Anda di halaman 1dari 93

Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

CV. RASKA KONSULTANT Page 1


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I
UMUM
Pendahuluan

1. Pemilik Bangunan
Pemilik Bangunan adalah Dinas Kesehatan KabupatenTimor Tengah Selatan.

2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan Oinlasi, Kecamatan Amanatun Selatan Kabupaten Timor Tengah Selatan,
Provinsi Nusa Tenggara Timur.

3. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Penyedia barang/jasa adalah Pembangunan
Gedung Puskesmas Prototype Oinlasi (DAK Reguler).

4. Sumber Dana
Sumber dana untuk pembiayaan pekerjaan tersebut berasal dari Dana DAK REGULER
sesuai DIPA Tahun Anggaran 2021 pada Dinas Kesehatan KabupatenTimor Tengah
Selatan

5. Kontrak Pekerjaan
Kontrak pelaksanaan pekerjaan berpedoman pada Peraturan Presiden R.I. Nomor 16
Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Dokumen Pelelangan

1. Dokumen-dokumen yang diperlukan untuk Pelelangan ini adalah :


a. Persyaratan administrasi
b. Persyaratan-persyaratan teknis
c. Lampiran-lampiran
d. Risalah-risalah penjelasan Aanwijzing dan risalah peninjuan lapangan
e. Formulir penawaran
f. Formulir rencana anggaran biaya
g. Daftar harga satuan upah dan bahan serta sewa alat-alat.
Satuan perangkat dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud pasal 3 ayat 1 huruf a s/d c
diserahkan kepada setiap peserta pelelangan pekerjaan 1 (satu) set sedangkan
sebagaimana pasal 3 ayat 1 huruf (d) dibuat dalam bentuk berita acara dan akan
diserahkan juga.

2. Peserta pelelangan pemilihan langsung dianggap telah menguasai sepenuhnya hal ikhwal
yang dimaksud dalam dokumen pelelangan setelah diadakan penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing).

3. Peserta pelelangan harus memeriksa dan meneliti lokasi dimana akan dibangun pekerjaan
tersebut dan harus mengetahui dan menguasai sepenuhnya kondisi fisik medan, luas dan
macam pekerjaan, bahan-bahan yang diperlukan, perlengkapan yang diperlukan dalan
pelaksanaan pekerjaan.

4. Peserta pelelangan harus mengetahui ketentuan-ketentuan dan surat-surat perijinan yang


diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 2


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

5. Dalam hal tedapat perbedaan ukuran-ukuran diantara


Prosedur dan tata tertib pelelangan mengikuti Peraturan Presiden R.I. Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Satu dan lain hal keabsahan surat penawaran harga harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Presiden R.I. Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Prosedur dan tata tertib pelelangan mengikuti Peraturan Presiden R.I. Nomor 16 Tahun
2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Satu dan lain hal keabsahan surat penawaran harga harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Presiden R.I. Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.

Perubahan dalam RKS dan Gambar-Gambar

Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar kerja dapat dirubah, ditambah,
dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu yaitu :

1. Untuk perubahan yang dianggap perlu sebelum pelelangan, akan dilakukan pada
waktu Aanwijzing dan dituangkan dalam Berita Acara.

2. Perubahan yang dianggap perlu untuk penyesuaian dengan kondisi lapangan atau
dengan perubahan design, maka dilakukan dengan pemberitahuan secara tertulis
kepada penyedia barang/jasa oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Pengawas Pekerjaan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 3


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

PENDAHULUAN
1. PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Pembangunan Gedung
Puskesmas Prototype Oinlasi (DAK Reguler) yang terdiri dari :

PEMBANGUNAN PUSKESMAS OINLASI


A GEDUNG PUSKESMAS

I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
III PEKERJAAN STRUKTUR & BETON
IV PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN
V PEKERJAAN PASANGAN GRANIT
VI PEKERJAAN PLAFON DAN ATAP
VII PEKERJAAN KUSEN, BINGKAI, & KACA
VIII PEKERJAAN PENGECATAN
IX PEKERJAAN WATERPROFING
X PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
A PEKERJAAN INSTALASI TITIK LAMPU DAN STOP KONTAK
B PEKERJAAN FIRE ALARM
C PEKERJAAN TATA UDARA
1 PEKERJAAN EXHAUST FAN
2 PEKERJAAN AIR CONDITIONER (AC) SPLIT INVERTER
D PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
E PEKERJAAN CCTV
XI PEKERJAAN SANITASI
A INSTALASI AIR BERSIH DAN PEMBUANGAN
B PEKERJAAN SEPTIKTANK DAN PERESAPAN (volume untuk 3 UNIT)
C PEKERJAAN SALURAN
D PEKERJAAN GROUNDTANK (1 UNIT)
XII PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)
XIII PEKERJAAN LAIN-LAIN

CV. RASKA KONSULTANT Page 4


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

B. PEKERJAAN LANDSCAPE
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN JALAN & AREA PARKIR (PAVING)
III PEKERJAAN TIANG BENDERA
IV PEKERJAAN POT BUNGA
V PEKERJAAN TEMPAT CUCI TANGAN 2 UNIT
VI PEKERJAAN PLAT PENYEBRANGAN MASUK DAN KELUAR GERBANG

C. PEKERJAAN PAGAR
I PEKERJAAN PERSIAPAN
PAGAR BAGIAN SAMPING KIRI
II PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
III PEKERJAAN STRUKTUR & BETON
IV PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN
V. PEKERJAAN PENGECATAN
PAGAR BAGIAN DEPAN
II PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
III PEKERJAAN STRUKTUR & BETON
IV PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN
V. PEKERJAAN PAGAR & GERBANG RANGKA BESI KOTAK/HOLLOW
VI PEKERJAAN PENGECATAN
PAGAR BAGIAN TENGAH
II PEKERJAAN STRUKTUR & BETON
III PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN
IV PEKERJAAN PAGAR & GERBANG RANGKA BESI KOTAK/HOLLOW
V. PEKERJAAN PENGECATAN

D. PEKERJAAN GAPURA
I PEKERJAAN PERSIAPAN
II PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN
III PEKERJAAN STRUKTUR & BETON
IV PEKERJAAN PASANGAN DINDING DAN PLESTERAN
V. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
VI PEKERJAAN KUSEN, BINGKAI DAN KACA
VII PEKERJAAN PENGECATAN
VIII PEKERJAAN INSTALASI TITIK LAMPU DAN STOP KONTAK
IX PEKERJAAN ALUMINIUM COMPOSITE PANEL (ACP)

CV. RASKA KONSULTANT Page 5


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

E. PEKERJAAN PAPAN INFO


I PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

II PEKERJAAN PAPAN INFO

F. PEKERJAAN DINDING PENAHAN


I PEKERJAAN PASANGAN

G. PEKERJAAN IPAL
1 PENGADAAN DAN PEMASANGAN MESIN IPAL
II PEKERJAAN PENDAHULUAN
III PEKERJAAN PIPING
IV PEKERJAAN BAK KONTROL (0,70 X 0,70 X 0,95M)
V PEKERJAAN PONDASI BIO REAKTOR C-5 (4.47X1.6)
VI PEKERJAAN BAK EQUALISASI C-5 (2,60 X 2,7M)
VII PEKERJAAN KOLAM INDIKATOR DAN BAK KLORINASI
VIII PEKERJAAN CANOPY, PAGAR DAN TAMAN

2. PERATURAN-PERATURAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN


2.1. UNTUK PEKERJAAN SIPIL
Untuk melaksanakan Pekerjaan Sipil, digunakan peraturan umum yang lazim dipakai, kecuali
ditentukan lain dalam Spesifikasi Teknik ini.
Peraturan Bangunan yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknik ini adalah :
Undang-undang Republik Indonesi No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi;

Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;


Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;
Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/ KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung;
Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per. 01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pada Konstruksi Bangunan;
Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No.
Kep.174/MEN/1986, dan No. 104/KPTS/1986 tentang K3 Pada Tempat Kegiatan
Konstruksi;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman SMK3
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum;
SK SNI T-15-1991 (Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Bangunan Indonesia);
PBI-1971/NI-2 (Peraturan Beton Bertulang Indonesia);

CV. RASKA KONSULTANT Page 6


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

PUBI-1982 (Peraturan Umum untuk Bangunan Indonesia);


PKKI-1971/NI-5 (Peraturan Kontruksi Kayu Indonesia);

PPBBI-1980 (Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia);


PUBI-1970/NI-3 (Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia);
Peraturan Cat lndonesia/NI-4 (PTI-1961);
Peraturan-peraturan lain yang harus dipenuhi adalah peraturan-peraturan daerah
setempat ;
2.2. PELAKSANAAN DAN GAMBAR PELAKSANAAN
a). Penyedia diwajibkan meneliti semua gambar, peraturan-peraturan dan syarat-
syarat sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun
mekanikal/elektrikal.
b). Apabila ada persyaratan yang tidak lazim dilaksanakan atau bila dilaksanakan
akan menimbulkan bahaya, maka Penyedia diwajibkan untuk mengadakan
perubahan seperlunya dengan terlebih dahulu memberitahukan secara
tertulis kepada Direksi/Pengawas Pekejaan.
c). Apabila ada perubahan pada gambar atau pelaksanaan pekerjaan dilokasi
atau ada perbedaan antara Bestek (RKS) dengan gambar maka yang berlaku adalah
menurut urutan- urutan yang menentukan di bawah ini :
Bestek (RKS)
Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran tertera pada gambar.
Keputusan Direksi/Pengawas Pekerjaan
d) Pelaksanaan Pembangunan proyek diselenggarakan secara lengkap
termasuk mendatangkan, mengangkut dan mengerjakan semua bahan - bahan
yang diperlukan, menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain
yang dianggap perlu.

e). Penyedia diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan untuk


menunjuk penyelesaian dan pelaksanaan secara cepat, baik dan lengkap.

f). Didalam pelaksanaan pekerjaan, misalnya pekerjaan beton bertulang, konstruksi


baja,
konstruksi kayu dan pekerjaan struktur lainnya disamping pekerjaan pengolahan
tanah, baikmenurut perhitungan dan gambar-gambar konstruksi yang disediakan
oleh Direksi jika diduga terdapat kekurangan, maka Penyedia diwajibkan
mengadakan Konsultasi dengan Direksi/ Pengawas sebelum melaksanakan
pekerjaan.
g).Pihak Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin
terjadi dan memperhitungkan di dalam harga penawaran.
h).Penyedia harus menjaga ketertiban selama pekerjaan dilaksanakan, sehingga
lingkungan sekitarnya menjadi tertib, misalnya pelaksanaan pekerjaan pada malam
hari, Penyedia harus meminta persetujuan kepada Direksi /Pengawas terlebih dahulu.

CV. RASKA KONSULTANT Page 7


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

i). Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, se!esai dengan sempurna kepada
PemberiTugas/Direksi termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat
pelaksanaan pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan.

2.3. RENCANA KERJA


a) Kontraktor Pelaksana wajib bersama-sama dengan pejabat pembuat komitmen
menyiapkan dokumen dan pengurusan surat surat untuk pembuatan dokumen Ijin
mendirikan Bangunan (IMB).
b)Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia menyusun rencana kerja yaitu suatu
rencana yang terperinci termasuk jadwal pelaksanaan (Time Schedule) dan
diajukan kepada Direksi selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah
dikeluarkannya Surat Keputusan dan Penunjukan Mulai Kerja (SPMK) dan
mengadakan Pre Construction Meeting (PCM) dengan pihak Konsultan pengawas
dan Direksi Lapangan.
c) Setelah disetujui maka Time Schedule dimaksud diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
sebanyak 3 (tiga) salinan. Sedangkan cetakan aslinya harus selalu terpampang di
Kantor Proyek dan merupakan lampiran Dokumen Kontrak
d)Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia telah menyerahkan Request
Pekerjaan beserta Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas untuk dimintai
persetujuannya.
e)Konsultan Pengawas setelah mempelajari usulan tersebut dengan
memperhatikan gambar-gambar rencana, RKS dan lain-lain, baru memberikan
persetujuan kepada Penyedia untuk segera dilaksanakan.
f)Penyedia harus melaksanakan pekerjaan, mendatangkan bahan-bahan dan alat
bantu sesuai dengan rencana kerja kecuali jika terpaksa menyimpang karena sesuatu
hal yang harus dipertimbangkan, maka terlebih dahulu harus disetujui oleh Direksi.
g) Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan,
keterlambatan dan penyimpangan pekerjaan yang dilaksanakan oleh Penyedia.

2.4. DIREKSI KEET, GUDANG DAN RUANG RAPAT LAPANGAN


a)Direksi Keet, Gudang dan ruang rapat di lapangan telah dibuat di sekitar bangunan
yang letaknya ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor pada tahap ini
diharuskan mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan pada bangunan yang
sudah ada.
b)Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya
mendapat perlindungan, harus disimpan di dalam gudang yang cukup menjamin
perlindungan terhadap bahan-bahan tersebut.
c) Penyedia wajib mengikuti rapat-rapat lapangan yang diselenggarakan oleh Direksi
bersama-sama dengan Pemberi Tugas untuk membicarakan segala sesuatu mengenai
pembangunan proyek tersebut.
2.5. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN
Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, ketentuan-ketentuan lain yang mengikuti di
dalam pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
2. Gambar
Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini.

CV. RASKA KONSULTANT Page 8


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Gambar Detail yang diserahkan oleh Pemberi Tugas/Direksi.


b. Petunjuk
Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing) yang
tercantum di dalam Berita Acara Rapat Penjelasan.

Petunjuk, syarat-syarat yang diberikan dalam masa pelaksanaan oleh Pemberi


Tugas/Direksi, Konsultan Perencana dan Instansi terkait, Dinas Tata Kota maupun
Dinas Keselamatan Kerja.
c. Peraturan
Semua Undang-undang dan Peraturan Pemerintah yang berlaku untuk semua
pelaksanaan penyediaan.
Syarat-syarat umum untuk pelaksanaan penyediaan dari Dirjen Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah
tanggal 28 Mei 1941 (AV) kecuali dinyatakan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat ini.
2.6 BAHAN-BAHAN BANGUNAN dan PERALATAN
Bahan-bahan bangunan, peralatan, perpipaan beserta accessoriesnya dan lain-lain
yang disediakan oleh Penyedia Jasa dinyatakan pada daftar terlampir.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan contoh-contoh 9aterial yang akan dipakai
untuk dimintakan persetujuan dari Direksi/Pengawas dan tidak diperkenankan
memesan/mengirim dahulu sebelum persetujuan diberikan. Direksi/Pengawas akan
menyimpan contoh-contoh yang telah disetujui sebagai standar untuk
memeriksa/mencocokkan pengiriman-pengiriman selanjutnya.
Direksi/Pengawas berwewenang untuk meminta keterangan mengenai asal dan mutu
bahan bangunan dan lain-lain. Apabila dianggap perlu, Direksi/Pengawas berhak
menelitinya dengan mengirimkan contoh-contoh ke Balai Penelitian Bahan-bahan di
Bandung. Segala ongkos yang bertalian dengan penelitian tersebut adalah tanggungan
Penyedia Barang/Jasa.
Jika ada bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi/Pengawas, Penyedia Jasa Konstruksi
diwajibkan untuk segera mengangkat bahan-bahan tersebut keluar halaman
pekerjaan atas perintah pertama dari Direksi/Pengawas selambat-lambatnya dalam
waktu 3 X 24 jam. Jika bahan-bahan yang sedang dikerjakan dan ternyata
mengandung cacat, maka bahan-bahan tersebut dianggap sebagai ditolak. Dalam hal
ini pemakaian bahan-bahan tersebut harus segera dihentikan dan bagian pekerjaan
yang menggunakan bahan tersebut harus dibongkar.

CV. RASKA KONSULTANT Page 9


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Peralatan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


No Jenis/Tipe Alat Jumlah Kapasitas Alat Status
Kepemilikan
1. Excavator 2 0.9 m3 Sewa/Milik
2. Vibratory Roller 1 5-8 T Sewa/Milik
3. Breaker 1 15 HP Sewa/Milik
3. Water Tanker 1 4000-6000 liter Sewa/Milik
4. Concreate Mixer 5 0.5 M3 Sewa/Milik
5. Hand Stamper 2 80 Kg Sewa/Milik
6. Scafolding 200 pcs Sewa/Milik
7. Bars Cutting 1 41 mm/7Kw Sewa/Milik
8. Bars Bending 1 40 mm/7Kw Sewa/Milik
9. Peralatan Pertukangan 1 Sewa/Milik

2.7 ALAT –ALAT KERJA dan ALAT-ALAT BANTU


Pada prinsipnya Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan alat kerja sendiri termasuk
penyediaan air, penerangan, aliran listrik dan sebagainya.
Disamping alat-alat yang diperlukan seperti tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa
harus pula menyediakan mesin molen, alat bantu mekanik dan water-pas untuk
keperluan penentuan / pemeriksaan letak dan tinggi, alat-alat lain yang sedang dan
akan dilaksanakan. Semua biaya-biaya pengukuran adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.
Dalam surat penawarannya, Penyedia Jasa Konstruksi harus melampirkan daftar alat-
alat yang disebut diatas. Penyedia Barang/Jasa hendaknya mencantumkan jumlah dan
kapasitas dari masing-masing alat yang sesuai dengan scope pekerjaan yang akan
dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.Dan apabila dibutuhkan pemakaian
alat berat maka diharapkan penyedia barang/jasa memakai peralatan tersebut untuk
mempercepat pelaksanaan pekerjaan.
Daftar alat-alat yang dilampirkan dalam surat penawaran akan merupakan pula faktor
pertimbangan untuk pemilihan Penyedia Barang/Jasa.
2.8 PERSONALIA PENYEDIA JASA KONSTRUKSI
Penyedia Jasa Konstruksi tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain di luar
proyek ini kepada para wakil ataupun pelaksana-pelaksananya.
Selama jam kerja, wakil atau pelaksana Penyedia Barang/Jasa harus berada ditengah
tengah pekerjaan kecuali berhalangan atau sakit.
Sehubungan dalam hal-hal tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan
mengajukan bagan organisasi, lengkap dengan nama dan alamat para karyawan
utama.Penyedia Barang/Jasa hanya boleh memperkerjakan staf/pekerja di lapangan
yang bukan merupakan pembawa penyakit types, cholera atau dysentry.
2.8.1 Di lokasi pekerjaan, Penyedia Jasa Pemborongan wajib menunjuk seorang kuasa

CV. RASKA KONSULTANT Page 10


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Penyedia Jasa Pemborongan atau biasa disebut Pelaksana Kepala yang cakap untuk
memimpin Pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Penyedia Jasa Pemborongan, berpendidikan minimum :
a. Site Manajer, Pendidikan S1 Sipil, pengalaman 5 tahun, 1 orang
b. Tenaga Ahli Struktur, pendidikan S1 Teknik Sipil, pengalaman 5 tahun, 1 orang
c. Tenaga Ahli Arsitektur, pendidikan S1 Teknik Arsitektur, Pengalaman 5 tahun, 1
orang
d. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal, pendidikan S1 Elektro, pengalaman 5
tahun, 1 orang
e. Tenaga Pelaksana Lapangan, pengalaman 5 th, pendidikan STM/D3, 2 orang
f. Drafter, Pendidikan STM/D3 pengalaman 5 tahun, 2 orang
g. Tenaga Logistik dan Administrasi, pendidikan SMK, pengalaman 5 tahun, 2 orang

2.8.2Meskipun demikian tanggung jawab sepenuhnya tetap pada Penyedia Jasa


Pemborongan.
2.8.3Apabila pelaksana yang ada kurang mampu atau tidak cukup cakap dalam
memimpin jalannya pelaksanaan pekerjaan, maka Penyedia Jasa Konsultan
Pengawas dan Tim Pengelola Teknis Proyek ( PTP ) ataupun Tim Teknis dari Dinas
berhak mengusulkan untuk disediakan penggantinya.
2.8.4.Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab penuh atas keamanan di lokasi
pekerjaan yang antara lain kehilangan, kebakaran, kecelakaan (baik barang
maupun jiwa).
2.9 KECELAKAAN DAN KESEHATAN
Kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama pekerjaan berlangsung manjadi beban
Penyedia Barang/Jasa.
Sehubungan dengan ayat diatas, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan menyediakan
kotak PPPK lengkap terisi menurut kebutuhan.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan
menyediakan alat pemadam kebakaran. Antara lain botol-botol pemadam kebakaran
BCF/CO², pasir dalam bak kayu dan / atau karung, galah-galah secukupnya serta
pemeliharaannya.Penyedia Barang /Jasa diwajibkan memperhatikan kesehatan
karywannya.
Sejauh tidak disebutkan dalam uraian & syarat-syarat ini, maka semua ketentuan
umum lainnya dan dikeluarkan oleh jawatan/instansi pemerintah cq. undang-undang
keselamatan kerja dan lain sebagainya, termasuk semua perubahan/tambahan hingga
kini tetap berlaku.
2.10 PENGAMANAN
Setelah Penyedia Barang/Jasa mendapatkan batas-batas daerah kerja dan lain-lain
sebagainya,maka Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab penuh atas segala
sesuatu yang ada di daerahnya mengenai :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja
ataupun tidak.
b. Penggunaan sesuatu yang keliru.
c. Kehilangan bagian alat-alat/bahan-bahan yang ada di daerahnya.

CV. RASKA KONSULTANT Page 11


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Terhadap semua kejadian-kejadian yang disebut diatas, Penyedia Barang/Jasa harus


melaporkan kepada Direksi/ Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk
diusut dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
Untuk mencegah kejadian diatas, Penyedia Barang/Jasa diizinkan mengadakan
pengamanan antara lain penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
2.11 TUNTUTAN TERHADAP KERUSAKAN
Setiap kerusakan yang ditimbulkan akibat pekerjaan yang dikerjakan Penyedia
Barang/Jasa yang tidak termasuk dalam lingkup kontrak, harus diperbaiki dan
dikembalikan pada keadaan semula oleh Penyedia Barang/Jasa. Biaya perbaikan
tersebut menjadi tanggungan Penyedia barang/Jasa.
2.12 PEMBUANGAN AIR SISA
Segala jenis aliran air, air buangan, air apapun juga yang ada sebagai akibat dari
pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya sementara harus dibuang menurut cara-cara
pembuangan yang telah ditentukan Direksi/Pengawas, pejabat-pejabat ataupun
orang-orang yang terkena akibat air tersebut. Semua biaya pembuangan air ini
menjadi tanggungan Penyedia Barang/Jasa.
2.13 PEMBERSIHAN LAPANGAN
Penyedia Barang/Jasa harus mengusahakan agar keadaan lapangan tetap bersih, tidak
ada sisa-sisa material atau sampah yang berserakan. Setelah penyempurnaan
pekerjaan maka segala bahan-bahan sisa, sampah-sampah dan konstruksi sementara
harus dikeluarkan dari lapangan, sehingga keadaan lapangan kembali seperti keadaan
semula.
2.14 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS
Bila pelaksanaan pekerjaan berhubungan dengan lalu lintas umum, maka Penyedia
Jasa Konstruksi harus memasang tanda-tanda lalu lintas yang harus disetujui dahulu
oleh Direksi/Pengawas demi keselamatan lalu lintas.
2.15 TEST
Penyedia Barang/Jasa sudah harus memperhitungkan segala biaya untuk pengetesan
bahan dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai dengan uraian dan syarat-syarat ini.
2.16 UKURAN DAN PEIL
Ukuran dapat dilihat dalam gambar-gambar detail, sedangkan ukuran lainnya yang
belum terdapat dalam gambar harus dirundingkan dengan Direksi/Pengawas.
Peil Dasar/Induk (reference point) akan ditentukan dan diberikan oleh
Direksi/Pengawas lapangan. Penyedia Barang/Jasa harus membuat patok-patok yang
permanen disekitar tempat pekerjaan untuk memudahkan pengukurannya. Biaya
pematokan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
Pematokan yang diperlukan untuk menentukan letak pekerjaan-pekerjaan yang tepat
berdasarkan gambar / petunjuk Direksi/Pengawas harus dilakukan Penyedia
Barang/Jasa.
Setelah pekerjaan dan pematokan selesai dan disetujui Direksi/Pengawas, pekerjaan
selanjutnya baru boleh dimulai.

CV. RASKA KONSULTANT Page 12


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Penyedia Barang/Jasa diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran-ukuran satu sama


lain tiap bagian pekerjaan dan segera melaporkan kepada Direksi/Pengawas setiap
terdapat perbedaan ukuran/selisih, untuk mendapatkan keputusan perbaikannya.
Tidak dibenarkan Penyedia Barang/Jasa membetulkan sendiri kekeliruan tersebut
tanpa persetujuan Direksi/Pengawas.
Pengukuran sudut hanya boleh dilakukan dengan alat ukur Theodolite atau Total
Station (TS). Pengukuran siku dengan benang menurut Pytagoras hanya boleh
dilakukan untuk bagian-bagian ruang yang kecil menurut pertimbangan
Direksi/Pengawas.
Papan bangunan (Bouwplank) harus dipasang pada patok-patok kayu yang
terpancang di dalam tanah, sehingga tidak berubah dan bergerak. Setelah selesai
pemasangan, Penyedia Barang/Jasa harus melaporkannya kepada Direksi/Pengawas
untuk diperiksa sebelum pekerjaan selanjutnya dilaksanakan.
Hasil pengukuran sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
Adanya pengawasan dari Direksi/Pengawas tidak mengurangi tanggung jawab
tersebut.

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG


PUSKESMAS PROTOTYPE OINLASI (DAK REGULER)
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Lingkup Pekerjaan
1.Pekerjaan ini meliputi penyedian, pendayagunaan tenaga kerja, bahan - bahan,
peralatan dan alat - alat bantunya yang dibutuhkan dalam melaksanakan
pembangunan pada proyek ini.
2. Bagian ini meliputi mobilisasi dan demobilisasi, pembersihan lokasi, pemasangan
bowplank, papan nama proyek, Administrasi dan Pelaporan, serta pekerjaan
bongkaran.

1.1. PAPAN PATOK UKUR (BOWPLANK)


a) Papan patok ukur (bowplank) dipasang pada patok kayu yang kuat,
sehingga tidak bias digerak-gerakkan

b) Papan patok ukur dibuat dari kayu kelas-III, dengan ukuran tebal 2,5 cm, lebar 20
cm, lurus pada sisi sebelah atasnya
c)Tinggi sisi atas papan bouplank harus sama satu sama lain
kecuali dikehendaki lain oleh Direksi Lapangan.
d)Setelah selesai pemasangan papan patok ukur, Penyedia harus melapor
kepada Direksi Lapangan untuk diminta persetujuannya, serta harus menjaga dan
memelihara keutuhan serta ketetapan patok-patok ukur sampai tidak
diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Direksi Lapangan.

1.3. RAPAT LAPANGAN


Sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam 1 (satu) minggu diadakan Rapat
Lapangan (Site Meeting) di Ruang Rapat di Kantor Direksi yang dipimpin
langsung oleh Direksi.
Pokok-pokok pembicaraan dalam rapat ini antara lain :

CV. RASKA KONSULTANT Page 13


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

a)Kemajuan Pekerjaan (Progress Report) dan hal-hal yang tercantum


dalam Laporan Mingguan
b) Perihal Administrasi Proyek
c) Hal-hal teknis (penjelasan gambar/spesifikasi serta instruksi Direksi dan
Pemberi Tugas)
d) Koordinasi Pekerjaan
e) Seluruh Hasil Rapat ditulis dalam suatu Risalah Rapat dan masing-masing
peserta rapat menerima satu berkas risalah rapat yang dapat dijadikan acuan
dan kontrol bagi pelaksanaan pekerjaan selanjutnya
1.4. DOKUMENTASI DAN LAPORAN-LAPORAN
Kontraktor harus membuat Dokumentasi dan catatan-catatan berupa laporan
harian yang memberikan gambaran dan catatan singkat dan jelas mengenai :
a) Setiap Item Pekerjaan wajib di dokumentasikan sebagai bahan pelaporan.
b) Dokumentasi setiap item pekerjaan diusahakan pengambilan dari empat sisi.
c) Taraf berlangsungnya pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh
Kontraktor bawahan.
d) Catatan dari Pemberi Tugas/Direksi/Konsultan Pengawas yang telah
disampaikan secara tertulis maupun lisan.
e) Hal ikhwal mengenai bahan-bahan, peralatan/mesin yang masuk.
f) Keadaan Cuaca.
g) Hal ikhwal mengenai pekerja.
h) Hal ikhwal mengenai pekerjaan tambah kurang.
i) Hal ikhwal mengenai kesulitan-kesulitan atau gangguan yang mungkin ada Setiap
laporan harian pada hari dan tanggal yang sama diperiksa dan disetujui
kebenarannya oleh Pengawas Harian dan Konsultan Pengawas. Perselisihan
mengenai hal ini mengakibatkan pekerjaan dihentikan untuk diadakan opname.
Dan
berdasarkan laporan harian ini, oleh kontraktor disusun laporan mingguan
yangminimal berisikan :
- Jumlah hasil pekerjaan yang diperoleh dalam waktu 1 (satu) minggu
serta perbandingannya dengan schedule yang disepakati
- Prestasi fisik .yang dicapai, dibandingkan dengan program, dan
dibandingkan dengan minggu sebelumnya dalam suatu Curva "S"
- Hambatan-hambatan yang timbul mengenai tenaga, bahan dan peralatan
serta rencana penanggulangannya
- Catatan-catatan mengenai ada tidaknya pekerjaan tambah/kurang.
- Instruksi-instruksi, tegoran-tegoran dan sebagainya yang telah diterima
oleh
Kontraktor dan Pemberi Tugas, Direksi dan Konsultan pengawas dan
solusinya.

CV. RASKA KONSULTANT Page 14


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

1.5. PAPAN NAMA PROYEK


Pemborong wajib membuat papan nama proyek dan dipasang pada lokasi
pekerjaan, dilengkapi dengan tulisan warna hitam diatas dasar warna putih dan
cukup jelas untuk dibaca, memakai papan tebal 2 cm dengan ukuran papan
nama 150 x 250 cm seperti contoh dibawah ini :
INSTANSI/SKPD (PEMILIK KEGIATAN)
KEGIATAN : .........................................................
: .............................................................
PEKERJAAN
: .............................................................
TAHUN ANGGARAN
: .............................................................
WAKTU PELAKSANAAN
: .............................................................
NOMOR KONTRAK
: .............................................................
NILAI KONTRAK

SUMBER DANA : .........................................................


: .............................................................
KONSULTAN PERENCANA
: .............................................................
KONSULTAN PENGAWAS
: .............................................................
KONTRAKTOR PELAKSANA

II. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN


2.1 PEKERJAAN TANAH
1. Semua pekerjaan tanah yang diperlukan dalam pelaksanaan, walaupun tidak
jelas disebutkan dalam uraian dan syarat-syarat ini harus juga dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa Konstruksi dengan baik sesuai dengan petunjuk yang
diberikan oleh Direksi/Pengawas
2. Pekerjaan tanah yang harus dilaksanakan pada garis besarnya meliputi
a. Pembersihan Lapangan
b. Pekerjaan Galian
c. Pekerjaan Pemadatan
d. Pembuangan tanah sisa galian
3. Pembersihan lapangan
Tempat pekerjaan harus bersih dari semak-semak dan rintangan-rintangan
lainnya, sedangkan pohon-pohon atau pagar hidup tidak boleh ditebang atau
disingkirkan kecuali yang ada dalam batas penggalian atau yang jelas diberi
tanda gambar bahwa pohon/pagar hidup tadi harus disingkirkan. Bila
disebabkan oleh suatu hal Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan
penebangan, maka Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta izin/petunjuk
dahulu dari Direksi/Pengawas.

CV. RASKA KONSULTANT Page 15


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

2.2 PEKERJAAN GALIAN


1. Semua penggalian yang dilakukan secara mekanis.
2. Seluruh Permukaan tanah dikupas/digali sedalam sesuai gambar rencana.
3. Pekerjaan galian dengan Alat berat harus memperhatikan bangunan eksisting
yang ada dilokasi, pekerjaan galian harus ekstra hati-hati terhadap bangunan
sekitar, kerusakan bangunan eksisting akibat dari galian/cutting
tanah dan pengalian footplat menjadi tanggung jawab kontraktor
pelaksana.
4. Bidang-bidang dasar dan dinding galian dimana konstruksi akan dibuat
langsung di atas / pada bidang dasar / dinding tersebut, harus dikerjakan
dengan tepat mengikuti garis-garis kedalaman / kemiringan yang ditentukan
dan bilamana diminta oleh Direksi/Pengawas harus disiram dan dipadatkan
baik-baik dengan alat-alat yang tepat sehingga didapat suatu bidang (dasar /
dinding) yang padat dan kokoh.
5. Apabila pada waktu penggalian dijumpai lapisan tanah yang tidak sesuai untuk
dasar pondasi, maka atas petunjuk Direksi/Pengawas lapisan tanah tersebut
harus dikeluarkan dan diisi kembali dengan bahan yang sesuai serta
dipadatkan dengan baik lapis demi lapis Q = 15 cm.
6. Bidang-bidang dasar tanah pondasi harus dijaga tetap kering rata dan kokoh.
Untuk itu, bila dasar pondasi direncanakan tidak pada lapisan keras/batuan,
maka penggalian harus ditunda minimal 20 cm sebelum mencapai batas galian
yang ditentukan, kecuali pekerjaan dasar pondasi (urugan pasir dan lantai
kerja) dapat dikerjakan seluruhnya segera setelah penggalian mencapai
kedalaman yang ditentukan. Tanah pondasi yang menjadi berlumpur karena
alasan apapun harus segera diperbaiki dengan mengeluarkan lumpur tersebut
dan mengganti/mengisi kembali dengan bahan yang ditentukan
Direksi/Pengawas dan dipadatkan baik lapis demi lapis @ = 15 cm.
7. Bila dipandang perlu Direksi/Pengawas dapat memerintah untuk melengkapi
lubang galian yang akan/sedang dibuat dengan turap penahan untuk
mencegah kelongsoran-kelongsoran yang mungkin terjadi. Turap-turap ini
harus direncanakan sedemikian rupa sehingga keamanan pekerja-pekerja
cukup terjamin. Persetujuan yang diberikan Direksi/Pengawas untuk
penggunaan jenis bahan dan konstruksi tertentu tidak membebaskan Penyedia
Jasa Konstruksi dari akibat yang mungkin terjadi sewaktu penggalian. Semua
pekerjaan penggalian sedapat mungkin dikerjakan dalam keadaan kering. Bila
diperlukan bendungan darurat, maka konstruksi bendungan harus cukup
kokoh dan rapat untuk mencegah masuknya air. Pompa harus disediakan
secukupnya dan digunakan sesuai dengan petunjuk Direksi/Pengawas.
8. Lapisan keras/batuan yang akan menjadi dasar pondasi harus dibersihkan dari
tanah, kotoran-kotoran dan bagian-bagian yang lepas. Celah-celah dan
retakan-retakan harus diisi dengan adukan yang sama dengan adukan pondasi
nantinya. Dalam hal demikian pekerjaan pondasi dapat langsung dikerjakan di
atas lapisan tersebut, tanpa lantai kerja.
9. Sekeliling lubang galian harus dijaga tetap bersih dan bebas dari timbunan
tanah hasil galian. Sedikitnya sebelum pekerjaan ditinggalkan, sekeliling
lubang galian dalam jarak minimum 3 m harus bersih dari timbunan tanah.
10. Pekerjaan galian yang dimaksud dalam kegiatan ini juga termasuk pekerjaan
cutting land/ galian permukaan tanah sesuai dengan gambar rencana,
pekerjaan cutting dilakukan oleh alat berat, dan pekerjaan ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan permukaan tanah yang rata dan keras.

CV. RASKA KONSULTANT Page 16


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

11. Pekerjaan galian juga meliputi pekerjaan galian footplat yang dilakukan oleh
alat berat.
2.3. PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN PASIR
1. Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan Sirtu atau bahan berbutir yang disetujui untuk bahan urugan.
Urugan kembali tanah hasil galian.
2. Bahan hasil galian pondasi dan cutting permukaan tanah dibuang/dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan.
3. Pekerjaan ururgan sirtu pilihan secara mekanis, pemadatan menggunakan alat
berat.
4. Jenis bahan urugan biasa adalah tanah berbutir atau sirtu yang disetujui
pengawas. Bahan Urugan pasir adalah menggunakan pasir yang telah
disetujui oleh Direksi Keet/Konsultan Pengawas harus bersih dari humus dan
tumbuh - tumbuhan, serta bahan lain yang mengganggu.
5. Penimbunan harus dilakukan lapis perlapis (maksimum 15 cm) sambil
disiram dengan air dan dipadatkan dengan alat pemadat vibrator roller.
6 Urugan pasir bisa diperuntukan urugan pada galian pondasi urugan
penggalian lantai dan urugan lainnya yang diperlukan.
7. Urugan pasir diperuntukkan pada urugan bawah pondasi, dibawah lantai
kerja dan urugan lainnya yang diperlukan.
8. Elevasi ketinggian level urugan sesuai yang ditunjuk dalam gambar
rencana. Semua pekerjaan urugan harus dipadatkan sesuai syarat-syarat
pemadatan.
2.4 PEKERJAAN PEMADATAN
1. Bahan timbunan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan
Direksi/Pengawas terlebih dahulu. Bahan ini dapat berupa tanah hasil galian
ataupun bahan yang didatangkan dari luar berupa tanah liat, pasir urug
ataupun tanah urug biasa. Dalam hal-hal tertentu digunakan campuran
antara pasir dengan kapur sebagai bahan timbunan
2. Cara-cara dan peralatan yang digunakan untuk pekerjaan pemadatan harus
disesuaikan dengan jenis dan letak dari tanah yang akan dipadatkan. Untuk
pemadatan ringan dapat digunakan portable soil compactor. Penggunaan
alat-alat penumbuk konvensional dengan berat 15-20 kg hanya dapat
digunakan dalam hal-hal tertentu dengan persetuajn Direksi/Pengawas.
Pemadatan tanah/pasir harus selalu disertai dengan penyiraman secukupnya
untuk mencapai kepadatan optimal.
3. Tempat-tempat yang berair harus dikeringkan dahulu sebelum dilakukan
pemadatan. Lumpur-lumpur yang terjadi akibat genangan air harus
dikeluarkan dan diganti dengan tanah/bahan lain yang disetujui
Direksi/Pengawas.
4. Pekerjaan pemadatan untuk site dilakukan oleh alat berat, sehingga
didapatkan permukaan tanah yang benar benar padat.

2.5 PEMBUANGAN TANAH SISA GALIAN


Tanah sisa galian diangkut dan dibuang sejauh 2 km dari lokasi pekerjaan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 17


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

2.6. PEMBENTUKAN PERMUKAAN TANAH (GRADING)


a. Tanah halaman untuk pembangunan Puskesmas dibentuk sesuai rencana tapak
antara lain jalan, parkir, teras pintu masuk sehingga diperoleh ketinggian-
ketinggian permukaan seperti yang ditentukan dalam gambar pelaksanaan.
Pekerjaan tanah (grading) dan pengerukan/pengurugan (cut and fill) harus
dilakukan dengan peralatan-peralatan yang memadai dan dilaksanakan menurut
ketentuan-ketentuan teknis yang berlaku.
b. Bahan-bahan Sirtu untuk pengurugan didatangkan dari luar proyek, dengan syarat
harus bebas dari kotoran, batu-batu besar, dan tumbuh-tumbuhan. Pengurugan
harus dilaksanakan lapis demi lapis, tiap lapis tidak lebih dari 15 cm, dan
dipadatkan dengan menggunakan Vibrator roller.

III. PEKERJAAN STRUKTUR DAN BETON

A. PEKERJAAN PASANGAN PONDASI BATU GUNUNG/BATU KARANG


A.1. Pekerjaan pasangan batu Gunung/batu karang/belah
1. Lingkup pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


peralatan dan alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini seperti tercantum dalam spesifikasi dan/atau gambar kerja, antara
lain dan tidak terbatas pada:
- Pekerjaan pondasi pasangan batu Gunung/batu karang/belah
- Pekerjaan pasangan batu Gunung/batu karang/belah lainnya seperti tercantum
dalam Gambar kerja.
- Pekerjaan Dinding Penahan Tanah dilakukan Bersamaan dengan pekerjaan
bangunan Puskesmas, Pekerjaan ini juga harus segera dikerjakan ketika pekerjaan
cutting telah selesai dikerjakan. Agar dapat menopang tanah yang dicutting.
- Lantai kerja yang terdiri dari batu belah dan urugan pasir
- Penyediaan cerucuk (sparing), lubang, rangka/selubung/pipa-pipa untuk pipa-
pipa utilitas yang melalui/menumpu pada pekerjaan pondasi dan penyediaan
bahan yang sesuai untuk rangka/selubung dan pengukurannya pada pondasi agar
memenuhi persyaratan dari utilitas-utilitas yang disebut terdahulu
- Menyediakan dan memasang semua anker yang terletak diatas/menumpu pada
pondasi batu kali sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana
- Plaster kasar pada sisi-sisi pondasi
- Pekerjaan dewatering (pengeringan air).
2. Standar/rujukan
NI.2/3/8/10
P.B.I 1971
ASTM

3. Syarat prosedur dan pelaksanaan


Contoh batu batu Gunung/batu karang/belah, pasir, yang akan digunakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Tim Teknis / Konsultan Supervisi untuk diperiksa
dan disetujui secara tertulis, sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
- Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi akan
dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang
dikirim oleh Kontraktor kelapangan.

Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat,
disimpan ditempat yang telah ditentukan/disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan

CV. RASKA KONSULTANT Page 18


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Supervisi.
-Tempat penyimpanan bahan harus cukup untuk proyek ini, bahan ditempatkan
dilindungi sesuai dengan jenisnya.

Bahan

- Semen

o Semen harus didatangkan dalam kantong yang utuh, tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada kantong.
o Kontraktor harus menyediakan penyimpanan semen yang memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
Terlindung dari segala cuaca
Lantai kayu setinggi 30 cm dari lantai dasar dan minimal 20 cm dari dinding
Persediaan semen harus menunjang kelancaran kerja
Tinggi maksimal tumpukan semen 200 cm
Kedatangan semen yang berbeda hari harus dipisahkan
o Untuk mencegah semen dalam kantong disimpan terlalu lama sesudah
penerimaan, kontraktor hendaknya menggunakannya menurut
kronologis yang diterima dalam pekerjaan. Semua kantong semen
kosong harus disimpan dengan rapi ditempat yang tidak mangganggu
jalannnya pekerjaan.

- Pasir
o Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan menimbun
semua pasir dengan cara yang disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
o Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus mendapat
persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi. Kontraktor harus menanggung
segala biaya untuk pengolahan kembali pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan
yang tidak sempurna. Pasir dan krikil tidak boleh dipindah-pindahkan dari
timbunan, kecuali bila
diperlukan untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil-profil/bentuk pondasi dari
bambu atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai dengan gambar
kerja dan telah mendapat persetujuan dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi.
Pekerjaan pondasi baru dapat dilaksanakan bila semua pekerjaan galian dan ukurannya
telah diperiksa dan disetujui secara tertulis oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi dan telah
diberi anti rayap seperti yang disyaratkan dalam pekerjaan perlindungan.

Air/air hujan/air tanah harus dipompa dan dibersihkan dari galian sebelum dimulai
pekerjaan pondasi.

Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm, disiram dengan air
sampai
jenuh kemudian diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar padat.

Diatas lapisan pasir diberi pasangan batu kali kosong (aanstamping) yang dipasang
sesuai gambar kerja.
Pasangan batu Gunung/batu karang/belah untuk pondasi menggunakan adukan
dengan campuran 1PC : 5 PSR, kecuali disyaratkan kedap air seperti tercantum dalam
gambar kerja.

Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.

Setiap jarak 60 cm as-as harus ditanam stek-stek besi dengan diameter 10 mm dan

CV. RASKA KONSULTANT Page 19


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

tertanam sedalam 30 cm untuk sloof dan dinding pasangan batu bata seperti yang
tercantum dalam gambar rencana.
- Pada peletakkan kolom beton atau kolom praktis beton harus ditanamkan stek-
stek tulangan kolom dengan diameter dan jumlah besi yang sama dengan
tulangan pokok pada kolom beton atau kolom praktis tersebut. Stek-stek harus
tertanam dengn baik pada pondasi sedalam minimum 40x diameter tulangan
atau sesuai dengan ukuran dalam Gambar Kerja.

- Demikian pula dengan bagian stek yang tidak tertanam atau mencuat keatas
sepanjang minimum 40 kali diameter tulangan atau sesuai dengan ukuran
dalam gambar kerja.

Pengamanan pekerjaan
- Untuk keperluan proses pengerasan pasangan, maka selama minimum tiga (3)
hari setelah pelaksanaan pekerjaan, pondasi harus dilindungi dari benturan
keras dan tidak dibebani.
- Kontraktor diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan yang lain.
- Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi mutu pekerjaan. Segala perbaikan menjadi tanggungan
kontraktor.

4. Persyaratan bahan dan pelaksanaan.

Portland Cement.
- Menggunakan Portland Cement jenis II sesuai standart NI-8 atau tipe I sesuai standart
ASTM dan memenuhi S 400 standart Portland Cement yang digariskan oleh Assosiasi
Semen Indonesia. Produk semen Gresik atau setaraf.
- Merk yang dipilih harus dari satu produk, kecuali dinyatakan lain dengan
persetujuan tertulis dari Tim Teknis / Konsultan Supervisi. Pertimbangan tersebut
hanya dapat dilakukan dalam keadaan tidak adanya persediaan dipasaran dari
merk yang tersebut diatas.
- Kontraktor harus memberikan jaminan dengan data-data teknis bahwa mutu semen
penggantinya berkualitas setaraf mutu semen tersebut diatas.

Pasir
- Arti-arti istilah

Pasir buatan, adalah pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu. Pasir alam,
adalah pasir yang disediakan oleh kontraktor dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

Pasir paduan, paduan dari pasir buatan dengan pasir alam dengan perbandingan
campuran tertentu sehingga dicapai gradasi (susunan butir) tertentu sesuai dengan yang
diinginkan.

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas tiap jenisnya dari semua bahan
yang dipakai dalam pekerjaan.

Timbunan alam pasir harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua tumbuhan dan dari
bahan lain yang tidak dikehendaki. Bahan tersebut harus diayak dan dicuci
sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan disini.
Pasir yang digunakan harus halus, bersih dari timbunan tanah liat, mika dan hal-hal
lain yang merugikan dari substansi yang merusak. Jumlah prosentase dari segala

CV. RASKA KONSULTANT Page 20


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

macam substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5%.

-Semua pasir yang akan dipakai dengan spesifikasi ini harus pasir alam dan apabila
terpaksa boleh dipakai pasir paduan. Persyaratan selanjutnya adalah pasir harus
mempunyai modulus kehalusan butir antara dua sampai tiga puluh dua atau jika dengan
standart Indonesia untuk beton PBI-1971 atau dengan ketentuan sebagai berikut :

PROSENTASE SATUAN TIMBANGAN


SARINGAN NO. TERTINGGI DISARINGAN
4 0 15
8 6 15
16 10 25
30 10 30
50 15 35
100 12 20
PAN 3 7

Jika prosentase satuan tertinggi dalam saringan NO. 16 adalah 20% atau kurang, maka
batas maksimum untuk prosentase satuan dalam saringan NO. 8 dapat naik sampai 20%.

- Bila Tim Teknis / Konsultan Supervisi menghendaki contoh yang representatif


untuk tujuan penyelidikan, maka Kontraktor harus menyediakan bantuan tanpa
tambahan biaya. Contoh cukup seberat 15 kg dari pasir alam yang diusulkan untuk
dipakai sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali dan bahan-bahan organis/bahan-bahan lain yang dapat menurunkan mutu
pekerjaan. Apabila dipandang perlu, maka Tim Teknis / Konsultan Supervisi dapat
meminta kepada kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di Laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

Pekerjaan timbunan, lantai kerja pasir dan sub-grade pondasi pasangan batu
gunung/karang harus dipadatkan.
Adukan/Campuran
 Jenis adukan untuk pasangan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk pasangan pondasi batu batu Gunung/batu karang/belah
1 PC : 5 Psr
b) Untuk pasangan dinding batako 1 PC : 4 Psr
 Adukan harus dibuat secara hati-hati di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dulu dalam keadaan kering
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
 Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.

B. PEKERJAAN BETON
Um u m
1) Pekerjaan beton harus dilaksanakan sesuai persyaratan-persyaratan yang
tercantum dalam Peraturan Beton Indonesia ( P.B.I., NI-2 SNI-2002 ).
Penyedia Jasa Konstruksi harus melaksanakan pekerjaannya dengan ketetapan

CV. RASKA KONSULTANT Page 21


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

dan ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi, gambar-gambar kerja dan


instruksi-instruksi Direksi/Pengawas.
2) Direksi/Pengawas berhak untuk memberikan/mengawasi setiap pekerjaan
yang dilakukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi. Pengawasan Direksi/Pengawas
tidak membebaskan Penyedia Jasa Konstruksi dari tanggung jawabnya atas
kemungkinan terjadi kesalahan-kesalahan / penyimpangan dalam
pelaksanaan.
3) Semua pekerjaan yang tidak baik atau tidak memenuhi spesifikasi ini harus
dibongkar dan diganti/diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.
4) Semua material harus mempunyai kualitas yang baik dan memenuhi syarat-
syarat P.B.I SNI-2002.
1. M a t e r i a l
1) S e m e n
a) Semen yang digunakan adalah jenis Portland cement yang harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI – 8, 2002. Semen
harus diperoleh dari satu pabrik yang telah disetujui Direksi/Pengawas
dan dikirimkan ketempat pekerjaan dengan kantong tersegel dan utuh.
Bila karena sesuatu hal terpaksa harus menggunakan semen dari
pabrik lain harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari
Direksi/Pengawas.
b) Bila Direksi/Pengawas mengganggap perlu, Penyedia Jasa Konstruksi
harus mengirimkam surat pernyataan dari pabrik yang menyatakan
type, kwalitas dari semen beserta manufacturers test certificate yang
menyatakan memenuhi semua syarat yang ditentukan dalam NI – 8.
Semen yang menggumpal, sweeping atau kantongnya robek/rusak
ditolak untuk digunakan.
c) Gudang tempat penimbunan semen harus cukup baik, tidak bocor dan
tidak luas sehingga penimbunan semen dapat diatur dengan baik.
Semen didalam kantong tidak boleh disusun lebih dari 2 meter
tingginya, dan bagian bawah barada minimum 30 cm di atas lantai.
Penempatan harus sedemikain rupa sehingga semen lama dapat
digunakan terlebih dahulu.
2) Agregat
a) Agregat yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat percobaan
yang tercantum dalam P.B.I. – SNI-2002 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.
b) Agregat harus memenuhi pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur,
jasad organik, garam, alkoli dan butir-butir yang lunak. Disamping itu
pasir harus tajam/kasar, keras dan tidak mengandung bahan-bahan
yang merugikan beton sampai batas maximum 5 % berat. Kadar
lumpur dari pasir tidak boleh melebihi 4 % (terhadap berat kering) dan
jika melebihi agregat harus dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan.
c) Agregat kasar dapat berupa kerikil alam atau crushed stones yang
mempunyai gradasi yang baik, keras, padat tidak berpori dan bersifat
kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca. Kadar lumpur
dalam agregat kasar tidak boleh dari 1 % dan jika lebih, agregat harus
dicuci terlebih dahulu sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari
agregat kasar tidak lebih dari 2,5 cm, dan tidak lebih dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
d) 5 (lima) minggu sebelum pengecoran dimulai sample yang telah
diambil dengan ukuran tertentu, type tertentu, ditest sesuai dengan

CV. RASKA KONSULTANT Page 22


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

percobaan yang tercantum dalam P.B.I. SNI-2002. Dari hasil-hasil ini


Penyedia Jasa Konstruksi mengambil contoh-contoh yang representatif
untuk diambil grading analysisnya. Bila agregat yang disetujui oleh
Direksi/Pengawas telah terpilih, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menjaga agar semua pengiriman material selanjutnya mempunyai
kualitas dan grading yang sama selama pekerjaan.
e) Percobaan-percobaan selanjutnya untuk menentukan kebersihan dan
grading dari material-material harus dibuat paling sedikit satu
percobaan untuk setiap pengiriman 25 ton.
f) Agregat halus dan kasar diangkut dan disimpan terpisah, dan harus
dicegah terjadinya degradasi dari berbagai ukuran partikel. Stock ples
harus dibentuk di atas platfom dari beton dan atau kayu keras yang
disetujui. Agregat harus dijaga kebersihannya dan bebas dari material-
material lain. Tempat yang cukup harus disediakan untuk menjamin
tersedianya kedua macam agregat tersebut selama pekerjaan
berlangsung.
3) A i r
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis dan bahan-bahan lain
yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya
dipakai air bersih yang dapat diminum.
4) Bahan Pencampur / Admixture
a) Penggunaan admixture pada campuran beton tidak diizinkan kecuali
dengan persetujuan tertulis dari Direksi/ Pengawas.
b) Untuk itu Penyedia Jasa Konstruksi harus telah membuat percobaan-
percobaan perbandingan berat dan WC ratio dengan penambahan
admixture tersebut. Hasil dari Cruishing test kubus-kubus berumur 7,
14 dan 28 hari (dari laboratorium yang berwenang) harus dilaporkan
kepada Direksi/Pengawas untuk dapat disetujui.
2. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan disesuaikan dengan rencana anggaran biaya
untuk masing masing bidang kerja. Semua beton yang berhubungan dengan 2
lantai menggunakan mutu beton K250.
1) Mutu beton yang digunakan adalah K-175, (Mix Design = 1PC, 2PSR,
3KRL).
2) Mutu beton yang digunakan pada pekerjaan Footplat, Kolom dan Balok
khusus bangunan Lantai 2 adalah K-250, (Mix Design = PC 384kg, PSR
692kg, KRL 1039kg, air 215 ltr).
3) Tulangan yang disyaratkan, berdiameter sesuai dengan rencana (ukuran
diameter yang direncanakan bervariasi adalah D16mm variasiØ12 mm
polos, D13mm dan Ø8 mm Ø10 mm polos untuk beugel dan plat lantai),
serta berlabel SNI.

3. Rencana Campuran Beton (Concrete Mix Design)


1) Campuran harus menggunakan perbandingan berat antara semen, pasir,
kerikil dan air.
2) Perencanaan campuran hendaknya mengikuti persyaratan PBI ayat 4.6 dan
dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 4.5.

CV. RASKA KONSULTANT Page 23


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

3) Bilamana karena sesuatu hal sumber atau kwalitas dari semen dan / atau
agregat diganti, maka harus dicari lagi campuran yang baru, sehingga
tetap memenuhi syarat, sesuai ayat 2 diatas.
4) Komposisi campuran yang di syaratkan sebagai berikut :
a. Untuk Beton Rabat (lantai kerja dan rabat lantai) memakai komposisi
campuran : 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl.
b. Untuk Beton bertulang memakai komposisi campuran : (Mix Design =
1PC, 2PSR, 3KRL).

4. Pengujian Beton dan Peralatannya


1) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan tenaga dan alat-alat kerja
untuk melakukan semua test di lapangan pada beton dan material untuk
beton seperti yang tercantum dalam PBI SNI-2002 atau sesuai dengan
diperintahkan oleh Direksi/Pengawas. Penyedia Jasa Konstruksi harus
menyediakan alat dan tempat untuk melakukan percobaan berikut
a) Slump test
b) Test Specciments
c) Cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus-kubus beton
d) Test kadar lumpur
Penyedia Jasa Konstruksi juga harus menyediakan peralatan untuk
menentukan moisture content dari agregat halus, timbangan dan lain alat
yang diperlukan.
2) Pengujian slump agregat segera setelah beton keluar dari mixer minimum
5 cm dan maximum 10 cm untuk campuran dengan koral beton dan
maximum 12 cm untuk campuran dengan batu pecah (Crushed Stones).
3) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat dan mengangkut semua test
specimens ke Laboratorium yang ditentukan/disetujui oleh Direksi/
Pengawas untuk dilakukan compession test pada 7 hari, 14 hari, dan 28
hari. Setiap kubus harus bersih dan ditandai secara tetap dengan nomor
kode dan hari pembuatan, bersama-sama dengan satu tanda dari bagian
pekerjaan mana sample diambil. Sistem dari pengukuran dan pemadatan
dari kubus akan ditentukan oleh Direksi/Pengawas.
4) Penyedia Jasa Konstruksi harus mencatat secara lengkap hasil-hasil semua
test, dan dilaporkan/diserahkan kepada Direksi/Pengawas secara rutin.

5. Baja Tulangan (besi beton)


1) Baja tulangan harus bebas dari debu, karat, minyak, gemuk, serpihan-
serpihan kayu dan kotoran lain yang dapat mengurangi pelekatannya
dengan beton. Bila dianggap perlu oleh Direksi/Pengawas tulangan harus
disikat atau dibersihkan dengan cara lain sebelum dipergunakan.
Pengecoran tidak boleh dilaksanakan sebelum penulangan diperiksa dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas. Bilamana terjadi kelambatan /
penundaan dalam pengecoran maka pembesian dibersihkan / diperbaiki
lagi.
2) Baja tulangan (besi beton) harus dipasang sedemikian rupa sehingga
selama berlangsung tidak akan berubah tempat (bergeser). Semua
persyaratan seperti yang tercantum dalam PBI bab 5 harus dipenuhi.

CV. RASKA KONSULTANT Page 24


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Pengikat penulangan dilakukan dengan kawat ikat yang berkwalitas besi


lunak dengan ukuran diameter lebih kurang 1 mm. Tulangan harus betul-
betul bebas dari acuan dan / atau lantai kerja dengan cara menempatkan
ganjal-ganjal beton (Precast mortar spacing blok) dan mengikatkan pada
tulangan baja. Sengkang (beugel) harus diikat pada tulangan utama,
sedang jarak antara harus sesuai dengan gambar.
3) Sambungan batang tulangan dengan pengelasan tidak diizinkan.
Sambungan-sambungan tulangan harus mengikuti syarat-syarat yang
terdapat dalam PBI bab 8 dan ketentuan-ketentuan dalam gambar.
4) Mutu dari baja tulangan harus mengikuti syarat-syarat dari PBI bab 3.7.
Jenis besi U-24 ini mempunyai tegangan leleh karakteristik 2400 kg/cm²
dan pada percobaan lengkung 188 derajat tidak memperlihatkan tanda-
tanda getas atau kelemahan lainnya. Untuk mendapatkan jaminan akan
kwalitas besi yang dipergunakan, maka disamping adanya certificate dari
supplier juga harus dimintakan certificate dari Laboratorium baik pada
saat pemesanan, maupun secara periodik minimum 2 contoh.
5) Percobaan stresstrain dan pelengkungan 180° untuk stiap 20 ton besi dan
setiap ukuran diameter baja.
6) Semua tulangan harus dibengkokkan dengan bentuk dan ukuran seperti
tercantum dalam gambar serta mengikuti syarat-syasat dalam P.B.I dan
diletakkan sesuai dengan gambar dan dengan memperhatikan selimut
beton yang tetap. Tulangan tidak boleh dibengkokkan atau diluruskan
dengan cara yang dapat mengakibatkan kerusakan material.
7) Penyedia Jasa Konstruksi harus mengusahakan agar ukuran besi yang
dipasang adalah sesuai dengan gambar. Dalam hal terdapat kesulitan
untuk mendapatkan besi dengan ukuran yang ditentukan dalam gambar
maka dapat dilakukan penukaran ukuran diameter besi yang terdekat atau
dengan kombinasi, dengan catatan :
a) Besi pengganti bermutu sama
b) Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar, dalam hal ini yang
dimaksudkan adalah jumlah luas penampang.
c) Panjang overlapping sambungan harus disesuaikan kembali
berdasarkan diameter besi yang dipilih.
d) Penggantian tersebut tidak boleh mengakibatkan overlapping
sambungan yang dapat menyulitkan pembetonan atau pencapaian
vibrator.

6. A c u a n (Bekisting)
1) Bekisting-bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah
pergeseran atau perubahan penyangga. Permukaan bekisting harus halus
dan rata, tidak boleh melendut atau cekung. Sambungan pada bekisting
harus diusahakan agar lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertical.
2) Tiang-tiang penyangga yang vertikal untuk semua bekisting harus dibuat
sebaik mungkin untuk memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan,
tanpa adanya kerusakan, overstress dan pergeseran tempat pada bagian
kontruksi yang dibebani. Struktur tiang penyangga harus benar-benar
kuat dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada di
atasnya selama pelaksanaan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 25


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

3) Kecuali diterangkan lain dalam gambar, bekisting untuk semua balok dan
plat lantai dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut ke atas sebagai
berikut : Semua balok dan plat lantai sebesar 0,2 % lebar bentang pada
tengah bentang. Semua balok dan plat cantilever 0,4% dari bentang,
dihitung dari ujung bebas.
4) Sebelum dipergunakan kembali semua bekisting harus dibersihkan dahulu
untuk menghindari kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada
beton. Segera sebelum beton dicor, bagian dalam dari bekisting harus
dibersihkan dari semua material lain termasuk air.
5) Setiap bagian dari bekisting harus diperiksa terlebuh dahulu oleh
Direksi/Pengawas sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
6) Sebelum pemasangan besi tulangan, bekisting untuk beton yang tidak
diplester lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa
harus dibasahi air dengan seksama segera sebelum beton dicor.
7) Khusus untuk acuan kolom dan dinding beton atau balok-balok tinggi,
pada tepi bawahnya harus dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk
mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada dasar
kolom/dinding tersebut. Setelah kebersihannya diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Pengawas, bukaan ini boleh ditutup kembali.
8) Bangunan tidak boleh mengalami perubahan bentuk, kerusakan atau
pembebanan yang melebihi beban rencana dengan adanya pembongkaran
tiap bagian bekisting atau penyangga berada dipihak Penyedia Jasa
Konstruksi.
9) Waktu minimal dari saat sesuainya pengecoran beton sampai dengan
pembongkaran bekisting dari bagian-bagian struktur adalah sebagai
berikut :

Bagian struktur Waktu min.Pembongkaran Bek. (hari)


 Sisi balok dan Dinding 3
 Penyangga Plat Lantai 21
 Penyangga balok 21

KHUSUS
PELAKSANAAN PEKERJAAN BETON
1. Pembuatan Beton dan Peralatannya.
1) Penyedia Jasa Konstruksi bertanggung jawab sepenuhnya atas pembuatan campuran
beton yang baik uniform dan memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Untuk
memenuhi syarat-syarat ini, Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan dan
menggunakan mesin pencampur beton (beton molen) yang baik, dan volumetric
sistem untuk mengukur air dengan tepat.
2) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-
material harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Pencampuran material-
material harus dengan perbandingan berat.
3) Sebelum mengaduk beton, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari sisa
beton dan kotoran-kotoran lainnya. Pengadukan dilakukan terus menerus selama

CV. RASKA KONSULTANT Page 26


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

minimum 2,5 menit setelah semua material, termasuk air, dimasukkan ke dalam
gentong pengaduk. Mesin pengaduk harus berputar pada kecepatan tetap yaitu : 70
putaran / menit. Mesin pengaduk tidak boleh diisi melebihi kemampuannya. Seluruh
aduakan harus dikeluarkan sebelum material untuk adukan berikutnya dimasukkan.
4) Pencampuran kembali beton yang sebagian sudah terjatuh/mengeras tidak diizinkan,
demikian juga penambahan air pada adukan beton yang sudah jadi dengan tujuan
untuk memudahkan pekerjaan tidak diperkenankan sama sekali.
5) Pengadukan dengan tangan hanya diperkenankan pada keadaan darurat dan segera
dilaporkan pada Direksi/Pengawas untuk diketahui dan mendapatkan
persetujuannya. Pengadukan dengan tangan terbatas sampai 0,2 m³ dan dikerjakan
pada tempat pengadukan ysng betul-betul rapat air.
2. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
1) Pengecoran beton tidak boleh dimulai sebelum Direksi/Pengawas memeriksa dan
menyetujui bekisting (Form Eork), tulangan, angker-angker dan lain-lain, dimana
beton akan dicor. Tempat dimana beton akan dituang harus bebas dari segala macam
kotoran, serpihan-serpihan kayu dan genangan air.
2) Isi dari mixer yang dikeluarkan pada satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan degradasi. Beton harus diangkut dengan alat pengangkut yang
bersih dan kedap air dan cara pengakutannya tersebut telah mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas.
3) Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus dibersihkan
dan dicuci bila pekerajaan berhenti lebih lama dari 30 menit dan pada akhir
pekerjaan.
4) Semua campuran beton ditempat pekerjaan harus sudah dicor dan dipadatkan pada
tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air kedalam mixer.
5) Beton pada umumnya tidak boleh djatuhkan bebas/dituangkan dari ketinggian lebih
besar dari 1,5 m. Pengecoran harus dilaksanakan dengan menghindari timbulnya
degradasi. Beton harus diletakkan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm
tebalnya dan dipadatkan sesuai dengan ketentuan dibawah. Pengecoran dari
satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu operasi yang continous
atau sampai Construction Joint tercapai.
6) Beton, acuan dan penulangannya tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24 jam
setelah pengecoran kecuali dengan izin Direksi/Pengawas. Semua pengecoran harus
dilaksanakan siang hari kecuali dengan izin dari Direksi/Pengawas. Izin ini tidak
diberikan bila sistim lampu kerja yang digunakan Penyedia Jasa Konstruksi belum
disetujui Direksi/Pengawas.
7) Siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian sehingga tidak banyak mengurangi
kekuatan konstruksi. Bila siar-siar pelaksanaan tidak ditunjukkan dalam gambar-
gambar rencana maka tempat-tempatnya harus disetujui Direksi/Pengawas.
Penyimpanan tempat siar dari pada yang dinyatakan dalam gambar harus disetujui
Direksi/Pengawas.
3. Pemadatan Beton
1) Beton harus dipadatkan keseluruhannya dengan mechanical vibrator yang dikerjakan
oleh orang-orang yang berpengalaman. Pekerjaan beton telah selesai harus bebas
dari lubang-lubang dan keropos-keropos (honey combing).
2) Vibrator yang dipakai harus dari type rotary out of balance dengan frekuensi tidak
kurang dari 6000 cycless/menit. Harus dihindarkan penggetaran yang berlebihan
(Over vibration). Penggetaran tidak boleh dikenakan pada tulangan-tulangan,
terutama tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

CV. RASKA KONSULTANT Page 27


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

3) Penyedia Jasa Konstruksi harus menyediakan paling sedikit satu Vibrator cadangan
untuk mengganti yang rusak pada waktu sedang dipakai.

4. Perlindungan Terhadap Cuaca


1) Pada waktu panas bagian yang telah selesai dicor harus dilindungi dengan penutup-
penutup yang basah dan berwarna muda atau dengan memercik air.
2) Tidak diperkenaankan mengecor selama turun hujan lebat, dan beton yang baru
dicor harus melindungi dari curahan hujan.
3) Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan maka seluruh beton yang terkena hujan
harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dahulu dari beton yang
tercampur/terkikis air hujan. Pengecoran selanjutnya harus mendapat izin
Direksi/Pengawas terlebih dahulu.
5. Perawatan
1) Perawatan pendahuluan dari bidang permukaan beton yang kelihatan harus segera
dilakukan setelah bidang permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari
kerusakan-kerusakan dan dilanjutkan terus menerus tidak kurang dari 12 jam.
Bidang permukaan beton harus terus menerus dibuat basah dengan cara
menggenangi (ponding), atau bila tidak mungkin dapat menggunakan goni-goni
basah untuk menutupnya.
2) Perawatan harus terus menerus dilakukan sampai sekurang-kurangnya 7 hari atau
menurut petunjuk Direksi/Pengawas.
3) Bidang-bidang cetakan harus selalu dibasahi selama perawatan. Bila cetakan dibuka
dalam masa perawatan maka bidang perawatan beton yang kelihatan harus dirawat
dengan cara seperti diatas.
6. Penyelesaian Bidang-bidang Beton
1) Bidang-bidang permukaan beton yang tidak terlihat setelah pekerjaan selesai, tidak
perlu diplester. Hanya bagian-bagian yang kurang sempurna/keropos dan lubang-
lubang harus ditambal dengan campuran speci yang sama segera setelah acuan
dibongkar. Sebelumnya bagian-bagian yang lepas harus disingkirkan, dibersihkan
dan disiram dengan air semen kental sebelum penambalan dimulai.
2) Semua bidang permukaan beton yang kelihatan harus diplester dengan campuran
speci yang sama. Bidang-bidang yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih
dahulu, dibersihkan dari sisa-sisa kayu, cetakan dan bagian-bagian yang lepas
dibuang. Sebelum diplester, bidang-bidang tersebut disiram dengan air semen kental
dahulu.
3) Perlu diperhatikan terhadap plesteran list beton baik untuk kolom-kolom maupun
bagian-bagian lain, yang dapat diliat dalam detail /gambar kerja.
7. Test Hidrolis Untuk Beton
Bangunan reservoir dan struktur beton lainnya yang digunakan untuk menahan air, harus
ditest keadaan rapat airnya dengan cara.
1) Semua outlet dari bangunan ditutup dan bangunan tadi diisi air jernih dan bersih
hingga ke permukaan outflow (peluap). Ketinggian permukaan air harus segera
dicatat sesudah diisi dan sesudah 48 jam.
2) Setelah 48 jam berkurangnya volume akibat turunnya muka air tidak boleh lebih dari
0,5 % volume reservoir. Bilamana melebihi itu atau kebocoron tampak dari luar,
maka Penyedia Jasa Konstruksi wajib menanggung semua biaya perbaikannya untuk
meyakinkan bahwa rapat air dari bangunan tadi sudah selesai dengan yang
diinginkan Direksi/Pengawas.

CV. RASKA KONSULTANT Page 28


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

8. Penolakan Pekerjaan Beton


1) Direksi/Pengawas berhak menolak pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat.
Penyedia Jasa Konstruksi harus mengganti/memperbaiki/membongkar pekerjaan
beton yang tidak memenuhi syarat atas biaya sendiri, sesuai dengan instruksi yang
diberikan oleh Direksi/Pengawas.
2) Pengujian compresive strength dari pengujian kubus harus memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Tidak boleh melebihi dari satu nilai diantara 20 nilai hasil pemeriksanaan benda
uji berturut-turut kurang dari T.bk.
b) Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan benda uji berturut-
turut terjadi kurang dari (T bk + 0,82 Sr).
c) Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 (empat) hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut tidak boleh lebih besar 4,3 Sr.
d) Dalam segala hal, hasil pemeriksaan 20 benda uji berturut-turut harus memenuhi
T bk = T bm – 1,64 Sr.
3) Bila compressive test dari kelompok kubus gagal memenuhi syarat di atas, maka
Direksi/Pengawas akan menolak semua pekerjaan-pekerjaan beton dari mana kubus-
kubus tersebut diambil.

IV. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Material
1) Semen Portland
Semua semen yang dipakai di sini adalah dari jenis dan kwalitet seperti yang
dipakai pada pekerjaan beton dan secara umum harus mengikuti syarat-syarat
yang terdapat dalam Peraturan Semen Portland Indonesia SNI-8.
2) Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Dibedakan antara Pasir Pasangan dan Pasir Urugan.
b. Butir-butir pasir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
c. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 % dan pasir harus bebas dari segala
macam bahan kimia, sesuai NI-3 pasal 14 ayat 2. Bila pasir yang digunakan
tidak memenuhi syarat tersebut diatas Direksi/Pengawas dapat
memerintahkan untuk mencucinya dan hasilnya harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas dahulu sebelum digunakan.
d. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan sama sekali untuk dipakai.
e. Khusus untuk plesteran, harus digunakan pasir yang lebih halus/di ayak
terlebih dahulu.

3) Batu Gunung/batu karang/belah


Batu Gunung/batu karang/belah di gunakan untuk pasangan aanstamping dan
pondasi menerus, dengan persyaratan :
a) harus cukup keras, dan sesuai besar bentuknya.
b) Tidak bercampur lumpur atau material/akar tumbuhan dsb.

CV. RASKA KONSULTANT Page 29


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

c) Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diurug dengan pasir kemudian


dengan batu kosong/aanstamping dari batu Karang/gunung tebal dan lebar
disesuaikan dengan gambar detail.
d) Batu batu Gunung/batu karang/belah yang dipakai tidak keropos dan
sebelum dipasang harus dibersihkan dari kotoran dan tanah yang
mengandung bahan organis.
e) Pasangan pondasi batu Gunung/batu karang/belah ini dibuat dengan adukan
specie 1pc : 5 psr.
f) Semua bidang permukaan pondasi bagian luar diatas tanah yang kelihatan
harus diplester/diberaben dengan adukan 1pc : 4psr kemudian diaci dengan
saus semen sampai kedalaman minimal 5 cm dibawah permukaan tanah asli.
g) Pasir yang dipakai adalah pasir lokal yang telah bersih dari kotoran dan
lumpur, dengan butiran kasar.

4) Batako
a) Batako yang dipakai harus terbuat dari campuran pasir kasar dan semen pc
melalui proses pencetakan/press, bermutu baik dan tidak rapuh.
b) Ukuran nominalnya adalah 10 cm x 20 cm x 40 cm dan ukuran diusahakan
tidak jauh menyimpang
c) Batako yang dipakai harus batako berkwalitas baik dan telah mendapat
persetujuan Direksi/Pengawas.

2. Adukan/Campuran
 Jenis adukan untuk pasangan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
a) Untuk pasangan pondasi Karang/batu gunung/belah 1 PC : 5 Psr
b) Untuk pasangan dinding biasa 1 PC : 4 Psr
 Adukan harus dibuat secara hati-hati di dalam bak kayu yang besarnya
memenuhi syarat. Semen dan pasir harus dicampur dulu dalam keadaan kering
kemudian diberi air sesuai dengan persyaratan sampai didapat campuran yang
plastis.
 Adukan yang sudah mengering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
3. Pasangan
a. Pasangan Pondasi
 Bagian bangunan yang direncanakan menggunakan konstruksi pondasi
menerus dan pondasi kopel dengan material batu Karang/batu
gunung/belah dengan pasangan 1 Pc : 5 Psr, termasuk untuk pekerjaan ini
adalah pasangan untuk pondasi bangunan dan pondasi / dinding jalan
masuk kendaraan, dan dinding Penahan Tanah.
b. Pekerjaan Plesteran
1) Adukan untuk plesteran
a) Plesteran beton dengan campuran 1 PC : 2 Psr
2) Persiapan Dinding/Pasangan yang akan diplester
a) Semua siar dipermukaan dinding/pasangan hendaknya dikerok sedalam
1 cm agar bahan pleseteran dapat lebih melekat.
b) Semua permukaan yang diplester harus dibersihkan dan disiram air
sebelum bahan plesteran ditempelkan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 30


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

c) Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama


seminggu sejak penempelan plesteran.

3) Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran


a) Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan
sesuai persyaratan Direksi/Pengawas.
b) Penyedia Jasa Konstruksi harus membuat contoh-contoh bidang plesteran
dari setiap macam pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta untuk
mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas dan untuk seterusnya
semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh. Untuk dapat
mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang.
c) Bidang beton yang akan diplester harus dipahat dulu permukaannya
agar plesteran dapat lebih melekat.
d) Semua sudut horisontal luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
Sudut luar hendaknya dibuat tumpul.
e) Bila mana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata), maka
bidang tersebut harus diperbaiki. Plesteran dari bidang yang diperbaiki
harus rata dengan bidang disekitarnya
f) Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci menggunakan acian
saus semen.
4). Yang termasuk pekerjaan plesteran adalah :
 Semua permukaan pasangan batu bata yang kelihatan, diplester dengan
adukan 1pc :4 psr, demikian juga untuk permukaan beton dan pondasi
selanjutnya diaci dengan saus semen.
 Untuk permukaan pasangan dinding yang akan diplester permukaannya
harus dibuat kasar terlebih dahulu dan disiram dengan air secukupnya.
 Permukaan pasangan pondasi diatas muka tanah yang kelihatan
diplester/diberaben rapi dengan tebal minimal 1 cm dan masuk kedalam
tanah 15 cm kemudian diaci dengan adukan plesterannya 1pc :4 psr.
 Semua permukaan pasangan yang telah diplester harus diaci dengan
adukan saus semen lalu diplamur kecuali bagian permukaan pondasi .
 Permukaan pasangan beton bertulang yang kelihatan harus diplester
dengan adukan 1pc :2 psr kemudian diaci dengan saus semen.
 Semua bahan untuk pasangan tembok dan plesteran seperti batu batako
dan pasir yang akan dipakai harus terlebih dahulu disetujui oleh
Direksi/Pengawas. Sebelum dipakai untuk pasangan batako, bata
merah/bata cetak harus direndam terlebih dahulu dalam air bersih
sampai tidak lagi mengeluarkan buih-buih. Pasir untuk pasangan tembok
harus cukup kasar, keras dan homogen butirannya dan harus pula diayak
dengan ayakan sesuai kebutuhannya serta harus bersih.

CV. RASKA KONSULTANT Page 31


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

V. PEKERJAAN LANTAI
Untuk pekerjaan pasangan lantai keramik terdiri dari:
a. Lantai menggunakan rabat beton K-100 dengan komposisi campuran : 1 Pc : 3
Psr : 5 Krl. dengan ketebalan rabat 8 cm bagian dalam gedung, dan 10 cm
bagian selasar keliling dan Teras
Pasangan Granit Tile terdiri dari:
1. Lantai Ruangan menggunakan Granite Tile ukuran 60x60 cm, warna
memdapat persetujuan direksi/pengawas
2. Keramik lantai luar bangunan utama memakai ukuran 60 x 60 cm dengan
permukaan tekstur kasar/unpolish dan bermotif/warna. Penempatan keramik
sesuai dengan gambar rencana.
3. Pada kaki tembok atau pertemuan sudut tembok dan lantai dipasang Plint
GRANIT ukuran 10 x 60 dengan permukaan tekstur halus dan warna hitam
corak emas/silver. Pemasangan Plint rata tembok
4. Keramik dinding KM/WC memakai ukuran 25 x 40 cm dengan permukaan
keramik tekstur halus dan bermotif/warna.
5. Keramik lantai KM/WC memakai wafel ukuran 20 x 20 cm dengan
permukaan keramik tekstur kasar dan bermotif/warna.
6. List Keramik dinding KM/WC memakai ukuran 10 x 25 cm dengan
permukaan keramik tekstur halus dan bermotif/warna.
7. Keramik dinding R. UGD, Laboratorium, R. Bersalin, R. Steril, G. Obat, Laundry,
Tempat Cuci, & Dapur memakai ukuran 30 x 60 cm dengan permukaan
keramik tekstur halus dan bermotif/warna.
8. List Keramik dinding R. UGD, Laboratorium, R. Bersalin, R. Steril, G. Obat,
Laundry, Tempat Cuci, & Dapur memakai ukuran 10 x 30 cm dengan
permukaan keramik tekstur halus dan bermotif/warna

VI. PEKERJAAN ATAP


1. RANGKA ATAP BAJA RINGAN DAN ATAP
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :

1. Rangka utama atas (top chord)


2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3.Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan
baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama
dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak genteng.
Pada Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan meliputi :
Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
1. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi).
2. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek.
3.Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk

CV. RASKA KONSULTANT Page 32


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

pelaksanaan pekerjaan.
4. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka
kuda-kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan
angin dan bracing (ikatan pengaku).
5. Pemasangan jurai dalam (valley gutter).
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
1. Pemasangan penutup atap.
2. Pemasangan kap finishing atap.
3. Talang selain jurai dalam.
4. Accesories atap.
Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap
Properti mekanikal baja (Steel mechanical properties)
Baja Mutu Tinggi G 550
Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
Tegangan Maksimum 550 Mpa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
Lapisan anti karat:Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi,
dua jenis lapisan anti karat (coating):
Galvanised(Z220)
Pelapisan Galvanised
Jenis Hot-dip zinc
Kelas Z22
katebalan pelapisan 220 gr/m2
komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran Galvalume (AZ100)

Pelapisan Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
Ketebalan pelapisan 100 gr/m2
Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan
1,5% silicon. Dimensi :
Ukuran Chanel 70 x 50 tebal = 0.75 mm
Ukuran Reng 30 x 40 tebal = 0.50 mm
Multigrip ( MG )
Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate) berfungsi
untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis sebagai berikut:
Galvabond Z275
Yield Strength 250 MPa
Design Tensile Strength 150 MPa
Brace System (bracing)

CV. RASKA KONSULTANT Page 33


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

BOTTOM CHORD BRACING, Pengaku/ikatan pada batang tarik bawah (bottom chord)
pada kuda-kuda baja ringan.
LATERAL TIE BRACING, Pengaku/bracing antara web pada kuda-kuda baja
ringan,sekaligus berfungsi untuk mengurangi tekuk lokal (buckling) pada batang tekan
(web),standar teknis mengacu pada desain struktur kuda-kuda tersebut.
DIAGONAL WEB BRACING (IKATAN ANGIN), Pengaku/bracing diagonal antara web
pada kuda-kuda baja ringan dengan bentuk yang sama dan letak berdampingan.
STRAP BRACE (PITA BAJA), Yaitu pengaku /ikatan pada top chord dan bottom chord
kuda-kuda baja ringan, Untuk kebutuhan strap brace berdasarkan perhitungan
desain struktur.
Produk Baja Ringan yang direkomendasikan diantaranya : Baja Alfa Prima, Baja BMT, Baja
Taso, Baja Andal Prima Truss, dan Baja Cilegon Stel yang mana semua Merk tersebut telah
berlabel SNI
Talang Seng BJLS 0.30 mm
Talang Jurai Dalam (Valley Gutter), Pertemuan dua bidang atap yang membentuk
sudut tertentu, pada pertemuan sisi dalam harus manggunakan talang dalam (Valley
Gutter) untuk mengalirkan air hujan. Ketebalan material jurai dalam minimal 0,30 mm
dengan detail profil seperti gambar dibawah.

Alat Sambung (Screw)


Baut menaik sendiri (self drilling screw) digunakan sebagai alat sambung antar
elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi
screw sebagai berikut: Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
Panjang (termasuk kepala baut) 5cm
Kepadatan Alur 16 alur/inci
Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm Kekuatan Mekanikal
Gaya geser satu baut 5,10 KN

2. Penutup atap menggunakan seng Zincalume 0.30 mm


- Material untuk penutup Atap menggunakan seng Zincalume 0.30 mm. sistim
pemasangannya bedasarkan gambar. Warna silver
- Zincalume atau galvalum adalah baja lapis hasil campuran antara Aluminium
danZinc dengan komposisi 55% Aluminium , 43.5% Zinc dan 1.5% Silicon
- Bubunganatapmenggunakan Seng Plat/licin Kalisco/setaraf bjls 0.30mm.
- Sistimpemasangan:
 Sistimpemasanganmengikutiarahkemiringandansebelumdipasangharusdice
k/ ditimbang(elevasi) rata dan tidak bergelombang pada permukaan.
 Sambungan antara atap yang saling bersinggungan harus sesuai dengan
petunjuk teknis pemasangan jenis atap yang digunakan.
Pekerjaan atap dianggap selesai apabila semua bekas-bekas guntingan telah
dibersihkan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 34


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

MATERIAL BAJA RINGAN

4. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT CALSIBOARD 6 MM DAN GYPSUM BOARD 9 MM


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit Calsiboard 6mm dan konstruksi
penggantungannnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-
tempatyang tercantum pada gambar untuk itu.
b. Rangka Langit-langit
Rangka langit-langit menggunakan pipa Hollow/kotak ukuran 4x4 cm dengan
ketebalan pipa 2.3 mm. jarak rangka plafond 60x60 cm . penggantung plafond
menggunakan hollow 4x4 cm dengan jarak setiap 60 cm.
c. Pemasangan Lembaran Calsiboard 6 mm
1. Bahan penutup langit-langit yang digunakan adalah Calsiboard tebal 6mm sesuai
dengan gambar rencana.
2. Setiap Nat/got plafond di coumpond sehingga menghasilkan permukaan yang
rata sehingga tidak terlihatnya sambungan/nat plafond.

CV. RASKA KONSULTANT Page 35


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

5. PEKERJAAN LIST PLAFOND GYPSUM


-List Plafond yang digunakan adalah list plafond gypsum dengan lebar 10-15
cm.
-Setiap Nat pada sambungan tiap list plafond di coumpond sehingga menghasilkan
permukaan yang rata sehingga tidak terlihatnya sambungan list.

VII. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM BINGKAI DAN KACA

PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

1. LINGKUP PEKERJAAN

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat


bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen Jendela, kosen boven seperti
yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN

a. Pekerjaan Sealant, Monhair


b. Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
c. Pekerjaan Kaca pansap

3. STANDAR

ASTM :
(1) C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.

(2) C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.

(3) C 2287 - Nonrigid Vinyl Chloride Polymer and Copolymer Molding and
Extinasion Compounds.

B. BAHAN/PRODUK

a. Kosen Aluminium yang digunakan :


· Bahan : Dari bahan Aluminium framing system ex YKK, Alcan. Superex, Alexindo,
Alco, Alcomax, Aluprima
· Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan Pengawas.
· Warna Profil : Ditentukan kemudian (contoh warna diajukan Kontraktor).
· Lebar Profil : Ukuran kusen 4 Inch (4 cmx10 cm), Tebal 1 mm (pemakaian lebar
bahan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
· Pewarnaan : Kusen Aluminium tersebut sudah powder coating warna Putih.

b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
c. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang
ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
d. Kosen-kosen Aluminium khususnya Pintu harus mampu untuk menahan engsel-engsel
Pintu Panel yang cukup berat karena terbuat dari kayu utuh.
e. Ketahanan terhadap air dan angin untuk setiap type harus disertai hasil test, minimum
100 kg/m2.

CV. RASKA KONSULTANT Page 36


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

f. Ketahanan terhadap udara tidak kurang dari 15 m3/hr dan terhadap tekanan air 15
kg/m2 yang harus disertai hasil test.
g. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan
yang dipersyaratkan.

h. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil


harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-
unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang
sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan pintu
mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm.
- Untuk diagonal 2 mm.

i. Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan
sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal
2-3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.

j. Bahan finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish
dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish
seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya. Dan Kusen Aluminium tersebut
sudah powder coating.

k. Daun pintu dan jendela kaca menggunakan rangka aluminium dan kaca mati. Jenis
kaca yang digunakan adalah kaca bening dengan ketebalan bervariasi diantaranya 5
mm, 8 mm, dan 10 mm sesuai dengan gambar rencana.
l. Bentuk & ukuran pintu, jendela & boven disesuaikan dengan gambar kerja.
m. Daun pintu Double Teakwood Fin Politur pada lemari beton.
n. Khusus untuk daun pintu pada kusen PG, menggunakan kaca tempered dengan
ketebalan 12 mm, yang dipabrikasi khusus lengkap didalamnya penggantung dan
pengunci.

VIII. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


a.Umum
Ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua alat perlengkapan pintu, jendele,
seperti : engsel pintu, engsel casement, kunci, handle, door holder dss.
b.Referensi
Semua alat perlengkapan pintu dan jendela yang aka di pakai harus sesuai dengan
persyaratan : SNI -3 1970 pasal 48,serta instrusi pabrik /produsen.
c.Material
1.Semua alat perlengkapan yang dipakai dalam pekerjaan ini sedapat
mungkin merupakan hasil dari satu perusahaan.
2.Semua anak kunci harus dilengkapi dengan plat pegenal, plat ini di
hubungkan dengan anak kunci dengan cincin nikel. selain itu harus diserahkan
tiga copy daftar index kunci pada pemilik.
3. semua pintu dilengkapi dengan door holder, dan untuk pintu dobel menggunakan

CV. RASKA KONSULTANT Page 37


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

door closer.
4. setiap daun pintu dipasang engsel sebanyak 4 buah.
IX.PEKERJAAN PENGECATAN
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapai hasi! pekerjaan yang
bermutu baik.
Persiapan permukaan yang akan diberi cat
Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan secara khusus
dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana

b. Standar Pengerjaan (Mock Up)

Sebelum pengecatan yang dimulai, Penyedia harus melakukan pengecatan padasuatu


bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebutakan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mockup ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan, bidang-
bidangini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan
c. Contoh Dan Bahan Untuk Perawatan
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pengecatan harus mendapatkan persetujuan
dari pemilik kegiatan berupa warna yang akan digunakan.

Penyedia harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada bidang- bidang

Bidang tembok yang akan dicat terlebih dahulu diplamir dan diamplas kemudian dicat
dengan cat tembok sebanyak 3 x jalan sampai rata halus dan baik.Cat tembok/tiang
beton memakai cat merk Catylac / setara (warna disesuaikan dengan gambar rencana
atau petunjuk dari Direksi).

Bidang Plafond dicat sebanyak 3 x jalan sampai rata halus dan baik. Cat Plafond
memakai cat merk Catylac / setara (warna disesuaikan dengan gambar rencana atau
petunjuk dari Direksi).

CV. RASKA KONSULTANT Page 38


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

X. SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


A. PENDAHULUAN
PENJELASAN UMUM MENGENAI LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah Pembangunan Gedung
Puskesmas Prototype Oinlasi (DAK Reguler) yang terdiri dari :
Pekerjaan Mekanikal Dan Elektrikal :
Pekerjaan Instalasi Titik Lampu Dan Stop Kontak
Pekerjaan Fire Alarm
Pekerjaan Exhaust Fan
Pekerjaan Air Conditioner (Ac) Split Inverter
Pekerjaan Penangkal Petir
Pekerjaan Cctv
Pekerjaan Sanitasi
Instalasi Air Bersih Dan Pembuangan
Pekerjaan Septiktank Dan Peresapan (Volume Untuk 3 Unit)
Pekerjaan Saluran
Pekerjaan Groundtank (1 Unit)

10.1 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


10.1.1 UMUM.
a. Pekerjaan yang dispesifikasikan dalam Bagian ini harus dilaksanakan sesuai dengan
tuntutan dari Dokumen Kontrak secara keseluruhan.
b. Pekerjaan ini mencakup yang dispesifikasi dalam bagian Spesifikasi Umum Pekerjaan
Elektrikal
c. Pengadaan bahan-bahan dan alat-alat sampai ditempat lokasi.
d. Pemasangan bahan dan alat tersebut sampai bisa beroperasi dengan sempurna, sampai
mendapat persetujuan Konsultan Managemen Konstruiksi.
e. Pengujian-pengujian dan perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama dalam masa
pemeliharaan.
10.1.2 ACUAN.
Standard yang digunakan adalah yang terakhir, sebagai berikut:
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1977
b. Perubahan dan Tambahan dari Komisi Bidang Listrik Indonesia urusan PUIL – 1987
c. Peraturan-peraturan setempat yang dikeluarkan oleh PLN Daerah Distribusi setempat
d. AVE / VDE
e. Peraturan-peraturan dari Dinas keselamatan Kerja Daerah setempat.
f. Persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik berkenaan dengan peralatan yang dipakai.
g. Saklar, stopkontak, konduit, doos junction box, surface mounting box, floor duct, floor
oulet, floor service box, dan perlengkapan lain memenuhi British Standard dan IEE.
h. Kabel memenuhi I.E.C, SII, SPLN.
10.1.3 PEMASANGAN SISTEM DISTRIBUSI DAYA LISTRIK.
a. Sambungan Daya PLN 10 Kva. (termasuk penambahan Tiang dan seluruh instalasi Kabel
Twisted SR 4x70 mm sampai ke KWH Meter dan sampai ke Panel)
b. Pengambilan Sumber Tegangan langsung dari tiang listrik.

CV. RASKA KONSULTANT Page 39


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

c. Pemasangan panel distribusi tegangan rendah.


d. Pemasangan panel-panel penerangan dan panel-panel tenaga seperti tertera pada gambar
rencana.
e. Dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang nyata harus dipasang menurut yang dinyatakan
dalam gambar dan Pedoman.
f. Kontraktor wajib memenuhi mutu lingkup pekerjaan diatas, sehingga setelah dipasang dan
diuji dengan baik, didapat mutu instalasi yang siap untuk dipakai.
g. Pemasangan penyambungan listrik sampai nyala.

10.1.4 PEMASANGAN INSTALASI PENERANGAN DAN TENAGA.


Pemasangan instalasi penerangan dari jenis, type dan ukuran serta cara pemasangan yang
dinyatakan dalam gambar.
10.1.5 KEWAJIBAN PASCA INSTALASI.
a. Pekerjaan kontraktor mencakup masa pemeliharaan termasuk menempatkan orang
pelatih operator untuk melatih calon operator dari Pemilik Proyek dalam memeriksa,
menjalankan, dan memelihara peralatan/ instalasi.
b. Kontraktor harus menyediakan garansi.
c. Kontraktor harus menyediakan ‘instruction manual’
d. Kontraktor harus sanggup mengadakan konrak pemeliharaan bila diminta

10.2 BAHAN-BAHAN
10.2.1 PERSYARATAN UMUM
a. Semua bahan peralatan harus baru, dan sesuai dengan syarat-syarat yang dimaksud dalam
gambar, dan Pedoman.
b. Sebelum mendatangkan bahan/material terlebih dahulu diajukan contoh-contoh atau
brosur-brosur dan gambar kerjanya.
c. Semua material yang digunakan untuk pekerjaan elektrikal adalah material yang
telah lolos uji (SNI) serta direkomendasikan oleh Perusahaan Listrik Negara.

10.2.2 BAHAN DAN PERALATAN UNTUK DISTRIBUSI DAYA LISTRIK.


a. Panel dan sub pelat baja minimal tebal 2 mm, dicat dasar tahan karat bagian luar dan dalam
sebelum dicat oven.
b. Saklar pemusatan aliran induk.

10.2.3 KABEL TEGANGAN RENDAH.


a. Kabel-kabel instalasi dari kwalitas terbaik produksi dalam negeri.
b. Kabel yang digunakan adalah merk Kabelmetal, Kabelindo atau Supreme.
c. Merk kabel yang bersitifikat LMK dan telah disetujui oleh Konsultan Managemen
Konstruiksi.
d. Jenis dan ukuran sesuai yang dinyatakan dalam gambar untuk itu.
e. Seluruh instalasi didalam bangunan menggunakan jenis NYA dan NYM ukuran 3x2.5 mm2
sesuai dengan gambar dan Bill of Quantity (BQ).
f. Seluruh instalasi yang ditanam dan berhubungan langsung dengan tanah, harus
menggunakan jenis kabel tanah NYFGbY 4x70mm2 0.6/1 KV.
g. Semua material yang digunakan untuk pekerjaan elektrikal adalah material yang
telah lolos uji (SNI) serta direkomendasikan oleh Perusahaan Listrik Negara.

10.2.4 PIPA-PIPA INSTALASI DAN PERSILANGAN.


a. Pipa kabel digunakan pipa Conduit High Impact dengan ukuran yang sesuai atau minimal
diameter 5/8 “, dan tidak boleh ada sambungan kabel didalamnya. Khususnya untuk kabel
tertentu (kabel Pembagi) didekat panel digunakan pipa besi yang digalvanished.

CV. RASKA KONSULTANT Page 40


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

b. Persilangan pipa disambung dengan T doos dengan dop dengan bahan Conduit High Impact
dilengkapi dengan tutupnya.
c. Sambungan kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan dop bahan keramik atau PVC.
d. Konduit untuk instalasi penerangan atau tenaga yang akan ditanam didalam plat beton
lantai, harus dipasang sebelum pengecoran plat beton lantai dilaksanakan.
e. Pada pemasangan konduit didalam beton, Kontraktor harus mengikat konduit tersebut pada
besi sedemikian rupa sehingga tahan terhadap getaran pada waktu pengecoran.

10.2.5 SAKLAR DAN STOP KONTAK


a. Armateur saklar dan stop kontak, merk Panasonic, Clipsal, MK.
b. Untuk stop kontak yang berada dibawah dilengkapi dengan penutup putar.
c. Stop kontak dengan beban 16 Amper atau lebih dilengkapi dengan steker kontaknya.
d. Doos digunakan type inbouw (tertanam dalam dinding) dengan bahan logam yang khusus
untuk itu, yaitu hubungan doos dengan saklar disekrup (system kuku atau cakar yang
mengembang tidak diperbolehkan).
10.2.6 ARMATUR LAMPU
a. Armateur lampu produksi dalam negeri dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Managemen Konstruiksi, macam, jenis dan ukuran daya sesuai yang dinyatakan dalam
gambar.
b. Kotak lampu, terbuat dari plat seng BJLS 44 (yang berada di pasaran) dicat dasar tahan karat,
kemudian di cat dengan warna putih.
c. Tabung Lampu 2x18 watt, type cool white , PHILIPS, GE
d. Ballast, merk PHILIPS, Vosloch, Schabe

10.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN.


10.3.1 PERSYARATAN UTAMA
a. Gambar rencana menunjukkan tata letak secara umum dari peralatan yaitu panel dll.
Penyesuaian harus dilakukan dilapangan, jarak dan ketinggian ditentukan oleh kondisi
dilapangan.
b. Gambar untuk pengajuan ke PLN dan Gambar jaringan terpasang, dibuat oleh
Pelaksana berdasarkan gambar rencana.
c. Gambar pelaksanaannya yang dibuat oleh Instalatir harus diserahkan kepada Pelaksana
setelah pekerjaan selesai, dengan segala catatannya.
d. Perubahan atas gambar rencana harus melalui persetujuan Konsultan Managemen
Konstruksi, setelah ada pengajuan tertulis dari Pelaksana.
e. Pembagian group diatur kemudian dan atas persetujuan Konsultan Managemen
Konstruiksi.

10.3.2 PANEL UTAMA TEGANGAN RENDAH DAN SUB PANEL


a. Konstruksi panel induk dan sub panel harus kokoh, mempunyai pintu yang dapat
dibuka dengan mudah, dikunci, dilengkapi dengan :
- Pilot lamp. Warna merah, kuning dan hijau untuk fase R, S, T dan dilengkapi
zekering kecil untuk masing-masing lampu.
- MCB untuk memutuskan arus dari distribusi induk.
- Untuk panel induk setidak-tidaknya dipasang meter penunjuk Amper dan
Voltase.
b. Busbar harus dipasang dengan kokoh dengan bahan isolator, didalam panel dengan
ketentuan sbb :
- Busbar netral dan busbar pentanahan dipasang pada posisi berseberangan
(atas dan bawah/kiri dan kanan)
- Busbar diberi tanda untuk phase R, S, T, nol dan pentanahan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 41


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

- Busbar pentanahan (ground) dihubungkan dengan bagian-bagian yang


harus tidak bertegangan, antara lain : kotak panel atau benda-benda
konduktif.
- Busbar yang menghantarkan arus listrik harus dilapisi dengan bahan yang
mencegah oksidasi antara lain “ Silver Plated “.
c. Ujung-ujung kabel berkas (standart) harus mempunyai sepatu kabel (lug) type
compression yang sesuai, dan ujung-ujung kabel harus masuk semua ke sepatu kabel.
d. Penyambungan kabel dari jaringan listrik kompleks ke panel induk menggunakan kabel
tanah type NYFGBY dan tidak boleh menggunakan sambungan. Apabila terpaksa
dengan sambungan, maka harus seijin dengan Konsultan Managemen Konstruksi Ahli
Listrik.

JENIS DAN PENGGUNAAN PANEL


1. Kebutuhan komponen Panel Penerangan dan Power, PANEL MDP+ PP KORIDOR
PANEL 1 Lantai 1 (AMF-ATS 30kVA)
Wall mounted, tebal pelat 1,8 mm, cat bakar
1 buah x MCCB 16 A, 3 P, 36 kA
10 buah x MCB 6 A, 1 P, 6 kA
11 buah x MCB 10 A, 1 P, 6 kA
3 buah x fuse 2 A + fuse holder
3 buah x pilot lamp
2 buah lot busbar 40 A full neutral, 5 bus
1 buah lot internal wiring + aksesori
1 unit Panel 60 (L) x 20 (D) x 80 (T) cm
1 lot pentanahan
setiap Panel dilengkapi dengan papan info diagram Panel

2. Kebutuhan komponen Panel Penerangan dan Power, PANEL PP Laundry (AMF-ATS


30 KVa) PANEL 2 Lantai 1
Wall mounted, tebal pelat 1,8 mm, cat bakar
Kebutuhan Komponen Panel :
1 buah x MCCB 100 A, 3 P, 36 kA
8 buah x MCB 6 A, 1 P, 6 kA'
7 buah x MCB 10 A, 1 P, 6 kA'
3 buah x fuse 2 A + fuse holder
3 buah x pilot lamp
1 buah lot busbar 40 A full neutral, 5 bus
1 buah lot internal wiring + aksesori
1 unit panel 50 (L) x 25 (D) x 60 (T) cm
1 lot instalasi kabel grounding
setiap Panel dilengkapi dengan papan info diagram Panel

3. Kebutuhan komponen Panel Penerangan dan Power, PANEL PP Gudang (AMF-ATS


30KVA) PANEL 3 Lantai 2
Wall mounted, tebal pelat 1,8 mm, cat bakar
Kebutuhan Komponen Panel :
1 buah x MCCB 100 A, 3 P, 36 kA
8 buah x MCB 6 A, 1 P, 6 kA'
7 buah x MCB 10 A, 1 P, 6 kA'
3 buah x fuse 2 A + fuse holder
3 buah x pilot lamp
1 buah lot busbar 40 A full neutral, 5 bus

CV. RASKA KONSULTANT Page 42


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

1 buah lot internal wiring + aksesori


1 unit panel 50 (L) x 25 (D) x 60 (T) cm
1 lot instalasi kabel grounding
setiap Panel dilengkapi dengan papan info diagram Panel

10.3.3 FIXTURES DAN ARMATURE.


1. Lampu Philips LED Downlight Outbow DN027C 18 Watt
Berat: 700 Gram, Kategori: Bohlam, Etalase: Lampu Downlight
Fitur:
Essential SmartBright G2, LED Downlight, Energy Efficient Design, Easy Instalation, Flicker
free, Visual comfort, Surface Mounted, 18W, 1500lumen (Equivalent to 2x 26W CFLi Lamp
Downlight), 8inch, CRI 80, 15cm flying wire, Integrated Driver, IP20 for base
IP40 for face (melindungi dari debu dan serangga), 40x200mm
2. Lampu SL 18 w setara philips
Tipe : Essential, Warna : Putih, Watt : 18 watt, Fitting : E27, Voltage : 220-240 V
3. Lampu selang LED
Jenis Mata LED : SMD 5050 / Mata Besar
Jenis : Indoor dan Outdoor
Colour : Biru / Blue
AC 220 VOLT

4. Lampu Neon Box/TL 2x18 watt.


1 Trafo 36 Watt, TL 2 Lampu x 18 watt
5. Lampu Spot/sorot LED 50 watt
Philips Lampu Sorot LED 50watt BVP150 / Flood Light Philips BVP150 50w
Floodlight LED Philips
- BVP 150 - 50watt
- dimensi 200 x 145 x 33.2
- Available in 3 colours :
warm white 3000K
Natural White 4000K
Cool White 6500K
- IP 65
- voltage : 220-240V /50-60hz
- up to 85% energy saving
- 20.000 hr Life time

6. Lampu Downlight LED Philips 3,5W Meson Gen 3 Putih


Input : 220-240 v 50-60 hz
Daya : 3,5 Watt
Warna cahaya : Putih / Warm white (6500k)
Bahan : synthetics
Warna Body : Putih
Diameter :95mm
Tebal :45.5mm
Cut Out Size : 80mm
Lumen :320lm
Sudut Pencahayaam : 100 Derajat

CV. RASKA KONSULTANT Page 43


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

10.3.4 STOP KONTAK ( KOTAK KONTAK ).


a. Seluruh stop kontak 1 phase atau 3 phase harus memiliki terminal fasa netral dan
pentanahan (grounding), yang semuanya dihubungkan dengan kabel-kabel yang sesuai
ukuran dan warnanya sesuai PUIL 1987.
b. Pemasangan stop kontak tertanam dalam dinding (model inbouw).
c. Penanaman box stop kontak dalam dinding harus kokoh sehingga tidak mudah tercabut,
selanjutnya panel stop kontak disekrupkan pada kotak tersebut.
d. Semua kontak-kontak daya 1 phase dan 3 phase type splash proof/dust roof dipasang
30 cm dari lantai / sesuai ruanga, stop kontak AC di pasang 30 cm dari plapon, dan
stop kontak TV di pasang pada plapon dekat perletakan TV.
e. Semua kontak-kontak daya 1 phase harus mempunyai rating 10 A / 16 A-250 V / 380
V.
f. Semua kontak-kontak (stop kontak) daya harus menggunakan bushing.

10.3.5 SAKELAR
a. Pemasangan dan penempatan jenis saklar tunggal dan saklar ganda sesuai gambar.
b. Pemasangan saklar tertanam didalam dinding (model inbouw).
c. Penanaman box sakelar dalam dinding harus kokoh sehingga tidak mudah tercabut,
selanjutnya panel sakelar disekrupkan pada kotak tersebut.
d. Tinggi pemasangan kontak-kontak adalah 150 cm dari muka lantai.
e. Saklar harus terpasang kuat pada doos sakelar yang khusus untuk itu.

10.3.6 JARINGAN KABEL


a. Kabel-kabel yang dipergunakan sesuai ukuran, jenis yang dinyatakan dalam gambar.
b. Pemasangan jaringan kabel didalam dinding beton atau dinding harus dilewatkan
dalam pipa Conduit High Impact dengan pertemuan sambungan pada T doos yang
dapat dibuka.
c. Penanaman pipa Conduit High Impact dilaksanakan sebelum beton dicor, atau sebelum
dinding diplester.
d. Kabel-kabel instalasi menggunakan warna-warna sesuai PUIL 1987 Pasal 720 E.I. :

Fasa Warna
R Merah
S Kuning
T Hitam
Netral / O Biru
Pentanahan Kuning strip hijau

e. Tidak diijinkan adanya sambungan kabel didalam pipa.


f. Pipa yang ditanam pada beton diusahakan sewaktu proses pengecoran beton tidak
terjadi kebocoran, sehingga adukan beton cair tidak masuk kedalam pipa atau
kerusakan lainnya akibat pelaksanaan pengecoran.
g. Pipa yang ditanam pada dinding harus diklem, dan kuat selama pelaksanaan pekerjaan
plesteran.
h. Pemasangan jaringan terbuka, pada setiap jarak maksimal 1,00 m harus dipasang
pengikat dari porselein, dan diikatkan dengan kencang serta kabel harus tegang.

10.3.7 PENGUJIAN DAN INSTALASI


a. Pelaksana harus mempersiapkan peralatan, tenaga ahli dan fasilitas lainnya untuk
menyelenggarakan serangkaian pengujian terhadap material equipment, serta
intalasinya, untuk memperlihatkan bahwa seluruh pekerjaan sudah dilaksanakan
dengan baik, memenuhi segala persyaratan dan apa-apa yang dimaksudkan.
b. Semua pengujian diselenggarakan atas biaya Pelaksana.

CV. RASKA KONSULTANT Page 44


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

c. Biaya perbaikan atau kerusakan yang terjadi akibat pengujian menjadi tanggung jawab
Pelaksana.
d. Setiap bagian yang tidak sesuai dengan syarat-syarat spesifikasi dan gambar-gambar
harus segera diganti, tanpa membebankan ongkos tambahan kepada Pemberi Tugas.
e. Pengujian berikut harus dilakukan untuk kabel instalasi, sebelum dan sesudah dipasang
: test insulasi, test kontinuitas, dengan disaksikan oleh Konsultan Managemen
Konstruiksi dan dicatat hasilnya.
f. Sebelum pengujian diadakan antara lain pemeriksaan sebagai berikut :
1. Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud.
2. Pemeriksaan kekuatan mekanis.
3. Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.

10.3.8 SISTEM PENTANAHAN


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan sistem pentanahan body (tegangan sentuh) terhadap
seluruh peralatan listrik yang terbuat dari metal, yaitu : panel utama TR (MDB), panel
penerangan, panel daya dan lain-Iain.
b. Sistem pentanahan (grounding system) minimal 2 Ohm.
c. Penyambungan sistem pentanahan Mesh/ Loop dengan Bare Standard Copper
Conductors didalam pipa konduit me nuj u ke Elektroda Rod di dalam bak kontrol.

2. Standar dan Kode-Kode yang Berlaku


Sistem pentanahan yang dilaksanakan harus berdasarkan standar-standar dan kode-kode
yang berlaku, antara lain :
a. British Standard, BS.CP.1013 mengenai pentanahan.
b. Underwriters Laboratories Standard UL. 467, Standar untuk Safety On Grounding
Equipment.
c. Dan lain-lain standar yang berlaku di Indonesia.

3. Sistem Pentanahan
a. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan pentanahan ini sesuai gambar
perencanaan.
b. Sistem pentanahan menggunakan beberapa Elektroda Rods/Earth Rod dan satu
sama lain saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan secara Mash.
c. Pemborong harus memperhatikan kondisi ta ha na n jenis ta na h yang ada agar
didapatkan satu sistem pentanahan yang baik.

4. Pekerjaan dan Alat Bantu


Setiap penyambungan/pencabangan dari konduktor harus menggunakan "Cadwdd
Connection". Dapat juga menggunakan klem penyambung sistem jepit dengan gigi banyak
dengan memperhatikan hal-hal :
a. Bahan klem harus bahan yang telah di galvanized atau di Treatment te r te ntu,
sehingga tidak akan berproses apabila kontak dengan jenis metal yang lain.
b. BC pada titik/tempat penyambungan harus di "tinned".
c. Disarankan agar tempat penyambungan setelah selesai disambung, dibungkus dengan
bahan tertentu, misalnya sejenis epoxy dan lain sebagainya.

Bila ada terminasi yang menggunakan terminal jenis sepatu kabel maka harus
memperhatikan hal-hal:
a. Sepatu kabel yang digunakan harus mempunyai 2 (dua) lubang baut.
b. Harus dari bahan anti karat dan telah ditreatment agar tidak akan berproses bila
kontak dengan jenis metal lainnva.

CV. RASKA KONSULTANT Page 45


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Seluruh bahan termasuk sambungan-sambungan sebelum dipesan agar dibe rikan contoh
untuk mendapat persetujuan Pemilik dan Perencana serta diketahui MK.

4. Pengujian
 Pengujian / pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem pentanahan
agar dapat dipakai sebagai jaminan.
Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN, LMK, PUIL, atau PUIPP
(Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir).

No. ITEM MERK (setara)

1. Kabel tegangan rendah NYM, Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka


NYY,NYFGbY

2. Rak Kabel AJK, Interack, Tristar, Triabadi

3. Conduit, flexible conduit EGA, Clipsal, Boss, Pralon

4. ACB, MCCB, Fuse, Switch Fuji Electric , ABB, SCHNEIDER

5. Contactor Telemecanique, Stromberg

6. Isolasi Kabel 3M

7. Armature Artolite, Philips, Indah Lux, TCM

8. Saklar Tunggal Clipsal, MK, Panasonic, Boss

9. Saklar Ganda Clipsal, MK, Panasonic, Boss

10. Stop Kontak Clipsal, MK, Panasonic, Boss

11. Inbow Dosh, T Dosh Clipsal, MK, Panasonic

12. Ballast Philips, Vosloch, Schabe

13. Tube TL Philips, GE

15. Starter Philips, GE

16. Kunci Panel Dom dengan espagnolet

17. Relay Crompton

18. Alat Ukur Crompton

19. Box Panel PT CONTROL DAYA MANDIRI, PT.Istech


Utama, & Panindo

Kurn, Viking, Thomas, Orion


20. Penangkal Petir

CV. RASKA KONSULTANT Page 46


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

10.4 PEKERJAAN ELEKTRONIKA


10.4.1 SPESIFIKASI PEKERJAAN FIRE ALARM
A. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM
1. Peraturan Umum
Spesifikasi teknis ini menjelaskan tentang uraian dan syarat-syarat dalam hal penyediaan
dan pemasangan semua peralatan serta bekerjanya semua instalasi firealarm, baik yang
terpasang dibangunan maupun diluarbangunan, seperti yang tertera pada gambar-
gambar atau pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.

2. Gambar-gambar
 Gambar-gambar rencana yang termasuk lingkup pekerjaan fire alarm dalam
Dokumen Tender iniadalah gambar-gambar dengan nomor kode gambar "EL".
 Pemborong wajib memeriksa design terhadap kemungkinan kesalahan/ketidak
cocokan baik dari segi besaran-besaran lislriknya maupun pemasangan dan lain-
lain. Hal-hal diatas harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada
waktu penjelasan tender/anwijzing. Di sini berpengertian bahwa instalasi harus
dapat terlaksana dan semua unit dapat bekerja dengan baik d a n benar. Baik
material utama maupun accessories. Pengkomplitan/perlengkapan instaiasi
secara detail dan konsekweusi dari pasal ini adalah menjadi tanggungan
Pemborong.
 Sebelum pekerjaan seluruhnya diselesaikan ataupun secara berlahap, Pemborong
wajib menyerahkan kepada MK 4 (empat) set gambar blue print dan 1 (saiu) set
kalkir yang disebut "as built drawing" yaitu gambar da r i semua material dan
instalasi fire alarm.Gambar-gambar tersebut diserahkan pada saat serah terima
pertama.
 Untuk instalasi fire alarm, Pemborong harus menyiapkan gambar-gambur
instalasi yang diperlukan untuk diperiksa dan disahkan (keur) oleh yang
berwenang.

3. Standar / Peraturan
Semua material maupun instalasi dalam pekerjaan ini harus memenuhi
peraturan/standar dari NFPA (National Fire Protection Association) dan persyaratan
tentang Pemadam Kebakaran dari Pemerintah Setempat.

4. Daflar Material
Pada waktu mengajukan penawaran, Pemborong harus menyertakan/ melampirkan
"Daftar Material" yang lebihdahulu diperinci dari semua bahan yang akan dipasang
pada proyek ini nantinya, dan yang sesuai dengan dipersyaratkan dalam spesifikasi.
Dalam daflar material ini harus disebutkan pabrik, merk, manufacturer, type, lengkap
dengan brosur/Catalog. Dalam brosur/katalog atau keterangan-keterangan lain yang
harus dimasukkan pada waktu penawaran harus dinyatakan:
 Kapasitas peralatan
 Cara pemasangan
 Karakteristik cara bekerjanya
 Dimensi
 Dan lain – lain

5. Nama Pabrik / Merk Yang Ditentukan


Hooseki, ASENWARE, Demco, HongChang, Horing Lih, Nittan, Hochiki, Edwards,
Siemens, Orient

6. Contoh Bahan
a. Untuk bahan yang disebutkan di bawah iniPemborong wajib memperhatikan contoh
bahannya dengan mutu terbaik sebelum pemasangan pada Perencana/ MK untuk
disetujui.
b. Apabila dianggap perlu oleh Pemborong dan hal itu memungkinkan maka
Pemborong wajib memperlihatkan contoh kepada MK/ Perencana. Apabila contoh-

CV. RASKA KONSULTANT Page 47


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

contoh tersebut ditolak oleh MK/Perencana. maka Pemborong harus mengganti dan
memperlihatkan yang sesuai dengan spesifikasi untuk disetujui.
c. Kualitas teknis. /listrik, merk/pabrik, karakteristik kerja, besar fisik dan kualitas
estetika dari contoh material/bahan/maupun instalasi yang telah disetujui adalah
mengikat.
d. Biaya pengadaan contoh material adalah menjadi tanggungan dan biaya
Pemborong, contoh bahan harus diserahkan kepada MK/Perencana tidak lebihdari
20 (dua puluh) hari kalender setelah ditunjuk.

7. Klausal Yang Disebutkan Kembali


Apabila dalarn Dokumen Tender ini ada klausal-klausal yang disebutkan pada
item/ayat lain, maka ini bukan berarti menghilangkan item tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau terhadap spesifikasi,
maka yang diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis dan atau yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
8. Koordinasi
Pada waktu pengadaan material dan pemasangan. Pemborong fire alarm wajib
mengadakan koordinasi dengan bagian-bagian pekerjaan/Pemborong lain atas
petunjuk MK/Perencana. Apabila ada item pekerjaan oleh pemborong lain, maka
Pemborong wajib rnenyiapkan/ menyerahkan bahan-bahan tersebut dan penjelasan
untuk pemasangan. Selama pemasangan oleh Pemborong lain, maka menjadi
kewajiban Pemborong fire alarm untuk hadir dan memberi petunjuk bersama
MK/Perencana, sehingga hasilnya akan sesuai dengan kebutuhan instalasi. (misalnya
pemasangan konduit dalam beton dan lain-lain).
9. Gambar Kerja / Shop Drawing
Setiap pelaksanaan sebelum pemasangan instalasi atau pengadaan material, Pemborong
Wajib mengajukan pada MK/Perencana untuk disetujui gambar kerja/shop drawing
sebanyak 4 (empal) set untuk diperiksa/disetujui MK paling lambat 14 (ernpat belas)
hari kerja terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK).
10. Instruksi Pemakaian d a n Operator serta Training
Menjadi kewajiban Pemborong untuk menyerahkan 4 (empat) set intruksi
pemakaian/operasi serta cara-cara maintenance kepada Pemilik, 1 (satu) bulan sebelurn
serah terima termasuk disini mendidik operator atau orang-orang yang ditunjukoleh
Pemilik untuk menjalankan, menggunakan/mengoperasikan, pengujian da n maintenances
seperlunya tertadap instalasi fire alarm. Segala biaya-biaya tersebut adalah menjadi
tanggungan Pemborong.
11. Komponen- Komponen
Komponen-komponen yang termasuk dalam unit-unit deteksi adalah manual station
serta fire detector.
Jenis fire detector yang digunakan adalah :
a. Heat Detector
b. Smoke Detector
Kedua jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan keperluan.
Dipilih detector yang sesuai untuk masing-masing ruangan tersebut yaitu untuk bagian
perkantoran digunakan heat detector dan untuk ruangan dengan kemungkinan
pengumpulan asap digunakan detector yang lebih peka, yaitu smoke detector.
a. Heat Detector ROR .
- operating voltage : 16 - 32 VDC
- stand-by current : 100 uA max.
- alarm current : 47 mA max.
- operating temperature : 135 oF
- relative humidity : 20 % - 85 %
- temperature rise : 15 oF / menit
b. Ionization Smoke Detector.

CV. RASKA KONSULTANT Page 48


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun gas di ruangan yang
dideteksi.
- operating voltage : 16 - 32 VDC
- stand-by current : 100 uA max.
- alarm current : 47 mA max.
- operating temperature : 0 - 38 oC
- relative humidity : 20 % - 85 %
- sensitivity : 0,55-1,17 %/feet
- kecepatan kerja detektor : 3 detik
- kecepatan asap yang dapat di deteksi : max 300 feet
c. Manual Call Point.
Manual call point yang digunakan adalah dari jenis surface mounted, dilengkapi dengan
kaca penutup (break glass), sistem kerja pull down dan tetap berada dalam posisi on
sebelum di reset kembali.
Untuk tujuan testing, alarm dapat dibunyikan tanpa harus memecahkan kaca, dilakukan
dengan menusukkan kunci khusus. Semua manual call point harus dilengkapi dengan
kaca cadangan. Untuk menjamin operasi yang lama, alarm contact harus dilapis emas
(gold plated).
d. Alarm Bell.
Alarm bell harus tipe vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 VDC polarized
dengan 6 gong, kecuali disebut lain dalam gambar. Pemasangan pada ketinggian 75 cm
di bawah langit-langit dengan cara "semi flush", minimum output suara adalah 90 dB
atau lebih besar pada jarak 10 ft.
e. Fire Alarm Control Panel (FACP).
Unit ini terdiri atas power module, control module, alarm signal module dan zone module
dengan kapasitas 10 zone.
Keseluruhan module harus disusun sedemikian rupa, sehingga penggantian module yang
rusak dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengganggu fungsi module lainnya. Semua
indikator harus dapat dilihat dengan mudah dan jelas melalui jendela kaca pada pintu
panel.
Panel kontrol bekerja pada tegangan 24 VDC yang dilengkapi dengan peralatan-peralatan
sebagai berikut :
 Lampu Indikator.
- lampu "alarm" (merah) dan lampu gangguan / "trouble" (kuning) untuk setiap
zone pada zone module atau common trouble lamp dengan trouble selector.
- lampu "power on" (hijau) yang menyatakan sumber daya tersedia dan sistem
sedang dalam keadaan berfungsi.
- lampu "AC power failure", yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian
instalasi (short circuit rangkaian pada ground).
- lampu "low battery" yang menyatakan bahwa tegangan stand-by battery sudah
tidak normal.
- lampu "bell circuit trouble" yang menyatakan adanya gangguan pada rangkaian
bell/horn.
- lampu "common alarm" yang menyatakan terjadinya alarm di sistem akibat
detektor bekerja.
- lampu "common trouble" yang menyatakan terjadinya trouble di sistem tersebut.

 Tombol-tombol / Switch.
- "reset switch" yang berfungsi untuk mengembalikan ke kondisi normal setelah
terjadi trouble atau alarm.
- "silence switch" yang berfungsi untuk mematikan buzzer atau bel bila alat
tersebut berbunyi.
- "alarm lamp test switch" yang berfungsi untuk memeriksa apakah lampu-lampu
alarm masih berfungsi dengan baik.

 Catu Daya.
Sistem fire alarm bekerja dengan tegangan 24 volt DC dan dapat dikombinasikan
dengan alat-alat dengan tegangan AC, misalnya AC bell dan lamp, dan harus
mempunyai catuan ganda, yaitu :
- primary supply 220 VAC

CV. RASKA KONSULTANT Page 49


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

- secondary supply 24 VDC


Agar tetap beroperasi selama catu primer 220 V terputus, digunakan catu daya
cadangan berbentuk stand-by battery yang mampu beroperasi selama minimum 20 jam
(termasuk operasi bell dan alarm). Catu daya cadangan diletakkan di dalam FACP. Jenis
batere yang digunakan adalah Ni-Cad.
Alat pengisi batere di letakkan di dalam FACP yang dilengkapi dengan booster power
supply untuk memperbesar kapasitas arus bagi keperluan bell dan lain sebagainya.
12. Cara Kerja Sistem.
a. Keadaan Normal.
Bilamana tidak terjadi gangguan/trouble atau deteksi kebakaran (alarm), maka sistem dalam
keadaan normal yang ditandai dengan menyalanya lampu indikator hijau (AC pilot lamp).
Dalam hal ini sistem mendapat catuan daya sumber daya utama 220 VAC dan batere.
b. Keadaan Darurat.
Apabila sumber daya utama padam maka sistem mendapat catu dari stand-by battery.
Hal-hal yang terjadi pada FACP :
Lampu kuning akan menyala (trouble lamp) disertai tanda-tanda yang dapat didengar
(buzzer).
c. Keadaan Alarm.
Keadaan alarm akan terjadi apabila detektor mendeteksi adanya asap/panas/api atau
manual call point diaktifkan.
Dalam keadaan tersebut alarm bell harus dapat bekerja otomatis.
Lampu merah (lampu alarm) dan lampu kuning pada FACP akan menyala, menunjukkan
zone yang terjadi alarm. Dengan demikian daerah/ruangan yang dalam keadaan bahaya
akan segera dapat diketahui.
d. Keadaan Gangguan (Trouble).
Bila terjadi gangguan pada sistem (pada detector circuit atau pada panel kontrol), maka
:
- lampu kuning yang terdapat pada FACP harus menyala dengan diiringi suara
buzzer yang bisa didengar jelas.
- lampu kuning yang terdapat pada zone module dari zone yang terganggu harus
menyala.

B. DAFTAR MATERIAL
Untuk semua material yang ditawarkan, maka pemborong wajib mengisi daftar material
yang menyebutkan merk, type dan kelas lengkap dengan brosur/katalog yang dilampirkan
pada waktu lelang.
Tabel daftar material i n i diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa barang-
barang produksi pabrik atau assembling.
Tabel daftar material dibawah ini apabila dianggap perlu oleh Pemborong dapat saja diubah
atau ditambahkan atau lebih diperinci pokok-pokoknya harus diisi terutama mutlak diisi
merk dan type.

Apabila dalam table ini yang tidak dapat atau sulit diisi dapat saja tidak diisi namun perlu
diketahui bahwa pengisian table ini ikut menjadi bahan peninjauan. Daftar material ini wajib
diisi dan disertakan dalam penawaran.

C. TESTING DAN COMISIONING.

Pengujian sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan ini selesai.Sebelum pengujian


dilaksanakan Pemborong harus mengajukan Jadwal dan prosedure pengujian kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.Selama pengujian pemborong harus
memperlihatkan dan mendemonstrasikan bahwa semua peralatan dapat bekerja secara
memuaskan sebagai suatu sistem.

CV. RASKA KONSULTANT Page 50


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

10.5 PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI MEKANIK


10.5.1 UMUM
1. Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja.
2. Untuk ketentuan mengenai kapasitas dan lain-lainnya dapat dilihat pada gambar
dan skedul peralatan/unit mesin.
3. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran instalasi existing,
pengadaan, instalasi dan pengujian (testing & balancing) dari seluruh peralatan
yang dipasang dalam proyek ini dengan lengkap dan berfungsi dengan baik
sehingga seluruhan sistem dapat memberikan performansi yang diinginkan.
Garansi terhadap performansi di atas adalah menjadi kewajiban dan tanggungan
Penyedia jasa.
4. Keseluruhan peralatan utama AC serta material pendukungnya harus baru dari
pabrik yang khusus dipasang untuk proyek ini.
5. Dalam memasukkan penawaran, Penyedia jasa wajib menyampaikan hal-hal
berikut ini dengan jelas :
 Melampirkan keterangan dari merk, type, data-data teknis yang penting dari
item-item peralatan seluruhnya dari yang ditawarkan pada lembar kertas tersendiri,
pada dokumen penawaran.
 Melampirkan brosur, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang
ditawarkan. Pada brosur tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan
terpilih harus diberi tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas, pemakaian daya,
kurva performansi, part load, performansi, kondisi, performansi kebisingan dan
vibrasi, berat operasi, dimensi dan lainnya, sehingga dapat diketahui secara
jelas/detail kondisi unit terpilih.

10.5.2 PERALATAN UTAMA


1. AC Split Wall
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan
Outdoor unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas
masing-masing unit sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.
2. Umum
a. Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit (perfomance)
dapat dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
b. Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang
bergerak harus menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan teliti
untuk menjamin vibration (getaran) yang kecil.
c. Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap
dengan pemipaan. Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan
masing-masing kompresor mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit
tersendiri.

3. Spesifikasi Teknis.
a. Unit memakai refrigerant Ramah Lingkungan.
b. Kompresor
c. Kompresor dari jenis DC Twin Rotary Inverter atau scroll inverter.
Masing-masing kompresor dilengkapi dengan :
- High refrigerant pressure safety cut out (manual reset)
- Low refrigerant pressure safety cut out (Automaticaly reset)
- Spring Vibrator isolator
- Oil separator

CV. RASKA KONSULTANT Page 51


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

- Accumulator
- 4 way valve
- oil pump recovery operation
- Thermal overload, single phasing protection dan external overload relay
- Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap condensig unit.

d. Outdoor Unit (OU)


Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish memakai
baked enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube dengan alumunium fin.
Tipe Fan dari outdoor unit adalah propeller dengan hubungan langsung dan
dilengkapi dengan pelindung/pengaman.

e. Indoor Unit (IU)


- Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi dengan
bahan fibre glass atau mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor fin dari
type centrifugal, double inlet atau single inlet forward curved, multi blade
dengan pergerakan langsung atau tidak langsung memakai belt.
- Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal
alumunium fin, refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture
indicator dan sight glass, refrigerant filter drier, dan liquid line solenoid valve.
Suatu drain yang cukup dapat menampung air condensasi pada keadaan
minimum.

f. Filter dan Control


Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal 25 mm.
Suatu room thermostat yang dilengkapi dengan switch off, fan speed (low, med,
high), cool dan room temperatur setting akan memfungsikan unit beroperasi.
g. Referensi
Referensi standard yang dipakai dalam spesifikasi ini adalah:
- ARIStd.430=centralstation unit
- ARIStd.410=forcoils

h. Design Air Handling Unit


- Air hand lingunit yang disuplai adalah jenis verticaldis charge yang terlihat
seperti pada gambar yang menyertai spesifikasi ini.

- AHU harus bisa diletakkan pada ruangan yang tersedia dengan menyediakan
tempat untuk maintenance dan penempatan plenum, panel.

- AHU yang disuplai terdiri dari konponen-komponen sebagai berikut dan tidak
terbatas pada:
 Fansection dengan fandan wheel
 Motor listrik dan drive system serta pelindung fan belt.
 Coilsection lengkap dengan cooling coil.
 Filter section lengkap dengan Free Filter dan Medium Filter
 Drain pan dengan diisolasi
 Mixing box

- Pabrik AC Split Duct (AHU) harus sama dengan AC Split Wall. AHU adalah
jenis double skin dengan bahan Polyurethane dengan ketebalan 25mm. AHU
terbuat dari heavy gauge galvanized steel reinforced. Struktur AHU

CV. RASKA KONSULTANT Page 52


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

menggunakan bahan aluminium yang ringan dan kuat. Panel yang terbuat
dapat dilepas dengan mudah tanpa menggunakan mur atau baut.

- AHU harus diberikan isolasi getaran dari per (spring) .AHU harus dilengkapi
dengan basic frame support, fabrikasi dari pabrik.

- Drainpan harus dari heavy gauge welded galvanized steel dan harus diberikan
isolasi.

- Fan
1. Fan yang diminta harus:
 Doublewidth, double inlet centrifugal fan,variable inletvane.
 Fan bearing sharussel faligning, pillow block dengan lifetime paling tidak
20.000 jam.
 Pelumasan bearing: factory lubricate dan dquipped with standardhy draulic
grease fitting. Pelumasan dengan grease.
2. Fanshaftdipilihuntukberoperasibaikdibawahkecepatankritispertamadandiberi
kananticorrosioncoatingdipabrik.
3. Roda fan harus direncanakan untuk bekerja secarakontinyu pada kecepatan
maximum. Fan dan poros harus balans secara statis dan dinamis.
4. Motor listrik disuplai oleh pabrik pembuat AHU bukan asembling dilokala
tauagen di Indonesia. Motor listrik harus total lyenclosed dan bekerja pada
380V, 3ph, 50Hz. Isolasi kumparan kelas F.
5. Kapasitas Statick Pressure yang digunakan sebesar 789,579 Pa

PEKERJAAN INSTALASI AC (AIR CONDITIONER)


SPESIFIKASI AC / AIR CONDITIONER
Pengadaan dan pemasangan unit AC Inverter, Preon ramah lingkungan, lengkap
dengan penggantung dan accessories,dan berfungsi dengan baik
Tipe Indoor : Wall Mounted Splite
Kapasitas Pendinginan : 9.000 BTU/H (1 PK)
Daya Listrik : 840 VA/220V/1ph/50Hz

CV. RASKA KONSULTANT Page 53


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

- Variable Inlet Vane (VIV) Persyaratan PerlengkapanVariable Inlet Vane (VIV)


harus:
a. Bagian integral dari in let cone.
b. Terbuat dari heavy gauge aluminium dengan zincplated stee linterlocking
dan operatingme chanism.
c. Kedua inletvane harus dapat bekerja dari single shaft dan disinkronisasi
untuk precise control.
d. Operating level menembus casing untuk dihubungkan dengan actuator dan
controller tidak disuplai oleh pabrik pembuat AHU.

- Air Filter
Air filter yang dipakai jenis washable flat type berbentuk module/panel yang
terpasang pada frame. Air filter panel harus dengan mudah dipasang dan dilepas
.Effisiensi filter adalah 80-85% ASHRAE.
Jenis Filter yang digunakan sesuai dengan persyaratan Rumas Sakit adalah
menggunakan Free Filter model Amer-Tex-R50, Ukuran 24” x 24” dan Medium
Filter model Dripak 2000 80-85%, Ukuran 24” x 24”.
- Data-data Perencanaan
Ruang Operasi
a. Kondisi ruangan:
. Temperatur = 220C ± 20C
. RH room = 50% - 55%
a. Kondisiluar:
.Temperatur=350C
.RH=±85%
2. VENTILASI
1. Umum
a. Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
diikuti. Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan
(performance) peralatan, perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar
“Referensi Produk” yang menyertai dokumen ini.
b. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku di negara
dimana fan tersebut dibuat, sebagai contoh AMCA standard 210–74 di Amerika.
c. Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re –10E12 w pada octave
band mid. frek. 60–4000 Hz.
d. Pada dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya dan dalam batas-batas yang normal.

2. Spesifikasi Teknis
a. Ceillins Fan
 Fan dari type Ceillin Fan seperti ditunjukkan dalam gambar atau daftar
peralatan.
 Untuk fan dinding lengkap dengan automatic shutter dari jenis
alluminium (bila ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar
Peralatan).
 Untuk fan Ceillin dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller
dari alluminium diecast.
 Rangka untuk dudukan fan digantung pada rangka atap dari besi plat dan
besi siku dan gantungan dari besi penggantung (steel rod) yang dilengkapi
peredam getaran (vibration isolator).

CV. RASKA KONSULTANT Page 54


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

 Rangka untuk dudukan fan pada Ceillin dari kayu jati, dengan baut-baut
yang tahan karat.

b. Propeller Fan (wall mounted fan)


 Fan dari type propeller untuk dinding seperti ditunjukkan dalam gambar
atau daftar peralatan.
 Untuk fan dinding lengkap dengan automatic shutter dari jenis
alluminium (bila ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau Daftar
Peralatan).
 Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi (high
pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller
dari alluminium diecast.
 Rangka untuk dudukan fan digantung pada lantai dari besi plat dan besi
siku dan gantungan dari besi penggantung (steel rod) yang dilengkapi
peredam getaran (vibration isolator).

ALTERNATIF PRODUK/MERK
No URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
(setara)
1 AC Split 1 PK Daikin,York, Mc Quay, Panasonic,
Sharp, Samsung, LG
2 Unit Fan Wall Fan, Ceiling Fan KDK, National, Vanco, Panasonic,
KDK, Maspion, CKE
3 Isolasi pipa Density 50 – 120 Kg/m³ Armaflex / Thermaflex / Insuflex
4 Alumunium Tape Instape / AB Tape / Idenden
5 Pipa Refrigerant ASTM B280 Mueller / Unipro / Kembla
6 Pipa drain PVC kelas AW 10 Kg/cm² Rucika / Wavin / Vinolo
7 Grille, diffuser Aluminium anodized profile Comfort Air / Primawangi /
Modul
8 Hanger rod & bracket Galvanized Ex Pabrikan

10.6 PENANGKAL PETIR


1. Lingkup Pekerjaan
Yang dicakup dalam lingkup pekerjaan instalasi penangkal petir ini meliputi :

 Pengadaan/penyediaan dan Pemasangan Protector Head (terminal) dari


instalasi Penangkal Petir.

 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan konduktor

 Pengadaan/penyediaan dan pemasangan sistem pentanahan.

2. Ketentuan-ketentuan Teknis :
 Protector head (terminal)

 Protector head yang dipakai adalah "Sistem Electrostatic" Flash Vectron yang mempunyai
bentuk perlindungan sampai dengan radius 200 m.

 Konduktor untuk instalasi penangkal petir digunakan kabel NYA 1 x 70 mm². Atau
coaxial 1x70 mm²

CV. RASKA KONSULTANT Page 55


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

 Dalam sistem pentanahan digunakan electroda pentanahan yang terbuat dari batang
tembaga dengan  3/4" massif. Pada ujung bawah batang ini harus dibuat runcing
sepanjang 50 cm. Panjang batang tembaga sebagai electroda pentanahan minimal 12
(dua belas) meter. Maksimum tahanan pentanahannya 2 .

3. Pemasangan :
 Protector Head (terminal)
Protector head (terminal) harus dipasang pada ujung batang peninggi yang kuat,
dimana terminal harus dapat dilepas dari batang peninggi bila diperlukan untuk
pemeriksaan. Protector head harus disanggah oleh pipa yang cukup kuat dan dapat
berdiri dengan kokoh dan tegak lurus pada ketinggian seperti terlihat pada gambar
perencanaan.

 Konduktor
2
- Konduktor yang digunakan adalah kabel BC 1x70 mm atau coaxial 1x70 mm²
dipasang pada bangunan dan diklem secara rapat dan lurus tanpa ada sambungan
menuju bak kontrol.
- Sebelum sampai pada bak kontrol, konduktor supaya diberi perlindung dari PVC
 1 ½ " sehingga ± 2 meter dari permukaan tanah.
- Sambungan konduktor dengan grounding menggunakan klem yang dapat dibuka /
dilepas didalam bak kontrol.

 Bak kontrol
Bak kontrol terbuat dari pasangan batu bata dengan ukuran 40 x 40 x 40 dan diberi
tutup dari beton sehingga dapat dibuka untuk pemeriksaan.

4. Pengujian
 Pengujian / pengetesan digunakan untuk mengetahui baik tidaknya sistem pentanahan
agar dapat dipakai sebagai jaminan.
Pengujian dilakukan dengan metode yang dikeluarkan oleh PLN, LMK, PUIL, atau PUIPP
(Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir).

CV. RASKA KONSULTANT Page 56


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

No. ITEM MERK (setara)

1. Kabel tegangan rendah NYM, Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka


NYY,NYFGbY

Rak Kabel
2. AJK, Interack, Tristar, Triabadi
Conduit, flexible conduit
3. EGA, Clipsal, Boss, Pralon
ACB, MCCB, Fuse, Switch
4. Fuji Electric , ABB, SCHNEIDER
Contactor
5. Telemecanique, Stromberg
Isolasi Kabel
6. 3M
Armature
7. Artolite, Philips, Indah Lux, TCM
Saklar Tunggal
8. Clipsal, MK, Panasonic, Boss
Saklar Ganda
9. Clipsal, MK, Panasonic, Boss
Stop Kontak
10. Clipsal, MK, Panasonic, Boss
Inbow Dosh, T Dosh
11. Clipsal, MK, Panasonic
Ballast
12. Philips, Vosloch, Schabe
Tube TL
13. Philips, GE
Starter
15. Philips, GE
Kunci Panel
16. Dom dengan espagnolet
Relay
17. Crompton
Alat Ukur
18. Crompton
Box Panel
19. PT CONTROL DAYA MANDIRI, PT.Istech
Utama, & Panindo

Penangkal Petir Kurn, Viking, Thomas, Orion


20.

CV. RASKA KONSULTANT Page 57


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

10.7 SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN CCTV


1.1. UMUM

a Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.

b. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

c. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

1.2. PENJELASAN UMUM

Sistem Closed Circuit Television System dipergunakan untuk membantu pengawasan dengan
cara mengamati kegiatan operasi suatu gedung melalui video camera. Hasil gambar dapat
diamati melalui TV monitor.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN

a. Yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah Pengadaan, Pemasangan, Penyetelan dan
Pengujian Peralatan dan Instalasi serta menyerahkan dalam keadaan beroperasi dengan baik
dan siap pakai, tanpa ada gangguan atau cacat instalasi.

b. Termasuk didalam peralatan tersebut adalah sebagai berikut :


- Kamera CCTV Indoor
- Kamera CCTV Outdoor
- Digital Video Recorder (DVR) 32 Channel
- Monitor 32 " Full HD
- Harddisk 4 TB
- UPS (Uninterruptible Power Supply)
- Adaptor
- Power Suplay
- Konektor RF
- kabel Coaxial (Kabel Data + Power) RG-59

c. Kontraktor harus melengkapi dan merakit peralatan tersebut dan bila perlu harus melengkapi
dengan peralatan tambahan sesuai persyaratan pabrik pembuatnya. Dan membuat papan info
untuk diagram jalur CCTV.

1.4. BAHAN/MATERIAL

Produk material CCTV dengan merk : Panasonic, Hikvision, D-link, Escam, HD Turbo, Glenz,
SPC

1.5. SPESIFIKASI TEKNIS DAN PERALATAN

1. INDOOR CAMERA HIKVISION 2 MP Ultra Low-Light PoC EXIR Turret Camera DS-
2CE56D8T-IT1E
 PoC EXIR Turret Camera
 2.0 megapixel progressive scan CMOS
 2.8mm Fixed Lense
 Resolution : 1920 x 1080
 Day & Night : IR cut filter

CV. RASKA KONSULTANT Page 58


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Lensa 2.8 mm, 3.6 mm, 6 mm fixed focal lens

Dimensi Produk Dimensi Unit : 110 x 93.2 mm

Lain-lain Signal System : PAL/NTSC


Frame Rate : PAL: 1080p@25fps; NTSC: 1080p@30fps
Shutter Time : PAL: 1/25 s to 1/50, 000 s; NTSC: 1/30 s to 1/50, 000 s
Slow Shutter : Max.: 16 times
Horizontal Field of View : 103.5°(2.8 mm), 82.6°(3.6 mm), 54.4°(6
mm)
Lens Mount : M12
Day & Night : IR cut filter
Angle Adjustment : Pan: 0°to 360°, Tilt:0°to 75°, Rotate: 0°to 360°
Internal synchronization
WDR (Wide Dynamic Range) : > 120 dB
Auto/Color/BW (Black and White)
ATW/ MANUAL
ON/OFF, 4 programmable privacy masks
4 programmable motion areas
WDR/BLC/HLC/OFF
3D DNR (Digital Noise Reduction) : Level 1 to 10
Video Output : 1 HD analog output
Ingress Protection : IP67
IR Range : Up to 20 m
Communication : Up the coax, Protocol: HIKVISION-C (TVI output)

Resolusi 1920 x 1080

Min. Illumination Color: 0.005 Lux @ (F1.2, AGC ON), 0 Lux with IR

Daya / Power 12V DC

Konsumsi Daya 3.2W

Sensor 2.0 Megapixel Progressive Scan CMOS

2. Outdoor Kamera HIKVISION Motorized VF Exir Bullet Camera DS-2CE16H1T-IT3Z


 CCTV Camera
 5MP CMOS
 Exir technology
 Up to 40m IR range
 Outdoor Exir Motorized Vari-focal Bullet
 IP66 weatherproof
Kamera Berdefinisi Tinggi dengan Lensa Varifokal
Varian kamera CCTV berjenis Bullet Camera dari seri Turbo HD ini dibekali sensor
CMOS dengan resolusi 5 Megapiksel yang dapat menghasilkan tangkapan gambar
prima. Output video yang dihasilkannya mencapai kualitas video HD beresolusi 5
Megapiksel (2592 x 1944 piksel).
Min. Illumination 0.01 Lux@F1.2 0 Lux

Daya / Power 12 VDC±20%

Konsumsi Daya 6.0W

CV. RASKA KONSULTANT Page 59


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

3. Hikvision 7332HQHI-K4 DVR [32 ch]

 Support H.265 Pro+/H.265 Pro/H.265 video compression


 Support HDTVI/AHD/CVI/CVBS/IP video input
 Max. 40/48 IP cameras input (up to 6 MP)
 Max. 800 m for 1080p and 1200 m for 720p HDTVI signal transmission
 Supported hard drives : 4 x 10 TB SATA

Hikvision 7332HQHI-K4 DVR [32 ch] merupakan Turbo HD DVR yang mendukung
video kompresi H.265 Pro+/H.265 Pro/H.265. DVR ini juga mendukung 4 buah hard
disk dengan masing-masing hard disk berkapasitas 10 TB SATA.
 Support HDTVI/AHD/CVI/CVBS/IP video input
 Max. 40/48 IP cameras input (up to 6 MP)
 Max. 800 m for 1080p and 1200 m for 720p HDTVI signal transmission
Spesifikasi
 BrandHikvision
 Kesesuaian OS : Windows
 Video Input: BNC
 Video Output : VGA & HDMI
 Dimensi Produk : 440 x 405 x 75 mm
 Berat : 6 kg

4. UPS APC BR650MI 650VA 390Watt - UPS APC BR650 MI LCD Interface
Fitur:
Key Features
Run time for load : 390 W 2m
Max. Capacity Used : 100%
Output power capacity : 390 Watts / 650VA
Output Connections : (6) IEC 60320 C13 (Battery Backup)
Nominal Output Voltage : 230V
Nominal Input Voltage : 230V
Input Connections : IEC 60320 C14

Output
Max Configurable Power (Watts) : 390 Watts / 650VA
Output Frequency (sync to mains) : 50/60 Hz +/- 1 Hz Sync to mains
Topology : Line interactive
Waveform type : Stepped approximation to a sinewave
Transfer Time : 10 ms typical : 12 ms maximum

Input
Input frequency : 50/60 Hz +/- 3 Hz Auto-sensing
Input voltage range for main operations : 176 - 294V
Batteries & Runtime
Battery type : Lead-acid battery
Typical recharge time : 12hour(s)
Replacement Battery : APCRBC110
Expected Battery Life (years) : 3 - 5
RBC Quantity : 1
Battery Charge Power (Watts) : 6 Watts
Battery Volt-Amp-Hour Capacity : 75
Runtime :
View Runtime Graph
View Runtime Chart

CV. RASKA KONSULTANT Page 60


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

5. ASUS TUF Gaming VG27VQ Curved Gaming Monitor 32"Full HD (Grab it fast)
Fitur:
TUF Gaming VG27VQ Curved Gaming Monitor – 27 inch Full HD (1920x1080), 165Hz
(above 144Hz), Extreme Low Motion Blur?, Adaptive-sync, Freesync? Premium,1ms
(MPRT)
- 32-inch Full HD (1920x1080) 1500R gaming monitor with ultrafast 165Hz refresh rate
designed for professional gamers and immersive gameplay
- 1ms (MPRT) response time for smooth gameplay, and ASUS Extreme Low Motion Blur
(ELMB ™) technology to further reduce ghosting and motion blur
- FreeSync™ Premium equips serious gamers with a fluid, tear-free gameplay experience at
peak performance. There are no compromises, game confidently with a high refresh rate,
low framerate compensation, and low latency.
- Features an ergonomically designed stand to offer extensive swivel, tilt and height
adjustments
- Supports both Adaptive-Sync with NVIDIA GeForce* graphics cards and Freesync™
Premium with AMD graphics cards. *Compatible with NVIDIA GeForce GTX 10 series, GTX
16 series, RTX 20 series and newer graphics cards

ASUS TUF Gaming VG27VQ Curved Gaming Monitor 32"Full HD (Grab it fast)

- Display
Panel Size (diagonal) : 32”
Display Viewing Area : 597.6 X336.15 mm
Panel Backlight/ Type : WLED / VA
Display SurfaceNon-glare
True Resolution1920 x 1080
Pixel Pitch : 0.311mm
Brightness : (typ.)400 cd/m2
Contrast Ratio (Max.) : 3,000:1
Viewing Angle (CR≧10) : 178°(H) / 178°(V)
Color saturation : 72% NTSC
Display Colors : 16.7M
Response Time : 1ms MPRT*
Refresh rate : 165Hz
HDR support : Yes

- VideoFeatures
HDCP : Yes
GameVisual : Yes (FPS,RTS/RPG, Racing, sRGB, Cinema, Scenery, MOBA)
GamePlus : Yes (Crosshair, Timer, FPS Counter, Display Alignment)
Shadow Boost : Yes
Extreme Low Motion Blur : Yes

Input / Output : DisplayPort1.2x1, HDMI (v2.0)x1, Dual-Link DVI, Audio line-in,


Earphone Jack
Speakers : 2Wx2, RMS

6. Wd Purple 4tb Hard Disk Khusus Cctv Survrilance Hardisk 4tb


KAPASITAS 4000GB KHUSUS UNTUK CCTV
* Interface : SATA 6 Gb/s\t
* Form Factor : 3.5 Inch\t
* Kapasitas : 4 TB\t
* Cache : 64 MB

CV. RASKA KONSULTANT Page 61


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

7. POWER SUPPLY CCTV BOX 30A 12V

Fitur:
Untuk 23-24 Camera
Jarak penarikan 50 - 70m
Power Supply 30A
12 VOLT

8. OEM BNC Jack Konektor CCTV - Silver Metalic

Fitur:
 Berfungsi untuk koneksi CCTV ke DVR
 Tidak mudah patah ketika dijepit menggunakan tang
 Cocok untuk kabel RG59 dan RG-6
 Terbuat dari bahan stainless berkualitas
Spesifikasi
 Brand : OEM
 Tipe Produk : Jack BNC
 Fungsi : Koneksi CCTV ke DVR
 Kompatibilitas : Universal
 Material : Stainless
 Dimensi Produk : 4 x 1 x 1 cm
 Berat : 100 g

9. OEM Jack DC Konektor CCTV female

Fitur:
 2 buah Jack female
 Dibuat khusus untuk CCTV
 Kapasitas tegangan 20 ampere 12 V DC/10 ampere 25 V DC
 Dilengkapi dengan marking (+) 3 mm dan (-) 5 mm
 Ideal dijadikan jack pada CCTV Anda
Spesifikasi
 Brand : OEM
 Tipe Produk : Jack DC Female
 Fungsi : Mengantarkan Arus Listrik
 Kompatibilitas : CCTV
 Material : PVC
 Dimensi Produk : 2 x 2 x 1 cm
Berat : 100 g

10. SPC RG59 Plus Power Kabel Coaxial CCTV [100m]

Fitur:
 Kabel coaxial
 Sangat cocok untuk ruang lingkup dalam sekala kecil hingga menengah seperti rumah,
gudang, kantor, garasi dan halaman
 Outstanding Quality for Indoor and Outdoor CCTV
 Dapat di implementasikan dengan power supply yang terpusat dan tahan segala cuaca
 Panjang : 100 m
Spesifikasi
 Brand : SPC
 Tipe Produk : KABEL
 Berat : 6000

CV. RASKA KONSULTANT Page 62


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

1.6. PEMASANGAN
a. Pemasangan colour camera dipasang sesuai petunjuk gambar, Kontraktor dapat mengajukan
usulan lain untuk penempatan colour camera ini.
b. Cara pemasangan colour camera tersebut digantung pada ceiling atau plafond dengan
rangka penguat/ hanger yang diperkuat pada dak beton.
c. Peralatan utama seperti ; Digital Video Recorder , diletakan pada ruang kontrol atau seperti
ditunjuk dalam gambar rencana.
d. Kabel instalasi yang digunakan untuk isyarat video dan untuk keperluan control
menggunakan SPC RG59 Plus Power Kabel Coaxial CCTV [100m], kabel power
menggunakan NYM 3 x 2,5 mm² yang semuanya dalam pelaksanaan harus dimasukkan
dalam pipa PVC high impact dia. 20 mm.
1.7. TESTING / COMMISSIONING
Setelah pekerjaan CCTV ini diselesaikan, harus dilakukan Testing dan Comissioning yang
disaksikan oleh Pengawas lapangan.
Biaya Testing menjadi beban Kontraktor.

XI. PEKERJAAN SANITASI

PLUMBING (AIR BERSIH, KOTOR, DAN AIR BUANGAN)


I. PERSYARATAN TEKNIS UMUM
1.1. PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN
- Peraturan Daerah (PERDA) setempat.
- Peraturan-peraturan Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum
- Perencanaan & Pemeliharaan Sistem Plambing, Soufyan Nurbambang & Morimura.
- Standard Nasional Indonesia Th. 2000
- SNI 03-6481-2000, Sistem Plumbing 2000

II. PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS


PASAL 1. UMUM
Syarat syarat Teknis Pekerjaan Plumbing/Sanitasi yang diuraikan di sini adalah
persyaratan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi
maupun pengadaan material dan peralatan, dalam hal ini Syarat syarat Umum Teknis
Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat Syarat Teknis ini.
PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi plumbing
(pembuangan air kotor, air bekas dan penyediaan air bersih) di dalam dan di luar
bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian bagiannya, seperti yang
tertera pada gambar gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi dan
testing terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 6 bulan.
Ketentuan ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi /
syarat syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara
keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan
dan perlengkapan sistem plumbing/sanitasi sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat syarat Teknik Khusus atau
gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plumbing dan sanitasi ini adalah sebagai berikut :

CV. RASKA KONSULTANT Page 63


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

2.1. Instalasi Air Bersih.


2.1.1 Pengadaan, pemasangan dan pengujian sistem pemipaan di dalam dan di luar
bangunan, lengkap berikut sistem pemompaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi tekniknya.
2.1.2 Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dalam menangani instalasi
plumbing serta peralatan peralatannya.
2.1.3 Pembersihan pipa (flushing) dengan menggunakan aliran air yang bertekanan
oleh pompa yang disediakan oleh Kontraktor.
2.1.4 Pengujian terhadap kebocoran pipa pipa dengan tekanan hidrolis secara parsial
dan untuk seluruh sistem pemipaan serta mengadakan pengamatan sampai sistem
bekerja dengan baik dan aman.
2.1.5 Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali serta pembersihan site.
2.2. Instalasi Air Kotor / Air Buangan.
2.2.1 Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan lengkap dengan
peralatannya yang berada di dalam bangunan, antara lain WC, urinoir, wastafel, floor
drain, clean out dan lain sebagainya.
2.2.2 Pengadaan dan pemasangan pipa air kotor / air buangan dari dalam bangunan
menuju saluran drainase dan septictank.
2.2.3 Pembuatan septic tank dan sumur resapan, lengkap dengan pemipaan vent out
dan filternya, pembuatan sump pit dan pemompaannya (sump pump) termasuk panel
kontrol yang diperlukan.
2.2.4 Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
2.2.5 Pengujian instalasi pemipaan terhadap kebocoran dengan tekanan hidrolis.
2.2.6 Pengadaan tenaga kerja yang berpengalaman dan alat alat kerja yang diperlukan.
PASAL 3. TEKNIS PELAKSANAAN
3.1. Ukuran (dimensi).
Ukuran ukuran pokok dan ukuran ukuran detail yang terdapat pada gambar harus
ditaati oleh Kontraktor.
Kontraktor harus meneliti (mempelajari) gambar perencanaan, dan bila terdapat
perbedaan antara suatu dengan yang lain, harus segera dibicarakan dengan
Direksi/Pengawas.
Kontraktor diwajibkan melakukan semua pekerjaan pengukuran dan penggambaran
yang diperlukan guna memudahkan pelaksanaan.
PASAL 4. INSTALASI AIR BERSIH
4.1. Pipa.
Pipa dengan diameter 1/2" s/d 1", baik pipa utama maupun pipa cabang, termasuk
yang menuju fixtures menggunakan galvanized iron pipe (GIP) medium class yang
memenuhi standar BS 1387/1967.
Pipa ex BAKRIE atau setara.
4.2. Fitting.
Fitting fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan pipa.
4.3. Valves.
Valve dengan diameter lebih kecil dari 3" diperkenankan menggunakan sambungan
ulir (screwed).
Valve pada fixture terbuat dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat, khusus
dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve harus mempunyai diameter yang sama besar dengan pipanya.

CV. RASKA KONSULTANT Page 64


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Semua valve dari merek KITAZAWA atau yang setara. Setiap penawaran harus
dilengkapi dengan brosur/ katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
4.5. Pemasangan Pipa.
4.5.1 Pipa Tegak.
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam tembok / lantai.
Kontraktor harus membuat alur alur dan lubang lubang yang diperlukan pada tembok
sesuai pada kebutuhan pipa.
Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji harus ditutup kembali sehingga tidak kelihatan
dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang rapi sehingga tidak
terlihat bekas bekas dari bobokan.
4.5.2 Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai, pipa harus dipasang dengan
penyangga (support) atau penggantung (hanger).
Jarak antara pipa dengan dinding penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan
lapangan.
4.5.3 Penyambungan Pipa.
a. Sambungan ulir.
Penyambungan ulir antara pipa dengan fitting dilakukan untuk pipa dengan diameter
sampai 40 mm (1 1/2 ").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa, sehingga fitting dapat masuk
pada pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir. Semua sambungan ulir harus
menggunakan perapat henep dan zinkwite dengan campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter dengan pisau roda.
Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas pemotongan dengan
reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.
b. Sambungan Lem.
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan
jenis pipa dan menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini dapat dilakukan dengan alat
press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air minum.
Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las, dengan kawat las / elektrode
yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh bekerja sesudah mendapatkan
ijin tertulis dari Direksi / Pengawas.
Setiap bekas sambungan las harus segera di cat dengan cat khusus untuk itu.
d. Sleeves.
Sleeve untuk pipa pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus
beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan ruang longgar di luar
pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau baja.

CV. RASKA KONSULTANT Page 65


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Untuk yang diinginkan kedap air harus dilengkapi dengan sayap / flens / water stop.
Untuk pipa pipa yang menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap
air (water proofing) harus dari jenis flushing sleeves.
Rongga antara pipa dan sleeve harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
4.5.4 Penanaman Pipa di Dalam Tanah.
a. Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
b. Diberi pasir urug padat setebal 10 cm.
c. Pada setiap sambungan pipa harus dibuat lubang galian yang dalamnya 50 mm
untuk penempatan sambungan pipa.
d. Pengadaan testing terhadap tekanan dan kebocoran.
e. Setelah hasilnya baik, ditimbun kembali dengan pasir urug padat setebal 15 cm dihi-
tung dari atas pipa.
f. Di sekitar fitting dari pipa harus dipasang balok / penguat dari beton agar fitting
fitting tidak bergerak jika beban tekan diberikan.
g. Kemudian diurug dengan tanah bekas galian sampai seperti keadaan semula.
4.5.5 Pengujian Terhadap Tekanan dan Kebocoran.
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang, harus diuji dengan tekanan
hidrolis sebesar 15 kg/cm2 selama 24 jam tanpa terjadi perubahan / penurunan
tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh Kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi / Pengawas atau yang kuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor harus memperbaiki bagian
bagian yang rusak dan melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan baik.
e. Dalam hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor, termasuk biaya pemakaian
air dan listrik.
4.5.6 Pengujian Sistim Kerja (Trial Run).
Setelah semua instalasi air bersih lengkap, termasuk penyambungan ke pipa distribusi,
Kontraktor diharuskan melakukan pengujian terhadap sistim kerja (trial run) dari
seluruh instalasi air bersih, yang disaksikan oleh Direksi/Pengawas atau yang ditunjuk
untuk itu sampai sistim bisa bekerja dengan baik.
4.5.7 Pekerjaan Lain lain.
Termasuk di dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah
pembobokan dinding/ selokan, penggalian dan pengangkutan tanah hasil galian dan
lain lainnya yang ditemui di site, serta memperbaiki kembali seperti semula.
PASAL 5. INSTALASI AIR KOTOR / AIR BUANGAN
5.1. Material.
5.1.1 Pipa di Dalam Bangunan.
Pipa dengan ukuran 2” dan 4" baik pipa utama maupun pipa cabang menggunakan
PVC class AW.
Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
5.1.2 Pipa di Luar Bangunan.
Dari ujung pipa di dalam bangunan menuju ke saluran drainase menggunakan pipa
PVC class AW. Pipa pembuangan air kotor dari floor drain, wastafel maupun kichen
zink menggunakan pipa PVC Ø 2”
Pipa PVC ex RUCIKA atau setara.
5.1.3 Accessories.

CV. RASKA KONSULTANT Page 66


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

a. Fitting dari pipa PVC harus dari bahan yang sama (PVC) yang dibuat dengan cara
injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless- steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tuang atau fiber glass, yang
mempunyai bentuk badan cembung yang berfungsi sebagai sediment bowl.
5.2. Cara Pemasangan Pipa.
5.2.1 Pipa di Dalam Bangunan (termasuk pipa vent).
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1 2 %. Perletakan pipa harus diusahakan
berada pada tempat yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada ruang
yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah arah harus menggunakan
fitting dengan sudut 45 o (misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
b. Pipa di Dalam Tanah.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah / jalan dengan tebal / tinggi
timbunan minimal 80 cm diukur dari atas pipa sampai permukaan tanah / lantai.
Sebelum pipa ditanam pada dasar galian harus diurug dahulu dengan pasir padat
setebal 10 cm.
Selanjutnya setelah pipa diletakkan, di sekeliling dan di atas pipa kemudian diurug
dengan tanah sampai padat. Konstruksi permukaan tanah / lantai bekas galian harus
dikembalikan seperti semula.
Penanaman pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan. Pada tiap tiap sambungan pipa
harus dibuat galian yang dalamnya 50 mm.
Untuk mendapatkan sambungan pipa pada bagian yang membelok ke atas (vertikal)
harus diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan kemiringan 1 2 % dari titik mula di
dalam gedung sampai ke saluran drainage.
5.2.2. Pipa Saluran Luapan Septic Tank.
Pipa dipasang dan ditanam di bawah permukaan tanah/jalan dengan kemiringan 1 2 %
darititik permulaan septic tank ke sumur resapan. Pipa septitank menggunakan pipa
PVC Ø4”
Untuk perletakan pipa yang melintasi jalan kendaraan dengan kedalaman kurang dari
80 cm, pada bagian atas pipa harus dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10
cm, pelat beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
5.2.3. Penyambungan Pipa.
a. Pipa PVC dengan diameter 4" ke atas yang dipasang di bawah pelat lantai dasar harus
disambung dengan rubber ring joint (RRJ).
b. Sedangkan pemipaan lainnya disambung dengan solvent cement.
c. Pipa yang harus disambung dengan solvent cement harus dibersihkan terlebih dahulu
sehingga bebas dari kotoran dan lemak.
d. Pembersihan tersebut dilakukan terhadap bagian permukaan dan dalam dari pipa
yang akan saling melekat.
e. Pada waktu pelaksanaan penyambungan, bagian dalam dari pipa yang akan
disambung harus bebas dari benda benda / kotoran yang dapat mengganggu
kelancaran air di dalam pipa.
5.3. Cara Pemasangan Floor Drain dan Clean Out.

CV. RASKA KONSULTANT Page 67


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar perencanaan.
Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara ulir (screw) dan membentuk sudut
45 o dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian.
5.4.1. Seluruh sistim air kotor / buangan harus diuji terhadap kebocoran
sebelumdisambungkeperalatan. Tekanan kerja maksimum adalah 8 kg/cm2 dan
tekanan pengujian adalah 12,5 kg/cm2.
5.4.2. Pengujian dilakukan dengan tekanan air setelah ujung pipa ke peralatan ditutup
rapat.
Untuk pemipaan air kotor, bekas dan air hujan, pengujian dilakukan sebelum pemipaan
disambungkan ke peralatan sanitasi, dengan jalan mengisi pemipaan dengan air.
Pemeriksaan dilakukan setelah 24 jam kemudian dan harus tidak terjadi pengurangan
volume air.
5.4.3. Peralatan dan bahan untuk bahan pengujian disediakan oleh Kontraktor.
5.4.4. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan kekurangannya.
5.4.5. Direksi/Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap
perlu.
5.4.6 Dalam hal pengujian yang tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan,
maka biaya pengujian / pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab
Kontraktor.
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian dinyatakan baik oleh
Direksi/Pengawas.

E. TESTING DAN COMISIONING.

Pengujian sistem diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan ini selesai.Sebelum pengujian


dilaksanakan Pemborong harus mengajukan Jadwal dan prosedure pengujian kepada
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk mendapatkan persetujuan.Selama pengujian
pemborong harus memperlihatkan dan mendemonstrasikan bahwa semua peralatan
dapat bekerja secara memuaskan sebagai suatu sistem.

F. LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambarkan/disebutkan
dalam spesifikasi harus disediakan Pemborong sehingga Instalasi dapat bekerja dengan
baik dan dapat dipertanggung jawabkan .

BAHAN/ MATERIAL SANITASI


1. Kloset Jongkok (toto/setara)
KLOSET JONGKOK TOTO CE 6 PUTIH ORIGINAL
Material : Keramik, Ukuran : 440x550x280, Warna : Putih

2. Closet Duduk porselen putih (Toto/setara) komplet box dan jet washer
CLOSET KLOSET TOILET DUDUK ECO WASHER TOTO CW 660 NJ J CW660NJ CW660J
SPESIFIKASI
- Eco-Washer
- 4.5/3 L Dual Flush
- Soft closing
- Rough-in: 230 mm
- Bowl Shape: Round
- Model Flush: Atas / tekan
- Jarak AS : 23 Cm
dilengkapi Jet Washer

CV. RASKA KONSULTANT Page 68


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

DIMENSI
Panjang : 70 cm, Lebar : 43 cm, Tinggi : 77 cm

3. Wastafel setara TOTO


Wastafel toto tipe Lw 230 J komplit include :
Keran wastafel toto T205MB
Sifon TOTO TX 709 AN
Stop keran Toto TX 277 S
Braket TL220D
Tempat sabun TS126AR
Warna putih

4. Urinoir setara TOTO


URINOIR TOTO U57 ORIGINAL
Complete Set
Body U57 TOTO
push kran urinal brachio
U57 tipe tanpa cubing urinal(pembilas untuk cebok)
5. Spoel Hoek setara TOTO
Spesifikasi :
Bahan Keramik
Dimensi Sink : 560×456 mm
Colour : White
Terdiri dari : Sink Tap, Sink Ceramic , Waste Fitting Iron cast (tidak disarankan untuk bahan
kimia) lengkap Kran Air stainless.

6. Grab bar Disability safety


Panjang = 70 cm
Lebar = 20 cm
Diameter pipa = 30 mm

Ukuran plat di tembok :


Tinggi = 285 mm
Lebar = 80 mm
Ketebalan plat stenlis steel = 4 mm

7. Profil Tank Tangki Air Stainless - PS 1100 D


Volume: 1.055 Liter
Tinggi: 1.370 MM
Diameter Tutup: 420 MM
Diameter Tangki: 980 MM
Outlet: 1"
Reinforce Structure Tank

G. PEKERJAAN SEPTIKTANK DAN PERESAPAN


a. dinding septiktank terbuat dari pasangan tembok batako 1pc:4psr
b. lantai kerja dicor beton tanpa tulangan.
c. penutup septiktank dari plat beton bertulang dengan ketebalan 12 cm.
d. peresapan diurug ijuk, kerikil, batu dan pasir.

CV. RASKA KONSULTANT Page 69


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

XII. PEKERJAAN DINDING ALUMINIUM COMPOSITE PANEL


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan pekerjaan pemasangan panel aluminium composite seperti yang diajukan
dalam ganbar rencana.
Pekerjaan ini dilaksanankan pada tempat-tempat seperti yang dianjurkan dalam gambar.

b. Pengendalian pekerjaan
Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standart dan spesifikasi dari pabrik.
Bahan - bahan yang harus memenuhi standart antara lain.

− AA The aluminium Association


− AAMA Architectural Aluminium Manufactures Association
− ASTM E84 American Standart for Testing Materials
− DIN 4109 Isolasi udara
− DIN 52212 Penyerapan Sura
- DIN 53440 Pengurangan getaran
− DIN 17611/BS 1615 Proses anoda
− DIN 476 Panel Kerangka
− AS. 1530 Hasil Indikasif

c. Komponen
Bracket/angkur dari material besi finis galvanis atau material aluminium ekstrussion.
Rangka vertikal dan horizontal dari material aluminium ekstrussion
Rangka tepi panel aluminium composite dan reinforoe dari material dari material
aluminium
ekstrussion.
Infil Dari aluminium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan kemudian sealant.

− Untuk pekerjaan luar, lihat Bab Seanlant


− Warna akan ditentukan kemudian berdasarkan color chart dari pabrik − Lokasi
sealant antar panel dengan komponen lain

CV. RASKA KONSULTANT Page 70


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

d. Bahan - bahan
Bahan : Aluminium composite

− Tebal
: 4mm terdiri dari 0,5mm Aluminium, 3mm Polyetlene dan
0,5mm Aluminium.
: 2440, 4880 or custum
− Length (mm)
: 1220 or custom
− Width (mm)
: 45-50kg/4mm
− Bending Strengh
: 200o C
− Heat Deformation
: 24-39 Db
− Sound Insulation
: Flouracarbond factory firished/PVdF Coating
− Finished
: Lihat gambar
− Warna
: Seven setara Maco, Alucobond, Alustar, Alcopla
− Merek
Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan kemudian.

Contoh-contoh: Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan kepada direksi


lapangan untuk mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas.
Toleransi Dimensi mill finish : Stove dipernish + 0.2 mm.

SALURAN

1. PERSIAPAN
1) Pekerjaan Pengukuran

Kontraktor Pelaksana diwajibkan melakukan pengukuran


2) Drainase

Cakupan pekerjaan ini adalah pembuatan saluran pada keliling bangunan dan saluaran
pada bagian taman.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat saluran sbb :
a. Ketinggian akhir dari dasar selokan harus tidak boleh berbeda lebih dari 1 cm dari
yang dipersyaratkan atau disetujui pada tiap titik, dan harus cukup halus dan
merata untuk menjamin aliran yang bebas dari air tanpa tergenang pada saat
aliran yang kecil.

b. Bahan yang digunakan :


 Pasangan dinding dan lantai batu gunung 1pc: 4 psr
 Semen Portland
 Pasir Pasang

CV. RASKA KONSULTANT Page 71


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

B. PEKERJAAN LANDSCAPE
LINGKUP PEKERJAAN

A. Pekerjaan Paving
SYARAT PEKERJAAN
1. Lingkup Pekerjaan :
a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,
peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Meliputi persiapan pelaksanaan perkerasan serta pengadaan dan
pemasangan material perkerasan pada jalan, dan area Parkir sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar rencana.
2. Material persiapan area perkerasan :
a. Sirtu dengan tebal lapisan 25 cm
b. Pasir urug dilaksanakan pada lapisan dibawah paving yang di dalam
gambar rencana dinyatakan sebagai lapisan pasir sesuai spesifikasi dan
gambar.

3. Material perkerasan area :


a. Paving Block type SEGI ENAM, K-250 eks lokal
b. Kanstein Beton 10 x 20 x 40 cm, K-250 eks : lokal, kansteen yang muncul
di permukaan finshing cat hitam putih. Kansteen juga selain sebagai
pengancing paving juga sebagai dinding pot bunga atau taman

B. Pekerjaan Tiang Bendera


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan pondasi Batu gunung/karang 1pc:5psr,
pengecooran beton tidak bertulang untuk perkuatan tiang bendera, dan pemasangan
tiang bendera menggunakan pipa Gip. Ø2,5” dan Ø2” sambungan dengan system
Las, dilengkapi dengan aksesories besi untuk tempat tautan tali, dan bahan Tali serta
bendera sebagai pelengkap.

C. Pekerjaan Pot Bunga


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan tembok 1pc : 4psr sebagai dinding pot,
diplester dan diaci, bagian tertentu dibuat plasteran list. finishing disesuaikan.

D. Pekerjaan Tempat Cuci Tangan


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Pengecooran beton dan plat, dan pemasangan
Wastafel yang dilengkapi Kran air, Instalasi pipa air bersih dihubungkan dengan
kran air tersebut, bahan pelapis beton menggunakan keramik 40x40 cm polish.

E. Pekerjaan Plat Penyebrangan


Pekerjaan ini meliputi pekerjaan Pengecooran beton K175 pada bagian jalan masuk
dan keluar kendaraan yang menghubungkan jalan aspal, ukuran disesuaikan dengan
gambar rencana dengan ketebalan plat 15cm.

CV. RASKA KONSULTANT Page 72


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

C. PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR PUSKESMAS

Pekerjaan Persiapan
Pagar Bagian Samping Kiri
Pekerjaan Tanah Dan Urugan
Pekerjaan Struktur & Beton
Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Plesteran
Pekerjaan Pengecatan
Pagar Bagian Depan
Pekerjaan Tanah Dan Urugan
Pekerjaan Struktur & Beton
Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Plesteran
Pekerjaan Pagar & Gerbang Rangka Besi Kotak/Hollow
Pekerjaan Pengecatan
Pagar Bagian Tengah
Pekerjaan Struktur & Beton
Pekerjaan Pasangan Dinding Dan Plesteran
Pekerjaan Pagar & Gerbang Rangka Besi Kotak/Hollow
Pekerjaan Pengecatan

II. Uraian Teknis Pekerjaan Persiapan sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan gedung
puskesmas
III. Uraian Teknis Pekerjaan Tanah dan Urugan sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan
gedung puskesmas
IV. Uraian Teknis Pekerjaan Struktur dan Beton sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan
gedung puskesmas. Khusus untuk pagar bagian tengah menggunakan kolom pedestal
ukuran 20x30 cm dengan ketinggian sesuai gambar rencana, dan pada bagian bawah
kaki kolom menggunakan footplat ukuran 60x60 cm.
V. Uraian Teknis Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran sesuai dengan uraian teknis
pada pekerjaan gedung puskesmas. Pada seluruh Kolom 20x30 dipasang kepala kolom
sesuai gambar rencana dengan bahan jadi/bahan fabrikasi.
VI. Pekerjaan Pagar dan Gerbang Rangka Hollow galvanis.
Pekerjaan Pintu Pagar menggunakan Pipa Hollow galvanis dengan rangka utama
ukuran 4x4 cm dan variasi pipa hollow ukuran 2x4 cm medium B, Pasangan pintu
pagar dilengkapi dengan ornament yang ada pada gambar rencana, roda pengeser, besi
siku 50.50.5, handle, grendel dan gembok besar, sistim penyambungan rangka dengan
pengelasan. Finishing akhir dicat kilap, warna ditentukan bersama dengan pengawas
dan Pengguna.
VII. Uraian Teknis Pekerjaan Pengecatan sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan gedung
puskesmas.

CV. RASKA KONSULTANT Page 73


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

D. PEKERJAAN GAPURA
 Uraian Teknis Pekerjaan Persiapan sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan
gedung puskesmas
 Uraian Teknis Pekerjaan Tanah dan Urugan sesuai dengan uraian teknis pada
pekerjaan gedung puskesmas
 Uraian Teknis Pekerjaan Struktur dan Beton sesuai dengan uraian teknis pada
pekerjaan gedung puskesmas.
 Uraian Teknis Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran sesuai dengan uraian
teknis pada pekerjaan gedung puskesmas. Pada bagian keliling pelapis dinding dan
kolom 2x20/40 cm maupun kolom 2x15/30 cm dipasang batu Andesit alur lurus
15x30 cm, pemasangan dan perletakan disesuaikan dengan gambar rencana.
 Pekerjaan Lantai pos jaga menggunakan keramik 40x40 cm.
 Uraian Teknis Pekerjaan Kusen Alumium sesuai dengan uraian teknis pada
pekerjaan gedung puskesmas.
 Uraian Teknis Pekerjaan Pengecatan sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan
gedung puskesmas.
 Uraian Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan
gedung puskesmas. Pada bagian dalam Tulisan UPTD Puskesmas Oinlasi yang
berbahan Akrilic dipasang Lampu LED mengelilingi bentuk dari Tulisan tersebut
menggunakan lampu LED berwarna Kuning. Dan untuk setiap kolom 2x20/40 cm
maupun kolom 2x15/30 cm bagian dalam dipasang lampu downlight outbow 3
watt. (gerbang masuk dan keluar)
 Uraian Teknis Pekerjaan Aluminium Composite Panel sesuai dengan uraian teknis
pada pekerjaan gedung puskesmas. Pada kolom 2x20/40 cm dipasang besi siku
70.70.7 untuk perkuatan rangka hollow pada Atap, besi siku diangker pada kolom
2x20/40 cm.

E. PEKERJAAN PAPAN INFO


I. Uraian Teknis Pekerjaan Tanah dan Urugan sesuai dengan uraian teknis pada pekerjaan
gedung puskesmas
II. PEKERJAAN PAPAN INFO
Pondasi struktur menggunakan footplat sesuai gambar rencana, dengan kolom pedestal
ukuran 40x40 cm
Rangka utama papan info menggunakan besi UNP kanal U200 (200x80x7.5) mm
sistem sambungan dengan pengelasan. Pemasangan rangka utama besi UNP ditanam
sampai lantai footplat dan diangker dengan besi 12 mm.
Rangka untuk dinding Akrilyc menggunakan hollow galvanis ukuran 4x4 cm, sistem
sambungan dengan pengelasan.
Pekerjaan dinding papan info Akrilyc putih susu 3 mm. bagian dalam akrilyc dipasang
lampu LED menyebar dalam papan info.

F. PEKERJAAN DINDING PENAHAN


Pekerjaan Dinding penahan dilakukan setelah selesainya pekerjaan Cut dan Fill lokasi
pekerjaan, Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pasangan pondasi Batu gunung/karang
1pc:5psr, untuk setiap jarak 1 meter dipasang pipa PVC Ø2” sebagai perembes air
tanah. Pekerjaan dinding penahan harus segera dikerjakan manakala pekerjaan cut dan
fill telah selesai dibentuk sehingga dapat menopang beban tanah hasil cutting/gali.
Ukuran dan bentuk disesuiakan dengan gambar rencana.

CV. RASKA KONSULTANT Page 74


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

G. SPESIFIKASI TEKNIS IPAL


A. PENGADAAN & PEMASANGAN MESIN IPAL :

a. AlatPengolahLimbahCair
(Unit pengolahan limbah cair dengan sistim Bio Membrane Reactor)
- Capacity : 5 – 10 bed
- Specification
1. Main Frame
- Lining/coating : FRP (Fiberglass Reinforced Plastic)Resin anti corrosion,
Tahanasam, tahanbahankimialimbah
- Quantity : 1 (one) unit
2. Biomed Filtration Technology
- Model : Structured Packing
- Material : PVC set
- Thickness : 0.15 – 0.23 mm
- Specific contact area : 200 – 250 m2/ m³
3. Aero Reactor (Diffuser)
- Model : Diffuse Air Injection
- Type Air Injection : Non-Clogging-Coarse Bubble
4. Generative Starter
- Type : Cell Activator
5. NutrieBac
- Type : Micro Bac
6. Membrane System
- Quantity : 1 (one) set

b. Screen (Saringan)
- Bar Screen
(Saringankasar)
- Material :
AntiCorrosion,AcidResistant,ChemicalResistantWaste
- Mesh : Ø 1 cm
- Quantity : 1 (one) unit
- Fine Screen
(Saringanhalus)
- Material : AntiCorrosion,AcidResistant,ChemicalResistantWaste
- Mesh : Ø 0,5 cm
- Quantity : 1 (one) unit
c. InletPump
(Pompa celupuntukmengalirkan air limbahdaribakequalisasikeBioreactor)
- Max. Flow rate : min. 2lt/minute
- Power Electric : 150 – 250Watt, 220 V, 1 phase, 50 Hz
- Quantity : 2 (two) units

d. CirculationPump
(Pompa sirkulasi Bioreactor)
- Max flow rate : min. 2lt/minute
- Max head :6m
- Power Electric : 75 - 150Watt, 220 V, 1 phase, 50 Hz
- Quantity : 1 ( one ) unit

CV. RASKA KONSULTANT Page 75


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

e. Blower
- Power Electric : 180 – 750Watt, 1 phase, 220 V, 50 Hz
- Quantity : 2 ( two ) unit

f. Water Meter
- Type : Analog flowmater
- Quantity : 2 ( two ) unit

g. Unit Klorinasi
- System : Dosing Pump
- Capacity : min. 0,04 ltr / hour
- Power Electric : 12 Watt, 220V, 1 phase, 50 Hz

h. Tangki Kimia
- Material : Mild Steel linning FRP
- Volume : 100 lt
- Quantity : 1 ( one ) unit

i. Panel Controle
(Panel listrik)
- Type : Free Attached
- Standard : PLN
- StandartComponen : Thermal Overload, Timer , Circuit Breaker, Indicating Lamp,
Horn Alarm,Relay, Volt meter, Amperemeter, Selector Switch On
– Off, Selector Ampere meter
Panel Box
- Material : Mild Steel
- Type : Outdoor
- Quantity : 1 (one) unit

j. ContructionWork
- Pipping( jaringanperpipaanAirLimbah)
InterconnectionSystem: AssemblingSystem.Anti-corrosion
InterconnectionWater( InterkoneksiAir): PVC
Material : PVCTYPED: Ø3”
PVCTYPED: Ø4”
- Controltank : Pairbrick(pasanganbata)
- Foundation : Concrete
- Equalizationtank : AntiCorrosion,AcidResistant,ChemicalResistantWaste
- CanopyIPAL : MainframeMSHollow&Roof: zincalum
- Chlorinationtank : Pairbrick(pasanganbata)
- FishPond : Pairbrick(pasanganbata)
- installation off encingaround IPAL (pasangan pagar keliling IPAL)
- GardenaroundIPAL : Absrtak minimalis (taman di sekeliling IPAL)

B. PEKERJAAN SARANA PENUNJANG IPAL


a. Saluran air limbah

CV. RASKA KONSULTANT Page 76


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

- sistem : gravity / pump


- ukuran pipa : 1.5” – 3”
- kemiringan : 4/1000
- sistem kontrol ` : dipasang controll point di titik rawan buntu
- scope : mengalirkan air limbah dari sumber air limbah /
septic tank menuju IPAL

- jumlah : 1 paket
b. Pondasi IPAL
- konstruksi : beton bertulang
- tebal : 150 mm
- lantai / permukaan : dikeramik
- jumlah : 1 paket
c. Atap IPAL
- konstruksi : besi galvanis / hollow
- tinggi : 2,5 m
- model : kanopi metal roof / setara
- jumlah : 1 paket
d. Bak Indikator
- konstruksi : pasangan bata
- dimensi : minimal 0,4 m x 0,4 m x 0,5 m
- jumlah : 1 paket
e. Pagar pelindung
- konstruksi : BRC
- tinggi : minimal 0,9 m
- jumlah : 1 paket

Peryaratan Teknis yang harus dilampirkan/hasil scan :

1. Gambar proses IPAL sesuai spesifikasi teknis;


2. Surat dukungan dari pabrikan IPAL;
3. Brosur ipal sesuai merk dan type yang ditawarkan;
4. Surat keterangan dari puskesmas/rumah sakit minimal dari sepuluh puskesmas/rumah
sakit yang berbeda, yang menerangkan bahwa IPAL yang sudah dipasang oleh pabrikan
pendukung adalah IPAL sistem biofilter dan masih beroperasi dengan baik;
5. Hasil analisa lab output IPAL puskesmas/rumah sakit, minimal dari sepuluh
puskesmas/rumah sakit yang berbeda yang pernah dipasang oleh pabrikan pendukung,
yang memenuhi baku mutu dan dikeluarkan oleh lab Pemerintah yang sudah
terakreditasi.;
6. Surat Ijin Usaha Industri untuk komoditi/ jenis barang IPAL Sistem Biofilter dari
pabrikan pendukung;
7. Sertifikat ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 dari pabrikan pendukung yang
memiliki scope/ bidang instalasi pengolahan air limbah puskesmas/rumah sakit sistem
biofilter;
8. Sertifikat ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 dari pabrikan pendukung yang memiliki
scope/bidang : instalasi perpipaan air limbah dan mekanikal elektrikal;
9. Sertifikat merk dari pabrikan pendukung untuk jenis barang Alat Instalasi Pengolahan
Air Limbah (IPAL) Sistem Biofilter yang distempel Ditjen Hak Kekayaan Intelektual
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia atau Kementrian Kehakiman;
10. Daftar Teknisi dari pabrikan pendukung;
11. Surat jaminan purna jual;

CV. RASKA KONSULTANT Page 77


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

12. Surat pernyataan kesanggupan dari pabrikan pendukung IPAL yang menjamin mutu
outlet IPAL memenuhi baku mutu;
13. Surat pernyataan kesanggupan : menyerahkan barang 100% baru dan baik, melakukan
uji fungsi, menyerahkan manual operasi, melakukan pelatihan pengoperasian ipal dari
penyedia;

C. PENJELASAN UMUM
1. Lapangan kerja akan diserahkan kepada kontraktor dalam keadaan seperti waktu
pemberian penjelasan dan sebelum memulai pekerjaan dianggap mengetahui benar
letak, batas-batas tanah maupun situasi tanah pada waktu itu.
2. Kontraktor wajib menyelesaikan pekerjaan hingga lengkap yaitu dengan membuat,
memasang, menyediakan bahan-bahan bangunan, alat-alat dan sebagainya yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan tersebut.
3. Setiap pekerjaan yang akan di mulai kontraktor maupun yang sedang dilaksanakan
kontraktor wajib berhubungan dengan pengawas untuk menyaksikan sejauh tidah
ditentukan lain untuk mengesahkannya.
4. Sebelum pekerjaan dimulai kontraktor harus mengajukan jadwal pelaksanaan secara
terperinci (Network Planning Bar Chart).
5. Setiap permohonan dari kontraktor maupun pengesahan dari pengawas dianggap sah
dan berlaku serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
6. Penimbunan bahan-bahan di lapangan harus memenuhi syarat-syarat tehnis serta
dapat dipertanggungjawabkan dan tidak menimbulkan bahaya.
7. Jika terjadi perbedaan antara gambar dengan uraian ini, kontraktor wajib
menghubungi pengawas dan Direksi guna mendapatkan pemecahannya.
8. Jika terdapat gambar kerja dan penjelasannya yang kurang atau tidak jelas, kontraktor
boleh melengkapi atas persetujuan pihak Direksi dan pengawas
9. Semua ukuran yang dimaksud dalam persyaratan pelaksanaan ini adalah mengingat
dan dinyatakan lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dealam pasal-pasal
selanjutnya yang digunakan dalam sebagai dasar atau pedoman pelaksanaan.

D. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar dari RKS ini, yang terdiri dari :

a. Gambar denah, tampak dan potongan.


b. Gambar detail konstruksi.
c. Gambar detail khusus yang disyaratkan

E. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUANAN YANG DIGUNAKAN


1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam rencana kerja dan
syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan dibawah ini,
termasuk segala perubahan dan tambahannya.
a. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 54 tahun 2010
b. Peraturan umum tentang pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau allegemen
Voorwarden Voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken (AV) 1941.
c. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknis dari Dewan
Teknis Pembangunan Indonesia.
d. Peraturan Muatan Indonesia.
e. Peraturan Umum dari Dinas Keselamat Kerja Departemen Tenaga Kerja.
f. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat
g. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI 1961).
h. Peraturan Batu Merah sebagai bahan bangunan.
i. Peraturan Semen Portland Indonesia NI No. 08
j. Peraturan beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971).
k. Peraturan Nasional maupun Peraturan-peraturan Daerah setempat.

CV. RASKA KONSULTANT Page 78


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

F. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
termasuk tambahan dan perubahannya dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila Gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang
mengikat / berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku.
3. Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, kontraktor wajib menanyakan kepada konsultan
pengawas dan kontraktor mengikuti keputusannya.

G. PERSIAPAN DILAPANGAN
1. Kontraktor harus menyediakan kantor dan fasilitasnya ditempatkan sedemikian rupa
sesuai dengan apa yang telah disetujui dalam lokasi umum / daerah kerja, dimana
penempatannya harus ± 5 km dari daerah kerja
2. Bangunan untuk penyimpanan bahan-bahan harus diberi bahan pelindung yang
bahannya harus dipilih sedemikian rupa, sehingga bahan-bahan yang disimpan tak
akan mengalami kerusakan
3. Bahan-bahan peralatan dan perlengkapan yang dipakai dalam bangunan dapat berupa
benda baru sama sekali atau bekas pakai, tapi dengan syarat harus dapat berfungsi
4. Perlengkapan Kantor / Direksi keet :
a. Meja Tulis dan Kursi
b. Meja dan Kursi untuk Tamu
c. Satu Papan Tulis
d. Papan untuk menempelkan gambar
e. Meja gambar
f. Buku Tamu, Buku Direksikeet/ Pengawas
g. Dan hal lain yang dianggap perlu
5. Kontraktor harus membuat barak kerja untuk para pekerja dan gudang penyimpanan
barang-barang yang dapat dikunci, tempatnya akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

H. JADWAL PELAKSANAAN
1. Jadwal pelaksana diperlukan untuk perencanaan pelaksanaan dan pemantauan
pekerjaan yang benar. Jadwal tersebut diperlukan untuk menguraikan aktivitas
pekerjaan setelah aktivitas dalam program mobilisasi telah diselesaikan
2. Kontraktor wajib memberikan salinan Jadwal Pelaksana rangkap 4 ( empat ) kepada
Konsultan Pengawas, satu salinan Jadwal Pelaksanaan harus ditempel pada dinding
kantor / Direksi keet di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi kerja)
3. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan jadwal
pelaksanaan tersebut.

I. FOTO DOKUMENTASI
Selama proses penanganan proyek, pihak pelaksana/kontraktor harus memelihara secara
teliti semua catatan menyangkut perubahan-perubahan / prestasi pekerjaan, mulai dari
kondisi awal lokasi proyek, proses pekerjaan yang terjadi di lokasi proyek hingga pada
pekerjaan akhir finishing sampai di serah terimakan ke pemilik

CV. RASKA KONSULTANT Page 79


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

J. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor dapat menunjukkan seseorang kuasa di lapangan
pekerjaan, atau biasa disebut pelaksana lapangan dan mendapat kuasa penuh dari
kontraktor.
2. Dengan adanya pelaksanaan, tidak berarti bahwa kontraktor lepas tanggung jawab
sebagai maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak Direksi dan Konsultan
pengawas, nama dan jabatan pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

K. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA


1. Untuk menjaga kemungkinan diperlakukannya kerja diluar jam kerja apabila terjadi
hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis,
alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi kepada pihak direksi dan konsultan
pengawas.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan,
bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan Pleaksana wajib memberitahukan secara
tertulis.

L. PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Kegiatan, konsultan pengawas dan milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan.
2. Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dapat membuat pagar pengaman dari kayu
atau bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor.
3. Bila terjadi Kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Konsultan
Pengawas, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa, Untuk itu kontraktor diwajibkan
menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai.

M. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


1. Kontraktor diwajibkan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan ( PPPK ) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan, untuk
mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-
syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan
Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi, dan WC yang layak dan bersih
bagi semua petugas dan pekerja, kecuali ada di lokasi, harus seizing pemilik kegiatan.
4. Kontraktor wajib memberikan jaminan social dan keselamatan kerja dalam bentuk
ASTEK kepada seluruh pekerja sesuai dengan Surat Keputusan bersama antara Menteri
Pekerjaaan Umum dengan Menteri Tenaga Kerja No. KEP. 07/Men/1987 tanggal 27
januari 1984. Jumlah ASTEK yang harus disetor Kontraktor akan ditentukan sesuai
dengan peraturan ayang berlaku.

N. ALAT-ALAT PELAKSANA
Semua alat-alat untuk pelaksana pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan secara fisik dimulai dan dalam keadaan baik dan siap dipakai antara lain :

a. Waterpass( Ijin Konsultan Pengawas)


b. Perlengapan penerangan untuk kerja lembur.
c. Alat-alat pertukangan.
d. Alat-alat sipil/berat sesuai dengan besaran pekerjaan apabila diperlukan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 80


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

O. SITUASI DAN UKURAN


1. Situasi
a. Kontraktor wajib meneliti situasi, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang
dapat mempengaruhi harga penawarannya.
b. Kelalalian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan Claim/ Tuntutan.
2. Ukuran
a. Ukuran sesuai yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm ( centimeter )
atau m (meter)
b. Duga Elevasi ( permukaan atas bawah ) ditentukan sesuai dengan gambar siteplan
atau gambar detail
c. Jika diperlukan, dibawah pengawasan Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan
membuat satu titik duga diatas tanah bangunan tiang kayu kelas 1, titik duga dijaga
kedudukannya serta terganggu selama pekerjaan berlangsung dan tidak boleh
dibongar sebelum mendapat ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.

P. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam Rencana Kerja dan Syarat ( RKS ).
2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan dan Kontraktor wajib
memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang akan digunakan harus diperiksakan dulu kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bahan Banguanan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, jika
ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan
selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dalam jam penolakan.
5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Kontraktor tetapi ternyata ditolak
Konsultan Pengawas harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas.
6. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Konsultan
Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian Bahan-bahan (
Labolatorium ) yang terdekat untuk diteliti.
7. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil
penelitian bahan tersebut.

Q. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini setelah selesai,
akan tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan
memintakan persetujuan kepada Konsultan Pengawas, apabila Konsultan Pengawas
telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam, (di hitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari raya),
tidak dipenuhi oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui Konsultan Pengawas.
Hal ini di kecualikan bila konsultan pengawas minta perpanjangan waktu.
3. Bila Kontraktor melanggar point 1, Konsultan pengawas berhak menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki biaya
pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggungan Kontraktor.

CV. RASKA KONSULTANT Page 81


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

R. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Jalan masuk dan konstruksi jalan
Jalan masuk ke halaman lokasi proyek ini, melalui jalan umum, Kontraktor harus
memeliharanya selama pekerjaan berlangsung.

2. Kontraktor dapat memasang Papan Nama Kegiatan pada tempat yang terlihat umum
dengan ukuran ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas dan Direksi.

S. PEKERJAAN TANAH/URUGAN TANAH


1. Ketentuan Umum
a. Sebelum melakukan pekerjaan tanah, pelaksana harus membersihkan daerah yang
akan dikerjakan dari sisa-sisa akar pohon maupun semak-semak serta segala
perintah yang ada dalam daerah kerja kecuali ditentukan oleh Pengawas
b. Pelaksanaan harus menjamin terjaganya keutuhan barang/benda atau bagaunan
yang sudah selesai dikerjakan dari segala macan kerusuhan dan berhati-hati untuk
menggangu patok pengukuran atau tanda-tanda lain.
c. Perbaikan kerusakan pada barang. Benda atau bangunan yang ahrus dijaga akibat
pelaksanaan pekerjaan akan menjadi tanggung jawab Pelaksana.
d. Pelaksana harus melakukan pengukuran dan pematokan terlebih dahulu,
melaporkan kepada pengawas, serta meminta izin untuk memulai pekerjaan.
e. Pemindahan material akibat pembakaran puing-puing dan semua yang merintangi
pekerjaan harus dilakukan menurut peraturan- peraturan pemerintah daerah
setempat.

2. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan persiapan, penggalian untuk Pondasi, Saluran air hujan, Drainase
pembuang, pengupasan (Cut) perataan tanah dan penimbunan (Fill) untuk perataan
permukaan tanah serrta pemadatan dan sesuai dengan peil/elevasi yang telah
ditentukan.

3. Pekerjaan Penggalian
a. Semua galian harus mencapai kedalaman yang harus disyaratkan dalam gambar
rencana kecuali ditentukan lain oleh pengawas sehubungan dengan keadaan
lapangan dari peil tanah.
b. Pelaksanaan harus merawat tebing galian dan menghindarkan dari kelongsoran.
Untuk itu di pelaksana harus membuat penyangga/penahan tanah jika diperlukan
selama penggalian, karena stabilitas dari permukaan tanah selama penggalian
merupaka tanggung jawab perencana.
c. Semua akar-akar, batang-batang pohon yang terpendam maupun beton atau
tembok/ pondasi, pipa-pipa yang tidak terpakai atau halangan lain yang dijumpai
pada saat penggalian harus dikeluarkan dan dibuang
d. Pada saat penggalian pipa-pipa drainase, gas, air bersih dan kabel-kabel yang
masih berfungsi harus diamankan dan di jaga agar jangan sampai rusak atau cacat,
apabila hal tersebut dijumpai, maka pelaksana harus segera memberitahukan
kepada pengawas atau pimpinan kegiatan untuk mendapatkan interupsi lebih
lanjut.
e. Apabila terjadi kerusakan-kerusakan pada barang tersebut diatas, maka pelaksana
harus segera memberitahukan kepada pengawas atau Pemimpin Kegiatan dan
pihak yang berwenang dan segera mengganti semua kerusakan tersebut atas biaya
sendiri.
f. Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas sebelum
melaksanakan pengawasan selanjutnya, pelaksana harus mendapat
ijin/persetujuan tertulis dari pengawas.

CV. RASKA KONSULTANT Page 82


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

g. Apabila penggalian dilakukan sampai dibawah level yang tercantum dalam gambar
rencana tanpa interuksi tertulis dari pengawas, maka bagian yang tergali tersebut
ahrus diisi beton 1 : 3 : 5

4. Pekerjaan Pengurangan dan pemadatan tanah.


a. Pelaksanaan harus mengajukan contoh bahan pengisi yang akan digunakan, untuk
disetujui oleh pengawas, bahan pengisi untuk daerah perkerasan dapat diambil dari
lapangna atau diluar lapangan dan merupakan tanah laterik, tanah kapur, atau
tanah pasir yang bebas dari akar-akar pohon yang besarnya lebih dari 1 cm.
b. Penguarangan dan pemadatan harus dilaksanakan secara lapis perlapis dan
dipadatkan.
c. Lapisan tanah urug harus dipadatkan sampai mencapai 95 %dari kepadatan kering
maksimum. Pemeriksaan kepadatan di lapangan harus dilaksanakan untuk setiap
pemadatan seluas 100 M2 pada setiap lapis pemadatan.
d. Pelaksanaan bertanggung jawab atas stabilitas timbunan tanah dan pelaksana harus
mengganti bagian-bagian yang rusak akibat dari kesalahan dan kelalaian pelaksana
atau akibat dari aliran air.
e. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau disingkirkan dari tempat-
tempat yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas.

5. Pekerjaan penyelesaian
a. Seluruh daerah kerja termasuk penggalian dan penimbunan harus merupakan
daderah betul-betul seragam dan bebas dari permukaan yang tidak merata.
b. Seluruh lapisan akhir ( finshih grade ) harus benar-benar memenuhi peil yang
dinyatakan dalam gambar, bila diakibatkan oleh penurunan , timbunan
memerlukan tambahan material yang tidak lebih dari 3 cm, maka bagian atas
timbunan tersebut harus digaruk terlebih dahulu sebelum material timbunan
tambahan dihamparkan, untuk selanjutnya dipadatkan sampai mencapai elevasi
dan sesuai dengan persyaratan teknis lainnya.
c. Seluruh sisa penggalian yang tidak memenuhi syarat untuk bahan pengisi/
timbuanan, seluruh puing-puing, reruntuhan dan smapah-sampah harus
disingkirkan dalam lokasi.

T. PEKERJAAN PONDASI
1. Ketentuan Umum
Pondasi yang digunakan adalah pondasi tapak plat beton bertulang, pondasi plat di
pasang sesuai bentuk dan ukuran pondasi yang tertera dalam gambar kerja.

2. Pekerjaan Persiapan pondasi


a. Pekerjaan urugan pasir bawah pondasi bisa dilaksanakan setelah direksi lapangan
memeriksa kondisi tanah dasar pondasi tersebut
b. Pasir urugan alas dasar pondasi harus bersih dan dipadatkan dengan tebal padat 5
cm
c. Untuk lantai kerja beton bertulang dipakai adukan = 1 semen : 3 pasir : 5 kerikil.
Permukaan lantai kerja harus rata, dengan tebal minimum 5 cm

3. Pondasi batu Gunung


Pasangan batu gunung dengan perbandingan 1 PC : 5 Ps yang berkwalitas baik dan
mutu harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, batu bata di pasang sesuai
bentuk dan ukuran pondasi yang tertera dalam gambar. Antara pondasi batu bata dan
sloof beton harus diberi angker baja tulangan diameter minimum 8 mm, panjang 40
cm tiap jarak 1 m.

CV. RASKA KONSULTANT Page 83


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

4. Bahan :
a. Cement Portland
Cement Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen
Indonesia 1972 (NI – 8) atau British Standart No. 12 tahun 1965. Semen harus
sampai ditempat pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen
asli pabrik. Merk semen PC dianjurkan buatan dalam negeri. Semen harus
disimpan dalam gudang kedap air, berventilasi baik diatas lantai beralaskan papan.
Kantong – kantong semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Penyimpanan
selalu terpisah untuk setiap pengiriman.

b. Agregat (Pasir dan kerikil)


Agregat halus dan kasar, dapat dipakai agregat alami atau batu pecah dan
memenuhi standart PBI 1971 (NI -2) pasal 3.3.3.4 dan 3.5. Agregat tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak beton dan ketahanan tulangan terhadap
karat. Penyimpanan agregat kasar dan halus harus terpisah agar memudahkan
tugas Pengawasan, tidak terkontaminasi bahan yang dapat merusak/menggangu.

c. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan memakai air yang bersih dan tidak
mengandung zat – zat yang dapat merusak mutu beton. Air tersebut juga
memenuhi standart menurut PBI 1971 (NI -2) padal 3.6

U. PEKERJAAN BESI DAN BEKESTING


1. Besi beton berkwalitas baik dan betul-betul bulat serta diameternya sesuai dengan
gambar (Bestek)
2. Pemotongan tulangan
Semua pemotongan tulangan tidak diperkenankan memakai mesin las atau yang sejenis.

3. Pengiriman tulangan
Semua tulangan saat pengiriman tidak boleh ditekuk kecuali untuk tulangan
berdiameter lebih kecil 19 mm.

4. Pembengkokan tulangan.
Semua tulangan harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, kecuali disetujui dengan
cara lain oleh Pengawas. Tulangan yang sudah tertanam dalam beton tidak boleh
dibengkokkan dilapangan.

5. Permukaan tulangan.
Pada saat beton di cor,keadaan permukaan tulangan harus bersih, bebas dari lumpur,
minyak, atau segala jenis cairan / zat / benda pelapis bukan logam yang dapat
mengurangi lekatan beton terhadap tulangan.

6. Penempatan tulangan.
Semua tulangan harus ditempatkan/disetel sesuai gambar. Tulangan ditempatkan
sedemikian rupa agar tetap terjamin ditempatnya, tidak mudah tergeser akibat adanya
pekerjaan pengecoran.

7. Pemasangan besi beton harus seteliti mungkin sesuai dimensi yang dalam gambar
konstruksi, diikat kuat dengan kawat beton dan dengan kait-kait, dapat tegal lurus
dengan deking (beton tahu) dan disetujui oleh pengawas. Sambungan besi beton hanya
boleh dilakukan pada daerah / tempat tertentu dan disambung dengan las atau cara
lain yang sudah mendapat persetujuan pengawas.
8. Begisting beton dapat berupa kayu, atau bahan lain yang layak dari segi kwalitas untuk
digunakan dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pihak direksi

CV. RASKA KONSULTANT Page 84


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

V. PEKERJAAN BETON
Lingkup pekerjaan yaitu pekerjaan plat beton, sloof, balok, ring balok, semua pekerjaan
beton tersebut sesuai dengan bestek/gambar kerja.

1. Material
a. Cement Portland
Cement Portland yang dipakai harus dari jenis I menurut peraturan Semen Indonesia
1972 (NI – 8) atau British Standart No. 12 tahun 1965. Semen harus sampai ditempat
pekerjaan dalam kondisi baik serta dalam kantong-kantong semen asli pabrik. Merk
semen PC dianjurkan buatan dalam negeri. Semen harus disimpan dalam gudang kedap
air, berventilasi baik ± 30 cm diatas lantai beralaskan papan. Kantong – kantong semen
tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Penyimpanan selalu terpisah untuk setiap
pengiriman

b. Agregat (Pasir dan kerikil)


Agregat halus dan kasar, dapat dipakai agregat alami atau batu pecah dan memenuhi
standart PBI 1971 (NI -2) pasal 3.3.3.4 dan 3.5 atau SNI, Peraturan beton 1989.
Agregat memenuhi syarat :

- Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari campuran agregat kasar dan
halus, berisi batu pecah yang bersih, keras dan awet, atau kerikil sungai alam atau
kerikil dan pasir dari sumber yang disaring dan semua agregat alam harus di cuci
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga perempat ruang
bebas minimum di antara batang-batang tulangan dan antara batang tulangan dan
cetakan (acuan).
- Agregat halus harus bergradasi baik dari kasar sampai halus dengan hampir seluruh
pertikel lolos saringan 4,75 cm
- Semua agregat halus, harus bebas dari sejumlah bahan organic dan jika diminta
demikian oleh Direksi harus diadakan pengujian kandungan organic menggunakan
pengujian kolorimetrik dan setiap agregat yang gagal pada tes warna harus ditolak.
- Pasir laut tidak dapat dipergunakan
- Bersih dari kotoran yang dapat menghalangi ikatan dengan Portland cement, jika
agregat ternyata kotor, sebelum dipakai harus dicuci terlebih dahulu
- Agregat yang akan dipakai terlihat terlalu kering, maka sebelum digunakan dibasahi
dengan air secukupnya sehingga mencapai kondisi SSD (Saturated Surfuace Dry)
- Agregat yang dipakai agregat alami atau buatan berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut ASTM C – 33 dan
mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm
- Agregat kasar terdiri dari butir – butir yang kasar, keras tidak berpori dan
berbentuk kubus, bila ada butir yang pipih maka tidak boleh melebihi 20% dari
Value.
- Persyaratan gradasi Agregat :

CV. RASKA KONSULTANT Page 85


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

(% berat lolos)

Ukuran saringan

(mm) (inchi) Agregat Agregat kasar


halus

50 2 100

37 1½ 95 – 100 100

25 1 - 95 – 100 100

19 ¾ 35 – 70 - 90 – 100 100

13 ½ - 25 – 60 - 90 – 100

10 3/8 100 10 – 30 - 20 – 55 40 – 70

4,75 #4 95-100 0–5 0 – 10 0 – 10 0 – 15

2,36 #8 - 0–5 0–5 0–5

1,18 #16 45 – 80

0,3 #50 10 – 30

0,15 #100 2 – 10

- Agregat bahan-bahan yang berukuran sama dari berbagai sumber harus ditimbun
dalam timbunan terpisah dan hanya akan digunakan dalam struktur yang terpisah.
c. Air
- Air yang digunakan harus bersih dan jernih, bebas dari bahan-bahan yang
merugikan seperti minyak, garam, asam basa, gula atau zat organic.
- Untuk adukan dan pemeliharaan beton, air yang dipakai harus bebas juga dari
bahan-bahan organic yang dapat mengurangi mutu beton.
- Air harus memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan Direksi
d. Bahan tambahan
- Penggunaan bahan pencampur (concrete admixture) tidak diijinkan tanpa
persetujuan tertulis dari pihak Direksi.
- Apabila akan digunakan bahan pencampur, pelaksana harus mengadakan
percobaan-percobaan perbandingan berat dan CW ratio dari penambahan bahan
camppuran tersebut, kubus beton yang berumur 7, 14 dan 21 hari harus dilaporkan
kepada Direksi untuk dimintakan persetujuannya.
e. Bekisting
Dapat menggunakan kayu kelas II, multipleks dengan tebal minimal 9 mm atau plat
baja, dengan syarat – syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam PBI
NI-2 1971.

Syarat utama untuk begisting adalah :

CV. RASKA KONSULTANT Page 86


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

-Kuat menahan beban adukan tanpa menunjukkan perubahan bentuk


(menggelembung). Tahan terhadap perbedaan cuaca yang dapat mengakibatkan
bentuknya (melendut/melengkung)
- Harus diusahakan tidak terlalu banyak meloloskan air campuran (air semen), yang
dapat merusak kualitas beton
- Mempunyai bentuk yang rata/halus
- Sambungan di dempul, setara dengan Isamu
- Bagian dalam begisting dilapisi dengan solar / minyak begisting
- Untuk pekerjaan beton sloof, kolom, balok menggunakan bahan multiplek 9 mm
- Untuk semua struktur beton kolom, konsol, balok latei dan plat lantai menggunakan
begisting multiplek tebal 9 mm dengan rangka kayu minimal kelas kuat II atau kelas
kuat
- Begisting harus dikerjakan dengan baik, teliti dan kokoh, untuk mendapatkan
bentuk penampang, serta sesuai dengan gambar struktur
- Begisting yang telah digunakan, dapat digunakan kembali dengan persetujuan dari
pihak Direksi
f. Perancah / steiger :
- Perancah / steiger harus dipasang sedemikian rupa sehingga mampu menahan /
menyangga beton serta beban kerja di atasnya, tanpa mengalami penurunan
- Perancah / steiger struktur beton menggunakan scaffolding yang masih bagus

Macam Pekerjaan

Campuran / adukan beton dengan perbandingan volume antara PC (Portland Cement) : PS


(Pasir) : Kr (Kerikil) untuk pekerjaan dibawah ini :

a. Campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, digunakan untuk beton tak bertulang, misalnya lantai


kerja, rabat beton tanpa tulangan dengan campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr
b. Untuk pekerjaan beton sloof, kolom, ring balok, plat beton menggunakan campuran
beton K 225

Syarat – Syarat Pelaksanaan

a. Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Mollen / Ready Mix), mesin
pengaduk harus betul-betul kosong dan bersih sebelum digunakan.
b. Bahan-bahan pembentuk Agregat harus dicampur dan diaduk selama ± 1,5 menit
setelah semua bahan ada di dalam mesin pengaduk beton.
c. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan

Begisting/Acuan

Begisting harus dibuat berdasarkan dimensi yang tertera di dalam gambar rencana/bestek.

a. Sambungan begisting harus dibuat benar-benar rata, selalu diperiksa horizontal dan
vertical, untuk mencegah lendutan beton setelah begisting di bongkar
b. Rangka/penguat begisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kokohnya bekisting
c. Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, bagian dalam begisting harus dalam keadaan
bersih dari semua kotoran maupun serpihan kayu

CV. RASKA KONSULTANT Page 87


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Persiapan Pengecoran

a. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan setelah pemasangan tulangan dan


kelengkapannya telah diperiksa oleh pihak Direksi dan dianggap benar
b. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian yang akan dicor harus bersih dari kotoran,
apabila terdapat bagian yang ditanam dalam beton sudah harus terpasang.
c. Jika digunakan tambahan bahan addictive (pengeras beton), harus mendapat
persetujuan dari pihak Direksi / Konsultan pengawas
d. Cetakan atau pasangan dinding yang akan di hubungkan dengan beton harus dibasahi
dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
e. Segala izin yang diberikan oleh pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan
tanggung jawab pelaksana terhadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran
cetakan
f. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak
sesuai dengan gambar rencana, pelaksana wajib mengadakan perbaikan atau
pembentukan kembali

Perbaikan Mutu Hasil Pekerjaan Beton

1. Untuk mendapatkan kualitas / mutu hasil pekerjaan beton yang baik maka metode
pelaksanaan dan pengawasan di lapangan harus betul – betul baik dan terkoordinasi
antara pelaksana, mandor pekerjaan dan pengawas.
a. Selisih ukuran, kelurusan vertical dan horizontal, kesempurnaan kerataan
permukaan beton, sudut, tali air dan sebagainya harus disepakati secara wajar
b. Apabila kegagalan pekerjaan beton melebih toleransi tersebut diatas maka pelaksana
pekerjaan harus memperbaikinya

W. PEKERJAAN DINDING BATAKO


1. Pendahuluan
a. Batako harus dibersihkan dari cacat yang dapat mengurangi lekatan dengan
adukan
b. Sebelum pekerjaan melapis, bata harus betul-betul basah dan sudah cukup waktu
yang diberikan untuk penyerapan air sampai jenuh
c. Bata harus mempunyai ukuran yang baik, seragam, padat, dan bebas dari lumpur,
pecah-pecah, larutan garam atau kerusakan lain yang mungkin akan merusak
kekuatan, daya tahan, penampilan sehingga mengurangi kekuatan dari bata
tersebut. Batako tersebut harus bersih dan kuat
d. Bagian pasangan batako yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
2. Pencampuran adukan
a. Seluruh material kecuali air harus di campur, baik dalam kotak yang rapat atau
dalam alat pencampur adukan yang disetujui, sehingga campuran telah berwarna
merata, baru sesudahnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan
3. Penempatan adukan
a. Sebelum pemasangan, bata harus dibersihkan dan dibasahi secara menyeluruh,
dengan cukup waktu yang memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
b. Landasan yang akan menerima masing-masing bata juga dibasahi dan selanjutnya
dari adukan harus di sebar dari sisi bata ke bata yang dipasang
c. Tebal landasan dari adukan harus rentang pada 2 – 5 cm dan harus minimum
diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara bata yang dipasang
d. Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu dibatasi
sehingga bata hanya dipasang pada adukan segar yang belum mengeras. Bila bata
menjadi longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka
harus dibongkar, dan adukan dibersihkan dan bata di pasang lagi dengan adukan
segar.

CV. RASKA KONSULTANT Page 88


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

4. Pekerjaan akhir pasangan :


a. Dimulai segera setelah pemasangan, pasangan bata harus dilindungi dari
pengeringan dini, pasangan bata harus dipertahankan dengan kehilangan
kelembaban yang minimal, dan dengan temperature yang relative tetap untuk
suatu periode waktu yang disyaratkan untuk menjamin hidrasi yang baik dari
semen dan pengerasan adukannya
b. Pasangan bata harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan menyelimuti
memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu basah untuk waktu yang
secukupnya.

X. PEKERJAAN PLESTERAN
Persiapan dinding yang akan diplester, semua bahan plesteran harus diaduk dengan
manual/mesin. Sebelum di mulai pekerjaan sebaiknya dinding di siram dengan air secara
merata. seluruh bidang dinding yang akan diplester harus dibersihkan dan lubang-
lubang yang tidak diperlukan ditutup dengan rapi.

Untuk ketebalan pleseteran mempunyai ketebalan ± 15 mm dan maksimal ± 20 mm.


Untuk bagian dinding yang akan diselesaikan dengan cat, pada plesteran yang telah
benar-benar kering dilakukan pengacian dengan Portland cement sampai di dapat
permukaan yang halus dan rata serta lurus dan tidak bergelombang

Y. PEKERJAAN LANTAI (KERAMIK TILE)


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pekerjaan lantai dan plint keramik dari masing-masing jenis dan ukuran ini
dilakukan pada ruang yang disebutkan /ditunjukkan dalam detail gambar dan
sesuai dengan petunjuk Direksi.
Persyaratan Bahan

1. Jenis : Keramik Tile


Keramik buatan dalam negeri yang sesuai dengan yang termasuk pada daftar
material dan disetujui Direksi .

2. Warna :
- Untuk masing-masing warna harus seragam
- Warna yang tidak seragam harus diganti/dibongkar.
3. M u t u : Tingkat I (satu)
4. Ukuran/jenis dan pemakaian : sesuai ukuran yang tertera pada gambar / ketentuan
Konsultan Perencana. Dipasang sebagai finishing lantai pada seluruh detail yang
ditunjukan/ disebutkan dalam gambar. Pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar
5. Bahan pengisi : Grout/ pengisi semen berwarna
6. Bahan perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir diberi bahan tambahan penguat berupa
bahan perekat untuk meningkatkan kekedapan terhadap air dan menambah daya
lekat dengan jumlah pengunaan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat bahan
perekat tersebut.
7. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan
ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-0023-81.
8. Semen Portland yang digunakan dianjurkan produk dalam negeri yang mempunyai
mutu terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Konsultan Perencana/Direksi
Pengawas dan memenuhi syarat-syarat dalam NI-8,
9. Untuk bahan pengisi/grouting dan bahan perekat juga dianjurkan produk dalam
negeri

CV. RASKA KONSULTANT Page 89


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

Z. PEKERJAAN PLUMBING
Pekerjaan plumbing ini meliputi :

1. Pengadaan & pemasangan instalasi pipa air kotor


- Pipa dan peralatannya beserta bangunan-bangunan pelengkap yang akan di
pasang terlihat di gambar rencana
- Pipa yang digunakan adalah pipa PVC tipe AW dengan perlengkapan yang
sesuai
- Bila disyaratkan pemasangan baru, maka pipa dan peralatannya yang dipasang
harus pipa dan peralatan yang baik, baru dan sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan,
- Sebelum dan sesudah dipasang pipa-pipa dan peralatannya, terutama bagian
sebelah dalam, harus di jaga kebersihannya, dan harus diperiksa lagi kerusakan
serta retak-retak yang mungkin terjadi.
- Lem yang digunakan untuk penyambungan pipa PVC dengan solvent cement
- Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan oleh
pelaksana dengan persetujuan Direksi, pemotongan pipa harus dilaksanakan
dengan alat yang sesuai/bahan pipa yang dipasang.
- Pada waktu pemasangan pipa, kedudukan pipa harus diperhatikan benar-benar
agar betul-betul lurus serta pada peil yang benar. Dasar pipa harus terletak rata
serta tidak boleh ada batu-batu / puing-puing /benda-benda keras lainnya yang
memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari.
- Pada waktu pemasangan pipa, galian tanah untuk perletakkan pipa harus tidak
boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus diperiksa kembali
kebersihannya.
- Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka tanah/jalan harus
sesuai dengan Gambar rencana/bestek.
- Tikungan /belokan tanpa elbow/bend dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
sudut sambungan antara pipa tidak boleh lebih besar dari yang diijinkan oleh
pabrik pipa yang bersangkutan.
- Untuk pipa PVC, disekeliling pipa agar diberi urugan tanah kembali sesuai
dengan gambar rencana/bestek.
- Pipa tidak boleh digantung memakai kawat, tali,kabel atau kayu untuk pekerjaan
plumbing dikerjakan sebagian seperti perpipaan untuk air kotor dan bersih yang
berhubungan dengan langsung dengan struktur
bangunan.

AA. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1. Menurut peraturan-peraturan listrik yang masih berlaku di Indonesia pada waktu ini
(PUIL th1976). Menurut penjelasan-penjelasan dan peraturan-peraturan dalam
uraian ini dengan tegangan/voltage 220 V.
2. Pekerjaan harus diserahkan rekanan kepada Pengawas dalam keadaan selesai tepat
pada waktu yang telah ditetapkan
3. Semua bahan harus barang baru yang tak ada cacatnya, berkualitas baik, dan
memenuhi syarat keamanan kerja.
4. Pemasangan Kabel
- Kabel yang digunakan jenis NYA ex Supreme, Kabelindo atau setara yang disetujui
oleh direksi.
- Kabel NYA yang berada di tembok atau di atas plafon harus memakai klem yang
ukurannya sesuai
- Pada tiap penyambungan kabel menggunakan terminal. Penyambungan kabel
hanya diperbolehkan di persimpangan atau perubahan jenis ukuran kabel,

CV. RASKA KONSULTANT Page 90


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

sedangkan pada posisi kabel yang lain tidak diperbolehkan menyambung (banyak
sambungan karena menggunakan sisa kabel)
- Pada tempat-tempat persilangan dan penyeberangan di atas tembok muka kawat itu
dimasukkan ke dalam pipa sebagai pengaman
- Semua kabel yang dimasukkan ke dalam pipa tidak boleh ada sambungan.
- Tarikan kabel di atas harus cukup tegang dan kencang tetapi isolasi tidak boleh
rusak karenanya
5. Pemasangan Saklar, Stop Kontak, ‘Sekringkast’, dan lain-lain.
- Pemasangan saklar kapasitas 6A atau lebih sesuai beban, 250V stop kontak 15 Amp
dari ebonit warna ex. Brocco atau setara yang disetujui direksi, semua pasangan
dalam (inbouwmounting).
- Bagi saklar lampu ruang minimum 2 saluran, untuk mencegah lampu padam semua
bila ada kerusakan
6. Jenis Lampu yang Digunakan.
- Semua lampu dipasang menempel pada langit-langit, untuk itu supaya disediakan
penggantung langit-langit khusus. Pemasangan/jenis/posisi lampu disesuaikan
dengan gambar rencana.
- Untuk pembagian grup diatur sedemikian sehingga bila salah satu grup putus
penerangan dan atap stop kontak pada ruangan itu tidak padam seluruhnya.
- Seluruh penerangan harus dilengkapi dengan lampu sesuai gambar, dipasang
sampai menyala.
7. Ukuran Isolasi
Ukuran isolasi ditentukan antara ½ ohm sampai 0,3 ohm.

8. Papan-papan Sekring (Panel) & kabel Tray:


- Papan sekring tersebut dari metal clad, plat baja ukuran sesuai dengan rancangan,
dilengkapi frame yang kuat.
- Pemasangan papan-papan sekering/panel: Wall Mounted terpasang kuat dan rapi
pada lokasi yang tidak mengganggu lalu lintas dan memudahkan operasi dan
pemeliharaan
- Panel distribusi utama dilengkapi dengan copper rel atau disesuaikan dengan
kebutuhan menurut Direksi

Ä. PEKERJAAN WATER PROOFING


Bahan yang digunakan adalah waterprofing berkualitas.

Teknik pelaksanaan dengan melapisi Plat lantai dengan serat fiber secara merata terlebih
dahulu kemudian dilapisi water proofing.

Pada pemasangan waterproofing harus dengan pengawasan direksi untuk mengetahui


apakah sudah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam gambar, spesifikasi dan
peraturan yang berlaku

Ö. PEKERJAAN PAGAR
1. Pagar tersebut harus praktis, permanen dan kontraktor harus bertanggung jawab
untuk semua pemakaian dan segala sesuatu yang timbul sampai seluruh pekerjaan
selesai
2. Pagar tersebut harus diawasi secara rutin dan dipelihara seperti kondisi yang ada.
3. Pagar permanen harus dibangun seperti yang ditunjuk dalam Gambar
rencana/Bestek, harus tegak lurus dan lokasinya harus sesuai dengan seperti yang
ditunjuk dalam Gambar rencana/bestek
4. Material pagar harus sesuai dengan yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat/RKS.

CV. RASKA KONSULTANT Page 91


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

DD. KETENTUAN KHUSUS PERIHAL PENYEDIAN BARANG


Semua barang untuk kelengkapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dari
Distributor / Pabrikan harus :

1. Memenuhi persyaratan, standart dan spesifikasi teknis yang telah ditentukan


dalam Dokumen Pengadaan (RKS)
2. Dalam hal pengiriman barang, apabila mengalami kerusakan / cacat pada saat
tiba di lokasi menjadi tanggung jawab pelaksana
3. Pelaksana diwajibkan memasang barang pada tempat yang telah disediakan, dan
mengadakan uji coba serta memberikan pelatihan kepada calon operator dari
Rumah Sakit/Puskesmas

EE. PENYERAHAN HASIL PEKERJAAN


1. Penyedia Barang / Jasa menyerahkan hasil pekerjaan keseluruhan sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Kontrak
2. Pekerjaan dinyatakan selesai apabila seluruh pekerjaan dapat di terima oleh Instansi
terkait dan berfungsi dengan baik yang ditentukan dalam Dokumen Pengadaan/RKS
3. Penyerahan hasil pekerjaan dituangkan dalam berita acara

FF. PEKERJAAN PEMBERSIHAN


1. Pihak pelaksana harus melakukan pembersihan rutin untuk menjamin daerah kerja
tetap terbebas dari tumpukan-tumpukan bahan sisa, sampah dan kotoran-kotoran
lainnya yang dihasilkan dari operasi pekerjaan lapangan dan tetap memelihara
daerah kerja dalam keadaan bersih setiap waktu
2. Menjamin bahwa system drainase terbebas dari kotoran-kotoran dan terbebas dari
bahan lepas dan tetap berfungsi setiap waktu
3. Menyiapkan di daerah kerja tempat-tempat sampah untuk pengumpulan bahan-
bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah sebelum di buang
4. Buang bahan sisa, kotoran-kotoran dan sampah-sampah pada tempat yang telah
ditentukan
5. Jangan menanam sampah / bahan sisa di daerah kerja proyek tanpa persetujuan
dari pihak Direksi
6. Jangan membuang bahan sisa yang mudah menguap seperti misalnya cairan
mineral, minyak/minyak cat ke dalam selokan / kedalam saluran yang ada di
Rumah Sakit/Puskesmas
7. Juga tidak diperkenankan menumpuk/membuang bahan sisa ke dalam sungai-
sungai / saluran air
8. Pada saat selesainya pekerjaan lapangan daerah proyek harus tetap dijaga
kebersihannya dan siap untuk dipakai oleh Pemilik. Pihak pelaksana harus
memulihkan daerah proyek yang tidak merupakan bagian pekerjaan untuk
perbaikan, seperti dijelaskan dalam dokumen kontrak, sesuai dengan keadaan
aslinya.

CV. RASKA KONSULTANT Page 92


Spesifikasi Teknis Pembangunan Gedung Puskesmas Prot0type Oinlasi (DAK Reguler)

PENUTUP
a) Sebelum Penyedia Jasa Konstruksi mengadakan penyerahan pekerjaan untuk pertama
kalinya, wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus
diperbaiki, dan seluruh lokasi sudah harus bersih dari sisa bahan bangunan.
b) Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari
ketentuan rencana dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu pelaksana
harus menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin.
c) Hal–hal yang tercantum dalam gambar dan RKS ini diharapkan baca dan diteliti sebelum
mulai melaksanakan pekerjaan ini.
d) Apabila terdapat perbedaan persepsi antara gambar kerja dan detail-detailnya dengan rks
ini maka dikonsultasikan terlebih dahulu bersama dengan Pemilik Kegiatan, Perencana
dan pengawas.
e) Selama masa pemeliharaan, kontraktor wajib merawat, mengamankan, memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
f) Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari bangunan ini, tetapi tidak
diuraikan atau dimuat dalam RKS, harus tetap dikerjakan dan diselesaikan oleh
Kontraktor, untuk penyelesaian yang lengkap dan sempurna menurut
pertimbangan Direksi / Konsultan Pengawas.
g) Kontraktor wajib membuat gambar As built Drawing untuk seluruh pekerjaan
yang telah dikerjakan, dan diserahkan kepada pemilik kegiatan dengan jumlah
copyan disesuaikan dengan kebutuhan.

CV. RASKA KONSULTANT Page 93

Anda mungkin juga menyukai