Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN KONSULTAN PENGAWASAN

PEMBANGUNAN GEDUNG WILKER ARUK

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS II PONTIANAK

Pendahuluan

1. Latar Belakang

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak adalah Unit Pelaksana Teknis


Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung
pada Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Adapun
tugas pokok dan fungsi kantor kesehatan pelabuhan adalah mencegah masuk
dan keluarnya penyakit dan faktor risiko penyakit dari dan ke luar negeri.

Cakupan wilayah yang menjadi tanggung jawab Kantor Kesehatan Pelabuhan


Pontianak adalah Propinsi Kalimantan Barat, yang terdiri dari Wilayah Kerja
Bandara Supadio, Wilayah Kerja Sintete, Wilayah Kerja Teluk air, Wilayah Kerja
Ketapang, Wilayah Kerja Kendawangan, Wilayah Kerja Entikong, Wilayah Kerja
Badau,Wilayah Kerja Aruk, dan Wilayah Kerja Jagoi Babang.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas


II Pontianak wajib memiliki sarana dan prasarana penunjang, salah satunya
adalah tersedianya bangunan/gedung kantor yang memadai.

Sampai dengan tahun 2016 Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas II Pontianak


memiliki 8 unit bangunan/gedung kantor, diantaranya Kantor Induk, Pos
Pelabuhan Dwikora, Wilker Sintete, Wilker Supadio, Wilker Teluk Air, Wilker
Ketapang, Wilker Kendawangan dan wilker Entikong.

Sesuai dengan DIPA Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak Tahun


Anggaran 2018 Nomor : SP DIPA – 024.05.2.415975/2018 tanggal 5 Desember
2017, telah dialokasikan anggaran pembangunan gedung kantor wilker Aruk.

Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilakukan


oleh kontraktor pelaksana harus mendapatkan pengawasan secara teknis di
lapangan, agar rencana teknis yang telah disiapkan dan digunakan sebagai
dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu, tepat
biaya, dan tertib administrasinya.
2. Maksud dan Tujuan
a. Maksud:
- Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan
Pengawas yang memuat masukan, azas, kriteria, proses dan keluaran
yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta diinterpretasikan kedalam
pelaksanaan tugas pengawasan
- Konsultan pengawas dapat mempersiapkan metode pengawasan dan
personil tenaga ahli sesuai dengan bidangnya sehingga pelaksanaan
pengawasan pembangunan gedung kantor wilayah kerja Aruk dapat
terlaksana dengan efektif, efisien dan tujuan dari pengawasan ini dapat
tercapai.

b. Tujuan:
Pelaksanaan pembangunan Gedung Kantor Wilayah Kerja (Wilker) Aruk
dapat diawasi oleh tenaga ahli yang profesional di bidangnya sehingga
pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung tepat mutu, tepat waktu, tepat
biaya, dan tertib administrasinya.

3. Sasaran
Pembangunan gedung kantor Wilayah kerja Aruk Kantor Kesehatan pelabuhan
kelas II Pontianak dapat diselesaikan tepat waktu dan sesuai dengan apa yang
telah tertuang dalam dokumen perencanaan.

4. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pembangunan gedung kantor Wilayah kerja Aruk Kantor Kesehatan
pelabuhan kelas II Pontianak terletak di Jalan Raya Aping, Kecamatan Sajingan
Besar, Kabupaten Sambas, Propinsi Kalimantan Barat.

5. Sumber Pendanaan
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan : APBN, DIPA Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas II Pontianak Tahun Anggaran 2018 Nomor : SP DIPA –
024.05.2.415975/2018 tanggal 5 Desember 2017

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Nama Pejabat Pembuat Komitmen : Bungaran, S.ST
Satuan Kerja: Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak

Data Penunjang

7. Data Dasar
- Untuk dapat melaksanakan tugasnya Konsultan Pengawas dapat langsung
mengkomunikasikan data dukung dan informasi yang dibutuhkan kepada Kuasa
Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen ataupun Pengelola/asisten
teknis yang telah ditunjuk.
- Hasil Survei, pengukuran, laporan-laporan, gambar dan spesifikasi teknis yang
telah dibuat oleh konsultan perencana.
8. Standar Teknis
Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) Konstruksi dan Bangunan Sipil
atau yang didapat dari Badan sertifikasi nasional ataupun standar yang telah
ditetapkan oleh instansi teknis terkait dan dapat dikonsultasikan dengan
pengelola teknis.

9. Studi-Studi Terdahulu
Data hasil survei dan pengukuran lapangan yang dilaksanakan pada saat
pekerjaan Perencanaan yang telah dibuat sebelumnya oleh konsultan
perencana.

10. Referensi Hukum


1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
2) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung
3) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah
4) Peratuan Presiden Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2011 tentang
Pembangunan Bangunan Gedung Negara
5) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang
pengadaan barang jasa pemerintah
6) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang
perubahan kedua Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
pengadaan barang jasa pemerintah
7) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang
perubahan keempat Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
pengadaan barang jasa pemerintah
8) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara
9) Peraturan Menteri PU No. 14 tahun 2013 tentang perubahan peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 07/PRT/M/2011 tentang standar dan
pedoman pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi
10) Peraturan Kepala LKPP No. 14 tahun 2012 tentang juknis perpres 70 tahun
2012
11) Peraturan Kepala LKPP No. 18 tahun 2012 tentang E-tendering
12) Surat Edaran Menteri PU No. 3 tahun 2013 tentang pedoman besaran biaya
langsung personil/Renumerasi dalam perhitungan harga perkiraan sendiri
(HPS) Jasa Konsultansi di lingkungan kementerian pekerjaan umum.

Ruang Lingkup

11. Lingkup Pekerjaan


Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas berpedoman
pada ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan
Bangunan Gedung Negara. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007, yang dapat meliputi tugas-
tugas/kegiatan pengawasan Konstruksi bangunan gedung Negara.

Adapun Kegiatan yang wajib dilaksanakan oleh Konsultan Pengawas pada


pekerjaan ini adalah :
1) Pekerjaan Persiapan.
a. Menyusun Program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan
pengawasan.
b. Memeriksa Time Schedule /Bar Chart, S-Curve, dan Net Work Planning
yang diajukan oleh Kontarktor Pelaksana untuk selanjutnya diteruskan
kepada Pengelola Satuan Kerja untuk mendapatkan persetujuan.
2) Kegiatan Pengawasan Konstruksi
a. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang
akan dijadikan dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan;
b. Mengawasi pemakaian bahan, peralatan dan metode pelaksanaan, serta
mengawasi ketepatan waktu dan biaya pekerjaan konstruksi;
c. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas
dan laju pencapaian volume/realisasi fisik;
d. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan
persoalan yang terjadi selama pelaksanaan konstruksi
e. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala, membuat
laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan
hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan
pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh pelaksana konstruksi;
f. Meneliti gambar-gambar untuk pelaksanaan (shop drawing) yang diajukan
oleh pelaksana konstruksi;
g. Meneliti gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di lapangan
(as built drawings) sebelum serah terima pertama;
h. Menyusun daftar cacat/kerusakan sebelum serah terima I, mengawasi
perbaikannya pada masa pemeliharaan, dan menyusun laporan akhir
pekerjaan pengawasan;
i. Menyusun berita acara persetujuan kemajuan pekerjaan, berita acara
pemeliharaan pekerjaan, dan serah terima pertama dan kedua
pelaksanaan konstruksi sebagai kelengkapan untuk pembayaran
angsuran pekerjaan konstruksi;
j. Bersama-sama penyedia jasa perencanaan menyusun petunjuk
pemeliharaan dan penggunaan bangunan gedung;
k. Membantu pengelola kegiatan dalam menyusun dokumen pendaftaran;
l. Membantu pengelola kegiatan dalam penyiapan kelengkapan dokumen
sertifikat laik fungsi (SLF) dari pemerintah kabupaten/kota setempat.
12. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Pengawas berdasarkan Kerangka
Acuan Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian, yang
minimal meliputi :
1) Buku Harian, yang memuat semua kejadian, perintah dan petunjuk penting
dari Pengelola teknis, Kontraktor Pelaksana dan Konsultan Pengawas;
2) Laporan harian, berisi keterangan tentang :
a. Tenaga kerja
b. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
c. Alat-alat
d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan
3) Laporan mingguan, dan bulanan sebagai resume laporan harian;
4) Berita acara kemajuan pekerjaan untuk pembayaran angsuran;
5) Surat persetujuan perubahan pekerjaan dan berita acara pemeriksaan
pekerjaan tambah kurang;
6) Laporan rapat di lapangan (site meting);Gambar rincian pelaksanaan (shop
drawing) dan Time Schedule yang dibuat oleh kontraktor pelaksana;
7) Hasil pemeriksaan Gambar-gambar sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawing);
8) Foto Dokumentasi (0%, 10%, 20%, 30%, 40% 50%, 60%, 70%, 80%,
90%,dan 100%);
9) Laporan akhir pekerjaan pengawasan.
10) Setiap laporan dibuat dalam 5 (lima) rangkap
11) Laporan Bulanan disampaikan paling lambat tanggal 7 bulan berikutnya,
dalam hal tanggal 7 adalah hari libur, maka laporan diserahkan pada hari
kerja berikutnya.

13. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitme
Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen yang
dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa:
1) Laporan dan Data Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu
serta fotografi (bila ada) dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa.
2) Staf Pengawas/Pendamping, Pengguna Jasa akan mengangkat petugas atau
wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping/counterpart,
atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
3) Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh
penyedia jasa Dukungan administrasi dan surat menyurat.
4) Dalam hal konsultasi rutin dengan pihak-pihak terkait atau direksi pekerjaan,
penyedia jasa dapat menggunakan ruangra pat yang ada pada Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas II Pontianak dengan catatan ruang rapat tersebut
sedang tidak dipergunakan.

14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


Konsultan pengawas diwajibkan untuk menyiapkan peralatan pendukung yang
dibutuhkan untuk pekerjaan pengawasan mulai dari pra construction meeting
(PCM) maupun pada saat kegiatan pengawasan sampai serah terima
pekerjaan sehingga kewajiban yang diemban oleh konsultan pengawas dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
Fasilitas utama yang harus tersedia untuk melaksanakan pekerjaan
pengawasan meliputi antara lain: 1 set alat ukur ketinggian theodolit, 2 unit
meteran, 1 unit kamera, 1 unit kendaraan operasional kendaraan roda 4, 1 Unit
kendaraan roda 2, personal computer dan/atau laptop minimal 2 buah yang
memiliki aplikasi AutoCad dan aplikasi lain yang dibutuhkan dalam pekerjaan
perencanaan, 1 unit printer , dan Hammer test.

15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa

1) Mengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang timbul dalam


pelaksanaan konstruksi.
2) Memperingatkan atau menegur pihak pelaksana pekerjaan jika terjadi
penyimpangan terhadap kontrak kerja.
3) Menghentikan sementara pekerjaan pelaksanaan konstruksi terhadap hal
yang tidak sesuai dengan perencanaan untuk selanjutnya dikonsultasikan
dengan pengguna jasa dan pengelola teknis.
4) Melakukan penundaan pekerjaan pelaksanaan konstruksi terhadap hal
yang tidak memenuhi ketentuan dalam kontrak.
5) Memperbaiki kesalahan rencana pekerjaan maupun gambar.

Dalam melaksanakan kewenangannya tersebut, Konsultan pengawas selaku


penyedia jasa berkewajiban untuk bekerjasama sepenuhnya dengan Kuasa
Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitmen dan pengelola teknis.

16. Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan


Kegiatan Pengawasan dilaksanakan sejak pelaksanaan konstruksi/ fisik dimulai
sampai dengan diserahkannya pekerjaan tersebut kepada pengguna jasa
(Pengguna Anggaran/ Pejabat Pembuat Komitmen/Pemilik Pekerjaan). Dalam
hal ini waktu yang disediakan untuk melaksanakan tugas pengawasan yang
diberikan kepada Konsultan pengawasn adalah selama 135 (Seratus Tiga
puluh Lima) hari kalender

17. Personil
NO JABATAN KEAHLIAN JMLH PENDIDIKAN PENGALAMAN

A Tenaga Ahli

1. Team Leader Ahli Arsitek 1 S1 Teknik 5 tahun


Arsitektur
2. Pengawas Lapangan

- Pengawas I Ahli Teknik 1 S1 Teknik sipil 3 tahun


Bangunan
Gedung

- Pengawas II Ahli teknik 1 S1 Teknik 3 tahun


tenaga listrik Elektro

B Tenaga Pendukung

1. Drafter/Oprator Autocad 1 D3 3 tahun


2. Administrasi/Operator 1 D3 3 tahun
Komputer
18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan
Disesuaikan dengan penjadwalan yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa.

Laporan

19. Laporan Harian


Laporan Harian memuat:
a. Tenaga kerja
b. Bahan-bahan yang datang, diterima atau ditolak
c. Alat-alat
d. Pekerjaan-pekerjaan yang diselenggarakan
e. Waktu pelaksanaan pekerjaan
Laporan harus sudah tersedia pada hari berikutnya.

20. Laporan Mingguan dan Bulanan


Laporan Mingguan dan Bulanan merupakan resume dari laporan harian,
disampaikan paling lambat tanggal 7 bulan berikutnya, dalam hal tanggal 7
adalah hari libur, maka laporan diserahkan pada hari kerja berikutnya.

21. Laporan Akhir


Laporan Akhir diserahkan selambat-lambatnya pada saat serah terima pertama
pekerjaan Fisik/konstruksi.

Hal-Hal Lain

22. Produksi dalam Negeri


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK
dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

23. Persyaratan Kerjasama


Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk
pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:
1) Wajib mempunyai perjanjian Kerja Sama Operasi/kemitraan yang memuat
persentase kemitraan/ KSO/konsorsium/subkontrak dan perusahaan yang
mewakili kemitraan/ KSO/ konsorsium/ subkontrak tersebut;
2) Data kualifikasi untuk peserta yang melakukan kemitraan/Kerja Sama Operasi
disampaikan oleh pejabat yang menurut perjanjian Kemitraan/Kerja Sama
Operasi berhak mewakili Kemitraan/KSO.
24. Pedoman Pengumpulan Data Lapangan
Penyedia Jasa diwajibkan melaksanakan pengumpulan data lapangan sesuai
persyaratan dan kaidah teknis maupun regulasi yang berlaku di bidang/layanan
pekerjaan pengawasan

25. Alih Pengetahuan


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk
menyelenggarakan pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan
kepada personil satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen

26. Ketentuan Tambahan


1) Penunjukan penyedia jasa dan Penandatanganan Kontrak sebagai pelaksana
pengawasan pembangunan gedung Wilayah Kerja Aruk hanya akan
dilaksanakan setelah Penyedia Jasa Konstruksi dapat dipastikan.
2) Penawaran yang telah disampaikan oleh penyedia jasa konsultan pengawas
akan disesuaikan dengan jangka waktu pekerjaan konstruksi.

Mengetahui Pontianak, 22 Juni 2018


Kuasa Pengguna Anggaran Pejabat Pembuat Komitmen
KKP Kelas II Pontianak KKP Kelas II Pontianak

Sumarsinah, SKM, M.Epid Bungaran, S.ST


NIP 19610222 198503 2 001 NIP 19800803 200604 1 002

Anda mungkin juga menyukai