SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN EDOTEL PARIGATA PARIGI
KABUPATEN PARIGI MOUTONG
TAHUN ANGGARAN 2019
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. Halaman Bangunan
Setelah pekerjaan selesai, kecuali apabila Direksi berpendapat lain,
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus mernbongkar semua
bangunan sementara, peralatan pelaksaan, mesin-mesin, kelebihan
bahan, puing-puing dan kotoran-kotoran lain dari halaman bangunan.
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus membuang bahan-bahan zat-
zat organik yang berada didalam, bawah dan sekitar bangunan dan
melakukan desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya. Halaman
bangunan harus diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.
b. Permukaan Beton, Pasangan dan Logam
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus membersihkan secara cermat
semua permukaan beton, pasangan dan logam serta ceceran adukan,
noda-noda bekas bocoran pada beton bekas-bekas bekisting, cat dan
lain-lain.
c. Kaca
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus memperbaiki/mengganti,
apabila perlu mencuci, menggosok, secara cermat semua permukaan
kaca, dan membersihkan/menghilangkan ceceran cat dan goresan.
Ruang antara pada bingkai dengan kaca rangkap harus benar-benar
bersih dari sisa-sisa serutan, serbuk gergaji dan segala macam bentuk
kotoran lain.
e. Permukaan Lantai
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus menyingkirkan semua
lapis/penutup pelindung sementara dan membersihkan dari semua noda-
noda dan apabila dianggap perlu oleh Direksi, diberikan lapisan lilin lantai
(wax) dan digosok.
f. Permukaan Dinding
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus membersihkan dinding dari
semua noda, ceceran cat dan kotoran-kotoran lain.
SPESIFIKASI TEKNIS 6
g. Perlengkapan Listrik
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus membersihkan dan
menggosok permukaan peralatan-peralatan logam, perlengkapan
penerangan dan papan-papan pemasangan kabel dari ceceran cat, debu
dan kotoran-kotoran lain. Terlebih lagi pada komponen-komponen yang
tergantung.
h. Permukaan Atap
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus membuang dan
membersihkan puing-puing, ceceran paku dan semua kotoran lain dari
permukaan atap.
1.7. Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang
Bila dalam rencana kerja dan syarat disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari
suatu bahan dan barang, maka hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahan
dan barang yang digunakan setiap penggantian nama bahan dan pabrik
pembuatan dari suatu bahan dan barang harus disetujui oleh perencana dan bila
tidak ditentukan dalam rencana kerja dan syarat serta gambar kerja, maka bahan
dan barang tersebut diusahakan dan disediakan oleh Penyedia Jasa/Kontraktor
Pelaksana yang harus mendapat persetujuan dari Pengguna Barang Jasa. Contoh
bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus disediakan atas
biaya Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana, setelah disetujui pemberi tugas atau
direksi, dan dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh
Direksi Pengawas atau Pengguna Barang Jasa untuk dijadikan dasar penolakan
bila ternyata bahan dan barang yang dipakai tidak sesuai kualitas maupun
sifatnya.
Dalam pengajuan harga penawaran, Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus
sudah memasukan jumlah keperluan biaya untuk pengajuan berbagai bahan dan
barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana
tetap bertanggung jawab pula atas baiya pengujian bahan dan barang yang tidak
memenuhi persyaratan yang dibuat oleh Pengguna Barang Jasa/Direksi
Pengawas.
2. 2. Pembersihan Lapangan
1. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus membersihkan areal lokasi dari
segala tanaman liar, rumput, puing-puing dan brangkal-brangkal yang dapat
menghambat pekerjaan dan melakukan penimbunan jika di anggap perlu.
Dalam hal ini kontraktor tidak diperbolehkan melakukan pembakaran sampah/
tumbuhan hasil pembersihan dari jenis apapun dan juga tidak menggunakan
SPESIFIKASI TEKNIS 10
2. 5. Biaya Asuransi
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan biaya Asuransi
Sosial Tenaga Kerja (ASTEK) terhadap staf/pelaksana, Direksi/Pengawas
Pembangunan Edotel Parigata Parigi yang ditempatkan dilapangan.
dokumentasi harus selalu diambil pada posisi yang sama untuk setiap
kemajuan (tampak depan, samping dan belakang) dan setiap bagian yang
penting antara lain penulangan, pondasi dan lain-lain.
3. Surat-surat dan dokumen lainnya.
2. 8. Bestek Dan Gambar
1. Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana diwajibkan meneliti semua bestek dan
gambar-gambar pekerjaan ini.
2. Bila ternyata ada perbedaan antara bestek dan gambar, antara gambar satu
dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. B e s t e k ( SPESIFIKASI TEKNIS )
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin menimbulkan
kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Penyedia Jasa/Kontraktor
Pelaksana wajib menanyakan terlebih dahulu kepada direksi untuk
mendapatkan ketegasan.
2. 9. Rencana Kerja
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana
harus menyusun suatu rencana kerja (jadwal waktu pelaksanaan) yang
diajukan paling lambat dalam satu minggu setelah diterbitkan Surat Perintah
Mulai Kerja, untuk diketahui dan disetujui oleh Direksi.
2. Setelah rencana kerja disetujui Direksi, di copy dalam 4 (empat) rangkap, 3
(tiga) salinan untuk Direksi dan 1 (satu) salinan ditempel pada ruang
Direksi Keet.
3. Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus mengikuti rencana kerja tersebut
yang menjadi dasar bagi Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan kelambatan pekerjaan.
2. 10. Pengadaan Bahan Bangunan
1. Bahan-bahan yang boleh ditempatkan didalam kompleks pekerjaan
hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam SPESIFIKASI TEKNIS
maupun gambar-gambar.
2. Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi syarat
atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
3. Bahan bangunan yang dipakai adalah yang sesuai dengan kualitas dan
kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam SPESIFIKASI TEKNIS
maupun gambar.
4. Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran, sebelum
diganti Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus konsultasi terlebih dahulu
dengan Direksi/Pengawas Teknik, dan penggantian bisa dilakukan setelah
ada persetujuan secara tertulis.
5. Penggantian bahan bangunan yang tidak terdapat dipasaran dengan bahan
bangunan lain harus setara/setingkat kualitasnya.
6. Bahan bangunan yang dinyatakan afkeur oleh Direksi/Pengawas Teknik
karena cacat atau tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan harus
segera dipindahkan dan dikeluarkan dari kompleks pekerjaan selambat-
SPESIFIKASI TEKNIS 13
3.1.5. Bahan-Bahan
A. Umum
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat
atau memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis ini.
B. Baja Tulangan
Kecuali ditentukan lain, baja tulangan polos harus dari baja Mutu BLTP-
24 dengan tegangan leteh minimal 2400 kg/cml, dan baja tulangan utir
dari baja mutu BLTP-32 dengan tegangan leleh minimal 3200 kg/cm2
serta memenuhi ketentuan SIFO 136- 84/SNI.07-2052-1990.
Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
SPESIFIKASI TEKNIS 15
D. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Kait dan Pembengkokan
Penulangan harus dilengkapi dengan kait/bengkokan minimal sesuai
ketentuan PBI (NI-2, 1971) atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan dan/atau Gambar Kerja.
2. Pemotongan
Panjang baja tulangan yang melebihi Gambar Kerja (kecuali tewatan)
harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong yang
disetujui Pengawas Lapangan. Pada bagian yang membutuhkan
bukaan untuk dudukan mesin, peralatan dan alat utilitas lainnya,
baja tulangan harus dipotong sesuai dengan besar atau ukuran
bukaan.
3. Penempatan dan Pengencangan
- Sebelum pemasangan, baja tulangan harus bebas dari debu,
karat, kerak lepas, oli, cat dan bahan asing lainnya.
- Semua baja tulangan harus terpasang dengan baik, sesuai
dengan mutu, dimensi dan lokasi seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja. Penahan jarak dengan bentuk balok persegi atau
gelang-gelang harus dipasang pada setiap m2 atau sesuai
petunjuk Pengawas Lapangan. Batu, bata atau kayu tidak
diijinkan untuk digunakan sebagai penahan jarak atau sisipan
harus diikat dengan kawat no. AWG 16 ( 0 1,62 mm) atau yang
setara. Las tipis dapat dilakukan pada baja lunak pada tempat-
tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.
3.2.4. Bahan-Bahan
1. Beton
A) Komposisi beton, baik berat atau volume, harus ditentukan oleh
Pengawas Lapangan dan harus memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis.
- Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum disetujui
Pengawas Lapangan.
- Tanpa air yang berasal dari batu pecah
B) Beton dikelompokkan dalam kelas yang berbeda, sesuai ketentuan
berikut: Beton mutu K-300 (fc = 264 kg/cm2) digunakan untuk
bangunan. Beton mutu K-300 (fc = 264 kg/cm2) digunakan untuk
pondasi. Beton mutu B-0 digunakan untuk lantai kerja pondasi dan
pengisi.
SPESIFIKASI TEKNIS 18
2. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-0013-
81/SNI.15-204-1992 atau ASTM C 150-89. Semen harus berasal dari
salah satu merk dagang, seperti Semen Tonasa, Semen Tiga Roda,
Semen Gresik, Semen Bosowa, Semen Kijang.
3. A i r
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan
bebas dari unsur-unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan
bahan organik. Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi
manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun, bila hal ini terjadi, semua air
kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan memenuhi
ketentuan ASTM dan/atau disetujui Pengawas Lapangan.
4. Agregat Halus
Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus
disetujui Pengawas Lapangan. Agregat halus tidak boleh mengundang
bahan-bahan organik, asam, alkali dan bahan lainnya yang merusak.
5. Agregat Kasar
Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran, batu
pecah, kerak dapur tinggi dan bahan lainnya yang disetujui dan
memiliki karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari
bahan-bahan yang tidak diinginkan.
3.3. PERANCAH/BAKESTING
3.3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan bahan baja tulangan yang sesuai
Gambar Kerja. Pekerjaan ini termasuk semua mesin, peralatan, tenaga
kerja dan pemasangan baja tulangan.
Sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap garis utama tekanan dan
umumnya ditempatkan pada titik-titik minimal gaya geser pada Sambungan
konstruksi horizontal.
Batang pasak, alat penyalur beban dan alat pengikat yang diperlukan harus
ditempatkan pada tempat-tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3.8. Toleransi
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus menjaga dan menyetel acuan untuk
memastikan, setelah pembongkaran acuan dan sebelum pekerjaan akhir, bahwa
tidak ada bagian beton yang melebihi toleransi yang diijinkan dalam Gambar Kerja.
variasi ketinggian lantai harus diukur sebelum pembongkaran pelindung dan
penumpu.
3. Slump yang diijinkan minimal 75 mm dan maksimal 150 mm untuk balok, kolom
dan pelat. Pencampuran beton tidak boleh dimulai tanpa memastikan persediaan
bahan yang memadai, dalam batas yang aman, agar pengecoran beton dapat
dilaksanakan.
4. Bila pengecoran tidak dapat dihentikan. Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana
harus menyediakan peralatan tambahan dan memadai yang disetujui Pengawas
Lapangan.
- Tambalan kapur.
- Mengikir dan menggerinda.
4.2. Standar/Rujukan
1. American Association of State Highway and Transportation Officials (AASHTO).
2. American Society for Testing and Materials (ASTM)
3. Semua peraturan dan standar lokal yang berlaku.
Lembar galian harus dibuat cukup untuk memberikan ruang gerak dalam
melaksanakan pekerjaan.
b. Elevalasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan saja dan
Pengawas Lapangan dapat menginstruksikan perubahan-perubahan bila
dianggap perlu.
c. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana wajib
melaporkannya kepada Pengawas Lapangan untuk diperiksa pekerjaan
selanjutnya.
d. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas
dari bahan lepas, bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Pengawas Lapangan sebelum menempatkan
bahan urugan.
e. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada Elevalasi penggalian rencana,
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus melakukan penggalian tambahan
sesuai petunjuk Pengawas Lapangan, sampai kedalaman dimana daya
dukung yang sesuai tercapai.
f. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum
pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air
permukaan lainnya tidak merusak permukaan galian.
g. Untuk menggali tanah lunak, Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus
memasang Dinding penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya
tanah ke dalam tubang galian.Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus
melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan
saluran pengeringan sementara atau pompa.
h. Galian di bawah Elevalasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Penyedia
Jasa/Kontraktor Pelaksana harus diperbaiki sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan tanpa tambahan biaya dari pengguna barang jasa
i. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan
peralatan standar sesuai petunjuk Pengawas Lapangan.
j. Bila ditemukan batu-batuan, Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus
memberitahukan kepada Pengawas Lapangan yang akan mengambil
keputusan, sebelum penggalian dilanjutkan.
k. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Penyedia Jasa/Kontraktor
Pelaksana harus memberitahu Pengawas Lapangan, dan pekerjaan dapat
dilanjutkan kembali setelah Pengawas Lapangan menyetujui kedalaman
penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar penggalian tersebut.
2. Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut harus
sudah dikerjakan sebelumnya.
- Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk Gambar
Kerja dan Spesifikasi Teknis.
- Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus memberitahu Pengawas
Lapangan sebelum memulai penempatan bahan urugan dan Pengawas
SPESIFIKASI TEKNIS 25
4.5. Pemadatan
4.5.1. Umum
- Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus memiliki kadar
air yang sesuai dengan ketentuan agar dihasilkan pemadatan dengan
nilai kepadatan yang sesuai. Bahan harus memiliki kadar air yang
seragam pada seluruh lapisan bahan yang akan dipadatkan.
Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan alat
pemadatan yang disetujui.
- Penggilasan harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan
dan biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah dengan
cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima tingkat pemadatan
yang sama.
5. Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk
Pengawas Lapangan.
5.6.3. Pembersihan Permukaan
Segera setelah adukan ditempatkan, semua permukaan pasangan batu kali
yang terlihat harus dibersihkan secara menyeluruh dari cipratan adukan
dan harus dijaga sedemikian rupa sampai pekerjaan selesai.
5.6.4. Perawatan
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus
menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari
setelah pekerjaan selesai.
120 mm, sesuai dengan lebar bata, dengan tulangan pokok minimal 4 Ø
12 mm, sengkang Ø 8 mm - 150 mm atau sesuai dengan Gambar Kerja.
4. Pasangan dinding bata dengan Luas setiap 6 m2 yang terletak diluar
bangunan yang langsung mendapat beban angin harus diberi kolom
praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan tulangan dan beugeul
seperti diatas.
5. Pemasangan dinding batu bata dilaksanakan bertahap, setiap tahap terdiri
maksimal 24 lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran
kolom praktis.
6. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus padat
sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang lurus / menerus
dan rata.
7. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih
sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian disiram.
8. Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu sampai jenuh.
6.5.3. Perawatan dan Perlindungan
1. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus.
2. Pasangan batu bata yang terkena, udara terbuka, selama waktu-waktu
hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup bagian atas dari
tembok.
3. Siar atau celah antara dinding dengan kotom bangunan, dinding dengan
bukaan dinding atau dinding dengan peralatan harus ditutup dengan
bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam Spesifikasi Teknis seperti
(Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisian Celah)
6.5.4. Plesteran
Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada
(Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).
7.4. Bahan-Bahan
7.4.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi Standar SII.001 3-81 /SNI. 15-2049-1992 atau
ASTM C 15089 serta. Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat).
Semen yang digunakan harus berasal dari satu merek dagang yang dikenal
7.4.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung Lumpur atau
kotoran yang lain yang merusak.
Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar sampai dengan yang
halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
7.4.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organik yang
beraifat merusak.
Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum tidak perlu diuji. Pada
dasarnya semua air, kecuali yang telah disebutkan diatas, harus diuji sesuai
ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui Pengawas Lapangan.
7.6.2 Pencampuran
1. Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian ditambahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian
2. Adukan dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu pencampuran minimal 1
sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
3. Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencarnpuran tidak diijinkan digunakan.
7.7. Pemasangan
7.7.1. Plesteran Batu Bata
1. Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan dan
pembersihan selesai.
2. Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempurna, bidang
plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang dipasangi kelosketos
sementara dari bambu.
3. Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang tegak
dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm untuk patokan
kerataan bidang.
4. Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan kerataannya,
permukaan dinding baru dapat ditutup dengan plesteran sampai rata dan
tidak ada kepingan-kepingan kayu yang tertinggal dalarn plesteran.
5. Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila pasangan
akan dilapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan yang telah selesai
harus segera dibersihkan.
6. Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian permukaan
dengan bukaan dinding atau bagian lain yang ditentukan dalam Gambar
SPESIFIKASI TEKNIS 33
Kerja, dibuat dengan menggunakan profil kayu khusus untuk itu yang
telah diserut rata, rapi dan siku. Tidak diperkenankan membuat tali air
dengan menggunakan baja tulangan.
7.7.2. Plesteran Permukaan Beton
1. Permukaan beton yang akan diberi plesteran harus dikasarkan,
dibersihkan dari bagian-bagian yang lepas dan dibasahi air, kemudian
diplester.
2. Permukaan beton harus bersih dari bahan-bahan cat, minyak, lemak,
lumut dan sebagainya sebelum pekerjaan plesteran dimulai. Permukaan
beton harus dibersihkan menggunakan kawat baja. Setelah plesteran
selesai dan mulai mengeras, permukaan plesteran dirawat dengan
penyiraman air.
3. Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang, retak-retak,
tidak tegak lurus dan sebagainya harus diperbaiki.
7.7.3. Ketebalan Adukan dan Plesteran
Tebal adukan dan/atau plesteran minimal 10 mm, kecuali bila dinyatakan
lain dalam Gambar Kerja atau sesuai dengan petunjuk Pengawas Lapangan.
7.8. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga plesteran
menjadi rata, harus, tidak ada bagian yang bergelombang, tidak ada bagian yang
retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau sudah kering betul.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Penyedia
Jasa/Kontraktor Pelaksana harus selalu meyirami bagian permukaan yang diaci
dengan air sampai jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
7.9. Pemeriksaan dan Pengujian
Semua pekerjaan harus dengan mudah dapat diperiksa dan diuji. Penyedia
Jasa/Kontraktor Pelaksana setiap waktu harus memberi kemudahan kepada
Pengawas Lapangan untuk dapat mengambil contoh pada bagian yang telah
diselesaikan.
Bagian yang ditemukan tidak memuaskan harus diperbaiki dan dikerjakan dengan
cara yang sama dengan seutuhnya tanpa biaya tambahan dari Pengguna
Jasa/Kontraktor Pelaksana
8. PEKERJAAN KAYU
8.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan, pembuatan dan pemasangan bekesting serta
pekerjaan lainnya yang menggunakan bahan Kayu, sesuai petunjuk Gambar Kerja
dan Spesifikasi Teknis.
8.2. Material :
a. Jenis : Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah Kayu yang
mempunyai kelas keawetan III dan kelas kuat III sesuai dengan SN-T-02-2003
UDC : 674.048.
b. Mutu : Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang teratur, tidak
terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang
yang lemah.
SPESIFIKASI TEKNIS 34
9.2. Material :
a. Tegel keramik yang digunakan 40 x 40 cm dipasang pada semua lantai pada
bangunan kecuali KM/WC Lantai dan Dinding KM/WC menggunakan keramik
30 x 30 cm serta meja beton menggunakan keramik 60 x 60 cm.
b. Semua tegel keramik yang digunakan harus mempunyai kualitas satu (KW-1).
9.3. Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, pasir timbunan harus benar-benar padat
sehingga tidak terjadi penurunan/keretakan pada lantai.
b. Pemasangan lantai/ubin harus rapi, dengan siar harus tegak lurus, serta
mengikuti peil-peil yang ditentukan dalam gambar.
c. Semua pemasangan tegel dinding harus menggunakan campuran 1 Pc : 4 Ps
dengan perekat AM-30 Mortar Flax.
SPESIFIKASI TEKNIS 35
11.7. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis yang metiputi
kesempumaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi semua pintu, jendela dan
lainnya seperti ditunjukan dalam Spesifikasi Teknis untuk periode selama 1 tahun
setelah tanggal penerimaan. Selama periode ini, Kontraktor wajib memperbaiki dan
mengganti pekerjaan yang rusak atas biaya Kontraktor.
SPESIFIKASI TEKNIS 37
11.8. Bahan-Bahan
a. Aluminium
Aluminium untuk kusen pintu/jendela/lower dan untuk daun jendela/Louver
adalah dari jenis aluminium alloy yang memenuhi ketentuan S11-0695-
1982/SNI.07-0603-1989 dan ASTM B 221 M, dalam bentuk profil jadi yang
dikerjakan di pabrik, dengan lapisan clear anodized minimal 10 mikron yang
diberi warna lapisan akhir dari pabrik, dengan warna sesuai Skema Warna yang
ditentukan kemudian.(Dalam hal ini allumunium yang digunakan adalah warna
brown) Tebal profil minimal 1,5 mm, seperti merek YKK, Arkasa, Ate)dan, Indeks
atau yang setara dengan ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja. Dimensi profil
dapat berubah tergantung jenis profil yang disetujui.
Kecuali ditentukan lain, semua Louver dan jendela harus dilengkapi dengan
perlengkapan standar dari pabrik pembuatnya.
b. Pemasangan
- Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan pengawas sebagai
acuan dan contoh untuk pemasangan berikutnya.
- Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-komponen.
Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam Gambar Kerja, sambungan-
sambungan tersebut harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa sehingga
sambungan-sambungan tersebut dapat meneruskan beban dan menahan
tekanan yang harus diterima.
- Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai harus
dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
SPESIFIKASI TEKNIS 38
13.2. Material :
a. Semua daun pintu dipasang kunci tanam buatan dalam negeri 2 (dua) slag
kualitas baik, setara yale.
SPESIFIKASI TEKNIS 39
b. Engsel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah engsel nylon 4” untuk
semua pintu.
c. Grendel tanam lengkap untuk pintu 2 daun, grendel biasa jendela buatan
dalam negeri.
d. Sebelum dipasang, kunci-kunci dan alat-alat penggantung harus
diperliahatkan contohnya kepada Konsultan Pengawas.
13.4. Ketidaksesuaian
Pengawas Lapangan berhak menolak bahan maupun pekerjaan yang tidak
memenuhi perayaratan dan Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus
menggantinya dengan yang sesuai. Segala hal yang diakibatkan karena hal di
atas menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana.
14.2. Standar/Rujukan
a. American Society for Testing and Materials (ASTM).
b. Spesifikasi Teknis :
- Batu Bata
- Pintu Jendela dan Aluminium
14.3. Bahan-Bahan
Bahan penutup dan pengisi celah harus terbuat dari bahan formula silicon, yang
sesuai Untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat diaplikasikan
pada berbagal jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 Silicone Building
Sealant, Ge Silglaze N, atau yang setara. Untuk permukaan yang berpori harus
digunakan pelapis dasar yangdirekomen dasikan oleh pabtik pembuat bahan
penutup dan pengisi celah.
15.4. Bahan-Bahan
a. Rangka Baja Ringan
- Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
Baja Mutu Tinggi G 550
Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 Mpa
. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
- Lapisan Anti karat
Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi, dua jenis
lapisan anti karat (coating):
Galvanised (Z220)
Pelapisan Galvanised
Jenis Hot-dip zinc
Kelas Z22
katebalan pelapisan 220 gr/m2
komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran
Galvalume (AZ100)
Pelapisan Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
katebalan pelapisan 100 gr/m2
komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
b. Multigrip (MG)
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standar teknis sebagai berikut:
- Galvabond Z275
- Yield Strength 250 MPa
- Design Tensile Strength 150 Mpa
c. Alat Penyambung (Screw)
Baut menakik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung
antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi,
spesifikasi screw sebagai berikut:
Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
SPESIFIKASI TEKNIS 42
17. PENGECATAN
17.1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan mencakup pengangkutan dan pengadaan semua peralatan,
tenaga kerja dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan
pengecatan selengkapnya, sesuai dengan Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
ini.
Kecuali ditentukan lain, semua permukaan eksterior dan interior harus dicat
dengan standar pengecatan minimal 2 (dua) kali cat dasar dan 2 (dua) kali cat
akhir.
3. Bahan-Bahan
a. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup pabrik/segel, dan
masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula atau
spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal pembuatan pabrik,
petunjuk dari pabrik dan Nama pabrik pembuat, yang kesemuanya harus
masih basah pada saat pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan pada daftar cat.
b. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
c. Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa semua cat
yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada cat-cat hasil
produksi ICl/Danapaints, atau yang setara.
b. Proses Pengecatan
Harus diberi selang waktu yang cukup diantara pengecatan yang berikutnya
untuk memberikan kesempatan pengeringan yang sempurna, sesuai dengan
keadaan cuaca dan ketentuan dari pabrik pembuat cat dimaksud.
Pengecatan harus dilakukan dengan ketebalan minimal (dalam keadaan cat
kering). Tebal lapisan cat dalam keadaan kering harus sesuai dengan standar
dari pabrik pembuat cat yang dipilih untuk digunakan.
cat dan tidak melebihi jumlah 0,5 liter zat pengencer yang baik untuk 4 liter
cat. Pemakaian zat pengencer tidak berarti lepasnya tanggung jawab
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana untuk memperoleh daya tahan cat yang
tinggi (mampu menutup warna lapis dibawahnya).
d. Metoda Pengecatan.
Cat dasar untuk permukaan beton, plesteran dan panel semen berserat
diberikan dengan Kuas dan lapisan berikutnya boleh dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan panel gypsum diberikan dengan kuas dan lapisan
berikutnya, dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan kayu lapis diberikan dengan Kuas dan lapisan
berikutnya dengan Kuas atau rol.
Cat dasar untuk permukaan barang besi/baja diberikan dengan Kuas atau
disemprotkan dan lapisan berikutnya boleh menggunakan semprotan.
21. PENGAWASAN
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan oleh
Direksi/Pengawas.
2. Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Untuk itu
Penyedia Jasa/Kontraktor Pelaksana harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan
Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor
Pelaksana. Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau
seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
4. Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang resmi,
maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban Penyedia
Jasa/Kontraktor Pelaksana. permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut
harus dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS 52
22. PENUTUP
Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan SPESIFIKASI
TEKNIS ini dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing)
Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap SPESIFIKASI TEKNIS ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan yang
mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan SPESIFIKASI TEKNIS ini