TUGAS AKHIR
Oleh
Rizki Alimuddin
NPM : 167011067
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala nikmat, rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya kepada penulis
sehingga mampu menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik dan lancar. Sholawat
SAW.
Gedung Rawat Inap RSUD Dr. Slamet Garut” ini ditujukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata Satu
di Universitas Siliwangi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan dan
harus lebih banyak diperbaiki. Dalam penyusunan tugas akhir ini tidak akan
berjalan baik dan lancar tanpa adanya bantuan pengarahan, nasihat, dukungan
moral dan bantuan dari berbagai pihak yang ikut serta membantu dalam
terselesaikannya penyusunan tugas akhir ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini
1. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi,
2. Bapak Prof. Dr. Eng. H. Aripin selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Siliwangi.
3. Bapak H. Asep Kurnia Hidayat, Ir., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
i
5. Bapak Permana Hendrawangsa, Ir., M.E. selaku dosen pembimbing satu yang
6. Ibu Rosi Nursani, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing dua yang telah
7. Seluruh jajaran dosen di Jurusan Teknik Sipil Universitas Siliwangi yang telah
9. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran dari para pembaca sangat diharapkan demi
pengembangan penelitian di masa yang akan datang. Semoga Tugas Akhir ini
Penulis
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRACT
iv
DAFTAR ISI
1 BAB I .............................................................................................................. 1
2 BAB II ............................................................................................................. 7
v
2.3.1 Analisis Harga Satuan Pekerjaan .................................................... 16
vi
3.2.2 Analisis Penyusunan Data RAB ..................................................... 45
4 BAB IV ......................................................................................................... 51
vii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 125
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.12 Contoh Perhitungan yang Memiliki Lebih dari Satu EF ............... 36
ix
Gambar 4.4 Hasil Slump Test ............................................................................ 101
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Survey Harga Satuan Dasar Bahan Bangunan ............................ 52
Tabel 4.5 Pembuatan 1 m² pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2 meter 62
Tabel 4.15 Membuat 1 m3 lantai kerja beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump
Tabel 4.16 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 MPa (K 300), slump (120 ± 20)
xi
Tabel 4.18 Pembesian 1 kg dengan besi bolos atau besi ulir ............................... 70
cm, plafon.............................................................................................................. 77
Tabel 4.30.Pemasangan 1 m² atap pelana rangka atap baja canai dingin profil C75
............................................................................................................................... 77
Tabel 4.31 Pemasangan 1m² dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu
Tabel 4.34 Pemasangan 1m² lantai keramik ukuran 40cm x 40cm ...................... 79
tebal 9 mm ............................................................................................................. 80
Tabel 4.36 Pemasangan 1 m² genteng metal ukuran 80 x 100 atap pelana .......... 81
xii
Tabel 4.37 Pemasangan 1 m’ nok genteng metal ................................................. 81
Tabel 4.47 Analisis Kapasitas Produksi Alat Bore Pile Machine (EI – 7619a) ... 87
Tabel 4.51 Rencana dan Realisasi Spesifikasi Beton Bertulang ........................ 101
Tabel 4.52 Hubungan Saling Ketergantungan Pekerjaan beserta Durasinya. .... 105
Tabel 4.53 Hasil Perhtiungan ES, LS, EF, LF dan TF ....................................... 112
xiii
1 BAB I
PENDAHULUAN
serta sumber daya yang tersedia, yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu
Perencanaan merupakan salah satu hal yang harus dilakukan dalam manajemen
proyek. Perencanaan berarti bagaimana mendefinisikan visi suatu proyek dari aspek
biaya, mutu dan waktu. Hal tersebut akan diwujudkan pada saat proses pelaksanaan
pelaksanaan maka perlu dilakukan sistem pengendalian proyek yang bertujuan agar
proyek tersebut value for money atau proyek tersebut tepat biaya, tepat mutu dan
tepat waktu.
Estimasi biaya konstruksi atau yang lebih dikenal Rencana Anggaran Biaya
(RAB) adalah salah satu yang harus dipersiapkan dalam proses perencanaan
proyek. RAB ini adalah estimasi total anggaran yang diperlukan untuk keseluruhan
biaya proyek. Pemilihan harga satuan dasar bahan, alat, upah dan analisis harga
1
2
keekonomisan rencana anggaran biaya. Harga satuan dasar yang relatif berbeda dari
satu sumber dengan sumber lainnya akan menghasilkan perbedaan pula terhadap
estimasi total anggaran biaya. Sama halnya dengan analisis harga satuan pekerjaan,
terhadap nilai estimasi anggaran proyek. Pemilihan dua hal tersebut dengan tepat
akan membantu suatu proyek menjadi value for money atau ekonomis, efisien dan
efektif.
merupakan hal penting. Penjadwalan proyek dibuat agar mengetahui kapan saja
suatu pekerjaan harus dilaksanaan, maka penjadwalan proyek harus dibuat secara
Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Eks Rumah Dinas RSUD dr. Slamet
Penggunaan metode bar chart lebih umum dipakai karena sifatnya yang sederhana,
pekerjaan satu dengan pekerjaan yang lainnya sehingga akan mengalami kesulitan
dengan metode Critical Path Method (CPM). Crital Path Method atau metode jalur
kritis merupakan jaringan kerja berupa diagram yang memuat informasi mengenai
logis. Kelebihan critical path method adalah dapat memberikan informasi secara
kelebihan critical path method (CPM) tersebut mampu menutupi kekurangan bar
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada tugas
Indonesia?
3. Bagaimana bentuk network planning dan kegiatan apa saja yang termasuk
Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Method (CPM)..
1. Manfaat akademis
konstruksi.
2. Manfaat praktis
Satuan Standar Nasional Indonesia. Adapun SNI yang menjadi acuan adalah
sebagai berikut:
Kabupaten Garut.
4. Harga item pekerjaan yang tidak ada analisis harga satuan pekerjaannya
(CPM).
6. Durasi pada network planning diambil dari time schedule proyek sehingga
BAB I : Pendahuluan
penulisan.
6
penelitian
Pada bab ini menguraikan tentang hasil dan pembahasan dari hasil
LANDASAN TEORI
taksiran biaya ataupun estimasi biaya. Beberapa istilah yang dipakai untuk itu juga
adalah begrooting (bahasa Belanda) dan construction cost estimate dalam bahasa
lnggris.
yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek tersebut.
Pengembangan dari hal tersebut diantaranya adalah fungsi dari estimasi biaya,
anggaran, aliran kas, pengendalian biaya, dan profit proyek tersebut. (Chandra, et
al., 2003).
Dalam dunia konstruksi, estimasi biaya konstruksi meliputi banyak hal yang
dalam organisasi.
biaya investasi modal yang harus ditanam dan sebagai alat untuk menilai
kewajaran dari harga penawaran pada saat proses pelelangan. RAB yang
dibuat owner ini biasa disebut dengan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau
7
8
perencanan bisa disebut juga sebagai harga perkiraan ahli atau engineer’s
estimate (EE).
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) adalah harga yang dihitung dan ditetapkan oleh
pemilik proyek (owner) atau dalam instansi pemerintahan disebut Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang /jasa, hal tersebut
terhadap volume pekerjaan dan harga dasar satuan bahan bahan, yang selanjutnya
Harga Perkiraan Sendiri (HPS) atau Owner Estimate (OE) merupakan hal yang
16 Tahun 2018 pasal 26 ayat (5) disebutkan bahwa “HPS digunakan sebagai: a. alat
menggunakan metode Pagu Anggaran; dan c. dasar untuk menetapkan besaran nilai
Jaminan Pelaksanaan bagi penawaran yang nilainya lebih rendah dari 80% (delapan
Dalam penyusunan HPS, owner atau PPK harus mengetahui data harga pasar
terhadap barang/jasa melalui analisis pasar. PPK bisa melakukan survey sendiri
atau membentuk tim ahli yang mempunyai kredibilitas tertentu. Analisis pasar
perlu dilakukan akibat turun naiknya harga barang/jasa dari waktu ke waktu,
dimana harga dasar satuan bahan untuk menghitung HPS/OE harus terbaru dan
terkini sehingga harga dasar satuan bahan yang digunakan adalah harga pasar atau
harga tahun berjalan, untuk itu sebelum menghitung dan menetapkan HPS/OE PPK
Selain survey harga bahan, owner atau PPK juga harus melakukan survey
lokasi pekerjaan, hal ini dilakukan untuk memastikan kondisi lapangan sebelum
pelaksanaan fisik jika ada perubahan dan berpengaruh pada volume pekerjaan yang
telah hitung perencana, jika memang ada maka PPK segera melakukan koordinasi
menghitungnya.
Pemilik proyek atau PPK yang merupakan manajer tertinggi dalam suatu
Engineer’s Estimate yang dibuat oleh konsultan perencana belum serta merta
langsung bisa dijadikan sebagai HPS, EE tetap harus dikalkulasi ulang oleh PPK
sebelumnya tentu ada faktor-faktor lain dalam menentukan harga dasar, seperti
10
memperhitungkan prediksi kenaikan harga dasar satuan bahan untuk tahun rencana
pelaksanaan fisiknya.
c. Rencana Anggaran Biaya adalah hasil kumulatif dari kalkulasi BoQ dengan
harga satuan pekerjaan yang bisa ditetapkan sebagi HPS oleh PPK.
yang terdiri dari koefisien analisis beserta komponen harga satuan dasar.
Komponen harga satuan dasar ini meliputi harga satuan dasar bahan, upah dan alat.
Owner atau PPK harus mencari informasi dan mengetahui harga – harga satuan
dasar tersebut.
• Informasi biaya satuan yang dipublikasikan secara resmi oleh Badan Pusat
Statistik (BPS);.
tunggal;
11
• Inflasi tahun sebelumnya, suku bunga berjalan dan/atau kurs tengah Bank
Indonesia;
(engineer’s estimate);
dan wajar untuk membantu owner dalam menetapkan harga pada saat proses
pelelangan akan gagal karena tidak ada peserta yang lulus dalam evaluasi harga,
atau bila proyek berjalan akan merugikan pihak kontraktor yang pada gilirannya
akan menggangu kelancaran proyek. Sebaliknya apa bila terlalu tinggi akan
pekerjaan.
Engineer’s Estimate yang akan dihasilkan maka dalam proses pekerjaan seorang
12
harga yang diperoleh dari kontrak-kontrak yang sudah ada sebelumnya, data-
data harga yang ada dipasaran, media, website dan berbagai sumber lain (historis
dilakukan kajian, analisis dan penyesuaian terhadap histrois data yang diperoleh
untuk menyesuaikan dengan kondisi setempat dan waktu sekarang. Hal lain yang
dimana asal barang-barang yang akan digunakan dan tingkat inflasi ditempat
menjadi bahan referensi bagi owner atau PPK dalam menyusun dan menetapkan
didasarkan desain dan gambar. Salah satu cara yang dapat dilakukan bila PPK
tidak memiliki keahlian dalam bidang konstruksi adalah dengan membentuk tim
terhadap volume beberapa analisis harga satuan yang memiliki nilai signifikan
berdasarkan pendekatan analisis harga satuan yang digunakan (BOW atau SNI).
Harga penawaran kontraktor adalah rencana anggaran biaya yang dibuat oleh
kontraktor sebagai harga penawaran pada proses pelelangan atau tender suatu
berdasarkan BoQ yang dimuat dalam dokumen pelelangan yang dibuat oleh
Kontraktor dalam membuat RAB harus secara efektif dan efisien agar
ketentuan-ketentuan berikut:
wajar.
14
hasil kali antara kuantitas atau volume setiap item pekerjaan dengan harga satuan
pekerjaan.
satuan upah, harga satuan bahan dan harga satuan alat. Untuk mendapatkan data
harga satuan/standar bahan telah dijelaskan pada sub bab 2.1.1. Menghitung harga
Lapangan/Kontraktor.
Pada zaman kolonial Belanda, Analisis BOW yang berlaku mulai tahun 1921
Nasional Indonesia (AHSP – SNI). Diluar itu, pelaksana proyek atau kontraktor
mengambil dasar dari dua analisis diatas dan berdasarkan pengalaman kontraktor
bahan bangunan, upah kerja, dan peralatan dengan harga bahan bangunan,
standar upah pekerja dan harga sewa/beli alat untuk menyelesaikan per satuan
pekerjaan konstruksi.
Analisis harga satuan pekerjaan ini dipengaruhi oleh angka koefisien yang
menunjukkan nilai satuan upah tenaga kerja, nilai satuan bahan/material, dan
nilai satuan alat yang dibutuhkan untuk menyelesaikan per item pekerjaan dan
Angka koefisien tersebut sudah diatur dalam pasal analisis harga satuan
BOW dan analisis harga satuan SNI. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
pekerjaan yang terdiri dari harga satuan upah, harga satuan bahan dan harga
satuan alat..
17
Dua hal yang mempengaruhi harga satuan upah adalah harga standar upah
1. Standar Upah
hari yang disingkat orang hari (OH), yaitu sama dengan upah pekerjaan
dalam 1 hari kerja (8 jam kerja termasuk 1 jam istirahat atau disesuaikan
dari tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan satu satuan volume
jenis pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan tingkat keahlian tenaga kerja. Nilai
koefisien ini telah diatur dan ditetapkan dalam SNI Analisis Harga Satuan
Pekerjaan.
Hal – hal yang diperlukan untuk menghitung harga satuan bahan adalah
harga dasar bahan itu sendiri dan koefisien bahan yang dibutuhkan untuk
kuantitas dan lokasi asal bahan. Faktor – faktor yang berkaitan dengan
melalui survey dengan melakukan analisis pasar atau bagi tiap daerah
2. Koefisien Bahan
menyelesaikan satu satuan pekerjaan. Nilai ini sudah diatur dalam standar
19
sebagai berikut :
Faktor – faktor yang mempengaruhi harga satuan alat adalah adalah : jenis
perlatan, efisiensi kerja, kondisi cuaca, kondisi medan dan jenis material yang
berat bisa dilakukan dengan beli atau sistem sewa. Berdasarkan Permen
PUPR No. 28 PRT/M/2016 dalam perhitungan beli atau sewa alat, bisa
Tahun 2018. Apabila tidak ada, dapat menggunakan Permen PUPR Nomor
harga dasar alat bisa didapatkan dengan melakukan analisis pasar dengan
20
alat berat.
tersebut adalah jenis alat, kapasitas produksi alat, jenis pekerjaan, kondisi
Biaya umum atau biaya tidak langsung adalah total biaya yang dibutuhkan
a) Biaya kantor pusat yang bukan dari biaya pengadaan untuk setiap mata
pembayaran
d) Biaya akuntansi
21
j) Biaya pertemuan/rapat
l) Biaya K3
Biaya umum ini dihitung berdasarkan persentase dari biaya langsung yang
dan jasa pemerintah tidak dapat ditemukan. Aturan mengenai biaya overhead
Berikut disajikan contoh analisis harga satuan pekerjaan SNI dalam bentuk
Tabel 2.1 :
22
menurut Indra (2006), value for money merupakan tolak ukur dalam anggaran
agar dapat memberikan layanan yang lebih baik dan kesejahteraan yang
maksimal.
money adalah pengukuran kinerja biaya suatu kegiatan dari organisasi dengan
Ada tiga indikator dalam value for money untuk mengukur kinerja biaya
serta ekonomis terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat
atau hasil kerja tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan
lebih besar dari yang telah dianggarkan oleh organisasi? b) apakah biaya
organisasi lebih besar daripada biaya organisasi lain yang sejenis yang dapat
Inap RSUD dr. Slamet Garut dengan perhitungan ulang RAB oleh peneliti
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠/𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
Dalam hal ini, input merupakan nilai perhitungan ulang RAB sedangkan
a. Apabila nilai yang diperoleh sama dengan atau kurang dari 100% (x
b. Apabila nilai menunjukan lebih dari 100% (x < 100%) maka bisa
2. Efektivitas
Suatu organisasi, program atau kegiatan dinilai efektif apabila output yang
Penilaian efektifitas ialah terhadap dua hal yaitu terhadap efketfitas mutu
a. Efektifitas Mutu
b. Efektifitas Waktu
menentukan setiap tahap pekerjaan yang berkaitan dengan sumber daya yang
dibutuhkan oleh proyek, yang meliputi jumlah tenaga kerja, biaya dan besarnya
kebutuhan perbekalan untuk kegiatan tertentu dan yang berkaitan dengan kegiatan
lainnya. Menurut Husen (2008), penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen
hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan
kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja,
peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progress waktu untuk
penyelesaian proyek.
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek dan menjadi acuan untuk
mengatur biaya, tenaga kerja dan peralatan yang dibutuhkan yang mampu
dari perencanaan proyek yang nantinya akan menjadi pedoman pelaksanaan dan
pengendalian proyek.
26
Bar chart sudah diperkenalkan sejak awal tahun 1900 oleh Henry I. Gant
dan Frederick W. Taylor. Bar chart atau sering disebut juga Gant Chart adalah
uraian pekerjaan yang mempunyai informasi awal dan selesai kegiatan melalui
dalam skala waktu yang dipilih. Bar Chart terdiri dari sumbu y yang
menyatakan kegiatan atau paket kerja, digambarkan dengan balok, dan sumbu
x yang menyatakan satuan waktu dalam hari, minggu, atau bulan sebagai durasi.
27
antara satu kegiatan dengan kegiatan lain sehingga kegiatan yang menjadi
prioritas tidak dapat ditentukan, dan jika terjadi keterlambatan proyek akan
Dalam suatu analisis jaringan kerja, dibutuhkan beberapa sistem kontrol dalam
kegiatan paralel, dan jalur kritis. Jaringan kerja merupakan gambaran dari suatu
aliran dan urutan pada setiap kegiatan kerja sehingga tiap individu kerja proyek
Menurut Nurhayati (2010), “Jaringan Kerja adalah suatu alat yang digunakan
aktivitas yang kompleks. Kemudian ditemukan suatu metode jaringan kerja yang
pelaksana proyek dapat mengetahui aktivitas yang harus dilakukan terlebih dahulu,
aktivitas yang dapat ditunda, dan aktivitas mana yang peralatannya dapat digunakan
untuk aktivitas lain. Hal ini dapat menjadi acuan dalam melakukan aktivitas
Dalam jaringan kerja, terdapat beberapa simbol dan notasi yang dilakukan
1. Anak Panah
untuk arah aktivitas digambarkan dengan arah anak panah. Hal ini dapat
2. Node
peristiwa atau event dapat diartikan sebagai pangkal atau pertemuan dari satu
aktivitas kerja. Perbedaan dari dummy dan aktivitas biasa adalah aktivitas
dummy tidak menghabiskan waktu dan sumber daya, sehingga waktu dan
Anak panah ini memiliki fungsi untuk menunjukkan aktivitas proyek yang
3. Dapat mengetahui mana aktivitas yang dapat ditunda atau yang harus
segera dikerjakan.
5. Dapat membantu dalam mencapai hasil yang efisien dari segi biaya dan
sumber daya.
Metode jaringan kerja adalah cara menyusun jadwal kegiatan proyek yang
dapat diketahui pada area mana pekerjaan yang termasuk kedalam lintasan kritis
selesainya pekerjaan yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa
sehingga alat dan orang digeser ketempat lain demi efisiensi. (Sugiyarto, 2013).
1. Menentukan Aktivitas/Kegiatan
3. Mendeskripsikan Kegiatan
kegiatannya, yaitu AOA (Activity On Arrow) dan AON (Activity On Node). Pada
AON sebuah aktivitas diwakili oleh sebuah node ketergantungan antar aktivitas
dilukiskan dengan anak panah diantara node pada jaringan AON. Sedangkan
waktu dan node menunjukkan sebuah peristiwa (event) (Gray dan Larson, 2006).
32
yang terjadi jika menggunakan hanya satu anak panah untuk beberapa kegiatan.
dengan aktivitas C, baik pada node i maupun node j, hal tersebutlah yang harus
i yang berbeda seperti pada gambar b. Pada gambar b sudah digunakan aktivitas
dummy sehingga kegiatan B dan C sudah memiliki nomor node yang berbeda.
a. salah
B
A D
1 2 C 6 7
b. benar
A B D
1 2 6 6
d C
pekerjaan kritis dalam sebuah jadwal. Pekerjaan kritis harus dilakukan tepat
waktu untuk mengelola proyek dengan sukses (Ahmed, 2018). Metode CPM
banyak digunakan oleh kalangan industri atau proyek konstruksi. Cara ini dapat
34
digunakan jika durasi pekerjaan dapat diketahui dan tidak terlalu berfluktuasi.
suatu proyek.
diantaranya :
1. Early Start (ES): waktu paling awal sebuah kegiatan dapat dimulai
atau berlangsung dalam jam, maka waktu ini adalah jam paling awal
kegiatan dimulai.
2. Late Start (LS) : waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat diselesaikan
sesuai dengan durasinya. Bila hanya ada satu kegiatan terdahulu, maka
4. Late Finish (LF): waktu paling akhir sebuah kegiatan dapat dimulai
ES Kegiatan EF
i j
LS Durasi LF
dan Early Finish (EF) juga nantinya digunakan untuk mengidentifikasi jalur
b. Waktu selesai paling awal suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
tersebut.
Backward Pass merupakan cara untuk menentukan nilai Late Start (LS)
dan Late Finish (LF), dimulai dari titik akhir pada jaringan kerja yang
b. Waktu mulai paling akhir suatu kegiatan adalah sama dengan waktu
terkecil.
Kegiatan
Durasi ES EF LS LF
I J Nama
1 2 A 3 0 3 0 3
2 3 B 3 3 6 3 10
2 4 C 5 3 8 3 8
3 5 D 4 6 14 10 14
4 5 E 6 8 14 8 14
5 6 F 5 14 19 14 19
suatu aktivitas kerja yang memiliki hubungan satu sama lain. Jalur kritis adalah
lintasan yang memiliki jumlah waktu terlama jika dibandingkan dengan jalur
lain (Nurwahidin, 2016). Sedangkan menurut Heizer and Render (2009), jalur
39
kritis adalah susunan bermacam-macam aktivitas pada sebuah proyek yang tidak
bisa ditunda pelaksanaannya serta saling menunjukkan hubungan satu sama lain.
Fungsi dari jalur kritis adalah untuk mengetahui aktivitas yang memiliki
proyek memiliki banyak jalur kritis, maka semakin banyak aktivitas yang harus
dipantau. Waktu terlama dari aktivitas pada suatu proyek tersebut dijadikan
c. Total Float = 0
Salah satu syarat agar kegiatan tersebut termasuk kedalam lintasan kritis
adalah memiliki nilai Total Float sama dengan nol, berikut adalah penjelesan
1. Total Float
penundaan pada suatu aktivitas proyek. Rumus dari Total Float adalah:
Total Float = LS - ES = LF - ES
Suatu aktivitas yang memiliki total float sebesar nol, bisa dikatakan bahwa
aktivitas tersebut merupakan aktivitas kritis atau berada pada lintasan kritis.
Jalur kritis hanya melewati aktivitas kritis yaitu diawali dari aktivitas kritis awal
sampai aktivitas kritis akhir proyek. Jalur yang tidak kritis dapat disesuaikan atau
diganti sampai sejauh nilai total slack tanpa mempengaruhi waktu penyelesaian
40
proyek. Suatu proyek yang memiliki kondisi dimana sebuah aktivitas yang dapat
mengalami kondisi seperti ini adalah saat melakukan pengecoran beton untuk
yaitu suatu aktivitas pada sebuah proyek yang tidak diperbolehkan untuk
Kegiatan
Durasi ES EF LS LF TF
I J Nama
1 2 A 3 0 3 0 3 0
2 3 B 3 3 6 3 10 4
2 4 C 5 3 8 3 8 0
3 5 D 4 6 14 10 14 4
4 5 E 6 8 14 8 14 0
5 6 F 5 14 19 14 19 0
Kegiatan yang memiliki nilai Total Float sebesar nol adalah kegiatan A, C,
KEGIATAN
KEGIATAN DURASI
KEGIATAN YANG
SEBELUM (minggu)
MENGIKUTI
A D - 2
B G - 4
C E,F - 3
D G A 3
E I,J,K C 4
F I,J,K C 2
G H B, D 3
H I G 3
I - E, F 3
J - E, F 4
K - E, F 5
42
L - H, I 2
Kegiatan
Durasi ES EF LS LF TF
I J Nama
1 2 A 2 0 2 0 2 0
1 3 B 4 0 5 0 5 1
1 4 C 3 0 3 0 4 1
2 3 D 3 2 5 2 5 0
4 5 E 4 3 7 4 8 1
4 6 F 2 3 5 4 8 3
3 7 G 3 5 8 5 8 0
7 8 H 3 8 11 8 11 0
43
5 8 I 3 7 11 8 11 1
5 10 J 4 7 13 8 13 2
5 9 K 5 7 12 8 13 1
8 10 L 2 11 13 11 13 0
METODE PENELITIAN
Rumah Dinas RSUD dr. Slamet Tahap 1 yang berlokasi di Jl. RSU dr. Slamet No.
44
45
1. Harga dasar satuan bahan, upah dan alat didapatkan dengan melakukan
bangunan.
Apabila data – data untuk menghitung RAB sudah didapatkan dan disusun,
sebagai berikut :
46
menjadi:
dilakukan.
ketentuan-ketentuan berikut:
wajar.
adalah 15%.
(PPN).
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠/𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100%
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
Keterangan :
a. Apabila nilai yang diperoleh sama dengan atau kurang dari 100%
b. Apabila nilai menunjukan lebih dari 100% (x < 100%) maka bisa
2. Pengukuran Efektivitas
a. Efektifitas Mutu
segi mutu.
b. Efektifitas Waktu
waktu.
perencanaan.
1. Kuantitas bangunan/pekerjaan
3. Metode Pelaksanaan
berikut :
49
4. Menghitung Early Start (ES), Early Finish (EF), Late Start (LS) dan
Mulai
Pengumpulan
data
Analisis
Perbandingan
Perhitungan Lintasan Kritis
ulang RAB
dengan HPS
Proyek
Analisis Value
For Money
Kesimpulan
Selesai
Pada bab ini akan disajikan data-data berupa hasil survey harga pasar untuk
harga dasar bahan, upah, alat, data kuantitas pekerjaan dan hasil perhitungan
analisis harga satuan pekerjaan serta hasil total perhitungan ulang rencana anggaran
Selain itu, bab ini menyajikan urutan pekerjaan, durasi pekerjaan, hubungan
logis antar pekerjaan yang akan menghasilkan total durasi pekerjaan serta
tiga komponen, yaitu harga satuan dasar bahan bangunan, harga satuan dasar tenaga
kerja (upah) dan harga satuan alat. Pada penelitian tugas akhir ini, harga satuan
dasar didapatkan melalui survey harga pasar seperti informasi harga satuan dasar
bahan bangunan yang didapatkan dengan melakukan survey ke tiga toko bangunan.
Kemudian harga satuan dasar bahan bangunan yang dipilih untuk perhitungan RAB
adalah harga rata - rata diantara tiga harga dari tiga toko bangunan tersebut. Adapun
51
52
Besi Profil kg
11 18.000 18.000 19.000 18.500
C.75.75
12 Besi strip 40.000 45.000 45.000 40.000 btg
13 Seng Gelombang 55.000 55.000 55.000 55.000 Lbr
14 Seng Plat 55.000 58.000 58.000 57.000 m’
Besi Hollow 4x4
15 180.000 174.000 180.000 174.000 btg
t=2,2mm
Kusen Alumunium
16 90.000 90.000 95.000 92.500 m’
4” Natural
Kusen Alumunium
17 120.000 120.000 120.000 120.000 m’
4” Warna
Pintu Spandrell
18 2.500.000 2.500.000 2.500.000 2.500.000 unit
Frame Aluminium
Pintu Kaca 5 mm
19 Frame Aluminium 2.000.000 1.950.000 1.950.000 1.975.000 unit
Swing
20 Kunci pintu panel 140.000 140.000 140.000 140.000 set
Engsel Pintu 3
21 20.000 23.500 20.000 21.500 set
Inch
22 Genteng Metal 28.000 30.000 30.000 29.500 lbr
Nok Genteng
23 18.000 18.000 20.000 19.500 lbr
Metal
C. BAHAN KAYU
Kayu Papan
1 1.875.000 1.850.000 1.850.000 1.850.000 m3
Albasiah
Kayu Balok
2 875.000 850.000 850.000 850.000 m3
Albasiah
Kayu Balok
3 3.250.000 3.250.000 3.250.000 3.250.000 m3
Borneo Super
4 Dolken 5 – 7 20.000 20.000 20.000 20.000 btg
5 Dolken 7 – 10 25.000 25.000 25.000 25.000 btg
D. BAHAN KAYU LAPIS
Multiplek 4 mm
1 55.000 60.000 60.000 58.500 Lbr
120 x240
Multiplek 9 mm
1 105.000 90.000 100.000 98.500 Lbr
120 x 240
E. BAHAN LANTAI/PELAPIS DINDING
Keramik Lantai 40
1 95.000 95.000 95.000 95.000 m²
x 40 Corak/Warna
F. BAHAN FINISHING
1 Plamir Tembok 19.000 19.000 18.000 18.500 kg
54
Cat Tembok
2 Eksterior 88.000 82.500 89.000 86.500 kg
Weathershield
Cat Tembok
3 Emulsi Interior 84.000 84.000 84.000 84.000 kg
Setara Dulux
Cat Vinilex
4 40.000 40.000 40.000 40.000 kg
Interior
6 Cat Kayu 45.000 45.000 45.000 45.000 kg
7 Cat Besi 45.000 45.000 45.000 45.000 kg
8 Sealent 35.000 33.000 35.000 34.500 tube
9 Minyak Bekisting 22.000 20.000 25.000 22.500 ltr
10 Thinner 27.500 25.000 25.000 26.000 ltr
11 Kuas 4” 18.000 18.000 18.000 18.000 bh
12 Amplas 5.000 5.000 5.000 5.000 m
G. BAHAN PLAFOND
Hardfleks/GRC
1 5mm 120 x 240 58.000 58.000 60.000 58.500 lbr
cm
Gypsum 120 x 240
2 65.000 65.000 65.000 65.000 lbr
cm
List Gypsum C – 7
3 12.500 12.000 12.000 12.500 m²
Profil
H. BAHAN SANITASI
1 Pipa PVC Ø1/2" 28.000 27.500 28.000 27.900 btg
Kran Tembok dia.
2 15.000 15.000 15.000 15.000 unit
0,5"
Wastafel Lengkap
3 TOTO LW 1.950.000 1.950.000 2.000.000 1.975.000 unit
665CJT1
4 Sealtape 2.500 3.000 2.500 2.500 unit
I. BAHAN KACA
1 Kaca Polos 5 mm 125.000 150.000 125.000 133.500 m²
J. PAKU & MUR
1 Paku 1 s/d 3 cm 20.000 20.000 20.000 20.000 kg
2 Paku 4 s/d 7 cm 18.000 18.000 18.000 18.000 kg
3 Paku 8 s/d 12 cm 17.000 17.000 17.000 17.000 kg
Paku Beton 2 s/d 5
4 500 500 500 500 bh
cm
55
(Sumber : Subkontraktor)
membaca gambar kerja dan metode pelaksanaan (construction methods). Tabel 4.4
Besi kg 9,105.95
Bekisting m² 122.40
3 Pelat Lantai Dasar
Beton K-300 m3 51.03
Tulangan Wiremesh M8 kg 5143.04
4 Tangga 1
Beton K-300 m3 4.59
Besi kg 885.09
Bekisting m² 39.69
5 Tangga 2
Beton K-300 m3 4.74
Besi kg 901.96
Bekisting m² 41.07
6 Tangga 3
Beton K-300 m3 3.40
Besi kg 885.09
Bekisting m² 32.65
B.3. Pekerjaan Lantai 1
1 Kolom K1 45/45
Beton K-300 m3 31.67
Besi kg 13,341.64
Bekisting m² 281.52
2 Kolom K2 60/60
Beton K-300 m3 16.56
Besi kg 6,911.82
Bekisting m² 110.40
3 Balok B1 45/65
Beton K-300 m3 115.64
Besi kg 31,300.93
Bekisting m² 756.08
4 Balok B2 20/45
Beton K-300 m3 46.97
Besi kg 20,815.06
Bekisting m² 493.13
5 Balok B3 30/60
Beton K-300 m3 4.32
Besi kg 998.58
Bekisting m² 36.00
6 Pelat Lantai I
Beton K-300 m3 141.03
Tulangan Wiremesh M8 kg 15,299.61
Bekisting m² 1,204.46
7 Tangga 1
61
Besi kg 12,940.02
Bekisting m² 300.16
3 Balok B3 30/60
Beton K-300 m3 4.32
Besi kg 934.37
Bekisting m² 36.00
4 Pelat Atap
Beton K-300 m3 78.27
Tulangan Wiremesh M8 kg 9498.43
Bekisting m² 662.28
(Sumber : Data Proyek)
adalah mengkalkulasikan harga satuan dasar bahan, upah dan alat dengan nilai
dijumlahkan dengan nilai overhead dan profit dengan nilai persentase maksimum
sebesar 15%. Pada proyek ini, nilai persentase overhead dan profit adalah sebesar
10%. Berikut tabel 4.5 sampai dengan tabel 4.48 disajikan perhitungan analisis
harga satuan pekerjaan sesuai PermenPUPR No. 28 Tahun 2016 berupa tabel yang
Tabel 4.5 Pembuatan 1 m² pagar sementara dari seng gelombang tinggi 2 meter
Kode Analisis : A. 2.2.1.2
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp.)
(Rp.)
A TENAGA
Pekerja OH 0,200 84.000 16.800
Tukang Kayu OH 0,400 105.000 42.000
Kepala Tukang OH 0,020 130.000 2.600
Mandor OH 0,020 155.000 3.100
JUMLAH TENAGA KERJA 64.500
63
B BAHAN
Dolken kayu Ø 8-10 btg
1,250 25.000 31.250
Semen portland Kg2,500 1.413 3.533
Seng gelombang Lbr1,200 55.000 66.000
Pasir beton m30,005 141.000 705
Koral beton m30,009 150.000 1.350
Kayu 5/7 m30,072 1.858.400 133.805
Paku biasa Kg0,060 17.000 1.020
Meni besi Liter
0,450 40.000 18.000
JUMLAH HARGA BAHAN 255.663
C PERALATAN -
JUMLAH HARGA ALAT -
D Jumlah (A+B+C) 320.163
Overhead & Profit
10% 32.016
E 10%
Harga Satuan
- 352.179
F Pekerjaan (D+E)
A TENAGA
Pekerja OH 1.000 84,000 84,000
Tukang Kayu OH 2.000 105,000 210,000
Kepala Tukang OH 0.200 130,000 26,000
Mandor OH 0.050 155,000 7,750
JUMLAH TENAGA KERJA 327,750
B BAHAN
Dolken kayu Ø 8-
Batang 1.700 25,000 42,500
10/400 cm
Kayu m3 0.210 1,858,400 390,264
Paku biasa Kg 0.300 80,000 24,000
Semen portland Kg 10.500 1,413 14,840
3
Pasir beton m 0.030 141,000 4,230
3
Koral beton m 0.050 150,000 7,500
Seng gelombang Lbr 1.500 55,000 82,500
Seng plat Lbr 0.250 57,000 14,250
JUMLAH HARGA BAHAN 122,820
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) 678,952
Overhead & Profit
E 10% 67,895
10%
Harga Satuan
F 746,847
Pekerjaan (D+E)
Harga Satuan
F 17,765
Pekerjaan (D+E)
Tabel 4.15 Membuat 1 m3 lantai kerja beton mutu f’c = 7,4 MPa (K 100), slump
(3-6) cm, w/c = 0,87
Kode Analisis : A.4.1.1.4.
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp.)
(Rp.)
A TENAGA
Pekerja OH 1.200 84,000 100,800.00
Tukang Batu OH 0.200 105,000 21,000.00
Kepala Tukang OH 0.020 130,000 2,600.00
Mandor OH 0.060 155,000 9,300.00
JUMLAH TENAGA KERJA 133,700.00
B BAHAN
Semen portland kg 230 1,413 325,066.67
Pasir Beton kg 0.893 141,000 125,913.00
69
Tabel 4.16 Membuat 1 m3 beton mutu f’c = 26,4 MPa (K 300), slump (120 ± 20)
mm, w/c = 0,52
Kode Analisis : A.4.1.1.10
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp.)
(Rp.)
A TENAGA
Pekerja OH 1.650 84,000 138,600
Tukang Batu OH 0.275 105,000 28,875
Kepala Tukang OH 0.028 130,000 3,640
Mandor OH 0.083 155,000 12,865
JUMLAH TENAGA KERJA 183,980
B BAHAN
Semen portland kg 413 1,413 583,707
Pasir Beton kg 0.473 141,000 66,681
Kerikil kg 0.756 150,000 113,444
JUMLAH HARGA BAHAN 763,832
C PERALATAN - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D Jumlah (A+B+C) - 947,812
E Overhead & Profit 10% 10% 94,781
Harga Satuan Pekerjaan
F - 1,042,593
(D+E)
A TENAGA
Pekerja OH 0.025 84,000 2,100.00
Tukang Besi OH 0.025 105,000 2,625.00
Kepala Tukang OH 0.025 130,000 3,250.00
Mandor OH 0.001 155,000 155.00
JUMLAH TENAGA KERJA 8,130.00
B BAHAN
Jaring kawat baja dilas kg 10.20 10,200 104,040
Kawat beton kg 0.050 20,000 1,000.00
JUMLAH HARGA BAHAN 105,040
C PERALATAN - -
JUMLAH HARGA ALAT -
D Jumlah (A+B+C) 113,170.00
E Overhead & Profit 10% 10% 11,317.00
Harga Satuan Pekerjaan
F (D+E)/10 12,448.70
(D+E)
Tabel 4.30.Pemasangan 1 m² atap pelana rangka atap baja canai dingin profil C75
Kode Analisis : A.4.2.1.22
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp.)
(Rp.)
A TENAGA
Pekerja OH 0.7604 84,000 63,873.60
Tukang Besi OH 0.7604 105,000 79,842.00
Kepala Tukang OH 0.0760 130,000 9,880.00
Mandor OH 0.0380 155,000 5,890.00
JUMLAH TENAGA KERJA 159,485.60
B BAHAN
Baja ringan canai dingin
kg 3.0650 18,500 56,702.50
C75
JUMLAH HARGA BAHAN 56,702.50
78
C PERALATAN
Alat Rangka Atap Baja
0.100 5,670.25
Canai Dingin
JUMLAH HARGA ALAT 5,670.25
D Jumlah (A+B+C) - 221,858.35
E Overhead & Profit 10% 10% 22,185.84
Harga Satuan Pekerjaan
F - 244,044.00
(D+E)
Tabel 4.31 Pemasangan 1m² dinding bata merah (5x11x22) cm tebal ½ batu
campuran 1SP : 3PP
Kode Analisis : A.4.4.1.9.
Harga
Jumlah
No Uraian Satuan Koefisien Satuan
Harga (Rp.)
(Rp.)
A TENAGA
Pekerja OH 0.300 84,000 25,200.00
Tukang Batu OH 0.100 105,000 10,500.00
Kepala Tukang OH 0.010 130,000 1,300.00
Mandor OH 0.015 155,000 2,325.00
JUMLAH TENAGA KERJA 39,325.00
B BAHAN
Bata merah m3 70.00 750 52,500.00
Semen portland Kg 14.37 1,413 20,309.60
3
Pasir Pasang m 0.040 141,000 5,640.00
JUMLAH HARGA BAHAN 78,449.60
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) 116,814.60
E Overhead & Profit 10% 10% 11,681.46
Harga Satuan Pekerjaan
F 129,552.00
(D+E)
C PERALATAN
JUMLAH HARGA ALAT
D Jumlah (A+B+C) 42,569.00
E Overhead & Profit 10% 10% 4,256.90
Harga Satuan Pekerjaan
F 46,825.00
(D+E)
Tabel 4.47 Analisis Kapasitas Produksi Alat Bore Pile Machine (EI – 7619a)
No Uraian Kode Koefisien Satuan Keterangan
I. Asumsi
Menggunakan alat (cara
1.
mekanik)
2. Jam kerja efektif per hari Tk 7.00 Jam
3. Panjang tiang P 12.00 m
4. Ukuran diameter tiang bor Uk 0.40 m
5. Faktor kehilangan Fh 1.03
II. Urutan Kerja
Pengeboran dilakukan
1. dengan tower bor pile
machine
Setelah selesai pengeboran
2. dan tanahnya dimasukkan
chasing
PEMAKAIAN BAHAN,
III.
ALAT DAN TENAGA
2. ALAT
2.a Bore Pile Machine
Kapasitas V1 1.00 Titik
Faktor Efisiensi alat Fa 0.83
Waktu Siklus
- Waktu penggeseran dan
T1 15.00 menit
penyetelan titik bor
- Waktu Pengeboran dan
T2 20.00 menit
pembuangan galian
- Waktu pemasangan
T3 15.00 menit
chasing
- Waktu lain-lain T4 20.00 menit
Ts1 56.00 menit
Kap. Prod/jam
𝑉1 𝑥 𝑝 𝑥 𝐹𝑎 𝑥 60 Q1 8.54 M1
𝑇𝑠1
88
Nilai rencana anggaran biaya adalah hasil dari volume pekerjaan dikali
dengan harga satuan pekerjaan tersebut. Seluruh jumlah harga setiap item pekerjaan
perataan lapangan. Pada tabel 4.4, volume pekerjaan pembersihan dan perataan
lapangan adalah 1877.87 m2 dan harga satuan pekerjaan pembersihan dan perataan
lapangan pada tabel 4.9 adalah Rp. 17,765.00. Maka rencana anggaran biaya pada
pekerjaan pembersihan dan perataan lapangan bisa dihitung dengan cara berikut :
2 Kolom K2 60/60
Beton K-300 m3 16.56 1,456,378 24,117,620
Besi kg 7,205.53 14,427 103,954,210
Bekisting m2 110.40 350,191 38,661,086
3 Balok B1 45/65
Beton K-300 m3 115.64 1,456,378 168,408,270
Besi kg 31,300.93 14,427 451,578,568
Bekisting m2 756.08 360,916 272,879,565
4 Balok B2 20/45
Beton K-300 m3 46.97 1,456,378 68,398,793
Besi kg 20,815.06 14,427 300,298,805
Bekisting m2 493.13 360,916 177,979,409
5 Balok B3 30/60
Beton K-300 m3 4.32 1,456,378 6,291,553
Besi kg 998.58 14,427 14,406,491
Bekisting m2 36.00 360,916 12,992,976
6 Pelat Lantai
Beton K-300 m3 141.03 1,456,378 205,387,164
Tulangan Wiremesh M8 kg 15,299.61 12,449 190,460,267
Bekisting m2 1,204.46 460,191 554,282,112
7 Tangga 1
Beton K-300 m3 3.52 1,456,378 5,130,820
Besi kg 773.90 14,427 11,164,998
Bekisting m2 34.56 328,511 11,353,012
8 Tangga 2
Beton K-300 m3 3.67 1,456,378 5,343,451
Besi kg 790.76 14,427 11,408,309
Bekisting m2 35.94 328,511 11,805,371
9 Tangga 3
Beton K-300 m3 2.62 1,456,378 3,811,341
Besi kg 773.90 14,427 11,164,998
Bekisting m2 27.52 328,511 9,040,951
Total Pekerjaan Lantai 2 3,008,237,140
B.4. Pekerjaan Lantai 3
1 Kolom K1 45/45
Beton K-300 m3 24.95 1,456,378 36,333,718
Besi kg 10,987.24 14,427 158,512,839
Bekisting m2 231.84 350,191 81,188,281
2 Kolom K2 60/60
Beton K-300 m3 11.74 1,456,378 17,092,052
Besi kg 5,529.46 14,427 79,773,491
95
RAB (input) dengan nilai Harga Perkiraan Sendiri proyek (input value). Adapun
Nilai ratio ekonomis dan efisiensi dhitung dengan rumus sebagai berikut :
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠/𝐸𝑓𝑖𝑠𝑖𝑒𝑛𝑠𝑖 = 𝑥 100
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒
12.000.269.000,00
= 𝑥 100
12.498.255.358,00
= 96.02 %
Keterangan :
Nilai ekonomis dan efisiensi yang didapat adalah kurang dari 100%,
proyek.
Nilai Rencana Anggaran Biaya (RAB) atau Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Eks Rumah Dinas RSUD dr.
Slamet Garut Tahap I adalah sebesar Rp. 12.498.255.358,00 dan nilai RAB
kriteria value for money, bahwa nilai perhitungan ulang RAB lebih ekonomis dan
97
efisien dengan nilai ratio 96,02% dibandingkan dengan nilai HPS pada proyek
tersebut.
satuan dasar. Sifat dasar dari harga satuan dasar adalah berbeda dari satu toko
penelitian ini, harga satuan dasar bahan yang didapatkan melalui hasil survey
cenderung memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga satuan
dasar yang dipakai oleh pemilik proyek atau PPK dalam menentukan harga
mempunyai nilai 96,02% dari nilai pagu / HPS proyek. Dengan hasil seperti itu,
nilai RAB hasil perhitungan ulang bisa dijadikan harga penawaran pada saat
proses tender karena mempunyai nilai ratio diatas 80%. Berdasarkan Pepres No.
16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang dan Jasa bahwa harga penawaran oleh
Proyek Pembangunan Gedung Rawat Rsud dr. Slamet Garut adalah jenis
gedung beton bertulang yang dibangun secara bertahap. Pada tahap I ini,
kerja dan syarat (RKS). Pekerjaan beton bertulang meliputi pekerjaan bore
pile, pile cap, tie beam, kolom, balok dan pelat lantai. Adapun spesifikasi
dokumen Request of Work (RoW), laporan teknis hasil uji material dan
hasil uji tekan beton, rata – rata kuat tekan beton dengan variasi umur benda
uji adalah 385,6 kg/cm2. Pembesian yang digunakan adalah baja tulangan
ulir untuk tulangan utama dan baja tulangan polos untuk tulangan sengkang.
penguat kayu balok borneo super sehingga keseluruhan form work dapat
berdiri stabil dan tidak terpengaruh oleh desakan beton pada waktu
rata nilai yang dihasilkan di proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap Eks.
(RoW), laporan teknis hasil uji material dan approved material yang
disetujui oleh pengawas. Analisis value for money dari efektifitas mutu,
bore pile di titik PC Core. Pada saat pekerjaan pengeboran pondasi bore pile
terdapat mata air yang menyebabkan keluarnya air deras dan dalam kuantias
bagi bangunan. Solusi yang dihasilkan melalui diskusi antara PPK, konsultan
dan menutup lubang-lubang bore pile tersebut dengan layer batu belah
pekerjaan akan tetapi mutu pekerjaan dilakukan sesuai dengan apa yang
Rawat Inap Eks. Rumah Dinas Tahap I mempunyai durasi pekerjaan selama 17
perubahan yang memberikan efek terhadap waktu maka diperlukan suatu alat
memudahkan pada saat proses pengendalian waktu. Hal tersebut menjadi salah
satu latar belakang pembuatan Critical Path Method (CPM) yang mampu
Kode Durasi
Uraian Pekerjaan Predecessor
Kegiatan (Hari)
A. Pekerjaan Persiapan
A1 Papan nama proyek - 1
A2 Pek. Pembersihan dan Perataan - 2
Pekerjaan pengukuran dan
A3 A2 14
Bouwplank
A4 Pagar Proyek - 6
106
E5 Bekisting E4 2
E6 Beton K-300 E10 2
Balok B3 30/60
E7 Besi D6,D9 3
E8 Bekisting E7 1
E9 Beton K-300 E10 2
Pelat Lantai II
E10 Tulangan Wiremesh M8 E11 5
E11 Bekisting E2,E5,E8 2
E12 Beton K-300 E10 2
Kolom K1 45/45 Lantai 2
E13 Besi E3,E6,E9,E12 5
E14 Bekisting E13 2
E15 Beton K-300 E14 2
Kolom K2 60/60 Lantai 2
E16 Besi E3,E6,E9,E12 3
E17 Bekisting E16 2
E18 Beton K-300 E17 2
F Pekerjaan Lantai 3
Balok B1 45/65 Lantai 3
F1 Besi E15,E18 5
F2 Bekisting F1 3
F3 Beton K-300 F10 2
Balok B2 20/45 Lantai 3
F4 Besi E15,E18 4
F5 Bekisting F4 2
F6 Beton K-300 F10 2
Balok B3 30/60 Lantai 3
F7 Besi E15,E18 3
F8 Bekisting F7 1
F9 Beton K-300 F10 2
Pelat Lantai III
109
Netwok diagram dengan metode Critical Path Method (CPM) bisa disusun
seperti nilai Early Start (ES), Early Finish (EF), Late Start (LF), Late Finish (LF)
dan Total Float (TF) bisa dihitung setelah network diagram telah tersusun secara
kesuluruhan. Adapun bentuk dari network diagram disajikan pada lembar lampiran.
pekerjaan dimulai (early start) dan waktu paling cepat pekerjaan diselesaikan
• ES(A2) = 0
EF(A2) = 0 + 2
EF(A2) = 2
• ES(A3) = EF(A2) = 2
EF(A2) = 2 + 7
EF(A2) = 9
suatu pekerjaan dimulai (late start) dan waktu paling lambat suatu pekerjaan
• LF(A3) = 9
LS(A3) = 9 - 7
LS(A3) = 2
• LF(A2) = LS(A3) = 2
LS(A2) = 2 - 2
LS(A2) = 0
Lintasan kritis adalah lintasan yang mempunyai waktu terlama dan tidak
dikatakan kritis apabila mempunyai nilai total float sebesar nol. Contoh perhitungan
total float :
TF(A2) = 2 - 2 = 0 – 0
TF(A2) = 0 (Kritis)
TF(A3) = 9 – 9 = 7 - 7
TF(A3) = 0
Perhitungan nilai total float seluruh pekerjaan disajikan pada tabel 4.57.
Kode Durasi
Predecessor ES LS EF LF TF CPM
Kegiatan (Hari)
A1 - 1 0 0 1 4 3 TIDAK
A2 - 2 0 0 2 2 0 KRITIS
A3 A2 14 2 2 17 17 0 KRITIS
113
A4 - 6 0 0 6 13 7 TIDAK
A5 - 7 0 0 7 27 20 TIDAK
A6 - 7 0 0 7 27 20 TIDAK
A7 C2,C3 5 12 12 19 19 0 KRITIS
B1 A2 1 2 2 3 4 1 TIDAK
B2 B5 1 4 5 5 6 1 TIDAK
B3 B2 1 4 6 6 7 -1 TIDAK
B4 B3,B15 1 6 7 7 8 1 TIDAK
B5 B1 1 3 4 4 5 1 TIDAK
B6 B1 1 3 4 4 5 1 TIDAK
B7 B6 2 4 5 6 7 1 TIDAK
B8 B7 1 6 7 7 8 1 TIDAK
B9 B4 9 7 8 16 17 1 TIDAK
B10 B9 2 16 17 18 19 1 TIDAK
B11 B13 1 22 23 23 24 1 TIDAK
B12 B9 1 16 17 17 24 6 TIDAK
B13 B10 4 18 19 22 23 1 TIDAK
B14 B11 3 23 24 26 27 1 TIDAK
B15 B2,B3 1 5 6 6 7 1 TIDAK
B16 B10,B13 1 18 19 19 24 4 TIDAK
B17 - 14 0 0 14 27 13 TIDAK
C2 C9 5 12 12 17 17 0 KRITIS
C3 C9 2 12 12 14 28 14 TIDAK
C4 C2 1 17 17 18 19 1 TIDAK
C5 C3 1 14 28 15 29 0 KRITIS
C6 D1 1 36 36 37 42 5 TIDAK
C7 C2 2 17 17 19 19 0 KRITIS
C8 A2 10 2 2 12 12 0 KRITIS
C10 C4,C7 1 18 19 19 19 -1 TIDAK
C11 C10 5 19 19 24 24 0 KRITIS
C12 C11 3 24 24 27 27 0 KRITIS
C13 C12 2 27 27 29 29 0 KRITIS
C14 C5 1 15 29 29 29 -14 TIDAK
C15 C13,C14 4 29 29 33 33 0 KRITIS
C16 C15 3 33 33 36 43 7 TIDAK
C17 D1 2 36 36 38 43 5 TIDAK
D1 C15 4 33 33 36 36 0 KRITIS
D2 D1 2 36 36 38 38 0 KRITIS
D4 D2 5 38 38 43 43 0 KRITIS
D5 D4 2 43 43 45 45 0 KRITIS
D6 D5 2 45 45 47 47 0 KRITIS
114
D7 D2 3 38 38 41 42 1 TIDAK
D8 D7 2 41 42 43 45 1 TIDAK
D9 D8 2 43 45 47 47 -2 TIDAK
E1 D6,D9 5 47 47 52 52 0 KRITIS
E2 E1 3 52 52 55 55 0 KRITIS
E3 E10 2 62 62 64 69 5 TIDAK
E4 D6,D9 4 47 47 51 53 2 TIDAK
E5 E4 2 51 53 55 55 -2 TIDAK
E6 E10 2 62 62 69 69 0 KRITIS
E7 D6,D9 3 47 47 50 54 4 TIDAK
E8 E7 1 50 54 55 55 -4 TIDAK
E9 E10 2 62 62 64 69 5 TIDAK
E10 E11 5 57 57 62 62 0 KRITIS
E11 E2,E5,E8 2 55 55 57 57 0 KRITIS
E12 E10 2 62 62 64 64 0 KRITIS
E13 E3,E6,E9,E12 5 64 64 69 69 0 KRITIS
E14 E13 2 69 69 71 71 0 KRITIS
E15 E14 2 71 71 73 73 0 KRITIS
E16 E3,E6,E9,E12 3 64 64 67 69 2 TIDAK
E17 E16 2 67 69 69 71 0 KRITIS
E18 E17 2 69 71 73 73 -2 TIDAK
F1 E15,E18 5 73 73 78 78 0 KRITIS
F2 F1 3 78 78 81 81 0 KRITIS
F3 F10 2 88 88 90 94 4 TIDAK
F4 E15,E18 4 73 73 77 79 2 TIDAK
F5 F4 2 77 79 81 81 -2 TIDAK
F6 F10 2 88 88 90 94 4 TIDAK
F7 E15,E18 3 73 73 76 80 4 TIDAK
F8 F7 1 76 80 81 81 -4 TIDAK
F9 F10 2 88 88 90 94 4 TIDAK
F10 F11 5 83 83 88 88 0 KRITIS
F11 F2,F5,F8 2 81 81 83 83 0 KRITIS
F12 F10 2 88 88 90 90 0 KRITIS
F13 F3,F6,F9,F12 3 90 90 93 93 0 KRITIS
F14 F13 2 93 93 95 95 0 KRITIS
F15 F14 2 93 93 95 95 0 KRITIS
F16 F3,F6,F9,F12 2 90 90 92 94 2 TIDAK
F17 F16 1 92 93 93 95 1 TIDAK
F18 F17,F20,F23 2 93 95 97 97 -2 TIDAK
F19 F15,F18 4 97 97 101 101 0 KRITIS
F20 F19 3 101 101 104 104 0 KRITIS
115
Dari diagram network dapat diketahui bahwa lintasan yang berada pada lintasan
kritis adalah A2, A3, A7, C2, C5, C7, C8, C11, C12, C13, C15, D1, D2, D3, D4,
D5, D6, E1, E2, E6, E10, E11, E12, E13, E14, E15, E17, F1, F2, F10, F11, F12,
F13, F14, F15, F19, F20, F28, F29, F30, G, H. Adapun pekerjaan-pekerjaan pada
• Besi
• Bekisting
• Beton K-300
10. Pekerjaan balok B145/65 lantai 2
• Besi
• Bekisting
11. Pekerjaan beton balok B2 20/45 lantai 2
12. Pekerjaan pelat lantai 2
• Wiremesh M8
• Bekisting
• Beton K-300
13. Kolom K1 45/45 lantai 2
• Besi
• Bekisting
• Beton K-300
14. Pekerjaan bekisting kolom K2 60/60 lantai 2
15. Pekerjaan balok B145/65 lantai 3
• Besi
• Bekisting
16. Pekerjaan pelat lantai 3
• Wiremesh M8
• Bekisting
• Beton K-300
17. Kolom K1 45/45 lantai 3
• Besi
• Bekisting
• Beton K-300
18. Pekerjaan bekisting kolom K2 60/60 lantai 3
19. Pekerjaan balok B1 45/65 lantai 3 atas
• Besi
• Bekisting
117
Pekerjaan-pekerjaan kritis tersebut memiliki nilai total float atau slack time
proyek.
Berbeda dengan hal itu, pekerjaan – pekerjaan yang berada diluar lintasan
kritis merupakan pekerjaan yang mempunyai nilai total float atau slack time
selain nol, hal itu menunujukkan bahwa pekerjaan tersebut mempunyai waktu
pengendalian proyek. Network diagram ini bisa menjadi acuan dan pedoman
keterlambatan proyek.
5 BAB V
5.1 Kesimpulan
Pembangunan Gedung Rawat Inap RSUD Eks. Rumah Dinas dr. Slamet
Garut Tahap I dengan harga dasar yang didapatkan melalui survey pasar
Rp. 12,000,269,000.00.
118
119
- Besi
- Bekisting
- Beton K-300
- Beton K-300
- Besi
- Bekisting
- Beton K-300
- Besi
- Bekisting
- Wiremesh M8
- Bekisting
- Beton K-300
- Besi
- Bekisting
- Beton K-300
- Besi
- Bekisting
- Wiremesh M8
- Bekisting
- Beton K-300
- Besi
- Bekisting
- Beton K-300
- Besi
- Bekisting
- Wiremesh M8
- Bekisting
- Beton K-300
u. Pekerjaan tangga
5.2 Saran
sehingga perlu menetapkan harga satuan dasar yang paling ekonomis namun
survey.
sehingga hal ini dapat menjadi alternatif bagi para pelaksana proyek untuk
Ali, Tubagus. 1997. Prinsip – Prinsip Network Planning. Jakarta. PT. Gramedia
Firmansyah, Adi A.Y, Widodo A.P, Sukmaji A, Rancang Bangun Aplikasi Rencana
Anggaran Biaya Dalam Pembangunan Rumah. Jurnal Sistem Informasi VOL.
11, NO. 2, 2013, STIKOM : Surabaya.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9. Jakarta:
Salemba Empat.
122
123
Iwamo, Ezekiel. 2016. Penerapan Metode CPM Pada Proyek Konstrksi (Studi
Kasus Pembangunan Gedung Baru Kompleks Eben Haezar Manado. Jurnal
Sipil Statik Vol.4 No.9. Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam
Ratulangi Manado.
Nurwahidin, dkk. 2016. Analisis Network Planning dan Sumber Daya Pada Proyek
Pengembangan Dermaga Semampir Dengan Critical Path Method (CPM).
Proseding Seminar Nasional Pascasarjana STTAL, 1-16. Program Studi
Analisis Sistem dan Riset Operasi, Direktorat Pascasarjana Sekolah Tinggi
Teknologi Angkatan Laut.
Pekerjaan Umum.
Barang/Jasa Pemerintah.
Purwiyanti, Dwi. 2017. Analisis Kinerja Berbasis Konsep Value for Money pada
Kegiatan Fisik Pekerjaan Irigasi Donggala Kodi (Study di Dinas Pekerjaan
Umum Kota Palu). Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 3, Maret 2017.
Sugiyarto, dkk. 2013. Analisis Netwrok Planning Dengan CPM (Critical Path
Method) dalam Rangka Efisiensi Waktu Dan Biaya Proyek. e-Jurnal Matriks
Teknik Sipil Vol. 1 No. 4/Desember 2013/408.
125
LAMPIRAN 1
SHOP DRAWING