Anda di halaman 1dari 30

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN RUANG TATA USAHA SMPN 02 DAPURANG

Nama PPK :
EDI, S.Pd.,M.Si

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


KABUPATEN PASANGKAYU

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN RUANG TATA USAHA SMPN 02 DAPURANG

1.1. Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Ruang Tata Usaha SMPN 02 Dapurang
1.2. Lingkup Pekerjaan :Pekerjaan ini adalah pekerjaan bangunan gedung
Pembangunan Ruang Tata Usaha SMPN 02 Dapurang 1 Ruang yang terdiri dari
item pekerjaan :
- PEKERJAAN PERSIAPAN
- PEK. TANAH DAN PONDASI
- PEK. BETON DINDING DAN LANTAI
- PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
- PEKERJAAN PAS. INSTALASI LISTRIK
- PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
- PEKERJAAN PENGECATAN
- PEK. RABAT KELILING
- PEK. TAMAN

1.3. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan :


Waktu Pelaksanaan Pekerjaan 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender.

1.4. Jabatan Kerja Konstruksi.


a. Personil Managerial

No Jabatan Penga Sertifikat Kompetensi Kerja


laman
1 Pelaksana 2 Thn SKT Pelaksana Bangunan Gedung

2 Petugas K3 Memiliki Sertifikat K3 Bidang


Kontruksi

1.5. Peralatan Kerja Konstruksi :


Peralatan Utama
No. Jenis Kapasitas Jumlah

1. Generator 1000 watt 1 unit


2. Concrette mixer 0,5 – 1 m3/jam 1 unit

3. Stamper 5,5 HP 1 unit


4. Dump truck 3 – 5 Ton 1 unit
5. Water Tank 1100 L 2 Buah
6. Schafolding @ 5 bh Knock down 1 set

Selain Peralatan utama tersebut diatas kontraktor wajib menyediakan peralatan


pendukung pekerjaan utama untuk mencapai produktifitas pelaksanaan
pekerjaan sesuai mutu dan waktu pelaksanaan.

1.6. Spesifikasi Bahan Bangunan Konstruksi:.


a. Setiap jenis bahan bangunan konstruksi yang tergolong sebagai bahan
berbahaya dan beracun (B3), seperti cat, thinner, gas acetylene, BBM, BBG,
bahan peledak, dll, harus diberi penjelasan bahayanya, cara pengangkutan,
penyimpanan, penggunaan, pengendalian risiko dan cara pembuangan
limbahnya sesuai dengan prosedur dan/atau peraturan perundangan yang
berlaku;
b. Informasi tentang penanganan B3 dapat diperoleh dari Lembar Data
Keselamatan Bahan (Material Safety Data Sheet) yang diterbitkan oleh
pabrik pembuatnya, atau dari sumber- sumber yang berkompeten dan/atau
berwenang.

1.7. Spesifikasi Peralatan Konstruksi dan Peralatan Bangunan:


a. Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan
(expose) bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja;
b. Informasi tentang jenis, cara penggunaan/pemeliharaan/pengamanannya alat
dan perkakas dapat diperoleh dari manual produk dari pabrik pembuatnya,
ataupun dari pedoman/peraturan pihak yang kompeten.

1.8. Spesifikasi Proses/Kegiatan:


a. Setiap proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja, sistem
perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengaman, dan rambu-rambu
peringatan dan kewajiban pekerja menggunakan alat pelindung diri (APD)
yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses tersebut;
b. Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang berisiko tinggi, atau pekerjaan
yang berisiko tinggi pada keadaan yang berbeda, harus lebih dulu dilakukan
analisis keselamatan pekerjaan (Job Safety Analysis) dan tindakan
pengendaliannya;
c. Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
lebih dulu dari penanggung-jawab proses dan Ahli K3 Konstruksi/Ahli
Keselamatan Konstruksi;
d. Setiap proses dan kegiatan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga
kerja dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi
untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi
melaksanakan prosedur keselamatan konstruksi yang sesuai pada jenis
pekerjaan/tugasnya tersebut.

1.9. Spesifikasi Jabatan Kerja Konstruksi


c. Setiap tenaga ahli/pelaksana harus mempunyai kemampuan untuk
melakukan proses manajemen risiko (identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendalian risiko) yang terkait dengan disiplin ilmu dan pengalaman
profesionalnya, dan dapat memastikan bahwa semua potensi bahaya dan
risiko yang terkait pada bentuk rancangan, spesifikasi teknis dan metode
kerja/konstruksi tersebut telah diidentifikasi dan telah dikendalikan pada
tingkat yang dapat diterima sesuai dengan standar teknik dan standar
Keselamatan Konstruksi yang berlaku;
d. Setiap kegiatan/pekerjaan pelaksanaan, pemasangan, pembongkaran,
pemindahan, pengangkutan, pengangkatan, penyimpanan, perletakan,
pengambilan, pembuangan, pembongkaran dsb, harus dilakukan oleh
tenaga ahli dan tenaga terampil yang berkompeten berdasarkan gambar
gambar, spesifikasi teknis, manual, pedoman dan standar serta rujukan yang
benar dan sah atau telah disetujui oleh tenaga ahli yang terkait;
e. Setiap tenaga/tenaga terampil dibidang K3 Konstruksi di atas harus
melakukan analisis keselamatan pekerjaan (job safety analysis) setiap
sebelum memulai pekerjaannya, untuk memastikan bahwa potensi bahaya
dan risiko telah diidentifikasi dan diberikan tindakan pencegahan terhadap
kecelakaan kerja dan/atau penyakit di tempat kerja;

1.10. Spesifikasi Kualifikasi Usaha Penyedia


a. Kualifikasi : Usaha Kecil; dan
b. Klasifikasi : Bangunan Gedung
c. Subklasifikasi : Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan

1..11. Sebelum pelaksanaan pekerjaan (fisik 0%) , jika diperlukan pihak Kontraktor
membuat persentase atau Kick Off Meeting (Jika diperlukan)dengan Pihak
Pemberi kerja/Pengawas tentang pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
(Organisasi proyek, Time schedule, Tenaga personil, cara pengaturan
pekerjaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

1.12. Kontraktor harus mengerjakan semua jenis pekerjaan sesuai dengan


spesifikasi teknis.
1.13. Segala penyimpangan dari spesifikasi tanpa sepengetahuan dan persetujuan
Pengawas,maka seluruh resiko dan biaya yang timbul menjadi beban dan
tanggung jawab pihak Kontraktor.

1.14. Kontraktor harus menempatkan wakil/Tenaga Teknis yang selalu berada di


lokasi pekerjaan pada waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sehingga
dapat memutuskan hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan pekerj
1.2 PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN
1.2.1 Peraturan yang berlaku
Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan ketentuan-ketentuan
peraturan seperti yang tercantum dibawah ini :

a. Keputusan Presiden RI. Nomor 42 Tahun 2002.


b. Keputusan Presiden RI. Nomor 80 Tahun 2003.
c. Peraturan Presiden No.15 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi
Khusus Fisik tahun anggaran 2023.
d. Instruksi Menteri Pekerjaan Umum, nomor 02/IN/M/2005, tentangpenegasan
dalam kontrak.
e. Surat Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah RI
Nomor: 339/KPTS/M/2003 tanggal 31 Desember 2003 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi oleh
Instansi Pemerintah.
f. Instruksi Presiden RI. Nomor 1 Tahun 1988.
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971
h. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat.
i. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1961
j. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
k. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 031/KPTS/1981.
l. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang
penanggulangan bahaya kebakaran.
m. Surat Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah RI.
Nomor 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002 Tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
n. Standar Nasional Indonesia No. 1727-2020 Tentang Beban Minimum
untuk Perancangan Gedung dan Struktur Lain.
o. Standar Nasional Indonesia No. 2847-2019 Persyatan Beton Struktur
untuk Bangunan Gedung

p. Standar Nasional Indonesia No. 2052-2017 Baja Tulangan.


q. Peraturan Presiden RI nomor 15 tahun 2023 tentang Petunjuk
Teknuis Pelaksanaan DAK tahun 2023
r. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan
pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan pembangunan. Apabila
ternyata terdapat revisi terakhir dari peraturan-peraturan tersebut
diatas, maka revisi terakhir yang menjadi acuan dalam
pelaksanaannya. Demikian pula apabila bertentangan dengan
Spesifikasi Teknik berikut ini maka yang berlaku adalah Spesifikasi
atau berdasarkan keputusan Direksi Pengawas.
1.1.2 Kualitas Bahan dan Pekerjaan
a. Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus dari tingkat yang prima dan hasil
kerja harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi dan baik.

b. Untuk itu tenaga kerja yang digunakan harus berpengalaman


(pada pekerjaan serupa) terampil dan cakap.

c. Apabila diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus membuat


pembukaan/pembongkaran pada pekerjaan dan/atau bahan agar
dapat diadakan pemeriksaan.

d. Apabila dalam pemeriksaan itu Direksi menemukan kesalahan,


kerusakan atau cacat-cacat lain, Kontraktor harus segera
membongkar dan memperbaikinya sampai pada kondisi yang sesuai
dengan spesifikasi ini,dan harus memikul biaya yang diperlukan
untuk pembukaan/ pembongkaran pemeriksaan dan perbaikan
tersebut.
1.1.3 Pemeriksaan Pekerjaan dan Pengamanan
a. Peralatan Pelaksanaan.
1) Kontraktor harus mengadakan dan melaksanakan semua
peralatan pelaksanaan yang diperlukan dalam jumlah yang cukup
dan kondisi yang baik dan siap pakai, agar terjamin adanya
kualitas pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan dan laju
pekerjaan yang memadai, hingga seluruh pekerjaan dapat
diselesaikan dalam waktu yang tepat seperti ditentukan dalam
pelelangan.

2) Apabila ternyata peralatan yang digunakan menurut pendapat


Direksi tidak efisien pengoprasiannya atau tidak sesuai
kegunaannya atau jumlahnya kurang, hingga mutu pekerjaan
yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan atau laju
pekerjaannya tidak memadai, Direksi berhak memerintahkan
Kontraktor untuk mengganti atau menambah peralatan
dimaksud.

3) Kegagalan Direksi dalam perintahnya pada Kontraktor, tidak


membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas pemenuhan
kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan seperti yang diuraikan
dalam Dokumen Kontrak.

b. Perlindungan terhadap Bangunan dan Utilitas.


1) Kontraktor bertanggung jawab atas perlindungan terhadap
semua bangunan dan utilitas, baik milik pribadi maupun milik
negara/masyarakat termasuk semua sarana dan prasarananya,
baik yang tertera dalam gambar maupun tidak.

2) Kontraktor harus mengambil langka-langka yang dianggap perlu


untuk melindungi bangunan dari utilitas tersebut dari segala
macam kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan-
kegiatan pelaksanaan oleh Kontraktor harus diperbaiki oleh dan
atas beban biaya Kontraktor, sesuai dengan kondisi sebelumnya.

3) Dalam hal terjadi kerusakan, Kontraktor wajib segera


memberitahu pemilik bangunan dan utilitas agar diperoleh
kesepakatan tentang perbaikannya.
4) Kontraktor bertanggung jawab untuk memperoleh informasi
semua bangunan dan jaringan utilitas yang terletak didalam
tanah. Prasarana yang ada disekitar dan diperlukan oleh
bangunan dan utilitas harus dijaga agar tetap berfungsi.

5) Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kegiatan pelaksanaan


oleh Kontraktor, harus diperbaiki oleh dan atas beban biaya
Kontraktor sesuai dengan kondisi sebelumnya.

c. Penjagaan dan Pemeliharaan.


Untuk tahap pekerjaan yang telah selesai, Kontraktor bertanggung
jawab atas penjagaan, perlindungan dan pemeliharaannya, seperti
pekerjaan permukaan bagian dalam/luar, perlengkapan peralatan
dan lain-lainnya dari segala macam bentuk noda/kotoran, kerusakan
dan cacat-cacat lainnya selama masa Kontrak berlangsung sampai
pada saat pekerjaan diserahkan untuk kedua kalinya kepada pemilik.
Persyaratan dan ketentuan khusus dibawah ini harus dianggap
sebagai standar kondisi akhir pekerjaan pada saat penyerahan I
(pertama) :

1). Halaman Bangunan


Setelah pekerjaan selesai, kecuali Direksi berpendapat lain,
Kontraktor harus membongkar semua bangunan sementara,
peralatan pelaksanaan, mesin-mesin, kelebihan bahan, puing-
puing dan kotoran-kotoran lain dari lokasi proyek. Kontraktor
harus membuang bahan-bahan zat-zat organik yang berada
didalam, dibawah dan sekitar bangunan dan melakukan
desinfektan terhadap dan bekas-bekasnya. Lokasi proyek harus
diserahkan dalam kondisi yang rapi dan memuaskan.

2). Permukaan Beton, Pasangan dan Logam


Kontraktor harus membersihkan secara cermat semua
permukaan beton, pasangan dan logam serta ceceran adukan,
noda-noda bekas bocoran pada beton bekas-bekas bekisting,
ceceran aspal, cat dan lain-lain kotoran.

3). Permukaan Cat


Kontraktor harus membersihkan semua permukaan dari semua
tanda-tanda, noda, goresan, bekas jari dan kotoran lain.

4). Permukaan Dinding Glazuur


Kontraktor harus membersihkan dinding glazuur dari semua
noda, ceceran cat dan kotoran-kotoran lain.

5). Pemeriksaan, Penyediaan Bahan dan Barang


Bila dalam rencana kerja dan syarat-syarat disebutkan nama
dan pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang, maka hal
ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahan dan barang yang
digunakan setiap penggantian sesuai nama bahan, ukuran dan
pabrik pembuatan dari suatu bahan dan barang tersebut yang
telah disetujui oleh Konsultan Perencana, dan bila tidak
ditentukan dalam rencana kerja dan syarat-syarat serta gambar
kerja, maka bahan dan barang tersebut diusahakan dan
disediakan oleh Kontraktor yang harus mendapat persetujuan
dari pemberi tugas. Contoh bahan dan barang yang akan
digunakan dalam pekerjaan harus disediakan atas biaya
Kontraktor, Setelah disetujui pemberi tugas atau direksi, dan
dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh bahan dan barang
tersebut, disimpan oleh Direksi atau pemberi tugas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang
dipakai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya. Dalam pengajuan
harga penawaran, Kontraktor/Pelaksana harus sudah
memasukan jumlah keperluan biaya untuk pengajuan berbagai
bahan dan barang. Tanpa mengingat jumlah tersebut
Kontraktor/Pelaksana tetap bertanggung jawab pula atas biaya
pengujian bahan dan barang yang tidak memenuhi persyaratan
yang dibuat oleh Pemberi Tugas/Direksi Pengawas.

d. Persyaratan-persyaratan lain.
1) Catatan dan Laporan
Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam
buku Direksi yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh
persetujuan Direksi. Semua catatan yang berhubungan dengan
pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Direksi. Dan satu set copy
gambar lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan di direksi
keet. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang akan
melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.

2) Gambar sesuai Pelaksanaan (As Built Drawings)


Semua yang belum terdapat dalam gambar kerja karena
perubahan atas perintah Pemberi Tugas/Direksi, maka
Kontraktor wajib membuat gambar kerja (shop drawing).
Selanjutnya sebelum penyerahan I (pertama) pekerjaan,
Kontraktor bekerja sama dengan Konsultan Pengawas membuat
gambar hasil pelaksanaan pekerjaan (as built drawing) guna
memperlihatkan dan menyerahkan kepada Pemimpin Kegiatan,
tentang perbedaan-perbedaan antara gambar kerja dan hasil
pelaksanaan pekerjaan. Gambar tersebut harus diserahkan
dalam rangkap 3.
3) Foto-foto Mengenai Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus mengambil foto lapangan sebelum pekerjaan
dimulai (0,00%). Selanjutnya saat akan mengajukan pembayaran
angsuran berkala (terminj), penyerahan I (pertama) dan
penyerahan II (kedua) Kontraktor wajib melampiri foto-foto kondisi
kemajuan pekerjaan dilapangan. Foto-foto ini hendaknya dicetak
berwarna 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada Direksi dalam
bentuk album.

4) Keamanan Proyek
Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan
perlindungan dan pengamanan atas semua bahan,
perlengkapan, peralatan dan pekerjaan yang ada didalam batas
areal proyek dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya,
terhadap semua bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian
yang dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak tidak
berwenang. Untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan,
Kontraktor harus membuat gudang penyimpan bahan,
perlengkapan dan peralatan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Untuk pengawasan dan penjagaan keamanan, Kontraktor harus
menugaskan penjaga gudang dan petugas keamanan yang
memadai dan harus melakukan penjagaan terus menerus
selama 24 jam setiap hari.

5) Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)


Kontraktor harus menyediakan semua fasilitas P3K yang
mencakup obat-obatan, peralatan medis dan tenaga-tenaga para
medis (sewaktu dibutuhkan) untuk memberikan pertolongan
pertama kepada personil Kontraktor, dan semua yang terlibat
dalam pekerjaan. Dalam hal pengamanan P3K Kontraktor harus
mengikuti semua ketentuan dan peraturan yang berlaku tentang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta petunjuk Direksi.

6) Papan Nama Kegiatan


Papan nama kegiatan dipasang ditempat strategis. Tulisan dibuat
dengan huruf cetak yang jelas dan mudah dibaca. Dalam papan
nama proyek harus jelas tercantum Nama Kegiatan, Pekerjaan,
Pemilik Proyek, Sumber Dana, serta Kontraktor Pelaksana,
Pekerjaan Dimulai dan Masa Pekerjaan Berakhir serta
penjelasan lain yang diperlukan dengan Jenis Huruf yang akan
ditentukan Direksi.

7) Pengukuran Prosentase Kemajuan Pekerjaan dan Pembayaran


(a) Pengukuran untuk pekerjaan-pekerjaan yang tercakup
dalam persyaratan teknis ini ditentukan berdasarkan
ketentuan seperti ditunjukan dalam Spesifikasi atau RAB.
(b) Kecuali disebutkan lain dalam RAB pekerjaan-pekerjaan
yang tercakup didalamnya sudah termasuk dalam
pekerjaan-pekerjaan pokok yang bersangkutan.
(c) Dalam hal dihitung terpisah, pengukuran meliputi
penyediaan, pengadaan dan pengangkutan tenaga kerja,
bahan, perlengkapan, peralatan dan pelaksanaan,
pemeliharaan, perbaikan, termasuk pemeriksaan, pengujian
dan pekerjaan-pekerjaan penunjang yang diperlukan seperti
diuraikan dalam RAB.
(d) Bobot pengukuran (%) terhadap seluruh nilai
Kontrak/Adendum Kontrak, bersama-sama dengan
komponen-komponen pekerjaan yang lain akan merupakan
bobot prestasi yang dicapai Kontraktor pada saat tertentu,
dan akan dijadikan pedoman Kontraktor untuk mengajukan
penagihan pembayaran angsuran kepada Pemimpin
Kegiatan.
(e) Perhitungan prosentase kemajuan pekerjaan yang akan
digunakan untuk pengajuan penagihan pembayaran
angsuran harus dilakukan bersama-sama antara Direksi
dan Kontraktor.
(f) Pembayaran akan dilakukan apabila selisih bobot prestasi
Kontraktor pada saat tertentu dengan bobot prestasi pada
pembayaran angsuran yang lalu telah mencapai tidak
kurang dari angka seperti disebutkan dalam syarat-syarat
kontrak.
(g) Pembayaran dilakukan dalam jumlah harga satuan
dikalikan dengan volume pekerjaan yang nyata
dilaksanakan.

1.2 PEKERJAAN PERSIAPAN DAN PENUNJANG PROYEK


1.2.1 Umum
Pekerjaan persiapan dan penunjang merupakan pekerjaan sementara
yang harus dilaksanakan agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan
dengan mudah dan lancar. Pekerjaan-pekerjaan ini pada umumnya
bersifat darurat, tetapi secara struktural harus mampu memikul beban
yang ada dan harus dilaksanakan berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan serta sesuai dengan syarat-syarat teknis. Kontraktor harus
membuat dan menyerahkan spesifikasi dan gambar-gambar pekerjaan
sementara kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan, selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum pekerjaan dimulai.

1.2.2 Pembersihan Lapangan.


Kontraktor harus menyingkirkan sisa-sisa bangunan eksisting yang telah
di bongkar, pohon-pohon, semak belukar, akar, sampah, bahan-bahan
organik dan benda-benda asing lainnya yang dapat mengganggu
jalannya pekerjaan dalam area pekerjaan seperti diuraikan dalam
Kontrak, termasuk lahan-lahan yang digunakan untuk
bangunan/struktur, jalan dan lahan-lahan yang akan digali atau diurug.

1.2.3 Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus melakukan pekerjaan
pengukuran untuk memastikan lokasi yang tepat untuk penempatan
komponen-komponen pekerjaan tertentu seperti ditunjukan dalam
gambar. Pengukuran meliputi pengukuran/penentuan koordinat dan
elevasi. Koordinat dan elevasi titik yang diperlukan, ditentukan
berdasarkan titik rujukan (Bench Mark) seperti yang ditetapkan oleh
Direksi. Aktualisasi dan Artikulasi titik-titik tersebut diatas berupa titik-titik
yang dipasang pada bouwplank (papan rujukan bangunan/struktur) yang
apabila dihubungkan (dengan benang) satu dengan yang lain akan
merupakan garis-garis sumbu bangunan melalui titik-titik yang
diperlukan. Bouwplank harus dibuat dan dipasang oleh Kontraktor
sedemikian rupa sehingga mempunyai elefasi (rujukan) tertentu yang
letaknya tidak mengganggu kegiatan pelaksanaan, merusak dan
merubah elevasinya.

Konstruksi maupun dimensi bench mark akan ditentukan kemudian oleh


Direksi.

1.2.4 Mobilisasi dan Demobilisasi.


Mobilisasi mencakup pengadaan, penyediaan, alat berat dan
pengankutan tenaga kerja, perelengkapan dan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, termasuk pemasangan,
penyetelan dan pekerjaan penunjang lainnya, sehingga semua tenaga
kerja, perlengkapan dan peralatan kerja tersebut berada/terpasang
dilokasi pekerjaan dalam kondisi baik dan siap pakai. Mobilisasi
mencakup pengadaan, penyediaan dan pengangkutan :

a. Tenaga kerja yang diperlukan sebagai pelaksana-pelaksana


pekerjaan.
b. Peralatan pelaksanaan yang terdiri atas alat-alat berat dan
sebagainya.
Dalam mobilisasi sudah termasuk pengadaan, penyediaan dan
pengangkutan suku cadang yang diperlukan agar perlengkapan dan
peralatan tersebut selalu siap dipakai. Demobilisasi dilakukan setelah
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, sebelum pekerjaan diserahkan
untuk pertama kalinya kepada pemilik. Demobilisasi adalah
pembongkaran, pengangkutan tenaga kerja, perlengkapan dan
peralatan yang telah dimobilisasi, keluar dari lokasi pekerjaan
ketempatnya semula.

1.2.5 Barak dan Gudang


Kontraktor harus membuat Barak Kerja di lokasi pekerjaan untuk tempat
kerja dan tinggal sementara para Pekerja yang memenuhi syarat
kesehatan sebagai tempat tinggal, dilengkapan fasilitas air minum dan
perlengkapan yang dibutuhkan. Disamping itu Kontraktor wajib
menyediakan gudang dengan luas yang cukup untuk menyimpan bahan
bangunan dan peralatan penunjang lainnya agar terhindar dari
gangguan cuaca. Penempatan barak dan gudang harus diatur
sedemikian rupa agar mudah dijangkau dan tidak menghalangi sirkulasi
pelaksanaan pekerjaan.

1.2.6 Izin-izin
Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.

1.2.7 Pemadam Kebakaran


Untuk mencegah terjadinya kebakaran, Kontraktor wajib menyediakan 1
(satu) unit alat pemadam kebakaran dengan kapasitas minimum 3 kg.

1.2.8 Biaya Asuransi


Dalam penawaran harga Kontraktor dianggap sudah memperhitungkan
biaya Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK) terhadap
pekerja, staf/pelaksana dilapangan, pengawas lapangan serta staf dari
Kegiatan yang ditempatkan dilapangan.

1.2.9 Personil Kontraktor.


a. Kontraktor wajib menempatkan seorang kuasa atau wakil yang
berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan
(Site Manager) minimal tamatan Sarjana Teknik Sipil/Arsitek
pengalaman minimal 5 tahun.
b. Pelaksana yang ditunjuk Kontraktor harus mendapatkan kuasa
penuh dalam bertindak untuk dan atas nama Perusahaan yang
dinyatakan dengan Surat Tugas/Keterangan minimal tamatan
Sarjana Muda Pengalaman Minimal 3 Tahun.
c. Kontraktor wajib laporkan secara tertulis kepada Direksi, tenaga
pelaksana. Jika suatu waktu dianggap kurang mampu menurut
Direksi, Kontraktor wajib mengganti pelaksana baru dalam kurun
waktu 7 (tujuh) hari. Sebelum bekerja harus dikonsultasikan untuk
disetujui Direksi. Jika calon pelaksana ditolak, harus dicari calon
pelaksana lain paling lambat 14 (empat belas) hari. Dalam tenggang
waktu tersebut direktur/penanggung jawab perusahaan yang
memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan sehari-harinya.
1.2.10 Dokumentasi
Kontraktor harus memperhitungkan biaya dokumentasi serta
pengirimannya kekantor Pemimpin Kegiatan serta pihak-pihak lain yang
diperlukan. Yang dimaksud dengan pekerjaan dokumentasi ialah:
a. Membuat laporan-laporan perkembangan pelaksanaan yakni Harian
dan Mingguan
b. Untuk kelengkapan laporan, Kontraktor wajib membuat foto-foto
dokumentasi ukuran 4R, dibuat sebelum pekerjaan di mulai (0%),
tahap mulai pelaksanaan suatu konstruksi hingga selesai (setiap kali
untuk pembuatan laporan) dan pada setiap kali akan melakukan
tagihan/terminj, foto dokumentasi harus selalu diambil pada posisi
yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan, samping dan
belakang).
c. Surat-surat dan dokumen lainnya.

1.3 BESTEK DAN GAMBAR KERJA


1.3.1 Kontraktor diwajibkan meneliti semua gambar-gambar dan bestek
mengenai pekerjaan ini.
1.3.2 Bila ternyata ada perbedaan antara gambar dan RKS, antara gambar
satu dengan gambar lainnya maka yang berlaku adalah :
a. Bestek (RKS)
b. Gambar dengan skala yang lebih besar (detail).
1.3.3 Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang mungkin
menimbulkan kekeliruan atau bahaya dikemudian hari, Kontraktor wajib
konsultasikan terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan
petunjuk.

1.4 RENCANA KERJA


1.4.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun suatu
rencana kerja (jadwal pelaksanaan) sebanyak empat rangkap yang
diajukan paling lambat 14 (empat belas) hari setelah diterbitkan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK), untuk disetujui oleh Direksi.
1.4.2 Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 2 (dua) salinan untuk Direksi,
ssatu diantaranya selalu tersedia di lokasi pekerjaan.
1.4.3 Kontraktor harus patuh pada rencana kerja tersebut yang menjadi dasar
bagi Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan percepatan dan kelambatan pekerjaan.

1.5 PENGADAAN BAHAN BANGUNAN JALAN


1.5.1 Bahan-bahan yang boleh ditempatkan dalam kompleks pekerjaan
hanyalah bahan-bahan yang disyaratkan dalam RKS maupun gambar
kerja.
1.5.2 Cara dan tempat penimbunan/penyimpanan bahan harus memenuhi
syarat atau menurut petunjuk Direksi/Pengawas Teknik.
1.5.3 Bahan bangunan jalan yang dipakai adalah yang sesuai dengan
kualitas dan kuantitas serta dimensi yang disyaratkan dalam RKS dan
gambar kerja.
1.5.4 Apabila suatu bahan yang disyaratkan tidak terdapat dipasaran,
sebelum diganti Kontraktor harus konsultasi terlebih dahulu dengan
Direksi/ Pengawas Teknik, dan pergantian dapat dilakukan setelah ada
persetujuan secara tertulis.
1.5.5 Pergantian bahan bangunan jalan yang tidak terdapat dipasaran lokal
dapat diganti dengan bahan bangunan lain yang setara/setingkat
kualitasnya.
1.5.6 Bahan bangunan jalan yang ditolak oleh Direksi karena cacat atau tidak
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, harus segera dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.

1.6 PENGGUNAAN PERSYARATAN TEKNIS


1.6.1 Persyaratan teknis ini merupakan pedoman dalam pelaksanaan
pekerjaan (yang disebut sebagai proyek) termasuk seluruh bangunan
dan pekerjaan lainnya yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan.
1.6.2 Kecuali disebutkan lain, maka setiap bagian dalam persyaratan teknis
ini berlaku untuk seluruh bangunan yang termasuk dalam pekerjaan
ini, disesuaikan dengan gambar-gambar, keterangan-keterangan
tambahan tertulis dan perintah-perintah Direksi/Pengawas Teknis.
1.6.3 Standar-standar utama yang dipakai adalah yang dibuat dan berlaku
resmi di negara RI, apabila tidak terdapat standar yang dapat
diberlakukan terhadap suatu item pekerjaan, maka harus digunakan
standar internasional yang berlaku atas pekerjaan dimaksud atau
digunakan standar dari negara produsen bahan yang menyangkut
pekerjaan dimaksud.

1.7 PEKERJAAN PERSIAPAN


1.7.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Persiapan ini meliputi Pembersihan Lokasi,
Pengukuran dan Pemasangan Bauplank, S e r t a
p e m b o n g k a r a n k o m p o n e n b a n g u n a n yang tertera
dalam gambar kerja.
1.7.2 Pelaksanaan :
a. Pekerjaan pembersihan yang dimaksud ini adalah pekerjaan
pembersihan lokasi dari kayu, rumput dan sampah-sampah yang
tersebar dilokasi pekerjaan.
b. Pengukuran dan pemasangan bouplank dilakukan sekaligus untuk
seluruh site, agar pengaturan perletakan bangunan tidak meleset
serta menjaga kemungkinan perubahan-berubahan atau
pergeseran-pergeseran sesuai keadaan.
c. Kontraktor harus membuat los Direksi secukupnya, menggunakan
bahan-bahan sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan
dilengkapi dengan peralatan sederhana.
d. Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan
barang-barang atau alat-alat lainnya dan untuk kantor pelaksana.

1.8 PEKERJAAN URUGAN


1.8.1 Lingkup Pekerjaan
a Urugan pasir di bawah rabat beton keliling
Bahan
a Pasir urug yang digunakan adalah material yang digolongkan dalam
klasifikasi A-1-b (Fragmen batuan kerikil dan pasir, AASHTO)
b Seluruh material yang digunakan harus bebas dari kandungan
garam-garaman yang berlebihan
1.8.2 Pelaksanaan
a Urugan tanah dan pasir dilaksanakan di bawah lantai seperti tertera
pada gambar, dan pelaksanaannya harus lapis demi lapis dengan
batas maksimum 20 cm untuk hamparan setiap lapisan. Dalam
setiap lapisannya, urugan harus dipadatkan dengan alat pemadat
yang disetujui sampai dicapai tingkat kepadatan lapangan yang
cukup baik, sesuai dengan petunjuk Direksi Teknik.
b Untuk pekerjaan penimbunan kembali dibawah atau disekitar
bangunan dan perkerasan harus sesuai dengan gambar rencana.
c Pengurugan kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan
dengan menggunakan alat pemadat sehingga minimal sama dengan
keadaan tanah sebelum digali.
d Pekerjaan penimbunan kembali harus disertai dengan pekerjaan
pemadatan, dimana dalam proses pemadatan tersebut kadar air
optimum harus dipertahankan (jika kondisi urugan terlalu kering,
harus ditambahkan dengan air/disiram)
1.8.3 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
 Pasir Urug

Tenaga :
 Pekerja

 mandor

1.8.4 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.9 PEKERJAAN BETON


1.9.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari
semua macam beton biasa, beton bertulang dengan
penulangannya termasuk bekisting, finishing dan pekerjaan-
pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan beton bertulang dan Tak Bertulang dengan adukan 1
Pc : 2 Ps : 3 Kr dilaksanakan untuk :
a. Kolom, dan Ringbalk ;
b. Lain-lain seperti ditentukan dalam gambar.
1.9.2 Referensi :
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus
mengikuti ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam :
a. SNI 1734-1989-F
b. SNI 2052-2017 Baja Tulangan
c. SKBI – Pedoman Perencanaan untuk Rumah dan Gedung
d. Pedoman Beton
e. Spesifikasi Bahan Bangunan
f. Pedoman Perencanaan Konstruksi Kayu untuk Rumah dan gedung
1.9.3 Material :
Bahan-bahan/material yang dipergunakan untuk pekerjaan ini
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Agregat :
Agregat harus terdiri dari gradasi baik dengan ukuran butir dari yang
halus sampai kasar, dan harus sesuai dengan persyaratan dalam
ketentuan-ketentuan beton. Penyimpanan harus dilaksanakan
sedemikian rupa, sehingga bebas dari kontaminasi dengan bahan-
bahan yang dapat merusak.
b. S e m e n :
b.1 Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti
disyaratkan dalam NI-8 Bab 3-2;
b.2 Semen ini harus dibawah ketempat pekerjaan dalam kemasan
standard dari pabrik dan terlindung.
b.3 Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus
mengusahakan hanya menggunakan satu merk semen saja.
c. Besi Tulangan :
c.1 Besi untuk tulangan penyimpanannya harus bebas dari
kontaminasi langsung dengan udara, tanah lembab, aspal,
olie (minyak) dan gemuk.
c.2 Pengikat tulangan beton harus menggunakan kawat beton
yang berukuran garis tengah minimal 1 mm.
C.3 Pemasangan bagian ujung tulangan begel pada balok
pengikat/sloof, kolom, dan balok keliling/ring harus ditekuk
paling sedikit 5 cm dengan sudut 135° untuk memperkuat
ikatan dengan tulangan utama.
d. A i r :
Air yang dipakai untuk pengecoran harus bersih, dalam arti tidak
mengandung lumpur dan bahan-bahan kimia yang dapat
mempengaruhi kekuatan beton.

e. Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali
Direksi/Pengawas menegaskan lain.

1.9.4 Pelaksanaan :
1. Pengecoran Beton :
a. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari
kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk
beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus
diperiksa terlebih dahulu.
b. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan
detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor
diwajibkan untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari
Direksi.
c. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan
dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran,
Kontraktor diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan
Direksi
d. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari
1,50 meter dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-
lapisan beton dipadatkan dengan penggetar (internal concrete
vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi
tulangan.
e. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton
yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang
termuatdalam PBI 1971 sebagai syarat.
f. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas
pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya,
Kontraktor diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang
rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
g. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan
mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI
1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu
dilaksanakan.

2. Penyambungan Beton :
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton
diputuskan sebelum selesai , sebelum melanjutkan
pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan
yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan,
bekisting dikencangkan kembali dan penyambungannya
menggunakan air atau bonding agent yang disetujui
Direksi/Pengawas.

3. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai
dasarnya, harus diberi urugan dan lantai kerja masing-masing
setebal 5 cm dengan komposisi adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan
dipasang dibawah konstruksi beton tersebut.
4. Pemeliharaan Beton :
a. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu
lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau
menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu
minggu.
b. Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan
deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.

5. Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan
laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui
Direksi/Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi
persyaratan ASTM atau JIS.
6. Bekisting :
a. Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang
(kayu klas III) dan balok 5/10 cm, kecuali Direksi/Pengawas
menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang
menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang
yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu
mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor
bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
c. Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan
sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak
mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun
perubahan-perubahan betuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian
serta posisi dari pada beton yang dicor.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antar, yang dapat
mencegah defleksi bahan-bahan Bekisting. Bekisting serta
sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah
kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang
permukaan sementara harus disediakan didalam Bekisting untuk
memudahkan pembersihan.
e. Pembongkaran Bekisting :
f. Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga
dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang
dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat minimum sebagai
berikut :
g. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar Bekisting setelah 7
(tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak
cacat karena pembongkaran tersebut.
h. Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh
dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau
beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton
tersebut.
i. Dalam hal apapun Bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh
dibongkar sebelum berumur 14 (empat belas) hari, demikian pula
Bekisting-Bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton
tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.
1.9.5 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan :
 Beton Campuran 1 PC : 2 Kerikil :3 Psr
 Baja Tulangan Beton sesuai yang tertera pada gambar kerja
 Kawat Beton
 Bekisting
 Minyak Bekisting
 Paku

Peralatan:
 Bor sekrup
 Palu
 Gegep Besi
 Gergaji
 Bar Cutter
 Bar Bender
 Concreate Vibrator
 Waterpass

Alat bantu pertukangan


Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala tukang
 Mandor
1.9.6 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu
Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
1.10 PEKERJAAN DINDING
1.10.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan ½ bata pada kansteen rabat
keliling bangunan, seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan
pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian
dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam
spesifikasi ini.

1.10.2 Referensi :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera
pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI
1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan mendirikan
Bangunan Gedung.

1.10.3 Material :
a. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan
tidak patah-patah. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11
cm x 22 cm dengan toleransi 0,5 cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata biasa adalah
campuran 1 PC : 4 Ps, sedangkan untuk daerah kedap air
(trasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Ps,
1.10.4 Pekerjaan dan Penyiapan
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan
dengan cara-cara yang disetujui Direksi Pengawas, untuk
menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada bahan-bahan tersebut.
1.10.5 Pelaksanaan :
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu,
kecuali Direksi memberikan petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata Pada dinding harus lurus dan tegak,
lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali
bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur
bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh
pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut harus
diperkuat dengan kolom (beton), dengan dimensi,
penulangan dan penempatan sesuai gambar.
d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya
dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan
baik.
e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air
sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai
dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata potongan
tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-
pertemuan dengan kolom.
1.10.6 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
 Pasir Pasangan
 Semen
 Air
 Batu Bata

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor

1.10.7 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.11 PEKERJAAN PELESTERAN


1.11.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan kebutuhan
persyaratan adukan sebagai berikut :
a. Untuk semua plesteran dinding biasa terdiri dari 1 Pc : 4 Ps.
b. Plesteran kedap air (transram) menggunakan adukan 1 Pc : 2
Ps.
c. Untuk semua plesteran beton dan kaki pondasi digunakan 1
Pc : 3 Ps.
1.11.2 Material :
a. Pasir untuk plesteran harus diayak cukup halus, dan pasir
laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak
diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang
membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan
terlindung.
1.11.3 Pelaksanaan :
a. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan, semua bidang yang
akan diplester harus disiram air sampai jenuh, dan siar-
siarnya telah dikeruk sedalam lebih kurang 1 cm.
b. Tebal plesteran dinding ditentukan ketebalannya 1 cm
dikerjakan dengan lurus dan rata dan bidang-bidang yang
berombak/retak harus dibongkar dan diperbaiki.
c. Semua bidang plesteran yang kelihatan harus diaci
menggunakan adukan 1 Pc : 7 Kpr, terkecuali plesteran kaki
pondasi dan beton diaci dengan air semen.
1.11.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
 Pasir Pasangan
 Semen
 Air

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor

1.11.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.12 PEKERJAAN PENGECETAN


1.12.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja
dan pengecatan tembok.
1.12.2 Material :
a. Jenis Cat tembok yang digunakan adalah setara merek Avitek,
Vinilex dan Nippon Paint.
1.12.3 Pelaksanaan :
 Pekerjaan Cat Tembok :
a. Permukaan dinding sebelum dicat harus dibersihkan terlebih
dahulu kemudian diamplas dengan kertas pasir sampai rata
dan halus.
b. Cat tembok yang digunakan warna putih atau ditentukan
kemudian dengan persetujuan direksi.
 Pekerjaan cat kayu
a. Bidang-bidang yang akan dicat harus bersih dari segala
macam kotoran, dan sebelum pekerjaan pengecatan
dilaksanakan Kontraktor harus memperlihatkan bagian -
bagian yang akan dicat kepada Direksi untuk diperiksa.
b. Semua permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas
kembali sampai rata.
c. Pengecatan kayu dilaksanakan satu kali plamir kayu , satu
kali cat dasar dan satu kali cat penutup.
d. Warna cat kayu yang digunakan akan ditentukan kemudian
1.12.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
 Cat Primer dan Cat Emulsi : Sesuai degan Spesifkasi
 Kerta Amplas
 Air : air bersih bebas dari unsur minyak
Peralatan :
 Alat Tukang
 Kuas

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor

1.12.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja

1.13 PEKERJAAN PASANGAN PENUTUP LANTAI GRANIT


1.13.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pemasangan granit 60x60
dengan ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
1.13.2 Material :
a Geranit yang akan digunakan berkualitas baik, tidak terdapat
retak-retak dan mempunyai ukuran yang sama besar;
b Geranit yang digunakan berkualitas baik setara merek Happy
House;
c Sebelum pekerjaan penutup lantai dan dinding dimulai terlebih
dahulu kontraktor memberikan contoh bahan yang akan
digunakan untuk mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
pengawas;
1.13.3 Pelaksanaan :
a. Permukaan lantai/dinding yang akan dipasangi geranit terlebih
dahulu harus disiram dengan air serta dibersihkan dari kotoran-
kotoran yang dapat menyebabkan pasangan keramik tidak dapat
melekat dengan baik.
b. Granit yang akan dipasang terlebih dahulu harus direndam dengan
air, dilap hingga airnya tak menetes untuk kemudian dialasi
perekat dengan memakai adukan 1 bagian semen dan 2 bagian
pasir.
c. Pasangan geranit harus rata, datar dan tegak
lurus.
d. Lebar sambungan naat diusahakan harus rata sehingga
membentuk garis lurus dengan lebar sambungan (naat) tidak
lebih dari 3 mm kemudian diisi dengan semen warna yang
sesuai dengan warna geranit.
e. Pemotongan geranit sedapat mungkin dicegah dan jika ada,
maka pemotongan harus dilakukan dengan alat pemotong ubin
yang dikakukan dengan hati-hati sehingga tidak terdapat gerigi
dan keliatan lapisan.
1.13.4 Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga Bahan-bahan:
 Geranit : Sesuai degan Spesifkasi (Uk Variasi)
 Pasir pasang : jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih
dan bebas dari tanah
 Semen : semen Portland
 Semen warna : pewarna
 Air : air bersih bebas dari unsur minyak

Peralatan :
 Alat Tukang
 Concrate Mixer
 Meteran / Waterpass

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor
1.13.5 Analisa K3
a. Personil
 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja
b. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan
 Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”
 Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
 Sarung Tangan
 Helm
 Sepatu Safety

1.14 PEKERJAAN PROFIL SEMEN


1.14.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian ini meliputi pemasangan profil semen pada Kolom. Untuk
semua profil semen digunakan 1 Pc : 3 Ps.

1.14.2 Material :
a. Pasir untuk profil semen harus diayak cukup halus, dan pasir
laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak
diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang
membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan
terlindung.
1.14.3 Pelaksanaan :
a. Untuk profil semen langsung dicetak di tempat atau bidang
yang akan dibuat profilnya yang terlindung dari panas dan
hujan.
b. Hasil cetakan profil di aci dan dilakukan pekerjaan finishing
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

1.14.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
 Pasir Pasangan
 Semen
 Air
Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor

1.14.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.15 PEKERJAAN KAYU


1.15.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kayu-
kayu untuk Kusen serta pekerjaan kayu lainnya yang tertera dalam
gambar.
1.15.2 Material :
a. Jenis : Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya
adalah Kayu kelas 1 lokal.
b. Mutu : Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat
yang teratur, tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat
lainnya serta tidak terdapat bidang-bidang yang lemah.
c. Ukuran : Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus
sesuai dengan yang terdapat pada gambar detail.
d Kadar Air : Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh
mengandung kadar air maksimum 25 % untuk ukuran tebal
lebih dari 7 cm dan kadar air maksimum 19 % untuk tebal
kurang dari 7 cm.
e Bahan pengikat yang digunakan berupa paku galvanis, baut
dan plat besi. Apabila menggunakan perekat yang digunakan
harus terbuat dari lem tahan air setara dengan merek ‘’
Herferin’’.
1.15.3 Pelaksanaan :
Semua pekerjaan, Daun Pintu pada bagian-bagian pertemuan
harus dikerjakan dengan rapi dan tidak berongga, serta jarak
pemasangannya mengikuti petunjuk yang tertera dalam gambar.

1.15.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
 Kayu Kelas I Lokal
 Lem Kayu
 Paku
 Dempul
 Amplas

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor
1.15.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil
 Pelaksana
 Petugas K3L
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.16 PEKERJAAN KUSEN KAYU

1.16.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan/pengiriman material ke site,
fabrikasi termasuk pemasangan rangka kusen pintu, kusen jendela dan
daun jendela.

1.16.2 Material
Material Kusen Pintu dan Jendela menggunakan kayu dengan ukuran
sesuai yang tercantum dalam gambar

1.16.3 Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi dilapangan.
b. Prioritas proses fabrikasi di lapangan harus sudah siap sebelum pekerjaan.

1.16.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
 Pasir Pasangan
 Semen
 Air

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor

1.16.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.17 PEKERJAAN ATAP


1.17.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site, fabrikasi dan
ereksi termasuk penggunaan penopang sementara dan seluruh
pekerjaan pemasangan atap seperti tercantum dalam gambar
kerja, yang diantaranya adalah :
1. Pas Kuda Kuda Kayu Kls II
2. Pas. Gording Kayu Kelas II
3. Pas. Atap Seng Trimdek
4. Pas. Nok atap seng genteng metal

1.17.2 Material :
Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah
atap trimdek dengan spesifikasi setara dengan merk sakura roof
soka cap jempol dengan warna merah maron, bahan bumbungan
menggunakan nok atap genteng metal

1.17.3 Pelaksanaan :
Persyaratan Pra-Konstruksi;
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan rangka atap, sesuai dengan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat) .
2. Persyaratan Pelaksanaan;
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan
bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang
bekerja tanpa mengalami perubahan Penggunaan kayu untuk
dibuat konstruksi kuda-kuda kayu dengan kuat, efektif dan efisien.
Persyaratan kuda-kuda dan Jurai
a. Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus
dan tidak retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad
kelembaban kurang dari 15 dan memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5. Beban-beban yang
dihitung adalah beban mati yaitu; berat penutup atap, reng,
usuk,gording, kuda-kuda dan beban hidup; angin, air hujan,
orang pada saat mengerjakan atau memperbaiki atap.
b. Pekerjaan Konstruksi rangka Atap; Kuda-kuda, gording,
konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka
atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak
pecah-pecah.
c. Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank 5
Baut, mur, besi strip dari bahan besi baja.
d. Ukuran kayu : Dipakai ukuran kayu yang sesuai dengan
persediaan dan diperhitungkan kekuatannya.
Pelaksanaan Pekerjaan. :
 Sebaiknya, semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata
dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan
sedikit penghalusan.
 Sebaiknya, Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus
waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng
dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
 Permukaan kayu yang tampak papan lisplank, skoor harus
diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas
agar diperhatikan adanya penjoint yang berfungsi
pengunci.
 Pekerjaan kayu harus rata, tidak melentur, atau bengkok
 Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang
terampil yang sebelumnya telah mendapatkan
pengetahuan teknis pelaksanaan mengenai cara
pemasangan rangka atap.
Bila terjadi perubahan dalam metode pelaksanaan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi dan konsultan pengawas.
1.17.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
 Kayu
 Seng
 Bumbungan
 Lapisan Karet
 Paku Seng
 Paku biasa
 Canel U beserta bautnya

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor

1.17.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)


Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.18 PEKERJAAN PLAFOND


1.18.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, tenaga kerja dan
penutup plafond pada tempat-tempat yang sesuai dengan yang
ditunjukan dalam gambar.
1.18.2 Material :
- Untuk penutup plafond menggunakan Kalsiboard buatan dalam
negeri, tidak cacat dan diusahakan warna yang digunakan
seragam;
- Rangka Plafond menggunakan material kayu
1.18.3 Pelaksanaan :
a. Ketinggian, ukuran, pembidangan dan konstruksi plafond
dilaksanakan sesuai ketentuan-ketentuan dalam gambar.
b. Pemasangan plafond harus dilaksanakan oleh tukang yang
ahli, lurus dan rata. Apabila terjadi plafond terpasang
ternyata tidak lurus, retak dan lentur, Direksi berhak
menolak dan Kontraktor harus segera membongkar dan
memperbaiki kembali.
1.18.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
 Kayu
 Kalsiboar
 Paku Kalsiboar
 Lakban Kalsiboar/Gypsun
 Aci
 Paku biasa

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang
 Kepala Tukang
 Mandor
1.18.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil
 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata
Kerja.

1.19 PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


1.19.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan Instalasi
titik lampu, Lampu Downlight LED Bulat, Kabel – Kabel,
Stopkontak, Saklar serta Panel Boks Sekring, Pekerjaan Bobokan
Dinding, Pekerjaan Pemasangan Pipa Konduit, Pekerjaan
Wireing, Pekerjaan Instalasi Komponen Penerangan,
Pekerjaan Instalasi Panel.
1.19.2 Material :
a. Kabel – kabel yang dipakai adalah dari jenisnya NYA dan NYY
yang memenuhi standar PLN (SPLN) serta berantai LMK
(Menimal merek Eterna atau Setara).
b. Stop kontak, saclar dan fitting serta peralatan listrik yang
digunakan harus buatan dalam negeri yang telah memenuhi
standar PLN, kemampuan menimal 10/16A.
1.19.3 Pelaksanaan :
a. Untuk menangani pekerjaan ini harus ditunjuk instalatur
yang telah memiliki SPJT dan SBUJK bidang &M dari AKLI.
b. Instalasi yang terpasang harus disesuaikan dengan tenaga
listrik yang terpasang di aera proyek.
c. Untuk penerangan dan stop kontak biasa kabel yang
digunakan adalah jenis NYA diameter 2.5 mm dengan
pelindung PVC diameter 5/8” dan dipasang inbouw.
d. Untuk stop kontak yang berada di ruang dengan alat sinar-x
menggunakan stop kontak 3 phase tanpa percabangan dan
minimal 2 buah stop kontak perruangan serta stop kontak
khusus untuk alat sinar-x sesuai dengan alat yang akan
digunakan.
e. Untuk semua penyambung kabel harus menggunakan T Dos
dan ditutup dengan las dop. Serta ditempatkan pada
dudukan yang aman.
f. Pemasangan instalasi listrik umumnya dikerjakan sebelum
plafond ditututup dan peralatan dinding dikerjakan.
g. Pada semua stop kontak dan SDP harus diberi arde dengan
menggunakan kawat BC, dan kasus pentanahan harus
dikerjakan sampai mendapatkan tahanan yang disaratkan,
serta diberi pelindung pipa paralon diameter ¾”.

h. Kabel vetical ditanam pada dinding dengan perlindungan


pipa conduit yang mana pipa conduit ditanam dalam dinding
sebelum pekerjaan plesteran, supaya tidak mudah berubah
ketika dinding diplester.
i. Kabel horizontal diletakan ditray yang tergantung pada plat
lantai atau dengan pipa conduit nyang diklem ke plat lantai
dengan jarak 1m.
j. Pekerjaan conduit saklar, stop kotak dan panel dikerjakan
sebelum plesteran dan acian dikerjakan agar ada koordinasi
antara pekerjaan ME dan finishing jadi halus rapih.
k. Perkerjaan pemasangan fitting dan armature menunggu
kabel dites ketahanannya agar tidak terjadi bongkar pasang.
l. Pekerjaan pemasangan fitting, lampu serta komponen
lainnya membutuhkan koordinasi antara pekerjaan ME dan
pekerjaan plafon.
m. Untuk komponen elektrikal yang tidak dipasangkan di plafon
dapat dilakukan dengan persetujuan direksi.
n. Penyambungan sparingan akan dilakukan serapih mungkin
dan apabila ada pekerjaan sparingan yang tertinggal akan
dilakukan pekerjaan coring.
o. Panel utama dan panel pembagi listrik dipasang pada
dinding yang telah ditentukan rata dan tidak miring.
p. Semua pasangan instalasi listrik memiliki arde utama pada
panel yang berhubungan dengan Swicth grounding system.
q. Pemasangan arde / grounding sistem harus memenuhi
spesifikasi teknis yang diaturkan.
r. Semua kabel yang masuk kedalam panel harus diberi tanda
sesuai kegunaannya dan lubang dilindungi karet agar debu
tidak dapat masuk. Kabel dia 16mm2 harus diberi sepatu
kabel pada panel.
s. Pada pintu bagian dalam dari pada setiap panel dibuatkan
diagram instalasinya termasuk daya cadangan yang sudah
direncanakan, serta pada komponen mcb di buat
notasi/tanda.
t. Tes ketahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta
fitting dan armature selam -/+ 1 x 24 jam.

1.19.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga


Bahan:
 Kabel (NYA) dan NYY
 Pipa Konduit
 Lampu (Sesuai Spesifikasi)
 Fitting (Sesuai Spesifikasi)
 Klem Pipa
 Isolasi
 Timah
 Kabel Feeder
 Kabel T
 Kabel BC (Sesuai Spesifikasi)
 Rak Kabel
 Fuse/Sekring (Sesuai Spesifikasi)
 MCB (Sesuai Spesifikasi)
 MCCB (Sesuai Spesifikasi)
 Panel Box
 Stop Kontak 3 Phase
 Saklar Panik
 Paku

Peralatan :

 Bor sekrup
 Palu
 Gergaji
 Kunci Pas / Ring
 Tespen
 AVO Meter
 Solder
 Tang
 Obeng (+/-)
 Crimping Tool Kit
 Waterpass
 Alat bantu pertukangan

Tenaga :
 Pekerja
 Tukang Listrik
 Kepala Tukang
 Mandor
1.19.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil

 Pelaksana
 Petugas K3
 Tenaga Kerja

Aspek K3
 Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
 Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.

1.20 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN KUNCI


1.20.1 Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan
penggantung dan kunci sesuai dengan gambar kerja.
1.20.2 Material :
- Bahan pengganung dan kunci harus sesuai dengan spesifikasi
yang tertera pada gambar kerja dan RAB.
- Kondisi bahan harus dalam keadaan bagus/berfungsi, tidak rusak
dan cacat.
- Dalam kondisi tertentu, penggantian bahan penggantung dan kunci
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
1.20.3 Pelaksanaan
a. Sebelum pemasangan bahan penggantung dan kunci terlebih
dahulu diperiksa apakah bahan penggantung berfungsi
dengan baik.
b. Pemasangan bahan penggantung harus hati-hati dan rapi
agar dapat berfungsi dengan baik
c. Penempatan bahan pengantung dan kunci harus sesuai
dengan gambar rencana. Bila mana terdapat kendala dan
perubahan, harus sesuai dengan persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.

1.21 PEKERJAAN LAIN-LAIN


a. Pada akhir pekerjaan, seluruh bagian yang terdapat pada
pekerjaan tersebut dan sebagiannya harus bersih dari sisa-
sisa semen, cat dan kotoran-kotoran lainya.
b. Area bangunan dibersihkan dari sisa – sisa bahan bangunan,
kotoran – kotoran dan gundukan – gundukan tanah bekas
galian harus diratakan serta bahan – bahan yang tidak
terpakai lagi harus diangkut ke luar lokasi pekerjaan.
c. Kerusakan lain akibat dari pembongkaran menjadi tanggung
jawab kontraktor untuk memperbaiki kembali.

1.22 D O K U M E N T A S I
Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan
di mulai (0% ), tahap pelaksanaan hingga pengusulan terminj, penyerahan
I (pertama) dan penyerahan II (kedua), foto dokumentasi harus selalu
diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan,
samping dan belakang) dan setiap tahapan bagian pekerjaan yang penting
antara lain penulangan beton, pengecoran, kansteen dan lain-lain. Foto-foto
tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Pemimpin
Bagian Proyek (Direksi/Pengawas) sebanyak 3 (tiga) set.

1.23 GAMBAR PELAKSANAAN (AS BUILT DRAWING)


1.23.1 Setelah selesainya seluruh pekerjaan, Kontraktor bekerja sama
dengan Konsultan Pengawas membuat gambar terlaksana/as built
drawing (jika terdapat perubahan pelaksanaan dari perencanaan)
berdasarkan shop drawing dari seluruh sistem, struktur dan konstruksi,
termasuk perletakan, denah maupun instalasi.
1.23.2 Instalasi listrik, instalasi air bersih dan instalasi air kotor harus dibuat
oleh Kontraktor sesuai dengan keadaan yang terpasang dan
diserahkan kepada Pemberi Tugas pada saat Serah Terima Pekerjaan.

1.24 P E N G A W A S A N
1.24.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan
dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
1.24.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan
dan peralatan maupun tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
1.24.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan
harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk
keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.24.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola
Teknis diluar jam kerja yang resmi, maka biaya untuk hal tersebut
menjadi beban Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan
pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada
Direksi/Pengawas.

1.25 PEKERJAAN AKHIR


1.25.1 Area gedung harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan-bahan
bangunan, kotoran-kotoran dan gundukan-gundukan tanah bekas
galian harus diratakan serta bahan-bahan yang tidak terpakai lagi
harus diangkut keluar lokasi pekerjaan.

1.26 P E N U T U P
1.26.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan
RKS ini dapat dilihat pada gambar kerja atau di tanyakan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
1.26.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang mengikat (risalah) dan merupakan satu kesatuan
dengan RKS ini.

Anda mungkin juga menyukai