Anda di halaman 1dari 102

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KABUPATEN LOMBOK BARAT

SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM :
PROGRAM PENGELOLAAN PENDIDIKAN

KEGIATAN :
PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

SUB KEGIATAN :
PEMBANGUNAN LABORATORIUM

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN RUANG LAB IPA
SMPN 2 GUNUNGSARI

Lokasi :
SMPN 2 GUNUNGSARI
Kabupaten Lombok Barat

TAHUN ANGGARAN 2021


I. SPESIFIKASI UMUM

I. 1. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu pelaksanaan Konstruksi Pembangunan Ruang LAB IPA SMPN 2 Gunungsari
selama 120 (Seratus Dua Puluh) Hari Kalender, terhitung sejak Kontrak dan SPMK (Surat
Perintah Mulai Kerja) Ditandatangani dengan masa pemeliharaan Pekerjaan Kosntruksi
selama 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari Kalender.

I. 2. PERSONIL PELAKSANAAN
Personil kontraktor pelaksana dalam pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
No Posisi Penugasan Jumlah Sertifikat Keahlian Pengalaman
Minimal
1 Pelaksana 1 Orang SKT Pelaksana 0 Tahun
Bangunan Gedung
2 Petugas / Ahli K3 1 Orang Sertifikat/SKA Ahli 0 Tahun
Konstruksi K3 Konstruksi

I. 3. PERALATAN KONSTRUKSI :
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan Pihak Pelaksana harus menyediakan peralatan
Konstruksi yang memadai jumlahnya dan berfungsi dengan baik. Peralatan yang harus
disediakan oleh Kontraktor pelaksana dalam melaksanakan Pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :

No. Jenis Kapasitas Jumlah Kepemilikan

1 Dump Truck 3.000 cc – 4.000 cc 1 Unit Milik Sendiri/Sewa


2 Stamper - 1 Unit Milik Sendiri/Sewa
3 Concrete Mixer - 2 Unit Milik Sendiri/Sewa
SPESIFIKASI TEKNIS

BAB 1
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
1) Umum
Selama pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus memelihara pekerjaan yang bebas
dari akumulasi sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh kegiatan
pelaksanaan. Pada saat selesainya pekerjaan, smua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan
tak terpakai, sampah, perlengkapan, peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan,
seluruh permukaan yang terekspos harus dibersihkan dan lokasi kegiatan ditinggal dalam
kondisi layak dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan.

2) Pembersihan Selama Pelaksanaan


1. Penyedia Jasa harus melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin ahwa
tempat kerja, struktur, kantor sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari
akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran lainnya yang diakibatkan oleh
kegiatan di tempat kerja dan memelihara tempat kerja dalam kondisi rapi dan bersih
setiap saat.
2. Penyedia Jasa harus menjamin bahwa sistem drainase terpelihara, bebas dari kotoran
dan bahan yang lepas, dan berada dalam kondisi siap pakai setiap saat.
3. Penyedia Jasa harus melakukan pengendalian agar lingkungan tidak tercemar oleh
debu.
4. Penyedia Jasa harus membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tepat
yang telah ditentukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
5. Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengubur sampah atau sisa bahan bangunan di
lokasi kegiatan tanpa persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
6. Penyedia Jasa tidan diperkenankan membuang bahan beracun dan berbahaya (B3),
seperti carian kimia, minyak atau thinner cat ke dalam saluran atau sanitasi yang ada.
7. Penyedia Jasa tidak diperkenankan membuang sisa bahan bangunan kedalam sungai
atau saluran air.
8. Bilamana Penyedia Jasa menemukan bahwa sistem drainase dipakai untuk
pembuangan setiap jenis bahan selain dari pengaliran air permukaan, baik oleh tenaga
kerja Penyedia Jasa maupun pihak lain, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan
kejadian tersebut kepada Pengawas Pekerjaan, dan segera mengambil tindakan
sebagaimana dieprintakan oleh Pengawas Pekerjaan untuk mencegah terjadinya
pencemaran lebih lanjut.

3) Pembersihan Akhir
1. Pada saat akhir pelaksanaan pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dala keadaan
bersih dan layak, Penyedia Jasa juga harus mengembalikan bagian-bagian dari tempat
kerja yang tidak diperuntukkan dalam pekerjaan ke kondisi semula.
2. Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan, kerb dan struktur harud diperiksa
ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditentukan sebelum
pembersihan akhir. Lokasi yang diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi yang
diperkeras untuk umum yang bersebelahan langsung dengan tempat kerja harus
disikat sampai bersih. Permukaan lainnya harus dibersihkan dan semua kotoran yang
terkumpul harus dibuang.

4) Metode konstruksi
- Dengan memperhatikan kodisi di lapangan dan disesuaikan dengan gambar rencana,
maka pada minggu awal akan dilakukan pembersihan lokasi sehingga akan
memudahkan didalam melakukan pengukuran dan pemasangan bowplank.
- Setelah kondisi lapangan dibersihkan maka dilanjutkan dengan proses pengukuran.
Pengukuran yang dilakukan dimaksudkan untuk mengecek posisi batas area bangunan,
menentukan ukuran pokok dan level bangunan untuk pedoman serta penyesuaian
gambar rencana terhadap kondisi bangunan yang telah ada, memasang patok bantu
tambahan dan menentukan posisi bangunan sementara.
- Setelah ditentukan posisi titik duga elevasi dan bowplank selesai dipasang maka
selanjutnya dibuat pagar pengaman untuk membatasi area yang akan dibangun dan
selanjutnya mulai dilakukan pemasangan bowplank.

5) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 3 (tiga)
hari kalender di awal pekerjaan dan 2 (dua) hari kalender di akhir masa kontrak.
6) Tenaga Kerja Yang Terlibat
No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 5 Orang
2. Mandor 1 Orang

7) Alat
No. Nama Peralatan Utama Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
1. Dump Truck Hino, 3-4 m3 3 unit Baik
Mitsubishi

8) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pembuatan papan nama proyek - Terkena alat kerja
- Terpapar panas matahari
2. Pembersihan lokasi awal dan akhir - Terkena alat kerja (palu, paku, dll)
pekerjaan - Terkena material yang akan
disingkirkan
- Tertabrak kendaraan pengangkut
material buangan

BAB 2
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1) Umum
1. Uraian Pekerjaan
a. Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja
yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
b. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi meupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat resiko
yang ditetapkan oleh Pengawas Pekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang
dalam Peraturan Menteri pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No.
02/PTR/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum.
d. Semua fasilitas dan sarana lainnya yang disiapkan oleh Penyedia Jasa spesifikasi ini
tetap menjadi milik Penyedia Jasa setelah Kontrak berakhir.

2) Sistem Manajemen K3 Konstruksi


a. Penyedia Jasa harus membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian secara berkesinambungan
sesuai dengan Rencana keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (RK3K) yang telah
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Penyedia Jasa wajib melengkapi RK3K dengan rencana penerapan K3 Konstruksi untuk
seluruh tahapan pekerjaan.
c. Penyedia Jasa wajib mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan pelaksanaan
pekerjaan kosntruksi untuk disahkan dan ditandatangani oeh Wakil Pengguna Jasa
sesuai ketentuan Peraturan Menteri pekerjaan umum dan Perumahan Rakyat No.
02/PTR/M/2018 atau perubahannya (jika ada) tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
d. Penyedia Jasa harus melibatkan Ahli K3 pada paket pekerjaan dengan potensi resiko
tinggi dan harus melibatkan Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
potensi bahaya rendah. Identifikasi dan potensi bahaya K3 ditetapkan oleh Wakil
Pengguna Jasa.
e. Pekerjaan dengan tingka resiko tinggi seperti pekerjaan pengelasan, masuk tempat
tertutup/terbatas (confined space), isolasi peralatan (lockout tagout), penggalian,
bekerja di ketinggian, pekerjaan listrik, memerlukan izin khusus yang dibuat oleh
Penyedia Jasa dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
f. Penyedia Jasa bersama Pengawas Pekerjaan melakukan inspeksi K3 Konstruksi secara
periodic dalam mingguan dan/atau bulnaan.
g. Penyedia Jasa segera melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan terhadap
ketidaksesuaian yang ditemukan pada saat inspeksi K3 Konstruksi. Hasi inspeksi K3
Konstruksi disampaikan oleh Penyedia Jasa kepada Pengawas Pekerjaan.
h. Penyedia Jasa harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang) secara berkesinambungan selama pelaksanan
pekerjaan konstruksi berlangsung.

3) K3 Kantor Lapangan dan Fasilitasnya


1. Fasilitas Mandi dan Cuci
Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas cuci yang memadai dan sesuai dengan
pekerjaan yang dilkaukan untuk seluruh tenaga kerja konstruksi. Fasilitas cuci
termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini :
a. Jika tenaga kerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitive lainnya.
b. Jika tenaga kerja menangani bahan kulit yang sulit dicuci jika menggunakan air
dingin.
c. Jika tenaga kerja harus membersihkan seluruh badannya.
d. Jika tenaga kerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau
bekerja pada kondisi bawah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para tenaga
kerja harus membersihkan seluruh baannya, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk
mandi dengan jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

2. Fasilitas Sanitasi
a. Penyedia Jasa harus menyediakan toilet yang memadari baik toilet khususn pria
maupun toilet khusus wanita yang dipekerjakan di dalam atau di sekitar tempat
kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.
b. Jika Penyedia Jasa mempekerjakan sampai dengan 30 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah : 1 toilet terdiri dari 1 kloset.
c. Jika Penyedia Jasa mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas
pembuangan pembalut wanita.
d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet
harus mudak diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup , dan
terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki
yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang jalur tersebut. Toilet
harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehingga dapat menjaga privasi
orang yang menggunakannya dan terbut dari bahan yang mudah dibersihkan.
e. Penyedia Jasa dapat menyediakan satu toilet jika jumlah pria dan setiap jumlah
jumlah wanita kurang dari 10 orang, jika toilet benar-benar tertutup, memunyai
kunci dalam, tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita, tidak terdapat urinal
di dalam toilet tersebut.
f. Dalam segala hal toilet harus menyediakan sekurang-kurangnya air bersih dengan
debit yang cukup dan lancar, sistem plumbing yang memisahkan air bersih dan air
kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase dengan sanitasi baik.
3. Air Minum
Penyedia Jasa harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
tenaga kerja dengan persyaratan :
a. Mudah diakses oleh seluruh tenaga kerja dan diberi label yang jelas sebagai air
minum.
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku.
c. Jika disimpan dalam container, container harus bersih dan terlindungi dari
kontraminasi dan panas, harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari
sumber yang memenuhi standar kesehatan.
4. Fasilitas Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
a. Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat
kerja. Standari isi kotak P3K tercantum dalam Lampiran II Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia No. PER. 15/MEN/VIII/2008
atau perubahannya (jika ada) tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja.
b. Di tempat kerja harus selalu terdapat tenaga kerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama pada Kecelakaan.
5. Penerangan
a. Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan,
jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan harus dapat dinyalakan
ketida setiap orang melewati atau menggunakannya
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detail, proses berbahaya
atau jika menggunakan mesin.
c. Penerangan darurat yang memadao juga harus disediakan.
6. Pemeliharaan Fasilitas
Penyedia Jasa harus menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh
pekerja.
7. Ventilasi
a. Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimia berbahaya sepeti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Penyedia Jasa harus menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator
dan pelindung mata.

4) Ketentuan Bekerja Pada Tempat Tinggi


1. Bekerja pada tempat yang tinggi harus dilakukan hanya oleh tenaga kerja yang
mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
2. Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai berikut : terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman,
sistem penangkap jatuh.
3. Pengamanan di sekeliling lokasi kerja atau tempat kerja
a. Terali pengaman lokasi harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja
yang terbuka.
b. Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum atau jika ada
bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang atau
dapat digunakan jaring pengaman.
4. Terali Pengaman Lokasi Kerja
Jika terali pengaman lokasi kerja digunaka di sekililing bangunan, atau bukaan atap,
lantai atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi syarat :
a. 900 – 1100 mm dari lantai kerja.
b. Mempunyai batang tengah (mid rail)
c. Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau
material dari atap/tempat kerja.

5. Jaring Pengaman
a. Tenaga kerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh.
Sebaiknya digunakan kendaraan khusus (mobile work platform) saat memasang
jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak tersedia maka
tenaga kerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety
harmess) yang dikaitkan ke tali keselamatan (safety line) atau menggunakan
perancah (schafolding).
b. Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada posisi dalam area kerja
c. Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan
lantai/tanah sehingga jika seorang tenaga kerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi
kontak dengan permukaan lantai/tanah.
6. Sistem Pengaman Jatuh Individu
a. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem rel
inersia (inertia reel system), safety harness dan tali static. Tenaga kerja yang
diharuskan menggunakan alat ini harus dilatih terlebih dahulu.
b. Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.
c. Tenaga kerja yang menggunakan safety harness tidak diperbolehkan bekerja
sendiri. Tenaga ekrja yang jatuh dan tergantung pada safety harness harus
diselamatkan paling lambat 20 menit sejak terjatuh.
d. Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali static, jalur rel inersia,
dan/atau jaring pengaman.
7. Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus :
a. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan.
b. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga
c. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat
bergesernya tangga
d. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan
e. Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa tangga
berada sekurang-kurangnya 1 m di atas lantai kerja.
8. Perancah (Schaffolding)
a. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan hanya dapat dibangun oleh
orang yang mempunyai kompetensi sebagai scaffolder.
b. Seluruh perancah harus diinspeksi oleh petugas yang berkompeten pada saat
sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekiali saat digunakan, setelah
cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika
perancah tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus
dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut harus
ditandatangani oleh petugas yang melakukan inspeksi.
c. Petugas yang melakukan inspeksi harus memastikan bahwa :
1) Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah
2) Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat, dan dilengkapi
dengan plat dasar. Jika perlu gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk
mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
3) Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga
dapat mencegah runtuhnya percancah dan menjaga agar ikatannya cukup
kuat.
4) Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak peracah didirikan, maka ikatan
tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
5) Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjamin stabilitas.
6) Tiang, batang, pengaku (bracig), atau strut belum diindahkan
7) Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan harus bersih dari cacat
dan telah tersusun dengan baik.
8) Seluruh papan harus diikat dnegan benar agar tidak terjadi pergeseran
9) Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang
dapat jatuh
10) Jika perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, pastikan
bahwa bebannya disebarkan secara merata.
11) Tersesia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan
perancah yang tidak lengkap.
5) Elektrikal
1. Pasokan Listrik
Alat elektrik portable yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang
memnuhi syarat :
1) Mempunyai pasokan yang terisolasi dari pmebumian atau grounding (earth)
dengan voltase antar konduktor tidak lebih erai 230 volt.
2) Mempuyai sirkuit pembumian (earth) yang termonitor dimana pasokan listrik pada
alat akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakah pada pembumian (earth)
3) Alat mempunyai insulasi ganda
4) Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan pembumian (earth)
sedemikian rupa sehingga voltase ke pembumian (earth) tidak akan melebihi 55
volt AC, atau
5) Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual)
2. Supply Switchboard sementara
Seluruh supply switchboard yang digunakan di lokasi pekerjaan harus menjadi
perhatian utama dan harus :
1) Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak
akan terganggu oleh cuaca.
2) Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan ditempel
sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung
dengan panel dan harus dapat melindungi switch dan kerusakan mekanis. Pintu
harus diberi tanda : HARAP SELALU DITUTUP.
3) Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
4) Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khusu untuk ini.
5) Jika ditempel, pastikan menempel dengan baut.
3. Inspeksi Peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinpeksi sebelum digunakan untuk
pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan
perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang menginformasikan
tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
4. Jarak Aman dari Saluran LIstrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau
perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa izin
tertulis dari pemilik saluran listrik. Jarak aman babas minimum vertical dari konduktor
mengikuti Permen ESDM No. 18 Thaun 2015 atau perubahannya (jika ada).

6) Material dan Kimia Berbahaya


1) Alat Pelindung Diri (APD)
Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi
pekerjanya dengan ketentuan :
a. Selluruh tenaga kerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara
penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan penggunaannya.
b. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko
terluka dari objek jatuh, maka Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan
seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya.
c. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata
akibat pekerjaan las atau dari serpihan material seperti potongan gerjaji kayu,
atau potongan beton.
d. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Guankan sepatu
dengan ujung besi di bagian jari kaki.
e. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi.
f. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
g. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk tenaga kerja yang terekspos pada
bahaya seperti asbes, asap dan debu kimia.
2) Bahaya Pada Kulit
a. Setiap tenaga kerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di
tangan akibat penggunaan bahan berbahaya.
b. Tangan dan mata tenga kerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen
Usahakan kontak dengan semen seminimum munkin. Penggunaan krim pelindung
dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.
c. Sedapat mungkin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian
ini termasuk baju lengan panjang, sarung tangan dan sepatu pelindung.
d. Penyedia jasa harus menyediakan fasilitas untuk mandi dan mengganti pakaian.
e. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton di
mana debu mulai terbentuk.
3) Penggunaan Bahan Kimia
a. Penyedia Jasa harus mempunyai prosedur yang mangatur tata cara menangani
bahan kimia atau zat berbahaya dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara
pembuangan limbah.
b. Seluruh bahan kimia harus disimpan di container asalnya dalam suatu tempat yang
aman dan berventilasi baik.
c. Seluruh tenaga kerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya
termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi masalah.
4) Pemotongan dan Pengelasan dengan Gas Bertekanan Tinggi
7) Metode Konstruksi di Masa Pandemi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja (PP 50 Tahun 2012). Pelaksanaan SMK3 yang saat ini wajib
diterapkan wajib memperhatikan masalah Covid-19.
Pelaksanaan K3 pada situasi Pandemic Covid 19 saat ini didasarkan atas Instruksi Menteri
(Inmen) No : 02/IN/M/2020 tentang Protokol Pecegaha Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
Mekanisme Protokol Pencegahan Covid-19 :
- Membentuk satuan tugas (satgas) pencegahan covid-19 yang dilakukan oleh pengguna
jasa dan penyedia jasa
- Menyediakan fasilitas pencegahan Covid-19 yang dilakukan oleh penyedia jasa
pekerjaan konstruksi
- Mengedukasi semua orang untuk menjaga diri dari Covid-19 oleh satuan tugas.
- Mengukur suhu semua orang pada setiap pagi, siang dan sore yang dilakukan oleh
penyedia jasa konstruksi.
- Membuat kerjasama penanganan suspect Covid-19 dengan Rumah Sakit dan
Puskesmas setempat yang dilakukan penyedia jasa pekerjaan konstruksi.
- Menghentikan sementara pekerjaan jika terindikasi ada tenaga kerja yang terpapar
Covid-19 yang dilakukan oleh pengguna dan atau penyedia jasa pekerjaan.
- Melakukan tindakan isolasi dan penyemprotan desinfektan sarana dan prasarana
kantor dan lapangan yang dilakukan penyedia jasa dan pekerjaan konstruksi.

Pelaksanaan Pencegahan Covid-19 di proyek :


- Satgas Pencegahan Covid-19 memasang poster flyers baik digital maupun fisik tentang
himbauan/ anjuran pencegahan Covid-19 untuk disebarluaskan atau dipasang di
tempat-tempat strategis di lokasi proyek.
- Satgas Pencegahan Covid-19 bersama petugas medis harus menyampaikan penjelasan,
anjuran, kampanye, promosi teknik pencegahan Covid-19 dalam setiap kegiatan
penyuluhan K3 pagi hari (safety morning talk)
- Petugas medis bersama para Satuan Pengaman (Security Staff) melaksanaan
pengukuran suhu tubuh kepada seluruh pekerja, dan karyawan setiap pagi, siang, sore.
- Satgas Pencegahan Covid-19 melarang orang (seluruh pekerja dan tamu) yang
terindikasi memiliki suhu tubuh 38 derajat celcius datang ke lokasi pekerjaan.
- Apabila ditemukan pekerja di lapangan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP)
Covid-19, pekerjaan harus diberhentikan sementara oleh Pengguna Jasa dan/atau
Penyedia Jasa paling sedikit 14 hari kerja.
- Petugas Medis dibantu Satuan Pengaman (Security Staff) melakukan evaluasi dan
penyemprotan desinfektan pada seluruh tempat, fasilitas dan peralatan kerja.
- Penghentian sementara dilakukan hingga proses evakuasi dan penyemprotan
desinfektan, serta pelaksanaan pemeriksaan kesehatan dan isolasi tenaga kerja yang
pernah melakukan kontrak fisik dengan tenaga kerja yang terpapar telah selesai.

8) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Satgas Pencegahan Covid-19 2 Orang

9) Alat
No. Nama Peralatan Utama Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
1. Washtafel portable + Maspion 1 set Baik

sabun
2. Alat tembak suhu Omron 3 unit Baik

tubuh

10) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama masa pekerjaan konstruksi.

11) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun
BAB 3
GALIAN
1) Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari area rencana bangunan atau
sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam kontrak ini.
b. Pekerjaan ini umumnya dipelukan untuk pondasi seperti tertuang dalam gambar
kerja.

2) Prosedur Penggalian
a. Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis dan elevasi yang
ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Pengawas Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik.
b. Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan seminimal mungkin
terhadap bahan dibawah tanah dan luar batas galian. Bilamana material/bahan
yang terekspose pada garis formasi atau tanah dasar atau pondasi dalam keadaan
lepas atau lunak atau kotor atau menutur pendapat Pengawas Pekerjaan tidak
memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya dipadatkan atau diganti
dengan timbunan yang memenuhi syarat, sebagaimana diperintahkan Pengawas
Pekerjaan.
c. Dalam hal papaun perlu dipahami bahwa selama pelaksanaan penggalian,
Penyedia Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah,
agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah
terbuka.

3) Pengukuran
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam kontrak yang tidak dapat dilakukan
pembayarannya apabila :
1) Galian diluar garis yang ditunjukkan dalam profil penampang melintang seperti
yang terdapat dalam gambar kerja.
2) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari
sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja
tidak boleh diukur untuk pembayaran, kecuali material yang digunakan dari
sumber tersebut tidak dibayarkan.

4) Metode Konstruksi
- Pekerjaan galian tanah dilakukan dengan menggunakan alat berat excavator
- Hasil galian tanah disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan diangkut dengan
menggunakan dump truck
- Perapihan hasil galian dilakukan dengan cara manual menggunakan tenaga kerja
- Jika ternyata ditemukan air tanah pada saat menggali maka wajib dilakukan
pemompaan air keluar dari galian sebelum pemasangan pondasi dilakukan.

5) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 7 (tujuh) hari kalender.

6) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Mandor 1 Orang
3. Operator alat berat 1 Orang
4. Supir 3 Orang

7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, Mitsubishi 6 – 8 m3 5 unit Baik
2. Pompa air Shimizu, Wasser 200 l/menit 2 unit Baik
3. Genset Daiho, Yamaha 5000 Watt 2 unit Baik
8) Personil Manajerial Yang Terlibat
No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan, 2010 Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat, 2010 Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Galian tanah - Tertimbun longsoran galian tanah
- Terjatuh ke lubang galian

BAB 4
TIMBUNAN
1) Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan,
timbunan kembali galian atau timbunan umum yag diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

2) Toleransi Dimensi
a. Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau
lebih rendah dari 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b. Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus
memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

3) Standar Rujukan
SNI 1966 : 2008 : Cara uji penentuan batas plastis dan indeks plastisitas
tanah.
SNI 1967 : 2008 : Cara uji penentuan batas cair tanah
SNI 1742 : 2008 : Cara uji kepadatan ringan untuk tanah
SNI 1743 : 2008 : Cara uji kepadatan berat untuk tanah
SNI 1744 : 2008 : Metode uji CBR laboratorium
SNI 2828 : 2011 : Metode uji densitas tanah di tempat (lapangan dengan
konus pasir)

4) Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar, Penyedia Jasa harus menyerahkan kesiapan
di bawah ini kepada Pengawas Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai
pekerjaan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.
i. Gambar detail penampang melintah yang menunjukkan permukaan yang telah
dipersiapkan untuk penghamparan timbunan.
ii. Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada
permukaan yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup
memadai (bilamana diperlukan)
iii. Memberikan contoh material yang digunakan untuk pekerjaan timbunan.

5) Perbaikan Terhadap TImbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan sebagaimana
yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan pemadatan
kembali.
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar ainya,
yang disyaratkan atau diperintahkan Pengawas Pekerjaan, harus diperbaiki dengan
menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya dan
dicampur seluruhnya dengan menggunakan alat pemadat yang disetujui Pengawas
Pekerjaan.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru
bahan tersebut dengan menggunakan alat yang disetujui secara berulang-ulang
dengan selang waktu istirahat selama penanganan dalam cuara cerah (bila berada di
area terbuka). Bila hal tersebut tidak mungkin dilakukan maka Pengawas Pekerjaan
dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari pekerjaan dan diganti
dengan bahan kering yang lebih cocok.

6) Bahan
Bahan/material untuk timbunan memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
a. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah berplastisitas tinggi dan sangat
ekspansif.
b. Bahan/material tidak mengandung unsur organic dan sampah

7) Penghamparan dan Pemadatan Timbunan


a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagai rata sehingga sama tebalnya.
b) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Pengawas
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
c) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakakn hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar aiar
optimum.
d) Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm
serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada lapisan atas timbunan batu tersebut.
Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan timbunan tanah
yang disyaratkan.
e) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang diysaratkan,
diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Pengawas Pekerjaan sebelum lapisan
berikutnya dihampar.

8) Pengukuran
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat yang diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau profil
galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis, kelandaian
dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
b) Timbunan yang ditempatkan diluar garis dan penampang melintang yang disetujui,
atau sebagai akibat dari penurunan pondasi tidak adak dimasukkan dalam volume
yang diukur untuk pembayaran.

10) Metode Konstruksi


- Urugan kembali dilakukan setelah semua pondasi selesai dikerjakan dan kolom
pedestal telah selesai dicor dan dibuka bekistingnya sampai posisi peil elevasi lantai
rencana.
- Material timbunan kembali dapat menggunakan material hasil galian atau dapat pula
didatangkan dari luar sesuai instruksi Pengawas Pekerjaan.
- Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat pemadat yang diijinkan Pengawas
Pekerjaan

11) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 7 (tujuh) hari
kalender.

12) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Mandor 1 Orang
3. Operator alat pemadat (stamper) 1 Orang

13) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Stamper Mikasa, 5500 1 unit Baik
Honda vib/menit
2. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
3. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 2 unit Baik
Wasser
4. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha

14) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

15) Identifikasi Bahaya


No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Urugan tanah dan pasir - Tertimbun material timbunan
- Tertabrak kendaraan pengangkut
material
2. Pemadatan tanah - Tertabrak alat pemadat

BAB 5
PASANGAN BATU KOSONG
1) Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini mencakup penyediaan pasangan batu kosong sesuai dengan detail yang
ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi spesifikasi ini.
Pemasangan harus dilakukan pada lokasi-lokasi yang ditunjukkan dalam gambar kerja.
2. Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan
gambar kerja dan detail pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kosong untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Standar Rujukan
SNI 2417:2008 : Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi Los
Angeles
4. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Dua contoh batu untuk pasangan batu kosong harus diajukan sebelum memulai
pelaksanaan pekerjaan.
2) Bahan
Batu untuk pasangan batu kosong haru s dari batu yang keras dan awet dengan sifat
sebagai berikut :
a. Keausan agregat dengan Mesin Los Angeles harus kurang dari 40%
b. Berat jenis kering lebih besar dari 2,3.
c. Penyerapan air tidak lebih besar dari 4%
d. Batu untuk pasangan batu kosong haruslah bersudut tajam, memiliki dimensi
minimum 200 mm.
3) Pelaksanaan Pasangan Batu
1. Persiapan
Galian tanah harus memenuhi ketentuan sesuai gambar kerja. Seluruh permukaan
yang disiapkan harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum penempatan
pasangan batu kosong.
2. Penempatan pasangan batu kosong
Terkecuali diletakkan untuk membentuk lantai mendatar, pasnagan batu kosong harus
dimulai dengan penempatan lapis pertama dari batu yang paling besar dalam galian.
Batu harus ditempatkan dengan tangan sesuai dengan panjang, tebal dan kedalaman
yang diperlukan. Selanjutnya batu harus ditempatkan pada lereng sedemikian hingga
dimensi yang paling besar tegak lurus terhadapt permukaan lereng, jika tidak maka
dimensi yang demikian akan lebih besar dari tebal dinding yang disyaratkan.
Pembendtukan batu tidak diperlukan bilamana batu-batu tersebut telah bersudut,
tetapi pemasangan harus menjamin bahwa struktur dibuat sepadat mungkin dan batu
terbesar berada di bawah.
3. Penimbunan Kembali
Penimbunan kembali harus dilaksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin
segera setelah pekerjaan pasangan batu selesai dilakukan. Segera setelah dilakukan
penimbunan kembali secara berlapis dan diap lapisnya dilakukan pemadatan dengan
pemadat yang memadai.
4) Metode Konstruksi
- Sebelum mulai dilakukan penggalian maka pasangan bowplank harus sudah selesai
dipasang.
- Galian pasangan pondasi batu kosong dan batu kali dilakukan dengan cara manual
menggunakan tenaga kerja.
- Setelah elevasi galian peil maka segera dihampar pasir urug
- Diatas pasir urug dipasang pasangan batu kosong dengan dimensi sesuai gambar
rencana dan disusun dengan sedemikian rupa sehingga diperoleh susunan yang padat
dengan minimal rongga.
- Untuk mengisi rongga-rongga diantara batu kosong tersebut barulah ditebal pasir.
5) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah selama 3 (tiga) hari
kalender.

6) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang batu 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi

8) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pasangan batu kosong - Tertimpa batu
- Tangan dan kaki terluka terkena
pecahan batu
BAB 6
PASANGAN BATU
1) Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam gambar
atau seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, yang dibuat dari pasangan batu.
Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau
pondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan
struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan
dimensi seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
secarat tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.

2. Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan
Gambar Kerja detail pelaksanaan pasangan batu untuk mendapat persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan.

2) Bahan
1. Batu
a. Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan harus dari jenis
yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian
yang tipis atau lemah. Batu yang terdiri dari bahan yang porous atau batu kulit
harus ditolak.
b. Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci
bila dipasag bersama-sama.
c. Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
2. Adukan Mortar Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi jenis
semen portland tipe I,II,III,IV yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen
Portland atau PPC (Portland Pozzolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI
0302:2014 dapat digunakan apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merk semen kecuali
jika diijinkan oleh Pengawas Pekerjaan.

3) Pelaksanaan Pasangan Batu


1. Persiapan Pondasi
Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan gambar kerja
dan syarat untuk galian telah memenuhi ketentukan dalam spesifikasi ini.
2. Pemasangan Batu
a. Landasan dari adukan mortar semen baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus
dipasang pada pondasi yand disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-
masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapis
dasar dan pada sudut-sudut pasangan batu. Perhatian harus diberikan untuk
menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran sama.
b. Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
c. Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu
yang telah terpasang. Peralatan yang cocok harus disediakan untuk memasang
batu yang lebih besar dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang.
Menggelindingkan atau menggulingkan batu pada pekerjaan yang baru dipasang
tidak diperkenankan.
3. Penempatan Adukan Mortar Semen
a. Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan
dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang bersebelahan
dengan batu yang akan dipasang.
b. Tebal dari landasan adukan mortar semen harus pada rentang antara 2 cm sampai
5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh rongga
antara batu yang dipasang teris penuh.
c. Banyaknya adukan mortar semen untuk landsan yang ditempatkan pada suatu
waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan mortar semen
baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau lepas setelah
adukan mortar semen mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut harus
dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan mortar semen yang baru.

4. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


a. Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan.
b. Terkecuali disyaratkan lain permukaan horizontal dari seluruh pasangan batu
harus dikerjakan dengan tambahan adukan mortar semen setebal 2 cm, dan
dikerjakan sampai permukaan tersebut rata.

4) Metode Konstruksi
- Pekerjaan pasangan batu kali dilaksanakan setelah pasangan batu kosong selesai
dilaksanakan. Lokasi pemasangan sesuai gambar kerja.
- Dimensi dan type pondasi sesuai gambar kerja.
- Bowplank tetap dipasang sebagai acuan untuk membentuk type pondasi agar sesuai
gambar kerja.
- Pelaksanaan pasangan batu kali dilaksanakan oleh beberapa group tenaga kerja agar
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat.

5) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yangdiperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini adalah selama
7 (tujuh) hari kalender.

6) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang batu 5 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi

8) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pasangan pondasi batu 1 pc : 5 ps - Tertimpa batu
- Tangan dan kaki terluka terkena
pecahan batu

BAB 7
PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
1) Umum
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk dalam pekerjaan ini termasuk semua tenaga kerja, material, peralatan
dan layanan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pasangan batu bata
sebagaimana diindikasikan dalam gambar-gambar.
2. Jaminan Kualitas
a. Karakteristik ketahanan terhadap api: Jika diindikasikan, sediakan material dan
konstruksi yang identik dengan yang dirakit memiliki ketahanan terhadap api yang
telah ditentukan oleh pengetesan dalam pemenuhan persyaratan ASTM E119 oleh
organisasi pengetesan dan pemeriksaan atau cara lain, yang dapat diterima oleh
yang berkuasa secara juridis atau telah memperoleh pembakuan setempat.
b. Tanggung jawab tunggal untuk material adukan: Menyediakan bahan-bahan dari
kualitas yang uniform, termasuk warna untuk pasangan batu terbuka, dari satu
pabrikan untuk setiap komponen yang mengandung semen dan dari satu sumber
dan produsen untuk setiap agregat.
c. Test prakonstruksi oleh metode test untuk unitnya: Ujilah bahan-bahan berikut
dengan metode yang dinyatakan:
1. Batu bata: Ujilah setiap tipe dan tingkat batu bata per SII 0021-78 apabila
dipandang perlu oleh Pengawas Pekerjaan
2. Test adukan: Ujilah setiap tipe adukan per SNI-15-3758-1995-Semen aduk
pasangan
3. Ajuan
a. Data produk: Ajukan data produk dari pabrikan untuk setiap tipe unit pasangan,
kelengkapan dari produk yang dihasilkan lainnya, termasuk sertifikasi setiap tipe
yang memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan.
b. Gambar-gambar kerja: Ajukan gambar-gambar penyetelan dan pemotongan
lembaran batu yang memperlihatkan ukuran, profil dan lokasi setiap unit yang
disyaratkan. Jika hal serupa tidak umum dalam praktek setempat. Dan juga
mengirimkan pemasangan lengkap pendukung beton lainnya untuk dinding batu
yang termasuk posisi, layout dan penulangan kolom praktis, balok pengikat,
ringbalok, balok pengaku yang persyaratkan dengan kualitas dan sesuai yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini.
4. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganan Pemeliharaan
a. Batu bata yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tidak rusak/pecah.
b. Simpanlah dan peliharalah unit-unit pasangan batu untuk menghindari penurunan
kualitas atau kerusakan karena kelembaban perubahan temperatur, kontaminasi,
korosi atau kasus lain.
5. Kondisi Proyek
a. Perlindungan pekerjaan: Selama pemasangan, tutuplah bagian atas dinding
dengan lembaran penutup yang kedap air pada saat setiap pekerjaan harian
selesai. Tutuplah struktur yang telah selesai sebagian jika pekerjaan tidak sedang
dikerjakan, agar tidak terkena pengaruh cuaca.
b. Perluaslah penutup ke bawah minimum 600 mm pada kedua sisinya dan ikatlah
penutup dengan aman di tempatnya.
c. Jangan kenakan beban atap dan atau lantai sekurang-kurangnya 12 jam setelah
pembuatan dinding dan kolom pasangan batu.
d. Jangan kenakan beban terpusat sekurang-kurangnya 3 hari setelah pembuatan
dinding dan kolom pasangan batu.
e. Cacat/Noda : Cegahlah grout atau adukan atau tanah dari noda pada permukaan
pasangan batu yang terbuka atau dicat. Buanglah dengan segera sisa-sisa grout
atau adukan yang berhubungan dengan pasangan batu tersebut.
f. Lindungi dasar dinding dari lumpur bekas percikan air hujan dan percikan adukan
dengan cara penutup yang dibentangkan pada tanah dan sepanjang permukaan
dinding.
g. Lindungi ambang (sills), birai (ledges) dan bentuk-bentuk proyeksi lain dari
percikan adukan (dropping montar)
h. Untuk unit pasangan batu bata dari tanah liat dengan tingkat awal absorpsi
(pengisapan) yang mensyaratkan mereka untuk direndam sebelum ditempatkan.

2) Produk
1) Bata yang dibuat dari tanah liat harus dipress secara manual atau oleh mesin dengan
penekanan (pressure) yang sama dengan memenuhi standard dan persyaratan lain
yang diindikasikan/dinyatakan dibawah untuk setiap bentuk bata yang disyaratkan :
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982/NI-3).
2. Standard Industri Indonesia (SII)-0021-78
3. Ukuran : Menyediakan bata yang diproduksi dengan dimensi nyata.
Modul Standard : 50 x 100 x 220 mm
4. Semua bata yang akan digunakan pada daerah tahan api harus dilengkapi dengan
sertifikat tahan api yang disyaratkan seperti dinyatakan pada gambar kompartemen
kebakaran
2) Material Adukan
Semen Portland : SNI 15-2049-1994 atau Type I/PBI/PUBI-1982. Menyediakan warna
natural/alamiah atau semen putih seperti disyaratkan untuk menghasilkan warna
adukan yang disyaratkan.
3) Campuran Adukan dan Grout (Mortar dan Grout Mixes)
a. Umum : Jangan menambah bahan campuran tambahan termasuk pigmen
pewarna, bahan-bahan anti udara (air-entraining agents), akselerator,
penghambat, bahan-bahan penolak/anti air, bahan tambahan lain dan atau,
kecuali dinyatakan lain.
b. Pencampuran/Pengadukan (Mixing) : Campur dan aduk dengan rata material-
material yang mengandung semen, air dan agregat dalam pengaduk mekanis
(mollen), yang memenuhi standard SNI yang direferensikan untuk waktu
pengadukan dan kadar air.

3) Pelaksanaan
1) Pemasangan Umum
a. Singkirkan/Buanglah dan gantikan unit pasangan yang tercecer, terkikis, pecah,
cacat atau kerusakan lainnya, atau jika unit tidak cocok dengan unit yang
berhubungan tersebut. Sediakan unit baru untuk menyesuaikan unit yang
berhubungan dan pasanglah dengan adukan baru atau grout baru, dibatasi untuk
mengeliminasi bekas penggantian.
b. Pembatasan : Selama perapihan sambungan, perbesarlah setiap lubang atau void,
kecuali lubang pipa, dan isilah sepenuhnya dengan adukan. Pembatasan semua
sambungan termasuk sudut-sudut, bukaan dan pekerjaan yang berbatasan
dengannya untuk menghasilkan aplikasi sealant yang disediakan, hasil yang
uniform dan rapih.
c. Pembersihan Terakhir : Setelah adukan telah dipasang dan dicure dengan teliti,
bersihkan pasangan batu sebagai berikut :
1. Buanglah partikel-partikel adukan yang besar dengan tangan dibantu dengan
tongkat kayu (wooden paddles) dan pahat atau alat pengerik non-metal (bukan
logam).
2. Lembabkan permukaan dinding dengan air sebelum aplikasi pembersihan :
buanglah alat pembersih dengan segera dengan membilasnya dengan air bersih.
d. Perlindungan : Menyediakan perlindungan terakhir dan memelihara keadaan yang
dapat diterima oleh pemasang, yang menjamin pekerjaan unit pasangan ini tanpa
kerusakan dan penurunan mutu pada saat serah terima.
2) Perletakan Dinding Pasangan Bata
3) Memperbaiki, Membatasi, (Pointing), Pembersihan

4) Metode Konstruksi
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan bata lantai 1 dilaksanakan setelah pekerjaan sloof
beton selesai dilaksanakan.
- Pelaksanaan pekerjaan pasangan dinding bata bisa dilakukan di lantai 1 dan 2 setelah
perancah pelat beton dibuka pada saat yang telah diijinkan.
- Pasangan dinding bata dipasang diatas sloof dengan diberi angker besi pada jarak
tertentu untuk mengikat beton dengan dinding bata.
- Kolom-kolom praktis dipasang pada jarak tertentu sesuai gambar rencana dan
diangker ke dinding bata dengan menggunakan besi.
- Pemasangan dinding bata dilakukan dengan tetap memperhatikan gambar kerja untuk
mengetahui dimana posisi balok latei, ring balok maupun balok struktur yang akan
dipasang pada dinding. Demikian juga pemasangan dinding bata tetap memperhatikan
posisi bukaan untuk pintu, jendela dan ventilasi.
- Pelaksanaan pasangan dinding bata dilakukan oleh beberapa grup kerja untuk
mempercepat pelaksanaan pekerjaan.

5) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 70 (tujuh puluh) hari kalender.

6) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 15 Orang
2. Tukang batu 5 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 2 unit Baik
Wasser
4. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
5. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m
8) Personil Manajerial Yang Terlibat
No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pasangan dinding bata - Tertimpa bata
- Terjatuh bila posisi pasangan cukup
tinggi

BAB 8
PEKERJAAN PLESTERAN SEMEN
1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu bata pada ke dua sisi
bidangnya (dalam dan luar), plesteren dinding beton, pengisi dan perekat pada
pemasangan bahan finishing, serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar.

2) Persyaratan Bahan
a. Campuran pasir (aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, serta harus melalui ayakan # 1,6 - 2,0 mm.
b. Untuk area yang tidak memakai finishing bahan lain, dipakai campuran DURACOAT ex
Durabuilt dengan pemakaian sesuai dengan standard pabrik yang bersangkutan, agar
dapat diperoleh sifat tahan / kedap air (watertight).
c. Pada pemasangan aduk / spesi agar menggunakan :
1. Pada setiap pertemuan 2 (dua) bahan yang berbeda, seperti : pertemuan kolom
dinding bata, plat beton dinding bata, kolom baja yang difinish plaster dan
sebagainya untuk menghindarkan retak rambut, diberikan nat dengan lebar nat 5
mm dan dalamnya 3 mm.
d. Untuk pelindung sudut dinding kolom pada seluruh area servis dan parkir basement,
digunakan besi siku 50.50.5 mm diangkur kedalam sudut kolom beton.
e. Pada area tempat terjadi pertemuan bahan yang berbeda (misalnya : kolom beton –
bata atau balok beton-bata) dipasang kawat ayam dengan overlap yang cukup untuk
mencegah keretakan.
f. Finishing plesteran menggunakan cat sesuai gambar, seperti dinyatakan dalam RKS
Pekerjaan Pengecatan.

3) Metode Proses
a. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali
pada dinding batu bata semen raam / rapat air.
b. Pada dinding batu bata semen raam / rapat air diplester dengan aduk campuran 1 PC :
3 pasir (yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang toilet, dinding eksterior, dan
bagian-bagian yang ditentukan / disyaratkan dalam detail gambar.
c. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti
yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan diatas di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan disetujui Pengawas Pekerjaan.
e. Semen Portland yang dikirim ke site / lapangan harus dalam keadaan tertutup atau
dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan, dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
g. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Pengawas Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan dari pabrik
yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain
yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.
h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site / lapangan yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
harus segera melaporkan kepada Pengawas Pekerjaan. Kontraktor tidak diperke-
nankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum kelainan/perbedaan
diselesaikan.
j. Tebal plesteran 15 mm dengan hasil ketebalan dinding finish 150 mm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 mm harus
diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat plesteran, pada
bagian pekerjaan yang diijinkan Pengawas Pekerjaan.
k. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain, seperti kosen dan pekerjaan lainnya,
harus dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dan dalam 5 mm, kecuali bila
ditentukan lain.
l. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
betul), sehingga siap untuk dicat atau difinish wall paper.
m. Kelembaban plesteran harus dijaga, sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
n. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai.
o. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester, maka :
1. Seluruh permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar dengan cara
dipahat halus.
2. Sebelum plesteran dilakukan, seluruh permukaan beton yang akan diplester,
dibersihkan dari segala kotoran, debu dan minyak serta disiram / dibasahi dengan
air semen.
3. Plesteran beton dilakukan dengan aduk kedap air campuran 1 PC : 3 pasir.
4. Pasir pasang yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang disyaratkan.

4) Metode Konstruksi
- Plesteran dilakukan pada permukaan dinding bata atau permukaan beton setelah
dinding bata dan/atau beton selesai dibuat.
- Komposisi campuran plesteran mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan dalam
spesifikasi.
5) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah
selama 20 (dua puluh) hari kalender.

6) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang batu 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

7) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m

8) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Plesteran - Iritas akibat terkena campuran semen
- Terjatuh bila posisi pasangan cukup tinggi

BAB 9
BETON
1) Umum
1. Uraian Pekerjaan
a. Beton adalah campuran antara semen portland, agregat halus, agregat kasar dan
air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat.
b. Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran
beton, pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan pondasi
seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap
kering.
c. Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
Kontrak harus seperti yang dtiunjukkan dalam gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus meyiapkan dan menyerahkan
Gambar Kerja detail pelaksanaan pekerjaan beton untuk mendapat persetujuah dari
Pengawas Pekerjaan.
3. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil
akhir hrus dipantai dan dikendalikan seperti yang disyaratkan.
4. Toleransi
a. Toleransi dimensi
 Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m : + 5 mm
 Panjang keseluruhan lebih dari 6 m : + 15 mm
b. Toleransi bentuk
 Persegi (selisih dalam panjang diagonal) : 10 mm
 Kelurusan atau kelengkungan (s/d 3 m) : 12 mm
 Kelurusan atau kelengkungan (3 m – 6 m) : 15 mm
 Kelurusan atau kelengkungan (> 6 m) : 20 mm
c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan)
 Kedudukan kolom pracetak dari rencana : ± 10 mm
 Kedudukan permukaan horizontal dari rencana : ± 10 mm
 Kedudukan vertical dari rencana : ± 20 mm

d. Toleransi alinyemen vertical


Penyimpanan ketegakan kolom dan dinding : ± 10 mm
e. Toleransi ketinggian (elevasi)
a. Puncak lantai kerja di bawah pondasi : ± 10 mm
b. Puncak kolom, tembok, balok melintang : ± 10 mm
f. Toleransi alinyemen horizontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar
g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan
c. Selimut beton sampai 30 mm : 0 dan +5 mm
d. Selimut beton sampai 50 mm : 0 dan +10 mm
e. Selimut beton sampai 50 mm – 100 mm : ± 10 mm
5. Standar Rujukan
Standar asional Indonesia
SNI 0302:2014 : Semen Portland pozolan
SNI 1969:2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat halus
SNI 1970:2016 : Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air
agregat kasar
SNI 1972:2008 : Metode pengujian slump beton
SNI 1973:2016 : Metode uji densitas, volume campuran dan kaar
udara (gravimetric) beton (ASTM C136/C136M,
MID)
SNI 1974:2011 : Metode pengujian kuat tekan beton dengan benda
uji silinder yang dicetak
SNI 2049:2015 : Semen Portland
SNI 2417:2008 : Metode pengujian keausan agregat dengan mesin
Los Angelos
SNI 2458:2008 : Metode pengambilan conto untuk campuran beton
segar
SNI 03-2834-2000 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal
SNI 03-3976-1995 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai
6. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak
digunakan.
b. Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk mutu
beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.
7. Penyimpanan dan perlindungan bahan
Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Semen didimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat.
b. Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan, tidak
menempel/melekat pada dinding ruangan dan tinggi timbunan maksimum 8 zak
semen.
c. Tumpukan zak semen disusun sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perputaran
udara diantaranya, dan mudah untuk diperiksa.
d. Semen dari berbagi jenis/merk disimpan secara terpisah.
e. Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk diatas tumpukan semen yang
sudah ada dan penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman.
f. Untuk semen dalam bentuk curah harus disimpan di dalam silo yang terbuat dari
baja atau beton dan harus terhindar dari kemungkinan tercampur dengan bahan
lain.
g. Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 (dua) bulan, maka sebelum digunakan
harus diperiksa terlebih dahulu bahwa semen tersebut masih memenuhi syarat.
8. Kondisi tempat kerja
Penyedia Jasa harus menjaga temperature semua bahan, terutama agregat kasar,
dengan temperature pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu
dibawah 300C sepanjang waktu pengecoran. Pada kondisi ekstrim dimana pengecoran
harus terpaksa dilakukan pada temperature udara diatas 300C , maka metode
pelaksanaan pekerjaan pengecoran harus mengacu kepada ACI 305-1-14 Specification
for Hot Weather Concreting.
Sebagai tambahan, Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran bilamana:
a. Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg/m2/jam sesuai dengan petunjuk gambar.1
Gambar 1. Diagram Penentuan Tingkat Penguapan AirRata-Rata

b. Lengas nisbi dari udara kurang dari 40%


c. Tidak diijinkan oleh Pengawas Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara
penuh debu atau tercemar.
9. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan
a. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memnuhi kriteria toleransi yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini, atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang
memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang
disyaratkan, harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan dan dapat meliputi :
i) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum
dikerjakan.
ii) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal.
iii) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memenuhi ketentuan.
b. Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya
keraguan dari data pengujian yang ada, Pengawas Pekerjaan dapat meminta
Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin
bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya
pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
c. Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser yang diakibatkan oleh
kelalaian Penyedia Jasa merupakan tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
dilakukan dengan biaya sendiri. Penyedia Jasa tidak bertanggung jawab atas
kerusakan yang timbul berasal dari bencana alam yang tidak dapat dihindarkan,
asalkan pekerjaan yang rusak tersebut telah diterima dan dinyatakan oleh
Pengawas Pekerjaan secara tetulis telah selesai.
d. Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dan dapat mencakup pembongkaran dan penggatian seluruh beton.
2) Bahan
1. Semen
a. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland type I, II,
III,IV dan V yang memenuhi SNI 2049:2015 tentang Semen Portland untuk PPC
(Portland Pozolan Cement) yang memenuhi ketentuan SNI 0302:2014 dapat digunakan
apabila diizinkan tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe dan satu merk semen, kecuali
jika diizinkan oleh Pengawas Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia
Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan tipe dan
merk semen yang digunakan.

2. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton, harus bersih, dan bebas dari bahan yang
merugikan sepeti minyak, garam, asam, basa, gula atau organic. Air harus diuji sesuai
dengan, dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI 7974:2016. Apabila timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena sesuatu sebab pengujian air seperti diatas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengajuan kuat tekan mortar
semen dan pasir standar dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air
murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai
kuat tekan minimum 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur
yang sama. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan
3. Agregat
a. Ketentuan Gradasi Agregat
i. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan
dalam Tabel 1 dibawah, tetapi atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, bahan
yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut masih dapat digunaka
apabila memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam spesifiasi yang
dibuktika oleh hasil campuran persobaan.
Tabel 1.
ii. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar
tidak lebih dari ¾ jarak bersih minimum antara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton harus dicor.

b. Sifat-sirat Agregat
i. Agregat yang digunakan harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari
pencegahan batu atau koral, atau dari penyaringan dan pencucian (jika perlu)
kerikil dan pasir sungai.
Tabel 2

ii. Agregat harus memenuhi sifat-sifat yang diberikan dalam Tabel 2 diatas bila
contoh-contoh diambil dan diuji sesuai dengan prosedur yang berhubungan.

4. Bahan Tambah
Yang digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton dapat berupa bahan
tambah/kimia dan/atau bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam
campuran beton.
a. Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton
dalam jumlah tidak lebih dari 5% berat semen selama proses pengedukan atau
selama pelaksanaan pengadukan tambahan dala pengecoran beton. Ketentukan
mengenai bahan tambah kimia ini harus mengacu pada SNI 03-2495-1991. Bahan
tambah kimia (admixture) yang mengandung klorid tidak diijinkan untuk beton
bertulang.

Untuk tujuan peningkatan kinerja beton segar, bahan tambah campuran beton
yang digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan kinerja kelecakan
adukan beton tanpa menambah air, mengurangi penggunaan air dalam campuran
beton tanpa mengurangi kelecakan; mempercepat pengikatan hidrasi semen atau
pengerasan beton; meningkatkan kinerja kemudahan pemompaan beton;
mengurangi kecepatan terjadinya kehilangan slump (slump loss), mengurangi
susut beton atau memberikan sedikit pengembangan colume beton (ekspansi);
mengurangi terjadinya bleeding; mengurangi terjadinya segregasi.
Untuk tujuan peningkatan kinerja beton sesudah mengeras, bahan tambah
campuran beton bisa digunakan untuk keperluan-keperluan : meningkatkan
kekuatan beton (secara tidak langsung), meningkatkan kekuatan pada beton
muda; mengurangi atau memperlambat panas hidrasi pada proses pengerasan
beton, terutama untuk beton dengan kekuatan awal yang tinggi; meningkatkan
kinerja pengecoran beton didalam air atau di laut; meningkatkan keawetan jangka
panjang beton; meningkatkan kekedapan beton (mengurangi permeabilitas
beton); mengendalikan ekspansi beton akibat reaksi alkali agregat, meningkatkan
daya lekat antara beton baru dan beton lama; meningkatkan daya lekat antara
beton dan baja tulangan; meningkatkan ketahanan beton terhadap abrasi dan
tumbukan.

Penggunaan jenis bahan tamah kimia untuk maksud apapun harus berdasarkan
hasil pengujian laboratorium yang menyatakan bahwa hasilnya sesuai dengan
persyaratan dan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

b. Bahan Tambah Mineral


Penggunaan abu terbang (fly ash) tidak dibenarkan untuk beton yang
menggunakan semen tipe Portland Pozolan Cement (PPC)

3) Pencampuran dan Penakaran


1. Ketentuan Sirat-sifat campuran
a. Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kelecakan
(workability dinyatakan dalam slump), kekuatan (dinyatakan dalam kuat tekan,
strength), dan keawetan (durability, dinyatakan dengan ketahanan terhadap
cuaca, abrasi, kekedapan air dan kimia) yang dibutuhkan sebagaimana
disyaratkan.
b. Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus membuat campuran
percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran dengan
atau tanpa bahan tambah serta bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh
Pengawas Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan peralatan yang sama
seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan (serta sudah memperhitungkan
waktu pengangkugan dll). Dalam kondisi beton segar, adukan beton harus
memenuhi syarat kelecakan (nilai slump) yang telah ditentukan. Pengujian kuat
tekan beton umum 7 hari dari hasil campuran percobaan harus mencapai
kekuatan minimum 90% dari nilai kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan
dalam rancangan campuran beton (mix design) umur 7 hari dan memenuhi
persyaratan devasi standar. Bilamana hasil pengujian beton umur 7 hari dari
campuran percobaan tidak menghasilkan kuat tekan beton yang disyaratkan,
maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari
penyebab ketidaksesuaian tersebut, dengan meminta saran tenaga ahli yang
kompeten di bidang beton untuk kemudian melakukan percobaan campuran
kembali sampai dihasilkan kuat tekan beton di lapangan yang sesuai dengan
persyaratan. Bilamana deviasi standar telah sesuai dengan persyaratan dan
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, maka Penyedia Jasa boleh melakukan
pekerjaan pencampuran beton sesuai dengan Formula Campuran Kerja (Job Mix
Formula, JMF) hasil percobaan campuran.
2. Penyesuaian Campuran
a. Penyesuaian Sifat Kelecakan (Worability)
Apabila sifat kelecakan pada beton dengan proporsi yang smula dirancang sulit
diperoleh, maka Penyedia Jasa boleh melakukan perubahan rancangan agregat,
dengan syarat dalam hal apapun kadar semen yang semula dirancang tidak
berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan berdasarkan pengujian yang
menghasilkan kuat tekan yng memenuhi tidak dinaikkan. Pengadukan kembali
beton yang telah dicampur dengan cara menambah air atau oleh cara lain tidak
diizinkan.
Bahan tambah (aditif) untuk meningkatkan sifat kelecakan hanya diizinkan bila
secara khusus telah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan.

b. Penyesuaian campuran untuk mencapai kekuatan yang disyaratkan


Bilamana pengujian beton pada umum yang lebih awal sebelum 28 hari
menghasilkan kuat beton di bawah kekuatan yang disyaratkan, maka Penyedia
jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut sampai penyebab dari hasil
yang rendah tersebut dapat diketahui dengan pasti dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan
yang disyaratkan dalam Spesifikasi.

Bilamana beton tidak mencapai kekeuatan yang disyaratkan, atas persetujuan


Pengawas Pekerjaan kadar semen dapat ditingkatkan asalkan tidak melebihi batas
kadar semen maksimum karena petimbangan panas hidrasi. Cara lain dapat juga
dengan menurunkan raio air/semen dengan pemakaian bahan tambah jenis
plasticizer yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton
tanpa menambah air atau mengurangi penggunaan air dalam campuran beton
tanpa mengurangi adukan beton.

c. Penggunaan Bahan-bahan Baru


Perubahan sumber atau karakteristik bahan tidak boleh dilakukan tanpa
pemberitahuan tertulis kepada Pengawas Pekerjaan. Bahan baru tidak boleh
digunakan sampai Pengawas Pekerjaan menerima bahan tersebut secarat tertulis
dan menetapkan proporsi baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran
percobaan baru dilakukan oleh Penyedia Jasa.

d. Penyambahan Bahan Tambah Kimia (Admixture)


Bila campuran perlu menggunakan bahan tambah kimia yang sebelumnya tidak
digunakan dalam rancangan campuran, maka dalam pelaksanaannya harus sesuai
dengan persyaratan dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

3. Penakaran Bahan
a. Untuk mutu beton fc’>20 MPa seluruh komponen bahan beton harus ditakar
menurut berat. Untuk mutu beton fc’≤ 20 MPa diijinkan ditakar menurut volume
sesuai SNI 03-3976-1995. Bila digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas
penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah
setara dengans atu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen. Agregat harus
ditimbang beratnya secara terpisah. Jumlah beratpenakaran tidak boleh melebihi
kapasitas alat pencampur.
b. Penakaran agregat dan air harus dilakukan dengan basis kondisi agregat jenuh
kering permukaan atau JKP (SSD, saturated surface dry). Untuk mendapatkan
kondisi agregat yang jenuh kering permukaan dapat dilakukan dengan cara
menyemprot tumpukan agregat yang akan digunakan dengan air paling sedikit 12
(dua belas jam) sebelum penakaran. Apabila agregat tidak dalam kondisi jenuh
kering permukaan, maka harus diadakan perhitungan koreksi penakaran air dan
berat agregat dengan menggunakan data penyerapan agregat teradap air dan
kadar air agregat lapangan. Sedangkan apabla ditakar menurut volume, maka
harus memperhitungkan factor pengembangan (bulking factor) agregat halus
seperti ditunjukan dalam Gambar 2.

Catatan :
Perkiraan fineness Modulus (FM), sesuai SNI 03-1749-1990
1. Pasir Kasar : 2,9 – 3,2
2. Pasir Sedang : 2,6 – 2,9
3. Pasir Halus : 2,2 – 2,6
c. Jika pengendalia temperature menggunakan butiran es batu atau cara
penyimpanan agregat sebagai bagian dari sistem pendinginan maka kontribusi air
tersebut harus diperhitungkan dalam koreksi penakaran air.
4. Pencampuran
a. Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis dari jenis dan
ukuran yang disetujui sehingga dapat menjamin distribusi yang merata dari seluru
bahan.
b. Pencampur harus dilengkapi dengan tangki air yang memadari dan alat ukur yang
akuran untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam
setiap penakaran.
c. Pertama-tama alat pencapur harus diisi dengan agregat dan air yang telah ditakar,
dan selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum semen ditambahkan.
d. Wakut pencampuran harus diukur pada saat semen mulai dimasukkan ke dalam
campuran. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas ¾ m3 atau kurang
haruslah 1,5 menit, untuk mesin yang lebih besar waktu harus ditungkatkan 15
detik untuk tiap penambahan 0,5 m3.
e. Penggunaan pencampuran beton dengan cara manual hanya diijinkan untuk beton
non-struktural.

4) Pelaksanaan Pengecoran
1. Penyiapan Tempat Kerja
a. Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas. Sesuai dengan ketentuan dalam
spesifikasi ini, dan harus membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling
pekerjaan beton yang cukup luas sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh
sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan
untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah
dan aman.
b. Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga
agar senantiasa kering dan beton tidak boleh dicor diatas tanah yang berlumpur
atau bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan beton
dapat dicor di dalam air dengan cara dan peralatan khusus untukmenutup
kebocoran seperti pada dasar sumuran.
c. Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang
akan dimasukkan ke dalam beton (sepeti pia atau selongsong) harus sudah
dipasang dan diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
d. Pengawas Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi
sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran
beton dan dapat meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi
kedalaman tanah keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk
memastikan cukup tidaknya daya dukung dari tanah dibawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau kedalaman dari
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak,
memadatkan tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2. Acuan
a. Acuan yang dibuat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap dan kaku
untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan.
b. Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk pemukaan akhir
struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata
harus digunakan untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut
tajam acuan harus dibulatkan.
c. Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton
dengan memberikan lapisan oil form pada permukaan acuan sehingga beton tidak
menempel.
3. Pengecoran
a. Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulispaling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton bilaman pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan
harus meliputi lokasi/posisi, kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton.
Pengawas Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut
dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan
tertulis maupun tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang
direncanakan. Penyedia Jasa tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa
persetujuan tertulis dari Pengawas Pekerjaan.
b. Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai
pengecoran, pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Pengawas
Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan
pengecoran secara keseluruhan.
c. Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acan harus dibasahi denga air atau
diolesi minyak yang khusus (oil farm) di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak
meninggalkan bekas.
d. Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting
time).
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai
pekerjaan selesai.
f. Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar
dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
dengan yang dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran
yang tidak boleh melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
g. Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit
dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan
horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi
pengecoran dapat 30 cm menerus sepanjang seluruh keliling struktur. Apabila
digunakan beton SCC, maka beton dapat dicorkan tanpa berlapis.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150
cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton icor dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam
waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dnegan metode Tremi
atau metode drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus
digunakan untuk tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Pengawas
Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup sehingga
memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu bisa diisi penuh selama
pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit
dan diisi penuh terlebih dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus mengalirkan campuran beton dibawah
permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
i. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran
beton yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran
beton yang baru.
j. Bidang-bidang lama yang akan disamung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh
dan disiram dengan air hingga jenuh.. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini,
bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan
campuran yang sesuai dengan betonnya.
k. Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaa beton
dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

4. Sambungan Konstruksi (Construction Joint)


a. Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disipakan untuksetiap jenis
struktur yang diusulkan dan Pengawas Pekerjaan harus menyetujui lokasi
sambungan konstruksi pada jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut
harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada gambar. Sambungan konstruksi
tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-elemen, struktur terkecuali
disyaratkan demikian.
b. Semua sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan
pada umumnya harus diletakka pada titik dengan gaya geser minimum.
c. Ilamana sambungan vertical diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tatap monolit.
d. Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk
pelat yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus ditelakkan
sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m2, dengan
dimensi yang lebih besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil
e. Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerna dan bahan tambah sebagaimana
yang diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana
pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya
pemasokan beton atau penghentian oleh Pengawas Pekerjaan.
f. Atas persetujuan Pengawas Pekerjaan, bahan tambah kimia (admixture) dapat
digunakan untuk pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus
sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
g. Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak
diperkenankan pada tempat-tenpat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cn
diatas muka air tertinggi kecuali ditentukan lain dalan gambar.

5. Pemadatan
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang
tidak disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilmana oleh Pengawas Pekerjaan,
penggetaran harus disertai permukaan secara manual dengan alat yang cocok
untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindahkan campuran beton dari satu titik lain di dalam
acuan.
b. Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan
bahwa semua sudut dan diantara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
c. Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada
agregat.
d. Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertical sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar
beton yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada sluruh kedalaman pada
bagian tersebut. Alat penggetar kemudian ditarik pelan-pelan dan dimasukkan
kembali pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh
berada pada suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk
memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan
beton.

5) Pengerjaan Akhir
1. Pembongkaran Acuan
a. Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis dan
struktur yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Acuan yang
ditopang oleh perancah dibawah pelat, balok, gelagar atau struktur busur, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa minimum 85% dari kuat
tekan rancangan beton telah dicapai.
b. Untuk memudahkan pekerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornamen, dinding permukaan vertical terekspos yang disetujui Pengawas
Pekerjaan harus dibongkar dalam rentang waktu 9 jam sampai 30 jam.
2. Permukaan (Pengerjaan Akhir Tidak Terekspos)
a. Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan segera setelah
pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang telah digunakan
untuk memegang acuan, dan acuan yang menembus badan beton, harus dibuang
atau dipotong sehingga tersisa maksimum 2,5 cm dari permukaan beton. Tonjolan
mortar dan ketidakrataan lainnya yang disebabkan oleh sambungan acuan harus
dibersihkan.
b. Pengawas Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan penambahan atas
kekurangsempurnaan minor yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi
lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang
kecil dan lekukan dengan mortar semen.
c. Bilamana Pengawas Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar akibat keropos,
pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang utuh (sound), membentuk
permukaan yang tegak lurus terhadap permukaan beton. LUbang harus dibasahi
dengan air dan pasta semen (semen dan air, tanpa pasir) pada permukaan dinding
dan dasar lubang. Lubang selanjutnyan harus diisi dan ditumbuk dengan mortar
yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir, yang akan
dibuat menyusut sebelumnya dengan mencampurnya kira-kira 30 menit sebelum
dipakai.
3. Permukaan (Pengerjaan Akhir Terekspos)
Bagian beton yang terekspos harus dibentuk dengan alat yang sesuai (mal) untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera setelah pengecoran
beton dan harus diselesaikan secara menual sampai halus dan rata dengan
menggunakan perata kayu/aluminium secara memanjang dan melintang, atau oleh
cara lain yang cocok, sebelum beton mulai mengeras.
4. Perawatan Dengan Pembasahan
a. Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini,
temperature yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar
kehilangan kadar air yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature
yang relative tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
b. Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengikat (pengikatan
awal) dengan memberikan lapisan curing copound pada permukaannya atau
pembungkusan dengan bahan penyerap air dalam waktu paling sedikit 3 hari.
c. Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dpertahankan basah pada
stiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan
dan pengeringan beton.
d. Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi
atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambah kimia
(admixture), harus dibasahi sampai kekuatannya mencapai minimum 70% dari
kuat tekan beton yang dirancang.

6) Pengendalian Mutu di Lapangan


1. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti
tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan
ketentuan persyaratan bahan.

Apabilan bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan pengiriman


yang terus menerus, maka dengan Perintah Pengawas Pekerjaan, untuk agregat kasar
dan agregat halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian secara berkala selama
pelaksanaan pekerjaan dengan interval maksimum 1.000 m3 untuk gradasi dan
maksimum 5.000 m3 untuk abrasi, sedangkan untuk bahan semen dengan interval
setiap maksimum pengiriman 30 ton. Tetapi apabilan menurut Pengawas Pekerjaan
terdapat indikasi peurbahan mutu atau sifat bahan yang akan digunakan, maka
Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali sebelum bahan
tersebut digunakan.

2. Pengujian Untuk Kelecakan


Satu pengujian “slump” atau slump flow, atau lebih sebagaimana yang diperintahkan
oleh Pengawas Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang
dihasilkan dan dilakukan sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap
belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh Pengawas Pekerjaan atau wakilnya.
Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan sepeti yang diusulkan
tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Pengawas Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu
beton tetap bisa dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus
sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk
rongga, celah, gelembung udara atau gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga
pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan rata, halus dan padat.

3. Pengujian Kuat Tekan


a. Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji
beton dari pekerjaan beton yang dilaknsakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata
dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda
uji), yang selisih nilai antara keduanya ≤ 5% dari rata-rata 2 nilai kuat tekan benda
uji tersebut untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang dicor terpisah pada setiap hari pengecoran.
b. Untuk keperluan pengujia kuat tekan beton, Penyedia harus menyediakan benda
uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, dan harus
dirawat sesuai dengan SNI 4810:2013. Pengambilan bahan untuk pembuatan
benda uji harus diambil dari beton yang akan dicor dicetak bersamaan, kemudian
dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
c. Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus
menggunakan data hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan
dalam spesifikasi. Hasil-hasil pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan
dalam spesifikasi hanya boleh digunakan untuk keperluan selain dari tujuan
evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran. Niliai-nilai perbandingan
kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus disesuaikan dengan grafik
kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
d. Pencampuran dengan alat pencampur beton manual, untuk masing-masing mutu
beton degan volume ≤ 60 m3, setiap maksimum 5 m3 beton minimum diambil 1
set benda uji dan jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk
masing-masing umur dan rancangan campuran. Apabila volume pekerjaan beton >
60 m3, setelah 60 m3 tercapai, maka setiap maksimum 10 m3 beton minimum
diambil 1 set benda uji.
e. Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan
jumlah masing-masing mutu ≤ 60 m3 hrus diperoleh set benda uji untuk setiap
maksimum 15 m3 beton secara acak, sengan minimum satu hasil uji tiap hari.
Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3
beton berikutnya setelah jumlah 69 m3 tercapai harus diperoleh set benda uji.
f. Kuat tekan karakteristik beton diperoleh dengan rumus berikut ini :

1. BAJA TULANGAN
1) Umum
1. Uraian
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai
dengan spesifikasi dan gambara, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
2. Gambar Kerja
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menuiapkan dan menyerahkan
gambar kerja daftar penulangan (bar schedule) untuk beton untuk mendapat
persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Standar Rujukan
a. SNI 2052:2017 : Baja tulangan beton
b. SNI 07-6401-2000 : Spesifikasi kawat baja dengan proses canai dingin
untuk tulangan beton
c. SNI 03-6812-2002 : Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas
untuk tulangan betonn
d. SNI 03-6816-2002 : Tata cara pendetailan penulangan beton
e. AWS DI.4/DI.4M:2011 : Structural Welding Code – Reinforcing Steel

4. Toleransi
a. Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002
b. Baja tulangan harus dipasang sedemikian sehingga selimut beton yang menutup
bagian luar baja tulangan sesuai syarat yang telah ditentukan.
5. Penyimpanan dan penanganan
a. Penyedia Jasa harus mengangkut tulangan ke tempat kerja dalam ikatan, diberi
label, dan ditandai dengan label logam yang menunjukkan ukuran batan, panjang
dan informasi lainnya sehubungan dengan tanda yang ditunjukkan pada diagram
tulangan.
b. Penyedia Jasa harus menangani serta menyimpan seluruh baja tulangan
sedemikian untuk mencegah distorsi, kontaminasi, korosi, atau kerusakan.
6. Pengajuan Kesiapan Kerja
a. Sebelum memesan bahan, seluruh daftar pesanan dan diagram pembengkokkan
harus disediakan oleh Penyedia Jasa untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Pekerjaan, dan tidak ada bahan yang oleh dipesan sebelum daftar
tersebut serta diagram pembengkokkan disetujui.
b. Sebelum memulai pekerjaan baja tulangan, Penyedia Jasa menyerahkan kepada
Pengawas Pekerjaan dargar yang disahkan pabrik baja yang memberikan berat
satuan nominal satuan nominal dala kilogram untuk setiap ukuran dan mutu baja
tulangan atau anyaman baja dilas yang akan digunakan dalam pekerjaan.

7. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan Atas Pekerjaan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a. Persetujuan atas daftar pesanan dan diagram pembengkokkan dalam segala hal
tidak membebaskan Penyedia Jasa atas tanggung jawabnya untuk memastikan
ketelitian dari daftar dan diagram, untuk memenuhi rancangan dalam gambar,
harus atas biaya Penyedia Jasa.
b. Baja tulangan yang cacat sebagai berikut tidak akan diizinkan dalam pekerjaan :
1). Panjang batang, ketebalan dan bengkokkan yang melebihi toleransi
pembuatan yang disyaratkan yang disyaratkan dalam SNI 03-6816-2002.
2). Bengkokkan atau tekikan yang tidak ditunjukkan pada gambar atau gambar
kerja akhir.
3). Batang dengan penampang yang mengecil karena karat yang berlebih atau
oleh sebab lain.
c. Bilamana terjadi kesalahan dalam membengkokkan baja tulangan, batang
tulangan tidak boleh dibengkokkan kembali atau diluruskan tanpa persetujuan
Pengawas Pekerjaan atua yang sedemikian sehingga akan merusak atau
melemahkan bahan. Pembengkokkan kembali dati batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin terkecuali disetujui lain oleh Pengawas Pekerjaan.
Dalam segala hal batang tulangan yang telah dibengkokkan kembali lebih dari satu
kali pada tempat yang sama tidak diijinkan digunakan pada pekerjaan. Kesalahan
yang tidak dapat diperbaiki oleh pembengkokkan kembali, atau bilamana
pembengkokkan kembali tidak disetujui oleh Pengawas Pekerjaa, harus diperbaiki
dengan mengganti seluruh batang tersebut dengan batang baru yang
dibengkokkan dengan benar dan sesuai dengan bentuk dan dimensi yang
disyaratkan.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan fasilitas di tempat kerja untuk pemorongan dan
pembengkokkan tulangan, baik jika melakukan pemesangan tulangan yang telah
dibengkokkan maupun tidak, dan harus menyediakan persediaan (stok) batang
lurus yang cukup di tempat, untuk pembengkokkan sebagaimana yang diperlukan
dalam memperbaiki kesalahan atau kelalaian.
8. Penggantian Ukuran Batang
Penggantian batang dari ukuran berbeda dan hanya dijinkan bila secara jelas disahkan
oleh Pengawas Pekerjaan. Bilamana baja tulangan diganti, maka luas penampang yang
dipasang harus sama atau lebih besar daripada ukuran yang tertera pada gambar.

2) Bahan
a. Baja tulangan harus baja polos atau sirip dengan mutu yang sesuai dengan gambar dan
memenuhi Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Sifat Mekanis Baja Tulangan

b. Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang dilas yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
c. Tumpuan untuk tulangan
Tumpukan untuk tulangan harus dibentuk batang besi ringan atau bantalan beton
pracetak dengan mutu fc’ 20 MPa, terkecuali disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Kayu,
bata, batu atau bahan lain tidak boleh diijinkan sebagai tumpuan.
d. Pengikat untuk tulangan
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi SNI
07-6401-2000 yang dipasang bersilangan.

3) Pembuatan dan Penempatan


1. Pembengkokkan
a. Terkecuali ditentukan lain oleh Pengawas Pekerjaan, seluruh baja tulangan harus
dibengkokkan secara dingin dan sesuai dengan prosedur SNI 03-6816-2002,
menggunakan batang yang pada awalnya lurus dan bebas dari lekukan-lekukan,
bengkokkan-bengkokkan, atau kerusakan. Bila pembengkokkan secara panas di
lapangan disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, tindakan pengamanan harus diambl
untuk menjamin bahwa sifat=sifat fisik baja tidak terlalu berubah banyak.
b. Batang tulangan dengan diameter 2 cm dan yang lebih besar harus dibengkokkan
dengan mesin pembengkok.
2. Penempatan dan Pengikatan
a. Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum pemaasangan untuk menghilangkan
kotoran, lumpur, oli, karat, cat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang
dapat mengurangi atau merusak pelekatan beton.
b. Tulangan harus ditempatkan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan
selimut beton minimum yang disyaratkan, atau seperti yang diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
c. Batang tulangan harus diikat kencang dengan menggunakan kawat pengikat
sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau
pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkanankan
d. Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang tital yang ditunjukkan
pada gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan
pada gambar, tidak akan diijinkan tanpat pesetujuan tertulis dari Pengawas
Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian
hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton yang
sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
e. Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang
tumpang tindih minimum haruslah 40 diameter batang dan batang tersebut harus
diberikan kait pada ujungnya.
f. Pengelasan pada baja tulangan tidak diperkenankan, terkecuali terinci dalam
gambar atau secara khusus diijinkan oleh pengawas pekerjaan secara tertulis.
Bilamana pengawas pekerjaan menyetujui pengelasan untuk sambungan, maka
sambungan dalam hal ini adalah sambungandengan panjang penyaluran penuh
yang memenuhi ketentuan dari AWS D1.4/D1.4M:2011. Pendinginan terhadap
pengelasan dengan ari tidak diperkenankan.
g. Simpul dari kawat pengikat harus diarahkan membelakangi permukaan beton
sehingga tidak akan terekspos.
h. Anyaman baja tulangan yang dilas harus dipasang sepanjang mungkin, dengan
bagian tumpang tindih dalam sambungan paling sedikit satu kali jarak anyaman.
i. Bilamana baja tulangan tetap dibiarkan terekspos untuk suatu waktu yang cukup
lama, maka seluruh baja tulangan harus dibersihkan dan diolesi dengan pasta
semen (semen dan air saja).
j. Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah dipasang boleh digunakan untuk
memikul perlengkapan pemasok beton, jalan kerja, lantai untuk kegiatan bekerja
atau beban konstruksi lainnya.

4) Pengukuran
a. Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan diterima oleh
Pengawas Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang harus dihitung dari panjang
actual yang dipasang, atau luas anyaman baja yang dihampar dan satuan berat dalam
kilogram per meter panjang untuk batang atau kilogram per meter pesegi luas
anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan akan didasarkan atas
berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja, atau bila Pengawas Pekerjaan
memerintahkan, atas dasar pengujian penimbangan yang dilakukan Penyedia Jasa
pada contoh yang dipilih oleh Pengawas Pekerjaan.
b. Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk penempatan atau
pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak akan dimasukkan dalam berat untuk
pembayaran.

7) Metode Konstruksi
a. Lantai Kerja
- Setelah galian pondasi peil maka selanjutnya dihampar pasir urug yang akan
menjadi dasar dihamparnya lantai kerja.
- Lantai kerja dipasang pada bagian dasar pondasi foot plate dengan menggunakan
beton mutu K100 dan ketebalan sesuai gambar rencana.
- Pelaksanaan pengecoraan lantai kerja dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan concrete mixer (beton molen)
- Kondisi lubang pondasi kering dan bersih sebelum dilakukan pencgecoran lantai
kerja.

b. Pondasi Foot Plate


- Setelah lantai kerja selesai dikerjakan maka selanjutnya mulai dilakukan
pembuatan pondasi foot plate.
- Pekerjaan footplate mencakup pekerjaan pembesian tulangan footplate,
pembuatan bekisting dan pengecoran beton footplate
- Dimensi dan mutu beton foot plate sesuai gambar dan spesifikasi teknis.
- Pelaksanaan pengecoraan foot plate dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan concrete mixer (beton molen) ataupun menggunakan beton ready
mix.

c. Sloof
- Setelah pemasangan pondasi batu kali, maka diatasnya dibuat sloof beton
bertulang dengan dimensi sesuai gambar kerja.
- Dimensi dan mutu beton sloof sesuai gambar dan spesifikasi teknis
- Pekerjaan sloof mencakup pekerjaan pembesian tulangan, pembuatan bekisting
dan pengecoran beton.
- Pada jarak tertentu dipasang stek besi pada sloof untuk mengikat sloof beton
dengan pasangan dinding bata diatasnya.
- Pelaksanaan pengecoraan sloof dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan concrete mixer (beton molen) ataupun menggunakan beton ready
mix
- Pengecoran sloof dilakukan oleh beberapa grup tenaga kerja untuk mempercepat
waktu penyelesaian pekerjaan.

d. Pasangan kolom struktur


- Pekerjaan kolom mencakup pekerjaan pembesian tulangan, pembuatan bekisting
dan pengecoran beton.
- Dimensi dan mutu beton kolom sesuai gambar dan spesifikasi teknis
- Sebelum pengecoran kolom harus diperhatikan posisi pemasangan stek besi untuk
pekerjaan yang berkaitan dengan kolom tersebut, misalnya tangga, pelat
sunshiding, dan lain-lain.
- Pelaksanaan pengecoraan kolom dapat dilakukan secara manual dengan
menggunakan concrete mixer (beton molen) ataupun menggunakan beton ready
mix
- Posisi kolom harus tetap dicek ketegakan dan posisi presisinya terhadap kolom
yang lain sehingga alat ukur harus tetap berada di lokasi untuk mengecek
ketegakan dan kelurusan beton yang dibuat.
- Kondisi bekisting harus kuat untuk dapat menahan beban beton dan tekanan yang
terjadi pada saat pemadatan beton.

e. Pemasangan balok dan pelat struktur


- Sebelum dilakukan pekerjaan pemasangan perancah untuk balok dan pelat
struktur maka permukaan tanah yang sudah peil dirabat dahulu sebagai dasar
untuk meletakkan kaki perancah.
- Pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat lantai struktur dikerjakan bersamaan
karena menjadi satu kesatuan masa pada saat pengecoran nanti.
- Pengecoran balok dan pelat struktur harus menggunakan beton ready mix agar
dapat diperoleh campuran yang homogen dengan komposisi yang tepat sehingga
mutu yang ditetapkan dapat dicapai.
- Setelah selesai pengecoran masih dibutuhkan waktu untuk bisa dibuka
perancahnya sampai waktu yang diijinkan.
- Pemeliharaan beton tetap harus dilakukan segera setelah selesainya pengecoran
beton.
- Perlu diperhatikan posisi/elevasi lantai yang lebih rendah terutama untuk area
KM.
- Perhatikan posisi rencana pemasangan pipa agar disiapkan lubangnya sehingga
tidak ikut dicor.
- Diusahakan agar pengecoran dapat diselesaikan dalam 1 hari, kalaupun tidak bisa
diselesaikan harus diperhatikan posisi penghentian pengecorannya.

8) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
sekitar 30 (tiga puluh) hari kalender.

9) Alat
Alat kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan beton dibedakan untuk
pekerjaan beton yang dilaksanakan secara manual dengan beton yang dilaksanakan
dengan menggunakan ready mix.
Untuk pekerjaan beton yang dilaksanakan secara manual maka alat yang dibutuhkan
antara lain :
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Alat Ukur Theodolite 1 unit Baik
Theodolith Topcon, seri DT
2. Concrete mixer Tiger, Tiga 500 ltr 5 unit Baik
Berlian
3. Concrete vibrator Honda 12.000 rpm 2 unit Baik
4. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
5. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 2 unit Baik
Wasser
6. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha

10) Tenaga Kerja Yang Terlibat


Tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan beton dibedakan untuk pekerjaan
beton yang dilaksanakan secara manual dengan beton yang dilaksanakan dengan
menggunakan ready mix.
Untuk pekerjaan beton yang dilaksanakan secara manual maka tenaga kerja yang
dibutuhkan antara lain :
No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 50 orang
2. Tukang kayu 5 orang
3. Tukang batu 5 orang
4. Tukang besi 3 orang
5. Kepala tukang 3 orang
6. Mandor 1 orang
7. Juru Ukur 1 orang
8. Pembantu Juru Ukur 2 orang
9. Sopir 5 orang

11) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun
12) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan beton pondasi - Tertimpa/tertimbun campuran beton
- Terjatuh pada saat pengecoran
- Terluka akibat campuran beton
2. Pekerjaan beton sloof - Terluka akibat campuran beton
3. Pekerjaan beton kolom - Terjatuh pada saat pengecoran
- Terluka akibat campuran beton
4. Pekerjaan beton balok - Terjatuh pada saat pengecoran
- Terluka akibat campuran beton

BAB 10
PEKERJAAN RANGKA ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, pasangan serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut diatas untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Bahan rangka atap dari bahan baja ringan.

2. Persyaratan Bahan
1. Baja Mutu Tinggi G 550
2. Tegangan Maksimum 550 Mpa
3. Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
4. Modulus geser 80.000 Mpa
5. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
6. Material baja harus dilapisi perlindungan terhadap serangan korosi/karat
3. Metode Proses
1. Untuk pelaksanaan pemasangan atap, gunakan hanya tukang atap yang kompeten dan
ahli yang benar-benar sudah terbiasa dengan produk dan metode pemasangan yang
direkomendasikan oleh pabrikan.
2. Perlengkapan, peralatan dan persyaratan pemasangan harus sesuai gambar rencana
3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan rangkap
atap

4. Metode Konstruksi
1. Persiapan Kerja
a. Mempelajari gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
b. enyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan perkerjaan di atas
ketinggian.
c. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain : bor
dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku,mesin
pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya
2. Levelling dan Marking
a. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku,
dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
b. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan
dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
c. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar
rencana atap
d. Mengukur jarak antar kuda-kuda
3. Pengangkatan dan Pemasangan Kuda-kuda
a. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan
pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
b. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate,
berdasarkan gambar kerja.
c. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri
kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda,
dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja
disebut sisi kiri. Sedangkan yang berada di sebelah kanannya adalah sisi kanan.
d. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok
menggunakan benang dan lot (unting-unting)
e. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket) dengan menggunakan 4
buah screw 12-14x20
f. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan
menambahkan balok penopang sementara. Agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
g. Mengulangi langkah ke 1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai
dengan posisinya dalam gambar kerja.
h. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kdua dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
i. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan
garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar)
j. Memasang balok nok.
k. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan jika bekerja beban angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
l. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas
truss, jurai dan rafter.
m. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap
yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw
ukuran 10-16x16 sebanyak 2 (dua) buah.
n. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai
overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak
antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di screw dengan dua buah
kuda-kuda yang terdekat.
o. Memasang ceiling battens dengan jarak antar masing-masing ceiling battens
adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom
chord kuda-kuda dan di screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring
balok diberi bantalan bracket yang diikat memakai dua buah dynabolt. Fungsi
ceiling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan,
sambungan memanjang ceiling battens sebaiknya tepat di atas bottom chord.
Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom
chord harus di screw. Ceilling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk
menahan plafond dan penggantungnya.

5. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 14 (empat belas) hari kalender
6. Tenaga Kerja Yang Terlibat
No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang las 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

7. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Mesin las + Ass. Kentaro, 30-130 A 1 unit Baik
Krisbow
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
4. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m

8. Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan rangka atap - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat alat kerja
- Terluka akibat material
- Terpapar panas matahari
BAB 11
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, pasangan serta alat-alat yang berhubungan
dengan pekerjaan tersebut diatas untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
b. Bahan penutup atap dari bahan metal berpasir.
2. Persyaratan Bahan
a. Genteng Metal Berpasir
1. Bahan penutup atap dipakai bahan genteng metal berpasir dengan ketebalan 0.30
mm yang memenuhi persyaratan SNI, warna ditentukan kemudian
3. Metode Proses
1. Untuk pelaksanaan pemasangan atap, gunakan hanya tukang atap yang kompeten
dan ahli yang benar-benar sudah terbiasa dengan produk dan metode pemasangan
yang direkomendasikan oleh pabrikan.
2. Lembaran atap yang akan dipasang supaya disiapkan diatas gording dengan
jumlah yang cukup dan peralatan telah siap seluruhnya.
3. Pemasangan baut supaya diperhatikan dengan seksama dan semua baut harus
bertemu dengan gording pada posisi tegak lurus.
4. Pemasangan penutup atap harus rapi, cukup kuat, tanpa sambungan dan tidak
bocor. Pola pemasangan sesuai gambar detail dan ketentuan prosedur.
5. Perlengkapan, peralatan dan persyaratan pemasangan harus sesuai gambar
rencana dan pemasangan baut/ sekrup harus dilengkapi karet/ spon dibawahnya.
6. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan
penutup atap.
4. Metode Konstruksi
- Pemasangan rangka atap baja konvensional dilakukan setelah pekerjaan pemasangan
balok dan ring balok selesai dilaksanakan.
- Persiapan dan aspek K3 juga harus menjadi perhatian mengingat akan melakukan
pekerjaan pada ketinggian
- Pemotongan, penandaan dan membentuk pola dilakukan dibawah. Jika sudah
terbentuk dan telah ditandai baru nanti akan distel di atas dan diberi
penguat/pengaku sesuai kebutuhan
- Pemasangan rangka atap tetap tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari asnya dan
bagian elemen vertical harus tegak lurus dengan bidang permukaan lantai
- Bagian profi baja harus diangkat dengan hati-hati agar tidak terjadi perubahan bentuk
rangka atap
- Kemiringan (sudut), kelurusan, ketegakan dan kerataan hasil pemasangan akan
menjadi prioritas pemasangan rangka atap

5. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 18 (delapan belas) hari kalender

6. Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang las 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

7. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Mesin las + Ass. Kentaro, 30-130 A 1 unit Baik
Krisbow
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
4. Scaffolding Mainframe 250 set Baik
1,7 – 1,9 m

8. Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun
9. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan rangka atap - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat alat kerja
- Terluka akibat material
- Terpapar panas matahari

No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya


2. Pekerjaan penutup atap - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat alat kerja
- Terluka akibat material
- Terpapar panas matahari

BAB 12
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pekerjaan lantai Keramik ini dilakukan pada seluruh finishing lantai sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan
a. Keramik lantai ruang kelas digunakan keramik 40 x 40 cm polish sekualitas Platinum
b. Keramik selasar dan anak tangga digunakan keramik 40 x 40 cmunpolish sek. Platinum
c. Keramik dinding menggunakan keramik 40 x 40 cm polish sekualitas Platinum
d. Pasir untuk adukan harus diayak cukup halus dengan lolos ayakan 5 mm, dan pasir
laut atau pasir yang memiliki kandungan tanah tidak diperkenankan untuk digunakan.
e. Semen yang dipakai harus bermutu baik, tidak berbatu, seperti disyaratkan dalam NI-8
Bab 3-2 (sekualitas Tiga Roda);
f. Semen ini harus dibawa ke tempat pekerjaan dalam kemasan standar dari pabrik dan
terlindung.
g. Untuk pelaksanaan pekerjaan beton ini Kontraktor harus mengusahakan hanya
menggunakan satu merk semen saja.
h. Semen yang digunakan harus baru, tidak ada bagian yang membatu serta dalam
kemasan standar pabrik dan terlindung.
i. Warna akan ditentukan kemudian. Masing-masing warna harus seragam, warna yang
tidak seragam akan ditolak.
j. Tebal bahan minimal 8 mm atau sesuai dengan standard pabrik, dengan kekuatan
lentur 250 kg/cm2 dan mutu tingkat 1 (Grade 1).
k. Bahan pengisi siar AM 50 atau produk lain yang setara, sewarna dengan keramik.
Untuk daerah basah ditambahkan liquid grout additive AM 54 sebagai pengganti air,
dengan ketentuan sesuai pabrik.
l. Bahan perekat menggunakan perekat AM 40, untuk daerah basah menggunakan AM
30 atau setara dengan persyaratan sesuai standard pabrik
m. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
Peraturan Keramik Indonesia (NI-19) dan dari distributor harus memberikan supervisi
dan garansi pemasangan selama 5 tahun.
n. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas Pekerjaan.
o. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus benar-benar baru,
berkualitas terbaik dari jenisnya dan mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
p. Toleransi terhadap panjang = 1 %, toleransi terhadap tebal = 6 %.

3. Metode Proses
a. Pemasangan lantai dilakukan setelah alas dari lantai Keramik sudah selesai dengan
baik dan sempurna serta disetujui Pengawas Pekerjaan baru pemasangan Keramik
dilaksanakani.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak
bernoda.
c. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar-benar rata.
d. Jarak antara unit-unit pemasangan Keramik yang terpasang (lebar siar-siar), harus
sama lebar serapat mungkin atau maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm
atau sesuai detail gambar serta petunjuk Pengawas Pekerjaan. Siar-siar harus
membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya. Untuk
siar-siar yang berpotongan harus membentuk siku dan saling berpotongan tegak lurus
sesamanya.
e. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan,
dengan warna bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang dipasangnya.
f. Pemotongan unit-unit Keramik harus menggunakan alat pemotong khusus (mesin
elektrik) sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
g. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang terjadi
pada permukaan hingga betul-betul bersih.
h. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau
hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
i. Pinggulan pasangan bila terjadi, harus dilakukan dengan gurinda, sehingga diperoleh
hasil pengerjaan yang rapi, siku, lurus dengan tepian yang sempurna.
j. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama 3x24
jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada permukaannya.
k. Rencana pemasangan keramik dengan memperhatikan :
1. Tetapkan data level lantai yang tepat
2. Kontrol level finish lantai melalui beberapa spot level
3. untuk menghindari atau mengurangi pemotongan Keramik
4. untuk memastikan unit Keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang
seimbang ketika dipasang dan terpasang sebesar mungkin
5. untuk memastikan lokasi naat dan pola lantai sesuai dengan persetujuan
6. Bila tidak ada ketentuan lain dalam gambar, Keramik akan dipasang mulai dari
center dari tiap-tiap bagian ruang dan pertemuan antara lantai dengan plint
adalah rata/lurus
l. Grouting
1. Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat, tetapi
sebelum kotoran / pencemaran masuk kedalam naat.
2. bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk naat sesuai yang diinginkan
3. ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles
dengan kain
4. Metode Konstruksi
- Sebelum digunakan sebaiknya keramik direndam terlebih dahulu selama 15 – 30
menit.
- Pemasangan keramik lantai dilkukan setelah area kerja siap, bersih dari kotoran dan
sudah padat.
- Temukan titik pusat dari area lantai. Titik pusat dapat ditentukan dengan mengukur
persilangan sudut ruangan yang satu ke sudut lainnya. Kemudian tandai pertengahan
garis yang terukur. Menemukan titik pusat merupakan prioritas utama, karena hal ini
akan menentukan di mana harus memasang keramik yang pertama dan berikutnya
- Mulailah pemasangan keramik yang pertama dari titik pusat ke salah satu dinding
- Aplikasikan mortar perekat keramik dengan cetok (bergerigi lebih baik) secara merata
pada dasar lantai. Rentangan aplikasi perekat sebaiknya jangan terlalu luas cukup 3-4
ubin keramik. Dikhawatirkan perekat akan cepat mengering, sehingga rekatannya
pada keramik tidak bagus
- Letakkan keramik di atasnya, dan tekan ke bawah dengan pelan, serta ketok dengan
palu karet hingga posisi ubin stabil. Pada saat mengetok keramik, pastikan Anda
mengecek suara yang timbul. Jika suara berdengung berarti ada perekat yang tidak
merekat pada keramik. Segera angkat keramik tersebut dan lakukan perbaikan
pengadukan perekat hingga merata dan tempelkan pada posisi semula.
- Gunakan tile spacer (pemisah ubin) dan lanjutkan pemasangan ubin berikutnya
- Pakailah waterpass alumunium untuk mengepaskan ketinggian keramik sampai
merata. Jika terlihat ada permukaan yang tidak rata, maka bisa menambah atau
mengurangi mortar perekat keramik sampai rata.
- Pada saat pemasangan pada ujung baris, lakukan pengukuran pada keramik yang akan
dipotong dengan cara menempatkannya di atas keramik terakhir, serta dengan
memberi ruang untuk nat. Tandai dengan spidol pada keramik yang akan dipotong.
- Biarkan selama satu setengah hari agar mortar perekat keramik mongering
- Lakukan pengisian nat dengan grout. Grout merupakan mortar (semen) yang
digunakan untuk mengisi kekosongan atau celah keramik
- Bersihkan kelebihan grout dengan menggunakan spons basah.
- Pelaksanaan pekerjaan ini mengacu pada Pasal 11 (Pekerjaan Lantai Keramik) Rencana
Kerja dan Syarat-syarat
5. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan ini
adalah selama 15 (lima belas) hari kalender.
6. Tenaga Kerja Yang Terlibat
No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang batu 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

7. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Alat potong Bosh, Makita 34 mm 2 unit Baik
keramik
2. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha

8. Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

9. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan pemasangan keramik lantai - Terluka akibat alat kerja
- Tertimpa material

BAB 13
KUSEN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, jendela dan ventilasi, seperti yang
dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan (Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela)
2. Metode Proses
a. Terbuat dari kayu yang telah dikeringkan / diproses oven, kelas kuat II
b. Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan peraturan kayu bangunan
untuk perumahan dan gedung yang ditentukan dalam PKKI, PUBI- 1982 pasal 37 dan
SII 0458 - 81.
c. Bentuk profil sesuai yang ditunjukkan dalam gambar, dengan terlebih dahulu
dibuatkan gambar detail rinci dalam shop drawing yang disetujui Pengawas Pekerjaan
dan Perencana
d. Ukuran finish kayu sesuai detail gambar.
e. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas dari
cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya.
f. Kelembaban yang disyaratkan maksimum 17 %, untuk seluruh bahan kayu yang
digunakan.
g. Accessories :
- Angker, sekrup, plat dan baut harus dari bahan yang digalvanis.
- Untuk angker dipakai besi baja beton diameter 10 mm, untuk plat baja dipakai
ketebalan 2 mm.

3. Metode Konstruksi
- Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang),
termasuk mempelajari bentuk, pola, layout / penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
- Sebelum pemasangan, penimbunan kayu di tempat pekerjaan harus ditempatkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan
terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
- Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-
angker dan penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan
memperhatikan / menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak tidak
boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
- Semua kayu tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku antar sisi-sisinya dan
di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan / pemasangan, kecuali bila
ditentukan lain.
- Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin di Work Shop di luar tempat pekerjaan
/ pemasangan.
- Bahan kayu tidak diperkenankan dipulas dengan cat, vernis, meni atau finishing
lainnya sebelum diperiksa dan diteliti oleh Konsultan Pengawas/Direksi
- Setelah semua pekerjaan kayu terpasang perlu diberi perlindungan terhadap benturan
dan pengotoran sebagai akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

4. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 15 (lima belas) hari kalender.

5. Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang kayu 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Alat potong kusen Modern 900 W/220 V, 1 unit Baik
5.500 r/min
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
4. Scaffolding Mainframe 100 set Baik
1,7 – 1,9 m
7. Personil Yang Telibat
No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan kusen dan daun pintu dan - Terluka akibat alat kerja
jendela - Terluka akibat terkena kaca

BAB 14
RANGKA PLATOND DAN PLAFOND GYPSUM BOARD
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan pemasangan plafond Gypsum Board & List sesuai pada area yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Pengawas Pekerjaan.

2. Metode Proses
a. Bahan Rangka
1. Rangka hollow 4.4.0,4 mm dan 4.2.0,4 mm
Rangka baja profil minimum C70 sebagai penggantung utama, dipasang setiap
maksimal 9 m2, dan rangka baja Galvanized Metal Stud yang dipasang merupakan
rangka pembagi, dengan pola pemasangan 600 x 600 mm atau sesuai yang
disebutkan / ditunjukkan dalam detail gambar.

b. Penutup Langit-langit dari Papan Gypsum


Terbuat dari kualitas gypsum yang bermutu tinggi, antara lain : tingkat insulasi
maksimal, tahan panas, kontrol kelembaban yang baik dan tahan benturan.
Menggunakan produk Knauf atau setara.
Type : - Knauf Standarboard (areal umum)
f. Knauf Moistureshield (areal lembab)
c. List Plafond
Menggunakan list gypsum dari produk yang sama dengan plafond, atau menggunakan
wall angle type "W".
d. Bahan finishing penutup plafond :
1. Finishing gypsum penutup plafond menggunakan cat emulsi produk setara ICI yang
telah disetujui Pengawas Pekerjaan. Sebelum pengecatan semua
sambungan/pertemuan harus rata dan halus (ditreatment).
2. Warna dan corak sesuai gambar / ditentukan kemudian.
3. Metode Konstruksi
a. Pekerjaan ini dikerjakan oleh Pemborong yang berpengalaman dan dengan tenaga-
tenaga yang ahli dalam bidangnya
b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk membuat shop
drawing dan meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi dilapangan (ukuran dan
peil), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara pemasangan,
mekanisme dan detail-detail sesuai gambar
c. Rangka langit-langit dilengkapi dengan mur dan klem, penggantung-penggantung
terikat kuat pada beton, dinding atau rangka baja yang ada
d. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan sesuai
dengan pola yang ditunjukkan/ disebutkan dalam gambar dengan memperhatikan
modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya
e. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku dan
kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal : permukaan merupakan bidang miring/tegak
sesuai yang ditunjukkan dalam gambar
f. Setelah seluruh rangka langit-langit terpasang, seluruh permukaan rangka harus rata,
lurus dan waterpas, tidak ada bagian yang bergelombang, dan batang-batang rangka
harus saling tegak lurus
g. Bahan penutup langit-langit adalah gypsum dengan mutu bahan seperti yang telah
dipersyaratkan dengan pola pemasangan sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
h. Pertemuan antara bidang langit-langit dan dinding, digunakan bahan seperti yang
ditunjukkan dalam gambar
i. Hasil pemasangan penutup langit-langit harus rata, tidak melendut
j. Seluruh pertemuan antara permukaan langit-langit dan dinding dipasang list profil dari
gypsum dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar
k. Gypsum yang dipasang adalah gypsum yang telah dipilih dengan baik, bentuk dan
ukuran masing-masing unit sama, tidak ada bagian yang retak, gompal atau
cacat-cacat lainnya dan telah mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan
l. Gypsum dipasang dengan cara pemasangan sesuai dengan gambar untuk itu dan
setelah gypsum terpasang, bidang permukaan langit-langit harus rata, lurus, waterpas
dan tidak bergelombang, dan sambungan antara unit-unit gypsum tidak terlihat
m. Pada beberapa tempat tertentu harus dibuat manhole/access panel di langit-langit
yang bisa dibuka, tanpa merusak gypsum disekelilingnya, untuk keperluan
pemeriksaan/ pemeliharaan M & E.
4. Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 10 (sepuluh) hari kalender.

5. Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang kayu 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 5 unit Baik
Mitsubishi
2. Scaffolding Mainframe 100 set Baik
1,7 – 1,9 m

7. Personil Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan rangka dan penutup plafond - Jatuh dari ketinggian
gypsum board - Terluka akibat alat kerja
- Tertimpa material

BAB 15
KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan Pekerjaan Kosen, Pintu dan Jendela.

2. Metode Proses
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya
mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari
proses pengambangan (Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
1. Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) produk ASAHIMAS. Kaca tebal
minimum 6 mm, 8 mm, 10 mm atau sesuai perhitungan, digunakan untuk
pemasangan dinding kaca pada daerah Interior dan seluruh pintu kaca Frame,
kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar.
2. Untuk pintu kaca Frameless, baik pintu swing maupun pintu sliding juga
menggunakan produk ASAHIMAS, tetapi dengan ketebalan minimum 12 mm, atau
sesuai perhitungan, dan telah melalui proses tempered sesuai standard SINAR
RASA (clear float tempered glass).
3. Untuk dinding kaca Eksterior digunakan tipe Reflective Glass tebal minimum 8
mm, atau sesuai perhitungan, yang proses coating nya dilakukan secara off Line,
produk ASAHIMAS.

c. Toleransi
1. Panjang-Lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
2. Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
3. Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui
toleransi yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan,
luas / ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan negatif yang akan
bekerja pada bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui Pengawas Pekerjaan dan
Konsultan Perencana.
e. Cacat-cacat yang diperbolehkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik :
1. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
yang terdapat pada kaca).
2. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
3. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
4. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah
luar/masuk).
5. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
6. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
7. Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
8. Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
9. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).
f. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA (AA Grade Quality).
g. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan
Pengawas Pekerjaan sesuai pengarahan dan saran dari Perencana.
h. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda / dihaluskan.
3. Metode Konstruksi
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan / disyaratkan
oleh pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keakhlian dan ketelitian.
c. Semua bahan yang akan dipasang harus sudah disetujui oleh Pengawas Pekerjaan
setelah berkonsultasi dengan Perencana dan Pemilik Proyek.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).
f. Pemasangan kaca-kaca dalam sponing rangka kayu pada pintu panil sesuai dengan
persyaratan, digunakan lis-lis kayu. Pemasangan kaca-kaca dalam pintu kaca rangka
aluminium harus sesuai dengan persyaratan.
g. Tepi kaca pada sambungan dan antara dengan kayu diberi sealant untuk menutupi
rongga-rongga yang terjadi. Sealant yang digunakan adalah sesuai dengan persyaratan
pabrik. Tidak diperkenankan sealant mengenai kaca terpasang lebih dari 0,5 cm dari
batas garis sambungan dengan kaca.
h. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

4. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan sama dengan
waktu penyelesaian kusen pintu dan jendela yaitu selama 15 (lima belas) hari kalender.

5. Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang kaca 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Alat potong kaca Toyo, Truso 1 unit Baik
2. Dump Truck Hino, 6 – 8 m3 1 unit Baik
Mitsubishi
3. Scaffolding Mainframe 50 set Baik
1,7 – 1,9 m

7. Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1 Pekerjaan kaca - Terluka akibat material
- Terluka akibat alat kerja
- Tertimpa material

BAB 16
PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi pengadaan, pemasangan, pengamanan dan perawatan dari seluruh alat-alat
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela serta seluruh detail yang
disebutkan / ditentukan dalam gambar.
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan PekerjaanKosen, Pintu dan Jendela.
2. Metode Proses
a. Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang bermutu baik, seragam dalam
pemilihan warnanya serta dari bahan-bahan yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan.
b. Mekanisme kerja dari semua peralatan harus sesuai dengan ketentuan gamba
c. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal terbuat dari pelat
aluminium yang tertera nomor pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci
dengan cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah lemari anak kunci
dengan 'backed enamel finish' dilengkapi kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap
dengan nomor-nomor pengenal. Lemari ini harus menggunakan engsel piano serta
dilengkapi denah.
d. Seluruh kunci pintu yang akan dipasang harus direncanakan dan diatur mengikuti
sistem penguncian (locking system) Great Grand Master Key, Emergency Master dan
Construction Key dari pabrik yang bersangkutan.
Setiap kunci pintu dilengkapi 3 (tiga) buah anak kunci, demikian pula anak kunci
Master/Grand Master/Great Grand Master/Emergency Master Key disediakan
sebanyak 3 (tiga) buah.
e. Kunci tanam, harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.
f. Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish lainnya yang
menempel pada kunci harus dibersihkan dan dihilangkan sama sekali.
g. Pemasangan door closer pada rangka kosen dan daun pintu, diatur sedemikian rupa
sehingga pintu selalu menutup rapat pada kosen pintu, serta dapat berfungsi dengan
baik.
h. Untuk seluruh pintu yang dapat membentur dinding bila dibuka, diberi door stop dari
merk dan type seperti yang telah disyaratkan, dipasang dengan baik pada dinding atau
pada lantai (sesuai kondisi yang memungkinkan) dengan menggunakan sekrup dan
nylon plug.

3. Metode Konstruksi
a. Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Pengawas Pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/ spesifikasi
dari pabrik yang bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu, Pengawas Pekerjaan dapat meminta untuk mengadakan
test-test laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan
sebagai dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
c. Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi atas pintu ke bawah. Engsel
bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm (as) dari permukaan lantai ke atas. Engsel
tengah dipasang pada jarak 20 cm (as) di bawah engsel atas.
d. Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan sisi bawah daun pintu
dengan jarak sama.
e. Penarik pintu (handle) dipasang 100 cm (as) dari permukaan lantai setempat.
f. Posisi 'lock' dan 'latch' harus diajukan oleh Kontraktor kepada Pengawas Pekerjaan
untuk mendapatkan persetujuan
g. Engsel sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan karat.

4. Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 5 (lima) hari kalender (pekerjaan berbarengan dengan daun pintu dan jendela).

5. Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang kayu 2 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

6. Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Bor tangan Bosh, Makita 1 unit Baik

7. Personil Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan, Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

8. Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan penggantung dan pengunci - Terluka akibat alat kerja
(termasuk dalam pekerjaan daun pintu - Terluka akibat material
dan jendela)

BAB 17
PEKERJAAN PENGECATAN (CAT DINDING DAN PLAFOND)

1) Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail
yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
2) Metode Proses
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat produk Nippon Paint atau setara, dengan
proses sebagai berikut :
- Primer : 1 lapis cat dasar diaplikasikan dengan interval 2 jam.
- Undercoat : 1 lapis cat antara diaplikasikan dengan interval 2 jam
- Cat akhir dinding dan plafond : diaplikasikan dengan interval 2 jam, sehingga
dicapai permukaan yang merata dan sama tebal.
Untuk mendapatkan hasil solid, pengecatan dilakukan dengan rol.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan
NI-4.
c. Tipe dan warnanya akan ditentukan kemudian.
3) Metode Konstruksi
a. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang
dan pecah-pecah).
b. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada
bidang pengecatan.
c. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain
yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
d. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan
plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.
e. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Manajemen Konstruksi serta
pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
f. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan/
mengirimkan contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Manajemen
Konstruksi, selanjutnya akan diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan,
dan akan menginstruksikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah contoh bahan diserahkan.
g. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
h. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan/
penerimaan bahan yang dikirim oleh Kontraktor ketempat pekerjaan.
i. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi sebelum pekerjaan dimulai/
dilakukan, serta pengerjaan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan
oleh pabrik yang bersangkutan.
j. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan penge catan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
k. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan dan
perawatan/keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
l. Bila terjadi ketidak-sempurnaan dalam pengerjaan, atau kerusakan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan
biaya.
m. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu
pekerjaan yang baik dan sempurna.
4) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 5 (lima) hari kalender.

5) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 20 Orang
2. Tukang cat 10 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

6) Kebutuhan Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Scaffolding Mainframe 1,7- 250 set Baik
1,9 m

7) Personil Manajerial Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

8) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan pengecatan - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat material dan alat kerja
- Terpapar panas
- Terhirup zat kimia

BAB 18
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1) Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya,
peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi
uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

2) Metode Proses
- Kabel dengan kualitas yang baik, Type NYM, NYY
- Pelaksanaan instalasi listrik harus memenuhi praturan yang berlaku seperti Peraturan
Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL 1977 NI PUTL).
- Untuk melaksanakan pemasangan instalasi listrik harus menggunakan tenaga instalatir
yang telah mendapat pengesahan/ sertifikat dari PLN.
- Pipa-pipa lampu harus di tanam sebelum plesteran tembok dimulai ini guna
menghasilkan permukaan tembok yang rapi, pipa yang digunakan harus berkwalitas
baik.
- Type dan jumlah lampu sesuai yang tertera dalam gambar kerja. Lampu yang
digunakanberkualitas baikdan sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan
contoh lampu
- Untuk lampu dinding dan lampu baret dipasang pada bagian luar bangunan.
- Saklar double yang dipakai berkualitas baik yang dipasang rapi dan aman dengan
memperhatikan elevasi dari muka lantai, merk sekualitas Broco.
- Saklar tunggal yang dipakai berkualitas baikyang dipasang rapi dan aman dengan
memperhatikan elevasi dari muka lantai, merk sekualitas Broco.
- Stop kontak yang dipakaiberkualitas baikyang dipasang rapi dan aman dengan
memperhatikan elevasi dari muka lantai, merk sekualitas Broco.

3) Metode Konstruksi
- Dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik Kontraktor akan mengikuti peraturan
yang berlaku dalam bidang instalasi listrik seperti Peraturan Umum Instalasi Listrik
Indonesia (PUIL 1977 NI PUTL)
- Dalam melaksanakan pemasangan instalasi listrik akan menggunakan tenaga instalatir
yang telah mendapat pengesahan/ sertifikat dari PLN.
- Pipa-pipa lampu akan di tanam sebelum plesteran tembok dimulai ini guna
menghasilkan permukaan tembok yang rapi, pipa yang digunakan harus berkwalitas
baik
- Jenis lampu yang dipasang akan mengikuti gambar rencana yang ada
4) Jangka Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu pelaksanaan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
instalasi listrik adalah selama 10 (sepuluh) hari kalender.

5) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 5 Orang
2. Tukang listrik 3 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

6) Kebutuhan Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Scaffolding Mainframe 1,7- 50 set Baik
1,9 m

7) Personil Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

8) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan instalasi listrik - Jatuh dari ketinggian
- Terluka akibat alat kerja
- Tersengat listrik

BAB 19
PEKERJAAN PLUMBING
1) Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Meliputi pekerjaan air bersih, air kotor, air buangan dan air hujan.
 Pengadaan dan pemasangan Peralatan Utama sistem air bersih berupa panel pompa,
sistem pemipaan, berikut peralatan pendukungnya, antara lain valve-valve, reducer,
elbow, flanged dan lain-lain sampai kesetiap fixture pengeluaran.
 Pengadaan dan pemasangan sistem pemipaan air kotor, air buangan, pipa ventilasi,
floor drain, clean out dan instalasi buangan air bekas.
 Pengadaan dan pemasangan Pompa-pompa air, pengkabelan serta sistem
pemipaannya.
 Pengadaan dan pemasangan sistem drainasi vertikal dan horizontal termasuk unit
Roof drain.
 Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh peralatan dengan baik dan
memenuhi persyaratan/standard yang telah ditentukan didalam spesifikasi teknis ini
(termasuk pengadaan listrik untuk pompa selama proses testing and commissioning
merupakan tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan Plambing)

2) Metode Proses
 Untuk pipa-pipa jaringan/instalasi sistem air bersih digunakan pipa PVC AW dengan
diameter sesuai gambar dan harus memenuhi persyaratanatau standard-standardyang
disetujui oleh Pemberi Tugas/ Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas.
 Pipa air kotor, air buangan, ventilasi (pipa hawa) dan pipa air hujan dari lantai duct
digunakan pipa PVC kualitas menengah dengan diameter sesuai gambar.
 Seluruh jenis pipa PVC utamanya yang digunakan pada proyek ini harus memenuhi
Standard Industri Indonesia (SII) 0344-82/ISO-4065, JIS.K.6741-1975 dan JIS.K.6742-
1979.
 Material roof drain yang digunakan harus dari tipe dome grate, bahan cast iron
dengan total besaran inlet yang ada luasannya harus sama dengan luasan penampang
pipa talang. Unit roof drain harus mudah dipasang dan mudah dapat diganti bila
terjadi kerusakan. Roof drain ini dipasang hanya pada lantai atap beton (dak beton).

3) Metode Konstruksi
a. Instalasi Air Bersih
 Sebelum pemasangan pipa harus dipelajari dahulu denah plumbing dan isometri
dimana jalur pipa diletakkan.
 Untuk pemasangan pipa yang berada di dalam bangunan maka pemasangan pipa
dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan plesteran dan acian.
 Pipa yang posisi/letaknnya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas untuk menghindari kotoran masuk ke dalam pipa yang dapat
mengakibatkan penyumbatan.
 Hindari belokan pipa/knik pipa dengan pembakaran.
 Rencana instalasi air bersih diletakkan pada penempatan nat keramik/as keramik,
simetris dengan luas keramik.
 Lakukan tes setelah instalasi terpasang untuk memastikan bahwa tidak terjadi
kebocoran atau sumbatan pada jalur pipa.

b. Instalasi Air Kotor


 Sebelum pemasangan pipa harus dipelajari dahulu denah plumbing dan isometri
dimana jalur pipa diletakkan.
 Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
 Sambungan harus betul-betul rapat.
 Untuk air bekas harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak kontrol) pada
tempat-tempat tertentu.
 Untuk lubang saluran pembuang harus diberi saringan.
 Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).

4) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 3 (tiga) hari kalender.

5) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang pipa 5 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang
6) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Pick Up Suzuki, 1 m3 1 unit Baik
Daihatsu
2. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 1 unit Baik
Wasser
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha
4. Scaffolding Mainframe 50 set Baik
1,7-1,9 m

7) Personil Yang Terlibat

No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman


Kerja
1. STM Bangunan Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun

8) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan plumbing - Terluka akibat material
- Terluka akibat alat kerja

BAB 20
PEKERJAAN SANITAIR
1) Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan
alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
 Pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini sesuai dengan yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar-gambar.

2) Metode Proses
 Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan dipasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
dengan yang telah disediakan oleh pabrik.
 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
disyarat kan dalam uraian dan syarat-syarat dalam buku ini.
 Pemasangan Bak cuci piring stainless steel
Pemasangan bak cuci piring stainless steel dengan kualitas baik megikuti gambar
 Pemasangan Kran Air
Pemasangan kran air dengan kualitas baik megikuti gambar

3) Metode Konstruksi
- Semua barang sebelum dipasang harus ditunjukan kepada Pengawas berserta
persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.
- Jika setelah dipasang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan pengganti
harus disetujui Pengawas terlebih dahulu berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
- Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara pemasangan
dan detail-detail sesuai gambar.
- Bila ada kelainan dalam hal apapun antar gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya kepada
Pengawas.
- Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
- Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan.
- Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan
bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai/ Pemberi Tugas.

4) Jangka Waktu Pelaksanaan


Jangka waktu pelaksanaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan ini adalah
selama 7 (tujuh) hari kalender.

5) Tenaga Kerja Yang Terlibat


No. Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
1. Pekerja 10 Orang
2. Tukang pipa 5 Orang
3. Kepala tukang 1 Orang
4. Mandor 1 Orang

6) Alat
No. Nama Peralatan Merk &type Kapasitas Jumlah Kondisi Lokasi
Utama
1. Pick Up Suzuki, 1 m3 1 unit Baik
Daihatsu
2. Pompa air Shimizu, 200 l/menit 1 unit Baik
Wasser
3. Genset Daiho, 5000 Watt 2 unit Baik
Yamaha

7) Personil Yang Terlibat


No. Riwayat Pendidikan +Tahun Lulus Jabatan Pengalaman
Kerja
1. STM Bangunan, 2010 Pelaksana Min. 5 tahun
2. SMA/SMK sederajat, 2010 Pelaksana K3 Konstruksi Min. 5 tahun
8) Identifikasi Bahaya
No. Jenis Pekerjaan Identifikasi Bahaya
1. Pekerjaan plumbing - Terluka akibat material
- Terluka akibat alat kerja
PEKERJAAN DENGAN RESIKO TERTINGGI :

DESKRIPSI RESIKO PENGENDALIAN AWAL PENILAIAN SISA RESIKO


PERSYARATAN
PENGENDALIAN TINGKATAN PENGENDALIAN TINGKATAN
NO PEMENUHAN KEMUNGKINAN KEPARAHAN NILAI RESIKO KEMUNGKINAN KEPARAHAN NILAI RESIKO KETERANGAN
URAIAN PEKERJAAN IDENTIFIKASI BAHAYA (SKENARIO) JENIS BAHAYA PERATURAN AWAL RESIKO LANJUTAN RESIKO
(F) (A) (FxA) (F) (A) (FxA)
(TR) (TR)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)

PEKERJAAN ATAP
PENGERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN dan PENUTUP ATAP

1 Proses Pemasangan Kuda Kuda TERJATUH DARI KETINGGIAN


Baja Ringan dan Penutup Atap

KETERANGAN :
1 PPK mengisi kolom 1, 2 dan 3.
2 PPK mengisi kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” berdasarkan tahapan pekerjaan.
3 Kolom “uraian pekerjaan” dan “identifikasi bahaya” yang diisi oleh PPK berdasarkan tahapan pekerjaan, dimana penyedia jasa dapat menambahkan uraian

pekerjaan dan identifikasi bahaya dari yang sudah dicantumkan oleh PPK berdasarkan analisis Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan Konstruksi.
4 Kolom 12, 13, 14, 15, dan 16, diisi berdasarkan kondisi pengendalian di lapangan atas dasar penilaian Ahli K3 Konstruksi dan/atau Petugas Keselamatan
Konstruksi, apabila dinilai tidak ada yang diisikan, maka dapat ditulis "tidak ada" atau "n/a".
DAFTAR ISI

A. KEPEMIMPINAN DAN PARTISIPASI PEKERJA DALAM KESELAMATAN KONSTRUKSI


A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal
A.2. Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. PERENCANAAN KESELAMATANKONSTRUKSI
B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian risiko, Pengendalian dan Peluang.
B.2. Rencana tindakan (sasaran & program)
B.3. Standar dan peraturan perundangan

C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


C.1. Sumber Daya
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
C.5. Informasi Terdokumentasi

D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI


D.1. PerencanaanOperasi
D.2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat

E. EVALUASI KINERJA KESELAMATAN KONSTRUKSI


E.1. Pemantauan dan evaluasi
E.2. Tinjauan manajemen
E.3. Peningkatan kinerja keselamatan konstruksi
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Komitmen Keselamatan Konstruksi
Penjelasan mengenai isi Komitmen Keselamatan Konstruksi poin (A.2) sesuai dengan
format di bawah ini:
[Contoh Pakta Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Tanpa KSO]

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : …………… [nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : .............
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya [pilihyang sesuai dan cantumkan nama]
Dan atas nama

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai dengan nama Pokja
Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :
1. Memenuhi ketentuan KeselamatanKonstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]

[Nama Penyedia]
[tanda tangan],
[nama lengkap]
[Contoh Pakta Keselamatan Konstruksi Badan Usaha Dengan KSO]

PAKTA KOMITMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : …………… [nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : .............
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya [pilihyang sesuai dan cantumkan nama]
Dan atas nama

2. Nama : …………… [nama wakil sah badan usaha]


Jabatan : .............
Bertindak untuk : PT/CV/Firma/atau lainnya [pilihyang sesuai dan cantumkan nama]
Dan atas nama

dalam rangka pengadaan …………… [isi nama paket] pada …………… [isi sesuai dengan nama Pokja
Pemilihan] berkomitmen melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero Accident,
dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi :
1. Memenuhi ketentuan KeselamatanKonstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten bersertifikat;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP); dan
7. Memenuhi 9 (sembilan) komponen biaya penerapan SMKK.

………… [tempat], ….. [tanggal] ………… [bulan] 20…. [tahun]


[Nama Penyedia] [Nama Penyedia]

[tanda tangan], [tanda tangan],


[nama lengkap] [nama lengkap]
B.2. RENCANA TINDAKAN (SASARAN KHUSUS dan PROGRAM KHUSUS)
No PENGENDALIAN SASARAN PROGRAM
RESIKO Uraian Tolak Uraian Sumberdaya Jadwal Bentuk Indikator Penangung
(SESUAI Ukur Kegiatan Pelaksanaan Monitoring Pencapaian Jawab
KOLOM TABEL
6 IBPRP)

C. DUKUNGAN KESELAMATAN KONSTRUKSI


No Jenis Komunikasi PIC/ Waktu Pelaksanaan
Penanggung Jawab
1 Induksi Keselamatan Konstruksi
(Safety Induction)
2 Pertemuan Pagi Hari (Safety
Morning)
3 Pertemuan Kelompok Kerja
(Toolbox Meeting)
4 Rapat Keselamatan Konstruksi
(Construction Safety Meeting)

D. OPERASI KESELAMATAN KONSTRUKSI


Contoh Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis) :
Nama Pekerja : (isi Nama Pekerja)
Pekerjaan :
Jangka Waktu Pelaksanaan :

Alat pelindung diri yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :


1 Helm/Safety Helmet 4 Rompi Keselamtan/Safety
 
Helmet
2 Sepatu/Safety Shoes 5 Masker
 
Pernafasan/Respiratory
3 Sarung Tangan/Safety Gloves 6 ………………. Dst

E. EVALUASI KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pemantauan dan Evaluasi

No URAIAN KEGIATAN PIC/Penanggung MINGGU KE :


Jawab 1 2 3 4 5 6 7 8 dst
1 Inspeksi Keselamatan
Kosntruksi
2 Patroli Keselamatan Konstruksi
3 Audit Internal

PENUTUP

Apabila didalam SPESIFIKASI TEKNIS ini tidak tercantum uraian–uraian dan ketentuan-ketentuan
yang sebenarnya yang termasuk dalam pekerjaan Penyedia Jasa Konstruksi, maka pekerjaan lain
yang belum diatur dalam ketentuan ini, akan ditentukan kemudian. Apabila dilakukan perbaikan
(tambah kurang) harus atas persetujuan Direksi Pekerjaan/ Kuasa Pengguna Anggaran/KPA.

Gerung, 2 Juni 2021


Dibuat Oleh;
KUASA PENGGUNA ANGGARAN (KPA)
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
Pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2021

TT D

Drs. M. YUSUF
NIP. 19641231 199303 1 148

Anda mungkin juga menyukai