1. URAIAN UMUM
b. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan
antara ketentuan dalam suatu dokumen dengan ketentuan dalam dokumen yang lain maka yang
berlaku adalah ketentuan dalam dokumen yang lebih tinggi berdasarkan urutan hierarki pada huruf
a di atas;
c. Penyedia Jasa wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS, Daftar Kuantitas dan Harga Satuan
serta dokumen kontrak lainnya yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidaksesuaian
antara RKS dan gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Penyedia
Jasa wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan PENGAWAS.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka harus segera
meminta keputusan Konsultan PENGAWAS lebih dahulu.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidak sempurnaan / ketidak sesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
MK / PENGAWAS lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan MK / PENGAWAS.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
d. Bila akibat kekurang telitian Penyedia Jasa dalam melakukan pelaksanan pekerjaan, terjadi ketidak
sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Penyedia Jasa harus
melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan tersebut dan
memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan MK /
PENGAWAS tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain. Selama pelaksanaan pekerjaan,
apabila terjadi perselisihan/ konflik dengan masyarakat sekitar atau pihak lain, maka Penyedia
Jasa diwajibkan menyelesaikan permasalahan tersebut. Segala konsekuensi biaya yang timbul
pada penyelesaian permasalahan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa diwajibkan menjamin semua risiko kerusakan atau kerugian yang terjadi dalam
proses pembangunan atau konstruksi (kecuali beberapa risiko saja yang tercantum dalam
pengecualian).
c. Ijin Mendirikan Bangunan (IMB)
Penyedia Jasa harus membantu pengurusan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) atas permintaan
Pemberi pekerjaan. Biaya IMB ditanggung oleh Penyedia jasa.
d. Penyambungan Listrik, Air Bersih, dan Hydrant
Penyedia Jasa harus membantu pengurusan penyambungan listrik, air bersih, dan hydrant atas
permintaan Pemberi pekerjaan. Biaya penyambungan listrik, air bersih, dan hydrant ditanggung
oleh Pemberi pekerjaan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
2) Pembayaran akhir berupa retensi sebesar 5% dari Nilai Kontrak/Adendum kontrak dibayarkan
setelah Serah Terima kedua (FHO) atau di bayarkan pada akhir tahun anggaran, setelah
Penyedia Jasa menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % dari nilai kontrak/adendum
kontrak berupa Bank Garansi yang mempunyai program surety ship.
3) Jaminan Pemeliharaan akan dikembalikan setelah Penyedia Jasa menyelesaiakan pekerjaan
pemeliharaan, setelah berakhirnya masa pemeliharaan 6 bulan setelah PHO dan setelah
Penyedia Jasa penyedia jasa mengajukan permintaan secara tertulis kepada KPA melalui
PPK untuk melaksanakan Penyerahan Akhir (Final Hand Over/FHO) dibuktikan dengan
Laporan pelaksanaan masa pemeliharaan yang dibuat oleh konsultan MK/pengawas dan
disetujui oleh PPHP, pekerjaan dinyatakan diterima setelah dilakukan pemeriksaan atas
pelaksanaan masa pemeliharaan dan setelah ditandatanganinya Berita Acara pemeriksaan
masa pemeliharaan oleh PPHP, penyedia jasa yang tidak menandatangani Berita Acara Serah
Terima Akhir (FHO) dimasukkan dalam Daftar Hitam.
4) Penyedia Jasa harus melaksanakan pemeliharaan atas hasil pekerjaan sehingga kondisi
pekerjaan selama masa pemeliharaan tetap seperti pada saat Penyerahan Pertama (PHO).
a. Pekerjaan yang secara profesional harus dikerjakan oleh penyedia jasa khusus agar mendapatkan
hasil optimal, kecuali Penyedia Jasa mempunyai divisi khusus sesuai dengan bidang yang
disyaratkan, serta dapat melampirkan Sertifikat Tenaga Ahli / Tenaga Terampil (SKA/SKT) sesuai
bidang pekerjaan yang disub-kontrakkan. Pekerjaan yang harus disub-kontrakkan, meliputi :
1) Pekerjaan Pondasi
2) Pekerjaan Bekisting
3) Pekerjaan Baja
4) Pekerjaan Aluminium dan Kaca
5) Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing
6) Pekerjaan-pekerjaan khusus lainnya.
b. Pekerjaan lain-lain
Pekerjaan yang jelas terkait langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa dipisahkan dengan
pekerjaan utama sesuai dengan gambar dan RKS. Uraian pekerjaan lebih detail seperti diuraikan
pada dokumen perencanaan (DED) dan Bill of Quantity (BoQ).
*) Masing-masing personil inti harus membuat Curiculum Vitae (CV), dilampiri dengan Surat
Pernyataan Kesanggupan untuk ditempatkan di pekerjaan ini dan harus ditandatangani yang
bersangkutan. Isi CV yang dicantumkan minimal memuat : Keterangan Pribadi, Pendidikan (tahun
ijazah), Keahlian (masa berlaku), Pengalaman Kerja (nama pekerjaan, tahun, jabatan,
lokasi/pemberi pekerjaan, kontak yang dapat di hubungi).
**) Dibuktikan dengan fotocopy/scan Ijasah, sesuai dengan persyaratan.
***)Dibuktikan dengan fotocopy/scan Sertifikat Keahlian/Ketrampilan (SKA/SKT), sesuai dengan
persyaratan.
Catatan :
Konsultan PENGAWAS wajib memperingatkan atau mengganti personil yang dianggap tidak
mampu sesuai dengan prosedur, persyaratan dan peraturan.
2.5. PERALATAN
Pelaksanaan Pekerjaan Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka, Penyedia Jasa harus
menggunakan alat-alat yang bersifat khusus antara lain sebagai berikut :
b. Bila dalam RKS disebutkan nama dan pabrik pembuatan dari suatu material, maka hal ini
dimaksudkan bahwa spesifikasi teknis dari material tersebut yang digunakan dalam perencanaan
dan untuk menunjukkan material/bahan yang digunakan dan untuk mempermudah Penyedia Jasa
mencari barang tersebut.
c. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Penyedia Jasa harus mengajukan contoh
bahan yang akan digunakan kepada Konsultan MK / PENGAWAS, kemudian akan diajukan
kepada User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang tidak
memenuhi ketentuan, spesifikasi teknis seperti disyaratkan atau yang dinyatakan, ditolak oleh
Konsultan MK / PENGAWAS dan tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari lokasi
proyek, pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
d. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan MK / PENGAWAS ternyata masih dipergunakan
oleh Penyedia Jasa, maka Konsultan MK / PENGAWAS memerintahkan untuk memberhentikan
pekerjaan atau membongkar kembali bagian pekerjaan yang sudah dikerjakan dengan
menggunakan bahan tersebut. Semua kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
e. Jika terdapat perselisihan mengenai spesifikasi ukuran atau kualitas bahan yang dipakai,
Konsultan MK / PENGAWAS berhak meminta kepada Penyedia Jasa untuk memeriksakan bahan
itu ke Laboratorium Balai Penelitian Bahan dan Konstruksi yang resmi dengan biaya Penyedia
Jasa. Sebelum ada kepastian hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Penyedia Jasa tidak diizinkan
untuk melanjutkan bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
f. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan dari kerusakan.
g. Persyaratan mutu bahan bangunan akan disebutkan di sini dan di syaratkan langsung di dalam
pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi.
3.2. PENERAPAN K3
a. Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMK3 pada tahap pelaksanaan konstruksi, antara lain:
1) RK3K dipresentasikan pada rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan konstruksi/pre construction
meeting (PCM) oleh Penyedia Jasa, untuk disahkan dan ditanda tangani oleh PPK;
2) RK3K yang telah disahkan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dokumen kontrak dan
pekerjaan konstruksi dan menjadi acuan penerapan SMK3 pada pelaksanaan konstruksi;
3) Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat ketidaksesuain dalam penerapan RK3K
dan/atau peruabhan dan/atau pekerjaan tambah/kurang, maka RK3K harus ditinjau ulang dan
disetujui oleh PPK;
4) Dokumentasi hasil pelaksanaan RK3K dibuat oleh penyedia jasa dan dilaporkan kepada PPK
secara berkala (harian, mingguan, bulanan), yang menjadai bagian dari pelaporan pelaksanaan
pekerjaan;
5) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja
kepada PPK, paling lambat 2x24 jam.
6) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi
RK3K, dalam rangka menjamin kesesuaiang dan efektifitas penerapan RK3K.
7) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
apabila tidak menyelenggarakan SMK3 sesuai dengan RK3K;
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
8) Pada saat pelaksanaan uji coba dan laik fungsi sistem (testing and commissioning) untuk
penyerahan hasil akhir pekerjaan, Ahli K3 Konstruksi/Petugas K3 Konstruksi harus memastikan
bahwa prosedur K3 telah dilaksanakan;
9) Laporan penyerahan hasil akhir pekerjaan wajib memuat hasil kinerja SMK3, statististik
kejadian, serta ususlan perbaikan untuk proyek sejenis yang akan datang.
b. Penerapan pada Pekerja
Setiap pekerja diwajibkan melakukan hal-hal dibawah ini, untuk menunjang penerapan SMK3. Hal-
hal tersebut, antara lain:
1) Mematuhui peraturan SMK3 yang telah dibuat oleh Penyedia Jasa yang disetujui oleh PPK;
2) Memakai alat pelindung diri (APD), berupa:
Pelindung kepala (helm);
Identitas pekerja (rompi seragam);
Pelindung kaki (safety shoes/boot);
Pelindung telinga (ear plug, bagi pekerja dengan kebisingan tinggi);
Pelindung mata (googles, bagi pekerja dengan resiko kerusakan mata, pekerja las,
gerindra, dll.)
Pelindung hidung (masker, bagi pekerja dengan resiko debu, dan menghirup gas
berbahaya).
Sabuk keselamatan dan tali keselamatan (full body harness, bagi pekerja dengan resiko
terjatuh dari ketinggian)
3) Penyedia Jasa mengikutsertakan pekerja dalam program perlindungan tenaga kerja selama
kegiatan pekerjaan konstruksi.
c. Penerapan pada Lingkungan Kerja
Penyedia Jasa berkewajiban terhadap SMK3 pada lingkungan kerja yang sedang berlangsung,
penerapan tersebut antara lain:
1) Melakukan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan, memberitahukan resiko yang
terjadi pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
2) Memberikan pelatihan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerjaan tertentu
yang berisiko tinggi (missal: pekerjaan pada ketinggian, pekerjaan penggalian, dll.), serta
pelatihan penanganan kecelakaan atau kejadian atau evakuasi terhadap bahaya tertentu;
3) Memberikan pengawasan terhadap pekerja terkait penerapan SMK3 pada pekerjaan
konstruksi;
4) Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan (misal jaring pengaman,
safety line, scaffolding ketinggian lebih dari 1.8 m, dsb.) terhadap bahaya yang timbul akibat
pekerjaan tertentu;
5) Memberikan papan SMK3, penjelasan dan slogan-slogan keselamatan dan kesehatan kerja;
6) Membuat rambu-rambu peringatan terhadap lingkungan luar yang berdekatan dengan lokasi
proyek (pengaturan lalu lintas, area bahaya terhadap benda jatuh, dsb.)
4.7. KANTOR KONTRAKTOR, LOS BAHAN, HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
a. Penyedia Jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan halaman
kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
sesuai Kontrak. Penyedia Jasa harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk mandi dan buang air kecil dan
besar agar tidak mencemari lingkungan dan mengganggu keamanan lingkungan.
b. Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana konstruksi fasilitas-
fasilitas tersebut. Penyedia Jasa harus menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan
terhindar dari kerusakan.
c. Dengan seijin Kuasa Pengguna Anggaran, Penyedia Jasa dapat menggunakan kembali kantor, los
kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.
d. Penyedia Jasa dilarang mendirikan mess pekerja di lingkungan lokasi pekerjaan.
4.10. KANTOR KONTRAKTOR, LOS KERJA DAN WORKSHOP DI LUAR LOKASI PROYEK
a. Ukuran luas kantor Penyedia Jasa los kerja, serta tempat simpan bahan, disesuaikan dengan
kebutuhan Penyedia Jasa, dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan, serta dilengkapi
dengan pemadam kebakaran.
b. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil, harus dibuatkan kotak simpan
yang dipagari dinding papan yang cukup rapat sehingga masing-masing tidak tercampur.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan Workshop diluar lokasi proyek dengan biaya ditanggung oleh
Penyedia Jasa.
4.11. TUGU PATOKAN DASAR (BENCH MARK)
a. Sebagai titik acuan pengukuran adalah Patok/Tugu Beton yang telah ada di lokasi site (eksisting)
atau menggunakan acuan kolom bangunan eksisting (Lihat posisi BM di Gambar).
b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolith
yang ketepatanya dapat dipertanggungjawabkan.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Konsultan MK / PENGAWAS selama pelaksanaan proyek.
d. Pengukuran sudut siku dengan prisma atau barang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Konsultan MK / PENGAWAS.
e. Segala pekerjaan pengukuran dan persiapan termasuk tanggung jawab Penyedia Jasa.
4.12. PERSIAPAN LAHAN
Pekerjaan ini meliputi semua pengupasan tanah lapisan atas dan penumpukan sesuai dengan lokasi,
tinggi dan jarak seperti ditentukan Konsultan MK / PENGAWAS. Pekerjaan ini termasuk pada hal-hal
berikut :
a. Menyediakan peralatan yang dibutuhkan dan perlengkapannya.
b. Menyediakan operator berpengalaman, tenaga kerja terlatih dan pekerja serta engineer dengan
latar belakang pekerjaan tanah.
c. Memuat, mengangkut dan membuang tumpukan tanah ke suatu tempat yang ditentukan
Konsultan MK / PENGAWAS.
Prosedur pelaksanaan yang harus dilakukan;
a. Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik yang bebas dari campuran tanah bawah,
sampah, akar – akar, batu – batuan, kayu, alang – alang atau sisa-sisa bongkaran bangunan
lama. Pengupasan tanah lapisan atas meliputi penggalian bahan yang sesuai dari permukaan
tanah asli pada bagian dari lokasi yang ditentukan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan MK / PENGAWAS. Tanah lapisan atas harus dipisah dan ditumpuk di lokasi tertentu
untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan / atau reklamasi.
b. Konsultan MK / PENGAWAS akan menentukan titik – titik lokasi yang akan dikerjakan, dan
Peneydia Jasa harus memasang tonggak – tonggak acuan dari titik – titik ini.
c. Setelah pemasangan tonggak, daerah sesungguhnya harus diukur bersama Konsultan MK /
PENGAWAS dan Penyedia Jasa dan akan diterbitkan oleh Konsultan MK / PENGAWAS untuk
pelaksanaan. Hasil pengukuran tersebut tidak berarti membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung
jawab atas kesalahan dan kelalaian yang dibuatnya.
d. Semua bahan galian yang harus dibuang harus diangkut ke daerah yang ditentukan Konsultas MK
/ PENGAWAS dan atas arahan PPK.
e. Pada lokasi – lokasi khusus terjadinya tekanan rendah, harus diisi dengan tanah galian dan
dipadatkan sampai kepadatan tanah maksimal yang disyaratkan.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
Pengurugan pekerjaan beton hanya dapat dilakukan ketika umur beton minimal 14 hari, dan
ketika pekerjaan pasangan berumur minimal 7 hari, atau setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemadatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai untuk memadatkan urugan
maupun daerah galian. Untuk pemadatan tanah kohesif digunakan self propelled tamping rollers
atau towed sheep roller. Smooth steel wheel vibratory roller diguanakan untuk memadatkan bahan
urugan berbutir. Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan. Bila tingkat
pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan sampai tercapai nilai pemadatan yang
disyaratkan. Bahan yang ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus
disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pengerjaan persiapan permukaan tanah untuk lapis pondasi
bawah seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja. Permukaan tanah yang telah disiapkan harus
dilindungi terhadap pengeringan dan retak. Setiap kerusakan yang ditimbulkan karena keteledoran
Kontraktor, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor sepenuhnya. Pelaksanaan pekerjaan;
a. Umum
Daerah yang akan disiapkan permukaannya harus dibersihkan dari bahan–bahan yang tidak
diinginkan. Permukaan tanah harus dibuat sesuai dengan elevasi dan kemiringan serta dipadatkan
sampai 90% - 95% kepadatan kering maksimal, sehingga lapisan pondasi jalan ketika dipadatkan,
akan memberikan formasi yang sama pada semua elevasi. Semua bahan sampai kedalaman 150
mm di bawah tanah permukaan pada galian dan sampai kedalaman 300 mm pada timbunan harus
benar–benar dipadatkan sampai minimal 90% - 95% persyaratan kepadatan kering AASHTO T 99.
e. Perlindungan Pekerjaan
Setiap bagian permukaan yang telah selesai dan disetujui Konsultan Pengawas harus dilindungi
dari kekeringan / retak dan air. Setiap kerusakan yang diakibatkan karena kelalaian Kontraktor,
harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas tanpa biaya tambahan.
5. PEKERJAAN PASANGAN
b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan standar:
1. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3. Standar Nasional Indonesia (SNI)
4. Spesifikasi Teknis :
03300 – Beton Cor di Tempat
04060 – Adukan dan Plesteran
07920 – Penutup dan Pengisi Celah
c. Prosedur Umum
1. Keterangan
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan dinding yang terbuat dari batu bata dan bata ringan
disusun ½ bata, meliputi penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Bata dipasang tegak lurus dan berada pada garis-garis yang seharusnya dengan bentang
benang yang sipat datar. Kayu penolong harus cukup kuat dan benar-benar dipasang tegak
lurus. Dinding yang menempel pada kolom beton harus diberi angker besi setiap jarak 40 cm.
Permukaan beton harus dibuat kasar. Pemasangan bata diatas kusen harus dibuat balok lantai
12/12 atau dilengkapi dengan pasangan rollaag. Pemasangan harus dijaga kerapihannya, baik
dalam arah vertikal maupun horizontal. Sela-sela disekitar kusen-kusen harus diisi dengan
aduk.
6. PEKERJAAN LOGAM
2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik pembuatnya.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan peraturan teknis
(regulation codes) yang berlaku dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4. Penyimpanan
Kawat las harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak lembab untuk menjaga
agar tidak rusak pada saat digunakan.
d. Pelaksanaan
1. Contoh Pengerjaan
Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Pelaksana untuk mengadakan
contoh pengerjaan, khususnya untuk pekerjaan sambungan-sambungan berikut pengelasan dan
harus diperlihatkan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
2. Pengerjaan Pengelasan.
Semua pengelasan, kecuali ditunjukan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding”. Pengelasan harus mengikuti cara-cara “AWS
Standar”. Tenaga yang melakukan pekerjaan ini, harus mempunyai “Sertifikat Keahlian Las”
yang dikelurkan oleh Lembaga Pemerintah atau Swasta yang diakui. Keterangan lengkap
mengenai lokasi, ukuran dari pengerjaan las, terlihat dalam gambar-gambar kerja. Seluruh
pekerjaan las harus dikerjakan di bengkel (workshop). Penyimpangan dari persetujuan ini harus
seijin Konsultan Pengawas .
3. Persyaratan Kerja
Pelaksana harus mempelajari dan memahami keadaan tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi/ mengganggu kelangsungan pekerjaan.
Pelaksana harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilaksanakan bila wakil Konsultan Pengawas hadir di
lapangan.
4. Pengujian Pekerjaan
Pengujian dan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dilakukan secara
berkala selama masa pelaksanaan dalam hal pengelasan dan sambungan.
Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas dan kerapihan pekerjaan atas biaya
kontraktor.
c. Bahan-Bahan
1. Pipa black steel dengan diameter 2.5”, 2”, 1.5”, 1” dengan ketebalan 1.2 mm untuk tangga
darurat.
2. Sambungan harus dengan menggunakan las khusus (argon) dan digerenda halus dan dislab
sehingga permukaan rata mengkilap tidak nampak sambungannya.
3. Sambungan belokan pada railing harus menggunakan.
4. Bagian yang tertanam harus menggunakan angker baja plat strip tebal 3mm.
5. Tutup ring untuk bagian pipa yang tertanam di dinding.
6. Contoh bahan
7. Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh pipa stainless dan aksesorisnya kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
d. Pengerjaan
1. Semua bahan yang didatangkan harus dalam kondisi baru.
2. Pemborong harus menyediakan contoh (moke-up) yang disetujui Konsultan Pengawas.
3. Semua pengelasan kecuali ditunjukan lain, harus memakai las listrik. Yang dimaksud dengan
pengelasan disini adalah “Electric Arc Welding”. Pengelasan harus mengikuti cara-cara mutakhir
sesuai dengan “AWS Standard”.
4. Pengelasan setiap pertemuan sambungan pipa harus tertutup penuh oleh las dan di haluskan,
dan di slab.
5. Keterangan lengkap mengenai lokasi, ukuran dari pekerjaan las, terlihat dalam gambar-
gambar kerja. Penyimpangan dari ketentuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.
c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
Gording atap utama menggunakan C 150 x 50 x 20 x 3.2.
Spesifikasi Bahan Usuk baja ringan terbuat dari baja ringan mutu tinggi G 550 tebal C-
75.75 (0,80mm tct) , Tegangan maksimum 550 Mpa, modulus elastisitas 200.000 Mpa,
dengan lapisan anti karat zincalume Z 220 ketebalan lapisan 220 gr/m2, ukuran sesuai
gambar.
Spesifikasi Baut (screw), Sekrup khusus berlapis galvanis untuk struktur baja ringan
dengan kelas ketahanan korosi tingkat 2 berlapis zinc, panjang 16 mm, kepadatan alur 16
alur, diameter badan dengan alur 4,80 mm tanpa alur 3,8 mm. Kekuatan mekanikal gaya
geser 5,1 kN, gaya aksial 8,6 kN, gaya torsi 6,5 kN.
Reng baja ringan profil U dengan ukuran TS 40.45 (0,50 mm).
Bahan baja ringan yang dipakai sekualitas produk dari LYSAGHT/BLUESCOP
SMARTRUSS.
2. Pengujian Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan harus sudah lulus test pengujian dari pabrik pembuatnya.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan, brosur-brosur dan peraturan teknis
(regulation codes) yang berlaku dan setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4. Penyimpanan
Usuk reng baja ringan harus disimpan pada tempat tertutup/terlindung kering dan tidak lembab,
terlindung dari benturan, beban, untuk menjaga agar tidak rusak pada saat digunakan.
d. Pelaksanaan
1. Jarak antar Usuk Baja Ringan maksimal 800 mm, dengan jarak reng menyesuaikan genteng
atap
2. Ikatan antara usuk dengan gording dengan menggunakan klos/potongan baja ringan dari profil C
yang digunakan untuk bahan usuk dengan ikatan menggunakan baut/screw.
3. Ikatan antara reng dengan usuk menggunakan baut/screw.
4. Contoh Pengerjaan
Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat meminta Pelaksana untuk mengadakan
contoh pengerjaan, khususnya untuk pekerjaan sambungan-sambungan dan harus diperlihatkan
kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
5. Pengerjaan sambungan/ikatan
Semua sambungan antara usuk dan reng, kecuali ditunjukan lain, harus memakai baut atau kait
dengan bahan yang sama (baja ringan). Seluruh pekerjaan harus dilakukan di lapangan.
Penyimpangan dari persetujuan ini harus seijin Konsultan Pengawas.
6. Persyaratan Kerja
Pelaksana harus mempelajari dan memahami keadaan tempat yang ada, agar dapat
mengetahui hal-hal yang akan mempengaruhi/ mengganggu kelangsungan pekerjaan.
Pelaksana harus menyediakan peralatan, alat-alat pengatur dan alat-alat pengaman tambahan
yang diwajibkan oleh ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia.
Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilaksanakan bila wakil Konsultan Pengawas hadir di
lapangan.
7. Pengujian Pekerjaan
Pengujian dan pemeriksaan hasil pekerjaan oleh Konsultan Pengawas dilakukan secara
berkala selama masa pelaksanaan dalam hal penyambungan.
Konsultan Pengawas akan menguji kekuatan, kualitas dan kerapihan pekerjaan atas biaya
kontraktor.
7. PEKERJAAN KAYU
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan kayu harus mengikuti persyaratan-persyaratan dalam :
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (NI-5, 1961)
Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SK SNI S-04-1989-F)
Satandart Nasional Indonesia (SNI);
1. SNI 03-3233-1998 – Tata Cara Pengawetan Kayu untuk Bangunan Rumah dan Gedung
2. SNI 01-2704-1999 – Kayu Lapis Penggunaan Umum, Mutu
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia (SKBI) ;
3. SKBI-4.3.53.1987 – Spesifikasi Kayu Awet untuk Perumbahan dan Gedung
Sebelum memproduksi, Kontraktor harus membuat “moke-up” daun pintu skala 1:1 sekaligus
finishingnya hingga mendapat persetujuan kualitas pengerjaannya oleh Konsultan Pengawas ,
tim teknis dan perencana, moke up yang telah disetujui Konsultan Pengawas, harus dipajang
di ruang Konsultan Pengawas sebagai acuan kontrol pemeriksaan penerimaan kualitas
pekerjaan.
c. Bahan-bahan
1. Kayu jati kualitas II pada umumnya harus kering, secara alami dan secara visual memenuhi
persyaratan, atau telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Kayu jati kering proses (dry kiln) dari kelas awet II, kelas kuat II sesuai dengan NI-5. Kadar air
maksimum 12% untuk tebal kayu sama dengan 7 cm dan 20% untuk tebal kayu diatas 7 cm
atau telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Rangka kayu jati pintu menggunakan ukuran jadi 3,5/12 cm, bagian tepi sekeliling pintu ditutup
dengan plepet list jati tebal 1/4 cm diserut rata hingga sesuai tebal pintu, menutup seluruh
permukaan sisi sekeliling ketebalan pintu.
4. Daun Pintu menggunakan panel kayu jati kelas 2 dengan tebal 2 cm finishing cat melamine.
Kualitas serat permukaan pilihan (bersih dari pola mata kayu dan cacat permukaan sesuai
yang ditunjukan pada gambar-gambar.
5. Perekat tahan air
Dari jenis neoprene based / synthetic resin based sekualitas produk dari Rakoll, Herferin, Aica
Aibon, dan lain-lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
6. Pengikat-Pengikat
Pengikat berupa paku, mur, baut, kawat, sekrup, dan lain-lain harus digalvanisir.
7. Contoh-contoh
Pelaksana harus mengajukan contoh dari bahan yang akan dipakai dan membuat moke-up
daun pintu skala 1:1, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Perlindungan
Sebelum pemasangan kayu-kayu harus sudah diberi bahan anti rayap sesuai spesifikasi. Bahan
dipakai sesuai Pekerjaan Anti Rayap.
f. Pengerjaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang
ada kondisi lapangan (ukuran Lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
cara pemasangan, mekanisme dan detil detil gambar.
2. Sebelum memproduksi, Kontraktor harus membuat “moke-up” daun pintu skala 1:1
sekaligus finishingnya hingga mendapat persetujuan kualitas pengerjaannya, moke up yng
telah disetujui MK, tim teknis dan perencana, lalu harus dipajang di ruang MK sebagai
acuan kontrol pemeriksaan penerimaan kualitas pekerjaan.
3. Semua pengerjaan harus dilaksanakan oleh tukang-tukang kayu terbaik dengan standar
pengerjaan yang disetujui Konsultan Pengawas.
4. Untuk penggunaan kayu panjang seperti pada railing tangga dan sebagainya, harus utuh tidak
boleh ada sambungan, kecuali pada tekukan atau belokan. Rangka-rangka harus dibuat sesuai
dengan gambar atau menurut kebiasaan yang baik dan disetujui Konsultan Pengawas .
6. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan penguat lain yang
diperlukan sehingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan menjaga kerapihan terutama
untuk bidang- bidang yang tampak tidak boleh ada lubang dan cacat-cacat hasil penyetelan.
7. Semua kayu yang nampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain dan sisi-
sisinya, dan lapangan sudah dalam keadaan siap untuk penyetelan/pemasangan.
8. Daun Pintu:
Daun Pintu berupa panel kayu jati kualitas II dengan ketebalan 2 cm.
Permukaan kayu tak boleh didempul.
Tenaga pemasang harus ahli dan berpengalaman.
Pemasangan kayu harus rata, tidak bergelombang, dan merekat dengan sempurna.
Pemasangan tidak boleh melengkung dan penyambungan rangka harus dengan pasak/baji
kayu.
Pemasangan alat penggantung dan pengunci harus dilakukan sesuai petunjuk pabriknya,
pembuatan lubang harus dilakukan dengan alat mesin, sekrup harus dipasang dengan obeng
dan tidak diperkenankan dipaku dengan martil.
Permukaan daun pintu, tidak boleh bergelombang, tidak boleh muntir dan harus rata dan
halus.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan kayu sesuai dengan :
NI –5-1961
SII-0458-81
PUBI-1982 pasal 37
c. Bahan-bahan
1. Kayu Jati dari kelas keawetan III dan kelas kuat III, mutu A sesuai dengan NI-5 untuk klos-klos
engsel kusen pintu aluminium. Semua kayu yang akan dipasang harus dari kualitas terbaik .
2. Pengikat berupa plat kait paku, baut, kawat, sekrup, dan lain-lain sesuai dengan NI-5 .
3. Syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi Syarat PKKI, kelembaban tidak
melebihi 12%,
4. Kayu yang dipasang harus telah disetujui Konsultan Pengawas.
5. Kayu untuk rangka atap harus di awetkan dengan anti rayap.
d. Gambar Rencana Pembuatan
Semua ukuran harus diteliti, disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Bila terjadi penyimpangan
terhadap gambar maka Pelaksana harus minta persetujuan MK sebelum pelaksanaannya.
e. Pengerjaan
1. Penyimpanan
Kayu disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban, diatur menurut
ukuran dan jenis. Perletakan sewaktu penyimpanan arus diusahakan agar tidak terjadi
kelengkungan-kelengkungan karena berat sendiri. Tempat penyimpanan harus terlindung dari
cuaca akan tetapi mendapatkan aliran udara secukupnya.
2. Pengerjaan dan tenaga kerja
Pengerjaan harus dilakukan pada tempat kerja yang disediakan untuk keperluan ini.
Pengerjaan di tempat pasangan hanya dibolehkan seijin MK. Pekerjaan harus dilaksanakan
oleh tukang-tukang kayu terbaik dengan standar pekerjaan. MK berhak menolak tukang-
tukang yang dianggapnya tidak mampu, serta meminta penggantiannya yang dinilainya
mampu.
3. Perlindungan
Bahan pengawet untuk pekerjaan kayu kasar lihat pada pekerjaan Anti Rayap.
4. Semua Proses pemotongan dan pembutan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk detil
tertentu atas persetujuan MK.
5. Semua pengikat berupa paku, bout, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai NI-5
6. Hasil akhir dri pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi kerataan 0.5 % cm
untuk setiap 2 m2.
7. Ukuran ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi.
8. Pertemuan sambungan harus rata sehingga bagian yang bertemu terletak dalam satu bidang.
9. Sambungan-sambungan harus rapi dan kokoh, dibuat dengan konstruksi pen dan lubang, atau
gigi pantek, paku, lem.
10. Semua kayu dijamin oleh kontraktor tidak akan melengkung dalam ruangan ber AC.
b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai rekomendasi pabrik, Persyaratan teknis ini, dan ditunjukan ke MK. Persyaratan mutu
bahan: Standar dari bahan dan prosedur yang ditntukan oleh pabrik dan standar lainnya seperti:
NI 3, ASTM C230, ASTM C321, ASTM C109. kontraktor tidak dibenarkan merubah standar
dengan cara apapun tanpa ijin dari MK.
c. Bahan-Bahan
1. Untuk Lapisan Waterproofing coating digunakan Acrylic polymer modified cementious coating
minimal 3 lapis dengan ketebalan sesuai ketentuan pabrik.
2. Pelapis kedap air untuk lantai toilet/Kamar Mandi dan ground water reservoir seperti tertera
pada gambar terdiri dari lapisan-lapisan cement baseketebalan 1.5 mm berikut primernya dan
ketebalan 3 mm berikut primernya.
3. Bahan yang digunakan sekualitas produk dari FOSROC, SIKA, LEMKRA DS 105, FK 103.
4. Untuk plat beton, disamping menggunakan waterproofing yang sistem coating, juga
menggunakan sistem beton integral. Bahan yang digunakan sekualitas produk SIKA,
CEMENTAID.
d. Contoh Bahan
Pelaksana harus mengajukan contoh-contoh dari bahan-bahan yang akan dipakainya terlebih
dulu, untuk mendapatkan persetujuan dari MK .
e. Pemasangan
1. Semua pemasangan harus didasarkan pada petunjuk dari pabrik pembuat bahan-bahan
tersebut.
2. Sebelum pemasangan lapisan kedap air, Pelaksana harus memeriksa seluruh keadaan
permukaan yang akan dipasang bahan ini dan harus memperbaiki kondisi permukaan yang
dianggap dapat merusak lapisan kedap air ini.
3. Permukaan beton yang akan diberi lapisan kedap air harus bersih, kering dan rata.
4. Pelapis kedap air ini tidak boleh pecah-pecah atau berubah bentuk oleh pengaruh sinar
matahari.
5. Lapisan kedap air tidak boleh terjadi gelembung-gelembung udara yang dapat merusak lapisan
kedap air itu sendiri. Lapisan ini juga harus dapat menolak sebagian besar panas yang didapat
dari matahari. Permukaan luar pelapis kedap air tersebut harus dilindungi dengan plesteran
setebal 3 cm, perbandingan campuran 1PC:3 pasir (volume), ditambah concrete water proofing
admixture.
6. Bagian bawah lantai toilet harus dilapisi dengan bahan pelapis kedap air tersebut dan naik
kedinding setinggi 60 cm. Pelaksana diwajibkan melakukan test uji kebocoran terhadap lapis
kedap air tersebut. Uji bisa dilakukan dengan memberi air diatas permukaan yang telah di
pasang waterprofing dengan mendiaannya selama 1 x 24 jam. Pengujian ini harus
sepengetahuan/ijin MK.
7. Pada bagian-bagian sudut atau bidang-bidang patah, di bawah lapisan kedap air harus
dipasang serat-serat Fibre glass setebal minimal 0.6 mm.
f. Jaminan
Sistem pelapisan kedap air yang dipilih harus dapat memberikan jaminan dari produsen/pabrik
pembuat mutu bahan selama minimal 10 tahun. Pelaksana harus memberikan sertifikat jaminan
terhadap kemungkinan kebocoran, karena pelaksanaan pekerjaan.
2. Pengujian Bahan
Pelaksana harus menyampaikan sertifikat pengujian bahan yang akan dipakai ke MK sebelum
bahan digunakan.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan dan setiap bahan
yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
4. Penyimpanan
Bahan-bahan disimpan/ditumpuk dan harus bebas dari genangan air, dan diusahakan agar
mudah diadakan pemeriksaan dan pengamatan.
c. Pelaksanaan
Pengerjaan :
1. Permukaan sambungan yang akan diberi sealant harus bersih dari segala kotoran-kotoran,
minyak, gemuk, serta plastic tape. Penggunaan bahan harus sepenuhnya mengikuti
rekomendasi dari produsen.
2. Penggunaan pernis atau silicon pada permukaan yang akan diberikan Caulking dan Sealant
tidak diperkenankan.
3. Untuk pekerjaan kusen aluminium, pekerjaan Sealant dilaksanakan setelah pemasangan
Weather Seal (back up material). Pengerjaan harus rapi, teliti, bersih, dan tidak mengotori
pekerjaan-pekerjaan lain yang berada di sekitarnya.
4. Bilamana sampai akhir pemeliharaan MK berpendapat bahwa curah hujan masih kurang untuk
menguji kedap air maka MK berhak menguji jendela dengan penyemprotan air secara
kontinyu. Bilamana terjadi keretakan, kebocoran dan sebagainya akibat hujan maupun
penyemprotan, harus diperbaiki kembali.
b. Pengendalian Pekerjaan
Pelaksanaan pekerjaan saluran dan air hujan harus sesuai dengan :
NI-3-1970
SII-0137-80
SII-0344-80
c. Bahan-Bahan
1. Saluran pembuangan air hujan
Untuk saluran pembuangan air hujan digunakan pipa setara PVC diameter 4”, kelas D,
produksi dalam negeri, dan dicat sesuai warna dan cat dinding Saluran pembuangan air hujan
di tanah. Air hujan ditampung di bak penampung air hujan sementara dan kemudian dialirkan
ke sumur persapan dengan menggunakan pipa PVC diameter 4”, kelas D, setara produksi :
WAVIN, PRALON, dalam negeri dengan kemiringan sesuai dengan gambar.
3. Contoh bahan
Sebelum diadakan pemasangan di lapangan, Pelaksana diharuskan memberikan contoh
bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
d. Pengerjaan
1. Klem dibuat dari bahan PVC untuk pipa tegak dibuat sedemikian rupa sehingga tidak mudah
lepas.
2. Sambungan-sambungan pipa harus menggunakan flens, sebagaimana yang dijelaskan dalam
gambar-gambar.
8.4. PEKERJAAN ANTI RAYAP
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan, peralatan, tenaga dan penyemprotan anti rayap hingga rata,
pada bagian pekerjaan galian, seluruh galian sekeliling tepi luar bangunan.
b. Pengendalian Pekerjaan
Standart Dep.PU.SK.SNI.03-2405-2000
c. Bahan-bahan
1. Bahan anti rayap yang pekat (concentrate) dapat dilarutkan atau bisa diencerkan dengan air
diformulasikan, untuk membasmi penyebaran pada kayu. Bahan bakar minyak tidak
diperkenankan sebagai bahan pengencer.
2. Air di encerkan ke konsentrasi sesui yang direkomendasi produsen.
3. Bahan yang dipakai sekualitas produk dari LATREX 400 EC, TERMAX.
d. Pengerjaan
1. Soil treatment
Seluruh lubang galian pondasi disemprotkan/disiram dengan Latrex 400 EC dengan dosis
25 ml Latrex 400 EC/liter air. Untuk 1 m lari pondasi diperlukan 5 liter larutan (125 ml
LATREX 400 EC dicampur dengan 5 liter air).
Seluruh permukaan tanah untuk ubin disemprotkan /disiram denga larutan LATREX 400
EC dengan dosis pemakaian 25 ml LATREX 400 EC/liter air. Untuk 1 m² permukaan tanah
diperlukan 5 liter larutan LATREX 400 EC (125 ml LATREX 400 EC dicampur dengan 5 liter
air).
Lakukan pengeboran dan penyuntikan dengan larutan LATREX 40 EC ke sekeliling
pondasi. Jarak antar lubang ialah 30-40 cm, kemudian suntikan larutan LATREX 400 EC
2. Wood treatment
Peleburan : Semua kayu harus dilabur rata. Dosis pemakaian 50 m LATREX 400 EC
dicampur dengan 1 liter air atau minyak tanah (diaduk hingga merata) untuk dilaburkan
pada 5 m² luas permukaan kayu, LATREX 400 EC dapat dicampur dengan cat meni dan
politue, dengan dosis 10 ml LATREX 400 EC dengan 1 liter bahan-bahan tersebut diatas
(diaduk merata).
Perendaman : Seluruh bagian kayu direndam dalam larutan LATREX 400 EC selama 15
menit dengan dosis pemakaian 12,5-50 ml LATREX 400 EC dalam 1 liter air.
Vakum tekan : Dosis pemakaian 6,25 ml dalam 1 liter air.
Untuk melindungi rotan dapat dilakukan dengan perendaman dengan dosis pemakaian 10
ml LATREX 400 EC dicampur dengan 1 liter air. Dapat juga dilakukan pelaburan dengan
dosis pemakaian 10 ml LATREX 400 EC dicampur dengan 1 liter politur dilaburkan secara
merata di permukaan rotan.
4. Pemotongan aluminium mengunakan mesin potong, mesin punch, drill, sedemikian rupa
sehingga memperoleh hasil yang sudah dirangkai.
5. Untuk jendela bukaan dan pintu mempunyai toleransi ukuran tinggi dan lebar 1 mm dan
diagonal 2 mm, kecuali bagian bawah pintu 1 – 3 mm.
6. Aksesoris:
Skrup harus dari galvanized steel, dengan kepala tertanam, penggantung yang dihubungkan
dengan aluminium harus ditutup dengan coulking dan sealant. Angkur untuk rangka kusen
aluminium terbuat dari steel plate tebal 2 mm.
7. Pengujian Bahan
Bahan bahan aluminium harus mendapat test dari laboratorium pabrik meliputi
Ketebalan lapisan
Staining
Berat
8. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-contoh bahan yang akan digunakan, dan setiap bahan
yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah diuji/diperiksa dan telah
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
9. Penyimpanan
Penyimpanan harus di ruang yang beratap, bersih, kering, serta dijaga agar tidak terjadi abrasi
atau kerusakan lain dan dijauhkan dengan tempat-tempat pembakaran.
d. Pelaksanaan
1. Gambar Kerja
Pelaksana (Spesialis) harus membuat gambar kerja (shop drawings)yang menunjukan jenis
type profil, ukuran, besaran, ketebalan, alloy dan detail-detail tertentu dengan skala 1:10
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dilaksanakan untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas .
2. Contoh Bahan dan Mock-up
Kontraktor membuat contoh bahan (mock-up) pengerjaan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuannya, contoh moke-up dibuat masing masing type, sebelum
memproduksi dalam jumlah yang banyak. Moke-up yang sudah disetujuii Konsultan
Pengawas/Perencana harus selalu tersedia di ruang Rapat Proyek sebagai acuan kualitas
pengerjaan.
3. Pengerjaan
Semua frame kusen, jendela, dan pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai
dengan ukuran dan sesuai kondisi lapangan.
Lakukan pengukuran seteliti mungkin di tempat pemasangan.
Semua pertemuan harus runcing, halus dan rata (adu manis) bersih dari segala goresan
dan cacat-cacat lain yang mempengaruhi permukaan alumunium. Sambungan harus
dibuat dengan toleransi kecil, hingga menghasilkan sambungan yang rapat dan baik.
Sepanjang sisi kusen harus dilengkapi dengan Weather Seal (batching strip) di dalam dan
diluar sebagai lapisan pengisi sehingga sealant tidak boleh lebih dari 1 (satu) cm.
Pemasangan sealant harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Selama
permukaan alumunium yang akan di sealant harus bersih dari segala benda-benda atau
kotoran yang mungkin masih tertinggal.
Pemasangan kaca harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat kaca. Tebal kaca adalah
5 mm, kecuali terdapat beberapa bagian dalam gambar yang ditentukan lain.
Seluruh celah antara aluminium dan kaca ditutup dengan sealant (tidak diperkenankan
menggunakan karet)
Perhatikan sisi-sisi daun pintu terhadap kusen dan ambang bawah pintu terhadap
permukaan lantai.
b. Pengendalian Pekerjaan
NI-3-1970SII-0189-78
BS-476
c. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
Digunakan kaca jenis clear float glass tebal 5 mm, (untuk dimensi kaca diatas 1500x 2000
mm), dengan toleransi ketebalan maksimum 3% peruntukan ketebalan kaca disesuaikan
dengan gambar.
Untuk pintu-pintu tertentu yang sudah ditunjukkan pada gambar menggunakan lapisan
stiker sandblas.
Untuk boven pintu dan jendela dipakai kaca dengan ketebalan 5 mm
Kaca tempered lapis sandblas tebal 10 mm untuk jendela ruang-ruang tertentu. Dan tebal
12 mm untuk pintu. Sedangkan kaca tempered grey reflection tebal 8 mm untuk curtain
wall.
Bahan yang digunakan sekualitas produk dari ASAHI MAS, PT. MULTI ARTHAMAS
GLASS INDUSTRY (MAGI).
Digunakan cermin dari “Float Glass” tebal 5 mm dengan permukaan dilapis :
a. Lapisan perak terpasang secara kimiawi di permukaan yang tercermin tidak boleh cacat
bebas dari sulfida atau noda-noda lain
b. Cooper backing” secara elektrolisasi setebal 0.04 mm langsung di atas permukaan
perak.
c. Dua lapis Vernis bening atau cat untuk melindungi lapisan di atas setebal 40 mikron.
d. Sealant dari jenis “plysulfide” yang setaraf dengan “Dow Corning” buatan Australia.
2. Pengujian Bahan
Kaca dan sealant yang akan digunakan untuk pekerjaan harus sudah lulus test/pengujian dari
pabrik pembuatnya berdasarkan standar yang berlaku.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh bahan untuk pekerjaan kaca, berukuran 20 cm x 20
cm dan sealant dalam tabung untuk disetujui MK.
Contoh bahan harus sesuai dengan contoh yang telah diuji/diperkirakan selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaan untuk menapatkan persetujuan
dari Konsultan Pengawas.
4. Penyimpanan
Kaca disimpan di tempat yang disediakan lepas dari tanah dan kelembaban dan ditumpuk
sampai setinggi tiak lebih dari 1,00 m. Tempat penyimpanan harus terlindung dari cuaca akan
tetapi tetap mendapatkan aliran udara secukupnya.
c. Bahan-Bahan
1. Persyaratan Bahan
Semua hardmare dalam pekerjaan ini, adalah yang berkuaitas baik, seragam dalam
pemilihan bahan dan warna, selaras bentuknya, dengan persetujuan MK.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal yang tertera nomor
pengenalnya. Plat ini dihubungkan ke masing masing anak kunci dengan cincin. Untuk
anak kunci harus disediakan sebuah almari anak kunci yang dilengkapi pengait anak kunci
lengkap dengan nomor-nomor pengenal.
Bahan untuk kunci (handle, backplate, lockcase, cylender) sekurang-kurangnya memenuhi
yang di tentukan dalam daftar spesifikasi teknis dan sekualitas produk dari KEND (KENARI
DJAJA), FINO dan DEKSON. Aksesoris untuk pintu dan jendela;
Accesories pintu ;
- Lever handle HRE.75.01 (pintu lavatory & service), Pull handle GDH 0003I (pintu
alumunium),
- Double Cyinder DC FB1001
- Flush bolt FB675 6”
- Door closer 45713 FB-S
- Material : Stainless Steel
- Top patch fitting PT 2220
- Top pin PT 2224
- Bottom patch fitting PT 2210
- Bottom patch lock fitting 08610
- Floor hinge 09584
- Material : Stainless Steel
- Engsel pintu SEL 0100
2. Pengujian bahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan
sudah melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai sertifikat pengujian.
3. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan contoh-cntoh kunci, alat penggantung dan perlengkapan
lainnya yang akan digunakan. Setiap bahan yang diserahkan harus sesuai dengan contoh-
contoh yang telah mendapatkan persetujuan dari MK .
4. Penyimpanan
Alat perlengkapan pintu dan jendela harus disimpan di tempat yang telah disediakan dan harus
bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan
dan pengamatan.
d. Pelaksanaan
Pengerjaan
1. Semua pemasangan harus dilaksanakan oleh Sub kontraktor pintu automatic door yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas .
2. Untuk pemasangan engsel-engsel pintu adalah sebagai berikut
Engsel atas dipasang 30 cm (as) di atas pintu.
Engsel bawah dipasang 30 cm dari permukaan lantai.
Engsel tengah dipasang di tengah-tengah kedua engsel atas dan bawah.
Apabila tidak ditentukan lain, kunci-kunci dan handle pintu dipasang setinggi 90 cm (as)
dari permukan lantai.
3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan lock-case, handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus, dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
5. Door stoper di pasang pada lantai, letaknya di atur sedemikian rupa sehingga agar hande dan
kunci tidak membentur tembok.
6. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik.
3. Pada lantai kamar mandi, dan ruangan yang terdapat genangan air harus sudah dipasang
lapisan waterproofing pada lantai terus naik ke dinding setinggi 30 cm dari lantai sekelilingnya,
untuk bak cuci, dan ground water tank seluruh dindingnya dipasang water proofing.
4. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub kontraktor
khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
5. Permukaan yang akan dipasang keramik harus bersih dan bebas dari kontaminasi material
yang mengandung bahan kimia.
6. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
7. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dahulu contoh bahan yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan Perencana.
8. Kontraktor harus mengusulkan shopdrawing pemasangan keramik secara detil, sebelum
pemasangan.
c. Bahan-Bahan
1. Finishing lantai untuk ruang hall, lobby lift dan selasar menggunakan homogenous tile ukuran
60 x 60 cm kombinasi tipe Topaz dan Aphrodite sekualitas produk dari INDOGRESS atau
GRANITO.
2. Finishing lantai untuk ruang kelas dan ruang dosen menggunakan homogenous tile ukuran 60
x 60 cm tipe Topaz (unpolished) sekualitas produk INDOGRESS atau GRANITO.
3. Finishing tangga utama menggunakan homogenous tile ukuran 60 x 60 cm tipe Aphrodite
sekualitas produk dari INDOGRESS atau GRANITO.
4. Finishing stepnose tangga utama menggunakan homogenous tile ukuran 30 x 60 cm tipe
Aphrodite sekualitas produk dari INDOGRESS atau GRANITO.
5. Finishing dinding lift menggunakan homogenous tile ukuran 60 x 60 cm.
6. Menggunakan plint lantai granit / homogenous tile ukuran 10 x 60 cm sekualitas produk dari
INDOGRESS atau GRANITO.
7. Finishing lantai keramik untuk ruang tangga darurat ukuran 40 x 40 cm tipe Chrysant Honey
atau Chrysant Bone sekualitas produk dari ROMAN.
8. Dinding untuk ruang lavatory dan dapur homogenous tile ukuran 30x 60 cm sekualitas produk
dari INDOGRESS.
9. Finishing lantai lavatory homogenous tile ukuran 60 x 60 sekualitas produk dari INDOGRESS.
10. Finishing meja beton wastafel dan pantry menggunakan homogenous tile tipe top table
sekualitas produk dari INDOGRESS atau GRANITO
11. Finishing meja beton dapur menggunakan keramik 30 x 30 cm sekualitas produk ROMAN
12. Pada setiap sudut pertemuan dinding dan lantai keramik harus dipasang plin keramik setinggi
10 cm terpasang rata plester dengan diberi jarak tali air dengan dinding selebar 5 mm.
13. Pelaksana harus menyerahkan, kepada pemilik proyek, keramik seperti yang terpasang
sebanyak minimal 3 box (3 m2).
14. Bahan Perekat untuk lantai keramik yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan
lantai adalah acian Portland Cement biasa yang disetujui .
15. Contoh Bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh keramik yang
akan dipakainya kepada Perencana melalui Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuannya.
d. Pemasangan
1. Persetujuan, Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
(mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan grouting-nya
(kolotannya)
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan keramik yang dipakai.
3. Ketebalan adukan yang yang dibutuhkan untuk pemasangan lantai maksimum 3 cm, dengan
perbandingan adukan 1Pc : 3Ps sampai 1Pc : 4Ps, jika perbandingan tidak menggunakan
pasir maka dibuat campuran 1Pc: 1 bahan perekat (aditive) dengan ketebalan 1cm atau 10
mm.
4. Permukaan lantai dinding/beton/conblock harus diberi plester yang rata dulu, sebelum lapisan
ubin keramik dipasang. Nat-nat ubin keramik tidak boleh melebihi 3 mm.
5. Pengisi celah antara keramik, digunakan cement grouting, sesuai dengan warna keramik yang
dipasang atau warna lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.
6. Pemasangan granite dengan lebar naat max 1 mm, dan di grouting dengan resin bening.
7. Lantai yang akan dipasang dibersihkan dari sampah kecil seperti tanah, lumpur dan minyak.
8. Jika ketebalan adukan belum didapat maka diatasnya harus di screed (floor) lebih dulu.
9. Untuk pemasangan dianjurkan dengan pemasangan 2 jalur dengan adukan pra atau tidak
banyak air, kecuali pada bagian tepi yang sering disebut dengan las-lasan.
10. Setelah terpasang delapan jam, pasangan keramik sudah dpt diisi naat-naatnya dan dapat
langsung dibersihkan. Untuk mengimbangi lenturan lantai sebaiknya setiap 6x6m2 dipasang
satu baris sealant elastis.
11. Kontraktor harus melindungi keramik yang telah dipasang maupun adukan perata dan harus
mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.
12. Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap, dan
sebagainya. Tetapi jika area yang kotor tidak bisa dibersihkan hanya dengan air maka boleh
menggunakan campuran air dengan hidrochloric acid perbandingan 30:1. Setelah dibersihkan
dengan asam ini, dibersihkan dengan air biasa hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagai berikut:
NI-3-1970
NI-4-1972
c. Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah;
1. Cat Besi
Besi yang akan dicat harus dibersihkan dari karat, minyak dan kerak dengan cara menggosok,
menyikat dengan sikat baja kemudian harus segera ditutup dengan cat dasar, meni dan cat
akhir dengan lapisan sebagai berikut:
2 lapis Quick Drying Metal Primer Red Lead sampai rata
1 lapis Undercoat
1 lapis weather Resistant Paint sampai rata, dan didapat warna yang sama.
Cat dasar besi yang dipakai cat zink chromate cat dasar jenis sintetis alkyd, anti karat dan
korosi sekualitas produk dari NIPPON PAINT Bodelac 2-in -1, Avian Zink Chromate ,
EMCO LUX
Cat finishing yang dipakai Cat meni besi Sinthetic Emulsion sekualitas produk dari NIPPON
PAINT Bee Brand Hammertone, Platone 8000, Avian High Gloss Enamel
Warna untuk tiap lapisan primer, under coat dan finish harus dibedakan.
2. Cat Tembok
Cat tembok bagian dalam menggunakan cat khusus interior dan cat tembok bagian luar cat
khusus exterior dengan sekualitas produk MOWILEX atau JOTUN. Setelah plesteran tembok
kering maka pengecatan tembok baru dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1 lapis alkali resisting primer
Acrylic Wall Filler untuk meratakan permukaan tembok bagian dalam bangunan (dilarang
menggunakan filler buatan sendiri/campuran cat+semen putih+lem)
Untuk dinding luar dilarang menggunakan Filler, dinding baru cukup digosok halus dan rata
dibersihkan dan dilapis Alkali primer.
Minimal 2 lapis Acrylic Emulsion untuk dinding dalam dan
Minimal 2 lapis Wheathercoat/Weathershield Acrylic Emulsion untuk dinding luar.
Untuk cat tembok dalam maupun luar agar dilakukan pengecatan sampai merata dan
didapat warna akhir yang sama.
4. Pelaksanaan
Laksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang
dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
Lapisan pengecatan jenis Vinyl synthetic emulsion dan polyurethan harus mencapai
minimal 2 (dua) kali.
Pelaksana harus membersihkan bagian dari baja yang akan dicat anti karat dengan cara
melakukan Sand-blasting yang sesuai dengan SA.21/2, BS. 4232 second quality, SSPC-
SP-10.
Khusus pelaksanaan pekerjaan cat dengan cat tahan karat harus menggunakan airless
spray.
Pelaksana harus menyerahkan kepada MK aturan pemakaian cat dari pabrik pembuatnya
yang disetujui.
Pelaksana pekerjaan cat harus aplikator resmi yang di tunjuk oleh pabrik, yang di buktikan
dengan surat resmi.
Aplikator harus menyerahkan surat garansi hasil pekerjaan selama 5 tahun pada akhir
kontrak.
a. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk pemasangan lisplank GRC
cetak (Precast), seperti yang ditunjukkan dalam gambar pelaksanaan.
b. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam ketentuan
pemasangan dari pabrik.
Persyaratan umum:
1. Pekerjaan finishing lisplank GRC baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan atap
selesai dikerjakan.
2. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor/Pelaksana diwajibkan mengadakan pengecekan
dinding terhadap kelurusan dan kemiringannya.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-Kontraktor
khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
4. Permukaan yang akan dipasang GRC harus bersih dan bebas dari kontaminasi material yang
mengandung bahan kimia.
5. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
6. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dulu contoh bahan yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan Perencana.
7. Kontraktor harus mengusulkan shop drawing pemasangan lisplank secara detil, sebelum
pemasangan.
c. Bahan-bahan
1. Pelapis GRC, dipasang sesuai pola rencana, dipasang pada daerah-daerah seperti tertera
dalam gambar. Warna dan pola akan ditentukan oleh Perencana.
2. Tebal papan lispalng GRC adalah 9 mm
3. Superplank Dimensions; 100 x 2440mm, weight 3.0kg (BV)
4. Pelaksana harus menyerahkan kepada pemilih proyek, GRC seperti yang terpasang sebanyak
minimal 1 lembar.
5. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh GRC yang
akan dipakainya kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk mendapat persetujuannya.
6. Paku sekrup (screw) yang dipagai harus galvanized/ anti karat.
7. Sambungan harus dilem dan di compound dengan bahan khusus GRC.
d. Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
(mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan sealant-nya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan GRC yang dipakai.
3. Pergunakanlah benang untuk memastikan kelurusan pemasangan.
4. Pasang papan lisplank satu per satu dengan celah antara papan kurang lebih 4mm.
5. Lisplank dapat diaplikasikan 1 trap atau 2 trap sesuai desain.
6. Jarak rongga yang terjadi antara GRC dan atap/tritisan mengikuti gambar.
7. Pengisi celah antara sambungan rangka dan GRC, digunakan sealant sesuai dengan warna
GRC yang dipasang atau warna lain atas persetujuan Perencana.
8. Pemasangan harus tegak lurus dan waterpass.
9. Finishing dengan Cat Acrylic Emulsion untuk eksterior.
10. Pada umumnya rangka yang digunakan untuk penunjang lisplank perumahan adalah kayu
kaso 5 × 7 cm yang dipasang horisontal atau miring searah dan segaris dengan lisplank.
Disarankan kayu kaso yang dipergunakan sudah kering atau dioven. Bila menggunakan besi
holo gunakan ukuran minimum 40 x 40 x 0.7 mm. Sementara ukuran paku / sekrup yang
direkomendasikan dengan panjang 50 mm - 75 mm.
11. Berikut pedoman pemasangan sekrup pada Superplank:
Jarak sekrup ke sudut panel minimum 75 mm.
Jarak sekrup dari sisi panel minimum 15 mm.
Jarak antar sekrup di bagian sisi panel maksimum 200 mm.
Jarak antar sekrup di bagian tengah panel maksimum 300 mm.
Jarak/celah antara panel kurang lebih 4 mm.
Pelaksana harus melindungi GRC yang telah dipasang, , penyerahan pekerjaan dilakukan
dalam keadaan bersih.
b. Standar Rujukan
SNI 07-0603-1989 Produk Alumunium untuk Arsitektur
c. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar-standar yang diterapkan dalam ketentuan
pemasangan dari pabrik.
Persyaratan umum:
1. Pekerjaan ini harus ditangani oleh sub-kontraktor khusus untuk pekerjaan ini.
2. Pekerjaan finishing ACP baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan pemasangan
rangka baja kanopi selesai dikerjakan.
3. Sebelum pekerjaan ini dilakukan. Kontraktor wajib mengadakan pengecekan rangka atap
kanopi terhadap kelurusan dan kemiringannya.
4. Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-Kontraktor
khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan yang baik.
5. Permukaan yang akan dipasang ACP harus bersih dan bebas dari kontaminasi material yang
mengandung bahan kimia.
6. Material harus disimpan sesuai petunjuk dari pabrik.
7. Sebelum pemasangan kontraktor harus mengajukan dulu contoh bahan yang akan dipasang
untuk mendapat persetujuan Perencana.
8. Kontraktor harus mengusulkan shop drawing pemasangan ACP secara detil, sebelum
pemasangan dan harus dimintakan persetujuan Perencana dan MK
d. Bahan-banan
1. Pelapis Alumunium Composite Panel (ACP) yang dipasang setara dengan merk
ALUMETALEC atau ALUCOBOND ukuran tebal 4 mm, dipasang sesuai pola rencana,
dipasang pada daerah-daerah seperti tertera dalam gambar. Warna dan pola akan ditentukan
oleh Perencana.
2. Bahan kerangka untuk ACP yang dipergunakan untuk pemasangan pada dinding
mempergunakan rangka hollow galvalum 40 x 40 mm tebal 4 mm dengan perkuatan tumpuan
rangka besi siku 50 x 50 x 5 mm, rangka besi harus dicat dengan zincchromate.
3. Contoh bahan: Pelaksana harus mengadakan dan menyerahkan contoh-contoh ACP yang
akan dipakainya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuannya.
4. Paku sekrup (screw) yang dipagai harus galvanized/ anti karat.
5. The outer aluminum skin for exterior grade Alubond U.S.A Panels is coated with PVDF Kynar
500 fluorocarbon coatings. The lower aluminum skin is chromate treated and polyester coated.
6. Spesifikasi teknis komposisi lapisan ACP
e. Pemasangan
1. Persetujuan. Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan
(mock up) yang memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna, dan sealant-nya.
2. Kontraktor harus menyediakan brosur untuk pemilihan Alumunium Composite Panel yang
dipakai dan dimintakan persetujuan Konsultan MK.
3. Jarak rongga yang terjadi antara ACP dengan rangka dibuat sesuai ketentuan pemasangan
dari pabrik.
4. Pengisi celah antara sambungan ACP, digunakan sealant sesuai dengan warna ACP yang
dipasang atau warna lain atas persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Pemasangan harus tegak lurus dan waterpass, dan ukuran ukuran jadi sesuai dalam gambar.
6. Naat-naat vertikal dan horizontal yang terjadi harus benar-benar lurus.dan ukuran lebar naat
harus sama.
7. Pelaksana harus melindungi ACP yang telah dipasang, lapisan plastik pelindung boleh dibuka
setelah tidak lagi ada kemungkinan rusak karena pekerjaan lain dan harus mengganti, atas
biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi, penyerahan pekerjaan dilakukan dalam keadaan
bersih.
b. Pengendalian Pekerjaan
Sesuai dengan rekomendasi dari pabrik yang memproduksi.
c. Bahan-bahan
Sanitair (Sanitary ware)
1. Wastafel meja sekualitas type LW540J produk dari TOTO.
2. Closet duduk dengan shower spray sekualitas type CWN1J/SW420JP produk dari TOTO.
3. Closet jongkok dengan flush type CE9/TV150NWV12J produk dari TOTO.
4. Kran air sekualitas type T23B13V7NB dan T23BQ13N produk dari TOTO.
5. Shower spray sekualitas type THX 20NB white produk dari TOTO.
6. Floordrain stainless steel sekualitas type TX1BN produk dari TOTO.
7. Soap holder sekualitas type S11N produk dari TOTO.
8. Paper holder sekualitas type S20V2 produk dari TOTO.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
9. Kitchen Zink dengan kran sekualitas type TX609K produk dari TOTO.
10. Kaca cermin type TS119AS5 produk dari TOTO.
11. Wall glass shelf type TX705AES produk dari TOTO.
12. Aksesoris lainnya
d. PengujianBahan
Pelaksana harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan-bahan yang akan digunakan sudah
melalui test yang diadakan di pabrik dengan disertai Sertifikat Pengujian.
e. Penyimpanan
Perlengkapan sanitair harus disimpan di tempat penyimpanan yang telah disediakan dan harus
bebas dari genangan-genangan air dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan
pengamatan.
f. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
Pelaksana harus meminta ijin kepada Konsultan Pengawas tentang cara, waktu dan letak
perlengkapan sanitair.
Pemasangan harus kuat, rapi, bersih dan dikerjakan oleh tukang-tukang khusus dan
terbaik.
2. Jaminan Pekerjaan/Bahan Pelaksana harus memberikan jaminan secara tertulis, bahwa
semua pekerjaan harus baik dan berfungsi secara sempurna dan dengan mengadakan test
aliran air dan mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar gambar yang ada dan
kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-
sparing, cara pemasangan dan detil detil sesuai gambar.
4. Bila ada perbedaan/ kelainan harus melaporkan pada Konsultan Pengawas, dan tidak
dibenarkan memulainya jika terdapat kelainan/perbedaan di tempat itu.
5. Selama pelaksanaan harus selalu dilakukan pemeriksaan dan pengujian untuk kesempurnaan
hasil.
6. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/menganti jika terdapat kerusakan selama masa
pelaksanan dan masa garansi atas biaya kontraktor, selama rusak bukan disebabkan pemilik.
7. Pekerjaan Wastafel/Kloset/Sink/Tempat sabun
Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala peralatannya sesuai dengan
yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing masing tipe yang dipilih.
Peralatan dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang diseleksi baik, tidak ada
bagianyng gompal, retak atau cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Ketinggian konstruksi pemasangan harus disesuaikan gambar untuk itu serta petunjuk-
petunjuk dari produsennya dalam katalog/brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass
dan dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan instalasi plumbingnya
tidak boleh ada kebocoran.
8. Pekerjaan Kran.
a. Semua kran yang dipakai adalah stainless steel.
b. Stop kran yang dapat digunakan jenis ball valve Sekualitas tipe V61, V63,
c. Stop kran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat, siku, penempatannya harus
sesuai dengan gambar.
9. Pekerjaan Clean-Out (CO)
a. Clean-out yang digunakan adalah stainless, lubang diameter 2” dilengkapi dengan siphon
dan penutup berengsel dopvercrhroom dengan draad untuk clean-out.
b. CO yang dipasang harus sudah diseleksi baik dan disetujui Konsultan Pengawas
c. Hubungan pipa dengan beton/ lantai menggunakan perekat beton kedap air
d. Setelah clean-out terpasang, pasangan harus rapih waterpass, dibersihkan dari noda-noda.
b. Pengendalian Pekerjaan
NI-5-1961
SII-0458-81
PUBI-1982 Pasal 37
c. Bahan-bahan
1. Persyaratan Bahan
Gypsump board tebal 9 mm, rangka metal furing sekualitas produk dari Jayaboard atau
Knauff.
Gypsump tile tebal 9 mm cross tee main tee rangka metal furing sekualitas produk dari
Jayaboard atau Knauff.
Kalsiboard tebal 3.5 mm, rangka metal furing sekualitas produk dari Kalsiboard (Eternit).
Partisi gypsump board akustik tebal 12 mm dengan rangka hollow 40 x 80 mm. Sekualitas
produk Jayaboard atau Knauff.
Semua bahan gypsumpboard sekualitas produk Jayaboard, Knauff.
BORAL Furring System,Dynoframe furring system, Elephant Furring Sistem, Bahan terbuat
dari Zinc coated tebal 0,5 mm (TCT) uk 27/40 mm, C chanel bahan plat Galvanized tebal
1.1 mm ukuran 38/10 mm, Wall angle tebal 0.45 mm ukuran 30/30 mm, U Clamp bahan
plat galvanized tebal 2 mm, C channel Joint Bahan plat galvanized tebal 1 mm.
2. Contoh Bahan
Pelaksana harus menyerahkan sekurang-kurangnya 2 (dua) lembar bahan langit-langit dalam
ukuran penuh kepada Pengelola Teknis/Perencana untuk mendapatkan persetujuannya.
3. Penyimpanan
Bahan langit-langit disimpan/ditumpuk dengan lantai terangkat, dan harus bebas dari
genangan air, dan diusahakan agar mudah untuk diadakan pemeriksaan dan pengamatan.
Tinggi tumpukan tidak boleh lebih dari 2 (dua) meter dan diusahakan terlindung dari cuaca dan
diusahakan udara masih tetap berhembus.
d. Pelaksanaan
1. Pengerjaan
Pelaksana harus menyediakan steger-steger agar pada waktu pemasangan langit-langit
tidak merusak lantai ataupun pekerjaan-pekerjaan lain yang telah selesai. Langit-langit
hanya boleh dipasang setelah semua pekerjaan yang akan ditutup selesai terpasang.
Perhatikan pemasangan langit-langit, yang berhubungan dengan lampu-lampu, diffuser-
diffuser, AC, Pinggiran-pinggiran, dan sebagainya. Langit-langit yang terpasang, akan
tetapi harus dibuka kembali untuk memperbaiki pekerjaan-pekerjaan yang berada di
atasnya (mekanikal, elektrikal, atau memperbaiki pekerjaan) maka harus dipasang kembali
serta mendapatkan persetujuan dari Pengelola Teknis/Perencana.
Pelaksana harus membuat lubang manhole sesuai kebutuhan dengan lokasi-lokasi yang
sudah mendapat persetujuan Pengelola Teknis/Perencana.
Rangka harus benar-benar dipasang kuat dengan jarak penggantung sesuai dengan
standar pabrik.
Sambungan antar gypsump harus disambung dengan kain kasa lebar 5 cm, dan
dicompound dengan serbuk gypsump dicampur dengan alkasit. Sekualitas produk:casting
plaster Jayaboard.
Compound harus dikerjakan dengan rata, sehingga tidak nampak adanya sambungan.
Bagian tepi dipasang list profil gypsump, type list sesuai gambar, pemasangan list harus
menggunakan fischer setiap jarak 70 cm.
Sambungan antar list harus benar-benar rata sehingga tidak nampak sambungannya.
Jarak antar paku sekrup pada bagian tengah papan masimum 300 mm dan pada bagian
pinggir 200 mm.
Pemasangan sekrup pada bagian pinggir harus saling silang (staggered).
Jarak sekrup dari bagian pinggir tepi ujung: 10 mm s/d 12 mm.
1. PERSYARATAN UMUM
e. Pekerjaan pembongkaran, pembersihan dan pengamanan dalam tapak dan bangunan selama
pelaksanaan sampai pekerjaan struktur selesai dan diserah terimakan kepada pemberi tugas.
1.2. PEMERIKSAAN
a. Setiap saat Konsultan Pengawas berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan Penyedia Jasa.
Walaupun demikian tidak wajib untuk melakukan pemeriksaan secara terus – menerus, dan yang
terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan, kesalahan – kesalahan tidak membebaskan
Penyedia Jasa dari tanggung - jawabnya.
b. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar – gambar rencana, peraturan –
peraturan yang berlaku dan kaidah – kaidah teknis harus diperbaiki atau diganti atas biaya dari
Penyedia Jasa.
1.7. KOORDINASI
Apabila ada unsur pekerjaan yang dilaksanakan oleh beberapa Sub Penyedia Jasa maka sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai perlu diadakan koordinasi seluruh pekerjaan sehingga tidak terjadi
kesalahan – kesalahan akibat kurang koordinasi antar Sub Rekanan.
2. PEKERJAAN TANAH
a. Pekerjaan Galian
Pekerjaan ini, antara lain: Galian fondasi, Galian Balok Sloof, Galian Pasangan Batu, Galian
Kabel, Galian Pipa, dan galian lain yang ada dalam pekerjaan ini.
b. Pekerjaan Timbunan
Pekerjaan ini meliputi timbunan tanah dipadatkan, pasir, dan tanah subur, antara lain: timbunan
fondasi, timbunan balok sloof, timbunan tanah dinding penahan, timbunan kabel, timbunan pipa,
dan timbunan lain yang terdapat dalam pekerjaan ini.
2.3. PENGUKURAN
a. Penentuan tinggi peil bangunan ini harus diperiksa kembali oleh Penyedia Jasa dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas. Bilamana terdapat perbedaan ukuran – ukuran harus segera
dilaporkan kepada Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran – ukuran yang
salah sebelum dan selama pelaksanaan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa. Tinggi Peil ini
dibuat oleh Penyedia Jasa atas biayanya sendiri, dari patok beton di luar papan dasar
pelaksanaan ( bouwplank ). Tanda ini merupakan tanda yang tetap, yang harus di jaga dan
dipelihara selama masa pembangunan sampai waktu penyerahan pertama.
b. Segala pekerjaan pengukuran persiapan (uitzet) termasuk tanggungan Penyedia Jasa dan
dilaksanakan dengan instrument waterpass dan theodolite.
2.4. PENGGALIAN
a. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk semua penggalian yang dilaksanakan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
b. Galian tanah untuk pondasi – pondasi , dan lain – lain harus dilaksanakan sesuai dengan yang
ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua galian harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
c. Dasar galian harus bebas lumpur, humus dan air, harus dalam keadaan bersih dan padat, sampai
dapat diberi lapisan urug sesuai dengan gambar.
d. Dalam keadaan penggalian cukup dalam dan memungkinkan tanah dapat longsor, Penyedia Jasa
harus memasang turap sesuai persyaratan yang disertai perhitungan kekuatannya dan diperiksa
oleh Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Jasaharus melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang selesai dan menurut
pendapatnya sudah dapat digunakan untuk pemasangan pondasi kepada Konsultan Pengawas
untuk dimintakan persetujuannya.
f. Semua Pekerjaan pondasi yang dilaksanakan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas, dapat
mengakibatkan dibongkarnya kembali pekerjaan pondasi tersebut.
g. Pekerjaan pembongkaran dan pemasangan pondasi kembali adalah menjadi tanggungan
Penyedia Jasa.
h. Semua kelebihan tanah galian, tanah lumpur harus dikeluarkan dari lapangan ke lokasi yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk mendapatkan
tempat pembuangan dan ongkos – ongkos yang di perlukan. Lokasi pembuangan di lingkungan
area.
d. Bahan - bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian dengan mendatangkan
dari lokasi lain harus memenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
1. Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainnya
2. Tanah yang digunakan untuk timbunan harus didatangkan setelah ada ijin dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm material
lepas, di padatkan sampai mencapai kepadatan maksimum dengan alat pemadat dan
mencapai peil permukaan yang direncanakan.
4. Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian maupun pengurugan adalah
20 mm terhadap kerataan yang ditentukan.
e. Sarana – sarana Darurat
Penyedia Jasa harus mengadakan drainage yang sempurna setiap saat, harus membangun
saluran – saluran, memasang parit – parit, memompa dan atau mengeringkan drainage.
b. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan
beton sesuai dengan RKS dan Gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek
ini.
3.3. PENGGALIAN
a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman dasar lapis pasir (sesuai gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan tanah jelek, maka perlu
konsultasi dengan Perencana untuk mendapatkan pengerahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian dibagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
d. Lebar penggalian disebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, dengan pengarahan
"Hindarkan Kelongsoran".
e. Tanah dasar pondasi harus dipadatkan dengan stemper atau vibro roller hingga mencapai
kepadatan 95% Standard Proctor.
f. Jika penggalian melampaui kedalaman yang ditentukan sedangkan lapis tanah yang baik sudah
dicapai pada peil yang ditentukan, maka galian yang terlalu dalam tersebut harus ditimbun dengan
pasir pasang dan dipadatkan hingga kepadatan 95% atas beban Penyedia Jasa.
4.1. UMUM
a. Pekerjaan beton struktur merupan pekerjaan pengadaan bahan, peralatan, tenaga, hingga
pekerjaan selesai.
b. Volume beton bertulang adalah volume yang berdasarkan pada volume beton dari tepi hingga tepi,
luasan bekesting dan perancah, serta berat baja tulangan yang mencakup tulangan utama,
tulangan penyaluran, tulangan penjangkaran/angkur, dan tulangan sengkang.
c. Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan beton sesuai dengan persyaratan – persyaratan
yang terdapat di peraturan – peraturan berikut :
1) SNI 2847-2013, Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.
2) SNI 1726-2012, Tata Cara Pelaksanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung
dan Non Gedung.
3) SNI 1729-2015, Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural.
4) SNI 7656-2012, Tata Cara Pemilihan Campuran Untuk Beton Normal, Beton Berat, dan Beton
Massa.
5) SNI 2052-2014, Baja Tulangan Beton.
6) SNI 03-2458-1991, Metode Pengujian dan Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar.
7) SNI 03-4810-1998, Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji di Lapangan.
8) SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
9) SNI 03-2492-1991, Metode Pengambilan Benda Uji Beton Inti.
10) SNI 03-3403-1994, Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Inti.
11) Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung SNI 2847 : 2013
12) Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PBUI – 1982).
13) Peraturan American Standart for Testing and Material (ASTM).
14) Peraturan daerah setempat.
15) Peraturan – peraturan lain yang relevan.
d. Penyedia Jasa harus melaksanakan semua pekerjaan dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut RKS, gambar kerja dan instruksi–instruksi dari Konsultan Pengawas.
e. Setiap saat Konsultan Pengawas berhak untuk memeriksa setiap pekerjaan Penyedia Jasa.
Walaupun demikian Konsultan Pengawas tidak wajib untuk melakukan pemeriksaan secara terus
menerus, dan yang terjadi dalam proses pelaksanaan pekerjaan kesalahan–kesalahan tidak
membebaskan Penyedia Jasa dari tanggung jawabnya.
f. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan RKS, gambar–gambar rencana, peraturan–peraturan
yang berlaku dan kaidah – kaidah teknis harus diperbaiki atau diganti atas biaya dari Penyedia
Jasa.
3) Ukuran agregat kasar maksimum yang dapat digunakan adalah 3 cm dan ukuran agregat
kasar tersebut tidak boleh lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian
konstruksi yang bersangkutan.
4) Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar harus tidak melebihi
syarat - syarat berikut : (a) 1/5 (seperlima) jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan
beton; (b) 1/3 (sepertiga) dari tebal pelat; (c) 3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan,
atau berkas batang tulangan. Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut
penilaian Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi beton adalah
sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang kerikil atau rongga.
5) 2 minggu sebelum pengecoran dimulai, Penyedia Jasa harus menguji contoh – contoh agregat
sesuai dengan SNI 2847-2013..
6) Penyedia Jasa harus menjaga semua pengiriman agregat dari satu sumber untuk setiap
agregat yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas hingga sebanyak 50 ton atau sewaktu
– waktu diminta oleh Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa.
7) Percobaan – percobaan harus dilakukan oleh Penyedia Jasapada setiap pengiriman sebanyak
50 ton atau sewaktu – waktu diminta oleh Konsultan Pengawas atas biaya Penyedia Jasa.
8) Agregat kasar dan agregat halus harus disimpan secara terpisah tanpa boleh terjadi segregasi
dari butir – butir penyusunnya. Timbunan agregat harus diletakkan di atas lantai dari beton
kurus dan dibatasi oleh dinding kayu keras serta harus dijaga terhadap pencampuran atau
pencemaran dari kotoran atau material lainnya. Selain itu Penyedia Jasa juga harus
menyediakan sistem drainage yang baik di sekitar timbunan agregat sehingga timbunan
agregat tidak terpendam air.
f. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan berikut ini:
1) Sesuai dengan SNI 07-2052-2014, mengenai baja tulangan beton.
2) Baja batangan untuk keperluan umum (BjKU) tidak diijinkan digunakan untuk keperluan
penulangan konstruksi beton (SNI 7614-2010).
3) Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak, gelombang-gelombang,
cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
4) Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja tulangan deform (BJTD 40),
dengan jarak antara dua sirip melintang tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan
tinggi siripnya tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
5) Tulangan ulir menggunakan BJTS/BJTD 40, tulangan polos menggunakan BJTP 24.
6) Kualitas dan diameter efektif dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan dengan
sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilai kuat leleh, berat per
meter panjang, diameter, dan regangan dari bahan tulangan dimaksud. Kontraktor harus
mengajukan brosur dan hasil tes tulangan pada proyek sebelumnya yang memenuhi syarat
dan dapat digunakan pada pekerjaan ini.
9) Diameter efektif baja tulangan (baik deform/BJTS) yang digunakan harus ditentukan dari
sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus:
Error! Reference source not found. atau Error! Reference source not found.
Dimana :
Sesuai ketentuan dalam SNI Tahan Gempa (1726 : 2012), tulangan yang digunakan adalah
tulangan ulir (deform).
TOLERANSI BERAT
DIAMETER NOMINAL
YANG DIIJINKAN
6 ≤ d ≤ 8 mm ±7%
10 ≤ d ≤ 16 mm ±6%
16 ≤ d ≤ 28 mm ±5%
d ≥ 28 mm ±4%
(Sumber : SNI 2052 – 2014 tabel 4)
12) Toleransi tarik mínimum dan regangan mínimum sebagai berikut:
13) Baja tulangan yang didatangkan harus dalam bentuk lonjoran/tidak boleh ditekuk, kecuali
untuk baja tulangan polos dibawah Ø 12 mm.
14) Sebagai akibat dari baja tulangan polos yang ditekuk pada pasal sebelumnya, maka tulangan
sepanjang 500 mm. di daerah tekukan tidak boleh digunakan.
15) Ujung bawah tulangan pokok yang bertemu pondasi ditekuk kerah dalam sepanjang lebar
kolom ditambahkan 30 cm.
4.4. PEMBESIAN
a. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
1) Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan haras disertai surat
keterangan Percobaan dari pabrik.
2) Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja-tulangam harus diadakan pengujian periodik minimal 4
contoh yang terdiri dari 3 benda uji untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk
setiap diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan akan ditentukan oleh
Direksi Lapangan.
3) Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung, harus dilakukan di
laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau laboratorium lainya direkomendasi oleh Direksi
Lapangan dan minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang dapat dipakai
adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4) Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain yang merugikan terhadap
kekuatan rekatan harus dibersihkan.
5) Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan diikat dengan kawat.dari
baja. lunak.
6) Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.
7) Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan dari pembesian, termasuk
jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari sambungan dan panjang penjangkaran dari
penulangan baja oleh Direksi Lapangan.
8) Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja tulangan, maka pada saat
pemesanan baja tulangan kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.
b. Bahan-bahan / Produk
1) Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-40 (400 Mpa), sesuai dengan SII 0136-84 dan
tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-84 seperti dinyatakan pada gambar-
gambar struktur.Tulangan polos harus baja lunak dengan tegangan leleh 2400
kg/cm2.Tulangan ulir harus baja tegangan tarik tinggi, batang berulir dengan tegangan leleh fe
= antara 400 ‹ fy ‹ 500 Mpa.
2) Tulangan Anyaman (Wire mesh).
Tulangan anyaman, mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
3) Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan kawat pengikat yang ditanan
atau batang kursi tinggi sendiri (Individual High Chairs).
4) Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk mengatur jarak;
1. Gunakan besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI, kecuali diperlihatkan lain
pada gambar
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang ridak direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan pasir atau horizontal rumers
dimana bahan dasar tidak akan langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai
lantai kerja yang rata.
c. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau lainnya) harus diperlihatkan untuk
semua tulangan yang dipakai: Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dan
semua komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.
b. Pemilihan/seleksi
Tulangan yang berkarat harus ditolak dari lapangan.
2) Pemasangan Tulangan
a. Umum
Standar penulangan sesuai dengan SNI 2847:2013. Sesuai dengan yang tercantum pada
gambar dan koordinasi dengan bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga
perlu diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan tulangan pada
lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja, hingga sebelum dan
selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada posisi yang benar
dan untuk menjaga jarak bersih digunakan spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk memperoleh lokasi
yang tepat selama pengecoran beton dengan penjaga jarak, kursi penunjang dan
penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregat (seperti pasir,
kerikil) dan pada lapisan kedap air harus dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton
yang mutunya paling sedikit sama dengan beton yang akan dicor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton. Untuk itu
tulangan harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu
paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan dicor, Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak
minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus
tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada
tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan
bawah atau lantai kerja oleh blok-blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu
dicurahkan terhadap ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang
harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan cara-cara yang merusak
tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan kembali tidak boleh
dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak boleh dibengkokkan atau
diluruskan di lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambar-gambar rencana
atau disetujui oleh perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin,
kecuali apabila petnanasan dilajutkan oleh perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak (polos atau diprofilkan)
dapat dipanaskan sampai kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai suhu
lebih dari 850 ºC, dan dilakukan di workshop bukan di lokasi.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaan ternyata mengalami pemanasan di atas 100 0 C yang bukan pada waktu
las, maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja hams diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali diijinkan oleh
perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh didinginkan dengan
jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan dalam jarak 8 kali
diameter (diameter pengenal) batang dari setiap bagian dari bengkokan.
h. Selimut Beton
Ukuran minimal selimut beton yang disesuaikan dengan penggunaannya (tidak termasuk
plesteran), adalah sebagai berikut :
1. Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung dan di atas tanah tebal
selimut beton 75 mm.
2. Beton yang berhubungan dengan tanah atau cuaca (ekspos):
3. Batang tulangan D-19 hingga D-57 adalah 50 mm;
4. Batang tulangan ≤ D-16, kawat M-16, atau polos adalah 40 mm;
5. Beton yang tidak berhubungan dengan cuaca atau tidak berhubungan dengan tanah:
6. Slab, dinding, balok usuk:
Batang tulangan D-44 hingga D-57 adalah 40 mm;
Batang tulangan ≤ D-36 adalah 50 mm;
Balok, Kolom:
Batang tulangan ≥ D-19 adalah 20 mm;
Batang tulangan ≤ D-16, kawat M-16, atau polos adalah 13 mm;
3) Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi 300
mm. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang terdapat di
dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI
M-62-1990-03).
4) Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target beton yang dihasilkan
tidak memenuhi syarat, maka proporsi campuran adukan beton tersebut tidak dapat
digunakan, dan Kontraktor (dengan persetujuan Konsultan MK) harus membuat proporsi
campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target beton yang disyaratkan dapat
dicapai. Pembuatan campuran beton rencana ini hendaknya mengikuti SNI 2847:2013 ayat 5.2
dan dievaluasi kekuatan karakteristiknya menurut ayat 5.6.
5) Bila sumber atau kualitas dari semen atau agregat diganti maka harus dicari lagi campuran
rencana yang baru sehingga tercapai mutu beton yang dipersyaratkan.
b. Pengujian beton
1) Penyedia Jasaharus menyediakan tenaga kerja, material, tempat dan semua peralatan untuk
melakukan semua peralatan untuk melakukan semua uji beton.
2) Pengujian slump beton harus dilaksanakan setiap volume 5 m3 beton segar atau setiap 1 truck
mixer dengan batasan nilai slump maksimum sebagai berikut :
Minimum
Konstruksi Beton Maksimum (cm)
(cm)
Pondasi beton bertulang (bore pile) 7,50 2,50
Pondasi telapak tanpa tulangan, pondasi tiang pancang,
7,50 2,50
dinding bawah tanah
Kolom bangunan, Balok dan dinding bertulang 10,00 2,50
Perkerasan dan Plat Lantai 7,50 2,50
Beton massa 5,00 2,50
*) slump dapat ditambah bila digunakan bahan tambahan kimia, dengan syarat beton yang diberi
bahan tambahan tersebut memiliki rasio air-semen atau rasio air-bahan bersifat semen yang
sama atau lebih kecil dan tidak menunjukkan segregasi yang berarti atau bliding berlebihan
*) slump boleh ditambah 2,5 cm untuk metode pemadatan selain dengan penggetar
3) Penyedia Jasa harus membuat, merawat dan mengadakan uji silinder beton diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm pada laboratorium beton yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas biaya
sendiri dan berdasarkan atas SNI 2847-2013
4) Jumlah pengambilan contoh untuk uji kuat tekan dari setiap mutu beton, tidak boleh kurang
dari tiga benda uji untuk setiap umur uji dan harus diuji pada umur 7, 14 dan 28 hari.
5) Pengujian kekuatan masing-masing mutu beton yang dicor setiap harinya haruslah dari satu
contoh uji per hari, dan tidak kurang dari sekali sehari, atau tidak kurang dari sekali untuk
setiap 110 m3 beton, atau tidak kurang dari sekali untuk setiap 460 m2 luasan permukaan
lantai atau dinding atau sesuai dengan SNI 2847-2013.
6) Jika digunakan pompa beton (concrete pump), akan dilakukan pengambilan khusus dilokasi
pengecoran setelah beton melewati ujung pipa pompa beton dengan jumlah benda uji silinder
beton minimal 3 buah, serta benda uji tersebut harus dilakukan uji kuat tekan beton pada umur
28 hari.
7) Setiap benda uji harus diberi tanggal pembuatan dan dari bagian struktur yang dilakukan
pengecoran.
8) Prosedur pengambilan silinder beton sesuai dengan SNI 2847-2013.
9) Setiap benda uji tidak boleh cacat.
10) Penyedia Jasaharus membuat laporan lengkap mengenai hasil test khusus yang disertai
evaluasi perhitungan nilai karakteristiknya dan disampaikan pada Konsultan Pengawas.
11) Kalau terjadi kegagalan dalam uji beton ini, Penyedia Jasaharus melakukan percobaan –
percobaan non destruktif (hammer test dengan korelasi uji UPV) dan jika pengawas/MK
menghendaki pengujian destruktif (inti beton), maka penyedia harus melaksanakan, apabila
masih menunjukkan kegagalan Penyedia Jasa harus memperbaiki dan mengganti struktur
tersebut atas biaya Penyedia Jasa sendiri.
12) Bila dianggap perlu, maka Penyedia Jasa harus melakukan uji tambahan atas biaya Rekanan
c. Pembuatan beton
1) Penyedia Jasabertanggung jawab penuh atas seluruh pembuatan beton yang baik dan
memenuhi persyaratan yang ditentukan, termasuk pemasangan sparing-sparing pekerjaan
mekanikal – elektrikal dan pekerjaan aritektur harus disiapkan sejak sebelum pengecoran.
2) Dalam pembuatan beton ini, Penyedia Jasaharus memakai sistem “Weight batching plant” &
volumetric system ( untuk mengukur air) yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas .
Semua alat ukur untuk pencampuran beton ini harus dalam kondisi baik dan dikalibrasi dan
disediakan oleh Rekanan.
3) Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran material – material harus
dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
4) Seluruh operasi harus diinspeksi dan dikontrol terus oleh seorang inspektor yang
berpengalaman dan bertanggung jawab.
5) Pencampuran beton dengan tidak memakai perbandingan berat atau dengan tangan tidak
diperbolehkan.
6) Mixer harus betul – betul kosong sebelum menerima material – material dari adukan berikutnya
. Mixer harus dibersihkan dan dicuci bila mixer tidak dipakai lebih lama dari 30 menit atau bila
beton yang akan dibuat berbeda mutunya.
7) Pencampuran kembali dari beton yang sebagian sudah terjatuh atau mengeras tidak diizinkan.
8) Ketelitian alat ukur ( timbangan ) harus dikontrol minimum satu kali setiap minggu dengan
ketelitian 1 persen.
5) Hal yang sama juga harus dikerjakan pada balok – balok yang tinggi atau dinding – dinding
beton.
6) Tiang – tiang penyangga vertikal harus dibuat sebaik mungkin untuk memberikan penunjang
seperti yang dibutuhkan tanpa adanya kerusakan atau overstress atau perpindahan tempat
pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
7) Struktur tiang – tiang penyangga harus ditempatkan pada posisi sedemikian rupa sehingga
konstruksi ini benar – benar stabil, kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban –
beban yang berada diatasnya selama pelaksanaan beton.
8) Semua tiang – tiang penyangga tidak boleh ditempatkan langsung diatas tanah, tetapi harus
berpijak diatas balok kayu rata atau lantai kerja dengan kokoh. Selain itu semua tanah dasar di
sekitar daerah penyangga harus dipadatkan sampai cukup kuat untuk menahan beban
diatasnya.
9) Bila tidak dinyatakan lain, maka semua bekesting balok dan pelat lantai harus diberi anti lendut
ke atas di tengah – tengah bentang sebesar 0,2 % dari lebar bentang
Khusus untuk balok dan pelat kanti lever, maka besarnya anti lendut yang harus diambil
adalah 0,4 % dari bentang.
10) Bekesting Shear wall diharapkan bongkar jadi, untuk itu lapis luar menggunakan tego film
dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang menghasilkan ukuran
modul 4,2 x 7,2 m.
11) Bekesting Kolom lengkung untuk permukaan vetikal diharapkan bongkar jadi, sedangkan
permukaan miring/diagonal dan permukaan horizontal/lengkung menggunakan multiplek kasar
agar material finishing dapat melekat kuat.
12) Bekesting balok bentang panjang yang disangga kolom lengkung, untuk itu lapis luar
menggunakan tego film dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang
menghasilkan ukuran modul 7,2 m.
13) Bekesting List plak atas diharapkan bongkar jadi, untuk itu lapis luar menggunakan tego film
dengan pembagian panel membentuk petak terpola terbagi rata yang menghasilkan ukuran
modul 7,2 m, atau lapis luar dg material bantu lain missal : GRC.
14) Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan tempat pada
beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat
dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang ada di atasnya selama
pelaksanaan.
15) Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang.
Semua bekesting yang akan dipergunakan harus dalam keadaan bersih dan tidak tercemar
oleh bahan – bahan yang dapat menurunkan mutu beton.
c. Pembongkaran Bekesting
1) Semua pekerjaan pembongkaran bekesting baru dapat dimulai setelah izin tertulis dari
Konsultan Pengawas terutama pada struktur drop of canopy, plat atap, plat lantai, listplank –
listplank, konsol – konsol, tangga dan balok – balok bentang panjang.
2) Bila pada saat pembuatan beton tidak digunakan suatu bahan pencampur (admixture/additive)
khusus, maka waktu minimum pembongkaran bekesting harus didasarkan pada PBI – 1971
dan hasil uji tekan beton dengan umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :
Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f‟c)
Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 % f‟c)
3) Dengan adanya pembongkaran bekesting dan / atau acuan pada beton, struktur – struktur
bangunan tidak mengalami perubahan bentuk, kerusakan ataupun pembebanan yang melebihi
beban rencana.
4) Pertanggung jawaban atas keselamatan semua pihak pada pembongkaran bekesting atau
acuan berada di pihak Penyedia Jasa.
4.7. PENGECORAN
a. Persiapan
1) Sebelum melaksanakan pengecoran, Penyedia Jasaharus membersihkan seluruh area
pengecoran memeriksa dan memperbaiki lagi bekesting dan pembesian yang masih kurang
sempurna, memeriksa dan mengkoordinasikan lagi gambar struktur dengan desain gambar
lain berikut segala pipa, konduit atau barang – barang lain yang akan tertanam dalam beton
dan mengajukan izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
2) Sebelum pengecoran, semua alat – alat pembuatan beton dan pengangkutan beton harus
dalam keadan baik dan bersih.
3) Sebelum pengecoran beton, Penyedia Jasaharus membasahi cetakan dan pasangan-
pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton sampai jenuh.selain itu semua
bidang-bidang beton yang lama yang akan di cor harus di kasarkan terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran – kotoran beton yang lepas dan kemudian
penyambungan bidang – bidang beton yang lama harus memakai lem beton.
4) Sebelum pengecoran beton, Penyedia Jasaharus membersihkan / membuang air yang
tergenang pada bekesting atau area pengecoran.
b. Pengangkutan beton
1) Metoda pengangkutan yang akan digunakan Penyedia Jasa haruslah metoda pengangkutan
yang sudah dievaluasi dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2) Kecepatan pengangkutan harus sedemikian rupa dan cukup cepat sehingga beton tidak kering
atau kehilangan workabilitas atau plastisitas selama waktu yang digunakan antara mencampur
dan mencetak (mengecor).
3) Sistem pengangkutan beton tidak boleh sampai menimbulkan segregasi pada adukan beton
ataupun kehilangan semen dan air.
4) Pengangkutan harus diorganisir sedemikian rupa sehingga selama pengecoran pada bagian
tertentu, tak terjadi keterlambatan pada bidang cor dan sambungan dingin ( cold joint ).
5) Semua peralatan yang digunakan untuk pengangkutan harus dibersihkan dan dicuci bila
pekerjaan terhenti lebih lama dari 30 menit.
c. Pengecoran beton
1) Pengecoran beton harus berlangsung terus – menerus tanpa berhenti sampai mencapai siar –
siar pelaksanaan yang sudah direncanakan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2) Pemadatan beton untuk struktur yang cukup tebal harus dilaksanakan lapis per lapis dengan
tebal tiap lapisan maksimum 40 cm atau sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
3) Metode Penuangan dan Pemadatan beton harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
akan terjadi segregasi pada beton.
4) Tinggi jatuh vertikal pada pengecoran tidak boleh lebih dari 150 cm. Untuk dinding – dinding,
kolom – kolom atau bagian – bagian yang tinggi, beton tidak boleh di cor dari atas, tetapi
pengecoran harus dilakukan memulai sisi bekesting.
5) Saluran curam tidak boleh digunakan untuk pengecoran beton, kecuali dengan persetujuan
Konsultan Pengawas . Bila diizinkan, saluran curam harus dibuat dari metal yang dapat
mengalirkan adukan beton tanpa terjadinya pemisahan bahan dan harus dicor dengan sudut
tidak lebih datar dari perbandingan 1 ( satu ) tegak , 2 ( dua ) mendatar .
6) Pekerjaan pemadatan
Beton harus dipadatkan dengan vibrator mekanis yang dikerjakan oleh orang – orang yang
berpengalaman dan terampil. Pekerjaan beton yang telah selesai harus merupakan suatu
massa yang bebas dari lubang – lubang, segregasi dan keropos.
Vibrator yang dipakai haruslah vibrator yang mempunyai frekuensi tidak kurang dari 6000
siklus per menit dan mempunyai lengan sepanjang 6 meter atau lebih.
Selama pemadatan beton, Penyedia Jasa harus menjaga agar tidak terjadi “over vibration”
yang akan mengakibatkan segregasi. Selain itu Penyedia Jasa juga harus menjaga agar
tulangan – tulangan (terutama tulangan yang telah masuk pada beton) tidak mengalami
getaran langsung dari vibrator.
Penyedia Jasaharus menyediakan vibrator – vibrator dengan kondisi yang baik dan jumlah
yang cukup.
Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang dihasilkan merupakan
massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau keropos.
Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.
Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada tulangan yang telah
masuk pada beton yang telah mulai mengeras.
7) Selama hujan pengecoran tidak boleh dilakukan dan beton yang baru di cor harus dilindungi
dari air hujan. Selain itu penghentian beton yang baru dicor harus dilindungi terhadap
pengikisan aliran air hujan ( terutama pada balok , kolom dan dinding).
8) Sebelum pengecoran berikutnya dikerjakan, seluruh beton yang kena hujan / aliran air hujan
harus diperiksa, diperbaiki dan dibersihkan dulu terhadap beton – beton yang tercampur /
terkikis air hujan Pengecoran selanjutnya harus mendapatkan izin Konsultan Pengawas
terlebih dahulu.
9) Penyambungan beton lama dengan beton baru diharuskan menggunakan bonding agent,
dengan metode sesuai dengan petunjuk yang diberikan produsen.
10) Siar – siar pelaksanaan harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak banyak
mengurangi kekuatan konstruksi.
11) Bila tidak ada ketentuan lain, pada pelat dan balok, siar – siar pelaksanaan harus ditempatkan
kira – kira pada 1 / 3 bentang. Untuk balok yang ditengah – tengah bentangnya terdapat titik
pertemuan dengan balok lainnya maka siar pelaksanaan harus ditempatkan sejauh 2 kali
lebar balok dari pertemuan / persilangan.
12) Siar harus mulai dibuat pada lokasi dan dimensi yang tetap seperti pada gambar rencana dan
penulangan tidak boleh ada yang menerus.
13) Penambahan beton integral pada lokasi yang membutuhkan waterproofing, seperti basement,
groundtank, dan atap. Metode dan volume pencampuran berdasarkan pada petunjuk yang
diberikan produsen.
d. Perawatan beton
1) Selama proses pengerasan beton, konstruksi beton, cetakan dan penulangan tidak boleh
terganggu atau menggalami pembebanan yang dapat merusak struktur beton muda ini. Oleh
kerena itu Penyedia Jasadilarang menggunakan struktur beton yang masih muda umurnya
untuk tempat penimbunan material atau lalu lintas kerja (minimal 14 hari umurnya).
2) Beton harus dilindungi dari hujan lebat, aliran air hujan dan dari kerusakan yang disebabkan
oleh alat – alat. Dua (2) jam setelah pengecoran beton, semua beton harus selalu dalam
keadaan basah, paling sedikit 10 hari dengan cara dibasahi dengan air terus menerus,
direndam air atau dengan sistem disiram air dari pipa yang berhubungan atau sistem lain yang
dapat membuat kondisi beton basah, untuk kolom beton dapat digunakan karung basah yang
dililitkan.
3) Bekesting kayu tetap dibiarkan tinggal agar beton itu tetap basah selama perawatan untuk
mencegah retak pada sambungan dan pengeringan beton yang terlalu cepat.
4) Air yang dipergunakan untuk perawatan harus air dan sama sekali bebas dari unsur – unsur
kimia yang mungkin menyebabkan perubahan warna beton.
c. Perbaikan Beton
1) Konsultan MK harus segera untuk memeriksa permukaan beton setelah pembongkaran.
2) Jika tidak sesuai dengan persyratan evaluasi dan penerimaan beton pasal 5.6 SNI 2847-2013,
maka Konsultan MK meminta masukan kepada PPHP dan Perencana terkait perbaikan yang
harus dilakukan.
3) Kontraktor, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan garis, detail atau
elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Jangan menambal, mengisi,
memulas, memperbaiki atau mengganti beton ekspos kecuali atas petunjuk Konsultan
Pengawas).
4) Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di tempat
menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan
permukaan yang akan dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip – sirip dan tetesan
adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan penutup dan
debu.
5) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah pembongkaran acuan
dengan seijin Konsultan MK dan sepengetahuan PPHP Bahan tambalan harus kohesif, tidak
berkerut dan melebihi kekuatan beton.
6) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton yang akan
dicat dengan :
Semprotan pasir ringan
Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang diaplikasikan dengan
menggosok secara keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan air.
Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan sejenak, dan
sikat dengan kikir yang disetujui.
Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak kurang dari 2 % dan
tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang diaplikasikan pada permukaan yang
sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena asam.
Tambalan semen.
Mengikir dan menggerinda.
1. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1.1. PEKERJAAN LISTRIK DAN INSTALASI
Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
a. Pekerjaan Sistem Kelistrikan meliputi
1. Pengadaan dan pemasangan Sub Distribution
2. Pengadaan dan pemasangan Panel Distibusi Lantai
3. Pengadaan dan pemasangan panel instalasi penerangan dan kotak-kontak
4. Pengadaan dan pemasangan panel AC
5. Pengadaan dan Pemasangan Panel Pompa
6. Pengadaan dan pemasangan Fixtures serta instalasi Lampu Penerangan bangunan dan
lampu penerangan lingkungan
7. Pengadaan dan pemasangan instalasi kotak-kontak
8. Pekerjaan Sistem Pembumian
b. Pekerjaan Sistem Kelistrikan Power House
1. Pengadaan dan pemasangan Panel Utama Tegangan Menengah
2. Pengadaan dan pemasangan Transformator
3. Pengadaan dan Pemasangan LVMDP
4. Penyambungan Daya dari Sistem 20 kV Existing
c. Pengurusan ijin-ijin
d. Melaksanakan Test Comissioning
e. Melaksanakan pelatihan
Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi
d. Penyambungan Core Switch ke Aggregat Switch terdekat dengan menggunakan kabel Serat Optik
Single Mode 12 core outdoor direct buried
e. Pengadaan dan pemasangan Sistem jaringan LAN sampai sistem dapat beroperasi sesuai
dengan yang direncanakan, seperti terlihat pada gambar diagram sistem LAN
f. Pengadaan dan pemasangan Call Manager/IP PBX
g. Pengadaan dan pemasangan IP Phone
h. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi pengkabelan
i. Mengintegrasikan sistem baru dengan sistem existing
j. Melaksanakan test commisioning
k. Melaksanakan pelatihan
l. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi dan perawatan
2. PEKERJAAN MEKANIKAL
2.1. PEKERJAAN SISTEM AIR BERSIH
Pekerjaan Listrik dan Instalasi meliputi:
a. Pengadaan dan pemasangan Lifting Pump c/w Panel Control dan instalasinya b.
Pengadaan dan pemasangan Booster Pump Set c/w Panel Control instalasinya
c. Pengadaan dan pembangunan Ground Watter Reservoir dan penyambungan instalasi baru
d. Pengadaan dan pembangunan Roof Tank
e. Melaksanakan test commissioning
f. Melaksanakan pelatihan
g. Membuat as built drawing dan buku petunjuk pelaksanaan operasi
GAMBAR-GAMBAR KERJA
Setelah daftar bahan bersesuaian dengan keadaan lapangan /lokasi dan disetujui oleh Direksi
Proyek, kontraktor masih harus menyediakan gambar-gambar kerja untuk mendapatkan persetujuan
dari direksi proyek. Dalam gambar kerja, lebih dijelaskan katalog dari manufacture, dimensi-dimensi,
data performance, nama badan usaha yang menyediakan spare part dan after sales service untuk
material-material tertentu. Dalam gambar kerja harus jelas terlihat dan dijamin bekerjanya peralatan di
dalam sistem secara keseluruhan. Bila dirasa perlu adanya perubahan ataupun penyimpangan dari
sistem yang direncanakan sebelumnya sehubungan dengan daftar bahan yang diajukan, pada
prinsipnya dapat dilakukan sepanjang didukung dengan alasan tertulis dari pabrikan atau distributor
utama dari peralatan tersebut. Perubahan di atas haruslah mendapatkan persetujuan dari Direksi
Projek dan tidak membawa akibat pertambahan biaya.
KOORDINASI PEKERJAAN
Untuk kelancaran pekerjaan, maka setiap pemborong harus mengkoordinir atau menyesuaikan
pelaksanaan pekerjaan dengan pemborong lainnya atau sesuai dengan petunjuk Direks Projek,
sebelum pekerjaan dimulai. Gangguan dan konflik haruslah dihindari
2. Syarat-syarat Fisis
o Bahan atau peralatan dari klasifikasi atau tipe yang sama, diminta dari merk atau dibuat oleh
pabrik yang sama
o Apabila suatu unit peralatan terdiri dari bagian-bagian komponen, maka seluruh bagiannya
sebaiknya dari merk yang sama
DAFTAR MATERIAL
Dalam waktu tidak lebih dari dua minggu setelah pemborong menerima pemberitahuan memulai
pekerjaan, pemborong diharuskan menyerahkan daftar dari material-material yang akan digunakan.
Daftar ini harus dilengkapi nama, alamat pabrik, katalog dan keterangan-keterangan lain yang
dianggap perlu oleh direksi proyek, terutama yang berisi informasi mengenai data teknis. Persetujuanoleh
direksi atas dasar data-data tersebut, akan diberikan setelah mendapatkan persetujuan dariDireksi
Proyek.
MATERIAL
Semua material yang akan dipergunakan harus dalam keadaan baru dan dalam kondisi yang baik.
Material atau peralatan lain yang disebut dengan nama pabrik dalam spesifikasi, maka pemborong
harus menyediakan material atau peralatan tersebut sesuai dengan nama yang dimaksud
CONTOH BAHAN/MATERIAL
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan/material yang akan dipasang untuk dimintakan
persetujuan dari Direksi Proyek. Semua biaya yang berkenan dengan penyerahan dan pengembalian
contoh-contoh, menjadi tanggung jawab kontraktor
PERLINDUNGAN PEMILIK
Atas penggunaan bahan, material, sistem sertifikat lisensi dan lain-lain oleh kontraktor, pemberi tugas
dijamin dan dibebaskan dari segala klaim ataupun tuntutan yuridis lainnya
PENGECATAN
Untuk perlengkapan-perlengkapan yang sudah “Finished” di pabrik, apabila dalam pelaksanaan
pekerjaan terjadi lecet, maka harus di “finished” kembali untuk memperoleh permukaan yang
sama/merata.
PERCOBAAN
Kontraktor harus melaksanakan uji coba atau percobaan seperti yang dipersyaratkan dan
mendemonstrasikan cara kerja dari segenap sistem, yang disaksikan oleh direksi proyek. Semua
tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab pemborong. Peralatan/bahan yang pengerjaannya tidak baik, jarus diganti dan diperbaiki oleh
kontraktor untuk dicoba dan didemonstrasikan kembali
MANUAL
Petunjuk pelaksanaan pengoperasian serta pemeliharaan peralatan harus disampaikan kepada
Pemilik dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya pengoperasian oleh pemilik. Petunjuk
pengoperasian ini harus lengkap dengan petunjuk-petunjuk yang mendetil mengenai pemeliharaan,
perlengkapan sistem, serta harus lengkap meliputi informasi-informasi yang perlu untuk
pengoperasian jangka panjang.
Manual ini harus menjelaskan model dan ukuran yang tepat serta sistem yang dipakai. Manual ini
harus dibuat serta dijilid dengan rapih dan diserahkan dalam rangkap 4 (empat).
TANDA PENGENAL
Semua Feeder Cable atau Conduit Cable tertentu, harus diberi tanda pengenal, untuk menjelaskan
penggunaan dan tujuannya. Tanda-tanda pengenal ini harus memakai kode nama, dan dipasang
pada setiap tempat masuk atau keluar dimana “conduit” ini menembus dinding atau lantai. Disamping
huruf-huruf pada tanda pengenal ini harus digambarkan anak panah yang menunjukan arah
sedemikian rupa sehingga mudah terbaca dari ketinggian lantai.
PLAT NAMA
Pada semua kabinet-kabinet/panel, tempat kontrol, panel board, circuit breaker , tombol-tombol dan
barang-barang perlengkapan lain kecuali tercatat lain, harus dipasang plat nama yang menerangkan
penggunaanya.
3. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
3.1. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM PEKERJAAN ELEKTRIKAL
a. U m u m
Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini. Apabila ada klausul dari persyaratan
umum yang dituliskan kembali dalam persyaratan teknis ini, berarti klausul-klausul tersebut harus
mendapat perhatian khusus.
Gambar-gambar dan spesifikasi perencanaan ini merupakan satu kesatuan dan tidak dapat
dipisah-pisahkan. Apabila ada sesuatu bagian pekerjaan atau bahan atau peralatan yang
diperlukan agar instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam salah satu
gambar perencanaan atau spesifikasi perencanaan saja, pemborong harus tetap
melaksanakannya sesuai dengan standard teknis yang berlaku.
b. Gambar-gambar
1. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua accessories
dan fixture secara terperinci. Semua bagian di atas walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik tapi merupakan suatu kelengkapan agar system dapat bekerja
dengan baik maka konraktor diwajibkan untuk menyediakan dan memasangnya.
2. Gambar-gambar instalasi menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan instalasi.
Sedang pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari proyek. Gambar-
gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil juga harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksana dan
detail "finishing" dari proyek.
3. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan mengajukan gambar-gambar kerja dan
detail (shop working drawing) yang harus diajukan kepada MK/Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Setiap shop drawing yang diajukan Pemborong untuk disetujui Konsultan
Pengawas dianggap bahwa Pemborong telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi
dengan pekerjaan instalasi lainnya.
4. Pemborong harus membuat catatan-catatan yang cermat dari penyesuaian-penyesuaian
pelaksanaan pekerjaan di lapangan, catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set
lengkap gambar (kalkir) dan lima set lengkap gambar blue print sebagai gambar-gambar
sesuai pelaksanaan (as built drawings). As built drawings harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas segera setelah pekerjaan selesai 100 % .
c. Koordinasi
1. Pemborong pekerjaan instalasi dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan
Pemborong bidang atau disiplin lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
2. Koordinasi yang baik perlu diadakan untuk mencegah agar pekerjaan yang satu tidak
menghalangi/menghambat pekerjaan lainnya.
d. Warna conduit pelindung kabel
Mengingat banyaknya instalasi kelistrikan yang dikerjakan pada proyek ini, maka masing-masing
instalasi dibedakan dengan warna conduit, atau clamp conduit dengan ketentuan sebagai berikut :
m. Laporan
1. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" dan "Laporan Mingguan" yang memberikan
gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas. Laporan tersebut
dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi :
a. Kegiatan Fisik.
b. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan maupun
tertulis.
c. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.
Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Konsultan
Pengawas untuk diketahui/disetujui.
2. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (lima) mengenai
hal-hal sebagai berikut :
a. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).
b. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
c. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas
pekerjaan ini.
n. Penanggung jawab pelaksana
1. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan
seorang penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu
berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas.
2. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada saat
diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas petunjuk, dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus
disampaikan
langsung kepada pihak Pemborong melalui penanggung jawab Pemborong.
o. Perubahan, penambahan dan pengurangan pekerjaan
1. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar- gambar rencana yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan Pengawas.
2. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar perubahan
yang dimaksud Konsultan Pengawas pengawas lapangan dalam rangkap lima untuk disetujui.
3. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan oleh
Pemborong kepada Konsultan Pengawas secara tertulis. Perubahan-perubahan material dan
gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang terlebih dahulu harus
disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
p. Pembobokan, pengelasan dan pengeboran
1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk
pekerjaan Pemborong instalasi ini.
2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
3. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
q. Pekerjaan listrik
1. Pekerjaan listrik yang termasuk pekerjaan instalasi ini adalah seluruh sistem listrik secara
lengkap, sehingga instalasi ini dapat bekerja dengan sempurna dan aman.
2. Pekerjaan tersebut harus dapat menjamin bahwa pada saat penyerahan pertama (serah terima
pekerjaan pertama), instalasi pekerjaan tersebut sudah dapat dipergunakan pemilik.
r. Pemeriksaan rutin
1. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan pemeriksaan
routine.
2. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak kurang dari
dua minggu sekali.
s. Kantor pemborong, los kerja dan gudang
1. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, kantor, gudang dan los kerja di halaman tempat
pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan
barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja (peralatan pekerjaan kasar),
dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
2. Pembuatan keet kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari pemberi tugas.
t. Penjagaan
1. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
di
tempat kerja (gudang lapangan).
2. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab Pemborong.
u. Daya listrik dan penerangan
1. Pada kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap perlu,
harus diberi penerangan yang cukup.
2. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/ daya kerja harus
disediakan oleh Pemborong.
v. Kebersihan dan ketertiban
1. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, kantor, gudang, los kerja dan tempat pekerjaan
dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
2. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun diluar
(halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya peme- riksaan dan
tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
3. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas pada waktu pelaksanaan.
w. Pegawai penyelenggara dari pemborong
1. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang penuh
untuk mengambil keputusan.
2. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang
diperlukan pemberi tugas.
3. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, bertanggung jawab penuh kepada
Konsultan Pengawas.
4. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung
kepada Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai penanggung jawab di lapangan.
5. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja (buruh)
dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum, mengganggu
ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang
merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan
atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan tindakan sesuai
dengan yang dimaksud dalam pasal denda.
x. Pengawasan
1. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.
2. Pada setiap saat Konsultan Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan.
3. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.
c. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan catudaya ini meliputi :
1. Pengadaan dan pemasangan Cubicle Tegangan Menengah – 20 kV
2. Pengadaan dan pemasangan Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP)
3. Pengadaan dan pemasangan Panel Sub Distribusi
4. Pengadaan dan pemasangan Panel Distribusi
5. Pengadaan dan pemasangan Panel Beban
d. Spesifikasi Teknis
1. Panel Utama Tegangan Menengah
a. Incoming c/w Lightning Cubicle (IMLA)
b. Outgoing Cubicle (IM)
c. Incoming Circuit Breaker Cubicle dilengkapi dengan
o Fluarc SF6 Circuit Breaker 24 kV ; 16 kA ; 400/630 A
o Current Transformer ARM3 3 pcs.
o Voltage Indicators
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
f. Transformator
3) Konstruksi Panel
a. Switchgear tegangan rendah harus dapat dioperasikan dengan aman oleh petugas,
misalnya seperti pengoperasian pemutus tenaga (MCCB), pemutus tenaga mini (MCB),
pemasangan kembali indikator-indikator, pengecekan tegangan, pengecekan gangguan
dan sebagainya.
b. Switchgear tegangan rendah terdiri dari lemari-lemari yang digunakan untuk
pemasangan peralatan-peralatan atau penyambungan-penyambungan.
Netral : Biru
Ground : Hijau - Kuning.
j. Magnetic Contactor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan
contactor harus sesuai untuk tegangan 220 Volt, 50 HZ dan tahan bekerja kontinu
pada 10% tegangan lebih dan harus pula dapat menutup dengan sempurna pada 85%
tegangan nominal. Magnetic Contactor harus dari produk setara Sncheider
k. Pemberian Tanda Pengenal
Tanda pengenal harus dipasang, yang menunjukkan hal-hal berikut :
Merah : Stop
Hijau : Start
Orange : Fault
e. Pengujian
Pengujian ini perlu dilakukan bila pabrik tidak menunjukkan sertifikat pengujian yang diakui oleh
PLN (LMK) :
b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan panel tegangan rendah meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, pelatihan
dan memberikan garansi dan penggantian peralatan jika ada kerusakan selama masa
pemeliharaan. Panel Tegangan Rendah meliputi Panel Utama Tegangan Rendah (LVMDP), Panel
Kontrol Generator (PKG), Panel Capacitor Bank, Panel Sub Distribusi (SDP), Panel Beban.
c. Ketentuan Teknis dan Pemasangan
1. Panel Bagi Utama (LVMDP)
a. LVMDP harus rakitan di Indonesia dan pabrik-pabrik pembuatannya harus telah tergabung
dalam APPI (Assosiasi Pembuat Panel Indonesia).
b. Panel LVMDP harus dilengkapi dengan Surja Arrester termasuk sub panel power yang
berkaitan dengan IT, PABX, arus lemah/elektronika yang lainnya.
c. Cubicle Panel menggunakan model Form 2 busbar heatshrink.
d. Circuit breaker utama harus dari tipe ACB atau MCCB, sesuai dengan yang diberikan pada
gambar rencana dengan breaking capacity MCCB adjustable minimal 36 kA simetris dan
breaking capacity ACB minimal 65 kA simetris.
e. Komponen pengaman ; Miniature Circuit Breaker(MCB), Moulded Case Circuit Braker
(MCCB)dan Air Circuit Breaker (ACB),harus mempunyai breaking capacity sesuai gambar
perencanaan pada tegangan 380/415 Volt dan harus sesuai dengan iklim Indonesia.
f. Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN (minimum 1
buah untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi Utama atau Sub Panel Pembagi.
g. Alat pengukuran yang dipakai di LVMDP menggunakan jenis Power Management Metering
yang dapat interface pembacaan oleh BAS maupun dapat membaca langsung multi fungsi :
KW meter, KWH
Ampermeter
Voltmeter
Frequency Meter
Cos Phi Meter
KVARH
THD
h. Untuk Pemakaian komponen harus diusahakan menggunakan satu produk/ merk saja.
i. Model modul cubicle yang ditanahkan secara sempurna, pasangan pada lantai dan pintu
dilengkapi master key.
j. Jenis pasangan dalam (indoor-type) free standing panel.
k. Menggunakan plat baja minimum 2,0 mm dengan rangka besi siku, kompak dan kuat
sehingga mampu menahan stress mekanik pada saat hubung singkat.
l. Dilengkapi louvers untuk ventilasi.
m. Komponen-komponen peletakannya agar diatur dengan baik, terlindung, sehingga mudah
dioperasikan dan mudah perawatannya.
n. Meter dan indikator sesuai dengan perletakan yang mudah dilihat.
o. Busbar terdiri dari 5 busbar terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar netral (full netral)
dan 1 busbar untuk grounding atau dengan ukuran seperti gambar rencana.
p. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan powder coating warna abu-abu atau ditentukan
kemudian.
q. Seluruh bagian baja/besi dicat dengan cat powder coating (ketebalan cat min 80 micron),
warna cat ditentukan kemudian.
r. Jumlah dan jenis komponen panel harus sesuai dengan gambar rencana.
2. Panel Beban
a. Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan pada gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly grounded dan harus dibuat mengikuti
standard PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya. b.
Panel menggunakan form 2 dengan busbar biasa (standard)
c. Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya
harus di zinchromate dan di cat duco 2 kali dan harus di cat dengan cat powder coating,
warna dan cat akan ditentukan kemudian. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan
master key.
d. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya harus
diatur sedemikian rupa sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan
pada komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
e. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluannya dan
telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
f. Body/badan panel harus ditanahkan secara sempurna.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
g. Komponen panel :
1. Accessories
Busbar, terminal-terminal, isolator switch dan perlengkapan lainnya harus buatan pabrik
dan berkualitas dan dipasang di dalam panel dengan kuat dan tidak boleh ada bagian
yang bergetar.
2. Busbar
- Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar netral (Full Netral) dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan kenaikan suhu lebih besar dari 65° C. Untuk itu penampang busbar
harus sesuai ketentuan dalam PUIL.
- Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, dimana lapisan
warna busbar tersebut harus tahan terhadap panas yang timbul.
- Busbar adalah batang tembaga murni dengan minimum conduktivitas 98%, rating
amper sesuai gambar.
- Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut :
Phasa : Merah, Kuning dan Hitam
Netral : Biru
Ground : Hijau-Kuning
3. Circuit breaker
Pengaman utama harus menggunakan MCCB
Miniature Circuit breaker untuk penerangan menggunakan MCB dengan breaking
capacity minimal 6 kA simetris atau sesuai dengan gambar perencanaan.
Rating arus untuk circuit breaker minimal adalah 10 A. Rating tegangan 240/415
VAC.
Miniature Circuit Breaker untuk beban motor induktif harus menggunakan MCB
berkarakteristik curva D, tipe H.
Circuit Breaker yang digunakan minimal 1 pole untuk 1 phasa, 3 pole untuk 3 phasa
dan 4 pole untuk 4 phasa.
Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneouse magnetic unit.
Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi harus dilengkapi shut trip terminal.
Type dan jenis dari Circuit Breaker sesuai dengan gambar perencanaan.
4. Alat Ukur
Alat ukur yang digunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan getaran.
Untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan skala linier dan
ketelitian 1% dan bebas pengaruh induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN
(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur) disetiap Panel Pembagi Utama atau Sub
Panel Pembagi.
. d. Referensi Produk
Referensi produk - terlampir
5. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi
ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang
digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
6. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada RKS ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kabel daya meliputi Pengadaan dan pemasangan pengkabelan :
Cubicle PLN ke Cubicle Pelanggan (Gedung ini)
Cubicle Pelanggan ke Trasformator
Transformator ke LVMDP
Generator ke PKG
PKG ke LVMDP
LVMDP ke SDP
SDP ke Panel Distribusi
Panel Distribusi ke Panel Beban
Panel Beban ke Beban
c. Instalasi dan Pemasangan Kabel
1. Bahan
Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL
2000/LMK. Semua kabel/ kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kawat dengan panampang 6 mm² keatas
haruslah terbuat secara dipilin (stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan
penampang lebih kecil 2,5 mm² kecuali untuk pemakaian kabel kendali/control. Kecuali
dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialah dari type :
Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit Hight Impact uPCV
Kabel yang ditanam di tanah harus menggunakan kabel NYFGbY
Kabel penerangan luar/jalan dengan menggunakan kabel NYFGbY.
Untuk kabel distribusi NYY dan/atau NYFGbY
Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel Lift menggunakan kabel jenis FRC.
Kabel yang digunakan harus setara dengan merk Kabelindo, Kabelmetal, Tranka dan
Supreme kecuali kabel FRC digunakan merk : Radox, Elcuflamex, Wilson, Fuji, Pirelli
Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasan (tembok, beton, dll) harus berada di
dalam conduit Galvanis yang diameter dalamnya minimal 1,3 dari diameter luar kabel.
2. "Splice" / Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya "Splice" ataupun sambungan-sambungan baik dalam feeder
maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai
(accessible).
Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis dan harus teguh secara
electric, dengan cara-cara "Solderless Connector", jenis compression atau soldered. Dalam
membuat "Splice" konector harus dihubungkan pada konductor-konduktor dengan baik,
sehingga semua konductor tersambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kelihatan dan
tidak bisa lepas oleh getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel
ataupun tempat lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tembaga yang
diisolasi dengan porselen atau bakelite ataupun PVC, yang diameternya disesuaikan dengan
diameter kabel.
3. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes, tape
sintetis, resin, splice case, compostion dan lain-lain harus dari type yang disetujui, untuk
penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lainnya harus dipasang memakai cara yang
disetujui atau sesuai saran teknis dari pabrik pembuat.
4. Penyambungan Kabel
a. Semua penyambungan kabel harus dilakukan dalam kotak-kotak penyambung
yang khusus untuk itu (misalnya junction box dan lain-lain). Pemborong harus memberikan
brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang dinyatakan oleh pabrik kepada
Perencana.
b. Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan. Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh Konsultan
Pengawas lalu dibuatkan berita acaranya
c. Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambungan-penyambungan
tembaga yang dilapisi dengan timah putih dan kuat. Penyambungan-penyambungan harus
dari ukuran yang sesuai.
d. Penyambungan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / procelen yang
khusus untuk listrik.
e. Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
f. Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, misal temperatur-
temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama pengecoran.
g. Bila kabel dipasang tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi dengan
pipa baja dengan tebal minimal 2,5 mm.
5. Saluran Penghantar dalam Bangunan
1) Untuk instalasi penerangan di daerah tanpa menggunakan ceiling gantung, saluran
penghantar (conduit) ditanam dalam beton.
2) Untuk instalasi penerangan di daerah yang menggunakan ceiling gantung saluran
penghantar (conduit) dipasang diatas kabel tray dan diletakkan di atas ceiling dengan tidak
membebani ceiling.
3) Untuk instalasi saluran penghantar diuar bangunan, dipergunakan saluaran beton, kecuali
untuk penerangan taman, dipergunakan pipa galvanized dengan diameter sesuai
standarisasi. Saluran beton dilengkapi dengan hand-hole untuk belokan-belokan.
4) Setiap saluran kabel dalam bangunan dipergunakan pipa conduit dengan diameter
minimum 5/8" . Setiap pencabangan ataupun pengambilan keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan yang lebih dari satu harus menggunakan terminal
strip di dalam junction box.
5) Junction box yang terlihat dipakai junction box ex. Product Jerman, Eropa, tutup blank plate
stainless steel, type "star point".
6) Ujung pipa kabel yang masuk dalam panel dan junction box harus dilengkapi dengan
"Socket / lock nut", sehingga pipa tidak mudah tercabut dari panel. Bila tidak ditentukan lain,
maka setiap kabel yang berada pada ketinggian muka lantai sampai dengan 2 m, harus
dimasukkan dalam pipa PVC dan pipa harus diklem ke bangunan pada setiap jarak 50 cm.
6. Pemasangan Kabel dalam Tanah
a. Kabel tegangan rendah harus ditanam minimal sedalam 80 cm.
b. Kabel yang ditanam langsung dalam tanah harus dilindungi dengan bata merah, dan diberi
pasir, ditanam minimal sedalam 80 cm.
c. Untuk kabel tanah yang menyebrangi jalan raya ditanam sedalam 100 cm dan dilindungi
dengan pipa Galvanized dengan diameter minimum 2 kali diameter kabel. .
d. Kabel-kabel yang menyeberang jalur selokan, dilindungi dengan pipa galvanized atau pipa
beton yang dilapisi dengan pipa PVC type AW. Jika pada penyeberangan kabel tersebut
juga ada instalasi lainnya misal gas dan air, maka kabel harus berjarak tidak kurang dari 30
cm dari pipa gas, air dan lain-lain.
e. Galian untuk menempatkan kabel yang dipasang dalam tanah harus bersih dari bahan-
bahan yang dapat merusak isolasi kabel, seperti : batu, abu, kotoran bahan kimia dan lain
sebagainya. Alas galian (lubang) dilapisi dengan pasir kali setebal 10 cm. kemudian kabel
diletakkan, diatasnya diberi bata dan akhirnya ditutup dengan tanah urug.
f. Penyambungan kabel dalam tanah tidak diperkenankan secara langsung, penyambungan
ini harus mempergunakan peralatan khusus untuk penyambungan kabel dalam tanah.
g. Penanaman dan penyambungan kabel harus diberikan marking atau patok kabel yang jelas
pada jalur-jalur penanaman kabelnya agar memudahkan didalam pengoperasian,
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
e. Referensi Produk
Referensi produk, terlampir
6. Kabel Instalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi Kotak - tusuk harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYM, NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm² kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut :
Fasa R : merah
Fasa S : kuning
Fasa T : hitam Netral : biru Grounding : hijau-kuning
7. Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah conduit uPVC high impact. Pipa,
elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu dengan
lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction
box) dan armature lampu.
Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan Kotak - tusuk dengan pipa conduit uPVC,
high impact conduit-heavy gauge, minimum diameter 19 - 25 mm.
8. Rak Kabel
Rak kabel terdiri dari 2 tipe, yaitu tipe Kable Ladder dan Kable Tray. Kabel Ladder
digunakan untuk pemasangan kabel secara vertical, sedangkan Kable Tray digunakan
untuk pemasangan kabel secara horizontal
Cable ladder dan cable try yang terbuat dari plat Mild Steel dengan ketebalan min. 2,0 mm,
dan difinishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zinchromate harus tahan terhadap bahan
kimia dan gas kimia.
c. Testing / Pengujian
Testing yang dilakukan di lokasi proyek harus disaksikan oleh pengawas lapangan, dan hasil
pengetesan tersebut harus dibuat berita acaranya. Test tersebut melipiti
1. Test ketahanan isolasi
2. Test Kontinuity
d. Referensi Produk
Referensi produk, terlampir
16 .mm2 10 .mm2
35 .mm2 16 .mm2
70 .mm2 50 .mm2
3. Termasuk didalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
4. Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum didalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-
syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan kedalam pekerjaan ini.
5. Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah pengadaan dan
pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan perlengkapan
sistem Penyalur petir sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjukkan
pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak
tercantum pada syarat-syarat teknis khusus atau gambar dokumen.
6. Disamping itu produsen Penyalur petir harus memiliki pengalaman minimal 10 tahun dalam
bidang produksi Penyalur petir dan memiliki sertifikasi ISO 9001
Jaringan terminasi udara untuk peralatan ataupun transmisi gedung dapat dibuat melalui
jaringan konduktor dengan ukuran 10m x 20m atau jaringan terminal vertical dengan
memperhatikan sudut proteksi dan zona proteksi, konduktor atap gedung harus kencangkan
dengan klem dangan jarak setiap 1m.
Bagian dari struktur atau bangunan yang terbuat dari bahan metal ataupun allumunium dengan
ketebalan yang telah di tentukan dalam standar IEC 62305 dapat digunakan sebagai terminasi
udara natural, atau memakai tombak tembaga atau tombak allumunium dengan panjang
500mm hingga 2000mm. Semuanya itu harus dikoneksikan menjadi satu sehingga membentuk
satu sistem proteksi petir.
3. Korosi
Semua material yang digunakan untuk system proteksi petir harus tahan korosi. Perawatan
harus diberikan pada hubungan antara bahan logam yang berlainan seperti tembaga dan
aluminium. Sebuah konektor bimetallic harus disiapkan.
4. Sambungan uji
Setiap Konduktor penyalur pada bangunan harus memiliki Sambungan Uji, yang bermanfaat
untuk menghindari interferensi pada saat pengukuran grounding. Konduktor penyalur yang
hijau/kuning. Konduktor tersebut harus memiliki kontinuitas, dan tidak boleh ada
sambungan.
c. Peralatan non logam seperti kabel, antena utama dsb, harus dikoneksikan dengan 2 kabel
grounding tersendiri. Luas penampang dari kabel sambungan untuk peralatan listrik yang
rawan terhadap petir (contohnya kabel) tidak boleh kurang dari 70mm2 dan kabel
sambungan untuk perlatan non listrik yang lain tidak boleh kurang dari 25mm2. Semua
koneksi harus dibuat dengan cara menjepitnya, serupa dengan kabel skun.
d. Setiap perlatan listrik, terminasi grounding sebaiknya memiliki resistansi tanah tidak lebih
dari 2 ohm dari banyaknya terminasi grounding. Semua terminasi grounding harus
dikoneksikan bersamaan dengan grounding rod dari setiap sistem grounding peralatan
listrik, dan membuat sebuah jarigan grounding. Jaringan ini harus ditanam dengan
kedalaman minimum 12 meter atau menyentuh batas air tanah. Semua rod grounding
harus diinterkoneksikan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dan membentuk lingkaran
tertutup. Instalasi grounding harus dijaga dari korosi dan kerusakan mekanik
c. Ketika kondisi tanah menyebabkan sebuah rod ground tidak mungkin mencapai resistansi
tanah yang diinginkan, maka perlu menggunakan sebuah rangkaian electrode yang
digabungkan dengan tape tembaga 25mm x 3mm dengan kedalaman 600mm di bawah
tanah, sehingga membentuk jaringan tembaga untuk mencapai nilai resistansi yang
diinginkan.
d. Semua sambungan yang digunakan untuk mendapatkan koneksi yang aman dan ukuran
yang cukup untuk menghindari korosi.
e. Jaringan grounding umumnya harus dipasang di kedalaman 600mm bersamaan dengan
tape tembaga 25mm x 3mm yang terkoneksikan dengan lingkaran sirkiut di sekeliling
gedung lengkap dengan terminasi grounding.
d. Instalasi
1. Pemasangan semua konduktor dan komponen harus baik dan benar, sehingga pekerjaan yang
telah selesai tidak merusak tampilan dari gedung tersebut, dengan tetap memperhatikan aspek
kemudahan pemeriksaan dan perawatan sistem proteksi petir yang diperlukan selama
bangunan itu berdiri.
2. Semua komponen harus memiliki karakteristik mekanik dan elektris yang memadai dan dipilih
untuk mencapai masa pakai minimum 20 tahun serta memenuhi standar pengujian komponen
BS EN 50164. Semua material harus disiapkan untuk mendapatkan persetujuan dari wakil
pemilik proyek.
3. Desain system proteksi petir tidak boleh hanya menjamin proteksi bangunan dari sambaran ke
bawah saja, namun sambaran ke samping dengan mempertimbangkan ketinggian gedung.
Desain tersebut harus memiliki prinsip sangkar Faraday untuk memproteksi manusia terhadap
tegangan sentuh dan tengangan langkah dan peralatan dalam gedung. Efek sambaran dari
samping (side flashing) tidak diperbolehkan.
e. Surat ijin
1. Kontraktor harus mempunyai ijin khusus dan berpengalaman dalam pemasangan Penyalur
petir dan dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan.
2. Kontraktor berkewajiban dan bertanggung jawab atas pengurusan perijinan instalasi sistem
Penyalur petir oleh instalasi Depnaker wilayah setempat hingga memperoleh
sertifikasi/rekomendasi.
f. Pengujian/pengetesan
1. Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem Penyalur petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengetesan terhadap instalasinya maupun terhadap sistem pentanahannya.
2. Pengetesan yang harus dilakukan :
Grounding Resistant test : Ukuran tahanan dari pentanahan dengan mempergunakan
metode standard.
Continuity test : Kontraktor harus memberikan laporan hasil testing
tersebut.
3. Setelah penyelesaian instalasi, kontraktor perlu melakukan pengujian dan pengukuran seperti
yang diminta oleh Konsultan Manajemen Konstruksi, untuk memastikan pekerjaan tersebut
benar.
4. Setiap titik grounding harus menggunakan klem untuk mengkoneksikan tape tembaga dan
electrode. Koneksi ini harus disimpan di dalam kotak inspeksi. Kotak inspeksi harus terbuat
dari bahan polymer berkualitas, dan tahan UV.
g. Referensi Produk
1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk yang dapat dipakai - terlampir
c. Lingkup pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan meliputi pengadaan semua material, peralatan, tenaga kerja dan lain-lain
untuk melaksanakn pemasangan, pengetesan, commissioning, dan pemeliharaan yang lengkap
untuk seluruh pekerjaan, termasuk training dan pekerjaan-pekerjaan lain yang dianggap perlu
untuk keamanan dan kesempurnaan fungsi dan operasi sistem fire alarm secara keseluruhan.
2. Menyerahkan sistem dan peralatan dalam keadaan beroperasi dengan baik dan siap untuk
dipakai.
3. Melaksanakan pengujian sistem sehingga memenuhi ketentuan yang dipersyaratkan dalam
dokumen ini. Pengujian harus dibuat berita acara dan ditandatangani oleh pengawas atau
konsultan MK
4. Melaksanakan pelatihan kepada operator/teknisi dari pihak owner sampai pihak owner betul-
betul memahami cara pengoperasian dan trouble shooting ringan
5. Membuat As Built Drawing
6. Membuat buku petunjuk operasi sebanyak 4 exemplar
2. Fire Detection
a. Dari pusat kontrol, harus harus dapat diprogram (maupun secara manual) perintah
pengoperasian sistem. Adanya indikasi bahaya kebakaran dan bekerjanya Control Point
pada masing masing zona dapat dimonitor oleh Pusat Kontrol (FACP) dan ditandai dengan
adanya alarm cahaya ataupun alarm bunyi.
b. Dari Pusat Kontrol harus dapat diprogram secara otomatis (maupun secara manual) untuk
melakukan general alarm keseluruh area zona penginderaan.
3. Self Diagnostic
a. Pusat kontrol harus mampu melakukan System Self Diagnostic, yaitu penyampaian indikasi
adanya gangguan / ketidak normalan kondisi yang terjadi pada pusat kontrol atau sistem itu
sendiri.
b. Gangguan yang dapat diindikasikan yaitu :
- Gangguan pada jaringan
- Terputusnya jalur kabel ke detector
- Terputusnya fuse untuk Alarm Bell
- Terputusnya suplai daya dari battery
-
4. Pusat Kontrol
a. Pusat kontrol yang digunakan adalah Jenis Semi Adressable 4 loop Solid State Micro
Processor dengan Pre-signal type yang bekerja pada sistem tegangan rendah (24 V DC)
dan tetap beroperasi dengan normal pada temperatur operasi 0 sampai 40C.
b. Perlatan ditempatkan dengan sistem module (standard) di dalam box (sheet metal
enclosure). Kabel untuk merangkai modul harus dari jenis Factory-made dan
penyambungannya secara „solderless‟.
c. Pengkabelan ke semua Initiating Devices (Monitor Point), Alarm Devices, dan Releasing
Devices (Control Point) harus dilengkapi dengan alat-alat supervisi secara elektris untuk
melihat adanya gangguan yang terjadi melalui Pusat Kontrol dan interface unit. Gangguan
yang dideteksi yaitu Short-circuit, Open-circuit, dan Ground-fault.
d. Pusat kontrol harus dilengkapi dengan beberapa switch kontrol untuk reset silence switch,
alarm lamp test switch, battery test switch, dan beberapa switch lain sesuai standar produk.
5. Power Supply
a. Catu daya primer menggunakan sistem tegangan 1 phase, 220 V AC, 50 Hz, sistem 3
kawat, dan dilengkapi dengan „electronic voltage stabilizer‟.
b. Pusat kontrol dilengkapi dengan catu daya cadangan / backup yang berupa standby battery
unit (24 V DC) dari jenis Nickel Cadmium Battery, Rechargeable, lengkap dengan Charger-
nya.
c. Jika catu daya primer mengalami kegagalan, maka secara otomatis beban akan dilayani
oleh catu daya cadangan.
d. Standby battery harus mampu melayani sistem selama 24 jam dalam operasi normal dan
ditambah 30 menit dalam keadaan alarm atau terjadi bahaya kebakaran.
e. Standby Battery harus sesuai atau yang setara dengan produk GENT, ESSER. Atau
Hochiki Amerika
d. Photoelectric Smoke Detector harus mampu mendeteksi asap yang tampak maupun yang
tidak tampak mata.
e. Photoelectric Smoke Detector harus sesuai atau yang setara dengan produk GENT atau
ESSER
3. Heat Detector
a. Heat Detector yang digunakan mempunyai fungsi yang merupakan kombinasi fungsi dari
Rate-of-Rise Heat Detector dan Fixed-Temperature Heat Detector.
b. Sensor Fixed-Temperature bekerja pada saat temperatur udara sekitar mencapai 70C.
c. Sensor Rate-of-Rise merasakan laju kenaikan temperatur udara sekitar yang cepat dan
tidak normal, dan bekerja pada kecepatan aliran udara 0,85 m/detik dan temperatur 30C
lebih tinggi dari temperatur udara sekitar, dan beroperasi dalam waktu 30 detik. d.
Heat Detector harus seuai atau yang setara dengan produk GENT atau ESSER,
5. Alarm Bell
a. Alarm suara yang digunakan berupa Bell 24 V DC.
b. Alarm Bell mempunyai sound level sekitar 100 db pada jarak 1 meter.
c. Alarm Bell harus sesuai atau yang setara dengan produk GENT, ESSER atau Hochiki
Amerika
g. Persyaratan Pemasangan
1. Pemasangan
a. Semua bahan dan perlengkapan yang akan dipasang harus dalam keadaan baru, tidak
rusak, bukan barang bekas dan tidak bercacat, serta telah diuji di pabrik pembuatnya.
b. Fire Alarm Control Panel, Detector, Manual Alarm Station, dan Alarm Bell harus dipasang
sesuai petunjuk dari pabrik pembuat dengan tetap memperhatikan ketentuan dalam
Gambar Kerja.
c. Smoke Detector dan Heat Detector dipasang langsung menempel pada plafond ruangan.
d. Manual Alarm Station dipasang pada dinding secara exposed (surface mounted) pada
ketinggian sekitar 150 cm dari lantai.
e. Alarm Bell dipasang tepat disebelah Indicating Lamp.
f. Kecuali kabel untuk keperluan komunikasi suara, maka semua kabel instalasi baik yang
ada di FACP maupun di luar panel kontrol harus menggunakan kabel jenis solid conductor
(bukan stranded conductor) dari bahan tembaga.
g. Semua instalasi ke circuit yang ada menggunakan kabel PVC dengan ukuran luas
penampang kabel minimal 1,5 mm2 atau sesuai rekomendasi pabrik pembuat peralatan
sistem.
h. Semua kabel instalasi, kecuali dari jenis tahan api harus dimasukkan dalam konduit yang
sesuai (minimal diameter ¾ inch).
f. Prosedur umum
1. Contoh Bahan, Data Teknis dan Daftar Bahan
a. Sebelum diadakan/didatangkan ke lokasi, contoh dan/atau brosur/data teknis
bahan/barang/peralatan untuk pekerjaan ini harus diajukan terlebih dahulu kepada
Pengawas Lapangan untuk disetujui.
b. Kontraktor harus membuat daftar yang lengkap untuk bahan, barang, dan peralatan yang
akan digunakan, dan menyerahkannya kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat
persetujuan dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data teknis serta
performance dari peralatan.
c. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan Surat
Keterangan Keaslian Barang (Letter of Origin) dari pabrik pembuatnya (Manufacturer) atau
agen utamanya (Authorized Dealer/Agent).
2. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
a. Kontraktor harus membuat dan menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sistem elektrikal
kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui.
b. Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan agar diperoleh
cukup waktu untuk pemeriksaan dan tidak ada tambahan waktu bagi Kontraktor bila
mengabaikan hal ini.
c. Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang diperlukan.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja yang lain atau
antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan untuk dicarikan jalan keluarnya.
e. Gambar Kerja Elektrikal hanya menunjukan tata letak bahan dan peralatan, jalur kabel dan
sambungan-sambungan.
f. Gambar Kerja ini harus diikuti dengan seksama.
g. Dalam mempersiapkan Gambar Detail Pelaksanaan, dimensi dan ruang gerak yang
digambarkan dalam Gambar Kerja Arsitektur, Struktur dan Gambar Kerja lainnya yang
berkaitan, harus diperiksa.
3. Kontraktor harus dengan teliti memeriksa kebutuhan ruangan dengan Kontraktor lain yang
mungkin bekerja pada lokasi yang sama untuk memastikan bahwa semua peralatan dapat
dipasang pada tempat yang telah ditentukan.
4. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik, baru, bebas dari
segala cacat dan dilengkapi dengan label, data teknis dan data lain yang diperlukan.
b. Semua barang dan peralatan yang diadakan oleh Kontraktor harus disertai dengan surat
jaminan keaslian barang (Letter of Origin) dan mempunyai jaminan serta garansi
(Warranty).
c. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada tempat yang aman
dan terlindung dari kerusakan.
5. Ketidaksesuaian
a. Pengawas Lapangan berhak menolak semua bahan yang didatangkan atau dipasang yang
tidak memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja dan/atau Spesifikasi Teknis.
b. Kontraktor harus segera memperbaiki dan/atau mengganti setiap pekerjaan yang tidak
sesuai, tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
c. Bila bahan-bahan yang akan didatangkan ternyata menyimpang atau berbeda dengan yang
ditentukan, Kontraktor harus terlebih dahulu membuat pernyataan tertulis yang
menjelaskan usulan penggantian, dengan maksud bila diterima, akan segera diadakan
penyesuaian. Bila Kontraktor mengabaikan hal di atas, Kontraktor bertanggung jawab
melaksanakan pekerjaan sesuai Gambar Kerja.
2. Uji Penerimaan
a. Setelah pemasangan selesai, Kontraktor harus mengadakan uji penerimaan / acceptance
test, dengan prosedur pengujian yang disetujui, untuk menunjukkan bahwa semua
perangkat bekerja dan beroperasi dengan baik sesuai ketentuan.
b. Uji penerimaan akan meliputi simulasi bahaya kebakaran di setiap ruang dimana suatu
detektor terpasang sesuai dengan jenis detektor yang dipasang. Juga dilakukan pengujian
terhadap semua fasilitas yang dimiliki oleh unit panel pusat kontrol (FACP).
h. Training (Pelatihan)
Kontraktor diwajibkan mengadakan Training atau Pelatihan kepada bagian operasional Gedung
atau yang ditunjuk Pemilik sampai mampu mengoperasikan peralatan Fire Alarm sistem .
i. Pemeliharaan dan Pengoperasian Peralatan
Masa pemeliharaan pekerjaan sistem tata suara sesuai persyaratan dalam kontrak diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan serta kekurangan-kekurangan.
j. Referensi Produk
Referensi Produk - terlampir
Pekerjaan sistem telekomunikasi meliputi pengadaan semua peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan, pemograman, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan dan training
bagi calon operator dan bagian maintenace, sehingga seluruh sistem telekomunikasi dapat
beroperasi dengan baik dan benar.
b. Lingkup Pekerjaan
Untuk pekerjaan system komunikasi dan data adalah semua yang tercantum di dalam gambar
kontrak.
Pekerjaan system komunikasi dan data ini meliputi penyediaan dan pemasangan :
3. Pengadaan, pemasangan, pemograman dan pengujian Sistem access switch lengkap beserta
kelengkapan sistem keamanan jaringan internetnya.
4. Penyambungan Core Switch ke Agregat Switch Gedung Rektorat Lama UIN dengan Fiber
Optic Cable
5. Pengadaan dan pemasangan Wifi Transmitter Access Point WPA Series
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem IP Phone
7. Pengujian system komunikasi antara IP Phone dengan SLT
8. Pengadaan dan pemasangan sistem CCTV IP Base, sesuai dengan gambar kontrak
9. Pengaturan, pemrograman dan pengintegrasian seluruh sistem untuk keperluan komunikasi
data, pengolahan data dan sistem komunikasi suara
10. Pengadaan dan pemasangan sistem instalasi jaringan dari mulai Agregat Switch Rektorat
Lama sampai dengan socket outletnya, sehingga seluruh sistem beroperasi dengan baik
11. Melakukan penarikan kabel dan pemipaan kabel end to end tidak ada bagian yang terbuka
sesuai procedure dan standar Structured Cabling System.
12. Melakukan terminasi pada panel dan outlet sesuai standard EIA/TIA.
13. Setting configuration active device untuk data sehingga semua fitur dapat berjalan dengan
optimal.
14. Mengadakan testing dan commisioning untuk seluruh sistem telepon dan seluruh peralatan
yang terpasang.
15. Melakukan testing dan commissioning
16. Pemberian paket training kepada sekelompok Engineer / teknisi pemilik dengan materi :
pengesetan, pemrograman serta trouble shooting sederhana dari jaringan data dan voice yang
dipasang.
17. Pembuatan dokumentasi untuk keperluan sertifikasi.
18. Pembuatan dokumentasi untuk user guide.
b. Demi tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka sistem cabling jaringan
data haruslah end-to end solution dari satu vendor.
c. Semua active equipment harus mempunyai standard 19” rack mounted.
Demi kompatibilitas dan tercapainya performance yang optimal dari suatu sistem, maka active
equipment untuk jaringan data juga harus end-to end
e. Persyaratan Peralatan dan Bahan
1. Active Equipment
Menggunakan switch 24 port atau 48-port PoE
Untuk Core Switch, minimal layer-3 atau multilayer
Untuk Edge Switch, minimal layer-2.
Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi ke server.
Disediakan link Fast Ethernet untuk koneksi ke workstation (data )
Disediakan link Gigabit Ethernet untuk koneksi fiber optic dan UTP backbone.
Standard-standard
IEEE
802.1D, 802.1p, 802.1Q, 802.1w, 802.3af, 802.3x, 802.1x, 802.3, 802.3ab, 802.3z,
802.3u IETF
RFC 1155, RFC 1157, RFC 1213, RFC 1314, RFC 1332, RFC 1334, RFC 1493, RFC
1661, RFC 1757, RFC 1769, RFC 2613, RFC 2674, RFC2863, RFC 2865
IETF layer 3
RFC 791, RFC 826, RFC 894, RFC 922, RFC 950, RFC 951, RFC 1027, RFC 1058, RFC
1112, RFC 1122, RFC 1533, RFC 1534, RFC 1541, RFC 1542, RFC 1583, RFC 1723, RFC
1724, RFC 1812, RFC 1850, RFC 2096, RFC 2338
Switching fabric 24 ports models 16.8 Gbps 48 ports models 21.6 Gbps
L2 forwarding rate 24 ports models 12.6 Mbps48 ports models 16.2 Mbps
L3 forwarding rate 24 port models 12.6 Mbps 48 ports models 12.6 Mbps
Multicast groups : 1 K
VLANs : L2 – 3 K, L3 – 255
MAC address : minimum 16 K
Forwarding table size : 4 K
Connectors Ethernet 10/100 /Mbps ports : RJ45 Ethernet fiber ports : GBIC SFP
Server
Server dari tipe Unified Computing Sistem C220, 64GB RAM & 1.5TB with redundant power
supply yang terdiri dari :
UCS C220 M4 SFF w/o CPU mem HD PCIe PSU rail kit
Primary Services SNTC-8X5XNBD UCS C220 M4 SFF w/o CPU mem HD
2.40 GHz E5-2620 v3/85W 6C/15MB Cache/DDR4 1866MHz, 2 units
16GB DDR4-2133-MHz RDIMM/PC4-17000/dual rank/x4/1.2v, 4 units
300GB 6Gb SAS 10K RPM SFF HDD/hot plug/drive sled mounted, 5 units
Friction Rail Kit for C220 M4 rack servers
770W AC Hot-Plug Power Supply for 1U C-Series Rack Server, 2 units
Power Cord 250VAC 10A CEE 7/7 Plug EU, 2 units
Supercap cable 950mm
Heat sink for UCS C220 M4 rack servers, 2 units
MLOM Blanking Panel
UCS 2.5 inch HDD blanking panel, 3 units
KVM local IO cable for UCS servers console port
Cisco 12G SAS Modular Raid Controller
Cisco 12Gbps SAS 512MB FBWC Cache module (Raid 0/1/5)
Cisco ONE Data Center Compute Opt Out Option
Core Switch
Core Switch yang diadakan dari tipe :Chassis 3850 24-port Data IP Base
Lengkap dengan :
Acess Switch
Acess Switch yang diadakan adalah sebagai berikut :
Access Switch 2960-X 24 GigE PoE 370W 4 x 1G SFP LAN Base, termasuk :
o Primary Services 8x5xNBD & AC Power Cord (Europe) C13 CEE 7 1.5M
o Console Cable 6-ft with USB Type A and mini-B
Access Switch 2960-X 48 GigE PoE 740W 4 x 1G SFP LAN Base, termasuk :
o Primary Services 8x5xNBD & AC Power Cord (Europe) C13 CEE 7 1.5M
Fiber Modul 10 GB
o 10 GB Bbase - LRM SFP Module
Wireless LAN
Wireless LANterdiri dari Controller WAP dan Wireless Access Point, yang seperti berikut ini :
CONTROLLER WAP
Controller WAP dari seri Mobility Express Bundle Wireless LAN Controller 2504 with 25 Lic,
lengkap dengan :
Primary Services SC Core 8x5xNBD Mobility Express Bundle Wireless LAN Controller
Wireless Controller Rack Mount Bracket
5AP Adder Licenses for WLAN Controller ( e-delivery ), qty : 4 package
Primary Services SC Core 8x5xNBD 5AP Adder Licenses WLAN qty : 4 package
Wireless LAN Controller DTLS Licenses
Wireless Controller 2504 for High Avalability
2. Lisensi
Business Edition 6000-Electronic SW Delivery-Top Level
SWSS UPGRADES Cisco Business Edition
Business Edition 6000 v11 export restricted software
BE 6000 - User License Starter Bundle with 35 UWL Licenses
Cisco Business Edition 6000 - Essential User Connect License, 160 license
BE6000 UCM v11 CUWL Standard User License, 35 license
SWSS UPGRADES BE6000 UCM v11 CUWL, 35 license
BE6K UCM 11X Essential User Connect Lic-Single Fulfillment, 160 license
SWSS UPGRADES BE6K UCM 10X Essenti, 160 license
BE6K - Unity Connection 11x - VM Speech Connect Ports, 2 units
BE6000 Unity Connection v11 CUWL Standard License, 35 license
IP Phone Handset - SIP Phone 3905, lengkap dengan Primary Services 8x5xNBD
SIP Phone 3905
IP Phone for Operator - 8861 & 8800 Key Expansion Module, lengkap dengan
Primary Services 8x5xNBD Endpoint 8861 & 8800
4. CCTV
Sistem CCTV dirancang berbasis Protokol Internet. Kelengkapan system meliputi NVR, dan IP
Camera dan PC untuk monitor dengan spesifikasi teknis sebagai berikut :
Dome Indoor IP Camera 1.3 Mpix, 3.6mm lens, POE Support, 30m iR
CP PLUS NVR 32 channel, upto 5 Mpix IP Camera, 128 Mbps Throughput Bandwidth, 8
SATA port + 8TB
PC for Monitoring + Monitor 32"
Pemborong harus menyediakan kabel horizontal untuk menghubungkan tiap outlet dengan
system jaringan backbone pada tiap lantai yang sama.
Tipe kabel Unshielded Twisted Pair (UTP) 4 pair category-6a atau category-6. Memiliki
separator pada masing-masing pair ( cat-6), jacket isolasi PVC sesuai standard EIA/TIA 568.
Kabel UTP 4 pair tersebut di atas, dapat digunakan untuk data dengan kecepatan minimal
Fast Ethernet (100 MBps)
Kabel UTP 4 pair tersebut di atas dipasang sesuai topology star dari IDF tiap lantai menuju ke
workstation.
Pemasangan kabel UTP secara keseluruhan harus terlindungi oleh PVC conduit atau cable
protector dan tidak diperkenankan adanya sambungan.
Panjang kabel horizontal maksimum yang diinstall tidak boleh lebih dari 90 m (295 ft).
Panjang total kabel jumper maksimum 10 m (33 ft).
Conduit yang dipasang oleh tidak diijinkan terdapat lebih dari dua bengkokan bersudut 90o.
Kabel Fiber Optic menggunakan tipe Kabel Fiber Optic TeraSPEED SM Metalic Outdoor 12-
Core, support 10G
Bila menggunakan UTP cable backbone, minimal harus category-6a dengan separator
diantara pairnya, dengan panjang maksimum 295 ft ( 90 mtr ).
Menggunakan pipa conduit high impact 20 mm warna putih berikut kelengkapannya seperti
sock, clamp, flexible, T-doos dan X-doos.
Cable tray ukuran 300 x 50 x 2400 dengan finishing hot deep galvanize berikut
kelengkapannya seperti reducer, joining, dll. Termasuk penggantung tray.
Rack 19” wallmounted maupun cabinet menggunakan yang local made dengan tebal plat 2
mm warna putih grey atau black.
Untuk cabinet ukuran 600W x 1150D dengan pintu depan menggunakan bahan tempered
glass.
Pengujian meliputi:
o Integrasi jaringan komputer dengan sistem yang ada (existing network)
o Uji pengesetan feature-feature perangkat jaringan sesuai spesifikasi yang ditentukan,
misalkan: VLAN, dll.
o Uji koneksi pada tiap-tiap titik komputer : untuk cable UTP menggunakan Microtest
Omniscanner dengan Module Channel Link Category 6 dan minimum firmware versi
6.10 sedangkan pengujian cable fiber Optic menggunakan Microtest Simplifiber pada
850nm dan 1300 nm.
o Uji aplikasi berbasis Netware, Windows Network, IP Phone dan Internet
o Uji Network Management system untuk seluruh perangkat jaringan : (configuring,
monitoring dan traffic analysis)
h. Produk
Switch/HUB CISCO
i. Jaminan Garansi
Sertifikat garansi selama 25 (dua puluh lima) tahun yang meliputi garansi product dan system yang
dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Jaminan garansi selama 1 (satu) tahun yang dikeluarkan oleh partner resmi / authorized partner.
Rehabilitasi Gedung Islamic Center Kab.Kolaka
Spesifikasi Teknis
Semua sertifikat atau jaminan garansi yang diserahkan adalah yang ASLI dan dikeluarkan langsung oleh
pihak peserta tender, bukan melalui pihak kedua atau rekanan.
1. Secara umum dalam pelaksanaan pekerjaan sistem air bersih ini terdiri dari pengadaan air
bersih untuk kebutuhan operasional gedung lengkap dengan instalasinya.
2. Air bersih diambil dari system air bersih existing yang kemudian ditampung di dalam water
reservoir.
3. Air bersih kemudian diangkat ke roof tank yang berlokasi di atap gedung. Selanjutnya melalui
pipa distribusi didistribusikan ke outlet pengguna dan kran taman
4. Setiap Kontraktor yang menangani pekerjaan ini, haruslah mempelajari seluruh Dokumen
Kontrak dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang berpengaruh pada pekerjaan.
5. Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan
yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
6. Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban Kontraktor untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pompa Booster
o Pompa booster bekerja jika tekanan di dalam sistem kurang dari 1 bar. Putaran pompa
diatur sedemikian rupa melalui Variable Speed Drive agar tekanan tetap. Jika tekanan
sudah mencapai 1.5 Bar, maka pompa harus berhenti beroperasi
Pompa “sump” Ruang Pompa
o Pompa ini beroperasi berdasarkan perintah dari water level control. Jika air di dalam bak
penampung telah mencapai level atas, maka pompa tersebut akan beroperasi.
Sebaliknya, jika air sudah mencapai level bawah, maka secara otomatis pompa akan
berhenti beroperasi.
1) Pipa.
a. Untuk pipa pemasangan luar (di atap dan di site) menggunakan pipa GIP Class Medium A
(SNI)
b. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa Polypropylene Random PN-10 dengan
sambungan heat fusion atau sesuai dengan jenis pipanya.
c. Untuk jaringan pipa air panas digunakan pipa Polypropylene Random PN-20 dengan
sambungan heat fusion atau sesuai dengan jenis pipanya.
d. Sambungan antara pipa yang berlainan jenis dilakukan dengan menggunakan adaptor atau
coupling.
e. Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam keadaan bersih
dari kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun di dalam pipa itu sendiri.
f. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam
beton/dinding.
2) Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa seperti socket, elbow, reducer, knee, nipple, tee dan sebagainya,
harus terbuat dari bahan PPr yang sesuai untuk pipa PPr kelas 10kg/cm2, serta berasal dari merek
yang sama dengan merek pipa.
3) Sistem Sambungan.
Sistem sambungan terdiri dari compression fitting, butt-fussion welding, electrofunction atau sesuai
petunjuk dari pabrik pembuat pipa PP. Sistem sambungan yang dipilih harus disetujui Pengawas
Lapangan / Manajemen Konstruksi.
4) Katup-katup (Valve)
a. Floating Valve
Body material yang dipakai adalah bronze grade CAC 430 dengan Pressure Balanced
type Float Valve.
b. Strainer
Strainer dengan ukuran 2½” dan lebih besar mempunyai type Y pattern, cast iron body
(untuk 16 bar) dengan SS screen 3 mm perforations.
Gate valve dengan ukuran 2½” dan lebih besar dari cast iron body dilengkapi dengan
open/shut indicator untuk Non Rising Stem. Working Pressure minimal 12 bar.
Untuk 2” dan ke bawah, body material terbuat dari Dzr/bronze body sesuai standar BS
5154 series B, screw ends BS 21 N.R.S, working pressure : minimal 12 bar.
d. Check Valve :
Material : bronze body swing type Y pattern screwed cup metal disk screwed end untuk
valve sampai dengan diameter 50 mm.
Tipe : swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron untuk
ukuran 65 mm dan ke atas
Adalah spherical shape ball design, single/double sphere, terbuat dari neoprene rubber
dengan nylon reinforcement (cloth reinforcement tidak dapat diterima).
Untuk ukuran 2½” dan lebih besar dilengkapi dengan galvanized steel flange end.
Working pressure : minimal 12 bar.
Untuk 20/25 bar, Rubber flexible/enpansion joint harus dilengkapi control plates, control
nuts dan control rods dan single sphere.
f. Rubber Flexible/Expansion Joint (Screw Connection)
Adalah spherical shape ball design, twin sphere, terbuat dari neoprene rubber dengan
nylon reinforcement (cloth reinforced tidak dapat diterima).
Rubber flexible/expansion joint untuk ukuran ¾” dan lebih besar harus complete dengan
Untuk working pressure 20 bar, rubber flexible joint ukuran ¾” dan lebih besar harus
dengan A 105 forged steel threaded (NPT) union ends connection.
g. Katup-katup lainnya
Katup – katup lainnya yang tidak disebutkan diatas, minimal mempunyai working
pressure 12 bar.
1. Pompa
a. Pompa-pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
b. Pompa harus diletakan di atas pondasi menurut petunjuk pabrik dan disesuaikan dengan
berat, daya, putaran dan dimensi pompa.
c. Semua pompa harus dilengkapi:
Pada pipa hisap dilengkapi dengan gate valve, strainer dan flexible joint, Pada pipa tekan
dilengkapi dengan gate valve, check valve, flexible joint dan manometer serta
dilengkapi dengan panel board signal yang menunjukkan bahwa pompa sedang
bekerja atau tidak.
d. Pengkabelan dan alat-alat bantu (panel, electrode water level control, alarm dan lain-lain)
harus lengkap terpasang dan dijamin bahwa sistem bekerja dengan baik.
e. Kontraktor harus menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total
head berdasarkan peralatan/mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau
mencoba sisa tekanan pada fixture unit yang paling jauh.
6) Pipa–pipa
a. Umum
Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus sesuai dengan gambar
rencana dan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan serta
kerapihan.
Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang/disambung.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan pemipaan
yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan caps atau
plug untuk mencegah masuknya kotoran/benda-benda lain.
Semua pemotongan pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi dan tidak tajam
(diampelas).
Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan antara lain
katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya sesuai dengan fungsi system dan
yang diperlihatkan dalam gambar.
Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
Semua pemipaan yang akan disambung dengan peralatan harus dilengkapi dengan wartel mur
atau flange.
Untuk setiap pipa yang menembus dinding basement harus menggunakan pipa flexible untuk
melindungi dari vibrasi akibat terjadinya penurunan struktur gedung.
Setiap arah perubahan aliran untuk pemipaan air kotor yang membentuk sudut 90° harus
digunakan 2 buah elbow 45° dan dilengkapi dengan clean out serta arah dan jalur aliran agar
diberi tanda.
Katup (valve) dan saringan (strainer) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan dan
penggantian. Pegangan katup (Valve handle) tidak boleh menukik.
Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus dipasang secara menurun ke arah titik buangan.
Pipa pembuangan dan vent harus disediakan guna mempermudah pengisian maupun
pengurasan. Untuk pembuatan vent pembuangan hendaknya dicari titik terendah dan dibuat
cekung serta ditempatkan yang bebas untuk melepaskan udara dari dalam.
Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve, air vent, wash out untuk air bersih dan clean
out, air vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.
Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan air limbah harus seperti berikut kecuali seperti
diperlihatkan dalam gambar.
- Dibagian dalam toilet, 50 –100 mm atau lebih kecil : 1–2 %
- Dibagian dalam bangunan 150 mm atau lebih kecil : 1%
- Dibagian luar bangunan, 150 mm atau lebih kecildan 200 mm atau lebih besar : 1%
.Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.
Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish arsitektural atau
timbulnya kerusakan lain karena kelalaian, maka semua perbaikannya adalah menjadi tanggung
jawab Kontraktor.
Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel dengan tepat dan
sempurna agar dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau peregangan pada jarak yang tidak
boleh melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut ini :
1 ≤ 50 0.6 0.9
2 ≤ 80 0.9 1.2
Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-macam ukuran, maka jarak interval
yang
digunakan harus berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.
Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna. Semua
pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar zinchromate dan pengecatan sesuai
dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2,000 mm pada dasar galian dengan adukan
semen.
Semua galian pipa harus dilakukan pengurugan serta pemadatan kembali seperti kondisi semula.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 15–30 cm untuk bagian atas dan
bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa batu-batuan atau benda keras lainnya.
Pipa yang ditanam pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton pada jarak 2–2.5 m.
Untuk pipa-pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja atau beton
dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa tersebut.
d. Sambungan Pipa
Sambungan Flexible
Sambungan flexible harus disediakan dengan tujuan untuk menghilangkan getaran dari
sumber getaran.
Sambungan Flanged
Sambungan flanged harus dilengkapi rubber set/ring, seal dari karet secara homogen.
Sambung Lem
Penyambungan antara pipa dan fitting PVC menggunakan lem yang sesuai dengan jenis
pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting,
untuk itu harus menggunakan alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus
menggunakan alat pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap
batang pipa.
Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.
e. Selubung Pipa
Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan kelonggaran di luar pipa
ataupun isolasi.
Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja, untuk yang kedap air harus
digunakan sayap.
Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan kedap air
(water proofing) harus dari jenis “flushing sleeves”.
Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed atau “caulk”.
Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.
Fungsi-fungsi seperti “normally open” atau "normally close” harus ditunjukkan di tags katup.
Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
g. Pembersihan
Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap
service harus dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/metoda-metoda yang
disetujui
sampai semua benda-benda asing disingkirkan.
Desinfeksi :
Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1
jam setelah itu dibilas.
Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah itu
dibilas.
7) Pekerjaan Listrik
Lingkup pekerjaan ini adalah menyediakan dan pemasangan panel listrik termasuk panel
kontrol untuk peralatan pompa air bersih, kabel kontrol berikut peralatan kontrol seperti yang
ditunjukkan pada gambar perencanaan.
Kabel feeder untuk setiap panel daya termasuk dalam skope pekerjaan listrik.
a. Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan control panel
harus sesuai dengan daftar material.
b. Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan kunci dan dibuat
oleh panel maker yang disetujui.
c. Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan kurang dari 2
ohm.
d. Pengkabelan untuk instalasi listrik dan kontrol harus dipasang dalam conduit.
g. Starter Motor : Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik
star–delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.
1.6. Pengujian
1. Umum
a. Semua biaya dan peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian disediakan oleh
pelaksana Kontraktor.
b. Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum
mulai pelaksanaan pengujian.
c. Jika masih ada kebocoran atau belum berfungsinya suatu sistem dengan baik, maka
pelaksana harus memperbaiki peralatan tersebut & mengulangi pengujian lagi.
d. Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa dan lain-lain, harus
dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.
2. Pipa dan Jaringan Pipa
a. Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan kerja
selama 8 jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih
= 12 atm. Selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kalinya
dioperasikan, maka pelaksana wajib melakukan “desinfektansi” terlebih dahulu (dengan
desinfektansi yang disetujui). Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian
perbagian atau panjang pipa max. 100 m.
b. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan dengan test rendam
dengan air selama 8 jam.
3. Pompa
Semua pompa harus diuji sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya. Kontraktor harus
menghitung kembali besarnya jumlah aliran air yang mengalir dan total head berdasarkan
peralatan mesin (sesuai dengan penawaran) yang dipasangnya atau mencoba sisa tekanan
pada fixture unit yang paling jauh.
4. Reservoir
Tangki air setelah dibersihkan harus diuji selama 24 jam tanpa ada penurunan tinggi air.
Semua peralatan harus dapat berfungsi dengan baik.
1.7. Training
1. Kontraktor harus memberikan training bagi operator minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh
pemberi tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan serah terima pekerjaan pertama.
2. Materi training teori dan pratek dilakukan sampai dapat mengetahui operasi dan maintenance.
1.8. Referensi Produk
1. Peralatan, bahan dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi teknis.
2. Referensi produk – terlampir
1.9. Lain-lain
Setelah pekerjaan ini selesai, kontraktor berkewajiban untuk memberikan dua set
peralatan pengerjaan pipa sistem polypropiline ke pemberi untuk kepentingan
perawatan. Selain itu kontraktor berkewajiban untuk melaksanakan pelatihan kepada
pengelola mengenai cara menggunakan peralatan tersebut.
b. LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan
pemasangan system pemipaan yang lengkap dan pengadaan serta pemasangan IPAL, berikut
pengujian, penyeimbangan dan semua kebutuhan-kebutuhan lain yang diperlukan agar system
sempurna dalam segala hal dan siap untuk dioperasikan.
c. STANDAR / RUJUKAN
1. Peraturan Plumbing Indonesia
2. Standar Nasional Indonesia (SNI)
3. Japanese Industrial Standar (JIS)
4. American Water Works Associantion (AWWA)
5. Spesifikasi Teknis:
d. PROSEDUR UMUM
4. Ketidaksesuaian.
1. Umum.
Semua bahan, peralatan utama dan peralatan tambahan yang akan dipasang harus
dalam keadaan baru, tidak rusak/cacat dan berkualitas baik.
2. Pipa dan Sambungan a.
Pipa PVC
Pipa air buangan harus dari pipa PVC standar SNI 06-0084-1987 dengan kelas
tekanan kerja 10 kg/cm2 . Pipa harus dari jenis sambungan solvent cement.
Diamter dan panjang pipa yang dibutuhkan harus sesuai ketentuan dalam
Gambar Kerja.
b. Sambungan Pipa.
Sambungan-sambungan pipa dengan jenis sambungan solven cement
seperti elbow, reducer, knee, tee dan sebagainya, harus terbuat dari bahan dan
kelas yang sama dengan pipa PVC dan memenuhi standar SNI 06-0135-
1989, dari merek yang sama dengan merek pipa yang disetujui digunakan.
c. Perekat.
Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.
f. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Umum.
a. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mempelajari semua pekerjaan
lainnya yang terkait atau yang akan mempengaruhi pekerjaannya, sesuai
yang disyaratkan dalam Spesifikasi teknis ini, dan harus melaporkannya kepada
Pengawas Lapangan semua keadaan yang akan menurunkan atau mengurangi
pekerjaannya.
b. Kontraktor harus memeriksa kebutuhan ruang untuk semua peralatan, pipa-
pipa dan sebagainya, untuk menjamin bahwa semuanya dapat dipasang
pada tempat yang direncanakan sesuai rencana.
c. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan mutu kelas satu dan rapi oleh
teknisi-teknisi yang terlatih untuk pekerjaan tersebut dan teknisi-teknisi ini harus
disetujui Pengawas Lapangan.
2. Pemasangan.
a. Pemipaan.
- Semua sistem pemipaan yang akan dipasang harus dijaga tetap bersih
dan tetap teratur serta bekerja dengan baik melalui pengujian berkala yang
dilakukan Kontraktor sampai pekerjaan diserahkan dan diterima Pemilik
Proyek.
- Semua pipa harus dipasang sesuai koordinat yang ditentukan.
- Kontraktor bertanggung-jawab mengadakan bagian sambungan yang
diperlukan untuk melengkapi pemasangan. Semua sambungan yang
harus diperiksai dengan teliti untuk memastikan bagian-bagian yang
harus disediakan untuk melengkapi pemasangan.
- Semua pemipaan yang disambung dan yang akan dihubungkan dengan
peralatan, harus dilengkapi dengan sambungan pipa atau flensa yang
sesuai seperti diebutkan dalam Spesifikasi ini.
- Pipa harus digunakan dalam panjang penuh jika memungkinkan.
- Perubahan ukuran pipa harus dilengkapi dengan alat sambungan
reducer atau increaser.
- Katup yang disediakan untuk kesempurnaan sistem kontrol harus
ditempatkan pada lokasi yang mudah dicapai dengan ruang gerak yang
cukup untuk bukaan penuh, pembongkaran, penggantian dengan
batang pengoperasian ke arah horisontal atau vertikal.
g. TEST
1. Pendahuluan
Setiap peralatan dan pemipaan yang telah selesai dipasang harus ditest. Pengetesan harus
dilaksanakan dengan pengawasan MK. Untuk itu minimal 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan
testing. Kontraktor harus memberitahukan kepada Konsultan Pengawas.
2. Pipa
Pipa-pipa harus ditest dengan cara pressure test minimal 2 kali tekanan kerja. Untuk memudahkan
mendeteksi tempat-tempat yang bocor harus digunakan bahan pewarna sebagai indicator.
3. Equipment.
Untuk setiap equipment yang dipasang, testing sebaiknya mengikuti petunjuk-petunjuk pabrik.
tetapi minimal harus dapat menunjukan kepada MK bahwa operasinya sudah sesuai sistem yang
direncanakan oleh konsultan, khususnya mengenai :
sewage pumps
Water level control
1. Setelah pekerjaan selesai, kontraktor harus menyerah kan pekerjaan dengan Berita Acara.
2. Dalam berita acara agar melampirkan :
Surat keterangan dari Konsultan Pengawas yang menyatakan instalasi baik.
Berita acara pengetesan
Gambar instalasi terpasang (as built drawing) sebanyak 4 set.
Surat hasil pemeriksaan analisa kwalitas air buangan dari laboratorium
Semua surat garansi dari equipment yang terpasang.
Daftar petunjuk kerja (manual operation) dari peralatan-peralatan yang terpasang.
Daftar maintenance.
3. Memberikan masa pemeliharaan minimal selama satu tahun untuk membuktikan bahwa sistem
perjalan dengan sempurna.
4. Apabila diperlukan oleh Konsultan Pengawas, kontraktor diharus kan mengurus pemeriksaan
instalasi oleh pejabat yang berwenang.
4. 3. AIR CONDITIONINGU
MUM
1. Spesifikasi berikut ini menjelaskan hanya ketentuan-ketentuan dasar saja.
2. Untuk ketentuan mengenai kapasitas dan lain-lainnya dapat dilihat pada gambar dan skedul
peralatan/unit mesin.
3. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pembongkaran instalasi existing, pengadaan,
instalasi dan pengujian (testing & balancing) dari seluruh peralatan yang dipasang dalam
proyek ini dengan lengkap dan berfungsi dengan baik sehingga seluruhan sistem dapat
memberikan performansi yang diinginkan. Garansi terhadap performansi di atas adalah
menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor.
4. Keseluruhan peralatan utama AC serta material pendukungnya harus baru dari pabrik yang
khusus dipasang untuk proyek ini.
5. Dalam memasukkan penawaran, Kontraktor wajib menyampaikan hal-hal berikut ini dengan
jelas :
Melampirkan keterangan dari merk, type, data-data teknis yang penting dari item-item
peralatan seluruhnya dari yang ditawarkan pada lembar kertas tersendiri, pada dokumen
penawaran.
Melampirkan brosur, minimum 1 (satu) set asli dari setiap item unit yang ditawarkan.
Pada brosur tersebut spesifikasi teknis yang terkait terhadap peralatan terpilih harus diberi
tanda dengan stabilo, misalnya, kapasitas, pemakaian daya, kurva performansi, part load,
performansi, kondisi, performansi kebisingan dan vibrasi, berat operasi, dimensi dan lainnya,
sehingga dapat diketahui secara jelas/detail kondisi unit terpilih.
1. Umum
a. Spesifikasi teknis/RKS di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan
yang perlu diikuti untuk semua bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan
dengan instalasi Air Conditioning (Tata Udara).
b. Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.
2. Publikasi, Code dan Standard
Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk
instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia,
Kontraktor wajib mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang berlaku dan
merupakan edisi terakhir antara lain seperti :
a. SMACNA – 85
b. ASHRAE – Guide and data Book, ARI
c. NFPA – 90A
d. ASTM, ASME
e. AMCA
f. CTI
g. PUIL 2000
h. Pedoman Plumbing Indonesia
ttd