2. Jika ternyata pada rencana kerja dan syarat-syarat ini terdapat kelainan/penyimpangan
dari peraturan-peraturan sebagaimana dinyatakan dalam ayat (1) di atas, maka rencana
kerja dan syarat-syarat ini yang mengikat.
1. Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum
dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
2. Penyedia Jasa wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun
bagiannya dan segera memberitahukan pengawas tentang setiap perbedaan yang
ditemukannya di dalam rencana kerja dan syarat-syarat dan gambar kerja maupun dalam
persetujuan tertulis dari pengawas
3. Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, di dalam hal apapun menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa, oleh karena itu Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan
pemeriksaan secara menyeluruh terhadap gambar-gambar dan dokumen yang ada.
Penyedia Jasa harus menyediakan buku harian untuk mencatat semua petunjuk-petunjuk,
keputusan-keputusan, dan detail-detail penting dari pekerjaan.
3. Penyedia Jasa harus mempelajari dengan seksama seluruh bagian gambar, RKS dan
agenda dalam dokumen lelang, guna penyesuaian dengan kondisi lapangan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.
1. Selama berlangsungnya pembangunan, kebersihan halaman, kantor, gudang, los kerja dan
bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari bahan
bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Kelalaian dalam hal ini dapat menyebabkan
pengawas memberi perintah menghentikan seluruh pekerjaan dan Penyedia Jasa harus
menanggung seluruh akibatnya.
2. Penimbunan bahan-bahan yang ada dalam gudang-gudang maupun yang berada di
halaman bebas, harus diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran
dan keamanan pekerjaan/umum dan juga agar memudahkan jalannya pemeriksaan dan
penelitian bahan- bahan oleh pengawas maupun Pengguna Jasa.
3. Penyedia Jasa wajib membuat urinoir dan WC untuk pekerja pada tempat-tempat tertentu
yang disetujui oleh pengawas demi terjaminnya kebersihan dan kesehatan dalam
kegiatan.
4. Para pekerja Penyedia Jasa tidak diperkenankan untuk :
a. Menginap ditempat pekerjaan kecuali dengan ijin pengawas/Pengguna Jasa.
b. Memasak di tempat bekerja kecuali dengan ijin pengawas.
c. Membawa masuk penjual-penjual makanan, minuman, rokok dan sebagainya di tempat
pekerjaan.
d. Keluar masuk lokasi pekerjaan dengan bebas.
5. Peraturan lain mengenai ketertiban akan dikeluarkan oleh pengawas atau Pengguna Jasa
pada waktu pelaksanaan.
Pekerjaan dan Bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macamnya seperti yang
disebut dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk Pengawas dilapangan, harus
tecakup dalam pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, biaya tak
terduga,keuntungan, biaya penggantian atas kerusakan atas milik pihak ketiga dan kerja-
kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja.
1. Bila dalam RKS disebut nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang, maka
dalam hal ini dimaksud untuk menunjukan tingkat mutu bahan dan barang yang
digunakan.
2. Setiap penggantian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus disetujui
oleh perencanaan/Pengguna Jasa dan bila tidak ditentukan dalam RKS serta gambar kerja
maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Penyedia Jasa yang
harus mendapat persetujuan dahulu dari pengawas atau Pengguna Jasa.
3. Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera disediakan
atas biaya Penyedia Jasa, setelah disetujui oleh pengawas atau Pengguna Jasa,
harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam pelaksanaan
pekerjaan nanti.
4. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau Pengguna Jasa
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai
tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
5. Dalam mengajukan harga penawaran, Penyedia Jasa harus sudah memasukkan
sejauh keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang. Tanpa mengingat
jumlah tersebut , Penyedia Jasa tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan
dan barang yang tidak memenuhi syarat atas perintah pengawas atau Pengguna Jasa.
1. Jika terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan RKS ini, maka Penyedia Jasa
harus menanyakannya secara tertulis kepada pengawas/perencana dan Penyedia Jasa
harus keputusan tersebut.
2. Ukuran-ukuran yang terdapat dalam gambar yang terbesar dan terakhirlah yang berlaku
dan ukuran dengan angka adalah yang harus diikuti dari pada ukuran dengan angka
adalah yang harus diikuti dari pada ukuran dengan skala dari gambar-gambar, tetapi jika
mungkin ukuran ini harus diambil dari pekerjaan yang telah selesai.
3. Apabila ada hal-hal yang disebut pada gambar kerja, RKS atau dokumen, yang berlainan
atau bertentangan, maka ini harus diartikan bukan untuk menghilangkan satu terhadap
lainnya. Tetapi untuk menegaskan msalahnya. Kalau terjadi hal ini maka diambil sebagai
patokan adalah yang mempunyai bobot teknis atau yang mempunyai bobot biaya yang
tinggi.
4. Penyedia Jasa tidak dibenarkan mengajukan biaya tambahan atau menarik
keuntungan apabila dalam hal ini terdapat perbedaan antara Item Pekerjaan dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi, Dalam hal ini Penyedia Jasa wajib melaksanakan
pekerjaan tersebut sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini tanpa biaya
tambahan.
5. Apabila terdapat perbedaan antara :
a. Gambar arsitektur dengan gambar struktur, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk jenis dan kualitas bahan
dan barang adalah gambar struktur.
b. Gambar struktur dengan gambar mekanikal, maka yang dipakai sebagai pegangan dalam
ukuran kualitas dan jenis bahan adalah gambar mekanikal.
c. Gambar arsitektur dengan gambar elektrikal, maka yang dipakai sebagai pegangan
dalam ukuran fungsional adalah gambar arsitektur, sedangkan untuk ukuran dan kualitas
bahan adalah gambar elektrikal.
1. Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja baik karena penyimpangan, perubahan
atas perintah Pengguna Jasa/pengawas, maka Penyedia Jasa harus membuat gambar-
gambar yang sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan, yang jelas memperlihatkan
perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang dilaksanakan.
2. Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) berikut print out nya (gambar
asli) yang biaya pembuatan ditanggung oleh Penyedia Jasa.
BAB I
SYARAT-SYARAT PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Kontraktor harus membuat dan memasang Papan Nama Proyek yang memuat tentang
identitas proyek.
2. Papan nama proyek mengunakan ukuran minimal 150 cm x 250 cm kecuali ditentukan
lain oleh Owner.
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik
sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar papan
nama dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal
12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan Konsultan
Supervisi.
4. Papan nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk
logo atau simbul dapat dipakai warna yang bervariasi.
5. Papan nama proyek harus mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik
Bangunan, Kontraktor Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi.
6. Papan juga harus mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai
proyek, dan waktu penyelesaian proyek.
1. Kontraktor harus sudah memperhitungkan biaya untuk pengukuran dan penelitian ukuran
tata letak atau ketinggian bangunan (Bouwplank), termasuk penyediaan Bach Mark atau
Line offset Mark, pada masing-masing lantai bangunan.
2. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemasangan Bouwplank sebagai acuan tetap pada
semua bangunan yang akan dikerjakan termasuk pekerjaan taman
3. Jarak pemasangan bouwplank dari struktur terluar bangunan yang akan dibangun minimal
1 m dan maksimal 2 m.
4. Bouwplank dibuat dari tiang-tiang kayu ukuran 5/7 cm yang ditanam dalam tanah
minimal 40 cm dan dengan jarak maksimal setiap tiang adalah 2 meter. Untuk keperluan
acuan elevasi dipakai papan kayu 2,5/25 cm atau kayu ukuran 2,5/7 cm yang dipaku pada
tiang-tiang kayu 5/7 cm.
5. Bouwplank harus mempunyai posisi dan elevasi yang tetap terhadap bangunan yang akan
dibangun dan tidak boleh berubah posisi dan elevasinya sebelum struktur bangunan yang
paling rendah seperti pondasi dan sloof selesai dikerjakan.
6. Posisi penempatan bouwplank harus sesuai dengan hasil pekerjaan Setting Out.
7. Hasil pekerjaan pemasangan bouwplank harus disetujui oleh Konsultan Supervisi.
1. Kontraktor Pelaksana harus membuat Barak Pekerja untuk keperluan dilokasi pekerjaan,
gudang melindungi material yang tidak segera dipakai dan Direksi Keet untuk keperluan
operasional supervisi.
2. Pemanfaatan bangunan lama yang ada dilokasi pekerjaan harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi dan Owner.
3. Barak Pekerja harus sanggup menampung semua pekerja yang menginap dilokasi
pekerjaan atau minimal berukuran 32 m2. Direksi Keet mempunyai ukuran minimal 16
m2 dan gudang penyimpanan material mempunyai ukuran minimal 32 m2.
4. Tidak boleh dibuat dari material hasil bongkaran bangunan lama.
5. Lantai minimal dari perkerasan beton dengan campuran 1 Sm : 2 Ps : 3 Kr dengan
permukaan yang rata dan diperhalus dengan acian beton.
6. Dinding minimal papan ukuran 2/20 cm dengan rangka dinding kayu ukuran 5/10 cm dari
kayu kelas II. Dinding dapat juga dibuat dari bahan multiplek tebal 6 mm dan atap dari
bahan seng BJLS 0,20 mm.
7. Pengantian bahan dan material berbeda dari seperti yang telah disebutkan diatas harus
dengan persetujuan Konsultan supervisi.
8. Jika barak kerja harus dibuat dalam bentuk bangunan panggung maka lantai maka
material dibuat dari papan ukuran 2.5/25 cm dengan jarak balok-balok lantai ukuran 5/10
cm minimal 50 cm dari kayu dengan kelas II.
9. Posisi dan letak Barak Pekerja, Gudang dan Direksi Keet ditentukan bersama antara
Kontraktor Pelaksana dengan Konsultan Supervisi.
10. Barak Pekerja tidak boleh diletakkan didalam lokasi pekerjaan, Gudang dan Direksi Keet
tidak boleh berada terlalu dengan dekat dengan posisi bangunan yang sedang dikerjakan
kecuali dalam keadaan memaksa dan sulit mencari lokasi lain.
BAB II
PEKERJAAN LANDSCAPE BAGIAN BELAKANG
UPTD BANDA ACEH
Pasir Urug hanya dipergunakan untuk urugan bawah lantai bangunan, timbunan,
pasir alas pondasi batu gunung, urugan bawah paving block serta alas pekerjaan
lantai kerja beton (Line Concrete) Pondasi Plat Lantai Beton. Pasir Urug tidak
untuk digunakan pada pekerjaan beton struktural dan beton non struktural. Pasir
Urug terdiri dari butiran-butiran yang keras dan bersifat kekal. Pasir urug harus
berasal dari pasir sungai dan bukan pasir laut. Tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 10 % dari berat keringnya. Pasir urug harus dipadatkan hingga
mencapai kepadatan yang disetujui oleh Konsultan Supervisi atau jenuh air
sebelum dilakukan pekerjaan lain diatasnya. Hasil pemadatan tanah harus
disetujui oleh Konsultan Supervisi.
tanah humus. Posisi galian pondasi harus tepat benar dengan posisi perletakan
bangunan menurut hasil Setting Out atau Lay Out daerah galian pondasi yang ada
dalam Gambar Bestek. Pekerjaan galian pondasi Tapak tidak boleh merusak
struktur tanah disekitar galian pondasi. Bentuk galian dan kedalaman galian
pondasi Tapak sesuai dengan Gambar Bestek. Kesalahan pengalian sehingga
kedalaman galian melebihi dari kedalaman yang diperlukan, maka melebihi
kedalaman tersebut harus diurug kembali dengan biaya sendiri dari Kontraktor
Pelaksana. Dasar galian yang telah selesai digali harus dipadatkan kembali dengan
alat pemadat sehingga mencapai kepadatan yang cukup menurut Konsultan
Supervisi. Jika pada saat pengalian ditemukan akar-akar tumbuhan lama atau
puing-puing bangunan lama maka akar dan puing tersebut harus diangkat serta
diurug kembali denga pasir urug hingga mencapai elevasi kedalaman yang
diperlukan. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi
harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali kedalam
lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi pondasi. Dimensi,
ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah sebelum pekerjaan
konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan. Kontraktor Pelaksana harus
membuat dinding penahan tanah sementara jika tanah disekitar galian adalah
tanah agresif, labil dan mudah runtuh sehingga membahayakan pekerjaan
pengalian. Hasil pekerjaan galian pondasi harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
Batu Gunung yang dipergunakan harus berkualitas baik dari jenis yang keras,
tidak berlubang dan forius. Batu Gunung harus bersih dan tidak boleh mengadung
atau menempel tanah dan lumut pada permukaannya. Untuk keperluan pondasi
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
2. PEKERJAAN TANAMAN
Semua bekas-bekas pondasi bangunan lama dan akar-akar pohon yang terdapat
pada bagian pondasi yang akan dilaksanakan harus dibongkar dan dibuang.
Bekas- bekas pipa saluran yang tidak dipakai harus disumbat. Apabila pada lokasi
tersebut terdapat pipa air, pipa gas, pipa-pipa pembuangan, kabel-kabel listrik,
telepon dan sebagainya yang masih dipergunakan, maka secepatnya diberitahukan
kepada Konsultan Pengawas atau instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk-petunjuk seperlunya. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab
penuh atas segala kerusakan-kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian
tersebut. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,
maka kontraktor harus mengisi/ mengurangi daerah tersebut dengan bahan-bahan
yang sesuai dengan syarat-syarat pengisian bahan pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi pondasi.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi
tersebut bebas dari longsoran-longosoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu
dilindungi oleh alat- alat penahan tanah) dan bebas dari genangan air (bila perlu
dipompa), sehingga pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan
spesifikasi. Pengisian kembali dengan tanah bekas galian, dilakukan selapis demi
selapis, sambil disiram air secukupnya dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan
pengisian kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, baik mengenai kedalaman, lapisan
tanahnya maupun jenis tanah bekas galian tersebut.
Pemakaian bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan apa yang tercantum
dalam gambar, yang akan dipergunakan harus diajukan dan diserahkan kepada
pengawas untuk disetujui.
Tanaman yang dipakai dalam ukuran yang sesuai ukuran siap tanam, siap untuk
dipindahkan dan bola akar tanaman masih dalam keadaan terbungkus atau dalam
wadah/polybag tanaman pada saat tanaman disimpan atau belum ditanam.
Mutu tanaman adalah yang berciri khas sesuai dengan jenis atau varietas tanaman itu
sendiri. Semua tanaman memiliki bentuk percabangan yang normal, serta dengan
tinggi sekitar 2 meter batang keras dengan diameter 7 cm. Tanaman yang baik yang
telah diperiksa dan disetujui pengawas. Dimensi ukuran tanaman adalah sebagaimana
tanaman tersebut berdiri pada posisi alamiah. Tidak diperkenankan melakukan
penyamaan tinggi tanaman dengan menaikan atau menurunkan bola akar pada lubang
tanaman. Untuk tanaman rumput dipergunakan jenis rumput jepang ditanam dengan
cara pasang karpet/rapat. Perletakan tanaman yang berukuran tinggi tidak
diperkenankan dengan posisi berdiri pada bak kendaraan, atau posisi yang menantang
arah angin, tetapi posisi yang diperkenankan adalah posisi tidur dengan letak
tumbuhnya daun mengarah ke bibir bak kendaraan sebelah belakang, atau searah
dengan arah angin.Sebelum melakukan perjalanan dilakukan penyiraman yang cukup
dan mengenai sumua bagian dari tanaman, (kalau memungkinkan) sebaiknya
pengangkutan dilakukan malam hari. Waktu muat dan bongkar tanaman dilakukan
dengan hati-hati, jangan sampai rusak baik tanaman maupun tanahnya. Keteledoraan
dalam tatacara pengiriman yang tidak memenuhi standart umum dapat membuat
tanaman tidak diterima di lapangan, karena dapat memungkinkan tanaman rusak atau
mati.
- Semua pekerjaan tanah dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat
pekerjaan lansekap serta petunjuk pimpinan proyek.
- Tanah yang dipergunakan adalah tanah subur setebal 30-60 cm. timbunan dengan
jenis tanah humus yang sesuai dengan persyaratan teknis dan pemupukkan dengan
NPK, SS mutiara.
- Apabila kesalahan pemakaian jenis tanah untuk timbunan tidak memenuhi
persyaratan teknis dan mengganggu pertumbuhan pohon atau tanaman, maka
semuanya akan menjadi tanggung jawab kontraktor. Untuk itu dianjurkan kepada
kontraktor pelaksana, sebelum melakukan pekerjaan penimbunan tanah subur, harus
terlebih dahulu ada pemeriksaan contoh tanah untuk mengetahui kandungan unsur
haranya.
b. Masa Pemeliharaan
Seluruh tanaman di jamin tetap hidup dan subur setelah masa pemeliharaan dan
setelah dilakukan penyerahan Pekerjaan FHO. Penggantian tanaman/Penyulaman
sebaiknya termasuk dalam masa jaminan pemeliharaan. Penyulaman ini merupakan
penggantian tanaman yang mati atau sakit dengan jenis, ukuran yang sama pada
posisi yang sama. Apabila ada tanaman yang mati/rusak selama masa pemeliharaan,
maka kontraktor wajib untuk menggantinya dengan tanaman baru yang sama dengan
spesifikasi yang sama.
b. Ruang Lingkup
Tata cara pemeliharaan tanaman lansekap jalan ini mencakup deskripsi, persyaratan-
persyaratan, ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan dan jadwal tentang pemeliharaan
tanaman lansekap.
c. Penyiraman
Peralatan yang dipergunakan :
- Mobil tangki air
- Slang air
- Ceret siram
- Ember
- Peralatan pengaman lalu-lintas
- Pakaian seragam yang berwama mencolok dan menggunakan topi.
d. Bahan
- Air yang bebas dari kotoran, minyak, zat kimia atau lainnya yang dapat mengganggu
pertumbuhan tanaman.
- Jumlah air yang dibutuhkan ; untuk pohon : + 10 L/pohon untuk semak : + 5L/pohon
untuk rumput/penutup tanah + 5 L/m.
3. PEKERJAAN BETON
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam, tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5% dari berat kering, apabila lebih dari 5% maka pasir tersebut harus
dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur dalam pasir harus
dibuktikan dengan penelitian di Laboratorium Beton. Bersifat kekal dan tidak hancur
oleh karena pengaruh panas matahari. Mempunyai gradasi atau susunan butiran
yang baik dan sesuai untuk campuran material beton. Ukuran maksimal pasir
beton adalah 6 mm dan ukuran minimal pasir beton adalah butiran yang tertahan
pada saringan nomor 100. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain
yang dapat merusak beton. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus
1. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal. Tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 1% dari berat kering, apabila lebih dari 1% maka
kerikil tersebut harus dicuci sebelum dipergunakan. Ada tidaknya kandungan lumpur
dalam pasir harus dibuktikan dengan penelitian di Laboratorium Beton. Bersifat
kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari. Mempunyai gradasi
atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk campuran material beton.
Ukuran maksimal kerikil beton adalah 30 mm dan ukuran minimal adalah 6 mm.
Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak beton. Kerikil
yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses penyelidikan
di Laboratorium Beton.
2. Kerikil Beton hanya dipakai pada pekerjaan-pekerjaan beton Non Struktural atau
beton dengan mutu dibawah K-175.
3. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton dalam Peraturan
Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi Teknis ini.
1. Batu pecah adalah hasil produksi mesin pemecah batu (Stone Cruser) dan bukan hasil
pekerjaan manual (manusia).
2. Batu pecah berasal dari batuan kali.
3. Terdiri dari butiran yang keras dan bersifat kekal.
4. Tingkat ketahanan terhadap keausan butiran minimal 95%.
5. Jumlah butiran Lonjong dan Pipih minimal 5%.
6. Tidak boleh mengandung lumpur dan zat-zat yang dapat merusak beton seperti zat
alkali.
7. Ukuran butiran terkecil minimal 1 cm dan ukuran butiran terbesar maksimal 1.5 cm.
8. Butiran batu pecah dalam setiap meter kubiknya tidak boleh seragam tetapi
merupakan campuran antara butiran 1 cm sampai butiran 1.5 cm.
9. Batu pecah yang akan dipakai untuk material campuran beton harus melalui proses
pemeriksaan di Laboratorium beton.
10. Batu pecah hanya dan harus dipakai pada campuran beton struktural atau beton
dengan mutu K-175 sampai mutu K-300.
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organik yang dapat merusak
beton.
3. Air setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan dari tempat
lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
digunakan.
1. Pemakaian zat additive pada campuran beton untuk segala alasan yang berhubungan
kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Penggunaan zat additive dalam campuran beton harus melalui proses penelitian dan
percobaan dilaboratorium beton dengan biaya sendiri dari Kontraktor Pelaksana.
3. Kontraktor Pelaksana harus menunjukan standar, aturan, dan syarat yang
berlaku secara umum mengenai zat additive yang akan dipakai.
4. Kerusakan dan kegagalan struktur akibat penggunaan zat additive yang dapat
dibuktikan secara teknis sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
1. Bebas dari karatan. Toleransi terhadap karatan pada baja tulangan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas.
2. Besi tulangan pokok diameter 13 mm menggunakan besi ulir.
3. Besi tulangan sengkang/begel atau dibawah diameter 12 mm adalah baja polos
4. Semua baja tulangan mempunyai tegangan tarik/luluh baja minimal 3200 kg/cm2
atau 320 MPa.
5. Kebenaran akan tegangan tarik/luluh baja tulangan harus dibuktikan dengan
percobaan/uji tarik pada Laboratorium Beton minimal untuk 3 benda uji.
6. Baja tulangan mempunyai bentuk dan penampang yang sesuai dengan yang
dibutuhkan atau sesuai Gambar Bestek.
7. Baja ulir yang telah sekali dibengkokkan tidak boleh dibengkokkan lagi dalam arah
yang berlawanan.
8. Baja tulangan harus disimpan sedemikian rupa sehingga terlindung dari hubungan
langsung dengan tanah dan terlindung dari air hujan.
9. Semua peraturan tentang baja tulangan di Indonesia untuk bangunan gedung berlaku
juga pada spesifikasi teknis ini.
1. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dalam Bill of Quantity dan
Gambar Bestek maka aturan ketebalan selimut beton adalah seperti gambar rencana.
2. Untuk konstruksi beton yang dituangkan langsung pada tanah dan selalu
berhubungan dengan tanah berlaku suatu tebal penutup beton minimal yang umum
sebesar 50 mm.
1. Berdasarkan Job Mix Disain yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas,
Kontraktor Pelaksana harus membuat Rencana Campuran Lapangan (Job Mix
Formula) beton struktural dengan mutu K-300.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama dari segi
komposisi material beton.
3. Hasil perhitungan Job Mix Formula harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor Pelaksana harus membuat media standar berupa bak-bak dari kayu atau
timba-timba plastik yang dipakai untuk mentakar komposisi material
berdasarkan perhitungan Job Mix Formula.
5. Tidak tercapainya mutu beton seperti yang diinginkan karena kesalahan dalam
perhitungan Job Mix Formula sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
1. Perakitan tulangan balok dan kolom dapat dilakukan di bengkel kerja oleh
Kontraktor Pelaksana atau langsung pada lokasi konstruksi.
2. Khusus untuk Plat Lantai Beton perakitan tulangan harus dilakukan langsung lokasi
konstruksi atau Bekisting.
3. Dimensi, model, bengkokan, jarak dan panjang penyaluran tulangan harus sesuai
dengan Gambar Bestek dan Shop Drawing, standar Peraturan Beton Indonesia (PBI)
dan SK SNI T-15-1991-03.
4. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan Shop Drawing dan daftar bengkokan,
dimensi, model dan panjang penyaluran tulangan pada bengkel kerja untuk
menghidari kesalahan dalam pekerjaan perakitan tulangan.
5. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak langsung dipasang
harus diletakan ditempat yang terlindungi dari hujan dan tidak boleh besentuhan
langsung dengan tanah.
6. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas bekisting yang
telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh sengkang
dengan alat ikat kawat beton.
Pembangunan Landscape Bagian Belakang UPTD Banda Aceh
Banda Aceh
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain dengan alat ikat
kawat beton.
9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3 hari dalam
bekisting.
1. Untuk komponen struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah atau pasir
urug, pada lapisan dasarnya harus memakai Lantai Kerja Beton ( Line Concrete )
dengan tebal minimal 5 cm atau sesuai Gambar Bestek.
2. Lantai Kerja Beton dibuat dari beton mutu K-100.
3. Hasil pekerjaan Lantai Kerja Beton harus benar-benar elevasi, hal ini harus
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
16. Antara pengecoran pertama dengan pengecoran kedua untuk konstruksi yang sama
tidak boleh lebih dari 1 hari.
17. Pengecoran K-100 dan K-175 pengadukan Campuran Bisa menggunakan Concrete
Mixer sesuai standar campuran yang telah ditentukan.
1. Penggunaan beton Ready Mix wajib dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana untuk
pekerjaan Jalan Lingkungan dengan mutu K-300 dan harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
2. Kontraktor Pelaksana tetap diwajibkan untuk menyerahkan Job Mix Disain kepada
Konsultan Pengawas terhadap semua mutu beton structural yang menggunakan
Beton Ready Mix, dan pada saat pengecoran harus menggunakan Concrate
Vibrato.
3. Job Mix Disain harus disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum digunakan.
4. Kualitas beton yang dihasilkan oleh Batching Plant tetap menjadi tanggung jawab
Kontraktor Pelaksana.
5. Perubahan-perubahan yang terjadi harus disetujui oleh owner atau konsultan
pengawas.
1. Bekisting tidak boleh dibuka/dibongkar dan dibebani jika beton dalam bekisting
belum berumur 28 hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
2. Walaupun ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas bekisting beton tetap tidak
boleh dibuka dan dibebani sebelum berumur minimal 21 hari.
3. Pembukaan dan pembebanan Bekisting beton kurang dari 14 hari karena alasan
adanya pemakaian Zat Additive yang dapat mempercepat pengerasan beton harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
1. Slump Test
a. Pemeriksaan kekentalan beton (kosistensi) harus dilakukan setiap beton dituangkan
dari Concrete Mixer atau minimal setiap 3 m3 pekerjaan beton pada setiap mutu
beton.
b. Pemeriksaan kekentalan beton dilakukan dengan metode Slump Test dimana nilai
slump yang diperoleh harus sesuai dengan nilai slump rencana yang ada pada Job
Mix Disain.
2. Benda Uji Beton
a. Kontraktor Pelaksana harus mengambil benda uji beton dalam bentuk kubus dan
slinder standar. Ukuran kubus adalah 20x 20x20 cm dan ukuran silinder tinggi 30 cm
dan diameter 15 cm.
b. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu beton yang
berbeda atau minimal satu benda uji setiap 3 m3 beton dalam satu kali pengecoran.
c. Pengambilan benda uji harus dilakukan secara acak dan selang seling antara satu
campuran dengan campuran yang lain untuk mutu beton yang sama.
d. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air sampai berumur 28
hari.
e. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji, dan tanggal
pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan luntur.
3. Pemeriksaan Kuat Tekan Beton
a. Kontraktor Pelaksana harus melakukan pemeriksaan terhadap kuat tekan beton yang
telah selesai mereka kerjakan minimal sebelum pekerjaan pengecoran melebihi 50%
dari total pekerjaan pengecoran.
b. Tujuan pemeriksaan kuat tekan beton adalah untuk mendapatkan Mutu Beton hasil
pelaksanaan pekerjaan pengecoran lapangan.
c. Yang dimaksud dengan Mutu Beton adalah Kuat Tekan Karakteristik yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan kuat tekan benda uji kubus ukuran 20 x 20 x 20 cm
umur 28 hari dengan minimal 20 benda uji.
1. Persyaratan pekerjaan beton dari Pasal 1 sampai dengan Pasal 18 berlaku untuk
semua item pekerjaan beton struktural (K-175 sampai K-300) yang ada dalam Proyek
ini.
2. Hal-hal yang belum ditentukan dan diperlukan penjelasannya dalam proses
pelaksanaan pekerjaan ditentukan kemudian oleh Konsultan Perencana bersama
dengan Konsultan Pengawas dalam proses pelaksanaan pekerjaan dengan persetujuan
Owner.
3. Hal-hal yang ditentukan kemudian tersebut menjadi satu ketentuan yang mengikat
dan wajib untuk dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
1. Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving
dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan
menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah
dipasang paving block tidak amblas.
2. Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan
syarat syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu,
sehingga mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan
untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau
lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 %
MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk
kekuatan landasan area paving nantinya.
b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi
teknis yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dario subbase juga harus
mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
c. Kanstin/Penguat Tepi. Lapisan ini berupa pasir urug yang kandungan lumpurnya
tidak boleh lebih dari 2%. Dipadatkan sampai mencapai 90% Kanstin atau
Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving
dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
d. Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah kita
pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan
untuk effisiensi waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah
paving terpasang akan sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu
sendiri karena harus membongkar paving yang sudah terpasang.
3. Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan dipasang paving
dengan material pendukung untuk landasan area paving. Material tersebut dapat
berupa : Limestone,
- Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
- Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang
sudah terpasang tidak bergeser.
- Gelar pasir tebal 20 cm mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu sesuai kebutuhan.
- Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara
pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah terpasang.
- Material yang dipakai adalah Paving t = 8 cm mutu beton K – 300 ukuran
p=20cm, lebar=10cm.
- Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan),
potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving
block cutter.
- Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan
pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan
menggunakan abu batu.
- Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan stamper
kodok 1 sampai 2 kali putaran atau alat pemadat lain agar timbul gaya saling
mengunci antar paving block satu sama lainnya.
- Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
4. PEKERJAAN KANSTIN
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan atau dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalamdetail yang
disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas
Pekerjaan
c. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing-puing, sampah sampah harus di singkirkan
dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggung jawab
Kontraktor.
2. Bahan
a. Material yang di pergunakan adalah Kanstin ukuran t = 50 cm, l = 40 cm, dan
bentuknya menyesuaikan pada gambar mutu beton K – 175
b. Untuk bahan campuran Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan
yang ditentukan dalam pekerjaan beton. Adukan yang di pakai untuk pasangan
kanstin adalah dengan campuran1 PC : 3 Psr.
3. Pemasangan.
a. Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug yang bersih
dengan ketebalan sesuai dengan gambar. Kemudian disiram dengan air hingga
jenuh. Kemudian di lanjutkan dengan pemasangan beton kanstin.
b. Kanstin beton yang telah dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3Psr.
terpasang padat dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta pasangan
permukaan atas kanstin harus datar/rata dan waterpass.
5. PEKERJAAN LANTAI
1. Sebelum pekerjaan lantai dilakukan pekerjaan timbunan tanah dalam ruangan harus
sudah selesai 100%.
2. Diatas timbunan tanah dilakukan pekerjaan lapisan pasir urug setebal minimal 5 cm
kecuali ditentukan lain dalam Gambar kerja.
3. Pasir urug yang dipakai harus benar-benar mempunyai susunan butiran yang
seragam.
4. Lapisan pasir urug harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan yang diinginkan
dengan alat Stemper atau alat pemadat mekanik lain. Tidak dibenarkan melakukan
pemadatan secara manual.
5. Hasil pekerjaan lapisan pasir urug harus benar-benar rata dan elevasi hal ini harus
dibuktikan dengan pekerjaan Waterpassing.
1. Beton cor bawah lantai Keramik/ dibuat dari campuran beton 1 Semen Portland : 3
Pasir Beton : 3 Kerikil Beton dengan ketebalan minimal 5 cm atau sesuai dengan
Gambar kerja.
2. Hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-benar elevasi dan hal ini harus
dibuktikan dengan pekjerjaan Waterpassing.
3. Hasil pekerjaan pengecoran beton bawah lantai harus disetujui oleh Konsultan
Supervisi.
1. Granit lantai dan kursi adalah ukuran 60 x 60 cm untuk plat kursi dan lantai dari
Merk Roman atau merk lain yang setara dengannya dari segi harga dan kualitas.
2. Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif, ukuran dan
Brosur Granit untuk minimal dua merk yang berbeda kepada Konsultan Supervisi
untuk disetujui.
3. Granit lantai dan kursi dipasang langsung diatas beton cor bawah lantai dengan
memakai spesi campuran 1 Pc : 2 Ps setebal minimal 2,5 cm.
4. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
5. Pemasangan Granit lantai dan kursi harus mengikuti Gambar Pola yang ada dalam
Gambar kerja.
6. Warna Granit lantai dan kursi dapat diganti oleh Konsultan Perencana dalam tahap
pelaksanaan dengan alasan warna yang telah ditentukan dalam Gambar kerja atau
Bill of Quantity sulit didapatkan dan tidak dikeluarkan lagi oleh pabrik.
7. Warna Granit lantai dan kursi harus seragam untuk setiap jenis warna yang sama.
8. Granit lantai dan kursi harus mempunyai tebal minimal 5 mm.
9. Bentuk dan dimensi Granit lantai harus benar-benar siku dan standar untuk semua
ukuran yang sama.
10. Potongan-potongan Granit yang terpasak dilakukan karena mengikuti pola lantai dan
kursi harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang memerlukan potongan.
Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi pada gambar pola lantai dan
kursi.
11. Celah-celah/Nat yang terbentuk antar keramik akibat pemasangan Granit dan sebagai
tempat isian perekat antar granit dalam bidang tebalnya adalah maksimal 3 mm.
12. Pemasangan Granit harus memperhatikan elevasi lantai antar ruang dan harus
mengikuti elevasi lantai pada Gambar kerja.
13. Hasil pemasangan keramik lantai harus benar-benar rata, tidak bergelombang, dan
tidak melengkung keatas. Elevasi lantai keramik hasil pemasangan harus diperiksa
kedatarannya dengan pekerjaan waterpassing
6. PEKERJAAN PASANGAN
1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai Peraturan Bahan
Bangunan yang berlaku.
2. Batu bata mempunyai dimensi seperti berikut : lebar 10 cm, panjang 20 cm, dan tebal
5 cm kecuali ditentukan lain dalam Peraturan Bahan Bangunan.
3. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik batu bata dimana
kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur ketika diangkut dan diturunkan pada
lokasi pekerjaan.
4. Batu bata bentuknya harus sempurna tidak melengkung dan permukaanya benar-
benar rata untuk semua sisinya.
5. Batu bata mempunyai Kuat Tekan minimal 30 kg/cm2.
6. Perubahan-perubahan pada dimensi dan ukuran batu bata karena mengikuti dimensi
dan ukuran yang berlaku pada daerah tertentu harus disetujui oleh Konsultan
supervise.
7. Toleransi hanya diperbolehkan untuk dimensi dan bukan untuk kualitas.
1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan tidak lagi
memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak digunakan.
2. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah apsir yang dipakai untuk keperluan Pasangan Batu
Gunung, Pasangan Batu Bata, Pasangan Keramik, dan Plasteran Dinding.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat kering, apabila
pasir pasang tersebut mengandung Lumpur lebih dari 5% maka pasir tersebut harus
dicuci sebelum dipergunakan.
4. Pasir Pasang/Pasir Halus harus mempunyai butiran yang tajam dan keras.
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan bukan Pasir yang
berasal dari laut.
1. Perekat atau spesi yang dipakai adalah dari campuran 1 Pc : 2 Ps dengan ketebalan
maksimal 1,5 cm dan minimal 1 cm.
2. Pasir yang dipakai adalah Pasir Pasang/Pasir Halus.
3. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
4. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling bersilangan dan tidak
satu garis sambungan.
5. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan dalam arah
horizontal.
6. Setiap tinggi 30 cm pemasangan bata harus disediakan benang-benang untuk
ketepatan elevasi dan kedataran permukaan.
7. Hasil pemasangan batu bata dengan campuran 1 Pc : 2 Ps harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi.
1. Sebelum dilakukan plesteran terlebih dahulu permukaan hasil pemasangan bata harus
disiram dengan air dengan merata.
2. Plesteran dari campuran 1 Pc : 2 Ps .
3. Pasir yang dipakai adalah pasir Pasang/Pasir Halus.
4. Tebal plesteran dinding minimal 1,5 cm.
5. Plesteran campuran 1 Pc : 2 Ps dilakukan pada pasangan dinding bata dengan
campuran 1 Pc : 2 Ps.
6. Plesteran harus menghasilkan permukaan yang rata untuk semua bidang dinding
yang diplester dan diperhalus dengan acian.
7. Plesteran tidak boleh meninggalkan sambungan-sambungan antara plesteran lama
dengan plesteran baru yang tidak rata
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih dari satu hari
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi.
9. Hasil pekerjaan plesteran harus benar-benar halus permukaannya sehingga ketika
dilakukan pekerjaan cat dinding tidak menimbulkan bekas.
10. Hasil pekerjaan plesteran harus disetujui oleh Konsultan supervisi.
8. PEKERJAAN SANITASI
1. Galian pipa-pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman, kemiringan dan
elevasi yang tepat sesuai gambir bestek.
2. Pipa PVC yang di pakai berdiameter 4”
3. Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa
terletak/tertumpu dengan baik.
4. Pipa yang ditanam dalam tanah harus diberi lapisan pasir kurang lebih 5 cm
disekelilingnya. Pasir adalah pasir urug yang bebas dari batu.
5. Apabila dan pada waktu Konsultan Supervisi menginginkan pengujian pipa,
Kontraktor Pelaksana harus melakukan dan menjadi tanggung jawab Kontraktor
Pelaksana.
1. Sebelum mulai membuat pipa pori, tentukan terlebih dahulu lokasi yang akan
dijadikan tempat pembuatan.
2. Siram tanah yang akan dijadikan sebagai tempat pembuatan pipa pori dengan air agar
tanah menjadi lebih lunak dan mudah untuk dilubangi.
3. Lubangi tanah secara tegak lurus dengan menggunakan bor tanah dengan jarak per 2
meter.
4. Buat lubang dengan kedalaman kurang lebih 1 meter dengan diameter 10-30 cm.
5. Lapisi lubang menggunakan pipa pori yang ukurannya sama dengan diameter lubang.
6. Tutup lubang menggunakan floor drain, atau bisa juga memakai tutup pipa yang
sudah dilubangi.
Pekerjaan ini meliputi Pemasangan Rangka Besi Hollow 30 x 60 mm, Plat besi
dudukan, Plat tubi, Baut Angkur dan Mur, Aluminium Composite Panel (ACP )
dan Pipa Galvanis seperti yang ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.
1. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2. Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai.
3. Cat yang dipakai untuk eksterior adalah cat Standar ICI atau merk lain yang setara
dengannya baik dari segi harga dan kualitas.
4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua
merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.
5. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner dalam masa pelaksanaan atau
dalam Gambar kerja.
6. Jenis, Warna dan Type Cat dapat diganti oleh Konsultan Perencana dengan
persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
7. Penentuan penempatan ruang dan jenis cat ditentukan oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
8. Perubahan-perubahan warna cat dari seperti yang telah ditentukan dalam tabel point
5 yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan diketahui oleh
Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana.
9. Perubahan-perubahan warna cat yang tidak disertai keterangan tertulis adalah
kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya sendiri Kontraktor Pelaksana
harus mengantinya dengan warna cat seperti yang telah ditentukan dalam tabel point
5, termasuk biaya yang harus dikeluarkan untuk pengelupasan dan pembersihan
apabila pekerjaan pengecatan telah terlanjur selesai dikerjakan.
1. Kontraktor Pelaksana harus membersihkan permukaan dinding pasangan bata dan beton
lama dari cat lama, kotoran dan lumut. Hasil pekerjaan pembersihan ini harus disetujui
oleh Konsultan pengawas sebelum pekerjaan pengecatan dimulai.
2. Kontraktor harus memastikan permukaan dinding bata dan permukaan beton benar-benar
kering sebelum dilakukan pekerjaan pengecatan.
3. Semua pekerjaan pengecatan dilakukan dengan cara manual oleh tukang ahli. Pengecatan
dengan alat seperti Kompresor harus dengan persetujuan Konsultan pengawas tanpa
adanya penambahan biaya pelaksanaan
4. Dinding yang telah diplamur harus digosok sampai rapi dan rata permukaanya dengan
kertas amplas.
5. Urutan pekerjaan cat adalah seperti berikut ini kecuali ditentukan lain dalam Bill of
Quantity atau Konsultan pengawas :
a. Cat tembok : 1 kali Plamur tembok, 1 kali Cat Dasar, dan 2 kali Cat Warna
b. Cat besi : 1 kali Zinc chromate Primer dan 2 kali cat finishing.
1. Lampu yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas terbaik.
2. Lampu harus dibungkus dan kemasan asli dimana tercantum merk dagang,
spesifikasi, dan aturan pakai yang sesuai.
3. Lampu yang dipakai pada pekerjaan Landscape adalah jenis lampu Lampu LED G3
BGP161 2500/NW PSU-240V 7043 GM dan LED Energi Solar (Panel Surya) atau
merk lain yang setara dengannya baik dari segi harga dan kualitas.
4. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material lampu dari dua merk
yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana.
5. Jenis lampu yang akan dipakai pada semua posisi yang telah ditentukan berdasarkan
gambar kerja atau kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner
dalam masa pelaksanaan.
6. Jenis, Warna dan Type Lampu dapat diganti oleh Konsultan Perencana dengan
persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
7. Penentuan penempatan ruang dan jenis lampu ditentukan oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
8. Perubahan-perubahan jenis lampu dari seperti yang telah ditentukan dalam tabel
point 6. Perubahan yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan
diketahui oleh Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana.
9. Perubahan-perubahan jenis lampu yang tidak disertai keterangan tertulis adalah
kesalahan Kontraktor Pelaksana dan dengan biaya sendiri Kontraktor Pelaksana
harus mengantinya dengan jenis lampu seperti yang telah ditentukan dalam tabel
point 5.
1. Huruf timbul galvanis dan akrilik LED yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari
kualitas terbaik.
2. Huruf akrilik lampu LED yang dipakai pada pekerjaan Landscape adalah jenis SMD
5730 SAMSUNG atau merk lain yang setara dengannya baik dari segi harga dan
kualitas.
3. Jenis, Warna dan Type Huruf Timbul Akrilik dapat diganti oleh Konsultan Perencana
dengan persetujuan Owner dalam masa pelaksanaan.
4. Perubahan-perubahan jenis huruf timbul telah ditentukan dalam tabel point 3.
perubahan yang dilakukan oleh Owner harus disertai keterangan tertulis dan
diketahui oleh Konsultan pengawas dan Konsultan Perencana.