Nama PPK :
EDI, S.Pd.,M.Si
1.1. Nama Paket Pekerjaan : Pembangunan Ruang Tata Usaha SMPN 02 Dapurang
1.2. Lingkup Pekerjaan :Pekerjaan ini adalah pekerjaan bangunan gedung
Pembangunan Ruang Tata Usaha SMPN 02 Dapurang 1 Ruang yang terdiri dari
item pekerjaan :
- PEKERJAAN PERSIAPAN
- PEK. TANAH DAN PONDASI
- PEK. BETON DINDING DAN LANTAI
- PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA
- PEKERJAAN PAS. INSTALASI LISTRIK
- PEKERJAAN ATAP DAN PLAFOND
- PEKERJAAN PENGECATAN
- PEK. RABAT KELILING
- PEK. TAMAN
1..11. Sebelum pelaksanaan pekerjaan (fisik 0%) , jika diperlukan pihak Kontraktor
membuat persentase atau Kick Off Meeting (Jika diperlukan)dengan Pihak
Pemberi kerja/Pengawas tentang pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan
(Organisasi proyek, Time schedule, Tenaga personil, cara pengaturan
pekerjaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.
d. Persyaratan-persyaratan lain.
1) Catatan dan Laporan
Kontraktor harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam
buku Direksi yang sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh
persetujuan Direksi. Semua catatan yang berhubungan dengan
pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Direksi. Dan satu set copy
gambar lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan di direksi
keet. Kontraktor juga harus membuat buku tamu yang akan
melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.
4) Keamanan Proyek
Kontraktor harus menjaga keamanan proyek untuk memberikan
perlindungan dan pengamanan atas semua bahan,
perlengkapan, peralatan dan pekerjaan yang ada didalam batas
areal proyek dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya,
terhadap semua bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian
yang dilakukan oleh orang-orang atau pihak-pihak tidak
berwenang. Untuk mempermudah pelaksanaan pengamanan,
Kontraktor harus membuat gudang penyimpan bahan,
perlengkapan dan peralatan sesuai dengan petunjuk Direksi.
Untuk pengawasan dan penjagaan keamanan, Kontraktor harus
menugaskan penjaga gudang dan petugas keamanan yang
memadai dan harus melakukan penjagaan terus menerus
selama 24 jam setiap hari.
1.2.6 Izin-izin
Kontraktor harus mengurus semua izin yang diperlukan sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
Tenaga :
Pekerja
mandor
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
e. Bekisting :
Bahan cetakan beton (bekisting) menggunakan kayu klas III, kecuali
Direksi/Pengawas menegaskan lain.
1.9.4 Pelaksanaan :
1. Pengecoran Beton :
a. Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus bersih dari
kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat-alat pengaduk
beton (beton molen) dan alat pembawa juga harus bersih.
Penulangan harus dimatikan pada posisinya, serta harus
diperiksa terlebih dahulu.
b. Dimensi semua bagian beton tertera pada gambar bestek dan
detail. Jika terdapat ketidak cocokan pada ukuran Kontraktor
diwajibkan untuk minta pertimbangan terlebih dahulu dari
Direksi.
c. Besar diameter besi tulangan harus sesuai dengan ketentuan
dalam gambar. Jika suatu diameter tidak terdapat dipasaran,
Kontraktor diwajibkan membicarakan terlebih dahulu dengan
Direksi
d. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari
1,50 meter dan segera sesudah pengecoran dimulai, lapisan-
lapisan beton dipadatkan dengan penggetar (internal concrete
vibrator). Kecepatan vibrator dalam adukan harus tetap dan
konstan serta penggunaannya tidak boleh mengenai besi
tulangan.
e. Peraturan-peraturan mengenai pelaksanaan pekerjaan beton
yang tidak tercantum dalam RKS ini, dipakai peraturan yang
termuatdalam PBI 1971 sebagai syarat.
f. Agar pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atas
pelaksanaan pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya,
Kontraktor diwajibkan menyampaikan pemberitahuan tentang
rencana pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya.
g. Bekisting baru boleh dibongkar setelah beton bersangkutan
mengalami periode pengerasan sebagaimana diatur pada PBI
1971, dan sementara itu penyiraman beton harus selalu
dilaksanakan.
2. Penyambungan Beton :
Apabila oleh karena sesuatu dan lain hal pengecoran beton
diputuskan sebelum selesai , sebelum melanjutkan
pengecoran pada beton yang telah mengeras permukaan
yang akan disambung harus dikasarkan dan dibersihkan,
bekisting dikencangkan kembali dan penyambungannya
menggunakan air atau bonding agent yang disetujui
Direksi/Pengawas.
3. Lantai Kerja
Semua beton yang berhubungan dengan tanah sebagai
dasarnya, harus diberi urugan dan lantai kerja masing-masing
setebal 5 cm dengan komposisi adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr dan
dipasang dibawah konstruksi beton tersebut.
4. Pemeliharaan Beton :
a. Beton yang sudah dicor pada tempatnya harus dijaga agar selalu
lembab dengan jalan menutup beton dengan karung basah atau
menyiraminya dengan air secara rutin, sampai beton berumur satu
minggu.
b. Pada umur sampai dengan 24 jam, beton harus dijaga dari air hujan
deras, air mengalir, getaran-getaran dan sinar matahari.
5. Bahan Additive :
Pemakainan bahan additive harus disertai percobaan
laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik dan disetujui
Direksi/Pengawas. Bahan additive ini harus memenuhi
persyaratan ASTM atau JIS.
6. Bekisting :
a. Seluruh bahan pekerjaan bekisting menggunakan papan terentang
(kayu klas III) dan balok 5/10 cm, kecuali Direksi/Pengawas
menegaskan lain, dan untuk mendapatkan hasil cetakan yang
menenuhi syarat pekerjaan bekisting harus dikerjakan oleh tukang
yang ahli.
b. Celah-celah antara papan bekisting harus cukup rapat, agar waktu
mengecor tidak ada air adukan yang lolos, sebelum mulai mengecor
bagian dari dalam bekisting harus disiram air dan dibersihkan dari
kotoran.
c. Bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan
sedemikian rupa agar waktu pengecoran dan pembongkaran tidak
mengakibatkan cacat-cacat, gelombang-gelombang maupun
perubahan-perubahan betuk, ukuran-ukuran, ketinggian-ketinggian
serta posisi dari pada beton yang dicor.
d. Penyangga-penyangga harus diberi jarak antar, yang dapat
mencegah defleksi bahan-bahan Bekisting. Bekisting serta
sambungan-sambungan harus rapat, sehingga mencegah
kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran. Lubang-lubang
permukaan sementara harus disediakan didalam Bekisting untuk
memudahkan pembersihan.
e. Pembongkaran Bekisting :
f. Bekisting harus dibongkar dengan cara sedemikian rupa, sehingga
dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang
dicetak dengan memperhatikan syarat-syarat minimum sebagai
berikut :
g. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar Bekisting setelah 7
(tujuh) hari, dengan syarat bahwa betonnnya cukup keras dan tidak
cacat karena pembongkaran tersebut.
h. Bagian struktur beton yang disangga dengan penumpu tidak boleh
dibongkar sebelum betonnya mencapai kekuatan yang cukup untuk
menyangga beratnya sendiri dan beban-beban pelaksanaan atau
beban-beban lain yang akan menimpa bagian struktur beton
tersebut.
i. Dalam hal apapun Bekisting pada jenis struktur ini tidak boleh
dibongkar sebelum berumur 14 (empat belas) hari, demikian pula
Bekisting-Bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton
tidak boleh dibongkar sebelum beton ditentukan matang.
1.9.5 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan :
Beton Campuran 1 PC : 2 Kerikil :3 Psr
Baja Tulangan Beton sesuai yang tertera pada gambar kerja
Kawat Beton
Bekisting
Minyak Bekisting
Paku
Peralatan:
Bor sekrup
Palu
Gegep Besi
Gergaji
Bar Cutter
Bar Bender
Concreate Vibrator
Waterpass
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan Alat
Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm, Sepatu
Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
1.10 PEKERJAAN DINDING
1.10.1 Lingkup Pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pasangan ½ bata pada kansteen rabat
keliling bangunan, seperti yang tertera pada gambar, pelaksanaan
pemasangannya harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian
dan bentuk-bentuk yang terlihat pada gambar dan disebutkan dalam
spesifikasi ini.
1.10.2 Referensi :
Persyaratan-persyaratan standar mengenai pekerjaan ini tertera
pada PUBI N-3 1970 dan N-10 1973 dan SNI 1728-1989; SKBI
1.3.53.1989, tentang Tata Cara Pelaksanaan mendirikan
Bangunan Gedung.
1.10.3 Material :
a. Batu bata yang digunakan harus baru, terbakar keras dan
tidak patah-patah. Ukuran yang dianjurkan adalah 5 cm x 11
cm x 22 cm dengan toleransi 0,5 cm.
b. Adukan yang digunakan untuk pasangan bata biasa adalah
campuran 1 PC : 4 Ps, sedangkan untuk daerah kedap air
(trasram) menggunakan campuran 1 PC : 2 Ps,
1.10.4 Pekerjaan dan Penyiapan
Bahan-bahan yang akan digunakan pada pekerjaan ini disimpan
dengan cara-cara yang disetujui Direksi Pengawas, untuk
menghindari dari segala hal yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada bahan-bahan tersebut.
1.10.5 Pelaksanaan :
a. Pasangan dinding batu bata umumnya adalah 1/2 batu,
kecuali Direksi memberikan petunjuk lain.
b. Pemasangan batu bata Pada dinding harus lurus dan tegak,
lajur penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, kecuali
bilamana tidak diperlihatkan dalam gambar maka setiap lajur
bata harus putus sambungan dengan lajur dibawahnya.
Selain itu pola ikatan pasangan harus terjaga baik diseluruh
pekerjaan.
c. Pada jarak-jarak tertentu pasangan batu tersebut harus
diperkuat dengan kolom (beton), dengan dimensi,
penulangan dan penempatan sesuai gambar.
d. Segera setelah pasangan batu bata selesai, siar-siarnya
dikeruk sedalam 1 cm agar plesteran dapat melekat dengan
baik.
e. Sebelum bata dipasang hendaknya direndam dalam air
sampai jenuh, dan pemasangannya harus rapi sesuai
dengan syarat pekerjaan yang baik. Batu bata potongan
tidak boleh dipakai/dipasang, terkecuali pada pertemuan-
pertemuan dengan kolom.
1.10.6 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
Pasir Pasangan
Semen
Air
Batu Bata
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
Aspek K3
Memasang peringatan “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja
Peralatan :
Alat Tukang
Concrate Mixer
Meteran / Waterpass
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
1.13.5 Analisa K3
a. Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
b. Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan
Rambu Perinagatan :
“HATI-HATI DAERAH WAJIB MENGGUNAKAN APD”
Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD )
Sarung Tangan
Helm
Sepatu Safety
1.14.2 Material :
a. Pasir untuk profil semen harus diayak cukup halus, dan pasir
laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak
diperkenankan untuk digunakan.
b. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang
membatu serta dalam kemasan standard pabrik dan
terlindung.
1.14.3 Pelaksanaan :
a. Untuk profil semen langsung dicetak di tempat atau bidang
yang akan dibuat profilnya yang terlindung dari panas dan
hujan.
b. Hasil cetakan profil di aci dan dilakukan pekerjaan finishing
untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
1.15.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil
Pelaksana
Petugas K3L
Tenaga Kerja
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
1.16.2 Material
Material Kusen Pintu dan Jendela menggunakan kayu dengan ukuran
sesuai yang tercantum dalam gambar
1.16.3 Pelaksanaan
a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti
gambar-gambar dan kondisi dilapangan.
b. Prioritas proses fabrikasi di lapangan harus sudah siap sebelum pekerjaan.
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
1.17.2 Material :
Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini adalah
atap trimdek dengan spesifikasi setara dengan merk sakura roof
soka cap jempol dengan warna merah maron, bahan bumbungan
menggunakan nok atap genteng metal
1.17.3 Pelaksanaan :
Persyaratan Pra-Konstruksi;
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan rangka atap, sesuai dengan RKS
(Rencana Kerja dan Syarat) .
2. Persyaratan Pelaksanaan;
setiap susunan rangka batang harus merupakan satu kesatuan
bentuk yang kokoh yang nantinya mampu memikul beban yang
bekerja tanpa mengalami perubahan Penggunaan kayu untuk
dibuat konstruksi kuda-kuda kayu dengan kuat, efektif dan efisien.
Persyaratan kuda-kuda dan Jurai
a. Semua kayu yang dipakai harus kering, berumur tua, lurus
dan tidak retak, tidak bengkok dan mempunyai derajad
kelembaban kurang dari 15 dan memenuhi persyaratan
yang tercantum dalam PKKI 1970-NI.5. Beban-beban yang
dihitung adalah beban mati yaitu; berat penutup atap, reng,
usuk,gording, kuda-kuda dan beban hidup; angin, air hujan,
orang pada saat mengerjakan atau memperbaiki atap.
b. Pekerjaan Konstruksi rangka Atap; Kuda-kuda, gording,
konsul, ikatan angin, klos, usuk, reng dan seluruh rangka
atap dibuat dari kayu kualitas baik tua, kering atau tidak
pecah-pecah.
c. Papan lisplang bisa digunakan kayu atau woodplank 5
Baut, mur, besi strip dari bahan besi baja.
d. Ukuran kayu : Dipakai ukuran kayu yang sesuai dengan
persediaan dan diperhitungkan kekuatannya.
Pelaksanaan Pekerjaan. :
Sebaiknya, semua pekerjaan kayu yang harus diserut rata
dan licin hingga memberikan penyelesaian yang baik dan
sedikit penghalusan.
Sebaiknya, Kaso-kaso dipasang setiap jarak 50 cm, harus
waterpass menurut kemiringan atap, sedangkan reng
dipasang setiap jarak sesuai dengan ukuran genteng.
Permukaan kayu yang tampak papan lisplank, skoor harus
diserut rata dan licin, setiap sambungan konstruksi atas
agar diperhatikan adanya penjoint yang berfungsi
pengunci.
Pekerjaan kayu harus rata, tidak melentur, atau bengkok
Pemasangan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang
terampil yang sebelumnya telah mendapatkan
pengetahuan teknis pelaksanaan mengenai cara
pemasangan rangka atap.
Bila terjadi perubahan dalam metode pelaksanaan harus mendapatkan
persetujuan dari Direksi dan konsultan pengawas.
1.17.4 Kebutuhan bahan, alat dan tenaga
Bahan:
Kayu
Seng
Bumbungan
Lapisan Karet
Paku Seng
Paku biasa
Canel U beserta bautnya
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
Tenaga :
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
1.18.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil
Pelaksana
Petugas K3
Tenaga Kerja
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata
Kerja.
Peralatan :
Bor sekrup
Palu
Gergaji
Kunci Pas / Ring
Tespen
AVO Meter
Solder
Tang
Obeng (+/-)
Crimping Tool Kit
Waterpass
Alat bantu pertukangan
Tenaga :
Pekerja
Tukang Listrik
Kepala Tukang
Mandor
1.19.5 Analisa K3 (Kesehatan Keselamatan Kerja)
Personil
Pelaksana
Petugas K3
Tenaga Kerja
Aspek K3
Memasang peringatan area wajib menggunakan “Pergunakan
Alat Pelindung Diri (APD)”
Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) terdiri atas : Helm,
Sepatu Safety, Sarung Tangan, Masker dan Kaca Mata Kerja.
1.22 D O K U M E N T A S I
Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dibuat sebelum pekerjaan
di mulai (0% ), tahap pelaksanaan hingga pengusulan terminj, penyerahan
I (pertama) dan penyerahan II (kedua), foto dokumentasi harus selalu
diambil pada posisi yang sama untuk setiap kemajuan (tampak depan,
samping dan belakang) dan setiap tahapan bagian pekerjaan yang penting
antara lain penulangan beton, pengecoran, kansteen dan lain-lain. Foto-foto
tersebut dimasukan kedalam album dan diserahkan kepada Pemimpin
Bagian Proyek (Direksi/Pengawas) sebanyak 3 (tiga) set.
1.24 P E N G A W A S A N
1.24.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan
dilakukan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis.
1.24.2 Setiap saat Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan
dan peralatan maupun tenaga kerja. Untuk itu Kontraktor harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
1.24.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pekerjaan tersebut bila diperlukan
harus dapat diperiksa sebagian atau seluruhnya untuk
keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.24.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Konsultan Pengawas dan Pengelola
Teknis diluar jam kerja yang resmi, maka biaya untuk hal tersebut
menjadi beban Kontraktor. Permohonan untuk mengadakaan
pemeriksaan tersebut harus dengan surat yang disampaikan kepada
Direksi/Pengawas.
1.26 P E N U T U P
1.26.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan
RKS ini dapat dilihat pada gambar kerja atau di tanyakan pada saat
Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
1.26.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan yang mengikat (risalah) dan merupakan satu kesatuan
dengan RKS ini.