Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan penduduk di Indonesia dinilai sangat pesat. Pertumbuhan


jumlah penduduk di Indonesia cukup signifikan yakni 4,5 juta orang pertahunnya,dari
235 juta jiwa kini menjadi 240 juta jiwa. Berdasarkan hasil sensus penduduk terbaru,
kota Bandung sudah menjadi kota terpadat di Jawa Barat,untuk itu kita perlu
memenuhi laju pertumbuhan penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan penduduk inilah yang akan menuntut pembangunan di kota


tersebut untuk memenuhi kebutuhan papan penghuninya. Pertumbuhan penduduk
yang terus menerus ditambah lagi dengan pendatang yang ingin merubah nasibnya di
kota besar tinggal.

Apartemen dinilai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti
sekarang,lokasinya yang berada dipusat kota memudahkan untuk melakukan aktifitas.
Selain itu apartemen menghemat lahan untuk pembuatan hunian. Tetapi dengan
catatan apartemen yang ramah lingkungan.

Oleh karena itu,kebutuhan akan hunian terutama hunian sewa di kota Bandung
sangat banyak dan sampai saat ini belum terpenuhi secara efektif. Berdsarkan dengan
hal tersebut diatas , maka rencana hunian vertikal untuk memenuhi kebutuhan pasar
akan hunian sewa yang aman,nyaman dan terjangkau serta dapat bersaing dngan
Apartemen-apartemen yang telah ada sebelumnya.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pembangunan apartemen adalah menampung aktivitas bisnis
maupun non-bisnis dalam rangka menyediakan fasilitas terhadap mobilitas yang
tinggi di Bandung,menyediakan sarana tempat tinggal yang aman dan nyaman bagi
masyarakat yan ingin mendapatkan tempat hunian yang memiliki nilai yang tinggi
dan meningkatkan efektifitas waktu dan tenaga .masyarakat perkotaan.
1.3 Manfaat
Adapun maksud pembangunan apartemen ini sendiri adalah untuk memenuhi
kebutuhan pasar akan hunian yang aman,nyaman dan terjangkau. Selain maksud
diatas,ada beberapa manfaat lain diantaranya adalah:
1) Meningkatkan efisiensi tata guna lahan,ruang dan daya tampung kota
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
3) Memberikan tempat hunian yang aman,nyaman bagi para
Pekerja,Pelajar dan Mahasiswa serta para wisatawan yang menetap di Kota
Bandung untuk sementara
4) Meningkatkan efisiensi sarana,prasarana dan utilitas perkotaan .

BAB II
GAMBARAN PROYEK

2.1 Latar Belakang Pembangunan

Kawasan Bandung utara telah lama menjadi salah satu kawasan padat
penduduk di Kota Bandung. Banyaknya pusat-pusat perbelanjaan dan universitas
tinggi ternama negeri maupun swasta, telah menjadikan kawasan ini sebagai
kawasan yang menarik pendatang, baik sebagai mahasiswa, penghuni tetap,
maupun pengunjung yang berwisata

Jalan Sangkuriang, yang terletak di Kelurahan Dago, Kecamatan


Coblong, Kota Bandung, merupakan salah satu kawasan pemukiman yang
berlokasi sangat strategis di wilayah Bandung Utara. Lokasi ini terletak tidak jauh
dari pusat perbelanjaan dan perkantoran di Jalan Ir. H. Djuanda, serta kawasan
perguruan tinggi di Jalan Dipati Ukur dan Jalan Ganesha. Hal ini juga didukung oleh
sarana dan prasarana transportasi seperti angkutan umum, yang dapat
menghubungkan Jalan Sangkuriang menuju lokasi-lokasi tersebut

Besarnya potensi permintaan akan permukiman serta padatnya kawasan


Sangkuriang, telah menarik pengembang untuk mengembangkan hunian
vertikal di kawasan ini. PT Bandung Artha Mas, saat ini sedang melakukan
pembangunan dua buah apartemen yakni Beverly Dago Residence dan Dago Suite
di Jalan Sangkuriang, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong Bandung

2.2 Lokasi Proyek

Proyek Pembangunan Apartemen Dago Suite berlokasi di Jalan Sangkuriang


No.13, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

2.3 Lingkup Kerja Proyek


Pekerjaan yang terdapat di Proyek Pembangunan Apartment Dago
Suites meliputi:

1. Persiapan, mobilisasi & demobilisasi


2. Pekerjaan bored pile
3. Pekerjaan raft foundation
4. Pekerjaan struktur dinding penahan tanah
5. Pekerjaan struktur atas, meliputi kolom, balok, dinding, dan pelat lantai
6. Pekerjaan waterproofing dinding penahan tanah
7. Pekerjaan floor hardener area parkir basement dan area tangga
8. Pekerjaan urugan tanah sisi dinding penahan tanah

Adapun lingkup pekerjaan yang diamati selama kerja praktek berlangsung di antaranya:
1. Pekerjaan galian dan urugan
2. Pekerjaan raft foundation dan bore pile
3. Pekerjaan struktur beton kolom lantai 1
4. Pekerjaan struktur beton balok 1
5. Pekerjaan struktur beton pelat lantai 1
6. Pekerjaan struktur dinding penahan tanah
2.4 Pendanaan Proyek
Sumber dana proyek berasal dari PT. Bandung Artha Mas sebagai pemilik dari
proyek tersebut. Uang muka yang dibayarkan terhadap kontraktor sebesar 20% dengan
retensi 5%. Uang muka dibayarkan setelah kontraktor menyerahkan uang jaminan
sebesar 20%. Pembayaran dilakukan setiap bulan disesuaikan dengan progrres pekerjaan
bulanan sesuai permintaan kontraktor, dikurangi dengan retensi 5%. Waktu pelaksanaan
pengerjaan struktur selama 11 bulan dengan masa pemeliharaan 180 hari kalender. Jika
terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan proyek, maka kontraktor dikenai denda
keterlambatan 0,1% per hari dari nilai kontrak dengan maksimal denda 5%.

BAB III

PROSES PERENCANAAN

Perencanaan struktur proyek Apartemen Dago Suites Bandung mengacu pada


peraturan-peraturan yang berlaku di Indonesia, diantaranya:

1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI-


03-2847-2019

2. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 2019Standar


Perencanaan Ketahanan untuk Rumah dan Gedung, SNI-03-1726-2019

3. Baja Tulangan Beton, SNI-07-2052-2019

4. ASTM Standar in Building Codes

5. Japanese Architectural Standard Specification, Steel Structure Work


(JASS 6)

6. Japanese Standard Association (JISS)

3.1. Perancangan Struktur Bawah

Perancangan struktur bawah meliputi perancangan pondasi, dan perancangan

soldier pile.

III.1.1 Perancangan Pondasi

Berdasarkan hasil penyelidikan kondisi tanah, disimpulkan bahwa jenis pondasi


yang cocok sesuai dengan kondisi daya dukung lapisan atas yang rendah dan
kedalaman tanah keras adalah pondasi raft (rakit) dan bored pile.

Raft foundation merupakan solusi dari adanya tanah lunak yang terdapat pada
kedalaman yang dangkal. Selain itu, pondasi ini juga berguna untuk mendukung
kolom-kolom yang jaraknya terlalu berdekatan sehingga tidak memungkinkan untuk
dipasangi telapak satu persatu.

Pondasi rakit merupakan jenis pondasi yang umum digunakan pada bangunan gedung
bertingkat tinggi, dengan basement yang dalam. Pada proyek ini, pondasi rakit
berfungsi sebagai lantai kerja yang menyalurkan beban ke tanah dan sebagai
pemberat bangunan. Pondasi rakit pada proyek ini merupakan pelat setebal 0.8 meter,
dengan menggunakan beton K-350 dan tulangan U-50. Pondasi rakit juga berfungsi
sebagai pelat lantai terendah yaitu basement 4.

Bored pile atau sumuran merupakan pondasi untuk kedalaman tanah keras 2-6 meter
dibawah permukaan tanah. Tipe pondasi sumuran yang digunakan adalah dengan
diameter 1,2 m dengan kedalaman 2,5 m dengan mutu K-225.

Dari hasil penyelidikan lapangan dan laboratorium, direkomendasikan penggunaan


jenis pondasi dalam dengan metode bored pile yang dicor di tempat. Kelebihan
pondasi bored pile adalah dapat menembus lapisan lempung tufaan yang keras
sehingga mempunyai tahanan horizontal yang besar. Tahanan horizontal ini
diperlukan pada bangunan yang dibangun di daerah berlereng karena dapat membantu
meningkatkan faktor keamanan stabilitas lereng.

III.1.2 Perancangan Soldier Pile

Soldier pile adalah pondasi yang berfungsi sebagai penahan tanah dan menahan
desakan air tanah yang biasa digunakan pada saat pembangunan basement. Pada
proyek ini soldier pile digunakan sebagai perkuatan tanah agar bangunan yang berada
di samping proyek tidak amblas. Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan galian.
Mutu beton yang digunakan adalah K-225.

3.2. Perancangan Basement

Basement pada bangunan Apartemen Dago Suites berfungsi sebagai tempat parkir serta
pengolahan air kotor pada basement terbawah. Secara umum, struktur basement hampir sama
dengan struktur atas, yakni terdiri dari kolombalok, dinding, tangga, dan pelat lantai. Hal yang
membedakan adalah adanya ramp dan retaining wall serta perkuatan raft pada basement
terbawah.
III.2.1 Perancangan Ramp

Ramp merupakan sarana yang menghubungkan lantai basement ke area parkir luar.
Ramp dirancang menggunakan mutu beton fc’=25 MPa serta mutu tulangan yang digunakan
U-50 untuk tulangan ulir dengan diameter kurang dari 12 mm.

3.3. Perancangan Struktur Atas

Struktur atas terdiri dari kolom, balok, dinding, tangga, dan pelat lantai. Struktur
atas merupakan struktur yang meneruskan basement.

III.3.1 Perancangan Kolom

Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi memikul
beban vertikal, beban horizontal, maupun beban momen yang berasal dari beban tetap
maupun sementara. Dimensi kolom sebanding dengan beban yang dipikul, sehingga
kolom di lantai struktur dengan elevasi rendah memiliki ukuran lebih besar karena
memikul beban yang lebih berat.

Kolom yang digunakan adalah kolom bulat berdiamater 1000 mm atau 1200 mm
dan kolom persegi panjang, dengan mutu beton K-350 dan tulangan U-50 untuk
tulangan ulir dengan diameter lebih dari 12 mm.

III.3.2 Shear Wall

Shear wall merupakan elemen struktural yang digunakan untuk menahan gaya
lateral/horizontal. Terdapat tiga dinding shear wall yang terletak pada sudut- sudut
bangunan. Mutu beton yang digunakan K-450, nilai slump 12 cm, dan diameter
tulangan D10, D13, D16, dengan mutu U50.

III.3.3 Perancangan Balok

Balok berfungsi memikul beban dan meneruskannya ke kolom. Konsep perancangan


balok menggunakan metode envelope yakni membagi beban pada pelat lantai menjadi
segmen-segmen sehingga balok menerima beban dari luas pelat yang dipikulnya.

III.3.4 Perancangan Pelat Lantai

Pelat lantai merupakan elemen konstruksi yang menumpang pada balok. Pelat lantai
dibuat monolit sehingga diasumsikan terjepit di keempat sisinya. Pelat dirancang
sanggup memikul beban saat konstruksi dan beroperasi.

Tebal pelat lantai bervariasi dari 160 hingga 250 mm, dengan mutu beton K - 350
dan tulangan U-50 untuk tulangan ulir dengan diameter lebih dari 12 mm.
BAB IV

PROSES PELAKSANAAN

4.1 Alat dan Bahan

Material pokok yang digunakan saat konstruksi antara lain:

1. Beton ready mix

Beton ready mix adalah beton siap pakai yang biasanya disediakan oleh
subkontraktor. Penggunaan beton ready mix memudahkan pelaksanaan di lapangan
karena kontraktor tidak perlu menyediakan pekerja dan menyimpan bahan dan
material di lapangan.

2. Kawat baja/kawat bendrat

Kawat baja berfungsi untuk mengikat tulangan sehingga kedudukan tulangan


dalam beton tidak berubah. Kawat baja biasanya berbentuk gulungan yang harus
dipotong sebelum penggunaan.

3. Hollow

Hollow adalah balok kayu memanjang yang gunakan untuk bekisting. Hollow
digunakan untuk melapisi multipleks sehingga menjadi lebih kokoh.

4. Kayu multipleks (Plywood)

Multipleks merupakan bahan bekisting yang berfungsi untuk membentuk


permukaan struktur yang akan dicor.

5. Kayu

Kayu yang digunakan merupakan balok dan papan yang digunakan untuk
pekerjaan cetakan dan perancah.
6. Bentonit

Bentonit merupakan mineral lempung yang mampu menyerap air dan


mengembang. Bentonit digunakan untuk penahan longsor tanah saat dilakukan
pengeboran pada pekerjaan bored pile.

7. Additive

Additive yang digunakan adalah integral dan retarder. Integral berfungsi untuk
menjadikan beton kedap air. Penambahan integral dilakukan untuk beton yang akan
digunakan pada dinding penahan tanah dan instalasi sanitasi air. Sedangkan retarder
digunakan pada beton ready mix, untuk memperlambat pengerasan beton.

Untuk membantu proses konstruksi di lapangan dibutuhkan beberapa peralatan


antara lain:

1. Mobile crane

Mobile crane diperlukan untuk proses pemasangan tower crane. Mobile crane
yang digunakan berkapasitas 50 T.

2. Tower crane

Tower crane yang digunakan berkapasitas maksimum 2.6 T dengan panjang


boom 55 m.

3. Back hoe

4. Mesin Bor

Mesin bor digunakan untuk membuat lubang galian tanah pada pekerjaan
soldier pile.

5. Truk

6. Bucket Cor

Bucket cor adalah wadah yang digunakan untuk membawa adukan beton ke
lokasi pengecoran dengan diangkut oleh tower crane
7. Trame

Pipa memanjang dari besi yang digunakan untuk memasukkan adukan beton ke
soldier pile.

8. Concrete pump car

Alat ini digunakan untuk memompa beton dari mixing truck ke lokasi
pengecoran.

9. Compressor

10. Vibrator

Digunakan saat pengecoran untuk meratakan adukan beton sehingga lebih


padat dan tercampur dengan baik sehingga tidak berongga saat sudah mengeras.

11. Theodolite

Alat ini digunakan oleh surveyor untuk memastikan letak/kedudukan suatu


elemen struktur.

12. Waterpass

Alat ini digunakan oleh surveyor untuk memastikan letak/kedudukan serta


kerataan permukaan struktur.

13. Perancah (scaffolding)

Perancah yaitu konstruksi pipa besi yang digunakan untuk menopang bekisting.

14. Bekisting

Bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton


selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

15. Bending Machine

Alat untuk melengkungan tulangan sesuai bentuk rencana.

16. Per cutter

Alat untuk memotong tulangan


4.2 Pekerjaan Galian Dan Ulungan

Pekerjaan tanah yang diamati adalah proses galian, serta urugan. Pada mulanya
penggalian tanah dilakukan oleh owner. Karena proses penggalian tanah belum selesai
saat proses konstruksi akan dimulai oleh kontraktor, akhirnya pekerjaan tanah yang
belum selesai dikerjakan oleh kontraktor. Pekerjaan galian tanah lalu dilakukan
paralel dengan proses pengerjaan struktur atas dan bawah, sehingga saat pengerjaan
sebagian struktur sudah mencapai beberapa lantai, pekerjaan galian tanah terutama di
areal depan bangunan rencana belum selesai.

Galian tanah dilakukan dengan menggunakan back hoe untuk kemudian


dibuang menggunakan truk dan secara manual oleh pekerja dengan
bantuansekop, palu dan jack hammer, yang kemudian diangkut ke truk menggunakan
bantuan tower crane. Sebagian tanah disimpan di basement paling bawah, lantai
B4, sebagian besar lainnya dibuang ke daerah Ciwaruga. Tanah yang disimpan di
basement akan digunakan kembali untuk menimbun daerah kosong diluar dinding
penahan tanah. Pembuangan ke daerah Ciwaruga dilakukan oleh 12 hingga 6 buah
truk yang disesuaikan dengan kebutuhan

Pelaksanaan pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan material


lepas 15 cm. Urugan dilakukan dengan ketebalan maksimum 10 cm (toleransi 10 mm)
yang dilakukan dengan mesin stamper. Agar pemadatan optimal, bahan di test di
laboratorium untuk mendapat nilai standar proctor dan dilakukan Field Density Test.

Pekerjaan timbunan dilakukan untuk mengisi bagian galian diluar dinding


penahan tanah. Tanah yang digunakan sebagian merupakan tanah dari hasil galian
dan sebagian lain dibeli. Material tanah yang akan digunakan harus bebas lumpur,
kotoran, dan sampah.

4.3 Pekerjaan Pondasi


Belum selesainya pekerjaan galian menyebabkan pekerjaan pondasi dan
bored pile dikerjakan secara parsial tiap segmen tertentu. Pada pekerjaan pondasi raft
dan bored pile, secara umum tahapan yang dilakukan adalah persiapan, pembesian,
dan pengecoran. Pekerjaan pondasi raft, terutama penulangan dan pengecoran
dilakukan setelah pekerjaan bored pile pada area tersebut selesai.

Pada tahap ini tidak/sedikit sekali digunakan bekisting karena yang menjadi
lantai kerja adalah lapisan tanah. Karena tanah cukup kuat maka bekisting tidak
diperlukan terkecuali pekerjaan di segmen tepi luar bangunan.

4.4 Pekerjaan Dinding Penahan Tanah

Pada pekerjaan dinding penahan tanah, tahapan pekerjaan secara umum


adalah pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, pelepasan bekisting dan
perawatan

4.5 Quality Control

Pengendalian mutu bahan mengacu pada peraturan-peraturan yang


berlaku,yaitu:

1. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI-


03-2897-2002
2. Baja Tulangan Beton, SNI 07-2052-2002

3. Tata Cara Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung SNI 1729-


1989- F/T/TCPBB 1987
4. SII, PBI, PPBBI, PKKI, PUIL (General Building Standards &
Facilities)
5. American Concrete Institute (ACI)

6. American Standard for Testing Material (ASTM)


Pengendalian mutu bahan dilakukan dengan melakukan pengujian. Beton
ready mix yang tiba di lapangan akan diuji menggunakan kerucut abrams untuk
mendapatkan nilai slump. Beton yang tidak layak tidak diizinkan untuk digunakan.
Beton juga akan diambil sampel untuk dicetak dalam cetakan silinder dan persegi
untuk pengujian kekuatan di laboratorium. Pengambilan sampel dilakukan secara
acak, sebanyak 3 kali dari setiap 10 truck beton.

Pemeriksaan tulangan dilakukan secara visual dan menggunakan jangka sorong


untuk mengetahui diameter serta luas efektif. Pengujian kuat tarik dilakukan pada
beberapa sampel tulangan. Pengujian beton dan baja dilakukan di laboratorium
struktur.

Pengendalian mutu pekerjaan dilakukan dengan pengwasan selama pekerjaan


berlangsung. Beberapa hal-hal yang selalu diperhatikan antara lain, ketepatan cara
penggunaan vibrator saat pengecoran, kebersihan lokasi pengecoran, kerataan
permukaan, serta pengecekan tulangan.

4.6 Kesehatan, Keamanan,Kerja Linkungan

PT. Wika Bangunan Gedung berkomitmen terhadap kesehatan, keamanan


kerja dan lingkungan dengan menerapkan hal-hal berikut:

1. Pemantauan penggunaan Alat Pengaman Diri (APD), bagi setiap orang


yang memasuki lingkungan proyek termasuk tamu dan pekerja, meliputi
helm, sepatu bot dan rompi.
2. Pemantauan kedisipilinan bekerja, pekerja tidak diizinkan merokok
selama bekerja untuk menghindari kelalaian akibat terpecahnya konsentrasi.
3. Pembuatan safety plan, berupa prosedur preventif dan reaktif.
Preventif meliputi identifikasi wilayah atau titik berbahaya dan pencegahannya
dengan pemasangan alat pengaman maupun plang peringatan. Reaktif meliputi
penanganan/penyelamatan yang harus dilakukan saat terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan misalnya, kebakaran, kecelakaan, maupun bencana alam.
Sehingga dampak dari kejadian-kejadian tersebut dapat dikurangi.
4. Pembuatan security plan, meliputi prosedur keluar masuk bahan
dan alat berat, serta prosedur komunikasi di lapangan.
5. Pengaturan kerapihan alat dan material serta pengaturan pembuangan
sampah organic dan anorganik.
6. Safety morning talk yang diadakan 2 minggu sekali.

Tujuan yang ingin dicapai yakni zero accidents, keamanan alat dan bahan, serta
dampak lingkungan yang minimal.

BAB V

ASPEK MANAJEMEN PROYEK

5.1 Organisasi Proyek

Pembangunan Apartemen Dago Suites Bandung melibatkan empat pihak, yaitu


owner, konsultan perencanaan, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana.
Yang bertindak sebagai owner adalah PT. Bandung Artha Mas, sedangkan
konsultan perencanaan dibagi menjadi tiga pihak, yaitu PT. Ketira Engineering
Consultants sebagai perencana struktur, PT. Bina Enarcon Engineering sebagai
perencana arsitektur, dan PT. Metakom Pranata sebagai perencana
mechanical/electrical. Konsultan pengawasan berasal dari in-house PT. Bandung
Artha Mas sendiri, dan PT. Wika Bangunan Gedung bertindak sebagai
kontraktor pelaksana.

5.2 Owner
Owner adalah seorang atau badan usaha pemerintah/swasta ataupun pihak
tertentu yang mempunyai gagasan, dana, dan menghendaki suatu pekerjaan
dilaksanakan oleh pihak lain sehubungan dengan kepentingannya atau hasil
pekerjaan. Kewajiban yang harus dijalankan oleh PT. Bandung Artha Mas
selaku owner sesuai dengan kontrak adalah sebagai berikut:

1. Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek

2. Memproses tagihan dan membayar biaya pelaksanaan sesuai dengan yang


tertera pada kontrak.

3. Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek.

4. Membantu kontraktor untuk mendapat rekomendasi izin yang diperlukan.

5. Membantu kontraktor untuk berkoordinasi antar berbagai pihak yang terlibat


dalam konstruksi.

6. Meminta pertanggungjawaban kepada konsultan pengawas.

Sedangkan hak yang diperoleh oleh owner adalah sebagai berikut:

1. Membuat Surat Perintah Kerja (SPK)

2. Memperoleh hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis desain yang


telah disetujui

3. Menolak hasil pekerjaan yg diserahkan kontraktor apabila tidak sesuai dengan


spesifikasi teknis dokumen penawaran

4. Menerima as built drawing saat serah terima pekerjaan

5. Mengesahkan atau menolak


perubahan pekerjaan yang telah
direncanakan

6. Meminta pertanggungjawaban kepada kontraktor atas hasil pekerjaan


konstruksi

7. Memutuskan hubungan kerja dengan pihak kontraktor yang tidak dapat


melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak
5.3 Konsultan

Pihak konsultan dalam proyek ini dibedakan menjadi konsultan perencana dan
konsultan pengawas. Konsultan perencana adalah pihak yang dipilih oleh owner
untuk membantu desain konstruksi sampai dengan menghitung volume kebutuhan
yang tertuang dalam BoQ (Bill of Quantity). Adapun kewajiban dari konsultan
perencana adalah :

1. Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan owner

2. Membuat gambar kerja pelaksanaan

3. Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan konstruksi (RKS)


sebagai pedoman pelaksanaan

4. Membuat rencana anggaran biaya konstruksi

5. Memproyeksikan keinginan atau ide owner ke dalam desain

6. Melakukan perubahan desain jika terjadi penyimpangan pelaksanaan


pekerjaan di lapangan

7. Bertanggung jawab atas desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan
konstruksi

Sedangan untuk hak dari konsultan perencana adalah:

1. Mempertahankan desain jika terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan


konstruksi yang tidak sesuai dengan rencana

2. Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan
konstruksi

Konsultan pengawas adalah pihak yang bertanggung jawab mengawasi pekerjaan


konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor agar sesuai dengan desain yang
ditetapkan. Pada proyek ini, konsultan pengawas berasal dari in-house PT. Bandung
Artha Mas sendiri. Adapun kewajiban dari konsultan pengawas adalah:

1. Menyelenggarakan administrasi mengenai pelaksanaan kontrak kerja


2. Melaksanakan pengawasan secara rutin selama masa pelaksanaan
konstruksi

3. Membuat laporan progres pekerjaan kepada owner

4. Memberikan saran atau pertimbangan kepada owner maupun kontraktor dalam


pelaksanaan konstruksi

5. Mengoreksi dan menyetujui shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai


pedoman pelaksanaan konstruksi

6. Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek material


yang diusulkan oleh kontraktor

Selain itu, hak dari konsultan pengawas sebagai berikut:

1. Menegur pihak kontraktor jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja

2. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika kontraktor tidak memperhatikan


peringatan yang diberikan

3. Memberikan tanggapan atas usul pihak kontraktor

4 Memeriksa shop drawing dari kontraktor

5. Melakukan perubahan dengan membuat berita acara perubahan (site instruction)


BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan,maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan


antara lain:

1. Secara umum pekerjaan pembangunan kontruksi bangunan sipil


melibatkam beberapa pihak atau stakeholder

2. Setiap pelaksanaan pembangunan proyek kontruksi melalui proses


beberapa tahapan yaitu identifikasi pekerjaan,perencanaan,
pengorganisasian,pelaksanaan dan pertimbangan utama adalah biaya

3. Komunikasi antar pihak juga sangat penting terutama koordinasi


antar pekerjaan

4. Setiap kemajuan pekerjaan yang dilakukan dicatat dalam laporan.


6.2. Saran

Dari beberapa hal yang diamati dan dipelajari oleh penulis selama proses kegiatan
ada beberapa hal yang perlu dipehatikan yaitu:

1. Lebih ditingkatkan untuk masalah kedisiplinan mengenai


keselamatan kerja dan kebersiham lingkungan dalam proses
pelaksanaan proyek

2. Mengambil tindakann yang tegas terhadap pihak-pihak yang


kurang serius dalam mengerjakan tugasnya masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai