Anda di halaman 1dari 37

DIKTAT

PEMBELAJARAN
KELAS XI
SEMESTER GASAL

ESTIMASI
BIAYA
KONSTRUKSI

1
SMK N 1
ADIWERNA
TAHUN 2019
LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten
Tegal dengan ini mengesahkan Diktat Mata Pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi
untuk kelas XI semester Genap Tahun Pelajaran 2019/2020

Disusun Oleh : Maofur Rojihi, S.Pd

NIP : 19741207 200801 1 005

Pangkat/Golongan : Penata / IIIc

Tugas : Mengajar Teknik Bangunan

Unit Kerja : SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal

Disahkan di : Adiwerna
Pada tanggal : 20 Juli 2019

Mengesahkan,
Kepala Sekolah Kepala Perpustakaan

Drs. Parman, M.Pd Umi Rizani, S.Pd

2
NIP. 19640629 199003 1 002 NIP. 19740706 200701 2 014

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. Alhamdulillahi

Rabbil’Aalamin, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan

penyusunan diktat ini. Shalawat dan salam dengan ucapan Allahumma sholli ’ala Muhammad

wa ’ala aliMuhammad penulis sampaikan untuk junjungan kita Nabi besar Muhammad Saw.

Diktat ini disusun untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran di SMK N 1 Adiwerna

pada mapel Estimasi Biaya Konstruksi (EBK) dan juga untuk memenui pesyaratan PAK .

Dalam pembuatan diktat ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada

teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu

kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan

modul ini.

Penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Drs. Parman, M.Pd selaku Kepala SMK Negeri 1 Adiwerna Kabupaten Tegal

yang telah memberikan petunjuk , saran dan nasehatnya.

2. Deker Raharjo, S.Pd selaku pembimbing dalam penyusunan diktat pembelajaran ini.

3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan diktat Pembelajaran ini.

3
· Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta dan semua

pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dorongan dan bantuan

serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti belajar kelompok maupun

dalam menyelesaikan diktat Pembelajaran ini. Akhirnya penulis berharap semoga Allah

memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat

menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Maofur Rojihi

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................... 2

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 3

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 4

BAB I ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI ............................................................... 5

A. Pengertian Estimasi Biaya Konstruksi .......................................................... 5

B. Pihak yang terkait dengan Estimasi Biaya Konstruksi................................... 9

C. Struktur Organisasi Penyelenggara Proyek ................................................... 13

D. Dokumen Proyek ........................................................................................... 14

BAB II JENIS-JENIS BIAYA PROYEK ............................................... .................... 24

A. Biaya Langsung ......................................................................................... 24

B. Biaya Tak Langsung ................................................................................. 26

C. Tahapan Estimasi Biaya ............................................................................ 31

BAB III PENYUSUNAN ESTIMASI BIAYA ....................................... ..................... 35

4
A. Estimasi Biaya Kasar .................................................................................. 35

B. Estimasi Biaya Teliti ................................................................................ 36

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 39

B. Harapan ....................................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 41

BAB I

ESTIMASI BIAYA KONSTRUKSI

A. Pengertian Estimasi Biaya Proyek

Estimasi biaya merupakan hal penting dalam industri konstruksi.

Ketidakakuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif dalam proses

konstruksi dan semua pihak yang terlibat. Definisi estimasi biaya menurut National

Estimating Society – USA adalah seni memperkirakan (the art of approximating)

kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas

informasi yang tersedia pada waktu itu.

Merupakan faktor penting yang mememngaruhi biaya konstruksi (Ashworth,

1994).Menurut National Estimating Society USA, Estimasi biaya ialah seni

memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan

yang didasarkan atas informasi yang tersedia pada waktu itu. Karena itu, estimasi

biaya sangat bergantung pada ketersediaan informasi detail mengenai proyek dalam

tahapan proyek ketika estimasi tersebut dilakukan. Estimasi dibutuhkan pada saat

5
proses perencanaan, disaat keputusan-keputusan preliminary mengenai proyek harus

ditentukan, kemudian selanjutnya dibutuhkan untuk tujuan budgetary, lalu estimasi

juga dibutuhkan pada tahap development proyek baik dalam proses desain maupun

pembangunan (Shottlander, 2006, dalam Kesturi, 2012). Perkiraan biaya atau estimasi

biaya adalah seni memperkirakan (the art of approximating) kemungkinan jumlah

biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang

tersedia pada waktu itu (Soeharto, 1997 dalam Sudiarta, 2011). Skema harga satuan

pekerjaan, yang dipengaruhi oleh faktor bahan/material, upah tenaga kerja dan

peralatan dapat dirangkum pada gambar berikut.

Dalam prosesnya, tiap-tiap kategori estimasi harus secara hati-hati dipersiapkan dari

tingkat estimasi konseptual sampai pada estimasi detail untuk memperoleh keakuratan

estimasi biaya konstruksi. Keakuratan estimasi biaya konstruksi seharusnya meningkat

sesuai dengan perubahan proyek, dari perencanaan, desain hingga estimasi akhir pada

saat penyelesaian proyek. Hal ini bisa diprediksi dari estimasi konseptual yang akan

membentuk batasan, dengan tingkat keakuratannya relatif luas terhadap nilai kontrak

proyek konstruksi, karena tidak semua gambaran desain dan detail disebutkan selama

perencanaan awal (Sudiarta, 2011).

Perencanaan biaya untuk suatu proyek adalah prakiraan keuangan yang

merupakan dasar untuk pengendalian biaya proyek serta aliran kas proyek tersebut.

Pengembangan dari hal tersebut diantaranya adalah fungsi dari estimasi biaya,

anggaran, aliran kas, pengendalian biaya, dan profit proyek tersebut (Chandra, et al.,

2003). Estimasi biaya konstruksi memberikan indikasi utama yang spesifik dari total

biaya proyek konstruksi. Estimasi biaya (cost estimate) digunakan untuk mencapai

suatu harga kontrak sesuai persetujuan antara pemilik proyek dengan kontraktor,

menentukan anggaran, dan sekaligus mengendalikan biaya proyek.

6
Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek dapat mencapai jumlah yang sangat

besar dan tertanam dalam kurun waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu

dilakukan identifikasi biaya proyek dengan tahapan perencanaan biaya proyek sebagai

berikut : (Husen, 2009)

1. Tahapan pengembangan konseptual, biaya dihitung secara global berdasarkan

informasi desain yang minim. Dipakai perhitungan berdasarkan unit biaya

bangunan berdasarkan harga per kapasitas tertentu.

2. Tahapan desain konstruksi, biaya proyek dihitung secara agak detail berdasarkan

volume pekerjaan dan informasi harga satuan.

3. Tahapan pelelangan, biaya proyek dihitung oleh beberapa kontraktor agar didapat

penawaran terbaik, berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang cukup

dalam usaha mendapatkan kontrak pekerjaan.

4. Tahapan pelaksanaan, biaya proyek pada tahapan ini dihitung lebih detail

berdasarkan kuantitas pekerjaan, gambar shop drawing dan metode pelaksanaan

dengan ketelitian yang lebih tinggi. Untuk menentukan biaya suatu unit

pekerjaan sebagai bagian dari kegiatan proyek, dilakukan estimasi biaya.

Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan

memerlukan analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. Estimasi

biaya mempunyai dampak pada kesuksesan proyek dan perusahaan. Keakuratan

dalam estimasi biaya tergantung pada keahlian dan kerajinan estimator dalam

mengikuti seluruh proses pekerjaan dan sesuai dengan infomasi terbaru. Proses

analisis biaya konstruksi adalah suatu proses untuk mengestimasi biaya langsung

yang secara umum digunakan sebagai dasar penawaran. Salah satu metoda yang

digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi adalah menghitung

secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien untuk

7
analisis biaya bahan dan upah kerja. Saat ini para estimator di Indonesia masih

banyak mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang ditetapkan

tanggal 28 Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda.

Sudah ada upaya yang dilakukan oleh Puslitbang Pemukiman, Departemen

Kimpraswil untuk memperbaharui BOW tersebut dengan membuat Standar Nasional

Indonesia (SNI), meskipun belum mencakup seluruh jenis pekerjaan. Pada kedua

acuan tersebut yang dicantumkan adalah nilai-nilai indeks atau koefisien yang

didefinisikan sebagai faktor pengali pada perhitungan biaya bahan dan upah ketja

tukang pada setiap satuan jenis pekerjaan. Metoda ini dapat dilakukan apabila

rencana gambar teknis dan persyaratan teknis telah tersedia sehingga volume

pekerjaan dapat dihitung.

Pada awalnya estimasi biaya penawaran yang menggunakan panduan tersebut

adalah untuk menstandarkan harga bangunan berdasarkan kualitas bangunan yang

sarna. Hal ini sangat membatasi para estimator apabila harus memperhitungkan

berbagai faktor resiko yang berbeda pada setiap daerah. Resiko ketidak-seragaman

ketrampilan tukang, bervariasinya mutu bahan di setiap daerah, kendala-kendala

teknis lainnya yang mempengaruhi pemilihan metoda konstruksi dan lain sebagainya

adalah merupakan faktor yang berpengaruh secara signifikan pada estimasi biaya

penawaran. Faktor resiko tersebut yang menyebabkan nilai indeks juga berbeda.

Padahal nilai indeks yang tercantum dalam SNI maupun BOW masih menganut nilai

tunggal. Perbedaan-perbedaan inilah yang selanjutnya akan dikaji lebih dalam dalam

studi ini. Atas dasar inilah yang menjadi pertimbangan mengapa pengkajian indeks

biaya perlu dilakukan. Hal ini penting untuk dipelajari guna untuk melihat

sejauhmana aplikasi penggunaan SNI Analisa Biaya Kontruksi Untuk Bangunan

Gedung dan apabila terdapat perbedaan berapa besar perbedaan tersebut.

8
Hal lain yang perlu dipelajari pula dalam kegiatan ini adalah pengaruh

produktivitas kerja dari para tukang yang melakukan pekerjaan sama yang berulang.

Hal ini sangat penting mengingat bahwa efisiensi pekerjaan juga dipengaruhi dengan

faktor pembelajaran atau learning effect sehingga kebutuhan waktu pelaksanaan

pekerjaan pada waktu pertama kali pekerjaan dilakukan akan berbeda dengan

pelaksanaan yang kedua dan seterusnya. Hal ini tentu saja dapat mempengaruhi

jumlah biaya konstruksi yang diperlukan apabila tingkat ketrampilan tukang dan

kebiasaan tukang berbeda.

Selain kedua hal tersebut diatas, juga perlu dikaji produktivitas kerja yang

diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, dengan cara membuat model pekerjaan

pada konstruksi bangunan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui jumlah

waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan mengamati kendala-

kendala teknis dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat diukur faktor pengaruh

lain yang harus diperhitungkan pada estimasi biaya pekerjaan

B. Pihak yang terkait dengan Biaya Estiamasi Kontruksi

Rencana Anggaran Biaya ini berada pada proposal biaya di luar proposal teknis

yang merupakan kelengkapan administrasi sebuah perusahaan jasa konstruk.Selain itu

juga RAB merupakan perkiraan yang dibuat sebelum pelaksanaan suatu proyek fisik

dimulai. Yang dibuat oleh :

1. Pemilik (owner)

Adalah pihak yang berada dalam posisi pemberi tugas, pihak inilah yang

nantinya memiliki/mengguanakan bangunan tersebut, syarat menjadi seorang

owner yaitu:

o Memiliki tanah

o Memiliki dana/modal

9
o Memiliki surat keputusan otoritas

Owner memiliki beberapa kewajiban yang harus dilakukan , yaitu :

1. Membayar onkos bangunan

2. Honororium perencana

3. Honororium direksi

4. Harga banguanan ditambah keuntungan pemborong

5. Mengurus izin bangunan

6. Menunjukkan atau menentukan perencanaan, direksi, dan pemborong

7. Menandatangani kontrak

8. Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan

Selain itu hak sebagai owner meliputi:

o Memperoleh izin bangunan

o Memperoleh desain bangunan

o Memperoleh fisik bangunan

o Memperoleh bangunan pengawas

Manfaat Estmiasi biaya bagi pemilik (owner)

a) Sebagai dasar untuk meyediakan biaya untuk mewujutkan keinginanya

b) untuk membangun.

c) Sebagai dasar untuk menyediakan biaya proyek atau investasi.

d) Sebagai dasar untuk menetapkan besarnya biaya bagi jasa perencanaan

e) Sebagai dasar dalam menentukan mengevaluasi biaya penawaran calon

f) kontraktor yang mengajukan penawaran

2. Konsultan

10
Adalah pihak yang berada pada posisi penerima tugas perencanaan, oleh

karena itu pihak ini harus ahli dalam hal perencanaan bangunan, syarat sebagai

konsultan:

o Berbentuk perorangan atau badan hokum

o Ahli baangunan sehingga bias mewujudkan keinginan principal

Ada beberapa kewajiban yang harus dilakukan oleh seorang konsultan dalam

melakukan pekerjaannya, yaitu:

a. Perencanaan berkewajiban untuk mewujudkan keinginan/ide principal

kedalam bentuk perencanaan (desain) baik dari segi konstruktif, arsitektoris,

ekonomis dan fungsional

b. Perencanaan berkewajiban mengumpulkan data dan syarat-syarat yang ada

kaitannya dengan tugas tersebut

c. Perencanaan berkewajiban mendampingi principal dalam seleksi pemborong

dan pengawas.

Sebagai konsultan memiliki hak yaitu mendapatkan honorium sesuai dengan

ketentuan/perjanjian.

Manfaat Estmiasi biaya bagi konsultan

a. Sebagai dasar dalam membuat perencanaan proyek sesuai dengan keinginan

pemilik.

b. Sebagai dasar menetapkan perkiraan biaya proyek dalam merealesasikan

c. Sebagai dasar dalam mengevaluasi biaya penawaran oleh calon kontraktor.

3. Kontraktor

Adalah pihak yang juga sebagai penerima tugas dari principal tapi dalam hal

mewujudkan fisik bangunan lapangan. Syarat untuk menjadi kontraktor yaitu:

a. Memiliki modal

11
b. Memiliki tenaga ahli

c. Memiliki peralatan

d. Bersifat perorangan/badan hukum

Seorang kontraktor memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan, yaitu:

a. Mewujudkan fisik bangunan sesuai dengan bestek/gambar bestek dalam selang

waktu yang sudah ditetapkan.

b. Tunduk dari direksi sepanjang tidak bertentangan dengan pelaksanaan bestek.

c. Membuat laporan tentang perkembangan pekerjaan pada direksi.

d. Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

Selain memiliki kewajiban yang harus dilaksanakan seorang kontraktor

memiliki hak yaitu menerima kembali biaya bangunan ditambah dengan

keuntungan tepat pada waktunya sesuai dengan ketentuan/perjanjian.

Manfaat Estmiasi biaya bagi konsultan

a. Sebagai dasar dalam menetapkan besarnya biaya penawaran dalam

pelelangan.

b. Sebagai acuan dalam menetapkan besarnya biaya pelaksanan pekerjaan

c. Sebagai dasar dalam negosiasi dengan sub kontraktor yang akan ikut

serta dalam pelaksanaan pekerjaan.

d. Sebagai dasar dalam menetapkan keuntungan.

Pada tahap perencanaan sangat penting untuk memperhatikan perkiraan biaya

untuk membangun proyek karena memiliki fungsi dengan spektrum yang amat

luas bagi masing- masing organisasi peserta proyek dengan penekanannya

yang berbeda-beda. Bagi pemilik, angka yang menunjukkan jumlah perkiraan

biaya akan menjadi salah satu patokan untuk menentukan kelanjutan investasi.

Untuk kontraktor, keuntungan financial yang akan diperoleh tergantung kepada

12
seberapa jauh kecakapannya membuat perkiraan biaya, bila penawaran harga

yang diajukan terlalu tinggi kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan

akan mengalami kekalahan, sebaliknya bila memenangkan lelang dengan harga

terlalu rendah akan mengalami kesulitan di belakang hari. Untuk konsultan,

angka tersebut diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik

untuk berbagai kegunaan sesuai perkembangan proyek dan sampai derajat

tertentu, kredibilitasnya terkait dengan kebenaran atau ketepatan angka-angka

yang diusulkan (Soeharto, 1997).

C. Struktur Organisasi Penyelenggara Proyek

Dalam melaksanakan suatu pembangunan terdapat dua badan pengelola, yaitu :

1) Konsultan Perencana

Adalah suatu bentuk badan usaha atau perorangan yang bergerak dan menjalankan

usahanya dalam bidang jasa konsultan perencana dan pengawasan.

Jenis-jenis pelayanan konsultan perencana antara lain :

a) Perencanaan umum

b) Jasa survey

c) Study kelayakan

d) Perencanaan teknik

e) Pengawasan

f) Manajemen

g) Penelitian

2) Kontraktor (pemborong)

Adalah suatu badan usaha atau perorangan yang melaksanakan pekerjaan

pembangunan dilapangan sesuai dengan kontrak kerja.

13
Keterkaitan antara Konsultan dengan Kontraktor adalah :

Konsultan dan kontraktor bersama-sama dalam mewujudkan suatu keinginan principal

dalam hal perencanaan yang dibuat konsultan dan mewujudkan fisiknya oleh

kontraktor yaitu dengan melaksanakan pekerjaan tersebut. Disamping saling

koordinasi dan kerjasama dalam pelaksanaan maupun pengawasan mereka juga

mendapatkan haknya dari principal yaitu honorium yang sesuai dengan ketentuannya.

D. Dokumen Proyek

Dalam pembangunan suatu proyek, perlu adanya suatu aturan main/hukum yang

mengikat yang harus ditaati antara Pemberi Tugas/Pemilik Proyek, Konsultan

(Perencana/Manajemen Konstruksi/Quantity Surveyor/Perijinan) dan Kontraktor

(Direct Contract/Nominated Sub Contraktor), aturan main tersebut biasa disebut

dengan dokumen pelaksanaan proyek. Saya coba merangkum pengertian dokumen

pelaksanaan proyek.

Fungsi Dokumen Pelaksanaan Proyek bagi para pihak yang terlibat dalam suatu

proyek secara garis besar adalah :

1) Bagi Pemilik Proyek

Sebagai acuan bagi Pemilik Proyek didalam hal melaksanakan semua Tugas dan

Kewajibannya yang meliputi :

● Melakukan penyerahan lapangan/lahan pekerjaan

● Melakukan pembayaran sesuai ketentuan

● Melakukan perubahan kontrak (Amandemen) – bila diperlukan

● Mengenakan denda

14
2) Bagi Kontraktor / Supllier

Sebagai acuan bagi Kontraktor didalam melaksanakan semua Tugas dan

Kewajibannya yang meliputi :

o Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadual yang telah

ditetapkan

o Melaporkan kemajuan pekerjaan secara periodik

o Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai waktu yg telah ditetapkan.

o Melakukan pemeliharaan pekerjaan

3). Bagi Konsultan

Sebagai acuan bagi Konsultan dalam membantu Pemilik Proyek didalam hal

o Melakukan pengawasan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor sehingga

sesuai dengan mutu dan waktu yang telah ditetapkan.

o Melakukan opname pekerjaan yang sudah layak dibayarkan kepada

kontraktor sesuai ketentuan.

o Mencari solusi pemecahan permasalahan seperti keterlambatan pekerjaan,

adanya gangguan-gangguan lingkungan dsb.

o Melakukan perhitungan perubahan kontrak

o Melakukan Justifikasi perubahan waktu pelaksanaan

o Melakukan administrasi kontrak dll.

1. Dokumen Lelang

Adalah dokumen yang dipergunakan peserta lelang sebagai acuan untuk

mengajukan penawaran harga lelang. Dokumen Lelang ( DL ) terdiri atas :

a. Gambar Lelang

15
Gambar design Konsultan Perencana yg dipakai sebagai acuan didalam proses

pelelangan untuk pengajuan penawaran harga. Gambar lelang umumnya sesuai

dengan Paket Pekerjaan yg dilelangkan, adapun gambar yang lazim adalah

gambar Struktur, gambar Arsitektur & gambar Mekanikal/Elektrikal/Plumbing,

Landscape dan lain-lainnya, tergantung jenis paket pekerjaan yang dilelangkan.

b. Spesifikasi Teknis

Dokumen produk Konsultan Perencana yg memuat ketentuan-ketentuan

mengenai jenis material, metode pengerjaan, syarat-syarat yang dipergunakan

dalam pelaksanaan pekerjaan dan peraturan-peraturan bahan yang digunakan.

c. Spesifikasi Umum

Dokumen produk Konsultan Perencana / QS yang memuat batasan, pengertian,

peristilahan yang digunakan, hak, kewajiban, tanggung jawab, sangsi,

penyelesaian perselisihan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dalam pelaksanaan kontrak bagi para pihak ( Pihak Penerima Tugas dan Pemberi

Tugas).

d. Bill of Quantity

Uraian singkat pekerjaan yg akan dilaksanakan yang biasanya berupa tabel yang

berisi item pekerjaan, satuan pekerjaan, volume / quantitas, harga satuan dan

total harga termasuk perhitungan Pajak Pertambahan Nilai ( PPN ) & pajak lain

yang berlaku.

e. Berita Acara Rapat Penjelasan Lelang ( Aanwijzing )

Notulen rapat yang berisi penjelasan-penjelasan administrasi/teknis dan ditanda

tangani bersama antara Panitia Pelelangan, Konsultan Perencana, konsultan QS,

Pemilik Proyek dan Wakil-wakil peserta lelang. Ada beberapa hal utama dalam

16
Rapat Penjelasan Lelang (RPL) yang harus dijelaskan kepada peserta lelang

yaitu :

1) Aspek Administrasi, Aspek-aspek utama yang perlu dijelaskan antara lain :

o Metode Pelelangan

o Cara penyampaian Surat Penawaran

o Dokumen-dokumen yang harus dilampirkan dalam dokumen

penawaran.

o Undangan acara pembukaan dokumen penawaran

o Metode evaluasi

o Hal-hal yang menggugurkan penawaran

o Sistem kontrak yang digunakan

o Ketentuan dengan cara sub kontrak sebagian pekerjaan

o Bes aran dan masa berlaku jaminan penawaran

2) Aspek Teknis, Hal-hal utama yang perlu dijelaskan antara lain

o Penjelasan terhadap lingkup dan jenis pekerjaan.

o Penjelasan gambar-gambar terutama yg terkait dengan paket pekerjaan

yang lain.

3) Peninjauan Lapangan.

Kegiatan peninjauan lokasi proyek dan penjelasan serta informasi penting

yang berkaitan dengan lokasi proyek.

4). Dokumen tambahan / Addenda.

Penjelasan-penjelasan atau perubahan serta perbaikan dari dokumen lelang,

baik secara tertulis maupun dalam bentuk gambar dan bersifat mengikat

dalam pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan nantinya.

17
f. Addendum Dokumen Lelang ( Bilamana ada ).

Dokumen perubahan terhadap gambar lelang, spesifikasi teknis, spesifikasi

umum dan Bill of Quantity yang sudah diserahkan kepada Peserta Lelang pada

saat pengambilan Dokumen Lelang.

g. Berita Acara Rapat Klarifikasi / Negosiasi.

Berisi kesepakatan-kesepakatan baik dari aspek administrasi, teknis / lingkup

pekerjaan, biaya dan waktu penyelesaian.

2. Dokumen Kontrak

Adalah seluruh dokumen yang digunakan sebagai dasar perikatan kontrak

antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor Pelaksana Pekerjaan yang juga

merupakan acuan bagi para pihak didalam melaksanakan pekerjaan.

Dokumen Kontrak tersebut meliputi :

1. Seluruh Dokumen Lelang

2. Surat Perintah Kerja

3. Surat Perjanjian Kontrak yang disahkan menjadi Dokumen Kontrak.

a) SPK (Surat Perintah Kerja)

Adalah Surat Perintah Kerja ( SPK ) yang diberikan oleh Pemilik Proyek /

Owner kepada kontraktor pemenang lelang untuk melaksanakan pekerjaan.

Pemenang lelang membubuhkan tanda tangannya pada

SPK tersebut sebagai persetujuan sanggup melaksanakan perintah tersebut

sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

18
Pada garis besarnya SPK berisi :

o Tugas dan lingkup pekerjaan

o Tanggal mulai dan berakhirnya pekerjaan

o Harga borongan pekerjaan

o Cara pembayaran

Catatan :

“ Pasal-pasal lain yang dituangkan dalam Surat Perjanjian Pemborongan”

b) Surat Perjanjian Kontrak

Adalah Surat Perikatan/Perjanjian antara dua pihak yaitu Pihak Pemberi

Tugas/Owner dengan Pihak Penerima Tugas/Pemborong sekurang-

kurangnya memuat ketentuan sebagai berikut :

o Para pihak yang menandatangani kontrak meliputi nama,jabatan dan alamat

Pokok pekerjaan yang diperjanjikan dengan uraian yang jelas mengenai

jenis dan jumlah barang / jasa yang diperjanjikan.

o Hak dan kewajiban para pihak yang terikat didalam perjanjian

o Nilai atau harga kontrak pekerjaan serta syarat – syarat pembayaran.

o Persyaratan dan spesifikasi teknis yang jelas dan terinci

o Tempat dan jangka waktu penyelesaian / penyerahan dengan disertai jadual

waktu penyelesaian / penyerahan yang pasti serta syarat-syarat

penyerahannya.

o Jaminan teknis/hasil pekerjaan yang dilaksanakan dan / atau ketentuan

mengenai kelaikan.

o Ketentuan mengenai cidera janji dan sanksi dalam hal para pihak tidak

memenuhi kewajibannya

19
o Ketentuan mengenai pemutusan kontrak secara sepihak

o Ketentuan mengenai keadaan memaksa

o Ketentuan mengenai kewajiban para pihak dalam hal terjadi kegagalan

dalam pelaksanaan pekerjaan.

o Ketentuan mengenai perlindungan tenaga kerja

o Ketentuan mengenai bentuk dan tanggung jawab gangguan lingkungan

o Ketentuan mengenai penyelesaian pekerjaan

c) Gambar Kontrak.

Gambar lelang dan Addendum gambar lelang yang disahkan sebagai dasar

perikatan kontrak antara Pemberi Tugas dengan Kontraktor dan juga sebagai

acuan bagi para pihak dalam melaksanakan pekerjaan.

3. Dokumen Lapangan

Adalah seluruh dokumen yang dibuat selama pelaksanaan pekerjaan di

lapangan yang meliputi :

a. Shop drawing / gambar detail pelaksanaan

Adalah gambar detail pelaksnaan yang harus dibuat oleh kontraktor sebelum

melaksanakan setiap bagian konstruksi tertentu dari gambar kontrak /

construction drawing dan bersifat tidak menimbulkan dampak perubahan

biaya.

b. Approval / persetujuan material

Adalah surat persetujuan yg ditanda tangani oleh Konsultan Pengawas/CM dan

diketahui oleh Konsultan Perencana serta Pemilik Proyek atas material yang

diusulkan oleh kontraktor sebelum dilaksankaan pemesanan / pengadaannya

sesuai dengan spesifikasi teknis yang telah ditentukan.


20
c. Metode pelaksanaan

Adalah uraian rencana kerja yang dibuat oleh kontraktor pelaksana.

d. Change / variation order (Pekerjaan Perubahan)

Adalah pekerjaan perubahan yg diakibatkan adanya perubahan (Pekerjaan

Perubahan) CM yang telah disetujui oleh CM dan Pemberi Tugas untuk

dilaksanakan oleh kontraktorsebagai pekerjaan tambah/kurang.

e. Master Schedule

Adalah grafik hubungan antara waktu dan bobot pekerjaan yang berfungsi

untuk memonitor kemajuan pekerjaan.

f. Program K-3

Adalah peraturan yang bertujuan untuk menjamin terjadinya kesehatan dan

keselamatan kerja bagi pekerja selama berlangsungnya proyek

g. As Build Drawing

Adalah gambar yang dibuat sesuai dengan pekerjaan yg telah dilaksanakan

dilapangan.

h. Construction Drawing

Adalah gambar produk konsultan perencana pada fase setelah pelelangan yg

berstatus sebagai gambar penjelasa atau gambar perubahan terhadap gambar

lelang / gambar kontrak.

21
BAB II

JENIS JENIS BIAYA PROYEK

Biaya konstruksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan suatu proyek.

Kebijakan pembiayaan biasanya dipengaruhi oleh kondisi keuangan perusahaan yang

bersangkutan. Bila kondisi keuangan tidak dapat menunjang kegiatan pelaksanaan

proyek, dapat ditempuh dengan cara menurut Ariyanto (2003), yaitu:

a. Peminjaman kepada bank atau lembaga keuangan untuk keperluan pembiayaan

secara tunai agar dapat menekan biaya, namun harus membayar bunga

pinjaman

b. Tidak meminjam uang, namun menggunakan kebijakan kredit barang atau jasa

yang diperlukan. Dengan menggunakan cara ini akan dapat menghindari bunga

pinjaman, namun harga yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan cara tunai.

22
Perhitungan biaya proyek sangat penting dilakukan dalam mengendalikan sumber

daya yang ada mengingat sumber daya yang ada semakin terbatas. Untuk itu, peran

seorang cost engineer ada dua yaitu, memperkirakan biaya proyek dan mengendalikan

(mengontrol) realisasi biaya sesuai dengan batasan-batasan yang ada pada estimasi.

Biaya konstruksi dibagi menjadi 2, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung.

A. Biaya langsung

Biaya langsung merupakan seluruh biaya yang berkaitan langsung dengan fisik

proyek, yaitu meliputi seluruh biaya dari kegiatan yang dilakukan diproyek (dari

persiapan hingga penyelesaian) dan biaya mendatangkan seluruh sumber daya

yang diperlukan oleh proyek tersebut. Biaya langsung dapat dihitung dengan

mengalikan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan. Biaya langsung ini

juga biasa disebut dengan biaya tidak tetap (variable cost), karena sifat biaya ini

tipa bulannya jumlahnya tidak tetap, tetapi berubah-ubah sesuai dengan kemajuan

pekerjaan. Secara garis besar, biaya langsung pada proyek konstruksi sesuai

dengan definisi di atas dibagi menjadi lima (Asiyanto, 2005) Biaya bahan/

material, Biaya upah kerja (tenaga), Biaya alat, Biaya subkontraktor, Biaya lain-

lain

• Biaya material

Biaya material adalah biaya pembelian material, hingga material tersebut tiba

di lokasi proyek. Biaya material merupakan kombinasi harga material ditambah

dengan ongkos pengangkutannya sampai pada lokasi proyek. Agar dapat

diperoleh biaya tersebut, maka harus diketahui harga pembelian material dan

biaya pemindahannya ke lokais pekerjaan.

• Biaya tenaga kerja

23
Estimasi komponen tenaga kerja merupakan aspek paling sulit dari keseluruhan

analisis biaya konstruksi. Faktor berpengaruh yang harus diperhitungkan antara

lain: kondisi tempat kerja, keterampilan, lama waktu kerja, kepadatan

penduduk, persaingan, produktivitas dan indeks biaya hidup setempat. Satuan

tenaga kerja dinyatakan dalam rupiah perjam-orang, rupiah perhari-orang,

rupiah perminggu-orang dan lain-lain.

• Biaya peralatan

Estimasi biaya peralatan termasuk pembelian atau sewa, mobilisasi,

demobilisasi, memindahkan, transportasi, memasang, membongkar dan

pengoperasian selama konstruksi berlangsung.

Biaya lain-lain biasanya relatif kecil, tetapi bila jumlahnya cukup berarti untuk

dikendalikan dapat dirinci, menjadi misalnya:

• Biaya persiapan dan penyelesaian

• Biaya overhead proyek

• Dan seterusnya

A. Biaya tak langsung

Biaya tidak langsung merupakan seluruh biaya yang terkait secara tidak langsung,

yang dibebankan kepada proyek. Biaya ini biasanya terjadi diluar proyek namun

harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya ini meliputi

antara lain biaya pemasaran, biaya overhead di kantor pusat/ cabang (bukan

overhead kantor proyek), pajak (tax), biaya resiko (biaya tak terduga) dan

keuntungan kontraktor.

Nilai keuntungan kontraktor pada umumnya dinyatakan sebagai persentase dari

seluruh jumlah pembiayaan. Nilainya dapat berkisar 8%-12%, yang mana sangat

tergantung pada seberapa kehendak kontraktor untuk meraih pekerjaan sekaligus

24
motivasi pemikiran pantas tidaknya untuk mendapatkannya. Pada prinsipnya

penetapan besarnya keuntungan dipengaruhi oleh besarnya resiko atau kesulitan-

kesulitan yang akan dihadapi dan sering kali tidak nampak nyata. Sebagai contoh,

keterlambatan pihak pemberi tugas dalam melaksanakan tugas untuk membayar

pekerjaan, dan sebagainya.

Biaya tidak langsung ini tiap bulan besarnya relatif tetap dibanding biaya

langsung, oleh karena itu juga sering disebut dengan biaya tetap (fix cost). Biaya

tetap perusahaan ini didistribusikan pembebanannya kepada seluruh proyek yang

sedang dalam pelaksanaan. Oleh karena itu setiap menghitung biaya proyek selalu

ditambah dengan pembebanan biaya tetap perusahaan (dimasukkan dalam mark

up proyek). Biasanya pembebanan biaya ini ditetapkan dalam presentase dari

biaya langsung proyeknya. Biaya ini walaupun sifatnya tetap, tetapi tetap harus

dilakukan pengendalian, agar tidak melewati anggarannya

Biaya tidak langsung dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu:

• Biaya overhead

Biaya overhead adalah biaya tambahan yang harus dikeluarkan dalam

pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan namun tidak berhubungan langsung

dengan biaya bahan, peralatan, dan tenaga kerja. Biaya overhead umumnya

terbagi 2, yaitu biaya overhead umum dan biaya overhead proyek.

- Biaya umum

Biaya umum atau lazim disebut overhead cost adalah gaji personil tetap

kantor pusat dan lapangan; pengeluaran kantor pusat seperti sewa kantor

pusat, telepon, dan sebagainya; perjalanan beserta akomodasi; biaya

dokumentasi; bunga bank; biaya notaris; peralatan kecil dan material

25
habis pakai. Biaya overhead umum ini dapat diambil dari keuntungan

yang ditetapkan pada satu proyek

- Biaya proyek

Pengeluaran yang dibebankan pada proyek tetapi tidak dimasukkan pada

biaya material, upah kerja, atau peralatan, yaitu: bangunan kantor,

lapangan beserta perlengkapannya; biaya telepon kantor lapangan;

kebutuhan akomodasi lapangan seperti listrik, air bersih, air minum,

sanitasi, dan sebagainya; jalan kerja dan parkir, batas perlindungan dan

pagar di lapangan.

• Keuntungan atau profit.

• Contingency

Biaya tak terduga adalah salah satu biaya tak langsung, yaitu biaya untuk

kejadian-kejadian yang mungkin terjadi atau mungkin tidak. Misalnya

naiknya muka air tanah, banjir, longsornya tanah dan sebagainy. Pada

umumnya biaya ini diperkirakan antara 0,5 sampai 5 % dari biaya total

proyek. Yang termasuk dalam kondisi kontigencies adalah sebagai

berikut :

- Akibat kesalahan

Kesalahan dalam desaign, kesalahan dalam metode pelaksanaan

sehingga mengharuskan membongkar dan membuat yang baru

- Akibat bencana alam

Bencana alam, misalkan tanah longsor, kebakaran, banjir bandang,

erupsi gunung, dan lainnya,

26
Bagan Alur Tahapan Proyek Konstruksi Terkait Dengan Estimasi Biaya

Dari bagan alur tersebut, dijelaskan jenis cost 1,2 dan 3 yaitu :

• Cost 1 : adalah biaya proyek secara kasar untuk keperluan analisis

ekonomi dalam study kelayakan

• Cost 2 : adalah biaya proyek semi detail untuk keperluan penyediaan

dana (budgeting bagi Owner)

• Cost 3 : adalah biaya proyek secara detail yang bersifat definitif (Nilai

kontrak), yaitu pertemuan angka antara Owner estimate dan Bid price

kontraktor

Menurut L.R Dysert, estimasi biaya merupakan prediksi biaya-biaya yang

mungkin terjadi dari suatu proyek dengan ruang lingkup yang sudah diberikan,

di mana proyek harus diselesaikan di lokasi yang telah ditentukan dan waktu

yang telah ditetapkan. Menurut National Estimating Society (USA), estimasi

27
biaya ialah pekerjaan analisa biaya yang menyangkut pengkajian biaya

kegiatan-kegiatan proyek terdahulu yang akan dipakai sebagai bahan untuk

menyusun cost.

Di dalam dunia konstruksi, estimasi biaya adalah bagian yang sangant penting.

Estimasi biaya digunakan oleh konsultan untuk menyusun budget bagi

klien/owner, yang kemudian akan digunakan sebagai bench mark. Estimasi

juga digunakan untuk alasan monetary, bagi dasar perhitungan kebutuhan

finding kepada institusi finansial. Selain itu estimasi biaya digunakan oleh

kontraktor dalam antisipasi memenangkan kontrak proyek (bid estimate). Jika

proyek berlanjut, estimasi juga dibuat untuk menghitung actual budget yang

mana akan digunakan sebagai salah satu management tool proyek. Sebagai

tambahan, fungsi estimasi biaya dalam dunia konstruksi, menurut Pratt, ialah:

a. Untuk melihat apakah perkiraan biaya konstruksi dapat terpenuhi oleh

biaya yang ada.

b. Untuk mengatur aliran dana ketika pelaksanaan konstruksi sedang

berjalan.

c. Untuk kompetensi pada saat proses penawaran. Estimasi biaya

berdasarkan spesifikasi dan gambar kerja yang disiapkan owner, harus

menjamin bahwa pekerjaan akan terlaksana dengan tepat dan kontraktor dapat

menerima keuntungan yang layak.

Estimasi biaya merupakan area dari kegiatan engineering dimana pengalaman

dan perimbangan teknis dipakai dalam pengaplikasian ilmu pengetahuan

khususnya masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya. Estimator harus

mengetahui alur dan proses proyek secara spesifik, untuk mempersiapkan tipe

estimasi yang akan dilakukan secara tepat. Langkah berikut ialah mengerti

28
bagaimana proses proyek yang akan dibangun atau metode pembangunannya.

Dari mulai preliminary, engineering desain, sampai pengadaan, hingga tahap

konstruksi, lalu start-up dan close-up. Hal tersebut ialah kunci dari estimasi

biaya suatu proyek yang sukses.

Menurut Barrie dan Paulson, keakuratan estimasi biaya tahap konseptual

dipengaruhi langsung oleh keahlian dan pengalaman estimator dalam

menganalisa rencana proyek yang minim akan informasi dan data. Tingkat

akurasi dalam estimasi biaya merupakan hal yang penting terutama pada tahap

awal estimasi. Tingkat akurasi merupakan suatu tingkatan dari pengukuran

atau perhitungan yang bervariasi terhadap nilai aktual yang terjadi. Akurasi

dari suatu estimasi merupakan suatu indikasi dari tingkatan perkiraan biaya

terhadap realisasi biaya proyek yang dikeluarkan pada saat proyek selesai.

Menurut Dan E. Schottlander, mengapa estimasi yang akurat itu penting

karena tanpa keakurata, pembuatan keputusan yang efektif hanyalah sebuah

kompromi. Oleh karena itu, diperlukan persiapan bagi pencapaian perhitungan

estimasi biaya yang akurat, sebagai berikut: menganalisa pekerjaan, mereview

dokumen, mengetahui lingkup pekerjaan, mengunjungi site proyek, mengerti

metode konstruksi yang akan dipakai, membuat perkiraan layout, engineering

check (gambar teknik, pricing bahan, dan lain-lain), membuat jadwal

pembuatan estimasi, mengetahui sub kontraktor dan vendor, mengetahui faktor

resiko, allowance, porsi pricing, dan mark up.

B. Tahapan Estimasi Biaya

Estimasi biaya dilakukan beberapa kali selama perencanaan maupun saat proyek

berlangsung. Estimasi pada tiap tahap, akan sangat mempengaruhi performa

estimasi tahap berikutnya. Pada tahap pertama, estimasi biaya dipergunakan untuk

29
mengetahui berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek atau

investasi, selanjutnya estimasi biaya berkembang, yaitu memiliki fungsi dengan

spektrum yang amat luas dalam merencanakan dan mengendalikan sumber daya

seperti material, tenaga kerja, pelayanan, maupun waktu.

1. Estimasi untuk perencanaan konseptual

Estimasi pada tahap ini hanya berdasar pada informasi atau parameter yang

sangat general seperti, ukuran konstruksi, mutu konstruksi yang diantisipasi,

serta kegunaan bangunan. Pada estimasi tahap konseptual ini, owner harus

menyediakanscope document, yang berfungsi sebagai basis dari mana estimasi

tersebut dijalankan. Estimasi biaya konseptual digunakan untuk menentukan

fisibilitas proyek dan mengembangkan project financing. Ekspektasi akurasi

pada estimasi tahap ini ialah ±15 sampai 20%

2. Estimasi untuk studi kelayakan

Menggunakan informasi desain pendahuluan dan setelah lingkup proyek

terdefinisi secara jelas, suatu estimasi untuk studi kelayakan dapat disiapkan.

Item-item utama yang dibutuhkan dapat dicari biayanya dan menjadi input bagi

estimasi. Dengan identifikasi lingkup proyek yang lebih baik tersebut,

ekspektasi akurasi meningkat menjadi ±10 sampai 15%.

3. Estimasi untuk engineering dan desain

Berdasarkan pada dokumen desain level skematik, kebutuhan utama proyek

dapat diukur secara kuantitatif, dan tipe konstruksi dapat ditentukan.

Contohnya kuantitas baja dalam ton, super struktur menggunakan baja atau

beton. Suatu estimasi dengan tingkat akurasi ±5 sampai dengan 10% dapat

disediakan pada tahap ini.

4. Estimasi untuk konstruksi

30
Ini merupakan perhitungan biaya berdasarkan set lengkap dari dokumen

kontrak. Estimasi untuk konstruksi dapat dibuat berdasarkan biaya rata-rata

historis atau dengan mendata pekerja serta pekerjaan dan menghitung biaya

produksi.Metode yang digunakan bergantung pada tipe konstruksi.Seperti

contohnya, konstruksi tipe gedung lebih banyak menggunakan data historis

untuk perhitungannya, sementara konstruksi jalan raya biasanya mengacu

pada produktivitas pekerjaan. Dalam tahap ini, ekspektasi akurasi ialah

±5%.

5. Estimasi untuk change order

Estimasi ini dilakukan pada saat proyek telah berjalan yang diakibatkan oleh

perubahan pekerjaan yang diminta oleh Owner pada proyek.

Untuk tiap-tiap tahapan estimasi tersebut tingkat keakurasian bergantung

pada ketersediaan infromasi, sehingga keakurasian bertambah sesuai dengan

tingkatan tahapan proyek. Seperti pendapat Jamshid Sodikov, keaurasian

estimasi biaya meningkat seiring dengan berjalannya tahapan proyek yang

diakibatkan oleh bertambah detailnya informasi yang tersedia.

BAB III

PENYUSUNAN ESTIMASI BIAYA

A. Estimasi Biaya Kasar

Penyusunan anggaran biaya kasar memerlukan bahan-bahan antara lain gambar

prarencana, keterangan singkat mengenai bahan-bahan bangunan yang digunakan,

cara pembuatannya dan persyaratan pokok yang ditentukan. Faktor-faktor yang

mempengaruhi dalam penyusunan anggaran biaya kasar antara lain :

o Jenis dan ukuran bangunan

31
o Jenis kontruksi (berat atau ringan)

o Lokasi bangunan

Untuk menghitung anggaran biaya terlebih dahulu perlu disiapkan bahan-bahan yang

telah diuraikan termasuk data/catatancatatan mengenai harga bangunan sejenis yang

ada. Selanjutnya perlu ditetapkan ukuran pokok berdasarkan gambar prarencana

yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan untuk menentukan harga satuan

pekerjaan. Yang dimaksud dengan ukuran pokok dalam penulisan disini adalah untuk

bangunan gedung, yang dipakai sebagai ukuran pokok adalah luas lantai per m2, luas

atap per m2 atau sisi bangunan per m3 (jarang digunakan).

Perkiraan harga satuan yang digunakan baik untuk perhitungan luas lantai, maupun

isi bangunan, tergantung pada :

o Sifat atau bentuk bangunan yang meliputi : bangunan sederhana, bangunan

sedang atau baik, bangunan megah atau monumental.

o Jenis bangunan yang meliputi : bangunan gedung, rumah tinggal, kantor,

sekolah, gedung pertemuan dan sebagainya.

o Jenis Kontruksi yang meliputi : berat atau ringan dari kontruksi, gedung

o bertingkat/tidak bertingkat Jenis Bahan-bahan bangunan pokok yang digunakan

Untuk menentukan

o ukuran pokok dapat ditempuh beberapa cara, yaitu :

o Luas lantai (ukuran dalam, ukuran sumbu dan ukuran luar).

o Luas atap (ukuran berdasarkan denah bangunan termasuk tritisan)

o Isi bangunan, dihitung berdasarkan uas lantai dikalikan tinggi gedung.

32
Ukuran tinggi gedung dihitung dari tenggah-tengah kedalaman fondasi (separuh

tinggi pondasi dari alas pondasi sampai lantai) dengan tengah-tengah jarak antara

talang atau tritisan dan puncak bangunan. Ruang bawah (basement) dihitung penuh.

B. Anggaran Biaya Teliti

Bahan-bahan yang diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya teliti, antara lain :

o Peraturan dan syarat-syarat ( Bestek )

o Gambar rencana atau Gambar Bestek

o Buku analisa BOW.

o Peraturan-peraturan normalisasi yang bersangkutan

o Peraturan-peraturan bangunan Negara dan bangunan setempat.

o Syarat-syarat lain yang diperlukan.

Perhitungan yang dibuat untuk menyusun anggaran biaya teliti akan

menghasilkan suatu biaya atau harga bangunan dan dengan biaya atau harga tersebut

untuk pelaksanaan, bangunan akan terwujud sesuai dengan yang direncanakan. Oleh

karena itu anggaran biaya teliti harus disusun dengan teliti, rinci dan

selengkaplengkapnya. Sebelum mulai menghitung anggaran biaya teliti perlu

diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Semua bahan untuk menyusun anggaran biaya teliti supaya dikumpulkan dan diatur

dengan rapi.

a. Gambar-gambar rencana atau gambar bestek dan penjelasan atau keterangan

yang tercantum dalam peraturan dan syarat-syarat atau bestek, berita acara

atau risalah penjelasan pekerjaan harus selalu dicocokan satu sama lain.

b. Membuat catatan sebanyak mungkin yang perlu, baik mengenai gambar

bestek ataupun bestek.

c. Menentukan sistim yang tepat dan teratur yang akan dipakai dalam
33
perhitungan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

34
Sebagai upaya mengetahui proses perkembangan pembelajaran

sebagaimana yang dimaksud dalam diktat ini, kegiatan ini juga harus

dilaksanakan secara berstruktur.

Setelah pembaca mempelajari seluruh materi dalam diktat ini, kami

siapkan instrumen soal yang disajikan dalam poin soal. Adapun maksud

dan tujuan kegiatan evaluasi dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Untuk memberikan panduan kepada pembaca agar memiliki standar

kompetensi yang sama.

2. Untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pemahaman terhadap garis

materi yang dikembangkan dalam diktat ini.

3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan materi dalam diktat ini, sehingga

dapat dilakukan perbaikan dan penyesuaian dimasa yang akan datang.

4. Untuk memberikan masukan sebagai dasar perbaikan isi modul, strategi

penyampaian dan pelaksanaan pembelajaran.

Bagi pembaca yang sudah dapat menjawab benar sebanyak 85 % atau

lebih dariseluruh soal evaluasi, maka bagi pembaca berarti sudah dapat

mengembangkan pemahaman tentang materi pengertian metode Estimasi

biaya, mengetahui Jenis - jenis metode estimasi biaya dan mampu

menerapkan dalam penyusunan estimasi biaya kontstruksi. Kemudian

melanjutkan materi yang lain sesuai urutan kompetensi dasar selanjutnya.

B. Harapan

Diktat ini adalah salah satu bahan ajar mata pelajaran Estimasi Biaya Konstruksi,

harus dimengerti bahwa modul ini bukanlah satu-satunya rujukan bagi

35
pembaca. Maka untuk melengkapi pengetahuan, pembaca harus membaca

buku atau diktat lain.

Semoga modul ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebagai salah satu

refrensi dalam kegitan pembelajaran khususnya materi EBK.

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim, Bakhtiar. Buku Rencana dan Estimate Real of Cost. Penerbit Bumi Aksara.

36
Kesturi,L. 2012. Estimasi Biaya Tahap Konseptual Pada Konstruksi Gedung
Perkantoran Dengan Metode Artificial Neural Network. Universitas
Indonesia.

Maddepungeng,A & dkk. 2016. Estimasi Biaya Pada Proyek Perumahan (Study
Kasus Proyek Pembangunan Citra Serang Residence. Jurnal Fondasi.
5(1): 79-86.

Peraturan Mentri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 28 Tahun 2016.
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.

SNI Biaya tahun 2008

Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Oprasional. Jakarta:


Erlangga.

Soeharto, I. 1999. Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Oprasional. Jilid I


Jakarta: Erlangga.

S.W. Renngo. (2006). Menghitung Biaya Membuat Rumah. Penerbit Penebar


Swadaya.

37

Anda mungkin juga menyukai