Anda di halaman 1dari 9

SEKRETARIAT JENDERAL

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA


Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta - 10270

KERANGKA ACUAN KERJA

PEKERJAAN

PEMBUATAN GUDANG INVENTARIS


KOMPLEK DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA

TAHUN ANGGARAN
2022

1|Kerangka Acuan Kerja


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PEMBUATAN GUDANG INVENTARIS
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

A. Latar Belakang
1. Setiap bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya,
sehingga mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat
sebagai teladan bagi lingkungannya serta berkontribusi positif perkembangan
arsitektural di Indonesia.
2. Setiap bangunan gedung negara harus direncanakan, dirancang dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi
mutu, biaya dan kriteria administrasi bagi bangunan gedung negara.
3. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia merencanakan untuk Pembuatan Gudang Inventaris
yang berfungsi sebagai tempat untuk barang-barang inventaris di lingkungan
Komplek DPR RI.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu dilakukannya Pembuatan Gudang
Inventaris DPR RI, dalam pelaksanaannya haruslah benar-benar dilakukan dengan
baik dan sesuai dengan apa yang telah direncanakan serta sesuai dengan
ketentuan teknis pengadaaan bangunan aset Pemerintah sehingga prosesnya
dapat berlangsung dengan arah yang benar. Pada tahap pembangunan fisik,
pelaksanaan di lapangan akan diserahkan kepada pihak ketiga, yaitu Kontraktor
pelaksana pekerjaan. Kontraktor Pelaksana akan melakukan pelaksanaan
pekerjaan fisik yang menyangkut beberapa aspek mutu, volume, waktu dan biaya.
Disamping itu juga bertanggungjawab atas semua kegiatan selama pelaksanaan
berlangsung. Secara kontraktual, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab
kepada pihak Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
selaku pihak pemberi pekerjaan. Namun dalam kegiatan operasional, Kontraktor
Pelaksana akan mendapat bantuan bimbingan untuk menentukan arah pekerjaan
Pelaksanaan Fisik dari Pejabat Pembuat Komitmen.
4. Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan konstruksi fisik perlu disiapkan
secara matang sehingga memang mampu mendorong perwujudan karya
perencanaan yang sesuai dengan kepentingan proyek

B. Landasan Hukum
1. Perpres Nomor 12 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2018 Tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Peraturan Presiden No. 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14 Tahun 2020 tentang Standar Dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia

2|Kerangka Acuan Kerja


4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 45/PRT/M/2007 Tanggal 27
Desember 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2021 Tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2017 Tentang Arsitek;
6. Standar Nasional Indonesia tentang Bangunan Gedung antara lain;
 SNI - 0255 – 1987 tentang Peraturan Instalasi Listrik 1987
 SNI - 03 - 1727 - 1989 Tentang Tatacara Pembebanan untuk Rumah dan
Gedung
 SNI - 03 - 1729 - 1989 tentang Tatacara Perencanaan Baja untuk Gedung
 SNI - 03 - 1736 - 1989 tentang Tatacara Perencanaan struktur bangunan
untuk mencegah bahaya kebakaran pada Bangunan rumah dan gedung.
 SNI – 03-2410 – 1989 tentang tata cara pengecatan dinding tembok dengan
cat emulsi
 SNI 03-2847 – 1992 tentang tatacara perhitungan struktur beton untuk
bangunan gedung
 SNI 04-6292.2.40-200 tentang tatacara Peranti listrik rumah tangga dan
sejenisnya Keselamatan – Bagian 2-40: Persyaratan khusus untuk pompa
bahan listrik, penyaman udara dan penurun lembab.
 SNI 03-6481-2000 tentang tatacara Sistem Plumbing
7. Standar Teknis dan Peraturan Bangunan lainnya yang berkaitan dengan
kegiatan/pekerjaan.
8. Kegiatan Tugas yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksanaan dalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku, yaitu khususnya teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik
Indonesia Nomor: 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman
Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara. Peraturan/Pedoman Teknis yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.

C. Maksud Dan Tujuan

 Maksud
Maksud dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah melakukan Pembuatan Gudang
Inventaris DPR RI untuk memenuhi kebutuhan tempat penyimpanan barang-barang
inventaris dilingkungan Komplek DPR RI.

 Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Peserta Tender
yang memuat masukan, kriteria, proses dan keluaran yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterprestasikan dalam pelaksanaan tugas serta
sebagai salah satu acuan / pedoman dalam menyusun penawaran bagi
Peserta Tender.
 Dengan penugasan ini diharapkan Peserta Tender dapat melaksanakan
tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang
optimal sesuai tujuan dan sasaran KAK ini.

3|Kerangka Acuan Kerja


 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan Pekerjaan Pembuatan Gudang Inventaris DPR RI adalah:


- Membongkar bangunan lama yang dianggap sudah tidak layak.
- Memenuhi kebutuhan tempat penyimpanan barang-barang inventaris.
- Tersedianya tata ruang yang memenuhi unsur estetika.
- Tersedianya bangunan yang nyaman, efektif dan efisien dalam memenuhi
fungsi bangunan tersebut;

D. Lokasi Kegiatan
Komplek DPR/MPR/DPD RI Jl. Jenderal Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 -
Indonesia.

E. Sumber Pendanaan
Besarnya nilai HPS dari keseluruhan pekerjaan ini sebesar Rp. 2.999.500.000
(Dua Miliar Sembilan Ratus Sembilan Puluh Sembilan Juta Lima Ratus
Ribu Rupiah) yang dibebankan pada DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran)
Petikan Satuan Kerja Sekjen DPR RI Tahun Anggaran 2022 Biaya pekerjaan
pelaksaan fisik dan tata cara pembayaran diatur secara kontraktual.

F. Sasaran dan Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup Pekerjaan Pembuatan Gudang Inventaris DPR RI secara garis besar adalah:

o Pekerjaan Persiapan
o Pekerjaan Struktur
o Pekerjaan Arsitektur
o Pekerjaan Elektrikal
o Pekerjaan Mekanikal

Hal-hal lain yang dianggap perlu sesuai dengan arahan PPK

G. Instruksi Kepada Kontraktor (IKP)


Dalam Proposalnya, Kontraktor harus menyampaikan;
1. Jangka waktu penyelesaian pelaksanaan Kegiatan Kontsruksi ini adalah 120 (seratus
dua puluh) hari Kalender atau 4 (empat) bulan sejak dikeluarkannya Kontrak/ Surat
Perintah Mulai Kerja.
 Rencana Jadwal Pekerjaan dalam satuan minggu, lengkap menjelaskan bobot
pekerjaan dalam %, jumlah tenaga kerja, dan kurva S
 Dalam menyusun Jadwal Pekerjaan, Kontraktor harus memperkirakan diperlukan
bekerja pada setiap hari – 7 hari dalam seminggu (Senin – Minggu). Untuk bekerja
Sabtu – Minggu, mengajukan permohonan secara resmi.
 Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan menguraikan tanggung jawab masing-
masing.

4|Kerangka Acuan Kerja


2. Dalam melaksanakan tugas, Penyedia Barang/Jasa Kontraktor harus selalu
memperhitungkan bahwa waktu pelaksanaan pekerjaan adalah mengikat.
3. Dalam Dokumen Penawarannya, Penyedia Barang/Jasa Kontraktor harus
menyerahkan daftar material lengkap dengan Data spesifikasi Teknis /
Brosur Produk
4. Saat pelaksanaan, Penyedia Barang / Jasa Kontraktor harus mengajukan Persetujuan
Tertulis atas Barang / Material / Peralatan yang akan dipakai sesuai daftar Usulan
kepada pemberi kerja dan pimpinan proyek untuk mendapatkan persetujuan.
5. Seluruh Pekerjaan Bongkar, Relokasi, Perbaikan dan Pemasangan kembali yang
tidak/belum terurai dalam BoQ Pekerjaan, sebagai dampak pekerjaan diatas, wajib
dilaksanakan dan menjadi tanggung jawab Pelaksana Penyedia Barang /
Jasa.
6. Semua Barang / Material / Peralatan harus baru dan bila terjadi kerusakan pada
material tersebut pada saat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus mengganti
dengan yang baru.
7. Penggantian merk dari Barang / Material / Peralatan hanya dapat dilakukan dengan
persetujuan dan ketentuan dari pemberi kerja dan pimpinan proyek.
8. Pengajuan gambar kerja / shop drawings dari Kontraktor harus dilakukan sebelum
pekerjaan dilaksanakan.
9. Membuat Laporan Mingguan dengan Progres Kemajuan Pekerjaan, Laporan Bulanan,
Laporan Akhir lengkap dengan As Built Drawings. Seluruh laporan harus lengkap
dengan Foto-foto aktifitas kerja.
10. Selama masa Pemeliharaan, Kontraktor harus menunjuk / menugaskan setidaknya 1
(satu) Tenaga Teknis yang handal, setiap saat bisa dipanggil / dihubungi bila ada
gangguan teknis.
11. Keluaran yang dihasilkan oleh Kontraktor Pelaksana berdasarkan Kerangka Acuan Kerja
(KAK) ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi
:
a. Buku Harian, yang memuat semua kejadian, perintah / petunjuk yang penting dari
Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor Pelaksana, dan Konsultan Pengawas.
b. Laporan Harian, berisi keterangan tentang :
c. Rencana kerja harian/ metoda
d. Shop Drawing
e. Tenaga Kerja.
f. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak.
g. Alat-alat.
h. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan.
i. Waktu pelaksanaan pekerjaan.
j. Laporan testing dan commissioning.
k. Berita Acara Kemajuan Pekerjan untuk pembayaran angsuran.
l. Surat Perintah Perubahan Pekerjaan dan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan
Tambah Kurang (CCO)
m. Gambar-gambar sesuai dengan pelaksaan (As Built Drawings) dan Manual
Peralatan-Peralatan yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
n. Laporan rapat di lapangan (Site Meeting).

5|Kerangka Acuan Kerja


o. Gambar rincian pelaksanaan (Shop Drawings) dan realisasi Time Schedule yang
dibuat oleh Kontraktor Pelaksana.
p. Kelengkapan dokumen pendaftaran bangunan gedung negara lengkap dengan
lampiran-lampirannya

H. Persyaratan Administrasi
a. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) Perizinan
Berusaha Berbasis Risiko Kode KBLI 41019 (Konstruksi Gedung Lainnya);
b. SBU kualifikasi kecil bidang pekerjaan Sipil sub bidang pekerjaan BG009 (Jasa
Pelaksana Untuk Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya);
c. Memiliki status valid keterangan Wajib Pajak (KSWP) berdasarkan hasil Konfirmasi
Status Wajib Pajak.
d. Mempunyai atau menguasai tempat usaha/kantor dengan alamat yang benar,
disertai dengan Izin Lokasi / Surat Keterangan Domisili Perusahaan yang masih
berlaku.
e. Memiliki Akte pendirian Perusahaan dan Akte Perubahan Perusahaan (apabila ada
perubahan)
f. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan
pertentangan kepentingan pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan,
tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan dan/atau yang bertindak
untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana,
dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara, kecuali yang
bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara; Melampirkan Surat
Pernyataan
g. Memiliki pengalaman dengan bidang yang sama paling kurang 1 (satu) pekerjaan
konstruksi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
maupun swasta termasuk pengalaman subkontrak.
i. Memiliki persyaratan lainnya yang ditetapkan dalam KAK ini
j. Penyedia Barang/Jasa wajib memiliki Personil Inti, dengan kualifikasi sebagai
berikut;
Tenaga K3 dan Pelaksana
Tenaga K3
Ahli K3 Minimal D3, Sertifikat Keahlian (SKA) K3 Konstruksi 1 Orang
minimal Ahli Muda yang masih berlaku dengan
pengalaman kerja minimal 3 thn dibuktikan dengan
referensi Kerja.

Pelaksana Memiliki SKT Tukang Las/ Welder/ Gas dan Elektrik 1 Orang
Welder

6|Kerangka Acuan Kerja


I. Syarat Ketentuan Dan Pelaksanaan
1. Ketentuan Pelaksanaan
2. Penyedia barang dan jasa Barang/Jasa harus mengamankan, melindungi serta
bertanggung jawab atas alat-alat dan bahan-bahan pekerjaan;
3. Penyedia barang dan
4. jasa Barang/Jasa dianggap sudah memahami dan menguasai seluruh tahapan
pekerjaan sesuai dengan target yang diinginkan PPK;
5. Setelah dilakukan pengujian atas konstruksi, instalasi, mutu dan seluruh pekerjaan
telah dinyatakan selesai, Penyedia Barang /Jasa dapat melakukan serah terima
pekerjaan kepada PPK dengan disertai seluruh dokumen laporan kegiatan dan
dokumentasi kegiatan dengan dibuat rangkap 3 (tiga) meliputi seluruh kegiatan
dalam dokumen yang sudah disetujui.
6. Berita Acara Serah Terima diajukan dengan dilengkapi dokumen sebagai berikut :
 Seluruh laporan dan dokumentasi pekerjaan dilaporkan oleh Penyedia barang
dan jasa Barang/Jasa kepada PPK sebanyak rangkap 3 (tiga);
 Pengujian atas konstruksi, instalasi, mutu dan seluruh pekerjaan telah
dinyatakan selesai yang dilakukan
7. Berita Acara Pengujian, yang telah disetujui oleh:
a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
b. Konsultan Pengawas dan Petugas yang diberi tugas PPK.
8. Laporan Akhir Pekerjaan harus meliputi;
 Laporan Kerja Mingguan, Bulanan lengkap dengan Foto-foto.
9. Masa pemeliharaan yang ditenderkan selama 3 (tiga) bulan dari Serah Terima
Pekerjaan dengan dibuktikan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.
10. Surat pernyataan bertanggung-jawab atas segala akibat yang mungkin dapat
timbul dalam proses pelaksanaan pekerjaan.
11. Peralatan Utama yang wajib dimiliki penyedia Jasa Konstruksi sebagai berikut :
a. Mobil pickup
b. Mesin Kompressor
c. Mesin Bor
d. Scafolding minimal 500 Set
e. Molen Kapasitas Minimal 350 Ltr
f. Stamper
g. Theodolit
h. Alat Las
i. Alat Potong Besi (Blender)
Dengan jumlah minimal masing- masing alat 1 (satu) unit dan Disertakan bukti
kepemilikan/sewa peralatan Disertakan berikut bukti kepemilikan/sewa peralatan
di atas.
7|Kerangka Acuan Kerja
12. Unsur Teknis yang disampaikan meliputi :
a. Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan
dalam penyelesaian pekerjaan; Metode pelaksanaan dilengkapi metode kerja untuk
jenis-jenis pekerjaan utama dan pekerjaan penunjang atau pekerjaan sementara
yang ikut menentukan keberhasilan pelaksanaan pekerjaan dan diyakini
menggambarkan penguasaan penawar untuk melaksanakan pekerjaan. Yang diteliti
dalam evaluasi metode pelaksanaan adalah tahapan dan cara pelaksanaan yang
menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari awal sampai dengan akhir dan dapat
dipertanggungjawabkan secara teknis. Sehingga dalam hal ini, terbuka peluang bagi
calon pelaksana untuk dapat menyampaikan inovasi-nya terhadap metode
pelaksanaan pekerjaan yang dapat mendukung efisiensi biaya pelaksanaan
pekerjaan kedepannya.
b. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK):
Peserta menyampaikan penjelasan manajemen risiko terhadap kesehatan dan
keselamatan kerja konstruksi serta penjelasan rencana tindakan sesuai tabel jenis
pekerjaan dan identifikasi bahaya berikut ini:

No Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya


1 Pekerjaan Struktur  Kecelakaan kerja dan kecelakaan lalu lintas
dan Arsitektur dikarenakan aktivitas pada proses pengangkutan
material ke lokasi, galian tanah, pengurugan
tanah dan pasir, Pembesian dan pembetonan
 Kecelakaan kerja dikarenakan aktivitas pada
proses pekerjaan

c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang disajikan dalam kurva S, yang didalamnya


menyampaikan bobot prestasi kerja per satuan waktu;

8|Kerangka Acuan Kerja


J. Berita Acara Serah Terima
Setelah dilakukan pengujian atas mutu dan seluruh pekerjaan telah dinyatakan selesai,
Penyedia Barang/Jasa dapat melakukan serah terima pekerjaan kepada PPK sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, agar dapat digunakan sebagai mana dituangkan di
dalam perjanjian.

Jakarta, Maret 2022

Pejabat Pembuat Komitmen


Bidang Pengelolaan Bangunan dan Wisma

Ahmat Sopiulloh, ST, MAP


NIP. 197505052005021002

9|Kerangka Acuan Kerja

Anda mungkin juga menyukai