Anda di halaman 1dari 47

Tugas Besar

ALAT BERAT & PTM


17B11C605
“Analisa Perhitungan Kebutuhan Alat Berat Pada Pekerjaan Material
Tanah Pada Proyek Pembangunan Kantor Lurah Lariang Bangi”

Semester Genap 2019/2020

Di susun oleh:
Nama : Irwan Syah Nur Hasan
NIM : 1721041003
Kelas : 01 (A)

PROGRAM STUDI S1

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karna dengan pertolongannya
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah di mata kuliah Alat berat & PTM dengan judul
yaitu “analisa perhitungan kebutuhan alat berat pada pekerjaan material tanah

pada proyek pembangunan kantor lurah lariang bangi”. Meskipun banyak halangan
dan rintangan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikannya dengan baik.
Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa tersusunnya makalah ini bukan hanya atas
kemampuan dan usaha penulis semata, namun juga berkat bantuan dari berbagai pihak,
motivasi dan pengarahan dalam penyusunan makalah ini.
Penulis bersedia menerima kritik dan saran yang positif dari pembaca. Penulis akan
menerima kritik dan saran tersebut sebagai bahan pertimbangan yang memperbaiki makalah
ini di kemudian hari. Semoga makalah berikutnya dapat penulis selesaikan dengan hasil yang
lebih baik lagi.
Dengan menyelesaikan makalah ini penulis mengharapkan banyak manfaat yang dapat
diambil dari makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi dan bermanfaat
bagi pembaca dan rekan mahasiswa.

Luwu Timur, 4 Juni 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.........................................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan......................................................................................................................2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................3

2.1. Pemindahan Material Tanah....................................................................................................3

2.2. Alat Berat.................................................................................................................................7

2.3. Protek Yang Membutuhakan Alat Berat................................................................................14

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Alat Berat....................................15

2.5. Macam-macam alat berat yang digunakan dalam proyek gedung.........................................19

BAB 3. PEMBAHASAN....................................................................................................................24

3.1. Gambaran Umum Proyek......................................................................................................24

3.2. Data Proyek............................................................................................................................24

3.3. Harga Sewa Alat....................................................................................................................32

3.5. Komposisi Alat......................................................................................................................36

BAB 4. PENUTUP.............................................................................................................................42

4.1. Kesimpulan............................................................................................................................42

4.2. Saran......................................................................................................................................42

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................43

ii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar tengah melakukan perencanaan
pembangunan 14 kantor kelurahan di tahun 2019 mendatang dengan alokasi anggaran
kurang lebih Rp20,2 miliar. Anggaran yang digunakan berasal dari APBD Makassar
dan Dana Insentif Daerah (DID). Kantor lurah tersebut masing-masing, Kelurahan
Biring Romang, Kelurahan Buntusu, Kelurahan Katimbang, Kelurahan Untia,
Kelurahan Kapasa Raya, Kelurahan Kunjung Mae. Kemudian Kelurahan Barrang
Lompo, Kelurahan Bitoa, Kelurahan Wajo Baru, Kelurahan Bonto Duri, Kelurahan
Lariangbangi, Kelurahan Berua, Kelurahan Cambayya, dan Kelurahan Pa'baeng-
baeng. Pekerjaan tanah pada setiap proyek merupakan salah satu bagian yang sangat
vital. Pekerjaan tanah di sini meliputi pekerjaan galian, timbunan, pengangkutan, dan
pemadatan tanah. Pada umumnya pekerjaan tanah dikerjakan dengan bantuan alat
berat. Alat berat mempunyai faktor efektifitas dan efisiensi yang lebih besar jika
dibandingkan dengan pekerjaan yang dilakukan secara manual.
Keuntungan-keuntungan dengan menggunakan alat-alat berat antara lain waktu
yang sangat cepat, tenaga yang besar dan nilai-nilai ekonomis. Dalam pekerjaan
konstruksi, alat berat dibedakan berdasarkan beberapa klasifikasi, salah satunya
berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi operasional alat berat. Berdasarkan
klasifikasi fungsional alat berat dibedakan sebagai alat pengolahan lahan, alat
penggali, alat pengangkut material, alat pemindah material, alat pemadatan, alat
pemroses material, dan alat penempatan akhir material. Sedangkan berdasarkan
klasifikasi operasional alat berat dibedakan menjadi: alat dengan penggerak dan alat
statis.
Penggunaan Alat Berat pada setiap proyek terdapat keunikan dimana tidak semua
alat berat perlu digunakan dalam proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada
umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedung, pelabuhan, jalan, dam,
irigasi, dan sebagainya. Pemilihan alat berat yang akan dipakai merupakan faktor yang
sangat penting dalam keberhasilan suatu proyek. Alat berat yang dipakai haruslah tepat
sehingga proyek dapat berjalan lancar. Kesalahan di dalam pemilihan alat berat dapat
mengakibatkan manajemen pelaksanaan proyek menjadi tidak efektif dan efisien. Dengan
demikian keterlambatan penyelesaian proyek dapat terjadi yang menyebabkan biaya akan

1
membengkak. Produktivitas yang kecil dan tenggang waktu yang dibutuhkan untuk
pengadaan alat lain yang lebih sesuai merupakan hal yang menyebabkan biaya yang lebih
besar. Pada tugas laporan ini akan dibahas mengenai Pemindahan Material tanah dan
jumlah Alat berat yang digunakan pada proyek dan dengan mengambil sampel data
dari proyek Pembangunan Kantor Lurah Lariang Bangi.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1.2.1. Berapa produktivitas alat berat pada proyek pembangunan kantor lurah
lariang bangi?
1.2.2. Berapa jumlah alat berat yang digunakan dalam proyek pembangunan
kantor lurah lariang bangi?
1.2.3. Berapa jumlah biaya operasional alat berat yang digunakan pada proyek
pembangunan kantor lurah lariang bangi?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui alat berat yang digunakan dalam proyek pembangunan
kantor lurah lariang bangi.
1.3.2. Untuk mengetahui jumlah alat berat yang digunakan dalam proyek
pembangunan kantor lurah lariang bangi.
1.3.3. Untuk mengetahui jumlah biaya operasional alat berat yang digunakan
dalam proyek pembangunan kantor lurah lariang bangi.

2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemindahan Material Tanah


2.1.1. Pengertian Pemindahan Material Tanah
Pemindahan Tanah Mekanis (PTM) adalah semua pekerjaan yang
berhubungan dengan kegiatan penggalian (digging, breaking, loosening),
pemuatan (loading), peng-angkutan (hauling, transporting), penimbunan
(dumping, filling), perataan (spreading, leveling) dan pemadatan (compacting)
tanah atau batuan dengan menggunakan alat-alat mekanis (alat-alat
berat/besar).
Pekerjaan pemindahan tanah mekanis merupakan suatu pekerjaan dimana
sejumlah volume tanah tertentu dipindahkan dengan bantuan alat-alat mekanis.
Pekerjaan ini melibatkan banyak variable yang perlu dimengerti dan dipahami,
antara lain pengertian terhadap tanah. Yang dimaksud dengan tanah disini
adalah bagian teratas dari kulit bumi yang relatif lunak, tidak begitu kompak
dan terdiri dari butiran-butiran lepas. Sedangkan yang dimaksud dengan
batuan adalah bagian kulit bumi yang lebih keras, lebih kompak dan terdiri
dari kumpulan mineral pembentuk batuan tersebut.

2.1.2. Sifat-Sifat Fisik Tanah


Yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah mekanis
(PTM) yang berhubungan dengan sifat fisik tanah antara lain:
 Tingkat kekerasan
 Tingkat kohesifitas
 Bentuk tanah
 Tingkat kepadatan
 Gradasi tanah
 Kadar air
 Liquid limid, plastis limid, dan plestis indeks

2.1.3. Penggolongan material menurut peralatan pemindahan tanah mekanis


(PTM)

3
Oleh karena perbedaan kekerasan dari material yang akan digali sangat
bervariasi, maka sering dilakukan penggolongan-penggolongan berdasarkan
mudah-sukarnya digali dengan peralatan PTM. Adapun salah satu cara
penggolongan material tersebut adalah :
 Lunak (soft) atau mudah digali (easy digging),
o tanah atas atau tanah pucuk (top soil).
o pasir (sand).
o lempung pasiran (sandy clay).
o pasir lempungan (clayey sand).
 Agak keras (medium hard digging)
o tanah liat atau lempung (clay) yang basah dan lengket.
o batuan yang sudah lapuk (weathered rocks).
 Sukar digali atau keras (hard digging), misalnya :
o batu sabak (slate).
o material yang kompak (compacted material).
o batuan sedimen (sedimentary rocks).
o konglomerat (conglomerate).
o breksi (breccia).
 Sangat sukar digali atau sangat keras (very hard digging) atau
batuan segar (fresh rocks) yang memerlukan pemboran dan
peledakan sebelum dapat digali, misalnya :
o batuan beku segar (fresh igneous rocks).
o batuan malihan segar (fresh metamorphic rocks).

2.1.4. Sifat-Sifat Fisik Material Dalam Pekerjaan Tanah


Dengan demikian, mutlak diperlukan kesesuaian alat dengan kondisi
material. Jika tidak, akan menimbulkan kesulitan berupa tidak efisiennya alat
yang otomatis akan menimbulkan kerugian karena banyaknya "loss time".
Beberapa sifat fisik material yang penting untuk diperhatikan dalam pekerjaan
tanah adalah sebagai berikut :
 Pengembangan Material
 Berat Material
 Bentuk Material

4
 Kekerasan Material
 Daya Dukung Tanah.
 Pengembangan Material
Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan berupa
penambahan atau pengurangan volume material (tanah) yang diganggu dan
bentuk aslinya.

2.1.5. Bentuk-Bentuk Material Dan Pemindahan Mekanis


Tanah Bentuk material dibagi dalam 3 (tiga) keadaan seperti ditunjukkan
pada Gambar dibawah:
 Keadaan Asli (Bank Condition).
Keadaan material yang masih alami dan belum mengalami
gangguan teknologi disebut keadaan asli (bank). Dalam keadaan
seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi
dengan baik. Ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam
ukuran alam atau bank measure = Bank Cubic Meter (BCM) yang
digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan tanah.
 Keadaan Gembur (Loose Condition).
Yaitu keadaan material (tanah) setelah diadakan pengerjaan
(disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di
atas truck, di dalam bucket dan sebagainya. Material yang tergali
dari tempat asalnya, akan mengalami perubahan volume
(mengembang). Hal ini disebabkan adanya penambahan rongga
udara di antara butiranbutiran tanah. Dengan demikian volumenya
menjadi lebih besar. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas
biasanya dinyatakan dalam loose measure = Loose Cubic Meter
(LCM) yang besarnya sama dengan BCM + % swell x BCM dimana
faktor "swell" ini tergantung dan jenis tanah. Dengan demikian
dapat dimengerti bahwa LCM mempunyai nilai yang lebih besar dan
BCM.
 Keadaan Padat (Compact).
Keadaan padat adalah keadaan tanah setelah ditimbun kembali
dengan disertai usaha pemadatan. Keadaan ini akan dialami oleh
material yang mengalami proses pemadatan (pemampatan).

5
Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara
di antara partikel-partikel tanah tersebut. Dengan demikian
volumenya berkurang, sedangkan beratnya tetap. Volume tanah
setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih besar atau mungkin
juga lebih kecil dari volume dalam keadaan bank, hal ini tergantung
dari usaha pamadatan yang dilakukan. Ukuran volume tanah dalam
keadaan padat biasanya dinyatakan dalam compact measure =
Compact Cubic Meter (CCM).
Pada umumnya setiap pekerjaan pembangunan sipil apabila
diperhitungkan masalah efisiensi waktu dan efektifitas kegiatan pada proyek
yang berskala besar, maka perlu dilakukan dengan cara mekanis atau dengan
menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan.
 Penggalian, pengupasan, pembongkaran, dan penimbunan.
 Perataan atau penyebaran.
 Pembuatan profil permukaan.
 Pemindahan atau pengangkutan.
 Pemadatan.

2.1.6. Persiapan Pekerjaan PTM


 survei lapangan
hal-hal yang perlu dilakukan dalam survei lapangan, antara lain:
o keadaan lapangan
o kondisi tenaga kerja
o kondisi transportasi dan akomodasi
 perencanaan
Berdasarkan hasil survey lapangan, dapat dibuat rencana kerja
yang akan menjadi acuan kerja yang meliputi :
o Persiapan kerja
o Struktur organisasi proyek
o Penentuan metode dan prosedur kerja
o Jadwal kerja (time schedule)
o Penentuan jenis, type dan kombinasi peralatan yang akan
dipergunakan

6
o Penentuan jumlah alat-alat berat dan tenaga kerja yang akan
digunakan
o System logistik dan maintenance

 Pelaksanaan pekerjaan
Pada tahap pelaksanaan pekerjaan merupakan tahapan yang
menentukan terhadap keberhasilan dari sasaran yang hendak dicapai
oleh tim manajemen proyek, yang perlu diperhatikan dalam
memulai pelaksanaan pekerjaan adalah.
o Penentuan starting point (penentuan titik dimulainya
pekerjaan)
o Analisa terhadap keadaan lokasi dari peta topografi yang ada
o Pengaturan pentahapan areal yang akan dikerjakan
o Pengaturan dan pembuatan jalan akses bagi lalu lintas alat-
alat berat, sehingga tidak terjadi hambatan
o Pengamanan lokasi dari orang-orang yang tidak
berkepentingan dengan pekerjaan
o Pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pekerjaan.

2.2. Alat Berat


2.2.1. Pengertian alat berat
Alat-alat berat (yang sering dikenal di dalam ilmu Teknik Sipil)
merupakan alat yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan
pekerjaan pembangunan suatu struktur bangunan. Alat berat merupakan faktor
pentingdidalam proyek, terutama proyek-proyek konstruksi maupun
pertambangan dankegiatan lainnya dengan skala yang besar.
Tujuan dari penggunaan alat-alat berat tersebut adalah untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan
dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu yang relatif lebih singkat.
Alat berat yang umum dipakai dalam proyek kostruksi antara lain :
 Dozer
 Alat gali (excavator) seperti backhoe, front shovel, clamshell;
 Alat pengangkut seperti loader, truck dan conveyor belt
 Alat pemadat tanah seperti roller dan compactor, dan lain lain

7
2.2.2. Kalsifikasi Fungsional Alat Berat
Yang dimaksud dengan klasifikasi fungsional alat adalah pembagian alat
tersebut berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsinya alat
berat dapatdibagi atas berikut ini:
 Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli
yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika
pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan
lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk
pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper.
Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata
selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
 Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat
berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk
didalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline,
dan clamshell.
 Alat Pengangkut Material
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material,
karena alat ini dapat mengangkut material secara vertical dan
kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau
yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material)
dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan dapat
berupa belt, truck dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang
membantu memuat material ke dalamnya.
 Alat Pemindahan Material
Yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak
digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk
memindahkan material dari satu alat ke alat yang
lain. Loader dan dozer adalah alat pemindahan material.
 Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan
tersebut perlu dilakukan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk

8
pembuatan jalan, baik untuk jalan tanah dan jalan dengan perkerasan
lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat
adalah tamping roller, pneumatictiredroller, compactor, dan lain-lain.
Pekerjaan pembuatan landasan pesawat terbang, jalan raya, tanggul
sungai dan sebagainya tanah perlu dipadatkan semaksimal mungkin. Pekerjaan
pemadatan tanah dalam skala kecil pemadatan tanah dapat dilakukan dengan
cara menggenangi dan membiarkan tanah menyusust dengan sendirinya,
namun cara ini perlu waktu lama dan hasilnya kurang sempurna; agar tanah
benar-benar mampat secara sempurna diperlukan cara-cara mekanis untuk
pemadatan tanah.
Pemadatan tanah secara mekanis umumnya dilakukan dengan
menggunakan mesin penggilas (Roller); klasifikasi Roller yang dikenal antara
lain adalah:
o Berdasarkan cara geraknya; ada yang bergerak sendiri, tapi
ada juga yang harus ditarik traktor.
o Berdasarkan bahan roda penggilasnya, ada yang terbuat dari
baja (SteelWheel) dan ada yang terbuat dari karet (pneumatic).
o Dilihat dari bentuk permukaan roda; ada yang punya
permukaan halus (plain), bersegmen, berbentuk grid,
berbentuk kaki domba, dan sebagainya.
o Dilihat dari susunan roda gilasnya; ada yang dengan roda tiga
(Three Wheel), roda dua (Tandem Roller), dan Three Axle
Tandem Roller.
o Alat pemadat yang menggunakan penggetar (vibrator).

 Alat Pemroses Material


Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi
suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya
adalah batuan bergradasi, semen, beton, dan aspal. Yang termasuk
didalam alat ini adalah crusher dan concrete mixer truck. Alat yang
dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke
dalam alat pemroses material seperti concretebatch plant dan asphalt
mixing plant.
 Alat Penempatan Akhir Material

9
Alat digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk
menempatkan material pada tempat yang telah ditentukan. Ditempat
atau lokasi ini material disebarkan secara merata dan dipadatkan
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Yang termasuk di
dalam kategori ini adalah concrete spreader, asphalt paver, motor
grader, dan alat pemadat.

2.2.3. Jenis-Jenis Alat Berat Bseserta Spesifikasinya


 Bulldozer

Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai


(track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan
traksi yang tinggi. Bisa digunakan untuk menggali (digging),
mendorong (pushing), menggusur meratakan (spreading), menarik
beban, menimbun (filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi di
daerah yang lunak sampai daerah yang keras sekalipun. Dengan
swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak, dan daerah yang sangat
keras perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau dengan blasting
(peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu).
daerah yang keras sekalipun. Dengan swamp dozer untuk daerah
yang sangat lunak, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan
ripper (alat garu), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan
pemecahan pada ukuran tertentu).
Bulldozer dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan roda
kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang menggunakan
roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya Buldoser
menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak utama,

10
tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu sehingga
dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk menggusur tanah.
Buldoser digunakan sebagai alat pendorong tanah lurus ke dapan
maupun ke samping, tergantung pada sumbu kendaraannya. Untuk
pekerjaan di rawa digunakan jenis Buldoser khusus yang
disebut Swamp Bulldozer.
Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut
kemiringan tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak
dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak lebih dari 100
meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan
mendorong dilakukan secara estafet. Mendorong pada daerah turunan
lebih efektif dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment
yang biasanya menyertainya antara lain: bermacam-macam blade,
towing, winch, ripper, tree pusher, harrow, disc plough, towed
scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer, dan lain-lain.
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor
sebagai penggerak utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer
attachment dalam hal ini perlengkapannya attachment adalah blade.
Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis dari dozer, selain
mendorong lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong ke
samping dengan sudut 250 terhadap kedudukan lurus.
 Tower crane

Tower Crane adalah suatu alat bantu yang ada hubungannya


dengan akses bahan dan material konstruksi dalam suatu proyek. Bila
dijabarkan lebih lanjut, fungsinya lebih dekat terhadap alat mobilisasi
vertikal-horisontal yang amat sangat membantu didalam pelaksanaan
pekerjaan struktur. Menurut Rostiyanti (2002), Tower Crane

11
merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengangkat material
secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada ruang
gerak terbatas. Disebut Tower karena memiliki rangka vertikal
dengan bentuk standard dan ditancapkan pada perletakan yang tetap.
Tower crane memiliki fungsi untuk mengangkat material atau
bahan konstruksi suatu bangunan, seperti beton, baja, dan generator,
dari bawah menuju ke atas (hoisting mechanism) sampai batas
maksimum ketinggian tower crane tersebut. Selain mengangkat dari
bawah menuju ke atas, tower crane juga mampu memindahkan
material secara horizontal (trolleying) sesuai dengan panjang jib
(working arm) dan memiliki slewing unit yang memungkinkan crane
untuk berputar 360o
Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower crane
sangat cocok dipakai untuk pelayanan bangunan bertingkat (high rise
building) untuk melayani daerah konstruksi sesuai luas lahan. Tower
crane menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam
proyek gedung bertingkat tower crane digunakan untuk mengangkat
muatan secara horisontal maupun vertikal, menahannya apabila
diperlukan, dan menurunkan muatan ke tempat lain yang ditentukan
dengan mekanisme pendongkrak (luffing), pemutar (slewing), dan
pejalan (travelling). Operasi kerja yang identik dan muatan yang
seragam yang diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport
dilakukan secara otomatis. Bukan hanya untuk memindahkan,
melainkan juga untuk proses bongkar muatan.
Berdasarkan tipe nya, tower crane dibagi berdasarkan cara crane
tersebut berdiri, yakni :
o Tower crane berdiri bebas (free standing crane)
o Tower crane berdiri di atas rel (rail mounted crane)
o Tower crane yang ditambatkan pada bangunan (tied-in tower
crane)

12
 Dump Truck

Dump truck (atau di Inggris menyebutnya Dumper truck) adalah


suatu alat yang digunakan untuk memindahkan material pada jarak
menegah sampai jarak jauh (500 m atau lebih). Muatannya diisi oleh
alat pemuat, sedangkan untuk membongkar alat ini bekerja sendiri.
Material-material tersebut diantaranya batu bara, tanah urug, pasir,
batu split, nikel, biji besi bahkan sampai sampah. Sebuah dump truck
memiliki ciri yang khas dilengkapi dengan piranti pembantu hidrolik
yang terpasang di bawah bak dump truck dalam posisi tidur dengan
bagian belakang berengsel, bagian depan bak yang dapat di angkat
memungkinkan isi yang di bawa dalam bak dump truck dengan
mudah di turunkan di belakang truk di lokasi pengiriman. Di Inggris
dan Australia istilah tersebut berlaku hanya untuk off road dan
pekerjaan konstruksi saja, dan sementara di jalan raya kendaraan ini
di kenal sebagai tipper, truck tipper (Inggris) dan tip truck
(Australia).
Dump truck pertama kali di perkenalkan di Saint John, New
Brunswick ketika Robert T. Mawhinney memasang kotak dump pada
sebuah truk dengan bak model rata (flatbed) di tahun 1920. Perangkat
untuk mengangkat adalah sebuah winch yang dihubungkan dengan
kabel dan puli katrol yang terpasang pada tiang di belakang kabin

13
truk. Kabel dihubungkan ke ujung depan bawah kotak dump truck
yang dilekatkan oleh pivot di bagian belakang kabin truk. Operator
menggerakkan engkol untuk menaikkan dan menurunkan kotak. Saat
ini, hampir semua dump truck dioperasikan oleh hidrolik yang di
pasang dalam berbagai konfigurasi, masing-masing dirancang untuk
menyelesaikan tugas tertentu..
Klasifikasi dan Cara Kerja Dump Truck Truk diklasifikasikan
berdasarkan factor dan cara kerja berikut
o Ukuran, tipe mesin dan bahan bakar.
o Jumlah roda, as dan cara penyetiran.
o Metode pembongkaran muatan.
o Kapasitas.

2.3. Protek Yang Membutuhakan Alat Berat


Proyek konstruksi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kelompok yang
masing-masing memiliki keunikan dalam memilih dan memakai alat berat.
Berdasarkan peralatan berat yang dipakai dalam pekerjaan proyek, jenis proyek
konstruksi sebagai berikut:
2.3.1. Proyek gedung, Alat berat yang umumnya dipakai pada proyek gedung
adalah pemancang tiang pondasi (pile driving), alat penggali (backhoe),
crane untuk pemindahan vertikal, truk untuk pengangkutan horizontal,
concrete mixer sebagai pencampur adukan beton.
2.3.2. Proyek jalan, Alat yang digunakan antara lain alat gali, truk, dozer, grader,
alat pemadat, loader dan lain-lain. Untuk jalan dengan perkerasan lentur
digunakan asphalt mixing plant (AMP). AMP yang diperlukan berfungsi
untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan,
diratakan dan dipadatkan menggunakan asphalt finisher. Perkerasan kaku
beton diolah menggunakan concrete batching plant yang kemudian
dipindahkan dengan menggunakan truk pengaduk.
2.3.3. Proyek jembatan, Alat berat yang digunakan antara lain alat pancang tiang
pondasi, alat penggali, crane, truck, concrete mixer, alat pemadat dan lain-
lain.

14
2.3.4. Proyek dam Pada umumnya proyek dam menggunakan alat penggali tanah,
crane, truk, concrete mixer, alat pemadat tanah, loader, bulldozer dan
grader. Alat penggali yang dipakai biasanya backhoe atau front shovel.

2.4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Alat Berat


2.4.1. Faktor waktu, Yang dimaksud dengan waktu adalah waktu yang diperlukan
untuk merampungkan satu siklus pekerjaan. Waktu siklus secara garis besar
terdiri dari dua, yaitu :
 Waktu tetap (fixed time) adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan
gerakan-gerakan tetap, dimana besarnya hampir selalu konstan. Tiap
jenis alat memiliki gerakan-gerakan yang berbeda-beda, misalnya pada
Dump Truk waktu tetapnya adalah pada saat membuang muatan, pada
Excavator waktu tetapnya pada saat mengayun baik bermuatan maupun
kosong dan lain sebagainya.
 Waktu tidak tetap (variabel time) adalah waktu yan diperlukan untuk
melakukan gerakan-gerakan tidak tetap. Waktu tidak tetap ini lebih
dipengaruhi oleh kondisi pekerjaan, misalnya pada Bulldozer kondisi
medan kerja akan mempengaruhi waktu gusurnya, pada Excavator
kondisi material akan mempengaruhi waktu pengusian bucket dan lain
sebagainya.
Dengan mengetahui waktu tetap dan waktu tidak tetap maka siklus kerja dari
suatu alat berat dapat dihitung. Waktu siklus merupakan penjumlahan dari waktu tetap
dan waktu tidak tetap. Waktu siklus ini akan sangat berpengaruh terhadap produksi
kerja alat berat karena waktu siklus adalah faktor penentu dalam menghitung jumlah
trip atau rit yang dapat dilakukan dalam satu jam kerja.
Jadi besar kecilnya waktu siklus akan menghasilkan tinggi rendahnya produksi
kerja, dimana total waktu siklus yang relatif kecil tentunya akan mengakibatkan
tingginya produksi kerja oleh suatu alat berat dan begitu pula sebaliknya. Pada tabel
2.1 dan 2.3 berikut ini akan dapat dilihat siklus kerja dan komponen waktu siklus pada
beberapa jenis alat berat.

Tabel 2.4.1.1. Siklus Kerja Pada Alat Berat

No Jenis Alat Bentuk siklus


Berat I II III IV

15
1 Excavator Mengisi Bucket Mengayun Membuang Mengayun
bermuatan muatan kosong
2 Bulldozer Menggusur Kembali - -
3 Motor Grader Meratakan Berputar - -
4 Wheel Loader Mengisi Bucket Mengankut Membuang Kembali
5 Dump Truck Memuat Mengankut Membuang Kembali
6 Wheel Tractor Mengisi/ Mengankut Membuang/ Kembali
Scraper memotong menghampar
7 Compactor/ memadatkan - - -
Roller

Tabel 2.4.1.2. Komponen Waktu Siklus Alat Berat

No Jenis Alat Bentuk siklus


Berat I II III IV
1 Excavator Waktu Mengisi Waktu Waktu Waktu
Bucket Mengayun Membuang Mengayun
bermuatan muatan kosong
2 Bulldozer Waktu Waktu - -
Menggusur Kembali
3 Motor Grader Waktu grading Waktu - -
Berputar
4 Wheel Loader Waktu Mengisi Waktu Waktu Waktu
Bucket Mengankut Membuang Kembali
5 Dump Truck Waktu Memuat Waktu Waktu Waktu
Mengankut Membuang Kembali
6 Wheel Tractor Waktu Waktu Waktu Waktu
Scraper Mengisi/memoto Mengankut Membuang/ Kembali
ng menghampar
7 Compactor/ Waktu - - -
Roller memadatkan

2.4.2. Faktor material


Tanah merupakan faktor yang mempengaruhi pekerjaan konstruksi. Tanah
mempunyai sifat yang khas, yang berbeda dengan beton atau baja. Beberapa

16
hal yang perlu dipertimbangkan terhadap perhitungan material dalam
pekerjaan konstruksi antara lain yaitu :
 Klasifikasi material, dalam industri pemindahan tanah pada umumnya
dibedakan dalam tiga jenis, yaitu : material batu, material tanah dan
material batu-tanah. Dimana pada setiap jenis material ini akan
memiliki tingkat kemudahan dan kesulitan di dalam pengolahannya
sehingga akan mempengaruhi lamanya waktu didalam pengerjaannya.
 Berat isi material, perlu diperhitungkan didalam pekerjaan
pemindahan tanah agar dapat diperkirakan apakah peralatan yang
akan digunakan cukup mampu atau tidak untuk melakukan satu jenis
pekerjaan berdasarkan kapasitas berat muatan, karena kapasitas ini
mempunyai berat yang berbeda bila dimuati dengan material yang
tidak sama.
 Kegemburan material, dalam pekerjaan pemindahan tanah, seperti
menggusur, mengangkut dan lain-lain, produksi kerja sebuah alat
berat dinyatakan dalam meter kubik gembur per jam (L-M3/ jam).
Karena tanah yang tergusur atau terbawa dalam bak alat pengangkut
atau yang berada di depan blade adalah dalam keadaan gembur.
Pertambahan volume antara satu material dengan material lainnya
berbeda tergantung dari jenis materialnya. Persentase pertambahan
volume inilah yang dimaksudkan dengan kegemburan dan untuk
menyatakan kegemburan ini biasanya digunakan angka yang disebut
dengan faktor gembur. Dalam menghitung produksi kerja alat berat
kegemburan ini perlu diketahui agar dapat dihitung jumlah material
yang dapat dipindahkan berdasarkan volume material asli atau padat
alami.
 Penyusutan material, pemadatan merupakan pekerjaan penting dan
harus dilakukan pada setiap pekerjaan konstruksi. Setelah dilakukan
pemadatan, biasanya volume material akan menyusut dari volume
semula. Penyusutan ini tergantung dari jenis material, dengan
mengetahui besarnya penyusutan material yang dipadatkan maka
jumlah material gembur atau material padat akan dapat dihitung.

2.4.3. Faktor efisiensi

17
lapangan dapat di sesuaikan. Beberapa faktor efisiensi yang perlu
diperhatikan dalam perhitungan produksi kerja alat berat antara lain yaitu :
 Faktor efisiensi kerja, Dua faktor yang menyebabkan perlu
diperhitungkannya efisiensi kerja antara lain:
 Faktor alat, dimana apabila ditinjau dari segi peralatannya
maka tidak mungkin menggunakan suatu alat batas waktu
yang tidak terbatas tanpa istirahat sehingga dibutuhkan waktu
untuk pendinginan alat setelah bekerja dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan petunjuk/ aturan pakai yang
dikeluarkan dari pabrik. Hal inilah yang menyebabkan
efisiensi dari suatu alat tidak dapat diperhitungkan 100 %.
Disamping itu pengaruh usia alat juga akan mempengaruhi
produksi kerja dari suatu alat sehingga produksi kerja alat
tidak menjadi 100 %.

Tabel 2.4.3.1. Fakttor Efisiensi Alat Berdasarkan Jam Kerja

Jumlah Jam Kerja Faktor Efisiensi


60 menit/jam 1.00
55 menit/jam 0,91
50 menit/jam 0,83
45 menit/jam 0,75
40 menit/jam 0,67
 Faktor manusia, dimana tenaga manusia yang mengoperasikan
alat sebagai operator juga tidakvmungkin dapat bekerja secara
terus menerus dalam jangka waktu yang panjang dikarenakan
keterbatasan dari tenaga manusia itu sendiri. Hal inilah yang
menyebabkan perlu dilakukan koreksi terhadap faktor efisiensi
dalam suatu perhitungan agar perhitungan produksi kerja
menjadi lebih aktual. Dengan adanya waktu istirahat ini baik
yang dibutuhkan oleh alat berat maupun manusia sebagai
operatornya maka waktu efektif akan menjadi berkurang.
Berkurangnya waktu efektif untuk bekerja ini sangat
tergantung dari waktu istirahat yang diperlukan.

18
 Faktor koreksi, Faktor koreksi digunakan untuk merubah taksiran
produksi dengan pekerjaan tertentu dan kondisi setempat. Dimana
faktor koreksi akan berbeda-beda sesuai dengan jenis pekerjaan dan
jenis alat yang digunakan. Angka faktor dari berbagai jenis material
dan alat disamping besarnya tidak sama, juga penamaan dari faktor-
faktor tersebut sedikit terjadi perbedaan,. Disamping itu ada juga
istilah yang digunakan dalam menentukan pengaruh faktor kondisi
pengelolaan dan sebagainya yang digabung menjadi satu angka
faktor, yang biasa disebut dengan istilah efisiensi kerja.

Tabel 2.4.3.2. Faktor Efisiensi Kerja / Kondisi Alat

Kondisi Baik Baik Sedang Buruk Buruk


operasi alat sekali sekali
Baik sekali 0,83 0,81 0,76 0,70 0,63
Baik 0,78 0,75 0,71 0,65 0,60
Sedang 0,72 0,69 0,65 0,60 0,54
Buruk 0,63 0,61 0,57 0,52 0,45
Buruk sekali 0,52 0,50 0,47 0,42 0,32

 Faktor lain-lain, Faktor-faktor lain ini diperhitungkan untuk


menghindarkan kerugian akibat adanya kesalahan dari perhitungan
ataupun kesalahan dalam memprediksi berbagai faktor yang akan
mempengaruhi produksi kerja alat berat. Hal ini dimaksudkan untuk
memperkecil kesalahan dan penyimpangan yang mungkin terjadi
didalam perhitungan.

2.5. Macam-macam alat berat yang digunakan dalam proyek gedung


Pada umumnya proyek bangunan gedung menggunakan alat penggali tanah,
crane, truk, concrete mixer, alat pemadat tanah, loader, dan bulldozer. Alat penggali
tanah yang biasa dipakai adalah backhoe. Namun, yang akan dibahas hanya pada alat
berat yang digunakan untuk pemindahan tanah mekanis.
2.5.1. Alat penggali tanah (excavator)

19
Alat penggali sering juga disebut Excavator; ada dua tipe Excavator yaitu:
(1) Excavator yang berjalan menggunakan roda kelabang (Crawler Excavator)
dan (2) Excavator yang menggunakan roda karet dipompa (Wheel Excavator).
Bentuk ke dua jenis Excavator ini terdapat pada gambar di bawah.
Bagian-bagian utama dari Excavator antara lain:
 Bagian atas yang dapat berputar (Revolving unit)
 Bagian bawah untuk berpindah tempat (Travelling unit)
 Bagian-bagian tambahan (attachment) yang dapat diganti sesuai
dengan jenis pekerjaan yang akan dikerjakan.

a. Wheel excavator b. Crowler excavator

Bagian-bagian tambahan yang penting diketahui adalah : :Crane, Shovel,


Back Hoe, Dragline, dan Clam shell.
 Shovel
Alat ini baik untuk menggali tanah tanpa bantuan alat lain, dan
memasukkannya ke dalam truck atau alat angkut lainnya. Shovel
dapat juga digunakan untuk membuat timbunanbahanbahan
persediaan seperti kerikil, pasir, semen PC, dan sebagainya.
Umumnya Shovel dipasang di Truck Crawler. Dalam
pengunaannya Shovel terutama digunakan untuk menggali tebing
yang letaknya lebih tinggi dari tempat kedudukan alat itu sendiri.

20
 Beck hoe
Back Hoe adalah alat dari golongan Shovel yang khusus dibuat
untuk menggali material yang letaknya di bawah tempat
kedudukan alat itu. Jenisnya ada dua yaitu Wheel Back Hoe dan
Crawler Back Hoe seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.

 Alat pengangkut (Dump truck)


Dump Truk adalah alat yang digunakan sebagai alat angkut
jarak jauh. Dapat juga digunakan sebagai alat angkut jarak sedang
bila Wheel Tractor Scraper tidak dapat digunakan karena kondisi
pekerjaan yang tidak memungkinkan. Dikenal 3 macam Dump
Truk, yaitu :
 Side Dump Truk (penumpahan ke samping)
 Rear Dump Truk (penumpahan ke belakang)
 Rear dan Side Dump Truk (penumpahan ke belakang dan
ke samping).

21
 Alat perata tanah (Motor grader)
Motor Grader adalah alat berat yang dapat digunakan untuk
keperluan perataan tanah, juga sebagai pembentuk permukaan
yang dikendaki. Motor Grader juga diperlukan untuk keperluan
sebagai berikut :
 Grading (perataan permukaan tanah).
 Shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk/ profil
tanah).
 Bank Shaping (pemotongan untuk mendapatkan bentuk/
profil tanah) Scarifiying ( pengerukan untuk pembuatan
saluran).
 Dithing (pemotongan untuk pembuatan saluran)Mixing and
Spreading (mencampur dan menghampar material di
lapangan)

 Alat penggusur tanah (Bulldozer)


Buldoser dapat dibedakan menjadi dua yakni menggunakan
roda kelabang (Crawler Tractor Dozer) dan Buldoser yang
menggunakan roda karet (Wheel Tractor Dozer). Pada dasarnya

22
Buldoser menggunakan traktor sebagai tempat dudukan penggerak
utama, tetapi lazimnya traktor tersebut dilengkapi dengan sudu
sehingga dapat berfungsi sebagai Buldoser yang bisa untuk
menggusur tanah. Buldoser digunakan sebagai alat pendorong
tanah lurus ke depan maupun ke samping, tergantung pada sumbu
kendaraannya.

 Alat pemadat tanah (Compactor/roller)


Kedua jenis alat di atas memiliki fungsi yang sama yakni
sebagai alat pemadat. Hanya saja Compactor sering diartikan
sebagai alat pemadat sedangkan Roller sering disebut sebagai alat
penggilas. Alat pemadat digunakan untuk memadatkan tanah yang
merupakan upaya untuk mengatur kembali susunan butiran tanah
agar menjadi lebih rapat sehingga tanah akan menjadi lebih padat.
Jenis-jenis alat pemadat mekanis, antara lain yaitu :
o hree Wheel Roller (mesin gilas roda tiga)
o Tandem Roller (mesin gilas roda dua atau tandem)
o Sheepfoot Type Roller (mesin gilas roda besi dengan
permukaan seperti kaki kambing)
o Pneumatic Tire Roller (mesin gilas dengan roda ban karet
bertekanan angin)
o Soil Compactor ( pemadat tanah)
o Asphalt Compactor (pemadat aspal)
o Landfill Compactor.

23
24
BAB 3. PEMBAHASAN

3.1. Gambaran Umum Proyek


Dinas Pekerjaan Umum (PU) Makassar tengah melakukan perencanaan
pembangunan 14 kantor kelurahan di tahun 2019 mendatang dengan alokasi anggaran
kurang lebih Rp20,2 miliar. Anggaran yang digunakan berasal dari APBD Makassar
dan Dana Insentif Daerah (DID). Kantor lurah tersebut masing-masing, Kelurahan
Biring Romang, Kelurahan Buntusu, Kelurahan Katimbang, Kelurahan Untia,
Kelurahan Kapasa Raya, Kelurahan Lariang Bangi, Kelurahan Kunjung Mae.
Kemudian Kelurahan Barrang Lompo, Kelurahan Bitoa, Kelurahan Wajo Baru,
Kelurahan Bonto Duri, Kelurahan Lariangbangi, Kelurahan Berua, Kelurahan
Cambayya, dan Kelurahan Pa'baeng-baeng.
Pembangunan Kantor Lurah Lariang Bangi Bertempat Di Kelurahan Lariang
Bangi, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Proyek
pembangunan yang di rencanakan akan selesai pada desember 2019 ini diharapkan
nantinya akan memberikan manfaat ke masyarakat setempat khususnya berupa:
1. Layanan yang nyaman bagi masyarakat setempat di kelurahan lariang bangi.
2. Tempat pelaporan keluhaan ataupun keresahan yang di rasakan warga
setempat.
3. Kenyamanan staf kantor kelurahan dalam bekerja.

3.2. Data Proyek


3.2.1. Data umum proyek

25
1 Nama proyek Pembangunan Kantor
Lurah Lariang Bangi
2 Lokasi proyek Kel. Lariang Bangi. Kec,
Makassar. Kota makassar
3 Pemilik proyek DINAS PU Kota Makassar
4 Kontraktor utama PT. NTRI Konstruksi
Nusantara
5 Konsultan pengawas CV. Milana Consultant
6 Konsultan perencana CV. Kreasi Tehnik
7 Waktu pelaksanaan 22 Oktober - 22 Desember
8 Nilai kontrak Rp. 1.050.735.000
(Satu Miliar Lima Puluh
Juta Tujuh Ratus Tiga
Puluh Lima Ribu Rupiah)

3.2.2. Data teknis proyek

I. Pekerjaan Persiapan
1) Pengukuran dan pemasangan bouwplank
2) Pembersihan lokasi proyek
3) Pembongkaran bangunan lama
4) Pek. Pembuatan Stagger/bangku injakan
5) Penambahan daya listrik menjadi 3500 watt
6) Pengadaan air kerja
7) Listrik kerja
8) Pek. Papan proyek
9) Uji mutu beton
10) Pengurusan IMB
11) Biaya k3
II. Pekerjaan Tanah
1) Pekerjaan galian tanah pondasi
2) Pek. Urugan tanah kembali
3) Pek. Timbunan sirtu bawah lantai

26
4) Pek. Urugan pasir bawah pondasi
5) Pek. Urugan pasir bawah lantai
III. Pekerjaan pondasi
1) Pas. Pondasi batu kosong (ANSTAMPING)
2) Pas. Pondasi batu gunung 1 pc 4 ps
3) Membuat pondasi poer plat beton fc 21.70 Mpa
4) Pemasangan bekisting pondasi
5) Besi ulir pondasi poer plat
6) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
7) Pek. Lantai kerja, t = 10 cm
8) Urugan pasir
9) Membuat pedestal pondasi beton fc 21.70 Mpa
10) Pemasangan bekesting kolom
11) Besi ulir untuk pondasi pedestal
12) Besi polos untuk pondasi pedestal
13) Beton mutu fc = 21.70
IV. Pekerjaan beton
1) Pekerjaan sloef beton 25/50 fc 21.70 Mpa (S1)
2) Pemasangan Bekisting Sloef
3) Besi ulir sloef
4) Besi polos sloef
5) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
6) Pekerjaan sloef beton 15/60 fc 21.70 Mpa (S2)
7) Pemasangan bekesting sloef
8) Besi polos sloef
9) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
10) Pekerjaan sloef beton 15/30 fc 21.70 Mpa (S3)
11) Pemasangan bekesting sloef
12) Besi polos sloef
13) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
14) Pekerjaan sloef beton 15/20 fc 21.70 Mpa (S4)
15) Pemasangan bekesting sloef
16) Besi polos sloef
17) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
18) pek. Kolom beton 50/50 fc 21.70 Mpa (K1)
19) pemasangan bekesting kolom
20) besi ulir kolom

27
21) besi polos kolom
22) beton mutu fc = 21.70 Mpa
23) pek. Kolom beton 40/40 fc 21.70 Mpa (K2)
24) pemasangan bekesting kolom
25) besi ulir kolom
26) besi polos kolom
27) beton mutu fc = 21.70 Mpa
28) pek. Kolom beton 20/20 fc 21.70 Mpa (K3)
29) pemasangan bekesting kolom
30) besi ulir kolom
31) besi polos kolom
32) beton mutu fc = 21.70 Mpa
33) pek. Kolom beton 15/50 fc 21.70 Mpa (K4)
34) pemasangan bekesting kolom
35) besi ulir kolom
36) besi polos kolom
37) beton mutu fc = 21.70 Mpa
38) pek. Balok beton 40/100 fc 21.70 Mpa (B1)
39) pemasangan bekesting balok
40) besi ulir balok
41) besi polos balok
42) beton mutu fc = 21.70 Mpa
43) pek. Balok beton 30/60 fc 21.70 Mpa (B2)
44) pemasangan bekesting balok
45) besi ulir balok
46) besi polos balok
47) beton mutu fc = 21.70 Mpa
48) pek. Balok beton 25/50 fc 21.70 Mpa (B3)
49) pemasangan bekesting balok
50) besi ulir balok
51) besi polos balok
52) beton mutu fc = 21.70 Mpa
53) pek. Balok beton 15/30 fc 21.70 Mpa (B5)
54) pemasangan bekesting balok
55) besi ulir balok
56) besi polos balok
57) beton mutu fc = 21.70 Mpa

28
58) pek. Balok beton 15/20 fc 21.70 Mpa (B6)
59) pemasangan bekesting balok
60) besi ulir balok
61) besi polos balok
62) beton mutu fc = 21.70 Mpa
63) pek. Balok beton 15/15 fc 21.70 Mpa (B7)
64) pemasangan bekesting balok
65) besi ulir balok
66) besi polos balok
67) beton mutu fc = 21.70 Mpa
68) pek. Plat lantai, t = 12 cm beton fc 21.70 Mpa
69) pemasangan bekesting kayu tepi
70) pemasangan bondek tebal 0,75 mm
71) pemabesian wiremesh m8
72) beton mutu fc = 21.70
73) pek. Tangga beton 21,70 mpa
74) pemasangan bekesting kayu untuk tangga
75) pembesian tangga besi polos
76) beton mutu fc = 21.70 Mpa
V. pekerjaan dinding dan plesteran
1) pemasangan bata merah 1 3 tebal ½ bata
2) pemasangan bata merah 1 4 tebal ½ bata
3) pelsteran 1 3 tebal 1.5 cm
4) plesteran 1 4 tebal 1.5 cm
5) pekerjaan fasade lantai (F1A & FIB)
6) pemasangan bata merah 1 4
7) plesteran 1 4 tenbal 1.5 cm
8) batu alam templek
9) pekerjaan fasade lantai 2 & 3 (F2 & F3)
10) rangka besi holohw 40/40 mm
11) panel aluminium composite panel (orange)
VI. pekerjaan lantai
1) lantai kerja beton k. 175 t = 5 cm
2) pasir alas bawah keramik, t = 2 cm
3) lantai granit 60 x 60 cm
4) lantai granit 30 x 30 xm (untuk tangga)
5) dinding keramik 20 x 40 (halus)

29
6) lantai keramik putih 20 x 20 cm (kasar)
VII. pekerjaan kusen, pintu, jendela dan partisi
1) Pasang Kusen Jendela Aluminium 4 Warna Coklat
2) Pasang Kusen Pintu Aluminium 4 Warna Coklat
3) Pasang Pintu Kaca 5 mm Rangka Aluminium + (ensel,grendel,kunci, handel)
4) Pasang Jendela Aluminium + (ensel, grendel, kunci))
5) Pasang Kaca Mati Jendela tebal 5 mm
6) Pasang Pintu Multipleks + HPL + Kaca 5 mm
7) Ensel pintu
8) Pasang Kunci Tanam untuk Pintu Multipleks
9) Pasang grendel pintu
10) Pasang Teralis (Pengaman) Pintu dan Jendela + Pengecatan
11) Pek. Dinding partisi
12) Baja Ringan kanal C 100 mm
13) Gypsum board 9 mm
VIII. Pekerjaan atap
1) Pasang Rangka Atap Baja Ringan
2) Pasang Lapisan Uluminium foil Peredam Panas, tebal 4 mm
3) Pasang Atap Spandek 0.35 mm
4) Pek. Lisplank GRC 9 X 300 MM
IX. Pek. Plafond
1) Pasang Plafon Acoustic Ceiling Panel 60 x 60 cm, t = 9 mm sudah termasuk
pasang plafon + rangka
2) Pasang Rangka Plafond Hollow 1x40.40.2mm, modul 60x60cm
3) Plafond Calsiboard, Tebal 4 mm
4) Pengecatan Plafond Calsiboard, Tebal 4 mm
X. Pek. Sanitair
1) Pasang Kloset duduk Lengkap Accessories Warna Putih
2) Pasang Bak Cuci Piring Stainless steel
3) Pasang floor Drain Stainless steel
4) Pasang Kran Air Stainless steel
5) Pasang Jet Washer ex toto
XI. Pek. Plumbing
1) Pasang Pipa PVC 1/2 inchi
2) Pasang Pipa Limbah Klas B PVC 3 inchi untuk Disposat Cair
3) Pasang Pipa Limbah Klas B PVC 4 inchi Untuk Disposat Padat
4) Tangki fiberglas, kapasitas 1200 L + radar otomatis +pelampung

30
5) Pasang Bio septic tank 2.873 L + Bubuk Bakteri Pengurai
6) Galian Tanah
7) Urugan Pasir
8) Pekerjaan Rabat Beton
9) Pemasangan Bata Merah 1 3 tebal 1/2 bata
10) Plestesteran 1 3 tebal 1.5 cm
XII. Pek. Plat penutup bio septik (beton fc = 21.70 Mpa tebal 10 cm)
1) Pemasangan Bekisting
2) Pembesian
3) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
4) Bioseptic tank Kapasitas 2.873 L
5) Bubuk Bakteri pengurai
XIII. Pek. Pengecetan
1) Pekerjaan Tembok Dalam ex mowilex
2) Pengecatan Dinding Partisi
3) Pengecatan Tembok luar ex no drop
XIV. Pek. Listrik
1) Pekerjaan Instalasi Titik Lampu
2) Kabel NYM 3x2,5 mm & Acc
3) Pipa Listrik 5/8, Pipa Per & Acc
4) T-Doos dan Inbow Doos
5) Pekerjaan Instalasi Stop Kontak
6) Kabel NYM 3x2,5 mm & Acc
7) Pipa Listrik 5/8, Pipa Per & Acc
8) T-Doos dan Inbow Doos
9) Pekerjaan Instalasi Stop Kontak AC
10) Kabel NYM 3x2,5 mm & Acc
11) Pipa Listrik 5/8, Pipa Per & Acc
12) T-Doos dan Inbow Doos
13) Pemasangan Stop Kontak
14) Pemasangan Stop Kontak AC
15) Pemasangan Saklar Tunggal
16) Pemasangan Saklar Ganda
17) Pasang Lampu downlight 23 Watt
18) Pasang Lampu Sorot 10 Watt
19) Pasang MCB
20) Pek. Instalasi Penangkal Petir/Lightning Protection

31
21) Kabel NYY 1x10 mm dari Ground Rod ke Tiang Penangkal Petir
22) Penangkal Petir + Instalasi + LPI system Radius 50 m - Pentanahan, terdiri
dari
23) Jasa Instalasi dan Material Bantu
24) Copper Rod 5/8 x 3 m atau Tahanan Pentanahan maksimal 5 Ohm
25) Material bantu
26) Klem-klem
27) Tiang pipa besi dia. ¾ sepanjang 1 m di atas bangunan
XV. Pek. Pagar dan halaman
1) Pek. Pondasi Pagar Masih menggunakan Pondasi Lama
2) Pekerjaan Sloef Beton 15/20 fc 21.70 Mpa
3) Pemasangan Bekisting Sloef
4) Pembesian Sloef
5) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
6) Pekerjaan Sloef Beton 15/15 fc 21.70 Mpa
7) Pemasangan Bekisting Sloef
8) Pembesian Sloef
9) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
10) Pekerjaan Plat Beton, tebal 10 cm
11) Pemasangan Bekisting lantai
12) Besi polos plat
13) Beton mutu fc = 21.70 Mpa
14) Pemasangan Bata Merah 1 4
15) Pekerjaan Plesteran
16) Acian
17) Pasangan batu alam templek
18) Pekerjaan Pintu Pagar Besi holow
19) Pasang Kramik hitam 60 x 60
20) Huruf stenlis (Pagar dan Bagian Depan Kantor)
21) LOGO MAKASSAR, t = 59 cm
22) PEMERINTAH KOTA MAKASSAR, t = 15 cm
23) KECAMATAN MAKASSAR, t = 10 cm
24) KANTOR, t = 15 cm
25) KELURAHAN LARIANGBANGI, = 15 cm
26) Pengecatan Tembok luar ex no drop
27) Pengecatan Pintu Pagar
28) Pekerjaan Halaman

32
29) Urugan Pasir, t = 5 cm
30) Pek. Paving Blok Beton K. 250, t = 8 cm
XVI. Pek. Lain-lain
1) Pompa Air Sanyo PH 130 AC
2) Pekerjaan Reling Tangga
3) Pekerjaan Backdrop + Meja Pelayanan
4) Rangka Baja Ringan
5) Polywood 9 mm
6) Finishing Lapis HPL
7) Meja Pelayanan rangka Polywood lapis HPL Huruf stenlis Untuk Backdrop
8) LOGO MAKASSAR, t = 59 cm
9) PEMERINTAH KOTA MAKASSAR, t = 15 cm
10) KECAMATAN MAKASSAR, t = 10 cm
11) KANTOR, t = 15 cm
12) KELURAHAN LARIANGBANGI, = 15 cm
XVII. Pek. pembersihan

3.3. Harga Sewa Alat

Tabel 3.3.1. Harga Sewa Alat Berat Di Kota Makassar

33
HARGA SEWA ALAT DI MAKASSAR
No Jenis alat Harga sewa/hari
1 Buldozer / FD110 Hp Rp. 1.300.000 / hari
2 Motor Greader / MG-200/100/Hp Rp. 250.000 / hari
3 Motor Greader / MG-3H/100/Hp Rp. 250.000 / hari
4 Wheel Loader/L-200 dan LK-300/1 M Rp. 30.000 / hari
5 Road Ruler 3 Whell/MG-G/MV6V/6-8 ton Rp. 250.000 / hari
6 Mesin Gilas / 1 ton dan 2,5 ton Rp. 100.000 / hari
7 Pneumatic Tire Ruller /TS-7409/E 15 ton ( PTR ) Rp. 500.000 / hari
8 Vibro Plate Tamper Stamper / TV-60 N% Hp Rp. 100.000 / hari
9 Vibrator Roaller / MGB-7/7 ton Rp. 150.000 / hari
10 Asphalt Sprayer / Distributor / DAS – 400 / 350 lt Rp. 250.000 / hari
11 Fuel Tank Truck Dan Water Tank Truck / Dina Rino Rp. 200.000 / hari
/ 300
12 Dump Truck / FC. 141 KA / 5 ton Rp. 250.000 / hari
13 Dump Truck / NPR – 59G / 3.5 ton Rp. 150.000 / hari
14 Concrete Mixer / SM 125 / 125 liter ( moller ) Rp. 100.000 / hari
15 Mini Troller / TR 100 / 2 ton Rp. 100.000 / hari
16 Maintenance Unit / FS – 142 KA Rp. 250.000 / hari
17 Mesin Gilas / MGT – G/6 ton Rp. 150.000 / hari
18 Mesin Gilas / MG – 8 / 6 ton Rp. 150.000 / hari
19 Excavator ( Becho ) Zaxis 200 Rp. 1.300.000 / hari
20 Traktor Messey Ferguson 390 Rp. 150.000 / hari
21 Exavator Doosan Daewoo 180 V Rp. 1.000.000 / hari
22 Wheel Loader Doosan Daewoon 300 V Rp. 1.300.000 / hari
23 Vibrator Sakai SW 651 ND Rp. 500.000 / hari
24 Motor Grader Mitsubishi MG 330 Rp. 1.200.000 / hari
25 Air Compressor ( Air Man ) Rp. 250.000 / hari
26 Asphalt Sprayer Rp. 250.000 / hari
27 AMP Mini Rp. 250.000 / hari
28 Beckhoe Zaxis 110 M Rp. 1.250.000 / hari
29 Beckhoe Loader Komatsu 140 Mb Rp. 1.250.000 / hari

34
3.4. Analisis Produktivitas Peralatan
3.4.1. Dump truck
Dump truck digunakan untuk mengangkut aggregat yang diholling/dimuat
oleh bucket excavator. Tanah yang diangkut ditimbun/dihampar pada badan
jalan yang direncanakan. Besarnya jumlah tanah yang digunakan sebagai
galian tanah pondasi 64,22 m3 untuk menimbun badan dam. Perhitungan
yang dilakukan untuk mengetahui total waktu yang dibutuhkan dump truck
yang berhubungan dengan produktivitasnya adalah sebagai berikut.
 Data yang diketahui:
o Merek “Nissan Diesel” tipe CWB 450 HD
o Kapasitas bak 14 M 3
o Daya 176 HP
o Kecepatan angkut 40 Km./jam
o Kecepatan kembali 50 Km/jam
o Jarak angkut 19,55 Km
o Waktu tetap 0,7 menit
o Waktu buang 1,1 menit
o Produksi kerja excavator 277,27 M 3/jam
o Faktor ini 0,85
o Faktor efisiensi kerja 50 menit/jam
o Volumen bouling 64,22 M 3
 Isi aktual bak
q=kapasitas bak × faktor is i¿ 14 M 3 ×0 , 85¿ 12 M 3

 Waktu siklus
o Waktu muat
ql .60
tm=
Qp

35
¿
(
( 14 M 3 ) 60 menit
jam )¿ 3 , 02 menit
3
M
277 , 27
jam
o Waktu angkut
D 1.60
t 2=
V1

¿
( 19 ,55 Km ) 60( menit
jam ) ¿ 23,460 menit
Km
50
jam
o Total waktu siklus

C m=t m +t 2+ …+t n¿ ( 3 , 02+29,325+23,460 ) menit¿ 55,805 menit

 Produksi kerja kasar


menit
3
12 M 60
jam
PKK = =12,902 M 3
55,805 menit
 Produksi kerja aktual

3
M
PKA=PKK × faktor efisiensi¿ 12,902 ×0 , 83¿ 10,708
jam
 Waktu yang dibutuhkan
3
64 ,22 M
Volume tanah ¿
T= M ¿ 5 , 99 jam
3
PKA 10,708
jam
 Dalam 1 hari 8 jam kerja sehingga:
5 ,99 jam
T= ¿ 0 , 74 hari
8

36
Berdasarkan hasil perhitungan yang disesuaikan dengan model dan
kapasitas Dump Truck yang digunakan untuk pengangkutan agregat dengan
volume galian tanah pondasi 64,22 M 3 dibutuhkan waktu 0,74 haru kerja
untuk satu unit Dump Truck.

3.5. Komposisi Alat


3.5.1. Jumlah alat berat
Kebutuhan masing-masing alat berat untuk setiap kegiatan yang dilakukan
diperhitungkan sebagai berikut:
 Pekerjaan muat agregat dengan volume galian tanah pondasi 64,22
3
M
o dump Truck
produksi dump truck = 10,708 M 3/jam
5 ,99 jam
jumlah dump truck =
10,708
= 0,559 unit ~ 1 unit
5 ,99 jam
Lama kerja dump truck =
10,708
= 0,559 hari ~ 1 hari
3.5.2. biaya operasi alat berat
Alat berat diopersikan membutuhkan pembiayaan. Biaya operasional alat
berat terdiri dari biaya sewa alat, bahan bakar dan pelumas. Alat berat
dioperasikan oleh seorang atau lebih operator. Biaya operator biasanya
diperhitungkan dengan biaya sewa sehingga pada perhitungan biaya
operasional ini tidak dimunculkan biaya operator. Besarnya biaya operasional
pada masing-masing alat berat adalah sebagai berikut :
 biaya sewa alat berat
berikut adalah harga sewa alat berat yang akan dipakai pada
proyek galian tersebut adalah:
o Dump Truck ‘Nissan’ Diesel tipe CWB 450 Rp 80.000,00/jam
 Kebutuhan bahan bakar dan minyak pelumas
Alat berat tidak dapat digunakan tanpa bahan bakar. Bahan bakar
minyak yang tersedia dipasaran adalah bensin dan solar. Selain bahan
bakar, pelumas juga dibutuhkan oleh mesin agar tidak terjadi

37
kerusakan mesin karena gesekan. Harga satuan BBM dan pelumas
adalah :
o Solar Industri Rp 12.425,00/liter
o Pelumas SAE 40 Rp 32.000,00/liter
Kebutuhan bahan bakar minyak dan pelumas tergantung dari
jenis alat berat yang dipergunakan. Untuk menentukan kebutuhan
BBM dan pelumas dipakai rumus sebagai berikut :
o Solar 0,158 liter / HP / jam
o Pelumas SAE 40 0,006 liter / HP / jam
Sehingga biaya bahan bakar minyak dan pelumas dari alat berat
tersebut adalah:
o Dump truck ‘Nissan Diesel’ tipe CWB 450 HD, daya 176 HP
BBM = 0,158 liter/HP/jam
= 0,158 liter/HP/jam x 176 HP
= 27,808 liter/jam
Pelumas = 0,006 liter/HP/jam
= 0,006 liter/HP/jam x 176 HP
= 1,056 liter/jam
 Perhitungan biaya operasional alat/unit/jam adalah sebagai berikut:
o Dump Truck
Harga sewa = Rp. 150.000,00/jam
BBM = 27,808 liter/jam x Rp. 12,425,00
= Rp. 345,515,00
Pelumas = 1,056 liter/jam x Rp. 32.000,00/liter
= Rp 33.792,00
Biaya 1 unit dump truck
= Rp. 150.000 + Rp. 345,515 + Rp. 33,79
= Rp. 529.307

 Perhitungan biaya operasional alat berat dapat dilihat pada tabel


berikut ini

38
Tabel 3.5.2.1. biaya operasional alat berat/unit/jam
biaya alat
Dump Truck
Sewa Rp 150.000/jam
BBM Rp 345.510/jam
Pelumas Rp 33.792/jam
Total Rp 529.307,00

 Alternatif 1 Total biaya operasional alat berat secara keseluruhan unit


adalah sebagai berikut
o Dump Truck 1 Unit
T BO Dump Truck = Biaya dump truc/jam x jumlah x jam kerja
= Rp. 529,307 x 1 unit x 5,99 jam
= Rp. 3.170,548,93,-

39
Tabel 3.5.2.2. biaya operasional alternatif 1

No Nama Alat Jumlah Produksi Total Lama Kerja Biaya Operasional Alat
Alat Produksi Alat Alat
(Unit) ( M 3/jam) ( M 3/jam/unit) (jam) (hari) Sewa Alat BBM (Rp) Pelumas Total (Rp)
(Rp) (Rp)
1 Dump Truck 1 10,708 10,708 5,99 1 Rp 150.000 Rp. 345.510 Rp. 33.792 Rp. 3.170,548,93,-
Total Biaya Operasional Rp. 3.170,548,93,-

Waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan selama 1 hari dengan rincian sebagai berikut:

1. Untuk memuat galian tanah pondasi diperlukan waktu 1 hari.

39
Alternatif 2

 Idump truck 2 unit

T BO Dump Truck = Biaya dump truc/jam x jumlah x jam kerja


= Rp. 529,307 x 2 unit x 2,995 jam
= Rp. 3.170,548,93,-

40
Tabel 3.5.2.3. biaya operasional alternatif 1

No Nama Alat Jumlah Produksi Total Lama Kerja Biaya Operasional Alat
Alat Produksi Alat Alat
(Unit) ( M 3/jam) ( M 3/jam/unit) (jam) (hari) Sewa Alat BBM (Rp) Pelumas Total (Rp)
(Rp) (Rp)
1 Dump Truck 2 10,708 21,416 2,995 1 Rp 150.000 Rp. 345.510 Rp. 33.792 Rp. 3.170,548,93,-
Total Biaya Operasional Rp. 3.170,548,93,-

Waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan selama 1 hari dengan rincian sebagai berikut:

1. Untuk memuat galian tanah pondasi diperlukan waktu 1 hari.

41
BAB 4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Dari perhitungan di atas di dapat bahwa alternatif 1 & 2 tidak ada bedannya.oleh
karena itu pekerjaan akan lebih cepat terselesaikan apapun alternatif yang digunakan.

4.1.1. Alat yang digunakan dalam proyek galian tanah pondasi pembangunan kantor
lurah lariang bangi adalah sebagai berikut:

a. Dump truck 1 unit

4.1.2. Waktu yang diperlukan untuk pekerjaan pengankutan galian tanah adlaah
sebagai berikut

a. 1 hari pengangkutan tanah galian pondasi

4.1.3. Biaya yang dikeluarkan untuk operasional alat adalah sebagai berikut:

a. Dump truck 1 unit = Rp. 3.170,548,93,-

4.2. Saran
4.2.1. Alat-alat berat yang digunakan harus dimonitor supaya jangan sampai alat
yang menganggur pada jam kerja

4.2.2. Mengusahakan penggunaan tenaga professional yang berpengalaman dan


berdisiplin tinggi dalam pengelolaan alat, sehingga mendapatkan produksi
kerja yang maksimal serta tepat waktu.

4.2.3. Analisa diatas berdasarkan kondisi alat ideal lebih baik, dilakukan
penelitianberdasarkan kondisi actual.

42
DAFTAR PUSTAKA

Pratama, A. (t.thn.). Modul Alat Berat dan Pemindahan Tanah Mekanis. tidak dipublikasi.

43

Anda mungkin juga menyukai