SPESIFIKASITEKNIS
1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten yang terus berupaya untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat pada bidang air minum dan sanitasi. Melalui Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat berupaya meminimalisir
permasalahan yang masih ada seperti:
Kurangnya pemerataan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat perdesaan.
Belum tercukupinya kebutuhan akan air bersih seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk.
Belum maksimalnya pelayanan yang diberikan pemerintah dalam rangka peningkatan
p e m e n u h a n kebutuhan sarana dan prasaran air bersih seiring dengan meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk.
Untuk itu, berdasar usulan desa melalui Musrenbang atau usulan desa yang telah disampaikan
langsung ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Barat, Pemerintah
daerah mengalokasikan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih berupa
Pengembangan System Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Anggaran DAK yang telah masuk
ke dalam APBD Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2022.
3. TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah hasil
konstruksi jaringan pipa sebagai prasarana air minum yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat
Desa Lingsar Kecamatan Lingsar pada khususnya dan desa lain sekitarnya untuk pemenuhan akses
air bersih masyarakat melalui suatu proses yang dapat dipertanggungjawabkan dengan penawaran
biaya yang wajar.
9. KUALIFIKASI
a. Kategori pengadaan : Jasa Konstruksi
b. Metode Pengadaan : Tender
c. SIUJK : Jasa Konstruksi Bidang Sipil sesuai peraturan perundangan yang
berlaku
d. SBU : Klasifikasi Bangunan Sipil, Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Perpipaan Air Minum Lokal (SI008).
e. Kualifikasi : Kecil
1) Penyedia jasa wajib meneliti semua gambar-gambar dan rencana kerja dan syarat-
syarat termasuk tambahan-tambahan dan perubahan yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2) Bila gambar tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka yang mengikat adalah spesifikasi
teknis. Bila suatu gambar tidak cocok dengan yang lain, maka gambar yang memakai
skala lebih besar yang berlaku.
3) Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan keresahan bagi penyedia jasa wajib menanyakan pada pengawas
lapangan/direksi teknis dan pihak penyedia jasa mengikuti keputusannya.
Penyedia jasa harus menyediakan tempat direksi dipakai untuk sarana alat tulis menulis
seperti buku harian untuk catatan-catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam
pelaksanaan berupa buku tamu, buku direksi/ pengawas. Jenis laporan/catatan yang
harus ada di ruang direksi keet adalah :
1) Catatan kemajuan fisik setiap hari.
2) Catatan mengenai cuaca setiap hari.
3) Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh direksi teknis/ pengawas
lapangan.
4) Catatan Sipil tenaga kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari.
5) Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang memerlukan pencatatan
lebih lanjut.
6) Buku tamu atau Buku Direksi.
Penyedia jasa harus membuat gudang/ los kerja / sewa tempat yang cukup untuk
menyimpan bahan-bahan material yang diperlukan dan tempat para pekerja disyaratkan
dekat dengan lokasi pekerjaan untuk memudahkan koordinasi.
13. JABATAN KERJA KONSTRUKSI / PERSONIL
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi, adalah sebagai
berikut :
Pengalaman
No. Personil Jumlah Ketrampilan
Minimal
SKT Pelaksana Perpipaan Air
1 Pelaksana 1 2 Tahun
Bersih (TT011)
Petugas/ Ahli K3
2 1 Sertifikat/ SKA K3 Konstruksi 0 Tahun
Konstruksi
Pelaksana menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi dengan baik
yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing komponen
konstruksinya.
Peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua
bahan-bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S. yang dapat
digunakan atau British Standard (selanjutnya disebut B.S.) dan Normalisasi Indonesia
(selanjutnya disebut N.I.), atau Standard Industri Indonesia (SII). Bahan-bahan lain yang
tidak sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak ada dalam JIS, BS atau NI,
harus disetujui secara khusus oleh Direksi.
Semen
a. Umum
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merek/pabrik yang disetujui dan harus
Portland Cement tahan sulfate atau Portland Cement Type I atau ditambah bahan
Additive yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C 150 dan atau SII-0013-81,
terkecuali jika ditentukan lain.
Jika Kontraktor menginginkan, maka P.C. yang cepat mengeras boleh dipakai
sebagai pengganti P.C. tahan sulfat asal mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/ Engineer/Pengawas.
Air
Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat- zat
organik atau inorganic yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat
mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain
harus mendapat persetujuan Direksi. Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui
yang dapat digunakan untuk pembuatan beton, penyemprotan dan membasahi acuan
(form work) atau pengeringan beton.
Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau penyimpanan yang
cukup dilapangan untuk mengaduk dan mengeringkan beton dan menyemprot dan
membasahi acuan.
Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam di lokasi Proyek/Satuan
Kerja. Apabila Kontraktor menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan,
pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini,
seluruh biayanya harus ditanggung Kontraktor sendiri.
b. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil pecah yang telah disetujui atau pecahan batuan
dengan ukuran butir maximum tidak melebihi yang dipersyaratkan. Untuk seluruh
pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan
dalam BS 882, 1201, Part 2, Table 1, untuk saringan 40 mm - 5 mm, 20 mm - 5
mm ukuran nominal atau syarat dalam N I atau dalam tabel berikut ini dari JIS.
Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1002 sieve).Apabila dari
analisa gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat tertentu yang dapat
mempe-ngaruhi kerapatan beton, Direksi dapat memberi petunjuk kepada
Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut diatas.
Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi setelah dilakukan
pengetesan dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih
dan tidak mengandung clay atau pelapukan batuan. Batuan tersebut harus dipecah
untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan jenis crusher yang disetujui.
Bubuk atau partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau
dikehendaki Direksi harus dicuci secara seksama.
c. Agregat halus
Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus
mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan
menghasilkan beton dengan kerapatan maximum. Gradasi dari agregat halus harus
masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 - 1200 atau dalam N I atau
dalam tabel berikut ini dari JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS
A1102 sieve) Ukuran saringan (mm). Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan
pada pasir alami untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat.
Pasir dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan Direksi.
a) Batu Pecah
Batu Pecah yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kwalitas terbaik. Batu
harus keras, tahan lama, tahan terhadap goresan dan cuaca, serta bebas dari tanah atau
sampah-sampah lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung, bagian-bagian
yang pipih atau pancang atau cadas yang lapuk. Batu untuk keperluan talud pelindung
lereng harus mempunyai berat per unit sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana
dan merupakan batu pecah/belah dan bukan batu dengan bentuk bulat dan memiliki
paling sedikit 3 bidang muka.Sumber tempat pengambilan batu harus disetujui oleh
Direksi/Engineer. Pemborong harus mengatur sedemikian rupa sehingga persediaan
batu yang disyaratkan untuk pekerjaan dapat terjamin.
b) Material Timbunan
Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-
bahan batuan yang digali dan disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan yang
memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen.
Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat
yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai
CH pada Unified or Cassagrande Soil Classification System. Dimana penggunaan
tanah-tanah plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-
bahan tersebut hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau dalam urugan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak
ada tanah plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan bahan-
bahan 400 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai
tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji sesuai dengan AASHTO T
193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang dari pada 6 % setelah terendam
empat hari bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sebagaimana
ditentukan sesuai AASHTO T99.
Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai
suatu nilai aktivitas lebih besar dari pada 1,25 atau suatu derajat pengembangan yang
digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks
Plastisitas (PI) (AASHTO T90) Presentase Ukurang Tanah Liat (AASHTO T88).
Timbunan hanya akan digolongkan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih jika
digunakan pada lokasi atau untuk tujuan timbunan dengan bahan-bahan terpilih telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas. Semua timbunan lainnya yang
digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa atau drainase porous.
Timbunan yang diklasifikasi sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus
terdiri dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan
diatas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya
yang disyaratkan, tergantung pada penggunaannya yang dimaksudkan, sebagaimana
diarahkan atau disetujui oleh Pengawas.
Dalam semua hal, maka semua timbunan dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji
dengan AASHTO T193 harus mempunyai suatu nilai CBR sekurang-kurangnya 10 %
setelah 4 hari direndam bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum
sebagai mana ditentukan sesuai dengan AASHTO T99.
Bila digunakan dalam situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak dapat
dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau
kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu indeks plastisitas
maksimum 6%.
Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam situasi
lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan
normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat merupakan timbunan batuan
atau kerikil berlempung yang bergradasi baik atau tanah liat berpasir atau tanah liat
yang memiliki plastisitas rendah.
Jenis bahan-bahan yang dipilih dan disetujui oleh Direksi akan tergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada tekanan tanah yang
harus dipikul.
c) Pasir Urug
Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus dipadatkan dengan
mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal. Jika ada kandungan
lumpur, maka pasir harus dibersihkan dari lumpur
d) Tulangan
Tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu
BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 12 mm harus baja lunak dengan tegangan
leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.
Pemborong harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik/roduser
atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Pemborong
a. Semen
Setiap pengiriman semen harus disertai dengan pengiriman sertifikat dari pabrik yang
menunjukkan bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi
kimianya dan bahwa coba uji dan analisa tersebut dalam segala-galanya sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang relevan dengan JIS, BS atau N I. Setiap pengiriman semen,
yang dikirim ke site harus diuji dan dianalisa menurut persyaratan yang relevan dengan
JIS, BS atau N I. Sampel akan dikumpulkan sebagaimana ditentukan oleh Direksi dan
pengujian harus dilaksanakan pada laboratorium yang telah disetujuinya. Semen yang
telah dipakai untuk sample-sample tidak boleh dipakai pada pekerjaan apapun sebelum
coba ujinya dan analisanya telah selesai dan hasilnya telah diterima dengan baik oleh
Direksi. Sebagai tambahan dari test- test dan analisa-analisa tersebut diatas Direksi dapat
menguji semen yang telah disimpan di Site sebelum dipakai untuk menentukan apakah
semen yang didatangkan telah rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Tidak
boleh ada semen yang dipakai sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Direksi.
Banyaknya semen untuk test tidak ditentukan dan ongkos pengujiannya harus
dimasukkan dalam bill of quantity untuk masing-masing pekerjaan. Direksi dapat
menolak semen yang didatangkan/yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan, meskipun semen itu telah mendapat sertifikat pabrik. Semua semen yang telah
ditolak harus segera dipindahkan dari Site, atas biaya Kontraktor.
b. Pasir
Jumlah maksimum lumpur di pasir tidak melebihi 8%. Agregat halus yang mengandung
lebih dari persentase lumpur yang diijinkan harus dicuci sehingga bisa membawa
kandungan lumpur dalam batas yang diijinkan.
Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus
mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan
menghasilkan beton dengan kerapatan maximum. Gradasi dari agregat halus harus
masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 - 1200 atau dalam N I atau dalam
tabel dari JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1102 sieve) Ukuran
saringan (mm). Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami untuk
memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat.Pasir dari pecahan batu saja
dapat dipakai hanya atas persetujuan Direksi.
c. Pengujian slump
1) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam SNI 2847 2013 dan sama sekali
tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Lapangan.
2) "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan
mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang
bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak
adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
3) Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :
Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Mobilisasi & Demobilsasi
a. Mobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan
terdiri dari :
1. Pick up (kapasitas 1 m3)
2. Concrete Mixer (kapasitas 0,25 m3)
3. Mesin Las HDPE
4. Generator Set (3.5 KVA)
b. Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
c. Pemasangan Bowplank
Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan.
Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek,
Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan. Bowplank terbuat
dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam
dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata
bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.
Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis
ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank
dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok –
patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.
Letak gudang dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam
proses bongkar muat material yang akan digunakan.
3. PEKERJAAN BETON
Metode Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Leveling Pengecoran
Pekerjaan Kontrol Kualitas
Pengecoran Beton
Pekerjaan Curing
- Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi
tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.
Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.
- Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada
pekerjaan kolom.
- Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan Beton Molen. Dalam hal ini
pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Pengecoran
dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran.
- Pekerjaan Curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.
2) Pemasangan Batu
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan
pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut.
Perhatian diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran
sama. Batu dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. Batu
ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah
terpasang. Peralatan yang cocok disediakan untuk memasang batu yang lebih besar
dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan
3) Penempatan Adukan
Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan
batu yang akan dipasang. Tebal dari landasan adukan pada rentang antara 2 cm
sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh
rongga antara batu yang dipasang terisi penuh. Banyaknya adukan untuk landasan
yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya
dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar
atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut
dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan yang baru.
d) Peralatan Penyambungan
a. Generator digunakan untuk mengalirkan daya listrik kepada plat pemanas,
pemotong dan pompa hidrolik.
b. Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong atau
penyayat, plat pemanas, pompa hidrolik dan pengatur waktu.
c. Roda penyangga pipa
d. Tenda pengelasan
e. Cleaning material, lint free cotton cloth or paper towel.
f. Bead gauge
g. Digital thermometer with surface probe to check heater plate
h. Pipe and covers
i. Baseboard
j. Pipe cutters
k. Air temperature thermometer
l. Indelible marker pen
m. Timer
n. Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas (tissue).
o. Alat ukur sambungan
p. Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas
q. Pipa dan penutupnya
r. Papan landasan
s. Pemotong pipa
t. Thermometer temperatur udara
u. Spidol putih
v. Alat pencatat waktu
e) Metode Penyambungan
Pemeriksaan awal Sebelum penyambungan, dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar
berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
b. Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
c. Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila
sebelumnya sudah digunakan.
d. Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
e. Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
f. Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa
yang akan disambung.
g. Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada
sumber listrik dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang
disarankan).
h. Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung
mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.
f) Prosedur Penyambungan
Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan
plat pemotong dalam posisi lurus.
Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali
pipa.
Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh
masuknya udara ke bagian dalam pipa.
Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga
ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan
permukaan pipa yang kontinyu.
Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka
untuk menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan
permukaan pipa.
Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang menyentuh
permukaan yang sudah dipersiapkan.
Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses
pemotongan.
Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan
potongan.
Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pipa bersama- sama secara hidrolik.
Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang
sedang disambung.Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat
sebelum pembuatan sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram dasar
yang ditunjukkan pada mesin. (Apabila yang digunakan mesin adalah
otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis).
Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat
tersebut bersih dan baik suhunya.
Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian
permukaan yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem
hidrolik dengan menggunakan tekanan yang ditentukan sebelumnya.
Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas
supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai
pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa agar posisi
pipa diklem pipa tidak bergeser dan ujung pipa harus di jaga agar tetap kontak
dengan plat pemanas.
Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan
bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
Segera tutup klem (dengan 8 - 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan
permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel
Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak
boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di
atas.
Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa
lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.
Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan perlengkapannya,
dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi utama dari sambungan
rumah adalah:
a) mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
b) untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen. Perlengkapan minimal
yang harus ada pada sambungan rumah adalah:
c) bagian penyadapan pipa;
d) meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
e) katup pembuka/penutup aliran Air;
f) pipa dan perlengkapannya.
g) Bahan Water Meter untuk sambungan rumah harus standar SNI.
7. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Pengecatan waterproofing
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari kotoran dan debu serta sisa adukan
mengguna-kan sikat, sapu dan cape.
- Labur permukaan / bidang yang akan dipasang dengan primer coating secara
merata, juga bidang dinding naik ± 20 cm dari finishing lantai.
- Cek laburan primer coating.
- Pasang waterproofing secara merata mulai dari dinding terjauh dengan overlap
±10 cm.
2. Pekerjaan Tanah
Semua item pekerjaan tanah yang tertera pada rencana anggaran biaya
menggunakan satuan pengukuran pembayaran m3 (meter kubik)
3. Pekerjaan Beton
Semua item pekerjaan beton lantai dasar, lantai 1 dan lantai 2 yang tertera pada
rencana anggaran biaya menggunakan satuan pengukuran pembayaran m3 (meter
kubik) kecuai pada item beton kolom praktis menggunakan satuan pembayaran m’
(meter panjang)
6. Pekerjaan Pengecatan
Semua item pekerjaan pengecatan yang tertera pada rencana anggaran biaya
menggunakan satuan pembayaran m2 (meter persegi).
BAB III
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standard
SNI/SII, apabila ternyata belum ada SNI/SII berkenaan dengan produk tertentu atau
belum dibuat didalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain,
dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa
yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini. Ukuran diameter yang tercantum dalam
Daftar kuantitas dan harga atau
RAB adalah ukuran diameter dalam pipa/Nominal Diameter (ND) bukan ukuran luar
pipa (OD).
Semua barang-barang yang dikirim harus seratus persen baru (bukan barang bekas)
dalam keadaan baik memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan:
Barang atau peralatan yang diproduksi didalam negeri atau berasal dari luar negeri
dan sudah diatur dalam SNI maka/barang tersebut wajib memiliki Standar Nasional
Indonesia (SNI).
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI), maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar- standar
sebagai berikut :
ASTM
ANSI
Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum
dalam dokumen pelelangan ini, dengan syarat bahwa bahan pipa yang ditawarkan
mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini.
Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-gambar detail
junction disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan didaerah tropis
dengan temperatur air yang mengalir antara 15 – 35 derajat celcius dan pH antara 6
sampai dengan 8.
Penyedia barang/jasa harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja
dari pipa/fitting yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu atas permintaan Direksi Pengawas, Penyedia barang/jasa harus
melakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting dilapangan atas biaya
penyedia barang/jasa(rekanan). Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji dilapangan
akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Apabila ternyata hasil pengujian
tidak sesuai dengan sfesifikasi yang ditawarkan maka penyedia barang/jasa (rekanan)
harus mengganti dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan sfesifikasi yang
ditentukan.
SNI 06–2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa untuk Air
Minum dengan THF
Ketebalam minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti table berikut:
DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
20 -
32 -
DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Seri Pipa
Nominal Diameter
Tebal Dinding Nominal (mm)
( mm )
S 10
20 -
32 -
1.2.3 Sambungan
a. Push On Rabber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai beil pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang
lain dibavel dengan sudut kurang lebih 15º. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk
pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dipersiapkan dan mempunyai ujung jenis beil.
b. Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa
dan cocok dengan diameter luar pipa.
a. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange
pada satu ujungnya dan scket (atau beil) pada sambungan fleksibel baik dengan
mekanikal maupun push-on.
b. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI -0084–1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan system rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4 kg/cm2).
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau hjeat
process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karateristik dan
kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.
Bell and Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai flange pada satu
ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pada ujung yang lain.
Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan harus berupa ujung-ujung
dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange. Permukaan luar fitting
tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen, yaitu coal tar
aspheltic base, yang mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm.
Permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy
yang dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan
dilengkapi sertifikat dari instansi yang berwenang (public health authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus
dari baja yang digalvanis.
1.3 Valve
0.0.1 Umum
Penyedia barang/jasa (Rekanan) harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh Valve sesuai dengan
ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan
dikeluarkan oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang menunjukkan :
- Nama atau Merk Dagang pembuatnya
- Tahun Pembuatan
- Tekanan Kerja
- Diameter Nominal
- Arah Panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight joint
are made in the thread”
Valve dengan diameter 50 mm ke atas menggunakan sambungan system dengan
flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasioanal yang diakui.
Kontraktor harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan engineer.
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjan (Bill of Quantity) maka seluruh
Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera
untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
Semua lubang / bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing.
Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material
bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3
mm terbuat dari karet sintetis.
Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol ( crank ), T- bar dan perlengkapan lain sehingga tidak
menimbulkan kesulitan pada operator. Rekanan harus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan
lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui
oleh direksi (direktur pengawas)
Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan dipabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering ± 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut
tidak boleh digunakan.
Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set
untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa inggeris
Penyedia barang/jasa (Rekanan) harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta
dalam spesifikasi ini.
0.0.2 Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liguids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi
kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci
T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang
seukuran
Tee Key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet caver
dan terbuat dari baja ST 40 yang lelah digalvanis
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis
Harga penawaran exlension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah
Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertical
mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam
posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box
tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat
dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui engineer. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas
persetujuan engineer dan seal ini ahrus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan
paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan diatas stem-collar dan dapat dilakukan
penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi
terbuka penuh.
Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup
harus disertakan pada surface box tersebut.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi
valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).
Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang
diberikan pada uraian pekerjaan.
Badan air valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
Air valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan
tidak menunjukkan gejala kebocoran.
Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
Rekanan harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah
untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sbb :
a) Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang
mengikuti ‘Standards for Rubber seated Butterfly Valves’ (AWWA
Designation C 504) atau standard Inlemasional lain yang disetujui yang
sama atau lebih tinggi kualitasnya dari yang disebutkan.
b) Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90° dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.
c) Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
d) Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
e) Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f) Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila
tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g) Seluruh valve harus mengikuti spesifikasi dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h) Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
“Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B (ASTM Designation A 126) atau ductile iron (ASTM
536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
i) Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
j) Type air valve harus sesuai dengan spesifikasi dibawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin “ O ” atau multiple Buna – N Packing
Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa
harus melepaskan bagian valve.
Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat dari
perunggu, sekrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji),
sekrup dalam dan tangkai pengungkit.
Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,
kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm2
(20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi diatas atau
dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga
yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2).
Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesifikasi diatas.
Referensi
a. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm,
dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75, tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan
menjadi 0,1 mm.
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan
pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan
untuk penggulungan ulang.
2. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.
diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.
Catatan :
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana table dibawah.
PE 80 PE 100
4.0 1000
2. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400%, bila
diuji pada suhu 20ºC.
1.4.6 Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt fusion dan sambungan elektrofusion, atau dengan Mechanical
Joint. Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 – 110 mm. sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.
a. ISO 2531
b. BS 4772
1.5.2 Spesifikasi Teknis
1. Ketebalan Dinding Pipa
NOMINAL KETEBALAN DINDING PIPA (MM)
DIAMETER
K=9 K = 12 K = 14
K = 9, untuk pipa
2. Panjang Pipa
NOMINAL
PANJANG PIPA (M)
DIAMETER
80 4–6
100 4–6
150 4–6
200 4–6
250 4–6
300 4–6
350 4–6
400 4–6
450 4–6
500 4–6
600 4–6
700 4–6
800 4–6
900 4–6
1000 4–6
1200 4–6
1400 4–6
1600 4–6
1800 4–6
2000 4–6
a. Push on joint
b. Mechanical joint
c. Locking joint.
Semua penjelasan dalam persyaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di Indonesia. Semua standar yang
digunakan, menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur
dalam SNI, standar yang digunakan menunjuk kepada :
Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan
volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan volume
pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal
tersebutdalam persyaratan umum.
d. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan
atau sebagaimana diminta direksi.
1) Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut.
Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa.kontraktor harus
memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang atau direksi,
karena trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.
2) Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran
dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan
bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.
1) Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada dengan
kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau
sesuai petunjuk direksi.
2) Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah “ tanah merah atau yang
sejenis sesuai persetujuan direksi” yang dipadatkan dengan baik dengan
ketebalan minimum 0,5 m.
3) Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan
kerikil.
4) Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum
tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya
pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus bertanggung jawab
terhadap biaya perbaikan tersebut.
3.1 Umum
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan
dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang
baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali;
pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan;
peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi;
perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan
pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap
dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan
diperintahkan oleh direksi.
3.4 Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (sub surface) dan Lubang Pengujian
(test pit)
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan. Kontraktor harus bertanggung jawab bagi
perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau rusak karena kelalaiannya.Apabila,
menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk tujuan penyelidikan
keadaan tanah, kontraktor harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang
jalur pipa, kecuali ditentukan lain oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus
menggali lubang pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah
tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam
melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang
cukup didepan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya sebelumnya
harus mendapatkan ijin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang memeliharanya
dan melaporkannya pada direksi. Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan
pohon termasuk biaya kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri.
3.6 Penggalian
Bagian berikut yaitu “ PENGGALIAN “ yang digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.
3.6.1 Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan
dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi. Batu dan bahan galian
lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak sesuai untuk
pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan,
pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air,
termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai
sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan
maupun kepemilikan yang berada didekatnya. Dinding dan permukaan seluruh galian
dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya dari tanah yang tidak stabil harus
distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan, membuat sudut galian
yang aman atau cara lainnya.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain-
lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan
yang ada disekitarnya.
d. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan
perletakan pipa terakhir. Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan
pengurugan harus dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir
hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup
aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
Bagian dasar tanah yang digali melampui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada
kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui atau
dipadatkan. Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual). Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan
harus disingkirkan agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari
setiap sisi pipa dan fitting untuk pipadengan diameter 600 mm atau lebih kecil dan 20
cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga diluar turap, tetapi jika
terjadi rongga, rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang
penopang dan turap, kontraktor harus memberitahu lokasi galian dengan turap dan
penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari
direksi.
Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama pekerjaan
berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk
ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas
dan kepemilikan. Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan
lain ditinggalkan/dibiarkan ditempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di
pihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan
hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap kerusakan yang
terjadi pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam
pekerjaan sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah
longsor atau bergeraknya tanah.
3.7 URUGAN
Bagian berikut mengenai “URUGAN” harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.
3.7.1 Umum
Urugan mencakup menyediakan, menetapkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya.
Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan
yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan dibeberapa bagian pekerjaan, kontraktor
harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan
dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa
terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm
dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar,
semak atau tubuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exresive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak menggumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah atau benda
lainnya yang merupakan pendapat direksi dapat ditolak. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang
kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak
mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm. Bahan
tersebut harus terbebas dari kotoran, arang, abu, bahan tak terpakai/ruangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.
Dalam Pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak
merusak pipa.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian “ GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN “. Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu
hingga ke dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk
topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis
lindung dilakukan dari bahu hingga kedalaman untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbetuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan
lain oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan
lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografi sungai,
saluran dan selokan.
Rongga diantarabatu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik
atau dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan
kerikil yang dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Batas konstruksi dan setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
“flexible” dan/atau “fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment
jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan
perintah direksi sesuai dengan kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih
rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh
Pemborong dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa
di bor.
Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah periode kontak selama 24 jam
dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum pemberian
desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung khlorin diatas,
Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.
4.1.4 Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran
dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan
mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien
1. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau
yang diperlihatkan dalam gambar.
a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah dilapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui,
bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana
terlihat dalam gambar. Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh
dilakukan sebelum diperoleh persetujuan dari direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipasang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan kedalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, kontraktor
harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu “Pekerjaan
Beton”.
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karateristik minimum 175 kg/cm. Pipa
yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan
cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama
pengecoran beton.
3. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, kontraktor harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan
ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan kedalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan,
semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar
kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu
aliran sungai atau saluran.
5. Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting” dan “coupling”
sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
“Sliding Type Ring Support” harus dianggap pendukung berbentuk cincin yang dapat
digeser secara horizontal dibantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi
atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut diatas. Pendukung berbentuk cincin
harus dilas merata melingkari pipa baja.
8. Pengujian Pengecatan
a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji sebagaimana
dinyatakan dibawah ini.
Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4.2.3 Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan Lainnya.
Kontraktor berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus menghitung
tenaga penembus (driving power) yang diperlukan. Bila memang diperlukan sekali,
untuk membelokkan pipa dengan sambungan ”solvent cement” agar membentuk
lengkungan dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk
dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa
yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan.
Setiap ruang penembusan juga harus memiliki alat yang memadai untuk menaruh
pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:
Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap
dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian
kerangka tersebut tidak boleh dilaskan ke tiang turap.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong
secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti ditunjukkan pada
gambar.
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus
tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa
ditembuskan pada bukaan yang dibuat. Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm
lebih besar daripada diameter pipa tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan
bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja
berketrampilan tinggi. Setelah pendorongan pipa pertama. Ruangan antara pipa dan
bukaan turap harus diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetujui oleh
Direksi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.
3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan semua
terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara
pipa dengan tanah. Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampui batas
taksiran kekuatan untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini tanpa
menunda, kepada Direksi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlu
diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut bekerja
secara serempak.
Penyambungan harus dilakukan sesuai denga persyaratan dari bab-bab yang telah
disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan cara
memuaskan Direksi.
6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan pengukuran datar,
titik henti dan survey lainnya diperlukan untuk penembusan pipa sehingga
berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta
Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung
sebagai dari jalur pipa utama
Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain seperti
Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam
selubung tersebut.
1. Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron
Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukkan pada gambar. Semua
bagian pipa yang menanjak termasuk “bend” atau “fitting” harus dilindungi dengan
selimut beton bertulang dengan cara yang sama seperti blok-blok penahan tekanan
untuk “blend” vertikal.
b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi.
Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian,
Kontraktor harus memperbaiki dan mengganti atas tanggungan biaya sendiri
hingga memenuhi syarat.
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga
ke dasar selubung beton.
Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam dan
Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dam bila perlu termasuk “pipe
locator” (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Kontraktor harus
mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.
5.1 UMUM
5.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa
dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi dengan spesifikasi ini dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
b. Kontraktor harus mempelajari brosur-brosur teknis atau pedoman teknis yang
dikeluarkan oleh pabrik pipa, fitting dan perlengkapan yang digunakan dalam
pekerjaan ini, tentang spesifikasi dan petunjuk pemasangan produksi mereka.
Penggunaan brosur dan pedoman teknis dari pabrik tersebut oleh Rekanan harus
diketahui dan disetujui Direksi pengawas.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi ini dapat dilaksanakan
berdasarkan ketentuan-ketentuan praktis yang berlaku di Indonesia dan harus
disetujui oleh Direksi.
5.1.2 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada
pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas beban biaya kontraktor. Kontraktor juga harus menangani
perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik sedemikian rupa guna
menghindari kerusakan pada peralatan tersebut. Semua perkakas dan peralatan harus
dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik sehingga selalu siap digunakan
dalam kondisi yang baik. Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan
tersebut harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor.
Dalam hal perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus
memberi konpensasi kepada pemilik.
Langkah pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat Bantu lain yang
memadai menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang
rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja. Pipa dipasang secara
seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu.
Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyemen akhir harus
diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.
Pipa, Valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus
diberi tanda secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan
yang baik.
Secara umum, setiap tiga batang pipa disambung diatas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil. Pipa-pipa yang disambung
menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan didalam galian pipa tersebut
disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan “coupling”.
Jika kerusakan terjadi pada pipa “Valve” atau perlengkapan dapat saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak
boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam
pipa. Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur
dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang
telah disetujui dan didapatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk kesambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyiapkan “Tee”, “Bend” atau “Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung pemotongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi. Tidak boleh ada “Fitting” seperti “Bend”, “Tee” dan “Flange” dan
“Spigot” dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dan direksi.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pngelasan sebagaimana diminta. Jumlah pipa yang akan
menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan tanah,
serta cara meletakkannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh
direksi. Pengelasan yang diminta oleh direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “ 4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN
DILAPANGAN” DALAM 3.3.4 atau cara yang diterima oleh direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain. Penyambungan dengan
pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul tunggal
(Singgle - Welded Butt Joint) atau las – tumpul ganda (Double-welded butt joint)
sesuai yang ditentukan.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan yang berwenang.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5% untuk batang yang diiluminasi (Illuminated rod) dan 0,5%
untuk batang yang hidrogennya rendah (Low hydrogenous rod).
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301
atau pada standar yang telah diterima oleh direksi.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi
pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double-welded butt joint).
Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai
dengan JIS G – 3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh direksi.
5. Pengelasan
Sebelum mengerjakan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong dilapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan. “Fitting” tidak boleh dipotong
dilapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa. Bila pengelasan
dilakukan dilapangan, kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan,
temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi
cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.
Bahan tersebut dengan alas an apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan
lain dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada
direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak
tersebut.
Ujung “Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak
selama penanganannya. Pipa atau “Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi.
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agr tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran.
Tindakan pengaman harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan
penyumbatan kedap air semua bukaan/celah disetiap akhir pekerjaan setiap hari.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur gradien yang diperlihatkan dalam gambar yang sesuai dengan jadual
peletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke
posisinya alinyemen dan gradient akhir harus dicek dengan peralatan survey.
Setiap tintakan Pencegahan harus diambil untuk mencegah benda benda asing masuk
dalam pipa saat ditempatkan dalam jalur pemasangan. Selama pemasangan, tidak
boleh ada sampah,perkakas,kain atau benda lainya yang diletakkan/ditinggalkan
kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spigot harus diletakkan
ditengah bell. Pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradient yang
benar. Pipa harus dimantapkan ditempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk
mencegah tanah atau kotoran lainya masuk kedalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus tertutup
dengan cara memadai dan menyetujui oleh Direksi. Khususnya pada musim hujan,
kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah air hujan/atau sampah dan
benda lainya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang,dan jangan sampai
pipa tersebut terapung.
Pemotongan pipa
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
Pipa “Valve” dan “ Fitting” harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan
dan kerusakan. Pipa atau “Fitting” yang rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan Direksi.
a. Sambungan Mekanis
- Mechanical-joint : sambungan plastik, injection (20 mm-63 mm) imulded,
tipe push-in dengan O-ring dan ulir
- Sambungan dari metal
b. Welding (heat fusion)
- But welding ( 63 mm – 250 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
c. Electro welding (25 mm – 125 mm)
- Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan direksi.
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan
dan diratakan dengan mengetap. Setelah alat pengetap dilepaskan, plat
pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa dengan sedikit tekanan
untuk beberapa detik. Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa
dengan tekanan tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari
bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin
klem dapat dibuka.
- Socket Welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan
bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus.
Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang
sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket
sambungan kedalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket
sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.
- Suddle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan dilas harus dibersihkan dengan
cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa suddle dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan
sambung segera pipa dengan suddle tersebut dengan tekanan tertentu untuk
beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat
yang biasanya sudah ada pada sambungannya.
Kemudian kabel dari control box disambung kedalam sambungan yang tersedia.
Hidupkan control box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses bila
penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan keluar dari
lubang indicator pada sambungan.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak
boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam
pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan
ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang
telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan “Tee”, “Bend” atau “valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa. Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan
pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada “Fitting” seperti “Bend”, “Tee”, dan “Flange dan Spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada kontraktor kepada direksi.
Jumlah Pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh direksi. Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang
seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali
ditentukan lain.
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC besar atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C
9301 atau pada standar yang telah diterima oleh direksi.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur di kedua sisi
pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint).
Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai
dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pekerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding). Bila pipa akan dipotong di
lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada kedua ujung
pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana
yang ditentukan. “Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan. Kualitas pengelasan dan
kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus-menerus (berlanjut)
dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa. Bila pengelasan dilakukan di
lapangan, kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur,
kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti
yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari direksi. Permukaan
hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang tindih
dan ketidakrataan.
Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab
dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan. Kontraktor
harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan
dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi
analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya, yang ditanda tangani
oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) coly kepada Direksi.
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
(mm) (mm)
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknik dari pabrik, yang diperlukan oleh pemilik,
harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan
akan dipilih oleh Direksi.
5.6.2 Pelapisan Pipa Baja dan “Fitting”
1. Pipa Baja yang Terekspos
Seluruh permukaan pipa baja dan “fitting” yang terekspos udara, harus diberi tiga
lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik,
dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut. Jika
ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
1) “Head-Shrinkable Sleeve” :
Pemasangan “Sleeve”
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua
sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve
yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. “sleeve” tersebut
harus berada ditempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm.
2) “Head-Shrinkable Sheet”
Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) “Head-Shrinkable
Sleeve”.kata “Sleeve” harus dibaca “Sheet”,
1) Pelapisan ”Epoxy”
- Satu (1) lapisan “epoxy primer”
- Satu (I) lapisan “epoxy finish coat”
2) Pelapisan “Coal Tar epoxy”
- Satu (1) lapisan “epoxy primer”
- Dua (2) lapisan “epoxy finish coat”
Pita pelindung korosi “petrolatum” harus ditarik dengan tegangan yang cukup
agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita
harus ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus menyediakan
pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya Kontraktor sendiri.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya
gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang di uji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian.
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.
5.7.2.4 Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.
L = SD√P
33200
Dimana :
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge
Lm = SD√P
2816
Dimana :
Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi
1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar
0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan.
3. bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
Tabel 11.1
450 (31) 0.48 0.64 0.95 1.27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0.45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05
Semua bagian jaringan yang di uji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan
merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
Untuk memperoleh kebocoran dalam liter / jam. Kalikan dengan
3,785
5.7.5 Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau
“valve” yang ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai
dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah
diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
1) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
6. PEKERJAAN SIPIL
6.1 Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya sama-sama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut
dokumen-dokumen kontrak, dan semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan
baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain
dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
6.4 Perijinan
Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka kontraktor yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Pekerjaan di lapangan tidak
diperkenankan dimulai apabila perijinan yang diperlukan belum diperoleh.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikandengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.
Kontraktor harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan
sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan setempat
dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau
saluran / anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.
Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik
tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang
diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
pekerjaan.
Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan dilapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil
revisi terakhir. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan
perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi
tanggungan kontraktor.
6.9 Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap
pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan peralatan
pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi.
Tanpa persetujuan direksi, kontraktor tidak diperbolehkan untuk memindahkan
peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.
Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
6.10 Penyediaan Material
Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain dalam
dokumen kontrak. Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, kontraktor
harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung
jawab atas pengangkutan sampai dilokasi pekerjaan. Kontraktor harus mengganti
material yang rusak atau kurang akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang
akibat kelalaian kontraktor.
Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan
bila diminta untuk di pertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-
hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya
tambahan. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.
Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-
material dari jenis atau merk tertentu, maka kontraktor harus meminta petunjuk
direksi untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan diperbolehkan
untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor dapat mengganti
dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.
6.13 Pematokan
Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi
dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.
Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh
kontraktor harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh kontraktor. Apabila ada
yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan
dari direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, kontraktor harus
mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut.
Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu
copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki,
kontraktor harus mengajukan kembali gambar hasil memungkinkan untuk di
reproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada
direksi dalam kalkir asli dan 2 copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang
digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.
6.14 Rambu-rambu
Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu
untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk
menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi
jalan dengan lalu lintas padat, kontraktor harus melaksanakan pekerjaan secara
bertahap atau apabila dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya
untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk didalam penawaran kontraktor.
d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh kontraktor.
e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk kurva-S beserta lampiran
penjelasannya.
6.16 Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila
direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan
tersebut. Dalam keadaan apapun, kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
direksi. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan
kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang
cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan diawasi langsung oleh direksi atau
wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut
harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
6.17 Rapat-rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/ atau kontraktor dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang kontraktor dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil
/ risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi kontraktor.
6.21 Acuan
Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normative yang telah ada, antara lain:
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron
agregat kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan
alat ukur tipe baling-baling
SNI 03-3423-1994 Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat
hydrometer
SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,0075 mm)
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding
7.1 Umum
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan
dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, pemborong harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih
lanjut, juga pemborong harus menentukan letak bangunan pelengkap seperti Direksi
keet, gudang dan sebagainya.
Bila dinyatakan syrat-syrat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa pepohonan
rindang dan tanaman ornamen tertentu akan diperintahkan, maka pepohonan/tanaman
tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya pemborong. Pepohonan yang
harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak merusak
pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar dan
sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 0 cm dibawah permukaan
tanah aslidari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah).
Dan bersama-sama dengan seluruh tempat sampah dalam segala bentuknya pada
tempat yang tidak terlihat segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak
terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau dibakar.
Seluruh pekerjaan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh pemborong atau tanggungannya sendiri. Bila akan
diberitahukanpembakaran hasil penebangan, pemborong harus memberitahukan
kepada penghuni, dari milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam
sebelumnya. Pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka. Pada pelaksanaan
pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-
patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk
pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan
sisa dibebankan kepada pemborong dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.
b. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui
dalam galian harus dibuang. Sesudah galian selesai, pemborong harus
memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan
penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi
setuju dengan ukuran dan kedalaman ukuran material-material pondasi serta
konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua retakan
atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan, diisi dengan spesi (injeksi), serta
semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.
d. Coffer Dam
Untuk galian dibawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer
dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar rencana
coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.Coffer dam untuk
galian pondasi harus dibuat cukup dalam dibawah permukaan dasar pondasi yang
cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar
keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harusdirencanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besiuntuk keperluan pemompaan air
keluar acuan beton.
Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan
bagian-bagian lain dari Coffer Dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi
bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar dengan
hati-hati agar tidak merusak konstruksi.
Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa
ijin khusus dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya menyingkirkan
pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada persetujuan tertulis
dari pemiliknya.
Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan
pembakaran, pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dari milik-milik
yang berbatasan dengan pekerjaan, pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat
terbuka.
Usaha pemompaan air ini tidak dalam Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agarbeton muda atau bagian-bagian dari padanya tidak ikut
terbawa dalam proses pemompaan.Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum lantai beton seal cukupmenjadi keras.
Setelah penggalian disetujui kontraktor harus segera mulai dengan tahap konstruksi
berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam
jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.
7.4 Urugan Tanah
a. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
Semua bekas lubang pondasi
Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga
termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman sekitarnya.
b. Penggunaan Material Bekas Galian
Pemborong harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari
pohon, kayu dan sebagainya.
Berbagai jenis dan material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya.
Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan
harus ada persetujuan dari Direksi.
c. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum. Pemadatan
harus dilakukan dengan alatpemadat mekanis (compactor) dan untuk pekerjaan yang
besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.
7.6 Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi
yang sesuai dengan yang diperuntukkan.
a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah dibawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm dibawah
muka air tanah konstan pada lubang galian. Jumlah yang diukur dengan cara seperti
tersebut diatas tanpa mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang,
dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang akan disebut
dibawah ini.
Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
8. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
8.1 Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
ternyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka pemborong harus
meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya. Untuk dinding-dinding penahan
tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan lain sebagainya., harus
diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm kecuali
dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka lubang-lubang drainase tersebut harus
ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m dari diletakkan sedikit
diatas peil pembuangan air. Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi
merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau beton atau pasangan lain yang
digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-
pelindung erosi.
b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
3. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanya zat-
zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau larutan the yang sedang
kepekatannya.
4. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium sulfat
tidak boleh lebih dari 10%.
5. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari
0,6% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh
menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali.
6. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu
yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh . . . (65% pada
pengujian 7 hari)
7. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
8. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.
c. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikit :
1. Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya.
2. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
3. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai
keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan
warna putih yang merata.
d. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
e. Lain-lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik
dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang
disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
8.3 Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi. Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk tidak boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan
warna adukan yang merata.
b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.
Jenis Spek
M2 1 pc : 2 psr
M3 1 pc : 4 psr
9.1 Umum
1. Secara umum pembuatan Bak Pengumpul Air dilaksanakan untuk mengumpukan air dari
mata air kemudian di bending dan di alirkan ke reservoir.
Pekerjaan Bak pengumpul air ini sudah termasuk biaya pemasangan stop kontak dengan
kabel listrik yang sesuai sampai dengan pompa dapat beroperasi dengan baik.
2. Termasuk dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah pengadaan semua peralatan,
bahan-bahan, tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.
Pompa submersible yang digunakan mempunyai kapasitas minimal 3 liter/menit, dan head
minimum 65 meter. Diameter pompa maximum adalah 3 inch. Pompa dipasang pada
kedalaman 3 meter dari ujung pipa bagian atas atau sesuai gambar kerja. Pompa dihubungkan
dengan pipa instalasi diameter sesuai dengan karakteristik suction pompa (diameter pompa)
sampai mencapai bak air Reservoir. Sebagai kelengkapan pompa pada bagian atas pipa
instalasi dipasang 1 buah check valve, gatevalve, water meter pump, selve dan kelengkapan
lainnya atau dikenal dengan well head.
10. PEKERJAAN PALING BERESIKO
Persyara
Diskripsi Resiko PenilaianTingkat Resiko Penilaian SisaResiko
tan
Jenis Pengend
Pemenu Pengenda Nilai Tingkat alian Kemung Keparah Nilai Tingkata Keteran
No. Identifikasi Bahya (Skenario Bahaya
Uraian Pekerjaan han lian Awal Kemungk Keparah Resiko Resiko an Resiko n Resiko gan
Bahaya) (Tipe inan (F) an (A) Lanjutan kinan
peratura (FxA) (TR) (F) (A) (FxA) (TR)
Kecelak n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
A PEMBUATAN BAK RESERVOIR 50 M3 ‐ 1 UNIT
1 PEKERJAAN BETON
8 Beton dinding mutu K 225, T‐ 20 cm
‐ Beton dinding Terluka, tergores, tergelincir, lecet
dan tertusuk pada saat pekerjaan
‐ Besi Beton polos Terluka, tergores, tergelincir, lecet
dan tertusuk pada saat pekerjaan
‐ Begisting Terluka, tergores, tergelincir, lecet
dan tertusuk pada saat pekerjaan
BAB IV
PENUTUP
Gerung,………………… 2022
Fathurrahman, ST.
NIP. 19810215 200901 1 010