Anda di halaman 1dari 188

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

PEMBANGUNAN FASILITAS PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH B3


KOTA PADANG

Program : Program Penataan Bangunan Gedung


Kegiatan : Penetapan dan Penyelenggaraan Bangunan Gedung untuk Kepentingan
Strategis Daerah Provinsi
Pekerjaan : Pembangunan Fasilitas Penunjang Pengolahan Limbah B3 Kota Padang
Satuan Kerja : Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sumatera
Barat
Tahun Anggaran : 2022

I. PENDAHULUAN

A. UMUM
1. Setiap bangunan gedung negara dan fasilitas penunjangnya harus diwujudkan
dengan sebaik-baiknya, sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi
bangunannya, andal, ramah lingkungan dan dapat sebagai teladan bagi
lingkungannya, serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di
Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung negara dan fasilitas penunjangnya harus dibangun dengan
sebaik-baiknya, sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak
dari segi mutu, biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.

Informasi Program

Nama Kegiatan : Penetapan dan Penyelenggaraan Bangunan Gedung untuk


Kepentingan Strategis Daerah Provinsi
Sub Kegiatan : Perencanaan, Pembangunan, Pengawasan dan Pemanfaatan
Bangunan Gedung untuk Kepentingan Strategis Daerah Provinsi
Pekerjaan : Pembangunan Fasilitas Penunjang Pengolahan Limbah B3 Kota
Padang
Lokasi : Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota Padang;
OPD : Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Provinsi Sumatera
Barat
Nilai Pagu : Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah);

Nilai HPS : Rp. 999.991.089,51- (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan


Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Delapan Puluh
Sembilan Rupiah Lima Puluh Satu Sen);
Sumber Dana : APBD Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2022.

B. DASAR HUKUM
Pekerjaan Pembangunan Fasilitas Penunjang Pengolahan Limbah B3 Kota Padang berdasarkan
pada:
1. Undang-undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi;
2. Undang-undang RI No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;
3. Undang-undang RI No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
4. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;
5. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;
6. Undang-undang RI No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;
7. Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /Jasa
Pemerintah;
8. Peraturan Presiden RI No. 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas Peraturan
Presiden RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah;
9. Peraturan Pemerintah RI No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
10. Peraturan Pemerintah RI No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :
22/PRT/M/2018, tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :
21/PRT/M/2019, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :
14/PRT/M/2020, tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui
Penyedia;
14. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI Nomor :
18/PRT/M/2020, tentang Pelaksanaan Tatanan dan Adaptasi Kebiasaan Baru (New
Normal) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
15. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.

C. LATAR BELAKANG

Provinsi Sumatera Barat memiliki fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) sebanyak


2.839 unit yang terdiri atas 77 unit Rumah Sakit, 269 unit Puskesmas, 931 unit Puskesmas
Pembantu, serta 1.562 unit fasilitas kesehatan lainnya. Total timbulan limbah B3 medis
dari Fasyankes berdasarkan hasil perhitungan Study Kelayakan Pembangunan Pusat
Pengelolaan Limbah B3 Medis Provinsi Sumatera Barat adalah sebanyak 5,2 ton/hari
sedangkan berdasarkan perhitungan Ditjen Kesmas Kemenkes RI, 2019 timbulan limbah
B3 Medis Provinsi Sumatera Barat adalah 7,2 ton/hari. Kondisi eksisting pengelolaannya,
belum ada Fasyankes yang memiliki incenerator pemusnah limbah B3 medis karena sulit
memenuhi ketentuan teknisnya.
Berdasarkan regulasi yang ada, limbah B3 medis yang berkarakteristik infeksius dan
patogen hanya boleh disimpan kurang dari 2 x 24 jam pada suhu >0oC, dan maksimal 90
hari jika disimpan pada suhu <0oC. Sebagian besar limbah B3 medis dari Provinsi
Sumatera Barat diangkut ke Pulau Jawa oleh pihak ketiga berizin dengan tarif Rp. 20.000
s/d Rp. 40.000,-. Kondisi pengelolaan limbah B3 medis ini menyebabkan tingginya biaya
pengelolaan yang harus dikeluarkan oleh Fasyankes, dan juga menyebabkan sulitnya
penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan Fasyankes memenuhi kewajiban pengelolaan
lingkungan sesuai dengan ketentuan.
Salah satu upaya yang perlu dilakukan dalam peningkatan pengelolaan limbah B3 medis
di Provinsi Sumatera Barat adalah dengan membangun dan mengoperasikan pusat
pengelolaan limbah B3 medis di wilayah Provinsi Sumatera Barat. Hal ini perlu dilakukan
agar jarak lokasi pengolahan limbah B3 medis menjadi lebih dekat dengan sumber
penghasilnya. Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah bekerjasama dengan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Pemerintah Kota Padang dalam
merealisasikan pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah B3 Medis di Provinsi
Sumatera Barat pada tahun 2021, dan pada tahun 2022 ini kembali Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat melalui Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang melakukan
pembangunan fasilitas penunjang pengolahan limbah B3 Kota Padang.

II. MAKSUD DAN TUJUAN


A. Maksud :
1) Spesifikasi Teknis ini merupakan petunjuk umum bagi penyedia jasa yang akan
melaksanakan pekerjaan.
2) Dengan Spesifikasi Teknis ini diharapkan penyedia jasa dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memenuhi
syarat sesuai dengan Spesifikasi Teknis ini.
3) Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah agar Pembangunan Fasilitas Penunjang
Pengolahan Limbah B3 Kota Padang dibangun dengan standar dan spesifikasi.
4) Diharapkan penyedia jasa / kontraktor pelaksana dapat memberikan performa
terbaik mengingat pembangunan ini diharapkan dapat diselesaikan dalam waktu
yang telah ditetapkan.

B. Tujuan :
1) Program Penataan Bangunan Gedung, Kegiatan Pembangunan Fasilitas Penunjang
Pengolahan Limbah B3 Kota Padang dilaksanakan agar dapat difungsikan dengan
baik sesuai dengan fungsi dan kegunaan yang telah diperuntukan.
2) Dengan adanya pembangunan fasilitas penunjang ini diharapkan proses operasional
pengolahan limbah B3 yang sudah ada saat ini bisa lebih maksimal lagi.

III. LINGKUP PEKERJAAN

A. UMUM
Secara umum pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
- Pekerjaan Drainase
- Pekerjaan Tanah dan geosintetik
- Pekerjaan perkerasan berbutir dan perkerasan beton semen
- Pekerjaan Pasangan Batu

Nama pekerjaan : PEMBANGUNAN FASILITAS PENUNJANG


PENGOLAHAN LIMBAH B3 KOTA PADANG
Lokasi : Kelurahan Balai Gadang Kecamatan Koto Tangah Kota
Padang
OPD : Dinas Bina Marga, Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi
Sumatera Barat
Sumber dana : APBD Provinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2022.
Pembangunan Fasilitas Penunjang Pengolahan Limbah B3
Kota Padang
Tahun Pelaksanaan : 2022 (Single Year).

B. TARGET / SASARAN
Yang menjadi target/sasaran dalam Spesifikasi Teknis ini adalah :
1. Pembangunan Fasilitas Penunjang Pengolahan Limbah B3 Kota Padang yang
memadai dan memenuhi azaz manfaat.
2. Pelaksana pekerjaan dan unsur terkait lainnya sebagai pedoman pelaksanaan.
3. Penyedia jasa konstruksi yang berkualitas dan memenuhi syarat kualifikasi yang
disyaratkan serta responsif terhadap pekerjaan.
4. Hasil pekerjaan yang maksimal dan memenuhi kriteria spesifikasi.

IV. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa berpedoman pada
ketentuan yang berlaku.

B. Lingkup Umum Pekerjaan tersebut antara lain :


1. Memeriksa dan mempelajari dokumen (gambar kerja dan spesifikasi teknis)
untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan dasar pekerjaan di lapangan.
2. Mengoptimalkan pemakaian bahan, peralatan dan metoda pelaksanaan, serta
ketepatan waktu, dan biaya pekerjaan konstruksi.
3. Melaksanakan pelaksanaan pekerjaan konstruksi dengan memperhatikan aspek
kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian volume / realisasi fisik.
4. Mengumpulkan data dan informasi di lapangan untuk memecahkan persoalan
yang terjadi selama proses pelaksanaan konstruksi.
5. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat laporan
mingguan dan bulanan pekerjaan.
6. Menyusun berita acara kemajuan pekerjaan, pemeliharaan pekerjaan, serah
terima pertama dan serah terima kedua pekerjaan konstruksi.
7. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-Built
Drawing) sebelum serah terima pertama.
8. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima pertama dan
melaksanakan perbaikannya pada masa pemeliharaan.
9. Berkoordinasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya serta instansi
terkait lainnya.

V. TANGGUNG JAWAB PENYEDIA JASA

A. Penyedia jasa bertanggung jawab secara professional atas jasa pelaksanaan


konstruksi yang dilakukan sesuai ketentuan kode etik profesi yang berlaku.

B. Secara umum tanggung jawab penyedia jasa konstruksi adalah minimal sebagai
berikut:
1. Kesesuaian pelaksanaan konstruksi dengan dokumen pelelangan/pelaksanaan
yang dijadikan pedoman, serta peraturan, standard dan pedoman teknis yang
berlaku.
2. Kinerja pelaksanaan yang memenuhi standar yang berlaku.
3. Evaluasi atas dampak yang ditimbulkan.

C. Penanggung jawab professional tidak hanya berlaku bagi penyedia jasa konstruksi
sebagai suatu perusahaan, tetapi juga bagi para tenaga ahli professional yang terlibat
dalam proses pekerjaan tersebut.

VI. BIAYA

A. BIAYA PEKERJAAN
1. Biaya pekerjaan dibebankan pada APBD Provinsi Sumatera Barat Tahun
Anggaran 2022.
2. Pagu Anggaran adalah sebesar Rp. 1.000.000.000,- (Satu Milyar Rupiah).
Pembayaran berdasarkan prestasi kemajuan pekerjaan/termin.
3. HPS adalah sebesar Rp. 999.991.089,51- (Sembilan Ratus Sembilan Puluh
Sembilan Juta Sembilan Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Delapan Puluh
Sembilan Rupiah Lima Puluh Satu Sen);

B. SUMBER DANA
Sumber dana dari keseluruhan pekerjaan pengawasan dibebankan pada APBD
Provinsi Sumatera Barat, Dinas Bina Marga, Cipta Karya, dan Tata Ruang Provinsi
Sumatera Barat Tahun 2022, Kegiatan Pembangunan Fasilitas Penunjang Pengolahan
Limbah B3 Kota Padang.

VII. WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan paket kegiatan PEMBANGUNAN FASILITAS


PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH B3 KOTA PADANG adalah 5 (Lima)
bulan atau 150 (Seratus Lima Puluh) hari kalender, atau selama jumlah hari kalender
yang tersedia sampai dengan tanggal 20 Desember 2022.

VIII. KRITERIA

Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi seperti dimaksud pada
Spesifikasi Teknis harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :

A. PERSYARATAN UMUM PEKERJAAN


Setiap bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan secara benar dan tuntas sampai
dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik oleh Pengguna
Jasa.

B. PERSYARATAN OBJEKTIF
Pelaksanaan pekerjaan teknis konstruksi yang objektif untuk kelancaran pelaksanaan
baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari setiap bagian pekerjaan
sesuai standar hasil kerja yang berlaku.

C. PERSYARATAN FUNGSIONAL
Pekerjaan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme yang tinggi
sebagai penyedia jasa konstruksi yang secara fungsional dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan.

D. PERSYARATAN PROSEDURAL
Penyelesaian administratif sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.

E. PERSYARATAN TEKNIS LAINNYA


Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan konstruksi berlaku pula ketentuan-
ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku antara lain:
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan yaitu
Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan ketentuan-
ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
2. Yang termuat dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
22/PRT/M/2018, tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3. Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 6 Tahun 2011 tentang Bangunan
Gedung pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi Kegiatan;
4. Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung pada Kabupaten/Walikota
tempat lokasi Kegiatan.
IX. PROSES PEKERJAAN

A. UMUM
Penyedia jasa konstruksi dalam menjalankan tugasnya diperlukan pula oleh
pengelola kegiatan agar fungsi dan tanggung jawab dapat terlaksana dengan baik,
dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang diharapkan oleh Pengguna Jasa.

B. URAIAN TUGAS OPERASIONAL PENYEDIA JASA


Penyedia Jasa harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai dengan
setiap bagian pekerjaan dan pelaksanaan yang dihadapi di lapangan, secara garis
besarnya yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
a. Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pelaksanaan
pekerjaan;
b. Mengajukan Time schedule, Bar Chart atau S-Curve untuk selanjutnya
diperiksa oleh konsultan pengawas dan diteruskan kepada pengelola
kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.

2. Pekerjaan Teknis Lapangan


a. Melaksanakan pekerjaan secara umum, pengawasan lapangan, koordinasi
dan inpeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis
maupun administrasi teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus
sampai dengan pekerjaan diserahkan untuk yang kedua kalinya.
b. Memastikan kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralatan, dan perlengkapan selama pekerjaan
pelaksanaan di lapangan atau ditempat kerja lainnya.
c. Memantau kemajuan pelaksanaan pekerjaan dan mengambil tindakan yang
tepat dan cepat agar batas waktu pelaksanaan minimal sesuai dengan jadwal
yang ditetapkan.
d. Memberikan masukan pendapat teknis tentang pelaksanaan pekerjaan yang
dapat mempengaruhi ketentuan kontrak, untuk mendapatkan persetujuan
dari Pengguna Jasa.
e. Memberikan bantuan dan petunjuk kepada pelaksana pekerjaan dalam
mengusahakan perijinan sehubungan dengan pelaksanaan pembangunan.

3. Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pengguna Jasa untuk membahas segala
masalah dan persoalan yang timbul selama masa pelaksanaan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, dengan Pengguna Jasa serta
unsur terkait lainnya (jika diperlukan) dengan tujuan untuk membicarakan
masalah dan persoalan yang timbul dalam pelaksanaan baik secara teknis
maupun sosial untuk kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan
kepada semua pihak yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat
1 (satu) hari kerja kemudian.

4. Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis
kepada Pengguna Jasa.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan.
5. Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan Berita
Acara kemajuan pekerjaan penyerahan pertama dan kedua serta formulir-
formulir lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan,
serta keperluan pendaftaran sebagai Bangunan Gedung Negara.

X. MASUKAN

A. INFORMASI

1. Sub bidang usaha yang disyaratkan bagi penyedia jasa untuk dapat
melaksanaan pekerjaan ini adalah :
SI 003 ( Jasa Pelaksanaan Konstruksi Jalan Raya (Kecuali Jalan Layang),
Jalan, Rel Kereta Api, dan Landas Pacu Bandara).

2. Memiliki Sertifikat :
a. Sistem Manajemen Lingkungan;
b. Manajemen Mutu;
c. Sistem Manajemen K3;
Atau Sertifikat SMK3 Perusahaan yang diterbitkan Kementerian Tenaga
Kerja.

3. Untuk melaksanakan tugasnya penyedia jasa harus mencari sendiri informasi


yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pengguna Jasa
termasuk melalui Spesifikasi Teknis ini

4. Penyedia Jasa Konstruksi harus memeriksa kebenaran informasi yang


digunakan dalam pelaksnaaan tugasnya, baik yang berasal dari kegiatan
maupun yang dicari sendiri. Kesalahan pekerjaan sebagai akibat dari kelalaian
dan kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari penyedia
jasa.

5. Informasi antara lain :


a. Dokumen pelaksanaan yaitu :
 Gambar-gambar pelaksanaan
 Laporan harian
 Laporan mingguan
 Mutual Check Nol (MC-0)
 Dokumen kontrak pelaksanaan
 Izin penggunaan material (Material Approval)
 Izin Pelaksanaan
b. Bar Chart dan S-Curve dari pekerjaan yang telah disetujui.
c. Peraturan-peraturan, standard dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan
pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak mutu
pekerjaan dll.
d. Informasi lainnya.
B. KONTRAK DAN CARA PEMBAYARAN

Kontrak pelaksanaan pekerjaan dapat ditandatangani setelah penyedia jasa


menyerahkan Jaminan Pelaksanaan kepada Pengguna Jasa dengan besaran nilai dan
masa berlaku sesuai ketentuan.

Jenis kontrak pada pelaksanaan paket kegiatan PEMBANGUNAN FASILITAS


PENUNJANG PENGOLAHAN LIMBAH B3 KOTA PADANG adalah Kontrak
Harga Satuan (Unit Price) dengan masa pelaksanaan 150 (Seratus Lima Puluh)
hari kalender.

Cara Pembayaran adalah Sistem Termin berdasarkan laporan kemajuan pekerjaan /


bobot pekerjaan yang telah diperiksa oleh konsultan pengawas dan disetujui oleh
Pengguna Jasa dengan aturan pencapaian setiap termin akan ditetapkan pada saat
PAM.
Kepada penyedia jasa dapat diberikan uang muka sebesar 30% (tiga puluh persen)
dari nilai kontrak.

C. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI

Untuk melaksanakan tugasnya penyedia jasa konstruksi harus menyediakan tenaga


yang memenuhi kebutuhan kegiatan, baik ditinjau dari lingkup (besar) kegiatan
maupun tingkat kompleksitas pekerjaan. Tenaga-tenaga ahli yang dibutuhkan dalam
kegiatan ini minimal terdiri dari :

A. Persyaratan Personil Manajerial untuk Tender Pekerjaan

Pendidikan Pengalaman SKA/SKT


No Jabatan Jumlah
Minimal Minimal Minimal
PERSONIL MANAJERIAL
1 Pelaksana 1 Org S1 Teknik 2 Tahun  SKT
Sipil Pelaksana
Lapangan
Pekerjaan
Jalan (TS028)
/SKT
Pelaksana
Pekerjaan
Jalan (TS045)

2 Petugas K3 1 Org D3 Teknik 0 Tahun  Sertifikat K3


Sipil Konstruksi

Keterangan :
Personil Manajerial melampirkan :
a. Surat Keterangan Pengalaman Kerja / Referensi Kerja
b. Ijazah yang telah dilegalisir
c. SKA/SKT (Sertifikat Ketrampilan) sesuai tabel di atas yang diakreditasi oleh
LPJK (Registrasi, Nama dan Klasifikasi harus jelas)
d. KTP
B. Tenaga Pendukung untuk Pelaksanaan Pekerjaan

Pendidikan Pengalaman SKA/SKT


No Jabatan Jumlah
Minimal Minimal Minimal
TENAGA PENDUKUNG
(tidak dipersyaratkan untuk tender, tetapi wajib ada pada saat pelaksanaan
pekerjaan dan dihadirkan pada saat PCM lengkap dengan data pendukung)
1 Juru Hitung 1 Org D.3 Sipil 3 Tahun  SKT Juru
/Quantity Hitung
Kuantitas
(TS047)/ SKT
Teknisi
Penghitung
Kuantitas
Pekerjaan
Jalan/Jembata
n (TS049)/
SKT Juru
Ukur
Kuantitas
Pekerjaan
Jalan dan
Jembatan
(TS025)

2 Juru Gambar 1 Org S1 Teknik 3 Tahun  SKT Juru


Arsitektur/ S1 Gambar/Draft
Teknik Sipil man - Sipil
(TS003)/ SKT
Juru Gambar
Pekerjaan
Jalan dan
Jembatan
(TS059)

3 Juru 1 Org SMK Untuk SMK :  SKT Juru


Ukur/Survey Bangunan 5 tahun; Ukur /Teknisi
or Gedung / D.3. untuk D3 Sipil : Survey
Sipil / Geodesi 3 Tahun Pemetaan
(TS004)/ SKT
Juru Ukur
Pekerjaan
Jalan/Jembata
n (TS048)

Keterangan :
Tenaga Pendukung melampirkan :
a. Surat Keterangan Pengalaman Kerja / Referensi Kerja
b. Ijazah yang telah dilegalisir
c. SKA/SKT (Sertifikat Ketrampilan) sesuai tabel di atas yang diakreditasi oleh
LPJK (Registrasi, Nama dan Klasifikasi harus jelas)
d. KTP

D. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN BANGUNAN

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa konstruksi harus


menyediakan peralatan minimal yang memenuhi kebutuhan kegiatan yaitu :

A. Persyaratan Peralatan Utama untuk Tender Pekerjaan

No JenisAlat Kapasitas Jumlah


1 Excavator PC 200 kap. Bucket 0.93M3 1 Unit
2 Dump Truk 1 Unit
3 Molen 1 Unit

Melampirkan :
a) bukti kepemilikan peralatan (contoh STNK, BPKB, invoice) untuk peralatan
dengan status milik sendiri;
b) bukti pembayaran Sewa Beli (contoh invoice uang muka, angsuran) untuk
peralatan dengan status sewa beli; dan/atau
c) surat perjanjian sewa untuk peralatan dengan status sewa;

Keterangan :
*Alat dan perkakas yang digunakan harus dipastikan telah diberi sistem
perlindungan atau kelengkapan pengaman untuk mencegah paparan (ekspose)
bahaya secara langsung terhadap tubuh pekerja.

E. MATA PEMBAYARAN PEKERJAAN UTAMA UNTUK EVALUASI


KEWAJARAN HARGA
1. Daftar Item Pekerjaan Utama untuk Evaluasi Kewajaran Harga

No. Jenis/Tipe Pekerjaan Satuan


1. Pekerjaan pengadaan dan pemasangan U-dicth Unit
precast uk. 120cmx120cmx90cm t=15cm (K-300)
2. Pekerjaan Beton Semen (Ready Mix K-300) M3
dengan Anyaman Tulangan Tunggal (Wiremesh
M8)
3. Pekerjaan Pasangan Batu M3

2. Kriteria Evaluasi Kewajaran Harga untuk Penawaran di Bawah 80%


a. Komponen harga satuan Upah pekerja/buruh mengacu pada Upah
Minimum Provinsi Sumatera Barat (UMP) Tahun 2022, sesuai dengan
UU Nomor 13 Tahun 2003 dan PP Nomor 78 Tahun 2015
b. Komponen analisa harga satuan bahan sudah memperhitungkan pajak
Galian-C
c. Koefisien analisa harga satuan pekerjaan mengacu pada spesifikasi
teknis
d. Biaya Umum Minimal sebesar 3% (Besar Nilai Keuntungan diserahkan
Penyedia)
F. DUKUNGAN PELAKSANAAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN SURAT
KEPALA DINAS BINA MARGA, CIPTA KARYA DAN TATA RUANG
PROVINSI SUMATERA BARAT No. 1074/CK-BMCKTR/2022 TANGGAL 11
MEI 2022

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, diperlukan dukungan sebagai berikut:


1. Surat dukungan jaminan ketersediaan U-Ditch precast uk.
120cmx120cmx90cm t=15cm (K-300) serta mencantumkan harga franco
lokasi kerja.
Selain surat dukungan terhadap pekerjaan, pelaksanaan konstruksi harus melengkapi
brosur terhadap produk yang diajukan.

G. SPESIFIKASI METODE KONSTRUKSI/ METODE PELAKSANAAN/ METODE


KERJA

1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pekerjaan pendahuluan merupakan persiapan awal yang wajib dilakukan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Pada tahap ini, segala izin yang dibutuhkan untuk
proses pembangunan telah diurus serta segala sesuatu yang menyangkut
kelancaran pekerjaan pelaksanaan harus telah disiapkan di lokasi sebelum
melaksanakan pekerjaan (termasuk protokol kesehatan dalam upaya pencegahan
penularan Covid-19 di lingkungan kerja).

1.1 Kelengkapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Konsruksi (SMK3) Yang Harus Dipenuhi
- Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes_and toe cap)
- Rompi Keselamatan (Safety Vest); untuk pekerja
- Topi Pelindung (Safety Helmet)
- Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
- Handsanitizer
- Sabun Cuci Tangan
- Washtafel Cuci Tangan

1.2 Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan


- Mandor
- Kepala tukang
- Tukang kayu
- Pekerja
- Surveyor
- Driver Dump Truk
- Petugas K3

1.3 Peralatan Kerja Yang Digunakan (cek alat sebelum digunakan)


- Palu
- Gergaji
- Skop
- Sendok semen
- Theodolite/Total Satation
- Waterpass
- Meteran
- Dump Truck

1.4 Bahan Yang Dibutuhkan


- Semen Portland (50 Kg/Zak)
- Pasir Beton / Pasir Pasang
- Kerikil Beton
- Kayu Merantih ( Balok ) klas III
- Paku

1.5 Uraian Pekerjaan


- Sebelum pekerjaan dimulai, seluruh pekerja harus dipastikan tidak
terinfeksi Covid-19, memakai masker dan melakukan pengukuran suhu
badan sebelum memasuki areal pekerjaan serta mencuci tangan.
- Pada tahapan ini meliputi pekerjaan mobilisasi dan pekerjaan pengaturan
dan pengendalian lalu lintas
- Mobilisasi personil sebagai tenaga pendukung dalam pembuatan barak,
kantor kerja, jalan kerja, gudang dan lokasi pabrikasi material
- Penyiapan dokumen surat-surat ijin kerja dan lain-lain, gambar kerja, uji
bahan (test material) yang akan dipakai setelah koordinasi dengan
konsultan
- Mobilisasi sebagai alat-alat berat yang diperlukan saat itu, alat-alat survey,
alat laboratorium dan peralatan kantor proyek
- Pembuatan sebagian pagar site office pengaman lokasi proyek (sebagian
mobilisasi), rambu - rambu pengaman dan peringatan
- Pembuatan direksi keet dan kantor lengkap berikut fasilitasnya
- Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
- Pekerjaan pengukuran Situasi Awal (existing)

2. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik


Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan,
untuk formasi galian atau fondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau
struktur lainnya, untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan
longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian,
untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dan /atau
perkerasan beton pada perkerasan lama, dan umumnya untuk pembentukan
profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
2.1 Kelengkapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Konsruksi (SMK3) Yang Harus Dipenuhi
- Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes_and toe cap)
- Rompi Keselamatan (Safety Vest); untuk pekerja
- Topi Pelindung (Safety Helmet)
- Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness)

2.2 Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan


- Mandor
- Kepala tukang
- Tukang kayu
- Tukang batu
- Pekerja

2.3 Bahan Yang Dibutuhkan


- Timbunan pilihan dari sumber galian

2.4 Uraian Pekerjaan


Metoda Timbunan Pilihan
2.4.1 Timbunan
- Sebelum pekerjaan dimulai, seluruh pekerja harus dipastikan tidak
terinfeksi Covid-19, memakai masker dan melakukan pengukuran suhu
badan sebelum memasuki areal pekerjaan serta mencuci tangan.
- Persiapan :
- Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
- Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud di mana bahan-bahan ini
telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Pengawas Pekerjaan.
- Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan
yang tidak diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
- Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Pengawas
Pekerjaan sebelum lapisan berikutnya dihampar.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada
Direksi.
- Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “S“.

3. Pekerjaan Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen


Beton adalah suatu campuran bahan-bahan agregat halus dan kasar yang terdiri
dari pasir, kerikil, batu pecah, atau bahan-bahan semacam lainnya yang
dicampur menjadi satu dengan semen dan air untuk membentuk suatu massa
mirip batuan. Sementari itu beton bertulang (reinforced concrete) adalah beton
yang dikombinasikan dengan tulangan baja dengan luas dan jumlah tulangan
yang tidak kurang dari nilai minimum, yang disyaratkan dengan atau tanpa
prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa batang-batang baja
yang ditanamkan didalam beton dapat memberikan kekuatan tarik yang
diperlukan.

3.1 Kelengkapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja


Konsruksi (SMK3) Yang Harus Dipenuhi
- Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes_and toe cap)
- Rompi Keselamatan (Safety Vest); untuk pekerja
- Topi Pelindung (Safety Helmet)
- Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body Harness)

3.2 Tenaga Kerja Yang Dibutuhkan


- Mandor
- Kepala tukang
- Tukang kayu
- Tukang batu
- Tukang besi
- Pekerja

3.3 Bahan Yang Dibutuhkan


- Ready Mixed K-300
- Kawat Bindrat / Kawat Beton
- Besi Wermes m8
- Kayu Merantih ( Papan ) klas III
- Paku
- Minyak Begisting
- Kayu balok
- Plywood 9 mm, 1,20 x 2,40
- Dolken Ø-8 Cm-4 m

3.4 Uraian Pekerjaan


3.4.1 Beton
Metoda Sistem Ready Mix
- Sebelum pekerjaan dimulai, seluruh pekerja harus dipastikan tidak
terinfeksi Covid-19, memakai masker dan melakukan pengukuran suhu
badan sebelum memasuki areal pekerjaan serta mencuci tangan.
- Persiapan :
- Pemakaian adukan beton ready mix harus mendapatkan persetujuan
konsultan pengawas, demikian halnya dengan nama dan alamat
supplier tersebut.
- Hal-hal yang perlu dicatat oleh konsultan pengawas :
a. Waktu kedatangan truk.
b. Waktu dari pengadukan dan penambahan air.
c. Nomer registrasi truk dan depotnya.
d. Waktu pengecoran.
e. Kekuatan karakteristik beton.
f. Ukuran agregat maksimum.
g. Bagian struktur yang di cor.
h. Identifikasi kubus beton yang diambil dari pengiriman
tersebut.
- Sebelum melakukan pengecoran beton, kontraktor harus terlebih
dahulu memberikan mix design dan melaksanakan trial mix dengan
bahan-bahan yang telah disetujui oleh konsultan pengawas. Trial mix
yang dilaksanakan harus berhasil, dalam arti memenuhi kriteria
kekuatan tekan beton karakteristik, slump, serta syarat-syarat lainnya.
Biaya dari trial mix serta pengetesannya adalah merupakan sepenuhnya
tanggung jawab kontraktor.
- Material/bahan telah siap sesuai volume yang akan di cor.
- Tenaga siap sesuai kebutuhan.
- Cek ulang kekuatan bekisting, kebocoran dan pembesian.
- Lokasi yang akan di cor dibersihkan dari kotoran, debu, minyak dan
material lepas lainnya.
- Pengecoran dilakukan pada cuaca yang baik/cerah.
- Bahan/material komponen beton dicampur dengan manual
- Campuran beton dituang ketempat kotak pengaduk, gerobag dorong,
talang sesuai kondisi dilapangan dan disetujui oleh Direksi.
- Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,5 m untuk
menjaga terjadinya segresi.
- Pemadatan campuran selama pengecoran dilakukan secaramanual.
- Selama pengecoran dimulai, pengambilan slump test dan kubus beton
frekuensinya sesuai spesifikasi atau petunjuk direksi.
- Setelah pengecoran beton selesai, permukaan beton harus tetap dalam
keadaan lembab dengan cara :
- Ditutup dengan karung basah
- Menggenangi dengan dengan air sampai selama waktu perawatan
minimal 7 hari atau sesuai petunjuk Direksi.
- Pembongkaran perancah dan acuan setelah beton umur minimal 7 hari
atau sesuai petunjuk Direksi.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada
Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar
terpasang ( as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya ( termin ) dan bila terjadi pekerjaan tambah
kurang maka pengajuan paling lambat 1 bulan sebelum waktu
pelaksanaan berakhir ( spesifikasi teknik ).
- Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “S“.
3.4.2 Pembesian
- Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
- Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang
akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
- Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
- Sebelum mendatangkan baja tulangan, seluruh daftar ukuran dan daftar
bengkokan baja tulangan disiapkan oleh Penyedia Jasa dan dimintakan
persetujuan kepada Direksi.
- Pemesanan / pengadaan besi beton baik jumlah, diameter, mutu sesuai
dengan gambar rencana dan spesifikasi teknik serta standar nasional
Indonesia NI-2.
- Pengiriman besi beton ke lokasi proyek dimana tempat penurunan /
penyimpanan, besi ditumpuk / disusun dibawahnya diberi balok kayu
agar tidak kontak langsung dengan tanah untuk menjaga perubahan
bentuk ( karat ). Dalam pengiriman besi beton disertakan sertifikat /
surat hasil pemeriksaan dan pengujiannya untuk diserahkan kepada
Direksi.
- Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan dengan alat bantu sesuai
gambar dan spesifikasi yang disetujui Direksi.
- Pemasangan dan penempatan besi tulangan yang sudah siap dipasang,
dipasang tepat pada tempat kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar
rencana dan agar besi tidak berubah kedudukan pada saat pelaksanaan
pengecoran beton harus diikat kawat bendrat, diganjal besi/ cakar ayam
diantara besi tulangan serta diberi beton deking agar besi terselimuti
beton dengan sempurna (beton deking dibuat sesuai dengan persyaratan
spesifikasi dan selimut beton rencana).
- Sebelum dimulai pengecoran, dilakukan pemeriksaan penempatan
baja-baja tulangan.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada
Direksi.
- Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “S“.

3.4.3 Bekisting
- Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
- Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang
akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
- Semua persyaratan bahan dan prosedur pekerjaan sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi Teknis yang ada.
- Cetakan dibuat dan dirakit bersama perancahnya dengan berbagai
bentuk dengan menggunakan alat bantu, bidang-bidang, batas-batas
dan ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana terlihat pada
gambar-gambar atau seperti ditetapkan Direksi.
- Sebelum pengecoran permukaan dalam cetakan dibersihkan dari
kotoran dan diberi lapisan minyak cetakan agar memudahkan proses
pembongkaran.
- Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada
Direksi.
- Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “S“.

Identifikasi Bahaya, Pengendalian Risiko dan Penetapan Tingkat Risiko


Pekerjaan

Memuat tabel identifikasi bahaya dan pengendalian risiko terhadap aktivitas


pekerjaan konstruksi sesuai hasil perancangan yang dikonsultasikan dengan
Ahli K3 Konstruksi
H. RENCANA KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI

No. Jenis/Type Pekerjaan Identifikasi Jenis Bahaya dan Resiko K3 Pengendalian Resiko K3
1 Pekerjaan Mobilisasi  Pemindahan alat berat dilakukan dengan menggunakan truk trado a. Kecelakaan lalu lintas
 Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
2 Pekerjaan Tanah dan Timbunan pilihan dari sumber galian. a. Terkena material tajam saat
Geosintetik  Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi melakukan penggalian
 Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang b. Alat jatuh terkena kaki akibat
akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi. kesalahan memegang alat
 Material tanah timbun merupakan material tanah yang didatangkan.
 Material timbunan dihamparkan dan dipadatkan menggunakan roda alat
berat.
 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada
Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar
terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah
kurang maka dilakukan addendum sebelum waktu pelaksanaan berakhir
 Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
Penyiapan Badan Jalan
 Permintaan persetujuan untuk melakukan pekerjaan kepada Direksi.
 Pengukuran dan penandaan lokasi pekerjaan (pemasangan profil) yang
akan dilaksanakan sesuai Gambar Rencana bersama Direksi.
 Badan jalan dibentuk dengan menggunakan Motor Grader kemudian
dipadatkan dengan :
a. Terkena material tajam saat melakukan penggalian
b. Alat jatuh terkena kaki akibat kesalahan memegang alat menggunakan
Tandem.
 Permintaan persetujuan untuk pengecekan hasil pekerjaan kepada
Direksi. Mutual check dilakukan bersama - sama dengan Direksi untuk
mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan / gambar
terpasang (as built drawing) sebagai dasar volume pekerjaan yang akan
dimintakan pembayarannya (termin) dan bila terjadi pekerjaan tambah
kurang maka dilakukan addendum sebelum waktu pelaksanaan berakhir
 Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S “.
3 Pekerjaan perkerasan Perkerasan beton semen dengan anyaman tulangan tunggal a. Tangan mengalami iritasi
berbutir dan perkerasan  Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini dimulai dilakukan pemasangan akibat adukan beton
beton semen formwork dan profil yang dipasang pada 2 bagian kiri dan kanan jalan b. Beton terkena kaki saat
untuk menjamin dimensi beton sesuai dengan Gambar Rencana. melakukan pengecoran
 Material dan alat pencampur beton dipersiapkan, sebaiknya c. Terkena paparan sinar matahari
menggunakan ready mix. saat melakukan pekerjaan
 Penyelesaian pekerjaan ini direncanakan sesuai dengan Kurva “ S .
Format Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Peluang (IBPRP)
Persyaratan
Pengendalia
Deskripsi Risiko Pemenuhan Penilaian Tingkat Risiko
n Awal
Peraturan
No.
Nilai Tingkat
Uraian Identifikasi Bahaya Jenis Bahaya Kemungkina Keparaha
Risiko Risiko
Pekerjaan (Skenario Bahaya) (Tipe Kecelakaan) n (F) n (A)
(FxA) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Pekerjaan Terjadi kecelakaan Kendaraan lain  Peraturan
Mobilisasi lalu lintas tertabrak, tergeser Menteri
karena lebarnya truk Pekerjaan 2 2 4 Kecil
dan sempitnya akses Umum dan
jalan masuk lokasi Perumahan
pekerjaan Rakyat No.
2. Pekerjaan a. Terkena jatuhan Tubuh tertimpa 10/PRT/M/202
Tanah batu dan tanah galian, tertimpa alat 1 Tentang
saat alat berat berat, gangguan Pedoman
melakukan pernafasan akibat Sistem
penggalian dan debu Manajemen 2 2 4 Kecil
membuang galian Keselamatan
b. Alat berat Konstruksi
terguling (SMKK)
 Peraturan dan
3. Pekerjaan a. Tangan Tubuh tertimpa ketentuan yang
Perkerasan mengalami iritasi beton, kaki luka dikeluarkan
Beton akibat adukan tertimpa beton, Pemerintah
Semen mortar gangguan pernafasan Daerah
dengan b. Beton terkena akibat debu setempat yang
Anyaman kaki saat bersangkutan
Tulangan melakukan dengan 2 2 4 Kecil
Tunggal penyusunan permasalahan
pengecoran bangunan.
c. Terkena paparan
sinar matahari
saat melakukan
pekerjaan
4. Pekerjaan Kegagalan peralatan Bagian tubuh terluka
lainnya dan kegagalan terkena material atau 2 2 4 Kecil
metode kerja alat kerja
Peserta menyampaikan rencana keselamatan konstruksi sesuai tabel jenis pekerjaan dan
identifikasi bahayanya di bawah ini:
No. Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Pekerjaan Tanah Terkena jatuhan batu dan tanah saat
alat berat melakukan penggalian dan
membuang galian

Maka dengan ini menetapkan bahwa tingkat Risiko Keselamatan Konstruksi untuk paket pekerjaan sebagaimana dimaksud diatas adalah :
RISIKO KESELAMATAN KONSTRUKSI KECIL
I. SPESIFIKASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA KONSRUKSI (SMK3)

Keterangan
No. Uraian Satuan Jumlah
Alat Pelindung Kerja
a. Jaring Pengaman (Safety Net);
b. Tali Keselamatan (Life Line); Ls 1,00

c. Pembatas Area (Restricted Area ). Ls 1,00

Alat Pelindung Diri

a. Topi Pelindung (Safety Helmet) ; Bh 150,00

Pelindung Pernafasan Dan Mulut


b. Bh 1.000,00
(Masker);

c. Sarung Tangan (Safety Gloves); Psg 50,00

Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);


d. Psg 30,00
untuk Staf
Keterangan
No. Uraian Satuan Jumlah

Sepatu Keselamatan (Rubber Safety


e. Psg 70,00
Shoes_and toe cap)

Penunjang Seluruh Tubuh (Full Body


f. Bh 20,00
Harness);

Rompi Keselamatan (Safety Vest);


g. Bh 30,00
untuk staff

Rompi Keselamatan (Safety Vest);


h. Bh 70,00
untuk pekerja

Fasilitas sarana kesehatan;


Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu,
Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, Ls 1,00
dll)

Rambu- Rambu

a. Rambu Petunjuk; Bh 10,00

b. Rambu Larangan; Bh 10,00

c. Rambu Peringatan; Bh 10,00

d. Rambu Kewajiban; Bh 10,00


Keterangan
No. Uraian Satuan Jumlah

e. Rambu Informasi; Bh 5,00

f. Rambu Pekerjaan Sementara; Bh 1,00

g. Lampu Putar uk. 7" (Rotary Lamp ); Bh 1,00


Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko
K3

Alat Pemadam Api Ringan (APAR);


a. Bh 2,00
10 Kg

b. Sirine; Bh 1,00

c. Bendera K3; Bh 2,00

d. Jalur Evakuasi (Escape Route ); Ls 1,00

e. Lampu Darurat (Emergency Lamp ); Bh 4,00

f. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden. Ls 1,00


J. SPESIFIKASI MATERIAL / BAHAN

No. URAIAN BAHAN SPESIFIKASI/UKURAN TYPE/MERK/PABRIK


1. Besi Beton Besi Wiremesh M8 SNI
2. Semen Porland Semen PC Type I/ PCC Semen Padang/ Tiga Roda/
sesuai dengan SNI 15- Indocement
2049-2004
3. U-dicth Precast uk. Lokal
120cmx120cmx90cm,
t=15cm (K-300)
3. Beton Ready mix Beton ready mix K-300
dari produsen beton ready
mix yang memiliki izin
usaha resmi, bersertifikat
SNI dan memiliki labor
pengujian beton
4. Kayu Bekisting Kayu yang digunakan Lokal
semua jenis type III untuk
pekerjaan cetakan beton

X. PROGRAM KERJA

 Sebelum melaksanakan tugasnya, penyedia jasa harus segera menyusun:


1. Program kerja, termasuk jadwal kegiatan secara detail
2. Alokasi tenaga ahli yang lengkap (disiplin dan jumlahnya). Tenaga- tenaga yang
diusulkan oleh penyedia jasa konstruksi harus disertai dengan surat penugasan
dan mendapatkan persetujuan dari Penguna Jasa.
3. Mutual Check Nol (MC-0)
4. Contoh material yang akan digunakan dalam pelaksanaan.
5. Job Mix Formula (JMF) beton.

 Program kerja secara keseluruhan harus mendapatkan persetujuan dari Penguna Jasa,
dan izin pelaksanaan pekerjaan telah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas
yang ditunjuk.

 Dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa konstruksi harus memenuhi persyaratan


yang tercantum dalam Spesifikasi Teknis / Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
yang terlampir dalam dokumen pemilihan.
Padang, Mei 2022

Diketahui oleh : Dibuat oleh :


Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen

EDVIN HARDO, SE, ST, MM FAIZFUL RAMDAN, ST, MSc


NIP.19640919 199301 1 001 NIP.19800729 201001 1 010

Anda mungkin juga menyukai