BAB 1
URAIAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
maksud perbandingan terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan
sebagainya setelah mendapat persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.
Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis
bahan/pekerjaan yang sama, maka Penyedia Jasa diharuskan untuk dapat
menyediakan salah satu dari padanya sesuai dengan persetujuan Direksi atau
Konsultan Pengawas.
d. Pemakaian Umum
Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab dalam menepati ketentuan yang
tercantum dalam rencana kerja berikut tambahan dan perubahannya.
Penyedia Jasa wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan kepada Konsultan
Pengawas tentang setiap perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana
Kerja dan Syarat-syarat dan dalam Gambar Kerja maupun dalam pelaksanaan.
Penyedia Jasa baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Penanggung Jawab
Kegiatan.
Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal
apapun menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa; oleh karenanya Penyedia Jasa
diwajibkan mengadakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap gambar-
gambar dan dokumen yang ada.
Kondisi Lapangan
a. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus benar-benar memahami
kondisi/keadaan site/lapangan atau hal-hal lain yang mungkin akan
mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala
akibatnya.
b. Penyedia Jasa harus memperhatikan secara khusus mengenai pengaturan lokasi
tempat bekerja, penempatan bahan-bahan/material, pengamanan dan
kelangsungan operasi selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.
c. Penyedia Jasa harus mempelajari dengan saksama seluruh bagian gambar, RKS,
dan agenda dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
a. Termasuk semua yang belum terdapat dalam gambar kerja (Gambar Arsitektur,
Gambar struktur dan Gambar Mekanikal dan Elektrikal), baik karena
penyimpangan, perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas,
maka Penyedia Jasa harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang
telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja
dan pekerjaan yang dilaksanakan.
b. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut kalkirnya
(gambar asli) dan biaya pembuatannya ditanggung Penyedia Jasa.
Jadwal Pelaksanaan
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Penyedia Jasa dinyatakan
sebagai pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai
pelaksana pembangungan, Penyedia Jasa harus segera membuat :
1. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan secara
Diagram Panah (Network Planning) dan Diagram Balok (Bar chart).
2. Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3. Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
4. Jadwal Pengadaan dan Pemakaian Peralatan.
5. Diagram Cash-Flow (Arus Tunai).
Hasil Pekerjaan
Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan
pekerjaan, maka Penyedia Jasa diharuskan menyediakan :
1. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar
kerja dan cara-cara pelaksanaan.
2. Alat Bantu Kerja, Pompa Air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpas,
penyekat tegak dan alat bantu pekerjaan lainnya.
3. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/situasi tempat kerja, maka
sebelum melakukan pekerjaan pembersihan, Penyedia Jasa maupun Pelaksana
pembangunan, Penyedia Jasa diwajibkan memasang alat-alat
pengaman/pelindung/penyangga seperti jaring/lori/katrol.
Penetapan Ukuran
1. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan
tidak boleh menambah ukuran tanpa seijin Direksi/Konsultan Pengawas. Setiap
ada perbedaan dengan ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk segera ditetapkan sebagaimana
mestinya.
2. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa wajib memberitahu
Direksi/Konsultan Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk
diperiksa terlebih dahulu ketepatan ukuran-ukurannya.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3. Penyedia Jasa diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran satu dengan yang lain
dalam setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Direksi/Konsultan
Pengawas setiap terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan
pembetulannya.
4. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian
pekerjaan yang lainnya, maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu
diperhatikan sungguh-sungguh. Kelalaian Penyedia Jasa terhadap hal ini tidak
dapat diterima dan Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk membongkar
pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai ketentuan.
5. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Penyedia Jasa sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Pengukuran
a. Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran
setempat, yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan Proyek seperti yang
direncanakan dalam gambar-gambar grading dan seperti yang disetujui Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.
b. Penyedia Jasa harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran atau
penelitian ukuran tata letak atau ketinggian bangunan.
c. Hasil pengukuran harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas agar dapat
ditentukan sebagai pedoman atau referensi dalam melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Gambar Kerja dan Persyaratan Teknis.
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
a Penyedia Jasa harus membuat los kerja dan bangunan untuk tempat istirahat dan
sholat bagi pekerja, serta menempatkan Petugas Keamanan selama Proyek berjalan.
b Bangunan tersebut adalah milik Penyedia Jasa dan setelah selesai pekerjaan
secepatnya dibongkar dan dibawa keluar dari site.
Keselamatan Kerja
a. Penyedia Jasa harus menjamin keselamatan para pekerja sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan
untuk semua bidang pekerjaan (ASTEK)
b. Dilokasi pekerjaan harus tersedia kotak obat lengkap untuk Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan (PPPK)
Dokumentasi
a. Penyedia Jasa harus memperhitungkan baiya perawatan pembuatan dokumentasi
serta pengirimannya ke Kantor Pengelola Pekerjaan serta pihak-pihak lain yang
diperlukan.
b. Yang dimaksud dalam pekerjaan dokumentasi adalah :
- laporan-laporan perkembangan proyek
- foto-foto proyek, berwarna minimal ukuran kartu pos dilengkapi album
- Surat-surat dan dokumen yang lain.
c. Foto-foto yang menggambarkan kemajuan proyek hendaknya dilakukan sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan dibuat minimal sebanyak 5 (lima)
peristiwa, yaitu : 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
Pelaksanaan
Sebelum pekerjaan pembersihan site dimulai Penyedia Jasa terlebih dahulu minta ijin
kepada pihak-pihak terkait saat/waktu yang tepat untuk melaksanakan pekerjaan.
7
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya
permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari
Direksi/Penangggung Jawab Kegiatan. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus
terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi/Penangggung Jawab Kegiatan dan dalam
jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan penelitian
dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.
Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan :
- Administrasi dan Dokumentasi
Pekerjaan Administrasi dan Dokumentasi akan meliputi namun tidak terbatas
pada:
a. Dokumen Kontrak
b. Shop Drawing dan As Built Drawing
c. Surat-surat koordinasi
d. Format-format Pengendalian (Mutu, Waktu dan Biaya) Pelaksanaan Pekerjaan
e. Foto Kondisi Pelaksanaan Pekerjaan (0%, 25%, 50%, 75%, 100%)
- Pemasangan Patok dan pengukuran kembali
Pemasangan ditujukan untuk memberi batas lokasi pelaksanaan pekerjaan. Patok
dibuat dari kayu yang dicat dan ditancapakan di atas tanah sebagai batas-batas
stasioning pelaksanaan pekerjaan.
- Pembuatan Direksi Keet
Papan Nama Proyek
Pada papan Nama Proyek harus diinformasikan hal-hal sebagai berikut:
Nama Kegiatan
Pemilik Kegiatan
Volume Kegiatan
Penyedia Jasa Pelaksana Pekerjaan
Konsultan Pengawas Pekerjaan
Nilai Kontrak
- Penyiapan Lokasi
Membuat gambar denah lokasi rencana kerja, penempatan direksi keet,
penggudangan material, dan sebagainya
Berkoordinasi dengan pihak terkait atas rencana penempatan direksi keet,
penggudangan material, dan sebagainya
Pembersihan lapangan
Langkah-langkah penunjang lain yang diperlukan untuk memulai pekerjaan
fisik konstruksi.
- Pemasangan Bouwplank
Pemasangan bouwplank harus dapat dijadikan acuan pekerja untuk
melaksanakan pekerjaan dengan dimensi-dimensi aktual yang didasarkan
pada dimensi-dimensi yang tertera dalam gambar perencanaan.
Pemasangan boplank harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
atau Konsultan Pengawas pada tempat dan setiap jarak yang ditentukan
Ketepatan letak bangunan diukur dibawah pengamatan Pengawas dengan
piket/patok yang dipancang kuat – kuat, dihubungkan dengan papan kayu
yang kuat dengan ketebalan minimum 2 ½ cm, diketam rata pada sisi atasnya.
Pengukuran dilakukan dengan koordinat seperti ditentukan dalam gambar
rencana..
Pemborong harus menyediakan sedikitnya 4 (empat) orang pembantu yang
ahli dalam cara - cara pengukuran dengan alat - alat penyipat datar
(theodolit,waterpas dan sebagainya ), prisma silang dan lain-lain peralatan
yang diperlukan dalam pengukuran menurut situasi dan kondisi tanah
bangunan
- Letak dan jumlah patok dasar ditentukan oleh pengawas
8
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Tugu / patok (Bench Mark) dasar dibuat dari beton berpenampang sekurang-
kurangnya 20 x 20 cm, tertancap kuat kedalam tanah sedalam 1
meter dengan bagian yang menonjol diatas muka tanah sekurang-
kurangnya setinggi 40 cm di atas tanah, atau sesuai arahan Konsultan
Pengawas.
Tugu / patok dasar dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi
tanda yang jelasdan dijaga keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari
Direksi / Pengawas untuk membongkarnya.
Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan tugu / patok dasar
termasuk tanggungan Kontraktor.
Pada waktu pematokan ( penentuan ) peil dan setiap sudut -sudut
tapak (perpindahan) Kontraktor wajib membuat shop drawing
dahulu sesuai dengan keadaan lapangan.
Papan bangunan dipasang pada patok kayu semutu Meranti Mer ah
ukuran 5/7 cm, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bisa digerak-
gerakkan atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
Papan bangunan/bouwplank dibuat dari kayu Meranti, dengan
ukuran minimal 2 ½ cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut pada sisi sebelah
atasnya.
Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama satu dengan lainnya
(waterpas),kecuali dikehendaki lain dan atas ijin Pengawas. Papan
bangunan dipasang sejauh 100 cm dari sisi luar galian tanah
pondasi lajur atau sloof.
Pada papan dasar pelaksanaan (bouwplank) harus dibuat tanda-
tanda yangmenyatakan as-as dan atau level/peil-peil dengan warna
yang jelas dan tidak mudah hilang j ika terkena air / hujan.
Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkannya kepada Pengawas.
Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan papan bangunan
termasuk tanggungan Kontraktor.
- Mobilisasi Alat dan Bahan
Mendatangkan peralatan dan menempatkan bahan-bahan ke tempat/lokasi
pekerjaan disesuaikan dengan efektifitas dan efisiensi yang diperhitungkan oleh
Penyedia Jasa. Penggunaan alat bantu (gerobak, pick-up, dump truck, dan
sebagainya) sudah diperhitungkan dalam penawaran yang diajukan.
- Keamanan Proyek
Penyedia Jasa harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
proyek yang sedang dilaksanakan, baik barang-barang milik Penyedia Jasa
maupun Pemberi Tugas/Pengguna Jasa atau Konsultan Pengawas. Biaya untuk
keamanan ini dianggap sudah termasuk dalam harga penawaran, kecuali
ditentukan lain dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
9
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 2
PEKERJAAN TANAH
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Test Kepadatan
a. Test kepadatan akan dilaksanakan tiap lapis secara bersamaan (Penyedia Jasa,
Konsultan Pengawasdan Pemberi Tugas/Pengguna Jasa). Mengenai pembiayaan
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
b. Test kepadatan untuk tiap lapis dilakukan sebanyak 1 (satu) titik setiap 2500 m2,
yang mana titik tersebut akan ditunjuk/ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
c. Peralatan yang digunakan untuk tes kepadatan adalah dengan menggunakan sand
cone dan atau DCP atau ssuai petunjuk Konsutan Pengawas.
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
d. Apabila di suatu lapisan, hasil tes kepadatan tidak memenuhi syarat yang telah
ditentukan maka pada lapisan tersebut harus diulangi proses pemadatannya,
hingga persyaratannnya tercapai.
e. Titik lokasi dan jadwal test kepadatan akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
Permukaan Tanah
Sebelum memulai suatu penggalian, Penyedia Jasa harus memeriksa permukaan tanah,
baik setempat maupun garis transisi yang tertera dalam kontrak adalah betul. Jika tidak
sesuai Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas,
jika tidak maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan
dipertimbangkan.
Tinggi Pendugaan (Peil)
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti
yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana. Tinggi
lantai ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/selesai
dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.
Bouwplank.
Pemasangan tanda dan papan bangunan (Bouwplank). Patok-patok untuk penjelasan dan
pedoman letak bangunan dibuat dari besi yang dibeton, ditanam didalam tanah kuat –
kuat. Papan – papan untuk bangunan, dibuat dari kayu sekurang – kurangnya ukuran
2x20 cm. Diserut pada sisi atasnya dan dipakukan pada sisi atasnya dan dipakukan pada
tiang – tiang kayu yang cukup kuat ditanam dalam tanah. Tanda – tanda ukuran
dilakukan dengan tanda gergaji dan cat merah.
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Pemadatan Urugan
a. Segera setelah penempatan dan penebaran urugan, masing-masing lapisan
harus dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadatan yang cocok dan
memadai yang disetujui oleh Direksi Teknik sampai kepada persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
I. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm di bawah permukaan dasar harus
dipadatkan sampai > 95% kepadatan kering standar maksimum yang
ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99.
II. Lapisan-lapisan di dalam 30 cm atau kurang, dibawah permukaan tanah
dasar, harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering standar
maksimum yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB. 0111-76).
b. Pemadatan urugan tanah harus dilakukan hanya bila kadar air bahan tersebut
berada di dalam batas 3% kurang dari kadar air optimum sampai 1% lebih
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
dari
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
kadar air optimum, kadar air optimum akan ditetapkan sebagai kadar air
dimana kepadatan kering maksimum dicapai bila tanah tersebut dipadatkan
sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76). Kepadatan tanah harus dilakukan
tes kepadatannya setiap lapis demi lapis agar tanah mencapai kepadatan yang
sama. Setiap kepadatan tanah ini harus mendapar persetujuan dari Pengguna
Jasa/Pemberi Tugas atau konsultan Pengawas.
c. Urugan timbunan harus dipadatkan dimulai pada ujung paling luar serta
masuk ketengah dalam satu cara dimana masing-masing bagian menerima
desakan pemadatan yang sama.
Test Kepadatan
a. Test kepadatan akan dilaksanakan tiap lapis secara bersamaan (Penyedia Jasa,
Konsultan Pengawasdan Pemberi Tugas/Pengguna Jasa). Mengenai pembiayaan
menjadi tanggungjawab Penyedia Jasa.
b. Test kepadatan untuk tiap lapis dilakukan sebanyak 1 (satu) titik setiap 2500 m²,
yang mana titik tersebut akan ditunjuk/ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
c. Peralatan yang digunakan untuk test kepadatan adalah dengan menggunakan
sand cone dan atau DCP atau sesuai petunjuk Konsutan Pengawas.
d. Apabila di suatu lapisan, hasil tes kepadatan tidak memnuhi syarat yang telah
ditentukan maka pada lapisan tersebut harus diulangi proses pemadatannya,
hingga persyaratannnya tercapai.
e. Titik lokasi dan jadwal tes kepadatan akan ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
C. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Penyiapan Lapangan
a. Penggalian dan pengurugan untuk tanah dasar harus seperti yang
ditetapkan pada spesifikasi ini.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan dan menggunakan mal logam dan
mistar logam untuk memeriksa punggung atau kemiringan melintang.
2. Pemadatan Tanah Dasar
Pemadatan lapisan tanah di bawah permukaan tanah dasar harus
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan spesifikasi ini.
i. Lapisan-lapisan yang lebih dari 30 cm dibawah permukaan tanah
dasar harus dipadatkan sampai 95% kepadatan kering maksimum
yang ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99.
ii. Lapisan-lapisan yang berada pada 30 cm atau kurang dan sampai
permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan
kering maksimum.
D. Pengendalian Mutu
Pengujian-pengujian kualitas untuk kepadatan di lapangan dan daya dukung
harus dilakukan untuk setiap 100 m panjang jalan sesuai dengan persyaratan
pada spesifikasi ini. CBR minimum untuk tanah dasar harus 5%, dan bilamana
hal ini tidak dapat tercapai perlu dipasang bahan lapis pondasi bawah atau
bahan timbunan pilihan.
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 3
PEKERJAAN PONDASI
Pekerjaan persiapan :
1. Mempersiapkan alat pengerjaan seperti mata bor, pipa, stang dan alat pendukung
lainnya.
2. Tanah dibor hingga mencapai dimensi diameter tiang strauss yang direncanakan,
kemudian mata bor diputar dan diberi beban tekanan hingga dirasakan massa
tanah memenuhi. Tanah diangkat lalu dibuang. Proses tersebut dilakukan terus
menerus hingga mencapai kedalaman tanah yang diinginkan.
3. Pengeboran sebaiknya dikerjakan oleh minimal 2 orang
4. Tahap pembesian : pekerjaan pembesian dilakukan dengan membuat besi spiral
dan pemotongan besi pokok untuk jari – jari. Kemudian dilanjutkan dengan
merangkai keduanya hingga menjadi keranga tulangan utuh.
5. Proses pengecoran merupakan tahap terakhir dalam pekerjaan pondasi strauss
pile. Jika lokasi proyek merupakan daerah bekas rawa, pengecoran bisa
menggunakan pipa paralon (sebagai pipa tremie) sebagai pengantar cor supaya
tidak bercampur dengan lumpur dan hasil beton yang lebih baik. Jika berada di
tanah kering, adukan cor dapat langsung dituangkan.
Persyaratan bahan-bahan
a. Semen portland / PC
Semen yang digunakan adalah Semen Portland jenis Portland Cement Tipe I dan
merupakan hasil produksi dalam negeri. Semen yang telah mengeras
sebagian/seluruhnya ridak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan
lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk sesuai dengan syarat penumpukan semen.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan semen tersebut di lokasi
pekerjaan.
1
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Pelaksanaan pekerjaan
a. Bentuk dan ukuran bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga
mengahasilkan dimensi beton sesuai dengan gambar kerja.
b. Sambungan bekisting harus dibuat benar-benar rapat, sehingga air adukan beton
tidak banyak keluar.
c. Rangka/penguat bekisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kokohnya bekisting.
d. Sebelum dilakukan pengecoran, bagian dalam dari bekisting harus bersih dari
semua kotoran maupun serpihan kayu.
e. Pelaksana harus membuat gambar detil rencana pemotongan besi tulangan, tempat
sambungan/pemberhentian, overlapping sambungan maupun pembengkokan.
f. Semua gambar tersebut harus mendapatkan persetujuan Pengawas/Perencana.
g. Tidak diperkenankan membengkokkan baja tulangan ditempat bekisting terpasang
kecuali keadaan yang sangat memaksa dengan pesetujuan Pengawas/Perencana dan
dihindari menimbulkan kerusakan terhadap bekisting.
h. Semua tulangan harus diikat dengan kawat bendrat atau las, sehingga dijamin tidak
bergeser pada waktu pengecoran.
i. Pada muka pondasi dan kolom-kolom beton bertulang harus dipasang stek-stek
tulang yang besarnya sama dengan diameter tulangan kolom tersebut, stek-stek
tersebut harus ditanam dalam pondasi minimal 30 cm.
j. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah pemasangan tulangan serta
kelengkapannya telah diperiksa dan dianggap benar oleh Pengawas/Perencana.
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 4
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
selalu dibasahi selama minimal 7 hari. Pasangan dinding bata tidak boleh
diterobos, paralel/horizontal , kecualipembukaan- pembukaan dan lubang
- lubang yang sudah direncanakan dandisediakan sesuai dengan gambar -
gambar untuk keperluan pekerjaan mekanikal, listrik, pemipaan dan lain-lain.
m. Semua dinding bata harus di finish dengan plesteran, kecuali disebutkan
lain dalam gambar atau akan dilapis dengan lapisan batu alam. Dalam hal
dipasang bata klinker,alur-alurnya (naad) harus selebar 0,5 inch dan dalamnya 0,5
inch. Pasangan harus lurus, teratur dan rapi.
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 5
PEKERJAAN BETON
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
6. Pada bagian terendah (dari setiap fase pengecoran) dari Acuan/Bekisting kolom
atau dinding harus ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan
pembersihan.
7. Kayu Acuan/Bekisting harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum
pengecoran, harus diadakan tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air
pembasahan tersebut pada sisi bawah.
8. Pada fase ini dilakukan pemasangan pipa-pipa maupun perlengkapan-
perlengkapan lain yang harus tertanam didalam beton, dengan catatan bahwa
pekerjaan ini jangan sampai merugikan kekuatan konstruksi (lihat pasal 5.7 ayat I
PBI 1971).
9. Setelah pekerjaan diatas selesai, Penyedia Jasa harus meminta persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas dan minimal 2 (dua) hari sebelum pengecoran
Penyedia Jasa harus mengajukan permohonan pengecoran kepada
Direksi/Konsultan Pengawas.
10. Perencanaan Acuan/Bekisting dan konstruksinya harus diperhitungkan untuk
dapat menahan beban-beban tekanan lateral dan tekanan yang diijinkan seperti
pada “Recommended Practice for Concrete Formwork” (ACI. 347-68) dan peninjauan
terhadap beban angin dan lain-lain peraturan dikontrol terhadap peraturan
pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
11. Kayu Acuan/Bekisting beton exposed harus dilapisi dengan menggunakan release
agentmud oil pada permukaan Acuan/Bekisting yang menempel pada permukaan
beton. Berhubung pemakaian release agent berpengaruh pula pada warna
permukaan beton, maka pemilihan jenis dan penggunaannya harus dilakukan
dengan seksama. Untuk itu Penyedia Jasa harus memberitahukan terlebih dahulu
nama perdagangan dari release agent tersebut data bahan-bahan bersangkutan,
nama produsennya, jenis bahan-bahan mentah dan keterangan-keterangan lain
yang dianggap perlu untuk memperoleh persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
12. Untuk bidang-bidang yang luas dimana digunakan form-tie, penempatan form-tie
harus disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
13. Untuk penyetelan Acuan/Bekisting pekerjaan beton di atas pekerjaan yang baru
dicor, dibutuhkan waktu minimal 3 (tiga) hari dan penyetelan Acuan/Bekisting
tersebut baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
Pembongkaran Acuan/Bekisting
1. Waktu minimal dari saat selesainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran Acuan/Bekisting dari bagian-bagian struktur harus ditentukan
dari percobaan kubus benda uji yang memberikan kuat desak minimum seperti
tercantum dalam daftar sebagai berikut :
Tabel 5.1. Tabel Waktu Minimal Pembongkaran Bekisting
Waktu Minimal Pembongkaran Acuan
Bagian-Bagian Struktur Bekisting
(dalam hari setelah pengecoran)
- Sisi samping balok dan kolom 3 Hari
- Penyangga balok 21 Hari
Kecuali bila pengecoran dicampur dengan bahan aditif sesuai dengan yang
ditentukan maka pada prinsipnya pembongkaran Acuan/Bekisting dapat
dilakukan dan dengan ketentuan sebagai berikut :
Bagian Struktural Sisi Samping : minimal 3 hari setelah pengecoran
Bagian/Sisi Bawah : minimal 14 hari setelah pengecoran
2. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat Acuan/Bekisting dibuka, tidak
bergelombang, berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala
keropos/tidak sempurna.
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
2
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
4. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam Gambar Kerja (dalam hal ini yang dimaksudkan
adalah jumlah luas).
5. Pergantian tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian ditempat
tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan pembetonan atau
penyampaian pengetar.
6. Toleransi Besi
Tabel 5.2. Tabel Toleransi Besi yang Digunakan
Diameter, ukuran sisi Variasi dalam berat yang Toleransi
(jarak antara dua diameter permukaan yang diperbolehkan
berlawanan)
Dibawah 10 mm x/- 7 % x/- 0.4 mm
10 mm sampai 16 mm
+/- 5 % +/- 0.4 mm
(tapi tidak termasuk diameter 16 mm)
16 mm sampai 28 mm (tapi tidak termasuk
+/- 4 % +/- 0.3 mm
diameter 28 mm)
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
tempat selama pengecoran dan harus bebas dari acuan dengan memasang beton
decking sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
3. Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari bahan baja lunak dan tidak
disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40 mm.
Kawat pengikat besi beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam NI-2 (PBI-1971).
4. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dan kebenaran dari
semua persyaratan yang ditentukan.
5. Penyedia Jasa harus mengikuti semua petunjuk tentang persyaratan peralatan,
baik yang terdapat pada RKS maupun yang tercantum dalam Gambar Kerja.
6. Bila terjadi kerusakan pada hasil pemasangan Penyedia Jasa diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu, pekerjaan seluruh biaya
perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
7. Pasangan angkur dan bentukan lainnya harus menyatu dengan adukan beton,
pemasangan harus tepat dan kuat pada tempatnya.
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 6
PEKERJAAN KUSEN DAN JENDELA ALUMUNIUM
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai
dengan gambar.
f. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate
setebal 2 – 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000
kg/m2.
Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus ditutup oleh sealant.
h. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :
1. Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.
2. Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.
3. Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.
4. Untuk sistem partisi, harus mampu dipindahkan, dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langit-langit.
5. Mempunyai asesoris yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
i. Untuk fitting hardware dan reinforcing materials yang mana kusen alumunium
akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari kontak korosi.
j. Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10 - 25
mm yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
k. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada
ruang yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada
swing door dan double door.
l. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap udara.
m. Tepi bawah ambang kusen eksterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan
3
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 7
PEKERJAAN ADUKAN DAN PLESTERAN
Bahan
a. Bahan semen portland yang digunakan/dipakai harus terdiri dari satu produk,
mutu I dan yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas serta memenuhi syarat-
syarat yang ditentukan dalam NI-8. Bahan pasir harus memenuhi syarat NI-3 dan
PUBI-1982. Semen Portland (PC) Semen untuk pekerjaan adukan plesteran
sama dengan yang digunakan untukpekerjaan beton. Pasir yang
digunakan harus pasir yang berbutir, tajam dan ke ras. Kadar
lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih dari 5 % dan
harus memenuhipersyaratan NI.3 PUBB 1970
b. Air harus memenuhi NI-3 pasal 10. Air yang digunakan untuk adukan dan
plesteran sama dengan persyaratan yangdigunakan untuk pekerjaan
beton.
c. Campuran (agregat) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan bebas
dari segala macam kotoran, harus bersih dan diayak dengan ayakan # 1,6 – 2,0 mm.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
- Pada dinding batu bata semen raam/rapat air, diplester dengan campuran
adukan 1 PC : 3 pasir (dilakukan pada bagian-bagian yang ditentukan disyaratkan
dalam detail Gambar Kerja).
- Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang telah disyaratkan.
- Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik
dari jenisnya dan disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.
- Semen Portland yang dikirim ke site/lokasi kerja harus dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type
dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
- Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan untuk dinding finish sesuai dengan
yang ditunjukkan dalam detail Gambar Kerja. Ketebalan plesteran yang melebihi
2 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memprkuat daya lekat
plesteran, pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi/Konsultan Pengawas.
- Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain, dibuat naad (tali air)
dengan lebar minimal 7 mm kedalaman 5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
- Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering betul).
- Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan permukaan plesteran
setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
- Seluruh permukaan pada beton sebelum diplester harus dibuat kasar terlebih
dahulu dengan cara dipahat atau pada saat setelah acuan dibuka, dikamprot
merata dengan adukan 1 PC : 3 pasir atau dengan cara lain yang disetujui
Konsultan Pengawas.
- Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton serta disiram/dibasahi
dengan air semen.
- Plesteran untuk beton, dipasang dengan adukan kedap air campuran adukan 1 PC
: 3 pasir.
- Pasir pasang yang akan dipergunakan untuk campuran harus diayak lebih dahulu
dengan mata ayakan seperti yang disyaratkan.
- Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik
dari jenisnya dan disetujui Konsultan Pengawas.
- Tebal lapis plesteran maksimal 1,00 cm. Tebal plester yang melebihi 1,00 cm
harus diberi kawat ayam yang digalvanis untuk membantu dan memperkuat daya
lekat plesteran.
- Pertemuan antara plesteran dengan jenis pekerjaan yang lain (kusen dan
sebagainya), dibuat naat (tali air) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
- Kelembaban plesteran harus dijaga hingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu cepat dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan dilindungi dari panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 8
PEKERJAAN ATAP
Persyaratan Bahan-Bahan
a. Untuk pekerjaan rangka atap menggunakan bahan baja ringan Profil berbentuk S
dan Web bentuk Capsule dengan pengiktat Baut-Mur.
- Frame : bentuk S 85.50 (Tinggi profil 85 mm dan tebal 0.75 - 08mm BMT)
- Web : Capsule 62.27 (Tinggi 62 mm dan tebal 045 - 0,5 mm BMT)
- Baut-Mur : Hexagonal Bolt, diameter 12mm
b. Lapis dasar material baja ringan dilapis dengan zinc, aluminium dan silikon alloy
c. Ukuran material-material rangka atap disesuaikan dengan hasil perhitungan
produsen rangka atap baja ringan.
d. Kontraktor harus memberikan contoh bahan, brosur serta data teknis/gambar
teknis/Shop drawing berikut perhitungan strukturnya kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
e. Menyertakan Garansi dan biodata produsen rangka atap baja ringan.
f. Profil “S” Sebagai Frame
- Semakin besar luas permukaan profil “S”,
maka semakin besar Momone Inersia /
beban yang dapat ditahan di atas
permukaan tersebut.
- Dengan bentuk profil S resiko puntiran
dapat diminimalkan. Jika profil “S” dapat
gaya puntir dari atas, maka bagian bawah
akan menahannya, begitu juga sebaliknya.
- Dibandingkan dengan profil C, maka
jumlah tekukan pada profil “S” lebih
banyak yaitu 5 tekukan. Dengan semakin
banyak tekukan, maka semakin banyak
tulangan yang memperkuat daya dukung
beban.
g. Profil Kapsul Sebagai Web
Penggunaan kapsul sangat baik untuk pelaksanaan, karena permukaan kapsul
tidak memiliki sudut yang tajam.
Bentuk capsul digunakan karena simetris terhadap as vertikal dan as horisontal.
Untuk bisa dipasang ke frame, ujung-ujung kapsul dipress. Ini dilakukan agar
beban-beban yang bekerja tepat di tengah titik pusatnya.
Rangkaian kuda-kuda jika sudah menyatu maka berat gravitasinya terjadi di
tengah-tengah pertemuan, sehingga tidak terjadi berat ke satu satu sisi saja /
seimbang.
Bentuk kapsul merupakan bentuk C dobel, sehingga menjamin kekuatan dalam
distribusi/penyaluran beban atap. Dengan menggunakan 1 kapsul berarti sama
dengan menggunakan 2 profil C.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Kontraktor harus menyerahkan shop drawing yang dibuat oleh suplier, shop
drawing tersebut yang telah dihitung dari segi bentuk dan ukuran bahan
menggunakan program perhitungan struktur rangka atap baja ringan, shop drawing
tersebut diberikan kepada Pengawas untuk persetujuan tertulis bagi pemasangan
b. Memastikan seluruh permukaan ring balok telah monolith dengan kolom dan
memiliki permukaan yang rata.
c. Menandai posisi perletakan kuda-kuda (trust) sesuai dengn gambar rencana atap.
d. Meletakan kuda-kuda sesuai dengan nomornya diatas ring balok atau wall plate
berdasarkan gambar kerja.
e. Mengontrol posisi berdiri kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok dan dengan
jarak yang sesuai dengan gambar kerja. Memastikan leveling semua puncak kuda-
kuda dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama / datar.
f. Mengencangkan kuda-kuda dengan ring balok menggunakan bracket, memasang
balok nok, memasang bracing/pengikat, memasang reng dengan jarak yang
disesuaikan dengan penutup atap yang digunakan.
g. Memasang outrigger (gording tambahan), memasang ceilling batens pada
permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Persyaratan Bahan-Bahan
- Panjang Material : 1000 mm
- Lebar material : 33 mm
- Jarak Reng : 30 cm
- Tebal : 0.25 mm
- Finishing metal atas : memiliki warna yang memiliki kemampuan
meredam panas 28.5% dan sura 6,5 db
- Finishing dibagian atas : lapisan batuan berpasir
- Jenis Peredam : Rubber Powder coating insulasi
- Garansi Material : 3 Tahun
Pelaksanaan Pekerjaan
a. Bahan penutup atap dan bubungan atap yang digunakan adalah Atap Metal
Echoroof Insulasi rubber coating Insulasi Colour tebal 0,25 mm
b. Sebelum pemasangan penutup atap semua pekerjaan yang mendahuluinya telah
disetujui oleh Pengawas, diantaranya rangka atap, pekerjaan gording dll.
c. Dalam pemasangan penutup atap harus diperhatikan benar-benar dan dipasang
sedemikian rupa agar jangan sampai terlihat bergelombang dan alurnya tidak lurus,
yang mengakibatkan kelihatan tidak estetika.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 9
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING
Persyaratan Bahan
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Direksi atau Konsultan Pengawas untuk disetujui. Pelapis lantai yang
digunakan adalah :
Keramik
- Untuk lantai ruang kelas dan teras menggunakan Keramik Polos ukuran 40x40cm
sekelas Mulya.
- Untuk dinding bagian depan bawah kusen dilapisi batu andesit finishing coating.
- Untuk dinding bak cuci tangan, dilapisi keramik polos ukuran 40x40cm sekelas
Mulya.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 10
PEKERJAAN KACA
Persyaratan Bahan
1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, tarik, gilas dan pengambangan
(float glass).
2. Toleransi lebar dan panjang
Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti yang
ditentukan oleh pabrik.
3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
4. Cacat-cacat
- Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari
pabrik.
- Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca).
- Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat
mengganggu pandangan.
- Kaca harus bebas dari keretakan (gari-garis pecah baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).
- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke
arah luar/masuk).
- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat
garis timbul yang tembus pandang, gelombang adalah permukaan kaca yang
berubah dan mengganggu pandangan.
- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
- Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.
- Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
5. Bahan Kaca
- Bahan kaca polos setebal 5 mm untuk pintu dan jendela menurut gambar –
gambar rencana. Persyaratan bahan harus sesuai SNI 0047-1989-A. Semua
bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 11
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
Persyaratan Bahan
1. Semua “hardware” yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau
penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Penyedia Jasa wajib
melaporkan hal tersebut kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal. Tanda pengenal ini
dihubungkan dengan cincin kesetiap anak kunci.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 12
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFON
Bahan-bahan
1. Penutup Plafond menggunakan Gypsumboard dengan tebal 9 mm Sek. Knauft.
Semua bahan yang digunakan harus dari kualitas terbaik dengan tipe ditentukan
kemudian.
2. Penutup plafond menggunakan GRC untuk area lembab di km/wc dan selasar
luar.
3. Rangka Plafond menggunakan rangka Hollow galvanis umuran 4/4cm dan 2/4 cm
untuk dalam gedung kantor, rambu luar dan drop ceiling. dengan list plafond
gypsum 5 cm, gypsum beding drop ceiling.
4. Pada pemasangan bahan langit – langit gypsum, sebaiknya permukaan modulnya
ditutup dengan dempul agar pemasangan terlihat rapi.
BAB 13
PEKERJAAN PENGECATAN
Bahan-bahan
a. Umum
Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan dari Pengawas,
baik mengenai kualitas maupun pabrik asalnya. Bahan-bahan yang didatangkan
ketempat pekerjaan harus diberikan kepada Pengawas Lapangan untuk
contoh/pengujian. Contoh tersebut akan diambil secara acak dengan disaksikan
oleh Pengawas Lapangan. Pemakaian bahan-bahan pengering atau bahan-bahan
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Persetujuan Ahli
Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
boleh dipakai didalam pekerjaan. Cat didatangkan kelapangan pekerjaan dalam kaleng-
kaleng asli dari pabrik, lengkap dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.
4
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 14
PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL
Syarat Pelaksanaan
1. Bahan dan peralatan yang digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan
harus dalam keadaan baru.
2. Pelaksana/Ahli Instalatur listrik harus orang yang benar-benar ahli yang
mendapat pengesahan atau sertifikat dari PT. PLN (Persero) setempat.
3. Pelaksana harus mempunyai Surat Ijin Kerja (SIKA) dan surat pas dari PT. PLN
(Persero), kelas B atau C yang masih berlaku.
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
4. Penyedia Jasa harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-
gambar pelaksanaan yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis outlet,
panel/kabinet, peralatan perkabelan dan seterusnya dengan mengambil
pedoman pada as center kolom.
5. Penyedia Jasa harus menyediakan gambar pemasangan yang sebenarnya (As
Installed).
6. Dalam waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) hari kerja setelah Penyedia Jasa
menerima SPK, Penyedia Jasa diharuskan menyerahkan Daftar dari bahan dan
material yang akan digunakan.
7. Daftar tersebut harus memuat data suku cadang pemasok dan suppliernya,
pabrik/manufacturer, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
8. Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang
untuk dimintakan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
9. Tidak dibenarkan mengganti bahan/material dengan alasan apapun tanpa
sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
Syarat Pelaksanaan
1. Bahan dan peralatan yang digunakan adalah sesuai dengan yang disyaratkan dan
harus dalam keadaan baru.
2. Pelaksana/Ahli Instalatur listrik harus orang yang benar-benar ahli yang
mendapat pengesahan atau sertifikat dari PT. PLN (Persero) setempat.
3. Pelaksana harus mempunyai Surat Ijin Kerja (SIKA) dan surat pas dari PT. PLN
(Persero), kelas B atau C yang masih berlaku.
4. Penyedia Jasa harus mempergunakan secara baik satu set lengkap gambar-
gambar pelaksanaan yang tepat pada lokasi dari seluruh jenis outlet,
panel/kabinet, peralatan perkabelan dan seterusnya dengan mengambil
pedoman pada as center kolom.
5. Penyedia Jasa harus menyediakan gambar pemasangan yang sebenarnya (As
Installed).
6. Dalam waktu tidak lebih dari 15 (lima belas) hari kerja setelah Penyedia Jasa
menerima SPK, Penyedia Jasa diharuskan menyerahkan Daftar dari bahan dan
material yang akan digunakan.
7. Daftar tersebut harus memuat data suku cadang pemasok dan suppliernya,
pabrik/manufacturer, katalog dan keterangan lain yang dianggap perlu oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
8. Penyedia Jasa harus menyerahkan contoh bahan/material yang akan dipasang
untuk dimintakan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
9. Tidak dibenarkan mengganti bahan/material dengan alasan apapun tanpa
sepengetahuan Direksi/Konsultan Pengawas.
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
- Saklar pemutus beban harus selalu dilengkapi dengan pengaman arus lebih
tipe lebur dengan kapasitas yang tidak kurang dari yang ditunjukan dalam
Gambar Rencana serta mampu menahan arus gangguan yang mungkin
timbul sebelum alat pengaman lebur putus.
- Alat pengaman lebur yang dipakai adalah tipe HRC/HHC yang
konstruksinya dapat menahan arus gangguan hubung singkat sampai
dengan 100 KA, dilengkapi dengan dudukan dan alat pemegang untuk
melepaskan hubungan.
- Kontaktor magnetis yang dipergunakan harus mempunyai kapasitas tidak
kurang dari yang ditunjukan dala Gambar Rencana dan kapasitas tersebut
didasarkan pada jenis beban yang sesuai untuk jangka waktu pemakaian
paling lama (table long life).
- Setiap bagian dari kontaktor magnetis harus mampu menahan arus
gangguan yang mungkin timbul sebelum alat pengaman arus lebih dan arus
hubung singkat yang dihubungkan ke alat ini bekerja.
- Alat pengaman arus lebih yang merupakan suatu kesatuan pada kontaktor
magnetis harus mempunyai kurva operasi yang dapat melindungi beban
dari gangguan hilangnya catu daya satu phasa. Alat pengaman ini harus
memiliki 3 buah elemen Bimetal, serta diperlengkapi dengan 2 buah kontak
bantu operasi.
- Semua kontaktor magnetis yang akan melayani beban tiga phasa harus
dilengkapi dengan suatu alat pengaman baik untuk gangguan hilangnya
catu daya satu phasa maupun gangguan arus beban tiga phasa tidak
seimbang lebih dari 10 %.
- Alat ukur yang dipergunakan berdimensi tidak kurang dari 90x90 mm
sesuai untuk pemasangan di pintu panel dan mempunyai ketelitian yang
tidak kurang dari kelas 1,5. Setiap alat ukur harus diberikan alat pengaman
gangguan arus lebih dan arus hubung singkat.
- Pendistribusi daya listrik didalam panel (BUSBAR) harus mempunyai
dimensi yang dapat melakukan arus beban maksimum yang mungkin
terjadi tanpa memperhatikan penempatan komponen serta harus mampu
menahan besarnya arus gangguan yang mungkin terjadi sesuai ketentuan
DIN 43-071
- Penyedia Jasa harus menambah peralatan listrik yang berhubungan dengan
kontrol-kontrol AC seperti Trafo, MCB, relay, kontaktor, kabel, dll sesuai
dengan kebutuhan pada tiap-tiap panel AC (P. AHU, P Chiller, dll).
3. Ketentuan Teknis Kabel Listrik
- Kabel yang akan dipergunakan untuku menyalurkan daya listrik dan akan
ditanam adalah kabel berinti banyak dari bahan tembaga dengan luas
penampang tidak kurang dari yang ditunjukan dalam Gambar Rencana,
dimana setiap intinya diisolasi dengan bahan PVC dan diisolasi secara
keseluruhan dengan PVC. Pada lapisan luarnya harus terdapat bagian
pelindung dari beban mekanis dan dilapis dengan bahan PVC.
- Kabel listrik dan kabel kontrol (type NYY) yang dipergunakan untuk
memberikan pelayanan pada beban satu (1) phasa, harus diproduksi sesuai
dengan standard SII, sesuai dengan ketentuan dari SPLN dan tidak
menyalahi ketentuan VDE, dengan tegangan uji sebesar 500 Volt.
- Kabel listrik (type NYY) yang dipergunakan untuk memberikan pelayanan
pada beban tiga (3) phasa, harus diproduksi sesuai dengan standard SII,
sesuai dengan ketentuan dari SPLN dan tidak menyalahi ketentuan VDE,
dengan tegangan uji sebesar 600/1000 Volt.
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
50 s/d 75 mm – 4.05 mm
100 s/d 125 mm – 5.40 mm
150 s/d 0 mm 6.40 mm
200 8.30 mm
250 10.30 mm
3. Fitting dan Yent Cap terbuat dari bahan PVC injection moulded yang ditentukan
atas persetujuan dengan Direksi/Konsultan Pengawas
4. Floor Drain dan Floor Dean Out terbuat dari bahan Brass Chroom Plated yang
ditentukan atas persetujuan dengan Direksi/Konsultan Pengawas
Sistem Jaringan
1. Air Kolar
Tidak ada pemisahan antara air kolar dari Kloset/WC dengan air buangan dari
KM/Urinoir dimana pada setiap fixture unit dipasang U trap dan pada awal
saluran dipasang Clean Out (CO) untuk pemeliharaan/maintanance. Kemiringan
Pipa saluran antara 1 (satu) sampai 2 (dua) persen dan digabung dengan Pipa
saluran induk Kotor yang berada didalam shaft untuk menuju ke pengolahan
limbah.
2. Pipa Ventilasi
Pipa ventilasi pada setiap daerah basah dapat dipasang menyatu dengan dinding
(inbouw), diameter pipa maksimal 1,5”.
3. Pengolah Limbah
Pengolah Limbah dibuat dengan Sistem Septic Tank yang dalam pemasangan,
spesifikasi, perhitungan besaran dan volume, instalasi dan operasinya
disesuaikan dengan persyaratan yang ditetapkan.
Air buangan dari Sistem Septic Tank disalurkan melalui Pipa Resapan sesuai
Gambar Kerja.
Pemasangan Pipa, Fixture dan Fitting
1. Semua Pipa, Fixture dan Fitting harus dipasang rapi serta tidak mengganggu hasil
pelaksanaan lain (dinding, lantai, plafon, dll). Kesemuanya harus dipasang
dengan kedudukan yang kuat dengan segala macam kelengkapan pemasangan
untuk hal tersebut.
2. Untuk Pipa dengan tekanan tinggi terutama pipa-pipa induk dipasang blok-blok
dari campuran beton dan dipasang pada tiap sambungan misalnya : Knee, Elbow,
Valve, dsb.
3. Semua Pipa yang menggantung harus diikat/ditetapkan dengan kuat pada
penggantung atau ankur yang kokoh/rigid agar inklinasinya tetap dan untuk
mencegah timbulnya getaran.
4. Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan
jarak antar penggantung maksimum 3 (tiga) meter.
5. Penggantung atau penumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi
bangunan dengan ankur yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau
dengan Ramset dan Fisher.
6. Pipa vertikal harus ditumpu dengan klem dan dibuat dengan jarak antar klem
maksimum 3 (tiga) meter.
7. Pipa yang tertanam dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan
yang tepat (antar 1 – 2 %). Dasar lubang galian tempat pipa harus cukup stabil
dan rata sehingga badan pipa dapat tertumpu dengan baik dan rata (tidak
bergelombang).
8. Setelah pipa dipasang pada lubang galian kemudian diurug kembali dengan pasir
urug atau tanah urug bekas galian, urugan harus padat dan ditimbris dengan alat
timbris berat minimal 1 Kg dan diurug perlapis.
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
9. Pedoman ukur yang dipakai untuk kedalaman galian tempat pipa diukur dari
garis tengah pipa (as pipa) sampai kepermukaan tanah asli/jalan atau bila tidak
dengan menggunakan ketentuan persyaratan minimal menurut RKS dan buku
Petunjuk tentang kedalaman galian untuk Pipa.
10. Pada tempat-tempat dimana diatas tempat lajur pipa tertanam dibawah muka
tanah berupa jalan perkerasan atau permukaan yang terkena beban hidup, maka
semua pipa harus diperkuat dengan mantel balut (sabut, kain, dll) agar pipa
terhindar dari tekanan langsung beban diatas permukaan tersebut.
11. Semua jaringan pipa harus dilengkapi dengan :
Valve air vent, wash out untuk pipa air bersih
Dean out, vent, valve, wash out untuk pipa air kotor
12. Semua ujung pipa yang berakhir/tidak berlanjut harus ditutup dengan dop/plug
atau blank flange.
13. Pada sambungan antar pipa-pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir
(screw) untuk diameter lebih kecil dari 4”.
14. Penyambungan dengan ulir tersebut terlebih dulu harus dilapisi dengan sel-tape.
Pada tempat-tempat tertentu sambungan dapat dilakukan dengan flange dan
dilengkapi dengan ring type gasket, sedang tempat lain bila dipandang perlu
dilengkapi dengan sambungan ekspansi.
15. Pemotongan pipa harus menggunakan cutter-pipe dan setelah dipotong harus
diamplas rapi.
Perijinan
1. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan Instalasi
Plumbing, Drainasi, Pemadam Kebakaran, pembuangan air kotor sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Ketepatan pengukuran terhadap peil, ketinggian site terutama untuk saluran, peil
banjir menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
14.7. Pengujian
Instalasi Umum
1. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk pengujian Instalasi menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
2. Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi/Konsultan Pengawas
paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum mengadakan pengujian.
3. Dalam hal masih terdapat cacat, bocor atau belum berfungsi sempurna pada hasil
pekerjaan instalasi, Penyedia Jasa harus memperbaiki hingga Instalasi dapat
berjalan sempurna dan harus dilakukan pengujian lagi.
4. Alat bantu pengujian yang memerlukan presisi/ketepatan dalam penggunaannya
harus ditera secara resmi.
Pengujian Jaringan Pipa
1. Pipa Air Bersih
- Pengujian jaringan pipa air bersih dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali uji
tekanan kerja selama 3x24 jam tanpa ada penurunan tekanan uji.
- Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 5-6 atm dan untuk jaringan pipa
hidran/kebakaran = 10 atm.
- Sebelum jaringan pipa dipakai untuk pertama kali harus dilakukan
“Desinfeksi” dengan cara yang sesuai yang tercantum dalam Pedoman
Plumbing Indonesia 1979.
2. Pipa Air Kotor
- Pengujian dilakukan dengan memakai asap yang keluar dari bangunan selama
2 x 30 menit tanpa ada kebocoran disemua sambungan. Bila terdapat
kebocoran harus dilakukan tes dengan air sabun.
- Sebelum pengujian dilakukan, trap seal (leher angsa) diisi air dan clean out
(pipa ventilasi) dalam keadaan tertutup.
5
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 15
PEKERJAAN SANITAIR
15.1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini
hingga tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya /
operasinya. Pekerjaan pemasangan sanitair ini sesuai yang dinyatakan / ditunjukkan
dalam detail gambar, uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
Persyaratan Bahan-Bahan
a. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan
dipasaran, kecuali bila ditentukan lain.
b. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing type yang dipilih.
c. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik untuk
masing-masing type yang dipilih.
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah diisyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.
e. Sebelum mulai pemasangan pekerjaan sanitair, Kontraktor terlebih dahulu harus
menyerahkan contoh-contoh perlengkapan sanitair yang akan dipasang lengkap
dengan sertifikat / surat pernyataan dari produsennya yang menjelaskan bahwa
kwalitas produk tersebut benar-benar sesuai dengan persyaratan di atas.
f. Contoh-contoh tersebut apabila oleh Pengawas dianggap perlu, harus ditest di
Laboratorium yang disetujui Pengawas, biaya pengujian di Laboratorium ini
menjadi tanggungan Kontraktor.
g. Alat-alat Sanitair.
- Washtafel. Washtafel digunakan adalah merk semutu TOTO atau American
Standard, lengkap dengan segala accessoriesnya seperti tercantum dalam
brosurnya. Washtafel dinding semutu TOTO atau American Standard with
pedestal. Warna akan ditentukan kemudian . Washtafel dan perlengkapannya
yang dipasang adalah yang telah diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Pengawas.
- Kloset Kloset duduk dan jongkok berikut segala kelengkapannya yang dipakai
adalah semutu TOTO atau American Standard dengan warna akan ditentukan
oleh Pengawas. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang telah
diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal, retak atau cacatcacat
lainnya dan telah disetujui Pengawas. Untuk dudukan dasar kloset dipakai papan
jati tua tebal 3 Cm dan telah dicelup dalam larutan pengawet tahan air, dibentuk
seperti dasar kloset. Kloset disekrupkan pada papan tersebut dengan sekrup
kuningan.
- Pekerjaan Urinal : Urinal berikut kelengkapannya yang digunakan adalah merk
American Standard, TOTO atau setara. Type yang dipakai adalah type Wall Hung
Urinal dengan fitting. Urinal yang dipasang adalah urinal yang telah diseleksi
dengan baik, tidak ada bagian-bagian yang gompal, retak dan cacat lainnya dan
telah disetujui Pengawas. Pemasangan urinal pada tembok menggunakan baut
ficher atau stainless steel dengan ukuran yang cukup menahan beban seberat 20
Kg tiap baut. Setelah urinal terpasang, letak dan ketinggian pemasangan harus
sesuai gambar untuk itu, baik waterpassnya. Semua celah-celah yang mungkin
ada, antar dinding dengan urinal, ditutup dengan semen berwarna sama dengan
urinal sempurna. Sambungan instalasi plumbingnya harus baik tidak ada kebocoran-
kebocoran air.
- Perlengkapan Toilet : Perlengkapan-perlengkapan lain untuk toilet yaitu
gantungan handuk, tempat sabun, tempat kertas rol, tempat kertas tissue,
gantungan lap, gantungan baju, dan lain-lain seperti ditunjukkan dalam gambar,
dipakai adalah semutu TOTO atau American Standard. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut harus dalam keadaan baik tanpa ada cacat-cacat, sudah
mendapat persetujuan Pengawas. Letak pemasangan disesuaikan gambar-gambar
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
BAB 16
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONSTRUKSI
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Sabuk Pengaman
Untuk melindungi dari kecelakaan ditempat yang tinggi atau terperosok
dalam lubang atau lumpur yang dalam.
Jaket Pelampung
Untuk menghindari tenggelam dalam air.
Sepatu Karet
Untuk melindungi kaki dari luka akibat menginjak benda-benda tajam dan
menghindari dari tergelincir akibat jalan licin.
Jas Hujan
Untuk melindungi tubuh dari air hujan.
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
Tangga kerja lepas yang terbuat dari kayu harus diberi besi pengikat
silang untuk menjamin kekuatannya.
Setiap tangga lepas yang digunakan untuk hubungan tingkat harus :
- Paling sedikit 1 m lebih tinggi dari tingkat yang dituju.
- Satu dari kaki tangga diperpanjang ke atas 1 m untuk pegangan.
Tangga yang dapat berdiri sendiri :
Tangga boleh lebih panjang dari 6 m, lebar antara kaki di ujung atas
minimal 40 cm, lebar di bawah minimal 50 cm.
Kaki bagian belakang diberi alas yang kuat.
Tangga yang melebihi 1,5 m panjangnya harus diberi dua atau lebih
ikatan silang.
Antara kaki depan dengan belakang harus terikat dengan kuat.
Dalam kondisi terbuka anak tangga harus horizontal.
Tangga yang dapat diperanjang :
Tangga lepas yang dapat disambung tidak boleh lebih panjang 15 m.
Tangga lepas yang disambung harus dibuat oleh orang yang ahli
dilengkapi dengan kunci dan alat pengaman, satu atau lebih.
Tali penggerak, diangker kuat dan dikaitkan melalui roda kerekan.
Pada bagian sambungan yang berhimpit anak tangga harus berhimpitan
juga.
Tangga Lepas Mekanik
Tangga lepas mekanik artinya dapat diperpanjang secara mekanik dan
ditumpu oleh alas yang beroda dengan ketentuan sebagai berikut :
Dilengkapi dengan peralatan tempat bekerja yang aman dan terbuat
dari kerangka besi yang tipis tetapi kuat.
Bila sedang digunakan rodanya harus terkunci.
Tangga lepas mekanik tidak boleh digerakkan bila seseorang sedang
bekerja, kecuali sudah dirancang untuk hal tersebut.
G. Kendaraan Proyek
Dalam pelaksanaan pekerjaan pengurugan lahan untuk peninggian level
Bangunan sesuai dengan perencanaan maka diperlukan tanah urugan yang
harus didatangkan ke lokasi proyek. Sehingga Penyedia Jasa harus
memperhatikan beberapa hal :
Tanah yang didatangkan dari quarry menuju lokasi pengurugan (lokasi
proyek) dengan menggunakan dump truck harus ditutup dengan terpal
agar tanah yang dibawa tidak berjatuhan ke area jalan yang dilalui oleh
dump truck tersebut.
Setiap dump truck yang keluar dan masuk di quarry maupun di lokasi
proyek (pengurugan) harus dilakukan pembersihan tanah yang melekat
pada semua roda dengan menggunakan air atau dengan alat lainnya
(terutama di musim penghujan) agar tanah yang melekat di roda tersebut
tidak membahayakan pengendara lain baik pejalan kaki maupun kendran
roda dua.
Tenaga-tenaga untuk pelaksanaan kebersihan tersebut sudah merupakan
tanggungjawab serta kewajiban (sudah diperhitungkan seluruh biayanya)
dari Penyedia Jasa dari mulai awal pelaksanaan sampai dengan akhir
pelaksanaan proyek.
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung
6
Rencana Kerja dan Syarat - Syarat Teknis
Pembangunan SMP Negeri 36 Bandung