Anda di halaman 1dari 19

ANALISA PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA

PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG CENTER


FOR INFRASTUCTURE AND BUILT ENVIRONMENT
(CIBE) ITB
Ardelia Setia Belinda1, Mochammad Faza2, Muhammad Aljabar3, Wila Denisa4

Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung,Bandung 40012


1*

E-mail penulis, korespondensi: ardelia.setia.tkgd21@polban.ac.id


Nomor HP penulis, korespondensi: 08
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung,Bandung 40012
2*

E-mail penulis, korespondensi: mochammad.faza.tkgd21@polban.ac.id


Nomor HP penulis, korespondensi: 083820108126
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung,Bandung 40012
3*

E-mail penulis, korespondensi: muhammad.aljabar.tkgd21@polban.ac.id


Nomor HP penulis, korespondensi: 087812502439
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung,Bandung 40012
4*

E-mail penulis, korespondensi: wila.denisa.tkgd21@polban.ac.id


Nomor HP penulis, korespondensi:

ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang alat berat konstruksi, yang merupakan mesin besar dan kompleks yang digunakan untuk kegiatan
konstruksi. Tujuan utama dari jurnal ini adalah untuk memberikan pemahaman tentang jenis-jenis alat berat, bagaimana mereka
bekerja, dan apa saja faktor yang perlu dipertimbangkan saat memilih alat berat yang tepat untuk pekerjaan konstruksi tertentu.
Dalam jurnal ini, dijelaskan jenis-jenis alat berat seperti excavator, bulldozer, crane, dan loader serta fungsinya masing-masing.
Selain itu, pembahasan juga mencakup faktor-faktor yang perlu diperhatikan saat memilih alat berat seperti kebutuhan proyek,
lingkungan kerja, dan biaya operasional.
Selanjutnya, jurnal ini membahas cara-cara pengoperasian alat berat konstruksi dengan aman dan efisien. Hal ini mencakup
pentingnya pelatihan dan sertifikasi operator alat berat, serta pentingnya perawatan dan pemeliharaan alat berat untuk memastikan
keamanan dan kinerja yang optimal.
Terakhir, jurnal ini memberikan contoh kasus penggunaan alat berat konstruksi dalam proyek konstruksi pembangunan gedung CIBE
Institut Teknologi Bandung.

ABSTRACT

This journal discusses construction heavy equipment, which are large and complex machines used for construction activities. The
main objective of this journal is to provide an understanding of the types of heavy equipment, how they work, and what are the
factors to consider when choosing the right heavy equipment for a particular construction job.

This journal describes the types of heavy equipment such as excavators, bulldozers, cranes and loaders and their respective functions.
In addition, the discussion also includes factors that need to be considered when choosing heavy equipment such as project
requirements, work environment, and operational costs.

Furthermore, this journal discusses ways to operate heavy construction equipment safely and efficiently. This includes the
importance of heavy equipment operator training and certification, as well as the importance of maintenance and maintenance of
heavy equipment to ensure optimum safety and performance.

Finally, this journal provides examples of cases of the use of heavy construction equipment in construction projects for the CIBE
Bandung Institute of Technology building construction.

Kata Kunci: alat berat, proyek, efisien, terget, biaya


1. PENDAHULUAN
Gedung Center for infrastructure and Built Environment Engineering (CIBE) Institut Teknologi Bandung merupakan salah
satu Gedung baru bernuansa modern yang telah resmi menjadi bagian dari Institut Pendidikan tinggi Teknik tetua yang ada di
Indonesia. Gedung CIBE berkonsentrasi untuk menghadapi cepatnya pertumbuhan pembangunan insfrasstruktur sejalan dengan
kebutuhan akan perlindungan lingkungan.

Gedung CIBE dibangun untuk meningkatkan fasilitas riset bagi lahan infrastruktur dan pembangunan lingkungan yang
dapat mendukung kualitas lulusan ITB supaya dapat mengaplikasikan dan menyebarluaskan hasil penelitian serta pengembangan
infrastruktur dan lingkungan.

Gambar 1 : Gedung CIBE ITB


1.1 Gambar Denah dan Potongan
Denah :

Gambar 2 : Denah Gedung CIBE ITB


Gambar :

Gambar 3 : Denah Basement Lantai 1 Gambar 4 : Denah Basement Lantai 2

Gambar 5 : Denah Lantai 1

Gambar 6 : Potongan A-A Gambar 7 : Potongan B-B

Keterangan CIBE ITB


Jumlah Lantai 6 Lantai, 2 Basement, 1 Penthouse, 1 Rooftop
Ketinggian 34,300 m
Tabel 1. Data Proyek
1.2 DATA KONSTRUKSI
Pemilik(Owner) : Institut Teknologi Bandung
Kontraktor : PT . Yodya Karya (Persero)
Arsitek : PT . Yachiyo Engineering
Konsultan : PT . Prosys Bangun Persada
1.3. Lokasi Proyek
Proyek ini berlokasi di Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesa No. 10, Bandung, Lb. Siliwangi, Kecamatan Coblong, Kota
Bandung, Jawa Barat 40132. Center for Infrastructure and Built Environment ini akan difungsikan sebagai sarana untuk
meningkatkan fasilitas riset bagi lahan infrastruktur dan pembangunan lingkungan yang dapat mendukung kualitas lulusan ITB.

Gambar 8 : Lokasi Proyek


1.4 Work Breakdown Structure (WBS)
2. LANDASAN TEORI
Sebuah konstruksi basement tidak akan bisa dilepaskan dari pekerjaan galian tanah karena basement merupakan struktur
bangunan yang berada di bawah tanah. Pekerjaan galian tanah adalah sebuah proses pemindahan suatu bagian permukaan tanah dari
satu lokasi ke lokasi lainnya, dan akhirnya terbentuk sebuah kondisi fisik permukaan tanah yang baru (Sain Quinby, 1996)
2.1 Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan merupakan kegiatan untuk menentukan apa saja yang akan dilakukan terlebih dahulu, seperti yang
diungkapkan oleh Newman (dalam Firmansyah & Mahardika, 2018, hlm. 35) bawa planning is deciding in advance what is to be
done yang berarti perencanaan adalah menentukan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan. [1]
2.2 Tahapan Penggalian
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) no. Pt. T-39-2000-A, hal-hal yang harus dilakukan adalah pemantauan lereng dari
perubahan bentuk, retakan, celah, maupun rembesan air. Selain itu bila konstruksi menggunakan dinding penahan tanah harus
dipantau dari segala bentuk perpindahan kondisi material tetap terjaga.
2.3 Tahapan Pemindahan Tanah
Hal yang perlu diperhatikan saat tahap pemindahan tanah dalam pelaksanaan galian tanah adalah melengkapi bak truk dengan
penutup, membersihkan roda truk sebelum keluar proyek, menggunakan rute khusus pembuangan tanah, memastikan muatan truk
tidak berlebihan, membersihkan jalur yang dilewati truk, menghindari timbunan tanah dalam waktu lama.

3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Studi Literatur
Studi literatur ini dilakukan dengan cara mencari informasi tentang tahapan pekerjaan galian tanah basement, aspek lingkungan
dalam pekerjaan galian tanah pada basement, serta standar yang memuat aspek lingkungan pada pekerjaan galian tanah basement.
Studi literatur dapat memakai sumber yang berasal dari jurnal, buku, maupun standar yang berkaitan dengan aspek lingkungan pada
pekerjaan galian tanah.
4. DATA SUPPLIER
1. PT. Dirgantara Betonindo (Head office)

Gambar 9 : Lokasi supplier beton ready mix


PT. Dirgantara Betonindo (Head Office) adalah perusahaan penyedia produk beton siap pakai (ready mix), mini mix, rental
pompa beton (concrete pump), vibrator dan semua tipe stamper. PT. Dirgantara Betonindo berada di bidang penyediaan beton siap
pakai, mapupun produk precast baik untuk pembangunan pabrik, gedung, maupun infrastruktur lain, seperti jembatan, jalan dan lain
lain.
2. PT. Metro Steel

Gambar 10 : Lokasi peminjaman Alat Berat


PT. Metro Steel adalah perusahaan dagang yang khusus bergerak di bidang industri besi. Besi Metro Steel jual sudah
melewati uji kualitas Sandar Nasional Indonesia (SNI). Rental/Sewa Alat Berat jasa Cor/Beton, Hotmix, Readtmix. Metro Steel juga
adalah tempat untuk rental alat berat di bandung. [2]
5. ALAT BERAT
5.1. PEMILIHAN ALAT BERAT
Untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan proyek Gedung CIBE ITB ini maka diperlukan peralatan berat agar pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor penting
dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipilih haruslah tepat baik jenis, ukuran maupun jumlahnya. Ada beberapa faktor
yang perlu diperhatikan untuk pemilihan alat berat, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Jenis proyek Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat, diantaranya yaitu proyek jalan,
jembatan, gedung, pelabuhan, dll. Alat berat yang digunakan untuk tiap jenis proyek tersebut berbeda-beda.
2. Fungsi yang harus dilaksanakan Fungsi yang dimaksud adalah kegunaan dari alat berat yang akan digunakan, seperti
untuk menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dll.
3. Kapasitas Peralatan Kapasitas yang dipilih harus sesuai untuk volume pekerjaan yang akan dikerjakan, sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Untuk kapasitas dan spesifikasi peralatan berat yang akan digunakan bisa didapatkan dari vendor-vendor alat berat. Alat
berat dengan spesifikasi yang tinggi dan bagus tentunya memiliki produktifitas yang tinggi dan lebih memudahkan untuk
menyelesaikan pekerjaan. Peralatan berat yang digunakan diantaranya adalah mesin bor pile, excavator, dump truk, wheel loader,
tower crane, concrete pump dan truk mixer. Jenis peralatan berat yang digunakan sesuai dengan eksisting pada proyek, yang
membedakan adalah tipe dari jenis alat berat tersebut. Untuk penggunaan masing-masing alat berat tersebut akan dijelaskan pada sub
bab berikut ini.
5.1.1 Metode Kerja Alat Borepiled
Pondasi bore pile memiliki fungsi yang sama dengan pondasi dalam lainnya seperti pondasi tiang pancang, yang berbeda
adalah cara pengerjaannya. Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile yang harus diperhatikan adalah jenis tanah, level muka air
tanah, dan kondisi area pengeboran. Untuk diameter pondasi tiang bor adalah 100 cm dengan panjang efektif 26,50 m. Pada areal
dengan tebal pile cap 1,50 m, kepala tiang terletak pada elevasi -8,55 m, dan ujung tiang duduk pada elevasi 35,00 m.
Metode pelaksanaan untuk pekerjaan pondasi bored pile adalah sebagai berikut :
1. Marking dan penomoran pengeboran untuk menandai lokasi titik-titik yang akan di bor.
2. Pembuatan bak penampungan untuk penyimpanan sementara air buangan sebagai media pembantu dalam proses
pengeboran.
3. Pengeboran dilakukan bertahap sampai pada kedalaman yang sudah direncanakan.
4. Pemasangan pipa tremie dan menyemprotkan air bertekanan selama ±10 menit untuk membersihkan lubang dari endapan
lumpur, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan tulangan.
5. Pengecoran dilakukan dengan kantong plastic yang diisi dengan campuran beton agar tidak tercampur dari endapan
lumpur. Selama pengecoran dilakukan pemadatan dengan alat vibrator agar tidak ada rongga udara.
6. Setelah pengecoran selesai sampai kepermukaan maka plastik bisa dilepas dan pipa tremie di tarik perlahan-lahan dengan
jarak kedalaman per 1 m.
Untuk tanah hasil pengeboran akan dibuang dengan bantuan peralatan berat excavator dan dump truk. Tanah hasil pengeboran
tersebut diambil dengan excavator kemudian diangkut oleh dump truk menuju area pembuangan. Jarak area proyek dan tempat
pembuangan adalah ±9,5 Km
5.1.2 Metode Kerja Excavator dan Dump Truck
Penggunaan excavator dan dump truk pada proyek ini adalah untuk pekerajaan galian. Dimana penggalian tanah dilakukan
hingga elevasi yang telah direncanakan.
Sebelum dilakukan penggalian tanah dengan excavator yang perlu diperhatikan adalah batas-batas penggalian serta akses
masuk alat berat/dump truk agar tidak terjadi tanah amblas. Berikut adalah gambaran pengangkutan hasil galian dari excavator ke
dump truk :

Gambar 11 Excavator dan Dumptruck


Metode pelaksanaan untuk pekerjaan dengan alat berat excavator dan dump truk sebagai berikut :
a. Menentukan area yang akan digali
b. Melakukan penggalian dengan menggunakan excavator
c. Tanah yang telah digali kemudian diangkut pada proses pembuangan tanah dengan menggunakan dump truk Tanah hasil
galian excavator dibuang dengan dump truk ke area pembuangan sejauh ±9,5 Km. Penggalian tanah dilakukan secara bertahap dari
bagian barat kearah timur.
5.1.3 Metode Kerja Tower Crane
Tujuan penggunaan tower crane adalah untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan konstruksi terutama untuk bangunan
gedung yang memiliki lantai tinggi. Spesifikasi tower crane yang digunakan adalah tipe free standing crane karena tipe tower crane
ini mampu berdiri bebas dengan pondasi khusus. Lifting capacity tower crane adalah 3,2 ton di ujung jib.
5.1.4 Rencana Penempatan Tower Crane
Penempatan tower crane harus memperhatikan beberapa hal agar tidak mengganggu kegiatan proyek. diantaranya adalah
jalur mobilisasi alat tersebut terhadap perencanaan tata letak atau penempatan penimbunan material, gudang, kantor dan lainnya.
Berikut ini adalah rencana tata letak tower crane :
1. Tower crane diletakkan di sebelah utara gedung condotel, karena sisi utara banyak area kosong dan tidak mengganggu alur
mobilisasi pekerjaan lain.
2. Posisi tower crane dengan tipe free standing crane setinggi 50 m agar tidak membentur bangunan yang ada di sekitar proyek saat
sedang beroperasi.
3. Jarak tower crane terhadap bangunan disesuaikan dengan data teknis dari tipe tower crane yang digunakan.
Pada tugas besar ini letak penempatan tower crane sendiri sesuai dengan kondisi eksisting dilapangan.
5.1.5 Pekerjaan Struktur dengan Tower Crane
Pekerjaan yang dilaksanakan dengan tower diantaranya adalah pengangkatan tulangan, pekerjaan pengangkatan belisting,
pekerjaan pengangkatan perancah, dan pekerjaan pengecoran. Proses pengecoran beton segar diambil dari tanah yaitu dari level
±0,00 sehingga jarak pengangkatan beton untuk masing-mantai lantai berbedabeda sesuai dengan ketinggian.
Pekerjaan pengecoran dengan menggunakan tower crane dan concrete bucket dilakukan untuk pekerjaan pada lantai 5, lantai 6, dan
lantai atap. Campuran beton diangkut dalam bucket berkapasitas 0,8 m3.

6. PRODUKTIVITAS
6.1 Produktivitas Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan Persiapan
Merupakan awal dimulainya pekerjaan konstruksi Gedung CIBE ITB.
1) Bongkaran pekerjaan pembersihan lokasi proyek
2) Site Planning
a. Pagar Proyek
b. Facilities and utilities
c. Instalasi tower crane
d. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Volume Pekerjaan
• Luas lahan yang dibersihkan adalah sebesar 11.000 m 2
6.2 Penggunaan Alat Berat
1. Identifikasi
Alat yang digunakan untuk pekerjaan pondasi, galian tanah, dan basement yaitu
➢ Excavator

Excavator PC 220 Komatsu


Kondisi Kerja Alat Satuan
Waktu Buang 6 detik
Waktu Siklus 14 detik
Waktu Gali 12 detik
Efisiensi Kerja 0.8
Waktu Siklus Tiap Bucket 30 detik/ 1m³
Kapasitas Bucket 1 m³
Waktu Putar 2 x 5 detik
Tabel Spesifikasi Alat

Kondisi Operasi Effisiensi Kerja


Baik 0,83
Normal - Sedang 0,75
Kurang Baik 0,67
Buruk 0,58
Tabel Spesifikasi Alat
Sumber : Training center Dept. PT. United Tractor Jakarta 1997. Latihan Dasar Sistem Mesin

Kondisi Kerja Effisiensi


Baik 0,9
Normal 0,83
Buruk/Jelek 0,75
Tabel Faktor Efisiensi Waktu
Sumber : Training center Dept. PT. United Tractor Jakarta 1997. Latihan Dasar Sistem Mesin

Keterampilan Operator Effisiensi


Baik 0,90 – 1,00
Normal 0,75
Buruk 0,50 – 0,60
Tabel Faktor Efisiensi Kerja
Sumber : Training center Dept. PT. United Tractor Jakarta 1997. Latihan Dasar Sistem Mesin

Digunakan sebagai alat utama dalam proses penggalian tanah.


No. Pekerjaan Waktu
1 Waktu gali 12
2 Waktu putar 2x5
3 Waktu buang 6
Total Waktu Siklus 28
Untuk faktor effisiensi kerja, waktu, dan operator diasumsikan dengan kondisi normal, dimana sumber daya manusia
(operator) dan sumber daya alat dapat berfungsi dengan normal dan tidak ada hambatan yang berarti pada saat proses bekerja.
Faktor effisiensi kerja = 0.75
Faktor effisiensi waktu = 0.83
Faktor effisiensi operator = 0.95
Maka effisiensinya adalah :
E = 0.75 x 0.83 x 0.95 = 0.591
𝑞×60×𝐸 0,88×60×0,591
Jadi produksi excavator per jam adalah 𝑇𝑝 = = = 104,43 𝑚3 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚
𝐶𝑚 0,30
Tabel Waktu Siklus (CT) excavator
𝑉𝑡
Untuk menghitung jumlah excavator yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus : 𝑛 = 𝑇𝑝 × 𝑇
keterangan:
T = rencana waktu penyelesaian
N = jumlah alat
TP = taksiran produksi
Vt = volume pekerjaan
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 tan 𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑙𝑖
Maka jumlah alat yang diperlukan adalah 𝑛 = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑚
3740,2048
𝑛 = 104,43𝑚3 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 = 35,81 jam

Waktu kerja yang tersedia


= hari kerja x jam kerja
= 2 x 8 = 16 jam
35,81
Excavator yang dibutuhkan = = 2,238 unit ≈ 3 unit excavator
16

Dengan rumus perhitungan produktivitas excavator sebagai berikut :


𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑢𝑐𝑘𝑒𝑡 1 𝑚3
Produktivitas = × 𝐸 = × 0,8 × 3600 = 102,863
𝐶𝑇 28
Ketentuan mengharuskan durasi galian tanah yaitu 3 hari. Maka berdasarkan perhitungan diatas dinyatakan bahwa dalam waktu 1
jam mampu menggali sebanyak 102,86 m3
Sehingga jika 8 jam bekerja maka mampu menggali 822,88 m 3
Dengan demikian :
822,88 m x 3 hari = 2468,64 m c

➢ Dumptruck

Dump Truck Hino FM 260 JD – Euro 4


Kondisi Kerja Alat Satuan
Jarak Pembuangan 9,5 km
Kecepatan Isi 30 Km/Jam
Kecepatan Kosong 40 Km/Jam
Faktor Efisiensi 0.8
Waktu Tempuh Isi 19 Menit
Waktu Tempuh Kosong 14,25 Menit
Waktu Unloading 3 Menir
Manuver 3 Menit
Waktu Total 39 Menit
Kapasitas bak 24 m3

Rumus perhitungan produktivitas dump truk sebagai berikut :


Produktivitas
Perhitungan waktu siklus hidup dump truk
1. Waktu Tempuh jika Bermuatan
𝐿 9,5
Tbermuatan = × 60 = × 60 = 19 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉1 30
2. Waktu Tempuh jika tidak bermuatan
𝐿 9,5
Tkosong = × 60 = × 60 = 14,25 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
𝑉1 40

𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 6
Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi 1 dump truk 𝑡 = 𝑒𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 × 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 = 0,8 × 2,7969 = 2,681 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
3. Hal lainnya (Macet) = 30 Menit
4. Total Siklus = Waktu isi + Waktu Berangkat + Waktu Pulang + Waktu Lainya
Total Siklus = 2,681 menit + 19Menit + 14,25 Menit + 30 Menit
Total Siklus = 65,931 Menit atau 1 jam 6 menit.
24
Produksi dump truk perhari = x 8 jam = 210 m3/hari
Kombinasi pergerakan alat berat excavator dan dump truk untuk mengetahui produktivitas kedua alat
tersebut perjam :
= (produktivitas excavator perjam)/(produktivitas dumptruck perjam)
= 104,43/30
= 3,481 = 3 unit
3x8 = 24

Hasil galian akan dimobilisasi menuju Leuwi Gajah yang berjarak 9,5 kilometer dari lokasi proyek di kampus ITB Ganesha
➢ Mesin Boredpile
Alat untuk pemboran pondasi boredpile
➢ Crawler Crane
Digunakan untuk memindahkan rangka tulangan pondasi boredpile
➢ Truk Mixer
Truk mixer mengirimkan beton readymix dari batching plant ke lokasi proyek dengan jarak sejauh ±25 km. Truk mixer ini
mempunyai kapasitas isi beton 7 m3.
1. Waktu Siklus untuk pekerjaan pengecoran dengan readymix meliputi waktu angkut dan waktu kembali dari batching
plant menuju lokasi proyek dan sebaliknya serta waktu untuk dumping. CT = HT + RT + t1
Keterangan :
CT = Waktu siklus
HT = Waktu angkut
RT = Waktu kembali
t1 = Waktu dumping
Waktu angkut (HT)
𝐽
HT =
𝑉1
Keterangan :
J = Jarak Angkut Truk Mixer
V1 = Kecepatan angkut truk mixer = 25km/jam = 416,667m/menit

Waktu siklus dari batching plant ke lokasi proyek


J = 25000 m

25000𝑚
HT = = 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
416,667 𝑚⋰𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

Waktu Kembali ( RT )

𝐽
RT =
𝑉2
J = Jarak angkut truk mixer
V2 = Kecepatan angkut truk mixer = 40km/jam = 666,67m/menit

Waktu siklus dari lokasi proyek ke batching plant

J = 25000 m
25000
Jadi RT= = 37,5 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
666,67
Waktu Loading truk mixer ( pembersihan, test slump, dan pengisian molen) = 10 menit

Maka waktu siklus truk mixer adalah


CT = HT + RT + tl
= 60 + 37,5 + 10
= 107,5 menit
= 1,79 Jam
Faktor Efisiensi
Faktor effisiensi kerja, waktu, dan operator diasumsikan dengan kondisi normal, dimana sumber daya manusia (operator)
dan sumber daya alat dapat berfungsi dengan normal dan tidak ada hambatan yang berarti pada saat proses bekerja.
Faktor effisiensi kerja, normal-sedang = 0.75
Faktor effisiensi waktu,normal = 0,83
Faktor efisiensi operator,baik = 0,95
Jadi effisiensinya
FK = 0.75 x 0.83 x 0.95 = 0.591

Bulldozer TYPE Komatsu D65


Jarak angkut = 90 m
Kecepatan maju = 3,9 km/jam = 48,75 m/menit
Kecepatan Mundur = 5,8 km/jam = 82,875 m/menit
Fixed cycle time = 0,05 menit
Efisiensi kerja = 0,83
Lebar blade = 3,9 m
Tinggi blade 1,1 m
Faktor blade = 0,8
• Produktivitas bulldozer untuk membuang tanah
q = 3,9 x 1,12 x 0,8 = 3,84 m3
Waktu Siklus (cm)

90 90
Cm =
𝑥 + 0,05 = 2,05menit
48,75 82,875
Produksi perjam (Q)
3,84𝑥60𝑥0,83
q= = 93,28 m 3/jam
2,05
• Produktivitas untuk membuang tanah ke lokasi timbunan
Jarak terjauh gusur = 15 m
Waktu siklus (Cm)
15 15
𝑥 82,875 = 0,10 menit
48,75
Produksi perjam (q)
93,28 𝑥 60 𝑥 0,83
Q= = 464,53 m 3/jam. [7]
0,10
Crawler Crane Type SANY SCC550A
Kapasitas angkat 55 ton
Kapasitas momen 203,5 T/m
Panjang boom 13-52
Boom luffing angle 30° - 80°
Kecepatan tali 0-130 m/menit
Diameter tali 22mm
Winch utama kecepatan 48m/menit. [7]

2. Mobilisasi Alat

Gambar 12 Mobilisasi alat


Mobilisasi alat dilakukan pada malam hari agar tidak menghambat aktivitas lalu lintas pengendara lain. Pada tahap
mobilisasi alat ini dibantu dengan alat Self Loader.
Mobilisasi alat melalui jl.Ibrahim Adjie kemudian masuk ke jl Supratman untuk masuk menuju jl G ITB. Jarak tempuh
peminjaman alat ke lokasi konstruksi yaitu 11,4 km.

5.2.1 Pekerjaan Galian

Galian awal dilakukan untuk meratakan permukaan tanah asli. Elevasi yang ingin dicapai adalah elevasi +767.000 atau
IFFL –4.500. Dengan menggunakan excavator karena area yang akan digali sangat luas.

Galian tahap 2 dengan elevasi target adalah +762.500 atau IFFL –7.900. Dilakukan setelah pengerjaan pondasi bore pile
karena keterbatasan lahan untuk ramp yang akan dilewati alat berat terutama boring machine. Karena panjang dari ramp tersebut,
maka diputuskan untuk melakukan boring sebelum galian tahap 2.

Galian tahap 3 yaitu galian pit lift dan trench akan dilakukan setelah pekerjaan pondasi bore pile selesai dilaksanakan.
Galian tahap 3 memiliki elevasi tujuan 1 FFL –9500 yang akan digunakan sebagai trench yang fungsinya sebagai tempat
penyimpanan kabel-kabel.
Gambar 13 Zona Galian Tanah

Urutan penggalian akan dimulai dari zona galian terjauh dari pintu masuk proyek. Urutan mulai terjauh akan
memudahkan akses jalan dump truck untuk mencapai zona galian, karena zona galian yang lain belum tergali. Selanjutnya setelah
proses penggalian akan dilanjutkan dengan mobilisasi hasil galian dengan menggunakan alat berat lain. Alat berat yang akan
digunakan yaitu dump truck dengan kapasitas bak sebesar 24 m³.

Gambar 14 Hasil jarak Galian


Hasil galian akan dimobilisasi menuju daerah Leuwi Gajah yang berjarak 9,5 kilometer dari lokasi proyek dikampus ITB
Ganesha.

A. Volume Pekerjaan
Pekerjaan bore pile pada proyek ini terdiri dari dua ukuran diameter 800 mm dan 600 mm. Sistem pengeboran yang
digunakan di proyek ini adalah dry boring system

Gambar 15 Detail Bore Piled


A. Volume Pekerjaan

B. Spesifikasi Alat

No. Alat Keterangan Spesifikasi Alat


1 Auger Boring Merk TYSIM
Drilling Tipe KR50
Machines
Kapasitas Diameter 1 m dan 1,2 m
Bucket kedalaman 24 m
C. Perhitungan Produktivitas

Volume Penggalian

Luas tanah Galian Basement Tinggi galian Volume


m2 m m3
1100 3,4 3740
0,128 1,6 0,2048

Spesifikasi Alat

No. Alat Keterangan Spesifikasi Alat


1 Auger Boring Merk TYSIM
Drilling Tipe KR50
Machines
Kapasitas Diameter 1 m dan 1,2 m
Bucket kedalaman 24 m

5.2.2 Pekerjaan Penulangan Borepile

Spesifikasi Alat

No. Alat Keterangan Spesifikasi Alat


1 Crawler Merk SANY
Crane Tipe SCC550E
Kapasitas Bucket 55 ton
5.2.3 Pekerjaan Pengecoran PileCap
A. Volume Pekerjaan

Dimensi Volume Jumlah Volume Total


Tipe
A B C m3 buah m3
P1 1,1 1,1 1,8 2,2 23 50,094
P2 3,5 1,1 1,8 6,9 3 20,79
P4 3,5 3,5 1,8 22,1 21 463,05
P6 3,5 5,9 1,8 37,2 1 37,17
Total Volume Pengecoran 571,104

B. Spesifikasi Alat

No. Alat Keterangan Spesifikasi Alat


1 Truk Merk SANY
Mixer Tipe SY310C-8R ®

Kapasitas Bucket 10 m ³

7. PERHITUNGAN BIAYA PELAKSANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT

Pihak kontraktor dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan pekerjaannya yang menggunakan peralatan berat dengan cara
menyewa, tanpa perlu mengkhawatirkan biaya perawatan alat berat secara jangka panjang. Jangka waktu penyewaan alat berat
biasanya berdasarkan perjanjian mingguan atau bulanan.
Pihak kontraktor dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan pekerjaannya yang menggunakan peralatan berat dengan cara menyewa,
tanpa perlu mengkhawatirkan biaya perawatan alat berat secara jangka panjang. Jangka waktu penyewaan alat berat biasanya
berdasarkan perjanjian mingguan atau bulanan.

7.1 Biaya Pelaksanaan Penggunaan Excavator

Untuk perhitungan biaya operasi alat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Biaya Operasi = Biaya sewa alat/hari + biaya operator/hari + biaya bahan bakar/hari

• Data Harga Sewa Peralatan


1. Biaya mobilisasi dan demobilisasi ( Bandung ) - Rp. 1.500.000,00/unit
2. Harga sewa Excavator = Rp. 165.000,00 /jam
3. Biaya Operator = Rp. 125.000,00 /hari
4. Harga Bahan Bakar = Rp. 5.150,00/liter ( 1 jam = 11,9 liter )

• Biaya Operator
Biaya Operator = Rp. 125.000,00/ 8 jam
= Rp. 15.625,00 / jam
Karena excavator = 3 unit
= Rp. 15.625,00 / jam x 3
= Rp. 46.875,00 / jam
No Item Volume Satuan Harga Total
Satuan (Rp)
1 Mob + Demob 2 Ls 1.500.000 3.000.000
2 Sewa Excavator 48 jam 165.000 7.920.000
3 Operator 48 jam 46.875 2.250.000
4 Bahan Bakar 48 jam 5.150 247.200
Total Biaya Rp. 13.417.200,00

7.2 Biaya Pelaksanaan Dump Truck


Untuk perhitungan biaya operasi alat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Biaya Operasi = Biaya sewa alat/hari + biaya operator/hari + biaya bahan bakar/hari

• Data Harga Sewa Peralatan


1. Harga Sewa Dump Truck = Rp. 95.000,00 /jam
2. Harga Bahan Bakar = Rp. 5.150,00 /liter
• Biaya Operator
Biaya Operator = Rp. 125.000,00/ 8 jam
= Rp. 15.625,00 / jam

No Item Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Total


1 Mob + Demob 2 Ls 750.000 9.000.000
2 Sewa Dump Truck 48 jam 140.000 6.720.000
3 Operator 48 jam 15.625 250.000
4 Bahan Bakar 48 jam 5.150 247.200
Total Biaya Rp. 16.217.200,00

7.3 Biaya operasional Bulldozer

• Data Harga Sewa Peralatan

1. Harga Sewa Bulldozer = Rp. 200.000,00 /jam

2. Harga Bahan Bakar = Rp. 5.150,00 /liter

• Biaya Operator = Rp. 125.000,00/ 8 jam

= Rp. 15.625,00 / jam


No Item Volume Satuan Harga Satuan Total
(Rp)
1 Mob + Demob 2 Ls 750.000 9.000.000
2 Sewa Bulldozer 48 jam 200.000 9.600.000
3 Operator 48 jam 9.375 450.000
4 Bahan Bakar 48 jam 5.150 247.200
Total Biaya Rp. 19.297.200,00
7.4 Biaya Pelaksanaan Mobile Crane
Untuk perhitungan biaya operasi alat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Biaya Operasi = Biaya sewa alat/hari + biaya operator/hari + biaya bahan bakar/hari
• Data Harga Sewa Peralatan
1. Harga Sewa Mobile Crane = Rp. 230.000,00 /jam
2. Biaya Operator = Rp. 180.000,00 /8 jam
3. Harga Bahan Bakar = Rp. 5.150,00 /liter

1 Mob + Demob 2 Ls 750.000 9.000.000


2 Sewa Mobile crane 48 jam 230.000 11.040.000
3 Operator 48 jam 9.375 450.000
4 Bahan Bakar 48 jam 5.150 247.200
Total Biaya Rp. 20.737.200,00

7.5 Biaya Pelaksanaan HSPD


Untuk perhitungan biaya operasi alat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Biaya Operasi = Biaya sewa alat/hari + biaya operator/hari + biaya bahan bakar/hari
• Data Harga Sewa Peralatan
1. Harga Sewa HSPD = Rp. 300.000,00 /jam
2. Biaya Operator = Rp. 180.000,00 /8 jam
3. Harga Bahan Bakar = Rp. 5.150,00 /liter
No Item Volume Satuan Harga Satuan (Rp) Total
1 Mob + Demob 2 Ls 750.000 9.000.000
2 Sewa HSPD 48 jam 300.000 14.400.000
3 Operator 48 jam 9.375 450.000
4 Bahan Bakar 48 jam 5.150 247.200
Total Biaya Rp. 24.097.200,00

Total rencana penyewaan alat berat yang disewa terlampir sebagai berikut :
8. PENJADWALAN

9. KESIMPULAN

Dalam pembangunan gedung CIBE ITB ini dengan luas bangunan 11000 m2 dan pemasangan pondasi berjenis pondasi bore
pile dengan volume penggalian sebesar 3740,2 m3 dan pemancangan sedalam 12 m memerlukan alat berat seperti Excavator 3 Unit,
Dump Truk 24 Unit, Truk Mixer 1 Unit, Mesin Bore Pile 1 Unit, Crawler Crane 1 Unit, Bulldozer 3 Unit, dapat diselesaikan selama
14 hari. Total biaya penyewaan alat berat Rp. 63.215.000,00.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Perencanaan/Planning dalam Manajemen (Pengertian – Proses) - serupa.id
[2] LP - Rental Alat Berat - Metro Steel Indonesia
[3] Toko Besi Murah Di Bandung - Bahan Bangunan Murah di Bandung (metrosteel.co.id)
[4] “Perhitungan Produktivitas Bulldozer Pada Aktivitas Dozing Di PT. PAMAPERSADA NUSANTARA tabalong Kalimantan Selatan
2018_POLIBAN”
[5]
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/13990/05.5%20bab%205.pdf?sequence=9&isAllowed=
y
[6] https://www.indosteger.co.id/berita/detail/daftar-ukuran-dan-berat-besi-beton-sni
[7] https://megaconconcrete.com/perhitungan-volume-pekerjaan-bored-pile
[8] https://www.scanina.com/product?type=rental&category=2&start-rental=&end-
rental=&utm_source=googleads&utm_medium=cpc&utm_campaign=excavator&gclid=CjwKCAjw_MqgBhAGEiwAnYO
AejJ0mGJ8Vd6FsMmtDONpqJjQk1f0Gc6K30oo9glUhHKXvONpgFQ7XhoCK7UQAvD_BwE
[9] https://www.scanina.com/product?type=rental&category=2&start-rental=&end-
rental=&utm_source=googleads&utm_medium=cpc&utm_campaign=excavator&gclid=CjwKCAjw_MqgBhAGEiwAnYO
AejJ0mGJ8Vd6FsMmtDONpqJjQk1f0Gc6K30oo9glUhHKXvONpgFQ7XhoCK7UQAvD_BwE
[10] ‘Katalog Alat Berat Konstruksi 2013_Kementerian Pekerjaan Umum” Construction heavy Equipment Catalog 2013

Anda mungkin juga menyukai