Anda di halaman 1dari 37

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pekerjaan : Pembangunan Landscape Halaman Belakang UPTD Banda


Aceh
Lokasi : Banda Aceh
Tahun Anggaran : 2022

A. PERSYARATAN TEKNIS UMUM PELAKSANAAN

Pasal 01. PERATURAN TEKNIS

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan-ketentuan dan


peraturan seperti tercantum di bawah ini :

a. Undang-undang No. 17/2004 tentang Pengelolaan Keuangan Negara


b. Undang-undang RI No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi
c. Peraturan Pemerintah RI. No. 28/2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa
Konstruksi.
d. Peraturan Pemerintah RI. No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
e. Peraturan Pemerintah RI No. 30/2000 tentang Penyelenggaraan Pembiayaan Jasa
Konstruksi.
f. Kepres RI. No. 80/2003 tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta perubahannya
g. Kep. Men. Kimraswil No.322/KPTS/M/2002 tentang Pembinaan Teknis Bangunan
Gedung.
h. Kep. Men. Kimraswil No. 257/KPTS/M/2002 tentang Standart Dokumen Jasa
Konstruksi.
i. Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya No. 295/KPTS/CK/1997 tentang Pedoma
Teknis Pembangunan Gedung Negara
j. PBI’71(NI.2): Peraturan Beton Bertulang tahun 1971
k. PUIL 1977: Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia th1977
l. PKKI 1981: Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia tahun 1981
m. PPI: Pedoman Plumbing Indonesia
n. SII: Standard Industri Indonesia
o. PUBI 1982: Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesi tahun 1982
p. PPIUG 1983: Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung tahun 1983
q. DTPI 1970: Persyaratan Umum dari Dewan Teknik Pembangunan Ind.NFPA:
r. Persyaratan untuk Pencegahan dan Pemadam Kebakaran
s. Peraturan Dinas Keselamatan Kerja dari DEPNAKER

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2. Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelainan/penyimpangan
dari peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat (1) di atas, maka rencana
kerja dan syarat-syarat ini yang mengikat.

Pasal 02. PEMAKAIAN UKURAN

1. Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
2. Penyedia Jasa wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya di dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja maupun dalam
persetujuan tertulis dari pengawas
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa, oleh karena itu Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan
pemeriksaan secara menyeluruh terhadap gambar-gambar dan dokumen yang ada.

Pasal 03. BUKU LAPORAN HARIAN

Penyedia Jasa harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan-keputusan, dan detail-detail penting dari pekerjaan.

Pasal 04. PERALATAN

1. Penyedia Jasa diharuskan mempersiapkan alat-alat yang diperlukan


2. Kerusakan pada bagian atau keseluruhan dari alat-alat tersebut harus segera diperbaiki
atau diganti sehingga Pengawas menganggap pekerjaan bisa dimulai.

Pasal 05. MUTU TENAGA KERJA

Tenaga Kerja yang dugunakan hendaknya dari tenaga-tenaga ahli/terlatih dan


berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan dalam spesifikasi maupun petunjuk Pengawas.

Pasal 06. INFORMASI SITE

1. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus benar-benar memahami


kondisi/keadaan site atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
2. Penyedia Jasa harus memperhatikan secara khusus mengenai peraturan lokasi tempat
kerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama pekerjaan
berlangsung.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3. Penyedia Jasa harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS dan
agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Pasal 07. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN

1. Selama berlangsungnya pembangunan, kebersihan halaman, kantor, gudang, los kerja dan
bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan
bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan
pengawas memberi perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan Penyedia Jasa harus
menanggung seluruh akibatnya.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di
halaman bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran
dan keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan
penelitian bahan- bahan oleh pengawas maupun Pengguna Jasa.
3. Penyedia Jasa wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja pada tempat-tempat tertentu
yang disetujui oleh pengawas demi terjaminnya kebersihan dan kesehatan dalam
kegiatan.
4. Para pekerja Penyedia Jasa tidak diperkenankan untuk :
a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin pengawas/Pengguna Jasa.
b. Memasak di tempat bekerja kecuali dengan ijin pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat
pekerjaan.
d. Keluar masuk lokasi pekerjaan dengan bebas.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh pengawas atau Pengguna Jasa
pada waktu pelaksanaan.

Pasal 08. TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR

Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat


persetujuan Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada
pekerjaan tersebut sesuai dengan Kontrak maupun Peraturan Pemerintah yang berlaku.

Pasal 09. PEKERJAAN DAN BAHAN-BAHAN

Pekerjaan dan Bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macamnya seperti yang
disebut dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk Pengawas dilapangan, harus
tecakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, biaya tak
terduga,keuntungan, biaya penggantian atas kerusakan atas milik pihak ketiga dan kerja-
kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pasal 10. PEMERINTAH DAN PENYEDIAAN BAHAN DAN BARANG

1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang, maka
dalam hal ini dimaksud untuk menunjukan tingkat mutu bahan dan barang yang
digunakan.

2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus disetujui
oleh perencanaan/Pengguna Jasa dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja
maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Penyedia Jasa yang
harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas atau Pengguna Jasa.
3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan
atas biaya Penyedia Jasa, setelah disetujui oleh pengawas atau Pengguna Jasa,
harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau Pengguna Jasa
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
5. Dalam mengajukan harga penawaran, Penyedia Jasa harus sudah memasukkan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat
jumlah tersebut , Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan
dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah pengawas atau Pengguna Jasa.

Pasal 11. PERBEDAAN DALAM DOKUMEN

1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka Penyedia Jasa
harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas/perencana dan Penyedia Jasa
harus keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku
dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran dengan angka
adalah yang harus diikuti dari pada ukuran dengan skala dari gambar-gambar, tetapi jika
mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang telah selesai.
3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau dokumen, yang berlainan
atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap
lainnya. Tetapi untuk menegaskan msalahnya. Kalau terjadi hal ini maka diambil sebagai
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau yang mempunyai bobot biaya yang
tinggi.
4. Penyedia Jasa tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik
keuntungan apabila dalam hal ini terdapat perbedaan antara Item Pekerjaan dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi, Dalam hal ini Penyedia Jasa wajib melaksanakan
pekerjaan tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini tanpa biaya
tambahan.
5. Apabila terdapat perbedaan antara :

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan
dan barang adalah gambar struktur.
b. Gambar struktur dengan gambar mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar mekanikal.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk ukuran dan kualitas
bahan adalah gambar elektrikal.

Pasal 12. GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)

1. Jika terdapat kekurangan-kekurangan penjelasan dalam gambar kerja, atau


diperlukan gambar tambahan/gambar detail atau untuk memungkinkan Penyedia Jasa
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan ketentuan, maka Penyedia
Jasa harus membuat gambar tersebut tersebut dalam rangkap 3 (tiga) dan biaya atas
pembuatan gambar tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Pekerjaan
berdasarkan gambar tersebut baru dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
pengawas.
2. Gambar kerja hanya berubah apabila diperintahkan secara tertulis oleh Pengguna
Jasa, dengan mengikuti penjelasan dan pertimbangan dari perencana.
3. Perubahan rencana ini harus dibuat gambarnya yang sesuai dengan apa yang
diperintahkan oleh Pengguna Jasa, yang jelas memperlihatkan perbedaan antara gambar
kerja dan gambar perubahan rencana.
4. Gambar tersebut harus diserahkan kepada pengawas untuk disetujui sebelum
dilaksanakan.

Pasal 13. GAMBAR SESUAI PELAKSANAAN PEKERJAAN (ASBUILT


DRAWING)

1. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan, perubahan
atas perintah Pengguna Jasa/pengawas, maka Penyedia Jasa harus membuat gambar-
gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut print out nya (gambar
asli) yang biaya pembuatan ditanggung oleh Penyedia Jasa.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

B. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN LANDSCAPE

BAB I
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN

Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN

1. Kontraktor harus menyediakan bahan/material, peralatan dan tenaga yang diperlukan


untuk kelancaran dan keselamatan pelaksanaan pekerjaan tepat pada waktunya.
2. Dalam penyusunan Penawaran Kontraktor harus mengenal betul keadaan lapangan, tidak
dibenarkan mengajukan CLAIM apabila ada perbedaan antara Gambar Rencana dan
keadaan lapangan.
3. Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan
dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada kegiatan
ini.
4. Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pembuatan Direksi Keet dan Gudang Material,
penyediaan air kerja dan penerangan kerja, serta mobilisasi dan demobilisasi.

Pasal 02. PERALATAN KERJA DAN MOBILISASI

1. Kontraktor harus mempersiapkan dan mengadakan peralatan-peralatan kerja dan


peralatan bantu yang akan digunakan di lokasi kegiatan sesuai dengan lingkup
pekerjaan serta memperhitungkan segala biaya pengangkutan.
2. Kontraktor harus menjaga ketertiban dan kelancaran selama perjalanan alat-alat berat
yang menggunakan jalanan umum agar tidak mengganggu lalu-lintas.
3. Pengawas atau Pengguna Jasa berhak memerintahkan untuk menambah peralatan atau
menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
4. Bila pekerjaan telah selesai, Kontraktor diwajibkan untuk segera menyingkirkan alat- alat
tersebut, memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya dan membersihkan bekas-
bekasnya.
5. Disamping untuk menyediakan alat-alat yang diperlukan seperti dimaksudkan pada ayat
(1), Kontraktor harus menyediakan alat-alat bantu sehingga dapat bekerja pada kondisi
apapun, seperti: tenda-tenda untuk bekerja pada waktu hari hujan, perancah (scafolding)
pada sisi luar bangunan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.

Pasal 03. KEAMANAN KEGIATAN

1. Kontraktor harus menjamin keamanan kegiatan baik untuk barang-barang milik


Kontraktor, pengawas atau pengelola kegiatan, serta menjaga keutuhan bangunan-
bangunan yang ada dari gangguan para pekerja Kontraktor ataupun kerusakan akibat
pelaksanaan pekerjaan.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

2. Kontraktor harus menempatkan petugas-petugas keamanan selama 24 jam penuh setiap


hari, yang dibagi dalam 3 (tiga) shift, dan harus selalu mengadakan pemeriksaan
pengamanan setiap hari setelah selesai pekerjaan.
3. Untuk menguasai dan menjaga ketertiban bekerja para pekerjanya, setiap pekerja
Kontraktor diharuskan mengenakan tanda pengenal khusus yang harus dipakai pada
bagian badan yang mudah terlihat oleh petugas keamanan.
4. Kontraktor juga harus memperhitungkan biaya-biaya konsumsi untuk rapat-
rapat/pertemuan dengan Pengguna Jasa atau wakilnya dan tamu-tamu Pengguna Jasa
yang berkepentingan dengan kegiatan.
5. Tabung pemadam kebakaran harus ditempatkan pada setiap lantai bangunan dengan
radius kurang lebih 50 meter, di dalam direksi keet dan tempat-tempat lain yang
memerlukan.

Pasal 04. DOKUMENTASI

1. Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan dokumentasi serta pengirimannya


ke Pengguna Jasa serta pihak-pihak lain yang diperlukan.
2. Yang dimaksudkan dengan pekerjaan dokumentasi adalah :
Foto-foto kegiatan, berwarna, minimal ukuran postcard, untuk keperluan
laporan bulanan yang dibuat oleh konsultan pengawas, dan 3(tiga) set album
yang harus diserahkan pada serah terima pekerjaan untuk pertama kalinya

Pasal 05. PAPAN NAMA PROYEK

1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang
identitas proyek.
2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm kecuali ditentukan
lain oleh Owner.
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik
sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar papan
nama dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal
12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi.
4. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk
logo atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi.
5. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik
Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
6. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai
proyek, dan waktu penyelesaian proyek.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pasal 06. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

1. Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian ukuran
tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Bach Mark atau
Line offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
2. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank sebagai acuan tetap pada
semua bangunan yang akan dikerjakan termasuk pekerjaan taman
3. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang akan dibangun minimal
1 m dan maksimal 2 m.
4. Bouwplank dibuat dari tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam dalam tanah
minimal 40 cm dan dengan jarak maksimal setiap tiang adalah 2 meter. Untuk keperluan
acuan elevasi dipakai papan kayu 2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7 cm yang dipaku pada
tiang-tiang kayu 5/7 cm.
5. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap bangunan yang akan
dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan elevasinya sebelum struktur bangunan yang
paling rendah seperti pondasi dan sloof selesai dikerjakan.
6. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan Setting Out.
7. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 07. BARAK KERJA, GUDANG & DIREKSI KEET

1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Barak Pekerja untuk keperluan dilokasi pekerjaan,
gudang melindungi material yang tidak segera dipakai dan Direksi Keet untuk keperluan
operasional supervisi.
2. Pemanfaatan bangunan lama yang ada dilokasi pekerjaan harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi dan Owner.
3. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi
pekerjaan atau minimal berukuran 32 m2. Direksi Keet mempunyai ukuran minimal 16
m2 dan gudang penyimpanan material mempunyai ukuran minimal 32 m2.
4. Tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
5. Lantai minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan
permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
6. Dinding minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari
kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm dan atap dari
bahan seng BJLS 0,20 mm.
7. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan supervisi.
8. Jika barak kerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai maka
material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10
cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
9. Posisi dan letak Barak Pekerja, Gudang dan Direksi Keet ditentukan bersama antara
Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

10. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan, Gudang dan Direksi Keet
tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan
kecuali dalam keadaan memaksa dan sulit mencari lokasi lain.

Pasal 08. PENGADAAN AIR KERJA

1. Kontraktor harus mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan Pekerjaan


terutama untuk penyiraman tanaman dan pemeliharaann tanaman. Bila sumber air
berasal dari instalasi PDAM yang sudah ada maka termasuk semua biaya penyambungan
dan izin-izin yang diperlukan dan perapihannya kembali setelah pekerjaan selesai.
2. Air kerja harus memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan yang
bersangkutan dan harus cukup untuk pekerjaan, termasuk untuk keperluan para
subkontraktor.
3. Air di alirkan dari sumur bora tau PDAM mengggunakan Water Pump, Bila air
bersumber dari sumur bor, sebelum dipergunakan untuk pekerjaan campuran atau
penyiraman, harus terlebih dahulu diperiksa pada Laboratorium Penelitian Masalah Air,
karena air yang akan dipakai untuk pekerjaan harus sesuai dengan standar air untuk
pemeliharaan tanaman tanpa mengganggu pertumbuhan tanaman.

Pasal 09. PENGADAAN LISTRIK KERJA

1. Kontraktor Pelaksana harus mengadakan penyediaan listrik sementara selama


berlangsungnya masa pelaksanaan pekerjaan untuk keperluan operasional dan keperluan
pekerjaan-pekerjaan konstruksi.
2. Kontraktor tidak dibenarkan menggunakan Instalsi Listrik yang telah ada dilokasi
pekerjaan tanpa persetujuan Konsultan Supervisi dan Owner, dan bila listrik dari dari
Owner tidak tersedia atau padam maka Kontraktor Wajib Menyalakan Generator Set
untuk kebutuhan pelaksanaan kegiatan.

Pasal 10. KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor harus menjamin keselamatan kerja sesuai dengan persyaratan yang


ditentukan dalam peraturan perburuhan atau persyaratan yang diwajibkan untuk setiap
bidang pekerjaan.
2. Di dalam lokasi harus tersedia kotak obat pelengkap untuk pertolongan pertama pada
kecelakaan (PPPK).

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAB II
PEKERJAAN LANDSCAPE BAGIAN BELAKANG
UPTD BANDA ACEH

1. PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI

Pasal 01. TANAH TIMBUNAN

Sebelum dilakukan pekerjaan timbunan tanah atau perbaikan tanah, Kontraktor


Pelaksana harus memastikan pekerjaan galian tanah pondasi telah selesai 100%
dan disetujui oleh Konsultan Supervisi. Material timbunan adalah tanah gunung
yang gembur tidak berbungkah-bungkah, bukan tanah liat, bukan tanah sawah,
bukan hasil bongkaran bangunan lama, bukan pasir laut, bukan pasir urug dan
bukan pasir beton. Material timbunan adalah tanah yang mudah dipadatkan.
Material Timbunan harus melalui proses pemeriksaan di Laboratorium yang
disetujui oleh Konsultan Supervisi dan Owner. Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan Request Material timbunan tanah kepada Konsultan Supervisi
sebelum material tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan. Material timbunan
tanah harus dipadatkan lapisan demi lapisan dengan Alat Stamper. Kepadatan
timbunan pada lapisan terbawah harus mencapai 95% dari standar proctor
laboratorium pada kadar air optimum dengan pemeriksaan kepadatan standar.
Hasil pemadatan tanah harus disetujui oleh Konsultan Supervisi. Tidak dibenarkan
mengerjakan pekerjaan lain diatas permukaan tanah timbunan sebelum pekerjaan
timbunan dan pemadatan tanah selesai 100% serta disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 02. PASIR URUG

Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan bawah lantai bangunan, timbunan,
pasir alas pondasi batu gunung, urugan bawah paving block serta alas pekerjaan
lantai kerja beton (Line Concrete) Pondasi Plat Lantai Beton. Pasir Urug tidak
untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton non struktural. Pasir
Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal. Pasir urug harus
berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut. Tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 10 % dari berat keringnya. Pasir urug harus dipadatkan hingga
mencapai kepadatan yang disetujui oleh Konsultan Supervisi atau jenuh air
sebelum dilakukan pekerjaan lain diatasnya. Hasil pemadatan tanah harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.

Pasal 03. GALIAN PONDASI

Sebelum dilakukan pekerjaan galian pondasi tapak, Kontraktor Pelaksana harus


memastikan lokasi disekitar pengalian bersih dari pepohonan, semak belukar, dan
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

tanah humus. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan
bangunan menurut hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada
dalam Gambar Bestek. Pekerjaan galian pondasi Tapak tidak boleh merusak
struktur tanah disekitar galian pondasi. Bentuk galian dan kedalaman galian
pondasi Tapak sesuai dengan Gambar Bestek. Kesalahan pengalian sehingga
kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang diperlukan, maka melebihi
kedalaman tersebut harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor
Pelaksana. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan
alat pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut Konsultan
Supervisi. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau
puing-puing bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta
diurug kembali denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang
diperlukan. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi
harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam
lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi. Dimensi,
ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum pekerjaan
konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan. Kontraktor Pelaksana harus
membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah
tanah agresif, labil dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan
pengalian. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 04. URUGAN KEMBALI

Urugan galian dikerjakan setelah pekerjaan konstruksi pondasi selesai dikerjakan


100%. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau
material lain yang disetujui oleh Konsultan supervisi. Jika untuk urugan pondasi
dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil galian pondasi maka tanah tersebut harus
melalui proses pemeriksaan di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai
material urugan pondasi dan hal ini harus diketahui serta disetujui oleh Konsultan
Supervisi. Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan material tanah dan
proses pemeriksaan di Laboratorium Tanah dibebankan kepada Kontraktor
Pelaksana. Tanah Humus atau tanah hasil pembersihan lapangan dari muka tanah
dasar tidak boleh digunakan sebagai urugan pondasi. Tanah urugan pondasi harus
dipadatkan dengan alat pemadat Stemper atau alat lain yang disetujui oleh
Konsultan supervisi. Pemadatan dilakukan lapis berlapis dengan ketebalan yang
telah ditentukan. Hasil pekerjaan urugan pondasi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 05. PASANGAN BATU GUNUNG

Batu Gunung yang dipergunakan harus berkualitas baik dari jenis yang keras,
tidak berlubang dan forius. Batu Gunung harus bersih dan tidak boleh mengadung
atau menempel tanah dan lumut pada permukaannya. Untuk keperluan pondasi
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

ukuran maksimal batu gunung adalah 25 cm. Untuk keperluan pasangan


Aanstamping/Batu Kosong ukuran maksimal batu gunung adalah 7 cm. Untuk
keperluan pasangan dinding saluran air kotor ukuran maksimal Batu Gunung
adalah 7 cm. Penggunaan material lain selain batu gunung untuk keperluan
pondasi, pasangan batu kosong dan saluran air kotor harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.
1. Pondasi batu gunung dipasang dengan cara diprofilkan sesuai Gambar Bestek dengan
perekat spesi campuran 1 pc : 4 Ps. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
Pasangan Pondasi dilakukan lapis demi lapis, antara batu dengan batu harus diberi spesi
(antara batu dengan batu tidak boleh bersentuhan langsung tanpa spesi), dan rongga-
rongga diisi dengan batu yang sesuai dengan besarnya serta spesi secukupnya. Permukaan
bagian atas Pondasi Batu Gunung harus rata (Water Pass), diberi spesi dan dikasarkan
(digaris-garis silang). Pada tempat-tempat yang akan dipasang kolom praktis harus diberi
stick besi beton.

2. PEKERJAAN TANAMAN

Pasal 01. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi:
- Pekerjaan Peil (Levelling)
- Pekerjaan Galian
- Pekerjaan Penahan sementara tanaman
- Pekerjaan Pengadaan dan Penanaman Pohon dan Rumput
- Pemeliharaan
- Penyiraman
- Pemupukan

Pasal 02. Pengukuran Peil (Levelling)


Sebagai patokan tinggi peil (level) bangunan, adalah peil 0,00
Bangunan existing. Penentuan ini harus diperiksa kembali dan mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-
ukuran harus segera melaporkan Kepada Konsultan Pengawas sebelum
dilaksanakan. Pemakaian ukuran yang keliru sebelum dan selama
pelaksanaan pekerjaan, menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menggunakan
alat-alat (instrumen) yang perlu (dan tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran
sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk itu, dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan dan
secara kira- kira.

Pasal 03. Pekerjaan Galian


Galian tanah untuk pondasi dan galian-galian lainnya harus dilakukan menurut
ukuran dalam, lebar dan sesuai dengan peil-peil yang tercantum pada gambar.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat
pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Bekas- bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. Apabila pada lokasi
tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan
kepada Konsultan Pengawas atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab
penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian
tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka kontraktor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan
yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi
tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat- alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu
dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan
pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan
tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.

Pasal 04. Pekerjaan Tanaman


a. Persyaratan tanam
- Pengerjaan tanaman harus dilakukan oleh Tenaga Ahli/Sub Pelaksana Pekerjaan
yang berpengalaman sesuai dengan bidangnya.
- Pengerjaan harus diselesaikan dengan baik, dengan mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas, dengan masa pemeliharaan sesuai RKS ini dan tanaman dapat hidup
dengan subur.
- Kontraktor utama bertanggung jawab sepenuhnya terhadap hasil pekerjaan tanaman
dimaksud.
- Jenis tanaman yang akan ditanam adalah tanaman rumput jepang, tanaman brokoli
kuning, pohon palem raja dan pohon kencana sebagai penambah elemen penghijauan
pada area lansekap lokasi dan dapat juga memperindah lingkungan.
- Lingkup pekerjaan sampai dengan masa pemeliharaan meliputi
 Pengolahan tanah
 Penanaman sesuai dengan jarak tanamnya
 Pemberian air (pengairan yang baik)
 Penggunaan dosis pupuk yang tepat
 Pemberantasan hama penyakit yang kemungkinan menyerang tanaman.

b. Persyaratan Bahan Tanaman

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam gambar, yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada
pengawas untuk disetujui.

c. Persyaratan Persiapan dan Pelaksanaan


Kualitas dan ukuran tanaman yang dipakai yang sudah dalam keadaan yang telah di
check ketersediaan tanaman tersebut di pasaran agar tidak terjadi perubahan jenis
tanaman karena tidak tersedia, serta tidak menunjukan gejala-gejala tanaman akan
mengering dan mati.

Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap tanam, siap untuk
dipindahkan dan bola akar tanaman masih dalam keadaan terbungkus atau dalam
wadah/polybag tanaman pada saat tanaman disimpan atau belum ditanam.
Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis atau varietas tanaman itu
sendiri. Semua tanaman memiliki bentuk percabangan yang normal, serta dengan
tinggi sekitar 2 meter batang keras dengan diameter 7 cm. Tanaman yang baik yang
telah diperiksa dan disetujui pengawas. Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana
tanaman tersebut berdiri pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan melakukan
penyamaan tinggi tanaman dengan menaikan atau menurunkan bola akar pada lubang
tanaman. Untuk tanaman rumput dipergunakan jenis rumput jepang ditanam dengan
cara pasang karpet/rapat. Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak
diperkenankan dengan posisi berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang menantang
arah angin, tetapi posisi yang diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak
tumbuhnya daun mengarah ke bibir bak kendaraan sebelah belakang, atau searah
dengan arah angin.Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang cukup
dan mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau memungkinkan) sebaiknya
pengangkutan dilakukan malam hari. Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan
dengan hati-hati, jangan sampai rusak baik tanaman maupun tanahnya. Keteledoraan
dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi standart umum dapat membuat
tanaman tidak diterima di lapangan, karena dapat memungkinkan tanaman rusak atau
mati.

d. Persiapan Pekerjaan Tanah


Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi: Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapat hasil yang
baik.
- Pekerjaan yang dilaksanakan dalam hal ini meliputi :
 Pekerjaan persiapan tanah
 Pembentukan tanah dan penyelesaian level penanaman.

Persyaratan Pekerjaan Tanah


Dipakai peralatan yang cukup baik dan memenuhi syarat kerja

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

- Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan lansekap serta petunjuk pimpinan proyek.
- Tanah yang dipergunakan adalah tanah subur setebal 30-60 cm. timbunan dengan
jenis tanah humus yang sesuai dengan persyaratan teknis dan pemupukkan dengan
NPK, SS mutiara.
- Apabila kesalahan pemakaian jenis tanah untuk timbunan tidak memenuhi
persyaratan teknis dan mengganggu pertumbuhan pohon atau tanaman, maka
semuanya akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Untuk itu dianjurkan kepada
kontraktor pelaksana, sebelum melakukan pekerjaan penimbunan tanah subur, harus
terlebih dahulu ada pemeriksaan contoh tanah untuk mengetahui kandungan unsur
haranya.

Pasal 05. Pemeliharaan Dan Perawatan Tanaman


a. Tanaman
Pelaksana/kontraktor menyiapkan jadwal perawatan/maintenance kepada
pemilik/Konsultan Pengawas. Pemilik/Konsultan Pengawas akan meminta
pertanggungjawaban atas pekerjaan maintenance, termasuk penyiraman, pemupukan,
penyemprotan, pencabutan tanah liar, penggemburan, penyulaman tanaman dan
sebagainya. Kontraktor harus memperhatikan site selama masa pemeliharaan.

b. Masa Pemeliharaan
Seluruh tanaman di jamin tetap hidup dan subur setelah masa pemeliharaan dan
setelah dilakukan penyerahan Pekerjaan FHO. Penggantian tanaman/Penyulaman
sebaiknya termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan. Penyulaman ini merupakan
penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan jenis, ukuran yang sama pada
posisi yang sama. Apabila ada tanaman yang mati/rusak selama masa pemeliharaan,
maka kontraktor wajib untuk menggantinya dengan tanaman baru yang sama dengan
spesifikasi yang sama.

c. Masa Awal Pemeliharaan


Pengecekan hasil pekerjaan penanaman pada awal masa pemeliharaan dilakukan oleh
pelaksana landscape, tetapi sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum kontraktor
melakukan pemeriksaan sendiri. Tiap-tiap fase pengecekan berikutnya akan
dilakukan secara terpisah.

d. Pemeriksaan akhir dan penyulaman


Pemeriksaan hasil penanaman untuk penyerahan akhir pada saat menutup masa
pemeliharaan akan dilakukan oleh Konsultan Pengawas. Seluruh tanaman harus
diserahkan dalam keadaan hidup dan subur. Kontraktor mengganti tanaman yang
mati atau perubahan lainnya. Biaya penggantian seluruhnya menjadi tanggungan
kontraktor, yang telah termasuk dalam perhitungan biaya perawatan.

Pasal 06. Tata Cara Pemeliharaan Pasca Tanam

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

a. Maksud dan Tujuan


Maksud Tata Cara Pemeliharaan Tanaman pasca penanaman dimaksudkan sebagai
acuan bagi Pelaksana dalam melaksanakan kewajibannya sebagai pelaksana
pekerjaan. Tujuan untuk menyeragamkan metoda pemeliharaan sehingga didapatkan
suatu hasil yang baik.

b. Ruang Lingkup
Tata cara pemeliharaan tanaman lansekap jalan ini mencakup deskripsi, persyaratan-
persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan dan jadwal tentang pemeliharaan
tanaman lansekap.

c. Penyiraman
Peralatan yang dipergunakan :
- Mobil tangki air
- Slang air
- Ceret siram
- Ember
- Peralatan pengaman lalu-lintas
- Pakaian seragam yang berwama mencolok dan menggunakan topi.

d. Bahan
- Air yang bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
- Jumlah air yang dibutuhkan ; untuk pohon : + 10 L/pohon untuk semak : + 5L/pohon
untuk rumput/penutup tanah + 5 L/m.

3. PEKERJAAN BETON

Pasal 01. PASIR BETON

1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam, tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus
dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus
dibuktikan dengan penelitian di Laboratorium Beton. Bersifat kekal dan tidak hancur
oleh karena pengaruh panas matahari. Mempunyai gradasi atau susunan butiran
yang baik dan sesuai untuk campuran material beton. Ukuran maksimal pasir
beton adalah 6 mm dan ukuran minimal pasir beton adalah butiran yang tertahan
pada saringan nomor 100. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain
yang dapat merusak beton. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

melalui proses penyelidikan di Laboratorium Beton. Semua Peraturan dan Standar


yang disyaratkan untuk Pasir Beton dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI)
berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 02. KERIKIL BETON

1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal. Tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka
kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur
dalam pasir harus dibuktikan dengan penelitian di Laboratorium Beton. Bersifat
kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari. Mempunyai gradasi
atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material beton.
Ukuran maksimal kerikil beton adalah 30 mm dan ukuran minimal adalah 6 mm.
Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton. Kerikil
yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses penyelidikan
di Laboratorium Beton.
2. Kerikil Beton hanya dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton Non Struktural atau
beton dengan mutu dibawah K-175.
3. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton dalam Peraturan
Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.

Pasal 03. BATU PECAH

1. Batu pecah adalah hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) dan bukan hasil
pekerjaan manual (manusia).
2. Batu pecah berasal dari batuan kali.
3. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.
5. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.
6. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat
alkali.
7. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar maksimal 1.5 cm.
8. Butiran batu pecah dalam setiap meter kubiknya tidak boleh seragam tetapi
merupakan campuran antara butiran 1 cm sampai butiran 1.5 cm.
9. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium beton.
10. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural atau beton
dengan mutu K-175 sampai mutu K-300.

Pasal 04. SEMEN PORTLAND

1. Terdaftar dalam merk dagang.


2. Merk Semen Portland yang dipakai harus seragam untuk semua pekerjaan beton
structural maupun beton non struktural.
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3. Mempunyai butiran yang halus dan seragam.


4. Tidak berbungkah-bungkah/tidak keras.
5. Semen yang dipakai untuk semua pekerjaan struktur beton adalah Semen Portland
Type I.
6. Semua peraturan tentang pengunaan semen portland di Indonesia untuk
bangunan gedung berlaku juga pada spesifikasi teknis ini.

Pasal 05. AIR

1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organik yang dapat merusak
beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat
lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
digunakan.

Pasal 06. ZAT ADDITIVE

1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan
kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui proses penelitian dan
percobaan dilaboratorium beton dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
3. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang
berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.
4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat
dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

Pasal 07. TULANGAN BETON

1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
2. Besi tulangan pokok diameter 13 mm menggunakan besi ulir.
3. Besi tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 12 mm adalah baja polos
4. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 3200 kg/cm2
atau 320 MPa.
5. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh baja tulangan harus dibuktikan dengan
percobaan/uji tarik pada Laboratorium Beton minimal untuk 3 benda uji.
6. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang
dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

7. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi dalam arah
yang berlawanan.
8. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari hubungan
langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan.
9. Semua peraturan tentang baja tulangan di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku
juga pada spesifikasi teknis ini.

Pasal 08. SELIMUT BETON

1. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dalam Bill of Quantity dan
Gambar Bestek maka aturan ketebalan selimut beton adalah seperti gambar rencana.
2. Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton minimal yang umum
sebesar 50 mm.

Pasal 09. RANCANGAN CAMPURAN BETON (JOB MIX DESIGN)

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton struktural dengan mutu K-100


sampai mutu K-300 Kontraktor Pelaksana harus membuat Rancangan Campuran
Beton (Job Mix Design).
2. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang diperoleh
dari pengujian benda uji kubus umur 28 hari minimal 20 benda uji.
3. Mutu beton untuk masing-masing komponen struktur adalah seperti yang dijelaskan
dalam Gambar Bestek dan Bill of Quantity.
4. Job Mix Design adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium Beton yang
diakui oleh Pemerintah.
5. Material Pasir dan Batu Pecah yang dipakai Job Mix Design haruslah material yang
akan dipakai nantinya pada pelaksanaan dilapangan dan material tersebut tersedia
dalam jumlah yang cukup dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai
dikerjakan.
6. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix Design
pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton tidak dibenarkan.
7. Pengantian material dengan material selain material dalam Laporan Job Mix Design
pada tahap pelaksanaan pekerjaan beton mengharuskan Kontraktor Pelaksana untuk
membuat Job Mix Design baru.
8. Laporan Job Mix Design untuk masing-masing mutu beton minimal harus mencantu
Pengawasan:
a. Laporan hasil penelitian Pasir Beton;
b. Laporan hasil penelitian Batu Pecah;
c. Komposisi Pasir Beton;
d. Komposisi Batu Pecah;
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

e. Komposisi Air Beton;


f. Nilai Faktor Air semen.
9. Job Mix Design yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan.
10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Design dan telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas harus diikuti dan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

Pasal 10. RENCANA CAMPURAN LAPANGAN (JOB MIX FORMULA)

1. Berdasarkan Job Mix Disain yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor Pelaksana harus membuat Rencana Campuran Lapangan (Job Mix
Formula) beton struktural dengan mutu K-300.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama dari segi
komposisi material beton.
3. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak dari kayu atau
timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material
berdasarkan perhitungan Job Mix Formula.
5. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena kesalahan dalam
perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.

Pasal 11. PERAKITAN TULANGAN

1. Perakitan tulangan balok dan kolom dapat dilakukan di bengkel kerja oleh
Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi konstruksi.
2. Khusus untuk Plat Lantai Beton perakitan tulangan harus dilakukan langsung lokasi
konstruksi atau Bekisting.
3. Dimensi, model, bengkokan, jarak dan panjang penyaluran tulangan harus sesuai
dengan Gambar Bestek dan Shop Drawing, standar Peraturan Beton Indonesia (PBI)
dan SK SNI T-15-1991-03.
4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Shop Drawing dan daftar bengkokan,
dimensi, model dan panjang penyaluran tulangan pada bengkel kerja untuk
menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan tulangan.
5. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak langsung dipasang
harus diletakan ditempat yang terlindungi dari hujan dan tidak boleh besentuhan
langsung dengan tanah.
6. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas bekisting yang
telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh sengkang
dengan alat ikat kawat beton.
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain dengan alat ikat
kawat beton.
9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3 hari dalam
bekisting.

Pasal 12. SAMBUNGAN ANTAR TULANGAN

1. Sambungan antar tulangan, penjangkaran tulangan dan panjang penyaluran tulangan


pada kondisi pembeban lentur, beban tarik, beban tekan, jika tidak ditentukan lain
dalam Gambar Bestek maka harus sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
2. Titik-titik sambungan tulangan lewatan pada plat lantai tidak boleh dibuat pada
posisi satu garis lurus. Sambungan harus dibuat selang-seling atau zig- zag antara
batang yang disambung dengan batang yang tidak disambung.
3. Panjang sambungan lewatan jika tidak ditentukan lain dalam Gambar Bestek,
Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03 harus diambil minimal
40 kali diameter batang yang disambung.
4. Sambungan-sambungan harus dibuat antara sesama tulangan utama. Tidak
dibenarkan dengan alasan apapun menggunakan tulangan extra (tulangan tambahan)
untuk menyambung tulangan utama dengan tulangan utama lain kecuali ditentukan
lain dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
5. Penjangkaran tulangan atau kait-kait pada posisi pemutusan tulangan jika tidak
ditentukan lain dalam Gambar Bestek maka harus sesuai dengan syarat- syarat yang
ditentukan dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK SNI T-15-1991-03.
6. Sambungan-sambungan pada kondisi pembeban tarik dan lentur pada
komponen balok, plat lantai dan plat dack ujung-ujung sambungan harus dibuat
kait (hook) kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) dan SK
SNI T-15-1991-03.
7. Khusus untuk sambungan tulangan pada kolom dengan menggunakan las dan harus
dilakukan pada posisi permukaan sloof, begitu juga dengan sambungan pada plat
lantai yang di bongkar, maka sambungan besi lama degan besi baru dengan
menggunakan las.

Pasal 13. LANTAI KERJA BETON ( LINE CONCRETE )

1. Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau pasir
urug, pada lapisan dasarnya harus memakai Lantai Kerja Beton ( Line Concrete )
dengan tebal minimal 5 cm atau sesuai Gambar Bestek.
2. Lantai Kerja Beton dibuat dari beton mutu K-100.
3. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi, hal ini harus
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Pasal 14. PENGECORAN BETON ( CASTING CONCRETE )


Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran Kontraktor Pelaksana harus


memastikan Acuan/bekisting telah selesai 100% dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Pengecoran beton structural mutu K-175 sampai K-300 hanya boleh dilakukan oleh
Kontraktor Pelaksana jika Job Mix Disain, Job Mix Formula, Perakitan Tulangan,
Bekisting, Request Pekerjaan dan hal-hal lain yang diperlukan dan berhubungan
dengan pekerjaan pengecoran sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3. Sedapat mungkin untuk melakukan sekali pengecoran untuk setiap bagian konstruksi
sehingga dapat menghindari sambungan-sambungan beton.
4. Pengecoran dalam kondisi cuaca hujan tidak dibenarkan kecuali Kontraktor
Pelaksana menjamin bahwa bekisting dan hasil pengecoran tidak berhubungan
langsung dengan air hujan.
5. Pengecoran beton harus dilakukan dengan Concrete Mixer (molen) dan tidak
diperbolehkan melakukan pengecoran dengan cara pengadukan manual kecuali
untuk beton-beton dengan mutu dibawah K-125 atau nonstruktural.
6. Urutan pemasukan material beton dimulai dengan Batu Pecah Beton, Pasir Beton,
Semen, Air, dan Zat Additive (jika ada). Urutan ini bisa dirubah dengan persetujuan
Konsultan Pengawas.
7. Lama pengadukan material beton dalam Concrete Mixer minimal 1,5 menit kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
8. Hasil pengadukan beton dalam Concrete Mixer apabila diputusan oleh Konsultan
supervise sudah cukup langsung dituang dalam wadah yang sebelumnya telah
disiapkan oleh Kontrator Pelaksana.
9. Beton segar hasil pengadukan molen dapat diangkut dengan kereta dorong oleh
pekerja kelokasi bekisting untuk dituang.
10. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh dibiarkan lebih
dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau bak tampungan beton.
Penggunaan zat additive seperti Super Plasticizer juga tidak membolehkan beton
segar terlalu lama dalam wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
11. Beton segar yang telah dituangkan harus dipadatkan dengan Concrete Vibrator
sampai mencapai kepadatan optimum.
12. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5 meter.
13. Penuangan beton dalam ring balok, plat lantai, plat atap dag, dan kolom tidak boleh
menciptakan sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada posisi tententu pada saat
bekisting dibuka.
14. Jika terjadi sangkar kerikil Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki bagian itu
dengan mempergunakan beton campuran zat kimia khusus untuk sambungan
(joint) dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
15. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan langsung diatas tanah Kontraktor Pelaksana
harus membuat lantai kerja dari campuran 1 Sm : 3 Ps : 6 Kr sehingga air semen
tidak meresap dalam tanah dan bentuk penampang beton sesuai dengan yang
direncanakan.
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

16. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang sama
tidak boleh lebih dari 1 hari.
17. Pengecoran K-100 dan K-175 pengadukan Campuran Bisa menggunakan Concrete
Mixer sesuai standar campuran yang telah ditentukan.

Pasal 15. BETON READY MIX ( BETON SIAP CURAH )

1. Penggunaan beton Ready Mix wajib dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana untuk
pekerjaan Jalan Lingkungan dengan mutu K-300 dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Pengawas terhadap semua mutu beton structural yang menggunakan
Beton Ready Mix, dan pada saat pengecoran harus menggunakan Concrate
Vibrato.
3. Job Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
4. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
5. Perubahan-perubahan yang terjadi harus disetujui oleh owner atau konsultan
pengawas.

Pasal 16. PEMBONGKARAN BEKISTING/MAL BETON

1. Bekisting tidak boleh dibuka/dibongkar dan dibebani jika beton dalam bekisting
belum berumur 28 hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
2. Walaupun ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas bekisting beton tetap tidak
boleh dibuka dan dibebani sebelum berumur minimal 21 hari.
3. Pembukaan dan pembebanan Bekisting beton kurang dari 14 hari karena alasan
adanya pemakaian Zat Additive yang dapat mempercepat pengerasan beton harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 17. PERAWATAN BETON ( CURING )

1. Kontraktor Pelaksana harus melakukan perawatan dan pemeliharaan terhadap beton


yang telah selesai dituang dalam bekisting.
2. Perawatan dapat berupa menutup permukaan beton dengan karung goni kemudian
menyiram air secara rutin kepermukaan beton sampai beton berumur 28 hari.
Penggunaan metode lain untuk perawatan beton harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3. Perawatan harus terus menerus dilakukan minimal sampai beton berumur 28 hari
atau sampai beton siap untuk dibebani menurut keputusan Konsultan Pengawas.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pasal 18. QUALITY CONTROL

1. Slump Test
a. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap beton dituangkan
dari Concrete Mixer atau minimal setiap 3 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu
beton.
b. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test dimana nilai
slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump rencana yang ada pada Job
Mix Disain.
2. Benda Uji Beton
a. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk kubus dan
slinder standar. Ukuran kubus adalah 20x 20x20 cm dan ukuran silinder tinggi 30 cm
dan diameter 15 cm.
b. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu beton yang
berbeda atau minimal satu benda uji setiap 3 m3 beton dalam satu kali pengecoran.
c. Pengambilan benda uji harus dilakukan secara acak dan selang seling antara satu
campuran dengan campuran yang lain untuk mutu beton yang sama.
d. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air sampai berumur 28
hari.
e. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji, dan tanggal
pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan luntur.
3. Pemeriksaan Kuat Tekan Beton
a. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemeriksaan terhadap kuat tekan beton yang
telah selesai mereka kerjakan minimal sebelum pekerjaan pengecoran melebihi 50%
dari total pekerjaan pengecoran.
b. Tujuan pemeriksaan kuat tekan beton adalah untuk mendapatkan Mutu Beton hasil
pelaksanaan pekerjaan pengecoran lapangan.
c. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus ukuran 20 x 20 x 20 cm
umur 28 hari dengan minimal 20 benda uji.

Pasal 19. LAIN - LAIN

1. Persyaratan pekerjaan beton dari Pasal 1 sampai dengan Pasal 18 berlaku untuk
semua item pekerjaan beton struktural (K-175 sampai K-300) yang ada dalam Proyek
ini.
2. Hal-hal yang belum ditentukan dan diperlukan penjelasannya dalam proses
pelaksanaan pekerjaan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana bersama
dengan Konsultan Pengawas dalam proses pelaksanaan pekerjaan dengan persetujuan
Owner.
3. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut menjadi satu ketentuan yang mengikat
dan wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.

4. PEKERJAAN PAVING BLOK


Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving
dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.
2. Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan
syarat syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 %
MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
c. Kanstin/Penguat Tepi. Lapisan ini berupa pasir urug yang kandungan lumpurnya
tidak boleh lebih dari 2%. Dipadatkan sampai mencapai 90% Kanstin atau
Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
d. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita
pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan
untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah
paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu
sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
3. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat
berupa : Limestone,
- Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
- Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
- Gelar pasir tebal 20 cm mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu sesuai kebutuhan.
- Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara
pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
- Material yang dipakai adalah Paving t = 8 cm mutu beton K – 300 ukuran
p=20cm, lebar=10cm.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

- Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
- Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
- Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan stamper
kodok 1 sampai 2 kali putaran atau alat pemadat lain agar timbul gaya saling
mengunci antar paving block satu sama lainnya.
- Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

4. PEKERJAAN KANSTIN

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan atau dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalamdetail yang
disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas
Pekerjaan
c. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah sampah harus di singkirkan
dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.

2. Bahan
a. Material yang di pergunakan adalah Kanstin ukuran t = 50 cm, l = 40 cm, dan
bentuknya menyesuaikan pada gambar mutu beton K – 175
b. Untuk bahan campuran Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan
yang ditentukan dalam pekerjaan beton. Adukan yang di pakai untuk pasangan
kanstin adalah dengan campuran1 PC : 3 Psr.

3. Pemasangan.
a. Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug yang bersih
dengan ketebalan sesuai dengan gambar. Kemudian disiram dengan air hingga
jenuh. Kemudian di lanjutkan dengan pemasangan beton kanstin.
b. Kanstin beton yang telah dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3Psr.
terpasang padat dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta pasangan
permukaan atas kanstin harus datar/rata dan waterpass.

5. PEKERJAAN LANTAI

Pasal 01. PASIR URUG BAWAH LANTAI.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

1. Sebelum pekerjaan lantai dilakukan pekerjaan timbunan tanah dalam ruangan harus
sudah selesai 100%.
2. Diatas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir urug setebal minimal 5 cm
kecuali ditentukan lain dalam Gambar kerja.
3. Pasir urug yang dipakai harus benar-benar mempunyai susunan butiran yang
seragam.
4. Lapisan pasir urug harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang diinginkan
dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain. Tidak dibenarkan melakukan
pemadatan secara manual.
5. Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi hal ini harus
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.

Pasal 02. BETON COR BAWAH LANTAI

1. Beton cor bawah lantai Keramik/ dibuat dari campuran beton 1 Semen Portland : 3
Pasir Beton : 3 Kerikil Beton dengan ketebalan minimal 5 cm atau sesuai dengan
Gambar kerja.
2. Hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-benar elevasi dan hal ini harus
dibuktikan dengan pekjerjaan Waterpassing.
3. Hasil pekerjaan pengecoran beton bawah lantai harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.

Pasal 03. GRANIT LANTAI DAN KURSI

1. Granit lantai dan kursi adalah ukuran 60 x 60 cm untuk plat kursi dan lantai dari
Merk Roman atau merk lain yang setara dengannya dari segi harga dan kualitas.
2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
Brosur Granit untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Supervisi
untuk disetujui.
3. Granit lantai dan kursi dipasang langsung diatas beton cor bawah lantai dengan
memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm.
4. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
5. Pemasangan Granit lantai dan kursi harus mengikuti Gambar Pola yang ada dalam
Gambar kerja.
6. Warna Granit lantai dan kursi dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam tahap
pelaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam Gambar kerja atau
Bill of Quantity sulit didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.
7. Warna Granit lantai dan kursi harus seragam untuk setiap jenis warna yang sama.
8. Granit lantai dan kursi harus mempunyai tebal minimal 5 mm.
9. Bentuk dan dimensi Granit lantai harus benar-benar siku dan standar untuk semua
ukuran yang sama.
10. Potongan-potongan Granit yang terpasak dilakukan karena mengikuti pola lantai dan
kursi harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang memerlukan potongan.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi pada gambar pola lantai dan
kursi.
11. Celah-celah/Nat yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan Granit dan sebagai
tempat isian perekat antar granit dalam bidang tebalnya adalah maksimal 3 mm.
12. Pemasangan Granit harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus
mengikuti elevasi lantai pada Gambar kerja.
13. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan
tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik hasil pemasangan harus diperiksa
kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing

6. PEKERJAAN PASANGAN

Pasal 01. BATU BATA

1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan
Bangunan yang berlaku.
2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 10 cm, panjang 20 cm, dan tebal
5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan.
3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata dimana
kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur ketika diangkut dan diturunkan pada
lokasi pekerjaan.
4. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-
benar rata untuk semua sisinya.
5. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2.
6. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena mengikuti dimensi
dan ukuran yang berlaku pada daerah tertentu harus disetujui oleh Konsultan
supervise.
7. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk kualitas.

Pasal 02. PASIR PASANG / PASIR HALUS

1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan tidak lagi
memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan.
2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan Pasangan Batu
Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila
pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir tersebut harus
dicuci sebelum dipergunakan.
4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan Pasir yang
berasal dari laut.

Pasal 03. PASANGAN BATU BATA CAMPURAN 1 PC : 2 PS DINDING DAN


VAS BUNGA

1. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 2 Ps dengan ketebalan
maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.
2. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
3. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
4. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan tidak
satu garis sambungan.
5. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah
horizontal.
6. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk
ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.
7. Hasil pemasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.

Pasal 04. PLESTERAN CAMPURAN 1 PC : 2 PS DINDING DAN VAS


BUNGA

1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus
disiram dengan air dengan merata.
2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 2 Ps .
3. Pasir yang dipakai adalah pasir Pasang/Pasir Halus.
4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.
5. Plesteran campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps.
6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding
yang diplester dan diperhalus dengan acian.
7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama
dengan plesteran baru yang tidak rata
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
9. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika
dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas.
10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan supervisi.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

8. PEKERJAAN SANITASI

Pasal 01. PIPA PVC

1. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan
elevasi yang tepat sesuai gambir bestek.
2. Pipa PVC yang di pakai berdiameter 4”
3. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
4. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 5 cm
disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
5. Apabila dan pada waktu Konsultan Supervisi menginginkan pengujian pipa,
Kontraktor Pelaksana harus melakukan dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.

Pasal 02. PENUTUP SALURAN GRILL BESI

1. Pekerjaan ini mencakup mulai pengadaan pengangkutan sampai pemasangan sesuai


gambar bestek.
2. Penutup saluran grill besi pada bagian jalan digunakan dengan lebar 20 cm.
3. Penutup saluran grill besi drainase lingkungan digunakan dengan lebar 40 cm

Pasal 03. PIPA PORI UNTUK RESAPAN AIR

1. Sebelum mulai membuat pipa pori, tentukan terlebih dahulu lokasi yang akan
dijadikan tempat pembuatan.
2. Siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan pipa pori dengan air agar
tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi.
3. Lubangi tanah secara tegak lurus dengan menggunakan bor tanah dengan jarak per 2
meter.
4. Buat lubang dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm.
5. Lapisi lubang menggunakan pipa pori yang ukurannya sama dengan diameter lubang.
6. Tutup lubang menggunakan floor drain, atau bisa juga memakai tutup pipa yang
sudah dilubangi.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

9. PEKERJAAN ATAP DAN BESI

Pasal 01. LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini meliputi Pemasangan Rangka Besi Hollow 30 x 60 mm, Plat besi
dudukan, Plat tubi, Baut Angkur dan Mur, Aluminium Composite Panel (ACP )
dan Pipa Galvanis seperti yang ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.

Pasal 02. PELAKSANAAN

1. Pemasangan Rangka Besi Hollow 30 x 60 mm harus dilakukan berdasarkan gambar


kerja. Hasil pekerjaan besi hollow tersebut harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
2. Pemasangan plat besi dudukan, plat tubi, baut angkur dan mur, harus sesuai dengan
gambar kerja/gambar rencana dan hasil pekerjaannya harus disetujui oleh konsultan
pengawas.
3. Untuk pemasangan pipa galvanis bagian Pekerjaan Gapura dan Pekerjaan Tiang
Lampu Taman dilakukan sesuai dengan gambar kerja dengan menggunakan pipa
galvanis medium. Hasil pekerjaannya harus disetujui oleh konsultan pengawas.
4. Rangka Aluminium Composite Panel (ACP) menggunakan rangka hollow 2x2
cm dengan bentuk, ukuran dan pola pemasangan sesuai dengan gambar dan harus
sesuai tata cara dan teknis pemasangan dari pabriknya.
5. Batang-batang hollow untuk rangka ACP dipasang rata sesuai ukuran yang telah
ditentukan. Batang hollow yang dipasang di pasangan bata harus di fiser masuk
dalam tembok sedalam 5 cm. Pada sambungan antar modul dilas dan di sekrup dan
sebagainya yang telah diseleksi dengan baik, lurus, rata, tidak ada bagian yang
bengkok atau melengkung, atau cacat-cacat lainnya, dan tidak disetujui oleh
Pengawas.
6. Seluruh permukaan rangka harus rata, lurus dan waterpass, tidak ada bagian yang
bergelombang dan batang-batang rangka harus saling tegak lurus.
7. Sebelum memasangnya, periksa kembali sambungan las dan kekuatan sekrup pada
besi hollow terpasang. Pastikan jika besi hollow ini terpasang secara kuat sebelum
ACP ditempelkan. Besi hollow ini merupakan sokongan yang nantinya digunakan
sebagai tempat untuk menempelkan Aluminium Composite Panel (ACP). Memasang
konstruksi rangka dudukan Alucopan pada permukaan dinding baik yang terbuat dari
batu bata maupun beton
8. Melakukan fabrikasi lembaran ACP sesuai ukuran gambar kerja
9. Pasang lembaran Alucobond pada rangka dudukan dan pasang sealent pada bagian
sela-sela lembaran Alucobond
10. Bersihkan pelindung blue sheet ACP

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

10. PEKERJAAN CAT

Pasal 01. REFERENSI

Seluruh Pekerjaan Cat harus sesuai dengan standard-standard sebagai berikut :


 Petunjuk-petunjuk yang diajukan oleh pabrik pembuat.
 NI-3 1970
 NI-4

Pasal 02. PERSYARATAN MATERIAL

1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
3. Cat yang dipakai untuk eksterior adalah cat Standar ICI atau merk lain yang setara
dengannya baik dari segi harga dan kualitas.
4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua
merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.
5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner dalam masa pelaksanaan atau
dalam Gambar kerja.
6. Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana dengan
persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
7. Penentuan penempatan ruang dan jenis cat ditentukan oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
8. Perubahan-perubahan warna cat dari seperti yang telah ditentukan dalam tabel point
5 yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan diketahui oleh
Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana.
9. Perubahan-perubahan warna cat yang tidak disertai keterangan tertulis adalah
kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya sendiri Kontraktor Pelaksana
harus mengantinya dengan warna cat seperti yang telah ditentukan dalam tabel point
5, termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelupasan dan pembersihan
apabila pekerjaan pengecatan telah terlanjur selesai dikerjakan.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Tabel 1. Penempatan Jenis Dan Warna Cat

Pasal 03. PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan permukaan dinding pasangan bata dan beton
lama dari cat lama, kotoran dan lumut. Hasil pekerjaan pembersihan ini harus disetujui
oleh Konsultan pengawas sebelum pekerjaan pengecatan dimulai.
2. Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton benar-benar
kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.
3. Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli. Pengecatan
dengan alat seperti Kompresor harus dengan persetujuan Konsultan pengawas tanpa
adanya penambahan biaya pelaksanaan
4. Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata permukaanya dengan
kertas amplas.
5. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of
Quantity atau Konsultan pengawas :
a. Cat tembok : 1 kali Plamur tembok, 1 kali Cat Dasar, dan 2 kali Cat Warna
b. Cat besi : 1 kali Zinc chromate Primer dan 2 kali cat finishing.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

11. PEKERJAAN INSTALASI LAMPU TAMAN

Pasal 01. PERSYARATAN MATERIAL

1. Lampu yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2. Lampu harus dibungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai yang sesuai.
3. Lampu yang dipakai pada pekerjaan Landscape adalah jenis lampu Lampu LED G3
BGP161 2500/NW PSU-240V 7043 GM dan LED Energi Solar (Panel Surya) atau
merk lain yang setara dengannya baik dari segi harga dan kualitas.
4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material lampu dari dua merk
yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.
5. Jenis lampu yang akan dipakai pada semua posisi yang telah ditentukan berdasarkan
gambar kerja atau kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner
dalam masa pelaksanaan.
6. Jenis, Warna dan Type Lampu dapat diganti oleh Konsultan Perencana dengan
persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
7. Penentuan penempatan ruang dan jenis lampu ditentukan oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
8. Perubahan-perubahan jenis lampu dari seperti yang telah ditentukan dalam tabel
point 6. Perubahan yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan
diketahui oleh Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana.
9. Perubahan-perubahan jenis lampu yang tidak disertai keterangan tertulis adalah
kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya sendiri Kontraktor Pelaksana
harus mengantinya dengan jenis lampu seperti yang telah ditentukan dalam tabel
point 5.

Pasal 02. PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lapangan tempat pemasangan lampu


sesuai titik pada gambar kerja. Hasil pekerjaan pembersihan ini harus disetujui oleh
Konsultan pengawas.
2. Kontraktor harus memastikan permukaan beton benar-benar kering sebelum
dilakukan pekerjaan pemasangan tiang lampu.
3. Semua pekerjaan pemasangan lampu dilakukan dengan cara manual pengelasan oleh
tukang ahli. Penggunaan peralatan lainnya yang digunakan harus dengan persetujuan
Konsultan pengawas tanpa adanya penambahan biaya pelaksanaan.
4. Pemasangan lampu yang menggunakan arus listrik harus dilakukan secara hati-hati
dengan memperhatiakan kaidah atau ketentuan sesuai dengan pedoman pemasangan
arus listrik.
5. Pengambilan titik arus listrik dilakukan berdasarkan persetujuan dari konsultan
pengawas atau owner.

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

6. Hasil sisa material dan pembongkaran dibersihkan di angkut dengan menggunakan


Dum Truck dan Pick Up sesuai dengan ketentuan yang telah di tetapkan.

12. PEKERJAAN HURUF TIMBUL GALVANIS DAN AKRILIK LED

Pasal 01. PERSYARATAN MATERIAL

1. Huruf timbul galvanis dan akrilik LED yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari
kualitas terbaik.
2. Huruf akrilik lampu LED yang dipakai pada pekerjaan Landscape adalah jenis SMD
5730 SAMSUNG atau merk lain yang setara dengannya baik dari segi harga dan
kualitas.
3. Jenis, Warna dan Type Huruf Timbul Akrilik dapat diganti oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
4. Perubahan-perubahan jenis huruf timbul telah ditentukan dalam tabel point 3.
perubahan yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan
diketahui oleh Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana.

Pasal 02. PELAKSANAAN

1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan lapangan tempat pemasangan Huruf


Timbul sesuai titik pada gambar kerja. Hasil pekerjaan pembersihan ini harus
disetujui oleh Konsultan pengawas.
2. Kontraktor harus memastikan struktur atau rangka huruf timbul benar-benar
terpasang dengan baik sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan huruf timbul.
3. Semua pekerjaan pemasangan huruf timbul dilakukan dengan cara manual
pengelasan dan mengggunakan arus listrik oleh tukang ahli. Penggunaan peralatan
lainnya yang digunakan harus dengan persetujuan Konsultan pengawas tanpa adanya
penambahan biaya pelaksanaan.
4. Pemasangan huruf timbul akrilik lampu LED yang menggunakan arus listrik harus
dilakukan secara hati-hati dengan memperhatiakan kaidah atau ketentuan sesuai
dengan pedoman pemasangan arus listrik.
5. Pengambilan titik arus listrik dilakukan berdasarkan persetujuan dari konsultan
pengawas atau owner.

Dalam Lingkup Pekerjaan ini peralatan yang digunakan sebagai berikut :

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

No Jenis Alat Kapasitas Jumlah Keterangan

1 Dump Truck 4 M3 2 Unit


2 Pick Up 08 - 1,2 M3 2 Unit
3 Concrate Mixer 500 Lt 1Unit
4 Generator Set 20 KVA 1 Unit
5 Concrate Vibrato 1 Unit
6 Water Pump 1 Unit

Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh


Banda Aceh

Anda mungkin juga menyukai