Anda di halaman 1dari 31

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP


SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP
GEDUNG MINA BAHARI II, LT. 11 JALAN MERDEKA TIMUR NO.16

Rencana Kerja dan Syarat


(RKS)

Pengembangan dan Pembangunan Fasilitas


Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo Aceh
Tahun Anggaran 2023

PT. WAHANA PRAKARSA UTAMA


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

1 PERSYARATAN UMUM
1.1 Peraturan Yang Digunakan

Peraturan yang digunakan dalam pekerjaan ini bersifat mengikat,


kecuali dinyatakan lain di dalam uraian Rencana Kerja dan Syarat ini.
Peraturan – peraturan tersebut antara lain:
1) Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berisi tentang peraturan
standarisasi bahan bangunan yang berlaku dalam wilayah
Indonesia.
2) Standar Industri Indonesia (SII).
3) Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia (DTPI)
4) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 29/PRT/M/2006 tentang
Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung terhadap Bahaya
Kebakaran (Bab II Pasal 4 1b).
5) Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/KPTS/2008 tentang
Keputusan teknis pengamanan terhadap bahaya kebakaran pada
bangunan gedung dan lingkunan.
6) Peraturan Daerah tentang Ketentuan Penanggulangan Bahaya
Kebakaran, dan hal– hal lain yang berhubungan dengan peraturan
bangunan gedung di wilayah setempat.
7) Badan Standarisasi Nasional (BSN) “ SNI ” No. 03-6573-2001 tentang
Tata Cara Perancangan Pencahayaan Darurat Tanda Arah dan
Sistem Peringatan Bahaya pada bangunan Gedung.
8) Standard NFPA No. 72 / 2007, atau edisi terakhir.
9) SNI No. 0225-2011 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL
2011)
10) Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal – hal yang
belum diatur dalam standar/ peraturan diatas.
11) Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan
dengan tenaga listrik.
12) SNI No. 03-6197 tahun 2000 Tentang Konservasi Energi Sistem
Pencahayaan pada Bangunan Gedung.
13) SNI No. 03-7015 tahun 2004 Sistem Proteksi Petir pada Bangunan
Gedung
14) Peraturan bangunan dan instalasi bangunan yang dinyatakan
berlaku secara nasional :
− UU No. 18/1999 tentang “Jasa Konstruksi” serta PP terkait.
− UU No. 28/2002 tentang “ Bangunan Gedung” serta PP terkait.
15) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI–1982)/NI-3.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-1


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

16) Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Republik Indonesia No 13/SE/M/2019 tentang Penggunaan Baja
Tulangan Beton
17) SNI 2052-2017 Tentang Baja Tulangan Beton
18) SIN 2847-2013 tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan
Gedung
19) Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja.
20) Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1987 dan
PLN setempat.
21) Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Air Minum serta
Instalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
22) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI – 1971/NI-5).
23) Peraturan Semen Portland (SNI 15-2049-2004)
24) Peraturan dan Cara Uji Tekan Beton dengan Uji Silinder, SIN 1974:2011
25) Spesifikasi Bangunan Gedung Baja Struktural SNI 1729:2015
26) Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/
Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan
permasalahan bangunan.
27) Peraturan terbaru dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh
Jawatan/ Instansi Pemerintah Republik Indonesia yang
bertentangan ataupun dapat menganulir peraturan peraturan
diatas.
28) Undang-undang R.I. No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung
29) Peraturan Pemerintah R.I. No. 36 Tahun 2005, Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-undang No. 28 Tahun 2002, Tentang
Bangunan Gedung.
30) PERMEN PU NO. 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem
Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
31) PERMEN PU No. 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung.
32) PERDA (Peraturan Daerah) Setempat, Tentang Penanggulangan
Kebakaran
33) PERDA (Peraturan Daerah) Setempat, tentang Bangunan Gedung.
34) Keputusan Mentri Negara Pekerjaan Umum No: 10/KPTS/2000.
Ketentuan Teknis pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung dan Lingkungan.
35) SNI 03-1736-2000, Tata Cara Perencanaan Sistem Proteksi Pasif untuk
Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
36) SNI 03-1746-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan
Sarana Jalan Ke luar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-2


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

37) SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap Untuk


Proteksi Kebakaran.
38) SNI 03-3985-2000, Tata Cara Perencanaan, Pemasangan dan
Pengujian Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung.
39) Standar NFPA 20 tahun 2000 tentang “Installation of Stationery
Pumps for Fire Protection"
40) Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011
41) Japanese Industrial Institute (JIS)
42) British Standards (BS)
43) American National Standards Institute (ANSI)
44) American Welding Society (AWS)
45) American Society for Tooling Materials (ASTM)
46) American Water Works Association (AWWA)
47) American Society of Mechanical Engineers (ASME)
48) IEEE
49) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.Per.05/MEN/1982
50) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang,
seperti PLN, PERUMTEL, DitJen. Bina Lindung dari Pusat maupun
Daerah.

1.2 Syarat Administratif

Proses pelaksanaan pengadaan pekerjaan dan kualifikasi penyedia


untuk Pekerjaan Konstruksi mengacu pada Permen PU No. 7 Tahun 2019
tentang Standar Dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi.
1) Dalam hal peserta yang melakukan Kerja Sama Operasi (KSO):
a) Formulir kualifikasi dan Pakta Integritas ditandatangani oleh
seluruh anggota KSO, kecuali leadfirm KSO mengisi data
kualifikasi melalui SPSE;
b) Jumlah anggota KSO dapat dilakukan dengan batasan paling
banyak 3 (tiga), dipilih sesuai dengan kompleksitas pekerjaan
perusahaan dalam 1 (satu) kerjasama operasi; (jelaskan
justifikasi)
c) Leadfirm KSO harus memiliki kualifikasi setingkat atau lebih tinggi
dari badan usaha anggota KSO dengan porsi modal paling
banyak 70% (tujuh puluh persen).

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-3


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

2) Kualifikasi penyedia untuk Pekerjaan Konstruksi mengacu pada


Permen PU No. 7 Tahun 2019
a) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Izin Usaha Jasa
Konstruksi (IUJK);
b) Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi Usaha
Menengah, serta disyaratkan klasifikasi Jasa Pelaksana
Konstruksi, Bidang Bangunan Sipil, Jasa Pelaksana untuk
Konstruksi Saluran Air, Pelabuhan, DAM, dan Prasarana Sumber
Daya Air Lainnya (SI 001); Jasa Pelaksana Konstruksi, Bidang
Bangunan Gedung, Jasa Pelaksana untuk Konstruksi Bangunan
Komersil (BG 004) dan Jasa Pelaksana Konstruksi, Bidang
Bangunan Gedung, Jasa Pelaksana untuk Konstruksi Bangunan
Gedung Lainnya (BG 009).
c) Dalam hal ber-KSO, persyaratan kualifikasi usaha harus dipenuhi
oleh leadfirm KSO.
d) memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan
3 x NPt (Nilai pengalaman tertinggi) untuk kualifikasi Usaha
Menengah, pengalaman pekerjaan sesuai subklasifikasi SBU
yang disyaratkan. Nilai KD paling kurang sama dengan HPS;
e) Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban perpajakan (SPT
Tahunan) tahun pajak 2020;
f) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan);
g) Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait,
tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan
usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam
menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus
Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil
cuti diluar tanggungan Negara;
h) Pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi
pelaku usaha yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun;

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-4


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

i) Memiliki paling kurang 1 (satu) tenaga tetap bersertifikat ahli


(SKA) Muda yang sesuai dengan Subklasifikasi SBU yang
disyaratkan;
j) Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling
kurang sama dengan 10% (sepuluh perseratus) dari nilai total
HPS, yang disertai dengan laporan keuangan

1.3 Persyaratan Tenaga Kerja

Persyaratan tenaga kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan


pekerjaan ini antara lain:
No Posisi Kualifikasi Jumlah
Penugasan
1 Manajer S1 Teknik Sipil, minimal pengalaman 1 Orang
Pelaksanaan/ 4 tahun pada bidang pekerjaan
Manager Proyek sejenis, memiliki SKA Tingkat Madya
Ahli Manajemen Konstruksi (602)/
Ahli Madya Manajemen
Konstruksi Jenjang 8 (MPK.02.005.8)
2 Manajer Teknik S1 Teknik Sipil, minimal pengalaman 1 Orang
Dermaga/ 4 tahun pada bidang pekerjaan
Sumber Daya Air sejenis, memiliki SKA Tingkat Madya
Ahli Teknik Dermaga (208) atau SKA
Tingkat Madya Ahli Teknik Sumber
Daya Air (211)
3 Manajer S1 Ekonomi/ Akuntansi, minimal 1 Orang
Keuangan pengalaman 4 tahun pada bidang
pekerjaan sejenis
4 Ahli K3 Konstruksi S1 Teknik Sipil, minimal pengalaman
3 tahun pada bidang pekerjaan 1 Orang
sejenis, memiliki Sertifikasi Ahli K3
5 Administrasi SMA/ SMK sederajat 1 Orang

1.4 Persyaratan Peralatan Kerja

Persyaratan peralatan kerja yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan


pekerjaan ini antara lain:

No Nama Alat Kapasitas Jumlah Status

1 Excavator Long Arm 160 Hp, Bucket 0,5m3 3 Unit Sewa/ Milik

2 Excavator 140 Hp, Bucket 0,5m3 2 Unit Sewa/ Milik

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-5


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

No Nama Alat Kapasitas Jumlah Status

3 Ponton 120 feet 3 Unit Sewa/ Milik

4 Bulldozer 150 Hp 3 Unit Sewa/ Milik

5 Dumptruck 6 m3 3 Unit Sewa/ Milik

6 Total Station - 2 Unit Sewa/ Milik

1.5 Pelaksanaan Kerja dan Gambar Pelaksanaan

1) Kontraktor Pelaksana wajib memeriksa, mencermati dan meneliti


semua gambar, rencana kerja dan syarat – syarat sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan, karena gambar rencana, gambar detail,
rencana kerja dan syarat, rencana anggaran biaya (owner
estimate/hps) bersifat saling melengkapi.

2) Apabila ada hal – hal yang tidak lazim dilaksanakan, atau bila
dilaksanakan dapat menimbulkan bahaya, atau bila dilaksanakan
akan menghilangkan fungsi bangunan maupun fungsi elemen
bangunan, maka kontraktor pelaksana wajib melakukan
permohonan penjelasan secara tertulis kepada konsultan
pengawas atau direksi dan mendapatkan persetujuan tertulis untuk
mengadakan perubahan seperlunya.

3) Apabila ada perbedaan antara gambar rencana, gambar detail,


rencana kerja dan syarat, rencana anggaran biaya (owner
estimate/hps), maka kontraktor pelaksana wajib melakukan
permohonan penjelasan kepada konsultan pengawas dan
diteruskan Pemberi Kerja dan Konsultan Perencana, dimana
selanjutnya Pemberi Kerja akan menetapkan kebutuhan mana
yang mengikat (yang harus dilaksanakan), dengan ketentuan
menguntungkan Negara.

4) Pelaksana pembangunan proyek dilaksanakan secara lengkap


termasuk mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua
bahan – bahan yang diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut
pengawasan dan hal – hal yang dianggap perlu lainnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-6


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

5) Kontraktor diwajibkan menangani semua keperluan yang


dibutuhkan untuk menuju pada penyelesaian dan pelaksanaan
pekerjaan secara cepat, baik dan lengkap

1.6 Persyaratan Persetujuan Material

1) Bahan dan peralatan yang diajukan harus sesuai dengan data


teknis dan merk / brand yang tercantum dalam spesifikasi tersebut
diatas.

2) Dalam pengadaan barang, semua product harus berasal dari Agen


/ Distributor resmi yang telah ditunjuk oleh Prinsipal masing – masing.
Surat penunjukan (dari Agen / Distributor) tersebut harus dilengkapi
dengan tanggal penunjukan serta masa berakhirnya (sudah
kadaluarsa atau belum).

3) Surat Penunjukan tersebut harus dilampirkan dalam setiap


pengajuan “Aprroval Material”.

4) Material-material tersebut diatas harus dilengkapi dengan surat


“Country of Origine” yang berasal dari pabrikan masing-masing dan
bukan dari Agen maupun Distributor.

Dalam surat “Country of Origine” berisikan beberapa hal sebagai


berikut:

a. Tercantum Nama pabrik pembuat, Negara asal dan Lokasi


pabrik.

b. Pengesahan dari Department yang terkait baik dari Pemerintah,


Lembaga resmi lainnya ataupun dari pabrikan sendiri.

c. Nomor seri barang (Serial Number) yang dikirim (kecuali untuk


barang -barang yang dibuat secara “Mass Production”,
sehingga tidak ada nomor serinya.

d. Tanggal pembuatan barang tersebut.

e. Kelengkapan-kelengkapan teknis pendukung lainnya yang


seharusnya dikirim bersama product yang bersangkutan.

f. Pencantuman nama Proyek dalam Surat “Country of Origin”.

5) Semua material / barang yang dikirim harus dilengkapi surat


pernyataan dar pabrik bahwa barang yang dikirim adalah barang

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-7


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

“BRAND NEW” dan bukan merupakan barang Rekondisi Pabrik,


barang-barang cacat / tidak sempurna, barang-barang ‘KW” atau
daur ulang yang dapat dijual dibawah harga pasaran.

6) Semua material yang dikirim harus dilengkapi dengan “Surat


Garansi” dari pabrikan yang menyatakan hal-hal sebagai berikut:

a. Jangka waktu dan periode masa garansi.

b. Kondisi-kondisi kerusakan yang akan diganti oleh pabrik.

c. Sifat garansi yang ditawarkan adalah

1. “One to one replacement” (ganti total) atau

2. “Hanya Spare Part” dan ongkos perbaikan saja atau kondisi


yang lain.

7) Pernyataan dari pabrik bahwa barang yang dikirim telah lulus test
dan dilampirkan hasil testnya (QC test atau Certificate of Factory
Test) pada saat barang on site.

8) Untuk material-material import, harus disertakan surat “Bill of


Leading” untuk pengechekan lapangan saat “On Site”.

9) Surat “Meet to Spek” (diberikan pada waktu serah terima pertama}


sebagai berikut,

a. Menyatakan bahwa barang yang dikirim sesuai dengan


parameter-parameter dalam spesifikasi.

b. Melampirkan hasil pengechekan lapangan waktu “On Site”.

c. Melampirkan hasil test (test lapangan atau test di site).

d. Ditanda tangani oleh Wakil Owner dan Konsultan Pengawas.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 1-8


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

2 PERSYARATAN MATERIAL
2.1 Persyaratan Bahan Bangunan dan Material Secara Umum

a. Semua bahan bangunan dan peralatan kerja untuk keperluan


pekerjaan ini, seluruhnya ditanggung dan disediakan oleh
Kontraktor Pelaksana.
b. Kontraktor pelaksana wajib memeriksa dan meneliti dokumen
outline spesifikasi/spesifikasi teknis dan diwajibkan memberikan
penawaran harga bahan bangunan, material, mesin yang akan
dipasang serta peralatan yang digunakan dalam pekerjaan ini
sesuai dengan yang tertera pada dokumen outline
spesifikasi/spesifikasi teknis.
c. Penyebutan suatu merk dagang, nama perusahaan maupun nama
pabrik pada keseluruhan dokumen kerja ini adalah untuk
keseragaman mutu dan melindungi Pemberi Kerja dari suatu merk
lain yang belum terkenal dan teruji kualitasnya. Apabila terdapat
perselisihan tentang merk/pemeriksaan bahan, maka Direksi
Lapangan berhak mengirimkan contoh-contoh bahan ke Balai
Penelitian Bahan Bangunan dan segala biaya yang berhubungan
dengan hal tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
d. Pemberi kerja berwenang untuk mendapatkan keterangan
mengenai asal dari bahan bangunan dan lain-lain, serta sebelum
digunakan agar diperiksakan terlebih dahulu kepada Direksi
Lapangan ditempat pekerjaan.
e. Bahan yang datang, sebelum diturunkan dari kendaraan
pengangkut harus diperiksa terlebih dahulu oleh konsultan
pengawas dan direksi lapangan untuk disetujui atau
ditolak/dikembalikan.
f. Dalam jangka waktu 2 x 24 jam, semua (bahan bangunan, material,
mesin yang akan dipasang, dan peralatan yang digunakan) yang
dinyatakan ditolak oleh pemberi kerja dan direksi lapangan agar
segera dikeluarkan dari lokasi proyek. Apabila bahan-bahan
tersebut masih tetap digunakan oleh Kontraktor Pelaksana, maka
Pemberi Kerja berhak memberi perintah untuk membongkar
kembali dan segala kerugian yang diakibatkannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
g. Nama Pabrik/Perusahaan/Merk yang ditentukan
1) Apabila pada dokumen outline spesifikasi/spesifikasi teknis
disebutkan nama perusahaan/nama pabrik/merk dari suatu
jenis bahan/komponen/material/mesin, maka Kontraktor
Pelaksana melakukan penawaran dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan dalam dokumen outline
spesifikasi/spesifikasi teknis. Tidak ada alasan bagi Kontraktor
Pelaksana pada waktu pelaksanaan pekerjaan menyatakan

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-1


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran, sukar


dipasaran, tidak mendapatkan harga yang sesuai.
2) Untuk barang-barang yang harus diimport, segera setelah
ditunjuk sebagai pemenang, Kontraktor Pelaksana harus
sesegera mungkin memesan pada agen tunggal ataupun agen
resmi ataupun distributor resmi di Indonesia.
3) Pemberi kerja berhak untuk mengklarifikasi agen tunggal, agen
resmi, distributor resmi yang ditunjuk oleh Kontraktor Pelaksana
untuk mendapatkan keaslian dokumen maupun keaslian
produk yang digunakan.
4) Apabila Kontraktor Pelaksana telah berusaha melakukan
pemesanan, namun pada saat pemesanan barang tersebut
tidak tersedia/stok kosong, maka Pemberi Kerja dapat
menentukan sendiri alternatif merk lain dengan spesifikasi
minimum yang sama. Setelah 30 (tiga puluh) hari kalender dari
penunjukan pemenang, Kontraktor Pelaksana harus
memberikan kepada Pemberi Kerja fotocopy dokumen
pemesanan material dari agen tunggal/agen resmi/distributor
resmi, yang menyatakan bahwa material tersebut telah
dipesan.
h. Jaminan Kualitas
1) Kontraktor Pelaksana menjamin pada Pemberi Kerja dan Direksi
Lapangan, bahwa semua bahan bangunan, material, mesin
yang akan dipasang serta peralatan yang digunakan untuk
pekerjaan adalah barang asli (original), dalam kondisi baru,
tidak cacat, bukan barang palsu, bukan barang tiruan, bukan
barang imitasi, kecuali ditentukan lain serta Kontraktor
Pelaksana menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan
dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
Dokumen Kontrak.
2) Apabila diminta, Kontraktor Pelaksana sanggup memberikan
bukti-bukti mengenai hal-hal tersebut pada butir ini.
3) Pemberi Kerja berhak untuk mendapatkan bukti keaslian dari
seluruh barang yang digunakan dalam pekerjaan ini, dan
Pemberi Kerja berhak untuk mengklarifikasi bukti-bukti tersebut.
4) Apabila ditemukan bahan bangunan, material, mesin yang
akan dipasang serta peralatan yang digunakan tidak
memenuhi persyaratan diatas, maka Kontraktor Pelaksana
wajib mengganti barang tersebut seperti yang dipersyaratkan.
5) Sebelum mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan, bahwa
pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna, semua
pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana
sepenuhnya.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-2


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

i. Subtitusi
1) Produk yang disebutkan nama pabriknya.
Material, peralatan, perkakas, aksesori yang disebutkan nama
perusahaan/nama pabrik/merk dalam dokumen outline
spesifikasi/spesifikasi teknis, Kontraktor Pelaksana harus
melengkapi produk yang disebutkan dalam dokumen tersebut.
Kontraktor Pelaksana dapat mengajukan produk pengganti
dengan spesifikasi setara hanya jika perusahaan/pabrik/merk
dari produk tersebut tidak memiliki stok barang/stok kosong
dengan disertai data-data yang lengkap untuk mendapatkan
persetujuan Direksi Lapangan sebelum pemesanan.
2) Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya.
bahan bangunan, material, mesin yang akan dipasang, dan
peralatan yang tidak disebutkan nama pabriknya dalam
dokumen outline spesifikasi/spesifikasi teknis, maka Kontraktor
Pelaksana harus mengajukan secara tertulis nama negara dari
pabrik yang menghasilkan katalog dan selanjutnya
menguraikan data-data yang menunjukkan secara benar
bahwa produk-produk yang dipergunakan adalah sesuai
dengan yang dipersyaratkan dalam dokumen outline
spesifikasi/spesifikasi teknis untuk mendapatkan persetujuan
Pemberi Kerja.
j. Material dan tenaga kerja. Seluruh peralatan, material yang
dipergunakan dalam pekerjaan ini harus baru. Seluruh peralatan
harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerja
harus mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan
khusus bagi pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakannya.
k. Koordinasi pekerjaan
1) Untuk kelancaran pekerjaan ini, Kontraktor Pelaksana harus
senantiasa berkoordinasi dengan seluruh pihak yang terlibat
dalam pekerjaan ini.
2) Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan segala pekerjaan
menurut uraian dan syarat-syarat pelaksanaan, gambar-
gambar dan instruksi-instruksi tertulis dari Direksi Lapangan.
3) Direksi Lapangan berhak memeriksa pekerjaan yang dilakukan
oleh Kontraktor Pelaksana pada setiap waktu. Bagaimanapun
juga kelalaian Direksi Lapangan dalam melakukan
pengontrolan terhadap kekeliruan-kekeliruan atas pekerjaan
yang dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana tidak menjadikan
Kontraktor Pelaksana bebas dari tanggung jawab.
4) Pekerjaan yang tidak memenuhi uraian dan syarat-syarat
pelaksanaan atau gambar atau instruksi tertulis dari Pemberi
Kerja harus diperbaiki atau dibongkar. Semua biaya yang
diperlukan untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-3


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

l. Klausal disebutkan kembali.


1) Apabila Dokumen tender ini ada klausal–klausal yang
disebutkan kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti
menghilangkan butir tersebut tetapi dengan pengertian lebih
menegaskan masalahnya.
2) Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara gambar atau
terhadap spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan
adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
3) Pemilik proyek dibebaskan dari hak patent dan lain-lain untuk
segala claim atau tuntutan terhadap hak-hak asasi manusia.

2.2 Listrik Kerja

Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor Pelaksana dan


diperoleh dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan. Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan
Direksi Lapangan. Daya listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi
Lapangan.

2.3 Pemeriksaan Bahan-Bahan

a. Semua bahan yang dipergunakan/diperlukan untuk pekerjaan ini


harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan sebelum
dipergunakan.
b. Apabila terdapat perselisihan dengan Kontraktor Pelaksana tentang
pemeriksaan bahan-bahan, Direksi Lapangan berhak meminta
kepada Kontraktor Pelaksana untuk mengambil contoh-contoh
yang didatangkan untuk diperiksakan ke laboratorium.
c. Selama ini Kontraktor Pelaksana dapat melanjutkan pekerjaan,
akan tetapi sama sekali atas tanggungannya sendiri. Apabila
ternyata bahwa bahan-bahan yang diperiksakan tersebut tidak
baik atau tidak memenuhi syarat-syarat, maka bahan-bahan
tersebut harus segera disingkirkan dan semua bagian pekerjaan
yang telah dikerjakan dengan bahan-bahan tersebut harus
dibongkar dan selanjutnya harus menggantikannya kembali
dengan bahan lain yang memenuhi syarat dengan biaya yang
timbul atas pekerjaan tersebut dibebankan pada Kontraktor
Pelaksana.
d. Semua biaya pemeriksaan di laboratorium tersebut dalam pasal ini
seluruhnya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-4


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

2.4 Bahan-Bahan Konstruksi

a. Geotextile
Geotextile sebagai pembatas dan stabilisasi tanah harus
memenuhi syarat untuk mencegah kontaminasi dua lapisan
aggregat yang berlainan jenis tetapi sekaligus harus dapat
meloloskan air tanpa terjadi penyumbatan. Penyedia Jasa harus
menyerahkan contoh material disertai dengan sertifikat dari pabrik
yang menjelaskan kapasitas teknis dari material geotextile.
1) Sifat-sifat fisik geotextile :
a) Geotextile harus dari jenis yang tidak dianyam (non-woven),
yang terdiri dari serabut menerus dengan bahan polimer
polypropylene yang diproduksi dengan teknik needle
punched. Kualitas dari polimer yang dipakai harus
bersertifikasi pabrik, tahan asam, alkaii dan zat kimia
didalam rentang pH 2-12 dan tidak mengalami hidrólisis
pada kondisi iklim tropis.
b) Geotextile harus mempunyai daya tahan terhadap
pengaruh kontak langsung dengan zat kimia yang
umumnya ada di dalam tanah dan air limbah serta memiliki
daya tahan terhadap mikro biologis lainnya.
c) Geotextile harus mempunyai kualitas filtrasi yang memadai
dan permeabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan
drainase pada tanah berbutir halus dengan tingkat
kejenuhan yang tinggi.
d) Geotextile harus mempunyai jaringan serabut yang stabil
sehingga memiliki ketahan terhadap kerusakan selama
proses konstruksi.
e) Geotextile yang dihasilkan dari potongan-potongan bahan
fiber atau daur ulang tidak diterima.
f) Setiap rol geotextile yang dikirim ke lapangan harus
mempunyai kode produksi dan pernyataan type yang
tertera jelas pada pembungkus luar maupun sepanjang
lembaran denga interval tertentu untuk pemeriksaan visual.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-5


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

2) GeotextileNon Woven
Bahan geotextile non woven adalah crimpedpolyester fiber
yang diikat dengan cara needle-punched staple fibre yang
dirancang khusus dengan ketebalan tinggi, tahan terhadap
coblosan (puncture) tinggi dan kapasitas mulur (elongation)
yang tinggi sehingga dapat mengikuti deformasi tanah akibat
beban besar.

Geotextile Non Woven harus memiliki properti seperti tertera


dalam tabel berikut :

Charecteristic value Test method Unit Certified


value
Raw material PES/PP/PA
Mass per unit area DIN EN 965 g/m2 ≥600
Thickness (x-s) DIN EN 964-1 mm ≥5
Tensile strength (x-s)  DIN EN ISO
Longitudinal 10319 KN/m ≥11,0
Transverse ≥11,0

Elongation at max. tensile DIN EN ISO %


strength 10319 ≥60
Longitudinal ≥40
Transverse
Puncture force (x-s)* DIN EN ISO Nm ≥1200
12236
Elongation at static DIN EN ISO % ≥35
puncture strength 12236
Effective opening size DIN E 60500 Part mm ≤0,1
6
Water permeability
coefficient DIN E 60500 Part m/s ≤8,0 x 10-3
at a load 2 kN/m2 Kv 4 m/s ≤1,7 x 10-2
Kh DIN E 60500 Part
7
Bonding method - - Needle
punched
Detector tested - - Yes
Standard roll dimension - m ≥5,0 x ≥50

Geotextile non woven dibuat dan dihasilkan dibawah


pengendalian mutu yang ketat. Pabrik telah bersertifikat ISO
9001 (2000).

3) Pemasangan
- Pemasangan Geotextile dilakukan dengan cara
memotong gulungan Geotextile dengan ukuran tertentu

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-6


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

dan dihamparkan pada tempat yang sesuai dengan


gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Penyambungan antar potongan lembaran Geotextile
dilakukan dengan jahitan yang menggunakan mesin jahit
Geotextile dengan overlap minimum 10 cm.
- Alat-alat berat tidak diperbolehkan beroperasi langsung
diatas lembaran Geotextile yang sudah terpasang
kecuali diatas hamparan Geotextile telah ada susunan
batu dengan ketebalan minimum 40 cm.

4) Kontrol Mutu
- Sebelum melaksanakan pekerjaan Geotextile Penyedia
Jasa harus menyerahkan contoh Geotextile yang akan
digunakan ukuran 10 cm x 20 cm dan contoh
sambungannya serta spesifikasi dari pabrik.
- Penyimpanan Geotextile dilokasi pekerjaan harus
terlindungi dari panas matahari dan terbebaskan dari
bahan-bahan yang mudah terbakar.
- Penyedia Jasa harus membuat rencana pemotongan,
penyambungan dan penghamparan Geotextile setiap
akan mulai melakukan pekerjaan untuk memperoleh
persetujuan Direksi Pekerjaan.
- Penyedia Jasa harus membuat laporan pelaksanaan
pekerjaan yang telah dilaksanakan setiap hari kerja
kepada Direksi Pekerjaan.
5) Pengukuran
a) Pengukuran pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan
Penyedia Jasa dilakukan secara bersama-sama oleh
Penyedia Jasa dan harus disetujui Direksi Pekerjaan
sebagai dasar pembayaran pekerjaan.
b) Luas pemasangan Geotextile yang dipakai sebagai
dasar pembayaran adalah luas Geotextile yang

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-7


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

terpasang dilokasi pekerjaan termasuk Geotextile yang


digunakan untuk pengukuran (apabila ada) tetapi tidak
termasuk material yang terbuang.
b. Batu
1) Sumber Material
Penyedia Jasa harus menyerahkan usaha sumber material
kepada Direksi Pekerjaan paling lambat 30 hari setelah
dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK) untuk mendapatkan
persetujuan. Usulan tersebut harus mencakup penjelasan
detail dari sumber material, sertifikat uji material, kapasitas
produksi, alat-alat yang digunakan serta cara
pengangkutannya.
2) Standar Pengetesan Material
Standar yang digunakan untuk pengawasan kualitas material
adalah ASTM terbitan terbaru dari bagian :
- C-88 Test for soundness of Aggregate by use of Sodium
Sulfate or Magnesium Sulfate.
- C-97 Test for Compressive Strength of Natural Building
Stone.
- C-170 Test for Resistance to Abrasion of Large Size Coarse
Aggregate by use of the Los Angeles Machine.
- C-131-03 Abration Test
Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian-pengujian
dengan menggunakan standar pengetesan tersebut diatas
atau standar lain yang diakui atas persetujuan Direksi
Pekerjaan sebelum memulai pekerjaan.
3) Spesifikasi Batu
Material batu untuk Tanggul yang digunakan harus memenuhi
klasifikasi berikut ini :
a) Semua material harus diambil dari sumber yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-8


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

b) Ukuran batu yang digunakan harus sesuai dengan gambar


rencana.
Ukuran batu untuk setiap lapisan Tanggul PPS Lampulo
sebagai berikut:
• Primary layer : Timbunan Batu 1000 - 1500 kg
• Secondary layer : Timbunan Batu 500 - 800 kg
c) Batu harus dari jenis batu pecah yang keras, kompak,
padat serta tahan lama. Batu tersebut harus bebas dari
retakan, lapisan lunak, serta material lain yang dapat
mengakibatkan batu menjadi hancur atau pecah selama
pengangkutan, pemasangan, atau akibat cuaca. Batu
dengan bentuk bulat dan lincin tidak diijinkan digunakan
untuk kontruksi Tanggul.
d) Batu harus sesuai dengan kualitas yang diminta berikut ini:
- Daya serap airnya tidak lebih 3% beratnya
- Spesific Gravity tidak kurang dari 2.600 kg/m3
- Kekuatan tekan minimum tidak kurang dari 600 kg/cm 2

RENCANA KERJA DAN SYARAT 2-9


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

3 SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PERSIAPAN


3.1 Sasaran Pekerjaan Yang Dilaksanakan

Nama Pekerjaan : Pengembangan dan Pembangunan


Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera
(PPS) Lampulo
Lokasi : Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
Lampulo
Sasaran Pekerjaan : Kolam Pelabuhan Perikanan Samudera
(PPS) Lampulo

3.2 Syarat-Syarat Umum Dan Teknis

3.2.1 Alat dan Perlengkapan Pekerjaan


a. Peralatan pengangkutan material batu dari quary ke lokasi
pekerjaan mengunakan dump truk.
b. Peralatan yang digunakan untuk menyusun batu digunakan
excavator.
c. Peralatan yang digunakan untuk mengangkut semen
digunakan ready mix truck.
d. Excavator+ Ponton, Excavator standar, Bulldozer dan
Dumptruck untuk kebutuhan Rehabilitasi Kolam Labuh.
e. Alat-alat ukur (Theodolith, waterpas, meteran dan lain-lain)
f. Alat-alat pemotong, penduga dan penarik
g. Alat-alat pengetesan lainnya yang diperlukan
h. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa akan
mengganti peralatan, maka Penyedia Jasa harus
melaporkan kepada pemberi tugas dalam hal ini kepada
Direksi Pekerjaan.
i. Pada prinsipnya pemberi tugas tidak keberatan apabila
dalam pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa bermaksud
ingin menambah jumlah peralatan untuk meningkatkan
kapasitas peralatan guna mempercepat penyelesaian
pekerjaan dari yang telah ditentukan pemberi tugas,
selama penambahan peralatan tersebut tidak akan
diadakan penambahan biaya.
j. Dalam melaksanakan pekerjaan untuk pengukuran
kembali, Penyedia Jasa harus menyiapkan instrumen survei
minimal sebagai berikut.

- 3 (tiga) buah handy talky

- 1 (satu) buah Theodolite dan 1 (satu) GPS

k. Penyedia Jasa harus menjamin kondisi peralatan yang


dipergunakan selalu berada dalam kondisi baik, sehingga

RENCANA KERJA DAN SYARAT 3-1


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

dalam pelaksanaan pekerjaan tidak terjadi kerusakan-


kerusakan yang dapat menghambat pelaksanaan
pekerjaan.
l. Apabila terjadi kerusakan pada peralatan/perlengkapan,
maka Penyedia Jasa wajib segera mengatasinya atau
mengganti peralatan/perlengkapan tersebut tanpa
menimbulkan hambatan-hambatan kerja.

3.2.2 Pengukuran (Uitzetting) dan Positioning


a. Untuk mendukung pelaksanaan pekerjan konstruksi,
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran terlebih
dahulu. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran tersebut harus
disaksikan oleh pengawas/pihak Direksi Pekerjaan yang
akan menunjukkan titik referensi.

b. Patok-patok sementara yang terpasang dibuat dari kayu,


dipasang pada setiap jarak antara 25 sampai 50 meter atau
ditentukan dalam jarak lain, menurut pertimbangan teknis
oleh Direksi Pekerjaan. Patok-patok ini dipasang sedemikian
rupa sehingga tidak mudah goyang atau hilang dan patok
ini dipakai sebagai titik uitzet, dimana ketinggian patok
tersebut dapat diketahui dari hasil pengukuran. Agar
mudah terlihat, patok dicat warna merah.

c. Penyedia Jasa diwajibkan menjaga titik uitzet ini sebagai titik


bantu dalam pelaksanaan pekerjaan baik oleh Direksi
Pekerjaan pekerjaan ataupun oleh Tim Pemeriksa Serah
terima Pekerjaan. Apabila patok/titik uitzet tersebut
hilang/rusak maka Penyedia Jasa diwajibkan mengganti
patok baru dengan persetujuan Direksi Pekerjaan atas biaya
Penyedia Jasa.

d. Pengukuran M.C-0, untuk mutual chek nol yang akan


menghasilkan:

- Data Ukur
- Gambar situasi
- Gambar profil memanjang
- Construction Drawing (CD)

e. Setiap hasil pengukuran baik yang data ukur dan gambar


harus diketahui dan diparaf dan ditandatangani oleh Pihak
Penyedia Jasa serta Pihak Direksi Pekerjaan. Data dan
gambar yang disajikan harus dibuat pada kertas reproduksi
yang berkualitas baik, sehingga hasilnya dapat dibaca
dengan jelas dan dijilid rapi.

f. Penyedia Jasa harus telah menyerahkan gambar-gambar


Contruction Drawing (CD) dari pengukuran MC-0, selambat-
lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender setelah
diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja untuk diperiksa
oleh Direksi Pekerjaan sebelum dilakukan persetujuan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 3-2


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

g. Setiap ada terjadi perubahan dalam pelaksanaan


pekerjaan harus dituangkan dalam gambar dan tulisan dan
boleh dilaksanakan setelah mendapat persetujuan pihak
Direksi Pekerjaan.

h. Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah


larut dalam harga satuan pekerjaan.

3.2.3 Direksi Keet dan Gudang


a. Direksi Keet
- Kantor Direksi Lapangan yang disiapkan oleh Penyedia
Jasa adalah merupakan bagian dari persiapan Penyedia
Jasa dalam pekerjaan sementara sesuai dengan yang
tertuang dalam rencana anggaran biaya.
- Barak kerja untuk pemondokan pekerja maupun
bangunan gudang, bengkel sebagai penyimpanan
bahan/material ataupun peralatan kerja harus sesuai
dengan spesifikasi umum.
- Apabila tidak disebutkan dalam RAB atau ketentuan lain,
tetap harus dilaksanakan dan biaya yang timbul akibat
kegiatan ini dianggap larut dalam harga satuan
pekerjaan lainnya.
b. Pembuatan dan Pemeliharaan Jalan Masuk
- Untuk kelancaran mendatangkan bahan/material
maupun alat-alat berat ke dan dari lokasi proyek,
Penyedia Jasa dapat memanfaatkan jalan desa, jalan
inspeksi yang sudah ada.
- Apabila jalan masuk tersebut rusak yang diakibatkan lalu
lalangnya alat-alat berat dan lain-lainnya ke dan dari
lokasi proyek Penyedia Jasa harus memperbaikinya.
- Biaya yang timbul akibat kegiatan ini dianggap larut
dalam harga satuan pekerjaan lainnya.

3.2.4 Papan Nama Proyek


a. Penyedia Jasa harus membuat papan nama proyek
minimal 1 (satu) buah dan ditempatkan pada lokasi yang
ditenetukan Direksi Pekerjaan
b. Papan nama proyek yang merupakan sarana informasi
supaya dipasang pada awal kegiatan dengan tempat
yang strategis agar masyarakat dapat mengetahui
informasi tersebut
c. Tulisan huruf dan angka papan nama kegiatan juga harus
jelas terbaca oleh masyarakat.

3.2.5 Kesehatan dan Keselamatan Kerja


a. Penyedia Jasa membangun dan memelihara rintangan-
rintangan, lampu peringatan yang sesuai dan cukup,
tanda-tanda bahaya dan isyarat-isyarat, serta harus
mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk
perlindungan para pekerja dan keselamatan umum.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 3-3


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

b. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas dan peralatan


keselamatan kerja sesuai standar K3.
c. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja
konstruksi maupun penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan
tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
d. Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan
pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 02/PRT/M/2018 tentang perubahan Atas
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014
Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan
Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan dan
Jembatan No. 004/BM/2006 serta Surat Edaran Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 11/SE/M/2019
tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelenggaraan Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi serta peraturan terkait
lainnya.
e. Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan
memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan
sesuai dengan Rencana Keselematan Konstruksi (RKK) yang
telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f. Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya
Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3
sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan
oleh Pengguna Jasa.
g. Penyedia Jasa harus membuat Laporan Rutin Kegiatan
Penerapan RKK ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan
tembusannya disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.
h. Penyedia Jasa harus melaksanakan Audit Internal K3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
i. Penyedia Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RKK
(pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang)
setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berlangsung.
j. Penyedia jasa wajib memastikan area kerja dalam keadaan
yang baik (tidak licin, tanah dalam keadaan rata, tidak
bergelombang)
k. Penyedia jasa wajib memastikan peralatan/mesin/alat berat
yang digunakan dalam kondisi baik (tidak bergetar/bising
melebihi nilai ambang batas, tidak berkarat, tidak rapuh)
l. Penyedia jasa wajib memastikan pekerjaan dilaksanakan
dalam kondisi penerangan yang baik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 3-4


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

m. Penyedia jasa wajib memastikan pekerja yang bekerja dalam


kondisi fisik yang optimal.
n. Penyedia jasa wajib meletakkan material konstruksi pada
tempat yang baik, aman dan terlindung. Material konstruksi
tidak boleh menghalangi ruang gerak pekerja.
o. Penyedia jasa wajib menyediakan alat keselamatan untuk
para pekerja, baik pekerjaan di darat, maupun pekerjaan di
laut (body harness, helm safety, sepatu safety, lifejacket)
sesuai dengan persyaratan yang tertera dalam rencana
anggaran biaya
3.2.6 Pembersihan Lapangan dan Perapihan Lahan Kerja
a. Pekerjaan pembersihan pada lokasi/lapangan pekerjaan
maupun lokasi untuk jalan masuk peralatan agar dapat
ditempuh langsung dengan mudah. Semua daerah yang
ditempati bangunan atau yang dilewati jalur bangunan
dibersihkan sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Pembersihan
meliputi pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain
yang mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil
pembersihan itu harus ditempatkan diluar tempat kerja atau
dibuang, kecuali ada ketentuan lain sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
b. Pekerjaan tebas tebang dilakukan pada lokasi pekerjaan
yang banyak ditumbuhi pepohonan dengan diameter lebih
besar 30 cm, yang bertujuan untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan tersebut dipotong-potong dan
kemudian ditumpuk pada suatu lokasi/ tempat dengan
syarat tidak menggangu lingkungan atau dibuang kelokasi
lainnya sesuai dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
c. Pekerjaan cabut tunggul dilaksanakan pada lokasi dimana
akan dibangun suatu bangunan tanggul yang banyak
terdapat pepohonan, apabila dilaksanakan pekerjaan cabut
tunggul dibuang keluar lokasi pekerjaan dengan syarat tidak
merusak lingkungan atau dibuang kelokasi lainnya atas
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
d. Penyedia Jasa diminta untuk memulai pekerjaan
pembersihan ini sebelum pekerjaan utama dimulai.
e. Semua kerusakan yang timbul akibat pekerjaan tersebut
terhadap milik umum atau perseorangan yang dilaksanakan
untuk Penyedia Jasa, hal tersebut harus diperbaiki atau
diganti atas biaya Penyedia Jasa.
f. Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah
larut dalam harga satuan pekerjaan.

3.2.7 Listrik Kerja


Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh
dari sambungan sementara PLN setempat selama masa
pembangunan. Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga
listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara

RENCANA KERJA DAN SYARAT 3-5


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan


harus atas petunjuk Konsultan Pengawas.
3.2.8 Mobilisasi dan Demobilisasi
a. Sesuai persyaratan dalam Kontrak, maka Penyedia Jasa
harus mengadakan Mobilisasi peralatan yang akan dipakai
dalam melaksanakan pekerjaan.
b. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan
untuk mendatangkan alat berat ke dan dari lokasi
pekerjaan.
c. Pembayaran untuk pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
dapat dilakukan lump sump dalam 2 (dua) tahap yaitu:
- Tahap kesatu sebesar 50% (lima puluh persen) pada
tahap akhir mobilisasi (mendatangkan alat), dan alat
siap dioperasikan.
- Tahap kedua sebesar 50% (lima puluh persen) pada
saat pekerjaan konstruksi siap 100% (seratus persen) dan
alat sudah dipulangkan.
3.2.9 Penyelesaian Pekerjaan
a. Pembongkaran dan Pembersihan Tempat Kerja
- Setelah penyelesaian pekerjaan konstruksi dan sebelum
disetujui Direksi, Penyedia jasaharus membongkar
bangunan–bangunan, sampah barang-barang yang
tidak berguna, tangki-tangki penyimpanan, jaringan
listrik sementara dan bangunan yang ada, kecuali
fasilitas-fasilitas yang tercantum dalam speksifikasi
umum, menimbun lubang-lubang dan merapikan
tempat-tempat yang berongga yang diperlukan
selama pelaksanaan dan meninggalkan wilayah
kegiatan seperti keadaan semula sebagaimana
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan dalam hal kontraktor
menolak atau gagal dalam melaksanakan pekerjaan ini
dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah diberitahukan
oleh Direksi pekerjaan, Bangunan-bangunan dan
tambahan-tambahan lainnya menjadi milik pemilik dan
selanjutnya apabila ada kegagalan/kelalaian
kontraktor untuk melaksanakannya, maka pekerjaan
tersebut diambil alih oleh pemberi pekerjaan atas biaya
kontraktor.
- Biaya pembokaran dan pembersihan tempat kerja dan
fasilitas/bangunan lainnya harus sudah larut dalam
harga penawaran untuk bermacam-macam item
dalam daftar kualitas dan harga.
b. Yang Harus Diserahkan kepada pemberi Kerja:
- Dengan selesainya waktu pemeliharaan atau pada
tanggal-tanggal yang telah lebih awal dikehendaki
oleh Direksi, kontraktor harus mengosongkan dan
menyerahkan kepada Direksi seperti yang telah
ditentukan dalam pasal ini. Semua unit perumahan,
kantor dan fasilitas yang lain harus dibersihkan dan
dalam keadaaan yang baik, (kecuali untuk

RENCANA KERJA DAN SYARAT 3-6


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

membongkar) apabila diserahkan kepada pemberi


kerja.
c. Penerimaan Pekerjaan Rehabilitasi Kolam Labuh
- Berdasarkan progress sounding terakhir yang
dilaksanakan oleh Penyedia Jasa dimana Penyedia
Jasa menganggap bahwa pekerjaan tersebut telah
diselesaikan dan mendapatkan persetujuan dari
konsultan Pengawas. Maka Penyedia Jasa
menyampaikan surat pemberitahuan pada pemberi
tugas yang menyatakan pekerjaan tersebut telah
selesai dilaksanakan. Selambat-lambatnya 1 (satu)
minggu setelah surat pemberitahuan tersebut diterima,
pelaksanaan final sounding harus sudah dimulai.
- Bila ternyata dari hasil sounding yang dilakukan oleh
pemberi tugas/konsultan pengawas berdasarkan
permintaan Penyedia Jasa, desain yang disyaratkan
belum dipenuhi, maka Penyedia Jasa harus melakukan
pengerukan ulang dan diadakan final sounding kembali
atas beban Penyedia Jasa.
3.2.10 Lain-Lain
a. Masa pemeliharaan pekerjaan 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender.
b. Apabila karena satu dan lain-lain hal terjadinya kecelakaan,
maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa
untuk menyelesaikan sesuai peraturan-peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Kontraktor mengadakan pengelolaan manajemen
pelaksanaan pekerjaan, dengan mengurus segala hal yang
berhubungan dengan tanggung jawab terhadap kontrak
ini, termasuk semua pengurusan dan perijinan administrasi
yang menjadi tugas dari kontrator selaku penyedia jasa
yang antara lain adalah :
- Penyediaan dokumen lengkap dengan gambar
gambar;
- Gambar pelaksanaan / Shop drawing;
- Gambar terlaksana / As built drawing;
- Pemeriksaan dan pengujian bahan;
- Foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 3-7


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

4 SYARAT TEKNIS PEKERJAAN GROIN DAN


REHABILITASI KOLAM

4.1 Lingkup Pekerjaan

• Pekerjaan Persiapan
• Pekerjaan Groin
• Pekerjaan Rehabilitasi Kolam Labuh

4.2 Syarat-syarat Pelaksanaan

• Pelaksanaan pekerjaan harus memperhatikan kaidah keselamatan


kerja dan diawasi oleh Konsultan Pengawas atas persetujuan Pemilik
Pekerjaan
• Produksi Bahan
Material atau bahan dapat diperoleh dari supplier yang khusus
memproduksi bahan tersebut sesuai dengan gambar dan spesifikasi
yang telah ditetapkan. Supplier tersebut haruslah supplier yang sudah
memiliki sertifikat untuk memproduksi bahan tersebut dan supplier
harus memberikan jaminan untuk keseragaman mutu serta ukuran,
sesuai dengan yang disyaratkan dalam dokumen Kontrak Konstruksi.
Dalam hal material yang digunakan merupakan material dari alam,
maka pelaksana harus mengambil material tersebut dari penyedia
material yang memiliki izin usaha pertambangan yang masih berlaku.
• Persiapan Pekerjaan Groin
Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana diwajibkan untuk
melakukan pengukuran, baik elevasi area kerja dan luasan area kerja
terhadap area pekerjaan dan memasang pembatas area agar
pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa hambatan.
Lalu lintas dalam kawasan di lokasi pekerjaan hendaknya dapat
diatur sedemikian rupa agar mobilisasi material dan alat kerja dapat
berjalan dengan baik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 4-1


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

• Persiapan Pekerjaan Rehabilitasi Kolam


Sebelum melaksanakan pekerjaan, pelaksana diwajibkan untuk
melakukan pengukuran, baik elevasi area kerja dan luasan area kerja
terhadap area pekerjaan dan memasang pembatas area agar
pekerjaan dapat dilaksanakan tanpa hambatan.
Selain melakukan pengukuran di area pekerjaan, pelaksana juga
wajib melakukan pengukuran di area pembuangan hasil rehabilitasi
kolam, dimana elevasi lahan dan batas batas lahan di area tersebut
harus dicatat dan disepakati bersama dengan PPK.
Kontraktor Pelaksana juga diwajibkan menyediakan beberapa buah
papan penanda dengan garis ukur (mistar, papan ukur, atau lain lain)
yang disebar di beberapa titik pada area pembuangan. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk pengendalian pekerjaan, khususnya
dalam mengetahui volume pekerjaan.

4.3 Material/Bahan

Material yang digunakan harus memenuhi syarat syarat yang telah


diberikan pada bab persyaratan material.

4.4 Pengangkutan

Pengangkutan material / bahan harus dilakukan dengan hati-hati. Jika


diperlukan, Kontraktor harus menyediakan troli / gerobak dorong atau
alat lainnya untuk mencegah terjadinya kerusakan pada material.
Kerusakan material yang terjadi selama pengangkutan dan proses
pemasangan harus diganti dan biaya yang muncul ini menjadi
tanggungjawab Kontraktor.

4.5 Pembuatan Groin

Pekerjaan pembangunan Groin PPS Lampulo Kota Banda Aceh


meliputi:

a. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan excavator, dumptruck dan


peralatan penunjang lainnya.
b. Melaksanakan pekerjaan rehabilitasi dengan data sebagai berikut:
1) Lokasi yang dikeruk : Areal penempatan tanggul (Lihat
Gambar Rencana)
2) Luas yang dikeruk : (Lihat Gambar Rencana)

RENCANA KERJA DAN SYARAT 4-2


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

3) Slope/kemiringan : 1:2
4) Volume keruk : Sesuai dengan volume pekerjaan
5) Jenis material keruk : Pasir

c. Melaksanakan pembangunan Tanggul dengan data sebagai


berikut:
1) Lokasi Tanggul : PPS Lampulo
2) Panjang Tanggul : 460 m (Lihat Album Gambar)
3) Elevasi puncak Tanggul : + 3,00 m dari MSL
4) Sisi miring Tanggul bagian luar : 1 : 2
5) Sisi miring Tanggul bagian alur : 1 : 2
6) Material Tanggul
- Primary layer : Timbunan Batu 1000 - 1500 kg
- Secondary layer : Timbunan Batu 500 - 800 kg
- Lapisan geotextile : Non Woven
- Berat jenis batu : 2600 kg/m3
7) Volume Tanggul
- Primary layer : Sesuai dengan volume pekerjaan
- Secondary layer : Sesuai dengan volume pekerjaan
- Lapisan geotextile : Sesuai dengan volume pekerjaan

RENCANA KERJA DAN SYARAT 4-3


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

4.6 Pekerjaan Rehabilitasi Kolam

Pekerjaan Rehabilitasi Kolam Labuh Pelabuhan Perikanan Samudera


(PPS) Lampulo meliputi:
a. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan Excavator standar,
Excavator+Ponton, Bulldozer, Dumptruck dan peralatan penunjang
lainnya.
b. Melaksanakan pekerjaan rehabilitasi dengan data sebagai berikut:
1) Lokasi yang dikeruk : Kolam Labuh B (Lihat Album Gambar)

2) Luas yang dikeruk : (Lihat Album Gambar)

3) Kedalaman yang dikeruk: Kolam Pelabuhan -4.50 m MSL

4) Slope/kemiringan :1:3

5) Volume keruk : sesuai dengan volume pekerjaan

6) Jenis material keruk : Tanah lunak dan pasir

c. Menyiapkan dan memasang tanda-tanda kerja keruk beserta


posisi yang diperlukan guna memungkinkan excavator + Ponton
dan alat bantunya bekerja teratur, efektif dan efisien;
d. Melaksanakan pekerjaan pengerukan dan pembuangan material
hasil pengerukan di lokasi dumping/stock pile;
e. Melakukan cek sounding untuk monitor kemajuan keruk;
f. Melaksanakan progress sounding (pemeruman kemajuan
pelaksanaan pekerjaan) untuk mendukung dalam penagihan
termin pembayaran.
g. Dumping Area (Area Pembuangan), Material hasil kerukan harus
dibuang pada tempat yang telah ditentukan oleh pemberi tugas
dan telah direkomendasikan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh.
Dalam hal area pembuangan tidak mencukupi untuk menampung
hasil kegiatan rehabilitasi kolam, maka pelaksana pekerjaan wajib
berkoordinasi dengan PPK, Pemerintah Kota Banda Aceh, dan
Pemerintah Provinsi Aceh.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 4-4


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

4.7 Kriteria Serah Terima Pekerjaan

• Kontraktor harus melakukan kontrol kualitas dari bangunan yang telah


terpasang pada pekerjaan groin dan kontraktor juga perlu
melakukan cek sounding untuk monitor kemajuan keruk. Pekerjaan ini
akan dinyatakan diterima bila telah memenuhi syarat seperti yang
ditunjukkan dalam gambar rencana dan spesifikasi yang disyaratkan,
dengan beberapa ketentuan, antara lain:
o Melaksanakan progress sounding (pemeruman kemajuan
pelaksanaan pekerjaan) untuk mendukung dalam penagihan
termin pembayaran.
o Pekerjaan ini termasuk pengangkatan/pembersihan yang di
temui di lokasi pekerjaan atau benda-benda keras lainnya.
o Kontraktor diwajibkan membuat laporan harian sesuai dengan
yang telah ditentukan dan di kirim setiap minggu kepada
pemberi pekerjaan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 4-5


PT WAHANA PRAKARSA UTAMA KAJIAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) LAMPULO

5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari dokumen rencana kerja dan syarat ini adalah:

a) Rencana kerja dan syarat ini menjadi satu kesatuan dalam dokumen Kajian
Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Lampulo,
dimana dokumen ini bersifat saling melengkapi dokumen lainnya.
b) Diharapkan penyedia jasa konstruksi dapat melaksanakan pekerjaan dengan
baik sesuai dengan kaidah konstruksi dan mentaati prinsip pengadaan yang
tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran, tepat biaya dan tepat mutu.

5.2 Rekomendasi

a) Selama proses pekerjaan konstruksi, penyedia jasa konstruksi hendaknya


berkoordinasi secara ketat dengan konsultan pengawas dan pihak pemberi
kerja agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan kendala yang dihadapi
di lokasi pekerjaan dapat segera terselesaikan.
b) Jika terdapat perbedaan antara kondisi lapangan dengan dokumen
perencanaan, ataupun terdapat perbedaan antara dokumen perencanaan
yang satu dengan yang lainnya, hendaknya penyedia jasa konstruksi
mengajukan pertanyaan (request for information) kepada konsultan
pengawas agar permasalahannya dapat diteruskan ke pemberi kerja dan
juga konsultan perencana.

RENCANA KERJA DAN SYARAT 5-1

Anda mungkin juga menyukai