Anda di halaman 1dari 121

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KOMPLEK KANTOR PEMDA KABUPATEN LOMBOK BARAT
Jl. Soekarno Hatta Giri Menang-Gerung Telp. (0370) 6183010 Fax. (0370) 6183012 Kode Pos 83363
email : dpu@lombokbaratkab.go.id

SPESIFIKASITEKNIS

PENGGUNA ANGGARAN : KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN


RUANG KABUPATEN LOMBOK BARAT

SKPD : DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


KABUPATEN LOMBOK BARAT

NAMA PPK : PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN PADA SUB KEGIATAN


PEMBANGUNAN (SPAM) JARINGAN PERPIPAAN DI
xPUTR KABUPATEN LOMBOK TAHUN ANGGARAN 2022

NAMA PEKERJAAN : PEMBANGUNAN BARU SISTEM PENYEDIAAN AIR


MINUM (SPAM) DESA LINGSAR KECAMATAN LINGSAR

TAHUN ANGGARAN 2022


BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS

PROGRAM : PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM


PENYEDIAAN AIR MINUM
KEGIATAN : PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR
MINUM (SPAM) DI DAERAH KABUPATEN/KOTA
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN BARU SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)
DESA LINGSAR KECAMATAN LINGSAR
LOKASI : DESA LINGSAR KECAMATAN LINGSAR
TAHUN : 2022
ANGGARAN

1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Lombok Barat merupakan salah satu Kabupaten yang terus berupaya untuk memenuhi
kebutuhan dasar masyarakat pada bidang air minum dan sanitasi. Melalui Dinas Pekerjaan Umum
dan Penataan Ruang, Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat berupaya meminimalisir
permasalahan yang masih ada seperti:
 Kurangnya pemerataan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat perdesaan.
 Belum tercukupinya kebutuhan akan air bersih seiring dengan meningkatnya jumlah
penduduk.
 Belum maksimalnya pelayanan yang diberikan pemerintah dalam rangka peningkatan
p e m e n u h a n kebutuhan sarana dan prasaran air bersih seiring dengan meningkatnya laju
pertumbuhan penduduk.
Untuk itu, berdasar usulan desa melalui Musrenbang atau usulan desa yang telah disampaikan
langsung ke Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Barat, Pemerintah
daerah mengalokasikan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan akan air bersih berupa
Pengembangan System Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan Anggaran DAK yang telah masuk
ke dalam APBD Kabupaten Lombok Barat Tahun Anggaran 2022.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dan tujuan dari pengadaan jasa konstruksi Pembangunan Baru Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) ini adalah sebagai berikut:
 Maksud dari proses pengadaan Pembangunan Baru Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Desa Lingsar Kecamatan Lingsar adalah agar terlaksananya proses pengadaan Pembangunan
Baru Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar yang sesuai
dengan peraturan pengadaan barang dan jasa pemerintah yang berlaku.
 Tujuan pengadaan jasa konstruksi Pembangunan Baru Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar adalah terlaksananya pekerjaan konstruksi yang efektif
dan efisien, sehingga menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan bermutu sesuai dengan
spesifikasi.

3. TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah hasil
konstruksi jaringan pipa sebagai prasarana air minum yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat
Desa Lingsar Kecamatan Lingsar pada khususnya dan desa lain sekitarnya untuk pemenuhan akses
air bersih masyarakat melalui suatu proses yang dapat dipertanggungjawabkan dengan penawaran
biaya yang wajar.

4. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA


a. PA : Pengguna Anggaran pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Lombok Barat
Nama : Ir. MADE ARTHADANA, MM

b. PPK : Pejabat Pembuat Komitmen Pada Sub Kegiatan Pembangunan SPAM


Jaringan Perpipaan di Kawasan Perdesaan Cipta Karya Lingkup Dinas
PUTR Kabupaten Lombok Barat T.A. 2022
Nama : Fathurrahman, ST.

5. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA


a. Sumber dana untuk pembiayaan pengadaan ini berasal dari APBD Kabupaten Lombok Barat
Tahun Anggaran 2022 melalui DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten
Lombok Barat, dengan nomor kode rekening: 1.03.03.2.01.04.5.1.02.01.01.0039
b. Pagu Anggaran : Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah)
Harga Perkiraan Sendiri : 999.763.509,28,-( Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan juta
Tujuh Ratus Enam Puluh Tiga Ribu Lima Ratus Sembilan Ribu Koma Dua Delapan Rupiah)
sudah termasuk profit, overhead dan pajak-pajak.

6. RUANG LINGKUP, LOKASI, PEKERJAAN, FASILITAS PENUNJANG


Meliputi :
a. Ruang lingkup/batasan lingkup pengadaan pekerjaan konstruksi ini adalah pekerjaaan
Pembangunan Baru Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Lokasi pengadaan pekerjaan
konstruksi/pekerjaan konstruksi ini di Desa Lingsar Kecamatan Lingsar.
b. Pada pelaksanaan kontruksi sudah termasuk pemeliharaan kontruksi.
c. Pelaksanaan konstruksi dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan yang telah disusun oleh
perencana konstruksi (gambar teknis dan spesifikasi teknis) dengan segala tambahan dan
perubahnnya pada saat penjelasan pekerjaan/anwijzing pelelangan serta ketentuan teknis
(pedoman dan syarat teknis yang dipersyaratkan)
d. Pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan kualitas masukan (bahan, tenaga dan alat)
kualitas hasil pekerjaan, seperti yang tercantum dalam spesifikasi teknis.
e. Pelaksanaan konstruksi akan mendapatkan pengawasan dari penyedia jasa pengawasan
konstruksi.
f. Fasilitas penunjang yang disediakan oleh PA/KPA/PPK sesuai dengan kebutuhan dan
ketersedian pada saat pelaksanaan pekerjaan.

7. PRODUK YANG DIHASILKAN


Produk yang dihasilkan dari pengadaan ini adalah sesuai dengan perencanaan pekerjaan
Pembangunan Baru Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Desa Lingsar Kecamatan Lingsar.

8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Jangka waktu yang Pelaksanaan pekerjaan konstruksi Pembangunan Baru Sistem Penyediaan Air
Minum (SPAM) Desa Lingsar Kecamatan Lingsar ini yaitu selama 120 (Seratus Dua Puluh) hari
kalender.
Masa Pemeliharaan ditentukan dalam Syarat-Syarat Khusus Kontrak dihitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan selama 6 (Enam) Bulan atau 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender

9. KUALIFIKASI
a. Kategori pengadaan : Jasa Konstruksi
b. Metode Pengadaan : Tender
c. SIUJK : Jasa Konstruksi Bidang Sipil sesuai peraturan perundangan yang
berlaku
d. SBU : Klasifikasi Bangunan Sipil, Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi
Perpipaan Air Minum Lokal (SI008).
e. Kualifikasi : Kecil

10. PERATURAN - PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG


DIGUNAKAN
10.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Spesifikasi
Teknis ini, berlaku dan mengikat pula ketentuan-ketentuan dibawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
a. Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Kontruksi
b. Kitab Undang-Undang Perdata (Buku III Tentang Perikatan)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas peraturan
Pemerintah Nomor 22 tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang
Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
d. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan
Barang/JasaPemerintah.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum da Perumahan Rakyat Repubelik Indonesia
Nomor 21/PRT/M/2019 tentang pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Kontruksi;
f. Peraturan Daerah Nomor 6 tentang Anggaran Belanja Daerah tahun anggaran
2022;
g. SK SNI S-20-1990-03 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian Pipa
PVC untuk Penyediaan Air Minum
h. Peraturan Bupati Lombok Barat Nomor 84 Tahun 2022 Tanggal 30 Desember
2022 Tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun
Anggaran 2022.
10.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir (1) ayat (2) di atas berlaku dan
mengikat pula :
a. Gambar bestek yang dibuat oleh konsultan perencana yang disahkan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen termasuk gambar-gambar detail dan perubahan yang
disahkan oleh direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing)
d. Berita Acara Pelelangan.
e. Surat Penunjukan Penyedia jasa.
f. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
g. Berita Acara Pembukaan Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
h. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) yang disetujui oleh Direksi.

11. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1) Penyedia jasa wajib meneliti semua gambar-gambar dan rencana kerja dan syarat-
syarat termasuk tambahan-tambahan dan perubahan yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2) Bila gambar tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka yang mengikat adalah spesifikasi
teknis. Bila suatu gambar tidak cocok dengan yang lain, maka gambar yang memakai
skala lebih besar yang berlaku.
3) Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keraguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan keresahan bagi penyedia jasa wajib menanyakan pada pengawas
lapangan/direksi teknis dan pihak penyedia jasa mengikuti keputusannya.

12. PERSIAPAN DI LAPANGAN

Penyedia jasa harus menyediakan tempat direksi dipakai untuk sarana alat tulis menulis
seperti buku harian untuk catatan-catatan, teguran, saran dan petunjuk dalam
pelaksanaan berupa buku tamu, buku direksi/ pengawas. Jenis laporan/catatan yang
harus ada di ruang direksi keet adalah :
1) Catatan kemajuan fisik setiap hari.
2) Catatan mengenai cuaca setiap hari.
3) Catatan bahan-bahan yang diterima maupun ditolak oleh direksi teknis/ pengawas
lapangan.
4) Catatan Sipil tenaga kerja yang masuk (bekerja) pada setiap hari.
5) Catatan-catatan mengenai kejadian-kejadian lainnya yang memerlukan pencatatan
lebih lanjut.
6) Buku tamu atau Buku Direksi.
Penyedia jasa harus membuat gudang/ los kerja / sewa tempat yang cukup untuk
menyimpan bahan-bahan material yang diperlukan dan tempat para pekerja disyaratkan
dekat dengan lokasi pekerjaan untuk memudahkan koordinasi.
13. JABATAN KERJA KONSTRUKSI / PERSONIL

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi, adalah sebagai
berikut :

Pengalaman
No. Personil Jumlah Ketrampilan
Minimal
SKT Pelaksana Perpipaan Air
1 Pelaksana 1 2 Tahun
Bersih (TT011)
Petugas/ Ahli K3
2 1 Sertifikat/ SKA K3 Konstruksi 0 Tahun
Konstruksi

14. PERALATAN KONSTRUKSI (JENIS KAPASITAS DAN JUMLAH)

Pelaksana menyediakan peralatan yang memadai jumlahnya serta berfungsi dengan baik
yang macamnya sesuai dengan tahapan pelaksanaan masing-masing komponen
konstruksinya.
Peralatan yang harus disediakan oleh Kontraktor untuk pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :

No Uraian Jumlah Kondisi Kepemilikan

1 Dum Truck (Kapasitas 3,5 m3) 1 buah Baik Milik/Sewa


2 Pick Up (Kapasitas 1 m3) 2 buah Baik Milik/Sewa
3 Concrete Mixer (kapasitas 2 buah Baik Milik/Sewa
minimal 0,25 m3)
4 Mesin Las HDPE 2 buah Baik Milik/Sewa
5 Generator set (3.5 KVA) 2 buah Baik Milik/Sewa
6 Alat Ukur (Theodolit/waterpass) 2 buah Baik Milik/Sewa

15. PERSYARATAN BAHAN

Sedapat mungkin harus dipakai bahan-bahan dalam negeri untuk keperluan konstruksi.
Kecuali ditentukan lain dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua
bahan-bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari J.I.S. yang dapat
digunakan atau British Standard (selanjutnya disebut B.S.) dan Normalisasi Indonesia
(selanjutnya disebut N.I.), atau Standard Industri Indonesia (SII). Bahan-bahan lain yang
tidak sepenuhnya disebut didalamnya dan untuk mana tidak ada dalam JIS, BS atau NI,
harus disetujui secara khusus oleh Direksi.
Semen
a. Umum
Semen yang dipakai untuk beton harus dari merek/pabrik yang disetujui dan harus
Portland Cement tahan sulfate atau Portland Cement Type I atau ditambah bahan
Additive yang sesuai dengan JIS R 5210, ASTM C 150 dan atau SII-0013-81,
terkecuali jika ditentukan lain.
Jika Kontraktor menginginkan, maka P.C. yang cepat mengeras boleh dipakai
sebagai pengganti P.C. tahan sulfat asal mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/ Engineer/Pengawas.

b. Pengangkutan dan penyimpanan semen


Umur semen pada waktu dilever dilapangan tidak boleh lebih dari 2 (dua) bulan dan
semen harus dipakai dalam waktu 3 bulan setelah datang di Site (lokasi pekerjaan).
Semen harus diangkut ke Site dalam kendaraan yang tertutup, terlindung dengan
baik terhadap cuaca dan harus disimpan dengan baik didalam gudang-gudang yang
mempunyai cukup ventilasi, tahan terhadap cuaca dan tahan air untuk mencegah
kerusakan karena lembab. Lantai gudang semen harus terbuat dari kayu setinggi
paling sedikit 30 cm diatas tanah dan diberi ventilasi.
Setiap pengiriman semen harus dipisah-pisahkan agar dapat dengan mudah
diidentifikasi, diperiksa, ditest dan dicatat tanggal pengeluarannya. Semen yang
disimpan dalam kantong/zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 12 zak. Semen
yang didatangkan di Site harus segera ditempatkan didalam gudang-gudang tersebut
diatas dan dipakai pada pelaksanaan sesuai urutan datangnya. Penggunaan semen
dalam jumlah yang besar tidak dilarang. Biar bagaimanapun juga, pengangkutan,
penyimpanan dan penggunaan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Kontraktor harus menyampaikan laporan mingguan kepada
Direksi/Engineer/Pengawas mengenai pengiriman semen, penyim-panannya dan
menjelaskan berapa banyaknya yang diterima dan dikeluarkan selama minggu
tersebut, dari siapa/darimana dibeli dan dibagian-bagian pekerjaan apa saja semen
telah dipergunakan.

Air
Air yang akan digunakan untuk adukan beton harus bersih, tawar dan bebas dari zat- zat
organik atau inorganic yang larut atau mengambang dalam suatu jumlah yang dapat
mengurangi kekuatan atau keawetan beton.
Apabila mungkin, air harus diperoleh dari sumber air minum, apabila dari sumber lain
harus mendapat persetujuan Direksi. Hanya air dengan kwalitas yang telah disetujui
yang dapat digunakan untuk pembuatan beton, penyemprotan dan membasahi acuan
(form work) atau pengeringan beton.
Kontraktor harus melakukan pengaturan untuk memperoleh atau penyimpanan yang
cukup dilapangan untuk mengaduk dan mengeringkan beton dan menyemprot dan
membasahi acuan.
Apabila ada, air ini dapat diperoleh dari sumber sumur dalam di lokasi Proyek/Satuan
Kerja. Apabila Kontraktor menggunakan sumber ini, maka seluruh biaya pengadaan,
pemeliharaan, sumber tenaga listrik dan biaya lain-lainnya untuk memperoleh air ini,
seluruh biayanya harus ditanggung Kontraktor sendiri.

Agregat Untuk Beton


a. Umum
Agregat untuk beton harus diambil dari sumber-sumber yang disetujui dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI atau BS 882, 2201, Part 2, atau standard lain yang
disetujui Direksi/ Engineer/Pengawas. Apabila agregat dari sumber yang telah
disetujui ternyata menyimpang dari contoh-contoh yang telah disetujui dan tidak
memenuhi syarat tersebut di atas, maka sumber ini dapat ditolak. Suatu jumlah
stock agregat yang telah disetujui Direksi harus selalu ada dilapangan untuk
memungkinkan pembuatan beton secara kontinu untuk suatu jangka waktu 2
minggu tanpa terhenti.

b. Agregat kasar
Agregat kasar terdiri dari kerikil pecah yang telah disetujui atau pecahan batuan
dengan ukuran butir maximum tidak melebihi yang dipersyaratkan. Untuk seluruh
pekerjaan beton agregat kasar harus memenuhi persyaratan gradasi yang ditentukan
dalam BS 882, 1201, Part 2, Table 1, untuk saringan 40 mm - 5 mm, 20 mm - 5
mm ukuran nominal atau syarat dalam N I atau dalam tabel berikut ini dari JIS.
Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1002 sieve).Apabila dari
analisa gradasi menunjukkan kekurangan ukuran agregat tertentu yang dapat
mempe-ngaruhi kerapatan beton, Direksi dapat memberi petunjuk kepada
Kontraktor untuk menambah kekurangan ukuran agregat tertentu tersebut diatas.
Kerapatan berbagai kelas beton akan ditentukan oleh Direksi setelah dilakukan
pengetesan dilapangan. Kerikil dari batu pecah haruslah keras, tidak lapuk, bersih
dan tidak mengandung clay atau pelapukan batuan. Batuan tersebut harus dipecah
untuk mendapat ukuran yang disyaratkan dengan jenis crusher yang disetujui.
Bubuk atau partikel halus lolos saringan 5 mm harus dipisahkan dan kalau
dikehendaki Direksi harus dicuci secara seksama.

c. Agregat halus
Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus
mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan
menghasilkan beton dengan kerapatan maximum. Gradasi dari agregat halus harus
masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 - 1200 atau dalam N I atau
dalam tabel berikut ini dari JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS
A1102 sieve) Ukuran saringan (mm). Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan
pada pasir alami untuk memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat.
Pasir dari pecahan batu saja dapat dipakai hanya atas persetujuan Direksi.

a) Batu Pecah
Batu Pecah yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus dari kwalitas terbaik. Batu
harus keras, tahan lama, tahan terhadap goresan dan cuaca, serta bebas dari tanah atau
sampah-sampah lain. Batu pecah tidak boleh mengandung lempung, bagian-bagian
yang pipih atau pancang atau cadas yang lapuk. Batu untuk keperluan talud pelindung
lereng harus mempunyai berat per unit sesuai dengan yang tertera pada gambar rencana
dan merupakan batu pecah/belah dan bukan batu dengan bentuk bulat dan memiliki
paling sedikit 3 bidang muka.Sumber tempat pengambilan batu harus disetujui oleh
Direksi/Engineer. Pemborong harus mengatur sedemikian rupa sehingga persediaan
batu yang disyaratkan untuk pekerjaan dapat terjamin.

b) Material Timbunan
Timbunan yang digolongkan sebagai timbunan biasa akan terdiri dari tanah atau bahan-
bahan batuan yang digali dan disetujui oleh Direksi sebagai bahan-bahan yang
memenuhi syarat untuk penggunaan dalam pekerjaan permanen.
Bahan-bahan juga akan diseleksi sejauh mungkin, tidak termasuk penggunaan tanah liat
yang sangat plastis, diklasifikasikan sebagai A-7-6 oleh AASHTO M 145 atau sebagai
CH pada Unified or Cassagrande Soil Classification System. Dimana penggunaan
tanah-tanah plastis berkadar tinggi tidak dapat dihindari secara layak, maka bahan-
bahan tersebut hanya akan digunakan di bagian dasar timbunan atau dalam urugan
kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tidak
ada tanah plastis berkadar tinggi yang akan digunakan sama sekali pada lapisan bahan-
bahan 400 mm di bawah setiap tanah dasar perkerasan atau bahu jalan. Sebagai
tambahan, maka timbunan dalam daerah ini bilamana diuji sesuai dengan AASHTO T
193 harus mempunyai suatu nilai CBR tidak kurang dari pada 6 % setelah terendam
empat hari bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum sebagaimana
ditentukan sesuai AASHTO T99.
Tanah yang mempunyai sifat mengembang (meretak) sangat tinggi yang mempunyai
suatu nilai aktivitas lebih besar dari pada 1,25 atau suatu derajat pengembangan yang
digolongkan oleh AASHTO T 258 sebagai sangat tinggi atau ekstra tinggi, tidak akan
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai Aktivitas harus diukur sebagai Indeks
Plastisitas (PI) (AASHTO T90) Presentase Ukurang Tanah Liat (AASHTO T88).
Timbunan hanya akan digolongkan sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih jika
digunakan pada lokasi atau untuk tujuan timbunan dengan bahan-bahan terpilih telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas. Semua timbunan lainnya yang
digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa atau drainase porous.
Timbunan yang diklasifikasi sebagai timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus
terdiri dari bahan-bahan tanah atau batuan yang memenuhi semua persyaratan bahan
diatas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu lainnya
yang disyaratkan, tergantung pada penggunaannya yang dimaksudkan, sebagaimana
diarahkan atau disetujui oleh Pengawas.
Dalam semua hal, maka semua timbunan dengan bahan-bahan terpilih, bila diuji
dengan AASHTO T193 harus mempunyai suatu nilai CBR sekurang-kurangnya 10 %
setelah 4 hari direndam bila dipadatkan sampai 100 % kepadatan kering maksimum
sebagai mana ditentukan sesuai dengan AASHTO T99.
Bila digunakan dalam situasi pemadatan dengan kondisi jenuh atau banjir tidak dapat
dihindari, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih harus terdiri dari pasir atau
kerikil atau bahan-bahan butiran bersih lainnya dengan suatu indeks plastisitas
maksimum 6%.
Bila digunakan pada pekerjaan stabilisasi timbunan atau lereng atau dalam situasi
lainnya dimana kekuatan geser adalah penting, tetapi berlaku kondisi pemadatan
normal, maka timbunan dengan bahan-bahan terpilih dapat merupakan timbunan batuan
atau kerikil berlempung yang bergradasi baik atau tanah liat berpasir atau tanah liat
yang memiliki plastisitas rendah.
Jenis bahan-bahan yang dipilih dan disetujui oleh Direksi akan tergantung pada
kecuraman dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun atau pada tekanan tanah yang
harus dipikul.

c) Pasir Urug
Urugan pasir harus menggunakan pasir urug yang baik dan harus dipadatkan dengan
mengairi sampai jenuh hingga mencapai kepadatan maksimal. Jika ada kandungan
lumpur, maka pasir harus dibersihkan dari lumpur

d) Tulangan
Tulangan berulir mutu BJTD-40, sesuai dengan SII 0136-84 dan tulangan polos mutu
BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.
Tulangan polos dengan diameter lebih kecil 12 mm harus baja lunak dengan tegangan
leleh 2400 kg/cm2.
Tulangan ulir dengan diameter lebih besar atau sama dengan 13 mm harus baja
tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh 4000 kg/cm2.

e) Pas. Batu kosong (Aanstamping)


Pekerjaan batu kosong adalah pasangan batu tanpa mortar dengan ketebalan 20 cm dan
lebar sesuai gambar kerja (shop drawing) dan dikerjakan setelah pekerjaan urugan pasir
bawah pondasi .

f) Pas. Batu kali camp. 1pc : 4psr


Pasangan Batu kali sebagai Pasangan Pondasi dilakukan setelah pasangan batu kosong
selesai. Adapun proses pelaksanaannya yaitu :
1. Sebelum pasangan batu dimulai terlebih dahulu pasang benang ke antar bouwlpank
sebagai acuan untuk menentukan lurusnya pasangan.
2. Kemudian Pasangan batu dikerjakan mengikuti acuan benang sampai pada
ketinggian level yang ditentukan. Dan telah mendapatkan persetujuan dari direksi.
3. Untuk bahan batu yang akan Kontraktor gunakan harus memenuhi kriteria dibawah
ini dan telah mendapat persetujuan direksi :
-. Batu yang Kontraktor gunakan harus bersih dan tidak ada tanah atau bahan
organik lain yang menempel pada batu tersebut.
-. Batu yang digunakan keras dan tidak ada keretakan.
-. Berat jenis batu harus lebih besar dari 2,4.

g) Pasangan Pipa PVC


Perpipaan dari semua material sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar
kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve, dan perlengkapan lainnya harus sesuai
dengan untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 320 C.
Tekanan kerja normal tidak akan lebih dari 8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih
dari 10 bar.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan
Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus
menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan
dipabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif
kurang/lebih dari 6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang sudah
mendapat ijin untuk penggunaan SNI/SII yang dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap, pada bagian luar yang
menunjukan nominal diameter (ND), kelas, nama, pabrik pembuat dan trade mark dan
setiap pipa mempunyai ketebalan menurut kelasnya dan merata, baik pada ujung
maupun bagian tengah pipa.
Bila dilapangan terdapat barang/material yang tidak memenuhi standar dalam kelasnya
maka rekanan dapat dikenakan sangsi untuk mengganti sebagian ataupun seluruh
barang yang telah dikirim dan segala biaya ditanggung oleh rekanan sendiri. Standar
lain yang digunakan sesuai peruntukannya
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity) yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan kelas yang mampu menahan tekanan 10 kg/cm2 menurut
standar SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter. Kelas yang telah
ditentukan tidak dapat diganti dengan kelas yang lebih rendah mutunya, walaupun
mendapat jaminan dari pabrik.
Ketebalam minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti table berikut:

DIAMETER LUAR PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC) PIPA POLYVINYL


CHLORIDE (PVC)
Seri Pipa
Nominal Diameter Tebal Dinding Nominal (mm)
S 10
20 -

h) Pasangan Pipa HDPE


Material yang digunakan adalah memenuhi Standard Industri ISO 4427 dan SNI 06-
4829-2005 untuk air minum atau digunakan standard lain yang sama atau lebih baik
mutunya. Pipa HDPE yang ditawarkan harus dapat memikul tekanan kerja minimal
sebesar 10 kg/cm2 (10 bar) baik dalam standard SII ataupun standard yang memenuhi
persyaratan untuk pipa air minum.
Pipa HDPE yang harus diadakan adalah pipa HDPE yang mempunyai hubungan
diameter pipa dan ketebalan pipa (SDR : Standard Dimension Ratio) 17, Class PE 100
PN 10 yang mempunyai tekanan kerja minimal 10 bar. Pipa HDPE 100 harus
mempunyai nilai kekuatan / tegangan minimum yang diijinkan (MRS = Minimum
Required Strength)untuk PE100 pada temperature 200C selama 50 tahun sebesar ≥ 10
Mpa (N/mm2)

Tabel Dimensi Pipa HDPE: S8 - SDR 17, Class PE 100 PN 10


Diameter Luar Tebal Dinding Min
Keterangan
(Mm) (mm)
90 5.40 Pipa HDPE PN 10
63 3,80 Pipa HDPE PN 10
32 3,00 Pipa HDPE PN 10

Jenis Pipa yang digunakan adalah Pipa :


-. Pipa HDPE PN 10 - SDR 17 Dia 90 mm (3,54331 Inc) (S 8)
-. Pipa HDPE PN 10 - SDR 17 Dia 63 mm (2,48031 Inc) (S 8)
-. Pipa HDPE PN 10 - SDR 17 Dia 32 mm (1,9685 Inc) (S 8)

16. Syarat Pengujian Bahan

Pemborong harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik/roduser
atau menurut uraian di atas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Pemborong
a. Semen
Setiap pengiriman semen harus disertai dengan pengiriman sertifikat dari pabrik yang
menunjukkan bahwa semen tersebut telah diuji dan dianalisa mengenai komposisi
kimianya dan bahwa coba uji dan analisa tersebut dalam segala-galanya sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang relevan dengan JIS, BS atau N I. Setiap pengiriman semen,
yang dikirim ke site harus diuji dan dianalisa menurut persyaratan yang relevan dengan
JIS, BS atau N I. Sampel akan dikumpulkan sebagaimana ditentukan oleh Direksi dan
pengujian harus dilaksanakan pada laboratorium yang telah disetujuinya. Semen yang
telah dipakai untuk sample-sample tidak boleh dipakai pada pekerjaan apapun sebelum
coba ujinya dan analisanya telah selesai dan hasilnya telah diterima dengan baik oleh
Direksi. Sebagai tambahan dari test- test dan analisa-analisa tersebut diatas Direksi dapat
menguji semen yang telah disimpan di Site sebelum dipakai untuk menentukan apakah
semen yang didatangkan telah rusak selama pengangkutan atau selama disimpan. Tidak
boleh ada semen yang dipakai sebelum diterima dan dinyatakan baik oleh Direksi.
Banyaknya semen untuk test tidak ditentukan dan ongkos pengujiannya harus
dimasukkan dalam bill of quantity untuk masing-masing pekerjaan. Direksi dapat
menolak semen yang didatangkan/yang ada, berdasarkan hasil pengujian yang telah
dilakukan, meskipun semen itu telah mendapat sertifikat pabrik. Semua semen yang telah
ditolak harus segera dipindahkan dari Site, atas biaya Kontraktor.

b. Pasir
Jumlah maksimum lumpur di pasir tidak melebihi 8%. Agregat halus yang mengandung
lebih dari persentase lumpur yang diijinkan harus dicuci sehingga bisa membawa
kandungan lumpur dalam batas yang diijinkan.
Pasir untuk beton harus bersih dan bebas dari clay atau zat-zat organik, dan harus
mempunyai gradasi sedemikian apabila dicampur dengan agregat kasar, akan
menghasilkan beton dengan kerapatan maximum. Gradasi dari agregat halus harus
masuk dalam batasan yang ditentukan dalam BS 1198 - 1200 atau dalam N I atau dalam
tabel dari JIS. Prosentase terhadap berat yang lolos saringan (JIS A 1102 sieve) Ukuran
saringan (mm). Pasir dari pecahan batu dapat ditambahkan pada pasir alami untuk
memperoleh pasir dengan gradasi yang memenuhi syarat.Pasir dari pecahan batu saja
dapat dipakai hanya atas persetujuan Direksi.

c. Pengujian slump
1) Kekentalan adukan beton diperiksa dengan pengujian slump, dimana nilai slump
harus dalam batas-batas yang diisyaratkan dalam SNI 2847 2013 dan sama sekali
tidak diperbolehkan adanya penambahan air/additive, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Lapangan.
2) "Kontraktor" harus menjamin bahwa ia mampu dengan slump berikut, beton dengan
mutu dan kekuatan yang memuaskan, yang akan menghasilkan hasil akhir yang
bebas keropos, ataupun berongga-rongga. Pelaksanaan dari persetujuan kontrak
adalah bahwa "Kontraktor" bertanggung jawab penuh untuk produksi dari beton dan
pencapaian mutu, kekuatan dan penyelesaian yang memenuhi syarat batas slump.
3) Bila dipakai pompa beton, slump harus didasarkan pada pengukuran di pelepasan
pipa, bukan di truk mixer. Maximum slump harus 150 mm.
Rekomendasi slump untuk variasi beton konstruksi pada keadaan atau kondisi
normal :

Slump pada (cm)


Konstruksi Beton Maksimum Minimum
Dinding, pelat fondasi dan fondasi telapak 12.50 10.00
bertulang.
Fondasi telapak tidak bertulang, kaison dan 9.00 7.50
konstruksi di bawah tanah.
Pelat, balok, kolom dan dinding. 15.00 12.50
Pembetonan massal. 7.50 7.50

Untuk beton dengan bahan tambahan plasticizer, slump dapat dinaikkan sampai
maksimum 1,5 cm.
BAB II
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Mobilisasi & Demobilsasi
a. Mobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan
perlengkapan untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan
mengembalikan pada keadaan yang diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan
terdiri dari :
1. Pick up (kapasitas 1 m3)
2. Concrete Mixer (kapasitas 0,25 m3)
3. Mesin Las HDPE
4. Generator Set (3.5 KVA)

b. Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.

c. Pemasangan Bowplank
Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan.
Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek,
Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan. Bowplank terbuat
dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm yang tertanam
dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara rata
bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran.
Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis
ukuran pada papan bouwplank agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank
dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok –
patok yang terlebih dahulu ditancapkan kedalam tanah.

Gambar Contoh pelaksanaan Pekerjaan Bouwplank


d. Pembuatan Direksi Keet
Dalam pelaksanaan proyek ini Direksi Keet yang dibuat terdiri dari Kantor ukuran 4x6
m, Ruang rapat Ukuran 4x4 m, barak pekerja ukuran 3x10 m (1 Lantai), serta Toilet.
Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya dilengkapi meja, kursi, gambar kerja,
time schedule, struktur organisasi proyek, papan tulis, alat pemadam kebakaran, buku
tamu, buku direksi dan laporan harian proyek. Ruang ini digunakan sebagai kantor
sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu perlu dilakukannya rapat kerja.

e. Pembuatan Gudang dan Barak kerja


Barak kerja dibuat untuk tempat tinggal sementara tenaga kerja selama proyek
berlangsung.
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya
untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen,
tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain
yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari
permukaan tanah.

Gambar Gudang Material

Letak gudang dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam
proses bongkar muat material yang akan digunakan.

f. Penyediaan Air Kerja


Kontraktor harus menyediakan air bersih untuk proyek, pengadaan air bersih tersebut
dapat dari PAM bilamana mungkin atau dengan membuat sumur gali atau sumur bor
atau dari sumber lain yang berdekatan, dengan syarat air tersebut harus memenuhi
persyaratan untuk pembangunan seperti persyaratan yang tercantum dalam SK. SNI. S-
04-1989-F.

g. Penyediaan Listrik Kerja


Kontraktor harus menyediakan listrik untuk proyek, penyediaan listrik kerja tersebut
dapat dari PLN bilamana mungkin atau dengan membuat sambungan dari gedung yang
terdekat.
h. Pekerjaan Papan Nama Proyek
Papan nama proyek dibuat dengan ukuran 1,5 x 2 m, dan dipasang dilokasi proyek, 1
(satu) minggu setelah Kontraktor menerima Surat Perintah Mulai Kerja, serta dijaga
keberadaannya selama proyek berlangsung. Papan nama proyek dibuat dari papan dan
tiang kayu 10 x 10 kayu kualitas baik.
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang
pada tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain
nama proyek, pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana
proyek
2. PEKERJAAN TANAH
Metode Pekerjaan galian
a. Galian Tanah
1) Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan galian pondasi seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai dengan petunjuk Manajemen
Konstruksi, termasuk di dalamnya adalah pekerjaan galian untuk pondasi
Broncaptering dan Galian pada Jaringan Pipa dan pekerjaan-pekerjaan lain sesuai
gambar.
2) Galian tanah untuk Broncaptering, Jaringan Pipa dan galian-galian lainnya sesuai
dengan peil-peil yang tercantum di dalam gambar.
3) Kontraktor melaporkan hasil pekerjaan penggalian tanah yang telah selesai, dan
menurut pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi, dan
Pemasangan Pipa, kepada Manajemen Konstruksi untuk dimintakan
persetujuannya. Semua pekerjaan yang dilaksanakan tanpa persetujuan Manajemen
Konstruksi, dapat mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan tersebut.
Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan kembali adalah menjadi tanggung jawab
Kontraktor .
4) Penggalian dilakukan pada bagian-bagian yang lebih tinggi dari elevasi tanah yang
direncanakan untuk ketinggian dasar struktur dan dasar pondasi, dan bila ada juga
untuk parit pipa serta saluran drainase. Hasil- hasil galian diangkut ke tempat-
tempat dimana diperlukan pengurugan, bila memang memenuhi syarat sebagai
tanah urug, atau ke tempat lain yang disetujui Manajemen Konstruksi. Dalam hal
ini Kontraktor hendaknya menyediakan satu tempat yang disetujui Manajemen
Konstruksi untuk menampung tanah hasil galian, yang setelah mencapai jumlah
tertentu, segera disingkirkan ke tempat lain yang ditunjuk oleh Manajemen
Konstruksi.
5) Galian tanah baru bisa dimulai setelah pemasangan patok atau bouwplank
disetujui Manajemen Konstruksi.
6) Penggalian sesuai dengan garis dan elevasi yang telah tertera pada gambar Rencana.
7) Kemiringan sisi galian membentuk sudut kemiringan yang aman dengan
memperhatikan stabilitas kemiringan lereng untuk jenis tanah di lokasi kerja. Untuk
penentuan sudut kemiringannya, disamping perlu mempelajari Laporan
Penyelidikan Tanah terdahulu, juga perlu meninjau karakteristik visual lapisan
tanah yang dijumpai di lokasi kerja.
8) Kontraktor menjaga pengaruh-pengaruh luar kepada lubang galian seperti air tanah,
hujan, air permukaan, kelongsoran, lumpur yang masuk, maupun juga benda-benda
lain yang tidak diinginkan. Biaya untuk pekerjaan ini sudah diperhitungkan dalam
biaya penawaran.
9) Jika ada kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat hal-hal tersebut di atas, maka
penyedia bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan tersebut dan
memperbaikinya kembali sesuai dengan instruksi Manajemen Konstruksi.
10) Untuk galian-galian yang memotong saluran-saluran di bawah tanah, baik itu
berupa kabel listrik, telekomunikasi, saluran air dan sebagainya, maka Kontraktor
bertanggung jawab penuh agar tidak terjadi gangguan/kerusakan pada saluran-saluran
tersebut, untuk kemudian segera melapor kepada Manajemen Konstruksi, dan bila
diperlukan, memindahkannya ke tempat yang disetujui Manajemen Konstruksi.
11) Penyimpanan/pembuangan tanah galian tidak boleh mengganggu kedudukan
patok-patok/bouwplank, atau bagian-bagian yang tidak diperbolehkan terganggu
kedudukannya.

b. Metode Pekerjaan urugan tanah


Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi dan Pemasangan Pipa telah selesai
dan telah mengeras. Tanah hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk
menimbun . Tanah tersebut dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau
menggunakan alat stamper.

c. Metode Pekerjaan urugan pasir


Metode Pekerjaan Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug,
kemudian dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi
untuk menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir
dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan
gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 10 cm.

3. PEKERJAAN BETON
Metode Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Leveling Pengecoran
Pekerjaan Kontrol Kualitas
Pengecoran Beton
Pekerjaan Curing

Metode pelaksanaan pekerjaan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :


- Pekerjaan Pengukuran dan Bekisting
Pemasangan bekisting pelat lantai didahului dengan pengukuran posisi balok.
Pengukuran dilakukan dengan cara memberi tanda as bangunan pada Pasangan
Batu yang tadinya ada pada lantai bawah. Pengukuran ini ditujukan untuk
mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Dari hasil pengukuran tersebut maka bekisting balok dan pelat dapat difabrikasi
pada posisi yang benar diatas perancah yang telah disiapkan. Pengaturan level
balok dan pelat dapat dilakukan dengan mengatur ketinggian perancah
(Bambu/Dolken).

- Pekerjaan Pembesian
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah bekisting siap, besi
tulangan yang telah siap dipasang dan dirangkai dilokasi. Pembesian balok
dilakukan terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.
Panjang penjangkaran dipasang 30xD Tulangan Utama.

- Leveling Pengecoran Plat Lantai


Agar pengecoran pelat lantai mencapai level yang benar dan tidak terjadi perbedaan
tinggi finishing cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran. Leveling
pengecoran dibuat dari besi siku L.50.50.5 yang ditumpukan pada beberapa titik
besi beton. Besi beton ini ditancapkan hingga posisi besi siku tidak lagi bergeser.
Penempatan besi siku diukur dengan waterpass dan diukur pada level sesuai
gambar desain.

- Kontrol Kualitas
Kontrol kualitas yang dilakukan sama dengan kontrol kualitas yang dilakukan pada
pekerjaan kolom.

- Pengecoran Beton
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan Beton Molen. Dalam hal ini
pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat seluruh lantai. Pengecoran
dibantu dengan alat vibrator untuk meratakan dan memadatkan campuran.

- Pekerjaan Curing
Sama hal nya dengan pekerjaan kolom, Curing (Perawatan) dilakukan sehari
setelah dilakukan pengecoran.

4. PASANGAN dan PLESTERAN


Lingkup Pekerjaan meliputi :
1. Pekerjaan pasangan batu kosong
2. Pekerjaan pasangan batu kali
3. Pekerjaan plesteran
4. Pekerjaan acian
Metode pekerjaan :
a. Pekerjaan pasangan batu kosong
Tahapan Pekerjaan :
1) Pasangan batu kosong berfungsi demi menjaga stabilitas bangunan dari guncangan
apapun.
2) Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat minimum 20 cm atau lebih lalu
dipadatkan dengan pasir selanjutnya pelaksanaan pasanga batu dapat dilaksanakan.
3) Sebelum pasangan batu kosong penghamparan pasir dibawahnya. Batu kali harus
disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sama
lainnya lalu dipadatkan lagi dengan urugan pasir diatasnya.

b. Pekerjaan Pasangan Batu Kali


1) Persiapan Pondasi
Pondasi untuk struktur pasangan batu disiapkan sesuai dengan syarat (lihat Seksi
.5, Galian). Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar
pondasi untuk struktur dinding penahan tegak lurus, atau bertangga yang juga
tegak lurus terhadap muka dari dinding.

2) Pemasangan Batu
Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya dipasang pada pondasi
yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan
pertama. Batu besar pilihan digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut.
Perhatian diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang berukuran
sama. Batu dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang
tampak dipasang sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang. Batu
ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah
terpasang. Peralatan yang cocok disediakan untuk memasang batu yang lebih besar
dari ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak diperkenankan

3) Penempatan Adukan
Sebelum pemasangan, batu dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam
waktu yang cukup sehingga untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik
jenuh. Landasan yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan disebar pada sisi batu yang bersebelahan dengan
batu yang akan dipasang. Tebal dari landasan adukan pada rentang antara 2 cm
sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa seluruh
rongga antara batu yang dipasang terisi penuh. Banyaknya adukan untuk landasan
yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya
dipasang pada adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar
atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu tersebut
dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu tersebut dipasang lagi dengan
adukan yang baru.

4) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


- Sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup batu, sebagaimana
pekerjaan dilaksanakan.
- Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh pasangan batu
dikerjakan dengan
tambahan adukan tahan cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan
tersebut rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran air
hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut dimasukkan ke
dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
- Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru, seluruh
permukaan batu dibersihkan dari bekas adukan.
- Permukaan yang telah selesai dirawat seperti yang disyaratkan untuk Pekerjaan
Beton dalam Pasal 7.1.5.(4) dari Spesifikasi ini.
- Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam
waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai
dikerjakan, penimbunan kembali dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti
diperintahkan oleh pihak Manajemen Konstruksi.

5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA


Tahapan Pekerjaan :
a) Pengadaan dan Pemasangan Pipa PVC SC S10 Dia. 20 mm
1) Pemasangan Jaringan pipa air bersih dilaksanakan yang diambil dari Pipa Induk
yang ada dengan pipa HDPE dia 63 mm, dan Pipa HDPE dia 32 mm
2) Jaringan Pipa PVC Diameter 1/2” kedalaman Galian 30 cm dipasang sepanjang
800 m.
3) Di ujung Pemasangan Pipa dipasang Watermeter Sambungan Rumah (SR) pada
masing – masing Rumah.
4) Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, sehingga tidak mengalami kebocoran.

b) Pengadaan dan Pemasangan Pipa HDPE


1) Jaringan pipa dipasangan dalam tanah, kedalaman sesuai dengan dimensi Pipa :
 Pipa HDPE PN 10 - SDR 17 Dia 90 mm (S 8) kedalaman Galian 60 cm
dipasang sepanjang 600 m
 Pipa HDPE PN 10 - SDR 17 Dia 63 mm (S 8) kedalaman Galian 50 cm
dipasang sepanjang 1300 m
 Pipa HDPE PN 10 - SDR 17 Dia 32 mm (S8) kedalaman Galian 50 cm
dipasang sepanjang 1500 m
2) Pada pipa-pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpanya bekas puing-puing, alat-alat, bekas pakaian
dan lain-lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dn kelancaran aliran air
didalam pipa.
3) Setiap pipa yang sudah dimasukan kedalam parit galian harus langsung dipasang
dan distel sambungnnya dan kemudian diurug dengan bahan-bahan yang
disetujui Direksi Proyek, serta dipadatkan dengan sempurna kecuali pengurugan
pada tempattempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui terlebih dahulu
oleh direksi proyek. Setelah diperiksa dan di setujui Direksi Proyek baru
diperbolehkan untuk diurug.
4) Semua ujung pipa yang terakhir yang pada saat pemasangannya berhenti, harus
ditutup sehingga kotoran ataupun air buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara-
cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui Direksi Proyek.
5) Tikungan/belokan (vertikal/horisontal) tanpa elbow/bend dilaksanakan
sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih
besar dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan, untuk itu akan
diberikan petunjuk lebih lanjut oleh Direksi Proyek.
6) Perubahan arah perletakan pipa (belokan/tikungan), harus dilaksanakan dengan
penyambungan bend/elbow yang sesuai,begitu pula untuk percabangan harus
dengan tee atau cross tee (sesuai kebutuhannya).
7) Membengkokan atau merubah bentuk pipa dengan cara apapun tidak
diperbolehkan (secara mekanis maupun dengan cara pemanasan) tanpa
persetujuan Direksi Proyek.
8) Peil dari perletakan pipa serta tinggi terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan Direksi Proyek.
9) Pada waktu pemasangan pipa serta tingggi terhadap muka jalan/tanah asal harus
diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan dari Direksi
Proyek.
10) Untuk pipa yang ditanam waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan
pipa harus kering, tidak boleh ada air sama sekali dan bagian dalam pipa harus
bersih.
11) Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee, elbow/bend, dan
sebagainya harus diberi blok- blok penahan (anker block ) dari beton (K 175).
12) Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu diluar jam-jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah
masuknya kotoran/benda-benda asing/ air kotor kedalam pipa.
13) Material yang digunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas
dari minyak/oli, ter/aspalt atau bahan-bahan minyak pelumas lainnya.
14) Semua ujung pipa yang terakhir dan tidak dilanjutkan lagi harus ditutup
(didop/plug) dan diberi beton penahan (K-175).

c) Sambungan pipa HDPE


Untuk penyambungan pipa HDPE dengan pipa jenis lain (PVC, GIP) telah
disiapkan fitting khusus sperti Stub Plange. Penyambungan pipa HDPE
dilakukan dengan cara pemanasan menggunakan Butt Fusion dan sambungan
Electrofusion, atau dengan Mechanical Joint.

d) Peralatan Penyambungan
a. Generator digunakan untuk mengalirkan daya listrik kepada plat pemanas,
pemotong dan pompa hidrolik.
b. Mesin butt-fusion dilengkapi dengan pengencang pipa, pemotong atau
penyayat, plat pemanas, pompa hidrolik dan pengatur waktu.
c. Roda penyangga pipa
d. Tenda pengelasan
e. Cleaning material, lint free cotton cloth or paper towel.
f. Bead gauge
g. Digital thermometer with surface probe to check heater plate
h. Pipe and covers
i. Baseboard
j. Pipe cutters
k. Air temperature thermometer
l. Indelible marker pen
m. Timer
n. Alat pembersih, kain katun atau handuk kertas (tissue).
o. Alat ukur sambungan
p. Thermometer digital untuk memeriksa suhu plat pemanas
q. Pipa dan penutupnya
r. Papan landasan
s. Pemotong pipa
t. Thermometer temperatur udara
u. Spidol putih
v. Alat pencatat waktu

e) Metode Penyambungan
Pemeriksaan awal Sebelum penyambungan, dilakukan pemeriksaan sebagai
berikut :
a. Adanya bahan bakar yang cukup di generator dan dalam keadaan benar-benar
berfungsi sebelum dihubungkan ke mesin.
b. Perlengkapan mesin dan pompa berfungsi dengan baik.
c. Plat pemanas dalam keadaan bersih dan lakukan pembersihan apabila
sebelumnya sudah digunakan.
d. Siapkan tenda untuk memberikan perlindungan selama pekerjaan dilakukan.
e. Perlengkapan mesin harus lengkap dan tidak rusak.
f. Anda harus mengetahui langkah-langkah penyambungan yang benar dan pipa
yang akan disambung.
g. Plat pemanas harus pada temperatur yang benar (sambungkan plat pada
sumber listrik dan biarkan selama 20 menit pada kondisi temperatur yang
disarankan).
h. Periksa dan pastikan bahwa pipa-pipa dan atau fitting yang akan disambung
mempunyai ukuran diameter, SDR dan bahan yang sama.
f) Prosedur Penyambungan
 Tempatkan pipa pada penjepit (clamp) dimana ujung pipa berhadapan dengan
plat pemotong dalam posisi lurus.
 Luruskan dan ratakan posisi seluruh komponen dengan roller.
 Kencangkan penjepit (clamp) untuk memegang dan membulatkan kembali
pipa.
 Tutup ujung pipa yang terbuka untuk mencegah pendinginan plat oleh
masuknya udara ke bagian dalam pipa.
 Nyalakan alat pemotong dan geserkan penjepit pipa secara perlahan sehingga
ujung pipa tepat berhadapan dengannya sampai terjadinya pemotongan
permukaan pipa yang kontinyu.
 Jaga agar alat pemotong tetap menyala sementara penjepit (clamp) dibuka
untuk menghindari terjadinya pemotongan permukaan yang tidak rata.
 Angkat alat pemotong perlahan dan hindarkan bersinggungan dengan
permukaan pipa.
 Bersihkan sisa potongan dari mesin dan pipa dan dilarang menyentuh
permukaan yang sudah dipersiapkan.
 Periksa bahwa kedua permukaan sudah rata. Jika tidak, ulangi proses
pemotongan.
 Dekatkan kedua pipa dan periksa tidak adanya celah antara permukaan
potongan.
 Buka dan kemudian tutup clamp dan perhatikan tekanan tarik yang
dibutuhkan untuk menggerakkan pipa bersama- sama secara hidrolik.
Tekanan tarik adalah ukuran tekanan minimal yang dibutuhkan untuk
mengatasi gaya gesek akibat tarikan kerja mesin dan berat pipa/fitting yang
sedang disambung.Tekanan tarik (kPa) harus diperkirakan secara tepat
sebelum pembuatan sambungan dan harus ditambahkan tekanan ram dasar
yang ditunjukkan pada mesin. (Apabila yang digunakan mesin adalah
otomatis, maka pekerjaan ini akan terlaksana secara otomatis).
 Pindahkan lempengan pemanas dari tempat pelindungnya. Periksa bahwa plat
tersebut bersih dan baik suhunya.
 Tempatkan alat pemanas pada mesin dan tutup klem supaya bagian
permukaan yang akan disambung menyentuh lempengan. Gunakan sistem
hidrolik dengan menggunakan tekanan yang ditentukan sebelumnya.
 Setelah lelehan awal muncul, tekanan pada sistem hidrolik harus dilepas
supaya pencatat tekanan tercatat nol dan tekanan tarik sedemikian sampai
pertumbuhan lelehan terkontrol selama waktu pemanasan. Periksa agar posisi
pipa diklem pipa tidak bergeser dan ujung pipa harus di jaga agar tetap kontak
dengan plat pemanas.
 Setelah pemanasan selesai, buka klem dan pindahkan plat pemanas, pastikan
bahwa plat tidak menyentuh permukaan yang meleleh.
 Segera tutup klem (dengan 8 - 10 detik dari pemindahan plat) dan rekatkan
permukaan yang sudah meleleh bersama pada tekanan yang sudah ditentukan
sebelumnya.
 Jaga tekanan yang dibutuhkan untuk waktu pendinginan minimal sampai yang
diindikasikan pada tabel
 Setelah itu pipa yang disambung dapat dipindahkan dari mesin tetapi tidak
boleh dipindahkan untuk periode berikutnya sama pada waktu pendinginan di
atas.
 Periksa sambungan untuk kebersihan dan keseragamannya dan cek bahwa
lelehan sesuai dengan batasan yang ditentukan.

6. PEMASANGAN SAMBUNGAN RUMAH (SR)

Yang dimaksud dengan pipa sambungan rumah adalah pipa dan perlengkapannya,
dimulai dari titik penyadapan sampai dengan meter air. Fungsi utama dari sambungan
rumah adalah:
a) mengalirkan air dari pipa distribusi ke rumah konsumen;
b) untuk mengetahui jmlah air yang dialirkan ke konsumen. Perlengkapan minimal
yang harus ada pada sambungan rumah adalah:
c) bagian penyadapan pipa;
d) meter air dan pelindung meter air atau flowrestrictor;
e) katup pembuka/penutup aliran Air;
f) pipa dan perlengkapannya.
g) Bahan Water Meter untuk sambungan rumah harus standar SNI.

7. PEKERJAAN PENGECATAN
a. Pengecatan waterproofing
- Bersihkan lokasi yang akan dipasang dari kotoran dan debu serta sisa adukan
mengguna-kan sikat, sapu dan cape.
- Labur permukaan / bidang yang akan dipasang dengan primer coating secara
merata, juga bidang dinding naik ± 20 cm dari finishing lantai.
- Cek laburan primer coating.
- Pasang waterproofing secara merata mulai dari dinding terjauh dengan overlap
±10 cm.

8. PEKERJAAN PEMASANGAN POMPA CELUP (SUBMERSIBLE)


a. Pemasangan Pipa Screen dan Pipa Casing meggunakan pipa PVC AW
diameter 6 inchi. Posisi pipa screen sesuai hasil logging test sebelumnya. Di
dasar ujung pipa dipasang Dop untuk mencegah tanah dan lumpur masuk
kedalam bak Pengumpul.
b. Pengadaan dan pemasangan Pompa Celup /Submersible;
Pompa celup yang akan digunakan adalah pompa celup dengan Head minimal 65
dengan kapasitas 3 ltr/dtk.

9. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN INTALASI LISTRIK


- Listrik yang dipasang adalah listrik 3 phase sebesar 6600 vA menggunakan
kabel twis 4x16mm diambilkan dari kabel induk PLN terdekat bukan kabel
jaringan rumah tangga.

10. TATA CARA PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


Pengukuran dan pembayaran mengacu pada harga satuan dalam kontrak
1. Pekerjaan Pendahuluan
- Pek. Uitzet/ Pengukuran Bouwplank
* Satuan pembayaran Lumpsum
- Pek. Pembuatan direksi keet
* Satuan pembayaran m2 (meter persegi)
- Penerapan SMKK
* Satuan pembayaran Lumpsum

2. Pekerjaan Tanah
Semua item pekerjaan tanah yang tertera pada rencana anggaran biaya
menggunakan satuan pengukuran pembayaran m3 (meter kubik)

3. Pekerjaan Beton
Semua item pekerjaan beton lantai dasar, lantai 1 dan lantai 2 yang tertera pada
rencana anggaran biaya menggunakan satuan pengukuran pembayaran m3 (meter
kubik) kecuai pada item beton kolom praktis menggunakan satuan pembayaran m’
(meter panjang)

4. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran


- Pek.batu kosong dan pondasi batu kali
* Satuan pembayaran m3 (meter kubik)
- Pek. Dinding bata merah dan plesteran
* Satuan pembayaran m2 (meter persegi)

5. Pekerjaan Pemasangan Pipa


Semua item pekerjaan Pemasangan Pipa yang tertera pada rencana anggaran biaya
menggunakan satuan pembayaran m’ (meter panjang).

6. Pekerjaan Pengecatan
Semua item pekerjaan pengecatan yang tertera pada rencana anggaran biaya
menggunakan satuan pembayaran m2 (meter persegi).
BAB III

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

1. PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

1.1.1. Pengadaan Pipa


1.1.2. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan
fitting, valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan
pelengkap sebagaimana dirinci dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam
gambar/drawing.

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan perpipaan dari semua material


sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa,
fitting, valve, dan perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk pemakaian di
daerah tropis, beriklim lembab dan bersuhu udara 320 C. Tekanan kerja normal tidak
akan lebih dari 8 bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih dari 10 bar.

Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan


Barang) dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan
kebutuhan yang dirinci dalam spesifikasi teknis. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus
menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan
dipabrik dan berlaku untuk semua jenis barang.

1.1.3. Referensi Standard


Referensi pada standar dalam dokumen pelelangan dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.

Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan standard
SNI/SII, apabila ternyata belum ada SNI/SII berkenaan dengan produk tertentu atau
belum dibuat didalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain,
dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa
yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini. Ukuran diameter yang tercantum dalam
Daftar kuantitas dan harga atau

RAB adalah ukuran diameter dalam pipa/Nominal Diameter (ND) bukan ukuran luar
pipa (OD).
Semua barang-barang yang dikirim harus seratus persen baru (bukan barang bekas)
dalam keadaan baik memenuhi syarat spesifikasi teknis yang ditentukan:

Barang atau peralatan yang diproduksi didalam negeri atau berasal dari luar negeri
dan sudah diatur dalam SNI maka/barang tersebut wajib memiliki Standar Nasional
Indonesia (SNI).

Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia (SNI), maka barang atau peralatan tersebut harus memiliki standar- standar
sebagai berikut :

ISO Internasional Standard Organization;


Japanese Industri Standard:
JIS
British Standard;
BS Deutsche Industrie Norm;
American Water Work Association;
DIN
American Society for Testing Materials;
AWWA American National Standard Institute.

ASTM

ANSI

1.1.4. Bahan Pipa Dan Fitting


Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat didalam negeri maka rekanan harus
melampirkan surat dari pabrik untuk ijin penggunaan SNI/SII yang dikeluarkan oleh
Departemen Perindustrian dan dapat menunjukan pengalaman mimimal 3 (tiga)
tahun;

Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum
dalam dokumen pelelangan ini, dengan syarat bahwa bahan pipa yang ditawarkan
mempunyai kualitas keseluruhan yang sekurang-kurangnya sama dengan apa yang
tercantum dalam dokumen lelang ini.

Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-gambar detail
junction disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap material yang ditawarkan.
Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan didaerah tropis
dengan temperatur air yang mengalir antara 15 – 35 derajat celcius dan pH antara 6
sampai dengan 8.

1.1.5. Tekanan Kerja/Working Pressure


Tekanan kerja dari pipa minimal 100 meter kolom air atau 10 kg/cm2 (SNI 06-0084-
1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan
kerja pipa.

Penyedia barang/jasa harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja
dari pipa/fitting yang ditawarkan.

Bila dianggap perlu atas permintaan Direksi Pengawas, Penyedia barang/jasa harus
melakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting dilapangan atas biaya
penyedia barang/jasa(rekanan). Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji dilapangan
akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Apabila ternyata hasil pengujian
tidak sesuai dengan sfesifikasi yang ditawarkan maka penyedia barang/jasa (rekanan)
harus mengganti dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan sfesifikasi yang
ditentukan.

1.2 Pipa dan Fitting


1.2.1 Standar
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif
tidak lebih dari 6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang sudah
mendapat ijin untuk penggunaan SNI/SII yang dikeluarkan oleh Departemen
Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai tanda/cap, pada bagian luar yang
menunjukan nominal diameter (ND), kelas, nama, pabrik pembuat dan trade mark dan
setiap pipa mempunyai ketebalan menurut kelasnya dan merata, baik pada ujung
maupun bagian tengah pipa.

Bila dilapangan terdapat barang/material yang tidak memenuhi standar dalam


kelasnya maka rekanan dapat dikenakan sangsi untuk mengganti sebagian ataupun
seluruh barang yang telah dikirim dan segala biaya ditanggung oleh rekanan sendiri.

Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah :

 SNI 06–2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa untuk Air


Minum dengan Jangka Sorong
 SNI 06–2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa Luar Pipa untuk
Air Minum terhadap Hidrostatik

 SNI 06–2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa untuk Air


Minum

 SNI 06–2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa


untuk Air Minum

 SNI 06–2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa untuk Air

 SNI 06–2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa untuk Air


Minum dengan Uji Tungku

 SNI 06–2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa untuk Air Minum


terhadap Metilen khlorida

 SNI 06–2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa untuk Air
Minum dengan THF

 SNI 06–2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa untuk Air


Minum dengan Pita Meter

 SNI 06–2557-1991 Spesifikasi Pipa bertekanan berdiameter 110 – 315


mm untuk Air Bersih

 SNI 06–2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air


dan Sistem Drainase di dalam tanah

 SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa bertekanan berdiameter 110-315 mm


untuk Air Bersih

 SK SNI S-20-1990-03 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan Pengujian


Pipa untuk Penyediaan Air Minum.
1.2.2 Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill Of Quantity) yang digunakan
adalah jenis pipa dengan kelas yang mampu menahan tekanan 10 kg/cm2 menurut
standar SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter. Kelas yang telah
ditentukan tidak dapat diganti dengan kelas yang lebih rendah mutunya, walaupun
mendapat jaminan dari pabrik.

Ketebalam minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti table berikut:

DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

Nominal Diameter Rata – rata diameter Luar


( mm ) ( mm)

20 -

32 -
DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)

Seri Pipa
Nominal Diameter
Tebal Dinding Nominal (mm)
( mm )
S 10

20 -

32 -

1.2.3 Sambungan
a. Push On Rabber Ring Joint
Kecuali ditentukan lain, sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai beil pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang
lain dibavel dengan sudut kurang lebih 15º. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk
pemasangan pada permukaan luarnya.

Fitting harus dari jenis yang dipersiapkan dan mempunyai ujung jenis beil.

b. Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa
dan cocok dengan diameter luar pipa.

c. Ring Karet dan Gasket


Ring Karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyambungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk
sambungan flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain
yang tepat untuk pipa air minum.

1.2.3.1 Sambungan Solvent Cement


Kecuali ditentukan lain, pipa dengan diameter nominal 40 mm dan lebih kecil dapat
disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan standar
pabrik. Bila digunakan sambungan solvent cement ini, rekanan harus menyediakan
solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan imbuhan 10%.
Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan memanjang akibat
dari perubahan suhu pipa sebesar 50º C tanpa mengganggu kekedapan terhadap air.

a. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange
pada satu ujungnya dan scket (atau beil) pada sambungan fleksibel baik dengan
mekanikal maupun push-on.

b. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI -0084–1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan system rubber ring joint.

Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1.23 mpa (12.4 kg/cm2).
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau hjeat
process (pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karateristik dan
kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.

Bell and Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai flange pada satu
ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pada ujung yang lain.
Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan harus berupa ujung-ujung
dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange. Permukaan luar fitting
tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen, yaitu coal tar
aspheltic base, yang mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm.
Permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy
yang dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan
dilengkapi sertifikat dari instansi yang berwenang (public health authorities).

Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus
dari baja yang digalvanis.

1.2.3.2 Pengujian “Quality Assurance” (Jaminan Kualitas)


Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili
unit yang disuplay sesuai kontrak. Engineer/Direksi harus diijinkan untuk
mengunjungi tempat pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut.

1.2.3.3 Pengujian Tekanan Hidrostatis


Pengujian quality harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 0084-187 dan SNI 06-2549-1991. Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan
tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan paling sedikit 42 N/mm.
1.2.3.4 Pengujian Lain
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerusdan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

1.3 Valve
0.0.1 Umum
 Penyedia barang/jasa (Rekanan) harus melengkapi valve sesuai dengan yang
dibutuhkan dan menurut standar yang disetujui. Seluruh Valve sesuai dengan
ukuran yang disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan
dikeluarkan oleh satu pabrik.
 Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang menunjukkan :
- Nama atau Merk Dagang pembuatnya
- Tahun Pembuatan
- Tekanan Kerja
- Diameter Nominal
- Arah Panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
 Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
 Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 “Pipa threads where pressure tight joint
are made in the thread”
 Valve dengan diameter 50 mm ke atas menggunakan sambungan system dengan
flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
 Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasioanal yang diakui.
Kontraktor harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan engineer.

 Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjan (Bill of Quantity) maka seluruh
Valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
 Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera
untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
 Semua lubang / bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah
masuknya benda-benda asing.
 Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
seperti gasket, mur, baut dan ring untuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
 Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis
dari flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material
bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3
mm terbuat dari karet sintetis.
 Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol ( crank ), T- bar dan perlengkapan lain sehingga tidak
menimbulkan kesulitan pada operator. Rekanan harus menyertakan besarnya
maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang dikirim.
 Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan
lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui
oleh direksi (direktur pengawas)
 Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan dipabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering ± 400 microns (16 mils). Material yang
berkontak dengan air harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut
tidak boleh digunakan.
 Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set
untuk setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa inggeris
 Penyedia barang/jasa (Rekanan) harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta
dalam spesifikasi ini.
0.0.2 Gate Valve
 Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve
yang ditawarkan adalah gate valve dari jenis “Non Rising Stem”.
 Valve harus memenuhi standar “Gate Valve for Water and Other Liguids”
(AWWA C 500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi
kualitasnya dan didesain khusus untuk tekanan kerja
 Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci
T (Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang
seukuran
 Tee Key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet caver
dan terbuat dari baja ST 40 yang lelah digalvanis
 Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle
maka material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis
 Harga penawaran exlension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah
 Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
 Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid
wedge gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertical
mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam
posisi terbuka.
 Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box
tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat
dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui engineer. Packing dari hemp
atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan atas
persetujuan engineer dan seal ini ahrus terdiri dari 2 (dua) buah O-ring seal dan
paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan diatas stem-collar dan dapat dilakukan
penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya dalam posisi
terbuka penuh.
 Stem terbuat dari perunggu atau stainless steel
 Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu
 Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup
harus disertakan pada surface box tersebut.
 Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi
valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
 Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench
nuts).

0.0.3 Katup Udara (Air Release Valve)


Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai
berikut:

a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pompa


b. dapat memasukkan udara selama penggelonloran.
c. Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa
d. Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan
e. Aman terhadap vakum

 Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. setiap valve lengkap
dengan mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang
diberikan pada uraian pekerjaan.
 Badan air valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari
ebonit, stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
 Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
 Air valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan
tidak menunjukkan gejala kebocoran.
 Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
 Rekanan harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara terpisah
untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sbb :
a) Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber
seal, disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang
mengikuti ‘Standards for Rubber seated Butterfly Valves’ (AWWA
Designation C 504) atau standard Inlemasional lain yang disetujui yang
sama atau lebih tinggi kualitasnya dari yang disebutkan.
b) Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90° dari
posisi terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus
horizontal.
c) Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
d) Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
e) Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus
dapat mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak
mengakibatkan piringan berpindah dari tempatnya semula.
f) Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila
tertutup rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
g) Seluruh valve harus mengikuti spesifikasi dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
h) Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti
“Specification for Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe
Fittings kelas B (ASTM Designation A 126) atau ductile iron (ASTM
536). Flange harus mengikuti standard JIS-8 2213.
i) Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
j) Type air valve harus sesuai dengan spesifikasi dibawah ini yang
tergantung pada ukuran pipa yang dipasang.

Ukuran Pipa Diameter Minimal


Tipe Air Valve
(mm) Air Valve (mm)

300 dan lebih kecil Tipe dengan orifice 25 mm dan lebih


kecil / tunggal kecil

Tipe dengan dua


350 dan lebih kecil orifice atau
kombinasi 75 mm dan lebih
kecil

1. Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil


Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara
otomatis yang akan mengeluarkan udara yang terakomulasi
bertekanan pada saat aliran air dalam penuh.

2. Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi


Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk
dioperasikan secara otomatis, sehingga akan :

a) Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer,


dan menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran
pipa.
b) Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam
kondisi tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi
pengisian.
c) Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara
tinggi, dan
d) Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air
penuh dalam pipa.
1.3.4 Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball
valve. Ball Valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan
untuk tekanan kerja sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) dan memiliki ujung flange. Ball
valve harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk
badan valve dan bola, stainlees steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan
harus diberi penguat dari tangkai/stem harus dibuat dari stainlees steel. Teflon
penguat digunakan untuk packing stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa
memindahkan valve dari jalur pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus
dilengkapi dengan kunci dari ductile cast iron pada tiap operasi.

0.0.5 Plug Valve


Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan
badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi dengan
chloprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga dilengkapi
dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainlees steel atau perunggu.

Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin “ O ” atau multiple Buna – N Packing
Rings. Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa
harus melepaskan bagian valve.

0.0.6 Check Valve


 Rekanan harus menyediakan Check valve jenis Swing Check Valve/Klep Tabok
dengan sambungan flange.
 Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan
 Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
 Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang
 Kedudukan dari cakram terbuat dari Neophrene Syntetic Rubber yang berkualitas
baik
 Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
 Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan,
dudukan cincin bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk
perbaikan harus mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa
menggunakan peralatan khusus atau harus memindahkan valve dari jalurnya.
 Valve harus cocok untuk pengoperasiandalam posisi horizontal atau vertical
dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah
aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan
ujung flange.

0.0.7 Gate Valve Perunggu (Bronze)


Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarnya 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2). Valve
harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).

 Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat dari
perunggu, sekrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji),
sekrup dalam dan tangkai pengungkit.

 Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,
kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm2
(20 kg/m2). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi diatas atau
dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga
yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm2 (32 kg/m2).
Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesifikasi diatas.

1.4 PENGADAAN PIPA POLYETILENA (PE) DAN PERLENGKAPANNYA


1.4.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didesain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.

Referensi

Standar lain yang digunakan adalah :

 SNI 06–4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum.


 SNI 06–4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
 SNI 06–2552-1991 Metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum
 ISO 4427 : 1996 Polyethylene pipes for water supply spesifications
 ISO 6964 - 1986 Polyolefin pipes and fittings – Determination of carbon
black content by calcinations pyrolysis – Test method and
basic spesification
 ISO / TR 10837 - 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us
in gas pipes and fitting’s
 ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compound’s
 ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene – Part 1 : determination of tensile
properties
 ISO 3126 : 1974 Plastic pipe – measurement of dimension
 ISO 1167 : 1996 thermoplastic pipes for the conveyance of fluids resistance
to internal pressure – Test Method
 ISO 1133 : 1991 Plastic – Determination of the melt mass – flow rate (MFR)
and melt volume flow rate (MFR) of thermoplastics
 ISO 2505-1-1994 Thermoplastics pipe – Longitudinal reversion – part 1 :
determination methods
 ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
 AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure aplication
 ASTM D 3350 – 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and
fittings material
 JIS 6762 - 1998 Double Wall polyethylene pipes for water supply

1.4.2 Spesifikasi Teknis


1. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai dengan
kelas N. Kelas N :

a. Untuk diameter luar nominal ≤ 75, toleransi sama dengan (0,008dn + 1) mm,
dibulatkan menjadi 0,1 mm, dengan angka minimum 1,2 mm
b. Untuk diameter luar nominal > 75, tetapi ≤ 250, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1 mm
c. Untuk diameter luar nominal > 250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan
menjadi 0,1 mm.
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18 dn dan
pipa jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan
untuk penggulungan ulang.

2. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari
persetujuan antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi ± 0,05 m.
diameter drum gulungan minimum harus 18 x dn.

1.4.3 Sifat Mekanik


1. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel
dibawah ini :

KETAHANAN HIDROSTATIK PIPA

TEGANGAN UJI (Mpa)


JENIS
BAHAN 100 jam pada 20ºC 165 jam¹) pada 80ºC 1000 jam pada 80ºC

PE 100 12.4 5.5 5.0

PE 80 9.0 4.6 4.0

Catatan :

¹) Hanya kegagalan rpuh yang diperhitungkan

Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dilaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana table dibawah.

KETAHANAN HIDROSTATIK PADA KEKUATAN SUHU 80ºC

KEBUTUHAN UJI ULANG

PE 80 PE 100

Tegangan Waktu Kegagalan Tegangan Waktu Kegagalan


Mpa Minimum (jam) Mpa Minimum (jam)

4.6 165 5.5 165

4.5 219 5.4 233

4.4 283 5.3 332

4.3 394 5.2 476

4.2 533 5.1 688

4.1 727 5.0 1000

4.0 1000

2. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimum harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400%, bila
diuji pada suhu 20ºC.

1.4.4 Sifat Fisik


1. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20
menit jika diuji pada suhu 200ºC. contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan
sebelah dalam pipa.

2. Nilai Perubahan Arah Panjang


Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %

1.4.5 Dimensi Pipa


1. Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa
polietilena untuk air minum.

2. Bahan Baku Pipa


Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena, harus merupakan bahan
baku yang merupakan bahan baku yang menyatakan layak digunakan untuk air
minum yang dikeluarkan oleh pemasok bahan baku, hal tersebut dibuktikan dengan
Certificate Independen BODYCOTE.

1.4.6 Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt fusion dan sambungan elektrofusion, atau dengan Mechanical
Joint. Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 – 110 mm. sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.

1.4.7 Pengujian Pipa


Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998
tentang metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.

1.4.8 Penandaan Pipa


Penandaan pada batang pipa,sekurang-kurangnya mencantumkan :

 Nama pabrik pembuat atau merek dagang


 Dimensi luar pipa
 Tekanan kerja nominal
 Jenis material yang digunakan
 Seri pipa
 Tanggal produksi

1.5 PENGADAAN PIPA DUCTILE DAN PERLENGKAPANNYA


1.5.1 Umum
Referensi

Standar yang digunakan adalah :

a. ISO 2531
b. BS 4772
1.5.2 Spesifikasi Teknis
1. Ketebalan Dinding Pipa
NOMINAL KETEBALAN DINDING PIPA (MM)
DIAMETER
K=9 K = 12 K = 14

80 6.0 7.0 8.1

100 6.1 7.2 8.4

150 6.3 7.8 9.1

200 6.4 8.4 9.8

250 6.8 9.0 10.5

300 7.2 9.6 11.2

350 7.7 10.2 11.9

400 8.1 10.8 12.6

450 8.6 11.4 13.3

500 9.0 12.0 14.0

600 9.9 13.2 15.4

700 10.8 14.4 16.8

800 M, 15.6 18.2

900 12.6 16.8 19.6

1000 13.5 18.0 21.0

1200 15.3 20.4 23.8

1400 17.1 22.8 26.6

1600 18.9 25.2 29.4

1800 20.7 27.6 32.2

2000 22.5 30.0 35.0


Catatan :

K = 9, untuk pipa

K = 12, untuk elbows

K = 14, untuk tees

2. Panjang Pipa
NOMINAL
PANJANG PIPA (M)
DIAMETER

80 4–6

100 4–6

150 4–6

200 4–6

250 4–6

300 4–6

350 4–6

400 4–6

450 4–6

500 4–6

600 4–6

700 4–6

800 4–6

900 4–6

1000 4–6

1200 4–6

1400 4–6

1600 4–6
1800 4–6

2000 4–6

1.5.3 Tekanan Hidrostatic


DIAMETER PIPA FITTING

DN 80 – DN 300 50 bar 25 bar

DN 350 – DN 600 40 bar 16 bar

DN 700 – DN 1000 32 bar 10 bar

DN 1100 – DN 2000 25 bar 10 bar

1.5.4 Sistem Penyambungan


Sistem penyambungan pipa ductile, dapat dilakukan dengan cara – cara, sebagai
berikut :

a. Push on joint
b. Mechanical joint
c. Locking joint.

2. PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

2.1 PERSIAPAN PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA


2.1.1 Lingkup Pekerjaan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan
bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian,
penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan
untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi teknis ini. Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis
ini akan dilakukan sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang
bersangkutan di Indonesia dan menurut perintah direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau
daerah sekitarnya disimpan oleh pemilik dan kontraktor akan diijinkan dan
menelitinya dikantor proyek.

Semua penjelasan dalam persyaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di Indonesia. Semua standar yang
digunakan, menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur
dalam SNI, standar yang digunakan menunjuk kepada :

AISI : American Iron and Steel Institute

ANSI : American National Standards Institute

API : American Petrolium Institute

ASTM : American Society of Testing Material

AWWA : American Water Works Association

DIN : Deutsche Institut fur Norming

IEC : International Electrotecnical Commision

ISO : International for Standardization Organization

JIS : Japanese Industrial Standard

KIWA : Dutch Institute for the testing of water supply Material

NEMA : National Electrical Manufactures’s Assosiation

PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971

SNI : Standar Nasional Indonesia

2.1.2 Penyerahan Gambar Kerja Dan Gambar Pelaksanaan


Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi
sebelum pekerjaan dimulai.

Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan


skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut
harus diserahkan selama pekerjaan berlangsung maupun setelah selesai pekerjaan.
Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa (fitting/accessories)
perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang kontrol
(manholes) ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan
adanya peningkatan terhadap muka tanah pada bangunan permanen.

2.1.3 Tanda Papan Nama


Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara sejumlah tanda atau
papan nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi. Tanda
atau papan nama tersebut nama pemilik dan kontraktor, nama proyek, dan juga lokasi
yang menunjukkan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan juga
perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksud sebagai informasi
kepada masyarakat luas. Papan nama harus dipasang ditempat yang telah ditentukan
oleh direksi. Pada saat penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus
disingkirkan.

2.1.4 Rambu-Rambu Lalu Lintas


Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu
(tanda-tanda) untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus
cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas.

Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan lalu lintas padat,


kontraktor harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap atau apabila dipandang
perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus
sudah termasuk didalam penawaran kontraktor.

2.1.5 Sumber Tenaga Dan Penerangan


Kontraktor harus menyediakan semua peralatan dan melakukan pengaturan untuk
pemakaian tenaga listrik serta penerangan yang perlu bagi pelaksanaan pekerjaan.
Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan secara
wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

2.1.6 Trase Dan Elevasi Pipa


a. Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa
Instalasi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi (ketinggian)
jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase tersebut di lapangan.
Kontraktor harus membayar sejumlah biaya untuk pemeriksaan dan pematokan
tersebut kepada instansi yang berwenang.

b. Tanggung Jawab Kontraktor


Kontraktor harus bertang jawab agar persyaratan dasar untuk pipa induk diletakkan
dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan fitting, valve dan
saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini, kontraktor harus
diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas biaya kontraktor sendiri.

c. Penyimpangan Akibat Bangunan Lain


Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik
berhak untuk merubah rencana tersebut.

Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan
volume pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor, maka perubahan volume
pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan dengan hal
tersebutdalam persyaratan umum.

d. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan
atau sebagaimana diminta direksi.

2.1.7 Jalan Sementara


a. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan dibawah ini.
Kontraktor harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, pekerasan, jalan
sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerahtersebut
pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh
tersebut, kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar
perencanaan dan berada dibawah pengarahan direksi.

Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut :

1) Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut.
Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa.kontraktor harus
memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang atau direksi,
karena trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.
2) Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran
dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan
bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.

b. Pembuatan Jalan Sementara


Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan, harus dilakukan atau
diatur dengan baik sebagai berikut :

1) Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada dengan
kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau
sesuai petunjuk direksi.
2) Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah “ tanah merah atau yang
sejenis sesuai persetujuan direksi” yang dipadatkan dengan baik dengan
ketebalan minimum 0,5 m.
3) Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang
dipadatkan dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan
kerikil.
4) Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum
tidak kurang 0,1 m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya
pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, kontraktor harus bertanggung jawab
terhadap biaya perbaikan tersebut.

c. Pekerjaan Perbaikan Kembali


Setelah penyelesaian pemasangan pipa, bila diperintahkan oleh direksi, jalan
sementara tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula. Bahan
yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah harus dikembalikan menutup lokasi
pekerjaan semula. Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki
secara memadai, sampai serupa keadaan semula.

2.1.8 Pembangunan Kantor Sementara Dan Gudang Milik Kontraktor


Kontraktor harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan digunakan
sendiri oleh kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan.
Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan
mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara kontraktor untuk
penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya mencakup material penyambung (jointing
material).
Kontraktor harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau
gudang dan memberitahu pemilik untuk persetujuannya. Kecuali ditetapkan lain oleh
direksi.

Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut, kontraktor


harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan direksi.

a. Kantor Sementara Kontraktor


Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan perabot kantor, ruang
rapat dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya. Kontraktor harus menyimpan
paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal pelaksanaan dan data-data terkait
dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau gambar pelaksanaan.

Kantor harus dilengkapi dengan :

1) Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai


2) Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya..

3. PEKERJAAN TANAH DAN PERBAIKAN KEMBALI PERMUKAAN TANAH

3.1 Umum
Dalam bagian ini, kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, peralatan
dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang
baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali;
pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan;
peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi;
perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan
pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap
dan semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan
diperintahkan oleh direksi.

3.2 Pembersihan dan Pengupasan


Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau
melakukan pengurugan. Pembersihan dan pengupasan berupa membersihkan akar-
akar, tonggak, tumbuhan, perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun
dipermukaan yang perlu disingkirkan secara permanen atau untuk sementara waktu
dan semua itu terdapat di area yang akan digali. Tidak boleh ada pohon yang
ditebang, dirusak, atau diganggu oleh kontraktor tanpa persetujuan direksi.
Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh kontraktor dengan cara yang
baik, kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara
waktu dan nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula. Bahan
maupun bangunana yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.

3.3 Pengeringan (dewatering)


Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta
membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya
dengan cara yang baik. Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada
bahan pondasi, pipa atau beton yang diletakkan dalam air kecuali dengan persetujuan
direksi. Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda
dan gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarya. Jika kontraktor
memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat persetujuan
direksi terlebih dahulu.

Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan


atau yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah
dilihat dan terbaca dengan jelas.

3.4 Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (sub surface) dan Lubang Pengujian
(test pit)
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tepat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan. Kontraktor harus bertanggung jawab bagi
perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau rusak karena kelalaiannya.Apabila,
menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk tujuan penyelidikan
keadaan tanah, kontraktor harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang
jalur pipa, kecuali ditentukan lain oleh direksi. Disamping itu kontraktor harus
menggali lubang pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah
tanah bila hal itu memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam
melintasi utilitas tersebut.

Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang
cukup didepan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

3.5 Penggalian Permukaan dan Perbaikan


3.5.1 Umum
Sebelum penggalian, kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga, mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya
mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan. Dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa sebagaimana
yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena pekerjaan kontraktor
pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus diperbaiki kembali seperti
keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik. Setelah perbaikan kembali,
kontraktor harus memeriksa secara bulanan cekungan yang terjadi sepanjang jalur
penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus diperbaiki sampai pada ketinggian
semula.

3.5.2 Daerah Lansekap / Pertamanan


Pada daerah lansekap yang ada, kontraktor harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman, semak
belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan jalur
pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.

Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, kontraktornya sebelumnya
harus mendapatkan ijin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang memeliharanya
dan melaporkannya pada direksi. Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan
pohon termasuk biaya kompensasi ditanggung oleh kontraktor sendiri.

3.5.3 Daerah Berumput


Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari
bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman
terpadatkan yang sama dengan kondisi semula. Lempeng rumput didaerah berumput
yang akan terkena galian, atau yang akan rusak karena terkena peralatan, harus
disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya pekerjaan konstruksi dan
diletakkan kembali setelah penyelesaian urugan. Bilamana karena pekerjaan
kontraktor, tanah berumput menjadi rusak untuk diletakkan kembali seperti semula,
kontraktor harus menyediakan dan menempetkan tanah berumputbaru atau dengan
cara lain, memupuk, menyiangi, dan memeliharaarea tersebut sampai didapatkan
tunas baru.

3.5.4 Daerah Berbatu


Pada daerah yang berbatu, kontraktor harus menyediakan peralatan yang sesuai untuk
menggalinya. Bila tidak mungkin dilakukan penggalian,sedangkan bila dalam gambar
rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi mengijinkan dapat
dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakan diatas tanah berbatu tersebut.

3.5.5 Daerah Persawahan/Perkebunan


Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, kontraktor sebelumnya
mendapatkan ijin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan ditanggung oleh
kontraktor sendiri. Bila melewati saluran-saluran air (irigasi), harus diusahakan tidak
mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak saluran irigasi tersebut.

3.5.6 Jalan Batu dan Bahu Jalan


Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus
diganti dengan batu sebagaimana telah ditentukan.

3.5.7 Jalan yang Diperkeras


Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebagaimana yang diperlihatkan
dalam gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.

3.5.8 Jalur Pejalan Kaki


Jalur pejalan kaki harus diganti sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar.

3.5.9 Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan


Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu
digunakan alat pemotong.

3.6 Penggalian
Bagian berikut yaitu “ PENGGALIAN “ yang digunakan bagi pekerjaan semua
pemasangan dan penyambungan semua jenis pipa.

3.6.1 Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan.
Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang diperlihatkan
dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi. Batu dan bahan galian
lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak sesuai untuk
pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara semua pendukung dan
penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan semua pemompaan,
pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau pengeringan air,
termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal dari berbagai
sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan
maupun kepemilikan yang berada didekatnya. Dinding dan permukaan seluruh galian
dimana pekerja kemungkinan mengalami bahaya dari tanah yang tidak stabil harus
distabilkan terlebih dahulu dengan penurapan/penopangan, membuat sudut galian
yang aman atau cara lainnya.

Kontraktor harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang dan lain-
lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang dapat
menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan bangunan
yang ada disekitarnya.

3.6.2 Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada


Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi
bangunan, utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada.
Di daerah didekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, kontraktor harus
melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan,
atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut. Lebih lanjut kontraktor
harus menjaga dan memperhatikan pada kemungkinan adanya uap bahan bakar dan
gas yang mungkin merembes ke tanah atau telah terganggu selama penggalian dan
pemasangan jalur pipa.

3.6.3 Penggalian Tanpa Ijin


Kontraktor tidak diperkenankan menggali diluar jalur dan ketinggian yang ditujukan
dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa ijin harus diurug
kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.
Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diijinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, kontraktor harus
menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.

3.6.4 Galian Terbuka


a. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakkan pada trase dan kedalaman
yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan pipa
sebagaimana yang diijinkan oleh direksi dan/atau persyaratkan yang ditetapkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan
dipelihara selama pekerjaan agar pekerjaan dapat bekerja secara aman dan efisien.

b. Lebar Galian Terbuka


Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakkan dan disambung
dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang
telah ditentukan. Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedemikian rupa sehingga
dapat memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan
penopang lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.

c. Lubang Galian Untuk Penyambungan


Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.

d. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diijinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter didepan
perletakan pipa terakhir. Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan
pengurugan harus dilakukan dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir
hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup
aman serta mampu menahan beban arus lalu lintas kendaraan.

e. Galian Terbuka dan Jarak Pipa


Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus dan
seragam dan penopang pipa pada tanah yang padat dan atk terganggu pada setiap titik
diantara lubang galian sambungan.

Bagian dasar tanah yang digali melampui kedalaman yang ditentukan harus diurug
kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada
kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui atau
dipadatkan. Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai
peralatan tangan (manual). Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan
harus disingkirkan agar memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari
setiap sisi pipa dan fitting untuk pipadengan diameter 600 mm atau lebih kecil dan 20
cm untuk pipa dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.

f. Penggalian di Tanah yang Kondisinya Buruk


Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang
baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan
tersebut harus disingkirkan, kontraktor harus menggali dan menyingkirkan bahan
tersebut.

g. Penopangan Dan Penurapan


Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak
gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan jalan
dan bangunan lainnya sebagaimana ditujukan dalam gambar kondisi tanah, lalu lintas
atau yang diperintahkan oleh direksi.

Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga diluar turap, tetapi jika
terjadi rongga, rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum memasang
penopang dan turap, kontraktor harus memberitahu lokasi galian dengan turap dan
penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk mendapat persetujuan dari
direksi.

Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan


sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan dan
penopangan. Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan
dengan hati-hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang
ada, atau kepemilikan yang berada didekatnya. Semua rongga yang timbul akibat
dicabutnya turap harus segera diisi kembali dengan pasir dan dipadatkan dengan cara
penumbukan menggunakan alat yang sesuai dengan membasahinya atau cara lain
yang diperintahkan.

Direksi dapat memerintahkan kontraktor secara tertulis setiap saat selama pekerjaan
berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan lain-lain, untuk
ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah kerusakan bangunan, utilitas
dan kepemilikan. Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan
lain ditinggalkan/dibiarkan ditempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di
pihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan
hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab kontraktor terhadap kerusakan yang
terjadi pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh kelalaian dalam
pekerjaan sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap untuk mencegah
longsor atau bergeraknya tanah.

h. Penimbunan Bahan Galian


Kontraktor harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa sehingga tidak
terjadi penimbunan bahan galian dijalan utama maupun jalan nasional.
Bahan hasil galian dapat ditimbun dibagian jalan lain dengan syarat menggunakan
kotak penampung tanah galian agar tidak menghambat arus lalu lintas. Bahan galian
yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang dengan cara yang
disetujui direksi yang jauh dari jalan. Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh
direksi, kontraktor harus mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya
sendiri.

3.7 URUGAN
Bagian berikut mengenai “URUGAN” harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.

3.7.1 Umum
Urugan mencakup menyediakan, menetapkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya.
Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan
yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan dibeberapa bagian pekerjaan, kontraktor
harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana ditentukan
dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa
terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.

3.7.2 Bahan Urugan


Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk
urugan ditentukan sebagai berikut :

1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm
dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar,
semak atau tubuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exresive nature).

2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak menggumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah atau benda
lainnya yang merupakan pendapat direksi dapat ditolak. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat bahan keseluruhan.
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang
kuat berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak
mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm. Bahan
tersebut harus terbebas dari kotoran, arang, abu, bahan tak terpakai/ruangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.

3.7.3 Urugan pada Galian


1. Lapisan Alas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Bahan bagi lapisan alas ini harus berupa pasir,
ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui oleh direksi pada
kepadatan kering maksimum 95%. Pemberian lapisan atas pipa dengan memakai
kerikil diperlukan sebagai pengganti pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang
diperintahkan untuk dilakukan oleh direksi.

2. Urugan di Bawah Pipa


Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui dengan
tenaga manusia mulai dengan lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, ditetapkan
secara berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan
tongkat pemadat atau cara lain yang disetujui oleh direksi pada kepadatan kering
maksimum 95%. Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian
dimasing-masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus. Dalam hal pipa
Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam ”Urugan Sampai
Permukaan” harus diterapkan bagi pengurugannya.

3. Urugan di Atas Pipa


Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10 cm diatas
pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara
mekanis lainnya yang telah disetujuinya. Bahan dan cara pengurugan harus
sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar rencana, dan ditempatkan secara
berlapis dengan ketebalan melebihi 20 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat
dengan ketebalan kering maksimum 95%. Dalam Pipa Polyvinyl Chloride, galian
harus diurug dengan cara konvensional atau cara mekanis yang telah disetujui, pada
kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak merusak pipa.

4. Urugan Sampai Permukaan


Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug
dengan peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan
ketebalan tidak melebihi 20 cm, dan ditempatkan dengan tongkat pemadat untuk
mencegah amblasnya permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.

Dalam Pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau
cara mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas pipa PVC dan tidak
merusak pipa.

3.8 PENGUJIAN KEPADATAN DI LAPANGAN


Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian
pemadatan dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang
ditetapkan dalam ASTM D-1556. Referensi kepadatan tanah maksimum harus
ditentukan menggunakan standard compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat
dilakukan dalam zona pipa, dan diatas zona pipa.

3.9 PERLINDUNGAN TERHADAP LERENG SUNGAI, SALURAN DAN


SELOKAN
Dimana pipa menyeberang sungai atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap
lereng dengan menggunakan batu lapis lindung (riprop) atau cara lain yang telah
disetujui guna mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.

Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian “ GALIAN PERMUKAAN DAN
PERBAIKAN “. Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu
hingga ke dasar kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk
topografi daerah sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis
lindung dilakukan dari bahu hingga kedalaman untuk mencegah keruntuhan.

Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbetuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.

Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan
lain oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan
lokasi pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografi sungai,
saluran dan selokan.

Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu


untuk persetujuan direksi.

Rongga diantarabatu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik
atau dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan
kerikil yang dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.

Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang


diperlukan. Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 – 3) m2
pasangan batu.

Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

4. KONSTRUKSI BANGUNAN KHUSUS

4.1 KONSTRUKSI JEMBATAN PIPA


4.1.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang
diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan disini.

Batas konstruksi dan setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan
“flexible” dan/atau “fitting” yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment
jembatan dan jalur pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan
perintah direksi sesuai dengan kondisi lapangan.

Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar


sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik
ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.

Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan


membantu pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

4.1.2 Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan


Kontraktor berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut, harus
menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan
semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan
sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan kembali atau,
membuat lapisan lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana diperlukan,
termasuk perhitungan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada Direksi untuk
persetujuannya, sebelum memulai pekerjaan pembangunannya.

Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih
rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh
Pemborong dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa
di bor.

Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian


sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per liter.

Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah periode kontak selama 24 jam
dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum pemberian
desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung khlorin diatas,
Pemborong harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.

4.1.3 Desinfeksi Pipa


Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka
terlebih dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada
dalam pipa dan membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larutan
desinfektan.

4.1.4 Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai melintas sungai atau saluran
dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan
mengecat pipa dan membuat pipa dengan aman dan efisien

Tindakan khusus harus dilakukan dalam melaksanakan dan membangun perancah di


lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat
menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau
kejutan dari pelaksanaan pancang.

4.1.5 Konstruksi Bangunan Bawah


Kontraktor harus menyediakan turap/atau perlengkapan kedap air untuk pembuatan
bangunan bawah, sehingga dapat dilaksanakan dalam kondisi kering dan aman.

1. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau
yang diperlihatkan dalam gambar.

a) Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah dilapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar yang disetujui,
bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana
terlihat dalam gambar. Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh
dilakukan sebelum diperoleh persetujuan dari direksi.

Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.

Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm


dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana
disetujui oleh direksi.

Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian yang


direncanakan sebagaimana dijelaskan diatas untuk memenuhi kapasitas daya
dukung.

Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga


akan diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan Direksi
tidak sesuai untuk pondasi, Kontraktor harus menggali lebih dalam lagi dibawah
gradien tersebut sampai kedalaman tertentu sebagaimana diperintahkan direksi.

b) Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab selanjutnya.

Pancang tidak boleh dipasang sebelum diperiksa, dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan kedalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.

2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi, kontraktor
harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu “Pekerjaan
Beton”.

Harus digunakan beton dengan kuat tekan karateristik minimum 175 kg/cm. Pipa
yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan
cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama
pengecoran beton.

3. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang disungai atau saluran, kontraktor harus
memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan
ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

Puncak pancang harus digabungkan kedalam bantalan beton dengan kedalaman yang
cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian pekerjaan,
semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti perancah, pelantar
kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya agar tidak mengganggu
aliran sungai atau saluran.

4. Konstruksi Bangunan Atas


Kontraktor harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton expose dan
peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding.

5. Pemasangan Pipa
Kontraktor harus memasang dan menyambung semua pipa “fitting” dan “coupling”
sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.

6. Anti Lendutan (cambering)


Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci


bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti
lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah
pekerjaan pemasangan pipa.

7. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)


“Fixed Type Ring Support” yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang dibantalan pilar.

“Sliding Type Ring Support” harus dianggap pendukung berbentuk cincin yang dapat
digeser secara horizontal dibantalan pilar ke sumbu dalam pipa.

Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi
atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.

Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut diatas. Pendukung berbentuk cincin
harus dilas merata melingkari pipa baja.

8. Pengujian Pengecatan
a) Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji sebagaimana
dinyatakan dibawah ini.

Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior),


sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.

b) Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam


Semua pipa baja yang terekpos, “Fitting”, sambungan dan pipa yang akan
dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan dalam
bab III 8.4. LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN PELINDUNG
DALAM.
4.2 PEKERJAAN PENEMBUSAN PIPA (PIPE DRIVING WORK)
4.2.1 Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh pemilik bila pipa induk
berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameter 600 mm atau lebih kecil,
bahan pipa untuk penembus harus digunakan sebagai selubung (casing) dan harus
disediakan oleh kontraktor. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, bahan,
perkakas dan peralatan, kecuali yang ditetapkan dalam BAGIAN SYARAT KHUSUS
dan keperluan lain guna melaksanakan pekerjaan penembusan pipa sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan/atau ditetapkan di sini. Sebelum pekerjaan
konstruksi, Kontraktor harus menyelidiki struktur lapisan bawah yang ada, utilitas
dan sumur yang berada disekitar lokasi pekerjaan supaya tidak merusak fasilitas
tersebut selama tahap pembangunan. Sebelum, selama dan setelah berjalannya
penembusan, kontraktor harus membuat pengukuran secara mekanis dan mendata
ketinggian tanah, permukaan jalan yang ada dan muka air sumur, jika ada, dan harus
melakukan penanggulangan yang memadai terhadap penurunan ketinggian,
Kontraktor harus segera menghentikan pekerjaan penembusan dan hal tersebut segera
pula dilaporkan ke Direksi.

Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah, peralatan


dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus diperbaiki dan/atau
diperbaharui oleh kontraktor atas beban biayanya sendiri serta memuaskan Direksi.
Kontraktor harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar sesuai dengan
butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik. Kontraktor atas biayanya
sendiri harus mencek semua ukuran yang diperlihatkan dalam gambar dengan
mensurvei sendiri lokasi pekerjaan.

4.2.2 Penyelidikan Tanah


Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Kontraktor diijinkan untuk melihat
dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang memperlihatkan
keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.

Kontraktor harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran mencakup


pengujian penetrasi standar (standard – penetration test) di lubang bor. Konsolidasi
dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat dari pengeboran
tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat geser, permeabilitas,
nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air.

Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
4.2.3 Gambar Kerja, Perhitungan dan Data yang Berkaitan Lainnya.
Kontraktor berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus menghitung
tenaga penembus (driving power) yang diperlukan. Bila memang diperlukan sekali,
untuk membelokkan pipa dengan sambungan ”solvent cement” agar membentuk
lengkungan dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai dengan petunjuk
dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

4.2.4 Tanah Penutup Kedalaman Pipa.


Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan
setempat.

4.2.5 Ruang Penembus (driving vit)


Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup bagi
pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara aman dan
efisien dalam ruang tersebut. Keperluan untuk keamanan dan pemeliharaan, terhadap
umum dan lalu lintas harus benar-benar dipenuhi oleh Kontraktor.

Didasari setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan pompa
yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan penembusan.

Setiap ruang penembusan juga harus memiliki alat yang memadai untuk menaruh
pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan tanah hasil galian:

1. Penurapan dan Penopangan


Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (steel seet pile) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan
sebagaimana ditentukan di sini. Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan
luar penopang. Yang dipasang sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan
penopang sebagai pedoman pemancangan guna mencegah turap melintir atau
melentur selama pemancangan. Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah
sampai kedalaman tidak kurang dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi
penopang baja harus direncanakan sedemikian agar mampu mendukung tiang turap
yang dipancang disisi luarnya.

Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang turap
dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau demikian
kerangka tersebut tidak boleh dilaskan ke tiang turap.

2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan


Setelah dilakukan perataan dan pemasangan pondasi batuan pada permukaan dasar
ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh permukaannya. Kemudian
pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E dengan
ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta penyambungan pipa
dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dengan lebar 2 meter.

Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya dorong
secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti ditunjukkan pada
gambar.

Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan. Kontraktor harus,


berdasarkan pada kebutuhan daya dorong, menghitung kekuatan tulangan beton yang
diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau pecahnya beton dan harus
menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan kekuatan dan tata letak tulangannya.

4.2.6 Ruang Penerima Tembusan (arriving pit)


Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh kontraktor sedemikian
rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan ketinggian/elevasi
yang tepat serta dapat untuk menyambungkan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan
pada gambar setelah ujung pipa penembus diangkat.

4.2.7 Penembusan Pipa – Pipa


Kontraktor harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi Pabrik
pembuatnya serta persyaratan berikut ini :

1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus
tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa
ditembuskan pada bukaan yang dibuat. Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm
lebih besar daripada diameter pipa tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan
bukaan harus dikerjakan sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja
berketrampilan tinggi. Setelah pendorongan pipa pertama. Ruangan antara pipa dan
bukaan turap harus diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetujui oleh
Direksi untuk mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.

2. Pemasangan Ujung Pipa Penembus dan Bantalan Pendorong (leading pipe)


Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan pada
gambar. Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebagai usaha
meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh permukaan dari
ujung pipa tembus yang didorong.

3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan semua
terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan geser antara
pipa dengan tanah. Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampui batas
taksiran kekuatan untuk kondisi tertentu, Kontraktor harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini tanpa
menunda, kepada Direksi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan yang sesuai.

Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan, perlu
diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut bekerja
secara serempak.

4. Penyambungan Pipa-Pipa Penembus


Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu penyambungan,
penyambungan dengan berikutnya dilakukan didalam ruang penembus.

Penyambungan harus dilakukan sesuai denga persyaratan dari bab-bab yang telah
disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya dengan cara
memuaskan Direksi.

5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa


Tanah yang berada didalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang lebih satu
meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama pembuangan tanah,
perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan pada lapisan lindung
dalam pipa.

6. Survey
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor melakukan pengukuran datar,
titik henti dan survey lainnya diperlukan untuk penembusan pipa sehingga
berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta

4.2.8 Pengujian Sambungan


Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa diminta telah tembus tertanam
sesuai dengan rencana, Kontraktor harus segera melakukan uji tekanan air sesuai
dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Kontraktor harus memperbaharui dengan biaya menjadi tanggungannya hingga
memuaskan Direksi.

4.2.9 Pemasangan Pipa-Pipa


Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh Direksi.
Kontraktor harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut sebagaimana pada
gambar yang diserahkan Kontraktor :

 Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung
sebagai dari jalur pipa utama
 Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain seperti
Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang kedalam
selubung tersebut.
1. Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron
Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukkan pada gambar. Semua
bagian pipa yang menanjak termasuk “bend” atau “fitting” harus dilindungi dengan
selimut beton bertulang dengan cara yang sama seperti blok-blok penahan tekanan
untuk “blend” vertikal.

Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada butir


sebelumnya.

2. Pemasangan Pipa Baja atau PVC


a) Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya
didalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di dorong
masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai serta hati-
hati.

b) Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Kontraktor harus melaksanakan uji
tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi.

Bilamana kebocoran terjadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian,
Kontraktor harus memperbaiki dan mengganti atas tanggungan biaya sendiri
hingga memenuhi syarat.

c) Perlindungan dengan Beton


Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk “bend” atau
“fitting” harus dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana layaknya
pembuatan blok beton penahan tekanan untuk “bend” vertikal.

Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya.

d) Penyelubungan dengan Beton


Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa yang
dimasukkan ke dalamnya harus diisi dengan beton tumbuk (kelas E) memakai
pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk beton kelas E sebesar 25 mm.

4.2.10 Pengurugan Ruang Penembus


Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton penahan
desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang tersebut.

Setelah pekerjaan penembusdan penyambungan pipa sebagaimana dimaksudkan telah


selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan pelindung dalam pada
setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan dimuka, serta Direksi menyetujui untuk
keperluan tersebut, Kontraktor harus mengurug ruang-ruang yang dimaksud.

Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga
ke dasar selubung beton.

Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan


pemadat tangan atau peralatan yang disetujui. Bagian selanjutnya, diatas timbunan
pasir atau batu pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan
material terpilih sesuai dengan persyaratanpada butir yang sesuai dengan persyaratan
pada butir yang sesuai dengan spesifikasi ini.

4.3 PERLETAKAN PIPA DIBAWAH AIR


4.3.1 Penyelam
Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Kontraktor harus menyediakan
biaya bagi penyelam-penyelam bilamana diperlukan berdasarkan instruksi Kontraktor
atau Direksi.

Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalam dan
Kontraktor harus menyediakan peralatan keamanan, dam bila perlu termasuk “pipe
locator” (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air. Kontraktor harus
mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan penyelam.

4.3.2 Survey dan Penyelidikan


Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus melakukan survey antara lain :

1) Kedalaman sungai rata-rata


2) Perbedaan muka air pada saat pasang
3) Kecepatan arus sungai
4) Penyelidikan tanah di sungai
4.3.3 Persiapan Pekerjaan Bawah Air
Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air, Kontraktor harus mempersiapkan
antara lain :

1) Mengajukan usulan metode kerja


2) Mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang
3) Mengatur lalu lintas sungai bila ada
4) Mengurus perijinan untuk memulai kerja kepada Direksi

4.3.4 Tegangan Tarik (Tensile Strees)


Dalam mengajukan usulan metode kerja, Kontraktor harus memperhitungkan
tegangan tarik maksimum yang diijinkan pada setiap saat selama pekerjaan
penempatan pipa sehubungan dengan pembelokan, penarikan, beban tanah, beban
luar (eksternal) lainnya, tekanan internal dan lain-lain tidak lebih dari 20 kg/mm2.

4.3.5 Penempatan Pipa


Urutan pelaksanaan pekerjaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh
Kontraktor, adalah sebagai berikut :

1) Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.


2) Memonitor progres, pekerjaan selama pengerukan.
3) Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile parit,
yang diinginkan telah dicapai.
4) Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada
parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan
selesai, survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.
5) Memonitor pekerjaan penempatan pipa, untuk memastikan posisi perpipaan dan
penempatan head.
6) Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1), untuk memastikan
posisi perpipaan.
7) Bila penimbunan diperlukan, memonitor, penimbunan parit kembali terutama
bila terjadi sesuatu.
8) Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan
penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik.
9) Bila perlu, dapat dilakukan survey-survey lain atas permintaan Engineer.
4.3.6 Pengujian setelah Penempatan Pipa
Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut :

1) Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.Pengujian


Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang pipa, tidak lebih
dari 5 persen kurang lebihnya daripada nominal internal diameter di setiap tempat.

5. PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA

5.1 UMUM
5.1.1 Lingkup Pekerjaan
a. Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa
dan penyambungan, dengan cara yang memuaskan direksi dengan spesifikasi ini dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
b. Kontraktor harus mempelajari brosur-brosur teknis atau pedoman teknis yang
dikeluarkan oleh pabrik pipa, fitting dan perlengkapan yang digunakan dalam
pekerjaan ini, tentang spesifikasi dan petunjuk pemasangan produksi mereka.
Penggunaan brosur dan pedoman teknis dari pabrik tersebut oleh Rekanan harus
diketahui dan disetujui Direksi pengawas.
c. Pekerjaan-pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi ini dapat dilaksanakan
berdasarkan ketentuan-ketentuan praktis yang berlaku di Indonesia dan harus
disetujui oleh Direksi.
5.1.2 Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pada
pekerjaan. Kerusakan pada bahan pipa yang disebutkan tadi harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas beban biaya kontraktor. Kontraktor juga harus menangani
perkakas dan peralatan yang disediakan oleh pemilik sedemikian rupa guna
menghindari kerusakan pada peralatan tersebut. Semua perkakas dan peralatan harus
dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik sehingga selalu siap digunakan
dalam kondisi yang baik. Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan
tersebut harus diperbaiki hingga memuaskan direksi atas biaya beban kontraktor.
Dalam hal perkakas dan peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, kontraktor harus
memberi konpensasi kepada pemilik.

5.2 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA BAJA (STEEL)


5.2.1 Umum
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik perkakas dan
peralatan untuk menangani dan memasang pipa, dan valve, cara pemasangan pipa dan
penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja. Bagian dalam semua pipa,
dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan bebas dari benda asing dan
kotoran disepanjang waktu.

Langkah pencegahan mencakup penggunaan kain pembersih dan alat Bantu lain yang
memadai menurut petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang
rapat semua lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja. Pipa dipasang secara
seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu.
Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan alinyemen akhir harus
diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.

Pipa, Valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang harus
diberi tanda secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti dengan
yang baik.

Secara umum, setiap tiga batang pipa disambung diatas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil. Pipa-pipa yang disambung
menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan didalam galian pipa tersebut
disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan “coupling”.

Jika kontraktor mengusulkan menggunakan “Heat – Shinkable Sleeves” untuk lapisan


pelindung sambungan daripada “Heat – Shinkable Sleeves”,”Sleeves” tersebut perlu
dipasang pada pipa sebelum diletakkan. Galian sekitar daerah yang diperkirakan
tempat sambungan dan tempat untuk “Heat – Shinkable Sleeves” atau “Sleeves”
harus diganti lebar untuk kemudahan pelaksanaan pekerjaan yang diperlukan.

5.2.2 Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa kedalam Galian.
Semua pipa “Fitting”, dan “Valve” harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian,
satu persatu, dengan batasabn diameter pemakai “Crane”, Derek, tali, atau dengan
mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai, dengan cara sedemikian rupa
agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar (Protective Coating)
serta lapisan pelindung (linning).bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan
dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.

Jika kerusakan terjadi pada pipa “Valve” atau perlengkapan dapat saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.

2. Pemeriksaan sebelum Pemasangan


Semua pipa “Fitting” harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan,
pada saat diatas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Setiap ujung pipa
harus diperiksa secara khusus, karena daerah ini paling mudah mengalami kerusakan
dalam penanganannya. Pipa atau “fitting” yang rusak/cacat harus diletakkan terpisah
untuk pemeriksaan oleh direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan
ataupun menolaknya.

3. Pembersihan Pipa dan “Fitting”


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang. Bila ada profil
pengaku badan (Stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil pengaku
tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam
pipa.

4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak
boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam
pipa. Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur
dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang
telah disetujui dan didapatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk kesambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.

5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyiapkan “Tee”, “Bend” atau “Valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.

Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung pemotongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan
dalam spesifikasi. Tidak boleh ada “Fitting” seperti “Bend”, “Tee” dan “Flange” dan
“Spigot” dipotong untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi
tertulis yang diberikan kepada kontraktor dan direksi.

5.2.3 Penyambungan dengan Pengelasan dilapangan


1. Umum
Pengelasan pipa baja dilapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu
pada standar ataupun pedoman (Code) berikut ini.

(a). Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)

(b). Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan.

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pngelasan sebagaimana diminta. Jumlah pipa yang akan
menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan diatas permukaan tanah,
serta cara meletakkannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui terlebih dahulu oleh
direksi. Pengelasan yang diminta oleh direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam “ 4 PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA PENGELASAN
DILAPANGAN” DALAM 3.3.4 atau cara yang diterima oleh direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain. Penyambungan dengan
pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las tumpul tunggal
(Singgle - Welded Butt Joint) atau las – tumpul ganda (Double-welded butt joint)
sesuai yang ditentukan.

2. Juru Las (Welder)


Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan direksi.

Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan yang berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.

Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2,5% untuk batang yang diiluminasi (Illuminated rod) dan 0,5%
untuk batang yang hidrogennya rendah (Low hydrogenous rod).

Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301
atau pada standar yang telah diterima oleh direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai arus menyudut/serong (bewel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (Exterior) untuk pipa dengan diameter 700
mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (Interior) untuk pipa dengan
diameter 800 mm dan yang lebih besar.

Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur dikedua sisi
pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double-welded butt joint).
Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai
dengan JIS G – 3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh direksi.

5. Pengelasan
Sebelum mengerjakan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong dilapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan. “Fitting” tidak boleh dipotong
dilapangan.

Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus
menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa. Bila pengelasan
dilakukan dilapangan, kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan,
temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi
cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari direksi.

Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.

5.2.4 Pengujian Tanpa Merusak pada Pengelasan di Lapangan


1. Umum
Bagian ini dipakai untuk pengujian tanpa merusak sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan
dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye
penetrant test). Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang
independent yang memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.

Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai perusahaan pemeriksa yang


diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi Kepala pengawas
disebutkan untuk persetujuan Direksi. Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas
yang mampu, yang bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian
sambungan dengan pengelasan. Kontraktor harus menyusun dan menyerahkan
laporan mengenai hasil pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan
dilapangan kepada direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman
fotograpi dan sebagainya, yang ditanda tangani oleh pengawas dan diserahkan
sebanyak 2 (dua) copy kepada direksi.

2. Pemeriksaan Secara Amatan (visual inspection)


Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan kontraktor harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
a. Adanya lubang (pit) dipermukaan
b. Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih.
c. Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
d. Adanya tumpang tindih (overlap)
e. Adanya penguatan berlebihan Butiran yang tidak merata (unven beads),
dan
f. adanya kerusakan akibat nyala (are strike)

Ketebalan Dinding (mm) Maximum Reinforcement (mm)

12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dan 12,7 4,8

3. Uji Cairan Penembus dengan Warna


Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan
harus memenuhi rekomendasi pabrik. Adanya retakan dan/atau lubang harus
diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor sendiri. Direksi dapat meniadakan uji
cairan menembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan kontraktor dapat
diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang
independen.

5.3 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA “POLY VINIL CLORIDE”(PVC)


5.3.1 Umum
Singkatan PVC yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti Poly Vinil Cloride. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam
keadaan baik perkakas dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan
pipa, “Valve dan Fitting”. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta
peralatan harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti
pengarahan dari direksi.

5.3.2 Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa kedalam Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus disediakan
dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan dan kelancaran pekerjaan. Semua
pipa, “Fitting, dan Valve” harus diturunkan kedalam galian satu persatu dengan
menggunakan Derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang
sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun
lapisan pelindung luar dan dalamnya.

Bahan tersebut dengan alas an apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan
lain dalam penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada
direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak
tersebut.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan
dan kerusakan.

Ujung “Spigot” harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak
selama penanganannya. Pipa atau “Fitting” rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh direksi.

3. Pembersihan Pipa dan “Fitting”


Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus disingkirkan dari
“bell”, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa
dipasang bagian dalam “bell” harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari
lemak.

Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agr tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran.
Tindakan pengaman harus berupa pengguna kain pembersih selama pemasangan dan
penyumbatan kedap air semua bukaan/celah disetiap akhir pekerjaan setiap hari.

4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur gradien yang diperlihatkan dalam gambar yang sesuai dengan jadual
peletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke
posisinya alinyemen dan gradient akhir harus dicek dengan peralatan survey.

Setiap tintakan Pencegahan harus diambil untuk mencegah benda benda asing masuk
dalam pipa saat ditempatkan dalam jalur pemasangan. Selama pemasangan, tidak
boleh ada sampah,perkakas,kain atau benda lainya yang diletakkan/ditinggalkan
kedalam pipa.

Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spigot harus diletakkan
ditengah bell. Pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradient yang
benar. Pipa harus dimantapkan ditempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk
mencegah tanah atau kotoran lainya masuk kedalam sambungan.

Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus tertutup
dengan cara memadai dan menyetujui oleh Direksi. Khususnya pada musim hujan,
kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah air hujan/atau sampah dan
benda lainya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah dipasang,dan jangan sampai
pipa tersebut terapung.

Pemotongan pipa

Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus


dilakukan tegak lurus perhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik. Ujung pemotongan dan
tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong serong (Beviled) dengan alat yang
khusus dibiat untuk keperluan tersebut. Ujung pemotongan serong harus sama dengan
yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung
pemotongan serong harus sesusai dengan rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (
garis melingkar yang jelas) harus dibuat ujung pipa spigot pipa yang dipotong
dilapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot yang benar kedalam
sambungan pipa.

5.3.3 Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil chloride


Jenis sambungan yang dipakai dalam Proyek,sebagai berikut.

a. “Push-On Rubbering” yang dipakai untuk pipa diameter 75 mm – 300 mm

b. Sambungan “Solvencement”, yang dipakai untuk pipa diameter 13 mm - 50 mm.

Semua bahan pelican (Lubrican) untuk sambungan “Push-On Rubbering” dam


“Solvencement” untuk sambungan “ Solvencement” untuk PVC harus disediakan
oleh kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk
persetujuan untuk Direksi.
1. Penyambungan pipa dengan sambungan “Push-On Rubbering” “Socket” dan
“Spigot” pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincing karet
(Rubbering) dipasang ditempatnya. “Spigot” kemudian dilumuri secara merata
dengan bahan pelican yang telah disetujui dan pipa ditekan masuk ke ”Socket”.
Penekanan pipa “Socket” harus dilakukan dengan menekan ujung lain pipa yang
sedang dipasang.
Blok kayu atau alat lainnya yang memadai harus digunakan untuk mencegah
terjadinya kerusakan “socket” tersebut pada mana batang tersebut ditekan. Tidak
boleh ada ganjal dibawah pipa dan pipa harus terletak merata diatas bahan
alasnya.

Bila diperlukan sekali untuk pembelokkan pipa dengan sambungan “Push-on”


agar membentuk lengkungan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan
harus sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi.

2. Penyambungan pipa dengan sambungan “solvencement”


“Socket” dan “Spigot” pipa, harus dibersihkan dengan seksama sebelum ujung
spigot dilumuri “solvencement” yang telah disetujui oleh Direksi.
“Solvencement” dalam jumlah yang mencukupi dilumurkan secara merata
diujung “Spigot”. Penekanan “Spigot” yang telah diberi “Solvencement” ke
“Socket” tersebut harus dilakukan dengan hati-hati. Kontraktor agar melakukan
dengan hati-hati supaya tidak menyebabkan kerusakan pada pipa yang baru
dipasang. Pipa yang baru selesai disambung dengan “solvencement”, tidak boleh
digeser/dipindahkan ataupun dibuat lengkung.

Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan


“solvencement” agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang,besarnya
belokan harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagainya yang
diperintahkan oleh Direksi.

5.4 PEKERJAAN PEMASANGAN PIPA “POLYETHYLINE”


5.4.1 Umum
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, pipa “POLYETHYLINE” disingkat
dengan nama “PE” termasuk jenis thermoplastic. Untuk air minum spesifikasi
pipanya adalah PE 100 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa “Valve” dan “Fitting”.

Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

5.4.2 Pemasangan Pipa


1. Penurunan pipa kedalam galian Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang
memuaskan Direksi harus disediakan dan digunakan oleh kontraktor bagi keamanan
kelancaran pekerjaan.
Pipa PE diameter kecil diproduksi dalam bentuk roll. Penurunan kedalam galiannya
dapat dengan 2 cara : baik dilepas dulu dari gulungannya baru diturunkan atau
diturunkan dulu kedalam galian dalam bentuk rool baru dilepas. Pipa PE diameter
besar diproduksi dalam bentuk batang. Semua pipa, “Fitting” dan “Valve” harus
diturunkan kedalam galian satu persatu, dengan menggunakan derek, tali/tambang,
atau dengan perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai sedemikian rupa untuk
mencegah kerusakan pada bahan tersebut maupun lapisan pelindung luar dan
dalamnya. Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa “Fitting”, “Valve” atau
perlengkapan lain dalam penanganannya kerusakan tersebut harus segera
diberitahukan kepada Direksi. Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan
bahan yang rusak tersebut.

Pemeriksaan sebelum Pemasangan.

Pipa “Valve” dan “ Fitting” harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau sesudah
pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama dari retakan
dan kerusakan. Pipa atau “Fitting” yang rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan Direksi.

5.4.3 Penyambungan Pipa


Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sbb:

a. Sambungan Mekanis
- Mechanical-joint : sambungan plastik, injection (20 mm-63 mm) imulded,
tipe push-in dengan O-ring dan ulir
- Sambungan dari metal
b. Welding (heat fusion)
- But welding ( 63 mm – 250 mm)
- Socket welding (20 mm – 125 m)
- Saddle welding
c. Electro welding (25 mm – 125 mm)
- Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menyerahkan data teknis dan contoh untuk persetujuan direksi.

1. Penyambungan dengan sambungan mekanis.


Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur menekannya dikencangkan.

Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya


penyambungan-penyambungan yang biasa dilakukan.

2. Penyambungan pipa dengan welding (Heat fision)


- Butt Welding

Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan
dan diratakan dengan mengetap. Setelah alat pengetap dilepaskan, plat
pemanas dijepit diantara kedua permukaan pipa dengan sedikit tekanan
untuk beberapa detik. Kemudian plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa
dengan tekanan tertentu sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari
bagian yang menyatu. Hilangkan tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin
klem dapat dibuka.

- Socket Welding

Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan
bagian dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus.
Jepit bagian ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang
sudah ditentukan. Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket
sambungan kedalam spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat
pemanas dan bagian pipa harus segera dimasukkan kedalam socket
sambungan. Biarkan beberapa saat sampai dingin.

- Suddle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan dilas harus dibersihkan dengan
cairan pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa suddle dengan
tekanan tertentu untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan
sambung segera pipa dengan suddle tersebut dengan tekanan tertentu untuk
beberapa saat. Setelah sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat
yang biasanya sudah ada pada sambungannya.

3. Penyambungan dengan Elektro Welding


Kontraktor harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan tegangan yang
harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang ditentukan oleh
produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang akan
disambung harus dibersihkan dengan cairan pembersih. Sambung pipa dengan
sambungan yang akan dilas.

Kemudian kabel dari control box disambung kedalam sambungan yang tersedia.
Hidupkan control box dan secara otomatis akan berhenti sendiri bila proses bila
penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material dari dalam akan keluar dari
lubang indicator pada sambungan.

5.5 PEMASANGAN GALVANIZED IRON PIPE


5.5.1 Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar
berarti galvanized iron pipe. Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam
keadaan baik perkakas peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa,
valve dan fitting. Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan
harus sesuai dan memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

5.5.2 Pemasangan Pipa


1. Penurunan Pipa Kedalam Galian
Peralatan, Perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh kontraktor untuk keamanan dan kenyamanan pekerjaan. Semua pipa,
fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam galian, satu persatu
dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau dengan mesin perkakas atau
peralatan lainnya yang sesuai dengan cara sedemikian rupa agar mencegah kerusakan
terhadap bahan lapisan pelindung luar (protective coating) serta lapisan pelindung
dalam (linning). Bahan tersebut sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau
dilemparkan kedalam galian.

2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan
pada saat berada diatas bagian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir. Setiap
ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling mudah
mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus
diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang menetukan perbaikan yang
diperlukan ataupun menolaknya.

3. Pembersihan Pipa dan Fitting


Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang. Bila ada profil
pengaku badan (Stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil pengaku tersebut
harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing lainnya dalam pipa.

4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk kedalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur. Selama berlangsungnya peletakan, tidak
boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam
pipa.

Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan
ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang
telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa.
Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya
masuk ke sambungan.

Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.

5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan “Tee”, “Bend” atau “valve” atau tujuan lainnya,
harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih dan baik,
tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung dalamnya dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa besi harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa. Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan
pelindung luar maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang
dipotong tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama
sebagaimana yang ditentukan dalam spesifikasi.

Tidak boleh ada “Fitting” seperti “Bend”, “Tee”, dan “Flange dan Spigot” dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada kontraktor kepada direksi.

5.5.3 Penyambungan Pipa Galvanized


Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang
ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat
nanas dan baru dimasukkan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang
betul.

5.5.4 Penyambungan Dengan Pengelasan


1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mangacu
pada standar ataupun pedoman (Code) berikut ini.

a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures’ Association (WSP)


b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.

Jumlah Pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh direksi. Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang
seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan cara pengujian radiografi kecuali
ditentukan lain.

Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan


las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded
butt joint) sesuai yang ditentukan.
2. Juru Las (welder)
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan direksi. Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan
kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat dan
ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las


Batang las harus sesuai persyaratn yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212 atau
yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat lengas
harus lebih kecil dari 2.5 % untuk batang yang diiluminasi (Illuminated rod) dan 0.5
% untuk batang yang hydrogennya rendah (Low Hydrogenous rod).

Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan arus
AC besar atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C
9301 atau pada standar yang telah diterima oleh direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa


Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (Bewel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh direksi, alur tersebut
harus dibuat pada bagian permukaan luar (Exterior) untuk pipa dengan diameter 700
mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (Interior) untuk pipa dengan
diamter 800 mm dan yang lebih besar.

Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus alur di kedua sisi
pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt joint).
Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus sesuai
dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh direksi.

5. Pengelasan
Sebelum pekerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding). Bila pipa akan dipotong di
lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung luar pada kedua ujung
pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa dibuat alur sebagaimana
yang ditentukan. “Fitting” tidak boleh dipotong di lapangan. Kualitas pengelasan dan
kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus terus-menerus (berlanjut)
dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa. Bila pengelasan dilakukan di
lapangan, kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur,
kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti
yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari direksi. Permukaan
hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan, tumpang tindih
dan ketidakrataan.

5.5.5 Pengujian Tanpa Merusak Pada Pipa dengan Sambungan Pengelasan di


Lapangan.
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan pengelasan
setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua pengelasan di
lapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan pewarna (dye penetrant
test). Pengujian harus dilakukan oleh Lembaga Pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.

Kontraktor harus memberikan keterangan mengenai lembaga pemeriksa yang


diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi kepala pengawas yang
disebutkan untuk persetujuan direksi. Kontraktor harus menyediakan semua tenaga
kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan
pengelasan di lapangan. Semua pengujian harus dilakukan dengan di hadiri Direksi
atau wakilnya, kecuali disetujui lain oleh Direksi.

Kontraktor harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang bertanggung jawab
dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan pengelasan. Kontraktor
harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil pengujian sambungan
dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada Direksi. Laporan harus berisi
analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan sebagainya, yang ditanda tangani
oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima) coly kepada Direksi.

Pemeriksaan dengan Pengamatan Mata (visual inspection)

Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.

 Adanya lubang (pit) di permukaan


 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
 Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding
 Adanya tumpang tindih (overlap)
 Adanya penguatan berlebihan

Ketebalan Dinding Maximum Reinforcement

(mm) (mm)

12,1 atau lebih kecil 3,2

Lebih besar dari 12,7 4,8

 Butiran yang tidak merata (unven beads), dan


 Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)
2. Uji Cairan Penembus dengan Warna
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan
harus memenuhi rekomendasi pabrik. Adanya retakan dan/atau lubang harus
diperbaiki dan diuji ulang atas biaya kontraktor sendiri. Direksi dapat meniadakan uji
cairan penembus dengan warna, bila kemampuan pengelasan kontraktor dapat
diterima atas dasar pengujian yang diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang
independen.

5.6 LAPISAN PELINDUNG LUAR (PROTECTIVE COATING) DAN LAPISAN


PELINDUNG DALAM (LINNING)
5.6.1 Umum
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan “fitting” termasuk
“coupling”, sambungan “flexible” harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini. Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan,
harus produk pabrik yang menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.

Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknik dari pabrik, yang diperlukan oleh pemilik,
harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan
akan dipilih oleh Direksi.
5.6.2 Pelapisan Pipa Baja dan “Fitting”
1. Pipa Baja yang Terekspos
Seluruh permukaan pipa baja dan “fitting” yang terekspos udara, harus diberi tiga
lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik,
dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut. Jika
ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :

 Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan kering, 35


microns.
 Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kering, 25 microns
 Lapisan Ketiga dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns
Lapisan pertama harus memenuhi “JIS K5622, red-Lead Anticorrosive Paint. Class 2”
atau “JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2” atau yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika dimungkinkan haruslah produk dari pabrik
yang samasebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk
tersebut haruslah produk terdaftar. Semua penopang, angker dan perlengkapan
lainnya harus dicat sebagaimana ditentukan untuk pipa dan “fitting”.

2. Pipa Baja yang Terendam


Lapisan pelindung digunakan pada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek
terdiri dari :

1) “Head-Shrinkable Sleeve” atau ”Sheet System” (untuk sambungan dengan


pengelasan)
2) “epoxy Lining” atau ”Coal Tar Epoxy Lining System” (untuk “Sleeve Coupling),
dan
3) “Petrolatum Corrosin Protective Tape S Nsteni” (untuk sambungan expansi)
(expansion Joint).
Spesifikasi ini hanya mencakup hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak dapat
dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan mengikuti sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.

(a) “Head-Shrinkable Sleeve” atau “Sheet”


Semua sambungan yang dilas yang dipendam dibawah tanah harus dilindungi
dengan “Head-Shrinkable Sleeve” atau “Sheet”. Kontraktor dalam melakukan
pekerjaan pemasangan, harus dibawah petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh
pemasok bahan tersebut. Nama pemasok bahan akan diberitahukan kepada
Kontraktor oleh Pemilik, dan semua biaya bagi penugasan Instruktur tersebut
menjadi beban Kontraktor.

1) “Head-Shrinkable Sleeve” :
 Pemasangan “Sleeve”
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan
lapisan yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua
sisinya. Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve
yang diperlukan harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan
disisipkan ke pipa sebelum ditempatkan dalam galian. “sleeve” tersebut
harus berada ditempat yang tidak terpengaruh oleh panas pengelasan.

 Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa


Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah
pengelasan harus disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai,
dan setiap permukaan pipa yang akan ditutup dengan “sleeve” harus
dihaluskan terlebih dahulu.

 Pemanasan Pendahuluan Pada Pipa


Area yang akan ditutupi dengan “wrapping”, harus dipanasi dahulu
dengan pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan
“wrapping” harus diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah
sambungan, setelah menyingkirkan lapisan pemisah dari ”wrapping”.

Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang
dipasang di lapangan harus lebih besar dari 50 mm.

 Pemanasan dan Pengerutan “Sleeve”


Pemanasan “Sleeve” harus dilakukan dengan pembakar yang disetujui
oleh Direksi dan dilakukan mulai dari bagian tengah “Sleeve”. Udara
yang berada diantara “Sleeve” dan pipa, harus disingkirkan seluruh
secara perlahan dan pasti. Pengerutan akan berlanjut secara merata,
sampai sifat adhesive “Sleeve” timbul.

2) “Head-Shrinkable Sheet”
 Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan 1) “Head-Shrinkable
Sleeve”.kata “Sleeve” harus dibaca “Sheet”,

 Pemanasan Pendahuluan Pipa


Bagian yang akan ditutup dengan “sheet”, harus dipanskan dahulu
dengan pembakar sampai kurang lebih 60 derajat.

Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di


lapangan haurs lebih dari 50 mm, dan tumpang tindih untuk “sheet” itu
sendiri harus lebih dari 100 mm.

 Pemanasan dan Pengerutan “Sheet”


Setelah melakukan “Sheet” pada pipa, “Sheet” tersebut harus
dikerutkan dengan pembakar, secara merata, dan udara yang berada
diantara “Sheet” dan pipa harus disingkirkan seluruhnya secara perlahan
tapi pasti.

Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari


“Sheet”.

(b) Pelapisan “Epoxy” atau Pelapisan “Coat Tar Epoxy”


“Sleeve Coupling” yang disediakan oleh Pemilik harus dilindungi dengan bahan
khusus. Kontraktor harus menangani bahan tersebut dengan sangat hati-hati
jangan sampai merusak ataupun menggores permukaan bahan pelapis. Semua
bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada permukaan lapisan
pelindung “Sleeve Coupling” harus diberi lapisan kembali sebagaimana berikut
ini. Semua biaya bagi bahan pelapisan “Epoxy” atau pelapisan “coal tar
epoxy”, tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus memasukkan data teknis dan contoh (sample) bahan pelapisan
tersebut untuk persetujuan Direksi.

1) Pelapisan ”Epoxy”
- Satu (1) lapisan “epoxy primer”
- Satu (I) lapisan “epoxy finish coat”
2) Pelapisan “Coal Tar epoxy”
- Satu (1) lapisan “epoxy primer”
- Dua (2) lapisan “epoxy finish coat”

(c) Pipa Pelindung Korosi “Petrolatum”


Semua sambungan “expansion” harus dilindungi dengan pelindung korosi
”petrolatum” Bahan yang digunakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus
melaksanakan pekerjaan pemasangan di bawah pengawasan instruktur yang
ditugaskan oleh pemasok bahan. Kontraktor harus memasukkan data teknis dan
contoh (sample) bahan tersebut dengan data pengalaman instruktur yang akan
ditugaskan oleh pabrik, untuk persetujuan Direksi.

Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebut, harus dilanjutkan ke bagian


beton tidak kuran dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik. Permukaan
yang akan dilapisi dengan pelindung korosi “petrolatum” harus dibersihkan.
Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan seluruhnya
dari permukaan yang akan dilapisi. Setelah membersihkan permukaan,
permukaan tersebut harus ditutup dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan
bahan pengisi (filter) sampai permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan
pengisi harus produk yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi
“petrolatum”.

Pita pelindung korosi “petrolatum” harus ditarik dengan tegangan yang cukup
agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan pita
harus ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan mantap.

Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Kontraktor harus menyediakan
pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya Kontraktor sendiri.

5.7 PENGUJIAN HIDROSTATIS DAN DESINFEKSI


5.7.1 Umum
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, “valve”, bangunan khusus
jembatan pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan
lainnya, harus dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi
ini.

Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan
tujuan untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya
dalam keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrus block
permanen) sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.

Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengulian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.

Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Pemborong dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air
tersendiri dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan
(electric piston type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya
gelombang-gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah
manometer dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa
yang diuji. Apabila bagian pipa yang di uji ini tidak terdapat katup udara maka cara
pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.

1) Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.

2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi


atau wakilnya.

5.7.2 Uji Tekan


Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru
yang dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada
saat pengujian.

5.7.2.1 Batasan Tekanan


Pengujian tekanan harus sebagai berikut :

1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian.
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan 2 jam
4. Tidak bervariasi > ± 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :

Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diijinkan

6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diijinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.

5.7.2.2 Tekanan Udara


Setiap bagian pipa yang dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau
bagian yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus
dilakukan dengan cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh
dioperasikan baik dalam keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan
yang diijinkan. Cara ini berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

5.7.2.3 Pelepasan Udara


Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup
dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi,
kontraktor harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara dapat
dikeluarkan, katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan
cock harus dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan
pemilik.

5.7.2.4 Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik,
dan pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.

5.7.3 UJI KEBOCORAN


Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan.

5.7.3.1 Definisi Kobocoran


Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuplay kedalam pipa
yang baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga
tekanan pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada
jalur pipa sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh
diukur dalam keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu
pengujian yang ditentukan.
5.7.3.2 Kebocoran yang diijinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut :

L = SD√P

33200

Dimana :

L : Kebocoran yang diijinkan, dalam gallon/jam

S : Panjang pipa uji, dalam feet

D : Diameter pipa nominal, dalam inch

P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau gauge

Dalam satuan metrik :

Lm = SD√P

2816

Dimana :

Lm : Kebocoran yang diijinkan, dalam liter/jam

S : Panjang pipa uji, dalam meter

D : Diameter pipa nominal, dalam inch

P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar

Formula berdasar pada kebocoran yang diijinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan
diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi

1. Kebocoran yang diijinkan, dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel 11.
2. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar
0,0012 lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diijinkan.
3. bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.
Tabel 11.1

Bocoran yang diijinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa


Tekanan Uji Diameter Normal Pipa (inch)
rata-rata psi
(bar) 3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54

450 (31) 0.48 0.64 0.95 1.27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00

400 (28) 0.45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11

350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58

300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02

275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72

250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41

225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03

200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73

275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36

150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97

125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53

100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05

 Semua bagian jaringan yang di uji, dengan berbagai diameter, kebocoran yang diijinkan akan
merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
 Untuk memperoleh kebocoran dalam liter / jam. Kalikan dengan
3,785

5.7.3.3 Penerimaan Hasil Pemasangan


Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diijinkan. Bila
pada suatu uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang
disyaratkan pada butir 10.3.3., kontraktor akan menentukan lokasi kebocoran dan
melakukan perbaikan seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diijinkan,
dan atas biaya sendiri. Semua kebocoran yang kelihatan harus diperbaiki.

5.7.4 Pengelontoran Pipa


Air untuk pengelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor
dan Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
pengelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

Pengelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase


branch), mulai dari hulu dan secara bertahap kearah hilir. Jangka waktu pengurasan
cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi. Kontraktor harus dengan segera
menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan kebocoran selama
pengelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun hasil pengujian yang
disebutkan diatas disetujui oleh Direksi.

5.7.5 Desinfeksi
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan, dan sebelum dinyatakan selesai oleh
Direksi, semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau
“valve” yang ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai
dengan prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah
diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.

1) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.

2) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,


harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontrak selama 24
jam.

Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab


Kontraktor, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Kontraktor.

Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai


kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di
bawah pengarahan Direksi. Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah
penyelesaian dan diterimanya pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.

6. PEKERJAAN SIPIL
6.1 Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya sama-sama menguraikan pekerjaan yang harus
dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan
material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut
dokumen-dokumen kontrak, dan semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan
baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain
dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

6.2 Lokasi Pekerjaan


Lokasi pekerjaan akan ditunjukan oleh direksi dan dapat dilihat pada gambar-gambar
rencana terlampir.

6.3 Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang tertera pada daftar kuantitas (form
rencana anggaran biaya).

6.4 Perijinan
Setelah kontraktor ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang
berwenang, maka kontraktor yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan
tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan
tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor. Pekerjaan di lapangan tidak
diperkenankan dimulai apabila perijinan yang diperlukan belum diperoleh.

Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material
yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut
akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu
harus didiskusikandengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.

6.5 Pekerjaan Pekerjaan Sementara


Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana pelengkap lain seperti jembatan darurat
dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh kontraktor. Jika
diperlukan jembatan-jembatan darurat maka kontraktor harus merencanakannya
dengan lebar minimal 3,50 meter dari kayu yang cukup kuat untuk menahan muatan
gander 5 ton, ataupun dengan perencanaan yang disetujui oleh pihak direksi.
Kontraktor wajib memelihara sarana tersebut dan semua biaya yang dikeluarkan
untuk pemeliharaan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Pada kahir
pekerjaan,atas perintah direksi, segala sarana tersebut kalau tidak dipergunakan lagi
harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau seperti yang
disyaratkan untuk direksi.

Kontraktor harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air bekas dan
sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan dimana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan setempat
dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau
saluran / anak sungai dimana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.

6.6 Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan


Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke
lokasi pekerjaan, sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan. Biaya untuk
keperluan tersebut menjadi tanggungan kontraktor. Kualitas air yang disyaratkan
ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.

Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri
oleh kontraktor dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik
tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang
diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
pekerjaan.

6.7 Gambar Gambar Kerja


Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada kontraktor dan
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-
perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor wajib
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan spesifikasi yang
berhubungan dengan hal tersebut.
Tidak dibenarkanya untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana
dan spesifikasi teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan
dan hal-hal lain yang meragukan, kontraktor harus mengajukannya kepada direksi
secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar
tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi
akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan
oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada kontraktor.

Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus


menyerahkan gambar kerja ( shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga)
rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar
tersebut.

Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan dilapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil
revisi terakhir. Kontraktor juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan
perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi
tanggungan kontraktor.

6.8 Ukuran Ukuran


Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar
tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaan antara ukuran dan
gambarnya, maka kontraktor harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk
menetapkan mana yang benar.

6.9 Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan
oleh kontraktor. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, kontraktor harus
mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap
pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan ditempat pekerjaan, dan persiapan peralatan
pekerjaan harus terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi.
Tanpa persetujuan direksi, kontraktor tidak diperbolehkan untuk memindahkan
peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.

Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti
hingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.
6.10 Penyediaan Material
Kontraktor harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam
daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain dalam
dokumen kontrak. Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, kontraktor
harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung
jawab atas pengangkutan sampai dilokasi pekerjaan. Kontraktor harus mengganti
material yang rusak atau kurang akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang
akibat kelalaian kontraktor.

Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama
produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan
bila diminta untuk di pertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-
hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh kontraktor tanpa biaya
tambahan. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu
sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan
memperhitungkan jadwal waktu untuk pekerjaan lainnya.

6.11 Contoh Contoh Material


Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara
pengambilan contoh menurut standar yang disetujui direksi. Contoh-contoh tersebut
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan
terpisah dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material
tersebut. Penawaran kontraktor harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk
pengujian material.

Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-
material dari jenis atau merk tertentu, maka kontraktor harus meminta petunjuk
direksi untuk menentukan jenis atau merk material yang baik dan diperbolehkan
untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Kontraktor dapat mengganti
dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang
sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

6.12 Perlindungan Terhadap Cuaca


Kontraktor, atas tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu,
harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk
melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak
rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

6.13 Pematokan
Kontraktor harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil
bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi
dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Kontraktor
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.

Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, kontraktor harus memberitahukan


kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh kontraktor untuk mendapat
persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat
digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Kontraktor wajib
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain
yang diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil
pengukuran.

Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh
kontraktor harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh kontraktor. Apabila ada
yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan
dari direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, kontraktor harus
mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah yang dipatok tersebut.
Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu
copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada kontraktor. Setelah diperbaiki,
kontraktor harus mengajukan kembali gambar hasil memungkinkan untuk di
reproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada
direksi dalam kalkir asli dan 2 copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang
digunakan pada gambar tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

6.14 Rambu-rambu
Ditempat-tempat yang dipandang perlu, kontraktor harus menyediakan rambu-rambu
untuk keperluan kelancaran lalu lintas. Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk
menjamin keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi
jalan dengan lalu lintas padat, kontraktor harus melaksanakan pekerjaan secara
bertahap atau apabila dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari. Segala biaya
untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk didalam penawaran kontraktor.

6.15 Program Kerja


Kontraktor harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan
kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan
pekerjaan dimulai.

Rencana kerja tersebut harus mencakup :

a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai bagian


pekerjaan.

b. Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke


lapangan.

c. Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan


dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.

d. Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh kontraktor.

e. Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan disertai
latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.

f. Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.

g. Cara pelaksanaan pekerjaan.

Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk kurva-S beserta lampiran
penjelasannya.
6.16 Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila
direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan
tersebut. Dalam keadaan apapun, kontraktor tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
direksi. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan
kepada direksi sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang
cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan diawasi langsung oleh direksi atau
wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut
harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.

6.17 Rapat-rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/ atau kontraktor dapat mengadakan rapat-rapat
dengan mengundang kontraktor dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang
berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil
/ risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi kontraktor.

6.18 Prestasi Kemajuan Pekerjaan


Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang
telah diselesaikan kontraktor dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini
dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan
terhadap nilai kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan
prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam kontrak.

6.19 Penyelesaian Pekerjaan


Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan
agar hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan
sesuai dengan kontrak.Kontrak harus menguji hasil pekerjaansetiap tahap dan/ atau
secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil
pengujian terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, kontraktor dengan
biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang
berhasil dan dapat diterima oleh direksi.
6.20 Laporan Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, kontraktor harus membuat laporan harian dan
laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut harus
memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup :

a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir


minggu.

b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.


c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.

6.21 Acuan
Semua pekerjaan sipil mengacu kepada acuan normative yang telah ada, antara lain:

SNI 07-0076-4987 Tali kawat baja

SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding

SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan


gedung

SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan

SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatana ringan untuk tanah

SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatana berat untuk tanah

SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium

SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L

SNI 03-1749-1990 Cara penentuan butir agregat untuk adukan dan beton

SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton

SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron
agregat kasar untuk beton

SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron
agregat kasar untuk beton

SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton

SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah

SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah

SNI 03-1966-1990 Metode pengujian batas plastis

SNI 03-1967-1990 Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande

SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus


dan kasar

SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar

SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
halus

SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat

SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton

SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton

SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles

SNI 03-2455-1991 Metode pengujian laboratorium traxial A

SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar

SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium

SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton

SNI 15-2530-1991 Metode pengujian kehalusan Semen Portland

SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland

SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung

SNI 03-2813-1992 Metode pengujian geser langsung tanah terkonsolidasi


dengan drainase

SNI 03-2815-1992 Metode pengujian laboratorium traxial B (benda uji tanah)

SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organic dalam pasir untuk


campuran mortar dan beton
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar

SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan
alat ukur tipe baling-baling

SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus


pasir

SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah


maksimum dengan kadar air optimum

SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air

SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural

SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium


sulfat

SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah

SNI 03-3423-1994 Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat
hydrometer

SNI 15-2049-1994 Semen Portland

SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton

SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan

SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos
saringan no. 200 (0,0075 mm)

SNI 03-4431-1997 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik


pembebanan

SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat

SNI 03-6154-1999 Kawat beronjong

SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding

SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal

SNI 03-6451-2000 Metode pengujian kuat lentur semen hidrolik

SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat


SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dinding untuk
tulangan beton

SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung

SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton

SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah

SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan


agregat ringan

SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral

SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah


dengan beban statis pada pondasi dangkal

SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang structural

SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton

SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan


beton

SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton

SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan


plesteran dengan bahan dasar semen

SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan
dinding

SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland


untuk pekerjaan sipil

SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari


(besi/baja)

SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton structural

SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan

SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat

SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding

AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang.


7. PEKERJAAN TANAH

7.1 Umum
Sebelum pekerjaan lapangan dimulai, lokasi dari tempat pekerjaan harus ditinjau
dahulu oleh tenaga ahli. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan
dan keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, pemborong harus segera
menyampaikan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih
lanjut, juga pemborong harus menentukan letak bangunan pelengkap seperti Direksi
keet, gudang dan sebagainya.

7.2 Pembersihan Tempat Pekerjaan


Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon didalam daerah batas
pekerjaan untuk seluruh panjang dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang,
termasuk setiap pohon diluar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan
menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertuang didalam syarat-
syarat khusus dan gambar rencana. Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali
sampai kira-kira kedalaman 20 cm dan ditimbun diatas tempat yang layak, agar dapat
digunakan lagi. Pembersihan dan pengupasan diluar batas daerah pekerjaan tidak
diberikan pembayaran kepada pemborong, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan
dari Direksi dan persetujuan dari pemberi tugas.

Bila dinyatakan syrat-syrat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa pepohonan
rindang dan tanaman ornamen tertentu akan diperintahkan, maka pepohonan/tanaman
tersebut harus dijaga betul dari kerusakan atas biaya pemborong. Pepohonan yang
harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak merusak
pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar dan
sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 0 cm dibawah permukaan
tanah aslidari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah).
Dan bersama-sama dengan seluruh tempat sampah dalam segala bentuknya pada
tempat yang tidak terlihat segala bentuknya harus dibuang pada tempat yang tidak
terlihat dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau dibakar.

Seluruh pekerjaan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh pemborong atau tanggungannya sendiri. Bila akan
diberitahukanpembakaran hasil penebangan, pemborong harus memberitahukan
kepada penghuni, dari milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam
sebelumnya. Pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah
yang berlaku mengenai pembakaran ditempat terbuka. Pada pelaksanaan
pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-
patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan pembiayaan untuk
pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan
sisa dibebankan kepada pemborong dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk Direksi.

7.3 Galian Tanah


a. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada :

 Semua galian dari bangunan yang masuk dalam tanah


 Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
 Semua bagian dari tanah yang harus dibuang
Galian tanah yang harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik
mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan, dan sebagainya, dan benar-benar
waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau
dilaksanakan menurut gambar, Pemborong boleh mengajukan usul kepada Direksi
mengenai cara pelaksanaannya.

b. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:

 Galian tanah biasa


 Galian tanah sedang, misalnya : pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya.
 Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut Direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
 Galian dimana timbul persoalan air tanah pada kedalamanlebih dari 20 cm dari
permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian pondasi.

c. Cara Pelaksanaan Pekerjaan


Pemborong harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya dapat dilakukan
pada keadaan tanah yang belum diganggu tanpa seijin dari Direksi. Galian dari
pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar
rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang
cukup, agar penempatan konstruksiatau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai
dengan gambar rencana mudah dilaksanakan.

Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui
dalam galian harus dibuang. Sesudah galian selesai, pemborong harus
memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan
penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi
setuju dengan ukuran dan kedalaman ukuran material-material pondasi serta
konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua retakan
atau celah-celah yang ada harus dibersihkan dan, diisi dengan spesi (injeksi), serta
semua material lepas, batu-batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.

d. Coffer Dam
Untuk galian dibawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan coffer
dam. Sebelum dimulainya pekerjaan, Pemborong harus memberikan gambar rencana
coffer dam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.Coffer dam untuk
galian pondasi harus dibuat cukup dalam dibawah permukaan dasar pondasi yang
cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup kuat, agar
keselamatan kerja terjamin. Luas Coffer Dam harusdirencanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besiuntuk keperluan pemompaan air
keluar acuan beton.

Coffer Dam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi, silang-silang penguat dan
bagian-bagian lain dari Coffer Dam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi
bagian permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, jadi harus dibongkar dengan
hati-hati agar tidak merusak konstruksi.

Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa
ijin khusus dari pemiliknya, dan kontraktor atas tanggungannya menyingkirkan
pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula asal ada persetujuan tertulis
dari pemiliknya.

Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus
diperbaiki oleh Pemborong atas tanggungannya sendiri. Dalam hal akan dilakukan
pembakaran, pemborong akan memberitahukan kepada penghuni dari milik-milik
yang berbatasan dengan pekerjaan, pemborong akan selalu bertindak sesuai dengan
peraturan-peraturan Pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran ditempat
terbuka.

Pada pelaksanaan pembersihan, pemborong harus berhati-hati untuk tidak


mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan biaya untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisa sedemikian, sehingga sesuai dengan petunjuk Direksi.

e. Genangan Air di Dalam Galian


Pemborong harus menjaga pada waktu pelaksanaan pekerjaan, agar lubang galian
tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air.
Kalau lubang galian digenangi air, maka Pemborong harus mengeluarkan dengan
jalan memompa, menimba, atau mengalirkan lewat parit-parit pembuang. Bila terjadi
keadaan dimanamenurut pandangan Direksi adalah tidak mungkin memompa air
tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab lain sehubungan dengan adanya
daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai beton sealdengan dimensi
cukup.agar penempatan besi/pengecoran beton untuk pondasi dapat dikerjakan
sebagaimana layaknya.

Usaha pemompaan air ini tidak dalam Coffer Dam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agarbeton muda atau bagian-bagian dari padanya tidak ikut
terbawa dalam proses pemompaan.Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai
sebelum lantai beton seal cukupmenjadi keras.

f. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian


Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu
oleh pengawas setempat sebelum dimulainyatahap konstruksi. Direksi akan segera
memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk
mengetes secara tepat kepadatannya.

Setelah penggalian disetujui kontraktor harus segera mulai dengan tahap konstruksi
berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam
jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.
7.4 Urugan Tanah
a. Umum
Urugan dilaksanakan pada :
 Semua bekas lubang pondasi
 Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun, urugan tanah
harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga
termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman sekitarnya.
b. Penggunaan Material Bekas Galian
Pemborong harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala
pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari
pohon, kayu dan sebagainya.

Berbagai jenis dan material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang
sifatnya keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya.
Penggunaan jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan
harus ada persetujuan dari Direksi.

c. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum. Pemadatan
harus dilakukan dengan alatpemadat mekanis (compactor) dan untuk pekerjaan yang
besar sifatnya, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas yang sesuai.

Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain.
Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan
sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan,
bergelombang, dan sebagainya.

7.5 Urugan Pasir


Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan.

7.6 Lain-lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah,
dan sebagainya harus bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi
yang sesuai dengan yang diperuntukkan.

7.7 Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan


Jumlah yang akan dibayar, adalah jumlah kubikasi dalam m³ dari tanah galian yang
diukur dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m³
dari tanah yang dipadatkan dari tanah yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.
Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
bidang-bidang, sebagai berikut :

a. Bidang atas, adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.

b. Bidang bawah, adalah bidang dasar pondasi.

c. Bidang tegak, adalah bidang vertikal keliling.


Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah
bidang dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi.
Juga tidak diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah,
pemancangan, longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain. Kedudukan
dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat pendekatan dan
perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan tanpa
tambahan pembiayaan.

Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah dibawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20 cm dibawah
muka air tanah konstan pada lubang galian. Jumlah yang diukur dengan cara seperti
tersebut diatas tanpa mempertimbangkan cara dimana material tersebut akan dibuang,
dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata pembiayaan yang akan disebut
dibawah ini.

Harga tersebut harus telah mencakup semua pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain
yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
8. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

8.1 Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila
ternyata ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka pemborong harus
meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya. Untuk dinding-dinding penahan
tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu dan lain sebagainya., harus
diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya 5,0 cm kecuali
dinyatakan lain dalam gambar rencana, maka lubang-lubang drainase tersebut harus
ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m dari diletakkan sedikit
diatas peil pembuangan air. Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi
merupakan bagian dari pekerjaan tembok atau beton atau pasangan lain yang
digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok penahan tanah atau pelindung-
pelindung erosi.

8.2 Bahan – bahan


a. Sement Portland
Semen yang dipakai disini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton
dan secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen
Portland Indonesia NI – 8

b. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
2. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%.
3. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanya zat-
zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau larutan the yang sedang
kepekatannya.
4. Bagian yang hancur pada penggergajian dengan larutan jernih natrium sulfat
tidak boleh lebih dari 10%.
5. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari
0,6% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh
menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali.
6. Keteguhan adukan percobaan dibandingkan dengan adukan pembanding yaitu
yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh . . . (65% pada
pengujian 7 hari)
7. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan.
8. Butir-butirnya harus dapat melalui ayakan berlubang 3 mm.

c. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikit :
1. Harus cukup keras, bersih dan sesuai besarnya serta bentuknya.
2. Batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk.
3. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai
keteguhan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan
warna putih yang merata.

d. Air
Untuk keperluan membuat adukan maka air yang disyaratkan dan boleh dipakai
semua seperti yang dipakai untuk pekerjaan beton.
e. Lain-lain

Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik
dan lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh Direksi atau seperti yang
disyaratkan pada saat rapat penjelasan.
8.3 Adukan
a. Mencampur
Adukan dicampur ditempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang
rata dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari
direksi. Kalau tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk tidak boleh dilakukan
dengan tangan (dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan
warna adukan yang merata.

b. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.
Jenis Spek

M1 1 pc : 6 psr atau 1 pc : 3 psr

M2 1 pc : 2 psr

M3 1 pc : 4 psr

8.4 Blok-blok Beton


a. Type dari blok-blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya
maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampui batas dan
disetujui oleh Direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan
tanda-tanda retak ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok
tersebut.
b. Campuran adukan
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan.
Tegangan tekan minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30 kg/cm² pada
umur 40 hari.
c. Perawatan blok-blok beton
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat
untuk jangka waktu paling tidak 10 hari dengan jalan membasahi atau menutupi
dengan memakai karung basah.
d. Tembok-tembok Ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara yang satu dengan yang lain harus lurus, seragam
dengan menarik garis lurus diantara dua ujungnya. Ventilasi tersebut nantinya harus
dicat dengan cat tembok sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direksi.

9. PEKERJAAN POMPA CELUP (SUBMERSIBLE)

9.1 Umum
1. Secara umum pembuatan Bak Pengumpul Air dilaksanakan untuk mengumpukan air dari
mata air kemudian di bending dan di alirkan ke reservoir.
Pekerjaan Bak pengumpul air ini sudah termasuk biaya pemasangan stop kontak dengan
kabel listrik yang sesuai sampai dengan pompa dapat beroperasi dengan baik.
2. Termasuk dalam pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah pengadaan semua peralatan,
bahan-bahan, tenaga kerja dan fasilitas-fasilitas yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut.

9.2 Pengadaan Pompa Submersible

Pompa submersible yang digunakan mempunyai kapasitas minimal 3 liter/menit, dan head
minimum 65 meter. Diameter pompa maximum adalah 3 inch. Pompa dipasang pada
kedalaman 3 meter dari ujung pipa bagian atas atau sesuai gambar kerja. Pompa dihubungkan
dengan pipa instalasi diameter sesuai dengan karakteristik suction pompa (diameter pompa)
sampai mencapai bak air Reservoir. Sebagai kelengkapan pompa pada bagian atas pipa
instalasi dipasang 1 buah check valve, gatevalve, water meter pump, selve dan kelengkapan
lainnya atau dikenal dengan well head.
10. PEKERJAAN PALING BERESIKO

Persyara
Diskripsi Resiko PenilaianTingkat Resiko Penilaian SisaResiko
tan
Jenis Pengend
Pemenu Pengenda Nilai Tingkat alian Kemung Keparah Nilai Tingkata Keteran
No. Identifikasi Bahya (Skenario Bahaya
Uraian Pekerjaan han lian Awal Kemungk Keparah Resiko Resiko an Resiko n Resiko gan
Bahaya) (Tipe inan (F) an (A) Lanjutan kinan
peratura (FxA) (TR) (F) (A) (FxA) (TR)
Kecelak n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

A PEMBUATAN BAK RESERVOIR 50 M3 ‐ 1 UNIT
1 PEKERJAAN BETON
8 Beton dinding mutu K 225, T‐ 20 cm
‐ Beton dinding  Terluka, tergores, tergelincir, lecet
dan tertusuk pada saat pekerjaan
‐ Besi Beton polos Terluka, tergores, tergelincir, lecet
dan tertusuk pada saat pekerjaan
‐ Begisting Terluka, tergores, tergelincir, lecet
dan tertusuk pada saat pekerjaan
BAB IV
PENUTUP

Selama masa pemeliharaan, Penyedia Jasa wajib merawat, mengamankan, memperbaiki


segala cacat yang timbul sehingga sebelum Serah Terima ke II dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
Dukungan-dukungan yang dipersyaratkan dan harus diserahkan pada saat Pelaksanaan
Kontrak:
a) Brosur/katalog pipa (untuk masing-masing jenis pipa );
b) Surat dukungan dari pabrik atau distributor untuk Pipa, dan Water meter;
c) Surat jaminan ketersediaan pipa (untuk jenis yang ditawarkan) dari pabrik atau
distributor
d) Sertifikat/izin/hasil uji mutu/teknis/Test report pipa per diameter sesuai dengan
yang ditawarkan.
e) Sertifikat penggunaan tanda SNI (untuk masing-masig bahan Pipa, dan Water
Meter)
f) Brosur/katalog pompa Head 65 mtr kapasitas 3 ltr/dt
g) Surat dukungan dari pabrik atau distributor untuk Pengaadaan Pompa.

Gerung,………………… 2022

Pejabat Pembuat Komitmen Pada Sub Kegiatan


Pembangunan SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan
Perdesaan Cipta Karya Lingkup Dinas PUTR Kabupaten
Lombok Barat T.A. 2022

Fathurrahman, ST.
NIP. 19810215 200901 1 010

Anda mungkin juga menyukai