- Titik awal adalah titik yang paling awal perlu diketahui, baik dengan
definisi, diberikan ataupun diukur.
- Titik ikat adalah titik yang bersama-sama membangun kerangka dasar
pemetaan baik secara horizontal maupun vertical, dimana titik-titik ini
tersebar keseluruh daerah pemetaan dengan ketinggian yang setara
- Titik detil adalah titik yang merupakan wakil dari suatu unsure baik alam
maupun buatan manusia yang ada di lapangan dimana nantinya akan
digambarkan diatas peta. Titik detil harus terikat oleh titik ikat yang
terdekat. Missal: pojok suatu bangunan, tikungan jalan, jembatan, dll.
- Titik datum adalah suatu titik fundamental yang didefinisikan secara
astronom geodesi merupakan titik awal (referensi) dari suatu perhitungan.
Misal : Datum Genuk dan Datum Padang.
- Benchmark (BM) adalah titik tetap yang diketahui ketinggiannya terhadap
suatu bidang referensi tertentu. Bentuk dari BM ini terbuat dari pilar beton
dengan tanda diatas atau disamping sebagai titik ketinggiannya. Misal :
BM,BPN, BM ITS, BM Pemkot, dll.
- Permukaan air laut rata-rata (MSL) adalah pengandaian bilamana
permukaaniar aut dalam keadaan diam, permukaan air laut dapat dianggap
sebagai salah satu permukaan datum.
- Nol normal adalah permukaan air laut yang berubah menurut waktu, maka
melalui suatu perjanjian dipilih ketinggian dasar diatas muka laut dengan
menganggap mempunyai tinggi nol (0.000m) yang dinyatakan sebagai titik
diatas pilar beton (BM) yang dibuat menurut kontruksi yang kuat dan stabil.
- Jarak datar (AB) adalah jarak yang diukur diatas permukaan horizontal
pengamat ke proyeksi titik lainnya diatas horizon pengamat tadi.
- Jarak miring (AB’) adalah jarak yang dikur diatas permukaan tanahdari satu
titik ketitik lainnya tanpa melihat kemiringan tanahnya.
- Garis nivo adalah garis yang tegak lurus terhadap arah garis gaya
berat dititik pengamatan.
- Garis mendatar adalah garis lurus yang menyinggung satu titik pada garis
nivo.
- Gais kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik diatas
permukaan bumi yang sama ketinggiannya.
- Bidang nivo dalah suatu bidang yang arah gaya berat disetiap titik padanya
selalu tegak lurus. Karena arah gaya berat menuju pusat bumi, makabidang
nivo akan melingkupi permukaan bumi secara tertutup. Permukaan bumi
tidakrata tergantung letaknya (tingginya) sehingga akan terdapat banyak
sekali bidang nivo.
- Geoid adalah suatu bidang nivo yang terletak pada ketinggian muka air laut
rat-rata, sehingga secara teoritis geoid akan berimpit dengan permukaan air
laut rata-rata. Permukaan iar laut rata-rata mengalami suatu penyimpangan-
penyimpangan tetapi karena penyimpangan kecil makanya ditiadakan.
- Bidang referensi / bidang datum adalah suatu bidang nivo tertentu diamana
titik-titik mulai dihitung. Missal geoid.
- Tinggi suatu titik adalah jarak tegak diatas atau dibawah bidang datum.
- Beda tinggi antara dua titik adalah jarak tegak antara dua bidang nivo yang
melalui kedua titik tersebut.
Waterpass
Sipat datar (levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara
dua titik di permukaan tanah. Sebuah bidang datar acuan, atau datum, ditetapkan
dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang ditentukan
dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yag ditetapkan tersebut, dan hasilnya
adalah elevasi titik-titik tadi.
Keterangan :
BT = beda tinggi
BTA = bacaan benang tengah A
BTB = bacaan benang tengah B
Sebelum mendapatkan beda tinggi antara dua titik, diperlukan dulu pembacaan
benang tengah titik tersebut, dengan menggunakan rumus :
BT = BA + BB / 2
Agar didapat hasil yang teliti maka perlu adanya koreksi, dengan asumsi bahwa
beda tinggi pergi sama dengan beda tinggi pulang.
C = k / (n-1)
C = Koreksi
k = kesaahan
n = banyaknya titik
(n-1) = banyak slag (beda tinggi)
Metode Pulang Pergi
Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu setelah
mengukur beda tinggi AB, maka, rambu A dipindahkan ke titik C untuk mengukur
beda tinggi BC sehingga akan kita dapatkan beda tinggi BC. Setelah itu, rambu B
dipindahkan ke titik D sehingga akan di dapat beda tinggi CD. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi kesalahan pembacaan rambu yang diakibatkan skala nol pada
rambu yang dikeluarkan oleh pabrik tidak berada pada skala nol sebenarnya. Untuk
mengoreksi data beda tinggi yang didapat, digunakan rumus:
8√d; dimana d = jarak titik (km)
setelah semua data terkoreksi, maka beda tinggi antara dua titik dapat diketahui
dengan rata-rata beda tinggi antara ulang dan tinggi.
∆h = ∆H pergi – ∆H pulang / 2