Anda di halaman 1dari 120

Spesifikasi Teknis

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


&
SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN A. SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR

1. URAIAN UMUM

1.1. TENTANG PEKERJAAN


a. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ini adalah meliputi Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Islamic Center
Kab.Kolaka.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang, buruh dan
lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan dirmaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar Rencana,
Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Agenda yang disampaikan selama pelaksanaan.
d. Pekerjaan dimaksud di atas meliputi seluruh pekerjaan Struktural, Arsitektural dan Mekanikal,
Elektrikal dan Plumbing.

1.2. BATASAN / PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya, Penyedia Jasa harus tunduk kepada
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;
d. Undang-Undang No. 13 Tahun 2013, tentang Ketenagakerjaan;
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen
Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan Darurat
Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 45/PRT/M/2007, tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Gedung Negara.
k. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
l. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
m. SNI 2847:2013, tentang Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan Non Gedung
n. SNI 1729:2015, tentang Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural
o. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1992)
p. SNI 0225:2011, tentang Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011, beserta
amandemen)
q. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
r. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
s. Algemenee Voorwarden (AV)

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

1.3. BATASAN / PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa terdiri atas :
1) Adendum Surat Perjanjian beserta lampiran adendumnya;
2) Pokok perjanjian/kontrak beserta lampirannya;
3) Surat penawaran beserta penawaran harga;
4) Syarat-syarat khusus Kontrak;
5) Syarat-syarat umum Kontrak;
6) Spesifikasi khusus;
7) Spesifikasi umum;
8) Gambar-gambar;
9) Daftar kuantitas dan harga; dan
10) Dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP.

b. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada huruf
a di atas;
c. Penyedia Jasa wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, Daftar Kuantitas dan Harga Satuan
serta dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidaksesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Penyedia
Jasa wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan PENGAWAS.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka harus segera
meminta keputusan Konsultan PENGAWAS lebih dahulu.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidak sempurnaan / ketidak sesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
MK / PENGAWAS lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan MK / PENGAWAS.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

d. Bila akibat kekurang telitian Penyedia Jasa dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidak
sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Penyedia Jasa harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan MK /
PENGAWAS tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain. Selama pelaksanaan pekerjaan,
apabila terjadi perselisihan/ konflik dengan masyarakat sekitar atau pihak lain, maka Penyedia
Jasa diwajibkan menyelesaikan permasalahan tersebut. Segala konsekuensi biaya yang timbul
pada penyelesaian permasalahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

1.4. ASURANSI DAN IJIN MENDIRIKAN BANGUNAN


a. Asuransi Tenaga Kerja
Penyedia Jasa diwajibkan mengasuransikan seluruh tenaga kerja yang dilibatkan pada
perusahaan asuransi tenaga kerja sesuai dengan yang dikehendaki dan memenuhi persyaratan.
b. Asuransi Konstruksi (CAR – Contractor‟s All Risk)

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

Penyedia Jasa diwajibkan menjamin semua risiko kerusakan atau kerugian yang terjadi dalam
proses pembangunan atau konstruksi (kecuali beberapa risiko saja yang tercantum dalam
pengecualian).
c. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Penyedia Jasa harus membantu pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atas permintaan
Pemberi pekerjaan. Biaya IMB ditanggung oleh Penyedia jasa.
d. Penyambungan Listrik, Air Bersih, dan Hydrant
Penyedia Jasa harus membantu pengurusan penyambungan listrik, air bersih, dan hydrant atas
permintaan Pemberi pekerjaan. Biaya penyambungan listrik, air bersih, dan hydrant ditanggung
oleh Pemberi pekerjaan.

1.5. LAMA WAKTU PEKERJAAN


Pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Gedung Islamic Center (Bag.Kesra) Kab.Kolaka
dilaksanakan dalam waktu (150) hari kalender.

2. LINGKUP PEKERJAAN

2.1. KETERANGAN UMUM


Rehabilitasi Gedung Islamic Center (Bag.Kesra) Kab.Kolaka terdiri dari :
a. Pekerjaan Pendahuluan;
b. Pekerjaan Tanah dan Pondasi;
c. Pekerjaan Struktur Bangunan Gedung;
d. Pekerjaan Arsitektural;
e. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing.
f. Serah Terima Pekerjaan.
g. Masa Pemeliharaan.

Secara deskriptif pekerjaan yang akan dilaksanakan meliputi :


a. Pekerjaan Persiapan yang harus dilaksanakan adalah pembersihan lokasi yang menjadi lokasi
dibangunnya Gedung Islamic Center Kab.Kolaka dan persiapan lainnya yang
diperlukan sebelum dimulainya pekerjaan konstruksi.
b. Pekerjaan struktur yang akan dilaksanakan adalah pekerjaan struktur Gedung Islamic Center
Kab.Kolaka dari Pondasi,Kolom,Balok, termasuk pembuatan pelat atap (lantai pelat beton
bertulang) dan Pekerjaan struktur Gedung Bangunan Penghubung. Pekerjaan struktur lainnya
adalah struktur dinding beton, serta bagian-bagian struktur lainnya.
c. Pekerjaan arsitektural yang akan dilaksanakan adalah membuat semua bagian atau komponen
bangunan gedung dan di luar gedung yang bersifat arsitektural, mulai dari pekerjaan lantai hingga
pekerjaan langit-langit serta semua pekerjaan arsitektural yang berada di antaranya termasuk
pekerjaan pintu dan jendela.
d. Pekerjaan mekanikal, elektrikal dan plambing bangunan gedung dan di luar gedung yang akan
dilaksanakan meliputi semua pekerjaan mekanikal, elektrikal dan plambing mulai pekerjaan
instalasi dan jaringan listrik daya dan penerangan, penangkal petir, jaringan air bersih, jaringan air
kotor, jaringan hydrant, penerangan/pencahayaan, penghawaan dan AC, serta bagian-bagian lain
yang melengkapinya.
e. Pekerjaan Serah Terima Pekerjaan, meliputi :
1) Apabila pekerjaan telah selesai 100 % sesuai volume yang harus terpasang dalam
kontrak/adendum kontrak, maka dapat dilakukan pembayaran dengan nilai komulatif
pembayaran sebesar 95% dari Nilai Kontrak/adendum kontrak, setelah penyedia jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PA/KPA melalui PPK untuk melaksanakan
Penyerahan Pertama (Provisional Hand Over/PHO) dibuktikan dengan Berita Acara Kemajuan
Prestasi Pekerjaan yang dibuat oleh konsultan MK / PENGAWAS dan disetujui oleh PPHP,
pekerjaan dinyatakan diterima setelah dilakukan pemeriksaan atas semua volume pekerjaan
yang harus terpasang sesuai kontrak/adendum kontrak dan setelah ditandatangani Berita
Acara Pemeriksaan oleh PPHP.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

2) Pembayaran akhir berupa retensi sebesar 5% dari Nilai Kontrak/Adendum kontrak dibayarkan
setelah Serah Terima kedua (FHO) atau di bayarkan pada akhir tahun anggaran, setelah
Penyedia Jasa menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % dari nilai kontrak/adendum
kontrak berupa Bank Garansi yang mempunyai program surety ship.
3) Jaminan Pemeliharaan akan dikembalikan setelah Penyedia Jasa menyelesaiakan pekerjaan
pemeliharaan, setelah berakhirnya masa pemeliharaan 6 bulan setelah PHO dan setelah
Penyedia Jasa penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA melalui
PPK untuk melaksanakan Penyerahan Akhir (Final Hand Over/FHO) dibuktikan dengan
Laporan pelaksanaan masa pemeliharaan yang dibuat oleh konsultan MK/pengawas dan
disetujui oleh PPHP, pekerjaan dinyatakan diterima setelah dilakukan pemeriksaan atas
pelaksanaan masa pemeliharaan dan setelah ditandatanganinya Berita Acara pemeriksaan
masa pemeliharaan oleh PPHP, penyedia jasa yang tidak menandatangani Berita Acara Serah
Terima Akhir (FHO) dimasukkan dalam Daftar Hitam.
4) Penyedia Jasa harus melaksanakan pemeliharaan atas hasil pekerjaan sehingga kondisi
pekerjaan selama masa pemeliharaan tetap seperti pada saat Penyerahan Pertama (PHO).

f. Pekerjaan Pemeliharaan Gedung dan di Luar Gedung


Penyedia Jasa melaksanakan pemeliharaan terhadap hasil pekerjaan selama waktu yang
ditetapkan dalam Dokumen Kontrak. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga hasil pekerjaan
harus sesuai dengan spesifikasi, kualitas, dan kuantitas selama waktu pemeliharaan khususnya,
dan menjamin hingga umur rencana tercapai dengan memperkirakan hasil deteksi selama masa
pemeliharaan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

2.2. URAIAN PEKERJAAN


Daftar rincian lingkup pekerjaan yang dilkasanakan kurang lebihnya sebagai berikut:

Item Pekerjaan Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Persiapan a. Pembersihan lokasi
b. Pengukuran dan pemasangan bouwplank
c. Papan nama, pagar proyek, listrik, & direksi kit
d. Mobilisasi dan demobilisasi
e. Urugan, pembersihan, striping rumput lansekap.
f. Pekerjaan bongkar pasang /Land Clering

Pekerjaan Tanah a. Anti rayap


b. Galian tanah
c. Urug tanah dan pasir
d. Pemadatan tanah
e. Buang tanah bekas galian
f. Lantai kerja / rabat beton

Pekerjaan Halaman a. Urug tanah subur


b. Pemasangan pavement, kanstin
c. Pekerjaan ramp jalan

Ruangan Lantai a. Pekerjaan Arsitektur meliputi :


 Pekerjaan pasangan dinding bata ringan dan bata merah
 Pekerjaan finishing lantai
 Pekerjaan plafond
 Pekerjaan pintu
 Pekerjaan finishing cat eksterior dan interior
 Pekerjaan kolom praktis, balok praktis, kolom skelet dan
balok skelet
b. Pekerjaan Struktur meliputi :
 Pekerjaan pondasi dan slof
 Pekerjaan kolom dan balok
 Pekerjaan dinding beton
 Pekerjaan beton praktis
 Pekerjaan plat lantai

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

a. Pekerjaan yang secara profesional harus dikerjakan oleh penyedia jasa khusus agar mendapatkan
hasil optimal, kecuali Penyedia Jasa mempunyai divisi khusus sesuai dengan bidang yang
disyaratkan, serta dapat melampirkan Sertifikat Tenaga Ahli / Tenaga Terampil (SKA/SKT) sesuai
bidang pekerjaan yang disub-kontrakkan. Pekerjaan yang harus disub-kontrakkan, meliputi :

1) Pekerjaan Pondasi
2) Pekerjaan Bekisting
3) Pekerjaan Baja
4) Pekerjaan Aluminium dan Kaca
5) Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing
6) Pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya.

Penunjukan sub-kontraktor harus seijin PPK dan Konsultan PENGAWAS.


Pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Aplikator meliputi :
1) Pekerjaan Anti Rayap
2) Pekerjaan Cat dan Waterproofing
3) Pekerjaan lainnya yang ditunjuk oleh penyedia barang

b. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa dipisahkan dengan
pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS. Uraian pekerjaan lebih detail seperti diuraikan
pada dokumen perencanaan (DED) dan Bill of Quantity (BoQ).

2.3. SARANA DAN CARA KERJA


a. Penyedia Jasa wajib memeriksa kebenaran Dokumen DED dari kondisi lokasi eksisting pekerjaan,
meninjau tempat, lingkup pekerjaan dan batas fisik lokasi pekerjaan, melakukan pengukuran-
pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk
penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai sesuai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang
tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia
Jasa harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik di antara pekerja / karyawannya.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen, pompa
air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Akses/jalan masuk ketempat pekerjaan harus diadakan oleh Penyedia Jasa, bilamana diperlukan
atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek tersebut. Selama pekerjaan
Penyedia Jasa harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang mungkin
diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan / membersihkan kembali pada
waktu penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan.
e. Segala pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa menyebabkan gangguan pada penduduk dan
lingkungan sekitar lokasi proyek yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan
Pengguna Jasa, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Jasa.
f. Penyedia Jasa harus mendapatkan izin tertulis dari Konsultan MK / PENGAWAS untuk
melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam Kontrak ini di luar jam-jam kerja biasa, pada hari-hari
minggu atau hari-hari libur-resmi.
g. Penyedia Jasa wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia Jasa bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan semua bagian pekerjaan
yang tercantum dalam Kontrak.
h. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan skala dan gambar detail
yang jelas sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan.
i. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan/disahkan oleh Konsultan MK / PENGAWAS
paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

j. Konsultan PENGAWAS wajib memperingatkan dan memberhentikan pekerjaan apabila ditemukan


penyimpangan-penyimpangan selama pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan prosedur,
persyaratan dan peraturan.
k. Sebelum penyerahan pekerjaan ke-1, Penyedia Jasa sudah harus menyelesaikan gambar sesuai
pelaksanaan atau As Built Drawing yang terdiri atas:
1) Gambar rancangan atau As Built Drawing pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan
dalam pelaksanaannya.
2) Gambar rancangan atau As Built Drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa
gambar-gambar perubahan.
l. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat j harus diartikan telah memperoleh persetujuan Konsultan
PENGAWAS setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
m. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku panduan penggunaan peralatan, material, pemeliharaan
bangunan dan utilitas bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat
penyerahan ke-1.
n. Penyempurnaan / perbaikan kembali pekerjaan yang harus dilaksanakan Penyedia Jasa, bila :
1) Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan pelaksanaan.
2) Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan di luar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, saluran buangan, jaringan listrik, dan lain sebagainya).
o. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan
termasuk bowkeet dan direksi keet sisa beton pondasi dan sebagainya, harus dilaksanakan
sebelum masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.4. TENAGA PELAKSANA


Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka, Penyedia Jasa harus
mengerahkan Tenaga Ahli Pelaksana yang berpengalaman dan berkompetensi.

Daftar Personil Inti yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sekurang-kurangnya :

Berdasarkan Lampiran 24 Perlem


No Personil Pendidikan Jumlah
Nomor 01Tahun 2014
(orang)
Sertifikat Keahlian Kode

1 S1 Teknik Sipil / 1 Ahli Teknik Bangunan 201


Site Engineer Gedung Madya
Arsitektur
/ Manajemen
Proyek

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

Ahli Teknik Bangunan


2 Ahli Struktur S1 Teknik Sipil 1 Gedung - Ahli Muda 201

Ahli K3 Konstruksi - Ahli


3 Tenaga Ahli K3 D3- S1 1 603
muda

SMA/SMK SKK/SKT Pelaksana


4 Pelaksana Bangunan 1 TA
Sederajat Bangunan
022

SMA/SMK Sederajat SKK/SKT Mandor


5 Mandor Besi 1 Besi/P
embesi
SMA/SMK Sederajat SKK/SKT Juru Gambar TA 003/ TS
6 Drafter 1 003
Arsitektur/ Sipil

Tukang SMA/SMK Sederajat SKK/SKT Mandor /SKT


7 Batu/Beton 1 TA
Tukang
004
Tukang Pasang SMA/SMK SKK/SKT Tukang
8 Scafolding 1 TM 016
Sederajat Pasang
scafolding
Tukang Pasang Bata/ SMA/SMK SKK/SKT Tukang
9 Dinding 1 TM 016
Sederajat Pasang Bata / Dinding

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

*) Masing-masing personil inti harus membuat Curiculum Vitae (CV), dilampiri dengan Surat
Pernyataan Kesanggupan untuk ditempatkan di pekerjaan ini dan harus ditandatangani yang
bersangkutan. Isi CV yang dicantumkan minimal memuat : Keterangan Pribadi, Pendidikan (tahun
ijazah), Keahlian (masa berlaku), Pengalaman Kerja (nama pekerjaan, tahun, jabatan,
lokasi/pemberi pekerjaan, kontak yang dapat di hubungi).
**) Dibuktikan dengan fotocopy/scan Ijasah, sesuai dengan persyaratan.
***)Dibuktikan dengan fotocopy/scan Sertifikat Keahlian/Ketrampilan (SKA/SKT), sesuai dengan
persyaratan.
Catatan :
Konsultan PENGAWAS wajib memperingatkan atau mengganti personil yang dianggap tidak
mampu sesuai dengan prosedur, persyaratan dan peraturan.

2.5. PERALATAN
Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka, Penyedia Jasa harus
menggunakan alat-alat yang bersifat khusus antara lain sebagai berikut :

No Nama Peralatan Volume Keterangan


- Daftar peralatan yang
1 Excavator 1 Unit disampaikan harus menjelaskan
jenis alat, jumlah kapasitas, merk
dan type,tahun
pembuatan,kondisi,lokasi
sekarang dan status kepemilikan

2 Vibrator Elektrik 1 Buah


3 Mesin las 1 Unit - Seluruh Peralatan yang
disampaikan harus dilampirkan
4 Bor listrik 2 Buah
dengan bukti kepemilikan/sewa
5 Gerinda 2 Buah alat serta foto alat yang
6 Bar bender Elektrik 2 Unit bersangkutan
7 Bar cutter Elektrik 2 Unit
8 Beton Molen Elektrik 2 Unit
9 Concrete pump 1 Unit
10 Genset kap. 90 Kva 1 Unit
11 Mobil pick up 2 Unit
12 Dump truk 5-6 m3 1 Unit
13 Compressor 1 Unit
14 Mesin potong keramik 1 Buah
15 Mesin potong kusen alumunium/pipa 1 Buah

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

2.6. METODE PELAKSANAAN


Dalam melaksanakan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Islamic Center (Bag.Kesra) Kab.Kolaka,
Penyedia Jasa harus menyusun metoda pelaksanaan pekerjaan pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan (PCM-Pre Construction Meeting) dengan memperhitungkan aspek kelayakan
teknis, waktu, kekuatan, keawetan, kualitas dan estetika secara rasional, realistik dan dapat
dilaksanakan untuk penyelesaian pekerjaan berdasarkan sumber daya dan teknik pengerjaan yang
dimiliki, serta menggambarkan penguasaan teknologi membangun dalam penyelesaian pekerjaan
meliputi :
a. Metode Pelaksanaan Setiap Item Pekerjaan yang menjelaskan metoda yang digunakan serta
menjelaskan : (1) perhitungan waktu (2) kebutuhan bahan, (3) kebutuhan alat, (4) kebutuhan
tenaga, (5) kualitas hasil dan performance pengerjaan.
b. Metode pengendalian waktu.
c. Metode pengendalian mutu.
d. Metode pengendalian teknis.
e. Metode pengendalian biaya.
f. Metode penggunaan dan penempatan peralatan bantu di lapangan.
g. Rencana pengaturan penempatan material (setting material) di lapangan, dengan
mempertimbangkan tingkat gangguan aktifitas pelaksanaan konstruksi.
h. Time Schedule / Rencana Jadwal Pelaksanaan/ Kurva S yang ditawarkan dengan waktu yang
sesuai dengan yang telah ditentukan. Kurva S harus menggambarkan dimana pada 50% (lima
puluh persen) waktu pelaksanaa, rencana kemajuan fisik minimal mencapai 25% (dua puluh lima
persen).
i. Analisa Teknis Pelaksanaan
m. Jadwal Tenaga
n. Jadwal Suplai Kedatangan Material
o. Metode / Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), yang minimal memuat:
1) Kebijakan K3;
2) Organisasi K3;
3) Perencanaan K3;
4) Pengendalian dan program K3; serta
5) Pemeriksaan dan Evaluasi K3.

2.7. PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


a. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam bentuk barchart
yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen
pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa selambat-
lambatnya 7 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang
dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan persetujuan Konsultan MK / PENGAWAS.
c. Bila selama 7 (tujuh) hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa belum
menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Jasa harus dapat menyajikan
jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2 minggu kedua dari
pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa harus melaksanakan
pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus dibuat pada
saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan MK /
PENGAWAS.
e. Penyedia Jasa bersama Konsultan MK / PENGAWAS harus menyelenggarakan rapat koordinasi
persiapan pelaksanaan (kick of meeting) menjelaskan jadwal, metoda, sistem komunikasi dan
mekanisme kerja, kelengkapan dokumen DED dan sistem laporan serta evaluasi pekerjaan.

2.8. KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Penyedia Jasa harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai
dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini
dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam SNI, AV-41 dan PUBI-1982
serta ketentuan lainnya yang berlaku di Indonesia.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu material, maka hal ini
dimaksudkan bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam perencanaan
dan untuk menunjukkan material/bahan yang digunakan dan untuk mempermudah Penyedia Jasa
mencari barang tersebut.
c. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengajukan contoh
bahan yang akan digunakan kepada Konsultan MK / PENGAWAS, kemudian akan diajukan
kepada User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak
memenuhi ketentuan, spesifikasi teknis seperti disyaratkan atau yang dinyatakan, ditolak oleh
Konsultan MK / PENGAWAS dan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek, pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
d. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan MK / PENGAWAS ternyata masih dipergunakan
oleh Penyedia Jasa, maka Konsultan MK / PENGAWAS memerintahkan untuk memberhentikan
pekerjaan atau membongkar kembali bagian pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan
menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
e. Jika terdapat perselisihan mengenai spesifikasi ukuran atau kualitas bahan yang dipakai,
Konsultan MK / PENGAWAS berhak meminta kepada Penyedia Jasa untuk memeriksakan bahan
itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan dan Konstruksi yang resmi dengan biaya Penyedia
Jasa. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Penyedia Jasa tidak diizinkan
untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
f. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
g. Persyaratan mutu bahan bangunan akan disebutkan di sini dan di syaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi.

3. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

3.1. DASAR HUKUM


Dasar hukum dalam penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, antara lain:
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja;
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2013, tentang Ketenagakerjaan;
c. Permen Tenaga Kerja No. Per-05/MEN/1996, tentang Sistem Manajemen K3;
d. Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja;
e. Permen PU No. 05/PRT/M/2014, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

3.2. PENERAPAN K3
a. Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMK3 pada tahap pelaksanaan konstruksi, antara lain:
1) RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi/pre construction
meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK;
2) RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak dan
pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi;
3) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuain dalam penerapan RK3K
dan/atau peruabhan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan
disetujui oleh PPK;
4) Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada PPK
secara berkala (harian, mingguan, bulanan), yang menjadai bagian dari pelaporan pelaksanaan
pekerjaan;
5) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja
kepada PPK, paling lambat 2x24 jam.
6) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi
RK3K, dalam rangka menjamin kesesuaiang dan efektifitas penerapan RK3K.
7) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
apabila tidak menyelenggarakan SMK3 sesuai dengan RK3K;
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

8) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing and commissioning) untuk
penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus memastikan
bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan;
9) Laporan penyerahan hasil akhir pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statististik
kejadian, serta ususlan perbaikan untuk proyek sejenis yang akan datang.
b. Penerapan pada Pekerja
Setiap pekerja diwajibkan melakukan hal-hal dibawah ini, untuk menunjang penerapan SMK3. Hal-
hal tersebut, antara lain:
1) Mematuhui peraturan SMK3 yang telah dibuat oleh Penyedia Jasa yang disetujui oleh PPK;
2) Memakai alat pelindung diri (APD), berupa:
 Pelindung kepala (helm);
 Identitas pekerja (rompi seragam);
 Pelindung kaki (safety shoes/boot);
 Pelindung telinga (ear plug, bagi pekerja dengan kebisingan tinggi);
 Pelindung mata (googles, bagi pekerja dengan resiko kerusakan mata, pekerja las,
gerindra, dll.)
 Pelindung hidung (masker, bagi pekerja dengan resiko debu, dan menghirup gas
berbahaya).
 Sabuk keselamatan dan tali keselamatan (full body harness, bagi pekerja dengan resiko
terjatuh dari ketinggian)
3) Penyedia Jasa mengikutsertakan pekerja dalam program perlindungan tenaga kerja selama
kegiatan pekerjaan konstruksi.
c. Penerapan pada Lingkungan Kerja

Penyedia Jasa berkewajiban terhadap SMK3 pada lingkungan kerja yang sedang berlangsung,
penerapan tersebut antara lain:
1) Melakukan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan, memberitahukan resiko yang
terjadi pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
2) Memberikan pelatihan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan tertentu
yang berisiko tinggi (missal: pekerjaan pada ketinggian, pekerjaan penggalian, dll.), serta
pelatihan penanganan kecelakaan atau kejadian atau evakuasi terhadap bahaya tertentu;
3) Memberikan pengawasan terhadap pekerja terkait penerapan SMK3 pada pekerjaan
konstruksi;
4) Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan (misal jaring pengaman,
safety line, scaffolding ketinggian lebih dari 1.8 m, dsb.) terhadap bahaya yang timbul akibat
pekerjaan tertentu;
5) Memberikan papan SMK3, penjelasan dan slogan-slogan keselamatan dan kesehatan kerja;
6) Membuat rambu-rambu peringatan terhadap lingkungan luar yang berdekatan dengan lokasi
proyek (pengaturan lalu lintas, area bahaya terhadap benda jatuh, dsb.)

3.3. PENGENDALIAN RESIKO


Penyedia Jasa dan Konsultan MK / Pengawas berkewajiban melakukan pengendalian risiko K3
konstruksi, termasuk inspeksi yang meliputi:
a. Tempat kerja;
b. Peralatan kerja;
c. Metode/cara kerja;
d. Alat pelindung kerja;
e. Alat pelindung diri;
f. Rambu-rambu; dan
g. Lingkungan kerja konstruksi sesuai dengan RK3K yang disetujui dan disahkan PPK.

3.4 EVALUASI DAN SANKSI


a. Evaluasi yang dilakukan dalam penarapan SMK3, antara lain:
1) Evaluasi terhadap penerapan SMK3, yang meliputi:
 Penerapan umum, kesesuaian RK3K yang telah disahkan dan disetujuai PPK terhdap
pelaksanaan dilapangan;

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Penerapan pada pekerja, penerapan penggunaan APD pada pekerja;


 Penerapan pada lingkungan kerja, penerapan terhadap penggunaan peralatan penunjang
keselamatan, dan adanya informasi terkait dengan K3 dilapangan.
2) Evaluasi terhdap kejadian (kecelakaan dan penyakit) pada lokasi pekerjaan.
3) Evaluasi terhadap RK3K yang telah disahkan dan disetujui, untuk menjadi yang lebih baik
sesuai dengan keadaan yang terjadi dan akan terlaksana.
b. Sanksi yang diberikan, antara lain:
1) Memberikan surat peringatan bertahap kepada Penyedia Jasa, apabila tidak melaksanakan
RK3K yang telah ditetapkan;
2) Menghentikan sebagian pekerjaan yang dinilai berisiko K3, apabila peringatan ke-2 tidak
ditindaklanjuti oleh Penyedia Jasa;
3) Menghentikan pekerjaan yang berakibat fatal, tanpa tertuang dalam RK3K yang disahkan dan
disetujui, hingga ada upaya pengendalian telah dilakukan secara memadai;
4) Memberikan denda, apabila tidak dilakukan Penerapan SMK3 dan RK3K yang disahkan dan
disetujui. Besaran denda akan ditentukan oleh PPK;
5) Segala risiko kerugian akibat sanksi dan penghentian pekerjaan merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa.

4. SITUASI, LOKASI PROYEK DAN PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1. SITUASI / LOKASI PROYEK


a. Lokasi proyek adalah Jl.Dermaga Pelabuhan Ferry Kab.Kolaka. Proyek dan lahannya akan
diserahkan kepada Penyedia Jasa sebagaimana keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Penyedia
Jasa harus mengadakan penelitian dan pengecekan kondisi eksisting lokasi dan sekitar lokasi
proyek dengan seksama mengenai keadaan lahan dari proyek tersebut.
b. Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.
c. Hasil pengecekan dokumen DED, pengecekan dan pengukuran di lapangan harus dilaporkan
kepada Konsultan MK / PENGAWAS dalam Berita Acara.

4.2. PEMBERSIHAN LAHAN / HALAMAN


a. Semua penghalang di dalam batas lahan/halaman yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing sisa-sisa bangunan, harus dibersihkan serta
dipindahkan dari lokasi bangunan kecuali barang-barang yang ditentukan harus dilindungi agar
tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan lahan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk menghindarkan
bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas, tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar dari halaman proyek.
c. Apabila dalam pekerjaan pembersihan lahan ditemukan benda/barang penting oleh Penyedia Jasa
harus dilaporkan kepada Konsultan MK / PENGAWAS.

4.3. AIR DAN DAYA LISTRIK


a. Penyedia Jasa harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
1) Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan sesuai jenis
pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam,
garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
2) Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain para
pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan daya listrik dan sistem pengamanan lingkungan atas
tanggungan/biaya sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta
keperluan lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini
harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia Jasa harus mengatur dan menjaga agar
jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Penyedia Jasa harus
pula menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
4.4. PEKERJAAN PENYEDIAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Selama pembangunan berlangsung. Penyedia Jasa wajib menyediakan tabung alat pemadam
kebakaran (fire extinguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah sekurang-kurangnya 2 (dua)
tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 15 kg atau ekuivalensi.
4.5. PAGAR KEAMANAN PROYEK
a. Sebelum Penyedia Jasa mulai melaksanakan pekerjaanya, terlebih dahulu harus memberi pagar
pengaman pada sekeliling lokasi yang akan dilakukan pekerjaan.
b. Pembuatan pagar pengaman dibuat disekitar lokasi pekerjaan, sehingga tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dilakukan, tempat penimbunan bahan-bahan, dan tidak
mengganggu operasional kegiatan sekitarnya.
c. Pagar dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat bertahan/kuat sampai pekerjaan selesai.
d. Syarat pagar pengaman :
1) Pagar seng gelombang BJLS 20 dicat (warna ditetapkan oleh user/PPK), tinggi 200 cm.
2) Tiang kayu glugu ukuran 5/7, jarak pemasangan minimal 180cm, bagian yang masuk pondasi
minimum 40 cm.
3) Rangka kayu glugu ukuran 5 cm x 7 cm, dengan pemasangan 4 jalur menurut tinggi pagar.
4) Pondasi cor beton setempat minimum penampang diameter 30 cm, dalam 50 cm dari
permukaan tanah setempat. Beton dengan adukan 1Pc :3 Ps : 5 Kr
5) Lengkap pembuatan pintu masuk dari bahan yang sama.

4.6. SALURAN PEMBUANGAN


Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuangan tertutup sementara untuk menjaga agar daerah
lokasi proyek bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan ataupun air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan MK /
PENGAWAS.

4.7. KANTOR KONTRAKTOR, LOS BAHAN, HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
a. Penyedia Jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Penyedia Jasa harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air kecil dan
besar agar tidak mencemari lingkungan dan mengganggu keamanan lingkungan.
b. Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Penyedia Jasa harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
c. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Penyedia Jasa dapat menggunakan kembali kantor, los
kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
d. Penyedia Jasa dilarang mendirikan mess pekerja di lingkungan lokasi pekerjaan.

4.8. KANTOR DIREKSI LAPANGAN


Penyedia Jasa harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan ruang kantor sementara beserta
seperangkat furnitur termasuk kursi-kursi, meja dan lemari. Kualitas dan peralatan yang harus
disediakan adalah sebagai berikut :
a. Ruang : ukuran 4m x 9m
b. Konstruksi : rangka kayu, dinding papan multiplek dicat, penutup pintu/jendela secukupnya untuk
penghawaan/pencahayaan, atap dari asbes bergelombang. Ukuran disesuakan agar dapat
digunakan untuk rapat dengan kapasitas 10 orang. Letak kantor Direksi lapangan harus cukup
dekat dengan kantor Penyedia Jasa tetapi terpisah dengan tegas.
c. Fasilitas :
 Air dan listrik
 1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 m x 4,80 m, dengan 20 (duapuluh) buah kursi.
 1 (satu) buah meja tulis ukuran 0,70 m x 1,40 m, dengan 2 dua) buah kursi.
 2 (dua) buah AC split 1 PK.
 1 (satu) buah lemari ukuran 1,50 x 2,00 m x 0,50 m, dapat dikunci.
 1 (satu) buah white board ukuran 1,20 m x 2,40 m.
 1 (satu) buah rak untuk contoh-contoh material, terbuat dari plywood tebal 16mm.
 1 (satu) set personal computer (pc) dengan processor minimal intel core i3, lengkap dengan
hard disk (dapat digunakan untuk program aplikasi CAD) dan printer A3.
 1 (satu) line telepon, lengkap dengan pesawat dan mesin facsimile.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
d. Berdekatan dengan kantor Konsultan MK / PENGAWAS, harus ditempatkan ruang wc dengan bak
air bersih secukupnya dan dirawat kebersihannya.
e. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat digunakan oleh direksi
lapangan adalah :
 1 (satu) buah kamera digital.
 1 (satu) buah alat ukur schuifmaat.
 1 (satu) buah alat ukur optik (theodolith/waterpass)
4.9. PAPAN NAMA PROYEK
Penyedia Jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman proyek
sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm dipasang kuat
dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk. Penyedia Jasa tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa
ijin dari Pemberi Tugas.

4.10. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN WORKSHOP DI LUAR LOKASI PROYEK
a. Ukuran luas kantor Penyedia Jasa los kerja, serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan
kebutuhan Penyedia Jasa, dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan, serta dilengkapi
dengan pemadam kebakaran.
b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil, harus dibuatkan kotak simpan
yang dipagari dinding papan yang cukup rapat sehingga masing-masing tidak tercampur.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan Workshop diluar lokasi proyek dengan biaya ditanggung oleh
Penyedia Jasa.
4.11. TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)
a. Sebagai titik acuan pengukuran adalah Patok/Tugu Beton yang telah ada di lokasi site (eksisting)
atau menggunakan acuan kolom bangunan eksisting (Lihat posisi BM di Gambar).
b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith
yang ketepatanya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Konsultan MK / PENGAWAS selama pelaksanaan proyek.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan MK / PENGAWAS.
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab Penyedia Jasa.
4.12. PERSIAPAN LAHAN
Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai dengan lokasi,
tinggi dan jarak seperti ditentukan Konsultan MK / PENGAWAS. Pekerjaan ini termasuk pada hal-hal
berikut :
a. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya.
b. Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta engineer dengan
latar belakang pekerjaan tanah.
c. Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang ditentukan
Konsultan MK / PENGAWAS.
Prosedur pelaksanaan yang harus dilakukan;
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran tanah bawah,
sampah, akar – akar, batu – batuan, kayu, alang – alang atau sisa-sisa bongkaran bangunan
lama. Pengupasan tanah lapisan atas meliputi penggalian bahan yang sesuai dari permukaan
tanah asli pada bagian dari lokasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan MK / PENGAWAS. Tanah lapisan atas harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu
untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan / atau reklamasi.
b. Konsultan MK / PENGAWAS akan menentukan titik – titik lokasi yang akan dikerjakan, dan
Peneydia Jasa harus memasang tonggak – tonggak acuan dari titik – titik ini.
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama Konsultan MK /
PENGAWAS dan Penyedia Jasa dan akan diterbitkan oleh Konsultan MK / PENGAWAS untuk
pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut tidak berarti membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawab atas kesalahan dan kelalaian yang dibuatnya.
d. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang ditentukan Konsultas MK
/ PENGAWAS dan atas arahan PPK.
e. Pada lokasi – lokasi khusus terjadinya tekanan rendah, harus diisi dengan tanah galian dan
dipadatkan sampai kepadatan tanah maksimal yang disyaratkan.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

4.13. GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN


Pekerjaan ini meliputi pada hal – hal berikut :
a. Menyediakan peralatan dan perlengkapan yang memadai, bahan – bahan, tenaga kerja yang
cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan termasuk pelat turap sementara dan bendungan
sementara jika diperlukan.
b. Penggalian, pengurugan kembali dan pemadatan semua pekerjaan yang membutuhkan galian
dan / atau urugan tanah kembali seperti basement, jalan, saluran terbuka, gorong – gorong, jalur
utilitas, pondasi dan lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
c. Membuang semua bahan galian yang tidak memenuhi persyaratan ke suatu tempat pembuangan
yang telah ditentukan.
d. Penggalian dan pengangkutan bahan timbunan dari suatu tempat galian.

Prosedur pelaksanaan yang harus dilakukan;


a. Penggalian;
 Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas. Lebar galian harus dibuat cukup lebar untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
 Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan rencana awal dan Konsultan
Pengawas dapat menginstruksikan perubahan – perubahan bila dianggap perlu.
 Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas untuk diperiksa sebelum melaksanakan pekerjaan selanjutnya.
 Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali harus bebas dari bahan lepas,
bersih dan dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas sebelum menempatkan bahan urugan.
 Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian rencana, Kontraktor harus
melakukan penggalian tambahan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas, sampai kedalaman
dimana daya dukung yang sesuai tercapai.
 Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh diselesaikan sebelum pekerjaan
berikutnya siap dilaksanakan, sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak
permukaan galian. Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang dinding penahan
tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah kedalam lubang galian. Kontraktor harus
melindungi galian dari genangan air atau air hujan dengan menyediakan saluran pengeringan
sementara atau pompa.
 Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian Kontraktor harus diperbaiki
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan dari Pemilik Proyek. Diasumsikan
bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan dengan peralatan standar seperti power
shovel, bulldozer atau excavator. Bila ditemukan batu – batuan, Kontraktor harus
memberitahukannya kepada Konsultan Pengawas yang akan mengambil keputusan, sebelum
penggalian dilanjutkan. Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus
memberitahu Konsultan Pengawas, dan pekerjaan dapat dilanjutkan kembali setelah
Konsultan Pengawas menyetujui kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar
penggalian tersebut.

b. Urugan dan Timbunan


 Sebelum dilakukan pengurgan kembali pekerjaan galian, seluruh galian sekeliling tepi luar
bangunan, harus dilakukan penyemprotan anti rayap hingga rata. Penyemprotan dengan
menggunakan produk setara LATREX 400 EC, TERMAX. Penyemprotan harus dilakukan oleh
perusahaan khusus dengan jaminan sekurang kurangnya 5 tahun.
 Pekerjaan urugan dan timbunan hanya dapat dimulai bila bahan urugan dan lokasi pengerjaan
urugan telah disetujui Konsultan Pengawas.
 Kontraktor tidak diijinkan melanjutkan pekerjaan pengurugan sebelum pekerjaan terdahulu
disetujui Konsultan Pengawas.
 Bahan galian yang sesuai untuk bahan urugan dan timbunan dapat disimpan oleh Kontraktor di
tempat penumpukan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan selama pekerjaan
pengurugan dan penimbunan berlangsung. Lokasi penumpukan harus disetujui Konsultan
Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan
ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

c. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan
maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif digunakan self propelled tamping rollers
atau towed sheep roller. Smooth steel wheel vibratory roller diguanakan untuk memadatkan bahan
urugan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan. Bila tingkat
pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang
disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus
disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

4.14. PERSIAPAN TANAH DASAR

Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk lapis pondasi
bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus
dilindungi terhadap pengeringan dan retak. Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran
Kontraktor, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sepenuhnya. Pelaksanaan pekerjaan;
a. Umum
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan–bahan yang tidak
diinginkan. Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta dipadatkan
sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan pondasi jalan ketika dipadatkan,
akan memberikan formasi yang sama pada semua elevasi. Semua bahan sampai kedalaman 150
mm di bawah tanah permukaan pada galian dan sampai kedalaman 300 mm pada timbunan harus
benar–benar dipadatkan sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering AASHTO T 99.

b. Permukaan Tanah pada Galian Tanah


Bila permukaan tanah berada di daerah galian, maka permukaan tanah harus dibentuk sesuai
bentuk melintang dan memanjang, seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Tanah harus
dipadatkan dengan alat yang disetujui. Sebelum pemadatan, kadar air bahan timbunan harus
diatur sedemikian rupa sampai mendekati Kadar Air Optimum (W0), sehingga diperoleh tingkat
kepadatan yang disyaratkan. Tanah yang tidak sesuai tersebut harus dikeluarkan dari lokasi dan
diganti dengan yang sesuai, atau dengan cara stabilisasi tanah seperti yang disyaratkan.
Pembuangan tanah yang tidak sesuai tersebut akan digolongkan seperti galian umum. Pada
elevasi permukaan tanah, Kontraktor harus mengisi lubang – lubang yang disebabkan oleh
pembongkaran akar – akar, bonggol tanaman dan batu – batu besar, dengan bahan pengisi yang
sesuai.

c. Permukaan Tanah pada Timbunan


Bila permukaan tanah berada pada daerah timbunan, persyaratan – persyaratan berikut harus
dipenuhi;
 Sebelum pelaksanaan penimbunan, daerah yang akan ditimbun harus dipadatkan dan dilindas
sesuai ketentuan dan / atau petunjuk Konsultan Pengawas.
 Bahan timbunan yang telah disetujui harus disebarkan secara merata sampai ketebalan lepas
maksimum 200 mm setiap lapisnya dengan menggunakan alat perata jalan / gradder dan
digilas secara terus menerus.
 Rata–rata kecepatan penggilas jalan adalah 5 km/jam dan kecepatan ini harus tetap terjaga
sampai pekerjaan selesai.
 Selama pemadatan dengan mesin gilas, kadar air bahan timbunan harus tetap terjaga. Jumlah
lintasan harus minimal 6 (enam) kali sampai maksimal 8 (delapan) kali, atau sesuai ketentuan
Konsultan Pengawas.
 Pelaksanaan pemadatan harus dilanjutkan dengan prosedur yang sama dengan diatas sampai
pekerjaan urugan selesai dan disetujui Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

d. Permukaan Subgrade pada Batu


Bila permukaan berada di atas potongan batu, batu tersebut harus dipotong sehingga membentuk
profil yang sesuai dengan yang diinginkan. Kontraktor harus menyingkirkan semua bahan lepas
dan membentuk permukaan dengan menambah bahan pengisi, dipadatkan dan dibentuk sesuai
ketentuan dalam Gambar Kerja. Tidak boleh ada batu yang menonjol pada permukaan tanah.

e. Perlindungan Pekerjaan
Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas harus dilindungi
dari kekeringan / retak dan air. Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor,
harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan.

5. PEKERJAAN PASANGAN

5.1. PEMASANGAN BATU BATA


a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan, alat – alat bantu yang dibutuhkan,
bahan dan semua pasangan batu bata pada tempat – tempat seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis ini.

b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan standar:
1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI)
4. Spesifikasi Teknis :
 03300 – Beton Cor di Tempat
 04060 – Adukan dan Plesteran
 07920 – Penutup dan Pengisi Celah

c. Prosedur Umum
1. Keterangan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata dan bata ringan
disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.

2. Pengiriman dan Penyimpanan.


Semua bahan harus disimpan dengan baik, terlindung dari kerusakan. Bata harus disusun
dengan baik dan teratur dengan tinggi maksimal 150 cm. Semen harus dikirim dalam kemasan
aslinya yang tertutup rapat dimana tertera nama pabrik serta merek dagangnya.
d. Bahan-bahan
1. Batu Bata
 Batu bata merah (dari tanah liat) yang dipakai adalah produksi dalam negeri eks daerah
setempat dari kualitas yang baik dengan ukuran 5 x 10,5 x 22 cm yang dibakar dengan
baik, warna merah merata, keras dan tidak mudah patah, bersudut runcing dan rata, tanpa
cacat atau mengandung kotoran. Meskipun ukuran bata yang bisa diperoleh di suatu
daerah mungkin tidak sama dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan supaya
ukuran bata yang akan dipakai tidak terlalu menyimpang. Kualitas bata harus sesuai
dengan pasal 81 dari A.V. 1941. Kontraktor harus menunjukkan contoh terlebih dahulu
kepada MK Lapangan. MK Lapangan berhak menolak bata dan menyuruh bongkar
pasangan bata yang tidak memenuhi syarat. Bahan-bahan yang ditolak harus segera
diangkut keluar dari tempat pekerjaan.
 Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal 25 kg/cm2, sesuai
ketentuan SNI 15-2094-2000.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

2. Adukan dan Plesteran


 Adukan terdiri dari semen, pasir dan air dipakai untuk pemasangan dinding batu bata.
Komposisi adukan adalah 1 pc : 5 pasir untuk dinding biasa, 1 Pc : 3 pasir untuk tasram.
 Semen PC yang dipakai adalah produk dalam negeri yang terbaik (Holcim, Gresik, Tiga
Roda atau produk daerah setempat yang mempunyai kualitas standar konstruksi).
 Adukan harus dibuat dalam alat tempat mencampur, diatas permukaan yang keras, bukan
langsung diatas tanah. Bekas adukan yang sudah mulai mengeras tidak boleh digunakan
kembali.
3. Pelaksanaan
Dinding harus dipasang dan didirikan menurut masing-masing ukuran ketebalan dan
ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
 Sloof, kolom praktis dan ringbalk.
Ukuran rangka penguat dinding bata (non struktural) : sloof 15 x 20 cm, kolom praktis 12 x
12 cm dan 10 x 10 untuk dinding bata ringan, ringbalk dan balok latai 12 x 12 cm dan 10 x
10 untuk dinding bata ringan Kolom praktis dan ringbalk diplester sekaligus dengan
dinding bata sehingga mencapai tebal 15 cm dan 10 cm untuk dinding bata ringan.
Bekisting terbuat dari kayu terentang/kayu hutan lainnya dengan tebal minimum 2 cm yang
rata dan berkualitas papan baik. Pemasangan bekisting harus rapi dan cukup kuat. Celah-
celah papan harus rapat sehingga tidak ada air adukan yang keluar. Bekisting baru boleh
dibongkar setelah beton mengalami proses pengerasan.
 Pasangan dinding bata.
Bata yang akan dipasang harus direndam dalam air terlebih dahulu sampai jenuh.

Tidak diperkenankan memasang batu bata :


 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan kebutuhan lain
para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup terjamin.
 Yang ukurannya kurang dari setengahnya
 Lebih dari 1 (satu) meter tingginya setiap hari di satu bagian pemasangan
 Pada waktu hujan di tempat yang tidak terlindung atap
 Setiap luas pasangan dinding bata mencapai 12 m2 harus dipasang beton praktis (kolom,
dan ring balk)

Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang
benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak
lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok lantai
12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik
dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan
aduk.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

6. PEKERJAAN LOGAM

6.1. PEKERJAAN BESI HOLLOW


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga, dan pemasangan pekerjaan, rangka partisi,
konstruksi rangka plafond, rangka sirip fasad bangunan, dan pekerjaan baja lainnya sesuai
gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas .
b. Pengendalian Pekerjaan
Semua bahan baja harus sesuai dengan standar-standar :
SII-0193-78
NI-3-1970
DIN 18263
DIN 18082
Atau standar-standar Internasional seperti AISC, BS, ASTM atau JIS.
c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
 Konstruksi rangka besi hollow galvanis 40 x 40 x 4 mm atau 20 x 40 x 0.7 mm untuk
rangka ACP, dan rangka siku 40 x 40 x 1.2 mm untuk rangka penopang ACP.
 Dan pekerjaan rangka hollow lainnya sesui gambar.
 Kawat las harus mempunyai mutu yang sama dengan jenis dan ketebalan dari besi plate
strip serta harus mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas
 Finishing adalah cat dasar Zink Chromate menggunakan jenis sintetis alkyd, anti karat dan
korosi sekualitas produk dari NIPPON PAINT Bodelac 2-in -1, atau Avian Zink Chromate
atau EMCO LUX dan cat akhir Cat Sinthetic Emulsion (cat meni besi) sekualitas produk
NIPPON PAINT Bee Brand Hammertone, Platone 8000, atau Avian High Gloss Enamel
warna ditentukan kemudian.

2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik pembuatnya.

3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan peraturan teknis
(regulation codes) yang berlaku dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

4. Penyimpanan
Kawat las harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak lembab untuk menjaga
agar tidak rusak pada saat digunakan.

d. Pelaksanaan
1. Contoh Pengerjaan
Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Pelaksana untuk mengadakan
contoh pengerjaan, khususnya untuk pekerjaan sambungan-sambungan berikut pengelasan dan
harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

2. Pengerjaan Pengelasan.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding”. Pengelasan harus mengikuti cara-cara “AWS
Standar”. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las”
yang dikelurkan oleh Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui. Keterangan lengkap
mengenai lokasi, ukuran dari pengerjaan las, terlihat dalam gambar-gambar kerja. Seluruh
pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus
seijin Konsultan Pengawas .

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3. Persyaratan Kerja
 Pelaksana harus mempelajari dan memahami keadaan tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi/ mengganggu kelangsungan pekerjaan.
 Pelaksana harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
 Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilaksanakan bila wakil Konsultan Pengawas hadir di
lapangan.

4. Pengujian Pekerjaan
 Pengujian dan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dilakukan secara
berkala selama masa pelaksanaan dalam hal pengelasan dan sambungan.
 Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas dan kerapihan pekerjaan atas biaya
kontraktor.

6.2. PEKERJAAN BLACK STEEL/STAINLESS STEEL SOLID DAN PIPA


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan perlengkapan serta pemasangan dari
semua pekerjaan besi black steel solid dan pipa/hollow stainless steel pada Railing tangga
darurat, vertical leader, dan pada bagian-bagian lain sesuai yang ada gambar-gambar.
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan salah satu standar yang disebutkan dalam :
BS-1387
SII-0295-80
American Society for Testing and Materials (ASTM)
American Welding Society (AWS)
American Institute of Steel Construction (AISC)
American National Standard Institute (ANSI)
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-1729-2002 – Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung

c. Bahan-Bahan
1. Pipa black steel dengan diameter 2.5”, 2”, 1.5”, 1” dengan ketebalan 1.2 mm untuk tangga
darurat.
2. Sambungan harus dengan menggunakan las khusus (argon) dan digerenda halus dan dislab
sehingga permukaan rata mengkilap tidak nampak sambungannya.
3. Sambungan belokan pada railing harus menggunakan.
4. Bagian yang tertanam harus menggunakan angker baja plat strip tebal 3mm.
5. Tutup ring untuk bagian pipa yang tertanam di dinding.
6. Contoh bahan
7. Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh pipa stainless dan aksesorisnya kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

d. Pengerjaan
1. Semua bahan yang didatangkan harus dalam kondisi baru.
2. Pemborong harus menyediakan contoh (moke-up) yang disetujui Konsultan Pengawas.
3. Semua pengelasan kecuali ditunjukan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding”. Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir
sesuai dengan “AWS Standard”.
4. Pengelasan setiap pertemuan sambungan pipa harus tertutup penuh oleh las dan di haluskan,
dan di slab.
5. Keterangan lengkap mengenai lokasi, ukuran dari pekerjaan las, terlihat dalam gambar-
gambar kerja. Penyimpangan dari ketentuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

6.3. PEKERJAAN USUK / KASO, RENG BAJA RINGAN


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga, dan pemasangan pekerjaan, usuk dan reng
baja ringan, rangka lisplank atap, klos-klos pengait dan pekerjaan baja ringan lainnya sesuai
gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas .
b. Pengendalian Pekerjaan
Semua bahan baja harus sesuai dengan standar-standar :
SNI.03-1727-1989
AZ/NZs 1170-2002. AZ/NZs 1170.1-2002, AZ/NZs 1170.2-2002
ASTM: A 1003/A 1003M-05
AS 3565.1-2002, AS3566.2-2002

c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
 Gording atap utama menggunakan C 150 x 50 x 20 x 3.2.
 Spesifikasi Bahan Usuk baja ringan terbuat dari baja ringan mutu tinggi G 550 tebal C-
75.75 (0,80mm tct) , Tegangan maksimum 550 Mpa, modulus elastisitas 200.000 Mpa,
dengan lapisan anti karat zincalume Z 220 ketebalan lapisan 220 gr/m2, ukuran sesuai
gambar.
 Spesifikasi Baut (screw), Sekrup khusus berlapis galvanis untuk struktur baja ringan
dengan kelas ketahanan korosi tingkat 2 berlapis zinc, panjang 16 mm, kepadatan alur 16
alur, diameter badan dengan alur 4,80 mm tanpa alur 3,8 mm. Kekuatan mekanikal gaya
geser 5,1 kN, gaya aksial 8,6 kN, gaya torsi 6,5 kN.
 Reng baja ringan profil U dengan ukuran TS 40.45 (0,50 mm).
 Bahan baja ringan yang dipakai sekualitas produk dari LYSAGHT/BLUESCOP
SMARTRUSS.
2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik pembuatnya.

3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan peraturan teknis
(regulation codes) yang berlaku dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

4. Penyimpanan
Usuk reng baja ringan harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak lembab,
terlindung dari benturan, beban, untuk menjaga agar tidak rusak pada saat digunakan.

d. Pelaksanaan
1. Jarak antar Usuk Baja Ringan maksimal 800 mm, dengan jarak reng menyesuaikan genteng
atap
2. Ikatan antara usuk dengan gording dengan menggunakan klos/potongan baja ringan dari profil C
yang digunakan untuk bahan usuk dengan ikatan menggunakan baut/screw.
3. Ikatan antara reng dengan usuk menggunakan baut/screw.

4. Contoh Pengerjaan
Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Pelaksana untuk mengadakan
contoh pengerjaan, khususnya untuk pekerjaan sambungan-sambungan dan harus diperlihatkan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

5. Pengerjaan sambungan/ikatan
Semua sambungan antara usuk dan reng, kecuali ditunjukan lain, harus memakai baut atau kait
dengan bahan yang sama (baja ringan). Seluruh pekerjaan harus dilakukan di lapangan.
Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

6. Persyaratan Kerja
 Pelaksana harus mempelajari dan memahami keadaan tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi/ mengganggu kelangsungan pekerjaan.
 Pelaksana harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
 Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilaksanakan bila wakil Konsultan Pengawas hadir di
lapangan.

7. Pengujian Pekerjaan
 Pengujian dan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dilakukan secara
berkala selama masa pelaksanaan dalam hal penyambungan.
 Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas dan kerapihan pekerjaan atas biaya
kontraktor.

7. PEKERJAAN KAYU

7.1. PEKERJAAN KAYU HALUS


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup hal-hal mengenai pengadaan dan pengerjaan kayu yang tampak, seperti
pekerjaan: Daun pintu kayu jati, rangka pintu kayu jati dengan plint papan kayu jati, pekerjaan lain
sesuai dengan gambar.

b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan kayu harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam :
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5, 1961)
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F)
Satandart Nasional Indonesia (SNI);
1. SNI 03-3233-1998 – Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung
2. SNI 01-2704-1999 – Kayu Lapis Penggunaan Umum, Mutu
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) ;
3. SKBI-4.3.53.1987 – Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumbahan dan Gedung

Sebelum memproduksi, Kontraktor harus membuat “moke-up” daun pintu skala 1:1 sekaligus
finishingnya hingga mendapat persetujuan kualitas pengerjaannya oleh Konsultan Pengawas ,
tim teknis dan perencana, moke up yang telah disetujui Konsultan Pengawas, harus dipajang
di ruang Konsultan Pengawas sebagai acuan kontrol pemeriksaan penerimaan kualitas
pekerjaan.

c. Bahan-bahan
1. Kayu jati kualitas II pada umumnya harus kering, secara alami dan secara visual memenuhi
persyaratan, atau telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Kayu jati kering proses (dry kiln) dari kelas awet II, kelas kuat II sesuai dengan NI-5. Kadar air
maksimum 12% untuk tebal kayu sama dengan 7 cm dan 20% untuk tebal kayu diatas 7 cm
atau telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Rangka kayu jati pintu menggunakan ukuran jadi 3,5/12 cm, bagian tepi sekeliling pintu ditutup
dengan plepet list jati tebal 1/4 cm diserut rata hingga sesuai tebal pintu, menutup seluruh
permukaan sisi sekeliling ketebalan pintu.
4. Daun Pintu menggunakan panel kayu jati kelas 2 dengan tebal 2 cm finishing cat melamine.
Kualitas serat permukaan pilihan (bersih dari pola mata kayu dan cacat permukaan sesuai
yang ditunjukan pada gambar-gambar.
5. Perekat tahan air
Dari jenis neoprene based / synthetic resin based sekualitas produk dari Rakoll, Herferin, Aica
Aibon, dan lain-lain yang disetujui Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

6. Pengikat-Pengikat
Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup, dan lain-lain harus digalvanisir.

7. Contoh-contoh
Pelaksana harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai dan membuat moke-up
daun pintu skala 1:1, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

8. Semua Kayu difinish melamine, dengan kualitas terbaik.


d. Ukuran-Ukuran dan Kondisi
Kayu-kayu bermotif harus mempunyai 4 (empat) sisi permukaan yang rata dan lurus-lurus dalam
ukuran-ukuran yang sesuai dengan persyaratan digambar-gambar, digunakan untuk plint. Kayu-kayu
harus utuh, tanpa cacat atau cela seperti mata kayu, lubang-lubang dan sebagainya. Kayu-kayu harus
dikerjakan mengikuti pola-pola seperti yang tertera pada gambar-gambar atau yang dipersyaratan
atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.

e. Perlindungan
Sebelum pemasangan kayu-kayu harus sudah diberi bahan anti rayap sesuai spesifikasi. Bahan
dipakai sesuai Pekerjaan Anti Rayap.

f. Pengerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada kondisi lapangan (ukuran Lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detil detil gambar.

2. Sebelum memproduksi, Kontraktor harus membuat “moke-up” daun pintu skala 1:1
sekaligus finishingnya hingga mendapat persetujuan kualitas pengerjaannya, moke up yng
telah disetujui MK, tim teknis dan perencana, lalu harus dipajang di ruang MK sebagai
acuan kontrol pemeriksaan penerimaan kualitas pekerjaan.

3. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang kayu terbaik dengan standar
pengerjaan yang disetujui Konsultan Pengawas.

4. Untuk penggunaan kayu panjang seperti pada railing tangga dan sebagainya, harus utuh tidak
boleh ada sambungan, kecuali pada tekukan atau belokan. Rangka-rangka harus dibuat sesuai
dengan gambar atau menurut kebiasaan yang baik dan disetujui Konsultan Pengawas .

5. Semua lubang-lubang/cacat ditempat bekas paku, baut dan permukaan sambungan-sambungan


dan lain-lain harus ditutup dengan dempul hingga rapi kembali.

6. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan sehingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan menjaga kerapihan terutama
untuk bidang- bidang yang tampak tidak boleh ada lubang dan cacat-cacat hasil penyetelan.

7. Semua kayu yang nampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain dan sisi-
sisinya, dan lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.

8. Daun Pintu:
 Daun Pintu berupa panel kayu jati kualitas II dengan ketebalan 2 cm.
 Permukaan kayu tak boleh didempul.
 Tenaga pemasang harus ahli dan berpengalaman.
 Pemasangan kayu harus rata, tidak bergelombang, dan merekat dengan sempurna.
 Pemasangan tidak boleh melengkung dan penyambungan rangka harus dengan pasak/baji
kayu.
 Pemasangan alat penggantung dan pengunci harus dilakukan sesuai petunjuk pabriknya,
pembuatan lubang harus dilakukan dengan alat mesin, sekrup harus dipasang dengan obeng
dan tidak diperkenankan dipaku dengan martil.
 Permukaan daun pintu, tidak boleh bergelombang, tidak boleh muntir dan harus rata dan
halus.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

7.2. PEKERJAAN KAYU KASAR


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan pekerjaan kayu kasar,
antara lain : klos-klos engsel kusen aluminium dan pekerjaan kayu kasar lainnya sesuai dengan yang
tertera pada gambar-gambar.

b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan kayu sesuai dengan :
NI –5-1961
SII-0458-81
PUBI-1982 pasal 37

c. Bahan-bahan
1. Kayu Jati dari kelas keawetan III dan kelas kuat III, mutu A sesuai dengan NI-5 untuk klos-klos
engsel kusen pintu aluminium. Semua kayu yang akan dipasang harus dari kualitas terbaik .
2. Pengikat berupa plat kait paku, baut, kawat, sekrup, dan lain-lain sesuai dengan NI-5 .
3. Syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi Syarat PKKI, kelembaban tidak
melebihi 12%,
4. Kayu yang dipasang harus telah disetujui Konsultan Pengawas.
5. Kayu untuk rangka atap harus di awetkan dengan anti rayap.
d. Gambar Rencana Pembuatan
Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Bila terjadi penyimpangan
terhadap gambar maka Pelaksana harus minta persetujuan MK sebelum pelaksanaannya.

e. Pengerjaan
1. Penyimpanan
Kayu disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban, diatur menurut
ukuran dan jenis. Perletakan sewaktu penyimpanan arus diusahakan agar tidak terjadi
kelengkungan-kelengkungan karena berat sendiri. Tempat penyimpanan harus terlindung dari
cuaca akan tetapi mendapatkan aliran udara secukupnya.
2. Pengerjaan dan tenaga kerja
Pengerjaan harus dilakukan pada tempat kerja yang disediakan untuk keperluan ini.
Pengerjaan di tempat pasangan hanya dibolehkan seijin MK. Pekerjaan harus dilaksanakan
oleh tukang-tukang kayu terbaik dengan standar pekerjaan. MK berhak menolak tukang-
tukang yang dianggapnya tidak mampu, serta meminta penggantiannya yang dinilainya
mampu.
3. Perlindungan
Bahan pengawet untuk pekerjaan kayu kasar lihat pada pekerjaan Anti Rayap.
4. Semua Proses pemotongan dan pembutan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detil
tertentu atas persetujuan MK.
5. Semua pengikat berupa paku, bout, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai NI-5

6. Hasil akhir dri pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0.5 % cm
untuk setiap 2 m2.
7. Ukuran ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi.

8. Pertemuan sambungan harus rata sehingga bagian yang bertemu terletak dalam satu bidang.
9. Sambungan-sambungan harus rapi dan kokoh, dibuat dengan konstruksi pen dan lubang, atau
gigi pantek, paku, lem.
10. Semua kayu dijamin oleh kontraktor tidak akan melengkung dalam ruangan ber AC.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

8. PEKERJAAN PENGENDALIAN KELEMBABAN DAN SUHU

8.1. PELAPIS KEDAP AIR (WATER PROOFING)


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan penyediaan alat bantu lainnya.
memuat semua pekerjaan system pengendalian pada atap beton dan list plank beton, dan turap
batu kali penahan tanah, seperti tertera di dalam gambar-gambar perencanaan.

b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai rekomendasi pabrik, Persyaratan teknis ini, dan ditunjukan ke MK. Persyaratan mutu
bahan: Standar dari bahan dan prosedur yang ditntukan oleh pabrik dan standar lainnya seperti:
NI 3, ASTM C230, ASTM C321, ASTM C109. kontraktor tidak dibenarkan merubah standar
dengan cara apapun tanpa ijin dari MK.
c. Bahan-Bahan
1. Untuk Lapisan Waterproofing coating digunakan Acrylic polymer modified cementious coating
minimal 3 lapis dengan ketebalan sesuai ketentuan pabrik.
2. Pelapis kedap air untuk lantai toilet/Kamar Mandi dan ground water reservoir seperti tertera
pada gambar terdiri dari lapisan-lapisan cement baseketebalan 1.5 mm berikut primernya dan
ketebalan 3 mm berikut primernya.
3. Bahan yang digunakan sekualitas produk dari FOSROC, SIKA, LEMKRA DS 105, FK 103.
4. Untuk plat beton, disamping menggunakan waterproofing yang sistem coating, juga
menggunakan sistem beton integral. Bahan yang digunakan sekualitas produk SIKA,
CEMENTAID.

d. Contoh Bahan
Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh dari bahan-bahan yang akan dipakainya terlebih
dulu, untuk mendapatkan persetujuan dari MK .
e. Pemasangan
1. Semua pemasangan harus didasarkan pada petunjuk dari pabrik pembuat bahan-bahan
tersebut.
2. Sebelum pemasangan lapisan kedap air, Pelaksana harus memeriksa seluruh keadaan
permukaan yang akan dipasang bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang
dianggap dapat merusak lapisan kedap air ini.
3. Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus bersih, kering dan rata.
4. Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah bentuk oleh pengaruh sinar
matahari.
5. Lapisan kedap air tidak boleh terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat merusak lapisan
kedap air itu sendiri. Lapisan ini juga harus dapat menolak sebagian besar panas yang didapat
dari matahari. Permukaan luar pelapis kedap air tersebut harus dilindungi dengan plesteran
setebal 3 cm, perbandingan campuran 1PC:3 pasir (volume), ditambah concrete water proofing
admixture.
6. Bagian bawah lantai toilet harus dilapisi dengan bahan pelapis kedap air tersebut dan naik
kedinding setinggi 60 cm. Pelaksana diwajibkan melakukan test uji kebocoran terhadap lapis
kedap air tersebut. Uji bisa dilakukan dengan memberi air diatas permukaan yang telah di
pasang waterprofing dengan mendiaannya selama 1 x 24 jam. Pengujian ini harus
sepengetahuan/ijin MK.
7. Pada bagian-bagian sudut atau bidang-bidang patah, di bawah lapisan kedap air harus
dipasang serat-serat Fibre glass setebal minimal 0.6 mm.
f. Jaminan
Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari produsen/pabrik
pembuat mutu bahan selama minimal 10 tahun. Pelaksana harus memberikan sertifikat jaminan
terhadap kemungkinan kebocoran, karena pelaksanaan pekerjaan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

8.2. CAULKING DAN SEALING


a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi pekerjaan Caulking dan Sealing pada pekerjaan Pintu dan jendela Aluminium, untuk mengisi
celah antara kaca dan aluminium dan celah antar kusen dengan dinding.
Seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan standar-standar yang disebutkan dalam :
NI-3-1970
ASTM.D-828
ASTM.E-96
TAPPI-T-803
TAPPI-T-407
b. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
 Backup Material (bahan pengisi)
Digunakan batang busa “polytyrene” berbentuk silinder 010-015 mm, atau bahan kain yang
sejenis
 Sealant (bahan penutup)
Dari Jenis “polysulfide” yang Bahan Pembersih
Digunakan untuk pemasangan Caulking dan Sealaning jenis Xylol, Xylene, dan
Toluene.
 Dempul
Sesuai dengan NI-30-1970 pasal 42

2. Pengujian Bahan
Pelaksana harus menyampaikan sertifikat pengujian bahan yang akan dipakai ke MK sebelum
bahan digunakan.

3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan setiap bahan
yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyimpanan
Bahan-bahan disimpan/ditumpuk dan harus bebas dari genangan air, dan diusahakan agar
mudah diadakan pemeriksaan dan pengamatan.

c. Pelaksanaan
Pengerjaan :
1. Permukaan sambungan yang akan diberi sealant harus bersih dari segala kotoran-kotoran,
minyak, gemuk, serta plastic tape. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti
rekomendasi dari produsen.
2. Penggunaan pernis atau silicon pada permukaan yang akan diberikan Caulking dan Sealant
tidak diperkenankan.
3. Untuk pekerjaan kusen aluminium, pekerjaan Sealant dilaksanakan setelah pemasangan
Weather Seal (back up material). Pengerjaan harus rapi, teliti, bersih, dan tidak mengotori
pekerjaan-pekerjaan lain yang berada di sekitarnya.
4. Bilamana sampai akhir pemeliharaan MK berpendapat bahwa curah hujan masih kurang untuk
menguji kedap air maka MK berhak menguji jendela dengan penyemprotan air secara
kontinyu. Bilamana terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat hujan maupun
penyemprotan, harus diperbaiki kembali.

8.3. PIPA SALURAN AIR HUJAN


a. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pembuatan dan pemasangan saluran air hujan
vertikal dan di tanah sesuai dengan gambar-gambar.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Pengendalian Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan saluran dan air hujan harus sesuai dengan :
NI-3-1970
SII-0137-80
SII-0344-80

c. Bahan-Bahan
1. Saluran pembuangan air hujan
Untuk saluran pembuangan air hujan digunakan pipa setara PVC diameter 4”, kelas D,
produksi dalam negeri, dan dicat sesuai warna dan cat dinding Saluran pembuangan air hujan
di tanah. Air hujan ditampung di bak penampung air hujan sementara dan kemudian dialirkan
ke sumur persapan dengan menggunakan pipa PVC diameter 4”, kelas D, setara produksi :
WAVIN, PRALON, dalam negeri dengan kemiringan sesuai dengan gambar.

2. Saringan Air Hujan


Dari bahan besi tuang/kejen/cor, atau kuningan ukuran diameter sesuai dengan gambar.
Bahan-bahan tersebut produksi dalam negeri. Untuk menjaga kebocoran air, maka pada
hubungan pipa dengan beton harus diberi seal “membrane seal” jenis “torching”.

3. Contoh bahan
Sebelum diadakan pemasangan di lapangan, Pelaksana diharuskan memberikan contoh
bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Pengerjaan
1. Klem dibuat dari bahan PVC untuk pipa tegak dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah
lepas.
2. Sambungan-sambungan pipa harus menggunakan flens, sebagaimana yang dijelaskan dalam
gambar-gambar.
8.4. PEKERJAAN ANTI RAYAP
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan penyemprotan anti rayap hingga rata,
pada bagian pekerjaan galian, seluruh galian sekeliling tepi luar bangunan.

b. Pengendalian Pekerjaan
Standart Dep.PU.SK.SNI.03-2405-2000
c. Bahan-bahan
1. Bahan anti rayap yang pekat (concentrate) dapat dilarutkan atau bisa diencerkan dengan air
diformulasikan, untuk membasmi penyebaran pada kayu. Bahan bakar minyak tidak
diperkenankan sebagai bahan pengencer.
2. Air di encerkan ke konsentrasi sesui yang direkomendasi produsen.
3. Bahan yang dipakai sekualitas produk dari LATREX 400 EC, TERMAX.

d. Pengerjaan
1. Soil treatment
 Seluruh lubang galian pondasi disemprotkan/disiram dengan Latrex 400 EC dengan dosis
25 ml Latrex 400 EC/liter air. Untuk 1 m lari pondasi diperlukan 5 liter larutan (125 ml
LATREX 400 EC dicampur dengan 5 liter air).
 Seluruh permukaan tanah untuk ubin disemprotkan /disiram denga larutan LATREX 400
EC dengan dosis pemakaian 25 ml LATREX 400 EC/liter air. Untuk 1 m² permukaan tanah
diperlukan 5 liter larutan LATREX 400 EC (125 ml LATREX 400 EC dicampur dengan 5 liter
air).
 Lakukan pengeboran dan penyuntikan dengan larutan LATREX 40 EC ke sekeliling
pondasi. Jarak antar lubang ialah 30-40 cm, kemudian suntikan larutan LATREX 400 EC

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

sebanyak 2 Liter/lubang. (Dosis perlubang 50 ml LATREX 400 EC dicampur dengan 2 liter


air).

2. Wood treatment
 Peleburan : Semua kayu harus dilabur rata. Dosis pemakaian 50 m LATREX 400 EC
dicampur dengan 1 liter air atau minyak tanah (diaduk hingga merata) untuk dilaburkan
pada 5 m² luas permukaan kayu, LATREX 400 EC dapat dicampur dengan cat meni dan
politue, dengan dosis 10 ml LATREX 400 EC dengan 1 liter bahan-bahan tersebut diatas
(diaduk merata).
 Perendaman : Seluruh bagian kayu direndam dalam larutan LATREX 400 EC selama 15
menit dengan dosis pemakaian 12,5-50 ml LATREX 400 EC dalam 1 liter air.
 Vakum tekan : Dosis pemakaian 6,25 ml dalam 1 liter air.
 Untuk melindungi rotan dapat dilakukan dengan perendaman dengan dosis pemakaian 10
ml LATREX 400 EC dicampur dengan 1 liter air. Dapat juga dilakukan pelaburan dengan
dosis pemakaian 10 ml LATREX 400 EC dicampur dengan 1 liter politur dilaburkan secara
merata di permukaan rotan.

9. PEKERJAAN PINTU, JENDELA DAN KACA

9.1. PINTU, JENDELA DAN KUSEN ALUMINIUM


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, termasuk seluruh pekerjaan alumunium
yang berhubungan dengan pekerjaan kusen, pintu dan jendela seperti ditunjukkan dalam gambar
termasuk perlengkapan/asesoris dan bahan penutup dan atau pengisi (sealant) seperti tertera
pada gambar-gambar. Sebagai Pekerjaan yang disyaratkan di sub kontrakkan.
b. Pengendalian Pekerjaan
Semua pekerjaan pintu jendela aluminium yang disebutkan dalam bagian ini harus dikerjakan
menurut petunjuk pabrik/produsen dan disesuaikan dengan salah satu standar : American Society
for Testing Materials (ASTM).
c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
 Bahan dari aluminium framing system, aluminium ekstrusi sesuai SII extrusi 0695-82 tidak
terbuat dari scrapt (bahan bekas). Dari produk yang disetujui Konsultan Pengawas.
 Nilai deformasi maksimal 2mm. Warna standar anodize.
 Jenis yang dipakai: kusen, daun pintu dan daun jendela ditentukan memakai type AP, daun
pintu dan jendela memakai ukuran SF-100, t = 1.35 sekualitas produk dari YKK AP dengan
detil seperti ditunjukkan dalam gambar.
 Frame alumunium khusus untuk curtain wall type back mulion dan louvre alumunium
sekualitas produk dari YKK AP.
 Warna, ditentukan oleh perencana , tebal minimal lapisan anodize 18 micron untuk
exterior dan 10 micron untuk interior.
 Sealant (bahan penutup) dari jenis “polysulfide” yang setaraf dengan “Dow Coning ex
Australia”.
 Seluruh celah antara aluminium dan kaca ditutup dengan sealant (tidak diperkenankan
menggunakan karet)
2. Seluruh bagian aluminium harus datang di lokasi dilengkapi dengan pelindung/lapisan
plastik yang melekat disetiap batang aluminium dan baru boleh dibuka setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Pemasangan kusen dan daun pintu/ jendela aluminium pada dinding harus dalam
kondisi plastik pelindung tetap melekat pada setiap batang aluminium, dan baru boleh
dibuka setelah semua pekerjaan finishing dinding selesai seluruhnya, dengan
persetujuan MK.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

4. Pemotongan aluminium mengunakan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian rupa
sehingga memperoleh hasil yang sudah dirangkai.
5. Untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan
diagonal 2 mm, kecuali bagian bawah pintu 1 – 3 mm.

6. Aksesoris:
Skrup harus dari galvanized steel, dengan kepala tertanam, penggantung yang dihubungkan
dengan aluminium harus ditutup dengan coulking dan sealant. Angkur untuk rangka kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2 mm.

7. Pengujian Bahan
Bahan bahan aluminium harus mendapat test dari laboratorium pabrik meliputi
 Ketebalan lapisan
 Staining
 Berat

Pelaksana harus menyerahkan sertifikat pengujian tersebut kepada Konsultan Pengawas


selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan.

8. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan, dan setiap bahan
yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
9. Penyimpanan
Penyimpanan harus di ruang yang beratap, bersih, kering, serta dijaga agar tidak terjadi abrasi
atau kerusakan lain dan dijauhkan dengan tempat-tempat pembakaran.
d. Pelaksanaan
1. Gambar Kerja
Pelaksana (Spesialis) harus membuat gambar kerja (shop drawings)yang menunjukan jenis
type profil, ukuran, besaran, ketebalan, alloy dan detail-detail tertentu dengan skala 1:10
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas .
2. Contoh Bahan dan Mock-up
Kontraktor membuat contoh bahan (mock-up) pengerjaan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya, contoh moke-up dibuat masing masing type, sebelum
memproduksi dalam jumlah yang banyak. Moke-up yang sudah disetujuii Konsultan
Pengawas/Perencana harus selalu tersedia di ruang Rapat Proyek sebagai acuan kualitas
pengerjaan.
3. Pengerjaan
 Semua frame kusen, jendela, dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan sesuai kondisi lapangan.
 Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan.
 Semua pertemuan harus runcing, halus dan rata (adu manis) bersih dari segala goresan
dan cacat-cacat lain yang mempengaruhi permukaan alumunium. Sambungan harus
dibuat dengan toleransi kecil, hingga menghasilkan sambungan yang rapat dan baik.
 Sepanjang sisi kusen harus dilengkapi dengan Weather Seal (batching strip) di dalam dan
diluar sebagai lapisan pengisi sehingga sealant tidak boleh lebih dari 1 (satu) cm.
 Pemasangan sealant harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Selama
permukaan alumunium yang akan di sealant harus bersih dari segala benda-benda atau
kotoran yang mungkin masih tertinggal.
 Pemasangan kaca harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat kaca. Tebal kaca adalah
5 mm, kecuali terdapat beberapa bagian dalam gambar yang ditentukan lain.
 Seluruh celah antara aluminium dan kaca ditutup dengan sealant (tidak diperkenankan
menggunakan karet)
 Perhatikan sisi-sisi daun pintu terhadap kusen dan ambang bawah pintu terhadap
permukaan lantai.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Dapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan tersebut dimulai.

4. Pemasangan daun-daun pintu


 Kerenggangan daun pintu tunggal terhadap kusen sisi engsel 1.5 mm – 2 mm, sisi kunci
1.5 mm - 2 mm sedangkan ambang atas dan ambang bawah masing-masing 1.5 mm dan
2.5 mm.
 Pasangkan kusen aluminium rata dengan permukaan dinding, disyaratkan tali air, maka tali
air harus rapi, dan sejajar dengan permukaan kusen.
 Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari atas pintu, engsel bawah dipasang
tidak lebih dari 35 cm (as) dari permukaan lantai, dan ditengah (3 engsel).
 Handle pintu dipasang setinggi  100 cm (as) dari atas permukaan lantai.
 Pemasangan daun-daun pintu harus rapih, bersih, dan tidak menimbulkan getaran apabila
diketuk dengan tangan atau benda-benda ringan.
 Untuk pekerjaan jendela mati dengan penutup kaca harus dibuat sesuai dengan ukuran
gambar kerja.
 Engsel Daun Pintu disekrup dengan aluminium, ditempat kusen yang akan dipasang
engsel, kusen harus diperkuat dengan klos kayu jati panjang 30 cm (balok kayu jati), yang
dipasang di dalam profil kusen aluminium, sebagai pegangan sekrup angsel. Ukuran
menyesuaikan kusen dan persetujuan Konsultan Pengawas.
9.2. PEKERJAAN KACA
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan pemasangan kaca-kaca pada daun
pintu dan jendela dan kaca cermin dan partisi kaca seperti yang tertera dalam gambar-gambar.

b. Pengendalian Pekerjaan
NI-3-1970SII-0189-78
BS-476

c. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
 Digunakan kaca jenis clear float glass tebal 5 mm, (untuk dimensi kaca diatas 1500x 2000
mm), dengan toleransi ketebalan maksimum 3% peruntukan ketebalan kaca disesuaikan
dengan gambar.
 Untuk pintu-pintu tertentu yang sudah ditunjukkan pada gambar menggunakan lapisan
stiker sandblas.
 Untuk boven pintu dan jendela dipakai kaca dengan ketebalan 5 mm
 Kaca tempered lapis sandblas tebal 10 mm untuk jendela ruang-ruang tertentu. Dan tebal
12 mm untuk pintu. Sedangkan kaca tempered grey reflection tebal 8 mm untuk curtain
wall.
 Bahan yang digunakan sekualitas produk dari ASAHI MAS, PT. MULTI ARTHAMAS
GLASS INDUSTRY (MAGI).
 Digunakan cermin dari “Float Glass” tebal 5 mm dengan permukaan dilapis :
a. Lapisan perak terpasang secara kimiawi di permukaan yang tercermin tidak boleh cacat
bebas dari sulfida atau noda-noda lain
b. Cooper backing” secara elektrolisasi setebal 0.04 mm langsung di atas permukaan
perak.
c. Dua lapis Vernis bening atau cat untuk melindungi lapisan di atas setebal 40 mikron.
d. Sealant dari jenis “plysulfide” yang setaraf dengan “Dow Corning” buatan Australia.

2. Pengujian Bahan
Kaca dan sealant yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus test/pengujian dari
pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.
3. Contoh Bahan
 Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan kaca, berukuran 20 cm x 20
cm dan sealant dalam tabung untuk disetujui MK.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Contoh bahan harus sesuai dengan contoh yang telah diuji/diperkirakan selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.

4. Penyimpanan
Kaca disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban dan ditumpuk
sampai setinggi tiak lebih dari 1,00 m. Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca akan
tetapi tetap mendapatkan aliran udara secukupnya.

9.3. AKSESORIS PINTU DAN JENDELA


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan, pengamanan dan perawatan dari semua alat-
alat penggantung dan kunci-kunci yang dipasang di pintu dan jendela yang ditentukan dalam
gambar.
b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan SNI atau disesuaikan dengan salah satu standar ASTM, JIS, AAMA.

c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
 Semua hardmare dalam pekerjaan ini, adalah yang berkuaitas baik, seragam dalam
pemilihan bahan dan warna, selaras bentuknya, dengan persetujuan MK.
 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal yang tertera nomor
pengenalnya. Plat ini dihubungkan ke masing masing anak kunci dengan cincin. Untuk
anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci yang dilengkapi pengait anak kunci
lengkap dengan nomor-nomor pengenal.
 Bahan untuk kunci (handle, backplate, lockcase, cylender) sekurang-kurangnya memenuhi
yang di tentukan dalam daftar spesifikasi teknis dan sekualitas produk dari KEND (KENARI
DJAJA), FINO dan DEKSON. Aksesoris untuk pintu dan jendela;
Accesories pintu ;
- Lever handle HRE.75.01 (pintu lavatory & service), Pull handle GDH 0003I (pintu
alumunium),
- Double Cyinder DC FB1001
- Flush bolt FB675 6”
- Door closer 45713 FB-S
- Material : Stainless Steel
- Top patch fitting PT 2220
- Top pin PT 2224
- Bottom patch fitting PT 2210
- Bottom patch lock fitting 08610
- Floor hinge 09584
- Material : Stainless Steel
- Engsel pintu SEL 0100

Untuk jendela dan bouvent ;


- Casement stay / friction stay CMT FB27 8” (untuk jendela) & CMT FB27 12” (untuk
bouvent)
- Rambuncis RMB FB 450

2. Pengujian bahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan
sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai sertifikat pengujian.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-cntoh kunci, alat penggantung dan perlengkapan
lainnya yang akan digunakan. Setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari MK .

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

4. Penyimpanan
Alat perlengkapan pintu dan jendela harus disimpan di tempat yang telah disediakan dan harus
bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan
dan pengamatan.
d. Pelaksanaan
Pengerjaan
1. Semua pemasangan harus dilaksanakan oleh Sub kontraktor pintu automatic door yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas .
2. Untuk pemasangan engsel-engsel pintu adalah sebagai berikut
 Engsel atas dipasang 30 cm (as) di atas pintu.
 Engsel bawah dipasang 30 cm dari permukaan lantai.
 Engsel tengah dipasang di tengah-tengah kedua engsel atas dan bawah.
 Apabila tidak ditentukan lain, kunci-kunci dan handle pintu dipasang setinggi  90 cm (as)
dari permukan lantai.
3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan lock-case, handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus, dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
5. Door stoper di pasang pada lantai, letaknya di atur sedemikian rupa sehingga agar hande dan
kunci tidak membentur tembok.
6. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik.

10. PEKERJAAN FINISHING

10.1. PASANGAN LANTAI (HOMOGENOUS TILE)


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk pemasangan
keramik/homogenous tile lantai dan plint pada dinding selasar dan ruang-ruang kegiatan, tangga,
seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan , meliputi pekerjaan:
1. Plesteran kasar (screeding) untuk dasar pasangan keramik di dinding dan lantai.
2. Campuran bahan semen instant khusus untuk filler/kolotan.
3. Pasangan ubin keramik untuk tangga lengkap dengan stair-corner atau step nosing.
Pengendalian Pekerjaan dan persyaratan pekerjaan.
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam :
NI-2-1971 NI-2-1970
NI-8-1972 SII-0241-1970
PUBI: Persyaratan Umum Bahan bangunan Indonesia 1982 (NI-3)
b. Persyaratan umum
1. Pekerjaan finishing lantai baru dapat dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond dan
seluruh pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor diwajiban mengadakan pengecekkan terhadap
peil lantai dan kemiringannya.

3. Pada lantai kamar mandi, dan ruangan yang terdapat genangan air harus sudah dipasang
lapisan waterproofing pada lantai terus naik ke dinding setinggi 30 cm dari lantai sekelilingnya,
untuk bak cuci, dan ground water tank seluruh dindingnya dipasang water proofing.
4. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub kontraktor
khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
5. Permukaan yang akan dipasang keramik harus bersih dan bebas dari kontaminasi material
yang mengandung bahan kimia.
6. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
7. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dahulu contoh bahan yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana.
8. Kontraktor harus mengusulkan shopdrawing pemasangan keramik secara detil, sebelum
pemasangan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

c. Bahan-Bahan
1. Finishing lantai untuk ruang hall, lobby lift dan selasar menggunakan homogenous tile ukuran
60 x 60 cm kombinasi tipe Topaz dan Aphrodite sekualitas produk dari INDOGRESS atau
GRANITO.
2. Finishing lantai untuk ruang kelas dan ruang dosen menggunakan homogenous tile ukuran 60
x 60 cm tipe Topaz (unpolished) sekualitas produk INDOGRESS atau GRANITO.
3. Finishing tangga utama menggunakan homogenous tile ukuran 60 x 60 cm tipe Aphrodite
sekualitas produk dari INDOGRESS atau GRANITO.
4. Finishing stepnose tangga utama menggunakan homogenous tile ukuran 30 x 60 cm tipe
Aphrodite sekualitas produk dari INDOGRESS atau GRANITO.
5. Finishing dinding lift menggunakan homogenous tile ukuran 60 x 60 cm.
6. Menggunakan plint lantai granit / homogenous tile ukuran 10 x 60 cm sekualitas produk dari
INDOGRESS atau GRANITO.
7. Finishing lantai keramik untuk ruang tangga darurat ukuran 40 x 40 cm tipe Chrysant Honey
atau Chrysant Bone sekualitas produk dari ROMAN.
8. Dinding untuk ruang lavatory dan dapur homogenous tile ukuran 30x 60 cm sekualitas produk
dari INDOGRESS.
9. Finishing lantai lavatory homogenous tile ukuran 60 x 60 sekualitas produk dari INDOGRESS.
10. Finishing meja beton wastafel dan pantry menggunakan homogenous tile tipe top table
sekualitas produk dari INDOGRESS atau GRANITO
11. Finishing meja beton dapur menggunakan keramik 30 x 30 cm sekualitas produk ROMAN
12. Pada setiap sudut pertemuan dinding dan lantai keramik harus dipasang plin keramik setinggi
10 cm terpasang rata plester dengan diberi jarak tali air dengan dinding selebar 5 mm.
13. Pelaksana harus menyerahkan, kepada pemilik proyek, keramik seperti yang terpasang
sebanyak minimal 3 box (3 m2).
14. Bahan Perekat untuk lantai keramik yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan
lantai adalah acian Portland Cement biasa yang disetujui .
15. Contoh Bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh keramik yang
akan dipakainya kepada Perencana melalui Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuannya.
d. Pemasangan
1. Persetujuan, Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
(mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan grouting-nya
(kolotannya)
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan keramik yang dipakai.
3. Ketebalan adukan yang yang dibutuhkan untuk pemasangan lantai maksimum 3 cm, dengan
perbandingan adukan 1Pc : 3Ps sampai 1Pc : 4Ps, jika perbandingan tidak menggunakan
pasir maka dibuat campuran 1Pc: 1 bahan perekat (aditive) dengan ketebalan 1cm atau 10
mm.
4. Permukaan lantai dinding/beton/conblock harus diberi plester yang rata dulu, sebelum lapisan
ubin keramik dipasang. Nat-nat ubin keramik tidak boleh melebihi 3 mm.
5. Pengisi celah antara keramik, digunakan cement grouting, sesuai dengan warna keramik yang
dipasang atau warna lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.
6. Pemasangan granite dengan lebar naat max 1 mm, dan di grouting dengan resin bening.
7. Lantai yang akan dipasang dibersihkan dari sampah kecil seperti tanah, lumpur dan minyak.
8. Jika ketebalan adukan belum didapat maka diatasnya harus di screed (floor) lebih dulu.
9. Untuk pemasangan dianjurkan dengan pemasangan 2 jalur dengan adukan pra atau tidak
banyak air, kecuali pada bagian tepi yang sering disebut dengan las-lasan.
10. Setelah terpasang delapan jam, pasangan keramik sudah dpt diisi naat-naatnya dan dapat
langsung dibersihkan. Untuk mengimbangi lenturan lantai sebaiknya setiap 6x6m2 dipasang
satu baris sealant elastis.
11. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan perata dan harus
mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.
12. Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area yang kotor tidak bisa dibersihkan hanya dengan air maka boleh
menggunakan campuran air dengan hidrochloric acid perbandingan 30:1. Setelah dibersihkan
dengan asam ini, dibersihkan dengan air biasa hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

10.2. PEKERJAAN CAT


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga dan pekerjaan pengecatan pada
seluruh permukaan dinding, logam, kayu, gypsump, dan pipa-pipa railing, permukaan-permukaan
lain sesuai dengan gambar-gambar serta yang ditunjukkan Perencana.

b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4-1972

c. Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah;

1. Cat Besi
Besi yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara menggosok,
menyikat dengan sikat baja kemudian harus segera ditutup dengan cat dasar, meni dan cat
akhir dengan lapisan sebagai berikut:
 2 lapis Quick Drying Metal Primer Red Lead sampai rata
 1 lapis Undercoat
 1 lapis weather Resistant Paint sampai rata, dan didapat warna yang sama.
 Cat dasar besi yang dipakai cat zink chromate cat dasar jenis sintetis alkyd, anti karat dan
korosi sekualitas produk dari NIPPON PAINT Bodelac 2-in -1, Avian Zink Chromate ,
EMCO LUX
 Cat finishing yang dipakai Cat meni besi Sinthetic Emulsion sekualitas produk dari NIPPON
PAINT Bee Brand Hammertone, Platone 8000, Avian High Gloss Enamel
 Warna untuk tiap lapisan primer, under coat dan finish harus dibedakan.

2. Cat Tembok
Cat tembok bagian dalam menggunakan cat khusus interior dan cat tembok bagian luar cat
khusus exterior dengan sekualitas produk MOWILEX atau JOTUN. Setelah plesteran tembok
kering maka pengecatan tembok baru dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
 1 lapis alkali resisting primer
 Acrylic Wall Filler untuk meratakan permukaan tembok bagian dalam bangunan (dilarang
menggunakan filler buatan sendiri/campuran cat+semen putih+lem)
 Untuk dinding luar dilarang menggunakan Filler, dinding baru cukup digosok halus dan rata
dibersihkan dan dilapis Alkali primer.
 Minimal 2 lapis Acrylic Emulsion untuk dinding dalam dan
 Minimal 2 lapis Wheathercoat/Weathershield Acrylic Emulsion untuk dinding luar.
Untuk cat tembok dalam maupun luar agar dilakukan pengecatan sampai merata dan
didapat warna akhir yang sama.

3. Cat Melamine Lack Kayu


Lingkup pekerjaan ini mencakup daun pintu kayu jati dan plint kayu. Biarkan permukaan yang
akan dicat mengering, bersihkan permukaan kayu/kayu lapis dari kotoran, debu, minyak,
gemuk, dsb. Bahan yang dipakai sekualitas produk dari IMPRA atau MOWILEX Woodstain.
Amplas permukaannya, kemudian dilap bersih setelah dilakukan, lahkah langkah sesuai
ketentuan dari pabrik:
 1 (satu) lapis wood filler , digosok halus dengan amplas no:400 hingga serat-serat pori kayu
nampak
 1 (satu) lapis wood filler, digosok halus dengan amplas no:400 hingga serat-serat pori kayu
nampak
 disemprot Melamine lack,
Ketiga lapisan tersebut harus dari satu merk.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

4. Pelaksanaan
 Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang
dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
 Lapisan pengecatan jenis Vinyl synthetic emulsion dan polyurethan harus mencapai
minimal 2 (dua) kali.
 Pelaksana harus membersihkan bagian dari baja yang akan dicat anti karat dengan cara
melakukan Sand-blasting yang sesuai dengan SA.21/2, BS. 4232 second quality, SSPC-
SP-10.
 Khusus pelaksanaan pekerjaan cat dengan cat tahan karat harus menggunakan airless
spray.
 Pelaksana harus menyerahkan kepada MK aturan pemakaian cat dari pabrik pembuatnya
yang disetujui.
 Pelaksana pekerjaan cat harus aplikator resmi yang di tunjuk oleh pabrik, yang di buktikan
dengan surat resmi.
 Aplikator harus menyerahkan surat garansi hasil pekerjaan selama 5 tahun pada akhir
kontrak.

5. Persetujuan Konsultan Pengawas


 Semua cat yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan MK/Perencana sebelum
boleh dipakai di dalam pekerjaan.
 Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan harus dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik,
lengkap dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

10.3. PEKERJAAN GLASS FEBRE REINFORCE CEMENT (GRC)

a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk pemasangan lisplank GRC
cetak (Precast), seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.

b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam ketentuan
pemasangan dari pabrik.
Persyaratan umum:
1. Pekerjaan finishing lisplank GRC baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan atap
selesai dikerjakan.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor/Pelaksana diwajibkan mengadakan pengecekan
dinding terhadap kelurusan dan kemiringannya.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-Kontraktor
khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
4. Permukaan yang akan dipasang GRC harus bersih dan bebas dari kontaminasi material yang
mengandung bahan kimia.
5. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
6. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dulu contoh bahan yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan Perencana.
7. Kontraktor harus mengusulkan shop drawing pemasangan lisplank secara detil, sebelum
pemasangan.

c. Bahan-bahan
1. Pelapis GRC, dipasang sesuai pola rencana, dipasang pada daerah-daerah seperti tertera
dalam gambar. Warna dan pola akan ditentukan oleh Perencana.
2. Tebal papan lispalng GRC adalah 9 mm
3. Superplank Dimensions; 100 x 2440mm, weight 3.0kg (BV)
4. Pelaksana harus menyerahkan kepada pemilih proyek, GRC seperti yang terpasang sebanyak
minimal 1 lembar.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

5. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh GRC yang
akan dipakainya kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk mendapat persetujuannya.
6. Paku sekrup (screw) yang dipagai harus galvanized/ anti karat.
7. Sambungan harus dilem dan di compound dengan bahan khusus GRC.

d. Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
(mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan sealant-nya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan GRC yang dipakai.
3. Pergunakanlah benang untuk memastikan kelurusan pemasangan.
4. Pasang papan lisplank satu per satu dengan celah antara papan kurang lebih 4mm.
5. Lisplank dapat diaplikasikan 1 trap atau 2 trap sesuai desain.
6. Jarak rongga yang terjadi antara GRC dan atap/tritisan mengikuti gambar.
7. Pengisi celah antara sambungan rangka dan GRC, digunakan sealant sesuai dengan warna
GRC yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Perencana.
8. Pemasangan harus tegak lurus dan waterpass.
9. Finishing dengan Cat Acrylic Emulsion untuk eksterior.
10. Pada umumnya rangka yang digunakan untuk penunjang lisplank perumahan adalah kayu
kaso 5 × 7 cm yang dipasang horisontal atau miring searah dan segaris dengan lisplank.
Disarankan kayu kaso yang dipergunakan sudah kering atau dioven. Bila menggunakan besi
holo gunakan ukuran minimum 40 x 40 x 0.7 mm. Sementara ukuran paku / sekrup yang
direkomendasikan dengan panjang 50 mm - 75 mm.
11. Berikut pedoman pemasangan sekrup pada Superplank:
 Jarak sekrup ke sudut panel minimum 75 mm.
 Jarak sekrup dari sisi panel minimum 15 mm.
 Jarak antar sekrup di bagian sisi panel maksimum 200 mm.
 Jarak antar sekrup di bagian tengah panel maksimum 300 mm.
 Jarak/celah antara panel kurang lebih 4 mm.
Pelaksana harus melindungi GRC yang telah dipasang, , penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.

11. PEKERJAAN PANEL METAL

12.1. PEKERJAAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya, sehubungan
dengan pemasangan ACP pada fasad bangunan dan kanopi atau sesuai dengan yang tertera
pada gambar.

b. Standar Rujukan
SNI 07-0603-1989 Produk Alumunium untuk Arsitektur

c. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam ketentuan
pemasangan dari pabrik.
Persyaratan umum:
1. Pekerjaan ini harus ditangani oleh sub-kontraktor khusus untuk pekerjaan ini.
2. Pekerjaan finishing ACP baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan pemasangan
rangka baja kanopi selesai dikerjakan.
3. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor wajib mengadakan pengecekan rangka atap
kanopi terhadap kelurusan dan kemiringannya.
4. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-Kontraktor
khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
5. Permukaan yang akan dipasang ACP harus bersih dan bebas dari kontaminasi material yang
mengandung bahan kimia.
6. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

7. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dulu contoh bahan yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan Perencana.

8. Kontraktor harus mengusulkan shop drawing pemasangan ACP secara detil, sebelum
pemasangan dan harus dimintakan persetujuan Perencana dan MK

d. Bahan-banan
1. Pelapis Alumunium Composite Panel (ACP) yang dipasang setara dengan merk
ALUMETALEC atau ALUCOBOND ukuran tebal 4 mm, dipasang sesuai pola rencana,
dipasang pada daerah-daerah seperti tertera dalam gambar. Warna dan pola akan ditentukan
oleh Perencana.
2. Bahan kerangka untuk ACP yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding
mempergunakan rangka hollow galvalum 40 x 40 mm tebal 4 mm dengan perkuatan tumpuan
rangka besi siku 50 x 50 x 5 mm, rangka besi harus dicat dengan zincchromate.
3. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh ACP yang
akan dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
4. Paku sekrup (screw) yang dipagai harus galvanized/ anti karat.
5. The outer aluminum skin for exterior grade Alubond U.S.A Panels is coated with PVDF Kynar
500 fluorocarbon coatings. The lower aluminum skin is chromate treated and polyester coated.
6. Spesifikasi teknis komposisi lapisan ACP

e. Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
(mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan sealant-nya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan Alumunium Composite Panel yang
dipakai dan dimintakan persetujuan Konsultan MK.
3. Jarak rongga yang terjadi antara ACP dengan rangka dibuat sesuai ketentuan pemasangan
dari pabrik.
4. Pengisi celah antara sambungan ACP, digunakan sealant sesuai dengan warna ACP yang
dipasang atau warna lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Pemasangan harus tegak lurus dan waterpass, dan ukuran ukuran jadi sesuai dalam gambar.

6. Naat-naat vertikal dan horizontal yang terjadi harus benar-benar lurus.dan ukuran lebar naat
harus sama.
7. Pelaksana harus melindungi ACP yang telah dipasang, lapisan plastik pelindung boleh dibuka
setelah tidak lagi ada kemungkinan rusak karena pekerjaan lain dan harus mengganti, atas
biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan
bersih.

12. PEKERJAAN SANITAIR

12.1. PEKERJAAN SANITAIR


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, tenaga kerja dan jasa-jasa lainnya, sehubungan
dengan pemasangan perlengkapan ruang dapur atau pantry sesuai dengan yang tertera pada
gambar-gambar.

b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang memproduksi.
c. Bahan-bahan
Sanitair (Sanitary ware)
1. Wastafel meja sekualitas type LW540J produk dari TOTO.
2. Closet duduk dengan shower spray sekualitas type CWN1J/SW420JP produk dari TOTO.
3. Closet jongkok dengan flush type CE9/TV150NWV12J produk dari TOTO.
4. Kran air sekualitas type T23B13V7NB dan T23BQ13N produk dari TOTO.
5. Shower spray sekualitas type THX 20NB white produk dari TOTO.
6. Floordrain stainless steel sekualitas type TX1BN produk dari TOTO.
7. Soap holder sekualitas type S11N produk dari TOTO.
8. Paper holder sekualitas type S20V2 produk dari TOTO.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

9. Kitchen Zink dengan kran sekualitas type TX609K produk dari TOTO.
10. Kaca cermin type TS119AS5 produk dari TOTO.
11. Wall glass shelf type TX705AES produk dari TOTO.
12. Aksesoris lainnya

d. PengujianBahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan sudah
melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai Sertifikat Pengujian.
e. Penyimpanan
Perlengkapan sanitair harus disimpan di tempat penyimpanan yang telah disediakan dan harus
bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan
pengamatan.
f. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
 Pelaksana harus meminta ijin kepada Konsultan Pengawas tentang cara, waktu dan letak
perlengkapan sanitair.
 Pemasangan harus kuat, rapi, bersih dan dikerjakan oleh tukang-tukang khusus dan
terbaik.
2. Jaminan Pekerjaan/Bahan Pelaksana harus memberikan jaminan secara tertulis, bahwa
semua pekerjaan harus baik dan berfungsi secara sempurna dan dengan mengadakan test
aliran air dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detil detil sesuai gambar.
4. Bila ada perbedaan/ kelainan harus melaporkan pada Konsultan Pengawas, dan tidak
dibenarkan memulainya jika terdapat kelainan/perbedaan di tempat itu.
5. Selama pelaksanaan harus selalu dilakukan pemeriksaan dan pengujian untuk kesempurnaan
hasil.
6. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/menganti jika terdapat kerusakan selama masa
pelaksanan dan masa garansi atas biaya kontraktor, selama rusak bukan disebabkan pemilik.
7. Pekerjaan Wastafel/Kloset/Sink/Tempat sabun

 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala peralatannya sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing masing tipe yang dipilih.
 Peralatan dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang diseleksi baik, tidak ada
bagianyng gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
 Ketinggian konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produsennya dalam katalog/brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass
dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya
tidak boleh ada kebocoran.
8. Pekerjaan Kran.
a. Semua kran yang dipakai adalah stainless steel.
b. Stop kran yang dapat digunakan jenis ball valve Sekualitas tipe V61, V63,
c. Stop kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar.
9. Pekerjaan Clean-Out (CO)
a. Clean-out yang digunakan adalah stainless, lubang diameter 2” dilengkapi dengan siphon
dan penutup berengsel dopvercrhroom dengan draad untuk clean-out.
b. CO yang dipasang harus sudah diseleksi baik dan disetujui Konsultan Pengawas
c. Hubungan pipa dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap air
d. Setelah clean-out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

13. PEKERJAAN PLAFOND

13.1. PEKERJAAN PLAFOND


a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan serta pemasangan langit-langit
Kalsiboard atau Gypsumboard dengan rangka-rangka metal furring untuk plafond dan rangka
besi hollow, serta pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pemasangan seperti yang
tertera dalam gambar dan petunjuk Perencana.

b. Pengendalian Pekerjaan
NI-5-1961
SII-0458-81
PUBI-1982 Pasal 37

c. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
 Gypsump board tebal 9 mm, rangka metal furing sekualitas produk dari Jayaboard atau
Knauff.
 Gypsump tile tebal 9 mm cross tee main tee rangka metal furing sekualitas produk dari
Jayaboard atau Knauff.
 Kalsiboard tebal 3.5 mm, rangka metal furing sekualitas produk dari Kalsiboard (Eternit).
 Partisi gypsump board akustik tebal 12 mm dengan rangka hollow 40 x 80 mm. Sekualitas
produk Jayaboard atau Knauff.
 Semua bahan gypsumpboard sekualitas produk Jayaboard, Knauff.
 BORAL Furring System,Dynoframe furring system, Elephant Furring Sistem, Bahan terbuat
dari Zinc coated tebal 0,5 mm (TCT) uk 27/40 mm, C chanel bahan plat Galvanized tebal
1.1 mm ukuran 38/10 mm, Wall angle tebal 0.45 mm ukuran 30/30 mm, U Clamp bahan
plat galvanized tebal 2 mm, C channel Joint Bahan plat galvanized tebal 1 mm.

2. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan sekurang-kurangnya 2 (dua) lembar bahan langit-langit dalam
ukuran penuh kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk mendapatkan persetujuannya.

3. Penyimpanan
Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus bebas dari
genangan air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan pengamatan.
Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan
diusahakan udara masih tetap berhembus.

d. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
 Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan langit-langit
tidak merusak lantai ataupun pekerjaan-pekerjaan lain yang telah selesai. Langit-langit
hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan yang akan ditutup selesai terpasang.
 Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu-lampu, diffuser-
diffuser, AC, Pinggiran-pinggiran, dan sebagainya. Langit-langit yang terpasang, akan
tetapi harus dibuka kembali untuk memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang berada di
atasnya (mekanikal, elektrikal, atau memperbaiki pekerjaan) maka harus dipasang kembali
serta mendapatkan persetujuan dari Pengelola Teknis/Perencana.
 Pelaksana harus membuat lubang manhole sesuai kebutuhan dengan lokasi-lokasi yang
sudah mendapat persetujuan Pengelola Teknis/Perencana.
 Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak penggantung sesuai dengan
standar pabrik.
 Sambungan antar gypsump harus disambung dengan kain kasa lebar 5 cm, dan
dicompound dengan serbuk gypsump dicampur dengan alkasit. Sekualitas produk:casting
plaster Jayaboard.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak adanya sambungan.
 Bagian tepi dipasang list profil gypsump, type list sesuai gambar, pemasangan list harus
menggunakan fischer setiap jarak 70 cm.
 Sambungan antar list harus benar-benar rata sehingga tidak nampak sambungannya.
 Jarak antar paku sekrup pada bagian tengah papan masimum 300 mm dan pada bagian
pinggir 200 mm.
 Pemasangan sekrup pada bagian pinggir harus saling silang (staggered).
 Jarak sekrup dari bagian pinggir tepi ujung: 10 mm s/d 12 mm.

13a. PEKERJAAN PENUTUP ATAP SPANDEK SNI

BAGIAN B. SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

1. PERSYARATAN UMUM

1.1. LINGKUP PEKERJAAN STRUKTUR


Lingkup tugas pekerjaan struktur yang harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa adalah : menyediakan
semua perlengkapan kerja, tenaga kerja, tenaga ahli yang cukup dan menyediakan bahan – bahan
serta melaksanakan semua pekerjaan sehubungan dengan pekerjaan struktur sesuai dengan gambar
kerja.

Pekerjaan Struktur meliputi :


a. Pekerjaan tanah.
b. Pekerjaan struktur beton :
1. Pekerjaan Sub Structure, Pondasi Foot Plat
2. Pekerjaan Upper Structur, meliputi : pedestal, kolom, balok, pelat lantai dan pelat atap,
listplank, balok ring, dan pekerjaan beton lainnya sesuai gambar.

c. Pekerjaan struktur kolom.


d. Pekerjaan struktur baja :
1. Pekerjaan struktur baja, kuda – kuda, gording.
2. Pekerjaan struktur baja hoist way lift.

e. Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam tapak dan bangunan selama
pelaksanaan sampai pekerjaan struktur selesai dan diserah terimakan kepada pemberi tugas.

1.2. PEMERIKSAAN
a. Setiap saat Konsultan Pengawas berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan Penyedia Jasa.
Walaupun demikian tidak wajib untuk melakukan pemeriksaan secara terus – menerus, dan yang
terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan, kesalahan – kesalahan tidak membebaskan
Penyedia Jasa dari tanggung - jawabnya.
b. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar – gambar rencana, peraturan –
peraturan yang berlaku dan kaidah – kaidah teknis harus diperbaiki atau diganti atas biaya dari
Penyedia Jasa.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

1.3. SHOP DRAWING DAN AS BUILT DRAWING


a. Penyedia Jasa wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar
dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk memperjelas detail-detail khusus yang diperlukan
pada saat pelaksanaan dilapangan.
b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan, keterangan produk, cara
pemasangan atau persyaratan khusus.
c. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
.

1.4. PERSYARATAN YANG MENGIKAT


Penyedia Jasa harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan – persyaratan yang tercantum;
a. Syarat – syarat Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar – gambar Kerja.
d. Berita Acara Aanwijzing, Klarifikasi dan Negosiasi SPK & Kontrak.

1.5. BROSUR DAN CONTOH MATERIAL


Penyedia Jasa harus mangajukan brosur / catalog, sertifikat, spesifikasi teknis dan contoh material
yang akan digunakan. Material tidak boleh dipesan sebelum brosur, sertifikat spesifikasi teknis dan
contoh material tersebut disetujui oleh Konsultan Pengawas.

1.6. PERBEDAAN GAMBAR DAN HAL – HAL YANG KURANG JELAS


a. Pada dasarnya bila ada perbedaan / konflik antara gambar dan buku Uraian dan Syarat Pekerjaan,
maka yang berlaku adalah yang tertulis dalam buku Rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis ini.
b. Semua ketentuan tersebut apabila tidak ada ketentuan lain dari Konsultan Pengawas / Konsultan
Perencana.
c. Meskipun demikian setiap perbedaan ketidak sesuaian atau keragu – raguan diantara Gambar
Kerja yang tidak bisa diatasi sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut, Penyedia Jasaharus
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan keputusan gambar
mana yang dijadikan pegangan, selambat – lambatnya satu minggu sebelum masalah tersebut
terlibat dalam pelaksanaan, termasuk didalamnya mengenai jenis barang, cara pemasangan dan
pengujian.
d. Perbedaan – perbedaan tersebut tidak boleh dijadikan alasan bagi Penyedia Jasa untuk
mengadakan claim pada waktu pelaksanaan.

1.7. KOORDINASI
Apabila ada unsur pekerjaan yang dilaksanakan oleh beberapa Sub Penyedia Jasa maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai perlu diadakan koordinasi seluruh pekerjaan sehingga tidak terjadi
kesalahan – kesalahan akibat kurang koordinasi antar Sub Rekanan.

1.8. UNSUR PEKERJAAN YANG DISEBUTKAN KEMBALI


Apabila dalam rencana Kerja dan Syarat – syarat Teknis ini ada bagian – bagian / bab - bab yang
menyebutkan kembali setiap unsur pekerjaan pada item / ayat lain maka ini bukan berarti
menghilangkan item/ayat tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan.

1.9. HUBUNGAN KERJA


Hubungan kerja yang bersifat teknis maupun administratif antara Konsultan Perencana dengan
Penyedia Jasaharus melalui Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

2. PEKERJAAN TANAH

2.1. LINGKUP PEKERJAAN TANAH


Yang termasuk pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan galian tanah, penimbunan, pemasangan
turap penahan tanah galian dan lantai kerja untuk pondasi serta pengukuran untuk keperluan
pelaksanaan pekerjaan struktur sesuai gambar kerja dan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan Tanah, meliputi:

a. Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini, antara lain: Galian fondasi, Galian Balok Sloof, Galian Pasangan Batu, Galian
Kabel, Galian Pipa, dan galian lain yang ada dalam pekerjaan ini.

b. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan ini meliputi timbunan tanah dipadatkan, pasir, dan tanah subur, antara lain: timbunan
fondasi, timbunan balok sloof, timbunan tanah dinding penahan, timbunan kabel, timbunan pipa,
dan timbunan lain yang terdapat dalam pekerjaan ini.

2.2. KEADAAN LAPANGAN / TAPAK


Penyedia Jasa berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum pelaksanaan, untuk
mendapatkan gambaran mengenai keadaan tanah yang digali,atau diurug dan menaksir tanah urug
yang akan dipakai atau menaksir tanah galian yang akan dikeluarkan. Perkiraan ini adalah semata –
mata menjadi resiko dari Penyedia Jasa dan tidak akan diadakan pertimbangan – pertimbangan dan
penyesuaian. Level lapangan titik – titik tinggi atau contours harus dianggap berlaku pada tanggul
utama (bench mark). Bilamana Penyedia Jasatidak yakin dengan ketepatan dari peil pengukuran ini
maka Penyedia Jasa harus menyatakan hal ini secara tertulis kepada Konsultan Pengawas sebelum
penggalian, pengurugan dan pemadatan dimulai.

2.3. PENGUKURAN
a. Penentuan tinggi peil bangunan ini harus diperiksa kembali oleh Penyedia Jasa dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Bilamana terdapat perbedaan ukuran – ukuran harus segera
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran – ukuran yang
salah sebelum dan selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Tinggi Peil ini
dibuat oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri, dari patok beton di luar papan dasar
pelaksanaan ( bouwplank ). Tanda ini merupakan tanda yang tetap, yang harus di jaga dan
dipelihara selama masa pembangunan sampai waktu penyerahan pertama.

b. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggungan Penyedia Jasa dan
dilaksanakan dengan instrument waterpass dan theodolite.

2.4. PENGGALIAN
a. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk semua penggalian yang dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Galian tanah untuk pondasi – pondasi , dan lain – lain harus dilaksanakan sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Dasar galian harus bebas lumpur, humus dan air, harus dalam keadaan bersih dan padat, sampai
dapat diberi lapisan urug sesuai dengan gambar.
d. Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan memungkinkan tanah dapat longsor, Penyedia Jasa
harus memasang turap sesuai persyaratan yang disertai perhitungan kekuatannya dan diperiksa
oleh Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

e. Penyedia Jasaharus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai dan menurut
pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi kepada Konsultan Pengawas
untuk dimintakan persetujuannya.
f. Semua Pekerjaan pondasi yang dilaksanakan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas, dapat
mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan pondasi tersebut.
g. Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan pondasi kembali adalah menjadi tanggungan
Penyedia Jasa.
h. Semua kelebihan tanah galian, tanah lumpur harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk mendapatkan
tempat pembuangan dan ongkos – ongkos yang di perlukan. Lokasi pembuangan di lingkungan
area.

2.5. HALANGAN YANG DIJUMPAI WAKTU PENGGALIAN


a. Semua akar – akar pohon, batang – batang pohon terpendam, beton – beton tak terpakai atau
pondasi –pondasi bata, pipa – pipa drainase yang tak terpakai, atau halangan – halangan lain
yang dijumpai / ditemukan pada waktu penggalian harus dikeluarkan atas biaya Penyedia Jasa.
b. Tanah / tanah galian yang berlubang akibat halangan – halangan yang dikeluarkan harus
diperbaiki kembali dengan pasir beton : semen dengan perbandingan 10 : 1.
c. Harus dijaga pipa – pipa gas atau pipa – pipa air, kabel – kabel listrik yang masih berfungsi yang
dijumpai pada waktu penggalian tidak terganggu atau menjadi rusak.
d. Bilamana hal ini dijumpai dilapangan maka Konsultan Pengawas dan pihak – pihak yang
berwenang harus segera diberitahu untuk mendapatkan instruksi selanjutnya untuk mengeluarkan
barang – barang tersebut, sebelum penggalian – penggalian yang berdekatan diteruskan.
e. Bilamana terjadi kerusakan – kerusakan pada barang – barang tersebut diatas, maka Konsultan
Pengawas dan pihak – pihak yang berwenang harus segera diberitahu dan semua kerusakan –
kerusakan harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa sendiri.

2.6. PENYANGGA / PENAHAN TANAH GALIAN


a. Stabilitas dari permukaan galian tanah selama penggalian semata – mata adalah tanggung jawab
dari Penyedia Jasa.
b. Penyedia Jasa harus membuat penyangga – penyangga / penahan tanah yang diperlukan selama
pekerjaan dan galian tambahan atau urugan bila diperlukan.
c. Selama pelaksanaan, tanah di belakang galian tidak boleh longsor.
d. Semua biaya turap dan perkuatannya sudah termasuk beban biaya bangunan dalam kontrak.
e. Penyedia Jasa diharuskan untuk melaksanakan dan merawat semua tebing dan galian yang
termasuk dalam Kontrak , memperbaiki longsoran – longsoran tanah selama masa Kontrak dan
Masa Perawatan.

2.7. KONSULTAN PENGAWAS DAN PENGGALIAN


Semua galian harus diperiksa terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas sebelum lapisan urugan
pasir, lantai kerja, pembesian, pipa – pipa dipasang. Bila didapatkan keadaaan kurang memuaskan
pada atau sebelum peil galian yang tercantum dalam gambar tercapai maka Penyedia Jasa harus
mendapatkan izin sebelum galian selanjutnya dilaksanakan. Penyedia Jasa tidak boleh menimbun
galian tersebut sebelum pengukuran elevasi dasar galian disetujui.

2.8. PENGGALIAN DIBAWAH PEIL YANG SEHARUSNYA


Bilamana Penyedia Jasa menggali di bawah level yang tercantum dalam gambar tanpa intruksi tertulis
maka Penyedia Jasaharus mengisi bagian yang telah tergali tersebut dengan beton 1 : 3 : 5 (PC :
Pasir : Kerikil).

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

2.9. LANTAI KERJA DAN URUGAN PASIR


a. Apabila kontruksi beton bertulang langsung terletak di atas tanah ,maka di bawahnya dibuat lantai
kerja dan urugan pasir yang rata ( Ketebalan sesuai pada gambar)
b. Sebelum lantai kerja urugan pasir ini dibuat, maka semua lapisan tanah di bawahnya harus
dipadatkan dan diratakan dengan baik sampai mendapatkan permukaan yang padat, rapat dan
disetujui Konsultan Pengawas terlebih dahulu
c. Untuk memadatkan tanah digunakan alat pemadat tanah yang harus disetujui oleh Konsultan
Pengawas
d. Lantai kerja harus dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan perbandingan 1 : 3 : 5
Tebal dan peil lantai kerja dan urugan pasir harus sesuai dengan gambar. Jika tidak dinyatakan
secara khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja = 5 cm dan tebal urungan pasir minimal 10
cm.

2.10. PENGURUGAN KEMBALI DAN PEMADATAN


a. Permukaan dari kemiringan – kemiringan tanah harus diselesaikan secara rata atau bertangga
sebagaimana di minta oleh Konsultan Pengawas dan atau sesuai gambar.
b. Semua daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari semua sampah –sampah , puing – puing
bangunan dan lain – lain sebelum pengurugan tanah dimulai.
c. Tanah urug untuk mengurug, meratakan dan membuat tebing – tebing harus bersih dari bahan
organis, sisa – sisa tanaman, sampah dan lain – lain.

d. Bahan - bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian dengan mendatangkan
dari lokasi lain harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1. Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainnya
2. Tanah yang digunakan untuk timbunan harus didatangkan setelah ada ijin dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm material
lepas, di padatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan
mencapai peil permukaan yang direncanakan.
4. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah 
20 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
e. Sarana – sarana Darurat
Penyedia Jasa harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat, harus membangun
saluran – saluran, memasang parit – parit, memompa dan atau mengeringkan drainage.

2.11. PEKERJAAN PENGURUGAN PASIR ALAS PONDASI


a. Ketebalan urugan pasir untuk alas pondasi bila tidak disebutkan lain dalam gambar, minimal 10
cm.
b. Pasir urug yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung potongan – potongan bahan keras
yang berukuran lebih besar dari 1,5 cm, dan bebas dari bahan – bahan organik atau banyak
mengandung garam (pasir laut tidak boleh digunakan).

3. PEKERJAAN PONDASI DANGKAL

3.1. LINGKUP PEKERJAAN


a. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan pondasi meliputi :
Pekerjaan pondasi batu kali untuk dinding, pondasi talud, pagar tembok, saluran, jembatan dll
sesuai gambar.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan
beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek
ini.

3.2. PEDOMAN PELAKSANAAN


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi Kontraktor harus mengadakan pengukuran-pengukuran
untuk as-as pondasi seperti pada gambar konstruksi dan harus dimintakan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Penyedia Jasa wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas bila ada perbedaan Gambar-
gambar dari Konstruksi dengan Gambar-gambar Arsitektur atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.
c. Ketentuan tentang kewajiban pembuatan Shop Drawing lihat Pasal : KETENTUAN LAIN-LAIN.

3.3. PENGGALIAN
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir (sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu
konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengerahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan pengarahan
"Hindarkan Kelongsoran".
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller hingga mencapai
kepadatan 95% Standard Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik sudah
dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan
pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban Penyedia Jasa.

3.4. PENGURUNGAN KEMBALI


a. Semua bekas-bekas sumur harus diurug dengan pasir pasang.
b. Lapisan pasir dibawah pondasi harus dipadatkan dengan vibro Roller/Stemper sehingga mencapai
kepadatan minimal 95% Standard Proctor.
c. Pengurugan kembali dengan tanah :
1. Tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus mendapat persetujuan dari Pengawas.
2. Semua bahan-bahan organis, sisa-sisa bongkaran bekisting, puing, sampah-sampah harus
disingkirkan.
3. Bongkaran-bongkaran tanah harus dipecahkan menjadi komponen-komponen yang kecil
terlebih dahulu.
4. Pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis (Max 30 cm per-lapis) dengan vibro/stemper
dengan memperhatikan kadar air tanah sehingga memperoleh kepadatan minimal 90%.

3.5. PELAKSANAAN PONDASI


a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lobang pondasi kering.
b. Ketentuan mengenai struktur dan kwalitas beton lihat pasal pekerjaan beton dalam buku
spesifikasi ini dan gambar pondasi.
c. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang diperlukan harus terpasang bersamaan
dengan pekerjaan pondasi.
d. Ketentuan mengenai pondasi batu kali, lihat ketentuan pasangan batu kali, dengan catatan:
1. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
2. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortar.
e. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Arsitek dan M.E, jika ada kelainan /
ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan Perencana.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3.6. PONDASI PASANGAN BATU KALI


a. Kegiatan pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada pekerjaan struktur dinding bata
dalam bangunan, talud, bak-bak bunga dan lain-lain sesuai gambar rencana.
b. Bahan-bahan yang digunakan :
1. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa yang disetujui Konsultan
Pengawas.
2. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8 - 1972.
3. Air yang dipakai harus bersih yang dapat diminum/tawar.
c. Syarat Pelaksanaan
1. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
2. Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 5 Pasir dan diberaben dengan aduk yang sama.

4. PEKERJAAN BETON STRUKUR

4.1. UMUM
a. Pekerjaan beton struktur merupan pekerjaan pengadaan bahan, peralatan, tenaga, hingga
pekerjaan selesai.
b. Volume beton bertulang adalah volume yang berdasarkan pada volume beton dari tepi hingga tepi,
luasan bekesting dan perancah, serta berat baja tulangan yang mencakup tulangan utama,
tulangan penyaluran, tulangan penjangkaran/angkur, dan tulangan sengkang.
c. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan – persyaratan
yang terdapat di peraturan – peraturan berikut :
1) SNI 2847-2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
2) SNI 1726-2012, Tata Cara Pelaksanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung.
3) SNI 1729-2015, Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
4) SNI 7656-2012, Tata Cara Pemilihan Campuran Untuk Beton Normal, Beton Berat, dan Beton
Massa.
5) SNI 2052-2014, Baja Tulangan Beton.
6) SNI 03-2458-1991, Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar.
7) SNI 03-4810-1998, Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan.
8) SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
9) SNI 03-2492-1991, Metode Pengambilan Benda Uji Beton Inti.
10) SNI 03-3403-1994, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti.
11) Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2847 : 2013
12) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PBUI – 1982).
13) Peraturan American Standart for Testing and Material (ASTM).
14) Peraturan daerah setempat.
15) Peraturan – peraturan lain yang relevan.
d. Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut RKS, gambar kerja dan instruksi–instruksi dari Konsultan Pengawas.
e. Setiap saat Konsultan Pengawas berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan Penyedia Jasa.
Walaupun demikian Konsultan Pengawas tidak wajib untuk melakukan pemeriksaan secara terus
menerus, dan yang terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan kesalahan–kesalahan tidak
membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya.
f. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar–gambar rencana, peraturan–peraturan
yang berlaku dan kaidah – kaidah teknis harus diperbaiki atau diganti atas biaya dari Penyedia
Jasa.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
g. Sebelum pekerjaan beton dimulai, Penyedia Jasa harus membuat shop drawing pembesian,
detail–detail yang berhubungan dengan gambar–gambar kerja lain dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
h. Sebelum tiap tahap pekerjaan beton dimulai, Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengajukan izin
bekerja yang harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
j. Semua material yang dipakai harus merupakan material baru dengan kualitas terbaik dari yang
telah ditentukan (contoh) dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan semua material yang
tidak disetujui oleh Konsultan Pengawas harus dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Penyedia
Jasa selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
k. Beton bertulang (struktur) utama diharuskan menggunakan beton ready mix (siap pakai).
l. Penyedia Jasa berkewajiban untuk menyediakan tenaga ahli yang trampil dan cukup serta
alat- alat yang baik dan cukup untuk memenuhi jadwal pelaksanaan yang sudah disetujui.
m. Bila tidak dinyatakan secara khusus, maka hal – hal mengenai cara – cara pelaksanaan dan
detail-detail konstruksi harus dilaksanakan sesuai dengan Persyaratan Beton Struktural untuk
Bangunan Gedung SNI 2847 : 2013. Hal – hal tersebut antara lain : lantai kerja / pemotongan dan
pembengkokan tulangan, pemasangan tulangan, pelaksanaan pengecoran dan perawatan,
penutup beton, kait dan bengkokan, panjang penyaluran dan sambungan.

4.2. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi seluruh
pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana, termasuk di dalamnya
pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-bantu yang berhubungan dengan
pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan (reinforcement) dan
bagian- bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di dalam beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan perawatan beton,
dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang pekerjaan beton.

4.3. BAHAN – BAHAN


a. Semen
1) Semua semen yang digunakan adalah jenis Semen Portland Jenis I sesuai dengan SNI 15-
2049-1994.
2) Seluruh pekerjaan konstruksi beton ini harus menggunakan satu merk semen dan produksi
dalam negeri. Penggantian merk semen hanya dapat dilaksanakan dengan
persetujuan
Konsultan Pengawas. Semen–semen yang dipergunakan harus diperoleh dari pabrik yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3) Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai dengan semen yang
digunakan pada perancangan proporsi campuran.
4) Penyedia Jasa harus menyimpan semen di tempat penyimpanan yang baik dan memenuhi
syarat. Semua semen yang telah menunjukkan indikasi rusak dan/atau tercemar
( menggumpal, mengeras, tercampur dengan kotoran, kena air, atau lembab) tidak boleh
digunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek atas biaya Penyedia Jasa.
5) Setiap saat Konsultan Pengawas berhak meminta agar Penyedia Jasa memberikan
laporan test – test semen di laboratorium.

b. Agregat Halus (Pasir)


1) Pasir yang digunakan harus pasir kali yang berbutir tajam, keras tidak dapat dihancurkan
dengan jari dan pengaruh cuaca.
2) Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %.
3) Pasir laut tidak boleh digunakan.
4) Kadar warna zat organik tidak lebih dari grid 3 (diuji dengan NaOH 3%).

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

JENIS BAHAN METODE UJI AASHTO BERAT % MAKSIMAL


Gumpalan tanah liat T 112 0,5 %
Bahan lolos saringan no. 200 T11 3%

5) Syarat-syarat tersebut harus dibuktikan dengan pengujian di laboratorium.

6) Pasir harus memenuhi persyaratan SNI 2847-2013.

c. Agregat Kasar (Split/Kerikil)


1) Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-80 tentang "Mutu dan
Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut
harus memenuhi ketentuan ASTM C23 "Specification for Concrete Aggregates".
2) Agregat kasar yang dapat dipakai adalah koral atau batu pecah (crushed stone) yang
mempunyai susunan gradasi yang baik padat dan keras. Agregat kasar yang digunakan tidak
boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % ( ditentukan terhadap berat kering). Semua agregat
yang digunakan harus memenuhi syarat SNI 2847-2013.

BAHAN METODE UJI AASHTO BERAT % MAKSIMAL


Gumpalan tanah liat T112 0,25 %
Bahan lolos saringan no. 200 T11 1%
Bahan tipis panjang lebih dari 5x
- 10 %
ketebalan maksimal

3) Ukuran agregat kasar maksimum yang dapat digunakan adalah 3 cm dan ukuran agregat
kasar tersebut tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
4) Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi
syarat - syarat berikut : (a) 1/5 (seperlima) jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan
beton; (b) 1/3 (sepertiga) dari tebal pelat; (c) 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan,
atau berkas batang tulangan. Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut
penilaian Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah
sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
5) 2 minggu sebelum pengecoran dimulai, Penyedia Jasa harus menguji contoh – contoh agregat
sesuai dengan SNI 2847-2013..
6) Penyedia Jasa harus menjaga semua pengiriman agregat dari satu sumber untuk setiap
agregat yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas hingga sebanyak 50 ton atau sewaktu
– waktu diminta oleh Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa.
7) Percobaan – percobaan harus dilakukan oleh Penyedia Jasapada setiap pengiriman sebanyak
50 ton atau sewaktu – waktu diminta oleh Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa.
8) Agregat kasar dan agregat halus harus disimpan secara terpisah tanpa boleh terjadi segregasi
dari butir – butir penyusunnya. Timbunan agregat harus diletakkan di atas lantai dari beton
kurus dan dibatasi oleh dinding kayu keras serta harus dijaga terhadap pencampuran atau
pencemaran dari kotoran atau material lainnya. Selain itu Penyedia Jasa juga harus
menyediakan sistem drainage yang baik di sekitar timbunan agregat sehingga timbunan
agregat tidak terpendam air.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
9) Untuk mendapatkan campuran beton yang baik dan sesuai dengan hasil mix – design, kadar
air dari agregat harus sesuai secara periodik diuji terutama kalau terdapat indikasi bahwa
kadar air agregat sudah berubah dari kondisi sebelumnya. Selain itu Penyedia Jasa juga harus
secara rutin melaksanakan uji bahan dan disaksikan oleh Konsultan Pengawas .
d. Air
1) Air untuk pembuatan dan perawatan beton adalah air bersih yang sesuai dengan rekomendasi
laboratorium dan persyaratan SNI 2847-2013.
2) Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung lainnya yang dapat
dilihat secara visual.
3) Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak beton (asam-asam, zat
organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500
ppm dan senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
4) Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya harus bersih dan bebas dari unsur-
unsur yang merusak seperti alkali, asam, garam dan bahan anorganik lainnya.
5) Air dari kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak perlu diuji. Bagaimanapun,
bila hal ini terjadi, semua air kecuali yang telah disebutkan di atas, harus diuji dan memenuhi
ketentuan AASHTO T26 dan atau disetujui Konsultan Pengawas.
6) Sumber air yang akan dipakai harus disetujui oleh Konsultan Pengawas terlebih dahulu dan
harus diuji serta tidak boleh mengandung asam alkali , minyak, dan zat organis yang dapat
merusak beton dan tulangan (Ph 7 – 8).
7) Tempat penampungan (bak) air harus selalu bersih dan harus dijaga agar bahan – bahan yang
dapat merusak kualitas air tidak tercampur di bak penampungan tersebut.

e. Bahan pencampur /admixture/Adittive


1) Bila tidak dinyatakan lain, pada dasarnya semua beton konstruksi pada proyek ini tidak
memerlukan bahan pencampur. Oleh karena itu Penyedia Jasatidak boleh menggunakan
bahan pencampur kecuali dengan persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana dan atau
Konsultan Pengawas.
2) Bahan tambah integral diberikan pada beton dengan fungsi kedap air (basement dan atap).
3) Untuk melengkapi pengajuan izin penggunaan bahan pencampur beton, Penyedia Jasa harus
mengadakan percobaan perbandingan berat dari penambahan bahan campuran tersebut dan
diuji tekan contoh – contoh beton pada umur 3,7,14, dan 28 hari di laboratorium yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas . Semua hasil uji tersebut di atas harus disertakan pada pengajuan
izin penggunaan bahan pencampur beton.

f. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
1) Sesuai dengan SNI 07-2052-2014, mengenai baja tulangan beton.
2) Baja batangan untuk keperluan umum (BjKU) tidak diijinkan digunakan untuk keperluan
penulangan konstruksi beton (SNI 7614-2010).
3) Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-gelombang,
cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
4) Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform (BJTD 40),
dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan
tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
5) Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD 40, tulangan polos menggunakan BJTP 24.
6) Kualitas dan diameter efektif dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan dengan
sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat leleh, berat per
meter panjang, diameter, dan regangan dari bahan tulangan dimaksud. Kontraktor harus
mengajukan brosur dan hasil tes tulangan pada proyek sebelumnya yang memenuhi syarat
dan dapat digunakan pada pekerjaan ini.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
7) Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh yang ditentukan
sebesar lebih dari 120 MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang melampaui nilai ini
sebesar lebih dari 30 MPa) (SNI 2847:2013).
8) Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual (batas ulur) tidak kurang dari 1,25 (SNI 03-
2847-2002, pasal 23.2.5).

9) Diameter efektif baja tulangan (baik deform/BJTS) yang digunakan harus ditentukan dari
sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus:
Error! Reference source not found. atau Error! Reference source not found.
Dimana :

de = diameter efektif dalam mm

b = berat baja tulangan (kg/m)

G = berat baja tulangan (kg/m)

Sesuai ketentuan dalam SNI Tahan Gempa (1726 : 2012), tulangan yang digunakan adalah
tulangan ulir (deform).

10) Toleransi Ukuran Diameter adalah sebagai berikut:

DIAMETER TULANGAN TOLERANSI DIAMETER


BAJA TULANGAN YANG DIIJINKAN
6 mm ± 0.3 mm
8 ≤ d ≤ 14 mm ± 0.4 mm
16 ≤ d ≤ 25 mm ± 0.5 mm
28 ≤ d ≤ 34 mm ± 0.6 mm
d ≥ 35 mm ± 0.8 mm
(Sumber : SNI 2052 – 2014 tabel 3)
11) Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai berikut:

TOLERANSI BERAT
DIAMETER NOMINAL
YANG DIIJINKAN
6 ≤ d ≤ 8 mm ±7%
10 ≤ d ≤ 16 mm ±6%
16 ≤ d ≤ 28 mm ±5%
d ≥ 28 mm ±4%
(Sumber : SNI 2052 – 2014 tabel 4)
12) Toleransi tarik mínimum dan regangan mínimum sebagai berikut:

BATAS ULUR KUAT TARIK REGANGAN


SIMBOL MINIMUM MINIMUM MINIMUM
(kg/mm )2 (kg/mm2) (%)
BJTP 24 24 39 20
BJTP 30 30 45 18
BJTD 30 30 45 18
BJTD 35 35 50 18
BJTD 40 40 57 16
BJTD 50 50 63 12
(Sumber : SNI 2052 – 2014 tabel 5)

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

13) Baja tulangan yang didatangkan harus dalam bentuk lonjoran/tidak boleh ditekuk, kecuali
untuk baja tulangan polos dibawah Ø 12 mm.
14) Sebagai akibat dari baja tulangan polos yang ditekuk pada pasal sebelumnya, maka tulangan
sepanjang 500 mm. di daerah tekukan tidak boleh digunakan.
15) Ujung bawah tulangan pokok yang bertemu pondasi ditekuk kerah dalam sepanjang lebar
kolom ditambahkan 30 cm.

4.4. PEMBESIAN
a. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
1) Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan haras disertai surat
keterangan Percobaan dari pabrik.
2) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja-tulangam harus diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
3) Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya direkomendasi oleh Direksi
Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai
adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4) Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
5) Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat.dari
baja. lunak.
6) Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.
7) Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk
jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari
penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
8) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

b. Bahan-bahan / Produk
1) Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-40 (400 Mpa), sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-
gambar struktur.Tulangan polos harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400
kg/cm2.Tulangan ulir harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh fe
= antara 400 ‹ fy ‹ 500 Mpa.
2) Tulangan Anyaman (Wire mesh).
Tulangan anyaman, mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
3) Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanan
atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
4) Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak;
1. Gunakan besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain
pada gambar
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang ridak direkomendasi.

3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal rumers
dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai
lantai kerja yang rata.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang langsung berhubungan/mengenai


cetakan, sediakan penunjang dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang yang
dilindungi plastik.
5) Kawat pengikat dibuat dari baja lunak dan tidak disepuh seng.

c. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai: Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dan
semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.

d. Persiapan Pekerjaan/Peralatan Tulangan


Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa sehingga posisi dari tulangan
sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan peratuaran yang
disyaratkan. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
PBI 1971 atau A.C.I. 315.

e. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya


Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai dengan etiket/label yang
mencantumkan ukuran batang, panjang dan tanda pengenal. Pemindahan tulangan harus hati-hati
untuk mengindari kerusakan. Gudang di atas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-
salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.

f. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan dan Pemotongan


1) Persiapan
a. Pembersihan
Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak, kulit giling (mill steel) dan karat lepas, serta
bahan-bahan lain yang mengurangi daya lekat. Bersihkan sekali lagi tonjolan pada
tulangan atau pada sambungan konstruksi untuk menjamin rekatannya.

b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.

2) Pemasangan Tulangan
a. Umum
Standar penulangan sesuai dengan SNI 2847:2013. Sesuai dengan yang tercantum pada
gambar dan koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga
perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.

b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar
dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi
yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan
penunjang lain yang diperlukan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir,
kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton
yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor, Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus
tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada
tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan
bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu
dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang
harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.

c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan


1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Tulangan atas pada pelat dan balok :
- balok dengan tinggi sama atau lebih kecil dari 200 mm : ± 6 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 200 mm tapi kurang dari 600 mm: ± 12 mm
- balok dengan tinggi lebih dari 600 mm : ± 12 mm
- panjang batang : ± 50 mm
4. Toleransi pada pemasangan lainnya sesuai SNI 2847:2013.

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI SNI 2847:2013.


Tabel Kait Standar

Jenis Bengkokan Perpanjangan


Tulangan 180º ≥ 65 mm, atau 4 db
90º 12 db
Sengkang D ≤ 16 mm, 90 º 6 db
D-19, D-22, D-25, 90 º 12 db
D ≤ 25 mm, 135 º 6 db

Tabel Diameter minimum bengkokan

Ukuran Batang tulangan Diamater minimum


(diameter)
10 ≤ D ≤ 25 mm 6 db
29 ≤ D ≤ 36 mm 8 db
D-44 dan D-56 10 db

1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan itu.

2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana
atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila petnanasan dilajutkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan)
dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu
lebih dari 850 ºC, dan dilakukan di workshop bukan di lokasi.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 0 C yang bukan pada waktu
las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja hams diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan
jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali
diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


1. Toleransi untuk jarak bersih ke sisi bawah (soffits) = -6 mm.
2. Toleransi untuk selimut tidak boleh melampaui -1/3 selimut beton.
3. Toleransi longitudinal bengkokan dan ujung tulangan = ± 50 mm.
4. Toleransi ujung tak menerus brakit dan korbel = ± 13 mm.
5. Toleransi ujung menerus komponen lainnya = ± 50 mm.
6. Toleransi untuk d dan untuk selimut beton minimum pada komponen struktur lentur,
dinding, dan komponen struktur tekan, pada pemasangan lainnya sesuai SNI
2847:2013.

dimensi Toleransi untuk d Toleransi untuk Selimut beton yang


disyaratkan
d ≤ 200 mm ± 10 mm -10 mm
d > 200 mm ± 13 mm -13 mm

f. Batas spasi untuk tulangan


1. Spasi bersi pada batang tulangan ≥ 25 mm.
2. Pada komponen struktur tekan bertulang spiral, jarak bersih antar tulangan longitudinal
≥ 1,5 db atau ≤ 40 mm.
3. Spasi bersih pada spiral 25 ≤ jarak ≤ 75 mm.

g. Panjang Penjangkaran dan panjang penyaluran.


1. Sesuai dengan Pasal 12, SNI 2847:2013 (tertera pada tabel Gambar Kerja Standar
Detail Pekerjaan).
2. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus diadakan di tengah
bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan. Sambungan harus ditunjang dimana
memungkinkan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui perbandingan 1


terhadap 10.
4. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SNI 2847-2013 (Tata Cara
Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung), kecuali ditentukan lain.

h. Selimut Beton
Ukuran minimal selimut beton yang disesuaikan dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah sebagai berikut :
1. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dan di atas tanah tebal
selimut beton 75 mm.
2. Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca (ekspos):
3. Batang tulangan D-19 hingga D-57 adalah 50 mm;
4. Batang tulangan ≤ D-16, kawat M-16, atau polos adalah 40 mm;
5. Beton yang tidak berhubungan dengan cuaca atau tidak berhubungan dengan tanah:
6. Slab, dinding, balok usuk:
Batang tulangan D-44 hingga D-57 adalah 40 mm;
Batang tulangan ≤ D-36 adalah 50 mm;
Balok, Kolom:
Batang tulangan ≥ D-19 adalah 20 mm;
Batang tulangan ≤ D-16, kawat M-16, atau polos adalah 13 mm;

4.5. PEMBUATAN BETON


a. Mutu beton dan campuran beton rencana
1) Seluruh beton polos (tidak bertulang) seperti rabat dan lantai digunakan mutu beton f‟c=15
MPa . Beton bertulang (struktur) menggunakan beton ready mix (siap pakai). Untuk Tiang Bor
menggunakan mutu beton f‟c=25 MPa. Untuk struktur Pile Cap, Tie Beam, Kolom, Balok, Pelat
dan Dinding Geser menggunakan mutu beton readymix f‟c=25 MPa.
2) Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-rata (f'cr)
minimal sebesar : f'cr = f'c + 1,64 Sr, dengan Sr adalah standar deviasi rencana dari benda uji
yang nilainya setara dengan nilai standar deviasi statistik dikalikan dengan faktor berikut:

Tabel Jumlah Benda Uji dengan Faktor Pengali

JUMLAH BENDA UJI FAKTOR PENGALI


< 15 dikonsultasikan dengan Konsultan MK
15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1.00

3) Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di
dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI
M-62-1990-03).
4) Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang dihasilkan
tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut tidak dapat
digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan Konsultan MK) harus membuat proporsi

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat
dicapai. Pembuatan campuran beton rencana ini hendaknya mengikuti SNI 2847:2013 ayat 5.2
dan dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 5.6.
5) Bila sumber atau kualitas dari semen atau agregat diganti maka harus dicari lagi campuran
rencana yang baru sehingga tercapai mutu beton yang dipersyaratkan.

b. Pengujian beton
1) Penyedia Jasaharus menyediakan tenaga kerja, material, tempat dan semua peralatan untuk
melakukan semua peralatan untuk melakukan semua uji beton.
2) Pengujian slump beton harus dilaksanakan setiap volume 5 m3 beton segar atau setiap 1 truck
mixer dengan batasan nilai slump maksimum sebagai berikut :

Tabel Uji Nilai Slump (SNI 7656-2012)

Minimum
Konstruksi Beton Maksimum (cm)
(cm)
Pondasi beton bertulang (bore pile) 7,50 2,50
Pondasi telapak tanpa tulangan, pondasi tiang pancang,
7,50 2,50
dinding bawah tanah
Kolom bangunan, Balok dan dinding bertulang 10,00 2,50
Perkerasan dan Plat Lantai 7,50 2,50
Beton massa 5,00 2,50
*) slump dapat ditambah bila digunakan bahan tambahan kimia, dengan syarat beton yang diberi
bahan tambahan tersebut memiliki rasio air-semen atau rasio air-bahan bersifat semen yang
sama atau lebih kecil dan tidak menunjukkan segregasi yang berarti atau bliding berlebihan
*) slump boleh ditambah 2,5 cm untuk metode pemadatan selain dengan penggetar

3) Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan mengadakan uji silinder beton diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm pada laboratorium beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas biaya
sendiri dan berdasarkan atas SNI 2847-2013
4) Jumlah pengambilan contoh untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton, tidak boleh kurang
dari tiga benda uji untuk setiap umur uji dan harus diuji pada umur 7, 14 dan 28 hari.
5) Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap harinya haruslah dari satu
contoh uji per hari, dan tidak kurang dari sekali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk
setiap 110 m3 beton, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 460 m2 luasan permukaan
lantai atau dinding atau sesuai dengan SNI 2847-2013.
6) Jika digunakan pompa beton (concrete pump), akan dilakukan pengambilan khusus dilokasi
pengecoran setelah beton melewati ujung pipa pompa beton dengan jumlah benda uji silinder
beton minimal 3 buah, serta benda uji tersebut harus dilakukan uji kuat tekan beton pada umur
28 hari.
7) Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan dari bagian struktur yang dilakukan
pengecoran.
8) Prosedur pengambilan silinder beton sesuai dengan SNI 2847-2013.
9) Setiap benda uji tidak boleh cacat.
10) Penyedia Jasaharus membuat laporan lengkap mengenai hasil test khusus yang disertai
evaluasi perhitungan nilai karakteristiknya dan disampaikan pada Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

11) Kalau terjadi kegagalan dalam uji beton ini, Penyedia Jasaharus melakukan percobaan –
percobaan non destruktif (hammer test dengan korelasi uji UPV) dan jika pengawas/MK
menghendaki pengujian destruktif (inti beton), maka penyedia harus melaksanakan, apabila
masih menunjukkan kegagalan Penyedia Jasa harus memperbaiki dan mengganti struktur
tersebut atas biaya Penyedia Jasa sendiri.
12) Bila dianggap perlu, maka Penyedia Jasa harus melakukan uji tambahan atas biaya Rekanan

c. Pembuatan beton
1) Penyedia Jasabertanggung jawab penuh atas seluruh pembuatan beton yang baik dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan, termasuk pemasangan sparing-sparing pekerjaan
mekanikal – elektrikal dan pekerjaan aritektur harus disiapkan sejak sebelum pengecoran.
2) Dalam pembuatan beton ini, Penyedia Jasaharus memakai sistem “Weight batching plant” &
volumetric system ( untuk mengukur air) yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas .
Semua alat ukur untuk pencampuran beton ini harus dalam kondisi baik dan dikalibrasi dan
disediakan oleh Rekanan.
3) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran material – material harus
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
4) Seluruh operasi harus diinspeksi dan dikontrol terus oleh seorang inspektor yang
berpengalaman dan bertanggung jawab.
5) Pencampuran beton dengan tidak memakai perbandingan berat atau dengan tangan tidak
diperbolehkan.
6) Mixer harus betul – betul kosong sebelum menerima material – material dari adukan berikutnya
. Mixer harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai lebih lama dari 30 menit atau bila
beton yang akan dibuat berbeda mutunya.
7) Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh atau mengeras tidak diizinkan.
8) Ketelitian alat ukur ( timbangan ) harus dikontrol minimum satu kali setiap minggu dengan
ketelitian  1 persen.

d. Beton Pra – Campur (Ready Mix)


1) Penyedia Jasatidak diizinkan memakai beton pra – campur tanpa izin dari Konsultan
Pengawas.
2) Semua beton pra – campur harus dipasok dari perusahaan yang disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
3) Bila tidak ditentukan lain, semua persyaratan yang berlaku untuk beton biasa juga berlaku
untuk beton pra – campur.
4) Nama dan Alamat dari perusahaan beton pra – campur harus disampaikan untuk persetujuan
Konsultan Pengawas . Jika diperlukan, Penyedia Jasaharus mengatur peninjauan ke
perusahaan tersebut.
5) Beton Pra – campur harus sudah dicor pada tempatnya dalam waktu maksimum 2 jam dihitung
dari mulainya truck mixer keluar dari plant sampai penuangan terakhir dilakukan. Mengenai
lamanya waktu yang diperkenankan ini hendaknya dibicarakan sebelum beton pra – campur
ini digunakan, sehingga diketahui waktu yang masih diizinkan.
6) Semua data – data dari beton pra – campur ini harus dicatat secara lengkap oleh Penyedia
Jasaatas sepengetahuan Konsultan Pengawas data – data tersebut harus selalu tersedia
diproyek.
Data – data yang harus dicatat adalah :
 Waktu kedatangan untuk truck mixer.
 Waktu pencampuran material – material dan penambahan air.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Pencatatan nomer truck mixer dan nama plat.


 Waktu ketika beton ditempatkan / dicor.
 Lokasi pengecoran.
 Pengambilan silinder uji.
 Nilai slump.
 Dan data – data lain yang relevan.
7) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua hasil pengecoran dari beton pra – campur .
Konsultan Pengawas berhak untuk mengganti perusahaan beton pra – campur atau
menghentikan penggunaan beton pra – campur bila ternyata syarat – syarat dari spesifikasi ini
tidak terpenuhi dengan memuaskan.

4.6. PEKERJAAN BEKESTING (CETAKAN)


a. Bahan
1) Bahan – bahan yang dapat dipakai untuk bekesting adalah kayu, multiplek tego film (tebal 12 –
16 mm), pasangan bata dan panel logam. Sedangkan bahan – bahan yang dapat digunakan
untuk acuan penyangga adalah kayu atau tiang / pipa logam. Penggunaan bambu untuk acuan
tidak diizinkan. Sebelum memakai suatu bahan sebagai bekesting atau acuan, Penyedia
Jasaharus mengajukan izin ke Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
2) Penggunaan bahan – bahan pembantu pelepasan bekesting harus seizin dari Konsultan
Pengawas dan untuk itu Penyedia Jasaharus memberikan data – data teknis dari produk
tersebut ke Konsultan Pengawas.
3) Penggunaan bahan – bahan pembantu pelepasan bekesting harus seizin dari Konsultan
Pengawas dan untuk itu Penyedia Jasaharus memberikan data – data teknis dari produk
tersebut ke Konsultan Pengawas.
4) Penggunaan bekesting lebih dari 1 kali tidak diizinkan kecuali kondisi bekesting masih sangat
baik dan mampu menghasilkan permukaan beton yang sesuai dengan spesifikasi.
Penggunaan bekesting lebih dari 1 kali harus mendapatkan izin dari Konsultan Pengawas
Perkerjaan.

b. Pembuatan dan Pemasangan Bekesting


1) Sistem bekesting harus diajukan dan disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas ,
khususnya yang menyangkut jenis / dimensi – dimensi bekesting dan jarak – jarak acuan
penyangga, Khusus bekesting “kolom lengkung” agar ditambahkan rangka pengaku yang
jaraknya sudah diperhitungkan kuat menahan curah beton dan mendapatkan hasil sempurna.
2) Bekesting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah perpindahan tempat atau
kelongsoran dari penyangga. Permukaan bekesting harus halus dan rata, tidak boleh ada
lekukan, lubang – lubang dan tidak boleh melendut. Sambungan – sambungan pada bekesting
harus diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal dan vertikal.
3) Khusus untuk struktur beton exposed atau struktur beton lainnnya yang perlu menggunakan
minyak atau bahan sejenis pada bekesting, Penyedia Jasaharus mengoleskan minyak tersebut
seperlunya dan harus menjaga agar minyak tersebut tidak sampai mencemari batang tulangan
dan sambungan konstruksi.
4) Khusus untuk bekesting – bekesting kolom pada tepi bawah kolom pada 2 sisi harus dibuatkan
bukaan untuk mengeluarkan kotoran – kotoran yang terdapat pada dasar kolom dan bukaan ini
boleh ditutup setelah dasar kolom diperiksa kebersihannya dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

5) Hal yang sama juga harus dikerjakan pada balok – balok yang tinggi atau dinding – dinding
beton.
6) Tiang – tiang penyangga vertikal harus dibuat sebaik mungkin untuk memberikan penunjang
seperti yang dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau overstress atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
7) Struktur tiang – tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga
konstruksi ini benar – benar stabil, kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban –
beban yang berada diatasnya selama pelaksanaan beton.
8) Semua tiang – tiang penyangga tidak boleh ditempatkan langsung diatas tanah, tetapi harus
berpijak diatas balok kayu rata atau lantai kerja dengan kokoh. Selain itu semua tanah dasar di
sekitar daerah penyangga harus dipadatkan sampai cukup kuat untuk menahan beban
diatasnya.
9) Bila tidak dinyatakan lain, maka semua bekesting balok dan pelat lantai harus diberi anti lendut
ke atas di tengah – tengah bentang sebesar 0,2 % dari lebar bentang
Khusus untuk balok dan pelat kanti lever, maka besarnya anti lendut yang harus diambil
adalah 0,4 % dari bentang.
10) Bekesting Shear wall diharapkan bongkar jadi, untuk itu lapis luar menggunakan tego film
dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang menghasilkan ukuran
modul 4,2 x 7,2 m.
11) Bekesting Kolom lengkung untuk permukaan vetikal diharapkan bongkar jadi, sedangkan
permukaan miring/diagonal dan permukaan horizontal/lengkung menggunakan multiplek kasar
agar material finishing dapat melekat kuat.
12) Bekesting balok bentang panjang yang disangga kolom lengkung, untuk itu lapis luar
menggunakan tego film dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang
menghasilkan ukuran modul 7,2 m.
13) Bekesting List plak atas diharapkan bongkar jadi, untuk itu lapis luar menggunakan tego film
dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang menghasilkan ukuran
modul 7,2 m, atau lapis luar dg material bantu lain missal : GRC.
14) Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan tempat pada
beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat
dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya selama
pelaksanaan.
15) Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang.
Semua bekesting yang akan dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan tidak tercemar
oleh bahan – bahan yang dapat menurunkan mutu beton.

c. Pembongkaran Bekesting
1) Semua pekerjaan pembongkaran bekesting baru dapat dimulai setelah izin tertulis dari
Konsultan Pengawas terutama pada struktur drop of canopy, plat atap, plat lantai, listplank –
listplank, konsol – konsol, tangga dan balok – balok bentang panjang.

2) Bila pada saat pembuatan beton tidak digunakan suatu bahan pencampur (admixture/additive)
khusus, maka waktu minimum pembongkaran bekesting harus didasarkan pada PBI – 1971
dan hasil uji tekan beton dengan umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
 Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f‟c)
 Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f‟c)

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan 95 % f‟c)


 Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 % f‟c)

3) Dengan adanya pembongkaran bekesting dan / atau acuan pada beton, struktur – struktur
bangunan tidak mengalami perubahan bentuk, kerusakan ataupun pembebanan yang melebihi
beban rencana.
4) Pertanggung jawaban atas keselamatan semua pihak pada pembongkaran bekesting atau
acuan berada di pihak Penyedia Jasa.
4.7. PENGECORAN
a. Persiapan
1) Sebelum melaksanakan pengecoran, Penyedia Jasaharus membersihkan seluruh area
pengecoran memeriksa dan memperbaiki lagi bekesting dan pembesian yang masih kurang
sempurna, memeriksa dan mengkoordinasikan lagi gambar struktur dengan desain gambar
lain berikut segala pipa, konduit atau barang – barang lain yang akan tertanam dalam beton
dan mengajukan izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pengecoran, semua alat – alat pembuatan beton dan pengangkutan beton harus
dalam keadan baik dan bersih.
3) Sebelum pengecoran beton, Penyedia Jasaharus membasahi cetakan dan pasangan-
pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton sampai jenuh.selain itu semua
bidang-bidang beton yang lama yang akan di cor harus di kasarkan terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran – kotoran beton yang lepas dan kemudian
penyambungan bidang – bidang beton yang lama harus memakai lem beton.
4) Sebelum pengecoran beton, Penyedia Jasaharus membersihkan / membuang air yang
tergenang pada bekesting atau area pengecoran.

b. Pengangkutan beton
1) Metoda pengangkutan yang akan digunakan Penyedia Jasa haruslah metoda pengangkutan
yang sudah dievaluasi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2) Kecepatan pengangkutan harus sedemikian rupa dan cukup cepat sehingga beton tidak kering
atau kehilangan workabilitas atau plastisitas selama waktu yang digunakan antara mencampur
dan mencetak (mengecor).
3) Sistem pengangkutan beton tidak boleh sampai menimbulkan segregasi pada adukan beton
ataupun kehilangan semen dan air.
4) Pengangkutan harus diorganisir sedemikian rupa sehingga selama pengecoran pada bagian
tertentu, tak terjadi keterlambatan pada bidang cor dan sambungan dingin ( cold joint ).
5) Semua peralatan yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan dan dicuci bila
pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit.

c. Pengecoran beton
1) Pengecoran beton harus berlangsung terus – menerus tanpa berhenti sampai mencapai siar –
siar pelaksanaan yang sudah direncanakan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2) Pemadatan beton untuk struktur yang cukup tebal harus dilaksanakan lapis per lapis dengan
tebal tiap lapisan maksimum 40 cm atau sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
3) Metode Penuangan dan Pemadatan beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
akan terjadi segregasi pada beton.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

4) Tinggi jatuh vertikal pada pengecoran tidak boleh lebih dari 150 cm. Untuk dinding – dinding,
kolom – kolom atau bagian – bagian yang tinggi, beton tidak boleh di cor dari atas, tetapi
pengecoran harus dilakukan memulai sisi bekesting.
5) Saluran curam tidak boleh digunakan untuk pengecoran beton, kecuali dengan persetujuan
Konsultan Pengawas . Bila diizinkan, saluran curam harus dibuat dari metal yang dapat
mengalirkan adukan beton tanpa terjadinya pemisahan bahan dan harus dicor dengan sudut
tidak lebih datar dari perbandingan 1 ( satu ) tegak , 2 ( dua ) mendatar .
6) Pekerjaan pemadatan
 Beton harus dipadatkan dengan vibrator mekanis yang dikerjakan oleh orang – orang yang
berpengalaman dan terampil. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu
massa yang bebas dari lubang – lubang, segregasi dan keropos.
 Vibrator yang dipakai haruslah vibrator yang mempunyai frekuensi tidak kurang dari 6000
siklus per menit dan mempunyai lengan sepanjang 6 meter atau lebih.
 Selama pemadatan beton, Penyedia Jasa harus menjaga agar tidak terjadi “over vibration”
yang akan mengakibatkan segregasi. Selain itu Penyedia Jasa juga harus menjaga agar
tulangan – tulangan (terutama tulangan yang telah masuk pada beton) tidak mengalami
getaran langsung dari vibrator.
 Penyedia Jasaharus menyediakan vibrator – vibrator dengan kondisi yang baik dan jumlah
yang cukup.
 Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakan
massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
 Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
 Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

7) Selama hujan pengecoran tidak boleh dilakukan dan beton yang baru di cor harus dilindungi
dari air hujan. Selain itu penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap
pengikisan aliran air hujan ( terutama pada balok , kolom dan dinding).
8) Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton yang kena hujan / aliran air hujan
harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton – beton yang tercampur /
terkikis air hujan Pengecoran selanjutnya harus mendapatkan izin Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.
9) Penyambungan beton lama dengan beton baru diharuskan menggunakan bonding agent,
dengan metode sesuai dengan petunjuk yang diberikan produsen.
10) Siar – siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi.
11) Bila tidak ada ketentuan lain, pada pelat dan balok, siar – siar pelaksanaan harus ditempatkan
kira – kira pada 1 / 3 bentang. Untuk balok yang ditengah – tengah bentangnya terdapat titik
pertemuan dengan balok lainnya maka siar pelaksanaan harus ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan / persilangan.

12) Siar harus mulai dibuat pada lokasi dan dimensi yang tetap seperti pada gambar rencana dan
penulangan tidak boleh ada yang menerus.
13) Penambahan beton integral pada lokasi yang membutuhkan waterproofing, seperti basement,
groundtank, dan atap. Metode dan volume pencampuran berdasarkan pada petunjuk yang
diberikan produsen.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

d. Perawatan beton
1) Selama proses pengerasan beton, konstruksi beton, cetakan dan penulangan tidak boleh
terganggu atau menggalami pembebanan yang dapat merusak struktur beton muda ini. Oleh
kerena itu Penyedia Jasadilarang menggunakan struktur beton yang masih muda umurnya
untuk tempat penimbunan material atau lalu lintas kerja (minimal 14 hari umurnya).
2) Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang disebabkan
oleh alat – alat. Dua (2) jam setelah pengecoran beton, semua beton harus selalu dalam
keadaan basah, paling sedikit 10 hari dengan cara dibasahi dengan air terus menerus,
direndam air atau dengan sistem disiram air dari pipa yang berhubungan atau sistem lain yang
dapat membuat kondisi beton basah, untuk kolom beton dapat digunakan karung basah yang
dililitkan.
3) Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat.
4) Air yang dipergunakan untuk perawatan harus air dan sama sekali bebas dari unsur – unsur
kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna beton.

4.8. KUALITAS PEKERJAAN BETON


a. Konsultan Pengawas berhak menolak semua pekerjaan beton yang tidak memenuhi syarat
seperti :
1) Tidak sesuai dengan Pasal 5.6 SNI 2847-2013 evaluasi dan penerimaan beton
2) Konstruksi beton keropos.
3) Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisinya yang
tidak sesuai dengan gambar.
4) Konstruksi yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan.
5) Konstruksi beton berisikan kayu atau benda lain.
6) Konstruksi beton yang mengalami cacat – cacat lainnya.
7) Penyedia Jasaharus mengganti / membongkar dan memperbaiki beton – beton yang tidak
memenuhi syarat atas biaya sendiri sesuai dengan instruksi dari Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.
b. Struktur beton harus mempunyai ukuran – ukuran dimensi lokasi dan bentuk yang tidak boleh
melampui toleransi di bawah ini :
1) Posisi garis as dari penyelesaian bagian struktur pada semua titik maksimum bergeser  0,5
cm dari posisi seharusnya.
2) Variasi ukuran – ukuran dimensi struktur yang < 3 m adalah  0,5 cm.
3) Variasi ukuran – ukuran dimensi struktur yang > 3 m adalah  1 cm.

c. Perbaikan Beton
1) Konsultan MK harus segera untuk memeriksa permukaan beton setelah pembongkaran.
2) Jika tidak sesuai dengan persyratan evaluasi dan penerimaan beton pasal 5.6 SNI 2847-2013,
maka Konsultan MK meminta masukan kepada PPHP dan Perencana terkait perbaikan yang
harus dilakukan.
3) Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan garis, detail atau
elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi,
memulas, memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan
Pengawas).
4) Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di tempat
menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

permukaan yang akan dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip – sirip dan tetesan
adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan
debu.
5) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah pembongkaran acuan
dengan seijin Konsultan MK dan sepengetahuan PPHP Bahan tambalan harus kohesif, tidak
berkerut dan melebihi kekuatan beton.
6) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton yang akan
dicat dengan :
 Semprotan pasir ringan
 Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang diaplikasikan dengan
menggosok secara keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan air.
 Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan sejenak, dan
sikat dengan kikir yang disetujui.
 Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak kurang dari 2 % dan
tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang diaplikasikan pada permukaan yang
sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
 Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena asam.
 Tambalan semen.
 Mengikir dan menggerinda.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

BAGIAN C. SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ELEKTRIKAL MEKANIKAL

1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1. PEKERJAAN LISTRIK DAN INSTALASI
Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
a. Pekerjaan Sistem Kelistrikan meliputi
1. Pengadaan dan pemasangan Sub Distribution
2. Pengadaan dan pemasangan Panel Distibusi Lantai
3. Pengadaan dan pemasangan panel instalasi penerangan dan kotak-kontak
4. Pengadaan dan pemasangan panel AC
5. Pengadaan dan Pemasangan Panel Pompa
6. Pengadaan dan pemasangan Fixtures serta instalasi Lampu Penerangan bangunan dan
lampu penerangan lingkungan
7. Pengadaan dan pemasangan instalasi kotak-kontak
8. Pekerjaan Sistem Pembumian
b. Pekerjaan Sistem Kelistrikan Power House
1. Pengadaan dan pemasangan Panel Utama Tegangan Menengah
2. Pengadaan dan pemasangan Transformator
3. Pengadaan dan Pemasangan LVMDP
4. Penyambungan Daya dari Sistem 20 kV Existing
c. Pengurusan ijin-ijin
d. Melaksanakan Test Comissioning
e. Melaksanakan pelatihan
Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

1.2. PEKERJAAN PENYALUR PETIR


Pekerjaan Penyalur Petir meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan sistem penyalur petir ESE
b. Pengadaan dan pemasangan dudukan air termination
c. Pengadaan dan pengerjaan instalasi down conductor
d. Instalasi sistem pembumian
e. Membuat as built drawing

1.3. PEKERJAAN FIRE ALARM CONTROL SYSTEM


Pekerjaan Fire Alarm Control System meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan unit utama FACP tipe Semi Addressable
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi Photoelectric type Smoke Detector
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi Rate Of Rise Temperature Detector
d. Pengadaan dan pemasangan Indicator Lamp, Alarm Bell dan Manual Station Break Glass
e. Pengadaan dan pemasangan transponder
f. Pengurusan ijin-ijin
g. Pekerjaan test commissioning
h. Melaksanakan pelatihan
i. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

1.4. PEKERJAAN SISTEM KOMUNIKASI DATA/SUARA


meliputi :
a. Pengadaan dan Pemasangan Core Switch
b. Pengadaan dan pemasangan Access Switch
c. Pengadaan dan pemasangan Wireless Access Point

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

d. Penyambungan Core Switch ke Aggregat Switch terdekat dengan menggunakan kabel Serat Optik
Single Mode 12 core outdoor direct buried
e. Pengadaan dan pemasangan Sistem jaringan LAN sampai sistem dapat beroperasi sesuai
dengan yang direncanakan, seperti terlihat pada gambar diagram sistem LAN
f. Pengadaan dan pemasangan Call Manager/IP PBX
g. Pengadaan dan pemasangan IP Phone
h. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pengkabelan
i. Mengintegrasikan sistem baru dengan sistem existing
j. Melaksanakan test commisioning
k. Melaksanakan pelatihan
l. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

1.5. PEKERJAAAN SOUND SISTEM


Pekerjaan Sound System meliputi :
a. Instalasi tata suara publik yang meliputi Amplifier, Ceiling Speaker, Attenuator dan Power Suply
b. Penyambungan sistem tata suara Gedung Rawat Inap ke box sound system gedung terdekat
c. Pekerjan test commissioning
d. Melaksanakan pelatihan
e. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

2. PEKERJAAN MEKANIKAL
2.1. PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH
Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan Lifting Pump c/w Panel Control dan instalasinya b.
Pengadaan dan pemasangan Booster Pump Set c/w Panel Control instalasinya
c. Pengadaan dan pembangunan Ground Watter Reservoir dan penyambungan instalasi baru
d. Pengadaan dan pembangunan Roof Tank
e. Melaksanakan test commissioning
f. Melaksanakan pelatihan
g. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi

2.2. PEKERJAAN SISTEM AIR KOTOR DAN AIR HUJAN


Pekerjaan Plumbing meliputi :
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Air Kotor
b. Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Kotoran (tinja)
c. Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Vent
d. Pengadaan dan pemasangan instalasi Pipa Air Hujan
e. Pengadaan dan pembangunan sistem Instalasi Penangkap Lemak (Grease Trapp)
f. Pengadaan dan pemasangan IPAL jenis Biosistem
g. Pengadaan dan pembangunan sumur peresapan
h. Melaksanakan test kebocoran terhada instalasi pipa dan instalasi lainnya yang berkaitan dengan
pekerjaan ini
i. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

2.3. PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA


Pekerjan sistem tata udara meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan peralatan tata udara sistem Spilt Inverter yang terdiri dari jenis
Ceiling Duct Medium Static Pressure Type dan Ceiling Casset
b. Pengadaan dan pemasangan Fan baik itu exhaust Fan maupun Ceiling Fan
c. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pemipaan refrigerant lengkap dengan instalasi drain
nya
d. Pengadaan dan pemasangan sistem ventilasi udara
e. Melaksanakan test commisioning
f. Melaksanakan pelatihan
g. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

2.4. PEKERJAAN HYDRANT DAN SPLINKLER SERTA APAR


Pekerjaan hydrant dan splinkler meliputi :
a. Penyambungan dengan system hydrant existing
b. Pengadaan dan pemasangan Pressure Reducing Valve
c. Pengadaan dan pemasangan Branch Control Valve
d. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi Hydrant dan Splinkler sesuai dengan gambar
perencanaan
e. Pengadaan dan pemasangan APAR dari jenis CO2 dan Chemical Powder
f. Mengurus ijin-ijin
g. Melaksanakan test commisioning
h. Melaksanakan pelatihan
i. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan

STANDAR DAN REFERENSI


Standar dan referensi yang dipakai dalam proyek ini harus sesuai dengan standard :
a. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2306/Menkes/Per/Xi/2011 Tentang
Persyaratan Teknis Prasarana Instalasi Elektrikal Rumah Sakit
c. Standard Nasional Indonesia (SNI)
d. International Electrotechnical Commission (IEC)
e. National Electric Code (NEC)
f. Standards Association Australia (SAA)
g. Britist Standard Institution (BSI)
h. Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran untuk Pencegahan
i. Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung
j. NFPA, ARI, JIS, ASTM, ASME, NFPA, SMACNA
k. Peraturan-peraturan setempat
l. Peraturan PLN
m. Peraturan Keselamatan Kerja
n. Peraturan Instansi yang berwenang
o. Peraturan-peraturan lain yang berhubungan dengan pekerjaan yang dikerjakan.

Persyaratan Pemborong Listrik


Persyaratan yang melaksanakan proyek ini adalah sebagai berikut:
a. Pemborong Listrik harus anggota dari AKLI
b. Harus mempunyai Pas Instalatir kelas C
c. Harus mempunyai Surat Ijin Pemborongan sesuai dengan ketentuan Undang-undang Jasa
Konstruksi no 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi dan Undang-undang no 20 tahun 2002
tentang Ketenagalistrikan

GAMBAR-GAMBAR KERJA
Setelah daftar bahan bersesuaian dengan keadaan lapangan /lokasi dan disetujui oleh Direksi
Proyek, kontraktor masih harus menyediakan gambar-gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan
dari direksi proyek. Dalam gambar kerja, lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi,
data performance, nama badan usaha yang menyediakan spare part dan after sales service untuk
material-material tertentu. Dalam gambar kerja harus jelas terlihat dan dijamin bekerjanya peralatan di
dalam sistem secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya perubahan ataupun penyimpangan dari
sistem yang direncanakan sebelumnya sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan, pada
prinsipnya dapat dilakukan sepanjang didukung dengan alasan tertulis dari pabrikan atau distributor
utama dari peralatan tersebut. Perubahan di atas haruslah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Projek dan tidak membawa akibat pertambahan biaya.

KOORDINASI PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap pemborong harus mengkoordinir atau menyesuaikan
pelaksanaan pekerjaan dengan pemborong lainnya atau sesuai dengan petunjuk Direks Projek,
sebelum pekerjaan dimulai. Gangguan dan konflik haruslah dihindari

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN


1. Syarat-syarat Dasar
o Semua bahan atau peralatan harus baru, dalam arti bukan barang bekas atau hasil perbaikan
o Bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas yang cukup
o Harus sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan
o Ukuran fisik harus cukup dan tidak meminta ruangan lebih besar dari yang telah disediakan
o Kapasitas yang tercantum baik dalam gambar atau spesifikasi merupakan ukuran minimum.
Penyesuaian dalam pemilihan boleh dilakukan oleh kontraktor dengan syarat-syarat sebagai
berikut :
o Mendapatkan persetujuan dari Direksi Proyek
o Tidak menyebabkan tambahan peralatan
o Sistem tidak menjadi lebih sulit
o Tidak membutuhkan tambahan ruang
o Tidak menyebabkan pertambahan biaya operasi dan pemeliharaan

2. Syarat-syarat Fisis
o Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama, diminta dari merk atau dibuat oleh
pabrik yang sama
o Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagiannya
sebaiknya dari merk yang sama

3. Syarat-syarat Administrasi Teknis


o Untuk menjamin keaslian produk, maka semua material dan peralatan yang dipasang harus
dilengkapi dengan certificate of Origin
o Certificate of Origin harus disertakan bersamaan dengan pengiriman material/peralatan
o Certificate of Origin harus ditunjukan kepada Direksi Projek dan Direksi Projek diberi copynya
o Certificate of Origin disampaikan kepada pengguna jasa (owner) sebagai kelengkapan
administrasi serah terima pertama

DAFTAR MATERIAL
Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan memulai
pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu oleh direksi proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuanoleh
direksi atas dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dariDireksi
Proyek.

MATERIAL
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud

CONTOH BAHAN/MATERIAL
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan/material yang akan dipasang untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor

PERALATAN YANG TERSEBUT DENGAN MERK


Kontraktor wajib/harus menyediakan bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, fixtures dan lain-lain
yang disebutkan serta dipersyaratkan, dengan persetujuan Direksi Proyek.

PERLINDUNGAN PEMILIK
Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor, pemberi tugas
dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

PENGECATAN
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.

PERCOBAAN
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, jarus diganti dan diperbaiki oleh
kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali

MANUAL
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada
Pemilik dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh pemilik. Petunjuk
pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai pemeliharaan,
perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu untuk
pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini
harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).

TANDA PENGENAL
Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk menjelaskan
penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode nama, dan dipasang
pada setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini menembus dinding atau lantai. Disamping
huruf-huruf pada tanda pengenal ini harus digambarkan anak panah yang menunjukan arah
sedemikian rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.

PLAT NAMA
Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-tombol dan
barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaanya.

SERAH TERIMA PEKERJAAN


Serah terima pekerjaan tahap pertama
Disamping persyaratan umum dan persyaratan khusus yang sudah ditentukan pada RKS
sebelumnya, khusus untuk pekerjaan mechanical dan Electrical, pada serah terima tahap pertama ini
kontraktor dipersyaratkan dan diwajibkan untuk menyerahkan persyaratan administrasi sebagai
berikut
a. Sertifikat produk asli (certificate of origin) dari semua peralatan utama yang dipakai pada projek ini
b. Sertifikat garansi dari semua produk peralatan yang dipakai pada produk ini
c. Berita acara pengetesan (test commisioning)
Jika persyaratan ini tidak dipenuhi, maka serah terima pekerjaan tidak dapat dilaksanakan.

3. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
3.1. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a. U m u m
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan
umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti klausul-klausul tersebut harus
mendapat perhatian khusus.

Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu
gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, pemborong harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories
dan fixture secara terperinci. Semua bagian di atas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik tapi merupakan suatu kelengkapan agar system dapat bekerja
dengan baik maka konraktor diwajibkan untuk menyediakan dan memasangnya.
2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-
gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil juga harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan
detail "finishing" dari proyek.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail (shop working drawing) yang harus diajukan kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Konsultan
Pengawas dianggap bahwa Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi
dengan pekerjaan instalasi lainnya.
4. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas segera setelah pekerjaan selesai 100 % .
c. Koordinasi
1. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
d. Warna conduit pelindung kabel
Mengingat banyaknya instalasi kelistrikan yang dikerjakan pada proyek ini, maka masing-masing
instalasi dibedakan dengan warna conduit, atau clamp conduit dengan ketentuan sebagai berikut :

 Warna Putih : Instalasi Listrik


 Warna Biru : Instalasi Telephone
 Warna Merah : Instalasi Fire Alarm
 Warna Hijau : Instalasi Tata suara
 Warns Kuning : Instalasi Kabel Data

e. Daftar bahan dan contoh


1. Dalam waktu tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah Pemborong menerima pemberitahuan
meneruskan pekerjaan, kecuali apabila ditunjuk lain oleh Konsultan Pengawas, Pemborong
diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan. Daftar ini harus
dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya tercantum nama-nama dan alamat manufacture,
katalog dan keterangan-keterangan lain yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas.
Persetujuan oleh Konsultan Pengawas akan diberikan atas dasar pertimbangan teknis dan
persyaratan yang dikehendaki RKS ini.
2. Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-bahan yang akan dipasang kepada Konsultan
Pengawas. Semua biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-
contoh ini adalah menjadi tanggungan Pemborong.
3. Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan yang dimaksud di dalam spesifikasi teknis ini dan
harus dalam keadaan baru. Pekerjaan haruslah dilakukan oleh orang-orang yang ahli.
4. Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas segala ukuran/kapasitas peralatan
(equipment) yang akan dipasang. Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera
menghubungi Konsultan Pengawas untuk berkonsultasi.
5. Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak
dikonsultasikan dengan Konsultan Pengawas, apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut
menjadi beban tanggung jawab Pemborong, untuk itu pemilihan equipment dan material harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

f. Commissioning dan testing


1. Pemborong pekerjaan instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran-pengukuran
yang dianggap perlu untuk memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan
dapat berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang berlaku.
2. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam kegiatan testing tersebut
merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini termasuk pula peralatan khusus yang
diperlukan untuk testing dari sistem ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus
disediakan oleh Pemborong.

g. Peralatan yang disebut dengan merk dan penggantinya


Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan, accessories dan lain-lain yang disebut dan dipersyaratkan
dengan nama dan dipersyaratkan ini, maka Pemborong wajib menyediakan sesuai dengan
peralatan/merk tersebut diatas. Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan-
ketentuan dari Konsultan Pengawas atau oleh Pemilik (Pemberi Tugas) .
h. Perlindungan pemilik
Atas penggunaan bahan material, sistem dan lain-lain oleh Kontraktor, Pemilik dijamin dan
dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan yuridis lainnya.
i. C o n t o h
Kontraktor harus menyerahkan contoh/brosur dari bahan-bahan/material yang akan dipasang disini
untuk dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas. Semua biaya berkenaan dengan penyerahan
dan pengambilan contoh-contoh ini menjadi tanggungan pemborong.
j. Pengetesan
Pemborong harus melakukan semua pengetesan seperti yang dipersyaratkan disini dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh Konsultan Pengawas.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut, merupakan
tanggung jawab Pemborong.
k. Pengujian dan penerimaan
Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi ini sudah dikirim dan dipasang dan
telah memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus melaksanakan
pengujian secara keseluruhan dari peralatan-peralatan yang terpasang, dan jika sudah ditest dan
ternyata memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak, maka
seluruh unit lengkap dengan peralatannya dapat diserahkan kepada pemilik dengan dilampirkan
berita acara test lapangan yang disetujui Konsultan Pengawas.

l. Masa garansi dan serah terima pekerjaan


1. Peralatan-peralatan instalasi harus digaransikan selama satu tahun terhitung dari penyerahan
kedua.
2. Selama masa garansi, Pemborong pekerjaan instalasi ini diwajibkan untuk mengatasi segala
kerusakan- kerusakan dari pada instalasi yang dipasangnya tanpa ada biaya tambahan.
3. Selama masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi ini masih harus menyediakan
tenaga-tenaga yang diperlukan yang dapat dihubungi setiap saat.
4. Penyerahan pekerjaan pertama baru dapat diterima setelah dilengkapi dengan bukti-bukti hasil
pemeriksaan atas instalasi, dan dinyatakan baik yang ditandatangani bersama oleh instalatur
yang melaksanakan pekerjaan tersebut dan Konsultan Pengawas serta dilampirkan sertifikat
pengujian yang sudah disahkan oleh Badan Instansi yang berwenang.
5. Jika pada masa garansi tersebut, Pemborong pekerjaan instalasi tidak melaksanakan atau tidak
memenuhi teguran-teguran atas perbaikan, penggantian, kekurangan selama masa garansi,
maka Konsultan Pengawas berhak menyerahkan pekerjaan perbaikan/kekurangan tersebut
pada pihak lain atas biaya dari Pemborong yang melaksanakan pekerjaan instalasi tersebut.
6. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus mengadakan semacam
pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada 3 (tiga) orang calon operator untuk
setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh pemberi tugas (customer).
7. Training tentang operasi dan perawatan tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating
maintenance and repair manual books, sehingga para petugas/operator dapat mengoperasikan
dan melaksanakan pemeliharaan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

m. Laporan
1. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang memberikan
gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :
a. Kegiatan Fisik.
b. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis.
c. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Konsultan
Pengawas untuk diketahui/disetujui.

2. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (lima) mengenai
hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
b. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
c. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas
pekerjaan ini.
n. Penanggung jawab pelaksana
1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu
berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas.
2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas petunjuk, dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus
disampaikan
langsung kepada pihak Pemborong melalui penanggung jawab Pemborong.
o. Perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan
1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar- gambar rencana yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas.
2. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan
yang dimaksud Konsultan Pengawas pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.
3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Pemborong kepada Konsultan Pengawas secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan
gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang terlebih dahulu harus
disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
p. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran
1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk
pekerjaan Pemborong instalasi ini.
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
3. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

q. Pekerjaan listrik
1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara
lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.
r. Pemeriksaan rutin
1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan
routine.
2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari
dua minggu sekali.
s. Kantor pemborong, los kerja dan gudang
1. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat
pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan
barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar),
dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
2. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari pemberi tugas.
t. Penjagaan
1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
di
tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab Pemborong.
u. Daya listrik dan penerangan
1. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu,
harus diberi penerangan yang cukup.
2. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/ daya kerja harus
disediakan oleh Pemborong.
v. Kebersihan dan ketertiban
1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
2. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun diluar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya peme- riksaan dan
tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas pada waktu pelaksanaan.
w. Pegawai penyelenggara dari pemborong
1. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh
untuk mengambil keputusan.
2. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang
diperlukan pemberi tugas.
3. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, bertanggung jawab penuh kepada
Konsultan Pengawas.
4. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung
kepada Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai penanggung jawab di lapangan.
5. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh)
dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu
ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang
merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan
atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai
dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

x. Pengawasan
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.
2. Pada setiap saat Konsultan Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

3.2. SISTEM CATU DAYA


a. U m u m
1. Yang dimaksud dengan sistem catudaya dalam pekerjaan ini ialah sistem listrik yang mencatu
kebutuhan listrik untuk gedung yang akan di bangun
2. Catu daya listrik untuk bangunan ini terdiri dari
 Sumber listrik dari PLN
 Generator Set
3. Sistem catu daya meliputi Panel (Cubicle) Tegangan Menengah, Transformator, Generator,
Panel Kontrol Generator, Panel Utama (LVMDP), Panel Sub Distribusi (SDP), Panel Distribusi,
Panel Beban, Panel Kendali Beban, termasuk pengkabelan dari mulai Panel Tegaman
Menengah PLN sampai dengan Panel Beban
4. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
5. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
6. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Penjelasan Sistem
Pada prinsipnya kebutuhan listrik untuk bangunan dan fasilitas ini dicatu oleh dua jenis sumber
listrik, yaitu :
1. Listrik dari PLN sebagai sumber catu daya utama
2. Listrik dari Genset sebagai sumber utama pada saat sumber PLN mengalami gangguan dan
juga bertugas untuk mencatu daya di saat beban puncak PLN
Generator set akan beroperasi dan mengabil alih fungsi catu daya PLN jika sumber PLN
mengalami gangguan (mati).

c. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan catudaya ini meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan Cubicle Tegangan Menengah – 20 kV
2. Pengadaan dan pemasangan Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP)
3. Pengadaan dan pemasangan Panel Sub Distribusi
4. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi
5. Pengadaan dan pemasangan Panel Beban

d. Spesifikasi Teknis
1. Panel Utama Tegangan Menengah
a. Incoming c/w Lightning Cubicle (IMLA)
b. Outgoing Cubicle (IM)
c. Incoming Circuit Breaker Cubicle dilengkapi dengan
o Fluarc SF6 Circuit Breaker 24 kV ; 16 kA ; 400/630 A
o Current Transformer ARM3 3 pcs.
o Voltage Indicators
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

o Busbar 630 A 3 unit


o Heater 50 W, 220 VAC
o Shunt Trip 220 VAC 50 Hz
o Disconnector & Earthing Switch with SF6 gas Technology
o Rele circuit breaker operating Mechanism
o CS disconnector operating Mechanism
o Auxiliary Contact on circuit breaker
o Downstream Earthing Switch
o LV Compartment Relay proteksi SEPAM 1000+ ( 50/51 over current ; 50N/51N ground
fault ; 46 unbalance ; & double setting protection )
o Modul I/O MES114 for remote control
o Modul Komunikasi RS485
o Eksternal/Backup Power Supply
o Power Meter (Digital Meter) ( for power management & tele control )
o Control Relay & Communication Modul : TWIDO 220Vac ( for power management &
tele control )

d. Traffo Preotection Cubicle


o Fluarc SF6 Circuit Breaker 24 kV ; 16 kA ; 400/630 A
o Current Transformer ARM3 3 pcs.
o Voltage Indicators
o Busbar 630 A 3 unit
o Heater 50 W, 220 VAC
o Shunt Trip 220 VAC 50 Hz
o Disconnector & Earthing Switch with SF6 gas Technology
o Rele circuit breaker operating Mechanism
o CS disconnector operating Mechanism
o Auxiliary Contact on circuit breaker
o Downstream Earthing Switch
o LV Compartment Relay proteksi SEPAM 1000+ ( 50/51 over current ; 50N/51N ground
fault ; 46 unbalance ; & double setting protection )
o Modul I/O MES114 for remote control
o Modul Komunikasi RS485
o Eksternal/Backup Power Supply
o Power Meter (Digital Meter) ( for power management & tele control )
o Control Relay & Communication Modul : TWIDO 220Vac ( for power management &
tele control )
e. Lighting Protector cubicle
o Casing Cubicle 24 kV
o Lightning Arrester 24 kV 3 buah
o Busbar 630A 3 buah
o Aksesoris

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

f. Transformator

o Kapasitas kontinyu : 1000 kVA


o Vector Group : YnYn6
o Tegangan : 20 KV/400V
o Phasa : 3 phasa
o Jenis transformer : Oil Immersed
o Standard : IEC 726 dan IEC 354
o Frekuensi
: 50 Hz
o Bahan kumparan : HV dan LV tembaga
o Insulasi klas : F/F
o Tapping
o Jenis tap changer : ± 2 x 2.5 %
o Proses casting : off load
o Tingkat insulasi : HV dan LV Epoxy Resin Under
o Power freq. short : HV = 24 kV, LV = 1.1 kV
o Tingkat tegangan impuls : HV = 50 kV, LV = 3 kV
o Temperatur kumparan max. : 125 kV
o Kemampuan beban lebih
: 100°C
: 140% dari kapasitas daya
o Sistem Pendingin : ONAN
o Kotak pelindung (enclosure). : IP 20

2. Panel Tegangan Rendah


1) Type dan Macam Panel
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380 V, 3 phase, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly Grounded dan harus dibuat mengikuti
standard IEC, VDE/DIN, BS, NEC, PUIL dan sebagainya.
a. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (Metal enclosed), free
standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua komponen-
komponen yang ada :
 LVMDP
 PKG
 SDP
b. Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah type tertutup (metal enclosed),
Coulomb/Wall mounting untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap dengan semua
komponen-komponen yang ada
 Panel Pompa
 Panel AC
 Panel Penerangan
c. Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum
dalam gambar rencana sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.
2) Karakteristik Panel
 Tegangan kerja : 400 volt
 Tegangan uji : 3.000 volt
 Tegangan uji impulse : 20.000 volt
 Frekwensi : 50 Hz

3) Konstruksi Panel
a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas,
misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB),
pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan
dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

c. Peralatan yang merupakan bagian dari sistem pengamanan/interlock harus dibuat


sedemikian rupa, sehingga tidak mungkin terjadi kecelakaan akibat kesalahan-
kesalahan operasi yang dibuat oleh petugas.
d. Panel/kubikel dibuat dari pelat baja tebal tidak kurang dari 2,50 mm dan diberi penguat
besi siku atau besi kanal dengan ukuran standard, sehingga dapat dipertukarkan dan
diperluas dengan mudah dan masing-masing terpisah satu sama lain dengan alat
pemisah.
e. Tiap panel terdiri dari bagian sebagai berikut :
 Ruangan busbar disebelah atas dilengkapi dengan penutup yang dapat dilepaskan
dengan baut setelah switchgear dimatikan.
 Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu di sebelah muka, yang dihubungkan
dengan sebuah handel pembuka peralatan sedemikian rupa, sehingga hanya dapat
dibuka bila bagian dalam ruangan tersebut telah off/mati.
 Letak engsel maupun handel dan kunci dari pintu harus disesuaikan ketinggiannya.
 Finishing dari panel harus dilaksanakan sebagai berikut :
o Semua mur dan baut harus tahan karat, dilapisi Cadmium
o Semua bagian dari baja harus bersih dan sandlasted setelah pengelasan,
kemudian secepatnya harus dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi
atau "Chromium Plating" atau dengan "Zinc Chromate Primer".
o Pengecatan finish dilakukan dengan empat lapis cat oven atau cat “Powder
Coating”, warna abu-abu atau warna lain yang disetujui Direksi.
f. Circuit Breaker untuk penerangan boleh menggunakan Mini Circuit Breaker (MCB)
dengan breaking capacity minimal 6 - 8 KA simetris.
g. Circuit Breaker lainnya harus dari type Moulded Case Circuits Breaker (MCCB) atau No
Fuse Breaker (NFB), sesuai dengan yang diberikan pada gambar rencana dengan
breaking capacity seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.
h. Moulded Case Circuit Breaker (MCCB) harus dari type automatic trip dengan kombinasi
thermal dan instantaneous magnetic unit. Main MCCB dari setiap panel daya (power
panel) harus dilengkapi dengan “Phase Failure Relay” dan kabel control harus tahan api.
i. Main busbars dalam panel harus dipasang horizontal dibagian bawah/ atas dan
mempunyai kemampuan hantar arus kontinu minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali
dari rating ampere frame main pemutus tenaga.
Busbars dari bahan tembaga murni dengan minimum konduktivitas 99,99% .

Busbars harus dicat sesuai code warna dalam PUIL 2000;

Phasa : Merah, kuning, hitam

Netral : Biru
Ground : Hijau - Kuning.
j. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu
pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85%
tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari produk setara Sncheider
k. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :

 Fungsi peralatan dalam panel


 Posisi terbuka atau tertutup
 Arah putaran dari handel pengontrol dari switch
 Dan lain-lain.
Pada setiap panel harus dilengkapi dengan gambar wiring diagram yang ditempatkan di
bagian sisi dalam pintu panel.

Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak dapat hilang.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

4) Panel Kendali Motor (Pompa)


Persyaratan-persyaratan Kerja Starter Motor Y – D : Kerja starter motor Y-D adalah
Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan secara manual atau remote.
Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :

 3 buah kontaktor daya


 1 thermal overload relay
 1 motor timer
 1 tombol start stop
 1 selector switch 3 posisi (local, stop, remote)
 3 indicator lamp :

 Merah : Stop
 Hijau : Start
 Orange : Fault
e. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh
PLN (LMK) :

 Test kekuatan tegangan impuls


 Test kenaikan temperatur
 Test kekuatan hubung singkat
 Test arus beban lebih
 Test untuk alat-alat pengaman
 Pemeriksaan apakah peralatan sudah sesuai dengan yang dimaksud
 Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kerja handel-handel
 Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock
 Pemeriksaan kontinuitas rangkaian.
f. Referensi Produk
Referensi Produk - terlampir

3.3. PANEL TEGANGAN RENDAH


a. U m u m
1. Yang dimaksud dengan Panel Tegangan Rendah disini adalah panel distribusi daya listrik dan
panel beban dengan tegangan kerja 220 s/d 400 volt
2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan panel tegangan rendah meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, pelatihan
dan memberikan garansi dan penggantian peralatan jika ada kerusakan selama masa
pemeliharaan. Panel Tegangan Rendah meliputi Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP), Panel
Kontrol Generator (PKG), Panel Capacitor Bank, Panel Sub Distribusi (SDP), Panel Beban.
c. Ketentuan Teknis dan Pemasangan
1. Panel Bagi Utama (LVMDP)
a. LVMDP harus rakitan di Indonesia dan pabrik-pabrik pembuatannya harus telah tergabung
dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Panel LVMDP harus dilengkapi dengan Surja Arrester termasuk sub panel power yang
berkaitan dengan IT, PABX, arus lemah/elektronika yang lainnya.
c. Cubicle Panel menggunakan model Form 2 busbar heatshrink.
d. Circuit breaker utama harus dari tipe ACB atau MCCB, sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dengan breaking capacity MCCB adjustable minimal 36 kA simetris dan
breaking capacity ACB minimal 65 kA simetris.
e. Komponen pengaman ; Miniature Circuit Breaker(MCB), Moulded Case Circuit Braker
(MCCB)dan Air Circuit Breaker (ACB),harus mempunyai breaking capacity sesuai gambar
perencanaan pada tegangan 380/415 Volt dan harus sesuai dengan iklim Indonesia.
f. Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi Utama atau Sub Panel Pembagi.
g. Alat pengukuran yang dipakai di LVMDP menggunakan jenis Power Management Metering
yang dapat interface pembacaan oleh BAS maupun dapat membaca langsung multi fungsi :
 KW meter, KWH
 Ampermeter
 Voltmeter
 Frequency Meter
 Cos Phi Meter
 KVARH
 THD

h. Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/ merk saja.
i. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai dan pintu
dilengkapi master key.
j. Jenis pasangan dalam (indoor-type) free standing panel.
k. Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
l. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
m. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga mudah
dioperasikan dan mudah perawatannya.
n. Meter dan indikator sesuai dengan perletakan yang mudah dilihat.
o. Busbar terdiri dari 5 busbar terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar netral (full netral)
dan 1 busbar untuk grounding atau dengan ukuran seperti gambar rencana.
p. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan powder coating warna abu-abu atau ditentukan
kemudian.
q. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat powder coating (ketebalan cat min 80 micron),
warna cat ditentukan kemudian.
r. Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan gambar rencana.

2. Panel Beban
a. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti
standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya. b.
Panel menggunakan form 2 dengan busbar biasa (standard)
c. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di zinchromate dan di cat duco 2 kali dan harus di cat dengan cat powder coating,
warna dan cat akan ditentukan kemudian. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan
master key.
d. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan
pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
e. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya dan
telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
g. Komponen panel :

1. Accessories
Busbar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian
yang bergetar.
2. Busbar
- Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral (Full Netral) dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan kenaikan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang busbar
harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
- Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
- Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
- Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau-Kuning

3. Circuit breaker
 Pengaman utama harus menggunakan MCCB
 Miniature Circuit breaker untuk penerangan menggunakan MCB dengan breaking
capacity minimal 6 kA simetris atau sesuai dengan gambar perencanaan.
 Rating arus untuk circuit breaker minimal adalah 10 A. Rating tegangan 240/415
VAC.
 Miniature Circuit Breaker untuk beban motor induktif harus menggunakan MCB
berkarakteristik curva D, tipe H.
 Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa, 3 pole untuk 3 phasa
dan 4 pole untuk 4 phasa.
 Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.
 Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shut trip terminal.
 Type dan jenis dari Circuit Breaker sesuai dengan gambar perencanaan.

4. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN
(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi Utama atau Sub
Panel Pembagi.

. d. Referensi Produk
Referensi produk - terlampir

3.4. KABEL DAYA


a. U m u m
1. Kabel daya yang digunakan meliputi Kabel Tegangan Menengah 24 kV, dan Kabel Tegangan
Rendah 1 kV
2. Kabel Tegangan Menengah Kabel yang digunakan adalah jenis N2XSEFGbY, N2XSEbY dan
N2XSY digunakan untuk tegangan continue sistem 24 kV.
3. Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan type yang
sesuai dengan gambar rencana (NYY, NYFGbY, NYM, FRC) kabel daya tegangan rendah ini
harus sesuai dengan standard SII atau S.P.L.N.
4. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

5. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
6. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kabel daya meliputi Pengadaan dan pemasangan pengkabelan :
 Cubicle PLN ke Cubicle Pelanggan (Gedung ini)
 Cubicle Pelanggan ke Trasformator
 Transformator ke LVMDP
 Generator ke PKG
 PKG ke LVMDP
 LVMDP ke SDP
 SDP ke Panel Distribusi
 Panel Distribusi ke Panel Beban
 Panel Beban ke Beban
c. Instalasi dan Pemasangan Kabel
1. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL
2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian kabel kendali/control. Kecuali
dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :

 Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit Hight Impact uPCV
 Kabel yang ditanam di tanah harus menggunakan kabel NYFGbY
 Kabel penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY.
 Untuk kabel distribusi NYY dan/atau NYFGbY
 Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel Lift menggunakan kabel jenis FRC.
 Kabel yang digunakan harus setara dengan merk Kabelindo, Kabelmetal, Tranka dan
Supreme kecuali kabel FRC digunakan merk : Radox, Elcuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli
Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, beton, dll) harus berada di
dalam conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3 dari diameter luar kabel.
2. "Splice" / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara
electric, dengan cara-cara "Solderless Connector", jenis compression atau soldered. Dalam
membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor-konduktor dengan baik,
sehingga semua konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.

3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape
sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lainnya harus dipasang memakai cara yang
disetujui atau sesuai saran teknis dari pabrik pembuat.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

4. Penyambungan Kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencana.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas lalu dibuatkan berita acaranya
c. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus
dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / procelen yang
khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-
temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan
pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.
5. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1) Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2) Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak
membebani ceiling.
3) Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali
untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai
standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
4) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit dengan diameter
minimum 5/8" . Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal
strip di dalam junction box.
5) Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Product Jerman, Eropa, tutup blank plate
stainless steel, type "star point".
6) Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain,
maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus
dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
6. Pemasangan Kabel dalam Tanah
a. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
b. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi
pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
c. Untuk kabel tanah yang menyebrangi jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi
dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel. .
d. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau pipa
beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW. Jika pada penyeberangan kabel tersebut
juga ada instalasi lainnya misal gas dan air, maka kabel harus berjarak tidak kurang dari 30
cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
e. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-
bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel
diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
f. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, penyambungan
ini harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
g. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking atau patok kabel yang jelas
pada jalur-jalur penanaman kabelnya agar memudahkan didalam pengoperasian,
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

pengurutan kabel dan menghindari kecelakaan akibat tergali/tercangkul. Patok kabel


dipasang pada setiap jarak +/- 30 meter dan pada setiap belokan.

d. Pengujian & Testing


1. Factory Test
 Pengetesan Individuil
Pengetesan ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari pengetesan sebagai
berikut :
 Pengetesan ukuran tahanan hantaran
 Pengetesan dielektrik
 Pengukuran loss factor
 Continuity
 Pengetesan Khusus
Pengetesan ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengetesan
tersebut terdiri dari test sebagai berikut :
 Test tegangan impuls
 Mekanikal test
 Pengukuran loss factor pada bermacam-macam temperature
 Pengetesan dielektrik
 Pengetesan perambatan (Creep Test)
2. Site Test
Pengetesan setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambungan-penyambungan
dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengetesan dielektrik/insulation test.

e. Referensi Produk
Referensi produk, terlampir

3.5. PENERANGAN DAN KOTAK - TUSUK


a. U m u m
1. Lighting System merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari Housing dan Reflector, Lampu
dan Gears.
2. Jenis lampu yang digunakan di proyek ini adalah lampu dari jenis LED baik yang berbentuk TL
maupun BULB
3. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
4. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
5. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Persyaratan Teknis
1. Lampu dan Armature Penerangan Umum
Hausing, reflector dan gears harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
 Housing, reflector, lampu dan gears (capacitor, ballast, starter dan accessories) sebaiknya
merupakan satu set dari satu merk (bukan campuran)
 Reflector tidak boleh menimbulkan glare/silau, terbuat dari system tiga dimensi lengkung,
sehingga sumber cahaya yang tertangkap oleh kaca (misal : monitor komputer) tidak
terpantulkan.
Housing Material dan Finishing Lampu Fluorescent (TL)
 Zinc coated white paint sheet steel minimal 0.6 mm
 Optics: High impurity pre-anodize alumunium sheet, semispecula
and specula finished
 In-fill panel : Cold Rolled steel with white paint
 Lampu dan armaturenya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang ditunjukan
dalam gambar perencanaan.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

 Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pentanahan (grounding).


 Semua lampu Fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan
"power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan temperatur dan
beban mekanis dari louver.
 Reflector terutama untuk ruangan office harus memakai bahan tertentu, sehingga diperoleh
derajat pemantulan yang sangat tinggi.
 Box tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup besar dan
dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu kelangsungan
kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
 Ventilasi di dalam box harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam box harus
diberikan saluran atau klem-klem tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast atau
kapasitor.
 Box terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,8 mm, diproses anti korosi proses
“posphating”, dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan powder
coating warna putih.
 Box terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan terhadap
bahan kimia, maupun gas kimia.
 Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan minimum
0,6 mm.
 Armatur Down Light terdiri dari dudukan dan diffuser, dimana dudukan harus dari bahan
aluminium silicon aloy atau dari moulded plastic. Diffuser harus dari bahan gelas susu atau
satin etached opal plastic. Armatur down ligh tersebut harus tahan terhadap bahan kimia
maupun gas kimia.
 Skedul Lampu Penerangan, harus mengacu ke gambar rencana dan desain Perencana.
 Lampu yang dipakai dari jenis LED

2. Kotak - Tusuk Biasa dan Kotak - Kontak


 Kotak - tusuk dinding yang dipakai adalah Kotak - tusuk 1 phasa + N + E, rating 250 Volt,
16 Ampere, untuk pemasangan di dinding / kolom.
 Kotak - tusuk baik tipe tunggal maupun ganda dengan tusuk pembumian disisinya harus
dari tipe pemasangan terbenam (inbow) dan harus memenuhi standar CEE7
 Kapasitas minimal Kotak - tusuk adalah 250 volt, 16 A baik tipe tunggal maupun ganda
 Kotak - tusuk dipasang pada ketinggian 30 cm dari atas permukaan lantai, kecuali
ditentukan secara khusus.
 Kotak - kontak baik tipe tunggal, rangkap maupun hotel, harus dari tipe pemasangan
terbenam dengan kapasitas minimal 10 A dan harus memenuhi standard BS 3676
 Kotak - tusuk dan tusuk tusuk untuk peralatan harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat peralatan
 Kotak - kontak dipasang pada ketinggian 150 cm dari atas permukaan lantai, kecuali
ditentukan secara khusus
 Kecuali ditentukan lain, semua Kotak - tusuk dan Kotak - kontak dan grid switch harus
berwarna putih.
3. Kotak - Tusuk Industrial, 1 phasa dan 3 phasa + N + E
 Kotak - tusuk industrial yang dipakai adalah Kotak - tusuk industrial 1 phasa dengan 3 pin,
untuk pemasangan pada dinding/kolom dengan ketinggian 80 cm di atas lantai dan harus
mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan.
 Kotak - tusuk industrial 3 phasa yang dipakai adalah Kotak - tusuk industrial 3 phasa dan
harus mempunyai terminal phasa, netral dan pentanahan. Rating 3 Phasa, 415 Volt, 32 A
yang dilengkapi switch.

4. Isolating Switches / cam switch atau rotary switch


 Isolating switches harus dipasang pada panel dan dilengkapi dengan indicating lamp.
 Rating isolating switch harus lebih tinggi dari rating MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
 Rating tegangan adalah untuk 1 fasa 250 Volt, 3 phasa, 415 Volt.
 Switches harus dipasang pada box.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

5. Box untuk Kotak - kontak dan Kotak - Tusuk


 Box harus dari bahan baja atau moulded plastic dengan kedalaman tidak kurang dari 35
mm.
 Kotak dari metal harus mempunyai terminal pentanahan Kotak - kontak atau Kotak - tusuk
dinding terpasang pada box harus menggunakan baut, pemasangan dengan cara yang
mengembang tidak diperbolehkan.

6. Kabel Instalasi
 Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak - tusuk harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY).
 Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam Netral : biru Grounding : hijau-kuning
7. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
 Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high impact. Pipa,
elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan
lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
 Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction
box) dan armature lampu.
 Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak - tusuk dengan pipa conduit uPVC,
high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19 - 25 mm.

8. Rak Kabel
 Rak kabel terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe Kable Ladder dan Kable Tray. Kabel Ladder
digunakan untuk pemasangan kabel secara vertical, sedangkan Kable Tray digunakan
untuk pemasangan kabel secara horizontal
 Cable ladder dan cable try yang terbuat dari plat Mild Steel dengan ketebalan min. 2,0 mm,
dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan
kimia dan gas kimia.

c. Testing / Pengujian

Testing yang dilakukan di lokasi proyek harus disaksikan oleh pengawas lapangan, dan hasil
pengetesan tersebut harus dibuat berita acaranya. Test tersebut melipiti
1. Test ketahanan isolasi
2. Test Kontinuity

d. Referensi Produk
Referensi produk, terlampir

3.5. SISTEM PEMBUMIAN


a. U m u m
1. Yang dimaksud dengan pembumian dalam hal ini dibagi menjadi empat bagian yaitu
pembumian system, pembumian perlengkapan (peralatan), pembumian sistem elektronik dan
pembumian sistem penyalur petir
2. Tujuan pembumian adalah usaha untuk mengamankan system apabila terjadi hubung singkat
pada peralatan dan mengamankan manusia dari tegangan sentuh dan tegangan langkah.
3. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
4. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
5. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti
bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

b. Penjelasan Sistem dan Persyaratan Pemasangan


1. Pembumian Sistem dan Pembumian Perlengkapan
 Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan metal (panel-panel, housing peralatan,
cable rack, pintu-pintu besi, tangki-tangki dan lain-lain) harus dihubungkan pada elektroda
pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).
 Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 1" dan harus ditanam
sehingga dapat dicapai tahanan pembumian maksimal 2 Ohm.
 Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat hubungan pembumian
terpadu, yaitu dengan mengikuti standard-standard yang berlaku dalam PUIL 2000.
 Ketentuan-ketentuan penghantar pentanahan yang harus diikuti antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor daya yang digunakan Penampang Konduktor


(mm2) pembumian (mm2)

≤10 .mm2 6 .mm2

16 .mm2 10 .mm2

35 .mm2 16 .mm2

70 .mm2 50 .mm2

120 .mm2 70 .mm2

≥ 150 .mm2 95 .mm2

2. Pembumian Perlengkapan Electronic


Sistem pembumian perlengkapan, terutama peralatan-peralatan elektronik harus dipenuhi
syarat-syarat sebagai berikut:
a. Tahanan pentanahan untuk peralatan elektronik medis maksimum 0,5 Ohm.
b. Peralatan elektronik lainnya seperti server, telephone/PABX, sound system, FACP dan
peralatan kondali Lift, tahanan pentanahannya maksimum 1 Ohm.

c. Teknik Pengerjaan Pembumian


 Tanam ground rood 1“ secara vertical sampai kedalaman tanah tertentu setelah diukur tahanan
pembumian nya harus kurang dari 2 Ohm
 Terminal pembumian tersebut harus terletak di dalam bak kontrol khusus.
 Sambungan sistem pembumian dengan down conductor ditempatkan dalam bak kontrol
 Penempatan bak kontrol harus mudah dijangkau dan mudah untuk dilakukan pemeriksaan dan
pengetesan.
 Sambungan antara down conductor dan sistem pembumian harus terikat erat sehingga
konduktivitasnya terjamin. Namun demikian harus pula mudah di buka untuk dilakukan
pengetesan.
Jika tahanan pembumiaan yang diinginkan belum bisa dicapai, sehingga untuk pencapaianya
diperlukan beberapa elektrode maka jarak antara elektrode tersebut minimum harus dua kali
panjangnya. Jika elektrode tersebut tidak bekerja efektif pada seluruh panjangnya, maka jarak
minimum antara elektroda harus dua kali panjang efektifnya.

d. Pengujian dan pengukuran tahanan pembumian


1. Pelaksanaan Pengujian

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
 Pengukuran perlu dilakukan sebelum system dioperasikan pertama kali, waktu
pemeliharaan atau setelah system ada gangguan.
 Sewaktu pelaksanaan pengukuran pentanahan, saluran (kawat) dari electrode ke rangka
peralatan harus dilepas
 Metoda pelaksanaan pengujian dapat dengan menggunakan metoda dua kutub ataupun
metoda tiga kutub, tergantung alat yang digunakan.
 Tahapan pengujian dan tatacara pengujian disesuaikan dengan buku petunjuk peralatan
yang digunakan
 Jika tahanan pembumian belum mencapai nilai yang dipersyaratkan, maka kontraktor harus
menambah titik pembumian paralel, sehingga nilai yang dipersyaratkan dicapai.
 Pembumian paralel harus terpisah minimal dengan jarak 6 meter dari pembumian utama
dan dari pembuian lainnya
2. Pembumian yang harus diukur
 Pembumian titik netral Cubicle Tegangan Menengah
 Pembumian ”body” Cubicle Tegangan Menengah
 Pembumian titik netral Transformator
 Pembumian ”body” transformator
 Pembumian titik netral Genset
 Pembumian ”body” Genset
 Pembumian titik netral PKG
 Pembumian ” body” PKG
 Pembumian titik netral LVMDP
 Pembumian ”body” LVMDP
 Pembumian titik netral SDP
 Pembumian ” SDP”
 Pembumian Penyalur Petir

3.6. SISTEM PENYALUR PETIR DAN PEMBUMIAN


a. U m u m
1. Yang dimaksud dengan sistem Penyalur petir dalam pekerjaan ini ialah semua penyediaan dan
pemasangan sistem Penyalur petir, termasuk disini air terminal, penghantar down conductor,
electroda pentanahan dan peralatan lainnya seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana.
2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Lingkup pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah pengadaan dan pemasangan instalasi Penyalur petir
Early Streaming Emmission (ESE), termasuk air terminal (batang penerima), down conductor
pentanahan/grounding dan bak kontrolnya serta peralatan lain yang berkaitan dengannya
sebagai suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
2. Peralatan untuk instalasi Penyalur petir ini terdiri dari beberapa komponen antara lain:
Air Termination
Konduktor penyalur
Clamps, Clips dan aksesories
Sambungan Uji
Earth Termination lengkap dengan earthing loops

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
4. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
5. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan dan
pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan
sistem Penyalur petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan
pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
6. Disamping itu produsen Penyalur petir harus memiliki pengalaman minimal 10 tahun dalam
bidang produksi Penyalur petir dan memiliki sertifikasi ISO 9001
Jaringan terminasi udara untuk peralatan ataupun transmisi gedung dapat dibuat melalui
jaringan konduktor dengan ukuran 10m x 20m atau jaringan terminal vertical dengan
memperhatikan sudut proteksi dan zona proteksi, konduktor atap gedung harus kencangkan
dengan klem dangan jarak setiap 1m.
Bagian dari struktur atau bangunan yang terbuat dari bahan metal ataupun allumunium dengan
ketebalan yang telah di tentukan dalam standar IEC 62305 dapat digunakan sebagai terminasi
udara natural, atau memakai tombak tembaga atau tombak allumunium dengan panjang
500mm hingga 2000mm. Semuanya itu harus dikoneksikan menjadi satu sehingga membentuk
satu sistem proteksi petir.

c. Syarat Teknis Penyalur petir


1. Down conductor/konduktor penyalur
a. Banyaknya konduktor penyalur yang menghubungkan air termination dengan pembumian
harus disiapkan seperti yang terdapat pada gambar. Setiap turunan dari atap bangunan
menggunakan tape aluminium dengan ukuran 25 x 3 mm yang mengikuti standar BS 2898-
1350, ditarik dari ujung atap hingga turun ke setiap terminasi grounding di lantai dasar,
dengan koneksi secara parallel sehingga menghindari tekanan akibat arus listrik yang
besar selama proses hantaran arus petir.
b. Konduktor penyalur bisa menggunakan besi tulang beton yang ada dalam kolom gedung
yang disebut konduktor alami, dengan memperhatikan ikatan antara sambungan besi
tulang beton sebesar 20 kali dari diameter lebar tersebut sesuai dengan standart dari SNI
03-7015-2004.
c. Setiap klem konduktor penyalur harus dipasang secara aman dengan jarak 1m, dan
terhubung dengan terminasi grounding, dan harus mampu menahan tekanan mekanik
selama menyalurkan arus petir. Tape aluminium yang digunakan sebagai konduktor
penyalur harus memiliki ukuran yang sama dengan konduktor yang di atap. Dimensi yang
digunakan untuk ruangan dan menara adalah 25mm x 3mm. Konduktor penyalur harus
dipasang secara teratur di sekeliling struktur bangunan.

2. Sambungan bahan metal


Semua bahan metal harus disambungan ke system proteksi petir. Untuk benda metal yang
berukuran panjang seperti pipa, lempengan besi, cable tray dsb, harus dilakukan
peyambunganan.

3. Korosi
Semua material yang digunakan untuk system proteksi petir harus tahan korosi. Perawatan
harus diberikan pada hubungan antara bahan logam yang berlainan seperti tembaga dan
aluminium. Sebuah konektor bimetallic harus disiapkan.
4. Sambungan uji
Setiap Konduktor penyalur pada bangunan harus memiliki Sambungan Uji, yang bermanfaat
untuk menghindari interferensi pada saat pengukuran grounding. Konduktor penyalur yang

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
selalu digunakan untuk mengkoneksikan Sambungan Uji dan system grounding, harus terbuat
dari bahan yang bisa menghubungkan antara bahan logam yang berlainan dan memiliki
ukuran yang sama dengan hantaran yang di atas. Untuk Konduktor penyalur pada bangunan
harus sambungan dengan exothermix welding/klem ke system grounding.
5. Terminasi grounding petir
Terminasi grounding harus dikoneksikan ke setiap KonduKtor penyalur pada bangunan
gedung. Setiap terminasi grounding harus memiliki resistansi grounding tidak lebih dari 2 ohm.
Semua terminasi grounding harus dikoneksikan secara exothermix welding/klem bersamaan
dengan electrode grounding dari setiap system proteksi petir, dimana terhubung dengan
lingkaran jaringan grounding. Lingkaran dari system grounding ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh dengan air tanah. Semua gronding rod harus
disambungan dengan tape tembaga 25mm x 3mm, sehingga membentuk loop tertutup. Semua
koneksi selain yang ada di bak control haruslah menggunakan klem yang berkualitas.
6. Terminasi grounding untuk elektrik dan peralatan
a. Semua bahan isolator yang berhubungan dengan perangkat listrik, setiap gardu listrik,
casing, dan selimut kabel, harus digroundingkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm ke
jaringan grounding yang terdapat di sekeliling lokasi dari peralatan.
b. Jaringan, grounding utama dan sambungan penyamaan potensial harus menggunakan
konduktor tembaga dengan konduktivitas tinggi dengan isolasi PVC yang berwarna

hijau/kuning. Konduktor tersebut harus memiliki kontinuitas, dan tidak boleh ada
sambungan.
c. Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2 kabel
grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan listrik yang
rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm2 dan kabel
sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm2. Semua
koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.
d. Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak lebih
dari 2 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik

7. Terminasi pembumian utama dan konduktor penghubung


a. Terminasi Pembumian dan Polymer inspection pit harus dipasang di area yang aman,
sebaiknya pada saluran kabel yang berada 600mm di atas permukaan lantai. Terminasi
Pembumian utama harus memiliki konduktivitas yang tinggi dan dilengkapi dengan bahan
isolator, dan menempel pada dinding. Terminasi Pembumian harus memiliki panjang yang
cukup untuk menampung koneksi kabel/tape tembaga ke Konduktor grounding antara
ground bar dan rod grounding,
b. Konduktor utama grounding harus disiapkan dengan jumlah lubang terminal yang cukup,
seperti skun kabel, baut dll.
8. Elektroda pembumian
a. Setiap titik grounding harus memiliki standar UL 467 & BS 7430, setiap rod berlapis
tembaga memiliki diameter tidak kurang dari 14.2 mm dengan standar panjang 1800 mm,
dan terbuat dari core besi baja yang dibungkus tembaga dengan ulir dan socket joint, ujung
kepala yang bisa diputar dan koneksi Tape Clamp. Rod tembaga tersebut harus memiliki
lapisan elektrolit tembaga dengan ketebalan 0.25 mm. Kontraktor harus menentukan
panjang dan jumlah electrode yang dibutuhkan tiap grounding, setelah pengukuran
resistansi tanah dilakukan di suatu lokasi. Elektrode tersebut harus dihubungkan dengan
tape tembaga 25mm x 3mm yang terlajur di kedalaman 600mm bawah tanah.
b. Jarak minimum antara dua electrode harus dua kali panjangnya electrode tersebut.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

c. Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai resistansi
tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode yang
digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di bawah
tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi yang
diinginkan.
d. Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.
e. Jaringan grounding umumnya harus dipasang di kedalaman 600mm bersamaan dengan
tape tembaga 25mm x 3mm yang terkoneksikan dengan lingkaran sirkiut di sekeliling
gedung lengkap dengan terminasi grounding.
d. Instalasi
1. Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga pekerjaan yang
telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap memperhatikan aspek
kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir yang diperlukan selama
bangunan itu berdiri.
2. Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan dipilih
untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar pengujian komponen
BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk mendapatkan persetujuan dari wakil
pemilik proyek.
3. Desain system proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari sambaran ke
bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan ketinggian gedung.
Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk memproteksi manusia terhadap
tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan dalam gedung. Efek sambaran dari
samping (side flashing) tidak diperbolehkan.

e. Surat ijin

1. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan Penyalur
petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
2. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi sistem
Penyalur petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh
sertifikasi/rekomendasi.

f. Pengujian/pengetesan

1. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem Penyalur petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
2. Pengetesan yang harus dilakukan :
 Grounding Resistant test : Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan
metode standard.
 Continuity test : Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing
tersebut.
3. Setelah penyelesaian instalasi, kontraktor perlu melakukan pengujian dan pengukuran seperti
yang diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk memastikan pekerjaan tersebut
benar.
4. Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga dan
electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus terbuat
dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.

g. Referensi Produk

1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk yang dapat dipakai - terlampir

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3.7. FIRE ALARM CONTROL SYSTEM


a. U m u m
1. Bahan bahan dan peralatan peralatan utama maupun peralatan pembantu instalasi fire alarm
system harus sesuai dengan persyaratan persyaratan pekerjaan dan gambar perencanaan
2. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan ini.
3. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
4. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Penjelasan sistem
1. Fungsi sistem deteksi dan alarm kebakaran adalah sistem deteksi awal apabila terjadi
kebakaran, dimana pada waktu terjadi kebakaran akan memberikan indikasi secara audio (bell)
maupun visual (lampu warna merah) dari mana asal kebakaran tersebut dimulai, sehingga
dapat diambil tindakan pencegahan sedini mungkin.
2. Fire alarm system ini menerima signal kebakaran yang diberikan baik secara otomatis dari
detector maupun secara manual dari push button box.

c. Lingkup pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain
untuk melaksanakn pemasangan, pengetesan, commissioning, dan pemeliharaan yang lengkap
untuk seluruh pekerjaan, termasuk training dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dianggap perlu
untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem fire alarm secara keseluruhan.
2. Menyerahkan sistem dan peralatan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap untuk
dipakai.
3. Melaksanakan pengujian sistem sehingga memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam
dokumen ini. Pengujian harus dibuat berita acara dan ditandatangani oleh pengawas atau
konsultan MK
4. Melaksanakan pelatihan kepada operator/teknisi dari pihak owner sampai pihak owner betul-
betul memahami cara pengoperasian dan trouble shooting ringan
5. Membuat As Built Drawing
6. Membuat buku petunjuk operasi sebanyak 4 exemplar

d. Ketentuan Peralatan dan Bahan


1. Pusat Kontrol
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Fire Alarm Control Panel (FACP) beserta
peralatan bantu lainnya yang diperlukan untuk kesempurnaan sistem lokasi FACP di Ruang
Kontrol. FACP dari tipe semi adressable
2. Control Module
 Output Module adalah alat untuk mengaktifkan peralatan external menurut ungkapan logika
yang telah ditetapkan lebih dulu dan juga diharapkan menerima konfirmasi aktifasi tersebut.
 Alamat/zone dapat diset lewat Dip-Swtich.
 Dapat mengaktifkan peralatan eksternal oleh logika yang telah ditetapkan lebih dulu, output
dapat berupa denyut atau signal menurut set-up Dip-Switch.
 Input dimonitor untuk sirkuit terbuka.
 Tidak direkomendasikan penggunaan modul ini untuk memadamkan kendali/kontrol secara
langsung.
 Kesalahan/fault akan secara otomatis dimonitor dan ditunjukkan dengan pengontrol.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Data teknis lainnya :


o Operating Voltage : ± 16 – 32 VDC
o Quiescent Current : ± 0.7 mA
o Activation Current : ± 2.5 mA
o Relay Rating : 30V/2.0A , 125VAC/1.0A
o Confirmation Led : Steady output ; steady on: Pulse Output ; flashing
o Working Temperature : -10 - +50ºC
o Relative Humidity : ≤ 95% (40±2ºC)
o Wiring Capacity : 1.0 – 1.5 mm²
3. Initiating Devices
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan deteksi dini kebekaran, seperti
Smoke Detector, Heat Detector dan Manual Alarm Station ( Manual Call Pont ) Break Glass
Type, dan Gas Detector.
4. Alarm Devices
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan peralatan pemberi isyarat awal adanya
kebakaran, seperti Indication Lamp, dan Alarm Bell.
5. Instalasi Sistem
Berupa pekerjaan pengadaan dan pemasangan Terminal Box (TB-FA), pengkabelan lengkap
dengan konduit, sparing, metal doos untuk fixtures unit, pencabangan dan penyambungan,
serta peralatan bantu lainnya.
e. Kemampuan operasi.
1. Ketentuan Umum
a. Sistem harus mampu melakukan fungsi Monitoring, yaitu :
- Memonitor kejadian atau kondisi ruang / tempat yang dilengkapi dengan peralatan
deteksi yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.
- Memonitor kondisi operasi peralatan yang disupervisi.

b. Sistem harus mampu melakukan fungsi Alerting dan Signaling, yaitu :


- Bila terjadi kondisi yang tidak normal, maka sistem secara otomatis akan memberikan
memberikan tanda-tanda tertentu.

c. Sistem harus mampu melakukan fungsi Controlling, yaitu : Mengoperasikan semua


bagian sistem yang dikontrolnya.
Pengoperasiannya dapat dilakukan dengan cara :

- Otomatis berdasarkan kejadian, artinya apabila sistem mendeteksi adanya ketidak


normalan kondisi, maka secara otomatis sistem menjalankan fungsi pengontrolan.
Sebagai contoh jika sistem mendeteksi adanya asap dalam suatu ruangan, maka
sistem akan secara otomatis memberikan tanda alarm.
- Manual, melalui pusat kontrol.

2. Fire Detection
a. Dari pusat kontrol, harus harus dapat diprogram (maupun secara manual) perintah
pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan bekerjanya Control Point
pada masing masing zona dapat dimonitor oleh Pusat Kontrol (FACP) dan ditandai dengan
adanya alarm cahaya ataupun alarm bunyi.
b. Dari Pusat Kontrol harus dapat diprogram secara otomatis (maupun secara manual) untuk
melakukan general alarm keseluruh area zona penginderaan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3. Self Diagnostic
a. Pusat kontrol harus mampu melakukan System Self Diagnostic, yaitu penyampaian indikasi
adanya gangguan / ketidak normalan kondisi yang terjadi pada pusat kontrol atau sistem itu
sendiri.
b. Gangguan yang dapat diindikasikan yaitu :
- Gangguan pada jaringan
- Terputusnya jalur kabel ke detector
- Terputusnya fuse untuk Alarm Bell
- Terputusnya suplai daya dari battery
-
4. Pusat Kontrol
a. Pusat kontrol yang digunakan adalah Jenis Semi Adressable 4 loop Solid State Micro
Processor dengan Pre-signal type yang bekerja pada sistem tegangan rendah (24 V DC)
dan tetap beroperasi dengan normal pada temperatur operasi 0 sampai 40C.
b. Perlatan ditempatkan dengan sistem module (standard) di dalam box (sheet metal
enclosure). Kabel untuk merangkai modul harus dari jenis Factory-made dan
penyambungannya secara „solderless‟.
c. Pengkabelan ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices, dan Releasing
Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris untuk
melihat adanya gangguan yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Gangguan
yang dideteksi yaitu Short-circuit, Open-circuit, dan Ground-fault.
d. Pusat kontrol harus dilengkapi dengan beberapa switch kontrol untuk reset silence switch,
alarm lamp test switch, battery test switch, dan beberapa switch lain sesuai standar produk.

5. Power Supply
a. Catu daya primer menggunakan sistem tegangan 1 phase, 220 V AC, 50 Hz, sistem 3
kawat, dan dilengkapi dengan „electronic voltage stabilizer‟.
b. Pusat kontrol dilengkapi dengan catu daya cadangan / backup yang berupa standby battery
unit (24 V DC) dari jenis Nickel Cadmium Battery, Rechargeable, lengkap dengan Charger-
nya.
c. Jika catu daya primer mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani
oleh catu daya cadangan.
d. Standby battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam operasi normal dan
ditambah 30 menit dalam keadaan alarm atau terjadi bahaya kebakaran.
e. Standby Battery harus sesuai atau yang setara dengan produk GENT, ESSER. Atau
Hochiki Amerika

f. Peralatan Pendeteksi (Initiating Devices)


1. Ketentuan Dasar
a. Initiating devices yang digunakan terdiri dari tipe automatic dan manual.
b. Initiating devices yang digunakan dari tipe surface mounting.
c. Rangkaian initiating devices harus menggunakan End-of-Line Resistance (EOLR) yang
ditempatkan dalam box atau sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat.
2. Smoke Detector
a. Photoelectric Smoke Detector yang digunakan harus dari jenis completely solid state
sehingga sensitivitas deteksinya stabil walaupun terjadi perubahan kondisi lingkungan.
b. Photoelectric Smoke Detector harus mempunyai lampu indikator alarm (berupa LED) yang
menyala dalam kondisi alarm.
c. Data teknis Photoelectric Smoke Detector sebagai berikut :
o Rating Voltage : 24 V DC
o Operating Voltage : 16 – 30 V DC
o Ambient Temperature : -10C sampai +50C

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

o Ambient Humidity : 0 sampai 95%


o Air Movement : 0 sampai 80 cm/detik

d. Photoelectric Smoke Detector harus mampu mendeteksi asap yang tampak maupun yang
tidak tampak mata.
e. Photoelectric Smoke Detector harus sesuai atau yang setara dengan produk GENT atau
ESSER

3. Heat Detector
a. Heat Detector yang digunakan mempunyai fungsi yang merupakan kombinasi fungsi dari
Rate-of-Rise Heat Detector dan Fixed-Temperature Heat Detector.
b. Sensor Fixed-Temperature bekerja pada saat temperatur udara sekitar mencapai 70C.
c. Sensor Rate-of-Rise merasakan laju kenaikan temperatur udara sekitar yang cepat dan
tidak normal, dan bekerja pada kecepatan aliran udara 0,85 m/detik dan temperatur 30C
lebih tinggi dari temperatur udara sekitar, dan beroperasi dalam waktu 30 detik. d.
Heat Detector harus seuai atau yang setara dengan produk GENT atau ESSER,

4. Manual Initiating Devices


a. Manual Initiating Devices atau Manual Alarm Station yang dipakai adalah dari jenis Break
Glass Switch yang tidak memerlukan penggatian protection glass setelah pengaktifan.
b. Manual Initiating Devices terbuat dari bahan metal difinish dengan cat merah enamel,
dipasang pada dinding secara exposed atau dipasang pada permukaan dinding (surface
mounting).
c. Manual Alarm Station harus seuai atau yang setara dengan produk GENT atau ESSER

5. Alarm Bell
a. Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24 V DC.
b. Alarm Bell mempunyai sound level sekitar 100 db pada jarak 1 meter.
c. Alarm Bell harus sesuai atau yang setara dengan produk GENT, ESSER atau Hochiki
Amerika

g. Persyaratan Pemasangan
1. Pemasangan
a. Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak
rusak, bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta telah diuji di pabrik pembuatnya.
b. Fire Alarm Control Panel, Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm Bell harus dipasang
sesuai petunjuk dari pabrik pembuat dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam
Gambar Kerja.
c. Smoke Detector dan Heat Detector dipasang langsung menempel pada plafond ruangan.
d. Manual Alarm Station dipasang pada dinding secara exposed (surface mounted) pada
ketinggian sekitar 150 cm dari lantai.
e. Alarm Bell dipasang tepat disebelah Indicating Lamp.
f. Kecuali kabel untuk keperluan komunikasi suara, maka semua kabel instalasi baik yang
ada di FACP maupun di luar panel kontrol harus menggunakan kabel jenis solid conductor
(bukan stranded conductor) dari bahan tembaga.
g. Semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel PVC dengan ukuran luas
penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat peralatan
sistem.
h. Semua kabel instalasi, kecuali dari jenis tahan api harus dimasukkan dalam konduit yang
sesuai (minimal diameter ¾ inch).

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

f. Prosedur umum
1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
a. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui.
b. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan peralatan yang
akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta
performance dari peralatan.
c. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan Surat
Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau
agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sistem elektrikal
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
b. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh
cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau
antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya.
e. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan-sambungan.
f. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
g. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, harus diperiksa.

3. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain yang
mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
4. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas dari
segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
b. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan surat
jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai jaminan serta garansi
(Warranty).
c. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
5. Ketidaksesuaian
a. Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
b. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang tidak
sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
c. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan yang
ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan
penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

g. Pengujian dan Uji Penerimaan


1. Pengujian
a. Kontraktor harus melakukan semua pengujian dan pengukuran yang dianggap perlu oleh
Pengawas Lapangan untuk memeriksa bahwa seluruh instalasi dapat berfungsi dengan
baik dan memenuhi semua persyaratan dan seluruh peralatan harus lulus uji fungsional.
b. Kontraktor harus menyediakan peralatan dan fasilitas untuk pengukuran, pengujian dan uji
penampilan.
c. Waktu pelaksanaan pengujian dan uji penampilan akan ditentukan oleh Pengawas
Lapangan.
d. Kabel-kabel feeder sebelum dan sesudah diinstalasikan harus lulus uji kesinambungan.
e. Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan, buku
asli pengoperasian/pemeliharaan peralatan berikut salinannya dalam jumlah tertentu,
sesuai persyaratan kontrak.
f. Kontraktor harus menyerahkan kepada pemilik Proyek melalui Pengawas Lapangan, Surat
Jaminan (Warranty) atas produk sistem pengindera kebakaran, dengan jangka waktu masa
garansi sesuai standar dari pabrik pembuat.

2. Uji Penerimaan
a. Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan / acceptance
test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan bahwa semua
perangkat bekerja dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.
b. Uji penerimaan akan meliputi simulasi bahaya kebakaran di setiap ruang dimana suatu
detektor terpasang sesuai dengan jenis detektor yang dipasang. Juga dilakukan pengujian
terhadap semua fasilitas yang dimiliki oleh unit panel pusat kontrol (FACP).

h. Training (Pelatihan)
Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian operasional Gedung
atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan peralatan Fire Alarm sistem .
i. Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan
Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam kontrak diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-kekurangan.
j. Referensi Produk
Referensi Produk - terlampir

3.8. SISTEM TELEKOMUNIKASI DATA DAN CCTV (INSTALASI SAJA)


a. Umum
Yang dimaksud dengan sistem telekomunikasi disini meliputi komunikasi data dan suara. Sistem
telekomunikasi yang dirancang untuk proyek ini berbasis teknologi Internet Protokol (IP Base)
sehingga dapat melayani kebutuhan Internet dan Local Area Network (LAN), seperti terlihat pada
gambar perencanaan.

Pekerjaan sistem telekomunikasi meliputi pengadaan semua peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pemograman, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dan training
bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga seluruh sistem telekomunikasi dapat
beroperasi dengan baik dan benar.
b. Lingkup Pekerjaan
Untuk pekerjaan system komunikasi dan data adalah semua yang tercantum di dalam gambar
kontrak.
Pekerjaan system komunikasi dan data ini meliputi penyediaan dan pemasangan :

1. Pengadaan dan pemasangan serta pengujian unit server


2. Pengadaan, pemasangan, pemograman dan pengujian Sistem Core Switch lengkap beserta
kelengkapan sistem keamanan jaringan internetnya.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

3. Pengadaan, pemasangan, pemograman dan pengujian Sistem access switch lengkap beserta
kelengkapan sistem keamanan jaringan internetnya.
4. Penyambungan Core Switch ke Agregat Switch Gedung Rektorat Lama UIN dengan Fiber
Optic Cable
5. Pengadaan dan pemasangan Wifi Transmitter Access Point WPA Series
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem IP Phone
7. Pengujian system komunikasi antara IP Phone dengan SLT
8. Pengadaan dan pemasangan sistem CCTV IP Base, sesuai dengan gambar kontrak
9. Pengaturan, pemrograman dan pengintegrasian seluruh sistem untuk keperluan komunikasi
data, pengolahan data dan sistem komunikasi suara
10. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi jaringan dari mulai Agregat Switch Rektorat
Lama sampai dengan socket outletnya, sehingga seluruh sistem beroperasi dengan baik
11. Melakukan penarikan kabel dan pemipaan kabel end to end tidak ada bagian yang terbuka
sesuai procedure dan standar Structured Cabling System.
12. Melakukan terminasi pada panel dan outlet sesuai standard EIA/TIA.
13. Setting configuration active device untuk data sehingga semua fitur dapat berjalan dengan
optimal.
14. Mengadakan testing dan commisioning untuk seluruh sistem telepon dan seluruh peralatan
yang terpasang.
15. Melakukan testing dan commissioning
16. Pemberian paket training kepada sekelompok Engineer / teknisi pemilik dengan materi :
pengesetan, pemrograman serta trouble shooting sederhana dari jaringan data dan voice yang
dipasang.
17. Pembuatan dokumentasi untuk keperluan sertifikasi.
18. Pembuatan dokumentasi untuk user guide.

c. Persyaratan dan Peraturan Umum


1. Pekerjaan sistem telekomunikasi ini harus dikerjakan oleh profesional Network Design &
Installer atau System Integrator resmi atau Authorized yang dibuktikan dengan melampirkan
fotocopy surat keterangan atau sertifikat dari principle yang masih berlaku.
2. Jika kontraktor utama tidak mempunyai spesialisasi di bidang IT, maka harus dilakukan
kerjasama dengan badan atau perusahaan yang berkompeten di bidang IT. Kerjasama ini
harus dibuktikan dengan melampirkan surat pernyataan kesediaan dukungan dari perusahaan
tersebut untuk melaksanakan pekerjaan di bidang IT
3. Perusahaan harus mempunyai Certified Enginner atau tenaga ahli yang bersertifikat, yang ahli
dan berpengalaman dalam instalasi dan setting peralatan dibuktikan dengan fotocopy sertifikat
yang masih berlaku.
4. Perusahaan harus mampu mengeluarkan sertifikat garansi atas nama perusahaan sendiri
bukan melalui pihak kedua atau rekanan.
5. Sertifikat garansi yang dimaksud adalah 25 (dua puluh lima) tahun garansi untuk sistem kabel
terstruktur (Structured Cabling System) dan 1 (satu) tahun untuk peralatan aktif dan 1 (satu)
tahun untuk peralatan wireless hot spot.
6. Kontraktor menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan dalam spesifikasi dan
gambar rencana, dengan bahan-bahan, peralatan dan pengerjaan yang sesuai dengan yang
tertera dalam spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang disyaratkan, maka kontraktor wajib untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sesuai ketentuan dengan tanpa adanya tambahan
biaya.
7. Kontraktor wajib mendapatkan dukungan dari vendor pemegang lisensi yang dibuktikan
dengan melampirkan surat pernyataan dukungan.
8. Kontraktor harus menunjukkan semua surat dan sertifikat ASLI apabila diperlukan.
9. Kontraktor wajib menunjukkan daftar referensi proyek atau customer yang sudah pernah
dikerjakan.

d. Persyaratan Bahan dan Jaringan Komunikasi Data


a. Semua alat dan bahan yang dipasang haruslah ASLI dan BARU dan tidak terdapat cacat
sedikitpun. Terhadap ketidaksempurnaan / kekurangan alat dan bahan tersebut, Pengawas /
Direksi berhak untuk menolak dan Kontraktor wajib mengganti dengan yang baru sesuai
persyaratan.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Demi tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka sistem cabling jaringan
data haruslah end-to end solution dari satu vendor.
c. Semua active equipment harus mempunyai standard 19” rack mounted.
Demi kompatibilitas dan tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka active
equipment untuk jaringan data juga harus end-to end
e. Persyaratan Peralatan dan Bahan
1. Active Equipment
 Menggunakan switch 24 port atau 48-port PoE
 Untuk Core Switch, minimal layer-3 atau multilayer
 Untuk Edge Switch, minimal layer-2.
 Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi ke server.
 Disediakan link Fast Ethernet untuk koneksi ke workstation (data )
 Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi fiber optic dan UTP backbone.

2. Spesifikati Teknis Peralatan aktive


Umum
 Multi layer architecture
 Stackable switch yang dapat diintegrasikan dengan media server dan media gate way serta
support secara penuh untuk IP telephone
 Dapat berfungsi sebagai high performance RIP/OSPF router hanya dengan meng-upgrade
software, mendukung Virtual Router Redundancy (VRRP), Equal Cost Multi Path (ECMP)
and Policy enforcement.
 Octaplane Stack fabricdapat diatur dengan alamat IP tunggal
 Octaplane dirancang sedemikian rupa sehingga fiturnya merupakan multiple back up stack
supervisors and loop back stack redundancy sehingga jika salah satu switch mendapat
gangguan, maka layanan sambungan tidak terganggu
 Mendukung Rapid Spanning Tree Protocol (RSTP).

Standard-standard

IEEE

 802.1D, 802.1p, 802.1Q, 802.1w, 802.3af, 802.3x, 802.1x, 802.3, 802.3ab, 802.3z,
802.3u IETF

 RFC 1155, RFC 1157, RFC 1213, RFC 1314, RFC 1332, RFC 1334, RFC 1493, RFC
1661, RFC 1757, RFC 1769, RFC 2613, RFC 2674, RFC2863, RFC 2865
IETF layer 3

RFC 791, RFC 826, RFC 894, RFC 922, RFC 950, RFC 951, RFC 1027, RFC 1058, RFC
1112, RFC 1122, RFC 1533, RFC 1534, RFC 1541, RFC 1542, RFC 1583, RFC 1723, RFC
1724, RFC 1812, RFC 1850, RFC 2096, RFC 2338

Performansi dan kapasitas

 Switching fabric 24 ports models 16.8 Gbps 48 ports models 21.6 Gbps

 L2 forwarding rate 24 ports models 12.6 Mbps48 ports models 16.2 Mbps

 L3 forwarding rate 24 port models 12.6 Mbps 48 ports models 12.6 Mbps

 Multicast groups : 1 K
 VLANs : L2 – 3 K, L3 – 255
 MAC address : minimum 16 K
 Forwarding table size : 4 K
 Connectors Ethernet 10/100 /Mbps ports : RJ45 Ethernet fiber ports : GBIC SFP

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

Server
Server dari tipe Unified Computing Sistem C220, 64GB RAM & 1.5TB with redundant power
supply yang terdiri dari :

 UCS C220 M4 SFF w/o CPU mem HD PCIe PSU rail kit
 Primary Services SNTC-8X5XNBD UCS C220 M4 SFF w/o CPU mem HD
 2.40 GHz E5-2620 v3/85W 6C/15MB Cache/DDR4 1866MHz, 2 units
 16GB DDR4-2133-MHz RDIMM/PC4-17000/dual rank/x4/1.2v, 4 units
 300GB 6Gb SAS 10K RPM SFF HDD/hot plug/drive sled mounted, 5 units
 Friction Rail Kit for C220 M4 rack servers
 770W AC Hot-Plug Power Supply for 1U C-Series Rack Server, 2 units
 Power Cord 250VAC 10A CEE 7/7 Plug EU, 2 units
 Supercap cable 950mm
 Heat sink for UCS C220 M4 rack servers, 2 units
 MLOM Blanking Panel
 UCS 2.5 inch HDD blanking panel, 3 units
 KVM local IO cable for UCS servers console port
 Cisco 12G SAS Modular Raid Controller
 Cisco 12Gbps SAS 512MB FBWC Cache module (Raid 0/1/5)
 Cisco ONE Data Center Compute Opt Out Option

Core Switch
Core Switch yang diadakan dari tipe :Chassis 3850 24-port Data IP Base
Lengkap dengan :

 3850 Switch 24-port Data IP Base


 Primary Services 8x5xNBD 3850 24-port Data IP Base
 350W AC Config 1 secondary Power Supply
 Console Cable 6-ft with USB Type A and mini-B
 50CM Type 1 Stacking Cable
 Stack Power Cable 30CM
 Catalyst 3850 2 x 10GE Network Module

Acess Switch
Acess Switch yang diadakan adalah sebagai berikut :

 Access Switch 2960-X 24 GigE PoE 370W 4 x 1G SFP LAN Base, termasuk :
o Primary Services 8x5xNBD & AC Power Cord (Europe) C13 CEE 7 1.5M
o Console Cable 6-ft with USB Type A and mini-B
 Access Switch 2960-X 48 GigE PoE 740W 4 x 1G SFP LAN Base, termasuk :
o Primary Services 8x5xNBD & AC Power Cord (Europe) C13 CEE 7 1.5M
 Fiber Modul 10 GB
o 10 GB Bbase - LRM SFP Module

Wireless LAN
Wireless LANterdiri dari Controller WAP dan Wireless Access Point, yang seperti berikut ini :

CONTROLLER WAP
Controller WAP dari seri Mobility Express Bundle Wireless LAN Controller 2504 with 25 Lic,
lengkap dengan :

 Primary Services SC Core 8x5xNBD Mobility Express Bundle Wireless LAN Controller
 Wireless Controller Rack Mount Bracket
 5AP Adder Licenses for WLAN Controller ( e-delivery ), qty : 4 package
 Primary Services SC Core 8x5xNBD 5AP Adder Licenses WLAN qty : 4 package
 Wireless LAN Controller DTLS Licenses
 Wireless Controller 2504 for High Avalability

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Primary Services SC 8x5xNBD Wireless LAN Controller for High Avalability


 Wireless Controller Rack Mount Bracket
 2 Prog C7/C8 On-Off AC Power Supply Switch

a. Wireless Access Point


Wireless Access Point dari seri 802.11ac CAP w/ Clean Air; 3x3: 2SS; Int Ant, K Reg Domain, termasuk
juga Primary Services 8x5xNBD 802.11ac Ctrlr AP 3x3: 2SS ; Int Ant, K Reg Domain

3. Sistem Telphone - IP PBX


Sistem telephone dirancang dengan berbasis Protokol Internet. Kelengkapan system ini terdiri dari
Call Manager, Lisensi dan Handset

1. Call Manager/IP PBX


Call manager dari seri BE6000M Svr (M4) Export Restricted SW, dengan kelengkapan
sebagai berikut :
 Primary Services SNTC 8x5xNBD BE6000M (M4) Export Restricted
 Power Cord 250VAC 10A CEE 7/7 Plug EU
 Business Edition 6000 - Software App Version 10.X 11.X
 UC Virt. Hypervisor 5.x (2-socket)
 UC Virt. Hypervisor 5.x - SnS
 300GB 6Gb SAS 10K RPM SFF HDD/hot plug/drive sled mounted, 6 units
 16GB DDR4-2133-MHz RDIMM/PC4-17000/dual rank/x4/1.2v, 2 units
 12G SAS Modular Raid Controller
 12Gbps SAS 1GB FBWC Cache module (Raid 0/1/5/6)
 770W AC Hot-Plug Power Supply for 1U C-Series Rack Server
 Enable RAID 5 Setting
 2.40 GHz E5-2630 v3/85W 8C/20MB Cache/DDR4 1866MHz
 2911 Voice Bundle PVDM3-16 UC License PAK FL-CUBE10
 SNTC-8X5XNBD Cisco 2911 Voice Bundle
 2911 AC Power Supply
 AC Power Cord (Europe) C13 CEE 7 1.5M
 Unified Border Element Enterprise License - 5 sessions, 2 units
 Removable faceplate for SM slot on Cisco 290039004400 ISR
 Blank faceplate for HWIC slot on Cisco ISR
 Config Pro Express on Router Flash
 512MB DRAM for Cisco 2901-2921 ISR (Default)
 256MB Compact Flash for Cisco 1900 2900 3900 ISR
 16-channel high-density voice DSP module
 IP Base License for Cisco 2901-2951
 Unified Communication License for Cisco 2901-2951
 2901-2921 IOS UNIVERSAL
 Four-port Voice Interface Card - FXO (Universal), 2 unit

2. Lisensi
 Business Edition 6000-Electronic SW Delivery-Top Level
 SWSS UPGRADES Cisco Business Edition
 Business Edition 6000 v11 export restricted software
 BE 6000 - User License Starter Bundle with 35 UWL Licenses
 Cisco Business Edition 6000 - Essential User Connect License, 160 license
 BE6000 UCM v11 CUWL Standard User License, 35 license
 SWSS UPGRADES BE6000 UCM v11 CUWL, 35 license
 BE6K UCM 11X Essential User Connect Lic-Single Fulfillment, 160 license
 SWSS UPGRADES BE6K UCM 10X Essenti, 160 license
 BE6K - Unity Connection 11x - VM Speech Connect Ports, 2 units
 BE6000 Unity Connection v11 CUWL Standard License, 35 license

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Cisco Business Edition 6000 - PAK - Single Fulfillment


 BE6K Starter Pack - Single Fulfillment Enforcement
3. Handset
Handset terdiri dari :

 IP Phone Handset - SIP Phone 3905, lengkap dengan Primary Services 8x5xNBD
SIP Phone 3905
 IP Phone for Operator - 8861 & 8800 Key Expansion Module, lengkap dengan
Primary Services 8x5xNBD Endpoint 8861 & 8800
4. CCTV
Sistem CCTV dirancang berbasis Protokol Internet. Kelengkapan system meliputi NVR, dan IP
Camera dan PC untuk monitor dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :

 Dome Indoor IP Camera 1.3 Mpix, 3.6mm lens, POE Support, 30m iR
 CP PLUS NVR 32 channel, upto 5 Mpix IP Camera, 128 Mbps Throughput Bandwidth, 8
SATA port + 8TB
 PC for Monitoring + Monitor 32"

5. Kabel Instalasi (Structured Cabling System)


Yang dimaksud dengan Structured Cabling System adalah mengimplementasikan sistem jaringan
terstruktur untuk jaringan data dan suara yang mana terdiri dari beberapa sub sistem berikut:

1. Sistem jaringan Backbone Fiber Optic


 Menggunakan Kabel Fiber Optic TeraSPEED SM Metalic Outdoor 12-Core, support
10G dan siap untuk running Fast Ethernet up to Gigabit Ethernet.
 Patch Cord TeraSPEED LC-SC 1,6MM jumper Riser Duplex 009FT SM
 FO Pigtail TeraSPEED SC-UC 0.9mm SM + Splicing lengkap dengan buffer
 Splice tray & splice protector
 TeraSPEED SC Duplex Adapter SM
 600G2 Panel Shelf 1U Fixed
 600G2 -24SC-DPLX-00 600G2 12 duplex SC panel ( tanpa coupling )
2. Link Cable antar lantai
 UTP Cat-6A 1091B, 4-pair non-plenum, support 10G
 10GigaSPEED UTP Patch Cord Cat-6A, 5 Feet
 FlexiMAX 24-port Panel (up to 24 M-series modular)
 10GigaSPEED Information Outlet Cat-6A
3. Sistem jaringan Horizontal
 GigaSPEED UTP Cable Cat-6, 4-pair
 GigaSPEED UTP Patch Cord Cat-6, 3 Feet
 GigaSPEED UTP Patch Cord Cat-6, 9 Feet
 GigaSPEED Information Outlet Cat-6
 Square Faceplate 1-hole
 360 -IPR-110A- GS3 Angled Panel Cat-6 24-port w/ Term Mgr
 Wire Management with sliding cover
4. Rackin System
 19” Close Rack 42U Depth 1100mm XD SERVER RACK SINGLE termasuk :
- Including perforate front and back door, side panel left and right.
- Full XD cable manager included
- Back door, half size for easy access and save space
- Key lock included, Ventilation Fan Set, Power Distribution Unit, and Tray
are option
- Available in single side and stackable configuration
- 50 each - Cage nut & M6 Srew
- 4 each - jacking feet & castor

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 19” Wallmount Rack 15U Depth 600 mm Double door termasuk :


- 1 Unit Single Fan
- 1 Unit Power Distribution Unit Standart 6 outlet
- 20 ea Cagenut + M6 Srew
- 4 ea Dynabolt
- Vertical Power Distribution Unit 12 Outlets, European type, full metal
5. Sistem administrasi pada Main Distribution Frame
 Menggunakan patch panel 24 port category-6a atau category-6 dan dilengkapi wire
management.
 Menggunakan patch cord original category-6a atau category-6 (strainded type) dan
color code : blue color untuk data
6. Sistem administrasi pada Intermediate Distribution Frame
 Menggunakan patch panel 24 port category-6a atau category-6 dan dilengkapi wire
management.
 Menggunakan patch cord original category-6a atau category-6 dan color code: blue
color untuk data.
7. Sistem administrasi pada Telecommunication Closed
 Dilengkapi label dan color code untuk memudahkan sistem administrasi.
Menggunakan patch cord original category-6a atau category-6 dan color code yang
sesuai.

6. Spesifikasi Teknis Peralatan Pengkabelan


Horizontal Sub System

 Pemborong harus menyediakan kabel horizontal untuk menghubungkan tiap outlet dengan
system jaringan backbone pada tiap lantai yang sama.
 Tipe kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) 4 pair category-6a atau category-6. Memiliki
separator pada masing-masing pair ( cat-6), jacket isolasi PVC sesuai standard EIA/TIA 568.
 Kabel UTP 4 pair tersebut di atas, dapat digunakan untuk data dengan kecepatan minimal
Fast Ethernet (100 MBps)
 Kabel UTP 4 pair tersebut di atas dipasang sesuai topology star dari IDF tiap lantai menuju ke
workstation.
 Pemasangan kabel UTP secara keseluruhan harus terlindungi oleh PVC conduit atau cable
protector dan tidak diperkenankan adanya sambungan.
 Panjang kabel horizontal maksimum yang diinstall tidak boleh lebih dari 90 m (295 ft).
 Panjang total kabel jumper maksimum 10 m (33 ft).
 Conduit yang dipasang oleh tidak diijinkan terdapat lebih dari dua bengkokan bersudut 90o.

Backbone Sub System

 Kabel Fiber Optic menggunakan tipe Kabel Fiber Optic TeraSPEED SM Metalic Outdoor 12-
Core, support 10G
 Bila menggunakan UTP cable backbone, minimal harus category-6a dengan separator
diantara pairnya, dengan panjang maksimum 295 ft ( 90 mtr ).

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
 Outlet yang disediakan adalah tipe RJ45 untuk kabel UTP category-6a atau category-6 dan
sesuai dengan standar EIA/TIA 568.
 Faceplate yang digunakan adalah bentuk bujur sangkar / British Style dilengkapi dengan tutup
/ shutter, label dan color code.
 Faceplate harus dipasang dengan inbow doos dan modular jack tipe RJ45.
 Faceplate yang digunakan adalah 1 atau 2 hole.
 Pada saat pemasangan faceplate harus dipasang tertutup plastic pembungkus dan baru
dibuka saat finishing cat sudah selesai guna menghindari kotor / cacat karena terkena material
lain.
 Outlet / modular jack yang digunakan adalah tipe punch down atau 110 standard bukan
menggunakan tipe tool less.
 Terminasi modular jack hanya diijinkan satu kali punch down, tidak boleh ada kegagalan
berulang-ulang dan dilakukan engineer certified dan yang sudah berpengalaman.
 Apabila ada modular jack yang sudah dipunch down berulang kali sehingga kurang layak
dipakai karena akan mengurangi performance maka kontraktor wajib mengganti dengan yang
baru.
Patch cord / Kabel Jumper
 Kabel patch cord yang disediakan haruslah original factory assembly bukan hand made.
 Kabel patch cord sesuai standard EIA/TIA category-6a atau category-6, stranded type.
 Kabel patch cord yang disediakan harus dibedakan warnanya antara yang untuk data maupun
yang untuk voice.
 Panjang kabel patch cord untuk administrasi di panel disarankan 4 ft.
 Panjang kabel patch cord untuk outlet – workstation disarankan 10 ft.
 Panjang kabel patch cord untuk data – voice disarankan 4 ft.

 Semua patch cord harus terpasang label pada kedua ujungnya.


 Kedua ujung patch cord dilindungi dengan plug boot yang warnanya sesuai dengan kabel
patch cord.

7. Spesifikasi Teknis Material Bantu

 Menggunakan pipa conduit high impact 20 mm warna putih berikut kelengkapannya seperti
sock, clamp, flexible, T-doos dan X-doos.
 Cable tray ukuran 300 x 50 x 2400 dengan finishing hot deep galvanize berikut
kelengkapannya seperti reducer, joining, dll. Termasuk penggantung tray.
 Rack 19” wallmounted maupun cabinet menggunakan yang local made dengan tebal plat 2
mm warna putih grey atau black.
 Untuk cabinet ukuran 600W x 1150D dengan pintu depan menggunakan bahan tempered
glass.

f. Persyaratan Instalasi / Pemasangan


 Semua kabel yang dipergunakan harus terlindungi dalam PVC conduit high impact dan
dipasang tertanam dalam tembok (inbow).
 Semua kabel yang ditarik tidak diperkenankan ada kabel yang putus / sambungan kabel
walaupun di dalam conduit sekalipun.
 Bila ada bagian di luar tembok, maka pipa harus dipasang clamp pada jarak setiap 1 (satu)
meter.
 Demikian juga pada lintasan melingkar, maka PVC flexible conduit harus di pasang klem.
 Satu PVC conduit 20 mm hanya digunakan maksimum untuk 2 jalur kabel UTP category-6,
sedangkan untuk kabel UTP category-6a maksimum untuk 4 jalur.
 Untuk jalur-jalur utama menggunakan cable tray dan dilengkapi dengan tutup tray dan haruslah
menggunakan accessories yang sesuai.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
g. Persyaratan Pengujian

 Sebelum melakukan pengujian jaringan komputer, Kontraktor wajib memberitahu Pengawas /


Direksi terlebih dahulu. Setiap pengujian yang dilakukan tanpa disaksikan oleh Pengawas /
Direksi, akan dinyatakan tidak sah dan harus diulang kembali.
 Sebelum melakukan pengujian, Kontraktor harus melaporkan kesiapan alat uji / alat ukur yang
akan digunakan.
 Semua biaya yang diperlukan untuk melakukan pengujian, baik untuk daya listrik dan perlatan
bantu serta peralatan ukur, sepenuhnya manjadi tanggung jawab Kontraktor.
 Apabila terdapat ketidak sempurnaan ataupun kegagalan dalam pengujian, maka Kontraktor
wajib memperbaikinya dengan biaya yang sepenuhnya menjadi tanggungan Kontraktor.
 Pengujian terutama juga dilakukan terhadap jaringan listrik / pengkabelannya, dengan
persyaratan yang sesuai untuk instalasi perangkat data communication. Pengujian terhadap
grounding juga harus dilakukan (bisa koordinasi dengan kontraktor ME).
 Hasil pengujian dibuat dalam bentuk soft copy (didownload dalam disket / CDROM) dan juga
hard copy harus diserahkan bersamaan pada saat setelah pengetesan.
 Semua peralatan Jaringan Komputer ini harus diuji oleh perusahaan pemegang keagenan
peralatan tersebut dengan disaksikan oleh Pengawas / Direksi.

 Pengujian meliputi:
o Integrasi jaringan komputer dengan sistem yang ada (existing network)
o Uji pengesetan feature-feature perangkat jaringan sesuai spesifikasi yang ditentukan,
misalkan: VLAN, dll.
o Uji koneksi pada tiap-tiap titik komputer : untuk cable UTP menggunakan Microtest
Omniscanner dengan Module Channel Link Category 6 dan minimum firmware versi
6.10 sedangkan pengujian cable fiber Optic menggunakan Microtest Simplifiber pada
850nm dan 1300 nm.
o Uji aplikasi berbasis Netware, Windows Network, IP Phone dan Internet
o Uji Network Management system untuk seluruh perangkat jaringan : (configuring,
monitoring dan traffic analysis)
h. Produk

Cable UTP (horizontal) AMP NetConnect, SYSTIMAX

Cable Backbone AMP NetConnect, SYSTIMAX

Switch/HUB CISCO

NVR, IP Camera CISCO, Bosch

Wireless Access Point PROXIM – ORINOCO

PVC conduit Clipsal, Ega

Rack 19” ABBA, V-Series

i. Jaminan Garansi

Untuk Structured Cabling System

 Sertifikat garansi selama 25 (dua puluh lima) tahun yang meliputi garansi product dan system yang
dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.

Untuk Active Equipment (Switch / HUB)

 Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis

Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan dikeluarkan langsung oleh
pihak peserta tender, bukan melalui pihak kedua atau rekanan.

4.1. PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH


1.1. Umum

1. Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan sistem air bersih ini terdiri dari pengadaan air
bersih untuk kebutuhan operasional gedung lengkap dengan instalasinya.
2. Air bersih diambil dari system air bersih existing yang kemudian ditampung di dalam water
reservoir.
3. Air bersih kemudian diangkat ke roof tank yang berlokasi di atap gedung. Selanjutnya melalui
pipa distribusi didistribusikan ke outlet pengguna dan kran taman
4. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.

5. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
6. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

1.2. Unjuk Kerja Sistem


 Reservoir dan Pengadaan air bersih
o Reservoir terdiri dari ground reservoir dan roof tank
o Kedua reservoir tersebut dilengkapi dengan Water level control
o Air bersih di ambil dari system air bersih UIN
o Sistem buka tutup supply air bersih dengan menggunakan motorized valve yang
mendapatkan input dari water level control
 Pompa Transfer
o Air bersih dipompakan dari ground reservoir menuju Roof Tank dengan menggunakan
dua pompa yang bekerja secara bergantian (altertate sistem). Pengoperasian dapat
secara otomatis maupun manual
o Pompa transfer dengan kapasitas sesuai dengan spesifikasi bekerja untuk mengisi roof
tank. Pompa ini bekerja jika water level sensor mencapai batas bawah dan berhenti jika
mencapai batas atas.
o Pompa transfer terdiri dari dua unit pompa. Pompa diatur sedemikian rupa sehingga
bekerja bergantian. Pompa ini juga harus di atur, sehingga jika groud reservoir kosong
maka pompa tidak boleh beroperasi

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

 Pompa Booster
o Pompa booster bekerja jika tekanan di dalam sistem kurang dari 1 bar. Putaran pompa
diatur sedemikian rupa melalui Variable Speed Drive agar tekanan tetap. Jika tekanan
sudah mencapai 1.5 Bar, maka pompa harus berhenti beroperasi
 Pompa “sump” Ruang Pompa
o Pompa ini beroperasi berdasarkan perintah dari water level control. Jika air di dalam bak
penampung telah mencapai level atas, maka pompa tersebut akan beroperasi.
Sebaliknya, jika air sudah mencapai level bawah, maka secara otomatis pompa akan
berhenti beroperasi.

 Pompa “sump” Ground Reservoir


o Pompa ini bekerja secara manual sesuai dengan kebutuhan. Pompa ini digunakan untuk
pengurasan / membuang lumpur yang berada di dalam ground reservoir

1.3. Spesifikasi Teknis


a. Pekerjaan Distribusi Air Bersih

i. Spesifikasi Ground Reservoir (civil work)


 Bahan : Beton Bertulang
 Volume : 2x25 m3

ii. Spesifikasi Roof Tank (Water Torrent)


 Bahan : Fiber Reinforce Plastic (FRP )
 Volume : 6 m3, terdiri dari dua compartement
Ukuran : 2 x 3 x 1 m3 :

iii. Spesifikasi Transfer Pump


Technical:
Jenis pompa ; Submersible
Speed for pump data : 2900 rpm
Rated flow : 3 m³/h
Rated head : 35 m

iv. Spesifikasi Booster Pump


Technical:
Jenis pompa : Vertical Multi Stage Pump Speed for
pump data : 2900 rpm
Rated flow : 2.5 m³/h
Rated head : 25 m

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

1.4. Pekerjaan Pipa Distribusi


Pekerjaan pipa distribusi dimulai dari header di Roof Tank sampai ke pangkal instalasi
o Instalasi pipa suply yang ter expose ke matahari (di atas atap) dengan GIP Medium Class A (SNI)
o Semua pipa yang berada di dalam gedung menggunakan pipa PPR
o Semua sambungan di bawah 3 “ dengan menggunakan washer
o Sambungan untuk pipa ukuran 3 “ ke atas dengan las
o Setiap sambungan las, difinish dengan anti karat kemudian dilindungi dengan serat goni
o Test tekan 10 kg/cm2 selama 1 x 12 jam tanpa ada penurunan tekanan

1.5. Pekerjaan Pipa Instalasi

1) Pipa.

a. Untuk pipa pemasangan luar (di atap dan di site) menggunakan pipa GIP Class Medium A
(SNI)
b. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa Polypropylene Random PN-10 dengan
sambungan heat fusion atau sesuai dengan jenis pipanya.

c. Untuk jaringan pipa air panas digunakan pipa Polypropylene Random PN-20 dengan
sambungan heat fusion atau sesuai dengan jenis pipanya.

d. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan adaptor atau
coupling.
e. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam keadaan bersih
dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun di dalam pipa itu sendiri.
f. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam
beton/dinding.

2) Sambungan Pipa.

Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee dan sebagainya,
harus terbuat dari bahan PPr yang sesuai untuk pipa PPr kelas 10kg/cm2, serta berasal dari merek
yang sama dengan merek pipa.

3) Sistem Sambungan.

Sistem sambungan terdiri dari compression fitting, butt-fussion welding, electrofunction atau sesuai
petunjuk dari pabrik pembuat pipa PP. Sistem sambungan yang dipilih harus disetujui Pengawas
Lapangan / Manajemen Konstruksi.
4) Katup-katup (Valve)
a. Floating Valve

Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan Pressure Balanced
type Float Valve.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Strainer

Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast iron body
(untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations.

Untuk ukuran 2” dan ke bawah body material terbuat dari bronze.


c. Gate Valve (Rising dan Non Rising Stem)

Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body dilengkapi dengan
open/shut indicator untuk Non Rising Stem. Working Pressure minimal 12 bar.

Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai standar BS
5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : minimal 12 bar.
d. Check Valve :

Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end untuk
valve sampai dengan diameter 50 mm.

Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk
ukuran 65 mm dan ke atas

Tekanan kerja minimal 12 bar.

e. Rubber Flexible/Expansion Joint (Flange Connection)

Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari neoprene rubber
dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).

Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end.
Working pressure : minimal 12 bar.

Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi control plates, control
nuts dan control rods dan single sphere.
f. Rubber Flexible/Expansion Joint (Screw Connection)

Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan
nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima).

Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete dengan

malleable iron threaded BS21 union end connection. Semua rubber


flexible/expansion joints harus mempunyai working pressure : 12 bar.

Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar harus
dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends connection.

g. Katup-katup lainnya

Katup – katup lainnya yang tidak disebutkan diatas, minimal mempunyai working
pressure 12 bar.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

5) Persyaratan Teknis Pemasangan

1. Pompa
a. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b. Pompa harus diletakan di atas pondasi menurut petunjuk pabrik dan disesuaikan dengan
berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
c. Semua pompa harus dilengkapi:

Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible joint, Pada pipa tekan
dilengkapi dengan gate valve, check valve, flexible joint dan manometer serta
dilengkapi dengan panel board signal yang menunjukkan bahwa pompa sedang
bekerja atau tidak.

Alat-alat penunjang lainnya agar pompa dapat bekerja dengan baik.

d. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control, alarm dan lain-lain)
harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem bekerja dengan baik.
e. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total
head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau
mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.

6) Pipa–pipa

a. Umum

Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan serta
kerapihan.

Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.

Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan pemipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau
plug untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda lain.

Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam
(diampelas).

Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya sesuai dengan fungsi system dan
yang diperlihatkan dalam gambar.

Sambungan lengkung, reducer, expander dan sambungan-sambungan cabang pada pekerjaan


pemipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan wartel mur
atau flange.

Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.

Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk sudut 90° harus
digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar
diberi tanda.

Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh menukik.

Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat
cekung serta ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.

Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air bersih dan clean
out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.

Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut kecuali seperti
diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet,  50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
- Dibagian dalam bangunan  150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan,  150 mm atau lebih kecildan  200 mm atau lebih besar : 1%
.Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.

Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish arsitektural atau
timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

b. Penggantung dan Penumpu Pipa

Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak
boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

No Ukuran Pipa Interval Interval Tegak


(mm) Mendatar (m)
(m)

1 ≤  50 0.6 0.9

2 ≤  80 0.9 1.2

3 ≤  100 1.2 1.5

4 ≤  150 1.8 2.1

Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak interval
yang
digunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.

Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna. Semua
pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.

Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.

c. Pipa Dalam Tanah

Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup.

Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian dengan adukan
semen.
Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta pemadatan kembali seperti kondisi semula.

Kedalaman pipa minimum 60 cm di bawah permukaan tanah.

Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15–30 cm untuk bagian atas dan
bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras lainnya.

Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2–2.5 m.

Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton
dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut.

d. Sambungan Pipa

Sambungan Flexible

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.

Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara homogen.

Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting,
untuk itu harus menggunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap
batang pipa.

Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

Sambungan yang mudah dibuka


Sambungan ini digunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :

 Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.


 Pada waste fitting dan siphon. Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan
adanya packing dan bukan seal threat.

e. Selubung Pipa

Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.

Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi.

Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk yang kedap air harus
digunakan sayap.

Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis “flushing sleeves”.

Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “caulk”.

f. Katup Label (Valve Tag)

Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.

Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus ditunjukkan di tags katup.

Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

g. Pembersihan

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang
disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :
 Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1
jam setelah itu dibilas.
 Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.

7) Pekerjaan Listrik
Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik termasuk panel
kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel kontrol berikut peralatan kontrol seperti yang
ditunjukkan pada gambar perencanaan.

Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.

1. Ketentuan-ketentuan yang diikuti

a. Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2000


b. Ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pabrik

2. Material dan Teknis

a. Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan control panel
harus sesuai dengan daftar material.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan kunci dan dibuat
oleh panel maker yang disetujui.
c. Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan kurang dari 2
ohm.
d. Pengkabelan untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam conduit.

e. Penarikan kabel feeder tidak diperbolehkan ada sambungan.

f. Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel.

g. Starter Motor : Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik
star–delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

1.6. Pengujian

1. Umum

a. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian disediakan oleh
pelaksana Kontraktor.
b. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum
mulai pelaksanaan pengujian.
c. Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem dengan baik, maka
pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi pengujian lagi.
d. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan lain-lain, harus
dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
2. Pipa dan Jaringan Pipa

a. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan kerja
selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih
= 12 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya
dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi” terlebih dahulu (dengan
desinfektansi yang disetujui). Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian
perbagian atau panjang pipa max. 100 m.
b. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan test rendam
dengan air selama 8 jam.
3. Pompa

Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Kontraktor harus
menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total head berdasarkan
peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan
pada fixture unit yang paling jauh.
4. Reservoir

Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi air.
Semua peralatan harus dapat berfungsi dengan baik.
1.7. Training
1. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh
pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima pekerjaan pertama.
2. Materi training teori dan pratek dilakukan sampai dapat mengetahui operasi dan maintenance.
1.8. Referensi Produk
1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk – terlampir

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

1.9. Lain-lain
Setelah pekerjaan ini selesai, kontraktor berkewajiban untuk memberikan dua set
peralatan pengerjaan pipa sistem polypropiline ke pemberi untuk kepentingan
perawatan. Selain itu kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pelatihan kepada
pengelola mengenai cara menggunakan peralatan tersebut.

4.2. PEKERJAAN SISTEM AIR KOTOR

b. LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan
pemasangan system pemipaan yang lengkap dan pengadaan serta pemasangan IPAL, berikut
pengujian, penyeimbangan dan semua kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan agar system
sempurna dalam segala hal dan siap untuk dioperasikan.

c. STANDAR / RUJUKAN
1. Peraturan Plumbing Indonesia
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. Japanese Industrial Standar (JIS)
4. American Water Works Associantion (AWWA)
5. Spesifikasi Teknis:

d. PROSEDUR UMUM

1. Contoh Bahan dan Data Teknis.


a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data teknis/brosur dari bahan
yang akan dipergunakan untuk mendapatkan persetujuan Pengawas
Lapanan / Manajemen Konstruksi terlebih dahulu, sebelum mendatangkannya
ke lokasi.
b. Semua biaya penyerahan dan pengadaan contoh bahan menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
c. Bila contoh yang diserahkan berbeda dari yang ditentukan, kontraktor harus
menjelaskan perbedaan tersebut secara tertulis, dengan permohonan
pengantian, bersamaan dengan alasan penggantian, sehingga bila diterima,
tindakan yang sesuai dapat dilakukan untuk penyesuaian. Bila kontraktor
mengabaikan hal ini maka Kontraktor tidak dibebaskan dari tanggung jawab
untuk menghasilkan pekerjaan sesuai dengan ketentuan Gambar Kerja.

2. Gambar Detail Pelaksanaan.


a. Kontraktor harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan
pekerjaan pemipaan yang disebutkan disini, atau yang membutuhkan
koordinasi dengan pekerjaan lain.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

b. Gambar kerja hanya berupa diagram pemipaan dan menunjukkan secara


garis besar tata letak bahan dan peralatan. Gambar kerja harus diikuti se-
seksama mungkin. Gambar Arsitektural, Struktural dan lainnya yang terkait dan
semua elemen yang akan dipasang harus diperiksa dimensi dan kebutuhan
ruang geraknya sebelum pemasangan dimulai.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan kepada Pengawas Lapangan
se-segera mungkin sebelum pengadaan bahan sehingga diperoleh cukup waktu
untuk memeriksa, dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini.
Gambar Detail pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.
d. Kontraktor harus membuat Gambar Kerja yang dibutuhkan untuk
mendapatkan, atas biayanya, ijin-ijin tertentu yang diperlukan yang berhubungan
dengan sistem pemipaan yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis ini.
3. Pengiriman dan Penyimpanan.
a. Setiap bahan pipa (satu panjang utuh), sambungan dan perlengkapan lain
yang digunakan dalam system pemipaan harus mempunyai tanda/merek
yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas produk bila ditentukan oleh standar
yang berlaku.
b. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari
segala kerusakan.

4. Ketidaksesuaian.

a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap kemungkinan


kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi, kapasitas, jumlah maupun
pemasangan dan lain-lain.
b. Semua bahan yang didatangkan atau dipasang ternyata tidak memiliki tanda-
tanda yang sesuai harus disingkirkan dan diganti dengan bahan yang memebuhi
persyaratan, tanpa tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.
5. Jaminan.
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek surat jaminan yang menyatakan
bahwa sistem plambing telah bekerja dengan baik untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
sejak tanggal penyerahan terakhir. Selama periode tersebut Kontraktor harus
memperbaiki atau mengganti kerusakan dan membayar biaya setiap perbaikan atau
penggantian.

e. Pekerjaan Instalasi Pemipaan

1. Umum.
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus
dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.
2. Pipa dan Sambungan a.

Pipa PVC

Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987 dengan kelas
tekanan kerja 10 kg/cm2 . Pipa harus dari jenis sambungan solvent cement.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

Diamter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.
b. Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement
seperti elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan dan
kelas yang sama dengan pipa PVC dan memenuhi standar SNI 06-0135-
1989, dari merek yang sama dengan merek pipa yang disetujui digunakan.

c. Perekat.
Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.

f. PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Umum.
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan
lainnya yang terkait atau yang akan mempengaruhi pekerjaannya, sesuai
yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis ini, dan harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan semua keadaan yang akan menurunkan atau mengurangi
pekerjaannya.
b. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang untuk semua peralatan, pipa-
pipa dan sebagainya, untuk menjamin bahwa semuanya dapat dipasang
pada tempat yang direncanakan sesuai rencana.
c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh
teknisi-teknisi yang terlatih untuk pekerjaan tersebut dan teknisi-teknisi ini harus
disetujui Pengawas Lapangan.

2. Pemasangan.
a. Pemipaan.
- Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih
dan tetap teratur serta bekerja dengan baik melalui pengujian berkala yang
dilakukan Kontraktor sampai pekerjaan diserahkan dan diterima Pemilik
Proyek.
- Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
- Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan yang
diperlukan untuk melengkapi pemasangan. Semua sambungan yang
harus diperiksai dengan teliti untuk memastikan bagian-bagian yang
harus disediakan untuk melengkapi pemasangan.
- Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan
peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flensa yang
sesuai seperti diebutkan dalam Spesifikasi ini.
- Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
- Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan
reducer atau increaser.
- Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus
ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang
cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan
batang pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

- Setiap peralatan harus dilengkapi dengan katup penutup air yang


ditempatkan sesuai Gambar Kerja, sehingga setiap peralatan dapat
diperiksa secara terpisah tanpa mengganggu peralatan lainnya.
- Semua sambungan peralihan antara pipa baja dan pipa PVC,
sambungan-sambungan atau belokan dan aksesori peralatan harus
dilengkapi dengan adaptor yang dibuat khusus untuk maksud tersebut.
- Pekerjaan pemipaan yang membutuhkan penggalian dan pengurukan
harus dilaksanakan sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh konsultan
pengawas
3. Pembersihan dan Penyesuaian.
a. Selama pelaksanaan, Kontraktor harus menutup semua saluran/pipa, untuk
mencegah masuknya pasir, kotoran dan lainnya. Setelh selesai pemasangan
setiap system pemipaan harus dihembus langsung dengan udara selama
mungkin untuk membersihkan seluruh system pemipaan.
b. Setelah seluruh system terpasang lengkap, kontraktor harus menjalankan
peralatan pada kondisi normal untuk membuat semua penyesuaian penting
menyeibangkan katup, kontrol tekanan otomatis dan lainnya, sampai persyaratan
tercapai.
4. Pengujian Sistem Tanpa Tekanan.
a. Seluruh system saluran harus dilengkapi lubang-lubang yang dapat ditutup
dengan rapat sehingga seluruh system dapat diisi dengan air sampai elevasi
tertinggi saluran.
b. Sistem ini harus menahan air tersebut selama 24 jam dan dalam waktu
tersebut ketinggian air tidak berubah.
c. Bila menurut pendapat Pengawas Lapangan / Manajemen Konstruksi
dibutuhkan pengujian tambahan, seperti pengujian asap/udara pada system
saluran pembuangan. Kontraktor harus melaksanakan pengujian tersebut tanpa
tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.
5. Lapisan Pelindung.
a. Semua pipa, sambungan dan penumpu pipa yang terlihat harus dicat dalam
warna sesuai Skema Warna yang akan diterbitkan kemudian. Semua pipa yang
terlihat juga harus diberi tanda arah aliran.
b. Bahan cat dan pekerjaan pengecatan harus sesuai ketentuan dan petunjuk
konsultan pengawas

g. TEST

1. Pendahuluan
Setiap peralatan dan pemipaan yang telah selesai dipasang harus ditest. Pengetesan harus
dilaksanakan dengan pengawasan MK. Untuk itu minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
testing. Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.
2. Pipa
Pipa-pipa harus ditest dengan cara pressure test minimal 2 kali tekanan kerja. Untuk memudahkan
mendeteksi tempat-tempat yang bocor harus digunakan bahan pewarna sebagai indicator.
3. Equipment.
Untuk setiap equipment yang dipasang, testing sebaiknya mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik.
tetapi minimal harus dapat menunjukan kepada MK bahwa operasinya sudah sesuai sistem yang
direncanakan oleh konsultan, khususnya mengenai :
 sewage pumps
 Water level control

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis

h. PENYERAHAN DAN GARANSI

1. Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus menyerah kan pekerjaan dengan Berita Acara.
2. Dalam berita acara agar melampirkan :
 Surat keterangan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan instalasi baik.
 Berita acara pengetesan
 Gambar instalasi terpasang (as built drawing) sebanyak 4 set.
 Surat hasil pemeriksaan analisa kwalitas air buangan dari laboratorium
 Semua surat garansi dari equipment yang terpasang.
 Daftar petunjuk kerja (manual operation) dari peralatan-peralatan yang terpasang.
 Daftar maintenance.
3. Memberikan masa pemeliharaan minimal selama satu tahun untuk membuktikan bahwa sistem
perjalan dengan sempurna.
4. Apabila diperlukan oleh Konsultan Pengawas, kontraktor diharus kan mengurus pemeriksaan
instalasi oleh pejabat yang berwenang.

4. 3. AIR CONDITIONINGU

MUM
1. Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja.
2. Untuk ketentuan mengenai kapasitas dan lain-lainnya dapat dilihat pada gambar dan skedul
peralatan/unit mesin.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran instalasi existing, pengadaan,
instalasi dan pengujian (testing & balancing) dari seluruh peralatan yang dipasang dalam
proyek ini dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga seluruhan sistem dapat
memberikan performansi yang diinginkan. Garansi terhadap performansi di atas adalah
menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor.
4. Keseluruhan peralatan utama AC serta material pendukungnya harus baru dari pabrik yang
khusus dipasang untuk proyek ini.
5. Dalam memasukkan penawaran, Kontraktor wajib menyampaikan hal-hal berikut ini dengan
jelas :
Melampirkan keterangan dari merk, type, data-data teknis yang penting dari item-item
peralatan seluruhnya dari yang ditawarkan pada lembar kertas tersendiri, pada dokumen
penawaran.
Melampirkan brosur, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang ditawarkan.
Pada brosur tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan terpilih harus diberi
tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas, pemakaian daya, kurva performansi, part load,
performansi, kondisi, performansi kebisingan dan vibrasi, berat operasi, dimensi dan lainnya,
sehingga dapat diketahui secara jelas/detail kondisi unit terpilih.

Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka


Spesifikasi Teknis
persyaratan teknis umum

1. Umum
a. Spesifikasi teknis/RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan
yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan
dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
2. Publikasi, Code dan Standard
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia,
Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang berlaku dan
merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
a. SMACNA – 85
b. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
c. NFPA – 90A
d. ASTM, ASME
e. AMCA
f. CTI
g. PUIL 2000
h. Pedoman Plumbing Indonesia

Kolaka, Maret 2022


Mengetahui,
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

ttd

Ir. MUHAMMAD IHSAN, ST., M. Si


NIP. 19730327 200502 1 005

Anda mungkin juga menyukai