Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Penulisan dan Presentasi yang
dibina oleh
Maiyozzi Chairi, S.PD, MT
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini pertumbuhan di Lombok terus berkembang pesat, sehingga
menyebabkan peningkatan kebutuhan akan konstruksi sipil. Oleh sebab itu diperlukan
langkah-langkah yang tepat, baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan
sehingga sumber daya yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin. Secara umum
suatu proyek konstruksi dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang
berkaitan dengan upaya pembangunan suatu bangunan, mencakup pekerjaan pokok
dalam bidang teknik sipil dan arsitektur, meskipun tidak jarang juga melibatkan disiplin
lain seperti teknik industry, mesin, elektro, dan geoteknik. Proyek konstruksi
dilaksanakan serta diselesaikan dalam jangka waktu terbatas dengan sumber daya
tertentu untuk mencapai suatu hasil konstruksi dengan standar kualitas baik. Dalam hal
ini, alat-alat berat konstruksi memegang peranan besar guna mempercepat target
penyelesaian pembangunan suatu konstruksi dengan hasil yang optimal. Walaupun
penggunaan alat berat sangat diperlukan untuk dapat menunjang kelancaran dari
pekerjaan tersebut. Sasaran dari manajemen alat berat yang merupakan bagian dari
manajemen proyek terdiri dari tiga factor, yaitu : factor waktu, mutu dan biaya.
Penerapan dalam manajemen alat berat adalah mengenai kemampuan dalam
memperhatikan, memilih dan menggunakan alat berat. Perencanaan matang dalam
pemelihan jenis dan jumlah alat berat serta metode pelaksanaan yang akan digunakan
suatu proyek harus sesuai dengan fungsi, guna, medan kerja, kondisi peralatan, dan
kondisi pemeliharaan. Di Indonesia terdapat beberapa merek dan tipe alat berat.
Masing-masing merek dan tipe dari jenis alat berat tersebut mempunyai kelenihan dan
kekurangannya pada setiap produk alat berat yang mereka keluarkan. Para kontraktor
harus jeli dalam memilih alat berat yang akan digunakan guna meningkatkan efisiensi
dan efektifitas pada pekerjaan yang dilakukan.
Hal lain yang juga penting untuk diperhatikan adalah kemampuan mengestimasi
biaya-biaya alat berat yang akan dikeluarkan. Penguasaan tentang penentuan
komponen-komponen harga yang berpengaruh pada alat berat tidak semudah yang
dilihat dilapangan. Banyak factor yang mempengaruhi hal tersebut baik dari segi teknis
maupun non teknis. Dengan mengetahui biaya operasi (operating cost) akan dapat
membantu menegtahui keuntungan yang bisa diperoleh setelah menyelesaikan suatu
pekerjaan. Dengan pencacatan yang akurat atas biaya operasi peralatan juga akan
membantu dalam perhitungan perencanaan biaya pekerjaan berikutnya. Kesalahan
dalam pemilihan alat berat dan penggunaannya yang kurang tepat dengan kondisi dan
situasi lapangan pekerjaan akan mempengaruhi produktivitas alat berat dan tidak
tercapainya jadwal atau target yang telah ditentukan, sehingga dapat terjadi
penambahan biaya pekerjaan yang cukup besar.
Proyek pembangunan Street-Race Circuit (Sirkuit Jalan Raya) pertama diindonesia
yang dibangun di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika, Lombok
Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah pembangunan yang diharapakan dapat
memberikan dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat serta dapat meningkatkan
awareness mengenai pengembangan sebuah kawasan pariwisata kelas dunia dan
penciptaan lapangan pekerjaan di Mandalika. Sirkuit Mandalika akan dibangun
sepanjang 4.31 kilometer dengan total 19 tikungan dan bersifat sirkuit tidak permanen
yang mana artinya setelah selesai balapan, sirkuit bisa digunakan untuk jalan raya.
Proses pembangunan Sirkuit Mandalika terus berlangsung di tengah merebaknya
pandemic virus corona dan berjalan normal sesuai timeline yang direncanakan serta
ditargetkan selesai sesuai jadwal yaitu akhir tahun 2020. BUMN pengembangan
Kawasan Pariwisata The Nusa Dua, Bali dan The Mandalika, NTB menyatakan pekerjaan
tanah merupakan salah satu bagian penting dari konstruksi sirkuit Mandalika guna
menjadikan sirkuit Mandalika sesuai dengan regulasi dan standar dari Federation
Internationale de Motocyclisme (FIM).
1.2. Rumusan Masalah
a. Berapakah produktivitas alat-alat berat pada pekerjaan tanah proyek Street-Race
Circuit di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tengggara Barat (NTB)?
b. Berapakah kebutuhan alat-alat berat pada pekerjaan tanah Street-Race Circuit di
Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tengggara Barat (NTB)?
c. Berapakah biaya operasional alat-alat berat pada pekerjaan tanah proyek Street-
Race Circuit di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tengggara Barat (NTB)?
d. Berapakah pendapatan serta profit yang didapatkan dari penggunaan alat berta
pada pekerjaan tanah proyek Street-Race Circuit di Mandalika, Lombok Tengah,
Nusa Tengggara Barat (NTB)?
1.3. Tujuan Penelitian
a. Untuk menganalisa produktivitas dari alat-alat berat pada pekerjaan tanah proyek
Street-Race Circuit di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tengggara Barat (NTB).
b. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan alat-alat berat pada pekerjaan tanah proyek
Street-Race Circuit di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tengggara Barat (NTB).
c. Untuk mengetahui besaran biaya operasional masing-masing alat berat, khususnya
pada pekerjaan tanah proyek Street-Race Circuit di Mandalika, Lombok Tengah,
Nusa Tengggara Barat (NTB).
d. Untuk mengetahui pendapatan dan profit yang didapatkan dari penggunaan alat
berat pada pekerjaan tanah proyek Street-Race Circuit di Mandalika, Lombok
Tengah, Nusa Tengggara Barat (NTB).
1.4. Batasan Masalah
a. Hanya menghitung produktivitas dan BOK masing-masing alat berta yang digunakan
pada pekerjaan tanah di lokasi proyek sirkuit Mandalika.
b. Peneliti tidak melakukan analisis penyelidikan tanah.
1.5. Manfaat Penelitian
a. Menambah wawasan peneliti mengenai produktivitas dan optimalisasi pengelolaan
serta pemanfaatan alat berta pada pengerjaan proyek pembangunan jalan raya.
b. Mengetahui besaran biaya operasional alat-alat berat pada pekerjaan tanah proyek
pembangunan sirkuit jalan raya Mandalika.
c. Menambah referensi bagi pembaca tentang wacana manajemen proyek alat berat,
pengelolaan dan pemanfaatan yang lebih baik pada pekerjaan sipil sesuai dengan
tujuan penelitian dalam kasus ini.
1.6. Sistematika Penulisan
Dalam rangka memperoleh hasil tulisan yang baik, sistematis, dan mudah dimengerti,
maka dalam penulisan penelitian ini peneliti membagi penulisan dalam beberapa Bab dan
Sub Bab. Secara garis besarnya pembagian tersebut adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan penelitian, batasan
masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II PEMBAHASAN
A. Alat Berat
Alat berat merupakan factor penting di dalam proyek, terutama proyek-proyek
konstruksi maupun pertambangan dan kegiatan lainnya dalam skala yang besar.
Tujuan dari penggunaan alat berat tersebut adalah untuk memudahkan manusia
dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan lebih mudah dengan waktu yang relative lebih singkat.
B. Factor Pemilihan Alat Berat
Pemilihan dan Pengendalian alat berat adalah proses merencanakan,
mengorganisir, memimpin dan mengendalikan alat berat untuk mencapai tujuan
pekerjaan yang ditentukan. Beberapa factor yang harus diperhatikan dalam
pemilihan alat berat, sehingga kesalahan dalam pemilihan alat dapat dihindari,
antara lain adalah:
1. Fungsi yang harus dilaksanakan. Alat berat dikelompokkan berdasarkan
fungsinya, seperti untuk menggali, mengangkat, meratakan permukaan.
2. Kapasitas peralatan. Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total atau
berat material yang harus dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
3. Cara operasi. Alat berat dipilih berdasarkan arah (horizontal/vertical) dan jarak
gerakan, kecepatan, dan frekuensi gerakan.
4. Pembatasan dari metode yang dipakai. Pembatasan yang mempengaruhi
pemilihan alat berat antara lain peraturan lalu lintas, biaya, dan pembongkaran.
5. Ekonomi. Selain biaya investasi atau biaya sewa peralatan, biaya operasi dan
pemeliharaan merupakan factor penting didalam pemeliharaan alat berat.
6. Jenis proyek. Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat
berat. Proyek-proyek tersebut antara lain pryek gedung, pelabuhan, jalan,
jembatan, dan irigasi.
Selain itu, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun rencana kerja alat,
antara lain:
1. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu.
2. Dengan volume pekerjaan yang ada tersebut dan waktu yang telah ditentukan
harus ditetapkan jenis dan jumlah alat berat yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut.
C. Sifat Kembang Susut Tanah
a. Kondisi asli (bank cubic meter/BCM), ukuran alam yaitu keadaan tanah yang
masih sesuai dengan kondisi asli alamnya.
b. Kondisi lepas (loose cubic meter/LCM), yaitu kondisi tanah sesudah mengalami
gangguan atau telah tergali.
c. Kondisi padat (solid measure/SM) yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali
dan diadakan usaha pemadatan. Pada keadaan ini tanah mengalami proses
pemadatan sehingga volumenya menyusut tanpa mengalami perubahan berat.
D. Efisiensi Kerja Alat (E)
Ada tiga factor yang menyebabkan kita perlu menghitung factor efisiensi kerja,
diantaranya:
1. Factor efisiensi waktu
Efisiensi waktu merupakan salah satu factor yang harus diperhitungkan dalam
penentuan taksiran produksi alat yang akan digunakan yang dinilai berdasarkan
kondisi pekerjaan seperti pada tabel dibawah.
Kondisi waktu Efisiensi waktu
Ideal 1.00
Baik 0.85
Sedang 0.75
Kurang 0.60
2. Factor efisiensi kerja
Efisiensi kerja diperhitungkan untuk menentukan taksiran produksi alat dengan
memperhatikan keadaan medan dan keadaan alat. Efisiensi kerja tergantung
pada banyak factor seperti: topografi, keahlian operator, pemilihan standar
pemeliharaan, dan sebagainya yang menyangkut operasi alat.
3. Factor efisiensi operator
Nilai efisiensi sangat dipengaruhi oleh keterampilan operator yang
mengoperasikan alat bersangkutan.
E. Waktu siklus
Siklus kerja dalam pemindahan material merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
berulang. Waktu yang diperlukan dalam siklus kegiatan disebut waktu siklus atau
(cycle time). Pekerjaan utama dalam kegiatan tersebut adalah menggali, memuat,
memindahkan, membongkar muatan dan kembali ke kegiatan awal. Untuk
menghitung cycle time, dapat menggunakan persamaan:
TS = T1 + T2 + T3 + T4
Dimana:
T1 = waktu angkut (menit)
T2 = waktu angkut ke lokasi
T3 = lama penumpahan
T4 = waktu kembali ke tempat semula
F. Perhitungan produksi alat berat
1. Backhoe/excavator
Rumus:
Q=
Q = produksi per jam (m3/jam)
V = kapasitas bucket backhoe/excavator (m3)
Fb = factor efisiensi alat
Fa = factor konversi
TS = waktu siklus
2. Dump truck
Q=
Q = produksi per jam (m3/jam)
Fa = factor efisiensi alat
V = kapasitas dump truck
TS = waktu siklus
3. Vibrator roller
( )
Q=
be = lebar efektif pemadatan
b = lebar efektif pemadatan (1,680 m)
bo = lebar overlap
t = tebal pemadatan
v = kecepatan rata-rata alat
n = jumlah lintasan
Fa = factor efisiensi alat
G. Analisis biaya alat
1. Biaya kepemilikan
Biaya kepemilikan adalah jumlah biaya dalam rupiah yang harus diterima kembali
oleh pemilik alat karena telah mengeluarkan biaya untuk pembelian alat, angkutan,
pajak, asuransi, setiap jam selama umur ekonomis alat. Biaya kepemilikan terdiri
dari:
a. Biaya penyusutan (depresiasi)
Jangka wakktu penyusutan biasanya diberikan oleh pabrik pembuat sesuai jenis
alat dan kondisi kerja.
b. Bunga modal, pajak dan asuransi
Besarnya suku bunga disesuaikan dengan suku bunga yang berlaku.
Nilai sisa alat = 10% x harga alat.
2. Biaya operasi
Biaya operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan-keperluan
pengoperasian alat, yang terdiri dari:
a. Biaya bahan bakar (H)
Banyaknya bahan bakar per jam yang digunakan oleh mesin penggerak dan
tergantung pada besarnya kapasitas tenaga mesin, biasanya diukur dengan
satuan HP.
H = (12,00 s/d 15,00)% x HP
b. Biaya pelumass (I)
Banyaknya minyak pelumas yang dipergunakan oleh peralatan yang
bersangkutan dihitung dengan rumus dan berdasarkan kapasitas tenaga
mesin.
I = (2,5 s/d 3)% x HP
c. Biaya perbaikan (K)
Untuk menghitung biaya perbaikan termasuk penggantian suku cadang yang
aus dipakai persamaan
K = (12,5 s/d 17,5)% x B/W
d. Biaya bengkel (J)
Besarnya biaya bengkel tiap jam dihitung :
J = (6,25 s/d 8,75)% x B/W
e. Upah operator (L) dan pembantu operator (M)
Upah operator dan pembantu operator atau driver, dapat dihitung dengan
persamaan :
Operator, L = (1 orang/jam) x U1
Pembantu operator, M = (1 orang/jam) x U2
Sehingga total biaya operasi per jam adalah :
Biaya operasi : P = H + I + J + K + L +M
H. Harga satuan pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan adalah suatu cara perhitungan harga satuan
pekerjaan konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan,
upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standar pengupahan
pekerja dan harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan
konstruksi. Analisa harga satuan pekerjaan dapat dipengaruhi oleh angka koefisien
yang menunjukkan nilai satuan alat, dan nilai satuan bahan/material, nilai satuan
alat, dan nilali satuan upah tenaga kerja ataupun satuan pekerjaan yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk merencanakan biaya suatu pekerjaan.
Untuk mendapatkan harga satuan pekerjaan maka harga satuan bahan, harga
satuan tenaga, dan harga satuan alat harus diketahui terlebih dahulu yang
kemudian dikalikan dengan koefisien yang telah ditentukan sehingga akan
didapatkan perumusan sebagai berikut :
Upah : upah x koefisien
Bahan : harga bahan x koefisien
Alat : harga sewa alat x koefisien
I. Pendapatan dan profit
Jumlah pendapatan dan profit dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
Pendapatan = jumlah harga + PPN + profit
Profit = 10% x (jumlah harga + PPN)
Q=
= 17,778 m3/jam
Rencana durasi dan kebutuhan alat berat
Dalam 1 hari alat hanya bekerja selama 8 jam/hari sehingga:
= 17,778 m3/jam x 8 jam/hari
Q = 142,224 m3/hari
Rencana studi alat (T)
Q=
= 11,775 m3/jam
Rencana durasi alat (T) : 8 hari
Jumlah alat yang dipakai (n)
= 42,997 jam
= 5,374 jam/hari
2) Pekerjaan timbunan biasa dari sumber galian
a. Excavator
Kapasitas produksi excavator per jam
Q=
= 30,521 m3/jam
Rencana durasi dan kebutuhan alat berat
Dalam 1 hari alat hanya bekerja selama 8 jam/hari sehingga :
= 30,52 m3/jam x 8 jam/hari
Q = 244,168 m3/hari
Rencana durasi alat (T)
Q=
= 13,171 m3/jam
Rencana durasi alat (T) : 494 hari
Jumlah alat yang dipakai (n)
= 3.656,111 jam
= 7,401 jam/hari
c. Motor grader
Kapasitas produksi motor grader per jam
( ( ) )
Q=
( ( ) )
=
= 1.839,780 m3/jam
Rencana durasi dan kebutuhan alat berat
Dalam 1 hari alat hanya bekerja selama 8 jam/hari sehingga
( )
=
= 90,141 m3/jam
Rencana durasi dan kebutuhan alat berat
Dalam 1 hari alat hanya bekerja selama 8 jam/hari sehingga
= 90,141 m3/jam x 8 jam/hari
= 723,312 m3/hari
Rencana durasi alat (T)
Q=
= 71,142 m3/jam
Rencana durasi alat water tanker(T)
= 333 hari
Jumlah alat yang dipakai (n)
Q=
= 1.692,201 jam
= 5,081 jam/hari
3) Pekerjaan penyiapan badan jalan
a. Motor grader
Kapasitas produksi motor grader per jam
( ( ) )
Q=
( ( ) )
=
= 362,222 m3/jam
Rencana durasi dan kebutuhan alat berat
Dalam 1 hari alat hanya bekerja selama 8 jam/hari sehingga
= 362,222 m3/jam x 8 jam/hari
= 2.897,776 m3/hari
Rencana durasi alat (T)
= 40,548
= 41 hari
Jumlah alat yang dipakai (n)
( )
=
= 126,851 m3/jam
Rencana durasi dan kebutuhan alat berat
Dalam 1 hari alat hanya bekerja selama 9 jam/hari sehingga
= 126,851 m3/jam x 8 jam/hari
= 1.014,808 m3/hari
Rencana durasi alat (T)
Q=
= 62,250 m3/jam
Rencana durasi alat water tanker (T)
= 116 hari
Jumlah alat yang dipakai (n)
= 629,183 jam
= 5,423 jam/hari
4) Perhitungan BOK dan Biaya Sewa Peralatan Pada Proyek Pembanguna Sirkuit
Mandalika
a. Excavator
Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Alat Berat Excavator
No Uraian Kode Koefisien Satuan
A Peralatan
1 Jenis dan tipe alat Excavator cater 320
2 Tenaga PW 157 HP
3 Umur ekonomis A 5 Tahun
4 Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000 Jam
5 Harga alat B 1.600.000.000 Rupiah
B Lain-lain
1 Tingkat suku bunga I 10% %tahun
2 Upah operator U1 16.085,714 Rp/jam
3 Upah pembantu operator U2 11.542,867 Rp/jam
4 Bahan bakar bensin Mb 6.450 Rp/l
5 Bahan bakar solar Ma 9.400 Rp/l
6 Minyak pelumas Mp 55.000 Rp/l
C Biaya modal, pajak dan asuransi
1 Nilai sisa alat C 160.000.000 Rupiah
2 Bunga modal D 0,26380 Rupiah
3 Biaya pengembalian modal E 189.936 Rupiah
4 Biaya asuransi F 1.600 Rupiah
Biaya pasti per jam kerja = E + F G 191.536 Rupiah
D Biaya operasi per jam kerja
1 Biaya bahan bakar H 221.370 Rupiah
2 Biaya pelumas I 259.050 Rupiah
3 Biaya bengkel J 70.000 Rupiah
4 Biaya perbaikan K 140.000 Rupiah
5 Upah operator L 16.085,714 Rupiah
6 Upah operator pembantu M 11.542,867 Rupiah
Biaya operasi per jam = P 718.048,581 Rupiah
(H+I+j+k+l+m)
E Total biaya sewa per jam S 909.584,581 Rupiah
b. Dump truck
Tabel 4.2 Perhitungan Biaya Alat Berat Dump Truck
No Uraian Kode Koefisien Satuan
A Peralatan
1 Jenis dan tipe alat Dt hino FM 285 JD
2 Tenaga PW 285 HP
3 Umur ekonomis A 5 Tahun
4 Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000 Jam
5 Harga alat B 939.000.000 Rupiah
B Lain-lain
1 Tingkat suku bunga I 10,00% %tahun
2 Upah operator U1 16.085,714 Rp/jam
3 Upah pembantu operator U2 11.542,867 Rp/jam
4 Bahan bakar bensin Mb 6.450 Rp/l
5 Bahan bakar solar Ma 9.400 Rp/l
6 Minyak pelumas Mp 55.000 Rp/l
C Biaya modal, pajak dan asuransi
1 Nilai sisa alat C 939.000.000 Rupiah
2 Bunga modal D 0,26380 Rupiah
3 Biaya pengembalian modal E 111,468,69 Rupiah
4 Biaya asuransi F 939 Rupiah
Biaya pasti per jam kerja = E + F G 112,407,69 Rupiah
D Biaya operasi per jam kerja
1 Biaya bahan bakar H 321.480 Rupiah
2 Biaya pelumas I 391,875 Rupiah
3 Biaya bengkel J 29,343,75 Rupiah
4 Biaya perbaikan K 58,687,5 Rupiah
5 Upah operator L 16.085,714 Rupiah
6 Upah operator pembantu M 11.542,867 Rupiah
Biaya operasi per jam = P 829,014,831 Rupiah
(H+I+j+k+l+m)
E Total biaya sewa per jam S 941,422,521 Rupiah
c. Motor grader
Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Alat Berat Motor Grader
No Uraian Kode Koefisien Satuan
A Peralatan
1 Jenis dan tipe alat Mg Komatsu GD511
2 Tenaga PW 135 HP
3 Umur ekonomis A 5 Tahun
4 Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000 Jam
5 Harga alat B 1.750.000.000 Rupiah
B Lain-lain
1 Tingkat suku bunga I 10,00% %tahun
2 Upah operator U1 16.085,714 Rp/jam
3 Upah pembantu operator U2 11.542,867 Rp/jam
4 Bahan bakar bensin Mb 6.450 Rp/l
5 Bahan bakar solar Ma 9.400 Rp/l
6 Minyak pelumas Mp 55.000 Rp/l
C Biaya modal, pajak dan asuransi
1 Nilai sisa alat C 175.000.000 Rupiah
2 Bunga modal D 0,26380 Rupiah
3 Biaya pengembalian modal E 207,742,5 Rupiah
4 Biaya asuransi F 1.750 Rupiah
Biaya pasti per jam kerja = E + F G 209,492,5 Rupiah
D Biaya operasi per jam kerja
1 Biaya bahan bakar H 190,350 Rupiah
2 Biaya pelumas I 222,750 Rupiah
3 Biaya bengkel J 76,562,5 Rupiah
4 Biaya perbaikan K 153,125 Rupiah
5 Upah operator L 16.085,714 Rupiah
6 Upah operator pembantu M 11.542,867 Rupiah
Biaya operasi per jam = P 670,416,081 Rupiah
(H+I+j+k+l+m)
E Total biaya sewa per jam S 879,908,581 Rupiah
d. Vibrator roller
Tabel 4.4 Perhitungan Biaya Alat Berat Vibrator Roller
No Uraian Kode Koefisien Satuan
A Peralatan
1 Jenis dan tipe alat Vr caterpillar CS533
2 Tenaga PW 130 HP
3 Umur ekonomis A 5 Tahun
4 Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000 Jam
5 Harga alat B 1.401,869,159 Rupiah
B Lain-lain
1 Tingkat suku bunga I 10,00% %tahun
2 Upah operator U1 16.085,714 Rp/jam
3 Upah pembantu operator U2 11.542,867 Rp/jam
4 Bahan bakar bensin Mb 6.450 Rp/l
5 Bahan bakar solar Ma 9.400 Rp/l
6 Minyak pelumas Mp 55.000 Rp/l
C Biaya modal, pajak dan asuransi
1 Nilai sisa alat C 140,186,915,9 Rupiah
2 Bunga modal D 0,26380 Rupiah
3 Biaya pengembalian modal E 166,415,887 Rupiah
4 Biaya asuransi F 1.401,869 Rupiah
Biaya pasti per jam kerja = E + F G 167,817,756 Rupiah
D Biaya operasi per jam kerja
1 Biaya bahan bakar H 183,300 Rupiah
2 Biaya pelumas I 214,500 Rupiah
3 Biaya bengkel J 61,331,775 Rupiah
4 Biaya perbaikan K 122,663,551 Rupiah
5 Upah operator L 16.085,714 Rupiah
6 Upah operator pembantu M 11.542,867 Rupiah
Biaya operasi per jam = P 609,423,907 Rupiah
(H+I+j+k+l+m)
E Total biaya sewa per jam S 777,241,663 Rupiah
e. Water tanker
Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Alat Berat Water Tanker
No Uraian Kode Koefisien Satuan
A Peralatan
1 Jenis dan tipe alat Wt hino 300 dutro
2 Tenaga PW 130 HP
3 Umur ekonomis A 5 Tahun
4 Jam kerja dalam 1 tahun W 2.000 Jam
5 Harga alat B 296,400,000 Rupiah
B Lain-lain
1 Tingkat suku bunga I 10,00% %tahun
2 Upah operator U1 16.085,714 Rp/jam
3 Upah pembantu operator U2 11.542,867 Rp/jam
4 Bahan bakar bensin Mb 6.450 Rp/l
5 Bahan bakar solar Ma 9.400 Rp/l
6 Minyak pelumas Mp 55.000 Rp/l
C Biaya modal, pajak dan asuransi
1 Nilai sisa alat C 29,640,000 Rupiah
2 Bunga modal D 0,26380 Rupiah
3 Biaya pengembalian modal E 35,185,644 Rupiah
4 Biaya asuransi F 296,4 Rupiah
Biaya pasti per jam kerja = E + F G 35,482,044 Rupiah
D Biaya operasi per jam kerja
1 Biaya bahan bakar H 146,640 Rupiah
2 Biaya pelumas I 178,750 Rupiah
3 Biaya bengkel J 9,262,5 Rupiah
4 Biaya perbaikan K 18,525 Rupiah
5 Upah operator L 16.085,714 Rupiah
6 Upah operator pembantu M 11.542,867 Rupiah
Biaya operasi per jam = P 380,806,081 Rupiah
(H+I+j+k+l+m)
E Total biaya sewa per jam S 416,288,125 Rupiah
5) Analisa Pendapatan dan Profit Peralatan Pada Proyek Pembangunan Sirkuit
Mandalika
a. Pekerjaan galian struktur kedalaman 2-4 meter
Tabel 4.6 Analisa Pendapatan dan Profit Peralatan pada Proyek Pembangunan Sirkuit
Mandalika
Jenis alat Jum produksi Volume Durasi Biaya sewa alat Herga Jumlah biaya
3
lah (m ) (jam) per jam satuan alat (rp)
3
alat per m
excavator 1 17,778 1,010,88 64 909,548,58 51,163,493 58,213,413,18
Dump truck 2 23,51 1,010,88 64 941,422,521 70,466,26 20,502,082,7
Jumlah harga peralatan 178,715,495,9
PPN PPN + jumlah harga alat 17,871,549,59
Jumlah harga + PPN 196,587,045,5
Profit 10% x (jumlah harga + PPN) 19,658,7-4,55
Jumlah biaya pekerjaan tanah/pendapatan Jumlah harga + PPN + profit 216,245,750
Berdasarkan perhitungan diatas, durasi kerja alat didapatkan dari hasil total volume
pekerjaan dibagi dengan produksi alat per jam. Harga satuan alatper m3 dapat dihitung
dengan mengalikan koefisien alat dan harga sewa alat, dimana koefisien alat didapat dari
1/produksi alat berat. Jumlah biaya peralatan alat berat didapatkan dari perkalian jumlah
alat, durasi dan biaya sewa alat. Kemudian didapatkan besar pendapatan serta profit dari
masing-masing item pekerjaan.
Dari hasil analisis dan perhitungan diperoleh jumlah biaya pekerjaan/pendapatan pada
pekerjaan tanah dengan hasil penjumlahan biaya pekerjaan setiap item pekerjaan
didapatkan sejumlah Rp. 39.488.806,755 dengan profit sebesar Rp. 3.589.981.523,05.
Sedangkan jumlah biaya pekerjaan tanah pada dokumen kontrak sebesar Rp.
50.042.724.892,12. Selisih biaya antara hasil perhitungan dengan nilai kontrak sebesar Rp.
10.553.918.137,12. Selisih terjadi karena kebutuhan jumlah alat yang diperoleh pada hasil
perhitungan berbeda dengan jumlah alat yang digunakan serta tidak dialkukan perhitungan
produktivitas dan biaya operasional untuk pekerjaan pembersihan dan pengupasan lahan.
Durasi pekerjaan tanah yang diperoleh dari hasil perhitungan adalah selama 494 hari atau
setara dengan 16 bulan, sedangkan durasi pekerjaan tanah yang tertera dalam dokumen
kontrak adalah 18 bulan. Hal ini dapat terjadi karena penambahan jumlah alat berat
excavator pada pekerjaan timbunan biasa dari sumber galian.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan produktivitas alat berat dapat disimpulkan :
1. Alat berat yang digunakan untuk pekerjaan tanah adalah excavator merk caterpillar,
dump truck merk hino, motor grader merk komatsu, vibrator roller caterpillar, dan
water tanker merk hino.
2. Produksi alat berat yang dihitung merupakan produksi nyata dilapangan. Produksi
yang dihasilkan pada pekerjaan galain struktur dengan kedalaman 22-4 meter yaitu
excavator sebesar 17,778 m3/jam dan dump truck sebesar 11,755 m3/jam. Untuk
pekerjaan timbunan biasa dari sumber galian produksi yang dihasilkan oleh
excavator sebesar 30,521 m3/jam, dump truck sebesar 13,171 m3/jam, motor
grader sebesar 1.839,780 m3/jam, vobrator roller sebesar 90,414 m3/jam dan water
tanker sebesar 71,142 m3/jam. Sedangkan untuk pekerjaan penyiapan badan jalan
produksi yang dihasilkan oleh motor grader sebesar 362,222 m3/jam, vibrator roller
sebesar 126,851 m3/jam dan water tanker truck sebesar 62,250 m3/jam.
3. Kebutuhan alat berat pada proyek sirkuit mandalika khususnya pada pekerjaan
tanah, yaitu pekerjaan galian struktur kedalaman 2-4 meter sejumlah 1 unit
excavator dan 2 unit dump truck. Untuk pekerjaan timbunan biasa dari sumber
galian sejumlah 2 unit excavator, 5 unit dump truck, 1 unit motor grader, 1 unit
vibrator roller, dan 2 unit water tanker truck. Sedangkan untuk pekerjaan penyiapan
badan jalan sejumlah 1 unit motor grader, 1 unit vibrator roller, dan 3 unit water
tanker truck.
4. Biaya operasi per jam dan total biaya sewa per jam yang didapatkan dari hasil
perhitungan untuk alat berat excavator masing-masing sebesar Rp.718.048,581 dan
Rp. 909.548,581. Dump truck sebesar Rp.829.014,831 dan Rp.941.422,521. Untuk
alat berat motor grader didapatkan biaya operasi per jam dan biaya sewa per jam
masing-masing sebesar Rp.670.416,081 dan Rp.879.908,581. Vibrator roller sebesar
Rp.609.423,907 dan Rp.777.241,663. Sedangkan biaya operasi dan biaya sewa per
jam masing-masing sebesar Rp.380.806,081 dan Rp.416.288,125.
5. Pendapatan dan profit yang didapatkan dari penggunaan alat berat pada pekerjaan
galian struktur kedalaman 2-4 meter adalah Rp.216.245,750 dan Rp.19.658.704,55.
Untuk penggunaan alat berat pada pekerjaan timbunan biasa dari sumber galian
didapatkan pendapatan dan profit masing-masing sebesar Rp.36.508.036,456 dan
Rp.3.318.912,405. Sedangkan untuk penggunaan alat berat pada pekerjaan
penyiapan badan jalan diperoleh pendapatan dan profit masing-masing sebesar
Rp.2,764.524,549 dan Rp.251.320.413,5.
3.2 Saran
1. Pemilihan alat berat yang akan digunakan pada pekerjaan tanah harus sesuai
dengan volume dan waktu yang telah ditentukan baik dalam segi pemilihan jenis
alat, tipe alat, dan jumlah alat agar dalam suatu pekerjaan tidak mengalami
kerugian.
2. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai agar dilaksanakan rapat teknis untuk
menyatukan persepsi agar diperoleh hasil yang maksimal.
3. Sebaiknya di dalam operasional alat-alat berat perlu adanya pengawasan yang ketat
terhadap kerja operator, disamping itu juga pengecekan alat setelah beroperasi
agar alat tetap dalam kondisi baik sehingga tidak mengganggu jadwal pekerjaan
yang telah ditentukan di dalam perencanaan semula.
4. Sebaiknya dilakukan analisis perhitungan pemilihan alternative alat-alat berat agar
durasi waktu tepat dan biaya yang dibutuhkan sesuai dengan pelaksanaan
pekerjaan masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2018, Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Edisi 2016,
Kementrian PU, Jakarta.
Aoliya, Ika, dkk., 2018, Analisa Produktivitas Alat Berat Pada Pembangunan
Jalan Ruas Lingkar Pulau Marsela Provinsi Maluku Barat Daya,
Universitas Pakuan, Bogor.
Arumningsih, Dian, 2014, Biaya dan Kebutuhan Alat Berat untuk
Pemindahan Tanah (Studi Kasus : Pekerjaan Timbunan Tanah di
Baturetno, Wonogiri), Universitas Tunas Bangunan, Surakarta.
Caterpillar inc., 2012, Caterpillar Performance Handbook 42th Edition,
Caterpillar inc, Illinois, USA.
Komatsu Ltd., 2006, Spesification and Application Handbook 27th Edition,
Japan.
Kulo, dkk., 2017, Analisa Produktivitas Alat Berat Untuk Pekerjaan Jalan
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jalan Lingkar SKPD Tahap 2
Lokasi Kecamatan Tutuyan Kabupaten Bolang Mongondow Timur),
Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Mutrif, 2013, Alokasi Kebutuhan Alat Berat Pada Proyek Pelebaran Jalan
A.P. Pettarani, Universitas Hasanudin, Makassar.
Rostiyani, SF., 2002 Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi : Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Rudiansyah, Watero, 2014, Perencanaan Penggunaan Alat Berat dan Biaya
(Studi Kasus : Kegiatan Pembangunan Sekolah Terpadu Samarinda),
Surabaya.
Wilopo, Djoko, 2009, Metode Konstruksi dan Alat-alat Berat, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Ariati, Cahya Putri, 2020, Analisa Produktivitas dan Biaya Operasional Alat
Berat pada Proyek Pembangunan Street-Race Circuit Mandalika,
Universitas Mataram, Nusa Tenggara Barat.