Oleh :
RIZKY HAMDANI SIREGAR
13 0404 036
Dosen Pembimbing :
Ir.Syahrizal., MT Rezky Ariessa Dewi ST.MT
NIP. 19611231 198811 1 NIP. 19860405 201706 2 001
ABSTRAK
ii
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang dapat membangun dari para pembaca demi perbaikan menjadi lebih baik.
Terimakasih saya ucapkan diakhir kata, semoga tugas akhir ini bermanfaat
bagi para pembaca. Aamiin
Medan, Agustus
2018
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................vi
DAFTAR TABEL ..............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………...1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................1
1.2. Perumusan Masalah.......................................................................3
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................3
1.5. Pembatasan Masalah .....................................................................4
1.6. Sistematika Penulisan…................................................................5
iv
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...55
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel
Lampiran 4 Kurva S
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Proyek konstruksi semakin berkembang dan rumit baik dari segi fisik maupun
biaya. Pada pelaksanaanya suatu proyek memilik keterbatasan akan sumber daya,
baik berupa manusia, material, biaya dan alat. Hal ini membutuhkan suatu
managemen proyek mulai dari tahap awal proyek hingga tahap penyelesaian proyek.
Dengan meningkatnya tingkat kompleksitas suatu proyek dan semakin sedikitnya
sumber daya yang ada maka dibutuhkan juga peningkatan suatu sistem pengolahan
proyek yang baik dan terintegrasi (Ahuja et al., 1994).
1.Memprediksi waktu penyelesaian proyek serta waktu yang dibutuhkan untuk disain
danpenerapannya di lapangan.
4.Mengevaluasi dampak yang terjadi apabila ada perubahan pada waktu penyelesain
proyek.
Critical Path Method, pada metode ini dikenal adanya jalur kritis, yaitu jalur
yang memiliki rangkaian komponen-komponen kegiatan dengan total jumlah waktu
terlama dan menunjukkan kurun waktu penyelesaian proyek yang tercepat. Jadi, jalur
kritis terdiri dari rangkaian kegiatan kritis, dimulai dari kegiatan pertama sampai
pada kegiatan terakhir proyek. Makna jalur kritis penting bagi pelaksana
proyek,karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila pelaksanaannya
terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Terkadang
dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam jaringan kerja.
Bagan balok ( Bar Chart) juga merupakan metode penjadwalan pada proyek
yang disusun dengan maksud mengidentifikasi unsur waktu dan urutan dalam
merencanakan suatu kegiatan, yang terdiri dari waktu mulai, waktu penyelesaian, dan
pada saat pelaporan.
Pada proyek jembatan titik gertak ruas jalan Marelan Belawan ini,
penjadwalan proyek menggunakan kurva S.Penjadwalan proyek dengan metode ini
merupakan pernjadwalan proyek yang sering digunakan pada proyek konstruksi
dikarenakan metode ini dapat menampilkan kemajuan proyek berdasarkan masing
masing kegiatan,waktu dan bobot pekerjaan yang ditampilkan dalam bentuk kurva
sebagai persentase kumulatif dari seluruh kegiatan. Kurva S juga memberikan
informasi tentang kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap jadwal
rencana. untuk mengefisiensikan waktu dalam pelaksanaan dilapangan dan
pengerjaan diproyek masih dalam tahap awal yaitu pengecoran bor pile, maka
penulis melakukan penilitian terhadap penjadwalan ulang dengan menggunakan
metode PDM dan RPWM yang hasilnya akan dibandingkan dengan jadwal aktual
pada proyek.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hasil durasi waktu & biaya pada metode Precedence Diagram
Method dan Ranked Positional Weight Methoddan membandingkannya.
Untuk memperjelas ruang lingkup yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini dan
untuk mempermudah penulis dalam menganalisa maka dibuat batasan-batasan
masalah yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian umum dan khusus tentang “Precedence Diagram
Method” dan “Ranked Positional Weight Method“ yang akan diteliti berdasarkan
referensi-referensi yang diperoleh.
Bab ini berisi uraian tentang persiapan penilitian mencakup studi literatur,
kunjungan ke lokasi proyek, dan penjelasan analisa data dan metode penelitiannya.
BAB V KESIMPULAN
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian, yang akan
menjawabpertanyaan yang sudah dirangkum pada rumusan masalah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.PROYEK
Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang
berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu da
dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan
jelas. Tugas tersebut dapat berupa membangun pabrik, membuat produk baru atau
melakukan penelitian dan pengembangan. (Ir.Iman Soeharto, 1995).
Dari pengertian diatas terlihat bahwa ciri pokok proyek adalah :
Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir.
Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai
tujuan diatas telah ditentukan.
Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas.
Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas.
Nonrutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah
sepanjang proyek berlangsung.
tugas dan kegiatan yang kompleks, membentuk saling ketergantungan, dan secara
otomatis mengandung permasalahan tersendiri.
Mutu
Produk atau hasil kegiatan proyek harus memenuhi spesifikasi dan kriteria
yang dipersyaratkan. Sebagai contoh, bila hasil kegiatan proyek tersebut berupa
instalasi pabrik, maka kriteria yang harus dipenuhi adalah pabrik harus mampu
beroperasi secara memuaskan dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Jadi,
memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas yang dimaksudkan atau
sering disebut dengan fit for the intended use.
Proyek Engineering-Konstruksi
komponen kegiatan utama jenis proyek ini terdiri dari pengkajian kelayakan,
desain engineering, pengadaan, dan konstruksi. Proyek macam ini, misalnya
pembangunan gedung, jembatan, pelabuhan, jalan raya, fasilitas industri, dan lain-
lain.
Proyek Engineering-Manufactur
Proyek ini dimaksudkan untuk menghasilkan produk baru. Jadi, produk
tersebut adalah hasil usaha kegiatan proyek. Atau dengan kata lain proyek
manufaktur merupakan proses untuk menghasilkan produk baru. Kegiatan utamanya
meliputi desain engineering, pengembangan produk, ( produk development ),
pengadaan, manufaktur, perakitan, uji coba fungsi dan operasi produk yang
dihasilkan. Contoh untuk ini adalah pembuatan ketel uap, generator listrik, mesin
pabrik, kendaraan mobil, dan lain sebagainya. Bila kegiatan manufaktur dilakukan
berulang-ulang, rutin, dan menghasilkan produk yang sama dengan terdahulu, maka
kegiatan ini tidak lagi diklasifikasikan sebagai proyek.
Proyek penelitian dan pengembangan
Proyek penelitian dan pengembangan ( research & development ) bertujuan
melakukan penelitian dan pengembangan dalam rangka menghasilkan suatu produk
tertentu. Dalam mengejar hasil akhir, proyek ini sering kali menempuh proses yang
berubah-ubah demikian pula dengan lingkup kerjanya. Agar tidak melebihi anggaran
atau jadwal secara substansial maka perlu diberikan batasan yang ketat perihal
masalah tersebut.
Proyek pelayanan manajemen
Banyak perusahaan memerlukan proyek macam ini. Diantaranya :
- Merancang sistem informasi manajemen, meliputi perangkat lunak
maupun perangkat keras.
- Merancang program efisiensi dan penghematan.
- Diverifikasi, penggabungan dan pengambilalihan.
Proyek tersebut tidak membuahkan hasil dalam bentuk fisik, tetapi laporan
akhir.
Proyek Kapital
Berbagai badan usaha atau pemerintah memiliki kriteria tertentu untuk proyek
kapital. Hal ini berkaitan dengan penggunaan dana kapital ( istilah akntansi ) untuk
investasi. Proyek kapital umumnya meliputi mateial dan peralatan ( mesin-mesin ),
manufaktur (pabrikasi ) dan konstruksi pembangunan fasilitas produksi.
untuk melaksanakan aktivitas proyek. Proses inisangat berkaitan erat dengan proses
estimasi biaya.
2. Estimasi Biaya.
Estimasi biaya adalah proses untuk memperkirakan biaya dari sumber daya
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Bila proyek dilaksanakan melalui
sebuah kontrak, perlu dibedakan antara perkiraan biaya dengan nilai kontrak.
Estimasi biaya melibatkan perhitungan kuantitatif dari biaya-biaya yang muncul
untuk menyelesaikan proyek. Sedangkan nilai kontrak merupakan keputusan dari
segi bisnis di mana perkiraan biaya yang didapat dari proses estimasi merupakan
salah satu pertimbangan dari keputusanyang diambil.
3. Penganggaran Biaya.
Penganggaran biaya adalah proses membuat alokasi biaya untuk masing-
masing aktivitas dari keseluruhan biaya yang muncul pada proses estimasi. Dari
proses ini didapatkan cost baseline yang digunakan untuk menilai kinerja proyek.
4. Pengendalian Biaya.
Pengendalian biaya dilakukan untuk mendeteksi apakah biaya aktual
pelaksanaan proyek menyimpang dari rencana atau tidak. Semua penyebab
penyimpangan biaya harus terdokumentasi dengan baik sehingga langkah-langkah
perbaikan dapat dilakukan.
1. Pendefinisian Aktivitas.
Merupakan proses identifikasi semua aktivitas spesifik yang harus dilakukan
dalam rangka mencapai seluruh tujuan dan sasaran proyek (project deliveriables).
Dalam proses ini dihasilkan pengelompokkan semua aktivitas yang menjadi ruang
lingkup proyek dari level tertinggi hingga level yang terkecil atau disebut Work
Breakdown Structure (WBS).
2. Urutan Aktivitas.
Proses pengurutan aktivitas melibatkan identifikasi dan dokumentasi dari
hubungan logis yang interaktif. Masing-masing aktivitas harus diurutkan secara
akurat untuk mendukung pengembangan jadwal sehingga diperoleh jadwal yang
realisitis. Dalam proses ini dapat digunakan alat bantu komputer untuk
mempermudah pelaksanaan atau dilakukan secara manual. Teknik secara manual
masih efektif untuk proyek yang berskala kecil atau di awal tahap proyek yang
berskala besar, yaitu bila tidak diperlukan pendetailan yang rinci.
3. Estimasi Durasi Aktivitas.
Estimasi durasi aktivitas adalah proses pengambilan informasi yang berkaitan
dengan lingkup proyek dan sumber daya yang diperlukan yang kemudian dilanjutkan
dengan perhitungan estimasi durasi atas semua aktivitas yang dibutuhkan dalam
proyek yang digunakan sebagai input dalam pengembangan jadwal. Tingkat akurasi
estimasi durasi sangat tergantung dari banyaknya informasi yang tersedia.
4. Pengembangan Jadwal.
Pengembangan jadwal berarti menentukan kapan suatu aktivitas dalam
proyek akan dimulai dan kapan harus selesai. Pembuatan jadwal proyek merupakan
proses iterasi dari proses input yang melibatkan estimasi durasi dan biaya hingga
penentuan jadwal proyek.
5. Pengendalian Jadwal.
Pengendalian jadwal merupakan proses untuk memastikan apakah kinerja
yang dilakukan sudah sesuai dengan alokasi waktu yang sudah direncanakan. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pengendalian jadwal adalah:
a. Pengaruh dari faktor-faktor yang menyebabkan perubahan jadwal dan
Pmemastikan perubahan yang terjadi disetujui.
b. Menentukan perubahan dari jadwal.
c. Melakukan tindakan bila pelaksanaan proyek berbeda dari perencanaan
awal proyek.
2.4.PENJADWALAN PROYEK
Penjadwalan proyek merupakan salah satu elemen hasil perencanaan yang
dapat memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam
hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat
lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pelaksanaan evaluasi proyek.
5. Angka kumulatif pada setiap periode ini diplot pada sumbu y (ordinat)dalam
grafik dan waktu pada sumbu x (absis).
6. Dengan menghubungkan semua titik didapat kurva S.
ES EF
JENIS
KEGIATAN
LS LF
NO.
DURASI
KEGIATAN
Hubungan Overlapping
Hubungan antara kegiatan I dengan kegiatan J dapat dibedakan menjadi
empat macam, yaitu:
1. Hubungan Finish to Start (FS)
Hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya (start) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada selesainya (finish) kegiatan sebelumnya (predecessor).
FS dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Finish to Start dengan lag = 0, Finish to
Start dengan lag positif, Finish to Start denganlag negatif.
2. Hubungan Start to Start (SS)
Hubungan yang menunjukkan bahwa mulainya (start) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada mulainya (start) kegiatan sebelumnya (predecessor). SS
dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Start to Start dengan lag = 0, Start to Start
dengan lag positif, Start to Start dengan lag negative.
3. Hubungan Finish to Finish (FF)
Hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya (finish) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada selesainya (finish) kegiatan sebelumnya (predecessor).
FF dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Finish to Finish dengan lag = 0, Finish to
Finish dengan lag positif, Finishto Finish dengan lag negatif.
4. Hubungan Start to Finish (SF)
Hubungan yang menunjukkan bahwa selesainya (finish) kegiatan berikutnya
(successor) tergantung pada mulainya (start) kegiatan sebelumnya (predecessor). SF
dapat dikondisikan menjadi tiga, yaitu: Start to Finish dengan lag = 0, Start to Finish
dengan lag positif, Start toFinish dengan lag negatif.
Pengertian Lag
Link lag adalah garis ketergantungan antara kegiatan dalam suatu
networkplanning. Perhitungan lag dapat dilakukan denga cara:
Melakukan perhitungan ke depan untuk mendapatkan nilai-nilai EarliestStart
(ES) dan Earliest Finish (EF)
Hitung besarnya lag
Buatlah garis ganda untuk lagyang nilainya = 0
Hitung Free Float (FF) dan Total Float (TF)
Catatan:
Jika ada lebih dari satu anak panah yang masuk dalam suatu kegiatan
makadiambil nilai terbesar
Jika tidak ada/ diketahui FSij atau SSij dan kegiatan non-splitable makaESj
dihitung dengan cara berikut: ESj = EFj – Dj
ESj=EFj–Dj LSi=LFi–Di
EFj=ESj–Dj LFi=LSi–Di
Float
Float dapat didefinisikan sebagai sejumlah waktu yang tersedia dalam
suatukegiatan sehingga memungkinkan kegiatan tersebut dapat ditunda atau
diperlambat secara sengaja atau tidak disengaja. Akan tetapi, penundaan tersebut
tidak menyebabkan proyek menjadi terlambat dalam penyelesaiannya.Float dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu total float dan free float.
Total float adalah sejumlah waktu yang tersedia untuk keterlambatan
atauperlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi penyelesaian proyek
secara keseluruhan.
Free Float adalah sejumlah waktu yang tersedia untu keterlambatan atau
perlambatan pelaksanaan kegiatan tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan yang
langsung mengikutinya.
- Total Float (TF)i = Minimum (LSj – EFi)
- Free Float (FF)i = Minimum (ESj – EFi)
3 4
b c
6 9
a e
2
d
Gambar 2.7. Diagram Precedence untuk menerangkan metode RPW(Sumber:
Rosnani Ginting)
dahulu, sehingga pekerjaan dibawah atap dapat terlindung dari hujan dan
berlangsung lebih lancar. Karena itu harus ditambahkan hubungan ketergantungan
finish to start (akhir-awal) antara aktivitas A dengan aktivitas B, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 2.9. Nilai bobot posisi dari aktivitas A juga akan
meningkat, sehingga tingkat prioritasnya untuk dijadwalkan juga lebih tinggi dari
sebelumnya.
Aktivitas A
Aktivitas B
Aktivitas A
Aktivitas B
BAB III
METODOLODI PENELITIAN
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data utama yang diperlukan dalam penelitian ini yang
diperoleh langsung dari pihak kontraktor. Data primer yang diperlukan untuk
penelitian adalah time schedule proyek berupa kurva S, detail gambar, dan rencana
anggaran biaya (RAB).
1. Wawancara Langusng
Pengambilan sampel data melalui metode wawancara ini dilakukan kepada
respondendari perusahaan kontraktor PT.Garuda Power Mandiri. Dalam hal ini,
perusahaan kontraktor yang diwawancara hanya satu orang saja, yaitu orang yang
mengerti dan terlibat langsung dalam pelaksanaan proyek.
Analisa Data
Analisa Hasil
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. UMUM
Pada penelitian ini akan dibuat penjadwalan proyek dengan metode
penjadwalan proyek dalam manajemen rekayasa konstruksi berupa Precedence
DiagramMethod (PDM)dan Ranked Positional Weight Method (RPWM) untuk
mendapatkan hasil perbandingan dalam mengefisiensikan waktu dan biaya.
Pembuatan penjadwalan proyek dilakukan berdasarkan data data penjadwalan
proyekyang telah dibuat oleh pihak pelaksana proyek. Dalam melakukan analisa dan
perhitungan digunakan bantuan aplikasi software berupa Microsoft Excel dan
Microsoft Project untuk mempermudah perhitungan yang diperlukan.
Setelah penginputan seluruh data dilakukan leveling dengan cara Leveling Standard,
maka didapat hasil Output pada tabel 4.6
Dari matriks perhitungan bobot posisi pada tabel 4.7, bobot setiap elemen
diperoleh dari penjumlahan waktu pengerjaan (durasi) untuk elemen tersebut dengan
elemen yang bernilai +1 pada masing-masing baris. Hasil penjumlahan waktu
pengerjaan dapat ditampilkan pada Lampiran tabel 4.8 sampai dengan tabel 4.50
Setelah penginputan seluruh data dilakukan leveling dengan cara Leveling Priority,
Standard, maka didapat hasil Output pada tabel 4.54
157
156
155
154
Durasi (Hari)
153
152
151
150
149
148
Output Penjadwalan
PDM RPWM
Rp4,570,000,000
Rp4,565,000,000
Rp4,560,000,000
Biaya (Rupiah)
Rp4,555,000,000
Rp4,550,000,000
Rp4,545,000,000
Rp4,540,000,000
Rp4,535,000,000
Output Penjadwalan
PDM RPWM
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan penjadwalan proyek dengan metode PDM dan RPWM dengan jumlah
tenaga kerja dan durasi waktu setiap item pekerjaan yang sama, berikut ini
ditampilkan ouput waktu pengerjaannya dan perbandingan antara biaya pada Proyek
Pembangunan Jembatan Provinsi Titi Girtak Ruas Jalan Marelan-Belawan.
Perbandingan terhadap waktu pelaksanaan proyek
o Durasi proyek pada PDM : 151 hari
o Durasi proyek pada RPWM : 156 hari
Perbandingan terhadap biaya pada proyek
o Biaya proyek pada PDM : Rp4.547.201.811
o Biaya proyek pada RPWM :Rp4.565.201.811
Analisa rasio yang dilakukan terhadap biaya proyek dengan penjadwalan Precedence
Diagram Method dan Ranked Positional Weight Method menghasilkan :
5.2. SARAN
Dari penelitian ini dapat disarankan beberapa hal sebeagai berikut :
1. Dalam proses penjadwalan, perlu dilakukan analisa secara menyeluruh dalam
hal-hal sumber daya yang terlibat dalam melaksanakan penjadwalan proyek
seperti sumber daya pekerja dan peralatan.
2. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh terlihat bahwa RPWM dapat menjadi
metode alternatif karena proses dalam penjadwalannya yang lebih jelas dan
pedoman yang jelas dimana dilakukan berdasarkan bobot posisi dari masing
masing pekerjaan maka hal ini sebaiknya perlu dikaji dalam kuliah.
3. Dalam mengestimasi waktu dengan metode PDM dan RPWM hendaknya data
yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung
dilapangan.
DAFTAR PUSTAKA
Elemen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 - 0 1 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - 0 0
4 - 0 - 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - 0 0
5 - 0 1 1 1 1 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
6 - 0 1 1 - 1 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
7 - 0 1 1 - - 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
8 - 0 0 0 - - - 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
9 - 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
10 - 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
11 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - - - 1 - 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
12 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 - 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
13 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
14 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
15 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - - 1 1 - 0 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
16 - 0 - - - - - - - - - - - - - 1 - - - - - - - - - - - - - - - - - -
17 - 0 0 0 - - - - - - 1 - - - 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
18 - 0 0 0 - - - - - - 0 - - - 0 1 - 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
19 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 - 1 - - - - 1 1 - - - 0 1
20 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - - - - - - 0 1
21 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - - 0
22 - 0 1 1 - - 1 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 - 0 1 0 1 1 - - - 0 1
23 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - - 0 - 1 - - - - - - - - - 0 -
24 - 0 1 1 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 - - 0 1
25 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1
26 - 0 0 0 - - - 1 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 - 1 - - 1 - 1 1 - - - 0 1
27 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 - 1 1 1 1 0 0 0 0 1
28 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - 1 1 - - - 0 1
29 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - 1 0 - 1 - - - - - 1 - - - 0 1
30 - 0 1 1 - - 1 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 - 0 1 0 1 Universitas 1 1Sumatera
- Utara- 0 1
31 - 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Tabel 4.8 Perhitungan bobot posisi pada elemen 1
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Personal
25+7+14+7+14+21+14+7+7+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+56+28+14+7+7+14+7+7
Weight
Tabel 4.12 Perhitungan bobot posisi pada elemen 5 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14 Perhitungan bobot posisi pada elemen 7
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
7 - 0 1 1 - - 1 1 - - 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
Personal
7+14+21+14+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+28+14+7+7+14+7+7+7+7+7
Weight
Tabel 4.18 Perhitungan bobot posisi pada elemen 11 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Perhitungan bobot posisi pada elemen 13
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
13 - 0 0 0 - - - - - - 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 - - -
Personal
7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+7= 91
Weight
Tabel 4.24 Perhitungan bobot posisi pada elemen 17 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.26 Perhitungan bobot posisi pada elemen 19
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
19 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 - 1 - - - - 1 1 - - - 0
Personal
7+7+7+28+7+7+14+7+7+7+7+7= 112
Weight
Tabel 4.30 Perhitungan bobot posisi pada elemen 23 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.32 Perhitungan bobot posisi pada elemen 25
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
25 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
Personal
7+7+7+14+7+21+28+7+7+7+14+7+7+7+7+7= 161
Weight
Tabel 4.36 Perhitungan bobot posisi pada elemen 29 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.38 Perhitungan bobot posisi pada elemen 31
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
31 - 0 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Personal
7+14+14+7+14+14+7+7+7+7+7+7+7+14+42+14+14+49+7+21+28+7+42+56+28+14+7+7+14+7+7+7+7+7
Weight
Tabel 4.42 Perhitungan bobot posisi pada elemen 35 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.44 Perhitungan bobot posisi pada elemen 37
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
37 - 0 0 0 - - - 0 - - 0 0 0 0 0 1 0 0 - - 0 - 1 - - - - - - - - - 0
Personal
14+14+7+7+7+7= 56
Weight
Tabel 4.48 Perhitungan bobot posisi pada elemen 41 Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.50 Perhitungan bobot posisi pada elemen 43
Elemen
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 3
Kerja
43 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Personal
151
Weight
ABT. 1 ABT. 2
50000 50000
14600
35 35
2000 2000
GUIDE POST 18/18 GUIDE POST 18/18
AC - WC AC - WC
AC - BC AC - BC
t = 4 cm t = 4 cm
t = 5 cm t = 5 cm
MOVE FIXED
2100
BIDANG PERSAMAAN
JARAK PROFIL -
ELEVASI AS JALAN
1460
185
CATATAN :
Universitas Sumatera Utara
SEMUA UKURAN JARAK DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 2
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014
14600
35 35
2000 14000
MOVE FIXED
SKEMA PENGANGKURAN
1200 1200
130
200 2500 130
200 2500
1100 1100
1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850 1850
A1 - MOVE A2 - FIXED
SKALA 1:100 SKALA 1:100
MOVE FIXED
700 1850 700 1850
1000 1000
2000 2000
CATATAN :
B
9x14 D.13 - 1000/1500 (S.3)
A A
B
1376 5 x1850 = 9250 1376
14600
1376
GIRDER
1850
D.13 - 200 (S.2)
GIRDER
1850
GIRDER
1850 12000
14600
D.16 - 150 (S.1)
GIRDER
67 2x61 D.13 - 200 (S.2) 67
1850 270
60
GIRDER
1600
1850
GIRDER
1376
14600
POTONGAN A - A POTONGAN B - B
CATATAN : SKALA 1:75
SKALA 1:100
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 4
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui : PENULANGAN BALOK
Skala :
Nama Jembatan
BENTANG 14,6 METER Tanggal : 2014
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS
NOTE :
1. CONCRETE
CONCRETE STRENGTH AT SERVICE : Min. fc' 40 MPa
COMPRESSIVE STRENGTH AT STRESSING : Min. fci 32 MPa
2. REINFORCING STEEL
SKALA 1:15
CABLE 1
CABLE 2
CABLE LAYOUT
SKALA 1:50
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 5
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
DIMENSI GIRDER TITI GERTAK Skala :
Nama Jembatan BENTANG 14,6 METER
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014
CATATAN :
NOTE :
1. CONCRETE
CONCRETE STRENGTH AT SERVICE : Min. fc' 40 MPa
1850 COMPRESSIVE STRENGTH AT STRESSING : Min. fci 32 MPa
2. REINFORCING STEEL
DENAH DIAFRAGMA
130
130
DIAFRAGMA TENGAH DIAFRAGMA UJUNG
SKALA 1:70 SKALA 1:70
208
90
195
620
268
490
280
230
225
80
120
200
100
1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2
1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2
1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2
1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2
P1 P2 P4
a P3
1850 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 1 TYPE 2
a
14600
DENAH RC PANEL
SKALA 1 : 100
1000 500
A
50 50
150 150
POTONGAN A - A
POTONGAN A - A
SKALA 1:30
SKALA 1:30
B B
6 x 200 = 1200 1600 6 x 200 = 1200 1600
D D
150 150
50 50
A
70 70
PENULANGAN TIPE-1
SKALA 1:30
PENULANGAN TIPE-2
SKALA 1:30
CATATAN :
70 70
Nama Jembatan
PENULANGAN ABUTMENT Skala :
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014
300
1400
C
B
121 D16-100(A15) 121 D16-100 (A15)
350 4 D13 - 100 (A19)
POTONGAN C - C
SKALA 1:70
750 1500 750
PENULANGAN ABUTMENT
SKALA 1:60
31 D16 -100
50
12000
20 x 150 = 2900
31 D16-100 ( TULANGAN ATAS )
1100
3000
121 D25-150 ( TULANGAN BAWAH ) 50
700
50
1100
50
POTONGAN D - D
Universitas Sumatera Utara
SKALA 1:70
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 9
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014
ABUTMENT K . 250
A12
c
b
c
b d A8 b b
b A7 a A20 c a
a A2 e a
d
a a
b
a c
A4 A14
500
D 300
300
D19 - 200
(W2 - Out Bar)
D13 -300 (W8)
D16 - 200 D13 - 300
Overstek Bar (W4 - Out Bar) Overstek Bar (W7)
250
D19 - 200
(W1 - In Bar)
D19 - 200 (W1 - In Bar)
D19 - 200 (W2 - Out Bar) D19 -200 D16 - 200
E E
(W3 - In Bar) (W4 - Out Bar)
SECTION E
Skala 1 : 50 SECTION D
Skala 1 : 50
CATATAN :
SEMUA UKURAN JARAK, DIAMETER DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 11
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014
5000
250
350
200
50
11400
5000
150
51 99
D
50
50
C C
STEEL
450
NEOPRANE 450 550
MESH
BEARING PAD
MORTAR PAD
50
50
M2
a
M1
D
BEARING PAD
MORTAR PAD
NEOPRANE
a
50 600 50
DETAIL
SKALA 1:100
A
POTONGAN D-D
50 50 SKALA 1:100
600
51
NEOPRANE
BEARING PAD
A
51 99
150
MORTAR PAD
430
10 450 10
STEEL
MESH
OUTER RUBBER LAYER T1 POTONGAN B-B
A
700 SKALA 1:5
INNER RUBBER LAYER T2
POTONGAN C-C B
STEEL PLATE T3
SKALA 1:10
51
B
580
10 10
600 CATATAN :
340
1. ANGKER BAR HARUS DI GALVANIZE
POTONGAN A-A 2. SEMUA UKURAN JARAK, DIAMETER DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
SKALA 1:20
559
DETAIL ELASTOMERIC BEARING PAD GIRDER 14,6 M
DETAIL STEEL MESH GIRDER 14,6 M
SKALA 1:20 Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 13
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014
500
2000
300 200 2000
25 25
50
50
250
PELAT ANGKER
250
500
240x240x25
30
500
40
RAIL POST PELAT ANGKER
160
80
200
240x240x25
200
40
30
25
250 100
25
100
1225
PELAT ANGKER
240x240x25 50 50
140
240
350
POTONGAN ATAS
700
200
350
D13-150 (P3)
C 14
DECK SLAB
POTONGAN MEMANJANG
SKALA 1:30
300 200
50
250
PELAT ANGKER 240x240x25
500
a
PENULANGAN PARAPET
200
25
SKALA 1:20 b
100
1225
a P5 / P6
50
700
b
250
D13-150 (P3)
350
500
500
c
200
b b a c
25
L 100.100.10 a
425
P1 P2 P3 P4
700
300
8D16 ( P6 )
C 14
CATATAN :
425
D16-150 ( P4 )
BETON K250
200
700 325
350
50
350 350
40 40 75
CATATAN :
SEMUA UKURAN JARAK DALAM SATUAN MILIMETER (MM).
Universitas Sumatera Utara
No. Link Judul Gambar:
No Lembar : 15
Nama Ruas digambar : direncanakan : disetujui :
Skala :
Nama Jembatan
Propinsi M. TAUFAN YUDI, ST. Ir. RAMLAN HUTASUHUT Ir. P. LUBIS Tanggal : 2014
2100
80 290 80
450
LUBANG SULING
DENGAN KANTUNG FILTER
BAHU JALAN
30
4%
87,5
50.0
TIPE C2
SALURAN DENGAN PASANGAN YANG BERDEKATAN
DENGAN BAHU JALAN
CATATAN :