Anda di halaman 1dari 45

se

Pages : 44

Revision : 01

TOR (Term Of Reference) Date : 1 October 2018

User Department:
Project : EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II
CSR
No : 02/CSR/BIB/IX/2018
Division:
: Desa Karang Indah – Kecamatan Angsana Project Engineering &
Location Tanah Bumbu - Propinsi Kalimantan Selatan Business Improvement

CSR DEPT
2018
Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

DAFTAR ISI
BAGIAN I
KETENTUAN – KETENTUAN UMUM
 PASAL 1 : RUANG LINGKUP PEKERJAAN
 PASAL 2 : MAKSUD DAN TUJUAN
 PASAL 3 : PERSYARATAN UMUM PT. BORNEO INDOBARA (BIB)
 PASAL 4 : DASAR PEMBAYARAN
 PASAl 5 : TERMIN PEMBAYARAN & JAMINAN
 PASAL 6 : PINALTI

BAGIAN II
KETENTUAN – KETENTUAN TEKNIS / SPESIFIKASI TEKNIS
 PASAL 1 : PERATURAN - PERATURAN TEKNIS
 PASAL 2 : URAIAN UMUM PEKERJAAN
 PASAL 3 : JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)
 PASAL 4 : FOTO DOKUMNETASI
 PASAL 5 : LAPORAN
 PASAL 6 : KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
 PASAL 7 : TENAGA KERJA / BAHAN / PERALATAN
 PASAL 8 : JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
 PASAL 9 : SITUASI DAN UKURAN
 PASAL 10 : SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN
 PASAL 11 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN
 PASAL 12 : KENAIKAN HARGA/FORCE MAJURE
 PASAL 13 : PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

BAGIAN III
URAIAN PEKERJAAN
 PASAL A : ENGINEERING DESIGN
 PASAL B : PEKERJAAN PERSIAPAN
 PASAL C : PEKERJAAN TANAH, LANTAI KERJA DAN PONDASI BATU GUNUNG
 PASAL D : PEKERJAAN BETON
 PASAL E : PEKERJAAN LANTAI, DINDING DAN PLAFOND
 PASAL F : PEKERJAAN RANGKA DAN ATAP
 PASAL G : PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
 PASAL H : PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN KOTOR
 PASAL I : PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL
 PASAL J : PEKERJAAN PENGECATAN
 PASAL K : PEKERJAAN FINISHING DAN LAIN-LAIN

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 1 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

BAGIAN IV
PENUTUP

LAMPIRAN- LAMPIRAN :
 BoQ EPC Pembangunan Puskesmas Sebamban II
 Gambar Layout Puskesmas Sebamban II
 Gambar SLD (Single Line Diagram) Puskesmas Sebamban II
 BIB-01_Engineering Drawing Procedures Standard.R0

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 2 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

BAGIAN I
KETENTUAN – KETENTUAN UMUM

PASAL 1 : RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Kegiatan :
EPCM (Engineering, Procurement Construction & Management) Pembangunan Puskesmas
Pekerjaan :
Pembangunan Puskesmas Rawat Inap Sebamban II
Lokasi :
Kecamatan Angsana
Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan

PASAL 2 : MAKSUD DAN TUJUAN


2.1 Dokumen ini dimaksudkan sebagai pedoman bagi para peserta dalam mengikuti
pengadaan EPCM Contractor Pekerjaan Pembangunan Puskesmas Sebamban II dan
untuk mempermudah para peserta dalam mempelajari dan mengajukan
penawaran harga yang jelas dan lengkap, serta sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dipersyaratkan dalam TOR ini.
2.2 Tujuannya adalah mencari EPCM Contractor berpengalaman yang dapat
merancang, mendesain dan membuat bangunan puskesmas rawat inap 2 lantai.

PASAL 3 : PERSYARATAN UMUM PT. BORNEO INDOBARA (PT. BIB)


3.1 Mematuhi aturan tata tertib yang berlaku di area kerja site PT. BIB.
3.2 Mematuhi kebijakan K3LH yang berlaku di PT. BIB.
3.3 Memiliki kemampuan finansial (copy rekening Bank 3 bulan terakhir) atau Bank
Garansi.
3.4 Mempunyai Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK).
3.5 Mempunyai Surat Ijin Usaha Jasa Pertambangan (SIUJP).
3.6 Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, handal di bidangnya, berpengalaman
dan sudah pernah mengerjakan pekerjaan yang sama minimal 3 tahun. Tenaga
kerja terdiri dari termasuk namun tidak terbatas pada:
 Project manager (Team Leader) / Safety Officer
 Site Engineer / Supervisor / Pengawas Lapangan
 Tenaga Ahli yang berkompeten dan sesuai dengan bidangnya
3.7 Melakukan kunjungan lapangan (Site Visit) untuk melihat lokasi pekerjaan sebelum
mengajukan penawaran pekerjaan.
3.8 Penanggung jawab operasional pekerjaan (PJO)
3.9 Wajib memakai APD lengkap saat pekerjaan berlangsung dan menggunakan unit
atau perlengkapan sesuai dengan peruntukannya.
3.10 Pemenuhan Key Performance Measure (KPM) sebagai berikut:
 Pemenuhan quality, quantity, and waktu (pekerjaan sesuai dengan BOQ).
 Pemenuhan K3LH selama pekerjaan konstruksi.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 3 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL 4 : DASAR PEMBAYARAN


Pembayaran pekerjaan dilakukan berdasarkan pada progress pekerjaan:
4.1 Pembayaran ke satu : DP 20% dari nilai PO (setelah terbit surat jaminan garansi
DP).
4.2 Pembayaran ke dua : Progress konstruksi 45% (pembayaran 20% dari nilai PO)
4.3 Pembayaran ke tiga : Progress konstruksi 65% (pembayaran 20% dari nilai PO)
4.4 Pembayaran ke empat : Progress konstruksi 100% (pembayaran 30% dari nilai PO)
4.5 Pembayaran ke Lima : Masa pemeliharaan 12 bulan (pembayaran 5% dari nilai
PO.

PASAL 5 : TERMIN PEMBAYARAN & JAMINAN


5.1 Standar Termin Pembayaran adalah 30 hari setelah invoice dan seluruh dokumen
pendukung diterima dan benar oleh Finance BIB.
5.2 Kontraktor harus menyediakan Bank Garansi senilai Down Payment.
5.3 Kontraktor harus menyediakan Jaminan Pelaksanaan berupa Surety Bond senilai
30% dari nilai kontrak sampai dengan akhir periode kontrak.

PASAL 6 : PINALTI
Perhitungan pinalti dilakukan jika terjadi keterlambatan jangka waktu pelaksanaan
(jangka waktu pelaksanaan melampaui 90 hari kalender kerja sejak kontrak/PO/SPK
diterima kontraktor. Perhitungan penalty adalah sebesar 1/1000 dari nilai kontrak per
hari dan batas penalty maksimal sebesar 5%.

BAGIAN II

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 4 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

KETENTUAN – KETENTUAN TEKNIS /SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1 : PERATURAN - PERATURAN TEKNIS


Dalam pelaksanaan pekerjaan, bila tidak ditentukan dalam Term of Reference (ToR) ini,
maka akan berlaku dan mengikat peraturan-peraturan dibawah ini, termasuk segala
perubahan dan tambahannya, yaitu :
1.1. Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Bangunan di Indonesia (AV.41) tahun 1941.
1.2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 / NI.2.
1.3. Peraturan Perencanaan Konstruksi Baja Indonesia (PPKBI) tahun 1980.
1.4. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1971/NI.5.
1.5. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) tahun 1970 / NI -18.
1.6. Peraturan Umum Listrik Indonesia (PUMI) tahun 1977.
1.7. Peraturan Umum Instalasi Listrik 1987.
1.8. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
1.9. Peraturan-Peraturan yang dikeluarkan oleh Jawatan / Instansi Pemerintah
setempat, yang berkaiatan dengan pelaksanaan bangunan.

PASAL 2 : URAIAN UMUM PEKERJAAN


Berikut ini adalah Uraian Umum Pekerjaan dari tahapan EPCM:
2.1 Membuat Risk Profile, AKA (Analisis Kerja Aman), SOP dan Prosedur yang
berhubungan dengan K3LH.
2.2 Melakukan Medical Check up bagi semua karyawan.
2.3 Melakukan induksi dan pengajuan simper untuk karyawan yang mengoperaikan
unit sarana maupun unit alat berat.
2.4 Meletakan dasar-dasar kriteria design engineering (perhitungan struktur termasuk
didalamnya memasukkan Faktor pembebanan), kebutuhan pencahayaan,
kebutuhan daya listrik, kebutuhan tingkat kenyamanan suhu ruangan, Job Mix
Formula, Test Beton & Soil Investigasi.
2.5 Mengumpulkan data teknis yang diperlukan untuk design engineering.
2.6 Meneliti situasi Tapak, terutama keadaan tanah, sifat dan luasnya pekerjaan, dan
hal-hal lain yang dapat mempengaruhi harga penawaran. Untuk itu setiap peserta
diharuskan meneliti dengan seksama setiap detail bangunan Rencana dan Existing.
2.7 Memperhitungkan segala kondisi yang ada (Existing) di Tapak yang meliputi antara
lain, pepohonan, saluran drainase, pipa, kabel dibawah tanah dan lain sebagainya
yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
2.8 Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan pembongkaran ataupun
pemindahan hal-hal tersebut diatas, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki
kembali, atau menyelesaikan pekerjaan tersebut sebaik mungkin tanpa
mengganggu system yang ada.
2.9 Membuat spesifikasi material dan peralatan sesuai yang telah disyaratkan.
2.10 Merancang/mendesain gambar-gambar dan perekayasaan berbagai disiplin seperti
Struktur, plumbing, elektrikal, instrument, mekanikal.
2.11 Menyiapkan usulan gambar kerja dan gambar As Built untuk mendapat persetujuan
owner.
2.12 Menyiapkan pengajuan material-material yang akan digunakan sesuai dengan yang
telah disyaratkan dan dicantumkan di dalam ToR.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 5 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

2.13 Ukuran luas tersebut dalam Tabel.1 dimaksudkan sebagai garis besar secara umum
/ prinsip/ patokan pelaksanaan dan pegangan Kontraktor.
2.14 Membuat jadwal perencanaan dan pelaksanaan proyek.
2.15 Membuat Laporan Progress Pekerjaan dan Laporan Akhir.
2.16 Menyediakan Tenaga Kerja yang mempunyai Kompetensi sesuai bidangnya dan
dilengkapi dengan Sertifikasinya.
2.17 Menyiapkan semua peralatan kerja yang diperlukan (termasuk kendaraan
operasional, genset, alat bantu kerja, dll).
2.18 Menyiapkan Direksi Keet dan Mess Pekerja diluar lokasi Camp BIB.
2.19 Pembangunan yang akan dilaksanakan adalah bangunan 2 lantai Puskesmas Rawat
Inap dengan luasan:
 Lantai 1 : 1,323 m2
 Lantai 2 : 392 m2
2.20 Penjelasan Pekerjaan:
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kontrakator dengan rincian secara garis
besar adalah:
A. DESIGN & ENGINEERING
B. PREPARATION WORKS
C. BUILDING 1ST FL & 2ND FL (BRICKWALL BUILDING & FINISH PAINTED INTERIOR &
EXTERIOR c/w PARTITION ROOM, DOOR, WINDOWS, TOILET, ROOFING,
MECHANICAL, ELECTRICAL, PLUMBING, SANITARY)
D. LANDSCAPING (LV PARKING & NEW ACCESS ROAD CONCRETE PAD &
LANDSCAPING)

2.21 Sarana pekerjaan:


Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, EPCM kontraktor
menyediakan:
a. Tenaga pelaksana yang selalu ada di lapangan, tenaga kerja yang terampil dan
cukup jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan pengalaman untuk
prasarana pekerjaan.
b. Bahan-bahan pekerjaan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup
dan kualitas sesuai dengan spesipikasi teknis.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.

2.22 Cara pelakasanaan:


Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan syarat-syarat
(ToR), gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan
keputusan pengawas lapangan BIB.

PASAL 3 : JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)


3.1 Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan diselesaikan selama 365 hari kalender sejak
ditanda-tangani Kontrak/PO/SPK.

3.2 Sebelum pekerjaan dimulai, maka EPCM Kontraktor wajib membuat jadwal
pelaksanaan (Time Schedule) yang memuat uraian pekerjaan, waktu pekerjaan,

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 6 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

bobot pekerjaan dan grafik hasil pekerjaan secara terperinci serta jadwal
penggunaan bahan bangunan dan tenaga kerja.
3.3 Untuk pelaksanaan pekerjaan yang terperinci Pelaksana EPCM Kontraktor:
- Harus membuat rencana kerja harian, mingguan dan bulanan yang
diketahui/disetujui oleh Pengawas PT. BIB.
- Harus membuat gambar kerja, untuk pegangan/ pedoman bagi kepala tukang
yang harus diketahui Pengawas PT. BIB.
- Harus membuat daftar yang memuat pemasukan bahan bangunan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan bangunan
3.4 Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas PT. BIB, paling lambat dalam waktu 7 (Tujuh) haru kalender setelah PO
diterima EPCM Kontraktor. Rencana kerja yang telah disetujui akan disahkan oleh
Pemberi Tugas.
3.5 EPCM Kontraktor harus memberikan salinan rencana kerja (Time Schedule),
sebanyak 3 (tiga) lembar kepada Pengawas PT. BIB dan 1 (satu) lembar harus
dipasang pada dinding bangsal kerja.
3.6 Pengawas PT. BIB akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana
kerja (Time Schedule) yang ada dan harus membuat grafik prestasi pekerjaan.

PASAL 4 : FOTO DOKUMENTASI


4.1 EPCM Kontraktor dengan biaya sendiri harus membuat foto-foto berwarna dari
pelaksanaan pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dari Pengawas PT. BIB.
4.2 Untuk lampiran laporan-laporan, dibuat foto pelaksanaan masing-masing 2 (dua)
Rangkap yang disampaikan kepada Pengawas PT. BIB pada tahap-tahap pelasanaan
pekerjaan 0 %, 50 % dan 100 %.
4.3 Untuk lampiran permintaan pembayaran angsuran, maka dibuat foto kemajuan
pekerjaan pada waktu itu, masing-masing 2 (Dua) rangkap.

PASAL 5 : LAPORAN
EPCM Kontraktor wajib membuat:
5.1 Buku Harian
Yang digunakan, untuk tamu yang hadir, acara-acara lapangan, teguran-teguran/
saran – saran terhadapap aktivitas lapangan dari Pengawas PT. BIB ataupun pihak
yang terkait.
5.2 Laporan Harian
Yang memuat catatan setiap hari pekerjaaan yang dilaksanakan, jumlah tenaga
kerja setiap hari, Kundisi cuaca, peralatan.
5.3 Laporan Mingguan
Berisikan hasil kemajuan / tingkat penyelesaian pekerjaan setiap minggu terhadap
bobot fisik tiap item pekerjaan dilapangan.
5.4 LaporanBulanan
Berisikan hasil kemajuan / tingkat penyelesaian pekerjaan setiap bulan dari
komulatif mingguan terhadap bobot fisik tiap item pekerjaan dilapangan.
5.5 As built drawing :
Gambar-gambar perubahan selama masa pelaksanaan

PASAL 6 : KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 7 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

6.1 Di lapangan pekerjaan, EPCM Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan
pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari EPCM Kontraktor,
berpendidikan minimal STM atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga)
tahun.
6.2 Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa EPCM Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
6.3 EPCM Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pengawas PT. BIB,
Nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
6.4 Bila kemudian hari menurut pendapat Pengawas PT. BIB, Pelaksana kurang mampu
atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada EPCM
Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi
syarat.
6.5 Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, EPCM
Kontraktor harus sudah menunjuk pelaksana baru atau EPCM kontraktor sendiri
(penanggung jawab/DirekturPerusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.

PASAL 7 : TENAGA KERJA / BAHAN / PERALATAN


7.1 Mendatangkan tenaga kerja yang berpengalaman dan ahli di bidang pekerjaannya
masing – masing, seperti tukang besi, tukang batu, tukang cat dan lain-lainnya.
7.2 Sebelum bahan bangunan didatangkan ke lokasi Kegiatan, maka Pelaksana harus
memberikan contoh bahan bangunan kepada Pengawas PT. BIB dan bila sesuai
dengan persyaratan dan disetujui maka barulah boleh didatangkan dalam jumlah
yang besar menurut keperluan Kegiatan.
7.3 Mengenai jumlah contoh bahan bangunan yang diberikan dapat dikonsultasikan
terlebih dahulu.
7.4 Mendatangkan bahan-bahan bangunan untuk pelaksanaan Kegiatan, harus tepat
pada waktunya dan kwalitasnya dapat disetujui oleh Pengawas PT. BIB.
7.5 Bahan bangunan yang tidak sesuai dengan persyaratan dan ditolak oleh Pengawas
PT. BIB, harus segera dikeluarkan dari lokasi Kegiatan, paling lambat 24 jam
sesudah surat pernyataan penolakan dikeluarkan.
7.6 Bahan bangunan yang berada dilokasi Kegiatan dan akan dipergunakan untuk
pelaksanaan bangunan, tidak boleh dikeluarkan dari lokasi Kegiatan.
7.7 Pelaksana harus menyediakan alat - alat yang diperlukan untuk pelaksanaan
bangunan agar supaya pelaksanaannya dapat selesai sesuai dengan waktu yang
disediakan.

PASAL 8 : JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA


8.1 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja, EPCM
Kontraktor harus menjamin sesuai dengan peraturan yang berlaku. Oleh karena itu
EPCM Kontraktor harus mengikutkan pekerja sebagai peserta Asuransi Sosial
Tenaga Kerja (ASTEK) sesuai dengan peraturan Pemerintah yang berlaku.
8.2 Pada pekerjaan - pekerjaan yang mengandung resiko bahaya jatuh, maka EPCM
Kontraktor harus menyediakan sabuk pengaman kepada pekerja tersebut dan
menggunakan scaffoldings independen.
8.3 Untuk melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), maka EPCM
Kontraktor harus menyediakan sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis
lainnya yang siap dipakai apabila diperlukan.
TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 8 of 44
Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

8.4 Bila terjadi musibah atau kecelakaan dilapangan yang memerlukan perawatan
yang serius, maka EPCM Kontraktor / Pelaksana harus segera membawa korban ke
Rumah Sakit yang terdekat dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada
Pemberi Tugas.
8.5 EPCM Kontraktor harus menyediakan air minum yang bersih, cukup dan memenuhi
syarat-syarat kesehatan bagi semua pekerja/petugas, baik yang berada dibawah
tanggung jawabnya maupun yang berada dibawah pihak ketiga.

PASAL 9 : SITUASI DAN UKURAN


Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh EPCM Kontraktor,
sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain:
1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
2. Alat - alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

PASAL 10 : SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


10.1 Jenis dan mutu bahan (beton) yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri
sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menpen. NO: 472/Kop//XII/80, No: 813/Menpen/1980,
No:64/Menpen/1980, Taggal 23 Desember 1980.
10.2 Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu
Pengawas PT. BIB untuk mendapatkan persetujuan.
10.3 Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh EPCM Kontraktor di lapangan
pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Pengawas PT. BIB, harus segera
dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat- lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung dari jam penolakan.
10.4 Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan EPCM Kontraktor tetapi
ternyata ditolak Pengawas PT. BIB, harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya EPCM kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Pengawas PT. BIB.

PASAL 11 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN


11.1 Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Pengawas PT. BIB, EPCM Kontraktor
diwajibkan meminta kepada Pengawas PT. BIB.
11.2 Kemudian jika Pengawas PT. BIB telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut,
EPCM Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
11.3 Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam
diterimanya permohonan pemeriksaan , tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak
dipenuhi oleh Pengawas PT. BIB, EPCM Kontraktor dapat meneruskan
pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui
Pengawas PT. BIB. Hal ini dikecualikan bila Pengawas PT. BIB meminta
perpanjangan waktu.
11.4 Bila EPCM Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Pengawas PT. BIB berhak
memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan
Kontraktor.

PASAL 12 : KENAIKAN HARGA/FORCE MAJURE


TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 9 of 44
Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

12.1 Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
12.2 Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan
bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh
Pemerintah RI.
12.3 Semua kerugian akibat Force Mejeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh,
badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta
kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan EPCM
Kontraktor.

PASAL 13 : PEKERJAAN TAMBAH/KURANG


13.1 Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis
dalam buku harian oleh Pengawas PT. BIB serta persetujuan Pemberi Tugas.
13.2 Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah
tertulis dari Pengawas PT. BIB atas persetujuan Pemberi Tugas.
13.3 Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan yang dimaksudkan oleh EPCM Kontraktor yang pembayarannya
diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.
13.4 Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih
lanjut oleh Pengawas PT. BIB bersama-sama EPCM Kontraktor dengan persetujuan
Pemberi Tugas.
13.5 Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Pengawas PT. BIB dapat
mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah
tersebut.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 10 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

BAGIAN III
URAIAN PEKERJAAN

PASAL A
ENGINERING DESIGN

1. RUANG LINGKUP
Dalam membuat engineering design harus:
a. Membuat Konsep bangunan mengacu kepada Desain dari PT. BIB.
b. Melakukan Kajian kekuatan struktur bangunan tanpa mengabaikan fungsi dan tujuan
pembanguna gedung.
c. Mempertimbangkan kemudahan dalam proses maintenance.
d. Mempertimbangan Ergonomis dalam operasional.
e. Menggunakan material yang umum sehingga memudahkan dalam perawatan.
f. Membuat shop drawing sebagai dasar dalam pekerjaan lapangan.
g. Men-Disain Tata Ruang Dalam yang berkesan ringan, mencerminkan efisiensi penggunaan
ruang, fleksibel dengan desain Detail Teknis Bangunan, desain yang terintegrasi dengan
sistem struktur, mekanikal, elektrikal, dan sistem IT yang canggih serta perawatan bangunan
yang tepat guna dan efisien bagi sebuah bangunan puskesmas rawat inap.

2. TENAGA AHLI
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan ini adalah:
a. Ketua Tim (Team Leader). Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S1)
Jurusan Teknik sipil / arsitektur lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan,
berpengalaman sesuai bidang pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian perencanaan bidang sipil/struktur
dengan kompetensi madya Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah:
• Memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja/ tenaga pengawas dalam
pelaksanaan pekerjaan selama waktu pelaksanaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan
selesai.
• Memimpin rapat koordinasi dengan pihak pelaksana dan dinas yang dilaksanakan 2 kali
dalam sebulan, atau koordinasi lapangan.
• Menetapkan metode kerja untuk menyesuaikan waktu konstruksi.
• Menyelaraskan desain arsitektural dengan perhitungan struktur
• Memastikan progres perencanaan sesuai dengan jadwal.

b. Tenaga Ahli Struktur. Tenaga Ahli Struktur disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu
(S1) Jurusan Teknik Sipil lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan,
berpengalaman sesuai bidang pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian perencanaan struktur dengan
kompetensi madya. Sebagai Tenaga Ahli Struktur, tugas utamanya adalah:
• Merencanakan seluruh pekerjaan struktur beton dan struktur baja berdasarkan standart
dan acuan yang berlaku.
• Merekomendasikan metode pekerjaan pembetonan dan pembesian serta struktur baja
yang telah lolos uji kepada team leader.
• Membuat barchart skedul pelaksanaan pekerjaan struktur

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 11 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

c. Tenaga Ahli Arsitektur. Tenaga Ahli Arsitektur disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata
Satu (S1) Jurusan Teknik arsitektur lulusan universitas negeri atau yang telah disamakan,
berpengalaman sesuai bidang pekerjaannya tersebut di atas, sekurang-kurangnya 5 (lima)
tahun sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian perencanaan arsitektur dengan
kompetensi muda. Sebagai Tenaga Ahli Arsitektur, tugas utamanya adalah:
• Merencanakan pekerjaan yang berkaitan dengan arsitektural berdasarkan acuan yang
berlaku dan relevan.
• Merekomendasikan metode pekerjaan arsitektural dan landscape yang telah lolos uji
kepada team leader.
• Membuat barchart skedul pelaksanaan pekerjaan arsitektur

d. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal. Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal disyaratkan seorang
Sarjana Teknik Strata Satu (S1) Jurusan Teknik elektro/ mekanikal lulusan universitas negeri
atau yang telah disamakan, berpengalaman sesuai bidang pekerjaannya tersebut di atas,
sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebanyak 1 (satu) orang. Memiliki sertifikat keahlian
perencanaan Mekanikal Elektrikal dengan kompetensi muda. Sebagai Tenaga Mekanikal
Elektrikal, tugas utamanya adalah:
• Merencanakan pekerjaan yang berkaitan dengan mekanikal dan elektrikal pada bangunan
berdasarkan acuan yang berlaku dan relevan.
• Merekomendasikan metode pekerjaan mekanikal dan elektrikal yang telah lolos uji kepada
team leader.
• Merekomendasikan model lampu dan bahan pekerjaan mekanikal dan elektrikal yang telah
lolos uji kepada team leader.
• Membuat barchart skedul pelaksanaan pekerjaan Mekanikal Elektrikal

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 12 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL B
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEMASANGAN PAPAN NAMA PROYEK


Papan Nama Proyek akan dibuat dan dipasang pada awal pelaksanaan kegiatan. Papan Nama
Proyek ini dibuat dari triplek t. 6 mm dengan ukuran 100 x 120 cm, ditopang kayu kaso (5/7)
kelas 2 (borneo) dengan tinggi 220 cm dari permukaan tanah dan dicat dasar warna atau banner
yang sesuai dan huruf cetak berwarna hitam yang berisi informasi mengenai cakupan kegiatan
yang akan dilaksanakan, antara lain :
a. Nama Kegiatan
b. Pekerjaan yang harus dilaksanakan
c. Biaya pekerjaan/ nilai kontrak
d. Sumber dana
e. Jangka waktu

Nama penyedia jasa Papan nama proyek dipasang pada lokasi yang mudah dilihat oleh
masyarakat, serta tidak mengganggu lalu lintas

2. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
a. Lingkup pekerjaan :
Pembongkaran Bangunan Eksisting Yang terkena rencana bangunan baru sesuai dengan
gambar kerja.
b. Langkah Pekerjaan:
b.1 Sebelum memulai pekerjaan pembongkaran, pelaksana pekerjaan harus
memberitahukan kepada Pengawas PT. BIB dan pihak terkait (Pengelola Gedung) guna
pemeriksaan awal dan ijin pelaksanaan pekerjaan.
b.2 Waktu pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum memulai pekerjaan.
b.3 Adapun persyaratan lainnya yang harus diperhatikan antara lain:
 Pemeriksaan Tempat Kerja.
Pelaksanaan pembongkaran sebelumnya harus yakin akan kesiapan dan segala
akibat yang mungkin dapat timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan
pembongkaran. Persetujuan ijin mulai pelaksanaan pekerjaan adalah setelah
dilakukan pemeriksaan kondisi lokasi bersama-sama Pengawas PT. BIB .
 Pengamanan/pemutusan Jalur-jalur Instalasi.
Amankan jalur-jalur air, listrik, gas, Air Conditioning (AC) atau instalasi lain dengan
menutupnya dengan bahan yang diijinkan atau disyaratkan oleh Pengawas PT. BIB,
Pemilik bangunan (Pengelola gedung) dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
b.4 Pembongkaran.
 Pembongkaran dilakukan dengan alat-alat yang mencukupi, tepat guna dan aman.
Pengawasan agar dilakukan tehadap timbulnya debu, suara dan getaran yang
mempengaruhi lingkungan sekitar/sekelilingnya.
 Agar diusahakan alat-alat atau cara-cara pengamanan, baik untuk bangunan yang
tidak dibongkar atau kesiapan-kesiapan pekerjaannya.
 Segala kerusakan yang terjadi menjadi Tanggung jawab pelaksana
pembongkaran/kontaktor.
 Puing-puing hasil pembongkaran harus segera dibuang dari lokasi pekerjaan
(proyek).

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 13 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

 Semua bongkaran berupa barang yang masih utuh (seperti lampu, dll) dan dapat
digunakan kembali, disimpan dan diserahkan kepada Pemberi Tugas dengan
diketahui oleh Konsultan Pengawas/MK dengan disertai daftra/list item barang-
barang tersebut.
b.5 Pekerjaan Pengamanan.
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat barang-barang kantor/peralatan di
lokasi proyek, maka EPCM Kontraktor wajib mengamankan/melindungi barang-barang
tersebut dari akibat pekerjaan bongkaran. Material pelindung yang dipakai adalah
berupa plastik lembaran atau karton kardus atau material lain yang disetujui Pengawas
PT. BIB.
b.6 Pemindahan Barang-barang.
Pemindahan barang-barang di lokasi proyek harus disetujui dan disaksikan oleh
Pemberi Tugas dan Pengawas PT. BIB.
b.7 Marking.
Sebelum dimulainya pelaksanaan konstruksi di lokasi proyek, untuk menyamakan
persepsi ukuran-ukuran yang akan dilaksanakan antara gambar perencanaan dengan
ukuran sebenarnya di lokasi, perlu dilakukan marking oleh EPCM Kontraktor untuk
penentuan ukuran ukuran yang akan dilaksanakan atas dasar kondisi sebenarnya
dilokasi proyek. Hasil marking tersebut harus disetujui oleh Pengawas PT. BIB.

3. PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN


Setelah pekerjaan bongkaran selesai semua,permukaan harus bersih dari segala macam kotoran
dan dalam keadaan baik sempurna,serta sisa dari bahan-bahan yang sudah digunakan yang
berupa apapun harus dibersihkan atau dibuang.

4. PENGUKURAN DAN LEVELING TANAH


a. Uitzet/Bouwplank
a.1 Semua papan bouwplank menggunakan kayu kuat kelas ll dengan ketebalan 2 cm
dipasang terentang pada patok kayu ukuran 5/7 dan diserut rata pada permukaan atas
dan terpasang water pass dengan peil + 0.00.
a.2. Setelah pemasangan bouwplank selesai, EPCM Kontraktor wajib melapor kepada
Pengawas PT. BIB untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan selanjutnya.
b. Penentuan Level Tanah/Peil Tanah
b.1 Sebagai Peil ± 0.00 diambil 50 cm di atas permukaan tanah dasar, atau disesuaikan
kondisi dilapangan.
b.2 Ukuran tinggi lainnya berpedoman pada poin a. diatas
b.3 Pekerjaan Uitzeet harus dilakukan dengan cermat/teliti agar sudut –sudutnya betul-
betul siku.
b.4 Satu sama lainya yang menyimpang dari hal – hal tersebut diatas akan ditentukan oleh
Pengawas PT. BIB.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 14 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

5. MOBILISASI MATERIAL
Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah dipersiapkan oleh
EPCM Kontraktor. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan layak pakai. Jika dalam masa
pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan/tidak bisa dipergunakan, EPCM
Kontraktor harus segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru yang laik pakai. Penempatan
material di areal site harus dikonsultasikan dengan Pengawas PT. BIB, agar tidak mengganggu
pekerjaan selama proses pekerjaan berlangsung.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 15 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL C
PEKERJAAN TANAH, LANTAI KERJA DAN PONDASI BATU GUNUNG

1. PEKERJAAN TANAH
Pekerjaan Tanah antara lain Meliputi Pekerjaan Galian, Timbunan dan Tanah Humus.

1.1 PEKERJAAN GALIAN


a. Lingkup pekerjaan ini terkait dengan pekerjaan struktur bagian bawah yaitu, pekerjaan
pondasi dan sloof dll sesuai dengan gambar.
b. Langkah pekerjaan:
• Sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, Pelaksana harus mengadakan cek bersama
Pengawas PT. BIB atas duga tinggi/peil awal permukaan tanah, sehingga apabila
terdapat perbedaan antara lapangan dengan gambar rencana dapat segera diketahui
secara dini, dan melaporkannya kepada Pemberi Tugas. Pengajuan atas
perbedaan/kelainan setelah Pelaksana melakukan pekerjaan galian, tidak dapat
diterima.
• Penggalian harus dikerjakan sesuai dengan gambar pelaksanaan, kecuali ditetapkan
lain oleh Pemberi Tugas berhubung dengan pertimbangan keadaan setempat.
• Kemiringan talud galian dibuat maksimum (paling landai) 1:1
• Teknis pelaksanaan galian yang dilakukan dengan untuk memperbesar volume
pekerjaan tanah, tidak dapat dibenarkan, tambahan volume pekerjaan tanah
tersebut di atas, tidak dapat diperhitungkan sebagai pekerjaan tambahan.
• Galian yang telah sampai pada peil yang ditentukan harus segera dilaporkan kepada
Pengawas PT. BIB untuk diadakan pemeriksaan. Sebelum ada persetujuan Pengawas
PT. BIB atas kebenaran kedalaman galian tersebut, Pelaksana tidak dibenarkan
memulai pekerjaan pasangan pondasi. Dalam hal rawan air pasang, pengecekan dapat
dilakukan sekurang-kurangnya satu hari sekali.
1.2 PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH DAN PASIR SERTA TANAH HUMUS
a. Pekerjaan ini berhubungan dengan pekerjaan urugan tanah kembali, leveling ketinggian
lantai dan urugan pasir untuk pondasi dan saluran serta tanah humus untuk vegetasi.
b. syarat pekerjaan:
• Material yang dipakai adalah pasir atau tanah serta tanah humus, tidak diperkenankan
mengambil dari pasir dari laut atau pantai.
• Pekerjaan timbunan yang berfungsi konstruktif, sebelum memulai pekerjaan
timbunan, maka dasar/alas dimana tanah/pasir yang akan ditimbun harus dibersihkan
terlebih dahulu dari tanaman, sampah dan bahan lainnya yang dapat membusuk yang
nantinya dapat menyebabkan labilnya timbunan berupa longsoran, penurunan atau
hal-hal lainnya.
• Dan apabila tanah dasar/alasnya tidak baik, yang diperkirakan dapat merugikan
konstruksi, maka dasar/alas tersebut harus digali dulu sampai pada lapisan dasar
tanah yang baik.
• Timbunan tanah/pasir dihampar lapis demi lapis maksimum setebal 20 cm setiap lapis
dan dipadatkan dengan alat pemadat sesuai dengan material timbunan sehingga
mencapai kepadatan minimum standart proctor 90 %.
• Pekerjaan urugan pasir sebagai lantai kerja dilaksanakan setebal 15 cm dan pondasi
footplate 10 cm. pasir yang digunakan adalah pasir lokal atau sesuai dengan gambar
rencana.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 16 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

2. PEKERJAAN LANTAI KERJA


a. Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti dibawah pekerjaan pondasi,
sloof dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam gambar perencanaan.
b. Persyaratan Bahan
Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan secara
khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir : kerikil = 1 : 3 : 5
atau kualitas setara B – 0.
c. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan
• Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan
dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
• Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas PT. BIB tidak boleh ditutup
oleh pekerjaan lainnya. Pengawas PT. BIB berhak membongkar pekerjaan diatasnya
bilamana lantai kerjá tersebut belum disetujui olehnya.
• Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara
khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.

3. PEKERJAAN PONDASI BATU GUNUNG


a. Lingkup pekerjaan ini terkait dengan pekerjaan struktur bagian bawah sesuai dengan gambar
kerja.
b. Langkah pekerjaan :
• Semua pekerjaan pasangan untuk pondasi boleh dikerjakan atau dimulai apabila galiannya
telah diperiksa dan disetujui ukurannya/kedalamannya serta kedudukan as-asnya oleh
Pengawas PT. BIB. Galian pondasi minimal dikerjakan sesuai gambar, bila bagian yang
digali ternyata tanahnya lunak, maka diteruskan hingga mencapai tanah keras sesuai
petunjuk Pengawas PT. BIB.
• Galian Pondasi harus cukup lebar untuk bekerja dan sisi-sisinya dijaga dari longsor.
• Pekerjaan pasangan digunakan campuran 1 Pc : 4 Ps
• Jika pemasangan pondasi batu belah terpaksa dihentikan maka ujung penghentian pondasi
harus bergigi agar pada penyambungan berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan
sempurna.
• Pasangan batu harus terdiri batu yang dipecahkan dengan palu secara kasar dan berukuran
sembarang, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup. Setiap batu harus berukuran
minimun 20 cm, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas persetujuan
Pengawas PT. BIB.
• Pemasangan batu gunung tidak boleh dijatuhkan dari atas, jadi harus diatur dengan baik
agar tidak berongga.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 17 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL D
PEKERJAAN BETON

1. PEKERJAAN BETON
a. Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan bahan penyetelan bekisiting, pembesian,
pengecoran dan perawatan. Dan item pekerjaan yakni Pembuatan pondasi poer, lantai
struktur, kolom struktur, balok struktur, sloof, plat beton dll sesuai dengan gambar.
b. Adapun Syarat-syarat dan hal hal yg perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini antara lain :
b.1 Konstruksi rangka bangunan dengan bahan struktur beton bertulang harus menggunakan
peraturan peraturan/normalisasi yang berlaku di Indonesia seperti PBI’71 (Peraturan
Beton Indonesia tahun 1971) dan atau SK SNI T–15–1991-03, PMI (Peraturan Muatan
Indonesia), dan lain-lain.
b.2 Semua pekerjaan beton harus dipenuhi syarat-syarat yang ada pada SK SNI T-15-1991 03.
b.3 Syarat bahan untuk semua pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 pasal 3.1 sampai 3.9.
b.4 Syarat pelaksanaan pekerjaan beton SK SNI T-15-1991-03 bagian 3 bab 4,5,6 berlaku
seluruh pasal.
b.5 Syarat-syarat pekerjaan tulangan SK SNI T-15-1991-03 bab 5 pasal 5.3 sampai 5.8.
b.6 Perhitungan untuk pekerjaan beton bertulang berdasarkan SK SNI T-15-1991-03.
b.7 Perhitungan muatan pada bangunan (PMI).
b.8 Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan pondasi poer, sloof, balok , kolom
struktur, plat beton, kolom praktis, saluran, penutup saluran dan jalan masuk sedangkan
untuk pekerjaan beton tak bertulang meliputi lantai kerja dan penutup urugan.
b.9 Beton bertulang dan beton tak bertulang di cor di lokasi kerja dengan alat
pengaduk/pencampur beton secara mekanikal(mesin), dan semua pekerjaan beton
dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja di lapangan.
b.10 Penggunaan bahan bangunan.
a. Kualitas campuran beton harus memenuhi syarat dengan campuran beton (sesuai
yang ada dalam B O Q).
b. Kualitas baja U-24 untuk baja polos.
c. Setiap sambungan beton lama dan baru ditambahkan bahan additive beton.
b.11 Bahan-bahan yang dipergunakan harus mendapat persetujuan Pengawas PT. BIB.
b.12 Bahan untuk campuran beton tidak bertulang adalah I bagian semen pc: 3 bagian pasir:
5 bagian kerikil, sedangkan untuk beton bertulang menggunakan mutu beton minimum
dengan karakteristik K-300 dan K-225.
b.13 Agregat harus disimpan bersih dari lumpur tanah liat atau bahan organis lainnya,
dianjurkan untuk menggunakan bak, bahan yang berlantai untuk mencegah terbawanya
tanah bawah pada waktu pengambilan bahan.
b.14 Semen yang digunakan hanya dari satu merek sekualitas “TIGA RODA” atau memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I
atau standard Inggris BS-12.
b.15 Tempat penyimpanan semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga semen bebas
dari kelembapan.
b.16 Semen yang telah mengeras sebagian/ seluruhnya, tidak diperkenankan untuk
digunakan.
b.17 Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah dipergunakan untuk beton
maka Pengawas PT. BIB dapat memerintahkan untuk dibongkar, beton tersebut dan
diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas beban EPCM Kontraktor.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 18 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

b.18 Air yang digunakan untuk pembuatan beton tidak boleh mengandung alkali, garam,
bahan-bahan organis, asam dan airnya harus dapat diminum sesuai dengan ketentuan
PAM, jernih dan tawar.
b.19 Tata cara pengecoran beton tidak bertulang :
a. Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Pengawas PT. BIB
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
b. Beton harus diaduk dengan beton molen yang cukup kapasitasnya hingga homogen
setelah semua bahan masuk.
c. Sebelum beton dibuat/dicor, bektisting harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-
bahan lain, begitu pula alat pengaduk.
b.20 Tata cara pengecoran beton bertulang :
• Sekurang-kurangnya dua hari sebelum pengecoran dilakukan, Pengawas PT. BIB
diberitahukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktu
pengecoran.
• Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 / SNI 03-2410-1989.
• Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam lapisan
horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
• Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan dan segera
setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar (vibrator).
• Selama penggetaran dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan maupun
bekisting.
• Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton yang mengeras,
permukaan yang lama harus dibersihkan dan dikasarkan, permukaan sambungan
disiram dengan air semen. Penyambungan beton yang melebihi 7 hari dilapisi dengan
bahan penyambung.
• Untuk pekerjaan pemeliharaan dalam mencegah pengeringan bidang-bidang beton
selama paling sedikit dua minggu beton harus dibasahi terus menerus, antara lain
dengan menutupinya dengan karung basah (atau plastik untuk struktur kolom).

2. PEKERJAAN BEKISTING
a Bekisting/acuan harus direncanakan sedemikian rupa, sehingga, tidak ada perubahan bentuk
dan cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap. Semua acuan harus
diberi penguat datar silang sehingga kemungkinan bergeraknya acuan selama pelaksanaan
pekerjaan dapat dihindarkan, juga harus cukup rapat untuk mencegah kebocoran bagian
cairan dari adukan beton (mortar leakage). Susunan acuan dengan penunjang-penunjang
harus diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan dilakukannya kemudahan inspeksi oleh
Pengawas PT. BIB. Penyusunan acuan harus sedemiklan rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak menimbulkan kerusakan pada bagian atau keseluruhan beton hasil
pengecoran. Kekuatan penyangga, silangan-silangan, kedudukan serta dimensi yang tepat
dari konstruksi acuan adalah merupakan tanggung jawab Pemborong.
b Pada bagian terendah (dari setiap tahapan pengecoran) dari acuan kolom atau dinding harus
ada bagian yang mudah dibuka untuk inspeksi dan pembersihan.
c Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran. Harus diadakan
tindakan untuk menghindarkan terkumpulnya air pembasahan tersebut pada sisi bawah.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 19 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

d Perencanaan acuan dan. konstruksrinya harus dapat menahan. beban-beban, tekanan lateral
dan tekanan yang diizinkan dan peninjauan. terhadap beban angin dan lain-lain, peraturan
yang dikontrol terhadap peraturan pembangunan Pemerintah daerah setempat.

3. PEKERJAAN PEMBESIAN.
a Besi yang dipakal harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yang lainnya
(sesual gambar keria).
b. Acuan Normatif :
- SNI 07-2052-2002
- SNI 07-0371-1998, Batang uji tarik untuk bahan logam,
- SNI 07-0408-1989, Cara uji tarik untuk logam,
- SNI 07-0410-1989, Cara uji lengkung tekan,
- JIS G 3112-91, Steel bar for concrete reinforcement,
- ASTM A615-99, Standard specification for deformed and plain

Tabel 2.
Ilustrasi Pembengkokan Besi Beton

c Sarnbungan besi harus mempunyai panjang yang cukup minimum sepanjang yang disyaratkan.
d Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan perubahan
pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan begel harus diikat kuat-kuat
dengan kawat berukuran minimum diameter 1 mm.
e Untuk membuat selimut beton, jarak besi dengan bekisting harus dijaga, jangan sampai
menempel, untuk itu perlu dipasang beton deking sesuai dengan tebal selimut beton yang
disyaratkan dalam SKSNI.
f Besi stek yang dibuat harus diikat ke tulangan.
g Besi tulangan yang dipakai yaitu mutu baja U-24.
h Batang-batang tulangan harus disimpan dan tidak menyentuh tanah.
i Timbunan batang-batang untuk waktu lama di udara terbuka harus dicegah.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 20 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

4. PEKERJAAN PENGECORAN.
a Sebagaimana disebutkan dalam point 1. Pasal ini bahwa kualitas beton yang harus dicapai
dalam pekerjaan struktur beton ini adalah K-300, K-225. Evaluasi penentuan karakteristik ini
digunakan ketentuan-ketentuan SNI 2847 : 2013.
b Pelaksana harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas beton ini
dengan memperlihatkan data-data pelaksanaan dilain tempat dengan mengadakan trial mix.
c Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan dalam SNI
2847 : 2013, mengingat bahwa 33,2/C faktor yang sesuai disini adalah sekitar 0,52-0,55 maka
pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji dilakukan menurut SNI 2847 : 2013.
d Pelaksana harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat dengan
disahkan oleh Pengawas PT. BIB, laporan tersebut harus dilengkapi dengan harga
karakteristiknya.
e Jumlah semen minimum 3340 kg/m3 beton, khusus pada atap, pondasi, luifel jumlah
minimum tersebut dinaikan menjadi 365 kg/m3 beton (atau adukan standar minimum
1:1,25:2,5 dan 1:2:3).
f Pengujian kubus percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui oleh Direksi
Lapangan/Konsultan MK/Pengawas atas biaya Pemborong. Pengujian kubus selanjutnya
secara periodik mengikuti ketentuan-ketentuan dalam SNI 2847 : 2013.
g Jika perlu digunakan juga pembuatan kubus percobaan umur 7 (tujuh) hari dengan ketentuan
hasilnya tidak boleh kurang dari 65% kekuatan yang diminta pada 28 hari. Jika hasil tekan
benda uji tidak memberikan angka kekuatan yang diminta, maka harus dilakukan pengujian
beton ditempat dengan cara-cara seperti ditetapkan dalam SNI 2847 : 2013.
h Perawatan kubus percobaan tersebut adalah dalam pasir basah yang tidak tergenang air,
selama 7 (tujuh) hari dan selanjutnya dalam udara terbuka.
i Pengadukan beton dalam angker tidak boleh kurang dari 75 detik terhitung setelah seluruh
komponen adukan masuk ke dalam mixer.
j Penyampaian beton (adukan) dari mixer ke tempat pengecoran harus dilakukan dengan cara
yang tidak mengakibatkan terjadinya degradasi komponen-komponen beton.
k Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton yang memenuhi ketentuan dalam SNI
2847 : 2013.
l Penempatan siar-siar pelaksanaan sepanjang tidak ditentukan lain dalam gambar struktur,
harus mengikuti ketentuan dalam SNI 2847 : 2013 dan sebelum pengecoran beton
dilaksanakan Pelaksana harus membuat gambar pelaksanaan (shop drawing) siar-siar tersebut
yang telah disetujui oleh Pengawas PT. BIB.
m Siar-siar tersebut harus dibasahi terlebih dahulu dengan air semen yang diberi campuran
bahan pengikat (calbond atau sejenis) atas persetujuan Pengawas PT. BIB.
n Selama pelaksanaan pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan letak penulangan
agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi sehingga menyebabkan
perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang timbul akibatnya sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pelaksana.
o Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar pelaksanaan. Air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar
harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang sudah dimulai
pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
p Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan
instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta penyiapan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus mendapat perseujuan
dari Pengawas PT. BIB.
TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 21 of 44
Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

q Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari
zat-zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton tidak
diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut cukup keras.
r Pelaksana harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas permukaan
tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai sifat menyerap
(absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan tulangan dan pengecoran
beton di atas dasar permukaan tanah.
s Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling
sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-
penahan jarak dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang
sebanyak minimum 8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak
tersebut adalah bagian pekerjaan itu.
t Pengawas PT. BIB akan memeriksa hasil pekerjaan pembetonan terhadap kemungkinan
adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat pada pkerjaan pembetonan maka Pelaksana
harus memperbaikinya kembali atas biaya Pelaksana.
u Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah menjadi
wewenang Pengawas PT. BIB dan Pelaksana wajib melaksanakannya.

4.1 Beton Ready Mixed.


• Bila beton yang digunakan adalah berupa ready mix maka harus didapatkan dari sumber
yang disetujui oleh Pengawas PT. BIB, dengan takaran, adukan serta cara
pengiriman/pengangkutannya harus memenuhi persyaratan di dalam ASTM C94-78a.
• Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang sesuai dengan
yang telah diuji di laboratorium, serta secara konsisten harus di kontrol bersama-sama
oleh Pelaksana dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di laboratorium.
• Batas temperatur beton ready mix sebelum dicor disyaratkan tidak melampaui 32°C.
• Penambahan bahan aditive dalam proses pembuatan beton ready mix harus sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat aditive tersebut. Bila diperlukan dua atau lebih jenis
bahan aditive maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah.
• Dalam pelaksanaannya harus sesuai ACI 212-2R-71 dan ACI 212.IR-63.
• Jumlah pemakaian air untuk campuran harus sudah diperhitungkan benar sesuai dengan
slump yang dibutuhkan dan dimasukan langsung ditempat pembuatan beton sehingga
tidak dibolehkan melakukan penambahan air dilapangan.

5. PENGUJIAN BETON
a. Pengujian mutu beton ditentukan melalui pengujian sejumlah benda uji kubus beton
15x15x15 cm sesuai SNI 2847 : 2013.
b. Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump harus dalam
batas-batas yang disyaratkan dalam SNI 2847 : 2013, kecuali ditentukan lain oleh Pengawas
PT. BIB.
c. Benda uji dari satu adukan dipilih acak yang mewakili suatu volume rata-rata tidak lebih dari
10 m3 atau 10 adukan atau 2 truck drum (diambil yang volumenya terkecil). Disamping itu
jumlah maksimum dari beton yang dapat terkena penolakan akibat setiap satu keputusan
adalah 30 m3, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas PT. BIB.
d. Hasil uji untuk setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur 7, 14 dan 28 hari.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 22 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

e. Khusus untuk pelepasan perancah dan penarikan beton prategang, benda uji yang
dipergunakan adalah benda uji yang diletakkan di daerah yang akan diuji tanpa melalui
perawatan di laboratorium. Perawatan yang dilakukan tersebut adalah perawatan yang
diberlakukan sama seperti pada struktur yang sebenarnya. Pengujian terhadap benda uji
harus dilakukan satu hari atau sesaat sebelum tahapan pekerjaan yang bersangkutan akan
dilaksanakan. Diluar ketentuan kegunaan tersebut diatas, seluruh benda uji dirawat
sebagaimana yang dicantumkan dalam SNI 2847 : 2013, atau bila ditentukan lain oleh
Pengawas PT. BIB.
f. Hasil pengujian beton harus diserahkan sesaat sebelum tahapan pelaksanaan akan dilakukan,
yaitu khususnya untuk pekerjaan yang berhubungan dengan pelepasan perancah dan
penarikan baja prategang. Sedangkan untuk pengujian diluar ketentuan pekerjaan
tersebut harus diserahkan kepada Pengawas PT. BIB dalam jangka waktu tidak lebih dari 3
hari setelah pengujian dilakukan.
g. Pembuatan benda uji harus mengikuti ketentuan SNI 2847 : 2013, dilakukan dilokasi
pengecoran dan harus disaksikan oleh Pengawas PT. BIB. Apabila digunakan metoda
pembetonan dengan menggunakan pompa (concrete pump), maka pengambilan contoh segala
macam jenis pengujian lapangan harus dilakukan dari hasil adukan yang diperoleh dari ujung
pipa "concrete-pump" pada lokasi yang akan dilaksanakan.

6. PERAWATAN BETON
a. Beton harus dirawat (cured) dengan air, minimum selama 14 (empat belas) hari secara terus
menerus, setelah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan dengan cara pipa- pipa
berlubang-lubang, penyiraman mekanis atau cara-cara yang disetujui oleh Pengawas PT. BIB.
Air yang digunakan pada perawatan harus memenuhi syarat sesuai dengan spesifikasi air
untuk campuran beton.
b. Beton setelah dicor harus dilindungi terhadap proses pengeringan yang belum saatnya dengan
cara mempertahankan kondisi dimana kehilangan kelembaban adalah minimal dan suhu yang
konstan dalam jangka waktu yang diperlukan untuk proses hydrasi semen serta pengerasan
beton.
c. Perawatan beton dimulai segera setelah pengecoran beton selesai dilaksanakan dan harus
berlangsung terus-menerus selama paling sedikit dua minggu jika tidak ditentukan lain. Suhu
beton pada awal pengecoran harus dipertahankan tidak melebihi 33,2/C.
d. Dalam jangka waktu tersebut cetakan dan acuan beton pun harus tetap dalam keadaan basah.
Apabila cetakan dan acuan beton dibuka sebelum selesai masa perawatan maka selama sisa
waktu tersebut pelaksanaan perawatan beton tetap dilakukan dengan membasahi permukaan
beton terus menerus dengan menutupinya dengan karung- karung basah atau dengan cara
lain yang disetujui Pengawas PT. BIB.

7. PEMBONGKARAN BEKISTING
Pembongkaran bekisting pada lapisan / tingkat ke N dapat dilakukan setelah memnuhi ketentuan
sebagai berikut :
a. Umur cor beton pada lapis / tingkat ke N tersebut minimum sudah mencapai 28 hari.
b. Jika pada lapis / tingkat berikutnya (ke N+1) msih ada pekerjaan pembetonan lagi, maka
umur cor beton pada lapis ke N+1 tersebut harus sudah mencapai paling sedikit 21 hari.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 23 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL E
PEKERJAAN LANTAI, DINDING DAN PLAFOND

1. PEKERJAAN LANTAI / KERAMIK


Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan serta material bantu lainnya
demi terlaksananya pekerjaan dengan hasil yang sempurna.
a. Pengecoran lantai
Pada pekerjaan ini semua permukaan lantai dicor beton campuran 1 semen : 3 pasir beton :
5 kerikil dengan ketebalan 5 cm .
b. Pasangan keramik
• Pekerjaan Penutup lantai yang dipasang adalah pasangan keramik lantai bangunan
uk.60x60 cm.
• Pekerjaan pelapisan dinding meliputi pekerjaan pemasangan keramik pada dinding
keramik uk. 20 x 40 cm pada WC.
• Lantai WC dipasang keramik anti slip uk. 20 x 20 cm .
c. Bahan
a. Produk Keramik yang digunakan harus dalam kategori produk kwalitas baik/Grade A/KW1,
produksi dalam negeri dan memenuhi standard SII. Warna akan disesuaikan berdasarkan
petunjuk dari Direksi. Ketebalan minimal 4 mm, dengan ukuran seperti yang tertera dalam
gambar, antara lain :
• Untuk lantai ruangan : Keramik 60 x 60 cm putih (setara Niro)
• Untuk lantai teras : Keramik 60 x 60 cm warna (setara Niro) anti slip
• Untuk lantai WC : Keramik anti slip 20 x 20 cm warna (setara Roman)
• Untuk dinding WC : Keramik 20 x 40 cm warna (Setara Roman)
b. Sebelum bahan – bahan di datangkan di lokasi, Kontraktor wajib memberikan contoh
secukupnya dan mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

2. PEKERJAAN DINDING
Dalam Pekerjaan dinding ini terbagi antara lain Pekerjaan dinding bata dan pekerjaan dinding
Partisi yang terbuat dari bahan gypsum/ kalsium silicat.
2.1. PEKERJAAN DINDING BATA
A. Lingkup pekerjaan meliputi penyediaan bahan, pelaksanaan pekerjaan dan perapihan.
Dan pekerjaan ini terdapat pada daerah pekerjaan kamar mandi di area dalam
bangunan lama dan dinding-dinding baru pada bangunan rencana baru, dll sesuai
dengan gambar kerja.
B. Adapun syarat-syarat ataupun hal-hal yg perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini antara
lain :
B.1 Batu bata yang akan digunakan adalah bata merah dengan kualitas yang baik, batu
bata harus matang, bila direndam air akan tetap utuh, tidak pecah atau hancur.
B.2 Batu bata harus berkekuatan tekan /compressive strength sebesar 30 kg/cm2, dan
bisa menahan gaya horizontal/shear strength sebesar 1,7 kg/cm2.
B.3 Batu bata yang pecah/retak tidak dibenarkan digunakan untuk dipasang, kecuali
untuk melengkapi, misalnya sudut.
B.4 Sebelum dipasang batu bata. harus direndam air hingga jenuh air.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 24 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

B.5 Ukuran-ukuran bata harus seragam dan dapat disesuaikan berdasarkan tebal dinding
akhir yang disyaratkan dalam gambar kerja.
B.6 Campuran semen pasangan bata adalah 1:4 dengan posisi perletakan 1/2 bata.
B.7 Pada area basah menggunakan semen pasangan bata kedap air perbandingan 1:3.
B.8 Adukan harus dibuat dengan menggunakan mesin pengaduk (molen) sesuai kapasitas
yang dibutuhkan, semen dan pasir harus dicampur dalam keadaan kering, yang
kernudian diberi air sesuai persyaratan sampai didapat campuran yang baik.
B.9 Adukan yang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang baru.
B.10 Pasangan batu bata yang dilaksanakan harus rata, tegak dan lajur penaikannya diukur
tepat dengan tiang lot, setiap pemasangan tidak boleh lebih dari 1,00 m baru boleh
dilanjutkan setelah betul-betul mengeras. Sebelum dipasang batu bata harus
direndam dalam air/direndam terlebih dahuiu. Pada proses pemasangan dinding bata
agar sudah diperhitungkan adanya fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam
didalam pasangan batu bata. Rangka penguat berupa, kolom praktis dan ringbalk dari
beton dipasang untuk setiap luas dinding maksimun 6 m2 dan sesuai persyaratan
pabrik pembuat batu bata atau yang disetujul Pengawas PT. BIB.

C. Plesteran Dinding
C.1 Pekerjaan plesteran meliputi semua pekerjaan pasangan dinding batu bata bagian
luar dan bagian dalam , saluran rabat dll sesuai dengan gambar.
C.2 Adapun syarat-syarat ataupun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini
antara lain :
• Air yang digunakan harus bersih dan bebas dari segala macam campuran atau
larutan minyak, asam garam/basa dan bahan organis lainnya.
• Air yang digunakan tersebut harus sesuai persyaratan yang sudah ditentukan.
• Daerah plesteran antara lain pada batu bata 1 : 4 dan pada daerah yang
disesuaikan dengan gambar.
• Pada area basah menggunakan semen pasangan bata kedap air perbandingan 1:3.
• Tebal plesteran berkisar setebal 1 s/d 2 cm, tebal pasangan bata jadi max. 13
atau 15 cm tergantung dimensi batu bata yang dipasarkan di daerah sekitar.
• Sebelum pekerjaan plesteran dimulai terlebih dahulu permukaan pasangan batu
bata dan beton dibasahi atau disiram air terlebih dahulu.
• Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok sedalam kira-kira 1
cm agar plesteran dapat lebih merata.
• Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran
yang disetujul Direksi.
• Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
• Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk
mencapai bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
• Sebelum Pelaksana melanjutkan pekerjaan plesteran, maka Pelaksana
diwajibkan membuat contoh bidang plesteran.

D. Pekerjaan Acian Dinding


D.1 Lingkup pekerjaan acian dinding ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan- bahan,
peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan acian, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik. Dan Area pekerjaan acian meliputi pekerjaan Plesteran pada bagian dalam dan
luar bangunan.
TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 25 of 44
Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

D.2 Adapun syarat-syarat ataupun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini
antara lain :
• Pekerjaan acian dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar.
• Bahan yang digunakan adalah semen dan air.
• Alat kerja yang digunakan antara lain; roskam, sendok semen dan jidar
alumunium.
D.3 Langkah Pelaksanaan.
• Campurkan bahan semen dengan air, sesuai dengan perbandingan yang
ditentukan spesifikasi.
• Aduk campuran diatas hingga rata dan diperoleh kelecakan (consistency) yang
sesuai untuk pelaksanaan pengacian (akan lebih baik dan mudah jika
menggunakan drill dengan blade yang telah didesign khusus sebagai mixer).
• Pengacian dilakukan secara manual sebagaimana umumnya dengan menghampar
adukan dengan hand towel hingga merata pada bidang yang akan diaci dan
bilamana perlu diratakan dengan jidar aluminium panjang.
• Bila tebal acian pada hamparan lapis pertama masih tipis dapat dilakukan
penambahan pada hamparan berikutnya dan untuk tebal acian yang dianjurkan
dalam pengacian adalah 1 – 3mm tergantung kerataan dasar permukaannya.
2.2. PEKERJAAN DINDING PARTISI
A. Lingkup Pekerjaan Partisi
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan sekaligus pemasangan rangka dinding dan
penutup partisi.
A.1 Persyaratan Bahan
a. Bahan
• Jenis bahan : kalsiboard.
• Ketebalan : 6 mm.
• Mutu bahan : Buatan dalam negeri merk KALSI atau setara.
• Pola ukuran : Sesuai gambar.
• Rangka : Metal furing C runner dan U stud 75 mm.
b. Alat bantu
• Alat Bantu steger.
• Waterpas.
• Benang.
• Meteran.
B. Syarat Pelaksanaan:
• Rangka dinding partisi besi metal stud dilengkapi dengan skrup, gypsum, skrup rivet,
klem, atau rangka lain.
• Pemasangan sesual dengan pola yang ditunjukkan/ disebutkan dalamgambar dengan
memperlihatkan modul pemasangan.
• Bidang pemasangan bagian rangka partisi harus rata, tidak cembung, kakud an kuat,
kecuall bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakanbidang miring/ tegak sesual
yang ditunjukkan dalam gambar.
• Bahan penutup partisi adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkandalam gambar jarak
pemasangan antara unit-unit penutup langit-langitharus presisi dan tidak kelihatan
atau sesual yang ditunjukkan dalam gambar.
• Hasil pemasangan penutup partisi harus rata, tidak melendut.
TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 26 of 44
Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

C. Langkah Pelaksanaan:
• Tentukan modul dan tinggi partisi.
• Waterpaskan ketegakan partisi tersebut pada pasangan dinding.
• Pasang rangka dinding sesuai dengan yang dibutuhkan.
• Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok sesuai grid rangka dengan
besi Metal Stud.
• Selanjutnya pasang tulangan pembagi, yang terbuat dari besi Metal stud dengan jarak
sesual grid pada gambar rencana.
• Rangka partisi yang sudah siap ditutup dengan Gypsum.
• Gypsum yang sudah terpasang di compon supaya mendapatkan permukaan yang rata.
• Dinding partisi gypsum yang sudah rata dan kokoh, di cat. wama yang disetujui oleh
Pengawas PT. BIB.

3. PEKERJAAN PLAFOND
A. Lingkup Pekerjaan Plafond
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan sekaligus pemasangan rangka Plafond dan penutup
Plafond.
Persyaratan Bahan :
a. Bahan
• Jenis bahan : Gypsum.
• Ketebalan : 9 mm.
• Produk : Buatan dalam negeri merk Kalsi atau setara.
• Pola ukuran : Sesuai gambar.
• Penggantung : Galvanizd wired rod M5 drat + U clamp channel
• Rangka : Hollow 40 x 40 / 20 x40
b. Alat bantu
• Alat Bantu steger.
• Waterpas.
• Benang.
• Meteran.
B. Syarat Pelaksanaan:
• Rangka langit-langit hollow dengan penggantung galvanized wire rod diameter 4,5 mm.
yang dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung terikat kuat pada beton,
dinding atau rangka baja yang ada.
• Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan memperlihatkan modul
pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
• Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan kuat,
kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang miring/tegak sesuai
dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
• Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.
• Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi dan tidak kelihatan
atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
• Hasil pemasangan penutup, langit-langit harus rata, tidak melendut.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 27 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

C. Langkah Pelaksanaan:
• Tentukan peil plafond pada dinding atau lisplank;
• Waterpaskan ketingglan tersebut pada seluruh batas pasangan plafond.
• Pasang rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan menggunakan baut.
• Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm dengan rangka
hollow
• Selanjutnya pasangan tulangan pembagi, yang terbuat dari rangka hollow dengan jarak
tiap 60 cm;
• Rangka plafond yang sudah siap ditutup, digantung dengan root atau hollow dalam kondisl
lurus dan waterpas;
• Gypsum yang sudah terpasang di compon dan dicat.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 28 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL F
PEKERJAAN RANGKA DAN ATAP

1. RANGKA ATAP BAJA RINGAN


a. Rangka atap menggunakan rangka atap baja ringan.
b. Ketebalan yang profil yang digunakan 0,65mm – 0,85mm sesuai petunjuk Pemberi Tugas.
c. Profil rangka atap baja ringan terbuat dari bahan lapis zinc dan aluminium yang harus
memiliki lapisan anti karat.
d. Konektor yang digunakan harus menggunakan screw dengan tipe self drilling screw yaitu
sekrup berulir tanpa baut
e. Dalam Pelaksanaannya, Bentuk rangka atap yang digunakan pada bestek tidak mengikat,
dapat disesuaikan berdasarkan hasil perhitungan desain dari fabricator.
f. Sebelum dimulai Pelaksana harus menyerahkan gambar kerja dan hasil perhitungan software
structure untuk rangka atap, serta menyerahkan contoh produk rangka atap beserta data
teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Ahli. Pemasangan jarak
kuda-kuda harus sesuai dengan hasil perhitungan struktur yang telah dihitung oleh suplier dan
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas ( batas maksimal jarak kuda-kuda ± 120 cm).
g. Pada saat pemasangan rangka harus diperhitungkan besaran sudut atap sesuai dengan gambar
perancangan, dalam hal ini sudut kemiringan atap yang digunakan sesuai gambar rencana.
h. Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa dan diteliti sebaik-
baiknya. Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat konstruksi
rangka, dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas PT. BIB.
i. Bila rangka atap yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya ketidak sesuaian dari
hasil gambar kerja yang telah diajukan, maka akan dibongkar dan semua biaya ditanggung
oleh Pelaksana.
j. Setelah pelaksanaan rangka atap baja ringan selesai, maka diwajibkan kepada Pelaksana
untuk menyerahkan sertifikat garansi pemasangan dan jaminan produk resmi selama max. 10
tahun.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 29 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

Contoh Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

2. PENUTUP ATAP
a. Untuk pekerjaan penutup atap ini, perlu diperhatikan rencana gambar dan bestek
b. Penutup atap untuk bangunan sekolah dipergunakan atap metal dengan ketebalan
0.25 mm yang dipasang rapi, sesuai petunjung Brosur dari pabrik
c. Pemasangan atap genteng metal :
• Tentukan as bidang atap dengan posisi dari bawah sebagi awal pemasangan , Diteruskan
pemasangan kekanan dan ke kiri sampai tepi atap, potong lembar yang berlebih bila ada.
• Paku yang dipakai adalah dari bahan aluminium / galvanis / tembaga Ø kepala 6 mm
panjang 15 – 20 mm
• Penyusunan atap metal harus lurus dan tegak serta tepat pada bentuk pada posisinya dan
tersusun sejajar satu sama lainnya
• Diperlukan ketelitian pemasangan dan harus selalu diukur dan ditarik dengan benang,
setiap deret atap yang dipasang
• Untuk penentuan warna daripada atap tersebut akan dikunsultasikan dengan pihak
Pemberi Tugas
TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 30 of 44
Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL G
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA

1. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi penyedian bahan, alat dan pemasangan kusen alumunium. Diantarannya
sebagai berikut:
 Pekerjaan Kusen alumunium.
 Pekerjaan kaca polos 5 mm.
 Pekerjaan pintu Alumunium.

B. Persyaratan Bahan.
 Kusen Alumunium.
Aluminium yang akan digunakan adalah produksi ALEXINDO atau setara produksi dalam
negeri yang baik (sesual Sll extrusi 0695-82 dan SH jendela 0649-82). Alloy 6063 T5/Billet
yang digunakan harus aslinya (tidak terbuat dari bahan scrap/sisa).
Seluruh pekerjaan aluminium memiliki syarat-syarat teknis sebagai berikut:
 Kusen Aluminium warna NATURAL SILVER (setara Alexindo)
 Ukuran profil 3”.
 Beban angin 100 kg/m2.
 Tebal profil minimal 1.35 mm.
 Daun pintu alumunium frame 4.5x6.5 cm dan 4.5x 11 cm untuk bagian bawah.
Lengkap dengan hinge deksson FH 211 sss dan kunci deksson KC 8423 dan handle
alumunium
 Kaca.
Kaca yang akan digunakan pada bagian kusen pintu/jendela yaitu jenis kaca
polos/rayben dari produk Asahi mas atau setara dengan ketebalan 8mm, sesuai dengan
gambar.

 Pintu Alumunium
Frame pintu alumunium yang digunakan sesuai dengan penjelasan pada pekerjaan pintu,
kunci dan kaca. Kaca pintu dengan kaca polos 5 mm asahimas/setara dengan floor hinge
dekkson FH 211 SSS dan kunci dekkson KC 8423 lengkap dengan pull handle dekkson PH
8025 30x15x450.

C. Langkah Pelaksanaan
 Pekerjaan pembuatan/penyetelan dan pemasangan kusen aluminium beserta kaca harus
dilaksanakan oleh pemborong alumunium yang ahli dalam bidangnya.
 Untuk mendapat ukuran yang tepat, pemborong aluminium harus datang ke lapangan
dan melakukan pengukuran.
 Untuk mendapat hasil yang baik, pembuatan/penyetelan kosen alumunium harus
dilakukan di pabrik secara maksimal dan dilapangan tinggal pasang.
 Antara tembok/kolom/beton dan kusen aluminium harus diisi dengan “sealen" yang
elastis.
 Pemasangan kaca pada kusen aluminium harus diisi karet gasket.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 31 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

 Semua detail pertemuan harus halus, rata dan bersih dari goresan serta cacat yang
mempengaruhi permukaan aluminium.
 Sambungan-sambungan vertical maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang,
demikian juga pengkombinasian profil-profil alumimum harus dipasang sempurna.
 Fixing accessoris seperti skrup assembling dan engsel-engsel harus terbuat dari bahan-
bahan tahan karat.
 Kaca tidak boleh bergetar dan diberi tanda setelah terpasang.
 Pekerjaan pintu alumunium dipasang paling akhir setelah semua pekerjaan kusen selesai
dikerjakan.

2. PEKERJAAN ENGSEL, KUNCI DAN AKSESORIS PINTU/JENDELA


A. Lingkup Pekerjaan
Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pekerjaan kunci-
kunci, engsel dan semua aksesoris yang berkaitan dengan pekerjaan kusen pintu dan jendela.
B. Persyaratan Bahan
 Kunci 2 (dua) slag harus berkotak baja dengan finish akan ditentukan kemudian, baut-
baut dan ungkitnya harus dari stainlees. Tiap kunci harus mempunyai 3 anak kunci yang
berselaput nikel dijadikan satu dengan ring dari kawat baja.
 Type-type kunci harus sesuai dengan fungsi ruangannya.
 Semua daun pintu dan jendela menggunakan peralatan kunci dari merk DEKSON atau
setara kunci tanam MTS 8485 sss dekson dan CYL DC DL 60 mm SN dekson.
 Engsel pintu menggunakan dekkson Engsel Pintu dekson ES IR 5x3x3 4bb dan untuk engsel
jendela hidup menggunakan engsel IR 3x2.5x2.5 mm SN Dekson lengkap dengan grendel
ram buncis 704 SN Solid dan kait angin.
 Door Closer DCL 300 HO BA dekkson
C. Langkah Pelaksanaan
 semua kunci, engsel harus dilindungi dan dibungkus plastik atau tempat aslinya setelah
dicoba. Pemasangan dilakukan setelah bangunan selesai dicat.
 Sekrup-sekrup harus cocok dengan barang yang dipasang, jangan memukul sekrup, cara.
pengokohan hanya diputar sampai ujung. Sekrup yang rusak waktu dipasang harus
dicabut kembali dan diganti.
 Engsel untuk pintu dipasang 20-40 cm dari tepi atas dan bawah, sedangkan engsel ketiga
dipasang di tengah-tengah.
 Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai gambar.
 Lever handle atau handle kotak sesuai gambar kerja dipasang pada pintu.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 32 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL H
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN KOTOR

1. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN KOTOR


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan dan pengujian dari semua
peralatan/material seperti yang disebutkan dalam spesifikasi ini, maupun pengadaan dan
pemasangan dan peralatan/ material yang kebetulan tidak disebutkan, akan tetapi secara
umum dianggap perlu agar dapat diperoleh system instalasi air bersih dan instalasi air kotor
yang baik yang sudah diuji dan dicoba siap untuk dipergunakan.

B. Persyaratan Bahan
a. Semua bahan/ material yang digunakan/dipasang harus dari jenis material yang
berkualitas, baik, dalam keadaan baru sesuai dengan mutu dan standard internasional
seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang setaraf.
b. Pelaksana bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang akan dipakai,
setelah mendapatkan persetujuan oleh pengawas/direksi.
c. Sebelum dilakukan pemasangan, Pelaksana harus menyerahkan contoh/sampel dari
bahan/material yang akan dipasang kepada Pengawas PT. BIB.

C. Langkah Pelaksanaan
C.1 Pekerjaan penyediaan air bersih.
a. Bahan material pipa untuk distribusi air bersih adalah AW pipe, Pipa dan fitting yang
digunakan harus menggunakan standard SII dan harus disertai sertifikat hasil
pengujian.
b. Katup (valve) untuk ukuran lebih kecil atau sama dengan 50 mm dibuat dari bahan
kuningan dengan system penyambungan menggunakan ulir/screwed, sedangkan yang
lebih besar dari 50 mm dibuat dari bahan GIP, dengan system sambungan ulir.
c. Penggantung pipa (hanger) dan penjepit pipa (klem) harus dari bahan metal yang
digalvanis.
d. Untuk sambungan yang menggunakan ulir harus memiliki spesifikasi panjang ulir.
e. Sebelum dilakukan penyambungan, bagian yang berulir harus dibersihkan terlebih
dahulu dari kotoran-kotoran yang melekat.
f. Setiap pemasangan katup yang menggunakan ulir harus digunakan sepasang water
moer (union coupling) untuk mempermudah pekerjaan pemeliharaan
g. Semua ujung yang terakhir, yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dengan
dop/plug atau blink flanged.
h. Pipa-pipa harus diberi penyangga, pipa tegak yang menempel sepanjang kolom atau
dinding dan pada setiap percabangan atau belokan harus diberi pengikat atau klem.
i. Penyangga pipa harus dipasang pada lokasi-lokasi yang ditentukan.
j. Apabila lokasi penggantung pipa berhimpitan dengan katup, maka penyangga
tersebut harus digeser dari posisi tersebut dengan catatan pipa tidak akan
melengkung apabila katup tersebut dilepas.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 33 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

C.2 Pekerjaan instalasi air kotor


a. Jenis bahan yang dipakai untuk menyalurkan air bekas dan air limbah manusia dalam
bangunan memakai bahan PVC.
b. Pipa air buangan, air kotor menggunakan PVC kelas AW untuk tertanam dalam tanah.
c. Penyambungan pipa PVC dilakukan dengan solvent cement yang berkualitas baik.
Sebelum melakukan penyambungan pipa, bagian yang akan disambung harus
dibersihkan terlebih dahulu, bebas dari kotoran, air dan lain-lain.
d. Sambungan sambungan antara pipa PVC, diberi solvent cement dari kualitas baik yang
disetujui oleh pengawas/direksi
e. Pada pipa vent, semua ujung pipa atau fitting yang terakhir tidak dilanjutkan lagi,
harus ditutup dengan dop atau plug dari bahan material yang sama.
f. Pipa PVC untuk saluran air kotor dan limbah manusia yang tertanam harus diberi
bantalan beton 1 pc + 3 ps + 5 krl pada setiap jarak 3 m, pondasi ini juga dipasang
pada bagian sambungan pipa percabangan dan belokan.
g. Pipa tegak (riser) harus diberikan bantalan beton pondasi pada bagian pertemuan
antara pipa tegak dan datar di lantai dasar.
h. Pipa pipa sebelum disambungkan ke fixture harus ditest dahulu terhadap kebocoran
kebocoran.
i. Instalasi yang hasilnya tidak baik, segera diperbaiki. Biaya pengetesan, alat alat yang
diperlukan dan perbaikan ditanggung pemborong.
j. Pipa pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tidak ada hawa busuk yang keluar,
dan tidak ada rongga rongga udara, letaknya harus lurus. Untuk pipa air kotor
mendatar yang berukuran lebih besar dari 80 mm harus dibuat kemiringan minimal
1% dan pipa yang berukuran kecil atau sama dengan 80 mm harus dibuat kemiringan
minimal 2%. Pipa limbah manusia harus dipasang dengan kemiringan minimal 2%.
k. Pada ujung buntu dilengkapi dengan lubang pembersih atau clean out
dengan ukuran diameter 50 mm atau 80 mm.
l. Ujung ujung pipa dan lubang lubang harus didop/plug selama pemasangan untuk
mencegah kotoran masuk ke dalam pipa.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 34 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL I
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

1. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan system listrik ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran
dan pemasangan serta pengujian, perlatan dan tenaga kerja sehingga seluruh system listrik
dapat beroperasi dengan sempurna.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mengerti teknik
instalasi listrik. EPCM Kontraktor harus menyediakan peralatan bantu untuk pelaksanaan dan
pengujian yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksananya pekerjaan menurut
persyaratan yang berlaku.
Standar dan referensi yang dipakai adalah :
a. Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 (SK Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/MEN/2002).
b. Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1973 tentang
Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
c. Peraturan menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973 tentang
Syarat-syarat Penyambungan listrik (SPL).

B. Persyaratan Bahan
• Instalasi pengkabelan dari Kwh dan Genset menuju Panel - panel memakai jenis kabel
NYFGBY 4 X 3,5 mm.
• Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar, dan untuk instalasi
penerangan memakai jenis kabel NYM 2,5 mm dan 4 mm.
• Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi harus
menggunakan konektor khusus/ lasdop.
• Jaringan listrik dalam dinding harus ditanam dalam pipa PVC pada belokan menggunakan
pipa fleksibel.
• Pada setiap cabang pengkabelan harus menggunakan boks lengkap dengan tutupnya.
• Setiap armature lampu/ saklar/ stop kontak harus menggunakan boks dus dengan mutu
yang bagus sebagaimana standar kelistrikan.
• Merek kabel yang disyaratkan adalah Eterna setara.
• Komponen lampu /LED yang digunakan adalah merek Philips atau Osram, atau setara.
• Saklar lampu sesuai dengan jenis penggunaan sesuai gambar, ada yang tunggal, seri,
triple, dan saklar kelompok. Semua komponen tersebut merek Broco atau setara.
• Stop kontak yang digunakan adalah buatan Broco atau setara.

C. Langkah Pelaksanaan
• Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh tenaga
ahli listrik dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI yang dikeluarkan olh
instansi yang berwenang. Selain itu pemasang instalasi dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman di bidangnya.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 35 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

• Apabila pada penerapannya ada terjadi bongkaran dinding dan instalasi listrik eksisting,
EPCM Kontraktor harus terlebih dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama
sesuai rencana yang berkaitan dengan penambahan instalasi pengkabelan baru yang
tertera pada gambar serta merapikan kembali sesuai dengan fungsinya masing-masing.
Pemindahan kabel harus memperhatikan estetika interior.

D. Pengujian
Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, EPCM Kontaktor harus melakukan
pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut sudah memenuhi syarat
dan siap dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 36 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL J
PEKERJAAN PENGECATAN

1. PEKERJAAN PENGECATAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pengecatan dinding dilakukan meliputi antara lain:
• Seluruh permukaan dinding bagian luar dan dalam, balok, kolom dan plafond tampak dan
tidak dilapis dengan cat tembok.
• Seluruh pekerjaan kayu, kusen, dan pintu ulin, dicat kilap.

B. Persyaratan Bahan
Adapun syarat-syarat ataupun hal-hal yg perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini antara lain:
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah : Produk Lokal Merek setara JOTUN untuk cat
dinding Eksterior dan Interior dan setara Danabrite untuk Plafond
b. Pekerjaan pengecatan meliputi eksterior dan interior, warna ditentukan kemudian sesuai
dengan persetujuan owner.
c. Sifat-sifat umum
• Tahan terhadap pengaruh cuaca
• Tahan terhadap gesekan dan mudah diberslhkan
• Mengurangi Pori-Pori dan tembus uap air
• Tidak berbau
• Daya tutup tinggi
d. Cat yang digunakan berada. dalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan 2,5 kg, 5 kg
atau 25 kg, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan Pemberi Tugas. Pengiriman
cat harus disertakan sertifikat dan agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang
dikirim dijamin keasliannya. Pemborong bertanggung jawab, babwa warna dan bahan cat
adalah tidak palsu dan sesual dengan RKS.
e. Warna
Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan pengecatan, EPCM Kontraktor
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada Pemebri Tugas. EPCM Kontraktor
menyiapkan bahan dan bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, atas biaya EPCM
Kontraktor. Pencampuran warna atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus
disiapkan dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan dan
pencampurannya.

C. Langkah Pelaksanaan
a. Pekerjaan Persiapan/sebelum pengecatan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaan langit-langit dan lantai telah
selesai dikerjakan. Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut:
• Dinding atau bagian yang akan dicat telah selesai dan disetujui oleh Pengawas PT. BIB.
• Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang menempel dibersihkan.
• Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akan dicat karena masih basah dan
lembab.
• Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna
Pelaksana harus mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan-urutan
yang tepat mulai dari pekerjaan dasar sampai dengan pengecatan akhir.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 37 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

• Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari pabrik pembuat cat
tersebut.
b. Pekerjaan Pengecatan
b.1 Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
• Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah
permukaan tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene)
yang biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih.
• Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
• Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus
diberi lapisan wall sealer
• Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus
• Kemudlan dicat dengan lapisan pertama
• Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamur lagi dan diamplas halus
setelah kering.
b.2 Pengecatan kayu
• Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran diberi dasar meni
• Permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila. terdapat
retak, celah atau lobang. Kemudian permukaan kayu yang telah diplamur
diratakan.
• Permukaan kayu yang kecil harus diberi 2 lapisan plamur yang tipis
• Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk.
• Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau cacat-cacat lainnya.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 38 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

PASAL K
PEKERJAAN LAIN - LAIN

1. PEKERJAAN ACP
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan sekaligus pemasangan rangka dinding dan penutup.
Meliputi area fasade depan sebagai dinding dan kanopi.
Cara pemasangan ACP sebagai exterior bangunan :
a. Persiapan
- Bagian dinding bangunan minimal sudah diplester dan pada beton sudah dapat digunakan
untuk dipasang dynabolt sebagai pemaku rangka pada dinding
- Marking, marking area dinding dan sesuaikan dengan ukuran ACP yang akan dipasang.
Marking juga berfungsi pedoman tempat posisi rangka ditempatkan.
b. Pembuatan Rangka ACP
- Rangka ACP terbuat dari Aluminium atau menggunakan rangka hollow 40×40.
- Bagian rangka dipasang plat siku dan dikunci kebagian dinding dengan dynabolt.
- Bagian antar rangka dapat disambung satu sama lain dengan pengelasan atau dengan
diskrup.
- Rangka ACP dapat difabrikasi terlebih dahulu menjadi rangkaian rangka yang sudah
disambung-sambung atau disebut bracket kemudian secara sekaligus dipasang pada
dinding bangunan.
c. Fabrikasi ACP
- Persiapan lembaran ACP, merk ACP yang ada dipasaran antara lain: Seven, Alucobond,
Alumetal, Alumebond, Maco, Alustar, Luminate, dll.
- Potong lembaran ACP mengacu kepada jarak dan ukuran rangka hollow. Dimana lembar
ACP dipotong melebihi 4 cm dari rangka. Misal untuk rangka 60x60cm maka lembar ACP
yang dipotong menjadi 64x64cm. Dimaksudkan supaya sisa 4 cm digunakan untuk ditekuk
atau dilipat sehingga ACP berbentuk sebuah kotak.
- Proses Routing yaitu dengan me routing atau memangkas lapisan logam/aluminium pada
ACP sehingga mudah untuk menekuk bagian ujung (4cm) sebanyak 90 deg.
- Lipat bagian ACP sehingga membentuk kotak, dan gunakan potongan siku untuk mengikat
lipatan menggunakan paku rivet.
– Pasang 2 buah bracket / plat siku pada 2 sisi lembar ACP sehingga terdapat 8 buah bracket
atau plat siku yang akan dibaut atau dikunci ke rangka hollow.

2. PEKERJAAN BATU ALAM


a. Lingkup pekerjaan ini meliputi pemasangan batu alam pada sebagian dinding pagar depan
yang sudah ditentukan dalam gambar rencana.
b. Adapun syarat-syarat ataupun hal-hal yg perlu diperhatikan dalam pekerjaan ini antara lain :
b.1 Bahan-bahan
• Bahan utama : Batu Andesit
• Bahan perekat : Sement Portland, Pasir, Air
• Bahan finishing : Coating Batu Alam
b.2 Syarat-syarat Pelaksanaan
• Semua bahan – bahan yang datang harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
untuk dapat dilakukan pekerjaan selanjutnya
• Batu Alam sebelum dipasang harus disiram dengan air agar monolit terlebih dahulu
• Batu Alam yang akan dipasang harus bersih dari semua kotoran dan debu

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 39 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

• Pemasangan dilakukan pada sisi terbawah dilanjut ke atas sampai semua sisi rapi menjadi
satu kesatuan
• Pemasangan batu alam dilakukan dengan campuran 1 PC ( Portland Cement ) : 6 Pasir
• Setiap sekali pemasangan batu alam, maka permukaan batu alam harus segera dibersihkan
dari segala kotoran akibat campuran atau debu pada hari itu juga agar kondisi permukaan
batu alam tetap bersih dan tidak terjadi kerak.
• Setelah sehari pemasangan batu alam selesai maka permukaan batu alam bisa dilakukan
pelapisan Coating.

Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk lingkup dalam
pelaksanaan ini EPCM Kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk, perintah Pemberi
Tugas baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan didalam berita
acara Aanwizjing.
Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian dilapangan akan dibicarakan dan
diatur oleh konsultan pengawas, dengan dibuat berita acara yang disahkan oleh pemberi tugas.

3. PEKERJAAN PAVING
a. Lingkup Pekerjaan Pemasangan Paving
a.1 Pekerjaan paving block ini meliputi seluruh pekerjaan paving block seperti yang ditujukan
dalam gambar kerja.
a.2 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
a.3 Pekerjaan ini termasuk pengadaan dan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar. Sebagai Berikut:
• Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang diperlukan untuk kemiringan
Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Dan dengan kepadatan minimal 90 %
MDD (Modified Max Dry Density) untuk kekuatan lands area paving
• Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai
minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan.
• Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah dipasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
• Drainage/Saluran Air
Seperti halnya kanstin, Drainage atau Saluran air ini juga harus sudah terpasang
sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal ini sangat wajib dilakukan untuk effisiensi
waktu/kecepatan pekerjaan. Drainage yang dikerjaan setelah paving terpasang akan
sangat mengganggu pekerjaan pemasangan paving itu sendiri karena harus
membongkar paving yang sudah terpasang.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 40 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

b. Pemasangan Paving di lapangan


b.1 Bahan
- Paving yang dipakai adalah paving press dengan ukuran 21 x 10,5 tebal 8 cm dengan
kekuatan tekan K 175 kg / cm2, Yang harus disertakan dengan hasil uji tes
laboratorium dari perusahaan/ pabrik pengolah paving block tersebut.
- Interlock beton cetak/kerb/beton pengunci dengan ukuran sesuai gambar.
b.2 Tolerasi Dimensi
- Perbedaan ukuran paving rata – rata tidak lebih dari 2 mm setiap paving.
- Kerataan permukaan masing – masing paving tidak lebih dari 0,3 mm.
- Kemiringan permukaan untuk keperluan drainage dibuat rata – rata max 2%
kearah pembuangan kecuali pada tikungan menyesuaikan gambar.
- Alur paving sesuai standar pabrik.
- Ketebalan rata – rata minimal 8 cm.
- Paving yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima ( ditolak).
- Ukuran paving menyesuaikan dengan gambar rencana.
b.3 Persyaratan Pasir
- Pasir Perata
Berfungsi sebagailapis perata yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan Paving
block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian.
- Pasir Pengisi
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block dengan fungsi utama
memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan bersinggungannya.
b.4 Tata Cara Pemasangan Paving
- Pasir alas seperti yang dipersyaratkan segera digelar diatas lapisan base. Kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan yang seragam dan harus
mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
- Pemasangan paving harus kita mulai dari satu titik/garis diatas lapisan pasir alas.
- Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita
arahkan melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B,
kemudian kita buat pasangan kepala masing-masingdiujung benang tersebut.
- Pemasangaan paving harus segera kita lakukan setelahpenggelaran pasir alas. Hindari
terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengaan
spasi 2-3 mm untukpengisian pasir halus.
- Memasang paving harus maju, dengan posisi si pekerja diatas blockyang sudah
terpasang.
- Pengisian pasir halus harus segera kita lakukan setelahpamasangan paving dan segera
dilanjutkan dengan pemadatan paving.
- Pemadatan paving dilakukan dengan menggunakan alat plat compactor yang
mempunyai plat area 0,35 s/d 0,50 m2 dengan17 gaya sentrifugal sebesar 16 s/d 20
kN dan getaran denganfrekwensi 75 s/d 100 MHz. Pemadatan hendaknya dilakukan
secara simultan bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir
pemadatan meter dibelakang akhir pasangan. Jangan meninggalkan pasanganpaving
tanpa adanya pemadatan, karena hal tersebut dapat memudahkan terjadinya
deformasi dan pergeseran garis joint akibat adanya sesuatu yang melintas melewati
pasangan paving tersebut.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 41 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

Pemadatan sebaiknya kita lakukan dua putaran, putaran yang pertama ditujukan untuk
memadatkan pasir alas dengan penurunan 5 - 15 mm (pasir yang dipakai).Pemadatan
putaran kedua, disertai dengan menyapu pasir pengisi celah/naat block, dan masing-
masing putaran dilakukan paling sedikit 2 lintasan.
b.5 Hasil Akhir
- Bidang pasang paving rata atau tidak bergelombang, padat, tidak cacat, (pecah /
patah terbagi ).
- Alur –alur harus lurus dengan ukuran yang sama.
- Siar terisi penuh dengan pasir halus / mortar.
- Air mengalir lancar kesaluran drainage jalan dengan kemiringan maximal 2 %.
- Permukaan paving harus bersih dari bekas – bekas semen dan kotoran lainnya.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 42 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

BAGIAN IV
PENUTUP

I. Meskipun dalam ToR ini pada uraian pekerjaan dan uraian ada bahan-bahan tidak dinyatakan,
tetapi disebutkan dalam penjelasan pekerjaan (aanwijzing) mengenai suatu bagian pekerjaan
yang termasuk harus dikerjakan oleh pemborong/kontraktor, maka bagian tersebut dianggap
ada dan dimuat dalam bestek ini.
II. Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pelaksanaan pekerjaan ini, tetapi tidak
diuraikan atau tidak dibuat dalam ToR ini, tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh EPCM
Kontraktor.
III. Setiap melalui pekerjaan EPCM Kontraktor, harus ijin tertulis serta membuat gambar
penjelasan (shop drawing) dan berikut target volume pekerjaan yang dilaksanakan.
IV. EPCM ontraktor diharuskan membuat gambar sesuai pelaksanaan (As-built Drawing) yang harus
mendapat persetujuan dan pengesahan dari Konsultan Pengawas dan Pengendali kegiatan.

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 43 of 44


Project Engineering & Business Improvement Revision: 01

Tabel Rangkuman Spesifikasi Bangunan

NO ITEM PEKERJAAN BAHAN MERK SETARA


1 PONDASI BETON -
BATU GUNUNG -
2 BETON BERTULANG BESI SNI
PORTLAND CEMENT TIGA RODA
3 BEKISTING MULTIPLEKS -
MC -
4 DINDING BATA MERAH -

5 DINDING PARTISI KALSIUM SILICAT KALSI/NUSA


KACA -
6 KERAMIK GRANIT 60X60 NIRO
KERAMIK 40X20 ROMAN
KERAMIK 20X20 ROMAN
7 KUSEN ALUMINIUM ALEXINDO

8 KUNCI-KUNCI - DEKSON

9 PLAFOND GYPSUM KALSI/ NUSA

10 ATAP METAL SAKURA

11 LISTPLANK - KALSI/ NUSA


12 KELISTRIKAN KABEL NYFGBY 4X3,5 SUPREME
KABEL NYA 1X4 ETERNA
KABEL NYA 1X2,5 ETERNA
STOP KONTAK BROCO
SAKLAR BROCO
LAMPU PHILIPS
13 PENGECATAN EKSTERIOR JOTUN
INTERIOR JOTUN
PLAFOND DANABRITE
14 INSTALASI AIR BERISH DAN KOTOR PIPA AW WAVIN
CLOSET TOTO
WASTAFEL TOTO
MESIN POMPA SANYO
15 ACP - SEVEN

TOR EPCM Pembangunan Puskesmas Sebamban II Page 44 of 44

Anda mungkin juga menyukai