Anda di halaman 1dari 29

PERANCANGAN GEDUNG STRUKTUR BAJA

“RUMAH 2 LANTAI DENGAN TIPE 36”

Anggota :

Ade Maylani H1B020014

Rafiq Wantana Wijaya H1B020078

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PURBALINGGA

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat dan hidayah-Nya.Sholawat
dan salam selalu tertuju pada Nabi Muhammad SAW yang senantiasa mengutamakan
keselamatan umatnya. Tak ada yang pantas terucap selain Alhamdulillah,penulis dapat menyelesaikan
laporan tugas struktur baja ini. Laporan ini diselesaikan guna memenuhi tugas terstruktur Struktur
Baja II ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan membimbing selama proses penyusunan laporan ini, terutama kepada:
1. Ibu Arnie Widyaningrum, S.T., M.T., Ph.D., selaku Dosen Struktur Baja II Program
Studi S1 Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman,
2. Bapak/Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Jenderal Soedirman,
3. Teman-teman kelompok enam belas yang telah bekerja sama sehingga laporan tugas
ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Serta semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
Laporan ini diharapkan bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi penulis maupun
bagi perkembangan ilmu rekayasa sipil. Sebagai manusia biasa, penulismenyadari masih banyak
kekurangan dalam isi laporan ini. Keterbatasan pikiran, kemampuan, tidak membatasi penulis
untuk terus berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu penulis memohon maaf dan
mengaharapkan masukan demi kesempurnaanproposal ini.

Purbalingga, 25 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 :Gambar Desain ............................................................................. 29

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan yang pesat di Indonesia akhir akhir ini memicu pertumbuhan dan
pembangunan, ditambah dengan pertumbuhan penduduk, dibutuhkan pembangunan
sarana dan prasarana untuk menunjang kehidupan. Di era modern sekarang ini
pembangunan dan perkembangan teknologi maju dengan pesat seiring dengan
kemajuan di bidang ekonomi dan industri. Hal ini dapat dijadikan sebagai indikasi
bahwa masyarakat pada umumnya mengalami kemajuan gaya hidup yang berdampak
dapat memacu peningkatan pembangunan.
Namun karena negara Indonesia terletak di antara dua lempeng dunia yang aktif,
yaitu Eurasia dan Australia, mengakibatkan negara Indonesia menjadi daerah rawan
gempa. Bahkan akhir–akhir ini gempa sering mengguncang Indonesia dalam skala
besar. Bangunan yang dibangun pada daerah rawan gempa harus direncanakan mampu
bertahan terhadap gempa, terlebih pada struktur bangunan bertingkat tinggi harus
mampu menahan gaya-gaya vertikal (beban gravitasi), serta gaya-gaya horizontal
(beban gempa) yang nantinya akan digunakan untuk menghitung dimensi dari elemen-
elemen struktur yang diharapkan mampu menahan semua beban yang direncanakan.
Baja merupakan salah satu material struktur selain beton yang sudah sangat
banyak diaplikasikan dalam kehidupan manusia. Dalam mendesain struktur baja,
dewasa ini dipergunakan dua filosofi desain yaitu: desain tegangan kerja, yang diacu
oleh American Institute of Steel Construction (AISC) sebagai Allowable Stress Design
(ASD) yang telah menjadi filosofi utama selama 100 tahun terakhir dan desain keadaan
batas yang diacu oleh AISC sebagai Load and Resistance Factor Design (LRFD).
Selama kurang lebih 20 tahun ini, desain struktural telah bergeser menuju prosedur
desain yang lebih rasional dan berdasarkan pada probabilitas yang disebut sebagai
desain “keadaan batas” (limit sates). Metode keadaan batas meliputi metode-metode
yang umumnya disebut sebagai “desain kekuatan ultimate” (ultimate strength design),
“desain kekuatan” (strength design), “desain plastik” (plastic design), “desain faktor
beban” (load factor design), “desain batas” (limit design), dan sekarang “desain faktor
resistensi dan beban (LRFD).
Dalam hal ini teknik sipil sebagai disiplin ilmu sangat berkembang sebagai
jawaban dari kemajuan ekonomi dan industri suatu kawasan. Perkembangan ilmu
1
pengetahuan di bidang teknik sipil mengakibatkan perubahan sistem konstruksi baik
ditinjau dari segi mutu, bahan, struktur konstruksi serta kekuatannya. Untuk itu dituntut
kesadaran bahwa seseorang yang berkecimpung di dunia konstruksi harus dapat
mengantisipasi hal-hal tersebut di atas. Baja adalah salah satu bahan konstruksi yang
lazim digunakan dalam struktur bangunan sipil. Karena kekuatannya yang tinggi dan
ketahanannya terhadap gaya yang bekerja serta nilai kekuatannya maka bahan baja telah
menjadi pilihan utama untuk konstruksi bangunan seperti gedung perindustrian,
menara/tower.
Kurangnya diterapkan penggunaan struktur baja sebagai struktur utama suatu
bangungan, maka perencanaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi seluruh
perencana dalam mendisain struktur baja dimana diketahui bersama bahwa material
baja adalah material yang sangat baik, karena mempunyai sifat yang duktail.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang, permasalahan yang akan dikaji pada laporan ini
adalah:
1. Bagaimana melakukan analisis perhitungan pembebanan struktur sebagai modal
dasar menentukan permodelan struktur bangunan ?
2. Bagaimana melakukan permodelan struktur bangunan dengan memperhatikan
pembebanan dan material yang akan digunakan ?
3. Bagaimana melakukan analisis terhadap permodelan struktur yang sudah dibuat
untuk melihat aman tidaknya struktur tersebut ?
1.3 Tujuan dan Manfaat
Didasarkan pada rumusan masalah yang dikaji, tujuan dan manfaat dari
penulisan Laporan ini adalah:
1. Dapat mengetahui metode perhitungan pembebanan struktur.
2. Dapat mengetahui metode permodelan struktur bangunan dua lantai.
3. Dapat mengetahui metode analisis permodelan struktur bangunan dua lantai.

2
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Modelling Struktur


Dalam tugas ini, struktur yang dimodelkan adalah struktur rangka atap dengan
Baja I-WF sebagai struktur utama (Kolom, Balok dan Kuda-Kuda) dan baja ringan
sebagai struktur gording. Pemodelan dilakukan dengan Software ETABS.
Dalam perencanaan gedung ini metode yang digunakan program ETABS
(Extended Three Dimensional Analysis Building Systems). ETABS merupakan
perangkat lunak hasil karya CSI Bekeley, program ini sangat Power Full dalam
melakukan permodelan struktur analysis, dan desain. Program ETABS ini juga mampu
untuk memecahkan beragam permodelan dan permasalahan yang rumit sekalipun.
Program ETABS secara khusus difungsikan untuk menganalisis lima perencanaan
struktur, yaitu analisis frame baja, analisis frame beton, analisis balok komposit, analisis
baja rangka batang, analisis dinding geser. Penggunaan program ini untuk menganalisis
struktur, terutama untuk bangunan tinggi sangat tepat bagi perencana struktur karena
ketepatan dari output yang dihasilkan dan efektif waktu dalam menganalisisnya.
Program ETABS sendiri telah teruji aplikasinya di lapangan dan banyak konsultan-
konsultan perencana struktur ternama telah menggunakan program ini untuk analisis
struktur.

3
BAB 3
LANGKAH PEMODELAN STRUKTUR DAN PERHITUNGAN

3.1 Etabs
1. Membuat gambar 2D menggunakan autocad
Denah Rumah Tipe 36
Lantai 1

Lantai 2

2. Mendefinisikan beban menggunakan Excel perhitungan.


3. Klik New. Pilihlah Use Build In Setting Switch
Display Units : Matrich SI
Steel Section Database : AISC15
Steel Design Code : AISC 360-16
Concrete Design Code : ACL 318-14
Klik OK

4
4. Pilih Custom Grid Spacing (Klik edit Grid Data) Sesuaikan dengan data yang ada.

Kemudian pada story dimension pilih custom story data, klik edit story data.
Kemudian diisi sesuai data. Klik Ok.

5. Kemudian klik Define. Pilih material properties. Setelah itu pilih add new material.

Klik Ok
5
Material name BJ37, Mass per unit volume 7850 kg/m3, dan E 200000 Mpa

Kemudian Di modify/Show material property design data


Untuk Fy 240, Fu 370 Mpa, Fye 264 Mpa, dan Fue 407 Mpa. Klik Ok

6. Klik Add new material, klik lagi. Untuk material type pilih concrete.

Klik Ok
Material name Beton Fc 25, Mass per unit volume 2400 kg/m3, E (diganti
4700*sqrt(25) Mpa).

6
Kemudian di modify/Show material property design data
Untuk grade diisi fc 25 dan f’c 25 Mpa.

Klik Ok. Kemudian klik ok lagi.


7. Klik Add new, kemudian pilih material type Rebar. Klik Ok.

Material Name tulangan 420 B, Mass per unit volume 7850 Kg/m3, E 200000 Mpa

7
kemudian klik modify/Show material property design data. Untuk Fy 420 Mpa, Fu
525 Mpa, Fye (420)*1,1 Mpa), Fue 525*1,1 Mpa. Klik Ok (Sumber SNI 2052 2017)

8. Klik define, pilih section properties frame section add new properties. Pilih steel IWF.

Kemudian klik add new properties. Pada frame section properties data menggunakan
data tabel H-BEAM 200x200.
9. Untuk properties name kolom 200x200x8x12, untuk material pilih BJ 37. kemudian
add copy of properties, untuk properties namenya diisi kolom 200x200x8x12,
materialnya pilih BJ 37, untuk section dimension menggunakan data table IWF kolom
200x200x8x12 mm klik ok
8
10. Pada properties pilih balok 150x100x6x9, kemudian add copy. Untuk properties name
diisi balok induk 150x100x6x9 untuk material pilih BJ 37 dan section dimension
menggunakan data data IWF 150x100x6x9, klik ok.

11. Pada properties pilih balok 150x75x5x7, kemudian add copy. Untuk properties name
diisi balok anak 150x75x5x7 untuk material pilih BJ 37 dan section dimension
menggunakan data data IWF 150x75x5x7, klik ok.

9
12. Klik define pilih section properties, pilih slide section add new properties. Untuk
properties name diisi plat slab material beton fc 25, klik ok.

13. Klik define lalu load pattern untuk dead diisi 1 live 0 kemudian diisi beban tambahan
untuk tipenya super dead, add new load kemudian pada load diisi gempa x tipe
seismic, pada auto lateral load pilih ASCE7-16 klik add new load. Setelah itu pada
bagian gempa x klik modify lateral load untuk bagian ini diisi sesuai dengan beban
gempa yang diperoleh dari data puskim masing-masing. Pada direction eccentricity
yang dicentang hanya kolom XDr (karena ini gempa berskala x) Klik ok

Kemudian pada load diisi gempa y tipe seismic dan auto lateral loadnya pilih ASCE7-
16 kemudian klik add new load Setelah itu pada bagian gempa y klik modify lateral
load untuk bagian ini diisi sesuai dengan beban gempa yang diperoleh dari data
puskim masing-masing. Pada direction eccentricity yang dicentang hanya kolom YDr
(karena ini gempa berskala y) Klik ok.

10
Klik ok (define load pattern).

14. Klik define pilih mass source, kemudian klik modify/show mass source. Pada bagian
mass source yang dicentang hanya kolom specified load pattern, pada bagian mass
multipliers for load patterns yang load pattern pilih beban tambahan ADL 1, dead 1,
Live 0,63 kemudian add. Klik ok.

15. Langkah selanjutnya untuk tiap kolom lantai 1 dan 2 digambar menggunakan tool line.
Kemudian properties of object pilih kolom 200x200x8x12 untuk propertiesnya.

11
Untuk tiap kolom anak digambar menggunakan tool line. Kemudian properties of
object pilih balok induk 150x150x7x10 untuk propertiesnya.

Untuk tiap balok induk digambar menggunakan tool line. Kemudian properties of
object pilih balok induk 150x100x6x9 untuk propertiesnya.

Untuk tiap balok anak digambar menggunakan tool line. Kemudian properties of
object pilih balok anak 150x75x5x7 untuk propertiesnya.

16. Untuk menggambar line pada tangga menggunakan properties balok anak
150x75x5x7. Gambarkan garis tangga sesuai denah tangga rumah tinggal.

17. Kemudian gambar lagi untuk platnya menggunakan tools rectangular floor/ wall. Pada
properties of object pilih plat untuk propertiesnya. Kemudian blok lantai 1, klik edit
pilih replicated pilih story, klik story 2, klik ok.

12
18. Klik Define, Pilih load combination, klik add default design combination lalui pilih
Steel frame design lalu klik Ok.

19. Kemudian pilih bagian plat (Blok). Klik Assign pilih shell loads pilih uniform. Untuk
load patterns name pilih live, uniform loads bagian load diisi 1,92 kN/m2. Untuk
option pilih replace axisting loads. Klik Ok.

20. Kemudian pilih lagi bagian plat (Blok). Klik Assign pilih shell loads pilih uniform.
Untuk load patterns name pilih beban tambahan (ADL), uniform loads bagian load
diisi 1,24 kN/m2. Untuk option pilih replace axisting loads. Klik Ok.

13
21. Tandai (blok) pada bagian samping untuk temboknya. Klik Assign pilih frame loads.
Pilih Distributed. Untuk load pattern name pilih beban tambahan (ADL). Untuk
uniform load diisi sesuai data yang didapat sesuai excel. Klik Ok.

22. Klik tiap IWF kolom pojok, klik assign pilih join load klik force. Pada bagian join
load assignment -force diisi dengan data yang sudah diketahui di excel. Untuk option
nya pilih replace exiting load Klik Ok.

23. Pilih view gambar 3D. Klik display pilih load assigns klik joint. Pada load pattern
pilih beban tambahan (ADL) klik ok.

14
Gambar Pembebanan dalam ETABS

Gambar Beban Atap dalam SAP 2000


24. Pilih view 2D, klik edit. Untuk menambahkan beban tangga klik assign pilih frame
load klik distributed untuk load pattern name nya pilih ADL, untuk uniform loadnya
diperoleh dari data beban plat yang didapat, pada bagian option pilih replace existing
loads klik ok.

15
25. Pilih bagian view 3d. klik define pilih load combination, pilih yang paling terbesar,
klik ok.

26. Kemudian di run untuk mengecek kelendutannya. Kemudian di cek deformed shape
pilih mode 1, klik ok. Kemudian di cek deformed shape pilih mode 2, klik ok (ss data)
Modal 1 Modal 2

Pu Mu

27. Klik design pilih steel frame design klik select design combination, klik ok.

16
28. Klik design pilih steel frame design klik view/revise preference pada multi-reponse
case design pilih envelopes, klik ok.

29. Klik select, pilih select lalu pilih properties, pilih frame section dipilih balok anak
150x75x5x7 klik select kemudian pilih balok induk 150x100x6x9, klik select
kemudian pilih kolom 200x200x8x12, klik select, kemudian close.

17
30. Klik design pilih steel frame design klik view/revise overwrites, pada umbraced.
Length ratio (major, minor dan LTB) diisi bebas. Klik ok.

31. Klik design pilih still frame design, terus pilih start design/check.

Apabila garis berwarna merah dimensinya ditambah dan strukturnya susunannya


diganti. Bisa ditambah dengan kolom atau balok.

3.2. Analisis Sambungan Las Pada Joint Balok-Kolom dan Balok-Balok Berisi
perhitungannya
A. Sambungan Kolom dengan Balok
1. Mengidentifikasi data material dan penampang, berupa tegangan leleh dan ultimit,
dan juga dimensi penampang balok yang digunakan.

18
A. BALOK INDUK
1. Data Material dan Penampang
Tegangan leleh baja (fy) = 240 Mpa
Tegangan tarik putus (fu) = 370 Mpa

Data Keterangan Baja IWF dengan Dimensi = 150.100.6.9


ht = 150 mm
b = 100 mm
tw = 6 mm
tf = 9 mm
h = 132 mm

2. Mengidentifikasi gaya-gaya dalam yang didapatkan dari Analisa software Etabs.


Gaya Dalam Hasil Analisis Software Etabs KOLOM
Gaya aksial terfaktor Pu = 3.3431 kN
Gaya geser terfaktor Vu = 13.9431 kN
Momen terfaktor Mu = 13.694 kN.m

3. Menentukan ukuran Panjang dan tebal las dengan asumsi awal. (ini akan dievalusi
pada akhir perhitungan)
Ukuran Las
Tebal las tw = 8 mm
Panjang las pada webs lw1 = 264 mm
panjang las pada flens lw2 = 194 mm
panjang total lw = 458 mm
4. Menghitung tahanan geser nominal sambungan las berdasarkan asumsi panjang
dan tebal yang ada.
Tahanan geser nominal sambungan las
Tn1 = f * (0,6*fu*0,707*tw*Lw1) Tn1 = 248615.136
Tn2 = f * (0,6*fu*0,707*tw*Lw2) Tn2 = 182694.456
Tn = Tn1 +Tn2 Tn = 431309.592 N
431.309592 kN
5. Menghitung tahanan momen nominal sambungan las.
Tahanan momen nominal smbungan las
MR = f*Mn
Zxlas Zxlas = 153036 mm3
Mnlas = Zxlas*fylas Mnlas = 36728640 N.mm
36.72864 kN.m
6. Cek perhitungan.
• Apabila nilai (Mn Las) lebih besar daripada nilai (Momen Ultimit) maka
sambungan tersebut Aman
• Apabila nilai (Tahanan Geser) lebih besar daripada nilai (Gaya Geser Ultimit)
maka sambungan tersebut Aman

19
CEK
Mnlas > Mu
36.7286 > 13.694 OK

Tn > Vu
431.31 13.9431 OK
B. Sambungan Balok dengan Balok
1. Mengidentifikasi data material dan penampang, berupa tegangan leleh dan ultimit,
dan juga dimensi penampang balok yang digunakan.
B. BALOK ANAK
1. Data Material dan Penampang
Tegangan leleh baja (fy) = 240 Mpa
Tegangan tarik putus (fu) = 370 Mpa

Data Keterangan Baja IWF dengan Dimensi = 150.75.5.7


ht = 150 mm
b = 150 mm
tw = 5 mm
tf = 7 mm
h = 136 mm

Faktor reduksi kekuatan tekan (fc) = 0.85


2. Mengidentifikasi gaya-gaya dalam yang didapatkan dari Analisa software Etabs.
Gaya Dalam Hasil Analisis Software Etabs
Gaya aksial terfaktor Pu = 0.9859 kN
Gaya geser terfaktor Vu = 4.7672 kN
Momen terfaktor Mu = 2.8816 kN.m
3. Menentukan ukuran Panjang dan tebal las dengan asumsi awal. (ini akan dievalusi
pada akhir perhitungan)
Ukuran Las
Tebal las tw = 8 mm
Panjang las pada webs lw1 = 272 mm
panjang las pada flens lw2 = 295 mm
panjang total lw = 567 mm
4. Menghitung tahanan geser nominal sambungan las berdasarkan asumsi panjang
dan tebal yang ada.
Tahanan geser nominal sambungan las
Tn1 = f * (0,6*fu*0,707*tw*Lw1) Tn1 = 256148.928
Tn2 = f * (0,6*fu*0,707*tw*Lw2) Tn2 = 277808.58
Tn = Tn1 +Tn2 Tn = 533957.508 N
533.957508 kN
5. Menghitung tahanan momen nominal sambungan las.

20
Tahanan momen nominal smbungan las
MR = f*Mn
Zxlas Zxlas = 173270 mm3
Mnlas = Zxlas*fylas Mnlas = 41584800 N.mm
41.5848 kN.m

6. Cek perhitungan.
• Apabila nilai (Mn Las) lebih besar daripada nilai (Momen Ultimit) maka
sambungan tersebut Aman
• Apabila nilai (Tahanan Geser) lebih besar daripada nilai (Gaya Geser Ultimit)
maka sambungan tersebut Aman

CEK
Mnlas > Mu
41.5848 > 2.8816 OK

Tn > Vu
533.958 4.7672 OK

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah kami melakukan perencanaan dan perhitungan yang ada di software ETABs
dan Excel, kami berhasil menyimpulkan bahwa permodelan kami rencanakan aman
dapat digunakan. Dengan memperhatikan dimensi dari sebuah baja untuk bagian
kolom dan baloknya, dengan memperhatikan pembebanan yang terjadi. Suatu
kolom dan balok yang dikatakan aman jika dalam analisis ETABs berwarna selain
merah dengan nilai rasio dibawah 1.

22
LAMPIRAN GAMBAR

23
24
25

Anda mungkin juga menyukai