SKRIPSI
Dibuat Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sembilanbelas November Kolaka
OLEH :
ARWAN
180820412
ABSTRAK
Berkembang pesatnya dunia konstruksi di Indonesia membuat persaingan diusaha
jasa konstruksi semakin ketat. Hal ini menuntut para pelaku usaha jasa konstruksi
untuk mampu bersaing. Persaingan tersebut menuntut para kontraktor agar lebih
profesional dalam melakukan pekerjaannya agar tidak mengalami kegagalan
dalam usaha jasa konstruksi. Pada umumnya, pada pelaksanaan suatu proyek
seringkali mengalami keterlambatan dari rencana. Sangat jarang ditemui proyek
yang berjalan sesuai perencanaan. Oleh karena itu, tantangan utama dalam suatu
proyek adalah pengendalian biaya dan waktu tanpa mengurangi mutu pekerjaan.
Jika terdapat penyimpangan biaya dan waktu yang sangat signifikan dalam sebuah
proyek maka proyek tersebut terindikasi memiliki manajemen proyek yang buruk.
Metode earned value consept merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam pengendalian proyek dengan mengintegrasikan biaya dan waktu. Metode
earned value concept digunakan untuk mengetahui kinerja biaya dan waktu
pelaksanaan proyek, nilai penyimpangan biaya dan waktu pada akhir proyek
sehingga dapat menentukan langkah percepatan penyelesaian proyek. Actual Cost
for Work Performance (ACWP), Budgeted Cost for Work Performance (BCWP),
Budgeted Cost of Work Schedule (BCWS), analisis kinerja Schedule Varians (SV),
Cost Varians (CV), Schedule Performance Indeks (SPI), Cost Performance Indeks
(CPI), analisis perkiraan akhir proyek berupa Estimate To Completion (ETC),
Estimate At Completion (EAC), Estimate Date Completion (EDC). Dari hasil
analisis hingga minggu ke 15 di dapat BCWS = Rp 2,099,505,957.40; BCWP =
Rp 2,347,938,011.05; ACWP = Rp 1,995,747,309.39; SPI = 1.12; CPI = 1.18;
ETC = Rp. 784,232,227.30; EAC = Rp. 2,779,979,536.70; EDC = 160 hari. Solusi
percepatan dengan crashing program di dapat biaya akhir penyelesaian proyek =
Rp. 2,779,979,536.70 dan waktu akhir penyelesaian 154.11 hari. Dengan hasil
tersebut maka waktu penyelesaian proyek lebih cepat dari jadwal yang
direncanakan dan biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek lebih kecil
dari nilai kontrak.
v
ANALYSIS OF PROJECT COST AND TIME CONTROL USING THE
EARNED VALUE METHOD (CASE STUDY : REHABILITATION OF
SIONTAPINA COMMUNITY HEALTH CENTER, SIONTAPINA
DISTRICT, BUTON DISTRICT)
Arwan1, Arya Dirgantara2, Fathur Rahman Rustan3
Nineteen university FST Civil Engineering Study Program Students November
Kolaka
Kolaka. Email arwanengineering2@gmail.com
ABSTRACT
vi
KATA PENGAN TAR
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
hidayah-Nya sehingga skripsi dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN
BIAYA DAN WAKTU PROYEK MENGGUNAKAN METODE NILAI
HASIL (EARNED VALUE) (STUDI KASUS : PEMBANGUNAN
REHABILITASI PUSKESMAS SIONTAPINA, KECAMATAN
SIONTAPINA, KABUPATEN BUTON) dapat terselesaikan.
Penyusunan skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu persyaratan
yang harus dilaksanakan untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana
pada Program Studi Teknik Sipil di Universitas Sembilanbelas November Kolaka.
Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini baik
secara moril maupun spiritual maka dalam kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. H. Nur Ihsan HL., M.Hum selaku Rektor Universitas
Sembilanbelas November Kolaka.
2. Bapak Ir. Sahrul Poalahi Salu, S.T., M.T., IPM selaku Dekan Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas November Kolaka.
3. Ibu Retno Puspaningtyas, S.T., M.T selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas November
Kolaka.
4. Bapak Ir. Fathur Rahman Rustan, S.T., M.T., IPM selaku pembimbing
I saya, atas segala bantuan dan keikhlasannya dalam memberikan
bimbingan, nasehat dan saran sejak awal penelitian sampai selesainya
tugas akhir.
5. Bapak Arya Dirgantara, S.T., M.Sc selaku pembimbing II saya, atas
segala bantuan dan keikhlasannya dalam memberikan bimbingan, nasehat
dan saran sejak awal penelitian sampai selesainya tugas akhir.
6. Seluruh dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknologi
atas segala bantuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa.
VII
7. Seluruh staf Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sembilanbelas
November Kolaka atas ilmu yang diberikan kepada saya selama
perkuliahan.
8. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada
Ayahanda dan Ibunda saya tercinta, yang telah bekerja keras sampai saat
ini dalam memberikan dukungan demi mewujudkan cita - citanya untuk
melihat saya tumbuh dewasa dan sukses ke depannya, terimakasih atas
kasih sayang yang begitu besar dan tak ternilai harganya, dan juga kedua
kakak dan kedua adikku tercinta yang telah memberikan doa dan semangat
semoga Allah SWT membalas kebaikannya.
9. Seluruh teman-teman Program Studi Teknik Sipil dan Teknik
Pertambangan Fakultas Sains dan Teknologi atas kebersamaannya selama
kuliah.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
dengan tulus ikhlas memberikan doa dan dukungan hingga dapat
terselesaikannya tugas akhir ini.
Semoga segala bantuan yang tidak ternilai harganya ini mendapat
imbalan disisi Allah SWT sebagai amal ibadah, Amin.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangatlah
penting bagi penulis demi perbaikan - perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal
Alamiin.
Arwan
180820412
VIII
DAFTAR ISI
IX
3.5. Pengumpulan Data .................................................................................. 38
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................42
4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................42
4.1.1. Data Umum Lokasi Penelitian...................................................... 42
4.2. Uraian Pekerjaan dan Bobot Pekerjaan....................................................43
4.3. Pengumpulan Data...................................................................................44
4.4. Analisis Data ...........................................................................................44
4.4.1. Indikator Earned Value .................................................................45
4.4.1.1. BCWS / Plant Value (PV)...................................................45
4.4.1.2. BCWP / Earned Value (EV)............................................... 46
4.4.1.3. ACWP / Actual Cost (AC).................................................. 47
4.5.2.Analisis Pencapaian Biaya dan Waktu Proyek...............................48
4.5.2.1. Schedule Variance (SV) dan cost varian (CV)................... 48
4.5.2.2. Schedule Performance Index (SPI) dan Cost
Performance Index (CPI)................................................... 49
4.5.2.3. Perkiraan waktu dan Biaya penyelesaian proyek................51
4.6.Pembahasan ............................................................................................. 54
4.6.1. Konsep Nilai Hasil ....................................................................... 56
4.6.2. Analisis Varians Terpadu ............................................................ .56
4.6.3. Varians Jadwal dan Biaya ............................................................ 57
BAB V PENUTUP ...............................................................................................59
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 59
5.2. Saran........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 61
LAMPIRAN.......................................................................................................... 62
X
DAFTAR TABEL
XI
DAFTAR GAMBAR
XII
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Agar penelitian ini lebih mengarah pada latar belakang dan permasalahan
yang telah dirumuskan maka diperlukan batasan - batasan masalah guna
membatasi ruang lingkup penelitian, sebagai berikut :
1. Pengambilan data dilakukan pada Proyek Pembangunan Rehabilitasi
Puskesmas Siontapina.
2. Analisis proyek menggunakan metode nilai hasil (earned value method).
3. Analisis dititik beratkan pada biaya dan waktu.
4. Tidak menghitung suku bunga, denda serta escalasi akibat keterlambatan
pelaksanaan proyek.
5. Biaya tidak langsung tidak diperhitungkan dalam biaya aktual proyek.
5
6
dan tidak diantisipasi dapat terjadi dan mempengaruhi waktu penyelesaian yang
dibutuhkan, dan jika kontraktor atau pelaksana gagal meyelesaikan sesuai dengan
waktu yang ditentukan dalam perjanjian kerja, maka keterlambatan dipastikan
terjadi dalam proyek tersebut (Jin Sheng Shi, Jonathan, Januari/February 2001).
Suatu proyek terdiri dari kumpulan beberapa kegiatan pekerjaan yang saling
berkaitan sati dengan yang lainnya. Keterlambatan peyelesaian suatu pekerjaan
dapat terjadi akibat terlambat mulainya kegiatan tersebut atau perpanjangan durasi
kegiatan tersebut. Keterlambatan suatu kegiatan akan dapat menjadikan suatu
keterlambatan kegiatan berikutnya, sehingga mempengaruhi keterlambatan proyek
secara keseluruhan.
Terjadinya suatu keterlambatan pelaksanaan proses konstruksi dapat
disebabkan oleh kontraktor atau faktor lainnya. Keterlambatan juga dapat
disebabkan oleh pihak owner, perencana, pihak-pihak lainnya ataupun kondisi
alam yang tidak diharapkan (Callahan, Michael T ; Quackenbush, Daniel. G,
Rowings, James E, 1992. p-292)
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi waktu pelaksanaan
proyek konstruksi dan estimasinya :
1. Ukuran proyek (size of project)
Ukuran proyek dapat dilihat secara fungsional atau secara luas area, yaitu
dalam satuan m2 atau ft2. Semakin besar ukuran bangunan, semakin
kompleks konstruksinya, dan memerlukan jangka waktu penyelesaian yang
lebih panjang.
2. Fungsi (function)
Fungsi bangunan memerlukan sistem rekayasa teknik, contohnya sistem
pemipaan (plumbing), pemadaman api, dan sistem penerangan (Asworth,
1998). Fungsi dari suatu bangunan menyiratkan target bisnis yang ingin
dicapai dan fasilitas yang dimiliki bangunan tersebut dan hal ini dapat
diperlakukan sebagai variabel kualitatif, contohnya : kantor, ritel, dan
bangunan lain.
3. Kompleksitas (Complexity)
Kompleksitas menggambarkan kerumitan pekerjaan. Kompleksitas
7
Supervisor
k. Operasional
Fluktuasi permintaan pasar terhadap produk dan jasa yang dihasilkan
Kebutuhan perawatan
Keselamatan pelaksanaan
Manajemen
Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu atau jadwal pelaksanaan
konstruksi pada suatu proyek adalah : ( B. Mulhond dan J.Cristian, 1999)
Fasilitas yang ada
Hubungan tenaga kerja
Keselamatan kerja
Keterlibatan pihak ketiga
Model organisasi proyek
Kesalahan desain
Jalan masuk proyek
Pekerjaan tambah
Perubahan desain
Kompleksitas proyek
Durasi proyek
Standar dokumen kontrak
Fasilitas sementara
Persetujuan gambar
Standar dokumen kontrak
Manajemen keuangan, material, dokumentasi
Sumber daya manajemen pengelolaan proyek
Kerusakan material
Komitmen terhadap schedule
Peningkatan overhead
Aturan pelaporan
Rangkaian kegiatan
10
Dalam proses mencapai tujuan ada batasan yang harus dipenuhi yaitu
besar biaya (anggaran) yang di alokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi.
Ketiga hal tersebut merupakan parameter penting bagi penyelenggara proyek yang
sering diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan di atas disebut tiga
kendala (triple constrain) yaitu :
1. Anggaran
Proyek harus diselesaikan dengan biaya yang tidak boleh melebihi
anggaran. Untuk proyek-proyek yang melibatkan dana dalam jumlah besar dan
jadwal pengerjaaan bertahun-tahun, anggaranya tidak hanya ditentukan
dalamtotal proyek, tetapi dipecah atas komponen-komponenya atau per
periode tertentu yang jumlahnya disesuaikan dengan keperluan. Dengan
demikian, penyelesaian bagian-bagian proyek harus memenuhi sasaran
anggaran per periode.
2. Jadwal
Proyek harus dikerjakan sesuai dengan kurun waktu dan tanggal akhir yang
telah ditentukan. Bila hasil akhir adalah produk baru, maka penyerahanya tidak
boleh melewati batas waktu yang telah ditentukan.
3. Mutu
Produk atau hasil kegiatan harus memenuhi spesifikasi dan kriteria yang
dipersyaratkan. Jadi, memenuhi persyaratan mutu berarti mampu memenuhi tugas
yang dimaksudkan atau sering disebut sebagai fit for the intended use.
pekerjaan proyek. Peristiwa itu dapat berupa saat mulai atau berakhirnya
pekerjaan.
Dalam uraian di atas telah disebutkan bahwa kegiatan proyek itu tidak
pernah sama persis, hanya sejenis dan dalam rangkaian kegiatan proyek tidak
akan berulang, oleh sebab itu diperlukan perencanaan proyek yang matang.
Merencanakan dan menegestimasi sebuah proyek bukan merupakan hal yang
mudah, karena sebuah proyek dibatasi oleh waktu, mutu, dan biaya. Jadi dalam
merencanakan harus mempunyai dasar teori yang harus dipertanggungjawabkan
sehingga bila suatu ketika diadakan evaluasi dari proyek yang bersangkutan dapat
ditelusuri asal dari sebuah permasalahan yang ada.
Pada setiap rapat manajemen proyek, sala satu hal yang selalu dibicarakan
adalah aspek pengendalian biaya dan jadwal, dimana ditanyakan apakah
pengeluaran melebihi anggaran dan bagaimanakah kemajuan pekerjaan proyek.
Untuk meningkatkan efektifitas dalam memantau dan mengendalikan kegiatan
proyek, perlu dipakai metode yang mampu menunjukan kinerja kegiatan tanpa
membebani proses penyelesaian pekerjaan. Sala satu metode yang mampu
memenuhi tujuan ini adalah Konsep Nilai Hasil.
Metode pengendalian proyek yang digunakan adalah Metode Pengendalian
Biaya dan Jadwal Terpadu EV (Earned Value). metode ini mengkaji
kecenderungan Varian Jadwal dan Varian Biaya pada suatu periode waktu selama
proyek berlangsung (Imam Soeharto, 1997).
Mendefinisikan manajemen nilai hasil sebagai sebuah metode yang
mengintegrasikan lingkup kerja, jadwal dan anggaran, serta ditujukan untuk
mengukur kinerja proyek. Manajemen nilai hasil membandingkan jumlah
pekerjaan yang direncanakan dengan apa yang terjadi untuk menentukan apakah
biaya dan jadwal dicapai sesuai rencana (Solomon, 2002).
Mengatakan bahwa sifat metode nilai hasil ada tiga. Pertama, metode nilai
hasil adalah satuan pengukuran yang seragam untuk total kemajuan proyek
ataupun elemen dari proyek tersebut. Kedua, merupakan metode yang konsisten
untuk melakukan analisis atas kemajuan dan kinerja proyek. Yang ketiga adalah
merupakan basis untuk analisa kinerja biaya dari sebuah proyek dimana metode
nilai hasil ini mengukur penyelesaian pekerjaan dalam unit pengukuran yang
konsisten dan dapat di bandingkan dengan biaya (Wilkens 1999).
Contoh pengertian metode nilai hasil adalah sebagai berikut, pada suatu
proyek pembuatan perangkat lunak terdapat beberapa paket kerja atau control
account, yaitu desain yang dianggarkan menghabiskan 100 jam kerja, penulisan
program 200 jam kerja, pengkodean 400 jam kerja, dokumentasi 100 jam kerja
dan debugging 200 jam kerja. Anggaran jam kerja ini dapat secara mudah
digunakan sebagai pembobotan dalam membuat kesamaan nilai atas berbagai
pekerjaan. Jika desain dan penulisan program telah selesai, akan didapatkan
“hasil” 300 jam kerja dari nilai pekerjaan. Kemudian jika saat ini pengkodean
20
telah menyelesaikan 50% lingkup kerja maka total hash yang didapat adalah 400
jam kerja. Dengan menggunakan metode earned value (EV) tingkat penyelesaian
proyek adalah 40% yang didapat dari “hasil” 400 jam kerja dibagi dengan 1000
jam kerja anggaran proyek.
elemennya.
3. Pada kegiatan engineering dan pembelian untuk menganalisis persentase
(%) penyelesaian pekerjaan, misalnya jam orang untuk menyiapkan
rancangan, produksi gambar, menyusun pengajuan pembelian terhadap
waktu.
4. Pada kegiatan konstruksi, yaitu untuk menganalisis pemakaian tenaga
kerja atau jam orang dan untuk menganalisis persentase (%) penyelesaian
serta pekerjaan-pekerjaan lain yang diukur (dinyatakan) dalam unit versus
waktu.
Grafik “S” sangat bermanfaat untuk dipakai sebagai laporan bulanan dan
laporan kepada pimpinan proyek, karena grafik ini dapat dengan jelas
menunjukkan kemajuan proyek dalam bentuk yang mudah dipahami.
dan biaya. Untuk kepentingan tersebut, konsep earned value dapat digunakan
sebagai alat ukur kinerja yang mengintegrasikan antara aspek biaya dan aspek
waktu (Soemardi, B.W., Wirahadikusumah, R.D, Abduh, M, 2006, p.3.).
Penggunaan konsep earned value di Amerika Serikat dimulai pada akhir
abad 20 di industri manufaktur. Pada tahun 1960an Departemen Pertahanan
Amerika Serikat mulai mengembangkan konsep ini (Abba, 2000). Ada 35 kriteria
yang disebut Cost/Schedule System Criteria (C/SCSC). Namun, C/SCSC lebih
dipertimbangkan sebagai alat pengendalian finansial yang memerlukan keahlian
analitis yang kuat dalam menggunakannya. Pada tahun 1995 hingga 1998 Earned
Value Management (EVM) ditransfer untuk kepentingan industri menjadi suatu
standar pengelolaan proyek(ANSI/EIA 748-A). Semenjak itu EVM tidak hanya
digunakan oleh Department of Defence, namun juga digunakan oleh kalangan
industri lainnya seperti NASA dan United States Depatment of Energy. Tinjaun
EVM juga dimasukkan dalam PMBOK Guide® FirstEdition pada tahun 1987 dan
edisi-edisi berikutnya. Usaha untuk menyederhanakan EVM mencapai titik
momentumnya pada tahun 2000, yaitu ketika beberapa pemerintah Negara bagian
di Amerika Serikat mengharuskan penggunaan EVM untuk semua proyek
pemerintah.
Konsep earned value dibandingkan manajemen biaya tradisional (Flemming
dan Koppelman, 1994). manajemen biaya tradisional hanya menyajikan dua
dimensi saja yaitu hubungan yang sederhana antara biaya aktual dengan biaya
rencana. Dengan manajemen biaya tradisional, status kinerja tidak dapat diketahui.
Misalnya, dapat diketahui bahwa biaya aktual memang lebih rendah, namun
kenyataan bahwa biaya aktual yang lebih rendah dari rencana ini tidak dapat
menunjukkan bahwa kinerja yang telah dilakukan telah sesuai dengan target
rencana. Sebaliknya, konsep earned value memberikan dimensi yang ketiga selain
biaya aktual dan biaya rencana. Dimensi yang ketiga ini adalah besarnya
pekerjaan secara fisik yang telah diselesaikan atau disebut earned value/percent
complete. Dengan adanya dimensi ketiga ini, seorang manajer proyek akan dapat
lebih memahami seberapa besar kinerja yang dihasilkan dari sejumlah biaya yang
23
telah dikeluarkan.
Konsep Nilai Hasil merupakan bagian dari Konsep Analisis Varians.
Dimana dalam analisis varians hanya menunjukkan perbedaan hasil kerja pada
waktu pelaporan dibandingkan dengan anggaran atau jadwalnya (PMBOK, 2004).
Adanya kelemahan dari metode Analisis Varians adalah hanya menganalisa varian
dan jadwal masing-masing secara terpisah sehingga tidak dapat mengungkapkan
masalah kinerja kegiatan yang sedang dilakukan. Sedangkan dengan metode
Konsep Nilai Hasil dapat diketahui kinerja kegiatan yang sedang dilakukan serta
dapat meningkatkan efektivitas dalam meningkatkan kegiatan proyek. Dengan
memakai asumsi bahwa kecenderungan yang ada dan terungkap pada saat.
terbukti ampuh dalam membatasi lingkup proyek adalah dengan WBS. WBS
memperlihatkan hirarki perencanaan pekerjaan yang berorientasi pada produk
yang dihasilkan proyek. WBS menjadi acuan dalam menentukan aktivitas dan
sumber daya yang akan digunakan untuk mencapai sasaran proyek.
3. Menciptakan management control cells (cost account).
Cost account adalah pertemuan antara level terendah WBS dengan fungsi
dari organisasi. Cost account harus memiliki empat elemen yaitu: memperlihatkan
pekerjaan di level tugas; mempunyai kerangka waktu pelaksanaan yang spesifik
bagi masing-masing tugas; mempunyai anggaran biaya untuk penggunaan
sumber daya; dan mempunyai pihak yang bertanggung jawab untuk masing-
masing sel.
4. Menetapkan tanggung jawab fungsional untuk setiap bagian terkecil dari
manajemen proyek (project’s management control cells). kepemilikan cost
account masing-masing divisi dan subdividivisi. Dibutuhkan organisasi proyek
yang dalam strukturnya terdapat pembagian tanggung jawab yang jelas.
Organisasi proyek dibagi dalam divisi dan subdivisi. Masing-masing divisi dan
subdivisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Tugas dan
tanggung jawab ini sesuai dengan
5. Membuat earned value baseline.
Langkah selanjutnya adalah menetapkan baseline yang digunakan dalam
menghitung kinerja proyek. Basis ukuran kinerja proyek harus memasukkan
semua cost account dan biaya-biaya tidak langsung proyek seperti biaya tak
terduga dan profit. Untuk memperolah basis ukuran kinerja proyek, digunakan
proses perencanaan formal proyek mulai dari proses estimasi, penjadwalan
dan penganggaran. Untuk keperluan pengendalian, pihak manajemen harus
menentukan batasan untuk penilaian kinerja proyek.
6. Penggunaan proses formal penjadwalan proyek
Penggunaan earned value membutuhkan alat bantu pengendalian proyek
seperti master schedule, kurva S dan bar chart. Alat bantu pengendalian
25
proyek dibuat melalui proses penjadwalan. Alat bantu ini menunjukkan kerangka
waktu dari masing-masing paket pekerjaan dan anggaran biayanya.
7. Pengelolaan biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung perlu dikelompokkan tersendiri/terpisah dari biaya
langsung proyek. Terkadang biaya tidak langsung mempunyai porsi yang lebih
besar dari biaya keseluruhan proyek. Oleh karena itu biaya tidak langsung proyek
perlu diperhatikan dan ditangani secara baik.
8. Secara periodik, mengestimasi biaya penyelesaian proyek
Salah satu manfaat dari konsep earned value adalah mampu memprediksi
biaya penyelesaian proyek (EAC). Dengan dasar kinerja aktual proyek (SPI dan
CPI), dapat diprediksi secara akurat berapa lagi dana yang dibutuhkan untuk
menyelesaikannya.
9. Pelaporan status proyek
Batasan varian yang sudah ditentukan manajemen menjadi acuan kapan
manajemen akan bertindak. Bila kinerja proyek berada diluar batasan yang telah
ditetapkan, hal tersebut merupakan sinyal peringatan bagi pihak manajemen untuk
bertindak. Penerapan earned value dalam menajemen proyek merupakan salah
satu contoh penerapan management by exception. Management by exception
adalah tipe sistem manajemen yang baru melakukan tindakan ketika ada
penyimpangan.
10. Menyusun historical database
Pembentukan historical database memungkinkan perbaikan proyek yang
akan dikerjakan menjadi lebih baik. Historical database digunakan sebagai acuan
dalam pengelolaan proyek di masa yang akan datang.
26
Gambar 2.2 Analisis varians terpadu disajikan dengan grafik “S” (Budi Suanda,
2011)
27
Kriteria untuk kedua indikator di atas baik itu SV (Schedule Varians) dan
SV (Cost Varians) ditabelkan oleh Imam Soeharto seperti tersebut di bawah ini :
Pekerjaan terlaksana
tepat sesuai jadwal
Nol Positive
dengan biaya lebih
renda dari pada rencana.
anggaran
Pekerjaan terlaksana
sesuai anggaran dan
Positive Nol
selesai lebih cepat
daripada jadwal.
Pekerjaan terlaksana
sesuai jadwal dan
Nol Nol
anggaran.
Pekerjaan selesai
terlambat dan menelan
Negative Negative biaya lebih tinggi dari
pada anggaran.
31
Pekerjaan terlaksana
sesui jadwal dengan
Nol Negative
menelan biaya diatas
anggaran.
Pekerjaan selesai
LOKASI PROYEK
Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian (Google dan Data Rencana, 2022)
35
36
3. Tahap III
Disebut tahap analisis data. Pada tahap ini dilakukan penghitungan PV
(Planned Value) Komulative, EV (Earned Value) Komulative, SV (Schedule
Varians), SPI (Schedule Performance Index), dan Forecasting terhadap waktu
meliputi ETS (Estimate Temporari Schedule), dan EAS (Estimate All Schedule).
4. Tahap IV
Disebut tahap pengambilan keputusan. Pada tahap ini, data yang telah
dianalisa disebut suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian
dan juga menjawab rumusan masalah sesuai dengan latar belakang pada penelitian.
Mulai
Studi Pustaka
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data
Selesai
memadukan unsur - unsur prestasi, biaya dan jadwal dari pelaksanaan pekerjaan.
Dalam menganalisa dan mengolah data pada Metode Earned Value
dibutuhkan beberapa data diantaranya :
1. Status data, didapat dari laporan mingguan proyek yang akan dianalisa.
2. Presentase (%) Complete, didapat dari total volume pekerjaan yang telah
diselesaikan pada saat pelaporan (status data) dibagi volume total
pekerjaan yang direncanakan menurut anggaran dasar proyek tersebut,
sehingga (%) complete dapa dihitung dengan rumus : (%) �������� =
Volumen aktual pekerjaan saat status data
Volume total pekerjaan berdasar RAB
× 100%
12. Estimate At Completion (EAC), didapat dari nilai BCWS dibagi dengan
CPI, dapat dihitung dengan rumus :
41
BCWS
EAC =
CPI
12. Variance At Complete (VAC), didapat dari selisih nilai Angga ran Dasar
dikurangi nilai EAC, dapat dihitung dengan rumus : VAC = RAB - EAC.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42
43
Tabel 4.2. Nilai Bobot Rencana Dan Bobot Realisasi Dari Minggu Ke-1
Sampai Dengan Minggu Ke-15.
Bobot
Minggu
No. Rencana Realisasi
ke-
(%) (%)
1 I 0.360 1.070
2 II 0.587 2.850
3 III 2.211 10.020
4 IV 4.352 11.760
5 V 7.895 16.180
6 VI 11.877 21.350
7 VII 17.165 26.360
8 VIII 20.424 33.240
9 IX 26.008 42.010
10 X 32.911 46.580
11 XI 40.768 52.530
12 XII 42.966 59.920
13 XIII 48.459 64.150
14 XIV 57.183 67.490
15 XV 64.194 71.790
(Sumber : Analisis Data, 2022)
4.4. Analisis Data
Setelah melakukan penelitian secara langsung dilapangan maka akan
disajikan data dan perhitungan tabulasi analisis identifikasi varians dan konsep
nilai hasil, semua perhitungan dan penggambaran dilakukan dengan bantuan
program Microsoft Excel. Dari data time schedule dihitung PV dan dari laporan
mingguan dihitung EV. Seperti pada Tabel 4.2. berikut :
45
Minggu Bobot
PV/BCWS (Rp)
ke- %
A B C
I 0.360 11,774,030.98
II 0.587 19,198,211.62
III 2.211 72,312,173.60
IV 4.352 142,334,952.28
V 7.895 258,211,040.50
VI 11.877 388,444,905.38
VII 17.165 561,392,338.20
VIII 20.424 667,980,024.21
IX 26.008 850,608,326.95
X 32.911 1,076,375,370.97
XI 40.768 1,333,343,597.08
XII 42.966 1,405,230,597.34
XIII 48.459 1,584,882,686.69
XIV 57.183 1,870,206,704.08
XV 64.194 2,099,505,957.40
(Sumber : Analisis Data, 2022)
Dengan melihat tabel 4.3. diatas dapat diketahui anggaran yang
direncanakan pada Proyek Pembangunan Puskesmas Siontapina sampai pada
minggu ke-15 yaitu Rp. 2,099,505,957.40 (dua miliar sembilan puluh sembilan
juta lima ratus lima puluh lima sembilan ratus lima puluh tujuh empat puluh
rupiah).
46
Dengan melihat tabel 4.4. diatas dapat diketahui nilai Earned Value (EV)
lebih besar dibandingkan dengan nilai Plant Value (PV) yaitu sebanyak Rp.
2,347,938,011.05 (dua miliar tiga ratus empat puluh tujuh juta sembilan ratus tiga
puluh delapan seblas ribuh rupiah).
47
Dengan melihat tabel 4.5. diatas dapat diketahui nilai ACWP pada minggu
ke-15 yaitu Rp. 1,995,747,309.39 (satu miliar sembilan ratus sembilan puluh lima
juta tujuh ratus empat puluh tujuh tiga ratus sembilan ribuh tiga puluh sembilan
rupiah).
48
Dari Indikator BCWS, BCWP dan ACWP akan dilakukan analisa kinerja
pelaksanaan proyek terhadap penyimpangan yang terjadi pada biaya (cost) dan
waktu (schedule) sebagai berikut ini :
4.5.2. Analisis Pencapaian Biaya dan Waktu Proyek
4.5.2.1. Schedule Variance (SV) dan cost varian (CV)
Berikut adalah contoh perhitungan nilai Schedule Variance (SV)
menggunakan persamaan 2.3 dan cost varian (CV) pada minggu ke-I
menggunakan persamaan 2.2 :
SV = BCWP - BCWS
= Rp 34,995,036.52 - Rp 11,774,030.98
= R p 23,221,005.54
CV = BCWP - ACWP
= Rp 34,995,036.52 - Rp 29,745,781.04
= Rp 5,249,255.48
Dengan mengetahui hasil diatas maka perhitungan Schedule Variance (SV)
sampai dengan minggu ke-XVI (enam belas) dapatdi lihat pada tabel 4.6. berikut :
Tabel 4.6. Nilai SV
Minggu Schedule
PV/BCWS (Rp) EV/BCWP (Rp)
ke- Varians (SV)
(Tabel 4.3.) (Tabel 4.4.) (C-B)
A
B C D
I 11,774,030.98 34,995,036.52 23,221,005.54
II 19,198,211.62 93,211,078.58 74,012,866.96
III 72,312,173.60 327,710,528.91 255,398,355.32
IV 142,334,952.28 384,618,345.31 242,283,393.03
V 258,211,040.50 529,177,281.22 270,966,240.72
VI 388,444,905.38 698,265,448.33 309,820,542.95
VII 561,392,338.20 862,120,712.79 300,728,374.59
VIII 667,980,024.21 1,087,135,527.06 419,155,502.85
IX 850,608,326.95 1,373,964,003.96 523,355,677.01
X 1,076,375,370.97 1,523,428,786.11 447,053,415.14
XI 1,333,343,597.08 1,718,027,353.68 384,683,756.60
XII 1,405,230,597.34 1,959,722,045.16 554,491,447.83
XIII 1,584,882,686.69 2,098,066,909.16 513,184,222.47
XIV 1,870,206,704.08 2,207,303,752.14 337,097,048.06
XV 2,099,505,957.40 2,347,938,011.05 248,432,053.66
(Sumber : Analisis Data, 2022)
49
4.5.2.2. Schedule Performance Index (SPI) dan Cost Performance Index (CPI)
Berikut adalah contoh perhitungan Schedule Performance Index (SPI)
menggunakan persamaan 2.5 dan Cost Performance Index (CPI) pada minggu ke-
I dengan menggunakan persamaan 2.4 sebagai berikut :
BCWP
SPI =
BCWS
Rp. 34,995,036.52
=
Rp. 11,774,030.98
= 2.97
50
BCWP
CPI =
ACWP
Rp. 34,995,036.52
= Rp. 29,745,781.04
= 1.18
Jadi, dari hasil perhitungan Schedule Performance Index (SPI) didapat
nilai 2.97 (dua koma sembilan puluh tujuh), yang artinya sampai dengan minggu
ke-1 waktu pelaksanaan proyek terlaksana lebih cepat dari jadwal rencana,
sedangkan hasil perhitungan Cost Performance Indeks (CPI) didapat nilai 1.18
(satu koma delapan belas), yang artinya sampai dengan minggu ke-1 biaya
pelaksanaan proyek terlaksana lebih henat dari biaya rencana.
Keterangan : angka 105 adalah waktu terpakai selama pelaksanaan (hari) atau
waktu pelaporan, didapat dari total waktu rencana yaitu 160 hari dikurang dengan
waktu yang tersisah untuk pelaksanaan selanjutnya yaitu 55 hari.
Estimated Completion Date (ECD) menggunakan persamaan 2.10.
ECD = (Sisa Waktu / SPI) + Waktu Terpakai
= (55 / 1.12) + 105
= 49.11 + 105
= 154.11
Sesuai dengan analisis data di atas maka, prakiraan waktu penyelesaian
proyek adalah 154.11 hari. Jadi, perkiraan selisih antara waktu rencana
penyelesaian proyek dengan biaya penyelesaian proyek Variance At Completion
(VAC) adalah 5.89 hari atau dibulatkan menjadi 6 hari.
Tabel 4.10. Perkiraan Waktu Penyelesaian Proyek
Minggu Waktu Sisa ETS EAS
SPI
ke- Pelapran Waktu (Hari) (Hari)
(Periode (Tabel (Periode
(D/C) (B+(D/C))
A Mingguan) 4.8.) Mingguan)
B C D E F
I 7 2.97 153 51.48 58.48
II 14 4.86 146 30.07 44.07
III 21 4.53 139 30.67 51.67
IV 28 2.70 132 48.85 76.85
V 35 2.05 125 60.99 95.99
VI 42 1.80 118 65.64 107.64
VII 49 1.54 111 72.28 121.28
VIII 56 1.63 104 63.90 119.90
IX 63 1.62 97 60.05 123.05
X 70 1.42 90 63.59 133.59
XI 77 1.29 83 64.42 141.42
XII 84 1.39 76 54.50 138.50
XIII 91 1.32 69 52.12 143.12
XIV 98 1.18 62 52.53 150.53
XV 105 1.12 55 49.11 154.11
(Sumber : Analisis Data, 2022)
53
Dilihat dari tabel 4.10. di atas nilai ETS (perkiraan waktu sisa pekerjaan)
yaitu 49.11 Hari dan dijumlahkan dengan waktu pekerjaan yang terselesaikan
sampai dengan minggu terakhir 105 Hari maka nilai EAS (perkiraan total waktu
proyek) yaitu 154.11 Hari dan hasil tersebut menunjukan waktu pekerjaan akan
terlaksana lebih cepat dari waktu rencana.
2. Aspek biaya
Estimate Temporary Cost (ETC) pada minggu ke-1 menggunakan
persamaan 2.6 sebagai berikut :
ETC = (BAC - BCWP) / CPI
= (Rp 3,270,564,161.29 - Rp 2,347,938,011.05) / 1.18
= Rp 922,626,149.77 / 1.18
= Rp 784,232,227.30
Estimate All Cost (EAC) pada minggu ke-1 menggunakan persamaan 2.7
sebagai berikut :
EAC = ACWP + ETC
= Rp 1,995,747,309.39 + Rp 784,232,227.30
= Rp 2,779,979,536.70
Perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek dengan biaya
penyelesaian proyek Variance At Completion (VAC)
VAC = BAC - EAC
= Rp 3,270,564,161.29 - Rp 2,779,979,536.70
= Rp 490,584,624.12
Jadi, perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian proyek dengan
biaya penyelesaian proyek Variance At Completion (VAC) adalah sebesar Rp
490,584,624.12
54
Rp 3,270,564,161.29
VI 1.18 2,572,298,712.48 2,186,453,905.61 2,779,979,536.70
VII 1.18 2,408,443,448.03 2,047,176,930.82 2,779,979,536.70
VIII 1.18 2,183,428,633.76 1,855,914,338.70 2,779,979,536.70
IX 1.18 1,896,600,156.86 1,612,110,133.33 2,779,979,536.70
X 1.18 1,747,135,374.71 1,485,065,068.50 2,779,979,536.70
XI 1.18 1,552,536,807.14 1,319,656,286.07 2,779,979,536.70
XII 1.18 1,310,842,115.66 1,114,215,798.31 2,779,979,536.70
XIII 1.18 1,172,497,251.65 996,622,663.91 2,779,979,536.70
XIV 1.18 1,063,260,408.68 903,771,347.38 2,779,979,536.70
XV 1.18 922,626,149.77 784,232,227.30 2,779,979,536.70
(Sumber : Analisis Data, 2022)
4.6. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dan peninjauan proyek Rehabilitasi UPTD
Puskesmas Siontapina dengan menggunakan Metode Nilai Hasil atau EVM
(Earned Value Method) pada minggu ke-XV dapat diasumsikan berdasar hasil
dari tiap - tiap indikator yang digunakan yaitu hasil perhitungan Budget Cost for
Work Schedule (BCWS) sampai minggu ke-15 = Rp 2,099,505,957.40, Budget
Cost for Work Performance (BCWP) sampai minggu ke-15 = Rp
2,347,938,011.05, serta Actual Cost for Work Performance (ACWP) sampai
minggu ke-15 = Rp 1,995,747,309.39 menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
pekerjaan berjalan lebih cepat dari jadwal yang telah direncanakan serta memakan
biaya yang lebih kecil dari yang telah dianggarkan, dengan keadaan yang
sedemikian sehingga dilakukan analisa prakiraan biaya untuk pekerjaan yang
tersisa Estimate Temporary Cost (ETC) adalah Rp 2,750,233,755.65 dan
prakiraan total biaya proyek Estimate All Cost (EAC) sebesar Rp
2,779,979,536.70. Hasil perhitungan Cost Variance (CV) sampai minggu ke-15
55
adalah Rp 352,190,701.66 menunjukkan angka positif, hal ini berarti biaya untuk
menyelesaikan proyek lebih kecil (hemat) dari rencana.
Sedangkan Schedule Variance (SV) sampai minggu ke-15 adalah Rp.
248,432,053.66 menunjukkan angka positif, hal ini berarti pelaksanaan lebih cepat
dari yang direncanakan. Pada akhir peninjauan pada minggu ke-15, Schedule
Performance Index (SPI) sebesar 1.12 lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa
proyek mengalami percepatan sebesar 7.596% dari rencana awal, proyek yang
direncanakan sebesar 64.194% dengan realisasi pekerjaan sebesar 71.790%. dan
Cost Performance Index (CPI) pada minggu ke-15 sebesar 1.18, lebih besar dari 1
yang berarti terjadi penghematan biaya atau biaya aktual yang lebih kecil dari
pekerjaan yang sudah terlaksana. Dilihat dari tabel 4.10. di atas nilai Estimate
Temporary Schedule (ETS) perkiraan waktu sisa pekerjaan yaitu 49.11 hari dan
dijumlahkan dengan waktu pekerjaan yang terselesaikan sampai dengan minggu
terakhir 105 Hari maka nilai EAS (perkiraan total waktu proyek) yaitu 154.11 hari
dan hasil tersebut menunjukan waktu pekerjaan akan terlaksana lebih cepat dari
waktu yang telah direncanakan dan perkiraan total biaya sampai akhir proyek
Estimate All Cost (EAC = Rp. 2,779,979,536.70) yang tentunya kurang dari biaya
keseluruhan proyek (BAC = Rp. 3,270,564,161.29), sehingga dapat dikatakan
bahwa proyek mengalami keuntungan, biaya yang dikeluarkan kurang dari
anggaran (cost underrum). Perkiraan selisih antara biaya rencana penyelesaian
proyek dengan biaya aktual penyelesaian proyek Variance At Completion (VAC)
adalah sebesar Rp 490,584,624.12.
Dengan mengetahui semua data yang dibutuhkan maka kita dapat
mengetahui kondisi akhir dari proyek yang kita evaluasi pada minggu ke-XV,
dilakukan dengan membandingkan hasil hitungan dan tolak ukur, maka
didapatkan kondisi akhir Proyek Rehabilitasi UPTD Puskesmas Siontapina
sebagai berikut :
56
Pland Value
Varian jadwal
Varian biaya
Saat pelaporan
(analisis)
Dari gambar 4.2. terlihat perbandingan antara nilai PV (Plant Value), EV (Earned
Value) dan AC (Actual Cost), grafik tersebut pada minggu ke-I sampai dengan
minggu ke-XV memperlihatkan bahwa nilai EV dan AC selalu di atas nilai PV hal
ini menunjukan bahwa pada minggu ke-I sampai minggu ke-XV tersebut nilai EV
dan AC selalu lebih besar atau pekerjaan memperoleh percepatan dibandingkan
rencana, sementara pada minggu ke-XIV nilai PV dan AC memperoleh nilai yang
sama meskipun dibandingkan nilai EV masi lebih besar, namun pada minngu ke-
XV terlihat nilai perbedaan antara hasil analisis ketiga indikator tersebut dimana
nilai EV masi tetap lebih besar dari PV dan nilai AC memperoleh nilai lebih kecil
dibandingkan nilai PV, hal ini menunjukkan bahwa pada minggu ke-XV tersebut
nilai AC lebih kecil dibandingkan nilai PV yang dikarenakan terdapat item
pekerjaan menurut time schedule belum dikerjakan sampai 100%, yang artinya
mulai dari minggu ke-XV terjadi penghematan biaya dan percepatan waktu
pekerjaan oleh kontraktor.
SV CV
Ming.
SV=BCWP CV=BCWP Keterangan
Ke-
-BCWS -ACWP
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
V Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
VI Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
VII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
VIII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
IX Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
X Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XI Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XIII Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XIV Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dari
XV Positive Positive pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari
pada anggaran
(Sumber : Analisis Data, 2022)
Dapat dilihat pada Tabel 4.12. bahwa pada minggu ke-I sampai dengan
minggu ke-XV nilai SV sama dengan positif dan CV sama dengan positif maka,
dapat diasumsikan bahwa pekerjaan pada minggu ke-I sampai dengan minggu ke-
XV tersebut pekerjaan terlaksana lebih cepat dari pada jadwal dengan biaya lebih
kecil dari pada anggaran.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan perhitungan analisis yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil analisis dengan
menggunakan metode EVM (Earned Value Method) terhadap waktu dan biaya
pada Proyek Rehabilitasi UPTD Puskesmas Siontapina adalah
1. prakiraan selisih biaya untuk penyelesaian pekerjaan proyek dengan
menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap proyek
Rehabilitasi Puskesmas Siontapina adalah sebesar Rp. 490,584,624.
Berdasarkan kondisi yang terjadi maka dapat diketahui bahwa proyek
tersebut mengalami keuntungan atau penghematan terhadap biaya (cost
underrum).
2. prakiraan selisih waktu untuk penyelesaian pekerjaan proyek dengan
menggunakan metode nilai hasil (earned value method) terhadap proyek
Rehabilitasi Puskesmas Siontapina adalah 5.89 hari atau dibulatkan
menjadi 6 hari. Berdasarkan kondisi yang terjadi maka dapat diketahui
bahwa proyek tersebut mengalami percepatan waktu terhadap waktu
rencana.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan melalui hasil dari penelitian ini yaitu :
1. Dari hasil kinerja biaya dan waktu yang maksimal/optimal, sehingga proyek
tidak mengalami keterlambatan dan waktu pelaksanaan proyek berjalan
dengan lancar dan bahkan waktu pelaksanaan lebih cepat dari rencana.
2. Melakukan optimalisasi pekerjaan dengan cara membuat perencanaan
kegiatan pekerjaan untuk mengerjakan pekerjaan dengan memperhitung
akan biaya yang dibutuhkan. Dan melakukan rapat kecil kecilan untuk
pekerjaan yang dilakukan untuk tahap selanjutnya (progres kerja).
3. Untuk mendapatkan hasil prediksi biaya dan waktu yang dibutuhkan saat
melakukan evaluasi dibutuhkan peninjauan dari awal sampai proyek selesai
dan dibutuhkan sistem menajemen yang lengkap sehingga hasil
59
60
Pengendalian biaya dan waktu proyek yang diamati pada penelitian ini yaitu
pada studi kasus menyangkut Pembangunan Rehabilitasi Puskesmas Siontapina.
Dimana jika proyek tersebut mengalami keterlambatan dan meningkatnya waktu
dan biaya pada saat pelaksanaan perlu diadakan pengawasan evaluasi kerja dan
pengendalian. Pengendalian waktu dan biaya yang kurang baik, tidak jarang
menyebabkan biaya konstruksi proyek yang berbeda dengan biaya yang
direncanakan. Oleh karena itu untuk meramalkan permasalahan tersebut maka
digunakan metode nilai hasil (earned value method) sehingga bisa meminimalisir
permasalahan yang akan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA
Cioffi, D.F., 2005. A Scientific Notation And An Improved Formalism For Earned
Value Calculations, Thesis, United States.
Ervianto, W. I., 2004. Teori-Aplikasi Manajemen Proyek Konstruksi, Andi,
Yogyakarta.
Ervianto, W. I., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi, Andi, Yogyakarta.
Frailey, D. j., 1999. Tutorial on Earned Value Management System s, Jurnal.
Henderson, Kym., 2007. A Breakthrough Extension to Earned Value
Management, Skripsi, Sydney Australia.
Luthan, P. L. A., dan Syafriandi. 2005. Aplikasi Microsoft Project Untuk
Penjadwalan Kerja Proyek Teknik Sipil, Andi, Yogyakarta.
Soeharto, Imam., 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional,
Erlangga, Jakarta.
Sudarsana, D. K., 2008. Pengendalian Biaya dan Jadwal Terpadu Pada Proyek
Konstruksi, Jurnal Ilmiah, Universitas Udayana.
Solomon, Paul., 2002. “Using CMMI to Improve Earned Value Management”
Software Engineering Process Management- Technical Notet.
Simons, 2000. Arti definisi/pengertian Budaya Kerja Dan Tujuan/Man
Penerapanya Pada Lingkungan Sekitar.
Wilkens, T. T., 1999. Earned Value Clear and Simple, Jurnal, United States.
Budi Suanda, 2011. Konsep Earned Value Method (EVM), Manajemen Proyek
Indonesia.
Aron Aleksander b. S., 2021 Analisis Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan
Metode Nilaihasil (Earned Value Method).
I Putu A.S., 2019 Pengendalian Biaya Dan Waktu Dengan Metode Konsep Nilai
Hasil Pada Proyek Pembangunan Reservoir.
CV. Pilar Wonua Raya., 2022. Data Proyek Rehabilitasi Puskesmas Siontapina,
Buton.
CV. Cakrawala Konsolindo., 2022. Data Proyek Rehabilitasi Puskesmas
Siontapina, Buton.
61
LAMPIRAN A
62
REKAPITULASI ANGGARAN BIAYA
LAMPIRAN B
PROGRES KEGIATAN SAMPAI MINGGU KE-15
LAMPIRAN C
TABEL HASIL ANALISIS DATA SAMPAI MINGGU KE-15
DAN DOKUMENTASI LAPANGAN
LAMPIRAN D
JADWAL WAKTU PELAKSANAAN
RIWAYAT HIDUP PENULIS