Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN GEDUNG


PELAYANAN HAJI DAN UMRAH TERPADU
KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN ANGGARAN 2021

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pembangunan Gedung Pemerintahan memerlukan perencanaan teknis yang benar dan
sesuai dengan kaidah struktur dan konstruksi bangunan. Selain untuk meningkatkan
fasilitas kebutuhan masyarakat di provinsi Bangka Belitung, gedung pemerintahan juga
harus memberikan kenyamanan dan keamanan kepada aparatur pemerintahan. Oleh
karena itu diperlukan perencanaan teknis yang akurat agar kehandalan struktur dan
fungsinya berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan bangunan.
Setiap bangunan gedung daerah harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, mampu
berfungsi secara optimal peruntukannya, sebagai teladan bagi lingkungannya dan dapat
berkontribusi positif dalam perkembangan arsitektural maupun struktural di Indonesa.
Setiap bangunan gedung daerah harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-
baiknya sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang memadai dan layak
dari segi mutu, estetika, biaya dan administrasi.
Pemberi jasa perencanaan untuk bangunan gedung daerah perlu diarahkan secara baik
dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan teknis bangunan
yang memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma, dan tata laku profesional.
Untuk pekerjaan perencanaan perlu disiapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) secara
sehingga dapat mendorong perwujudan hasil perencanaan yang sesuai dengan tujuan
yang diingini.

2. MAKSUD DAN TUJUAN


Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan acuan yang memuat masukan, azas,
kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan diperhatikan serta
diinterprestasikan ke dalam pelaksanaan Pembangunan Gedung Pelayanan Haji dan
Umrah Terpadu Kabupaten Bangka Selatan.
Dengan penugasan ini diharapkan dapat melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik
untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai Kerangka Acuan Kerja ini.

3. DATA KEGIATAN
a. Nama Kegiatan adalah Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung
Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu Kabupaten Bangka Selatan.
b. Lokasi Kegiatan di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bangka Selatan
c. Sumber dana diperoleh dari dana SBSN Kantor Kementerian Agama Kabupaten
Bangka Selatan Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah
d. Pagu dana senilai Rp.75.990.000,- (tujuh puluh lima juta sembilan ratus sembilan
puluh ribu rupiah)

4. NAMA DAN ORGANISASI PENGGUNA ANGGARAN


Pengguna Anggaran untuk kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan
Gedung Pelayanan Haji dan Umrah Terpadu Kabupaten Bangka Selatan

5. LAMA PELAKSANAAN PEKERJAAN


Lama pelaksanaan pekerjaan ini adalah 30 (tiga puluh) hari kalender.

B. LINGKUP KEGIATAN, LINGKUP TUGAS DAN KEWENANGAN


1. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan pengumpulan data yang mencakup keseluruhan perencanaan, mulai
dari perencanaan siteplan, denah, dan detail bangunan.
2. LINGKUP TUGAS KONSULTAN
Secara garis besar lingkup pekerjaan dalam Perencanaan Teknis Infrastruktur adalah
sebagai berikut:
a. Tahap Pengumpulan Data mencakup:
1) Melaksanakan pengumpulan data dan informasi lapangan.
2) Membuat Konsep zoning dan pengaturan bangunan-bangunan secara garis besar
berdasarkan fungsi, tujuan desain dan keterkaitannya secara menyeluruh agar
didapat gambaran dalam proses desain selanjutnya.
3) Feedback hasil konsep rancangan secara garis besar terhadap KAK dan uji
kesesuaiannya.
4) Melakukan studi literatur dan jika diperlukan dengan bangunan sejenis
5) Melakukan studi literatur dan konsultasi kepada dinas terkait dalam tiapan
tahapan proses perencanaan.
b. Tahap Penyusunan pra rancangan (bobot 30%), mencakup:
1) Membuat pra-rencana zoning/siteplan (peletakan bangunan) beserta sarana dan
prasarana pelengkap
2) Membuat Konsep awal bangunan-bangunan yang menyangkut keharmonisan
fungsi antar bangunan berdasarkan penzoningan yang menyebabkan
mengalirnya sirkulasi antar bangunan, keharmonisan bentuk arsitektur antar
bangunan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan-bangunan tersebut
3) Untuk Bangunan yang memiliki fungsi khusus harus mempertimbangkan
kegiatan dan alat-alat yang akan dioperasionalkan dalam ruang.
4) Feedback hasil konsep rancangan terhadap KAK, uji kesesuaiannya.
3. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA
a. Penyedia Jasa berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses
pengumpulan dan konsep awal pelaksanaan perencanaan ini
b. Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaannya dapat meminta bantuan dari pihak
instansi terkait yang akan memberikan petunjuk dan pengarahan kepada konsultan
untuk mencapai hasil yang optimal guna mendukung kelancaran kerja
c. Dalam melaksanakan pekerjaannya jika perlu penyedia jasa dapat melakukan alih
pengetahuan tentang perencanaan bangunan kepada pengguna bangunan.

C. DATA PENUNJANG
1.1. Data Dasar
1) Undang - Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Haji dan Umrah;
2) Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2019 tentang
Perubahan Atas PMA Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji
Reguler;

1.2. Standar Teknis


Semua pekerjaan Perencanaan dan Perancangan harus berdasarkan Normalisasi
Indonesia (NI), Standar Nasional Indonesia (SNI), Peraturan-peraturan Nasional maupun
International Lainnya yang berhubungan dengan pekerjaan ini, antara lain :
1) Permen PUPR No. 22 Tahun 2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
2) Pedoman tata cara penyelenggaraan Pembangunan Gedung Negara yang
dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum;
1) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBI 1982;
3) Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-N.1.5/1961);
4) Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI-1983);
5) Peraturan Instalasi khusus air & Listrik (AVWI dan AVEPUIL –N.1.6.1982);
6) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan dan bulanan/borongan);
7) Peraturan Pembebanan Indonesia tahun 1984;
8) Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk gedung tahun 1981;
9) Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan Direktur
Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan umum;
10) Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir (PUIPP) tahun 1983 yag dikeluarkan oleh
Direktur Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum;
11) SNI 03-1726-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan
Gedung;
12) SNI 03-1727-1989 tentang Cara Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung;
13) SNI 02-1729-2002 Tentang Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung;
14) SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Bangunan Gedung;
15) SNI 03-6861-2002 Spesifikasi Bahan Bangunan Indonesia;
16) Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 2000;
17) Standar Penerangan Buatan dalam Gedung tahun 1978 Departemen Pekerjaan Umum;
18) Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung Tahun1987;
19) Panduan Pemasangan Sistem Hidran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
20) Rumah dan Gedung tahun 1987;
21) Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1981;
22) SNI 03-1736-2000 ; Tata cara perencanaan dan sistem proteksi pasif untuk
pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung;
23) SNI 03-1735-2000 ; Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses lingkungan
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung;
24) SNI 03-1746-2000 ; Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan keluar
untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung;
25) SNI 03-3985-2000 ; Tata cara perencanaan, pemasangan dan pengujian sistem
deteksi dan alarm kebakaran untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan
gedung;
26) SNI 03-3989-2000 ; Tata cara perencanaan dan pemasangan sistem
springkler otomatis untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung;
27) SNI 03-3987-1995 ; Tata cara perencanaan, pemasangan pemadam api ringan
untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung;
28) Peraturan, Pedoman Standar atau Ketentuan-Ketentuan Teknis yang lain yang
berhubungan dengan Rumah dan Gedung.

D. KUALIFIKASI JUMLAH TENAGA AHLI


Untuk melaksanakan kegiatan ini Konsultan Perencana harus menyiapkan tenaga ahli sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaa n:
1. Ketua Tim / Team Leader (1 orang)
Bertindak sebagai pimpinan tim bagi keseluruhan pelaksanaan teknis pekerjaan
perencanaan. Team Leader harus mempunyai pengalaman dibidang perencanan
bangunan gedung khususnya bangunan gedung klasifikasi tidak sederhana. Persyaratan
Ketua Tim adalah :
~ Berpendidikan minimal S-1 Teknik Arsitektur, mempunyai pengalaman 1 tahun
sebagai Team Leader, dan harus mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya
Arsitek, atau;
~ dan harus dapat bekerja penuh selama kegiatan berlangsung.
2. Tenaga Ahli Teknik Bangunan Gedung (1 orang), dengan persyaratan :
Minimal berpendidikan S-1 Teknik Sipil khusus Sipil Struktur Bangunan Gedung, dan
harus berpengalaman menangani perencanaan pekerjaan Struktur Bangunan Gedung.
~ Pengalaman minimal 1 tahun sebagai Tenaga Ahli Struktur Bangunan Gedung/
Teknik Bangunan Gedung, dan mempunyai minimal Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli
Muda Teknik Bangunan Gedung;
~ dan dapat bekerja penuh selama kegiatan berlangsung tergantung man-month.
3. Tenaga Pendukung
Konsultan Perencana juga harus dilengkapi dengan tenaga penunjang/pendukung lainnya,
seperti Estimator, Drafter dan operator komputer/administrasi proyek, dimana kebutuhan
man-month tenaga ahli diusulkan sendiri oleh Konsultan.
Konsultan Perencana juga wajib menyajikan bagan organisasi yang melibatkan tenaga-tenaga
ahli beserta deskripsi fungsinya. Kebutuhan jadwal penugasan Tenaga Ahli dan personil beserta
man-monthnya diusulkan oleh Konsultan Perencana.

E. KRITERIA DAN AZAS PERENCANAAN


1. Kriteria Perencanaan
a. Perpres 16 Tahun 2018 berikut perubahannya
b. Peraturan Pembangunan daerah

c. Standar Bangunan Indonesia tentang bangunan gedung


d. Permen PUPR No. 22 Tahun 2018 Tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara
2. Azas-Azas Perencanaan
Selain dari kriteria di atas dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan perencana
hendaknya memperhatikan azas-azas:
a) Perencanaan Gedung Pemerintahan hendaknya memiliki aspek fungsional dan
efisien, teknikal yaitu kehandalan struktur dan sistem operasional, utilitas yang
berjalan baik, serta behavioral menarik dan tidak berlebihan memiliki citra sebagai
Bangunan Pemerintah.
b) Sirkulasi antar bangunan harus mengalir dan mempunyai keterkaitan sehingga pada
saat aktivitas di dalam Bangunan itu berlangsung tidak terjadi ketidak efisienan
sirkulasi dikarenakan kesalahan pengaturannya
c) Desain dan kelengkapannya harus memberikan rasa nyaman dan aman
d) Memiliki kualitas kenyamanan yang tinggi bagi aparat pengguna bangunan dan
masyarakat yang mendapatkan pelayanan
e) Kreatifitas desain diperbolehkan tetapi tetap mempertimbangkan efisien biaya
dengan tetap memperhatikan kriteria fungsi bangunan sebagai Gedung Pemerintah
f) Memperhatikan biaya investasi, operasi dan pemeliharaan bangunan setelah
dibangun dan dioperasikan mengingat bangunan adalah Bangunan Pemerintahan
yang tidak bertujuan untuk mencari keuntungan maka biaya-biaya pemeliharaan
yang mungkin terjadi harus diusahakan serendah mungkin
g) Desain bangunan harus mencirikan sedemikian rupa sebagai bangunan Pemerintah
dan diharapkan bentuknya harus bisa mengadopsi bentuk-bentuk ikon kebudayaan
di Kota Pangkalpinang dengan tidak meninggalkan ciri bangunan modern tropis
ataupun Vernakular (untuk bentukan tampilan bangunan dapat dikonsultasikan ke
Instansi terkait pengguna bangunan)

F. KELUARAN PRODUK KONSULTAN:


Keluaran atau produk yang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa dari awal perencanaan
sampai menghasilkan doukmen lelang:
1) Gambar Review Desain rencana teknis (arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal dan
plumbing, serta tata lingkungan);
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS), yang meliputi persyaratan umum, administratif,
dan teknis bangunan gedung negara yang direncanakan;
3) Rencana anggaran biaya pembangunan;
4) Laporan akhir tahap perencanaan, meliputi:
~ laporan arsitektur, termasuk desain interior dan arsitektur landscape;
~ laporan perhitungan struktur termasuk laporan penyelidikan tanah (soil test);
~ laporan perhitungan mekanikal elektrikal dan plumbing;
5) Keluaran akhir tahap perencanaan, yang meliputi dokumen perencanaan, berupa:
Gambar Rencana Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana Anggaran
Biaya (Engineering Estimate), dan Daftar Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) yang
disusun sesuai ketentuan;

G. DATA DAN FASILITAS PENUNJANG


1. Data Dan Fasilitas Penunjang
a. Untuk melaksanakan kegiatan ini, konsultan Perencana harus mencari sendiri data
dan informasi yang dibutuhkan selain dari data dan informasi yang diberikan oleh
pemberi tugas dalam pengarahan tugas ini
b. Konsultan perencana harus memeriksa kebenaran data dan informasi yang didapat
dan harus selalu berkonsultasi dengan dinas terkait dalam pengambilan keputusan
dalam perencanaan. Kesalahan informasi yang menyebabkan terjadinya kesalahan
dalam perencanaan menjadi tanggung jawab Konsultan Perencanaan
c. Tenaga ahli yang ditugaskan harus sesuai dan memenuhi kebutuhan yang
disyaratkan dalam KAK ditinjau dari tingkat kekompleksan proyek. Tenaga ahli yang
ditugaskan seperti yang disyaratkan dalam KAK terikat kontrak hingga selesai
pelaksanaan tugasnya dan menghasilkan produk yang disetujui pengguna jasa
d. Dalam hal ini informasi perencanaan memuat hal-hal sebagai berikut:
1) Informasi tentang lahan meliputi:
a) Lokasi
b) Luas lahan
c) Batas-batas lahan
d) Topografi
e) Peruntukan tanah
f) Koofisien dasar bangunan (bila telah ditetapkan)
g) Daerah milik jalan (DMJ)
2) Pemakaian Bangunan
a) Fungsi Bangunan (dikonsultasikan dengan pengguna bangunan/ instansi
terkait)
b) Manfaat Bangunan (dikonsultasikan dengan pengguna bangunan/ instansi
terkait)
3) Kebutuhan Bangunan
a) Program ruang
b) Program bentuk
4) Informasi-informasi lain seperti rencana beberapa tahun kedepan dll

H. FASILITAS PENUNJANG
Penyedia jasa (konsultan perencana) harus menyediakan semua peralatan dan fasilitas
penunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan, seperti kantor, komputer, studio
perencanaan dan lain-lain.

I. PENUTUP
a) Konsultan Perencana setelah menerima pengarahan penugasan dan semua bahan
masukan, hendaknya memeriksa kembali informasi yang didapatkan.
b) Jika dianggap perlu Konsultan Perencana harus mencari data-data tambahan sebagai
pembanding untuk melengkapi kebutuhan informasi dalam proses perencanaan
c) Berdasarkan bahan-bahan tersebut Konsultan Perencana menyusun program kerja dan
desain rencana sebagai bahan diskusi untuk menghasilkan pedoman pelaksanaan
perencanaan

Toboali, 14 Januari 2021


Pejabat Pembuat Komitmen
TEGUH AGUNG NUGROHO, MM

Anda mungkin juga menyukai