SPESIFIKASI TEKNIS
PROGRAM :
PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN
KEGIATAN :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
SUB KEGIATAN :
PEMBANGUNAN LABORATORIUM
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG LAB IPA
SMPN 2 GUNUNGSARI
Lokasi :
SMPN 2 GUNUNGSARI
Kabupaten Lombok Barat
I. 2. PERSONIL PELAKSANAAN
Personil kontraktor pelaksana dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
No Posisi Penugasan Jumlah Sertifikat Keahlian Pengalaman
Minimal
1 Pelaksana 1 Orang SKT Pelaksana 0 Tahun
Bangunan Gedung
2 Petugas / Ahli K3 1 Orang Sertifikat/SKA Ahli 0 Tahun
Konstruksi K3 Konstruksi
I. 3. PERALATAN KONSTRUKSI :
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan Pihak Pelaksana harus menyediakan peralatan
Konstruksi yang memadai jumlahnya dan berfungsi dengan baik. Peralatan yang harus
disediakan oleh Kontraktor pelaksana dalam melaksanakan Pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
BAB 1
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1) Umum
Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memelihara pekerjaan yang bebas
dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh kegiatan
pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, smua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan
tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan,
seluruh permukaan yang terekspos harus dibersihkan dan lokasi kegiatan ditinggal dalam
kondisi layak dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan.
3) Pembersihan Akhir
1. Pada saat akhir pelaksanaan pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dala keadaan
bersih dan layak, Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat
kerja yang tidak diperuntukkan dalam pekerjaan ke kondisi semula.
2. Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb dan struktur harud diperiksa
ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditentukan sebelum
pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi yang
diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus
disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus dibersihkan dan semua kotoran yang
terkumpul harus dibuang.
4) Metode konstruksi
- Dengan memperhatikan kodisi di lapangan dan disesuaikan dengan gambar rencana,
maka pada minggu awal akan dilakukan pembersihan lokasi sehingga akan
memudahkan didalam melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank.
- Setelah kondisi lapangan dibersihkan maka dilanjutkan dengan proses pengukuran.
Pengukuran yang dilakukan dimaksudkan untuk mengecek posisi batas area bangunan,
menentukan ukuran pokok dan level bangunan untuk pedoman serta penyesuaian
gambar rencana terhadap kondisi bangunan yang telah ada, memasang patok bantu
tambahan dan menentukan posisi bangunan sementara.
- Setelah ditentukan posisi titik duga elevasi dan bowplank selesai dipasang maka
selanjutnya dibuat pagar pengaman untuk membatasi area yang akan dibangun dan
selanjutnya mulai dilakukan pemasangan bowplank.
7) Alat
No. Nama Peralatan Utama Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
1. Dump Truck Hino, 3-4 m3 3 unit Baik
Mitsubishi
9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pembuatan papan nama proyek - Terkena alat kerja
- Terpapar panas matahari
2. Pembersihan lokasi awal dan akhir - Terkena alat kerja (palu, paku, dll)
pekerjaan - Terkena material yang akan
disingkirkan
- Tertabrak kendaraan pengangkut
material buangan
BAB 2
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1) Umum
1. Uraian Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja
yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
b. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi meupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko
yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang
dalam Peraturan Menteri pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No.
02/PTR/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
d. Semua fasilitas dan sarana lainnya yang disiapkan oleh Penyedia Jasa spesifikasi ini
tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.
2. Fasilitas Sanitasi
a. Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadari baik toilet khususn pria
maupun toilet khusus wanita yang dipekerjakan di dalam atau di sekitar tempat
kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.
b. Jika Penyedia Jasa mempekerjakan sampai dengan 30 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah : 1 toilet terdiri dari 1 kloset.
c. Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas
pembuangan pembalut wanita.
d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet
harus mudak diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup , dan
terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki
yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat menjaga privasi
orang yang menggunakannya dan terbut dari bahan yang mudah dibersihkan.
e. Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika jumlah pria dan setiap jumlah
jumlah wanita kurang dari 10 orang, jika toilet benar-benar tertutup, memunyai
kunci dalam, tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita, tidak terdapat urinal
di dalam toilet tersebut.
f. Dalam segala hal toilet harus menyediakan sekurang-kurangnya air bersih dengan
debit yang cukup dan lancar, sistem plumbing yang memisahkan air bersih dan air
kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase dengan sanitasi baik.
3. Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
tenaga kerja dengan persyaratan :
a. Mudah diakses oleh seluruh tenaga kerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum.
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku.
c. Jika disimpan dalam container, container harus bersih dan terlindungi dari
kontraminasi dan panas, harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari
sumber yang memenuhi standar kesehatan.
4. Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat
kerja. Standari isi kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER. 15/MEN/VIII/2008
atau perubahannya (jika ada) tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja.
b. Di tempat kerja harus selalu terdapat tenaga kerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
5. Penerangan
a. Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan,
jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan
ketida setiap orang melewati atau menggunakannya
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detail, proses berbahaya
atau jika menggunakan mesin.
c. Penerangan darurat yang memadao juga harus disediakan.
6. Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh
pekerja.
7. Ventilasi
a. Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimia berbahaya sepeti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator
dan pelindung mata.
5. Jaring Pengaman
a. Tenaga kerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.
Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang
jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka
tenaga kerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety
harmess) yang dikaitkan ke tali keselamatan (safety line) atau menggunakan
perancah (schafolding).
b. Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada posisi dalam area kerja
c. Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan
lantai/tanah sehingga jika seorang tenaga kerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi
kontak dengan permukaan lantai/tanah.
6. Sistem Pengaman Jatuh Individu
a. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem rel
inersia (inertia reel system), safety harness dan tali static. Tenaga kerja yang
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.
b. Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.
c. Tenaga kerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja
sendiri. Tenaga ekrja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus
diselamatkan paling lambat 20 menit sejak terjatuh.
d. Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali static, jalur rel inersia,
dan/atau jaring pengaman.
7. Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus :
a. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga
c. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga
d. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan
e. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga
berada sekurang-kurangnya 1 m di atas lantai kerja.
8. Perancah (Schaffolding)
a. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
b. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh petugas yang berkompeten pada saat
sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekiali saat digunakan, setelah
cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika
perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus
dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut harus
ditandatangani oleh petugas yang melakukan inspeksi.
c. Petugas yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
1) Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah
2) Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat, dan dilengkapi
dengan plat dasar. Jika perlu gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk
mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
3) Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga
dapat mencegah runtuhnya percancah dan menjaga agar ikatannya cukup
kuat.
4) Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak peracah didirikan, maka ikatan
tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
5) Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas.
6) Tiang, batang, pengaku (bracig), atau strut belum diindahkan
7) Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat
dan telah tersusun dengan baik.
8) Seluruh papan harus diikat dnegan benar agar tidak terjadi pergeseran
9) Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang
dapat jatuh
10) Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan
bahwa bebannya disebarkan secara merata.
11) Tersesia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan
perancah yang tidak lengkap.
5) Elektrikal
1. Pasokan Listrik
Alat elektrik portable yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang
memnuhi syarat :
1) Mempunyai pasokan yang terisolasi dari pmebumian atau grounding (earth)
dengan voltase antar konduktor tidak lebih erai 230 volt.
2) Mempuyai sirkuit pembumian (earth) yang termonitor dimana pasokan listrik pada
alat akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakah pada pembumian (earth)
3) Alat mempunyai insulasi ganda
4) Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan pembumian (earth)
sedemikian rupa sehingga voltase ke pembumian (earth) tidak akan melebihi 55
volt AC, atau
5) Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual)
2. Supply Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi
perhatian utama dan harus :
1) Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
akan terganggu oleh cuaca.
2) Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan ditempel
sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung
dengan panel dan harus dapat melindungi switch dan kerusakan mekanis. Pintu
harus diberi tanda : HARAP SELALU DITUTUP.
3) Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
4) Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khusu untuk ini.
5) Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.
3. Inspeksi Peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinpeksi sebelum digunakan untuk
pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan
perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan
tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
4. Jarak Aman dari Saluran LIstrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau
perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa izin
tertulis dari pemilik saluran listrik. Jarak aman babas minimum vertical dari konduktor
mengikuti Permen ESDM No. 18 Thaun 2015 atau perubahannya (jika ada).
9) Alat
No. Nama Peralatan Utama Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
1. Washtafel portable + Maspion 1 set Baik
sabun
2. Alat tembak suhu Omron 3 unit Baik
tubuh
2) Prosedur Penggalian
a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap bahan dibawah tanah dan luar batas galian. Bilamana material/bahan
yang terekspose pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan
lepas atau lunak atau kotor atau menutur pendapat Pengawas Pekerjaan tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau diganti
dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.
c. Dalam hal papaun perlu dipahami bahwa selama pelaksanaan penggalian,
Penyedia Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah,
agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah
terbuka.
3) Pengukuran
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam kontrak yang tidak dapat dilakukan
pembayarannya apabila :
1) Galian diluar garis yang ditunjukkan dalam profil penampang melintang seperti
yang terdapat dalam gambar kerja.
2) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari
sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja
tidak boleh diukur untuk pembayaran, kecuali material yang digunakan dari
sumber tersebut tidak dibayarkan.
4) Metode Konstruksi
- Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator
- Hasil galian tanah disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan diangkut dengan
menggunakan dump truck
- Perapihan hasil galian dilakukan dengan cara manual menggunakan tenaga kerja
- Jika ternyata ditemukan air tanah pada saat menggali maka wajib dilakukan
pemompaan air keluar dari galian sebelum pemasangan pondasi dilakukan.
7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, Mitsubishi 6 – 8 m3 5 unit Baik
2. Pompa air Shimizu, Wasser 200 l/menit 2 unit Baik
3. Genset Daiho, Yamaha 5000 Watt 2 unit Baik
8) Personil Manajerial Yang Terlibat
No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan, 2010 Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat, 2010 Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun
9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Galian tanah - Tertimbun longsoran galian tanah
- Terjatuh ke lubang galian
BAB 4
TIMBUNAN
1) Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
timbunan kembali galian atau timbunan umum yag diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi
a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau
lebih rendah dari 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
3) Standar Rujukan
SNI 1966 : 2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas
tanah.
SNI 1967 : 2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah
SNI 1742 : 2008 : Cara uji kepadatan ringan untuk tanah
SNI 1743 : 2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1744 : 2008 : Metode uji CBR laboratorium
SNI 2828 : 2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan dengan
konus pasir)
5) Perbaikan Terhadap TImbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan
kembali.
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar ainya,
yang disyaratkan atau diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan
dicampur seluruhnya dengan menggunakan alat pemadat yang disetujui Pengawas
Pekerjaan.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru
bahan tersebut dengan menggunakan alat yang disetujui secara berulang-ulang
dengan selang waktu istirahat selama penanganan dalam cuara cerah (bila berada di
area terbuka). Bila hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka Pengawas Pekerjaan
dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti
dengan bahan kering yang lebih cocok.
6) Bahan
Bahan/material untuk timbunan memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
a. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah berplastisitas tinggi dan sangat
ekspansif.
b. Bahan/material tidak mengandung unsur organic dan sampah
8) Pengukuran
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat yang diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil
galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian
dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
b) Timbunan yang ditempatkan diluar garis dan penampang melintang yang disetujui,
atau sebagai akibat dari penurunan pondasi tidak adak dimasukkan dalam volume
yang diukur untuk pembayaran.
13) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Stamper Mikasa, 5500 1 unit Baik
Honda vib/menit
2. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
3. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 2 unit Baik
Wasser
4. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
BAB 5
PASANGAN BATU KOSONG
1) Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini mencakup penyediaan pasangan batu kosong sesuai dengan detail yang
ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi spesifikasi ini.
Pemasangan harus dilakukan pada lokasi-lokasi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
2. Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan
gambar kerja dan detail pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kosong untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Standar Rujukan
SNI 2417:2008 : Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles
4. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong harus diajukan sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
2) Bahan
Batu untuk pasangan batu kosong haru s dari batu yang keras dan awet dengan sifat
sebagai berikut :
a. Keausan agregat dengan Mesin Los Angeles harus kurang dari 40%
b. Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
c. Penyerapan air tidak lebih besar dari 4%
d. Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi
minimum 200 mm.
3) Pelaksanaan Pasangan Batu
1. Persiapan
Galian tanah harus memenuhi ketentuan sesuai gambar kerja. Seluruh permukaan
yang disiapkan harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum penempatan
pasangan batu kosong.
2. Penempatan pasangan batu kosong
Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai mendatar, pasnagan batu kosong harus
dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam galian.
Batu harus ditempatkan dengan tangan sesuai dengan panjang, tebal dan kedalaman
yang diperlukan. Selanjutnya batu harus ditempatkan pada lereng sedemikian hingga
dimensi yang paling besar tegak lurus terhadapt permukaan lereng, jika tidak maka
dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal dinding yang disyaratkan.
Pembendtukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut,
tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu
terbesar berada di bawah.
3. Penimbunan Kembali
Penimbunan kembali harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin
segera setelah pekerjaan pasangan batu selesai dilakukan. Segera setelah dilakukan
penimbunan kembali secara berlapis dan diap lapisnya dilakukan pemadatan dengan
pemadat yang memadai.
4) Metode Konstruksi
- Sebelum mulai dilakukan penggalian maka pasangan bowplank harus sudah selesai
dipasang.
- Galian pasangan pondasi batu kosong dan batu kali dilakukan dengan cara manual
menggunakan tenaga kerja.
- Setelah elevasi galian peil maka segera dihampar pasir urug
- Diatas pasir urug dipasang pasangan batu kosong dengan dimensi sesuai gambar
rencana dan disusun dengan sedemikian rupa sehingga diperoleh susunan yang padat
dengan minimal rongga.
- Untuk mengisi rongga-rongga diantara batu kosong tersebut barulah ditebal pasir.
5) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 3 (tiga) hari
kalender.
7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pasangan batu kosong - Tertimpa batu
- Tangan dan kaki terluka terkena
pecahan batu
BAB 6
PASANGAN BATU
1) Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam gambar
atau seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, yang dibuat dari pasangan batu.
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau
pondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan
dimensi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
secarat tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
2. Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan
Gambar Kerja detail pelaksanaan pasangan batu untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.
2) Bahan
1. Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian
yang tipis atau lemah. Batu yang terdiri dari bahan yang porous atau batu kulit
harus ditolak.
b. Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci
bila dipasag bersama-sama.
c. Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
2. Adukan Mortar Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi jenis
semen portland tipe I,II,III,IV yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen
Portland atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI
0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merk semen kecuali
jika diijinkan oleh Pengawas Pekerjaan.
4) Metode Konstruksi
- Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan setelah pasangan batu kosong selesai
dilaksanakan. Lokasi pemasangan sesuai gambar kerja.
- Dimensi dan type pondasi sesuai gambar kerja.
- Bowplank tetap dipasang sebagai acuan untuk membentuk type pondasi agar sesuai
gambar kerja.
- Pelaksanaan pasangan batu kali dilaksanakan oleh beberapa group tenaga kerja agar
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat.
7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pasangan pondasi batu 1 pc : 5 ps - Tertimpa batu
- Tangan dan kaki terluka terkena
pecahan batu
BAB 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1) Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan
dan layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu bata
sebagaimana diindikasikan dalam gambar-gambar.
2. Jaminan Kualitas
a. Karakteristik ketahanan terhadap api: Jika diindikasikan, sediakan material dan
konstruksi yang identik dengan yang dirakit memiliki ketahanan terhadap api yang
telah ditentukan oleh pengetesan dalam pemenuhan persyaratan ASTM E119 oleh
organisasi pengetesan dan pemeriksaan atau cara lain, yang dapat diterima oleh
yang berkuasa secara juridis atau telah memperoleh pembakuan setempat.
b. Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan dari
kualitas yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka, dari satu
pabrikan untuk setiap komponen yang mengandung semen dan dari satu sumber
dan produsen untuk setiap agregat.
c. Test prakonstruksi oleh metode test untuk unitnya: Ujilah bahan-bahan berikut
dengan metode yang dinyatakan:
1. Batu bata: Ujilah setiap tipe dan tingkat batu bata per SII 0021-78 apabila
dipandang perlu oleh Pengawas Pekerjaan
2. Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen aduk
pasangan
3. Ajuan
a. Data produk: Ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan,
kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe
yang memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
b. Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan
lembaran batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang
disyaratkan. Jika hal serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga
mengirimkan pemasangan lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding batu
yang termasuk posisi, layout dan penulangan kolom praktis, balok pengikat,
ringbalok, balok pengaku yang persyaratkan dengan kualitas dan sesuai yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini.
4. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan Pemeliharaan
a. Batu bata yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tidak rusak/pecah.
b. Simpanlah dan peliharalah unit-unit pasangan batu untuk menghindari penurunan
kualitas atau kerusakan karena kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi,
korosi atau kasus lain.
5. Kondisi Proyek
a. Perlindungan pekerjaan: Selama pemasangan, tutuplah bagian atas dinding
dengan lembaran penutup yang kedap air pada saat setiap pekerjaan harian
selesai. Tutuplah struktur yang telah selesai sebagian jika pekerjaan tidak sedang
dikerjakan, agar tidak terkena pengaruh cuaca.
b. Perluaslah penutup ke bawah minimum 600 mm pada kedua sisinya dan ikatlah
penutup dengan aman di tempatnya.
c. Jangan kenakan beban atap dan atau lantai sekurang-kurangnya 12 jam setelah
pembuatan dinding dan kolom pasangan batu.
d. Jangan kenakan beban terpusat sekurang-kurangnya 3 hari setelah pembuatan
dinding dan kolom pasangan batu.
e. Cacat/Noda : Cegahlah grout atau adukan atau tanah dari noda pada permukaan
pasangan batu yang terbuka atau dicat. Buanglah dengan segera sisa-sisa grout
atau adukan yang berhubungan dengan pasangan batu tersebut.
f. Lindungi dasar dinding dari lumpur bekas percikan air hujan dan percikan adukan
dengan cara penutup yang dibentangkan pada tanah dan sepanjang permukaan
dinding.
g. Lindungi ambang (sills), birai (ledges) dan bentuk-bentuk proyeksi lain dari
percikan adukan (dropping montar)
h. Untuk unit pasangan batu bata dari tanah liat dengan tingkat awal absorpsi
(pengisapan) yang mensyaratkan mereka untuk direndam sebelum ditempatkan.
2) Produk
1) Bata yang dibuat dari tanah liat harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan
penekanan (pressure) yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan lain
yang diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan :
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).
2. Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
3. Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata.
Modul Standard : 50 x 100 x 220 mm
4. Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan
sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen
kebakaran
2) Material Adukan
Semen Portland : SNI 15-2049-1994 atau Type I/PBI/PUBI-1982. Menyediakan warna
natural/alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan warna
adukan yang disyaratkan.
3) Campuran Adukan dan Grout (Mortar dan Grout Mixes)
a. Umum : Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen
pewarna, bahan-bahan anti udara (air-entraining agents), akselerator,
penghambat, bahan-bahan penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau,
kecuali dinyatakan lain.
b. Pencampuran/Pengadukan (Mixing) : Campur dan aduk dengan rata material-
material yang mengandung semen, air dan agregat dalam pengaduk mekanis
(mollen), yang memenuhi standard SNI yang direferensikan untuk waktu
pengadukan dan kadar air.
3) Pelaksanaan
1) Pemasangan Umum
a. Singkirkan/Buanglah dan gantikan unit pasangan yang tercecer, terkikis, pecah,
cacat atau kerusakan lainnya, atau jika unit tidak cocok dengan unit yang
berhubungan tersebut. Sediakan unit baru untuk menyesuaikan unit yang
berhubungan dan pasanglah dengan adukan baru atau grout baru, dibatasi untuk
mengeliminasi bekas penggantian.
b. Pembatasan : Selama perapihan sambungan, perbesarlah setiap lubang atau void,
kecuali lubang pipa, dan isilah sepenuhnya dengan adukan. Pembatasan semua
sambungan termasuk sudut-sudut, bukaan dan pekerjaan yang berbatasan
dengannya untuk menghasilkan aplikasi sealant yang disediakan, hasil yang
uniform dan rapih.
c. Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti,
bersihkan pasangan batu sebagai berikut :
1. Buanglah partikel-partikel adukan yang besar dengan tangan dibantu dengan
tongkat kayu (wooden paddles) dan pahat atau alat pengerik non-metal (bukan
logam).
2. Lembabkan permukaan dinding dengan air sebelum aplikasi pembersihan :
buanglah alat pembersih dengan segera dengan membilasnya dengan air bersih.
d. Perlindungan : Menyediakan perlindungan terakhir dan memelihara keadaan yang
dapat diterima oleh pemasang, yang menjamin pekerjaan unit pasangan ini tanpa
kerusakan dan penurunan mutu pada saat serah terima.
2) Perletakan Dinding Pasangan Bata
3) Memperbaiki, Membatasi, (Pointing), Pembersihan
4) Metode Konstruksi
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan bata lantai 1 dilaksanakan setelah pekerjaan sloof
beton selesai dilaksanakan.
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata bisa dilakukan di lantai 1 dan 2 setelah
perancah pelat beton dibuka pada saat yang telah diijinkan.
- Pasangan dinding bata dipasang diatas sloof dengan diberi angker besi pada jarak
tertentu untuk mengikat beton dengan dinding bata.
- Kolom-kolom praktis dipasang pada jarak tertentu sesuai gambar rencana dan
diangker ke dinding bata dengan menggunakan besi.
- Pemasangan dinding bata dilakukan dengan tetap memperhatikan gambar kerja untuk
mengetahui dimana posisi balok latei, ring balok maupun balok struktur yang akan
dipasang pada dinding. Demikian juga pemasangan dinding bata tetap memperhatikan
posisi bukaan untuk pintu, jendela dan ventilasi.
- Pelaksanaan pasangan dinding bata dilakukan oleh beberapa grup kerja untuk
mempercepat pelaksanaan pekerjaan.
7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 2 unit Baik
Wasser
4. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
5. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m
8) Personil Manajerial Yang Terlibat
No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun
9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pasangan dinding bata - Tertimpa bata
- Terjatuh bila posisi pasangan cukup
tinggi
BAB 8
PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar), plesteren dinding beton, pengisi dan perekat pada
pemasangan bahan finishing, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.
2) Persyaratan Bahan
a. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 - 2,0 mm.
b. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran DURACOAT ex
Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan standard pabrik yang bersangkutan, agar
dapat diperoleh sifat tahan / kedap air (watertight).
c. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :
1. Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom
dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja yang difinish plaster dan
sebagainya untuk menghindarkan retak rambut, diberikan nat dengan lebar nat 5
mm dan dalamnya 3 mm.
d. Untuk pelindung sudut dinding kolom pada seluruh area servis dan parkir basement,
digunakan besi siku 50.50.5 mm diangkur kedalam sudut kolom beton.
e. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton –
bata atau balok beton-bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk
mencegah keretakan.
f. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam RKS
Pekerjaan Pengecatan.
3) Metode Proses
a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali
pada dinding batu bata semen raam / rapat air.
b. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC :
3 pasir (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior, dan
bagian-bagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar.
c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Pengawas Pekerjaan.
e. Semen Portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain
yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Pengawas Pekerjaan. Kontraktor tidak diperke-
nankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan.
j. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 mm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada
bagian pekerjaan yang diijinkan Pengawas Pekerjaan.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kosen dan pekerjaan lainnya,
harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dan dalam 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
betul), sehingga siap untuk dicat atau difinish wall paper.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
n. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai.
o. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
1. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara
dipahat halus.
2. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan
air semen.
3. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
4. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.
4) Metode Konstruksi
- Plesteran dilakukan pada permukaan dinding bata atau permukaan beton setelah
dinding bata dan/atau beton selesai dibuat.
- Komposisi campuran plesteran mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan dalam
spesifikasi.
5) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
selama 20 (dua puluh) hari kalender.
7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m
9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Plesteran - Iritas akibat terkena campuran semen
- Terjatuh bila posisi pasangan cukup tinggi
BAB 9
BETON
1) Umum
1. Uraian Pekerjaan
a. Beton adalah campuran antara semen portland, agregat halus, agregat kasar dan
air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.
b. Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi
seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap
kering.
c. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
Kontrak harus seperti yang dtiunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus meyiapkan dan menyerahkan
Gambar Kerja detail pelaksanaan pekerjaan beton untuk mendapat persetujuah dari
Pengawas Pekerjaan.
3. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil
akhir hrus dipantai dan dikendalikan seperti yang disyaratkan.
4. Toleransi
a. Toleransi dimensi
Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m : + 5 mm
Panjang keseluruhan lebih dari 6 m : + 15 mm
b. Toleransi bentuk
Persegi (selisih dalam panjang diagonal) : 10 mm
Kelurusan atau kelengkungan (s/d 3 m) : 12 mm
Kelurusan atau kelengkungan (3 m – 6 m) : 15 mm
Kelurusan atau kelengkungan (> 6 m) : 20 mm
c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan)
Kedudukan kolom pracetak dari rencana : ± 10 mm
Kedudukan permukaan horizontal dari rencana : ± 10 mm
Kedudukan vertical dari rencana : ± 20 mm
2. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan sepeti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic. Air harus diuji sesuai
dengan, dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti diatas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengajuan kuat tekan mortar
semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air
murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai
kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur
yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan
3. Agregat
a. Ketentuan Gradasi Agregat
i. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
dalam Tabel 1 dibawah, tetapi atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, bahan
yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunaka
apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam spesifiasi yang
dibuktika oleh hasil campuran persobaan.
Tabel 1.
ii. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.
b. Sifat-sirat Agregat
i. Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pencegahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu)
kerikil dan pasir sungai.
Tabel 2
ii. Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 2 diatas bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.
4. Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
tambah/kimia dan/atau bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam
campuran beton.
a. Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengedukan atau
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dala pengecoran beton. Ketentukan
mengenai bahan tambah kimia ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bahan
tambah kimia (admixture) yang mengandung klorid tidak diijinkan untuk beton
bertulang.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambah campuran beton
yang digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan
adukan beton tanpa menambah air, mengurangi penggunaan air dalam campuran
beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton; meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss), mengurangi
susut beton atau memberikan sedikit pengembangan colume beton (ekspansi);
mengurangi terjadinya bleeding; mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambah
campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan
kekuatan beton (secara tidak langsung), meningkatkan kekuatan pada beton
muda; mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan
kinerja pengecoran beton didalam air atau di laut; meningkatkan keawetan jangka
panjang beton; meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas
beton); mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat, meningkatkan
daya lekat antara beton baru dan beton lama; meningkatkan daya lekat antara
beton dan baja tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan
tumbukan.
Penggunaan jenis bahan tamah kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
3. Penakaran Bahan
a. Untuk mutu beton fc’>20 MPa seluruh komponen bahan beton harus ditakar
menurut berat. Untuk mutu beton fc’≤ 20 MPa diijinkan ditakar menurut volume
sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah
setara dengans atu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus
ditimbang beratnya secara terpisah. Jumlah beratpenakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
b. Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh
kering permukaan atau JKP (SSD, saturated surface dry). Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit 12
(dua belas jam) sebelum penakaran. Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh
kering permukaan, maka harus diadakan perhitungan koreksi penakaran air dan
berat agregat dengan menggunakan data penyerapan agregat teradap air dan
kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabla ditakar menurut volume, maka
harus memperhitungkan factor pengembangan (bulking factor) agregat halus
seperti ditunjukan dalam Gambar 2.
Catatan :
Perkiraan fineness Modulus (FM), sesuai SNI 03-1749-1990
1. Pasir Kasar : 2,9 – 3,2
2. Pasir Sedang : 2,6 – 2,9
3. Pasir Halus : 2,2 – 2,6
c. Jika pengendalia temperature menggunakan butiran es batu atau cara
penyimpanan agregat sebagai bagian dari sistem pendinginan maka kontribusi air
tersebut harus diperhitungkan dalam koreksi penakaran air.
4. Pencampuran
a. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluru
bahan.
b. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadari dan alat ukur yang
akuran untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran.
c. Pertama-tama alat pencapur harus diisi dengan agregat dan air yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum semen ditambahkan.
d. Wakut pencampuran harus diukur pada saat semen mulai dimasukkan ke dalam
campuran. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang
haruslah 1,5 menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditungkatkan 15
detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual hanya diijinkan untuk beton
non-struktural.
4) Pelaksanaan Pengecoran
1. Penyiapan Tempat Kerja
a. Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas. Sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan
untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah
dan aman.
b. Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senantiasa kering dan beton tidak boleh dicor diatas tanah yang berlumpur
atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan beton
dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untukmenutup
kebocoran seperti pada dasar sumuran.
c. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
akan dimasukkan ke dalam beton (sepeti pia atau selongsong) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
d. Pengawas Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran
beton dan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi
kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk
memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah dibawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman dari
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2. Acuan
a. Acuan yang dibuat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap dan kaku
untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan.
b. Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk pemukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata
harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut
tajam acuan harus dibulatkan.
c. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton
dengan memberikan lapisan oil form pada permukaan acuan sehingga beton tidak
menempel.
3. Pengecoran
a. Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulispaling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton bilaman pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan
harus meliputi lokasi/posisi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton.
Pengawas Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut
dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan
tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang
direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan.
b. Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Pengawas
Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
c. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acan harus dibasahi denga air atau
diolesi minyak yang khusus (oil farm) di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas.
d. Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting
time).
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar
dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran
yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit
dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan
horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur. Apabila
digunakan beton SCC, maka beton dapat dicorkan tanpa berlapis.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150
cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton icor dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dnegan metode Tremi
atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus
digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu bisa diisi penuh selama
pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit
dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton dibawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
i. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran
beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran
beton yang baru.
j. Bidang-bidang lama yang akan disamung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh
dan disiram dengan air hingga jenuh.. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini,
bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai dengan betonnya.
k. Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaa beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.
5. Pemadatan
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
tidak disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilmana oleh Pengawas Pekerjaan,
penggetaran harus disertai permukaan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik lain di dalam
acuan.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan diantara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.
d. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertical sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar
beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada sluruh kedalaman pada
bagian tersebut. Alat penggetar kemudian ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk
memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan
beton.
5) Pengerjaan Akhir
1. Pembongkaran Acuan
a. Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Acuan yang
ditopang oleh perancah dibawah pelat, balok, gelagar atau struktur busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa minimum 85% dari kuat
tekan rancangan beton telah dicapai.
b. Untuk memudahkan pekerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornamen, dinding permukaan vertical terekspos yang disetujui Pengawas
Pekerjaan harus dibongkar dalam rentang waktu 9 jam sampai 30 jam.
2. Permukaan (Pengerjaan Akhir Tidak Terekspos)
a. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan
untuk memegang acuan, dan acuan yang menembus badan beton, harus dibuang
atau dipotong sehingga tersisa maksimum 2,5 cm dari permukaan beton. Tonjolan
mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan acuan harus
dibersihkan.
b. Pengawas Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambahan atas
kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi
lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang
kecil dan lekukan dengan mortar semen.
c. Bilamana Pengawas Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. LUbang harus dibasahi
dengan air dan pasta semen (semen dan air, tanpa pasir) pada permukaan dinding
dan dasar lubang. Lubang selanjutnyan harus diisi dan ditumbuk dengan mortar
yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang akan
dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum
dipakai.
3. Permukaan (Pengerjaan Akhir Terekspos)
Bagian beton yang terekspos harus dibentuk dengan alat yang sesuai (mal) untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran
beton dan harus diselesaikan secara menual sampai halus dan rata dengan
menggunakan perata kayu/aluminium secara memanjang dan melintang, atau oleh
cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
4. Perawatan Dengan Pembasahan
a. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperature yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature
yang relative tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
b. Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengikat (pengikatan
awal) dengan memberikan lapisan curing copound pada permukaannya atau
pembungkusan dengan bahan penyerap air dalam waktu paling sedikit 3 hari.
c. Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dpertahankan basah pada
stiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan
dan pengeringan beton.
d. Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi
atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah kimia
(admixture), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai minimum 70% dari
kuat tekan beton yang dirancang.
1. BAJA TULANGAN
1) Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambara, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
2. Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menuiapkan dan menyerahkan
gambar kerja daftar penulangan (bar schedule) untuk beton untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Standar Rujukan
a. SNI 2052:2017 : Baja tulangan beton
b. SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi kawat baja dengan proses canai dingin
untuk tulangan beton
c. SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas
untuk tulangan betonn
d. SNI 03-6816-2002 : Tata cara pendetailan penulangan beton
e. AWS DI.4/DI.4M:2011 : Structural Welding Code – Reinforcing Steel
4. Toleransi
a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan sesuai syarat yang telah ditentukan.
5. Penyimpanan dan penanganan
a. Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batan, panjang
dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram
tulangan.
b. Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan
sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.
6. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokkan
harus disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang oleh dipesan sebelum daftar
tersebut serta diagram pembengkokkan disetujui.
b. Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa menyerahkan kepada
Pengawas Pekerjaan dargar yang disahkan pabrik baja yang memberikan berat
satuan nominal satuan nominal dala kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja
tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.
7. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a. Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokkan dalam segala hal
tidak membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan
ketelitian dari daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam gambar,
harus atas biaya Penyedia Jasa.
b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diizinkan dalam pekerjaan :
1). Panjang batang, ketebalan dan bengkokkan yang melebihi toleransi
pembuatan yang disyaratkan yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002.
2). Bengkokkan atau tekikan yang tidak ditunjukkan pada gambar atau gambar
kerja akhir.
3). Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau
oleh sebab lain.
c. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan
Pengawas Pekerjaan atua yang sedemikian sehingga akan merusak atau
melemahkan bahan. Pembengkokkan kembali dati batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan.
Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu
kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada pekerjaan. Kesalahan
yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokkan kembali, atau bilamana
pembengkokkan kembali tidak disetujui oleh Pengawas Pekerjaa, harus diperbaiki
dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang
dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang
disyaratkan.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemorongan dan
pembengkokkan tulangan, baik jika melakukan pemesangan tulangan yang telah
dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang
lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokkan sebagaimana yang diperlukan
dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
8. Penggantian Ukuran Batang
Penggantian batang dari ukuran berbeda dan hanya dijinkan bila secara jelas disahkan
oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana baja tulangan diganti, maka luas penampang yang
dipasang harus sama atau lebih besar daripada ukuran yang tertera pada gambar.
2) Bahan
a. Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang sesuai dengan gambar dan
memenuhi Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Sifat Mekanis Baja Tulangan
b. Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang dilas yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
c. Tumpuan untuk tulangan
Tumpukan untuk tulangan harus dibentuk batang besi ringan atau bantalan beton
pracetak dengan mutu fc’ 20 MPa, terkecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Kayu,
bata, batu atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
d. Pengikat untuk tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000 yang dipasang bersilangan.
4) Pengukuran
a. Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Pengawas Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang
actual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar dan satuan berat dalam
kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter pesegi luas
anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan didasarkan atas
berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Pengawas Pekerjaan
memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Penyedia Jasa
pada contoh yang dipilih oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau
pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk
pembayaran.
7) Metode Konstruksi
a. Lantai Kerja
- Setelah galian pondasi peil maka selanjutnya dihampar pasir urug yang akan
menjadi dasar dihamparnya lantai kerja.
- Lantai kerja dipasang pada bagian dasar pondasi foot plate dengan menggunakan
beton mutu K100 dan ketebalan sesuai gambar rencana.
- Pelaksanaan pengecoraan lantai kerja dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan concrete mixer (beton molen)
- Kondisi lubang pondasi kering dan bersih sebelum dilakukan pencgecoran lantai
kerja.
c. Sloof
- Setelah pemasangan pondasi batu kali, maka diatasnya dibuat sloof beton
bertulang dengan dimensi sesuai gambar kerja.
- Dimensi dan mutu beton sloof sesuai gambar dan spesifikasi teknis
- Pekerjaan sloof mencakup pekerjaan pembesian tulangan, pembuatan bekisting
dan pengecoran beton.
- Pada jarak tertentu dipasang stek besi pada sloof untuk mengikat sloof beton
dengan pasangan dinding bata diatasnya.
- Pelaksanaan pengecoraan sloof dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan concrete mixer (beton molen) ataupun menggunakan beton ready
mix
- Pengecoran sloof dilakukan oleh beberapa grup tenaga kerja untuk mempercepat
waktu penyelesaian pekerjaan.
9) Alat
Alat kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan beton dibedakan untuk
pekerjaan beton yang dilaksanakan secara manual dengan beton yang dilaksanakan
dengan menggunakan ready mix.
Untuk pekerjaan beton yang dilaksanakan secara manual maka alat yang dibutuhkan
antara lain :
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Alat Ukur Theodolite 1 unit Baik
Theodolith Topcon, seri DT
2. Concrete mixer Tiger, Tiga 500 ltr 5 unit Baik
Berlian
3. Concrete vibrator Honda 12.000 rpm 2 unit Baik
4. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
5. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 2 unit Baik
Wasser
6. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
BAB 10
PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, pasangan serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut diatas untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Bahan rangka atap dari bahan baja ringan.
2. Persyaratan Bahan
1. Baja Mutu Tinggi G 550
2. Tegangan Maksimum 550 Mpa
3. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
4. Modulus geser 80.000 Mpa
5. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
6. Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi/karat
3. Metode Proses
1. Untuk pelaksanaan pemasangan atap, gunakan hanya tukang atap yang kompeten dan
ahli yang benar-benar sudah terbiasa dengan produk dan metode pemasangan yang
direkomendasikan oleh pabrikan.
2. Perlengkapan, peralatan dan persyaratan pemasangan harus sesuai gambar rencana
3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan rangkap
atap
4. Metode Konstruksi
1. Persiapan Kerja
a. Mempelajari gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
b. enyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan perkerjaan di atas
ketinggian.
c. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain : bor
dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku,mesin
pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya
2. Levelling dan Marking
a. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
b. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan
dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
c. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar
rencana atap
d. Mengukur jarak antar kuda-kuda
3. Pengangkatan dan Pemasangan Kuda-kuda
a. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan
pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
b. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate,
berdasarkan gambar kerja.
c. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja
disebut sisi kiri. Sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
d. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
e. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket) dengan menggunakan 4
buah screw 12-14x20
f. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara. Agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
g. Mengulangi langkah ke 1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
h. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kdua dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
i. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan
garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
j. Memasang balok nok.
k. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
l. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss, jurai dan rafter.
m. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah.
n. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak
antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di screw dengan dua buah
kuda-kuda yang terdekat.
o. Memasang ceiling battens dengan jarak antar masing-masing ceiling battens
adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom
chord kuda-kuda dan di screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring
balok diberi bantalan bracket yang diikat memakai dua buah dynabolt. Fungsi
ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan,
sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat di atas bottom chord.
Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom
chord harus di screw. Ceilling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk
menahan plafond dan penggantungnya.
7. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Mesin las + Ass. Kentaro, 30-130 A 1 unit Baik
Krisbow
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
4. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m
9. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan rangka atap - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat alat kerja
- Terluka akibat material
- Terpapar panas matahari
BAB 11
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, pasangan serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut diatas untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Bahan penutup atap dari bahan metal berpasir.
2. Persyaratan Bahan
a. Genteng Metal Berpasir
1. Bahan penutup atap dipakai bahan genteng metal berpasir dengan ketebalan 0.30
mm yang memenuhi persyaratan SNI, warna ditentukan kemudian
3. Metode Proses
1. Untuk pelaksanaan pemasangan atap, gunakan hanya tukang atap yang kompeten
dan ahli yang benar-benar sudah terbiasa dengan produk dan metode pemasangan
yang direkomendasikan oleh pabrikan.
2. Lembaran atap yang akan dipasang supaya disiapkan diatas gording dengan
jumlah yang cukup dan peralatan telah siap seluruhnya.
3. Pemasangan baut supaya diperhatikan dengan seksama dan semua baut harus
bertemu dengan gording pada posisi tegak lurus.
4. Pemasangan penutup atap harus rapi, cukup kuat, tanpa sambungan dan tidak
bocor. Pola pemasangan sesuai gambar detail dan ketentuan prosedur.
5. Perlengkapan, peralatan dan persyaratan pemasangan harus sesuai gambar
rencana dan pemasangan baut/ sekrup harus dilengkapi karet/ spon dibawahnya.
6. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan
penutup atap.
4. Metode Konstruksi
- Pemasangan rangka atap baja konvensional dilakukan setelah pekerjaan pemasangan
balok dan ring balok selesai dilaksanakan.
- Persiapan dan aspek K3 juga harus menjadi perhatian mengingat akan melakukan
pekerjaan pada ketinggian
- Pemotongan, penandaan dan membentuk pola dilakukan dibawah. Jika sudah
terbentuk dan telah ditandai baru nanti akan distel di atas dan diberi
penguat/pengaku sesuai kebutuhan
- Pemasangan rangka atap tetap tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari asnya dan
bagian elemen vertical harus tegak lurus dengan bidang permukaan lantai
- Bagian profi baja harus diangkat dengan hati-hati agar tidak terjadi perubahan bentuk
rangka atap
- Kemiringan (sudut), kelurusan, ketegakan dan kerataan hasil pemasangan akan
menjadi prioritas pemasangan rangka atap
7. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Mesin las + Ass. Kentaro, 30-130 A 1 unit Baik
Krisbow
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
4. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m
BAB 12
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai Keramik ini dilakukan pada seluruh finishing lantai sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
2. Persyaratan Bahan
a. Keramik lantai ruang kelas digunakan keramik 40 x 40 cm polish sekualitas Platinum
b. Keramik selasar dan anak tangga digunakan keramik 40 x 40 cmunpolish sek. Platinum
c. Keramik dinding menggunakan keramik 40 x 40 cm polish sekualitas Platinum
d. Pasir untuk adukan harus diayak cukup halus dengan lolos ayakan 5 mm, dan pasir
laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
e. Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratkan dalam NI-8
Bab 3-2 (sekualitas Tiga Roda);
f. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan
terlindung.
g. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan hanya
menggunakan satu merk semen saja.
h. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam
kemasan standar pabrik dan terlindung.
i. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna yang
tidak seragam akan ditolak.
j. Tebal bahan minimal 8 mm atau sesuai dengan standard pabrik, dengan kekuatan
lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (Grade 1).
k. Bahan pengisi siar AM 50 atau produk lain yang setara, sewarna dengan keramik.
Untuk daerah basah ditambahkan liquid grout additive AM 54 sebagai pengganti air,
dengan ketentuan sesuai pabrik.
l. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah menggunakan AM
30 atau setara dengan persyaratan sesuai standard pabrik
m. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan dari distributor harus memberikan supervisi
dan garansi pemasangan selama 5 tahun.
n. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan.
o. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar baru,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
p. Toleransi terhadap panjang = 1 %, toleransi terhadap tebal = 6 %.
3. Metode Proses
a. Pemasangan lantai dilakukan setelah alas dari lantai Keramik sudah selesai dengan
baik dan sempurna serta disetujui Pengawas Pekerjaan baru pemasangan Keramik
dilaksanakani.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
c. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
d. Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm
atau sesuai detail gambar serta petunjuk Pengawas Pekerjaan. Siar-siar harus
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya. Untuk
siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
e. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan,
dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang dipasangnya.
f. Pemotongan unit-unit Keramik harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
g. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang terjadi
pada permukaan hingga betul-betul bersih.
h. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau
hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
i. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh
hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
j. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3x24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
k. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
1. Tetapkan data level lantai yang tepat
2. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level
3. untuk menghindari atau mengurangi pemotongan Keramik
4. untuk memastikan unit Keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin
5. untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan
6. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, Keramik akan dipasang mulai dari
center dari tiap-tiap bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan plint
adalah rata/lurus
l. Grouting
1. Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, tetapi
sebelum kotoran / pencemaran masuk kedalam naat.
2. bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan
3. ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles
dengan kain
4. Metode Konstruksi
- Sebelum digunakan sebaiknya keramik direndam terlebih dahulu selama 15 – 30
menit.
- Pemasangan keramik lantai dilkukan setelah area kerja siap, bersih dari kotoran dan
sudah padat.
- Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan mengukur
persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian tandai pertengahan
garis yang terukur. Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini
akan menentukan di mana harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya
- Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah satu dinding
- Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik) secara merata
pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya jangan terlalu luas cukup 3-4
ubin keramik. Dikhawatirkan perekat akan cepat mengering, sehingga rekatannya
pada keramik tidak bagus
- Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok dengan
palu karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik, pastikan Anda
mengecek suara yang timbul. Jika suara berdengung berarti ada perekat yang tidak
merekat pada keramik. Segera angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan
pengadukan perekat hingga merata dan tempelkan pada posisi semula.
- Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin berikutnya
- Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik sampai
merata. Jika terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa menambah atau
mengurangi mortar perekat keramik sampai rata.
- Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik yang akan
dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir, serta dengan
memberi ruang untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
- Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mongering
- Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen) yang
digunakan untuk mengisi kekosongan atau celah keramik
- Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.
- Pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada Pasal 11 (Pekerjaan Lantai Keramik) Rencana
Kerja dan Syarat-syarat
5. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini
adalah selama 15 (lima belas) hari kalender.
6. Tenaga Kerja Yang Terlibat
No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang batu 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang
7. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Alat potong Bosh, Makita 34 mm 2 unit Baik
keramik
2. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
9. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan pemasangan keramik lantai - Terluka akibat alat kerja
- Tertimpa material
BAB 13
KUSEN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, jendela dan ventilasi, seperti yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela)
2. Metode Proses
a. Terbuat dari kayu yang telah dikeringkan / diproses oven, kelas kuat II
b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu bangunan
untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI, PUBI- 1982 pasal 37 dan
SII 0458 - 81.
c. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu
dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Pengawas Pekerjaan
dan Perencana
d. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar.
e. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
f. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu yang
digunakan.
g. Accessories :
- Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
- Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja dipakai
ketebalan 2 mm.
3. Metode Konstruksi
- Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
- Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
- Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
- Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku antar sisi-sisinya dan
di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan, kecuali bila
ditentukan lain.
- Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di Work Shop di luar tempat pekerjaan
/ pemasangan.
- Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas/Direksi
- Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan terhadap benturan
dan pengotoran sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan lain.
6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Alat potong kusen Modern 900 W/220 V, 1 unit Baik
5.500 r/min
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
4. Scaffolding Mainframe 100 set Baik
1,7 – 1,9 m
7. Personil Yang Telibat
No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun
8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan kusen dan daun pintu dan - Terluka akibat alat kerja
jendela - Terluka akibat terkena kaca
BAB 14
RANGKA PLATOND DAN PLAFOND GYPSUM BOARD
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pemasangan plafond Gypsum Board & List sesuai pada area yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.
2. Metode Proses
a. Bahan Rangka
1. Rangka hollow 4.4.0,4 mm dan 4.2.0,4 mm
Rangka baja profil minimum C70 sebagai penggantung utama, dipasang setiap
maksimal 9 m2, dan rangka baja Galvanized Metal Stud yang dipasang merupakan
rangka pembagi, dengan pola pemasangan 600 x 600 mm atau sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.
6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Scaffolding Mainframe 100 set Baik
1,7 – 1,9 m
8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan rangka dan penutup plafond - Jatuh dari ketinggian
gypsum board - Terluka akibat alat kerja
- Tertimpa material
BAB 15
KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela.
2. Metode Proses
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari
proses pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
1. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) produk ASAHIMAS. Kaca tebal
minimum 6 mm, 8 mm, 10 mm atau sesuai perhitungan, digunakan untuk
pemasangan dinding kaca pada daerah Interior dan seluruh pintu kaca Frame,
kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar.
2. Untuk pintu kaca Frameless, baik pintu swing maupun pintu sliding juga
menggunakan produk ASAHIMAS, tetapi dengan ketebalan minimum 12 mm, atau
sesuai perhitungan, dan telah melalui proses tempered sesuai standard SINAR
RASA (clear float tempered glass).
3. Untuk dinding kaca Eksterior digunakan tipe Reflective Glass tebal minimum 8
mm, atau sesuai perhitungan, yang proses coating nya dilakukan secara off Line,
produk ASAHIMAS.
c. Toleransi
1. Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
2. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
3. Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan,
luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan
bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui Pengawas Pekerjaan dan
Konsultan Perencana.
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
1. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
3. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
4. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
5. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
6. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
7. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
8. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
9. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Pengawas Pekerjaan sesuai pengarahan dan saran dari Perencana.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.
3. Metode Konstruksi
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan
oleh pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang akan dipasang harus sudah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
setelah berkonsultasi dengan Perencana dan Pemilik Proyek.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka
aluminium harus sesuai dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Alat potong kaca Toyo, Truso 1 unit Baik
2. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 1 unit Baik
Mitsubishi
3. Scaffolding Mainframe 50 set Baik
1,7 – 1,9 m
8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan kaca - Terluka akibat material
- Terluka akibat alat kerja
- Tertimpa material
BAB 16
PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan / ditentukan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan PekerjaanKosen, Pintu dan Jendela.
2. Metode Proses
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gamba
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat
aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci
dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah lemari anak kunci
dengan 'backed enamel finish' dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap
dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta
dilengkapi denah.
d. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan diatur mengikuti
sistem penguncian (locking system) Great Grand Master Key, Emergency Master dan
Construction Key dari pabrik yang bersangkutan.
Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula anak kunci
Master/Grand Master/Great Grand Master/Emergency Master Key disediakan
sebanyak 3 (tiga) buah.
e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
g. Pemasangan door closer pada rangka kosen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa
sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan
baik.
h. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari
merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada dinding atau
pada lantai (sesuai kondisi yang memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan
nylon plug.
3. Metode Konstruksi
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/ spesifikasi
dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Pengawas Pekerjaan dapat meminta untuk mengadakan
test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel
tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas.
d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu
dengan jarak sama.
e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
f. Posisi 'lock' dan 'latch' harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pengawas Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan
g. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat.
6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Bor tangan Bosh, Makita 1 unit Baik
8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan penggantung dan pengunci - Terluka akibat alat kerja
(termasuk dalam pekerjaan daun pintu - Terluka akibat material
dan jendela)
BAB 17
PEKERJAAN PENGECATAN (CAT DINDING DAN PLAFOND)
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
2) Metode Proses
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat produk Nippon Paint atau setara, dengan
proses sebagai berikut :
- Primer : 1 lapis cat dasar diaplikasikan dengan interval 2 jam.
- Undercoat : 1 lapis cat antara diaplikasikan dengan interval 2 jam
- Cat akhir dinding dan plafond : diaplikasikan dengan interval 2 jam, sehingga
dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan rol.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan
NI-4.
c. Tipe dan warnanya akan ditentukan kemudian.
3) Metode Konstruksi
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan
plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi serta
pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan/
mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Manajemen
Konstruksi, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan,
dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah contoh bahan diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/
penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ketempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi sebelum pekerjaan dimulai/
dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan
oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan penge catan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan
biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
4) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 5 (lima) hari kalender.
6) Kebutuhan Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Scaffolding Mainframe 1,7- 250 set Baik
1,9 m
8) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan pengecatan - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat material dan alat kerja
- Terpapar panas
- Terhirup zat kimia
BAB 18
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1) Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi
uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
2) Metode Proses
- Kabel dengan kualitas yang baik, Type NYM, NYY
- Pelaksanaan instalasi listrik harus memenuhi praturan yang berlaku seperti Peraturan
Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 1977 NI PUTL).
- Untuk melaksanakan pemasangan instalasi listrik harus menggunakan tenaga instalatir
yang telah mendapat pengesahan/ sertifikat dari PLN.
- Pipa-pipa lampu harus di tanam sebelum plesteran tembok dimulai ini guna
menghasilkan permukaan tembok yang rapi, pipa yang digunakan harus berkwalitas
baik.
- Type dan jumlah lampu sesuai yang tertera dalam gambar kerja. Lampu yang
digunakanberkualitas baikdan sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan
contoh lampu
- Untuk lampu dinding dan lampu baret dipasang pada bagian luar bangunan.
- Saklar double yang dipakai berkualitas baik yang dipasang rapi dan aman dengan
memperhatikan elevasi dari muka lantai, merk sekualitas Broco.
- Saklar tunggal yang dipakai berkualitas baikyang dipasang rapi dan aman dengan
memperhatikan elevasi dari muka lantai, merk sekualitas Broco.
- Stop kontak yang dipakaiberkualitas baikyang dipasang rapi dan aman dengan
memperhatikan elevasi dari muka lantai, merk sekualitas Broco.
3) Metode Konstruksi
- Dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik Kontraktor akan mengikuti peraturan
yang berlaku dalam bidang instalasi listrik seperti Peraturan Umum Instalasi Listrik
Indonesia (PUIL 1977 NI PUTL)
- Dalam melaksanakan pemasangan instalasi listrik akan menggunakan tenaga instalatir
yang telah mendapat pengesahan/ sertifikat dari PLN.
- Pipa-pipa lampu akan di tanam sebelum plesteran tembok dimulai ini guna
menghasilkan permukaan tembok yang rapi, pipa yang digunakan harus berkwalitas
baik
- Jenis lampu yang dipasang akan mengikuti gambar rencana yang ada
4) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
instalasi listrik adalah selama 10 (sepuluh) hari kalender.
6) Kebutuhan Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Scaffolding Mainframe 1,7- 50 set Baik
1,9 m
8) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan instalasi listrik - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat alat kerja
- Tersengat listrik
BAB 19
PEKERJAAN PLUMBING
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Meliputi pekerjaan air bersih, air kotor, air buangan dan air hujan.
Pengadaan dan pemasangan Peralatan Utama sistem air bersih berupa panel pompa,
sistem pemipaan, berikut peralatan pendukungnya, antara lain valve-valve, reducer,
elbow, flanged dan lain-lain sampai kesetiap fixture pengeluaran.
Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan air kotor, air buangan, pipa ventilasi,
floor drain, clean out dan instalasi buangan air bekas.
Pengadaan dan pemasangan Pompa-pompa air, pengkabelan serta sistem
pemipaannya.
Pengadaan dan pemasangan sistem drainasi vertikal dan horizontal termasuk unit
Roof drain.
Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh peralatan dengan baik dan
memenuhi persyaratan/standard yang telah ditentukan didalam spesifikasi teknis ini
(termasuk pengadaan listrik untuk pompa selama proses testing and commissioning
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan Plambing)
2) Metode Proses
Untuk pipa-pipa jaringan/instalasi sistem air bersih digunakan pipa PVC AW dengan
diameter sesuai gambar dan harus memenuhi persyaratanatau standard-standardyang
disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
Pipa air kotor, air buangan, ventilasi (pipa hawa) dan pipa air hujan dari lantai duct
digunakan pipa PVC kualitas menengah dengan diameter sesuai gambar.
Seluruh jenis pipa PVC utamanya yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi
Standard Industri Indonesia (SII) 0344-82/ISO-4065, JIS.K.6741-1975 dan JIS.K.6742-
1979.
Material roof drain yang digunakan harus dari tipe dome grate, bahan cast iron
dengan total besaran inlet yang ada luasannya harus sama dengan luasan penampang
pipa talang. Unit roof drain harus mudah dipasang dan mudah dapat diganti bila
terjadi kerusakan. Roof drain ini dipasang hanya pada lantai atap beton (dak beton).
3) Metode Konstruksi
a. Instalasi Air Bersih
Sebelum pemasangan pipa harus dipelajari dahulu denah plumbing dan isometri
dimana jalur pipa diletakkan.
Untuk pemasangan pipa yang berada di dalam bangunan maka pemasangan pipa
dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian.
Pipa yang posisi/letaknnya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas untuk menghindari kotoran masuk ke dalam pipa yang dapat
mengakibatkan penyumbatan.
Hindari belokan pipa/knik pipa dengan pembakaran.
Rencana instalasi air bersih diletakkan pada penempatan nat keramik/as keramik,
simetris dengan luas keramik.
Lakukan tes setelah instalasi terpasang untuk memastikan bahwa tidak terjadi
kebocoran atau sumbatan pada jalur pipa.
8) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan plumbing - Terluka akibat material
- Terluka akibat alat kerja
BAB 20
PEKERJAAN SANITAIR
1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar-gambar.
2) Metode Proses
Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
disyarat kan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
Pemasangan Bak cuci piring stainless steel
Pemasangan bak cuci piring stainless steel dengan kualitas baik megikuti gambar
Pemasangan Kran Air
Pemasangan kran air dengan kualitas baik megikuti gambar
3) Metode Konstruksi
- Semua barang sebelum dipasang harus ditunjukan kepada Pengawas berserta
persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan pengganti
harus disetujui Pengawas terlebih dahulu berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
- Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Pengawas.
- Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
- Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai/ Pemberi Tugas.
6) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Pick Up Suzuki, 1 m3 1 unit Baik
Daihatsu
2. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 1 unit Baik
Wasser
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
PEKERJAAN ATAP
PENGERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN dan PENUTUP ATAP
KETERANGAN :
1 PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2 PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3 Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian
pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4 Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan
Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan, maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a".
DAFTAR ISI
B. PERENCANAAN KESELAMATANKONSTRUKSI
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan
dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai dengan nama Pokja
Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :
1. Memenuhi ketentuan KeselamatanKonstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.
[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
[Contoh Pakta Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Dengan KSO]
dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai dengan nama Pokja
Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident,
dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :
1. Memenuhi ketentuan KeselamatanKonstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.
PENUTUP
Apabila didalam SPESIFIKASI TEKNIS ini tidak tercantum uraian–uraian dan ketentuan-ketentuan
yang sebenarnya yang termasuk dalam pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi, maka pekerjaan lain
yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan ditentukan kemudian. Apabila dilakukan perbaikan
(tambah kurang) harus atas persetujuan Direksi Pekerjaan/ Kuasa Pengguna Anggaran/KPA.
TT D
Drs. M. YUSUF
NIP. 19641231 199303 1 148