. Air di dalam pipa selamanya dipertahankan untuk tetap bertekanan dengan
bantuan automatic jockey pump yang merupakan bagian dari sistem kerja
otomatis dari automatic fire hydrant pumps set.
3. Pengoperasian Pompa Hydrant yang bekerja dengan mengkoneksikan langsung
ke sistem pemipaan hydrant site dan pipa tegak / riser dalam bangunan yang
selanjutnya dihubungkan ke Indoor Hydrant Box dan juga Outdoor Hydrant Box.
4. Semua peralatan utama sistem perlawanan kebakaran, seperti :
 Main electric fire pump dan panel kontrolnya
 Diesel fire pump dan panel kontrolnya
 Accesories utama pemipaan, dan

66
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Peralatan penting lainnya, harus sesuai dengan standar yang dinyatakan


pada NFPA dan harus dinyatakan terdaftar pada badan standarisasi yang
berwenang (Underwriter Laboratory) dengan indikasi ’UL Listed’.
5. Sistem pemadam kebakaran dengan bahan kimia yang diterapkan menggunakan
tabung APAP (Alat Pemadam Api Portabel / SNI 180:2021) jenis Dry Chemical
Multi Purpose.
6. Semua unit peralatan dan instalasi pemipaan sistem pemadam kebakaran dicat
dengan warna merah.

5.3 PERALATAN UTAMA FIRE HYDRANT

5.3.1 Persyaratan Peralatan Dan Bahan

5.3.1.1 Fire-Pumps Set Dan Fire-Pumps Controller

5.3.1.1.1 Kelengkapan Fire-Pumps Set


Terdiri dari kelengkapan sistem pompa kebakaran
sebagai berikut :
 Electric-driven Jockey pump,
 Electric-driven Main pump,
 Diesel-driven Main pump,
 Jockey pump controller ex. pabrikan lokal
 Automatic Electric driven Fire-pumps controller, ex.
pabrikan lokal
 Automatic Diesel driven Fire-pumps controller, ex.
Pabrikan lokal
 priming tank, Water flow meter, test-line, gate
valve, check valve, pressure gage, float valve dan
kelengkapan lainnya.

5.3.1.1.2 Pompa Utama Hidran dan Sprinkler


1. Persyaratan Umum,
a ). Pompa harus dipilih dengan kapasitas dan
tinggi tekan air seperti yang dicantumkan pada
gambar rancangan skedul peralatan.
b ). Pompa yang hendak dipasang/ditawarkan
harus merupakan pompa yang akan bekerja
pada efisiensi tertingginya dan pada daerah
kerja impeller yang stabil.
c ). Efisiensi pada kondisi operasi tidak boleh
kurang dari 60 %.

67
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

d ). Impeller harus disesuaikan dengan kebutuhan


akan kerja seperti yang ditentukan tanpa harus
melakukan pengurangan diameter impeller
dari apa yang telah diberikan oleh pabrik
pembuat.
e ). Motor Horse-power ( name plate HP ) rating
harus dipilih sesuai dengan kebutuhan Motor
Horse-power, apabila pompa bekerja dengan
ukuran impeller maksimum ( full size impeller )
agar motor tidak menjadi 'overloading'.
f ). Motor, pompa dan baseplate harus 'shaft
alighment' oleh pabrik / agen pemasaran
pompa itu di Indonesia, sehingga tidak perlu
melakukan penyejajaran (aligning) kembali
pada saat dipasang.
g ). Persyaratan Pabrik / Agen Pompa di Indonesia,
harus :
 Mempunyai Tenaga Ahli atau Tenaga
Terampil dalam bidang pompa dan instalasi
kebakaran secara umum.
 Bertanggung jawab secara penuh atas fungsi
komponen, operasi sistem, Start-up dan
Commissioning.
 Sanggup memberikan training kepada
operator dalam hal operasi, perawatan dan
perbaikan kerusakan / gangguan sistem
pompa.
 Menyediakan spare part dan garansi selama
1 ( satu ) tahun dan dapat dimintakan
bantuan teknis selama dan sesudah masa
garansi.
 Harus menyerahkan data asli unit pompa
dan peralatan lainnya yang sesuai dengan
spesifikasi SNI 03-6570-2001 dan NFPA 20
sebelum unit diserahkan.
2. Persyaratan Teknis Electric Fire Hydrant Pump
sebagai Main Fire Pump harus mengikuti ketentuan
sebagai berikut :
a ). Jenis Pompa : Centifugal End Suction.
b ). Kapasitas : 1000 GPM
c ). Total head : 94 M

68
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

d ). Total Daya : 121 Kw


e ). Putaran : 2.900 rpm
f ). Karakteristik : 380/415 v ,3ph , 50 Hz
g ). Dilengkapi dengan Panel Kontrol Standart NFPA
– 20
h ). Wiring Kabel ke Pompa Dengan Fire Resistance
Cable ( FRC )
i ). Base Plate Coupling and Gauge
3. Karakteristik Pompa,
a ). Casing harus terbuat dari bahan cast-iron dan
mampu untuk menahan tekanan minimum
sebesar 1.5 kali 'shut-off head', tetapi tidak
boleh kurang dari 250 psi, dengan sambungan
sisi hisap dan tekan dari jenis flange standard.
b ). Shut-off head tidak boleh melebihi 120 % dari
head kerja pompa.
c ). Mampu memompa air 150 % dari kapasitas
kerja dengan head pompa 65% dari head kerja.
4. Coupling And Base Plate,
a ). Harus dari jenis kopel langsung dengan 'flexible
coupling' yang sesuai untuk torsi dan HP dari
motor penggerak dan dilengkapi dengan
pelindung (coupling guard).
b ). Pompa dan motor harus didudukkan di atas
pelat landasan (base-plate) dengan konstruksi
pabrik dari bahan baja shell atau besi tuang
dengan dudukan peredam getar untuk setiap
alat.
c ). Harus tersedia perlengkapan untuk pengaturan
kesejajaran antara pompa dan motor serta
dilengkapi dengan pasak untuk mematikan
posisi pompa.
5. Isolasi Getaran,
Harus dilengkapi dengan peredam getar seperti
pada gambar dan ketentuan pada bagian
Kelengkapan Fire-Pumps Set.
6. Kelengkapan,
a ). Setiap pompa dilengkapi dengan katup searah
pada sisi tekan, katup penutup dan 'flexible

69
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

connection' pada sisi hisap maupun sisi


tekannya dan dilengkapi strainer pada sisi hisap
pompa.
b ). Setiap pompa dilengkapi dengan pengukur
tekanan (pressure gauge) dengan katup isolasi,
dipasang sesuai dengan gambar.
c ). Setiap pompa harus dilengkapi dengan
pemipaan drain untuk penampungan drain dari
casing dan seal, yang dialirkan melalu saluran
pada baseplate, menuju ke saluran air hujan
terdekat.
d ). Setiap pompa harus dilengkapi dengan katup
pelepas udara, penutup poros, flange dengan
mur baut pengikat, baut untuk pondasi dan
kelengkapan lainnya.

5.3.1.2 Diesel Fire Hydrant Pump


Diesel engine harus mengikuti ketentuan sebagai berikut ;
1. Heat exchanger water cooled diesel engine.
2. type : Centrifugal End Suction.
3. Kapasitas : 1000 GPM
4. Total Head : 94 Meter
5. Type Engine : Diesel
6. Putaran : 3000 rpm
7. Bahan bakar dari jenis solar, dilengkapi dengan tanki harian
untuk 10 jam operasi pada nominal power outputnya.
8. Putaran 2900 rpm pada beban penuh.
9. Modified oleh ’Fire-pump manufacturer’ untuk dapat
digunakan dan memenuhi persyaratan sebagai Fire-pump
prime mover.
10. Dilengkapi dengan dua set battere lead acid berikut battere
stand dan protective casing, dengan kapasitas masing-masing
set adalah 10 x 15 detik cranking.
11. Dilengkapi battere charger otomatis dengan ’restore capacity’
100% pada 24 jam charging.

5.3.1.3 Jockey Pump untuk Fire Hydrant


Untuk unit Pompa Jockey harus mengikuti ketentuan sebagai
berikut :
1. Jenis :Vertical Multistage Pump.
70
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2. Kapasitas : 10 GPM
3. Total Head : 104 Meter
4. Total Daya : 1,4 kw
5. Dilengkapi dengan panel Kontrol Standart NFPA – 20
6. Wiring kabel ke pompa dengan Fire Resistance cable ( FRC )
7. Casing :Cast Iron
8. Impeller :Bronze, balance secara dinamik & hidraulik.
9. Wear Rings :Stainless Steel / SS Impeller
10. Penggerak :Motor listrik
11. Karakteristik Aliran :sesuai skedul
12. Standard :NFPA 20.

5.3.1.4 Fire-Pumps Controller


1. Harus dari salah satu jenis di bawah ini :
 Part-winding / Wye-delta reduced current starting.
 Primary resistant reduced current starting.
 Autotransformer reduced voltage starting.
 Breaker jenis kurva D.
2. Enclosure,
Harus NEMA type 3R atau setaraf, kedap hujan dan kedap
suara (rain tight and waterproof) dan untuk dipasang pada
daerah terlindung dari sinar matahari langsung, dicat anti
korosi dengan finish warna merah terang. Dilengkapi dengan
floor mounted feet.
3. Sensor,
Sistem beroperasi dengan sensor tekanan (mercury contact
pressure switch) yang ditempatkan di luar dari enclosure /
kotak panel kontrol.
4. Sakelar Pemutus / Disconnect Switch,
Dari jenis mekanisme tuas tunggal yang sekaligus
menggerakkan secara berurutan sakelar pemutus dan circuit
breaker dan dilengkapi dengan mekanisme interlock sehingga
tutup kotak panel kontrol tidak dapat dibuka apabila sakelar
pemutus dan / atau circuit breaker berada pada posisi
'masuk / on'.
5. Operasi,

71
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Sistem starter otomatis diatur oleh pressure switch dan


akan terus berjalan sampai dimatikan secara manual.
 Sistem dilengkapi dengan 'manual starter' atau yang
disebut juga dengan 'emergency run'.
 Incoming power dimonitor dengan 'Power-on pilot light'.
6. Kelengkapan,
 Manual starter (push-button),
 Manual stop (push-button),
 Rotating switch untuk 'emergency run' dan 'shut down'
 Pressure switch dengan range 0-21 kg/cm2.
 Water flow meter dan recorder.
 Alarm pada kegagalan start pompa.
7. Kualitas : Memenuhi persyaratan NFPA 20.

5.3.1.5 Electric Driven Fire-Pumps Controller


1. Harus dari salah satu jenis di bawah ini :
 Part-winding / Wye-delta reduced current starting.
 Primary resistant reduced current starting.
 Autotransformer reduced voltage starting.
2. Enclosure,
Harus NEMA type 3R atau setaraf, kedap hujan dan kedap
suara (rain tight and waterproof) dan untuk dipasang pada
daerah terlindung dari sinar matahari langsung, dicat anti
korosi dengan finish warna merah terang. Dilengkapi dengan
floor mounted feet.
3. Sensor,
Sistem beroperasi dengan sensor tekanan (mercury contact
pressure switch) yang ditempatkan di luar dari enclosure /
kotak panel kontrol.
4. Sakelar Pemutus / Disconnect Switch,
Dari jenis mekanisme tuas tunggal yang sekaligus akan
menggerakkan secara berurutan sakelar pemutus dan circuit
breaker, dan dilengkapi dengan mekanisme interlock
sehingga tutup kotak panel kontrol tidak dapat dibuka apabila
sakelar pemutus dan / atau circuit breaker berada pada posisi
'masuk / on'.
5. Operasi,

72
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Sistem starter otomatis diatur oleh pressure switch dan


akan terus berjalan sampai dimatikan secara manual.
 Sistem dilengkapi dengan 'manual starter' atau yang
disebut juga dengan 'emergency run'.
 Incoming power dimonitor dengan 'Power-on pilot light'.
 Panel Kontrol Pabrikasi local.

5.3.1.6 Kelengkapan,
1. Manual starter ( push-button ) dan manual stop ( push-
button ),
2. Rotating switch untuk 'emergency run' dan 'shut down'
3. Pressure switch dengan range 0-21 kg/cm2.
4. Water flow meter dan recorder.
5. Alarm pada kegagalan start pompa.
6. Kualitas : memenuhi persyaratan NFPA 20.

5.3.1.7 Diesel driven Fire-pumps Controller


1. Harus dari jenis Factory Fabricated Combined Automatic and
Manual Fire pumps controller negative ground system.
2. Enclosure,Harus NEMA type 3R atau setaraf, kedap hujan dan
kedap suara ( rain tight and waterproof) dan untuk dipasang
pada daerah terlindung dari sinar matahari langsung, dicat
anti korosi dengan finish warna merah terang. Dilengkapi
dengan floor mounted feet.
3. Sensor, Sistem akan beroperasi dengan sensor tekanan
( mercury contact pressure switch ) yang posisinya
ditempatkan di luar dari enclosure / kotak panel kontrol.
4. Operasi,
a. Sistem dilengkapi dengan sebuah ’minimum running
period timer’ yang disetel pada 30 menit dan automatic
shut-down sesudah 30 menit yang dapat dirubah menjadi
manual shut-down bila diperlukan.
b. Dilengkapi dengan sistem starter otomatis dan yang juga
dengan dilengkapi pul dengan manual starter.
c. Dilengkapi dengan remote start push-button yang
ditempatkan di ruang kontrol pada gedung.
d. Panel control pabrikasi lokal.

73
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

5.3.1.8 Features / Kelengkapan Yang Harus Tersedia


1. Built-in alarm dan kontak-hubung untuk remote alarm.
2. Safety shut-down untuk,
a. Engine Low Oil Pressure
b. Engine High Water Temperature yang hanya akan bekerja
mematikan mesin diesel hanya pada kondisi ’Test-run’ atau
’Power failure start’.
3. Dua buah 'Engine-crank’ push button yang akan mengaktifkan
kedua-dua batere pada saat kondisi start awal / running yang
sulit dengan menekan kedua-dua push-button.
4. Saklar 3 (tiga) posisi 'Manual-Off-Auto’ yang tetap akan
menjalan-kan diesel secara otomatis bila saklar secara berada
pada posisi 'Off dan Manual'.
5. Dilengkapi ’Manual stop & reset push-button’, 'Water
Pressure recorder’ dan 'Running counter'.
6. Indikator sebagai berikut :
a. ’Engine-running’,
b. ‘Engine-trouble’,
7. ’Switch mis-set signal’ Kelengkapan lainnya sesuai dengan
standard pabrik pembuat panel kontrol.

5.3.2 Pemipaan Peralatan Utama Pompa Hydrant


1. Bahan yang digunakan dalam pemasangan sistem pemipaan hidran ini
secara umum harus mengikuti semua ketentuan yang telah
dipersyaratkan pada gambar dan spesifikasi teknis yang ditetapkan dan
juga mengikuti semua yang tercantum pada standard teknis.
2. Pipa, fitting serta accessories dan segala peralatan bantu untuk sistem
pemipaan harus dipasang sesuai dengan semua persyaratan yang
tercantum pada gambar perancangan. Untuk klasifikasi pipa hidran /
sistem pemadam kebakaran ini menggunakan Black Steel Pipe (BSP) A
medium class.
3. Katup-katup penutup harus dari jenis 'SUPERVISED' yang
direkomemdasikan untuk dapat dihubungkan dengan Central Fire Alarm
(FACP) dan / atau Local Master Fire Alarm Control Panel (LMFAC)
apabila dimasa datang akan ada pengembangan sistem dengan
penambahan rencana pemasangan peralatan Sistem Pengindera
Kebakaran / Fire Alarm.
4. Pipa dan perlengkapannya (fitting, katup dan lainnya) harus mengikuti
standard ANSI, dalam hal ini adalah :
 ANSI; kelas 300 PSI : untuk katup dan peralatan sejenisnya.
74
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 ASTM A.53; Sch. 40 : untuk pipa galvanis.


 ANSI B.16; 5, 9, 10, 11 : untuk screwed, flanged, welded fittings.

5.4 PERALATAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN / HYDRANT

5.4.1 Fire Hose Cabinet ( FHC ) atau Fire Hydrant Box ( FHB )
1. Persyaratan umum, meliputi :
a. Bahan box hydrant dari plat baja, tebal ± 2 mm, dengan konstruksi
rangka yang menggunakan sambungan las
b. Tinggi pemasangan dari lantai ± 20 cm.
c. Pintu berengsel, dengan pemasangan engsel yang disesuaikan
dengan keadaan setempat sehingga mudah untuk dibuka / tutup.
d. Seluruh box hydrant dan pintu dicat merah dengan cat Duco ex
Dana Paints dan diberi tulisan Hydrant dengan warna putih.
e. Standard : ANSI / SNI
f. Hose Rack :One piece 16 US gauge steel.
g. Accessories : 1,5 inch hose rack dilengkapi ; 1,5 inch nipple 1,5 inch
cast brass valve 1,5 inch ribber lined hose, panjang fire house tidak
kurang dari 30 meter, serta tahan terhadap tekanan dan
penyambungannya dengan sistem coupling, dengan kondisi mudah
dilipat
h. Nozzle : set spray dengan ukuran Ǿ. 1½ x 10 inch smooth bore,
straight type, dan landing valve berukuran Ǿ. 2½ inch yang semua
dalam keadaan baru sebagai produk fabrikan dengan kualitas
minimal class 150 – 300 psi test pressure menggunakan material
bronze.
2. Persyaratan khusus, meliputi :
a. Indoor Hydrant Box - IHB, dengan klasifikasi ;
 Jenis : Semi-recessed wall mounted
 Model : Tipe B
 Dimensi : 12,5 ( H ) x 75 ( W ) x 18 ( D ) Cm
 Material : Mild Steel
 Ketebalan : 1,2 mm
 Finishing : Cat Powder Coating
 Standart : ANSI / SNI.
b. Outdoor Hydrant Box - OHB, dengan klasifikasi ;
 Jenis : Semi-recessed wall mounted

75
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Model : Tipe C
 Dimensi : 95 ( H ) x 66 ( W ) x 20 ( D ) Cm
 Material : Mild Steel
 Ketebalan : 1,2 mm
 Finishing : Cat Powder Coating
 Standart : ANSI / SNI.

5.4.2 Hydrant Pillar, klasifikasinya :


1. Jenis : one-way atau two-way hydrant pillar, yang terbuat
dari baja tuang / cast iron dicat merah dengan cat
Duco ex. Dana Paints dan diberi penguatan pondasi
beton secukupnya untuk dudukan
2. Kelengkapan : cap and chain, hydrant keys, serta hose coupling
dengan hose yang panjangnya tidak kurang dari 30 m
3. Ukuran : 4 x 2,5 x 2,5 inch dan dilengkapi dengan check valve
4. Standard : ANSI, 300 psi WOG / SNI.

5.4.3 Seamese Connection, klasifikasinya :


1. Jenis : Bronze two-way seamese connection, type Y yang
terbuat dari baja tuang, dan juga diberi penguatan
pondasi beton secukupnya untuk dudukan
2. Kelengkapan : check-valve, hose coupling, cap and chain, yang
dilengkapi cadmium plated escutcheon
3. Ukuran : 4 x 2,5 x 2,5 inch
4. Standard : ANSI, 300 psi WOG / SNI.
5. Lokasi pemasangan yang harus mudah dilihat dan dekat dengan lalu
lintas mobil agar mudah untuk dipakai bila diperlukan ( lihat gambar
perencanaan ).

5.4.4 Drat Check Valve


1. Jenis : Hydrant underground check valve cast iron,
2. Ukuran : 6 inch
3. Standart / Kelas : ANSI, 300 psi WOG .

5.4.5 Hydrant Main Valve


1. Jenis : Hydrant underground Gate valve cast-iron,
2. Ukuran : 6 inch,
3. Standart / Kelas : ANSI, 300 psi WOG

76
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

5.4.6 Landing Valve


1. Jenis : Oblique cast-iron landing valve dicat merah
terang,
2. Ukuran : 2,5 inch,
3. Kelengkapan : Cap and chain, hose coupling, handwheel
operated, cadmium plated escutcheon.
4. Standart / Kelas : ANSI. 300 psi WOG.

5.4.7 Realese Valve


Dipasang pada setiap ujung akhir dari pipa tegak Hydrant dalam bangunan,
1. Jenis : Cast-iron floating Ball
2. Ukuran : 0.75 inch connection, 1.625 inch valve
3. Standart / Kelas : ANSI / 300 psi WOG / SNI.

5.4.8 Pressure Reducing Valve Assy


Terdiri dari beberapa kelengkapan dan mengikuti ketentuan sebagai
berikut, antara lain ;
1. Pilot valve fitting
2. Strainer, pilot reducer dan coloum control valve
3. Maximum pressure reducing ratio 10 : 1
4. Body dan case dari cast-iron
5. Disc dan diagram dari Synthetic Rubber
6. End connection dari Flange.
7. Tekanan sisi masuk dan sisi keluar harus sesuai dan harus dilengkapi
peralatan untuk bypass.

5.4.9 Orifice Plate


1. Harus dipasang pada setiap katup pengatur cabang pemipaan sprinkler
dan katup pengeluaran selang hydrant untuk mengatur tekanan air
pada keadaan operasi sehingga sesuai dengan kriteria tekanan yang
ditentukan oleh standar yang diikuti.
2. Orifice plate boleh tidak dipasang bila ternyata dalam pemeriksaan
ulang terhadap tekanan air menunjukkan besar tekanan yang
memenuhi kriteria tekanan yang ditentukan oleh standar.

5.4.10 Kelengkapan Peralatan Bantu Instalasi Pemipaan Hydrant (Accessories)


1. Jika tidak ditentukan lain maka pemakaian accessories pemipaan harus
menggunakan :

77
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

a. Diameter 15 mm s/d 50 mm type ulir


b. Diameter 65 mm keatas type Flens
c. Standard / kelas : ANSI / 300 PSI
2. Gate Valve
a. Ukuran diameter 15 mm s/d 50 mm, type Valve body, steam disc
bronze material, female thread untuk tekanan kerja ± 150 Psi
b. Ukuran diameter 65 mm keatas, type Non Rising Stem, cast iron
body, Henged end untuk tekanan kerja ± 20 K ( kg/cm 2 ) (1 K =
14,2 Psi)
3. Check Valve
a. Ukuran diameter 15 mm s/d 50 mm, type Valve body, steam disc
bronze material, female thread.
b. Ukuran diameter 65 mm keatas type Cast iron body, flanged end,
cast steel disc.
4. Strainer
a. Ukuran diameter 15 mm s/d 50 mm type Valve body, steam disc
bronze material, female thread, Y type
b. Ukuran diameter 65 mm keatas type Cast iron body, stainless steel
screen, flanged end, Y type.
5. Flexible Connection
Ukuran diameter 50 mm s/d 200 mm type Synthetic rubber material
flanged end.
6. Pressure Gauge : Dial type 100 mm (4") , Pressure Range 0 s/d 10
kg/cm2
7. Floater Valve type Bronze body, plastic ball, male thread
8. Water Level Control type 3 electroda
9. Foot Valve type Bronze body.

5.4.11 Alat Pemadam Api Portabel / APAP


1. APAP (Alat Pemadam Api Portable) yang digunakan berisi bahan
pemadam jenis dry chemical powder kelas A, B, C dengan kapasitas
tabung sesuai dengan kelas pemadaman 2A-10B / NFPA.10 atau 2A /
SKBI atau minimum tiga kg.
2. Extinguisher Head (Operating Head) dari jenis High Strength Non
Corrosive dan dilengkapi dengan Discharge Hose yang mempunyai
Discharge Nozzle.

78
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Tabung APAP / Fire Extinguisher yang akan digunakan dipasang di


dalam kotak Fire Hose Cabinet / FHC atau dinyatakan lain oleh
kesepakatan Pihak-pihak yang memiliki kewenangan di lapangan.

5.5 PERSYARATAN PEMASANGAN PIPA SISTEM PEMADAM KEBAKARAN /


INSTALASI PEMIPAAN HYDRANT

5.5.1 Dasar Pelaksanaan


1. Pemipaan secara umum harus mengikuti segala ketentuan yang
tercantum pada manual seperti yang disebut pada poin selanjutnya.
2. Manual untuk pemasangan pipa, Steel Pipe Design and Installation,
seperti dari AWWA.M11 Steel Pipe Manual atau dapat juga dari ANSI
B.35.1 Codes for pressure piping.
3. Manual untuk pelapisan pelindung pipa ( coating and lining standards ),
Standards for coal for Enamel Protective coating for steel water
pipelines, AWWA.C203-78.
4. Manual untuk sambungan pipa, Standards for Field Welding of Steel
Water Pipe Joints, AWWA.C206-82. Standards for Steel Pipe Flanges,
AWWA.C207-78.
5. Manual untuk fitting pipa, AWWA Standards for dimensions for Steel
Water Pipe Fittings, AWWA.C208-83.

5.5.2 Pemipaan Dalam Bangunan


1. Pada dasarnya, pelaksanaan pekerjaan pemipaan harus mengikuti
segala ketentuan yang tercantum dalam buku NFPA No. 19-1990.
2. Mechanical joint ( sambungan mekanis ) harus menggunakan Rubber
Gasket model A, dimana sebelum dipasang ujung socket dan gasket
harus dicuci bersih dengan sabun / deterjen lunak.
3. Two screw-thread joint (sambungan ulir) harus menggunakan kompon /
joint compound atau menggunakan seal-tape dan di pasang pada ulir
laki / male thread saja. Uliran pada pipa yang tersisa setelah
pemasangan harus dilapisi dengan kompon untuk mencegah terjadinya
karat.
4. Flanged joint (sambungan flange) harus menggunakan kompon dan
diulaskan pada kedua sisi gasket dan permukaan kedua flange.
5. Welded joint (sambungan las) harus dari jenis 'Butt welding' atau
'Welded flange', dan hanya digunakan untuk pipa-pipa dengan ukuran
65 mm atau lebih besar, kecuali untuk tempat-tempat khusus dengan
pertimbangan untuk kemudahan perawatan seperti yang dinyatakan
pada gambar.

79
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6. Harus disiapkan Water Supply test dan drain pada setiap pipa tegak dan
disediakan jalur buangan ke saluran air hujan terdekat dimana di ujung
saluran tersebut diberi kawat pelindung.

5.5.3 Pemipaan Luar Bangunan


1. Pelaksanaan pekerjaan instalasi pemipaan harus mengikuti ketentuan
yang tercantum pada buku National Fire Codes, NFPA No. 24-1990.
2. Semua yang tercantum pada buku NFPA No.24 adalah mengikat dan
merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kelengkapan
Dokumen Pelelangan / Pelaksanaan / Kontrak ( Gambar dan Buku
Spesifikasi ).

5.5.4 Persyaratan Pengujian


1. Pengujian Instalasi Sistem Hidran Gedung dan Halaman serta Pipa
Tegak Hidran harus dilakukan sesuai ketentuan yang dicantumkan pada
NFPA di buku dengan nomer berikut ini, No. 19-1990 - No. 20-1990 -
No. 24-1990.
2. Semua metoda dan cara pengujian baik untuk pengujian sistem
maupun pengujian pemipaan yang terdapat pada referensi di atas
adalah mengikat dan merupakan bangian yang tidak terpisahkan dari
Dokumen Pelelangan / Pelaksanaan / Kontrak ( Gambar dan Buku
Spesifikasi ).

5.6 PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL DAN PERALATAN

5.6.1 Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut cocok dan sesuai untuk daerah tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kualitas terbaik dan produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan
surat order pengiriman dari dealer / agen / pabrik. Kontraktor harus
mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari
spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya extra
/ tambahan.

5.6.2 Daftar dan Contoh Material


Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor harus mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur / katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material
ini merupakan referensi produk yang diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang produksi pabrik. Kontraktor diharuskan
untuk mengajukan terlebih dahulu persetujuan material kepada Konsultan

80
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

Pengawas mengenai produk, type dan spesifikasi peralatan yang akan


digunakan dalam proyek ini.

5.6.3 Penyebutan Merk / Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan
beberapa merk atau kelas mutu (quality preformance) material dan
komponen dalam taraf mutu / pabrik tertentu, maka dalam pelaksanan
proyek nanti apabila material yang disebutkan pada tabel material yang
setelah diusahakan tidak dapat diadakan oleh Pihak Kontraktor /
Pemborong yang diakibatkan oleh sesuatu alasan kuat dan benar dengan
justifikasi teknis untuk dapat diterima Pemilik dan Direksi, maka dapat
dipikirkan penggantian merk / type dengan konsekuensi atau suatu sanksi
tertentu yang dikenakan kepada Kontraktor.

5.6.4 Daftar Spesifikasi & Klasifikasi Material


REFERENSI PRODUK
NO. PERALATAN / MATERIAL
SETARA MERK

1. Electric Fire Hydrant Pump Tevyn, General, Wilo

2. Diesel Fire Hydrant Pump Tevyn, General, Wilo

3. Jockey Pump Tevyn, Teral, Kaiquan

4. Black Steel Pipe medium class Bakrie, Nippon Steel, KHI

5. Valve-Valve, diantaranya :

 · Gate Valve Duyar, Bayard, Yuta


 · Butterfly Valve Duyar, Bayard, Yuta
 · Check Valve Duyar, Bayard, Yuta
 · Strainer Duyar, Bayard, Yuta
 · Float Valve Duyar, Bayard, Yuta
 · Safety Valve Duyar, Bayard, Yuta
 · Air Release Valve Duyar, Bayard, Yuta
 · Pressure Reducting Valve Duyar, Bayard, Yuta
 · Air Vent Duyar, Bayard, Yuta
Hydrant Box, Hydrant Pillar,
6. Siamesse beserta Perlengkapan Quick Fire, Kaneda, On Fire
Hydrant Box
7. Apar ( Alat Pemadam Api Ringan ) Quick Fire, Kaneda, On Fire

81
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

BAB 6. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM DAYA KELISTRIKAN


BESERTA GROUNDING SYSTEM PROTEKSI PETIR
6.1 PEKERJAAN SISTEM KELISTRIKAN

6.1.1 URAIAN UMUM


Persyaratan Teknis yang diuraikan di sini adalah aturan dan ketentuan
secara umum yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal
pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan untuk
seluruh pekerjaan sistem kelistrikan di dalam maupun di luar bangunan
Gedung Pasar Tanjungpinang-Riau. Dalam hal ini, untuk Spesifikasi Teknis
Pekerjaan Kelistrikan ini merupakan bagian dari Syarat-Syarat Khusus
Teknik untuk Pekerjaan ini.

6.1.2 PRINSIP PENYEDIAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik yang direncanakan untuk Gedung Pasar
Tanjungpinang-Riau ini disupplay oleh jaringan daya listrik PLN dari Gardu
atau Trafo Listrik dengan tegangan 220 / 380 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz
dengan besaran kapasitas daya listrik seperti yang tertera pada wiring
diagram listrik panel dalam dokumen gambar perencanaan. Melalui Panel
Utama Tegangan Rendah / PUTR yang direncanakan ada dalam gedung ini
untuk selanjutnya daya listrik didistribusikan ke panel-panel sub-distribusi
dan panel daya / penerangan gedung secara radial. Sistem distribusi
tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fasa - empat kawat
220/380 V dengan mengikuti aturan sistem PNP ( Pentanahan Netral
Pengaman ).

6.1.3 LINGKUP BIDANG PEKERJAAN YANG DIKERJAKAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem
listrik sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti
yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan. Termasuk
pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /
pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan /
instalasinya oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan
Kerja, serta serah-terima dan pemeliharaan / garansi atau jaminan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada
spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum yang termasuk lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan
pada proyek ini adalah : Pengadaan dan pendatangan ke lokasi proyek,
pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan sistem
kelistrikan, uji fungsi dan kegunaan/ Testing Commissioning serta
pemeliharaan yang baik untuk seluruh instalasi listrik yang sesuai dengan

82
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat


umum Dokumen Kontrak untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Spesifikasi Teknis atau Dokumen Gambar.
Dalam Pekerjaan ini juga harus termasuk sertifikat pabrik dari peralatan
yang akan dipakai dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang berhubungan
dengan pekerjaan ini yang menjadi kesatuan sistem dan tidak mungkin
disebutkan secara terinci di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk
keselamatan dan kesempurnaan fungsi, kegunaan dan operasi sistem
kelistrikan, maka hal tersebut merupakan kewajiban bagi Kontraktor
Pelaksana untuk melengkapi dan mengerjakannya tanpa mengakibatkan
adanya biaya tambahan.
Gambar-gambar kelistrikan menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan
listrik yang di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis
serta spesifikasi teknis tertentu lainnya. Untuk pengerjaan dan pemasangan
peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan. Dokumen
gambar arsitektur, struktur, mekanikal / elektrikal, dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara
keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan setiap peralatan terhadap
dokumen perencanaan dan memeriksanya kembali. Apabila terdapat
kekurangan / perbedaan harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
Lingkup Pekerjaan ini secara umum meliputi :

6.1.3.1 Pekerjaan di Dalam Gedung


1. Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel
listrik tegangan rendah yang digunakan dalam gedung.
2. Pengadaan dan pemasangan serta setingan panel-panel daya /
penerangan. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah
penarikan dan penyetelan kabel / konduktor pentanahan
netral / bodi panel.
3. Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel daya listrik sebagai
penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel
daya menuju peralatan-peralatan sebagai output sistem
kelistrikan.
4. Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan
stop kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan
pemasangan armatur penerangan, baik penerangan normal
maupun darurat.
5. Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir dengan
sistem elektromagnetis yang dilengkapi dengan pentanahan
dan bak kontrolnya.

83
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.3.2 Pekerjaan di Luar Gedung


1. Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar dan
kabel pentanahan untuk instalasi daya listrik bagian luar
gedung
2. Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan
rendah yang diantaranya untuk menghubungkan :
 Dari Gardu PLN atau Trafo Listrik ke Low Voltage Main
Distribution Panel / LVMDP sebagai Panel Utama Tegangan
Rendah / PUTR yang ada di dalam gedung ini.
 Dari LVMDP yang selanjutnya mendistribusikan daya listrik
ke semua panel-panel daya dan kontrol listrik yang
digunakan di gedung ini.
3. Semua kabel penghubung yang digunakan tersebut dilengkapi
dengan terminasi ( sepatu kabel ) sesuai dengan kebutuhan.

6.1.3.3 Uraian Batasan Lingkup Pekerjaan


Sebagaimana dijelaskan pada gambar-gambar rancangan,
Kontraktor harus melakukan pengadaan, pemasangan, pengujian
serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap dipakai, seluruh
instalasi tenaga & penerangan yang meliputi beberapa pekerjaan
sebagai berikut :
 Panel dan Kabel Daya Tegangan Menengah
 Transformator Daya
 Power Factor Correction - Capasitor Bank
 Panel dan Kabel Daya Tegangan Rendah
 Instalasi Daya
 Instalasi Penerangan
 Fixture Lampu
 Sistem Pembumian Pengaman
 Peralatan Penunjang Instalasi
 Instalasi Proteksi Petir
 Generator Set

6.1.3.4 Panel dan Kabel Daya Tegangan Menengah


Pekerjaan ini termasuk kabel yang menghubungkan gardu utama
dengan Cubical Medium Voltage Main Distribution Panel /
MVMDP yang meliputi Incoming Panel, Metering Panel dan
Outgoing Panel, kemudian menghubungkan MVMDP dan

84
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

Transformator Daya termasuk seluruh peralatan-peralatan bantu


yang dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.

6.1.3.5 Transformator Daya


Pekerjaan ini meliputi pengadaan transformer daya serta
kelengkapan-kelengkapan lain yang dibutuhkan sesuai
persyaratan teknis, gambar perencanaan dan persyaratan
keamanan lain yang diperlukan untuk kesempurnaan sistem.
Transformator daya menggunakan minyak Oil Ester yang memiliki
titik api 300 – 360 deg C. Minyak ester bukan kategori limbah B3.
Minyak Ester ramah lingkungan dan tidam mudah terbakar.

6.1.3.6 Panel-Panel Daya Tegangan Rendah


Disamping itu, dalam pelaksanaan pekerjaan ini juga meliputi
pengadaan dan pemasangan Low Voltage Main Distribution Panel
/ LVMDP sebagai Panel Utama Tegangan Rendah / PUTR, Sub
Distribution Panel, Panel-Panel Daya dan Panel Penerangan
termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan fungsi dan sistem instalasi listrik.

6.1.3.7 Power Factor Correction - Capasitor Bank


Pekerjaan ini meliputi Pengadaan dan Pemasangan Capacitor
Bank termasuk seluruh peralatan peralatan bantu yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan sistem instalasi listrik.

6.1.3.8 Kabel-Kabel Daya Tegangan Rendah


Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kabel feeder
utama ke Panel LVMDP, kemudian menghubungkan kabel feeder
dari panel satu dengan panel lainnya serta harus termasuk
seluruh peralatan - peralatan bantu yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan fungsi dan sistem instalasi listrik.

6.1.3.9 Instalasi Daya


Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi daya listrik yang digunakan
untuk menghubungkan panel-panel daya dengan outlet-outlet
daya dan peralatan-peralatan listrik, seperti Exhaust Fan, Motor-
motor Listrik pada peralatan Sistem Mekanikal serta peralatan
lain sesuai dengan Gambar Perencanaan dan Buku Persyaratan
Teknis.

6.1.3.10 Instalasi Penerangan


Pekerjaan ini meliputi seluruh instalasi daya listrik yang digunakan
menghubungkan panel-panel penerangan dengan fixture lampu,
baik di dalam maupun di luar bangunan, sesuai dengan Gambar
Perencanaan dan Buku Persyaratan Teknis.

85
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.3.11 Fixtures dan Armature Lampu


Yang termasuk di dalam pekerjaan ini adalah armature lampu,
fitting, ballast, starter, capasitor bank, lampu-lampu dan
peralatan-peralatan lain yang berhubungan dengan item
pekerjaan sesuai dengan standard pabrik yang dipilih. Untuk
memastikan kemampuan distribusi cahaya, semua supplier
produk harus menyertakan perhitungan pencahayaan dengan
sampling area untuk menunjukkan kontur isoline dari penyebaran
distribusi cahaya, kurva fotometrik termasuk Light Output Ratio.
Supplier juga harus menyertakan jaminan keaslian produk dan
garansi untuk semua tipe armature. Semua armature lampu harus
dibuat oleh satu pabrikan dengan kualitas yang sesuai dengan
Standar IEC.

6.1.3.12 Sistem Pentanahan Pengaman atau Grounding System


Yang termasuk di dalam pekerjaan sistem pentanahan /
pembumian ini meliputi pemasangan batang elektroda
pentanahan dan kawat konduktor tenmbagan telanjang / bare
copper conductor ( BC ) atau kabel NYA yang digunakan untuk
menghubungkan peralatan yang harus ditanahakan /
dikebumikan dengan elektroda pentanahan termasuk seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan untuk kesempurnaan
fungsi dan sistem instalasi kelistrikan ini.

6.1.3.13 Peralatan Penunjang Instalasi


Pekerjaan ini meliputi junction box, conduit, sparing, doos outlet
daya, doos saklar, doos penyambungan, doos pencabangan,
elbow, metal flexible conduit, klem dan peralatan-peralatan lain
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan fungsi dan Sistem
Distribusi Listrik meskipun peralatan-peralatan ini tidak
disebutkan dan digambarkan dengan jelas di dalam Gambar
Perencanaan.

6.1.3.14 Instalasi Proteksi Petir


Pekerjaan ini meliputi kepala proteksi petir dari jenis
Konventional, hantaran mendatar, hantaran menurun, elektroda
pembumian bak kontrol dan peralatan-peralatan lain yang
dibutuhkan untuk kesempurnaan Sistem Instalasi Penangkal Petir
meskipun peralatan-peralatan tersebut tidak disebutkan secara
terinci dalam gambar perencanaan.

6.1.3.15 Peralatan Bantu / Pendukung Lainnya


Peralatan dan unit yang diperlukan untuk melengkapi /
kesempurnaan kerja sistem, meskipun peralatan itu tidak

86
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

disebutkan secara jelas atau terinci di dalam Gambar


Perencanaan dan Persyaratan Teknis.

6.1.3.16 Testing dan Commissioning Sistem Kelistrikan Lengkap

6.1.4 KEMAMPUAN OPERASI SISTEM DISTRIBUSI LISTRIK


1. Pada keadaan normal, seluruh beban dilayani oleh sumber catu daya
listrik utama yang berasal dari Jaringan Tegangan Rendah PLN ( 380 kV,
3 phasa, 50 Hertz ).
2. Pada saat sumber catu daya utama dari PLN mengalami gangguan,
secara otomatis sebagian kebutuhan daya dilayani oleh sumber catu
daya cadangan yang berasal dari Diesel Generating Set dengan
pengaturan atau kontrol AMF / Automatic Main Failure pada Panel
Kontrol Genset / PKG yang interkoneksi sistem operasinya dengan ATS /
Automatic Transfer Switch sekaligus sebagai menghindarkan dip yangg
kedua kali saat pln recovery dan saat pln hidup kembali terjadi sinkron
sesaat dengan genset beban unloading/secara perlahan pindah ke
pln,open circuit CB genset setelah itu cooling down dan genset
stop,yang dipasang pada LVMDP sehingga sebahagian besar beban
listrik gedung ini tetap dapat terlayani ( Partial Back Up )
3. Pada keadaan darurat ( terjadi kebakaran ), secara otomatis seluruh
beban dimatikan oleh signal listrik yang dikirimkan dari sentral Sistem
Pengindera Kebakaran ( MCFA ) kecuali daya listrik untuk mencatu
beban-beban khusus seperti Electric Fire Pump, Fuel Pump Lift
kebakaran, peralatan bantu evakuasi.

6.1.5 KETENTUAN – KETENTUAN INSTALASI SISTEM KELISTRIKAN.

6.1.5.1 PERSYARATAN PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

6.1.5.1.1 Umum
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standart
VDE / DIN dan juga harus mengikuti peraturan IEC
dan SNI 0225 : 2011, SNI 0225 : 2020 - Persyaratan
Umum Instalasi Listrik (PUIL). Setiap panel daya
utama harus dari jenis indoor, dead-front, terbuat
dari plat baja ( metal clad ). Konstruksi panel harus
kokoh dan tidak rusak dalam pengiriman atau
pemasangan. Struktur panel harus tahan terhadap
gaya elektromekanis serta termal akibat hubung
singkat ( ± sampai 100 kA dalam waktu 1 detik ).
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada
bagian bawah dan atas dengan pelat-pelat
penutup yang bisa dilepas. Semua alat ukur atau
tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.
87
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai


engsel yang tersembunyi dan gerendel / kunci.
2. Semua sumber yang perlu untuk rangkaian
kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada
sisi belakang dari penutup yang berengsel
tersebut. Panel harus mempunyai bukaan dalam
bentuk grille ( louvres ) ventilasi untuk membatasi
kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang
dipersyaratkan dalam standar VDE / IEC untuk
peralatan yang tertutup. Material-material yang
bertegangan harus dicegah dengan sempurna
terhadap kemungkinan terkena percikan air. Tebal
pelat baja yang digunakan minimum 2 mm.

6.1.5.1.2 Konstruksi Box Panel


1. Panel terbuat dari plat baja dengan rangka terbuat
dari besi siku dengan dimensi sesuai dengan
ukuran yang ditentukan pada Gambar
Perencanaan, baik untuk panel tipe free standing
atau plat besi yang terbentuk / wall mounted.
2. Rangka utama harus diberi tutup dari bahan
plat.
3. Plat tutup harus dikerjakan dengan baik dan setiap
siku dari plat tutup ini harus benar-benar 90 o.
4. Plat penutup kerangka panel harus disekrup
dengan rapi yang dilengkapi cincin plastic sebelum
cincin besi terhadap kerangka panel. Plat penutup
ini harus dapat dibongkar pasang sesuai
kebutuhan.
5. Panel dilengkapi dengan tutup atas atau tutup
bawah yang dapat dibongkar pasang dan harus
disiapkan lubang serta Compression Cableglad
untuk setiap incoming dan outgoing feeder.
6. Pada dinding belakang atau / dan samping dibuat
lubang-lubang ventilasi yang cukup. Lubang
ventilasi ini harus dibuat dengan cara punch dan
rapi.
7. Pada bagian dalam dari dinding yang diberi
ventilasi yang di-punch harus dilengkapi tambahan
dinding yang diberi lubang punch, hal ini untuk
menjaga masuknya benda-benda atau binatang

88
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

pada bagian yang bertegangan dari peralatan


panel.
8. Engsel yang digunakan harus kuat serta tidak
menonjol dan diusahakan tersembunyi serta rapi.
Kunci dan handle pintu harus dari tipe Spagnolet
dengan tungkai penguat bawah dan atas dari
bahan yang dilapisi vernikel.
9. Rangka, penutup, cover plate dan pintu
seluruhnya harus diberi cat dasar dan dilapisi
dengan powder coating warna abu-abu.
10. Ukuran panel diusahakan standar ukuran panel
dan disediakan ruang yang cukup apabila terdapat
penambahan peralatan.
11. Dalam box panel harus disediakan sarana
pendukung kabel yang diketanahkan ( grounding )
dan busbar pentanahan, yang berfungsi untuk
dudukan ujung kabel pentanahan.
12. Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming
dan outgoing serta terminal penyambungan kabel
harus diberi indikator / label / sign plates
mengenai nama beban atau kelompok beban yang
dicatu daya listriknya. Label ini harus terbuat dari
plat aluminium atau sesuai standard DIN 4070.
13. Pada bagian atas panel ( dari ambang atas sampai
dengan 12 cm dibawah ambang atas panel atau
disesuaikan dengan kebutuhan ) harus disediakan
tempat untuk pemasangan lampu indikator, fuse
dan alat-alat ukur. Bagian tersebut merupakan
bagian yang terpisah dari pintu panel dan punya
kedudukan yang menetap ( fixed ).
14. Bila di dalam gambar perencanaan panel
dinyatakan adanya cadangan, maka
ruangan-ruangan tersebut harus dilengkapi
dengan pemutus daya cadangan, terminal,
klem-klem pemasangan, pendukung dan
sebagainya, untuk peralatan yang dipasang di
kemudian hari. Kemungkinan penyambungan di
kemudian hari dapat berupa peralatan baru,
misalnya sakelar, pemutus daya, kontaktor dan
lain-lain.

89
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.5.1.3 Busbar dan Terminal Penyambungan


1. Panel harus sesuai untuk sistem 3 phasa, 4 kawat
dan mempunyai 5 busbar dimana busbar
pentanahan terpisah.
2. Busbar dari bahan tembaga yang digalvanisasi
dengan bahan perak.
3. Galvanisasi ini, termasuk pula bagian-bagian yang
menempel pada busbar, seperti sepatu kabel dan
lain lain.
4. Pemasangan kabel (untuk semua ukuran luas
penampang kabel) pada busbar dan terminal
penyambungan harus menggunakan sepatu kabel.
5. Bus-Bar harus diatur sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapi sepanjang panel di dalam
ruang yang berventilasi dan dipegang oleh isolator
dengan baik, sehingga mampu menahan electro
mechanical force akibat arus hubung singkat
terbesar yang mungkin terjadi. Jarak antar rel daya
harus memenuhi ketentuan pemasangan rel daya
sesuai PUIL 2000.
6. Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis
"hard drawn high conductivity" yang memenuhi
standar B.S. 1433, dilapisi perak pada bagian
luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengan kemampuan 150 % dari arus beban
terpasang.
7. Ukuran bus-bar disesuaikan dengan peraturan
PUIL 2000. Semua Bus-Bar harus dipegang dengan
kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari bahan
yang tidak menyerap air / non-hygroscopic,
misalnya porselain atau moulded insulator,
sehingga mampu menahan gaya mekanis yang
terjadi akibat hubung-singkat. Rel daya dicat
dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa
menurut PUIL 2000. Cat tersebut harus tahan
terhadap temperatur sampai 70 0C.
8. Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral
dengan kapasitas penuh / full neutral yang diisolir
terhadap pentanahan dan sebuah bus pentanahan
yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka
dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari
peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini,
konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
90
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus


daya atau Sakelar dengan arus lebih besar dari 63
A harus dilakukan melalui batang-batang tembaga
dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus
yang lebih kecil, diijinkan menggunakan kabel
berisolasi PVC ( NYY atau NYA ). Kontraktor /
Pemborong harus menyerahkan gambar kerja
yang menunjukkan ukuran-ukuran dari bus-bar
dan susunannya. Ukuran dari bus-bar harus
merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di
kemudian hari.
9. Apabila saluran keluar ( out going feeder ) yang
menuju ke satu teminal terdiri atas beberapa jalur
kabel, maka tidak dibolehkan menumpuk lebih
dari 2 / dua buah sepatu kabel pada satu terminal
atau bus-bar. Bila terjadi hal demikian, harus
dilakukan dengan cara memasangkan batang
tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu
kabel di satu terminal yang berlainan.

6.1.5.1.4 Alat-alat Ukur dan Peralatan Utama Panel


Semua komponen panel yang digunakan harus
mengikuti standar dan sesuai dengan persyaratan
berupa kapasitas, type, serta klasifikasi peralatan
seperti yang terdapat dalam wiring gambar
perencanaan dan spesfikasi teknis yang ditetapkan.
Untuk peralatan utama yang dipasang sebagai
kelengkapan komponen panel listrik beserta alat-alat
ukur serta trafo ukur seperti yang ditunjukkan di
dalam gambar rencana, diantaranya :
 Air Circuit Breaker / ACB
 Moulded Case Circuit Breaker / MCCB
 Miniature Circuit Breaker / MCB
 Residual current Circuit Breaker Over protection /
RCBO
 Surge – Lightning Arrester / LA
 Trafo Arus – Current Transformer / CT
 Rotary Switch (On-Off Cam Switch)
 Volt Meter & Selector Switch,
 Ampere Meter

91
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Cosphi Meter,
 Frequensi Meter,
 kWh meter,
 Push Button,
 Relay-Relay Proteksi, seperti OL (over load), SC
(short circuit) dan UV (under voltage), dsb
 Indicator Lamp & Mini Fuse, dll.
Tidak semua panel dilengkapi dengan peralatan
seperti di atas, melainkan harus disesuaikan dengan
gambar perencanaan. Apabila pengadaan dan
pemasangan unit panel-panel menggunakan
amperemeter, selector switch / sakelar pindah, maka
posisi sakelar pindah untuk amperemeter yang
digunakan sewaktu pemindahan pengukuran arus di
saat pengoperasiannya harus berada pada posisi off,
dan pada posisi ini trafo arus harus dalam keadaan
terhubung-singkat.
Meter-meter harus terbuat dari type besi putar
(moving iron) khusus untuk yang dipasang secara
tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang paling
tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90
0
), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak
tahan getaran, dengan ukuran ± 144 mm x 144 mm.
Posisi sakelar putar untuk voltmeter dan
amperemeter harus ditandai dengan jelas.

6.1.5.1.5 Amperemeter ( A-m )


Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan
beban lebih sebesar 120 % dari batas atas
penunjukkannya selama 2 jam dan dilengkapi dengan
penunjuk berwarna merah (index pointer) untuk
menandai besarnya arus beban penuh. Amperemeter
harus mampu untuk menahan pergerakan yang timbul
akibat arus start sistem kelistrikan dan memiliki skala
overload yang rapat (compressed) untuk keperluan
pembacaan arus start tersebut. Pada amperemeter
harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol
/zero adjusment berupa sekrup pemutar dibagian
depan.
Amperemeter yang digunakan memiliki range
pengukuran sesuai dengan rating incoming Circuit
Breaker, seperti pada tabel berikut :

92
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

Rating Incoming CB Ranges of


No.
Panel Amperemeter
1. 2500 - 4000 A 0 - 3600/6300 A
2. 1500 - 3600 A 0 - 2500/4000 A
3. 800 - 1250 A 0 - 1500/2500 A
4. 630 - 1000 A 0 - 1000/2000 A
5. 500 - 630 A 0 - 600/1200 A
6. 350 - 400 A 0 - 400/ 600 A
7. 250 - 300 A 0 - 250/ 500 A
8. 125 - 200 A 0 - 200/ 400 A
9. 80 - 100 A 0 - 100/ 200 A
10. 50 - 63 A 0 - 60/ 120 A
11. < 40 A 0 - 40/ 80 A

Amperemeter yang dipasang pada panel utama selain


memiliki pointer / jarum penunjuk untuk
menunjukkan besaran arus listrik yang ada, juga
dilengkapi pointer yang berfungsi sebagai " Maximum
Demand Indicator ".

6.1.5.1.6 Voltmeter ( V-m )


Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter
dipasang di sisi daya masuk melalui sekring pengaman
jenis HRC dengan arus nominal 3 A. Pada voltmeter
harus terdapat mekanisme pengatur penunjukkan nol
( zero adjustment ) berupa sekrup pemutar di bagian
depan. Penggunaan Volt meter harus dilengkapi
dengan selector switch yang mempunyai mode 7 /
tujuh posisi :
 3 kali phasa terhadap netral,
 3 kali phasa terhadap phasa,
 1 kali posisi Off.
Untuk Amperemeter dan Voltmeter harus
menggunakan tipe moving iron rectangular dengan
kelas alat 2,0 dan mempunyai dimensi sesuai dengan

93
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

yang diajukan oleh Panel Maker yang telah disetujui


oleh pemberi tugas.

6.1.5.1.7 Lampu Indicator / Pilot Lamp


Penggunaan lampu indikator ini adalah :
 Warna hijau untuk phasa R,
 Warna kuning untuk phasa S,
 Warna merah untuk phasa T,
Untuk lampu indikator harus diproteksi dengan
menggunakan mini fuse.

6.1.5.1.8 Trafo Arus atau Current Transformer ( CT )


Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di
dalam ruangan / indoor type, jenis jendela dengan
perbandingan kumparan yang sesuai dengan
standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu
menahan gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu
terjadinya hubung-singkat 3 fasa simetris. Trafo arus
untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan
dengan kWh-meter dengan syarat tidak mengurangi
ketelitiannya. Bila ternyata ketelitian terganggu, harus
digunakan trafo arus khusus yang terpisah.
Pengukuran arus yang besar harus menggunakan trafo
arus yang dirancang khusus untuk pengukuran.
Rating trafo arus harus sesuai dengan rating
Amperemeter yang digunakan dan tahan menerima
impact short circuit terbesar yang mungkin terjadi.
Rating trafo arus yang digunakan disesuaikan dengan
tabel berikut ini :

Ranges of
No. Rating Trafo Arus
Amperemeter
1. 0 - 1500 / 2500 A 1500 – 2500 / 5 A
2. 0 - 1000 / 2000 A 1000 – 2000 / 5 A
3. 0 - 600 / 1200 A 600 – 1200 / 5 A
4. 0 - 400 / 800 A 400 – 800 / 5 A
5. 0 - 250 / 500 A 250 – 500 / 5 A
6. 0 - 200 / 400 A 200 – 400 / 5 A
7. 0 - 100 / 150 A 100 – 150 / 5 A

94
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

8. 0 - 60 / 120 A direct
9. 0 - 40 / 80 A direct

6.1.5.1.9 Kabel-Kabel Kontrol.


Kabel kontrol ( control wiring ) dari panel-panel harus
sudah dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan
dibundel serta dilindungi terhadap kerusakan
mekanis. Ukuran kabel kontrol minimum 2,5 mm2 dari
jenis NYMHY dengan tegangan nominal 600 volt. Pada
setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus
dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabelnya
dan dikencangkan dengan alat penekan ( press-tang /
kerf tang ) secara baik, sehingga dapat dicegah
terjadinya hubung longgar ( lost contact ). Setiap
pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran
pada terminal peralatan harus cukup kencang dan
kokoh.

6.1.5.2 Power Factor Correction

6.1.5.2.1 Capasitor Bank

a ). Kontruksi Panel
 Capasitor ditempatkan di dalam panel / cabinet
built-in atau unit pabrikasi langsung dan
berdekatan dengan panel utama tegangan
rendah / LVMDP sesuai persyaratan produk
terpilih.
 Bagian-bagian panel yang terbuat dari metal
harus dalam keadaan tidak aktif / dalam
keadaan normal tidak dialiri arus listrik tetapi
harus tetap disambungkan dengan pentanahan
sistem distribusi listrik.
 Pemasangan seluruh komponen panel seperti
fuse, magnetic contactor, capasitor dan lainnya
diatur rapi dan diperkuat sehingga tidak mudah
rusak / lepas oleh gangguan mekanis.

b ). Capasitor
 Capasitor yang digunakan untuk memperbaiki
faktor daya pada sistem distribusi listrik

95
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

tegangan rendah mempunyai spesifikasi


teknis sebagai berikut :
 Kapasitas : Sesuai gambar
perencanaan
 Tegangan / Frekuensi : 380 Volt / 50
Hertz
 Jumlah phasa :3
 Jumlah Step : 12
 Capasitor yang digunakan terdiri dari beberapa
'unit capasitor' dan harus dilengkapi reactor
dan dapat beroperasi terhubung / terputus (
switching ) ke / dari sistem bagian per bagian
yang beperja secara otomatis .
 Cassing cubical harus menyediakan sebanyak
20 % dari jumlah kapasitor yang terpasang
untuk spare.
c ). Pengaman
 Pengaman yang digunakan untuk tiap-tiap
bagian capasitor meng-gunakan Miniature
Circuit Breaker.
 Pengaman yang digunakan untuk rangkaian
capasitor memiliki spesifikasi teknis sebagai
berikut:
 Rating arus : sesuai Gambar
Perencanaan,
 Tegangan / Frekuensi : 380 Volt / 50
Hertz,
 Jumlah phasa :3
d ). Magnetic Contactor
 Switching bagian capasitor unit memakai
magnetic contactor.
 Magnetic contactor yang digunakan untuk
switching capasitor mempunyai spesifikasi
teknis sebagai berikut :
 Rating tegangan : sesuai gambar
perencanaan
 Tegangan / Frekuensi : 380 Volt / 50
Hertz
 Jumlah pole :3
96
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Tegangan coil : disesuaikan


dengan tegangan
power factor
regulator yang
digunakan.
e ). Discharge Resistor
Resistor yang digunakan untuk pembuangan
muatan disesuaikan dengan standard dan
rekomendasi produk terpilih.

6.1.5.2.2 Power Factor Regulator


a ). Power factor regulator merupakan unit pengatur /
switching unit capasitor terhadap sistem
pengoperasian secara keseluruhan beban daya
listrik.
b ). Power factor regulator harus memiliki
kemampuan untuk :
 Mengoperasikan / switching capasitor unit baik
secara otomatis maupun secara manual
dengan menggunakan push button.
 Tiap step punya 'switching capacity' seperti di
gambar rencana.
 Faktor daya yang diinginkan dapat di set antara
0,85 / lagging sampai dengan 0,96 / leading.
 Pada saat panel tidak bertegangan, maka
power factor regulator harus dapat
melepaskan semua capasitor.
 Switching time dapat diatur antara 5 s/d 60
detik.
c ). Power factor regulator harus dilengkapi dengan :
 Peralatan ukur seperti cos-phi meter, volt
meter, ampere meter, trafo arus dan
perlengkapan lainnya.
 Cos-phi meter yang digunakan mempunyai
rating pengukuran antara 0,6 inductive s/d 0,8
capacitive.

6.1.5.3 Persyaratan Alat Pengaman / Pemutus Daya.


1. Circuit breaker yang digunakan dari jenis MCB, MCCB serta
komponen listrik lainnya yang dilengkapi dengan thermal

97
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release


yang rating ampere trip-nya dapat diatur ( adjustable ).
2. Outgoing circuit breaker dari Panel khusus untuk motor-motor
harus dilengkapi dengan proteksi kehilangan arus satu phasa.
3. Circuit Breaker untuk proteksi motor-motor listrik harus
menggunakan Circuit Breaker yang dirancang khusus untuk
pengaman motor ( Circuit Breaker tipe G ).
4. Breaking capacity dan rating CB yang digunakan harus sebesar
yang tercantum dalam Gambar Perencanaan.
5. Circuit Breaker yang digunakan adalah Tipe Moulded Case
Circuit Breaker / MCCB Adjustable, Tipe Fixed Compaxt
dengan beberapa rating arus nominal dan untuk Miniature
Circuit Breaker / MCB Tipe Fixed juga untuk beberapa rating
arus nominal.
6. Untuk pemasangan MCB harus menggunakan Omega Rail
sedangkan pemasangan MCCB dan komponen lain, seperti
magnetic contactor, time switch dan lain lain harus
menggunakan dudukan plat.
7. Pemasangan komponen-komponen tersebut harus rapi
dengan kondisi kokoh sehingga tidak akan lepas oleh
gangguan mekanis.
8. Jika dalam Gambar Rencana dinyatakan ada spare, maka
spare tersebut harus dipasang secara lengkap sesuai
keterangan yang ada pada gambar.
9. Semua Circuit Breaker harus diberi label / sign plate dari
Allumunium untuk nama beban atau kelompok beban yang
dicatu daya listriknya. Label terbuat dari plat alumunium yang
disesuaikan dengan standard DIN-4070.

6.1.5.3.1 Air Circuit Breaker ( ACB )


ACB singkatan dari Air Circuit Breaker merupakan jenis
circuit breaker dengan sarana pemadam busur api
berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan
rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan
ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api
yang timbul akibat proses switching maupun
gangguan.

6.1.5.3.2 Moulded Case Circuit Breaker ( MCCB )


1. Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih
kecil dari 800 A digunakan jenis rumah tuangan
( Moulded Case Circuit Breaker – MCCB ) yang

98
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau IEC


157.1 dan sesuai dengan kondisi temperatur
operasi 40 0C ( fully tropical ized ) dan mampu
beroperasi untuk rating tegangan 660 VAC dengan
rating 1000 VAC.
2. MCCB dapat dioperasikan secara " reverse feed "
baik posisi horizontal maupun vertikal tanpa
mengurangi performance.
3. Kontak utama yang meneruskan arus beban
terbuat dari bahan silver / tungsten yang
mekanisme operasi menutup & membuka
kontak-kontak utama secara menyapu / wiping
action.
4. Mekanisme operasi dari jenis " quick make" dan "
quick break " secara simultan pada ke 3 / ke 4
kutubnya sewaktu opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk mencegah
kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
5. Handel togel MCCB harus dapat membuka semua
kutub / kontak utama secara bersamaan /
simultan. Kesalahan arus mengalir pada salah satu
kutub harus menyebabkan ketiga kutub membuka
secara bersamaan.
6. MCCB dilengkapi fasilitas pelindung di setiap
kutubnya yang dapat disetel / adjustable untuk
arus beban lebih / overload - inverse time secara
mekanis dengan bimetal, pengatur arus
hubung-singkat / overcurent-instantaneous secara
mekanis dengan solenoid / magnetis. Untuk
proteksi motor harus dipasang magnetic
overcurrent protection.
7. Pada MCCB dengan rating 250 A - 630 A
thermal-magnetic trip unit harus dari jenis
interchangeable trip unit, sedangkan untuk MCCB
di atas 630 A menggunakan solid-state relay yang
dienergize oleh CT yang terpasang di dalam MCCB
sehingga tidak memerlukan catu daya dari luar
MCCB.
8. Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi operasi,
yaitu ON, OFF dan TRIP.
9. Kapasitas pemutusan arus kesalahan ( interrupting
/ breaking capacity ) tidak kurang dari 36 kA.

99
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.5.3.3 Miniature Circuit Breaker ( MCB ).


1. Penggunaan MCB harus sesuai persyaratan SNI IEC
60898–1:2009 ( fully tropicalized ), mampu
beroperasi untuk tegangan s/d 660 VAC dengan
rating 1000 VAC.
2. MCB harus dapat dioperasikan secara " reverse
feed ", baik pada posisi horizontal maupun vertikal
tanpa mengurangi tingkat performancenya.
3. Kontak utama yang meneruskan arus beban
dibuat dari silver / tungsten dan mekanisme
operasinya menutup dan membuka kontak-kontak
utama secara menyapu / wiping action.
4. Mekanisme operasinya jenis trip-free untuk
mencegah kontak utama menutup kembali tanpa
sengaja.
5. Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka
semua kutub / kontak utama secara bersamaan /
simultan. Kesalahan arus mengalir pada salah satu
kutub dapat menyebabkan ketiga kutub
membuka secara bersamaan.
6. MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus
beban lebih / overload-inverse time secara
mekanis dengan bimetal dan untuk arus
hubung-singkat / overcurent-instantaneous secara
mekanis dengan solenoid / magnetis. Arus
nominal dari MCCB dan MCB berdasarkan
kapasitas pemutusan / breaking capacity yang
disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.

6.1.5.3.4 Kontaktor
1. Kontaktor-kontaktor atau rele kontrol harus
memenuhi persyaratan SNI IEC 60898–1:2009 .
2. Rating kontaktor atau rele harus disesuaikan dan
tidak kurang dari 10 A dan merupakan rating yang
berkelanjutan / continiu.
3. Semua kontak / kutub kontaktor atau rele harus
dilapis dengan perak atau silver.
4. Coil kontaktor / rele harus punya rating tegangan
220 V, 50 Hz.

100
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.5.3.5 Terminal Pembantu.


Apabila untuk menuju suatu terminal pada panel
tersebut digunakan beberapa kabel yang disatukan
pada terminal tersebut, maka Kontraktor harus
menyediakan terminal pembantu yang diperlukan.
Terminal pembantu itu harus terbuat dari bahan yang
sama dengan terminal utama dan kapasitas hantaran
arus yang sesuai serta dilubangi sesuai ukuran sepatu
kabel yang digunakan. Setiap mur-baut yang
digunakan harus dikencangkan dengan baik agar
terhindar dari kemungkinan hubungan longgar atau
lost contact.

6.1.5.3.6 Klasifikasi / Tipe Panel


1. Untuk Panel Jenis Free Standing dipasang pada
lantai kerja dengan lokasi seperti pada Gambar
Perencanaan.
2. Pemasangan panel harus menggunakan dudukan
konstruksi baja dan harus diperkuat dengan mur
baut atau dynabolt sehingga tidak akan berubah
posisi oleh gangguan mekanis.
3. Untuk Panel Jenis Wall Mounting dipasang flush
mounting pada dinding tembok dengan lokasi
sesuai Gambar Perencanaan.
4. Pemasangan panel pada dinding harus diperkuat
dengan baut tanam / anchor bolt sehingga tidak
akan rusak oleh gangguan mekanis.
5. Box panel dan semua material yang bersifat
konduktif yang berada di sekitar panel listrik harus
dihubungkan ke Sistem Pentanahan Pengaman.

6.1.5.3.7 Gambar Skema Rangkaian Listrik


1. Setiap panel harus dilengkapi dengan wiring atau
gambar skema rangkaian listrik yang dilengkapi
dengan keterangan mengenai bagian instalasi
yang diatur oleh panel tersebut.
2. Gambar wiring atau skema rangkaian listrik dibuat
dengan baik, dilaminasi plastik dan ditempelkan
pada pintu luar panel bagian dalam.

101
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.6 PERSYARATAN PEKERJAAN KABEL TEGANGAN RENDAH

6.1.6.1 Ketentuan Umum


1. Spesifikasi ini menjelaskan persyaratan penggunaan kabel
tegangan rendah yang harus memenuhi persyaratan dengan
kemampuan melakukan arus pada temperatur 35 °C,
temperatur maximum kabel dalam keadaan berbeban tidak
boleh melebihi 70 °C dan temperatur maksimum kabel untuk
arus hubung singkat tidak boleh melebihi 250 °C.
2. Persyaratan teknis ini berlaku untuk :
1. Kabel daya,
2. Instalasi daya,
3. Instalasi penerangan.
3. Yang dimaksud dengan kabel daya adalah kabel yang
digunakan untuk menghubungkan antara panel satu dengan
panel yang lainnya termasuk peralatan bantu yang
dibutuhkan.
4. Yang dimaksud dengan instalasi daya adalah kabel yang
menghubungkan panel-panel daya dengan beban-beban :
Stop Kontak, Peralatan-Peralatan Sistem Tata Udara peralatan
Sistem Pemadam Kebakaran ( Fire Hydrant Pump, Jockey
Pump, Fuel Transfer Pump ), Pompa Air Bersih, Elevator / Lift
dan lain-lain, sesuai dengan Gambar Perencanaan. Dalam
instalasi daya sudah termasuk outlet daya, conduit, sparing,
doos untuk outlet daya / penyambungan / pencabangan,
flexible conduit dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem instalasi daya.
5. Yang dimaksud dengan instalasi penerangan adalah kabel-
kabel yang menghubungkan antara PP/LP untuk beban
penerangan dengan fixture-fixture lampu penerangan buatan.
6. Dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi penerangan termasuk
semua jenis / tipe sakelar, conduit, sparing, t-doos untuk
sakelar / penyambungan / pencabangan, metal flexible
conduit dan peralatan bantu lainnya yang dibutuhkan untuk
kesempurnaan sistem instalasi penerangan buatan.

6.1.6.2 Syarat Umum Instalasi Kabel / Wiring


1. Semua kabel atau konduktor penghantar yang digunakan
untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL atau
persetujuan Direksi / Tim Proyek. Semua kabel / wiring harus
baru dan harus jelas klasifikasi mengenai ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan

102
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

penampang 6 mm² ke atas haruslah secara dipilin ( stranded ).


Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang
lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian remote control.
2. Kecuali persyaratan lain, konduktor yang dipakai ialah dari
type :
a. Untuk instalasi penerangan adalah NYM, semua instalasi
penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core
dimana core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan
yang disatukan di dalam panel.
b. Untuk kabel distribusi daya listrik kabel NYFGbY atau NYY.
c. Warna permukaan kabel yang digunakan sebagai tanda-
tanda untuk setiap kawat adalah :
 Phasa R : warna Hitam
 Phasa S : warna Coklat
 Phasa T : warna Abu - Abu
 Line Netral : warna Biru
 Pentanahan / Grounding / PE : warna loreng / Kuning
Hijau.
3. Untuk instalasi daya listrik bagian luar gedung yang
memotong jalan harus dalam conduit pipa GIP. Semua kabel
instalasi dalam bangunan harus berada dalam conduit pipa
uPVC high impact yang disesuaikan dengan ukurannya dan
diletakkan pada cable tray, kabel rack / cable trench dan harus
diklem. Untuk menghubungkan instalasi ke masing-masing
fixture lampu bisa dengan menggunakan flexible conduit
dengan bahan yang sama.

6.1.6.3 Jenis Kabel.


1. Kabel kabel listrik yang digunakan harus sesuai dengan
standard SNI atau standard-standard lain yang diakui di
negara Republik Indonesia.
2. Kabel harus terdiri atas tiga atau empat penghantar yang
terbuat dari kawat tembaga pilin atau tembaga "compacted"
yang dipilin. Lapisan isolasi terbuat dari bahan PVC pada
setiap penghantar phasa maupun penghantar netral. Lapisan
pengendap yang tahan air dikelilingi urat-urat penghantar
phasa dan pengisi ruangan diantara kawat phasa. Lapisan
pengendap kedua diluar lapisan pengendap diatas.
3. Pelindung dari pipa bahan diatas lapisan pengendap
kedua,diluar lapisan pelindung pipa baja diberi lapisan plastik
sebagai pelindung.

103
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

4. Ukuran luas penampang kabel untuk jaringan instalasi listrik


Tegangan Rendah yang digunakan minimal harus sesuai
dengan Perencanaan.
5. Rated voltage Kabel listrik yang digunakan sebesar 600 Volt /
1000 Volt.
6. Tahanan isolasi kabel yang digunakan harus sedemikian rupa
sehingga besarnya kemungkinan arus bocor yang terjadi tidak
melebihi 1 mA untuk setiap 100 m panjang kabel.
7. Kecuali untuk instalasi daya listrik yang harus beroperasi pada
situasi atau keadaan yang darurat, seperti elevator / lift,
pompa hydrant dan lain-lain seperti ditunjukkan di dalam
Gambar Perencanaan, maka kabel-kabel yang digunakan
adalah kabel PVC dengan jenis kabel yang sesuai dengan
fungsi dan lokasi pemasangannya seperti tabel di bawah ini :
No. Penggunaan Jenis Kabel

1. Instalasi penerangan di
NYA / NYM
dalam bangunan
Distribusi daya listrik di
2. NYY
dalam bangunan
Distribusi daya listrik di
3. NYFGbY
luar bangunan
Kabel Tahan Api – Fire
Residtance Cable
Instalasi daya listrik khusus ( FRC )
4.
bangunan
/ Flexible Mineral
Indulated

a. Kabel NYA :
Kable NYA, umumnya dipakai pada instalasi perumahan
dengan daya menengah ke bawah. Kabel ini disebut juga
kabel tunggal karena intinya hanya satu yang dilapisi
isolator PVC. Warna standar pada kabel ini adalah merah,
hitam, biru, kuning, dan kuning-hijau. Kabel ini mudah
sekali cacat dan mudah digigit binatang pengerat, oleh
karena itu ketika melakukan instalasi perkabelan harus
benar-benar diperhatikan cara penyambungan dan jarak
antara kabel yang berbeda polaritas. Untuk tujuan
keamaman biasanya petugas instalatir listrik memasang
kabel NYA di dalam pipa untuk menghindari gigitan
binatang pengerat seperti tikus dan gangguan fisik lain.

104
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

b. Kabel NYM :
Kabel NYM, secara umum memiliki lapisan isolator PVC
dua lapis berwarna putih dan abu-abu yang terdiri dari 2
sampai 4 kabel di dalamnya. Dari segi keamanan kabel ini
relatif lebih tahan luka/cacat dibanding kabel NYA dan
harganya pun lebih mahal dari kabel NYA. Kabel ini dapat
dipergunakan di lingkungan kering dan basa tetapi tidak
dianjurkan untuk ditanam di dalam tanah.
c. Kabel NYY :
Kabel NYY, secara umum memiliki lapisan isolator PVC
berwarna abu atau hitam yang terdiri dari 2 sampai 4
kabel di dalamanya. Kabel NYY dapat digunakan untuk
instalasi bawah tanah karena punya lapisan isolator yang
lebih tebal, lebih kuat dari kabel NYM, dan tidak disukai
binatang pengerat.
d. Kabel NYFGbY :
Kabel NYFGbY adalah jenis kabel listrik yang sangat kuat
karena dilapisi beberapa pelindung sekaligus yakni
isolator PVC warna hitam dan logam di bagian dalam.
Kabel ini cukup keras dan tidak lentur dan biasa dipakai
untuk instalasi bawah tanah, di dalam ruangan, di dalam
saluran-saluran, dan di tempat-tempat terbuka yang
membutuhkan perlindungan ekstra.
8. Pada kabel instalasi harus dapat dibaca mengenai merk, jenis,
ukuran luas penampang, rating tegangan kerja dan standard
yang digunakan.
9. Pada ujung kabel-kabel daya utama harus diberi label / sign-
plate yang terbuat dari alumunium mengenai nama beban
yang dicatu daya listriknya atau nama sumber yang
mencatu daya kabel / beban tersebut.
10. Penggunaan kabel penghantar untuk instalasi daya dan
penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel tanah, kabel kontrol, accessories, peralatan dan
barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua
sistem instalasi dan peralatan kelistrikan.

6.1.6.4 Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah ( sampai 600 V ).


Untuk kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi
persyaratan PUIL, IEC, VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan
sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk
peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm 2 ke
105
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

atas harus berurat banyak dan dipilin ( stranded ). Ukuran kabel


daya / instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm 2 kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang
dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5 mm2. Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari
jenis NYFGbY dan kabel instalasi di dalam bangunan dari jenis
NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol). Semua kabel
instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau
dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan
pengikat kabel / cable tie sesuai dengan kebutuhannya. Semua
konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di
dalam bangunan harus diadakan secara lengkap. Faktor pengisian
konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40 %.

6.1.6.5 Kabel Tanah Tegangan Rendah.


1. Untuk kabel tegangan rendah yang digunakan harus
memenuhi persyaratan PUIL 2020,SPLN, dan LMK untuk
penggunaan sebagai kabel instalasi yang ditanam langsung di
dalam tanah. Semua kabel dengan luas penampang 16 mm 2
ke atas harus berurat banyak dan dipilin ( stranded ). Ukuran
kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang pemakaian kontrol pada
sistem remote yang kurang dari 30 meter panjangnya ( bisa
menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2 ). Cara
penanaman kabel secara langsung di dalam tanah ( direct
burrial ) harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara
persilangan dengan pipa air dan kabel telekomunikasi dan
kabel tegangan menengah 20 kV.
2. Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah,
harus dilakukan dengan alat penyambung khusus (jointing kit)
tegangan rendah jenis epoxy resin - cold pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh
tenaga yang benar-benar ahli dengan cara dan metode
sambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat jointing kit
yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang
andal dan tahan terhadap lembab, memiliki sifat isolasi yang
tinggi dan memiliki kekuatan mekanis yang tinggi.

6.1.6.6 Kabel Instalasi Penerangan dan Kabel Daya Stop Kontak


Kabel-kabel instalasi listrik penerangan dan stop kontak untuk
extension dan daya harus dipasang lengkap, mulai dari
sambungan panel daya ke Sakelar dan titik cahaya serta stop
kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar. Kabel yang
digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC

106
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

high-impact heavy gauge. Luas penampang kabel NYM yang


digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain. Home run
untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya
lebih dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus
mempunyai luas penampang minimum 4 mm2 ( kapasitas hantar
arus minimum 20 A ).

6.1.6.7 Kabel Kontrol.


Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan,
kabel kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus
terbuat dari tembaga jenis stranded annealed copper yang
fleksibel. Isolasi harus dari bahan PVC yang tahan lembab dan
ozon dengan rating tegangan sampai 600 V. Untuk ukuran
konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan ( minimum 2,5
sqmm untuk panjang lebih dari 30 m ) untuk mendapatkan
operasi yang memuaskan dari peralatan yang dikontrol, dengan
pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang circuit dan
sebagainya.

6.1.6.8 Persyaratan Penunjang Kabel Tegangan Rendah

6.1.6.8.1 Pencabangan / "Splice"


Tidak diperkenankan adanya "splice" ataupun
sambungan-sambungan baik dalam feeder maupun
cabang-cabang kecuali pada kabel instalasi
penerangan dan stop kontak. Sambungan pada kabel
circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus
teguh secara electris dengan cara-cara "solderless
connector". Jenis kabel tegangan, jenis "compression
atau soldered". Dalam membuat "splice" konektor
harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan baik, demikian sehingga semua konduktor
tersambung tidak ada kabel-kabel telanjang yang
kelihatan dan tidak bisa lepas oleh getaran. Semua
sambungan kabel baik di dalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan
connector yang terbuat dari tembaga yang diisolasi
dengan porselein atau bakelite ataupun PVC yang
diameternya disesuaikan dengan diameter kabel.

6.1.6.8.2 Bahan Isolasi


Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-
lain seperti karet, PVC, asbes, gelas, tape sintetis,
resin, splice case, compostion dan lain-lain tertentu
itu harus dipasang memakai cara yang disetujui
menurut anjuran perwakilan pemerintah dan atau

107
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

manufacturer.

6.1.6.8.3 Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing
conduit dan flexible conduit beserta perlengkapannya
dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi
instalasi kabel.
1. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang
cukup untuk bisa melayani dengan baik jumlah dan
jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan
lain-lain. Diameter minimum untuk konduit yang
digunakan adalah 3/4" menurut ukuran pasaran
dengan faktor pengisian kabel maksimum 40 %.
2. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan
harus dari bahan PVC high-impact heavy gauge
yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang
digunakan harus dari jenis heavy gauge galvanized
welded steel yang memenuhi persyaratan BS 4568
part I & II class 4.
3. Tipe Pemasangan
 Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton
yang sudah jadi dilakukan dengan jalan
membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dila-
kukan secukupnya, sesuai dengan ukuran dan
jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi
dinding sesuai dengan kondisi semula. Selama
pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung
konduit harus ditutup untuk mencegah
masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.
 Race Way yang Dipasang di Permukaan
Race way yang dipasang di permukaan beton
(exposed) harus dipasang sejajar atau
tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau
pertemuan bidang-bidang vertikal dengan
langit-langit. Apabila beberapa pipa berjalan
sejajar pada dinding atau langit-langit, harus

108
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.


Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang
dengan sekrup dengan kuat. Semua ujung pipa
yang bebas harus ditutup / dilengkapi dengan
plat kuningan yang sesuai. Untuk daerah yang
lembab, semua peralatan pembantu,
fitting-fitting, klem dan lain-lainnya harus
digalvanisir atau di cat tahan karat dan harus
digunakan pendukung supaya pipa bebas dari
permukaan korosif. Pipa-pipa yang dipasang
pada permukaan dalam bangunan harus dicat
satu jalan sebelum dipasang, dan sekali lagi
sesudah dipasang, dengan warna yang
ditentukan oleh Direksi Teknis Proyek. Untuk
mempermudah pengenalan, maka ujung
permukaan pipa harus dicat dengan warna
sebagai berikut :
 Pipa penerangan dan daya -putih
 Pipa fire alarm -merah
 Pipa tata-suara -kuning
 Pipa telepon -hijau, dst.
 Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah
Race way yang dipasang di dalam tanah atau
menembus kerikil, harus mempunyai dua lapis
cat aspal pada permukaan sebelah luar sebelum
dipasangkan. Di atas race way tersebut harus
diberi patok penunjuk. Pipa / race way yang
digunakan adalah GIP kelas medium yang
memenuhi standar SII.
 Race way Melintas / Menembus Dinding
Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan,
lantai, langit-langit dan lain-lain, maka lubang
harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab / uap
air, api dan asap.

 Konduit Logam Flexibel Tahan Air


Konduit logam flexibel yang tahan air harus
dipakai pada kondisi di mana ada kemungkinan
pengerasan, getaran atau penempatan dalam
atmosfir yang korosif, lembab atau berupa

109
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

minyak. Termasuk dalam hal ini adalah


pemakaian pada kabel masuk ke terminal motor
pompa. Suatu bungkus ( sheath ) yang tahan
cairan dari polivinyl chlorida ( PVC ) harus
menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan antara konduit yang kaku, fitting
dari konduit dan sebagainya dengan konduit
fleksibel harus dibuat dengan fitting jenis
"insulated throat type" yang dianjurkan oleh
pembuat dari konduit logam tahan cairan
tersebut. Suatu konduktor yang dapat
digunakan untuk meneruskan pentanahan
( earth continuity ) harus pula dimiliki oleh race
way / konduit ini.
 Pengakhiran dan Sambungan
Race way harus diakhiri pada outlet persim-
pangan, pull box cabinet dan lainnya, dengan
dua lock nut dan sebuah insulating bushing
insert yang harus terbuat dari thermoplastic
atau "fibre minded" yang dimatikan untuk
mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak
mengurangi kontinuitas sistem grounding dari
race way. Sambungan untuk race way / pipa
logam elektrikal dari jenis yang tahan hujan atau
fitting dengan konsentrasi tinggi dengan sistem
penguncian interlock compressed.
 Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan
tegangan lebih besar dari tegangan ekstra
rendah ( 50 VAC ) harus ditanahkan secara
efektif. Bahan-bahan logam / metal dari
peralatan listrik yang terbuka, termasuk
pelindung kabel (sheath / armour), konduit,
saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak,
armatur, Sakelar dengan penutup metal harus
dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk
pentanahan. Penggunaan konduit metal sebagai
satu-satunya konduktor pentanahan tidak
diperbolehkan. Dalam hal ini harus digunakan
konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat
dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor
pentanahan adalah 6 sqmm dan dimasukkan ke
dalam konduit. Penyambungan konduktor

110
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

pentanahan harus menggunakan penyambung


mekanis yang disetujui oleh Direksi Teknis
Proyek. Tahanan pentanahan netral bus-bar dan
panel maksimum 2 ohm.

6.1.6.9 Conduit / Pipa Pelindung Kabel


1. Seluruh instalasi harus menggunakan conduit, yang tertanam
dalam pasangan bata / struktur dengan menggunakan conduit
PVC High Impact. Sedangkan untuk material Rigid conduit
digunakan untuk instalasi exposed atau pemasangan kabel
yang tidak tertanam. Rigid conduit yang dipasang secara
exposed menggunakan Rigid Steel Conduit ( RSC ) type
thickwall dengan ketebalan minimum 2 mm dan conduit-
conduit yang ditanam di dalam tembok atau beton
menggunakan High Impact Conduit.
2. Untuk setiap instalasi penerangan di daerah yang
menggunakan ceiling gantung, saluran penghantar ( conduit )
dipasang diatas rak kabel dan digantung tersendiri diatas
ceiling.
3. Untuk instalasi saluran penghantar diluar bangunan
dipergunakan saluran beton, kecuali untuk penerangan
taman, dipergunakan pipa galvanized ϕ 2". Saluran beton
dilengkapi dengan Hand-hole untuk belokan-belokan
(pekerjaan beton ini harus sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam PBI – NI-2 tahun 2019).
4. Conduit dan sparing harus mempunyai ukuran diameter
dalam sebesar 1,5 kali dari total diameter luar kabel yang
dilindunginya dan ukuran minimum sebesar 3/4". Untuk
setiap pencabangan ataupun pengambilan saluran keluar
harus menggunakan junction box yang sesuai dan sambungan
yang lebih dari satu harus menggunakan terminal strip di
dalam junction box. Oleh karena itu, kontraktor sebelum
memasang conduit harus re-konfirmasi dahulu terhadap kabel
yang akan dilindunginya.
5. Ujung pipa conduit bahan steel / GSP yang dikondisikan untuk
pelindung kabel luar bangunan harus dihaluskan dan diberi
tules agar tidak merusak isolasi kabel.
6. Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box
harus dilengkapi dengan "socket / lock nut", sehingga pipa
tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain,
maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai
sampai dengan 2 m harus dimasukkan dalam pipa yang diklem
ke bangunan setiap jarak 50 cm.

111
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

7. Conduit untuk keperluan beberapa jenis instalasi harus


dibedakan dengan cara dicat finish dengan warna yang
berbeda, seperti :
 Instalasi listrik : warna putih,
 Instalasi fire alarm : warna merah,
 Instalasi tata suara : warna kuning,
 Instalasi telepon : warna hijau, dsb
8. Pemakaian conduit di sini dimaksudkan untuk finishing
seluruh instalasi daya, instalasi penerangan dan instalasi
lainnya. Oleh karena itu pemasangannya harus dilakukan
serapi mungkin dan dikoordinasikan dengan pekerjaan
Finishing Arsitektur.
9. Pemasangan pipa conduit di atas plafond harus
dikoordinasikan dengan penggunaan jalur untuk utilitas
lainnya yang apabila ada seperti instalasi komunikasi, fire
alarm, sound system, matv, ducting AC dan lain-lain sehingga
tersusun rapi, kokoh dan tidak saling mempengaruhi /
mengganggu.
10. Dalam hal pemasangan jalur pipa conduit sesuai gambar
rancangan apabila diperkirakan tidak mungkin lagi untuk
dilaksanakan, maka Kontraktor harus mencari jalur lain
sehingga pelaksanaan mudah dan tidak mengganggu utilitas
lain, tetapi tetap harus sesuai dengan persyaratan.
11. Pertemuan antara pipa sparing yang muncul dari dalam
dinding dengan pipa conduit di atas plafond harus
menggunakan doos dan diantara doos tersebut dipasang
flexible conduit. Pemasangan flexible conduit tersebut harus
dilakukan dengan cara klem.
12. Setiap sparing maupun conduit maximum hanya dapat diisi
dengan 1 ( satu ) kabel berinti banyak atau satu pasang kabel
untuk phasa, netral dan grounding, baik untuk kabel daya
maupun untuk kabel lain.
13. Conduit untuk instalasi listrik harus berjarak minimum 50 cm
dari instalasi pipa air panas apabila ada.
14. Jumlah sparing ( conduit yang ditanam di dalam beton ) harus
disediakan minimum sebanyak 120 % dari jumlah kabel
yang akan melewatinya atau minimum mempunyai satu buah
sparing lebih banyak dari jumlah kabel yang akan
melewatinya.

112
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.6.10 Metal Flexible Conduit


1. Flexible conduit digunakan untuk melindungi kabel :
 Yang ke luar dari conduit dan masuk ke dalam sparing.
 Yang ke luar dari conduit ke titik titik lampu.
 Yang ke luar dari conduit ke mesin-mesin / beban yang
lainnya.
 Pembelokan instalasi, dan lainnya, seperti dalam
Perencanaan
2. Penyambungan flexible conduit dengan conduit lain harus
dilakukan di dalam doos penyambungan.
3. Ukuran conduit harus mempunyai diameter dalam minimal
1,5 kali total diameter luar kabel yang dilindunginya.
4. Pemasangan flexible conduit harus menggunakan klem.
5. Khusus flexible conduit yang digunakan sebagai pelindung
instalasi pompa-pompa atau peralatan yang disimpan di luar
bangunan yang kemungkinan mendapatkan gangguan
mekanis harus menggunakan flexible dengan bahan metal
tahan karat.

6.1.6.11 Trend Kabel, Kabel Leader dan Rak Kabel / Tray Cable
1. Trend kabel digunakan untuk jalur kabel yang
menghubungkan sumber daya listrik yang berada dibangunan
sebagai sumber power diruang panel utama menuju panel-
panel daya listrik setiap lantai ke bangunan utama (shaft
bangunan). Persyaratan teknis trend kabel sesuai gambar
perencanaan.
2. Kabel leader dan rak kabel yang digunakan untuk menyangga
kabel-kabel dan instalasi daya dari lantai ke lantai dan,
penerangan serta kabel instalasi arus lemah diatas plafond.
3. Kabel leader dan rak kabel dibuat dari plat baja dengan tebal 2
mm yang dilapisi Hot Dipped Galvanized dengan ketebalan
lapisan minimal 50 meter dan disesuaikan dengan standart BS
729 untuk penggunaan dalam shaft.
4. Semua kabel leader dan rak kabel yang dipasang harus
dilengkapi dengan penutup ( cover ) rakrung penyangga kabel,
jarak antar ruang penyangga kabel maksimum 50 cm.
5. Penggantung dan dudukan dipasang pada plat beton dengan
anchor bolt dan harus kuat untuk menyangga rak kabel
beserta isiannya serta harus tahan pula menahan gangguan-
gangguan mekanis

113
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6. Rak kabel harus mempunyai penggantung yang dapat diatur /


adjustable yang terbuat dari bahan besi.
7. Rak kabel yang dipergunakan arus kuat dan arus lemah harus
dipisahkan untuk menghindari kemungkinan adanya induksi
yang akan mengganggu fungsi system operasi. Jarak rak kabel
arus kuat dan arus lemah adalah 1 meter yang dipasang
sejajar, sedangkan yang bersilangan 30 cm.

6.1.6.12 Persyaratan Umum Pemasangan Kabel.


Uraian umum untuk persyaratan dalam pemasangan kabel
distribusi dan instalasi sistem kelistrikan, diantaranya harus
mengikuti :
1. Pemasangan kabel instalasi tegangan rendah harus memenuhi
ketentuan yang terdapat dalam peraturan SNI / PUIL 2020
atau peraturan lain yang berlaku di negara Republik
Indonesia.
2. Kabel harus diatur dengan rapi dan terpasang dengan kokoh
sehingga tidak akan lepas atau rusak oleh gangguan gangguan
mekanis.
3. Pembelokan kabel harus diatur sedemikian rupa sehingga jari-
jari pembelokan tidak boleh kurang dari 15 kali diameter luar
kabel tersebut atau harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat kabel.
4. Setiap ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel tipe
press, ukuran sesuai dengan ukuran luas penampang kabel
serta dililit dengan “excelcior tape” dan difinish dengan bahan
isolasi ciut panas yang sesuai.
5. Untuk penyambungan kabel pada kabel daya listrik, baik
untuk kabel instalasi daya dan instalasi penerangan tidak
diperkenankan kecuali untuk pencabangan pada kabel
instalasi daya dan instalasi penerangan.
6. Penyambungan kabel untuk pencabangan harus dilakukan di
dalam junction box atau doos sesuai dengan persyaratan.
7. Penarikan kabel harus menggunakan peralatan-peralatan
bantu yang sesuai dan tidak boleh melebihi strength dan
stress maximum yang direkomendasi pabrik pembuat kabel.
8. Sebelum dilakukan pemasangan / penyambungan, bagian
ujung awal dan ujung akhir dari kabel daya harus dilindungi
dengan 'sealing end cable', sehingga bagian konduktor
maupun bagian isolasi kabel tidak rusak.
9. Pemasangan kabel di dalam bangunan dapat dilakukan :

114
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

a. Pada rak kabel,


b. Di dalam dinding yang dilengkapi conduit
c. Di plat lantai atap yang dilengkapi conduit.
10. Untuk pemasangan kabel pada rak kabel harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kabel harus diatur rapi
b. Kabel harus diperkuat dengan klem pada setiap jarak 40
cm dengan perkuatan mur baut pada dudukan / struktur
rak.
c. Untuk kabel instalasi daya dan penerangan harus
dilindungi dengan conduit PVC type High Impact.
d. Tidak diperkenankan adanya sambungan kabel di dalam
conduit kecuali di dalam kotak sambung atau kotak
cabang.
11. Untuk pemasangan instalasi kabel daya listrik dalam dinding
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kabel harus dilindungi dengan sparing.
b. Sparing PVC merupakan pipa pelindung kabel yang
ditanam dalam High Impact Conduit sebelum ditutup
tembok harus disusun rapi dan diklem pada setiap jarak 60
cm. Jika penggunaan sparing pipa conduit tersebut
berjumlah cukup banyak, maka perkuatan tersebut harus
dilakukan dengan menggunakan kombinasi antara klem
dan kawat ayam sehingga tersusun rapi dan kokoh.
c. Kabel instalasi yang datang dari conduit menuju sparing
harus dilindungi dengan 'metal flexible conduit' serta
pertemuan antara conduit / sparing dengan metal flexible
conduit harus dilakukan dengan cara klem.
d. Untuk pemasangan instalasi kabel daya listrik dengan
posisi expose harus ditempatkan di dalam RSC ( Rigid Steel
Conduit ).
12. Untuk pemasangan kabel daya listrik yang ditanam dalam
tanah dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a. Ditanam langsung di dalam tanah,
b. Ditanam di dalam tanah dengan dilindungi pipa GIP.
c. Kabel daya listrik yang ditanam langsung di dalam tanah
harus mempunyai kedalaman minimal 70 cm di bawah
permukaan tanah dengan cara penanaman kabel sebagai
berikut :

115
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Disediakan galian kabel dengan kedalaman minimal 80


cm dan lebar galian sesuai dengan jumlah kabel yang
akan ditanam.
 Galian diberi alas pasir setebal 10 cm.
 Gelaran kabel yang akan ditanam harus disusun dengan
kondisi serapat mungkin.
 Kemudian diberi timbunan lagi dengan pasir setebal 10
cm dan di atas pasir tersebut diberi bata pelindung
lebih kurang sebanyak 6 ( enam ) buah per meter.
 Setelah itu ditimbun lagi dengan tanah urug halus serta
tanah galian dan usahakan tanah galian yang digunakan
bebas dari kerikil yang dapat merusak isolasi kabel.
d. Kabel listrik yang ditanam di dalam tanah dengan
menggunakan pipa GIP sebagai pelindung harus dilengkapi
dengan bak kontrol yang dipasang pada setiap
pembelokan, pencabangan atau daerah daerah tertentu
lainnya sesuai dengan modul pipa.
e. Penggunaan setiap pipa pelindung kabel yang ditanam
dalam tanah hanya digunakan untuk sebuah kabel berinti
banyak untuk sistem 3 phasa atau empat kabel berinti
tunggal untuk sistem 3 phasa.
f. Pipa tersebut harus mempunyai diameter dalam 1,5 kali
total diameter luar kabel yang dilindunginya.
g. Apabila kabel sistem 3 phasa yang ditanam dalam tanah
lebih dari satu buah, maka kabel kabel tersebut harus
disusun sejajar dengan jarak satu sama lain minimal
sebesar 7 cm.
h. Bak kontrol yang digunakan harus terbuat dari beton dan
dilengkapi dengan tutup yang memakai handle dan harus
mudah dibuka.
i. Pada ujung pipa pelindung kabel harus dibentuk seperti
corong, dihaluskan sehingga bebas dari hal-hal yang dapat
merusak kabel. Setelah kabel dipasang sebelum
penyambungan power listrik, maka lubang ujung kabel
tersebut harus disumbat dengan bahan karet atau bahan
bahan lain yang tidak merusak kabel dan tidak mudah
rusak.

116
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.6.13 Uraian Pengelompokan Pemasangan Kabel

6.1.6.13.1Pemasangan di Permukaan
1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam
Bangunan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC
high-impact heavy gauge, dipasang di permukaan
pelat beton langit-langit dengan klem pendukung
yang sesuai. Pendukung–pendukung tersebut
harus di cat dengan cat anti karat. Semua kabel
harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilakukan dengan
jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari
syarat-syarat pabrik ( minimum 15 kali diameter
kabel ).
2. Kabel Daya Penghubung Antar panel.
Kabel-kabel daya diletakkan di atas cable tray, di
klem pada cable tray dengan cable ties ( pita
plastik pengikat kabel ). Pemasangan cable tray
harus mengikuti jalur yang direncanakan secara
rapi dan digantung atau disangga secara kokoh
dengan penggantung / penyangga besi yang
diklem ke pelat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor
harus menyediakan sendiri peralatan penunjang
seperti tray, klem, besi penunjang, penggantung
dan peralatan lainnya, baik untuk kabel yang
dipasang horizontal maupun vertikal. Peralatan
penunjang tersebut harus sudah diperhitungkan
pada biaya pemasangan kabel tersebut.
3. Kabel Daya Penghubung Panel Daya ke Beban.
Jenis kabel yang digunakan adalah NYY yang
ditempatkan di dalam konduit metal tahan karat
(galvanized / white metal conduit) yang diletakkan
di atas pelat lantai. Setiap pipa konduit berisi
hanya satu jalur kabel menuju motor dengan
faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke
terminal motor melalui flexible metal conduit yang
juga tahan karat. Ukuran konduit fleksibel ini harus
sesuai dengan ukuran pipa konduit dan disambung
dengan cara sedemikian rupa, sehingga
benar-benar kedap air. Demikian juga

117
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

penyambungan pipa fleksibel terhadap box


terminal motor. Dalam hal ini Kontraktor
diharuskan menyerahkan contoh konduit fleksibel
serta cara penyambungannya terlebih dahulu
kepada Direksi / Pengawas untuk disetujui agar
bisa digunakan dalam pemasangan.

6.1.6.13.2Pemasangan di Dalam Dinding.


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang
dipasang di dalam dinding harus diletakkan di dalam
konduit PVC high impact heavy gauge dengan ukuran
minimum 3/4". Penarikan kabel menuju titik sakelar
atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai
ditanam.

6.1.6.13.3Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel yang dipasang pada dinding
harus melalui sparing kabel yang terbuat dari pipa
PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang
kabel.

6.1.6.14 Penggunaan Warna Kabel.


Untuk penggunaan warna kabel NYA, NYM, NYY dan NYFGbY
untuk tegangan fasa, netral dan nol harus mengikuti peraturan
yang disebutkan oleh PUIL 2020, yaitu :
1. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :
 Coklat : Fasa
 Biru : Netral
 Kuning / Hijau : Pentanahan / Grounding
2. Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :
 Coklat : Fasa R
 Hitam : Fasa S
 Abu - abu : Fasa T
 Biru : Netral (N)
 Kuning / Hijau : Pentanahan / Grounding (G).

6.1.6.15 Pendukung Kabel


Setiap kotak tarik / pull box termasuk kotak-kotak yang ada di
atas panel daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak
klem dan peralatan pendukung lain-lainnya. Kabel dipasang
dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
118
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa


pendukung.

6.1.6.16 Konduit Tertanam


Pull box yang dihubungkan pada konduit yang tertanam /
tersembunyi harus juga dipasang secara tertanam dan
penutupnya harus rata terhadap dinding atau langit-langit.

6.1.7 PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN INSTALASI LISTRIK

6.1.7.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet
( kotak kontak atau stopkontak ), sakelar, kotak-kotak tarik ( pull
box ), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan semua
peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian
yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah
220 / 380 V dan penerangan.

6.1.7.2 Kotak-Kotak ( Doos ) Outlet.

6.1.7.2.1 Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan
VDE, PUIL, AVE atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa
berbentuk single / multi gang box empat persegi atau
segi delapan. Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang
tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan benar.

6.1.7.2.2 Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit
hanya di tempat yang diperlukan. Setiap kotak harus
cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
conduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak
kurang dari ukuran yang ditunjuk atau dipersyaratkan.

6.1.7.2.3 Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat yang tersebut di
bawah ini harus dari tipe yang diberi gasket tahan
cuaca :
 tempat-tempat yang kena matahari dan hujan.
 tempat-tempat yang kena udara lembab dan
yang kena minyak.
 tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

119
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.7.2.4 Outlet Pada Permukaan Khusus


Kotak outlet untuk setiap stop kontak dan
sakelar-sakelar yang dipasang pada partisi, blok
beton, marmer, frame besi, bata atau dinding kayu
harus berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut
dan sisi-sisi tegak.

6.1.7.3 Outlet Daya dan Penerangan (Kotak Kontak / Stop Kontak / Socket / Receptacles
dan Sakelar )

6.1.7.3.1 Bahan Doos


Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka
kotak-kotak outlet untuk sakelar dinding dan
receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel
yang berukuran ± 10 cm x 10 cm untuk peralatan
tunggal dan ± 12 cm x 12 cm untuk dua peralatan dan
kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

6.1.7.3.2 Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat
dengan cukup supaya mempunyai bentuk yang tetap.

6.1.7.3.3 Outlet Daya


1. Outlet daya dan plug yang digunakan harus
memenuhi standard SNI / PUIL 2020 atau standard
lain yang berlaku dan diakui di Indonesia.
2. Outlet daya / plug yang terpasang harus
mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
 Rating Tegangan :
- 3 Phasa : 380 / 415 Volt AC
- 1 Phasa : 200 / 250 Volt AC
 Rating Arus : (10, 16, 32, 63, .......,
125)A atau sesuai
Gambar Rencana
 Jumlah Kutub / Pin: 2 Pin dan 3 Pin
 Tipe Pemasangan : Recessed / Inbow –
Tertanam sesuai
dengan PUIL 2000
dan diberi saluran
pentanahan
3. Outlet daya dan plug yang digunakan harus
mempunyai label yang menunjukkan merk pabrik

120
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

pembuat, standard, tipe dan rating arus serta


tegangannya.
4. Outlet daya dipasang pada dinding atau partisi
harus menggunakan doos dengan ketinggian
pemasangan ± 30 Cm dari permukaan lantai,
kecuali yang ditentukan lain dalam Gambar
Perencanaan.
5. Tata letak outlet daya sesuai dengan Gambar
Rencana dan harus dikoordinasikan dengan tata
letak furnitures / peralatan.
6. Setiap outlet daya listrik / stop kontak yang
digunakan haruslah dengan tipe yang dilengkapi
dengan earthing contact untuk rating 10 A, 16 A,
32 A, 63 A, 125 A untuk tegangan 1 Phasa 200 /
250 V AC dan 3 Phasa 380 / 415 V AC.
7. Semua pasangan stop kontak dengan tegangan
kerja 220 V harus diberi saluran ke tanah
(grounding). Stop kontak harus dipasang rata
dengan permukaan dinding dengan ketinggian 30
cm dari atas lantai yang sudah selesai atau wall
duct outlet sesuai gambar rencana atau petunjuk
Direksi Teknis Proyek.
8. Penggunaan semua Outlet Daya untuk Kotak
Kontak / Stop Kontak / Socket / Receptacles yang
direncanakan untuk setiap tingkatan rating arus
dengan tegangan 1 Phasa dan 3 Phasa
dipersyaratkan dan ditetapkan adalah yang
dilengkapi dengan konektor pentanahan /
grounding dan dilengkapi cover penutup demi
keamanan yang lebih dalam penggunaannya.
9. Spesifikasi yang direncanakan untuk semua outlet
daya yang dipersyaratkan untuk digunakan adalah
sesuai dengan sni dan Puil terbaru 2020 :
10. Stop Kontak 1 ∅ - 16 A / 220 V~, 2P ( L, N ) + PE /
Pin Bulat, dilengkapi cover penutup.

6.1.7.4 Sakelar Lampu Penerangan & Grid Switch / Switch ON – OFF.


1. Sakelar yang digunakan harus memenuhi standard SNI / PUIL
2000, SPLN, VDE / DIN atau standard lain yang berlaku dan
diakui di Indonesia.
2. Sakelar harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
 Rating Tegangan : 200 / 250 Volt AC

121
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Rating Arus : minimal 16 A


 Tipe Pemasangan : Recessed / Inbow - Tertanam
disesuaikan dengan PUIL 2000
3. Sakelar lampu harus punya label yang menunjukkan merk
pabrik pembuat, standard produk, tipe dan rating arus serta
tegangannya.
4. Sakelar harus dipasang pada dinding atau partisi dengan
ketinggian ± 150 cm dari permukaan lantai atau ditentukan
oleh Direksi Teknis Proyek.
5. Pemasangan setiap sakelar harus menggunakan doos.
6. Tata letak sakelar harus sesuai dengan Gambar Rencana dan
dikoordinasikan dengan Direksi Teknis Proyek.
7. Tipe dan klasifikasi Sakelar yang digunakan adalah :
 Sakelar Tunggal
 Sakelar Double
 Sakelar Triple
 Grid Switch 4 Gang
 Grid Switch 6 Gang
 Sakelar Tukar / Sakelar Hotel ( Tunggal dan Ganda )

6.1.7.5 Cara Pemasangan Secara Umum


1. Untuk semua sakelar-sakelar harus dibuat dari jenis rocker
mechanism dengan rating minimum 10 A / 250 V. Sakelar
pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok,
kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan
lain, bingkai sakelar harus dipasang pada ketinggian ± 150 cm
di atas lantai yang sudah selesai. Sakelar-Sakelar tersebut
harus dipasang pada doos / kotak yang sesuai. Sambungan
hanya dibolehkan antara kotak yang posisinya berdekatan.
2. Untuk Outlet Daya atau Stop kontak harus dipasang rata
terhadap permukaan dinding dengan ketinggian ± 110 cm
atau ± 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.

6.1.8 Persyaratan Teknis Armature dan Fixture Penerangan

6.1.8.1 Umum
Peralatan penerangan yang digunakan meliputi armatur,
lampu-lampu, accessories serta alat-alat lain yang diperlukan
untuk mengoperasikan instalasi penerangan dengan hasil yang

122
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

maksimal. Armature dan Fixture penerangan harus sesuai dengan


yang dipersyaratkan dan ditetapkan pada gambar perencanaan
dan harus dibuat dari bahan yang sesuai dengan bentuk yang
menarik, seperti ketebalan plat baja yang dipakai untuk housing
fixture minimum 0,7 mm. Hasil pekerjaan harus rapi dan baik dan
sebelumnya Pihak Kontraktor / Pemborong harus menyediakan
contoh-contoh dari semua armature dan fixture yang akan
dipasang dan diperlihatkan kepada MK untuk mendapatkan
persetujuan tertulis.

6.1.8.2 Kabel-Kabel untuk Armature dan Fixture


Kecuali ditunjuk atau dipersyaratkan lain, kabel-kabel untuk
"fixture" harus ditutup asbestos dan tahan panas. Tidak boleh ada
kabel yang lebih kecil dari 2,5 mm², kawat-kawat harus dilindungi
dengan "tape" atau "tubing" disemua tempat yang mungkin ada
abrasi. Semua kabel-kabel harus disembunyikan dalam konstruksi
armature kecuali yang memerlukan gantungan rantai atau
dipersyaratkan lain untuk rencana pemasangan fixture lampu
tersebut. Tidak boleh ada sambungan kabel dalam suatu
armature ataupun gantungan dan kabel harus terus menerus
utuh mulai dari kotak sambung ke terminal khusus pada armature
lampu. Saluran kabel harus tidak tajam dan dilindungi sehingga
tidak merusak kabel.

6.1.8.3 Armature Lampu


1. Armature lampu harus memenuhi persyaratan teknis, bentuk
dan penampilan sesuai dengan Gambar Rencana. Pihak
Kontraktor / Pemborong sebelum melaksanakan pekerjaan
harus menyerahkan contoh armature setiap tipe yang akan
dipasang lengkap dengan komponennya untuk mendapat
persetujuan Direksi Teknis Proyek.
2. Armature lampu menggunakan produk dengan standard
kualitas yang baik dan mempunyai workshop untuk pabrikasi
pekerjaan terkait, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Teknis
Proyek.
3. Armature lampu yang terbuat dari plat baja harus mempunyai
ketebalan plat minimal 0,7 mm, dicat dasar dengan meni
yang tahan karat dan cat finish cat bakar.
4. Armature lampu yang dilengkapi dengan cover / pelindung
baik acrylic maupun louvre seperti yang ditunjukkan dalam
gambar rencana harus mampu menyalurkan cahaya dengan
intensitas maksimal, tahan terhadap panas dengan adanya
jaminan dari merk produk yang digunakan bahwa warna
armature lampu tidak akan berubah oleh gangguan panas dan

123
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

untuk pemilihan warna cat ditentukan oleh pengguna selaku


Direksi Teknis Proyek.
5. Pemilihan Armature lampu harus sesuai dengan Gambar
Rencana yang dilengkapi dengan komponen pelengkap lampu
dengan faktor kerja ( cos φ ) dipilih yang mendekati nilai 1.
Armature lampu untuk lampu TL, SL / PL harus dilengkapi
dengan komponen-komponen lampu berupa ballast, starter
dan kapasitor dengan kualitas terbaik.
6. Pemasangan armature lampu penerangan ini harus dengan
baik dan kokoh serta sesuai dengan rekomendasi pabrik
pembuatnya sehingga tidak mudah terlepas oleh gangguan
mekanis.

6.1.8.4 Klasifikasi Fixtures / Lampu Penerangan


1. Lampu-lampu penerangan di dalam gedung yang akan
digunakan dikategorikan sebagai lampu penerangan normal
( normal lighting ) yaitu lampu penerangan buatan dengan
intensitas penerangan yang sesuai persyaratan untuk
menjamin kelancaran kegiatan dalam gedung.
2. Spesifikasi umum untuk lampu penerangan buatan ini
diantaranya :
a ). Jenis / kualitas lampu harus yang terbaik sesuai gambar
rencana dengan merk yang telah disetujui oleh Direksi
Teknis Proyek.
b ). Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas
terbaik.
c ). Type Lampu TL, SL / PL, LED, harus dipilih dari jenis lampu
yang mempunyai efisiensi tinggi.
d ). Semua lampu yang digunakan harus tahan terhadap
fluktuasi tegangan dengan standard spesifikasi :
 Tegangan kerja : 200 Volt - 240 Volt
 Konsumsi daya : sesuai wiring gambar perencanaan
 Frekuensi : 50 Hz.
3. Semua armature dan fixture lampu penerangan beserta
perlengkapannya harus dipasang dengan baik dan kokoh
menggunakan pengikat, penyangga, penggantung dan
bahan-bahan lain yang diperlukan agar diperoleh hasil
pemasangan yang baik. Barisan armatur yang menerus harus
dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul lurus.
Armature dan fixture lampu penerangan yang dipasang
merata terhadap permukaan tidak boleh mempunyai sela-sela

124
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

di antara bagian-bagian armature dan fixture lampu dengan


permukaan-permukaan dibagian sebelahnya. Setiap armature
atau badan / rumah lampu harus ditanahkan atau dilengkapi
dengan pemasangan kabel grounding. Pada waktu
diselesaikannya pemasangan semua armature dan fixture
lampu penerangan, maka peralatan tersebut harus siap untuk
bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna
serta bebas dari semua cacat / kekurangan. Pada waktu
pemeriksaan akhir, semua armature dan fixture lampu
penerangan beserta perlengkapannya harus menyala secara
baik sesuai fungsi dan kegunaannya yang telah dipersyaratkan
berdasarkan gambar rencana
4. Jenis-jenis atau tipe lampu penerangan beserta accessories
pelengkap berdasarkan spesifikasi armature lampu yang
digunakan adalah :

6.1.8.4.1 Lampu Penerangan Dalam


Lampu penerangan dalam yang dimaksud disini
merupakan lampu penerangan di dalam gedung
dikategorikan sebagai berikut :
 Lampu penerangan normal (normal lighting) yaitu
lampu penerangan buatan dengan intensitas
penerangan yang sesuai persyaratan untuk
menjamin kelancaran kegiatan dalam gedung.

6.1.8.4.2 Armature Lampu Recessed Mounted


1. Louvre Aluminium
2. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja
dengan ukuran ketebalan 0,7 mm ( termasuk
finishing ) dengan penyelesaian cat bakar, dengan
kapasitas lampu sesuai ketentuan dalam Gambar
Perencanaan.
3. Housing dan plates, socket bridges, reflector,
saluran kabel dan penutup ballast: terbuat dari
baja cold rolled ( tebal 0.5 mm ). Housing juga
harus sesuai dengan klasifikasi proteksi ( IP 20 )
dan mengacu kepada standar Internasional IEC
598.
4. Cover depan harus berbentuk Louvre dengan
standarisasi M6 dengan reflektor optik berstruktur
khusus sehingga menghasilkan intensitas cahaya
optimal untuk mencapai illuminasi yang tinggi.

125
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

5. Armature dibuat sedemikian rupa hingga ballast


dapat diperbaiki atau diganti tanpa melepas
housing armature tersebut.

6.1.8.4.3 Cover Prismatic


1. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja
dengan ukuran ketebalan 0,7 mm ( termasuk
finishing ) dengan penyelesaian cat powder putih (
ISO 2913-60 ), dengan kapasitas lampu sesuai
ketentuan dalam Gambar Perencanaan.
2. Housing armature terbuat dari plat baja cold rolled
yang berkekuatan tinggi dengan finishing cat
bubuk yang berwarna putih ( ISO 2913 – 60 ),
menjamin refleksi yang tinggi ( reflection rate
diatas 0,8 ), setiap sambungan disambung dengan
pengelasan halus dan dijamin kualitas dan
kekuatannya.
3. Armature memiliki Cover Prismatic yang terbuat
dari plat polimer PMMA yang tahan terhadap
benturan. Cover juga memiliki proteksi UV untuk
menjamin stabilitas dan penyebaran cahaya yang
baik.

6.1.8.4.4 Lighting fixtures untuk lampu TLD


1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut
minimum 0,7 mm
2. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis cool
daylight / 54.
3. Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan
mur baut
4. Semua armatur harus dicat bakar bebas dari karat
dan lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna
putih, contoh harus disetujui oleh direksi
lapangan.
5. Konstruksi armatur pada umumnya harus
memberikan effisiensi penerangan yang maksimal,
rapih kuat serta sedemikian rupa sehingga
pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu,
pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
6. Starter yang dipasang dengan radio interference
suppression dalam tabung (rumah) yang aman dari
polycarbonate putih dengan kapasitas tinggi.

126
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

7. Kabel instalasi dalam armature (khususnya untuk


lampu TL) dari jenis NYM 3 x 2,5 mm2
8. Pada semua armatur harus dibuat mur dan baut
sebagai tempat terminal pentanahan (grounding).

6.1.8.4.5 Armature Lampu LED Pendant


1. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja
dengan ukuran ketebalan 0,7 mm ( termasuk
finishing ) dengan penyelesaian cat bakar, dengan
kapasitas lampu sesuai ketentuan dalam Gambar
Perencanaan.
2. Housing dan plates, socket bridges, reflector,
saluran kabel dan penutup ballast: terbuat dari
baja cold rolled ( tebal 0.5 mm ). Housing juga
harus sesuai dengan klasifikasi proteksi ( IP 20 )
dan mengacu kepada standar Internasional IEC
598. Sistem Pemasangan Pendant.
3. Cover depan harus berbentuk Louvre dengan
standarisasi M6 dengan reflektor optik berstruktur
khusus sehingga menghasilkan intensitas cahaya
optimal untuk mencapai illuminasi yang tinggi.
4. Sumber cahaya memakai TL-LED Master LED Tube
22W / 865

6.1.8.4.6 Armature Lampu Balk TL T5


1. Armatur lampu harus terbuat dari plat baja
dengan penyelesaian cat bubuk warna putih,
dengan kapasitas daya lampu 1 x TL.T5 18 Watt
atau sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
2. Housing, sesuai dengan klasifikasi proteksi ( IP 20 )
dan mengacu kepada standar Internasional IEC
598.
3. Pegangan lampu: Terbuat dari plastik tahan panas
hingga suhu 105⁰C, berwarna biru transparant
4. Armature harus dilengkapi dengan aksesoris
berupa reflektor aluminium dengan finishing cat
putih atau cover prismatic PMMA.
5. Instalasi armature pada ceiling harus mudah
dilakukan.

127
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.8.4.7 Armature Lampu LED Downlight


1. Lampu downlight buatan phillips bertipe LED
dengan konsumsi energi yang rendah
2. Rangka lampu berbentuk bundar terbuat dari
bahan sintesis dan mempunyai lumen 600 sampai
900.
3. Diffuser berkualitas tinggi agar menghasilkan
cahaya merata

6.1.8.4.8 Armature Lampu Baret


1. Armature lampu baret menggunakan TLE 22 Watt.
Memenuhi standar proteksi IP 54. Cover berwarna
putih susu ( opal ) terbuat dari acrylic.
2. Ballast dan starter sudah termasuk bagian di
dalam perlengkapan lampu ( Complete set ).
3. Housing dilengkapi dengan sealer pada
sambungan covernya sehingga menjamin debu,
kotoran, dan air tidak masuk ke dalam
kompartment armature tersebut .

6.1.8.4.9 Armature Lampu Dust Proof


1. Armature lampu Dust Proof menggunakan lampu
TL T5 28 Watt/865. Armature harus memenuhi
standar indeks proteksi IP66 dan harus sesuai
dengan standar IEC598. Housing terbuat dari
polycarbonate berkualitas tinggi sehingga
armature lampu dijamin memiliki ketahanan yang
tinggi terhadap benturan. Cover lampu bening
terbuat dari clear polycarbonate dan dilengkapi
dengan anti-UV.
2. Bracket terbuat dari stainless steel dan harus
mudah dipasang pada plafond, lampu dipasang di
permukaan plafond (surface mounting). Housing
harus dilengkapi dengan sealer pada sambungan
covernya sehingga menjamin debu, kotoran, dan
air tidak masuk ke dalam kompartment armature
tersebut.

6.1.8.4.10 Slim Panel


1. Sistem efikasi 80ml/w dan pengganti TL Troffer
2. Mounting lampu bervariasi, memudahkan proses
pemasangan

128
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Desain ramping dengan tinggi lampu hanya 10mm


4. Pencahayaan menyeluruh, menerngin ruangan
dengan cahaya lembut yang tersebar merata
5. Cover sangat mudah dibersihkan dengan
memakai kain basah.

6.1.8.4.11 LED Panel


1. Efesiensi yang sangat tinggi 120 lm/w dan 140
lm/w
2. Terbuat dari Robust ABS Plastik dan aluminum
heat sink
3. Cover sangat mudah dibersihkan dengan memakai
kain basah.

6.1.8.5 Klasifikasi Lampu Penerangan Luar


Lampu penerangan di luar gedung dikategorikan sebagai berikut :

6.1.8.5.1 Armature Lampu Jalan (Road Light)


1. Armature Lampu Jalan menggunakan Lampu High
Pressure Sodium atau lampu Metal Halide jenis
HPIT ( 250 W dan 400 W )
2. Armature harus memenuhi Standar Proteksi IP 66
dan harus sesuai dengan standar IEC598. Housing
lampu terbuat dari Alumunium die-cast tekanan
tinggi yang terjamin kekuatannya serta anti
terhadap karat, dilengkapi dengan silicone rubber
gasket sehingga menjamin kotoran dan air tidak
masuk kedalam kompartment armature tersebut.
3. Armature juga harus memiliki reflektor yang
terbuat dari bahan alumunium dengan tingkat
kemurnian tinggi, berteknologi T-POT reflector
sehingga posisi lampu dapat diatur dengan
mudah.

6.1.8.5.2 Armature Lampu Taman


1. Armature lampu taman dipasang dengan
menggunakan tiang dengan posisi top mounting
atau column mounting berdiameter 60 mm,
aramature menggunakan lampu metal halide atau
Sodium tekanan tinggi. Dengan memakai cover
polycarbonate bening ( clear ) atau putih susu
( opal ).

129
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2. Housing and louvers terbuat dari alumunium die-


cast tekanan tinggi finishing housing dengan cat
berwarna abu-abu tua.

6.1.8.5.3 Armature Lampu Sorot ( Floodlight )


1. Armatur lampu Sorot, menggunakan lampu Metal
Halide 250-1000 W. Housing armature terbuat dari
alumunium ekstrusi dengan finishing anodized
danmemenuhi Standar Proteksi outdoor IP 65
untuk compartment lampu dan harus sesuai
dengan standar IEC598.
2. Armature harus diintegrasikan dengan Power
supply dalam jenis dan jumlah yang sesuai ( 48-
264 VAC input, 24VDC output ).

6.1.8.5.4 Armature Lampu Obstruction Light


1. Armatur lampu Obstruction, mengunakan lampu
High Flux Luxeon LED warna merah (Aviation RED)
buatan Philips. Produk armature harus sesuai
dengan standard International Civil Aviation
Organization (ICAO) dan direkomendasikan oleh
Federal Aviation Administration (FAA).
2. Housing terbuat dari die cast alumunium dengan
finishing cat tekanan tinggi warna kuning. Glass
cover bulat dengan tebal 5 mm dan memiliki plat
stainless steel untuk penempatan LED. Memenuhi
standar indeks proteksi outdoor (IP 65), dengan
kekuatan terhadap beban angin (wind load)
sebesar 200 km/jam atau kurang dari 40 Newton
force. Armature dipasang pada fitting pipa
diameter 1 inchi.

6.1.8.6 Klasifikasi Lampu Penerangan Darurat


1. Lampu penerangan darurat (emergency lighting) yaitu lampu
penerangan buatan sebagai pengganti bila lampu penerangan
normal terganggu (mati) lampu ini akan menyala baik pada
kondisi normal maupun darurat. Lampu penerangan darurat
yang dimaksud terdiri dari : Escape Lighting dan Emergency
Exit.
2. Pada setiap ruangan kecuali tangga, disediakan saklar-saklar
setempat untuk menyalakan atau mematikan lampu.
3. Sistem penyalaan lampu penerangan luar dilakukan secara
otomatis oleh kombinasi kerja antara magnetic contactor

130
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

dengan saklar Timer sehingga penyalaan lampu penerangan


luar tergantung pada terang gelapnya cuaca.
4. Timer harus mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
 Minimum setting unit : 15 menit/unit,
 Minimum setting interval : 15 menit/unit,
 Back up failure : NICd battery,
 Back up time : 48 Jam (2 hari),
 Rating tegangan : 220 Volt, 1 phasa,
 Manual On-Off Switch : ON - Auto - Off.

6.1.8.7 Escape Lighting


Escape lighting yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat
untuk menjamin kelancaran dan keamanan evakuasi pada saat
terjadi darurat kebakaran.

6.1.8.8 Emergency Exit


Emergency Exit yang dimaksud adalah lampu penerangan darurat
untuk penunjuk jalan keluar yang aman pada saat terjadi darurat
kebakaran.

6.1.9 Persyaratan Teknis Fixture Penerangan

6.1.9.1 Armature Lampu


1. Armatur-armatur lampu harus memenuhi persyaratan teknis,
bentuk dan penampilan sesuai dengan Gambar Perencanaan.
2. Armatur-armatur lampu merupakan produk pabrikan
( Complite Set ) dengan standard kualitas yang baik.
3. Armatur-armatur lampu yang terbuat dari plat baja harus
mempunyai ketebalan plat minimal 0,7 mm termasuk finish,
dicat dasar dengan meni tahan karat dan dicat finish dengan
cat bakar warna putih atau sesuai petunjuk Perencana
Interior.
4. Armatur lampu untuk lampu LED, TL, PL, SL harus dilengkapi
dengan Komponen-komponen lampu berupa ballast, starter
dan kapasitor dengan kualitas terbaik.
5. Pemasangan armatur harus dipasang dengan baik dan kokoh
sehingga tidak mudah terlepas karena gangguan mekanis.
Cara pemasangan lampu harus sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.

131
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.1.9.2 Lampu Penerangan Buatan


1. Jenis lampu harus sesuai dengan gambar Gambar
Perencanaan.
2. Lampu-lampu yang digunakan harus mempunyai kualitas
terbaik.
3. Lampu LED, TL, SL, PAR, HPLN harus dipilih dari jenis lampu
yang mempunyai efisiensi tinggi.
4. Semua lampu yang digunakan harus mempunyai spesifikasi
sebagai berikut :
 Tegangan kerja : 220 Volt - 240 Volt
 Konsumsi daya : sesuai dengan gambar perencanaan
 Frekuensi : 50 Hertz.

6.1.9.3 Pemasangan Fixture Lampu Penerangan


1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan
rencana plafon dari arsitek dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas / direksi.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada
rangka plafond yang terbuat dari bahan aluminium dan harus
mempunyai dudukan / gantungan tersendiri.
3. Posisi tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus
dipasang dengan kondisi tegak lurus.
4. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kotak
harus di dalam kotak terminal yang terbuat dari bahan yang
sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup
untuk tutupnya dimanan tebal kotal terminal tadi minimum
empat cm.

6.1.10 PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM


1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan
pengujian (testing), penyetelan serta commissioning dari seluruh
peralatan listrik yang dipasang.
2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan
kontrol yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta
penyediaan semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan
oleh Kontraktor / Pemborong dengan menempatkan tenaga ahli listrik
yang berkompeten dan berpengalaman untuk melaksanakan pengujian
dan commisioning.
3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor /
Pemborong di bawah pengawasan Direksi Teknis Proyek antara lain :

132
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian


(section) maupun keseluruhan ( overall ).
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor conductor.
d. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
e. Penyetelan semua peralatan pengaman ( overcurrent dan overload )
dan mencatat data setelan yang dilakukan.
f. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan dari
PLN atau badan resmi yang ditunjuk Direksi Teknis Proyek.
4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang
telah diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat
serta dibuatkan berita acara pengujian.

6.2 SISTEM PENTANAHAN / GROUNDING – PEMBUMIAN

6.2.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body ( tegangan
sentuh ) terhadap seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal,
yaitu : panel penerangan, panel daya dan lain-lain.
2. Penyambungan pentanahan netral dari terminal transformator ke
elektroda pentanahan. Sistem pentanahan ( grounding system )
maksimal 2 Ω.
3. Penyambungan sistem pentanahan Mesh / Loop dengan Bare Standard
4. Copper Conductors 35 mm² didalam pipa konduit menuju ke elektroda
rod di dalam bak kontrol.

6.2.2 Standar dan Kode-Kode yang Berlaku


Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar
dan kode-kode yang berlaku, antara lain :
1. British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
2. Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On
Grounding dan Bounding Equipment.
3. Dan lain-lainnya, sesuai standar yang berlaku di Indonesia.

6.2.3 Sistem Pentanahan


1. Yang dimaksud dengan sistem pentanahan untuk pengaman adalah
pembumian dari badan-badan peralatan listrik atau benda-benda di
sekitar instalasi listrik yang bersifat konduktif dimana pada keadaan
normal benda-benda tersebut tidak bertegangan, tetapi dalam keadaan

133
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

gangguan seperti hubung singkat phasa ke badan peralatan


kemungkinan benda-benda tersebut menjadi bertegangan.
2. Sistem pembumian ini bertujuan untuk keamanan / keselamatan
manusia dari bahaya tegangan sentuh pada saat terjadinya gangguan
3. Semua badan peralatan atau benda-benda di sekitar peralatan yang
bersifat konduktif harus dihubungkan dengan sistem pembumian ini.
4. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai
gambar perencanaan.
5. Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods / Earth Rod
dan untuk pemasangan satu sama lain saling dihubungkan sehingga
membentuk hubungan secara Mash.
6. Pihak Pemborong / Kontraktor harus memperhatikan kondisi tahanan
jenis tanah yang ada agar didapatkan satu sistem pentanahan yang
baik.
7. Ketentuan ketentuan lain harus sesuai dengan SNI dan standard lain
yang diakui di Negara Republik Indonesia.

6.2.4 Sistem Pekerjaan dan Alat Bantu


1. Setiap penyambungan / pencabangan dari konduktor harus
menggunakan "Cadweld Connection". Dapat juga menggunakan klem
penyambung sistem jepit dengan gigi banyak dengan memperhatikan
hal-hal :
a. Bahan klem harus yang telah digalvanized atau di Treatment
tertentu sehingga tidak akan bereaksi apabila kontak dengan jenis
metal yang lain.
b. BC pada titik / tempat penyambungan harus di "tinned".
c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung,
dibungkus dengan bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain-
lainnya.
2. Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka
harus memperhatikan hal-hal :
a. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
b. Harus dari bahan anti karat dan telah di treatment agar tidak akan
berproses bila kontak dengan jenis metal lainnya.

6.2.5 Konstruksi dan Pemasangan


1. Sistem pembumian terdiri dari grounding rod, kabel penghubung antara
alat-alat yang diketanahkan dan peralatan bantu lain yang dibutuhkan
untuk kesempurnaan sistem ini.

134
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2. Grounding rod dari sistem pembumian terbuat dari pipa yang dipabri-
kasi khusus ( GIP ) dan tembaga dengan konstruksi seperti Gambar
Perencanaan.
3. Konduktor penghubung antara peralatan yang ditanahkan dengan
grounding rod terbuat dari 'bare copper conductor' atau kabel
berisolasi.
4. Tahanan sistem pembumian sedemikian rupa sehingga tahanan sentuh
yang terjadi harus lebih kecil dari 50 Volt.
5. Grounding rod harus ditanam langsung dalam tanah dengan bagian
grounding rod yang tertanam di dalam tanah minimum sepanjang 6 M
dan masing-masing titik grounding rod mempunyai tahanan tidak lebih
dari 1 Ohm.
6. Grounding rod harus ditempatkan di dalam bak kontrol yang tertutup.
Tutup bak kontrol harus mudah dibuka dan dilengkapi dengan handle.
7. Bak kontrol ini mempunyai fungsi sebagai tempat terminal penyam-
bungan dan tempat pengukuran tahanan pembumian grounding rod.
Ukuran bak kontrol harus sesuai dengan Gambar Perencanaan.
8. Hantaran pembumian harus dipasang sempurna dan cukup kuat
menahan gangguan mekanis.
9. Penyambungan bagian bagian hantaran pembumian yang tertanam
didalam tanah harus menggunakan sambungan las sedangkan
penyambungan dengan peralatan yang diketanahkan harus meng-
gunakan mur-baut atau sesuai dengan Gambar Perencanaan.
10. Penyambungan hantaran pembumian dengan menggunakan grounding
rod harus menggunakan mur baut yang berukuran M-10 sebanyak 3
titik. Penyambungan ini dilakukan di dalam bak kontrol.
11. Ukuran hantaran pembumian harus sesuai dengan yang tercantum
didalam Gambar Perencanaan.
12. Sistem pembumian harus terpisah dari sistem pembumian :
 Pembumian jaringan tegangan tinggi,
 Pembumian sistem listrik arus lemah,
 Tata letak sistem pembumian sesuai Gambar Perencanaan.

6.3 PEKERJAAN INSTALASI PROTEKSI PETIR

6.3.1 Lingkup Pekerjaan


1. Lingkup pekerjaan ini termasuk pengadaan semua material,
peralatan, tenaga kerja dan lain-lain untuk pemasangan, pengetesan,
commissioning dan pemeliharaan yang sempurna untuk seluruh
instalasi sistem proteksi petir seperti dipersyaratkan di dalam buku ini

135
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

dan seperti ditunjukkan pada Gambar Perencanaan. Dalam pekerjaan


ini harus termasuk juga pekerjaan-pekerjaan kecil lain yang
berhubungan dengan pekerjaan ini yang tidak mungkin disebutkan
secara terinci di dalam buku ini, tetapi dianggap perlu untuk
keselamatan dan kesempurnaan fungsi dan operasi instalasi sistem
proteksi petir.
2. Lingkup pekerjaan instalasi proteksi petir ini, yang harus dilaksanakan
meliputi :
a. Pengadaan dan pendatangan serta pemasangan air terminal untuk
instalasi Proteksi Petir dilengkapi konduktor / Elektroda Pembumian
b. Pengadaan dan pendatangan serta pemasangan sistem pentanahan,
meliputi batang pembumian, terminal penyambungan, bak control
dan material bantu lainnya yang digunakan sesuai kebutuhan
c. Elektroda Proteksi Petir ini termasuk batang proteksi petir / air
termination, dudukan air termination dan peralatan bantu lainnya
yang dibutuhkan untuk kesempurnaan instalasi sistem penangkal
petir.
d. Dalam pemasangan hantaran turun ini termasuk juga pipa
pelindung, penyangga dan klem untuk dudukan dan pemasangan
hantaran turun.
e. Instalasi sistem penangkal petir harus mengikuti Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir ( SNI ) atau peraturan lainnya yang berlaku
di Indonesia, dan harus mendapatkan rekomendasi penggunaan dari
Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

6.3.2 Ketentuan - Ketentuan Teknis


1. Air Terminal yang digunakan adalah Proteksi Petir Konvensional, Non
Radio aktif atau Non Early Streamer.
2. Elektroda proteksi petir ini terdiri dari Solid Rod Copper
3. Konduktor untuk instalasi Proteksi petir memakai kabel BC 70 mm² atau
copper tape
4. Detail, tata letak instalasi dan perlengkapan pendukung proteksi petir
tertuang dalam Gambar rancangan.
5. Air termination harus terbuat dari bahan yang tahan untuk dialiri arus
listrik yang cukup besar tanpa terjadi kerusakan.
6. Elektroda proteksi petir dihubungkan dengan hantaran turun
7. Pemasangan proteksi petir harus diatur sedemikian rupa, sehingga
semua bagian atau benda yang berada di atap sampai dengan lantai
dasar harus dapat terlindung oleh sistem instalasi proteksi petir.
8. Pentanahan

136
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

Dalam sistem pentanahan ini menggunakan electroda pentanahan yang


terbuat dari batang tembaga (solid rod copper) dengan ϕ 3/4" massif.
Pada ujung bawah batang ini harus dibuat runcing sepanjang 50 cm.
Panjang batang tembaga sebagai electroda pentanahan ± 12 (dua belas)
meter. Untuk nilai maksimum tahanan pentanahannya adalah sebesar 2
Ω.
Semua titik pembumian satu dengan yang lainnya harus disambung
dengan BC minimal 50 mm2 sebagai ikatan penyama potensial.

6.3.3 Persyaratan Pemasangan


1. Elektroda pembumian (solid rod copper) harus ditanam langsung di
dalam tanah dengan panjang bagian yang tertanam minimal sepanjang
6 – 12 m dan memiliki tahanan pentanahan sebesar 2 Ohm.
2. Terminal penyambungan untuk menghubungkan elektroda pembumian
ke hantaran turun dilakukan di dalam bak kontrol dengan
menggunakan mur baut berukuran M-10 sebanyak tiga titik.
3. Sistem pembumian untuk proteksi petir ini harus dipasng ikatan
penyama potensial.
4. Konduktor
a. Konduktor yang digunakan adalah kabel Bc 70 mm² atau kawat
tembaga telanjang / bare copper conductor - BC 70 mm² yang
dirancang khusus untuk hantaran turun sistem penangkal petir
untuk dipasang pada bangunan dan diklem secara rapat dan lurus
tanpa ada sambungan menuju bak kontrol.
b. Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor harus diberi
perlindung dari PVC ± 1 ½ " sehingga ± 2 meter dari permukaan
tanah.
c. Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang
dapat dibuka / dilepas didalam bak kontrol.
d. Hantaran turun berfungsi untuk mengalirkan muatan listrik petir
yang diterima / ditangkap oleh elektroda penangkal petir yang
diteruskan ke konduktor pembumian.
e. Hantaran turun harus dihubungkan secara sempurna, baik dengan
elektroda proteksi petir maupun elektroda pembumian.
f. Hantaran turun harus dipasang dengan baik, lurus, kokoh dan juga
harus mempunyai kekuatan yang cukup sehingga mampu menahan
gangguan mekanis.
5. Bak kontrol / terminal penyambungan
a. Bak kontrol dibuat dari pasangan batu bata ukuran 40 x 40 x 40 cm /
sesuai gambar perencanaan dan diberi tutup dengan konstruksi
beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.

137
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

b. Bak kontrol mempunyai tutup yang dilengkapi dengan handle.


Tutup bak kontrol ini harus dapat dibuka dengan mudah.
c. Bak kontrol berfungsi sebagai tempat penyambungan antara
hantaran penyalur petir dengan elektroda pembumian ( terminal
pembumian ) dan pengukuran tahanan pembumian.
6. Penyangga dan Klem
a. Penyangga digunakan untuk memegang hantaran penyalur petir.
b. Penyangga dari besi yang digalvanisasi sehingga tahan terhadap
karat.
c. Dimensi dan konstruksi penyangga sesuai Gambar Rencana.
d. Jarak antara 2 ( dua ) penyangga yang berdekatan minimal 40 cm.

6.3.4 Pengujian
1. Pengujian / pengetesan dilakukan untuk mengetahui baik tidaknya
sistem pentanahan agar dapat digunakan sebagai jaminan, dinyatakan
dalam Hasil Tes.
2. Pengetesan dilakukan dengan cara : tes tahanan tanah diukur melalui
metode standar alat ukur yang di kalibarasi.
3. Kontraktor harus membuat laporan teknis untuk mengurus
rekomendasi oleh Dinas Tenaga Kerja setempat.

6.4 TESTING AND COMMISSIONING

6.4.1 Sesudah semua pemasangan Instalasi dan Sistem


Setelah seluruh instalasi selesai dipasang, maka untuk sistem harus
dilakukan pengetesan yang disaksikan oleh MK, dan minimal 1 (satu)
minggu sebelumnya harus diberitahukan secara tertulis. Biaya testing
tersebut dan lain-lain menjadi beban Pihak Kontraktor disertai dengan
Berita Acara Testing dan Commissioning dan sudah termasuk dalam
penawarannya.

6.4.2 Sebelum dilakukan penyerahan Instalasi di lapangan


Sebelum penyerahan, sistem instalasi harus di test dihadapan Direksi
Teknis Proyek dengan kapasitas beban maksimum dan secara terus
menerus dalam waktu 3 x 24 jam. Apabila selama proses pengetesan
berlangsung terjadi kerusakan, maka Pihak Kontraktor harus mengganti
dan mengembalikan seperti dalam keadaan semula secepatnya dan atas
beban / tanggungan dari Pihak Kontraktor.

138
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

6.5 PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL DAN PERALATAN

6.5.1 Umum
1. Semua material atau peralatan yang disuplai dan dipasang oleh Pihak
Kontraktor / Pemborong harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan dan material tersebut harus cocok untuk dipasang
di daerah tropis. Material-material haruslah dari produk dengan
kualitas baik dari produksi terbaru.
2. Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang
cukup.
3. Harus sesuai dengan spesifikasi teknis atau persyaratan.
4. Bila dianggap perlu, maka Pihak Kontraktor boleh memilih kapasitas
yang lebih besar dengan syarat-syarat :
a. Tidak menyebabkan sistem menjadi lebih sulit
b. Tidak menyebabkan penambahan ruang
c. Tidak menyebabkan penambahan bahan / material & biaya
5. Untuk material-material yang disebut di bawah ini, maka Pihak
Kontraktor harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan
baru dengan cara menunjukkan surat order pengiriman dari dealer /
agen / pabrik.
a. Peralatan panel : Switch, circuit breaker, relay-relay dan contactor
b. Peralatan lampu : Armature, bohlam / lampu, ballast dan capasitor
c. Peralatan instalasi : Stop kontak, sakelar, outlet-outlet, dsb.
d. Kabel : NYA, NYM, NYY, NYFGbY, N2XSY, FRC, BC, dsb.

6.6 DAFTAR MATERIAL

NO. MATERIAL REFERENSI PRODUK / MERK

Type Silent dilengkapi Metal


Diesel Generating Set / Genset :
Clad sebagai Peredam
#. Karakteristik : 400 / 230 Volt / 50 Hz
1. Atau Closed Type, produk :
#. Alternator : Stamford, APK, , Marathon
Perkins, Cummins, Mitsubishi
#. Kapasitas : sesuai Gambar Rencana

2. Panel Kontrol Genset / Generator Control : Panel Maker : Simetri,


Puramayungan, Inti Muara
#. Power Panel : Panel Maker
#. Control Access : Komponen Panel,
AMF, ATS, ACB,

139
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

NO. MATERIAL REFERENSI PRODUK / MERK


MCCB, MCB, dll
Kabel Tegangan Menengah & Rendah :
Supreme, Kabelindo, Voksel,
3. N2XSY, NYFGbY, NYY, NYM, NYA,
Kabelmetal
FRC ( Fire Resistance Cable )
Transformator Daya + Minyak Ester ramah
4. B & D / Trafindo / Unindo
lingkungan dan tahan api 300 - 360°C
5. Box Panel TR Trias / DS Tray / Three Star
Komponen isi Panel Listrik, berupa ACB,
6. MCCB, MCB, ELCB, RCBO, AMF / ATS, Fuse, Schneider / ABB / Siemens
Switch, dsb
7. Contactor, Relay-Relay serta Alat Ukur Schneider / ABB / Siemens
8. Rak Kabel Trias / DS Tray / Three Star
9. Conduit, Flexible Conduit Wavin / Rucika / Boss
10. Isolasi Kabel & Terminal Bantu Instalasi 3M, Unibel
11. Armature Lampu Philips / Interlite / Infilite
Fixture Lampu Penerangan menggunakan
12. Philips / Interlite / Infilite
LED
Schneider / Boss / Legrand /
13. Sakelar Tunggal, Double, Triple
Panasonic
Schneider / Boss / Legrand /
14. Sakelar Tukar / Hotel ( Tunggal / Ganda )
Panasonic
Schneider / Boss / Legrand /
15. Grid Switch 4 Gang, 6 Gang, 9 Gang
Panasonic
Schneider / Boss / Legrand /
16. Stop Kontak 1 Phasa : Listrik, TV & AC
Panasonic
Schneider / Boss / Legrand /
17. Inbow Dos, T Dos
Panasonic
LPI Guardian Cat / Furse /
18. Proteksi Petir Konvensional
Helita

140
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

BAB 7. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM FIRE ALARM

7.1. LINGKUP PEKERJAAN


Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2020 SPLN dan standar international yang
berlaku di negara Republik Indonesia untuk sistem Fire Alarm. Yang dicakup dalam
lingkup pekerjaan instalasi fire alarm dan fire extinguisher adalah untuk
menyediakan, memasang, mencoba / trial run dan semua instalasi fire alarm
maupun fire fighting; yang diperinci dalam uraian pekerjaan di bawah ini serta yang
tertera pada gambar perencanaan. Lingkup pekerjaan disini adalah dalam
pengertian bahwa unit dapat bekerja dengan baik pada tiap-tiap bagian
maupun seluruh instalasi yang terpasang sebagai unit secara keseluruhan.
1. Pengadaan dan pemasangan Master Control Fire Alarm, Fire Detector, Manual
Call, Alarm Bell, Signal / Location Lamp, Sirene beserta instalasi dan wiringnya.
2. Pengadaan dan pemasangan TB (Terminal Box) sesuai gambar rencana.
3. Pengadaan dan pemasangan unit-unit fire fighting (fire extinguisher).
4. Mengadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi maupun
demonstrasi dari unit-unit fighting yang dipergunakan.
5. Board yang menunjukkan adanya peralatan-peralatan manual push button fire
fighting unit, serta untuk menunjukkan tempat / arah pintu bahaya / tangga
bahaya (fire escape).
6. Pembuatan lemari-lemari / panel-panel untuk fire extinguisher dan alarm call
dan button pada tempat-tempat yang ditentukan.
7. Semua pekerjaan instalasi maupun peralatannya harus dijamin bisa bekerja
dengan baik dan sempurna, dan Pihak Kontraktor wajib menyerahkan manual,
keterangan spare-part serta instruksi-instruksi yang dianggap perlu terhadap
semua peralatan yang dipasang.

7.2. PERALATAN DAN FIXTURES FIRE ALARM

7.2.1. Master Control Fire Alarm Panel, Auxiliary Monitor Panel


1. Master Control Fire Alarm (MCFA) yang digunakan adalah Panel
Type Addressable yang mempunyai kapasitas ± 1 Loop 15 Zones / ±
127 point dan mempunyai perlengkapan-perlengkapan standar seperti:
a. Indicator / signal zones sesuai dengan jumlah zones
b. Buzzer / horn
c. Interface ke Panel Pompa Hydrant Jockey, Pompa Hydrant Listrik
untuk monitor voltase dan monitor voltase rectifier / charger
battery untuk Pompa Diesel.
141
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

d. Interface dan override ke Tata Suara Evakuasi pada system Tata


Suara Gedung
e. Interface untuk mematikan beban listrik normal LVMDP / MDB.
f. Monitor line
2. Pada indicator / signal zones, harus ditunjuk juga lokasi daripada tiap
zones, untuk mempermudah identifikasinya.

7.2.2. Power Suplai


Tegangan yang boleh dipergunakan adalah tegangan DC, tidak lebih dari
100 V tegangan ini diperoleh dari rectifier. Dalam keadaan emergency
atau supplai daya PLN terputus, maka dipergunakan supply dari battery
yang mampu bekerja melayani sistem ini selama 24 (dua puluh empat)
jam stanby dan bekerja 15 menit saat alarm. Battery harus battery
Nickel Cadmium (NiCad). Besar kapasitas battery dan rectifier system
harus sesuai dengan performance dan kebutuhan instalasi fire alarm
secara keseluruhan.

7.2.3. Fire Alarm Detector


1. Fixed temperature detector mempunyai daerah cakup maksimum :
 ± 42 m² dengan maksimum temperatur 65°C
 ± 30 m² dengan maksimum temperature 75°C
2. Kombinasi rate of rise dan fixed temperature detector mempunyai
daerah cakup 42 m² dengan temperatur maksimum 65°C sedangkan
untuk daerah cakup 30 m² temperatur maksimum 75°C.

7.2.4. Smoke Detector


1. Smoke Detector adalah detektor yang berkerjanya berdasarkan batas
konsistensi asap tertentu, detektor asap dapat berupa :
2. Detektor Asap optik (Photo Electric Smoke Detector) : yang berkerja
dengan prinsip berkurangnya cahaya oleh asap oleh kosentrasi tertentu.
3. Detektor Asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector) : yang berkerja dengan
prinsip berkurangnya arus ionisasi oleh asap pada kosentrasi tertentu.
4. Area cakupannya ± 92 m2

7.2.5. Alarm Bell


Supply tidak lebih dari 100 V.DC, type indoor. Bell yang dipasang di
dalam bangunan mempunyai frekwensi yang cukup, sehingga dapat
mengatasi noise level dengan tingkat sedang. Pemasangan alarm bell
disesuaikan keadaan penempatan alarm bell itu sendiri yang telah
mendapat persetujuan Pengawas.

142
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

7.2.6. Manual Call Point


Indoor type, dipasang mounted / menempel pada dinding atau pada pintu.
Supplai tidak lebih dari 100 Volt DC.

7.2.7. Sirine ( Horn Alarm )


Dipasang outdoor, di daerah terbuka, parkir atau tempat lainnya, lengkap
dengan tiang. Mempunyai frekwensi yang cukup sehingga dapat terdengar
dengan jelas di dalam bangunan atau tempat lainnya.

7.2.8.Location Lamp / Lampu Indikator - Strobe


 Globe : Resin, inside of globe : frost finish dan frame : Synthetic
Resin
 Power Supply : 24 V.AC atau DC atau 100 V.AC
 Pemasangan : Surface Mounted

7.2.9. Portable Fire Extinguisher Unit


Portable fire fighting extinguisher unit adalah dari type dry chemical,
multi purpose untuk type class fire rating A, B, C dan E, yaitu :
 Serbuk kimia yang dipergunakan harus dari jenis non toxic (tidak beracun)
 Dilengkapi dengan hosing
 Unit-unit fire extinguisher yang dipergunakan adalah :
 Bahan : Multipurpose dry chemical
 Kapasitas : 3 kg dengan daya semprot ± 6 m atau yang telah
ditetapkan dalam gambar.
 Jenis : fixed type, digantung pada dinding atau diletakkan
pada lemari fire fighting unit yang telah disediakan.

7.2.10. Cara kerja tipe Alarm yang dikehendaki


1. Master Control Fire Alarm bekerja secara berurutan.
2. Apabila terjadi salah satu detector / zone bekerja maka detector /
zone tersebut akan mengirim sinyal ke Master Control Fire Alarm dan
akan mengaktifkan alarm bell dan akan berbunyi kemudian signal
lampu menyala.
3. Untuk mereset kembali sistem dilakukan secara manual pada panel
MCFA.

7.2.11. Instalasi dan Pemipaan (Conduit)


1. Master Control Fire Alarm diletakkan di dalam ruang monitor,
dipasang menempel pada dinding.

143
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2. Auxiliary monitor panel diinstalasi di meja ruang monitor, dimana


penjagaan ada selama 24 jam. Kabel yang menghubungkan antara
Master Control Panel dan Terminal Box (TB) adalah kabel rak / kabel
tray.
3. Di dalam bangunan setiap lantai dilayani oleh sebuah TB yang terletak
pada ruang untuk panel-panel. Untuk menghubungkan tiap TB di
setiap lantai dengan Master Control Fire Equipment, digunakan kabel
NYM yang dimasukkan dalam kabel rak / kabel tray, diklem pada
dinding shaft.
4. Sistem instalasi dari TB ke fire detector manual call box ataupun bell
menggunakan kabel NYM ukuran 1,5 mm² diletakkan dalam conduit
pipa PVC yang diinstalasi di atas langit-langit. Instalasi pengabelan
secara seri, tap point dari masing-masing fixtures, pada bagian akhir
dari instalasi menggunakan End Off Resistor.
5. Setiap pembelokan / pencabangan / penyambungan harus
menggunakan junction box, dipasang secara kuat pada tiap dudukan,
dengan mengklem pada rangka kayu atau lainnya.
6. Untuk pipa conduit, junction box yang tertanam dalam beton, dinding
atau pada lantai, Kontraktor harus memasangnya sebelum
pengecoran, dengan koordinasi PENGAWAS.
7. Untuk fire extinguisher unit fixed type digantung pada dudukan
penggantung, sedangkan dudukan penggantung dipasang menempel
pada dinding anchor, atau diletakkan dalam lemari fire hydrant panel
yang telah disediakan dan ditentukan. Atau diletakkan sesuai yang
ditentukan oleh Pengawas dan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
8. Pihak Pemborong / Kontraktor harus melengkapi peralatan tersebut
dengan papan-papan tanda yang menunjukan adanya alat-alat seperti
manual call box, fire fighting (extinguisher) unit, emergency door.
Papan dari plat besi dengan tebal plat 0,8 mm ukuran disesuaikan
dengan jumlah huruf, warna dasar merah, dengan huruf kuning,
terbaca dari jarak minimum 10 m untuk mata normal. Kontraktor
harus mengadakan pengujian untuk seluruh instalasi dan peralatan
fire alarm dengan disaksikan oleh Pemilik Proyek / Wakilnya,
Perencana, Pengawas.
9. Dalam proses pengujian ini, Kontraktor harus dapat menjamin seluruh
hasil kerjanya dengan membuat suatu Berita Acara/garansi bahwa
untuk pekerjaan yang sesuai penawaran dan lampiran tambahannya
dapat bekerja dengan baik dan sempurna. Karenanya untuk proses
perizinan laik pakai dari Dinas Pemadam Kebakaran (DPK) setempat
adalah tanggung jawab Kontraktor.

144
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

7.3. PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

7.3.1. Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pihak Pemborong /
Kontraktor harus baru dan material tersebut cocok dan sesuai untuk
daerah tropis. Material-material haruslah dari produk dengan kualitas
terbaik dan produksi terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah
ini maka Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan
baru dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer /
agen / pabrik. Kontraktor harus mengganti material yang tidak disetujui
karena menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian
tersebut tanpa biaya extra / tambahan.

7.3.2. Daftar Material


Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor harus mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur / katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar
material ini merupakan referensi produk yang diutamakan untuk
komponen-komponen yang berupa barang produksi pabrik.

7.3.3. Penyebutan Merk / Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan
beberapa merk atau kelas mutu (quality preformance) material dan
komponen dalam taraf mutu / pabrik tertentu, maka dalam pelaksanan
proyek nanti apabila material yang disebutkan pada tabel material yang
setelah diusahakan tidak dapat diadakan oleh Kontraktor yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan kuat dan benar dengan justifikasi teknis untuk dapat
diterima Pemilik dan Direksi, maka dapat dipikirkan penggantian merk /
type dengan konsekuensi atau suatu sanksi tertentu yang dikenakan kepada
Kontraktor.

7.3.4. Daftar Material / Produk Pabrik :

NO. MATERIAL REFERENSI PRODUK

Master Control Fire Equipment, Auxiliary


1. Hochiki, Notifire, Fike
Master Control

Fire Alarm, Fire Detector, Manual Call Box


2. Hochiki, Notifire, Fike
dll.

3. Conduit Wavin, Rucika, Boss

145
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

NO. MATERIAL REFERENSI PRODUK

4. Junction Box, Terminal Box dan lain-lain Eks. Lokal Standard Pabrik

Fire Extinghuiser, Multi Purpose Dry


5. Quick Fire, Kaneda, On Fire
Chemical, CO2

Kabel Distribusi dan Instalasi, Kabel Supreme, Kabel Metal, Kabelindo,


6.
Kontrol Voksel

BAB 1. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM TATA SUARA


1.1 LINGKUP PEKERJAAN
1. Pengadaan dan pemasangan instalasi Mixer Power Amplifier, Program Input,
Monitor Desk Power Amplifier, Tape, Radio FM / AM, Mic, Speaker dan lain-lain
accessories.
2. Pengadaan dan pemasangan instalasi kabel sistem tata suara dan attenuator
serta accessories-accessories lainnya.
3. Mengadakan testing dan trial run serta balancing secara menyeluruh semua
sistem sehingga diperoleh sistem performance yang berfungsi dengan tepat dan
benar.

1.2 PEKERJAAN KELENGKAPAN INSTALASI

1.2.1 Informasi Sistem


1. Sistem tata suara dengan fungsi umum public addres maupun
emergency call untuk di dalam bangunan.
2. Pemasangan instalasi tata suara adalah secara master di dalam ruang
operator dimana terletak Mixing Power Amplifier program-program
input serta switching control. Untuk menjamin bahwa program-
program yang diperdengarkan ataupun pengumuman yang
disampaikan sesuai dengan yang dikehendaki maka diperlukan master
Monitoring yang terletak pada meja monitoring di ruang operator.
Sedangkan pada keadaan darurat (emergency) semua program dapat
diputuskan, kemudian dapat disiarkan pengumuman melalui operator
di Auxiliary Monitoring dengan First Channel Priority di meja
monitoring ruang monitor.

146
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

3. Master tata suara harus mampu melayani seluruh group speaker


untuk keseluruhan bangunan.
4. Setiap interupsi harus didahului dengan suatu nada interupsi tertentu
(chime signal) yang dibangkitkan dengan chime generator yang
terpasang pada master sistem tata suara ataupun pada monitor desk.
5. Bila terjadi keadaan darurat misalnya terjadi kebakaran ataupun
bencana lainnya seluruh ceiling speaker harus dapat membunyikan
suara alarm yang dibangkitkan oleh signal alarm generator kendatipun
ceiling speaker tersebut sedang di off kan melalui attenuator, signal
alarm generator sudah terpasang pada master sistem tata suara dan
juga dapat dijalankan melalui meja monitor pada ruang monitor.

1.2.2 Daftar Material dan Brosur


Pada waktu mengajukan penawaran Kontraktor wajib menyerahkan /
melampirkan daftar material / peralatan pekerjaan sistem tata suara yang
ditawarkan untuk diinstalasi pada proyek ini. Daftar material harus
merupakan daftar yang lebih diperinci dari semua material yang akan
dipasang. Harus disertakan pula brosur / katalog / manual operator atau
keterangan lain di mana disebutkan dinyatakan hal-hal :
 Power, tegangan supply, frequency range
 Band width
 Harmonic distortion
 Load impedance dan Sound pressure level
 Dimensi / ukuran fisik, dll.

1.3 PERALATAN UTAMA TATA SUARA

1.3.1 Public Address


Peralatan utama pada ruang operator / kontrol melayani Area Publik
diuraikan sebagai berikut :

1.3.1.1 Mixer Power Amplifier


 Chanel : 6
 Power Supply : 220/ 240 V, 50 hz
 Daya Output : 240 Watt rata-rata
 Tanggapan Frequensi : 20 - 20.000 Hz 1 dB
 Input : 1 Terminal input, 1 direct input
 Output Balance : 8 Ω, 50 - 100 V
 Jumlah Unit : Sesuai gambar

147
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Dilengkapi voice manager sarana suara evakuasi triger dari MCFA


(General Alarm)

1.3.1.2 Ceiling Loudspeakers


 Power handling capacity : 3 W, dapat diperkecil menjadi 3 /
1,5 W
 Tegangan input : 100 V
 Frekwensi range : 75 - 11.000 Hz
 Sound Pressure Level : 96 dB pada 1 W, max 104 dB pada
6W
 Type : Circular (bulat) dan flush mounting
pada langit-langit (ceiling) atau
sesuai gambar perencanaan.
 Inpedance : 6 Ohm

1.3.1.3 Microphone
 Microphone merupakan omni-direct system, type grooseneck
cordoid
 Dilengkapi dengan On / Off switch
 Frequency range : 270 - 11.000 Hz
 Impedance : 600 Ohm
 Sensitivy : 2,2 mV / Pa 4 dB.

1.3.1.4 Volume Control / Attenuator


 Kapasitas volume control : 6 W, 36 W
 Volume control harus dapat mengecilkan level suara dari 0 - 18
dB, dengan batasan 3 dB untuk setiap langkah.

1.3.1.5 AM / FM Tuner
 FM
- Wave range : 87,5 - 108 MHz
- Sensitivity at 75 ohms : 1,1 mV at 75 kHz deviation
mono, 26 dB S/N - Stereo, 46 dB
S/N : 22 MV at 75 kHz
deviation
- Selectivity : 60 dB for 300 kHz off resonance
- THD Mono / Stereo: : 0,2 % / 0,5 %
- Frequency response : 76 dB / 68 dB
- S/N Ratio Mono / Stereo : 76 dB / 68 dB
148
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

- Stereo separation (1 kHz) : 45 dB


- Image rejection : 75 dB
- IF suppresion : 80 dB
- AM suppression : 55 dB
- Sub-carrier suppresion : 32 dB
- Audio Output : 1.000 mV
- Aerial input : 75 Ohms coax and 300 Ohms
balanced
 AM
- Wave range : LW 153 - 281 kHz (1960 - 1067
m) MW, 531 - 1602 kHz (565 -
187)
- Sensitivity : 200 MV
- Selectivity : 30 dB for 9 kHz off resonance
- IF rejection : 60 dB
- Audio output : 300 mV
- Power suppy main voltage : 220 VAC
- Jumlah unit : 1 buah.

1.3.1.6 Fully Automation Charging Units / Battery Units


 Operating voltage : 220 V + 10 %
 Main Frequency : 50 Hz
 Nominal Charging
 Voltage : 24 VDC
 Residual ripple : < 10 MV
 Nominal charging current : 2,5 A, 5 A, 10 A
 Battery capacity : 20 AH.

1.3.1.7 Battery Unit


 Maintenance-free and leak proof battery
 Battery voltage 24 V
 Kapasitas Baterai harus mampu 24 jam standby dan 15 menit
saat evakuasi

149
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

1.3.2 Car Call

1.3.2.1 Mixing Pre-Amplifier


 Power Supply : 220 / 240 V, 50 hz
 Output : 1,5 s/d 2 Volt
 Jumlah Unit : 1 unit.

1.3.2.2 Power Amplifier Master Unit


 Input : 200 mV
 Output Transit / beban : 100 V (25Ω), 70 V (13Ω), 50 V
(6.5Ω)
 Power Input : 220 V, 50 hz
 Output power : 240 Watt atau sesuai dengan
gambar
 Jumlah Unit : sesuai gambar

1.3.2.3 Remote Microphone / Chime Gong


 Microphone merupakan omni-direct signal system, type
grooseneck cordoid
 Dilengkapi dengan On / Off switch
 Frequency range : 150 - 15.500 Hz ± 3 dB
 Impedance : 200 Ohm.

1.3.2.4 Horn Speaker


 Power handling capacity : 15 W
 Impedance : 1 kΩ (10 Watt), 2kΩ (5 Watt)
 Tanggapan Frequency : 215 - 12.500 Hz
 SPL : 110 dB/ 1 W/ 1M.

1.3.2.5 Coulum Loudspeakers


 Power Handling capacity : 20 - 10 W
 Rated Voltage : 12,7 Volt
 Frekwensi range (-10 dB) : 410 - 3.900 Hz
 Sound Pressure Level : 104 dB, 1 kHz/1 m/1 W, Standard
IEC
 Max. Sound Pressure Lev : 114 dB

150
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Rated Impedance : 12 Ohm


 Water and dust protection : IEC. 529 - IP.65.

1.4 PEMASANGAN
1. Perlengkapan sistem tata suara switching unit master monitor control serta
distribution frame di tempatkan di ruang operator. Sedangkan auxiliary monitor
control diinstalasi pada meja monitor di ruang monitor yang fungsinya apabila
dalam keadaan darurat (emergency) dapat menyampaikan pemberitahuan
dengan menyetop semua program-program yang sedang berlangsung.
2. Kabel-kabel speaker dan relay pagging di instalasi ketiap Terminal Box (TB)
yangada pada setiap lantai melalui shaft. Kabel distribusi dimasukkan di dalam
pipa konduit. Dari Terminal Box (TB) ke speaker di tiap-tiap lantai saluran kabel
melalui conduit PVC baik yang ditanam dalam beton maupun yang terletak
pada langit-langit. Setiap penyambungan ataupun pembelokkan harus
dilengkapi junction box.
3. Semua Terminal Box (TB) harus ditanahkan atau grounded dengan baik dan
benar.
4. Semua conduit PVC yang masuk ke panel dan junction box harus diberi ulir dan
diikat denga lock-nut yang terbuat dari brass atau nickel plated. Sedangkan
conduit PVC yang keluar dari Terminal Box (TB) pada permukaan atau TB harus
dilengkapi dengan brass atau nickel plated compression gland. Seluruh
pengadaan dan pemasangan conduit PVC dan junction box serta peralatan
untuk penggantungan ceiling speaker dilaksanakan oleh kontraktor dengan
koordinasi bersama pihak lain yang terlibat pada pelaksanaan proyek ini.

1.5 PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

1.5.1 Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Pihak Pemborong /
Kontraktor harus baru dan material tersebut cocok dan sesuai untuk
daerah tropis. Material haruslah dari produk dengan kualitas terbaik dan
produksi terbaru. Untuk material-material yang disebut dibawah ini maka
Pemilik harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru
dengan jalan menunjukkan surat order pengiriman dari dealer / agen /
pabrik. Kontraktor harus mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut
tanpa biaya tambahan.

1.5.2 Daftar Material


Untuk semua material yang ditawarkan maka Pihak Pemborong /
Kontraktor harus mengisi daftar material yang menyebutkan merk, type,
kelas lengkap dengan brosur / katalog yang dilampirkan pada waktu

151
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

tender. Tabel daftar material ini merupakan referensi produk yang


diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang produksi
pabrik.

1.5.3 Penyebutan Merk / Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan
beberapa merk atau kelas mutu (quality preformance) material dan
komponen dalam taraf mutu / pabrik tertentu, maka dalam pelaksanan
proyek nanti apabila material yang disebutkan pada tabel material yang
setelah diusahakan tidak dapat diadakan oleh Kontraktor yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan kuat dan benar dengan justifikasi teknis untuk dapat
diterima Pemilik dan Direksi, maka dapat dipikirkan penggantian merk /
type dengan konsekuensi atau sanksi tertentu ke Kontraktor.

1.5.4 Daftar Material / Produk Pabrik :

NO
MATERIAL REFERENSI PRODUK
.

1. Mixer Pre Amplifier TOA, Panasonic, Bosch


2. Power Amplifier TOA, Panasonic, Bosch
3. Rack Console Equipment TOA, Panasonic, Bosch
4. Desk microphone TOA, Panasonic, Bosch
5. Emergency Microphone TOA, Panasonic, Bosch
6. Casatte Player & AM/FM TOA, Panasonic, Bosch
7. Ceiling / Horn & Coulum Speaker TOA, Panasonic, Bosch
8. Volume Control / Attenuator TOA, Panasonic, Bosch
9. MDF & TB Eks Lokal standard Pabrik

10. Kabel Distribusi NYMHY, NYM Supreme, Kabel Metal, Kabelindo, Voksel

11. Counduit, Junction Box BOSS, Wavin, Rucika

BAB 2. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SISTEM CCTV


2.1 LINGKUP PEKERJAAN
1. Sistem Colour Closed Circuit Television / CCTV ini direncanakan untuk
menunjang sistem security pada Gedung dengan melakukan pengamatan pada
layar monitor secara kontinyu pada daerah dimana terpasang kamera CCTV.
Rencana penempatan kamera CCTV sesuai dengan gambar detail daerah tiap-
tiap lantai, untuk kamera-kamera yang ditempatkan pada daerah-daerah

152
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

khusus diharuskan menggunakan housing outdoor / indoor disesuaikan dengan


gambar rencana.
2. Lingkup pekerjaan CCTV System ini meliputi pengadaan dan pemasangan untuk :
 System CCTV yang terdiri dari Digital Video Recorder (DVR), Camera / Lensa,
Monitor dan accessories
 Kabel instalasi dari DVR ke Camera lengkap dengan supportnya.
 Rak / meja peralatan utama di ruang operator.
 Instalasi kabel power / stop kontak sistem CCTV.

2.2 PERALATAN CCTV

2.2.1 Kamera dan Lensa


Kamera yang digunakan untuk CCTV merupakan penentuan dari kualitas
gambar yang akan dihasilkan oleh sistem CCTV secara keseluruhan.
Pemilihan jenis lensa dan kamera disesuaikan dengan luas ruangan serta
kuat cahaya di zona tersebut, jenis lensa dan kamera yang digunakan
antara lain :
1. Camera CCD 1/3 inch
 Standard High Resolution Camera
 High Resolution Day and Night Camera
 Interior Dome Shaped Camera.
2. Klasifikasi Lensa ukuran 1/3 inch meliputi ; Fixed Wide Angle, Fixed
Standard, ataupun Motorized Zoom.

2.2.1.1 Data teknis untuk kamera :


 Sensitivity : 1 lux
 Resolution : 560 TV lines
 Image Device : 1/3 inch interline transfer CCD
 Ambient Temperature : -10 ºC ±50 ºC
 Supply Voltage : 24 VAC (±10%), 12 VDC (±10%)
 Power Comsumption : 3.6 W max. / 0.3 A
 Sync System : Internal synchronization, Line-lock
 Video Output : Composite : 1 V p-p / 75 ohm

2.2.1.2 High Resolution Day and Night Camera :


 Sensitivity : 0,03 lux
 Resolution : 560 TV lines

153
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Image Device : 1/3 inch interline transfer CCD


 Ambient Temperatur : -10 0C ±50 0C
 Supply Voltage : 24 VAC (±10%), 12 VDC (±10%)
 Power Comsumption : 3.6 W max. / 0.3 A
 Sync System : Internal synchronization, Line-lock
 Video Ouput : Composite : 1 Vp-p / 75 Ω.

2.2.1.3 Interior Dome Shaped Camera :


 Sensitivity : 2 lux
 Resolution : 560 TV lines
 Image Device : 1/3 inch interline transfer CCD
 Ambient Temperature : -10 ºC ± 50 ºC
 Power Comsumption : 12 V DC/ 24 AC /220 V AC
 Sync System : Internal synchronization, Line-lock
 Video Output : Composite : 1 V p-p / 75 Ω.

2.2.1.4 Data teknis untuk lensa


 Fixed Wide Angle :
 Focal Lenght (mm) : 4 mm
 Maximum Aperture : F1.2
 Nearest Distance : 0.2m
 Horizontal Field Angle : 66.10
 Motorized Zoom :
 Focal Lenght (mm) : 8mm
 Maximum Aperture : F1.2
 Nearest Distance : 0.3 m
 Horizontal Field Angle : 34.,80

2.2.1.5 Housing
Housing dipergunakan untuk melindungi kamera dari sekeliling
apabila dipasang pada tempat-tempat yang potensial dengan
gangguan maupun kotoran. Spesifikasi dari housing adalah
sebagai beikut :
1. Outdoor Housing
 Window : 80.5 ( W ) x 72 ( H )mm thick glass
 Cosruksi : Plastic

154
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 Mounting : From Bottom


 Active Cap : Available to adjustable camera angle
2. Indoor Housing
 Window : 64 ( W ) x 49 ( H )mm thick glass
 Konstruksi : Plastic
 Mounting : From Bottom
 Active Cap : Available to adjustable camera angle.

2.2.2 Monitor
Monitor yang akan digunakan adalah SVGA berukuran 19”,dengan data
teknis sebagai berikut :
 Ukuran layar : 19”W ± 10%
 Ambient Temperature : 0 0C - 400C
 Resolusi : 1280 x 1024 pixel
 Input Impendansi : 75 ohm / high-Z,(switchable)
 Humidity : max.80%
 Power Comsumption : 80 W
Monitor berukuran 17” ( 17 inch )
 Multi stereo system
 Melody on - off
 Equilizer
 Zoom & wide
 Plug & Play
 Turbo sound
 Absent power off
 Grafic DSD.

2.2.3 Digital Video Recorder ( DVR )


1. Peralatan ini harus merupakan gabungan dari Multiplexer dan Recorder
yang merekam gambar secara digital. Tampilan monitor bisa dipilih
mulai dari 1 ( Full Screen ), 4 ( quad ), 9 dan 16. Memiliki fungsi freeze
dan digital zoom. DVR tipe 16-channel plus monitor 20” bisa terkoneksi
lewat jaringan computer baik lewat modem, ISDN, LAN, TCP/IP atau
Internet. Semua hasil rekaman dapat di-back up melalui USB Hard
Drive, USB DVD/CD-RW, USB stick. Serta mempunyai fasilitas User Code

155
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

yang memungkinkan penggunaannya secara local maupun pada


jaringan computer. DVR ini mempunyai berbagai fungsi perekaman
yang bisa di program sebelumnya baik Continous, Motion Detector,
Alarm+Motion atau Not Recording yang terprogram pada tiap camera.
2. Fasilitas yang terdapat pada DVR ini antara lain :
 Multi Plexer dan Recorder dalam satu unit
 Digital Recording dalam format MJPEG atau MPEG4
 Multiple display ( 1,4,9,16 )
 Resolusi tinggi ( 704 x 576 )
 Digital Zoom dan Freeze
 Perekaman secara terprogram
 Mudah untuk mencari hasil rekaman
 Kapasitas Hard Disk besar ( min. 2 Terabyte expandable )
 User Code Security
 Input alarm
 Network Controlling via modem,ISDN,LAN or TCP / IP.

2.2.3.1 Spesifikasi DVR


 HDD : min. 2 Terabyte ( Expandable )
 Camera input : 16 Port composite video 1 Vpp,
75 ohm, CVBS (BNC)
 Sensor Input : 16 Port
 Controller Output : 16 Port
 Display / Recording Speed: Max. 30 IPS per channel (NTSC),
configurable. Max. 25 IPS per
channel (PAL), configurable480
FPS.
 Recording Resolution :
 CVBS (PAL) : 704x576
 CVBS (NTSC) : 704x480
 VGA : 1920x1080, 1280x1024,
1280x720, 1024 x 768
 HDMI : 1920 x 1080, 1280 x 1024, 1280 x
720, 1024 x 768
 960H camera : 960x576 (PAL),
 960x480 (NTSC)

156
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

 720H camera : 704x576 (PAL),


 704x480 (NTSC).
 Image Compression Size : MPEG 4+ 360 x 288 : about 1 ~ 5
KB ; JPEG 360 x 288 : about 3 ~
10 KB
 Voice Recording : 8 Chanel
 Compression Mode : MPEG 4+ / JPEG
 Motion Detection : On, Off (4 programmable zones)
 Networking : Modem, ISDN, LAN, TCP / IP,
PPPoE, DHCP, EZVIZ Cloud P2P,
DNS, DDNS, NTP, SADP, SMTP,
SNMP, NFS, iSCSI, UPnPTM,
HTTPS
 Backup Device ( Option ) : 3.5”FDD,HDD,DVD-RAM,CD-
RW,ZIP- DrivE
 Pan / Tilt / Zoom Control : RS-422/485 Interface
 Size ( WHD ) : 375 x 290 x 50 mm (14,8 x 11,4
x 2,0 inch) excluding cabling and
feet (5 mm)
 Weight : 2,5 Kg ( 5,51 lbs ) approx.
excluding HDD(s) and DVD
writer.

2.2.4 Pengkabelan
Untuk Instalasi CCTV terdiri dari :
1. Coaxial cable untuk sinyal video
< 120 M : RG 59 B/U (3C/2V)
< 180 M : RG 6 A/U (5C/2V)
< 280 M : RG 11 A/U (7C/2V)
2. Kabel Kontrol
Kabel Kontrol terdiri dari jenis unshielded dengan isi serabut (12 x AWG
22 atau AWG 24) atau kabel tunggal (ITC 6 x 2 x 0,6 mm).
3. Kabel Daya
Jenis kabel daya adalah NYMHY atau NYA 2 x 1,5 mm
4. Pipa Pelindung
Jenis yang digunakan adalah pipa PVC lengkap dengan klem, tee, socket
(fitting-fitting) dan sebagainya.

157
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

2.3 PERSYARATAN BAHAN / MATERIAL

2.3.1 Umum
Semua material yang disuplai dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan
material tersebut cocok dan sesuai untuk daerah tropis. Material-material
haruslah dari produk dengan kualitas terbaik dan produksi terbaru. Untuk
material-material yang disebut dibawah ini maka Pemilik harus menjamin
bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan menunjukkan
surat order pengiriman dari dealer / agen / pabrik. Kontraktor harus
mengganti material yang tidak disetujui karena menyimpang dari
spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya extra
/ tambahan.

2.3.2 Daftar Material


Untuk semua material yang ditawarkan maka Kontraktor harus mengisi
daftar material yang menyebutkan merk, type, kelas lengkap dengan
brosur / katalog yang dilampirkan pada waktu tender. Tabel daftar material
ini merupakan referensi produk yang diutamakan untuk komponen-
komponen yang berupa barang produksi pabrik.

2.3.3 Penyebutan Merk / Produk Pabrik


Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar menyebutkan
beberapa merk atau kelas mutu (quality preformance) material dan
komponen dalam taraf mutu / pabrik tertentu, maka dalam pelaksanan
proyek nanti apabila material yang disebutkan pada tabel material yang
setelah diusahakan tidak dapat diadakan oleh Kontraktor yang diakibatkan
oleh sesuatu alasan kuat dan benar dengan justifikasi teknis untuk dapat
diterima Pemilik dan Direksi, maka dapat dipikirkan penggantian merk /
type dengan konsekuensi atau suatu sanksi tertentu yang dikenakan
kepada Kontraktor.

2.3.4 Daftar Material / Produk Pabrik :

NO. MATERIAL REFERENSI PRODUK

Multi Plexer Recording /


1. Bosch, Honeywell, DIS, Wisenet
Digital Video Recorder - DVR

2. Monitor TOA, Sanyo, Hitron, Samsung

3. Kamera TOA, Sanyo, Hitron, Samsung

158
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

NO. MATERIAL REFERENSI PRODUK

4. Kabel Tray Trias, DS Tray, Three Star

5. Konduit Boss, Wavin, Rucika

BAB 3. PEKERJAAN LAIN-LAIN


3.1 Lingkup pekerjaan
Adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya Keamanan/jaga malam, obat-
obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada
masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa : Laporan
berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak. Catatan yang jelas
mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika diminta oleh
DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat
diserahkan.

3.2 Dokumen Foto :


1. Kontraktor diwajibkan membuat album dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan
dimulai 0 %, 50 % sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan
angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap pelaskanaan
pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui oleh DIREKSI
PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.
2. Syarat-syarat foto dokumentasi :
 Tiap Unit Bangunan diambil dari empat arah,
 Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
 Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan.
 Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui
direksi pekerjaan rangkap 3 (Tiga).
3. Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontrktor, Foto-foto tersebut harus
dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran. Segala
laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat dalam
bentuk buku harian rangkap 5 (lima) didisi pada formulir yang telah disetujui
oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di tempat pekerjaan.
Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata
pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempurna,

159
Rencana Kerja dan Syarat Teknis
Revitalisasi Pasar Baru Kota Tanjungpinang
Riau

maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh Kontraktor atas perintah


tertulis Penanggung Jawab Kegiatan. Rencana kerja dan syarat-syarat ini
menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan Penanggung Jawab
Kegiatan dalam melaksanakan pekerjaan ini.

160

Anda mungkin juga menyukai