Anda di halaman 1dari 297

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)
Perencanaan Pembangunan Gedung Serbaguna Universitas Tadulako
Kota Palu;
Sulawesi Tengah

KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
BALAI PRASARANA PERMUKMAN WILAYAH SULAWESI TENGAH
SATKER PRASARANA PERMUKMAN WILAYAH SULAWESI TENGAH

Konsultan Perencanaan :

TMC6 - CERC

TAHUN ANGGARAN
2020

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT Halaman - 1


GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

BAB I

UMUM

1. PERATURAN
1.1.Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar
Industri Indonesia (SII) dan Peraturan-peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan
setempat lainnya yang berlaku atau jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain:
- Tata Cara Penghitungan Pembebanan untuk Bangunan Rumah dan
Gedung, SNI - 2013.
- Tata Cara P erenc an aan Ket ah an an G em pa
u n t u k Bangunan Gedung, SNI 03-1726-2012.
- Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-
2847-2013.
- Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-
1729-2012.
- NI • 2 (1971) Peraturan Beton Bertulang Indonesia
- NI• (1983) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (SKBI.1.3.55.1987)
- NI • 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia
- NI • 5Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
- NI • 8Peraturan Semen Portland Indonesia
- NI • 10Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
- Peraturan Plumbing Indonesia
- Peraturan Umum Instalasi Listrik
- Standart Industri Indonesia (SII)
- Standard Nasional Indonesia (SNI)
- ASTM, JIS dan lain sebagainya yang dianggap berhubungan dengan bagian-bagian
pekerjaan ini.
- Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-15-1991-
03).
- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1983.
- Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang Biasa dan Struktur Tembok
Bertulang untuk Gedung 1983.
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)-NI-3.
- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 (NI-8).
- Mutu dan Cara Uji Semen Portland (SII 0013-81).
- Mutu dan Cara Uji Agregat Beton (SII 0052-80).
- Baja Tulangan Beton (SII 0136-84).
- Peraturan Bangunan Nasional 1978.
- Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
- Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.53.1987 UDC:699.81:624.04).
Halaman - 1
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standart- standart yang


disebut diatas, maupun standart-standart Nasional lainnya, maka diberlakukan
standart-standart Internasional yang berlaku atau pekerjaan-pekerjaan tersebut atau
setidak-tidaknya berlaku standart-standart Persyaratan Teknis dari Negara-negara
asal bahan/ pekerjaan yang bersangkutan dan dari produk yang ditentukan pabrik
pembuatnya.
b. Peraturan lain :
Algemene Voorwaarden Voor de uitvoering bijaaneming van openbare werken
in Indonesia (AV) yang disetujui dengan Gouvernement Besluit tanggal 28 Mei
1941 No.9, Bagian pertama Pasal 1 sampai Pasal 65 dan tambahan lembaran Negara
No.14571.
Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang persyaratan teknisnya tidak diatur dalam
Persyaratan Teknis Umum/ Khususnya maupun salah satu dari ketentuan yang
disebutkan diatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut Kontraktor harus mengajukan
salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas untuk dipakai sebagai patokan
persyaratan teknis :
1) Standart/norma/kode/pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan
bersangkutan yang diterbitkan oleh Instansi/ Institusi/ Assosiasi Profesi/ Assosiasi
Produsen/ Lembaga Pengujian atau Badan-badan lain yang
berwenang/berkepentingan atau Badan-badan yang bersifat Internasional ataupun
Nasional dari Negara lain, sejauh bahwa atau hal tersebut diperoleh persetujuan dari
Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
2) Brosur teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari Lembaga Pengujian
yang diakui secara Nasional/ Internasional Peraturan-peraturan daerah setempat.
c. Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas, maupun
standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau persyaratan teknis dari
pabrik / produsen yang bersangkutan.
d. Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam Dokumen / Gambar, RKS, Spesifikasi
Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan / Aanwijzing dan ketentuan-ketentuan
lainnya

1.2. Instruksi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang
– undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak
bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Departemen Tenaga Kerja.
1.3. Persyaratan Teknis umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan ini bisa
diterapkanuntuk Pembangunan Gedung Serbaguna Universitas Tadulako di Kota
Palu Sulawesi Tengah , yang meliputi :
1) Pekerjaan Persiapan
2) Pekerjaan Tanah
Halaman - 2
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3) Pekerjaan Struktur
4) Pekerjaan Arsitektur
5) Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapatdisesuaikan/ dilihat dan
tercantum pada Bill Of Quantity (BQ) dan BQ bersifat tidak mengikat.
1.4. Kecuali disebutkan secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud berikut,
lingkup pekerjaan yang termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut :
1) Pengadaan tenaga kerja.
2) Pengadaan bahan/ material.
3) Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan
yang ditugaskan.
4) Koordinasi dengan Kontraktor/ pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan
pada bagian pekerjaan yang ditugaskan.
5) Penjagaan kebersihan, kerapian dan keamanan area kerja.
6) Pembuatan gambar pelaksanaan(as built drawing).
1.5. Persyaratan Teknis Umum ini menjadi satu kesatuan dengan Persyaratan Teknis
Pelaksanaan Pekerjaan dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi
teknis bagi seluruh pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih
daridokumen-dokumen berikut ini :
1) Gambar-gambar pelelangan/ pelaksanaan termasuk perubahannya,
2) Persyaratan teknis umum/ pelaksanaan pekerjaan/ bahan,
3) Rincian volume pekerjaan/ rincian penawaran,
4) Dokumen-dokumen pelelangan/ pelaksanaan yang lain.
1.6. Semua biaya pengetesan dari bahan yang akan digunakan harus sudah
termasuk dalam harga penawaran.

2. TATA TERTIB PELAKSANAAN


2.1 Apabila di dalam masa pelaksanaan material / bahan tidak tersedia di pasaran, maka
Perencana akan menetapkan material / bahan pengganti yang dianggap mutu/kwalitasnya
setara atau lebih baik dari pada persyaratan yang ditetapkan dalam USP / Gambar. Kontraktor
wajib mengikuti instruksi Perencana dan dalam hal demikian tidak ada claim tambahan
biaya.
2.2 Demikian pula Kontraktor mengusulkan sistim / cara pelaksanaan yang
menggunakan peralatan / teknologi khusus, dan usul tersebut disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas, maka untuk hal tersebut tidak ada claim tambahan biaya.
2.3 Apabila Kontraktor mengajukan suatu usul perubahan desain bagian konstruksi dan
ternyata usul tersebut dianggap lebih baik dan disetujui oleh Perencana, maka perubahan
tersebut baru dianggap sah bila dikeluarkannya instruksi tertulis dari Konsultan Supervisi
dengan dilengkapi gambar dan persyaratan teknis. Terhadap perubahan desain yang diusulkan
Kontraktor tersebut Pemberi Tugas tidak akan membayar biaya tambahan,
sebaliknya bila terjadi pengurangan biaya, maka diperhitungkan terhadap harga kontrak.
Selanjutnya semua keterlambatan waktu dalam proses usul tersebut sampai instruksi
Halaman - 3
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

perubahan dikeluarkan dan dilaksanakan tidak akan merubah jangka waktu pelaksanaan
yang ditetapkan.
2.4 Kontraktor wajib menggunakan peralatan yang memadai untuk mengejar targetprestasi
ataupun untuk meningkatkan hasil/mutu pekerjaan.
2.5 Dalam hal Kontraktor tidak memenuhi instruksi, maka dapat dikenakan sangsi seperti
tersebut dalam syarat kontrak.
2.6 Apabila ada pekerjaan tambah / kurang selama masa pelaksanaan dalam batas-batas yang
telah ditetapkan dalam aanwijzing, maka hal tersebut tidak akan mempengaruhi jangka waktu
pelaksanaan yang telah ditetapkan, kecuali pekerjaan tambah / kurang tersebut ternyata
mempengaruhi secara nyata "critical path" dalam network planning.

3. PEMAKAIAN UKURAN

3.1. Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ukuran - ukuran yang ditentukan
dalam RKS ini beserta gambar-gambarnya.
3.2. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran – kebenaran, baik dari ukuran - ukuran maupun
detail – detail keseluruhan maupun bagian – bagiannya dan memberitahukan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas secara tertulis.

3.3. Pengambilan ukuran/pemilihan keputusan yang salah pada pelaksanaan,menjadi


tanggung jawab Kontraktor.

4. FASILITAS LAPANGAN DAN PERLENGKAPAN KERJA

4.1. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang


yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan dan menyelesaikan pekerjaan berdasarkan
biaya yang telah diperhitungkan didalam kontrak, seperti :

a. Kantor Konsultan Supervisi (Direksi Keet) berukuran luas 64 m2, dengan rincian
sebagai berikut :

• Ruang Kerja Administrasi & Ruang Rapat : 56 m2


• Ruang kamar mandi / WC : 8 m2
• Ruang Administrasi dan Ruang Rapat dilengkapi dengan pendingin ruangan
(AC )
• Kelengkapan Kantor Konsultan Supervisi (Direksi Keet) adalah :
 1 buah meja rapat ukuran 120 x 240 cm, dengan minimum 10 buah
kursi rapat
 2 buah meja tulis ukuran 80 x 120 cm, dengan 4 buah kursi kerja
 1 buah file cabinet ukuran 100 x 60 cm.
Halaman - 4
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 1 unit Komputer atau lebih.


 1 unit Printer A3
 1 unit Printer A4
 1 buah rak untuk contoh bahan material ukuran 60 x 200 x 200 cm
 1 buah write board ukuran 100 x 200 cm
 8 pasang sepatu proyek
 8 pasang helm proyek
b. Kantor Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.
c. Kamar mandi dan WC untuk pekerja.
d. Gudang bahan / Material
e. Musholla dan tempat wudhu.
f. Ruangan-ruangan lainnya seperti gudang material, tempat-tempat kerja, pos
keamanan, dan lain-lain.
4.2. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus menyediakan fasilitas – fasilitas
untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan biaya yang telah diperhitungkan didalam
kontrak, seperti :
a. Listrik kerja ( dengan menyediakan genset listrik portable).
b. Air Bersih ( membuat sumur pantek sementara )
c. Akses jaringan internet.
d. Alat-alat Pemadam Kebakaran.
e. Alat-alat PPPK.
f. Alat-alat Komunikasi Proyek.
g. Helmet, safety vest dan safety shoes.
4.3. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor wajib menyediakan seluruh peralatan
/ perlengkapan kerja untuk pelaksanaan fisik di lapangan berdasarkan biaya yang telah
diperhitungkan di dalam kontrak, seperti :
• Peralatan/perlengkapan utama, yaitu : alat ukur yang lain (water pass, theodolit,
meteran dan sebagainya).
• Peralatan/perlengkapan penunjang yaitu : genset cadangan, jala pengaman
(safety screen), scaffolding serta shaft pembuangan sampah dan sebagainya.
4.4. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib merawat dan memelihara seluruh peralatan
dengan sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada saat diperlukan.
4.5. Konsultan Konsultan Supervisi berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana
Pekerjaan / Kontraktor untuk melengkapi / menambah jumlah peralatan bila dirasa
peralatan yang tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
4.6. Apabila Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tidak mengindahkan instruksi serupa, maka
Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor dapat dikenakan denda seperti yang disebutkan dalam
dokumen RKS ini.

Halaman - 5
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5. TATA CARA MEMULAI PEKERJAAN

5.1.Persiapan Pelaksanaan Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda-tanganinya


Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua belah pihak, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas
sebuah "Network Plan” mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini dalam diagram yang menyatakan pula urutan logis
serta kaitan/hubungan antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut, antara lain:
1) Kegiatan-kegiatan Kontraktor untuk/selama masa pengadaan/ pembelian serta
waktu pengiriman/pengangkutan dari :
a. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/
pembantu.
b. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
2) Kegiatan-kegiatan Kontraktor untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
3) Kegiatan pembuatan gambar-gambar kerja.
4) Kegiatan permintaan persetujuan atas bahan serta gambar kerja maupun rencana
kerja.
5) Penyampaian harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
6) Penyampaian jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.

5.2. Pelaksanaan Pekerjaan/Kontraktor Diwajibkan Melaksanakan pengukuran ulang /


Survey / Peninjauan Lapangan terhadap elevasi / garis contour hasil pematangan lahan
yang sudah siap dibangun dan Pembuatan Patok jalur pipa air kotor / IPAL. Dan
didampingi oleh Konsultan Perencana, Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas dan
Pemberi Tugas, dan hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.

5.3. P e m b e r s i h a n L a p a n g a n . Pelaksanaan Pekerjaan / Kontraktor harus melakukan


inventarisasi lapangan sesuai dengan hasil survey yang telah dilaksanakan.

5.4. Pengukuran (Uitzetten) dan Pengambilan Peil. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus
bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan yang tidak seksama, dan seluruh biaya ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor.

5.5. Dalam hal mengawali pekerjaan Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor diwajibkan
membuat Surat Ijin Pelaksanaan ( yang sudah disepakati formatnya ) yang dilampirkan
dengan dokumen Shop Drawing yang sudah ditanda tangani sebelumnya. Apabila tidak
melakukan hal ini makan Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas diwajibkan
menunda pekerjaan tersebut untuk dikerjakan oleh Pihak Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor.

Halaman - 6
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5.6. Ijin Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan.


Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan diajukan secara tertulis oleh kontraktor kepada
Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas sebelum memulai pekerjaan,
dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui.Ijin tahapan pelaksanaan pekerjaan
yang telah disetujui tersebut, selanjutnya dipergunakan sebagai pedoman bagi Kontraktor
untuk melaksanakan pekerjaan.

5.7. Rencana Mingguan dan Bulanan.


1. Selambat-lambatnya pada setiap akhir minggu dalam masa dimana pelaksanaan
pekerjaan berlangsung, Kontraktor wajib untuk menyerahkan kepada Direksi/
KonsultanManajemen Konstruksi/ Pengawas suatu rencana mingguan yang berisi
rencanapelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan dalam
minggu berikutnya.
2. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Kontraktor wajib
menyerahkan kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas suatu
rencana bulanan yang menggambarkan dalam garis besarnya, berbagai rencana
pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang direncanakan untuk dilaksanakan
dalam bulan berikutnya.
3. Kelalaian Kontraktor untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan maupun
bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Kontraktor diwajibkan
untukmemberitahu Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas mengenai
hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

5.8. Pemeriksaan dan Pengetesan.

a. Adalah ketentuan dari kontrak ini bahwa Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Tender yang terdiri atas :
RKS, gambar, Berita Acara Aanwijzing, berita acara susulan lainnya dalam kaitannya
dengan proses lelang dan Berita Acara Klarifikasi / Negosiasi (bila ada).
b. Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan di
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pelaksanaan (RKS). Untuk jenis material
bangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan atau surat pernyataan (sertifikat/
klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas untuk kebutuhan tersebut. Konsultan Supervisi berhak menginstruksikan
kepada Pelaksanaan Pekerjaan / Kontraktor untuk segera mengeluarkan material-material
yang ternyata tidak memenuhi Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan (Kontrak-kontrak)
keluar dari site, dalam waktu 24 jam. Semua biaya yang diperlukan baik untuk field-test
ataupun Lab-test menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.

Halaman - 7
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang


dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor setiap waktu. Kelalaian
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas dalam pelaksanaan, tidak berarti
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bebas dari tanggung jawab.

d. Pelak sana Pek erjaan / Kont rakt or bert anggung jawab dan diwajibkan
memperbaiki atau apabila perlu, membongkar pekerjaan-pekerjaan yang telah
dilaksanakan yang ternyata tidak sesuai dengan ketentuan di dalam kontrak. Apabila
tidak dilakukan perbaikan maka Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
diwajibkan menghentikan pekerjaan selanjutnya yang berkaitan dengan pekerjaan
tersebut.

e. Biaya-biaya yang diperlukan untuk pengetesan bahan, pengeluaran bahan - bahan yang
tidak memenuhi syarat keluar lapangan dan perbaikan atau pembongkaran pekerjaan -
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor dan tidak dapat dimasukkan dalam hal penambahan biaya pekerjaan.

f. Kebutuhan listrik, air, telepon dalam pelaksanaan pekerjaan menjadi


tanggung jawab sepenuhnya Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor atas biaya yang
telah diperhitungkan di dalam kontrak. Apabila terjadi penambahan biaya maka tidak
dapat dimasukkan dalam hal penambahan biaya pekerjaan.

g. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan
cara dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan
dalam Persyaratan Teknis Umum ini.

h. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/ Lembaga yang akan
melakukan pengajuan dipilih atas persetujuan Direksi, Tim Teknis dari Lembaga/
Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang
oleh Direksi, dianggap memiliki obyektivitas dan integritas yang menyakinkan.

i. Atau hal yang terakhir ini Kontraktor/ Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.

j. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Kontraktor.

k. Dalam hal dimana Kontraktor tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari Badan
Penguji yang ditunjuk oleh Direksi, Kontraktor berhak mengadakan pengujian
tambahan pada Lebaga/ Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti
tersebut diatas untuk mana seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh Kontraktor.

l. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1) Memilih Badan/ Lembaga Penguji ketiga/berdasarkan kesepakatan bersama.
Halaman - 8
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2) Melakukan pengujian ulang pada Badan/ Lembaga Penguji pertama atau kedua
dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas dan Kontraktor/ Supplier maupun wakil-wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat penguji.

m. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak
sepakat untuk menganggapnya demikian.

n. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian


yang pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya
semuapengulangan pengujian menjadi tanggungan Kontraktor/ Supplier.

o. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan.


1. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lain yang
manaakan secara visual menghalangi Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor wajib
melaporkan secara tertulis kepada Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan
menutupi bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi/ Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas berkesempatan secara wajar melakukan
pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan
pengerjaannya.

2. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada


Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas untuk dibelakang hari
menuntut pembongkaran kembali bagian pekerjaan yang menutupi tersebut, guna
memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan
ditanggung oleh Kontraktor.

3. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan
pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat dari 2 (dua) hari kerja sejak
laporan disampaikan, Kontraktor berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan
menganggap bahwa Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas telah
menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.

4. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/


Pengawas atau suatu pekerjaan tidak melepaskan Kontraktor dari kewajibannya
untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian Kontraktor (SPP).

5. Walapun telah diperiksa dan disetujui, kepada Kontraktor masih dapat diperintahkan
untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian pekerjaan lain guna
pemeriksaan bagian pekerjaan yang tertutupi.

Halaman - 9
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

6. PEMBUATAN GAMBAR KERJA ( SHOP DRAWING )

6.1. Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja (shop drawing) untuk semua jenis
pekerjaan sebagai syarat lampiran Surat Ijin Pelaksanaan ( yang telah disepakati ). Apabila
tidak dilakukan Kewajiban tersebut dianggap bahwa Surat Ijin Pelaksanaan tidak dapat
diajukan / Tidak Sah Keabsahan Surat Ijin Pelaksanaan Tersebut.

6.2 Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawing)


belum cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan pelaksanaan,
Kontraktor wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.

6.3. Pemerik saan Sho p Drawi ng. Apabila terdapat perbedaan / penyesuaian terhadap
Dokumen Pelaksanaan, Konsultan Perencana harus menerima 1 (satu) copy gambar-
gambar shop drawing yang dibuat oleh Kontraktor untuk diketahui dan selanjutnya
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas memeriksa hasil shop drawing dari pihak
Kontraktor. Kontraktor tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan yang dimaksud
sebelum shop drawing disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

6.4 Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Direksi/
Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas

7. PENYEDIAAN BAHAN / BARANG


7.1. Persetujuan Bahan.
Untuk penggunaan bahan-bahan produk pabrik yang memerlukan persetujuan PPK / Team
dan Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas dan bersifat diketahui oleh pihak
Konsultan Perencana atau pada pelaksanaan pekerjaan PPK / Team dan Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas menganggap perlu memeriksa contoh bahan, maka
melalui Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas di lapangan, Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan yang dimaksud. Sedang untuk persetujuan penggunaan bahan-
bahan yang di persyaratkan dan di tawarkan dapat diwakili oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas.
7.2. Penggantian Bahan.
Jika diperlukan penggantian dari bahan yang telah ditentukan pada gambar dan syarat-syarat
teknis, maka bahan pengganti tersebut tidak diperkenankan dipasang sebelum mendapatkan
persetujuan tertulis dari Pemberi Tugas (PPK) dan Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas.

Halaman - 10
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

8. PERLINDUNGAN TERHADAP HASIL PEKERJAAN

8.1. Pengaturan dan Penggunaan halaman kerja ditentukan oleh Pihak Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas dengan didasarkan Surat Permohonan kepada Pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas. Kontraktor dapat memberikan usul-
usulnya dengan memberikan peta penetapan gudang-gudang, los-los kerja tempat
penimbunan bahan-bahan dan sebagainya sesuai dengan lokasi proyek yang tersedia, baik untuk
keperluan Kontraktor Utama, Kontraktor Spesialis dan para Sub Kontraktor.

8.2. Pihak Kontraktor dapat menempati lokasi yang ditentukan oleh Pihak Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas atas dasar Surat Rekomendasi / Pemberiaan Ijin
daripada Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas. Apabila Pihak Pelaksana
Pekerjaan menempati sebelum dikeluarkan Surat Rekomendasi / Pemberian Ijin makan
Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas dapat memberikan peringatan /
teguran

8.3. Untuk keperluan pengamanan lokasi proyek, kontraktor diwajibkan membuat pagar
keliling proyek dengan bahan sesuai dengan RKS dan Personil Pengamanan Proyek
ini melalui persetujuan P i h a k Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas .

8.4. Selama berlangsungnya pembangunan kebersihan halaman, kantor, gudang dan los kerja
dan bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari
bahan-bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini dapat
menyebabkan diberhentikannya seluruh pekerjaan oleh Pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi tanggungan Kontraktor.

8.5. Kontraktor dan sub-sub Kontraktor dalam menempatkan barang-barang dan material-
material kebutuhan pelaksanaan, baik di dalam gudang-gudang ataupun di halaman terbuka,
harus mengatur sedemikian rupa sehingga :
a. Tidak mengganggu ketentraman kebersihan dan keamanan umum.
b. Memudahkan jalannya pemeriksaan & penelitian bahan-bahan oleh Pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas . Apabila Pihak Pelaksana Pekerjaan
/ Kontraktor mempersulit maka Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas dapat menghentikan Pekerjaan yang berhubungan dengan hal tersebut.
c. Diwajibkan Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan
(puing-puing), air yang menggenang pada Lokasi proyek / pekerjaan. Apabila Pihak
Pelaksana tidak melakukkan maka Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas dapat menegur atau memberikkan sangsi (yang telah disepakati bersama).
d. Tidak menyumbat saluran-saluran air

Halaman - 11
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Menjaminkan keamanan segala Barang dan Bahan selama proyek berlangsung. Apabila
terjadi kehilangan atau kerusakan pada Barang dan Bahan maka menjadi tanggung
jawab Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.
8.6. Cara penempatan bahan dan peralatan pun harus disesuaikan dengan kondisi yang
disyaratkan oleh produsen, untuk menghindarkan kerusakan-kerusakan yang diakibatkan
oleh cara penyimpanan yang salah.

8.7. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung
pada pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk disimpan dalam lokasi
pekerjaan.

8.8. Untuk keamanan, Kontraktor diwajibkan mengadakan penjagaan dan pengamanan,


bukan saja terhadap pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keselamatan
penduduk sekitar, keamanan, kebersihan bangunan-bangunan, jalan-jalan, dan sarana
prasarana lainnya yang telah ada terhadap pelaksanaan pekerjaan ini.

8.9. Kontraktor berkewajiban menyelamatkan/ menjaga bangunan yang telah ada/ berada
disekitar lokasi, apabila bangunan yang telah ada mengalami kerusakan akibat pekerjaan
ini, maka Kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki/ membetulkan sebagaimana
mestinya.

8.10. Kontraktor harus menyediakan penerangan yang cukup dilapangan, terutama pada waktu
lembur, jika Kontraktor menggunakan aliran listrik dari bangunan/ komplek, diwajibkan
bagi Kontraktor untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa listrik yang
dipakai.

8.11. Kontraktor harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran serta debu yang ditimbulkan
akibat pelaksanaan pekerjaan agar tidak mengurangi kebersihan dan keindahan
bangunan-bangunan ataupun prasarana yang telah ada/ berada di sekitar lokasi.

8.12. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus


dilaksanakansedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan gangguan/ kerusakan
terhadap ketentraman dan kepemilikan penduduk sekitar maupun infrastruktur yang
digunakan, baik merupakan kepemilikan perorangan atau umum, milik Pemberi Tugas
ataupun milik pihak lain. Maka Kontraktor harus membebaskan Pemberi Tugas dari
segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut diatas.

8.13. Kontraktor harus bertanggung jawab dengan mengganti atau memperbaiki


kerusakankerusakan pada jalan, jembatan maupun infrastruktur lainnya sebagai akibat
dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut
bahanbahan/ material guna keperluan proyek ( Fasilitas Umum ).

8.14. Kontraktor harus bertanggung jawab dengan memperbaiki kerusakankerusakan pada


kepemilikan penduduk sekitar lokasi pekerjaan sebagai akibat dari operasional
pelaksanaan pekerjaan.

8.15. Apabila Kontraktor memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unitunit
alat berat lainnya dari bagian-bagian pekerjaan, melalui jalan raya, jembatan maupun
Halaman - 12
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

infrastruktur lainnya yang dimungkinkan akan mengakibatkan kerusakan dan seandainya


Kontraktor akan membuat perkuatan-perkuatan atas infrastruktur tersebut, maka hal
tersebut harus terlebih dahulu diberitahukan kepada Pemberi Tugas dan Intansi yang
berwenang dan biaya yang ditimbulkan untuk perkuatan tersebut menjadi tanggungan
Kontraktor.

8.16. T i d ak di p e rk e n a nk a n :
a. Buruh menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin Konsultan
Manajemen Konstruksi dibuktikan dengan Surat Rekomendasi / Pemberiaan Ijin .
Bila ijin khusus tersebut diberikan, maka Kontraktor tetap bertanggung jawab atas
kemungkinan kerugian - kerugian apapun yang disebabkan oleh buruh yang menginap
tersebut.

b. Kegiatan Dapur dan sebagainya ditempat pekerjaan.

c. Memberikan ijin Kepada orang untuk membuka warung atau masuk kepada penjual-
penjual makanan, buah-buahan, minuman, rokok dan lain-lain.

d. Tanpa seijin petugas keamanan proyek, kepada siapapun terkecuali petugas dari
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas, tidak dibenarkan untuk Orang Umum
keluar masuk secara bebas ke lapangan.

e. Melanggar peraturan lain mengenai penertiban yang akan dikeluarkan oleh Pemberi
Tugas / Konsultan Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas pada waktu
pelaksanaan.

8.17. Peraturan lain mengenai penertiban akan dikeluarkan oleh Pihak Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas pada waktu pelaksanaan.

9. LAPORAN MINGGUAN DAN HARIAN


Kontraktor membuat laporan bulanan/harian tentang kemajuan pelaksanaan pekerjaan, Laporan
kemajuan pelaksanaan pekerjaan tersebut minimal menyampaikan mengenai semua keterangan
yang berhubungan dengan kejadianselama satu bulan pelaksanaan pekerjaan yang mencakup
mengenai:

1. Jumlah semua tenaga kerja yang digunakan dalam bulan ini.


2. Uraian kemajuan pekerjaan pada akhir bulan.
3. Semua bahan/barang perlengkapan yang telah masuk dan diterima di tempat pekerjaan.
4. Keadaan cuaca.
5. Kunjungan semua tamu yang berkaitan dengan proyek.
6. Kunjungan tamu-tamu lain.
7. Kejadian khusus.
8. Foto-foto berwarna ukuran kartu post sesuai petunjuk Direksi.
9. Pengesahan Pimpinan Proyek.

Halaman - 13
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

10. Jaminan Keselamatan Tenaga Kerja


1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja pekerja sesuai dengan yang ditentukan dalam
Peraturan Ketenagakerjaan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap bidang
pekerjaan.

2. Kontraktor harus senantiasa menyediakan air minum dan air bersih ditempat pekerjaan
untuk para pekerjanya, serta air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan selama masa
pelaksanaan dengan menggunakan/menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran
air tersendiri (guna perhitungan pembayaran pemakaian air) atau air sumur yang
bersih/jernih dan tawar. Bila kondisi air yang disediakan meragukan Direksi/Konsultan
Manajemen Konstruksi/ Pengawas, maka air tersebut harus diperiksakan pada laboratorium
dan Kontraktor harus menyediakan ketersediaan air penggantinya.

3. Apabila terjadi kecelakaan pada pekerja Kontraktor saat pelaksanaan, maka Kontraktor
harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban dengan biaya
pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kejadian tersebut harus
segera dilaporkan pada Serikat Tenaga Kerja dan Direksi/ Konsultan Manajemen
Konstruksi/ Pengawas.

4. Di lokasi pekerjaan harus selalu disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama
yang selalu tersedia setiap saat dan berada di Direksi keet.

11. PEKERJAAN TIDAK BAIK


1. Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawasberhak mengeluarkan instruksi agar
Kontraktor membongkar pekerjaan apa saja yang telah ditutup / diselesaikan untuk
diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan pengujian bahan atau pekerjaan, baik
pekerjaan yang sudah maupun yang belum dilaksanakan. Biaya untuk pekerjaan dan
sebagainya menjadi beban Kontraktor untuk disesuaikan dengan kontrak.

2. Direksi/ Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas diperbolehkan (secara adil)


mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan tenaga kerja dari pekerjaan.

12. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


1. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan rincian pekerjaan yang
diterimanya dan gambar detail yang telah disahkan Direksi, melaksanakan secara
keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut semua persyaratan teknis untuk
mendapatkan pekerjaan yang baik. Kontraktor selanjutnya wajib pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan yang tepat,
walaupun satu dan lain hal tidak dicantumkan dengan jelas dalam gambar dan bestek.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis
dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas
dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar harga
upah dan satuan pekerjaan.
Halaman - 14
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Direksi adalah tidak sah
dan menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

13. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


Dokumen Terlaksana.
1. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun Dokumen Terlaksana
yang terdiri dari :
a. Gambar-gambar terlaksana (as built drawings).
b. Spesifikasi Teknis Terlaksana dari pekerjaan sebagaimana yang telah dilaksanakannya.

2. Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan tersebut dibawah ini:


a. Ornamental.
b. Pertamanan.
c. Finishing Arsitektur.
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Supply bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.

3. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :


a. Dokumen Pelaksanaan.
b. Gambar Perubahan Pelaksanaan.
c. Perubahan Spesifikasi Teknis.
d. Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk Direksi
Pengawas.

4. Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pengawas.
a. Khususnya untuk pekerjaan-pekerjaan dengan sistem jaringan bersaluran banyak yang
secara operasional membutuhkan identifikasi yang bersifat lokatif, Dokumen Terlaksana
ini harus dilengkapi dengan Daftar Instalasi / Peralatan / Perlengkapan yang
mengidentifikasikan lokasi dari masing-masing barang tersebut.
b. Kecuali dengan izin khusus dari Direksi Pengawas, Kontraktor harus membuat Dokumen
Terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Direksi Pengawas. Kontraktor tidak
dibenarkan membuat / menyimpan salinan ataupun copy dari Dokumen Terlaksana tanpa
izin dari Direksi Pengawas.

Penyerahan
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan :
1. 2 (dua) set Dokumen Terlaksana.
2. Untuk peralatan / perlengkapan :
a. 2 (dua) set Pedoman Operasi (Operation Manual) dan Pedoman Pemeliharaan
(Maintenance Manual).
b. Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.
3. Untuk berbagai macam kunci :
a. Semua kunci orsinil.
b. Minimum 1 (satu) kunci duplikat.
c. Dilakukan pewarnaan / penomoran pada kunci
4. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai, Surat Fiskal
Pajak dan lain-lain).
5. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
6. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pengawas.
Halaman - 15
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

14. PEMBUATAN GAMBAR PELAKSANAAN ( AS BUILT DRAWING )


As built drawing Diwajibkan dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor secara bertahap sesuai
dengan Pekerjaan yang telah dilaksanakan dan untuk mempermudah pemeriksaan setiap saat.
As built Drawing harus dibuat dengan menggunakan AutoCad. As built drawing harus disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas pada waktu teah dilaksanakan.

15. TANGGUNG JAWAB DALAM MASA PEMELIHARAAN


15.1.Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor Diwajibkan bertanggung jawab untuk mengganti
atau memperbaiki cacat-cacat maupun kekurangan-kekurangan yang timbul dalam masa
pemeliharaan yang disebabkan oleh pemakaian bahan-bahan maupun kualitas pekerjaan yang
tidak memenuhi ketentuan-ketentuan Syarat – Syarat Teknis di dalam kontrak. Penggantian
ataupun perbaikan harus dilaksanakan secepat mungkin dan disetujui terlebih dahulu oleh
Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas, setelah ditemukannya cacat-cacat atau
kekurangan-kekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan, Pemberi Tugas /
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas berhak untuk menunjuk pihak lain untuk
melaksanakan perbaikan tersebut dan biaya untuk itu merupakan beban Pelaksana Pekerjaan
/ Kontraktor atau memberhentikan Pekerjaan selanjutnya.
15.2.Setelah masa pemeliharaan dilampui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan dil
aksanakan dengan baik, Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas akan
mengeluarkan Surat Rekomendasi mengenai selesainya pekerjaan dan perbaikan yang berarti
penyerahan kedua dari pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor kepada Pemilik Proyek.

15.3.Kontraktor wajib bertanggung jawab atas kebersihan proyek dan lingkungan serta segala
akibat yang timbul karena pelaksanaan pekerjaan.

16. JALAN MASUK DAN KELUAR


16.1. Pemakaian jalan masuk dan jalan lingkungan yang dilalui ketempat pekerjaan menjadi
tanggung jawab pihak Kontraktor dan disesuaikan dengan kebutuhan proyek tersebut dengan
seizing Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
16.2. Kontraktor diwajibkan membersihkan kembali jalan masuk dan jalan lingkungan pada
waktu penyelesaian, dan memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan dan menjadi beban
Kontraktor. Apabila tidak melakukan maka Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas berhak memberikkan teguran atau sangsi ( yang disepakati bersama ) dan
diketahui oleh Pemilik Proyek.
16.3. Perijinan tentang jalan keluar dan masuk proyek menjadi tanggung jawab Kontraktor
termasuk biaya yang timbul dan diketahui oleh Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas dan pemilik Proyek.

Halaman - 16
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

BAB II
PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Pengukuran site, pematokan, setting out as bangunan, posisi bangunan dan garis batas
bangunan-bangunan existing.
b. P em bersi han l ahan /persi apan l okasi proyek .
c. P em b u a t a n p a p a n n am a p r o ye k .
d. Pembuatan pagar proyek termasuk pintu proyek .
e. Pembuatan direksi keet dan ruang rapat termasuk fasilitasnya .
f. Pengadaan listrik kerja .
g. P engadaan Ai r K erj a .
h. Pengadaan jaring pengaman/police line.

1.2 SYARAT – SYARAT BAHAN

1.2.1. PATOK DAN TANDA REFERENSI


1. Patok utama dibuat dari tugu beton dengan cukup dalam dan stabil.
2. Sumbu referensi posisi bangunan dibuat dari kayu tahan cuaca.
3. Papan referensi elevasi dari kayu meranti.
4. Semua tanda permanen menggunakan cat warna terang dan tahan cuaca.

1.3 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN


1.3.1. PENGUKURAN
a. Garis sepadan bangunan dan patok resmi kota ditentukan dengan kerjasama
dengan pejabat yang berwenang, pada awal pengukuran.

b. D atum utam a dan sekunder.


1. Sebagai level referensi, patok yang ada di lapangan digunakan sebagai
referensi. Patok permanen dibuat dari beton, dan diikat serta ditandai dengan teliti, dan
dijaga sampai akhir pelaksanaan pekerjaan pembangunan. Titik referensi ini
merupakan referensi semua pengukuran level bangunan dan site.
2. Pengukuran ti tik dan l evel l ai nnya di k erj akan secara tel iti
menggunakan alat water-level dan total station yang telah dikalibrasi.
3. Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus memberitahu kepada Pihak
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas secara tertulis setiap ketidaksesuaian
antara gambar dan kondisi lapangan dan jika menemui keraguan atas patok referensi.
Halaman - 17
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor bertanggung-jawab atas semua


hasil pengukuran.Pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan Supervisi resmi tidak
melepaskan tanggung jawab Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor.

c. Papan Referensi Elevasi


1. Papan referensi bangunan dibuat dari material kayu dengan cukup stabil dan fix pada
posisinya dan dapat terbaca dengan jelas serta tahan terhadap perubahan cuaca.
2. Tanda referensi bangunan di buat dari kayu dan sedikitnya mempunyai
lebar 150 mm dan tebal 20 mm.
3. Referensi elevasi bangunan sama dengan datum utama, kecuali ditentukan lain.
4. Setelah selesai pemasangan referensi bangunan, Pihak Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor harus melaporkan kepada Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas untuk inspeksi dan persetujuan.
5. Semua tanda yang menunjukkan as dan elevasi harus dibuat dari cat terang dan tahan
cuaca, menggunakan simbol standard yang disetujui Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas.

d. Pengukuran Siku
Pengukuran siku harus menggunakan alat optik. Pengukuran dengan menggunakan tali
berdasarkan prinsip segitiga phytagoras tidak diijinkan. Prosedur dan metode pengukuran
harus disetujui oleh Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

e. Pengukuran Site
1. Kontraktor harus memulai pekerjaan berpedoman pada as utama dan as referensi
seperti yang terlihat pada rencana tapak dan bertanggung jawab penuh atas hasil
pengukuran.
2. Kontraktor harus menyediakan material, alat dan tenaga kerja, termasuk juru ukur
yang berpengalaman, dan setiap saat diperlukan harus siap mengadakan pengukuran
ulang.
3. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk meli ndungi dan
memelihara patok utama selama pekerjaan pembangunan. Kontraktor
bertanggung jawab untuk memelihara patok sekunder dilapangan dengan jumlah
dan posisi sesuai pengarahan Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

1.3.2. PEMBERSIHAN LOKASI KERJA


1. Kontraktor harus membersihkan lokasi dan mengadakan improvement sebelum
pelaksanaan proyek, dan membuang semua sisa material selama dan setelah pekerjaan.

Halaman - 18
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. Mengatur operasi pembersihan lokasi untuk menjamin sedikit mungkin bersentuhan


dengan kepentingan jalan umum, trotoar dan fasilitas yang digunakan lainnya tanpa ijin
dari pihak yang berwenang.
3. Menyediakan perlindungan yang diperlukan untuk mencegah kerusakan disekeliling
pekerjaan.
4. Lokasi dibersihkan dari tanaman, sisa akar dan vegetasi lainnya, kecuali dinyatakan
untuk ditinggal.
5. B u an g s i s a b an g u na n u n t uk mem u n gk i nk an pe n gg a l i a n ya n g
direncankan.
6. Singkirkan pipa bawah tanah dan kabel pada lokasi rencana galian.
7. Angkut sisa material dan material tanah yang tidak sesuai untuk pekerjaan tanah.
8. Selama pekerjaan, Kontraktor harus memelihara kebersihan lokasi dan mengatur
penimbunan tanah, bahan, alat, untuk memungkinkan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.
9. Setelah pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus membersihkan lokasi dari sisa material
dan melakukan demobilisasi peralatan dari lokasi proyek.

10. Atas semua Pekerjaan diatas Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor diwajibkan
mengajukan Ijin kepada Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas dan
memulai pekerjaan atas Surat Rekomendasi / Pemberiaan Ijin dari Pihak Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas dan Segala Hal yang telah dilaksanakan dilaporkan
Kepada Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

1.4. SYARAT – SYARAT PENERIMAAN

Pekerjaan persiapan dan pengukuran harus disetujui Pihak Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas sebelum penyerahan pekerjaan.

1.5. SYARAT – SYARAT PEMELIHARAAN


1. Proteksi sementara pada batas lahan, struktur, patok dan tugu pengukuran. Lindungi patok
agar dapat berfungsi dengan baik dan presisi untuk membuat patok bantuan berikutnya.
2. Proteksi kabel PLN, pipa air, telepon dan utilitas lainnya. Untuk menghindari klaim dari
masyarakat dan Pemda dan pemilik bangunan.

Halaman - 19
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

II. PEKERJAAN TANAH

2. A GALIAN DAN TIMBUNAN

2.A.1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan/ peralatan-


peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan untuk melaksanakan dan
mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
disepakati.

1.2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian baik pondasi, B o r P i l e yang
terletak di bawah muka tanah asli, seperti yang disebutkan/ ditunjukkan dalam
gambar kerja atau sesuai kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat
dilaksanakan dengan benar dan aman.

1.3. Walaupun tidak ditunjukkan dalam gambar rencana, Kontraktor dalam


penawarannya wajib untuk mempertimbangkan tentang pengamanan galian baik
yang permanen maupun sementara dan cara-cara pelaksanaannya, Usulan
tentang pengaman galian yang diusulkan harus dilampirkan dalam penawaran
Kontraktor. Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas berhak untuk melakukan
perbaikan atas usulan Kontraktor dan semua akibat dari perbaikan tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pihak Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor. Usulan yang
disetujui tidak berarti membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas keamanan
dan segala risiko yang mungkin timbul akibat kegagalan struktur tersebut.

1.4. Pembuangan sisa galian ke tempat yang disepakati pada saat penawaran. Jika tidak
disebutkan dalam pelelangan, maka Kontraktor wajib untuk mengusulkan lokasi
pembuangan sisa galian dan mempertimbangkan hal tersebut dalam penawaran
teknis.

2.A.2. SYARAT – SYARAT BAHAN

2.1. Tanah setempat (existing).


2.2. Beton B0 untuk mengisi galian yang lebih dalam dari rencana

2.A.3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

2.3.1 Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan peil-peil yang tercantum
didalam gambar. Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama, batu, jaringan
jalan/aspal, akar dan pohon-pohon yang terkena galian yang akan dilaksanakan harus
dibongkar dan dibuang. Bekas bongkaran harus dibuang pada tempat yang
disepakati.

2.3.2 Pengurugan/pengisian kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang
disyaratkan pada bab mengenai "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan". Pekerjaan
Halaman - 20
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

pengisian/pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan


pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas.

2.3.3 Dasar dari semua galian harus waterpas, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar tanaman atau bagian-bagian gembur, maka harus digali keluar
sedang lubang-lubang diisi kembali dengan bahan urugan yang memenuhi syarat,
dan dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpas. Pemadatan harus
dilakukan sesuai persyaratan cara pemadatan dan pengujian sesuai dengan spesifikasi
struktur pada bab "Pekerjaan Urugan dan Pemadatan".

2.A.4 Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai
jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat
yang dianggap perlu dan atas petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

2.A.5 Kontraktor harus memberikan perlindungan terhadap benda-benda berfaedah


yang ditemui selama pekerjaan galian, Kecuali disetujui untuk dipindahkan, seluruh
barang-barang berharga yang mungkin ditemui dilapangan harus dilindungi dari
kerusakan, dan bila sampai menderita kerusakan harus diperbaiki/ diganti oleh
Kontraktor atas tanggungan sendiri.

2.A.6 Jika kedalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus
dilakukan terlebih dahulu pada bagian yang lebih dalam dan seterusnya.

2.B. PEKERJAAN URUGAN PASIR PADAT


1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang baik dan sesuai dengan waktu pelaksanaan yang disetujui.
1.2. Pekerjaan urugan pasir dilakukan diatas dasar galian tanah, di bawah lapisan lantai
kerja dan digunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan dengan tanah
seperti pondasi, lantai beton, pile cap dan lain-lain.

2. SYARAT – SYARAT BAHAN

2.1. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas
dari lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, seperti disyaratkan dalam NI-3 (PUBI-
1982) pasal 14 ayat 3. Penggunaan material lain dari yang disebutkan di atas harus
diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Perencana.

2.2. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat -syarat yang
ditentukan diatas dan harus dengan persetujuan tertulis secara administratif dari Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas.
Halaman - 21
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN


3.1 Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan pasir urug harus diberi
dengan tebal 10 cm, dan harus dipadatkan sehingga dapat menerima beban
yang bekerja.
3.2 Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan/atau dipadatkan dengan
alat pemadat yang disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas .
Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98 % dari kepadatan
optimum hasil Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi
galian yang kering agar dapat diperoleh hasil kepadatan yang baik. Kondisi
galian yang kering tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan
yang bersangkutan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembali jika
keadaan tersebut diatas tidak terpenuhi. (Jika perlu dibuatkan sump pit untuk
menangkap air).
3.3 Tebal pasir urug minimum 10 cm padat atau sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar. Ukuran tebal yang dicantuKonsultan Supervisian dalam gambar
adalah ukuran tebal padat.
3.4 Lapisan pekerjaan diatasnya, dapat dikerjakan bilamana sudah mendapat
persetujuan secara administratif dari Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas.

2.C. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

• LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat alat
bantu lainnya yang diperlukan untuk terlaksananya pekerjaan ini dengan baik.
1.2. Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan urugan dan pemadatan kembali untuk pekerjaan
substruktur yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk secara administratif
dari Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas..
1.3. Jika tidak disebutkan secara khusus dalam gambar kerja, maka pekerjaan ini termasuk
juga pengurugan semua lahan sehingga pekerjaan lainnya dapat dilanjutkan.

• SYARAT – SYARAT BAHAN

Bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan
mendatangkan dari lokasi lain dan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Jenis tanah harus bergradasi baik dan bebas dari tanah organis, kotoran dan
batuan yang berukuran lebih besar dari 100 mm.

Halaman - 22
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. Tanah urug harus mempunyai Liquid Limit (LL) 30 persen atau kurang, Indeks
Plastis (PI) 15 persen atau kurang, dan tidak lebih dari 20 persen melampaui saringan
No. 200, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana.
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas berhak menolak material yang tidak
memenuhi persyaratan tersebut diatas.

• SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

1. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal maksimum
tiap-tiap lapisan 20 cm tanah lepas dan dipadatkan sampai mencapai Kepadatan
Maksimum pada Kadar Air Optimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang
direncanakan. Test Kepadatan Optimum harus mengikuti ASTM.D- 1557.

2. Pada lokasi yang diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok
dengan warna tertentu pula.

3. Pada daerah yang basah/ada genangan air, Kontraktor harus membuat saluran- saluran
sementara untuk mengeringkan lokasi-lokasi tersebut, misalnya dengan bantuan
pompa air.

4. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
sebagainya.

5. Pemadatan urugan dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh
secara administratif dari Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

6. Jika urugan sangat tebal, maka pengurugan dan pemadatan harus dilakukan secara
berlapis, dengan ketebalan lepas tidak lebih dari 20 cm. Selanjutnya derajat
kepadatan harus memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam gambar rencana.
Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan sampai
mencapai derajat kepadatan minimal 98 %.

8. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest dilaboratorium, untuk
mendapatkan nilai Standard Proctor/ Kepadatan Maksimum pada Kadar Air
Optimum. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium yang disetujui secara
administratif dari Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

9. Untuk bahan yang sama, setiap lapis tanah yang sudah dipadatkan harus dites juga
dilapangan, yaitu 1 (satu) test untuk tiap 500 m2, yaitu dengan sistim "Field Density
Test". Jika urugan cukup tebal maka dengan hasil kepadatannya harus memenuhi
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

Halaman - 23
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Untuk lapisan yang letaknya lebih dalam dari 50 cm dari permukaan rencana,
kepadatannya harus mencapai minimal 95 % .
• Untuk lapisan 50 cm dari permukaan rencana, kepadatannya 98 % dari Standard Proctor.
10. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus
dicampur dengan cara menggaruk atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan
yang kepadatannya sama.

11. Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai dengan lapisan
berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara
pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang
dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas.

12. Penentuan kepadatan dilapangan dapat dipergunakan salah satu dari cara /
prosedur dibawah ini :
• "Density of soil inplace by sand-cone method" AASHTO.T. 19 1.
• "Density of soil inplace by driven cylinder method " AASHTO.T.204.
• "Density of soil inplace by the rubber ballon method" AASHTO.T.205.
Atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas. Kontraktor harus mengajukan cara pengujian
yang akan digunakan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

13. Setelah pemadatan selesai, sisa urugan tanah harus dipindahkan ketempat
tertentu yang disetujui secara administratif dari Konsultan Manajemen Konstruksi
/ Pengawas.

• SYARAT – SYARAT PENERIMAAN


Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Supervisi. Semua hasil-
hasil pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk
mengetahui sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut. Jika hasil
laboratorium belum memenuhi persyaratan maka Kontraktor wajib untuk melakukan
pemadatan kembali, sehingga hasilnya memenuhi syarat. Semua biaya yang timbul
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

• SYARAT – SYARAT PEMELIHARAAN

Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaga dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan dengan
menutupi permukaan dengan plastik.

Halaman - 24
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah hasil test memenuhi syarat dan mendapat
persetujuan tertulis secara administratif dari Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

III. PEKERJAAN ANTI RAYAP


3.1. LINGKUP PEKERJAAN
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam spesifikasi ini dengan hasil yang
baik dan diterima oleh Perencana/MK.
- Pekerjaan ini meliputi perawatan tanah untuk anti rayap untuk seluruh area bangunan dan
seluruh kayu yang digunakan.

3.2. PERSYARATAN BAHAN


- Gunakan suatu bahan anti rayap yang pekat (concentrate) dapat dilarutkan atau bisa
diencerkan dengan air diformulasikan special untuk membasmi penyebaran rayap. Bahan
bakar minyak tidak dibenarkan sebagai bahan pengencer, sediakan larutan yang bahan
kimia anti rayap yang disetujui oleh pihak yang berwenang.
- Encerkan dengan air sampai ke konsentrasi yang direkomendasikan oleh produsen.
- Larutan lain boleh digunakan jika direkomendasikan oleh produsen yang disetujui oleh
peraturan setempat, untuk pemakaian tersebut gunakan larutan yang tidak berbahaya
terhadap tanaman.
- Produk anti rayap yang dapat digunakan adalah produk Premise 200 SL dari Bayer.

3.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


- Persiapkan permukaan daerah yang akan dilakukan pekerjaan anti rayap. Singkirkan
benda-benda asing yang dapat mengurangi keefektifan treatment. Gemburkan dan
ratakan permukaan tanah yang akan diberi anti rayap, kecuali daerah yang sudah
dipadatkan, di bawah slab dan pondasi jika direkomendasikan oleh produsen pekerjaan
anti rayap dapat dilakukan sebelum pemadatan tanah dilakukan.
- Tanah tempat galian slab harus disemprot sebelum dan setelah pemasangan slab dengan
dosis 5 liter larutan per m2. Sebelum lantai dipasang semprot tanah tempat lantai dengan
dosis 5 liter larutan per m2.

Halaman - 25
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

- Pekerjaan ini harus dilakukan oleh perusahan termit control yang mendapat ijin dari pihak
yang berwenang.
- Pasanglah tanda peringatan pada daerah yang telah diberi anti rayap dan singkirkan tanda
peringatan jika pekerjaan konstruksi lainnya dapat dilanjutkan.
- Ulangi pekerjaan anti rayap jika daerah yang telah dianti rayap terganggu oleh pekerjaan
lanjutan, penggalian, landscape, site grading atau pekerjaan konstruksi lainnya.
Pelaksanaan perkerjaan anti rayap harus dilakukan oleh aplikator yang memiliki ijin /
sertifikat dari Instansi Pemerintah terkait dan dapat diberikan garansi selama 10 tahun.

3.4. PEKERJAAN ANTI RAYAP UNTUK KAYU


3.4.1. Lingkup Pekerjaan

 Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksankan pekerjaan seperti yang dinyatakan dalam spesifikasi ini dengan hasil
yang baik dan diterima oleh Kontraktor
 Pekerjaan ini meliputi anti rayap untuk seluruh kayu yang akan dipakai

3.4.2. Persyaratan Bahan

Gunakan suatu bahan anti rayap yang pekat (concentrate) dapat dilarutkan atau bisa
diencerkan dengan air diformulasikan special untuk membasmi penyebaran rayap pada
kayu. Bahan bakar minyak tidak dibenarkan sebagai bahan pengencer, sediakan larutan
yang mengandung bahan kimia yang disetujui oleh pihak yang berwenang.
 Encerkan dengan air sampai ke konsentrasi yang direkomendasikan oleh produsen.
 Larutan lain boleh digunakan jika direkomendasikan oleh produsen yang disetujui
oleh peraturan setempat.
 Produk anti rayap yang dapat digunakan adalah produk dari Bayer.

3.4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


 Persiapan kayu yang akan dilakukan pekerjaan anti rayap. Singkirkan benda- benda
asing yang dapat mengurangi keefektifan treatment.
 Pekerjaan ini harus dilakukan oleh perusahaan termite control yang mendapat ijin
dari pihak yang berwenang dan dengan cara yang direkomendasikan oleh produsen.
Halaman - 26
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Kuaslah kayu dengan larutan Premise dengan konsentrasi 0,25% (2,5 ml/l) dengan
retensi 42-47.36 g/m2.
 Atau dengan cara direndam kedalam larutan anti rayap selama minimal 3 jam.
Untuk kayu dengan ketebalan lebih dari 50 mm proses perendaman ditambah 1 jam
/ 25 mm ketebalan kayu.
 Ulangi pekerjaan anti rayap jika kayu yang telah dianti rayap terganggu oleh
pekerjaan lanjutan, pemotongan, pelubangan dan lain-lain.

IV. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

1.1. Umum

Pasal ini menguraikan semua pekerjaan pasangan batu kali, yang dimaksud
sebagai pondasi, sebagaimana tertera didalam gambar.
Pasangan batu kali harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum dalam PBI 1971, PUBI 1982, SII-0079-79 dan NI-8.
1.2. Persyaratan bahan

1.2.1. Batu kali yang dipakai harus merupakan batu kali belah yang keras, padat dan
memiliki struktur yang kompak dengan warna yang cerah dan bebas dari cacat,
serta harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum di dalam PUBI 1982 dan
SII.0079-79. Batu kali bulat tidak boleh dipakai

Halaman - 27
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1.2.2. Semen portland yang dipakai untuk pekerjaan pasangan harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada RKS ini.

1.2.3. Pasir pasang yang dipakai harus bersih dan keras, serta memenuhi
persyaratanyang dicantuManajemen Konstruksian dalam PUBI 1970 ayat 12.1.
dan 12.2.

1.2.4. Air yang akan dipakai untuk pasangan batu kali harus memenuhi
ketentuan yang tercantum pada RKS ini.

V. PEKERJAAN BOR PILE


1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1. Pasal ini mencakup pengeboran dan pekerjaan beton cor di tempat untuk pondasi Bor
Pile diameter 30 cm.
a. Tiang bor yang direncanakan ditunjukkan pada gambar, termasuk lokasi, diameter
tiang, perkiraan elevasi dasar, elevasi atas, dan detail untuk pelaksanaan.
b. Dimensi Bor pile untuk pondasi :
• Dimensi pondasi Bor Pile : Ø 30 cm ; P = 12 m

1.2. PENYERAHAN DOKUMEN

a. Umum : hal berikut ini diserahkan sesuai dengan persyaratan kontrak.

b. Laporan Pengujian Bahan Beton seperti yang diajukan untuk adukan beton.

c. Laporan pengeboran pondasi Bor Pile , Tiang Bor yang disahkan Konsultan Supervisi
yang mencatat elevasi dasar dan atas tiang yang sebenarnya, penyimpangan tegaknya
tiang, kedataran dasar, level muka air, elevasi dasar dan atas setiap casing yang
digunakan, setiap keadaan luar biasa, tanggal dimulainya pengeboran, inspeksi,
pengujian dan pengecoran beton, besarnya slump beton, volume beton Bor Pile dan lain
lain (termasuk setiap keterlambatan dalam pengecoran dan lain lain).

d. Laporan Design Mix Beton berisi daftar persyaratan dan hasil pengujian beton dan
dilaporkan secara administratif kepada Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

e. Laporan Pengujian Beton, mencatat informasi yang perlu dan pengesahan sesuai
persyaratan proyek dan dilaporkan secara administratif kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas.

f. Laporan Test PDA atas tiang bor dan dan dilaporkan secara administratif kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas.

2 . SYARAT – SYARAT BAHAN

2.1. BETON DAN BAHAN YANG BERHUBUNGAN


Halaman - 28
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Beton dan bahan yang berhubungan disyaratkan dalam pasal ini khusus untuk pondasi
Bor Pile dengan Ø 30 cm :
a. Mutu beton : fc’ = 25 Mpa (K-300)
b. Portland Cement : ASTM C 150, type I atau type II seperti disyaratkan.
c. Agregat : ASTM C 33, dan seperti disyaratkan berikut ini.

• A gregat l ok al yang ti dak sesuai dengan AST M C 33, tetap


berdasarkan pengujian atau penggunaan yang sebenarnya telah menunjukkan
dapat menghasilkan beton dengan kekuatan dan durabilitas yang memadai, dapat
digunakan jika disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.
• Ukuran maksimum agregat : tiga lebih besar dari tiga perempat jarak, bersih
minimum antara batang tulangan atau bundle batang tulangan.

e. Air : harus bersih dan dapat diminum.

f. Air Entraining Admixture : ASTM C 260.

g. Water Reducing Admixture : ASTM C 494, type A, tidak mengandung set- accerelating atau
set-retarding compound, chlorida, fluorida, atau nitrat.

h. High Range Water Reducing Admixture : ASTM C 494, type F atau type G.

i. Batang tulangan : SII, batang tulangan utama (baja Ulir/Spiral) diameter 13 mm, dan
untuk sengkang menggunakan besi polos Ø 10 mm.
j. Batang tulangan galvanis : ASTM A 767.
k. Merk baja tulangan yang di pakai dari : Krakatau Steel, Cakra Steel Indonesia, Master Steel
Indonesia.

2.2. CAMPURAN RENCANA (MIX DESIGN) BETON

a. Umum : gunakan fasilitas pengujian independent untuk mempersiapkan dan melaporkan


rencana campuran dan metode pengecoran yang diusulkan. Fasilitas pengujian harus
sama dengan yang digunakan untuk pengujian pengendalian mutu di lapangan.
b. Campuran rencana dibuat untuk menghasilkan beton tiang bor dengan kekuatan tekan
silinder 28 hari minimum sebesar 25 MPa. ( K-300 ) atau kekuatan rata rata 3 sampel Uji
minimal = fc’ + 8,3 Mpa. Adukan Beton tidak boleh menggunakan Fly ash.

c. Perbandingan adukan baik berdasarkan percobaan pengadukan laboratorium


maupun metode pengalaman lapangan menggunakan bahan dan metode pengecoran
tertentu, akan diterapkan di proyek untuk setiap kelas beton yang disyaratkan.

Halaman - 29
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d. Serahkan laporan tertulis kepada oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas


berisi adukan yang diusulkan untuk beton, sedikitnya 15 hari sebelum mulai
pekerjaan. Jangan memulai produksi beton sampai rencana adukan direview oleh dan
dilaporkan secara administratif kepada Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

e. Penyesuaian terhadap adukan beton : penyesuaian adukan beton boleh diajukan


oleh kontraktor jika karakteristik bahan, keadaan pekerjaan, cuaca, hasil test, dan
keadaan lainnya memerlukannya, dilakukan tanpa tambahan biaya terhadap Pemberi
Tugas, dan dengan persetujuan secara administratif kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas.

f. Data pengujian laboratorium untuk rencana adukan revisi dan hasil kekuatan harus
diterima oleh secara administratif kepada Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
sebelum digunakan dalam pekerjaan.

g. Admixture : gunakan air-entraining admixture dalam beton, kecuali


ditentukan lain. Tambahkan air-entraining admixture dengan kadar sesuai petunjuk pabrik
untuk menjamin beton pada saat pengecoran mempunyai 4 persen sampai 6 persen kadar
udara.

h. Gunakan water reducing admixture dengan benar-benar sesuai petunjuk pabrik.


Admixture untuk meningkatkan penyebaran semen, atau meningkatkan kemudian
kerja pada beton slump rendah, boleh digunakan sebagai pilihan kontraktor.

i. Gunakan admixture dengan banyaknya sesuai rekomendasi pabrik untuk kondisi iklim yang
sesuai pada saat dilakukan pengecoran. Sesuaikan banyaknya admixture seperti
disyaratkan untuk mempertahankan pengendalian mutu.
j. B atas sl um p : perbandi ngan dan aduk an ren cana di buat untuk
menghasilkan slump beton pada saat pengecoran sebesar 120 ± 20 mm, menggunakan
plasticizer.

3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

3.1. PENGEBORAN

a. Umum : Pengeboran lubang renana pondasi Bor Pile sampai kedalaman yang ditunjukkan
dalam gambar. Pengeboran lubang untuk tiang yang rapat, dan yang dilaksanakan pada
lapisan yang mudah runtuh atau berpasir, dilakukan hanya setelah lubang yang bersebelahan
telah diisi beton dan mencapai set.

b. Pengawasan : setiap tiang bor harus diperiksa dan diuji sebelum pengecoran
beton.

Halaman - 30
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Jika perubahan kedalaman dan ukuran diperlukan, atau tambahan pengeboran tanah
diperlukan, lakukan pekerjaan tersebut jika diperintahkan tertulis secara administratif kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas .

d. Penggalian lebih : tidak ada pembayaran dilakukan untuk panjang ekstra, jika tiang bor
digali lebih dalam dari yang disyaratkan atau diminta, akibat kelebihan bor oleh Kontraktor. Isi
kedalaman ekstra tersebut dengan beton, apabila syarat lainnya sudah memenuhi. Galian tiang
yang berlebih akan diukur dan dibayar sesuai rencana awal atau kedalaman yang disyaratkan.

e. Tanah hasil pengeboran harus dibuang ke luar site dan dilaporkan secara administratif
kepada Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

3.2. PENGADUKAN BETON


a. B eton R ead ym i x : ses uai de ngan pers yar atan A S T M C 94, dan sebagaimana
disyaratkan berikut ini.
“Hilangkan kecenderungan untuk membiarkan tambahan air ke dalam pengaduk
untuk bahan yang tidak cukup slumpnya. Penambahan air ke alat pengaduk tidak
diijinkan”.

b. Selama cuaca panas, atau dalam keadaan yang menyebabkan beton cepat mencapai setting,
maka disyaratkan waktu pengecoran yang lebih singkat dari yang disyaratkan dalam
ASTM C 94.
c. Jika temperatur udara berada diantara 30 deg C dan 32 deg C, kurangi waktu pengadukan
dan pengangkutan dari 90 menit menjadi 75 menit, dan waktu temperatur udara diatas 32
deg C, kurangi waktu pengadukan dan pengangkutan menjadi 60 menit.

3.3. PENGECORAN BETON

a. Umum : isi tiang dengan beton segera setelah pemeriksaan dan persetujuan
dari secara administratif oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

b. Cor beton secara berkelanjutan dan dalam aliran yang beraturan tanpa segregasi.
Lakukan vibrasi mekanis untuk konsolidasi sedikitnya sepanjang 0,6 m diatas tiang.

c. Cor beton di tempat kering, kecuali pengecoran di bawah air diijinkan oleh Pengawas. Jika
ada air, dan dirasa tidak praktis untuk melakukan dewatering, atau tidak mungkin
menahan aliran air, biarkan muka air mencapai level normalnya dan cor beton menggunakan
metode tremie. Kendalikan pengecoran untuk menjamin bahwa tremie tidak pecah selama
pengecoran yang berkelanjutan dari dasar sampai atas tiang. Metode lain dengan mengumpulkan
beton dibawah air boleh digunakan, apabila diijinkan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas.
Halaman - 31
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d. Jaga tekanan beton untuk mencegah pengurangan diameter tiang oleh tekanan tanah dan
mencegah tercampurnya material yang tidak diinginkan ke dalam beton segar. Atur
penarikan casing sementara dengan pengecoran beton yang dijaga tekanan betonnya
kira-kira 1,5 m diatas dasar pipa.

e. Hentikan pengecoran pada elevasi pemberhentian yang ditunjukkan. Jika elevasi


pemberhentian ada diatas tanah, gunakan bekisting pada bagian diatas tanah dan perpanjang
tiang sampai elevasi yang disyaratkan.

f. Operasi pengecoran yang terhenti lebih dari satu jam akan membutuhkan pemasangan cold
joint. Tinggalkan permukaan tiang yang kira-kira datar, dan pasang dowell baja. Pada saat
pengecoran kembali beton, bersihkan dan kasarkan permukaan, dan labur dengan grout
semen 1:1 atau bonding agrement sebelum sisa pengecoran dilanjutkan. Pemberhentian
pengecoran di bawah air tidak diperbolehkan.

g. Jangan gunakan kalsium chlorida, garam, atau mineral lain yang mengandung bahan
anti beku, atau accelerator kimia, kecuali diijinkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas. Pengecoran di cuaca panas, jika cuaca panas yang akan sangat
berpengaruh terhadap kualitas dan kekuatan beton, cor beton sesuai dengan ACI 305 dan
ketentuan di bawah ini.

h. Dinginkan bahan sebelum dicampurkan untuk menjaga suhu beton pada saat pengecoran di
bawah 32 deg C. Air pencampur dapat didinginkan, atau bongkahan es dapat digunakan untuk
mengendalikan suhu beton, kandungan air yang berasal dari es diperhitungkan sebagai air
pencampur. Pendinginan beton dengan menggunakan nitrogen cair (es kering) boleh digunakan
jika diijinkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

4. SYARAT – SYARAT PENERIMAAN

4.1. PENGENDALIAN MUTU LAPANGAN

a. Pengujian Quality Control selama pelaksanaan : sampel dan pengujian beton untuk
pengendalian mutu selama pengecoran diatur sebagai berikut.

• Pengambilan sampel beton segar : ASTM C 172, kecuali dimodifikasi untuk slump
sesuai dengan ASTM C 94.
• Slump : ASTM C 143; satu pengujian slump untuk setiap muatan beton pada saat
dituangkan, dan satu pengujian slump untuk setiap set pembuatan sampel beton uji tekan.
• Kadar air : ASTM C 231, pressure method; satu pengujian untuk setiap set pembuatan
sampel beton uji tekan.

Halaman - 32
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Sampel beton uji tekan : ASTM C 31; satu set terdiri dari emp at s Silinder
standard untuk setiap pengujian kekuatan tekan, kecuali disyaratkan lain. Cetak dan
simpan silinder sampel beton untuk sampel yang dirawat di laboratorium, kecuali
disyaratkan sampel beton dirawat di lapangan.
• Suhu beton : ukur suhu beton jika temperatur udara 27 deg C atau lebih, dan pada setiap
pembuatan satu set sampel beton uji tekan.
• Pengujian kekuatan tekan beton : ASTM C 39; satu set terdiri dari empat silinder
untuk setiap tiang bor, tetapi tidak perlu lebih dari satu set setiap truck (10 m3). Satu
sampel diuji pada umur 7 hari, dua sampel diuji pada 28 hari, dan satu sampel
ditahan sebagai cadangan untuk pengujian lebih lanjut bila diperlukan. Apabila
kekuatan silinder yang dirawat di lapangan kurang dari 85% pasangan silinder yang dirawat
di laboratorium, evaluasi operasi yang dilakukan dan lakukan tindakan koreksi atas
perlindungan dan perawatan beton di lapangan.

b. Laporkan hasil pengujian, secara Tertulis secara administratif kepada oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas dari Kontraktor pada hari yang sama dengan
pelaksanaan pengujian. Masukkan dalam laporan nama dan nomor proyek, tanggal
pengecoran beton, nama agen pengujian beton, jenis beton, lokasi tiang, kekuatan rencana beton
28 hari, perbandingan dan bahan adukan beton, kekuatan hancur beton, jenis keruntuhan untuk
pengujian 7 hari dan 28 hari. Dan Jaminan Kekuatan Beton setelah hasil pengujian keluar.

c. Pengujian beton tambahan: agen pengujian beton dapat mengambil sampel core atas
beton di lapangan, jika hasil pengujian menunjukkan bahwa terjadi keraguan atas kekuatan
beton yang tidak mencapai kekuatan seperti yang disyaratkan.

d. Coring sepanjang tiang dapat disyaratkan, atas biaya Kontraktor, jika waktu untuk mencabut
casing sementara melampaui batas yang disyaratkan, atau jika pengamatan atas operasi
di lapangan menunjukkan keraguan atas mutu beton, terjadinya rongga, segregasi, kerusakan
lain yang mungkin terjadi.

e. Pemeriksaan dan pengujian tiang : pelaksana pengujian tanah harus melakukan


dan melaporkan pengujian yang disyaratkan dan tambahan pengujian yang diperlukan.
Lakukan pengujian dan buat laporan segera supaya tidak menyebabkan keterlambatan operasi
pekerjaan beton.

f. Elevasi dasar, dan panjang tiang yang ditunjukkan dalam gambar diperkirakan dari
data tanah yang ada. Evaluasi akhir dan persetujuan atas data akan ditentukan oleh Konsultan
Perencana.
g. Laporan Tiang Bor mencakup informasi yang diperlukan dalam pasal 1.3.C.

h. Untuk memeriksa keutuhan pengecoran tiang bor di lapangan, dilakukan Pile


Integrity Test (PIT), sebanyak 3 buah tiang bor untuk setiap bangunan.
Halaman - 33
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4.2. PENGAMANAN

a. Tepi atas lubang bor yang belum selesai dikerjakan atau terhenti harus ditutup dengan
penutup yang cukup kuat agar orang tidak terjatuh ke dalam lubang bor.
b. Lubang bor diatas elevasi basement diurug tanah bekas galian bor untuk keamanan.
c. Gas dalam lubang bor : semua orang yang turut dalam pengeboran harus berhati- hati
terhadap kemungkinan adanya gas beracun atau eksplosif yang mungkin muncul pada saat
pengeboran. Dianjurkan untuk menyediakan masker gas dan alat pertolongan pertama pada
kecelakaan.

d. Bila orang harus memasuki lubang, maka harus mengenakan tali pengaman
dan pakaian pelindung khusus. Casing pelindung harus dipasang untuk mencegah
kelongsoran tanah bila orang masuk ke dalam lubang. Penyemprot udara harus siap
tersedia untuk mensupplai udara ke dalam lubang.

4.3. TEST BEBAN ATAS TIANG PERMANEN

a. Kontraktor akan melakukan test atas tiang bor sebagai berikut :


• Test Pile Driving Analysis (PDA) sebanyak 1 buah tiang bor untuk setiap bangunan,
sekaligus dengan test keutuhan tiang menggunakan Pile Integrity Test (PIT) 1 titik untuk
setiap bangunan.

b. Jika suatu test gagal, maka kontraktor harus melaporkan hasil pengujian kepada
Konsultan Supervisi untuk dilakukan evaluasi.

c. Selama test beban, tidak boleh ada pelaksanaan pengeboran & pengecoran pondasi tiang bor.
Tiang yang akan ditest, harus dipilih oleh oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
/ Perencana secara random berdasarkan anggapan kondisi yang paling jelek dari tiang yang
sudah dikerjakan. Tiang mana yang akan diadakan percobaan beban ditentukan oleh oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas setelah dilakukan evaluasi, berdasarkan data
yang ada.

d. Pencatatan semua kejadian selama test beban oleh pihak independent spesialis, dan
mendapat persetujuan oleh Konsultan Supervisi . Sekalipun test beban dilakukan hanya atas
tiang-tiang tertentu, Kontraktor harus bertanggung jawab dan menjamin bahwa semua
tiang memenuhi syarat dalam batas toleransinya. Penerimaan beberapa tiang tidak melepas
tanggung jawab Kontraktor atas semua pekerjaan pondasi dan atas akibat penurunan pada
struktur atas bangunan.

4.4. PROSEDUR TEST PDA ( PILE DRIVING ANALYZER )

Halaman - 34
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

a. Metode test harus mencakup :


• Prosedur PDA test atas tiang tunggal harus sesuai dengan ASTM D-4945-89
Standard Test Method for High-Strain Dynamic Testing of Piles.
• Metode test ini digunakan untuk mendapatkan data regangan (strain) atau gaya (force)
dan percepatan (acceleration), kecepatan (velocity), atau perpindahan (displacement).
Data akan digunakan untuk memperkirakan daya dukung dan keutuhan (integrity)
tiang, baik performa tiang, tegangan tiang, dan sifat dinamis tiang seperti koefisien
damping tanah dan angka gempa.

b. Peralatan untuk tes terdiri dari :


• Alat untuk mengerjakan gaya impact (impact force) berupa hammer pancang
konvensional atau alat yang sejenis. Peralatan diletakkan sedemikian rupa sehingga
impact dapat dikerjakan pada as di kepala tiang dan konsentris dengan tiang.
• Strain transducer dan accel erometer, yang mampu secara independen
mengukur regangan (strain) dan percepatan (acceleration) versus waktu pada
setiap lokasi tertentu sepanjang as tiang selama terjadinya impact. Minimum dua dari
setiap peralatan ini harus secara mantap ditambatkan pada sisi tiang yang berlawanan,
sehingga tidak slip. Natural frequency-nya harus melebihi 7500 Hz. Transducer harus
diletakkan pada posisi aksial yang sama, dan harus ditambatkan sedikitnya pada satu dan
satu setengah lebar/diameter tiang dari kepala tiang. Transducer harus dikalibrasi sampai
ketelitian 2% sepanjang range pengukurannya.
• Alat untuk mencatat, mereduksi, dan menampilkan data, yang memungkinkan
penentuan gaya (force) dan kecepatan (velocity) versus waktu. Dan dapat pula
menentukan percepatan (acceleration) dan perpindahan (displacement) kepala tiang
dan energi yang ditransfer ke tiang. Peralatan harus mempunyai kemampuan
membuat kalibrasi internal yang memeriksa regangan (strain), percepatan
(acceleration), dan skala waktu. Tidak boleh ada kesalahan yang melebihi 2% dari
signal maksimum yang diharapkan.

c. Prosedur berikut ini harus diikuti :


• Tambatkan transducer pada tiang, lakukan pemeriksaan kalibrasi internal,
dan ambil pengukuran dinamis atas impact selama interval yang dimonitor bersama
dengan observasi rutin atas penetration resistance.
• Tandai tiang dengan jelas pada interval yang memadai. Tambatkan transducer
secara mantap pada tiang. Set up peralatan untuk mencatat, mereduksi, dan
menampilkan data.
• Lakukan pengukuran. Catat jumlah tumbukan per menit yang diberikan oleh
hammer, dan tinggi jatuh. Catat dan tampilkan satu seri pengukuran gaya (force) dan
kecepatan (velocity).

Halaman - 35
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Untuk konfirmasi kualitas data, secara periodik bandingkan gaya dengan perkalian
antara kecepatan (velocity) dan impedansi tiang, untuk kesepakatan proporsional dan
untuk konsistensi.
• Analisa pengukuran terdiri dari :
- Gaya (force) dan kecepatan (velocity) dari pembacaan peralatan.
- Catatan gaya impact (impact force) dan gaya (force) maksimum dan
minimum.
- Maksimum percepatan (acceleration).
- Perpindahan (displacement) dari data pemancangan tiang, dan kurva rebound
set, dan dari transducer.
- Energi maksimum yang ditransfer.
- Data yang dicatat dapat dianalisa dengan komputer. Hasil analisa berupa :
- Evaluasi resistensi tanah statis dan distribusinya pada tiang pada saat test.

d. Laporan harus mencakup hal sebagai berikut :


• Umum: identifikasi proyek, lokasi proyek, lokasi set pengujian, pemilik,
subkontraktor pondasi, boring log terdekat, koordinat dan datum horisontal.
• Karakteristik tiang: beton dan bahan yang berhubungan, campuran, rencana beton,
batang tulangan, dan lain-lain .
• Data te st t i a n g
• Data pengeboran dan pengecoran tiang.
• Data peralatan, termasuk gambar peralatan.
• Rekaman tes di n am i s .
• Hasil analisa dan evaluasi.
• Catatan atas kejadian khusus.

• Surat Pernyataan Hasil Test.

5. SYARAT – SYARAT PEMELIHARAAN

a. Selama cuaca panas, atau dalam keadaan yang menyebabkan beton cepat mencapai setting,
maka disyaratkan waktu pengecoran yang lebih singkat dari yang disyaratkan dalam ASTM C
94.
Jika temperatur udara berada diantara 30 deg C dan 32 deg C, kurangi waktu pengadukan dan
pengangkutan dari 11/2 jam menjadi 75 menit, dan waktu temperatur udara diatas 32 deg C,
kurangi waktu pengadukan dan pengangkutan menjadi
60 menit.

Halaman - 36
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Lakukan pengecoran segera setelah beton readymix tiba di lokasi. Pelihara permukaan beton yang
terbuka dan bekisting perpanjangan tiang dengan melembabkannya menggunakan
penyemprot, karung basah, atau cara lain.
c. Jangan gunakan retarding admixture tanpa persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.

VI. PEKERJAAN BETON COR DI TEMPAT

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Pasal ini mensyaratkan pekerjaan beton cor ditempat (cast in place), termasuk bekisting,
penulangan, mix design, prosedur pengecoran, dan finishing.

1.2 Beton cor ditempat meliputi :


• Pondasi Bor Pile Ø 30 cm, Pile Cap, Tie Beam : K – 300
 Plat Lantai : K – 300
 Plat Dak : K – 300

1.3 Bahan Tulangan

a. B a t a n g t u l a n g a n b e t o n : Standard SII :
• BJTD 40, tegangan leleh 400 MPa, ulir untuk > Ø 13 mm
• BJTP 24, tegangan leleh 240 MPa, polos untuk > D 10 mm
• Tanpa toleransi diameter

b. Wire baja : Wire Mesh M8, fy = 500 MPA {BJTS 500).


c. Jaring Kawat Baja Las : ASTM A 185, jaring kawat baja las.
d. Jaring Kawat Baja Las : ASTM A 497.

e. Supply setiap bahan tulangan dari satu sumber yang disetujui Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas. Serahkan sertifikat laboratorium pabrik.
f. Seluruh besi tulangan harus sesuai standart yang berlaku, dapat dipakai dari produk :
Krakatau steel, Cakra Steel Indonesia, Master Steel Indonesia.

1.4 Bahan Beton

a. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dengan mutu beton sebagai berikut :
• fc’ = 25 MPa (K - 300)
Untuk Bor pile, pile cap, tie beam, plat lantai dan plat dak

Dapat dipakai dari produk : Adhimix, JayaMix, Dynamix, dan Setaranya

b. Portland cement : ASTM C 150 type I, atau PUBI 1983 type I, dan sesuai standard SII-
0013-81.
Halaman - 37
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Gunakan satu merk selama pekerjaan, kecuali disetujui oleh Konsultan


Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas. Dapat dipakai dari produk : Holcim, Tiga
Roda, Semen Gresik, Tonasa.

c. Fly Ash : AS TM C 618, type F. (tidak dibolehkan dipakai pada


pekerjaan ini).
d. Agregat berat normal: ASTM C 33 dan seperti disyaratkan. Agregat dari satu sumber,
diusulkan kepada dan disetujui oleh Konsultan Supervisi untuk menjamin
konsistensi dalam mutu dan grading.
• Untuk muka luar expose, jangan menggunakan agregat halus dan kasar yang
menngandung bahan yang menyebabkan spalling.
• Agregat lokal yang tidak memenuhi ASTM C 33 yang telah
menunjukkan bahwa dapat menghasilkan beton dengan kekuatan dan daya tahan
yang memadai melalui test khusus atau penggunaan sebenarnya, dapat digunakan jika
disetujui Konsultan Supervisi dan Perencana.
e. Air : yang dapat diminum.

f. Admixture : Gunakan admixture beton yang mengandung tidak lebih dari 0,1 persen
ion chlorida. Admixture dapat berupa air-entraining admixture (ASTM C 2260), water-
reducing admixture (ASTM C 494 type A), high range water- reducing admixture atau
superplasticizer (ASTM C 494, type F atau G), water- reducing accelerating
admixture (ASTM C 494 type E), water-reducing retarding admixture (ASTM C
494, type D).

1.5 Bahan Yang Berhubungan

a. Waterstop : Gunakan waterstop jenis datar, dumbbell atau centerbulb pada construction
joint dan sambungan lainnya seperti dinyatakan. Ukuran sesuai dengan sambungan.
Pakai waterstop karet atau PVC.

b. Moisture Retaining cover (lapis penahan lembab); salah satu dari berikut ini :
1. K e r t a s t a h a n a i r
2. P o l ye t h yl e n e f i l m
3. Kain goni berlapis polyethylene

c. Liquid membrane-forming curing compound: jenis cairan sesuai ASTM C 309, type I,
kelas A. Kehilangan kelembaban tidak lebih dari 0,55 kg/m2 pada saat aplikasi sebanyak
4,1 m2/ liter.

Halaman - 38
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d. Water-based acrylic curing compound: ASTM C 309, type I, kelas B. Gunakan


bahan dengan maksimum volatile organic compound (VOC) 350 mg per liter.
e. Pengendali penguapan (evaporation control): bahan pembentuk lapisan
monomolekular yang dipakai untuk pelat beton expose untuk perlindungan sementara dari
kehilangan kelembaban yang cepat.

f. Bahan perekat (bonding agent) : Polyvinyl acetate (hanya untuk interior) atau acrylic-
base.

g. Perekat epoxy (epoxy adhesive): ASTM C 881, dua komponen bahan, sesuai
untuk penggunaan pada permukaan kering atau lembab. Gunakan jenis, mutu dan kelas
material sesuai ketentuan.

h. Waterproofing membrane atau coating : disyaratkan pada pasal 07110 -


Waterproofing.

1.6 Adukan Rencana


a. Siapkan design-mix untuk setiap jenis dan kekuatan beton dengan cara adukan
percobaan (trial batch) di laboratorium ataupun pengalaman lapangan seperti
disyaratkan ACI 301. Penggunaan fly ash tidak diizinkan.

b. Serahkan laporan tertulis kepada Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas untuk


setiap kelas beton yang diusulkan, paling lambat 15 hari sebelum mulai pekerjaan. Jangan
mulai produksi beton sampai mix-design yang diusulkan telah direview oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi / Pengawas.
c. Rencanakan adukan supaya beton (berat normal) dengan sifat berikut seperti
dinyatakan dalam gambar .

d. Dicoba beberapa water cement ratio yang berbeda untuk mendapatkan W/C untuk setiap
batas slump. Untuk beton pelat atap, toilet, pit lift, pelat dan dinding basement, buat
beton kedap air dengan kadar semen sedikitnya 375 kg/m3.

e. Water cement ratio: Pakai beton untuk keadaan berikut dengan watercement
(W/C) ratio sebagai berikut:
• Kedap air: W/C = 0,40.

f. Batas slump: Adukan supaya menghasilkan slump beton pada saat pengecoran
sebagai berikut:
• Ramp, pelat dan permukaan miring: tidak lebih dari 75 mm.
• Sistem pondasi beton bertulang : tidak kurang dari 25 mm dan tidak lebih dari 75
mm.

Halaman - 39
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Beton mengandung high – range water – reducing admixture


(superplasticizer) : tidak lebih dari 200 mm setelah penambahan admixture
untuk slump beton di lapangan 50 – 75 mm.
• Beton lainnya : tidak lebih dari 1 20 mm.

g. Penyesuaian terhadap adukan beton : Penyesuaian mix-design boleh diminta


oleh Kontraktor jika sifat material, keadaan pekerjaan, cuaca, hasil tes, atau
pertimbangan lainnya, seperti disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas. Data tes laboratorium untuk revisi mix design dan hasil kekuatan harus
diserahkan dan disetujui sebelum penggunaan dalam pekerjaan.

1.7 Admixture
a. Gunakan water-reducing admixture (plasticizer) atau high-range water- reducing
admixture (superplasticizer) dalam beton, seperti disyaratkan untuk pengecoran dan
workability.
b. Gunakan high-range water-reducing admixture dalam beton yang dipompa, beton untuk pelat
heavy-duty, beton arsitektural, pelat struktur parkir, beton yang disyaratkan kedap air, dan
beton dengan perbandingan air - semen dibawah 0,50.
c. Gunakan admixture untuk reduksi air dan mempercepat set atau perlambatan sesuai
dengan petunjuk pabrik secara ketat.

2. SYARAT – SYARAT BAHAN

2.1. Bahan Bekisting


a. Bekisting untuk beton:
‘- Pile Cap, Tie beam : bahan bekisting menggunakan pasangan batu-bata
tebal l/2 bata adukan 1 : 4.
‘- Kolom pedestal, kolom praktis plat lantai : bahan bekisting menggunakan
plywood, metal, dan plywood berangka metal, atau bahan panel lain yang disetujui
untuk memberikan permukaan yang menerus, lurus, rata dan halus.

b. Bekisting untuk kolom bulat dan penyangganya : Metal, plastik fiber-glass, atau
tabung karton atau fiber yang akan menghasilkan permukaan yang halus tanpa
memperlihatkan bekas sambungan. Bekisting harus cukup tebal untuk menahan beton
basah tanpa melendut.

c. Release Agent untuk bekisting : Siapkan release-agent bekisting yang


diperdagangkan, dengan maksimum 350 mg/l volatile organic compound (VOC) yang
tidak akan melekat, berkarat atau menimbulkan efek buruk atas muka beton dan tidak
akan menghambat penanganan muka beton selanjutnya.

Halaman - 40
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d. Pengikat bekisting (ties) : difabrikasi di pabrik, panjang dapat disesuaikan,


direncanakan untuk mencegah lendutan pada bekisting dan mencegah beton rontok
pada saat dibuka. Berikan jarak supaya tidak ada metal lebih dekat dari 35 mm terhadap
muka beton.

e. Penyangga bekisting: Gunakan penyangga baja untuk memberikan kekuatan


yang disyaratkan dan untuk mencegah lendutan.

3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN

3.1 Umum
Koordinasi pemasangan bahan penyambung, vapor retarder / barrier, dan bahan lainnya
yang berhubungan dengan pemasangan bekisting dan baja tulangan.

3.2 BEKISTING

a. Umum : Design, pasang, sangga dan pelihara bekisting untuk menyangga secara vertikal,
lateral, statis dan dinamis beban yang mungkin bekerja sampai struktur beton dapat
menahan beban tersebut. Susun bekisting supaya elemen beton dan struktur mempunyai
ukuran, bentuk, alignement, elevasi dan posisi yang benar. Jaga toleransi konstruksi
bekisting dan ketidak teraturan permukaan menurut batas berikut ini :

• As . semua permukaan fi nish pl us minus 5 mm dari as yang


diinginkan.
• Dimensi struktur yang kurang dari 3 m, plus minus 5 mm.
• Dimensi struktur yang lebih dari 3 m, plus minus 10 mm.
• Pakai batas pada ACI 347 untuk toleransi lainnya, pakai toleransi kelas
A untuk beton expose, dan kelas C untuk muka beton lainnya.
b. Susun bekisting dengan ukuran, bentuk, as, dan dimensi yang seharusnya untuk
menghasilkan alignement, lokasi, kemiringan dan level yang akurat. Sediakan untuk
lubang, offset, coakan, sudut, block-out, pengangkuran, insert, bentuk-bentuk permukaan
yang disyaratkan. Gunakan bahan pilihan supaya menghasilkan finishing yang
disyaratkan. Tutup celah dan sambungan untuk mencegah bocoran pasta beton.
c. Penyangga bekisting :
Pasang penyangga vertikal untuk semua bekisting supaya memberikan
kekuatan yang diperlukan dan mencegah lendutan bagian struktur yang sedang
dikerjakan akibat beban overload atau getaran.
Kecuali dinyatakan dalam gambar detail, susun bekisting dengan camber anti
defleksi ke atas sebagai berikut :

• Untuk semua pelat dan balok : 0,2 % dari bentangan pada tengah
bentangan.
Halaman - 41
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Untuk semua balok dan pelat kantilever : 0,4 % dari panjang pada ujung kantilever.

d. Fabrikasi bekisting untuk pembongkaran yang mudah tanpa memukul atau mengganggu muka
beton. Siapkan bagian bekisting khusus sesuai bentuk beton yang dibuat.

e. Buat lubang sementara untuk membersihkan dan inspeksi jika bagian dalam bekisting
tidak dapat dicapai sebelum dan selama pengecoran beton. Sangga dan tutup secara pas
lubang tersebut untuk menghindari kehilangan beton. Tempatkan lubang sementara pada
lokasi yang tepat.
f. Talang sudut expose dan ujung seperti dinyatakan, menggunakan talang strip
kayu, metal, PVC, atau karet, dibuat untuk menghasilkan jalur yang rata dan halus dan
pas dengan sambungan ujung.

g. Penyediaan untuk Kontraktor lain: Siapkan lubang dalam beton untuk pekerjaan
Kontraktor lain. Tentukan ukuran dan lo kasi lubang dan dudukan. Secara teliti
tempatkan benda yang menyatu dengan bekisting.

h. Pembersihan dan pengencangan: Dengan seksama bersihkan bekisting dan


permukaan yang berdekatan untuk menerima beton. Singkirkan serpihan, kayu, sisa
gergajian, kotoran, dan bahan lepasan segera sebelum pengecoran beton.
Kencangkan kembali bekisting dan bracing sebelum pengecoran beton, untuk mencegah
bocoran mortar dan menjaga alignement yang sesuai.

3.3 PEMBESIAN

a. Umum : sesuai dengan rekomendasi CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institute) untuk
pemasangan baja tulangan, untuk detail dan metode pemasangan baja tulangan dan
penyangganya.

b. P em b e n gk ok a n :
Bengkokkan batang baja tulangan dalam posisi pembengkokan seperti
dinyatakan dalam gambar dan disyaratkan dalam peraturan. Siapkan dan serahkan kepada
Pengawas bar-bending schedule sebelum melakukan fabrikasi.

c. Bersihkan tulangan dari karat ringan dan mill scale, tanah dan bahan lain yang mengurangi
atau merusak lekatan dengan beton.

d. Dengan teliti tempatkan, sangga dan amankan tulangan dari pergeseran.


Tempatkan dan sangga tulangan seperti disetujui Pengawas.

e. Pasang tulangan dengan cukup selimut beton. Atur, beri jarak, dan jaga ikatan
batang tulangan dan penyangga supaya memegang tulangan pada posisinya selama
pengecoran. Pasang ikatan kawat dengan ujung-ujungnya tetap di dalam beton, tidak keluar
permukaan beton.

Halaman - 42
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

f. Pasang jaring baja kawat las (welded wire mesh) dengan panjang sepanjang mungkin
dalam batas praktis. Lewatkan sambungan sedikitnya satu mesh dan ikat sambungan
dengan kawat. Selang seling sambungan lewatan pada satu sisi untuk mencegah
sambungan yang menerus dalam satu arah.

3.4 PEMASANGAN BAGIAN YANG TERTANAM

a. Umum: Pasang angkur dan bagian tertanam lainnya kedalam bekisting, termasuk
untuk pekerjaan kontraktor lain yang tertanam atau disangga oleh beton cor ditempat.
Gunakan gambar, diagram, instruksi dan petunjuk yang diberikan supplier yang
bersangkutan.

3.5 PERSIAPAN PERMUKAAN BEKISTING


a. Umum : Labur bidang kontak bekisting dengan bahan pelapis bekisting berupa
bahan non-residual, sebelum pengecoran beton.
b. Jangan biarkan bahan pelapis bekisting mengumpul dalam bekisting atau mengenai
permukaan beton yang dicor, yang berdekatan dengan beton yang akan dicor.
Penggunaan bahan pelapis bekisting harus sesuai instruksi pabrik.

3.6 MENGADUK BETON

a. Pengadukan di lapangan : Gunakan weight batching dan volumetric system untuk


mengukur air, sebagaiman yang disetujui Pengawas. Aduk bahan beton dalam jenis drum
mesin mixer yang memadai. Untuk mixer dengan kapasitas 1 m3 atau kurang,
pengadukan yang berkelanjutan sedikitnya 11/2 menit tetapi tidak lebih dari 5 menit
setelah bahan masuk mixer, sebelum setiap bagian dari batch dihentikan. Untuk mixer
dengan kapasitas lebih besar
dari 1 m3, tingkatkan minimum 11/2 menit waktu pengadukan dengan 15 detik untuk
setiap tambahan 1 m3.

• Gunakan label untuk setiap batch yang dikeluarkan dan digunakan dalam pekerjaan
yang menyatakan nama dan nomer proyek, tanggal, jenis adukan, waktu pengadukan,
jumlah, dan banyaknya air.

b. Beton ready-mix: Sesuai dengan ketentuan ASTM C 94, dan seperti


disyaratkan.

• Waktu digunakan beton readymix, supply adukan beton oleh supplier yang disetujui.
Masukkan nama, alamat supplier readymix kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas untuk persetujuan. Pengaturan akan dibuat oleh
Kontraktor untuk inspeksi oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas ke
Halaman - 43
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

plant readymix. Inspeksi dan/atau persetujuan oleh Konsultan Manajemen


Konstruksi / Pengawas tidak akan melepaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya
dalam menjamin beton readymix sesuai dengan persyaratan.

• Berat semen dan agregat halus dan agregat kasar harus secara berkerlanjutan dicatat
pada batching plant dengan alat yang secara teratur dikalibrasi oleh pihak pemerintah
yang berwenang. Masukkan catatan semen, agregat dan kadar air dari setiap batch
kepada Pengawas. Lakukan test periodik untuk menentukan moisture content dari
agregat dan volume air yang ditambahkan untuk adukan.

• Waktu suhu udara berada diantara 30 derajat C dan 32 derajat C, kurangi


waktu pengadukan dan pengiriman dari 11/2 jam menjadi 75 menit, dan waktu suhu
diatas 32 derajat C, kurangi waktu pengadukan dan pengiriman menjadi 60
menit. Kecuali digunakan retarder, waktu maksimum boleh ditingkatkan sampai 3,5
jam. Waktu maksimum yang diijinkan harus didiskusikan sebelum pengecoran beton
untuk menjamin waktu tunggu yang diijinkan.

• B uat catatan wak tu yang m em adai untuk sem ua k egi atan pengadukan
di plant. Catatan ini ditandatangani oleh yang berwenang di plant, harus
disampaikan bersamaan pengiriman ke lapangan. Secara teratur catat waktu
kedatangan dari setiap pengiriman truk. Catatan ini harus siap setiap
sa at diminta Konsultan Supervisi.

• Catatan harus siap di lapangan dan terdiri dari informasi berikut:


a. datangnya pengiriman truk readymix
b. waktu pengadukan bahan dan penambahan air
c. nomor registrasi truk dan nama plant
d. w ak t u pe ng eco ra n
e. pengambilan sample silinder (atau kubus)
f. s l u m p

• Kontraktor harus bertanggung jawab atas mutu beton yang dihasilkan dari pengecoran
beton readymix. Kontraktor berkewajiban menyediakan fasilitas batching plant yang
sesuai dengan persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi /
Pengawas. Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas mempunyai hak menolak
hasil readymix atau menghentikan penggunaan lebih lanjut beton readymix jika
dirasa tidak memuaskan karena tidak sesuai spesifikasi.

3.7 PERSIAPAN PENGECORAN BETON

a. Sebelum pengecoran beton, dengan seksama bersihkan semua alat pengaduk dan
pengangkut.

Halaman - 44
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Semua bekisting dimana beton dicor harus dibersihkan dari kotoran dan bahan/
material lepasan.

• Bekisting harus dibasahkan dan tulangan harus ditempatkan dengan baik.


• Sebelum pengecoran beton, semua permukaan beton existing harus dikasarkan
dan bersih dari bahan lepas dan dilapis dengan mortar semen non-shrink yang
mempunyai sifat sama dengan beton.
• Air harus disingkirkan dari bekisting dimana beton akan dicor.

3.8 PENGECORAN BETON

a. Pemeriksaan: Sebelum pengecoran beton, periksa dan lengkapi


pemasangan bekisting, baja tulangan dan bagian tertanam. Seluruh proses kegiatan harus
secara tetap diperiksa dan diawasi oleh pelaksana yang berpengalaman dan bertanggung
jawab.

b. Umum: Sesuai ACI 304 dan yang disyaratkan. Metode pengangkutan, penimbangan dan
pengadukan bahan harus disetujui Pengawas.

c. Beton harus diangkut dari mixer ke bekisting secepat mungkin, dengan cara yang
mencegah segregasi.

d. Semua alat angkut harus dicuci dan dibersihkan waktu pengecoran beton dihentikan untuk
waktu lebih dari 30 menit. Beton harus dicor dan digetarkan dalam waktu tidak
lebih dari 40 menit sejak air ditambahkan
ke dalam adukan.

e. Tempatkan beton secara berkelanjutan atau dalam lapisan dengan ketebalan tertentu,
sehingga tidak ada beton yang dicor diatas beton yang sudah cukup mengeras yang dapat
menyebabkan terbentuk bidang perlemahan. Jika suatu bagian tidak dapat dicor secara
berkelanjutan, buat construction joint sesuai ketentuan.

f. Pengecoran beton dalam bekisting : Tempatkan beton dalam bekisting pada lapisan
horisontal tidak lebih tebal dari 600 mm dan dalam cara yang menghindari construction joint
miring. Jika pengecoran terdiri dari beberapa lapis, cor setiap lapsian waktu beton
terdahulu masih plastis u ntuk mencegah sambungan yang memisah.

• Padatkan beton dengan menggunakan mesin vibrator sesuai


ketentuan.
• Jangan menggunakan vibrator untuk menggeser beton dalam bekisting.
Masukkan dan geser vibrator secara vertikal pada jarak yang sama tidak melebihi
batas efektif mesin. Tempatkan dan masukkan vibrator dalam lapisan yang dicor
sedikitnya 150 mm dari lapisan terdahulu. Jangan biarkan vibrator masuk lapisan
Halaman - 45
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

dibawahnya yang sudah mulai set. Batasi waktu penggunaan vibrator dalam beton
secukupnya.

g. Pengecoran Beton untuk pelat: Tempatkan dan padatkan pelat beton dalam operasi
yang berkelanjutan, dalam batas construction joint, sampai lengkap pengecoran
pada suatu bagian.
• Padatkan beton selama pengecoran dan pemadatan beton dengan seksama dikerjakan di
sekeliling tulangan, bagian tertanam dan dekat sudut.
• Permukaan pelat dibuat pada level yang tepat menggunakan alat untuk meratakan.
Jangan ganggu permukaan pelat sebelum mulai operasi finishing.
• Jaga tulangan dalam posisi yang tepat selama pengecoran beton.

h. Pengecoran beton untuk kolom dan dinding: Pengecoran vertikal harus dibuat
berkelanjutan untuk mencegah segregasi. Beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian
lebih dari 1,5 m, jika tidak pipa tremi harus digunakan.Untuk dinding, kolom dan unit
yang tinggi lainnya, beton tidak diijinkan dituang dari puncaknnya, tetapi harus diatur
dituang melalui sisi bekisting.
i. Talang tidak boleh digunakan untuk menuang beton, kecuali diijinkan oleh Konsultan
Supervisi. Jika talang boleh digunakan, maka harus dibuat dari metal dan memungkinkan
aliran beton tanpa segregasi. Talang harus ditempatkan pada sudut kemiringan vertikal
banding horisontal 1 : 2.

j. Pengecoran pada cuaca panas: Waktu keadaan cuaca panas, cor beton sesuai ACI
305 dan seperti disyaratkan.
• Dinginkan bahan sebelum pengadukan untuk menjaga suhu beton pada saat
pengecoran dibawah 32 derajat C. Campuran air boleh didinginkan atau es batu
boleh digunakan untuk mengendalikan suhu, air yang diberikan oleh es
diperhitungkan dalam jumlah campuran air. Pemakaian cairan nitrogen untuk
mendinginkan beton merupakan pilihan yang dapat digunakan Kontraktor.
• Tutup baja tulangan dengan karung basah jika terlalu panas, sehingga
suhu baja tidak akan melebihi suhu udara ambient segera sebelum tertanam dalam beton.
• Semprot bekisting, baja tulangan dan subgrade segera sebelum pengecoran
beton. Jaga kelembaban subgrade secara merata.
• Gunakan water-reducing retarding admixture jika diperlukan untuk suhu tinggi,
kelembaban rendah, atau kondisi pengecoran lainnya seperti persetujuan Konsultan
Supervisi .

3.9 SAMBUNGAN (JOINT)

Halaman - 46
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

a. Construction joint : Tempatkan dan buat construction joint supaya tidak mengurangi
kekuatan atau penampilan struktur, sesuai persetujuan Konsultan Supervisi.
b. Buat sambungan kunci sedikitnya 40 mm dalamnya dalam construction joint pada dinding
dan pelat dan diantara dinding dan pondasi.
c. Pada balok dengan tebal 900 mm atau lebih, hentikan construction joint dengan
shear-key dengan bekisting sementara yang akan dibongkar sebelum pengecoran
berikutnya. Gunakan bekisting yang solid dan mudah dibongkar tanpa merusak beton yang
baru dicor atau bekisting itu sendiri.
d. Tempatkan construction joint tegak lurus terhadap tulangan utama.
Teruskan tulangan melewati construction joint, kecuali ditentukan lain. Jangan
meneruskan tulangan melalui sisi strip penggecoran.
e. Gunakan bahan perekat (bonding agent) diatas permukaan beton existing yang akan
disambung dengan beton baru.
f. W aterstop : Gunakan waterstop dalam construction joint seperti dinyatakan.
Pasang waterstop agar membentuk diafragma yang menerus pada setiap sambungan.
Sangga dan lindungi waterstop expose selama
pelaksanaan pekerjaan. Sambung waterstop di lapangan sesuai petunjuk pabrik.
g. Isolasi joint pada pelat diatas tanah (slab-on-grade) : Pasang isolasi joint pada
slab-on-grade di tempat pertemuan slab-on-grade dan permukaan vertikal seperti
pedestal kolom, dinding pondasi, balok miring dan lokasi lain yang dinyatakan.
h. Sambungan susut (C onstruction joint) pada slab -on-grade: Buat construction
joint pada slab-on-grade untuk membentuk pola tertentu. Gunakan saw-cut lebar
3 mm dengan dalam seperempat tebal pelat atau sisipan (insert) lebar 6 mmm dengan dalam
seperempat tebal pelat, kecuali dinyatakan lain.
• Bentuk construction joint dengan menyisipkan plastik yang dicetak, hard- board, atau
fiber-board.
• Construction joint pada pelat lain bukan expose dapat dibuat dengan saw-cut segera
setelah selesainya pelat.
• Jika pola sambungan tidak terlihat, buat sambungan tidak melebihi jarak 4,5 m pada
semua arah, dan sedapat mungkin penempatan sesuai lebar bentangan.
• Joint filler dan sealant digunakan.
i. Expansion Joint : Buat expansion joint pada lokasi dan ukuran seperti dinyatakan
dalam gambar dan sesuai dengan detail. Tulangan tidak boleh melewati
sambungan.

3.10 FINISHING PERMUKAAN


a. Finishing berbekisting kasar (rough): Buat suatu finishing kasar pada permukaan
beton yang tidak tampak langsung atau tertutup finishing. Ini merupakan permukaan beton
Halaman - 47
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

yang mempunyai texture yang dibentuk oleh bahan bekisting, dengan lubang ikatan tie
dan daerah rusak yang diperbaiki atau ditambal, dan sirip atau tonjolan yang melebihi tinggi
6 mm diampelas atau diketrik.
b. Finishing berbekisting halus: Buat suatu finishing halus pada permukaan beton
yang akan tampak langsung atau akan ditutup dengan bahan laburan (coating) yang
langsung digunakan pada beton, atau bahan penutup yang langsung digunakan pada
beton, seperti waterproofing, dampproofing, plester veneer, cat, atau yang sejenisnya. Ini
merupakan permukaan beton yang dihasilkan dengan bahan bekisting pilihan, diatur
dalam suatu cara teratur. Perbaiki dan tambal daerah yang rusak dengan sirip dan tonjolan
lainnya sama sekali dibuang dan dihaluskan.
c. Finishing gosokan halus: Buat finishing gosokan halus pada permukaan
beton bekisting halus yang diolah dalam waktu tidak lebih dari satu hari setelah
pembongkaran bekisting.
• Lembabkan permukaan beton dan gosok dengan batu carborundum atau bahan
abrasive lain sampai menghasilkan warna dan tekstur merata. Jangan
menggunakan grout semen selain dari permukaan yang dihasilkan oleh proses
menggosok.

d. Finishing poles grout: Buat finishing polesan grout pada permukaan beton
bekisting halus yang diolah.

• Campur satu bagian portland cement dengan satu setengah bagian pasir halus
berdasarkan volume, dan suatu campuran admixture acrylic atau styrene butadiene
50:50 dengan air untuk membentuk bahan poles. Campur portland-cement standard dan
portland cement putih dalam jumlah yang ditentukan dengan coba-coba sehingga
warna akhir grout kering mendekati warna permukaan.
• Dengan seksama basahkan permukaan beton, gunakan grout untuk permukaan,
dan isi lubang kecil. Singkirkan grout berlebih dengan mengerok dann menggosok
dengan karung bersih. Pertahankan kelembaban dengan semprotan selama sedikitnya
36 jam setelah menggosok.

e. Permukaan tanpa bekisting: Pada puncak dinding, offset horisontal, dan permukaan
tanpa bekisting yang berdekatan dengan permukaan berbekisting dihaluskan dan buat
finishing dengan texture mendekati permukaan berbekisting. Lanjutkan pengolahan akhir
pada permukaan yang dibekisting melewati batas permukaan tanpa bekisting yang
berdekatan, kecuali dinyatakan lain.

3.11 FINISHING PELAT MONOLIT

a. Finishing bergurat : Gunakan finishing bergurat pada permukaan pelat monolit


untuk topping lantai beton atau dasar unttuk mortar pada ubin dan bahan finishing lantai
dengan bahan perekat, dan yang dinyatakan.
Halaman - 48
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Finishing poles : Gunakan finishing poles pada permukaan pelat monolityang akan diberi
finishing trowel dan finishing lainnya yang disyaratkan, permukaan pelat akan ditutup
dengan waterproofing membrane atau elastis, atap membrane atau elastis, dan ubin
berdasar pasir, atau seperti dinyatakan.
c. Finishing dengan trowel : Gunakan trowel untuk permukaan pelat monolit yang ter-
expose dan permukaan plat yang akan ditutup dengan karpet, cat, atau coating.
d. Finishing dengan trowel dan kuas halus : Jika keramik atau quarry tile akan
dipasang dengan mortar tipis, gu nakan trowel finish seperti yang disyaratkan,
kemudian segera dilanjutkan dengan sedikit menggaruk permukaan dengan kuas halus.
e. Finishing anti slip dengan kuas : Gunakan finishing anti slip dengan kuasuntuk
platform, tangga dan ramp beton exterior, dan lai nnya yang dinyatakan.

3.12 BETON LAINNYA


a. Isian : Isi lubang dan bukaan yang tertinggal dalam struktur beton, kecuali ditentukan
atau diperintahkan lain, setelah pekerjaan oleh Kontraktor lain.
b. Pondasi mesin dan peralatan: Buat pondasi mesin dan peralatan seperti terlihat pada
gambar. Pasang baut angkur pada elevasi yang tepat, sesuai dengan diagram atau template
yang disediakan oleh pembuat mesin dan peralatan.

3.13 PENUNJANG DAN PENYANGGA


a. Umum : Sesuai ACI 347 untuk menunjang dan menyangga dalam konstruksi
berlantai banyak, atau seperti yang disyaratkan.
b. Sangga secara penuh dari tanah sampai atap untuk bangunan berlantai 4 atau kurang,
kecuali diijinkan lain.
c. Sangga secara penuh sedikitnya 3 lantai dibawah lantai atau atap yang sedang
dicor untuk struktur yang melebihi 4 lantai. Sangga lantai atau atap yang sedang dicor,
sehingga beban konstruksi diatas akan ditransfer secara langsung ke penyangga tersebut.
Atur jarak penyangga dibawah lantai yang bersangkutan sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian yang menerima beban yang berlebih atau akan menyebabkan tegangan tarik pada
bagian beton yang tidak diberi cukup tulangan. Sangga secara penuh diluar ketentuan
minimum untuk menjamin distribusi beban yang memadai.
d. Bongkar penyangga dan sangga ulang dalam urutan yang terencana untuk menghindari
kerusakan beton. Tempatkan dan beri penyangga ulang untuk menunjang tanpa menyebabkan
tegangan atau lendutan yang berlebih.
e. Jaga penyangga ulang pada tepatnya edikitnya 15 hari setelah pengecoran, atau lebih
lama jika disyaratkan, sampai beton mencapai kekuatan beton 28 hari yang
disyaratkan, dan beban berat akibat pembangunan telah diangkat.

3.14 PEMBONGKARAN BEKISTING


Halaman - 49
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

a. Umum : Bekisting yang tidak memikul berat beton, seperti sisi balok, dinding,
dan sejenisnya, dapat dibongkar setelah curing sesuai dengan persyaratan ACI/318
setelah pengecoran beton, beton mempunyai kekerasan yang cukup untuk tidak
hancur akibat pembongkaran bekisting, pekerjaan curing dan perlindungan tetap
dipertahankan.

b. Bekisting yang memikul berat beton, seperti dasar balok, joist, pelat, dan elemen
struktur lainnya, tidak boleh dibongkar dalam waktu kurang dari 14 hari atau setelah beton
mencapai 75 persen kekuatan tekan rencana minimum pada 28 hari. Tentukan
kekuatan tekan beton atas beton dilapangan dengan testing atas sampel yang
menyatakan lokasi dan bagian struktur.

c. Bekisting permukaan material dapat dibongkar 21 hari setelah pengecoran hanya jika
penopang dan penyangga vertikal lainnya telah diatur supaya memungkinkan
pembongkaran bekisting tersebut tanpa mengendurkan atau mengganggu penopang dan
penyangga. Elemen yang disangga, disangga kembali sampai 14 hari, atau beton telah
mencapai sedikitnya 75 persen kekuatan tekan rencama minimum pada 28 hari, kecuali
ketentuan masalah bekisting untuk menyangga beban diatasnya / beban kerja.

3.15 PENGGUNAAN ULANG BEKISTING

a. Bersihkan dan perbaiki permukaan bekisting yang akan digunakan ulang.


Bahan bekisting permukaan material yang terpisah, menjadi rusak, mengelupas, atau
mengalami kerusakan lainnya, tidak akan diterima untuk permukaan expose. Gunakan bahan
pelapis bekisting yang baru seperti yang disyaratkan untuk bekisting baru.

b. Jika bekisting diperluas untuk pengecoran berikutnya, dengan seksama bersihkan


permukaan, singkirkan rontokan, dan kencangkan bekisting supaya sambungan rapat.
Paskan sambungan. Jangan gunakan tambalan untuk permukaan beton expose, kecuali
diijinkan Konsultan Supervisi.

3.16 MASS CONCRETING

a. Umum : Bagian ini berisi syarat tambahan untuk pekerjaan beton massal.
• Secara umum, pekerjaan harus memenuhi ACI 270.1 R -70, ACI207.2R-
73 dan ACI 270.3R-79

• Sebelum mulai pekerjaan, Kontraktor harus mengajukan proposal metode


pengukuran, pengadukan, pengangkutan, pengecoran beton, pengendalian suhu dan
metode curing untuk persetujuan Pengawas.

b. Bahan :
Gunakan bahan sesuai persyaratan sebagai berikut :
Halaman - 50
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Gunakan bahan untuk adukan beton yang akan menghasilkan suhu rendah.
• Fly ash atau Pozzolanic (ASTM C 618) dapat digunakan sebagai mineral-
admixture dalam beton portland cement. ( tidak di izinkan untuk dipakai pada
proyek ini ).
• Surface active agent : Gunakan jenis air entraining dan water reducing
agent.
• Campuran rencana beton harus meminimumkan kadar semen dalam batas kekuatan
beton yang disyaratkan.

c. Kendalikan suhu beton selama pengecoran.


• Setelah pengecoran beton, jaga permukaan beton tetap basah dan lindungi
permukaan dari sinar matahari langsung dan kehilangan kelembaban yang cepat.
• Ukur dan amati suhu beton pada permukaan dan dalam beton, setelah
pengecoran beton. Suhu pada berbagai tempat harus dimonitor dengan
menggunakan alat tertentu seperti thermocouple.
• Curing beton harus dilakukan untuk menahan peningkatan suhu yang cepat.
Jaga gradient suhu antara permukaan dan dalam beton serendah mungkin. Beda
suhu yang diperbolehkan antara suhu puncak dan suhu ambient akhir harus dibatasi
kira-kira 20 derajat Celcius, jika agregat flint gravel digunakan.
• Sebelum mencapai suhu tertinggi, tutup permukaan beton dengan
menggunakan terpal atau isolasi lainnya untuk menahan panas dan mengurangi beda
suhu. Setelah membongkar penutup (cover), permukaan beton harus dilindungi
terhadap pengeringan yang terlalu dini.

4. SYARAT – SYARAT PENERIMAAN


4.1 PENGENDALIAN MUTU
a. Peraturan dan standard : Sesuai dengan ketentuan peraturan – peraturan berikut,
spesifikasi, dan standard, kecuali jika ketentuan yang lebih ketat
dinyatakan atau disyaratkan :
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung
• Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1983 (SNI)
• Standard Industri Indonesia (SII)
• American Concree Institute (ACI) 301, "Specification for Structural
• Concrete for Buildings".
• ACI 318, "Building Code Requirement for Reinforced Concrete".
• Concrete Reinforcing Steel Institute (CRSI), "Manual of Standard
Practice".

Halaman - 51
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Test Besi Tulangan dan Beton : Ditunjuk agen/laboratorium pengujian yang


independen dan disetujui oleh Konsultan Supervisi, untuk melakukan test
evaluasi bahan dan untuk merencanakan adukan beton.
c. Bahan dan pekerjaan yang dilaksanakan dapat membutuhkan test dan test ulang setiap
saat selama pelaksanaan pekerjaan. Test, termasuk test ulang atas bahan yang ditolak
yang telah terpasang dilakukan atas biaya Kontraktor.
d. Mockup : Mockup pengecoran dengan ukuran yang sebenarnya atau yang disyaratkan
untuk memperlihatkan sambungan typical (sambungan balok- kolom), jarak ikatan
bekisting, dan finishing, tekstur dan warna permukaan yang diusulkan. Panel
contoh dibiarkan terbuka/terlihat selama pelaksanaan, setelah Pengawas
menyetujui mutu visual.

4.2 PENGUJIAN QUALITY CONTROL ATAS BETON SELAMA PELAKSANAAN

a. Umum : Pemberi Tugas akan menugaskan agen pengujian untuk


melaksanakan tes dan memasukkan laporan test.
b. Sampling dan testing untuk quality control selama pengecoran beton dapat meliputi
hal sebagai berikut, seperti pengarahan Pengawas :
• Sampling beton segar: ASTM C172, kecuali modifikasi untuk slump sesuai
dengan ASTM C94.

1. Slump : ASTM C 143, satu test pada setiap adukan untuk satu hari pengecoran
untuk setiap jenis beton, test tambahan jika konsistensi beton dirasa berubah.

2. Kadar air: ASTM C 173, metode volumetrik untuk beton ringan atau beton
normal, ASTM C 231 metode tekanan untuk beton normal, satu buah untuk
satu hari pengecoran untuk setiap jenis beton air- entrained.

3. Suhu beton: ASTM C 1064, satu test pengukuran suhu setiap jam jika suhu
udara 4 derajat Celcius atau lebih rendah dan jika 27 derajat Celcius atau lebih,
dan satu test pengukuran suhu untuk setiap set contoh benda uji.

4. Contoh benda uji compression test: ASTM C 31, satu set terdiri dari empat
silinder standard untuk setiap test kekuatan tekan, kecuali disyaratkan lain.
Cetak dan simpan silinder untuk sampel test laboratory-cured, kecuali jika
contoh test field-cured disyaratkan. Berikan label sampel yang menyatakan
tanggal pengecoran dan bagian struktur dimana benda uji diambil. Ambil
sampel pada lokasi pengecoran.

5. Test kekuatan tekan: ASTM C 39, sedikitnya satu set untuk setiap hari
pengecoran yang melebihi 5 m3 dan jumlah pengambilan sampel
sesuai dengan persyaratan untuk setiap kelas beton yang dicor dalam sehari,
masing-masing empat contoh, satu contoh ditest pada 7 hari, dan 2 contoh (satu
Halaman - 52
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

seri) ditest pada 28 hari, dan satu contoh disimpan untuk test kemudian jika
perlu.

6. Untuk beton yang dicor ditempat, contoh beton diambil acak dengan jumlah
contoh masing-masing 2 benda uji sebagai berikut :

1. Beton kelas-1 : 1 buah setiap 10 m3 atau 10 adukan


2. Beton kelas-2 : 1 buah setiap 20 m3 atau 20 adukan
3. Beton kelas-3 : 1 buah setiap 50 m3 atau 50 adukan dengan

pembagian kelas sebagai berikut :

1. Beton kelas-1 : kolom struktur, dinding struktur, beton


pratekan.
2. Beton kelas-2 : yang tidak termasuk kelas - 1 dan kelas – 3.
3. Beton kelas-3 : beton yang mengutamakan faktor massa,
misalnya pondasi mesin.

Sedikitnya harus diperoleh 4 benda uji dalam satu mutu untuk satu
bangunan.

• Untuk beton ready-mix, randon sample diperoleh dari pengadukan yang sama,
untuk satu truck dilakukan dua kali pengambilan sampel di lapangan, yaitu pada 15
% dan 85 % beton dikeluarkan dari truk mixer. Pada masing-masing pengambilan
contoh, dibuat 2 benda uji, yang nilai rata-ratanya merupakan 1 nilai uji.
Pengambilan contoh dilakukan sebagai berikut :
1. 1 truk mixer diambil 1 x 4 benda uji
2. 2 - 5 truk mixer diambil 2 x 4 benda uji
3. 6 - 10 truk mixer diambil 3 x 4 benda uji
4. setiap 10 truk mixer selebihnya diambil 1 x 4 benda uji
tambahan.

• Kriteria penerimaan adalah sebagai berikut :


1. Nilai rata-rata dari pasangan benda uji berturut-turut yang terdiri dari 4 benda
uji, tidak kurang dari fc' +0,82 s , dengan s = standard deviasi 4 benda uji.

2. Tidak satupun hasil uji tekan (rata -rata 2 benda uji) yang mempunyai nil
ai di bawah 85 % kekuatan beton yang disyaratkan (fc').

Halaman - 53
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Setiap penolakan beton yang tidak memenuhi ketentuan dapat meliputi


beton dengan volume lebih besar dari yang diwakilinya, dengan jumlah maksimum
yang dapat dikenai penolakan sebagai berikut :
1. 30 m 3 untuk beton k el as -1
2. 60 m 3 untuk beton k el as -2
3. 150 m3 untuk beton kelas-3.

• Jika kekuatan beton kurang dari 85% kekuatan yang disyaratkan, evaluasi operasi
yang dilakukan dan lakukan tindakan koreksi untuk melindungi dan memelihara beton
yang dicor.

c. Hasil pengujian akan dilaporkan secara tertulis kepada Konsultan Supervisi,


dan Kontraktor dalam 24 jam setelah test. Laporan test kekuatan tekan harus
menyatakan identifikasi proyek (nama dan nomor), tanggal pengecoran, nama agen
pengujian beton, jenis dan kelas beton, lokasi pengadukan beton, kekuatan tekan
rencana untuk 28 hari, komposisi adukan beton dan bahan, kekuatan hancur beton
pada 7 dan 28 hari.

d. Nondestructive testing: Impact hammer, sonoscope, atau alat non-destructive


lainnya boleh diijinkan, tetapi tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya dasar
untuk penerimaan atau penolakan.

e. Test tambahan : Agen pengujian akan membuat test tambahan atas beton yang
diambil ditempat (coring) sebanyak 3 benda uji, jika hasil tes menunjukkan
kekuatan beton yang disyaratkan atau karakteristik lainnya tidak memenuhi syarat,
sesuai petunjuk Pengawas. Agen pengujian dapat melakukan test untuk menentukan
kelayakan beton dengan cylinder-coring sesuai ASTM C 42, atau dengan metode lain
sesuai pengarahan. Benda uji dikeringkan pada udara normal selama 7 hari untuk beton
yang direncanakan kering, dan direndam 40 jam untuk beton yang direncanakan basah.
Hasilnya harus memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata benda uji tidak kurang dari 85 % fc'


2. Tidak satupun nilai benda uji kurang dari 75% fc'

f. Jika tidak memenuhi syarat dapat dilakukan load-test dengan beban langsung
pada struktur, untuk beton yang dipakai untuk pelat dan balok lantai.
g. Jika tes gagal, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua biaya pembongkaran
dan perbaikan yang berhubungan dengan bagian struktur sesuai petunjuk Konsultan
Supervisi.

4.3 QUALITY CONTROL ATAS BAJA TULANGAN SELAMA PELAKSANAAN

Halaman - 54
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

a. Untuk menjamin tulangan memenuhi persyaratan, sebagai tambahan atas sertifikasi


laboratorium, lakukan test tarik secara periodik minimum 2 sampel sebanyak tiga kali
sedikitnnya pada pengiriman pertama, pada bulan kelima pengiriman dan bulan
kesepuluh pengiriman. Jika selama pelaksanaan kualitas tulangan dicurigai tidak
memenuhi persyaratan, Konsultan Supervisi dapat minta diadakan test tarik lainnya.

b. Lakukan test lengkung dingin dan test kekuatan leleh tarik di laboratorium sekali
setiap 10 ton untuk tulangan dengan diameter 13 mm kebawah, dan setiap 20 ton untuk
tulangan mempunyai diameter 16 mm keatas. Sampel diambil sepanjang 1 meter.

4.4 PENYERAHAN DOKUMEN


a. Umum : Dokumen berikut harus diserahkan sesuai Persyaratan dalam
Kontrak dan Pasal Kententuan Umum.
b. Data produk untuk material dan item yang memadai, termasuk baja penulangan
dan perlengkapan bekisting, adukan, bahan untuk perbaikan, waterstop, sistem
penyambungan, bahan perawatan (curing compound), bahan finishing adukan kering,
dan lainnya yang diminta oleh Konsultan Supervisi.

c. Gambar kerja (shop drawing) untuk detail penulangan, pembengkokan, dan


pemasangan penulangan beton. Sesuai ACI 315 "Manual of Standard Practice for
Detailing Reinforced Concrete Structures" memperlihatkan bar schedule, jarak sengkang,
diagram pembengkokan batang tulangan, dan pengaturan penulangan beton. Termasuk
penulangan khusus yang diperlukan untuk lubang pada struktur beton.
d. Gambar kerja (shop drawing) untuk bekisting memperlihatkan fabrikasi dan ereksi
bekisting untuk finishing muka beton tertentu. Perlihatkan konstruksi bekisiting, termasuk
tumpuan, penyambungan, sambungan bekisting khusus, lokasi dan pola
penempatan ikatan, dan hal lain yang mempengaruhi tampak beton expose.
• Review oleh Pengawas hanya secara umum. Perencanaan bekisting mengenai
stabilitas struktur dan efisiensi merupakan tanggung jawab Kontraktor.

e. Contoh bahan termasuk nama, sumber, dan penjelasan, meliputi bahan :


1. Finishing berwarna
2. A gregat berat norm al
3. Fi bre rei nforcemment
4. W aterstop
5. V apor retarder/bar rier

f. Laporan test laboratorium untuk bahan batang tulangan, bahan beton, dan test mix
design.

Halaman - 55
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

g. Sertifikat bahan pengganti laporan test laboratorium jika diijinkan oleh


Pengawas. Setifikat bahan harus ditandatangani oleh pabrik dan Kontraktor,
menyatakan semua bahan sesuai dengan atau melebihi persyaratan yang ditentukan.
Serahkan sertifikasi dari pabrik admixture bahwa kadar chlorida sesuai dengan
persyaratan spesifikasi.

5. SYARAT – SYARAT PEMELIHARAAN

5.1 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON


a. Lindungi beton yang baru dicor dari hujan, pengeringan yang terlalu cepat dan suhu
panas atau dingin yang berlebihan. Dalam cuaca yang panas, kering dan berangin,
lindungi beton dari kehilangan kelembaban yang
cepat sebelum dan selama pekerjaan finishing dengan bahan pengendali
penguapan. Gunakan sesuai petunjuk pabrik pembuat.
b. Jangan ganggu beton yang sudah dicor, bekisting dan tulangan dalam
24 jam setelah akhir pengecoran.
c. Mulai curing awal segera setelah genangan air lenyap dari permukaan beton
setelah pengecoran dan finishing. Jika memungkinkan jaga terus kelembaban selama
tidak kurang dari 7 hari.
d. Metoda curing: Pelihara beton dengan curing compound, dengan moistcuring,
dengan moisture retaining cover curing, atau dengan kombinasi dari cara tersebut seperti
disyaratkan.
e. Lakukan moisture curing dengan cara berikut :
1. Jaga permukaan beton terus -menerus supaya basah dengan menutupnya
dengan air.
2. Gunakan semprotan air halus (water-fog spray).
3. Lapisi permukaan beton dengan penutup yang menyerap air dan membasahi
penutup dengan air, dan jaga terus supaya basah.
4. Jaga bekisting kayu tetap basah.
f. Lakukan moisture retaining cover curing sebagai berikut:

1. Tutup permukaan beton dengan penutup penahan kelembaban untuk melindungi


beton.
g. Gunakan curing compound pada pelat expose interior dan pelat dan trotoir expose
interior.
1. Gunakan curing compound pada pelat beton segera setelah pekerjaan
finishing beton seleai (dalam 2 jam dan setelah air permukaan terlihat hilang).
Halaman - 56
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Gunakan secara merata dalam pekerjaan yang berkelanjutan menggunakan spray


listrik atau roller sesuai petunjuk pabrik pembuat. Lapis ulang untuk area yang
terkena hujan besar dalam 3 jam pemakaian awal. Jaga secara berkelanjutan
pelapisan dan perbaikan kerusakan selama masa curing.

2 . G u n a k a n m e m b r a n e c u r i n g c o m p o u n d ya n g t i d a k a k a n mempengaruhi
permukaan beton terhadap finishing permukaan beton yang akan digunakan.

h. Curing permukaan ber-bekisting: Rawat permukaan beton berbekisting, termasuk


sisi bawah balok, plat dan permukaan sejenis, dengan melembabkan bekisting
selama masa curing atau sampai bekisting
dibongkar. Jika bekisting dibongkar, lanjutkan curing.

i. Curing permukaan tanpa bekisting: Rawat permukaan beton tanpa bekisting,


termasuk pelat, topping lantai, dan permukaan datar lain, dengan menggunakan cara curing
yang sesuai.

5.2 PERBAIKAN PERMUKAAN BETON

a. Menambal permukaan yang rusak : Perbaiki dan tambal permukaan yang rusak
dengan grout combektra segera setelah pembongkaran bekisting, jika diijinkan
Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

b. Aduk mortar dry-pack, terdiri dari satu bagian portland cement terhadap 21/2 bagian
agregat halus melewati saringan No. 16, menggunakan cukup air seperti yang
disyaratkan untuk pengangkutan dan pemasangan.

1. Buang bagian keropos, kantong batu, rongga yang melebihi 6 mm dalam


setiap ukuran, dan lubang yang ditinggalkan oleh tie-rod dan baut pada beton tetapi
tidak ada yang dalamnya kurang dari 25 mm. Buat tepi potongan tegak lurus pada
permukaan. Dengan seksama bersihkan, lembabkan dengan air, dan lapisi area yang
akan ditambal dengan bonding agent menggunakan kuas. Pasang mortar penambal
sebelum bonding agent kering.

2. Untuk permukaan yang terlihat langsung, aduk portland cement putih dan portland
cement standard sedemikian rupa sehingga jika kering, mortar penambal akan sesuai
dengan warna sekitarnya. Sediakan daerah uji pada lokasi yang tidak mencolok
mata untuk meyakinkan adukan dan warna sesuai sebelum mulai dengan
penambalan. Padatkan mortar pada tempatnya dan buang bagian yang sedikit lebih
tinggi dari permukaan sekelilingnya.

c. Memperbaiki permukaan yang berbekisting: Buang dan ganti beton yang


mempunyai permukaan yang rusak, jika permukaan yang diperbaiki tidak dapat
memuaskan Pengawas. Kerusakan permukaan termasuk ketidak- teraturan warna dan
Halaman - 57
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

tekstur, retak, rontok, rongga udara, keropos, kantong batu, sirip dan proyeksi lainnya
pada permukaan, dan karat serta pelunturan lainnya yang tidak dapat dibuang dengan
pembersihan. Bersihkan tie holes bekisting dan isi dengan mortar dry-pack atau sumbat
beton precast pada tempatnya dengan bonding agent
1. Perbaiki permukaan bekisting concealed, apabila mungkin, yang
mengandung kerusakan yang mempengaruhi daya tahan permukaan. Jika kerusakan
tidak dapat diperbaiki, buang dan ganti dengan beton.

d. Memperbaiki permukaan tanpa bekisting: Periksa permukaan tanpa bekisting,


seperti pelat monolit, untuk kehalusan dan periksa toleransi permukaan yang
disyaratkan untuk setiap permukaan dan finishinng. Koreksi rendah dan tingginya
bidang. Periksa kemiringan permukaan untuk drainage mengenai kebenaran kemiringan
dan kehalusan dengan menggunakan template yang mempunyai kemiringan yang
disyaratkan.

1. Perbaiki permukaan tanpa bekisting yang mengalami kerusakan yang mempengaruhi


daya tahan beton. Kerusakan permukaan termasuk yang pecah dan retak yang
melebihi lebar 0,25 mm atau yang menembus penulangan atau yang sepenuhnya
melewati penampang tanpa tulangan tanpa melihat lebarnya, keruntuhan, gompal,
keropos, kantong batu, dan keadaan yang dapat ditolak lainnya.

2. Koreksi tinggi bidang pada permukaan tanpa bekisting dengan gurinda


setelah beton berumur sedikitnya 14 hari.

e. Koreksi bidang rendah pada permukaan tanpa bekisting selama atau segera setelah
penyelesaian finishing permukaan dengan memotong bidang rendah dan menggantinya
dengan mortar penambal. Selesaikan bidang yang diperbaiki supaya serupa dengan beton
yang berdekatan. Bahan lapisan dasar yang sesuai dapat digunakan jika diijinkan
Konsultan Konsultan Supervisi.

f. Perbaiki bidang yang rusak, kecuali keretakan acak dan lubang tunggal tidak
melebihi diameter 25 mm, dengan memotong dan mengganti dengan beton baru.
Buang bidang yang rusak sampai bersih dan berbentuk persegi dan baja penulangan
dengan sedikitnya clearance 20 mm pada seluruh keliling. Lembabkan permukaan beton
yang berhubungan dengan beton penambal dan gunakan bonding agent. Aduk
beton penambal yang sama bahannya supaya menghasilkan beton yang sama
jenis atau kelasnya dengan beton seperti aslinya. Cor, padatkan dan selesaikan sampai
serupa dengan finishing beton yang berdekatan.

g. Perbaiki keretakan acak dan lubang tunggal setempat dengan diameter 25 mm atau
kurang dengan metode dry-pack. Buat jalur (groove) pada retakan dan cungkil
lubang sampai beton yang keras dan bersihkan debu, kotoran dan bahan lepas.
Lembabkan permukaan beton yang sudah bersih dan gunakan bonding agent. Cor
dry-pack sebelum bonding agent mengering. Padatkan adukan dry-pack pada
Halaman - 58
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

tempatnya dan selesaikan supaya sesuai dengan beton yang berdekatan. Jaga bidang
tambalan terus menerus dengan melembabkan selama sedikitnya 72 jam.

h. Lakukan perbaikan struktur dengan terlebih dahulu diijinkan Konsultan


Manajemen Konstruksi untuk metode dan prosedurnya, menggunakan epoxy
adhesive dan mortar yang disyaratkan.

i. Metode perbaikan yang tidak disyaratkan dapat digunakan dengan seijin


Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas.

VI. PEKERJAAN LAIN LAIN


1. P E K E R J A A N B E K IS T I N G
1.1. Umum
1.1.1. Pasal ini menguraikan semua pekerjaan perancangan, pembuatan, pemasangan dan
pembongkaran semua bekisting beton yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor,
sesuai dengan kebutuhan dalam menyelenggarakan pekerjaan beton,
sebagaimana yang tertera didalam gambar. Pada dasarnya, bekisting adalah
konstruksi bantu yang mendukung beton yang belum mengeras.

1.1.2. Semua Bekisting Beton harus dilaksanakan dengan mengikuti semua persyaratan
yang tercantum didalam RKS ini, PBI 1971, PUBI 1982, PKKI 1961 dan semua
Perintah yang disampaikan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Pengawas
selama pelaksanaan Pekerjaan.
1.2. Persyaratan bahan
Semua bekisting beton yang akan dipakai harus kuat, tidak berubah bentuk waktu diisi
adukan dan tidak bocor. Bahan yang dipakai dapat berupa kayu yang bermutu baik dan
tidak mudah lapuk, besi atau bahan lainnya yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi / Pengawas. Bekisting harus dirakit dengan menggunakan paku kayu, baut
atau lainnya dengan ukuran yang sesuai.

1.3. Pelaksanaan pekerjaan


1.3.1. Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan gambar-gambar rencana dari
bekisting kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui, sebelum pekerjaan
dimulai. Gambar tersebut harus mencantumkan secara jelas konstruksi dan bahan
dari bekisting, sambungan-sambungannya, kedudukannya dan sistim rangkanya.
Semua biaya yang diperlukan sehubungan dengan perencanaan bekisting ini
harus sudah termasuk ke dalam biaya konstruksi.
1.3.2. Bekisting harus direncanakan untuk dapat memikul beban konstruksi dan
getaran yang ditimbulkan oleh alat penggetar. Defleksi maksimum dari bekisting
antara tumpuan harus dibatasi sampai 1/400 bentang antar tumpuan. Bilamana
menggunakan konstruksi bekisting dari kayu, maka untuk kolom dan pekerjaan
Halaman - 59
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

beton lainnya harus dipakai papan dengan ketebalan minimum 2,5 cm, balok 5/7,
6/10 dan dolken 8/11.

1.3.3. Bekisting harus ditunjang dengan batang besi yang kokoh dan untuk mencegah
terjadinya defleksi maka bekisting dibuat anti lendutan keatas sebagai berikut :
• Semua balok atau pelat lantainya 0,2 % lebar bentang pada tengah-
tengah bentang.
• Semua balok kantilever dan pelat lantainya 0,4 % dari bentang, dihitung
dari ujung bebas
1.3.4. Kontraktor harus memperhitungkan dan membuat langkah-langkah persiapan
yang perlu, sehingga pada akhir pekerjaan beton, permukaan dan bentuk
konstruksinya adalah sesuai dengan kedudukan (peil) dan bentuk yang tertera
pada gambar.

1.3.5. Semua bekisting tersebut harus dirakit kedalam bentuk, ukuran garis- garis dan
dimensi yang tertera dan yang dibutuhkan, untuk memperoleh kedudukan,
ketinggian dan posisi yang tepat. Konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak mudah dicabut bila tidak dipalu atau dicongkel. Bekisting harus
dibuat cukup rapat agar adukan tidak lolos pada saat pengecoran. Pada tempat
yang tertutup atau sukar dijangkau, pembukaan sementara harus disediakan untuk
membuang benda-benda yang tidak dinginkan.

1.3.6. Bilamana sebelum atau selama pekerjaan pengecoran, bekisting menunjukkan


tanda-tanda penurunan yang besar, yang menurut
pendapat Konsultan Konsultan Supervisi akan menyebabkan kedudukan (peil)
akhir tidak dapat mencapai kedudukan yang semestinya, maka Konsultan
Pengawas berhak untuk memerintahkan dibongkarnya pekerjaan beton yang
sudah dilaksanakan dan mewajibkan Kontraktor untuk memperkuat bekisting
tersebut sampai dianggap cukup kuat. Semua biaya yang timbul karenanya
menjadi tanggungjawab dari Kontraktor.

1.4. Pembongkaran Bekisting


1.4.1. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul beban
struktur dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras.

1.4.2. Bekisting untuk bagian struktur dan pekerjaan lainnya yang memikul beban
struktur harus dibiarkan untuk sekurang-kurangnya sampai beton mencapai
kekuatan yang dipersyaratkan seperti yang disebutkan
dibawah ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas.

Halaman - 60
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PRESENTASE
LAMA
BAGIAN STRUKTUR KEKUATAN
PEMBONGKARAN
RENCANA

Bagian tengah balok 28 hari 100

Pelat lantai 21 hari 80

Dinding 2 hari 25

Beton Kolom 4 hari 25

Beton Tepi 2 hari 25

1.4.3. Bekisting untuk bagian beton yang mana saja yang tidak memikul berat struktur
dapat dibongkar setelah beton cukup mengeras.
Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga
keamanan konstruksi tetap terjamin dan sesuai dengan ketentuan yang tercantum
pada PBI 1971 NI-2.

III. PEKERJAAN BAJA STRUKTUR

1. Umum
1.1. Pasal ini mengatur pelaksanaan pekerjaan baja berikut segala peralatan pendukung yang
dibutuhkan sepertitercantum dalam gambar struktur dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari spesifikasi lainnya.
1.2. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang berpengalaman untuk pekerjaan
ini dan harus disetujuioleh Konsultan MK. Kontraktor harus mempunyai tenaga ahli yang
berpengalaman sehingga dapat mengatasiseluruh masalah lapangan dengan cepat dan benar.
1.3. Kontraktor harus melampirkan struktur organisasi dan membuat surat pernyataan yang
menjamin bahwa personil yang diajukan akan berada di lokasi proyek selama pekerjaan
berlangsung.
1.4. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan serta alatalat yang akan digunakan
dalam proyek inidengan memperhatikan urutan dan kecepatan pekerjaan.
1.5. Kontraktor wajib menyediakan peralatan tersebut di lokasi pekerjaan tepat pada waktunya
sehingga tidak menghambat pekerjaan lainnya.

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan Konstruksi Baja seperti tercantum dalam gambar,
termasuk penyediaan tenaga kerja, pengadaan bahan-bahan baik bahan dasar maupun bahan
penyambung, peralatan baja dan alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik dan aman.

Halaman - 61
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya" maka sebagai dasar pelaksanaan
digunakan peraturansebagai berikut :
1.Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia 1984 (PPBBI)
2. American Institute of Steel Construction Specification (AISC)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
4. American Welding Society - Structural Welding Code (AWS)
5. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI- 1982)

2. SYARAT – SYARAT BAHAN


2.1 BAJA
a. Jika tidak disebutkan secara spesifik di dalam gambar maka semua material baja yang
digunakan harus
1.1. Seluruh material baja yang digunakan adalah baja dengan tegangan leleh minimal
3900 kg/cm2 (ASTM A – 606). Khusus untuk bolt structural digunakan baja mutu
tinggi (ASTM – 325 – N).
1.2. Semua baja yang digunakan adalah baja baru yang belum pernah digunakan.
1.3. Material baja harus bersih dari karat dan kotoran lain yang menempel.
1.4. Material baja yang digunakan harus lurus dan tidak penyok.

b. Tabung baja cold-rolled : ASTM A 500 Grade B.


c. Tabung baja hot -formed : ASTM A 501.
d. Pipa Baja: ASTM A 53, Type E atau S, Grade B, atau ASTM A 501, black finish
(hitam), kecuali jika dinyatakan harus digalvanis.
e. Baja struktur harus memiliki standart bahan dasar baja dari Krakatau steel, dengan
merk produk yang dipakai adalah : Krakatau Steel , Garuda Steel

2.2 LAS

a. Semua pengelasan harus dilakukan menggunakan proses metal-arc listrik sesuai


dengan AWS D 1. 1.
b. Bengkel pengelasan dan peralatan harus dapat diterima secara baku oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi dan harus dioperasikan sesuai dengan instruksi pabrik.
Elektroda bercover untuk pengelasan secara manual dan flux untuk pengelasan
otomatis dan semi-otomatis yang sudah menjadi basah atau lembab tidak boleh
digunakan baik setelah dikeringkan kembali ataupun tidak.
c. Jika pengelasan profil yang berat dan yang dalam pelaksanaan dan keadaan
khusus lainnya, elektroda hidrogen rendah boleh digunakan sebagai pilihan Kontraktor
untuk keadaan yang relevan menurut Peraturan pengelasan. Elektroda hidrogen rendah
harus digunakan jika diperintahkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Halaman - 62
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.3 BAUT
a. Ring:
Sedikitnya satu ring harus diletakkan dibawah kepala baut atau mur, mana yang diputar
pada waktu mengencangkan. Ring miring harus digunakan jika permukaan dibawah
kepala baut atau mur tidak tegak lurus terhadap sumbu baut.

b. B a ut b aj a l un ak :
Kecuali dinyatakan lain dalam gambar, baut baja lunak mutu komersil harus
digunakan hanya untuk baut angkur dan sambungan gording dan sambungan girt, dan
harus sesuai dengan ASTM A 307, Grade A, baut dan mur baja carbon rendah biasa.

c. B a u t k ek u a t a n ti n g g i :
Pembautan kekuatan tinggi harus sesuai dengan ASTM A 325. Baut galvanis
celup panas disyaratkan. Baut harus disediakan dengan tambahan minyak pelumas.

d. P r o t e c t i v e T r e a tm e n t :
Protective treatment yang dilakukan atas baut harus seperti ditunjukkan dalam
gambar.

Bidang kontak sambungan baut jenis friksi boleh diberi cat dasar dengan laburan
inorganic zinc silicate sebelum pemasangan baut, tetapi harus bebas dari setiap jenis
cat.

2.4 BAUT ANGKUR


ASTM A 307, jenis tanpa kepala, kecuali dinyatakan lain.

2.5 SHEAR CONNECTOR JENIS HEADED STUD


ASTM A 108, Grade 1015 atau 1020, baja carbon cold finished dengan ukuran sesuai dengan
spesifikasi AISC.

2.6 GROUT
Jika grout disyaratkan, pekerjaan harus dilakukan menggunakan Embeco Pre- mixed Grout
atau grout yang mengandung Embeco Aggregate atau setara yang disetujui. Persiapan
permukaan, perbandingan campuran, proseur pemakaian dan perawatan harus benar-benar
sesuai dengan instruksi pabrik.

2.7 ANGKUR KIMIA ( CHEMICAL ANCHORD )

Pekerjaan angkur kimia diperlukan pada bagian sambaungan beton lama dengan beton
baru sebagai stek tulangan.

Halaman - 63
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1. METODE KERJA
- Bor lubang sesuai dengan kedalaman dari angkur. Lubang dapat dibuat dengan
mata bor intan, tetapi letak tulangan existing harus ditentukan agar tidak terpotong
- Bersihkan lubang sebaik-baiknya dengan disemprot.
- Sikat dengan hati-hati sedikitnya 2x
- Tiup lagi lubang sedikitnya 2x
- Injeksikan dari lubang, isi perlahan-lahan sampai jumlah yang dibutuhkan
- Masukkan rebar dengan tangan, dengan gerakan memutar hingga mencapai
dasar dasar lubang.Rebar harus bersih dari minyak atau lemak.
- Tunggu hingga resin mengeras sebelum dibebani.

2. Test tarik
Pengujian tes tarik dilakukan untuk menguji kapasitas tarik dari angkur yang sudah
terpasang.

3. Merk angkur kimia yang dapat dipakai dari produk : Fisher, Ramset, Hilti.

2.8 FABRIKASI

a. Fabrikasi harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang umum berlaku.


b. Pada saat selesai fabrikasi, toleransi harus sesuai dengan ketentuan Standard
AISC.
c. Tepi potongan harus bebas dari lekukan, serpihan dan kerusakan lainnya yang dapat
menimbulkan akibat yang merugikan fungsi rangka baja atau mengurangi penampilan
akhirnya. Semua serpihan, sirip dan tepi yang tidak rata akibat penggergajian,
punching, pengguntingan, ataupun flame cutting, harus dibersihkan sebelum dirangkai
(assembling).

d. Mechanically guided flame cutter dapat digunakan untuk membelah plat besar
menjadi potongan dengan lebar yang diinginkan dan untuk pemotongan sejumlah
potongan dengan bentuk yang sama sekaligus.

e. Sudut lancip/tajam harus dibentuk bebas takikan menjadi lengkungan dengan


radius minimal 10 mm.

f. Berikan anti lendut (camber) pada elemen struktur bilamana perlu.

2.9 LUBANG BAUT

a. Diameter lubang baut secara umum tidak boleh lebih besar melebihi 2 mm dari
diameter bautnya. Diameter lubang untuk batang angkur tidak boleh lebih besar
melebihi 6 mm dari batang angkur, kecuali dinyatakan lain dalam gambar.
Halaman - 64
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Jarak baut dan jarak ke tepi harus sesuai dengan standard AISC.

c. Permukaan sekeliling lubang harus halus dan bebas dari serpihan, sirip dan kerusakan
lainnya yang dapat tidak tercapainya dudukan yang mantap pada bidang kontak. Lubang
harus dibor 3 mm dibawah ukuran dan kemudian diperlebar mencapai ukurannya.
Lubang tidak boleh di-punch sampai ukuran penuh tanpa persetujuan Konsultan
Manajemen Konstruksi. Daerah di sekeliling lubang yang di-punch sampai ukuran
penuh harus rata sebelum dirangkai (assembling). Rapikan sekeliling lubang yang
demikian dengan persetujuan.

2.10 SPLICE DAN SAMBUNGAN


a. Splice dan sambungan lapangan yang kritis harus dicocokkan di bengkel

b. Apabila Kontraktor bermaksud membuat splice dan sambungan lapangan, baik dengan
las maupun dengan baut, sebagai tambahan dari yang terlihat dalam gambar rencana,
sambungan harus disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi / Perencana
dalam hal desain, prosedur dan pengerjaannya.

2.11. PENGELASAN

a . DE T A IL LA S
Semua pengelasan harus sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar
rencana, atau jika detail tidak ada, maka Kontraktor harus menyerahkan detail
tersebut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi.

b . PERSON IL LAS

1. Semua pengelasan harus dilakukan di bawah pengawasan orang yang memegang


sertifikat supervisi las untuk pengelasan struktur sesuai ketentuan AWS D1.1, atau
kualifikasi lain yang dapat diterima oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

2. Kontraktor harus memberikan keyakinan yang dapat diterima oleh Konsultan


Manajemen Konstruksi, bahwa tenaga las mempunyai kemampuan yang baik
untuk prosedur yang akan dilakukan. Konsultan Manajemen Konstruksi dapat
minta untuk mengamati kualifikasi dan test prosedur las jika diperlukan, test
tersebut harus diadakan tanpa biaya tambahan kepada Pemberi Tugas.

c. PROSEDUR LAS

1. Detail prosedur las harus diserahkan untuk persetujuan Konsultan Manajemen


Konstruksi sebagai bagian dari gambar kerja (shop drawing) dan test prosedur yang
Halaman - 65
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

diminta Konsultan Manajemen Konstruksi harus dilakukan sebelum penugasan


tenaga las di lapangan.
2. Persiapan tepi yang dilas harus dilakukan secara mekanis dengan mesin
flame cutting. Flame cutting secara manual hanya boleh digunakan jika
diijinkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi dan dapat menghasilkan muka
pemotongan yang memuaskan Konsultan Manajemen Konstruksi.
3. Prosedur dan urutan pengelasan harus sedemikian rupa sehingga distorsi dan
hambatan dapat dikurangi. Bila menurut pendapat Konsultan Manajemen
Konstruksi, pengel asan diperkirakan menghasilkan pengelasan
mengakibatkan tegangan s u s u t ya n g b e r l e b i h a n a t a u d i s t o r s i , K o n t
r a k t o r h a r u s mempersiapkan program lengkap untuk urut-urutan pengelasan yang
digunakan. Jika jelas-jelas terjadi distorsi yang berlebihan, maka harus dilakukan
tindakan koreksi yang dapat diterima Konsultan Manajemen Konstruksi.
4. Jika pengelasan lapangan akan dilakukan, Kontraktor harus merencanakan
perangkaian / assembling rangka baja dalam potongan-potongan yang
memungkinkan jumlah maksimal pengelasan yang dilakukan di atas tanah.
5. Pekerjaan harus direncanakan dalam cara yang membatasi pengelasan di atas
kepala sebanyak mungkin.

6. Daerah yang dilas di lapangan harus dibiarkan tanpa coating sampai jarak
sedikitnya 50 mm dari garis las, kecuali coating jenis cat dasar tembus las (weld
through).

7. Tidak ada pengelasan dan flame cutting yang boleh dilakukan selama suatu
elemen baja dalam keadaan tegang, tanpa ijin sebelumnya dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.

2.12. PENGIRIMAN DAN PENYIMPANAN

a. Identifikasi
1. Sebelum pengiriman ke lapangan, setiap elemen yang terpisah harus diberi tanda
yang berbeda-beda sesuai dengan diagram marking pada gambar kerja. Nomor
tanda boleh dicat, tetapi harus juga dicap pada elemen baja dengan ukuran huruf
minimal tinggi 13 mm. Elemen baja juga harus diberi tanda arah yang diperlukan
untuk perangkaian / assembling dan ereksi.

2. Semua baut, mur, ring dan item kecil lainnya harus diberi label yang memadai
untuk identifikasi dengan mudah, dan setiap pengiriman baja harus disertai baut,
mur dan ring yang diperlukan untuk ereksi barang yang dikirimkan.

3. Apabila memungkinkan, barang lepasan untuk penyambungan harus dengan


aman menempel pada elemen tersebut, atau berdekatan dengan titik
sambungan.
Halaman - 66
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Pengangkutan dan Penyimpanan

1. Rangka baja harus diangkat, diangkut dan disimpan dengan cara ya n g t i d


a k m e n ye b a b k a n d e f o r m a s i p e rm a n e n a t a u pu n mengakibatkan
kerusakan yang berlebihan atas lapis coating pelindung. Elemen baja yang rusak
selama pengangkutan dan penyimpanan wajib untuk diganti.

2. Perbaikan atas baja dan coating yang rusak harus dilakukan untuk disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.

3. Rangka baja yang dikirim ke lapangan harus disimpan bebas dari tanah dan
terpisah dari rangka baja lain sampai dilakukan ereksi.
4. Baut, mur, ring, dan item kecil lainnya harus disimpan d alam
kontainer bebas debu dan disimpan dalam tempat yang tahan bebas cuaca.

2.13. EREKSI

a. Kontraktor harus menggunakan prosedur ereksi yang memungkinkan semua elemen


baja dapat ditempatkan dan dibuat tetap pada tempatnya tanpa distorsi.

b. Selama ereksi, elemen baja tidak boleh dipotong, las atau dibor tanpa persetujuan.
Drifting hanya boleh digunakan untuk membawa bagian baja ke tempatnya, tetapi tidak
untuk mempertemukan lubang yang tidak pas ataupun memperbesar lubang atau distorsi
baja lainnya.

c. Bracing, penyangga dan elemen sementara lainnya untuk keperluan ereksi harus
diberikan dan harus dipasang dengan cara yang tidak mengubah bentuk ataupun
merusak rangka baja permanen.

d. Setelah selesainya ereksi, semua bracing sementara, baut ereksi dan sejenisnya
harus dibongkar, dan rangka baja permanen bekerja baik dan memuaskan Konsultan
Manajemen Konstruksi.

e. Toleransi untuk setting out dan ereksi rangka baja harus sesuai dengan standard
AISC.

f. Tidak ada pengencangan akhir atas baut dan pengelasan permanen


dilakukan sampai sampai sejumlah elemen baja yang memadai telah
diereksi untuk memungkinkan pekerjaan diluruskan posisinya, ditempatkan pada
levelnya, dan ditegakkan seperti yang ditentukan.

Halaman - 67
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.14. SAMBUNGAN BAUT TEGANGAN TINGGI

a. Baut tegangan tinggi harus dipasang sesuai dengan standard AISC. Baut harus
dikencangkan dengan metode putar sebagian (part-turn). Baut dan mur harus ditandai
ditempat, untuk memeriksa bahwa putaran yang benar dari posisi posisi mulai kencang
telah dicapai.

b. Perlengkapan harus disediakan sehingga semua sambungan dapat diperiksa


oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, baik sebelum maupun setelah pengencangan
baut.

c. Begitu baut selesai dikencangkan, maka harus ditandai dengan cat atau tanda yang
tak dapat terhapus lainnya, untuk menjamin bahwa pekerjaan dilakukan secara sistematis,
dan untuk keperluan pemeriksaan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

2.15. PERLETAKAN PADA PONDASI BETON

a. Rangka baja yang disangga oleh beton atau pasangan harus tertanam dalam grout
semen. Jika tidak dinyatakan lain, grout harus terdiri dari mortar portland cement pasir,
yang mempunyai kekuatan tekan minimum 25 MPa pada umur 28 hari.

b . Rangka baja harus dipasang diatas packing baja atau mur levelling pada batang
angkur. Grouting belum boleh dilakukan sampai rangka baja dengan memadai
telah lurus, level dan tegak, diberi penyangga yang memadai dan diamankan dengan
pengencang permanen. Grouting belum boleh dilakukan sampai diijinkan oleh
Konsultan Manajemen Konstruksi. Segera sebelum grouting, ruang di bawah baja
harus senantiasa dibersihkan dan dibasahi dan dibiarkan bebas dari air yang berlebihan.

c . Grout harus ditempatkan dengan salah satu dari dua alternatif berikut ini :

1. Grout harus diaduk sekering mungkin dan harus dikerjakan dibawah baja dengan
senantiasa didesak dengan benda tumpul.

2. Grout cair yang memadai dipompa di bawah tekanan. Lubang harus disediakan
pada rangka baja sebagaimana diperlukan untuk injeksi grout
Bekisting samping harus disediakan untuk menahan grout. Ruang yang akan digrout
harus benar-benar penuh dengan mortar. tepi grout yang terlihat harus diselesaikan
miring dan rapi. Tepi harus dirawat sedikitnya selama tiga hari, dengan menutup
dengan pasir dan menjaganya tetap lembab, atau dengan menggunakan curing
compound yang memadai.

Halaman - 68
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3. SYARAT-SYARAT PENERIMAAN
3.1. Pengendalian Mutu

a. Perencanaan, bahan, fabrikasi dan ereksi pekerjaan baja harus sesuai dengan
peraturan Industri dan ketentuan pemerintah, dan peraturan keselamatan kerja yang
diterap-kan di Indonesia.

b. Pedoman dan Standard: sesuai dengan ketentuan berikut,kecuali dinyatakan lain :

1. American Institute of Steel Construction (AISC) "Code of Standard Practice for


Steel Building and Bridgges".

a. P aragraf 4.2.1. peraturan di atas di modi fik asi dengan


menghilangkan kalimat berikut :

• "Persetujuan ini menyatakan penerimaan Pemberi Tugas atas semua


tanggung jawab atas kelayakan perencanaan untuk setiap konfigurasi detail
semua sambungan yang dikembangkan fabrikator sebagai bagian
penyiapan gambar kerja ini".

2. AISC "Specification for Structural Steel Building," termasuk Penjelasan


("Commentary").
3. “Specification for Structural Joints using ASTM A 325 or A 490 Bolts" disetujui oleh
Research Council on Structural Connections.

4. American Welding Society (AWS) D1.1 "Structural Welding Code-Steel

5. Pedoman dan peraturan Indonesia yang dapat diterapkan pada


pekerjaan.

d . Kualifikasi untuk pekerjaan las: Kualitas prosedur pengelasan dan operator


pengelasan sesuai dengan ketentuan AWS "Qualification".

e. Jika diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, copy sertifikat pabrik (mill
certificate) harus disediakan untuk semua bahan menunjukkan sifat kimia dan
mekanis. Jika sertifikat test pabrik tidak tersedia, Kontraktor harus
melakukan atas biayanya sendiri test tersebut seperti diperintahkan Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk menjamin bahwa bahan layak digunakan dalam
pekerjaan.

Halaman - 69
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.2. Quality Control


a. Gunakan agen testing dan pengawasan independent, untuk mengawasi sambungan baut
tegangan tinggi dan sambungan las, dan untuk melakukan test dan menyusun laporan
test.

b. Agen testing harus menyelenggarakan dan menginterpretasikan hasil test, menyatakan dalam
setiap laporan bahwa sampel test sesuai dengan persyaratan, dan secara spesifik
menyatakan setiap deviasi yang terjadi.

c. Berikan jalan bagi agen testing ke tempat dimana struktur baja sedang difabrikasi
atau diproduksi, sehingga pengawasan dan testing yang disyaratkan dapat
diselenggarakan.

d. Agen testing dapat memeriksa baja struktur di pabriknya sebelum dikirim.

e. Sambungan Baut di Bengkel: Lakukan pengawasan atau test sesuai dengan persyaratan
AISC :

• Periksa bahwa gap Direct Tension Indicator yang dipasang kurang dari gap yang
disyaratkan dalam AISC F 959, Tabel 2.

f. Pengelasan Bengkel: Lakukan pengawasan dan test selama fabrikasi rangkaian


struktur baja sebagai berikut :

1. Beri sertifikat tenaga las dan lakukan pengawasan dan test seperti disyaratkan. Catat
jenis dan lokasi kerusakan yang ditemukan dalam pekerjaan. Catat pekerjaan yang
diperlukan dan dilakukan untuk perbaikan cacat.
2. Lakukan pengawasan visual atas semua tenaga las.
3. Lakukan test atas las sebagai berikut. Prosedur pengawasan seperti daftar di bawah ini
adalah untuk digunakan atas pilihan Kontraktor (minimal untuk 5 titik untuk
ditentukan / dipilih oleh Konsultan Manajemen Konstruksi ).
a. Liquid Penetrant Inspection: ASTM E 165
b. Magnetic Particle Inspection: ASTM E 709; dilakukan atas root pass dan
atas las akhir. Retakan atau daerah yang tidak menempel secara baik atau
penetrasi tidak dapat disetujui.
c. Radiographic Inspection: ASTM E 94 dan ASTM E 142; tingkat mutu
minimum "2-2T".
d. Ultrasonic Inspection: ASTM E 164.

g. Sambungan Baut Lapangan : Lakukan pengawasan sesuai dengan


persyaratan AISC.

Halaman - 70
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Untuk Direct Tension Indicator, sesuai dengan ketentuan ASTM F 959. Periksa
bahwa gap kurang dari gap yang disyaratkan dalam Tabel 2.

h. Pengelasan Lapangan : Lakukan pengawasan dan test selama ereksi struktur baja
sebagai berikut:

1. Beri sertifikat tenaga las dan lakukan pengawasan dan test yang disyaratkan. Catat
jenis dan lokasi kerusakan yang ditemukan dalam pekerjaan. Catat pekerjaan yang
diperlukan dan dilakukan untuk perbaikan cacat.

2. Lakukan pengawasan visual atas semua tenaga las.

3. Lakukan test atas las sebagai berikut :


a. Liquid Penetrant Inspection : ASTM E 165.
b. Magnetic Particle Inspection : ASTM E 709; lakukan atas root pass dan atas
las akhir. Retakan atau daerah yang tidak menempel dengan baik, atau
penetrasi tidak dapat diterima.
c. Radiographic Inspection : ASTM E 94 dan ASTM E 142; tingkat mutu
minimum "2-2T".
d. Radiographic Inspection : AST M E 164.

3.3. Penyerahan Dokumen

a. Umum: Serahkan yang berikut ini sesuai dengan Persyaratan Kontrak.

b. Data produk atau spesifikasi pabrik dan petunjuk pelaksanaan untuk produk
berikut ini, termasuk laporan test laboratorium dan data lain yang menunjukkan
hubungannya dengan spesifikasi (termasuk standard yang disyaratkan).

1. Baja struktur (setiap tipe), termasuk copy sertifikasi mill report

b. Magnetic Particle Inspection: ASTM E 709; dilakukan atas root pass dan atas las
akhir. Retakan atau daerah yang tidak menempel secara baik atau penetrasi tidak
dapat disetujui.
c. Radiographic Inspection: ASTM E 94 dan ASTM E 142; tingkat mutu minimum "2-
2T".
d. Ultrasonic Inspection: ASTM E 164.

e. Sambungan Baut Lapangan : Lakukan pengawasan sesuai dengan persyaratan AISC.


• Untuk Direct Tension Indicator, sesuai dengan ketentuan ASTM F 959.
Periksa bahwa gap kurang dari gap yang disyaratkan dalam Tabel 2.

f. Pengelasan Lapangan : Lakukan pengawasan dan test selama ereksi struktur baja
sebagai berikut:

Halaman - 71
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

g. Beri sertifikat tenaga las dan lakukan pengawasan dan test yang disyaratkan. Catat
jenis dan lokasi kerusakan yang ditemukan dalam pekerjaan. Catat pekerjaan yang
diperlukan dan dilakukan untuk perbaikan cacat.

2. Lakukan pengawasan visual atas semua tenaga las.

3. Lakukan test atas las sebagai berikut :


a. Liquid Penetrant Inspection : ASTM E 165.
b. Magnetic Particle Inspection : ASTM E 709; lakukan atas root pass dan atas
las akhir. Retakan atau daerah yang tidak menempel dengan baik, atau penetrasi
tidak dapat diterima.
c. Radiographic Inspection : ASTM E 94 dan ASTM E 142; tingkat mutu
minimum "2-2T".
d. Radiographic Inspection : AST M E 164.

. 4. Syarat-syarat Pemeliharaan

4.1. Kerusakan
a. Perbaiki cacat dalam struktur baja yang dinyatakan oleh laporan
pengawasan dan test laboratorium tidak memenuhi ketentuan. Adakan test tambahan,
atas biaya Kontraktor, yang diperlukan untuk konfirmasi setiap penyimpangan
pekerjaan sebelumnya untuk menunjukkan pekerjaan perbaikan telah memenuhi
syarat.

IV. PENGECATAN BAJA STRUKTUR

1. Lingkup Pekerjaan
Pasal ini mencakup persyaratan dasar untuk pengecatan yang dilakukan atas struktur baja. Bahan
dan prosedur aplikasi harus sesuai untuk kondisi daerah tropis.

2. Syarat-syarat Bahan

2.1. Cat dasar dan finish untuk setiap sistem tertentu harus dari pabrik yang sama untuk
menjamin kesesuaian.

2.2. Cat Dasar Struktur Baja: SSPC - paint 2; red lead-iron oxyde, atau oil alkyd dengan
zinc chromate anti-corrosive pigment.

2.3. Cat finish harus sesuai dengan SSPC - PA1.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
3.1. Jenis Cat
i. Pengecatan permukaan terdiri dari pengecatan bengkel dan pengecatan lapangan. Semua
elemen struktur baja harus dicat di bengkel dengan aplikasi cat dasar yang disetujui,
Halaman - 72
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

kecuali untuk permukaan tertentu yang akan dilengkapi di lapangan sebagai tumpuan
perletakan dan sambungan lapangan.
ii. Pengecatan lapangan terdiri atas :
1. Persiapan permukaan sekeliling sambungan lapangan dan permukaan
yang sudah dicat di bengkel dan mengalami kerusakan selama pengangkatan,
pengangkutan dan ereksi.

2. Pengecatan touch up (tutul) atas las lapangan, daerah yang tergesek, dan titik karat,
seperti disyaratkan setelah ereksi dan sebelum dilanjutkan dengan pengecatan
lapangan. Pengecatan touch up harus dari jenis cat dan metode aplikasi yang
sama dengan pengecatan bengkel yang digunakan untuk permukaan yang
berdekatan.
Dalam daerah dimana permukaan cat bengkel diexpose, gunakan cat touch up yang
menyatu dengan permukaan yang berdekatan.

3. Cat dasar dengan bahan yang sama seperti pengecatan bengkel.

4. Cat akhir seperti disyaratkan untuk pekerjaan tertentu, untuk semua


permukaan pekerjaan baja yang terbuka.

3.2. Persiapan Permukaan

a. Setiap permukaan yang akan dicat harus kering dan bebas dari lekukan, bercak las,
lelehan, kotoran, debu, minyak, dan benda asing lain sebelum diaplikasikan setiap cat.
Permukaan baja harus bebas dari karat dan bahan terkelupas.

b. Bersihkan baja sesuai dengan ketentuan Steel Structure Painting Council


(SSPC) dengan menggunakan sand blasting atau sikat kawat mekanis.

3.3. Primer
Pemakaian cat dasar harus antara 12,5 - 15,0 m2 luas permukaan per liter cat, atau
menghasilkan suatu lapisan film kering 2,0 sampai 3,5 mils.

3.4. Cat Akhir

a. Kecuali disyaratkan lain, pemakaian cat finish harus dibuat sesuai dengan SSPC-
PA1, dan rekomendasi pabrik pembuat cat. Pemakaian cat finish harus dengan
menggunakan kuas, rol atau semprot.
b. Pengecatan yang berurutan harus dilakukan setelah interval yang memadai yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat cat.

Halaman - 73
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Pemakaian cat finish harus antara 12,0 - 20,0 m2 luas permukaan per liter cat, atau
menghasilkan lapisan film kering 2,0 sampai 3,0 mils.

4. Syarat-syarat Penerimaan

4.1. Penyerahan Dokumen

a. Umum: Serahkan dokumen berikut sesuai dengan Ketentuan Kontrak dan


Pasal Kententuan Umum.
b. Data produk atau spesifikasi pabrik dan petunjuk pemasangan untuk produk
berikut ini :
• C a t d a s a r b a j a s t r uk t u r .
4.2. Jaminan Mutu

a. Peraturan dan Standard :


1. SSPC “Steel Structures Plumbing Council”
2. S IS 05-5900 -1967 S wedi sh Standard
“Pictorial Surface Preparation Standards for Painting Steel Structures”.

5. Syarat-syarat Pemeliharaan

5.1 Kerusakan
Lapisan cat atau bahan lain harus bebas dari cacat dan kerusakan. Setiap cacat dan kerusakan
yang terjadi harus diperbaiki sebelum aplikasi lapisan berikutnya. Kerusakan atas cat finish
harus diperbaiki di lapangan setelah pemasangan peralatan.

Halaman - 74
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

BAB II
SYARAT- SYARAT KHUSUS
A. PEKERJAAN PENGUKURAN DAN PERSIAPAN
1. Pembersihan Proyek
a. Sebelum memulai pekerjaan, Lapangan/lahan rencana bangunan dan infrastruktur
terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.

b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga dan selalu tetap bersih.

c. Segala macam sampah-sampah dan barang-barang bongkaran harus


dikeluarkan dari tapak proyek, dan tidak dibenarkan untuk ditimbun di luar pagar
proyek meskipun untuk sementara.

d. Semua sisa-sisa bongkaran bangunan lama, seperti pondasi, jaringan listrik/pipa- pipa
dan lain-lain yang masih ada menurut penilaian Konsultan MANAJEMEN
KONSTRUKSI jika dibiarkan ditempat akan mengganggu pekerjaan tapak, pekerjaan
landsekap, pembuatan jalan, penanaman rumput dan lain-lain, harus dibongkar dan
dikeluarkan dari tapak. Semua biaya pembongkaran sisa-sisa puing tersebut di atas
adalah atas tanggungan Kontraktor dan pelaksanaannya setelah mendapat persetujuan
tertulis dari MANAJEMEN KONSTRUKSI/Pemberi Tugas.

2. Pengukuran Tapak Kembali


a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian
tanah, letak pohon, letak batas tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.

b. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana/MANAJEMEN KONSTRUKSI
untuk dimintakan keputusannya.

c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat


waterpass/theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.

d. Kontraktor harus menyediakan teodolith/waterpass beserta petugas yang


melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan MANAJEMEN KONSTRUKSI selama
pelaksanaan proyek.
e. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas Segitiga Phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh MANAJEMEN
KONSTRUKSI.

Halaman - 75
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

f. Semua kegiatan pekerjaan pengukuran dan persiapan, termasuk tanggungan


Kontraktor.

3. Tugu Patokan Dasar (Bench Mark)


a. Letak dan jumlah tugu patokan dasar ditentukan oleh Perencana/MANAJEMEN
KONSTRUKSI

b. Tugu patokan dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-kurangnya 20 x


20 cm tertancap kuat kedalam tanah sedalam minimal 1 m dengan bagian yang
menonjol di atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya
dan sekurang-kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah. Tugu patokan dasar harus
dilengkapi dengan titik ukur dari bahan logam dan diangkurkan ke beton.

c. Tugu patokan dasar dibuat permanen, tidak bisa diubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari MANAJEMEN KONSTRUKSI untuk
membongkarnya.

d. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

e. Pada setiap tugu patok dasar harus tertera dengan jelas kode koordinat dan ketinggian
(elevasi) nya.

4. Papan Dasar Pelaksanaan (Bouwplank)


a. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu kasau, tertancap di tanah sehingga
tidak bisa digerak-gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.

b. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali
dikehendaki lain oleh MANAJEMEN KONSTRUKSI.

c. Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus melaporkan


kepada MANAJEMEN KONSTRUKSI.

d. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan Kontraktor.

5. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja


a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari Lumpur,
minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak konstruksi / bahan / material
bangunan. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan MANAJEMEN
KONSTRUKSI.

Halaman - 76
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, sesuai kebutuhan. Penggunaan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan
sementara atas persetujuan MANAJEMEN KONSTRUKSI. Daya listrik juga disediakan
untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.

c. Segala biaya atas pemakaian daya listrik dan air di atas adalah beban
Kontraktor.

6. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran


a. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat
pemadam kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-
kurangnya minimal 4 (empat) tabung, masing-masing tabung berkapasitas 6 kg.

b. Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran


tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

7. Drainage Tapak
a. Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/kontur tanah yang ada di tapak,
Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk pembuangan
sementara air yang ada.

b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak sesuai
gambar yang sudah ada atau ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah
pembangunan.

c. Pembuatan saluran sementara harus sesuai petunjuk dan persetujuan MANAJEMEN


KONSTRUKSI.

8. Kantor Direksi Lapangan


a. Kantor Direksi lapangan merupakan bangunan dengan kontruksi rangka kayu, dinding
papan multiplex dicat, penutup pintu/jendela secukupnya untuk
penghawaan/pencahayaan. Letak kantor Direksi lapangan harus cukup dekat dengan
kantor Kontraktor tetapi terpisah dengan tegas.

b. Berdekatan dengan kantor Konsultan MANAJEMEN KONSTRUKSI, harus


ditempatkan ruang WC/Toilet dengan bak air bersih secukupnya dan dirawat
kebersihannya secara rutin oleh kontraktor.

Halaman - 77
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

9. Kantor Kontraktor dan Los Kerja


a. Ukuran luas kantor Kontraktor dan Los Kerja serta tempat simpan bahan,
disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan
kebersihan serta dilengkapi dengan pemadam kebakaran.

b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti: pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing- masing bahan
tidak tercampur.

c. Besi beton sebelum dipabrikasi, harus disimpat pada tempat yang baik, tidak boleh
bersinggungan dengan tanah dan ditutup terpal plastik.

Halaman - 78
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

BAB III
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

PEKERJAAN PERSIAPAN
1. PENGUKURAN TAPAK KEMBALI
1.1. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi
pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pohon-pohon, letak batas-batas tanah dengan mengggunakan alat optik dan sudah
ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib.
1.2. Ketidak-cocokkan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya harus segera dilaporkan kepada Perencana untuk dimintakan keputusannya.
1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat
waterpass/theodolite type T2 atau yang lebih baik/ lebih akurat.
1.4. Kontraktor harus menyediakan theodolite type T2/waterpass beserta petugasnya yang
melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan MK.
1.5. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras
hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh MK.
1.6. Instalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan-kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan
untuk itu harus dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam
pengukuran sesuai dengan ayat 1. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan
akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakannya.
1.7. Gambar pengukuran tapak proyek ini harus mendapat persetujuan pengesahan dari MK,
yang meliputi antara lain:
 Sistem koordinat, sesuai ketentuan gambar
 Peil sesuai titik simpul koordinat dan transis dengan tinggi internal 1 m.
 Rencana lokasi, kantor Kontraktor, tempat simpan bahan terbuka, tempat simpan
bahan tertutup, los kerja sumber air dan reservoir.

Halaman - 79
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. PEMBUATAN TUGU PATOK DASAR


2.1. Letak tugu patok dasar ditentukan oleh MK.
2.2. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang berpenampang 20 x 20cm, tertancap kuat
kedalam tanah sedalam satu meter dengan bagian yang muncul diatas muka tanah
secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya.
2.3. Tugu patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari MK untuk membongkarnya.
3. PAPAN PATOK UKUR
3.1. Papan patok ukur dipasang pada patok kayu yang kuat, tertanam pada cor beton setempat
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah-rubah.
3.2. Papan patok ukur dibuat dari kayu klas II, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar 20 cm, lurus
dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
3.3. Tinggi sisi atas papan bouwplank harus sama satu dengan lainnya kecuali dikehendaki lain
oleh MK.
3.4. Papan patok ukur dipasang sejauh 150 cm dari as dinding terluar, sehingga tidak
menggangu pelaksanaan pekerjaan.
3.5. Setelah selesai pemasangan papan patok ukur Kontraktor harus melapor kepada MK untuk
dimintakan persetujuannya, serta harus menjaga dan memelihara keutuhan serta
ketetapan letak papan patok ukur sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas
persetujuan MK.
4. KANTOR PEMBORONG DAN LOS KERJA
4.1. Ukuran luas kantor Kontraktor dan los kerja serta tempat simpan bahan bakar terserah
kepada Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya
kebakaran, serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak mengganggu
kelancaran pekerjaan, harus disediakan minimal 1 (satu) buah penyemprot api
extinguisher 10 kgs/cm2, 1 (satu) di kantor Kontraktor, 1 (satu) diletakkan di daerah yang
strategis di Los Ke

Halaman - 80
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1
2
3 4.2. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak
4 simpan di pagar dengan dinding papan, sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan
5 lainnya. Lokasinya harus mendapat persetujuan MK.
6
7
8 5. PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK KERJA
9
10 5.1. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pantek di area
11 proyek atau air PAM, air harus bersih dari lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya dengan
12 dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium
13 5.2. Reservoir/bak air untuk kerja, berukuran minimum 4 m3 dan senantiasa terisi penuh
14
15 5.3. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
16 sementara PLN setempat selama masa pembangunan dengan daya secukupnya.
17 Penggunaan Genset diesel untuk daya listrik sementara diperkenankan bila disetjui MK.

Halaman - 81
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 2
PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi :
Semua panggalian penimbunan kembali, pengurangan dibawah lantai, pengerjaan
tanah kasar dan alur pipa-pipa sub drainage serta pekerjaan-pekerjaan yang
berhubungan dengan itu, sesuai dengan gambar-gambar dan persyaratan teknis.
Penggalian dan penimbunan kembali untuk pekerjaan mekanikal elektrikal
termasuk bab ini.
2. SYARAT-SYARAT PENGGALIAN
2.1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan
kedalaman-kedalaman yang diperlukan untuk pondasi, lantai dan lain-lain yang di
persyaratkan atau diperlihatkan maupun diindikasikan pada gambar-gambar
dengan cara yang sedemikian sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik
sesuai dengan spesifikasi ini dan disetujui oleh perencana/MK.
2.2. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah serta batu-batuan lain yang di
jumpai dalam pekerjaan.
2.3. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup untuk
pembangunan maupun memindahkan rangka/bekesting yang diperlukan, dan juga
untuk mengadakan pembersihan.
2.4. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga
dicapai kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka kelebihan
dari pada galian harus di urug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan
tersebut ditanggung oleh kontraktor.
2.5. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai kembali, ditimbun
ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan pengawas untuk digunakan dalam

pekerjaan lanscaping.
Halaman - 82
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.6. Kalau dijumpai akar-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka-akar.bahan tersebut harus diangkat
dan di urug kembali dengan pasir sampai padat.
2.7. Galian pondasi harus dipadatkan hingga mencapai kepadatan 90% standard
Proctor dari kepadatan tanah asal yang sesuai dengan perhitungan Struktur.
3. SYARAT-SYARAT URUGAN
3.1. Bagian-bagian yang harus di urug sampai mencapai ketinggian yang ditentukan,
tanah urugan harus cukup baik, bebas dari sisa (rumput/akar-akar lain-lainya).
3.2. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal hamparan 30cm
setiap menggunakan alat stamper minimal setara MTR 80 dengan cbr 4% rendam
air.
3.3. Semua urugan kembali dibawah atau di sekitar bangunan dan pengerasan harus
sesuai dengan gambar rencana. Material untuk penimbunan ini harus memenuhi
spesifikasi ini.
3.4. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus dibuang keluar site
atau atas petunjuk Pengawas /MK

Halaman - 83
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 3
PEKERJAAN URUGAN PASIR

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.
1.2 Pekerjaan ini meliputi:
 Urugan pasir di bawah pondasi.
 Urugan pasir di bawah perkerasan-perkerasan.
 Urugan pasir di bawah lantai dan urugan pasir lainnya yang dianggap perlu.
 Pemadatan urugan pasir tersebut di atas.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Pasir urug harus pasir yang bersih dari akar-akar, kotoran-kotoran, tidak mengandung
tanah dan tidak mengandung bahan kimia yang dapat merusak bahan bangunan
lainnya.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Lapisan urugan pasir harus diairi dan dipadatkan sampai terbentuk lapisan pasir padat
tebal 10 cm dan harus mendapat persetujuan dari Perencana/MK sebelum pekerjaan
lanjutan dapat dilaksanakan.

Halaman - 84
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 4
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dalam gambar atau disebutkan dalam spesifikasi ini
dengan hasil yang baik dan sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi pasangan pondasi batu belah/batu kali dan bagian-bagian lain
yang dianggap perlu.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Batu belah/batu kali dari jenis yang keras tidak keropos, adalah batu besar yang dibelah-
belah menjadi ukuran normal dan harus memenuhi P.U.B.I. (NI-3-1970).
2.2. Semen portland harus memenuhi NI - 18.
2.3. Pasir harus memenuhi NI - 3 pasal 14 ayat 2.
2.4. Air harus memenuhi PBVI - 1982 pasal 9.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Pondasi tersebut harus dipasang dengan campuran 1 PC : 4 pasir.
3.2. Pasangan batu belah tersebut harus di kerjakan dengan cara yang terbaik yang dikenal
disini, batu kali harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat atau retak .
3.3. Setelah pasangan batu belah / batu kali tersebut mencapai 24 jam baru diperbolehkan
melakukan pekerjaan lanjutan.
3.4. Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk -
bentuk yang di tunjukan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan
adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu dengan yang lainnya dengan
sempurna, semua batu harus di pasang diatas lapisan adukan dan di cetak di tempatnya
sehingga tegak.adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu untuk
mendapatkan masa yang kuat dan integral.

Halaman - 85
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 5

PASAL - 6
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan
yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan dan
semua pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
1.3. Pasangan kolom praktis, sloof dan ring balk, dengan ketentuan sebagai berikut:
 Pertemuan dinding.
 Pertemuan dinding dengan kusen vertikal dan horisontal.
 Bagian atas dinding dan akhiran dinding.
 Dinding seluas 12 m2 atau lebih harus dipasang kolom praktis dan atau balok praktis,
1.4. Untuk beton struktural harus mengacu pada spesifikasi dari konsultan struktur.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen Portland:
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Perencana /MK
dan harus memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian / seluruhnya tidak
dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian
rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah
+ 10 cm dan ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukkan semen.
2.2. Pasir Beton:
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971.

2.3. Koral Beton/Split:

Halaman - 86
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
2.4. Air:
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3, pasal 10. Apabila dipandang perlu Perencana / MKdapat minta kepada
Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi
dan sah atas biaya Kontraktor.
2.5. Besi Beton:
Digunakan mutu U24 apabila lebih kecil dari dia. 13, U39 apabila lebih besar dari dia. 12.
Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
Penampung besi harus bulat serta memenuhi persyaratan Ni-2 (PBI 1971). Bila dipandang
perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Mutu Beton:
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 dan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
3.2. Pembesihan:
a. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai PBI-
1971.
b. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.

Halaman - 87
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Perencana /M.K.
3.3. Cara Pengadukan:
a. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
b. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Perencana / MK.
c. Selama pengadukan kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump, minimal 5 cm dan maksimal 10
cm.
3.4. Pengecoran Baru:
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan
menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
b. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Perencana / MK.
c. Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat
pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral / split yang dapat memperlemah
konstruksi.
d. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Perencana / MK.
e. Kontraktor harus memberikan contoh-contoh material (besi, koral / split, pasir dan
Semen Portland) kepada Perencana / MK untuk mendapatkan persetujuan sebelum
pekerjaan dilakukan.
f. Bahan-bahan yang digunakan harus tersimpan dalam tempat penyimpanan yang
aman, sehingga mutu bahan dan mutu pekerjaan tetap terjamin sesuai persyaratan

Halaman - 88
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

g. Kawat pengikat besi beton / rangka adalah dari baja lunak dan tidak di sepuh seng,
diameter lebih besar atau sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton /rangka
harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI tahun 1971).
h. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas ,hingga tidak terjadi penguapan cepat.
persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
i. Beton harus di basahi paling sedikit selama sepuluh hari setelah pengecoran.
3.5. Pekerjaan Acuan / Bekisting:
a. Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan
atau yang diperlukan dalam gambar.
b. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan, sehingga cukup
kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan kedudukannya selama pengecoran
dilakukan.
c. Acuan harus rapat (tidak bocor), permukannya licin, bebas dari kotoran-kotoran (tahi
gergaji), potongan kayu, tanah/lumpur dan sebagainya, sebelum pengecoran dilakukan
dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
3.6. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting:
pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis dari Perencana /
MK.setelah bekisting dibuka, tidak diijinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan dari perencana / MK.
3.7. Contoh bahan:
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh-contoh
material misalnya: besi, koral, pasir, PC untuk mendapatkan persetujuan dari
perencana / MK.
b. Contoh -contoh yang telah di setujui oleh perencana / MK, akan di pakai sebagai
standar/ pedoman untuk memeriksa / menerima material yang dikirim oleh Kontraktor
ke site.

Halaman - 89
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.8. Syarat- syarat pengiriman dan penyimpanan bahan:


a. Bahan baru di datangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacad.
beberapa bahan tersebut harus masih di dalam kotak / kemasan aslinya yang masih
tersegel dan berlabel pabriknya.
b. Bahan harus di simpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih sesuai dengan persyaratan yang ditentukan pabrik.
c. Tempat penyimpan harus cukup, bahan di tempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
d. Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan.bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.
3.9. Syarat- syarat pengamanan pekerjaan;
a. Beton yang telah di cor di hindari dari benturan benda keras selama 3X24 jam setelah
pengecoran.
b. Beton di lindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan
lain.
c. Bila terjadi kerusakan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan .seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan air
terus menerus selama 10 (sepuluh) hari atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI-1971).
e. Untuk pekerjaan kolom praktis, stek besi sudah harus disiapkan pada saat pengecoran
lantai (stek atas dan bawah

Halaman - 90
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 7
PEKERJAAN KAYU NON STRUKTURAL

1. LINGKUP PEKERJAAN
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanaan
seluruh pekerjaan kayu seperti dinyatakan dalam gambar atau atas petunjuk Perencana / MK
dengan hasil yang baik dan rapi.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Harus benar-benar kayu mutu terbaik dari jenisnya masing-masing.
2.2. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu, pecah-pecah,
mata kayu, melintang basah dan lapuk.
2.3. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI. Untuk kayu
kamper samarinda, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 14%.
2.4. Semua kayu yang dipasang/dipakai ialah yang disetujui oleh Perencana / MK.
2.5. Penimbunan kayu ditempat pekerjaan sebelum pemasangan, harus diletakkan di satu
tempat/ruangan yang kering dengan sirkulasi udara yang baik. tidak terkena cuaca langsung
dan harus dilindungi dari kerusakan.
3. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail.
3.2. Kontraktor wajib untuk membuat shop drawing secara lengkap dengan memperlihatkan
seluruh type, detail, angkur, perkuatan juga sambungan-sambungan, bukaan dan
kelengkapan lain yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
3.3. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan shop drawing yang telah disetujui oleh
Perencana / MK.

3.4. Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang atau tempat
dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan
dan kelembaban.

Halaman - 91
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.5. Semua bahan yang digunakan proses pengerjaannya harus menggunakan mesin tanpa
kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakannya di tempat lapangan.
3.6. Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku atau cara lainnya
yang tidak disetujui perencana/MK
3.7. Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus diberi dempul atau sejenisnya yang
telah disetujui MK.
3.8. Hindari terlalu banyak pemakuan pada permukaan kayu.
3.9. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikian rupa sehingga siap menerima
finish. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul atau
sejenisnya, kecuali disyaratkan lain oleh Perencana / MK.
3.10. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu baik
kualitas maupun jenisnya kepada MK untuk mendapatkan persetujuan.
3.11. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari MK. Jika ada
yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas tanggung jawabnya.
3.12. Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai dengan
NI-5.
3.13. Setelah dipasang, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan
benda lain dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua kerusakan yang
timbul adalah tanggung jawab Kontraktor.
3.14. Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding pasangan hebel, partisi dan
beton harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
3.15. Untuk pekerjaan kayu lemari built-in seperti tertera pada gambar harus memenuhi syarat
sebagai berukut:
 kayu harus di kerjakan menurut pola dan urutan pengerjaan yang ditentukan oleh
oleh MK. semua bagian-bagian kayu yang terlihat (exposed) harus difinish, termasuk
semua permukaan yang terlihat apabila pintu ditutup atau dibuka.

Halaman - 92
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Pelaksana / Kontraktor harus mengajukan contoh material dan contoh finishing


untuk disetujui Perencana / MK.
3.16. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan yang terlihat maupun
tersembunyi, adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh
perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Halaman - 93
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 8
PEKERJAAN LOGAM NON STRUKTURAL

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
sempurna antara lain :
 Rangka atap / pergola
 Tangga besi
 Railing besi
 Dan lain lain sesuai dengan gambar yang menyatakan menggunakan besi/baja
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Pipa besi / besi hollow yang di gunakan adalah black steel dengan bentuk dan ukuran
sesuai yang tertera pada gambar.
2.2. Baja profil yang digunakan adalah baja st. 37 dengan bentuk dan ukuran sesuai yang
tertera pada gambar.
2.3. Pipa baja yang digunakan adalah carbon steel ST .37, dengan ukuran sesuai yang tertera
pada gambar.
2.4. Seng talang yang digunakan adalah aluminium sheet dengan ketebalan 2,0 mm yang
ditekuk/bending.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Seluruh pekerjaan di workshop harus merupakan pekerjaan yang berkualitas terbaik,
seluruh pekerjaan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga semua komponen dapat
dipasang dengan tepat di lapangan dan dapat berfungsi dengan baik.
3.2. Seluruh pekerjaan pengelasan harus dilakukan oleh pekerja yang benar benar ahli dalam
bidang pengelasan, sertifikat keahlian merupakan rujukan yang diperlukan jika timbul
keraguan mengenai keahlian pelaksanaan.
3.3. Semua baja yang dipakai harus bebas dari retak dan cacat lain yang dapat mengurangi
kekuatan sambungan serta kerataan permukaan bagian sambungan.

Halaman - 94
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.4. Baut dan mur yang dipakai adalah jenis baut baja High Tension Bolt (HTB) baut harus
dilengkapi dengan 2 buah ring dengan ukuran dan tebal sesuai dengan baut yang
digunakan.
3.5. Ketentuan untuk ketebalan dan panjang las minimal dan maksimal adalah harus sesuai
dengan persyaratan dari American Welding Society (AWS).
3.6. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan kondisi
di lapangan.
3.7. Perhatikan semua ukuran, sambungan dan hubungannya dengan material lain, dengan
mengikuti semua petunjuk gambar rencana secara seksama.
3.8. Kontraktor diminta untuk menyiapkan gambar metode kerja.
3.9. Pemotongan dengan membakar di bengkel harus dilakukan dengan mesin potong
pembakar yang standar.
3.10. Apabila ada pekerjaan besi struktural yang akan terpotong maka harus diberitahukan dan
mendapat persetujuan dari Perencana Struktur
3.11. Bekas-bekas pekerjaan harus digerinda sampai halus dan rata permukaan
3.12. Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda-tanda agar tidak terjadi kesalahan
pemasangan.
3.13. Pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi, tanpa menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada bahan bajanya.pengelasan harus menjamin pengakhiran yang rata dari
cairan elektroda tersebut permukaan dari daerah yang akan dilas harus bersih dan bebas
dari kotoran, cat, minyak dan karat.
3.14. Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok.setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan
dengan baik (wire, brush, ampelas) cacat pada pengelasan harus di potong dan dilas kembali
atas tanggung jawab Kontraktor.
3.15. Tambahkan perkuatan dan angkur yang dianggap perlu dan harus dipasang walaupun
tidak termasuk dalam gambar (lengkap dengan pemakaian ramset untuk beton) meliputi
dan tidak terbatas pada dudukan fixtures (toilet dan cermin).

Halaman - 95
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.16. UNTUK PEKERJAAN CAT FINISHING LIHAT PASAL PEKERJAAN PENGECATAN PADA
SPESIFIKASI INI

Halaman - 96
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 9
PEKERJAAN BATA DAN BATA RINGAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi pembuatan :
 Dinding toilet, dinding pembatas ruangan dan lain-lain.
 Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding lainnya sesuai gambar.
 Dinding tahan api
2. Bahan
2.1. Material
 Bata ringan yang digunakan adalah jenis beton ringan aerasi (AutoclaveAeratedConcrete
Block ) ukuran dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding akhir (finish) yang disyaratkan
dalam gambar, yaitu :
- 10 x 20 x 60 cm untuk dinding non tangga darurat, r. me
- 12 x 20 x 60 cm untuk dinding tangga darurat, r. me
- Bata bata tahan api tebal 11.5 cm type SK 30 suhu max. 1150 derajat celcius, bulk
density : 1.9-2.00 gr/ cm3, crussing strength > 200 kg/ cm2 Kontraktor wajib
memberikan contoh pada Perencana / Manajemen Konstruksi / Pemberi Tugas untuk
dimintakan persetujuannya.
Apabila bahan-bahan yang datang dianggap tidak memenuhi syarat oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi / Perencana / Pemberi Tugas, maka Konsultan Manajemen
Konstruksi / Perencana/ Pemberi Tugas berhak menolak bahan-bahan tersebut dan
Kontraktor wajib untuk segera mengeluarkan dari lokasi pembangunan dan menggantikan
yang baru (yang disetujui).
2.2. Semen dan semen instan sebagai pengikat:
a. Semen portland
 Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement Type I sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia
 SNI 15-2049-2015
 ASTM C150-04a
 EN 197-1 :2000 (42.5N or 42.5R)

b. Semen base untuk bata ringan


Halaman - 97
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Type : Semen base Thinbed BR (MM-100)


 Color : Light Grey
 Water needs : 8 - 9 litre / 40 kg Thinbed BR MixMaster
 Coverage per sack : 1kg/5.0 m2 (2mm thickness)
 Dry Density : 1.5 - 1.7 g/ml
 Wet Density : 1.8 - 1.9 g/ml
c. Penyimpanan
 Kontraktor Pelaksana harus menempatkan semen dalam gudang untuk mencegah
terjadinya kerusakan dan tidak boleh ditaruh langsung diatas tanah tanpa alas kayu.
 Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur kotoran atau kena air/lembab tidak
diijinkan digunakan dan harus segera dikeluarkan dari proyek dalam batas 3 x 24
jam.
 Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru datang, tidak
boleh dilakukan diatas tumpukan yang telah ada, dan pemakaian semen harus
dilakukan menurut urutan pengirimannya. Bila diperlukan dapat dilakukan
penomoran semen dalam gudang yang harus didahulukan untuk dibuat campuran
pasangan sesuai nomor urut datangnya oleh logistik gudang
 Thinbed BR MixMaster harus disimpan dalam ruang kering dan jauhkan dari area
yang basah dan lembab paket ini berisi 40kg or 50kg polypropylene sack.
d. Jenis Pasangan dan Adukan yang digunakan
Ada dua jenis pasangan dan alternatif jenis adukan yang dapat digunakan, yaitu :
1. Pasangan Kedap Air (Trasraam)
Menggunakan jenis semen instant dengan sistem adukan sesuai petunjuk pabrik
pembuat.
2. Pasangan Biasa
 Jika menggunakan adukan semen dan pasir pasang. Adukan 1 PC : 5 PS digunakan
untuk semua pasangan bata diluar pasangan kedap air.
 Jika menggunakan adukan semen instant. Menggunakan jenis semen instant
dengan sistem adukan sesuai petunjuk pabrik pembuat.

Halaman - 98
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3. Pelaksanaan pembuatan adukan semen instant :


 Tuang semen instant ke dalam ember dan dituang air secara bertahap dan sesuai
petunjuk pabrik pembuat agar menghasilkan campuran yang merata.
 Harus menggunakan alat pengaduk elektrik (Mixer).
 Biarkan selama 1 menit sebelum digunakan.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, kontraktor harus membuat mock upterlebih
dahulu untuk mendapatkan persetujuan konsultan ManajemenKonstruksi.
3. Pelaksanaan Pembuatan Dinding batubata
1. Kontraktor harus mengerjakan pengukuran bangunan (uit-zet) serta letak-letakdinding yang akan
dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan gambar.
2. Di dalam satu hari, pasangan block beton ringan aerasi tidak boleh lebih tinggi dari 2,5 meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidaktegak bergigi, untuk menghindari
retak dinding dikemudian hari.Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan
menggunakanbenang dan tiap kali lantai diteliti kerataannya. Pemasangan benang
terhadappasangan dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
3. Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang sempurna.
Untuk pasangan beton ringan aerasi tidak dibenarkan menggunakan blockbeton ringan aerasi
pecahan separuh panjang, kecuali sesuai denganperaturannya (di sudut).Lapisan yang satu
dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zigzag(berselang-seling dengan perbedaan
separuh panjang).Pada pasangan satu block beton dan pasangan yang lebih tebal (kalau
ada),maka pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang disyaratkan (NI-3).
4. Setiap pasangan dinding seluas maksimal 9 m² harus dipasang balok dan kolom praktis.
5. Untuk dinding dan kolom harus diberi angkur setiap 1 m tinggi,sedangkan dinding diberi besi strip
lebar 1”, tebal 3 mm tiap 60 cm tinggi.Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi
penguat kolom praktis danbalok. Semua pertemuan tegak lurus harus benar-benar bersudut 90
derajat.
6. Sebelum dimulai pemasangan block beton ringan aerasi harus direndam lebihdahulu di dalam air
dan permukaan yang akan dipasangpun harus basah.Tebal siar pasangan block beton ringan
aerasi tidak boleh kurang dari 1 cm (10mm) dan siarnya harus benar-benar terisi adukan.
7. Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang ditentukan pada
gambar.

Halaman - 99
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

8. Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak merata dengan adukan agar
tidak terlihat lobang-lobang yang terdapat pada dinding, sebelum plesteran dipasang.
9. Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi efektifitas
perekatan.
10. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat block beton ringan aerasi yang cacat atau tidak
sempurna, Kontraktor wajib untuk menggantinya.
11. Untuk pekerjaan rangka kayu / kosen, gunakan block beton ringan aerasi Lintel pada ujung atas
kusen, dan diisi oleh tulangan ringan serta pasangan beton ringan.
12. Rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu pada kolom praktis untuk dapat melanjutkan
pekerjaan pasangan Rangka kayu/kosen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur besi
berbentuk L, yang ujungnya disekrup kedalam kosen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkan
kedalam kolom praktis. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm. Tiap-tiap angkur
dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
13. Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di dalam dinding, maka harus
dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup pada pasangan dinding sebelum diplester.
Pahatan tersebut setelah dipasangnya pipa/alat-alat, harus ditutup dengan adukan plesteran
yang dilaksanakan secara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
dinding. Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam yang
dipakukan pada dinding, untuk menghindari keretakan dikemudian hari.
14. Sesudah pasangan blok beton ringan aerasi selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan
plesteran dimulai.
15. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan.
16. Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.
17. Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete.
4. Pelaksanaan Pembuatan Dinding batubata
1. Pasangan bata ringan, dipasang dengan menggunakan perekat Semen base Thinbed BR (MM-
100).
2. Bersihkan permukaan dari debu dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi kekuatan
perekatan.
3. Gunakan tempat adukan yang baik dan tidak mudah bocor sehingga adukan campuran tidak
larut keluar dari tempatnya.

Halaman - 100
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. Tuangkan thin bed mortar secara bertahap kedalam air. Aduk selama 2 menit hingga merata
sampai merata dan diperoleh kosistensi, biarkan selama 10 menit supaya aditif larut. Aduk
kembali sebelum digunakan.
5. Gunakan roskam bergigi yang sesuai dengan ketebalan bata ringan yang digunakan.
6. Pasangan diletakan pada sisi horisontal dan sisi vertikal block secara merata dengan
ketebalan 2 s/d 3 mm.
7. Kekentalan adukan harus tetap dijaga untuk menjaga kesetabilan perekatan campuran dan
daya rekat yang baik.
8. Tutup sambungan antara bata ringan yang yang tidak merata atau berongga dengan adukan
mortar.
9. Pembuatan lubang pasangan untuk perancah / steiger sama sekali tidak di diperkenankan.
10. Pasangan bata ringan yang berhubungan dengan bagian pekerjaan beton (kolom) harus di
beri penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 50cm, yang terlebih dahulu ditanam
dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam bata ringan
sekurang-kurangnya 30cm kecuali ditentukan lain.
11. Tidak diperkenankan memasang bata ringan yang patah.
12. Pasangan block bata ringan harus menghasilkan dinding finish setebal 12,5 cm.
13. Pelaksanaan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.
14. Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur besi
beton dengan diameter 8 panjang 50 cm dan beton yang berhubungan langsung dengan
dinding bata ringan harus diketrik atau dikasarkan dulu agar pasangan bata ringan dapat
merekat dengan baik

Halaman - 101
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 10
PEKERJAAN PELAPIS DINDING

A. PEKERJAAN PELESTERAN DINDING


1. Lingkup pekerjaan
1.1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
1.2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
1.3. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan / ditunjukan dalam gambar.
2. Persyaratan bahan
a. Plesteran untuk pasangan bata ringan menggunakan bahan Mixmaster Plaster-ECO
(MM-003)
- Color : Grey
- Binder : Portland Cement
- Filler : Limestone
- Aggregate : Minerals (<2,4 mm2)
- Water needs : 8 – 9 litre / 50 kg Plester ECO MixMaster
- Compressive Strength : >100kg/cm2
- Potential Coverage per sack : ±3.0 m2 (10mm thickness)
- Real Coverage per sack : ±2.7 m2 (10mm thickness)
- Dry Density : 1.9 g/ml
- Wet Density : 2.0 g/ml
b. Plesteran menggunakan campuran PC biasa 1 : 3 untuk dinding luar dan 1 : 5 untuk
dinding dalam.
c. Khusus dinding tahan api menggunakan semen instant tahan api fire mortar.

d. Acian untuk pasangan blok Hebel atau Primacon menggunakan bahan Fine Coat Plaster
PM–300 Prime Mortar atau Mortar utama, untuk pasangan bata menggunakan
campuran PC biasa.
Halaman - 102
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3. Syarat- syarat pelaksanaan


a. Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang digunakan sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan Perencana / MK dan persyaratan tertulis dalam uraian
dan syarat pekerjaan ini.
b. Pekerjaan plesteran dapat di laksanakan bilamana pekerjaan bidang beton telah berusia
28 hari dan pasangan dinding blok hebel telah ber usia minimal 3 hari dan telah disetujui
oleh MK untuk pekerjaan lanjutan sesuai dengan uraian dan syarat pekerjaan yang
tertulis dalam buku ini.
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuknya.
d. Pekerjaan acian dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan plesteran dinding telah berusia
minimal 3 hari dan telah diterima oleh MK.
e. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah pemasangan instalasi pipa,
listrik dan plumbing telah selesai untuk masing masing bidang dinding.
f. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting
dan kemudian diketrek (scrath) terlebih dahulu dan semua lubang-lubang bekas pengikat
bekisting atau from tie harus tertutup aduk plester.
g. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu bidang
datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar 0,7 cm dalamnya 1 cm, kecuali
bila ada petunjuk lain di gambar.
h. Untuk dinding eksterior, setiap ada perbedaan warna cat yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi aluminium U channel ukuran 25 x 15 mm.
i. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau cembung
bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2m. jika melebihi, kontraktor
berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan kontraktor.

Halaman - 103
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

j. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar dan


dilindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan-bahan penutup yang bisa
mencegah pengeringan terlalu cepat.
k. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran harus
dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Perencana / MK
dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
l. Selama pemasangan blok hebel sebelum difinish, Kontraktor wajib memelihara dan
menjaganya terhadap kerusakan-kerusakan dan pengotoran bahan lain. Setiap
kerusakan menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
m. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran berumur
lebih dari 3 (tiga) hari.
n. Pemasangan blok hebel/bata pada area eksterior/interior area basah (toilet, dll) disertai
dengan pemasangan balok praktis setinggi 10cm/setinggi waterproofing, dan
pertemuan dengan balok struktur menggunakan kawat ayam sebelum plesteran untuk
mencegah retak.
o. Contoh-contoh
Kontraktor harus membuat contoh (mock up) bidang plesteran dari setiap macam
pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macam pekerjaan
tersebut dapat diterima oleh Perencana/Pemberi Tugas.Dan untuk seterusnya semua
pekerjaan plesteran harus sama dengan contohyang dibuat.Untuk dapat mencapai tebal
plesteran yang rata, sebaiknya diadakanpemeriksaan secara silang oleh pelaksana
dengan menggunakan garisanpanjang yang digerakkan secara vertikal dan horizontal
(silang) dan atau denganalat bantu lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya
mendapatkan ketebalanyang sama pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari
dinding tembok setelahdiplester adalah 15 cm kecuali ditentukan lain. Setelah itu baru
diadakan pengacian. Pengacian dilakukan untuk dinding-dinding dengan finish cat.
Sedangkan untuk dinding dengan finish interior wall paper tidak perlu dilakukan
pengacian.

Halaman - 104
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

p. Sudut-sudut Plesteran
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan secara
sempurna, tegak dan siku.
q. Perbaikan Bidang Plesteran
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaikisecara
sempurna. Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat
bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
r. Naad Plesteran
- Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana.
- Besarnya naad akan ditentukan kemudian.
- Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal maupun vertikal, dan
kedalamannya harus sama.
- Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai ukuran naad) dan tali
untuk mengukur kelurusan horizontal/vertikal agar rapi.
B. PEKERJAAN DINDING KERAMIK
1. Lingkup pekerjaaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Perencana / MK.
2. Persyaratan Bahan
2.1. Keramik
Spesifikasi
a. Ukuran : 30x60cm atau ditentukan kemudian
b. Type : Homogeneous tile
c. Brand : Produk lokal
GRANITO, ESSENZA, ROMAN
d. Tile grouting : ABA Grout / AM Grout / Drymix

Halaman - 105
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Surface quality SNI ISO 10545-2:2010 No Visiable Defects


f. Length and width SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.6 %
g. Thicknees SNI ISO 10545-2:2010 ± 2%-5%
h. Straighness of sides SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
i. Rectangularity SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.6 %
Surface flatness
j. Center culvature SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
k. Warpage SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
l. Edge culvature Water SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
m. absorption Breacking SNI ISO 10545-3:2010 0.05 % ≤ E ≤ 0.5 %
n. strangth Modulus of SNI ISO 10545-4:2010 1300 N – 2000 N
o. rupture Deep abration SNI ISO 10545-4:2010 35 – 45 N/mm2
p. resist. Surface abration SNI ISO 10545-6:2010 100 – 175 mm3
q. resist. SNI ISO 10545-7:2010 class 3
r. SNI ISO 10545-8:2010 7.5x10-6-9.0x10-6K-1
Liner thermal expantion
s. SNI ISO 10545-9:2010 No Visiable Defects
Thermal shock resist.
t. Coefficien of friction SNI ISO 10545-17:2010 ≥ 0.65
u. Resist. to staining SNI ISO 10545-14:2010 class 3 – class 5
v. Resist. to chemical SNI ISO 10545-13:2010 A-B
2.2. Semen base
Spesifikasi
a Type : Tile adhesive premium
b Warna : Abu abu terang
c Kebutuhan air : 8,5 – 9 Liter / 40kg
d Water retention : 80-90 %
e Tensile pull-off strength :  0,5 N/mm2
f Compresive strength : 200 Kg/mm2
g Potential coverage per sak : 8,0 m2
h Real coverage per sak : 7,0 m2 (ketebalan 3mm)
i Densitas kering : 1,6 g/ml

Halaman - 106
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

j Densitas basah : 1,9 g/ml


k Open time : 15 Menit
l Pot life : 120 menit
3. Metode pelaksanaan
3.1. Semen aditive
A. Persiapan area kerja
 Pastikan area kerja sudah siap dilakukan aplikasi pemasangan keramik atau batu
alam penutup lantai atau dinding
 Area kerja sudah diratakan sesuai spesifikasi dan derajat kemiringan yang
diinginkan
 Bersihkan area kerja dari berbagai bahan pengotor padat seperti debu, ranting,
logam, pasir, atau apapun yang dapat mengganggu pekerjaan. Terutama yang
dapat memberikan dampak langsung pada pemasangan keramik
 Tahap selanjutnya dapat dilakukan persiapan bahan baku.
B. Persiapan bahan baku
 Bahan baku berupa sak 40 Kg disiapkan dan diambil sebanyak yang dibutuhkan.
Untuk ketebalan 3mm aplikasi, akan menghasilkan sekitar 7m2 pasangan
keramik.
 Jumlah air yang dibutuhkan per sak sekitar 8,5 – 9 Liter. Apabila ada
pengurangan atau penambahan bobot, maka jumlah air akan disesuaikan secara
proporsional.
 Air dicampur perlahan sambil diaduk hingga campuran homogen. Disarankan
menggunakan handmixer untuk hasil adukan yang lebih homogen, namun
apabila tidak ada, pengadukan secara konvensional pun dapat dilakukan dengan
menambah waktu pengadukan.
 Waktu pengadukan disarankan selama 3 – 5 menit, namun dapat disesuaikan
dengan kondisi adukan di lapangan.
 Adukan yang sudah homogen akan terasa pulen dan lengket, menandakan
adukan sudah siap dipergunakan.

Halaman - 107
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Yang perlu diingat adalah produk ini memiliki opentime sekitar 15 menit,
sehingga harus segera dipakai setelah tercampur air.
C. Aplikasi
 Pemasangan Homogenius Tile dipasang diatas screed min tebal 5 cm untuk
lantai 2 dan 10 cm untuk lantai 1. Pemasangan Homogenius Tile dengan
menggunakan spesi tebal 2 cm untuk lantai basementsampailantai 4, pasir yang
digunakan adalah pasir Lumajang Pemasangan Homogenius Tile harus
menghasilkan bidang yang rata, bebas dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat
harus rapi dan lubang-lubang nat lebarnya harus sama. Untuk bidang (baik
lantai maupun dinding) harus terlebih dulu betul-betul rata sehingga akan
mendapatkan bidang lantai dan dinding yang rata sedangkan pengisian nat-nat
harus rapi mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik. Hasil pemasangan
Homogenius Tile yang permukaannya tidak rata Homogenius Tile yang retak-
retak, gumpil-gumpil, alur-alur kotor dan cacat dan lannya harus segera
diperbaiki/ dibongkar. Sedangkan perbaikan dan pembongkaran menjadi
tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
 Plat Tangga.
Pemasangan Homogenius Tile ukuran 40 x 40 cm dilaksanakan pada semua
tangga dan bordesnya. Untuk stand thread (nosing) dipergunakan bahan dari
Homogenius Tile.
 Homogenius Tile menggunakan hasil produksi, kualitas I dan sekualitas.
Homogenius Tile harus seragam/ uniform dalam warna, ukuran, tebal serta
permukaan harus rata sudutnya harus betul-betul siku. Sebelum dimulai
pemasangan, Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan dulu untuk
mendapatkan persetujuan baik dari Pimpro, MK, maupun dari unsur teknik.
 Plesteran dinding harus mempunyai bahan dasar PC, pasir dan air sesuai
dengan syarat-syarat.
 Bahan-bahan penutup dinding dari jenis lain sesuai dengan gambar
ditentukan oleh Konsultan MK/Pengawas.

Halaman - 108
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Untuk lantai ubin Homogenius Tile yang dipasang diatas pasir, maka tebal
pasir harus sesuai dengan gambar dan dipadatkan dengan baik.
- Ubin dipasang dengan adukan 1 Pc:3 Ps, tebal spasi 3 cm untuk ubin yang
dipasang diatas lapisan pasir yang dipadatkan, sedang yang diatas lantai
beton tebal spasi 2 cm.
- Plat beton yang akan dipasang ubin Homogenius Tile harus disiram
dahulu sampai jenuh.
- Setiap spesi pada setiap ubin harus padat tidak berongga.
- Celah antara ubin lebarnya 3 mm dan diisi adukan 1 Pc : 2 Ps dan setelah
pasangan cukup kering disiram pasta semen (sesuai warna ubin) kemudian
dibersihkan dengan serbuk gergaji.
 Pemotongan Ubin
Pada prinsipnya pemotongan ubin harus dihindarkan. Pemotongan harus
dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat pemotong.
 MK/Pengawasan
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Konsultan MK/Pengawas harus
mengadakan persiapan yang baik, terutama pemadatan pasir urugan harus
baik. Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus ditempatkan
sesuai gambar dan sebelum ubin dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan
dan disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas. MK/Pengawasan untuk
pelapisan dinding ditekankan pada pemasangan pipa listrik penerangan dan
pipa air lainnya. Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat dihindarkan.
C. PEKERJAAN DINDING PARTISI
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
1.2. Pekerjaan ini meliputi rangka baja untuk rakitan papan gypsum yang tidak menahan
beban.
1.3. Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangka baja.

Halaman - 109
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. Spesifikasi
2.1. Jarak dan ukuran sesuai yang ditunjuk dalam gambar tetapi tidak kurang dari yang
diperlukan agar sesuai dengan standard ASTM C 754.
2.2. Semua rangka dinding harus sesuai dengan ASTM C 645 dan digalvanize hot dipp sesuai
dengan ASTM C 645 –G40 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/MK.
2.3. Ketebalan papan gypsum adalah sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjuk, dengan
ketebalan 12 mm sesuai dengan ASTM C 80. Untuk sistem aplikasi dan jarak rangka
sesuai dengan gambar atau persyaratan dari produsen dan disetujui oleh Perencana/MK.
2.4. Untuk sudut-sudut dari dinding gypsum harus dipasang corner beads edge trim dan
control joints sesuai dengan ASTM C 1047, bahan metal, material tersebut harus
disetujui oleh Perencana/MK
3. Gypsum tersebut dari produk, dan tidak terbatas sebagai berikut:
3.1. Produk : Jaya Board, Knauf dan Royal board
3.2. Standard mutu : sesuai dengan persyaratan ASTM C 36.
4. Syarat-syarat Pelaksanaan:
4.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail sesuai gambar.
4.2. Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk /
mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh Perencana.
4.3. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai
dan dipasang.
4.4. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan harus
diletakkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena
cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
4.5. Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angkur-
angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan

Halaman - 110
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh


ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
4.6. Desain dan produk dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari Perencana / MK.
4.7. Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
4.8. Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Perencana/MK.
4.9. Semua rangka harus tepasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan).
4.10. Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Perencana / MK.
4.11. Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
4.12. Semua partisi yang terpasang sesuai dengan gambar dalam hal ini type dan layout.
4.13. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, semua
kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai pekerjaan selesai.
D. PEKERJAAN GRC
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi panel beton cetak yang diperkuat dengan serat kaca (GRC), termasuk
rangka yang ditanam, rangka penghubung, rangka pendukung, dan pekerjaan lainnya yang
diperlukan pada saat ereksi dan pemasangan GRC untuk dinding dan untuk atap sesuai
dengan gambar atau atas petunjuk perencana.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Serat Kaca: Diproduksi secara khusus agar cocok dengan campuran dasar semen
portland yang mengandung bahan basa aktif, sesuai dengan PCI-MNL-128.
2.2. Semen Portland: ASTM C 150, Tipe I, warna natural.
2.3. Pasir: Silica yang dicuci dan dikeringkan atau bahan lainnya yang cocok dipergunakan
untuk memproduksi GRC yang memenuhi persyaratan komposisi sesuai ASTM C 144.
2.4. Untuk permukaan yang tampak pada struktur yang telah jadi, gunakan produksi GRC
dengan merek, jenis, sumber/produsen yang sama.

Halaman - 111
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.5. Baut Angkur: harus memenuhi ASTM A 307 atau ASTM A 325.
2.6. Angkur dan rangka baja yang tampak difinish galvanis, sesuai dengan ASTM A 153,
dicelup panas setelah fabrikasi.
2.7. Rangka Baja: dari bahan-bahan, ukuran, bentuk, dan detil seperti yang tertera pada
gambar kerja,(shop drawing yang telah disetujui perencana.)
2.8. Perbaiki permukaan galvanis yang rusak karena prosedur pengelasan menurut ASTM
A 780.
2.9. Sealant : Sealant yang dipakai harus mendapat surat jaminan tertulis dari produsen :
- Jaminan kekuatan minimal 5 tahun untuk seluruh pemakaian bahan ini.
- Jaminan ketepatan pemakaian bahan
- Jaminan ketepatan aplikasi pemasangan Dan telah melalui tes labolatorium
untuk kecocokan dan daya rekat dari produsen.
- Sealant yang dipakai adalah ex Dowcorning , GE atau ex ABA .
2.10. Aplikator harus mengikuti semua persyaratan teknis dan cara-cara penanganan,
aplikasi dan persyaratan material pendukung dari produsen Sealant yang dipakai.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Kualifikasi Produsen: Perusahaan yang berpengalaman memproduksi GRC dengan
kualitas dan lingkup yang ditentukan untuk proyek ini dan secara aktif memproduksi GRC
untuk sekurang-kurangnya 2 tahun terakhir. Produsen harus mempunyai kapasitas
memproduksi, mengirim, dan memasang unit yang diperlukan tanpa menyebabkan
penundaan pekerjaan lain.
2. Kualifikasi Aplikator: Sekurang-kurangnya selama 2 tahun secara teratur mengerjakan
pemasangan GRC atau panel beton cetak arsitektural yang sejenis dengan yang diperlukan
untuk proyek ini.
3. Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja secara lengkap yang menunjukkan secara
terperinci fabrikasi dan pemasangan panel GRC, antara lain :
1. Bentuk (elevasi dan potongan) dan dimensi unit.
2. Ketebalan bagian muka dan belakang GRC.
3. Finishes.
4. Detil sambungan dan penghubung.

Halaman - 112
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5. Detil pengangkatan dan ereksi.


6. Sistem rangka pendukung baja.
7. Posisi dan detil untuk hardware yang ditempel ke struktur.
8. Ukuran, lokasi dan detil dari angkur gravity dan flex.
9. Benda-benda lainnya yang disemprot ke panel.
10. Urutan ereksi untuk kondisi khusus.
11. Hubungan dengan bahan yang berdekatan.
12. Penjelasan hardware lepas, cetak, yang dipasang di Lapangan.
13. Laporan Tes untuk setiap sampel papan tes.
14. Kontraktor diwajibkan membuat mockup dengan permukaan exposed yang telah jadi
yang memperlihatkan ragam warna dan tekstur sejenis dan bersama ketebalannya.
15. Mockup yang dipasang di Lapangan: Sebelum pemasangan unit GRC, buat mockup
untuk setiap konfigurasi dan finish yang diperlukan. Fabrikasi mock up tambahan
sampai warna, tektur, dan pola disetujui oleh Perencana.
16. Penyimpanan: Simpanlah unit-unit untuk melindunginya dari tanah, kotoran, dan
kerusakan fisik lainnya.
17. Simpan unit-unit dengan penopang berpegas yang tidak mengotori pada posisi yang
sama seperti ketika dikirim.
18. Simpan unit pada permukaan yang kokoh, rata, dan licin.
19. Tempatkan unit yang disimpan sedemikian rupa sehingga gampang diberi tanda
pengenal.
20. Tanggung jawab Instaler: Sebelum memasang unit, periksa dimensi lapangan yang
mempengaruhi pemasangan unit GRC. Beritahu Kontraktor perbedaan antara
dimensi dalam rancangan dan dimensi lapangan yang dapat merugikan pelaksanaan
pemasangan. adanya perbedaan, tidak boleh melanjutkan pekerjaan, sampai
diperbaiki atau sampai persyaratan pemasangan dimodifikasi dan disetujui
Perencana.
21. Pengangkatan dan penempatan: alat angkat GRC pada titik pengangkatan yang
ditentukan oleh produsen. Pasang unit-unit GRC dengan rata, lurus, dan segiempat
dalam toleransi yang dibolehkan.

Halaman - 113
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

22. Penopang dan penguat: Sediakan penopang dan penguat sementara, seperti yang
diperlukan, untuk menjaga posisinya, stabil, dan lurus sementara unit-unit tsb.
sedang disambung dengan permanen.
23. Pengikat: Ikat unit GRC di tempat dengan cara dibaut atau dilas, sesuai yang ditunjuk
pada gambar kerja. Dengan tukang Las bermutu baik/bersertifikat untuk melakukan
pekerjaan pengelasan di Lapangan.
24. Toleransi dari unit terpasang: Pasang unit GRC sesuai dengan toleransi nonkumulatif
berikut. Untuk toleransi ereksi yang tidak terdaftar, sesuaikan dengan persyaratan
PCI-MNL-117, sebagai berikut :
a. Lebar celah sambungan1 sampai 2 mm.
b. Pelengkungan (warpage): Pelengkungan yang diizinkan maksimum dari satu
sudut dari bidang dengan tiga lainnya adalah 1 mm per 30 cm dari jarak sudut
terdekat atau total 6 mm setelah pemasangan.
c. Umum: Penambalan diizinkan asalkan kekuatan struktural unit dan tampaknya
tidak menjadi cacat, ketika disetujui oleh Perencana.
25. Untuk atap GRC harus menggunakan system sambungan yang tidak akan bocor
walaupun sambungan tersebut tanpa menggunakan sealant. Hal ini adalah
persyaratan mutlak yang harus dipenuhi Lakukan prosedur pembersihan sesuai
rekomendasi produsen unit GRC.
a. Bersihkan permukaan GRC yang berminyak dengan detergent dan air,
menggunakan sikat berbulu halus dan spons, dan bilas dengan air bersih.
b. Hindari kerusakan terhadap permukaan GRC dan bahan berdekatan lainnya.

Halaman - 114
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 11
PEKERJAAN WATER PROOFING

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan
alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat- syarat
di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
1.2. Bagian yang di waterproofing :
 Daerah toilet dan daerah basah lainnya (coating)
 Dinding Basement (sesuai spek Konsultan Struktur)
 Ground reservoir dan STP (lihat spesifikasi Perencana Struktur)
 Pit Lift (lihat spesifikasi Perencana Struktur)
 Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.
 1.3 Beton yang berada di area eksterior atau langsung berhubungan dengan air hujan
mengacu pada spesifikasi dari Perencana Struktur
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Persyaratan standar mutu bahan:
 Brand : Bostik, Grace, Sika
 Certificate : ISO 9001
2.2. Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli :
 Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang ditunjuk penyalur dan pekerjaan
harus mendapat sertifikat jaminan berupa :
- Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process Performance Warranty)
- Jaminan Ketepatan Aplikasi (Aplication Workmanship Warranty) dan Jaminan
Kekuatan tiadak bocor minimal selama 10 ( sepuluh ) Tahun
2.3. Persiapan lahan:
a. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, persyaratan teknis pelaksanaan dari
produsen dan kelengkapan lainnya untuk mendapat persetujuan dari MK.
b. Beton harus berusia minimal 28 hari, kemiringan plat beton sudah cukup miring untuk
mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%) atau sesuai

Halaman - 115
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

dengan gambar. Semua dudukan instalasi / pipa dan lain lain harus sudah terpasang.
Area yang akan diberi water proofing harus kering dan bebas dari tonjolan atau
cekungan dan bebas dari kotoran (debu, minyak, sisa adukan dan lain lain). Pembuatan
segitiga sudut (mortar fillet) dibuat dengan ukuran 30 x 30 mm atau disesuaikan
dengan kondisi lapangan terbuat dari campuran semen pasir 1 : 3.
Pipa roof drain harus sudah terpasang (keliling pipa digrouting dengan material non
shrink grout). Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan
perlindungan permukaan dan perawatan setelah pemasangan harus mengikuti
petunjuk-petunjuk yang disyaratkan produsen.
2.4. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak cacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya. Bahan harus
tersimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih, sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Bahan yang tersisa setelah aplikasi harus disimpan kembali ketempat penyimpanan
semula, tersimpan pada kemasannya dengan ditutup kembali sedemikian rupa sehingga
bahan tersebut tetap terjaga kebersihan dan kondisinya agar tetap baik.
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan.
2.5. Pekerjaan screeding penutup lapisan waterproofing termasuk tanggung jawab aplikator
waterproofing.
3. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukan kepada MK untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan teknis dari produsen.
b. Sebelum pekerjaan ini dimulai bagian yang akan dikerjakan harus dibersihkan sampai
keadaanya dapat disetujui oleh MK, Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari produsen
dan sesuai dengan gambar rencana atas persetujuan MK.

Halaman - 116
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d. Setelah selesai sebagian atau seluruh pekerjaan harus dilakukan tes rebdam selama 2x24
jam sesuai dengan peruntukanya bila aplikasi minimal telah berusia 7 hari.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Perencana dan MK sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor
tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan /perbedaan
ditempat itu, sebelum kelainan tersebut dibuatkan putusanya oleh Perencana dan MK.
4. GAMBAR DETAIL PELAKSANAAN
4.1. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan pada
gambar detail kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
4.2. Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang belum tercakup
lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
4.3. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
produsen.
4.4. Sebelum dilaksanakan shop drawing harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari MK.
5. CONTOH
5.1. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur secara lengkap.
5.2. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.
6. CARA PELAKSANAAN
Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman (ahli dari pihak pemberi
garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan ‘metode pelaksanaan’ sesuai
dengan spesifikasi produsen untuk mendapat persetujuan dari MK. khusus untuk bahan
waterproofing yang dipasang ditempat yang berhubungan langsung dengan matahari tetapi
tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra violet atau apabila disyaratkan dalam gambar
pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka di bagian lapisan atas dari lembar water proofing
ini harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa
screed minimal dengan ketebalan 30 mm dan untuk ketebalan diatas 30mm ditambahkan
penggunaan kawat ayam pada screed pelindung ataupun dengan material finishing lain yang
direkomendasi oleh produsen.

Halaman - 117
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

7. PENGAMANAN PEKERJAAN
7.1. Kontraktor wajib memberikan perlindungan pada pemasangan yang telah dilakukan,
terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan lainnya.
7.2. Kalau terdapat kerusakan yang terlihat maupun yang tersembunyi bukan disebabkan oleh
tindakan Pemilik atau pemakai maka Kontraktor harus memperbaiki/ mengganti sampai
dinyatakan dapat diterima oleh MK. Biaya yang timbul akibat pekerjaan ini adalah
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.

Halaman - 118
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 12
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

a. PEKERJAAN SUB-LANTAI/RABAT BETON


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam
gambar sebagai alas lantai finishing.
1.2. Persyaratan Bahan
a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI 1971 (NI-2),
PVBB 1956 dan NI-8.
b. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contohnya kepada Perencana/M.K untuk disetujui.
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang sub-lantai
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan digunakan alat timbris.
b. Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan permukaan yang keras, bersih
dan bebas alkali, asam maupun bahan organik lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan.
c. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai gambar, disiram
air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal. Di atas pasir urug
dilakukan pekerjaan sub-lantai setebal 5 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.
d. Untuk pasangan di atas beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester (screed)
campuran 1 PC : 3 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan kemiringan
lantai, terutama didaerah basah dan teras.
e. Sub-lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-benar
rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.dengan

Halaman - 119
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

toleransi kerataan 2 mm/m’ pengadukan beton haruc menggunakan concrete mixer (


beton molen ) dengan kecepatan 20 rpm selama minimal 2 menit.
b. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar, berikut plint dan nosing tangga.
2.2. Persyaratan Bahan
KERAMIK
a. Ukuran : 60x60cm atau ditentukan kemudian
b. Type : Homogeneous tile
c. Brand : Produk lokal
GRANITO, ESSENZA, ROMAN
d. Tile grouting : ABA Grout / AM Grout / Drymix
e. Surface quality SNI ISO 10545-2:2010 No Visiable Defects
f. Length and width SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.6 %
g. Thicknees SNI ISO 10545-2:2010 ± 2%-5%
h. Straighness of sides SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
i. Rectangularity SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.6 %
Surface flatness
j. Center culvature SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
k. Warpage SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
l. Edge culvature SNI ISO 10545-2:2010 ± 0.1 % - 0.5 %
m. Water absorption SNI ISO 10545-3:2010 0.05 % ≤ E ≤ 0.5 %
n. Breacking strangth SNI ISO 10545-4:2010 1300 N – 2000 N
o. Modulus of rupture SNI ISO 10545-4:2010 35 – 45 N/mm2
p. Deep abration resist. SNI ISO 10545-6:2010 100 – 175 mm3
q. Surface abration resist. SNI ISO 10545-7:2010 class 3
r. Liner thermal expantion SNI ISO 10545-8:2010 7.5x10-6-9.0x10-6K-1

Halaman - 120
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

s. Thermal shock resist. SNI ISO 10545-9:2010 No Visiable Defects


t. Coefficien of friction SNI ISO 10545-17:2010 ≥ 0.65
u. Resist. to staining SNI ISO 10545-14:2010 class 3 – class 5
v. Resist. to chemical SNI ISO 10545-13:2010 A-B
2.3. Semen base
Spesifikasi
a Type : Tile adhesive premium
b Warna : Abu abu terang
c Kebutuhan air : 8,5 – 9 Liter / 40kg
d Water retention : 80-90 %
e Tensile pull-off strength :  0,5 N/mm2
f Compresive strength : 200 Kg/mm2
g Potential coverage per sak : 8,0 m2
h Real coverage per sak : 7,0 m2 (ketebalan 3mm)
i Densitas kering : 1,6 g/ml j
Densitas basah : 1,9 g/ml
k Open time : 15 Menit
l Pot life : 120 menit
2.4. Metode pelaksanaan
Semen aditive
a. Persiapan area kerja
 Pastikan area kerja sudah siap dilakukan aplikasi pemasangan keramik atau batu
alam penutup lantai atau dinding
 Area kerja sudah diratakan sesuai spesifikasi dan derajat kemiringan yang
diinginkan
 Bersihkan area kerja dari berbagai bahan pengotor padat seperti debu, ranting,
logam, pasir, atau apapun yang dapat mengganggu pekerjaan. Terutama yang
dapat memberikan dampak langsung pada pemasangan keramik
 Tahap selanjutnya dapat dilakukan persiapan bahan baku.
b. Persiapan bahan baku

Halaman - 121
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Bahan baku berupa sak 40 Kg disiapkan dan diambil sebanyak yang dibutuhkan.
Untuk ketebalan 3mm aplikasi, akan menghasilkan sekitar 7 m2 pasangan keramik.
 Jumlah air yang dibutuhkan per sak sekitar 8,5 – 9 Liter. Apabila ada pengurangan
atau penambahan bobot, maka jumlah air akan disesuaikan secara proporsional.
 Air dicampur perlahan sambil diaduk hingga campuran homogen. Disarankan
menggunakan handmixer untuk hasil adukan yang lebih homogen, namun apabila
tidak ada, pengadukan secara konvensional pun dapat dilakukan dengan
menambah waktu pengadukan.
 Waktu pengadukan disarankan selama 3 – 5 menit, namun dapat disesuaikan
dengan kondisi adukan di lapangan.
 Adukan yang sudah homogen akan terasa pulen dan lengket, menandakan adukan
sudah siap dipergunakan.
 Yang perlu diingat adalah produk ini memiliki opentime sekitar 15 menit, sehingga
harus segera dipakai setelah tercampur air.
c. Aplikasi
 Pemasangan Homogenius Tile dipasang diatas screed min tebal 5 cm untuk lantai
2 dan 10 cm untuk lantai 1. Pemasangan Homogenius Tile dengan menggunakan
spesi tebal 2 cm untuk lantai basementsampailantai 4, pasir yang digunakan adalah
pasir Lumajang Pemasangan Homogenius Tile harus menghasilkan bidang yang
rata, bebas dari retak-retak, gumpil-gumpil, nat-nat harus rapi dan lubang-lubang nat
lebarnya harus sama. Untuk bidang (baik lantai maupun dinding) harus terlebih
dulu betul-betul rata sehingga akan mendapatkan bidang lantai dan dinding
yang rata sedangkan pengisian nat-nat harus rapi mengikuti petunjuk- petunjuk
dari pabrik. Hasil pemasangan Homogenius Tile yang permukaannya tidak rata
Homogenius Tile yang retak-retak, gumpil-gumpil, alur-alur kotor dan cacat dan
lannya harus segera diperbaiki/ dibongkar. Sedangkan perbaikan dan
pembongkaran menjadi tanggung jawab pemborong sepenuhnya.
 Plat Tangga.

Halaman - 122
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pemasangan Homogenius Tile ukuran 40 x 40 cm dilaksanakan pada semua tangga


dan bordesnya. Untuk stand thread (nosing) dipergunakan bahan dari Homogenius
Tile.
 Homogenius Tile menggunakan hasil produksi, kualitas I dan sekualitas.
Homogenius Tile harus seragam/ uniform dalam warna, ukuran, tebal serta
permukaan harus rata sudutnya harus betul-betul siku. Sebelum dimulai
pemasangan, Penyedia Barang / Jasa harus menyerahkan dulu untuk
mendapatkan persetujuan baik dari Pimpro, MK, maupun dari unsur teknik.
 Plesteran dinding harus mempunyai bahan dasar PC, pasir dan air sesuai dengan
syarat-syarat.
 Bahan-bahan penutup dinding dari jenis lain sesuai dengan gambar ditentukan
oleh Konsultan MK/Pengawas.
 Untuk lantai ubin Homogenius Tile yang dipasang diatas pasir, maka tebal pasir
harus sesuai dengan gambar dan dipadatkan dengan baik.
- Ubin dipasang dengan adukan 1 Pc:3 Ps, tebal spasi 3 cm untuk ubin yang
dipasang diatas lapisan pasir yang dipadatkan, sedang yang diatas lantai
beton tebal spasi 2 cm.
- Plat beton yang akan dipasang ubin Homogenius Tile harus disiram dahulu
sampai jenuh.
- Setiap spesi pada setiap ubin harus padat tidak berongga.
- Celah antara ubin lebarnya 3 mm dan diisi adukan 1 Pc : 2 Ps dan setelah
pasangan cukup kering disiram pasta semen (sesuai warna ubin) kemudian
dibersihkan dengan serbuk gergaji.
 Pemotongan Ubin
Pada prinsipnya pemotongan ubin harus dihindarkan. Pemotongan harus
dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat pemotong.
 MK/Pengawasan
Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Konsultan MK/Pengawas harus mengadakan
persiapan yang baik, terutama pemadatan pasir urugan harus baik. Semua
pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus ditempatkan sesuai

Halaman - 123
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

gambar dan sebelum ubin dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan dan


disetujui oleh Konsultan MK/Pengawas. MK/Pengawasan untuk pelapisan
dinding ditekankan pada pemasangan pipa listrik penerangan dan pipa air lainnya.
Sehingga pembuatan lubang setelahnya dapat dihindarkan.
c. PEKERJAAN EPOXY TOP FLOOR
1.1. Lingkup Pekerjaan
Dilakukan meliputi dari bagian-bagian permukaan lantai sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar. Dalam hal ini termasuk pekerjaan-pekerjaan persiapan dan lapisan bahan lain
yang diperlukan pada permukaan lantai yang dilapis dengan Epoxy top floor, pengadaan
tenaga kerja, bahan, alat-alat, peralatan bantu lainnya, contoh-contoh bahan yang akan
digunakan, termasuk pula perawatan dan pemeliharaan sampai saat penyerahan
pekerjaan terakhir.
1.2. Syarat-syarat Bahan
a. Bahan :
Non metalic Epoxy top floor, bahan berbentuk powder atau cair yang siap diaplikasikan
ex Cementaid type Diamite dan Rokit atas persetujuan Perencana/MK.
b. Syarat bahan epoxy floor coating:
Merk : Jotun, TENNOKOTE, UNIFLOOR
Standard : ISO, SNI
1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Sebelum dilapisi epoxy, sebaiknya lantai dasar adalah beton yang memiliki kekuatan
tekanan minimal 225 kg/cm2. Poin ini disarankan untuk epoxy floor pada gudang atau
pabrik. Untuk lantai dasar keramik pastikan terlebih dahulu permukaannya rata dan
tidak rusak.
 Lantai beton harus kuat menahan beban tanpa terjadi penurunan sedikitpun. Hal ini
karena beton lah yang menjadi pondasi awal dan lapisan epoxy nanti akan menyatu
dengan senyawa beton.
 Umur lantai minimal 28 hari dan tingkat kelembaban tidak lebih dari 80% RH (Relative
Humidity) saat akan dilapisi epoxy.

Halaman - 124
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Jika lantai yang akan dilapisi epoxy masih berupa tanah, sangat disarankan dilapisi
terlebih dahulu dengan penghalang uap air (water vapour barrier) yang berbentuk
lembaran tipis. Lembaran penghalang uap air ini terbuat dari bahan bitumen yang
dilapis dengan plastik polythylene.
 Saat pengecoran, lantai harus diratakan (leveling) dengan menggunakan peralatan
yang memadai seperti jidar, baik jidar manual maupun jidar bergetar (screeder). Selain
itu, ketinggiannya juga harus diawasi, dicermati, dan diukur berkala dengan
menggunakan peralatan seperti theodolit atau laser. Hal ini bertujuan agar kerataan,
kehalusan, dan ketinggian lantai sesuai dengan rencana awal.
 Selain rata, permukaan lantai yang akan dilapisi epoxy juga tidak boleh bergelombang
dan kasar.
 Jika di permukaan lantai terdapat kotoran kering seperti tumpahan semen yang sudah
membatu, maka akan dilakukan pengupasan permukaan terlebih dahulu. Pengupasan
ini menggunakan alat yang yang memadai seperti alat grit-blasting, waterjetting,
blastrac, atau diamondize scrubber.
 Jika terdapat kotoran cair berupa minyak atau pasta, gunakan air dan sabun untuk
membersihkannya.
 Setelah lantai bersih, maka harus dikeringkan terlebih dahulu minimal 2 x 24 jam
sebelum dilapisi epoxy. Untuk mempercepat proses pengeringan, gunakan kipas angin
atau blower.
 jika lantai yang akan dilapisi adalah beton, bersihkan beton dengan menggunakan
vacum cleaner. Setelah memenuhi syarat maka beton terlebih dahulu dilapisi dengan
epoxy primer. Alatnya bisa menggunakan roller atau disemprot dengan tekanan udara.
 Tunggu lapisan epoxy primer mengering dan biarkan kurang lebih selama 12 jam. Hal
ini guna memastikan lapisan sudah mengering dengan sempurna. Base Epoxy Coat, Body
Coat, Dan Top Coate
 Tahapan selanjutnya yang harus dilakukan adalah base epoxy coat, body coat, dan top
coate. Setiap tahapan harus di sending dan cleaning.

Halaman - 125
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Saat melakukan tahapan di atas, gunakanlah roller dengan kualitas baik dan bulunya tidak
mudah rontok saat digunakan. Jika terdapat bulu rontok maka harus segara
dibersihkan dari lantai.
 Untuk hasil maksimal, sebaiknya pelapisan dilakukan dua kali dengan arah bersilangan.
 Jangan lupa untuk memperhatikan kebersihan lantai saat proses pelapisan. Jika
terdapat kotoran seperti debu, serangga, atau semut, kotoran harus segar dibuang dan
dilapisi kembali.
 Selama proses pelapisan, jendela dan pintu harus dibuka, karena jika ruangan tertutup
akan membahayakan keselamatan pekerja. Selain itu, saat pengerjaan tidak boleh ada
satu orang pun yang merokok.
 Setiap kali selesai pelapisan, lantai tidak boleh dilewati oleh orang, gerobak, atau
kendaraan hingga 12 jam.
 Setelah 12 jam lantai baru boleh dilewati akan tetapi diharuskan menggunakan sandal
yang terbuat dari karet atau tidak menggunakan alas kaki karena tidak boleh diinjak
oleh bahan yang keras.
 Untuk pekerja, saat pelapisan sebaiknya juga menggunakan sandal karet yang lunak.
 Gerobak, handpallet, forklit atau kendaraan lain baru boleh melewati lantai setelah 7
hari dari waktu pelapisan terakhir.

Halaman - 126
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 13
PEKERJAAN KOSEN, DAUN PINTU / JENDELA KAYU, BESI, UPVC DAN PVC.

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi pembuatan kosen kayu Solid Engineering dan daun pintu solid
engineering dengan finishing HPL dan Duco seperti yang dinyatakan ditunjukan dalam
gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Bahan Kosen Kayu dan Perkuatan Daun Pintu.
a. Mutu dan kualitas litas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI tahun
1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu. Bahan kayu yang
dipakai adalah kayu Kamper Samarinda Oven untuk area perkuatan engsel dan
lockcase dan harus utuh setinggi pintu.
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
c. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12% - 14% Untuk rangka kayu yang
dipakai adalah kayu seperti yang ditunjukan dalam gambar dengan mutu baik,
keawetan kelas I dan kekuatan kelas I-II. Ukuran yang tertera dalam gambar adalah
ukuran jadi.
2.2. Bahan perekat
a. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik jenis epoxi
b. Semua permukaan rangka kayu harus diserut, harus rata, lurus dan siku.
2.3. Bahan Panil Daun Pintu.
a. Daun pintu dengan konstruksi solid engineering dan hollow cover lapis veneer Mega
teakwood dan HPL (utk Toilet ) dengan bahan-bahan:
b. Ketebalan daun pintu minimal 35 mm.
c. Semua permukaan rangka kayu harus halus rata, lurus dan siku. List akhiran daun
pintu digunakan kayu Kamper Samarinda Oven.

Halaman - 127
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.4. Bahan finishing :


Finishing untuk permukaan Mega teakwood dan kayu Kamper Samarinda Oven dari
melamic kayu yang bermutu baik dari produk IMPRA Melamic, warna akan ditentukan
kemudian oleh Perencana.
3. SYARAT – SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail sesuai gambar-gambar.
3.2. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus ditempatkan
pada ruang/tempat dengan sirkulasi yang baik, tidak terkena suaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
3.3. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain
yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan
terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas
penyetelan.
3.4. Semua kayu tampak harus diserut rata, halus, lurus dan siku-siku satu sama lain sisi-
sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
3.5. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di luar tempat pekerjaan/pemasangan.
3.6. Daun Pintu :
a. Daun pintu Mega teakwood dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara lem, tanpa
pemakuan, jika diperlukan, harus digunakan skrup galvanized atas persetujuan
Perencana / MK. tanpa meninggalkan bekas cacat pada permukaan yang tampak.
b. Pada bagian daun pintu lapis Mega teakwood, harus dipasang rata, tidak
bergelombang, dan merekat dengan sempurna dengan dipress di workshop.
c. Permukaan Mega teakwood tidak boleh didempul.
3.7. Setelah pemasangan kusen atau daun pintu kontraktor diwajibkan memberikan
perlindungan sedemikian rupa sehingga terhindar dari kerusakan–kerusakan oleh
benturan-benturan benda–benda lain dan dari kelembaban ataupun terkena cuaca
langsung.

Halaman - 128
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.8. Apabila terjadi cacat atau kerusakan-kerusakan baik yang terlihat maupun yang
tersembunyi, Kontraktor wajib memperbaiki ataupun mengganti dengan yang baru sampai
dengan disetujui oleh Perencana / MK dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
4. KOSEN DAN PINTU BESI
4.1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen daun pintu / jendela besi sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar termasuk disini adalah penggunaan engsel dan telah difinish
cat duco.
4.2. Kontraktor wajib membuat gambar kerja secara lengkap dan mencantumkan semua
Hardware yang dipasang dan accessories yang berhubungan/diperlukan.
4.3. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan yang akan dipasang.
4.4. Kontraktor wajib memberi jaminan minimal 10 tahun terhadap:
- ketepatan pemakaian bahan
- ketepatan aplikasi
5. KOSEN DAN JENDELA UPVC
5.1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan kusen daun jendela UPVC sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar termasuk hardwarenya.
5.2. Kusen dan daun jendela UPVC yang digunakan adalah produk yang umum
5.3. Rangka besi didalam profile UPVC harus utuh sepanjang kusen tidak terpotong dengan
menggunakan besi tebal 1.2 mm.
5.4. Sistem kunci yang digunakan adalah Multi Point Lock sesuai standard produsen.
5.5. Kontraktor wajib memberikan jaminan minimal 10 tahun untuk warna UPVC dan 2 tahun
untuk hardwarenya.
5.6. Setiap kosen dan jendela yang datang ke lokasi proyek harus dipasang protective tape
agar terhindar dari goresan dan benturan.
5.7. Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan yang akan dipasang. Untuk menutup
celah antara tembok dengan Kusen Upvc harus memakai bahan Foam, dan dirapikan
dengan sealant hingga benar benar tertutup, tanpa celah.
6. DAUN PINTU PVC
6.1. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan daun pintu PVC sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar termasuk hardwarenya.

Halaman - 129
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

6.2. Daun pintu vinyl yang digunakan adalah produk pintu PVC yang bermotif kayu dan matte
permukaannya. Warna yang digunakan adalah grey untuk area service dan DM Sungkay
untuk pintu Toilet Guestroom.
6.3. Harus menggunakan perkuatan kayu untuk bagian-bagian pintu yang berhubungan
dengan hardware pintu (mis. Handle, lockset, engsel, dll) dan dengan persetujuan shop
drawing dari MK.
6.4. Kontraktor wajib memberikan jaminan pemasangan dan kualitas pada daun pintu
maupun pemasangan hardwarenya.
6.5. Setiap daun pintu yang datang ke lokasi proyek harus dilengkapi dengan proteksi
secukupnya sehingga terhindar dari kerusakan.
6.6. Kontraktor wajib menyediakan mock up sesuai dengan yang akan dipasang

Halaman - 130
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 14
PEKERJAAN KACA DAN CERMIN

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan
sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
1.2. Pekerjaan kaca dan cermin meliputi seluruh kaca eksterior dan interior seperti yang disebutkan
/ ditunjukkan dalam detail gambar. Termasuk diantaranya dan tidak terbatas pada sebagai
berikut:
 Kaca pintu
 Sky light Kaca
 Kaca jendela
 Frameless glass door
 Kaca cermin
 Dan pekerjaan kaca lainnya seperti disebutkan dalam gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Kaca adalah bahan terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses - proses
tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan
(float glass), mempunyai permukaan yang rata dan tidak bergelombang.
2.2. Toleransi Lebar dan Panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh produsen
sesuai standard SII.
2.3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter.

2.4. Cacat – cacat

Halaman - 131
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik. Kaca
yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang terdapat
pada kaca).
Kaca yang digunakan harus sesuai dengan komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan. Kaca harus bebas dari keretakkan (garis - garis pecah pada kaca baik sebagian
atau seluruh tebal kaca)
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar atau
masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis timbul
yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan
mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud), dan goresan (scratch), bebas
lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan
tidak boleh melampaui toleransi yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm
kira -kira 0.3 mm.
2.5. Bahan Kaca:
 Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982,
 Bahan untuk kaca exterior menggunakan:
Clear Float Glass atau sesuai dengan gambar tebal minimal 6 mm atau dengan tebal
sesuai perhitungan dan rekomendasi dari produsen.
 Bahan kaca untuk area toilet dan skylight menggunakan:
Kaca clear 2 x 6 mm dengan lapisan pvdf warna putih
 Bahan untuk kaca Frameless menggunakan:
Kaca clear tempered atau sesuai dengan gambar tebal minimal 10 mm ex Asahimas atau
dengan tebal sesuai perhitungan dan rekomendasi dari produsen.
 Bahan untuk kaca Interior menggunakan:

Halaman - 132
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Clear Float Glass tebal minimal 6 mm atau dengan tebal sesuai perhitungan dan
rekomendasi dari produsen.
 Bahan untuk cermin menggunakan:
Clear Float glass, tebal 6 mm Danta Prima ex Asahi mas. Disatu permukaannya dilapisi
(Chemical Deposited Silver), permukaan harus bebas noda dan cacat, bebas sulfida
maupun bercak-bercak lainnya.
2.6. Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat
persetujuan Perencana / MK.
2.7. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan, hingga membentuk tembereng.
3. SYARAT – SYARAT KHUSUS
3.1. Frameless glass door
Daun pintu frameless menggunakan clear tempered glass tebal minimal 10 mm atau bila
pintu tersebut berhubungan langsung dengan suspended glass maka ketebalan daun pintu
tersebut adalah sama dengan ketebalan kaca suspendednya.
3.2. Sky Light
Kaca Sky Light menggunakan clear laminated glass tebal minimal 2 X 5 mm atau sesuai
rekomendasi / perhitungan spesialis.
4. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
4.1. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan dalam buku ini dan mengikuti semua persyaratan / petunjuk dari produsen.
4.2. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh peruxsahaan aplikator yang telah berpengalaman untuk
jenis pekerjaan dan volume yang minimal sama dengan proyek ini. dan harus disetujui oleh
Perencana / MK.
4.3. Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh MK.
4.4. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberri tanda
untuk mudah diketahui, tanda-tanda tidak boleh menggunakan kapur, tanda-tanda harus
dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan menggunakan lem aci.

Halaman - 133
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4.5. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat - alat pemotong kaca
khusus.
4.6. Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk kedalam alur
kaca pada frame / rangka.
4.7. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan menggunakan
cairan pembersih kaca merk Clear.
4.8. Hubungan kaca dengan kaca dan kaca dengan frame / kusen harus diisi dengan lem silikon
merk ABA / GE warna transparan atau dengan warna senada dengan warna frame. cara
pemasangan dan persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan
produsen kaca dan produsen sealant termasuk pemasangan setting block, alat bantu
pemasangan dan lain-lain.
4.9. Kaca dan cermin dan kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak
diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas
goresan.
4.10. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua yang
terpasang harus disetujui MK, jenis cermin sesuai dengan yang telah disebutkan dalam
syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini type VVV
polished, tebal 6 mm.
4.11. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong kaca khusus
dan dilakukan dari produsen, tidak boleh melakukan pemotongan di lapangan.
4.12. Pemasangan Cermin :
Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klos klos di
dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin
menggunakan penjepit alumunium siku atau skrup skrup kaca yang mempunyai dop
penutup stainless steel. Atau sesuai dengan gambar detail. Setelah terpasang cermin harus
dibersihkan dengan cairan pembersih yang mengandung amoniak merk yang
direkomendasikan oleh produsen kaca.
4.13. Pertemuan kaca frameless dengan dinding menggunakan aluminium U channel 18 mm atau
sesuai rekomendasi spesialis.

Halaman - 134
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 15
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
1.2. Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
buku Spesifikasi Teknis, bila terjadi perubahan atau penggantian “hardware” akibat dari
pemilihan merek, kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada MK dan Perencana
untuk mendapatkan persetujuan.
2.2. Kontraktor harus membuatkan Master Key dan Grand Master Key sesuai dengan petunjuk
atau keperluan Pemberi Tugas.
2.3. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat alumunium
berukuran 3x6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel ke setiap anak kunci.
2.4. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan “Backed Enamel Finish” yang
dilengkapi dengan kait-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor pengenalnya.
Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan tebal 15 cm berdaun pintu
tunggal memakai engsel piano dan handle alumunium.
3. PERLENGKAPAN PINTU DAN JENDELA
Untuk ketentuan perincian type dan jenis perlengkapan yang digunakan antara lain
3.1. Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
 Semua pintu menggunakan peralatan yan mengacu pada Door Schedule
 Untuk daun jendela kaca dipakai pengunci merk Dekkson atau setara (lihat Door
Schedule) dengan finish serasi dengan door hardware.

 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 100 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana / MK.
Halaman - 135
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Untuk pintu- pintu pagar besi dipergunakan gerendel besi dengan kunci gembok dengan
merk akan ditentukan kemudian.
3.2. Pekerjaan Engsel
 Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang-kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal
20 kg.
 Untuk pintu-pintu alumunium menggunakan engsel lantai (floor hinge) double action,
merk Kend dipasang baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya,
dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
 Untuk pintu geser digunakan engsel sesuai standard bahan.
 Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.
3.3. Pekerjaan Door Closer dan Door Stopper:
 Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood seperti pintu-pintu toilet,
menggunakan door closer, warna lihat Door Schedule. Door Closer harus terpasang
dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan disetel
sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen pintu.
 Door stoper dipasang dengan baik pada lantai dengan skrup.
3.4. Bahan:
Untuk ketentuan type dan jenis perlengkapan yang digunakan harus diambil dari agen
resmi produsen dan harus mendapatkan surat garansi.
3.5. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan Perencana.

Halaman - 136
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. PERSYARATAN PELAKSANAAN
4.1. Engsel atas dipasang + 25 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel bawah dipasang +
25 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara
kedua engsel tersebut.
4.2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 25 cm dari permukaan pintu, engsel
tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
4.3. Penarik pintu (door pull) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai.
4.4. Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh MK. Apabila hal tersebut tidak tercapai,
kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
4.5. Door stoper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak
membentur dinding / partisi pada saat pintu terbuka.
4.6. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus
baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi
yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door
closer.
4.7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
4.8. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
4.9. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan dan
disetujui oleh Perencana/MK. Didalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data
yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-detail khusus
yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan
Standar Spesifikasi produsen.

Halaman - 137
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 16
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFON

1. GYPSUM PLASTERBOARD
1.1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang
baik.
 Pekerjaan ini meliputi rangka baja untuk rakitan papan gypsum yang tidak menahan
beban.
 Rakitan papan gypsum yang dipasang pada rangka Hollow.
1.2. Persyaratan Bahan
1.2.1. Rangka
a. Semua rangka baja harus dianti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot
deep sesuai dengan ASTM C 645 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/MK.
b. Untuk memenuhi semua persyaratan metode pengujian yang mengacu pada
ASTM C1396.
c. System Rangka harus menggunakan system full system interlocking yang baik
untuk memberikan stabilitas dengan rangka T-Bar,wall angel dan hanger.
1.2.2. Bahan
a. Tampilan : Green liner papper
b. Tebal/Berat : 12mm / 8.4kg/m²
c. Ukuran : 1200x2400mm
d. Fitur : Menggunakan kertas khusus yang mampu mencegah
pertumbuhan jamur.
1.3. Brand yang digunakan
 Knauf / Jaya board / Amstrong
 Khusus untuk area basah seperti Toilet dan area lainnya, harus menggunakan
gypsumboard plaster type moistureshield.

Halaman - 138
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Semua pertemuan gypsumboard dengan dinding harus menggunakan galvanized


shadowline ukurn 10 x 10 mm.
1.4. Syarat-syarat Pelaksanaan:
 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-
gambar yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang), termasuk
mempelajari bentuk, pola layout / penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan
detail-detail.
 Kontraktor wajib membuat shop drawing secara lengkap dengan memperlihatkan lay out,
type dari gypsum panel detail angkur, perkuatan juga sambungan-sambungan, bukaan
dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penyelesaian pemasangan ceiling gypsum.
 Kontraktor wajib membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah
disetujui oleh Perencana untuk dipakai.
 Penimbunan bahan/material ditempat pekerjaan harus diletakan pada ruang atau
tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung
dari kerusakan dan kelembaban.
 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak boleh
ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
 Desain, produk dan sistem pemasangan plafond harus sesuai dengan standard aplikasi
dari produsen tanpa terkecuali dan mendapat persetujuan dari Perencana / MK.
 Pemasangan langit-langit tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana
untuk itu. 3.8 Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan, rekomendasi dari
produsen dan Perencana / MK.
 Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus
(tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang
digunakan).

Halaman - 139
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan


bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan
hal ini kepada Perencana / MK.
 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-
benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan, yang terlihat
maupun yang tersembunyi adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki
sampai disetujui oleh Perencana dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.
2. CEILING GRID (DEKORATIF)
2.1. Lingkup Pekerjaan.
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang baik.
 Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka, ceiling dan perapihan
2.2. Persyaratan Bahan
a. Pola dekoratif : Sesuai permintaan pemilik dan MK
b. Berat : 6.80kg/m²
c. Tipe sisi : Square edges
d. Ukuran : 605 mm x 1215 mm
e. Tebal : 12mm
2.3. Brand yang digunakan
a. Knauf / Jaya board / Amstrong
2.4. Rangka
a. Semua rangka baja harus dianti korosi, dicat anti karat atau digalvanize hot deep sesuai
dengan ASTM C 645 kecuali ditentukan lain oleh Perencana/MK.
b. Untuk memenuhi semua persyaratan metode pengujian yang mengacu pada ASTM
C1396.
c. System Rangka harus menggunakan system full system interlocking yang baik untuk
memberikan stabilitas dengan rangka T-Bar,wall angel dan hanger.
2.5. Syarat-syarat Pelaksanaan

Halaman - 140
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Kontraktor membuat mock-up sesuai dengan material system dan pola yang telah
disetujui oleh Perencana / MK.
 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan
bidang balok, kolom dan dinding. Kontraktor harus mengerjakan sedemikian rupa
sehingga ceiling exposed ini harus rata.
 Semua lubang lubang atau gores dan cacat lain dari baton struktur yang akan difinish
exposed harus ditutup sedemikian rupa sehingga menjadi suatu bidang yang rata
sampai disetujui oleh Perencana / MK.
 Setelah pekerjaan selesai setiap area, Kontraktor wajib memberikan perlindungan
terhadap benturan-benturan, benda-benda lain dan kerusakan akibat kelalaian
pekerjaan, adalah tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh
Perencana / MK dengan seluruh biaya ditanggung oleh Kontraktor.

Halaman - 141
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 17
PEKERJAAN PENGECATAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
1.2. Pengecatan permukaan dengan bahan - bahan yang telah ditentukan.
1.3. Pengecatan meliputi semua permukaan dan area yang disebutkan dalam gambar atau sesuai
dengan yang tertera pada gambar dan yang tidak disebutkan secara khusus, dengan warna
dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana / MK.
2. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
2.1. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus membuat mock-up pada satu bidang untuk
tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang - bidang tersebut akan dijadikan contoh
pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang - bidang yang akan dipakai
sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Perencana dan MK.
2.2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh MK dan Perencana, bidang-bidang
ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
2.3. Instaler diwajibkan mengikuti semua persyaratan teknis aplikasi dari produsen tanpa terkecuali
2.4. Apabila terjadi kerusakan baik yang terlihat maupun yang tersembunyi dan tidak disebabkan
oleh pemilik atau pemakai maka Kontraktor wajib memperbaiki seluruh pekerjaan yang
rusak sampai dengan disetujui oleh Perencana dan MK dengan seluruh biaya ditanggung
Kontraktor.
3. CONTOH DAN BAHAN UNTUK PERAWATAN
3.1. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada lembaran
Plywood atau papan Gypsum ukuran 30x30 cm2. dan pada bidang - bidang tersebut harus
dicantumkan dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat
dasar s/d lapisan akhir)

3.2. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada MK dan Perencana. Jika contoh
- contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh MK, selanjutnya Kontraktor dapat
membuat mock up seperti tercantum pada poin 3.1 di atas.

Halaman - 142
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.3. Kontraktor harus menyerahkan matrial pengecatan kepada MK.untuk kemudian akan
diteruskan kepada Pemilik tiap warna dan jenis cat yang dipakai sebanyak 5 % dari volume
masing masing atau atas persetujuan MK. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat
dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada didalamnya. cat ini akan dipakai
sebagai cadangan untuk perawatan oleh Pemilik.
4. PEKERJAAN CAT (GLOSS, EMULSION, WEATHERSHIELD)
4.1. Yang termasuk pekerjaan cat adalah pengecatan seluruh permukaan plesteran, beton dan
/ atau bagian - bagian lain yang ditunjukkan dalam gambar.
4.2. Untuk dinding luar Cat yang dipakai adalah sesuai dengan daftar material yang ada
4.3. Untuk dinding dalam Cat yang dipakai adalah sesuai dengan daftar material yang ada
4.4. Untuk dinding Ruang ME, dipakai cat khusus yang tahan terhadap lembab, minyak atau
bahan kimia dan dapat di cuci. Cat yang dipakai adalah cat gloss enamel dari Mowilex.
4.5. Pemeriksaan kelembaban tembok
 Untuk mengetahui kelembaban tembok gunakan alat PROTIMETER MINI yaitu alat untuk
mengukur kelembaban atau kadar air. Untuk memeriksa tembok apakah cukup kering
untuk dicat, tutup permukaan tembok dengan Plastik yang tidak bocor / sobek sebesar
30 X 30 cm dan rekatkan ke empat sisinya dengan double tape adhesive. Biarkan selama
24 jam. Untuk membaca kadar air atau kelembaban, tusukkan jarum electroda alat
PROTIMETER MINI sampai menembus plastik tersebut. Untuk pengecatan dengan cat
dasar air, pembacaan meter harus menunjukkan daerah berwarna hijau atau kuning. (
Kadar air kurang dari 18 % ). Untuk pengecatan dengan cat dasar minyak, pembacaan
meter harus menunjukkan daerah warna hijau ( Kadar air kurang dari 14 % ).
Bila tidak ada alat tersebut dapat juga dilakukan pemeriksaan secara Visual dan dirasakan
dengan telapak tangan. Jika warna permukaan tembok / dinding masih berwarna abu
abu tua sampai hitam dan kalau dipegang terasa lembab atau dingin, menunjukkan kadar
air dalam tembok masih terlalu tinggi. Jika warna tembok telah berubah menjadi abu abu

Halaman - 143
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

muda dan kalau dipegang terasa hangat, menunjukkan tembok telah cukup kering untuk
dilakukan pengecatan.
4.6. Pemeriksaan kadar alkali tembok
 Cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan kertas lakmus. Gunakan kertas
lakmus pH ( INDIKATOR PAPIER NATURALIT ) untuk pH 5,5 – 9,0 dari perusahaan
MERCK. Tempelkan potongn kertas lakmus yang telah disobek sebesar 2 – 3 cm pada
permukaan tembok yang telah dibashi dengan air bersih. Lakukan pada beberapa tempat.
Bila kertas lakmus berubah warna menjadi hijau kebiru biruan sampai hijau muda
menandakan kadar alkali sekitar pH 7, permukaan tembok siap untuk dicat. Bila kertas
lakmus berubah warna menjadi biru sampai biru tua menandakan pH lebih besar pH 8
yang berarti kadar alkali masih tinggi. Tembok belum layak untuk dicat
4.7. Permukaan dinding harus kering minimal telah berusia 28 hari dan bebas dari kotoran, debu,
minyak, oli dengan pH Max 7. Apabila permukaan diding kadar alkalinya masih diatas pH 7
meskipun plesteran telah cukup lama maka bidang diding tersebut harus dicuci terlebih
dahulu menggunakan larutan Asam HCL dengan kadar 10 % kemudian bilas dengan air
bersih dan biarkan dinding mengering. Selanjutnya dinding dihampelas permukaan
selanjutnya bersihkan dengan air dan biarkan dinding mengering, jika terdapat pengkristalan/
pengapuran bidang dinding tersebut harus dicuci dengan larutan WASHING COMPOUND Ex
ICI / Mowilex kemudian bilas dengan air bersih sampai larutan tersebut tidak tersisa dan
biarkan mengering.
4.8. Aplikasikan Under Cout Tembok/ Alkali Resisting Primer Ex ICI / Mowilex dengan pengencer
air bersih sebanyak 10 – 20 % ,aplikasikan 1 lapis sampai merata dengan kuas atau rol dan
biarkan mengering, apabila sampai tahap ini bidang dinding masih timbul pengkristalan/
pengapuran maka bidang dinding tersebut harus di coating 1 lapis dengan Wall Sealer Ex
ICI / Mowilex dan biarkan mengering.
4.9. Pekerjaan Cat Finishing dilaksanakan dengan kuas/rol minimal sebanyak 3 (tigi) lapis atu
sampai merata. Lapis pertama dan kedua aplikasikan Cat dengan pengencer air bersih 20 –
30 %, lapis ketiga aplikasikan Cat dengan pengencer air bersih 10 - 20 %. Sampai dengan
merata.

Halaman - 144
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4.10. Untuk warna-warna yang sejenis, kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng


dengan nomor pencampuran (batch number) yang sama.
4.11. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, sesuai
yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.
5. PEKERJAAN CAT LANGIT - LANGIT.
5.1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat langit- langit adalah langit-langit gypsum, pelat beton,
atau bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
5.2. Untuk plafond digunakan Acrylic emulsion.
5.3. Permukaan plafond harus kering bebas dari kotoran, debu, minyak, olie, lemak dan kotoran
kotoran lain.
5.4. Selanjutnya semua metode / prosedur cara aplikasi sama dengan pengecatan dinding dalam
pasal ini kecuali tidak digunakannya lapis alkali resistance sealer pada pengecatan langit- langit
gypsum dan GRC Board.
5.5. Sambungan-sambungan gypsum harus diberi pita kertas khusus agar tidak terlihat sebagai
retakan sesudah di finishing akhir.
6. PEKERJAAN FINISHING WOOD STAIN.
6.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang terlihat
didalam bangunan termasuk kusen, panil-panil, lis-lis, railing kayu, interior dan exterior ,
serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
6.2. Semua permukaan kayu yang hendak difinish, dibersihkan dari debu minyak dan kotoran
yang mungkin melekat di situ. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu no
180 searah dengan urat kayu agar supaya seluruh permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi
terdapat serat kayu yang tidak rata pada permukaan kayu tersebut, selanjutnya bersihkan
dengan kain lap keing dan lembut.
6.3. WOOD STAIN INTERIOR
Finishing yang dipilih adalah Wood Stain dengan System Nitrocelloluse Ex Propan dengan
tahapan sebagai berikut :

Halaman - 145
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Aplikasikan Wood Filler SH -113 yang sesuai dengan jenis kayu biarkan mengering
hampelas kembali tetapi jangan ditekan selanjutnya bersihkan dengan kain lap bersih,
kering dan lembut.
 Aplikasikan Wood Stain pewarnaan WS – 162 B sesuai yang di inginkan sebelum kering
lap dengan kain bal samapi warna menjadi rata.
 Aplikasikan Base Coat SS-121 dan biarkan mengering ,amplas ambang / jangan ditekan
dengan kertas amplas No. 400 searah dengan serat kayu. Bersihkan dengan kain lap
bersih. ( Tahapan ini Minimal 2 X Aplikasi )
 Aplikasikan Top Coat Clear Dof dan biarkan mengering.(Tahapan ini Minimal 2 X Aplikasi
) Semua aplikasi diatas harus dengan Spray Gun. Semua aplikasi harus mengikuti syarat
syarat dari Produsen.
6.4. WOOD STAIN EXTERIOR.
Finishing yang dipilih adalah Wood Stain Ultran Lasur Ex Propan dengan tahapan aplikasi
sebagai berikut :
 Aplikasikan Ultran penetran UPT – 851 dengan kuas dan biarkan mengering. Amplas
ambang/ jangan ditekan dengan kertas amplas No. 400 . bersihkan dengan kain lap
lembut dan kering.
 (Tahapan ini Minimal 2 X Aplikasi ) Aplikasikan Ultran Lasur dengan warna yang sesuai
pilihan dan biarkan mengering. Amplas ambang / jangan ditekan dengan kertas amplas
No. 400 dan bersihkan dengan kain lap lembut dan bersih. ( tahapan ini minimal 2 X
Aplikasi ) Sebagai lapisan akhir/ Top Coat aplikasikan Ultran Lasur sekali lagi dan biarkan
mengering.
7. PEKERJAAN CAT BESI
7.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi, Railing besi,
Pintu-pintu besi dan pekerjaan besi lain yang ditentukan dalam gambar.
7.2. Cat yang dipakai adalah synthetic supergloss ex Seiv.
7.3. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai dibersihkan dihamplas halus
dan bebas debu, oli , sisia sisa endapan garam dan lain – lain sambungan las atau kelingan
dan ujung ujung yang tajam diratakan dengan gurinda .

Halaman - 146
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

7.4. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar dengan Zinc chromate Primer 1 (
satu ) lapis dengan kuas atau semprot. Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi
“touch up” dengan dua lapis sampai merata dan biarkan mengering selama 4 jam.
7.5. Setelah kering permukaan besi/ baja dihamplas sampai halus selanjutnya bersihkan dengan
kain lap kering bersih dan lembut. Aplikasikan lapis pertama cat finishing akhir dengan kuas
atau semprot, 1 lapis sampai merata dan biarkan mengering. Aplikasikan lapis kedua dan
ketiga sampai merata dan biarkan mengering, Tenggang waktu pengecatan minimum
adalah 16 jam untuk setiap lapisan .
7.6. Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compressor 3 lapis dengan
ketebalan kering 40 micron
7.7. Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada gelembung-
gelembung dan sesuai yang diinginkan, tidak ada bagian yang belang dan dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran, atau menjadi cacat akibat pekerjaan lanjutan.
8. PEKERJAAN COATING ANTI LUMUT ( STONE VENEER )
8.1. Lingkup pekerjaaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dengan hasil yang baik.
8.2. Persyaratan Bahan
Bahan yang dipakai adalah Bahan Water Repellent AM.102 atau Sika, yang tidak membuat
lapisan film dan tidak merubah warna serta texture dari batu alam itu sendiri. Bahan tersebut
harus disetujui oleh Perencana / MK.
8.3. Syarat-syarat pelaksanaan
 Sebelum pelaksanaan Kontraktor harus membuat mock-up untuk pekerjaan ini sesuai
dengan yang akan dilaksanakan.
 Dalam pelaksanaan, Kontraktor wajib mengikuti semua persyaratan material dan tata
cara pelaksanaan dari produsen.

Halaman - 147
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 18
PEKERJAAN PENUTUP ATAP / ROOF SHEET

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan meliputi pemasangan penutup atap; fascia caping, flushing, wall cap dan lain-
lain. Pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan ini :
1.2. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan dengan hasil yang baik dan diterima oleh Perencana dan MK.
1.3. Pekerjaan penutup Atap
1.4. Pekerjaan Lisplank
2. Bahan / Produk
2.1. Konstruksi Atap
Pekerjaan rangka atap menggunakan rangka baja.
2.2. Pekerjaan kuda-kuda baja
2.3. Persyaratan Bahan Lihat spesifikasi teknis pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Penutup Atap
3.1. Spesifikasi Roof sheet
a. Bahan : ZINCALUME
b. Profile : Klip-Lok OPTIMA
c. Coating mass : AZ150
d. Ketebalan : 0.40 BMT
e. Ukuran profile : 1015mm
f. Tinggi RIB : 29mm
g. Garansi korosi : 10 Tahun
h. Garansi warna : 20 Tahun
3.2. Merek yang digunakan
a. Bluescope, Lysaght, Kalzip
b. Standard mutu mengikuti vendor

4. Pekerjaan Lisplank
Lisplank menggunakan bahan yang sama sebagaimana atap.
5. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Halaman - 148
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5.1. Lingkup Pekerjaan.


a. Memasang rangka atap seperti yang tercantum dalam gambar
b. Memasang penutup atap menggunakan atap sesuai spesifikasi.
5.2. Langkah Pelaksanaan.
5.2.1. Langkah pelaksanaannya terdiri dari penyiapan rangka atap terutama kuda-
kuda baja , pemasangan rangka atap secara keseluruhan dan pemasangan
penutup atap. Dalam hal ini kontraktor harus benar-benar memperhatikan
faktor keselamatan tenaga kerja mengingat lokasi kegiatannya jauh di atas
permukaan tanah.
5.2.2. Baja yang digunakan untuk konstruksi harus baru dan tidak boleh
menggunakan baja bekas.
5.2.3. Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi mengenai bahan baja yang
akan digunakan, dengan menunjukkan potongan baja serta surat pengantar
pabrikan.
5.2.4. Kontraktor diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat
pekerjaan dan tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang
pekerjaan pada tempatnya, terutama pada bagian yang terhalang oleh benda
lain.
5.2.5. Setiap bagian pekerjaan yang buruk dan tidak memenuhi ketentuan di atas, akan
ditolak dan harus di ganti.
5.2.6. Pekerjaan yang selesai harus bebas dari cacat yang membahayakan
konstruksi.
5.3. Penutup atap
5.3.1. Bahan penutup atap harus diajukan kepada Direksi dalam beberapa pilihan
warna, dan baru boleh digunakan setelah mendapat persetujuan Direksi.
5.3.2. Pemasangan atap dibuat sedemikian rupa agar mendapatkan pasangan
yang rapi dan teratur.

Halaman - 149
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5.3.3. Atap yang digunakan harus benar-benar yang berkualitas baik, ringan dan kuat.
5.3.4. Penutup atap yang digunakan harus kuat / tahan terhadap tekanan dan terpaan
angin hingga 192 km/jam.
5.3.5. Penutup atap yang digunakan tahan lama, tidak berkarat dan tidak berjamur atau
rapuh.

Halaman - 150
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 19
PEKERJAAN SANITARY

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaian/operasinya.
1.2. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan dalam detail
gambar atau sesuai dengan persyaratan dari produsen.
2. PERSYARATAN BAHAN
 Semua material harus memiliki label ECO-GREEN, ECOLABEL atau sejenisnya.
 Menggunakan teknology water and energy savings.
 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai dengan
yang telah direkomendasikan oleh produsen untuk masing-masing type yang dipilih.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Semua sanitary dan kelengkapanya sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Perencana
dan MK untuk mendapatkan persetujuan.
3.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian sanitary dan kelengkapanya,
sampaidengan disetjui oleh Perencana dan MK berdasarkan contoh yang diberikan
Kontraktor.
3.3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di Lapangan,termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan
sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-detail sesuai gambar dan dikoordinasikan
dengan Interior Konsultan.
3.4. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Perencana dan MK.
3.5. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

Halaman - 151
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.6. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan


hasil pekerjaan dan fungsinya.
3.7. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.
3.8. Untuk peralatan yang menempel langsung dengan dinding atau lantai seperti wastafel dan
closet, pada pertemuannya harus ditutup atau difinish dengan sealant sesuai standard
produsen warna putih.
4. ALAT - ALAT SANITAIR
4.1. Pekerjaan Wastafel
a. BASIN
1. Spesifikasi
1.1. Ukuran : 430mm diameter
1.2. Tinggi : 160mm
1.3. Type : Vessel counter
2. Merk / Brand
2.1. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
3. Garansi
3.1. Sesuai pengajuan vendor
4. Standard mutu
4.1. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
4.2. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
b. KRAN AIR CUCI TANGAN/TAP
1. Spesifikasi
1.1. Tipe kran : Time flow
1.2. Operasional : Tekan
1.3. Time flow shut off : 7 detik
1.4. Time flow split delivery : 7 detik

Halaman - 152
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1.5. Body : Chrome-plated solid brass


1.6. Tombol tekan : Ergonomic chrome-plated metal
1.7. Flow rate pre set : 3 lpm
1.8. Mixer : Single (Cold only)
1.9. Water saving : 85%
1.10. Vandal-resistant : solid brass, reinforced fixing
2. Merk / Brand
2.1. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
3. Garansi
3.1. 10 Tahun garansi pabrik
4. Aksesories / fitting
4.1. Basin waste : M1¼”
4.2. Material : Chrome-plated polished brass grid
5. Standard mutu.
5.1. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
5.2. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
c. SOAP DISPENSER
1. Spesifikasi
1.1. Type : Wall mounted
1.2. Operasional : Push button (manual)
1.3. Control volume : control window
1.4. Metal Thickness : 1mm
1.5. Kapasitas : 1 liter
1.6. Viscocity : 3,000 mPa.s.
1.7. Bahan : Stainless steel
2. Merk / Brand
2.1. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO

Halaman - 153
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3. Garansi
3.1. Sesuai dengan pengajuan vendor.
4. Standard mutu.
4.1. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
4.2. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
d. TOILET
1. Spesifikasi
1.1. Ukuran : 220mm (s-trap)
1.4. Volume tank : 4.5/3L dual flush
1.5. Type : Seating toilet
1.6. Seat cover : Eco-washer
2. Merk / Brand
2.1. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
3. Garansi
3.1. Sesuai pengajuan vendor
4. Standard mutu
4.1. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
4.2. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
e. URINOIR
1. Spesifikasi
1.1. Ukuran : 420x362x744mm
1.2. Operasi : Manual
1.3. Type : Conceal muslim type
2. Merk / Brand
2.1. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
3. Garansi
3.1. Sesuai pengajuan vendor

Halaman - 154
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. Standard mutu
4.1. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
4.2. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
f. FLOOR TRAP
1. Spesifikasi
4.1. Ukuran : 150x150mm
4.2. Flow rate : 36 lpm
4.3. Water level : 50mm
4.4. Bahan : Bright stainless steel
4.5. Outlet : diameter 40mm
2. Merk / Brand
2.1. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
3. Garansi
3.1. Sesuai pengajuan vendor
4. Standard mutu
4.1. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
4.2. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
g. DISABILITAS
1. Angled grab bar 135˚
1.1. Spesifikasi
a. Ukuran : 400x400mm
b. Material : Pipa aluminum tebal 3mm
c. Pemasangan : Conceal
d. Beban maksimum : 200kg
e. Finishing : Brush putih
f. Jarak bar dengan dinding : 38mm

Halaman - 155
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1.2. Merk / Brand


a. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
1.3. Garansi
a. 10 tahun garansi pabrik.
1.4. Standard mutu
a. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
b. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
2. Drop-Down Rail Dengan Pemasangan Concealed.
1.1. Spesifikasi
a. Ukuran : 650x230x105mm,32ømm
b. Material : Pipa aluminum tebal 32mm
c. Pemasangan : Conceal
d. Tebal bahan pipa : 1.5mm
e. Finishing : Stainless steel with UltraPolish bright
polished finish
f. Beban maksimal : 200kg
g. Mekanisme : Lipat keatas dan bawah
1.2. Merk / Brand
a. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
1.3. Garansi
a. 10 tahun garansi pabrik.
1.4. Standard mutu
a. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
b. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
3. Grab Bar.
1.1. Spesifikasi
a. Ukuran : 400x400mm

Halaman - 156
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Material : Pipa aluminum tebal 3mm


c. Pemasangan : Conceal
d. Beban maksimum : 200kg
e. Finishing : Brush putih
f. Jarak bar dengan dinding : 38mm
1.2. Merk / Brand
b. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
1.3. Garansi
b. 10 tahun garansi pabrik.
1.4. Standard mutu
a. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
b. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu
ECOLABEL yang ada pada standard mutu.
h. Handryer
1.1. Spesifikasi
a. Type : Air pulse handryer
b. Operasional : Automatis pakai infra red
c. Pemasangan : Conceal
d. Material : Stainless steel
e. Pengeringan : Udara hangat
f. Ukuran : 180 x 230 x 250mm
g. Berat : 4kg
h. Airflow : 39 l/second.
i. Air speed : 230km/h
j. Daya : 900W.
k. Noise : 75-80 dBA
l. Kelas : Class I, IP22
1.2. Merk / Brand
a. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO

Halaman - 157
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1.3. Garansi
a. 03 tahun garansi pabrik.
1.4. Standard mutu
a. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
b. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu ECOLABEL
yang ada pada standard mutu.
i. Handryer
1.1. Spesifikasi
a. Type : Wall mounted
b. Model : Robust
c. Operasional : Buka dan kunci
d. Pemasangan : Menempel dinding
e. Material : Stainless steel 1mm thk.
f. Kapasitas : 500 lembar
g. Ukuran : 160 x 285 x 390mm
h. Ukuran dalam : 230 x 250mm
1.2. Merk / Brand
a. DELABIE, GROHE, AMSTAD, TOTO
1.3. Garansi
a. Sesuai pengajuan vendor.
1.4. Standard mutu
a. ISO, ECOLABEL (BREEAM, LEED, HQE, ESTIDAMA, dan sebagainya)
b. Setiap merk harus menunjukkan hasil pengujian oleh salah satu ECOLABEL
yang ada pada standard mutu.

Halaman - 158
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 20
PEKERJAAN STAINLESS STEEL

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan yang
diperlukan, peralatan dan termasuk alat-alat bantu dan pengangkutan yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik.
1.2. Meliputi pekerjaan railing tangga dan tangga GWT atau sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar.
2. PERSYARATAN BAHAN

Bahan : Stainless Steel


Jenis bahan : Stainless Steel ST. 37
Finishing : Polished, Hairline
Stainless steel memenuhi persyaratan ASTM A36
Pengelasan sambungan stainless steel harus baik dan rata serta memenuhi persyaratan ASTM
A53 type E atau S.
3. SYARAT - SYARAT PELAKSANAAN
3.1 Pekerjaan ini harus dialkukan oleh installer yang telah berpengalaman mengerjakan
pekerjaan sejenis dengan hasil baik dan disetujui oleh Perencana / MK.
3.2 Bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya
untuk mendapatkan persetujuan dari Perencana MK.
3.3 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan di atas teknis - operatif sebagai informasi
bagi Perencana MK.
3.4 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan supaya disediakan Kontraktor di site.
3.5 Bila dianggap perlu Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut pada
laboratorium yang ditunjuk oleh Perencana Struktur/ MK baik mengenai komposisi,
konsentrasi dan aspek-aspek lain yang ditimbulkannya biaya atas beban Kontraktor.

Halaman - 159
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.6 Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh MK atas tanggungan Kontraktor tanpa biaya
tambahan.
3.7 Bila MK memandang perlu pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi maka segala
biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk terlaksananya pekerjaan tersebut adalah menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
3.8 Penyambungan dengan las harus dilaksanakan dengan ketelitian dan keahlian yang tinggi,
penjelasan harus dengan las listrik dengan elektrode stainless steel, permukaan yang dilas
harus sama rata dan alur lasnya kelihatan teratur, bekas las-lasan harus dihaluskan tanpa
mengurangi kekuatan lasnya. Las-lasan yang cacat harus dipotong dan dilas kembali atas
biaya Kontraktor. Pembengkokan profil-profil / plat-plat / pipa-pipa harus dilaksanakan
dengan alas bender (pembengkok) sehingga hasilnya baik, halus dan tidak cacat-cacat
bekas pukulan.
3.9 Setelah pekerjaan las-lasan, penghalusan dan pemasangan selesai stainless steel dipoles
dengan mesin poles, kemudian digosok dengan compound memakai kain halus sehingga
bersih dan mengkilap sesuai dengan permintaan dalam gambar / detail.
3.10Setelah pekerjaan selesai kontraktor wajib memberikan perlindungan dengan cara apapun
agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan akibat dari benturan, benturan benda lain dan
sebagainya.
3.11Kontraktor wajib memperbaiki, mengganti atau mengulangi bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi dengan seluruh biaya ditanggung kontraktor.

Halaman - 160
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 21
PEKERJAAN PERKERASAN, PAVING BLOCK

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan termasuk alat-
alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
1.2. Pekerjaan ini meliputi :
 Persiapan area, sub grade dan sub base.
 Urugan pasir dan pemadatannya.
 Pasangan Paving block, Grass Block, Kansten, Stoper dan assesories lainnya
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1 Agregat: penggunaan agregat halus ataupun kasar harus dapat memenuhi unsur unsur
yang ada dalam standard spesifikasi ASTM C 33.
2.2 Cemen: Penggunaan cemen sebagai binder material harus memenuhi persyaratan ASTM
C 979.
2.3 Dimensi: tebal paving block 80 mm dan grass block 100 mm.
2.4 Toleransi ; Toleransi ukuran yang masih diperkenankan adalah 2 mm panjang dan lebar
Untuk tebal adalah 3 mm kerataan maksimal Tidak boleh melebihi 10 mm dari level yang
dikehendaki dan toleransi 5 mm dalam 3 m’ dari level atau slope seperti yang ditunjukan
dalam gambar untuk finish permukaan paving.
2.5 Strength,
Kuat tekan yang harus dicapai minimal 300kg/cm2
Kuat lentur yang harus dicapai minimal 50kg/cm2
Ketahanan aus yang harus dicapai rata rata minimal 1,2
2.6 Paving block yang dikirim kelapangan harus diterima dalam keadaan utuh tanpa adanya
cacat yang akan mempengaruhi hasil akhir pemasangan.
2.7 Batas kandungan air (Moisture Cement) Pasir adalah 6% - 8% dan max 1% untuk pasir
pengisi (Joint Filler) Pasir harus bersih dan bebas dari kandungan garam yang nantinya akan
menyebabkan terjadinya efflorescence.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
Halaman - 161
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.1. Subgrade atau lapisan tanah dasar diratakan atau dipotong sedemikanrupa sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan (Water run off) minimal 1,5%. Dan subgrade harus
dipadatkan sapai dengan 90% Standard Proctor.
3.2. Sub base, pasang tanah kapur atau bahan lain sub base dengan ketebalan 300mm di atas
subgrade yang telah dipadatkan. dan padatkan sub base sampai dengan level yang
dikehendaki dengan kepadatan 90 % standar proctor.
3.3. Base course, taburkan pasir batu atau sejenis setebal 150 mm dengan dimensi 1-2 cm di
atas sub base yang dipadatkan. Padatkan base course dengan stamper sampai dengan
level yang dikehendaki.
3.4. Taburkan sand bending (abu batu atau pasir) setebal 50 mm jaga agar kandungan
kelembaban tetap konstan dan kepadatan longgar dan konstan sampai pavers beton
dipasang dan dipadatkan.
3.5. Pasang pavers beton : dengan celah/jarak minimum 1 mm dan maksimum 4 mm, hati-hati
jangan mengganggu leveling base. Jika pavers mempunyai spacer bars, pasang pavers
dengan tangan yang kencang terhadap spacers bars. Gunakan benang untuk menjaga
garis yang lurus. Pilih unit dari 4 atau lebih cubes untuk mencampur variasi warna dan
texture. Isi gap antar unit yang melebihi 4 mm dengan potongan unit yang dipotong agar
serasi dengan unit pavers yang untuh.
3.6. Getarkan dan padatkan pavers beton sampai dengan level yang diinginkan dengan compactor
machine (stamper) dengan plat permukaan 0,35 – 0,5 m2 dan mempunyai gaya setrifugal
sebesar 16 sampai 20 kN dengan frekwensi getaran 75 sampai 100 Hz.minimal
2 kali lintasan difungsikan untuk pemadatan pasir alas dengan penurunan sekitar 5 – 25
mm dan getarkan dan padatkan lagi bersamaan dengan pengisian nad dengan pasir
minimal 2 kali lintasan. Getarkan dengan kondisi kondisi berikut :
Setelah pavers pingir terpasang dan permukaan telah selesai dan sebelum permukaan
terkena hujan. Sebelum mengakhiri pekerjaan setiap kali, padatkan sepenuhnya pavers
beton yang terpasang yang berjarak lebih dari 1 m dari akhir pasangan. Tutup lapisan

Halaman - 162
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

yang terbuka dengan lembaran plastik yang bersih, lebihkan penutup 1,2 m pada setiap
sisi dari pasangan untuk pelindung terhadap hujan.
3.7. Sebarkan pasir.secepatnya setelah menggetarkan pavers sampai dengan level yang
dikehendaki. Sapu dan getarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul-betul terisi
penuh, kemudian bersihkankan pasir yang tersisa.
3.8. Ulangi proses pengisian sambungan 30 hari kemudian.
3.9. Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan mengikuti acuan yang lurus untuk
menjaga ketepatan dan keseragaman permukaan atas dengan akurat. Lindungi unit pavers
yang baru dipasang dengan plywood sebagai tempat berdiri para pekerja. Majukan panel
pelindung seiring kemajuan pekerjaan tatapi lindungi daerah tersebut sesuai dengan
perpindahan selanjutnya diikuti dengan perpindahan bahan-bahan dan peralatan untuk
menghindari cekukan atau mengganggu keserasian unit pavers. Jika diperlukan tambahan
ketinggian pada paving yang kurang tinggi sebelum pekerjaan pengisian sambungan.
3.10. Joint Treatment : Pasang unit pavers penyambungan dengan tangan secara kencang isi
dengan campuran kering dari 1 bagian semen porland dan 3 bagian pasir dengan cara
menyapu campuran tersebut diatas permukaan paving sampai sambungan-sambungan
tidak terlihat tanda –tanda penggantian.
3.11. Singkirkan dan ganti unit pavers yang longgar, retak, patah, bernoda atau kerusakan lain
atau unit tidak serasi dengan unit sebelahnya seperti yang dikehendaki. Sediakan unit-unit
baru untuk mencocokan unit yang bersebelahan dan pasang dengan cara yang sama
seperti unit semula, dengan melakukan pengisian sambungan yang sama agar tidak
kelihatan tanda-tanda penggantian.
3.12. Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan suatu cara yang
disetujui oleh installer yang menjamin pekerjaan unit pavers tidak rusak atau menjadi jelek
pada saat Serah Terima Pekerjaan.

Halaman - 163
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 22
SOUND / HEAT INSULATION

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan. Peralatan
dan alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk penyelesaikan
pekerjaan ini sesuai yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian spesifikasi ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrikan.
1.2. Pekerjaan yang meliputi pembuatan rangka yang diperlukan dan pemasangan matrial
peredam suara atau panas dengan hasil sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi
ini dan dapat diterima oleh Perencana / MK.
1.3. Ruang yang harus diberi Insulation antara lain adalah:
 Ruang yang berada dibawah atap genteng dan sirap.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Bahan adalah gabungan foam dan aluminium foil two sided ex Shine Foil type Thermal 8
mm atau setara dengan spesifikasi:
 Foil thickness : 6.5 microns
 Foile purity : 99.45 %
 Ketebalan bahan : 8 mm
 Material foam : fibre free atau sesuai dengan rekomendasi produsen yang disetujui
Perencana / MK. Umtuk dapat meredam suara atau panas dari luar kedalam ruang.
Seluruh bahan isolasi harus sesuai dengan spesifikasi untuk type yang digunakan tanpa
terkecuali.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor harus membuat gambar Shopdrawing untuk
mendapat persetujuan dari Perencana/MK. Dan diwajibkan untuk meneliti gambar yang
berhubungan dengan pekerjaan lain, juga meneliti kondisi lapangan untuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, cara dan mekanisme pemasangan sesuai dengan gambar.
3.2. Kontraktor di wajibkan memberikan:

 Sertifikat jaminan ketahanan secara selama 10 (sepuluh) tahun.


Halaman - 164
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Sertifikat jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Waranty) dan


 Sertifikat jaminan ketepatan aplikasi (Aplication Workmanship Waranty)
3.3. Semua ukuran harus sesuai dengan gambar shop drawing yang telah disetujui oleh
Perencana/MK.
3.4. Dalam Shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan dan persyaratan khusus yang belum tercakup dalam
dokumen kontrak sesuai dengan Spesifikasi pabrikan.
3.5. Kontraktor wajib memberikan perlindungan pada bidang yang telah dipasang terhadap
segala kemungkinan kerusakan.
3.6. Jika terdapat kerusakan, kegagalan pada saat pekerjaan dilaksanakan dan masa garansi,
maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki sampai dinyatakan dapat di terima oleh MK. Biaya
yang timbul akibat pekerjaan ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Halaman - 165
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 23
PEKERJAAN DRAINAGE

1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan yang diperlukan, termasuk alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
1.2. Kontraktor harus mengatur pekerjaan drainage sedemikian rupa sehingga aliran air hujan,
air bekas dari lavatory, floor drain atau dari sumber-sumber lain, selama dan sesudah
pekerjaan selesai, berjalan baik dan lancar. Untuk menghindarkan kerusakan pekerjaan,
kontraktor harus mengusahakan alat-alat untuk melindungi pekerjan tersebut, misalnya
pompa air, selokan pembuangan atau saluran-saluran penyimpanan air dan sebagainya.
1.3. Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan beton untuk gorong-gorong, selokan-selokan bak kontrol dan saluran drainage
serta untuk pekerjaan beton lainya supaya mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum
dalam P.B.I. 1971, baik mengenai persyaratan material. Persiapan dan cara-cara
pelaksanaanya, acuan dan lain-lainya.
1.4. Macam Pekerjaan
Macam pekerjaan drainage meliputi pelaksanaan pemasangan gorong-gorong/urung-
urung, selokan-selokan pemasangan bak kontrol, saluran penyambung dari jalan
keselokan dan saluran air sesuai dengan spesifikasi lainya tentang pekerjaan tersebut, dan
batas-bats kedudukan, kemiringan dan dimensi seperti yang tercantum dalam gambar
perencanaan dan atau petunjuk perencana selanjutnya. Pekerjaan ini juga mencakup
pembongkaran gorong-gorong atau saluran-saluran yang telah ada sebelumnya kecuali
pengawas menentukan bahwa selokan-selokan tesebut dapat dipakai lagi.
a. Gorong-gorong
Pekerjaan pemasangan gorong-gorong mengunakan saluran dari beton, batu kali dan
bata berbentuk “U” dan ditutup dengan plat beton atau seperti pada gambar dengan
ukuran seperti tercantum pada gambar perencana dan di buat dari beton mutu K. 175.
b. Bak Kontrol (control box)

Halaman - 166
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pada-tempat-tempat tertentu, seperti yang tercantum dalam gambar perencana,


Kontraktor harus membuat bak kontrol (control box) untuk mengontrol kecepatan air
dan mencegah adanya erosi ke saluran penampungan. Kontraktor hendaknya meneliti
semua gambar-gambar perencanaan, sebelum memulai pekerjaan.
Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar perencana dengan site, Kontraktor
harus menanyakan pada pengawas/perencana. Dan kontraktor harus membuat
gambar-gambar revisi dengan persetujuan pengawas. Bak kontrol (control box) dibuat
dengan beton betulang dengan mutu K 175, kecuali disebutkan lain dalan gambar
perencanaan. Kontraktor harus mengikuti gambar-gambar perencanaan mengenai
ukuran-ukuran yang kurang jelas, Kontrakator harus mengikuti semua petunjuk-
petunjuk pengawas.

Halaman - 167
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PASAL - 24
PEKERJAAN FACADE

1. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite
seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. PENGENDALIAN PEKERJAAN

Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan standar
spesifikasi dari pabrik.

Bahan-bahan yang harus memenuhi standar antara lain :

a. AA The Aluminium Association


b. AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
c. ASTM American Standard fo Testing Materials.
3. KOMPONEN

a. Hot Dip Galvanized Steel / Hollow Aluminium 400 x 400 mm c.a finished untuk
instalasi frame (lihat Bab Pekerjaan Logam).

b. Full frame with stiffener aluminium 1.2mm

c. Sealant dan Gasket


- Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Sealant dan Gasket.

- Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik.

- Lokasi sealant :

 antara panel aluminium dengan panel aluminium (Neutral / Non


Acid) ex MARKS
 antara panel aluminium dengan kaca.

4. BAHAN - BAHAN

a. Bahan

- Bahan : Aluminium Composite

- Tebal : 4 mm

- Berat : 5-6 kg/m2


Halaman - 168
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

- Bending strength : 45 – 60 kg/ 5mm

- Heat Deformation : 200 derajat Celcius

- Sound Insulation : 24 – 39 dB

- Finished : Flourocarbond factory finished

- Warna : lihat gambar / sesuai approval.

- Aluminium skin thickness : 0,5mm

- Aluminium alloy : 5005

- Coating type : PVDF

b. Bahan composite tidak mengandung racun / non toxic


c. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan
kemudian.

d. Bahan yang digunakan dari produksi setara dengan ex. Seven, Reynobond,
Marks dengan PVDF 0.5 alloy 5005
e. Contoh–contoh :

Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada Direksi


Lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.

5. PELAKSANAAN

a. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dikerjakan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
b. Aluminium Composite yang digunakan untuk seluruh proyek harus dari satu macam
produk saja.

c. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk


mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasil pemasangan yang
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
d. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti, tegak lurus dan tepat
pada posisinya.

Halaman - 169
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara panel dengan bahan


caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian Bab Caulking
dan Sealant dalam persyaratan ini.

f. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi, Kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.

g. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite harus merupakan hasil


pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.

h. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 15 tahun terhadap sinar
matahari dari pabrik pembuatnya berupa Sertifikat pengakuan.

Halaman - 170
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

STANDARISASI

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus mengacu kepada:


1. Seluruh pelaksanaan pembangunan proyek ini harus mengacu pada standar dan peraturan–
peraturan sebagai berikut:
a. Peraturan-peraturan / standar setempat yang biasa dipakai.
b. Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2.
c. Peraturan-peraturan Kayu Indonesia 1961, NI-5.
d. Peraturan Semen Portland Indonesia, 1972, NI-8.
e. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
f. Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9,
tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran Negara No. 1457.
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Perencana / MK / Pengawas.
h. Standar Normalisasi Jerman (DIN).
i. American Society for Testing and Material (ASTM).
j. American Concrete Institute (ACI).
2. Dan peraturan–peraturan lain yang berlaku dan dipersyaratkan berdasarkan normalisasi di
Indonesia dan mendapat persetujuan Perencana dan MK. Kontraktor harus melaksanakan
seluruh pekerjaan menurut dokumen kontrak, instruksiinstruksi tertulis dari Perencana.
3. Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor pada setiap saat,
kelalaian Perencana dalam pengontrolan / pengawasan terhadap kesalahan yang dilakukan
kontraktor. Kontraktor tetap bertanggung jawab untuk memperbaiki sampai dengan disetujui
Perencana dengan seluruh biaya ditanggung kontraktor.
4. Pekerjaan yang tidak memenuhi syarat–syarat pelaksanaan (spesifikasi) atau gambar– gambar
dan instruksi tertulis dari Perencana atau MK harus diperbaiki dengan semua biaya yang diperlukan
untuk ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5. Semua bahan yang akan dipakai atau digunakan untuk proyek ini harus mendapat persetujuan
dari Perencana.

Halaman - 171
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

6. Ukuran yang tertera dan tertulis pada gambar dan spesifikasi ini adalah ukuran jadi, bukan
ukuran bahan baku.
7. Apabila terdapat perbedaan antara gambar dengan gambar dan antara gambar dengan
spesifikasi ini maka, Kontraktor wajib melaporkannya dengan tertulis kepada Perencana untuk
dibuatkan putusannya. Kontraktor tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri.
8. Kontraktor wajib memberitahu Perencana / Pengawas secara tertulis apabila terdapat spesifikasi
dan dimensi yang tidak sesuai dengan Standard yang harus dipenuhi sesuai dengan fungsinya.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya tarhadap hasil akhir untuk seluruh pekerjaan.

Halaman - 172
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

E. PEKERJAAN LANTAI

1. Pekerjaan Lantai Keramik


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan yang bermutu baik.
2) Pemasangan lantai pada seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar.
3) Meliputi pekerjaan :
• Keramik tile texture/ unpolish untuk area:
- Lantai Toilet ( uk. 25 x 25 cm2 )
- Lantai Teras Homogeneus tile ( uk. 60 x 60 cm2 )
• Keramik tile polish untuk area:
- Lantai Ruangan kelas, Homogeneus tile ( uk. 60 x 60 cm2 )
- Corridor, Homogeneus tile ( uk. 60 x 60 cm2 )
- Ruang Kontrol dan Ruang MEPI, Homogeneus tile (uk.60 x 60
cm2)

b. Standard
1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI -
3).
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA.
TCA 137.1 -Recommended Standard Spesification for Ceramic Tile.

c. Persyaratan Bahan
1) Keramik yang digunakan untuk lantai Toilet :
• Ukuran : 25x25 cm,
• Warna/type : ditentukan kemudian
• Kualitas : Kelas I
• Finishing Permukaan : berglazur, texture, Unpolish
• Bahan pengisi : AM tile grout
• Bahan perekat : spesi 1 pc : 3 pasir
• Produksi : Asia Tile, Roman, Granito, Platinum, Mulia

2) Homogenous Tile yang digunakan untuk area kering / tertutup:


• Ukuran : 60x60 cm,
• Warna/type : ditentukan kemudian
• Kualitas : Kelas I
• Finishing Permukaan : Polished (MCP) dan Unpolished
• Bahan pengisi : AM tile grout
• Bahan perekat : spesi 1 pc : 3 pasir
• Produk : Granito, Indogress, Wellgress
Halaman - 173
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop
drawing mengenai pola lantai.

2) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat
dan bernoda.

3) Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir


pasang dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat
pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan perekat.

4) Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih


(tidak mengandung asam alkali) sampai jenuh.

5) Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan


yang benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan
kemiringan di daerah basah dan teras.

6) Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar
detail atau sesuai petunjuk Perencana. Perhatikan lubang instalasi dan
drainase/bak kontrol sebelum pekerjaan dimulai.

7) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik maksimum 3 mm, harus


sama lebarnya, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama
lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut sikut yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.

8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan
seperti yang telah diisyaratkan di atas.

9) Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat


pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

10) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam
noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

11) Keramik yang terpasang haru dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x


24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.

Bidang permukaan lantai harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada
lubang dan celah celah yang terjadi pada permukaan lantai, harus ditutup dengan
adukan semen pasir (tasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

Halaman - 174
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Metode Pemasangan
1) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran l a n t a i dasar dan ubin harus
dibasahi. Pakai benang untuk menentukan lay out ubin, yang telah
ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi patokan untuk pemasangan
selanjutnya.

2) Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah


dan dilanjutkan ke bagian atas.

3) Pada pemasangan tile, tempelkan di bagian belakang tile adukan


dan ratakan, kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke
plesteran dasar. Kemudian permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga
mortar perekat menutupi penuh bagian belakang ubin dan sebagian
adukan tertekan keluar dari tepi ubin.

4) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang
/ dikeluarkan dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan
permukaan tile. Mortar yang mengotori permukaan tile harus dibuang
dengan kain lap basah.

5) Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan


pabrik.

F. PEKERJAAN DINDING
1. PEKERJAAN PASANGAN BATA MERAH
1.1 Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.

Pekerjaan pemasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang


disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk perencana.

1.2 Standard Dan Persyaratan


Yang Berlaku Pekerjaan wajib
memenuhi standard:
Batu bata harus memenuhi NI 10
Semen Portland harus memenuhi
NI 8.
Pasir harus memenuhi NI 3 pasal 14 ayat
2. Air harus memenuhi PVBI 1983 pasal
9.

1.3 Persyaratan Bahan


1. Batu bata yang dikehendaki adalah batu bata merah lokal bakaran kayu yang
Halaman - 175
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

berkualitas baik yaitu dengan hasil pembakaran yang matang berukuran


sama kira-kira 5x11x22 cm tidak boleh terdapat pecah-pecah (melebihi 20 %)
dan tidak diperbolehkan memasang bata yang pernah dipakai.

Bahan bata merah:


Berat jenis kering (ρ) : 1500
kg/m3 Berat jenis normal (ρ) :
2000 kg/m3
Kuat tekan : 2,5 – 25 N/mm² (SII-0021,1978)
Konduktifitas termis :
0,380 W/mK Tebal spesi :
20 – 30 mm Ketahanan
terhadap api : 2 jam
Jumlah per luasan per 1 m2 : 70 - 72 buah dengan construction waste
2. Sebagai Semen dan Pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama dengan
kualitas seperti yang disyaratkan untuk pekerjaan beton.

1.4 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Dimana diperlukan menurut Direksi, pemborong harus membuat shop
drawing untuk pelaksanaan pembuatan adukan dan pasangan.

2. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam


gambar arsitektur terutama gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/ tinggi/ peil dan bentuk profilnya.
3. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 PC :
4 pasir pasang. untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar dari
permukaan sloof sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar,
dinding didaerah basah setinggi 160 cm dari pemukaan lantai, serta semua
dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air
digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 PC : 2 pasir pasang.

4. Perekat harus dicampur dalam alat pencampur yang telah disetujuh atau
dicampur dengan tangan pada permukaan yang keras, dilarang memakai
perekat yang sudah mulai mengeras untuk dipakai lagi.

5. Batu bata merah yang digunakan batu bata merah ex lokal dengan kwalitas
terbaik yang disetujui Perencana, siku dan sama ukurannya 5 x 11 x 23 cm.
6. Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air atau drum hingga
penuh.
7. Setelah bata terpasang dengan aduk, nad/siar siar harus dikerok sedalam 1 cm
dan dibersihkan dengan sapu lidi dan lemudian disiram air.
8. Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu dan siar siar telah dikerok serta dibersihkan.
9. Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimum 24 lapis atau maksimum setinggi 1 m setiap harinya, diikuti
dengan cor kolom praktis.
10. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci/diplester)
Halaman - 176
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

11. Bidang dinding 1/2 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan lok
penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12x12 cm, dengan tulangan pokok 4
diameter 10 mm, beugel diameter 6 mm jarak 20 cm.
12. Pembuatan lubang pada pasangan untuk perancah/scaffolding/stieger sama
sekali tidak diperkenankan.
13. Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap
bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek stek besi beton
diameter 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam dengan baik pada
bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang kurangnya 30 cm kecuali ditentukan lain.
14. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5%
Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
15. Pasang batu bata dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish setelah
15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan
harus cermat, rapi dan benar benar tegak lurus.

1.5 Syarat Syarat Kualitas Pekerjaan


1. Toleransi terhadap as dinding adalah kurang lebih 1 cm (sebelum diaci/diplester)
2. Pasangan batu bata dapat diterima/ diserahkan apabila deviasi bidang pada arah
diagonal dinding seluas 12 m² tidak lebih dari 0.5 cm (sebelum diaci/diplester).

3. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan
pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

2. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN SEMEN


2.1 Lingkup Pekerjaan
a.Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
b. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.

2.2 Persyaratan Bahan


a. Semen Portland harus memenuhi NI-8 (dipilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan).
b. Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2.
c. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10.
d. Penggunaan asukan plesteran :
e. Adukan 1 PC : 3 pasir dipakai untuk plesteran rapat air.
d. Adukan 1 PC : 5 dipakai untuk seluruh plesteran dinding lainnya.
e. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC.

Halaman - 177
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Plesteran dilaksanakan sesuai standard spesifikasi dari bahan yang digunakan
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencana dan persyaratan tertulis
dalam Uraian dan Syarat Pekerjaan ini.
2. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilaman pekerjaan bidang beton atau
pasangan dinding batu bata telah disetujui oleh Perencana sesuai Uraian dan
Syarat Pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam
gambar Arsitekur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai
ukuran tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Campuran aduk perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang
berhubungan dengan udara luar, dan semua pasangan batu bata dibawah
permukaan tanah sampai ketinggian 30 cm dari permukaan lantai dan 150
cm dari permukaan lantai untuk kamar mandi, WC/toilet dan daerah
basah lainnya dipakai aduk plesteran 1 PC : 3 pasir.
b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan Daily bond, dengan
perbandingan 1 bagian PC : 1 bagian Daily bond.
c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran 1 PC : 5 pasir.
d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran
berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan plesteran finishing harus
ditambah dengan additive plamix dengan dosis 200-250 gram plamix
untuk setiap 40 Kg semen.
e. Semua jenis aduk perekat tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum mengering.
f. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran aduk perekat tersebut
dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama untuk adukan
kedap air.
5. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan
instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.
6. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
a. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara
dipahat halus.
b. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi
dengan air semen.
c. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
d. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang disyaratkan.
7. Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang akan
difinish dengan cat dipakai plesteran halus (acian diatas permukaan
plesterannya).
Halaman - 178
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

8. Untuk dinding tertanam didalam tanah harus diberapen dengan memakai spesi
kedap air.

9. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya diberi
alur- alur garis horizontal atau diketrek (scrath) untuk memberi ikatan yang
lebih baik terhadap finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
10. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9 mm untuk patokan kerataan
bidang.
11. Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil yang diminta gambar. Tebal
plesteran 2,5 cm, jika ketebalan melebihi 2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan
yang diizinkan Perencana.
12. Untuk setiap permukaan bahan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam
satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran 0,7 cm dalamnya
0,5 cm, kecuali bila ada petunjuk lain didalam gambar.
13. Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau
cembung bidang tidak melebihi 5 mm untuk setiap jarak 2 m. Jika melebihi,
Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor.
14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan-bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air secara cepat.
15. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Perencana dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.
16. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu
menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap hari.
17. Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum difinish,
Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan yang terjadi
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan wajib diperbaiki.
18. Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum plesteran
berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

3. PASANGAN KERAMIK DINDING

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
2) Pemasangan lantai pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
3) Meliputi pekerjaan :
• Keramik tile texture/ homogeneus tile polish untuk area:
- Dinding Toilet ( uk. 25 x 40 cm2 )

Halaman - 179
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Standard
1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI - 3).
2) ANSI : American National Standard Institute
3) TCA : Tile Council of America, USA.
TCA 137.1 -Recommended Standard Spesification for Ceramic Tile.

c. Persyaratan Bahan
1) Keramik yang digunakan untuk lantai Toilet :
• Ukuran : 25x 40 cm2,
• Warna/type : ditentukan kemudian
• Kualitas : Kelas I
• Finishing Permukaan : berglazur, texture, Unpolish
• Bahan pengisi : AM tile grout
• Bahan perekat : spesi 1 pc : 3 pasir
• Produksi : Asia Tile, Roman, Granito, Platinum, Mulia, Indogress,
Wellgress

d. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai
pola lantai.

2) Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.

3) Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan ditambah


bahan perekat seperti yang disyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan
ditambah bahan perekat.

4) Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung
asam alkali) sampai jenuh.

5) Hasil pemasangan dinding keramik harus merupakan bidang permukaan yang


benar-benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan di daerah
basah dan teras.

6) Pola, arah dan awal pemasangan dinding keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Perencana. Perhatikan lubang instalasi dan drainase/bak kontrol
sebelum pekerjaan dimulai.

7) Jarak antara unit-unit pemasangan keramik maksimum 3 mm, harus sama lebarnya,
yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya,
untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut sikut yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.

8) Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar yang bermutu baik, dari bahan seperti
yang telah diisyaratkan di atas.

Halaman - 180
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

9) Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik


khusus sesuai persyaratan dari pabrik.

10) Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan keramik, hingga betul-betul bersih.

11) Keramik yang terpasang haru dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3 x 24 jam dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
Bidang permukaan dinding harus rata, tidak terdapat retak-retak, tidak ada lubang
dan celah celah yang terjadi pada permukaan dinding, harus ditutup dengan adukan
semen pasir (tasram) sampai rata terhadap permukaan sekelilingnya.

e. Metode Pemasangan
1) Sebelum pemasangan dimulai, plesteran dasar dan ubin harus dibasahi. Pakai benang
untuk menentukan lay out ubin, yang telah ditentukan dan pasang sebaris ubin guna jadi
patokan untuk pemasangan selanjutnya.

2) Kecuali ditentukan lain, pemasangan ubin harus dimulai dari bawah dan dilanjutkan
ke bagian atas.

3) Pada pemasangan tile, tempelkan di bagian belakang tile adukan dan ratakan,
kemudian ubin yang telah diberi adukan ini ditekankan ke plesteran dasar. Kemudian
permukaan ubin dipukul perlahan-lahan hingga mortar perekat menutupi penuh
bagian belakang ubin dan sebagian adukan tertekan keluar dari tepi ubin.

4) Tiap hari pemasangan, tidak diperkenankan memasang tile dengan ketinggian


lebih dari ketentuan berikut :
• 1,2 m - 1,5 m, untuk tile tinggi 60 mm.
• 0,7 m - 0,9 m, untuk tile tinggi 90 - 120 mm.
• Max 1,8 m, untuk semi porcelain tile.

5) Jika tile sudah terpasang, mortar yang berada di naad (joint) harus dibuang / dikeluarkan
dengan sikat atau cara lain yang tidak merusakkan permukaan tile. Mortar yang
mengotori permukaan tile harus dibuang dengan kain lap basah.

6) Pemasangan tile grant (pengisian naad) harus sesuai dengan ketentuan pabrik.

Halaman - 181
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

H. PEKERJAAN PLAFOND

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
pemasangan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2) Pemasangan plafond ditunjukan/disyaratkan dalam detail gambar. Pekerjaan


plafond meliputi :

• Ceiling grid/ Acoustic untuk dalam bangunan gedung dan


corridor uk 600 x 600 mm2, tebal 12 mm

 Kalsiboard 4 mm fin cat untuk ruangan terkena air dan terbuka


(Toilet, teras)

b. Standard
1) ASTM Standards E 1 7 0 4 , Standard G u i d e f o r s p e c i f yi n g A c o u s t i c a l
P e r f o r m a n c e o f s o u n d - Is o l a t i n g E n c l o s u r e s .
2) ASTM Standards C 1185, Standard Test Methods for Sampling and Testing
Non-Asbestos Fiber-Cement Flat Sheet, Roofing and Siding Sheet

c. Persyaratan Bahan
1) Rangka Plafond
• Jenis Rangka : T 24 Trackpoly hanger
• Wall angel : profil W ( shadow line )
• Accessories : Angkur, sekrup,pelat, baut jika ada harus di
galvanis.
• Pengantung : C- Chanel furing.
• Modul : Jarak antara rangka 600 x 600 mm
• Material : Galvanis atau Zincalum, finish coating white
color
• Produk : Armstrong, Blue Scoope

• Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus


diserahkan contoh-contohnya kepada MANAJEMEN KONSTRUKSI /
Pemberi tugas.

2) Material Penutup Plafond


A. Ciling Grid
• Material : Ceiling Grid/ Acoustic
• Ukuran papan : 600 x 600 mm
• Produk : Amstrong, Boral, Knauff

Halaman - 182
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

B. GRC
• Material : GRC
• Ukuran papan : 1,200 x 2,400 mm
• Produk : Jayaboard, GRC Board

d. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Penggantung plafon harus dibuat sedemikian rupa sehingga diperoleh


bidang plafon yang rata, datar dan tidak melengkung.

2) Pemasangan plafon harus rata, sambungan-sambungan harus rapi dan


kuat.

3) Kontraktor bertanggung jawab atas segala akibat yang mungkin terjadi


terhadap:
• Kemungkinan pemasangan partisi, dimana ada bagian-bagian partisi yang
harus disangga oleh rangka plafon.
• Kemungkinan dibuatnya lubang-lubang untuk pemeriksanaan / kontrol
• Kemungkinan-kemungkinan tidak sempurnanya alat-alat penggantung,
sehingga plafon menjadi bergelombang karenanya.
• Kemungkinan-kemungkinan pemasangan alat-alat maintenance pada
plafon level diluar bangunan.
• Untuk itu harus ada koordinasi antara kontraktor dan sub kontraktor serta
persetujuan MANAJEMEN KONSTRUKSI.
• Perbaiki semua pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna sesuai
dengan perintah pengawas.
• Bilama “touching down” tidak dapat memperbaiki permukaan langit-
langit tersebut dengan bahan-bahan baru sampai sempurna.

4) Pekerjaan plafond Ceiling Grid/Acoustic, Gypsumboard, GRC board


• Lingkup pekerjaan meliputi,
Penyediaan bahan plafond Gypsumboard dan konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat
yang tercantum pada gambar .
• Rangka plafond,
Kecuali pada gambar tertulis lain, rangka plafond T Bar galvanized steel
sistem Maintee – Crosstee dengan ukuran 38 x 38mm dengan sistem single
layer, tidak tumpang tindih. Rangka digantung dengan menggunakan rod
drat DWG, modul rangka 600x1200 mm.

• Pemasangan lembaran Gypsumboard


Bahan penutup plafond menggunakan gypsumboard ukuran 1200x2400,
tebal 9 mm dipasangkan pada konstruksi rangka hollow / furring kemudian
sambungan diberi textile tape dicompound fin cat AEP. Dipasang sesuai
dengan gambar

Halaman - 183
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

I. PEKERJAAN KUSEN
1. Kusen Aluminium

a. Lingkup Pekerjaan
1) Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
2) Pekerjaan ini meliputi seluruh jendela rangka alluminium, lengkap
dengan kusen dan kacanya, dan bukan merupakan bagian curtain wall
seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.

b. Standard
ASTM :
- C 509 – Cellular Elastomeric Preformed (Gasked and Selaing Material)
- C 2000 – Clasification System for Rubber Products in
Automatic Applications.
- C 2287 – Nonrigit Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding
and Extination Compounds.

c. Persyaratan Pelaksanaan
1) Shop drawing
• Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi,
hubungan- hubungan antar komponen, cara pengangkuran dan
lokasinya, penempatan hardware dan detail-detail pemasangan.
• Harus memperlihatkan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan
spesifikasi.
• Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan
kaca,gasket serta sealant.

2) Contoh bahan :
• Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang
memperlihatkan tekstur, finishing dan warna.
• Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk
alluminium sheet, ukuran 300x300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang
akan dipakai.
• Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan,
jenis alloy, warna dan pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.

d. Pengadaan dan Penyimpanan Material


Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam kemasan pabrik, lengkap dengan
instruksi-instruksi pemasangan.

Halaman - 184
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Produk
1) Kusen dan Daun Alluminium yang digunakan
• Bahan Kusen pintu jendela : Dari bahan Alluminium framing system
• Warna profil : Aluminium powder coating
ditentukan Warna Putih.
• Lebar profil : 10 cm (pemakaian lebar bahan sesuai
yang ditunjukkan dalam gambar).
• Tebal Profil (Plat) : Kusen ukuran 4 Inch dengan tebal profil
(Plat) yang digunakan adalah
minimal 1,30 mm.
• Pewarnaan : Powder Coating, PVDF, ketebalan
coating, sesuai dengan ketentuan pabrik yang
disesuaikan semuanya dengan gambar yang
ada.
• Produk : Ykk, Alexindo, Indalex,Allutama
• Nilai Deformasi : Diijinkan maksimal 2 mm

2) Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-


syarat dari pekerjaan alluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan.

3) Konstruksi kusen alluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam


detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

4) Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test,
minimum 100 kg/m2.

5) Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hari dan terhadap


tekanan air 15 kg/m2 yang harus disertai hasil test.

6) Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.

7) Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna


profil-profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu
fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi
warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama. Pekerjaan
memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa sehingga
diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut:

• Untuk tinggi dan lebar 1 mm


• Untuk diagonal 2 mm

8) Accessories
Halaman - 185
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan alluminium harus ditutup
caulking dan sealent, angkur-angkur untuk rangka/kusen alluminium terbuat
dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron
sehingga dapat bergeser.

9) Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan
bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi
lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

f. Pelaksanaan
1) Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar- gambar
dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang) serta membaut contoh jadi untuk
semua detail sambungan dan profil alluminium yang berhubungan dengan sistem
konstruksi bahan lain.
2) Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan
MANAJEMEN KONSTRUKSI, meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas,
bentuk, ukuran.

3) Semua frame / kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

4) Pemotongan alluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk


menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan
untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa
menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

5) Pengelasan dibenarkan menggunakan non-activated gas (argon) dari arah


bagian dalam agar sambungannya tidak tampak oleh mata. Akhir bagian
kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan
harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk
yang sesuai dengan gambar.

6) Angkur-angkur untuk rangka / kusen alluminium terbuat dari steel plate


setebal 2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.

6) Pemilihan profile Z, M, atau openback Aluminium yang tepat sehingga,


penyekrupan harus tidak terlihat dari luar atau dalam dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1.000
kg/cm2.

Halaman - 186
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

8) Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen
alluminium akan kontrak dengan besi, tembaga atau lainnya maka
permukaan metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk
menghindari kontak korosi.

9) Toleransi pemasangan kusen alluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25


mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.

10) Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama


pada ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika
perlu dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin.
Penggunaan ini pada swing door dan double door.

11) Sekeliling tepi kusen yang terlihat terbatas dengan dinding agar diberi
sealent supaya kedap air dan kedap suara.
12) Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

2. Aksesoris

a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan
daun pintu / daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.
2) Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi
seluruhpemasangan pada daun pintu kayu & aluminium, seperti yang
ditunjukan /disyaratkan dalam detail gambar.

b. Persyaratan Bahan
1) Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian 'hardware' akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib
melaporkan hal tersebut kepada Owner untuk mendapatkan persetujuan.
2) Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.

c. Perlengkapan Pintu dan Jendela


1) Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu
(a). Semua pintu menggunakan peralatan kunci dengan type sesuai gambar
yang ada sebagai berikut:
- Handle type finishing satin
- Engsel type finishing satin
- Lockcase & lockset type finishing satin
- Grendel tanam tipe finishing satin
- Accessories pengunci
Halaman - 187
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

- Door Stopper type finishing satin


(b). Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun
pintu. Dipasang setinggi 100 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan
MANAJEMEN KONSTRUKSI / Pemberi Tugas.
(c). Produk: Wilka,Kend, Dolma, Dekson

2) Pekerjaan Engsel

a). Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu


Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat
daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 Kg.
(b). Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan
persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
(c). Produk: Wilka,Kend, Dolma, Dekson

d. Persyaratan Pelaksanaan
1) Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu. Engsel
bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel
tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

2) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan
pintu, engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel
tersebut.

3) Penarik pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.

4) Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi,
lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Manajemen
Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI) / Pemberi Tugas. Apabila hal
tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.

5) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus
dilakukan pengujian secara kasar dan halus.

6) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

7) Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)


berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Di dalam shop drawing harus jelas dicantuManajemen
Konstruksian semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara
pemasangan atau detail-detail khusus yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Dokumen Kontrak, sesuai dengan Standar Spesifikasi Pabrik.

7) Shop drawing sebelum dilaksanakan harus disetujui dahulu oleh


Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI) / Pemberi Tugas.

Halaman - 188
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

J. PEKERJAAN SANITAIR

1. Toilet, dll
a. Lingkup Pekerjaan
1) Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
dan sempurna dalam pemakainnya / operasinya.

2) Pekerjaan pemasangan, kloset, kran, perlengkapan kloset, floor drain.

b. Standard
1) American Society of Sanitary Engineering (ASSE) 1014,
Performance Requirements for trap seal primer valve drainage type

2) American Society of Sanitary Engineering (ASSE)1018, Performance


Requirements for trap seal primer valves

3) International Plumbing Code 1995 (IPC), Chapter 10 Trap Page 69-71

4) Plumbing and Drainage Institute (PDI 81, Testing and Rating Procedure
for Grease Interceptor

c. Persyaratan Bahan
1) Closet
Closet jongkok (dial flush) : Max 4,5/3 liter per flush (dual flush button)
2) Kran : Self Closing Faucet (Max 6 Liter per minutes)
3) Floordrain, Clean Out, Accesories
4) Zinc : Stainless Steel type
5) Produk : Toto, American Standart, Grohe, Kohler.

d. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada MANAJEMEN
KONSTRUKSI, beserta persyaratan / ketentuan pabrik untuk
mndapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa
biaya tambahan.

2) Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan,


pengganti harus disetujui Konsultan Perencana dan Konsultan
Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI) berdasarkan
contoh yang dilakukan Kontraktor.

e. Metode Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,
penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail- detail
sesuai gambar.

Halaman - 189
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar,
gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada Konsultan Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN
KONSTRUKSI)

3) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada


kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk


kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

5) Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / menganti bila ada kerusakan


yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya
Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

6) Pekerjaan Kloset
• Kloset jongkok berikut segala kelengkapannya harus terpasang semua.
Warna dan jenis akan ditentukan Pemberi Tugas kemudian.
• Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacat-cacat
lainnya dan telah disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi
(MANAJEMEN KONSTRUKSI).
• Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian sesuai
gambar, water pass. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-
sambungan pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran

7) Pekerjaan kran
• Semua keran yang dipakai, kecuali kran dinding adalah dengan kualitas
terbaik dengan chromed finish. Ukuran disesuaikan keperluan masing-
masing sesuai gambar plumbing dan brosur alat-alat saintair. Keran-keran
tembok dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan yang
harus dipasang menempel pada dinding. Keran-keran yang dipasang di
halaman harus mempunyai ulir, sink di pantry disambung dengan pipa
leher angsa (extension)
• Stop kran yang dapat digunakan dari bahan kuningan dengan putaran
berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai gambar untuk itu.

K. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Pengecatan Dinding, Lantai & Plafond

a. Lingkup Pekerjaan
1) Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
2) Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan.

Halaman - 190
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3) Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan
secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk
Konsultan Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI).

b. Standard
1) SNI 03-2407-2002, tata cara pengecatan kayu untuk rumah dan gedung.
2) SNI 03-2410-1994, tata cara pengecatan dinding, tembok dengan cat emulsi.
3) SNI 03-2408-1921, tata cara pengecatan logam.

c. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada
satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang
tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan
ditentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN
KONSTRUKSI).

2) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan


Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI), bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

d. Metode Pelaksanaan
1) Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-
bidang tersebut harus dicantuManajemen Konstruksian dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).

2) Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan


Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI). Jika contoh-contoh
tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Konsultan Manajemen Konstruksi
(MANAJEMEN KONSTRUKSI), barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up seperti tercantum pada 11.2) di atas.

3) Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi,


untuk kemudian diteruskan kepada Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap
warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus
tertutup rapat dan mencantuManajemen Konstruksian dengan jelas
identitas cat yang ada di dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai
cadangan untuk perawatan, oleh Pemberi Tugas.

4) Pekerjaan Cat Dinding


• Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh
plesteran bangunan dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
• Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar, jenis
weathershield, weather coat
• Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Acrylic
Emulsion dengan lapisan dasar Color Binder, Warna ditentukan Konsultan
Halaman - 191
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Perencana/ Pemberi Tugas melalui Konsultan Manajemen Proyek


(MANAJEMEN KONSTRUKSI).
• Kondisi tembok yang siap dicat
Kondisi tembok yang siap dicat adalah tembok dalam yang keadaan
kering, tidak retak, tidak berjamur dan tidak lembab. Kondisi tembok yang
lembab dapat menimbulkan berbagai masalah pada hasil akhir pengecatan.
Untuk hasil maksimal pada aplikasi pengecatan, pastikan kondisi tembok
dalam keadaan baik, yaitu:
- Kelembaban (Moisture Content/MC) pada tembok <16%
- Tingkat pH atau alkalitas pada tembok <9
- Tembok tidak dalam kondisi retak
- Tembok dalam kondisi kering
• Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis
dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang
rata.
• Sesudah 7 hari plamur terpasang dan percobaan warna besi kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding
dicat dengan menggunakan roller.
• Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali
resistence sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis Acrylic
Emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut:
- Lapis I encer (tambahkan 20 % air).
- Lapis II kental.
- Lapis III encer.
• Untuk warna-warna dan jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan
kaleng-kaleng dengan percampuran (batch number) yang sama.
• Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh,
rata, licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

5) Pekerjaan Cat Besi


• Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi
lain ditentukan dalam gambar.
• Cat besi yang dipakai jenis Synthetic enamel
• Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan di cat, selesai diamplas
halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.
• Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali.
Sambungan las dan ujung-ujung yang tajam diberi “touch up” dengan dua
lapis setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
• Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir semprot 3 lapis.
• Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot dengan compresor
3 lapis.
• Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh, mengkilap, tidak ada
gelembung-gelembung dan dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

Halaman - 192
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Produk
Menggunakan cat dan coating yang mengandung kadar Volatile Organic
Compounds (VOCs) rendah, yang ditandai dengan label/sertifikasi atau dari MSDS.
1) Cat Eksterior : Weathershield
2) Produk : Propan Decorshield DW - 500, Decor Ar - 300.
Nippon Weatherbond Solareflect, Nippon 5200 Wall
Sealer
Jotun Jotashield. ICI Dulux Weather Shield.
3) Cat Interior : Acrylic Emultion.
Produk : Propan Decorcryl Di - 400, Decor Ar - 300.
Nippon: Satin Glo, Nippon 5200 Wall Sealer. Jotun:
Jotun Essence Easy Wipe.
4) Cat Enamel : Propan, Nippon, Jotun
5) Cat Besi : Propan, Nippon, Jotun
6) Cat Plafon gypsum dan kalsium silikat: Propan, Jotun, Nippon
7) Cat Plafon ekspzos :
Produk : Propan Decorcryl Di - 400, Decor Ar - 300.
Nippon: Satin Glo, Nippon 5200 Wall Sealer. Jotun:
Jotun Essence Easy Wipe
.
L. PEKERJAAN WATERPROOFING
1. Waterproofing Area Basah
a. Lingkup Pekerjaan
1) Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan
peralatan dan alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
2) Bagian yang di waterproofing:
• Toilet
• Plat beton atap
• Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar
3) Jenis Waterproofing
• Acrylic Polimer Gel+Fiber Reinforcement
• Integral Water Proofing
• Water stop
• Sealent
a. Standard
1) PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI – 3)
2) ASTM : 828
3) ASTME : TAPP I 803 dan 407

Halaman - 193
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Persyaratan Bahan
1) Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standar-
standar seperti: NI-3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407. Kontraktor
tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Pemberi
Tugas.

2) Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli


Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk penyalur
dan pekerjaan harus mendapat sertifikat jaminan pemeliharaan secara cuma-
cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa:
• Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Process Performance
Warranty)
• Jaminan ketepatan aplikasi (Aplikator Workmanship Warranty)

3) Waterproofing untuk atap:


• Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah plat-plat beton yang
berfungsi sebagai atap dan sebagai talang.
• Lapisan Water Stop menggunakan material Sheet/inject
• Sealant menggunakan type / warna clear
• Produk : Masterguard, Aquaproof
4) Waterproofing integral:
• Waterproofing Integral diciptakan atas dasar sifat beton dalam kondisi
normal tidak bersifat kedap terhadap penetrasi air sehingga dalam pabrikasi
beton dibutuhkan suatu bahan tambahan (admixture) kedalam adukan beton
yang dapat menciptakan beton kedap air / watertight concrete, dan jenis
integral saat ini meliputi:
- Integral yang mengandung plasticiser adalah sistem hidrofobik
yangmeningkatkan slump beton sehingga beton menjadi padat dan
kedap air
- Integral Kristalisasi atau Integral Crystalin adalah sistem
hidrofilik

menggunakan suatu bahan cairan Admixture bermutu tinggi yang mudah untuk
diaplikasikan dan memiliki dua fungsi yaitu bersifat waterproof dan perlindungan
korosi pada beton, dengan perlindungan menggunakan teknologi nano yang unik
melalui reaksi kimia memodifikasi matriks semen, Reaksi dengan pasta semen
dapat mengurangi ukuran pori & kapiler. Reaksi antara pencampuran material
admixture ini dengan pasta semen menghasilkan struktur kristal yang tidak larut
dan dapat mengisi lubang pori-pori & kapiler.
• Integral plasticiser (hidofobik) dapat menggunakan material diantaranya
- Waterproofing Integral Fosroc menggunakan material Conplast WP421
- Waterproofing Integral Sika menggunakan material Viscocrete
- dll
• Integral Kristalisasi atau Integral Crystalin (hidrofilik) dapat menggunakan
material
- Deltacrys Admix
Halaman - 194
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

- Contite H2O stop


- dll.

Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Kontraktor harus menyediakan data-data teknis produk dan spesifikasi untuk
persiapan permukaan dan aplikasi untuk diperiksa dan disetujui Manajemen
Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI).

2) Sebelum pemasangan dimulai, pemborong harus memastikan bahwa


kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa
pembuangan (kemiringan minimal 2%).

3) Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan


permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dikeluarkan pabrik / produsen.

4) Warna bahan waterproofing akan ditentukan oleh Konsultan Manajemen


Konstruksi, dari pilihan warna yang tersedia.

5) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan
lainnya, Kontraktor harus segera melaporkan kepada Manajemen
Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI) / Pemberi Tugas sebelum
pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu
tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.

6) Gambar-gambar pelaksanaan
• Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
• Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail-detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
• Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak
sesuai dengan spesifikasi pabrik.
• Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Konsultan Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN
KONSTRUKSI).

7) Contoh
• Kontraktor waijb mengajukan contoh dari semua bahan, brosur
lengkap dan jaminan dari pabrik.
• Bilamana diperlukan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum
pekerjaan dimulai.

8) Pengangkutan, penyimpanan dan penanganan bahan


Halaman - 195
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Materi harus disiapkan dalam kemasan yang akan melindunginya


dari kerusakan pada pekerjaan.
• Dibagian luar tiap kemasan tersebut harus diberi label yang
menyebutkan nama “generic” dan “merk dagang” dari produk, berat
bersih dan nama pabrik, nama kontraktor dan nama proyek.
• Dilapangan bahan harus disimpan di dalam kemasan yang masih
tertutup, terlindung dari sinar matahari langsung, dan dilindungi dari
percikan api, panas dan lain-lain.
• Jangan keluarkan material dari gudang ke area pekerjaan lebih dari yang
diperlukan untuk 1 (satu) hari kerja, dan pembukaan kemasan hanya
dilakukan setelah aplikator siap melaksanakan aplikasi bahan tersebut.

d. Metode Pemasangan
1) Persiapan Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada
Konsultan MANAJEMEN KONSTRUKSI, untuk mendapatkan persetujuan,
lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang bersangkutan.

2) Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari


pabrik yang bersangkutan, dan atas persetujuan Konsultan Manajemen
Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI).

3) Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI) sebelum pekerjaan dimulai.

4) Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam


hal ada kelainan / perbedaan di tempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

5) Pengamanan pekerjaan
Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan
yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet
permukaan atau kerusakan lainnya.

6) Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik


atau Pemakai pada waktu pekerjaan ini dilakukan / dilaksanakan maka
Kontraktor harus memperbaiki / mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Manajemen Konstruksi (MANAJEMEN KONSTRUKSI).
Biaya yang timbul untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor.

Halaman - 196
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

M. PEKERJAAN ALMUNIUM (KUSEN,PINTU, JENDELA, DAN ALMUNIUM


COMPOSITE PANEL/ACP)

M.1 KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALMUNIUM


M.1.1. Rangka Aluminium
a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan Kusen, Pintu dan
Jendela aluminium beserta kaca dan perlengkapan lainnya seperti yang
ditunjukan pada gambar rencana.

2) Pekerjaan ini dilaksanakan pada dinding kulit luar bangunan seperti


y a n g tertera dalam gambar rencana.

3) Hal-hal yang bersangkutan komponen-komponen lain dan kaca.

b. Standard
Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan standard (refrensi) :
SNI (Standar Nasional Indonesia) -03 -0573-1989 = Syarat Umum Jendela
dan Pintu Aluminium.

c. Deskripsi Sistem
1) Umum
Pekerjaan Curtain wall aluminium untuk eksterior termasuk pekerjaan yang
berkaitan seperti: angkur, struktur penguat dan komponen pelengkap
lainnya.

2) Kriteria

 Faktor Pengamanan
Kecuali disebutkan lain, bagian-bagian aluminium termasuk ketahanan
kaca, memenuhi faktor keamanan tidak kurang dari 1,5x maksimum
tekanan angin yang disyaratkan.
 Modifikasi
Dapat dimungkinkan tanpa merubah profil atau merubah penampilan,
kekuatan atau ketahanan dari material dan harus tetap memenuhi kriteria
yang ditentukan Konsultan Manajemen Konstruksi.
• Pergerakan karena temperatur
Akibat pemuaian dari material yang berhubungan tidak boleh
menimbulkan suara ataupun terjadi patahan atau sambungan yang terbuka,
kaca pecah, sealant yang tidak melekat dan hal-hal lain. Sambungan kedap
air harus mampu menampung pergerakan ini.

Halaman - 197
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3) Metode Pemasangan
Kaca dengan frame diempat sisi merupakan kesatuan yang sudah dirakit di
workshop. Panel tersebut dipasang dengan screw ke rangka horizontal
/ transom dan dikunci dengan aluminium ekstrussion ke rangka vertikal
(mullion)

d. Tekanan Angin
Tekanan angin ditentukan oleh perletakan, bentuk dan ketinggian bangunan, bila
tidak ditentukan maka tekanan angin minimum yang harus dipenuhi adalah sebesar
850 Pa dengan faktor keamanan sbb.
• Positif : 1x
• Negatif :1,5x

e. Persyaratan Struktur
Defleksi:
• AAMA : Yang diijinkan maksimum L/175 atau 2 cm
• JIS : Defleksi yang diijinkan maksimum L/150 atau 2cm
• SII : Yang diijinkan maksimum L/175 atau double glazed dan L/125
untuk single glassed.
• SS : Yang diijinkan maksimum L/175 atau double glazed dan L/125
untuk single glassed.

f. Kebocoran Udara
• ASTM E 283 : Kebocoran udara tidak melebihi 2,06 m3 pada setiap menit panjang
penampang bidang bukaan pada perbedaan tekanan 75 Pa.

g. Kebocoran Air
1) ASTM E 331 : Tidak terlihat kebocoran signifikan (air masuk ke dalam interior
bangunan ) sampai tekanan 137 Pa (positif) dengan jangka waktu 15 menit, dengan
jumlah air minimum 3,4 L/m2 min.
2) SS 212 : Tidak terlihat kebocoran signifikan pada 15 % dari tekanan angin
rencana atau 180 Pa (untuk kondisi bangunan dengan kanopi minimum 200 mm
overhang) atau 30% dari tekanan angin rencana atau 240 Pa (kondisi bangunan
tanpa kanopi) dengan jumlah air minimum 4,0 L/min /m2.

h. Kekedapan Suara
Faktor pengurangan kebisingan suara sebesar 2,5 dB pada frekuensi 124-4000
HZ atau tergantung pada tipe-tipe ruangannya (hanya berlaku untuk produk-
produk khusus).

i. Bahan-Bahan dan Produk


1) Ukuran : Sesuai gambar
Halaman - 198
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Tebal : Minimal 1,3 mm


Warna : powder coating standar (Coklat, hitam)

2) Aluminium ekstrusi
Fabrikasi ties dan profil dengan toleransi khusus untuk arsitektural, besarnya
diameter profil hollow dan solid yang bisa dikerjakan adalah:
• Diameter maksimum untuk profil hollow = 160 mm
• Diameter maksimum untuk profil solid = 210 mm

3) Billet yang dipakai


Dari billet utama dengan standar A-6063 STS komposisi (%) Mg : 0,45-0,9
Si : 0,2-0,6
Ti : 0,1 max
Mn : 0,1 max
Zn : 0,1 max
Fe : 0,35 max
Cu : 0,1 max
Cr : 0,1 max
Alm : sisanya

4) Kaca : Lihat bab pekerjaan kaca

5) Back up Material
• Bahan : Polyurethane Foam
• Sifat material : Tidak menyerap air
• Kepadatan : 65-96 kg/m3
• Ukuran Penampang : 25%-50% lebih besar dari celah.

6) Gasket
• Bahan : PVC, Neoprene, Santoprene, EPDM
• Sifat material : tahan terhadap perubahan cuaca.
• Kekerasan : 60-80 Durometer.
• Jenis bahan : Ekstrusion

7) Setting Block untuk kaca


• Bahan : EPDM , PVC
• Kekerasan : 80-90 Durometer.

8) Sealant dinding dan joint sealer


• Single komponen
• Type : silicone sealant
• Sesuai bab pekerjaan sealing
Halaman - 199
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Sambungan antara profil horisontal dengan vertikal diberi sealant yang


berserat guna menutup celah sambungan profil tersebut, sehingga
mencegah kebocoran udara, air dan suara.

• Bahan : butyl sheet

9) Screw
• Bahan : stainless steel

10) Angkur dan Angkur tanam


Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi galvanised s/d 18
micron. Bagian lain diberi lapisan anti karat, zinc chromate, type alkyd.

j. Gambar Kerja
1) Gambar kerja yang lengkap yang menjelaskan:
• Tampak curtain wall
• Detail sambungan baik eksterior maupun interior
• Detail pemasangan
• Detail pertemuan aluminium dengan komponen-komponen lain yang
berhubungan.
• Kelengkapan ukuran-ukuran.

2) Perhitungan struktur sesuai dengan kriteria desain yang ada (kalau


diperlukan).

k. Fabrikasi dan Assembling


1) Semua mullion dan transform di work shop / pabrik, kecuali yang tidak bisa
dirakit di pabrik, terpaksa dilaksanakan di site.

2) Semua sambungan dikerjakan dengan mesin sehingga rapi, kokoh dan


dengan bentuk sambungan yang sesuai standar toleransi, untuk sambungan
tahan air harus diberi sealant dari bagian yang tidak terlihat oleh mata.

3) Perakitan kaca dengan frame di empat sisinya dilaksanakan di work shop /


pabrik sehingga selain kualitas perakitan sesuai standar yang diisyaratkan juga
mempercepat proses pemasangan dilapangan.

4) Proses pabrikasi dan assembling harus berdasarkan data di shop drawing


yang sudah disetujui pemberi tugas.

Halaman - 200
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

No Keterangan toleransi
1. Gap (celah) antar sambungan rangka aluminium (vertikal dan <0,5
horisontal).
2. Gap (celah)antara sambungan bahan tahan air (gasket) Perbedaan <3
ukuran dalam dari rangka aluminium baik untuk tinggi /lebar.
Perbedaan ukuran dalam, dari panel yang bersebelahan
3. Sambungan las +/-1,5
4. sealant Kasat mata
5. Sesuai shop
drawing

l. Pengiriman dan Penyimpanan di Site


1) Semua profile dilapisi PVC plastic atau polythiene film.
2) Pengiriman barang-barang harus hati-hati dan tidak boleh terjadi kerusakan.
3) Setiap unit panel, curtain wall yang dikirim kelapangan harus ada tanda bukti
sudah diperiksa kualitasnya oleh QC work shop.
4) Material yang disimpan di lapangan (site) harus diatur sedemikian rupa agar
tidak terjadi kerusakan / cacat.

m. Pelaksanaan (Pemasangan Pada Struktur Bangunan)


1) Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan kontraktor diwajibkan terlebih
dahulu membuat shop drawing system curtain wall lengkap
2) Semua unit aluminium harus dipasang dengan hubungan siku-siku, tegak
lurus dan mengikuti patokan (bencmark) dari kontraktor.
3) Sebelum diadakan pemasangan maka perlu adanya pengukuran di lapangan dan
kordinasi dengan pekerjaan lain, sehingga ukuran lubang (opening) sesuai
dengan shop drawing.
4) Pemasangan harus dilaksanakan oleh kontraktor yang mempunyai
pengalaman spesialis dibidang pekerjaan aluminium dan mempunyai tenaga-
tenaga ahli berpengalaman minimal lima tahun kerja khusus pekerjaan tersebut
dengan menunjukan surat referensi pengalaman.
5) Pekerjaan ini harus dilaksankan pre-fabrikasinya pada work shop yang
lengkap dengan peralatan/ mesin-mesin khusus untuk pekerjaan ini sehingga
dapat menghasilkan pekerjaan yang tepat dan akurat.
6) Penyekrupan dipasang dengan skrup stainless steel dan tidak terlihat dari luar
7) Sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat-kekuatan terhadap angin.
8) Detail-detail pada setiap pertemuan harus rapat, rapi rata dan bersih dar goresan-
goresan / cacat.
9) Pada setiap pertemuan aluminium dengan dinding dan sebagainya harus diberi
lapisan kedap air yang memakai produksi Dow Corning tipe GE.
10) Sambungan horisontal maupun vertikal, sambungan sudut maupun silang
dan kombinasi profil aluminiumn harus terpasang sempurna.

Halaman - 201
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

11) Celah-celah antara kaca dan aluminium harus dipasang/ ditutup dengan weather
seal sealant produksi Dow Corning, GE, pemasangan sealant harus dapat
dijamin tidak akan terjadi kebocoran diakibatkan air hujan maupun udara luar.
12) Perlindungan
13) Kontraktor harus mengadakan dan memberikan sertifkat hasil uji/ test teknis
sebagai berikut: test beban angin, kebocoran udara, kebocoran air. Dan harus
disaksikan oleh direksi lapangan.
14) Kontraktor wajib memberikan sertifikat jaminan pemasangan hasil kerja
atau mutu bahan untuk waktu 10 tahun dan jaminan untuk chemical
colouring selama 10 tahun disertai sertifikat pabrik.
15) Kontraktor diharuskan membuat mock up skala 1:1 untuk disetujui pemberi
tugas dalam bidang yang cukup lebar dengan konstruksi sendiri diluar
bangunan.
M.2 PEKERJAAN ALUMINIUM COMPPOSITE PANEL
1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan
untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan / perbaikan alumunium composite
panel ex : Seven, Alucobond, Alustar, Alcopan
- Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaiman disebutkan/ ditunjukkan dalam petunjuk
Direksi

2. Ketentuan
- Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik
- Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
a. AA The Alumunium Association
b. AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
c. ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials d. DIN 4019 Isolasi
Udara
e. DIN 52212 Penyerapan suara
f. DIN 53440 Pengurangan getaran
g. DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda h. DIN 476 Panel Kerangka
i. AS. 1530 Hasil Indikatif

3. Komponen bahan
- Bracket/angkur dari materials besi fin galvanish atau material alumunium
ekstrussion
- Rangka vertikal dan horizontal dari material alumunium ekstrussion
- Rangka tepi panel alumunium composite da reinforce dari alumunium ekstrussion
- Infill dari alumunium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan
kemudian
- Sealant (antara panel alumunium dengan komponen lain)
Halaman - 202
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. Persyaratan bahan
- Bahan : Almunium composite
- Tebal : 4 mm, terdiri dari 0,5 mm almunium, 3 mm Polyetylene dan 0,5 mm
almunium
- Berat : 5 – 6 kg/ 5mm
- Bending Strenght : 45 – 50 kg/5mm
- Head Deformation : 200 C
- Sound insulation : 24 – 29 dB
- Finished : Flourocarbon factory finished/ PVdF Coating
- Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian
- Contoh-contoh harus diserahkan oleh Kontraktor kepada Direksi Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas
- Toleransi dimensi mill finish :
Stove dipernish : + 0,2 mm
Dianode : 0 / + 0,2 mm
Lebar : 0 / + 4 mm
Panjang sampai dengan 4 m : 0 / + 6 mm
5.Syarat-syarat Pelaksanaan

- Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dilakukan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

- Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu
macam saja.

- Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk


mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasdil pemasangan akurat,
teliti dan tepat pada posisinya.

- Rangka-rangaka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan teliti ,


tegak lurus dan tepat pada posisinya.

- Metode pemasangan antara lain :


1). Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda.
2). Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang dengan sekrup.
3). Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan pinggir.

- Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang


cocok sangat bergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan. Pembersihan
dapat dilaksanakan denagn air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran
lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.

Halaman - 203
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

- Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan


caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian bab
sealant dalam persyaratan ini.

- Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.

- Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakn hasil


pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.

- Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap


sinar matahari dan pabrik pembuatnya berupa serifikat jaminan

BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN MEKANIKAL,
ELEKTRIKAL DAN PLUMBING

Pasal - 1
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

1.1. UMUM
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini.Apabila ada klausul dari
persyaratan ini yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut
perhatian khusus pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan klausul-
klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

1.2. PERATURAN DAN ACUAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi atau mengacu kepada Peraturan
Daerah maupun Nasional, Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar
Nasional maupun Internasional yang terkait. Pelaksana Pekerjaan dianggap sudah mengenal
dengan baik standard dan acuan nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia
dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain
seperti dibawah ini:

1.2.1. Listrik Arus Kuat (L.A.K)


• SNI-04-0227-1994 tentang Tegangan Standar.
• SNI-04-0255-200 tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik.
• SNI-03-7015-2004 tentang Sistem Proteksi Petir pada Bangunan.
• SNI-03-6197-2000 tentang Konversi Energi Sistem Pencahayaan.

Halaman - 204
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• SNI-03-6574-2001 tentang Tata Cara Perancangan


PencahayaanDarurat, Tanda Arah dan Sistem Peringatan Bahaya
pada Bangunan.
• SNI-03-6575-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Pencahayaan Buatan pada Bangunan.
• SNI-03-7018-2004 tentang Sistem Pasokan Daya darurat

1.2.2. Listrik Arus Lemah (L.A.L)


• SNI-03-3985-2000 tentang Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
• KepMen PU 10/KPTS/2000 tg. 1-03-2000 tentang Ketentuan
Teknis Pengaman Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan.
• UU No. 32/1999 tentang Telekomunikasi dgn PP No. 52/2000
tentang Telekomunikasi Indonesia.
• Wolsey, Planning for TV Distribution System
• Wisi, CATV System Refference
• Sony, CATV Equipment
• National, Cable Master Antenna System
• AVE, VOE, PI, UIL

1.2.3. Plumbing
• Peraturan Daerah (PERDA) setempat
• Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
• Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plumbing, Soufyan
Nurbambang & Morimura.
• Pedoman Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000 atau edisi terakhir.
• SNI 03-6481-2000 atau edisi terakhir tentang Sistem Plumbing

1.2.4. Pemadam Kebakaran


• SNI-03-1745-2000 tentang Pipa tegak dan Slang.
• SNI-03-3989-2000 tentang Sprinkler Otomatik.
• Perda Pemda setempat
• Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dalam Wilayah Setempat
• Departemen Pekerjaan Umum, Skep Menteri Pekerjaan Umum No.
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.
• LITERATURE DAN / ATAU REFERENCE
• National Fire Codes :

Halaman - 205
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

- NFPA-10, Standard for Portable Fire Extinguisher


- NFPA-13, Standard for The Installation Sprinkler Systems

- NFPA-14, Standard for The Installation Standpipe and Hose


Systems
- NFPA-20, Standard for The Installation Centrifugal Fire
Pumps
- Mc. Guiness, Stein & Reynolds
- Mechanical & Electrical for Buildings

1.2.5. Tata Udara Gedung (T.U.G)


• SNI-03-6390-2000 tentang Konservasi Energi Sistem Tata Udara
• SNI-03-6572-2001 tentang Tata Cara Perancangan Sistem
Ventilasi dan Pengkondisian Udara pada Bangunan Gedung.
• SNI-03-6571-2001 tentang Sistem Pengendalian Asap pada
Bagunan Gedung.
• SNI-03-7012-2004 tentang Sistem Manajemen Asap di dalam
MAL, Atrium dan Ruangan Bervolume Besar.
• ASHRAE 62-2001 Standard of Ventilation for Acceptable IAQ.
• CARRIER, Hand Book of Air Conditioning System Design.
• ASHRAE Handbook Series

.3. GAMBAR-GAMBAR
a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
b. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari
peralatan, sedangkan pemasangannya harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada, petunjuk instalasi dari
pabrik pembuat dan mempertimbangkan juga kemudahan pengoperasian
serta pemeliharaannya jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
c. Gambar-gambar Arsitek, Struktur dan Interior serta Specialis lainnya (bila
ada) harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing
instalasi.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Pelaksana Pekerjaan harus mengajukan gambar
kerja dan detail, ―Shop Drawingǁ kepada Konsultan Pengawas untuk dapat
diperiksa dan disetujui terlebih dahulu sebanyak 3 (tiga) set. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Pelaksana Pekerjaan dianggap te lah
mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi
ini. Persetujuan tersebut tidak berarti membebaskan Pelaksana Pekerjaan
dari kesalahan yang mungkin terjadi dan dari tanggung jawab atas
pemenuhan kontrak.

Halaman - 206
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus membuat gambar-gambar


terinstalasi,
―As-built Drawingsǁ disertai dengan Operating Instruction, Technical and
Maintenance Manual, harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas pada saat penyerahan
pertama pekerjaan dalam rangkap 5 (lima) terdiri dari atas 1 (satu) asli berikut diskettenya dan
4 (empat) cetak biru dan dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan lainnya,
dalam ukuran A0 atau A1 atau disebutkan lain dalam proyek ini. As-built Drawing ini harus
benar-benar menunjukkan secara detail seluruh instalasi M & E yang ada termasuk dimensi
perletakan dan lokasi peralatan, gambar kerja bengkel, nomor seri, tipe peralatan dan informasi
lainnya sehingga jelas.
f. Operating Instruction, Technical and Maintenance Manuals harus cetakan
asli (original) berikut terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebanyak 5
(lima) set dan dijilid dan dilengkapi dengan daftar isi, notasi dan penjelasan
lainnya, dalam ukuran A4.

1.4. KOORDINASI
Pelaksana Pekerjaan instalasi ini hendaknya bekerja sa ma dengan Pelaksana Pekerjaan
lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
a. Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi lain.
b. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan koordinasi dari
Konsultan Pengawas, sehingga menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan ini.

1.5. RAPAT KOORDINASI LAPANGAN


Wakil Pelaksana Pekerjaan harus selalu hadir dalam setiap rapat koordinasi proyek yang
diatur oleh Konsultan Pengawas.
Peserta rapat koordinasi harus mengetahui situasi dan kondisi lapangan serta bisa memberi
keputusan terhadap sebagian masalah.

1.6. PERALATAN DAN MATERIAL


Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan brosur yang dipublikasikan, sesuai
dengan spesifikasi yang diuraikan, maupun pada gambar -gambar rencana dan merupakan
produk yang masih beredar dan diproduksi secara teratur.

1.6.1. Persetujuan Peralatan dan Material


1. Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu setelah menerima Surat Perintah Kerja
(SPK), dan sebelum memulai pekerjaan instalasi peralatan maupun material,
Pelaksana Pekerjaan diharuskan menyerahkan daftar dari material- material
yang akan digunakan. Daftar ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang
didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture, catalog dan
keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana antara lain :
- Manufacturer Data
Halaman - 207
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi- informasi yang tercetak jelas cukup detail
sehubungan dengan pemenuhan spesifikasi.
- Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau kurva yang meliputi
informasi yang diperlukan dalam menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya
dengan unit tersebut.
- Quality Assurance
Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau distributor utama terhadap kualitas dari unit berupa
produk dari unit ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di beberapa lokasi dan
telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu dengan baik.
2. Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas akan
diberikan atas dasar atau sesuai dengan ketentuan diatas.
1.6.2. Contoh Peralatan dan Material
1. Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan contoh bahan-bahan
yang Akan dipasang kepada Konsultan Pengawas paling lama 2
(dua) minggu setelah daftar material disetujui. Semua biaya yang berkenaan dengan
penyerahan dan pengembalian contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan Pelaksana
Pekerjaan.
2. Konsultan Pengawas tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan
dipakai dan semua biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan dan
pengambilan contoh / dokumen ini.
1.6.3. Peralatan dan Bahan Sejenis
Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama harus diproduksi pabrik
(bermerk), sehingga memberikan kemungkinan saling dapat dipertukarkan.
1.6.4. Penggantian Peralatan dan Material
1. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender sudah memenuhi
spesifikasi, walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada
peralatan dan bahan belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi
sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Pelaksana Pekerjaan.
2. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena suatu
hal yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai
penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik ( equal or better ) yang
disetujui.
3. Bila Konsultan Pengawas membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf
atau lebih baik, maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus
ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan.
1.6.5. Pengujian dan Penerimaan
1. Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu oleh Pemilik dan didampingi
Konsultan Perencana atau pengawas di pabrik masing- masing yang
sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang bersangkutan dan disetujui untuk
dikirim ke lapangan.

Halaman - 208
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini dikirim dan


dipasang dan telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik,
Pelaksana Pekerjaan harus melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari
peralatan - peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan memenuhi
fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan berdasarkan
Berita Acara oleh Konsultan Pengawas.
1.6.6. Perlindungan Pemilik
Atas penggunaan bahan / material, sistem dan lain- lain oleh Pelaksana Pekerjaan, Pemilik
dijamin dan dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.

1.7. IJIN-IJIN
Pengurusan ijin- ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.

1.7.1. Pelaksanaan pemasangan


a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pelaksana
Pekerjaan harus menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar
kerja disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan,
lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan lainnya,
jarak terhadap dinding, jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan,
dimensi aksesoris yang dipakai. Konsultan Pengawas berhak menolak
gambar kerja yang tidak mengikuti ketentuan tersebut diatas.
b. Pelaksana Pekerjaan diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala
ukuran / kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang. Apabila
terdapat keraguan-keraguan, Pelaksana Pekerjaan harus segera
menghubungi Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.
c. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan yang sebelumnya
tidak dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi
kekeliruan maka hal tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Untuk itu pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas atas rekomendasi Konsultan Perencana.
d. Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang digunakan konsultan
dalam menentukan performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh
Pelaksana Pekerjaan sesuai actual dari peralatan yang dipilih maupun
kondisi lapangan yang tidak memungkinkan. Untuk itu Pelaksana Pekerjaan
wajib menghitung kembali performanya dari peralatan tersebut dan
memintakan perse tujuan kepada Konsultan Pengawas.
1.7.2. Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi
1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana karena penyesuaian
dengan kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari
pihak Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas.
2. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar
perubahan yang ada kepada Konsultan Pengawas sebanyak rangkap 3 (tiga)

Halaman - 209
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

set yang akan dikirim oleh Konsultan Pengawas kepada Konsultan


Perencana.
3. Perubahan material dan lain- lainnya, harus diajukan oleh Pelaksana
Pekerjaan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan jika terjadi
pekerjaan tambah /
kurang / perubahan yang ada harus disetujui oleh Konsultan Perencana dan Konsultan
Pengawas secara tertulis.
1.7.3. Sleeves dan inserts
Semua sleeves menembus lantai beton untuk instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan. Semua inserts beton yang diperlukan untuk memasang peralatan, termasuk
inserts untuk penggantung ( hangers ) dan penyangga lainnya harus dipasang oleh Pelaksana
Pekerjaan.

1.7.4. Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran


1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan
dalam pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula,
menjadi lingkup pekerjaan Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan / pengelasan / pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila
ada persetujuan dari pihak Konsultan Pengawas secara tertulis.
1.7.5. Pengecatan
Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian lecet karena pengangkutan
atau pemasangan harus segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan warna yang sama,
sehingga nampak seperti baru kembali.
1.7.6. Penanggung Jawab Pelaksanaan
a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung
jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu ada di
lapangan, yang bertindak sebagai wakil dari Pelaksana Pekerjaan dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan
bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang akan
diberikan oleh Konsultan Pengawas.
b. Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan
pada saat diperlukan / dikehendaki oleh Konsultan Pengawas.
1.8. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan
oleh Konsultan Pengawas.
b. Konsultan Pengawas harus dapat mengawasi, memeriksa dan menguji
setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pelaksana Pekerjaan harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Konsultan Pengawas adalah tetap menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan.
d. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas harian diluar jam- jam kerja (
08.00 sampai dengan 16.00 ), dan hari libur maka segala biaya yang
diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Pelaksana Pekerjaan yang
Halaman - 210
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

perhitungannya disesuaikan dengan peraturan pemerintah. Permohonan


untuk mengadakan pengawasan tersebut harus dengan surat yang
disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
e. Ditempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas
pengawas yang bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan Pelaksana
Pekerjaan, agar pekerjaan dapat dilaksanakan atau dilakukan sesuai dengan
isi surat perjanjian Pelaksanaaan Pekerjaan serta dengan cara-cara yang
benar dan tepat serta cermat.
1.9. LAPORAN-LAPORAN
1.9.1. Laporan Harian dan Mingguan
1. Pelaksana Pekerjaan wajib membuat laporan harian dan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai:
• Kegiatan fisik
• Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan secara
lisan maupun tertulis.
• Jumlah material masuk / ditolak.
• Jumlah tenaga kerja dan keahliannya
• Keadaan cuaca
• Pekerjaan tambah / kurang
• Prestasi rencana dan yang terpasang
2. Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh manajer proyek harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas untuk diketahui / disetujui.

1.9.2. Laporan Pengetesan


1. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 ( tiga ) mengenai hal-hal sebagai berikut :
• Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.

• Hasil pengetesan mesin atau peralatan


• Hasil pengetesan kabel
• Hasil pengetesan kapasitas aliran udara, kuat arus, teganga n, tekanan,
dll.
2. Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus
disaksikan oleh Konsultan Pengawas.

1.10. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS


a. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
pelaksana pekerjaan instalasi ini secara periodik dan tidak kurang dari tiap
2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.

Halaman - 211
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

b. Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh


pelaksana pekerjaan instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak
Konsultan Pengawas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.

1.11. KANTOR PELAKSANA PEKERJAAN, LOS KERJA DAN GUDANG


a. Pelaksana Pekerjaan diharuskan untuk membuat kantor, gudang dan los
kerja di halaman tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas
administrasi lapangan, penyimpanan barang / bahan serta peralatan kerja dan
sebagai area / tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan
tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan bila
terlebih dahulu mendapatkan ijin dari pemberi tugas / Konsultan
Pengawas.

1.11.1. Penjagaan
a. Pelaksana Pekerjaan wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus
menerus selama berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan
alat-alat kerja yang disimpan di tempat kerja ( gudang lapangan )
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian pe njagaan atas barang-barang
tersebut diatas, menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
1.11.2. Air kerja
a. Semua kebutuhan air yang diperlukan dalam setiap bagian pekerjaan dan
sebagainya harus disediakan oleh pihak Pelaksana Pekerjaan.
b. Apabila menggunakan sumber air yang sudah ada (eksisting) harus
dilengkapi dengan meter air, dan berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.

1.11.3. Penerangan dan Sumber Daya / listrik kerja


a. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan
yang dianggap perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga
/ daya kerja harus diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan. Bila menggunakan
daya listrik dari bangunan existing, harus dilengkapi dengan KWh meter dan
berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas terlebih dahulu.

1.11.4. Kebersihan dan Ketertiban


a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan
tempat pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam
keadaan bersih.
b. Penimbunan / penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik dalam gudang
maupun diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan
jalannya pemeriksaan dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.

Halaman - 212
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh


Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan.

1.12. KECELAKAAN DAN KOTAK PPPK


a. Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
ini, maka Pelaksana Pekerjaan diwajibkan segera mengambil segala
tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta melaporkan
kejadian tersebut kepada instansi dan departement yang bersangkutan /
berwenang (dalam hal ini Polisi dan Department Tenaga Kerja) dan
mempertanggung jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Kotak PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan
pertama pada kecelakaan harus selalu ada di tempat pekerjaan.

1.13. TESTING DAN COMMISSIONING


a. Pelaksana Pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan
commissioning yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta, sesuai dengan prosedur testing dan
commissioning dari pabrik pembuat dan instansi yang berwenang
b. Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk mengadakan testing
tersebut merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan termasuk daya
listrik untuk testing.

1.14. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


a. Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1 (satu) tahun
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
b. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90 (sembilan puluh)
hari kalender sejak saat penyerahan pertama, bila Konsultan Pengawas /
Pemberi Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan berlaku.
c. Selama masa pemeliharaan, seluruh instalasi yang telah selesai
dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan
sepenuhnya.
d. Selama masa pemeliharaan ini, untuk seluruh instalasi ini Pelaksana
Pekerjaan diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi tanpa
adanya tambahan biaya.
e. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pelaksana Pekerjaan instalasi tidak
melaksanakan teguran dari Konsultan Pengawas atas perbaika n /
penggantian / penyetelan yang diperlukan, maka Konsultan Pengawas
berhak menyerahkan perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada
pihak lain atas biaya Pelaksana Pekerjaan instalasi ini.
f. Selama masa pemeliharaan ini, Pelaksana Pekerjaan instalasi harus melatih
petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik dalam teori dan praktek
sehingga dapat mengenali sistem instalasi dan dapat melaksanakan
pengoperasian dan pemeliharaannya.
Halaman - 213
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

g. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setela h ada
bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditandatangani bersama oleh
Pelaksana Pekerjaan dan Konsultan Pengawas.
h. Pada waktu unit- unit mesin tiba di lokasi, maka Pelaksana Pekerjaan harus
menyerahkan daftar komponen / part list seluruh komponen yang akan
dipasang dan dilengkapi dengan gambar detail / photo dari masing- masing
komponen tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen tersebut
diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas masing- masing
1 (satu) set.
i. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat
dilaksanakan setelah :
• Berita acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini
dalam keadaan baik, ditandatangani bersama oleh Pelaksana Pekerjaan
dan Konsultan Pengawas.
• Semua gambar instalasi terpasang (As Built Drawing) beserta
Operating Instruction, Technical dan Maintenance Manuals rangkap 5
(lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan 4 (empat) copy telah diserahkan
kepada Konsultan Pengawas.

1.15. GARANSI
Setiap sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik pembuatnya.Bila peralatan
mengalami kegagalan dalam pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi
teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap peralatan yang diserahkan,
sampai peralatan tersebut memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang dan
sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.16. TRAINING
Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan harus menyelenggarakan
semacam pendidikan dan latihan serta petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk
oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating
Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala sesuatunya atas biaya Pelaksana
Pekerja

Pasal – 2
PEKERJAAN PLUMBING

1.1. Umum
Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plumbing secara keseluruhan
adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan - peralatan bahan- bahan
utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh instalasi yang lengkap dan baik sesuai
dengan spesifikasi, gambar dan bill of quantity.
1.2. Uraian Pekerjaan
Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :
1. Instalasi Sistem Air Bersih
2. Instalasi Sistem Air Limbah
Halaman - 214
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3. Instalasi Sistem Pengolahan Air Limbah

1.3. Gambar Kerja


Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, akan menyerahkan
gambar kerja antara lain sebagai berikut:
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama,
perlengkapandan fixtures.
- Detail denah perpipaan
- Detail denah perkabelan
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok
dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.
1.4. Gambar Instalasi Terpasang
Setiap tahapanpenyelesaian pekerjaankontraktor akan member tanda sesuai jalur maupun
terpasang pada gambar tender, gambar kerja, sehingga pada akhir penyelesaian pemasangan
sudah tersedia gambar terpasang yang mendekati keadaan sebenarnya
1.5. SISTEM PERPIPAAN
1.5.1 SPESIFIKASI PERPIPAAN
1.5.2 Umum
Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Strainer
5. Sambungan fleksibel
6. Penggantung dan penumpu
7. Sleeve
8. Lubang pembersihan
9. Galian
10.Pengecatan
11.Pengakhiran
12.Pengujian
13.Peralatan Bantu
1.5.3 Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak
serta arah dari masing- masing sistem pipa.
1.5.4 Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
1.5.5 Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
Halaman - 215
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan. Untuk pipa baja di bawah tanah diberi
lapisan anti karat dednsotape dengan ketebalan 2-3 mm.
1.5.6 Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, selain disebut diatas harus
terlindung dari cahaya matahari.
1.5.7 Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik
pembuat.

1. SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN


Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan
Kode Tek. Tek. Std. Tek. Spesifikasi Spesifikasi
SISTEM
Sistem Kerja Bahan Uji Pipa Isolasi
Air Dingin
AB 10 12.50 15 PN.10 IA
Dalam gedung

Air hujan AH 5 10 15 PV-10 IA

Air limbah
ABK 5 10 15 PV-10 IA
gravitasi toilet
Vent VT - - Rendam PV-5 IA
Pompa dan ABK 10 10 15 GIP IA
Pipa

Air limbah luar AK 5 10 15 PV-10 IA

Catatan
IA = tidak diisolasi
IB = Diisolasi
GRV = GRAVITASI
Tekanan uji tidak terbatas pada table ini namun juga harus mengacu pada tekanan actual pompa

Spesifikasi PN 10
Halaman - 216
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Penggunaan : Air dingin didalam gedung Tekanan standard 12,5 bar


Uraian Keterangan

Pipa :Polypropelene Random Copolymer.


Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
Temp : 95 -1000L-PN.10
Sambungan/fitting : Electric Welding.

Polypropelene Random Copolymer.


Type : 3 DIN 16928, ONORM B.5174
PN : PN.10
Flange : Dia 40 mm ke bawah black malleable cast iron
RF CLASS 150 Ib, screwed dia 50 mmke atas Forged steel
RF Class Ib. Welding joint
Valve & Stainer : Dia 40 mm kebawah bronse atau strainer A- metal body
class 150 Ib dengan sambungan ulir, BS 21 / ANSI B 2.1.
Dia 50 mm ke atas, cast iron body class 150 Ib dengan
sambungan flanges.

Penggunaan : Air Limbah pengaliran gravitasi. Tekanan standard 10 bar.


Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride( PVC) klas10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting,
large radius, Solvent Cement join type.
Reducer : PVC Injection moulded sanitary fitting
concentric, Solvent Cement Joint type.
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PV 10. Penggunaan : Air hujan Tekanan Standard 10 bar.


Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride( PVC) klas10 bar.

Halaman - 217
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting,


large radius atau factory made Fabricated
fitting, Solvent Cement join atau Rubber
Ring type.
Reducer : Seperti diatas model concentric
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PV 10
Penggunaan: - Air Limbah Grafitasi Toilet Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride( PVC) klas10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting,
large radius atau factory made Fabricated
fitting, Solvent Cement join atau Rubber
Ring type.
Reducer : Seperti diatas model concentric
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi PV Penggunaan : Pipa Venting Tekanan standard 5 bar (klas AW).


Uraian Keterangan
Pipa : Polyvinyl chloride( PVC) klas10 bar.
Elbow & Junction : PVC Injection Moulded Sanitary fitting,
large radius atau factory made Fabricated
fitting, Solvent Cement join atau Rubber
Ring type.
Reducer : Seperti diatas model concentric
Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Spesifikasi GIP
Penggunaan : Header pada Pompa dan Pipa Transfer ke roof top standard 10 Bar
Uraian Keterangan
Pipa : Galvanised Steel pipe BS 1387/1967
class medium
Fitting dan sambungan : Dia 40 mm kebawah melleableiron
ANSI B 16,3 class 150 Ib , screwed end
Dia 50 mm ke atas, wrought steel butt
weld fitting ANSI B 16.9, sch 40
Flage : Dia 40 mm kebawah Galvanised
melleablecast iron RF class 150 Ib.
Halaman - 218
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Screwed dia 50 mm keatas forged steel


RF class 150 Ib. Welding joint.
Solvent Cement :Dia 40 mm kebawah, bronze atau A-
metal body class 150 Ib dengan
sambungan ulir BS 21/ANSI B 2.1. Dia
50 mm keatas , cast iron body class 150
Ib dengan sambungan flanges.

Skedule katup
(Optional)
Pemakaian Katup Isolasi Katup Pengatur Katup Searah

< 40 50 mm <40 mm 50 mm <40 mm 50 mm


mm
Dia Ke atas dia Ke atas dia Ke atas
Air bersih di Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Guided
dalam gedung Membrane
Air bersih di Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Guided
luar gedung Membrane
Air panas Gate Butterfly Globe Butterfly Swing Guided
didalam Membrane
gedung
Hydrant Guided
Gate Gate Globe Gate Swing Membrane
Drain Double
Gate Butterfly Globe Butterfly Swing disc

Persyaratan jenis peralatan (Optional)


Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :
Fungsi Peralatan Ukuran & W.O&G Steam
Joint
s/d 40 mm Ball Globe
Screwed Butterfly
Katup Penutup Gate
(stop valve) Diaphargm
50 mm ke atas Butterfly Globe
Flanged Gate
s/d 40 mm Globe Globe
Screwed Butterfly
Halaman - 219
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Katup Pengatur Diaphargm


(Regulating valve) 50 mm ke atas Butterfly Globe

Flanged Globe
s/d 40 mm Swing chek
Screwed Globe Chek
Non Return Valve 50 mm ke atas Double swing
chek
Flanged Disk chek
―Typeǁ type
Stariner
―Bucketǁtype
Pressure Reducer Die and flow type
Pressure Indicator Dial dia 100 Dial Type
Mm
Note : W = Water, O = Oil, G =
Gas

2.2 PERSYARATAN PEMASANGAN


2.2.1. Umum
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin
kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai,
serta memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari
50 mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, Membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta
penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya
sesuai dengan fungsi system dan yang diperlihatkan dalam gambar
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan perlatan, harus dilengkapi
dengan water mur atau flens.
6. Sambungan lengkung, reducer dan ekspander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus menggunakan fitting buatan pabrik.

7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti


berikut, kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar
a. Di bagian dalam toilet

Halaman - 220
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Garis tengah 50 mm2 – 100mm2 atau lebih kecil 1% - 2%

b. Di bagian dalam bangunan


Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
a. Di bagian luar bangunan
c. Garis tengah 150 mm atau lebih kecil : 1 %
Garis tengah 200 mm atau lebih besar : 1 %
8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun kearah titik
buangan. Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah
pengisian atau pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya
dicari titik terendah dan dibuat cekung
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk
pemeliharaan dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh
menukik.
10.Sambungan-sambungan fleksibel pada sistem pemipaan harus dipasa ng sedemikian rupa
dan angkur pipa secukupnya harus disediakan guna mencegah tegangan pada pipa atau alat-
alat yang dihubungkan oleh gaya yang bekerja ke arah memanjang.
11. Untuk setiap pipa yang menembus dinding harus menggunakan pipa flexible
untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
12. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali
sehingga kembali seperti kondisi semula. Kedalaman pipa air minum minimum
60 cm di bawah permukaan tanah.Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah
dipadatkan setebal 15-30 cm untuk bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru
diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras yang lain. Untuk pipa
di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2
- 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting- fitting.Instalasi pekerjaan pipa
jaringan luar diletakkan pada struktur bangunan.
13. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik .
14. Setiap perubahan arah aliran untuk perpipaan air kotor yang membentuk sudut
900, harus digunakan 2 buah elbow 450 dan dilengkapi dengan clean out serta
arah dan jalur aliran agar diberi tanda.
2.2.2. Penggantung dan Penumpu Pipa
1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian
atau perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan
dalam tabel berikut ini :

Jenis pipa Ukuran pipa Batas Maksimum


Ruang
Interval Interval

(mm) Mendatar Tegak


(m) (m)
Sampai 20 1.8 2
Halaman - 221
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

25 s/d 40 2.0 3
Pipa GIP 50s/d 80 3.0 4
100 s/d 150 4.0 4
200 atau lebih 5.0 4
50 0.6 0.9
80 0.9 1.2
Pipa PVC 100 1.2 1.5
150 1.8 2.1

Catatan:
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam- macam ukuran,
maka jarak interval yang dipergunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran yang
terkecil yang ada.
2. Penunjang atau penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini :
a. Perubahan perubahan arah Titik percabangan.
b. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal- hal lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :

a. Diameter Batang
Ukuran Pipa Batang
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan faktor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor keamanan 5 terhadap
dari 2 kekuatan puncak.
b. Bentuk gantungan.
Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
5. Semua pipa dan gantungan, penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA

Halaman - 222
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1. Air Bersih Biru


2. Air Kotor Hitam
3. Air Bekas Coklat
4. Air Pemadam Kebakaran M e r a h
5. Pipa Gas Kuning

2.2.3. Cara pemasangan pipa dalam tanah.


1. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.
2. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
3. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian
dengan adukan semen.
4. Urugan pasir sekeliling dasar pipa dan dipadatkan.
5. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar pipa.

6. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.


7. Pipa yang melintasi jalan kendaraan, pada urugan pipa bagian atas harus
dilindungi plat 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga beton tidak
bertumpu pada pipa dan tidak mengganggu konstruksi jalan.

2.2.4. Pemasangan katup-katup


Katup – katup harus diselesaikan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan untuk
bagian-bagian berikut ini :
a. Sambungan masuk dan keluar peralatan
b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik
rendah. Diruang Mesin
UKURAN PIPA UKURAN KATUP
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 atau lebih besar 50 mm

Lain- lain, ukuran katup 20


c. Katup by-pass.

2.2.5. Pemasangan katup-katup Pengaman


Katup-katup pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat dengan sumber tekanan.
2.2.6. Pemasangan sambungan fleksibel.
Sambungan fleksibel harus disediakan untuk menghilangkan getaran dan menghindari
terjadinya retak/patah pipa akibat penurunan tanah dan struktur bangunan.
Halaman - 223
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.2.7. Pemasangan Pengukur Tekanan.


Pengukur tekanan harus disediakan dan di tempatkan pada lokasi dimana tekanan yang ada
perlu diketahui :
a. Katup-katup pengurang tekanan.
b. Katup-katup pengontrol.
c. Setiap pompa

d. Setiap bejana tekan


Diameter pengukur tekanan minimum Dia. 75 dengan pembagian skala ukur maksimum 2 kali
tekanan kerja.

2.2.8. Sambungan ulir


1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir berlaku
untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white
dengan campuran minyak.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

2.2.9. Sambungan Las


7. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum.
8. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fittinglas. Kawat las atau
electrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas.
9. Sebelum pekerjaanlas di mulai Pemborong harus mengajukan kepada direksi
contoh hasil las untuk mendapatkan persetujuan tertulis
4. Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah
mempunyai surat ijin tertulis dari Direksi.
5. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
6. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrik yang berkondisi baik
menurut penilaian Direksi.
2.2.10. Sambungan lem
1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang sesuai
dengan jenis pipa, sesuai rekomendasi dari pabrik pipa.

Halaman - 224
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.

2.2.11. Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini dipergunakan pada alat- alat saniter sebagai berikut :
Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve Pada waste fitting dan Siphon. Pada sambungan ini
kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal threat.

2.2.12. Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.

Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin timbul


kelebihan tekanan.

2.2.13. Pemasangan Vent Udara Otomatis.

Vent udara otomatis harus disediakan di tempat- tempat tertinggi dan kantong udara, serta
ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.

2.2.14. Pemasangan sambungan expansi.

Sambungan expansi harus disediakan pada penyambungan antara pipa dari luar bangunan
dengan pipa dari dalam bangunan untuk menghindari terjadinya patah ataupun bengkok akibat
terjadinya penurunan tanah ataupun struktur bangunan.

2.2.15. Pemasangan Vent Udara Otomatis.


Vent udara otomatis harus disediakan ditempat - tempat tertinggi dan kantong udara.
2.2.16. Selubung Pipa.
1. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
2. Selubung harus mempunyai ukuran yang cuk up untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
3. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
4. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai
lapisan kedap air ( water proofing ) harus dari jenis "Flushing Sleeves".
5. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau "Caulk"
2.2.17. Katup Label (Valve Tag)
1. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.

Halaman - 225
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. Fungsi- fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus


ditunjukkan di tags katup.
3. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau
kawat.

2.2.18. PEMBERSIHAN
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan disetiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara- cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda- benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :

Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam
setelah itu dibilas.Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah
itu dibilas.

2.2.19. PENGUJIAN
1. Sebelum dilakukan testing dilakukan dahulu :
a) Pemeriksaan sebagian- sebagian.
b) Pemeriksaan setelah pemasangan.
2. Tujuan untuk mengetahui apa kontruksi dan fungsinya serta sistem sudah
memenuhi dan sesuai dengan rencana.
a. Pemborongharus melakukan pengujian terhadap setiap jenis alat.
b. Pipa yang akan ditanam atau dipasang di luar harus di tes terlebih dahulu
tekanan kerja selama 1 jam tanpa ada penurunan tekanan (antara 10 kg/cm2
) dan dilanjutkan pengujian per sistem.
c. Setelah alat plumbing dipasang, dites selama ± 2 menit tanpa penurunan
tekanan, berlaku untuk umum kecuali untuk monoblock dan faucet dan
ditentukan oleh pengawas.
d. Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada
penurunan tinggi air. Dan dilakukan desinfeksi sesuai PPI
e. Setelah pipa dan tangki di uji, dibersihkan sisa kadar chloor 0,2 atau lebih,
baik yang dipipa atau ditangki.
f. Setelah itu dibersihkan (dibilas) dengan air bersih.
g. Pengisian pipa dengan air dilakukan sedikit demi sedikit dengan pompa
khusus untuk pengetesan.Untuk mengetahui setiap alat berfungs i sesuai
perencanaan, dilakukan pengujian
h. sistem aliran sampai tercapai pengukuran yang diminta dalam perencanaan
seperti kapasitas popa, kebisingan pompa ( max 60 dB ) tekanan air keluar
2
kran 0.3 kg/cm .
i. Semua pengetesan disaksikan oleh konsultan pengawas.

Halaman - 226
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.2 PENGECATAN
2.2.20. U m u m
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
1. Pipa servis
2. Support pipa dan peralatan Konstruksi besi
3. Flens
4. Peralatan yang belum dicat dari pabrik
5. Peralatan yang catnya harus diperbarui
6. Pengecatan pada pipa air bersih dan air panas hanya di beri tanda arah panah jalur
pipa tersebut.
2.2.21.TESTING DAN COMMISSIONING
1. Pemborong pekerjaan instalasi akan melakukan semua testing pengukuran secara
partial dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah
dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung
jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik
hingga dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.

2. SISTEM AIR BERSIH


3.1 LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. Tangki Persediaan Air Bersih
b. Pompa Suplai
c. Pemipaan
d. Pengkabelan
e. Panel Listrik
f. Peralatan Instrument dan pengendalian
g. Penyambungan ke peralatan penunjang
h. Penyambungan ke peralatan plumbing.

3.2 PERATURAN DAN REFERENSI


Peraturan & Referensi yang dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain
adalah:
a. Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1975
b. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plumbing (Soufyan & Moimura)
c. National Plumbing Code Handbook ,1975.
d. PU
Halaman - 227
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e. Depnaker.
f. Depkes.

3.3 PERALATAN UTAMA


3.4 Tangki Persediaan Air Bersih
Tangki persediaan air bersih terletak di area Roof Top (Roof Tank) :
a. Tangki air atas berfungsi untuk menyediakan air untuk kebutuhan cadangan selama
1 (dua) hari, dengan kualitas sesuai standart Depkes RI tahun 1990.

b. Sistem Pengendalian
 Muka air dalam tangki air atas mengendalikan pompa pemindah.

 Pompa akan hidup pada saat air turun mencapai muka air tertentu

 Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap

a. Pompa pemindah berfungsi untuk memindahkan air dari tangki air bawah ke tangki
air atas.
b. Sistem pompa pemindah sekurang-kurangnya terdiri dari 2 ( dua ) pompa.
c. Pompa pemindah akan bekerja otomatis oleh level switch yang dipasang di tangki

Setiap pompa pemindah antara lain terdiri dari :


 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor

 Inlet dan Outlet headers.

 Katup – katup inlet dan outlet

 Check valve anti pukulan air

 Inlet Strainers.

 Panel daya dan Pengendalian

 Level switch untuk ON / OFF.

 Level switch untuk proteksi pompa

 Pengkabelan

 Penunjuk tekanan pada inlet dan outlet pompa Dudukan pompa.
d. Pengaturan pompa adalah sebagai berikut :
 Pompa bekerja apabila muka air di tangki atas turun mencapai level L dan
akan stop apabila muka air naik sampai level H.

 Semua pompa akan tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki bawah
turun sampai level LL.
3.6 Pompa Booster/Distribusi

Halaman - 228
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

a. Pompa Booster berfungsi untuk mengalirkan air ke alat- alat plumbing pada lantai-
lantai yang membutuhkan, dan harus mampu menjaga tekanan air didalam pipa
pada setiap lantai merata.
b. Pompa Booster harus mampu memasok kebutuhan air kepada pemakai setiap
variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Setiap boster pump harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2 pompa
dan paling banyak 4 pompa yang bekerja pararel sedangkan laju aliran masing-
masing pompa dalam berdasarkan standard pabrik perakit booster pump.
3
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 10 m /jam boleh
mempergunakan Pressure Control System.
e. Setiap booster pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :
 Pompa Centrifugal End Suction lengkap dengan motor
 Tangki tekan dengan tipe membrane
 Inlet dan Outlet header q Katup-katup inlet dan outlet
 Check valve anti pukulan air
 Inlet strainers per pompa
 Panel daya dan pengendalian
 Pressure switch / flow monitor switch
 Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
 Pengkabelan
 Dudukan pompa

f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control



- Pompa pertama bekerja apabila tekanan air dijaringan turun sampai ambang batas
L pada pressure switch ( PS 1 ).
- Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun sampai ambang
batas L pada pressure switch ( PS 2 ) dan seterusnya.
- Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di jaringan
pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2dan seterusnya.
- Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan pompa yang
akan dipakai.
- Pompa yang sedang bekerja dapat tiba-tiba berhenti apabila muka air di tangki
hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila muka air naik
sampai batas ― L.

g. Peraturan dan Refrensi.


Peraturan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini antara lain:
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh PAM maupun Direktorat
Geologi.
- Peraturan dan persyaratan yang dikeluarkan oleh Dinas Keselamatan Kerja.
- Peraturan dan persyaratan teknis yang terkait sebagaimana ditentukan di
RKS untuk Pekerjaan Sistem Plumbing.

3.8 SPESIFIKASI PERPIPAAN Lihat ―Spesifikasi Perpipaanǁ

Halaman - 229
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.9 SAND FILTER


1. Sand filter berfungsi meningkatkan mutu air.
2. Backwash ( Pencucian filter ) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai
10 menit, pada saat beban pemakaian air surut.
3. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, multi media automatic /
manual backwash.
4. Laju aliran maksimum adalah 10 m2 / m2 / jam.
5. Bahan tangki terbuat dari Wound polyester sedangkan screen terbuat dari bronze
atau stainless stell.

6. Filter terdiri dari :


 Tangki termasuk screen

 Filter Media

 Valves

 Interconnecting piping

 Instruments

  Life Indicator
7. Kapasitas Sand Filter 0,3 m3 / menit
8. Perpipaan

3.10 PERALATAN AIR BERSIH


1. Pompa Transfer

Type : Centrifugal End Suction Pump Direct Coupled With Electro Motor
Kapasitas : 200 Lpm / 40 mtr
Shaft Seal : Mechanical
Casing : Cast iron / Standard Manufacturer
Base Frame : Cast iron or Steel
Efisiensi : 80 %
Impeller : Bronze / Stainless Steel

2. Pompa Booster

Type : Packaged Booster Pump Standard Manufacturer (Outdoor Type)


Lengkap dengan Pressure Tank, Variable Speed System
Kapasitas : 125 Lpm / 20 mtr
Shaft Seal : Mechanical
Casing : Cast iron / Standard Manufacturer
Base Frame : Cast iron or Steel
Efisiensi : 80 %
Impeller : Bronze / Stainless Steel

3. Roof Tank
Type : Vertical Tank
Halaman - 230
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Kapasitas : 1500 liter


Jumlah : 2 Unit
Material : Stainless Steel

3. SISTEM AIR KOTOR


1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah sbb
:
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plumbing
3. Floor Drain
4. Clean Out
5. Roof Drain

2. PERPIPAAN
1. Umum
Macam air limbah adalah Air hujan, Air limbah saniter, Limbah perpipaan Dapur. Jenis Pipa
lihat ―SPESIFIKASI PERPIPAAN
2. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal, Lavatory, dan Floor
Drain, sampai saluran halaman melalui septik tank.
3. Limbah Air Hujan
Perpipaan air hujan mulai dari roof drain dan kanopy drain diatap dialirkan kedalam sumur
resapan sebelum dialirkan kesaluran kota. Khusus fitting air hujan mempergunakan cast iron.

3. SUMUR PERIKSA (CONTROL BOX).


1 Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah.
2 Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.
3 Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1000 mm serta harus dibuat
beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
4 Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa vent.
5. Tutup sumur periksa dapat terbuat dari Stainless steel atau baja yang dilapisi anti
karat.

Halaman - 231
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. MANHOLE
1 Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat bitumen.
2 Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi grease akan
terbentuk penahan bau.
3 Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 500 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4 Finishing permukaan manhole harus disesuikan dengan peruntukan lokasi.
Tutup untuk manhole terbuat dari baja tahan karat atau stainless steel.

5. SUMUR RESAPAN
1 Rembesan yang dimaksud disini adalah untuk memasukkan air hujan yang berasal
dari pipa riser sebelum dialirkan over flow nya ke selokan kota.
2 Air yang akan dimasukkan dalam rembesan adalah air hujan.
3 Jenis rembesan yang dimaksud disini adalah sumur rembesan, pekerjaan sumur
rembesan akan merupakan pekerjaan divisi sipil/ konstruksi.
4 Konstruksi sumur rembesan antara lain sbb :

Dasar sumur berupa batu kerikil Dinding sumur berupa dinding berlubang yang
dibuat dari beton atau beton blok berlubang. Tutup dibuat dari plat beton/ plat baja Diantara
tanah dan dinding luar harus diisi koral dan ijuk sesuai gambar.
5. Rembesan hanya dapat berfungsi dengan baik didaerah yang mempunyai lapisan
pasir kasar, maka bidang rembesan harus berada dilapisan pasir kasar.

6. FLOOR DRAIN
1 Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50mm Water Seal dan dilengkapi dengan U trap.
2 Floor Drain terdiri dari:
a. Chromium plated bronze cover and ring.
b. PVC neck
c. Bitumen coated cast iron body screw outlet connection and with flange for
water prooving.
d. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb.:
Outlet Diameter Cover Diameter
2’ 4’
3’ 6’
4’ 8’

7. FLOOR CLEAN OUT


1 Floor Clean Out yang dipergunakan disini adalah Surface Opening Waterprooved
Type

Halaman - 232
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2 Floor Clean Out terdiri dari:


Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type

PVC neck

Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for Water prooving.

3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.

8. ROOF DRAIN
1 Roof Drain yang dipergunakan harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi water
proove.
2 Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
bangunan.
Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
Bitumen Coated Cast Iron Body dengan water prooved flange.

Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
Bitumen Coated cover dome type

9. P" TRAP
P" TRAP yang digunakan disini harus jenis single inlet. Tinggi Air minimum pada Trap 8 cm.
P"TRAP yang digunakan disini harus dibuat dari PVC class 5 kg/cm2. Pemasangan P” TRAP
pada setiap FD kamar mandi dan pada jalur utama pipa buangan air limbah yang menuju bak
sewage.

10 SEWAGE TREATMENT PLANT


1. Septik tank menggunakan system pengolahan dengan menggunakan bakteri
pengurai.
2. Bahan septic tank dapat terbuat dari fiber glass ataupun beton concrete.
3. Sistem kerja septik tank yaitu air limbah yang masuk harus dapat diurai dengan
menggunakan bakteri pengurai sehingga air yang dihasilkan dari dalam septic tank
tersebut layak untuk untuk dibuang ke saluran kota (tidak berbau)

PRODUK INSTALASI PLUMBING


No. Uraian Merk

1. Pompa centrifugal dan pompa booster Grundfos, Torisma


(paket)
2. Filter Air bersih Mitra Utama Sentosa, Dwi
Prima Engineering

Halaman - 233
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3. Sewage Treatment Plant Bestindo Aquatek Sejahtera,. Bio


Master
4. Pipa Galvanized GIP Bakrie, Spindo ( Sigma)
5. Fitting Class 10 K FKK, Benka, HE/ TG, Bohemi
6. Pipa PVCClass AW 12,5 Kg/ Cm Wavin,Rucika Wavin, Pralon
7. Fitting Pipa PVC Rucika, Pralon
8. Safety Valve Yoshitake, Fushiman, Socla
9. Flow Switch PENN, Potter
10. Gate Valve Class 20 K Toyo, Kitz, Honeywell
11. Globe Valve Class 20 K Toyo, Kitz, Honeywell
12. Air Vent Valve Yoshitake, Fushiman, Sam Yang
13. Flexible Joint Class 10 K Proco, Tosen
No. Uraian Merk

14. Level Switch Fanal


15. Pressure Gauge Nagano
16. Roof Drain Antasan
17. ―Pǁ Trap Rucika, Austindo
18. Water meter Kimco, Slumberger,
Weistinghouse
19. Roof tank Enduro, Whale Tank, Penguin

Halaman - 234
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pasal - 3
SISTEM INSTALASI TATA UDARA
1. KETENTUAN UMUM YANG BERHUBUNGAN DENGAN SISTEM TATA UDARA
1.1. Umum
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan- ketentuan yang perlu diikuti
untuk semua bagian- bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan instalasi tata
udara. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
1.2. Publikasi code dan Standard
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi maupun peralatan. Untuk Publikasi, Code atau Standard yang belum ada di Indonesia,
Pemborong wajib mengikuti Standard codes atau Publikasi International yang
berlaku dan merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
- SMACNA - 85
- ASHRAE - Guide and Data Book
- NFPA - 90A
- ARI
- AMCA
- CTI
- Dan lain- lain standard yang berlaku untuk bagian-bagian peralatan yang
belum tercantum diatas.
1.3. Kondisi
Perancangan
1. Kondisi udara luar
Temperatur 350C
Relative Humidity 65%
3. Kondisi dalam ruangan yang di kondisikan

Temperatur 200C ± 20 C
Relative Humidity 55% ± 5 % RH
4. Noise Criteria
Ruang rapat 30-40 NC
Ruang Kerja 35-45 NC

Halaman - 235
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1.4. Perlindungan Kebakaran.


Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api dalam jangka
waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya celah-celah antara pipa atau
duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

2. Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara pemaasangan yang
secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggungjawabkan serta sesuai dengan petunjuk dan
instruksi pada brosur atau publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu
tersebut.
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor , ukurannya sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian-bagian peralataan maupun motor yang berada diluar landasan. Beratperalatan diartikan
beratdalam operasinya .
3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu platform,
maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku) yang dilas atau dibautkan,
atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan tidak bergetar dalam operasinya.
4. Penetrasi Atap
semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus dilengkapi dengan
pinggiran beton ( curb ) sekeliling bagian – bagian instalasi tersebut sehingga konstruksinya
betul – betul kedap air.
5. Pencapaian Peralatan Untuk Service .
Semua peralatan ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk
bisa diamati, di service dan mudah dicapai dalam perbaikan, termasuk juga Accessories duct
seperti damper, filter dll. Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya. Wajib memperhatikan
posisi yang terbaik dari peralatan dan accesosories tsb, sehingga tujuan yang dimaksud
tercapai. Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada direksi,(bila
belumditunjukkan pada gambar) pintu - pintu service (acces panel), untuk setiap peralatan dan
accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi
yang tepat. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan, maka
penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan dengan letak peralatan /
accessories dan kaitannya dengan arsitek / interior perlu dibicarakan dengan Direksi untuk
disetujui.

6. Perlindungan Peralatan, Bahan.


Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi peralatan-peralatan,
bahan-bahan baik yangsudah, maupunbelumterpasangbila diperkirakanbisa rusak,cacat atau
pun mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh
Alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia sekitarnya Sebelum
penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diajust kembali untuk membuktikan bahwa
peralatan dan bahan beroperasi dengn baik. Peralatan dan bahan yang rusak atau
cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah merupakan bagian
instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum 100%).

Halaman - 236
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

7. Anti Karat
Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak diperlakukan
untuk anti karat ( semacam penggantung, dudukan, landasan, flens dan lain sebagainya) harus
dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan selanjutnya cat finish dengan warna yang
ditentukan. Semua baut, Mur dan washer haruslah zinc electroplated. Landasan penyangga
peralatan (steelbases), seluruhnya harus bersih dari bebas las- lasan, dicat dasar dengan
zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.

8. Sleeve,
peralatan yang tertanam didinding peralatan bantu, sleeve dan lain- lain yang diperlukan
tertanam atau menembus Concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai
petunjuk dagang. Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tsb harus
dikonsultasikan dengan Direksi dan disertai gambar detail.Semua ducting atau pipa tembus
dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance 20mm jika duct atau pipa berisolasi,
clereance tetap dibutuhkan 20 mm antara isolasi dan sleeve menembus atap harus diperpanjang
± 200 mm diatas atap lantai.
9. Penomoran, Nama Peralatan/Accessories
Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan dan nomor,
sesuai seperti yang dicantumkan pada daftar peralatan atau data sheet atau sabagai tercantum
pada gambar rencana, bila ada peralatan yang atau accessories yang belum mempunyai kode
nama dan nomor, kontraktor wajib mengusulkan kepada Direksi dan semua ini sudah harus
tercantum dalam as built drawing.
2. PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI.
2.3. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi Tata
Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap
termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, Sehingga diperoleh suatu
instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
Lingkup Pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut :

2.3. Pengadaan dan Pemasangan


1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara
(air conditioning).
2. Pengadaan, pemasangan,pengaturan dan pengujian peralatan ventilasi mekanikal
(Mechanical ventilation ) seperti : Centrifugal fan, Axial fan, Propeller fan, Filter,
Attenuator dll
3. Pengadaan, pemasangan,pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting lengkap
dengan fire dam per, volume control damper, spliter damper, back drap damper ( non return damper
) supply air diffuser/register/grille/slot/integrated, return air grille, access panel,filter, gauge,
Isolasi panas/suara dll.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pemipaan air
pengembunan ( drainage ) sampai kesaluran air terdekat lengkap dengan fitting,
isolasi panas dll.

Halaman - 237
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol sistem


Indoor Unit dan Outdoor Unit dan kontrol komponen seperti katup, damper, sensor,
thermostat ruangan, humidistat dll.
6. Pengadaan , pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock sistim instalasi tata
udara dan ventilasi dengan sistim fire alarm yang ada.
7. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel tata udara.
8. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasi ini
seperti tercantum dalam dokumen ini.
9. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh pekerjaan
instalasi ini.
10. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara – cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
11. Menyerahkan gembar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
12. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
13. Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan yang terpasang.
14. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.

Halaman - 238
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2.4. VAC SYSTEM SINGLE (Optional)


Jenis AC adalah single system, air cooled type, memakai inverter, terdiri dari satu outdoor unit
dengan 1 indoor unit , dimana setiap indoor unit mempunyai kemampuan untuk mendinginkan
ruangan secara independent.
Condensing unit harus dilengkapi dengan inverter, dan system bisa beroperasi pada minimum
koneksi beban pendinginan 2.2 Kw dan mempunyai kemampuan untuk merubah putaran motor
compressor sesuai dengan beban pendinginan.
Outdoor unit harus bisa terkoneksi dengan berbagai model indoor sebagai berikut :
• Ceiling Mounted Cassette Type (Double Flow)
• Ceiling Mounted Cassette Type (Multi Flow)
• Ceiling Mounted Cassette Corner Type
• Slim Ceiling Mounted Duct Type
• Ceiling Mounted Built-In Type
• Ceiling Mounted Duct Type
• Ceiling Suspended Type
• Wall Mounted Type
• Floor Standing Type
• Concealed Floor Standing Type
• Ceiling Suspended Cassette Type (Connection Unit Series)
Nilai COP system pada beban 50% harus = 4.0* atau lebih tinggi*- Pada saat temperature
outdoor 35 C dan suhu indoor 27 C DB/19 C WBSystem yang ditawarkan harus biasa
melakukan automatic test operation system, Untuk melakukan pengecekan system secara
otomatis yang meliputi pengecekan : control wirings, shutoff valves, sensors dan refrigerant
volume.
2.5.CONDENSING UNIT
System ini harus bisa terkoneksi dengan pipa refrigerant harus bisa sepanjang 165 meter
dengan beda ketinggian 90 m tanpa oil trap
Baik indoor maupun outdoor harus dirakit dan ditest di pabrik. Outdoor unit harus terisi R410A
dari pabrik, instalasi harus sesuai dengan standard BS EN378: 2999 bagian 1 – 4.
Casing outdoor haruslah wheatherproof terbuat dari baja anti karat dilapisi dengan Baked
Enamel.
• Outdoor dengan ukuran dan 20 HP memiliki 1 kompressor SCROLL

• Indoor yang terkoneksi ke outdoor mempunyai kapasitas dari 0.8 HP sampai 10 HP.
• Noise level outdoor tidak boleh melebihi 68 DB(A) pada saat operasi normal,
terukur 1 meter secara horizontal dan 1.5 meter diatas pondasi, Outdoor harusnya
model modular dan bisa dipasang secara berderet di setiap sisinya
Compressor
Compressor haruslah type hermetic dengan effisiensi tinggi dan dilengkapi dengan inverter
control yang berfungsi untuk merubah kecepatan putaran yang menyesuaikan dengan cooling
load yang dibutuhkan. Magnet Neodymium harus dipakai di rotor compressor untuk menambah

Halaman - 239
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

torsi compressor Pada konfigurasi system dengan outdoor lebih dari 1 unit, secara otomatis
compressor inverter dengan jam operasi terendah yang akan start lebih dulu pada setiap kali
operasi, System ini haruslah dipasang dipabrik.

Heat Exchanger
Heat exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang terpasang secara mekanis ke Fin
alumunium yang dilapisi resin film anti korosi dengan ketebalan antara 2 sampai 3 micron
Refrigerant Circuit
Terdiri atas Liquid dan Gas shut off valve dan solenoid Valve dan komponen lain untuk
keperluan safety

Fan Motor
Motor Outdoor unit harus memiliki multispeed operation dengan inverter DC, dengan
kemampuan maximum static pressure = 78 Ps
Condensing unit harus mempunyai kemampuan untuk beroperasi dengan noise lebih rendah
pada saat malam hari baik secara otomatis maupun dengan manual setting
Safety Devices
Outdoor unit haruslah mempunyai peralatan safety sebagai berikut : high pressure switch,
control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors for compressor dan
fan motors, over current protection for the inverter and anti-recycling timers. Untuk
memastikan liquid refrigerant tidak menguap saat menuju indoor unit, unit harus dilengkapi
dengan Sub cooling. Oil recovery cycle akan secara otomatis beroperasi setelah 1 jam sejak
startup dan seterusnya setiap 6 jam operasi.
2.6.PRESSURE TESTING
Setelah pekerjaan pemipaan dilakukan, sebelum disambungkan ke outdoor unit,
Sebelum pembungkusan pipa dengan insulasi , Pekerjaan pemipaan harus di test
tekanan dengan memakai dry nitrogen sesuai table di bawah ini dan dicek ulang
untuk mendeteksi kebocoran yang mungkin terjadi :

Pressurize to 10.3 3 minutes or Allows discovery


Step1 Bar longer of major

(149 psi) leaks


Pressurize to 21.5 5 minutes or
Step2 Bar longer
(312 psi)
Allows discovery
of minor
Step3 Pressurize to 38 Bar Approx
24HOURS
(551 psi) Minimum leaks

Halaman - 240
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Outdoor unit haruslah dipasangkan ke pemipaan system dengan memakai torque


wrench dengan torsi pemasangan yang sesuai dengan table dibawah ini.

Standard Thightening
Flare Nut Size Torque
Kgf.cm N.cm
¼ 144~176 1420~1720
3/8 333~407 3270~3990
½ 504~616 4950~6030
5/8 630~770 6180~7540
¾ 990~1210 9270~11860

System pemipaan kemudian harus di vacuum sampai 0.2 torr (-755mmHg) Dan ditahan pada
kondisi ini selama 1 jam minimal sampai pada 4 jam tergantung dari panjang pipa dengan
memakai 2 stage Vacuum Pump. Pengerjaan ini harus dilakukan sebelum indoor unit
disambungkan pada koneksi listrik.Jumlah tambahan refrigerant (HFC R410A) harus dihitung
berdasarkan standard dari pabrik dan ditimbang dengan mempertimbangkan panjang pipa
actual yang terpasang dengan merefer ke installation manual dari pabrik.
Pengisian refrigerant ini harus dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan dibawah
pengawasan

3. PIPE MATERIAL
Pipa refrigerant haruslah de-oxidized phosphorous seamless copper pipe sesuai dengan
standard JIS H300 - C1220T. Baik bagian suction maupun gas haruslah diinsulasi dengan
insulasi yang sesuai dengan rekomendasi pabrik sehingga tidak terjadi kondensasi Seluruh
koneksi shut off valve di dalam outdoor unit haruslah di brazed untuk mencegah kebocoran
refrigerant Peralatan kerja untuk instalasi refrigerasi system haruslah dipakai. Dry Nitrogen
(OFN) harus dialirkan kedalam system pemipaan selama dilakukan brazing sehingga tidak
terbentuk karbon didalam pipa yang nantinya bisa merusak compressor. Insulasi pipa
refrigerant yang dipakai adalah type close cell XLPE dengan fire rated Class ―Oǁ dengan
ketebalan minimal 10 mm untuk Suction lines dan 10 mm untuk Liquid lines dan mesti
dilindungi dengan penutup pada bagian yang terexpose dengan sinar matahari, lebih disukai
insulation yang 1 merk dengan pipa refrigerant yang disupply Pekerjaan brazing harus
dilakukan oleh kontraktor pemasang dengan diawasi oleh perwakilan dari pabrik.

4. FAN COIL UNITS


Indoor unit haruslah dari jenis dan kapasitas yang sesuai dengan yang ada didalam BQ sesuai
dengan design condition Terdiri dari komponen dasar : Fan, Evaporator koil dan electronic
proportional expansion valve. Electronic proportional expansion valve harus bisa mengontrol
aliran refrigerant kedalam unit indoor sesuai dengan beban pendinginan yang dibutuhkan oleh
ruangan. Control response harus memakai tipe Proportional Integral Derivative (PID) Fan

Halaman - 241
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

haruslah direct drive centrifugal. Dengan tegangan operasi 220 – 240 volt AC , 1 phase dan 50
Hz. Indoor type ducted haruslah mempunyai static pressure external yang sesuai dengan
spesifikasi di gambar dan di BQ Filter udara untuk type Ducted haruslah disupply oleh
kontraktor pemasang. Filter udara untuk model ductless harus disupply dari pabrik Koil
evaporator haruslah type DX yang terbuat dari icopper tubes yang dipasangkan ke alumunium
fin secara mekanis. Fasilitas Auto swing untuk tipe wall, cassette dan under ceiling haruslah
standard dari pabrik Pipa 25 mm yang terinsulasi haruslah dipasangkan sebagai pipa drain dari
setiap indoor unit menuju ke daerah pembuangan air drain.

5. CONTROL
2 2
Sistem control harus memakai 2 kabel dengan diameter inti 0.75mm - 1.25mm tipe PVC non
screened CY flexible control cabling dari indoor unit ke outdoor unit. Sistem control juga harus
dilengkapi dengan automatic address setting function yang merupakan standard Remote
control untuk indoor unit haruslah bisa melakukan fungsi : on/off switching, fan speed selector,
thermostat setting dan merupakan tipe liquid crystal display yang menampilkan temperature
setting, operational mode, malfunction code and filter cleaning timing. Juga bisa menampilkan
malfunction code untuk keperluan maintenance, kontraktor pemasang haruslah sudah pernah
mengikuti training pemasangan yang dilakukan oleh perwakilan pabrik dan mendapatka n
sertifikat tanda keberhasilan dalam training yang diikutinya

6. EQUIPMENT COMPLIANT WITH RoHS DIRECTIVE


Material yand dipakai untuk membuat unit outdoor dan indoor haruslah memenuhi the RoHS
Directive (Restriction of Harzardous Substances) pada komponen electrical dan electronicnya.

7. EQUIPMENT MAINTENANCE & WARRANTY


Supplier harus memberikan garansi 12 months warranty unit ( tidak termasuk consumable
materials seperti : Refrigerant, Oil, air filter, fuses ) and labour dari tanggal startup atau 18
months setelah unit dikapalkan dari pabrik terhitung yang mana yang lebih dahulu 3 kali
warranty visit harus dilakukan selama masa warranty untuk memeriksa kondisi unit ( tidak
termasuk pekerjaan pembersihan ), Laporan tertulis harus diberikan kepada pemilik paling
lambat 1 minggu setelah setiap visit dilakukan Kontraktor pemasang harus memberikan garansi
pemasangan selama 12 bulan terhitung dari tanggal hand over

8. BUILDING CENTRALIZED CONTROL SYSTEM – (Optional)

Sebuah Screen Touch operated system centralized controller dengan merk yang sama dengan
unit AC haruslah mempunyai fungsi sebagai berikut :
• Monitoring operasional dari system AC
• Start/Stop untuk semua indoor unit
• Kontrol setting: temperature, operation mode, fan speed dari seluruh indoor
unit 1 tahun schedule dari operational system

Halaman - 242
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

8. CALL CENTER
Supplier AC haruslah memiliki sebuah call center yang beroperasi selama 24 hours sehari, 7
hari seminggu dan 365 hari setahun untuk mensupport pelayanan purna jual dan memberikan
jaminan sepenuhnya kepada kontraktor pemasangan.

9. MERK YANG DISETUJUI


a. AC = Daikin, Toshiba, Panasonic, Fimec
b. Pipa refrigerant : INABA DENKO
c. Insulation : Armaflex, INABA DENKO
d. Refrigerant : Dupont, Honeywell

10. KONTRAKTOR PEMASANG


Haruslah sudah berpengalaman dalam melakukan pemasangan AC minimal selama 5 tahun
dengan melakukan minimal 10 proyek dengan hasil yang memuaskan. Kontraktor dapat
memperlihatkan proyek – proyek yang sudah menggunakan AC atau siap melakukan survey
ke proyek – proyek tersebut bisa dilakukan jika diperlukan

5.4. FAN
5.4.1. Lingkup Pekerjaan

Pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi (fan) untuk proyek ini seperti yang ditunjukkan
dalam gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

5.4.2. Umum
Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap type, kemampuan (performance)
peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar
Peralatan" ataupun data sheet bila dilampirkan.
• Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku dinegara
dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance) seperti sebagai
contoh AMCA standard 210 - 74 di Amerika.

• Sound pressure level harus dilengkapi dalam DB dengan Re - 10 E 12 watt pada


octave band mid freq. 60 - 4000 hz.
• Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya,dan dalam batas- batas yang normal. Bilamana ternyata noise
levelnya tinggi harus diberi tambahan noise silencer (sound Attenuator) tanpa
adanya tambahan biaya sehingga sound pressure level (SPL) yang dihas ilkan
tidak lebih dari 60 dba dari jarak 3 m
• Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch dan
pilot lamp.
• Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar, didaerah outletnya harus diberi
kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan.

Halaman - 243
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5.4.3. Spesifikasi Teknis Axial Fan


Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch dan harus digerakan langsung.
Material fan :
- casing - mild steel hot dipped galvanized
- impeller - alluminium die- cast
- shaft - carbon steel
- pelumasan - grease ball bearing

Halaman - 244
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Bisa dilakukan speed kontrol motor fan. Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F. Untuk
fan diameter 500 ke atas, Casing fan harus dilengkapi dengan acces panel. Fan lengkap dengan
counter flens untuk peyambungan ke ducting. Dilengkapi dengan accessories bellmouth (inlet
cone) bila inlet suction tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar atau
data sheet).

Propeller Fan (wall atau ceiling fan)


Fan dari tipe propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila dinyatakan ceiling fandari
type centrifugal seperti ditunjukkan dalam gambar atau data sheet. Fan harus digerakan
langsung. Untukfan dindingyang berhubungandengan luar lengkap engan automatic shutter
dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar rencana atau data sheet). Untuk fan
dinding dengan kapasitas besardan static pressure tinggi (high pressure fan), rangka fan dari
baja yang dicat anti karat dengan impeller dari alluminium die-cast

Inl- line centrifugal Fan


• Blade fan harus dirancang aerodinamis, bacward curve dari plate allumunium dan
digerakan langsung.
• Casing terbuat dari heavy gauge (1,4 mm minimum) mild steel lengkap dengan
flange di kedua sisinya untuk menyambung ke ducting da n dicat akhir dengan epoxy
powder.
• Fan harus statis dan dinamis balance dari pabriknya.
• Motor harus tahan beroperasi sampai temperatur 40 C dan 95 % RH.
• Fan harus dilengkapi dengan speed kontrol.

5.5. FILTER / SARINGAN UDARA


5.5.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan Filter/saringan udara yang
masuk/inlet ke Fan, Indoor Unit dan Fan Coil Unit seperti yang ditunjukkan dalam spesifikasi
teknik ini.

5.5.2. U m u m
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai k ebutuhan dasar yang harus
dipenuhi.
5.5.3. Spesifikasi Teknis
a) Pre filter untuk Indoor Unit, fresh air fan harus dari bahan tipe metallic, harus fire
resistance dan washable tebal 50 mm dengan effisiensi 30-35 % dan arrestance 94-
96 % dalam keadaan low velocity (ASHARAE teest std. 52-76).
b) Filter harus dipasang rapat satu sama lainnya dan begitu juga terhadap frame. Tidak
dibolehkan adanya celah yang ditutup dengan plat disebabkan kurangnya ukuran
filter.
c) Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap tpe dan effisiensinya.

Halaman - 245
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d) Tahanan aliran udara mula- mula pada kecepatan 1,52 m/s (300 fpm) tidak boleh
lebih dari 20 Pa (0,08ǁ WG) dan tahanan udara pada akhirnya maksimum 125 Pa
(0,5ǁ WG). Filter harus dapat dioperasikan pada kecepatan aliran udara sampai 500
fpm tanpa mengalami kerusakan. Semua filter harus underwriter laboratory class 1
atau setara. Instalasi filter harus sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuat. Acces
harus disediakan untuk tujuan inspeksi atau pembersiha n.

5.6. PEREDAM GETARAN


5.6.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredamgetaran (Vibration
Isolation/ Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor Unit, Out, Door Unit,
Split System Unit, Fan dan kalau dirasa perlu juga untuk duct dll.

5.6.2. Spesifikasi Teknis


Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam getaran mesin dengan
effisiensi 90 %. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit
yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai dengan
persyaratan/ rekomindasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa Neoprene
Pad, Neoprene Mounts, Spring Isolators, Restrain Isolators, Pipe Hanger dll.
5.7.4. Konstruksi Duct.
 Bahan Isolasi = Polyurethane dilapis sandwich dengan alumunium foil
yang dicoating lapisan anti bakteri
 Ketebalan panel = 20 mm
 Ketebalan alumunium = 75 mikron, 80 micron setelah coating
 Density dari polyurethane = 52 ± 2 Kg/m3
2
 Tahanan tekanan = 200 N/mm
 Konduktivitas panas = 0,021 W/m.°C
 Ketahanan api = B1 (terbakar tapi tidak merambatkan api)
 Koefisien gesek = 0,0135
 Berat = 1,4 Kg/m2
 Suhu optimal penggunaan = -50±800C
 Kelembaban = 0–100%
 Tekanan max. dalam duct = 2000 Pa
 Air flow max. = 12 m/s

1. Gluing : Penyambungan antar bagian TD duct dan pemasangan invisible flange


menggunakan lem khusus dengan ditambahkan alumunium tape untuk Vapour
Barrier dan kerapihan

2. Sealant : Sealant diberikan pada setiap sudut bagian dalam ducting untuk
menambahkan kemampuan menahan kebocoran.

3. Support/Hanger : besi siku 30 x 30 x 3 (galvanized) dan As Drat putih Ø 8 mm


(galvanized)

Bentangan Bahan hanger / support Jarak


maksimum

Halaman - 246
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

< 0,6 m Besi siku 30x30x3 dan As Drat putih 4m


ø8mm
0,6 m- 1 m Besi siku 30x30x3 dan As Drat Putih 2m
ø8mm

8. Reinforcement : Reinforcement (penguat) ducting tambahan akan diberikan sesuai


dengan ukuran ducting dan tekanan udara dalam ducting. Penguat menggunakan profil
Sharped disk aluminium dan reinforcement bar aluminium.

9. Run Test : akan dilakukan beberapa test, antara lain:


- Leaking test : test kebocoran dengan menggunakan lampu dari dalam ducting
kemudian diamati dari luar apakah ada cahaya yang tembus, apabila tidak ada cahaya maka
ducting ok.
Noise test :
- test kebisingan suara (DB meter disiapkan pihak owner)
- Vibration test : test vibrasi yang ditimbulkan oleh getaran FCU (by others)

Halaman - 247
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pemeriksaan kekuatan support


a. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static
pressure didalam duct sampai 2ǁ WG (500 pa) dengan kecepatan maksimum 2.000
Fpm (10 m/s).
b. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan
hal- hal yang harus dipenuhi diluar standard tersebut.
c. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur dan
dikunci pada kedudukannya.
0
d. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14 .

e. Lubang pengetesan. Pada main supply dan return duct harus dibuat lobang
pengetesan untuk mengukur temperatur, kelembaban serta static dan velocity pressure. Setelah
selesai ditutup kembali dengan plastik probe yang diisolasi.
f. Penguatan duct, semua duct yang berukuran lebih besar 500 mm permukaannya
harus dibuat cross broken ( patah silang ).
g. Penggantung duct, cara penggantungan duct harus sedemikian rupa sehingga
praktis tidak terjadi lendutan-lendutan getaran-getaran dan deformasi.
h. Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail, semua elbow harus
dari type full radius elbouw, jari—jari (R t) sama dengan lebar duct. Untuk
keadaan dimana harus menggunakan short radius elbouw ( R t lebih kecil dari
lebar duct ) harus memakai turning vanes.
i. Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma atas dasar
(RT)/(RH). Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide vanes double
thickness, sesuai gambar detail. Untuk mengikat konstruksi penggantung ke beton
dipergunakan ramset / dynabolt.
j. Sambungan flexible, pemborong harus memasang sambungan flexible connection
dari bahan double sheet glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih, fire resistant ke duct
yang masuk keluar dari fan atau AHU/FCU.
k. Panjang flexible connection tak lebih dari 2 m, dan tidak menimbulkan kebocoran
pada sambungan, cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa,
sehingga tidak menyebabkan pengecilan luas penampang.
l. Alumunium Flexible Round Duct, alumunium flexible round duct dari type 2 lapis
alumunium laminate incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2
mm jenis fire resistance. Tekanan kerja max. 5 inch H20. Flexible duct ke
peralatan memakai klem khusus ( quick klem ) dari bahan plastic.
5.7.6. GRILLE, REGISTER & DIFFUSER
a) Pada setiap main duct harus disiapkan volume damper untuk pengaturan udara
b) Diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized profile.
Pemasangan diffuser/ grille ke plafond harus memakai rubber sponge tebal 6 mm.
c) Untuk diffuser yang supply udaranya berasal dari VAV, maka type diffuser harus
khusus untuk pemakain dengan VAV.
d) Warna untuk diffuser, grille dan register di anodized dengan warna akan ditentukan
kemudian oleh Arsitek / Direksi.

Halaman - 248
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

e) Supply register harus mempunyai vertical dan horizontal blade yang dapat diatur
defleksinya dan memakai volume damper.
f) Grille sama seperti supply register dalam konsstruksinya, tanpa memakai volume
damper.
g) Damper dari diffuser adalah galvanized iron sheet BJLS 80 type : ―Opposed blade

h) Konstruksi hendaknya cukup kaku dan tidak bergetar karena aliran udara, serta
dapat dikunci pada kedudukan yang dikehendaki.
i) Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser / grille / register.
j) Slot diffuser dari tipe 1,2, atau 3 slot, material adalah alumunium anodized dengan
warna yang akan ditentukan oleh arsitek.Slot harus mempunyai pengarah aliran (
deflector ) yang baik dalam konstruksinya sehingga fungsi deflector betul-betul
membentuk pola aliran yang memenuhi standartnya dan tidak berubah posisi karena
aliran udara. Bila slot diffuser adalah menerus (continous) maka sambungan antara
harus memakai alignment strip.

5.8. PEKERJAAN PEMIPAAN


5.8.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi pemipaan lengkap
dengan fitting- fitting, alat-alat bantu, acessories dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti
yang ditunjukkan pada gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
5.8.2. U m u m
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang tercantum adalah
gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Pemborong wajib menyesuaikan
dengan keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail
atau potongan-potongan yang diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pihak Pemberi Tugas
dan MK sebelum dilaksanakan.
5.8.3. M a t e r i a l
1.Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.
2.Pipa Refrigerant : Pipa Tembaga (Copper) AST M B280 type L/M

5.8.4. Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain untuk Split System.


1. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC, (refrigerant
dan drain/kondensasi) termasuk fitting- fitting dan alat-alat bantu).
2. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati- hati dan sebaik
mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas
dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
3. Kontraktor sudah harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara
Kondensing dan Evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi dari
standard.
4. Sambungan pipa jenis "hard drawn tubingǁ harus disambung dengan
perantaraan wrought copper fitting atau non porbus brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogrn
kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk menghindarkan
terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.

Halaman - 249
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5. Solder lunak "tintead50-50" tidak boleh dipergunakan, solder “tintead 95-95"


dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
6. Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api atau
lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa "precharged refrigerant
lines" yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan
persyaratan pabrik.
7. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
8. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan "Ashrae Guide Book"
dan atau persyaratan pabrik
9. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forgedbrass flare menurut
ARI standard 720 dengan unit short shank flare.
10.Strainer hendaknyadipasang dalam jaringanrefrigera ntsebelum masuk ke
thermostatic

5.8.5. ALAT – ALAT BANTU.


Thermometer
• Dipasang seperti ditunjukkna dalam gambar.
• Thermometer yang dipasang cocok untuk batas-batas temperatus yang
diperlukan dari media ini.
• Mempunyai dua bacaan dalam F dan C
• Type thermometer adalah Industrial type dengan posisi sudut pembacaan yang
dapat dirubah-rubah kedudukannya.

Halaman - 250
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Sumur dari thermometer harus betul-betul tercelup kedalam media yang diukur
terutama bila ada isolasi pipa.
• Thermometer harus dikalibrasi dulu sebelum dipasang.

.9. PEKERJAAN LISTRIK/ KONTROL


5.9.1. Lingkup Pekerjaan.
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/ kontrol ini adalah pengadaan dan pemasangan seluruh
instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol
seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar rencana/ diagram yang melengkapi dokumen
ini.
dan melakukan penyambungan kabel power dari panel ke Outdoor/Indoor Unit.Pemborong
wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan denganjalur-jalur lainnya
berikut detail- detailyang diperlukan untuk mendapatkan persetujuanDireksi. Pemborong wajib
mengikuti peraturan- peraturan yang berlaku yang dikeluarkan oleh :
 Perusahaan Listrik Negara (PLN)

 Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)

 Dinas Pemadam Kebakaran

 Lembaga Pengujian Bahan

 Dinas Keselamatan Kerja

 Dinas Pekerjaan Umum dan Cipta
 Karya
5.9.2 Umum

Seperti yang ditunjukkan dalam gambar perencanaan, jalur – jalur kabel dan perletakan panel
dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route, lokasi panel
dan perletakan instrument control. Pemborong AC harus menyiapkan kabel control dari
thermostat menuju outdoor dan indoor unit.

5.9.3. Spesifikasi Teknis



2. Peralatan Listrik
Motor Listrik
Motor untuk FCU (IU) : - Jenis induction motor, (motor satu permanent split capacitor packaged
dengan dengan thermal overload FCU) protector.
- 1 ph/220 V/50 Hz
- 3 tingkat kecepatan
- Insulation class E

Motor Fan:
- Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa tergantung kapasitas fan.

Halaman - 251
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

- Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek ini mempunyai power factor
minimum0,8. Putaran motor maximum 1450 rpm (untu kmotor- motor tsb.
diatas).
- Motor- motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard NEMA
(Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman), da n J IS (Jepang).

Panel Starter
- Star Delta Starter: Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
- Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
- Panelstarter harus dilengkapi dengan pilot lamp (green,red,white), voltmeter
sertaam permeter dengan selector switch untuk 3 phase, plat nama untuk
peralatan yang dilayani serta push button ON, OFF dan disconneting switch bila
memakai remote star stop.
b. Temperatur Sensor (TS)
- Temperatur detector dari type thermistar.
- max. temp. 100 ° C.
Catatan : Temperatur Controller (TC) dan Temperatur Sensor (TS) atau gabungan dari TC dan
TS (Thermostat) adalah dari merek yang sama dan dari jenis yang sesuai untuk kebutuhannya.
3. Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam PVC conduit JIS
standard.Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan AC yang
bersangkutan. Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang sekurang-
kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan pelindung, kemudian dilindungi
dengan batu pelindung sebelum diurug kembali.Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap
belokan supaya diberi tanda adanya galian kabel dan tanda arah kabel. Untuk kabel yang
menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi lainnya, harus dilindungi dengan pipa galvanis
kelas medium. Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.Jari- jari pembelokan kabel,
hendaknya minimum 15 kali diameter kabel. Menghubungkan kabel pada terminal harus
menggunakan "kabel schoen" harus kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus
menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis. Ukuran- ukuran lebih kecil cukup dengan tang
press tangan. Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai metal
flexible conduit. Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai metal conduit dan
diklem rapi ke dinding memakai klem pipa. Kabel- kabel yang digantung pada plat beton harus
memakai klem penggantung dan wire rod yang diramset ke beton. Kabel yang dapat digunakan
adalah buatan Kabel metal atau Kabelindo. Semua panel star delta dilengkapi dengan :

 Pilot lamp - red, green, white.



 Ampere meter – untuk 3 ph dengan selector phase witch.

 Voltmeter – untuk 3 ph dengan selector phase switch

 Disconnecting switch untuk remote star stop.

 Pilot lamp.- R - S - T

Halaman - 252
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Centralized Remote StarStop Remote star stop untuk peralatan-


peralatan yangditunjukkan pada panel diagram ditempatkan diruang
control.
 Panel remote harus dilengkapi untukmasing- masing Peralatan
dengan pilot
 lamp ( red, green, white ) dan plat nama masing- masing Peralatan
dll. Sesuai dengan detail drawing.
5.10. PEKERJAAN LAIN-LAIN
5.10.1. P o n d a s i
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin- mesin Condensing Unit (Outdoor Unit )
tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.Pemborong AC harus menyerahkan gambar
layout beserta ukuran pondasi untuk masing- masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh
pihak lain kepada Direksi untuk diperiksa dan
disetujui. Pondasi peralatan- peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/ pedoman
pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut. Pemborong AC harus menyediakan dan
memasang peredam getaran (vibration eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara
berisik dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin-
mesin. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar rencana,
Atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support ) atau penggantung (hanger) untuk
mesin- mesin, alat- alat, pipa yang diperlukan.

Untuk menyesuaikan dengan kondisi- kondisi setempat, dudukan-dudukan atau penggantung -


penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil, batang (rod) Atau strip sesuai
dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui. Semua dudukan Harus mempunyai pelat-
pelat (flanges) yang cukup dan dibuat pada lantai. Semua penggantung harus dipasang pada
balok atau pada rangka baja dan harus berkonsultasi dengan Direksi dan Pemborong Sipil.

Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi cukup merata
sehingga tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang tidak wajar. Pemborong AC harus
menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan menyebabkan penerusan suara dan
getaran (vibration & noise transmission) kedalam ruangan- ruangan yang dihuni. Dalam hal ini
dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk. Pemborong harus bertanggung jawab atas
modifikasi-modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat tersebut

5.11. TESTING ADJUSTING DAN BALANCING


5.11.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk seluruh sistem
tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran- besaran pengukuran yang sesuai
seperti yang terlihat dalam gambar-gambar rencana sehingga sistem betul- betul dapat
berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rencana.
5.11.2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal harus mengikuti
standard / atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti standard NEBB, ASHRAE dan
SMACNA dengan menggunakan peralatan- peralatan ukur yang memenuhi untukpelaksanaan
TAB tsb.
5.11.3. Peralatan Ukur.
Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh kontraktor ybs.antara lain :

Halaman - 253
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

1. Pengukuran laju aliran udara


- Pitot tube dengan inclined manometer Anemometer dan sejenisnya.
- Hood untuk mengukur udara didiffuser.
2. Pengukuran temperatur udara
- Sling psychrometric
- Thermometer
3. Pengukuran putaran (rpm)
- Tachometer atau sejenisnya
4. Pengukuran listrik
- Voltmeter
- Ampermeter / ampertang
5. Pengukuran tekanan - Barometer / pressure gauge
- Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting/ kedudukan dari
peralatan balancing.

Halaman - 254
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5.11.4. Pelaksanaan TAB


Sacara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistim dan bagian-bagiannya, sehingga
didapatkan besaran- besaran pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran besaran yang
ditentukan dalam rencana.Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan
terhadap besaran-besaran yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan melaksanakan
pengukuran terhadap besaran- besaran yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi
besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan peralatan danjuga
sebagai datadata yang diperlukanbagipihak maintenancedan operation. Semua pelaksanaan
TAB maupun pengukuran- pengukuran terhadap besaran-besaran lainnya yangtidak tercantum
dalam gambar rencana harus dituangkan dalam suatu laporan yang entuknya (formnya) sudah
disetujui oleh pengawas. Pelaksanaan TAB dilakuka boleh tenaga engineer yang betul
– betul sudah berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini. Dalam pelaksanaan TAB,
harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas, dimana hasil - hasil pengukuran dan
pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh pengawas tsb dan dalam laporannya
ikut menanda tangani. Sebelum melaksanakan TAB, Kontrator harus membuat suatu
rencana kerja, mengenai prosedure pelaksanaan TAB untuk masing- masing bagian
pekerjaan, dan procedure Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus
menyiapkan suatu bentuk formulir yang berisi item- item yang akan dilakukan untuk masing-
masing system yang akan dilakukan pengetesan.

5.11.5. Balancing System Distribusi Udara.


Prosedure Testing and Adjusting.
1. Test dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.
2. Test dan catat motor full load amper.
3. Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan cfm dan
fan sesuai design.
4. Testdan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
5. Test dan sesuaikan cfm atau l/s untuk sirkulasi udara.
6. Test dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing- masing FCU/ FAN.
7. Test dan catat temp. d b dan w b dari udara masuk dan keluar dari coil.
8. Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang utama
9. Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing- masing zone
10 Test dan sesuaikan masing- masing diffuser/grille terhadap kapasitas dalam batas %
yang dibolehkan.
11 Indentifikasi ukuran, type, masing- masing diffuser dan lakukan recheck terhadap
performance dari jenis diffuser.

Halaman - 255
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PRODUK INSTALASI TATA UDARA


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi pemborong dimungkinkan untuk mengajukan
alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasi ke MK/Direksi.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari MK/Direksi.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :
No. URAIAN MERK
1. AC Single Sistem Daikin, Toshiba, Panasonic
2. Motor AEG (GAE), NUG, Siemens
3. Fan Panasonic, KDK, Kruger
4. Isolasi Ducting Paramount, Parawoll, Infoil, ACI
5. Ducting TD Pre-Insulated Alumunium Duct, ALP Active,
TDI Duct
6. Komponen panal Schneider
listrik
7. Isolasi pipa Armaflex, Thermaflex, Insulflex
8. Pipa tembaga Kembla, Crane
9. Freon/ Refrigerent Dupont
R410
10. Kabel listrik Kabel Metal, supreme
11. Grille Sigma cool, prima Wangi, Confordaire
12. Diffuser Sigma cool, Prima Wangi, Confordaire
13. Aluminium Foil Sisalation 436, Thermofoil 731
14. Flexible duct Dec insulated, insflex
15. Filter (Hepa, Medium, AAF atau ACS
Pre Filter)
16. Isolasi Ducting Paramount, Parawoll, ACI
17. Peredam Getaran Kinetek, Mason, National

Halaman - 256
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pasal - 4
SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan sistem Pemadam Kebakaran antara lain adalah sbb :
1. Pemadam api Ringan ( APAR / PEE )

2. PEMADAM API RINGAN (APAR/PFE)


a. APAR disediakan sebagai sarana pemadaman awal yang dapat dilakukan oleh
setiap penghuni bangunan.
b. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1 bh APAR jenis bubuk kering
kapasitas minimal 3 kg setiap luas 50 m2.
c. Untuk ruangan mesin disediakan 1 bh APAR jenis CO2 kapasitas 5 kg untuk
setiap luas 100 m2.

3. SKEDUL PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

1. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )


Type : Portable
Kapasitas : 3 kg
Jenis : Dry powder multi purpose
2. PEMADAM API RINGAN ( PAR / PEE )
Type: Portable
Kapasitas : 5 kg
Jenis : CO2

PRODUK PEMADAM KEBAKARAN

NO URAIAN MERK
.
1. Fire Extinguisher Yamato, Wormald, Chubb

Pasal - 5
PEKERJAAN LISTRIK ARUS KUAT
1. UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
pada pekerjaan ini.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-

Halaman - 257
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai
dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan dan bahan yang
disebutkan dalam gambar atau Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :
• Sistim penerangan secara lengkap termasuk di dalamnya pengkawatan dan
konduit, titik nyala lampu, armature, saklar dan seluruh stop-kontak.
• Kabel feeder untuk panel penerangan dan panel-panel tenaga
• Panel-panel penerangan, Panel-panel tenaga, Panel Distribusi Utama (PDTR)
secara lengkap.
• Pengadaan dan pemasangan peralatan kontrol berikut panelnya.
• Pekerjaan pentanahan / grounding
b. Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas design, baik yang telah disebutkan
dalam gambar / Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang tidak disebutkan
namun secara umum / teknis diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang
sempurna, aman, siap pakai dan handal.
c. Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan pengesahan seluruh instalasi
listrik yang terpasang.
d. Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built drawings).
3. KETENTUAN BAHAN dan PERALATAN
3.2. Panel Tegangan Rendah
a. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi
pada 220/380 uV, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat
mengikuti standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus di zinchromate dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat bakar, warna
dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi
dengan master key.
c. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan
pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
d. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya
dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Spare space harus disediakan seusai gambar.
e. Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
f. Komponen panel :

Halaman - 258
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Accessories
Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik dan
berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian yang bergetar.
Busbar
• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T,
1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan kenaikkan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang
busbar harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
• Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
• Bus bar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%,
rating amper sesuai gambar.
• Bus bar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau / Kuning

Halaman - 259
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Circuit breaker
• Penggunaan MCCB untuk :
- Outgoing pada PDTR
- Incoming pada panel beban sampai dengan minimal 20A 1 phase
- Breaking capasity sesuai dengan gambar perencanaan.
• Penggunaan MCB :
• Outgoing pada Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneouse magnetic unit
• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shunt trip
terminal.
Air Circuit Breaker
Unit Air Circuit Breaker (ACB) dipilih dari type Full Electonic Control yang dapat mengontrol
besaran beban dengan baik dan dapat ditesting waktu tunda/besaran kapasitas, dapat
menyesuaikan dengan kondisi alam sekelilingnya (temperature & humidity) serta memenuhi
persyaratan teknis sesuai standard IEC-157 for 400V 3 phase 50 Hz 4 wire operation.
Untuk penggunaan kapasitas pemutusan (breaking capacity) pada arus pembacaan yang harus
memenuhi hasil perhitungan maka ACB harus dilengkapi test certifikat dari A.S.T.A atau
K.E.M.A, yang akan diperlihatkan pada saat tender. Secara umum penggunaan ACB (yang
disepakati) tidak diizinkan untuk diganti dengan tipe Molde Case Circuit Breakers (M.C.C.B’S)
sekalipun secara teknis memenuhi persyaratan teknis.
ACB dipilih ―horizontally isolated draw-out ―type, lengkap dengan fasilitas ―operating
mechanismǁ untuk buka/tutup yang menggunakan motor dengan tegangan operasi 24V DC
ataupun manual. Jug dilengkapi dengan fasilitas indikasi :
1. Terbuka (Isolated),
2. Tertutup (Operated),
3. Perbaikan (Maintenance) dengan menggunakan peralatan penyambung (Jumper)
sehingga sistem bekerja tanpa pengaman.

ACB harus dilengkapi juga dengan kunci mekanis (gembok). Pada pengoperasian unit harus
mempunyai indicator ―ON/OFFǁ dan sensor untuk posisi ǁTRIP’ yang diartikan juga sebagai
dikunci sedang diperbaiki (ditandai dengan lampu tanda warna ―PUTIHǁ). Untuk posisi
incoming harus dilengkapi juga dengan lampu tanda bertegangan (lampu warna
―BIRUǁ).Circuit Breaker harus dilengkapi juga penghitung operasi kerja dari unit tersebut
(operation counter).Fasilitas ―Closing and trippingǁ bilamana bekerja menggunakan tegangan
searah (DC) harus dilengkapi juga dengan catu daya cadangan berupa ―batteriesǁ yang dapat
―Charging/Re-chargingǁ secara otomatis (battery NiCad).Ditambahkan satu unit kontak bantu
menunjukkan Circuit Breaker siap bekerja pada sistem tegangan 220 AC.

ACB harus mempunyai fasilitas ―conta AC.


ACB harus mempunyai fasilitas ―contact adjustmentǁ yang berfungsi untuk perbaikan,
fasilitas ini diutamakan untuk ACB tipe ―withdrawableǁ. Spare part sudah termasuk dalam
kontrak pekerjaan seperti handel/lever cadangan.
Semua circuit breaker yang mempunyai fasilitas interlock mempunyai kelengkapan sebagai
berikut :
1. Circuit breaker tidak bisa dimasukkan bilamana posisi tertutup (closed).

Halaman - 260
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

2. Circuit breaker tidak dapat ditutup bilamana unit belum benar-benar terhubung
dengan baik. .
3. Circuit breaker tidak dapat terhubung bilamana berada sakelar pada posisi
perbaikan, sebelum sakelar tambahan (auxiliary contact) dipindahkan dari buka
ke tutup.
4. Bilamana sensor pembumian/pentanahan paada posisi TRIP maka untuk
mengubah posisi harus secara manual.
a. Bagian masing- masing dari kelompok kapasitor harus terhubung kapasitor
control relay, low loss MKP kapasitor dan choke discharge dan quick discharge
b. Relay Power Faktor. Saklar multi step dilengkapi dengan lampu tanda LED,
automatic reversing switch untuk control system dan terminal koneksi ke system
maupun modul control.
c. Metal box panel.
d. Terminal Fasa (P), Netral (N) dan Earth €.
e. Panel display untuk menunjukkan nilai power faktor control.
f. Panel gelas untuk monitor kerja relay dalam panel. Kotak sambung.
Kabel input ke panel terletak pada bagian bawah panel. Suplai catu diusahakan setiap modul
mempunyai catu daya masing- masing dan dilengkapi kotak sambung sikring pengaman.
Alat Ukur
Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian
1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK / PLN ( minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur). Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :
 
 KW meter


Ampermeter


Voltmeter


Frequency Meter C

os Phi Meter

3.2. Panel Kontrol Genset (Optional)


1. Umum
Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE / DIN dan juga harus mengikuti
peraturan IEC dan PUIL 2000. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan
rangka besi dan seluruhnya harus di Zinchromate dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat
dengan powder coating, warna abu – abu Kanzai atau akan ditentukan kemudian oleh pihak
Perencana / Pemberi Tugas. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan master
key.Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan perbaikan - perbaikan,
penyambungan - penyambungan pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa
mengganggu komponen - komponen lainnya. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper
terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding, besarnya
busbar harus diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 65°C. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai
peraturan PLN, lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan seluruh harus
spasi dari jenis yang tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan. Alat ukur yang
dipergunakan adalah jenis semiflush mounting dalam kotak tahan getaran, untuk Ampere
meter dan Volt meter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan ketelitian 1% dan

Halaman - 261
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk
setiap jenis alat ukur). Pa nel control dilengkapi dengan peralatan proteksi seperti :
- Short circuit
- Over current
- Under voltage dan Over voltage
- Ground fault (earth fault current)
- Over load
- Reverse power relay
- Gangguan lain sesuai standard pabrik pembuat
- Emergency shut-down system
Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan, sesuai
dengan yang telah disetujui oleh Konsultan pengawas / Perencana.PKG harus mampu
melayani dan mengontrol genset seperti yang dijelaskan padaspesifikasi teknis diesel
genset.Start Blocking pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general
alarm dari sistem MCFA gedung.Main CB outgoing / beban PKG tidak akan bekerja atau ON
pada saat terjadi kebakaran atau AMF setelah menerima sinyal general alarm dari system
MCFA gedung.

2. Fungsi Operasi PKG + AMF (Optional)


Untuk pengaturan diesel genset secara manual baik untuk keperluan operasi ataupun
pengetesan berkala.Untuk pengaturan diesel genset secara otomatik, auto synchron, auto load
sharing, pada waktu PLN padam dan auto stop pada saat PLN sudah hidup kembali.Untuk
fungsi engine shutt-down pada saat terjadi kelainan operasi mesin.
3. Sistem Operasi PKG (Optional)
PKG harus dapat mengontrol unit genset, seperti dijelaskan dalam lingkup pekerjaan diesel
generating set .
PKG terdiri atas beberapa cubicle paling kurang sebagai berikut:
1 Cubicle Incoming G1
1 Cubicle Outgoing G1
4. Instalasi
Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus rata
(horizontal).Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.Semua panel harus
ditanahkan.
5. Ketentuan Teknis Bahan dan peralatan
Panel Kontrol Generator ( PKG ), AMF, Automatic load sharing
Type : Free Standing, Front operated
Tegangan :380 – 415 V
Protection device : Circuit breaker minimum 24 kA dengan over

Halaman - 262
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

current Short circuit, unnder voltage dan over voltage relay, eart fault relay dan reserve
power.
Protection :IP23
Measuring Device :

  Ammeter c/w current transformator


 Volmeter c/w step selector switch
  Frequency meter
 Power factor meter
  KWH meter
 KW meter
  Hours meter
 DC Volt meter
 DC Ampere meter
Signal Lamps :

  Main CB ―ONǁ
  Main Failure
 Genset Running
  Genset on load
 Alarm Enable
  Battery on
 Low oil Pressure
  Over Temperatur
 Engine Over Speed
  Star Failure
  Under Voltage
 Charge Failure
  Reverse Power
 Emergency Stop
 CB Tripped
Push Button :
 

Signal Lamp Test


Signal Reset


Emergency Stop


CB ― Closedǁ

CB ― Openǁ

3.3. Kabel Tegangan Rendah


a. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas.
b. Pada prinsipnya kabel-kabel yang dipergunakan adalah jenis NYY, NYM,
NYA, NYFGbY, FRC, NYMHY, BCC. Untuk kabel feeder / power dari jenis
NYY, kabel penerangan dipergunakan kabel NYM sedangkan untuk kabel
grounding dari jenis BCC

Halaman - 263
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6
KV dan 0,5 KV untuk kabel NYM
d. Kabel FRC (kabel tahan api) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut
: - Fire Resistance
1. Fire Retardant
2. Low Smoke
3. Halogen Free
4. Low toxicity
5. Low corrosivity
6. Ambient Temperature : 20 – 60ºC
e. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm²

3.4. Lighting Fixtures


1. Reccessed Mounted (RM) Acrylic
• Armatur Artolite
• Lampu TL Philips

• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat
powder coating warna putih.
• Reflector dibuat dari alumunium mirror tebal 0.45 mm.
• Daya yang dipakai adalah sesuai dengan gambar perencanaan.
• Tabung lampu yang dapat dipakai TL atau sesuai dengan persetujuan
Pemberi Tugas dan konsultan pengawas.
2. Lampu TL Balk
• Armatur Artolite
• Lampu Philips
• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.3 mm dengan cat
powder coating warna putih
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) TL-D
atau sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
3. Lampu Baret
• Armatur Artolite
• Lampu Philips
• Rumah lampu terbuat dari plat baja/besi tebal minimal 0.7 mm dengan cat
powder coating warna putih
• Cover terbuat dari acrylic tebal 3.0 mm
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah Seri 84 (Natural White) atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
4. Lampu Tabung ( Down Light )

Halaman - 264
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

• Armatur Artolite
• Lampu Philips
• Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium tebal
minimal 1.2 mm.
• Braket penggantung terbuat dari plat baja tebal 0.8 mm finishing
• Lamp holder menggunakan standard PLC
• Diameter dari kap lampu minimal 150 mm.
• Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan PLC atau sesuai
gambar. Contoh harus disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas.

5. Lampu PJU
• Armatur Artolite
• Lampu LED
• Solar Panel
• Battery
• Tinggi 9 meter
6. Lampu Exit
• Armatur Artolite
• Lampu Philips
• Rumah lampu dari plat baja/besi tebal minimal 0.5 mm dengan cat powder
coating warna putih.
• Frame terbuat dari allumunium extrusion tanpa cat dengan tebal 1.1 mm.
• Cover terbuat dari acrylic dengan tebal 2.0 mm.
• Tabung lampu yang dapat dipakai adalah jenis Cool Daylight / 54 atau
sesuai dengan persetujuan Pemberi Tugas .
• Lampu harus dilengkapi dengan nicad battery.

7. Lampu Taman
• Armatur Artolite
• Lampu Philips
• Tiang terbuat dari pipa baja diameter 1 1/4ǁ – 2― dengan cat khusus. Tinggi
dari permukaan tanah 2,5 meter
• Braket tiang sesuai pabrikan.
8. Lampu Emergency
Sesuai dengan gambar perencanaan yang dilengkapi dengan nicad battery dengan kapasitas
mem back-up lampu minimal sampai dengan 2 jam.

Halaman - 265
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. Kotak-Kontak dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah tipe
pemasangan masuk / inbow ( flush mounting ).
2. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti
standard VDE, sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)
3. mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3 pin) dengan lubang bulat.

4. Flush-box ( inbow doos ) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button
harus dipakai dari jenis bahan blakely atau metal.
5. Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari permukaan lantai kecuali
ditentukan lain dan ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water dicht (WD)
sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm dari permukaan lantai atau sesuai gambar

5. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact.Factor pengisian
konduit harus mengikuti ketentuan pada PUIL.

6. Rak kabel / cable Tray


a. Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan pabrik, ukurannya disesuaikan
dengan kebutuhan.
b. Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar penggantung maximum 1 meter.
Penggantung harus rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak akan berubah
bentuk. Penggantung harus dicat dasar anti karat sebelum dicat akhir dengan warna
abu-abu.
c. Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung harus buatan pabrik.

PERLENGKAPAN INSTALASI
a. Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah material- material untuk melengkapi
instalasi agar diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal dan mudah
perawatan.
b. Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.
c. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam junction box / doos,warna
kabel harus sama.
d. Juction box / doos yang digunakan harus cukup besar dan dilengkapi tutup
pengaman.

7. Panel-panel
a. Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus mengajukan gambar kerja untuk
mendapatkan persetujuan perencana dan Konsultan Pengawas.
b. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuat dan harus
rata ( horizontal ).

Halaman - 266
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Letak panel seperti yang ditunjukan dalam gambar, dapat disesuaikan dengan
kondisi setempat.
d. Untuk panel yang dipasang tertanam ( inbow ) kabel - kabel dari / ke terminal
e. panel harus dilindungi pipa PVC High Impact yang tertanam dalam tembok secara
kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk panel yang dipasang menempel tembok (
outbow ), kabel-kabel dari / ke terminal panel harus melalui tangga kabel.
f. Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan sepatu kabel ( cable lug )
yang sesuai.
g. Ketinggian panel yang dipasang pada dinding (wall- mounted) = 1,600 mm dari
lantai terhadap as panel.
h. Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gla nd dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
i. Semua panel harus ditanahkan.

8. Kabel – Kabel
a. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beb an.
b. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan ketentuan PUIL.
c. Kabel daya yang dipasang horizontal / vertical harus dipasang pada tangga kabel,
diklem dan disusun rapi.
d. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada T-doos
untuk instalasi penerangan.
e. Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
f. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
g. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya harus
ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis dengan
penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
h. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan penampang minimum 2 ½ kali penampang kabel.
i. Semua kabel yang dipasang di atas langit- langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
j. Kabel penerangan yang terletak di atas rak kabel harus tetap di dalam konduit.
k. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi
dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi minimum 4 cm.
Penyambungan kabel menggunakan las doop.
l. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.

Halaman - 267
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

m. Penyusunan konduit di atas rak kabel harus rapih dan tidak saling menyilang.
n. Kabel tegangan rendah yang akan dipasang harus mempunyai serifikat lulus uji dari
PLN yang terutama menjamin bahan isolasi kabel sudah memenuhi persyaratan.
o. Pengujian dengan Megger harus tetap dilaksanakan dengan nilai tahanan isolasi
minimum 500 kilo ohm.

• Instalasi Kabel Tenaga


Letak pasti dari peralatan atau mesin- mesin di sesuaikan dengan gambar dan kondisi setempat
apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut dapat meminta petunjuk Konsultan
Pengawas.Pelaksana Pekerjaan wajib memasang kabel sampai dengan peralatan tersebut,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar.Tarikan kabel yang melalui trench harus diatur dengan
baik / rapi sehingga tidak saling tindih dan membelit.Tarikan kabel yang menuju peralatan yang
tidak melalui trench atau yang menelusuri dinding ( outbow ) harus dilindungi dengan pipa
pelindung. Agar diusahakan pipa pelindung tidak bergoyang maka harus dilengkapidengan
klem-klem dan perlengkapan penahan lainnya, sehingga nampak rapi. Pada setiap sambungan
ke peralatan harus menggunakan pipa fleksibel. Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih
besar dari 1 inchi harus menggunakan pipa fleksibel, belokan harus dengan radius min. 15 x
diameter kabel.Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak kabel dan warna kabel harus
disesuaikan dengan phasanya.Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel
mark yang jelas dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. Setiap kabel
daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasikan phasenya sesuai
dengan PUIL.Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel (cable
ladder), diklem dan disusun rapi.Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya
sambungan.Untuk kabel dengan diameter 16 mm² atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm² atau lebih harus
mempergunakan alat press hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.Untuk kabel
feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel support minimum setiap 50
cm. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.

9. Kotak – Kontak dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah tipe pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kontak - kontak dan 1.500
mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
2. Kotak-kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab / basah harus
dari tipe water dicht ( bila ada ).
3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut
10. Pentanahan (Grounding)
1. Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan yang berlaku dan persyaratan yang
ditunjukan dalam gambar / RKS.
2. Seluruh panel dan peralatan harus ditanahkan. Penghantar pentanahan pada panel-
panel menggunakan BCC dengan ukuran min. 6 mm² dan max. 95 mm²,
penyambungan ke panel harus menggunakan sepatu kabel (cable lug).
3. Dalamnya pentanahan minimal 12 meter dan ujung elektroda pentanahan harus
mencapai permukaan air tanah, agar dicapai harga tahanan tanah (ground resistance)

Halaman - 268
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

dibawah 2 (dua) ohm, yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga) hari berturut-
turut.
4. Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan oleh Pelaksana Pekerjaan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Pengukuran ini harus disaksikan
Konsultan Pengawas.

11. PENGUJIAN
a. Sebelum semua peralatan utama dari system dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik pembuat dan LMK / PLN serta
instansi lainnya yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari system untuk menjamin
bahwa system berfungsi dengan baik.Semua biaya yang timbul dari
pelaksanakan pengujian menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan

b. Test meliputi :
Test Beban Kosong ( No Load Test ) Test Beban Penuh ( Full Load Test )

1. NO LOAD TEST
Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan di test satu per satu seperti misal
pengujian Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan Rendah):
• Pengukuran tahanan isolasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan instalasi dengan megger 1,000 Volt
• Pengukuran tahanan pentanahan dan harus diberikan hasil test berupa
Laporan Pengetesan / hasil pengujian pemeriksaan. Apabila hasil
pengujian dinyatakan baik, maka test berikutnya harus dilaksanakan secara
keseluruhan ( Full Load Test ).

2. FULL LOAD TEST (TEST BEBAN PENUH)


Test beban penuh ini harus dilaksanakan Pelaksana Pekerjaan sebelum penyerahan
pertama pekerjaan. Test ini meliputi :
• Test nyala lampu- lampu dengan nyala semuanya.
• Test pompa-pompa seluruhnya, yang dilaksanakan bersama-sama sub
pekerjaan pompa pompa.
• Test peralatan (beban) lainnya.
Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non stop dengan beban penuh, dan semua
biaya dan tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan, dengan
schedule / pengaturan waktu oleh Konsultan Pengawas.Hasil test harus mendapat
pengesahan dari Perencana dan Konsultan Pengawas. Selesai test 3 x 24 jam harus
dibuatkan Berita Acara test jam untuk lampiran penyerahan pertama pekerjaan.

PRODUK INSTALASI LISTRIK ARUS KUAT

Halaman - 269
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pelaksana Pekerjaan dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan. Pelaksana Pekerjaan
baru dapat mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.

Produk bahan dan peralatan, pada dasarnya adalah sebagai berikut :

NO URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS MERK/PRODUK


.
MCB
MCCB Fixed
1. Komponen Panel TR Scheneider, GE, ABB
MCCB Adjustable Rating
ACB Adjustable Rating
Free Standing & wall Hasna Prima, Ega
2. Panel Manufacturer mounted Finishing Tekelindo, Prisma , Vista
boxpowder*powder coating
Capasitor Bank Scheneider, Alpivar, MG
3. Komponen Panel Capasitor 525 V Rickstar, Hasna Prima, Ega
Marker Tekelindo, GEM

Ampermeter SACI, CIC, GAE


Volmeter SACI, CIC, GAE
4. Measuring Device
Frequency meter SACI, CIC, GAE
Cos phi meter SACI, CIC, GAE

Push Button & Standard Telemecanique/omron/Axel


5.
PilotLamp

6. Control Relay Omron/National/Telemecani


que
7. Control Fuse 4A Risesun/omron/MG

9. Kabel-kabel NYY, NYA, NYMH, NYM Supreme, Kabelindo,


FRC Kabel Metal,Extrana

Halaman - 270
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

10. Konduit PVC High Impact Ega, Clipsal, Boss


11. Cable Mark 3M, Legrand
Fluorescaent TL-D Philips, Artolite
Starter Philips, Artolite
12. Lampu TL TKI/Balk Condensor Philips, Artolite
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Interlite, Artolite
Lampu, ballast, fitting Philips, Artolite
13. Lampu RM Ruang
Kelas Armature Artolite, Interlite
Recced Mounted TL Philips, Artolite
RM 300 ACR Starter Philips, Artolite
Condensor Philips, Artolite
14.
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Interlite
Fluorescent TL-D Philips, Artolite
Starter Philips, Artolite
Condensor Philips, Artolite
15. Lampu Baret
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Interlite
LED TL Philips, Artolite
Starter Philips, Artolite
Condensor Philips, Artolite
16. Lampu GMS Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Interlite

Halaman - 271
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

LED Philips
Starter Philips
Condensor Philips
17. Lampu Exit
Fitting Philips, Vossloh
Ballast Philips, Vossloh, Schwabe
Armature Artolite, Interlite
18. Nicad Battery Minimal 2 jam Manvier, WA, Hits
19. Stop Kontak, Saklar Clipsal, Panasonic
20. Cable Tray /ladder Artotray, abadi, Trayindo

Pasal - 6
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
1. UMUM
A. Yang dimaksud dengan sistem penangkal petir dalam pekerjaan ini ialah semua
penyediaan dan pemasangan sistem penangkal petir, termasuk disini air
terminal, penghantar down conductor, electroda pentanahan dan peralatan
lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
B. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan ini.
C. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar- gambar,
dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
D. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut,
sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya ketentuan
tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
penangkal petir jenis non radioaktif, termasuk air terminal (batang penerima),
down conductor pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain
yang berkaitan dengannya sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-
bagiannya seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan.
b. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi
dan testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12
bulan.
c. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada
spesifikasi/syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan
instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan kedalam pekerjaa n ini.

Halaman - 272
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

d. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah
pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatandanperlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan pada syarat-syarat
umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum
pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.

3. AIR TERMINAL
o Air terminal dari jenis non rdioaktif dengan radius minimal 100 meter
o Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
o Secara keseluruhan air terminal harus terisolasikan dari bangunan yang dilindunginya
pada seluruh kondisi.
o Dilengkapi dengan FRP Support Mast.

4. BATANG PENINGGI
Sistem penangkal petir dipasang setinggi 5 (satu) meter dari atap bangunan, sesuai dengan
rekomendasi pabrik pembuatnya, dan harus di sesuaikan dengan gambar arsitek.

5. SALURAN / PENGHANTAR
o Saluran / penghantar haruslah memenuhi test standard IEC 60 – 1 : 1989 dari kabel
high voltage shielded 50 mm². Saluran penghantar ini mampu mencegah terjadinya
side flashing dan electrification building. Penghantar dari batang peninggi / tiang
ke bak kontrol pentanahan seperti gambar rencana.
o Seluruh saluran penghantar, harus diusahakan tidak ada sambungan baik yang
horizontal maupun yang vertical / jalur menara, dengan kata lain kabel tersebut
harus menerus dan utuh tanpa sambungan.
6. SAMBUNGAN PADA BAK KONTROL
Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang baik antar penghantar yang
disambung dan tidak mudah lepas. Sambungan harus diusahakan agar dapat dibuka untuk
keperluan pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah (ground resistance).
7. PENAMBAT / KLEM
Kabel yang turun kebawah vertikal harus diklem agar kuat, lurus dan rapi dan ditambatkan
pada rangka/dinding bangunan.

8. PENTANAHAN
Tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 Ohm. Ground rod harus terbuat dari tembaga seperti gambar
rencana, ditanamkan kedalam tanah secara vertikal sedalam minimal 12 (dua belas) meter dan
harus mencapai air tanah.

9. BAK KONTROL
Pada setiap ground road harus dibuatkan bak pemeriksaan (bak kontrol). Sambungan dari Down
Conductor ke elektroda Pentanahan harus dapat dibuka untuk keperluan pemeriksaan tahanan

Halaman - 273
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

tanah.Bak kontrol banyaknya sesuai gambar rencana. Sambungan / klem penyambungan harus dari
bahan tembaga.

10. PEMASANGAN AIR TERMINAL/PENANGKAL PETIR


Pemasangan air terminal (head) dipasang sesuai gambar rencana.

11. SURAT IJIN



Pelaksana Pekerjaan harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam

pemasangan penangkal petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-
 proyek yang sudah pernah dikerjakan.

Pelaksana Pekerjaan berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan
perijinan instalasi sistem penangkal petir oleh
instalasi Depnaker wilayah setempat
 hingga memperoleh sertifikasi / rekomendasi

12. PENGUJIAN / PENGETESAN
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem penangkal petir yang dipasang, maka
harus diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem
pentanahannya. Pengetesan yang harus dilakukan :
• Grounding Resistant test :
Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan metode standard.
• Continuity test :
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan laporan hasil testing tersebut.
PRODUK INSTALASI PENANGKAL PETIR
Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.Pelaksana
Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain
yang setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
NO URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS PRODUK
.
Air terminal Jenis Non Radio aktif LPI,Guardian
Thomas

1. Radius perlindungan minimal 100 Prevectron


meter
(Batang Dilengkaapi dengan FRP Support
Penerima) Mast

2. Conductor HV Shielded Cable 70 mm2 4 besar


3. Pipa Galvanized - Medium class PPI, Bakrie,
Spindo

Halaman - 274
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pasal - 7
PESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN TELEPON

1. UMUM
a. Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang
berpengaruh pada pekerjaan.
b. Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
spesifikasi ini.
c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai
dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN
a. Mengurus ijin penyambungan, banyak sambungan 16 (delapan) nomer telepon atau
sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
b. Pengadaan dan pemasangan Key Telpon kapasitas 16 / 64 ext lengkap dengan
MDF.
c. Mempersiapkan jaringan dalam (indoor wiring system), meliputi penyediaan dan
pemasangan:
i. Kabel dan pipa instalasi telepon
ii. Kabel feeder telepon
iii. Kotak kontak telepon
iv. Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang pekerjaan ini.
d. Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan pesawat eksekutif lengkap
dengan display dan hands free atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.
e. Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon
f. Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga sistem telepon tersebut dapat
berfungsi dengan tepat dan benar.
g. Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem, termasuk penyediaan suku
cadang selama waktu minimal 3 tahun.
h. Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem telepon.

3. PERSYARATAN TEKNIS
Key Telpon

 Key Telpon mempunyai
 16 analog trunk card, 16 digital extention card, digital dan 64
extention analog.
 
Key telpon dilengkapi dengan key phone digital display

Halaman - 275
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO



Aksesories lainnya antara
 lain : Surge Aresster, Power Supply dan MDF dll, sehingga sistem
berfungsi dengan baik.
Pesawat Telepon

Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe standard dan tipe executive.
Tipe executive harus mempunyai display digital, hands free dan kelebihan lainnya.
Sistem pemasangan
 terdiri atas 2 jenis yaitu pemasangan meja dan pemasangan
 dinding.

Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik oleh PT. Telkom, serta mampu
bekerja secara normal pada jaringan lokal PT. Telkom. Hal ini saat mengajukan
approval material harus dilengkapi dengan fotocopy surat lulus dari PT. Telkom.
Baik pesawat standard maupun executive harus bekerja secara full digital.
Terminal

Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus denganmetoda jumpering dan memakai
 terminal-terminal berisolasi sesuai standard TELKOM.


Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi berkelembaban tinggi, maka box terminal
harus diberi pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang kedap udara.
Kabel Telepon.

Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk pengganti, seandainya terjadi

 kerusakan saluran dan atau untuk menampung perkembangan dikemudian hari.

Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan jenis ITC (indoor-telepone cable)
 minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan petunjuk
dengan diameter
 dalam gambar.

Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam digunakan UTC (Underground
 minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan
telepon cable) dengan diameter
 petunjuk dalam gambar.

Tidak diperkenankan 
mengganti jenis, ukuran dan jumlah inti kabel, tanpa ada persetujuan
Konsultan Pengawas.

Halaman - 276
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Conduit Telepon.

Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa pelindung / konduit dari pipa PVC High
Impact berdiameter minimum 20 mm.

Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.

Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung (doos) yang dilengkapi
tutup.

Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit kabel telepon harus dicat warna
biru selebar 3 cm disetiap jarak lebih kurang 1 meter.

Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbow dan peralatan bantu lain yang
sesuai serta dipasang dengan cara yang benar.

Outlet

Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan panas, flush mounting dan
bukan jenis claw fix.

 Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.

4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan gambar dan disesuaikan

dengan keadaan setempat.

Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak tersebut, dapat dimintakan

petunjuk Konsultan Pengawas.

Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan secara rapi dengan kode

nomor yang berurutan sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.

Pemasangan konduit yang berada didalam kolom dilaksanakan sebelum pengecoran
sedangkan yang berada didinding dilaksanakan sebelum dinding diplester. Konduit
 tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga agar tidak pecah.

5. TESTING / COMMISSIONING

Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Commissioning

yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
 
Biaya Testing menjadi beban Pelaksana Pekerjaan.

PRODUK SISTEM TELEPON


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.Pelaksana
Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setaraf dan Pelaksana
Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada

Halaman - 277
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

persetujuan resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.

Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :


No. Uraian Spesifikasi Teknis Produk
1. Key Telpon Kapasitas 16 / 64 Panasonic , Toshiba,
Siemens

2. Kabel indoor/outdoor Jenis ITC/UTC – pair Supreme, Kabelindo, Kabel


Metal, Tranka, Extrana
3. Outlet telepon Tipe : Flush & jack Berker, Clipsal, Panasonic
4. Conduit PVC Hight impact dia. 20 mm Ega, Double H, Clipsal
5. Cable marking 3 M, Legrand

Halaman - 278
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pasal - 8
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LAN (DATA)
1. UMUM

Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari
seluruh Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh
 pada pekerjaan.

Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-
bahan dan peralatan
 yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada
 spesifikasi ini.

Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
Pelaksana Pekerjaan untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
 sesuai
 dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. LINGKUP PEKERJAAN
1. Komunikasi data intern di dalam gedung.
2. Komunikasi antar lantai menggunakan switch/hub.
3. Server
3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN
3.1. Peralatan dan Bahan
1. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat
panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik
dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa
undervoltage, overcurrent, overthermis, short circuit dan lain- lainnya serta merger
antara fasa, fasa netral, fasa nol.
2. Untuk kabel UTP dan Fiber Optik, sertifikat lulus pengujian harus dari Principal atau
Distributor yang ditunjuk untuk dapat mengeluarkan sertifikat Kelaikan barang.
3. Semua titik data harus diberi nomor agar mudah dalam perawatannya termasuk
juga kabel backbone / fiber optik.
4. Penomoran harus dilakukan serapi mungkin dan penomoran harus berurutan sesuai
dengan kondisi ruangan.
5. Semua pentanahan dari system harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maksimum 2 ohm pada masing- masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
6. Semua sambungan kabel harus terhindari dan gesekan langsung dengan kabel arus
kuat atau listrik.

3.2. Material dan Peralatan Utama


1. Wireless
 Standard : IEEE 802.11a, 802.11b, and 802.11g
 Type : AIR-LAP1131AG-x-K9 (Cisco IOS Software)
 Antennas : 2.4 GHz

Halaman - 279
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Dimensions : 7. 5 in x 7.5 in x 1. 3 in (19.1 x 19. 1 x 3. 3c m)


 Weight : 1.5 lb (0.67 kg)
 System Memory : 32 MB RAM
 Input Power : 100-240 VAC; 50-60Hz (power supply)
 Wi-Fi Certification: Wi-Fi Certification

2. Hub Switch
 Standard : IEEE 802.1s 1000BASE-X (SFP)
 Type : 24/48 Ethernet 10/100/1000 ports & 4 SFP-based
Gigabit Ethernet ports
 Rack : 1RU fixed-configuration, multilayer switch
 IP Base : IP Base Software feature set (IPB)
 Support : 24/48 users
 Performance : 32 Gbps forwading bandwidth
 Connectors & Cabling : 1000BASE-T; RJ-45 connectors, four-pair
Cat.6UTP
 Power Connectors : Internal-Power-Supply Connector
 Indicators : System-status LEDs: System, RPS, link status,
linkduplex,
link speed, PoE indicators
 Modul Tambahan : GL C- SX - M M, 1000BASE- S X SFP tra nsceiver
module for MMF, 850-
nm wavelength
3. Server
 Server Rackmount HEXA CORE

 SETARA ATAU LEBIH BAIK Memerlukan surat Dukungan dan Jaminan Purna
Jual dari Principal/Distributor
 Platform Dual CPU Rack Server

Halaman - 280
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Processor Type Quad Core Intel Xeon Processor


 Processor Intel® Xeon® Quad-Core E5620 (2.40 GHz, 12MB L3
Cache, 80W
 Standard Memory 6 GB (3 x 2GB) ECC DDR3-10600 RDIMM
1333MHz
 Max. Memory 144 GB (18 DIMMs)
 Video Type 64 MB video standard
 Controller Integrated Dual Channel SAS/300 • ServeRaid M5015
(RAID 0,1,10,5,50)
 Hard Drive 2x146 GB SAS/300, 10K RPM, Cache 32MB, Hot-
Swap, 2.5-inch
 Optical Drive DVD±RW
 Standard Bays Sixteen hot-swap 2.5 inch drive bays
 External Bays Data Not Available
 Interface Provided 4x USB 2.0, Serial, 2x VGA, 2x LAN 2x1 port FC
Card
 Networking Integrated Two Gigabit Ethernet (10/100/1000 Mbps)
ports
 System Fans / Coolers Embedded Easy Deploy Fan Cooling
 Chassis Form Factor 2U Rackmount Chassis
 Power Supply Type 675W • 1 x 675W (optional 2nd HS-RPS) HS Power
Supply
 O/S Provided Pre-sales Request Available
 Validated System Microsoft® Windows Server® 2008 R2 and 2008, Red
Hat Enterprise Linux®, SUSE Linux Enterprise Server and VMware ESXi 4.0
embedded hypervisor, Sun Solaris 10
 Standard Warranty 3-years Limited Warranty, Parts, Labor, Onsite, 9x5
NBD response time limited

4. Rack Mount
 Type : Close Rac k 19ǁ 45U & Wall m ount 15U
 Dimension : 1100mm & 470mm
 Accessories : Fan, Power Outlet 12 hole

Halaman - 281
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5.Cabling
 Standard : EAI 568
 Type : UTP Cate gory 6
6.Backbone
 Standard : 2000 mm
 Type : Fiber Optic Multim ode
 Technology: OM3
7. Backbone
 Type : 19ǁ Rack 2U
 Capacity : 2KVA
 Connection :Support E thernet 10/100

4. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1. Rack Mount 42U dan Wallmount Rack harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya dan harus rata ( horizontal ).
2. Kabel yang masuk / keluar dari rack mount harus dilengkapi dengan gland dari karet
atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Kabel UTP dan kabel bacbone fiber optik harus di tarik dari rack mount ke semua
titik di setiap ruangan di setiap lantai.
4. Kabel backbone fiber optik harus di tarik dari rack mount ke rack mount di setiap
ruangan ME di setiap lantai.
5. Semua kabel harus terlindungi oleh pipa atau kanal guna menghindari gesekan atau
pertemuan dengan kabel listrik yang mempunyai arus lebih kuat.
6. Terminasi kabel UTP dilakukan di semua titik di dalam rack mount dengan
menggunakan punch tools yang telah disesuaikan dengan standarisasi Installasi
Structure Cabling System.
7. Terminasi kabel fiber optik untuk backbone dilakukan di semua titik di dalam rack
mount.
8. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan.
9. Semua kabel yang dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve
dari pipa galvanis dengan diameter minimal 2,5 kali penampang kabel.
10. Label pada patch panel harus disusun berurutan demikian pula dengan yang di sisi
user harus pula disesuaikan dengan nomor yang terpadat pada patch panel.
11. Setiap pemasangan kabel-kabel data harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m
setiap ujungnya.
12. Penyusunan pipa conduit kabel diatas kabel tray harus rapih dan tidak boleh saling
menyilang.
13. Penyambungan pipa conduit kabel menggunakan sock yang ukurannya sesuai
dengan besaran pipa conduit.
Halaman - 282
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

14. Besaran pipa conduit adalah 20mm.


15. Rack mount harus dilengkapi dengan grounding untuk menghindari adanya
gelombang elektromagnetik yang mempengaruhi arus kabel data.
16. Pemasangan Wall mount rack harus rapi dan tidak boleh miring, juga harus kuat.
Untuk memperkuat wall mount rack digunakan dynabolt ukuran S8.
17. Tahanan pentanahan yang dipasang pada rack mount maksimum 2 ohm.
18. Pemasangan kabel ledder ditempel pada tembok di bawah rack mount ayng
menghubungkan antar rack mount dengan titik.
19. Kabel yang dipasang diatas trunking dan kabel ladder harus diklem dengan klem-
klem kabel anti ultra violet.
20. Setelah semua instalasi terpasang maka harus dilakukan mergering pada setiap
titik instalasi, agar kita dapat mengetahui instalasi tersebut dapat berfungsi dengan
baik.
Prosedur Kerja Pekerjaan Kabel Data
1. Tujuan:
• Memastikan kebenaran pekerjaan instalasi kabel data pada sebuah ini
gedung.
• Memudahkan pelaksanaan pekerjaan instalasi kabel data .
2. Alat-alat:
• Tang potong
• Tang Kombinasi
• Obeng -/+
• Pisau kater
• Magger test
• Tester
• Dll

3. Urutan kerja
a. Pelajari gambar
• Pelajari gambar kerja dan pastikan gambar tidak ada perubahan
dan sudah dikoordinasi dengan pekerjaan lain
• Hitung jumlah material yang digunakan
• Pastikan persediaan material cukup sesuai gambar
b. Pemilihan alat dan bahan
• Periksa alat yang akan digunakan dan pastikan alat tersebut layak
digunakan
• Pilih material yang sesuai dengan spek dan sudah disetujui
• Hindari pemakaian bahan material yang rusak/bekas

Halaman - 283
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Pemipaan
• Beri tanda dilapangan ( marking )
• Lakukan pembentukan pipa ( bending ) pada daerah yang diperlukan
• Lakukan pengeboran tempat untuk klem
• Pemberian warna sesuai warna instalasi kabel data.
• Pastikan klem pada instalasi kencang ( pipa tidak bergerak )
d. Pengonekan
• Tarik kabel ke dalam pipa yang sudah dipasang
• Lakukan penarikan dengan kawat pancing
• Pilih kawat pancing yang kuat dan lentur
• Pastikan jumlah kabel untuk pipa pada jumlah yang benar
• Pemakaian box untuk tempat kabel
• Kelompokan kabel yang sudah di tarik dan diberi label
• Kelompokan kabel yang sudah di tarik dan diberi label
• Pastikan installasi tidak ada yang tertinggal
e. Testing
• Lakukan magger test dan test instalasi
• Pastikan instalasi benar
f. Rekaman-Rekaman
• Berita acara test commissioning
• Chek list pekerjaan

4. TESTING / COMMISSIONING
5.1. Tahap–tahap Pengetesan Kabel dan Unit LAN
Setelah instalasi seluruh kabel dan komponen LAN telah diselesaikan dan siap untuk
dioperasikan, harus di adakan pengetesan yang di laksanakan oleh pemborong pihak BSG dan
perencana. Disaksikan bersama – sama, testing dan commissioning jaringan kabel dilakukan
tahap demi tahap dari tiap outlet ke patch panel pada satu lantai (horizontal testing) dan dari
masing – masing lantai ke main patch panel (vertical testing), sedangkan testing dan
commissioning untuk komponen LAN di lakukan di setiap lantai dan dikeseluruhan system
sampai system tersebut berjalan dengan baik dan disetujui oleh pihak MK/Owner.

1. Pengetesan Kabel Serat Optik


Alat–alat yang dibutuhkan untuk pengetesan kabel serat Optik :
1. Optical Loss Test Set ( OLTS )
2. Kabel jumper 4 coreDigunakan untuk koneksi equipment dan kabel serat optik
3. Infrared viewing device Digunakan untuk menentukan adanya sinyal optis
2. Pengetesan Loss Kabel Serat Optik
Halaman - 284
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pada saat melakukan pengetesan harus dihindari melihat secara langsung pada keluaran
sumber optik, pada ujung kabel serat optik, atau pada ujung kabel yang terhubung ke alat
pengukur loss.
1. Set OLTS sesuai dengan instalasi pada buku panduan pemakaian test set .
2. Atur OLTS ke nilai nol, dengan tujuan untuk menghilangkan tegangan offset
yang bias menyebabkan error pada saat pengukuran cahaya yang rendah levelnya
. Pengesetan ke nilai nol juga menghilangkan losses pada kabel jumper. Untuk
mengeset OLTS kenilai nol, pasang sebuah jumper antara outlet sumber dan
outlet detector OLTS pada lokasi A . Lakukan hal yang sama pada ujung kabel di
lokasi B. Pada kedua lokasi OLTS harus diset ke nilai nol .
3. Tekan tombol zero Set terus menerus selama 1 detik atau lebih .lakukan kurang
lebih dari 20 detik untuk menyelesaikan pengaturan ini .
4. Ukur loss pada satu arah. Pada lokasi A, lepas jumper dari outlet detector OLTS
dan hubungkan ke kabel serat optik. Pada lokasi B, lepas jumper dari lokasi
detektor. Hubungkan test jumper antara ujung kabel serat optic dan outlet detector
pada lokasi B . Los pada arah A ke B diukur pada lokasi B.
5. Ukur loss dari arah yang lain. Lepaskan jumper D2 dari jalur kabel fiber pada
lokasi B. Hubungkan jumper S2 ke jalur kabel fiber . Lepaskan jumper S1 dari
jalur fiber pada lokasi A. Jumper D1 dihubungkan dari outlet detector pada OLTS
di lokasi A ke jalur fiber . Loss dalam arah B ke A diukur pada lokasi A.
6. Catat semua data.
7. Ulangi procedure diatas. Jika data hasil pengukuran menunjukan nilai yang lebih
tinggi dari pengukuran pertama, maka semua konektor harus dibersihkan dan
pengetesan diulang kembali. Juga dilakukan pengecekan pada peralatan dan
kondisi konektor pada jumper .
8. hasil pengukuran tidak boleh melewati nilai seperti yang tercantum pada
technical specification.
5.2. Pengetesan Kabel UTP
5.3. Alat – alat yang di gunakan dalam pengetesan kabel UTP
LAN cable tester, alat ukur yang mempunyai kemampuan untukmengukur empat pair kabel,
pengukuran meliputi panjang kabel dan koneksi kabel.Juga mampu mengukur NEXT (Near
End Crosstalk), atenuasi, dan category kabel.
5.4. Pengetesan karakteristik kabel UTP
Pengukuran NEXT dan atenuasi dilakukan pada satu system koneksi dari panel
terminasi kabel sampai ke outlet.
1. Pengukuran panjang kabel dilakukan untuk mangecek apakah ada
kabel yang terputus atau tidak.
2. Pengukuran koneksi harus dilakukan untuk mengecek apakah ada kabel
yang salah koneksinya.
3. Semua hasil pengukuran dicatat dan hasilnya tidak boleh melebihi nilai
yang tercantum pada spesifikasi teknis.

5.5. Tahap–tahap Pengetesan Sistem


Halaman - 285
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Dalam system networking, pengujian dilakukan perbagian system karena cara kerja
dari masing–masing part terkait satu sama lain.
1. Local Network Hub & Fiber Optic Installation
Seluruh PC (Personal Computer) workstation yang ada disetiap lantai dihubungkan dengan
Intelligent hub tersebut dihubungkan dengan Network Center Hub untuk kemudian dengan
Netware File Server.
Pengetesan fungsi Intelligent Local Network Hub & Fiber Optic Installation harus
dilaksanakan dengan melakukan testing hubungan secara system antara

Halaman - 286
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PC workstation di tiap lantai dengan Netware File Server di Network Center.


Tahap–tahap pengetesan :
1. Dengan menggunakan PC workstation yang ada di lantai 1, dilakukan Login
ke Netware File Server yang dihubungkan dengan segmen LAN PC
workstation tersebut.
2. Setelah login selesai, panggil salah satu aplikasi yang ada dilantai tersebut.
3. Bila aplikasi tersebut bisa berjalan dengan baik berarti Intelligent Local
Network Hub & Fiber Optic Installation telah bekerja dengan sempurna.
2. Network Center Hub dan Network Management Softwar
1. Network Management Software harus dapat menampilkan status panel dari
Network Center hub.
2. Network Management Software harus dapat mengubah segmentasi Local
Area Network (LAN).
3. Network Management Software harus dapat menampilkan aktifitas dari tiap
segment.
4. Network Management Sofware dapat meng-disable atau enable port dari
Network hub pada tiap lantai .
5.6. Router
Router harus berfungsi sebagai pengatur Interworking traffic dan Router tersebut dapat
dikatakan bekerja dengan baik bila PC workstation dilantai 1
dapat melakukan hubungan dengan Netware File Server yang tiadk berada dalam satu
segment dan berada dilantai lain.
Tahap-tahap pengetesan :
5. Dengan menggunakan PC workstation yang ada dilantai 1 dilakukan login ke
Netware File Server yang tidak ada dalam segment yang sama. Contoh : User
dari Accounting melakukan login ke file Server untuk Aplikasi Kredit.
6. Langkah diatas diulangi untuk PC workstation pada lantai lain dan File
Server yang berbeda.
Serah Terima Pekerjaan LAN/Office AutomationSetelah semua jaringan terpasang, testing
harus dilakukan 24-hour burn in test, end-to-end.Ini harus dilakukan sebelumpenandatanganan
uji searah terima.Hal ini untuk menjamin konektivitas dan performance dari jaringan secara
keseluruhan.Paling sedikit
harus dilakukan 50% random test untuk tiap lantai .Setelah penandatangan uji serah terima.
BGS net akan masuk dalam periode garansi.

Halaman - 287
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

6. TRAINING PEMELIHARAAN DAN GARANSI


6.1. Training
Pemborong harus menyediakan fasilitas training meliputi :
a. Introduction to Network
b. Ethernet Connectivity Certification
c. Local/Remote Router Certification
6.2. Maintenance
Selama masa garansi pemborong harus menyediakan Support dan Maintenance Service
―Free of Chargeǁ untuk spare parts dan tenaga kerjanya. Setelah habis masa garansi
pemborong hrus menawarkan pilihan kepada ………. Untuk masuk
kepada Critical Care Program dan harus menjamin tersedianya sparepart untuk seluruh produk
jaringan yang terpasang.
6.3. Garansi
Garansi diberikan selama satu tahun untuk seluruh hardware produk (Hub, Router,
Cabling, etc.) dan selama 90 hari untuk produk software.
7. DOKUMENTASI
Pemborong harus menyediakan dokumentasi dari keseluruhan jaringan computer yang
telah di install yang terdiri dari :
1. Instalasi Checklist
2. Problem dan Event Log
3. Daftar Inventary Peralatan
4. Daftar Lokasi Peralatan
5. Hasil kabel testing (dB Loss, Next Readings, etc)
6. Gambar jaringan secara lengkap (physical & logical)
7. Serial numbers
8. Quick Reference Sheets
9. Manual

Halaman - 288
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

PRODUK SISTEM LAN


Peralatan, bahan dan material yang dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.Pelaksana
Pekerjaan dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain
yang setaraf dan Pelaksana Pekerjaan baru dapat menggantinya bila sudah ada
persetujuanresmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai berikut :
No. Uraian SpesifikasiTeknis
1. Structure Cabling AT&T,Northern Telecom, Belden,
Comscope.
2. Network Hubs Cisco, HP, Nortel
3. Router Bridge Cisco, HP, Nortel.
4. UPS Siemens, Liebert, Scheneder, I.P.M,
Upsonic,

Halaman - 289
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

Pasal - 8
SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN SOLLAR CELL
1. UMUM
Setiap Pelaksana Pekerjaan yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh
Dokumen Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada
pekerjaan.Pelaksana Pekerjaan harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.Bila
ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Pelaksana Pekerjaan
untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. LINGKUP PEKERJAAN
1.Koneksi back up power Gedung Utama
2. Instalasi UPS Battery untuk back up daya

3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


3.1. Peralatan dan Bahan
1. Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat
panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik
dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa
undervoltage, overcurrent, overthermis, short circuit dan lain- lainnya serta merger
antara fasa, fasa netral, fasa nol.
2. Untuk kabel Sollar cell panel dan battery, sertifikat lulus pengujian harus dari
Principal atau Distributor yang ditunjuk untuk dapat mengeluarkan sertifikat
Kelaikan barang.
3. Semua titik data harus diberi nomor agar mudah dalam perawatannya
4. Penomoran harus dilakukan serapi mungkin dan penomoran harus berurutan sesuai
dengan kondisi peralatan.
5. Semua pentanahan dari system harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maksimum 2 ohm pada masing- masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.
6. Semua sambungan kabel harus terhindari dan gesekan langsung dengan kabel arus
kuat atau listrik.

Halaman - 290
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

3.2. Material dan Peralatan Utama


Modul type : MM 340 C72
Sollar Cell Type : Mono Crystalline
Rated Maximum Power (Wp) : 340 Watt (± 2,5%)
Max Operating Voltage (Vmp) : 38,8 Volt
Max Operating Current (lm) : 8,76 Ampere
Open Circuit Voltage (Voc) : 47,8 Volt
Short Circuit Current (lsc) : 9,29 Ampere

NOCT : 450 Celcius


Efficiency : Minimum 17%
Maximum System Voltage : 1000 V
Wind Ressistance : 2400 Pa

Lebar Module : 992 mm


Panjang Module : 1956 mm
Tebal Module : 40 mm
Berat Module : 20,8 Kgs

4. PENGUJIAN PERALATAN UTAMA

1. Tujuan
Tujuan dari pengukuran dan pengujian modul fotovoltalk MM340C72
MONOCRYSTALLINE adalah untuk memeriksa kesesuaian spesifikasi teknis tang diberikan
oleh manufaktur, serta untuk memberikan gambaran teknis tentang unjuk kerja modul yang
digambarkan melalui besaran daya keluaran maksimum (Pm) ataupun parameter lainnya,
seperti fill factor (FF) yang menggambarkan besar kcilnya tahanan seri maupun shunt dari
modul.
Hasil pengujian / pengukuran tidak menetapkan kriteria lolos uji, akan tetapi dari unjuk kerja
modul akan sangat berguna bagi owner. Untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian daya
keluaran modul dengan spesifikasi yang dicantumkan oleh pelaksana, serta untuk mengetahui
kualitas modul dari evaluasi terhadap parameter seperti Fil Factor.

2. Dasar Pengukuran
Pengukuran pengujian modul fotovoltalk yang berupa kurva karakteristik I – V
dilakukan berdasarkan prosedur yang tercantum pada standart nasional Indonesia (SNI 04-
3850.2-1995) yang dipublikasikan oleh Badan Standarisasi Nasinal pada tahun 1995

3. Deskripsi Prosedur Uji


a. Pengujian dilakukan dengan metode pengujian indoor
b. Metode pengujian indoor menggunakan fasilitas pengujian SPIRE 4600 SLP,
yang berfungsi sebagai sun simulator dan pencatat data hasil pengukuran

Halaman - 291
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

c. Pengukuran I – V dilakukan pada radiasi 1000 Watt/m2 pada temperature terkoneksi


250 Celcius
d. Sebelum dilakukan pengukuran sample modul, dilakukan pengukuran modul reference
(rujukan) 4 – B2TKE – 200 untuk mendapatkan data pembanding
e. Setelah muncul data reference diukur selanjutnya modul sample pengujian diekspose
pada kondisi yang sama
f. Sun Simulator SPIRE 4600 SLP memenuhi persyaratan yang tercantum dalam standar
nasional Indonesia (SNI) 04-6205.9-2000
g. Tiap sample diukur sebanyak 3 kali dengan kondisi pengukuran yang sama
h. Seluruh data diolah secara otomatis dan diolah menjadi tampilan karakteristik I – V.
disamping karakteristik I – V , output pengukuran juga menampilkan besaran – besaran
seperti Voc , Isc , Pmax , VPM , IPM , FF , Eff.

Referensi produk yang dipakai adalah :

No. Uraian SpesifikasiTeknis

1. PANEL MODULE
SOLLAR CELL WIKA PV MODULE

2. TYPE MM 340 C72 - Monocrystaline

Halaman - 292
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

BAB VI
PENUTUP
1. Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan (RKS) ini untuk
menguraikan bahan-bahan dan pekerjaan tidak disebutkan perkataan atau
kalimat-kalimat "DIADAKAN OLEH KONTRAKTOR ATAU
DISELENGGARAKAN KONTRAKTOR", maka hal ini dianggap seperti
betul-betul disebutkan, jika uraian tersebut ternyata masuk dalam pekerjaan.
2. Guna mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin, maka bagian-bagian yang
betul-betul termasuk dalam bagian pekerjaan ini tetapi tidak atau belum disebut
dalam Rencana kerja dan Syarat- syarat Pekerjaan (RKS) ini harus
diselenggarakan oleh Kontraktor seperti benar-benar disebut.
3. Segala sesuatu yang tidak disebut secara nyata, tetapi lazim dan mutlak adanya
maka tetap diadakan/ dikerjakan Kontraktor.
4. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut
oleh Pihak Pemberi Tugas, Unsur Teknis, Direksi/ Pengawas dan Konsultan
Perencana.

1.1 PENYERAHAN PEKERJAAN DAN PERBEDAAN PERNYATAAN


DOKUMEN
1. Sebelum penyerahan pertama, Kontraktor wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki, semua ruangan harus
bersih dipel, halaman harus ditata rapih dan semua barang yang tidak
berguna maupun sisa-sisa bahan bangunan beserta alat bantu kerja harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
2. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan
pelaksana, untuk itu pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan sebaik
mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan, Kontraktor wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan ke II
dilaksanakan, pekerjaan benarbenar telah sempurna.
4. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan
kemudian dalam rapat penjelasan (Aanwijzing).

Halaman - 293
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

5. Kontraktor harus bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil seluruh


pekerjaannya, oleh karena itu apabila terdapat kejanggalan-kejanggalan
atau ketidak sesuaian dalam pekerjaan pelaksanaan, kontraktor wajib
memberitahukan terlebih dahulu kepada Direksi/ Direksi Pengawas/
Konsultan MK.
6. Semua material yang merupakan barang produksi yang akan dipasang
terlebih dahulu harus diajukan contohnya untuk mendapatkan persetujuan
dari Direksi. Semua material dari hasil alam akan diperiksa oleh Direksi
pada saat didatangkan di lapangan. Material-material yang tidak disetujui
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat 2 kali 24 jam. Bila
Kontraktor tidak mengindahkan Direksi berhak menyelenggarakannya atas
biaya Kontraktor.
7. Bagian-bagian yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tetapi tidak
disebutkan didalam RKS dan Gambar maupun Berita acara Aanwijzing,
tetap harus diselenggarakan oleh dan atas biaya Kontraktor.
8. Apabila ada perubahan pernyataan yang terdapat dalam RKS ini, akan
dituang dalam Lembaran Berita Acara Aanwijzing, maka pernyataan yang
ada sebelumnya dalam RKS dianggap tidak berlaku dan mengacu pada
Lembaran Berita Acara Aanwijzing, dan apabila terdapat perbedaan-
perbedaan :
 Antara gambar-gambar dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) Pekerjaan, maka RKS. lah yang mengikat.
 Antara gambar, RKS dan Berita Acara Aanwijzing (BAA), maka BAA
lah yang mengikat.
 Antara gambar, RKS, BAA dan Berita Acara Site Meeting (BASM),
maka BASM lah yang diikuti.
 Antara gambar yang di skala dengan ukuran yang tertulis, maka ukuran
yang tertulislah yang diikuti.
 Antara kode gambar dengan keterangan yang tertulis, maka keterangan
yang tertulislah yang diikuti.
 Antara gambar rencana berskala kecil dengan gambar berskala besar
(Detail), maka gambar Detaillah yang diikuti.

Halaman - 294
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

 Bila pada gambar tercantum tetapi pada RKS, BAA maupun BASM
tidak tertulis, maka gambarlah yang diikuti.
 Bila pada RKS tertulis tetapi pada gambar tidak tercantum dan pada
BAA maupun BASM tidak diterangkan, maka RKS lah yang diikuti.
 Bila dijelaskan pada BAA tetapi pada gambar, RKS maupun BASM
tidak tercantum, maka BAA lah yang diikuti.
 Bila ditulis dalam BASM tetapi pada gambar, RKS maupun BAA tidak
ditulis, maka BASM lah yang diikuti.

1.2 DOKUMEN PELAKSANAAN

1. Dokumen Kontrak Pelaksanaan yang dianggap mengikat dalam hubungan


kerja ini adalah :
 Dokumen Pelelangan yang terdiri dari : Rencana Kerja dan Syarat-
syarat pekerjaan (RKS) beserta gambar-gambar Perencanaan.
 Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan semua Berita
Acara Pelelangan.

2. Termasuk dalam ketentuan diatas, berlaku pula ketentuan berikut :


 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab kepada pemberi
tugas.
 Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak diperbolehkan mengalihkan
seluruh hak dan kuajibannya atas pekerjaan yang menjadi tugasnya
kepada Pihak/Kontraktor lain.
 Dalam melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus tunduk pada
peraturan perundang- undangan yang berlaku.

3. Pada prinsipnya seluruh pekerjaan telah tersebut dalam gambar dan RKS,
bila ternyata masih ada pekerjaan yang harus dilaksanakan namun tidak
tersebut dalam gambar dan RKS atau kedua-duanya maka pekerjaan
tersebut tetap harus dilaksanakan atas biaya Kontraktor.

Halaman - 295
GEDUNG SERBAGUNA UNIVERSITAS TADULAKO

4. Segala hal yang menyangkut merk serta produk tertentu bisa subsitusi merk
lain asal sekualitas / sejenis dan mendapat persetujuan Pengawas.

5. Pada prinsipnya Kontraktor tidak hanya melaksanakan hal yang tersurat


dalam RKS ini, namun harus ada upaya untuk melaksanakan pekerjaan ini
sebaik mungkin.

Halaman - 296

Anda mungkin juga menyukai