Anda di halaman 1dari 11

KEMENTERIAN KEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN
PEMBANGUNAN 1 UNIT RUMAH NEGARA TYPE D
PADA KANWIL DJPb PROVINSI BENGKULU

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR : Kerangka AcuanKerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Penyedia Jasa
BELAKANG Konstruksi yang memuat masukan,azas, kriteria, keluaran dan proses
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterprestasikan kedalam
pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan 1 Unit Rumah Negara Type D
Pada Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu.

Adapun seluruh prosesnya terdiri dari kegiatan pengendalian dan


pelaksanaan, yang meliputi tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan serta tahap pemanfaatan. Untuk mencapai criteria teknik
konstruksi secara kualitas yang disesuaikan dengan pembiayaan yang
ada diperlukan adanya kerjasama menyeluruh dalam proses pekerjaan ini
nantinya.

2. MAKSUD DAN : Maksud dan tujuan dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini antara lain :
TUJUAN 1. Kerangka Acuan Kerja (Kak) ini digunakan sebagai salah satu
acuan/pedoman bagi calon penyedia jasa Pelaksanaan Konstruksi
(Kontraktor) dalam penyusunan penawaran dalam pengadaan ini.
2. Kerangka Acuan Kerja (Kak) ini juga dimaksudkan sebagai petunjuk
dan pedoman bagi Kontraktor yang ditetapkan sebagai penyedia jasa
dalam melakukan pelaksanaan Pekerjaan Pembangunan 1 Unit
Rumah Negara Type D Pada Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu.
3. Dengan penugasan ini diharapkan Kontraktor dapat melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dan profesional untuk
menghasilkan output yang optimal sesuai ketentuan yang berlaku.

3. SASARAN : Mendapatkan Kontraktor terbaik yang dapat melaksanakan pekerjaan


Pembangunan 1 Unit Rumah Negara Type D Pada Kanwil DJPb Provinsi
Bengkulu. dengan baik berdasarkan aspek Biaya, Mutu, Waktu yang telah
ditetapkan.

4. LOKASI : Komplek Rumah Negara pada Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu


KEGIATAN Jl. Ciliwung 1 Kota Bengkulu

- Halaman 1 dari 10 -
5. SUMBER : Biaya Pekerjaan ini dibebankan kepada DIPA 015.08.2.613750/2024
PENDANAAN Tanggal 28 November 2023 Tahun Anggaran 2024 Dengan nilai Pagu
Anggaran sebesar Rp. 371.972.000,- (Tiga Ratus Tujuh Puluh Satu Juta
Sembilan Ratus Tujuh Puluh Dua Ribu Rupiah)

6. PEJABAT : SUSANTO / NIP. 19720516 199903 1 002


PEMBUAT Satuan Kerja Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu
KOMITMEN
(PPK)

DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR : 1. Sebagai bahan masukan bagi penyedia jasa untuk melakukan
pekerjaan konstruksi fisik, dapat disampaikan data dasar sebagai
berikut :
a. Pembangunan akan dilakukan di areal lahan komplek perumahan
pegawai Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu.
b. Untuk akses transportasi ke lokasi Pekerjaan Pembangunan 1 Unit
Rumah Negara Type D Pada Kanwil DJPb Provinsi Bengkulu bisa
dijangkau dengan kendaraan roda 4 atau kendaran roda 2.
2. Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, kontraktor mengacu
pada hasil Bill Of Quantity, Gambar kerja dan spesifikasi teknis yang
telah ditetapkan.
3. Untuk data/informasi lainya agar Penyedia Jasa secara aktif
berkoordinasi dengan PPK
4. penyedia jasa harus memeriksa validitas/kebenaran informasi yang
digunakan dalam pelaksanaan tugasnya, kesalahan/kelalaian
pekerjaan sebagai akibat dari kesalahan informasi menjadi tanggung
jawab sepenuhnya dari penyedia jasa.

8. STANDAR : Penyedia Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengacu dan


TEKNIS menggunakan Standar Nasional Indonesia (SNI) terkait dengan Bangunan
Gedung, diantarannya :
1. SNI 1726 2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Bangunan Gedung & Non Gedung
2. SNI 1727 2020 Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk
bangunan gedung dan struktur lain
3. SNI 1729 2020 Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja
Struktural
4. SNI 2847 2019 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan
Gedung
5. SNI 8460 2017 Persyaratan Perancangan Geoteknik
6. SNI lainya yang terkait dengan standar pekerjaan pembangunan
bangunan lainya seperti pekerjaan arsitektur, mekanikal,
elektrikal, plumbing, sanitasi dsb.

- Halaman 2 dari 10 -
7. Standar lain yang berasal dari dalam maupun luar negeri yang
relevan dengan pekerjaan pembangunan bangunan terkait
(AICS/ANSI, ACI, ASTM dsb)

Selain standar diatas, dalam pekerjaan konstruksi fisik penyedia juga


agar mengikuti ketentuan :
1. Peraturan Menteri PUPR no. 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (pelaksanaan RKK)
2. Peraturan Menteri PUPR no. 21 Tahun 2021 tentang Bangunan
Gedung hijau Beserta peraturan turunannya (jika menggunakan
konsep green building)

9. REFERENSI : Dasar hukum yang tidak terkait langsung dengan proyek yang akan
HUKUM dilaksanakan namun dibutuhkan sebagai petunjuk dalam melaksanakan
kegiatan misalnya Peraturan berkaitan dengan jasa konstruksi,
pembangunan gedung negara, pengadaaan barang dan jasa, dan hal lain
yang berkaitan, diantaranya :
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
beserta perubahannya
2. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
beserta perubahannya
3. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002
tentangBangunan Gedung
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa
Konstruksi beserta perubahannya
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
6. Peraturan Pemerintah RI Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintahbeserta perubahannya dan peraturan
turunannya
8. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan atas
Perpres Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah, beserta lampiranya.
9. Permen PUPR Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan
Bangunan Gedung Negara;
10. Instruksi Menteri PUPR No.02/IN/M/2020 tanggal 27 Maret 2020
tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease
2019 (COVID-19)dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi;
11. Peraturan terkait lainnya tentang pembangunan Bangunan Gedung
Negara.

- Halaman 3 dari 10 -
RUANG LINGKUP

10. LINGKUP : Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh penyedia jasa pelaksanaan
KEGIATAN DAN konstruksi adalah sebagai berikut :
PEKERJAAN a. Melaksanakan pekerjaan konstruksi fisik sesuai dengan spesifikasi
teknis hasil perancangan (DED, RKS dan dokumen lainnya)
sebagaimana dalam kontrak, untuk pekerjaan :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Struktur Dan Arsitektur
4. Pekerjaan Elektrikal
5. Pekerjaan Sanitasi Dan Sanitair
6. Pekerjaan Finishing
b. Melakukan pemeriksaan dan penilaian dokumen untuk pelaksanaan
konstruksi fisik, baik dari segi kelengkapan maupun segi
kebenarannya.
c. Menyusun program kerja yang meliputi jadwal waktu pelaksanaan,
jadwal pengadaan bahan, jadwal penggunaan tenaga kerja, dan
jadwal penggunaan peralatan.
d. Melaksanakan persiapan di lapangan sesuai dengan pedoman
pelaksanaan.
e. Menghadirkan Personil Manajerial dalam Rapat Persiapan
Pelaksanaan Pekerjaan (PCM) dan telah menyusun dan
mepresentasikan dokumen Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi
(RMPK) dan Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) pada saat PCM.
f. Melaksanakan penjaminan dan pengendalian mutu secara
keseluruhan terhadap setiap pekerjaan yang dilakukan berdasarkakan
Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK).
g. Dalam pelaksanaan setiap tahapan pekerjaan Konstruksi penyedia
jasa harus menerapkan SMKK sebagaimana ketentuan dan
membentuk Unit Keselamatan Konstruksi (UKK) yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan SMKK dalam Pekerjaan Konstruksi.
h. Menyusun gambar pelaksanaan (shop drawing)
i. Melaksanakan pelaporan pelaksanaan konstruksi fisik, melalui rapat-
rapat lapangan, laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan,
laporan kemajuan pekerjaan, laporan persoalan yang timbul atau
dihadapi, dan surat-menyurat.
j. Membuat gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan (as
built drawings) yang selesai sebelum serah terima pertama, setelah
disetujui oleh penyedia jasa manajemen konstruksi atau penyedia jasa
pengawasan konstruksi dan diketahui oleh penyedia jasa perencanaan
konstruksi.
k. Melaksanakan perbaikan kerusakan-kerusakan yang terjadi di masa
pemeliharaan konstruksi.

- Halaman 4 dari 10 -
11. KELUARAN : Output/keluaran pekerjaan yang harus dicapai oleh penyedia jasa adalah
mewujudkan dokumen perancangan yang telah ditetapkan menjadi wujud
fisik bangunan gedung yang siap dimanfaatkan dan memenuhi ketentuan
peraturan yang berlaku.

12. PERALATAN : Berikut adalah rincian komposisi, jenis dan kapasitas (produktivitas)
peralatan dalam pekerjaan ini :
No Jenis Kapasitas Jumlah
(minimal)
1 Concrete Mixer 0,3–0.8 M³ 1

2 Genset Minimal 5000 Watt 1

3 Mitter Saw (Mesin - 1


Potong Alumunium)

4 Mesin Bor Listrik - 1

5 Stamper Minimal 1,50 HP 1

6 Mobil Pick Up Minimal 1 Ton 1

13. PERSONEL : Untuk pekerjaan kualifikasi Usaha Kecil :


MANAJERIAL Jabatan dalam Pengalaman Sertifikat
No pekerjaan yang akan Kerja Kompetensi
dilaksanakan (tahun) Kerja
1 Pelaksana Lapangan 2 Tahun SKT Pelaksana
(1 Orang) bangunan gedung/
Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung (TA
022 / TS 051) atau
Pelaksana Bangunan
Perumahan /
Permukiman (TA 023)
atau konversinya
sesuai ketentuan yang
berlaku
2 Petugas K3 Konstruksi 0 Tahun Sertifikat Petugas
(1 Orang) Keselamatan
Konstruksi (Sertifikat
K3)

- Halaman 5 dari 10 -
14. RENCANA : Calon Penyedia menyampaikan rencana keselamatan konstruksi sesuai
KESELAMATAN tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini:
KONSTRUKSI
(RKK) No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya

1 Pekerjaan Pemasangan Atap • Jatuh dari ketinggian

15. JANGKA : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan 90 (Sembilan puluh) hari kalender
WAKTU sejak tanggal mulai kerja pada SPMK.
PELAKSANAAN
PEKERJAAN Jangka waktu penyelasaian pekerjaan konstruksi fisik ini adalah sejak
tanggal mulai kerja yang ditetapkan dalam SPMK sampai dengan tanggal
serah terima kedua pekerjaan/final hand over (FHO) dengan Rincian
sebagai berikut :
1) Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Fisik
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan fisik sesuai rancangan selama
90 (Sembilan puluh) hari kalender sejak tanggal mulai kerja pada
SPMK. Jika melebihi jangka waktu tersebut maka penyedia dianggap
terlambat dan dikenakan denda keterlambatan. Hal denda
keterlambatan diatur dalam kontrak.
2) Tahapan Masa Pemeliharaan
Jangka waktu pemeliharaan selama 180 hari kalender sejak serah
terima pertama. Kontraktor wajib melaksanakan perbaikan kerusakan-
kerusakan yang terjadi di masa pemeliharaan konstruksi.

16. PERSYARATAN : Berikut adalah kualifikasi penyedia yang dapat berpartisipasi dalam
KUALIFIKASI pekerjaan ini :
PENYEDIA 1) Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan usaha di
bidang jasa konstruksi :
a. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Sertifikat Standar
terverifikasi (untuk Badan Usaha yang memiliki SBU KBLI 2020)
dengan kode KBLI 41011;
b. Dalam hal Sertifikat Standar sebagaimana dimaksud pada huruf
a belum terverifikasi, peserta menyampaikan NIB, Sertifikat
Standar belum terverifikasi dan tangkapan layar laman OSS
yang mencantumkan bahwa Sertifikat Standar sedang
menunggu verifikasi; atau
c. Memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) dan SBU yang masih
berlaku (untuk Badan Usaha yang memiliki SBU KBLI 2017)
dengan kode KBLI 41011.
2) Memiliki Sertifikat Badan Usaha Kualifikasi Kecil dengan Klasifikasi
Bangunan gedung kode Sub Klasifikasi Konstruksi Bangunan
Gedung BG001 berdasarkan KBLI 41011 Konstruksi Gedung
Hunian, berdasarkan Peraturan MenteriPUPR nomor 6 tahun 2021
atau Sub Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Hunian

- Halaman 6 dari 10 -
Tunggal dan Kopel (BG 001) sesuai Peraturan PUPR No. 19
Tahun 2014;.
3) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi
dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak
4) Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga)
tahun:
a) Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman,
dikecualikan dari ketentuan 3) untuk pengadaan dengan
nilai paket sampai dengan paling banyak
Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta rupiah);
b) Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang
sama, untuk pengadaan dengan nilai paket pekerjaan
paling sedikit di atas Rp2.500.000.000,00 (dua miliar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak
Rp15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah)
5) Memperhitungkan Sisa Kemampuan Paket (SKP),dengan
ketentuan :SKP = KP – P, dimana KP adalah nilai Kemampuan
Paket, dengan ketentuan:
a) untuk Usaha Kecil, nilai Kemampuan Paket (KP) ditentukan
sebanyak 5 (lima) paket pekerjaan; dan
b) untuk usaha non kecil, nilai Kemampuan Paket (KP)
ditentukan sebanyak 6 (enam)atau 1,2 (satu koma dua) N.
P adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.
N adalah jumlah paket pekerjaan terbanyak yang dapat ditangani
pada saat bersamaan selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir.
6) Nomor NPWP, dengan status keterangan Wajib Pajak
berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak (KSWP) bertatus
Valid
7) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan
perusahaan (apabila ada perubahan).
8) Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak
menimbulkan pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak
dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya
tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas
nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana,
dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan
Negara;

17. SPESIFIKASI : Selain ketentuan teknis pada poin 13 sampai dengan 17, spesifikasi teknis
TEKNIS menyeluruh untuk pekerjaan konstruksi ini meliputi :
KONSTRUKSI 1. Dokumen gambar kerja atau detailed engineering design (DED)
2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS)
3. Dokumen lainnya hasil perancangan konstruksi
Sesuai dokumen kontrak, yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
penyedia jasa pelaksanaan konstruksi.

- Halaman 7 dari 10 -
18. LAPORAN : Laporan yang dihasilkan oleh penyedia harus telah mengakomodir semua
keluaran dan ruang lingkup pekerjaan berdasarkan kontrak dan Penyedia
jasa bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran data dan informasi
laporan yang disampaikan.

HAL - HAL LAIN

19. PENERAPAN Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan ini penyedia harus berkomitmen
SMKK melaksanakan konstruksi berkeselamatan demi terciptanya Zero
Accident, dengan memastikan bahwa seluruh pelaksanaan konstruksi:
1. Memenuhi ketentuan Keselamatan Konstruksi;
2. Menggunakan tenaga kerja kompeten;
3. Menggunakan peralatan yang memenuhi standar kelaikan;
4. Menggunakan material yang memenuhi standar mutu;
5. Menggunakan teknologi yang memenuhi standar kelaikan;
6. Melaksanakan Standar Operasi dan Prosedur (SOP);
7. Memenuhi komponen biaya penerapan SMKK yang memuat paling
sedikit:
a. penyiapan RKK;
b. sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
c. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
d. asuransi dan perizinan;
e. Personel Keselamatan Konstruksi;
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
g. rambu-rambu yang diperlukan;
h. konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi (tidak
diharuskan bagi Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan
Konstruksi kecil)
i. kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalianRisiko
Keselamatan Konstruksi.

Sebagai bagian dalam penerapan SMKK di lapangan, penyedia wajib :


1. Menyusun RKK pelaksanaan (lengkap) Pekerjaan konstruksi dan
mepresentasikannya saat rapat PCM. Format Rencana
Keselamatan Konstruksi (RKK) dapat mengacu sebagaimana
tersebut dalam kerangka acuan kerja (KAK) ini;
2. Mengendalikan pelaksanaan RKK secara konsisten karena RKK
menjadi bagian dari Dokumen Kontrak. Sebagai salah satu wujud
pertanggungjawaban dan dokumentasi atas pelaksanaan
penerapan SMKK kontraktor harus membuat Laporan
pelaksanaan RKK yang memuat hasil kinerja SMKK.

20. PERSYARATAN : Jika kerja sama dengan penyedia lain diperlukan untuk pelaksanaan
KERJA SAMA kegiatan ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi:

1) Persyaratan lainya sebagaimana peraturan perundang undangan

- Halaman 8 dari 10 -
21. PRODUKSI : Peserta berkewajiban menyampaikan penawaran yang mengutamakan
DALAM NEGERI material/ bahan produksi dalam negeri dan tenaga kerja Indonesia untuk
Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan di Indonesia.

22. PROGRAM ANTI : Kementerian Keuangan menjadi tolak ukur lembaga birokrasi yang
KOLUSI, berkomitmen mengembangkan program Reformasi Birokrasi dan
KORUPSI, DAN Transformasi Kelembagaan untuk menjadi yang terdepan dalam
NEPOTISME perbaikan lingkungan birokrasi di Indonesia.
(KKN)
Atas dasar itu penyedia baik dalam proses pemilihan penyedia
barang/jasa maupun dalam melaksanakan setiap lingkup kerjanya
berkomitmen untuk bebas dari KKN serta menjunjung tinggi nilai-nilai
Integritas dan Profesionalisme dan turut serta mendukung dalam rangka
mewujudkan pengadaan barang/jasa di lingkungan Kementerian
Keuangan semakin berkualitas, akuntabel dan transparan dengan tidak
melakukan hal-hal sebagai berikut :
1. Penyampaian dokumen atau keterangan palsu/tidak benar untuk
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen Pemilihan;
2. Persekongkolan dengan peserta lain untuk mengatur harga
penawaran;
3. Meminjam nama perusahaan lain untuk ikut tender PBJ (pinjam
'bendera' perusahaan lain);
4. Mengirim penawaran yang tidak wajar dengan mengorbankan volume
dan kualitas;
5. Praktik jual paket pekerjaan dan praktik persaingan usaha tidak sehat;
6. korupsi, kolusi, dan/atau nepotisme dengan anggota UKPBJ/Satker;
7. Pengunduran diri dengan alasan yang tidak dapat diterima UKPBJ
8. Tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan dalam
Kontrak

Kementerian Keuangan tidak memberikan toleransi sedikitpun terhadap


setiap praktik kongkalikong, negosiasi negatif, cincay, ataupun praktik
praktik sebagaimana disebutkan diatas serta siap memberlakukan sanksi
sesuai ketentuan yang berlaku terhadap penyedia yang melanggar
ketentuan berlaku dalam proses PBJ di Kementerian Keuangan.

Ditetapkan di Bengkulu
pada tanggal 05 Maret 2024
Pejabat Pembuat Komitmen,

- Halaman 9 dari 10 -
SUSANTO
NIP. 19720516 199903 1 002

- Halaman 10 dari 10 -

Anda mungkin juga menyukai