Anda di halaman 1dari 32

DAFTAR ISI SPESIFIKASI TEKNIS

Nama Instansi : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang


Nama Kegiatan : Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Gedung PTSP Kejaksaan Negeri Tabalong
Lokasi : Kec.Murung Pudak - Kab. Tabalong
Tahun : 2020

URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS


a. Ketentuan Umum.
b. Ruang Lingkup Pekerjaan .
c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
d. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan
e. Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang diperlukan
dalam Pelaksanaan Pekerjaan
f. Jangka Waktu Pelaksanaan
g. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk
h. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan
i. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran
j. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
k. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan
l. Spesifikasi Proses/Kegiatan
m. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja
n. Spesifikasi Personil Manajerial
o. Spesifikasi Pekerja Pelaksana Lapangan

LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS

A. Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi


B. Spesifikasi Teknis Bahan Yang Akan Digunakan Dalam Pekerjaan
C. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
URAIAN SPESIFIKASI TEKNIS
a. Ketentuan Umum.
Spesifikasi Teknis ini disusun dengan berpedoman pada Spesifikasi Umum Peraturan Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara Republik Indonesia dimana secara umum Spesifikasi Umum 2018 ini memuat tentang pengaturan
ketentuan mutu bahan, ketentuan umum peralatan, percobaan penghamparan, petunjuk pelaksanaan,
pengendalian mutu untuk mencapai target mutu yang disyaratkan, dan tata cara pengukuran dan
pembayaran

Uraian spesifikasi teknis ini disusun dan ditetapkan sesuai jenis pekerjaan yang akan
ditenderkan, yaitu :

Nama Kegiatan : Penataan Bangunan Dan Lingkungan


Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Gedung PTSP Kejaksaan Negeri Tabalong
Lokasi : Kec.Murung Pudak - Kab. Tabalong

b. Ruang Lingkup Pekerjaan .

Lingkup pekerjaan pada paket pekerjaan Pembangunan Gedung PTSP Kejaksaan Negeri
Tabalong, ini dengan berpedoman pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia.
Ruang Lingkup Pekerjaan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. SMK3
3. Pondasi
4. Struktur
5. Atap
6. Dinding
7. Lantai
8. Plafon
9. Utilitas
10. Sanitasi
11. Finishing

Kontraktor Pelaksana juga dituntut harus melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pendukung yang diatur
di dalam pasal-pasal selanjutnya di dalam bab ini, yang terdiri dari :
1. Penyediaan tenaga
2. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan & Metode Pelaksanaan
3. Penyediaan perlengkapan dan penjagaan keamanan
4. Penyediaan peralatan
5. Penyediaan bahan
6. Pembuatan shop drawing (Gambar Pelaksanaan)
7. Pembuatan gambar sesuai pelaksanaan (As built Drawing)
8. Pembenahan/perbaikan kembali lingkungan sekitar dan pembersihan lokasi

Dengan demikian maka seluruh standar rujukan, persyaratan bahan, peralatan yang
digunakan, metode pelaksanaan pekerjaan, pengendalian mutu dan pengujian di lapangan,
serta pengukuran dan pembayaran harus berpedoman pada Spesifikasi Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat NOMOR 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan
Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan nomor seksi pekerjaan yang ditenderkan ini
dan atau nomer seksi pekerjaan yang berkaitan. Dan juga Berpedoman pada Permen PUPR
No 14 Tahun 2020 Pada pasal 21 ayat 1dan 2.

c. Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Metode Pelaksanaan Pekerjaan mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia. sesuai
dengan nomor seksi pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan.

d. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjan ini Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2020 Pada
pasal 21 ayat 1dan 2. Jangka Waktu.pela ksanaan pengadaan pekerjaan konstruksi 60 (enam puluh)
hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya SPMK dan masa pemeliharaan pekerjaan konstruksi
selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak
ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pertama (Provisional Hand Over/PHO).

e. Macam, Jenis, Kapasitas dan Jumlah Peralatan Utama Minimal yang diperlukan dalam
Pelaksanaan Pekerjaan
Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pekerjaan adalah sebagai berikut :
No. Jenis Alat Kapasitas Satua Vol Status
n Kepemilikan

1. Truck Min 3.5 Ton Unit 1 Milik/Sewa


2. Mobil Pick Up Min.1,5 Ton Unit 1 Milik/Sewa
3. Generator Set Min.5 KVA Unit 1 Milik/ Sewa
4. Concrete mixer Min. 0,25 m3 Unit 1 Milik/Sewa
5. Mesin Potong Atap Baja ringan Min.DayaCutting1,2mm Unit 1 Milik/Sewa
6. Mesin Potong Kusen Aluminium Min. Blade bore size Unit 1 Milik/Sewa
25,4mm

f. Syarat-Syarat Bahan yang Dipergunakan dalam Pelaksanaan Pekerjaan


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan nomor seksi
pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan. Dan juga
Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2020 Pada pasal 21 ayat 1dan 2.

g. Syarat Syarat Pengujian Bahan dan Hasil Produk


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan nomor seksi
pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan. Dan juga
Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2020 Pada pasal 21 ayat 1dan 2.

h. Kriteria Kinerja Produk (Output performance) yang diinginkan


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan nomor seksi
pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan. Dan juga
Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2020 Pada pasal 21 ayat 1dan 2.

i. Tata Cara Pengukuran dan Tata Cara Pembayaran


Mengacu pada Spesifikasi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara Republik Indonesia, sesuai dengan nomor seksi
pekerjaan yang dilaksanakan dan nomor seksi pekerjaan yang berkaitan. Dan juga
Berpedoman pada Permen PUPR No 14 Tahun 2020 Pada pasal 21 ayat 1dan 2.
j. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi
Spesifikasi teknis bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan sebagaimana terlampir.
Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan berbahaya dan beracun
(B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG, bahan peledak, dll, harus diberi
penjelasan bahayanya, cara pengangkutan, penyimpanan, penggunaan,
pengendalian risiko dan cara pembuangan limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau
peraturan perundangan yang berlaku; Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh pabrik
pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten dan/ atau berwenang.

k. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem perlindungan atau
kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (expose) bahaya secara langsung terhadap
tubuh pekerja; Informasi tentang jenis, cara
penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat dan perkakas dapat diperoleh dari manual
produk dari pabrik pembuatnya, ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

l. Spesifikasi Proses/Kegiatan:
Pokja Pemilihan (yang bersertifikat Ahli/petugas K3 Konstruksi atau dengan melibatkan Ahli
K3/Petugas K3 Konstruksi) harus menilai kesesuaian identifikasi bahaya dari setiap tahapan
kegiatan yang sudah ditetapkan oleh PPK;
Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, system perlindungan terhadap
pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu rambu peringatan dan kewajiban pekerja
menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut;
Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan yang berisiko
tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan analisis keselamatan pekerjaan
(Job Safety Analysis) dan tindakan pengendaliannya;
Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja lebih dulu dari
penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi;
Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja dan/atau
operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi untuk melaksanakan jenis
pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja yang sesuai pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.

m. Spesifikasi Metode Konstruksi/ Metode Pelaksanaan/Metode Kerja


Analisis Keselamatan Pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA) harus dilakukan terhadap setiap
metode konstruksi/ metode pelaksanaan pekerjaan, dan persyaratan teknis untuk mencegah
terjadinya kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja;
Metode kerja harus disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan peralatan, perkakas, material dan konstruksi sementara, yang sesuai dengan
kondisi lokasi/tanah/cuaca, dan dapat dikerjakan oleh pekerja dan operator yang terlatih;
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi penyedia dalam menyusun dan menggunakan metode
kerja dapat meliputi penggunaan alat utama dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi
sementara dengan urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator
bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan risiko kegagalan
konstruksi dan kecelakaan kerja;
Setiap metode kerja/konstruksi yang diusulkan penyedia, harus dianalisis
keselamatan pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA), diuji efektivitas pelaksanaannya dan
efisiensi biayanya. Jika semua faktor kondisi lokasi/tanah/cuaca, alat, perkakas, material,
urutan kerja dan kompetensi pekerja/operator telah ditinjau dan dianalisis, serta dipastikan
dapat menjamin keselamatan, kesehatan dan keamanan konstruksi dan pekerja/operator, maka
metode kerja dapat disetujui, setelah dilengkapi dengan gambar dan prosedur kerja yang
sistematis dan/atau mudah dipahami oleh pekerja/operator; Setiap tahapan pelaksanaan
konstruksi utama yang mempunyai potensi bahaya tinggi
harus dilengkapi dengan metode kerja yang didalamnya sudah mencakup analisis keselamatan
pekerjaan/Job Safety Analysis (JSA). Misalnya untuk pekerjaan di ketinggian, mutlak harus
digunakan perancah, lantai kerja (platform), papan tepi, tangga kerja, pagar pelindung tepi,
serta alat pelindung diri (APD) yang sesuai antara lain helm dan sabuk keselamatan agar
pekerja terlindung dari bahaya jatuh. Untuk pekerjaan saluran galian tanah berpasir yang
mudah longsor dengan kedalaman 1,5 meter atau lebih, mutlak harus menggunakan turap dan
tangga akses bagi pekerja untuk naik/turun;
Setiap metode kerja harus melalui analisis dan perhitungan yang diperlukan berdasarkan data
teknis yang dapat dipertanggungjawabkan, baik dari standar yang berlaku, atau melalui
penyelidikan teknis dan analisis laboratorium maupun pendapat ahli terkait yang independen.

n. Spesifikasi Personil Manajerial

No Jabatan Pengalaman Sertifikat


dalam Kerja Kompetensi Kerja
pekerjaan
yang
dilaksanakan
1 Manajer 5 Tahun SKA Ahli Manajemen Proyek (602) Madya; 1
Pelaksana/ (satu) orang
Proyek
2 Manajer 2 Tahun SKA Ahli Muda Arsitek (101)
Teknik
3. Manajer 2 Tahun S1 Ekonomi
Keuangan
4. Petugas K3 2 Tahun Sertifikat K3 Konstruksi
Konstruksi

Catatan:
1. Kompetensi personel manajerial meliputi tingkat pendidikan dan pengalaman
bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditenderkan.
2. Sertifikat Kompetensi Kerja dibuktikan saat rapat persiapan penunjukan penyedia.
3. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan daftar riwayat pengalaman kerja atau referensi
kerja dari pemberi tugas.
4. Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan daftar riwayat hidup atau referensi
maka tidak dapat dihitung sebagai pengalaman.
5. Pengalaman kerja yang dihitung adalah pengalaman sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ditenderkan (bukan berdasarkan jabatan yang ditawarkan).
6. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya
pelaksanaan konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).

o. Spesifikasi Pekerja Pelaksana Lapangan

No. Tingkat Jabatan Dalam Pengalaman Sertifikat Kompetensi Kerja


Pendidikan / Pekerjaan yang Kerja
Ijazah akan Profesional
Minimal dilaksanakan (tahun)
1. 1 SMP Tukang Pekerjaan 2 Tahun Tukang Pondasi Kelas 1
Pondasi/Poundati
on Work- Kelas 1
2. 2 SMP Tukang Besi 2 Tahun Tukang Besi beton/
Berbender/Bar Bend ing
(TS012); 1 (satu) orang
3. 3 SMP Tukang Cor 2 Tahun Tukang Cor Beton/Concrelor/
Concrele Operation (TSO13; 1
(satu) orang
4. 4 SMP Tukang Kayu, 2 Tahun Tukang Kayu – Kelas 1 ( satu )
Bekisting- Kelas 1
5. 5 SMP Tukang Pasang 2 Tahun Tukang Pelafond Kelas 1 ( satu )
Pelafond/Gyfsum
6. 6 SMP Tukang Cat 2 Tahun Tukang Cat Kelas 1 ( satu )
7. 7 SMP Tukang Dinding 2 Tahun -
HPL

Catatan:
1. Kewajiban menjadi peserta BPJS : Penyedia dan Subpenyedia berkewajiban atas
biaya sendiri untuk mengikutsertakan Tenaga Kerja Konstruksinya pada program
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan sebagaimana diatur
dalam peraturan perundang-undangan.
2. Penyedia wajib membuat surat pernyataan tentang kesediaan menjadi anggota
satuan tugas pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi di
Kabupaten Tabalong;
3. Penyedia harus menyertakan metode pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan
sesuai dengan Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease2019
(COVID19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang tercantum dalam Instruksi
Menteri PUPR No. 02/IN/M/2020

Setiap kegiatan/pekerjaan perancangan, perencanaan, perhitungan dan gambar-gambar


konstruksi, penetapan spesifikasi dan prosedur teknis serta metode pelaksanaan/
konstruksi/kerja harus dilakukan oleh tenaga ahli yang mempunyai kompetensi yang
dipersyaratkan, baik pekerjaan arsitektur, struktur/sipil, mekanikal, elektrikal, plumbing dan
penataan lingkungan maupun interior dan jenis pekerjaan lain yang terkait;
Setiap tenaga ahli tersebut pada di atas harus mempunyai kemampuan untuk melakukan
proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko) yang
terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa
semua potensi bahaya dan risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan
metode kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada
tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar K3
yang berlaku; Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan,
pemasangan, pembongkaran,pemindahan, pengangkutan,
pengangkatan, penyimpanan, perletakan, pengambilan, pembuangan,
pembongkaran dsb., harus dilakukan oleh tenaga ahli dan tenaga terampil yang
berkompeten berdasarkan gambar gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman
dan standar serta rujukan yang benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga
ahli yang terkait; Setiap tenaga ahli dan tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi
di atas harus melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis)
setiap sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya
dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;

Tanjung, .............. 2020

Pejabat Pembuat Komitmen


Kegiatan Penataan Bangunan Dan
Lingkungan

H. SLAMET RIYADI, ST
NIP. 19670815 199603 1 004
LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS
Lampiran I :
Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dikutip dari Instruksi Menteri PUPR No 02 /IN/M/2020
:

A. Skema Protokol Pencegahan Covid-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

1. Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID- 19

a. Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan COVID- 19 yang
menjadi bagian dari Unit Keselamatan Konstruksi;
b. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a dibentuk oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) proyek tersebut;
c. Satgas Pencegahan COVID-19 sebagaimana dimaksud pada hurup a berjumlah paling sedikit 5
(lima) orang yang terdiri ataş: 1). I (satu) Ketua merangkap anggota; dan 2). 4 (empat) Anggota
yang mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
d. Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab, dan kewenangan untuk
melakukan:
1). Sosialisasi,
2). pembelajaran (edukasi),
3). promosi teknik,
4). metode/pelaksanaan pencegahan COVID-19 di lapangan,
5). berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19 Kementerian PUPR melakukan
Identifikasi Potensi Bahaya COVID19 di lapangan,
6). pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada semua pekerja dan
tarnu proyek,
7). pemantauan kondisi kesehatan pekerja dan pengendalian mobilisasi/ demobilisasi
pekerja, 8). pemberian vitamin dan nutrisi tambahan guna peningkatan imunitas pekerja,
9). pengadaan Fasilitas Kesehatan di lapangan,
10). melaporkan kepada PPK dalam hal telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau
berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan merekomendasikan dilakukan
penghentian kegiatan sementara .

2. Identifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di lapangan.

a. Satgas Pencegahan COVID-19 berkoordinasi dengan Satgas Penanggulangan COVID- 19


Kementerian PUPR untuk menentukan:
1) Identifikasi potensi risiko lokasi proyek terhadap pusat sebaran penyebaran COVID- 19 di
daerah yang bersangkutan;
2) Kesesuaian fasilitas kesehatan di Lapangan dengan protokol penanganan COVID- 19 yang
dikeluarkan Oleh Pemerintah;
3) Tindak lanjut terhadap Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
b. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut teridentifikasi :
1) Memiliki risiko tinggi akibat lokasi proyek berada di pusat sebaran,
2) Telah ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP);
atau
3) Pimpinan Kementerian/Lembaga/Instansi/KepaIa Daerah telah mengeluarkan peraturan
untuk menghentikan kegiatan sementara akibat keadaan kahar, Maka Penyelenggaraan
Jasa Konstruksi tersebut dapat diberhentikan sementara akibat Keadaaan Kahar;
c. Penghentian Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana di maksud huruf b diatas dilakukan
sesuai ketentuan pada Lampiran II ( TINDAK LANJUT TERHADAP KONTRAK
PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI) Yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Instruksi Menteri ini.
d. Dalam hal Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut karena sifat dan urgensinya tetap harus
dilaksanakan sebagai bagian dari penanganan dampak sosial dan ekonomi dari COVID- 19,
maka Penyelenggaraan Jasa Konstruksi tersebut dapat diteruskan dengan ketentuan: 1).
Mendapatkan persetujuan dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat; 2).
Melaksanakan protokol pencegahan COVID- 19 dengan disiplin tinggi dan dilaporkan secara
berkala Oleh Satgas Pencegahan COVID- 19; 3). Menghentikan sementara ketika terjadi (Telah
ditemukan pekerja yang positif dan/atau berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) untuk
melakukan penanganan sesuai protokol Pemerintah.

3. Penyediaan Fasilitas Kesehatan di Lapangan

a. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan ruang klinik kesehatan di lapangan yang
dilengkapi dengan sarana kesehatan yang memadai, antara Iain tabung oksigen, pengukur
suhu badan nir-sentuh (thermoscan), pengukur tekanan darah, obat-obatan, dan petugas
medis;
b. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib memiliki kerjasama operasional perlindungan
kesehatan dan pencegahan COVID- 19 dengan rumah sakit dan/ atau pusat kesehatan
masyarakat terdekat untuk tindakan darurat (emergency) ;
c. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan fasilitas tambahan antara lain: pencuci
tangan (air, sabun dan hand sanitizer), tisu, masker dikantor dan lapangan bagi seluruh pekerja
dan tamu; dan
d. Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi wajib menyediakan vaksin, vitamin dan nutrisi tambahan
guna peningkatan imunitas pekerja.

4. Pelaksanaan Pencegahan COVID-19 di lapangan

a. Satgas Pencegahan COVID-19 memasang poster flyers) baik digital maupun fisik tentang
himbauan/anjuran pencegahan COVID- 19 untuk disebarluaskan atau dipasang di tempat-
tempat strategis di lokasi proyek;
b. Satgas Pencegahan COVID- 19 bersama petugas medis harus menyampaikan penjelasan,
anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan COVID-19 dalam setiap kegiatan penyuluhan
K3 pagi hari (safety morning talk) ;
c. Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanakan pengukuran
suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang, dan sore;
d. Satgas Pencegahan COVID-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang terindikasi
memiliki suhu tubuh 38 derajat Celcius datang ke lokasi pekerjaan;
e. Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19,
pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/ atau Penyedia Jasa paling
sedikit 14 hari kerja.
f. Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evakuasi dan
penyemprotan disinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja; dan
g. Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan disinfektan, serta
pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang pernah melakukan kontak
fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai.
B. Mekanisme Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease2019 (COVID19) dalam
Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
B. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN YANG AKAN DIGUNAKAN DALAM PEKERJAAN

Nama Instansi : Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang


Nama Kegiatan : Penataan Bangunan Dan Lingkungan
Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Gedung PTSP Kejaksaan Negeri Tabalong
Lokasi : Kec.Murung Pudak - Kab. Tabalong
Tahun : 2020

DAFTAR BAHAN

No Uraian Satuan Keterangan


       
  UPAH    
1 Pekerja OH
2 Tukang Batu OH
3 Tukang kayu OH
4 Tukang Besi OH
5 Tukang cat OH
6 Kepala Tukang OH
7 Mandor OH
       
  BAHAN    
1 Batu belah/ bt gunung m3  
2 Tanah urug m3  
3 Pasir urug m3  
4 Pasir Pasang/ beton m3  
5 Pasir Pasang/ beton kg  
6 Kerikil (Maks 30mm) m3  
7 Kerikil (Maks 30mm) kg  
8 Split (2/3) m3  
9 split (Maks 30mm) kg  
9 Semen Portland Zak Conch
10 Semen Portland kg Conch
11 Semen warna kg  
12 Air liter  
13 Besi beton (polos/ulir) kg  
14 Kawat beton kg  
15 Kayu kelas III m3  
16 Paku 2" – 5" kg  
17 Minyak bekisting liter  
18 Plywood tebal 9 mm lembar  
19 Plywood tebal 4 mm lembar  
20 Dolken kayu φ 8-10cm –panj 4 m btg  
21 Besi Profil kg  
22 Besi Baja IWF kg  
23 Kusen Aluminium m'  
24 Profil alluminium pintu/jendela m'  
25 Skrup fixer bh  
26 Sealant tube  
27 Bata merah bh  
28 Batako bh  
29 Ubin keramik 30 x 30 (putih) m2  
30 Ubin keramik 30 x 30 bh  
31 Ubin keramik 40 x 40 m2 Setara MULIA
32 Ubin keramik 40 x 40 bh Setara MULIA
33 Ubin keramik 60 x 60 m2 Setara MULIA
34 Ubin keramik 60 x 60 bh Setara MULIA
35 Ubin keramik 30 x 60 m2 Setara MULIA
36 Ubin keramik 30 x 60 bh  
37 Ubin keramik 20 x 20 bh  
38 Ubin keramik 20 x 25 m2  
39 Ubin keramik 20 x 25 bh  
40 Batu tempel hitam/ batu alam m2  
41 Kalsiboard lembar  
42 Balok lanan m3  
43 Papan lanan m3  
44 Balok bengkirai m3  
45 Papan bengkirai m3  
46 Balok ulin m3  
47 Papan ulin m3  
48 Gypsum board lembar  
49 Paku skrup kg  
50 List kayu profil m'  

51 List gypsum profil m'  


52 Tepung gypsum kg  
53 Atap bitumen Tegola m2  
54 Atap genteng metal m2  
55 Nok genteng metal m'  
56 Paku Genteng metal kg  
57 atap Zincalume lembar  
58 Seng plat (bubungan) m'  
59 Paku seng kg  
60 Lem kayu kg  
61 Besi strip tebal 5mm kg  
62 Kunci tanam (biasa) bh  
63 Engsel pintu bh  
64 Engsel jendela bh  
65 Kait angin bh  
66 grendel bh  
67 pegangan jendela bh  
68 Kaca tebal 3mm m2  
69 Kaca tebal 5mm m2  
70 Kaca tebal Rayband 5mm m2  
71 Kaca tebal 9mm m2  
72 Kaca tebal 12mm m2  
73 Cat menie kg  
74 Plamuur kg  
75 Cat dasar kg  
76 Cat kilap kg Setara Danalac
77 Cat tembok kg Setara Danabrite
78 Alkali kg  
79 Cat tembok Interior kg Jotun Jotaplast
80 Cat tembok Eksterior kg Jotun Jotashield
81 Kuas bh  
82 Pengencer/ minyak cat liter  
83 Ampelas lembar  
84 Closet duduk bh  
85 Closet jongkok bh  
86 Urinoir bh  
87 Wastafel bh  
88 Bak fibreglass bh  
89 Bak cuci piring ( Steinless steel) bh  
90 Floor drain bh  
91 Kran air (steinless) bh  
92 Seal tape bh  
93 Pipa PVC 1/2” m'  
94 Pipa PVC 3/4” m'  
95 Pipa PVC 2” m'  
96 Pipa PVC 3” m'  
96 Pipa PVC 4” m'  
D. Ruang Lingkup Pekerjaan dan Metode Pelaksanaan Pekerjaan
PEKERJAAN

PEMBANGUNAN GEDUNG PTSP KEJAKSAAN NEGERI TABALONG

1 Penjelasan Umum
Lingkup Pekerjaan sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. SMK3
3. Pondasi
4. Struktur
5. Atap
6. Dinding
7. Lantai
8. Plafon
9. Utilitas
10. Sanitasi
11. Finishing

2. Spesifikasi Pekerjaan

Pekerjaan Persiapan
1. Lingkup Pekerjaan

a. Mobilisasi / demobilisasi
b. Pengukuran (Uitzeet ) dan pemasangan bouwplank
c. Pembersihan lokasi /Pengamanan lokasi
d. Papan Nama Kegiatan

2. Bahan-bahan

a. Papan meranti 2/20 cm.


b. Kayu meranti 5/7 cm untuk tiang bouwplank.
c. Benang
d. Paku-paku.
e. Cat/meni untuk tanda perletakan as-as.

3. Syarat Pelaksanaan

a. Pekerjaan Pembersihan Lokasi


Lokasi perletakan bangunan harus bersih dan rata serta apabila masih ada
bangunan di lokasi, maka Kontraktor wajib untuk membongkar dan
membersihkan.

b. Pekerjaan Pengukuran dan Pasang Bouwplank


 Unsur-unsur yang terkait untuk pengukuran dan pasang bouwplank adalah: Pihak
Proyek Fresh Market, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor.
 Dasar untuk pengukuran dan lay-out bangunan adalah gambar lay- out dari
Konsultan Perencana.
 Alat ukur yang digunakan adalah theodolith untuk menentukan letak sudut-sudut
bangunan dan benang untuk mengukur panjang dan as- as bangunan.
 Pemasangan bouwplank harus kuat, dengan mempergunakan papan meranti 2/20
cm dan tiang meranti 5/7 yang dipancang kuat-kuat pada tanah. Semua titik as
(sumbu-sumbu) harus diberi tanda dengan cat dan tampak jelas, serta tidak
mudah berubah-ubah.
 Bouwplank merupakan pedoman letak tinggi lantai bangunan dengan permukaan
tanah yang merupakan elevasi  0.00 m bangunan.
 Hasil pengukuran bouwplank harus dibuat Berita Acara Pengukuran yang disetujui
oleh Direksi.
 Pada bagian dalam bouwplank, dimana bangunan didirikan, tidak diijinkan untuk
menumpuk tanah, batu kali atau bahan lainnya.

SMK3

SMK3 adalah singkatan dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. SMK3 di
Indonesia telah ada sejak tahun 1996 melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Permenaker) No.
05 Tahun 1996. Dalam rangka meningkatkan penerapan SMK3, maka pada tahun 2012,
Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang
Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja agar dapat diterapkan
diseluruh aspek kehidupan bermasyarakat. Metro Consulting sejak 2017 telah aktif membantu
beragam perusahaan menerapkan SMK3 di tempat mereka untuk meraih Sertifikat SMK3 dari
Kementerian Ketenagakerjaan

Penetapan Kebijakan K3

Perusahaan dalam menetapkan Kebijakan K3 perlu menyusun terlebih dahulu tinjauan awal kondisi K3
di tempat kerja. Seiring dengan proses tinjauan awal kondisi K3, proses konsultasi antara pengurus
dan wakil pekerja juga perlu dilakukan sebelum menetapkan kebijakan tersebut. Tujuannya agar dalam
menetapkan kebijakan, kebijakan yang diambil telah mengakomodir kepentingan pekerja dan
kepentingan perusahaan.

Kebijakan K3 yang telah dibuat kemudian perlu disahkan oleh pucuk pimpinan perusahaan. Kebijakan
itu juga harus secara jelas menyatakan tujuan dan sasaran K3. Kemudian kebijakan yang telah
ditandatangani perlu disosialisasikan kepada seluruh tenaga kerja, tamu, kontraktor, pemasok dan
pelanggan. Selain itu, kebijakan K3 tersebut nantinya perlu ditinjau secara berkala. Hal ini perlu
dilakukan untuk menjamin bahwa kebijakan tersebut masih sesuai dengan perubahan yang terjadi
dalam perusahaan dan peraturan perundang-undangan.

Agar kebijakan K3 tersebut berjalan dengan optimal, komitmen perusahaan perlu ditingkatan dengan
cara menempatkan organisasi K3 pada posisi yang dapat menentukan keputusan perusahaan;
menyediakan anggaran, menyediakan tenaga kerja yang berkualitas, dan menyediakan sarana –
sarana pendukung yang diperlukan di bidang K3; Selain itu perusahaan juga perlu menetapkan
personil yang memiliki tanggung jawab, memiliki wewenang dan kewajiban yang jelas dalam
penanganan K3.

Pekerjaan Pondasi

1. Galian dilaksanakan dengan kedalaman dan bentuk sesuai gambar rencana, pada tempat–
tempat yang berkaitan dengan gambar rencana tersebut.
2. Alat berat yang akan didatangkan terlebih dahulu harus mendapatkan ijin dari instansi yang
terkait, semisal DLLAJR dan Polisi.
3. Akses masuk alat berat ke lokasi proyek harus telah dipersiapkan oleh kontraktor, sehingga
tidak mengganggu aktivitas kegiatan di sekitar site.
4. Pembuangan galian dengan menggunakan dump-truck, Kontraktor hendaknya telah
memperhitungkan tingkat efisiensi serta durasi waktu antara pemuatan dan pembuangan,
sehingga tidak terjadi penumpukan dump-truck di lokasi proyek.
5. Tonase dump-truck yang dipakai hendaknya juga harus diperhatikan sehingga dapat
meminimalkan kerusakan akses jalan ke lokasi proyek.
6. Tanah bekas galian harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atau ditempatkan pada
tempat yang tidak mengganggu jalannya pekerjaan selanjutnya, atau ditempatkan pada
tempat–tempat yang direncanakan dan memerlukan timbunan tanah.
7. Sebelum pelaksanaan penggalian, harus diadakan koordinasi untuk mengantisipasi
keberadaan jaringan instalasi di seputar area galian.
8. Pelaksanaan penggalian harus dilaksanakan secara hati–hati agar tidak merusak
jaringan/instalasi yang ada.

1. Lingkup Pekerjaan
a. Tenaga kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan
baik dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, dengan
elevasi seperti tertera di dalam peta kontur.
c. Pembersihan Akar Tanaman dan Sisa Galian
Jika dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka lokasi tersebut harus
dibersihkan dari hal tersebut diatas, dan bekas galian tersebut harus diisi dengan
material urugan yang memenuhi syarat.
d. Urugan kembali pondasi footplat
e. Urugan bawah pondasi
f. Urugan bawah lantai
g. Urugan kembali peninggian peil
h. Urugan peninggian peil
i. Pemadatan dan perataan
j. Pasangan Batu Kosong/Aanstamping
k. Pondasi Batu Gunung

2. Bahan - Bahan
a. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi proyek
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi
syarat untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan
organis lainnya.
b. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi proyek
Jika urugan tanah/sirtu harus didatangkan dari luar, maka urugan tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
 Memiliki koifisien permeabilitas dari 10-7 cm/ detik.
 Mengandung minimal 20 % partikel lanau dan lempung dan bebas tanah organis,
kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 %
partikel gravel.
 Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih dari 10 % bahan yang mempunyai PI lebih dari
10 % akan sulit dipadatkan.
 Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam
Kondisi lepas agar mudah dipadatkan.
 Secara umum bahan tersebut berupa sirtu/ pasir batu yang sebelum mendatangkan
harus sudah mendapat persetujuan Direksi/ pengawas.
c. Bahan Urugan yang Tidak Memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek
dan diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
d. Bahan Pasangan Batu Kosong/Aanstamping
e. Bahan Pasangan Pondasi Batu Gunung

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Cara pengurugan dan pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan 20 cm
dan pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan Maximum pada Kadar
Air Optimum yang ditentukan didalam gambar rencana. Pemadatan urugan
dilakukan dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas. Jika tidak tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus
dilakukan sampai mencapai derajat kepadatan 98 %.
b. Pemasangan patok.
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat
patok dengan warna tertentu pula.
c. Cara Pasangan Pondasi Batu Gunung
Setiap Pasangan Pondasi Batu Gunung harus dikerjakan sesuaI gambar dan kondisi site
d. Sistim Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara
sedemikian rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan
dilakukan dengan bantuan pompa air. Sistim drainase yang direncanakan harus
disetujui oleh Direksi. Dan sistim drainase tersebut harus selalu dijaga selama
pekerjaan berlangsung agar dapat berfunggsi secara efektif untuk
menanggulangi air yang ada.
e. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik
Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan
material sejenis. Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
f. Pemadatan Kembali
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai
lapisan berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang
dikehendaki, lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti,
dengan cara-cara pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan
kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor
kepada Direksi.

Pekerjaan Struktur

1. Bekisting
1. Bahan untuk bekisting terdiri atas :
a. Papan bekisting dari multipleks minimal tebal 9 mm.
b. Klem bekisting.
c. Perancah dan penyangga lainnya menggunakan kayu ukuran 5/7 atau
menggunakan scalfoding.
2. Bekisting harus disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
a. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan atau
tekanan lateralnya pada saat pengecoran.
b. Tidak menyebabkan adukan beton terurai, dalam hal ini khusus untuk bekisting
kolom disyaratkan tinggi penulangan maksimum adalah 2 cm dari permukaan
dasar yang telah mengeras.
c. Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi lain yang sudah
selesai dikerjakan.
Untuk dapat memenuhi hal ini, Kontraktor Pelaksana harus membuat
gambar pelaksanaan (shop drawing) lebih dahulu beserta perhitungan
konstruksinya, dan telah mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas sebelum pemasangan bekisting dilaksanakan.
3. Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali dengan ijin
Direksi/Konsultan Pengawas secara tertulis.
4. Bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bahan lain selain yang disebutkan di
atas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin tertulis dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
5. Apabila menginginkan hasil beton cor berbentuk bulat, disarankan menggunakan
bekisting/cetakan dari besi yang siap pakai dan telah mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.

2. Tulangan
1. Baja tulangan secara umum adalah baja tulangan polos Ø12mm, Ø10 mm, Ø8 mm
dengan mutu baja rencana fy 240 Mpa, didalam gambar perencanaan ditandai
dengan Ø sebagai kode diameternya untuk tulangan polos.
2. Bila tulangan yang didatangkan di lapangan tidak diperkenankan langsung
dikerjakan, sebelum mendapatkan pembenaran/persetujuan dari Direksi/ Konsultan
Pengawas.
3. Bila baja tulangan yang tercantum di dalam gambar ternyata tidak ada/sulit
dipasaran, Kontraktor Pelaksana harus segera mengajukan permintaan ijin tertulis
yang dilampiri dengan rencana perubahan beserta perhitungan teknis dan waktu
pelaksanaannya.
4. Bila Direksi/Konsultan Pengawas meluluskan, maka Kontraktor Pelaksana dapat
melaksanakannya sesuai dengan ijin Direksi.
5. Perlakuan pelaksanaan tulangan (penyambungan pembengkokan, pemasangan
tulangan lewatan dan lain-lain) harus memenuhi standart yang telah disyaratkan di
dalam SKSNI 03 2001, tentang tata cara pembetonan.
6. Sebelum pengecoran rangkaian tulangan sudah harus dilengkapi dengan beton
decking yang jumlah, penempatan dan mutunya harus disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
7. Baja-baja tulangan yang akan dipakai sampai saat akan dilakukan pengecoran
harus bebas dari kotoran, lemak atau karat serta kotoran- kotoran lain yang dapat
mengurangi daya rekat antara campuran agregat beton dengan tulangan itu sendiri.
8. Untuk kotoran berupa karat dapat digunakan bahan kimia penghilang karat (Rust
Remover) yang tidak mengurangi diameter dan kekuatan baja tulangan.
9. Untuk penggunaan bahan kimia tersebut Kontraktor harus memperoleh petunjuk
yang jelas dari Produsen dan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

3. Adukan Beton
1. Adukan beton harus merupakan adukan beton site mix atauready mix sesuai
petunjuk gambar / rab.
2. Sebelum mix design dilakukan, Kontraktor Pelaksana harus melakukan pengujian
agregat di laboratorium. Bahan agregat yang dipakai untuk perencanaan campuran
beton (mix design) harus telah mendapatkan rekomendasi dari laboratorium dan
dipakai sebagai tolak banding pemeriksaan dengan agregat yang didatangkan di
lapangan.
3. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam pelaksanaan
pekerjaan ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran dengan satuan
volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran bahan di
lapangan.
4. Kontraktor juga harus menyediakan beton molen dengan kapasitas memadai dan
dalam kondisi baik serta harus dijamin dapat berfungsi baik selama masa
pelaksanaan pekerjaan. Bila terjadi beton molen tidak dapat berfungsi dengan
baik/rusak, maka kontraktor berkewajiban untuk segera memperbaikinya atau
mengganti dengan yang baru sepanjang tidak mengganggu jadual waktu
pelaksanaan pekerjaan pengecoran
5. Penggunaan beton molen dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Penggunaan molen adalah apabila dianggap
penggunaan ready mixed tidak memungkinkan untuk pelaksanaan pekerjaan beton
di lokasi proyek, atau volume yang akan di cor terlalu sedikit.

4. Pengecoran Beton
1. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton, maka
Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi kapan pengecoran
dilaksanakan.
2. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
a. Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan, bekisting serta
pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta telah
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
c. Kontraktor telah membuat Schedule Rencana pengecoran dan strategi
pengecoran berupa gambar tataletak bahan serta arah pengecoran.
d. Stek-stek untuk tahapan pekerjaan berikutnya ataupun untuk pelaksanaan
pekerjaan pentahapan telah dipersiapkan dan dibuat terlebih dahulu.
e. Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butir a, b, c dan d di
atas telah mendapatkan pembenaran dari Direksi/Konsultan Pengawas. Seluruh
persiapan di atas, apabila telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas
berdasarkan hasil pemeriksaan dan penilaian di lapangan pekerjaan, maka
Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran.
3. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pengujian kekuatan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen.
Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan didalam
SKSNI 03 2002. serta harus sesuai dengan rekomendasi dari laboratorium yang
telah ditunjuk.
Pembuatan benda-benda uji, kubus beton atau silinder beton dengan rasio
sesuai yang diatur di dalam SKSNI 03 2002, maka rasio benda uji akan
ditetapkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Setelah pencapaian umur
yang cukup, benda-benda uji ini harus ditestkan ke laboratorium dengan
biaya Kontraktor. Bila hasil laboratorium ternyata mutu beton yang telah
dilaksanakan tidak memenuhi syarat maka dilakukan test-test selanjutnya
di lapangan sesuai prosedur yang telah di atur di dalam SKSNI 03 2002.
Bila test-test di lapangan ini masih mendapatkan hasil mutu beton
dibawah fc 25 Mpa maka Kontraktor berkewajiban
membongkar pekerjaan ini dan
melaksanakan kembali tanpa mendapatkan ganti rugi apapun.
b. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus
dilakukan secara semestinya yakni pencelupan vibrator harus diusahakan tegak
lurus, secara perlahan-lahan, demikian juga penarikan vibrator. Selama
pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting. Kontraktor
Pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator cadangan
selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
c. Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi “retention time” yang
telah ditentukan.
4. Bila Kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas, Konsultan
Pengawas/Direksi berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua resiko
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
5. Pemeliharaan Beton
1. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap sinar
matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara wajar.
2. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu cepat
dengan cara-cara sebagai berikut :
a. Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi secara
teratur sampai dibongkar.
b. Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya
permukaan plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama perkiraan
pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan air selama 14
hari sejak saat pengecoran, kecuali ditentukan lain oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.
3. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan setelah
bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
4. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau memakai
bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi/Konsultan Pengawas bahwa
beton tersebut belum cukup mengeras.

6. Pembongkaran Bekisting
1. Pembongkaran bekisting tidak dibenarkan bila :
a. Umur beton belum mencapai kekuatan sesuai SKSNI 03 2002.
b. Umur beton belum mencapai kekuatan yang memadai untuk mendukung beban
kerja di atasnya bila hal tersebut akan dilaksanakan, atau bangunan akan
difungsikan.
2. Sebelum melaksanakan pembongkaran, Kontraktor Pelaksana harus mengajukan
ijin pembongkaran secara lisan kepada Direksi/ Konsultan Pengawas. Namun
sebelum Direksi memberikan ijin secara tertulis (baik melalui surat resmi maupun
tertulis dalam buku Direksi), Kontraktor Pelaksana tidak dibenarkan melakukan
pembongkaran.
3. Pembongkaran bekisting harus dilaksanakan secara hati-hati sedemikian rupa
sehingga :
a. Tidak menyebabkan kerusakan konstruksi baik bagi betonnya sendiri maupun
konstruksi lainnya.

b. Tidak membahayakan pekerja lain.


4. Bagian beton yang keropos setelah pembongkaran bekisting harus segera diisi
dengan mortar beton sesuai campuran asal.
5. Bahan-bahan bekisting bekas bongkaran harus dikumpulkan di suatu tempat atas
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas sehingga tidak menghambat jalannya
pelaksanaan selanjutnya.
6. Akibat-akibat dari kekhilafan Kontraktor Pelaksana dalam hal ini sepenuhnya
menjadi tanggung jawabnya.
7. Pendimensian Struktur Beton
1. Yang dimaksud dengan beton-beton praktis adalah semua elemen konstruksi beton
yang bukan merupakan elemen struktural. Persyaratan campuran untuk beton-
beton praktis ini adalah 1 pc : 2 ps
: 3 kr atau minimal memenuhi mutu beton fc 175 Mpa.
2. Meskipun di dalam gambar perencanaan tidak menyebutkan beton- beton praktis
seperti yang disebutkan dibawah ini, tetapi tetap harus dilaksanakan dan dianggap
sudah diperhitungkan oleh Kontraktor Pelaksana di dalam penawaran pekerjaan ini.
Beton-beton praktis tersebut adalah :
a. Kolom-kolom praktis dan ring balok praktis, yang oleh sendirinya atau bersama-
sama dengan beton-beton struktur membentuk frame pasangan dinding batu
bata untuk setiap lembar bidang datar dinding batu bata (jadi pada setiap
pertemuan dua bidang dinding harus ada kolom praktisnya) atau pada dinding
yang lebar dengan maksimum luas bidang 12 m2. Dimensi kolom praktis 13 cm
x 13 cm dan 15 cm x 15 cm dengan penulangan 4 – Ø10 mm, begel/sengkang
Ø 8-15 cm.
b. Balok ring dengan dimensi 15/15, untuk konstruksi ringan atau tidak menopang
sebagai struktur utama.Tebal rabat beton bawah lantai untuk lantai dasar
adalah 7 cm
Pekerjaan Atap

1. Lingkup Pekerjaan

a. Rangka atap menggunakan Rangka Baja.


b. Penutup atap untuk bangunan menggunakan Genteng Metal dan Atap Zincalume
c. Nok menggunakan genteng metal.
d. Listplank menggunakan kalsiplank.

2. Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pekerjaan Rangka baja

 Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan sarana peralatan untuk
untuk menunjang pekerjaan ini.
 Sebelum pemasangan, Kontraktor harus mengajukan gambar shop drawing yang
dilengkapi dengan perhitungan teknis konstruksi dari Subkon/Distributor.
.
b. Pekerjaan Penutup Atap

 Sebelum dipesan atau dikirim ke pekerjaan, pemborong terlebih dahulu


mengajukan contoh kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan
penutup atap yang cacat/retak tidak dibenarkan untuk dipakai.
 Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, haruslah dicek kemiringan dan
kerataan rangka atap, sehingga diperoleh bidang yang rata.
 Pemasangan penutup atap yang tidak rapi, rata dan berombak hatus diperbaiki
atas biaya pemborong.

Pekerjaan Dinding

1. Pasangan Dinding Batu Bata


a. Pasangan dinding batu bata pada umumnya adalah pasangan batu bata ½ batu dengan
perekat (spesi) campuran 1 pc : 4 ps. Atau sesuai petunjuk gambar / RAB Dilaksanakan
pada seluruh bagian atau dinding kecuali yang disebut sebagai pasangan trasraam di
dalam sub bab berikut nanti.
b. Sebelum dipasang, batu bata harus direndam air hingga jenuh.
c. Seluruh pekerjaan pasangan harus dibuat lurus baik secara vertikal maupun horisontal,
sehingga menghasilkan bidang-bidang yang betul- betul rata.
d. Setiap luas pasangan dinding ½ bata termasuk pasangan trasramnya mencapai 12 m 2
sudah harus dipasang frame-frame yang berupa kolom- kolom beton praktis dan balok-
balok ring beton praktis.
e. Tinggi pasangan termasuk pasangan trasraamnya untuk setiap hari tidak boleh melebihi
1 m.
f. Pasangan dinding yang telah mengering harus selalu dipelihara dengan disiram air
minimal 1 kali setiap 2 hari.

2. Plesteran Beton
a. Seluruh permukaan beton yang tampak harus menghasilkan permukaan yang halus dan
rata. Bila pelaksanaan pekerjaan beton tidak dapat menghasilkan permukaan yang halus
dan rata, maka permukaan tersebut harus diplester hingga menghasilkan permukaan
seperti yang dimaksudkan di dalam Gambar Rancangan Pelaksanaan.
b. Permukaan beton yang akan diplester harus disiapkan lebih dahulu dengan pekerjaan
pendahuluan berurutan sebagai berikut :
 permukaan dibuat kasar dengan betel
 dibasahi dengan air
 disaput air semen (PC)
c. Mortar untuk plesteran adalah campuran 1 pc : 2 ps atau sesuai petunjuk gambar / RAB
yang diaduk secara benar hingga menjadi homogen.
d. Ketebalan plesteran rata-rata adalah 1,5 cm.
e. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
f. Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah plesteran pada bagian dinding atau kolom
beton yang mengalami pembongkaran atau pemotongan.
2. Plesteran Dinding Batu Bata
a. Seluruh permukaan pasangan dinding batu bata yang tampak harus menghasilkan
permukaan yang halus dan rata dengan diplester hingga
menghasilkan permukaan seperti yang dimaksudkan di dalam Gambar Rancangan
Pelaksanaan.
b. Sebelum plesteran dinding dilaksanakan, pekerjaan-pekerjaan yang
tersebut di bawah ini harus sudah selesai terlebih dahulu :
 Siar-siar pasangan batu bata sudah merupakan alur hasil kerukan.
 Seluruh jaringan perpipaan yang tertanam didalamnya telah terpasang sempurna.
 Pasangan telah mengering.
 Konstruksi yang menaunginya telah terpasang.
c. Sebelum diplester permukaan batu bata harus disiram air hingga jenuh.
d. Mortar plesteran harus dari campuran dengan perbandingan yang sama dengan spesi
pasangan dindingnya.
e. Plesteran harus menghasilkan bidang dinding yang benar-benar rata dan halus.
f. Plesteran harus diakhiri dengan acian halus dari adukan air semen (PC).
g. Termasuk juga dalam pekerjaan ini adalah sisa bagian dinding yang mengalami
pembongkaran, pemotongan, atau perbaikan.

3. Pekerjaan Benangan

1. Seluruh akhiran dinding, kolom dan balok yang tampak (siku bagian luar) harus mengasilkan
akhiran yang benar-benar siku, lurus, dan rapi sehingga menghasilkan akhiran dinding,
kolom dan balok seperti yang dimaksud pada gambar rancangan pelaksanaan.
2. Mortar untuk pekerjaan benangan ini adalah campuran 1 pc : 4 ps yang diaduk hingga
benar-benar homogen.
3. Pekerjaan benangan dilaksanakan bersama dengan pekerjaan acian halus dengan
menggunakan bahan dari adukan air semen (PC).
4. Pekerjaan benangan harus menghasilkan akhiran yang benar-benar siku, lurus dan rata.

4. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Dan Daun Jendela

Pekerjaan Kusen Aluminium Pembuatan dan pemasangan daun pintu dan jendela.

1. Bahan–bahan

1. Bahan Aluminium

2. Syarat–syarat Pelaksanaan Pekerjaan

a. Pintu

 Slimar daun pintu dipasang pada kusen menggunakan 3 engsel


 Apabila digunakan kaca pada daun pintu, maka pemasangan kaca setelah
dirasakan aman dari gangguan pekerjaan.
 Semua pemasangan engsel harus rapi sehingga pintu secara fungsional dapat
ditutup dan dibuka dengan mudah dan ringan.
 Pemasangan kunci tanam dan Grendel harus rapi dan mudah dioperasikan.
 Sekrup – sekrup engsel, kunci dan lain – lain harus rata pada permukaan pintu.

b. Pekerjaan kusen Alumunium


 Bentuk, jumlah dan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
 Penyambungan alumunium digunakan dengan cara penyambungan yang benar
dan rapi.
 Setelah kusen selesai dikerjakan, sebelum dipasang harus diperkuat sementara,
agar bentuk, sudut – sudut kusen tidak berubah apabila diangkut ke lokasi.
 Penambatan kusen dengan dinding atau kolom menggunakan baut yang kuat.
 Pemasangan baut – baut penambat dinding / kolom diusahakan tidak tampak dari
luar.

c. Kaca
 Pemasangan kaca pada daun jendela harus diberi silicone, bentuk dan ukuran
sesuai gambar.

5. Pekerjaan Pemasangan Pelapis Dinding Batu Alam

1. Pelapis dinding dilaksanakan pada seluruh daerah KM/WC yang ditunjuk di dalam gambar
rancangan pelaksanaan dengan menggunakan batu alam atau sesuai dengan gambar
rencana pelaksanaan.
2. Spesi perekat menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps dilaksanakan dengan cara sebagai
berikut :
a. Dinding yang telah siap dilapisi batu alam (sesuai persyaratan persiapan dinding untuk
plesteran) dibasahi dengan air hingga jenuh.
b. Spesi perekat diplesterkan secara rata dan datar setebal + 1 ½ cm,
c. Sebelum mengering, plesteran spesi perekat dikeruk dengan senky gergaji ke arah
horisontal.
d. Batu alam dipasang secara rapi dalam susunan tegak sesuai gambar rancangan

6. Pekerjaan Pemasangan Pas. Dinding Dan Meja HPL + rangka

Pekerjaan Pemasangan dinding HPL+ meja di R.RESEPTIONIS Secara prinsip, proses


pemasangan HPL pada dinding dan furniture tidak terlalu berbeda. Peralatan dan bahan-
bahan yang digunakan pun sama persis. Namun untuk pemasangan pada dinding kita pun
membutuhkan paku untuk membuat HPL bisa menempel lebih kuat di permukaan dinding. Tak
seperti furniture, dinding mempunyai banyak masalah. Udara yang lembab membuat HPL
yang sudah terpasang rapi akan terlepas sedikit demi sedikit. Ukurannya yang besar dan pola
pemasangan secara vertikal juga menyebabkan HPL di dinding harus ditahan lebih kuat.
 
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita ingin memasang HPL pada media dinding dan meja
 
 Mempersiapkan Permukaan Dinding / meja
Jangan langsung tempel HPL ke permukaan dinding / meja begitu saja. Walaupun Anda bisa
menempelkannya secara rapi, namun HPL tersebut tidak akan bertahan lama. Sebaiknya Anda
mulai  dengan membersihkan dinding dari kotoran, lalu mengaplikasikan bahan waterproofing
untuk mencegah kelembaban. Tunggu 3-5 hari agar permukaan dinding benar-benar kering.

 Memotong HPL dengan Ukuran yang Tepat


Ketahui ukuran dinding yang akan dipasangi HPL. Anda bisa mengukur bidang dinding / meja
tersebut memakai meteran. Setelah itu buatlah pola sesuai ukuran dinding. Sebisa mungkin
minimalkan potongan untuk menghasilkan tampilan yang bersih dan rapi. Lakukan pemotongan
HPL secara tepat. Gunakan gergaji circle dengan mata potong keramik untuk mempermudah
Anda dalam memotong HPL. Kerjakan dengan teliti dan hati-hati.

 Memasang HPL di Dinding Ruangan


Proses pemasangan HPL di dinding sebaiknya dilakukan pada waktu siang hari, ketika kondisi
cuaca sedang cerah dengan suhu udara rata-rata sekitar 28-30 derajat celsius. Hal ini
sangatlah penting sebab pemasangan HPL yang dilakukan saat cuaca terlalu panas atau dingin
membuat permukaan HPL melengkung. Oleskan lem kuning di bagian belakang HPL serta
permukaan dinding. Tempelkan HPL tersebut secara hati-hati. Tekanlah dari tengah ke atas,
lalu tekan lagi dari tengah ke bawah. Selanjutnya Anda perkuat ikatannya dengan memasang
paku memakai mesin tembak paku (nail gun).

 Menyempurnakan Hasil Pekerjaan


Untuk menutup bagian-bagian sambungan kita gunakan dempul. Oleskan dempul secara
cermat supaya hasilnya rapi. Usahakan jangan sampai dempul mengenai permukaan HPL.
Bagian ujung HPL yang tidak rata dengan sebelahnya bisa dirapikan menggunakan cutter.
Setelah itu gosok menggunakan ampelas yang paling halus. Untuk menyamarkan keberadaan
paku, warnai paku tersebut sesuai warna HPL memakai cat kayu atau spidol HPL khusus.
Sedangkan untuk menghilangkan sisa-sisa lem yang menempel di permukaan HPL, Anda bisa
memanfaatkan bensin.

Pekerjaan Lantai

a. Lantai Keramik
1. Semua ukuran keramik menggunakan sekualitas Asi, Platinum atau lainnya setelah
mendapat persetujuan direksi.
2. Bagian-bagian lantai yang terpaksa harus menggunakan lempeng tegel yang tidak
penuh, pemotongannya harus menggunakan mesin potong dan harus menghasilkan
tepian potongan yang lurus dan halus.
3. Spesi perekat terhadap lantai strukturnya menggunakan mortar campuran 1 Pc : 2 Ps.
4. Pelaksanaan pemasangan harus sedemikian rupa hingga :
a. Seluruh bagian dibawah tegel terisi penuh dengan mortar spesi hingga tidak
terdapat rongga udara terjebak dibawah tegel.
b. Menghasilkan bidang lantai yang benar-benar datar dan rata air, kecuali untuk
bagian-bagian lantai pada daerah basah yang dikehendaki miring harus
menghasilkan bidang miring sempurna yang dapat mengalirkan air hingga kering ke
lubang-lubang lantai (avour).
c. Nat antar lantai adalah 3 mm dan menghasilkan garis nat yang lurus sejajar garis
dinding yang melingkupinya.
5. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan
PC dan dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis
tepian tegel.
6. Noda adukan PC yang mengenai permukaan tegel harus segera dibersihkan dengan lap
basah dan dikeringkan seketika dengan lap kering.
7. Direksi berhak memerintahkan pembongkaran dan pembenahan kembali tanpa biaya
tambah bila persyaratan ayat 4 s/d 9 di atas tidak dapat dipenuhi.

Pekerjaan Plafond

1. Lingkup Pekerjaan
1. Rangka Plafond
Pemasangan penggantung langit–langit sesuai dengan ukuran plafon yang
direncanakan.
2. Penutup Langit–langit
a. Pemasangan plafon bagian luar dan bagian dalam gedung, sesuai dengan
gambar rencana.
2. Bahan–bahan
1. Rangka plafond menggunakan rangka Hollow.
2. Penutup plafond menggunakan Plafon Gypsum
3. Syarat–syarat Pelaksanaan Pekerjaan
1. Penggantung Plafond
Penggantung plafond menggunakan rangka hollow sesuai dengan gambar
rencana pelaksanaan.
2. Pemasangan Plafond
a. Setelah permukaan yang akan dipasang plafon diperiksa, maka pemasangan
penutup plafon dapat dilaksanakan.
b. Pemasangan plafond tanpa Nat.
3. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :
Plafon Gypsum
4. Langit-langit (plafound) harus dipasang rapi lurus dan saling tegak lurus, sedangkan
sambungan antar plafound gypsum ditutup dengan ferban atau pita kertas,
kemudian pita kertas ditekan kedalam kompon sedemikian rupa hingga udara yang
terdapat dalam pita kertas hilang.
5. Papan menggunakan Gypsum dengan ketebalan 9 mm atau yang setara, dipasang
dengan menggunakan sekrup type S berukuran 25 mm dengan spesifikasi sebagai
berikut :
a. Sekrup harus terpasang berjarak pada lembaran di setiap rangka stud dan furring
channel, berjarak maksimum 300 mm pada langit- langit.
b. Jarak sekrup maksimum 200 mm pada sudut dalam dan pertemuan ujung.
c. Pasang sekrup dengan jarak 10 mm s/d 16 mm, dari tepi dan
d. ujung akhir lembaran papan gypsum.
4. Pekerjaan Pengecatan Plafond
 Cat yang dipergunakan dalam pekerjaan ini adalah cat emulsi.
 Seluruh permukaan yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala
jenis kotoran.
 Setelah seluruh permukaan telah benar-benar bersih, dilanjutkan dengan memberi
lapisan primer menggunakan alkali resisting primer produk yang sama dengan cat
yang dipakai atau setara sebanyak 1 kali lapis atau
 sesuai petunjuk pemakaiannya.
 Setelah kering dilakukan pengecatan sebanyak 2-3 lapis atau sampai benar-benar
pekat dan rata.
 Pengecatan setiap lapisnya, baru boleh dilakukan setelah lapis pertama sudah
mengering.

Pekerjaan Instalasi Listrik / Utilitas

1. Lingkup Pekerjaan

1. Pengadaan dan Pemasangan Instalasi


a. Kotak kontak (socket outlet) 1 phasa
b. Semua instalasi penerangan dan kotak kontak
c. Semua instalasi grounding untuk panel listrik lengkap dengan pipa pelindung ke
semua peralatan
d. Semua material Penunjang (Penggantung, penumpu, klem )
e. Pengurusan ijin Pasang baru daya listrik
2. Pengetesan seluruh pekerjaan instalasi listrik sampai dinyatakan baik oleh instansi
listrik sampai dinyatakan baik oleh instansi setempat (PLN) secara tertulis dan
diterima dengan baik oleh Pengawas/Pemilik proyek.
2. Pemasangan Jaringan Kabel Power dari Meteran Ke Panel Box
1. Macam Kabel
a. Kabel yang digunakan untuk jaringan instalasi baru yaitu jenis NYYGBY,NYM
dengan dimensi sesuai gambar
b. Kabel yang digunakan harus mempunyai rekomendasi dari LMK dengan standar
merek SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL atau yang sederajat
c. Kabel harus dalam keadaan baru,tanpa cacat
2. Pemasangan dan Teknis Pelaksanaan
i. Kabel dipasang dari tiang PLN ke panel meteran listrik ke panel instalasi di
masing-masing instalasi, sesuai dengan gambar
ii. Sparing kabel instalasi dari tiang PLN ke panel meteran listrik ditanam di dinding
bangunan dan ditarik sampai keluar bangunan dengan menggunakan pipa PVC
AW diameter 1"
iii. Setiap ujung saluran harus diberi kelebihan panjang / sling secukupnya untuk
mengantisipasi adanya kemungkinan perubahan tempat/pergeseran
peralatan/panel
iv. Pengurusan ijin instalasi listrik kepada instalasi yang berwenang (PLN)
merupakan pekerjaan dan tanggung jawab dari Kontraktor.
3. Pengetesan
1. Setiap saluran kabel harus dites tahanan isolasinya dengan
menggunakan alat MEGGER 1000 Volt
2. Pengetesan dilakukan antara masing-masing inti kabelnya dengan pelindungnya
phasa-phasa, phasa-netral,phasa-ground dan netral- ground

3. Hasil pengetesan tahanan isolasi yang diminta adalah minimum 5 M-ohm


4. Penyambungan/Termination
a. Kontraktor diwajibkan memasang sepatu kabel pada ujung kabel yang akan
disambung panel/peralatan, kecuali dipersyaratkan lain, misalnya disambungkan
baut tanpa sepatu kabel
b. Sepatu kabel yang digunakan adalah yang berkualitas baik, standar merek GAE
atau sederajat
c. Pemasangan sepatu kabel harus menggunakan tang pres atau secara hidrolis.
d. Penyambungan kabel ke terminal panel/peralatan di semua bangunan adalah
tanggung jawab Kontraktor.
e. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik,cukup kuat/erat sesuai dengan
model terminal peralatan yang terpasang.

3. Pemasangan Kabel Dan Saluran Kabel di dalam Bangunan


i. Semua kabel tegangan rendah yang digunakan adalah kabel yang sudah
direkomendasikan oleh LMK merek: Kabelindo, kabel metal,suprime atau sederajat;
a. Kelas : 600/1000 V
b. Inti : Tembaga
c. Isolasi : PCV
d. Ukuran : minimum 2,5 mm kecuali untuk kabel kontrol dan motor kecil
digunakan ukuran 1,5 mm, lainnya menyesuaikan gambar.
ii. Kode warna harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 :
a. Phase R/Ll : merah
b. Phase S/L2 : kuning
c. Phase T/L3 : hitam
d. Phase N : biru
e. Grounding : kuning - hijau
Warna kabel yang mengikat (harus ada) adalah biru (untuk netral) dan
kuning / hijau (untuk ground). Bila warna tersebut tidak ada maka pada
ujung kabel harus diberi isolasi dengan warna yang bersesuaian seperti butir
3 b.
iii. Kabel NYY digunakan untuk instalasi dari panel meteran ke pembagi.
iv. Kabel NYA dalam pipa PVC EGA, CLIPSAL digunakan untuk instalasi dari
panel ke beban penerangan atau peralatan / kotak kontak.
v. Pipa PVC merek EGA, CLIPSAL yang digunakan diisyaratkan yang sudah
direkomendasikan oleh LMK, bila diperlukan kontraktor harus dapat menunjukkan
bukti rekomendasi tersebut.
vi. Untuk penyambungan ke beban penerangan digunakan kabel NYA dalam pipa PVC
Flexibel EGA/CLIPSAL
vii. Pasangan kabel NYA dalam pipa PVC pada jarak maksimum 100 cm harus diberi
klem.
viii. Klem dibuat dari bahan plat logam digalvanis atau aluminium,pemasangan pada
tembok harus menggunakan vicher dan sekrup, pemasangan dengan menggunakan
paku tidak dibenarkan.
ix. Semua penyambungan kabel pada kontak sambung menggunakan sambungan
puntir (dengan lasdop), merek EGA, Clipsal, Le grand.
x. Ujung kabel dipasang pada terminal kabel harus diberi pelindung (sealing end).
xi. Kabel tray yang digunakan harus digalvanis dengan ketebalan minimal 2 mm
Standar interack atau sederajat.

4. Sakelar Dan Kotak Kontak


1. Sakelar yang digunakan pada instalasi ini standar merek National, Broco,Clipsal
atau yang sederajat dengan kemampuan minimum 10 A.
2. Sakelar dipasang setinggi 150 cm dari lantai dengan pasangan terpendam (in- bouw)
rata dengan permukaan plesteran dinding.
3. Kotak tempat sakelar dan kotak kontak dengan standar merek National,
Broco,Clipsal atau yang sederajat.
4. Kotak kontak yang digunakan pada instalasi ini berstandar merek National,
Broco,Clipsal atau yang sederajat dengan kemampuan minimum 16A.
5. Kotak kontak dipasang setinggi 30 cm dari lantai dengan pasangan terpendam atau
in-bouw rata dengan permukaan plester dinding sesuai petunjuk pengawas.
6. Untuk kotak kontak yang dipasang pada daerah basah dan lantai harus memakai tipe
tertutup (water proof type).

5. Armatur Lampu
a. Lampu down light 15 watt dan 7 watt

6. Pemeriksaan dan Tes Instalasi


1. Pekerjaan instalasi dan pemasangan armatur harus dites oleh kontraktor dengan
menggunakan alat tes yang sesuai. Macam tes yang dilakukan :
a. Pemeriksaan kerapian
b. Tes ketahanan / kekuatan mekanis
c. Tes tahanan isolasi
d. Tes beban, dinyalakan berturut-turut selama tiga malam
2. Pengetesan harus dilakukan bersama pengawas dan hasil tes harus mendapat
persetujuan / rekomendasi dari instansi yang berwenang (PLN)

7. Testing dan Commisioning


1. Sebelum melaksanakan pengujian Kontraktor harus merencanakan jadwal
pemeriksaan dan pengujian untuk mendapat persetujuan dari pengawas. Macam
pemeriksaan dan pengujian :
a. Pemeriksaan Visual
b. Pemeriksaan sambungan listrik maupun mekanis
c. Pengukuran tahanan isolasi
d. Pengujian dalam keadaan beban
2. Seluruh sistem dan pekerjaan instalasi harus diperiksa, diteliti dan diuji dengan baik
sebelum diserahkan dan pelaksanaannya harus menyertakan Pengawas dan bila
perlu dengan petugas dari instansi yang bersangkutan.

3. Sesudah seluruh instalasi terpasang seluruhnya harus diadakan pengujian dan


pemeriksaan instalasi secara keseluruhan
8. Jaminan
Jaminan instalasi & material instalasi menjadi tanggung jawab kontraktor
9. Masa Pemeliharaan
1. Masa pemeliharaan untuk seluruh pekerjaan instalasi listrik ditetapkan selama 6
bulan setelah barang diserahkan kepada Pemilik/Pengawas.
2. Dalam masa pemeliharaan apabila ditemukan instalasi yang rusak atau berfungsi
kurang baik maka Pemborong harus segera memperbaiki atau mengganti peralatan
tersebut sampai dapat berfungsi dengan baik.
10. Lain–Lain
1. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor, sehingga instalasi
dapat bekerja dengan baik dan dapat dipertanggungjawabkan tanpa tambahan biaya
2. Kontraktor harus memintakan ijin-ijin yang mungkin diperlukan untuk menjalankan
instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini atas tanggungan sendiri kepada
instansi berwenang yang terkait dengan pekerjaan ini (PLN, DEPNAKER).

Pekerjaan Sanitasi

Instalasi Perpipaan Air Hujan


a. Ukuran pipa dan sambungan disesuaikan dengan data perencanaan.
b. Bahan-bahan yang dipakai pada perkerjaan ini adalah :
 Avour Stainless.
 PVC type D sekualitas Wavin,Maspion atau sekualitas.
 Lem PVC.

Syarat-syarat Pelaksanaan Pekerjaan


 Kontraktor harus mempelajari dokumen pelaksanaan guna mendapat rincian
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan segera melakukan konsultasi kepada
Direksi atas segala kekurangan detail dari perencanaan.
 Apabila dalam proses penelitian pelaksanaan Kontraktor mendapatkan perkiraan
kendala, selambat-lambatnya seminggu sebelum pelaksanaan harus melaporkan
kepada Direksi guna dikoordinasikan dengan pihak- pihak yang berwenang.
 Apabila terdapat perlengkapan/alat yang secara fungsional diperlukan dan ternyata
tidak tercantum dalam dokumen pelaksanaan, maka Kontraktor tetap harus
memasangnya tanpa biaya tambahan.
 Mutu hasil pekerjaan perpipaan setelah diadakan uji coba harus berfungsi dengan
baik, tidak bocor, bersih dan rapi.
 Hasil pemasangan akhir dari instalasi perpipaan harus membuat as built drawing
sesuai dengan instalasi perpipaan yang terpasang.
 Kontraktor harus memberikan garansi tertulis tentang instalasi perpipaan yang
dipasang kepada Pihak Pemilik Pekerjaan yang berlaku selama masa
pemeliharaan.

Pekerjaan Finishing
1. Lingkup Pekerjaan
1. Finishing Dinding
2. Finishing Pendukung Lain- Lain

I. Finishing Dinding

Pekerjaan Pengecatan Dinding Kolom dan Balok


 Pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan pada seluruh permukaan dinding, kolom, dan
balok beton/pasangan bata yang tampak dari luar gedung menggunakan jenis cat
emulsi.
 Pengecatan pada dinding dilakukan setelah plesteran dinding dan plamir benar-
benar telah kering. Pelaksanaan pengecatan tidak boleh dilaksanakan dalam kondisi
hujan atau gerimis.
 Sebelum pengecatan dinding, kolom, dan balok yang tampak dari luar terlebih dahulu
bidang-bidang tersebut dibersihkan dari kotoran dan jamur yang melekat serta dibuat
rata dengan cara digosok menggunakan kertas gosok.
 Semua celah atau lubang yang ada harus diperbaiki terlebih dahulu hingga benar-
benar rata dan dibiarkan sampai benar-benar kering.
 Beri lapisan alkali resisting primer secara merata sebanyak 1 lapis pada seluruh
permukaan yang akan di cat.
 Untuk pengecatan menggunakan roll atau kuas, campurkan 10 bagian cat dengan 1
bagian air bersih.
a. Bila menggunakan penyemprot konvensional, campurkan 3 bagian cat dengan 1
bagian air bersih.
b. Untuk pengecatan semprot dengan airless spray tidak perlu campuran
tambahan.
 Pengecatan akhir harus dilakukan sebanyak minimal 3 lapis atau hingga benar-benar
pekat dan rata dengan interval 2 - 3 jam.

II. Finishing Pendukung Lain- Lain

 Tulisan Nama Banguan eksterior dan interior


Pekerjaan Tulisan Nama Banguan  merupakan salah satu bentuk reklame yang biasa
digunakan untuk mengidentifikasi sebuah tempat. Masih banyak manfaat dari lettering,
termasuk sebagai cara promosi, menarik perhatian, dan menambah keindahan sebuah
bangunan. Tulisan Nama Banguan + lampu   terdiri dari kerangka, cover, gambar, dan
frame. Dalam pembuatan kerangka papan nama, digital printing menggunakan pipa besi,
sedangkan cover menggunakan plat alumunium. Cara memasang papan nama biasa
ditempel di tembok, menempel dengan bangunan, ditempel di tiang, atau menggantung.

 Tanaman + Pot

Pekerjaan Tanaman + Pot ditentukan didalam gambar rencana dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas

PENUTUP

Semua persyaratan – persyaratan dalam Spesifikasi Teknis dan gambar – gambar pelaksanaan ini adalah
mengikat tidak boleh dirubah tanpa persetujuan dari Direksi.
Syarat – syarat yang tidak tertera dalam Spesifikasi Teknis, tetapi tertera pada bagian lain didalam
Dokumen Pelelangan ini, Kontraktor berkewajiban untuk melaksanakannya.

Anda mungkin juga menyukai