Anda di halaman 1dari 56

SPESIFIKASI TEKNIS

KEGIATAN :
PENYEDIAAN FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN UNTUK UKM DAN UKP
KEWENANGAN DAERAH KAB/KOTA

PAKET PEKERJAAN :
REHAB PUSTU SUMBERBENDO

LOKASI :
KABUPATEN MADIUN JAWA TIMUR

TAHUN 2023
1. URAIAN UMUM
1.1 TENTANG PEKERJAAN
a. Nama Kegiatan : Penyediaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan untuk
UKM dan UKP Kewenangan Daerah Kab/Kota
Nama Paket Pekerjaan : Rehab Pustu SumberBendo
Lokasi : Desa SumberBendo Kecamatan Saradan Kabupaten
Madiun

b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja ( tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.

c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam Spesifikasi Teknis,


Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta
Agenda yang disampaikan selama pelaksanaan.

1.2 PERATURAN DAN ACUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya, Penyedia Jasa harus tunduk kepada:
I. UNDANG UNDANG
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
b. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksana
Undang-undang nomor 2 Tahun2017 tentang Jasa Konstruksi.
c. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan.

II. PERATURAN
a. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
b. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28/PRT/N/2016
tentang Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 21
Tahun 2019, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi.

d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No 14


Tahun 2020, Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui
Penyedia.
e. Peraturan Pemerintah RI No. 59 Tahun 2010, Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000 Tentang Penyelenggaraan Jasa
Konstruksi.

f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPBNI-3/56).


g. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI1992).

III. STANDAR NASIONAL INDONESIA

a. SNI 6880-2016 Spesifikasi Beton Struktur


Spesifikasi ini mencakup bahan dan proporsi beton, baja tulangan dan
prategang, produksi pengecoran dan perawatan beton serta konstruksi
cetakan. Ditetapkan pula perlakuan siar dan bagian-bagian tertanam,
perbaikan permukaan beton, dan finising permukaan yang tercetak. Dalam
beberapa pasal terpisah dibahas untuk konstruksi pelat dan finisingnya,
beton arsitektural, beton masif, dan bahan beserta cara pelaksanaan
konstruksi beton pasca tarik. Termasuk pula ketentuan mengenai
pengujian, evaluasi dan penerimaan beton beserta strukturnya.
b. SNI 1972 : 2008 Cara uji slump beton
Cara uji ini meliputi penentuan nilai slump beton, baik di laboratorium
maupun di lapangan. Nilai-nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan
internasional (SI) dan digunakan sebagai standar
c. SNI 1974:2011Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder
Standar ini meliputi penetapan kuat tekan beton benda uji berbentuk
silinder yang dicetak baik di labolatorium maupun di lapangan. Standar ini
dibatasi untuk beton yang memiliki berat isi (Unit Weight) lebih besar dari
800 kg/m³

d. SNI 2458 : 2008 Tata cara pengambilan contoh uji beton segar
Metode ini digunakan untuk mendapatkan contoh beton segar yang dapat
mewakili seluruh adukan beton

e. SNI 2493-2011 Tata cara pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium

1.3. KETENTUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa terdiri atas:
1) adendum Kontrak (apabila ada),
2) Surat Perjanjian,
3) Surat Penawaran,
4) Daftar Kuantitas/Keluaran dan Harga,
5) Syarat-Syarat Umum Kontrak,
6) Syarat-Syarat Khusus Kontrak beserta lampirannya berupa
6.1. lampiran A (daftar harga satuan timpang, Subkontraktor, personel
manajerial, dan peralatan utama),
6.2. lampiran B (Rencana Keselamatan Konstruksi),
7) spesifikasi teknis,
8) gambar-gambar,
9) dan dokumen lainnya seperti:
9.1. Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa,
9.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan,
9.3. jaminan-jaminan,
9.4. Berita Acara Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak,
9.5. Berita Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak.
b. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika
terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan
ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang berlaku adalah ketentuan
dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada huruf a
diatas;

c. Penyedia Jasa wajib untuk meneliti gambar-gambar, spesifikasi teknis, daftar


kuantitas dan harga satuan serta dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak sesuaian antara
spesifikasi teknis dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu
dengan lainnya, Penyedia Jasa wajib untuk memberitahukan/melaporkannya
kepada Direksi dan Konsultan Pengawas.
Persyaratan teknik pada gambar dan spesifikasi teknis yang harus diikuti
adalah:
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,
maka harus segera meminta keputusan Direksi Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas lebihdahulu.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan
angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut
yang jelas akan menyebabkan ketidak sempurnaan/ketidak sesuaian
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Direksi Pekerjaan dan
Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara spesifikasi teknis dan gambar, maka
spesifikasi teknis yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena
kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Direksi Pekerjaan dan
Konsultan Pengawas.
4. Spesifikasi teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang spesifikasi teknis tidak, maka gambar yang
harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan spesifikasi teknis dan gambar di atas adalah
spesifikasi teknis dan gambar setelah mendapatkan
perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
d. Bila akibat kekurang telitian Penyedia Jasa dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur
bangunan, maka Penyedia Jasa harus melaksanakan pembongkaran terhadap
konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/
melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Direksi Pekerjaan
dan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
Selama pelaksanaan pekerjaan, apabila terjadi perselisihan/konflik dengan
masyarakat sekitar atau pihak lain, maka Penyedia Jasa diwajibkan
menyelesaikan permasalahan tersebut. Segala konsekuensi biaya yang timbul
pada penyelesaian permasalahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa.

1.4. ASURANSI
a. Asuransi Tenaga Kerja
Penyedia Jasa diwajibkan mengasuransikan seluruh tenaga kerja yang
dilibatkan pada perusahaan asuransi tenaga kerja sesuai dengan Permen
Ketenagakerjaan RI No. 44 Tahun 2015.
b. Asuransi Konstruksi (CAR – Contractor’s AllRisk)
Penyedia Jasa diwajibkan menjamin semua risiko kerusakan atau kerugian
yang terjadi dalam proses pembangunan atau konstruksi sesuai dengan
Peraturan Pemerintah RI No. 29 Tahun 2000.
1.5. LAMA WAKTU PEKERJAAN
Pelaksanaan pekerjaan 120 ( Seratus Dua Puluh ) hari kalender
2. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. KETERANGAN UMUM
Nama Pekerjaan : Rehab Pustu SumberBendo
Lokasi : Desa SumberBendo Kec. Gemarang Kabupaten Madiun
Ukuran Bangunan : 17 x 8 ( P x l )

Sumber dana : DAU TA.2023


2.2. URAIAN PEKERJAAN
Daftar rincian lingkup pekerjaan yang dilaksanakan sebagai berikut:

NO ITEM PEKERJAAN LINGKUP PEKERJAAN


A GEDUNG PUSTU 1. Pek. Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi
2. Pek. Pengukuran dan bowplank
3. Pek. Galian tanah sedalam 1 m
A. PEKERJAAN
4. Pek. Urugan kembali tanah galian dipadatkan
PERSIAPAN DAN
TANAH 5. Pek. Pengurugan 1m3 tanah padat ( manual )
6. Pek. Pengurugan dengan Pasir Urug ( Bawah
Pondasi & Bawah Lantai )
7. Pek. Pembuatan lubang strouse pile diameter 30
cm
B. PEKERJAAN 1. Pasangan Batu Kali Belah 15/20 cm ( 1 SP : 5
PONDASI PP )
2. Pemasangan Batu Kali Belah Kosongan
3. Pemasangan Rollag Batu Merah tebal 1 ( 1 SP :
5 PP )

C. PEKERJAAN 1. Pekerjaan Beton Strouse Ø 30 cm


BETON - Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 6 Ø 10 mm-10 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
2. Pekerjaan Beton Sloof 15/20 (S1)
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 4 Ø 12 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk sloof Bahan Kayu
dipakai 2 kali
3. Pekerjaan Beton Sloof 15/15 (S2)
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 4 Ø 12 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk sloof Bahan Kayu
dipakai 2 kali
4. Pekerjaan Beton Sloof 20/20 (K1)
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 4 Ø 12 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk sloof Bahan Kayu
dipakai 2 kali
5. Pekerjaan Beton Sloof 11/11 (Kp)
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 4 Ø 12 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk sloof Bahan Kayu
dipakai 3 kali
6. Pekerjaan Balok ( B1 ) 15/35
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 5 D 13mm (Ulir)
- Pembesian Besi Polos Ø 8 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk sloof Bahan Kayu
dipakai 2 kali
7. Pekerjaan Balok ( B2 ) 15/20
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 4 Ø 12 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk balok Bahan Kayu
dipakai 2 kali
8. Pekerjaan Balok latei 10/15 ( BL )
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 4 Ø 10 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk balok Latei Bahan
Kayu dipakai 3 kali
9. Pekerjaan Ring Balik 10/15 ( RB ) & Ring Gewel
10/15 ( RBG )
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos 4 Ø 10 mm
- Pembesian Besi Polos Ø 6 mm-150 mm
- Pasang Bekisting untuk Ring Balik Bahan
Kayu dipakai 3 kali
10. Pekerjaan Plat Atap Teras ( PA ) tebal = 10 cm
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos Ø 10mm-100mm
- Pasang Bekisting untuk Plat Atap Teras
Bahan Kayu dipakai 2 kali
11. Pekerjaan Plat Atap Teras ( PA ) tebal = 10 cm
- Beton K 175 (konvensional)
- Pembesian Besi Polos Ø 10mm-100mm
- Pasang Bekisting untuk Plat Atap Teras
Bahan Kayu dipakai 2 kali
- Pekerjaan Rabat Beton t= 5cm
D. PEKERJAAN 1. Pek Pemasangan Batu Merah tebal 1/2 bata (1 SP
PASANGAN DAN : 3 PP)
PLESTERAN 2. Pek. Pemasangan Batu Merah tebal 1/2bata (1 SP
: 5 PP)
3. Pek. Plesteran camp 1 pc : 3 ps tebal 15 mm
4. Pek. Plesteran camp 1 pc : 5 ps tebal 15 mm
5. Acian
E. PEKERJAAN 1. Pasangan lantai keramik Motif 50x50 cm
LANTAI 2. Pasangan lantai keramik Kasar 50x50 cm (
Selasar )
3. Pasangan Dinding keramik 25x40 cm
4. Pasangan lantai Kamar Mandi keramik motif
Kasar 25x25 cm
5. Pasangan Dinding keramik 25x40 cm ( Kamar
Mandi )
6. Pasangan Dinding rooster beton 30x30
F. PEKERJAAN 1. Pek. Pasang rangka atap baja ringan profil C75
RANGKA ATAP Tebal 0.75 mm
G. PEKERJAAN 1. Pasang Atap Genteng Bitumen Bergelombang
PENUTUP ATAP Memanjang Monolayer 3 mm
2. Pasang Atap Bubungan Genteng Bitumen
Bergelombang
H. PEKERJAAN 1. Pek. Pemasangan Rangka Plafond Hollow
PLAFON Galvalume 0.6 x 0.6m
2. Pek. Pasasang Langit-langit gypsum board, tebal 9
mm
3. Pek. Pasang Langit-langit Calsiboard tebal 6mm
4. Pek. Lis plafon gypsum
5. Pek. Pasang Kalsiplank Lebar 30 Cm
I. PEKERJAAN PINTU 1. Pek. Pemasangan Kusen Alumunium Profil 4"
DAN JENDELA Putih
2. Pek Pasang Pintu Tempered (2.00 x 1.60)
3. Pek. Pemasangan daun pintu aluminium Uk.
120x200
4. Pek. Pemasangan daun pintu aluminium Uk.
80x200
5. Pek. Pemasangan pintu KM / PVC
6. Pemasangan Slimar Alumunium Profil 3/8" Dg
Kaca Polos 5 mm
7. Pemasangan Engsel Jendela Kupu-Kupu
8. Pemasangan Kait Angin
9. Pemasangan Grendel Jendela
10. Pek. Pasang Kaca Mati tebal 5 mm
11. Pek. Pemasangan Relling Besi Papa Stainlist Ø 2"
J. PEKERJAAN 1. Pek. Pemasangan kran air 3/4
SANITAIR 2. Pek. Pemasangan Kloset Jongkok Porselen
3. Pek. Pemasangan clossed duduk totto komplit
4. Pek. Pemasangan Wastafel bahan keramik
5. Pek. Pasang Tempat Cuci Tangan
6. Pek. Pemasangan pipa PVC 3/4"type AW untuk
air bersih
7. Pek. Pemasangan pipa PVC 3" Type AW Pembuluh
8. Pek. Pemasangan pipa PVC 3"type D untuk
airkotor
9. Pek. Pemasangan pipa PVC 4" type D untuk air
Kotor
10. Pemasangan Bak cuci piring stainless steel dan
accessories
11. Pek. Pemasangan floordrain
K. PEKERJAAN 1. Pek. Pengecatan Tembok dalam Baru 2 Lapis
PENGECATAN (Eksterior)
2. Pek. Pengecatan Tembok dalam Baru 2 Lapis
(Interior Standar)
3. Pek. Pengecatan Plafond
4. Pek. Pengecatan Lisplank
5. Pek. Pelapisan Waterproofing
L. PEKERJAAN 1. Pek. Pemasangan Titik Stop Kontak Gedung
ELECTRICAL 2. Pek. Pemasangan Titik Lampu
3. Pek. Pemasangan lampu PHILIPS LED 10watt
4. Pek. Pemasangan lampu PHILIPS LED 5watt
5. Pasang Box Panel Listrik
M. PEKERJAAN 1. Pas. Huruf jenis Arial Sign Board Kecil, tinggi = 25
PEMASANGAN cm ( Acrilic Timbul)
TULISAN " SUMBER BENDO "
2. Pas. Huruf jenis Arial Sign Board Kecil, tinggi = 15
cm ( Acrilic Timbul)
" PUSKESMAS PEMBANTU "
3. Pek. Pasang Logo Dinas Kesehatan
N. PEKERJAAN RABAT 1. Rabat tebal 5 cm
HALAMAN

Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
dipisahkan dengan pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan SPESIFIKASI
TEKNIS. Uraian pekerjaan lebih detail seperti diuraikan pada dokumen Detail
Engineering Design (DED) dan Bill of Quantity (BoQ).

2.3. KETENTUAN DAN PERSYARATAN

A. PERSYARATAN KUALIFIKASI
Penyedia Jasa yang telah memiliki perijinan Jasa Konstruksi sebagai berikut :

a. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) di bidang Jasa Konstruksi;


b. Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) Klasifikasi Jasa Pelaksana
Konstruksi Bangunan Kesehatan (BG 008 LPJK) atau (BG 005 LSBU 2023)
Memiliki Persyaratan Kemampuan Dasar, dengan ketentuan:
1) Pengalaman pekerjaan yang digunakan adalah pengalaman dalam
kurun waktu 4 (Empat) tahun terakhir;
2) Memiliki Pengalaman pekerjaan sesuai sub bidang klasifikasi/layanan
SBU yang disyaratkan;
c. Memiliki status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak;
d. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan
(apabila ada perubahan);
e. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikut sertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan
pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang
dalam menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus
Aparatur Sipil Negara, kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar
tanggungan negara;

B. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN


a. Pengguna Jasa menyiapkan Jadwal Pelaksanaan untuk semua pekerjaan yang
termasuk dalam Kontrak. Jadwal pelaksanaan tersebut untuk membantu
Penyedia Jasa didalam menyiapkan Jadwal Pelaksanaan yang lebih
terperinci.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan Jadwal Pelaksanaan kepada PPK dan
Direksi Pekerjaan berisi jadwal pelaksanaan semua pekerjaan dan pekerjaan
sementara yang harus dikerjakan berdasarkan Kontrak, dengan metode
PERT/CPM network. Jadwal Pelaksanaan ini harus sesuai dengan hari
kalender, jangka waktu yang diperlukan, tanggal mulai paling awal, tanggal
selesai paling awal dan paling lambat, lama pelaksanaan dansebagainya.
c. Jadwal Pelaksanaan tersebut di atas diserahkan sesuai dengan modifikasi
dan perubahan yang diperlukan oleh PPK dan Direksi Pekerjaan di dalam
waktu yang logis. Jadwal Pelaksanaan yang direvisi yang sudah disetujui dan
sudah ditandatangani oleh Penyedia Jasa dan PPK harus dianggap
merupakan Jadwal Pelaksanaan yang mengikat dan menjadi bagian dari
DokumenKontrak.
d. Jadwal Pelaksanaan yang sudah mengikat tersebut harus diperbarui oleh
Penyedia Jasa pada setiap jangka waktu 4 (empat) minggu jika diminta oleh
PPK/Direksi Pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan yang diperbarui harus
disetujui oleh Penyedia Jasa dan PPK, dan termasuk dalam Dokumen
Kontrak.
e. Jika selama pelaksanaan pekerjaan, rata-rata kecepatan pekerjaan ternyata
dibawah yang disetujui menurut pendapat PPK dan Direksi Pekerjaan,
Penyedia Jasa harus dapat menyelesaikan setiap bagian pekerjaan pada
waktu yang disetujui, maka PPK atau Direksi Pekerjaan akan memerintahkan
Penyedia Jasa untuk menambah pekerja dan atau peralatan pelaksanaan ke
lokasi pekerjaan untuk mengejar ketinggalan pada bagian pekerjaantersebut.
f. Penyedia Jasa pekerjaan harus memperhatikan ketentuan kesehatan dan
Undang-Undang Keselamatan Kerja. Ketentuan-ketentuan tersebut harus
diadopsi oleh pelaksana pekerjaan dalam prosedur/manual pekerjaan secara
menyeluruh untuk setiap tahapan pekerjaan, mulai dari tahap pekerjaan
persiapan hingga pemeliharaan setelah penyerahan pekerjaan.
g. Penyedia Jasa pekerjaan harus memiliki prosedur dan tata cara administrasi
yang baku dalam bentuk surat menyurat, surat pengumuman, surat
undangan dan surat-surat lainnya untuk menunjang seluruh
kegiatanpekerjaan.

Seluruh dokumen pekerjaan mulai dari pekerjaan persiapan, pelaksanaan,


serah terima, dan pemeliharaan harus didokumentasikan secara sistematis
sesuai dengan kelompok pekerjaan, urutan waktu, atau kategori lain yang
dianggap penting. Dokumentasi ini diperlukan guna menunjang laporan
pekerjaan (Laporan Mingguan dan Bulanan) dalam bentuk elektronik dan
hardcopy.
h. Penyedia Jasa pekerjaan wajib memperhatikan efektifitas dan efisiensi
pelaksanaan. Termasuk dalam hal ini aspek SDM, Peralatan, dan pengadaan
bahan. SDM yang digunakan harus secara efektif dapat memenuhi kebutuhan
jadwal dan kualitas pekerjaan. Jumlah dan jenis peralatan-peralatan
pendukung pekerjaan harus diperhitungkan dengan seksama sesuai jadwal
pekerjaan terutama bila peralatan-peralatan tersebut diadakan dengan
sewa. Pengadaan bahan/material harus diupayakan efektif sesuai pekerjaan
yang dijadwalkan.
i. Penyedia Jasa pekerjaan detail desain berkewajiban memperhatikan kondisi
sosial dan budaya masyarakat di lokasi pelaksanaan pekerjaan. Hal-hal yang
cukup sensitif, seperti gangguan kebisingan pada waktu ibadah, waktu
istirahat, hal-hal yang ditabukan, atau lokasi-lokasi yang dianggap suci oleh
masyarakat setempat sedapat mungkin dihindarkan dari gangguan
pekerjaan atau personil yang terlibat dalam pekerjaan.
j. Penyedia Jasa bertanggung jawab atas pengadaan beton ready mix untuk
lantai kerja, beton pengisi dan beton serat baja yang digunakan dalam
pekerjaan ini.
k. Daerah galian harus dikeringkan secukupnya dan dijaga jangan sampai ada
air tergenang. Penyedia Jasa harus membuat dan merawat semua dan
sementara, bila perlu melakukan pemompaan sumber-sumber air dan aliran
lainnya untuk mengeluarkan air tersebut dari lokasi pekerjaan sepanjang
masa pelaksanaan. Semua bangunan sementara harus dibongkar bila
pekerjaan telah selesai dan disetujui Direksi Pekerjaan.
l. Akses/jalan masuk ketempat pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia Jasa,
bilamana diperlukan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan
lokasi pekerjaan tersebut. Selama pekerjaan Penyedia Jasa harus memelihara
seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang mungkin diperlukan
untuk memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/membersihkan
kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga
memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.
m. Segala pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa menyebabkan gangguan pada
penduduk dan lingkungan sekitar lokasi pekerjaan yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Pengguna Jasa, dan semua
resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Jasa harus mendapatkan
izin tertulis dari Direksi Pekerjaan atau Konsultan Pengawas untuk
melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam Kontrak ini di luar jam-jam
kerja biasa, pada hari-hari minggu atau hari-hari libur-resmi.
n. Penyedia Jasa wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian
penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia Jasa
bertanggung jawab penuh atas seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-
urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak.

o. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan skala
dan gambar detail yang jelas sebelum suatu komponen konstruksi
dilaksanakan.
p. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan/disahkan oleh
Konsultan Pengawas paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum elemen konstruksi
yang bersangkutan dilaksanakan.

q. Penyedia Jasa wajib diperingatkan dan dapat diberhentikan oleh Konsultan


Pengawas apabila ditemukan penyimpangan-penyimpangan selama
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prosedur, persyaratan dan peraturan.

r. Sebelum penyerahan pekerjaan ke-1, Penyedia Jasa sudah harus


menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan atau As Built Drawing yang
terdiri atas:
1) Gambar rancangan atau As Built Drawing pelaksanaan yang tidak
mengalami perubahan dalam pelaksanaannya.

2) Gambar rancangan atau As Built Drawing sebagai penjelasan detail


maupun yang berupa gambar-gambar perubahan.
s. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan
sisa- sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksi keet sisa beton, crawler
crane dan sebagainya, harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir,
kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

C. TENAGA KERJA KONSTRUKSI PENDUKUNG


Penyedia Jasa juga harus menyiapkan Tenaga kerja Konstruksi Pendukung yang
harus berada dilapangan sebagai berikut :

No. Jabatan dalam Jumlah Pengalaman Keahlian


Pekerjaan Kerja min.
1. Pelaksana Bangunan 1 2 Thn SKT/SKK Pelaksana
Gedung Bangunan Gedung
2. Pelaksana K3 1 0 Thn SKT/SKK Petugas
K3
*) Masing-masing personil harus membuat Surat Pernyataan Kesediaan
ditempatkan di pekerjaan ini dan dibuktikan dengan menyerahkan
fotocopy/scan Sertifikat Keahlian/Ketrampilan (SKT/SKK), sesuai dengan
persyaratan pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan (PCM-Pre
Construction Meeting)

Catatan :
Personil yang digunakan oleh Penyedia Jasa apabila dianggap tidak kompeten
dalam pelaksanaan konstruksi dan tidak dapat bekerjasama sesuai dengan
prosedur, persyaratan dan peraturan maka Direksi Pekerjaan dan Konsultan
Pengawas wajib memperingatkan atau mengganti personil tersebut.
D. PERALATAN UTAMA
Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat utama untuk pekerjaan antara lain
sebagai berikut :

No. Alat Spesifikasi/ Jumlah Keterangan


Kapasitas Minimal
1 Concrete Mixer Min. 0,5 m3 2 Unit
2 Concrete Vibrator Max. 4 HP 2 Unit
3 Dump Truck Min. 5 Ton 1 Unit

2.4. RENCANA KERJA


Dalam melaksanakan Pekerjaan REHAB PUSTU SUMBERBENDO Penyedia Jasa
harus menyusun Rencana Kerja pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan
Pekerjaan (PCM-Pre Construction Meeting) dengan memperhitungkan aspek
kelayakan teknis, waktu, kekuatan, keawetan, kualitas dan estetika secara
rasional, realistik dan dapat dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan
berdasarkan sumber daya dan teknik pengerjaan yang dimiliki,serta
menggambarkan penguasaan teknologi membangun dalam penyelesaian
pekerjaan meliputi :
a. Penerapan SMKK;
1) RKK;
2) RMPK;
b. Rencana Kerja;
c. Organisasi Kerja;
d. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan termasuk permohonan
persetujuan memulai pekerjaan;
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode kerja yang
memperhatikan Keselamatan Konstruksi;

2.5. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


a. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan
dalam bentuk kurva-s yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang
direncanakan berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan
penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia
Jasa selambat-lambatnya 7 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah
mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan/KonsultanPengawas.

c. Bila selama 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia


Jasa belum menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia
Jasaharus

dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu


pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.

d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa


harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana
pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan.
Jadwal pelaksanaan
2 mingguan ini harus disetujui oleh PPK dan Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.
e. Penyedia Jasa bersama PPK, Direksi Pekerjaan dan Konsultan Pengawas
harus menyelenggarakan rapat koordinasi persiapan pelaksanaan (kick of
meeting) menjelaskan jadwal, metoda, sistem komunikasi dan mekanisme
kerja, kelengkapan dokumen DED dan sistem laporan serta evaluasi
pekerjaan.

2.6. KETENTUAN MATERIAL DAN PERALATAN


Ketentuan yang memuat tentang penyediaan material dan peralatan oleh
Penyedia Jasa diatur sebagai berikut:

a. Penyedia Jasa harus menyediakan bahan/material dan peralatan yang


memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan kecuali yang sudah
disediakan di dalam Kontrak. Semua peralatan dan material yang merupakan
bagian dari pekerjaan harus sesuai dengan standar yang tercantum dalam
Spesifikasi atau Standar yang ditunjukkan. Jika Penyedia Jasa mengusulkan
pengadaan peralatan atau material yang tidak sesuai dengan standar yang
disebutkan diatas harus memberi tahu dan mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan terlebih dahulu.

b. Penyedia Jasa harus mendatangkan semua peralatan yang memenuhi syarat


dalam jumlah yang cukup untuk pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
selesai. Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan Penyedia Jasa untuk
menambah peralatan, jika menurut pertimbangannya perlu untuk mencapai
progress sesuai dengan Kontrak. Penyedia Jasa harus mendatangkan semua
mesin dan peralatan, lengkap dengan suku cadangnya yang cukup, untuk
menjamin kelancaran pelaksanaanpekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus berusaha untuk mendapatkan bahan material yang
ditentukan dalam spesifikasi teknik atau gambar, tapi jika material tersebut
tidak dapat diperoleh dengan alasan diluar kemampuan Penyedia Jasa, boleh
memakai material pengganti dengan persetujuan Direksi Pekerjaan. Tidak
boleh ada material pengganti tanpa persetujuan tertulis dari
DireksiPekerjaan.
d. Peralatan dan material yang didatangkan oleh Penyedia Jasa harus diperiksa
dan sesuai dengan Kontrak pada saat di lokasi berikut ini atau seperti yang
ditentukan oleh Pemberi Tugas:
1) tempat produksi atau pabrik
2) pengangkutan
3) lokasi pekerjaan
Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengguna Jasa semua spesifikasi
peralatan dan material yang diperlukan oleh Pengguna Jasa untuk tujuan
pemeriksaan. Pemeriksaan peralatan dan material termasuk tempat
dimana berasal tidak berarti melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawabnya untuk mengadakan peralatan dan material yang tercantum dalam
spesifikasi teknik.

e. Bersamaan dengan penyerahan Jadwal Pelaksanaan, Penyedia Jasa harus


menyerahkan program pengangkutan peralatan dan material secara rinci,
dengan urutan pengangkutan dan pengiriman di lapangan sesuai dengan
rencana Jadwal Pelaksanaan tersebut kepada Direksi Pekerjaan. Penyedia
Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan kedatangan peralatan, material
dan pemasangan peralatan dilapangan.
f. Penyedia Jasa harus menyerahkan 3 (tiga) set spesifikasi lengkap, brosur dan
data mengenai material dan peralatan yang akan didatangkan sesuai Kontrak
kepada Direksi Pekerjaan untuk disetujui, dalam jangka waktu 15 (lima
belas) hari setelah menerima surat perintah kerja. Bagaimanapun juga
persetujuan terhadap spesifikasi, brosur dan data tersebut tidak akan
melepaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya sesuai dengan Kontrak
2.7. DAFTAR BAHAN MATERIAL , SPESIFIKASI DAN PERSYARATAN PENGUJIAN

A. BAHAN ALAM
Spesifikasi
(Spesifikasi Teknis/
Jenis
Sumber
No. Bahan/Material/ Satuan Keterangan
Asal :
Barang dari Alam
Bahan/ Material/
Barang)
1 Pasir Pasang Blitar, Kediri M3
2 Tanah Urug Lokal M3
3 Pasir Urug Lokal M3
Batu Pecah 2-3 cm
4 Lokal M3
(mesin)

B. BAHAN PABRIKAN

Spesifikasi
(Spesifikasi
Jenis Teknis/Merk
Bahan/Material/
No. Sumber Satuan Keterangan
Barang dari
Asal :
Pabrikan
Bahan/ Material/
Barang)
Gresik,Tiga Roda, 40
1 Semen (PC)
Dynamik Kg/Zak
2 Besi Polos HIJ Kg
3 Kayu Perancah Kayu Kelas III M3
4 Beton K-175 M3
K-225
5 Beton M3

6 Bata Merah Lokal Bh

Melampirkan,
7 Baja Ringan C75 EKG Steel Btg
Dukungan Harga
Atap Genteng
Melampirkan,
8 Bitumen Onduline Lbr
Dukungan Harga
Bergelombang
Memanjang
Monolayer 3 mm

Bubungan Genteng
Melampirkan,
9 Bitumen Onduline Bh
Dukungan Harga
Bergelombang
Pipa Hollow
10 3 mm .Kencana Btg
Galvalum 2/4
Pipa Hollow
11 3 mm .Kencana Btg
Galvalum 4/4

12 Gypsumboard 9 mm. Elephant Lbr

13 Calsiboard 6 mm .Kalsiboard Lbr

Kusen Alumunium Inkalum, YKK, Melampirkan,


14 Btg
Profil 4" Putih Alexindo Dukungan Harga

15 Cat Tembok Interior Catylac,Dulux,Jotun Kg

Cat Tembok
16 Jotun Kg
Eksterior

17 Pipa PVC Maspion Ljr

18 Wastafel Keramik Bh

19 Klosed Jongkok Bh

20 Klosed Duduk Toto Bh

21 Stop Kontak Brocco Bh

22 Saklar Brocco Bh

Kabel NYA 1 x 2,5


23 Supreme,Extrana Roll
mm

24 Lampu LED Phillips Bh

25 Exhoust Fan Panasonic Bh

Pas. Huruf jenis


Britanic Bold Kecil,
tinggi = 25 cm (
26 Huruf dan Logo Acrilic Timbul) " Bh
SUMBERBENDO "
Pas. Huruf jenis
Britanic Bold Kecil,
tinggi = 15 cm (
Acrilic Timbul) "
PUSKESMAS
PEMBANTU "
Pek. Pasang Logo
Dinas Kesehatan

27 Keramik 50/50 Asia Tile Dos

28 Keramik 25/40 Asia Tile Dos

29 Keramik 25/25 Asia Tile Dos

Keramik 60/60 type


30 Vallentino Gress Dos
granit

31 Kaca Polos 5mm. Asahi Mas M2

32 Kaca Temperred 12 mm Asahi Mas M2

3. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI


3.1. DASAR HUKUM
Permen PU No 21 tahun 2019 tentang Pedoman Sistem Managemen Keselamatan
Konstruksi
3.2. PENERAPAN K3
a. Penerapan Umum
Penerapan secara umum K3 pada tahap pelaksanaan konstruksi, antara lain:
1) K3 dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi/Pre Construction Meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk
disahkan dan ditanda tangani oleh PPK.
2) K3 yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
dokumen kontrak dan pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan
K3 pada pelaksanaankonstruksi.

3) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuain dalam


penerapan K3 dan/atau peruabhan dan/atau pekerjaan tambah/kurang,
maka K3 harus ditinjau ulang dan disetujui oleh PPK.

4) Dokumentasi hasil pelaksanaan K3 dibuat oleh Penyedia Jasa dan


dilaporkan kepada PPK secara berkala (harian, mingguan, bulanan), yang
menjadi bagian dari pelaporan pelaksanaanpekerjaan.
5) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan
kecelakaan kerja kepada PPK, paling lambat 2x24jam.

6) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja


sesuai hasil evaluasi K3, dalam rangka menjamin kesesuaian dan
efektifitas penerapan K3.
7) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja, apabila tidak menyelenggarakan K3 sesuai
denganK3;
8) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing and
commissioning) untuk penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3
Konstruksi/Petugas K3 konstruksi harus memastikan bahwa prosedur K3
telah dilaksanakan.

9) Laporan penyerahan hasil akhir pekerjaan wajib memuat hasil kinerja K3,
statistik kejadian, serta ususlan perbaikan untuk pekerjaan sejenis yang
akan datang.
b. Penerapan pada Pekerja
Setiap pekerja diwajibkan melakukan hal-hal dibawah ini, untuk menunjang
penerapan K3. Hal-hal tersebut, antaralain:
1) Mematuhui peraturan SMK3 yang telah dibuat oleh Penyedia Jasa yang
disetujui oleh PPK;

2) Memakai alat pelindung diri (APD),berupa:


 Pelindung kepala(helm);
 Pelindung kaki (safetyshoes/boot);
 Sabuk keselamatan dan tali keselamatan (full body harness, bagi
pekerja dengan resiko terjatuh dariketinggian)
3) Penyedia Jasa mengikutsertakan pekerja dalam program perlindungan
tenaga kerja selama kegiatan pekerjaan konstruksi (dibuktikan dengan
tanda bukti yang sah).
c. Penerapan pada Lingkungan Kerja
Penyedia Jasa berkewajiban terhadap K3 pada lingkungan kerja yang sedang
berlangsung, penerapan tersebut antara lain:
1) Melakukan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan,
memberitahukan resiko yang terjadi pada setiap pekerjaan
yangdilakukan.
2) Memberikan pelatihan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada
pekerjaan tertentu yang berisiko tinggi (misal: pekerjaan pada
ketinggian, pekerjaan penggalian, dll.), serta pelatihan penanganan
kecelakaan atau kejadian atau evakuasi terhadap bahaya tertentu;

3) Memberikan pengawasan terhadap pekerja terkait penerapan K3 pada


pekerjaan konstruksi;
4) Menyiapkan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dengan kapasitas
minimal 6 kg, dengan spesifikasi A,B,C dan dengan jumlah minimal 4
buah dan atau sesuai dengan lokasi yang memiliki resiko kebakaran yang
cukup tinggi;

5) Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan (misal


jaring pengaman, safety line, scaffolding ketinggian lebih dari 1.8 m, dsb.)
terhadap bahaya yang timbul akibat pekerjaantertentu;
6) Membuat toilet sementara bagi para pekerja, selama pelaksanaan
pekerjaan;

7) Memberikan papan K3, penjelasan dan slogan-slogan keselamatan dan


kesehatan kerja;
8) Membuat rambu-rambu peringatan terhadap lingkungan luar yang
berdekatan dengan lokasi pekerjaan (pengaturan lalu lintas, area bahaya
terhadap benda jatuh,dsb.)
9) Menyediakan tempat tempat penampungan sampah pada tempat tempat
tertentu dengan memisahkan sampah menjadi 3 jenis seperti sampah
organik, sampah anorganik dan sampah B3.
3.3. PENGENDALIAN RESIKO
Penyedia Jasa dan Konsultan Pengawas berkewajiban melakukan pengendalian
risiko K3 Konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
a. Tempat kerja;
b. Peralatan kerja;
c. Metode/cara kerja;
d. Alat pelindung kerja;
e. Alat pelindung diri;
f. Rambu-rambu;
g. Sistem peringatan dini banjir lahar; dan
h. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan K3 yang disetujui dan disahkan
PPK.
3.4. IDENTIFIKASI BAHAYA

KEPARAH TINGKAT
Uraian Identifikasi KEMUNGKIN
No AN RESIKO
Pekerjaan Bahaya AN (F)
( A) (FxA)
1. Pasang Atap Terjatuh dan 2 3 6
Genteng Bitumen terluka akibat
Bergelombang
Memanjang
terkena alat
Monolayer 3 mm bantu

2. Pek. Pemasangan Terjatuh dan 2 2 4


Rangka Plafond terluka akibat
Hollow
Galvalume 0.6 x terkena alat
0.6m bantu

3 Pek. Pasasang Terjatuh dan 2 2 4


Langit-langit terluka akibat
gypsum board,
tebal 9 mm
terkena alat
bantu

4 Pek. Rangka Atap Terjatuh dan 2 2 4


Baja Ringan terluka akibat
terkena alat
bantu

• Penerapan pada lingkungan kerja, penerapan terhadap penggunaan


peralatan penunjang keselamatan, dan adanya informasi terkait dengan
K3dilapangan.
• Evaluasi terhadap kejadian (kecelakaan dan penyakit) pada lokasipekerjaan.
• Evaluasi terhadap K3 yang telah disahkan dan disetujui, untuk menjadi yang
lebih baik sesuai dengan keadaan yang terjadi dan akan terlaksana.
II. Sanksi yang diberikan, antara lain:
• Memberikan surat peringatan bertahap kepada Penyedia Jasa, apabila tidak
melaksanakan K3 yang telah ditetapkan;
• Menghentikan sebagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3, apabila
peringatan ke-2 tidak ditindak lanjuti oleh Penyedia Jasa;
• Menghentikan pekerjaan yang berakibat fatal, tanpa tertuang dalam K3 yang
disahkan dan disetujui, hingga ada upaya pengendalian telah dilakukan
secara memadai;

• Memberikan denda, apabila tidak dilakukan Penerapan K3 yang disahkan


dan disetujui. Besaran denda akan ditentukan di dalam rancangan kontrak
atau kontrak;
• Segala risiko kerugian akibat sanksi dan penghentian pekerjaan merupakan
tanggung jawab Penyedia Jasa.

4. SITUASI, LOKASI PEKERJAAN DAN PEKERJAAN PERSIAPAN


4.1 SITUASI/ LOKASI PEKERJAAN
a. Lokasi pekerjaan Rehab Pustu SumberBendo Kecamatan Saradan di
Kabupaten Madiun

b. Kekurang telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,


sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat
dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

c. Hasil pengecekan dokumen DED, pengecekan dan pengukuran di


lapangan harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dalam
BeritaAcara.
4.2 AIR DAN DAYA LISTRIK
a. Penyedia Jasa harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri darinilai
Overhead yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1) Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala
macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya
yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
2) Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air
dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk
keperluan tersebut harus cukup terjamin.

b. Penyedia Jasa harus menyediakan daya listrik dan sistem pengamanan


lingkungan atas tanggungan/biaya sendiri dari nilai overhead sementara
yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya
dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini
harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia Jasa harus mengatur
dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para
pekerja di lapangan. Penyedia Jasa harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.
5. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Keterangan Umum
Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan
2. Keadaan Lokasi
Kontraktor yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan apapun
atas keadaan lokasi proyek,sebelum menghitung anggaran / biaya.
3. Pengukuran / ueitzeit

a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan konsultan pengawas


dengan patok permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar
sebelum mendapat ijin dari konsultan pengawas.
b. Kontraktor wajib menyediakan Theodolith berikut juru ukurnya agar dapat
senantiasamemantau posisi titik-titik struktur yang penting dan piel bangunan.
c. Kontraktor sebelum memulai pekerjaan pemasangan bowplang, agar terlebih
dahulu membersihkan tapak bangunan dari puing-puing yang ada disekitarlokasi
yang akan dibangun.
d. Bila terjadi tidak kesesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan
apa yang tertera didalam gambar,maka kontraktor harus segera memberitahukan
secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen dan direksi untuk mendapat
persetujuan.
3 . Air kerja dan Listrik kerja
Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencampuran dalam
pelaksanaan pekerjaan.Airuntuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan
persetujuan konsultan pengawas disertai hasil test laboratorium.Kontraktor harus
menyediakan instalasi listrik dan air kerja atas biaya kontraktor sendiri.
4. Kantor kontraktor,gudang.
Kontraktor menyiapkan Kantor,gudang dalam tapak seperti yang ditentukan guna
pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.Kontraktor harus menjamin sedemikian
rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan yang diperlukan dapat terhindar dari
kerusakan.
5. Papan Pemberitahuan
Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan di
tempat yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas / Managemen konstruksi.
Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.
8. Obat P.P.P.K ( P3K )
Kontraktor wajib menyiapkan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan
dengan pertolongan pertama kepada kecelakaan ( P3K ) yang selalu siap
dipergunakan.
8. Keamanan dan tata tertib lapangan.
Kontraktor diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara lain
mengadakan penjagaan siang-malam,penerangan malam,penyediakan pemadam
kebakaran sesuai ketentuan dan jaring-jaring pengamanan sesuai kebutuhan
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya
orang-orang berkepentingan dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi
pekerjaan. Semua hal kejadian yang tidak diinginkan agar dilaporkan kepada
konsultan pengawas.
9. Memasang pagar sementara seng gelombang pengamanan proyek sekeliling lokasi
(Jika diperlukan)
10. Pembersihan
Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang
disebabkan oleh kegiatan pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang keluar
lokasi proyek sesuai tempat yang ditunjuk oleh direksi dengan biaya kontraktor
sendiri.

B. PEKERJAAN TANAH

1. Lingkup Pekerjaan.
- Tenaga kerja, Bahan dan Alat.
Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang
berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Galian Tanah.
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk sloof beton dan bor strouss. Ukuran galian
dan bor tanah harus sesuai dgn gbr rencana.

3. Urugan : bahan-bahan urugan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan ditentukan
sebagai berikut : Bahan-bahan yang memenuhi syarat dari galian lapangan.
Bahan-bahan yang didatangkan dari luar lapangan yaitu jenis tanah yang berbutir
kasar, tidak mengembangkan dan bebas sampah-sampah, akar dan bahan-bahan
organik lainnya

4. Syarat – syarat Pelaksanaan :


- Level Galian.
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam
gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level
bangunan terhadap muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas maka hal ini
segera didiskusikan bersama Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan.
Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
- Urugan Kembali.
Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan
pada bab mengenahi urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengurugan kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.
- Pemadatan Dasar Galian.
Dasar galian harus rata/water pass dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-
bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan
persyaratan yang berlaku.
- Tanah urug pada lahan ini harus dipadatkan paling sedikit mencapai 60% dari
pemadatan maksimum
Di daerah yang akan dibuat jalan, pasir harus dipadatkan sampai 95% dari pemadatan
maksimum

C. PEKERJAAN PONDASI DAN BETON


1. Lingkup Pekerjaan :
- Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
pondasi dan beton sesuai dengan spesifikasi teknis.
Lingkup pekerjaan pondasi meliputi :
- Untuk pondasi Batu Kali Menerus
Dengan persyaratan :
1. Kontraktor supaya melaksanakan pekerjaannya begitu rupa sehingga
bangunan dan pondasi bangunan tetangga tidak terganggu atau tidak rusak.
2. Pondasi batu kali
 Batu kali harus berkualitas baik dan dipecah dengan diamater antara 15 – 20
cm.
 Batu kali harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh. Antara
batu
kali satu sama lain harus terikat dengan adukan 1 Pc : 5 Ps.
 Bentuk dan ukuran batu kali, dan tempat–tempat yang menggunakan pondasi
batu kali harus sesuai dengan gambar.
Di atas pondasi batu kali dipasang sloof beton bertulang dengan ukuran sesuai
gambar. Untuk pemasangan batu kali pondasi pagar di pasang sedemikian rupa di
sesuaikan dengan gambar palaksanaan
- Lingkup pekerjaan beton meliputi :
 Bahan, alat bantu, memasang, cetakan, pembesian, dan pemeliharaan.
 Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan beton.
 Penyelesaian dan pemeliharaan beton.
 Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk pengangkutan,
penyimpanan bahan-bahan.
 Penyediaan alat bantu, seperti :
1. Alat pengaduk semen (Ready Mix / Beton Molen).
2. Alat penggetar beton (Vibrator).
3. Pompa air
4. Alat pencetak kubus beton dan Slump test.
2. Syarat-syarat Umum
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standart dibawah ini:
 Standarat Industri Indonesia.
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI T15 - 1991 - 03).
 Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI – 18
 Peraturan Tahan Gempa 1982.
 American Society For Testing & Material (ASTM).
c. Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.
3. Syarat-syarat Bahan
a. Air.
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan, dan harus memenuhi NI-2 PBI-1971.Bila dipandang perlu Perencana/MK
dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium
pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
b. Semen :
 Digunakan Portland Cement menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen
Indonesia (NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,
tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus
ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang
masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat
dilakukan menurut urutan pengiriman.
c. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan
sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.
d. Kerikil :
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi
dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.
 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material
tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi
material yang tepat.
e. Besi Beton (Baja Tulangan) :
 Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos dengan mutu U-24 (tegangan
leleh karakteristik minimum 2400 kg/cm2), ukuran dan jumlah besi yang dipakai
disesuaikan dengan gambar detail struktur.
 Kontraktor harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi beton yang
menyatakan bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi.
 Baja tulangan dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan
bahan-bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Pemborong.
 Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas
dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah
dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang
dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus
diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil
memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka
dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:
1. Harus ada persetujuan Direksi
2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh
kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah
jumlah luas penampang). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran
diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.
f. Cetakan dan Acuan :
 Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan
bentuk nyata dan cukup dapat menampung beban sementara sesuai dengan
jalannya kecepatan pembetonan.
 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga
hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai
dengan yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Bahan
begisting dapat berupa papan kayu perancah dengan permuakan halus dan rata
atau dengan menggunakan Multiplek ( meranti ) tebal 9 mm.
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Lapangan. Pembongkaran Begisting harus hati-hati sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut
yang tajam dan tidak pecah.
 Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan
sebelum dilaksanakan pengurukan tanah kembali.
 Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya. Cetakan
harus sesuai dengan betuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak bocor dan harus kaku untuk mencegah terjadinya
perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.
 Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus
dan rata dalam arah horizontal maupun vertikal, terutama untuk permukaan
beton yang tidak difinishing (exposse).
 Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau
perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur
dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri
dan beban-beban diatasnya selama masa pelaksanaan.
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas, atau
jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
a. Bagian sisi samping kolom, balok dan dinding 3 hari.
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari.
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari.
d. Plat lantai, atap dan tangga 21 hari.
 Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan
sebelum pengurugan dilakukan. Cacat dan perubahan bentuk yang tidak sesuai
rencana, Pelaksana wajib memperbaiki sesegera mungkin.
g. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan adalah kekuatan beton K-175kg/cm2 untuk pondasi
strouse, kolom praktis, ring balok dan K-225 kg/cm2 untuk slope,kolom,plat (sesuai
RAB dan Gbr) dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
h. Pengujian Mutu/Test Beton :
Kontraktor harus melaksanakan Test Beton ( Mix Design) terlebih dahulu sebelum
melaksanakan pekerjaan Beton , dengan ukuran sesuai syarat-syarat/ketentuan PBI-
1971. menggunakan :
1. Mix Design
2. Slump Test
3. Tes Kubus
Laboratorium yang melakukan test Beton harus memiliki Kapabilitas yang dapat
dipertanggung jawabkan atau ditentukan kemudian oleh Pihak Proyek.
i. Pengambilan contoh uji :
1. Untuk satu mutu beton yang dikerjakan dalam satu hari, pengambilan contoh
tidak kurang dari 1 (satu) contoh yang terdiri dari 2 (dua) buah benda uji.
2. Pengambilan contoh dari benda uji ditetapkan setiap 10 m3 atau 10 kali adukan
beton.
3. Nilai hasil uji merupakan rata-rata dari 2 (dua) buah hasil uji kuat tekan benda
uji dari contoh yang sama yang diuji pada umur 28 hari atau umur yang
ditetapkan untuk menetapkan fer.
j. Peralatan Pekerjaan Beton
Minimal harus tersedia peralatan sebagai berikut :
 Beton Molen (concrete mixer)
 Alat Penggetar beton (vibrator)
 Alat untuk Slump Test
 Alat untuk percobaan khusus
 Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam keadaan siap pakai dan jumlah yang
cukup.
k. Admixtures (Bahan tambahan)
1. Kuat beton karakteristik yang disyaratakan (fc) didalam pekerjaan ini tidak boleh
kurang dari 14,5 Mpa untuk beton praktis dan 22,5 Mpa untuk beton struktur.
Untuk beton struktur kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikasi
pengujian laboratorium struktur.
2. Beton harus dirancang proposi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-
rata minimal (fer) sebesar, fer = fe + 1,64 s, dengan s adalah standart deviasi
dalam Mpa, dan jumlah uji minimal 30 buah + benda uji berbentuk silinder (pasal
5.3.1. 1b SK BI 1989/Tata cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton
1989, dan SK SNI T15-1991-03.
3. Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures,
kalau diperlukan diusulkan kepada Konsultan Pengawas.
4. Macam Pekerjaan Beton meliputi :
a. Pekerjaan kolom struktur dan kolom praktis ( sesuai gambar )
b. Pekerjaan balok, ringbalok dan balok latai ( sesuai gambar )
c. Pekerjaan plat lantai dan plat leufel ( sesuai gambar )
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pekerjaan Beton:
a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya dengan
gambar. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti SKSNI T15-1991-03.
Pembesian kolom beton harus dilaksanakan sesuai gambar dengan penulangan
yang ada dan apabila digambar kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih
dahulu pada pengawas.
b. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan campuran adukan beton
sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, mengangkut adukan, membuat
cetakan/ begesting/acuan, mengecor merawat beton, membongkar cetakan
setelah waktu yang ditentukan dan memelihara beton sampai dengan proses
pengerasan sehingga beton mencapai spesifikasi yang ditentukan.
c. Sebelum adukan beton dituangkan/dicor, kayu-kayu begisting harus bersih dari
kotoran-kotoran, minyak, benda-benda terlebih dahulu secepatnya.
d. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen)
selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua agregat dimasukkan dalam
drum pengaduk.
e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari Direksi/
Konsultan pengawas.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari
pekerjaan, pemborong harus memberitahukan kepada Direksi secara tertulis
untuk mendapatkan persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran
beton harus dapat ijin tertulis dan mendapat pengawasan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
6. Perawatan Beton
a. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus
dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan,
kecuali bila dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebut dalam pasal
5.11.3. Tata Cara Perancangan dan Peklaksanaan Konstruksi Beton 2002.
b. Jika digunakan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut dipertahankan
didalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan perawatan
yang dipercepat.

D. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


1. Bahan :
a. Semen Portland / pc.
Semen untuk pekerjaan batu belah, batu bata, dinding dan plesteran sama dengan
yang digunakan untuk pekerjaan beton, yaitu kualitasnya sama dan dari produk yang
sama pula.
b. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %.Pasir harus memenuhi
persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
c. Batu bata ( batu merah ).
 Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang
sisinya harus datar / rata, tidak menunjukan retak-retak, pembakarannya harus
merata dan matang. batu merah tersebut ukurannya harus sama, keluaran dari
satu tempat pembakaran dan memenuhi persyaratan NI - 10 dan PUBB 1970.
 Pekerjaan pasangan dinding batu merah harus menggunakan bata kwalitas baik
dengan persetujuan Direksi/ Konsultan pengawas, dilaksanakan sesuai gambar
rencana dengan spesi 1 Pc :5 Psr dan diplester dengan campuran 1 Pc : 5 Psr.
 Sebelum dipasang semua bata harus direndam/disiram air hingga jenuh
selanjutnya batu bata harus basah/disiram bila akan dipasang.
 Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran dengan perekat 1 Pc : 3 Psr meliputi
bagian-bagian:
1. Pasangan bata dari permukaan balok sloof sampai 30 cm diatas lantai.
2. Pasangan bata yang langsung menempel pada kusen ataupun beton.
3. Semua pasangan bata yang langsung berhubungan dengan air.
4. Permukaan beton/exposed sudut tembok (Benangan) dan pinggiran tembok
digunakan spesi 1 Pc : 2 pasir.
 Pasangan harus terjamin terpasang dengan tegak lurus, dengan batas ketinggian
untuk tiap kali pemasangan maksimal 1.00 M.
2. Macam-macam adukan :
a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan
campuran seperti tersebut dibawah ini :

No Perbandingan Penggunaan
1 1 pc : 3 psr 1. Pasangan transram yang kedap air
diatas sloof s/d 200 cm diatas nol lantai
(sesuai dengan gambar).
2. Pasangan Rollag
3. Plesteran dinding batu bata point 1 juga
plesteran penutup pekerjaan beton pada
daerah kedap air.
2 1 pc : 3 Psr Pasangan tembok kedap air

3 1 Pc : 5 Psr Pasangan tembok tidak kedap air

4 1 Pc : 2 Psr Pasangan Benangan

3. Syarat-syarat pelaksanaan :
3.1. Pemasangan batu bata :
 Batu bata yang akan dipasang harus direndam kedalam air hingga jenuh dan
sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya
tidak boleh bareh (sambungan batu bata dalam satu garis lurus dengan
sambungan diatasnya), dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %.
Pemasangan dalam 1 hari tidak melebihi dari 1 meter tingginya.
 Untuk pasangan setengah batu bata yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi
kerangka penguat dari beton bertulang dengan pembesian tulang utama 4 Ø 12
mm dan beugel Ø 8 - 15 cm. Pemasangan batu bata tidak boleh diterobos
perancah.
 Kecuali disebut lain pada gambar rencana,maka seluruh pasangan batu bata
dipasang dengan perekat dengan campuran 1 pc : 5 psr
3.2. Plesteran dinding dan sponeng / plesteran sudut :
 Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan sebelum
pemasangan disiram dengan air dan dibuat kepala plesteran ( klabangan )
dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan. Tebal paling
sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh
langsung difinis / diondrong / diselesaikan. Penyelesaian plesteran
menggunakan pasta semen yang sejenis.
 Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat dan campuran
yang dipergunakan harus sesuai dengan daftar.
 Semua pekerjaan plesteran harus rata dan halus dan merupakan bidang yang
tegak lurus dan siku (90°) tidak terjadi retak-retak, jika terjadi retak pemborong
harus segera memperbaikinya.
 Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok baik
yang tampak langsung maupun tidak langsung antara lain pasangan tembok
diatas langit-langit, tembok gevel bagian dalam dan lain sebagainya.
 Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh plesteran
menggunakan campuran 1 pc : 5 Psr.

E. PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan,
dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Bahan – bahan lantai
- Lantai Keramik ukuran 50 x 50 cm ( sesuai dengan gambar ) sekualitas Ex. Asia
Tile.
- Lantai Keramik 25/25 ( sesuai dengan gambar ) sekualitas Asia Tile
- Keramik dinding 25/40 ( sesuai dengan gambar ) sekualitas Asia Tile
- Keramik dinding type granit ukuran 60 x 60 cm ( sesuai dengan gambar )
sekualitas Ex. Valentino Gress
3. Cara pemasangan :
a. Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, Kontraktor harus mengadakan persiapan
yang baik, terutama pemadatan pasir urug ( dibawah lantai ).
b. Sebelum memasang permukaan beton harus dibersihkan dari segala kotoran,
khususnya bahan bangunan.
c. Siar-siar diisi dengan bahan pengisi siar sesuai ketentuan dalam persyaratan
bahan dengan warna, bahan pengisi sesuai dengan warna bahan yang terpasang.
d. Keramik yang dipasang harus dalam keadaaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak bernoda.
e. Pemotongan unit-unit menggunakan alat pemotong khusus (mesin elektrik)
sesuai persyaratan dari pabrik bersangkutan.
f. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam kotoran
yang terdapat pada permukaan hingga benar-benar bersih.

F. PEKERJAAN RANGKA ATAP DAN PENUTUP ATAP


1. Lingkup Pekerjaan Atap
- Pekerjaan ini merupakan pekerjaan penutup bangunan yang terdiri dari rangka atap
dan penutupnya itu
- Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Kontraktor harus membuat gambar kerja
(shop drawing). Gambar kerja meliputi detail-detail pemasangan, pemotongan,
penyambungan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain- lain yang secara teknis
diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
- Sub Kontraktor yang dipakai jika ada harus diketahui dan disetujui oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi/Konsultan Pengawas
- Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan Konstruksi baja sesuai ketentuan sebagai
berikut :
* Mengajukan persetujuan material dan aplikator kepada konsultan pengawas
* Mengajukan gambar shop drawing.
2. Bahan Material
Material pekerjaan atap terdiri dari :
 Rangka Atap menggunakan baja ringan profil C 75 tebal 0,75mm,Baja Ringan Reng
TS 40.045 Setara Ex. EKG Stell
Berat minimal baja ringan per gram/m adalah :
a. Profil C75, tebal 0,75 mm = 820 – 860 gram/m
Profil C75, tebal 1 mm = 1100 – 1220 gram/m
b. Baja ringan SNI 8399:2017 untuk profil baja ringan berdasarkan peraturan BSN
SNI 8399:2017)
Spesifikasi Bahan
1. Material merupakan produksi pabrik dengan standar SNI dengan spesifikasi sebagai
berikut:
a. Komposisi bahan
- Aluminium (AL) = 55 %
- Zinc (Zn) = 43.5 %
- Silicon (Si) = 1.5 %
b. Baja mutu tinggi G 550
c. Kekuatan leleh minimum 550 Mpa
d. Tegangan maksimum > 550 Mpa
e. Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
f. Modulus Geser 80.000 Mp

2. Profil Material
A. Profil Truss baja ringan
 C.75.75 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan berikut lapisan pelindung /
coating TCT 0,75 mm)
 C.75.1.00 (tinggi profil 75 mm dan ketebalan berikut lapisan pelindung /
coating TCT 1,00 mm)
B. Profil reng baja ringan
TS 35.045 (tinggi profil 35mm dan ketebalan berikut lapisan pelindung / coating
TCT 0,45mm
Profil C C hannel
33 33

T ebal 1 .0 m m (T C T ) 75 Te bal 0 .75 m m (T C T ) 75

35 35

C 75 .100 C 75 .75

Reng 35

18

Tebal 0.45m m (TC T) 35

50

 Penutup atap : Onduline Tile


Beberapa catatan penting dalam urutan pelaksanaan pekerjaan atap antara lain :
- Pemasangan rangka atap dilakukan setelah balok ring mengering. Pekerjaan
pemasangan atap ini dilakukan secara berurutan
2.1 Rangka Atap
Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan
struktur atap berupa rangka batang yang telah dilapisi lapisan anti karat. Rangka
batang berbentuk segitiga,trapesium dan persegi panjang yang terdiri dari :
1. Rangka utama atas (top chord)
2. Rangka utama bawah (bottom chord)
3. Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung menggunakan baut
menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup.
4. Rangka reng (batten) langsung dipasang diatas struktur rangka atap utama dengan
jarak sesuai dengan ukuran jarak penutup atap.
Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi :
1. Pengukuran bentang bangunan sebelum dilakukan fabrikasi
2. Pekerjaan pambuatan kuda-kuda dikerjakan di Workshop permanen (Fabrikasi),
3. Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi proyek
4. Penyediaan tenaga kerja beserta alat/bahan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan
5. Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi struktur rangka kuda-
kuda (truss), balok tembok (top plate/murplat), reng, sekur overhang, ikatan angin
dan bracing (ikatan pengaku)
6. Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap finishing atap
3. Talang selain jurai dalam
4. Accesories atap

SISTEM PEMASANGAN
1. PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP (RANGKA KUDA-KUDA)

A. Teknik Pemasangan Rangka dan Baut berdasarkan Gambar Kerja

B.
C. Cara Sambung Baja Ringan dengan Ring Balok

 Baut Kuda-Kuda 12 mm x 20 mm
 Baut Reng 10 mm x 16 mm
 Dynabolt 10 mm x 77 mm
 L-Bracket : Baja Ringan C75.75

D. Brace System ( Bracing )

 Bottom Chord Bracing : Pengaku / Ikatan pada Tarik Bawah ( Bottom Chord )
Pada Kuda-Kuda Baja Ringan
 Top Chord Bracing : Pengaku / Ikatan pada Tarik Atas ( Top Chord ) Pada Kuda-
Kuda Baja Ringan
 Lateral Tie Bracing : Pengaku / Bracing antara Web Pada Kuda-Kuda Baja
Ringan, Sekaligus Berfungsi untuk Mengurangi Tekuk Lokal Pada Batang
Tekan
 Diagonal Web Bracing : Pengaju / Bracing Diagonal Antara Web Pada Kuda-
Kuda Baja Ringan Dengan Bentuk Yang Sama dan Letak Berdampingan
 Strap Brace

2. PEKERJAAN PEMASANGAN USUK & RENG (Kombinasi dengan Baja Konvesional)

Cara Sambung Usuk dengan Gording Box


 Baut Usuk 12 mm x 20 mm
 Baut Reng 10 mm x 16 mm
 L-Bracket : Baja Ringan C75.75

 Pemasangan Usuk harus menggunakan Braket C75.75 (sebagai kaki) yang


berfungsi untuk menyamakan elevasi agar rata (tidak mengikuti elevasi
gording)
Persyaratan Pra-Konstruksi
1. Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum pelaksanaan
pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan RKS (Rencana Kerja dan Syarat)
.
2. Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur yang
dilampirkan pada dokumen tender.
3. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap berserta detail dan
bertanggung jawab terhadap semua ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar
kerja. Dalam hal ini meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
4. Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan
Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak DIreksi untuk mendapatkan persetujuan
secara tertulis.
5. Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi diworkshop permanen
dengan menggunakan alat bantu mesin JIG yang menjamin keakurasian hasil
perakitan (fabrikasi)
6. Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga dari Fabrikan
penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
7. Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan dari badan
akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai dengan kompetensinya).
Persyaratan Pelaksanaan
1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, harus dilaksanakan
sesuai gambar dan desain yang telah dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan
baja ringan sesuai dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
2. Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar kerja.
3. Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen dengan menggunakan
mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup dilakukan dengan mesin screw driver yang
dilengkapi dengan kontrol torsi.
4. Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi
rata air (waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem
rangka atap.
5. Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang
dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan
ataupun tenaga ahli berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan
kuda-kuda.
Jaminan Struktural
Jaminan yang dimaksud di sini adalah jika terjadi deformasi yang melebihi ketentuan
maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-
kuda, pengaku-pengaku dan reng. Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi
sesuai dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada persyaratan-
persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold formed code for structural steel”(Australian
Standard/New Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural
berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian Standard 1170.1 Part 1) &
“Wind load”(Australian Standard 1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan
ketentuan “Screws-self drilling-for the building and construction industries”(Australian
Standard 3566)
2.2 Penutup Atap

1. Deskripsi : Lembaran bitumen bergelombang monolayer yang


terbuat dari serat organik, diberi warna dengan pigmen
mineral dan resin thermosetting pada kedua sisi (atas
dan bawah). Dengan model genteng 7 gelombang dan
memanjang.
2. Terbuat dari bahan dasar : Bitumen Selulosa
3. Dimensi / ukuran : Panjang 2000 mm (-0 s/d +20) ; Lebar 960 mm (-20
s/d +20);Tebal 3.0 mm (±0,3)
4. Korugasi / gelombang : 7 Korugasi + 6 bagian datar per lembar; Lebar 96 mm
(±2);Tinggi 38 mm (±2)
5. Berat : 5,90 Kilogram per Lembar ; 3,15 Kilogram per meter
persegi
6. Warna : Dual Red 3D
7. Standar Spesifikasi Material : EN 534:2010.
Tata cara pemasangan mengacu kepada katalog atau brosur Onduline Tile, dengan jarak
antar reng maksimal 45 cm.
Atap Onduline Tile memiliki garansi 15 tahun terhadap waterproofing dengan syarat dan
ketentuan pemasangan yaitu:
a. Pemasangan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh pihak onduline.
b. Pemasangan dilakukan oleh tenaga terlatih disertai supervisi dari pihak Onduline
atau distributor secara berkala.
c. Pemasangan menggunakan aksesoris (screw, nok, dll) dari produk pihak onduline.

Tata cara pemasangan atap Onduline tile:


I. Pemasangan Atap Onduline Tile
1. Pastikan kemiringan rangka kuda-kuda atap adalah lebih dari 10 derajat.
2. Pastikan jarak antar reng adalah 41,5 cm pada reng pertama (paling bawah setelah
listplang), dan selanjutnya jarak reng 45 cm secara menerus.
3. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari bidang atap, dengan
panjang overhang maksimal adalah 3.50 cm dari listplang.
4. Penyekrupan menggunakan sekrup Onduline dengan warna yang sesuai dengan
lembar atap. Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang yang terdapat garis
timbul (embosement) pada lembaran atap.
5. Urutan penyekrupan lembaran atap dimulai dari posisi reng pertama dan di screw di
setiap gelombang lembaran atap, dan di posisi reng kedua penyekrupan di lakukan
dengan melompati setiap satu gelombang lembaran atap, di posisi reng ke tiga, lima ,
dst mengacu penyekrupan seperti di posisi reng pertama. Dan pada posisi reng ke
empat, enam, dst mengacu pada penyekrupan seperti di posisi reng ke dua.
6. Pemasangan lembaran atap harus menggunakan susunan pasangan bata. Baris
pertama pemasangan menggunakan lembaran atap utuh. Baris kedua dari bawah
diawali dengan menggunakan lembaran atap yang dipotong menjadi dua. Baris
ketiga, kelima dan seterusnya seperti pemasangan pada baris pertama. Baris
keempat, keenam dan seterusnya seperti pemasangan pada baris kedua.
7. Selama pemasangan atap agar menggunakan papan yang di letakkan di atas
lembaran atap dengan posisi papan tegak lurus rangka reng untuk menghindari
kontak langsung dengan permukaan lembaran atap dan beban bekerja dapat
tersalurkan dengan merata ke tumpuan tumpuan pada rangka reng.
II. Pemasangan Nok.
1. Nok menggunakan aksesoris nok standar dari Onduline.
2. Penyekrupan pada nok harus berada di lembaran nok yang bersentuhan dengan
gelombang Onduline Tile.
2.3 Lisplank
a. Lisplank yang digunakan adalah dari bahan kalsiplank, lebar30 cm tebal 8mm.
Untuk Pekerjaan Atap dan Rangka Atap Pihak Pelaksana/Kontraktor harus
memberikat bukti jaminan keamanan konstruksi sesuai aturan yang disepakati
dengan berbagai Pihak Baik PPK, Konsultan Pengawas , Kontraktor Pelaksana dan
Pihak Suplaier atau Pihak Lain yang terlibat.

G. PEKERJAAN LANGIT – LANGIT/PLAFOND


1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengerjaan kerangka plafond /hanger cross tee – main tee
b. Pengerjaan langit-langit dan konstruksi penggantungnya dikerjakan sedemikian
rupa, sehingga pemasangan dan penempatannya sesuai dengan yang tercantum
pada gambar.
2. Bahan / Produk
Penutup Gypsumboard ukuran 244 x 122 x 9 mm, Ex Elephant atau setara untuk
dalam ruangan dan Kalsiboard ukuran 244 x 122 x 9 mm Ex. Kalsiboard untuk luar
ruangan
Rangka plafond, bahan hollow galvalum 4x4 tebal 0,30 mm, 4x2 tebal 0,30 mm,
Ex.Kencana atau setara
3. Pelaksanaan pekerjaan langit-langit :
a. Pemasangan kerangka plafond dengan jarak sesuai dengan gambar.
b. Sebelum dilaksanakan pemasangan lembaran penutup plafond maka kontraktor
wajib memeriksa kerangka plafond apakah sesuai dengan gambar letak, pola
maupun ukurannya.
c. Rangka plafond digantung padabaja ringan,rangka langit-langit menggunakan
hollow 4x4 dan 4x2. Rangka hollow di pasang dengan modular 60 x 60 cm untuk
plafond datar sedangkan untuk drop ceilling mengikuti pola gambar atau sesuai
ketentuan pabrik , dengan penggantung menggunakan kawat galvano 4 mm atau
seperti tertera dalam gambar.
Rangka plafon yang digunakan sebagai rangka plafond harus rata pada sisi yang
akan dipasang plafon penutup.

H. PEKERJAAN KUSEN, PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM


1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu / jendela seperti yang dinyatakan
/ ditunjukan dalam gambar
2.Persyaratan Bahan
Kusen Alumunium untuk Pintu dan Jendela yang digunakan
 Bahan : Dari bahan alumunium framing system
 Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar
 Warna Profil : Warna Coklat 4”
 Pewarnaan : Colour Anadized 18 micron, tebal minimum 1.35 mm
 Nilai Deformasi : Di – ijinkan maksimal 2 mm
Kusen Metal stud untuk Partisi yang digunakan
 Bahan : Dari bahan aluminium framing system
 Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar
 Warna Profil : Warna putih
 Pewarnaan : Color Anadized 18 micron, tebal minimum 1.0 mm
 Nilai Deformasi : Di – ijinkan maksimal 2 mm
Engsel Tanam untuk Kusen Aluminium yang digunakan
 Bahan : Dari bahan Stainless Steel
 Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar
 Warna Profil : Warna Standar
 Pewarnaan : Color Anadized 18 micron,tebal minimum 5 mm
 Nilai Deformasi : Di – Ijinkan maksimal 2 mm

3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat – syarat dari
pekerjaan Alumunium serta memenuhi ketentuan – ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
4. Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
5. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
6. Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi profil – profil harus
diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu proses fabrikasi pintu, jendela
dan partisi, profil harus sesuai dengan yang telah ditetapkan.
7. Accessories
Sekrup, pengikat dan alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus
ditutup caulting dan sealant, angkur – angkur untuk rangka kusen alumunium ditutup
dari besi plat tebal 2 – 3mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron.
8. Bahan Finishing
Tratment untuk permukaan kusen yang bersangkutan dengan bahan alkaline, seperti
beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finishing dari aquer
yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insutatting varmish seperti
asphalitic varmish atau bahan insulation lainnya.
9. Untuk sekeliling tepi kusen aluminium pada bagian luar ruangan maupun pada
bagian dalam ruangan yang berbatasan dengan dinding / tembok agar kedap air
seluruhnya ditutup menggunakan sealant.
10. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

I. PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan,
dan alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
2. Bahan :
a. Kaca Polos 5 mm, setara Asahi Mas (daun jendela dan bouven)
b. Kaca Tempered tebal 12 mm, setara Asahi Mas (Pintu masuk utama)
3. Macam pekerjaan :
a. Kaca Polos 5 mm dipasang pada kusen jendela pintu dan jendela.
b. Tata cara pelaksanaan apabila terdapat pekerjaan pemotongan atau
penyambungan pada posisi horizontal maupun pada posisi vertical bidang yang
dipotong dan bidang yang disambung permukaannya harus rata dan jika perlu
bidang permukaanya dihaluskan menggunakan gerenda dan kertas gosok.
c. Semua bahan yang akan didatangkan, Kontraktor terlebih dahulu mengajukan
contoh bahan yang akan didatangkan dan dimintakan ijin tertulis pada Konsultan
Pengawas / Direksi.

J. PEKERJAAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan, biaya, peralatan, dan
alat bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
b. Pengecatan dinding dan plafond dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada
seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.

2. Syarat-syarat Bahan
a. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat produk Jotun,Catylac,Dulux dengan
proses sebagai berikut :
Primer : 1 lapis Alkali Resisting Primer, interval 2 jam.

Undercoat : 1 lapis Acrylic Wall Filler interval 2 jam.

Cat akhir dinding


luar / exterior : 2 lapis Weathershiel setebal untuk 2 x 30 micron,

interval 2 jam, sehingga dicapai permukaan yang


merata

dan sama tebal.


Cat akhir dinding dan plafond
dalam / interior : 3 lapis Emulsion 3 x 30 untuk micron, dengan interval
2 jam,sehingga dicapai permukaan yang merata dan
sama tebal.

b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari


pabrik yang bersangkutan dan memenuhi persyaratan pada PUBI 1982 pasal 54 dan
NI-4.
c. Tipe dan warnanya akan ditentukan kemudian.
3. Bila hasil pengecatan tidak baik kualitasnya maka Pemberi Tugas/Pengawas berhak
meminta pekerjaan cat diulang sampai mendapatkan kualitas yang baik.

K. PEKERJAAN SANITASI AIR dan INSTALASI AIR BERSIH

1. Lingkup Pekerjaan :
Di dalam pelaksanaan ini meliputi sistem jaringan air bersih, air bekas pakai, air
kotor / buangan.Pelaksanaannya meliputi pengadaan baik material, juga alat
pembantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan ini, yang mana tenaga ahli,
pengujian , pengetesan, dan perijinan dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja dan
syarat-syarat yang telah ditentukan.
2. Persyaratan Umum.
a. Di dalam gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
pipa-pipa, fitting, katub-katub, dan fixture secara terperinci.
b. Semua bagian-bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan
secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh kontraktor, apabila
diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan
pelaksanaan yang wajar.
c. Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (shop drawing)
untuk disetujui oleh Direksi. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-
syarat umum yang berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun
1979.
d. Kontraktor wajib mengirimkan contoh-contoh (brosur) bahan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan, kepada direksi dan menunggu persetujuan dari
direksi lapangan sebelum alat-alat tersebut dipasang.
e. Dalam Pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana plumbing diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan pelaksana yang mengerjakan pekerjaan struktur, sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan.
3. Persyaratan Teknis.
a. Bahan
Bahan yang dipakai harus berkualitas memenuhi syarat yang telah ditentukan.
 Untuk pipa air kotor menggunakan PVC Ø 4’’dan PVC Ø 3’’, pipa buangan PVC
Ø 4” dan PVC Ø 3’’ kegunaan sesuai gbr, produksi Trilliun atau yang sekualitas
type D.
 Untuk distribusi air bersih digunakan pipa PVC ¾” Ex. Trilliun atau setara
 Untuk pipa pembuluh talang air menggunakan PVC Ø 3’’ produksi maspion
atau yang sekualitas type AW
 Klosed Duduk Toto
b. Pelaksanaan :
1. Penggantung/penumpu pipa :
Semua pipa diikat/ditetapkan kuat dengan penggantung atau angker yang kokoh
(rigid) agar inklinasinya tetap untuk mencegah timbulnya getaran.
Pipa horisontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan
jarak penggantung antara tidak lebih dari 1,00 meter.
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan klem-klem dari besi plat 3x30 mm
dibuat dengan jarak antara tidak lebih dari 1,00 meter.
2. Pipa dalam Tanah.
Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga pipa terletak/tertumpu
dengan baik dengan kemiringan terendah 2 %.
3 Pengetesan instalasi pipa.
Sebelum perlengkapan sanitair/kran dipasang, maka terlebih dahulu pipa
instalasi dibersihkan / flushing dan ditest dulu mengenai kebocorannya. Dengan
mengisi air ke instalasi dan dipompa dengan pompa mekanik diharuskan minimal
8,0 kg/cm2 dan tidak ada penurunan selama 24 jam.20.4
4. Pekerjaan fixture untuk sanitasi :
a. Pemasangan Saluran Air kotor & Air Hujan PVC 4”.
b. Pemasangan Saluran Air kotor PVC 3”.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Plumbing dan sanitair sebagai
berikut :
a. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan peralatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai dengan
gambar.
b. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera
melaporkannya kepada pengawas.
c. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan / perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
d. Selama pelaksanaan harus selalu diadakannya pengujian / pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
e. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan
yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor,
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

L. PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN SYARAT – SYARAT

1. SYARAT – SYARAT UMUM DAN KHUSUS TEKNIS


Syarat-syarat Instalasi Mekanikal / Elektrikal ini berisi perincian yang
memperjelas / menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-Syarat
Administrasi.Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi
dengan Syarat-syarat Umum Teknis Elektrikal.
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun
pengadaan material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun
di luar bangunan gedung.
Dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal / Elektrikal adalah
bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi harus dilaksanakan sesuai dengan
Undang-undang dan Peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta
tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.
b. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dan
telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan yang
berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petunjuk dari Konsultan Pengawas.
c. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam instalasi
Elektrikal, untuk dapat dipertanggung-jawabkan.
d. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
e. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah persyaratan
operasional. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan Pengawas.
f. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah tanggung
jawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal tersebut di
atas.
g. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung jawab
Kontraktor.
h. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas
pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus sesuai dengan
standar-standar sebagai berikut :
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik Tahun 2000.
- Peraturan-Peraturan lainnya yang telah ditentukan PLN.
- Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja & Transmigrasi
No. 59/DP/1980.
- Pedoman dan Petunjuk Keselamatan Kerja PLN No.48
- Peraturan-peraturan dan standar yang telah disesuaikan dengan peraturan dan
standar Internasional dari NEC, IEC dan lain-lain.
- Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan-peraturan yang ditentukan dalam spesifikasi ini maupun yang terdapat
dalam gambar-gambar.
- Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran Tahun 1980 (Departemen PU).
- Ketentuan Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pada Bangunan Gedung
Tahun 1985 (Departemen PU)
- Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain dari
persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

Pekerjaan ini meliputi :


* Pekerjaan di dalam Gedung.
- Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel jenis NYA untuk penghubung antar panel
daya, Kabel jenis NYM untuk penerangan.

- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak.


Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan armature penerangan,
baik penerangan normal maupun darurat.

* Pekerjaan di luar Gedung.


- Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar bangunan.

3. GAMBAR-GAMBAR
Gambar-gambar Elektrikal menunjukan secara khusus teknis pekerjaan listrik
yang didalamnyadicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu lainnya.
Pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi
lapangan.
Gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Mekanikal / Elektrikal dan kontrak lainnya
haruslah menjadi referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan
memeriksanya kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Ahli, Konsultan Pengawas dan atau pihak lain yang ditunjuk untuk
itu.

4. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI
4.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.
Meliputi pengadaan dan pemasangan power recepacle outlet (stop kontak),
saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / panel daya, kabel, alat-alat bantu dan
semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan penyelesaian yang
memuaskan dari sistim instalasi daya tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

4.1.2. Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Dos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptables outlet harus galvanized steel dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 x 10,1 cm. untuk peralatan tunggal dan 11,9 x 11,9
cm. untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua
peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanic dengan rating minimum 10A /
250V.
Saklar pada umumnya dipasang terhadap permukaan tembok, kecuali bila
ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140
cm. di atas lantai yang sudah selesai.
Saklar-saklar tersebut harus dipasang doos (kotak) yang sesuai.
Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm. (di ruang basah dan pantry) dan 30 cm. (selain di ruang
basah dan pantry) dari permukaan lantai yang sudah selesai (finished) sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas begitu juga dengan stopkontak meja.
Saklar dan stop kontak Brocco
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan)
dengan rating minimum 5A - 10A / 220V. Cara pemasangan harus
disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.
4.1.3. Kabel-Kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi:
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-
barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan
serta operasi dari semua sistim dan peralatan.
a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600V).
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL
SPLN, LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin),
kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2, kecuali
untuk pemakaian kontrol pada sistim remote control yang panjangnya kurang
dari 30 meter bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel instalasi di
dalam bangunan dari jenis NYA.
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam conduit atau
dipasang di atas cable tray / cable rack dan di-klem / diikat dengan pengikat
kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam
bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40%.
Kabel merk SUPREME / EXTERNA
b. Kabel Tanah Tegangan Rendah.
Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL,
IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi yang
ditanam langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak
dan dipilin (stranded).
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2.
Cara penanaman kabel secara langsung di dalam tanah (direct burial) harus
sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan pipa air dan
kabel telekomunikasi dan kabel tegangan menengah 20 kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan dengan
alat penyambung khusus ( jointing kit ) tegangan rendah jenis epoxy resin-cold
pour system.
Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-
benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik
pembuat jointing kit yang digunakan, sehingga diperoleh hasil penyambungan
yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan
mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi.
Kabel merk SUPREME / EXTERNA.
c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.
Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk ekstension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya
ke saklar dan titik lampu serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam
gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak
harus dari jenis NYM dan diletakan di dalam PVC high impact heavy gauge.
Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2. Kecuali
tercatat lain.
Home run untuk rangkaian instalasi bertegangan 220 V yang panjangnya lebih
dari 40 meter dari panel daya ke stop kontak pertama harus mempunyai luas
penampang minimum 4 mm2 (kapasitas hantar arus minimum 20 A).
d. Splice / Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun
sambungansambungan di dalam pipa konduit. Sambungan atau pencabangan
harus dilakukan di dalam kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang mudah
dicapai serta kotak saklar dan stop kontak.
Sambungan pada kabel harus dibuat secara mekanis dan harus kuat secara
elektris dengan solderless connector jenis tekan, jenis compression atau
soldered.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan
pada konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua
konduktor tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran.
e. Kabel kontrol.
Di tempat – tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol
motor, starter dan peralatan - peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis
standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai
600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 sqmm.
Untuk panjang lebih dari 30 m.)untuk mendapatkan operasi yang memuaskan
dari peralatan yang dikontrol, dengan pertimbanganpertimbangan mengenai
panjang circuit dan sebagainya.
Kabel merk SUPREME / EXTERNA
f. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splin, connection dan lain-lain seperti karet, PVC,
vernished cambric, asbes, gelas, tape syntetic, splice case, composition dan lain-
lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan
lain-lain yang tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut
anjuran perwakilan pemerintah atau pabrik pembuatnya.
g. Pemasangan Kabel.
g.1. Pemasangan di Permukaan.
g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan.
Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high impact heavy
gauge, dipasang di permukaan plat beton langit-langit dengan klem
pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus dicat dengan cat anti karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajar dengan rapi dan
teratur.Pembelokan kabel harus dilakukan dengan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik (minimum
15 kali diameter kabel).Konduit ex CLIPSAL / EGA.
g.1.3. Kabel Daya dari Panel Daya
Jenis kabel yang digunakan adalah NYA
g.2. Pemasangan di Permukaan.
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam
dinding harus diletakkan di dalam konduit PVC high impact heavy gauge
dengan ukuran minimum ¾”. Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop
kontak harus dilakukan setelah pipa selesai ditanam.
g.3. Pemasangan Menembus Dinding.
Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang
terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang
kabel.
h. Penggunaan Warna Kabel.
Penggunaan warna kabel NYA, NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa,
netral dan ground harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000,
yaitu :
h.1. Sistim Tegangan 220 V, 1 Fasa :
Hitam : Fasa
Biru : Netral
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
h.2. Sistim Tegangan 220 / 380 V, 3 Fasa :
Merah : Fasa R
Kuning : Fasa S
Hitam : Fasa T
Biru : Netral (N)
Kuning / Hijau : Pentanahan (G).
i. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung lain-
lainnya.
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.
j. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau
langit-langit.
4.1.4. Peralatan Penerangan.
a. Umum.
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta
alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari
semua peralatan penerangan.Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk
pada gambar-gambar.
b. Kualitas dan Pengerjaan.
Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus dari kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan
standar komersil yang utama.Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul,
atau seperti yang disyaratkan disini.
Semua fixture TL harus dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja
sehingga mencapai minimum 0,96. Ballast harus dari tipe low losses. Armatur ex
SAKA.
c. Jenis Armature.
- Lampu LED 10 Watt, Phillips
- Pek. Pemasangan lampu Downlight DN020B 9 watt Phillip
- Pek. Pemasangan lampu Downlight Outbow DN020B 9 watt Phillip
d. Pemasangan.
 Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh orang
yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
 Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan yang
perlu agar diperoleh hasil pemasangan yang baik.
 Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa sehingga betul-
betul lurus.
 Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)
 tidak boleh mempunyai sela-sela diantara bagian-bagian fixture dan permukaan-
permukaan di sebelahnya.
 Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
 Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur penerangan, peralatan
tersebut harus siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
 Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus
menyala secara lengkap.
M. SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PEMELIHARAAN

1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat
perpanjangan waktu sesuai dengan Addendum Kontrak telah berakhir, pemborong
harus segera menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik dan benar sesuai dengan
kontrak kepada Pemimpin Proyek secara tertulis dengan terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan bersama pekerjaan pelaksanaan antara pihak-pihak yang
bersangkutan, yaitu :
a. Pihak Proyek diwakili pemimpin Proyek
b. Kontraktor Pelaksana
c. Konsultan Pengawas
2. Pemimpin Proyek akan mengadakan rapat proyek mengenai penyerahan pekerjaan
tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak Pemborongan.
b. Surat Penyerahanan pekerjaan dari Kontraktor.
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat diterima penyerahan pekerjaan
tersebut.
3. Pemborong harus menyisihkan (mengadakan) penyediaan bahan-bahan (reserve)
antara lain
a. Keramik lantai,keramik dinding sebanyak 1 m2.
b. Cat Tembok/Cat kayu/Politur,Cat besi masing-masing sebanyak 1 kg ( 1 kaleng).
4. Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama,
hingga serah terima yang kedua, adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, antara lain :
a. Keamanan dan penjagaan.
b. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
c. Pembersihan.
5. Apabila Kontraktor telah melaksanakan pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan
kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada
tata cara (prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

N. PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Segala penyimpangan dan / atau perubahan yang merupakan penambahan atau


penguranganpekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari
DIREKSI/PEMILIK PEKERJAAN dengan menyebutkan jenis dan rincian pekerjaan
secara jelas.
2. Perhitungan biaya untuk pekerjaan tambah kurang diperhitungkan menurut harga
satuan pekerjaan yang dimasukkan oleh KONTRAKTOR kepada DIREKSI/PEMILIK pada
waktu pemasukan penawaran untuk pelelangan pekerjaan ini. Untuk pekerjaan tambah
kurang yang belum ada harga satuannya ditetapkan bersama oleh kedua belah pihak
dengan harga bahan dan upah, sama dengan saat pemasukan penawaran.
3. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah
waktu penyelesaian pekerjaan kecuali atas persetujuan tertulis DIREKSI /PEMILIK
Pekerjaan.
4. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku apabila nyata-nyata ada permintaan tertulis
dari Kontraktor yang menyebut jenis dan rincian serta biaya pekerjaan dan harus
disetujui oleh pihak DIREKSI.

SPESIFIKASI TEKNIS
SISTEM MENEJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

A. UMUM

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


07/PRT/M/2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi melalui
Penyedia, telah mengatur mengenai biaya penyelenggaraan Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi (SMKK), namun demikian peraturan ini belum mengatur
perincian kegiatan yang mencakup penyiapan Rencana Keselamatan Konstruksi
(RKK), sosialisasi dan promosi, alat pelindung kerja (APK) dan alat pelindung diri
(APD), asuransi dan perizinan, personel K3, fasilitas prasarana kesehatan; rambu rambu
yang diperlukan; konsultasi dengan ahli keselamatan konstruksi; dan lain lain terkait
pengendalian risiko
K3 dan keselamatan konstruksi, pada Daftar Kuantitas dan Harga dengan besaran biaya
sesuai dengan kebutuhan.

A. MAKSUD DAN TUJUAN

Sebagai Petunjuk teknis dalam melaksanakan penyelenggaraan Sistem Manajemen


Keselamatan Konstruksi dan bertujuan untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan
pekerjaan Konstruksi.

B. DIFINISI

Keselamatan Konstruksi adalah segala hal yang meliputi kegiatan keteknikan


dalam mewujudkan Pekerjaan Konstruksi yang aman dan andal serta menjaga
keselamatan dan kesehatan pekerja serta lingkungan, Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi yang selanjutnya disebut SMKK adalah bagian dari sistem manajemen
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dalam rangka penerapan keamanan, keselamatan,
kesehatan, dan keberlanjutan pada setiap Pekerjaan Konstruksi. Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Konstruksi yang selanjutnya disebut K3 Konstruksi adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja
melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja.

Ahli K3 Konstruksi adalah tenaga teknis yang mempunyai kompetensi khusus di bidang
K3 Konstruksi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem
Manajemen Keselamatan Konstruksi yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan dan
kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau instansi yang berwenang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau


organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti bimbingan teknis SMKK Bidang PUPR,
dibuktikan Dengan surat keterangan mengikuti pelatihan/bimbingan teknis yang
diterbitkan oleh unit Eselon II yang menangani Keselamatan Konstruksi di Kementerian
PUPR dan/atau sertifikat pelatihan dan kompetensi yang diterbitkan oleh lembaga atau
instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Biaya SMKK adalah biaya keamanan dan kesehatan kerja serta Keselamatan Konstruksi
yang harus diperhitungkan dan dialokasikan oleh penyedia jasa dan pengguna jasa.

C. SYARAT TEKNIS
1. Alat Pelindung Kerja (APK) harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang
berlaku.
2. Alat Pelindung Diri (APD) harus dalam kondisi baru dan mengikuti standar yang
berlaku.
3. Standar warna helm yang dipergunakan, sebagai berikut:
- Tamu proyek warna putih polos;
- Tim proyek:
 Pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 1 strip (8 mm);
 Kepala pelaksana – warna putih polos dilengkapi dengan 2 strip (2 x 8 mm);
 Kepala proyek – warna putih polos dilengkapi dengan 3 strip berukuran @ 8mm,
dan 1 strip 15 mm di bagian paling atas.
- Pekerja pada Unit K3 – warna merah;
- Pekerja pada Unit kerja Sipil – warna kuning;
- Pekerja pada Unit kerja Mekanikal Elektrikal (ME) – warna biru;
- Pekerja pada Unit kerja Lingkungan – warna hijau; dan
- Jika ada logo perusahaan, ditempatkan di bagian tengah dan depan pelindung
kepala

SPESIFIKASI DAN STANDAR ALAT PELINDUNG DIRI DAN ALAT PELINDUNG KERJA

No. SATUAN STANDAR KETERANGAN


Melindungi Kepala dari
1.
Helm Keselamatan/ Safety  SNI ISO 3873:2012
benturan, Kejatuhan
Helmet  SNI 3873:2012 benda2 dari atas, dll.

 ANSI Z87.1-1989,
Pelindung Completed with Melindungi mata dari
2. Wajah/Face defender & faceshield partikel2 gram / benda2
Protection frame on helmet cap yg sangat halus
 ANSI Z.87.1-2010.
Melindungi mata dari
3. Pelindung Mata / Safety Glass  ANSI Z87.1 CE -1989 & Paparan sinar Ultarviolet,
dari debu, dll
Melindungi mata dari radiasi
4.
Kacamata Pelindung Mata  ANSI Z87.1-1989 bahan / zat
/Safety Goggles Standard kimia, terpapar zat kimia.
Melindungi telinga dari suara
5.
Pelindung Pendengaran /Ear  EM54
kebisingan yg
Mufflers / Plug
 ANSI S3.19-1974 melebihi ambang batas / db
Standard (Ear
Mufflers

 N9504C/N9504CS/R
MP2E /8210 3M, for
Pelindung grinding, sanding, Melindungi Hidung dari debu,
6. Pernafasan/ sweeping, baging, kotoran / gram
Respiratory woodworking, bahan berkarat/besi
foundries, other dusty
operation
20 or 50 per box.
Masker
- Sesuai dengan
Pelindung Melindungi Hidung dari debu
7. standar penggunaan
Pernafasan/ atau kotoran
pada jenis pekerjaan
Masker PVC

 SNI-06-0652-2015.
Pelindung  SNI 06-0652-2005 Melindungi tangan dari
8. tangan/Hand
Protection  SNI 06-1301-1989 benda/material tajam

 SNI 08-6113-1999
Melindungi Tangan dari
bahaya kesetrum
Listrik dengan tegangan
rendah s/d tinggi
sesuai dengan penggunaan,
diantaranya:
 Resistance 5 KVA/5.000
- Sesuai dengan Volts
Sarung tangan listrik/Electric
9.
Glove
standar penggunaan  Resistance 10
pada jenis pekerjaan KVA/10.000 Volts
 Resistance 20
KVA/20.000 Volts
 Resistance 30
KVA/30.000 Volts
 Resistance 40
KVA/40.000 Volts
- Sesuai dengan
Pakaian Pelindung/ Apparel
10. standar penggunaan Melindungi badan
Protective
pada jenis pekerjaan
Sepatu pengaman/Safety
11.
Shoes  SNI 7037:2009 Melindungi kaki

 SNI Melindungi tubuh dari risiko


Alat Pelindung Diri di 8604:2018
12. jatuh dari
ketinggian/ Full Body Harness  EN 361 ketinggian
Helm Las dan Pelindung
13. Tangan/Welding Cutting  WCH 01/WCH 162L/ Melindungi mata, wajah, dan
WH 162L / WS 160 F tangan
Helmet and Hand Shield

14. Tirai las/welding curtain  60.209 Melindungi Badan

Sepatu  SNI-7079: 2017 Sepatu khusus untuk


pekerjaan kelistrikan,
15. pengamanan  SNI 0111-2009 harus mampu menahan
kelistrikan
 ANSI Z.41-1999 paparan listrik 20 –
 Sepatu Safety 30 KV test voltage
Wreckers SNI Pendek
Tali kX 841H
DF 520-7310 Jacket + Pant
Pakaian Keamanan/ Safety  Sesuai dengan Reflection
16. standar penggunaan
Clothing for Safety Officer DF 520-7010 Wearpack +
pada jenis pekerjaan Reflection

 Sesuai dengan standar DF-JHWT. Bahan PVC,


15. penggunaan pada jenis Jaket & celana
pekerjaan pinggang elastis

- Sesuai dengan Melindungi tubuh dari risiko


16. Sabuk pengaman/ Safety Belt standar penggunaan jatuh dari
pada jenis pekerjaan ketinggian

D. RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)

Pekerjaan konstruksi memiliki karakteristik khusus yang menyebabkannya cenderung


memiliki potensi bahaya tinggi. Baik potensi bahaya bagi pekerja, maupun masyarakat
sekitar dan lingkungan tempat proyek. Pekerjaan yang didominasi pekerjaan outdoor (luar
ruangan), melibatkan banyak pekerja, menggunakan alat- alat berat, material- material
khusus, menyebabkan potensi bahaya senantiasa mengancam para pekerja dan masyarakat
di sekitar proyek. Sehingga tidak heran kalau kita sering mendengar apabila insiden
kecelakaan kerja terjadi di lingkungan proyek konstruksi maka bisa sangat fatal akibatnya.

RKK adalah dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat oleh Penyedia
Jasa dan disetujui oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi
antara Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam Penerapan SMKK. Sementara SMKK
adalah Bagian dari sistem manajemen pekerjaan konstruksi dalam rangka penerapan
keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan pada setiap pekerjaan
konstruksi.

PE N U T U P

1. Segala sesuatu pekerjaan apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan RKS maka RKS
sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada direksi/pengawas.
2. Bila dalam RKS ini tidak disebutkan suatu perkataan atau kalimat dan merupakan
bagian yang harus dikerjakan oleh pemborong maka pemborong wajib untuk
mengerjakan.Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini

Anda mungkin juga menyukai