Anda di halaman 1dari 101

ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK

MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL (EARNED VALUE)


(STUDI KASUS : REHABILITASI PUSKESMAS SIONTAPINA,
KECAMATAN SIONTAPINA, KABUPATEN BUTON)

SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sembilanbelas November Kolaka

OLEH :
ARWAN
180820412

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SEMBILANBELAS NOVEMBER KOLAKA
2023
v
v
v
ANALISIS PENGENDALIAN BIAYA DAN WAKTU PROYEK
MENGGUNAKAN METODE NILAI HASIL (EARNED VALUE) (STUDI
KASUS : REHABILITASI PUSKESMAS SIONTAPINA, KECAMATAN
SIONTAPINA, KABUPATEN BUTON)
Arwan1, Arya Dirgantara2, Fathur Rahman Rustan3
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil FST Universitas Sembilanbelas
November Kolaka,
Kolaka. Email: arwanengineering2@mail.com

ABSTRAK
Berkembang pesatnya dunia konstruksi di Indonesia membuat persaingan diusaha
jasa konstruksi semakin ketat. Hal ini menuntut para pelaku usaha jasa konstruksi
untuk mampu bersaing. Persaingan tersebut menuntut para kontraktor agar lebih
profesional dalam melakukan pekerjaannya agar tidak mengalami kegagalan
dalam usaha jasa konstruksi. Pada umumnya, pada pelaksanaan suatu proyek
seringkali mengalami keterlambatan dari rencana. Sangat jarang ditemui proyek
yang berjalan sesuai perencanaan. Oleh karena itu, tantangan utama dalam suatu
proyek adalah pengendalian biaya dan waktu tanpa mengurangi mutu pekerjaan.
Jika terdapat penyimpangan biaya dan waktu yang sangat signifikan dalam sebuah
proyek maka proyek tersebut terindikasi memiliki manajemen proyek yang buruk.
Metode earned value consept merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam pengendalian proyek dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Metode
earned value concept digunakan untuk mengetahui kinerja biaya dan waktu
pelaksanaan proyek, nilai penyimpangan biaya dan waktu pada akhir proyek
sehingga dapat menentukan langkah percepatan penyelesaian proyek. Actual Cost
for Work Performance (ACWP), Budgeted Cost for Work Performance (BCWP),
Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS), analisis kinerja Schedule Varians (SV),
Cost Varians (CV), Schedule Performance Indeks (SPI), Cost Performance Indeks
(CPI), analisis perkiraan akhir proyek berupa Estimate To Completion (ETC),
Estimate At Completion (EAC), Estimate Date Completion (EDC). Dari hasil
analisis hingga minggu ke 15 di dapat BCWS = Rp 2,099,505,957.40; BCWP =
Rp 2,347,938,011.05; ACWP = Rp 1,995,747,309.39; SPI = 1.12; CPI = 1.18;
ETC = Rp. 784,232,227.30; EAC = Rp. 2,779,979,536.70; EDC = 160 hari. Solusi
percepatan dengan crashing program di dapat biaya akhir penyelesaian proyek =
Rp. 2,779,979,536.70 dan waktu akhir penyelesaian 154.11 hari. Dengan hasil
tersebut maka waktu penyelesaian proyek lebih cepat dari jadwal yang
direncanakan dan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek lebih kecil
dari nilai kontrak.

Kata Kunci : Nilai hasil; Biaya; Waktu

v
ANALYSIS OF PROJECT COST AND TIME CONTROL USING THE
EARNED VALUE METHOD (CASE STUDY : REHABILITATION OF
SIONTAPINA COMMUNITY HEALTH CENTER, SIONTAPINA
DISTRICT, BUTON DISTRICT)
Arwan1, Arya Dirgantara2, Fathur Rahman Rustan3
Nineteen university FST Civil Engineering Study Program Students November
Kolaka
Kolaka. Email arwanengineering2@gmail.com

ABSTRACT

The rapid development of the world of construction in Indonesia has made


competition in the construction services business increasingly stringent. This
requires construction service businesses to be able to compete. This competition
requires contractors to be more professional in carrying out their work so as not
to experience failure in the construction services business. In general, the
implementation of a project often experiences delays from the plan. It is rare to
find projects that go according to plan. Therefore, the main challenge in a project
is cost and time control without reducing the quality of work. If there are very
significant cost and time deviations in a project, the project is indicated to have
poor project management. The earned value concept method is one of the methods
used in project control by integrating cost and time. The earned value concept
method is used to determine the cost and time performance of project
implementation, the value of cost and time deviations at the end of the project so
that it can determine steps to accelerate project completion. Actual Cost for Work
Performance (ACWP), Budgeted Cost for Work Performance (BCWP), Budgeted
Cost of Work Schedule (BCWS), Performance analysis Schedule Variance (SV),
Cost Variance (CV), Schedule Performance Index (SPI), Cost Performance Index
(CPI), analysis of project final estimates in the form of Estimate To Completion
(ETC), Estimate At Completion (EAC), Estimate Date Completion (EDC). From
the results of the analysis up to week 15, you get BCWS = IDR 2,099,505,957.40;
BCWP = IDR 2,347,938,011.05; ACWP = IDR 1,995,747,309.39; SPI = 1.12;
CPI = 1.18; ETC = Rp. 784,232,227.30; EAC = Rp. 2,779,979,536.70; EDC =
160 days. The acceleration solution with the crashing program results in the final
project completion cost = Rp. 2,779,979,536.70 and the final settlement time is
154.11 days. With these results, the project completion time is faster than the
planned schedule and the costs incurred to complete the project are less than the
contract value.

Keywords: Result value; Cost; Time

vi
KATA PENGAN TAR

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN
BIAYA DAN WAKTU PROYEK MENGGUNAKAN METODE NILAI
HASIL (EARNED VALUE) (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN
REHABILITASI PUSKESMAS SIONTAPINA, KECAMATAN
SIONTAPINA, KABUPATEN BUTON) dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan
yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana
pada Program Studi Teknik Sipil di Universitas Sembilanbelas November Kolaka.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Nur Ihsan HL., M.Hum selaku Rektor Universitas
Sembilanbelas November Kolaka.
2. Bapak Ir. Sahrul Poalahi Salu, S.T., M.T., IPM selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas November Kolaka.
3. Ibu Retno Puspaningtyas, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas November
Kolaka.
4. Bapak Ir. Fathur Rahman Rustan, S.T., M.T., IPM selaku pembimbing
I saya, atas segala bantuan dan keikhlasannya dalam memberikan
bimbingan, nasehat dan saran sejak awal penelitian sampai selesainya
tugas akhir.
5. Bapak Arya Dirgantara, S.T., M.Sc selaku pembimbing II saya, atas
segala bantuan dan keikhlasannya dalam memberikan bimbingan, nasehat
dan saran sejak awal penelitian sampai selesainya tugas akhir.
6. Seluruh dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi
atas segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.

VII
7. Seluruh staf Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas
November Kolaka atas ilmu yang diberikan kepada saya selama
perkuliahan.
8. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ayahanda dan Ibunda saya tercinta, yang telah bekerja keras sampai saat
ini dalam memberikan dukungan demi mewujudkan cita - citanya untuk
melihat saya tumbuh dewasa dan sukses ke depannya, terimakasih atas
kasih sayang yang begitu besar dan tak ternilai harganya, dan juga kedua
kakak dan kedua adikku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat
semoga Allah SWT membalas kebaikannya.
9. Seluruh teman-teman Program Studi Teknik Sipil dan Teknik
Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi atas kebersamaannya selama
kuliah.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
dengan tulus ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat
terselesaikannya tugas akhir ini.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat
imbalan disisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangatlah
penting bagi penulis demi perbaikan - perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal
Alamiin.

Kolaka, Mei 2023

Arwan
180820412

VIII
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................… i


HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................. iv
ABSTRAK............................................................................................................ v
KATA PENGANTAR..........................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR…………………………………………............................. ix
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Penelitian.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................... 3
1.3. Batasan Masalah Penelitian........................................................................3
1.4. Tujuan Penelitian........................................................................................3
1.5. Manfaat Penelitian .....................................................................................4
1.6. Sistematika Penulisan.................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................5
2.1. Kinerja Waktu Pelaksanaan....................................................................... 5
2.1.1. Definisi Waktu Pelaksanaan Konstruksi..........................................5
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Waktu Pelaksanaan
Konstruksi ………………................................................................5
2.1.3. Prosedur Analisis Keterlambatan...................................................10
2.2. Pengertian Earned Value (EV).................................................................11
2.3. Dasar Teori...............................................................................................12
2.3.1. Proyek............................................................................................ 12
2.3.2. Perencanaan Proyek....................................................................... 14
2.3.2.1. Perencanaan Yang Efektif................................................... 14
2.3.2.2. Pengendalian Proyek Konstruksi.........................................14
2.3.3. Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu.....................17
2.4. Pengertian Earned Value Management (EVM) Analysis.........................20
2.4.1. Metode Analisis Varians................................................................20
2.4.2. Varians dengan Grafik “S”............................................................ 20
2.4.3. Kombinasi Bagan Balok dan Grafik “S”...................................... 21
2.4.4. Konsep Nilai Hasil (Earned Value)............................................... 21
2.4.5. Kriteria Earned Value Management System................................. 23
2.4.6. Indikator-Indikator yang Dipergunakan........................................ 26
2.5. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................35
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian....................................................................35
3.2. Tahapan Penelitian................................................................................... 35
3.3. Jenis Penelitian ........................................................................................36
3.4. Alat Bantu Penelitian .............................................................................. 38

IX
3.5. Pengumpulan Data .................................................................................. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................42
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................42
4.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian...................................................... 42
4.2. Uraian Pekerjaan dan Bobot Pekerjaan....................................................43
4.3. Pengumpulan Data...................................................................................44
4.4. Analisis Data ...........................................................................................44
4.4.1. Indikator Earned Value .................................................................45
4.4.1.1. BCWS / Plant Value (PV)...................................................45
4.4.1.2. BCWP / Earned Value (EV)............................................... 46
4.4.1.3. ACWP / Actual Cost (AC).................................................. 47
4.5.2.Analisis Pencapaian Biaya dan Waktu Proyek...............................48
4.5.2.1. Schedule Variance (SV) dan cost varian (CV)................... 48
4.5.2.2. Schedule Performance Index (SPI) dan Cost
Performance Index (CPI)................................................... 49
4.5.2.3. Perkiraan waktu dan Biaya penyelesaian proyek................51
4.6.Pembahasan ............................................................................................. 54
4.6.1. Konsep Nilai Hasil ....................................................................... 56
4.6.2. Analisis Varians Terpadu ............................................................ .56
4.6.3. Varians Jadwal dan Biaya ............................................................ 57
BAB V PENUTUP ...............................................................................................59
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 59
5.2. Saran........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 61
LAMPIRAN.......................................................................................................... 62

X
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Analisa Varians Terpadu....................................................................15


Tabel 4.1. Rekapitulasi Daftar Harga dan Kuantitas (Dari Pelaksana)............... 29
Tabel 4.2. Nilai Bobot Rencana dan Bobot Realisasi Dari Minggu ke-1 Sampai
Dengan Minggu Ke-15...................................................................... 30
Tabel 4.3. Nilai BCWS Sampai Dengan Minggu Ke-15.....................................31
Tabel 4.4. Nilai BCWP........................................................................................32
Tabel 4.5. Nilai ACWP....................................................................................... 33
Tabel 4.6. Nilai SV..............................................................................................34
Tabel 4.7. Nilai CV............................................................................................. 34
Tabel 4.8. Nilai SPI............................................................................................. 36
Tabel 4.9. Nilai CPI.............................................................................................36
Tabel 4.10. Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek...............................................38
Tabel 4.11. Perkiraan Biaya Penyelesaian Proyek................................................ 39
Tabel 4.12. Analisa Varians Terpadu.................................................................... 43

XI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Hubungan Triple Constrain (Imam Soeharto, 1997) .......................13


Gambar 2.2. Analisis Varians Terpadu Disajikan Dengan Grafik “S” (Budi
Suanda, 2011) .................................................................................... 26
Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian (Google dan Data Rencana) ....................... 35
Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian (flow chart) ...................................................37
Gambar 4.1. Puskesmas Siontapina (Dokumentasi Lapangan, 2022)..................42
Gambar 4.2. Grafik Analisis Varians Terpadu (Analisis Data, 2022)..................56

XII
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian


Berkembang pesatnya dunia konstruksi di Indonesia membuat persaingan
diusaha jasa konstruksi semakin ketat. Hal ini menuntut para pelaku usaha jasa
konstruksi untuk mampu bersaing. Persaingan tersebut menuntut para kontraktor
agar lebih profesional dalam melakukan pekerjaannya agar tidak mengalami
kegagalan dalam usaha jasa konstruksi. Pada umumnya, pada pelaksanaan suatu
proyek seringkali mengalami keterlambatan dari rencana. Sangat jarang ditemui
proyek yang berjalan sesuai perencanaan. Oleh karena itu, tantangan utama dalam
suatu proyek adalah pengendalian biaya dan waktu tanpa mengurangi mutu
pekerjaan. Menurut Husen (2009) pengendalian proyek yang berskala besar dan
cukup kompleks harus ditangani secara sistematis, terbuka dan komunikatif. Salah
satu metode pengendalian kinerja proyek yang lebih progresif adalah Metode Nilai
Hasil (Earned Value Method), yang dapat memberikan informasi mengenai posisi
kemajuan proyek dalam jangka waktu tertentu serta dapat memperkirakan progres
proyek pada periode selanjutnya dalam hal biaya dan waktu penyelesaian proyek.
Dalam suatu proyek pasti mempunyai masalah yang kompleks, hal ini
diakibatkan karena adanya hubungan saling ketergantungan dari banyak faktor
dalam pelaksanaannya. Hal yang tidak kalah penting dalam suatu pelaksanaan
yang diterapkan pada seluruh tahapan proyek dimulai dari perancangan,
perencanaan dan desain, sampai pada pelaksanaannya. Penerapan menejemen
konstruksi yang signifikan adalah pada penjadwalan dan pengendalian proyek,
penerapan menejemen konstruksi baik perkiraan jadwal maupun biaya sangat
bermanfaat, karena dapat memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan
terjadi pada masa yang akan datang, dan sala satu metode pengendalian biaya dan
waktu adalah metode konsep nilai hasil EVM (Earned Value Method) yang dapat
mengintegrasikan biaya dan waktu secara tepat, untuk kami mencoba
mengetengahkan metode pengendalian tersebut. (Sarfan, 2020).

1
2

Adapun pelaksanaan Proyek Pembangunan Rehabilitasi Puskesmas


Siontapina, sumber anggaran proyek yaitu DAK-KABUPATEN BUTON Tahun
Anggaran 2022 dan merupakan proyek dari Dinas Kesehatan Pemerintah
Kabupaten Buton, dengan nilai kontrak sebesar Rp. 3.630.326.219.03 (tiga milyar
enam ratus tiga puluh juta tiga ratus dua puluh enam ribuh dua ratus sembilan
belas koma nol tiga rupiah), semua pekerjaan tersebut harus selesai dalam waktu
153 (seratus lima puluh tiga) hari kalender kerja. Dengan ketersediaan dana dan
waktu yang terbatas diperlukan adanya perencanaan yang baik dan matang
sebelum proyek dilaksanakan, perhatian yang besar terutama dibutuhkan terhadap
mutu pekerjaan dan pengendalian pelaksanaan proyek yang bertujuan proyek
dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.
Metode earned value adalah metode yang digunakan untuk mengetahui
apakah kinerja waktu, biaya dan prestasi pekerjaan sudah sesuai antara
perencanaan dan pelaksanaan. Metode ini memberikan informasi tentang Varian
Biaya (Cost Variant), Varian Jadwal (Schedule Variant), Indeks Kinerja Biaya
(Cost Performance Index), Indeks Kinerja Jadwal (Schedule Performance Index)
proyek dalam periode pelaporan. Dari metode ini didapatkan informasi prediksi
besaran biaya dan lamanya waktu untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
berdasarkan indakator kinerja saat pelaporan. Earned Value Concept menyajikan
tiga dimensi yaitu penyelesaian fisik dari proyek (the percent complete) yang
mencerminkan rencana penyerapan biaya (budgeted cost), biaya aktual yang sudah
dikeluarkan atau yang disebut dengan actual cost serta yang didapatkan dari biaya
yang sudah dikeluarkan atau yang disebut earned value.
Pengendalian biaya dan waktu proyek yang diamati pada penelitian ini
yaitu pada studi kasus menyangkut Pembangunan Rehabilitasi Puskesmas
Siontapina. Dimana proyek tersebut mengalami keterlambatan dan meningkatnya
biaya pada saat pelaksanaan maka, penulis melakukan penelitian terhadap
Analisis Pengendalian Biaya Dan Waktu Proyek Menggunakan Metode Nilai
Hasil (Earned Value), sebagai bahan informasi atau sulusi permasalahan bagi
pihak-pihak terkait guna mengambil kebijakan menyangkut pelaksanaan
pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Siontapina kedepanya yang lebih baik.
3

1.2. Rumusan Masalah

Agar penelitian mempunyai suatu kejelasan dalam pengerjaanya, maka


rumusan masalah yang dapat disimpulkan dari latar belakang adalah
1. Bagaimana prakiraan selisih biaya untuk penyelesaian pekerjaan proyek
dengan menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap
proyek Rehabilitasi Puskesmas Siontapina ?
2. Bagaimana prakiraan selisih waktu untuk penyelesaian pekerjaan proyek
dengan menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap
proyek Rehabilitasi Puskesmas Siontapina ?

1.3. Batasan Masalah Penelitian

Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan
yang telah dirumuskan maka diperlukan batasan - batasan masalah guna
membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut :
1. Pengambilan data dilakukan pada Proyek Pembangunan Rehabilitasi
Puskesmas Siontapina.
2. Analisis proyek menggunakan metode nilai hasil (earned value method).
3. Analisis dititik beratkan pada biaya dan waktu.
4. Tidak menghitung suku bunga, denda serta escalasi akibat keterlambatan
pelaksanaan proyek.
5. Biaya tidak langsung tidak diperhitungkan dalam biaya aktual proyek.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukanya penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Untuk mengetahui prakiraan selisih biaya penyelesaian pekerjaan proyek
dengan menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap
proyek Rehabilitasi Puskesmas Siontapina.
2. Untuk mengetahui prakiraan selisih waktu penyelesaian pekerjaan proyek
dengan menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap
proyek Rehabilitasi Puskesmas Siontapina, apakah waktu mengalami
percepatan, sesuai rencana atau keterlambatan.
4

1.5. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Memperdalam pengetahuan dalam ilmu manajemen khususnya dalam hal
yang berkaitan dengan biaya dan waktu pelaksanaan proyek.
2. Sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak terkait guna mengambil
kebijakan menyangkut pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Siontapina.
3. Mengetahui progres pekerjaan selama pelaksaan proyek.
4. Memberikan penekanan bahwa perencanaan waktu yang sistematis sesuai
jadwal sangat bermanfaat terhadap sebuah implementasi proyek.
1.6. Sistematika Penulisan
Laporan ini disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penyusunan Tugas
Akhir.
BAB II : LANDASAN TEORI
Bab ini berisi penjelasan tentang teori dasar dan literatur yang relevan
untuk bisa menjawab dan menjelaskan pengertian dan pokok permasalahan dari
penelitan ini.
BAB III ː METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang uraian detail terhadap semua proses
pelaksanaan penelitian, mulai dari tahap pengumpulan data, pengolahan data,
sampai tahap analisa.
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang hasil penelitian yang di peroleh dari lapangan penelitian.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran secara keseluruhan dari penelitian.
DAFTAR PUSTAKA :
Berisi tentang pustaka acuan yang digunakan untuk menyusun skripsi
LAMPIRAN :
Berisi tentang data analisis dan dokumentasi tambahan dari penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Kinerja Waktu Pelaksanaan


Seorang manajer proyek mengontrol berbagai macam kegiatan pada lokasi
proyek, salah satu aspek penting yang diawasi adalah kinerja waktu. Kinerja
waktu adalah proses dari membandingkan kerja dilapangan (actual work) dengan
jadwal yang direncanakan (Istimawan Dipuhusodo, 1996)

2.1.1. Definisi Waktu Pelaksanaan Konstruksi

Waktu pelaksanaan konstruksi (construction duration) dapat didefinisikan


sebagai kombinasi dari hal berikut :
1. Waktu pelaksanaan proyek timbul dari jalur kritis (critical path) dimana
jangka waktu untuk setiap aktifitas atau pekerjaan di dalam urutan kerja
tidak bisa dikurangi.
2. Jangka waktu (duration) berarti waktu yang diperlukan untuk melengkapi
atau menyudahi suatu aktivitas yang telah ditetapkan. Dan waktu
pelaksanaan proyek adalah waktu yang ditentukan oleh pihak pemilik
(owner) untuk memakai, menggunakan dan menyewakan bangunan
tersebut.
3. Waktu pelaksanaan proyek adalah suatu jangka waktu sebagai hasil suatu
pengujian satu atau lebih metode menyelesaikan pekerjaan atas dasar biaya
minimum.
4. Waktu pelaksanaan proyek mengacu pada waktu yang telah ditetapkan
untuk melaksanakan dan melengkapi setiap aktifitas pekerjaan yang
menggunakan semua sumber daya dan informasi proyek di dalam suatu
estimasi atau perkiraan biaya.
5. Waktu konstruksi dapat digambarkan sebagai periode yang berlaku dati
pembukaan lokasi bekerja kepada waktu penyelesaian bangunan kepada
klien itu . Hal tersebut umunya ditetapkan sebelum pembuk aan konstruksi.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Waktu Pelaksanaan Konstruksi


Dalam pelaksanaan proyek konstruksi, beberapa hal yang tidak diharapkan

5
6

dan tidak diantisipasi dapat terjadi dan mempengaruhi waktu penyelesaian yang
dibutuhkan, dan jika kontraktor atau pelaksana gagal meyelesaikan sesuai dengan
waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja, maka keterlambatan dipastikan
terjadi dalam proyek tersebut (Jin Sheng Shi, Jonathan, Januari/February 2001).
Suatu proyek terdiri dari kumpulan beberapa kegiatan pekerjaan yang saling
berkaitan sati dengan yang lainnya. Keterlambatan peyelesaian suatu pekerjaan
dapat terjadi akibat terlambat mulainya kegiatan tersebut atau perpanjangan durasi
kegiatan tersebut. Keterlambatan suatu kegiatan akan dapat menjadikan suatu
keterlambatan kegiatan berikutnya, sehingga mempengaruhi keterlambatan proyek
secara keseluruhan.
Terjadinya suatu keterlambatan pelaksanaan proses konstruksi dapat
disebabkan oleh kontraktor atau faktor lainnya. Keterlambatan juga dapat
disebabkan oleh pihak owner, perencana, pihak-pihak lainnya ataupun kondisi
alam yang tidak diharapkan (Callahan, Michael T ; Quackenbush, Daniel. G,
Rowings, James E, 1992. p-292)
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan
proyek konstruksi dan estimasinya :
1. Ukuran proyek (size of project)
Ukuran proyek dapat dilihat secara fungsional atau secara luas area, yaitu
dalam satuan m2 atau ft2. Semakin besar ukuran bangunan, semakin
kompleks konstruksinya, dan memerlukan jangka waktu penyelesaian yang
lebih panjang.
2. Fungsi (function)
Fungsi bangunan memerlukan sistem rekayasa teknik, contohnya sistem
pemipaan (plumbing), pemadaman api, dan sistem penerangan (Asworth,
1998). Fungsi dari suatu bangunan menyiratkan target bisnis yang ingin
dicapai dan fasilitas yang dimiliki bangunan tersebut dan hal ini dapat
diperlakukan sebagai variabel kualitatif, contohnya : kantor, ritel, dan
bangunan lain.
3. Kompleksitas (Complexity)
Kompleksitas menggambarkan kerumitan pekerjaan. Kompleksitas
7

bangunan berdampak pada format konstruksi, yaitu : frame bangunan,


pondasi, dan sistem.
4. Kualitas (Quality)
Kualitas dapat diklasifikasikan oleh beberapa variabel, yaitu penampilan,
kekuatan, stabilitas penggunaan material, hasil akhir. Tampilan bangunan
merupakan salah satu aspek penilai kualitas.
5. Lokasi (Location)
Lokasi bangunan memiliki efek penting dalam pelaksanaan proyek. Hal ini
mencermikan keterbatasan yang ada dan ketersediaan jasa dan sumber daya.
Itu berdampak pada ketersediaan sumber daya, seperti material, dan
peralatan. Sebagai konsekuensinya, hal itu mempengaruhi penggunaan dari
peralatan utama, dan produktivitas di lokasi.

Identifikasi terhadap bagian-bagian yang kritis terhadap faktor penyebab


keterlambatan adalah langkah pertama untuk melaksanakan penilaian
penjadwalan dengan berhasil. Sumber-sumber utama timbulnya penyebab
keterlambatan proyek yang umum terjadi adalah : (Perry & Hayes, 1985) adalah :
a. Fisik
 Kerugian atau kerusakan akibat kebakaran, gempa bumi, banjir,
kecelakaan, dan tanah longsor.
b. Lingkungan
 Kerusakan ekologi, populasi dan pengolahan limbah.
 Penyelidikan keadaan masyarakat.
c. Perancangan
 Teknologi baru, aplikasi baru
 Rincian ketelitian dan kesesuaian spesifikasi
 Resiko perancangan yang timbul dari pengukuran dan
penyelidikan
 Kemungkinan perubahan terhadap rancangan yang telah disetujui
 Interaksi rancangan dan metode konstruksi
d. Logistik
 Kehilangan atau kerusakan material dan peralatan dalam perjalanan
8

 Ketersediaan sumber daya khusus (tenaga ahli, perancang,


kontraktor, supplier, pabrik, keahlian, dan material konstruksi
khusus)
 Pengiriman dan transportasi peralatan
 Prosedur change order
 Pemisahan organisasi
e. Keuangan
 Ketersediaan dana dan kecukupan asuransi
 Penyediaan aliran kas yang cukup
 Pembayaran kepada supplier dan pihak ketiga
 Kehilangan akibat kontraktor, supplier
 Fluktuasi nilai tukar dan inflasi
 Perpajakan
 Suku bunga
 Biaya tambahan proyek dan pinjaman
f. Aspek Hukum
 Pertanggung jawaban atas tindakan pihak lain, pertanggung jawaban
langsung
 Hukum setempat, perbedaan peraturan antara negara asal lokasi
proyek dan negara asal supplier, kontraktor ataupun perancang.
g. Perundang - undangan
 Perubahan disebabkan perundang - undangan atau pemerintah.
h. Hak-hak atas tanah dan penggunaan
i. Politik
 Resiko politik di Negara asal pemilik proyek, supplier, dan
kontraktor, peperangan, revolusi, dan perubahan hukum.
j. Konstruksi
 Kelayakan metode konstruksi, keselamatan
 Tingkat perubahan dan rancangan awal
 Cuaca kualitas dan ketersediaan manajemen
9

 Supervisor
k. Operasional
 Fluktuasi permintaan pasar terhadap produk dan jasa yang dihasilkan
 Kebutuhan perawatan
 Keselamatan pelaksanaan
 Manajemen
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu atau jadwal pelaksanaan
konstruksi pada suatu proyek adalah : ( B. Mulhond dan J.Cristian, 1999)
 Fasilitas yang ada
 Hubungan tenaga kerja
 Keselamatan kerja
 Keterlibatan pihak ketiga
 Model organisasi proyek
 Kesalahan desain
 Jalan masuk proyek
 Pekerjaan tambah
 Perubahan desain
 Kompleksitas proyek
 Durasi proyek
 Standar dokumen kontrak
 Fasilitas sementara
 Persetujuan gambar
 Standar dokumen kontrak
 Manajemen keuangan, material, dokumentasi
 Sumber daya manajemen pengelolaan proyek
 Kerusakan material
 Komitmen terhadap schedule
 Peningkatan overhead
 Aturan pelaporan
 Rangkaian kegiatan
10

2.1.3. Prosedur Analisis Keterlambatan


Analisis keterlambatan termasuk dalam lingkup penelitian tentang
pengendalian proyek, sehingga prinsip dasar mekanisme pengendalian proyek
dapat digunakan sebagai landasan penelitian, khususnya bagi pengembangan
prosedur analisis keterlambatan. Mekanisme pengendalian proyek meliputi 3
langkah proses yaitu pengukuran kemajuan prestasi, evaluasi bagi sisa pekerjaan
atau pekerjaan selanjutnya serta jika diperlukan tindakan korektif sesuai tujuan.
Ketiga langkah tersebut didefinisikan sebagai ( Budi Susetyo,1996 ) :
a. Pengukuran : Tingkat kemajuan pekerjaan, dilakukan melalui laporan
formal dan informal.
b. Evaluasi : Perumusan masalah dan langkah pemecahan masalah atas
perbedaan realisasi dan rencana.
c. Koreksi : Tindakan pengendalian dengan melakukan koreksi atau
penyimpangan.
Kegiatan pengendalian tersebut dapat disetarakan dengan pengertian
pengendalian menurut manajemen klasik sebagai urutan kegiatan PDCA (Plan,
Do, Check and Correction Action) ( Budi Susetyo,1996)

Klasifikasi penyebab keterlambatan pada suatu proyek, digunakan


pendekatan melalui pihak-pihak yang berperan atas keterlambatan yakni sebagai
faktor internal, serta faktor eksternal yang diuraikan sebagai berikut :
1. Faktor internal, adalah penyebab keterlambatan yang disebabkan oleh
pihak pelaksanaan proyek. Pada proyek konstruksi, pihak pelaksana proyek
adalah para kontraktor. Pada faktor internal atau faktor pelaksanan, aspek-
aspek yang potensial dapat menyebabkan keterlambatan diantaranya,
karena faktor material alat, pekerja serta manajemen pelaksanaan.
2. Faktor eksternal, merupakan faktor keterlambatan yang disebabkan oleh
pihak-pihak diluar pihak pelaksanaan proyek, tetapi berperan secara
langsung atas proses konstruksi. Faktor eksternal dapat meliputi
keterlambatan yang disebabkan oleh pihak owner, pengawas serta
perencana.
11

2.2. Pengertian Earned Value (EV)


Nilai yang diterima analisis EVA (Earned Value Analisis) adalah cara
untuk mengukur jumlah pekerjaan yang sebenarnya dilakukan pada sebuah proyek
(yaitu, untuk mengukur kemajuan) dan untuk memperkirakan biaya proyek dan
tanggal penyelesaian. Metode bergantung pada ukuran kunci yang dikenal sebagai
nilai yang diterima (juga dikenal sebagai “biaya dianggarkan bekerja dilakukan”
atau (BCWP). ukuran ini memungkinkan seseorang untuk menghitung indeks
kinerja biaya dan jadwal, yang akan memberitahu seberapa naik proyek yang
dilakukan relatif terhadap rencana semula. Indeks ini juga memungkinkan
seseorang untuk meramalkan bagaimana proyek ini akan dilakukan dimasa depan
(Denis J. Frailey, 1999).
Earned Schedule (ES) Analisis adalah suatu terobosan teknik analisis yang
berasal dari jadwal, ukuran, kinerja dalam satuan waktu, bukan biaya. Dasar yang
sama Earned Value Management (EVM) titik data yang digunakan. Indikator
mirip dengan biaya, yang diturunkan dari jadwal yang diperoleh ukuran. Indikator
ini memberikan status dan prediksi kemampuan untuk jadwal, analog dengan
biaya. Karena metrik ini menggunakan langkah-langkah berdasarkan waktu,
mereka menambah Earned Value Manegement (EVM) tradisional dan jadwal
terpadu analisis. Kerja juga telah dilakukan yang menyediakan “menjembatani”
teknik analisis antara nilai jadwal dan analisis jadwal terpadu tradisional (Kym
Henderson, 2007).
Rumusan baru dan notasi baru yang sesuai untuk memperoleh analisis
nilai yang di sajikan. Dengan kompak, konsisten, perhitungan nilai yang diperoleh
menjadi lebih transparan dan fleksibel, yang menyebabkan wawasan tentang
standar kuantitas dan kemajuan melalui langkah-langkah baru. Contoh notasi
utilitas digunakan untuk menghasilkan nilai yang diterima untuk pendekatan yang
berat menurut jumlah posisi mereka dalam proyek (Denis F. Cioffi, 2005).
12

2.3. Dasar Teori


2.3.1. Proyek
Proyek adalah kegiatan sekali lewat dengan waktu dan suber daya terbatas
untuk mencapai hasil akhir yang telah ditentukan. Menurut Imam Soeharto, 1996:
Proyek mempunyai ciri pokok sebagai berikut:
1. Bertujuan menghasilkan lingkup (deliverable) tertentu berupa produk akhir
atau hasil kerja akhir.
2. Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya,
jadwal serta kriteria mutu.
3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik
awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas.
4. Non rutin, tidak berulang-ulang.
Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.
Proyek mempunyai tiga karakteristik yang dapat dipandang secara tiga dimensi.
Tiga karakter tersebut adalah :
1. Bersifat unik
Keunikan dari proyek konstruksi adalah : tidak perna terjadi rangkaian
kegiatan yang sama persis (tidak ada proyek yang identik, yang ada adalah proyek
yang sejenis), proyek bersifat sementara, dan selalu terlibat grup pekerja yang
berbeda-beda.
2. Dibutuhkan sumber daya (resource)
Setiap proyek membutuhkan suber daya, yaitu pekerja, uang, mesin,
metode, dan material. Dalam kenyataanya, mengorganisasikan pekerja lebih
sulit dibandingkan dengan sumber daya lainya.
3. Organisasi
Setiap organisasi mempunyai keragaman tujuan dimana didalamnya terlibat
sejumlah individu dengan keahlian yang bervariasi, perbedaan ketertarikan,
kepribadian yang bervariasi, dan ketidakpastian. Langkah awal yang harus
dilakukan adalah menyusun visi menjadi satu tujuan yang telah ditetapkan oleh
organisasi (Wulfram I. Ervianto, 2022).
13

Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu
besar biaya (anggaran) yang di alokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi.
Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang
sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga
kendala (triple constrain) yaitu :
1. Anggaran
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi
anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan
jadwal pengerjaaan bertahun-tahun, anggaranya tidak hanya ditentukan
dalamtotal proyek, tetapi dipecah atas komponen-komponenya atau per
periode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan
demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek harus memenuhi sasaran
anggaran per periode.
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahanya tidak
boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan. Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas
yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.

Gambar 2.1 Hubungan Triple Constrain (Imam Soeharto, 1997)


14

Ketiga batasan tersebut, bersifat tarik-menarik. Artinya, jika ingin


meningkatkan kinerja produk yang telah disepakati dalam kontrak, maka
umumnya harus diikuti dengan meningkatkan mutu. Hal ini selanjutnya berakibat
pada naiknya biaya sehingga melebihi anggaran. Sebaliknya, bila ingin menekan
biaya, maka biasanya harus berkompromi dengan mutu dan jadwal.
Dari segi teknis, ukuran keberhasilan proyek dikaitkan dengan sejauh
mana ketiga sasaran tersebut dapat dipenuhi. Pada perkembangan selanjutnya
ditambahkan parameter lingkup sehingga parameter di atas menjadi lingkup, biaya,
jadwal, dan mutu.

2.3.2. Perencanaan Proyek

2.3.2.1. Perencanaan Yang Efektif


Agar suatu perencanaan berdaya guna maksimal, diperlukan kondisi dan
syarat tertentu. Syarat serta kondisi itu, antara lain: (Imam Soeharto , 1995, p.117)
 Partisipasi aktif dari anggota organisasi dalam menyusun perencanaan.
 Mendapatkan persetujuan dan komitmen dari sumber daya yang diperlukan.
 Menggunakan parameter yang dapat diukur secara kuantitatif, (misal
adanya tenggak kemajuan pekerjaan atau milestone).
 Kecakapan melihat kedepan & mengolah informasi untuk perencanaan.
 Adanya konsultasi yang intensif dengan tim proyek pihak pemilik.
Syarat – syarat di atas bila dipenuhi akan menggerakkan semua pihak yang
berkepentingan untuk ikut serta secara aktif dalam proses implementasi dari
perencanaan tersebut. Dalam perencanaan proyek, penjadwalan adalah sangat
penting dalam memproyeksi keperluan tenaga kerja, material & peralatan yang
akan dilaksanakan.

2.3.2.2. Pengendalian Proyek Konstruksi


Variabel-variabel yang dikendalikan selama proses pelaksanaan pekerjaan
suatu proyek pembangunan umumnya dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu:
Biaya, Mutu dan Waktu. Ketiga aspek tersebut saling terkait satu sama lain, dan
akhirnya bermuara pada biaya. Semula biaya dan waktu suatu proyek tidak terlalu
dipikirkan, yang menjadi otoritas adalah bangunan selesai berapapun waktu dan
15

biayanya. Dalam perkembangannya, kesadaran akan keterbatasan sumber daya


melatar belakangi munculnya suatu rekayasa yang disebut Cost Engineering,
teknik penjadwalan, dan konsep pengendalian yang mengintegrasikan biaya dan
waktu yakni Earned Value ( Budi Susetyo, 1996) .
Pengendalian adalah proses yang sangat penting, dimana menjamin bahwa
aktivitas yang sesungguhnya sesuai dengan aktivitas yang telah direncanakan
(Imam soekanto, 1993).
Pengertian pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan
standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar menganalisis kemungkinan adanya
penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan
pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan
efisien dalam rangka mencapai sasaran (R.J. Mockler, 1972)
Garis besar obyek pengendalian proyek :
 Pengendalian organisasi dan pesonil,
 waktu dan jadwal,
 Pengendalian anggaran biaya dan jam - orang,
 Pengendalian pengadaan,
 Pengendalian lingkup kerja,
 Pengendalian mutu,
 Pengendalian kinerja.
Dalam penulisan tugas akhir ini garis besar obyek pengendalian proyek
yang akan digunakan adalah pengendalian jadwal/waktu.
Ada beberapa aspek yang termasuk dalam hal pengawasan dan
pengendalian pada proyek konstruksi, yaitu :
 Aspek Pengawasan Waktu, kontrol waktu terhadap proyek mempunyai
sasaran tunggal yaitu menjaga agar waktu pelaksanaan sesuai dengan
rencana yang disepakati. Langkah - langkah untuk pengawasan tersebut
adalah sebagai berikut :
 Pencatatan dan pelaporan kemajuan pekerjaan, frekuensinya sangat
tergantung pada keadaan dan jenis proyek.Semakin
16

penting proyek tersebut maka frekuensi laporannya makin tinggi, demikian


sebaliknya. Laporan kemajuan pekerjaan dapat berupa laporan harian,
mingguan, bulanan dan lebih lama lagi, laporan ini dibuat oleh kontraktor
dan disetujui oleh konsultan pengawas. Laporan harian berisikan
tentang :
 Kegiatan yang dilaksanakan,
 Bahan Peralatan,
 Tenaga kerja,
 Keadaan cuaca,
 Dan lain-lain yang terjadi pada hari itu dan perlu dilaporkan.
Laporan mingguan dibuat berdasarkan laporan harian dan
dilengkapi dengan laporan kemajuan pekerjaan. Sedangkan
laporan bulanan adalah laporan mingguan yang dilengkapi
dengan berbagai hal seperti :
 Risalah rapat,
 Keadaan cuaca bulanan,
 Keadaan prestasi pekerjaan selama satu bulan,
dan Foto - foto perkembangan pekerjaan,
 Risalah rapat lapangan, monitoring, koordinasi,
 Masalah lain yang perlu dilaporkan.
 Rekaman perbandingan kemajuan pekerjaan, informasi dari laporan
kemajuan pekerjaan kemudian diplotkan ke dalam rencana kerja
yang ada, kemudian dibandingkan dengan perkembangan prestasi
kerja terakhir. Alat yang digunakan berupa :
 Bar Chart serta Kurva S,
 Arrow diagram,
 Diagram skala waktu.
Salah satu teknik pengendalian kemajuan proyek adalah memakai
kombinasi grafik S dan tonggak kemajuan (milestone). Milestone adalah titik yang
menandai suatu peristiwa yang dianggap penting dalam rangkaian pelaksanaan
17

pekerjaan proyek. Peristiwa itu dapat berupa saat mulai atau berakhirnya
pekerjaan.

Dalam uraian di atas telah disebutkan bahwa kegiatan proyek itu tidak
pernah sama persis, hanya sejenis dan dalam rangkaian kegiatan proyek tidak
akan berulang, oleh sebab itu diperlukan perencanaan proyek yang matang.
Merencanakan dan menegestimasi sebuah proyek bukan merupakan hal yang
mudah, karena sebuah proyek dibatasi oleh waktu, mutu, dan biaya. Jadi dalam
merencanakan harus mempunyai dasar teori yang harus dipertanggungjawabkan
sehingga bila suatu ketika diadakan evaluasi dari proyek yang bersangkutan dapat
ditelusuri asal dari sebuah permasalahan yang ada.

2.3.3. Metode dan Teknik Pengendalian Biaya dan Waktu


Di dalam menjalankan proyek, taraf kinerja harus selalu dipantau dan
diukur secara teratur untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan terhadap
rencana. Didalam Lucent Technologies Program Management Project Controls
Handbook (1999). Disebutkan tentang definisi pengendalian proyek, yaitu sebuah
metodologi yang di gunakan untuk mengumpulkan, membuat, menganalisa dan
mendistribusikan jadwal, data keuangan dan lingkup kerja untuk mendukung
proses manajemen proyek. Dalam hal ini unit pengendalian proyek bertanggung
jawab untuk mendukung manajer proyek dan control account manager (ACM)
dengan cara mengumpulkan, membuat dan menganalisah data yang menolong
mereka memastikan proyek dapat dikerjakan dengan baik. Tanggung jawab lainya
adalah mengangkat masalah-masakah pada proyek pada saat yang tepat dan
menyebarkan dokumentasi proyek untuk mendukung komunikasi dalam proyek.
18

Pengawasan biaya menjadi hal yang sama pentingnya pada setiap


perusahaan, tanpa melihat ukuranya. Secara umum perusahaan kecil mempunyai
pengendalian keuangan yang lebih ketat dibanding perusahaan besar karena risiko
kegagalan dari sebuah proyek belum tentu dapat ditutupi oleh proyek lain yang
dipunyainya berbeda dengan perusahaan besar yang dapat membebankan sebuah
kerugian proyek ke beberapa proyek lainya. Selain itu, perusahaan-perusahaan
besar biasanya mempunyai sistem pengendalian biaya yang baik, sementara
perusahaan-perusahaan kecil hanya memiliki system pengendalian yang sederhana.
Terdapat 4 kriteria (Simons, 2000) yang digunakan dalam memilih system
pengukuran kinerja dan pengendalian, yaitu :
1. Kelayakan teknis dalam memantau dan pengukuran
Seorang manager harus menentukan apakah memungkinkan memantau
proses produksi secara langsung, atau memilih mengukur hasil proses
tersebut karena pada beberapa kasus memantau proses adalah hal yang
tidak mudah.
2. Pemahaman sebab dan akibat
Jika seorang manager tidak memahami hubungan sebab akibat antara
proses transformasi dan hasil yang diinginkan, maka proses pemantauan
tidak layak di gunakan
3. Biaya
Hal yang perlu diperhatikan adalah biaya dalam melaksanakan pemantauan
ataupun pengukuran serta biaya yang mungkin timbul karena tidak
melakukan proses pemantauan dan pengukuran ini.
4. Batasan tingkat inovasi
Untuk tujuan-tujuan kritis, kualitas yang tinggi ataupun kompleksitas
pekerjaan, tingkat inovasi biasanya dibatasi, di mana proses akan
dikendalikan dengan sebaik-baiknya, seperti misalnya melalui prosedur
kerja standar.
19

Pada setiap rapat manajemen proyek, sala satu hal yang selalu dibicarakan
adalah aspek pengendalian biaya dan jadwal, dimana ditanyakan apakah
pengeluaran melebihi anggaran dan bagaimanakah kemajuan pekerjaan proyek.
Untuk meningkatkan efektifitas dalam memantau dan mengendalikan kegiatan
proyek, perlu dipakai metode yang mampu menunjukan kinerja kegiatan tanpa
membebani proses penyelesaian pekerjaan. Sala satu metode yang mampu
memenuhi tujuan ini adalah Konsep Nilai Hasil.
Metode pengendalian proyek yang digunakan adalah Metode Pengendalian
Biaya dan Jadwal Terpadu EV (Earned Value). metode ini mengkaji
kecenderungan Varian Jadwal dan Varian Biaya pada suatu periode waktu selama
proyek berlangsung (Imam Soeharto, 1997).
Mendefinisikan manajemen nilai hasil sebagai sebuah metode yang
mengintegrasikan lingkup kerja, jadwal dan anggaran, serta ditujukan untuk
mengukur kinerja proyek. Manajemen nilai hasil membandingkan jumlah
pekerjaan yang direncanakan dengan apa yang terjadi untuk menentukan apakah
biaya dan jadwal dicapai sesuai rencana (Solomon, 2002).
Mengatakan bahwa sifat metode nilai hasil ada tiga. Pertama, metode nilai
hasil adalah satuan pengukuran yang seragam untuk total kemajuan proyek
ataupun elemen dari proyek tersebut. Kedua, merupakan metode yang konsisten
untuk melakukan analisis atas kemajuan dan kinerja proyek. Yang ketiga adalah
merupakan basis untuk analisa kinerja biaya dari sebuah proyek dimana metode
nilai hasil ini mengukur penyelesaian pekerjaan dalam unit pengukuran yang
konsisten dan dapat di bandingkan dengan biaya (Wilkens 1999).
Contoh pengertian metode nilai hasil adalah sebagai berikut, pada suatu
proyek pembuatan perangkat lunak terdapat beberapa paket kerja atau control
account, yaitu desain yang dianggarkan menghabiskan 100 jam kerja, penulisan
program 200 jam kerja, pengkodean 400 jam kerja, dokumentasi 100 jam kerja
dan debugging 200 jam kerja. Anggaran jam kerja ini dapat secara mudah
digunakan sebagai pembobotan dalam membuat kesamaan nilai atas berbagai
pekerjaan. Jika desain dan penulisan program telah selesai, akan didapatkan
“hasil” 300 jam kerja dari nilai pekerjaan. Kemudian jika saat ini pengkodean
20

telah menyelesaikan 50% lingkup kerja maka total hash yang didapat adalah 400
jam kerja. Dengan menggunakan metode earned value (EV) tingkat penyelesaian
proyek adalah 40% yang didapat dari “hasil” 400 jam kerja dibagi dengan 1000
jam kerja anggaran proyek.

2.4. Pengertian Earned Value Management (EVM) Analysis


Metode EVM (Earned Value Management) adalah suatu metode
pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan jadwal proyek
secara terpadu. Metode ini memberikan informasi status kinerja proyek pada suatu
periode pelaporan dan memberikan informasi prediksi biaya yang dibutuhkan dan
waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan berdasarkan indikator kinerja saat
pelaporan.

2.4.1. Metode Analisis Varians


Metode Analisis Varians adalah metode untuk mengendalikan biaya
dan jadwal suatu kegiatan proyek konstruksi. Dalam metode ini identifikasi
dilakukan dengan membandingkan jumlah biaya sesungguhnya dikeluarkan
terhadap anggaran. Analisis varians dilakukan dengan mengumpulkan informasi
tentang status terakhir kemajuan proyek pada saat pelaporan dengan menghitung
jumlah unit pekerjaan yang telah diselesaikan kemudian dibandingkan dengan
perencanaan atau melihat catatan penggunaan sumber daya. Metode ini akan
memperlihatkan perbedaan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran dan
waktu pelaksanaan terhadap jadwal.

2.4.2. Varians dengan Grafik “S”


Cara lain untuk memperagakan adanya varians dengan menggunakan grafik.
Grafik “S” akan menggambarkan kemajuan volume pekerjaan yang diselesaikan
sepanjang siklus proyek. Bila grafik tersebut dibandingkan dengan grafik serupa
yang disusun berdasarkan perencanaan dasar maka akan segera terlihat jika terjadi
penyimpangan.
Penggunaan grafik “S” dijumpai dalam hal berikut :
1. Pada analisis kemajuan proyek secara keseluruhan.
2. Penggunaan sepeti di atas, tetapi untuk satuan unit pekerjaan atau elemen-
21

elemennya.
3. Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis persentase
(%) penyelesaian pekerjaan, misalnya jam orang untuk menyiapkan
rancangan, produksi gambar, menyusun pengajuan pembelian terhadap
waktu.
4. Pada kegiatan konstruksi, yaitu untuk menganalisis pemakaian tenaga
kerja atau jam orang dan untuk menganalisis persentase (%) penyelesaian
serta pekerjaan-pekerjaan lain yang diukur (dinyatakan) dalam unit versus
waktu.
Grafik “S” sangat bermanfaat untuk dipakai sebagai laporan bulanan dan
laporan kepada pimpinan proyek, karena grafik ini dapat dengan jelas
menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami.

2.4.3. Kombinasi Bagan Balok dan Grafik “S”


Salah satu teknik pengendalian kemajuan proyek adalah memakai
kombinasi grafik “S” dan tonggak kemajuan (milestone). Milestone adalah titik
yang dianggap menandai suatu peristiwa yang dianggap penting dalam rangkaian
pelaksanaan pekerjaan proyek. Titik milestone ditentukan pada waktu pembuatan
perencanaan dasar yang disiapkan sebagai tolak ukur kegiatan pengendalian
kemajuan proyek. Penggunaan milestone yang dikombinasikan dengan grafik “S”
sangat efektif untuk mengendalikan pembayaran berkala.

2.4.4. Konsep Nilai Hasil (Earned Value)


Sejalan dengan perkembangan tingkat kompleksitas proyek yang semakin
besar, seringkali terjadi keterlambatan penyelesaian proyek dan pembengkakan
biaya. Sistem pengelolaan yang digunakan biasanya memisahkan antara sistem
akuntansi untuk biaya dan sistem jadwal proyek konstruksi. Dari sistem akutansi
biaya dapat dihasilkan laporan kinerja dan prediksi biaya proyek, sedangkan dari
sistem jadwal dihasilkan laporan status penyelesaian proyek. Informasi
pengelolaan proyek dari kedua sistem tersebut saling melengkapi, namun dapat
menghasilkan informasi yang berbeda mengenai status proyek. Dengan demikian,
dibutuhkan suatu sistem yang mampu mengintegrasikan antara informasi waktu
22

dan biaya. Untuk kepentingan tersebut, konsep earned value dapat digunakan
sebagai alat ukur kinerja yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek
waktu (Soemardi, B.W., Wirahadikusumah, R.D, Abduh, M, 2006, p.3.).
Penggunaan konsep earned value di Amerika Serikat dimulai pada akhir
abad 20 di industri manufaktur. Pada tahun 1960an Departemen Pertahanan
Amerika Serikat mulai mengembangkan konsep ini (Abba, 2000). Ada 35 kriteria
yang disebut Cost/Schedule System Criteria (C/SCSC). Namun, C/SCSC lebih
dipertimbangkan sebagai alat pengendalian finansial yang memerlukan keahlian
analitis yang kuat dalam menggunakannya. Pada tahun 1995 hingga 1998 Earned
Value Management (EVM) ditransfer untuk kepentingan industri menjadi suatu
standar pengelolaan proyek(ANSI/EIA 748-A). Semenjak itu EVM tidak hanya
digunakan oleh Department of Defence, namun juga digunakan oleh kalangan
industri lainnya seperti NASA dan United States Depatment of Energy. Tinjaun
EVM juga dimasukkan dalam PMBOK Guide® FirstEdition pada tahun 1987 dan
edisi-edisi berikutnya. Usaha untuk menyederhanakan EVM mencapai titik
momentumnya pada tahun 2000, yaitu ketika beberapa pemerintah Negara bagian
di Amerika Serikat mengharuskan penggunaan EVM untuk semua proyek
pemerintah.
Konsep earned value dibandingkan manajemen biaya tradisional (Flemming
dan Koppelman, 1994). manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua
dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya
rencana. Dengan manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui.
Misalnya, dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun
kenyataan bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak dapat
menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan target
rencana. Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga selain
biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah besarnya
pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut earned value/percent
complete. Dengan adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek akan dapat
lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari sejumlah biaya yang
23

telah dikeluarkan.
Konsep Nilai Hasil merupakan bagian dari Konsep Analisis Varians.
Dimana dalam analisis varians hanya menunjukkan perbedaan hasil kerja pada
waktu pelaporan dibandingkan dengan anggaran atau jadwalnya (PMBOK, 2004).
Adanya kelemahan dari metode Analisis Varians adalah hanya menganalisa varian
dan jadwal masing-masing secara terpisah sehingga tidak dapat mengungkapkan
masalah kinerja kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan dengan metode
Konsep Nilai Hasil dapat diketahui kinerja kegiatan yang sedang dilakukan serta
dapat meningkatkan efektivitas dalam meningkatkan kegiatan proyek. Dengan
memakai asumsi bahwa kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat.

2.4.5. Criteria Earned Value Management System


Walaupun konsep earned value terlihat sederhana, namun
implementasinya dalam pengelolaan proyek tidaklah mudah karena harus
didukung oleh sistem manajemen yang mampu menyediakan input data yang
lengkap dalam perhitungan kinerja proyek. Bila kinerja proyek buruk, sistem akan
mampu menelusuri bagian mana yang bermasalah yang menyebabkan
pembengkakan biaya dan terjadinya keterlambatan pelaksanaan proyek. Dengan
demikian, langkah perbaikan dapat dilakukan dan semua data terdokumentasi
dengan baik untuk keperluan di masa datang pada pengelolaan proyek berikutnya.
Terdapat 10 kriteria pengelolaan proyek yang berdasarkan pada konsep earned
value, sebagai berikut: (Flemming, Q.W., Koppelman, J.M.,1994)
1. Komitmen manajemen
Pada penerapan konsep earned value, harus ada kebulatan tekad dari
manajer proyek untuk memanfaatkan konsep earned value di dalam sistem
manajemen pada proyek yang ditanganinya. Komitmen juga harus ada pada
organisasi utama perusahaan dalam mendukung keputusan penggunaan konsep
earned value pada manajemen proyek.
2. Menetapkan lingkup proyek dengan Work Breakdown Structure (WBS).
Pada setiap proyek, hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
lingkup proyek agar pada saat pelaksanaannya lingkup proyek tidak meluas yang
menyebabkan kegagalan proyek. Salah satu teknik yang dapa digunakan dan
24

terbukti ampuh dalam membatasi lingkup proyek adalah dengan WBS. WBS
memperlihatkan hirarki perencanaan pekerjaan yang berorientasi pada produk
yang dihasilkan proyek. WBS menjadi acuan dalam menentukan aktivitas dan
sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai sasaran proyek.
3. Menciptakan management control cells (cost account).
Cost account adalah pertemuan antara level terendah WBS dengan fungsi
dari organisasi. Cost account harus memiliki empat elemen yaitu: memperlihatkan
pekerjaan di level tugas; mempunyai kerangka waktu pelaksanaan yang spesifik
bagi masing-masing tugas; mempunyai anggaran biaya untuk penggunaan
sumber daya; dan mempunyai pihak yang bertanggung jawab untuk masing-
masing sel.
4. Menetapkan tanggung jawab fungsional untuk setiap bagian terkecil dari
manajemen proyek (project’s management control cells). kepemilikan cost
account masing-masing divisi dan subdividivisi. Dibutuhkan organisasi proyek
yang dalam strukturnya terdapat pembagian tanggung jawab yang jelas.
Organisasi proyek dibagi dalam divisi dan subdivisi. Masing-masing divisi dan
subdivisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Tugas dan
tanggung jawab ini sesuai dengan
5. Membuat earned value baseline.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan baseline yang digunakan dalam
menghitung kinerja proyek. Basis ukuran kinerja proyek harus memasukkan
semua cost account dan biaya-biaya tidak langsung proyek seperti biaya tak
terduga dan profit. Untuk memperolah basis ukuran kinerja proyek, digunakan
proses perencanaan formal proyek mulai dari proses estimasi, penjadwalan
dan penganggaran. Untuk keperluan pengendalian, pihak manajemen harus
menentukan batasan untuk penilaian kinerja proyek.
6. Penggunaan proses formal penjadwalan proyek
Penggunaan earned value membutuhkan alat bantu pengendalian proyek
seperti master schedule, kurva S dan bar chart. Alat bantu pengendalian
25

proyek dibuat melalui proses penjadwalan. Alat bantu ini menunjukkan kerangka
waktu dari masing-masing paket pekerjaan dan anggaran biayanya.
7. Pengelolaan biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung perlu dikelompokkan tersendiri/terpisah dari biaya
langsung proyek. Terkadang biaya tidak langsung mempunyai porsi yang lebih
besar dari biaya keseluruhan proyek. Oleh karena itu biaya tidak langsung proyek
perlu diperhatikan dan ditangani secara baik.
8. Secara periodik, mengestimasi biaya penyelesaian proyek
Salah satu manfaat dari konsep earned value adalah mampu memprediksi
biaya penyelesaian proyek (EAC). Dengan dasar kinerja aktual proyek (SPI dan
CPI), dapat diprediksi secara akurat berapa lagi dana yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya.
9. Pelaporan status proyek
Batasan varian yang sudah ditentukan manajemen menjadi acuan kapan
manajemen akan bertindak. Bila kinerja proyek berada diluar batasan yang telah
ditetapkan, hal tersebut merupakan sinyal peringatan bagi pihak manajemen untuk
bertindak. Penerapan earned value dalam menajemen proyek merupakan salah
satu contoh penerapan management by exception. Management by exception
adalah tipe sistem manajemen yang baru melakukan tindakan ketika ada
penyimpangan.
10. Menyusun historical database
Pembentukan historical database memungkinkan perbaikan proyek yang
akan dikerjakan menjadi lebih baik. Historical database digunakan sebagai acuan
dalam pengelolaan proyek di masa yang akan datang.
26

pelaporan akan terus berlangsung, maka metode prakiraan atau proyeksi


masa depan proyek, seperti :
1. Dapatkah proyek diselesaikan dengan kondisi yang ada.
2. Berapa besar perkiraan biaya untuk menyelesaikan proyek.
3. Berapa besar keterlambatan/kemajuan pada akhir proyek.

Konsep Nilai Hasil adalah konsep menghitung besarnya biaya yang


menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah dilaksanakan. Bila ditinjau
dari jumlah pekerjaan yang telah diselesaikan pada suatu waktu bila dinilai
berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut. Dengan
perhitungan ini dapat diketahui hubungan antara apa yang sesungguhnya telah
dicapai secara fisik terhadap jumlah anggaran yang telah dikeluarkan, yang dapat
ditulis dengan persamaan 2.1.
Nilai Hasil = (%Penyelesaian) x (Anggaran) (2.1)
Keterangan :
%Penyelesaian = Progres yang dicapai pada saat 15 (lima belas) minggu periode
pelaporan.
Anggaran = Anggaran yang dimaksud yaitu real cost biaya proyek.

2.4.6. Indikator-Indikator yang Dipergunakan

Gambar 2.2 Analisis varians terpadu disajikan dengan grafik “S” (Budi Suanda,
2011)
27

Konsep dasar nilai hasil dapat dipergunakan untuk menganalisis kinerja


dan membuat perkiraan pencapaian sasaran. Indikator yang digunakan adalah
biaya aktual Actual Cost(AC), nilai hasil (earned value), dan jadwal anggaran
(planed value).
1. Biaya Aktual (Actual Cost = AC)
Biaya Aktual (Actual Cost = AC) atau Actual Cost of Work Performed
(ACWP) adalah jumlah biaya aktual pekerjaan yang telah dilaksanakan pada
kurun pelaporan tertentu. Actual Cost of Work Performed (ACWP) juga
merupakan representasi dari keseluruhan pengeluaran yang telah dikeluarkan
untuk menyelesaikan pekerjaan dalam periode tertentu. Biaya ini diperoleh dari
data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya akhir
bulan), yaitu catatan segala pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode
akuntansi termasuk perhitungan overhead dan lain-lain. Jadi AC merupakan
jumlah aktual dari penghargaan atau dana yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan pada kurun waktu tertentu.
2. Nilai Hasil (Earned Value)
Nilai hasil (Earned Value = PV) atau Budgeted Cost of Work Performanced
(BCWP) adalah nilai pekerjaan yang telah selesai terhadap anggaran yang
disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Budgeted Cost of Work
Performanced (BCWP) adalah nilai yang diterima dari penyelesaian pekerjaan
selama periode waktu tertentu. BCWP ini dihitung berdasarkan akumulasi dari
pekerjaan – pekerjaan yang telah diselesaikan. Bila nilai AC dibandingkan dengan
nilai EV maka, akan terlihat perbandingan antara biaya yang telah di keluarkan
untuk pekerjaan yang terlaksana terhadap biaya yang seharusnya di keluarkan
untuk maksud tersebut.
3. Jadwal Anggaran
Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS) merupakan anggaran biaya yang
dialokasikan berdasarkan rencana kerja terhadap waktu. BCWS dihitung dari
akumulasi biaya yang direncanakan untuk pekerjaan dalam periode waktu tertentu.
Jadwal Anggaran (Planned Value = PV) atau Budgeted Cost of Work Schedule
(BCWS) menunjukan anggaran untuk suatu paket pekerjaan yang
28

dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Disini terjadi perpaduan antara biaya,


jadwal, dan lingkup kerja, dimana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi
alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur pelaporan pelaksanaan
pekerjaan.
Varians yang dihasilkan dari 3 indikator tersebut adalah varians biaya atau
CV dan varians jadwal atau SV. Varians biaya didapat dari selisih antara BCWP
dengan ACWP. Sedangkan varians jadwal didapat dari selisih antara BCWP
dengan BCWS.
4. Varians Biaya dan Jadwal Terpadu
Telah disebutkan sebelumnya bahwa menganalisis kemajuan proyek
dengan analisis varians sederhana dianggap kurang mencukupi, karena metode ini
tidak mengintegrasikan aspek biaya dan jadwal. Berbekal ketiga indicator di atas,
kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi pada biaya dan
waktu dengan cara mengukurnya. Untuk mengatasi hal tersebut indikator Planned
Value (PV), Earned Value (EV) dan Actual Cost (AC) digunakan dalam
menentukan Varians biaya/Cost varians (CV) dan varians jadwal/Schedule
Varians (CV) diinformasikan sebagai berikut :
a). CV (Cost Varians)
Cost Varians adalah selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan paket - paket pekerjaan dengan biaya actual selama pelaksanaan
proyek.
Cost varians merupakan selisih antara nilai yang diperoleh setelah
menyelesaikan paket-paket pekerjaan dengan biaya aktual yang terjadi selama
pelaksanaan proyek. Cost varians positif menunjukkan bahwa nilai paket-paket
pekerjaan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan biaya yang
dikeluarkan untuk mengerjakan paket-paket pekerjaan tersebut. sebaliknya nilai
negatif menunjukkan bahwa nilai paket-paket pekerjaan yang diselesaikan lebih
rendah dibandingkan dengan biaya yang sudah dikeluarkan (Imam Soeharto, 1997,
p.271).
CV > 0, pembiayaan actual < rencana (Cost Underrun)
CV < 0, pembiayaan actual > rencana (Cost overrun)
29

Maka selisih untuk nilai biaya adalah


Varians Biaya (CV) = EV-AC atau CV = BCWP-ACWP (2.2)
Keterangan :
 Negative (-) = Cost Overrum (biaya di atas rencana)
 Nol (0) = Sesuai biaya
 Positive (+) = Cost Underrum (Biaya di bawah rencana)
b). SV (Varians Jadwal)
Schedule Varians digunakan untuk menhitung penyimpangan antara BCWP
dangan BCWS.
Schedule variance digunakan untuk menghitung penyimpangan antara
BCWS dengan BCWP. Nilai positif menunjukkan bahwa paket-paket pekerjaan
proyek yang terlaksana lebih banyak dibanding rencana. Sebaliknya nilai negatif
menunjukkan kinerja pekerjaan yang buruk karena paket-paket pekerjaan yang
terlaksana lebih sedikit dari jadwal yang direncanakan (Imam Soeharto, 1997,
p.272).
SV > 0, progress actual > rencana : terjadi percepatan pelaksanaan proyek
terhadap rencana (Schedule Overrun).
SV < 0, progress actual < rencana : terjadi keterlambatan pelaksanaan
proyek terhadap rencana (schedule underrun).
Maka rumus untuk menghitung penyimpangan BCWP (Budgeted Cost of
Work Performanced) dan Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS) adalah
Varians Jadwal (SV) = EV-PV atau SV = BCWP-BCWS (2.3)
Keterangan :
 Negative (-)= terlambat dari jadwal
 Nol (0) = tepat waktu
 Positive (+) = lebih cepat dari jadwal
30

Kriteria untuk kedua indikator di atas baik itu SV (Schedule Varians) dan
SV (Cost Varians) ditabelkan oleh Imam Soeharto seperti tersebut di bawah ini :

Tabel 2.1 Analisa Varians Terpadu

Varians jadwal Varians biaya


Keterangan
SV=BCWP-BCWS CV=BCWP-ACWP
Pekerjaan terlaksana
lebih cepat dari pada
Posistive Positive jadwal dengan biaya
lebih kecil dari pada
anggaran.

Pekerjaan terlaksana
tepat sesuai jadwal
Nol Positive
dengan biaya lebih
renda dari pada rencana.
anggaran
Pekerjaan terlaksana
sesuai anggaran dan
Positive Nol
selesai lebih cepat
daripada jadwal.

Pekerjaan terlaksana
sesuai jadwal dan
Nol Nol
anggaran.

Pekerjaan selesai
terlambat dan menelan
Negative Negative biaya lebih tinggi dari
pada anggaran.
31

Varians jadwal Varians biaya


Keterangan
SV=BCWP-BCWS CV=BCWP-ACWP

Pekerjaan terlaksana
sesui jadwal dengan
Nol Negative
menelan biaya diatas
anggaran.

Pekerjaan selesai

Negative Nol terlambat dan menelan


biaya sesuai anggaran.

Pekerjaan selesai lebih


cepat dari pada rencana
Positive Negative
dengan menelan biaya
diatas anggaran.

(Sumber : Imam Soeharto)

5. Indeks Produktivitas dan Kinerja


Pengelolah proyek seringkali ingin mengetahui penggunaan sumber daya,
yang dapat dinyatakan sebagai indeks produktivitas atau indeks kinerja. Indeks
kinerja ini terdiri dari indeks kinerja biaya (Cost Performance Indeks = CPI) dan
indeks kinerja jadwal (Schedule Performance Indeks = SPI).
a). Cost Performance Indeks (CPI)
Cost Performance Index adalah factor efisiensi biaya yang telah dikeluarkan
dalam pelaksanaan proyek dapat diperlihatkan dengan membandingkan nilai
pekerjaan yang secara fisik telah diselesaikan (BCWP) dengan biaya yang telah
dikeluarkan dalam periode yang sama (ACWP). Dengan rumus indeks kinerja
biaya sebagai berikut.
Indeks kinerja biaya (CPI) = EV /AC atau CPI = BCWP/ACWP (2.4)
32

b). Schedule Performance Indeks (SPI)


Schedule Performance Indeks dalah factor efisiensi kinerja dalam
menyelesaikan pekerjaan dapat diperlihatkan oleh perbandingan antara nilai
pekerjaan yang secara fisik telah dikerjakan (BCWP) dengan rencana pengeluran
biaya yang dikeluarkan berdasarkan rencana pekerjaan (BCWS).
Dengan rumus indeks kinerja waktu sebagai berikut.
Indeks kinerja jadwal (SPI) = EV/PV atau SPI = BCWP/BCWS (2.5)

Dengan kriteria indeks kinerja (performance indeks) :


 Indeks kinerja < 1, berarti pengeluaran lebih besar daripada anggaran atau
waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila
anggaran dan jadwal suda di buat secara realistis, maka berarti ada sesuatu
yang tidak benar dalam pelaksanaan kegiatan.
 Indekks kinerja > 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari
perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal
lebih cepat dari rencana.
 Indeks kinerja makin besar perbedaanya dari angka 1, maka makin besar
penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Bahkan bila
didapat angka yang terlalu tinggi berarti prestasi pelaksanaan pekerja
sangat baik, perlu pengkajian lebih dalam apakah mungkin perencanaanya
atau anggaran yang justru tidak realistis.
6. Proyeksi Pengeluaran Biaya dan Jangka Waktu Penyelesaian Proyek
Membuat prakiraan biaya atau jadwal penyelesaian proyek berdasarkan
atas indikator yang diperoleh saat pelaporan akan memberikan petunjuk besarnya
biaya pada akhir proyek (Estimate At Schedule = EAC) dan prakiraan waktu
penyelesaian proyek (Estimate All Schedule = EAS). Prakiraan biaya atau jadwal
bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai hal hal yang akan
terjadi pada masa yang akan datang, bila kecenderungan yang ada pada saat
pelaporan tidak mengalami perubahan. Bila pada pekerjaan tersisa dianggap
kinerjanya tetap seperti pada saat pelaporan, maka prakiraan biaya untuk
pekerjaan tersisa (ETC) adalah :
ETC = (BAC-BCWP)/CPI (2.6)
33

EAC = ACWP-ETC (2.7)


Sedangkan prakiraan waktu penyelesaian seluruh pekerjaan :
ETS = (sisa waktu)/SPI (2.8)
EAS = waktu selesai + ETS (2.9)
Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek (estimated completion date / ECD).
Estimated Completion Date (ECD) merupakan penjumlahan waktu yang sudah
dipakai dan sisa waktu yang akan dibutuhkan untuk penyelesaian proyek. Sisa
waktu yang akan dibutuhkan diperkirakan secara statistik dengan menghitung
efektivitas pemanfaatan waktu (SPI).
(ECD) = (sisa waktu / SPI) + waktu terpakai (2.10)
Keterangan :
 BAC (Budgeted At Completion) = Anggaran Biaya Proyek Keseluruhan.
 SPI (Schedule Performance Index) = Indeks Kinerja Jadwal.
 CPI (Cost Performance Index) = Index Kinerja Biaya.
 ETC (Estimate Temporary Cost) = Prakiraan Biaya Untuk Pekerjaan
Tersisa.
 EAC (Estimate Temporary cost) = Prakiraan Total Biaya Proyek.
 ETS (Estimate Temporary Schedule) = Prakiraan Waktu Untuk Pekerjaan
Yang Tersisa.
 EAS (Estimate All Schedule) = Prakiraan Total Waktu Proyek.
 ECD (Estimated Completion Date) = Prakiraan Waktu Penyelesaian
Proyek.
 (VAC) Variance At Completion = Perkiraan selisih antara waktu dan biaya
rencana penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya penyelesaian proyek.

2.5. Penelitian Terdahulu


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai
tolak ukur dan acuan untuk menyelesaikanya, penelitian terdahulu memudahkan
penulis dalam menentukan langkah-langkah yang sistematis untuk menyusun
penelitian dari segi teori maupun konsep.
34

Iksan (1996) menyatakan bahwa tinjauan pustaka harus mengemukakan


hasil penelitian lain yang relevan dalam pendekatan permasalahan penelitian: teori,
konsep-konsep, analisa, kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang
dilakukan orang lain dalam penelitian, penulis harus belajar dari penelitian lain,
untuk menghindari publikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang
sama seperti yang dibuat oleh peneliti sebelumnya. (Masyhuri dan Zainuddin,
2008).
Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan acuan pada penulis ini yaitu :
1. Budi Wijaksana dan Samuel Petrik Ressei (2012)
Penelitian dengan judul “Analisis Biaya Proyek Dengan Metode Earned
Value Dalam Proses Kinerja (Studi Kasus Pada Proyek Pembangunan Universitas
Katholik Widya Mandala Pakuwon Citi-Surabaya)”. metode yang digunakan pada
penelitianya yaitu Deskriptif Kuantitatif, dengan tujuan dari penelitian a.
mengetahui besarnya biaya untuk pekerjaan tersisa (Estimate To Complete)., b.
Mengetahui total biaya akhir proyek (Estimate At Complete). hasil dari penelitian
yang dilakukan yaitu berdasarkan yang telah di lakukan, maka hal-hal yang dapat
disimpulkan dari penelitian ini adalah : 1. Biaya proyek untuk pekerjaan tersisa
(Estimate To Complete) sebesar Rp. 6,241,228, 702,00. 2. Total biaya akhir
proyek (Estimate At Complete) sebesar Rp. 10,864,777,052.29.
2. Nirmala Dewi, M. Asad Abdurrahman, Suharman Hamza
Penelitian dengan judul : “Studi Penggunaan Metode EVM (Earned Value
Management) pada pengendalian biaya dan waktu pada proyek pembangunan
mall grand daya square”. Hasil analisa yang dilakukan menunjukan beberapa
kesimpulan yaitu : 1. Dalam Konsep Nilai Hasil (Earned Value), diperoleh
peramalan durasi proyek selama 52 minggu. Terjadi keterlambatan pada proyek
sehingga durasi proyek bertambah. Hal ini disebabkan karena adanya masalah
pelepasan lahan pada Gedung A. 2. dari segi perhitungan produktivitas, proyek
diramalkan selesai pada minggu ke 108. untuk mempercepat jadwal proyek maka
diadakan crashing program dengan menambahkan jam kerja pekerja sebanyak 8
jam. Setelah diadakan crashing program maka jadwal proyek dapat di percepat
hingga 96 minggu dengan pertambahan biaya sebesar Rp. 320.880.727
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian


Proyek pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Siontapina berada di Jl.
Kompleks Perkantoran Takawa Gedung B Lt. 1, Kecamatan Pasarwajo,
Kabupaten Buton, provinsi Sulawesi Tenggara 93111. Lokasi proyek dapat dilihat
pada gambar berikut.

LOKASI PROYEK

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian (Google dan Data Rencana, 2022)

3.2. Tahapan Penelitian


Tahapan dalam analisis data merupakan urutan langkah yang dilaksanakan
secara sistematis dan logis sesuai dasar teori permasalahan sehingga didapat
analisis yang akurat untuk mencapai tujuan penulis.
Tahapan- tahapan selengkapnya dalam penelitian ini meliputi :
1. Tahap 1
Disebut tahap persiapan. Pada tahap ini peneliti melakukan studi literatur
untuk mengetahui latar belakang serta melakukan studi pustaka mengenai
reverensi penelitian yang akan di lakukan.
2. Tahap II
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data yaitu data sekunder berupa
RAB, Master schedule, Laporan harian/mingguan dan laporan bulanan sebagai
data base untuk penghitungan analisa penelitian pada proyek.

35
36

3. Tahap III
Disebut tahap analisis data. Pada tahap ini dilakukan penghitungan PV
(Planned Value) Komulative, EV (Earned Value) Komulative, SV (Schedule
Varians), SPI (Schedule Performance Index), dan Forecasting terhadap waktu
meliputi ETS (Estimate Temporari Schedule), dan EAS (Estimate All Schedule).
4. Tahap IV
Disebut tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah
dianalisa disebut suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian
dan juga menjawab rumusan masalah sesuai dengan latar belakang pada penelitian.

3.3. Jenis Penelitian


Jenis penelitian atau metode penelitian adalah langka-langka atau cara-cara
penelitian suatu masalah, kasus, gejalah atau fenomena dengan jalan ilmiah untuk
menghasilkan jawaban yang rasional. Metode penelitian digunakan sebagai dasar
atau langkah-langkah berurutan yang didasarkan pada tujuan penelitian dan
menjadi suatu perangkat yang digunakan untuk menarik kesimpulan, sehingga
dapat diperoleh penyelesaian yang diharapkan untuk mencapai keberhasilan
penelitian.
Jenis atau metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif, penelitian yang menggambarkan kondisi proyek tertentu dengan
analisis data-data yang ada. Analisis data menggunakan metode analitis dan
deskriptif. Analitis berarti data yang suda ada diolah sedemikian rupa sehingga
menghasilkan hasil akhir yang dapat di simpulkan. Sedangkan deskriptif
maksudnya adalah dengan memaparkan masalah-masalah yang suda ada. Konsep
Nilai Hasil (Earned Value Analysis) mengkaji kecenderungan varian jadwal dan
varian biaya pada suatu metode waktu selama proyek berlangsung. Namun dalam
penelitian ini hanya akan membahas pada varian waktu.
Tahapan penelitian secara skematis dalam bentuk bagan alir dapat dilihat
pada Gambar 3.2.
37

Mulai

Studi Pustaka

Rumusan Masalah

Pengumpulan Data

Data Sekunder Data Primer


 Master Schedule Proyek  Observasi
 Laporan Harian/Mingguan
 Laporan Bulanan
 RAB Proyek
 Biaya Aktual Proyek

Analisis Data Kinerja


 Analisis Biaya dan Jadwal
 (PV, EV, AC)
 Analisis Nilai Varians
 (CV, SV)
 Analisis Indeks Performasi
 (CPI, SPI)

Estimasi Biaya dan Waktu Akhir Pekerjaan


 Menghitung Nilai ETC, EAC
 Menghitung Nilai ETS, EAS

Hasil dan Pembahsan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2 Bagan Alir Penelitian (flow chart)


38

3.4. Alat Bantu Penelitian


Adapun alat bantu yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
1. Microsoft Word digunakan sebagai pengelola data, seperti membuat
laporan.
2. Microsoft Excel digunakan sebagai pengelola data perhitungan, analisis,
dan penyajian data tabel serta curva “S”.

3.5. Pengumpulan Data


Untuk mendukung analisis tersebut, penulis mengambil contoh sebagai
studi kasus yaitu Pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Siontapina, Kabupaten
Buton, Sulawesi Tenggara. Untuk mempermuda analisis diperlukan data
sekunder pada proyek sebagai bahan analisis proyek.
Data-data yang digunakan antara lain:
1. Time Schedule,
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) proyek,
3. Rekapitulasi biaya anggaran proyek,
4. Laporan mingguan/harian proyek,
5. Laporan bulanan proyek.
Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang digunakan untuk
mendapatkan data. Data dalam penelitian ini adalah Time Schedule, rekapitulasi
biaya anggaran proyek, dan laporan mingguan/harian. Data tersebut diperoleh
dari konsultan pengawas yang melakukan pengawasan pembangunan proyek
tersebut.
3.6. Pengolahan Data dengan Metode Earned Value (Konsep Nilai Hasil)
Sesuai dengan rumusan masalah pada penelitian yaitu untuk mengetahui
efektifitas pengendalian dengan menggunakan Metode Earned Value yaitu
dengan mengindentifikasi antara biaya yang dikeluarkan dengan biaya yang
direncanakan serta waktu pelaksanaannya dari hasil laporan yang direkam dari
lapangan dengan rencana realisasi pelaksanaan, memprediksi biaya untuk
menyelesaikan proyek serta memprediksi waktu untuk menye lesaikan proyek
dengan pengendalian yang dianalisa dengan Metode Earned Value dengan
39

memadukan unsur - unsur prestasi, biaya dan jadwal dari pelaksanaan pekerjaan.
Dalam menganalisa dan mengolah data pada Metode Earned Value
dibutuhkan beberapa data diantaranya :

1. Rencana pelaksanaan yang telah dibuat dalam bentuk kurva S.


2. Laporan mingguan atau laporan prestasi kegiatan mingguan.
3. Hasil rekapitulasi biaya yang dikeluarkan setiap minggunya untuk masing
- masing item pekrjaan.
Adapun formula dari metode Earned Value adalah :
1. Menentukan indikator – indikator dari nilai BCWS, BCWP dan ACWP.
2. Menghitung indeks prestasi jadwal, rumus (2.5).
3. Menghitung indeks prestasi biaya, rumus (2.4).
4. Menghitung perkiraan untuk menyelesaikan kegiatan tersisa (2.8).
5. Menghitung jumlah biaya keseluruhan, rumus (2.7).
6. Setelah diketahui 3 (tiga) indikator maka juga dapat dihitung
penyimpangan biaya aktual / varian biaya (Cost Varian), rumus (2.2)
sedangkan untuk mengetahui penyimpangan biaya rencana / varian jadwal
(Schedule Varian), rumus (2.3).
3.7. Metode Analisa Data
Penerapan dalam menganalisa hasil dari Metode Earned Value, dilakukan
beberapa aspek yang perlu diketahui antara lain :

1. Status data, didapat dari laporan mingguan proyek yang akan dianalisa.
2. Presentase (%) Complete, didapat dari total volume pekerjaan yang telah
diselesaikan pada saat pelaporan (status data) dibagi volume total
pekerjaan yang direncanakan menurut anggaran dasar proyek tersebut,
sehingga (%) complete dapa dihitung dengan rumus : (%) �������� =
Volumen aktual pekerjaan saat status data
Volume total pekerjaan berdasar RAB
× 100%

3. Actual cost of work performance (ACWP), didapat dari laporan mingguan


proyek, disini akan diambil dari laporan mingguan adalah berupa biaya
40

aktual yang dikeluarkan untuk mergerjakan proyek tersebut dari hari


pertama sampai saat pelaporan (status data).

4. Budgeted Cost of work Schedule (BCWS), didapat dari laporan mingguan,


time schedule dan nilai kontrak + addendum, dimana BCWS sendiri
dihitung dengan rumus : BCWS = % Penyelesaian x Budgeted total
pekerjaan.
5. Budgeted cost of work performed (BCWP), didapat dari perhitungan (%)
complete dan nilai kontrak + addendum, yang mana BCWP merupakan
nilai pekerjan yang seharusnya dikeluarkan berdasarkan total volume yang
telah dikerjakan (%) complete, sehingga BCWP dapat dihitung dengan
rumus : BCWP = (%) Complete x Budgeted dari pekerjaan tersebut.
6. Cost Variance (CV), didapat dari selisih BCWP dikurangi ACWP, dapat
dihitung dengan rumus : CV = BCWP – ACWP
7. Schedule Variance (SV), didapat dari selisih BCWP dikurangi BCWS,
dapat dihitung dengan rumus : SV = BCWP – BCWS
8. Cost performances Index (CPI), didapat dari nilai BCWP dibagi dengan
ACWP, dapat dihitung dengan rumus :
ACWP
CPI =
BCWP
9. Schedule Performance Index (SPI), didapat dari nilai BCWP dibagi dengan
BCWS, dapat dihitung dengan rumus :
BCWS
SPI =
BCWP
11. Estimate To Complete (ETC), didapat dari nilai anggaran dasar (RAB)
dikurangi nilai BCWP kemudian dibagi indeks produktifitas (CPI), dapat
dihitung dengan rumus :
RAB − BCWP
ETC =
CPI

12. Estimate At Completion (EAC), didapat dari nilai BCWS dibagi dengan
CPI, dapat dihitung dengan rumus :
41

BCWS
EAC =
CPI

12. Variance At Complete (VAC), didapat dari selisih nilai Angga ran Dasar
dikurangi nilai EAC, dapat dihitung dengan rumus : VAC = RAB - EAC.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Puskesmas Siontapina berada di Desa Matanauwe, Kecamatan Siontapina,
Kabupaten Buton, adapun tujuan dari pelaksanaan proyek rehabilitasi pada
bangunan puskesmas tersebut dikarenakan kondisi puskesmas yang
kekurangruangan pelayanan yang memadai dan juga Puskesmas Siontapina ini
dipersiapkan untuk mengikuti penilaian akreditasi dari Komisi Akreditasi
Nasional Kementrian Kesehatan (KAN Kemenkes) sebagai Puskesmas yang
memenuhi standar pelayanan masyarakat.

Gambar 4.1 Puskesmas Siontapina (Dokumentasi Lapangan, 2022)

4.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian


Pekerjaan : Rehabilitasi UPTD Puskesmas Siontapina
Lokasi : Kec. Siontapina, Kab. Buton
No. Kontrak : 050/981/Kontrak-PPK/DAK/DINKES/VII/2022
Tgl. Kontrak : 15 Juli 2022
Jumlah Harga Pekerjaan (termasuk Biaya Umum dan Keuntungan)
: Rp 3,270,564,161.29
Nilai Kontrak : Rp. 3,630,326,219.03 (termasuk PPN)
Waktu Pelaksanaan : 160 (seratus enam puluh) hari kalender
Fungsi Bangunan : Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Sistem Pembayaran : Progres (Presentase Pekerjaan)

42
43

Pihak-pihak yang terlibat :


- Pemilik : Dinas Kesehatan Kabupaten Buton
- Konsultan Perencana : CV. Desain Engineering Consultant
- Konsultan Pengawas : CV. Cakrawala Konsolindo
- Kontraktor Pelaksana : CV. Pilar Wonua Raya
4.2. Uraian Pekerjaan dan Bobot Pekerjaan
Analisis pengendalian biaya dan waktu menggunakan konsep nilai hasil
yang dilakukan pada Proyek Rehabilitasi UPTD Puskesmas Siontapina dengan
nilai kontrak sebesar Rp 3,630,326,000.00 (sudah termasuk PPN), Pembangunan
proyek ini dilaksanakan selama masa kontrak yaitu 160 hari kalender, dengan
uraian rekaptulasi harga total proyek serta bobot dapat dilihat pada tabel 4.1.
sesuai tanggal kontrak tahun 2022 sebagai berikut.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Daftar Harga dan Kuantitas (Dari Pelaksana)
BOBOT
NO. PEKERJAAN JUMLAH HARGA
%
I Pekerjaan Persiapan Rp 21,952,500.00 0.671
II Pek. Pondasi Rp 233,940,627.62 7.153
III Pekerjaan Beton Rp 1,057,773,713.23 32.342
IV Pekerjaan Dinding Dan Plesteran Rp 553,568,373.26 16.926
V Pek. Lantai Dan Dinding Keramik Rp 351,494,350.64 10.747
Pek. Kusen, Pintu, Jendela Dan
VI Rp 283,354,064.96 8.664
Jalusi
VII Pek. Plafond Dan Rangka Plafond Rp 135,698,427.41 4.149
VIII Pek. Rangka Atap Dan Atap Rp 176,623,491.86 5.400
IX Pek. Alat-Alat Gantung Rp 89,664,006.00 2.742
X Pekerjaan Sanitair Rp 103,599,789.00 3.168
XI Pek. Instalasi Listrik Rp 69,390,872.00 2.122
XII Pekerjaan Pengecatan & Finishing Rp 193,503,944.84 5.917
(A) Jumlah Harga Pekerjaan (termasuk
Rp 3,270,564,161.29
Biaya Umum dan Keuntungan)
(B) Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Rp 359,762,057.74
=11% (C)
100 %
(C) Jumlah Total Harga Pekerjaan =
Rp 3,630,326,219.03
A+B
(D) Dibulatkan Rp 3,630,326,000.00
Terbilang : Tiga Milyar Enam Ratus Tiga Puluh Juta Tiga Ratus Dua Puluh
Enam Ribu Rupiah.
(Sumber : CV Pilar Wonua Raya, 2022)
44

4.3. Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini, pengambilan data hanya satu kali dalam seminggu
dan melakukan wawancara dengan pihak kontraktor terkait masalah yang ada di
lapangan. Adapun dalam penelitian ini analisis hanya sampai minggu ke-15. Hal
tersebut agar sisa waktu yang ada dapat dipergunakan untuk menyelesaikan
masalah yang ada di lapangan. Data sekunder yang terdiri dari laporan mingguan
dan biaya rekaptulasi aktual bulanan diminta sampai pada progress pekerjaan
minggu ke-15. data sekunder dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-15
tersebut terdapat pada tabel 4.2. sebagai berikut.

Tabel 4.2. Nilai Bobot Rencana Dan Bobot Realisasi Dari Minggu Ke-1
Sampai Dengan Minggu Ke-15.
Bobot
Minggu
No. Rencana Realisasi
ke-
(%) (%)
1 I 0.360 1.070
2 II 0.587 2.850
3 III 2.211 10.020
4 IV 4.352 11.760
5 V 7.895 16.180
6 VI 11.877 21.350
7 VII 17.165 26.360
8 VIII 20.424 33.240
9 IX 26.008 42.010
10 X 32.911 46.580
11 XI 40.768 52.530
12 XII 42.966 59.920
13 XIII 48.459 64.150
14 XIV 57.183 67.490
15 XV 64.194 71.790
(Sumber : Analisis Data, 2022)
4.4. Analisis Data
Setelah melakukan penelitian secara langsung dilapangan maka akan
disajikan data dan perhitungan tabulasi analisis identifikasi varians dan konsep
nilai hasil, semua perhitungan dan penggambaran dilakukan dengan bantuan
program Microsoft Excel. Dari data time schedule dihitung PV dan dari laporan
mingguan dihitung EV. Seperti pada Tabel 4.2. berikut :
45

4.4.1. Indikator Earned Value


4.4.1.1. Budgeted Cost Of Work Schedule (BCWS)/ Plant Value (PV)
Berikut bobot rencana (lampiran time schedule) pada minggu ke-I sebagai
contoh perhitungan yang akan dilakukan pada progres mingguan sampai dengan
minggu terakhir dengan menggunakkan persamaan 2.1.
BCWS = (% Progress Rencana Komulatif x Anggaran )
= (0.360 % x Rp. 3,270,564,161.29)
= Rp. 11,774,030.9
Anggaran yang dimiliki oleh proyek sesuai dengan inventarisasi kegiatan
yang dihitung persentase terhadap biaya total, sesuai data dari lapangan selama 15
minggu pada minggu ke-I dan dapat dilihat pada tabel 4.3. berikut :
Tabel 4.3. Nilai BCWS Sampai Dengan Minggu Ke-15

Minggu Bobot
PV/BCWS (Rp)
ke- %
A B C
I 0.360 11,774,030.98
II 0.587 19,198,211.62
III 2.211 72,312,173.60
IV 4.352 142,334,952.28
V 7.895 258,211,040.50
VI 11.877 388,444,905.38
VII 17.165 561,392,338.20
VIII 20.424 667,980,024.21
IX 26.008 850,608,326.95
X 32.911 1,076,375,370.97
XI 40.768 1,333,343,597.08
XII 42.966 1,405,230,597.34
XIII 48.459 1,584,882,686.69
XIV 57.183 1,870,206,704.08
XV 64.194 2,099,505,957.40
(Sumber : Analisis Data, 2022)
Dengan melihat tabel 4.3. diatas dapat diketahui anggaran yang
direncanakan pada Proyek Pembangunan Puskesmas Siontapina sampai pada
minggu ke-15 yaitu Rp. 2,099,505,957.40 (dua miliar sembilan puluh sembilan
juta lima ratus lima puluh lima sembilan ratus lima puluh tujuh empat puluh
rupiah).
46

4.4.1.2. Budgeted Cost Of Work Performed (BCWP) / Earned Value (EV)


Berikut perhitungan Bobot Realisasi Kumulatif yang diperoleh dari data
laporan progress mingguan proyek (lampiran laporan kemajuan proyek) pada
minggu ke- 1 sebagai contoh perhitungan yang akan dilakukan sampai dengan
minggu ke-XV (lima belas) dengan menggunakan persamaan 2.1. berikut.
BCWP = ( % Progress Realisasi Komulatif x Anggaran )
= ( 1.070% x Rp. 3,270,564,161.29 )
= Rp. 34,995,036.52
Besarnya BCWP sampai dengan minggu ke-XV (lima belas) dapat dilihat
pada Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Nilai BCWP
Minggu
Bobot % EV/BCWP
ke-
A B C
I 1.070 34,995,036.52
II 2.850 93,211,078.58
III 10.020 327,710,528.91
IV 11.760 384,618,345.31
V 16.180 529,177,281.22
VI 21.350 698,265,448.33
VII 26.360 862,120,712.79
VIII 33.240 1,087,135,527.06
IX 42.010 1,373,964,003.96
X 46.580 1,523,428,786.11
XI 52.530 1,718,027,353.68
XII 59.920 1,959,722,045.16
XIII 64.150 2,098,066,909.16
XIV 67.490 2,207,303,752.14
XV 71.790 2,347,938,011.05
(Sumber : Analisis Data, 2022)

Dengan melihat tabel 4.4. diatas dapat diketahui nilai Earned Value (EV)
lebih besar dibandingkan dengan nilai Plant Value (PV) yaitu sebanyak Rp.
2,347,938,011.05 (dua miliar tiga ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus tiga
puluh delapan seblas ribuh rupiah).
47

4.4.1.3. Actual Cost Of Work Performed (ACWP) / Actual Cost (AC)


Total biaya yang dikeluarkan pada minggu ke-I yaitu nilai BCWP pada
minggu ke-1 sebesar Rp 34,995,036.52 dikurang 15% = Rp 29,745,781.04,
analisis seterusnya sampai pada minggu ke-15. maka dapat diketahui nilai ACWP
pada minggu ke-1 adalah sebesar Rp 29,745,781.04.
Keterangan : angka 15% termasuk data dari kontraktor pelaksana
sebagai perolehan nilai ACWP seperti pada penjabaran di atas.
maka dapat diketahui nila bobot ACWP dengan rumus berikut :
ACWP = (% Biaya Pengeluaran Komulatif / Anggaran)
= Rp 29,745,781.04 % / Rp. 3,270,564,161.29
= 0.910
Besarnya ACWP tiap minggu dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5. Nilai ACWP
Minggu
AC/ACWP (Rp) Bobot %
ke-
A C B
I 29,745,781.04 0.910
II 79,229,416.80 2.423
III 278,553,949.58 8.517
IV 326,925,593.52 9.996
V 449,800,689.04 13.753
VI 593,525,631.08 18.148
VII 732,802,605.87 22.406
VIII 924,065,198.00 28.254
IX 1,167,869,403.37 35.709
X 1,294,914,468.19 39.593
XI 1,460,323,250.63 44.651
XII 1,665,763,738.39 50.932
XIII 1,783,356,872.79 54.528
XIV 1,876,208,189.32 57.367
XV 1,995,747,309.39 61.022
(Sumber : Analisis Data, 2022)

Dengan melihat tabel 4.5. diatas dapat diketahui nilai ACWP pada minggu
ke-15 yaitu Rp. 1,995,747,309.39 (satu miliar sembilan ratus sembilan puluh lima
juta tujuh ratus empat puluh tujuh tiga ratus sembilan ribuh tiga puluh sembilan
rupiah).
48

Dari Indikator BCWS, BCWP dan ACWP akan dilakukan analisa kinerja
pelaksanaan proyek terhadap penyimpangan yang terjadi pada biaya (cost) dan
waktu (schedule) sebagai berikut ini :
4.5.2. Analisis Pencapaian Biaya dan Waktu Proyek
4.5.2.1. Schedule Variance (SV) dan cost varian (CV)
Berikut adalah contoh perhitungan nilai Schedule Variance (SV)
menggunakan persamaan 2.3 dan cost varian (CV) pada minggu ke-I
menggunakan persamaan 2.2 :
SV = BCWP - BCWS
= Rp 34,995,036.52 - Rp 11,774,030.98
= R p 23,221,005.54
CV = BCWP - ACWP
= Rp 34,995,036.52 - Rp 29,745,781.04
= Rp 5,249,255.48
Dengan mengetahui hasil diatas maka perhitungan Schedule Variance (SV)
sampai dengan minggu ke-XVI (enam belas) dapatdi lihat pada tabel 4.6. berikut :
Tabel 4.6. Nilai SV
Minggu Schedule
PV/BCWS (Rp) EV/BCWP (Rp)
ke- Varians (SV)
(Tabel 4.3.) (Tabel 4.4.) (C-B)
A
B C D
I 11,774,030.98 34,995,036.52 23,221,005.54
II 19,198,211.62 93,211,078.58 74,012,866.96
III 72,312,173.60 327,710,528.91 255,398,355.32
IV 142,334,952.28 384,618,345.31 242,283,393.03
V 258,211,040.50 529,177,281.22 270,966,240.72
VI 388,444,905.38 698,265,448.33 309,820,542.95
VII 561,392,338.20 862,120,712.79 300,728,374.59
VIII 667,980,024.21 1,087,135,527.06 419,155,502.85
IX 850,608,326.95 1,373,964,003.96 523,355,677.01
X 1,076,375,370.97 1,523,428,786.11 447,053,415.14
XI 1,333,343,597.08 1,718,027,353.68 384,683,756.60
XII 1,405,230,597.34 1,959,722,045.16 554,491,447.83
XIII 1,584,882,686.69 2,098,066,909.16 513,184,222.47
XIV 1,870,206,704.08 2,207,303,752.14 337,097,048.06
XV 2,099,505,957.40 2,347,938,011.05 248,432,053.66
(Sumber : Analisis Data, 2022)
49

Tabel 4.7. Nilai CV

Minggu Cost Varians


EV/BCWP (Rp) AC/ACWP (Rp)
ke- (CV)
(Tabel 4.4.) (Tabel 4.4.) (B-C)
A
B C D
I 34,995,036.52 29,745,781.04 5,249,255.48
II 93,211,078.58 79,229,416.80 13,981,661.79
III 327,710,528.91 278,553,949.58 49,156,579.34
IV 384,618,345.31 326,925,593.52 57,692,751.80
V 529,177,281.22 449,800,689.04 79,376,592.18
VI 698,265,448.33 593,525,631.08 104,739,817.25
VII 862,120,712.79 732,802,605.87 129,318,106.92
VIII 1,087,135,527.06 924,065,198.00 163,070,329.06
IX 1,373,964,003.96 1,167,869,403.37 206,094,600.59
X 1,523,428,786.11 1,294,914,468.19 228,514,317.92
XI 1,718,027,353.68 1,460,323,250.63 257,704,103.05
XII 1,959,722,045.16 1,665,763,738.39 293,958,306.77
XIII 2,098,066,909.16 1,783,356,872.79 314,710,036.37
XIV 2,207,303,752.14 1,876,208,189.32 331,095,562.82
XV 2,347,938,011.05 1,995,747,309.39 352,190,701.66
(Sumber : Analisis Data, 2022)

Jadi, Dari hasil perhitungan Schedule Variance (SV) didapat nilai Rp


23,221,005.54 berarti sampai minggu ke-1 Schedule Variance (SV) positif (+)
menujukan pekerjaan mengalami percepatan dari rencana jadwal, sedangkan Cost
Varian (CV) didapat nilai sebesar Rp 5,249,255.48 berarti sampai minggu ke-1
Cost Varian (CV) positif (+) menunjukan biaya lebih rendah dari anggaran atau
hemat anggaran.

4.5.2.2. Schedule Performance Index (SPI) dan Cost Performance Index (CPI)
Berikut adalah contoh perhitungan Schedule Performance Index (SPI)
menggunakan persamaan 2.5 dan Cost Performance Index (CPI) pada minggu ke-
I dengan menggunakan persamaan 2.4 sebagai berikut :
BCWP
SPI =
BCWS
Rp. 34,995,036.52
=
Rp. 11,774,030.98
= 2.97
50

BCWP
CPI =
ACWP
Rp. 34,995,036.52
= Rp. 29,745,781.04
= 1.18
Jadi, dari hasil perhitungan Schedule Performance Index (SPI) didapat
nilai 2.97 (dua koma sembilan puluh tujuh), yang artinya sampai dengan minggu
ke-1 waktu pelaksanaan proyek terlaksana lebih cepat dari jadwal rencana,
sedangkan hasil perhitungan Cost Performance Indeks (CPI) didapat nilai 1.18
(satu koma delapan belas), yang artinya sampai dengan minggu ke-1 biaya
pelaksanaan proyek terlaksana lebih henat dari biaya rencana.

Berikut adalah tabel perhitungan Schedule Performance Index (SPI) dan


Cost performance indeks (CPI) sampai dengan minggu ke-XV (lima belas) pada
tabel 4.8. (SPI) dan tabel 4.9. (CPI) dibawah ini :

Tabel 4.8. Nilai SPI


Minggu
PV/BCWS (Rp) EV/BCWP (Rp) SPI Keterangan
ke-
(Tabel 4.3.) (Tabel 4.4.) C/B
A E
B C D
I 11,774,030.98 34,995,036.52 2.97 Lebih cepat
II 19,198,211.62 93,211,078.58 4.86 Lebih cepat
III 72,312,173.60 327,710,528.91 4.53 Lebih cepat
IV 142,334,952.28 384,618,345.31 2.70 Lebih cepat
V 258,211,040.50 529,177,281.22 2.05 Lebih cepat
VI 388,444,905.38 698,265,448.33 1.80 Lebih cepat
VII 561,392,338.20 862,120,712.79 1.54 Lebih cepat
VIII 667,980,024.21 1,087,135,527.06 1.63 Lebih cepat
IX 850,608,326.95 1,373,964,003.96 1.62 Lebih cepat
X 1,076,375,370.97 1,523,428,786.11 1.42 Lebih cepat
XI 1,333,343,597.08 1,718,027,353.68 1.29 Lebih cepat
XII 1,405,230,597.34 1,959,722,045.16 1.39 Lebih cepat
XIII 1,584,882,686.69 2,098,066,909.16 1.32 Lebih cepat
XIV 1,870,206,704.08 2,207,303,752.14 1.18 Lebih cepat
XV 2,099,505,957.40 2,347,938,011.05 1.12 Lebih cepat
(Sumber : Analisis Data, 2022)
51

Tabel 4.9. Nilai CPI


Minggu
EV/BCWP (Rp) AC/ACWP (Rp) CPI Keterangan
ke-
(Tabel 4.4.) (Tabel 4.5.) B/C
A E
B C D
I 34,995,036.52 29,745,781.04 1.18 Lebih cepat
II 93,211,078.58 79,229,416.80 1.18 Lebih cepat
III 327,710,528.91 278,553,949.58 1.18 Lebih cepat
IV 384,618,345.31 326,925,593.52 1.18 Lebih cepat
V 529,177,281.22 449,800,689.04 1.18 Lebih cepat
VI 698,265,448.33 593,525,631.08 1.18 Lebih cepat
VII 862,120,712.79 732,802,605.87 1.18 Lebih cepat
VIII 1,087,135,527.06 924,065,198.00 1.18 Lebih cepat
IX 1,373,964,003.96 1,167,869,403.37 1.18 Lebih cepat
X 1,523,428,786.11 1,294,914,468.19 1.18 Lebih cepat
XI 1,718,027,353.68 1,460,323,250.63 1.18 Lebih cepat
XII 1,959,722,045.16 1,665,763,738.39 1.18 Lebih cepat
XIII 2,098,066,909.16 1,783,356,872.79 1.18 Lebih cepat
XIV 2,207,303,752.14 1,876,208,189.32 1.18 Lebih cepat
XV 2,347,938,011.05 1,995,747,309.39 1.18 Lebih cepat
(Sumber : Analisis Data, 2022)
4.5.2.3. Perkiraan waktu dan Biaya penyelesaian proyek
1. Aspek waktu
Estimate Temporary Schedule (ETS) menggunakan persamaan 2.8 sebagai
berikut :
ETS = (sisa waktu) / SPI
= 55 / 1.12
= 49.11
Keterangan : angka 55 adalah sisa waktu pelaksanaan (hari), didapat dari total
waktu rencana yaitu 160 hari dikurang dengan waktu terpakai selama pelaksanaan
yaitu 105 hari.
Estimate All Schedule (EAS) menggunakan persamaan 2.9 sebagai
berikut :
EAS = (waktu pelaporan) + ETS
= 105 + 49.11
= 154.11
52

Keterangan : angka 105 adalah waktu terpakai selama pelaksanaan (hari) atau
waktu pelaporan, didapat dari total waktu rencana yaitu 160 hari dikurang dengan
waktu yang tersisah untuk pelaksanaan selanjutnya yaitu 55 hari.
Estimated Completion Date (ECD) menggunakan persamaan 2.10.
ECD = (Sisa Waktu / SPI) + Waktu Terpakai
= (55 / 1.12) + 105
= 49.11 + 105
= 154.11
Sesuai dengan analisis data di atas maka, prakiraan waktu penyelesaian
proyek adalah 154.11 hari. Jadi, perkiraan selisih antara waktu rencana
penyelesaian proyek dengan biaya penyelesaian proyek Variance At Completion
(VAC) adalah 5.89 hari atau dibulatkan menjadi 6 hari.
Tabel 4.10. Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek
Minggu Waktu Sisa ETS EAS
SPI
ke- Pelapran Waktu (Hari) (Hari)
(Periode (Tabel (Periode
(D/C) (B+(D/C))
A Mingguan) 4.8.) Mingguan)
B C D E F
I 7 2.97 153 51.48 58.48
II 14 4.86 146 30.07 44.07
III 21 4.53 139 30.67 51.67
IV 28 2.70 132 48.85 76.85
V 35 2.05 125 60.99 95.99
VI 42 1.80 118 65.64 107.64
VII 49 1.54 111 72.28 121.28
VIII 56 1.63 104 63.90 119.90
IX 63 1.62 97 60.05 123.05
X 70 1.42 90 63.59 133.59
XI 77 1.29 83 64.42 141.42
XII 84 1.39 76 54.50 138.50
XIII 91 1.32 69 52.12 143.12
XIV 98 1.18 62 52.53 150.53
XV 105 1.12 55 49.11 154.11
(Sumber : Analisis Data, 2022)
53

Dilihat dari tabel 4.10. di atas nilai ETS (perkiraan waktu sisa pekerjaan)
yaitu 49.11 Hari dan dijumlahkan dengan waktu pekerjaan yang terselesaikan
sampai dengan minggu terakhir 105 Hari maka nilai EAS (perkiraan total waktu
proyek) yaitu 154.11 Hari dan hasil tersebut menunjukan waktu pekerjaan akan
terlaksana lebih cepat dari waktu rencana.

2. Aspek biaya
Estimate Temporary Cost (ETC) pada minggu ke-1 menggunakan
persamaan 2.6 sebagai berikut :
ETC = (BAC - BCWP) / CPI
= (Rp 3,270,564,161.29 - Rp 2,347,938,011.05) / 1.18
= Rp 922,626,149.77 / 1.18
= Rp 784,232,227.30
Estimate All Cost (EAC) pada minggu ke-1 menggunakan persamaan 2.7
sebagai berikut :
EAC = ACWP + ETC
= Rp 1,995,747,309.39 + Rp 784,232,227.30
= Rp 2,779,979,536.70
Perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek dengan biaya
penyelesaian proyek Variance At Completion (VAC)
VAC = BAC - EAC
= Rp 3,270,564,161.29 - Rp 2,779,979,536.70
= Rp 490,584,624.12
Jadi, perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek dengan
biaya penyelesaian proyek Variance At Completion (VAC) adalah sebesar Rp
490,584,624.12
54

Tabel 4.11. Perkiraan Biaya Penyelesaian Proyek


BAC
Minggu
CPI Sisa Anggaran ETC (Anggaran) EAC (Anggaran) (Total
ke-
Anggaran)
(Tabel (Kumulatif
(C/B) (A+(C/B)
A 4.9.) Mingguan) F
B C D E
I 1.18 3,235,569,124.30 2,750,233,755.65 2,779,979,536.70
II 1.18 3,177,353,082.23 2,700,750,119.90 2,779,979,536.70
III 1.18 2,942,853,631.90 2,501,425,587.12 2,779,979,536.70
IV 1.18 2,885,945,815.51 2,453,053,943.18 2,779,979,536.70
V 1.18 2,741,386,879.60 2,330,178,847.66 2,779,979,536.70

Rp 3,270,564,161.29
VI 1.18 2,572,298,712.48 2,186,453,905.61 2,779,979,536.70
VII 1.18 2,408,443,448.03 2,047,176,930.82 2,779,979,536.70
VIII 1.18 2,183,428,633.76 1,855,914,338.70 2,779,979,536.70
IX 1.18 1,896,600,156.86 1,612,110,133.33 2,779,979,536.70
X 1.18 1,747,135,374.71 1,485,065,068.50 2,779,979,536.70
XI 1.18 1,552,536,807.14 1,319,656,286.07 2,779,979,536.70
XII 1.18 1,310,842,115.66 1,114,215,798.31 2,779,979,536.70
XIII 1.18 1,172,497,251.65 996,622,663.91 2,779,979,536.70
XIV 1.18 1,063,260,408.68 903,771,347.38 2,779,979,536.70
XV 1.18 922,626,149.77 784,232,227.30 2,779,979,536.70
(Sumber : Analisis Data, 2022)
4.6. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dan peninjauan proyek Rehabilitasi UPTD
Puskesmas Siontapina dengan menggunakan Metode Nilai Hasil atau EVM
(Earned Value Method) pada minggu ke-XV dapat diasumsikan berdasar hasil
dari tiap - tiap indikator yang digunakan yaitu hasil perhitungan Budget Cost for
Work Schedule (BCWS) sampai minggu ke-15 = Rp 2,099,505,957.40, Budget
Cost for Work Performance (BCWP) sampai minggu ke-15 = Rp
2,347,938,011.05, serta Actual Cost for Work Performance (ACWP) sampai
minggu ke-15 = Rp 1,995,747,309.39 menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
pekerjaan berjalan lebih cepat dari jadwal yang telah direncanakan serta memakan
biaya yang lebih kecil dari yang telah dianggarkan, dengan keadaan yang
sedemikian sehingga dilakukan analisa prakiraan biaya untuk pekerjaan yang
tersisa Estimate Temporary Cost (ETC) adalah Rp 2,750,233,755.65 dan
prakiraan total biaya proyek Estimate All Cost (EAC) sebesar Rp
2,779,979,536.70. Hasil perhitungan Cost Variance (CV) sampai minggu ke-15
55

adalah Rp 352,190,701.66 menunjukkan angka positif, hal ini berarti biaya untuk
menyelesaikan proyek lebih kecil (hemat) dari rencana.
Sedangkan Schedule Variance (SV) sampai minggu ke-15 adalah Rp.
248,432,053.66 menunjukkan angka positif, hal ini berarti pelaksanaan lebih cepat
dari yang direncanakan. Pada akhir peninjauan pada minggu ke-15, Schedule
Performance Index (SPI) sebesar 1.12 lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa
proyek mengalami percepatan sebesar 7.596% dari rencana awal, proyek yang
direncanakan sebesar 64.194% dengan realisasi pekerjaan sebesar 71.790%. dan
Cost Performance Index (CPI) pada minggu ke-15 sebesar 1.18, lebih besar dari 1
yang berarti terjadi penghematan biaya atau biaya aktual yang lebih kecil dari
pekerjaan yang sudah terlaksana. Dilihat dari tabel 4.10. di atas nilai Estimate
Temporary Schedule (ETS) perkiraan waktu sisa pekerjaan yaitu 49.11 hari dan
dijumlahkan dengan waktu pekerjaan yang terselesaikan sampai dengan minggu
terakhir 105 Hari maka nilai EAS (perkiraan total waktu proyek) yaitu 154.11 hari
dan hasil tersebut menunjukan waktu pekerjaan akan terlaksana lebih cepat dari
waktu yang telah direncanakan dan perkiraan total biaya sampai akhir proyek
Estimate All Cost (EAC = Rp. 2,779,979,536.70) yang tentunya kurang dari biaya
keseluruhan proyek (BAC = Rp. 3,270,564,161.29), sehingga dapat dikatakan
bahwa proyek mengalami keuntungan, biaya yang dikeluarkan kurang dari
anggaran (cost underrum). Perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian
proyek dengan biaya aktual penyelesaian proyek Variance At Completion (VAC)
adalah sebesar Rp 490,584,624.12.
Dengan mengetahui semua data yang dibutuhkan maka kita dapat
mengetahui kondisi akhir dari proyek yang kita evaluasi pada minggu ke-XV,
dilakukan dengan membandingkan hasil hitungan dan tolak ukur, maka
didapatkan kondisi akhir Proyek Rehabilitasi UPTD Puskesmas Siontapina
sebagai berikut :
56

4.6.1. Konsep Nilai Hasil


Dari hasil perhitungan didapatkan data yang akan dipergunakan untuk
mengetahui keadaan proyek saat evaluasi dilakukan. Diketahui besarnya varians
yang terjadi pada proyek, baik itu varians biaya maupun varians waktu, sehingga
metode konsep nilai hasil dapat memantau pekerjaan, memperlihatkan adanya
penyimpangan yang berupa penyimpangan waktu dan biaya proyek yang dapat
dibaca secara langsung pada nilai hasil analisis yang menjadi alat pembuktian
yang akurat. Data tersebut kemudian dapat memberikan peringatan dini pada
pelaksana untuk melakukan tindakan koreksi yang akan dilakukan untuk
mencegah berlarutnya penyimpangan sampai proyek berakhir.
4.6.2. Analisis Varians Terpadu
Hubungan ketiga indikator yaitu BCWS, BCWP, dan ACWP dalam
bentuk grafik Analisis Varian Terpadu sebagai berikut.

Pland Value
Varian jadwal
Varian biaya

Saat pelaporan
(analisis)

Gambar 4.2. Grafik Analisis Varians Terpadu (Analisis Data, 2022)


Keterangan :
57

Dari gambar 4.2. terlihat perbandingan antara nilai PV (Plant Value), EV (Earned
Value) dan AC (Actual Cost), grafik tersebut pada minggu ke-I sampai dengan
minggu ke-XV memperlihatkan bahwa nilai EV dan AC selalu di atas nilai PV hal
ini menunjukan bahwa pada minggu ke-I sampai minggu ke-XV tersebut nilai EV
dan AC selalu lebih besar atau pekerjaan memperoleh percepatan dibandingkan
rencana, sementara pada minggu ke-XIV nilai PV dan AC memperoleh nilai yang
sama meskipun dibandingkan nilai EV masi lebih besar, namun pada minngu ke-
XV terlihat nilai perbedaan antara hasil analisis ketiga indikator tersebut dimana
nilai EV masi tetap lebih besar dari PV dan nilai AC memperoleh nilai lebih kecil
dibandingkan nilai PV, hal ini menunjukkan bahwa pada minggu ke-XV tersebut
nilai AC lebih kecil dibandingkan nilai PV yang dikarenakan terdapat item
pekerjaan menurut time schedule belum dikerjakan sampai 100%, yang artinya
mulai dari minggu ke-XV terjadi penghematan biaya dan percepatan waktu
pekerjaan oleh kontraktor.

4.6.3. Varians Jadwal dan Biaya


Adapun hasil analisa perhitungan varians terpadu yaitu nila SV (Shedule
Varians) dan CV (Cost Varians) maka didapat nilai varians jadwal yang
bervariasi dan menjelaskan hasil sebagai berikut seperti pada tabel 4.12. di bawah
ini :
Tabel 4.12. Analisa Varians Terpadu
SV CV
Ming.
SV=BCWP CV=BCWP Keterangan
Ke-
-BCWS -ACWP
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
I Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
II Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
III Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
IV Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
58

SV CV
Ming.
SV=BCWP CV=BCWP Keterangan
Ke-
-BCWS -ACWP
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
V Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
VI Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
VII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
VIII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
IX Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
X Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XI Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XIII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XIV Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XV Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
(Sumber : Analisis Data, 2022)

Dapat dilihat pada Tabel 4.12. bahwa pada minggu ke-I sampai dengan
minggu ke-XV nilai SV sama dengan positif dan CV sama dengan positif maka,
dapat diasumsikan bahwa pekerjaan pada minggu ke-I sampai dengan minggu ke-
XV tersebut pekerjaan terlaksana lebih cepat dari pada jadwal dengan biaya lebih
kecil dari pada anggaran.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan analisis yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil analisis dengan
menggunakan metode EVM (Earned Value Method) terhadap waktu dan biaya
pada Proyek Rehabilitasi UPTD Puskesmas Siontapina adalah
1. prakiraan selisih biaya untuk penyelesaian pekerjaan proyek dengan
menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap proyek
Rehabilitasi Puskesmas Siontapina adalah sebesar Rp. 490,584,624.
Berdasarkan kondisi yang terjadi maka dapat diketahui bahwa proyek
tersebut mengalami keuntungan atau penghematan terhadap biaya (cost
underrum).
2. prakiraan selisih waktu untuk penyelesaian pekerjaan proyek dengan
menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap proyek
Rehabilitasi Puskesmas Siontapina adalah 5.89 hari atau dibulatkan
menjadi 6 hari. Berdasarkan kondisi yang terjadi maka dapat diketahui
bahwa proyek tersebut mengalami percepatan waktu terhadap waktu
rencana.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan melalui hasil dari penelitian ini yaitu :
1. Dari hasil kinerja biaya dan waktu yang maksimal/optimal, sehingga proyek
tidak mengalami keterlambatan dan waktu pelaksanaan proyek berjalan
dengan lancar dan bahkan waktu pelaksanaan lebih cepat dari rencana.
2. Melakukan optimalisasi pekerjaan dengan cara membuat perencanaan
kegiatan pekerjaan untuk mengerjakan pekerjaan dengan memperhitung
akan biaya yang dibutuhkan. Dan melakukan rapat kecil kecilan untuk
pekerjaan yang dilakukan untuk tahap selanjutnya (progres kerja).
3. Untuk mendapatkan hasil prediksi biaya dan waktu yang dibutuhkan saat
melakukan evaluasi dibutuhkan peninjauan dari awal sampai proyek selesai
dan dibutuhkan sistem menajemen yang lengkap sehingga hasil

59
60

pengendalian bias lebih akurat.

Pengendalian biaya dan waktu proyek yang diamati pada penelitian ini yaitu
pada studi kasus menyangkut Pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Siontapina.
Dimana jika proyek tersebut mengalami keterlambatan dan meningkatnya waktu
dan biaya pada saat pelaksanaan perlu diadakan pengawasan evaluasi kerja dan
pengendalian. Pengendalian waktu dan biaya yang kurang baik, tidak jarang
menyebabkan biaya konstruksi proyek yang berbeda dengan biaya yang
direncanakan. Oleh karena itu untuk meramalkan permasalahan tersebut maka
digunakan metode nilai hasil (earned value method) sehingga bisa meminimalisir
permasalahan yang akan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

Cioffi, D.F., 2005. A Scientific Notation And An Improved Formalism For Earned
Value Calculations, Thesis, United States.
Ervianto, W. I., 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi,
Yogyakarta.
Ervianto, W. I., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta.
Frailey, D. j., 1999. Tutorial on Earned Value Management System s, Jurnal.
Henderson, Kym., 2007. A Breakthrough Extension to Earned Value
Management, Skripsi, Sydney Australia.
Luthan, P. L. A., dan Syafriandi. 2005. Aplikasi Microsoft Project Untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil, Andi, Yogyakarta.
Soeharto, Imam., 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional,
Erlangga, Jakarta.
Sudarsana, D. K., 2008. Pengendalian Biaya dan Jadwal Terpadu Pada Proyek
Konstruksi, Jurnal Ilmiah, Universitas Udayana.
Solomon, Paul., 2002. “Using CMMI to Improve Earned Value Management”
Software Engineering Process Management- Technical Notet.
Simons, 2000. Arti definisi/pengertian Budaya Kerja Dan Tujuan/Man
Penerapanya Pada Lingkungan Sekitar.
Wilkens, T. T., 1999. Earned Value Clear and Simple, Jurnal, United States.
Budi Suanda, 2011. Konsep Earned Value Method (EVM), Manajemen Proyek
Indonesia.
Aron Aleksander b. S., 2021 Analisis Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan
Metode Nilaihasil (Earned Value Method).
I Putu A.S., 2019 Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Metode Konsep Nilai
Hasil Pada Proyek Pembangunan Reservoir.
CV. Pilar Wonua Raya., 2022. Data Proyek Rehabilitasi Puskesmas Siontapina,
Buton.
CV. Cakrawala Konsolindo., 2022. Data Proyek Rehabilitasi Puskesmas
Siontapina, Buton.

61
LAMPIRAN A

62
REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA
LAMPIRAN B
PROGRES KEGIATAN SAMPAI MINGGU KE-15
LAMPIRAN C
TABEL HASIL ANALISIS DATA SAMPAI MINGGU KE-15
DAN DOKUMENTASI LAPANGAN
LAMPIRAN D
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Penulis dilahirkan di Desa Lontoi Kecamatan Siompu,


Kabupaten Buton Selatan pada tanggal 27 Desember 1999.
Anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan bapak La
Pali dan Ibu Jaida, penulis menempuh pendidikan Sekolah
Dasar pada tahun 2005 di SDN 1 LONTOI hingga tahun
2012, selanjutnya tahun 2012-2015 terdaftar di SMPN
SATAP LONTOI. Tahun 2015 hingga tahun 2018 bersekolah di MA KARAE.
Penulis terdaftar sebagai mahasiswa jurusan Teknik Sipil, Fakulats Sains dan
Teknologi, Universitas Sembilanbelas November Kolaka pada tahun 2018.
Penulis telah melakukan Kerja Praktek (KP) pada proyek Pelaksanaan
Pembangunan Gedung Kantor Walikota Kendari, Kota Kendari, Provinsi
Sulawesi Tenggara di tahun 2021. Penulis juga telah menyelesaikan Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Kelurahan Malaha Kecamatan Samaturu Kabupaten Kolaka
selama empat puluh lima hari periode November-Desember 2021.
Akhir kata penulis mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya atas
terselesaikannya skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Biaya Dan
Waktu Proyek Menggunakan Metode Nilai Hasil (Earned Value) (Studi
Kasus : Rehabilitasi Puskesmas Siontapina, Kecamatan Siontapina,
Kabupaten Buton)”.

Anda mungkin juga menyukai