Anda di halaman 1dari 94

ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN

METODE PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) DAN RANKED


POSITIONAL WEIGHT METHOD (RPWM)
(Studi Kasus : Proyek Pembangunan Jembatan Provinsi Ruas Jalan Kecamatan Marelan-
Belawan)

Oleh :
RIZKY HAMDANI SIREGAR
13 0404 036

Dosen Pembimbing :
Ir.Syahrizal., MT Rezky Ariessa Dewi ST.MT
NIP. 19611231 198811 1 NIP. 19860405 201706 2 001

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

Universitas Sumatera Utara


ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN
MTODE PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) DAN RANKED
POSITIONAL WEIGHT METHOD (RPWM)

ABSTRAK

Dalam pelaksanaan pekerjaan dunia konstruksi, ada beberapa macam


model penjadwalan proyek yang sering digunakan,antara lain Precedence
Diagram, Critical Path dan lain-lain. Dalam tugas akhir ini penulis merencanakan
untuk menjadwalkan ulang aktivitas aktivitas proyek Pembangunan Jembatan
provinsi Titi Gertak Kec.Medan Marelan-Belawan ditinjau dari biaya dan waktu.
Penjadwalan ulang dilakukan dengan metode RPWM dan PDM. Penjadwalan
pada PDM mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar aktivitas dan
durasi setiap aktivitas. Bila terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja, maka
dilakukan proses alikasi dan perataan tenaga kerja. Prioritas penjadwalan aktivitas
didasarkan atas aktivitas yang memiliki float time paling kecil. RPWM
diperkenalkan oleh W.B Helgeson dan D.P Birnie pada tahun 1961 dan memiliki
kriteria utama berupa nilai bobot posisi setiap aktivitas. Analisa perbandingan
dilakukan antara hasil dari penjadwalan menggunakan PDM dan RPWM.
Program Microsoft Project 2016 digunakan sebagai alat bantu pemrosesan dan
visualisasi hasil penjadwalan PDM dan RPWM.

Hasil analisa menunjukkan bahwa metode penjadwalan yang lebih optimal


ialah PDM. Durasi proyek yang dihasilkan penjadwalan aktivitas dengan PDM
lebih cepat 5 hari dibandingkan dengan penjadwalan menggunakan RPWM.
Analisa terhadap biaya proyek didapat bahwa penjadwalan PDM pun lebih hemat
Rp.18.000.000,00 dibandingkan dengan menggunakan metode RPWM. Maka
dapat disimpulkan bahwa metode PDM lebih baik dalam menjadwalkan aktivitas
proyek dalam kasus tugas akhir ini.

Kata Kunci : bobot posisi, PDM, Penjadwalan.

Universitas Sumatera Utara


PENGHARGAAN

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan


Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis
untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Serta Shalawat beriringkan salam penulis
ucapkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu’alaihi Wa Sallam
yang telah memberi keteladanan tauhid, ikhtiar dan kerja keras sehingga menjadi
panutan dalam menjalankan setiap aktivitas kita sehari-hari, karena sungguh suatu
hal yang sangat sulit yang menguji ketekunan dan kesabaran untuk tidak pantang
menyerah dalam menyelesaikan penulisan ini.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
pada Program Studi Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang diambil adalah :

“ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN


METODE PRECEDENCE DIAGRAM METHOD DAN RANKED
POSITIONAL WEIGHT METHOD PADA PROYEK (STUDI KASUS :
PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN PROVINSI TITI GERTAK
KEC.MEDAN MARELAN-BELAWAN”

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini tidak


terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu :
1. Kepada keluarga besar saya, Ayahanda H.Kasto Siregar ST dan Ibunda
Hj.Hatnida Sari Harahap tercinta yang yang selalu mengirimkan do’a,
serta telah bekerja keras untuk menguliahkan semua anaknya.
Terimakasih juga kepada saudara-saudara saya dan Tulang saya
Rizaluddin Harahap yang telah memberikan semangat untuk saya agar
menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T., sebagai Dosen Pembimbing 1 dan Ibu Rezky
Airessa Dewi S.T., MT, yang telah banyak mendukung, memberi
masukan, bimbingan dan menyempatkan waktu untuk tugas akhir
penulis dan juga sebagai orang tua yang telah sabar memberikan arahan,
saran dan motivasi kepada penulis.
3. Ibu Ir. Seri Maulina, M.Si, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Medis Surbakti, MT., sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Ir. Andy Putra Rambe, MBA., sebagai Sekertaris Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Ir. Syahrizal, M.T., sebagai koordinator Manajemen Rekayasa
Kostruksi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara

ii

Universitas Sumatera Utara


7. Bapak/ibu staff pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan memberikan
pengajaran kepada penulis selama masa studi.
8. Seluruh pegawai administrasi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bantuan selama ini
kepada penulis.
9. Terima kasih kepada seluruh teman – teman seperjuangan angkatan
2013 yang selama ini memberikan segala bantuan dan terkhususnya
teman – teman kontrakan
10. Terima kasih kepada sahabat sahabat saya ( Fachri, Ridho, Reza, Triana,
Dila ) yang tiada henti hentinya memberikan semangat selama ini.
11. Dan segenap pihak yang belum penulis sebut di sini atas jasa-jasanya
dalam mendukung dan membantu penulis dari segiapapun, sehingga
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dari para pembaca demi perbaikan menjadi lebih baik.
Terimakasih saya ucapkan diakhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat
bagi para pembaca. Aamiin
Medan, Agustus
2018
Penulis

Rizky Hamdani Siregar


13 0404 036

iii

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR ISI

ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii

BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................3
1.5. Pembatasan Masalah .....................................................................4
1.6. Sistematika Penulisan…................................................................5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.......………………………………………...…6


2.1. Proyek......... ..................................................................................6
2.2.1. Sasaran Proyek dan Tiga Kendala (Triple Constraint)......... 7
2.2. Jenis Jenis Proyek............................................................................8
2.3. Manajemen. Proyek........................................................................9
2.3.1. Manajemen Sumber Daya.................................................10
2.3.2. Manajemen Biaya.............................................................10
2.3.3. Manajemen Waktu.............................................................11
2.4. Penjadwalan Proyek......................................................................13
2.4.1. Work Breakdown Structure ................................................13
2.4.2. Penyusunan Urutan Kegiatan.............................................14
2.4.3. Perkiraan Kurun Waktu (Durasi)......................................…15
2.4.4. Penyusuan schedule...........................................................15
2.4.5. Time Schedule Curve S...........................................................16
2.4.6. Network Planning (Metode Jaringan Kerja)......................17
2.4.7. Gantt Chart (Diagram Balok) ..........................................18
2.5. Precedence Diagram Method.........................................................19
2.6. Ranked Positional Weight Method..................................................24
2.7. Analisis Rasio..................................................................................30

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.......................................................31


3.1. Jenis Penelitian ............................................................................31
3.2. Lokasi Proyek Penelitian ..............................................................31

iv

Universitas Sumatera Utara


`

3.3. Jenis Data dan Sumber Data………...…......................................31


3.4. Responden atau Objek Penelitian .................................................31
3.5. Sarana Penelitian ………………………….……..........................32
3.6. Metode Analisa Data.................................................................. 32
3.7. Bagan Alir Penelitian................................. ..................................34

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN....................................................35


4.1. Umum............................................................................................35
4.2. Analisa Data................................................................................35
4.2.1. Identifikasi Aktivitas(Work Breakdown Structure).............35
4.3. Penggunaan Microsoft Project.....................................................37
4.4 Penjadwalan Precedence Diagram Method...................................37
4.5. Penjadwalan dengan Ranked Positional Weight Method..............45
4.6 Hasil Analisa...............................................................................51

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………………53


5.1. Kesimpulan………………………………………………………...53
5.2. Saran……………………………………………………………….54

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...55

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Triple Constraint ....................................................................... .7


Gambar 2.2. Node PDM................................................................................. 19
Gambar 2.3. Hubungan I dan J....................................................................... 21
Gambar 2.4. Hubungan I dan J....................................................................... 22
Gambar 2.5. Kegiatan Splitable .................................................................... 23
Gambar 2.6. Kegiatan NonSplitable ............................................................. 23
Gambar 2.7. Diagram Precedence untuk menerangkan metode RPW ........ 24
Gambar 2.8. Hubungan aktivitas sebelum penyesuaian ................................ 27
Gambar 2.9. Hubungan aktivitas setelah penyesuaian ................................... 27
Gambar 4.1 Grafik perbandingan penjadwalan terhadap durasi (waktu) ..... 52
Gambar 4.2 Grafik perbandingan penjadwalan terhadap biaya .................... 52

vi

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Hitungan kedepan dan kebelakang kegiatan splitable .................... 23


Tabel 2.2. Hubungan kedepan dan kebelakang kegiatan non-splitable ........... 23
Tabel 2.3. Matrik precedence dari gambar 2.7 ................................................ 25
Tabel 2.4. Contoh perhitungan bobot............................................................... 26
Tabel 4.1. Daftar aktivitas pada proyek ........................................................... 36
Tabel 4.2. Work Break System beserta predecessor ......................................... 37
Tabel 4.3. Daftar pekerja pada proyek ............................................................. 39
Tabel 4.4. Daftar bahan pada proyek ............................................................... 39
Tabel 4.5. Daftar alat berat yang digunakan pada proyek................................ 41
Tabel 4.6. Output penjadwalan Precedence Diagram Method ........................ 43
Tabel 4.51. Daftar pekerja pada proyek ............................................................. 46
Tabel 4.52. Daftar bahan pada proyek ............................................................... 46
Tabel 4.53. Daftar alat berat yang digunakan pada proyek................................ 48
Tabel 4.54. Output penjadwalan Ranked Positional Weight Method ................ 49

vii

Universitas Sumatera Utara


`

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel

Lampiran 2 Foto Dokumentasi

Lampiran 3 Detail Gambar

Lampiran 4 Kurva S

viii

Universitas Sumatera Utara


1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Proyek konstruksi semakin berkembang dan rumit baik dari segi fisik maupun
biaya. Pada pelaksanaanya suatu proyek memilik keterbatasan akan sumber daya,
baik berupa manusia, material, biaya dan alat. Hal ini membutuhkan suatu
managemen proyek mulai dari tahap awal proyek hingga tahap penyelesaian proyek.
Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas suatu proyek dan semakin sedikitnya
sumber daya yang ada maka dibutuhkan juga peningkatan suatu sistem pengolahan
proyek yang baik dan terintegrasi (Ahuja et al., 1994).

Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat untuk


menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek dalam
urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap aktivitas harus dilaksanakan
agar proyek selesai tepat waktu

Penjadwalan proyek bertujuan untuk: (Hamilton, 1997)

1.Memprediksi waktu penyelesaian proyek serta waktu yang dibutuhkan untuk disain
danpenerapannya di lapangan.

2.Memprediksi waktu untuk memulai dan menyelesaikan suatu aktivitas.

3.Merencanakan dan mengontrol sumber daya yang digunakan.

4.Mengevaluasi dampak yang terjadi apabila ada perubahan pada waktu penyelesain
proyek.

5.Mereka kemajuan atau perkembangan pelaksanaan proyek.

6.Mengetahui bila terjadi keterlambatan atau kemunduran waktu pelaksanaan.

Universitas Sumatera Utara


2

Ada beberapa metode yang digunakan dalam penjadwalan proyek seperti :

Critical Path Method, pada metode ini dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur
yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu
terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi, jalur
kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai
pada kegiatan terakhir proyek. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana
proyek,karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya
terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Terkadang
dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja.

Bila CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan proyek dengan


pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya kepastian, maka
PERT (Project Evaluation and Review Technique) direkayasa untuk menghadapai
situasi dengan kadar ketidakpastian yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan.

Precedence Diagram Method (PDM).PDM pada dasarnya memfokuskan


pada persoalan keseimbangan antara pembiayaan danwaktu penyelesaian proyek.
PDM menekankan pada hubungan antara pemakaian sejumlah tenaga kerja untuk
mempersingkat waktu pelaksanaan suatu proyek dan kenaikan biaya sebagai akibat
penambahan tenaga kerja tersebut. Bila terjadi kondisi keterbatasan tenaga kerja,
maka dilakukan proses alokasi dan perataan tenaga kerja, dan metode yang
dipergunakan adalah Resource Scheduling Method. Selainitu, PDM juga
mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar aktivitas dan durasi setiap
aktivitas

Dalam industrimanufaktur ada sebuah metode penjadwalan yang pada saat


melakukan alokasi dan perataan tenaga kerja memperhitungkan nilai bobot posisi
terlebih dahulu, baru kemudian memperhitungkan float time. Metode penjadwalan ini
disebut Ranked Positional Weight Method (RPWM). Perhitungan bobot posisi pada
proyek seperti jembatan, gedung maupun jalan menggunakan cara yang sama. Begitu
pula untuk pelaksanaan proyek pada musim hujan atau kemarau, cara penentuan
bobot posisi aktivitasnya tetap sama, dan dalam penjadwalan semua jenis dan kondisi
proyek diperlukan penyusunan precedence logic terlebih dahulu.

Universitas Sumatera Utara


3

Bagan balok ( Bar Chart) juga merupakan metode penjadwalan pada proyek
yang disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam
merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan
pada saat pelaporan.

Pada proyek jembatan titik gertak ruas jalan Marelan Belawan ini,
penjadwalan proyek menggunakan kurva S.Penjadwalan proyek dengan metode ini
merupakan pernjadwalan proyek yang sering digunakan pada proyek konstruksi
dikarenakan metode ini dapat menampilkan kemajuan proyek berdasarkan masing
masing kegiatan,waktu dan bobot pekerjaan yang ditampilkan dalam bentuk kurva
sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan. Kurva S juga memberikan
informasi tentang kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal
rencana. untuk mengefisiensikan waktu dalam pelaksanaan dilapangan dan
pengerjaan diproyek masih dalam tahap awal yaitu pengecoran bor pile, maka
penulis melakukan penilitian terhadap penjadwalan ulang dengan menggunakan
metode PDM dan RPWM yang hasilnya akan dibandingkan dengan jadwal aktual
pada proyek.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hasil Penjadwalan Precedence Diagram Method dan Ranked


Positional Weight Method dalam merencanakan proyek dan Bagaimana
Perbandingan hasilnya ditinjau dari waktu dan biaya ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapaun tujuan dari penulisan ini adalah untuk :

1. Mengetahui hasil durasi waktu & biaya pada metode Precedence Diagram
Method dan Ranked Positional Weight Methoddan membandingkannya.

Universitas Sumatera Utara


4

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi pihak konstruksi, sebagai bahan bacaan atau referensi untuk


mempertimbangkan metode penjadwalan proyek dengan kasus yang sama.
2. Bagi Mahasiswa dan pihak lain, sebagai bahan bacaan dan literatur untuk
penulisan karya ilmiah yang berhubungan dengan penjadwalan proyek dalam
bidang studi manajemen rekayasa konstruksi

1.5 PEMBATASAN MASALAH

Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini dan
untuk mempermudah penulis dalam menganalisa maka dibuat batasan-batasan
masalah yang meliputi :

1. Analisa penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan jembatan titi


gertak di ruas jalan Marelan.
2. Analisa ini dilakukan dengan metode Precedence Diagram Method dan
Ranked Positional Weight Method.
3. Penggunanaan data untuk durasi pengerjaan setiap item pekerjaan didapat
dari pihak proyek.
4. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data data yang
diperoleh dari proyek pembangunan jembatan titi gerak ruas jalan
marelan.
5. Penelitian ini tidak merencanakan ulang struktur,desain arsitektur dari
pada proyek.

Universitas Sumatera Utara


5

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang penelitian, perumusan malasah,batasan masalah,


tujuan dan manfaat, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisi uraian umum dan khusus tentang “Precedence Diagram
Method” dan “Ranked Positional Weight Method“ yang akan diteliti berdasarkan
referensi-referensi yang diperoleh.

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

Bab ini berisi uraian tentang persiapan penilitian mencakup studi literatur,
kunjungan ke lokasi proyek, dan penjelasan analisa data dan metode penelitiannya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang pengerjaan data menggunakan Precedence Diagram


Method dan Ranked Positional Weight Method beserta hasilnya yang akan
dibandingkan terhadap durasi penyelesaian proyek.

BAB V KESIMPULAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, yang akan
menjawabpertanyaan yang sudah dirangkum pada rumusan masalah.

Universitas Sumatera Utara


6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka menguraikan teori,temuan,dan bahan penelitian lain yang


diperoleh dari acuan yang akan dijadikan landasan untuk melakukan kegiatan
penelitian tugas akhir. Uraian dalam tinjauan pustaka ini diarakhkan untuk menyusun
kerangka pemikiran atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.

2.1.PROYEK
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu da
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
jelas. Tugas tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau
melakukan penelitian dan pengembangan. (Ir.Iman Soeharto, 1995).
Dari pengertian diatas terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah :
 Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
 Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan diatas telah ditentukan.
 Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
 Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.

Proyek selalu melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.Senantiasa


dibutuhkan pemberdayaan sumber dayanya yang tersedia, yang diorganisasi untuk
mencapai tujuan, sasaran, dan harapan penting tertentu. Aktivitas atau kegiatan-
kegiatan pada proyek merupakan sebuah jaringan,yang dimulai sejak dituangkannya
pemikiran, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan
hasil yang sesuai dengan perencanaan awal. Hingga pada akhirnya kita akan dapat
melihat bahwa pelaksanaan proyek pada umumnya merupakan rangkaian mekanisme

Universitas Sumatera Utara


7

tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling ketergantungan, dan secara
otomatis mengandung permasalahan tersendiri.

2.1.1. Sasaran Proyek dan Tiga Kendala (Triple Constraint)

Telah disebutkan bawa tiap proyek memiliki tujuan khusus,misalnya rumah


tinggal, jembatan, atau instalasi pabrik. Dapat pula berupa produk hasil kerja
penelitian dan pengembangan. Di dalam proses mencapai tujuan tersebut telah
ditentukan batasan yaitu besar biaya (anggaran) yang dialokasikan, dan jadwal serta
mutu yang harus dipenuhi. Ketiga batasan diatas disebut dengan tiga kendala ( triple
constraint ).( gambar 2.1)
Biaya = Anggaran

Jadwal = Waktu Mutu = Kinerja

Gambar 2.1 triple constraint


 Anggaran
Anggaran proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi
anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan
jadwal bertahun-tahun, anggarannya bukan hanya ditentukan untuk total proyek
tetapi dipecah bagi komponen-komponennya, atau per periode tertentu (misalnya per
kwartal) yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan demikian,
penyelesaian bagian-bagian proyek pun harus memenuhi sasaran anggaran per
periode.
 Jadwal
Jadwal proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir
yang telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahannya
tidak boleh melewati batas waktu yang ditentukan.

Universitas Sumatera Utara


8

 Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa
instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu
beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Jadi,
memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau
sering disebut dengan fit for the intended use.

2.2.JENIS JENIS PROYEK

Dilihat dari komponen kegiatan utama maka macam proyek dapat


dikelompokkan menjadi :

 Proyek Engineering-Konstruksi
komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan,
desain engineering, pengadaan, dan konstruksi. Proyek macam ini, misalnya
pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan, jalan raya, fasilitas industri, dan lain-
lain.
 Proyek Engineering-Manufactur
Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi, produk
tersebut adalah hasil usaha kegiatan proyek. Atau dengan kata lain proyek
manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya
meliputi desain engineering, pengembangan produk, ( produk development ),
pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang
dihasilkan. Contoh untuk ini adalah pembuatan ketel uap, generator listrik, mesin
pabrik, kendaraan mobil, dan lain sebagainya. Bila kegiatan manufaktur dilakukan
berulang-ulang, rutin, dan menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka
kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.
 Proyek penelitian dan pengembangan
Proyek penelitian dan pengembangan ( research & development ) bertujuan
melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk
tertentu. Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini sering kali menempuh proses yang
berubah-ubah demikian pula dengan lingkup kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran

Universitas Sumatera Utara


9

atau jadwal secara substansial maka perlu diberikan batasan yang ketat perihal
masalah tersebut.
 Proyek pelayanan manajemen
Banyak perusahaan memerlukan proyek macam ini. Diantaranya :
- Merancang sistem informasi manajemen, meliputi perangkat lunak
maupun perangkat keras.
- Merancang program efisiensi dan penghematan.
- Diverifikasi, penggabungan dan pengambilalihan.

Proyek tersebut tidak membuahkan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan
akhir.

 Proyek Kapital
Berbagai badan usaha atau pemerintah memiliki kriteria tertentu untuk proyek
kapital. Hal ini berkaitan dengan penggunaan dana kapital ( istilah akntansi ) untuk
investasi. Proyek kapital umumnya meliputi mateial dan peralatan ( mesin-mesin ),
manufaktur (pabrikasi ) dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.

2.3. MANAJEMEN PROYEK

Manajemen proyek adalah merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan


mengendalikan sumber daya perusahaann untuk mencapai sasaranjangka pendek
yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen proyek menggunakan pendekatan
sistem dan hirarki (arus kegiatan) vertikal maupun horisontal.

Dari definisi maka terlihat bahwa konsep manajemen proyek mengandung


hal-hal pokok berikut :

- Menggunakan dalam penegertian manajemen berdasarkan fungsinya yaitu,


merencanakan, mengorganisir, memimpin, dan mengendalikan sumber daya
persuhaan yang berupa manusia, dana, dan material.
- Kegiatan yang dikelola berjangka pendek, dengan sasaran yang telah digariskan
secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan metode pengelolaan yang khusus,
terutama aspek perencanaan dan pengendalian.
- Memakai pendekatan sistem (system approach to management).

Universitas Sumatera Utara


10

- Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horisontal disamping hirarki vertikal.

2.3.1. Manajemen Sumber Daya


a) Manajemen sumber daya Manusia
Sumber daya manusia yang ada pada suatu proyek dapat dikategorikan
sebagai tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap. Pembagian kategori ini
dimaksudkan agar efisiensi perusahaan dalam mengelola sumber daya dapat
maksimal dengan beban ekonomis yang memadai.
b) Manajemen sumber daya daya Peralatan
Dalam penentuan alokasi sumber daya peralatan yang akan digunakan dalam
suatu proyek. Kondisi kerja serta kondisi peralatan perlu diidentifikasi dahulu.
Tujuannya agar tingkat kebutuhan pemakaian dapat direncanakan secara efektif dan
efisien.
c) Manajemen sumber daya material
Hampir sama halnya dengan pengelolaa peralatan, material harus dikelola
dengan sebaik baiknya agar kebutuhnyannya mencukupi pada waktu dan tempat
yang diinginkan. Untuk proyek manufaktur, ketepatan waktu ataupun kesesuaian
jumlah yang diinginkan sangat memengaruhi jadwal lainnya. Oleh karena itu,
dikenal pula istilah Just in Time di mana pemesanan, pengiriman serta ketersediaan
material saat dilokasi sesuai dengan jadwal yang direncanakan.

2.3.2. Manajemen Biaya

Manajemen biaya proyek (Project Cost Management) melibatkan semua


proses yang diperlukan dalam pengelolaan proyek untuk memastikan penyelesaian
proyek sesuai dengan anggaran biaya yang telah disetujui. Hal utama yang sangat
diperhatikan dalam manajemen biaya proyek adalah biaya dari sumber daya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek, sebagai berikut:

1. Perencanaan Sumber Daya.


Perencanaan sumber daya merupakan proses untuk menentukan sumber daya
dalam bentuk fisik (manusia, peralatan, material) dan jumlahnya yang diperlukan

Universitas Sumatera Utara


11

untuk melaksanakan aktivitas proyek. Proses inisangat berkaitan erat dengan proses
estimasi biaya.
2. Estimasi Biaya.
Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari sumber daya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Bila proyek dilaksanakan melalui
sebuah kontrak, perlu dibedakan antara perkiraan biaya dengan nilai kontrak.
Estimasi biaya melibatkan perhitungan kuantitatif dari biaya-biaya yang muncul
untuk menyelesaikan proyek. Sedangkan nilai kontrak merupakan keputusan dari
segi bisnis di mana perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan
salah satu pertimbangan dari keputusanyang diambil.
3. Penganggaran Biaya.
Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masing-
masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Dari
proses ini didapatkan cost baseline yang digunakan untuk menilai kinerja proyek.
4. Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dilakukan untuk mendeteksi apakah biaya aktual
pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua penyebab
penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik sehingga langkah-langkah
perbaikan dapat dilakukan.

2.3.3. Manajemen Waktu

Manajemen waktu pada suatu proyek (Project Time Management)


memasukkan semua proses yang dibutuhkan dalam upaya untuk memastikan waktu
penyelesaian proyek (PMI 2000). Ada lima proses utama dalam manajemen waktu
proyek, yaitu:

1. Pendefinisian Aktivitas.
Merupakan proses identifikasi semua aktivitas spesifik yang harus dilakukan
dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan sasaran proyek (project deliveriables).
Dalam proses ini dihasilkan pengelompokkan semua aktivitas yang menjadi ruang

Universitas Sumatera Utara


12

lingkup proyek dari level tertinggi hingga level yang terkecil atau disebut Work
Breakdown Structure (WBS).
2. Urutan Aktivitas.
Proses pengurutan aktivitas melibatkan identifikasi dan dokumentasi dari
hubungan logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas harus diurutkan secara
akurat untuk mendukung pengembangan jadwal sehingga diperoleh jadwal yang
realisitis. Dalam proses ini dapat digunakan alat bantu komputer untuk
mempermudah pelaksanaan atau dilakukan secara manual. Teknik secara manual
masih efektif untuk proyek yang berskala kecil atau di awal tahap proyek yang
berskala besar, yaitu bila tidak diperlukan pendetailan yang rinci.
3. Estimasi Durasi Aktivitas.
Estimasi durasi aktivitas adalah proses pengambilan informasi yang berkaitan
dengan lingkup proyek dan sumber daya yang diperlukan yang kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan estimasi durasi atas semua aktivitas yang dibutuhkan dalam
proyek yang digunakan sebagai input dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi
estimasi durasi sangat tergantung dari banyaknya informasi yang tersedia.
4. Pengembangan Jadwal.
Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas dalam
proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal proyek merupakan
proses iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi durasi dan biaya hingga
penentuan jadwal proyek.
5. Pengendalian Jadwal.
Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah kinerja
yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengendalian jadwal adalah:
a. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan
Pmemastikan perubahan yang terjadi disetujui.
b. Menentukan perubahan dari jadwal.
c. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan
awal proyek.

Universitas Sumatera Utara


13

2.4.PENJADWALAN PROYEK
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam
hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat
lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pelaksanaan evaluasi proyek.

Menurut Husen (2009), secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-


manfaat seperti berikut:
1. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan/kegiatan mengenai batas-batas
waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
2. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis dan
relistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan waktu.
3. Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
4. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
5. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek.

Adapun langkah-langkah dalam menentukan penjadwalan proyek, yaitu


(Soeharto, 1999):
1. Identifikasi aktivitas (Work Breakdown Structure)
2. Penyusunan urutan kegiatan
3. Perkiraan kurun waktu
4. Penyusunan jadwal

2.4.1. Work Breakdown Structure

Proses penjadwalan diawali dengan mengindentifikasi aktivitas proyek.


Setiap aktivitasdiidentifikasi agar dapat dimonitor dengan mudah dan
dapatdimengerti pelaksanaannya, sehingga tujuan proyek yangtelah ditentukan
dapatterlaksana sesuai dengan jadwal.

Universitas Sumatera Utara


14

Dalam mengidentifikasi kegiatan sebaiknya tidak terlalu sedikit dalam


pembagiannya karena akan membatasi keefektifan dalam perencanaan dan kontrol,
juga sebaiknya tidak terlalu banyak dalam pembagiannya karena juga akan
membingungkan bagi penggunanya. Dalam penentuan jumlah level detail WBS
sebaiknya berdasarkan:
1. Kebutuhan penggunaan schedule
2. Tipe aktivitas (biaya, keamanan, kualitas)
3. Ukuran, kompleksitas, dan tipe proyek
4. Pengalaman
5. Persediaan informasi yang didapat
6. Karakteristik sumber daya

Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pedoman penyusunan WBS


(Ervianto, 2004):
1. Susunan WBSdibuat bertingkat (level) menurut ketelitian spesifikasi
pekerjaannya.
2. Susunan WBS dibuat atas dasar penguraian yang diskrit dan logis.
3. Jumlah level sesuai dengan kebutuhan tingkat pengelolanya
4. Jumlah elemen pekerjaan tiap level sesuai dengan kebutuhan pengelolanya.
5. Tiap elemen WBS diberi nomor, dengan penomoran yang sesuai dengan
tingkat level-nya.
6. Elemen pekerjaan dalam WBS merupakan pekerjaan yang terukur.

2.4.2. Penyusunan Urutan Kegiatan


Setelah diuraukan menjadi komponen-komponen, lingkup proyek disusun
kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan logika ketergantungan (jaringan
kerja).
Di dalam penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana meletakkan kegiatan
tersebut di tempat yang benar, apakah harus bersamaan, setelah pekerjaan yang lain
selesai atau sebelum pekerjaan yang lain selesai. Pada penyusunan urutan kegiatan
sendiri ada beberapa informasi yang harus diperhatikan, yaitu :

Universitas Sumatera Utara


15

1. Technological constraints, yang meliputi metode konstruksi, prosedur dan


kualitas.
2. Managerial constraints, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya, dan
kualitas.
3. External constraints, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana alam.

2.4.3. Perkiraan Kurun Waktu (Durasi)


Setelah terbentuk jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan
diberikan perkiraan kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan
yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut.

2.4.4. Penyusunan Schedule


Jaringan kerja yang masing-masing komponen kegiatannya telah diberi kurun
waktu kemudian secara keseluruhan dianalisa dan dihitung kurun waktu penyelesaian
proyek, sehingga dapat diketahui jadwal induk dan jadwal untuk pelaksanaan
pekerjaan di lapangan.
Di dalam penyusunan jadwal masukan-masukan yang diperlukan yaitu jenis-
jenis aktivitas, urutan setiap aktivitas, durasi waktu aktivitas, kalender (jadwal hari),
milestones dan asumsi-asumsi yang diperlukan.
Ada beberapa metode penjadwalan proyek konstruksi yang sering digunakan
untuk mengelola waktu dan sumber daya proyek. Masing-masing metode
mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Pertimbangan penggunaan metode-
metode tersebut didasarkan atas kebutuhan dan hasil yang ingin dicapai terhadap
kinerja penjadwalan. Kinerja waktu akan berimplikasi terhadap kinerja biaya,
sekaligus kinerja proyek secara keseluruhan. Oleh karena itu, variabel–variabel yang
mempengaruhinya juga harus di monitor, misalnya mutu, keselamatan kerja,
ketersediaan peralatan dan material, serta stakeholder yang terlibat. Bila terjadi
penyimpangan terhadap rencana semula, maka dilakukan evaluasi dan tindakan
koreksi agar proyek tetap pada kondisi yang di inginkan.

Universitas Sumatera Utara


16

2.4.5. Time Schedule Curve S (Kurva S)


Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren T. Hanumm
atas pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal hingga akhir proyek.
Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan kegiatan, waktu dan
bobot pekerjaan yang dipresentasikan sebagai persentase kumulatif dari seluruh
kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberikan informasi mengenai
kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal rencana. Dari sinilah
diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan proyek.
Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan
tindakankoreksi dalam pengendalian proses pengendalian proyek. Tetapi informasi
tersebut tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek. Perbaikan
lebih lanjut dapat menggunakan metode lain yang dikombinasikan, misalnya metode
barchart atau network planning dengan memperbaharui sumber daya maupun waktu
pada masing-masing pekerjaan.
Untuk membuat kurva S, jumlah persentase kumulatif bobot masing-masing
kegiatan pada suatu metode diantara durasi proyek diplotkan terhadap sumbu vertical
sehingga bila hasilnya dihubungkan dengan garis, akan membentuk kurva S. Bentuk
demikian terjadi karena volume kegiatan pada bagian awal biasanya masih sedikit,
kemudian pada pertengahan meningkat dalam jumlah cukup besar, lalu pada akhir
proyek volume kegiatan kembali mengecil. Untuk menentukan bobot pekerjaan,
pendekatan yang dilakukan dapat perhitungan persentase berdasarkan biaya per item
pekerjaan/kegiatan dibagi total anggaran atau berdasarkan volume rencana dari
komponen kegiatan terhadap volume total kegiatan.

Secara umum langkah-langkah menyusun kurva S adalah sebagai berikut:


1. Melakukan pembobotan pada setiap item pekerjaan.
2. Bobot item pekerjaan dihitung berdasarkan biaya item pekerjaan dibagi biaya
total pekerjaan dikalikan 100%.
3. Setelah bobot masing-masing item dihitung, lalu distribusikan bobot pekerjaan
selama durasi masing-masing aktivitas.
4. Setelah itu jumlah bobot dari aktivitas tiap periode waktu tertentu,dijumlahkan
secara kumulatif.

Universitas Sumatera Utara


17

5. Angka kumulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y (ordinat)dalam
grafik dan waktu pada sumbu x (absis).
6. Dengan menghubungkan semua titik didapat kurva S.

Pada umumnya kurva S diplot pada barchart, dengan tujuan


untukmempermudah melihat kegiatan-kegiatan yang masuk dalam suatu jangka
waktu tertentu pengamatan progress pelaksanaan proyek.

2.4.6. Network Planning (Metode Jaringan Kerja)


Network planning diperkenalkan pada tahun 1950-an oleh tim perusahaan
Dupont dan Rand Corporation untuk mengembangkan sistem kontrol manajemen.
Metode ini dikembangkan untuk mengendalikan sejumlah besar kegiatan yang
memiliki ketergantungan yang kompleks. Metode ini relatif lebih sulit, hubungan
antar kegiatan jelas, dan dapat memperlihatkan kegiatan kritis. Dari informasi
network planning-lah monitoring serta tindakan koreksi kemudian dapat dilakukan,
yakni dengan memperbaharui jadwal. Akan tetapi, metode ini perlu dikombinasikan
dengan metode lainnya.
Menurut Husen (2009:138), ada beberapa tahapan penyusunan
networkscheduling yaitu sebagai berikut:
1. Menginventarisasi kegiatan-kegiatan dari paket terakhir WBS berdasarkan item
pekerjaan, lalu diberi kode kegiatan untuk mempermudahkan identifikasi.
2. Memperkirakan durasi setiap kegiatan dengan mempertimbangkan jenis
pekerjaan, volume pekerjaan, jumlah sumber daya, lingkungan kerja, serta
produktivitas pekerja.
3. Penentuan logika ketergantungan antar kegiatan dilakukan dengan tiga
kemungkinan hubungan, yaitu kegiatan yang mendahului (predecessor),
kegiatan yang didahului (successor), serta bebas.
4. Perhitungan analisis waktu serta alokasi sumber daya, dilakukan setelah
langkah-langkah diatas dilakukan dengan akurat dan teliti.

Universitas Sumatera Utara


18

Manfaat penerapan network scheduling menurut Husen (2009:138) adalah


sebagai berikut:
1. Penggambaran logika hubungan antar kegiatan (kesaling ketergantungan antar
kegiatan), membuat perencanaan proyek menjadi lebih rinci dandetail.
2. Dengan memperhitungkan dan mengetahui waktu terjadinya setiap kejadian
yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, kesukaran-kesukaran yang
bakal timbul dapat diketahui jauh sebelum terjadi sehingga tindakan
pencegahan yang diperlukan dapat dilakukan.
3. Dalam network dapat terlihat jelas waktu penyelesaian yang dapat ditunda atau
ditepati.
4. Membantu mengomunikasikan hasil network yang dtampilkan.
5. Memungkinkan dicapainya hasil proyek yang lebih ekonomis dari segi biaya
langsung (direct cost) serta penggunaan sumber daya.
6. Berguna untuk menyelesaikan legal claim yang diakibatkan ole hketerlambatan
dalam menentukan pembayaran kemajuan pekerjaan, menganalisis cash flow,
dan pengendalian biaya.
7. Menyediakan kemampuan analisis untuk mencoba mengubah sebagian dari
proses, lalu mengamati efek terhadap proyek secara keseluruhan.

2.4.7. Gantt Chart (Diagram Balok)


Diagram balok ditemukan oleh H.L. Gantt pada tahun 1917. Diagram ini
paling banyak digunakan pada penjadwalan proyek konstruksi karena
kemudahannya. Diagram balok disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur
waktu dari urutan dalam merencanakan suatu kegiatan terdiri dari saat dimulai
sampai saat selesai.
Diagram balok masih digunakan secara luas disebabkan karena bagan balok
mudah dibuat dan dipahami oleh setiap level manajemen seingga amat berguna
sebagai alat komunikasi dalam pelaksanaan proyek. Gantt Chart juga diartikan
sebagai suatu diagram yang terdiri dari sekumpulan garis yang menunjukkan saat
mulai dan saat selesai yang direncanakan untuk item-item pekerjaan didalam proyek.

Universitas Sumatera Utara


19

2.5.PRECEDENCE DIAGRAM METHOD

Kegiatan dalam Precedence Diagram Method (PDM) digambarkan oleh


sebuah lambang segi empat karena letak kegiatan ada dibagian node maka sering
disebut juga Activity On Node (AON). Kegiatan dalam PDM diwakili oleh sebuah
lambang yang mudah diidentifikasi, bentuk umum yang sering digunakan terlihat
pada gambar 2.2 Node PDM.

ES EF
JENIS
KEGIATAN
LS LF

NO.
DURASI
KEGIATAN

Gambar 2.2. Node PDM (Sumber: Wulfram I. Ervianto)

ES = Earliest Start, waktu mulai paling awal suatu kegiatan.


EF = Earliest Finish, waktu selesai paling awal suatu kegiatan. Jika hanya ada satu
kegiatan terdahulu, maka EF suatu kegiatan terdahulu adalah ESkegiatan
berikutnya.
LS = Latest Start, waktu paling akhir kegiatan boleh mulai. Yaitu waktu paling akhir
kegiatan boleh dimulai tanpa memperlambat proyek secarakeseluruhan.
LF = Latest Finish, waktu paling akhir kegiatan boleh selesai.

Hubungan antar kegiatan dalam metoda ini ditunjukkan oleh sebuah


garispenghubung, yang dapat dimulai dari kegiatan kiri ke kanan atau dari kegiatan
atas ke bawah.Jika kegaitan awal terdiri dari sejumlah kegiatan dan diakhiri oleh
sejumlah kegiatan pula maka ditambahkan kegiatan dan kegiatan akhir yang
keduanya merupakan kegiatan fiktif. Misalnya untuk kegiatan awal ditambahkan
kegiatan START dan kegiatan akhir ditambahkan kegiatan FINISH.

Universitas Sumatera Utara


20

Hubungan Overlapping
Hubungan antara kegiatan I dengan kegiatan J dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
1. Hubungan Finish to Start (FS)
Hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya (start) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada selesainya (finish) kegiatan sebelumnya (predecessor).
FS dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Finish to Start dengan lag = 0, Finish to
Start dengan lag positif, Finish to Start denganlag negatif.
2. Hubungan Start to Start (SS)
Hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya (start) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada mulainya (start) kegiatan sebelumnya (predecessor). SS
dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Start to Start dengan lag = 0, Start to Start
dengan lag positif, Start to Start dengan lag negative.
3. Hubungan Finish to Finish (FF)
Hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya (finish) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada selesainya (finish) kegiatan sebelumnya (predecessor).
FF dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Finish to Finish dengan lag = 0, Finish to
Finish dengan lag positif, Finishto Finish dengan lag negatif.
4. Hubungan Start to Finish (SF)
Hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya (finish) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada mulainya (start) kegiatan sebelumnya (predecessor). SF
dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Start to Finish dengan lag = 0, Start to Finish
dengan lag positif, Start toFinish dengan lag negatif.

Pengertian Lag
Link lag adalah garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu
networkplanning. Perhitungan lag dapat dilakukan denga cara:
 Melakukan perhitungan ke depan untuk mendapatkan nilai-nilai EarliestStart
(ES) dan Earliest Finish (EF)
 Hitung besarnya lag
 Buatlah garis ganda untuk lagyang nilainya = 0
 Hitung Free Float (FF) dan Total Float (TF)

Universitas Sumatera Utara


21

Lag ij = ESj – EFi


Free Float i = minimum (lag ij)
Total Float i = minimum (lag ij + TF j)

Identifikasi Jalur Kritis


Untuk menentukan kegiatan yang bersifat kritis dan kemudian
menentukanjalur kritis dapat dilakukan perhitungan kedepan (forward analysis) dan
perhitungan kebelakang (backward analysis). Perhitungan kedepan (forward
analysis) dilakukan untuk mendapatkan besarnya Earliest Start dan Earliest Finish.
Yang merupakan predecessor adalah kegiatan I, sedangkan kegiatan yang
dianalisis adalah kegiatan J seperti pada gambar 2.3 .

Gambar 2.3. Hubungan I dan J (Sumber: Wulfram I. Ervianto)

Besarnya nilai ESj dan EFj dihitung sebagai berikut:


ESj = ESi + SSij atau ESj = EFi + FSij
EFj = ESi + SFij atau EFj = EFi + FFij atau ESj + Dj

Catatan:
 Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan
makadiambil nilai terbesar
 Jika tidak ada/ diketahui FSij atau SSij dan kegiatan non-splitable makaESj
dihitung dengan cara berikut: ESj = EFj – Dj

Universitas Sumatera Utara


22

Perhitungan kebelakang (backward analysis) dilakukan untuk mendapatkan


besarnya Latest Start dan Latest Finish.Sebagai kegiatan successor adalah kegiatan J,
sedangkan kegiatan yang dianalisis adalah kegiatan I seperti pada gamar 2.4.

Gambar 2.4. Hubungan I dan J(Sumber: Wulfram I. Ervianto)

Besarnya nilai LSj dan LFj dihitung sebagai berikut:


LFi = LFj + FFij atau LFi = LSj + FSij
LSi = LSj + SSij atau LSi = LFj + SFij atau LFi + Di
Catatan:
 Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan maka
diambil nilai terkecil
 Jika tidak ada/diketahui FFij atau FSij dan kegiatan non-splitable maka LFj
dihitung dengan cara berikut: LFj = LSi + Di
Jalur kritis ditandai oleh beberapa keadaan sebagai berikut:
 Earliest Start (ES) = Latest Start (LS)
 Earliest Finish (EF) = Latest Finish (LF)
 Latest Finish (LF) – Earliest Start (ES) = Durasi Kegiatan

Interupsi Kegiatan (Splitting)


Sebuah kegiatan yang dapat atau harus dihentikan untuk sementara pada
suatu saat dan kemudian dilanjutkan kembali beberapa saat kemudian dinamakan
kegiatan splitable. Contoh kegiatan ini adalah pengecoran beton untuk elemen
structural bangunan gedung (balok, kolom, plat lantai) seperti pada gambar 2.5.

Universitas Sumatera Utara


23

Gambar 2.5. Kegiatan splitable (Sumber: Wulfram I. Ervianto)

Tabel 2.1. Hitungan ke depan dan ke belakang kegiatan splitable


Kegiatan Splitable
Hitungan ke depan (forward analysis) Hitungan ke belakang (backward analysis)
ESj=EFj– Dj–interupsi LSi=LFi– Di–interupsi
EFj=ESj– Dj+interupsi LFi=LSi– Di+interupsi
EFj– ESj=Dj+interupsi LFi–LSi=Di+interupsi
(Sumber: Wulfram I. Ervianto)

Adapun kegiatan non-splitable adalah kegiatan yang harus dilaksanakan dan


tidak diizinkan untuk berhenti ditengah pelaksanaannya seperti pada gambar 2.6

Gambar 2.6. Kegiatan non-splitable(Sumber: Wulfram I. Ervianto)

Tabel 2.2. Hitungan ke depan dan ke belakang kegiatan non-splitable


Kegiatan Non-Splitable

Hitungan ke depan (forward analysis) Hitungan ke belakang (backward analysis)

ESj=EFj–Dj LSi=LFi–Di

EFj=ESj–Dj LFi=LSi–Di

EFj– ESj=Dj LFi–LSi=Di

(Sumber: Wulfram I. Ervianto)

Universitas Sumatera Utara


24

Float
Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam
suatukegiatan sehingga memungkinkan kegiatan tersebut dapat ditunda atau
diperlambat secara sengaja atau tidak disengaja. Akan tetapi, penundaan tersebut
tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya.Float dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu total float dan free float.
Total float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk keterlambatan
atauperlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
Free Float adalah sejumlah waktu yang tersedia untu keterlambatan atau
perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan yang
langsung mengikutinya.
- Total Float (TF)i = Minimum (LSj – EFi)
- Free Float (FF)i = Minimum (ESj – EFi)

2.6.RANKED POSITIONAL WEIGHT METHOD


Metode ini dikembangkan oleh W.B.Helgeson dan D.P.Birnie, biasanya
dikenal juga dengan metode Helgeson dan Birnie. Metode ini telah diakui sebagai
salah satu teknik dasar dari proses line balancing dalam industri manufaktur yang
berarti “proses penjadwalan aktivitas perakitan dalam jalur produksi yang bertujuan
untuk memaksimalkan kecepatan dan efisiensi di setiap stasiun kerja serta
menyeimbangkan lintasan sehingga seluruh stasiun kerja bekerja dalam lintasan
dengan kecepatan yang sedapat mungkin sama”. RPWM terbukti relatif mudah
diaplikasikan dan telah digunakan untuk penjadwalan jalur-jalur perakitan (assembly
line) dalam industrymanufaktur (Tan dkk,1998). Langkah pertama adalah membuat
diagram precedence seperti pada gambar 2.7. dan matriks precedence. Kemudian
dihitung bobot positional untuk setiap elemen yang diperoleh dari penjumlahan
waktu pengerjaan elemen tersebut dengan waktu pengerjaan elemen lain yang
mengikuti elemen tersebut.

Universitas Sumatera Utara


25

3 4
b c
6 9
a e
2
d
Gambar 2.7. Diagram Precedence untuk menerangkan metode RPW(Sumber:
Rosnani Ginting)

Dari diagram precedence di atas, bobot setiap elemen dapat dihitung:


Untuk elemen a= a+b+c+d+e = 24
Untuk elemen b =b+c+e = 16
Untuk elemen d =d+e = 11
Untuk elemen e=e =9

Hubungan precedencejuga dapat dibuat dalam bentuk matriks dimana


setiap hubungan bernilai-1,0,1. Hubungan precedenceyang bernilai+1, jika elemen
yang hendak dihubungkan tersebut dikerjakan sebelum elemen yang mau
dihubungkan dengannya, bernilai -1 jika sebaliknya dan 0 jika tidak ada
hubungan.

Tabel 2.3.MatrikPrecedencedari Gambar 2.7


Elemen A B C D E
A 0 1 1 1 1
kerja
B - 0 1 0 1
C - - 0 0 1
1
D - 0 0 0 1
1 1
E - - - - 0
1
(Sumber: Rosnani Ginting)
1 1 1 1

Universitas Sumatera Utara


26

Dari matriks precedence, bobot setiap elemen diperoleh dari penjumlahan


waktu pengerjaan untuk elemen tersebut dengan elemen yang bernilai +1 pada
masing-masing baris.Sebagai contoh diambil elemen b.

Tabel 2.4.ContohPerhitungan Bobot


Elemen A B C d E
B - 0 1 0 1
kerja
Personal 3+4+9=
1
Weight 16
(Sumber: Rosnani Ginting)

Terlihat bahwa masing-masing elemen mempunyai bobot dan elemen yang


mempunyai bobot yang paling besar menempati ranking 1, bobot yang terbesar
berikutnya menempati rank 2, dan begitu seterusnya sampai semua elemen didaftar.
Apabila ada elemen yang bobotnya sama, mereka bias diurut sesuai dengan
urutannyadi dalam daftar.

Nilai bobot posisi dari suatu aktivitas menunjukkan tingkat kepentingan


(degreeof importance) sebuah aktivitas, relatif terhadap aktivitas yang lain. Semakin
tinggi nilai bobot posisi sebuah aktivitas mengindikasikan bahwa aktivitas tersebut
semakin penting untuk dilaksanakan, dan karena itu harus diprioritaskan bila terjadi
konflik sumber daya.
Penentuan bobot posisi sebuah aktivitas sepenuhnya didasarkan pada jumlah
durasi aktivitas tersebut ditambah dengan durasi seluruh aktivitas yang mengikuti.
Jadi nilai bobot posisi tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis proyek
ataupun kondisi-kondisi pelaksanaan. Meskipun begitu, adanya pengaruh dari
kondisi-kondisi pelaksanaan terhadap kegiatan proyek tidak dapat diabaikan begitu
saja. Faktor-faktor tersebut diakomodasikan pada penyusunan precedence logic
(hubungan ketergantungan antar aktivitas). Sebagai contoh, akan ditinjau proyek
pembangunan sebuah gedung. Gambar 2.8 menunjukkan bahwa aktivitas A
(pemasangan reng,usuk,genting) dengan aktivitas B (pekerjaan tembok dan kusen)
tidak terdapat hubungan ketergantungan satu sama yang lain. Tetapi bila pelaksanaan
proyek dilakukan pada musim hujan, maka pekerjaan A harus dilaksanakan terlebih

Universitas Sumatera Utara


27

dahulu, sehingga pekerjaan dibawah atap dapat terlindung dari hujan dan
berlangsung lebih lancar. Karena itu harus ditambahkan hubungan ketergantungan
finish to start (akhir-awal) antara aktivitas A dengan aktivitas B, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.9. Nilai bobot posisi dari aktivitas A juga akan
meningkat, sehingga tingkat prioritasnya untuk dijadwalkan juga lebih tinggi dari
sebelumnya.

Aktivitas A

Aktivitas B

Gambar 2.8. Hubungan aktivitas sebelum penyesuaian(Sumber: I. Soeharto)

Aktivitas A

Aktivitas B

Gambar 2.9. Hubungan aktivitas setelah penyesuaian(Sumber: I. Soeharto)

Secara umum RPWM mempunyai kemampuan sebagai berikut :


a. Identifikasi jalur kritis
Jalur kritis dapat diidentifikasi dari diagram batang yang diperoleh dari
penerapan RPWM.
b. Penjadwalan untuk sumber daya yang bersifat terbatas dan tidak terbatas.
Pada penjadwalan untuk sumber daya tak terbatas (unconstrained resource
scheduling), penambahan jumlah sumber daya tidak akan memperpendek
durasi proyek. Pada kasus ini durasi proyek yang dihasilkan sudah merupakan
durasi yang paling pendek. Sedangkan pada penjadwalan untuk sumber daya
terbatas (constrained resource scheduling), durasi proyek lebih panjang akibat
keterbatasan sumber daya.
c. Alokasi dan perataan sumber daya.
d. Penentuan durasi proyek yang berbeda untuk barbagai macam tingkat
ketersediaan sumber daya.

Universitas Sumatera Utara


28

e. Estimasi biaya konstruksi


Suatu biaya optimal untuk konstruksi dapat diperoleh atas dasar durasi atau
waktu penyelesaian proyek, biaya overhead, pengalokasian dan perataan
sumber daya serta biaya – biaya akibat keterlambatan dan faktor – faktor yang
lain.

Penjadwalan aktivitas proyek dengan RPWM akan melalui tahapan-tahapan


kegiatan sebagai berikut:
1) Tahap mengidentifikasi jenis-jenis aktivitas proyek beserta karakteristiknya
(durasi dan volume).
2) Membuat precedence diagram dari aktivitas-aktivitas tersebut.
3) Melakukan penentuan tingkat ketersediaan sumber daya selama proyek
berlangsung.
4) Menentukan bobot posisi (positional weight) dari setiap aktivitias, kemudian
aktivitas-aktivitas tersebut disusun dengan urutan, menurut aktivitas-aktivitas
dengan bobot posisi terbesar.
5) Tahap untuk menjadwalkan aktivitas dengan pedoman sebagai berikut:
- Aktivitas dengan bobot posisi tertinggi dilaksanakan pada hari pertama
proyek.
- Aktivitas dengan bobot tertinggi berikutnya dipilih, kemudian dilakukan dua
pemeriksaan yaitu pemeriksaan precedence dimana suatu aktivitas hanya bisa
dijadwalkan bila semua aktivitas yang mendahului telah dijadwalkan dan
pemeriksaan kebutuhan sumber dayauntuk memastikan suatu aktivitas harus
lebih kecil atau minimal sama dengan jumlah sumber daya yang tersisa pada
saat itu.
- Jika kondisi predence dan kebutuhan sumber daya terpenuhi, aktivitas
tersebut dapat dijadwalkan pada hari tersebut dan tahap kedua dan ketiga
diulangi untuk aktivitas dengan bobot posisi tertinggi berikutnya.
- Jika salah satu atau keseluruhan kondisi tersebut tidak terpenuhi, maka
aktivitas yang dimaksud tidak dapat dijadwalkan pada hari tersebut
(dilewati). Kemudian dipilih aktivitas berikutnya dengan bobot posisi terbesar

Universitas Sumatera Utara


29

dan pengecekan kondisi precedence dan kebutuhan sumber daya diulang


untuk aktivitas ini.
- Langkah kedua dan ketiga diulang untuk hari pertama (hari proyek yang
sama) sampai terjadinya kondisi. Kondisi pertama adalah kondisi yang
menunjukkan jumlah sumber daya total dari aktivitas-aktivitas yang telah
dijadwalkan sama dengan jumlah maksimal sumber daya yang tersedia.
Kondisi kedua adalah tidak ada lagi aktivitas yang dapat dijadwalkan akibat
batas dalam pemeriksaan precedence, dan yang ketiga aktivitas selanjutnya
memerlukan sumber daya yang tersedia pada saat itu.
- Penjadwalan untuk hari berikutnya dimulai dengan memilih aktivitas yang
memiliki bobot posisi terbesar selanjutnya. Harus diperhatikan bahwa setiap
aktivitas yang telah dijadwalkan sebelumnya tidak dapat dihentikan sebelum
aktivitas itu selesai, dan sumber daya yang masih digunakan tidak dapat
dipakai untuk aktivitas yang lain.
- Pedoman sesuai langkah kedua sampai dengan kelima di atas diulang terus
menerus sampai semua aktivitas selesai dijadwalkan dan jalur kritis diperoleh
dari network diagram yang telah dilengkapi dengan penjadwalan semua
aktivitas.

Persamaan dan Perbedaan dari Precedence Diagram Method dan Ranked


Positional Weight Method
Adapun persamaan dari kedua metode ini adalah :
- Menggambarkan jaringan kerja yang menghubungkan semua aktifitas
- Gunakan jaringan untuk membantu perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian proyek.

Adapun perbedaan dari kedua metode ini adalah :


- tujuan pada metode RPWM untuk membentuk dan menyeimbangkan beban
kerja yang dialokasikan pada tiap tiap aktifitas.
- Pada metode RPWM memfokuskan pada keseimbangan seluruh aktifitas agar
tidak mengakibatkan ketidak efisienan kerja di beberapa aktifitas. Pada

Universitas Sumatera Utara


30

metode PDM menitiberatkan pada persoalan keseimbangan antara biaya dan


waktu penyelesaian proyek.
- Proses alokasi dan perataan sumber daya pada RPWM mempunyai pedoman
yang jelas, yang berupa tingkat “positional weight”dari setiap aktivitas. Pada
proses penjadwalan PDM apalabila terjadi kondisi keterbatasan sumber daya
akan dilakukan penjadwalan ulang meliputi proses alokasi sumber daya
dengan metode Resource Scheduling Method.
- Penjadwalan pada PDM mempertimbangkan hubungan ketergantungan antar
aktivitas dan durasi setiap aktivitas.

2.6. ANALISA RASIO


Analisa rasio tidak hanya membandingkan angka – angka yang berbeda dari
neraca, ikhtisar rugi laba, dan laporan arus kas saja, tetapi juga membandingkan
besaran angka yang terjadi terhadap tahun sebelumnya, terhadap perusahaan,
industri, atau bahkan ekonomi secara umum (www.investopedia.com).
Berdasarkan contoh penerapan analisa rasio di atas, penulis akan
membandingkan hasil penjadwalan PDM dan RPWM menggunakan analisa rasio.
Hasil penjadwalan yang akan dibandingkan dari dua metode ini adalah biaya tenaga
kerja proyek. Hal ini dapat dituliskan sebagai berikut :
Rasio biaya =

dimana : x = biaya PDM


y= biaya RPWM

Ketentuan hasil perhitungannya adalah :


Jika , maka pelaksanaan proyek dengan menggunakan penjadwalan PDM

akan lebih menguntungkan.


Jika , maka pelaksanaan proyek baik dengan menggunakan penjadwalan

dengan RPWM maupun dengan PDM memerlukan biaya yang sama.

Jika , maka pelaksanaan proyek dengan menggunakan penjadwalan RPWM

akan lebih menguntungkan.

Universitas Sumatera Utara


31

BAB III
METODOLODI PENELITIAN

3.1. JENIS PENELITIAN


Metodologi penelitian merupakan beberapa prosedur untuk memperoleh hasil
atau kesimpulan tertentu. Untuk memperoleh hasil penelitian yang benar maka setiap
prosedur-prosedur penelitian harus direncanakan dengan baik. Adapun jenis
penelitian ini merupakan studi kasus yang mengacu pada objek studi pada proyek.

3.2. LOKASI PROYEK PENELITIAN


Dalam penelitian ini sebagai objek studi adalah Proyek Pembangunan
Jembatan Provinsi Titi Gertak Ruas Jalan Marelan-Belawan.

3.3. JENIS DATA DAN SUMBER DATA


Dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa jenis data yaitu :
1. Data Primer
Data primer meliputi informasi yang diperoleh dari hasil pengamatan
langsung ke lokasi proyek dan melakukan wawancara dengan pihak kontraktor
PT.GARUDA POWER MANDIRI yang terlibat langsung dalam pelaksanaan
proyek, dan data primer ini merupakan data pendukung untuk data sekunder dalam
pelaksanaan tugas akhir.

2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini yang
diperoleh langsung dari pihak kontraktor. Data primer yang diperlukan untuk
penelitian adalah time schedule proyek berupa kurva S, detail gambar, dan rencana
anggaran biaya (RAB).

3.4. RESPONDEN atau OBJEK PENELITIAN


Responden atau objek penelitian dari studi kasus yang dilakukan adalah
perusahaan kontraktor PT. Garuda Power Mandiri.

Universitas Sumatera Utara


32

3.5. SARANA PENELITIAN


1. Studi Literatur
Dalam studi ini dikumpulkan referensi tentang hal-hal yangberhubungan
dengan bagaimana pembuatan jadwal proyek konstruksi yang efisien terhadap biaya
dan waktu dari berbagai sumber, antara lain : Literatur, buku-buku ataupun jurnal.
Studi Literatur ini bertujuan untuk mengetahui dasar teori yang membantu
pengerjaan penelitian.

1. Wawancara Langusng
Pengambilan sampel data melalui metode wawancara ini dilakukan kepada
respondendari perusahaan kontraktor PT.Garuda Power Mandiri. Dalam hal ini,
perusahaan kontraktor yang diwawancara hanya satu orang saja, yaitu orang yang
mengerti dan terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek.

3.6. METODE ANALISA DATA


Dalam penelitian ini akan dilakukan perbandingan terhadap penjadwalan
proyekmenggunakan metode penjadwalan Precedence Diagram Method (PDM) dan
Ranked Positional Weight Method (RPWM). Dari data- data yang telah diperoleh
dan diolahkan, akan dibuat penjadwalan ulang proyek dengan menggunakan metode
penjadwalan Precedence Diagram Method (PDM) dan Ranked Positional Weight
Method (RPWM). Kemudiandilakukan analisa terhadapmetode penjadwalan yang
telah dibuat untuk mendapatkan perbandingannya.

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:
1) Mengidentifikasi permasalahan, yakni merumuskan masalah mengenai
metode penjadwalan yang digunakan untuk penjadwalan proyek konstruksi.
2) Pengumpulan data yang dibutuhkan mengenai rincian seluruh kegiatan dalam
proyek yang menjadi studi kasus.
3) Melakukan wawancara kepada kontraktor selaku pihak pelaksana
pembangunan proyek.

Universitas Sumatera Utara


33

4) Mempelajari data-data proyek sehubungan dengan metode penjadwalan


konstruksi yang digunakan pada proyek yang menjadi studi kasus.
5) Mengolah data-data proyek dalam bentuk tampilan yang lebih mudah
dimengerti.
6) Merencanakan jadwal baru berdasarkan data-data tersebut, dengann
menggunakan metode penjadwalan Precedence Diagram Method (PDM) dan
metode penjadwalan Ranked Positional Weight Method (RPWM).
7) Program Microsoft Project digunakan sebagai alat bantu pemrosesan dan
visualisasi hasil penjadwalan RPWM dan PDM.
8) Melakukan analisa perbandingan antara penerapan metode penjadwalan
Precedence Diagram Method (PDM) dan metode penjadwalan Ranked
Positional Weight Method (RPWM) dengan time schedule curve s proyek.
9) Menyimpulkan hasil penelitian serta memberikan saran untuk permasalahan
dan penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara


34

3.7. BAGAN ALIR PENELITIAN

ANALISA PENJADWALAN PROYEK DENGAN MENGGUNAKAN


METODE PRECEDENCE DIAGRAM METHOD (PDM) DAN RANKED
POSITIONAL WEIGHT METHOD (RPWM)

Studi Literatur terkait

Pengumpulan Data untuk penelitian

Data Primer : Data sekunder :


1. Wawancara 1. Time Schedule
2. Observasi 2. RAB
dilapangan 3. Detail Gambar

Analisa Data

Precedence Diagram Method Ranked Positional Weight Method

Analisa Deskriptif dalam bentuk tabel


dengan menggunakan Ms.project

Analisa Hasil

Kesimpulan dan Saran

Universitas Sumatera Utara


35

BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1. UMUM
Pada penelitian ini akan dibuat penjadwalan proyek dengan metode
penjadwalan proyek dalam manajemen rekayasa konstruksi berupa Precedence
DiagramMethod (PDM)dan Ranked Positional Weight Method (RPWM) untuk
mendapatkan hasil perbandingan dalam mengefisiensikan waktu dan biaya.
Pembuatan penjadwalan proyek dilakukan berdasarkan data data penjadwalan
proyekyang telah dibuat oleh pihak pelaksana proyek. Dalam melakukan analisa dan
perhitungan digunakan bantuan aplikasi software berupa Microsoft Excel dan
Microsoft Project untuk mempermudah perhitungan yang diperlukan.

4.2. Analisa data

Data-data proyek yang digunakan dalam menyusun penjadwalan proyek


yang baru terdiri dari data d a t a workbreak down structure (WBS), durasi proyek
atau Time Schedule curve S, dan analisa item pekerjaan. Data-data ini tidak
langsung digunakan untuk membuat penjadwalan proyek yang baru tetapi
dilakukanan alisis terlebih dahulu sehingga dapat efektif diterapkan padamasing-
masing metode.

4.2.1 Identifikasi Aktivitas (Work Breakdown Structure)

Pengelompokan aktivitas-aktivitas proyek harus dikerjakan dan ditentukan


berdasarkan gambar struktural dan arsitektural, gambar struktural yang dimaksud
adalah dengan menggunakan Work Breakdown Structure (WBS). WBS dapat
menunjukkan aktivitas-aktivitas proyek secara keseluruhan dalam pengerjaannya,
yang digunakan sebagai dasar penentuan durasi pekerjaan, volume dan digunakan
sebagai pedoman dalam pembuatan penjadwalan.

Universitas Sumatera Utara


36

Tabel 4.1 Daftar aktivitas pada proyek


No. Item Pekerjaan Satuan Volume
1 Mobilisasi LS 1
2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas LS 1
3 Galian untuk Selokan Drainase dan Saluran Air M3 66,50
4 Pasangan Batu dengan Mortar M3 86,90
5 Galian Biasa M3 75
6 Galian Struktur dengan Kedalaman 0 – 2 meter M3 156
7 Galian Struktur dengan Kedalaman 2 – 4 meter M3 152,10
8 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian M3 125
9 Penyiapan Badan Jalan M2 500
10 Pemotongan Pohon Pilihan Diameter 15 – 30 cm Buah 1
11 Lapis Pondasi Agregat Kelas S M3 15
12 Lapis Pondasi Agregat Kelas A M3 75
13 Lapis Pondasi Agregat Kelas B M3 100
14 Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair Liter 500
15 Lapis Perekat – Aspal Cair Liter 226,10
16 Laston Lapis Aus (AC – WC) Ton 59,43
17 Laston Lapis Antara (AC – BC) Ton 69
18 Bahan anti Pengelupasan Kg 230,89
19 Beton Mutu Tinggi fc’45 Mpa M3 2,97
20 Beton Mutu sedang fc’30 Mpa lantai Jembatan M3 49,66
21 Beton Mutu sedang fc’30 Mpa Pelat Injak M3 25,85
22 Beton Mutu sedang fc’ 20 Mpa M3 130,84
23 Beton Mutu Rendah fc’ 15 Mpa M3 14,02
24 Beton Mutu Rendah fc’ 10 Mpa M3 19,21
25 Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 Bentang Buah 6
14,6 meter
26 Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1 Buah 6
bentang 14,6 meter
27 Baja Prategang Kg 149,76
28 Penyediaan Panel Full Deph Slab Buah 73
29 Pemasangan Panel Full Deph Slab Buah 73
30 Baja Tulangan U 32 Ulir Kg 39.787,36
31 Penyediaan Tiang Pancang Beton Pratekan M1 588
Pracetak diameter 450mm
32 Pemancangan Tiang Pancang Beton Pratekan M1 588
Pracetak diameter 450mm
33 Pasangan Batu M3 3,50
34 Expansion Joint Tipe Asphaltic Plug,Fixed M1 20
35 Perletakan Elastomerik Sintesis Ukuran 350mm x Buah 12
400mm x 39
36 Sandarai (Railing) M1 29,20
37 Papan Nama Jembatan Buah 2
38 Pembongkaran Beton M3 72
39 Pipa Drainase Baja diameter 75mm M1 10
40 Marka Jalan Termoplastik M2 52,80

Universitas Sumatera Utara


37

41 Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan Buah 6


Pemantul Engineer Grade
42 Patok Pengarah Buah 3
43 Pemeliharaan Rutin Perkerasan LS 10

4.3. Penggunaan Microsoft Project

Dalam proses penjadwalan aktivitas proyek akan digunakan program


Microsoft Project 2016 sebagai alat bantu untuk memproses data dan menampilkan
hasil penjadwalan. Proses penjadwalan dilakukan dengan menginput seluruh data
yang diperoleh berupa item pekerjaan, durasi pekerjaan, volume, daftar upah pekerja,
bahan dan alat.

4.4. Penjadwalan Precedence Diagram Method

Berikut langkah-langkah dalam melakukan penjadwalan proyek dengan


Precedence Diagram Method (PDM) adalah:
1. Membuat WBS dan daftar Logika Hubungan antar kegiatan.
2. Menginput seluruh data pada program Microsoft Project.
3. Melakukan levelling dengan leveling order standard.
4. Output yang dihasilkan berupa durasi dan biaya total proyek.

WBS dan Daftar Logika Hubungan (Predecessor)


Pembuatan Logika Hubungan dilakukan dengan cara menginput (Finish to
Start), (Start to Start), (Finish to Finish), dan (Finish to Start) pada masing masing
aktivitas yang berhubungan secara logika.

Tabel 4.2 Work Break System beserta Predecessor.


Durasi
No. Item Pekerjaan Simbol Predecessors
(Hari)
1 Mobilisasi 1 25 -
2 Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 2 150 1SS
Galian untuk Selokan Drainase dan
3 3 7 24FS
Saluran Air
4 Pasangan Batu dengan Mortar 4 14 11SS
5 Galian Biasa 5 7 18FS
6 Galian Struktur dengan Kedalaman 0–2m 6 14 14SS
7 Galian Struktur dengan Kedalaman 2–4m 7 21 15SS

Universitas Sumatera Utara


38

8 Timbunan Pilihan dari Sumber Galian 8 14 46SS


9 Penyiapan Badan Jalan 9 7 1FS
Pemotongan Pohon Pilihan Diameter 15
10 10 7 1FS
– 30 cm
11 Lapis Pondasi Agregat Kelas S 11 7 27FS
12 Lapis Pondasi Agregat Kelas A 12 4 17SS+7d
13 Lapis Pondasi Agregat Kelas B 13 6 23SS
14 Lapis Resap Pengikat – Aspal Cair 14 7 24FS
15 Lapis Perekat – Aspal Cair 15 7 26SS
16 Laston Lapis Aus (AC – WC) 16 7 27SS
17 Laston Lapis Antara (AC – BC) 17 7 28FF
18 Bahan anti Pengelupasan 18 7 27SS
19 Beton Mutu Tinggi fc’45 Mpa 19 7 35FS
Beton Mutu sedang fc’30 Mpa lantai
20 20 7 32FS
Jembatan
Beton Mutu sedang fc’30 Mpa Pelat
21 21 14 17FF
Injak
22 Beton Mutu sedang fc’ 20 Mpa 22 42 37SS+7d
23 Beton Mutu Rendah fc’ 15 Mpa 23 14 35SS+14d
24 Beton Mutu Rendah fc’ 10 Mpa 24 14 45SS+14d
Penyediaan Unit Pracetak Gelagar Tipe 1
25 25 49 16FS
Bentang 14,6 meter
Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe
26 26 7 38FS
1 bentang 14,6 meter
27 Baja Prategang 27 21 35SS+14d
28 Penyediaan Panel Full Deph Slab 28 28 40SS
29 Pemasangan Panel Full Deph Slab 29 7 41FS
30 Baja Tulangan U 32 Ulir 30 42 39FS
Penyediaan Tiang Pancang Beton
31 31 56 1FS
Pratekan Pracetak diameter 450mm
Pemancangan Tiang Pancang Beton
32 32 28 44SS+14d
Pratekan Pracetak diameter 450mm
33 Pasangan Batu 33 14 45FS
Expansion Joint Tipe Asphaltic
34 34 7 28FS
Plug,Fixed
Perletakan Elastomerik Sintesis Ukuran
35 35 7 39SS
350mm x 400mm x 39
36 Sandaran (Railing) 36 14 32SS
37 Papan Nama Jembatan 37 7 49FS
38 Pembongkaran Beton 38 7 1FS
39 Pipa Drainase Baja diameter 75mm 39 7 32SS
40 Marka Jalan Termoplastik 40 7 28FS
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan
41 41 7 54FF
Pemantul Engineer Grade
42 Patok Pengarah 42 7 55FF
43 Pemeliharaan Rutin Perkerasan 43 150 1SS

Universitas Sumatera Utara


39

Menginput Seluruh Data


Penginputan seluruh data pada Ms.Project yang diperoleh dari Proyek berupa
daftar pekerja,alat,dan bahan. Data data tersebut tidak langsung digunakan,
melainkan di analisa terdahulu dalam bentuk analisa deskriptif.

Tabel 4.3 Daftar pekerja pada proyek.


Max
Resource Name Type Std. Rate Cost/Use
Units
Pekerja Work Rp11.000/hr Rp0 4500%
Tukang Work Rp14.500/hr Rp0 1200%
Mandor Work Rp15.000/hr Rp0 1500%
Operator Work Rp15.000/hr Rp0 800%
Pembantu Operator Work Rp10.000/hr Rp0 800%
Sopir/Driver Work Rp15.000/hr Rp0 500%
Pembantu Sopir Work Rp10.500/hr Rp0 500%
Mekanik Work Rp15.000/hr Rp0 100%
Pembantu Mekanik Work Rp10.000/hr Rp0 100%
Kepala Tukang Work Rp16.000/hr Rp0 100%
koordinator lalu
Work Rp0/hr Rp2.230.000 100%
lintas
tenaga ahli Work Rp0/hr Rp200.000 200%
Tenaga pendukung Work Rp0/hr Rp100.000 200%
Flagman Work Rp0/hr Rp1.400.000 400%

Tabel 4.4 Daftar bahan pada proyek.


Material
Resource Name Type Std. Rate
Label
Urugan Pilihan Material M3 Rp396.400
Pasir Pasang Material M3 Rp379.100
Pasir Pasang (Kasar) Material M3 Rp461.200
Batu Kali Material M3 Rp439.800
Agregat Kasar Material M3 Rp222.485
Agregat Halus Material M3 Rp203.619
Filler Material Kg Rp2.693
Bahan Pilihan Material M3 Rp190.400
Aspal Emulsi Material Kg Rp9.100
Aspal Material Kg Rp8.710
Kerosen / Minyak Tanah Material Ltr Rp16.293
Semen / PC (Kg) Material Kg Rp1.347
Kawat Beton Material Kg Rp21.545
Paku Material Kg Rp23.699
Kayu Sembarang Keras Material M3 Rp6.113.316
Bensin Material Ltr Rp6.600

Universitas Sumatera Utara


40

Solar Material Ltr Rp6.400


Bensin Industri Material Ltr Rp9.400
Bahan Pengaman Tebing Galian Material Ls Rp382.082
Minyak Pelumas / Oli Material Ltr Rp32.317
Plastik Filter Material M2 Rp17.250
Pipa Galvanis Dia 1,6" Material Btg Rp301.424
Pipa Galvanis Dia 3" Material M' Rp301.424
Bahan Agr.Base Kelas A Material M3 Rp252.926
Bahan Agr.Base Kelas B Material M3 Rp245.155
Baja Tulangan (Polos) U24 Material Kg Rp20.388
Baja Tulangan (Ulir) D32 Material Kg Rp22.500
Baja Bergelombang Material Kg Rp20.000
Tiang Pancang Beton Pratekan Material M3 Rp325.000
Kawat Las Material Dos Rp24.777
Baja Penegang Material Kg Rp20.000
Beton K-175 Material M3 Rp1.624.033
Elastomer Material Bh Rp400.000
Anchorage Material Kg Rp600.000
Beton K-500 Material M3 Rp4.104.834
Ducting (Strand U/ Gelagar) Material M' Rp40.000
Elastomer Jenis Material Bh Rp838.000
Expansion Tipe Joint Asphaltic Plug Material M' Rp2.180.090
Expansion Join Baja Siku Material M' Rp460.000
Marmer Material M2 Rp346.870
Agregat Pecah Mesin 0-5 Mm Material M3 Rp254.569
Agregat Pecah Mesin 5-10 & 10-20 Mm Material M3 Rp233.179
Agregat Lolos # 1" Material M3 Rp254.569
Pozzolan Cement (Ppc) Material Kg Rp2.750
Besi Pengikat Galvanis Material Bh Rp11.200
Bisi Pipa 75mm Material M' Rp247.657
Mur Baut Material Bh Rp3.232
Baja Siku Material Btg Rp452.400
Baja Plat Material Kg Rp16.158
Besi Ankur Material M' Rp26.400
Traffic Cone 75 Cm Material Bh Rp242.000
Gate Post Material Bh Rp176.000
Epoxy Material Set Rp58.494
Paku Beton Material Bh Rp538
Batang Kelapa Material M' Rp43.090
Papan Material Kpg Rp129.268
Alat Bantu Material Set Rp58.063
Bambu Material Btg Rp9.695
Trado Material Unit Rp1.200.000
Aditif Anti Pengelupasan Material Kg Rp82.609
Baja Prategang Material Kg Rp96.482
Cat Marka (Thermoplastic) Material Kg Rp36.000
Cat Marka (Non Thermoplastic) Material Kg Rp32.000

Universitas Sumatera Utara


41

Minyak Pencair (Thinner) Material Ltr Rp24.130


Glass Bead Material Kg Rp23.232
Pelat Rambu Material Bh Rp180.000
Rambu Panah Berkedip Material Bh Rp125.000
Rambu Suar Berkedip Portabel Material M' Rp125.000
Rambu Tetap Informasi
Material Bh Rp345.000
Pengalihan/Pengaturan Lalu Lintas
Rambu Portabel Informasi
Material Bh Rp95.000
Pengalihan/Pengaturan Lalu Lintas
Rambu Penghalang Lalu-Lintas Jenis
Material Bh Rp75.000
Plastik
Rambu Penghalang Lalu-Lintas Jenis
Material Bh Rp450.000
Beton
Rambu Peringatan Material Bh Rp140.000
Rambu Petunjuk Material Bh Rp140.000
Pagar Jaring Pengaman Termasuk
Material M' Rp12.000
Perlengkapannya
Marka Jalan Sementara (Jika Diperlukan) Material M2 Rp9.000
Peralatan Komunikasi Dan Lainnya Material Set Rp1.500.000

4.5 Daftar alat berat yang digunakan pada proyek.


Max
Resource Name Type Std. Rate
Units
Asphalt Mixing Plant Work Rp7.293.000/hr 100%
Asphalt Finisher Work Rp308.205/hr 100%
Asphalt Sprayer Work Rp55.574/hr 100%
Bulldozer 100-150 Hp Work Rp768.866/hr 100%
Compressor 4000-6500 L\M Work Rp157.319/hr 100%
Concrete Mixer 0.3-0.6 M3 Work Rp95.578/hr 200%
Crane 10-15 Ton Work Rp721.904/hr 100%
Dump Truck 3.5 Ton Work Rp257.000/hr 100%
Dump Truck 10 Ton Work Rp460.000/hr 200%
Excavator 80-140 Hp Work Rp869.000/hr 100%
Flat Bed Truck 3-4 M3 Work Rp428.000/hr 100%
Generator Set Work Rp454.000/hr 100%
Motor Grader >100 Hp Work Rp714.000/hr 100%
Track Loader 75-100 Hp Work Rp383.000/hr 100%
Wheel Loader 1.0-1.6 M3 Work Rp460.000/hr 100%
Three Wheel Roller 6-8 T Work Rp265.000/hr 100%
Tandem Roller 6-8 T. Work Rp321.000/hr 100%
Tire Roller 8-10 T. Work Rp504.000/hr 100%
Vibratory Roller 5-8 T. Work Rp333.000/hr 100%
Concrete Vibrator Work Rp60.000/hr 200%
Stone Crusher Work Rp875.000/hr 100%
WATER PUMP 70-100 Mm Work Rp46.000/hr 100%
Water Tanker 3000-4500 L. Work Rp259.000/hr 100%

Universitas Sumatera Utara


42

Pedestrian Roller Work Rp90.000/hr 100%


Tamper Work Rp46.000/hr 100%
Jack Hammer Work Rp27.000/hr 100%
Fulvi Mixer Work Rp942.000/hr 100%
Concrete Pump Work Rp301.000/hr 100%
Trailer 20 Ton Work Rp425.000/hr 100%
Pile Driver + Hammer Work Rp168.000/hr 100%
Crane On Track 35 Ton Work Rp666.000/hr 100%
Welding Set Work Rp113.000/hr 100%
Bore Pile Machine Work Rp392.000/hr 100%
Asphalt Liquid Mixer Work Rp39.000/hr 100%
Tronton Work Rp532.000/hr 100%
Cold Milling Work Rp1.018.000/hr 100%
Rock Drill Breaker Work Rp251.000/hr 100%
Cold Recycler Work Rp5.460.000/hr 100%
Hot Recycler Work Rp6.173.000/hr 100%
Aggregat (Chip) Spreader Work Rp509.000/hr 100%
Asphalt Distributor Work Rp359.000/hr 100%
Slip Form Paver Work Rp492.000/hr 100%
Concrete Pan Mixer Work Rp612.000/hr 100%
Concrete Breaker Work Rp740.000/hr 100%
Aspahlt Tanker Work Rp551.000/hr 100%
Cement Tanker Work Rp508.000/hr 100%
Condrete Mixer (350) Work Rp89.000/hr 100%
Vibrating Rammer Work Rp48.000/hr 100%
Truk Mixer (Agitator) Work Rp507.000/hr 100%
Bore Pile Machine Work Rp444.000/hr 100%
Crane On Track 75-100 Ton Work Rp851.000/hr 200%
Blending Equipment Work Rp217.000/hr 100%
Asphalt Liquid Mixer Work Rp112.000/hr 100%
Bar Bender Work Rp60.000/hr 100%
Bar Cutter Work Rp27.000/hr 100%
Breaker Work Rp207.000/hr 100%
Grouting Pump Work Rp295.000/hr 100%
Jack Hidrolic Work Rp72.000/hr 100%
Dongkrak Hidrolit Work Rp15.000/hr 200%
PILE DRIVER LEADER, 75 Kw Work Rp205.000/hr 100%
Pile Hammer Work Rp613.000/hr 100%
Pile Hammer, 2,5 Ton Work Rp49.000/hr 100%
Stressing Jack Work Rp310.000/hr 100%
Chainsaw Work Rp50.000/hr 100%

Universitas Sumatera Utara


43

Setelah penginputan seluruh data dilakukan leveling dengan cara Leveling Standard,
maka didapat hasil Output pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Output penjadwalan Precedence Diagram Method


Duration
Task Name Predecessors Cost
(days)
PEMBANGUNAN JEMBATAN
151 Rp4.547.201.811
TITI GIRTAK
DIVISI 1 UMUM 150 Rp339.370.000
Mobilisasi 25 - Rp326.250.000
Manajemen dan Keselamatan
150 3SS Rp13.120.000
Lalu Lintas
DIVSI 2 PEKERJAAN
35 Rp106.565.173
DRAINASE
Galian untuk Selokan Drainase
7 46 Rp9.024.530
dan Saluran Air
Pasangan Batu dengan Mortar 21 12SS Rp97.540.643
DIVISI 3 PEKERJAAN
88,84 Rp189.590.392
TANAH
Galisan Biasa 7 19;20 Rp2.027.200
Galian Struktur dengan
14 15SS Rp46.358.132
Kedalaman 0 - 2 meter
Galian Struktur dengan
21 16SS Rp34.545.480
Kedalaman 2 -4 meter
Timbunan Pilihan dari Sumber
15,34 47SS Rp90.484.280
Galian
Penyiapan Badan Jalan 7 3 Rp7.405.700
Pemotongan Pohon Pilihan
7 3 Rp8.769.600
diameter 15 - 30 cm
DIVISI 4 PELEBARAN
PERKERASAN DAN BAHU 15,5 Rp20.928.098
JALAN
Lapis Pondasi Agregat Kelas S 15,5 28 Rp20.928.098
DIVISI 5 PERKERASAN
34 Rp213.340.473
BERBUTIR
Lapis Pondasi Agregat Kelas A 29,66 25SS Rp103.148.368
18SS+7
Lapis Pondasi Agregat Kelas B 14 Rp110.192.105
days
DIVISI 6 PERKERASAN
17 Rp235.937.954
ASPAL
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 7 25 Rp17.493.605
Lapirs Perekat - Aspal Cair 7 27SS Rp13.906.811
Laston Lapis AUS (AC - WC) 7 28SS Rp88.570.404
Laston Lapis Antara (AC - BC) 7 29FF Rp96.893.543
Bahan Anti Pengelupasan 7 28SS Rp19.073.592
DIVISI 7 STRUKTUR 126 Rp3.403.502.763

Universitas Sumatera Utara


44

Beton Mutu Tinggi fc' 45Mpa 16 40SS Rp27.298.511


Beton Mutu Sedang fc' 30MPa
7 43 Rp97.546.251
Lantai Jembatan
Beton Mutu Sedang fc'30 Mpa
14 18FF Rp44.809.403
Pelat Injak
Beton Mutu Sedang fc'20 Mpa 45,5 44SS Rp353.313.090
36SS+14
Beton Mutu Rendah fc' 15 Mpa 17 Rp32.685.662
days
46SS+14
Beton Mutu Rendah fc' 10 MPA 14 Rp43.927.595
days
Penyedian Unit Pracetak Gelagar
62,5 17 Rp486.603.908
Tipe 1 Bentang 14,6 meter
Pemasangan Unit Pracetak
Gelagar Tipe 1 Bentang 14,6 10 39 Rp137.674.879
meter
39SS+21
Baja Prategang 21 Rp113.067.808
days
Penyediaan Panel Full Deph Slab 49 41SS Rp48.831.601
Pemasangan Panel Full Deph Slab 7 42 Rp1.187.200
Baja Tulangan U 32 Ulir 42 38 Rp1.018.883.284
Penyediaan Tiang Pancang Beton
Pratekan Pracetak diameter 56 3 Rp687.262.560
450mm
Pemancangan Tiang Pancang
45SS+14
Beton Pratekan Pracetak diameter 31,5 Rp129.186.400
days
450mm
Pasangan Batu 29 46 Rp47.533.912
Expansion Joint Tipe Asphaltic
7 34 Rp51.521.590
Plug,Fixed
Perletakan Elastomerik Sintesis
10 36 Rp14.241.800
Ukuran 350mm x 400mm x39
Sandaran (Railing) 14 34FF Rp31.517.133
Papan Nama Jembatan 7 50 Rp4.406.822
Pembongkaran Beton 10 3 Rp23.571.200
Pipa Drainase Baja diameter
7 50FF Rp8.432.155
75mm
DIVISI 8 PENGEMBALIAN
14 Rp24.499.374
KONDISI DAN PEK.MINOR
Marka Jalan Termoplastik 7 29 Rp8.784.103
Rambu Jalan Tunggal dengan
Permukaan pemantul Engineer 7 55FF Rp6.741.105
Grade
Patok Pengarah 7 56FF Rp8.974.166
DIVISI 10
150 Rp13.467.584
PEK.PEMELIARAAN RUTIN
pemeliharaan rutin perkerasan 150 3SS Rp13.467.584

Universitas Sumatera Utara


45

4.5. Penjadwalan dengan Ranked Positional Weight Method

Pada penjadwalan aktivitas proyek dengan menggunakan metode RPWM,


akan digunakan juga program Microsoft Project sebagai alat bantu untuk memproses
data dan menampilkan hasil penjadwalan. Seluruh tahapan tahapan dari hasil
penjadwalan dan perataan sumber daya dari program Microsoft Project telah
disesuaikan sehingga dapat mengadopsi tahapan RPWM. Adapaun langkah-langkah
penjadwalan proyek dengan RPWM adalah :

1. Membuat matrikdari aktivitas-aktivitas proyek.


2. Menentukan bobot posisi dari setiap aktivitas tersebut.
3. Menginput seluruh data pada program Microsoft Project.
4. Melakukan levelling dengan leveling order standard.
5. Memasukkan nilai bobot posisi pada kolom priority tiap item pekerjaan
yang ada pada Microsoft Project.
6. Kembali melakukan levelling tetapi dengan levelling order priority
standard.

Perhitungan Bobot Posisi


Perhitungan bobot posisi dilakukan dengan membentuk matriks dimana
setiap hubungan aktivitas bernilai -1,0,1. Hubungan aktivitas yang bernilai 1,jika
elemen yang hendak dihubungkan tersebut dikerjakan sebelum elemen yang mau
dihubungkan dengannya, bernilai -1 jika sebaliaknya dan 0 jika tidak ada hubungan.
Perhitungan bobot posisiditampilkan pada Lampiran tabel 4.7

Dari matriks perhitungan bobot posisi pada tabel 4.7, bobot setiap elemen
diperoleh dari penjumlahan waktu pengerjaan (durasi) untuk elemen tersebut dengan
elemen yang bernilai +1 pada masing-masing baris. Hasil penjumlahan waktu
pengerjaan dapat ditampilkan pada Lampiran tabel 4.8 sampai dengan tabel 4.50

Menginput Seluruh Data


Penginputan seluruh data pada Ms.Project yang diperoleh dari Proyek berupa
daftar pekerja,alat,dan bahan. Data data tersebut tidak langsung digunakan,
melainkan di analisa terdahulu dalam bentuk analisa deskriptif.

Universitas Sumatera Utara


46

Tabel 4.51 Daftar pekerja pada proyek.


Max
Resource Name Type Std. Rate Cost/Use
Units
Pekerja Work Rp11.000/hr Rp0 4500%
Tukang Work Rp14.500/hr Rp0 1200%
Mandor Work Rp15.000/hr Rp0 1500%
Operator Work Rp15.000/hr Rp0 800%
Pembantu Operator Work Rp10.000/hr Rp0 800%
Sopir/Driver Work Rp15.000/hr Rp0 500%
Pembantu Sopir Work Rp10.500/hr Rp0 500%
Mekanik Work Rp15.000/hr Rp0 100%
Pembantu Mekanik Work Rp10.000/hr Rp0 100%
Kepala Tukang Work Rp16.000/hr Rp0 100%
koordinator lalu
Work Rp0/hr Rp2.230.000 100%
lintas
tenaga ahli Work Rp0/hr Rp200.000 200%
Tenaga pendukung Work Rp0/hr Rp100.000 200%
Flagman Work Rp0/hr Rp1.400.000 400%

Tabel 4.52 Daftar bahan pada proyek.


Material
Resource Name Type Std. Rate
Label
Urugan Pilihan Material M3 Rp396.400
Pasir Pasang Material M3 Rp379.100
Pasir Pasang (Kasar) Material M3 Rp461.200
Batu Kali Material M3 Rp439.800
Agregat Kasar Material M3 Rp222.485
Agregat Halus Material M3 Rp203.619
Filler Material Kg Rp2.693
Bahan Pilihan Material M3 Rp190.400
Aspal Emulsi Material Kg Rp9.100
Aspal Material Kg Rp8.710
Kerosen / Minyak Tanah Material Ltr Rp16.293
Semen / PC (Kg) Material Kg Rp1.347
Kawat Beton Material Kg Rp21.545
Paku Material Kg Rp23.699
Kayu Sembarang Keras Material M3 Rp6.113.316
Bensin Material Ltr Rp6.600
Solar Material Ltr Rp6.400
Bensin Industri Material Ltr Rp9.400
Bahan Pengaman Tebing Galian Material Ls Rp382.082
Minyak Pelumas / Oli Material Ltr Rp32.317
Plastik Filter Material M2 Rp17.250
Pipa Galvanis Dia 1,6" Material Btg Rp301.424
Pipa Galvanis Dia 3" Material M' Rp301.424
Bahan Agr.Base Kelas A Material M3 Rp252.926

Universitas Sumatera Utara


47

Bahan Agr.Base Kelas B Material M3 Rp245.155


Baja Tulangan (Polos) U24 Material Kg Rp20.388
Baja Tulangan (Ulir) D32 Material Kg Rp22.500
Baja Bergelombang Material Kg Rp20.000
Tiang Pancang Beton Pratekan Material M3 Rp325.000
Kawat Las Material Dos Rp24.777
Baja Penegang Material Kg Rp20.000
Beton K-175 Material M3 Rp1.624.033
Elastomer Material Bh Rp400.000
Anchorage Material Kg Rp600.000
Beton K-500 Material M3 Rp4.104.834
Ducting (Strand U/ Gelagar) Material M' Rp40.000
Elastomer Jenis Material Bh Rp838.000
Expansion Tipe Joint Asphaltic Plug Material M' Rp2.180.090
Expansion Join Baja Siku Material M' Rp460.000
Marmer Material M2 Rp346.870
Agregat Pecah Mesin 0-5 Mm Material M3 Rp254.569
Agregat Pecah Mesin 5-10 & 10-20 Mm Material M3 Rp233.179
Agregat Lolos # 1" Material M3 Rp254.569
Pozzolan Cement (Ppc) Material Kg Rp2.750
Besi Pengikat Galvanis Material Bh Rp11.200
Bisi Pipa 75mm Material M' Rp247.657
Mur Baut Material Bh Rp3.232
Baja Siku Material Btg Rp452.400
Baja Plat Material Kg Rp16.158
Besi Ankur Material M' Rp26.400
Traffic Cone 75 Cm Material Bh Rp242.000
Gate Post Material Bh Rp176.000
Epoxy Material Set Rp58.494
Paku Beton Material Bh Rp538
Batang Kelapa Material M' Rp43.090
Papan Material Kpg Rp129.268
Alat Bantu Material Set Rp58.063
Bambu Material Btg Rp9.695
Trado Material Unit Rp1.200.000
Aditif Anti Pengelupasan Material Kg Rp82.609
Baja Prategang Material Kg Rp96.482
Cat Marka (Thermoplastic) Material Kg Rp36.000
Cat Marka (Non Thermoplastic) Material Kg Rp32.000
Minyak Pencair (Thinner) Material Ltr Rp24.130
Glass Bead Material Kg Rp23.232
Pelat Rambu Material Bh Rp180.000
Rambu Panah Berkedip Material Bh Rp125.000
Rambu Suar Berkedip Portabel Material M' Rp125.000
Rambu Tetap Informasi
Material Bh Rp345.000
Pengalihan/Pengaturan Lalu Lintas
Rambu Portabel Informasi Material Bh Rp95.000

Universitas Sumatera Utara


48

Pengalihan/Pengaturan Lalu Lintas


Rambu Penghalang Lalu-Lintas Jenis
Material Bh Rp75.000
Plastik
Rambu Penghalang Lalu-Lintas Jenis
Material Bh Rp450.000
Beton
Rambu Peringatan Material Bh Rp140.000
Rambu Petunjuk Material Bh Rp140.000
Pagar Jaring Pengaman Termasuk
Material M' Rp12.000
Perlengkapannya
Marka Jalan Sementara (Jika Diperlukan) Material M2 Rp9.000
Peralatan Komunikasi Dan Lainnya Material Set Rp1.500.000

Tabel 4.53 Daftar alat berat yang digunakan pada proyek.


Max
Resource Name Type Std. Rate
Units
Asphalt Mixing Plant Work Rp7.293.000/hr 100%
Asphalt Finisher Work Rp308.205/hr 100%
Asphalt Sprayer Work Rp55.574/hr 100%
Bulldozer 100-150 Hp Work Rp768.866/hr 100%
Compressor 4000-6500 L\M Work Rp157.319/hr 100%
Concrete Mixer 0.3-0.6 M3 Work Rp95.578/hr 200%
Crane 10-15 Ton Work Rp721.904/hr 100%
Dump Truck 3.5 Ton Work Rp257.000/hr 100%
Dump Truck 10 Ton Work Rp460.000/hr 200%
Excavator 80-140 Hp Work Rp869.000/hr 100%
Flat Bed Truck 3-4 M3 Work Rp428.000/hr 100%
Generator Set Work Rp454.000/hr 100%
Motor Grader >100 Hp Work Rp714.000/hr 100%
Track Loader 75-100 Hp Work Rp383.000/hr 100%
Wheel Loader 1.0-1.6 M3 Work Rp460.000/hr 100%
Three Wheel Roller 6-8 T Work Rp265.000/hr 100%
Tandem Roller 6-8 T. Work Rp321.000/hr 100%
Tire Roller 8-10 T. Work Rp504.000/hr 100%
Vibratory Roller 5-8 T. Work Rp333.000/hr 100%
Concrete Vibrator Work Rp60.000/hr 200%
Stone Crusher Work Rp875.000/hr 100%
WATER PUMP 70-100 Mm Work Rp46.000/hr 100%
Water Tanker 3000-4500 L. Work Rp259.000/hr 100%
Pedestrian Roller Work Rp90.000/hr 100%
Tamper Work Rp46.000/hr 100%
Jack Hammer Work Rp27.000/hr 100%
Fulvi Mixer Work Rp942.000/hr 100%
Concrete Pump Work Rp301.000/hr 100%
Trailer 20 Ton Work Rp425.000/hr 100%
Pile Driver + Hammer Work Rp168.000/hr 100%
Crane On Track 35 Ton Work Rp666.000/hr 100%

Universitas Sumatera Utara


49

Welding Set Work Rp113.000/hr 100%


Bore Pile Machine Work Rp392.000/hr 100%
Asphalt Liquid Mixer Work Rp39.000/hr 100%
Tronton Work Rp532.000/hr 100%
Cold Milling Work Rp1.018.000/hr 100%
Rock Drill Breaker Work Rp251.000/hr 100%
Cold Recycler Work Rp5.460.000/hr 100%
Hot Recycler Work Rp6.173.000/hr 100%
Aggregat (Chip) Spreader Work Rp509.000/hr 100%
Asphalt Distributor Work Rp359.000/hr 100%
Slip Form Paver Work Rp492.000/hr 100%
Concrete Pan Mixer Work Rp612.000/hr 100%
Concrete Breaker Work Rp740.000/hr 100%
Aspahlt Tanker Work Rp551.000/hr 100%
Cement Tanker Work Rp508.000/hr 100%
Condrete Mixer (350) Work Rp89.000/hr 100%
Vibrating Rammer Work Rp48.000/hr 100%
Truk Mixer (Agitator) Work Rp507.000/hr 100%
Bore Pile Machine Work Rp444.000/hr 100%
Crane On Track 75-100 Ton Work Rp851.000/hr 200%
Blending Equipment Work Rp217.000/hr 100%
Asphalt Liquid Mixer Work Rp112.000/hr 100%
Bar Bender Work Rp60.000/hr 100%
Bar Cutter Work Rp27.000/hr 100%
Breaker Work Rp207.000/hr 100%
Grouting Pump Work Rp295.000/hr 100%
Jack Hidrolic Work Rp72.000/hr 100%
Dongkrak Hidrolit Work Rp15.000/hr 200%
PILE DRIVER LEADER, 75 Kw Work Rp205.000/hr 100%
Pile Hammer Work Rp613.000/hr 100%
Pile Hammer, 2,5 Ton Work Rp49.000/hr 100%
Stressing Jack Work Rp310.000/hr 100%
Chainsaw Work Rp50.000/hr 100%

Setelah penginputan seluruh data dilakukan leveling dengan cara Leveling Priority,
Standard, maka didapat hasil Output pada tabel 4.54

Tabel 4.54 Output dari Penjadwalan Ranked Positional Weight Method


Durasi
Task name Priority Cost
(Days)
PEMBANGUNAN JEMBATAN TITI
156 - Rp4.565.201.811
GIRTAK
DIVISI 1 UMUM 150 - Rp339.370.000
Mobilisasi 25 606 Rp326.250.000
Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas 150 450 Rp13.120.000

Universitas Sumatera Utara


50

DIVSI 2 PEKERJAAN DRAINASE 41,5 - Rp106.565.173


Galian untuk Selokan Drainase dan
7 21 Rp9.024.530
Saluran Air
Pasangan Batu dengan Mortar 28 14 Rp97.540.643
DIVISI 3 PEKERJAAN TANAH 88,84 - Rp189.590.392
Galisan Biasa 7 504 Rp2.027.200
Galian Struktur dengan Kedalaman 0 - 2
14 497 Rp46.358.132
meter
Galian Struktur dengan Kedalaman 2 -4
21 483 Rp34.545.480
meter
Timbunan Pilihan dari Sumber Galian 15,34 119 Rp90.484.280
Penyiapan Badan Jalan 7 511 Rp7.405.700
Pemotongan Pohon Pilihan diameter 15 -
7 511 Rp8.769.600
30 cm
DIVISI 4 PELEBARAN
15,5 - Rp20.928.098
PERKERASAN DAN BAHU JALAN
Lapis Pondasi Agregat Kelas S 13 35 Rp20.928.098
DIVISI 5 PERKERASAN BERBUTIR 21 - Rp213.340.473
Lapis Pondasi Agregat Kelas A 21 77 Rp103.148.368
Lapis Pondasi Agregat Kelas B 14 91 Rp110.192.105
DIVISI 6 PERKERASAN ASPAL 15,34 - Rp235.937.954
Lapis Resap Pengikat - Aspal Cair 7 56 Rp17.493.605
Lapirs Perekat - Aspal Cair 7 42 Rp13.906.811
Laston Lapis AUS (AC - WC) 8,34 28 Rp88.570.404
Laston Lapis Antara (AC - BC) 7 56 Rp96.893.543
Bahan Anti Pengelupasan 7 28 Rp19.073.592
DIVISI 7 STRUKTUR 131 - Rp3.421.502.763
Beton Mutu Tinggi fc' 45Mpa 14 112 Rp27.298.511
Beton Mutu Sedang fc' 30MPa Lantai
8 77 Rp97.546.251
Jembatan
Beton Mutu Sedang fc'30 Mpa Pelat
14 105 Rp44.809.403
Injak
Beton Mutu Sedang fc'20 Mpa 45,5 224 Rp353.313.090
Beton Mutu Rendah fc' 15 Mpa 14 42 Rp32.685.662
Beton Mutu Rendah fc' 10 MPA 14 259 Rp43.927.595
Penyedian Unit Pracetak Gelagar Tipe 1
59 161 Rp504.603.908
Bentang 14,6 meter
Pemasangan Unit Pracetak Gelagar Tipe
7 147 Rp137.674.879
1 Bentang 14,6 meter
Baja Prategang 21 161 Rp113.067.808
Penyediaan Panel Full Deph Slab 31,5 119 Rp48.831.601
Pemasangan Panel Full Deph Slab 7 91 Rp1.187.200
Baja Tulangan U 32 Ulir 42 266 Rp1.018.883.284
Penyediaan Tiang Pancang Beton
56 518 Rp687.262.560
Pratekan Pracetak diameter 450mm
Pemancangan Tiang Pancang Beton
31,5 420 Rp129.186.400
Pratekan Pracetak diameter 450mm

Universitas Sumatera Utara


51

Pasangan Batu 29 133 Rp47.533.912


Expansion Joint Tipe Asphaltic
7 77 Rp51.521.590
Plug,Fixed
Perletakan Elastomerik Sintesis Ukuran
7 182 Rp14.241.800
350mm x 400mm x39
Sandaran (Railing) 15 49 Rp31.517.133
Papan Nama Jembatan 7 56 Rp4.406.822
Pembongkaran Beton 10 595 Rp23.571.200
Pipa Drainase Baja diameter 75mm 7 49 Rp8.432.155
DIVISI 8 PENGEMBALIAN
7 - Rp24.499.374
KONDISI DAN PEK.MINOR
Marka Jalan Termoplastik 7 7 Rp8.784.103
Rambu Jalan Tunggal dengan Permukaan
7 7 Rp6.741.105
pemantul Engineer Grade
Patok Pengarah 7 7 Rp8.974.166
DIVISI 10 PEK.PEMELIARAAN
150 - Rp13.467.584
RUTIN
pemeliharaan rutin perkerasan 150 150 Rp13.467.584

4.6 Hasil Analisa

1. Dari proses penjadwalan, alokasi dan pemerataan tenaga kerja dengan


metode PDM diperoleh hasil sebagai berikut :
- Durasi proyek : 151 hari
- Biaya total : Rp4.547.201.811,00

2. Dari proses penjadwalan,alokasi dan pemerataan tenaga kerja dengan


metode RPWM diperoleh hasil sebagai berikut :
- Durasi proyek : 156 hari
- Biaya total : Rp4.565.201.811,00

Universitas Sumatera Utara


52

Berikut ditampilkan perbandingan Penjadwalan Precedence Diagram Method


dan Ranked Positional Weight Method terhadap durasi dan biaya.

157
156
155
154
Durasi (Hari)

153
152
151
150
149
148
Output Penjadwalan

PDM RPWM

Gambar 4.1 grafik perbandingan penjadwalan terhadap durasi (waktu)

Rp4,570,000,000

Rp4,565,000,000

Rp4,560,000,000
Biaya (Rupiah)

Rp4,555,000,000

Rp4,550,000,000

Rp4,545,000,000

Rp4,540,000,000

Rp4,535,000,000
Output Penjadwalan

PDM RPWM

Gambar 4.2 grafik perbandingan penjadwalan terhadap biaya

Universitas Sumatera Utara


53

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pembuatan penjadwalan proyek menggunakan PDM dan RPWM


serta membandingkannya terhadap biaya dan durasi maka didapat kesimpulan
sebagai berikut :

1. Berdasarkan penjadwalan proyek dengan metode PDM dan RPWM dengan jumlah
tenaga kerja dan durasi waktu setiap item pekerjaan yang sama, berikut ini
ditampilkan ouput waktu pengerjaannya dan perbandingan antara biaya pada Proyek
Pembangunan Jembatan Provinsi Titi Girtak Ruas Jalan Marelan-Belawan.
 Perbandingan terhadap waktu pelaksanaan proyek
o Durasi proyek pada PDM : 151 hari
o Durasi proyek pada RPWM : 156 hari
 Perbandingan terhadap biaya pada proyek
o Biaya proyek pada PDM : Rp4.547.201.811
o Biaya proyek pada RPWM :Rp4.565.201.811

Analisa rasio yang dilakukan terhadap biaya proyek dengan penjadwalan Precedence
Diagram Method dan Ranked Positional Weight Method menghasilkan :

o Selisih waktu pelaksanaan proyek adalah 5 hari


o Selisih Biaya Proyek adalah Rp18.000.000

Rasio biaya total = = 1,0039

rasio biaya = > 1

Dimana, x = biaya Ranked Positional Weight Method


y = biaya Precedence Diagram Method
berdasarkan analisa rasio, hasil durasi proyek dalam penjadwalan dengan
Precedence Diagram Method lebih cepat 5 hari dan lebih hemat Rp.18.000.000,00

Universitas Sumatera Utara


54

dibandingkan dengan penjadwalan aktivitas dengan Ranked Positional Weight


Method

5.2. SARAN
Dari penelitian ini dapat disarankan beberapa hal sebeagai berikut :
1. Dalam proses penjadwalan, perlu dilakukan analisa secara menyeluruh dalam
hal-hal sumber daya yang terlibat dalam melaksanakan penjadwalan proyek
seperti sumber daya pekerja dan peralatan.
2. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh terlihat bahwa RPWM dapat menjadi
metode alternatif karena proses dalam penjadwalannya yang lebih jelas dan
pedoman yang jelas dimana dilakukan berdasarkan bobot posisi dari masing
masing pekerjaan maka hal ini sebaiknya perlu dikaji dalam kuliah.
3. Dalam mengestimasi waktu dengan metode PDM dan RPWM hendaknya data
yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dilapangan.

Universitas Sumatera Utara


55

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman M, Hamzah S, Studi Penggunaan Metode Earned Value Management


pada Pengendalian Biaya dan Waktu pada Proyek Pembangunan Grand Daya
Square.
Ahuja, Hira N, 1994. Project Management Techniques in Planning and Controlling
Construction Projects. John Wiley & Sons. New York.
Emanuel, Yenni. 2009. Panduan Lengkap Mengelola Proyek dengan Microsoft
Project Professional 2007. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Ervianto W, 2002. Manajemen Proyek Konstruksi. Andi. Yogyakarta.
Ervianto W, 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi. Andi. Yogyakarta.
Ginting R, 2007. Sistem Produksi. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Hamilton, Albert, 1997. Management by Project. Thomas Telford Services Ltd.
London.
Husen A, 2009. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, & Pengendalian
Proyek. Andi. Yogyakarta.
Jaya N, Dewi A. 2007. Analisa Penjadwalan Proyek Menggunakan Ranked
Positional Weight Method dan Precedence Diagram Method. Jurnal Ilmiah
Teknik Sipil, Vol. 11 No. 2.
Prabawati T, 2008. Microsoft Project untuk Pemula edisi 1. Andi. Yogyakarta.
Soeharto I, 1995. Manajemen Proyek Dari Konsptual Sampai Operasional.
Erlangga. Jakarta.
Soeharto I, 1999. Manajemen Proyek Dari Konsptual sampai Operasional Edisi 2.
Erlangga. Jakarta.
Suputra I. 2011. Penjadwalan Proyek dengan Precedence Diagram Method dan
Ranked Positional Weight Method, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Vol. 15 No.1.
Triyuliana, A. 2008. Panduan Aplikatif Pengelolaan proyek dengan Microsoft Office
Project 2007, Andi, Yogyakarta.
Wijaya G, Marsiano F, Limanto S. Studi Kasus Penjadwalan Proyek pada Proyek
Rumah Toko X Menggunakan Microsoft Project 2010

Universitas Sumatera Utara


Tabel 4.7 Matriks untuk perhitungan bobot posisi

Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 - 0 1 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - 0 0
4 - 0 - 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - 0 0
5 - 0 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
6 - 0 1 1 - 1 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
7 - 0 1 1 - - 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
8 - 0 0 0 - - - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
9 - 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
10 - 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - - - 1 - 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
12 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
13 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
14 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
15 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - - 1 1 - 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
16 - 0 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - - 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
18 - 0 0 0 - - - - - - 0 - - - 0 1 - 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
19 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 - 1 - - - - 1 1 - - - 0 1
20 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - - - - - - 0 1
21 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
22 - 0 1 1 - - 1 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 - 0 1 0 1 1 - - - 0 1
23 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - - 0 - 1 - - - - - - - - - 0 -
24 - 0 1 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 - - 0 1
25 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1
26 - 0 0 0 - - - 1 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 - 1 - - 1 - 1 1 - - - 0 1
27 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 - 1 1 1 1 0 0 0 0 1
28 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - 1 1 - - - 0 1
29 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - - 1 - - - 0 1
30 - 0 1 1 - - 1 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 - 0 1 0 1 Universitas 1 1Sumatera
- Utara- 0 1
31 - 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tabel 4.8 Perhitungan bobot posisi pada elemen 1
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Personal
25+7+14+7+14+21+14+7+7+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+56+28+14+7+7+14+7+7
Weight

Tabel 4.9 Perhitungan bobot posisi pada elemen 2


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Personal
150
Weight

Tabel 4.10 Perhitungan bobot posisi pada elemen 3


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
3 - 0 1 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - 0
Personal
7+14= 21
Weight

Tabel 4.11 Perhitungan bobot posisi pada elemen 4


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
4 - 0 - 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - 0
Personal
14
Weight

Tabel 4.12 Perhitungan bobot posisi pada elemen 5 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Perhitungan bobot posisi pada elemen 7
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
7 - 0 1 1 - - 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Personal
7+14+21+14+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+28+14+7+7+14+7+7+7+7+7
Weight

Tabel 4.15 Perhitungan bobot posisi pada elemen 8


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
8 - 0 0 0 - - - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
Personal
14+7+14+14+7+7+7+7+7+14+7+7+7= 119
Weight

Tabel 4.16 Perhitungan bobot posisi pada elemen 9


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
9 - 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Personal
7+14+7+14+21+14+7+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+28+14+7+7+14+7+7+7
Weight

Tabel 4.17 Perhitungan bobot posisi pada elemen 10


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
10 - 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Personal
7+14+7+14+21+14+7+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+28+14+7+7+14+7+7+7
Weight

Tabel 4.18 Perhitungan bobot posisi pada elemen 11 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Perhitungan bobot posisi pada elemen 13
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
13 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
Personal
7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+7= 91
Weight

Tabel 4.21 Perhitungan bobot posisi pada elemen 14


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
14 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
Personal
7+7+7+7+7+7+7+7=56
Weight

Tabel 4.22 Perhitungan bobot posisi pada elemen 15


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
15 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - - 1 1 - 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
Personal
7+7+7+7+7+7=42
Weight

Tabel 4.23 Perhitungan bobot posisi pada elemen 16


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
16 - 0 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - -
Personal
7+7+7+7=28
Weight

Tabel 4.24 Perhitungan bobot posisi pada elemen 17 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.26 Perhitungan bobot posisi pada elemen 19
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
19 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 - 1 - - - - 1 1 - - - 0
Personal
7+7+7+28+7+7+14+7+7+7+7+7= 112
Weight

Tabel 4.27 Perhitungan bobot posisi pada elemen 20


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
20 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - - - - - - 0
Personal
7+14+7+14+7+7+7+7+7= 77
Weight

Tabel 4.28 Perhitungan bobot posisi pada elemen 21


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
21 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
Personal
7+14+14+7+7+7+7+7+14+7+7+7= 105
Weight

Tabel 4.29 Perhitungan bobot posisi pada elemen 22


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
22 - 0 1 1 - - 1 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 - 0 1 0 1 1 - - - 0
Personal
7+14+21+7+7+7+42+14+7+28+7+7+7+14+7+7+7+7+7= 224
Weight

Tabel 4.30 Perhitungan bobot posisi pada elemen 23 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.32 Perhitungan bobot posisi pada elemen 25
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
25 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
Personal
7+7+7+14+7+21+28+7+7+7+14+7+7+7+7+7= 161
Weight

Tabel 4.33 Perhitungan bobot posisi pada elemen 26


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
26 - 0 0 0 - - - 1 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 - 1 - - 1 - 1 1 - - - 0
Personal
14+7+7+7+14+7+28+7+7+14+7+7+7+7+7= 147
Weight

Tabel 4.34 Perhitungan bobot posisi pada elemen 27


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
27 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 - 1 1 1 1 0 0 0 0
Personal
7+7+7+14+7+21+28+7+7+7+14+7+7+7+7+7= 161
Weight

Tabel 4.35 Perhitungan bobot posisi pada elemen 28


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
28 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - 1 1 - - - 0
Personal
7+7+14+28+7+7+14+7+7+7+7+7= 119
Weight

Tabel 4.36 Perhitungan bobot posisi pada elemen 29 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.38 Perhitungan bobot posisi pada elemen 31
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
31 - 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Personal
7+14+14+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+56+28+14+7+7+14+7+7+7+7+7
Weight

Tabel 4.39 Perhitungan bobot posisi pada elemen 32


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
32 - 0 1 1 - - - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 - 1 1
Personal
7+14+14+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+7+21+28+7+42+28+14+7+7+14+7+7+7+7+7= 4
Weight

Tabel 4.40 Perhitungan bobot posisi pada elemen 33


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
33 - 0 0 0 - - - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - 1
Personal
14+7+14+14+7+7+7+7+7+14+14+7+7+7= 133
Weight

Tabel 4.41 Perhitungan bobot posisi pada elemen 34


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
34 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - - 0 - 1 - - - - - - - - - 0
Personal
7+14+7+14+7+7+7+7+7= 77
Weight

Tabel 4.42 Perhitungan bobot posisi pada elemen 35 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.44 Perhitungan bobot posisi pada elemen 37
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
37 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - - 0 - 1 - - - - - - - - - 0
Personal
14+14+7+7+7+7= 56
Weight

Tabel 4.45 Perhitungan bobot posisi pada elemen 38


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
38 - 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Personal
7+14+147+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+28+14+7+7+14+7+7+7+7+7+7=
Weight

Tabel 4.46 Perhitungan bobot posisi pada elemen 39


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
39 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - - 0 - 1 - - - - - - - - - 0
Personal
7+14+7+7+7+7= 49
Weight

Tabel 4.47 Perhitungan bobot posisi pada elemen 40


Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
40 - 0 - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Personal
7
Weight

Tabel 4.48 Perhitungan bobot posisi pada elemen 41 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.50 Perhitungan bobot posisi pada elemen 43
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Personal
151
Weight

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 1
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

ABT. 1 ABT. 2

50000 50000
14600
35 35
2000 2000
GUIDE POST 18/18 GUIDE POST 18/18
AC - WC AC - WC
AC - BC AC - BC
t = 4 cm t = 4 cm
t = 5 cm t = 5 cm

MOVE FIXED

2100

BIDANG PERSAMAAN
JARAK PROFIL -

ELEVASI AS JALAN

1460

SIMPANG KANTOR MARELAN


1000

185

CATATAN :
Universitas Sumatera Utara
SEMUA UKURAN JARAK DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 2
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

14600
35 35

2000 14000

MOVE FIXED

SKEMA PENGANGKURAN

1200 1200

130
200 2500 130
200 2500

1100 1100

1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850

A1 - MOVE A2 - FIXED
SKALA 1:100 SKALA 1:100

MOVE FIXED
700 1850 700 1850

1000 1000

2000 2000

CATATAN :

PENGANGKURAN DI ABUTMENT-1 (A1) PENGANGKURAN DI ABUTMENT-2 (A2)


SKALA 1:100 SKALA 1:100

Universitas Sumatera Utara


No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 3
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

B
9x14 D.13 - 1000/1500 (S.3)

D.25 - 150 (S.5) 2x61 D.13 - 200 (S.2)


2x99 D.16 - 150 (S.1)
D.13 - 150 (S.4)

A A

B
1376 5 x1850 = 9250 1376

TYPE 1 TYPE 2 TYPE 3 TYPE 4 TYPE 5


POTONGAN MELINTANG PELAT LANTAI
SKALA 1:70
520 520

14600

1376
GIRDER

1850
D.13 - 200 (S.2)

GIRDER

1850

GIRDER

1850 12000
14600
D.16 - 150 (S.1)

GIRDER
67 2x61 D.13 - 200 (S.2) 67

1850 270
60
GIRDER

1600
1850

GIRDER

1376

14600

POTONGAN A - A POTONGAN B - B
CATATAN : SKALA 1:75
SKALA 1:100
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 4
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui : PENULANGAN BALOK
Skala :
Nama Jembatan
BENTANG 14,6 METER Tanggal : 2014
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS

NOTE :
1. CONCRETE
CONCRETE STRENGTH AT SERVICE : Min. fc' 40 MPa
COMPRESSIVE STRENGTH AT STRESSING : Min. fci 32 MPa

2. REINFORCING STEEL

- DIA < 13 mm : BJIP 24


- CONCRETE COVER AT WEB = 25 mm
- CONCRETE COVER AT FLANGE = 40 mm
3. PRESTRESSING STEEL

- ( ASTM - A416 GRADE 270 LOW RELAXION


- UTS : 18700 kgf

POTONGAN BALOK MEMANJANG - JACKING FORCE : 75 % UTS


4. CAST IN SITE SLAB

SKALA 1:50 - COMPRESSIVE STRENGTH : fc' 25 MPa


5. DESIGN STANDARD BASED ON
- RSNI T - 02 - 2005
PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN
- SNI T - 12 - 2004
PERENCANAAN STRUKTUR BETON UNTUK JEMBATAN
6. STANDARD MATERIAL
- CEMENT : SNI 15 - 2049 - 2004
- PC STRAND : ASTM A416 - 99
- REBAR : SNI - 07 - 2052 - 2002
- AGGREGATE : ASTM C33 - 2003
- ADMIXTURE : ASTM C494 - 1999
7. ALL DIMENSION IN MILLIMETER UNLESS OTHERWISE SHOWN

DETAIL PENULANGAN BALOK


SKALA 1:50

SKALA 1:15
CABLE 1

CABLE 2

CABLE LAYOUT
SKALA 1:50
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 5
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
DIMENSI GIRDER TITI GERTAK Skala :
Nama Jembatan BENTANG 14,6 METER
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

SECTION 1 SECTION 2 SECTION 3 SECTION 4 SECTION 5 SECTION 6 SECTION 7


SKALA 1:20 SKALA 1:20 SKALA 1:20 SKALA 1:20 SKALA 1:20 SKALA 1:20 SKALA 1:20
130

CATATAN :

Universitas Sumatera Utara


No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 6
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
PENULANGAN DIAFRAGMA Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

NOTE :
1. CONCRETE
CONCRETE STRENGTH AT SERVICE : Min. fc' 40 MPa
1850 COMPRESSIVE STRENGTH AT STRESSING : Min. fci 32 MPa

2. REINFORCING STEEL

- DIA < 13 mm : BJIP 24


1850 - CONCRETE COVER AT WEB = 25 mm
- CONCRETE COVER AT FLANGE = 40 mm
3. PRESTRESSING STEEL

- ( ASTM - A416 GRADE 270 LOW RELAXION


1850 - UTS : 18700 kgf
- JACKING FORCE : 75 % UTS
c 4. CAST IN SITE SLAB
- COMPRESSIVE STRENGTH : fc' 25 MPa
D2 D4 5. DESIGN STANDARD BASED ON
d
1850 - RSNI T - 02 - 2005
d D1
b a PEMBEBANAN UNTUK JEMBATAN
c
D3 - SNI T - 12 - 2004
b
PERENCANAAN STRUKTUR BETON UNTUK JEMBATAN
6. STANDARD MATERIAL
a
1850 - CEMENT : SNI 15 - 2049 - 2004
- PC STRAND : ASTM A416 - 99
- REBAR : SNI - 07 - 2052 - 2002
- AGGREGATE : ASTM C33 - 2003
- ADMIXTURE : ASTM C494 - 1999
14600 7. ALL DIMENSION IN MILLIMETER UNLESS OTHERWISE SHOWN

DENAH DIAFRAGMA
130

130
DIAFRAGMA TENGAH DIAFRAGMA UJUNG
SKALA 1:70 SKALA 1:70

110 1570 110

208
90

195

620

268
490

280

230
225

80
120

300 300 198 1104 198


150 200

PENULANGAN DIAFRAGMA PENULANGAN DIAFRAGMA Universitas Sumatera Utara


SKALA 1:20 SKALA 1:20
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 7
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
PENULANGAN RC-PANEL Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

200

100

1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2

1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2

1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2

1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2

P1 P2 P4

a P3
1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2
a

14600

DENAH RC PANEL
SKALA 1 : 100

1000 500
A
50 50
150 150
POTONGAN A - A

POTONGAN A - A
SKALA 1:30

SKALA 1:30
B B
6 x 200 = 1200 1600 6 x 200 = 1200 1600
D D

150 150
50 50

A
70 70
PENULANGAN TIPE-1
SKALA 1:30
PENULANGAN TIPE-2
SKALA 1:30
CATATAN :

70 70

POTONGAN B - B POTONGAN B - B Universitas Sumatera Utara


SKALA 1:30 SKALA 1:30
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 8
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :

Nama Jembatan
PENULANGAN ABUTMENT Skala :

Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

300

550 350 12000

1400

600 14 D13 - 100 (A17)

C
B
121 D16-100(A15) 121 D16-100 (A15)
350 4 D13 - 100 (A19)

30 D25-400 (A20) 121 D16-100 (A3)


14 D16 - 100 (A17) 32 D16-100 (A10)
1250
15 D13-100 (A18)
900
121 D16- 100 (A3)
121 D16-100 (A9)
14 D13 - 100 (A14) 3750
D16 - 100 (A16) 7 D16- 300 (A11)
500 500
3750
2 D13 (A13) 121 D25-100 (A2)
32 D16-100 (A10) D
31 D16-100 (A4) D
121 D16 -100 (A12)
500 500
2x2 D13-400 (A5)

121 D25-100 (A8) 121 D16 - 100 (A9)


500
121 D25-100 (A1)
E E 31 D16-100 (A4)
2x2 D13 - 400 (A6) 150
2000 2x2 D13 (A5)
2x5 D13-200 (A7)
121 D25 - 100 (A2) 850

121 D25-100 (A1) 31 D16-100 (A4)

1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500 1500

POTONGAN C - C
SKALA 1:70
750 1500 750

1100 800 1100 CATATAN :


3000

PENULANGAN ABUTMENT
SKALA 1:60

31 D16 -100

50
12000

121 D16-100 (A9) 2 x 32 D16-100 (A10)

20 x 150 = 2900
31 D16-100 ( TULANGAN ATAS )
1100

3000
121 D25-150 ( TULANGAN BAWAH ) 50

700

50

1100
50

121 D16-100 (A8) D16- 200 (A11)


50 80 x 150 = 11900 50
POTONGAN E - E
12000 SKALA 1:100

POTONGAN D - D
Universitas Sumatera Utara
SKALA 1:70
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 9
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

ABUTMENT K . 250
A12
c
b
c
b d A8 b b
b A7 a A20 c a

a A2 e a
d

a a
b

a c
A4 A14

A10 A13 A17


b
a A1 c
b b
A18 A19 b
a
a
A5 A6 c b a A3 c
a A11 c c c
A15 A16
a
b

Universitas Sumatera Utara


No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 10
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

500

D 300
300

D19 - 200
(W2 - Out Bar)
D13 -300 (W8)
D16 - 200 D13 - 300
Overstek Bar (W4 - Out Bar) Overstek Bar (W7)
250

D19 - 200 (W3 - In Bar) 350

D16 - 200 (W4 - Out Bar) D16 - 200


D19 - 200 (W1a - In Bar)
1699

(W9 - Stek Bar) D19 - 200 D13 - 300


(W3 - In Bar) (W10)
D16 - 200 (W2b - Out Bar) 2685

D19 - 200
(W1 - In Bar)
D19 - 200 (W1 - In Bar)
D19 - 200 (W2 - Out Bar) D19 -200 D16 - 200
E E
(W3 - In Bar) (W4 - Out Bar)

D19 - 200 (W6 - In Bar) D19 - 200 (W3a - In Bar)


D16 - 200 (W7 - Out D19 - 200 (W4b - Out Bar)
Bar)
D19 - 200 (W5)
D19 - 200 D19 - 200
(W1 - In Bar) (W2 - Out Bar)

SECTION E
Skala 1 : 50 SECTION D
Skala 1 : 50

PENULANGAN WING WALL


Skala 1 : 50

CATATAN :
SEMUA UKURAN JARAK, DIAMETER DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 11
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

5000

250
350

200
50

PENULANGAN PELAT INJAK


Skala 1 : 20

11400

5000

DENAH PENULANGAN PELAT INJAK CATATAN :


Skala 1 : 50 SEMUA UKURAN JARAK, DIAMETER DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 12
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

150

51 99
D

50

50
C C

STEEL

450
NEOPRANE 450 550
MESH
BEARING PAD

MORTAR PAD

50

50
M2
a

M1
D

BEARING PAD

MORTAR PAD
NEOPRANE
a

50 600 50
DETAIL
SKALA 1:100
A
POTONGAN D-D
50 50 SKALA 1:100
600

51
NEOPRANE
BEARING PAD
A
51 99

150

MORTAR PAD
430
10 450 10
STEEL
MESH
OUTER RUBBER LAYER T1 POTONGAN B-B

A
700 SKALA 1:5
INNER RUBBER LAYER T2
POTONGAN C-C B
STEEL PLATE T3
SKALA 1:10

51

B
580
10 10
600 CATATAN :
340
1. ANGKER BAR HARUS DI GALVANIZE

POTONGAN A-A 2. SEMUA UKURAN JARAK, DIAMETER DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
SKALA 1:20

559
DETAIL ELASTOMERIC BEARING PAD GIRDER 14,6 M
DETAIL STEEL MESH GIRDER 14,6 M
SKALA 1:20 Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 13
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

500
2000
300 200 2000
25 25
50

50
250

PELAT ANGKER

250
500

240x240x25

30
500

40
RAIL POST PELAT ANGKER

160

80
200
240x240x25
200

40
30
25
250 100
25

100
1225

PELAT ANGKER
240x240x25 50 50
140
240

350
POTONGAN ATAS
700

200
350

D13-150 (P3)
C 14
DECK SLAB

POTONGAN MEMANJANG
SKALA 1:30

Pipa Baja Galvanized D 4"


GIRDER
500

300 200

50
250
PELAT ANGKER 240x240x25

500
a
PENULANGAN PARAPET

200
25
SKALA 1:20 b

100
1225
a P5 / P6
50

700
b
250

D13-150 (P3)

350
500

500
c
200

b b a c
25

L 100.100.10 a
425

P1 P2 P3 P4
700

300

8D16 ( P6 )
C 14
CATATAN :
425

D16-150 ( P4 )

BETON K250
200

700 325

Pipa Baja Galvanized D 4"

DETAIL PENULANGAN STOPPER


SKALA 1:40

DETAIL TROTOAR Universitas Sumatera Utara


SKALA 1:20
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 14
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

350

50
350 350

40 40 75

CATATAN :
SEMUA UKURAN JARAK DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 15
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

450 450 450 450

2100

80 290 80

450

Universitas Sumatera Utara


No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 16
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014

LUBANG SULING
DENGAN KANTUNG FILTER

BAHU JALAN
30
4%

LAPISAN PENYARING LANJUTAN


DARI LUBANG - LUBANG SULING
1
30.0
4 100.0
15.0 115.0
1

87,5
50.0

TIPE C2
SALURAN DENGAN PASANGAN YANG BERDEKATAN
DENGAN BAHU JALAN
CATATAN :

SEMUA UKURAN JARAK DALAM SATUAN CENTIMETER (CM).

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai