Anda di halaman 1dari 15

PENGUKURAN SIPAT DATAR

(WATERPASS)
 banyak digunakan dalam perencanaan suatu wilayah

Terbagi menjadi dua macam, yaitu :


 profil memanjang dan
 profil melintang

Manfaat :
Dapat diketahuinya beda tinggi titik dan elevasi
( permukaan tanah ) sepanjang pengukuran.
Informasi beda tinggi tiap titik ini, berguna terutama dalam
perencanaan CUT and FILL ( gali dan timbun ) untuk keperluan
perencanaan Jalan Raya, Jalan Kereta Api, Sungai dan perataan
tanah untuk pembuatan pemukiman, pencetakan sawah,
bendungan dll.
Fungsi :
a) Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran
yang mempunyai garis gradien paling sesuai dengan
topografi yang ada.

b) Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut


evaluasi terencana.
c) Menghitung volume pekerjaan tanah.
d) Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.

e)  Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan


bentuk tanah secara umum ( relief ) , dengan cara
menentukan ketinggian titik-titik yang menyebar
dengan kerapatan tertentu untuk membuat garis-garis
ketinggian (kontur).
Metode Penempatan Waterpass
1. Ditempatkan di atas salah satu titik ( Peg Method )
2. Ditempatkan di luar kedua titik ( reciprocal levelling )
3. Ditempatkan di tengah tengah antara ke dua titik
( alternate Peg Method )
Prosedur Waterpassing
 Membutuhkan kerja sama dari minimal dua petugas, yaitu
pemegang alat dan pemegang rambu ukur
 Memenuhi Syarat :
1. Sumbu 1 vertikal
2. Sumbu 2 horizontal
3. Sumbu 1 tegak lurus sumbu 2
4. Garis bidik sejajar sumbu 2
 Tidak boleh terjadi penurunan alat di antara waktu bidik
belakang dan bidik muka pada stasiun alat. (Wirshing,
1995)
 Pemasangan bak ukur harus tegak lurus permukaan
bumi
 Bacaan Bak Ukur memenuhi persamaan 2 Bt = Ba + Bb
Pengukuran Sipat Datar Memanjang ( Deffrential
Levelling )
Jika jarak antar ke dua titik kontrol yang akan diukur
jaraknya berada diluar kemampuan jangkauan alat ( Jauh ),
maka pengukuran dilakukan dengan cara berangkai yang
disebut : Deffrential Leveling / Pengukuran Beda Tinggi
Memanjang.
Prosedur :
 Jarak pengukuran dibagi menjadi bagian bagian , yang
disebut SLAG.
 Jumlah Slag genap
 Kumpulan Slag dalam 1 hari pengukuran disebut SEKSI
 Jumlah Jarak belakang optis sama dengan Jumlah jarak
muka, agar kesalahan pengukuran akibat kelengkungan
bumi bisa diminimalisir.
MACAM SIPAT DATAR MEMANJANG

SIPAT DATAR MEMANJANG TERBUKA


Yaitu sipat datar dimana titik awal dan akhir pengukuran
berbeda
SIPAT DATAR MEMANJANG TERTUTUP
Yaitu sipat datar dimana titik awal dan akhir
pengukuran sama
BEDA TINGGI tiap SLAG = Bacaan Bt Bak Belakang
( BB ) – Bacaan Bt Bak Muka ( BM )

BEDA TINGGI bernilai positif artinya NAIK, sedang


bernilai negatif artinya TURUN

BEDA TINGGI antara kedua titik Utama pengukuran


( Kontrol ) , adalah jumlah beda tinggi tiap SLAG

Untuk mendapatkan data pengukuran yang dapat


dipertanggung jawabkan , maka pengukuran beda tinggi
Dilakukan 2 kali , yaitu :
1. Pulang Pergi atau
2. Double Stand ( 2 kali penempatan Alat pada tiap
SLAG )
Ketelitian data pengukuran sangat dipengaruhi oleh :
1. Pengaturan Nivo waterpass
2. Konsistensi penempatan bak ukur pada tiap SLAG
3. Ketegak lurusan pemasangan bak ukur
4. Kondisi alat
5. Kondisi Cuaca ( sebaiknya pengukuran dilaksanakan
pagi hari dan sore hari )
ALAT YANG DIBUTUHKAN :
1. Patok sesuai kebutuhan
2. Automatic Level Lengkap
3. Bak ukur 2 buah
4. Pita ukur 1
5. Payung 1
6. Alat Tulis
7. Buku Ukur dan kelengkapanya
KESELAMATAN KERJA :
1. Gunakan alat keselamatan kerja ( Jacket surveyor,
Helm, Sepatu Boot )
2. Selalu Payungi Alat
3. Serius dalam Bekerja
4. Selalu kontrol bacaan
5. Periksa kel;engkapan dan kebersihan alat sebelum dan
sesudah pengukuran.
LANGKAH KERJA :
A. PENGUKURAN PERGI

1. Ajukan Peminjaman alat kepada toolman sesuai


kebutuhan.
2. Pasang Patok di atas titik A dan B sebagai titik Utama
Pengukuran
2. Bagilah jarak pengukuran AB menjadi beberapa SLAG
, dengan jumlah SLAG Genap.
3. Jarak tiap Slag sama , misalnya 25 m atau maksimal 50
m, beri nama titik batas tiap slag misal 1,2, 3 dst.
4. Pasang Automatic level pada SLAG 1 yaitu antara titik
A dan 1, atur agar jarak alat ke titik A sama dengan
jarak Alat ke titik B .
5. Atur automatic levels hingga siap digunakan
6. Pasang bak ukur di atas titik A dan 1.
7. Baca Ba, Bt dan Bb Bak ukur di atas A dan kontrolah
bacaanya. Catat sebagai Bacaan Bak Belakang ( BB )
8. Putar teropong dan arahkan ke bak ukur di titik 1, Baca
Ba, Bt dan Bb dan kontrol bacaan. Catat sebagai Bacaan
Muka ( BM )
9. Pindahkan Automatic Level ke SLAG 2. Atur posisi Alat
agar jumlah jarak akumulasi ke muka dan kebelakang
sama besar.
10. Pindahkan Bak ukur di atas A ke titik 2, sedang bak ukur
di atas titik 1 hanya diputar dan diarahkan ke automatic
level.
11. Baca Ba, Bt dab Bb pada Bak ukur di atas titik 1 , lalu
kontrol bacaanya. Masukan data pengukuran sebagai BB
pada SLAG 2
12. Baca Ba, Bt dab Bb pada Bak ukur di atas titik 2 , lalu
kontrol bacaanya. Masukan data pengukuran sebagai BM
pada SLAG 2
13. Lakukan langkah diatas hingga pengukuran sampai di
titik B sebagai titik akhir pengukuran.
B. PENGUKURAN PULANG

1. Pasang Automatic level pada SLAG TERAKHIR, atur


hingga siap digunakan.
2. Bidik Bak ukur di titik B dan baca Ba, Bt dan Bb ,
kontrolah bacaannya dan catat sebagai bacaan Belakang
( BB )
3. Putar teropong ke arah titik bantu terakhir pada SLAG
Slag terakhir, baca Ba , Bt dan Bb , kontrol bacaan dan
catat sebagai Bacaan Muka.
4. Lakukan pengukuran sampai kembali ke titik A
5. Kumpulkan dan periksa kebersihan dan kelengkapan
semua alat, lalu kembalikan pada Toolman dalam
kondisi yang sama dengan ketika peminjaman alat.
6. Buat laporan Sementara Hasil Pengukuran dan
Kumpulkan kepada guru.
7. Buat Laporan Individu Lengkap Hasil Pengukuran,
dilengkapi dengan gambar PROFIL MEMANJANG dengan
Skala yang sesuai

Anda mungkin juga menyukai