Oleh :
Abdul Jabir, S.TP, Gr
BT = BA + BB / 2
Keterangan :
BT = bacaan benang tengah
BA = bacaan banang atas
BB = bacaan benang bawah
Untuk mencari jarak optis antara dua titik dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan :
J = jarak datar optis
BA = bacaan benang atas
BB = bacaan benang bawah
100 = konstanta pesawat
C = k / (n-1)
C = Koreksi
k = kesaahan
n = banyaknya titik
(n-1) = banyak slag (beda tinggi)
Metode Pulang Pergi
Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu
setelah mengukur beda tinggi AB, maka, rambu A dipindahkan ke
titik C untuk mengukur beda tinggi BC sehingga akan kita dapatkan
beda tinggi BC. Setelah itu, rambu B dipindahkan ke titik D sehingga
akan di dapat beda tinggi CD. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
kesalahan pembacaan rambu yang diakibatkan skala nol pada rambu
yang dikeluarkan oleh pabrik tidak berada pada skala nol
sebenarnya. Untuk mengoreksi data beda tinggi yang didapat,
digunakan rumus:
∆h = ∆H pergi – ∆H pulang / 2
Pengertian Slag, Seksi dan Sirkuit
• 1 slag adalah satu kali alat berdiri untuk mengukur
rambu muka dan rambu belakang.
• 1 seksi adalah suatu jalur pengukuran sepanjang
1-2 km yang terbagi dalam slag yang genap
dan diukur pulang pergi dalam waktu 1 hari.
• 1 kring / sirkuit adalah suatu pengukuran sipat
datar yang sifatnya tertutup sehingga titik awal
dan titik akhirnya adalah sama.
Terimaksih